petunjuk praktikum kimia dasar ii

67
PETUNJUK PRAKTIKUM OLEH : Irma Ratna Kartika, M.Sc.Tech LABORATORIUM KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA KIMIA DASAR II

Upload: oktaviaintansianturi

Post on 25-Jul-2015

280 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

PETUNJUK PRAKTIKUM

OLEH :

Irma Ratna Kartika, M.Sc.Tech

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

KIMIA DASAR II

Page 2: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page i

TATA TERTIB PRAKTIKUM

LABORATORIUM KIMIA

FMIPA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

A. Bila hendak praktikum, praktikkan diwajibkan :

1. Datang tepat waktu. Keterlambatan 15 menit tanpa alasan yang

sah dianggap tidak hadir dan tidak diizinkan mengikuti praktikum.

2. Menyiapkan laporan awal, bagan prosedur percobaan dan laporan

praktikum.

3. Menyimpan tas pada tempat yang telah disediakan (dibawah meja

kerja).

4. Mengisi form kehadiran tiap kali mengikuti praktikum.

5. Membawa alat-alat yang diperlukan selama praktikum berlangsung

(handuk kecil, untuk lap, gunting, lem, korek api, sabun cuci

tangan).

6. Meminjam dan memeriksa ulang alat kaca yang diperlukan selama

praktikum kepada laboran, jika terdapat ketidaklengkapan dan

kerusakan, maka praktikan diberikan waktu minimal satu jam untuk

menukarnya.

B. Selama praktikum berlangsung, praktikan diwajibkan :

1. Berpakaian sopan dan memakai jas laboratorium.

2. Tidak makan, minum, dan merokok di dalam laboratorium.

3. Tidak bercanda dan bertindak yang dapat menimbulkan kecelakaan

terhadap orang lain.

4. Tidak mereaksikan sembarang bahan kimia tanpa ada petunjuk

praktikum yang jelas dan tanpa seizin dosen dan asisten dosen.

5. Tidak membuang sampah atau bahan sisa percobaan ke dalam

wastafel.

Page 3: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page ii

6. Menjaga kebersihan, ketertiban, dan keamanan laboratorium

secara bersama.

C. Setelah praktikum selesai, praktikan diwajibkan :

1. Mencuci dan membersihkan semua alat kaca yang digunakan

selama praktikum dengan sabun cair/tepol yang telah disediakan.

2. Memeriksa kembali kelengkapan dan keutuhan alat yang dipinjam

kemudian mengembalikannya kepada laboran.

3. Memberihkan meja praktikum masing-masing tanpa mengandalkan

mahasiswa yang piket.

4. Lapor diri apabila selama praktikum memecahkan alat kaca.

5. Menyerahkan data/laporan sementara kepada asisten dosen untuk

di paraf oleh dosen pembimbing.

6. Meninggalkan laboratorium dengan seizin dosen pembimbing atau

asisten dosen.

Jakarta, Januari 2012 Kepala Laboratorium Kimia Dra. Yusmaniar, M.Si NIP. 19620626 199602 2 001

Page 4: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page iii

DAFTAR ISI Halaman

Tata Tertib Praktikum i

Daftar Isi iii

Percobaan

Larutan 1

I. Reaksi Asam Basa 1

A. Penentuan Trayek pH Indikator Asam Basa 4

B. Penentuan pH Larutan 6

C. Titrasi Asam Basa 7

II. Sifat Koligatif 12

A. Penurunan Tekanan Uap 13

B. Kenaikan Titik Didih 14

C. Penurunan Titik Beku 15

D. Tekanan Osmotik 17

Redoks dan Sel Elektrokimia 22

I. Pengamatan Perubahan Bilangan oksidasi 22

II. Titrasi Redoks KMnO4 Dengan Larutan H2C2O4 26

III. Penentuan Daya Gerak Listrik 29

IV. Elektrokimia Larutan KI 33

Kecepatan Reaksi 36

Koloid 43

Kimia Unsur 47

Mengenal Sifat-Sifat Serta Pembuatan Beberapa

Senyawa Karbon

56

Page 5: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 1

LARUTAN

I. REAKSI ASAM BASA

Teori singkat

Zat-zat dapat diklasifikasikan menjadi asam dan basa, didasarkan

pada karakteristik zat-zat tersebut di dalam larutan air. Suatu zat dapat

dikatakan asam apabila antara lain: mempunyai rasa asam, memerahkan

kertas lakmus biru dan dengan basa bereaksi membentuk garam

ditambah air. Sedangkan basa antara lain mempunyai rasa pahit, licin dan

membirukan kertas lakmus merah.

Dalam perkembangan selanjutnya Arrhenius mengemukakan suatu

teori yang menyatakan bahwa asam adalah zat yang mengandung

hidrogen dan jika dilarutkan dalam air akan terurai menjadi ion hidrogen

dan amonium. Sedangkan yang dimaksud dengan basa adalah senyawa

hidroksida yang di dalam air terurai menjadi ion hidroksida dan ion logam.

Dengan teori ini kita dapat mengukur derajat dissosiasi yang menjelaskan

mengenai keasaman dan kebasaan suatu zat. Teori Arrhenius

memberikan dasar matematika pada reaksi asam dan basa. Kegagalan

dari teori ini adalah tidak dapat menerangkan pengaruh pelarut dalam

proses dissosiasi.

Pada tahun 1923, Bronsted di Denmark dan Lowry di Inggris

mengemukakan konsep tentang asam dan basa, yaitu asam adalah donor

proton, dan basa adalah akseptor proton.

Asam proton + basa

(basa konjugasi)

Page 6: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 2

Jika suatu asam kehilangan proton, maka yang tinggal adalah suatu basa

yang disebut basa konjugasi dari asam semula. Proton (H+) tidak

merupakan ion tersendiri dalam air, tetapi bereaksi dengan molekul air

membentuk ion hidronium.

H+ + H2O H3O+

Suatu zat bersifat asam jika terdapat akseptor proton, dan bersifat basa

bila ada donor proton. Seringkali pelarut merupakan akseptor atau donor

proton, sehingga proses pelarutan merupakan suatu reaksi asam basa.

G.N. Lewis (1923) mengajukan empat kriteria untuk asam dan basa,

yaitu:

1. Reaksi asam dan basa adalah reaksi yang cepat.

2. Asam kuat atau basa dapat mengganti asam yang lebih lemah atau

yang lebih lemah dari senyawa.

3. Indikator dapat digunakan untuk menentukan titik ekivalen reaksi asam

basa.

4. Asam dan basa merupakan katalis yang penting.

Sifat diatas ada hubungannya dengan pembentukan ikatan koordinat

ekivalen, dimana asam adalah akseptor pasangan elektron dan basa

adalah donor pasangan elektron.

pH (Eksponen ion hidrogen)

Sorensen (1909) menyatakan bahwa dimaksud dengan pH suatu

larutan adalah

minus logaritma

konsentrasi

hidrogen.

][

1log]log[

HHpH

Page 7: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 3

secara umum digunakan:

px = 1 – log x

Kw = [H+] [OH-] = 1 x 10-14

pKw = pH + pOH = 14

untuk suatu larutan netral pada suhu 250C pH = pOH = 7

Indikator Asam Basa

Indikator asam basa banyak digunakan untuk menentukan titik akhir

titrasi, yang pada umumnya adalah senyawa organik dengan berat

molekul besar, dimana dalam air atau pelarut lain dapat bersifat asam

atau basa. Indikator dapat berdissosiasi sebagai berikut:

H In H+ + In-

(warna asam) (warna basa)

In OH In+ + OH-

(warna basa) (warna asam)

Perbandingan Berbagai Bentuk Warna Indikator pada Berbagai pH

pH Larutan Perbandingan

Warna H In atau In

1 10.000 1 merah

2 1.000 1 merah

3 100 1 merah

4 10 1 merah

5 1 1 jingga

6 1 10 kuning

7 1 100 kuning

8 1 1000 kuning

Page 8: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 4

Daerah perubahan warna dari merah ke kuning sebanyak dua satuan (dari

pH 4 sampai pH 6) disebut daerah perubahan indikator atau interval warna

indikator. Di antara kedua harga pH tersebut warna menjadi jingga dan

pada pH 5 perbandingan kedua warna sama banyak.

A. PENENTUAN TRAYEK pH INDIKATOR ASAM BASA

Tujuan Percobaan

Menentukan trayek pH berbagai indiaktor asam basa dan indikator yang

terdapat pada tumbuh-tumbuhan.

Alat dan Bahan

Alat:

1. Tabung reaksi 12 buah

2. Rak tabung reaksi 1 buah

3. Gelas kimia 100 mL 3 buah

4. Gelas ukur 10 mL 1 buah

5. Pipet tetes 13 buah

6. Lumpang dan alu 1 buah

Bahan :

1. Larutan pH dari pH 1-12 @ 7 mL

2. Indikator Metil Jingga (MO) 2

tetes

3. Indikator Metil Merah (MM) 2

tetes

4. Indikator Phenolphthalein (PP) 2

tetes

5. Indikator Bromtimol Biru (BTB) 2

tetes

6. Alcohol /aseton

7. Kembang sepatu

8. Kol merah

9. Kunir

10. Kertas saring/kapas

Page 9: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 5

Cara Kerja

1. Sediakan 12 tabung reaksi dan beri nomor 1-12.

2. Ambil 1 mL ( 20 tetes) dari masing-masing larutan pH 1-12,

masukkan

kedalam masing-masing tabung reaksi, dimana larutan pH 1

tempatkan pada tabung no.1 dan seterusnya.

3. Tambahkan 1-2 tetes indikator MO pada masing-masing tabung,

dan amati

perubahan warna larutan setiap tabung dan tentukan trayek pH

indikator.

4. Lalu cuci kembali semua tabung dan pipet sampai bersih dan

keringkan.

5. Ulangi percobaan 2-4 dengan mengganti indikator MO dengan

masing-masing indikator lainnya yaitu: indikator MM, PP, BTB,

ekstrak kembang sepatu, ekstrak kol merah dan ekstrak kunir.

Cara Membuat Ekstrak dari Beberapa Indikator Alam, seperti:

Kembang sepatu, Kol merah dan Kunir

1. Ambil 5 gr dari masing-masing bahan, lalu tumbuk dan gerus

dengan menggunakan lumpang & alu serta tidak perlu sampai

halus.

2. Kemudian masukkan kedalam gelas kimia, dan tambahkan 5-10 mL

alkohol, aduk sampai warna dari masing-masing bahan terekstraksi

sempurna.

3. Saring dengan kapas atau kertas saring, filtratnya digunakan

sebagai indikator.

Page 10: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 6

B. PENENTUAN pH LARUTAN

Tujuan Percobaan

Menentukan pH larutan dengan menggunakan indikator asam basa dan

indikator yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan.

Alat dan Bahan

Alat:

1. Tabung reaksi 12 buah

2. Rak tabung 1 buah

3. Pipet tetes 10 buah

Bahan:

1. Larutan HCl 0,1 M 1 mL 9. Kertas Lakmus merah dan biru

2. Larutan H2SO4 0,1 M 1 mL 10. Larutan indikator MO 1 mL

3. Larutan Al2(SO4)3 0,1 M 1 mL 11. Larutan indikator MM 1 mL

4. Larutan NaCl 0,1 M 1 mL 12. Larutan indikator PP 1 mL

5. Larutan Ca(OH)2 0,1 M 1 mL 13. Larutan indikator BTB 1 mL

6. Larutan NH4OH 0,1 M 1 mL 14. Ekstrak Kembang sepatu 1 mL

7. Larutan Na2CO3 0,1 M 1 mL 15. Ekstrak Kol merah 1 mL

8. Larutan Vinegar (sari dari buah jeruk) 16. Ekstak Kunir 1 mL

Cara Kerja

1. Ambil 8 buah tabung reaksi, isi setiap tabung dengan 1 mL larutan

yang akan diuji dan beri label.

2. Kemudian celupkan sepotong kertas lakmus merah kedalam

masing-masing larutan tesebut, catat apa kertas lakmus mengalami

perubahan warna atau tidak. Lalu ganti kertas lakmus merah

dengan sepotong kertas lakmus biru dan catat apa yang terjadi.

3. Setelah larutan diuji dengan kertas lakmus, lakukan pengujian

larutan dengan beberapa indikator asam basa dan indikator dari

Page 11: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 7

ekstrak tumbuhan. Dengan cara membersihkan semua tabung

terlebih dahulu dan mengganti larutan dengan yang baru untuk

setiap pergantian indikator. Catat perubahan warna larutan.

C. TITRASI ASAM BASA

Tujuan Percobaan

Menentukan konsentrasi larutan asam dengan menggunakan larutan

standar basa atau sebaliknya. Contoh percobaan sbb:

Menentukan Konsentrasi Larutan Asam Cuka dengan Menggunakan

Larutan Standar Natrium Hidroksida

Alat dan Bahan

Alat:

1. Buret 1 buah 7. Erlenmeyer 250 mL 3 buah

2. Corong 1 buah 8. Gelas kimia 1 buah

3. Pipet gondok 25 mL 1 buah 9. Statif, Klem & Manec 1 set

4. Pipet gondok 5 mL 1 buah 10. Balon pipet 1 buah

5. Labu ukur 100 mL 1 buah 11. Botol semprot 1 buah

6. Pipet tetes 1 buah

Bahan:

1. Larutan standar NaOH 0,1 M 150 mL 4. Aquades

2. Larutan asam cuka sampel 5 mL 5. Kertas saring

3. Indikator phenolphthalein (PP) 9 tetes

Cara Kerja

1. Dengan menggunakan pipet gondok ambil 5 mL larutan asam cuka

(sampel), masukkan kedalam labu ukur 100 mL, kemudian

Page 12: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 8

encerkan dengan aquades sampai 0,5 cm dibawah garis tanda

batas volume labu ukur.

2. Bersihkan terlebih dahulu sisa-sisa larutan yang menempel di

dinding labu bagian dalam yang berada diatas dengan

menggunakan kertas saring.

3. Tambahkan aquadest sampai miniskus cairan berimpit dengan

garis tanda batas labu ukur dengan memakai pipet tetes, lalu

homogenkan larutan.

4. Bersihkan buret dan bilas dengan larutan standar NaOH 0,1 M

yang akan digunakan sebanyak 3X berturut-turut dan masing-

masing bilasan 15 mL.

5. Isi buret dengan larutan standar NaOH 0,1 M sampai ke ujung buret

dan 0,5 cm melebihi garis pada angka nol (0).

6. Bersihkan terlebih dahulu sisa-sisa larutan yang menempel di

dinding buret bagian dalam yang berada diatas cairan dengan

menggunakan kertas saring.

7. Tepatkan miniskus larutan pada garis nol dengan membuka kran

buret.

8. Ambil 25 mL larutan asam cuka yang sudah diencerkan dengan

menggunakan pipet gondok, lalu masukkan kedalam Erlenmeyer

250 mL dan tambahkan 1-3 tetes indikator PP.

9. Titrasi larutan asam cuka tersebut sampai terjadi perubahan warna

larutan. Catat warna akhir titrasi dan volume NaOH yang

dibutuhkan. Ulangi langkah kerja 8-9 sebanyak 3 kali. Ambil nilai

rata-rata volume penitrasi dalam menghitung konsentrasi larutan

asam cuka.

10. Selesai titrasi keluarkan sisa larutan NaOH dan kembalikan kebotol

semula.

11. Segera copot kran buret dan cuci buret bersama krannya sampai

bersih dengan menggunakan sabun dan sikat buret lalu keringkan.

Setelah bersih dan kering kran buret diolesi vaselin kemudian

Page 13: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 9

dipasang kembali. Hal ini dilakukan agar kran buret tidak macet

(keras bila diputar).

Perhatian

1. Tidak boleh ada gelembung udara di dalam buret yang sudah diisi

larutan tsb.

2. Kalau ada, usahakan sampai gelembung itu hilang dan kalau tidak

berhasil berarti buret anda tidak bersih, cuci kembali buret anda

dengan sabun dan bilas dengan alkohol, setelah itu lakukan

pembilasan ulang seperti no.1.

3. Jangan lakukan titrasi apabila gelembung udara masih ada dalam

buret, karena volume penitrasi yang anda dapatkan akan salah dan

perhitungan konsentrasi larutan akan menyimpang dari hasil yang

sebenarnya.

Page 14: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 10

LEMBAR PENGAMATAN

I. REAKSI ASAM BASA

A. PENENTUAN TRAYEK pH INDIKATOR ASAM BASA

LARUTAN

pH

PERUBAHAN WARNA LARUTAN DAN LAKMUS TRAYEK

pH MO PP MM BTB KEMB.

SEPATU

KOL

MERAH KUNIR

B. PENENTUAN pH LARUTAN

NAMA

LARUTAN

PERUBAHAN WARNA LARUTAN DAN LAKMUS pH

LARUTAN MO PP MM BTB KEMB.

SEPATU

KOL

MERAH KUNIR

HCl 0,1 M

H2SO4 0,1 M

Al2(SO4)3 0,1 M

NaCl 0,1 M

Ca(OH)2 0,1 M

NH4OH 0,1 M

Na2CO3 0,1 M

Vinegar

Page 15: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 11

C. TITRASI ASAM BASA

Volume CH3COOH (V2) = ................mL

Konsentrasi NaOH (M1) = ................M

Konsentrasi CH3COOH (M2) = ................M

Volume penitrasi (NaOH 0,1 M) yang dibutuhkan:

1. Angka awal pentitar = ................mL

Angka akhir pentitar = ................mL

Volume NaOH 0,1 M yang dibutuhkan:

= Angka akhir pentitar – Angka awal pentitar

= ............. mL

2. Angka awal pentitar = ................mL

Angka akhir pentitar = ................mL

Volume NaOH 0,1 M yang dibutuhkan:

= Angka akhir pentitar – Angka awal pentitar

= ............. mL

3. Angka awal pentitar = ................mL

Angka akhir pentitar = ................mL

Volume NaOH 0,1 M yang dibutuhkan:

= Angka akhir pentitar – Angka awal pentitar

= ............. mL

Volume NaOH 0,1 M rata-rata = ....mL + ......... mL + ............ mL

3

= ...........mL

Pengamatan warna larutan sebelum dan sesudah titrasi:

Warna larutan NaOH ...............

Warna larutan CH3COOH ...............

Warna larutan CH3COOH + Ind. PP ..................

Warna larutan CH3COOH + Ind. PP + NaOH ..................

Page 16: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 12

PERTANYAAN

Tentukan konsentrasi larutan asam cuka sebelum diencerkan.

II. SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

Tujuan Percobaan

Mengenal sifat koligatif larutan, yaitu: penurunan tekanan uap, kenaikan

tiitk didih, penurunan titik beku dan tekanan osmotik.

Teori Singkat

Kata koligatif berasal dari kata latin “colligare” yang berarti berkumpul

bersama. Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tergantung pada

banyaknya partikel yang terlarut dalam larutan. Jadi sifat ini bergantung

pada pengaruh kebersamaan (kolektif) semua partikel dan tidak pada sifat

dan keadaan partikel. Misalnya dalam kelarutan elektrolit dan larutan non

elektrolit yang sama konsentrasinya, jumlah partikelnya tidak sama, hal ini

karena pada larutan elektrolit zat terurai menjadi ion-ionnya (terionisasi),

sedangkan pada larutan non elektrolit, zat tidak terionisasi.

Terdapat empat sifat koligatif yang perlu diperhatikan, yakni:

penurunan tekanan (p), kenaikan titik didih (Tb), penurunan titik beku

(Tf) dan tekanan osmotik (). Dasar teori dari keempat macam sifat

larutan encer yang biasanya disebut sifat koligatif ini adalah hukum

Raoult. Sifat koligatif dapat digunakan untuk menentukan massa molekul

relatif suatu zat.

A. PENURUNAN TEKANAN UAP

Menurut Raoult pada larutan ideal akan berlaku rumus sebagai berikut:

p1 = p10 . X1

Page 17: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 13

p1 = tekanan uap jenuh larutan

p10 = tekanan uap jenuh pelarut murni

X1 = fraksi mol pelarut

Rumus ini berlaku juga untuk larutan yang tidak ideal, tetapi dalam

keadaan yang sangat encer. Hal ini dikarenakan, pada larutan yang

sangat encer, sifat-sifat larutan dapat dianggap sama dengan sifat-sifat zat

pelarutnya (solvent).

Larutan umumnya terdiri dari zat terlarut (solute) dan zat pelarut (solvent),

maka hubungan antara penurunan tekanan uap jenuh dengan fraksi mol

zat terlarut adalah:

p = p10 . X2

p = penurunan tekanan uap jenuh larutan

p10 = tekanan uap jenuh pelarut murni

X2 = fraksi mol zat terlarut

Jadi penurunan tekanan uap larutan berbanding lurus dengan fraksi mol

zat terlarut.

B. KENAIKAN TITIK DIDIH

Sebagai akibat dari penurunan tekanan uap jenuh larutan

dibandingkan dengan tekanan uap jenuh pelarut murni, maka titik didih

(temperatur pada keadaan tekanan uap = tekanan luar) dari larutan lebih

tinggi dari titik didih pelarut murni. Hubungan antara kenaikan titik didih

dengan konsentrasi larutan adalah:

Tb = m . Kb

Page 18: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 14

Tb = kenaikan titik didih larutan (0C)

m = molalitas larutan (mol/1000 gr pelarut)

Kb = tetapan kenaikan titik didih molal (0C) atau tetapan ebullioskopik

Tetapan kenaikan titik didih molal (0C) yaitu kenaikan titik didih untuk 1

mol zat dalam 1000 gram pelarut. Jika berat zat terlarut G gram dengan

massa molekul relatifnya Mr dan dalam p gram pelarut, maka dalam p

gram pelarut tersebut terdapat G/Mr mol zat terlarut.

Dalam 1000 gram pelarut terdapat = Mr

G

P

1000 mol zat terlarut, maka

molalitas larutan (m) = Mr

G

P

1000 . Kenaikan titik didih larutan menjadi:

Alat dan Bahan

1. Tabung reaksi 1 buah 8. Kasa Asbes 1 buah

2. Gelas kimia 250 mL 1 buah 9. Botol semprot 1 buah

3. Termometer 0-1500C 1 buah 10. Larutan NaCl 0,1 M 5 mL

4. Batang pengaduk 1 buah 11. Larutan NaCl 0,5 M 5 mL

5. Spirtus 1 buah 12. Larutan Urea 0,1 M 5 mL

6. Statif & Klem 1 set 13. Larutan Urea 0,5 M 5 mL

7. Kaki tiga 1 buah 14. Minyak goreng 200 mL

Cara Kerja

1. Sediakan penangas yang berisi larutan yang titik didihnya melebihi

titik didih air suling (pelarut) dan titik didih larutan uji.

Page 19: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 15

2. Isi tabung reaksi dengan air suling setinggi 4 cm, masukkan

kedalam penangas.

3. Gantung termometer dengan memakai alat bantu klem & statif,

sehingga ujung termometer berada dalam air suling.

4. Panaskan penangas beserta isinya setelah suhu mencapai 900C,

catat kenaikkan suhu setiap 15 detik sampai air suling mendidih,

dan catat pada saat suhu konstan.

5. Ulangi percobaan 2-4 tapi air suling diganti dengan masing-masing

larutan uji sebagai berikut: larutan NaCl 0,1 M dan 0,5 M; larutan

urea 0,1 M dan 0,5 M.

C. PENURUNAN TITIK BEKU

Akibat lain dari penurunan tekanan uap larutan adalah terdapatnya

penurunan titik beku larutan dibandingkan dengan titik beku pelarut

murninya. Penurunan titik beku larutan (Tf) adalah selisih antara titik

beku larutan dengan titik beku pelarut. Hubungan antara penurunan titik

beku dengan konsentrasi larutan adalah:

Tf = m . Kf

Tf = penurunan titik beku (0C)

m = molal larutan (mol/1000 gr pelarut)

Kf = tetapan penurunan titik beku molal (0C) atau tetapan krioskopik

Jika berat zat terlarut adalah G gram, dengan massa molekul relatifnya Mr

dan terlarut dalam p gram pelarut, maka penurunan titik beku larutan

menjadi:

ff KMr

G

PT

1000

Page 20: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 16

Alat dan Bahan

1. Tabung reaksi 1 buah 6. Larutan glukosa 0,1 M 5 mL

2. Ember plastik 1 buah 7. Larutan glukosa 0,5 M 5 mL

3. Termometer 0-1500C 1 buah 8. Larutan NaCl 0,1 M 5 mL

4. Sendok makan 1 buah 9. Larutan NaCl 0,5 M 5 mL

5. Batang pengaduk 1 buah 10. Batu es secukupnya

11.Garam dapur kasar secukupnya

Cara Kerja

1. Isi kira-kira 3/4 ember plastik dengan potongan batu es, tambahkan

8 sendok makan garam kasar, aduk sebentar (disebut campuran

pelindung), lalu segera lakukan langkah kerja berikut.

2. Isi tabung reaksi dengan air suling setinggi 4 cm, lengkapi tabung

dengan 1 buah batang pengaduk, lalu masukkan kedalam

campuran pendingin.

3. Gerakkan pengaduk naik turun sampai air suling hampir membeku,

ganti pengaduk dengan termometer dan gerakkan termometer naik

turun (hati-hati) sampai air suling membeku seluruhnya, lalu catat

suhunya.

4. Keluarkan tabung dari campuran pendingin, kemudian amati dan

catat kenaikkan suhunya setiap 15 detik sampai suhu mencapai

10C.

5. Ulangi percobaan 2-4, tetapi air suling diganti dengan masing-

masing larutan uji sebagai berikut: larutan NaCl 0,1 M dan 0,5 M;

larutan glukosa 0,1 M dan 0,5 M.

D. TEKANAN OSMOTIK

Osmosis adalah proses suatu komponen larutan melalui membran

semipermeabel kedalam larutan yang mengandung komponen tersebut

yang konsentrasinya lebih rendah. Membran semipermeabel hanya dapat

Page 21: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 17

dilewati molekul tertentu. Partikel mungkin tidak dapat membran itu karena

ukurannya, sifat dan besarnya muatan, atau karena kedua sifat tersebut.

Bahwa suatu zat hanya berpindah ke satu arah, jelas menunjukkan

adanya semacam potensial antara kedua zat di kedua sisi membran. Jadi

zat berpindah karena adanya tekanan dan tekanan ini disebut tekanan

osmotik.

Pada percobaan tekanan osmotik digunakan membran yang hanya

dapat dilewati pelarut, tetapi tidak dapat dilewati zat terlarut. Bila sebuah

corong yang telah diberi kertas selopan diisi dengan larutan gula dan

dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air. Air akan mengalir melalui

membran, sehingga permukaan air dalam corong naik. Pertambahan ini

menyebabkan adanya tekanan hidrostatik. Aliran air akan terus

berlangsung, sehingga tekanan hidrostatik dari larutan gula akan menekan

air keluar dari dalam tabung dengan kecepatan yang sama dengan

kecepatan osmosis. Tekanan yang mengimbangi desakan air yang akan

masuk melewati selaput semi permeabel disebut tekanan osmotik. Pada

tahun 1885 Van’t Hoff, seorang ahli kimia bangsa Belanda melaporkan

adanya hubungan antara tekanan osmotik dengan konsentrasi larutan

seperti tertera dalam rumus berikut:

Tekanan osmotik () = C . R . T

= tekanan osmotik (atm) R = suatu tetapan = 0,082 atm L K-1mol-1

C = mol zat terlarut/liter T = suhu (K)

Seperti halnya sifat koligatif larutan lainnya, sifat ini dapat pula

digunakan untuk mencari massa molekul zat terlarut.

Page 22: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 18

Alat dan Bahan

1. Gelas ukur 100 mL 1 buah 4. Corong tistel 1 buah

2. Gelas kimia 400 mL 1 buah 5. Karet gelang 1 buah

3. Plastik bening 1 lembar 6. Sirup warna merah 20 mL

7. Air 250 mL

Cara Kerja

1. Isi corong tistel dengan sirup 20 mL, lalu ikat dengan plastik

bening dan karet.

2. Masukkan corong tersebut kedalam gelas kimia yang sudah diisi air

250 mL.

3. Gunakan alat bantu statif dan kelm untuk menggantung corong

tistel agar mulut corong tidak menyentuh dasar gelas kimia. Amati

dan catat apa yang terjadi.

Air

Larutan gula

Selaput semipermeabel

h

Page 23: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 19

LEMBAR PENGAMATAN

II. SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

A. KENAIKAN TITIK DIDIH

No. Nama

Larutan

Suhu Larutan

15 30 45 60 75 90 dst Konstan

1 Air Suling

2 NaCl 0,1 M

3 NaCl 0,5 M

4 Urea 0,1 M

5 Urea 0,5 M

Pindahkan suhu yang menunjukkan titik didih pada tabel

berikut.

No. Nama

Larutan

Titik Didih

Larutan (0C)

Titik Didih Air

Suling (0C)

Selisih Titik

Didih (0C)

1 Air Suling

2 NaCl 0,1 M

3 NaCl 0,5 M

4 Urea 0,1 M

5 Urea 0,5 M

B. PENURUNAN TITIK BEKU

No. Nama

Larutan

Suhu Larutan

15 30 45 60 75 90 ds

t Konstan

1 Air Suling

2 NaCl 0,1 M

Page 24: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 20

No. Nama

Larutan

Suhu Larutan

15 30 45 60 75 90 ds

t Konstan

3 NaCl 0,5 M

4 Glukosa 0,1

M

5 Glukosa 0,5

M

Pindahkan suhu yang menunjukkan titik beku pada tabel

berikut.

No. Nama

Larutan

Titik Beku

Larutan (0C)

Titik Beku Air

Suling (0C)

Selisih Titik

Beku (0C)

1 Air Suling

2 NaCl 0,1 M

3 NaCl 0,5 M

4 Glukosa 0,1

M

5 Glukosa 0,5

M

C. TEKANAN OSMOTIK

Perubahan yang terjadi dalam corong tistel yang berisi sirup setelah

dimasukkan kedalam air ..............................................................................

....................................................................................................................

Page 25: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 21

PERTANYAAN

1. Bagaimana cara menentukan suhu yang menunjukkan titik didih dan

titik beku larutan dari hasil pengamatan anda?

2. Bagaimana titik didih larutan dibandingkan dengan titik didih air suling?

3. Bagaimana pengaruh konsentrasi terhadap kenaikan titik didih pada

larutan yang sama?

4. Untuk konsentrasi yang sama, bagaimana pengaruh natrium klorida

(elektrolit) dibandingkan dengan pengaruh urea (non elektrolit)

terhadap kenaikkan titik didih larutan?

5. Bagaimana titik beku larutan dibandingkan dengan titik beku air suling?

6. Bagaimana pengaruh konsentrasi terhadap penurunan titik beku pada

larutan NaCl dan larutan glukosa?

7. Untuk konsentrasi yang sama, bagaimana pengaruh natrium korida

(elektrolit) dibandingkan dengan pengaruh glukosa (non elektrolit)

terhadap penurunan titik beku larutan?

8. Apa yang dapat disimpulkan dari percobaan tekanan osmotik yang

telah anda lakukan?

Page 26: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 22

REDOKS DAN SEL ELEKTROKIMIA

I. PENGAMATAN PERUBAHAN BILANGAN OKSIDASI

Tujuan Percobaan

Untuk menentukan perubahan bilangan oksidasi pada reaksi antara Fe2+

dengan Mn2+

Teori Singkat

Reaksi redoks ditandai oleh perubahan bilangan oksidasi pada saat

pereaksi berubah menjadi hasil reaksi. Disini diberikan tiga buah contoh

dari reaksi redoks.

a. MnO4- + 8 H+ + 5 e- Mn2+ + 4 H2O x 2

C2O42- 2 CO2 + 2 e- x 5

2 MnO4- + 16 H+ + 10 e- 2 Mn2+ + 8 H2O

5 C2O42- 10 CO2 + 10 e-

2 MnO4- + 16 H+ + 5 C2O4

2- 2 Mn2+ + 10 CO2 + 8 H2O

Pada reaksi diatas bilangan oksidasi dari Mn dalam MnO4- mengalami

penurunan dari +7 menjadi +2. Bilangan oksidasi dari C dalam C2O42-

mengalami kenaikan dari +3 menjadi +4. Reaksi akan berlangsung

dengan adanya serah terima elektron.

b. 6 e- + Cr2O72- + 14 H+ 2 Cr3+ + 7 H2O

2 I- I2 + 2 e- x 3

6 e- + Cr2O72- + 14 H+ 2 Cr3+ + 7 H2O

6 I- 3 I2 + 6 e-

Cr2O72- + 6 I- + 14 H+ 2 Cr3+ + 3 I2 + 7 H2O

Page 27: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 23

Bilangan oksidasi Cr mengalami penurunan dari +6 menjadi +3,

sedangkan bilangan oksidasi I mengalami kenaikan dari -1 menjadi 0.

c. MnO4- + 8 H+ + 5 e- Mn2+ + 4 H2O

Fe2+ Fe3+ + e- x 5

MnO4- + 8 H+ + 5 e- Mn2+ + 4 H2O

5 Fe2+ 5 Fe3+ + 5 e-

MnO4- + 8 H+ + 5 Fe2+ Mn2+ + 5 Fe3+ + 4 H2O

Ion besi (II) mudah dioksidasikan menjadi ion besi (III), dimana

oksidasi tersebut dilakukan oleh ion permanganat dalam suasana

asam.

Alat dan Bahan

Alat:

1. Gelas ukur 10 mL 1 buah 6. Gelas kimia 100 mL 1 buah

2. Labu ukur 50 mL 1 buah 7. Spatula stainless

1 buah

3. Pipet tetes 1 buah 8. Botol semprot 1 buah

4. Erlenmeyer 100 mL 1 buah 9. Pipet gondok 10 mL 1 buah

5. Balp 1 buah

Bahan:

1. (NH4)2Fe(SO4)2 6H2O 0,1 M 50 mL

2. Larutan KMnO4 0,01 M 1 mL

3. Larutan H2SO4 2 M 10 mL

Page 28: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 24

Cara Kerja

1. Hitunglah berapa gram amonium ferrosulfat dibutuhkan untuk

membuat larutan dengan konsentrasi 0,1 M sebanyak 50 mL.

2. Timbang kristal amonium ferrosulfat sesuai dengan perhitungan

anda, larutkan dengan 10 mL H2SO4 2 M, masukkan kedalam labu

ukur 50 mL lalu encerkan dengan aquades sampai garis tanda labu

ukur.

3. Lakukan kalibrasi pipet tetes yang akan anda gunakan sebagai alat

titrasi, dengan cara menghitung jumlah tetes dalam 1 mL larutan.

4. Pipet 10 mL larutan amonium ferrosulfat yang anda buat dan

masukkan kedalam erlenmeyer 100 mL.

5. Dengan menggunakan pipet tetes yang sudah dikalibrasi,

tambahkan larutan KMnO4 0,01 M tetes demi tetes sampai terjadi

perubahan warna. Catat jumlah tetes yang diperlukan (volume

penitrasi), amati dan catat perubahan warna larutan (pada titik akhir

titrasi).

6. Ulangi pekerjaan 4-5 sebanyak 3-4 kali.

Page 29: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 25

LEMBAR PENGAMATAN

I. PENGAMATAN PERUBAHAN BILANGAN OKSIDASI

Pengamatan:

1. Massa (NH4)2Fe(SO4)2 6H2O .................................. gram

2. Jumlah tetes larutan KMnO4 0,10 M yang digunakan: ........ a. tetes

b…………tetes

c…………tetes

3. Kalibrasi pipet tetes ................................................ tetes/mL

PERTANYAAN

1. Jumlah mol Fe2+ yang bereaksi = .........................

2. Jumlah mol MnO4- yang bereaksi = .........................

3. Fe2+ Fe3+ + e- 1 mol Fe2+ melepaskan 1 mol

elektron.

Jumlah mol elektron yang dilepaskan dalam reaksi pada eksperimen

ini = ………

4. Jumlah mol elektron yang diperlukan untuk mengubah bilangan

oksidasi mangan pada MnO4- yang bereaksi ...................... =

5. Jumlah mol elektron yang diperlukan untuk mengubah bilangan

oksidasi mangan pada 1 mol MnO4- = .........................

6. Bilangan oksidasi mangan pada MnO4- = .........................

Maka bilangan oksidasi mangan sesudah reaksi = ............

7. Pada reduksi MnO4- dapat terbentuk MnO4

2-, MnO2, Mn3+, atau Mn2+

8. Persamaan setengah reaksi (reduksi) MnO4- + H+ + e-

9. Tulis semua persamaan reaksi redoks yang mungkin terjadi pada

eksperimen ini.

Page 30: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 26

II. TITRASI REDOKS KMnO4 dengan LARUTAN H2C2O4

Tujuan Percobaan

Menentukan konsentrasi KMnO4 dengan larutan standar H2C2O4

Teori Singkat

Titrasi redoks dapat digunakan untuk menentukan kuantitas suatu

senyawa yang mengalami perubahan bilangan oksidasi, seperti titrasi

“permanganometri”. Besarnya kuantitas senyawa yang akan ditentukan

dihitung berdasarkan kuantitas KMnO4 yang diperlukan apabila

konsentrasi KMnO4 yang digunakan telah ditetapkan melalui standarisasi.

Pada eksperimen ini kita akan menstandarisasi KMnO4 dengan suatu

larutan yang dapat ditentukan konsentrasinya melalui penimbangan.

Larutan ini disebut standar primer. Standar primer yang dimaksud adalah

H2C2O4 dan titrasi dilakukan dalam suasana asam.

Penambahan satu tetes larutan KMnO4 akan terjadi reaksi antara

KMnO4 dengan H2C2O4 yang ditandai dengan hilangnya warna ungu dari

KMnO4 menjadi tidak berwarna berdasarkan reaksi dibawah ini:

MnO4- + 8 H+ + 5 e- Mn2+ + 4 H2O x 2

C2O42- 2 CO2 + 2 e- x 5

2 MnO4- + 16 H+ + 5 C2O4

2- 2 Mn2+ + 10 CO2 + 8 H2O

Titrasi dihentikan ketika penambahan 1 tetes KMnO4 membuat larutan

berwarna ungu yang tetap.

Alat dan Bahan

Alat:

1. Botol semprot 1 buah 7. Kaki tiga 1 buah

2. Pipet volumetri 25 mL 1 buah 8. Pemanas spirtus 1 buah

3. Erlenmeyer 250 mL 1 buah 9. Balp 1 buah

4. Buret 50 mL 1 buah 10. Pipet tetes 1 buah

5. Gelas ukur 100 mL 1 buah 11. Termometer 0-1000C 1 buah

Page 31: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 27

6. Kasa asbes 1 buah

Bahan:

1. Larutan KMnO4 yang akan ditentukan konsentrasinya 150 mL

2. Larutan asam oksalat 0,1 M 75 mL

3. Larutan H2SO4 2 M 30 mL

Cara Kerja

1. Cuci buret dengan aquades sampai bersih.

2. Bilaslah dengan sedikit larutan KMnO4.

3. Isilah larutan KMnO4 tersebut ke dalam buret sampai tepat tanda

batas (miniskus berimpit dengan garis etsa).

4. Pipet 25 mL larutan 0,1 M H2C2O4 dan masukkan ke dalam

erlenmeyer.

5. Tambahkan 50 mL air dan 10 mL H2SO4 2 M.

6. Panaskan sampai hampir mendidih ( 700C).

7. Teteskan larutan KMnO4 ke dalam labu erlenmeyer yang berisi

larutan H2C2O4 daslam keadaan panas sambil diguncang-

guncangkan.

8. Hentikan penetesan larutan KMnO4 pada saat larutan berwarna

ungu tetap. Catat volume KMnO4 yang diperlukan.

9. Lakukan tiga kali. Hitung konsentrasi KMnO4.

Page 32: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 28

LEMBAR PENGAMATAN

II. TITRASI REDOKS KMnO4 dengan LARUTAN H2C2O4

Titrasi Volume H2C2O4 Volume KMnO4 yang

diperlukan

1. .................... mL 1. .................... mL

2. .................... mL 2. .................... mL

3. .................... mL 3. .................... mL

Persamaan reaksi: ............................................................

mmol H2C2O4 yang diketahui: ..................................................

mmol KMnO4 yang diperlukan : ................................................

Konsenrasi KMnO4: ............................................................

Page 33: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 29

III. PENENTUAN DAYA GERAK LISTRIK

Tujuan Percobaan

Menentukan daya gerak listrik antara larutan tembaga (II) sulfat dengan

larutan timah (II) klorida.

Teori Singkat

Sel Volta atau sel Galvani adalah sel elektrokimia dimana energi kimia

berubah menjadi energi listrik dengan adanya reaksi redoks pada kedua

elektroda.

Contoh: Sel Daniel, terdiri atas elektroda seng Zn/Zn2+ dan elektroda

tembaga Cu/Cu2+.

Apabila kedua elektroda tersebut dihubungkan (lihat gambar) maka

elektron akan mengalir dari Zn ke Cu. Elektron-elektron ini berasal dari

reaksi spontan pada elektroda Zn/Zn2+.

Zn Zn2+ + 2 e-

Elektron yang sampai pada elektroda Cu/Cu2+ akan berinteraksi dengan

ion-ion tembaga.

Cu2+ + 2 e- Cu

Elektroda Cu

Elektroda

Zn

Larutan

CuSO4 Larutan ZnSO4

(-) (+) Jembatan garam

Page 34: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 30

Sehingga ion-ion Cu2+ akan diendapkan sebagai logam Cu. Reaksi sel

keseluruhan adalah jumlah dari kedua reaksi di atas.

Dalam keadaan standar: E0sel = E0+ - E0-

E0sel = DGL standar dari sel

E0+ = potensial elektroda positif (elektroda

Cu)

E0- = potensial elektroda negatif (elektroda

Zn)

Untuk sel Daniel: E0sel = E0

Cu - E0Zn

= 0,34 – (-0,76)

= 0,110 volt.

Arus listrik terjadi jika terdapat DGL (Daya Gerak Listrik), yaitu perbedaan

potensial dari masing-masing elektroda.

Alat dan Bahan

1. Gelas kimia 250 mL 1 buah 6. Larutan ZnSO4 0,5 125 mL

2. Jembatan garam (pipa U) 1 buah 7. Larutan ZnSO4 1 M 125 mL

3. Penjepit buaya 1 buah 8. Larutan CuSO4 0,5 M 125 mL

4. Voltmeter 1 buah 9. Larutan CuSO4 1 M 125 mL

5. Elektroda seng, tembaga, timah 10. Larutan SnCl2 0,5 M 125 mL

11. Na2S 1 M 50 mL

Cara Kerja

1. Pembuatan setengah sel Zn(s) Zn2+ (0,5 M)

Masukkan 125 mL larutan ZnSO4 0,5 M ke dalam gelas kimia 250

mL. Tempatkan sebatang lempeng seng ke dalam gelas tsb.

2. Pembuatan setengah sel Cu (s) Cu2+(0,5 M)

Masukkan 125 mL larutan CuSO4 0,5 M ke dalam gelas kimia 250

mL. Tempatkan sebatang lempeng tembaga dalam gelas kimia.

3. Hubungkan lempeng seng dengan kutub negatif voltmeter dan

hubungkan lempeng tembaga dengan kutub positif voltmeter.

Page 35: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 31

Hubungkan kedua sel tersebut dengan jembatan garam, kemudian

baca angka yang ditunjuk oleh jarum voltmeter.

4. Lakukan percobaan seperti diatas dengan:

Sel yang terdiri atas setengah sel Sn (s) Sn2+ (0,5 M)

Cu (s) Cu2+(0,5 M)

5. Pengaruh konsentrasi

Lakukan percobaan seperti prosedur diatas dengan konsentrasi

larutan lebih besar.

Setengah sel Zn (s) Zn2- (1 M) dan

Setengah sel Cu (s) Cu2+ (1 M)

Tambahkan 25 mL larutan Na2S 1 M ke dalam masing-masing

larutan. Lalu amati dan catat perubahan yang terjadi serta

pembacaan skala voltmeter.

Page 36: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 32

LEMBAR PENGAMATAN

III. PENENTUAN DAYA GERAK LISTRIK

Pengamatan

1. Zn (s) Zn2+ (0,5 M) terhadap Cu (s) Cu2+ (0,5 M) ...............volt

2. Sn (s) Sn2+ (0,5 M) terhadap Cu (s) Cu2+ (0,5 M) ..............volt

3. a. Zn (s) Zn2+ (1 M) terhadap Cu (s) Cu2+ (1 M) .................volt

b. Setelah penambahan larutan Na2S

PERTANYAAN

1. Tuliskan reaksi yang terjadi pada elektroda dalam setiap sel.

2. Apa gunanya jembatan garam

3. Hitunglah potensial elektroda dengan anggapan bahwa potensial

elektroda Sn:

a. 0 volt

b. -0,14 volt

Page 37: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 33

IV. ELEKTROLISIS LARUTAN KI

Tujuan Percobaan

Untuk menentukan reaksi pada anoda dan katoda apabila suatu

larutan dialiri arus listrik.

Teori Singkat

Elektrolisis adalah peristiwa berlangsungnya reaksi kimia dengan

adanya arus listrik. Elektrolisis terdiri dari sel elektrolitik yang berisi

elektrolisis (larutan atau leburan) dan dua elektroda, anoda dan katoda.

Pada anoda terjadi reaksi oksidasi dan pada katoda akan terjadi reaksi

reduksi. Reaksi yang terjadi pada elektroda bergantung pada

kecenderungan terjadinya reaksi oksidasi dan reduksi.

Contoh: (a) Elektrolisis larutan pekat NaCl dengan elektroda Pt

Anoda : 2 Cl- Cl2 + 2 e-

Katoda : 2H2O + 2 e- H2 + 2 OH-

(b) Elektrolisis leburan NaCl

Anoda : 2 Cl- Cl2 + 2 e-

Katoda : Na+ + e Na

Alat dan Bahan

1. Pipa U 1 buah 6. Gelas ukur 5 mL 1 buah

2. Elektroda karbon 2 buah 7. Tabung reaksi 2 buah

3. Sumber arus 6 volt 1 buah 8. Larutan KI 0,5 M

4. Pipet tetes 1 buah 9. Indikator PP 3 tetes

5. Penjepit buaya 2 buah 10. Larutan amilum 3 tetes

Page 38: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 34

Cara Kerja

1. Masukkan larutan KI dalam pipa U, sampai 2 cm dari mulut

tabung.

2. Masukkan elektroda masing-masing pada mulut tabung dan

hubungkan dengan sumber arus selama 5 menit.

3. Catat perubahan yang terjadi pada anoda dan katoda.

4. Pipet 2 mL larutan dari ruang katoda masukkan dalam tabung

reaksi dan tambahkan indikator PP 3 tees.

5. Pipet 2 mL larutan dari ruang anoda masukkan dalam tabung reaksi

dan tambahkan indikator amilum 3 tetes.

Page 39: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 35

D. LEMBAR PENGAMATAN

IV. ELEKTROLISIS LARUTAN KI

Pengamatan

1. Perubahan pada anoda : .......................................................

2. Perubahan pada katoda : ......................................................

3. Bau anoda : ...........................................................................

4. Larutan dari ruang katoda : ...................................................

- Ditambah larutan phenolphtalein : .................................

5. Larutan dari ruang anoda : ....................................................

a. Warna : ..........................................................................

b. Warna dengan amilum : ................................................

PERTANYAAN

1. Tulis reaksi lengkap dari elektrolisis di atas.

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya elektrolisis.

Page 40: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 36

KECEPATAN REAKSI

Tujuan Percobaan

Mengamati pengaruh konsentrasi, suhu, luas permukaan dan katalis

terhadap kecepatan reaksi.

Teori Singkat

Kecepatan reaksi kimia adalah suatu ukuran perubahan zat

pereaksi menjadi zat hasil reaksi per satuan waktu. Kecepatan reaksi

dapat diukur dari pengurangan massa zat pereaksi atau kenaikan

massa zat hasil pereaksi. Zat hasil reaksi berupa gas dapat diukur dari

volumenya yang dihasilkan per satuan waktu. Dalam sistem homogen

kecepatan reaksi dapat diukur dari perubahan konsentrasi per satuan

waktu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi antara lain

adalah a) konsentrasi, b) temperatur, c) luas permukaan, d) katalis, e)

tekanan, f) cahaya dan lain-lain.

Teori Tumbukan

1. Partikel-partikel zat harus bertumbukan terlebih dahulu sebelum

bereaksi.

2. Hanya tumbukan yang efektif yang dapat menghasilkan

perubahan/bereaksi. Untuk itu diperhatikan cukup energi.

Alat dan Bahan

Alat:

1. Rak tabung reaksi 1 buah 9. Sumbat tabung reaksi 4 buah

2. Tabung reaksi 6 buah 10. Balon karet panjang 3 buah

3. Gelas kimia 100 mL 4 buah 11. Mortir + alu 1 buah

4. Termometer 1 buah 12. Water bath 1 buah

5. Stop watch 1 buah 13. Pembakar spirtus 1 buah

Page 41: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 37

6. Gelas ukur 100 mL 1 buah 14. Kertas + spidol 1 buah

7. Gelas ukur 10 mL 1 buah 15. Kaki tiga 1 buah

8. Botol semprot 1 buah 16. Kasa asbes 1 buah

Bahan:

1. Larutan Na2S2O3 0,1 M 150 mL 6. H2SO4 pekat ( 5M) 6 mL

2. Larutan HCl 0,1 M 160 mL 7. Larutan H2C2O4 0,05M 60 mL

3. Larutan HCl 1 M 30 mL 8. Marmer pecahan 15 gr

4. Larutan KMnO4 0,01 M 75 mL 9. Es batu & alumunium foil

5. Larutan MnSO4 0,1 M 5 mL

Cara Kerja

PENGARUH KONSENTRASI terhadap KECEPATAN REAKSI

1. Sediakan 4 buah tabung reaksi yang bersih dan isi masing-masing

tabung dengan 20 mL HCl 0,1 M.

2. Ambil 4 buah gelas kimia 100 mL yang bersih, lalu beri tanda a, b,

c, d.

3. Kemudian isi masing-masing gelas kimia a, b, c, dan d dengan

larutan natrium tiosulfat 0,1 M dengan volume sebagai berikut:

a. 25 mL Na2S2O3

b. 20 mL Na2S2O3 ditambah 5 mL air

c. 15 mL Na2S2O3 ditambah 10 mL air

d. 10 mL Na2S2O3 ditambah 15 mL air.

Perhatian

1. Larutan Na2S2O3 dan HCl tidak boleh berdekatan sebelum

direaksikan, apa lagi kalau masing-masing larutan dalam keadaan

terbuka.

2. Tulis tanda silang dengan spidol pada kertas putih, dan tempatkan

dibawah gelas kimia (a).

3. Pegang stop watch dan salah satu tabung yang berisi HCl.

Page 42: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 38

4. Segera tuangkan HCl kedalam gelas kimia (a), pencet tombol stop

watch pada saat bersamaan. Amati perubahan yang terjadi, dan

segera matikan stop watch pada saat tanda silang tidak kelihatan

lagi. Catat waktu yang diperlukan.

5. Pindahkan kertas yang bertanda silang kebawah gelas kimia (b),

lalu ulangi percobaan 5-6. Begitu seterusnya sampai gelas kimia

(d).

PERTANYAAN

1. Kenapa larutan Na2S2O3dan HCl tidak bobleh berdekatan sebelum

direaksikan?

2. Berdasarkan percobaan diatas kesimpulan apa yang anda peroleh?

3. Bagaimana kalau percobaan tersebut dibalik, dimana larutan HCl

yang diencerkan seperti yang dilakukan pada Na2S2O3 diatas,

sedangkan larutan Na2S2O3 tetap 20 mL.

4. Berdasarkan data yang diperoleh dapatkah anda jelaskan

kaitannya dengan teori tumbukan?

PENGARUH SUHU TERHADAP KECEPATAN REAKSI

1. Sediakan 4 buah tabung reaksi yang bersih dan beri tanda a, b, c,

dan d. Kemudian isi masing-masing tabung dengan 20 mL HCl 0,1

M, lalu tutup semua tabung dengan sumbat.

2. Ambil 4 buah gelas kimia 100 mL yang bersih, lalu beri tanda yang

sama seperti diatas.

3. Isi masing-masing gelas kimia dengan 20 mL larutan natrium

tiosulfat 0,1 M.

4. Dinginkan larutan dalam tabung (a) dan gelas kimia (a) dengan

batu es selama 5 menit, dan ukur suhu dari salah satu larutan

tersebut, lalu letakkan gelas kimia diatas kertas yang bertanda

silang.

Page 43: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 39

5. Pegang stopwatch, dan segera reaksikan HCl dengan larutan

natrium tiosulfat dan catat waktu yang diperlukan sampai tanda

silang tidak terlihat.

6. Ambil larutan pada tabung (b) dan gelas kimia (b), lalu ulangi

langkah kerja (5) tanpa melalui proses pendinginan.

7. Selanjutnya ambil larutan pada tabung dan gelas kimia (c)

kemudian panaskan pasangan larutan tsb selama 5 menit, lalukan

langkah kerja (5).

8. Ulangi langkah kerja (7) untuk larutan pada tabung dan gelas kimia

d, tapi pemanasannya lebih lama yaitu selama 10 menit sehingga

suhu larutan bertambah tinggi. Seterusnya lakukan langkah kerja

(5).

PERTANYAAN

1. Berdasarkan percobaan diatas kesimpulan apa yang anda peroleh?

2. Berdasarkan data yang diperoleh dapatkah anda jelaskan kaitannya

dengan teori tumbukan?

PENGARUH LUAS PERMUKAAN TERHADAP KECEPATAN REAKSI

1. Sediakan rak tabung dengan 3 buah tabung reaksi, lalu isi masing-

masing tabung dengan 10 mL HCl 1 M.

2. Ambil 3 buah balon karet dan isi ketiga balon tsb dengan :

2 gram batu pualam yang berukuran kira-kira sebesar biji jagung.

2 gram batu pualam yang berukuran kira-kira sebesar butir-butir pasir.

2 gram batu pualam yang berukuran halus seperti tepung.

3. Pasang masing-masing balon pada mulut tabung reaksi yang berisi

HCl.

4. Reaksikan satu-persatu dengan cara memasukkan batu pualam

kedalam HCl, pencet tombol stop watch pada saat bersamaan, segera

matikan stop watch pada saat balon berdiri tegak, dan catat waktu

yang dibutuhkan.

Page 44: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 40

5. Ulangi percobaan pada tabung reaksi yang lain.

PENGARUH KATALIS TERHADAP KECEPATAN REAKSI

1. Sediakan 3 buah gelas kimia 100 mL dan beri nomor 1-3, lalu isi

masing-masing dengan 25 mL larutan KMnO4 0,01 M.

2. Tambahkan 2 mL H2SO4 5 M pada masing-masing gelas kimia.

3. Ambil pula 3 buah tabung reaksi dan isi setiap tabung dengan 20 mL

Na2S2O3 0,05 M.

4. Reaksikan KMnO4 0,01 M dengan salah satu H2C2O4 0,05 M pada

gelas kimia (1), jangan lupa pencet stop watch pada saat bersamaan,

dan matikan stop watch pada saat warna KMnO4 hilang.

5. Panaskan gelas kimia no.2 selama 10 menit, kemudian tuangkan

H2C2O4 kedalamnya dari tabung reaksi yang kedua. Catat waktu

yang diperlukan sampai warna larutan kalium permanganat hilang.

6. Panaskan larutan KMnO4 yang ada dalam gelas kimia no.3, lalu

tambahkan 5 mL MnSO4 0,1 M. selanjutnya tuangkan kedalam gelas

kimia tersebut H2C2O4 yang ada dalam tabung no.3.

7. Catat waktu yang diperlukan sampai warna larutan KMnO4 hilang.

Page 45: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 41

LEMBAR PENGAMATAN

I. PENGARUH KONSENTRASI terhadap KECEPATAN REAKSI

NOMOR

ALAT

VOLUME WAKTU

HCl 0,1 M Na2S2O3 0,1 M Air

A 20 mL 25 mL 0 mL

B 20 mL 25 mL 5 mL

C 20 mL 25 mL 10 mL

D 20 mL 25 mL 15 mL

II. PENGARUH SUHU terhadap KECEPATAN REAKSI

NOMOR

ALAT

VOLUME SUHU RATA-

RATA WAKTU

HCl 0,1 M Na2S2O3

A 20 mL 25 mL <00, 5 menit

B 20 mL 25 mL -

C 20 mL 25 mL 600C, 5 menit

D 20 mL 25 mL 600C, 10

menit

III. PENGARUH LUAS PERMUKAAN terhadap KECEPATAN REAKSI

NOMOR

ALAT

VOLUME HCl

1M

BATU PUALAM WAKTU

Jumlah Gram Ukuran

A 10 mL 2 gram Biji jagung

B 10 mL 2 gram Butiran pasir

C 10 mL 2 gram Halus

Page 46: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 42

IV. PENGARUH KATALIS terhadap KECEPATAN REAKSI

NOMOR

ALAT

25 mL KMnO4 0,01 M + 2 mL H2SO4 5 M WAKTU

SUHU

(0C)

PENAMBAHAN PEMANA

SAN

REAK

SI MnSO4 0,1 M H2C2O4 0,05 M

1 - 20 mL -

2 60 20 mL 10 menit

3 60 5 mL 20 mL 10 menit

Page 47: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 43

KOLOID

Teori Singkat

Ditinjau dari ukuran partikelnya, sistem koloid terletak antara larutan

dan suspensi kasar. Oleh karena itu ada dua cara pembuatan sistem

koloid, yaitu cara dispersi dan cara kondensasi. Pada cara dispersi, bahan

dalam bentuk kasar dihaluskan dan didispersikan ke dalam suatu medium.

Pada cara kondensasi, molekul-molekul dikondensasikan menjadi partikel

dengan ukuran koloid. Sifat-sifat yang dimiliki oleh koloid antara lain

adanya gejala Efek Tyndall, Gerak Brown, koagulasi, absorpsi dan lain-

lain. Praktikum ini mempelajari cara pembuatan dan mengamati sifat-sifat

koloid.

Alat dan Bahan

1. Lumpang dan alu 1 set 10. Gula

2. Gelas kimia 250 ml 1 buah 11. Belerang 2 gr

3. Tabung reaksi 2 buah 12. Larutan FeCl3 1 tetes

4. Rak & tabung reaksi 1 buah 13. Minyak tanah 2 mL

5. Batang pengaduk 1 buah 14. Larutan sabun 15 tts

6. Lampu senter 15. Larutan KCrO4 5% 200 mL

7. Gelas ukur 100 mL 1 buah 16. Larutan AlCl3 0,2 M 5 mL

8. Pipet tetes 1 buah 17. Larutan NaCl 1M 5 mL

9. Botol semprot 1 buah 18. Larutan NaCl 0,02 M 5 mL

19. Larutan BaCl2 0,2 M 5 mL

Page 48: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 44

Cara Kerja

I. PEMBUATAN KOLOID

1. Pembuatan sol dengan cara dispersi

a. Sol belerang dalam air

Campurkan satu bagian gula dan satu bagian belerang dan

gerus sampai halus. Ambil satu bagian campuran itu dan

campurkan dengan satu bagian gula, kemudian gerus lagi

sampai halus. Lanjutkan pekerjaan menggerus satu bagian

campuran dengan satu bagian gula. Setelah pengerjaan

keempat kalinya, tuang campuran kedalam air. Aduk

campuran ini dan perhatikan apakah terjadi endapan.

2. Pembuatan sol dengan cara kondensasi

a. Sol Fe(OH)3

Panaskan 50 mL air sampai mendidih. Tambahkan larutan

FeCl3 jenuh satu tetes sambil diaduk, sampai larutan

menjadi merah coklat dan simpanlah sol ini.

3. Pembuatan emulsi

a. Masukkan 1 mL minyak tanah dan 5 mL air ke dalam suatu

tabung reaksi. Guncangkan tabung itu dengan keras.

Kemudian letakkan tabung itu di rak tabung reaksi dan

perhatikan waktu yang diperlukan untuk pemisahan kedua

zat itu.

b. Masukkan 1 mL minyak tanah, 5 mL air dan 15 tetes larutan

sabun kedalam suatu tabung reaksi. Guncangkan tabung

dengan keras. Kemudian letakkan tabung itu di rak tabung

reaksi dan perhatikan apakah kedua zat itu memisah.

Page 49: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 45

II. SIFAT-SIFAT KOLOID

1. Efek Tyndall

Isi sebuah gelas kimia dengan larutan K2CrO4 5% dan terangi

larutan itu dengan berkas cahaya lampu senter. Amati berkas

yang sama, amati arah tegak lurus. Dengan cara yang sama,

amati sol Fe(OH)3 dan perbedaan apakah yang dilihat?

2. Kestabilan Koloid

a. Pengaruh elektrolit terhadap kestabilan koloid

(1) Masukkan 5 mL sol Fe(OH)3 ke dalam suatu tabung

reaksi. Tambahkan 5 mL larutan NaCl 1 M pada tabung

reaksi tsb. Guncangkan tabung reaksi dan catat waktu

yang diperlukan agar terjadi koagulasi.

(2) Kerjakan seperti pada langkah (1), tetapi gunakan larutan

elektrolit yang lain, yaitu berturut-turut:

i. Larutan NaCl 0,02 M

ii. Larutan BaCl2 0,2 M

iii. Larutan AlCl3 0,2 M

Page 50: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 46

LEMBAR PENGAMATAN

I. PEMBUATAN KOLOID

1. Sol belerang dalam air

2. Sol Fe(OH)3

3. Emulsi

II. SIFAT-SIFAT KOLOID

1. Efek Tyndall

2. Kestabilan Koloid

a. Pengaruh elektrolit terhadap kestabilan koloid.

Catat waktu yang diperlukan agar terjadi koagulasi.

PERTANYAAN

1. Apa perbedaan antara cara dispersi dan cara kondensasi?

2. Bagaimanakah pengaruh larutan sabun terhadap campuran air dan

minyak tanah?

3. Apa pengaruh konsentrasi larutan elektrolit terhadap kestabilan koloid?

4. Apa pengaruh muatan ion terhadap kestabilan koloid?

Page 51: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 47

KIMIA UNSUR

I. ALKALI DAN ALKALI TANAH

Tujuan Percobaan

Mengenal sifat-sifat umum dari logam-logam alkali dan alkali tanah,

meliputi reaktifitas di dalam air, warna nyala dalam api, dan pengenalan

ionnya di dalam air.

Teori Singkat

Ciri khas dari logam alkali dan alkali tanah adalah reaktifitasnya yang

besar dan umumnya dapat larut dengan mudah dalam air membentuk

basa kuat. Larutan dari logam-logam ini dapat dikenal dengan reaksi

nyala, karena dapat memberikan nyala-nyala yang khas.

Ion-ion dari logam alkali dan alkali tanah ini sukar diendapkan.

Sehingga untuk mengendapkannya harus menggunakan pereaksi-

pereaksi khusus. Misalnya natrium diendapkan dengan magnesium uranil

asetat dan kalium dengan natrium kobalt nitrit.

Alat dan Bahan

Alat:

1. Gelas piala 1 buah 5. Kaca kobalt 1 buah

2. Penjepit 1 buah 6. Tabung reaksi 2 buah

3. Kawat nikrom 1 buah 7. Pemanas bunsen 1 buah

Page 52: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 48

Bahan:

1. Natrium (padat) 8. K2CrO4 0,1 M 2 mL

2. HCl pekat 2 mL 9. Magnesium uranil asetat 0,1 M

3. LiCl 0,1 M 2 mL 10. Natrium kobalt nitrit 0,1 M

4. NaCl 0,1 M 2 mL 11. Kertas lakmus

5. Ba(NO3)2 0,1 M 2 mL 12. H2SO4 0,1 M 2 mL

6. KCl 0,1 M 2 mL 13. BaCl2 0,1 M 2 mL

7. SrCl2 0,1 M 2 mL

Cara Kerja

1. a. Dalam sebuah gelas piala yang berisi air, diampungkan secarik

kertas. Ambilah sepotong natrium dengan penjepit dan letakkan

di atas kertas tadi. Jangan memegang natrium dengan tangan.

Amati dan catat apa yang terjadi (Demo asisten).

b. Pada larutan yang terdapat dalam gelas piala pada percobaan a

celupkan kertas lakmus ke dalamnya. Amati dan catat apa yang

terjadi.

2. Celupkan kawat nikrom kedalam HCl pekat, kemudian bakarlah di

atas bunsen yang tak berwarna. Ulangi percobaan ini sampai tidak

tampak lagi warna nyala. Celupkan kawat nikrom yang sudah

bersih ini ke dalam larutan:

a. LiCl c. KCl e. SrCl2

b. NaCl d. BaCl2

3. Ambil empat buah tabung reaksi, dan beri nomor 1-4. masukkan ½

mL NaCl dan ½ mL magnesium uranil asetat pada tabung no.1; ½

mL KCl dan ½ mL natrium kobalt nitrit pada tabung no.2; ½ mL

Ba(NO3)2 dan ½ mL H2SO4 pada tabung no.3; ½ mL SrCl2 dan ½

mL K2CrO4 pada tabung no.4. Amati dan catat apa yang terjadi.

Page 53: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 49

LEMBAR PENGAMATAN

Pengamatan

1. Reaktifitas natrium dalam air

a. ……………………………….

b. Warna kertas lakmus

2. Tes reaksi nyala

LiCl: ........................................

NaCl: ......................................

KCl: ........................................

BaCl2: .....................................

SrCl2: ......................................

3. Endapan yang dihasilkan

a. NaCl + magnesium uranil asetat .............................

b. KCl + natrium kobalt nitrit .............................

c. Ba(NO3)2 + H2SO4 .............................

d. SrCl2 + K2CrO4 .............................

PERTANYAAN

1. a. Kesimpulan apa yang diperoleh dari percobaan 1a

b. Tuliskan persamaan reaksinya.

2. Buatlah kesimpulan dari percobaan 1b

3. Pada percobaan 2, unsur-unsur yang berbeda mempunyai warna nyala

yang berbeda pula. Apa sebabnya?

Page 54: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 50

II. HALOGEN

Tujuan Percobaan

Mengenal sifat-sifat umum dari halogen, meliputi kekuatan

pengoksidasinya menurut urutan tempatnya dalam susunan berkala,

mengenal warna dari gas-gas khlor, brom dan iod.

Teori Singkat

Unsur-unsur halogen merupakan oksidator-oksidator yang kuat. Urutan

kekuatan oksidasinya dalam susunan berkala dari atas ke bawah semakin

berkurang. Gas-gas halogen pada umumnya mempunyai warna-warna

yang spesifik.

Alat dan Bahan:

Alat:

1. Tabung reaksi 9 buah 4. Pipet tetes 1 buah

2. Sumbat mulut tabung reaksi 3 buah 5. Gelas ukur 10 mL 1 buah

3. Spatula 1 buah 6. Rak tabung 1 set

Bahan:

1. Kalium klorat 2 butir 7. Air khlor 0,1 M 2 mL

2. Kalium kromat 1 butir 8. Air brom 0,1 M 2 mL

3. Kalium iodat 1 butir 9. Air iod 0,1 M 2 mL

4. KCl 0,1M 2 mL 10. H2SO4 pekat 3 tetes

5. KBr 0,1 M 2 mL 11. CCl4 6 mL

6. KI 0,1M 2 mL

Cara Kerja

1. Masukkan ke dalam 3 tabung reaksi masing-masing larutan KCl,

KBr dan KI sebanyak 2 mL dan tambahkan air khlor ke dalam

masing-masing tabung reaksi tersebut. Ulangi percobaan di atas

Page 55: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 51

dengan air brom dan air iod. Amati dan bandingkan hasilnya

kemudian buatlah kesimpulan.

2. Ambil 3 buah tabung reaksi dengan sumbat karet. Masukkan ke

dalam tabung reaksi tersebut masing-masing 2 butir kalium klorat, 1

butir kalium kromat, dan 1 butir kalium iodat. Teteskan pada

masing-masing tabung 1 tetes H2SO4 pekat, lalu tutup tabung

dengan sumbat karet. Tunggu beberapa saat sampai timbul gas.

Kemudian masukkan CCl4 kira-kira 2 mL ke dalam ketiga tabung

tersebut. Amatilah dan catat apa yang terjadi.

Page 56: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 52

LEMBAR PENGAMATAN

Pengamatan

1.

Zat yang Diselidiki

Pereaksi KCl KBr KI

Cl2

Br2

I2

2. Warna gas yang dihasilkan:

Cl2 : ..................................

Br2 : ..................................

I2 : ..................................

PERTANYAAN

1. Pada pengamatan percobaan 1 ada yang bereaksi dan ada yang tidak

bereaksi. Mengapa?

2. Tuliskan persamaan reaksi untuk pengamatan 2.

Page 57: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 53

III. UNSUR TRANSISI

Tujuan Percobaan

Mengenal sifat-sifat umum dari unsur-unsur golongan transisi, meliputi:

pengenalan warna-warna yang khas, kemampuannya mempunyai

bilangan oksidasi lebih dari satu dan pembentukan senyawa kompleks.

Teori Singkat

Unsur-unsur golongan transisi memiliki sifat-sifat yang khas, misalnya:

senyawanya berwarna-warni, mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu

dan dapat membentuk senyawa kompleks

Alat dan Bahan

1. Rak tabung 1 buah 12. CuSO4 0,1 M 2 mL

2. Tabung reaksi 6 buah 13. Co3+ 0,1 M 2 mL

3. Pipet tetes untuk reagent 14. Zn2+ 0,1 M 2 mL

4. CrO42- 0,1 M 2 mL 15. KCNS 0,1 M 5 tetes

5. Cr2O72- 0,1 M 2 mL 16. H2O2 0,1 M 5 tetes

6. KMnO4 0,1 M 2 mL 17. Hg(NO3)2 0,1 M 1 mL

7. Mn2+ 0,1 M 2 mL 18. Cr(NO3)3 0,1 M 3 mL

8. FeSO4 0,1 M 2 mL 19. Amoniak 0,1 M 1 mL

9. FeCl3 0,1 M 6 mL 20. KI 0,1 M 10 tetes

10. Ni2+ 0,1 M 2 mL 21. NaOH 0,1 M 10 tetes

11. H2C2O4 0,1 M 5 tetes 22. H2SO4 0,1 M 5 tetes

Cara Kerja

1. Amati dan catat warna dari larutan-larutan berikut.

a. CrO42- e. Fe2+ i. Co3+

b. Cr2O72- f. Fe2+ j. Zn2+

c. MnO4- g. Ni2+

d. Mn2+ h. Cu2+

Page 58: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 54

2. a. Masukkan larutan KMnO4 2 mL ke dalam tabung reaksi,

teteskan larutan H2SO4 5 tetes dan tambahkan larutan H2C2O4.

Amati dan catat apa yang terjadi.

b. Masukkan larutan FeCl3 2 mL ke dalam tabung reaksi, catat

warnanya. Kemudian tambahkan KCNS 5 tetes, catat warnanya.

Ulangi percobaan dengan FeCl3 ditambahkan H2O2, catat

perubahan warna yang terjadi. Kemudian tambahkan KCNS,

catat warnanya. Bandingkan kedua percobaan diatas.

3. a. 2 mL larutan CuSO4 ditambahkan tetes demi tetes amoniak.

Amati dan catat perubahan-perubahan yang terjadi.

b. Sediakan 1 mL Hg(NO3)2, tambahkan larutan KI tetes demi

tetes. Amati dan catat perubahan-perubahan yang terjadi.

c. Tambahkan tetes demi tetes NaOH pada 3 mL Cr(NO3)3. Amati

dan catat perubahan-perubahan yang terjadi.

Page 59: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 55

LEMBAR PENGAMATAN

Pengamatan

1. Warna larutan hasil pengamatan:

a. .......................... e. ......................... i. ....................

b. .......................... f. .......................... j. ....................

c. .......................... g. .........................

d. .......................... h. .........................

2. a. KMnO4 + H2SO4 + H2SO4

Warna KMnO4 mula-mula: ...............................

Warna setelah reaksi: ......................................

b. FeCl3 + KCNS

Warna FeCl3 mula-mula: ..................................

Warna setelah reaksi: ......................................

FeCl3 + H2O2

Warna yang terjadi: ..........................................

FeCl3 + H2O2 + KCNS

Warna yang terjadi: ..........................................

3. a. CuSO4 + NH4OH, warna yang terjadi

b. Hg(NO3)2 + KI, perubahan-perubahan yang terjadi

c. NaOH + Cr(NO3)3, perubahan-perubahan yang terjadi

PERTANYAAN

1. Tuliskan reaksi yang terjadi pada pengamatan 2a?

2. Tuliskan reaksi yang terjadi pada pengamatan 2b?

3. Tuliskan reaksi yang terjadi pada percobaan 3a, 3b, 3C?

Page 60: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 56

MENGENAL SIFAT-SIFAT SERTA PEMBUATAN

BEBERAPA SENYAWA KARBON

Tujuan Percobaan

Untuk mengenal sifat-sifat dan pembuatan beberapa senyawa karbon,

meliputi hidrokarbon, alkanol, aldehid, keton dan ester.

Teori Singkat

Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa tidak berwarna, sukar larut

dalam air, tetapi sangat mudah larut dalam pelarut non polar. Pada

umumnya hidrokarbon dengan bobot molekul rendah berupa gas, dan

bobot molekulnya sedang berupa cair sedangkan yang bobot molekulnya

tinggi berupa zat padat. Semua hidrokarbon dapat dibakar dengan

oksigen maupun udara untuk menghasilkan karbon dioksida dan air.

Sifat hidrokarbon adalah parafinis, yaitu sukar bereaksi dengan zat

lain. Sifat khusus akan terbentuk apabila bagian dari hidrokarbon

digantikan dengan atom atau unsur lain.

Alat dan Bahan

Alat:

4. Gelas ukur 5 mL atau 10 mL 1 buah 12. Rak tabung

5. Tabung reaksi biasa 5 buah 13. Pemanas spirtus

6. Sumbat gabus sedang 1 buah 14. Termometer

7. Pengaduk kaca (kecil) 1 buah 15. Kaki tiga & kasa

8. Gelas kimia 250 mL 1 buah 16. Spatula stainless

9. Gelas kimia 500 mL 1 buah 17. Lumpang & alu

10. Gelas kimia 100 mL 1 buah 18. Pipet tetes 3 buah

11. Tabung reaksi pipa samping (25x120 mm) 1 buah

12. Tabung reaksi 1x10 cm (pendingin) 1 buah

Page 61: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 57

13. Sumbat gabus kecil (1x15 cm) 5 buah

14. Lempeng tembaga 0,5 cmx10 cm 1 buah

Bahan:

1. Iodoform 2 mL 13. Kerosin (minyak tanah) 6 mL

2. H2SO4 pekat 70 tetes 14. Minyak parafin 6 mL

3. HNO3 pekat 10 tetes 15. Kamper

4. NaOH 1 M 10 tetes 16. Bensin

5. CH3COOH glasial 3 mL 17. Kalsium karbida beberapa butir

6. Asam benzoat 1 sdt 18. Benzena 2 mL

7. Asam salisilat 1 sdt 19. Air brom

8. Etanol 40 mL 20. Formalin 4 mL

9. Metanol 15 mL 21. Daun warna hijau

10. N-amil alkohol 3 mL 22. Pereaksi Tollens 3 mL

11. Aseton 4 mL 23. Larutan Fehling A 15 mL

12. Aquadest 24. Larutan Fehling B 9 mL

Cara Kerja

I. MENGENAL SIFAT-SIFAT HIDROKARBON

1. Reaktifitas Senyawa Alkana

a. Masukkan kedalam 3 buah tabung reaksi, masing-masing 2

mL kerosin. Pada tabung pertama tambahkan 5 tetes H2SO4

pekat, pada tabung kedua tambahkan 5 tetes HNO3 pekat,

dan pada tabung ketiga tambahkan 5 tetes NaOH 1 M.

Kemudian amati dan catat apa yang terjadi.

b. Ulangi percobaan (a) tapi kerosin diganti dengan minyak

paraffin.

2. Pembuatan gas asetilena (etuna) dan mengenal sifatnya

a. Masukkan beberapa butir pecahan kalsium karbida kedalam

tabung reaksi pipa samping (tabung harus betul-betul

kering).

Page 62: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 58

b. Pasang slang 25 cm pada pipa tsb, dan ujung slang

tempatkan dalam air brom yang ada dalam tabung reaksi

biasa.

c. Pasang sumbat gabus pada tabung reaksi pipa samping

yang diselipkan pipet tetes ditengah sumbat dan pipet tetes

diisi penuh dengan air.

d. Reaksikan karbid dengan air dengan cara meneteskan air

pada butiran karbid, apa yang terjadi? Amati dan catat apa

yang terjadi dalam tabung yang berisi air brom.

II. SIFAT-SIFAT ALKANOL

Salah satu sifat alkanol adalah dapat berfungsi sebagai pelarut,

contohnya adalah etil alkohol. Percobaan dengan menggunakan etil

alkohol (etanol) sebagai pelarut adalah sebagai berikut:

1. Masukkan kedalam 5 buah tabung reaksi masing-masing 5 mL

etil alkohol dan beri nomor 1-5. Tabung no.1 beri 2 mL iodoform;

no.2 tambahkan sedikit (seujung spatel) asam benzoat; no.3

beri sedikit kamper; tambahkan 2 mL bensin pada tabung no.4;

terakhir tabung no.5 tambahkan 2 mL benzene. Amati dan catat

apa yang terjadi.

2. Gerus beberapa lembar daun yang berwarna hijau dan

masukkan kedalam gelas kimia 100 mL, tambahkan 10 mL etil

alkohol kemudian panaskan, amati hasilnya.

III. PEMBUATAN dan SIFAT-SIFAT ALDEHID dan KETON

1. Pembuatan Aldehid dari Oksidasi Alkanol

a. Isi tabung reaksi kecil dengan metanol sampai 0,5 cm

dibawah mulut tabung, rendam tabung dalam air dingin dan

beri sumbat agar tidak menguap.

Page 63: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 59

b. Ambil lempeng tembaga berukuran 0,5 cm x 10 cm, lalu

ampelas sampai kelihatan warna aslinya (merah jambu).

c. Kemudian lilitkan lempeng tembaga itu pada batang

pengaduk yang berdiameter kecil sehingga berbentuk spiral.

d. Selipkan ujung bagian atas spiral tembaga pada sumbat

gabus kecil.

e. Nyalakan lampu spirtus, lalu bakar tembaga spiral sampai

pijar, dan segera celupkan kedalam metanol yang ada dalam

tabung reaksi kecil.

f. Bakar kembali tembaga spiral sampai pijar, lalu segera

celupkan lagi kedalam metanol, lakukan pekerjaan ini

sampai 25 kali.

g. Ambil 2 mL larutan diatas (6), tambahkan 1 mL pereaksi

Tollens, kemudian masukkan kedalam penangas air,

panaskan dan perhatikan perubahan yang terjadi.

h. Sebagai pembanding ambil 2 mL formalin, tambahkan 1 mL

pereaksi Tollens lalu masukkan kedalam penangas air

panaskan dan perhatikan apa yang terjadi. Lakukan langkah

kerja ini dengan mengganti formalin (formaldehid) dengan

metanol dan aseton.

i. Campurkan 5 tetes larutan Fehling A dan 3 tetes Fehling B

dalam 1 buah tabung reaksi, lalu tambahkan 2 mL larutan

metanal hasil oksidasi diatas (6), lalu panaskan diatas

penangas air, amati sampai terjadi perubahan.

j. Dengan cara yang sama ((9) lakukan pula terhadap formalin,

dan aseton.

IV. PEMBUATAN ESTER

Panaskan 100 mL air dalam gelas kimia 250 mL sampai suhunya

kira-kira 7000C. Sementara air dipanaskan lakukan langkah kerja

berikut:

Page 64: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 60

1. Isi tabung reaksi pipa samping dengan 3 mL etanol, 3 mL

CH3COOH glasial, lalu tambahkan 20 tetes H2SO4 pekat.

2. Pasang pendingin pada tabung dengan cara melubangi sumbat

tabung lalu menyelipkan 1 buah tabung kecil yang berisi air.

3. Masukkan tabung reaksi pipa samping tersebut kedalam air

yang telah dipanaskan. Teruskan pemanasan sampai 10 menit

dan atur pemanasan agar suhu air tidak melebihi 800C.

Bandingkan bau yang terjadi dengan zat asal.

4. Ulangi pekerjaan no.2 dengan campuran sbb:

a. 3 mL Metanol + 1 sendok teh Asam salisilat + 20 tetes

H2SO4 pekat.

b. N-amil alkohol + 1 sendok teh Asam benzoat + 20 tetes

H2SO4 pekat.

5. Catat bagaimana bau dari masing-masing percobaan

pembuatan ester yang sudah anda lakukan.

Page 65: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 61

LEMBAR PENGAMATAN

I. MENGENAL SIFAT-SIFAT HIDROKARBON

a. Reaktifitas Senyawa Alkana

Nama Zat Nama Pereaksi

H2SO4 pekat HNO3 pekat NaOH 1 M

Kerosin

Paraffin

b. Pembuatan gas asetilena (etuna) dan mengenal sifatnya

Keadaan Zat Pengamatan

Kalsium karbida + Air

Warna Air Brom sebelum

reaksi

Warna Air Brom sesudah

reaksi

II. SIFAT-SIFAT ALKANOL

Nama

Pelarut

Nama Zat

Iodoform Asam

Benzoat Kamper Bensin Benzena

Hiaju

Daun

Etanol

Page 66: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 62

III.PEMBUATAN dan SIFAT-SIFAT ALDEHID dan KETON

1. Pembuatan Aldehid dari Oksidasi Alkanol

No. Percobaan Pengamatan

1. Tembaga dipanaskan sampai pijar

kemudian dikeluarkan dari api

2.

Tembaga dipanaskan sampai pijar.

Dimasukkan kedalam tabung yang

berisi methanol

3.

Zat baru + Tollens

4.

Formalin + Tollens

5.

Metanol + Tollens

6.

Aseton + Tollens

7.

Zat baru + Fehling A, B

8.

Formalin + Fehling A, B

9.

Aseton + Fehling A, B

Page 67: Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II

Laboratorium Kimia FMIPA UNJ Page 63

IV. PEMBUATAN ESTER

No. Percobaan Pengamatan

1. Etanol + CH3COOH (p) + H2SO4 (p)

2. Etanol + CH3COOH (p) + H2SO4 (p)

3. Metanol + Asam salisilat + H2SO4 (p)

4. Metanol + Asam salisilat + H2SO4 (p)

5. N-amil alkohol + Asam benzoat + H2SO4 (p)

6. N-amil alkohol + Asam benzoat + H2SO4 (p)

PERTANYAAN

1. Tuliskan reaksi kalsium karbida dengan air

2. Jelaskan mengapa terjadi perubahan warna larutan brom pada

pembuatan gas asetilena, dan tuliskan reaksinya.

3. Reaksi apa yang terjadi pada tembaga pada waktu dipijarkan dan pada

waktu dimasukkan kedalam metanol.

4. Senyawa karbon apa yang terbentuk pada reaksi antara metanol

dengan lempeng tembaga pijar, tulis persamaan reaksinya.

5. Pada pembuatan ester mengapa campuran tidak dipanaskan secara

langsung?

6. Tuliskan persamaan reaksi dari ketiga percobaan pembuatan ester

diatas.

7. Apa fungsi penambahan H2SO4 pekat pada pembuatan ester?

8. Sebutkan nama ester yang sudah anda dapatkan dari hasil percobaan.