pengaruh variasi kadar propilenglikol terhadap uji

12
Ardhi Prasetya, dkk., Dosen Prodi DIII Farmasi STIKES Muhammadiyah Klaten PENGARUH VARIASI KADAR PROPILENGLIKOL TERHADAP UJI KUALITAS SEDIAAN SALEP GETAH PEPAYA ( Carica papaya L) MENGGUNAKAN BASIS HIDROKARBON Ardhi Prasetya, Farida Rahmawati, Sri Handayani INTISARI Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh variasi kadar propilenglikol terhadap uji kualitas salep getah pepaya (Carica papaya L) dengan menggunakan basis hidrokarbon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas salep getah pepaya dengan basis hidrokarbon. Penelitian ini meliputi pembuatan salep dengan menggunakan bahan aktif getah pepaya dengan bobot salep hingga 10 gram metode yang digunakan triturasi, dilanjutkan dengan pengujian kualitas dari salep getah pepaya meliputi uji organoleptis, uji daya sebar, uji daya lekat, uji daya proteksi, dan uji pH. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental. Sampel yang digunakan adalah pepaya jenis semangka Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa getah pepaya dalam sediaan salep memliki uji kualitas organoleptis dengan bentuk masa lembek, warna putih dan bau aroma mawar. Hasil uji organoleptis, uji pH dan daya proteksi dianalisis secara deskriptif sedangkan hasil uji daya sebar dan daya lekat dianalisis secara statistik dengan uji normalitas dan homogenitas dengan Kolmogorov-Smirnov test dilanjutkan uji statistik analisis varian (anova) satu jalan dengan tingkat kepercayaan 95% dan dilanjutkan ke uji Tukey HSD dengan tingkat kepercayaan 95%. Berdasarkan penelitian yang dilakukan salep getah pepaya dengan variasi kadar propilenglikol yang paling baik dari ketiga formula adalah formula I dengan krim berbentuk masa salep berwarna putih memiliki aroma mawar, pH 5, daya sebar 71,08 ± 1,1427, daya lengket 5,2466 ± 0,9669 dan memiliki daya proteksi sampai menit ke-5. Kata kunci : Uji Kualitas, Basis Hidrokarbon, Buah Pepaya

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH VARIASI KADAR PROPILENGLIKOL TERHADAP UJI

Ardhi Prasetya, dkk., Dosen Prodi DIII Farmasi STIKES Muhammadiyah Klaten

PENGARUH VARIASI KADAR PROPILENGLIKOL TERHADAP UJI KUALITAS SEDIAAN SALEP GETAH PEPAYA

(Carica papaya L) MENGGUNAKAN BASIS HIDROKARBON

Ardhi Prasetya, Farida Rahmawati, Sri Handayani

INTISARI

Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh variasi kadar propilenglikol

terhadap uji kualitas salep getah pepaya (Carica papaya L) dengan menggunakan basis hidrokarbon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas salep getah pepaya dengan basis hidrokarbon. Penelitian ini meliputi pembuatan salep dengan menggunakan bahan aktif getah pepaya dengan bobot salep hingga 10 gram metode yang digunakan triturasi, dilanjutkan dengan pengujian kualitas dari salep getah pepaya meliputi uji organoleptis, uji daya sebar, uji daya lekat, uji daya proteksi, dan uji pH. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental. Sampel yang digunakan adalah pepaya jenis semangka

Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa getah pepaya dalam sediaan salep memliki uji kualitas organoleptis dengan bentuk masa lembek, warna putih dan bau aroma mawar. Hasil uji organoleptis, uji pH dan daya proteksi dianalisis secara deskriptif sedangkan hasil uji daya sebar dan daya lekat dianalisis secara statistik dengan uji normalitas dan homogenitas dengan Kolmogorov-Smirnov test dilanjutkan uji statistik analisis varian (anova) satu jalan dengan tingkat kepercayaan 95% dan dilanjutkan ke uji Tukey HSD dengan tingkat kepercayaan 95%.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan salep getah pepaya dengan variasi kadar propilenglikol yang paling baik dari ketiga formula adalah formula I dengan krim berbentuk masa salep berwarna putih memiliki aroma mawar, pH 5, daya sebar 71,08 ± 1,1427, daya lengket 5,2466 ± 0,9669 dan memiliki daya proteksi sampai menit ke-5.

Kata kunci : Uji Kualitas, Basis Hidrokarbon, Buah Pepaya

Page 2: PENGARUH VARIASI KADAR PROPILENGLIKOL TERHADAP UJI

PENDAHULUAN

Obat tradisional telah lama dikenal dan digunakan oleh semua lapisan masyarakat di Indonesia untuk tujuan pengobatan maupun perawatan kesehatan. Pemanfaatan tanaman berkhasiat obat di masyarakat terus berkembang dan diwariskan ke generasi selanjutnya. Perkembangan obat tradisional ini dimulai dari ramu-ramuan tradisional yang berkembang di tengah masyarakat, yang kemudian berkembang menjadi suatu ramuan yang diyakini memiliki khasiat tertentu bagi tubuh manusia (Hendri, 2011).

Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai obat tradisional adalah Tanaman pepaya (Carica papaya L) yang sudah banyak dikenal masyarakat untuk dikonsumsi buahnya dan hampir seluruh bagiannya dapat dimanfaatkan baik sebagai bahan pangan maupun untuk bahan obat dan industri mulai dari akar, batang, kuntum bunga, buah, biji, kulit dan getahnya manfaat dari setiap bagian pepaya (Carica papaya L) antara lain sebagai obat pembasmi cacing kremi, sayur untuk menambah nafsu makan, sariawan, sembelit, luka bakar, jerawat, kutil, kaki pecah-pecah (Margono, 2000).

Formulasi pada sediaan salep akan mempengaruhi jumlah dan kecepatan zat aktif yang dapat diabsorpsi. Zat aktif dalam sediaan salep masuk ke dalam basis atau pembawa yang akan membawa obat untuk kontak dengan permukaan kulit. Bahan pembawa yang digunakan untuk sediaan topikalakan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap absorpsi obat dan memiliki efek yang menguntungkan jika dipilih secara tepat. Secara ideal, basis dan pembawa harus mudah diaplikasikan pada kulit, tidak mengiritasi dan nyaman digunakan pada kulit (Wyatt et al., 2001).

Ujianto, (2009) melakukan penelitian berkaitan tentang getah pepaya sebagai obat kaki pecah-pecah dengan dibuat dalam sediaan salep supaya dengan basis vaselin lebih mudah dalam penggunaanya dan lebih disukai masyarakat. Pepaya semangka memiliki kelebihan bila dibanding dengan jenis pepaya yang lain yaitu daging buahnya tebal sehingga akan memperoleh getah yang lebih banyak dibanding jenis yang lain selain itu buah pepaya semangka memiliki sifat enzimatik yang lebih baik dibanding dengan jenis yang lain. Getah pepaya dibuat formulasi sediaan salep dengan menggunakan basis hidrokarbon menghasilkan kualitas salep yang memiliki tekstur kasar dan dapat mengiritasi kulit (Suprihatin, 2011).

Peneliti menambahkan propilenglikol untuk memperbaiki formula penelitian terdahulu dengan variasi kadar untuk mengetahui pada kadar berapa propilenglikol memberikan kontrol kualitas yang baik. Propilenglikol tidak terasa bila dioleskan pada kulit dengan konsentrasi 10%-20% (Voight, 1995). Dalam penelitian ini dikembangkan formula salep getah pepaya dengan menggunakan variasi kadar propilenglikol dengan konsentrasi 10%, 15%, 20%.

32 CERATA Journal Of Pharmacy Science Ardhi Prasetya, dkk., pengaruh variasi Kadar Propilenglikol…

Page 3: PENGARUH VARIASI KADAR PROPILENGLIKOL TERHADAP UJI

Rumusan Masalah : Bagaimana pengaruh variasi kadar propilenglikol terhadap uji kualitas salep getah papaya menggunakan basis hidrokarbon.

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui pengaruh variasi kadar propilenglikol pada formula salep getah papaya dengan basis hidrokarbon terhadap uji kualitas salep yang meliputi sifat organoleptis salep, daya sebar salep, daya lekat salep, daya proteksi salep, angka pH salep

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan secara eksperimental. Penelitian eksperimental adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul akibat adanya perlakuan tertentu. Penelitian eksperimen mempunyai ciri adanya percobaan atau trial yaitu dengan dilakukan variasi kadar propilenglikol terhadap salep getah pepaya dengan konsentrasi berbeda.

Variabel Penelitian 1. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi kadar propilenglikol. 2. Variabel terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah uji kualitas salep getah pepaya seperti organoleptis, daya menyebar, daya melekat, daya proteksi, angka pH.

Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah buah pepaya jenis semangka sebanyak 1 kg, kualitas getah berwarna putih yang diperoleh di tempat Bapak Arjo, Bolo Jambe RT: 21 RW: 05 Bolowonosegoro, Boyolali.

2. Sampel Sampel yang digunakan yaitu getah pepaya yang diperoleh dari hasil penyadapan buah pepaya semangka sebanyak 1 kg menghasilkan 10 gram getah pepaya. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode quota.

Instrument dan metode pengumpulan data

1. Alat-alat a. Mortir dan stamper (kualitas farmasetika) b. Timbangan analitik (Acis, capacity = 300 g, d = 0,01 g) c. Lempengan kaca bulat (extensiometer) d. Seperangkat alat uji daya lengket (rheoviskometer) e. Cawan porselin (kualitas farmasetika) f. Kertas saring (kualitas farmasetika)

CERATA Journal Of Pharmacy Science 33 Ardhi Prasetya, dkk., pengaruh variasi Kadar Propilenglikol…

Page 4: PENGARUH VARIASI KADAR PROPILENGLIKOL TERHADAP UJI

g. pH meter (kualitas farmasetika) h. Alat-alat gelas (pyrex) i. Stopwatch (diamond) j. Water bath (Thermostat Waterbath HH-6)

2. Bahan Bahan-bahan yang digunakan: a. Getah papaya (zat aktif) b. Vaselin album (basis hidrokarbon) c. Glyserin(Humegtan) d. Nipagin(zat pengawet) e. Propilenglikol (zat pelembut) f. Alkohol (zat pelarut)

3. Formula standar Komposisi Tiap 10 g mengandung: Acidum salicycum 200 mg Vaselin album hingga 10 g

4. Formula pengembangan Tiap 10 g mengandung: Getah pepaya 2% Glyserin 5% Alkohol 0,1% Nipagin 0,1% Propilenglikol 5 Oleum Rosae 0,1% Vaselin Album sampai 10g

Cara Kerja 1. Pembuatan Salep

a) Menyiapkan peralatan yang akan digunakan b) Menimbang masing-masing bahan (terlampir) c) Melehkan vaselin album di atas waterbath d) Masukkan getah pepaya ke dalam mortir, tetesi dengan beberapa

alkohol, aduk sampai halus e) Menambahkan gliserin, propilenglikol pada campuran getah pepaya

dan alkohol f) Menggerus nipagin dalam mortir sampai halus

34 CERATA Journal Of Pharmacy Science Ardhi Prasetya, dkk., pengaruh variasi Kadar Propilenglikol…

Page 5: PENGARUH VARIASI KADAR PROPILENGLIKOL TERHADAP UJI

g) Menambahkan vaselin album yang sudah dilelehkan ke dalam mortir. Aduk sampai homogen tambahkan oleum rosae hingga diperoleh sediaan salep

h) Sediaan salep yang sudah jadi di uji kualitasnya yang meliputi Organoleptis, Daya Menyebar, Daya Melekat, Daya Proteksi, dan pH.

2. Pengujian Kualitas a. Organoleptis

Salep yang sudah jadi dilihat menggunakan indera guna melihat warna dan bau dari salep tersebut (Charunia, 2009).

b. Uji Daya Sebar 1) Timbang 0,5 g salep, diletakkan di tengah kaca bundar 2) Kaca penutup diletakkan di atas massa salep setelah kaca penutup

ditimbang, dan biarkan selama 1 menit. 3) Ukur diameter salep yang menyebar (dengan mengambil panjang

rata-rata diameter dari beberapa sisi. 4) Tambahkan 50 gram beban, diamkan selama 1 menit dan ulangi

langkah sampai 3x 5) Ulangi percobaan sampai penyebaran salep tidak bertambah lagi,

dengan menambah tiap kali dengan beban tambahan 50 g, diamkan 1 menit dan diukur diameternya seperti pada langkah (3)

6) Ulangi masing-masing 4 kali untuk tiap salep yang diperiksa (Charunia, 2009).

c. Uji Daya Lekat 1) Letakkan salep secukupnya dengan mengoleskan salep setipis

mungkin di atas object glass yang telah ditentukan luasnya. 2) Object glass yang lain diletakkan diatas salep tersebut dan diberi

beban 1 kg selama 5 menit. 3) Pasang object glass pada alat uji 4) Lepaskan beban seberat 1kg dan dicatat waktunya hingga kedua

object glass terlepas dan ulangi percobaan sebanyak 4x (Charunia, 2009).

d. Uji Daya Proteksi 1) Ambil sepotong kertas saring (5 x 5 cm), basahi dengan larutan

fenolphtaflein untuk indikator. Setelah itu kertas dikeringkan. 2) Olesi kertas tersebut pada no 1 dengan salep yang akan dicoba

(satu muka) seperti lazimnya orang memepergunakan salep.

CERATA Journal Of Pharmacy Science 35 Ardhi Prasetya, dkk., pengaruh variasi Kadar Propilenglikol…

Page 6: PENGARUH VARIASI KADAR PROPILENGLIKOL TERHADAP UJI

3) Sementara itu pada kertas saring yang lain, buat satu area 3 x 3 cm dengan pembatas parafin padat yang dilelehkan.

4) Tempelkan kertas (3) diatas kertas (2) 5) Tetesi Area tersebut ditetesi dengan KOH 0,1 N 6) Mengamati timbulnya noda kemerahan pada sebelah kertas

yang dibasahi dengan larutan fenolphtaflein pada waktu 15”, 30”, 45”, 60”, 3 menit dan 5 menit (Charunia, 2009).

e. Uji pH 1) Menyiapkan peralatan yang akan digunakan 2) pH stik dicelupkan pada sediaan salep yang sudah dilarutkan 3) pH stik, didiamkan sesaat sampai agak mengering 4) Dilihat pada indikator pH antara 4- 6,5 (Charunia, 2009)

Metode Pengolahan dan Analisa Data

Data yang digunakan adalah data hasil uji organoleptis, uji daya sebar, uji daya lekat, daya proteksi dan uji pH. 1. Analisis deskriptif

a. Hasil uji organoleptis dan daya proteksi menggunakan prosentase. b. Hasil uji daya pH, uji daya lengket dan daya sebar menggunakan ± SD.

2. Bivariat dengan menggunakan ANOVA satu jalan dan uji statistika dengan menggunakan uji standart deviasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

1. Organoleptis Pengujian organoleptis dilakukan untuk mengetahui pemerian selep

yang dihasilkan baik berupa bentuk, warna, dan bau. Hasil pengujian organoleptis salep dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini :

Tabel 4.1 : Hasil uji organoleptis salep getah pepaya dengan menggunakan variasi kadar propilenglikol dalam basis Hidrokarbon.

Formula Pemerian Bentuk Warna Bau

I Masa lembek Putih Aroma mawar II Masa lembek Putih Aroma mawar III Masa lembek Putih Aroma mawar

36 CERATA Journal Of Pharmacy Science Ardhi Prasetya, dkk., pengaruh variasi Kadar Propilenglikol…

Page 7: PENGARUH VARIASI KADAR PROPILENGLIKOL TERHADAP UJI

2. Daya Sebar Salep Hasil pengujian daya sebar salep getah pepaya dapat dilihat pada tabel

4.2 dibawah ini : Tabel 4.2 : Hasil uji daya sebar salep getah pepaya dengan menggunakan

variasi kadar propilenglikol dalam basis Hidrokarbon.

Beban Rata-rata Formula I (mm²) Formula II (mm²) Formula III (mm²) 2250 g 72,4 83,05 75,05 2250 g 70,35 83,35 74,3 2250 g 70,5 79,45 73,5

Rata-rata 71,08 81,95 74,28 SD 1,1427 2,1702 0,7751 CV 1,607 2,648 1,043

Berdasarkan tabel 4.2 dilakukan uji normalitas dan homogenitas. Hasil uji normalitas didapatkan bahwa harga signifikasi 0,757 > 0,05 artinya data terdistribusi normal dan dari hasil uji homogenitas didapatkan bahwa harga signifikasi 0,099 > 0,05 artinya data homogen. Setelah data homogen dan terdistribusi normal dilanjutkan ke uji anova satu jalan yang hasilnya dapat dilihat di bawah ini.

Hasil uji anova satu jalan diperoleh P Value 0,000 < 0,05 atau F hitung 42,416 > F tabel 9,28 yang berarti ada perbedaan yang bermakna dari daya sebar salep getah pepaya dengan menggunakan variasi kadar propilenglikol dalam basis Hidrokarbon. Uji anova dilanjutkan ke uji Tukey HSD yang diperoleh hasil seperti lampiran X dan diketahui bahwa daya sebar salep getah pepaya menunjukkan formula I (propilenglikol 10% ) dan formula III (propilenglikol 15%) tidak terdapat perbedaan yang signifikan, namun terdapat perbedaan yang signifikan antara formula I dan formula II (propilenglikol 10% dan propilenglikol 20%). Formula II dan formula III terdapat perbedaan yang signifikan.

3. Daya Lekat Salep Hasil pengujian daya lekat salep dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini :

Tabel 4.5 : Hasil uji daya lekat salep getah pepaya dengan menggunakan variasi kadar propilenglikol dalam basis Hidrokarbon.

Percobaan Formula I Formula II Formula III 1 4’22” 7’18” 7’27”

2 6’14” 10’41” 9’08”

3 5’38” 15’03” 12’05” CV (%) 18,45 36,29 25,80

5,24 10,87 9,46

SD 0,9669 3,9454 2,4407

CERATA Journal Of Pharmacy Science 37 Ardhi Prasetya, dkk., pengaruh variasi Kadar Propilenglikol…

Page 8: PENGARUH VARIASI KADAR PROPILENGLIKOL TERHADAP UJI

Berdasarkan data tabel 4.5 dilakukan uji normalitas dan homogenitas. Berdasarkan uji normalitas didapatkan bahwa harga signifikansi 0,121 > 0,05 artinya data terdistribusi normal dan dari hasil uji homogenitas didapatkan bahwa harga signifikansi 0,258 > 0,05 artinya data homogen. Setelah data terbukti terdistribusi normal dan homogen dilanjutkan uji anova satu jalan yang hasilnya dapat dilihat di bawah ini.

Telah dilakukan uji anova diperoleh bahwa hasil uji daya lekat salep getah pepaya menunjukkan bahwa formula I (propilenglikol 10%), formula II (propilenglikol 15%) dan formula III (propilenglikol 20%) tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Hasil ketiga formula menunjukkan daya lekat salep sudah baik karena melebihi waktu sebagai syarat daya lekat dimana daya lekat salep yang baik menurut (Nevi, 2006) yaitu lebih dari 4 detik. Berdasarkan hasil uji anova diperoleh P Value 0,102 > 0,05 atau F hitung 3,429 < F tabel 9,28 yang berarti tidak ada perbedaan yang bermakna dari uji daya lekat salep getah pepaya dengan menggunakan variasi kadar propilenglikol dalam basis Hidrokarbon.

4. Daya Proteksi Salep

Hasil pengujian daya proteksi salep getah dapat dilihat pada tabel 4.7 dibawah ini:

Tabel 4.7 : Hasil uji daya proteksi salep getah pepaya (Carica papaya L) dengan menggunakan variasi kadar propilenglikol dalam basis

Hidrokarbon. Formula Waktu

15 detik 30 detik 45 detik 60 detik 3 menit 5 menit

I - - - - - - II - - - - - -

III - - - - - -

Keterangan : + = muncul noda merah - = tidak muncul noda merah

5. Derajat Keasaman (pH) Salep Hasil pengujian pH salep dapat dilihat dalam tabel 4.8 dibawah ini :

Tabel 4.8 : Hasil uji derajat keasaman (pH) salep getah pepaya dengan menggunakan variasi kadar propilenglikol dalam basis Hidrokarbon.

Formula Derajat keasaman (pH) Percobaan1 Percobaan 2 Percobaan 3 I 5 5 5

38 CERATA Journal Of Pharmacy Science Ardhi Prasetya, dkk., pengaruh variasi Kadar Propilenglikol…

Page 9: PENGARUH VARIASI KADAR PROPILENGLIKOL TERHADAP UJI

II 5 5 5

III 5 5 5

Berdasarkan tabel 4.8 diperoleh data bahwa formula salep getah pepaya semua memenuhi syarat pH kulit.

B. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontrol kualitas salep getah pepaya dengan menggunakan variasi kadar propilenglikol dalam basis hidrokarbon. Getah pepaya di dapatkan dari penyadapan buah pepaya semangka sebanyak 1 kg yang diperoleh di perkebunan Bapak Arjo, Bolo Jambe RT : 21 RW : 05 Bolowonosegoro, Boyolali. Getah pepaya dicampur dengan gliserin yang berfungsi sebagai humektan (pelumas/pelembab), alkohol dan juga nipagin yang berguna sebagai bahan pengawet anti bakteri. Cara penggunaanya dengan cara dilarutkan dalam air panas sampai larut setelah itu campuran yang pertama dicampur ke dalam vaselin yang telah di lelehkan fungsi dari pelelehan vaselin untuk memudahkan pencampuran bahan supaya lebih homogen. Selanjutnya dilakukan uji kontrol kualitas dari salep.

Pengujian kontrol kualitas untuk salep diantaranya pengujian organoleptis dilakukan untuk mengetahui pemerian salep yang dihasilkan baik berupa bentuk, warna, dan bau. Berdasarkan hasil ketiga formulasi salep getah pepaya diperoleh hasil uji organoleptis salep getah pepaya yaitu berupa massa lembek, berwarna putih, dan bau aroma mawar.

Pengujian daya sebar salep dilakukan dengan menggunakan extensiometer. Salep diharapkan mampu menyebar dengan mudah tanpa tekanan yang berarti sehingga mudah dioleskan dan tidak menimbulkan rasa sakit saat dioleskan sehingga tingkat kenyamanan pengguna dapat meningkat (Anief, 2000). Rekomendasi (Garg et al., 2009) daya sebar yang baik adalah 50 - 70 mm menunjukkan konsistensi semifluid yang sangat nyaman dalam penggunaan. Berdasarkan uji daya sebar dari ketiga formulasi salep yang dilakukan yang mempunyai daya sebar yang paling panjang adalah formula II dibandingkan dengan formula I dan formula III. Namun pada formula I memenuhi standar daya sebar yaitu 50 – 70 mm (Garg et al, 2002). Dari keterangan tersebut jadi daya sebar yang paling baik adalah formula I. Daya sebar salep getah pepaya dengan variasi kadar propilenglikol menunjukkan hasil bahwa formula II memiliki daerah penyebaran yang paling panjang (81,95 ± 2,1702) hal ini karena konsentrasi propilenglikol yang lebih banyak yaitu 15%, namun formula II juga sudah masuk dalam standar, sedangkan pada formula III memiliki daerah penyebaran yang panjang (74,28 ± 0,7751) hal tersebut karena formula III memiliki konsentrasi propilenglikol yang paling banyak yaitu 20%. Kenaikan

CERATA Journal Of Pharmacy Science 39 Ardhi Prasetya, dkk., pengaruh variasi Kadar Propilenglikol…

Page 10: PENGARUH VARIASI KADAR PROPILENGLIKOL TERHADAP UJI

konsentrasi propilenglikol menyebabkan kemampuan daya sebar semakin banyak. Hasil uji daya sebar kemudian dilanjutkan dengan uji anova satu jalan diperoleh P Value 0,000 < 0,05 atau F hitung 42,416 > F tabel 9,28 yang berarti ada perbedaan yang bermakna dari masing – masing formula terhadap daya sebar salep. Dari uji anova dilanjutkan ke uji Tukey HSD. Dari semua formulasi menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna terhadap daya sebar salep getah pepaya dengan variasi kadar propilenglikol dalam basis hidrokarbon. Pada daya sebar salep kadar konsentrasi propilenglikol yang berbeda akan menghasilkan daya sebar yang berbeda, sehingga konsistensi salep baik formula I, II dan III menunjukkan daya sebar yang berbeda satu sama lain.

Pengujian daya lekat salep dilakukan untuk mengetahui salep yang mempunyai sifat lebih lama melekat pada kulit. Pengujian daya lekat salep dilakukan menggunakan rheoviskometer. Semakin lama daya lekat salep maka ikat antara salep dengan kulit semakin baik sehingga absorbsi obat oleh kulit akan semakin baik. Sebaliknya jika ikatan antara salep dengan kulit kurang optimal obat akan mudah terlepas dari kulit (Anief, 2000). Adapun syarat waktu daya lekat yang baik adalah lebih dari 4 detik (Nevi, 2006).

Berdasarkan uji daya lekat dari ketiga formulasi salep yang dilakukan yang memiliki daya lekat yang paling lama adalah formula II dibandingkan dengan formula I dan Formula III. Dari keterangan tersebut dapat diketahui bahwa daya lekat yang paling baik terdapat pada semua formula I, formula II dan formula III. Semakin lama salep melekat pada kulit kerja obat pada tempat aksi semakin optimal.

Daya lekat salep getah pepaya dengan variasi kadar propilenglikol menunjukkan hasil bahwa formula II memiliki daya lekat yang lebih lama dibandingkan dengan formula I dan II. Hal ini disebabkan karena konsentrasi propilenglikol pada formula II lebih banyak yaitu 15% dibandingkan dengan formula I (10%) dan formula III (20%), karena fungsi dari propilenglikol adalah sebagai pelembut dalam sediaan salep sehingga pada formula II memiliki daya lekat yang lebih lama. Hasil uji daya lekat kemudian dilanjutkan dengan uji anova satu jalan yang diperoleh P value 0,102 < 0,05 atau F hitung 3,429 > F tabel 9,28 yang berarti tidak ada perbedaan yang bermakna dari daya lekat salep getah pepaya dengan variasi kadar propilenglikol. Dari uji anova tidak dilanjutkan ke uji Tukey HSD karena tidak ada perbedaan daya lekat ketiga formula.

Pengujian daya proteksi salep dilakukan untuk mengetahui kemampuan salep melindungi kulit dari pengaruh luar seperti debu, polusi dan sinar matahari. Pengujian daya proteksi salep dilakukan dengan KOH 0,1 N. Sediaan salep dapat memberikan proteksi terhadap cairan KOH 0,1 N bila tidak muncul noda merah pada bekas tetesan KOH 0,1N pada kertas saring. Munculnya noda merah

40 CERATA Journal Of Pharmacy Science Ardhi Prasetya, dkk., pengaruh variasi Kadar Propilenglikol…

Page 11: PENGARUH VARIASI KADAR PROPILENGLIKOL TERHADAP UJI

pada kertas saring disebabkan adanya interaksi antara fenolftalien dan senyawa basa (KOH 0,1 N). Dari hasil reaksi fenolftalien dan KOH 0,1 N akan menghasilkan warna merah pada bekas tetesan KOH 0,1 N. Berdasarkan uji daya proteksi dari ketiga formula salep getah pepaya yang dilakukan semua formula memiliki daya proteksi yang baik sampai menit ke-5 hal ini ditandai dengan tidak munculnya noda merah pada bekas tetesan KOH 0,1N mampu memberikan proteksi terhadap kulit.

Salep yang baik harus memiliki pH yang sesuai dengan pH kulit yaitu 4-6,5 (Yosipovitch, 2003). Salep yang memiliki pH terlalu asam akan menimbulkan iritasi kulit pada saat digunakan sedangkan pH salep yang terlalu basa akan menyebabkan kulit kering (Charunia, 2009). Berdasarkan uji derajat keasaman (pH) dari ketiga formulasi salep getah pepaya yang dilakukan ketiga formula memenuhi standar kualitas pH salep yaitu 5.

Hasil penelitian ini dihasilkan salep getah pepaya dengan menggunakan variasi kadar propilenglikol dalam basis hidrokarbon yang memenuhi standar fisik adalah formula I (propilenglikol 10%) memiliki organoleptis, pH, daya lekat, daya proteksi dan daya sebar yang memenuhi standar salep. Formula II (propilenglikol 15%) dan formula III (propilenglikol 20%) memiliki pH, daya sebar yang sesuai dengan literatur tetapi memiliki daya lekat yang lebih dari standar literatur dan daya proteksi yang memenuhi standar salep. Penelitian dihasilkan salep getah pepaya dengan menggunakan variasi kadar propilenglikol dalam basis hidrokarbon yang paling baik adalah formula I dengan konsentrasi propilenglikol 10%. Berdasarkan uji kontrol kualitas salep formula I memenuhi standar kualitas salep. Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian pada konsentrasi berapa propilenglikol mampu memberikan daya sebar dan daya lekat sesuai syarat salep. Peneliti dapat menggunakan konsentrasi propilenglikol yang lebih rendah untuk memenuhi standar kualitas salep getah pepaya.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan : Sediaan salep getah pepaya (Carica papaya L) dengan menggunakan variasi kadar propilenglikol dalam basis hidrokarbon yang paling baik adalah formula I dengan konsentrasi propilenglikol 10%.

B. Saran 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dalam konsentrasi berapa

propilenglikol mampu memberikan daya sebar dan daya lekat yang memenuhi syarat sediaan salep.

2. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan konsentrasi propilenglikol yang lebih rendah.

CERATA Journal Of Pharmacy Science 41 Ardhi Prasetya, dkk., pengaruh variasi Kadar Propilenglikol…

Page 12: PENGARUH VARIASI KADAR PROPILENGLIKOL TERHADAP UJI

DAFTAR PUSTAKA Charunia, Diah. 2009. Formulasi Salep Minyak Atsiri Rimpang Temugiring (Curcuma

heyneana Val. dan V. zilp.) dan Uji Aktivitas Candida albicans In Vitro

Menggunakan Basis PEG 4000 dan PEG 400. Skripsi Universitas

Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Hendri, Wasito. 2011. Obat Tradisional Kekayaan Indonesia. Graha Ilmu.

Yogyakarta

Margono, Tri. 2000. Pepaya. Subdid Teknologi Pengolahan Pepaya. Penebar

Swadaya. Jakarta

Suprihatin, Yuni. 2011. Uji Kontrol Kualitas Sediaan Salep Getah Pepaya

(Carica Papaya L) Menggunakan Basis Hidrokarbon. Stikes Muhammadiyah

Klaten. Klaten

Voight, R., 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi (Terjemah Soendani

Noerono). Edisi V. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Ujianto, Bambang. 2009. Salep Getah Pepaya Atasi Kaki Pecah-

pecah.(http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2009/08/25/35087/

Salep.Getah.Pepaya.Atasi.Kaki.Pecah.pecah). 2 September 2012. Jam 20.05

WIB.

Wyatt et al, Mc Gowan DN, Najarian MP. 2001. Salep (Ointment) Minyak Atsiri

Daun Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) Sebagai Anti Jerawat dan Uji

Efektifitas Antibakteri Secara In Vitro. Disajikan dalam Seminar Nasional

Teknik Kimia Undip. Semarang

Yosipovitch G, Greaves MW and Schmelz M. 2003. The Importance Of Skin

pH(http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=yosipovitch%202003%20lancet).Dia

kses tanggal 2 November 2012. Jam 14.35.

42 CERATA Journal Of Pharmacy Science Ardhi Prasetya, dkk., pengaruh variasi Kadar Propilenglikol…