pengelolaan penyadapan tanaman karet (hevea … · karet gurach batu estate pt bakrie sumatera...

51
i PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis Muell-Arg) DI PERKEBUNAN KARET GURACH BATU ESTATE PT BAKRIE SUMATERA PLANTATION Tbk, ASAHAN, SUMATERA UTARA AWLIYA RAHMI ARJA A24120155 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

Upload: ngothu

Post on 14-Mar-2019

305 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing

i

PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea

brasiliensis Muell-Arg) DI PERKEBUNAN KARET GURACH

BATU ESTATE PT BAKRIE SUMATERA PLANTATION Tbk,

ASAHAN, SUMATERA UTARA

AWLIYA RAHMI ARJA

A24120155

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

Page 2: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengelolaan

Penyadapan Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell-Arg.) di Perkebunan

Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan,

Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan

belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun.

Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun

tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan

dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada

Institut Pertanian Bogor.

Bogor, November 2016

Awliya Rahmi Arja

A24120155

Page 3: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing

iii

ABSTRAK

AWLIYA RAHMI ARJA. Pengelolaan Penyadapan Tanaman Karet (Hevea

brasiliensis Muell-Arg.) di Perkebunan Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie

Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara. Dibimbing oleh SUPIJATNO.

Kegiatan magang ini dilaksanakan di Divisi IV Gurach Batu Estate, PT

Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Sumatera Utara sejak Februari 2016 sampai Juni

2016. Tujuan pelaksanaan magang adalah mempelajari dan melakukan kegiatan

penyadapan karet untuk meningkatkan keterampilan teknis dan manajerial secara

langsung di lapangan. Penyadapan adalah kegiatan utama pada perkebunan karet,

maka harus dilakukan dengan manajemen yang baik. Penyadapan di GBE belum

sesuai dengan standar perusahaan namun masih dalam rentang yang dapat

ditoleransi. Rata-rata ketebalan pemakaian kulit sadap ada frekuensi sadap d/4 dan

d/3 adalah 1,3 mm dan 1,6 mm. Rata–rata kedalaman irisan sadap pada sadapan

d/4 adalah 2,5 mm dan pada sadapan d/3 0,9 mm. Produksi latek oleh penyadap

kelas A lebih banyak dibanding kelas B, dan pemakaian kulit oleh kelas A lebih

sedikit dibanding kelas B. Kecepatan menyadap kelas A dan kelas B tidak berbeda

nyata yaitu sekitar 16,17 detik pohon-1

dan 17,97 detik pohon-1

. Aplikasi zat

stimulan yang dilakukan di Divisi IV GBE telah sesuai dengan aturan dan standar

perusahaan. Persentase serangan KAS pada klon RRIM 921, PB 260 dan IRR 118

adalah 6,6%, 7,5%, dan 5,75%. Sebaiknya dilakukan penanganan yang lebih

serius terhadap serangan KAS di GBE karena tingkat serangan tergolong tinggi.

Pengawasan sadapan pada panel B sebaiknya lebih diperhatikan.

Kata kunci: karet, penyadapan, stimulan

ABSTRACT

AWLIYA RAHMI ARJA. Rubber tapping system (Hevea brasiliensis Muell-

Arg.) at Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan,

Sumatera Utara. Supervised by SUPIJATNO.

The internship program was conducted at Gurach Batu Estate PT Bakrie

Sumatera Plantation Tbk, North Sumatera began from Februari 2016 until June

2016. This internship was aimed to analyze rubber tapping system directly at the

field so could improve the technical and management skill. Tapping was a main

aspect in rubber plantation so it must be well managed and controlled. Tapping in

GBE was not complify to company standard but still in tolerate range. Bark

consumption of d/3 and d/4 tapping frequency were 1,3 mm and 1,6 mm and its

tapping depth were 2,5 mm and 0,9 mm, both are out of company standard range.

Latex production by A class tapper was higher than B class tapper and monthly

bark consumption by A class tapper was lower than B class tapper. Tapping speed

between A class tapper and B class tapper was not significantly different, it’s

around 16,17 second tree -1

and 17,97 second tree-1

. Stimulant application in GBE

is complify to company standard. Tapping Panel Dryness (TPD) disease in clone

RRIM 921, PB 260 and IRR 118 are 6,6%, 7,5%, and 5,75%. There should be a

serious effort to handle TPD because the precentage of disease was high. Tapping

supervision in Panel B should be done better.

Keywords: rubber,stimulant,tapping,

Page 4: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing

PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea

brasiliensis Muell-Arg) DI PERKEBUNAN KARET GURACH

BATU ESTATE PT BAKRIE SUMATERA PLANTATION

Tbk, ASAHAN, SUMATERA UTARA

AWLIYA RAHMI ARJA

A241120155

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian

pada

Departemen Agronomi dan Hortikultura

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

Page 5: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing
Page 6: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing

PRAKATA

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan dengan baik.

Skripsi ini berjudul Pengelolaan Penyadapan Tanaman Karet (Hevea

brasiliensis Muell-Arg.) di Perkebunan Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie

Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara berdasarkan penelitian dan

kegiatan magang yang telah dilakukan sejak Februari sampai Juni 2016.

Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Supijatno, M.Si, selaku

pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dan saran dalam

menyelesaikan usulan penelitian ini. Terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Ahmad

Junaedi, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik, Bapak Dr.Ir. Sudradjat,

MS. dan Ibu Dr. Ir. Faiza C. Suwarno MS. selaku dosen penguji. Terima kasih

kepada seluruh Bapak Ibu dosen Agronomi dan Hortikultura yang telah

mengajarkan dan membagi ilmunya kepada saya. Terima kasih kepada manajer

Gurach Batu Estate bapak Ir. Adni Said, asisten Divisi IV GBE bapak Hari

Pramono S.P., dan karyawan GBE yang telah membantu kelancaran kegiatan

magang dan pegambilan data untuk skripsi ini. Ungkapan terima kasih juga

disampaikan kepada Ayah, Ama, adik-adik, seluruh keluarga, serta sahabat atas

segala doa dan kasih sayangnya.

Semoga skripsi ini dapat diterima dan bermanfaat bagi pembaca. Terima

kasih.

Bogor, November 2016

Awliya Rahmi Arja

Page 7: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing

vii

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL viii DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN viii PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1 Tujuan 2

TINJAUAN PUSTAKA 2 Botani Karet 2

Penyadapan 3 Konsumsi Kulit Sadapan 3

Tenaga Kerja Penyadapan 4 Aplikasi Zat Stimulansia 4

Kering Alur Sadap 5 METODE MAGANG 5

Tempat dan Waktu Penelitian 5 Metode Pelaksanaan 5

Pengamatan dan Pengumpulan Data 6 Analisis Data 7

KEADAAN UMUM 7 Letak Geografis dan Wilayah Administratif 7

Keadaan Iklim dan Tanah 8 Luas Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan 8

Keadaan Tanaman dan Produksi 9 Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan 11

HASIL DAN PEMBAHASAN 12 Aspek Teknis 12

Aspek Manajerial 22 Pembahasan 24

KESIMPULAN DAN SARAN 26 Kesimpulan 26

Saran 27 DAFTAR PUSTAKA 27

LAMPIRAN 31 RIWAYAT HIDUP 40

Page 8: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing

DAFTAR TABEL

1 Luas areal konsesi dan tata guna lahan Gurach Batu Estate 8

2 Luas areal TBM dan TM karet Divisi IV GBE berdasarkan tahun tanam 9

3 Produksi dan produktivitas karet GBE tahun 2011-2015 10

4 Rincian jumlah tenaga kerja aktif di kebun Gurach Batu Estate 11

5 Jumlah borongan penyadap pada setiap panel 16

6 Pengelolaan dan perencanaan bidang sadapan PT BSP 17

7 Kondisi kulit sadapan berdasarkan frekuensi penyadapan 17

8 Kondisi kulit sadapan berdasarkan panel sadap 18

9 Kecepatan sadap, pemakaian kulit, dan hasil sadapan penyadap

berdasarkan kelas

19

10 Warna kapur inspeksi 21

11 Tanda inspeksi penyadapan yang digunakan di PT BSP 22

DAFTAR GAMBAR

1 Produksi karet kering bulanan Gurach Batu Estate tahun 2014-2016 10

2 Bibit APM yang sudah diberi kapur 13

3 Penandaan tanaman yang terserang JAP dan gejalanya 14

4 Garis penuntun bukaan sadap tanaman karet 15

5 Penandaan batas hanca, tapping area, dan blok 16

6 Respon produksi lateks setelah aplikasi stimulan 19

7 Persentase tanaman terserang KAS pada beberapa klon tahun 2016 20

8 Tanaman yang terserang Kering Alur Sadap (KAS) dan bark nekrosis 20

9 Alat dan pelaksanaan inspeksi sadapan 21

DAFTAR LAMPIRAN

1 Jurnal kegiatan sebagai karyawan harian lepas 31

2 Jurnal kegiatan sebagai pendamping mandor dan krani 33

3 Jurnal kegiatan sebagai pendamping asisten 35

4 Peta kebun Gurach Batu Estate 37

5 Tabel curah hujan di GBE tahun 2006-2015 38

6 Struktur organisasi kebun Gurach Batu Estate 39

Page 9: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Karet alam adalah salah satu komoditas ekspor andalan Indonesia yang

diproduksi tanaman karet (Hevea brasiliesis Muell-Arg). Ekspor karet merupakan

salah satu sektor yang selama ini menopang perekonomian Indonesia pasca krisis

1998. Data BPS (2014) menyebutkan bahwa pada tahun 2013 volume ekspor

karet alam Indonesia mencapai 2.590.200 ton dengan total nilai ekspor sebesar

US$6,6 milyar. Ekspor karet Indonesia masih dalam bentuk karet remah. Sekitar

85,96% produksi karet alam Indonesia diekspor ke mancanegara dan hanya

sebagian kecil yang dikonsumsi dalam negeri.

Pemenuhan kebutuhan karet dunia sebagian telah tergantikan oleh karet

sintetik. Adanya karet sintetik tidak dapat sepenuhnya menggantikan peran karet

alam. Beberapa kelebihan karet alam yang tidak dapat dipenuhi oleh karet sintetik

adalah elastisitas yang tinggi dan daya lenting sempurna, daya aus yang tinggi,

tidak mudah panas dan tahan terhadap keretakan.

Tahun 2012 Indonesia memiliki perkebunan karet seluas 3.506.201 ha

dengan produksi mencapai 3.012.254 ton dan produktivitas 1.073 kg karet kering

ha-1

(Ditjenbun, 2014). Perkebunan karet ini sebagian besar adalah perkebunan

rakyat yaitu 85,06%, perkebunan besar milik swasta 7,9% dan perkebunan milik

negara sebesar 6,95%. Perkebunan karet Indonesia masih jauh lebih luas

dibandingkan lahan karet Malaysia dan Thailand namun produksi karet Indonesia

masih di bawah negara-negara tersebut. Luas perkebuan karet Malaysia adalah

1.048.000 ha dengan produktivitas 1.494 kg ha-1

dan luas perkebunan karet

Thailand sebesar 2.760.000 ha dengan produktivitas 1.800 kg ha-1

(ANRPC, 2011).

Kuantitas dan kualitas sadapan di perkebunan karet Indonesia masih rendah,

kebun tidak terawat, dan petani karet memiliki pendapatan yang kecil

(Kemenperin, 2014). Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya produksi karet

Indonesia. Faktor-faktor tersebut antara lain: teknik budidaya yang kurang tepat,

sistem eksploitasi atau manajemen teknis penyadapan yang belum efisien,

penyakit akar dan kering alur sadap yang belum dapat teratasi, dan masih

kurangnya pengembangan klon unggul yang tahan penyakit.

Pelaksanaan teknis penyadapan karet akan berkaitan dengan produktivitas

tanaman, umur ekonomis tanaman dan perencanaan produksi untuk periode

mendatang. Manajemen penyadapan dapat dilakukan dengan memperhatikan

konsumsi kulit sadap, keterampilan tenaga kerja penyadap, dan penggunaan

aplikasi zat stimulansia. Konsumsi kulit akan dipengaruhi oleh frekuensi atau

intensitas penyadapan, kedalaman irisan, ketebalan irisan dan waktu penyadapan.

Bila faktor-faktor tersebut dikombinasikan dengan baik dan dirumuskan dalam

bentuk notasi atau sistem eksploitasi yang benar maka akan dapat meningkatkan

produktivitas tanaman karet. Tenaga kerja penyadapan pada kelas berbeda

memiliki tingkat keterampilan yang berbeda, sehingga jumlah produksi lateks

yang dihasilkan juga berbeda (Robianto, 2013). Perkebunan karet Dolok Ulu PT

BSRE menempatkan kelas penyadap pada sistem sadap yang berbeda karena akan

mempengaruhi produksi dan pemakaian kulit sadapan. Penyadap Kelas A

ditempatkan pada sadap tarik ½ S d/3 dan penyadap junior pada sistem sadap

Page 10: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing

2

sorong ¼ S d/3. Hal ini ditetapkan berdasarkan produksi cuplump yang dihasilkan

(Wiguna, 2014)

Harga karet di pasaran dunia (SIR 20) selama 2015 hanya USD 1,2 kg-1

sedangkan harga di tingkat petani adalah Rp4.000,00-Rp5.500,00 kg-1

karet

kering. Harga ini adalah harga paling rendah selama satu dekade terakhir

(Gapkindo, 2015). Harga karet 2016 mulai sedikit meningkat yaitu sekitar

Rp7.000,00 kg-1

karet kering di tingkat petani (Gapkindo, 2016). Melihat harga

karet yang merosot belakangan ini memang tidak dapat dihindari namun harus

dihadapi dengan pengaturan manajemen penyadapan yang lebih efisien agar tidak

menimbulkan kerugian yang lebih banyak. Apabila kondisi ini dihadapi dengan

gegabah tanpa perencanaan yang jelas maka hanya akan menambah kerugian.

Penyadapan yang dilakukan sistem eksploitasi tinggi dan aplikasi zat stimulansia

akan menyebabkan tingginya penyakit kering alur sadap. Penyadapan yang

dilakukan sembarangan akan menghambat peremajaan kulit sadap (Obuayeba et

al., 2009).

Menjalankan manajemen penyadapan yang baik akan menjaga kontinuitas

produksi karet dan meningkatkan produksi karet pada periode puncaknya. Selain

itu, tanaman karet adalah tanaman perkebunan yang umur ekonomisnya cukup

panjang mencapai 20 tahun. Harga yang merosot selama dua tahun terakhir

seharusnya tidak lantas menyurutkan semangat karena masih akan tertutupi

dengan masa produksi yang panjang. Seiring dengan perbaikan kondisi ekonomi

masih ada kemungkinan dan peluang bahwa dalam setahun atau dua tahun ke

depan harga karet akan kembali membaik.

Tujuan

Pelaksanaan magang secara umum bertujuan untuk meningkatkan

pemahaman, keterampilan teknis dan manajerial tentang penyadapan karet secara

langsung di lapangan.

Tujuan magang secara khusus adalah mempelajari dan mengetahui sistem

penyadapan tanaman karet di perkebunan karet Gurach Batu Esatate PT Bakrie

Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara. Setelah mengikuti pekerjaan

sesuai dengan prosedur, dapat meningkatkan keterampilan teknis dan manajerial

secara langsung di lapangan.

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Karet

Karet adalah tanaman yang berasal dari wilayah Amerika yang beriklim

tropis, karet bisa tumbuh di Indonesia yang juga beriklim tropis. Karet merupakan

tanaman dataran rendah dengan ketinggian 0-400 m dpl. Karet merupakan pohon

yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup besar. Tinggi pohon dewasa mencapai

15-25 meter. Kulit batang karet mengandung getah yang disebut lateks. Getah

inilah yang dipanen dari tanaman karet dangan cara penyadapan (Siregar dan

Suhendry, 2013).

Tanaman karet dapat disadap mulai umur 5-6 tahun. Produktivitas lateks

umumnya akan semakin meningkat sesuai dengan pertambahan umur tanaman.

Tahun-tahun awal sejak mulai disadap produksi karet biasanya hanya 100-1.000

Page 11: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing

3

kg karet kering ha-1

tahun-1

. Produksi tersebut akan terus meningkat hingga

mencapai puncaknya pada tahun ke-8 sebesar 2.000 kg karet kering ha-1

tahun-1.

Setelah itu, produksi akan terus menurun sampai diremajakan (Setiawan dan

Andoko, 2005).

Penyadapan

Produksi lateks dari tanaman karet selain ditentukan oleh keadaan tanah dan

pertumbuhan tanaman, klon unggul, juga dipengaruhi oleh teknik dan manajemen

penyadapan. Kriteria matang sadap antara lain apabila keliling lilit batang pada

ketinggian 130 cm dari permukaan tanah telah mencapai minimum 45 cm dan 60%

dari populasi tanaman telah memenuhi kriteria tersebut maka areal pertanaman

sudah siap dipanen. Menurut Balitsembawa (2006), beberapa hal yang perlu

diperhatikan saat awal membuka bidang sadap adalah:

Peralihan tanaman dari TMB ke TM, apabila didukung dengan kondisi

pertumbuhan yang sehat dan baik maka tanaman karet akan memenuhi

kriteria matang sadap pada umur 5–6 tahun.

Tinggi bukaan sadap,tinggi bukaan sadap, baik dengan sistem sadapan ke

bawah (Downward tapping system, DTS) maupun sistem sadap ke atas

(Upward tapping system,UTS) adalah 130 cm diukur dari permukaan tanah.

Waktu bukaan sadap, Waktu bukaan sadap adalah 2 kali setahun yaitu pada

permulaan musim hujan (Juni) dan permulaan masa intensifikasi sadapan

(bulan Oktober). Oleh karena itu, tidak semua tanaman yang sudah matang

sadap lalu langsung disadap.

Kemiringan irisan sadap, permulaan sadapan dimulai dengan sudut

kemiringan sebesar 40° dari garis horizontal. Besar sudut irisan akan semakin

mengecil hingga 30° bila mendekati pertautan bekas okulasi. Jika

menggunakan sistem sadapan ke atas maka sudut irisan akan semakin

membesar.

Prinsip penyadapan adalah mengeluarkan getah karet (lateks) dengan

melukai kulit batang tanaman karet secara terukur dan terbatas. Penyadapan pada

batang utama bertujuan untuk pemutusan atau pelukaan pembuluh lateks di kulit

pohon. Pembuluh lateks yang dilukai akan pulih kembali dalam rentang waktu

tertentu sehingga dapat dilakukan penyadapan untuk kedua kalinya

Keluarnya lateks karena adanya tekanan pada pembuluh lateks dari tekanan

turgor sel. Semakin banyak isi sel semakin besar tekanan tugor pada dinding sel.

Tekanan turgor paling besar pada tanaman karet terjadi sekitar pukul 04.00-08.00

pagi (Rodrigo, 2010). Penyadapan dianjurkan untuk dilaksanakan pada rentang

waktu tersebut.

Penyadapan memberikan pengaruh besar terhadap konsentrasi karbohidrat

pada batang tanaman. Konsentrasinya lebih tinggi dibanding pada pohon karet

yang tidak disadap. Regenerasi dan biosintesis lateks memerlukan karbohidrat

sebagai substrat dan sumber energi metabolik mengingat bahwa penyadapan

adalah sebagai sink tambahan yang mengalihkan atau membelokkan karbohidrat

dari fungsi normalnya (Silpi et al., 2007).

Konsumsi Kulit Sadapan

Konsumsi kulit sadapan akan menentukan umur produksi tanaman. Selain

frekuensi sadap yang digunakan, standar pemakaian kulit juga mempengaruhi

Page 12: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing

4

konsumsi kulit sadap. Kedalaman sadap yang tidak sesuai (lebih dalam) dari yang

dianjurkan menyebabkan semakin tipisnya kulit yang tersisa dan semakin besar

resiko luka kayu yang akan mengakibatkan semakin tipisnya kulit pulihan yang

terbentuk sehingga menyulitkan dalam kegiatan penyadapan selanjutnya (Kiswara,

2007). Sekitar awal tahun 2000-an ditemukan stimulan untuk meningkatkan

produksi lateks. Aplikasi stimulan ini dapat meningkatkan produktivitas lateks

dan mengurangi tenaga kerja penyadapan namun tidak semua klon karet dapat

diaplikasikan stimulan (Soumahin et al., 2009).

Konsumsi kulit per bulan atau per tahun ditentukan oleh rumus sadap atau

notasi sadap yang digunakan. Contoh rumus sadap untuk sistem eksploitasi

konvensional yaitu ½ S, d/2, 100%. Maksudnya adalah penyadapan pada setengah

lingkaran batang dua hari sekali dengan intensitas 100%. Rumus tersebut berarti

setiap bulan kulit yang tersadap adalah 2,5 cm, 10 cm/4 bulan, atau 30 cm/tahun

(Siregar dan Suhendry, 2013). Contoh rumus sadap sistem sadap menggunakan

stimulan yaitu ½ S d/3+ET 2,5%. Ga 0,5 (-) 9/y (3w). Artinya sadap setengah

spiral sekali dalam tiga hari menggunakan stimulan etefon 2,5%, dengan sistem

groove application yang dilakukan sembilan kali dalam setahun dan interval

pemberian setiap tiga minggu sekali (Priwanto, 2009)

Double Cut Alternative (DCA) adalah sistem penyadapan yang dilakukan

dengan membuka sadapan di kedua sisi bersamaan, sadap atas dan sadap bawah.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa DCA tidak memberikan dampak

yang nyata terhadap pertumbuhan dan lingkar batang namun memingkatkan

konsumsi kulit sadapan sebesar 13-19%. DCA juga meningkatkan produktivitas

tenaga penyadap dan efisien tanpa zat stimulansia (Sdoodee et al., 2012).

Tenaga Kerja Penyadapan

Selain tanaman sebagai modal dalam produksi, tenaga kerja juga

merupakan faktor yang tidak bisa lepas dari kegiatan produksi. Kelas sadap

seorang penyadap dipengaruhi oleh pengalaman menyadap. Penentuan kelas

biasanya dilakukan oleh mandor sadap berdasarkan kualitas sadapan sesuai

dengan petunjuk dari perusahaan. Hal-hal yang dinilai dalam penentuan kelas

sadap antara lain kedalaman sadap, tebal kulit sadapan, sudut sadapan,

kelengkapan alat sadap, serta ada dan tidaknya tanaman yang tidak disadap atau

lateks yang tidak dikutip.

Secara umum, semakin lama pengalaman menyadap maka kemampuan

manyadap (kelas sadap) semakin baik (Robianto, 2013). Menurut Asim (2012)

faktor usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap produksi

lateks yang dihasilkan dari penyadapan.

Penyadapan dengan intensitas rendah dengan aplikasi zat stimulansia

dapat menurunkan kebutuhan jumlah tenaga kerja sadap sampai 33% (Soumahin,

2009). Hal ini diukur dengan margin keuntungan yang masih positif setelah

diperhitungkan dengan jumlah produksi, harga karet, upah tenaga kerja dan dosis

zat stimulansianya.

Aplikasi Zat Stimulansia

Stimulansia adalah zat yang digunakan untuk memacu gas etilen pada

tanaman karet sehingga lateks mengalir lebih banyak. Bahan aktif yang digunakan

biasanya adalah etefon yang dioleskan pada bidang sadap. Stimulasi penyadapan

Page 13: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing

5

menggunakan etilen meningkatkan produksi lateks beberapa gram per penyadapan

pada tanaman karet tidak ada perbedaan produksi lateks kumulatif dibandingkan

dengan penyadapan konvensional. Kadar karet kering (KKK) lateks pada pohon

yang beri zat stimulansia secara terus menerus akan lebih rendah 4-5%

dibandingkan dengan yang tidak diberi zat stimulansia (Sainoi dan Sdoodee,

2012).

Kering Alur Sadap

Kering alur sadap (KAS) atau dikenal dengan istilah kulit dalam cokelat

(bruine binnenbast atau brown bark atau bark dryness atau brown bast) yang

sering disingkat menjadi BB merupakan penyakit yang sampai saat ini belum

diketahui secara pasti penyebab utamanya. Penyakit ini telah diketahui sejak awal

budidaya karet dilakukan dan akhir-akhir ini mulai menimbulkan masalah serius

di beberapa negara penghasil karet alam (Fairuzah, 2011). KAS mulai dilaporkan

pertama kali di Brazil tahun 1990, terdapat 35 artikel mengenai KAS sampai

tahun 1930 dan 327 artikel sejak tahun 1940-2004 (Jacob dan Krishakumar, 2006).

Hal ini menunjukkan bahwa serangan KAS sudah terjadi sejak lama dan tersebar

luas pada budidaya karet dunia.

Menurut Sumarmadji (2005), KAS disebabkan karena tanaman disadap

dengan intensitas tinggi (over eksploitasi) ataupun pemberian stimulansia yang

berlebihan tanpa disertai pemupukan. Tanaman yang berumur lebih tua sering

dilaporkan mengalami KAS lebih tinggi dikarenakan adanya interaksi dengan

tingkat eksploitasi yang lebih tinggi.

METODE MAGANG

Tempat dan Waktu Penelitian

Kegiatan magang ini dilaksanakan di perkebunan karet Gurach Batu Estate

PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara. Magang dilakukan

selama empat bulan dimulai dari Februari 2016 sampai dengan Juni 2016.

Metode Pelaksanaan

Kegiatan magang dilaksanakan dengan mengikuti serangkaian kegiatan

teknis dan manajerial secara umum di perkebunan karet Gurach Batu Estate PT

Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara. Kegiatan yang

dilaksanakan adalah kegiatan teknis sebagai karyawan harian lepas selama 1,5

bulan dan kegiatan manajerial sebagai pendamping mandor selama 1,5 bulan serta

sebagai pendamping asisten sub-divisi selama satu bulan.

Kegiatan teknis yang dilaksanakan sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL)

adalah kegiatan persiapan penyadapan, pemeliharaan TBM dan TM, pengendalian

gulma dan penyakit, aplikasi zat stimulansia, penyadapan, pengumpulan lateks

dan penimbangan hasil. Kegiatan persiapan penyadapan meliputi sensus pokok,

penggambaran bidang sadap, pemasangan alat sadapan, pembagian hanca, dan

pembukaan sadapan awal. Rincian kegiatan sebagai KHL dapat dilihat pada

Lampiran 1. Kegiatan manajerial yang dilaksanakan sebagai pendamping mandor

sadap dan perawatan adalah mengawasi kegiatan kerja, mengecek kehadiran

Page 14: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing

6

karyawan, dan membuat laporan realisasi pekerjaan harian. Kegiatan sebagai

pendamping mandor dapat dilihat pada Lampiran 2. Kegiatan sebagai pendamping

asisten meliputi kegiatan rutin briefing pag membahas permasalahan teknis

dikebun, rapat bersama staf, kontrol dan pengawasan penyadapan. Rincian

kegiatan sebagai pendamping asisten dapat dilihat pada Lampiran 3.

Pengamatan dan Pengumpulan Data

Data Primer

1. Kondisi Kulit Sadapan

Data diperoleh dengan mengamati tiga orang tenaga kerja penyadap pada 20

tanaman sampel. Pengamatan dilakukan pada frekuensi penyadapan tiga hari

sekali (d/3) dan empat hari sekali (d/4), sadapan Panel A dan Panel B.

Pengamatan diulang tiga kali (tiga hari berturut-turut). Parameter kondisi sadapan

yang diamati adalah :

a. Tinggi alur sadap. Diperoleh dengan mengukur tinggi bukaan alur sadap

dari permukaan menggunakan meteran diukur dari tautan okulasi.

b. Lingkar batang. Diperoleh dengan mengukur lilit batang yang diukur 100

cm dari tautan okulasi.

c. Konsumsi kulit sadapan. Diperoleh dengan mengukur tebal kulit yang

disadap pada hari itu (tatal) menggunakan penggaris.

d. Kedalaman irisan sadapan dari lapisan kambium. Diperoleh dengan

mengukur dalamnya sadapan dengan menusuk kulit sisa sadapan

menggunakan alat tusuk berupa jarum inspeksi dengan skala.

Pengamatan tebal irisan sadap dan kedalaman sadap diukur pada tiga titik

yaitu : bagian atas, tengah, dan bawah pada bidang sadapan.

2. Tenaga Kerja Sadap

Pengamatan dilakukan pada masing-masing kelas penyadap(Kelas A dan

Kelas B) yang telah ditentukan oleh perusahaan. Ada lima orang penyadap yang

diamati pada masing masing kelas. Hal yang diamati mengenai tenaga kerja

penyadapan adalah:

a. Jumlah pohon yang dapat disadap: menghitung jumlah pohon yang dapat

disadap per hanca sadap oleh penyadap dalam satu hari.

b. Pemakaian kulit sadapan: pengamatan dilakukan pada 10 pohon yang

disadap oleh masing-masing penyadap pada gilir sadap tertentu. Data hasil

pemakaian kulit sadap diukur menggunakan penggaris setelah pohon

tersebut disadap 10 kali.

c. Kecepatan menyadap: data kecepatan menyadap diukur dari waktu yang

diperlukan oleh masing-masing penyadap menyelesaikan penyadapan 30

pohon.

d. Hasil sadapan: menghitung jumlah lateks yang dapat dihasilkan oleh

masing-masing penyadap dalam satu hari.

3. Aplikasi zat stimulansia

Beberapa hal yang diamati mengenai aplikasi zat stimulansia adalah

waktu aplikasi, dosis, konsentrasi (pengenceran), cara aplikasi, frekuensi aplikasi,

zat stimulansia yang dipakai (bahan aktif dan merek dagang). Data akan

dibandingkan apakah data yang diperoleh di lapangan sesuai dengan aturan dan

Page 15: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing

7

standar yang telah ditetapkan perusahaan. Pengamatan juga dilakukan terhadap

respon hasil produksi lateks setelah aplikasi stimulan pada klon yang ada di Divisi

IV GBE.

4. Persentase tanaman yang terserang Kering Alur Sadap (KAS)

Tanaman yang terserang Kering Alur Sadap (KAS) di kebun diamati secara

visual. Pengamatan dilakukan pada tanaman yang bidang sadapannya Panel A,

Panel B dan Panel H. Tanaman sampel yang akan diamati adalah 200 tanaman

dari tiap blok yang ditentukan secara acak. Pengamatan dilakukan pada tanaman

dengan klon PB 260, RRIM 921, dan IRR 118. Jumlah tanaman yang terserang

KAS dipresentasekan lalu dikalikan dengan jumlah tanaman pada blok tersebut.

Data Sekunder

a. Produktivitas tanaman

Data diperoleh dari laporan tahunan perusahaan tentang produksi dan

produktivitas tanaman selama tahun 2015.

b. Keadaan tanaman dan produksi

Menganalisis arsip blok tanaman, tahun penanaman, dan klon yang ditanam

di perkebunan karet Gurach Batu Estate PT BSP .

c. Kelas penyadap di kebun

Data ini diperoleh dari arsip perusahaan mengenai syarat penentuan kelas

penyadap berdasarkan mutu sadapan sesuai prosedur operasional standar

penyadapan perusahaan.

d. Letak geografis dan administratif, keadaan iklim dan tanah

Mengenali batas-batas kebun secara administratif, menentukan letak

geografis kebun Gurach Batu Estate PT BSP dengan cara mempelajari peta

kebun. Mencari data laporan catatan curah hujan kebun dilanjutkan dengan studi

pustaka mengenai tipe iklim di PT BSP berdasarkan klasifikasi Schmidth-

Ferguson.

e. Struktur organisasi dan ketenagakerjaan

Data ini diperoleh dari arsip perusahaan mengenai struktur organisasi kebun

di Gurach Batu Estate PT BSP dan laporan jumlah tenaga kerja efektif tahun 2015.

Analisis Data

Data yang diperoleh dinalisis secara kuantitatif dan kualitatif, mencari rata-

rata, mempersentasekan, dan menggunakan uji t-student taraf 5%. Data yang

diolah diuraikan secara deskriptif dengan membandingkan nilai rataan yang

didapat dengan standar perusahaan.

KEADAAN UMUM

Letak Geografis dan Wilayah Administratif

PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk merupakan perusahaan swasta dibawah

naungan Bakrie group. Wilayah Sumut I PT BSP terdiri dari 7 estate, 1 pabrik

karet dan 1 pabrik kelapa sawit. Lokasi magang berada di Divisi IV Gurach Batu

Estate yang secara administratif adalah bagian dari Kecamatan Pulo Bandring,

Kabupaten Asahan, Sumatera Utara. Letak kebun GBE geografis ada di 2˚57’-

Page 16: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing

8

3˚2’ LU dan 99˚30’-99˚35’ BT. Batas-batas wilayah kebun Gurach Batu Estate

adalah sebelah barat dengan Kec. Sungai Puleh, sebelah selatan dengan Kec.Silau

Maraja dan Kec.Sukadamai, sebelah timur dengan Kec. Sidodadi, dan sebelah

utara dengan Kec. Pulo Bandring serta perkebunan PTPN V. Lokasi perkebunan

hanya berjarak ±10 km dari pusat kota Asahan dan 162 km dari kota Medan.

Batas wilayah dan letak geografis Gurach Batu Estate dapat dilihat pada

Lampiran 4.

Keadaan Iklim dan Tanah

Berdasarkan klasifikasi Schmidth-Ferguson iklim di GBE termasuk tipe B

yang bersifat basah. Curah hujan rata-rata selama 10 tahun terakhir adalah

1.620,75 mm tahun-1

, hari hujan 98,5 hh tahun-1

, 2,4 bulan kering, dan 7,8 bulan

basah. Data curah hujan GBE selama 10 tahun terakhir dapat dilihat pada

Lampiran 5. Berdasarkan data yang diperoleh dari arsip perusahaan wilayah

kebun Gurach Batu Estate berada diketinggian 24-38 m dpl dan kemiringan 0-8%.

Jenis tanah di wilayah kebun GBE adalah tanah podsolik merah kuning, tekstur

tanah liat berpasir dengan pH 4-6.

Luas Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan

Berdasarkan HGU No.66/HGU/DA/85/B/51PT BSP diizinkan mengelola

18.512 ha untuk budidaya karet dan kelapa sawit di 7 Estate. Gurach Batu Estate

berada pada areal seluas 3.562 ha yang dibagi menjadi 4 divisi. Luas areal untuk

budidaya sawit adalah 987 ha dan untuk karet seluas 2.474 ha. Areal yang

digunakan selain untuk tanaman produksi adalah seluas 101 ha meliputi kantor,

gudang, pondok pekerja, jalan, sungai dan rel. Tata guna lahan dan luas areal GBE

dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Luas areal konsesi dan tata guna lahan Gurach Batu Estate

Penggunaan lahan Luas per divisi (ha) Total

(ha) GB1 GB2 GB3 GB4

Kelapa Sawit 987

TM 466 183 237 0 886

TBM 101 - - 101 101

Karet 2474

TM 233 618 717 876 2.454

TBM 3 10 - 1 14

Nursery - 6 - - 6

Penggunaan lain 101

building sites 5 5 15 18 43

jalan, sungai, rel 6 15 21 8 50

Tanah yang dipinjamkan

untuk jalan umum 4 2 2 - 8

Total 818 839 1.002 903 3.562

Sumber: Laporan luas ha GBE per maret 2016

Kegiatan magang dan pengambilan data dilakukan di Divisi IV GBE seluas

903 ha. Komoditas yang ada di Divisi 4 seluruhnya adalah tanaman karet saja.

Page 17: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing

9

Keadaan Tanaman dan Produksi

Sebelum ditanami karet, GBE adalah areal perkebunan tembakau di bawah

perusahaan Belanda. Areal tanaman karet yang ada di GBE sekarang adalah

tanaman karet yang sudah diremajakan berkali-kali sejak tahun 1957. Sejak tahun

1993 mulai dilakukan konversi sebagian lahan ke kelapa sawit. Sekarang ini areal

yang masih digunakan untuk tanaman karet adalah 71,5% dari total areal budidaya

GBE.

Blok tanaman di Divisi IV GBE dibagi berdasarkan tahun tanam dan klon.

Lokasi dan posisi blok dalam kebun tidak tersusun atau berurut. Luas tiap blok

juga tidak semuanya sama. Tahun 2016 ini ada 24 blok yang terdiri dari berbagai

jenis klon yaitu 5 klon prang besar (PB 330, PB340, PB 260, PB 366, PB 314), 1

klon prang merah (PM 10), 2 klon IRR (IRR 118 dan IRR series), GT1, dan

T3601B. Jarak tanam yang digunakan sampai tahun 2005 adalah 5,5 m×3,8 m

dengan populasi 478 tanaman ha-1

. Sejak 2006 sampai sekarang jarak tanam yang

digunakan adalah 6,5 m×3 m dengan populasi 512 tanaman ha-1

. Luas areal

tanaman belum menghasilkan(TBM) dan tanaman menghasilkan (TM) yang ada

di Divisi IV GBE dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Luas areal TBM dan TM karet Divisi IV GBE berdasarkan tahun tanam

Tahun tanam Divisi Total

(ha) GB1 GB2 GB3 GB4

Tanaman Menghasilkan

1997 262 262

1998 306 118 25 449

1999 39 39

2001 145 282

2002 44 28 210 260

2003 2 75 180 260

2004 40 87 127

2005 80 156 66 302

2006 17 17

2007 140 79 107 326

2008 44 114 158

2010 87 87

Total TM 233 618 727 876 2.454

Tanaman belum menghasilkan

2013 3 10 1 14

Total TBM 3 10 1 14 Sumber: Laporan Luas Areal produksi GBE per maret 2016

Sebagian besar tanaman karet yang ada di Divisi IV GBE adalah tanaman

menghasilkan yaitu seluas 876 ha. Sedangkan tanaman belum menghasilkan

hanya seluas 1 ha. Sejak 2010 belum ada program peremajaan tanaman karet di

divisi IV GBE. Tanaman belum menghasilkan yang ada saat ini merupakan lahan

bekas pondok yang diolah dan tanami kembali.

Produksi tanaman karet di Gurach Batu Estate dari tahun 2010-2016

mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan oleh bertambahnya luas areal TM

Page 18: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing

10

selama tahun 2015 sebanyak 87 ha dan tidak ada TM yang diremajakan

(replanting). Namun produktivitasnya tidak selalu mengalami peningkatan.

Produktivitas tanaman karet per tahun pada tahun 2014 adalah 1.653,3 kg ha-1

dan

pada tahun 2015 turun menjadi 1.602,34 kg ha-1.

Angka produksi dan

produktivitas tanaman karet Gurach Batu Estate selama 5 tahun terakhir dapat

dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Produksi dan produktivitas karet GBE tahun 2011-2015

Tahun Luas lahan TM

(ha)

Produksi

(kg)

Produktivitas per tahun

(kg ha-1

)

2011 1.909 3.269.542 1.712,70

2012 2.124 3.345.805 1.575,24

2013 2.311 3.625.119 1.568,64

2014 2.367 3.913.497 1.653,36

2015 2.454 3.932.166 1.602,34 Sumber: Laporan statistik karet GBE 2011-2015 dan review produksi GBE 2016.

Produktivitas karet di GBE lebih tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata

produktivitas perkebunan karet nasional. Produktivitas karet nasional tahun 2014

adalah 1036 kg ha-1

dan produktivitas perkebunan swasta adalah 2014 adalah

1514 kg ha-1

(Ditjenbun, 2014). Bila dibandingkann dengan perusahaan swata lain

seperti PT BSRE dan tulung gelam estate PT PP London Sumatera Indonesia,

produktivitas karet di GBE relatif setara. Produktivitas PT BSRE tahun 2012

adalah 1.599 kg ha-1

(Wiguna, 2014). Produktvitas tanaman karet di TGE PT PP

London Sumatera adalah sebesar 1.097 kg ha-1

(Robianto, 2013).

Produksi rata-rata per bulan selama tahun 2014 adalah 333.335 kg,

sedangkan pada 2015 adalah 316.412 kg . Grafik produksi bulanan tanaman karet

di GBE dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Produksi karet kering bulanan Gurach Batu Estate tahun 2014-2016

Berdasarkan Gambar 1 dapat dilihat bahwa produksi karet selalu menurun

pada bulan Februari-Maret-April dan akan mulai naik lagi pada bulan Mei. Hal ini

disebabkan oleh gugurnya daun selama bulan-bulan tersebut. Absisi/ pengguguran

daun tanaman karet dilakukan untuk penyesuaian fisiologis tanaman karet dengan

lingkungan terutama air dan nutrisi. Bila dilihat curah hujan selama bulan

Februari sampai April 2015 di bawah 60 mm/bulan dan termasuk bulan kering.

0

50000

100000

150000

200000

250000

300000

350000

400000

450000

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des

pro

du

ksi

(kg

kare

t ke

rin

g)

2014 2015 2016

Page 19: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing

11

Kekurangan air dan pengguguran daun ini menyebabkan produksi lateks tidak

maksimal. Selama gugur daun ini aplikasi stimulan dihentikan dan frekuensi

sadapan beberapa klon dijadikan d/4.

Semua hasil produksi lateks, cuplump, dan treelace di GBE diolah di Bunut

Rubber Factory (BFR) milik PT BSP. Pengolahan utama di Pabrik Bunut adalah

lateks konsentrat atau Cenex, SIR 3, dan SIR 10. Pengangkutan lateks dari gudang

pengumpulan ke pabrik menggunakan truk bertangki dan lori berkapasitas 2 ton

tangki-1

.

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

Wilayah sumut I PT BSP dipimpin oleh manajer area, sedangkan estate di

pimpin oleh seorang manajer. Empat divisi yang ada di GBE dipimpin oleh

asisten yang mengelola sekitar 700-900 ha. Urusan administrasi dan distribusi

dilakukan oleh krani yang dipimpin oleh kepala krani (Chief clerk) dan dibantu

oleh 3-5 krani di tiap divisi. Tugas krani dibagi beberapa bagian yaitu krani

produksi, krani timbang, krani panen dan krani distribusi.

Jumlah total tenaga kerja di GBE adalah 790 orang, dengan demikian

indeks tenaga kerjanya (ITK) adalah sebesar 0,22 orang ha-1

. Angka ITK ini

lebih kecil dibandingkan dengan perkebunan karet yang lain karena di GBE tidak

seluruhnya tanaman karet jadi kebutuhan tenaga kerjanya juga lebih sedikit. ITK

di GBE lebih rendah dibandingkan perkebunan karet TGE PT PP London

Sumatera sebesar 0,38 orang ha-1

(Robianto, 2013). Sedangkan bila dibandingkan

dengan ITK di PT BSRE relatif sama yaitu sebesar 0,28 orang ha-1

(Wiguna,

2014). Rincian jumlah tenaga kerja GBE dapat pada Tabel 4.

Tabel 4. Rincian jumlah tenaga kerja aktif di kebun Gurach Batu Estate

Jabatan Jumlah

Staf 5

Karyawan tetap (SKUdan HIP) 686

Karyawan tidak tetap (PKWT dan Casual Labour) 36

Tenaga Musiman Fungsional 63

Total 790

Sumber:Buku laporan tenaga kerja Aktif 2015.

Status ketenagakerjaan di GBE dibagi menjadi Staf, karyawan tetap (SKU

dan HIP), karyawan tidak tetap (pekerja kontrak waktu tertentu, casual labour),

dan tenaga musiman fungsional (TMF). Karyawan tetap diberi gaji bulanan

dengan premi, layanan kesehatan, jatah beras bulanan atau catu, dan rumah

pondok. Karyawan tidak tetap juga dibayar dengan gaji bulanan dengan premi

namun tidak mendapatkan fasilitas lainnya. Sedangkan TMF dibayar berdasarkan

hasil sadapannya yang dikonversi ke harga karet kering saat itu tanpa premi.

Jam kerja harian di GBE adalah 7 jam dengan standar kerja yang berbeda

beda sesuai yang telah ditetapkan di buku budget perusahaan. Sistem kerja harian

penyadap adalah menyelesaikan hanca sadapnya berdasarkan pembagian hanca

yang dilakukan oleh mandor. Sistem kerja untuk tenaga kerja perawatan seperti

pengendalian gulma, pemasangan alat sadap, perbaikan jalan, dan pembongkaran

tanaman dilakukan selam 7 jam untuk 1 HK dan harus menyelesaikan pekerjaan

sesuai standar kerja perusahaan.

Page 20: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing

12

HASIL DAN PEMBAHASAN

Aspek Teknis

Pembibitan dan Okulasi

Pembibitan di Gurach Batu Estate untuk sementara tidak dilakukan karena

belum ada program replanting dalam waktu dekat. Oleh karena itu, dilakukan

kunjungan ke pembibitan yang ada di Aek Selabat Estate. Pembibitan di Aek

Selabat Estate ada seluas 2 ha. Klon yang tanam dipembibitan saat ini adalah

PM10 dan PB 330, untuk batang atas GT1, AVROS dan PB260 untuk batang

bawah. Asal benih yang ada dari seed garden (legitim) dan ada yang berasal dari

benih sapuan (illegitim). Ada dua jenis pembibitan yang ada di ASE yaitu

pembibitan langsung ditanah dan pembibitan polybag.

Okulasi yang dilakukan di GBE ada 2 yaitu okulasi hijau (green budding)

dan okulasi coklat (brown budding). Okulasi hijau dilakukan saat bibit karet

berumur 4-6 bulan dengan diamater batang 0,8-1,2 cm. Sedangkan okulasi coklat

dilakukkan saat bibit karet berumur lebih dari 6 bulan dengan diameter batang

1,3-2,0 cm. Mata tunas yang akan ditempel diambil dari kebun entres. Kebun

entres GBE ada di Divisi II seluas 6 ha. Klon yang ditanam adalah PB 260, PB

330, PB 340, PB 217, RRIC 100, RRIM 921, T3601B, T3401B, dan PM 10.

Standar kerja untuk okulasi adalah 175 okulasi hk-1

dan okulasi yang dapat

dilakukan saat kegiatan magang adalah 50 okulasi hk-1

.

Penyisipan TBM

Penyisipan tanaman dilakukan saat bibit berumut 1-2 tahun. Bibit untuk

penyisipan juga ditanam bersamaan dengan penanaman awal. Bahan tanam untuk

penyisipan yang dilakukan ketika magang menggunakan APM (advance planting

material) yang ditanam di kebun APM. Bibit APM dipersiapkan 3 minggu

sebelum dilakukan penyisipan. Sebelum dipindahkan dilakukan topping dan

chopping.

Chopping adalah pemotongan akar tunggang pada tanaman yang akan

dipindahkan. Tanah disekeliling tanaman digali ±20 cm dari pangkal batang lalu

dipotong pada kedalaman 60 cm. Sekitar 2 minggu setelah itu dilakukan topping

atau pemotongan daun dan cabang tanaman. Pemotongan dilakukan pada

ketinggian 2,75 m atau tepat dibawah mata cincin dengan kemiringan potongan

45˚. Setelah dipotong ujung batang diolesi coaltar untuk menutup luka

pemotongan. Seminggu setelah pemotongan barulah tanaman dipindahkan ke

lokasi yang akan disisip.

Setelah tanaman disisip, 3 minggu kemudian dilakukan pengapuran pada

batang tanaman. Kapur pertanian (kaptan) yang dicampur dengan air hingga

menjadi pasta dioleskan pada batang tanaman hingga ketinggian 2,5 m. Contoh

tanaman sisipan yang telah diolesi kapur dapat dilihat pada Gambar 2. Tujuan

pengapuran batang ini adalah untuk mencegah tumbuhnya tunas-tunas baru disisi

batang sehingga batang tetap lurus tegak, dan bidang sadap akan lebih datar tanpa

benjolan bekas tunas.

Page 21: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing

13

Gambar 2. Bibit APM yang sudah diberi kapur.

Standar kerja untuk chopping dan topping APM adalah 60 bibit hk-1

.

Prestasi kerja yang dapat dilakukan saat magang adalah 54 bibit hk-1

dan yang

dapat dilakukan oleh karyawan harian adalah 60 bibit hk-1

. Standar kerja

pemberian Kapur pada APM adalah 100 bibit hk-1

sedangkan yang dapat

dilakukan adalah 36 bibit hk-1

.

Pengendalian Gulma

Pengendalian gulma yang dilakukan terhadap TBM adalah secara strip

spraying dan babat manual. Strip spraying dilakukan pada barisan tanaman

dengan lebar 0,75 m ke kiri dan kanan tanaman. Tujuan dilakukan strip spraying

adalah untuk mengendalikan gulma di sekitar jalur penyadapan dan memudahkan

jalan penyadap. Sedangkan babat manual dilakukan untuk gulma yang sudah

tinggi di gawangan atau di pinggiran blok. Umumnya gulma yang dikendalikan

pada pembabatan manual adalah gulma berkayu dan gulma paku yang tumbuh

tinggi.

Herbisida yang digunakan adalah BioUp yang bahan aktif IPA glifosat

dengan dosis 0,35 L ha-1

. Selain itu digunakan juga herbisida Cyro yang berbahan

aktif metil metsulfuron dengan dosis 0,001 L ha-1

. Herbisida yang dipakai

tersebut adalah herbisida sistemik untuk mengendalikan gulma jenis daun lebar.

Gulma yang ada di divisi IV GBE umumnya adalah jenis paku pakuan dan daun

lebar seperti Nephrolevis bisserata, Mikania micrantha,dan Melastoma affine.

Alat yang digunakan untuk penyemprotan adalah micron herby kapasitas

10 L dan knapsack sprayer dengan kapasitas 15 L. Menurut standar kerja

perusahaan yang tercantum dalam BME-WI-15 flowrate nozel yang normal

adalah 170 ml menit-1

, rentang flowrate yang masih layak dipakai adalah 150-190

ml menit-1

. Hasil kalibrasi ulang flowrate nozel yang dilakukan dilapangan saat

pelaksanaan kegiatan adalah 183,3 ml menit-1

sehingga masih layak digunakan.

Lebar semprot nozel yang dipakai adalah 1,2 m.

Standar kerja untuk tenaga harian strip spraying adalah 4 ha hk-1

, sedangkan

prestasi kerja yang dapat dilakukan penulis adalah 1,5 ha hk-1

. Standar kerja untuk

pengendalian gulma manual adalah 1,4 ha hk-1

dan yang dapat dilakukan oleh

karyawan adalah 1 ha hk-1

sedangkan yang dapat dilakukan penulis adalah 0,2 ha

hk-1

.

Page 22: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing

14

Identifikasi dan Pengobatan Jamur Akar Putih (JAP)

Jamur akar putih adalah salah satu penyakit berbahaya yang banyak

menyerang tanaman karet. Kehilangan hasil karena jamur akar putih mencapai 3-

5% pada perkebunan besar dan 5-25% pada perkebunan rakyat (Litbangtan,

2014). Penyakit ini disebabkan oleh Rigidoporus micropus yang menyerang

pangkal batang dan akar. Pengendalian serangan JAP dapat dilakukan dengan

pengandalian kimia, pengendalian hayati, dan pengendalian secara teknis.

Pengendalian hayati dapat dilakukan dengan menggunakan agen hayati

trichoderma sedangkan secara teknis dapat dilakukan dengan membongkar

tanaman yang terserang dan membuat lubang/parit di sekeliling tunggul agar

jamur tidak menyebar. Pengendalian yang dilakukan di GBE adalah secara kimia

menggunakan fungisida.

Pemeriksaan JAP dilakukan 4 kali setahun dengan pengobatan 2 kali

setahun. Pengobatan menggunakan fungisida Bayleton 250 EC yang berbahan

aktif triadimefon dan bersifat sistemik. Dosis unntuk pengobatan TBM adalah 10

cc per tanaman dan untuk TM sebanyak 20 cc per tanaman. Larutan fungisida 20

cc tersebut dicampurkan ke 10 L air dan disiramkan ke pangkal batang tanaman.

Standar kerja perusahaan untuk identifikasi dan pengobatan JAP ini adalah 5 ha

hk-1

. Identifikasi dan pengobatan yang dapat dilakukan saat magang adalah 3 ha

hk-1

.

Cara melakukan identifikasi tanaman dapat dilakukan dengan melihat fisik

tanaman dan mengorek pangkal akarnya. Ciri fisik tanaman yang terserang adalah

daun tampak kusam dan beberapa bagian mengerut, berbuah sebelum waktunya,

dan bila dikorek bagian akarnya tampak ada miselium putih. Setelah identifikasi

dilakukan tanaman yang terserang diberi tanda seperti yang ada pada Gambar 3.

(a)

(b)

(c)

(a) Penanda tanaman terserang JAP memuat bulan dan tahun

identifikasi. (bulan 5 tahun 2015) (b) Miselium Jamur akar putih di pangkal batang tanaman

(c) Daun tanaman yang terserang kusam dan mengkerut

Gambar 3. Penandaan tanaman terserang JAP dan gejalanya.

Page 23: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing

15

Penyadapan

Penyadapan tanaman karet dilakukan bila pohon telah mencapai kriteria

matang sadap. Kriteria matang sadap yang dipakai oleh BSP adalah berdasarkan

lilit batang yaitu bila sudah >48 cm. Umumnya ukuran itu dapat dicapai saat

tanaman sudah berumur 5 tahun. Apabila lilit batang tanaman yang sudah

mencapai 48 cm berjumlah 60% dari total populasi maka pembukaan sadapan bisa

mulai dilakukan. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mempersiapkan

pembukaan sadapan bila tanaman yaitu sensus pokok, penggambaran bidang

sadap, pemasangan alat sadapan, pembagian hanca dan pembukaan sadapan awal

(pembedelan).

Sensus pokok. Saat tanaman telah berumur 5 tahun maka mulai diadakan

sensus pokok dengan pengukuran lilit batang dan dotting. Dotting pemberian

tanda titik dilakukan untuk menandai tanaman yang sudah siap sadap. Tanda titik

satu (•) untuk tanaman yang lilit batang nya 45-48 cm dan tanda titik dua (:) bila

lilit batang sudah >48 cm dan siap untuk dibuka sadapan.

Penggambaran bidang sadap. Batang tanaman yang sudah diberi doting 2

di gambar garis penuntun sadapan untuk setahun (Panel A1). Garis penuntun

dibuat 130 cm dari permukaan tanah yang menghadap ke timur. Setelah garis

pertama dibuat garis sejajar 2,5 cm di bagian bawahnya untuk pembukaan sadap

sehingga penyadapan panel A1 dimulai dari 127,5 cm dari permukaan tanah.

Sketsa penggambaran garis penuntun bidang sadap dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Garis penuntun bukaan sadap tanaman karet.

Pemasangan alat sadapan. Alat sadap yang dipasang sebelum pembukaan

sadapan adalah talang, mangkuk dan kawat. Talang adalah kepingan logam yang

berfungsi mengalirkan lateks dari alur sadap ke mangkuk. Berdasarkan BME-WI-

BSP No.14 tentang persiapan penyadapan, talang dipasang 7-9 cm di bawah alur

sadap. Mangkuk ditahan dengan kawat yang dililitkan ke batang 10-15 cm di

bawah talang.

Pembagian hanca. Hanca sadap pada tanaman karet adalah hanca tetap.

Pembagian hanca dilakukan berdasarkan hasil sensus pokok. Jumlah pohon yang

dapat disadap dibagi menjadi 4 bagian (half A,B,C,D) karena pada panel A

frekuensi penyadapan adalah sekali 4 hari. Setiap half dibagi berdasarkan jumlah

borongan penyadap, untuk panel A1 jumlah pohon yang harus disadap oleh

Page 24: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing

16

penyadap adalah 600-650 pohon. Jumlah pohon yang harus disadap pada setiap

panel dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Jumlah borongan penyadap pada setiap panel.

Panel Sistem sadap

Jumlah pohon yang harus disadap

(Tanaman penyadap-1

)

Areal datar Areal berbukit

A1-2 ½ S ↓ d/4 600-650 450-500

A3-6 ½ S ↓ d/3 600-650 450-500

B ½ S ↓ d/3 550-600 350-450

C ½ S ↓ d/3 500-550 300-350

D ½ S ↓ d/3 450-500 275-325

H0 ¼ S ↑ d/3 dan

¼S↑+ ½S↓D/3 425-475 400-450

Sumber: BME-WI-14

Jumlah borongan penyadap pada tiap panel berbeda karena saat perpindahan

panel umur tanaman bertambah, lilit batang bertambah, maka alur sadapnya pun

semakin panjang. Jumlah borongan untuk areal datar dan areal yang berbukit juga

berbeda karena pada areal yang berbukit jalur deresan akan lebih sulit. Selain itu

pada areal berbukit penyadap melewati tangga deresan untuk pindah dari teras ke

teras berikutnya.

Batas hanca yang sudah dibagi ditandai dengan polet pada batang tanaman

dan diberi pelat berukuran 15 cm x 20 cm yang memuat nomor hanca, nomor

penyadap dan tanda buang amek. Tanda buang amek adalah tanda jumlah pohon

yang menjadi bagian penyadap 1 dan penyadap berikutnya pada barisan batas

hanca. Gambar batas hanca dan pelat hanca sadap dapat dilihat pada Gambar 5.

(a)

(b)

(d) (c)

Keterangan

(a). Batas blok (c) Batas hanca

(b). Batas tapping area (d). Pelat tanda hanca dan buang amek

Gambar 5. Penandaan batas hanca, tapping area, dan blok

Setelah pembagian hanca selesai maka dapat dilakukan pembukaan sadapan.

Pembukaan sadapan awal dilakukan dengan pelukaan kulit karet selebar 2,5 cm

sesuai garis penuntun yang telah digambar. Lateks yang keluar saat pembukaan

Page 25: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing

17

sadapan awal yang biasanya berwarna kekuningan tidak diambil atau

dikumpulkan.

Penulis melakukan semua kegiatan persiapan penyadapan. Standar kerja

perusahaan untuk penggambaran dan pembukaan bidang sadap adalah adalah 300

tanaman hk-1

. Penggambaran dan pembedelan bidang sadap biasanya dilakukan

oleh mandor-mandor yang telah berpengalaman. Premi untuk penggambaran dan

pembukaan sadapan adalah Rp2.250 per hanca. Gambaran garis sadapan dan

pembukaan sadap yang dapat dilakukan oleh penulis adalah 50 tanaman hk-1

.

Pengelolaan Bidang Sadapan

Penyadapan pada setiap pohon rata-rata dapat dilakukan selama 20 tahun.

Selama itu pula kulit tanaman karet dijaga dan dikelola agar tetap mengeluarkan

lateks. PT BSP hanya menggunakan kulit perawan dan tidak menggunakan kulit

pulihan karena sebagian besar klon yang dipakai adalah klon quick starter

sehingga produksi dari kulit pullihan dianggap tidak efisien. Pengelolaan bidang

sadap yang dilakukan pada PT BSP dapat dilihat dalam Tabel 6.

Tabel 6. Pengelolaaan dan perencanaan bidang sadapan PT BSP

Panel Waktu Sistem sadap

A1- A2 2 tahun ½ S ↓ d/4

A3 - A6 4 tahun ½ S ↓ d/3

B1 - B4 4 tahun ½ S ↓ d/3

H01 –H04 4 tahun ¼ S ↑ d/3

B5 1 tahun ½ S ↓ d/3

HO5 –H08 4 tahun ¼ S ↑ d/3

B6 1 tahun ½ S ↓ d/3

Sadap bebas 2 tahun Bebas

Sumber: BE-SP-02

Selama 20 tahun tersebut kulit tanaman karet dijaga, dihemat dan disadap

sesuai aturan yang telah ditetapkan perusahaan. Pemakaian kulit saat penyadapan

tanaman setiap harinya adalah 1,3-1,5 mm kedalaman kulit sadapan diukur dari

kulit kayu adalah 1-1,5 m. Kondisi kulit sadapan berdasarkan frekuensi

penyadapan dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Kondisi kulit sadapan berdasarkan frekuensi penyadapan

Frekuensi

sadap Penyadap

Tinggi alur

sadap (cm)

Lilit batang

(cm)

Ketebalan

sadapan/tatal

(mm)

Kedalaman

irisan

(mm)

d/4 1 116,0 51,9 1,3 2,7

2 116,6 52,3 1,2 2,3

3 116,4 52,0 1,5 2,6

116,4a 52,1b 1,3b 2,5a

d/3 1 87,1 65,5 1,7 0,8

2 84,4 66,1 1,5 0,8

3 86,0 65,3 1,8 1,0

85,8b 65,6a 1,6a 0,9b *Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata

berdasarkan uji t-student taraf 5%

Page 26: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing

18

Ketebalan pemakaian kulit sadap di Divisi IV GBE pada sadapan d/3 dan

d/4 adalah 1,3 mm dan 1,6 mm. Kedalaman irisan sadap pada sadapan d/3 dan d/4

adalah 2,5 mm dan 0,9 mm. Rata-rata tinggi lilit batang sadapan d/4 adalah 116,4

cm dan sadapan d/3 85,8 mm. Lilit batang d/4 adalah 52,1 cm dan d/3 65,6 cm.

Tanaman karet yang disadap dengan frekuensi d/4 adalah tanaman muda yang

baru disadap (TM1-TM2), sedangkan frekuensi sadap d/3 adalah TM 3 sampai

selanjutnya.

Selain kondisi kulit sadapan berdasarkan frekuensi penyadapan juga

dilakukan pengamatan terhadap kondisi kulit sadapan berdasarkan panel sadap.

Kedalaman irisan sadapan dan ketebalan pemakaian kulit sadapan pada panel A

dan panel B tidak berbeda nyata. Tinggi alur sadapan dan lilit batang

menunjukkan perbedaan yang nyata. Kondisi kulit sadapan berdasarkan panel

sadap dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Kondisi kulit sadapan berdasarkan panel sadap

Frekuensi

sadap (tahun

tanam)

Penyadap

Tinggi alur

sadap

(cm)

Lilit

batang

(cm)

Ketebalan

sadapan/tatal

(mm)

Kedalaman

irisan

(mm)

Panel A 1 87,1 65,5 1,7 0,8

(2008) 2 84,4 66,1 1,5 0,8

3 86,0 65,3 1,8 1,0

Rata-rata 85,8a 65,6b 1,6a 0,9a

Panel B 1 71,7 73,2 1,6 0,7

(2003) 2 69,5 71,6 1,5 0,8

3 68,5 68,8 1,6 0,9

Rata-rata 69,9b 71,2a 1,6a 0,8a Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda

nyata berdasarkan uji t-student taraf 5%

Tenaga Kerja Penyadapan Penyadap tanaman karet seluruhnya adalah jenis kelamin laki-laki. Penyadap

diberi tanggung jawab di hanca yang harus diselesaikannya tiap hari.

Keterampilan penyadap dan hasil sadapan penyadap dievaluasi setiap bulannya

untuk menentukan kelas penyadap. Kelas penyadap ditentukan berdasarkan hasil

poin tapping inspection dan hasil sadapan. Penetapan kelas dilakukan pada

tanggal 20 setiap bulannya. Kelas penyadap sangat perlu dilakukan untuk menjaga

mutu dan kualitas sadapan. Penyadapan yang baik akan menjaga kulit dan bidang

sadap sehingga dapat dipakai selama 20 tahun sesuai yang direncanakan

perusahaan.

Rata-rata kecepatan menyadap kelas A adalah 16,17 detik per pohon dan

kelas B 17,97 detik per pohon. Hasil uji t-student taraf 5% kecepatan menyadap

penyadap kelas A dan kelas B tidak berbeda nyata. Pemakaian kulit dan hasil

sadapan penyadap kelas A dan kelas B menunjukkan perbedaan yang nyata. Basis

sadapan untuk hanca penyadap yang diamati adalah 40 kg lateks. Penyadap kelas

A menghasilkan lateks melebihi basis sadapan sedangkan kelas B di bawah basis

sadap. Kecepatan menyadap, pemakaian kulit per bulan dan hasil sadapan

penyadap berdasarkan kelas dapat dilihat pada Tabel 9.

Page 27: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing

19

Tabel 9. Kecepatan sadap, pemakaian kulit, dan hasil sadapan penyadap

berdasarkan kelas

Kelas

penyadap N

Kecepatan

menyadap

(detik pohon-1

)

Pemakaian

kulit 1 bulan

(cm)

Hasil sadapan

(kg)

A 15 16,17 ±1,35 1,6±0,2 45,00±5,33

B 15 17,97±1,69 1,8±0,2 37,80±4,65

p-Value 0,003tn

0,000**

0,001*

Keterangan : * berbeda nyata,** sangat nyata, tn tidak berbeda nyata

Aplikasi Stimulansia

Stimulasi peningkatan produksi lateks selain dengan sistem eksploitasi yang

tepat dapat dilakukan dengan pemberian zat stimulansia. Zat stimulan pada

dasarnya mempengaruhi turgor sel dan membuat aliran lateks menjadi lebih lama

sehingga volume lateks yang dihasilkan juga meningkat.

Stimulan yang dipakai di GBE adalah merek dagang Newtex 10 PA yang

berbentuk pasta dengan bahan aktif etefon 10%. Stimulan yang diaplikasikan ke

tanaman adalah yang telah diberi pewarna merah dan diencerkan. Stimulan

dicampur dengan pewarna agar memberikan bekas setelah aplikasi, selain sebagai

penanda untuk pekerja juga untuk memudahkan pengawasan. Zat stimulan

diencerkan sampai 2,5% untuk tanaman muda dan 5% untuk tanaman tua. Cara

aplikasi stimulan ke tanaman adalah dengan cara mengoleskan pada aliran sadap

(groove application). Alat yang digunakan untuk mengoleskan stimulan adalah

kuas dan mangkok. Kuas yang digunakan dibuat dari ijuk yang diikat dan diberi

tangkai. Ukuran kuas yang tidak seragam membuat jumlah stimulan yang

teroleskan tidak dapat dianggap sama sehingga tidak dapat dipastikan sesuai

dengan dosis yang ditetapkan oleh perusahaan.

Respon yang diharapkan dari aplikasi stimulan ini adalah peningkatan

produksi sebanyak 20% pada penyadapan pertama, 15% pada penyadapan kedua,

dan 5% pada penyadapan ketiga dan keempat. Setelah itu, dapat dilakukan

aplikasi kembali. Grafik respon peningkatan produksi setelah aplikasi stimulan

dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Respon produksi lateks setelah aplikasi stimulan

Peningkatan produksi lateks klon PB, GT 1 dan IRR meningkat lebih tinggi

pada penyadapan kedua (6 hari setelah aplikasi). Klon RRIC 100 menunjukkan

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

1 2 3

Per

sen

tase

ken

aika

np

rod

uks

i (%

)

Penyadapan ke-PB RRIM IRR GT 1 RRIC 100

Page 28: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing

20

peningkatan hanya pada penyadapan pertama setelah aplikasi dan menurun pada

penyadapan berikutnya. Produksi klon RRIM setelah aplikasi stimulan masih

meningkat sampai penyadapan ketiga (9 hari setelah aplikasi).

Tanaman yang Terserang Kering Alur Sadap.

Kering alur sadapan atau yanag sering disebut brown bast atau tapping

panel dryness bukanlah penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan jamur. Kering

alur sadapan merupakan gejala kerusakan fisiologis tanaman karet akibat sistem

eksploitasi yang tinggi dan aplikasi stimulan yang terlalu sering. Gejala awal

hanya sebagian alur sadap yang tidak mengalirkan latek dan mengeluarkan cairan

berwarna coklat yang menggumpal. Beberapa minggu kemudian sepanjang aliran

sadap akan mengering. Tanaman yang terserang KAS di GBE ditandai dengan

kapur berwarna hitam pada pohon karet dengan simbol BB lalu dituliskan juga

bulan dan tahun identifikasi. Gambar 7 berikut menunjukkan tingkat serangan

KAS pada panel A dan Panel B.

Gambar 7. Persentase tanaman terserang KAS pada beberapa klon tahun 2016

Pengendalian KAS di GBE hanya dilakukan dengan pemberhentian

penyadapan dan tidak ada pengendalian kimia. Pohon karet yang terserang KAS

diistirahatkan selama 6 bulan. Setelah 6 bulan dilakukan pengecekan kembali

pada tanaman tersebut dan mulai disadap kembali.

Selain KAS juga ditemukan penyakit kulit lain pada tanaman karet di GBE

yaitu bark necrosis. Gejalanya adalah kulit tanaman karet mengering kemudian

retak dan mengelupas. Penyebab bark necrosis adalah jamur Fusarium solani dan

Boitrydiplodia sp. yang menyebabkan bercak coklat dan kematian kulit. Serangan

jamur ini biasanya diikuti oleh serangan kumbang penggerek Xyloborus sp.

hingga menyebabkan pengelupasan kulit yang parah. Tanaman yang sudah

terserang bark necrosis tidak dapat disadap lagi.

Pengendalian penyakit bark necrosis dapat dilakukan dengan menggunakan

fungisida bila masih pada gejala awal. Namun di GBE masih jarang ditemui

serangan penyakit ini. Tanaman yang teridentifikasi biasanya yang sudah

serangan lanjut dan tidak dapat lagi dilakukan pengendalian. Gejala KAS dan

bark necrosis dapat dilihat pada Gambar 8.

3%

6,5%

5%

6,5%7%

6.5%

10,5%

9%

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

RRIM 921 PB 260 IRR 118

Per

senta

se K

AS

(%

)

panel A

panel B

panel H

Page 29: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing

21

(a) Brown bast/ Kering alur sadap (b) Bark nekrosis

Gambar 8. Tanaman yang terserang Kering alur sadap (KAS) dan Bark

necrosis

Evaluasi dan Pengawasan Penyadapan.

Pengawasan penyadapan dilakukan untuk menjaga dan kualitas penyadapan

dan menjaga ketahanan pohon dan kulit tanaman karet. Kulit pohon adalah aset

utama dalam budidaya tanaman karet sehingga harus dimanfaatkan semaksimal

mungkin. Evalusi penyadapan dilakukan dengan melakukan inspeksi sadapan dan

pengkelasan penyadap sehingga mempengaruhi preminya. Inspeksi sadap

dilakukan oleh mandor, asisten, manajer, inspektur dan general manager

plantation. Setiap jabatan menggunakan warna kapur berbeda untuk penandaan.

Warna kapur yang digunakan sesuai jabatan dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Warna kapur inspeksi

Warna Pemberi tanda

Putih Mandor

Kuning Mandor besar

Merah Asisten

Hijau Manajer

Biru Inspektur penyadapan

Hitam General manajer planting

Sumber: Hasil wawancara dengan mandor

Alat yang digunakan untuk melakukan tapping inspeksi adalah kapur dan

jarum inspeksi. Jarum inspeksi berupa besi runcing yang diberi skala milimeter,

bila ditancapkan ke alur sadap sampai ke kambium akan terlihat berapa sisa

ketebalan kulitnya/kedalam irisan sadap. Setiap mandor, mandor besar dan asisten

diberi alat untuk inspeksi sadap setiap setahun sekali. Alat inspeksi sadapan dapat

lihat pada Gambar 9.

(a) Jarum ispeksi dan kapur (b)Pengukuran kedalaman irisan sadap

Gambar 9. Alat dan pelaksanaan inspeksi sadapan

Page 30: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing

22

Hasil inspeksi sadapan yang dilakukan tiap bulan oleh mandor akan

menentukan kelas penyadapan. Hal yang diperhatikan untuk penentuan kelas

penyadap adalah jumlah poin hasil inspeksi sadap, produksi, kebersihan dan

kelengkapan alat sadap. Penyadap termasuk kelas A bila poin berjumlah 90-100,

termasuk kelas B bila poin berjumlah 70-89, dan termasuk kelas B bila jumlah

poin 52-69. Tanda yang biasa digunakan pada inspeksi sadapan di PT BSP adalah

seperti yang tercantum pada Tabel 11.

Tabel 11.Tanda inspeksi penyadapan yang digunakan di PT BSP

Tanda Arti tanda kapur

/ Sadapan terlalu dalam/ hampir luka kayu

H Luka kayu

O Sadapan kurang dalam

× Pemakaian kulit terlalu boros

= Pemakaian kulit terlalu hemat

↑ Alur Sadapan terlalu miring, tahan.

↓ Alur Sadapan terlalu landai

Sumber: Hasil wawancara dengan mandor

Fungsi tanda kapur bagi penyadap adalah untuk teguran atau arahan agar

penyadap memperbaiki sadapannya. Bagi tim audit lapang tanda ini untuk melihat

kinerja mandor ataupun asisten. Bila tanda kapur ini dapat dijumpai di seluruh

blok menandakan mandor, asisten dan manajer rajin turun ke lapangan untuk

melihat kondisi dan pengawasan kebun.

Aspek Manajerial

Pelaksanaan aspek manajerial selama kegiatan magang dilakukan pada

bulan kedua, 5 minggu menjadi pendamping mandor dan mandor besar, dan 1

bulan menjadi pendamping asisten. Beberapa kali juga dilakukan kegiatan sebagai

pendamping krani untuk mempelajari administrasi kebun.

Mandor

Tanggung jawab dan tugas mandor secara umum adalah mengawasi,

mengarahkan, memotivasi dan mengevaluasi pekerjaan penyadap secara langsung

setiap harinya. Selama kegiatan sebagai pendamping mandor penulis ikut

malaksanakan tugas dan tanggung jawab yang dilakukan oleh mandor. Setiap hari

mandor sadapan dan mandor harian mengikuti briefing bersama asisten dan

mandor besar pada pukul 5.30 pagi. Setelah briefing semua mandor akan menuju

ke hanca penyadap yang untuk melakukan absensi dan pengawasan. Bila ada

anggota yang tidak hadir maka mandor harus berkoordinasi dengan mandor besar

untuk mencari pengganti yang akan menyadap hanca tersebut. Mandor harus

mengecek kelengkapan dan kebersihan alat sadap, kebersihan patok tengah, dan

kerapihan meja lump setiap penyadap. Mandor juga mengawasi pengumpulan

hasil (lateks, cuplump, treelace) di TPH untuk mencegah terjadinya kecurangan.

Semua tugas ini bertujuan untuk memaksimalkan produksi, mengurangi

kecelakaan kerja, serta menjaga mutu dan hasil sadapan.

Mandor diwajibkan memeriksa sadapan setiap penyadap dengan melakukan

tapping inspection dan memberikan tanda dengan kapur putih. Tanda di pohon

tersebut akan memberi peringatan kepada penyadap saat menyadap di hari

Page 31: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing

23

berikutnya. Setiap tanggal 20 mandor harus melaporkan hasil inspeksi sadapan

dan kelas penyadap. Mandor biasanya ikut istirahat dan makan siang bersama para

penyadap di kebun, pada waktu itulah mandor mendengar aspirasi pekerja dan

memberikan motivasi kerja.

Mandor harian melakukan pengawasan terhadap kegiatan perawatan dan

pemeliharaan kebun secara umum. Kegiatan yang dilakukan sebagai mandor

harian adalah: mengawasi pengendalian gulma di barisan sadap (strip spraying),

mengawasi kegiatan identifikasi dan pengobatan tanaman karet yang terserang

jamur akar putih, perbaikan jalan dan parit, pembabatan manual, dan dongkel

anak kayu.

Mandor Besar

Tugas dan tanggung jawab mandor besar adalah menjadi perpanjangan

tangan asisiten untuk hal-hal teknis yang terjadi dilapangan. Mandor besar

mengkoordinasi pengganti penyadap yang berhalangan hadir, dan menindak serta

menyelesaikan karyawan yang berkasus. Mandor besar mengatur dan mengawasi

pembagian gaji penyadap. Bila cuaca kurang baik maka mandor besar juga harus

jeli memperkirakan dan menentukan waktu pemungutan lateks dan segera

menginstruksikan kepada semua mandoran agar produksi hari itu bisa

diselamatkan.

Krani

Krani mengurus dan menyelesaikan hal-hal yang berkaitan dengan

administrasi dan pencatatan di divisi. Kraniyang ada di divisi meliputi krani

timbang dan krani distribusi. Krani timbang bertugas melakukan penimbangan

dan pencatatan hasil lateks, cup lump dan treelace penyadap tiap harinya. Krani

bertanggung jawab melakukan pengawetan lateks sebelum dibawa ke pabrik

sesuai produksi lateks hari itu. Krani juga harus melakukan rekapitulasi produksi

bulanan untuk diserahkan ke krani estate.

Krani distribusi melakukan pencatatan material yang keluar masuk gudang

divisi. Melaporkan kebutuhan seperti pupuk, pestisida, alat sadap, dan stimulan

yang telah dibuat asisten dan membagikan ke setiap mandoran. Krani distribusi

juga mencatat dan mengawasi pembagian jatah beras bulanan (catu) ke setiap

karyawan serta mengurus pembuatan surat izin dan rujukan ke dokter bagi

karyawan yang sakit.

Asisten Divisi

Asisten divisi memimpin luasan areal 800-900 ha dan semua orang yang

berada di dalamnya. Asisten bertanggung jawab untuk melakukan perencanaan,

pengelolaan dan pengawasan terhadap kegiatan budidaya di divisi. Asisten

dituntut untuk memperoleh target produksi yang telah ditetapkan direksi dan

mengendalikan operational cost-nya. Selain itu, Asisten memonitor penjagaan

mutu sadapan dan hasil sadapan. Setiap pagi asisten yang didampingi mandor

besar memimpin briefing pagi untuk semua mandor. Briefing membahas

permasalahan teknis yang terjadi dikebun dan mencari solusinya, asisten juga

memberikan informasi tambahan yang perlu disampaikan dari hasil rapat staf

bersama manajer.

Page 32: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing

24

Pembahasan

Kondisi Kulit Sadapan

Tinggi alur sadap, kedalaman irisan sadap, ketebalan sadapan, dan lilit

batang adalah beberapa hal yang mempengaruhi produksi dan umur ekonomis

tanaman karet. Irisan sadap yang terlalu dalam dan pemakaian kulit yang terlalu

tebal merupakan suatu pemborosan dan dianggap sebagai losses, bila irisan sadap

terlalu dangkal bisa menyebabkan luka kayu dan akan berdampak pada produksi

berikutnya. Menurut standar perusahaan PT BSP, kedalaman irisan sadap untuk

sadap bawah adalah 1-1,5 mm sedangkan ketebalan sadapan untuk sekali sadap

adalah 1,3-1,5 mm.

Kondisi kulit sadapan yang tercantum pada Tabel 7 menunjukkan bahwa

sadapan dengan frekuensi sadap d/4 dan d/3 berbeda nyata berdasarkan uji t-

student 5%. Tinggi alur sadap dan lilit batang berbeda nyata, karena sistem sadap

d/4 diterapkan pada tanaman TM 1- TM 2 dan sistem sadap d/3 adalah pada TM

3-TM 15. Tinggi alur sadap akan berkurang seiring bertambahnya umur tanaman

sehingga tinggi alur sadap d/3 lebih rendah dibanding alur sadap d/4. Rata-rata

ketebalan pemakaian kulit pada sadapan d/4 adalah 1,3 mm dan pada sadapan d/4

1,6 mm. Rata–rata kedalaman irisan sadap pada sadapan d/4 adalah 2,5 mm dan

pada sadapan d/3 0,9 mm. Ketebalan pemakaian kulit sadapan d/4 masih sesuai

dengan aturan sadapan perusahaan sedangkan pada sadapan d/3 sedikit melebihi

standar. Irisan sadap pada sadapan d/4 terlalu dalam bila dibandingkan dengan

aturan perusahaan dan menyisakan setengah bagian kulit yang tidak tersayat.

Ketebalan kulit karet saat matang sadap biasanya adalah 6-7 mm (Pusari dan

Haryanti, 2014). Penyadap yang ditaruh pada sadapan d/4 seluruhnya adalah

penyadap kelas A dan cenderung agak berhati-hati saat penyadapan karena masih

TM 1 dan TM 2, sehingga kedalaman irisannya terlalu tebal dan sangat jarang

ditemui luka kayu.

Kondisi kulit sadapan di Panel A dan Panel B menunjukkan bahwa lilit

batang dan tinggi alur sadapnya berbeda nyata namun ketebalan sadapan dan

kedalaman irisan tidak berbeda nyata. Rata-rata ketebalan sadapan pada Panel A

adalah 1,6 mm dan pada Panel B 1,5 mm, angka ini sedikit melebihi standar

perusahaan. Rata-rata kedalam irisan sadap pada panel A adalah 0,9 mm dan

panel B 0,8 mm. Kedalaman irisan sadapan kurang dari standar perusahaan yaitu

1 mm-1,5 mm.

Kondisi kulit sadapan dan kualitas penyadapan harus dijaga dengan baik

agar kulit karet dapat tetap berproduksi dan memperpanjang umur ekonomisnya.

Mathurin et al. (2016) menyatakan bahwa, konsumsi kulit yang terlalu tinggi,

penyadapan yang terlalu dalam, banyak kelukaan pada kulit, dan frekuensi

penyadapan yang tinggi menyebabkan stres pada tanaman karet secara fisiologis.

Tenaga Kerja Penyadapan

Kelas penyadap dibedakan berdasarkan keterampilan menyadap yang benar

dan sesuai aturan perusahaan. Keterampilan ini mempengaruhi hasil sadapan.

Salah satu hal yang mempengaruhi adalah kedalaman sadapan dan pemakaian

kulit. Kedalaman sadapan yang terlalu tebal dari kambium membuat hasil sadapan

tidak maksimal karena hanya sebagian pembuluh yang tersayat sehingga lateks

Page 33: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing

25

yang dikeluarkan tidak maksimal. Tabel 9 menunjukkan bahwa penyadap kelas A

dan kelas B memperoleh rata-rata hasil sadapan yang berbeda nyata. Rata-rata

hasil lateks per hari penyadap kelas A adalah 45 kg dan penyadap kelas B adalah

38,8 kg.

Hasil pengamatan dan pengujian t-student 5% pada kecepatan menyadap

kelas A dan kelas B tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Rata-rata

kecepatan menyadap pada kelas A adalah 16,17 detik per pohon dan kelas B

adalah 17,97 detik per pohon. Pengamatan terhadap kecepatan menyadap

dilakukan karena akan mempengaruhi waktu tunggu mengalirnya lateks sebelum

dipungut. Jam kerja penyadapan di GBE hanya dilakukan jam 06.00-13.00 dengan

hitungan 7 jam. Lain halnya di PT Bridgestone Sumatera Rubber Estate yang

penyadapannya dilakukan sampai jam 5 sore dengan hitungan lembur sehingga

memungkinkan lateks mengalir lebih lama sampai akhirnya berhenti karena

penggumpalan (Wiguna, 2013). Bila penyadap lebih cepat menyelesaikan

hancanya diharapkan waktu tunggu sebelum pengumpulan lateks lebih lama.

Walaupun lateks setelah pemungutan masih akan diambil besok harinya dalam

bentuk cuplump, namun produksi utama di GBE adalah lateks karena akan diolah

menjadi lateks konsentrat dan SIR.

Peningkatan produksi tanaman karet di perusahaan swasta selain di

pengaruhi aspek teknis penyadapan juga dipengaruhi oleh aspek non teknis seperti

manajemen penyadapan. Manajemen penyadapan dengan pengekelasan penyadap

dan sistem premi adalah cara untuk memacu produksi penyadap. Premi yang

berlaku di GBE adalah premi dasar, premi progresif, premi bonus dan premi sadap

hari libur.

Aplikasi Zat Stimulansia

Aplikasi zat stimulansia yang dilakukan di GBE telah disesuaikan dengan

aturan dan standar perusahaan. Respon dari aplikasi zat stimulan pada tiap klon

menunjukkan hasil yang berbeda. Persentase peningkatan hasil pada klon PB, IRR

dan GT-1 akan lebih melonjak pada penyadapan kedua setelah aplikasi yaitu

sebesar 57,8% pada klon PB, 55,5% pada klon IRR, dan 65,5% pada klon GT-1.

Sedangkan pada klon RRIC peningkatan hasil paling tinggi adalah saat

penyadapan pertama setelah aplikasi sebesar 36% lalu menurun pada penyadapan

kedua dan ketiga. Klon RRIM menunjukkan peningkatan hasil sebesar 47,2% dan

cenderung stabil pada penyadapan berikutnya.

Perbedaan respon peningkatan hasil ini dapat menjadi pertimbangan dalam

jadwal aplikasi stimulan berikutnya sehingga dapat menekan biaya produksi dan

menghindari over eksploitasi. Untuk klon RRIC setelah penyadapan ke-4

mungkin bisa segera dilakukan aplikasi ulang karena produksi sudah menurun

sejak penyadapan ke-2, sedangkan untuk klon RRIM, PB, IRR dan GT-1 aplikasi

berikutnya dilakukan setelah produksinya sudah mulai turun, pada sadapan ke-5

atau sadapan ke-6.

Zat stimulan dapat meningkatkan produksi lateks melalui beberapa cara

yaitu meningkatkan permeabilitas membran, mengakselerasi metabolisme

sukrosa, memperpanjang waktu pengaliran lateks, memodulasi aktivitas enzim

seperti glutamine synthase dan HGMS (Zhu dan Zhang, 2009). Aplikasi stimulan

harus disesuaikan dengan karakter klon dan intensitas aplikasinya. Menurut

Boerhendy (2013) aplikasi stimulan pada klon karet IRR 39 dapat meningkatkan

Page 34: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing

26

produksi hingga 123% bila diaplikasikan sejak awal penyadapan dengan notasi

sadap ½ S d/3+ ET 2%.

Tanaman yang Terserang Kering Alur Sadapan

Keringnya alur sadapan adalah penyakit fisiologis yang terjadi karena

eksploitasi yang tinggi dan tidak seimbang dengan metabolisme karet untuk

menghasilkan lateks. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tanaman yang

terserang kering alur sadap lebih banyak pada penel sadap B. Tanaman dengan

panel sadap B umurnya tentu lebih tua dibandingkan panel A dan telah

berulangkali diberi stimulan. Persentase serangan KAS pada klon RRIM 921

adalah 3% pada panel A, 6,5% pada panel B dan 10,5% pada panel H. Persentase

tanaman yang terserang KAS pada klon PB 260 adalah 6,5% pada panel A, 7%

pada panel B dan 9% pada panel H. Jumlah tanaman klon IRR 118 yang terserang

KAS adalah 5% pada panel A dan 6,5% pada panel B. Persentase KAS pada panel

H Klon IRR 118 tidak dapat diamati karena di Divisi IV GBE tidak ada blok

tanaman IRR dengan panel sadap H.

Tingkat serangan KAS yang ada di Divisi IV GBE dapat digolongkan tinggi

karena menurut Andriyanto dan Tistama (2014), tingkat serangan KAS tinggi

pada klon quick starter adalah 9,2% dan 7,3% untuk klon slow starter. Hasil

pengamatan serangan KAS ada yang mencapai 10,5%. Bila dibandingkan dengan

serangan yang ada di perkebunan swasta lainnya tingkat serangan di BSP

tergolong lebih tinggi karena tingkat serangan KAS di Tulung Gelam Estate pada

tanaman tahun 2006 (Panel A4) adalah sebesar 5,62% (Robianto, 2013). Wiguna

(2014) melaporkan bahwa di PT Bridgeston Sumatera Rubber Estate tingkat

serangan pada klon quick starter hanya sebesar 4,09% dan pada klon slow starter

1,97%.

Tanaman yang terserang KAS di GBE diistirahatkan penyadapannya selama

6 bulan. Tanaman yang terserang diberi tanda BB dengan kapur hitam. Untuk

mencegah terjadinya KAS tindakan preventif yang dapat dilakukan adalah

menetapkan sistem sadap yang baik dan benar, pemakaian stimulansia yang sesuai

aturan dan menghindari terjadinya luka kayu. Pemakaian stimulan seperti etefon

dapat mendorong terjadinya KAS karena etefon mengeluarkan etilen untuk

meninginduksi fungsi sel lateks termasuk produksi senyawa reactive oxygen

species (ROS), akumulasi ROS akan menyebabkan penggumpalan pertikel karet

dalam sel lateks (Putranto et al., 2015). Menurut Andriyanto dan Tistama (2014),

luka kayu merupakan salah satu penyebab terjadinya KAS karena merusak dan

memutus pembuluh lateks sehingga aliran lateks menjadi terganggu.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kegiatan teknis budidaya karet yang dilakukan di lapangan, kegiatan sebagai

pendamping mandor dan pendamping asisten divisi dapat meningkatkan

kemampuang teknis dan manajerial mengenai perkebunan karet. Penyadapan yang

dilakukan di Divisi IV GBE kurang sesuai dengan standar perusahan namun

masih dalam rentang yang bisa ditoleransi. Rata-rata ketebalan pemakaian kulit

Page 35: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing

27

pada sadapan d/4 dan d/3 adalah 1,3 mm dan 1,6 mm. Rata-rata kedalaman irisan

sadap pada sadapan d/4 adalah 2,5 mm dan pada sadapan d/3 0,9 mm. Rata-rata

ketebalan pemakaian kulit dan kedalaman irisan pada sadapan Panel A dan Panel

B tidak berbeda nyata. Produksi latek yang didapatkan oleh penyadap kelas A

lebih banyak dibanding kelas B, dan pemakaian kulit oleh kelas A lebih sedikit

dibanding kelas B. Kecepatan menyadap kelas A dan kelas B tidak berbeda nyata

yaitu sekitar 16,1 detik pohon-1

dan 17,9 detik pohon-1

.

Aplikasi zat stimulan yang dilakukan di divisi IV GBE telah sesuai dengan

aturan dan standar perusahaan. Respon produksi zat stimulan pada klon IRR,

RRIM, dan PB menunjukkan persentase peningkatan produksi yang lebih tinggi

pada penyadapan kedua setelah aplikasi. Sedangkan pada klon RRIC peningkatan

produksi hanya pada penyadapan pertama setelah aplikasi. Persentase serangan

KAS pada klon RRIM 921, PB 260 dan IRR 118 adalah 6,6%, 7,5%, dan 5,75%.

Saran

Pengawasan sadapan pada panel B sebaiknya lebih diperhatikan. Perlu

diadakan retraining secara berkala untuk penyadap yang belum memenuhi kriteria

dan pelatihan kesadaran APD untuk penyadap. Sebaiknya dilakukan penanganan

yang lebih serius terhadap serangan KAS di GBE karena tingkat serangan

tergolong tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Andriyanto M. dan R. Tistama.2014.Perkembangan dan upaya pengendalian

kering alur sadap (KAS) pada tanaman karet (Hevea brasiliensis). Warta

Perkaretan 33(2):89-102.

[ANRPC] Association of Natural Rubber Producing Countries .2011. Member

country info http://anrpc.org. [20 Januari 2016].

Asim M. 2012. Penyadapan karet (Hevea brasiliensis Muell.-Arg.) di PT Air

Muring, Bengkulu. Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Bogor.

[Balitsembawa] Balai Penelitian Sembawa. 2006.Sapta Bina Usahatani Karet

Rakyat. Balitsembawa. Sembawa.

Boerhendy I.2013. Penggunaan stimulan sejak awal penyadapan untuk

meningkatkan produksi klon IRR 39. Jurnal Penelitian Karet 31(2):117-126. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2012. Statistik Karet Indonesia 2011

http://www.bps.go.id. [08 Maret 2015].

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Ekspor Karet dalam Bentuk Remah Menurut

Negara Tujuan Utama 2008-2013.http://www.bps.go.id. [01 November 2016].

[Ditjenbun] Direktorat Jendral Perkebunan. 2014. Statistik Perkebunan Karet

Indonesia 2013-2015. Kementrian Pertanian. Jakarta.

Fairuzah Z. 2011. Manajemen Pengendalian KAS dan Penyakit Bidang Sadap.

Balai Penelitian Sungei Putih. Pusat Penelitian Karet. Medan.

[Gapkindo] Gabungan Petani Karet Indonesia.2015. Analisis pasar Desember

2015. Info Karet 12:1-7.

[Gapkindo] Gabungan Petani Karet Indonesia. 2016. Analisis pasar Juni 2016.

Info Karet 6: 1-8.

Page 36: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing

28

Jacob J. and Krishnakumar R. 2006. Tapping panel syndrome:what we know and

what we do not know. Dalam Jacob J., R. Krishnakumar , N.M. Mathew

(Ed). Tapping panel dryness of rubber. Rubber Research Institute of India.

[Kemenperin] Kementrian Perindustrian. 2014. Produktivitas Karet Nasional

Kalah dari Malaysia dan Thailand. www.kemenperin.go.id/artikel/7341 [07

Maret 2015].

Kiswara A.P. 2007. Sistem produksi tanaman karet (Hevea brasiliensis Muell

Arg.) berdasarkan komposisi umur tanaman di PT Sentosa Mulia Bahagia,

Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

[Litbangtan] Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2014. Pengendalian

penyakit jamur akar putih (JAP) pada pembibitan karet dengan Trichoderma

sp.Info Tek. Perkebunan 6(1):2.

Mathurin O.K., Kuadiou D., Francis S.E, Angeline E.A, Sekou D., Obuayeba S.,

and Jules K.Z. 2016. Agricultural practices in Cote’ D’Ivoire andappariton

and development of tapping panel dryness in (Hevea brasiliensis Muell.

Arg.). International Journal of Current Agricultural Sciences 6(7):74-80.

Obuayeba S., Coulibay L.F., Gohet E., Yao T.N., and Ake S.2009. Effect of

tapping system and height of tapping opening on clone PB 235 agronomic

parameters and its susceptibility to tapping panel dryness in south east of

Cote d’Ivoire`.J. Appl. Biosci. 24:1535-15542.

Priwanto.2009. Penyadapan karet [Hevea brasilliensis Muell Arg.] di Tulung

Gelam Estate, PT PP London Sumatera Indonesia, Tbk. Kabupaten Ogan

Komering Ilir, Sumatera Selatan. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Pusari D. dan Haryanti S. 2014. Pemanenan getah karet (Hevea brasiliensis

Muell.Arg.) dan penentuan kadar karet kering (KKK) dengan variasi

temperatur pengovenan di PT. Djambi Waras Jujuhan Kabupaten Bungo,

Jambi. Buletin anatomi dan fisiologi 22(2):64-74

Putranto R.A., Herlinawati E., Rio M., Leclercq J., Piyatrakul P., Gohet E., Sanier

C., Oktavia F., Pirello J., Kuswanhadi, and Muntoro P. 2015. Involvement

of ethylene in latex metabolism and tapping panel dryness on Hevea

brasiliensis.Int. J. Mol. Sci. 16: 17885-17908.

Robianto.2013. Sistem penyadapan karet [Hevea brasilliensis Muell Arg.] di

Tulung Gelam Estate, PT PP London Sumatera Indonesia, Tbk. Kabupaten

Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.

Bogor.

Rodrigo, V.H.L.2010.Rubber tree: Ecophysiology dan Land Productivity. Hal.

309-324. Dalam Fabio D.M. (Ed.). Ecophysiology of Tropical Tree Crops.

Nova Science Publishers Inc. New York,USA.

Sainoi T., and Sdoodee S. 2012. Impact of ethylene gas application on young tree

rubber tree. Journal of Agricultural Technology 8(4):1497-1507.

Sdoodee S., Laconte A. , Ragsawat S, Rukkun J., Huaynu T., and Chinatiam

H.2012. First test of double cut alternative rubber tapping system in

Southern Thailand.. J. Kasetsart (Nat Sci.) 46:33-38.

Setiawan H.D. dan Andoko A. 2005. Petunjuk Lengkap Budidaya Karet(edisi

revisi). Agromedia Pustaka. Jakarta.

Silpi U., Laconte A., Kasempsap P., Thanysanyawangkurat S., Chantuma P.,

Musigamart N., Clement A., and Ameglio T.2007. Carbohydrat reserves as

Page 37: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing

29

competing sink: evidence from tapping rubber trees. Three Physiology

27:881-889.

Siregar T.H.S., dan Suhendry I. 2013. Budidaya dan Teknologi Karet. Penebar

Swadaya.Jakarta.

Soumahin, E.F.,Obuayeba S., and Pierre A.A.. 2009. Low tapping frequency with

hormonal stimulaion on Hevea brasiliensis clune PB 217 reduce tapping

manpower requirement. Journal of Animal & Plant Sciences: 2(3):109-117.

Sumarmadji. 2005. Optimasi produktivitas klon karet melalui berbagai sistem

eksplotasi. Hal. 123-140. Dalam. Prosiding Lokakarya Nasional Pemuliaan

Tanaman Karet.

Wiguna H.2014. Manajemen penyadapan karet (Hevea Brasiliensis Muell. Arg.)

di Dolok Merangir Estate, PT Bridgestone Sumatra Rubber Estate,

Simalungun, Sumatera Utara. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Zhu, J., and Zhang Z. 2009. Ethylene stimulation of latex productiom in Hevea

brasiliensis. Plant Signaling & behaviour 4(11):1072-1074.

Page 38: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing

30

Page 39: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing

31

LAMPIRAN

Page 40: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing

32

Page 41: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing

Lampiran 1. Jurnal kegiatan sebagai karyawan harian lepas

Tanggal Uraian kegiatan

Prestasi kerja (HK-1

)

Lokasi Penulis Karyawan

Standard

perusahaan

09-02-2016 Tiba di lokasi magang dan mengurus akomodasi Kantor manajer estate

10-02-2016 Perkenalan dengan staf dan asisten pembimbing. Kantor Divisi

11-02-2016 Menguti brondolan dan mencabut tukulan

dipiringan sawit

Field P09303 Divisi III

12-02-2016 Diskusi lapang bersama asisten dan keliling kebun Divisi III

13-02-2016 Sanitasi pokok sawit 242 tanaman Field P08301 Divisi III

14-02-2016 Libur –Minggu

15-02-2016 Mengambil sampel dan perhitungan AKP

&BB sawit

Field P09301 Divisi III

16-02-2016 Penyadapan tanaman karet panel A3 650 pohon Field R08301 Divisi III

17-02-2016 Perawatan dan pengisian rorak 10 ha Field P09302 Divisi III

18-02-2016 Pembuatan TPH panen sawit 150 TPH Field P09303 Divisi III

19-02-2016 Penyadapan cekung panel H01 650 pohon Field R97301 Divisi III

20-02-2016 Seminar anti kanker dari YKSI Kantor estate

21-02-2016 Libur-Minggu

22-02-2016 Belajar menggambar bidang sadap panel A1 3 hanca Field R10402 Divisi IV

23-02-2016 Menggambar bidang sadap 3 hanca Field R10402 Divisi IV

24-02-2016 Pemasangan talang (perlengkapan sadap) 100 pcs 600 pcs 600 pcs Field R10403 Divisi IV

25-02-2016 Pemberian kapur APM 36 bibit 60 bibit 100 bibit Field R13401 Divisi IV

26-02-2016 Pemasangan talang 250 pcs 600 pcs 600 pcs Field R10404 Divisi IV

27-02-2016 Pengendalian gulma Strip spraying 1,5 ha 4ha 4 ha Field R02403 Divisi IV

28-02-2016 Libur-Minggu

29-02-2016 Pemasangan kawat 150 pcs 600 pcs 600 pcs Field R10404 Divisi IV

01-03-2016 Belajar melakukan okulasi 15 okulasi - 175 okulasi Kebun entres Divisi II

31

Page 42: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing

2

Lampiran 1 (lanjutan)

Tanggal Uraian kegiatan

Prestasi kerja (HK-1

)

Lokasi Penulis Karyawan

Standar

perusahaan

02-03-2016 Pemasangan talang 250 pcs 600 pcs 600 pcs Field R10404 Divisi IV

03-03-2016 Pemasangan talang 250 pcs 600 pcs 600 pcs Field R10402 Divisi IV

04-03-2016 Diskusi Kantor Divisi IV

05-03-2016 Keliling kebun GBE

06-03-2016 Libur-Minggu

07-03-2016 Kunjungan ke pembibitan Aek Selabat Estate

08-03-2016 Identifikasi dan pengobatan JAP 3 ha 3ha 5 ha Field R07403 Divisi IV

09-03-2016 Libur-Nyepi -

10-03-2016 Pengendalian gulma strip spraying 0,5 ha 4ha 4 ha Field R02403 Divisi IV

11-03-2016 Pembabatan gulma manual 0,2 ha 1 ha 1.4 ha Field R02402 Divisi IV

12-03-2016 Buka sadapan panel B5 25 500 pohon 500 pohon Field R98401 Divisi IV

13-03-2016 Libur-Minggu

14-03-2016 Buka sadapan panel B5 100 pohon 500 pohon 500 pohon Field R98401 Divisi IV

15-03-2016 Buka sadapan panel B5 200 pohon 500 pohon 500 pohon Field R98401 Divisi IV

16-03-2016 Topping APM Kebun APM Divisi I

17-03-2016 Buka sadapan B5 100 pohon 500 pohon 500 pohon Field R98401 Divisi IV

19-03-2016 Diskusi Kantor Divisi IV

20-03-2016 Libur-Minggu -

21-03-2016 Menurunkan mukuna 76 pohon 160 pohon 160 pohon Field P14102 Divisi I

22-03-2016 Pengendalian oryctes 2 liringan 10 liringan 10 liringan Field P14103 Divisi I

23-03-2016 Penentuan AKP dan black bunch I blok I blok I blok Field P12101 Divisi I

24-03-2016 Penentuan ANP Kantor Divisi I

25-03-2016 Libur-Paskah -

26-03-2016 Libur minggu

32

Page 43: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing

3

Lampiran 2. Jurnal kegiatan sebagaipendamping mandor dan krani

Tanggal Uraian kegiatan

Prestasi kerja penulis

Keterangan Jumlah KHL

yg diawasi

Luas areal

yg diawasi

Lama

kegiatan

28-03-2016 Pengawasan aplikasi stimulan 15 orang 31 ha 7 jam R 05401

29-03-2016 Pelaksanaa identifikasi JAP 3 orang 3 ha 7 jam R07402

30-03-2016 Pelaksanaan identifikasi JAP 3 orang 4 ha 7 jam R08402

31-03-2016 Pengawasan penyadapan 22 orang 32 ha 7 jam Mandoran VIII

01-04-2016 Pengawasan penyadapan 22 orang 32 ha 7 jam Mandoran VIII

02-04-2016 Pengamatan KAS - - 3 jam R08403, R05402

03-04-2016 Minggu

04-04-2016 Pengawasan penyadapan 14 orang 23 ha 7 jam Mandoran X

05-04-2016 Pengawasan penyadapan 14 orang 23 ha Mandoran X

06-04-2016 Pembukaan sadapan 2 orang 2 ha 7 jam R98401

07-04-2016 Pengendalian gulma bersama mandor harian 3 orang ±7 ha 4 jam R03401

08-04-2016 Pengamatan 4 jam

09-04-2016 Pengamatan 4 jam

10-04-2016 Minggu

11-04-2016 Diskusi dan pembagian gaji 3 jam Kantor Divisi IV

12-04-2016 Pengawasan penyadapan ±15 orang 25 ha 4 jam Mandoran V

13-04-2016 Pegawasan penyadapan ±15 orang 25 ha 7 jam Mandoran V

14-04-2016 Pengawasan penyadapan 29 orang 43 ha 7 jam Mandoran IX

15-04-2016 Pengawasan penyadapan dan pengecekan cuci

mangkok

29 orang 43 ha 7 jam Mandoran IX

16-04-2016 Administrasi kantor dan penimbangan lateks - - 7 jam Kantor Divisi IV

17-04-2016 Minggu

18-04-2016 Pengawasan pengendalian gulma 3 orang 15 ha 4 jam

19-04-2016 Hari bebas

33

Page 44: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing

4

Lampiran 2 (lanjutan)

Tanggal Uraian kegiatan

Prestasi kerja penulis

Keterangan Jumlah KHL

yg diawasi

Luas areal

yg diawasi

Lama

kegiatan

20-04-2016 Pengawasan penyadapan 21orang 29 ha 7 jam Mandoran VI

21-04-2016 Pengawasan penyadapan 21 orang 29 ha 7 jam Mandoran VI

22-04-2016 Pengamatan 4 jam

23-04-2016 Pengawasan penyadapan 9 orang 13 ha 7 jam Mandoran IV

24-04-2016 Minggu

25-04-2016 Pengamatan

26-04-2016 Pengumpulan data sekunder 4 jam Kantor Estate

27-04-2016 Diskusi di kantor 4 jam Kantor divisi IV

34

Page 45: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing

5

Lampiran 3. Jurnal kegiatan sebagai pendamping asisten

Tanggal Uraian kegiatan

Prestasi kerja penulis

Keterangan Jumlah mandor

yg diawasi

Luas areal

yg diawasi

Lama

kegiatan

18-03-2016 Melakukan ispeksi bersama tapping inspector,

manajer, asisten dan mandor besar

3 R05401, R02404,

R10404

28-04-2016 Pengawasan penyadapan 1 44 ha 7 jam Mandoran IX

29-04-2016 Persiapan bahan untuk review bersama manajer Kantor divisi IV

30-04-2016 Rapat bersama asisten dan manajer Kantor divisi III

01-05-2016 Minggu

02-05-2016 Pengawasan penyadapan 1 56 ha Mandoran V

03-05-2016 Pengawasan pengendalian gulma 2 63 ha 7 jam Field R04403

04-05-2016 Pengawasan pengendalian gulma 1 31 ha 7 jam Field R05402

05-05-2016 Libur (kenaikan Isa almasih)

06-05-2016 Libur (Isra’ mi’raj)

07-05-2016 Libur bonus

08-05-2016 Minggu

09-05-2016 Kontrol lapangan 3 7 jam Mandoran X,II, dan VII

10-05-2016 Pengawasan penyadapan dan pembagian gaji 7 jam Mandoran V

11-05-2016 Melakukan tapping inspeksi bersama mandor

besar

5 ±101 ha 5 jam Divisi IV

12-05-2016 Melakukan tapping inspeksi bersama mandor

besar

5 ±200 ha 5 jam Divisi IV

13-05-2016 Persiapan audit internal untuk ISO dan RSPO - - - Kantor Divisi III

14-05-2016 Izin

15-05-2016 Minggu

16-05-2016 Pengurusan kasus ke kantor polisi

17-05-2016 Pengamatan ulang - - 5 jam R10401, R07402

35

Page 46: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing

6

Lampiran 3 (lanjutan)

Tanggal Uraian kegiatan

Prestasi kerja penulis

Keterangan Jumlah mandor

yg diawasi

Luas areal

yg diawasi

Lama

kegiatan

18-05-2016 Pengamatan ulang - - 5 jam R03404

19-05-2016 Pengamatan ulang - - 4 jam R08401, R04402,

R98401, R08403,

20-05-2016 Pengamatan ulang - - 5 jam R05402, R02404

21-05-2016 Sakit

22-05-2016 Minggu

23-05-2016 Sakit

24-05-2016 Sakit

25-05-2016 Kunjungan ke pabrik karet bunut Bunur Rubber Factory

BSP

26-05-2016 Rapat Kantor Estate

27-05-2016 Rapat dan konsultasi bersama asisten Kantor Divisi IV

28-05-2016 Review kegiatan magang bersama asisten Kantor Divisi IV

29-05-2016 Minggu -

30-05-2016 Pengurusan berkas, pengembalian kondite

penilaian dan administrasi lainnya

Kantor Estate

31-05-2016 Pamitan Kantor Divisi IV dan

kantor Estate

01-06-2016 Persiapan pulang

02-06-2016 Pulang

36

Page 47: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing

7

Lampiran 4. Peta kebun Gurach Batu Estate

37

Page 48: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing

8

Lampiran 5. Tabel curah hujan di GBE tahun 2006-2015

Bulan

Tahun

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 rata-rata

hh ch hh ch hh ch hh ch hh ch hh ch hh ch hh ch hh ch hh ch HH CH

Januari 7 48 11 202 3 48 7 134 3 103 10 146 4 90 9 200 4 33 8 167 6.6 117

Februari 9 65 5 22 2 30 3 63 4 44 2 47 5 81 5 64 2 46 3 34 4 49.6

Maret 7 117 6 50.5 15 171 9 135 7 71 9 172 13 221 3 27 3 42 6 62 7.8 107

April 11 126 13 183 7 73 4 29 2 116 5 49 13 192 12 110 5 97 7 56 7.9 103

Mei 14 293 15 174 5 118 4 33 2 113 6 134 6 86 8 131 9 88 8 89 7.7 126

Juni 9 134 9 134 7 108 1 2 11 245 9 194 3 41 4 53 4 33 6 80 6.3 102

Juli 5 113 10 214 8 180 7 177 13 183 5 37 8 248 5 18 5 66 10 294 7.6 153

Agustus 6 154 9 184 7 155 10 111 13 221 14 296 6 95 9 97 9 130 12 208 9.5 165

September 14 260 9 228 10 172 7 188 9 170 9 212 7 164 9 129 9 162 9 158 9.2 184

Oktober 17 432 14 161 11 156 6 143 4 98 16 248 14 312 12 224 9 165 9 130 11.2 207

November 10 146 10 118 7 139 10 138 14 326 7 116 10 132 12 162 16 226 16 274 11.2 178

Desember 11 146 7 152 6 77 4 59 6 79 6 139 14 192 11 195 23 216 7 35 9.5 129

Jumlah 120 2034 118 1821,5 88 1427 72 1212 88 1768,5 98 1790 103 1854 99 1409,5 98 1304 101 1587 98,5 1620,75

Rata-rata 10 170 9.83 152 7.33 119 6 101 7.33 147 8.17 149 8.58 155 8.25 117 8.17 109 8.42 132 8.21 135

BK

1

2

2

4

1

3

1

3

4

3

2,4

BB

10

10

8

7

8

9

7

7

5

7

7,8

Sumber: Data Curah Hujan GB

*Keterangan Tipe iklim Schmidt-Ferguson

hh: hari hujan

ch: curah hujan (mm)

BK: Bulan kering (<60 mm)

BB: Bulan basah (>100 mm)

A: Sangat basah

B: Basah

C: Agak basah

D: Sedang

E: Agak kering

F: Kering

G:Sangat kering

(Q: 14.3 %)

(Q: 14.3 %- 33.3%)

(Q: 33.3 %- 60%)

(Q: 60 % -100 %)

(Q:100%-167 %)

(Q: 167%-300 %)

(Q: 300%-700%)

𝑄 =𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔

𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ× 100%

𝑄 =2,4

7,8 × 100% = 30,76 %

Jadi, iklim di GBE termasuk Tipe B

38

Page 49: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing

9

Lampiran 6. Struktur organisasi kebun Gurach Batu Estate

39

Page 50: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing
Page 51: PENGELOLAAN PENYADAPAN TANAMAN KARET (Hevea … · Karet Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Asahan, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Batusangkar, Kab. Tanah Datar Provinsi Sumatera

Barat pada tanggal 22 Oktober 1994. Penulis merupakan anak pertama dari empat

bersaudara oleh ayah Aziardi dan ibu Jasni. Penulis menyelesaikan pendidikan

SMA di SMA N 1 Batusangkar pada tahun 2012. Setelah itu penulis melanjutkan

studi ke S-1 Departemen Agronomi dan Hortikultura Institut pertanian Bogor

melalu jalur tes SNMPTN. Selama 4 tahun menempuh pendidikan di IPB penulis

mendapatkan beasiswa dari Bidikmisi. Penulis pernah mengikuti kegiatan magang

di International Cooperation and Development Fund (ICDF) pada tahun 2014

yang berlokasi di Cikarawang, Bogor dan di Gurach Batu estate PT BSP Tbk,

Asahan, Sumatera Utara.

40