pengolahan karet

21
PENDAHULUAN Setiap bagian pohon karet jika dilukai akan mengeluarkan getah susu yang disebut lateks. Banyak tanaman jika dilukai akan mengeluarkan cairan putih yang menyerupai susu, tetapi hanya beberapa pohon saja yang menghasilkan karet. Diantara tanaman tropis hanya havea bracileansis yang telah dikembangkan dan mencapai tingkat perekonomian yang penting. Sistem pasokan bahan baku dilakukan dengan cara melakukan pengumpulan lateks di kebun (TPH) oleh para petani yang kemudian diangkut ke pabrik. Bahan baku lateks akan tersedia setiap hari karena penyadapan selalu dilakukan setiap hari. Sumber bahan baku industri karet berasal dari perkebunan karet baik Perkebunan Rakyat, Perkebunan Negara maupun Perkebunan Swasta. Pada perkebunan besar negara maupun swasta, bahan baku yang dihasilkan (lateks) biasanya langsung diolah di pabrik sendiri atau dikirim ke pabrik yang seinduk, sedangkan untuk prosesor yang tidak memiliki kebun harus berusaha untuk mendapatkan bahan baku dari perkebunan karet rakyat, baik melalui pembelian langsung ataupun melalui lelang yang diadakan pada waktu-waktu tertentu Kondisi bahan baku industri karet baik kuantitas, kualitas maupun kontinuitas pasokan dipengaruhi oleh sumber bahan baku itu sendiri. Pada perkebunan besar hal ini tidak begitu menjadi masalah. Bahan baku yang berasal dari perkebunan karet rakyat yang biasanya sangat bervariasi kualitasnya.

Upload: mendra-kurniawan-syailendra

Post on 25-Jun-2015

5.533 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: pengolahan karet

PENDAHULUAN

Setiap bagian pohon karet jika dilukai akan mengeluarkan getah susu yang disebut

lateks. Banyak tanaman jika dilukai akan mengeluarkan cairan putih yang menyerupai susu,

tetapi hanya beberapa pohon saja yang menghasilkan karet. Diantara tanaman tropis hanya

havea bracileansis yang telah dikembangkan dan mencapai tingkat perekonomian yang

penting.

Sistem pasokan bahan baku dilakukan dengan cara melakukan pengumpulan lateks di

kebun (TPH) oleh para petani yang kemudian diangkut ke pabrik. Bahan baku lateks akan

tersedia setiap hari karena penyadapan selalu dilakukan setiap hari. Sumber bahan baku

industri karet berasal dari perkebunan karet baik Perkebunan Rakyat, Perkebunan Negara

maupun Perkebunan Swasta. Pada perkebunan besar negara maupun swasta, bahan baku yang

dihasilkan (lateks) biasanya langsung diolah di pabrik sendiri atau dikirim ke pabrik yang

seinduk, sedangkan untuk prosesor yang tidak memiliki kebun harus berusaha untuk

mendapatkan bahan baku dari perkebunan karet rakyat, baik melalui pembelian langsung

ataupun melalui lelang yang diadakan pada waktu-waktu tertentu

Kondisi bahan baku industri karet baik kuantitas, kualitas maupun kontinuitas

pasokan dipengaruhi oleh sumber bahan baku itu sendiri. Pada perkebunan besar hal ini tidak

begitu menjadi masalah. Bahan baku yang berasal dari perkebunan karet rakyat yang

biasanya sangat bervariasi kualitasnya.

Untuk menjaga kualitas dan kontinuitas bahan baku, maka dilakukan pengawasan

pada tiap penyadap. Dari hasil penyadapan, dapat ditentukan.

1. Bobot atau isi lateks

Penyadap menuangkan lateks dari ember-ember pengumpul ke dalam ember-

ember takaran melalui sebuah saringan kasar dengan ukuran lubang 2 mm,

maksudnya untuk menahan lump yang terjadi karena prakoagulasi.

2. Kadar Karet Kering (KKK)

Penentuan kadar karet kering (KKK) sangat penting dalam usaha mencegah

terjadinya kecurangan para penyadap.

Lateks sebagai bahan baku berbagai hasil karet, harus memiliki kualitas yang baik.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas lateks, sebagai berikut.

Page 2: pengolahan karet

Faktor dari kebun (jenis klon, sistem sadap, kebersihan pohon, dan lain-lain).

Iklim (musim hujan mendorong terjadinya prakoagulasi, musim kemarau keadaan

lateks tidak stabil).

Alat-alat yang digunakan dalam pengumpulan dan pengangkutan (yang baik terbuat

dari aluminium atau baja tahan karat).

Pengangkutan (goncangan, keadaan tangki, jarak, jangka waktu).

Kualitas air dalam pengolahan.

Bahan-bahan kimia yang digunakan.

Komposisi lateks.

Untuk mengetahui susunan bahan-bahan yang terkandung dalam lateks dapat dilihat

pada tabel

Kandungan Bahan-Bahan dalam Lateks Segar dan Lateks yang Dikeringkan

Bahan Lateks Segar (%) Lateks yang Dikeringkan (%)

Kandungan karet 35,62 88,28

Resin 1,65 4,10

Protein 2,03 5,04

Abu 0,70 0,84

Zat gula 0,34 0,84

Air 59,62 1,00

Sumber: Setyamidjaja (1993)

Pada saat mulai keluar dari pohon hingga beberapa jam lateks masih berupa cairan,

tetapi setelah kira kira 8 jam lateks mulai mengental dan selanjutnya membentuk gumpalan

karet atau yang lebih dikenal dengan istilah prakoagulasi. Penyebab terjadinya prakoagulasi

antara lain sebagai berikut:

1. Penambahan asam

Penambahan asam organik ataupun anorganik mengakibatkan turunya pH

lateks sehingga lateks kebun membeku.

Page 3: pengolahan karet

2. Mikroorganisme

Lateks segar merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisme,

mikroorganisme banyak terdapat dilingkungan perkebunan karet, mikroorganisme ini

menghasilkan asam asam yang menurunkan pH, serta menimbulkan bau karena

terbentuknya asam asam yang mudah menguap. Bila banyak organisme maka

senyawa asam yang dihasilkan akan banyak pula. Suhu udara yang tinggi akan lebih

mengaktifkan kegiatan bakteri sehingga dalam pemyadapan ataupun pengangkutan

diusahakan pada suhu rendah atau pagi.

3. Iklim

Air hujan akan membawa zat kotoran dan garam yang larut dari kulit batang.

Zat zat ini akan mengkatalisis terjadinya prakoagulasi. Lateks yang baru disadap juga

mudah menggumpal jika terkena sinar matahari yang terik karena kestbilan koloidnya

rusak oleh panas yang terjadi.

4. Pengangkutan

Pengangkutan yang terlambat ataupun jarak yang jauh menyebabkan lateks

baru tiba ditempat pengolahan pada siang hari dan sempat terkena matahari sehingga

mengganggu kestabilan lateks. Jalan yang buruk atau angkutan yang terguncang

guncang mengakibatkan lateks yang terangkut terkocok kocok secara kuat sehingga

merusak kestabilan koloid.

5. Kotoran atau bahan bahan lain yang ikut tercampur

Lateks akan mengalami prakoagulasi bila dicampur dengan air kotor, terutama

air yang mengandung logam atau elektrolit. Prakoagulasi juga sering terjadi karena

tercampurnya kotoran atau bahan lain yang mengandung kapur atau asam. Beberapa

tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya prakoagulasi antara lain

sebagai berikut:

Menjaga kebersihan alat alat yang digunakan dalam penyadapan,

penampungan, maupun pengangkutan. Selama pengangkutan dari kebun ke

pabrik pengolahan, lateks dijaga agar tidak mengalami banyak guncangan.

Mencegah pengenceran lateks dari kebun dengan air kotor, misalnya air

sungai, air saluran atau got.

Memulai penyadapan pada pagi hari sebelum matahari terbit untuk membantu

agar lateks dapat sampai ke pabrik atau tempat pengolahan sebelum udara

menjadi panas.

Page 4: pengolahan karet

Apabila langkah langkah pencegahan diatas sudah dilakukan tetapi hasilnya belum

seperti yang diinginkan, maka zat antikoagulan dapat digunakan. Zat antikoagulan ada

beberapa macam,tetapi harus dipilih yang paling tepat. Pilihan disesuaikan dengan kondisi

lokasi, harga, kadar bahaya zat tersebut dan yang terpenting adalah kemampuan zat tersebut

dalam mencegah prakoagulasi. Dalam pemakaiannya zat antikoagulan biasa digabung untuk

menambah daya antikoagulasinya, bisa 2 macam menjadi satu atau tiga macam campuran

sekaligus. Berikut ini contoh beberapa antikoagulan yang banyak dipakai di perusahaan ayau

tempat tempat pengolahan karet.

Soda atau natrium karbonat (Na2CO3)

Amonia (NH3)

Formaldehid

Natrium sulfit (Na2SO3)

Sheet/sit adalah salah satu produk karet alam yang telah lama dikenal di pasaran, yaitu

produk karet yang berbentuk lembaran lembaran yang telah bersih dan liat, bebas dari jamur,

tidak saling melekat, warnanya jernih, tidak bergelembung udara dan bebas dari pengolahan

yang kurang sempurna. Jenis sheet yang disebutkan diatas umumnya dihasilkan oleh pabri

pabrik sheet milik pekebunan besar. Pada perkebunan rakyat dikenal jenis sheet yang lebih

rendah kualitasnya, yang umumnya dihasilkan oleh petani petani karet yang mengolah lateks

menjadi sheet dengan cara yang sederhana. Jenis sheet yang kedua ini ada 2 macam, yaitu

sheet angin dan sheet asap. Sheet angin adalah lembaran lembaran sheet yang diekeringkan

dengan cara diangin anginkan, dan umumnya berwarna putih kekuning kuningan.sedangkan

sheet asap berwarna coklat karena lembaran lemabaran sheet tersebut mengalami

pengasapan.

Pada pratikum dilaboratorium kali ini akan dilakukan kegiatan pengolahan lateks

sampai pada hasil akhir berupa lembaran atau sheet.

Page 5: pengolahan karet

METODE PELAKSANAAN

Dalam pratikum pengolahan lateks di laboratorium diperlukan beberapa aspek yang

harus dipenuhi demi kelancaran kegiatan, meliputi:

1. Alat

Gelas piala 250 ml

Pipet tetes

Timbangan analitik

Gelas ukur 500 ml

Mesin penggiling manual

2. Bahan

Asam semut

Air

Lateks segar dari kebun

3. Prosedur kerja

Timbang 2 buah gelas piala dengan timbangan analitik dan catat hasilnya

Masukkan 100 ml lateks kedalam 2 gelas piala tersebut

Hitung koagulum asam semut yang akan diberikan dengan rumus N2.V2 = N1.V2

Masukkan air aquadest sebanyak 1/3 dari 100 ml (75 ml)

Hasil jumlah koagulum yang telah dihitung tadi, yaitu sebanyak 20 ml dimasukkan ke

dalam gelas piala yang telah diisi dengan 75 ml air

Bekukan lateks dengan menambah asam semut tadi sebanyak 5 – 10 ml

Timbang kedua gelas piala tersebut dan catat hasilnya, lalu dikurangi dengan berat

gelas piala kosong yang bertujuan untuk menghitung kadar karet kering (KKK)

Setelah lateks membeku pada kedua gelas piala tadi, ambil latek yang membeku

tersebut dan ditimbang lagi dan catat angkanya, maka akan didapatkan berat basah

lateks

Giling lateks yang membeku tersebut dengan mesin gilingan manual sampai 6 kali,

kemudian giling lagi dengan mesin cetakan yang akan membentuk lateks seperti

lembaran (sheet)

Page 6: pengolahan karet

Timbang lagi lateks yang telah berbentuk lembaran tadi dan catat hasilnya, maka

akan didapatkan berat kering lateks

Hitung faktor pengering (FP) kedua lateks dengan rumus FP = berat kering : berat

basah x 100 %. Atau faktor pengering didapatkan juga dari hasil penelitian 10 kali

penyadapan di kebun dan kemudian dapat dijadikan patokan di perkebunan tersebut

dalam menghitung KKA.

Hitung nilai KKA dengan rumus = BK x FP

Setelah KKA dihitung, keringkan lembaran tadi dengan cara di gantung pada selayan

selayan

Page 7: pengolahan karet

HASIL PENGAMATAN

Berat gelas piala

Gelas piala I = 88,12 g

Gelas piala II = 90,66 g

Jumlah koagulum asam semut yang diberikan adalah

N1 . V1 = N2 . V2

98ml . V1 = 20 ml . 100 ml

V1 = 20 . 100 : 98

V1 = 20,40 ml

Page 8: pengolahan karet

a. Mencairkan lateks

b. Menyaring lateks

c. Menakar lateks

d. Menakar asam semut

e. Membekukan lateks

f. Menipiskan koagulum

g. Menggiling pada gilingan licin

h. Menggiling pada gilingan kembang (cetakan)

Page 9: pengolahan karet

i. Mencuci lembaran

j. Menjemurkan lembaran

Page 10: pengolahan karet

PEMBAHASAN

Lateks kebun akan menggumpal atau membeku secara alami dalam waktu beberapa

jam setelah dikumpulkan. Penggumpalan dapat disebabkan oleh timbulnya asam-asam akibat

terurainya bahan bukan karet yang terdapat dalam lateks akibat aktivitas mikroorganisme.

Hal itu pula yang menyebabkan mengapa lump hasil penggumpalan alami berbau busuk.

Selain itu, penggumpalan juga disebabkan oleh timbulnya anion dari asam lemak hasil

hidrolisis lipid yang ada di dalam lateks. Anion asam lemak ini sebagaian besar akan bereaksi

dengan ion magnesium dan kalsium dalam lateks membentuk sabun yang tidak larut,

keduanya menyebabkan ketidakmantapan lateks yang pada akhirnya terjadi pembekuan.

Prakoagulasi merupakan pembekuan pendahuluan tidak diinginkan yang menghasilkan lump

atau gumpalan-gumpalan pada cairan getah sadapan.

Untuk mencegah prakoagulasi, pengawetan lateks kebun mutlak diperlukan, terlebih

jika jarak antara kebun dengan pabrik pengolahan cukup jauh. Zat yang digunakan sebagai

bahan pengawet disebut dengan zat antikoagulan. Syarat zat antikoagulan adalah harus

memiliki pH yang tinggi atau bersifat basa. Ion OH- di dalam zat antikoagulan akan

menetralkan ion H+ pada lateks, sehingga kestabilannya dapat tetap terjaga dan tidak terjadi

penggumpalan. Terdapat beberapa jenis zat antikoagulan yang umumnya digunakan oleh

perkebunan besar atau perkebunan rakyat diantaranya adalah amoniak, soda atau natrium

karbonat, formaldehida serta natrium sulfit.

Dalam hal proses pengolahan lateks di tempat pengolahan atau pabrik, biasanya

memiliki urutan kerja tertentu untuk menghasilkan hasil olah lateks berupa lembaran (sheet).

Pengolahan sheet oleh perkebunan dilaksanakan di pabrik pengolahan dengan menggunakan

peralatan yang lebih baik dan dengan kapasitas yang lebih besar. Oleh karena itu, sheet yang

dihasilkan berkualitas tinggi. Standar kualitas yang tinggi tersebut dapat dicapai karena

proses pembuatannya dilaksanakan sesuai dengan persyaratan pengolahan yang memenuhi

standar.pekerjaan tersebut meliputi:

1. Penerimaan lateks

Lateks hasil penyadapan yang berasal dari berbagai bagian kebun diangkut

dengan tangki yang ditarik truk ke pabrik. Dipabrik lateks diterima dan di campur

dalam bak penerimaan. lateks yang dimasukan ke dalam bak penerimaan harus

disaring terlebih dahulu untuk mencegah aliran lateks yang terlalu deras dan

terbawanya lump atau kotoran lainnya. Saringan tersebut terdiri dari saringan kasar

Page 11: pengolahan karet

dan sedang, yang terbuat dari alumunium. Dari lateks yang telah terkumpul dalam

bak penerimaan diambil contoh atau sampel untuk mengetahui kadar karet keringnya.

Hal ini penting untuk memperhitungkan kebutuhan air dalam proses pengenceran

lateks.

2. Pengenceran lateks

Pengenceran lateks atau memperlemah kadar karet adalah menurunkan kadar

karet yang terkandung dalam lateks sampai diperoleh kadar karet yang terkandung

dalam lateks sampai diperoleh kadar karet baku sesuai dengan yang diperlukan dalam

pembuatan sheet, yaitu sebesar 13%, 15%, 16%, atau20% sesuai dengan kondisi dan

peralatan setempat. Adapun maksud dari pengenceran lateks adalah:

Untuk melunakkan bekuan, sehingga tenaga gilingan tidak terlalu berat

Memudahkan penghilangan gelembung udara atau gas yang terdapat dalam

lateks

Memudahkan meratanya koagulum (asam pembeku) yang dibutuhkan untuk

proses koagulasi

3. Pembekuan lateks

Pembekuan atau koagulasi bertujuan untuk mempersatukan butir butir karet

yang terdapat dalam cairan lateks, supaya menjadi satu gumpalan atau koagulum.

Untuk membuat koagulum ini lateks pelu dibubuhi obat pembeku(koagulan) seperti

asam semut atau asam cuka. Menurut penelitian, terjadinya poses koagulasi adalah

karena terjadinya penurunan pH. Lateks segar yang diperoleh dari hasil sadapan

mempunyai pH 6,5. supaya tidak terjadi pengumpalan,pH yangmendekati netral

tersebut harus diturunkan sampai 4,7. Pada kemasaman ini tercapai titik isoelektris

atau keseimbangan muatan listrik pada permukaan pertikel pertikel karet, sehingga

partikel partikel karet tersebut dapat menggumpal menjadi satu. Penurunan pH ini

terjadi dengan membubuhi asam semut 1% atau asam cuka 2% ke dalam lateks yang

telah diencerkan.

4. Penggilingan

Koagulum yang didapatkan dari lateks tersebut di ambil dan digiling dengan

mesin penggiling manual atau otomatis. Mesin penggiling tersebut terdiri dari mesin

penggiling halus dan mesin penggiling cetakan. Tujuan dari gilingan ini adalah:

Page 12: pengolahan karet

Mengubah koagulum menjadi lembaran lembaran yang mempunyai

lebar,panjang dan tebal tertentu

Untuk mengeluarkan serum yang terdapat di dalam koagulum

5. Pengeringan

Lembaran lembaran yang telah dihasilkan dari mesin penggiling selanjutnya

akan dikeringkan dengan cara dijemur pada selayan selayan di pabrik. Salah satu

alasan kenapa di pabrik selalu tinggi bertujuan sebagai penjemuran lembaran sheet.

Page 13: pengolahan karet

KESIMPULAN

Untuk memperoleh hasil karet yang bermutu tinggi, pengumpulan lateks hasil

penyadapan dikebun dan kebersihan harus diperhatikan. Hal ini pertama tama berlaku untuk

alat alat yang dalam pekerjaan pengumpulan lateks bersentuhan dengannya. Selain dari

kemungkinan terjadinya pengotoran lateks oleh kotoran kotoran yang kelak sukar

dihilangkan. Kotoran tersebut dapat pula menyebabkan terjadinya prakoagulasi dan

terbentuknya lump sebelum lateks sampai di pebrik untuk diolah.

Dalam keadaan tertentu, pada saat pengumpulan lateks biasa juga menggunakan obat

antikoagulasi untuk mencegah terjadinya prakoagulasi. Akan tetapi pemakaian anti koagulan

ini harus dibatasi sampai batas yang terkecil mungkin, karena biayannya cukup besar dan

kadang kadang lateks yang dibubuhi anti koagulan memerlukan larutan obat koagulan

(misalnya asam semut) yang terpaksa kadarnya harus dinaikkan. Penambahan asam yang

berlebihan dalam prses koagulasi juga dapat menghambat proses pengeringan.

Beberapa bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan lateks

1. bahan kimia sebagai anti koagulan

a. Soda atau natrium karbonat (Na2CO3)

b. Amonia (NH3)

c. Formaldehid

d. Natrium sulfit (Na2SO3)

2. bahan senyawa pengumpal (koagulum)

asam semut disebut juga asam formiat, CHOOH. Berupa cairan yang jernih

dan tidak berwarna, mudah larut dalam air, berbau merangsang, dan masih

bereaksi asam pada pengenceran

asam cuka disebut juga asam asetat CH3COOH.

3. air pengolahan

dalam pengolahan karet, air berperan sangat penting dan dibutuhkan dalam jumlah

yang sangat besar. Adapun manfaat air dalam pengolahan lateks adalah:

Sebagai bahan pengencer lateks, pelarut dan pengencer bahan bahan kimia, air

harus jernih dan tidak berwarna, tidak boleh mengandung garam garam

terutama garam kapur, karena akan sangat mempermudah terjadinya

prakoagulasi dan menimbulkan binti bintik oksidasi.

Page 14: pengolahan karet

SARAN

Setelah selesai pengumpulan lateks, ember ember pengumpul janganlah ditaruh ditempat yang panas atau terkena sinar matahari langsung, karena kenaikan suhu di dalam cairan lateks dapat mengakibatkan pemuaian butir butir karet sehingga akan terjadi prakoagulasi.

Page 15: pengolahan karet

LAPORAN

PENGOLAHAN LATEKS

MENDRA KURNIAWAN

0811123007

JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERKEBUNAN

POLYTECHNIC AGRYCULTURE OF ANDALAS UNIVERSITY

2010