pengaturan sistem sirkulasi
DESCRIPTION
ciukiuciTRANSCRIPT
1. PENGATURAN SISTEM SIRKULASI
1. Impuls Aferen
Merupakan sensor utama yang menuju pusat kendali jantung berasal dari reseptor yang
terletak di berbagai bagian jantung.
a. Presoreseptor (Baroreseptor)
Terletak di lengkung aorta dan sinus karotis, reseptor ini sensitif terhadap perubahan
tekanan darah.
- Jika tekanan darah naikreseptor memberikan aba-aba pada pusat kardiovaskular
untuk menghambat aktivitas jantung (menimbulkan reflek yang memperlambat
frekuensi jantung).
- Jika tekanan darah turunreseptor memberikan aba-aba untuk memulai reflek
kegiatan jantung
b. Kemoreseptor
Terletak dalam badan aorta dan karotis.
Terangsang melalui penuruna kadar oksigen dalam arteria, peningkatan kadar ion
hidrogen (penurunan pH darah). Pengaktifan kemoreseptor akan merangsang pusat
kardiovaskular untuk meningkatkan aktivitas jantung.
c. Proreseptor
Terletak di vena cava, reseptor ini sensitif terhadap penurunan tekanan darah.
Jika tekanan darah menurun maka akan menimbulkan reflek peningkatan frekuensi
jantung untuk mempertahankan tekanan darah.
2. Impuls Eferen
Perangsangan Jantung Oleh Saraf Simpatis
Saraf simpatis mengeluarkan transmitter norepinefrin yang mempengaruhi
peningkatan kontraksi otot jantung, peningkatan tekanan darah, dan vasokonstriksi
pembuluh darah.
Perangsangan saraf simpatis yang kuat dapat meningkatkan frekuensi denyut jantung
pada manusia dewasa mulai dari frekuensi normal 70x denyut/menit menjadi 180-
200x denyut/ menit dan bahkan 250x denyut/menit
Perangsangan saraf simpatis juga meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung 2x
normal sehingga akan mengakibatkan volume darah yang dipompa dan meningkatkan
tekanan ejeksi
Penghambatan saraf simpatis ke jantung dapat menurunkan pemompaan jantung
menjadi sedang
1. Perangsangan Jantung oleh Saraf Parasimpatis
Saraf parasimpatis mengeluarkan transmitter asetilkolinn yang mempengaruhi
penurunan tekanan darah, memperlambat detak jantung, dan vasodilatasi pembuluh
darah.
Sistem simpatis mengontrol kerja jantung pada situasi-situasi darurat atau
sewaktu berolahraga, yaitu pada saat terjadi peningkatan kebutuhan akan aliran
darah, mempercepat denyut jantung melalui efeknya pada jaringan pemacu. Efek
utama stimulasi simpatis pada nodus SA adalah meningkatkan kecepatan
depolarisasi, sehingga ambang lebih cepat dicapai. Norepinefrin yang dikeluarkan
dari ujung-ujung saraf simpatis menurunkan permebilitas K+ dengan mempercepat
inaktivasi saluran K+. dengan berkurangnya ion kalium yang keluar, bagian dalam sel
menjadi kurang negative dan timbul efek depolarisasi. Pergeseran ke ambang yang
berlangsung lebih cepat di bawah pengaruh simpatis ini menyebabkan peningkatan
frekuensi pembentukan potensial aksi dan dengan demikian, kecepatan denyut
jantung meningkat.
Stimulasi simpatis pada nodus AV dengan mengurangi perlambatan nodus AV
dengan meningkatkan kecepatan penghantaran, mungkin melalui peningkatan arus
masuk kalsium yang berjalan lamabat.
Demikian juga stimulasi simpatis mempercepat penyebaran potensial aksi di
seluruh jalur penghantaran khusus.
Di sel-sel kontraktil atrium dan ventrikel, yang kedua-duanya memiliki banyak
ujung saraf simpatis, stimulasi simpatis meningkatkan kekuatan kontraktil, sehingga
jantung berdenyut lebih kuat dan memeras lebih banyak darah keluar. Efek ini terjadi
akibat peningkatan permeabilitas kalsium, yang meningkatkan influks kalsium dan
memperkuat patisipasi kalsium dfalam proses penggabungan eksitasi-kontraksi.
Respon jantung terhadap simpatik dipengaruhi oleh pengikatan norepinefrin dan
epinefrin oleh :
a) Reseptor adrenergik α
Terdapat pada otot polos pembuluh darah
Menyebabkan vasokonstriksi
b) Reseptor adrenergik β1
Terdapat pada SA node, AV node, dan miokard.
Menyebabkan peningkatan kecepatan konduksi AV node, peningkatan
kontraksi miokard dan peningkatan denyut jantung.
c) Reseptor adrenergik α 2
Menyebabkan vasodilatasi
Pada saraf parasimpatis, efeknya sangat antagonis dengan saraf simpatis. Serabut-
serabut parasimpatismempersarafi nodus SA, nodus AV, dan otot-otot atrium
melalui nervus Vagus. Serabut parasimpatis tampaknya juga meluas sampai ke
ventrikel, tetapi jalur ini nampaknya kurang memiliki makna. Stimulasi serabut
parasimpatis akan menyebabkan pelepasan asetilkolin. Stimulasi parasimpatis
menghambat kerja jantung dengan mengurangi frekuensi denyut jantung,
kecepatan konduksi impuls melalui nodus AV, dan juga mengurangi kontraksi
atrium. Respon terhadap stimulasi parasimpatis ini juga dikenal sebagai Respon
kolinergik.