pengembangan lks berbasis react untuk …lib.unnes.ac.id/21760/1/4201410062-s.pdf · 4.10 contoh...

Download PENGEMBANGAN LKS BERBASIS REACT UNTUK …lib.unnes.ac.id/21760/1/4201410062-S.pdf · 4.10 Contoh tahap Relating ... 2) menyebutkan Laporan Trends in International Mathematics and

If you can't read please download the document

Upload: nguyennhu

Post on 06-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    PENGEMBANGAN LKS BERBASIS REACT UNTUK

    MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN

    MASALAH SISWA KELAS VII SMP

    SKRIPSI

    disajikan sebagai salah satu syarat

    untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi Pendidikan Fisika

    Oleh

    Tria Restu Intani

    4201410062

    JURUSAN FISIKA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

    ALAM

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    2015

  • ii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING

    Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang

    panitia ujian skripsi

    Hari : Kamis

    Tanggal : 26 Februari 2015

    Semarang, Februari 2015

    Dosen Pembimbing

    Prof. Dr. Hartono, M.Pd.

    NIP. 196108101986011001

  • iii

    PENGESAHAN

    Skripsi yang berjudul

    Pengembangan LKS Berbasis REACT Untuk Meningkatkan Kemampuan

    Memecahkan Masalah Siswa Kelas VII SMP

    disusun oleh

    Tria Restu Intani

    4201410062

    telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA Unnes pada

    tanggal 26 Februari 2015.

    Panitia:

    Ketua Sekretaris

    Prof. Dr. Wiyanto, M.Si. Dr. Khumaedi, M.Si.

    NIP. 19631012 198803 1 001 NIP. 19630610 198901 1 002

    Penguji I

    Prof. Dr. Susilo, M.S.

    NIP. 19520801 197603 1 006

    Anggota Penguji/ Anggota Penguji/

    Penguji II Pembimbing

    Drs. Sukiswo Supeni Edi, M.Si. Prof. Dr. Hartono, M. Pd.

    NIP. 19561029 198601 1 001 NIP. 19610810 198601 1 001

  • iv

    PERNYATAAN

    Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar

    hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain baik sebagian

    atau keseluruhan. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini

    dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

    Semarang, Februari 2015

    Tria Restu Intani

    NIM. 4201410062

  • v

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    MOTTO

    Proses menjadikanmu lebih kuat dan menghargai suatu perjuangan.

    Besar kecilnya yang anda dapatkan adalah tergantung dari besar kecilnya

    yang anda pikirkan.

    Hai orang-orang yang beriman, minta tolonglah kalian (kepada Allah)

    dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang

    sabar (QS. Al-Baqoroh: 153).

    PERSEMBAHAN

    Skripsi ini kupersembahkan kepada:

    Kedua orang tuaku, Ibu Titik Sugiyarti dan Bapak Suparyono yang selalu

    mendoakan, memberikan nasehat dan motivasi.

    Kedua kakakku, Mas Ismail dan Mas Taufik yang telah memberikan

    dukungan, doa, dan semangat.

    Sahabat terbaikku Evi, Shofi, Mbak Ami, Ais, Alfi, Azizah, Indah, Siti

    atas doa dan bantuannya.

    Teman kos tweety Aeni, Nelly, Mbak Faiz, Anis, Eva, Diah, Fery, Putri,

    Indri, Isro, Elisa atas doa dan semangat yang diberikan.

    Teman-teman Pendidikan Fisika 2010.

    Almamaterku UNNES.

  • vi

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

    rahmat dan karunia serta ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

    yang berjudul Pengembangan LKS Berbasis REACT Untuk Meningkatkan

    Kemampuan Memecahkan Masalah Siswa Kelas VII SMP.

    Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan

    tenaga, pikiran, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin

    menyampaikan ungkapan rasa terima kasih yang tulus kepada:

    1. Bapak Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., rektor Universitas Negeri

    Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi S1 di

    UNNES;

    2. Bapak Prof. Dr. Wiyanto selaku dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang;

    3. Bapak Dr. Khumaedi, M.Si., selaku ketua jurusan Fisika FMIPA Universitas

    Negeri Semarang;

    4. Bapak Drs. Mosik, M. S., selaku dosen wali yang telah memberikan motivasi.

    5. Bapak Prof. Dr. Hartono, M.Pd., sebagai pembimbing I yang dengan sabar

    memberikan koreksi, bimbingan dan arahan kepada penulis selama studi

    hingga terselesaikannya skripsi ini;

    6. Bapak Herry Susanto, S.Pd., M. Pd., selaku Kepala SMP N 1 Margoyoso yang

    telah memberikan izin penelitian.

    7. Bapak Rasilan, S.Pd., M.Pd., Ibu Nursasi, S.Pd., Ibu Sulistyani S.Pd., dan Ibu

    Indah Ayu S.Pd selaku guru SMP N 1 Margoyoso yang telah memberikan

    informasi dan bantuan selama penelitian.

    8. Siswa kelas VII A, VII B, dan VII C tahun pelajaran 2014/2015 yang telah

    bersedia menjadi responden.

    9. Seluruh dosen dan staf Jurusan Fisika Universitas Negeri Semarang.

  • vii

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena

    kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Penulis berharap semoga skripsi ini

    dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

    Semarang, Februari 2015

    Penulis

  • viii

    ABSTRAK

    Intani, Tria R. 2015. Pengembangan LKS Berbasis REACT Untuk Meningkatkan

    Kemampuan Memecahkan Masalah Siswa Kelas VII. Skripsi, Jurusan Fisika,

    Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang.

    Pembimbing: Prof. Dr. Hartono, M.Pd. 145 halaman.

    Kata kunci: Kemampuan Memecahkan Masalah, LKS, REACT

    Ketersediaan bahan ajar sangat berpengaruh terhadap kelancaran proses

    pembelajaran. Pengembangan bahan ajar sering kali dilakukan sebagai inovasi

    untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penelitian ini membahas tentang

    bagaimanakah pengembangan LKS Fisika berbasis REACT, bagaimanakah

    kelayakan LKS Fisika berbasis REACT sebagai bahan ajar dalam pembelajaran

    IPA kelas VII SMP, dan bagaimanakah peningkatan kemampuan memecahkan

    masalah siswa yang menggunakan LKS Fisika berbasis REACT dengan siswa

    yang hanya menggunakan buku paket pada pembelajaran IPA Fisika kelas VII

    SMP. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis pengembangan LKS Fisika

    berbasis REACT sebagai bahan ajar pembelajaran IPA kelas VII SMP,

    menganalisis kelayakan LKS Fisika berbasis REACT sebagai bahan ajar dalam

    pembelajaran IPA kelas VII SMP, dan menganalisis peningkatan kemampuan

    memecahkan masalah siswa antara siswa yang menggunakan LKS Fisika berbasis

    REACT dengan siswa yang hanya menggunakan buku paket. Metode penelitian

    menggunakan metode penelitian pengembangan R&D. Teknik pengumpulan data

    menggunakan angket, observasi, dan tes. Subyek penelitian sebanyak 96 siswa.

    Hasil yang diperoleh dari penelitian menunjukkan bahwa (1) Pengembangan LKS

    Fisika berbasis REACT layak digunakan sebagai bahan ajar dalam pembelajaran

    IPA kelas VII SMP dilakukan dengan langkah-langkah yaitu studi pendahuluan,

    pengembangan dan pengujian produk, pengolahan dan analisis data, dan

    penarikan kesimpulan kelayakan produk LKS. (2) LKS Fisika berbasis REACT

    layak digunakan sebagai bahan ajar dalam pembelajaran IPA kelas VII SMP

    dengan persentase kelayakan dari pakar sebesar 93,67 % dan tingkat keterbacaan

    LKS sebesar 76 %. (3) Peningkatan kemampuan memecahkan masalah siswa

    setelah belajar menggunakan LKS Fisika berbasis REACT lebih tinggi daripada

    siswa yang menggunakan buku paket IPA saja yaitu sebesar 0,48 kriteria sedang

    yang berarti LKS Fisika berbasis REACT hanya cocok digunakan oleh siswa

    dengan kemampuan kognitif yang baik. Berdasarkan simpulan tersebut

    disarankan: (1) Pelaksanaan kegiatan praktikum yang ada di LKS hendaknya

    menyesuaikan dengan ketersediaan alat di sekolah. (2) Hendaknya guru

    mengondisikan kelas agar tetap kondusif untuk melaksanakan kegiatan praktikum

    sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan.

  • ix

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... ii

    PENGESAHAN ..................................................................................................... iii

    PERNYATAAN ..................................................................................................... iv

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v

    KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi

    ABSTRAK ........................................................................................................... viii

    DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

    DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii

    DAFTAR LAMPIRAN .......................................... Error! Bookmark not defined.

    BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

    1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 1

    1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................... 5

    1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 5

    1.4. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 6

    1.5. Penegasan Istilah ........................................................................................... 6

    1.6. Sistematika Penulisan Skripsi ........................................................................ 8

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 11

    2.1 Media Pembelajaran .................................................................................... 11

    2.2 Bahan Ajar ................................................................................................... 13

    2.3 Lembar Kerja Siswa (LKS) ......................................................................... 15

  • x

    2.4. LKS Fisika Berbasis REACT ....................................................................... 18

    2.5 Pemecahan Masalah (Problem Solving) ...................................................... 22

    2.6 Kerangka Berpikir ....................................................................................... 24

    BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 27

    3.1 Lokasi dan Subyek Penelitian ...................................................................... 27

    3.2. Desain Penelitian ......................................................................................... 27

    3.3 Prosedur Penelitian ...................................................................................... 28

    3.4 Instrumen dan Metode Analisis Data .......................................................... 30

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 42

    4.1 Hasil Penelitian ........................................................................................... 42

    4.2 Pembahasan ................................................................................................. 59

    BAB V PENUTUP ................................................................................................ 74

    5.1 Simpulan ...................................................................................................... 74

    5.2 Saran ............................................................................................................ 74

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 76

  • xi

    DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    1.1 LKS IPA kelas VII SMP/MTs di Kabupaten Pati ....................................... 2

    1.2 Analisis LKS IPA kelas VII SMP/MTs di Kabupaten Pati ......................... 3

    3.1 Desain penelitian Pretest-Posttest Control Group Design ........................ 28

    3.2 Rekapitulasi hasil validitas soal ................................................................ 34

    3.3 Rekapitulasi hasil analisis tingkat kesukaran soal ..................................... 36

    4.1 Hasil validasi pakar ................................................................................... 52

    4.2 Hasil uji coba keterbacaan skala kecil ....................................................... 54

    4.3 Hasil uji coba keterbacaan skala besar ...................................................... 55

    4.4 Hasil pengamatan kemampuan memecahkan masalah ............................. 57

    4.5 Hasil tes kemampuan memecahkan masalah ............................................ 57

    4.6 Peningkatan pada tiap indikator kemampuan memecahkan masalah ....... 58

  • xii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar Halaman

    2.1 Kerangka berpikir ...................................................................................... 26

    3.1 Prosedur penelitian .................................................................................... 29

    4.1 Halaman awal LKS penerbit MGMP IPA Kab. Pati ................................. 43

    4.2 Penyajian gambar dan tulisan kurang jelas ............................................... 43

    4.3 Halaman awal LKS penerbit Mediatama .................................................. 44

    4.4 Penyajian LKS penerbit Mediatama ......................................................... 44

    4.5 Cover LKS berbasis REACT ..................................................................... 46

    4.6 Petunjuk belajar LKS berbasis REACT .................................................... 47

    4.7 KI dan KD LKS berbasis REACT ............................................................ 48

    4.8 Organisasi materi LKS berbasis REACT .................................................. 48

    4.9 Struktur isi LKS berbasis REACT ............................................................ 49

    4.10 Contoh tahap Relating ............................................................................. 61

    4.11 Contoh tahap Experiencing ..................................................................... 61

    4.12 Contoh tahap Applying ............................................................................ 62

    4.13 Contoh tahap Cooperating ...................................................................... 62

    4.14 Contoh tahap Transfering ........................................................................ 63

  • xiii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran Hal

    1. Kisi-Kisi Soal Uji Coba Tes Kemampuan Memecahkan Masalah ......... 80

    2. Soal Uji Coba Tes Kemampuan Memecahkan Masalah ......................... 82

    3. Kunci Jawaban Dan Penilaian ................................................................ 86

    4. Analisis Validitas, Daya Pembeda, Indeks Kesukaran, Dan Reliabilitas

    Soal Uji Coba Pretest.............................................................................. 89

    5. Analisis Validitas, Daya Pembeda, Indeks Kesukaran, Dan Reliabilitas

    Soal Uji Coba Posttest ............................................................................ 90

    6. Soal Test Kemampuan Memecahkan Masalah ...................................... 91

    7. Kisi-Kisi Angket Keterbacaan LKS ........................................................ 95

    8. Angket Keterbacaan LKS ...................................................................... 96

    9. Analisis Reliabilitas Keterbacaan LKS ................................................... 98

    10. Analisis Angket Keterbacaan LKS Berbasis REACT Skala Kecil.......... 99

    11. Analisis Angket Keterbacaan LKS Berbasis REACT Skala Besar ....... 100

    12. Lembar Validasi LKS ........................................................................... 102

    13. Hasil Validasi LKS ............................................................................... 111

    14. Daftar Siswa Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol ............................ 112

    15. Kisi-Kisi Lembar Observasi Kegiatan Belajar 1 .................................. 113

    16. Kisi-Kisi Lembar Observasi Kegiatan Belajar 2 .................................. 115

    17. Kisi-Kisi Lembar Observasi Kegiatan Belajar 3 .................................. 118

    18. Lembar Observasi Kemampuan Memecahkan Masalah ....................... 120

    19. Analisis Kemampuan Memecahkan Masalah Kelas Eksperimen Hasil

    Observasi............................................................................................... 121

  • xiv

    20. Analisis Kemampuan Memecahkan Masalah Kelas Kontrol Hasil

    Observasi............................................................................................... 123

    21. Analisis Kemampuan Memecahkan Masalah Kelas Eksperimen

    Berdasarkan Tes .................................................................................... 125

    22. Analisis Kemampuan Memecahkan Masalah Kelas Kontrol Berdasarkan

    Tes ......................................................................................................... 126

    23. Uji Normalitas Nilai Pretest Kelas Kontrol .......................................... 127

    24. Uji Normalitas Nilai Pretest Kelas Eksperimen ................................... 128

    25. Uji Homogenitas Nilai Pretest Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen 129

    26. Uji Normalitas Nilai Posttest Kelas Kontrol ........................................ 130

    27. Uj Normalitas Nilai Posttest Kelas Eksperimen ................................... 131

    28. Uji Homogenitas Nilai Posttest Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen 132

    29. Uji Gain Kemampuan Memecahkan Masalah ...................................... 133

    30. Uji T-Test Dua Pihak Kemampuan Memecahkan Masalah ................. 134

    31. Daftar Siswa Dengan Kemampuan Kognitif Baik Dan Kurang ........... 135

    32. Penyajian LKS Penerbit MGMP IPA Kab. Pati ................................... 136

    33. Penyajian LKS Penerbit Mediatama ..................................................... 138

    34. Dokumentasi Foto ................................................................................. 141

    35. Surat Ijin Penelitian............................................................................... 144

    36. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian..................................... 145

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Pendidikan merupakan salah satu faktor untuk menentukan tingkat

    kemajuan suatu bangsa. Menurut Soyomukti (2008: 31), Ketika masyarakat

    semakin mengalami kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, maka di

    dalamnya banyak individu yang mendapat kemudahan hidup, kesejahteraan, dan

    kemudahan untuk mengekspresikan kemanusiannya.

    Kualitas pendidikan di Indonesia tergolong masih rendah. Husamah &

    Setyaningrum (2013: 2) menyebutkan Laporan Trends in International

    Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2011, yang menyatakan bahwa

    nilai rata-rata sains menempati urutan ke-40 dari 42 negara. Hasil studi TIMSS

    menunjukkan siswa Indonesia berada pada ranking amat rendah dalam

    kemampuan (1) memahami informasi yang kompleks, (2) teori, analisis dan

    pemecahan masalah, (3) pemakaian alat, prosedur dan pemecahan masalah dan (4)

    melakukan investigasi.

    Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia salah satunya disebabkan

    oleh sarana fisik yang kurang memadai dan kualitas pengajaran guru masih

    rendah. Kualitas sarana fisik seperti kepemilikan dan penggunaan media belajar

    dinilai masih kurang dalam kegiatan belajar mengajar. Padahal, menurut hasil

    penelitian Heryawanti (2013) menyebutkan bahwa penggunaan media belajar

  • 2

    sebagai bahan ajar dapat mendukung kegiatan belajar mengajar sehingga

    menambah motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut.

    Dalam pembelajaran fisika yang berkaitan langsung dengan kegiatan

    sehari-hari diperlukan LKS sebagai bahan ajar yang menuntun siswa untuk belajar

    kreatif berbasis sains. LKS yang digunakan hendaknya dapat membantu siswa

    menemukan suatu konsep, menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep

    yang telah ditemukan, sebagai penuntun belajar, sebagai penguatan ataupun

    sebagai petunjuk praktikum (Prastowo, 2012: 28).

    Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMPN dan MTs di Kabupaten

    Pati, terdapat enam sekolah yang menggunakan LKS sebagai bahan ajar

    pendamping.

    Tabel 1.1. LKS IPA kelas VII SMP/MTs di Kabupaten Pati

    No. Sekolah Judul LKS Penerbit

    1. SMP N 1 Margoyoso BKS IPA FISIKA MGMP IPA

    Kabupaten Pati

    2. SMP N 2 Margoyoso BKS IPA FISIKA MGMP IPA

    Kabupaten Pati

    3. SMP N 1 Trangkil BKS IPA FISIKA MGMP IPA

    Kabupaten Pati

    4. SMP N 2 Trangkil BKS IPA FISIKA MGMP IPA

    Kabupaten Pati

    5. MTs Darun Najah, Margoyoso IPA TERPADU MEDIATAMA

    6. MTs Asempapan, Trangkil IPA TERPADU MEDIATAMA

    Berdasarkan Tabel 1.1, LKS yang digunakan sebagai bahan ajar

    pendamping adalah LKS yang diterbitkan oleh MGMP IPA Kabupaten Pati dan

    Mediatama. Hasil analisis LKS dari kedua penerbit tersebut disajikan pada Tabel

    1.2.

  • 3

    Tabel 1.2. Analisis LKS IPA kelas VII SMP/MTs di Kabupaten Pati

    No. Analisis LKS Penerbit

    MGMP IPA Kab. Pati Mediatama

    1. SK dan KD Tidak tercantum dalam LKS. Tercantum dalam LKS.

    2. Materi Penyajian materi bersifat

    komunikatif, mengajak siswa

    mencari sendiri informasi

    pendukung lain melalui

    kegiatan praktikum yang

    mendominasi isi LKS.

    Penyajian materi di LKS

    masih bersifat

    deskripsional kurang

    komunikatif.

    3. Struktur LKS Judul, indikator, informasi,

    tugas, latihan, dan rangkuman

    materi sudah ada, namun

    petunjuk belajar menggunakan

    LKS belum ada.

    Judul, indikator,

    informasi, tugas, latihan,

    dan rangkuman materi

    sudah ada, namun

    petunjuk belajar

    menggunakan LKS belum

    ada.

    4. Penyajian LKS Bahasa yang digunakan mudah

    dimengerti, gambar yang

    disajikan kurang menarik

    karena tidak berwarna, masih

    ada kesalahan penulisan satuan

    pada tabel yang disajikan, dan

    peta konsep tidak tercantum

    dalam LKS.

    Bahasa yang digunakan

    mudah dimengerti,

    gambar yang disajikan

    kurang menarik karena

    tidak berwarna, tabel yang

    disajikan sudah sesuai,

    peta konsep sudah

    tercantum dalam LKS

    namun penulisannya

    terlalu kecil.

    Berdasarkan analisis LKS yang disajikan pada Tabel 1.2. ternyata LKS

    yang digunakan sebagai pendamping bahan ajar masih banyak kekurangan yaitu

    dari segi SK dan KD masih belum tercantum, struktur LKS belum lengkap,

    penyajian LKS masih kurang, dan terutama materi yang disajikan bersifat

    deskripsional. Penyajian materi yang sifatnya deskripsional inilah menyebabkan

    siswa cepat bosan mempelajari materi yang ada di LKS.

    Berkaitan dengan masalah tersebut maka diperlukan upaya untuk

    mengembangkan suatu bahan ajar berupa LKS berbasis pembelajaran aktif yang

    menuntun siswa untuk belajar kreatif dan berbasis sains serta dapat melatih siswa

    memecahkan masalah. Pengembangan kemampuan siswa dalam memecahkan

  • 4

    masalah fisika secara intensif merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh

    dalam pembelajaran fisika agar mutu pembelajaran dapat meningkat (Sambada:

    2012).

    Untuk itulah perlu disusun bahan ajar berupa LKS berbasis REACT

    (Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, and Transferring). Ciri LKS

    berbasis REACT terdiri atas 5 tahapan kegiatan yaitu:

    1. Relating (mengaitkan), adalah belajar dalam konteks pengalaman kehidupan

    nyata atau pengetahuan yang sebelumnya.

    2. Experiencing (mengalami), yaitu berbagai pengalaman dalam kelas dapat

    mencakup penggunaan kegiatan manipulatif, aktifitas pemecahan masalah

    dan laboratorium.

    3. Applying (menerapkan) yaitu belajar dengan menempatkan konsep-konsep

    untuk digunakan dengan memberikan latihan yang bersifat realistik dan

    relevan.

    4. Cooperating (bekerja sama) yaitu belajar dalam konteks saling berbagi

    (sharing), saling menanggapi, dan berkomunikasi dengan siswa yang lain.

    5. Transferring (mentransfer) yaitu menggunakan pengetahuan dalam konteks

    baru atau situasi baru.

    Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka perlu

    dilakukan penelitian yang berjudul Pengembangan LKS Berbasis REACT

    Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah Siswa Kelas VII

    SMP.

  • 5

    1.2. Rumusan Masalah

    Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:

    1. Bagaimanakah pengembangan LKS Fisika berbasis REACT sebagai bahan

    ajar dalam pembelajaran IPA kelas VII SMP?

    2. Bagaimanakah kelayakan LKS Fisika berbasis REACT sebagai bahan ajar

    dalam pembelajaran IPA kelas VII SMP?

    3. Bagaimanakah peningkatan kemampuan memecahkan masalah siswa yang

    menggunakan LKS Fisika berbasis REACT dengan siswa yang hanya

    menggunakan buku paket pada pembelajaran IPA Fisika kelas VII SMP?

    1.3. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah:

    1. Menganalisis pengembangan LKS Fisika berbasis REACT sebagai bahan

    ajar pembelajaran IPA kelas VII SMP.

    2. Menganalisis kelayakan LKS Fisika berbasis REACT sebagai bahan ajar

    dalam pembelajaran IPA kelas VII SMP.

    3. Menganalisis peningkatan kemampuan memecahkan masalah antara siswa

    yang menggunakan LKS Fisika berbasis REACT dengan siswa yang hanya

    menggunakan buku paket pada pembelajaran IPA Fisika siswa kelas VII

    SMP.

  • 6

    1.4. Manfaat Penelitian

    Manfaat penelitian ini yaitu memberikan informasi bahwa LKS berbasis

    REACT dapat dijadikan sebagai alternatif media pembelajaran yang memfasilitasi

    siswa untuk melatih kemampuan memecahkan masalah. Selain itu, produk LKS

    berbasis REACT dapat dijadikan sebagai contoh pengembangan LKS yang

    menuntun siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran.

    1.5. Penegasan Istilah

    1. Pengembangan

    Pengembangan adalah proses mengorganisasikan materi pembelajaran dan

    pengembangan proses pembelajaran. Materi pelajaran disusun sesuai dengan

    kompetensi yang diharapkan, baik menyangkut data, fakta, konsep, prinsip, dan

    atau mungkin keterampilan. Sedangkan proses menunjukkan bagaimana

    seharusnya siswa mengalami kegiatan belajar (Husamah & Setyaningrum, 2013:

    102).

    2. Bahan Ajar

    Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik

    tertulis maupun tidak tertulis sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang

    memungkinkan siswa untuk belajar (Prastowo, 2012: 45).

    3. Kelayakan Bahan Ajar

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, layak berarti pantas atau patut.

    Jadi kelayakan dapat diartikan sebagai sesuatu yang pantas atau patut. Suatu

    bahan ajar layak digunakan apabila telah memenuhi standar kelayakan bahan

  • 7

    ajar. Penilaian kelayakan bahan ajar dalam penelitian ini menggunakan standar

    dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang mencakup empat

    komponen yaitu (1) komponen kelayakan isi, (2) komponen kebahasaan, (3)

    komponen penyajian, dan (4) komponen kegrafikan. Masing-masing komponen

    tersebut dijabarkan menjadi beberapa indikator. Adapun indikator dari tiap

    komponen dalam penelitian ini yaitu:

    1) Komponen kelayakan isi, meliputi: dimensi sikap spiritual, dimensi sikap

    sosial, cakupan materi, akurasi materi, kontekstual, dimensi sikap

    ketrampilan, materi yang disajikan mengandung unsur REACT,

    merangsang keingintahuan, mengembangkan kecakapan akademik.

    2) Komponen kebahasaan, meliputi: kesesuaian dengan kaidah bahasa yang

    baik dan benar dan pemenfaatan bahasa secara efektif dan efisien

    (singkat dan jelas).

    3) Komponen penyajian, meliputi: pendukung penyajian materi dan

    penyajian pembelajaran.

    4) Komponen kegrafikan, meliputi: kulit buku dan keterbacaan.

    4. LKS Berbasis REACT

    Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang

    harus di kerjakan oleh siswa yang di dalamnya berisi petunjuk atau langkah-

    langkah untuk mengerjakan suatu tugas (Depdiknas, 2008: 15). LKS berbasis

    REACT ini menuntun siswa belajar mengaitkan materi dengan kehidupan nyata,

    memberikan fasilitas siswa untuk menemukan konsep dalam kegiatan praktikum

    dengan membentuk suatu kelompok kecil, menerapkan konsep yang telah

  • 8

    diperoleh melalui latihan soal dan mengaplikasikan pemahaman yang telah

    diperoleh dengan konsep lain yang sudah dipelajari.

    5. Kemampuan Memecahkan Masalah

    Kemampuan memecahkan masalah (problem solver) merupakan suatu

    proses mental yang membutuhkan keterampilan lebih untuk dapat memancing

    suatu pemikiran atau pemahaman baru sebagai solusi memecahkan suatu

    masalah (Husamah & Setyaningrum, 2013: 176).

    Pemecahan masalah menurut Gagne (1977: 155), problem solving is a

    natural extension of rule learning, in which the most important part of the

    proces take places within the learner.

    Jadi kemampuan memecahkan masalah dapat diartikan sebagai suatu proses

    mental paling penting yang harus dimiliki oleh siswa dalam suatu pembelajaran,

    dimana proses tersebut membutuhkan keterampilan lebih sehingga dapat

    menciptakan pemikiran baru yang dapat memecahkan suatu masalah.

    1.6. Sistematika Penulisan Skripsi

    Penulisan skripsi ini secara garis besar dibagi menjadi tiga bagian yaitu

    bagian awal skripsi, bagian isi skripsi dan bagian akhir skripsi. Untuk

    mempermudah memahami skripsi ini, maka perlu dituliskan sistematikanya

    sebagai berikut :

    - Bagian Awal

    Bagian awal ini terdiri dari halaman judul, persetujuan pembimbing,

    halaman pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak,

    daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran.

  • 9

    - Bagian Isi

    Bagian isi terdiri dari 5 bab yaitu :

    BAB 1 Pendahuluan

    Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

    penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah dan

    sistematika penulisan

    BAB II Tinjauan Pustaka

    Berisi teori-teori tentang media pembelajaran, bahan ajar,

    LKS, LKS berbasis REACT, kemampuan memecahkan

    masalah serta kerangka berpikir.

    BAB III Metode Penelitian

    Berisi tentang lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian,

    prosedur penelitian, instrumen dan metode analisis data.

    BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

    Hasil penelitian memuat tentang langkah-langkah

    pengembangan LKS Fisika berbasis REACT, kelayakan LKS

    Fisika berbasis REACT; dan perbedaan kemampuan

    memecahkan masalah siswa kelas kontrol dan kelas

    eksperimen yang menggunakan LKS Fisika berbasis REACT

    selama proses pembelajaran. Sedangkan pembahasan

    meliputi menafsirkan temuan-temuan, mengintegrasikan

    temuan dari penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang

  • 10

    telah ada dan menyusun teori baru atau memodifikasi teori

    yang sudah ada.

    BAB V Penutup

    Berisi simpulan dan saran

    - Bagian Akhir

    Berisi daftar pustaka dan lampiran

  • 11

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Media Pembelajaran

    Kata media berasal dari bahasa latin medius dan merupakan bentuk

    jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara yaitu perantara

    antara sumber pesan dengan penerima pesan (Susilana & Liyana, 2009: 4).

    Media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat

    menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga

    tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan

    proses belajar secara dan efektif (Munadi, 2008: 8). Sedangkan menurut Karim

    dkk (2014) media pembelajaran didefinisikan sebagai suatu cara, alat, atau proses

    yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari sumber pesan kepada penerima

    pesan yang berlangsung dalam proses pendidikan. Jadi media pembelajaran dapat

    diartikan segala sesuatu yang dapat menyampaikan pesan bahan pelajaran yang

    dilakukan oleh guru kepada siswa secara terencana sehingga menciptakan suatu

    proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

    Media pembelajaran merupakan alat bantu bagi guru dalam

    menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa. Kerumitan dan keabstrakan

    materi maupun keterbatasan guru dalam menjelaskan materi dapat diatasi dengan

    penggunaan media pembelajaran. Susilana & Liyana (2009: 9) menyebutkan

    kegunaan media pembelajaran secara umum yaitu

    (1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.

    (2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indera.

  • 12

    (3) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan

    sumber belajar.

    (4) Memungkinkan anak belajar mendiri sesuai dengan bakat dan kemampuan

    visual, auditori dan kinestetiknya.

    (5) Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan

    menimbulkan persepsi yang sama.

    Keberadaan berbagai jenis media pembelajaran saat ini tidak dapat

    dipisahkan dari perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi yang semakin

    pesat menyebabkan terciptanya berbagai bentuk media pembelajaran baru yang

    dalam pengoperasiannya membutuhkan teknologi.

    Berdasarkan bentuk informasi yang digunakan, Nurseto sebagaimana

    dikutip dalam Karim dkk (2014) mengklasifikasikan media menjadi lima

    kelompok besar yaitu: (1) media visual diam; (2) media visual gerak; (3) media

    audio; (4) media audio visual diam; (5) media audio visual gerak. Sedangkan

    menurut Susilana & Liyana (2009: 14) mengklasifikasikan media menjadi tujuh

    kelompok media penyaji yaitu: (1) media grafis, bahan cetak dan gambar diam;

    (2) media proyeksi diam; (3) media audio; (4) media audiovisual diam; (5) film

    (motion pictures); (6) televisi; dan (7) multimedia. Namun, dalam kenyataannya

    media yang sering digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah yaitu media

    bahan cetak karena lebih praktis dan ekonomis.

    Penggunaan berbagai media pembelajaran harus disesuaikan dengan

    kebutuhan, situasi, dan kondisi masing-masing sekolah. Setiap sekolah

    mempunyai karakteristik siswa yang berbeda-beda sehingga memerlukan media

  • 13

    pembelajaran yang berbeda pula sesuai dengan karakteristik siswa tersebut. Selain

    itu, Sutjiono (2005) mengemukakan bahwa ada sejumlah pertimbangan dalam

    memilih media pembelajaran yang tepat yaitu: (1) kemudahan akses; (2) biaya;

    (3) kemudahan penggunaan; (4) interaktif (menimbulkan komunikasi dua arah);

    (5) dukungan organisasi; dan (6) kebaruan media.

    2.2 Bahan Ajar

    Menurut website Dikmenjur sebagaimana dikutip dalam Depdiknas

    (2008: 8) menyebutkan bahwa bahan ajar merupakan seperangkat materi

    pembelajaran (teaching material) yang disusun secara sistematis, menampilkan

    sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan

    pembelajaran, sehingga memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu

    kompetensi dasar secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif siswa

    mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Selain itu, bahan

    ajar dapat diartikan segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru

    atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas

    (Depdiknas, 2008: 8). Jadi bahan ajar dapat didefinisikan segala bentuk bahan

    baik itu bahan tertulis maupun tidak tertulis yang digunakan oleh guru atau

    instruktur yang disusun sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dalam

    kegiatan belajar mengajar di kelas.

    Bahan ajar merupakan komponen penting yang tidak dapat dipisahkan dari

    kegiatan belajar mengajar. Bahan ajar dapat membantu guru menyampaikan

    materi pembelajaran secara runtut dan sistematis. Sedangkan fungsi bahan ajar

  • 14

    bagi siswa yaitu membantu siswa mempelajari materi pembelajaran sehingga

    tercapai tujuan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan. Hal

    ini sesuai dengan Prastowo (2012: 43) yang menyatakan bahan ajar sebagai

    pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari peserta didik dalam

    rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditentukan.

    Sebelum menetapkan bahan ajar yang akan digunakan dalam kegiatan

    belajar mengajar, seorang guru harus mempertimbangkan beberapa hal yaitu

    sebagaimana Depdiknas (2006: 6) menyebutkan ada tiga prinsip yang perlu

    diperhatikan dalam pemilihan bahan ajar yaitu (1) prinsip relevansi (keterkaitan),

    (2) prinsip konsistensi (keajegan), dan (3) prinsip kecukupan. Selain itu, Arif dan

    Napitupulu sebagaimana yang dikutip dalam Prastowo (2012: 59) menyatakan

    bahwa ada empat hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bentuk

    bahan ajar yaitu (1) kebutuhan dan tingkat kemampuan awal para peserta didik

    yang menjadi sasaran pembelajaran; (2) tempat dan keadaan di mana bahan ajar

    akan digunakan; (3) metode penerapan dan penjelasannya; serta (4) biaya proses

    dan produksi serta alat-alat yang digunakan untuk memproduksi bahan ajar. Jadi

    pemilihan bahan ajar hendaknya menyesuaikan kebutuhan, situasi, kondisi,

    kemampuan, dan karakteristik pembelajaran yang akan digunakan sehingga bahan

    ajar tersebut dapat berfungsi secara optimal.

    Saat ini berbagai jenis bahan ajar telah banyak dijumpai dengan mudah.

    Bahan ajar tersebut dapat digunakan guru sebagai alternatif media bantu dalam

    proses belajar mengajar. Berdasarkan teknologi yang digunakan, Depdiknas

    (2008: 13) mengelompokkan bahan ajar menjadi 4 yaitu (1) bahan cetak (printed),

  • 15

    (2) bahan ajar dengar (audio), (3) bahan ajar pandang dengar (audio visual), dan

    (4) bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching materials). Di antara

    berbagai jenis bahan ajar tersebut, bahan cetak (printed) merupakan bahan ajar

    yang paling sering digunakan. Selain bahan ajar bentuk cetak, bahan ajar

    multimedia interaktif (interactive teaching materials) juga mulai dikembangkan

    penggunaannya.

    Pada dasarnya masing-masing bentuk bahan ajar mempunyai teknik

    penyusunan yang berlainan. Prastowo (2012: 73) menyebutkan untuk bahan ajar

    cetak memiliki teknik penyusunan sebagai berikut (1) judul atau materi yang

    disajikan harus berintikan kompetensi dasar atau materi pokok yang harus dicapai

    oleh siswa; (2) untuk menyusun bahan ajar cetak, ada enam hal yang perlu

    dimengerti yaitu susunan tampilannya jelas dan menarik, bahasa yang mudah,

    mampu menguji pemahaman, adanya stimulun, kemudahan dibaca, dan materi

    instruksional. Jadi dalam menyusun bahan ajar cetak perlu memperhatikan aspek-

    aspek tersebut agar bahan ajar yang dihasilkan tersusun secara runtut, sistematis,

    dapat dibaca dan mudah dipahami oleh siswa.

    2.3 Lembar Kerja Siswa (LKS)

    Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan jenis bahan ajar cetak yang sering

    digunakan oleh guru dan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar. Lembar

    Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan

    oleh siswa yang di dalamnya berisi petunjuk atau langkah-langkah untuk

    mengerjakan suatu tugas (Depdiknas, 2008: 15). Sedangkan menurut Prastowo

  • 16

    (2012: 204) LKS merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas

    yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas

    pembelajaran yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai.

    Berdasarkan pengertian tersebut dapat diartikan bahwa LKS adalah suatu bahan

    ajar cetak yang berisi materi dan tugas, baik itu tugas teoritis maupun praktis

    yang harus dikerjakan oleh siswa yang mengacu pada kompetensi sesuai dengan

    indikator tujuan pembelajaran yang harus dicapai.

    Penggunaan bahan ajar cetak berupa LKS dimaksudkan untuk membantu

    guru menyampaikan materi secara terstruktur kepada siswa. Materi yang terdapat

    di dalam LKS sudah terangkum secara runtut sehingga memudahkan siswa untuk

    mempelajari kembali materi yang telah disampaikan oleh guru. Selain itu, LKS

    juga berisi tugas teoritis maupun tugas praktis misal praktikum yang dapat

    melibatkan siswa untuk aktif mengikuti kegiatan pembelajaran. Lembar Kerja

    Siswa (LKS) memiliki beberapa fungsi dalam kegiatan pembelajaran. Menurut

    Prastowo (2012: 205), fungsi LKS diantaranya yaitu (1) sebagai bahan ajar yang

    bisa meminimalkan peran pendidik, namun lebih mengaktifkan peserta didik; (2)

    sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk memahami materi

    yang diberikan; (3) sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya akan tugas untuk

    berlatih; (4) memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik.

    Selama ini masih banyak yang beranggapan bahwa LKS hanyalah

    kumpulan latihan soal-soal. Padahal ada berbagai macam produk pengembangan

    LKS yang menyediakan aktivitas pembelajaran yang berpusat pada siswa,

    misalnya kegiatan praktikum. Pada dasarnya, penyusunan LKS disesuaikan

  • 17

    dengan tujuan pengemasan materi pembelajaran. Prastowo (2012: 208)

    menyebutkan ada lima macam bentuk LKS yang umumnya digunakan oleh

    peserta didik, yaitu (1) LKS yang membantu peserta didik menemukan suatu

    konsep, (2) LKS yang membantu peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan

    berbagai konsep yang telah ditemukan, (3) LKS yang berfungsi sebagai penuntun

    belajar, (4) LKS yang berfungsi sebagai penguatan, dan (5) LKS yang berfungsi

    sebagai petunjuk praktikum.

    Penyajian LKS dapat disesuaikan dengan metode pembelajaran yang

    digunakan, baik secara eksperimen maupun non-eksperimen. Menurut Mugiono

    sebagaimana yang dikutip dalam Maulana (2002) menyebutkan penyajian LKS

    secara eksperimen adalah penyajian yang: (1) melibatkan banyak indera, (2)

    banyak keterampilan proses yang dilatihkan, (3) menanamkan disiplin dan

    tanggung jawab, (4) menantang siswa untuk menemukan hal baru, dan (5)

    menggugah ide orisinal siswa. Penyajian LKS secara non-eksperimen adalah

    penyajian yang: (1) menggunakan waktu lenih efisien, (2) relatif murah, aman,

    hemat tenaga, (3) organisasi dan perencanaan lebih terkendali, (4) mudah

    penggunaannya, dan (5) target kurikulum mudah tercapai.

    Suatu LKS dikatakan baik jika disusun secara sistematis berdasarkan

    unsur-unsur yang telah ditetapkan. Ada berbagai macam pendapat mengenai

    unsur-unsur yang terdapat dalam suatu LKS. Prastowo (2012: 208) menyebutkan

    enam unsur utama yang terdapat di dalam LKS, yaitu (1) judul, (2) petunjuk

    belajar, (3) kompetensi dasar atau materi pokok, (4) informasi pendukung, (5)

    tugas atau langkah kerja, dan (6) penilaian. Sedangkan Depdiknas sebagaimana

  • 18

    yang dikutip dalam Annisya dkk (2014) menyebutkan bahwa struktur LKS secara

    umum meliputi (1) judul mata pelajaran, (2) petunjuk belajar, (3) kompetensi

    yang akan dicapai, (4) indikator, (5) informasi pendukung dan langkah-langkah

    kerja, (6) tugas-tugas, dan (7) penilaian. Dari kedua pendapat tersebut dapat

    disimpulkan bahwa unsur yang terkandung dalam LKS pada dasarnya hampir

    sama namun hanya terdapat perbedaan dalam unsur indikator.

    2.4. LKS Fisika Berbasis REACT

    Strategi REACT (Relating, Experiencing, Applying, Cooperating,

    Transfering) dikembangkan mengacu pada paham kontruktivisme karena

    pembelajaran dengan strategi ini menuntut mahasiswa untuk terlibat dalam

    berbagai aktivitas yang terus menerus, berpikir dan menjelaskan penalaran

    mereka, mengetahui berbagai hubungan antara tema-tema dan konsep-konsep

    (Laelasari: 2010).

    Berdasarkan konsep pembelajaran melalui strategi REACT (Relating,

    Experiencing, Applying, Cooperating, Transfering) dapat dikembangkan suatu

    produk bahan ajar yang sesuai dengan kelima tahapan tersebut guna membantu

    guru dan siswa selama proses belajar mengajar.

    LKS Fisika berbasis REACT adalah LKS yang dikembangkan mencakup

    lima unsur yaitu R dari relating (mengaitkan), E dari experiencing (mengalami),

    A dari applying (menerapkan), C dari cooperating (bekerjasama) dan T dari

    transferring (mentransfer). Kelima tahapan tersebut dijelaskan sebagai berikut:

    1. Relating (mengaitkan) adalah belajar dalam konteks pengalaman kehidupan

    nyata atau pengetahuan yang sebelumnya.

  • 19

    Di awal bab, LKS Fisika berbasis REACT ini memberikan pertanyaaan

    kepada siswa untuk menyebutkan contoh kegiatan sehari-hari yang berkaitan

    dengan materi yang akan dipelajari. Selain itu juga memuat pertanyaan

    tentang materi sebelumnya yang pernah mereka pelajari untuk dihubungkan

    dengan materi yang akan dipelajari dalam rubrik apa yang kamu ketahui.

    2. Experiencing (mengalami) merupakan strategi belajar melalui eksplorasi,

    penemuan, dan penciptaan. Berbagai pengalaman dalam kelas dapat

    mencakup penggunaan kegiatan manipulatif, aktifitas pemecahan masalah

    dan laboratorium.

    LKS Fisika berbasis REACT ini memuat rubrik ayo bereksperimen yang

    mengajak siswa untuk melakukan kegiatan praktikum dengan tujuan untuk

    memperdalam dan mempertajam konsep materi yang dipelajari. Selain itu

    terdapat rubrik ayo berpikir yang mengajak siswa untuk berlatih

    memecahkan suatu masalah.

    3. Applying (menerapkan) adalah belajar dengan menempatkan konsep-konsep

    untuk digunakan dengan memberikan latihan-latihan yang realistik dan

    relevan.

    LKS Fisika berbasis REACT ini juga dilengkapi dengan rubrik ide

    penerapan yang mengajak siswa untuk menerapkan materi yang telah

    dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

    4. Cooperating (bekerjasama) adalah belajar dalam konteks sharing, merespon

    dan berkomunikasi dengan pemelajar lainnya.

  • 20

    Dalam LKS Fisika Berbasis REACT ini, kegiatan cooperating

    (bekerjasama) dilakukan saat siswa melakukan praktikum secara

    berkelompok.

    5. Transferring (mentransfer) adalah belajar dengan menggunakan pengetahuan

    dalam konteks yang baru.

    Pada tahap ini, siswa diminta menggunakan pengetahuannya untuk

    mengerjakan soal-soal yang ada dalam rubrik ulangan harian. Soal-soal

    uraian yang disajikan merupakan soal yang membutuhkan pemahaman dari

    berbagai konsep.

    Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika berbasis REACT

    diharapkan dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah siswa melaui

    kegiatan praktikum berkelompok. Dengan bekerja secara kelompok siswa saling

    bertukar pikiran sehingga dapat memecahkan masalah lebih cepat daripada secara

    mandiri. Sebagaimana Ikhwanuddin yang dikutip dalam Hilyana (2013)

    menyatakan bahwa keterampilan memecahkan masalah akan sangat baik jika

    dilatih dengan pendekatan kelompok daripada secara mandiri karena dengan

    belajar kelompok diharapkan siswa akan belajar lebih cepat daripada belajar

    mandiri.

    Selain itu LKS Fisika berbasis REACT juga dapat meningkatkan aktifitas

    siswa melalui kegiatan berkelompok dan laboratorium, serta mengembangkan

    pengetahuan yang dimiliki siswa dengan konteks yang baru. Dengan pengalaman

    langsung dalam penemuan ilmu pengetahuan, siswa akan mampu

  • 21

    mengembangkan suatu pemahaman tentang sifat alami ilmu pengetahuan

    (Hilyana, 2013).

    Kelebihan produk LKS Fisika berbasis REACT yaitu:

    1. LKS Fisika berbasis REACT mempunyai tampilan yang menarik. Tampilan

    LKS yang menarik ditandai dengan penggunaan gambar sesuai dengan objek

    aslinya serta layout LKS yang memadu padakan berbagai warna dan gambar.

    Dengan tampilan LKS yang menarik diharapkan siswa merasa senang dan

    tidak bosan selama belajar menggunakan LKS.

    2. LKS Fisika berbasis REACT dilengkapi dengan pertanyaan pengantar.

    Pertanyaan pengantar yang dimaksudkan adalah pertanyaan yang meminta

    siswa menyebutkan contoh kegiatan sehari-hari yang berkaitan dengan

    materi yang akan dipelajari siswa. Pertanyaan pengantar disajikan setiap awal

    materi pembelajaran. Dengan adanya pertanyaan pengantar ini diharapkan

    dapat menimbulkan keingintahuan dan motivasi siswa untuk mempelajari

    materi yang ada di LKS.

    3. LKS Fisika berbasis REACT dikembangkan dengan pendekatan REACT.

    Menurut Crawford sebagaimana yang dikutip dalam Fauziah (2010)

    menyatakan bahwa strategi REACT memiliki kelebihan diantaranya dapat

    memperdalam pemahaman siswa serta membuat belajar menyeluruh dan

    menyenangkan. LKS Fisika berbasis REACT memuat kegiatan pembelajaran

    yang meliputi kegiatan praktikum, diskusi, dan bekerjasama memecahkan

    suatu persoalan fisika. Dengan adanya berbagai kegiatan pembelajaran

    tersebut diharapkan siswa aktif selama proses pembelajaran.

  • 22

    2.5 Pemecahan Masalah (Problem Solving)

    Pemecahan masalah adalah hirarki alami dari kaidah belajar, dimana

    merupakan bagian penting dari proses dalam diri pebelajar (Gagne : 1977).

    Sedangkan menurut Sambada (2012) pemecahan masalah adalah proses

    menghilangkan masalah yang ada, di mana di dalamnya terdapat hubungan atau

    konsep-konsep yang diperolehnya dalam memecahkan masalah. Jadi pemecahan

    masalah merupakan proses penting dalam diri pebelajar, dimana pebelajar

    menghilangkan masalah yang ada melalui konsep-konsep yang telah diperoleh

    sebelumnya.

    Keterampilan memecahkan masalah merupakan hal yang paling penting

    dalam suatu proses pembelajaran. Ketrampilan memecahkan masalah tidak hanya

    diperlukan dalam memecahkan soal-soal, namun pada kehidupan sehari-hari pun

    tiap orang pasti dihadapkan dengan masalah yang memerlukan penyelesaian.

    Jonassen mengatakan bahwa ada empat hal yang mendukung mengapa

    penyelesaian masalah perlu mendapat fokus perhatian, yaitu: (1) kegiatan

    pemecahan masalah sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari; (2) kegiatan

    pemecahan masalah dapat memotivasi siswa dalam belajar; (3) penyelesaian

    masalah membutuhkan pembelajaran yang lebih mendalam; (4) pengetahuan yang

    dibangun dari masalah yang dihadirkan merupakan pembelajaran yang lebih

    berarti (Susiana, 2010).

    Kemampuan memecahkan masalah merupakan tujuan utama

    pembelajaran hampir di semua mata pelajaran. Pengembangan kemampuan siswa

    dalam memecahkan masalah fisika merupakan salah satu cara yang dapat

  • 23

    ditempuh dalam pembelajaran fisika agar mutu pembelajaran dapat meningkat

    (Sambada, 2012). Pemecahan masalah fisika diartikan sebagai suatu metode

    penyelesaian terhadap sejumlah tugas yang berkaitan dengan fisika, sedangkan

    kemampuan memecahkan masalah dalam pelajaran fisika adalah kemampuan

    menggunakan suatu metode untuk menyelesaikan sejumlah tugas dalam pelajaran

    fisika (Sambada, 2012).

    Dalam menyelesaikan suatu masalah perlu langkah-langkah tertentu yang

    harus dilakukan. Para ahli mempunyai pendapat yang berbeda mengenai langkah-

    langkah pemecahan masalah. Ada beberapa model penyelesaian masalah yang

    telah dikenal. Menurut Dewey sebagaimana yang dikutip dalam Gagne (1977)

    menyebutkan bahwa urutan peristiwa pemecahan masalah, yaitu: (1) menyajikan

    masalah yang dapat dilakukan dengan pernyataan verbal atau dengan cara lainnya;

    (2) mendefinisikan masalah atau membedakan bagian penting dari situasi; (3)

    menyusun hipotesis yang dapat digunakan sebagai solusi pemecahan masalah; (4)

    membuktikan hipotesis atau percobaan secara berturut-turut hingga menemukan

    suatu solusi yang dicapai. Sedangkan menurut Polya sebagaimana yang dikutip

    dalam Susiana (2010) menyebutkan bahwa terdapat empat langkah yang harus

    dilakukan untuk suatu pemecahan masalah yaitu: (1) memahami masalah; (2)

    merencanakan pemecahannya; (3) menyelesaikan masalah sesuai dengan rencana;

    (4) memeriksa kembali hasil yang diperoleh (looking back).

    Kemampuan memecahkan masalah yang dikaji dalam penelitian ini

    adalah kemampuan memecahkan masalah menurut Hilyana (2013), dengan

    indikator sebagai berikut: (1) memahami pertanyaan; (2) menduga jawaban

  • 24

    sementara; (3) melakukan percobaan; (4) mengumpulkan data; (5) mengolah data;

    dan (6) menarik kesimpulan. Indikator kemampuan memecahkan masalah ini

    diamati selama kegiatan praktikum.

    2.6 Kerangka Berpikir

    Keberhasilan kegiatan pembelajaran akan dapat menghasilkan output

    yang berkualitas. Banyak faktor yang mempengaruhi dalam pencapaian suatu

    kegiatan pembelajaran antara lain adalah peran guru sebagai pendidik, kondisi

    siswa, sumber belajar yang tersedia, bahan ajar yang digunakan, sarana prasarana,

    lingkungan belajar serta sistem yang memadai. Di samping itu dalam

    mengembangkan kurikulum pembelajaran dengan jelas dan terarah merupakan

    faktor pendukung keberhasilan pembelajaran bagi siswa.

    Dalam pembelajaran fisika diperlukan kemampuan memecahkan

    masalah. Pemecahan masalah dalam bidang fisika dapat menolong seseorang

    untuk meningkatkan daya analitis dan dapat membantu mereka untuk

    menyelesaikan permasalahan-permasalahan pada berbagai situasi yang lain.

    Pemecahan masalah (problem solving) juga merupakan tipe belajar paling tinggi

    yang dapat membantu dan mengembangkan keterampilan intelektual tingkat

    tinggi, yakni penalaran fisika. Untuk itu, pemecahan masalah dijadikan salah satu

    bagian dari tujuan pembelajaran fisika di sekolah.

    Setiap kegiatan pembelajaran sering kali menggunakan bahan ajar yang

    membantu siswa dalam mempelajari dan mendalami suatu kompetensi atau

    kompetensi dasar secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu

  • 25

    menguasai semua kompetensi secara runtut dan terpadu. Salah satu bentuk bahan

    ajar yang dapat dikembangkan dalam proses pembelajaran adalah Lembar Kerja

    Siswa (LKS) Fisika berbasis REACT. Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan

    suatu bahan ajar yang dimiliki oleh siswa yang didalamnya berisi lembaran-

    lembaran yang berkaitan dengan materi, instruksi (langkah-langkah) mengerjakan

    tugas, latihan soal dan soal evaluasi. LKS Fisika berbasis REACT ini dikemas

    sedemikian rupa sehingga dapat mempermudah siswa mempelajari materi tersebut

    secara berkelompok. Apabila penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis

    REACT ini diikuti dengan pendekatan pembelajaran yang tepat, dimana

    kemampuan memecahkan masalah menjadi fokus utama dalam kegiatan

    pembelajaran maka siswa diharapkan mempunyai kemampuan menalar yang

    tinggi dan dapat menemukan konsep materi dalam pembelajaran.

    Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dipadukan dengan

    pendekatan REACT memberikan peluang besar kepada peserta didik untuk belajar

    mengaitkan materi yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari dan bekerja sama

    dalam suatu kelompok kecil dalam kegiatan praktikum. Pembelajaran REACT

    sebagai salah satu model pendekatan pembelajaran kontekstual dapat

    meningkatkan aktifitas siswa melalui kegiatan berkelompok dan laboratorium,

    serta mengembangkan pengetahuan yang dimiliki siswa dengan konteks yang

    baru. Pengembangan bahan ajar berupa LKS Fisika berbasis REACT diharapkan

    dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah siswa.

    Guna memperjelas kerangka berpikir tersebut, berikut ini digambarkan

    bagan kerangka berpikir (Gambar 2.1).

  • 26

    Kenyataan di lapangan

    Gambar 2.1 Kerangka berpikir

    Pembelajaran

    Peran

    guru

    Kondisi

    siswa

    Sumber

    belajar

    Lingkungan

    belajar

    Bahan ajar Sarana

    prasarana

    LKS

    Menggunakan LKS Tidak menggunakan LKS

    Lembar Kerja Siswa (LKS) Konvensional

    1. Materi yang diberikan belum dikaitkan dengan

    contoh konkret lingkungan sekitar.

    2. Kegiatan siswa yang tercantum dalam LKS

    konvensional belum memadukan antara kegiatan

    praktikum, tugas individu, dan tugas kelompok.

    3. Kegiatan belajar mengajar masih berpusat pada

    guru.

    Merancang LKS

    dengan pendekatan

    kemampuan

    memecahkan

    masalah

    Kemampuan

    memecahkan

    masalah

    siswa kurang

    Guru Pembelajaran fisika

    Bahan ajar

    Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis REACT:

    1. Membekali siswa dengan seperangkat pengetahuan yang dikaitkan dengan contoh konkret

    lingkungan sekitar.

    2. Melatih siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh melalui pemecahan

    masalah fisika dalam kehidupan sehari-hari.

    3. Mengembangkan keterampilan memecahkan masalah melalui kegiatan praktikum secara

    kelompok.

    Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah siswa

  • 27

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Lokasi dan Subyek Penelitian

    Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Margoyoso, beralamat di Jalan

    Kiai Cebolang No.17 Margoyoso Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati. Subyek

    penelitian ini adalah siswa kelas VII tahun ajaran 2014/2015 sebanyak 96 siswa

    yang terbagi dalam tiga kelas yaitu kelas VII A, VII B, dan VII C. Kelas VII C

    sebagai kelas uji coba, kelas VII A sebagai kelas kontrol, dan kelas VII B sebagai

    kelas eksperimen.

    3.2. Desain Penelitian

    Penelitian ini termasuk jenis penelitian R&D yang merupakan metode

    penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji

    keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2009: 297). Penelitian pengembangan ini

    merupakan penelitian pengembangan eksperimental yang dilaksanakan di dua

    kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Di kelas eksperimen diberikan

    perlakuan pembelajaran dengan menggunakan buku paket IPA yang dilengkapi

    dengan LKS Fisika berbasis REACT, sedangkan di kelas kontrol diberikan

    perlakuan pembelajaran dengan menggunakan buku paket IPA saja.

  • 28

    Tabel 3.1. Desain penelitian Pretest-Posttest Control Group Design

    Kelompok Pretest Perlakuan

    Posttest

    Eksperimen

    Kontrol

    O1

    O2

    X1

    X2

    O3

    O4

    Sumber: Sugiyono (2009: 303)

    Keterangan

    X1 : Pembelajaran yang menggunakan bahan ajar pendamping LKS berbasis

    REACT.

    X2 : Pembelajaran menggunakan buku paket IPA saja.

    O1 : Nilai awal kelompok eksperimen sebelum diberikan perlakuan

    O2 : Nilai awal kelompok kontrol.

    O3 : Nilai kelompok eksperimen setelah menggunakan bahan ajar pendamping

    LKS berbasis REACT.

    O4 : Nilai kelompok kontrol setelah menggunakan buku paket IPA saja.

    3.3 Prosedur Penelitian

    Prosedur penelitian dan pengembangan (Research and Development/

    R&D) diawali dengan studi pendahuluan yang meliputi studi literatur dan studi

    lapangan. Studi pendahuluan diperlukan untuk mengetahui kualitas produk yang

    sudah ada ataupun produk baru yang memang dibutuhkan dan perlu

    dikembangkan. Langkah kedua yaitu pengembangan dan pengujian produk.

    Produk yang dikembangkan memerlukan bantuan para ahli yang dibutuhkan

    untuk menilai produk tersebut. Setelah mendapatkan masukan dan

    penyempurnaan, produk diujicobakan di lapangan. Hasil uji coba lapangan

  • 29

    kemudian diolah dan dianalisis. Tahap akhir yaitu penarikan kesimpulan dari

    pengolahan dan analisis yang diperoleh.

    Guna memperjelas prosedur penelitian tersebut, berikut ini digambarkan

    bagan prosedur penelitian (Gambar 3.1).

    Studi Pendahuluan

    Pengembangan dan pengujian produk

    Pengolahan dan analisis data

    Penarikan kesimpulan

    Gambar 3.1 Prosedur penelitian

    1. Studi Literatur: analisis kurikulum, telaah materi, studi literatur tentang

    kemampuan pemecahan masalah, dan pembuatan LKS

    2. Studi lapangan: analisis proses pembelajaran, model pembelajaran, sarana

    dan prasarana, kondisi guru, siswa, sekolah.

    Pembuatan instrumen penelitian

    Tes, angket, lembar observasi Pengembangan LKS

    Fisika berbasis REACT

    Validasi pakar Revisi LKS Revisi tes, angket, dan

    lembar observasi

    pengujian kelompok kecil

    Pengujian kelompok besar dalam pembelajaran

    menggunakan LKS Fisika berbasis REACT

    Penyebaran angket Pelaksanaan tes hasil belajar dan observasi

    untuk kemampuan pemecahan masalah

    Pengolahan dan analisis data

    Produk berupa LKS Fisika berbasis REACT

  • 30

    3.4 Instrumen dan Metode Analisis Data

    3.4.1 Validasi oleh pakar

    - Lembar validasi

    Pada penelitian ini lembar validasi digunakan untuk memperoleh

    informasi tentang kualitas bahan ajar dari beberapa dosen dan guru sebagai pakar.

    Informasi yang diperoleh dari instrumen ini digunakan sebagai masukan untuk

    merevisi bahan ajar yang telah disusun. Pembuatan lembar validasi mengacu pada

    pedoman instrumen penilaian buku teks pelajaran pendidikan dasar dan menengah

    BNSP 2013 yang sedikit dimodifikasi.

    - Analisis lembar validasi

    Aspek yang dinilai dari bahan ajar LKS Fisika berbasis REACT meliputi

    komponen kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, dan kegrafikan. Penilaian bahan

    ajar LKS Fisika berbasis REACT ini terdiri dari 4 kategori yaitu nilai 1, 2, 3, dan 4

    yang telah dijabarkan pada tiap kriteria penilaiannya.

    Hasil validasi pakar terhadap kelayakan LKS berbasis REACT dianalisis

    dengan menggunakan rumus berikut:

    Persentase =

    (Sugiyono, 2009: 99)

    Kriteria persentase:

    25,00 % persentase 43,75 % : Tidak Layak

    43,75 % persentase 62,50 % : Kurang Layak

    62,50 % persentase 81,25 % : Layak

    81,25 % persentase 100,00 % : Sangat Layak

  • 31

    3.4.2 Angket

    - Metode angket

    Pada penelitian ini angket digunakan untuk mengetahui tingkat

    keterbacaan LKS Fisika berbasis REACT yang digunakan selama proses

    pembelajaran.

    - Analisis Uji Coba Instrumen Angket

    Pembuatan instrumen angket dengan cara memecah variabel menjadi

    beberapa aspek, mempersamaankan indikator, dan membuat pernyataan. Validitas

    yang digunakan dalam dalam penelitian ini adalah validitas konstruk. Pengujian

    validitas konstruk dilakukan dengan cara konsultasi dengan dosen pembimbing

    selaku ahli.

    Pada analisis uji coba instrumen angket menggunakan reliabilitas internal

    dengan cara menganalisis data pada satu kali pengetesan. Reliabilitas instrumen

    angket dihitung menggunakan persamaan yaitu:

    2

    2

    11 11

    t

    b

    k

    kr

    (Arikunto, 2006: 171)

    Keterangan :

    11r = reliabilitas instrumen

    k = jumlah butir pertanyaan

    2

    b = jumlah varian butir pertanyaan

    2

    t = jumlah varian total

  • 32

    Untuk mengetahui persentase keterbacaan LKS Fisika berbasis REACT

    menggunakan rumus berikut:

    Persentase =

    (Sugiyono, 2009: 99)

    Kriteria persentase:

    25,00 % persentase 43,75 % : Tidak Setuju

    43,75 % persentase 62,50 % : Kurang Setuju

    62,50 % persentase 81,25 % : Setuju

    81,25 % persentase 100,00 % : Sangat Setuju

    3.4.3 Observasi

    - Lembar Observasi

    Pada penelitian ini lembar observasi digunakan untuk mengamati

    kemampuan memecahkan masalah siswa dalam kegiatan praktikum. Aspek

    penilaian tiap indikator kemampuan memecahkan masalah disesuaikan dengan

    kegiatan praktikum yang dilakukan.

    - Analisis Lembar Observasi

    Penilaian lembar observasi terdiri dari 3 kategori yaitu 1, 2, dan 3 yang

    telah dijabarkan pada tiap kriteria penilaiannya. Penilaian lembar observasi

    kemampuan memecahkan masalah ini dilakukan sebanyak tiga kali sesuai dengan

    kegiatan praktikum yang dilakukan. Ketercapaian tiap indikator kemampuan

    memecahkan masalah diambil dari jumlah skor selama tiga kali praktikum.

    Hasil observasi kemampuan memecahkan masalah siswa dianalisis dengan

    menggunakan rumus berikut:

  • 33

    Keterangan:

    % : persentase keberhasilan

    n : jumlah skor yang diperoleh oleh siswa

    N : jumlah skor total (Ali, 1993: 186)

    3.4.4 Tes Uraian

    - Metode Tes Uraian

    Pada penelitian ini tes uraian digunakan untuk membandingkan

    kemampuan memecahkan masalah siswa dalam pembelajaran menggunakan LKS

    Fisika berbasis REACT dengan siswa yang tanpa menggunakan LKS.

    - Analisis Uji Coba Tes Kemampuan Memecahkan Masalah

    Tes yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk tes uraian. Hasil tes

    dianalisis berdasarkan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda.

    a. Validitas

    Sebuah instrumen atau soal tes dikatakan valid apabila instrumen tersebut

    mampu mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 2006: 170). Persamaan

    yang digunakan untuk mengetahui validitas suatu soal yaitu persamaan korelasi

    product moment :

    ( )( )

    *( ) ( )+ * ( )+

  • 34

    Keterangan:

    rxy = koefisien korelasi antara X dengan Y

    X = skor tiap item

    Y = skor total

    N = jumlah subjek yang diteliti

    Harga rxy tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga dengan

    taraf signifikansi 5%, suatu butir soal dikatakan valid jika harga > .

    Hasil analisis uji coba dari 16 soal yang diujicobakan didapatkan 14 soal

    valid dan 2 soal tidak valid. Perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran 4

    dan 5. Rekapitulasi hasil validitas soal disajikan pada Tabel 3.2.

    Tabel 3.2. Rekapitulasi hasil validitas soal

    Kriteria Soal No.soal Jumlah Keterangan

    Valid Pretest 1, 2, 4, 5,

    6, 7, 8

    7 Dipakai 1, 2, 4, 5, 6,

    7

    Postest 1, 2, 4, 5,

    6, 7

    7 Dipakai 1, 2, 5, 7, 8

    Tidak valid Pretest 3 1 Tidak dipakai karena

    tidak valid

    Postest 3 1 Tidak dipakai karena

    tidak valid

  • 35

    b. Reliabilitas

    Reliabilitas artinya mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu

    tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut

    memberikan hasil yang tetap (Arikunto, 2006: 86). Persamaan yang digunakan

    untuk mencari reliabilitas soal uraian adalah reliabilitas dihitung menggunakan

    persamaan yaitu:

    2

    2

    11 11

    t

    b

    k

    kr

    (Arikunto, 2006: 171)

    Keterangan :

    11r = reliabilitas instrumen

    k = jumlah butir pertanyaan

    2

    b = jumlah varian butir pertanyaan

    2

    t = jumlah varian total

    Apabila harga 11r dibandingkan dengan dengan taraf signifikan 5%

    , jika > maka instrumen dalam penelitian ini bersifat reliabel.

    Hasil analisis uji coba didapatkan harga reliabilitas soal pretest dan postest

    sebesar 0,778 dan 0,698. Jika diambil tingkat kesalahan 5 % dengan

    banyaknya peserta uji coba N = 25 siswa, maka diperoleh = 0,396. Karena

    > maka dapat disimpulkan bahwa soal yang di uji coba adalah reliabel.

    Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4 dan 5.

  • 36

    c. Tingkat Kesukaran

    Tingkat kesukaran dari suatu soal dapat dihitung dengan persamaan :

    (UPI hal 52)

    Keterangan :

    = tingkat kesukaran

    Indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut :

    - Soal dengan : 0,00 P 0,30 adalah soal sukar

    - Soal dengan : 0,30 P 0,70 adalah soal sedang

    - Soal dengan : 0,70 P 1,00 adalah soal mudah

    Hasil analisis tingkat kesukaran soal pada uji coba soal diperoleh 3 soal

    dikategorikan mudah, 10 soal dikategorikan sedang dan 3 soal dikategorikan

    sukar. Rekapitulasi hasil analisis tingkat kesukaran dapat dilihat pada Tabel 3.3.

    Tabel 3.3. Rekapitulasi hasil analisis tingkat kesukaran soal

    Kriteria Soal No. Soal Jumlah Keterangan

    Mudah Pretest 1 1 Dipakai

    Postest 1, 7 2 Dipakai 1 dan 7

    Sedang Pretest 2, 5, 6, 7, dan 8 5 Dipakai 2, 5, 6, 7

    Tidak dipakai 8

    Postest 2, 4, 5, 6, 8 5 Dipakai 2, 5, dan 8

    Tidak dipakai 4 dan 6

    Sukar Pretest 2 dan 3 2 Dipakai 2

    Tidak dipakai 3

    Postest 3 1 Tidak dipakai karena

    tidak valid

    Perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran 4 dan 5.

  • 37

    d. Daya Pembeda

    Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk

    membedakan antara siswa yang pandai (menguasai materi yang ditanyakan)

    dengan siswa yang kurang pandai (belum/tidak menguasai materi yang

    ditanyakan). Untuk menghitung daya beda soal menggunakan persamaan sebagai

    berikut:

    (UPI hal 50)

    Keterangan :

    = daya pembeda

    Klasifikasi daya pembeda :

    DP > 0,40 : Sangat Baik

    0,30 DP 0,40 : Baik

    0,20 DP 0,30 : Cukup, soal perlu perbaikan

    DP 0,20 : Jelek, soal dibuang

    Dari hasil analisis soal uji coba, soal pre-test nomor 1, 4, 5, 6, dan 7

    memiliki daya beda sangat baik, nomor 2 dan 8 memiliki daya beda baik, dan

    nomor 3 memiliki daya beda jelek. Selengkapnya disajikan pada Lampiran 4.

  • 38

    Dari hasil analisis soal uji coba, soal post-test nomor 1, 4, 5, 6, dan 8

    memiliki daya beda sangat baik, nomor 2 dan 7 memiliki daya beda baik, dan

    nomor 3 memiliki daya beda jelek. Selengkapnya disajikan pada Lampiran 5.

    - Uji Normalitas

    Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui data terdistribusi normal atau

    tidak. Hasil uji normalitas akan menentukan analisis yang akan digunakan. Uji

    normalitas menggunakan persamaan :

    k

    i i

    ii

    E

    EO

    1

    2

    2 (Sudjana, 2005: 273)

    Keterangan :

    2 = chi kuadrat

    iO = frekuensi yang diperoleh berdasarkan data

    Ei = frekuensi yang diharapkan

    Membandingkan harga chi-kuadrat hasil perhitungan dengan chi-kuadrat

    tabel dengan taraf signifikan 5%. Menarik kesimpulan, jika 2

    < 2

    maka data berdistribusi normal. Berdasarkan analisis data terdistribusi normal,

    secara lengkap disajikan pada Lampiran 23, 24, 26 dan 27.

    - Uji Homogenitas

    Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampel

    penelitian berawal dari kondisi yang sama atau homogen, yang selanjutnya untuk

    menentukan statistik t yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis. Uji

  • 39

    homogenitas dilakukan dengan menyelidiki apakah kedua sampel mempunyai

    varians yang sama atau tidak. Hipotesis yang digunakan dalam uji homogenitas

    adalah sebagai berikut:

    Ho = varian kedua kelompok sama (homogen)

    Ha = varian kedua kelompok tidak sama (tidak homogen)

    Pengujian kesamaan dua varians digunakan rumus sebagai berikut:

    k

    bhitung

    V

    VF

    (Sudjana, 2005: 250)

    Keterangan:

    Vb = varians yang terbesar.

    Vk = varians yang terkecil.

    Untuk menguji apakah kedua varians tersebut sama atau tidak maka

    dikonsultasikan dengan dengan = 5% dengan dk pembilang =

    banyaknya data terbesar dikurangi satu dan dk penyebut = banyaknya data yang

    terkecil dikurangi satu. Jika < maka Ho diterima. Yang berarti

    kedua kelompok tersebut mempunyai varians yang sama atau dikatakan homogen.

    Analisis secara lengkap disajikan pada Lampiran 25 dan 28.

    3.4.5 Uji Hipotesis

    Uji hipotesis digunakan untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan

    kemampuan memecahkan masalah siswa dalam pembelajaran dengan LKS

    berbasis REACT dengan pembelajaran tanpa LKS. Uji hipotesis dua pihak

    menggunakan persamaan sebagai berikut:

  • 40

    (

    ) (

    )

    (Sugiyono, 2009: 307)

    Keterangan :

    = rata-rata sampel 1 (tanpa LKS)

    x = rata-rata sampel 2 (menggunakan LKS )

    s1 = simpangan baku sampel 1 (tanpa LKS)

    s2 = simpangan baku sampel 1 (menggunakan LKS)

    S12 = Varians sampel 1 (tanpa LKS)

    S22 = Varians sampel 2 (menggunakan LKS)

    r = Korelasi antara data dua kelompok

    Nilai t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai t tabel

    dengan derajat kebebasan (dk) =n+ n 2 dan taraf kesalahan = 5%. Jika -t tabel

    < t hitung < t tabel maka terdapat perbedaan kemampuan memecahkan masalah

    antara siswa yang menggunakan LKS Fisika berbasis REACT dengan siswa yang

    tidak menggunakan LKS . Analisis nilai t-test kemampuan memecahkan masalah

    siswa disajikan dengan lengkap pada Lampiran 30.

  • 41

    3.4.6 Uji Gain

    Uji gain digunakan untuk mengetahui taraf signifikasi kemampuan

    memecahkan masalah antara sebelum dan sesudah diberi perlakuan digunakan

    persamaan gain, yaitu :

    ( ) ( )

    ( )

    Keterangan :

    ( ) = gain ternormalisasi

    = nilai rata-rata pada posttest

    = nilai rata-rata pada pretest (Wiyanto, 2008)

    Besarnya faktor (g) dikategorikan sebagai berikut :

    1) Tinggi apabila (g) 0,7 atau dinyatakan dalam persen (g) 70

    2) Sedang apabila 0,3 (g) 0,7 atau dinyatakan dalam persen 30 (g)

    70

    3) Rendah apabila (g) 0,3 atau dinyatakan dalam persen (g) 30

    Analisis kemampuan memecahkan masalah melalui uji gain disajikan

    lengkap pada Lampiran 29.

  • 74

    74

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Simpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil simpulan

    sebagai berikut:

    1. Pengembangan LKS Fisika berbasis REACT layak digunakan sebagai

    bahan ajar dalam pembelajaran IPA kelas VII SMP dilakukan dengan

    langkah-langkah: (1) studi pendahuluan, (2) pengembangan dan pengujian

    produk, (3) pengolahan dan analisis data, dan (4) penarikan kesimpulan

    kelayakan produk LKS.

    2. LKS Fisika berbasis REACT layak digunakan sebagai bahan ajar dalam

    pembelajaran IPA kelas VII SMP dengan persentase kelayakan dari pakar

    sebesar 93,67 % dan tingkat keterbacaan LKS sebesar 76 %.

    3. Peningkatan kemampuan memecahkan masalah siswa setelah belajar

    menggunakan LKS Fisika berbasis REACT yaitu sebesar 0,48 kriteria

    sedang yang berarti LKS Fisika berbasis REACT hanya cocok digunakan

    oleh siswa dengan kemampuan kognitif yang baik.

    5.2 Saran

    Berdasarkan simpulan yang dikemukakan di atas, saran yang diberikan

    adalah:

    1. Pelaksanaan kegiatan praktikum yang ada di LKS hendaknya menyesuaikan

    dengan ketersediaan alat di sekolah.

  • 75

    2. Hendaknya guru mengondisikan kelas agar tetap kondusif untuk

    melaksanakan kegiatan praktikum sesuai dengan alokasi waktu yang telah

    ditentukan.

  • 76

    DAFTAR PUSTAKA

    Ali, M. 1993. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa Bandung

    Ana, N., Fitrihidajati, H., Susantini, E. 2010. Pengembangan LKS Berbasis

    Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI) Untuk Melatih

    Keterampilan Berpikir Kritis. Disampaikan dalam Seminar Nasional

    Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010. Solo: Universitas Negeri Sebelas

    Maret

    Annisya, F., Sahala, S., Mursyid, S. 2014. Secondary Analysis Lembar Kerja

    Siswa Dalam Skripsi Mahasiswa Tentang Remediasi Miskonsepsi. Jurnal

    Pendidikan dan Pembelajaran, 3(7): 1-12. Tersedia di

    http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/viewFile/6370/6567

    [diakses pada 30-12-2014]

    Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

    Rineka Cipta

    Depdiknas. 2006. Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar. Jakarta:

    Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah

    ................ 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat Jendral

    Pendidikan Dasar dan Menengah

    Fauziah, Anna. 2010. Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan

    Masalah Matematik Siswa SMP Melalui Strategi REACT. Jurnal Forum

    Kependidikan, 30(1): 11-13. Tersedia di http://

    forumkependidikan.unsri.ac.id/userfiles/ANA%20FAUZIAH.pdf [diakses

    24-6-2014]

    Gagne, R. M. 1977. The Conditions of Learning Third Edition. USA: Canada

    Heryawanti, E. P. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Kooperatif

    Sebagai Inovasi Bahan Ajar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata

    Pelajaran Geografi Kelas X SMA Negeri 3 Temanggung. Skripsi.

    Semarang: FIS Universitas Negeri Semarang

    Hilyana, F. S. 2013. Pengembangan LKS Fisika Untuk Meningkatkan Kompetensi

    Memecahkan Masalah, Bekerjasama dan Berkomunikasi Pada Materi

    Getaran Kelas VIII. Tesis. Semarang: FMIPA Universitas Negeri

    Semarang

    Husamah & Setyaningrum, Y. 2013. Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian

    Kompetensi: Panduan Merancang Pembelajaran Untuk Mendukung

    Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher

  • 77

    Johnson, N. 2012. Teachers and Students Perceptions Of Problem Solving

    Difficulties In Physics. International Multidisciplinary e-Journal, 1(5): 97-

    101. Tersedia di

    http://www.shreeprakashan.com/documents/20126154810803.13.n.johnso

    n.pdf. [ diakses 6-3-2015]

    Karim, Y., Eraku, S.S., Supartin. 2014. Persepsi Siswa Terhadap Penggunaan

    Media Pembelajaran Pada Mata Peljaran Geografi di SMA Se-Kabupaten

    Bolaang Mongondow Selatan. Tersedia di

    http://www.scribd.com/doc/233478740/Jurnal-Persepsi-Siswa-Terhadap-

    Penggunaan-Media-Pembelajaran-Pada-Mata-Pelajaran-Geogarfi-di-SMA-

    se-Kabupaten-Bolaang-Mongondow-Selatan. [diakses 2-10-2014]

    Kozma, R.B. 1994. The Influence of Media on Learning: The Debates Continue.

    Journal SLMQ, 22(4): 1-13. Tersedia di

    http://www.ala.org/aasl/sites/ala.org.aasl/files/content/aaslpubsandjournals

    /slr/edchoice/SLMQ_InfluenceofMediaonLearning_InfoPower.pdf.

    [diakses 6-3-2015]

    Laelasari. 2010. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Melalui

    Pendekatan Kontekstual dengan Strategi REACT pada Materi Dimensi

    Tiga Untuk Meningkatkan Komunikasi Matematis Mahasiswa Semester II.

    Tesis. Semarang: FMIPA Universitas Negeri Semarang

    Maulana. 2002. Peranan Lembar Kegiatan Siswa Dalam Pembelajaran

    Aritmetika Sosial Berdasarkan Pendekatan Realistik. Tersedia di http://

    file.upi.edu/Direktori/KD.../Artikel/.../Peranan_LKS_dalam_RME.pdf

    [diakses 30-12-2014]

    Munadi, Y. 2008. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung

    Persada Press

    Pahlevi, R.A. 2013. Keefektifan Ilustrasi Terhadap Kemampuan Mengingat Isi

    Cerita Pada Siswa Kelas 3 SDN 01 Sisir. Tersedia di http://karya-

    ilmiah.um.ac.id/index.php/Fak-Psikologi/article/view/26234. [diakses 30-

    12-2014]

    Prastowo. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jakarta:

    Gramedia

    Putri, D.K. 2010. Pengembangan Modul Invertebrata Dengan Model Learning

    Cycle 5-E di SMA. Skripsi. Semarang: FMIPA Universitas Negeri

    Semarang

    http://www.shreeprakashan.com/documents/20126154810803.13.n.johnson.pdfhttp://www.shreeprakashan.com/documents/20126154810803.13.n.johnson.pdfhttp://www.scribd.com/doc/233478740/Jurnal-Persepsi-Siswa-Terhadap-Penggunaan-Media-Pembelajaran-Pada-Mata-Pelajaran-Geogarfi-di-SMA-se-Kabupaten-Bolaang-Mongondow-Selatanhttp://www.scribd.com/doc/233478740/Jurnal-Persepsi-Siswa-Terhadap-Penggunaan-Media-Pembelajaran-Pada-Mata-Pelajaran-Geogarfi-di-SMA-se-Kabupaten-Bolaang-Mongondow-Selatanhttp://www.scribd.com/doc/233478740/Jurnal-Persepsi-Siswa-Terhadap-Penggunaan-Media-Pembelajaran-Pada-Mata-Pelajaran-Geogarfi-di-SMA-se-Kabupaten-Bolaang-Mongondow-Selatanhttp://www.ala.org/aasl/sites/ala.org.aasl/files/content/aaslpubsandjournals/slr/edchoice/SLMQ_InfluenceofMediaonLearning_InfoPower.pdfhttp://www.ala.org/aasl/sites/ala.org.aasl/files/content/aaslpubsandjournals/slr/edchoice/SLMQ_InfluenceofMediaonLearning_InfoPower.pdfhttp://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/Fak-Psikologi/article/view/26234http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/Fak-Psikologi/article/view/26234

  • 78

    Putri, B.K. & Widiyatmoko, A. 2013. Pengembangan LKS IPA Terpadu Berbasis

    Inkuiri Tema Darah di SMP N 2 Tengaran. Jurnal Pendidikan IPA

    Indonesia, 2(2): 102-106. Tersedia di http:// http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii/article/view/2709 [diakses 2-

    10-2014]

    Ruggiero, T. E. 2000. Uses and Gratifications Theory in the 21st Century. Mass

    Communication & Society Journal, 3(1): 3-37. Tersedia di

    http://www4.ncsu.edu/~amgutsch/Ruggiero.pdf. [diakses 6-3-2015]

    Sambada, D. 2012. Peranan Kreativitas Siswa Terhadap Kemampuan

    Memecahkan Masalah Fisika dalam Pembelajaran Kontekstual. Jurnal

    Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA), 2(2): 37-47. Tersedia di

    http://www.sciary.com/journal-scientific-aplikasinya-article-194519.

    [diakses 2-10-2014]

    Setianingsih, K. 2012. Analisis LKS Karangan Tim MGMP IPS SMP Kabupaten

    Blitar Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Permasalahan Lingkungan

    Hidup dan Upaya Penanggulangan Dalam Pembangunan Berkelanjutan.

    Tersedia di http://karya-

    ilmiah.um.ac.id/index.php/Geografi/article/view/22788. [diakses 30-12-

    2014]

    Soyomukti, N. 2008. Pendidikan Berspektif Globalisasi. Yogyakarta: Ar-Ruz

    Media

    Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

    Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:

    Alfabeta

    Susiana, E. 2010. IDEAL Problem Solving dalam Pembelajaran Matematika.

    Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif, 1(2): 73-82. Tersedia di

    http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kreano/article/view/1491. [diakses

    2-10-2014 ]

    Susilana, R. & Liyana, C. 2009. Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan,

    Pemanfaatan, dan Penilaian. Online. Tersedia di

    http://books.google.co.id/books/about/Media_pembelajaran.html/. [diakses

    2-10-2014]

    Sutjiono,A. 2005. Pendayagunaan Media Pembelajaran. Jurnal Pendidikan

    Penabur, 4(4): 76-84. Tersedia di

    http://www.bpkpenabur.or.id/files/Hal.7684%20Pendayagunan%20Media

    %20Pembelajaran.pdf. [diakses 2-10-2014]

    http://www4.ncsu.edu/~amgutsch/Ruggiero.pdfhttp://www.sciary.com/journal-scientific-aplikasinya-article-194519http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/Geografi/article/view/22788http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/Geografi/article/view/22788http://books.google.co.id/books/about/Media_pembelajaran.html/http://www.bpkpenabur.or.id/files/Hal.7684%20Pendayagunan%20Media%20Pembelajaran.pdfhttp://www.bpkpenabur.or.id/files/Hal.7684%20Pendayagunan%20Media%20Pembelajaran.pdf

  • 79

    Syaodih, N. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

    UPI. n.d. Evaluasi 4 Strategi Meningkatkan Kualitas Tes Uraian. Online.

    Tersedia di

    http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR...EVALUASI.../TES_URAIAN.pdf.

    [diakses 28-10-2014]

    Wiyanto. 2008. Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi

    Laboratorium. Semarang: Unnes Press

    Yasir, M., Susantini, E., Isnawati. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa

    (LKS) Berbasis Strategi Belajar Metakognitif Untuk Meningkatkan Hasil

    Belajar Siswa Pada Materi Pewarisan Sifat Manusia. Jurnal BioEdu, 2(1):

    77-83. Tersedia di http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bioedu. [diakses

    30-12-2014]

    Yulinda, R., Zaini, M., Mirhanuddin. 2009. Upaya Mengefektifkan Pembelajaran

    Sub Konsep Cara Penghematan Air Siswa Kelas V SDN Sungai Tabuk

    Keramat 2 Kecamatan Sungai Tabuk Melalui Interaksi Pendekatan

    Pembelajaran Berdasarkan Masalah dan Pendekatan Problem Posing.

    Jurnal Wahana-Bio, 2(2): 52-65. Tersedia di

    http://www.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=323

    56. [diakses 30-12-2014]

    http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bioeduhttp://www.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=32356http://www.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=32356

  • Lampiran 1

    KISI-KISI SOAL UJI COBA TES KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH

    Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator kemampuan

    memecahkan masalah

    Tingkat

    soal

    Uraian materi

    Nomor soal

    Uji coba

    Pre-test

    Uji coba

    Post-test

    Memahami

    pengetahuan

    (faktual,

    konseptual, dan

    prosedural)

    berdasarkan rasa

    ingin tahunya

    tentang ilmu

    pengetahuan,

    teknologi, seni,

    budaya terkait

    fenomena, dan

    kejadian tampak

    mata.

    Memahami konsep

    pengukuran

    berbagai besaran

    yang ada pada diri,

    makhluk hidup,

    dan lingkungan

    fisik sekitar

    sebagai bagian dari

    observasi, serta

    pentingnya

    perumusan satuan

    terstandar (baku)

    dalam pengukuran.

    Memahami masalah

    Menduga jawaban

    sementara

    C2

    C3

    C4

    1. Memahami pengertian

    besaran, satuan baku, dan

    satuan tidak baku

    berdasarkan suatu cerita.

    2. Menentukan alat ukur

    yang tepat beserta

    satuannya berdasarkan

    besaran yang diukur.

    3. Menduga perbandingkan

    hasil pengukuran berat

    dengan menggunakan dua

    alat ukur yang berbeda.

    1

    2

    6

    1

    2

    6

    80

  • Kompetensi Inti Kompetensi Dasar I