pengelolaan pembiayaan pusat kegiatan belajar …
TRANSCRIPT
PENGELOLAAN PEMBIAYAAN PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT
(Studi Situs PKBM Karya Bhakti Punung Pacitan)
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan KepadaProgram Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Oleh :
HARDI SISWOYO
NIM : Q. 100 090 322
MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
ii
PENGELOLAAN PEMBIAYAAN PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT(Studi Situs PKBM Karya Bhakti Punung Pacitan)
Hardi Siswoyo¹, Yetty Sarjono², Jalal Fuadi³
¹Guru SMP Negeri 3 Punung Pacitan, ² Staf Pengajar Universitas Muhammadiyah Surakarta, ³ Staf Pengajar Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRACT
The results of this study were (1) The sources of funds PKBM Karya Bhakti is obtained from the government of the Director General PNFI (Non-Formal and Informal Education), Department of Education Province of Central Java and Pacitan District Education Office, in addition to the sources of funds obtained from non-governmental agencies and businesses/independent of the PKBM. Prospective donors crawl strategy program implemented by the work of Consecrated Punung PKBM done by making proposals that are equipped with the requirements through several stages: gathering information, identifying potential local and community needs, formulate a program proposal, the legalization proposal, and submission of proposals. (2) Allocation of funds is the details of the expenditure of funds for financing activities PKBM Karya Bhakti on the basis of income within one year program is divided into short, medium and long term. Allocation of funds PKBM include administrative costs, expenses for the activities of tutors, facilities and infrastructure spending. Cover administrative costs for the purchase of paper, ink buying a computer, making brochures and proposals, purchase of books folio, foolscap purchase striped and opaque, internet training, and purchase of manila paper.
Keywords: management of finance, sources of income, allocation of funds
PENDAHULUAN
Dalam rangka merealisasikan tujuan, tugas dan fungsi Pendidikan Luar
Sekolah, maka diperlukan suatu wadah atau lembaga sebagai tempat belajar,
menggali, memanfaatkan potensi yang dimiliki, sehingga masyarakat dapat
tumbuh dan berkembang ke arah yang lebih baik, yaitu menjadi masyarakat yang
lebih cerdas, kreatif dan mandiri. Menurut Kamil (2009: 81), PKBM sebagai basis
pendidikan masyarakat perlu dikembangkan secara komprehensif,
1
fleksibel, beraneka ragam dan terbuka bagi semua kelompok usia, sesuai
dengan peranan, hasrat, kepentingan dan kebutuhan masyarakat.
Sehingga peran–peran masyarakat dalam PKBM tidak hanya sekedar sebagai
sasaran, akan tetapi sebagai sumber belajar, yang akhirnya tumbuh rasa memiliki,
rasa percaya diri akan program–program yang dikembangkannya. Agar PKBM
tetap eksis sesuai dengan kebutuhan masyarakat tentunya dibutuhkan
pengelolaan yang baik. Menurut Kamil (2009: 113) “....... mampu mengelola
sumber–sumber yang dibutuhkan program apabila didukung oleh kemampuan
menyusun strategi yang ampuh dalam menjalankan fungsi manajerial yang
dimiliki”.
Bagaimana cara mempertahankan PKBM yang sudah ada itu tetap eksis
karena banyaknya persoalan yang dihadapi oleh PKBM, apalagi yang ada di daerah
terpencil. Oleh karena itulah perlu dicarikan solusi yang bisa menjawab persoalan
ini, agar PKBM yang sudah berdiri sekarang jangan sampai ‘gulung tikar’.
Solusinya adalah dengan cara mengadopsi manajemen yang bagus sesuai dengan
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Manajemen pendidikan adalah manajemen
pengajaran, manajemen personalia, manajemen keuangan, sarana prasarana,
manajemen humas, kesiswaan dan layanan khusus (Mantja, 2005: 35). Sebagai
usaha yang bisa membawa suatu kemajuan bagi PKBM yang sudah ada, agar bisa
diimplementasikan dengan program yang bisa memberikan life skill terhadap
warga belajar. Namun dalam menciptakan manajemen yang bagus dan bisa
membuat kemajuan itu tentunya bukan pekerjaan mudah, tapi bukan berarti kita
pesimistis karena itu bukan suatu yang mustahil. Dengan adanya keseriusan
dalam mengelola lembaga PKBM dan mampu mengaplikasikan manajemen yang
baik, niscaya lembaga pendidikan non formal yang merupakan lembaga
pendidikan alternatif ini bisa tetap eksis dan bisa terus memberikan pelayanan
kepada masyarakat yang membutuhkan pendidikan yang benar-benar gratis.
2
Pengelolaan keuangan PKBM, khususnya di PKBM Karya Bhakti Punung
hingga saat ini masih memenuhi berbagai permasalahan, antara lain sumber dana
yang dimiliki dinilai dari pihak lain belum dikelola secara transparan dan tidak
efisien. Selain itu ada beberapa sumber pendapatan tetapi pengelolaan dan
pengalokasiannya kurang tepat sasaran. Dilatar belakangi oleh permasalahan
tersebut di atas peneliti melakukan penelitian tentang Pengelolaan Keuangan di
PKBM Karya Bakti Punung.
Pendidikan dalam operasionalnya tidak dapat dilepaskan dari masalah biaya
atau moneter, baik biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah, masyarakat maupun
orang tua. Harsono (2008: 9) biaya pendidikan adalah semua pengeluaran yang
memiliki kaitan langsung dengan penyelenggaraan dengan penyelenggaraan
pendidikan. Setiap pengeluaran yang tidak mempunyai kaitan langsung dengan
penyelenggaraan pendidikan dapat disebut dengan pemborosan atau
pengeluaran yang seharusnya dapat dihindari atau dicegah. Lembaga pendidikan
dikatakan boros jika dana operasional, dana pengembangan dan dana yang
dikeluarkan oleh lembaga itu melebihi dana yang diperlukan untuk
penyelenggaraan pendidikan peda unit kerjanya. Pengeluaran dana sekolah yang
melebihi dana yang tersedia untuk menyelenggarakan pendidikan berarti lembaga
pendidikan itu bersifat boros.
Menurut sumbernya, biaya pendidikan dapat digolongkan menjadi 4 jenis,
yaitu biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh pemerintah, orang tua/wali siswa,
masyarakat bukan orang tua/wali siswa dan lembaga pendidikan itu
sendiri.(Harsono,2008: 9) Pendapatan Sekolah yang berasal dari pemerintah
pusat maupun pemerintah daerah (propinsi dan kabupaten) diperoleh dengan
cara sekolah mengajukan proposal ke pemerintah baik pusat maupun daerah.
Pendapatan sekolah yang berasal dari orang tua/wali siswa diperoleh dari SPP dan
Insidental, yang berasal dari masyarakat bukan orang tua/wali siswa berupa
3
sumbangan sukarela dari masyarakat yang peduli dengan perkembangan sekolah,
sedangkan yang bersumber dari lembaga pendidikan itu sendiri berupa Unit
Produksi sekolah itu sendiri.
Menurut Rohiat (2008: 27) manajemen keuangan meliputi kegiatan
perencanaan, penggunaan, pencatatan data, pelaporan dan pertanggung jawaban
penggunaan dana sesuai yang direncanakan. Tujuan manajemen keuangan
adalah untuk mewujudkan tertibnya admunistrasi keuangan sehingga penggunaan
keuangan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pengelola PKBM akan mampu mengelola sumber-sumber yang dibutuhkan
program apabila didukung oleh kemampuan menyusun srategi yang ampuh dalam
menjalankan fungsi manajerial yang dimilikinya. Menurut Daton and Jacson,
“Salah satu pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang pengelola PKBM dalam
mengelola sumber-sumber yang tersedia secara efektif dan efisien adalah
pengetahuan, kemampuan dan keterampilan dalam memahami perilaku manusia
dan perilaku organisasi” (Kamil, 2009: 113).
Gronberg, Janson, and Taylor (2011). Hasil penelitian bertujuan mengukur
kualitas pendidikan dengan mengevaluasi hubungan antara fasilitas pendidikan
dengan biaya pendidikan. Hasilnya peningkatan akuntabilitas dalam bentuk
kualitas kinerja dengan memahami hubungan antara biaya pendidikan, kualitas,
kuantitas dan masukan masyarakat. Kebijakan yang mendorong peningkatan
infestasi sekolah dapat meningkatkan biaya pendidikan.
Harper (2011). Hasil penelitian adalah peningkatan aliran dana transnasional
melalui manusia dan budaya telah menciptakan sebuah situasi di mana
masyarakat saling menggantungkan diri. Namun persaingan satu dengan yang lain
bertujuan untuk menang di pasar global.
Hill (2006). Hasil penelitian adalah pembiayaan sekolah dapat dilakukan
dengan mempertimbangkan gaji dan keuntungan pegawai yang bekerja di sekolah
4
dan sumber daya lain di sekolah, dengan melakukan analisis semua kebutuhan
sekolah. Hal ini bisa mengarahkan analisa kita ke dalam biaya yang harus
disediakan sekolah untuk kepentingan pendidikan. Secara keseluruhan skala gaji
meningkat sekali setiap 4 atau 5 tahun dan biasanya jumlahnya sangat sedikit
dibandingkan tambahan biaya hidup. Hal yang perlu diperhatikan dalam
menganalisa biaya sekolah adalah kenaikan gaji guru secara keseluruhan untuk
jangka panjang.
Theobald (2006). Hasil penelitian adalah kondisi publik nasional mempunyai
hubungan yang fundamental terhadap pelaksanaan pendidikan termasuk di
dalamnya permasalahan keuangan sekolah. Masyarakat yang demokratis
mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukan kebijakan kurikulum
sekolah, anggaran pendidikan dan output pendidikan. Setiap perubahan dalam
masyarakat yang demokratis diperlukan adanya perubahan kurikulum pendidikan,
agar pendidikan yang dilakukan sesuai dengan kondisi perkembangan masyarakat.
Carter (2007). Hasil penelitian bertujuan untuk mengetahui pengelolaan
sumber keuangan sekolah telah diberikan standar kualitas dan akuntabilitas. Teori
yang mendasari penelitian ini adalah bahwa pengelolaan yang baik dari suatu
lembaga harus memenuhi standar kualitas dan akuntabilitas yang ditentukan.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui kemampuan untuk menunjukkan data
keuangan berasal dari data operasional merupakan hal yang perlu dilakukan
untuk efektivitas perencanaan dan pengelolaan sekolah.
Fokus penelitian ini adalah “Bagaimanakah karakteristik pengelolaan
pembiayaaan di PKBM Karya Bhakti Punung”. Fokus penelitian dibagi menjadi 2
sub fokus: (1) Bagaimana karakteristik sumber–sumber dan Rencana Anggaran
Pendapatan (RAP) di PKBM Karya Bhakti Punung? (2) Bagaimana karakteristik
realisasi dan pertanggungjawaban keuangan di PKBM Karya Bakti Punung?
5
Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mendeskripsikan karakteristik
sumber–sumber dan Rencana Anggaran Pendapatan (RAP) di PKBM Karya Bhakti
Punung. (2) Untuk mendeskripsikan karakteristik realisasi dan pertanggung
jawaban keuangan di PKBM Karya Bhakti Punung.
Manfaat penelitian ini adalah memberikan sumbangan pemikiran dalam
rangka pengembangan ilmu pendidikan dibidang manajemen keuangan. Hasil
penelitian dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka
penyempurnaan konsep maupun implementasi manajemen keuangan sebagai
upaya yang strategis dalam pengembangan kualitas PKBM. Dapat dijadikan acuan
dalam penerapan manajemen keuangan.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini memusatkan pada diskripsi data yang berupa kalimat-
kalimat yang memiliki arti mendalam yang berasal dari informan dan perilaku
yang diamati. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah etnografi.
Mantja (2008: 32) menyatakan etnografi merupakan sebuh budaya dalam
mengkaji kebudayaan. Etnografi terdiri dari batang pengetahuan (body of
knowledge) yang meliputi teknik-teknik penelitian, teori etnografi dan sejumlah
deskripsi kebudayaan.
Data dikumpulkan berbentuk kalimat hasil wawancara dan catatan
observasi yang memiliki arti luas, berasal dari transkrip wawancara, catatan, dan
pengamatan. Menurut Moleong (2007: 112), sumber utama dalam penelitian
kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data-data tambahan
seperti dokumen dan lain-lain. Nara sumber dalam penelitian ini adalah pengelola
PKBM, tutor/guru, atau tokoh masyarakat.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara
mendalam, bertujuan untuk menyajikan kontruksi saat sekarang dalam suatu
6
kontek secara pribadi, peristiwa, aktivitas, organisasi, perusahaan dan lain-lain.
Observasi, yang dilakukan oleh peneliti berpedoman pada kisi-kisi observasi dan
checklist observasi, serta dokumen dan arsip yang akan digunakan dalam
penelitian ini berupa dokumen yang berupa analisis sumber dana PKBM.
Teknik analisis data menggunakan analisis dalam situs yang menyajikan
gugusan kekuatan, untuk perubahan dan melacak proses dan kekuatan sebagai
konsekuensi perubahan itu. Prinsip dasarnya adalah suatu penjelasan perumusan
(Miles dan Huberman, 2007: 218). Analisis situs bertujuan untuk menarik dan
memverifikasi kesimpulan tentang situs tunggal, yaitu suatu fenomena dalam
kenteks terbatas yang membentuk satu kajian kasus, apakah itu merupakan kasus
seorang individu dalam suatu latar, satuan kelompok atau satuan yang lebih luas
seperti organisasi, departemen atau komunitas.
Data yang didapatkan agar dapat dipertanggungjawabkan di muka publik,
peneliti telah menyampaikan biodata nara sumber sebagai bukti keabsahan data
yang didapat peneliti. Dalam penelitian ini pemeriksaan keabsahan data
menggunakan kriteria kredibilitas. Untuk mempertinggi kredibilitas hasil
penelitian, dilaksanakan teknik keabsahan data.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Karakteristik Sumber–Sumber dan Rencana Anggaran Pendapatan (RAP)
Hasil penelitian yang diperoleh dengan teknik wawancara, observasi, dan
dokumentasi tentang sumber-sumber dan rencana anggaran pendapatan di PKBM
Karya Bakti Punung meliputi: dana pendidikan diperoleh dari pemerintah,
lembaga dan usaha swadaya/mandiri dari pihak PKBM. Bantuan dari pemerintah
yaitu dari Dirjen PNFI (Pendidikan Non Formal dan Informal), Dinas Pendidikan
Provinsi jawa tengah dan Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan. Strategi
penjaringan calon pendonor program yang diterapkan oleh PKBM Karya Bakti
Punung melalui beberapa tahap. Dana yang bersumber dari masyarakat diperoleh
7
dari pendapatan usaha, berupa penjualan bakso, usaha salon, pendapatan rias
pengantin, iuran PAUD, dan pendapatan tak terduga lainnya. Pendapatan
swadaya PKBM tahun 2010 diperoleh dari hasil bersih dari usaha penjualan bakso,
pendapatan salon, rias pengantin, pendapatan iuran PAUD 20 anak, dan
pendapatan tak diduga. Pendapatan yang diperoleh dari pemerintah tahun 2010
terdiri dari program kegiatan jangka pendek (1 tahun), program kegiatan jangka
menengah (2 tahun), dan program kegiatan jangka panjang (3 tahun). Pendapatan
yang diperoleh dari usaha swadaya diperhitungkan dari keuntungan bersih yang
diperoleh unit usaha.
Adanya dana yang bersumber dari pemerintah, lembaga dan swadaya
masyarakat merupakan bentuk nyata bahwa PKBM merupakan lembaga
masyarakat dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat, yang
dimotori oleh masyarakat, dikelola orang-orang yang memiliki kemampuan
mengelola sumber-sumber yang dibutuhkan. Tersedianya sumber dana yang
cukup untuk membiayai operasional PKBM membuktikan bahwa pengelola PKBM
memiliki pengetahuan dalam mengelola sumber-sumber yang tersedia secara
efektif dan efisien adalah pengetahuan, kemampuan dan keterampilan dalam
memahami perilaku manusia dan perilaku organisasi
Adanya berbagai sumber dana yang tersedia di PKBM memungkinkan PKBM
mampu bersaing dengan lembaga non formal lainnya, karena biaya merupakan
komponen yang sangat penting dalam pengelolaan lembaga pendidikan, tidak
hanya lembaga pendidikan formal, namun lembaga pendidikan non formalpun
sangat menggantungkan diri pada sumber dana. Pentingnya dana dalam
menghadapi persaingan, sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Harper,
Stephen M. (2011) yang menyimpulkan bahwa: “peningkatan aliran dana telah
menciptakan sebuah situasi di mana masyarakat saling menggantungkan diri.
Namun persaingan satu dengan yang lain bertujuan untuk menang di pasar global.
8
Persamaan dengan hasil penelitian Harper, Stephen M. (2011), adalah sama-
sama menyimpulkan bahwa adanya sumber dana yang mencukupi, maka dapat
menunjang program kegiatan yang telah disusun, namun penelitian ini lebih
memfokuskan pada sumber dana dan RAP PKBM, sedangkan penelitian Harper,
Stephen M. (2011) lebih terfokus pada kegiatan masyarakat pada umumnya.
2. Karakteristik Realisasi dan Pertanggungjawaban Keuangan
Hasil penelitian yang diperoleh dengan teknik wawancara, observasi, dan
dokumentasi tentang realisasi dan pertanggungjawaban keuangan meliputi:
realisasi keuangan dilakukan berdasarkan alokasi dana yang berupa rincian
pengeluaran dana untuk pembiayaan kegiatan di PKBM Karya Bhakti atas dasar
pendapatan dalam kurun waktu satu tahun. Alokasi dana untuk biaya
administrasi, kegiatan warga belajar/masyarakat, pengeluaran untuk kegiatan
tutor, pengeluaran untuk sarana dan prasarana, dan pengeluaran untuk humas.
Alokasi dana dibedakan dalam dua jenis yaitu alokasi dana yang bersumber dari
pemerintah dan alokasi dana yang sumber dananya dari swadaya.
Realisasi pengeluaran dana yang bersumber dari pemerintah alokasi
dananya diatur oleh pemerintah melalui petunjuk teknis pelaksanaan pengelolaan
dana bantuan, sedangkan daya yang bersumber dari swadaya alokasi dananya
diatur oleh unit usaha yang bersangkutan. Setiap pengeluaran dibukukan
berdasarkan bukti pengeluaran oleh bendahara, sesuai rencana anggaran yang
telah ditetapkan.
Pertanggungjawaban keuangan yang bersumber dari pemerintah dilaporkan
setiap 3 (tiga) bulan, berupa laporan triwulan, laporan semester, dan laporan
tahunan dibuat bendahara dan diketahui ketua PKBM, disampaikan kepada
Direktorat Jendral Pendidikan Non Formal dan Informal Kementerian Pendidikan
Nasiolan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur dan Dinas Pendidikan Kabupaten
Pacitan. Karena sumber pendanaan yang terbatas maka setiap pengeluaran PKBM
9
harus dikelola dengan baik, berdasarkan alokasi biaya yang tepat. Alokasi
pembiayaan yang dilakukan oleh pengelola PKBM pada dasarnya merupakan
kegiatan mendistribusikan sumber dana yang telah tersedia untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan secara efektif dan efisien.
Dengan pemanfaatan sumber dana sesuai dengan perencanaan yang telah
dibuat, sangat dimungkinkan pengelolaan keuangan PKBM benar-benar sesuai
dengan standar kualitas dan akuntabilitas yang telah ditetapkan oleh PKBM. Hal
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Carter (2007) yang
menyimpulkan bahwa pengelolaan dana yang baik dari suatu lembaga harus
memenuhi standar kualitas dan akuntabilitas yang ditentukan. Berdasarkan hasil
penelitian diketahui ternyata kemampuan untuk menunjukkan data keuangan
berasal dari data operasional merupakan hal yang perlu dilakukan untuk
efektivitas perencanaan dan pengelolaan sekolah.
Persamaan dengan hasil penelitian Carter (2007) adalah sama-sama
menyimpulkan bahwa untuk mengelola keuangan diperlukan perencanaan,
penggunaan, pencatatan data, pelaporan dan pertanggungjawaban penggunaan
dana sesuai yang direncanakan, dan sesuai dengan standar kualitas dan
akuntabilitas yang ditentukan. Namun dalam penelitian ini lebih mengkhususkan
pada keuangan PKBM.
KESIMPULAN DAN SARAN
Sumber-sumber dana PKBM Karya Bhakti diperoleh dari pemerintah yaitu
dari Dirjen PNFI (Pendidikan Non Formal dan Informal), Dinas Pendidikan Provinsi
Jawa Timur dan Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan, selain itu sumber dana
diperoleh dari lembaga dan usaha swadaya/mandiri dari pihak PKBM. Strategi
penjaringan calon pendonor program yang diterapkan oleh PKBM Karya Bhakti
Punung dilakukan dengan membuat proposal yang dilengkapi dengan persyaratan
10
melalui beberapa tahap, yaitu: menghimpun informasi, identifikasi potensi lokal
dan kebutuhan masyarakat, merumuskan proposal program, legalisasi proposal,
dan penyerahan proposal.
Alokasi dana merupakan rincian pengeluaran dana untuk pembiayaan
kegiatan di PKBM Karya Bhakti atas dasar pendapatan dalam kurun waktu satu
tahun yang terbagi dalam program jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
Alokasi dana PKBM meliputi biaya administrasi, pengeluaran untuk kegiatan tutor,
pengeluaran untuk sarana dan prasarana. Biaya untuk administrasi meliputi
pembelian kertas, pembelian tinta komputer, pembuatan brosur dan proposal,
pembelian buku folio, pembelian kertas folio bergaris dan buram, pelatihan
internet, dan pembelian kertas manila.
Saran penelitian ini adalah untuk pemerintah, walaupun pemerintah telah
memberikan dana untuk kegiatan program PKBM, namun mengingat manfaat dari
kegiatan yang dilakukan PKBM khususnya yang terkait dengan program
ketrampilan bagi masyarakat, disarankan untuk menambah besarnya dana,
sehingga paket program ketrampilan dapat ditmbah jumlahnya. Demikian pula
dengan usaha bakso yang telah dirintis oleh PKBM, pemerintah dapat membantu
menyediakan dana untuk pengembangan usaha. Untuk Ketua PKBM, disarankan
untuk lebih aktif mencari informasi tentang pendonor, agar sumber-sumber
pendapatan PKBM dapat ditingkatkan. Untuk masyarakat, disarankan untuk lebih
berpartisipasi aktif mengikuti kegiatan PKBM, dan mendukung pendanaannya.
UCAPAN TERIMA KASIH
1. Prof. Dr. Sutama, M.Pd., Ketua Program Pascasarjana Manajemen Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta telah memberikan ijin pada penulis
untuk melakukan penelitian.
11
2. Prof. Dr. Yetty Sarjono, M.Si., Dosen pembimbing yang telah memberikan
pengarahan sehingga penulisan tesis dapat terselesaikan.
3. Drs. Jalal Fuadi, M.M, Dosen pembimbing yang telah memberikan petunjuk
serta saran sehingga penulisan tesis dapat terselesaikan.
4. Kepala dan seluruh staf di PKBM Karya Bhakti Punung Kabupaten Pacitan yang
telah memberikan bantuan dan kemudahan kepada penulis dalam
pengumpulan data dan proses penelitian.
5. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini,
yang tidak dapat penulis sebutkan satu-satu.
DAFTAR PUSTAKA
Carter Jerry B. 2007. Financial Management Benchmark for School Nutrition Program National Food Service Management Institute. National Food Service Management Institute, The University of Mississippi.
Gronberg, Timothy J.; Dennis W. Janson; and Lori L. Taylor. 2011. The Impact of Facilities on The Cost of Education. National Tax Journal, March 2011, 64 (1), 193–218.
Harper, Stephen M. 2011. Counting The Costs of a Global Anglophonic Hegemony: Examining The Impact of U.S. Language Education Policy on Linguistic Minorities Wordwine. Indiana Journal of Global Legal Studies Vol. 18; No. 1, Indiana University Maurer School of Law.
Harsono. 2008. Model-Model Pengelolaan Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hill, Paul T. 2006. Getting Hold of District Finances: A Make–or Break Issue For Mayoral Involvement in Education. Harvard Education Review, Academic Research Library.
Kamil, Mustofa. 2009. Pendidikan Nonformal. Bandung: Alfabeta.
Mantja, W. 2005. Etnografi Desain Penelitian Kualitatif dan Manajemen Pendidikan. Malang: Wineka Media.
12
Miles, M. B. and A. Huberman, A.M. 2007. Qualitative Data Analysis (terjemahan). Jakarta: UI Press.
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Rohiat. 2008. Manajemen Sekolah. Bandung: PT. Refika Aditama.
Theobald, Paul. 2006. A Case For Inserting Community Into Public School Curriculum. American Journal of Education, Academic Research Librar
13