pengembangan kawasan peternakan

43
DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN Disampaikan pada: Roundtable Pengembangan Kawasan Hotel Grand Pasundan, Bandung, 6 Maret 2014 1

Upload: ledien

Post on 03-Jan-2017

330 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengembangan Kawasan Peternakan

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

Disampaikan pada:Roundtable Pengembangan Kawasan 

Hotel Grand Pasundan, Bandung,  6 Maret 2014 

1

Page 2: Pengembangan Kawasan Peternakan

Outline :Outline :

2

Page 3: Pengembangan Kawasan Peternakan

1. LATAR BELAKANG

3

Page 4: Pengembangan Kawasan Peternakan

LATAR BELAKANGDasar Hukum1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan

Kesehatan Hewan2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang perlindungan

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang4. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 dan Peraturan

Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana TataRuang Wilayah Nasional

5. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RencanaPembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun (RPJMN)2010-2014, khususnya Buku III tentang PembangunanBerdimensi Kewilayahan

6. Permentan No 19/tahun 2010 Tentang Pedum PSDS/K 2014.7. Permentan Nomor 50/2012 tentang Kawasan Pertanian. 4

Page 5: Pengembangan Kawasan Peternakan

2. PENDEKATANPEMBANGUNAN PKH

5

Page 6: Pengembangan Kawasan Peternakan

6

Pendekatan Kawasan /Wilayah/ClusterTermasuk data spasial: Agroekosistem (dataran tinggi, sedang, rendah, dll), data tabular: sumberdaya, sosek, kelembagaam

Pendekatan Kesisteman (hulu-on farm-hilir, penunjang)

Pendekatan Kelembagaan

Pemberdayaan Masyarakat secara Partisipatif

PENDEKATAN PEMBANGUNAN PKH

Page 7: Pengembangan Kawasan Peternakan

Re-Orientasi PEMBANGUNAN PKHA. SEMULA ALOKASI DANA pada WILAYAH TERSEBAR:

Menjadi Terfokus dan berskala ekonomi

Berdasarkan kawasan

Orientasi bisnis/industri

B. PENDEKATAN MULTIYEARS, sesuai tahapan.

C. BERKELANJUTAN (sustainable secara ekonomi, sosial & ekologi)

D. KETERPADUAN:1. HORISONTAL (institusi: terpadu lintas K/L,

bisnis: integrasi-polikultur, dll)

2. VERTIKAL (institusi: terpadu pusat-daerah, bisnis: terpadu hulu-hilir, dll)

E. MELIBATKAN semua STAKEHOLDERS (petani, swasta, BUMN, dll)

7

Page 8: Pengembangan Kawasan Peternakan

1. Menghindari tumpang tindih antar kegiatan daneksternalitas negatif, serta meningkatkan efektifitasdan efisiensi pelayanan jasa penunjang

2. Menjamin keberlanjutan kegiatan pra-produksi,proses produksi, pasca produksi dalam sistemagribisnis

3. Memudahkan keterkaitan antar komoditas4. Terhimpunnya SDM yang terampil dalam suatu

kawasan memudahkan dalam pembinaan danpeningkatan keterampilannya

5. Memudahkan dalam monitoring, pengawasan danpublikasi

Urgensi Pengembangan Kawasan

8

Page 9: Pengembangan Kawasan Peternakan

3. ARAH DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN

9

Page 10: Pengembangan Kawasan Peternakan

ARAH DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN

1. Untuk efisiensi dan efektivitas pelayanan teknisdan ekonomis.Pelayanan teknis (IB, Keswan, Pakan, Bibit) danpelayanan ekonomis (pasar, RPH, perkreditan danpermodalan) yang terbatas dana, sarana dantenaga menjadi lebih terfokus untuk satu kawasan.

2. Cluster memungkinkan pemasaran hasil lebihekonomis/pelayanan pasar.Untuk pelayanan pemasaran hasil dapat menjadilebih ekonomis karena dengan clustermemungkinkan terjadinya pemasaran hasilbersama.

10

Page 11: Pengembangan Kawasan Peternakan

Lanjutan…

3. Pengembangan Kawasan diarahkan kepadapeningkatan Investasi.Dengan pengembangan kawasan dapat dikembangkaninvestasi yang menarik bagi semua pihak karenasudah tersedia ternak dan pelayanan‐pelayanan yangbersifat teknis dan ekonomis

4. Pengembangan Kawasan diarahkan sebagai pusatpertumbuhan komoditas.Pengembangan kawasan pada akhirnya dapatdiarahkan menjadi sentra‐sentra produksi utamasuatu komoditas yang mengarah kepada keunggulankomparativ suatu wilayah (one Village one product )

11

Page 12: Pengembangan Kawasan Peternakan

MODEL PENGEMBANGAN CLUSTER

RTP

Komoditas

Layanan Pakan

Layanan Budidaya

Layanan Bibit

Layanan Kesmavet

Layanan Keswan

LayananInfrastuktur

Pengolahan Pemasaran

layananKelembagaan

Layanan Permodalan danusaha

Layanan Transportasi

Pelayanan ternak

Pelayanan Usaha tani

RTP= Rumah Tangga Peternak 

RTP

RTP

RTP

RTP

RTP

RTP

Kredit ringan

konsumen

Horeka

RT

industri

Jaringan Pemasaran

Jaringan Pemasaran

Cluster  Komoditas (Produsen) 12

Page 13: Pengembangan Kawasan Peternakan

Penjelasan1. Dalam satu kawasan peternakan sapi potong satu rumah tangga peternak

memiliki 2 sampai 3 ekor sapi potong. Satu cluster terdiri dari Gapoktansehingga satu cluster mencakup 300 ekor.Batas Minima Usaha :Kerbau : 2 ekor Ayam Buras : 30 ekor Domba/Kambing : 6 ekorBabi : 3 ekor Itik : 15 ekor

2. Jumlah ternak ini sudah dianggap memenuhi syarat minimal untuk disebutsebagai skala ekonomi sehingga memerlukan layanan teknis yaitu layananperbibitan, budidaya, pakan, layanan kesehatan hewan dan layanankesehatan masyarakat veteriner

3. Selain itu, satu clusternya masih diperlukan layanan bersifat ekonomi dankelembagaan yaitu layanan infrastruktur terpadu yang mencakup pengolahandan pemasaran, layanan permodalan, layanan transprortasi yaitu untukpengangkutan ternak dan jalan usaha tani serta layanan pendampingan(kelembagaan).

4. Bentuk-bentuk layanan ekonomis ini dapat menangani beberapa cluster dalamsatu kawasan

5. Apabila cluster atau kawasan sapi potong sudah terbentuk maka akan berjalansecara alami atau dibentuk jaringan pemasaran kedaerah konsumen yaitukonsumen, hotel, restoran, katering dan industri

13

Page 14: Pengembangan Kawasan Peternakan

ARAH USAHA SAPI     “TUJUH TAMBANG EMAS” SAPIEmas Merah

Emas HijauEmas Kuning

Emas Coklat

Emas Biru

Emas Putih Batangan 

emas putih

Page 15: Pengembangan Kawasan Peternakan

KRITERIA KAWASAN PETERNAKAN

1. Tingkat perkembangan kawasan

Kriteria ini menggambarkan tingkat kemajuan kawasan(kabupaten) berdasarkan tingkat kemajuan bakukecamatan/desa (Swadaya, Swakarya dan Swasembada)

2. Tipe kawasan

Menggambarkan kedekatan profil Kecamatan/Desatersebut dengan komoditas peternakan.

3. Potensi Dasar Kawasan

Potensi dasar ditentukan berdasarkan 3 faktor: (i) faktorpenduduk, (ii) faktor alam, dan (iii) faktor letak kawasan

15

Page 16: Pengembangan Kawasan Peternakan

Lanjutan...Lanjutan...

4. Jumlah Fasilitas Layanan PeternakanDitentukan berdasarkan ketersediaan fasilitas layanan yangdiperlukan dalam pengembangan peternakan dan kesehatanhewan : (i) layanan pembinaan penyuluhan (PPL dan BPP);(ii) layanan keswan; (iii) layanan pemasaran ternak/KUD; (iv)Layanan pengadaan sarana produksi; (v) layanan Litbang;(vi) layanan lain (RPH, holding groud, Tempat penampunganunggas (Tpnu) , dll)

5. Nisbah Lahan Pangan Terhadap Populasi PendudukKriteria ini menggambarkan ketersediaan lahan pangan dimasa yang akan datang dan dukungannya terhadappengembangan peternakan

6. Kapasitas Kampung TernakUnsur ini diperlukan dalam penentuan pusat pertumbuhanternak ruminansia yang sangat tergantung pada ketersediaanhijauan makanan ternak (ruminansia)

16

Page 17: Pengembangan Kawasan Peternakan

7. Indeks Konsentrasi TernakIndeks konsentrasi Ternak mengambarkan kepadatanpopulasi ternak komparatif antar kabupaten. Indeks ini jugadapat mengambarkan kecocokan wilayah kabupaten padajenis ternak tertentu

8. Jarak ke pusat SWP (wilayah Pengembangan)Jarak kawasan terhadap pusat wilayah pengembanganmenjadi indikator kedekatan suatu kawasan terhadapberbagai fasilitas pembangunan dan peluangya untukmemanfaatkan fasilitas-fasilitas yang ada.

9. Pengetahuan PeternakDiperlukan dalam penentuan Pusat Pertumbuhan Ternak(PPT) : sapi potong, sapi perah, kerbau, dan kado yang relatifmemerlukan ketrampilan. Klasifikasi pengetahuan peternakdidasarkan pada keberadaan kelompok (pemula, lanjut,madya, utama). 17

Lanjutan...Lanjutan...

Page 18: Pengembangan Kawasan Peternakan

10. Ketersediaan Listrik

Ketersedian listrik diperlukan dalam penentuan PPT ayamburas/Ras

11. Tingkat Kemajuan Koperasi

Kriteria ini khususnya diperlukan dalam penentuan PPT Sapi Perah

12. Kemudahan Transportasi

Unsur kriteria ini khususnya diperlukan dalam penentuan PPT babi

13. Jarak ke Industri Pengolahan Susu (IPS)

Diperlukan dalam penentuan Pusat Pertumbuhan Ternak (PPT) sapiperah yang pemasarannya sangat tergantung konsumen, lembaga, IPS

14. Proporsi Penduduk Non-Muslim

Faktor agama diperlukan dalam penentuan PPT babi.18

Lanjutan...Lanjutan...

Page 19: Pengembangan Kawasan Peternakan

KRITERIA KAWASAN PETERNAKAN

No Kriteria

Penggunaan Kriteria

SkoringSapot Kerbau Kado Babi Saper Ayam

buras

1 Tingkat perkembangankawasan

1 1 1 ‐ ‐ ‐ Strata 1 : 10, II : 5,  III : 1

2 Tipe Kawasan 2 2 2 ‐ 1 1 Strata 1 : 10 ,II : 5,  III : 1

3 Potensi dasar 3 3 3 ‐ 2 2 Tinggi : 10, sedang : 5, rendah : 1

4 Fasilitas Layanan Peternakan 4 4 4 ‐ 3 ‐ Cukup: 10, sedang : 5, kurang: 1

5 Nisbah lahanpangan/penduduk

5 5 5‐

‐ ‐ Tinggi : 10, sedang : 5, rendah : 1

6 Kapasitas Tampung Ternak 6 6 6 ‐ ‐ ‐ Tinggi : 10, sedang : 5, rendah : 1

7 Indeks Konsentrasi Ternak 7 7 7 1 ‐ 3 > 1 : 10, 1 : 5, <1 : 1

8 Jarak dengan SWP 8 8 8 ‐ ‐ ‐ Dekat: 10, sedang : 5, jauh: 1

9 Pengetahuan peternak 9 9 9 ‐ 4 ‐ Strata 1 : 10,II : 5,  III : 1

10 Ketersediaan Listrik ‐ ‐ ‐ ‐ 5 ‐ Tinggi : 10, sedang : 5, rendah : 1

11 Tingkat kemajuan Koperasi ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 4 ada: 10, tidak ada : 1

12 Kemudahan Transport ‐ ‐ ‐ 2 ‐ ‐ Mudah: 10, sedang : 5, sulit: 1

13 Jarak ke IPS ‐ ‐ ‐ ‐ 6 ‐ Dekat: 10, sedang : 5, jauh: 1

14 Proporsi Non Muslim/Muslim ‐ ‐ ‐ 3 ‐ ‐ >30% = 10, 20 – 30% : 5, <20% : 119

Page 20: Pengembangan Kawasan Peternakan

LOKASI PENGEMBANGAN KAWASAN KOMODITAS SAPI POTONG DAN KERBAU

26

No JenisKawasan

JumlahKawasan

Nama Kawasan

1 Padang Penggembalaan

19 NTB 1, Flores Bagian Barat, Sumba, Timor 1, Timor 2, Kalteng 1,Kalsel 4, Sulut 1, Sulut 2, Sulsel 4, Sulsel 5, Gugus Pulau MalukuBarat Daya, Papua 1, Papua 2, Papua 3, Papua 4, Salawati,Kebar, Bomberay

2 Padat Penduduk(Intensif)

9 Lampung 1, Cekungan Bandung, Priangan Timur, Jalibada,Jaliteng, DIY 1, Jatim 1, NTB 2, Flores Bagian Timor

3 Padat Penduduk (Integrasi Ternak Sapi-Tanaman Pangan

28 Riau 4, Jambi 2, Ciayumajakuning, Purwasuka, Bosuci, Jalitilut,Jatigara, Jatibalut, Jatim 2, Jatim 3, Jatim 4, Jatim 5, Jatim 6,Tajem, Babagi, Bukak, Kalsel 1, Sulteng 1, Sulteng 2, Sulsel 1,Sulsel 2, Sulsel 3, Sultra 1, Sultra 2, Sultra 3, Banten 1, Sulbar1, Sulbar 2

4 Padat Penduduk (Pasca Panen)

1 Jakarta Timur

5 Integrasi Ternak Sapi-Sawit

20 Aceh 2, Aceh 3, Sumut 1, Riau 1, Riau 2, Jambi 1, Sumsel 1,Sumsel 2, Bengkulu 1, Bengkulu 3, Lampung 2, Kalbar 1, Kalbar2, Kalbar 3, Kalteng 2, Kalsel 2, Basama Negara Salam, BulkuErau, Babel 1, Babel 2

6 Integrasi Ternak Sapi- Tanaman Perkebunan

26 Aceh 1, Sumut 2, Sumbar 1, Sumbar 2, Riau 3, Bengkulu 2,Kalsel 3, Gugus Pulau Buru, Gugus Pulau Seram Bagian Barat,Gugus Pulau Maluku Tengah, Gugus Pulau Seram Bagian Timur,Gugus Pulau KEI, Gugus Pulau Aru, Gugus Pulau MalukuTenggara Barat, Gorontalo 1, Malut 1, Malut 2, Malut 3, Malut 4,Malut 5, Malut 6, Bintan, Karimun, Lingga, Jantan, Bunguran

Jumlah 103

Page 21: Pengembangan Kawasan Peternakan

LOKASI PENGEMBANGAN  14 KOMODITAS PETERNAKAN USULAN KABUPATEN/KOTA

TAHUN 2015

21

Page 22: Pengembangan Kawasan Peternakan

USULAN KAWASAN 14 KOMODITAS 

NO KOMODITAS JUMLAH KABUPATEN

1 SAPI POTONG 3082 SAPI PERAH 663 KERBAU 944 KAMBING 1935 DOMBA 406 AYAM LOKAL 2417 ITIK 1518 BABI 849 AYAM RAS PEDAGING 2710 AYAM RAS PETELUR 2111 KUDA 2512 MERPATI 1313 PUYUH 2114 KELINCI 22

22

Page 23: Pengembangan Kawasan Peternakan

USULAN KAWASAN KOMODITAS PETERNAKAN PER KAB/KOTA

No Propinsi Sapi Potong

Sapi Perah Kerbau Kambing Domba Ayam

Lokal Itik BabiAyam Ras

Daging

Ayam Ras Telur

Kuda Merpati

1 Aceh 9 3 8 13 3 9 3 - 7 5 4 - 2 Sumut 13 7 12 23 16 33 33 16 - - 9 3 3 Sumbar 12 3 5 4 - 9 6 1 - - - - 4 Riau 9 2 3 5 - 2 3 - - - - - 5 Kepri 5 - 2 5 - 5 3 1 - - - - 6 Jambi 7 3 5 5 - 10 3 - - - - - 7 Sumsel 11 2 4 5 - 5 5 - 1 - - - 8 Babel 3 - - - - 3 1 - - - - - 9 Bengkulu 7 2 2 3 - 7 2 - - - - -

10 Lampung 7 3 1 6 - 9 5 2 - - - - 11 DKI Jakarta 1 1 1 - - - - - - - - 12 Jabar 20 9 1 13 3 4 7 - 2 - - - 13 Banten 1 - 3 - - 4 3 - - - - - 14 Jateng 21 10 5 12 6 12 10 - - - - - 15 DI Yogyakarta 4 1 - 4 - 3 1 - - - - - 16 Jatim 29 14 8 17 10 18 12 - 10 10 10 10

23

Page 24: Pengembangan Kawasan Peternakan

Lanjutan...Lanjutan...

No Propinsi Sapi Potong

Sapi Perah Kerbau Kambing Domba Ayam

Lokal Itik BabiAyam Ras

Daging

Ayam Ras Telur

Kuda Merpati

17 Kalbar 13 1 - 3 - 5 5 2 1 - - - 18 Kalteng 3 - 1 1 - 5 - 2 - - - - 19 Kalsel 11 0 2 3 - 3 6 - - - - - 20 Kaltim 7 1 1 3 - 3 1 2 - - - - 21 Sulut 8 0 - 11 - 13 4 3 - - - - 22 Gorontalo 5 0 - 1 - 6 3 - - - - - 23 Sulteng 6 0 2 2 - 6 2 2 - - - - 24 Sulsel 19 4 3 5 - 16 7 2 - - - - 25 Sulbar 4 - 1 1 - 6 - - - - - - 26 Sultra 6 - 5 4 - 4 9 - - - - - 27 Bali 8 - 1 4 - 3 2 4 - 1 - - 28 NTB 10 - 7 3 1 4 3 - - - - - 29 NTT 14 - 4 7 1 3 - 8 - - 2 - 30 Maluku 10 - 2 10 - 7 4 4 - - - - 31 Malut 8 - 4 6 - 6 4 - 5 6 - - 32 Papua 10 - 2 5 - 6 2 29 - - - - 33 Papua Barat 3 - - 4 - 4 2 5 - - - - 34 Kaltara 4 0 1 3 - 3 - 2 1 - - -

24

Page 25: Pengembangan Kawasan Peternakan

TERIMA KASIH

25

Email:  [email protected]  [email protected]@yahoo.com

Page 26: Pengembangan Kawasan Peternakan

4. LOKASI PENGEMBANGAN KAWASAN KOMODITAS SAPI POTONG DAN KERBAU 

26

Page 27: Pengembangan Kawasan Peternakan

NO PROPINSI NAMA KAB/KOTA JENIS KAWASAN

1 AcehAceh 1 Kab. Aceh Besar, Bireun,

Pidie, Aceh JayaIntegrasi Ternak Sapi - Perkebunan

Aceh 2 Kab. Aceh Tamiang, Kab. Aceh Timur, Aceh Utara, Aceh Tengah

Integrasi Ternak Sapi - Sawit

Aceh 3 Aceh Tenggara Integrasi Ternak Sapi - Sawit

2 Sumatera UtaraSumut 1 Asahan, Batubara, Deli

Serdang, Serdang Bedagai, Simalungun, Langkat, Karo

Integrasi Ternak Sapi - Sawit

Sumut 2 Padang Lawas, Padang Lawas Utara, Labuhan Batu, Labuhan Batu Utara, Tapsel, Labuhan Batu Selatan

Integrasi Ternak Sapi – Tanaman Perkebunan

Kawasan Strategis Pengembangan Sapi Potong dan Kerbau

27

Page 28: Pengembangan Kawasan Peternakan

NO PROPINSI NAMA KAB/KOTA JENIS KAWASAN

3 Sumatera BaratSumbar 1 50 Kota, Agam, Pasaman,

Pasaman Barat, Tanah Datar

Integrasi Ternak Sapi – Tanaman Perkebunan

Sumbar 2 Padang Pariaman, PesisirSelatan, Sijunjung, Solok,Dharmasraya, SolokSelatan

Integrasi Ternak Sapi – Tanaman Perkebunan

4 RiauRiau 1 Rokan Hulu, Rokan Hilir,

Kampar, Integrasi Ternak Sapi - Sawit

Riau 2 Indragiri Hulu, Kuansi, Pelalawan, Siak,

Integrasi Ternak Sapi - Sawit

Riau 3 Meranti Sapi-Perkebunan Sagu Riau 4 Indragiri Hilir Sapi-Tanaman Pangan

Lanjutan…

28

Page 29: Pengembangan Kawasan Peternakan

NO PROPINSI NAMA KAB/KOTA JENIS KAWASAN

5 Jambi Jambi 1 Bungo, Kerinci

Sarolangun, Merangin,Tebo

Integrasi Ternak Sapi/Kerbau – Sawit

Jambi 2 Muaro Jambi, TanjungJabung Barat

Integrasi Ternak Sapi/Kerbau – Tanaman Pangan/Padi

6. Sumatera Selatan Sumsel 1 Lahat, Musi Banyuasin,

Musi Rawas, Muara Enim, OKI, OKU Timur, Ogan Ilir, Banyuasin

Integrasi Ternak Sapi – Sawit

Sumsel 2 OKU, OKU Selatan, Pagar Alam

Integrasi Ternak Sapi – Sawit

Lanjutan…

29

Page 30: Pengembangan Kawasan Peternakan

NO PROPINSI NAMA KAB/KOTA JENIS KAWASAN

7. Bengkulu Bengkulu 1 Seluma, Bengkulu Selatan Integrasi Ternak Sapi –

Sawit Bengkulu 2 Rejang Lebong, Kapahiang, Integrasi Ternak Sapi –

Tanaman Perkebunan Bengkulu 3 Muko-Muko, Bengkulu

Utara, Bengkulu TengahIntegrasi Ternak Sapi – Sawit

8. Lampung Lampung 1 Lampung Selatan, Lampung

Tengah, Lampung TimurPadat Penduduk (Intensif)

Lampung 2 Lampung Utara, Way Kanan, Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat

Integrasi Ternak Sapi – Sawit

Lanjutan…

30

Page 31: Pengembangan Kawasan Peternakan

NAMA KAB/KOTA

9. DKI Jakarta DKI 1 Jakarta Timur Daerah Padat Penduduk

(Pasca Panen)

10. Jawa Barat Ciayumajakuning Cirebon, Kota Cirebon,

Indramayu, Majalengka, Kuningan,

Padat Penduduk (Integrasi Ternak Sapi – Tanaman Pangan/Padi)

Purwasuka Purwakarta, Karawang, Subang, Bekasi, Kota Bekasi

Padat Penduduk (Integrasi Ternak Sapi – Tanaman Pangan/Padi)

Cekungan Bandung

Bandung, Sumedang, Bandung Barat

Daerah Padat Penduduk (Intensif)

Priangan Timur Ciamis, Tasikmalaya, Garut, Kota Tasikmalaya

Daerah Padat Penduduk (Intensif)

Bosuci Bogor, Sukabumi, Cianjur Padat Penduduk (Integrasi Ternak Sapi – Tanaman Pangan/Padi)

NO PROPINSI PERUBAHAN KAWASAN PRAMUSRENBANGTAN JENIS KAWASAN

Lanjutan…

31

Page 32: Pengembangan Kawasan Peternakan

NO PROPINSI NAMA KAB/KOTA JENIS KAWASAN11 Jawa Tengah

Jalibada Banjarnegara, Banyumas, Kebumen, Purbalingga,

Daerah Padat Penduduk (Intensif)

Jaliteng Magelang, Temanggung,Wonosobo, Semarang

Daerah Padat Penduduk (Intensif)

Jalitilut Blora, Grobogan, Jepara, Pati, Rembang

Padat Penduduk (Integrasi Ternak Sapi – Tanaman Pangan)

Jatigara Boyolali, Karanganyar, Klaten, Sragen, Sukoharjo, Wonogiri

Padat Penduduk (Integrasi Ternak Sapi – Tanaman Pangan)

Jalibalut Brebes, Tegal Padat Penduduk (Integrasi Ternak Sapi – Tanaman Pangan)

12. DI Yogyakarta DIY 1 Bantul, Gunung Kidul,

Sleman, Kulonprogo Daerah Padat Penduduk (Intensif)

Lanjutan…

32

Page 33: Pengembangan Kawasan Peternakan

NO PROPINSI NAMA KAB/KOTA JENIS KAWASAN13. Jawa Timur

Jatim 1 Bangkalan, Pamekasan, Sampang, Sumenep

Daerah Padat Penduduk (Intensif)

Jatim 2 Banyuwangi, Bondowoso, Jember, Situbondo

Padat Penduduk (Integrasi Ternak Sapi – Tanaman Pangan)

Jatim 3 Lumajang, Malang, Pasuruan, Probolinggo

Padat Penduduk (Integrasi Ternak Sapi – Tanaman Pangan)

Jatim 4 Gresik, Jombang, Lamongan, Mojokerto, Sidoarjo

Padat Penduduk (Integrasi Ternak Sapi – Tanaman Pangan)

Jatim 5 Bojonegoro, Madiun, Nganjuk, Ngawi, Tuban, Magetan

Padat Penduduk (Integrasi Ternak Sapi – Tanaman Pangan)

Jatim 6 Blitar, Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Ponorogo, Kediri

Padat Penduduk (Integrasi Ternak Sapi – Tanaman Pangan)

14. Bali Tajem Tabanan, Jembrana Padat Penduduk (Integrasi

Ternak Sapi – Tanaman Pangan)

Babagi Bangli, Badung , Gianyar Padat Penduduk (Integrasi Ternak Sapi – Tanaman Pangan)

Bukak Buleleng, Klungkung, Karangasem

Padat Penduduk (Integrasi Ternak Sapi – Tanaman Pangan)

Lanjutan…

33

Page 34: Pengembangan Kawasan Peternakan

NO PROPINSI NAMA KAB/KOTA JENIS KAWASAN15. NTB

NTB 1 Bima, Sumbawa, Dompu, Sumbawa Barat, Kota Bima

Padang Penggembalaan

NTB 2 Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Utara, Mataram

Daerah Padat Penduduk (Intensif)

16. NTT Flores Bagian

BaratManggarai, Nagakeo, Ngada

Padang Penggembalaan

Sumba Sumba Tengah, Sumba Barat Daya, Sumba Timur

Padang Penggembalaan

Timor 1 Belu, TTU, TTS, Kupang Padang Penggembalaan Timor 2 Rote Ndao Padang Penggembalaan

Flores Bagian Timor

Flores Timur, Sikka Daerah Padat Penduduk (Intensif)

Lanjutan…

34

Page 35: Pengembangan Kawasan Peternakan

NO PROPINSI NAMA KAB/KOTA JENIS KAWASAN17. Kalimantan Barat

Kalbar 1 Kapuas Hulu, Sintang, Sekadau, Melawi, Sanggau

Integrasi Ternak Sapi - Sawit

Kalbar 2 Bengkayang, Landak, Pontianak, Sambas, Kota Singkawang, Kubu Raya

Integrasi Ternak Sapi - Sawit

Kalbar 3 Ketapang, Kayong Utara Integrasi Ternak Sapi - Sawit

18. Kalimantan TengahKalteng 1 Kapuas, Pulang Pisau Padang PenggembalaanKalteng 2 Seruyan Integrasi Ternak Sapi -

Sawit

Lanjutan…

35

Page 36: Pengembangan Kawasan Peternakan

NO PROPINSI NAMA KAB/KOTA JENIS KAWASAN19. Kalimantan Selatan

Kalsel 1 Hulu Sungai Selatan, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, Tapin, Banjar,

Padat Penduduk (Integrasi Ternak Sapi – Tanaman Pangan)

Kalsel 2 Tanah Laut, Tabalong, Tanah Bumbu, Kota Barru

Integrasi Ternak Sapi - Sawit

Kalsel 3 Balangan Integrasi Ternak Sapi – Perkebunan (Karet)

Kalsel 4 Hulu Sungai Utara Padang Penggembalaan

20. Kalimantan Timur Basama Negara

SalamKota Balikpapan, Kota Samarinda, Kukar, Paser, Penajam Paser Utara

Integrasi Ternak Sapi - Sawit

Bulku Erau Bulungan, Kutai Timur, Berau

Integrasi Ternak Sapi - Sawit

Lanjutan…

36

Page 37: Pengembangan Kawasan Peternakan

NO PROPINSI NAMA KAB/KOTA JENIS KAWASAN21. Sulawesi Utara

Sulut 1 Minahasa, Minahasa Selatan, Minahasa Utara

Padang Penggembalaan

Sulut 2 Boloang Mangondow Utara, Boloang Mangondow

Padang Penggembalaan

22. Sulawesi TengahSulteng 1 Banggai, Morowali, Tojo

Unauna Padat Penduduk (Integrasi Ternak Sapi – Tanaman Pangan)

Sulteng 2 Donggala, Sigi, Parigi Moutong

Padat Penduduk (Integrasi Ternak Sapi – Tanaman Pangan)

23. Sulawesi SelatanSulsel 1 Bantaeng, Bulukumba,

Gowa, Jeneponto, Sinjai, Takalar, Maros

Padat Penduduk (Integrasi Ternak Sapi – Tanaman Pangan)

Sulsel 2 Barru, Bone, Wajo, Pangkep, Soppeng, Pare-Pare

Padat Penduduk (Integrasi Ternak Sapi – Tanaman Pangan)

Lanjutan…

37

Page 38: Pengembangan Kawasan Peternakan

NO PROPINSI NAMA KAB/KOTA JENIS KAWASAN23. Sulawesi Selatan (Lanjutan)

Sulsel 3 Kepulauan Selayar Padat Penduduk (Integrasi Ternak Sapi – Tanaman Pangan)

Sulsel 4 Luwu, Enrekang, Sidrap, Pinrang

Padang Penggembalaan

Sulsel 5 Luwu Utara Padang Penggembalaan

24. Sulawesi TenggaraSultra 1 Konawe, Kolaka, Konawe

Selatan, BombanaPadat Penduduk (Integrasi Ternak Sapi – Tanaman Pangan)

Sultra 2 Buton Padat Penduduk (Integrasi Ternak Sapi – Tanaman Pangan)

Sultra 3 Muna Padat Penduduk (Integrasi Ternak Sapi – Tanaman Pangan)

Lanjutan…

38

Page 39: Pengembangan Kawasan Peternakan

NO PROPINSI NAMA KAB/KOTA JENIS KAWASAN25. Maluku

Gugus Pulau Buru Buru, Buru Selatan Integrasi Ternak Sapi – Tanaman Perkebunan

Gugus Pulau Seram Bagian Barat

Seram Bagian Barat Integrasi Ternak Sapi – Tanaman Perkebunan

Gugus Pulau Maluku Tengah

Maluku Tengah Integrasi Ternak Sapi – Tanaman Perkebunan

Gugus Pulau Seram Bagian Timur

Seram Bagian Timur Integrasi Ternak Sapi – Tanaman Perkebunan

Gugus Pulau KEI Kota Tual, Maluku Tenggara

Integrasi Ternak Sapi – Tanaman Perkebunan

Gugus Pulau Aru Kepulauan Aru Integrasi Ternak Sapi – Tanaman Perkebunan

Gugus Pulau Maluku Tenggara Barat

Maluku Tenggara Barat Integrasi Ternak Sapi – Tanaman Perkebunan

Gugus Pulau Maluku Barat Daya

Maluku Barat Daya Padang Penggembalaan

Lanjutan…

39

Page 40: Pengembangan Kawasan Peternakan

NO PROPINSI NAMA KAB/KOTA JENIS KAWASAN26. Papua

Papua 1 Merauke Padang Penggembalaan Papua 2 Kota Jayapura, Keerom,

Sarmi, Kab Jayapura Padang Penggembalaan

Papua 3 Biak Numfor Padang Penggembalaan Papua 4 Nabire, Dogiyai Padang Penggembalaan

27. Bangka Belitung Babel 1 Bangka Barat, Bangka

Tengah Integrasi Ternak Sapi – Sawit

Babel 2 Belitung Integrasi Ternak Sapi – Sawit

28. Banten Banten 1 Tangerang Padat Penduduk (Integrasi

Ternak Sapi – Tanaman Pangan)

29. Gorontalo Gorontalo 1 Boalemo, Gorontalo,

Pahuwato, Bone Bolango, Gorontalo Utara

Integrasi Ternak Sapi - Tanaman Perkebunan (Kelapa, Tebu)

Lanjutan…

40

Page 41: Pengembangan Kawasan Peternakan

NO PROPINSI NAMA KAB/KOTA JENIS KAWASAN30. Maluku Utara

Malut 1 Pulau Morotai Integrasi Ternak Sapi – Tanaman Perkebunan

Malut 2 Halmahera Utara, Halmahera Barat, Halmahera Timur

Integrasi Ternak Sapi – Tanaman Perkebunan

Malut 3 Halmahera Tengah, Tidore Kepulauan

Integrasi Ternak Sapi – Tanaman Perkebunan

Malut 4 Halmahera Selatan Integrasi Ternak Sapi – Tanaman Perkebunan

Malut 5 Kepulauan Sula Integrasi Ternak Sapi – Tanaman Perkebunan

Malut 6 Kota Ternate Integrasi Ternak Sapi – Tanaman Perkebunan

Lanjutan…

41

Page 42: Pengembangan Kawasan Peternakan

NO PROPINSI NAMA KAB/KOTA JENIS KAWASAN31. Kepulauan Riau

Bintan Bintan Integrasi Ternak Sapi – Tanaman Perkebunan

Karimun Karimun Integrasi Ternak Sapi – Tanaman Perkebunan

Lingga Lingga Integrasi Ternak Sapi – Tanaman Perkebunan

Jantan Anambas Integrasi Ternak Sapi – Tanaman Perkebunan

Bunguran Natuna Integrasi Ternak Sapi – Tanaman Perkebunan

Lanjutan…

42

Page 43: Pengembangan Kawasan Peternakan

NO PROPINSI NAMA KAB/KOTA JENIS KAWASAN

32. Papua BaratSalawati Sorong Padang PenggembalaanKebar Tamberau Padang Penggembalaan

Bomberay Fak-fak Padang Penggembalaan

33. Sulawesi BaratSulbar 1 Mamuju, Mamuju Utara Padat Penduduk (Integrasi

Ternak Sapi – Tanaman Pangan)

Sulbar 2 Poliwali Mandar Padat Penduduk (Integrasi Ternak Sapi – Tanaman Pangan)

Lanjutan…

43