pengembangan buku petunjuk praktikum kimia...
TRANSCRIPT
1
PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMA
BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI ASAM BASA
Dedy Wijayanto, Oktavia Sulistina, Neena Zakia
Universitas Negeri Malang
E-mail: [email protected], [email protected], [email protected]
ABSTRAK: Tujuan pengembangan buku petunjuk praktikum kimia pada materi
asam basa adalah menghasilkan buku petunjuk praktikum berbasis inkuiri
terbimbing serta mengetahui kelayakannya. Model pengembangan yang digunakan
adalah model pengembangan 4-D oleh Thiagarajan, dkk. Hasil uji coba dilakukan
melalui validasi dosen dan guru masing-masing didapatkan nilai rata-rata 3,28
dengan kriteria sangat valid, nilai rata-rata uji keterbacaan terhadap 10 peserta didik
3,23 dengan kriteria valid, dan hasil uji keterlaksanaan menunjukkan bahwa 92%
praktikum dapat terlaksana. Hasil tersebut menunjukkan bahwa buku petunjuk
praktikum yang dikembangkan layak digunakan di sekolah.
Kata Kunci: inkuiri terbimbing, buku petunjuk praktikum kimia, asam basa, SMA
ABSTRACT: The objective of developing the chemistry practical book in topic of
acid and base is producting an inquiry base of practical book and knowing the
feasibility. The model of development is 4-D model by Thiagarajan et.al. The result
of the test is validated by a lecturer and two teachers which reached the average
score of 3.28 with the valid criteria, and the result of implementation test shows that
92% of the practicum can be implemented. The result shows that the practicum user
guide is feasible to be used in SMA.
Key words: guided inquiry, chemistry practical book , acid and base, SMA.
Kimia merupakan ilmu pengetahuan yang berkembang melalui proses dalam
laboratorium untuk menghasilkan produk sains. Kurniati dan Wahyuningrum
(2011: 1) menyatakan bahwa “ilmu kimia tumbuh dan berkembang melalui
eksperimen…”, sehingga dalam pembelajaran kimia di sekolah perlu dilakukan
pendekatan yang berbasis eksperimen. Pendekatan tersebut dapat dilakukan
melalui kegiatan praktikum. Melalui kegiatan praktikum dapat memberikan
pengalaman langsung sebagai hasil pembelajaran bermakna (Anderson &
Krathwohl, 2010: 97).
Materi kimia Sekolah Menengah Atas (SMA) yang melibatkan kegiatan
praktikum adalah asam basa. Ada 4 kompetensi dasar yang harus dicapai peserta
didik meliputi sifat asam basa, titrasi asam basa, larutan penyangga, dan hidrolisis
garam yang terdiri dari konsep dan kegiatan praktikum.
Arifin (1995:110) mengatakan bahwa dalam mempelajari ilmu
pengetahuan alam perlu adanya panduan yang berisi tujuan praktikum, prosedur
praktikum, lembar pengamatan, alat dan zat, lembar observasi kegiatan praktikum
atau biasanya disebut buku petunjuk praktikum. Akan tetapi saat ini buku
petunjuk praktikum di sekolah masih bersifat verifikasi teori dan book recipe.
Hasil analisis pada beberapa buku kimia menunjukkan bahwa terdapat bagian
aktifitas kegiatan praktikum kimia pada buku-buku tersebut, akan tetapi penyajian
kegiatan praktikum berupa uji verifikasi teori. Selain itu hasil wawancara dengan
guru kimia SMA di Kabupaten Malang juga mengatakan bahwa petunjuk
praktikum pada umumnya sebatas membuktikan teori tanpa melatih kemampuan
berpikir peserta didik. Metode seperti ini membuat peserta didik tidak mempunyai
2
kesempatan untuk membangun konsep yang dimiliki, sehingga memberikan
alasan diperlukannya buku petunjuk praktikum yang mampu mengarahkan
pemahaman peserta didik kepada pembentukan konsep kimia yang baik terutama
pada materi asam basa.
Pendekatan inkuiri merupakan pendekatan yang tepat karena pendekatan
inkuiri memiliki beberapa langkah yang sesuai dengan kegiatan praktikum.
Langkah tersebut adalah (1) orientasi, (2) merumuskan masalah, (3) merumuskan
hipotesis, (4) mengumpulkan data, (5) menguji hipotesis, dan (6) merumuskan
kesimpulan. Selain itu, pendekatan inkuiri dapat melatih peserta didik dalam
mengembangkan kemampuan berpikir melalui pertanyaan-pertanyaan (Suyanti,
2010: 43). Ada dua tingkatan pendekatan inkuiri, yaitu inkuiri terbuka dan inkuiri
terbimbing. Pada inkuiri terbuka, peserta didik sepenuhnya melakukan proses
mencari dan menemukan belajar secara mandiri, sedangkan pada inkuiri
terbimbing peserta didik melakukan proses mencari dan menemukan dengan
bantuan guru sebagai fasilitator (Sulistina, 2010: 7).
Pada pembelajaran kimia SMA, bimbingan seorang guru masih dibutuhkan
agar arah pemahaman dapat tersusun secara sitematis. Hal ini menjadikan
pendekatan inkuiri terbimbing lebih tepat diterapkan dalam pembelajaran. Ibrahim
dalam Budiada, (2012); Ahmadi dalam Wahyudin, dkk, (2010:59); Dimyati &
Mudjiono, (2006: 173-174) juga menambahkan bahwa model inkuiri terbimbing
dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari cara
menemukan fakta, konsep, dan prinsip melalui keterampilan berpikir dan ilmiah.
Selain itu, peserta didik diprogram agar mampu menerima materi yang diberikan
oleh guru yang disajikan dengan pertanyaan-pertanyaan sehingga dapat
menemukan jawaban yang sudah direncanakan sebelumnya.
Berdasarkan hasil observasi proses pembelajaran berbasis Lesson Study
pada kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (2013) SMA di Kabupaten Malang
semester Genap tahun ajaran 2012/2013, model inkuiri terbimbing yang
diterapkan pada peserta didik dengan materi hidrolisis garam menunjukkan
peningkatan kegiatan pembelajaran. Dengan inkuiri terbimbing peserta didik lebih
antusias dalam mengikuti pembelajaran, terampil melakukan percobaan, dan
meningkatkan kemampuan bertanya. Model inkuiri terbimbing juga dapat
menarik perhatian peserta didik melakukan praktikum secara mandiri dan
terbimbing, serta meningkatkan sikap positif dan berpikir tingkat tinggi (Kurniati
& Wahyuningrum, 2012; Laurina, 2007).
Kegiatan praktikum berbasis inkuiri terbimbing merupakan kegiatan
laboratorium yang mendorong peserta didik membangun pengetahuan
kognitifnya. Selain itu, berdasarkan penjelasan sebelumnya, melalui kegiatan
praktikum peserta didik akan mendapatkan pengalaman secara langsung. Hasil
dari pengalaman tersebut dapat berupa pengetahuan baru atau verifikasi
pengetahuan sebelumnya. Pengetahuan tersebut merupakan hasil dari dua tahap
belajar yaitu asimilasi dan akomodasi yang terjadi pada kegiatan praktikum.
Asimilasi terjadi ketika informasi baru (hasil kegiatan praktikum) sesuai dengan
pengetahuan sebelumnya. Apabila peserta didik mendapatkan informasi baru yang
tidak sesuai dengan pengetahuan sebelumnya, maka peserta didik mengalami
tahap akomodasi. Pada tahap ini terjadi ketidakseimbangan pengetahuan sehingga
peserta didik akan mengakomodasi (mencari tahu dan menemukan solusi
3
permasalahan) pengetahuan tersebut hingga sesuai dengan pengetahuan yang
dimiliki sebelumnya (Piaget dalam Rustaman, 2005: 12).
METODE
Model pengembangan yang digunakan dalam pengembangan buku
petunjuk praktikum kimia berbasis inkuiri terbimbing mengacu pada model
prosedural 4-D yang direkomendasikan oleh Thiagarajan, dkk (1974). Pada model
pengembangan 4-D, ada 4 tahapan yang harus dilakukan oleh peneliti dalam
menghasilkan suatu produk pengembangan pembelajaran. Adapun tahapan
tersebut meliputi pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan
(develop), dan penyebarluasan (disseminate). Namun, pada pengembangan ini
hanya dilakukan sampai tahap ketiga yaitu tahap pengembangan.
Uji coba produk pengembangan buku petunjuk praktikum kimia dilakukan
melalui 3 tahap, yaitu (1) validasi dan revisi ahli materi, ahli media (2) uji
keterbacaan, dan (3) uji keterlaksanaan. Subjek coba dilakukan pada 1 dosen ahli,
2 guru kimia, uji keterbacaan dan uji keterlaksanaan pada 10 peserta didik di
SMA Kabupaten Malang.
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian
pengembangan ini yaitu angket dan lembar observasi. Teknik analisis data yang
digunakan yaitu analisis kualitatif dan kuantitatif. Teknik analisis data kualitatif
digunakan untuk mengolah data yang dihimpun dari pendapat, komentar, dan
saran semua validator dan peserta didik, sedangkan analisis data kuantitatif
digunakan untuk menentukan kevaliditasan atau kelayakan produk
pengembangan. Data kuantitatif dan kualitatif ditentukan dari hasil uji coba
produk. Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data kuantitatif
hasil validasi yaitu dengan menghitung rata–rata nilai dari check list yang
didapatkan baik dari validator maupun peserta didik. Lembar observasi digunakan
untuk memverifikasi pemahaman peserta didik pada uji keterbacaan, sedangkan
uji keterlaksanaan berupa persentase yang didapatkan dari menghitung kebenaran
jawaban peserta didik pada buku petunjuk praktikum yang dibandingkan dengan
jumlah subjek uji coba.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian dan pengembangan buku petunjuk praktikum kimia SMA
pada materi asam basa berbasis inkuiri terbimbing. Data penelitian dan
pengembangan dipaparkan dalam Tabel 1 sampai dengan Tabel 2.
Tabel 1.Data Angket Dosen dan Guru
No Subjek Kevalidan Kriteria
1 Dosen 3,28 Sangat valid
2 Guru 1 3,28 Sangat valid
3 Guru 2 3,28 Sangat valid
Tingkat kevalidan dapat dilihat dari data angket ahli materi dan ahli media
yaitu dosen dan guru. Buku petunjuk praktikum dinyatakan berhasil/valid karena
telah mencapai nilai kevalidan masing-masing 3,28 dengan kriteria sangat valid.
4
Tabel 2. Data Angket Pengguna Buku Petunjuk Praktikum Kimia pada Peserta Didik
No Subjek Kevalidan Kriteria
1 Uji Keterbacaan 3,23 Valid
2 Uji Keterlaksanaan 92% Dapat dilaksanakan
Tingkat kevalidan buku petunjuk praktikum terhadap peserta didik dapat
dilihat dari data angket pada Tabel 2. Pada uji keterbacaan didapatkan nilai
kevalidan 3,23 dengan kriteria valid dan 92% dapat dilaksanakan sehingga dapat
dikatakan bahwa buku petunjuk praktikum layak untuk digunakan di sekolah.
Data kualitatif diperoleh dari pendapat, komentar, dan saran dari validator
dan peserta didik yang dijadikan acuan untuk melakukan revisi pada produk.Saran
dan hasil revisi dapat dilihat pada Tabel 3 Revisi produk.
Tabel 3 Revisi Produk
No. Aspek Komentar, Kritik, dan
Saran Sebelum Revisi Setelah Revisi
1. Ketepatan
alur berpikir
berbasis
inkuiri
terbimbing
Bagian prosedur
dijadikan satu saja
dengan panduan.
Pada bagian panduan
jangan diberikan
prosedur praktikum,
tetapi berikan gambaran
secara umum sehingga
peserta didik merancang
sendiri kegiatan
praktikum.
Pada bagian analisis data
Halaman 19,
ditambahkan seperti
yang disarankan oleh
validator.
Terpisah, ada
prosedur dan
panduan.
Panduan berisi
langkah kerja
secara lengkap
Ada 7 pertanyaan
analisis data.
Bagian prosedur dan
panduan sudah
dijadikan satu dengan
judul prosedur
percobaan
Bagian panduan sudah
diubah menjadi
prosedur percobaan,
langkah kerja tidak
disajikan melainkan
berupa petunjuk umum
percobaan
Ada perubahan
pertanyaan sesuai saran
validator.
2. Kebenaran
substansi
materi
Panduan dimasukkan ke
dalam panduan guru.
Panduan ada di
bagian isi buku
petunjuk
praktikum
Panduan sudah diubah
menjadi prosedur
percobaan, langkah
kerja lengkap sudah
dimasukkan ke dalam
panduan guru.
Ditambahkan dasar teori
pada panduan guru
Belum ada dasar
teori pada panduan
guru
Dasar teori sudah
diberikan pada
panduan guru
Pada praktikum
Halaman 16, kegiatan
praktikum yang
menggunakan indikator
universal diberikan pada
percobaan yang terpisah
dengan judul penentuan
pH larutan asam basa.
Praktikum
menggunakan
indikator universal
digunakan untuk
menentukan sifat
asam basa
Praktikum dijadikan
terpisah dalam satu
topik asam basa akan
tetapi tujuannya
menentukan pH larutan
asam basa
5
Lanjutan Tabel 3 Revisi Produk
No. Aspek Komentar, Kritik, dan
Saran Sebelum Revisi Setelah Revisi
Pada percobaan titrasi
asam basa satuan
normalitas disesuaikan
dengan kurikulum
menggunakan molaritas
atau bisa diberikan
rumus hubungan
normalitas dengan
molaritas.
Satuan
menggunakan
normalitas
Satuan sudah diganti
molaritas
Pada percobaan asam
basa Halaman 23,
berikan arsiran daerah
skala pH sehingga
peserta didik bisa
langsung memahami.
Tanpa arsiran,
hanya
menggunakan
batas daerah
Sudah menggunakan
arsiran daerah rentang
pH
3. Kelengkapa
npenyajian Sudah baik, namun
hendaknya alat dan
bahan dipisahkan
Alat dan bahan
tidak terpisah
Alat dan bahan sudah
dipisahkan
4. Gambar
ilustrasi Gambar lebih banyak
lagi agar lebih menarik
Gambar sedikit Gambar sudah
ditambahkan
5. Bagian info Pada bagian praktikum
yang menggunakan
rumus, seharusnya
disertakan rumusnya.
Tidak ada rumus Tetap tidak diberikan
rumus, dengan tujuan
peserta didik mencari
sendiri referensi yang
berkaitan
Buku petunjuk praktikum yang dikembangkan secara umum telah layak
untuk digunakan di sekolah dan hasil uji keterlaksanaan juga menunjukkan bahwa
peserta didik dapat melakukan kegiatan praktikum pada 1 percobaan. Selain itu,
buku petunjuk paktikum ini telah mengalami revisi berdasarkan validasi isi, uji
keterbacaan, dan uji keterlaksanaan. Adapun hasil revisi buku petunjuk praktikum
dijelaskan sebagai berikut:
1. Bagian Pendahuluan
Pada bagian ini tidak ada revisi sehingga komponen-komponennya tidak
mengalami perubahan. Komponen-komponen tersebut diantaranya yaitu halaman
sampul, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, cakupan
kompetensi, petunjuk penggunaan, petunjuk guru, petunjuk siswa, gambar alat-
alat laboratorium, tata tertib laboratorium, keamanan, dan simbol-simbol bahan
kimia berbahaya.
2. Bagian Isi
Bagian isi merupakan bagian inti dari buku petunjuk praktikum yang
menyajikan beberapa bagian untuk melaksanakan kegiatan praktikum kimia. Pada
bagian isi terdiri atas pendahuluan, tujuan, rumusan masalah, hipotesis, info,
prosedur percobaan, data pengamatan, analisis data, kesimpulan, dan uji
pemahaman.
Penyajian materi pada tiap kegiatan praktikum diawali dengan
pendahuluan yang memuat tentang gambaran umum kegiatan praktikum dan
6
contoh penerapan pada kehidupan sehari-hari. Tujuan merupakan bagian yang
terdapat harapan konsep yang diperoleh pada kegiatan praktikum oleh peserta
didik. Rumusan masalah merupakan suatu masalah yang dimunculkan sebagai
dasar melakukan kegiatan praktikum. Hipotesis menyatakan jawaban sementara
tentang hasil kegiatan praktikum berdasarkan rumusan masalah. Info merupakan
bagian yang memberikan informasi tentang konsep dasar kegiatan praktikum.
Prosedur percobaan memuat panduan umum melakukan kegiatan dengan alat dan
bahan yang sudah ditentukan, sedangkan langkah percobaan dibuat oleh peserta
didik. Data pengamatan merupakan bagian yang memuat tabel hasil pengamatan
kegiatan praktikum. Analisis data merupakan pertanyaan-pertanyaan analisis data
percobaan sebagai bimbingan untuk menentukan kesimpulan yang didapatkan dari
kegiatan praktikum. Kesimpulan merupakan bagian generalisasi dari hasil
kegiatan praktikum berdasarkan analisis data. Uji pemahaman merupakan bagian
terakhir pada bagian isi yang tersusun atas soal-soal latihan sebagai evaluasi
kegiatan praktikum. Pada kegiatan praktikum peserta didik dibimbing untuk
menemukan konsep yang diharapkan melalui pertanyaan-pertanyaan bimbingan
pada semua kegiatan praktikum.
3. Bagian Penutup
Bagian penutup pada buku petunjuk praktikum asam basa terdiri dari
beberapa komponen, yaitu daftar rujukan, penutup, glosarium, dan panduan untuk
guru. Daftar rujukan berisi daftar buku, artikel, dokumen, dan berbagai sumber
literatur yang dirujuk oleh penulis dalam menyusun buku petunjuk praktikum.
Penutup berisi gambaran umum buku petunjuk praktikum sekaligus saran bagi
pengguna. Glosarium berisi penjelasan istilah-istilah terkait materi asam basa
pada buku petunjuk praktikum agar peserta didik lebih mudah mempelajari materi
praktikum yang ada pada buku petunjuk praktikum. Panduan untuk guru berisi
gambaran jawaban dari seluruh isi buku petunjuk praktikum. Panduan guru
berfungsi untuk mengetahui kesalahan peserta didik dalam melakukan kegiatan
praktikum yang dilihat dari jawaban pada setiap pertanyaan serta ditambahkan
gambaran teori yang berkaitan sehingga guru tetap fokus pada tujuan kegiatan
praktikum.
PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat diambil
kesimpulan dari pengembangan buku petunjuk praktikum kimia. Pertama, produk
adalah buku petunjuk praktikum kimia SMA berbasis inkuiri terbimbing pada
materi asam basa. Kedua, produk pengembangan telah valid dan layak digunakan
di sekolah. Selain itu, saran dari penelitian dan pengembangan ini menggunakan
model pengembangan 4-D dan hanya sampai tahap ketiga. Oleh karena itu, dalam
rangka pengembangan lebih lajut disarankan meneruskan ke tahap keempat, yaitu
penyebaran (disseminate).
DAFTAR RUJUKAN
Arifin, M. 1995. Pengembangan Program Pengajaran Bidang Studi Kimia.
Surabaya: UNAIR Press
7
Anderson, W. L & Krathwohl. R. D. 2001. Pembelajaran, Pengajaran, dan
Asesmen. Terjemahan Agung Prihantoro. 2010. Yogyakarta: Pustaka
Belajar
Budiada, I. W. 2012. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing Berbasis Asesmen Portofolio terhadap Hasil Belajar Kimia
Siswa Kelas X Ditinjau dari Adversity Quotient. Jurnal Pendidikan, 1
(1): 1-16.
Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Kurniati & Wahyuningrum, D. 2011. Pengembangan Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing di SMA/MAmelalui Penyusunan Modul Praktikum Isolasi dan
Identifikasi Senyawa dalam Daun Tanaman Mint (Mentha cordifolia
opiz).Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains
2011.Bandung, 22-23 juni 2011.
Laurina, D. 2007. Efektifitas Penerapan Model InkuiriTerbimbing untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMAN
Pamekasan pada Materi Pokok Reaksi Oksidasi dan Reduksi.Skripsi tidak
diterbitkan. Malang: Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang.
Rustaman, N.Y. 2005. Perkembangan Penelitian Pembelajaran Berbasis Inkuiri
Dalam Pendidikan Sains. Makalah disajikan pada Seminar Nasional II
Himpunan Ikatan Sarjana dan Pemerhati Pendidikan IPA Indonesia FMIPA
Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 22-23 Juli 2005. (Online),
(http://www.upi.edu), diakses 24 april 2013.
Sulistina, O. 2010.Pengembangan Pembeajaran Kimia dengan Model Inkuiri
Terbimbing.Buku tidak diterbitkan. Malang: Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Negeri Malang
Suyanti, R.D. 2010.Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta: Graha ilmu
Thiagarajan.1974. Instructional Development for Training Teachers of
Exceptional Children. Bloomington: Indiana University
Wahyudin, S& Isa A. 2010.Keefektifan Pembelajaran Berbantuan Multimedia
Menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Minat dan
Pemahaman Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 6: 58-62.