pengaruh ukuran perusahaan, biaya lingkungan dan …
TRANSCRIPT
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, BIAYA LINGKUNGAN DAN
KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP PROFITABILITAS (STUDI
PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2015-2019)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Fairuz Nisrina Kaltsum
11140820000018
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1442 H/2021
ii
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, BIAYA LINGKUNGAN DAN
KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP PROFITABILITAS (STUDI
PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2015-2019)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Fairuz Nisrina Kaltsum
NIM: 11140820000018
Di Bawah Bimbingan
Yessi Fitri, S. E., M. Si. Ak
NIP. 19760924 200604 2 002
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1442 H/2021 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Selasa, 20 April 2021 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
mahasiswa:
1. Nama : Fairuz Nisrina Kaltsum
2. NIM : 11140820000018
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Ukuran Perusahaan, Biaya Lingkungan
dan Kinerja Lingkungan Terhadap Profitabilitas
pada Perusahaan Pertambangan di BEI periode
tahun 2015-2019
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 20 April 2021
1. Yulianti, M. Si
NIP. 198203182011012011 (…………………………)
Penguji I
2.
Dr. Yusar Sagara, , SE, Ak., M.Si
(…………………………)
Penguji II
iv
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Hari ini Senin, 28 Juni 2021 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Fairuz Nisrina Kaltsum
2. NIM : 11140820000018
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Ukuran Perusahaan, Biaya Lingkungan
dan Kinerja Lingkungan Terhadap Profitabilitas
(Studi pada Perusahaan Pertambangan di BEI
periode 2015-2019)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke
tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 28 Juni 2021
1. Fitri Damayanti, S. E., M. Si.
NIP. 19810731 200604 2 003
(…………………………)
Ketua Penguji
2. Zuwesty Eka Putri, SE., M. Ak
NIP. 19800416 200901 2 006
(…………………………)
Penguji Ahli
3. Yessi Fitri, S. E., M. Si. Ak NIP. 19760924 200604 2 002
(…………………………)
Pembimbing I
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Fairuz Nisrina Kaltsum
2. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 28 Agustus 1996
3. Alamat : Jl. AMD Babakan Pocis No. 27 RT
002/001 Bakti Jaya, Setu -
Kota Tangerang Selatan
4. Agama : Islam
5. Warga Negara : Indonesia
6. No. Telp : 082123862133
7. E-mail : [email protected]
II. PENDIDIKAN
Tahun 2001 – 2002 : RA/TK Al-Amanah
Tahun 2002 – 2008 : SDI Al – Amanah
Tahun 2008 – 2011 : SMP La Tansa
Tahun 2011 – 2014 : SMA La Tansa
Tahun 2014 – 2021 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Sekretaris Keluarga Alumni La Tansa ( 2016-2017)
2. Volunteer dari Greenpeace Indonesia (2016-2017)
3. Volunteer Sobat Budaya (2018 – sekarang)
4. Anggota Komunikasi dan Informasi HMI KAFEIS Ciputat (2016-2017)
5. Bendahara Ekspedisi Nusantara Jaya Tual – Maluku (2017)
6. Direktur Administrasi dan Keuangan LAPMI HMI Ciputat (2018-2019)
vii
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Awan
2. Ibu : Mila Karmila, S. Pd. I
3. Anak Ke : 1 dari 3 bersaudara
viii
The Effect of Firm Size, Environmental Costs and Environmental Performance
on Profitability
(Study on Mining Companies on the Indonesia Stock Exchange Period 2015-
2019)
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of company size, environmental costs and
environmental performance on the profitability of mining companies on the
Indonesia Stock Exchange for the 2015-2019 period. The independent variables in
this study are company size (total assets), environmental costs (post-mining land
reclamation/closure costs) and environmental performance (PROPER), while the
dependent variable is profitability (ROI).
This study uses secondary data, namely the financial statements of a population of
48 mining companies. Based on the criteria, a sample of 8 companies was
selected with observations for 5 years from 2015-2019. The method of
determining the sample used is purposive sampling. The research hypothesis was
tested by multiple regression analysis.
The results of this study indicate that company size, environmental costs and
environmental performance affect the profitability of mining companies.
Keywords: Company Size, Environmental Costs, Environmental Performance,
Profitability
ix
Pengaruh Ukuran Perusahaan, Biaya Lingkungan dan Kinerja Lingkungan
Terhadap Profitabilitas
(Studi pada Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia Periode
2015-2019)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan,
biaya lingkungan dan kinerja lingkungan terhadap profitabilitas pada perusahaan
pertambangan di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019. Variabel independen
dalam penelitian adalah ukuran perusahaan (total assets), biaya lingkungan (Biaya
reklamasi/penutupan lahan pasca tambang) dan kinerja lingkungan (PROPER),
sedangkan variabel dependen adalah profitabilitas (ROI).
Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu laporan keuangan dari
populasi perusahaan pertambangan sebanyak 48 perusahaan. Berdasarkan kriteria,
terpilih sampel berjumlah 8 perusahaan dengan pengamatan selama 5 tahun dari
2015-2019. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah purposive
sampling. Hipotesis penelitian diuji dengan analisis regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, biaya
lingkungan dan kinerja lingkungan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan
pertambangan.
Kata Kunci: Ukuran perusahaan, biaya lingkungan, kinerja lingkungan,
profitabilitas.
x
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh …
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Semesta
Alam, atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan judul “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Biaya Lingkungan dan
Kinerja Lingkungan Terhadap Profitabilitas Studi Pada Perusahaan
Pertambangan di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2015-2019” sebagai
syarat guna merai gelar Sarjana Akuntansi (S. Ak) di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Tak lupa juga, shalawat serta salam semoga selalu
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya dari jalan
yang gelap menuju jalan yang terang benderang.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini banyak
mendapat bimbingan, dukungan serta doa dari berbagai pihak sehingga segala
macam kendala yang dihadapi dapat teratasi dengan baik. Penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada:
1. Kedua orangtua tercinta, Ayah dan Ibu yang tiada henti memberikan
kasih sayang, doa, nasihat, motivasi, dukungan moril serta materiil yang
tidak dapat dihitung jumlah kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini. Kepercayaan yang diberikan memberikan
penulis keyakinan dan keberanian untuk kembali memulai setelah vakum.
2. Saudara dan saudari kandungku, Syifa Nurisnaini Kaltsum dan Syayyida
Nurazizah Kaltsum yang selalu menemani, mendukung dan mendoakan
serta bercanda mengisi hari-hari penulis dalam menyelesaikan skripsi.
3. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE., M. Si., Ak., CA., QIA., BKP., CRMP
selaku dekan sekaligus Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Yessi Fitri, SE., M. Si., Ak., CA., selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta serta sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang
senantiasa memberikan arahan, nasihat, serta bimbingan dalam
xi
penyelesaian skripsi ini.
5. Ibu Fitri Damayanti, M. Si, selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
meluangkan waktu dan pikirannya untuk membantu penulis.
6. Ibu Yusro Rahma., M. Si, selaku dosen Pembimbing Akademik yang
selalu mengingatkan dan memberikan arahan kepada penulis di setiap
semester.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu namun tidak
mengurangi rasa hormat penulis kepada mereka.
8. Khususnya seluruh Dosen Jurusan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan pelajaran berharga selama penulis
melaksanakan studi. Semoga ilmu yang didapatkan dapat bermanfaat bagi
penulis di masa yang akan datang.
9. Keluarga besar Akuntansi 2014 yang selalu memberikan masukan,
semangat dan saling berbagi informasi juga pengalaman kepada penulis
selama perkuliahan hingga saat ini.
10. Teman-teman yang selalu membantu dan menemani penulis, Anis
Solikhah, Ayu Rochima, Ulfah Luthfiyyah, Dwi Oktaviani, Andi
Nuraeni, Sarah, Daniar, Elfrida, Mahhal, Abdul Rahman, Handiko, dan
Ahmad Tanu
11. Teman-teman seperjuangan, Qurratu Aini Nuran, Miftakhul Nur
Maqfida, Risa Aulia yang selalu memberikan semangat dan saling
mengingatkan hingga akhir penulisan skripsi.
12. Sahabat-Sahabat tertahan batin, Kartika Nur Fajriah, Titik Intan Nuraini,
Faizah Dewi Setyawati, Fathira Najati, M. Zaki Nurdin, Yogi Rohim
Hidayat yang selalu memberikan bantuan dan penghiburan di saat penulis
lelah dan bosan serta menjadi moodbooster bagi penulis di
kesehariannya.
13. Saudara di Grup Ajak-Ajik yang selalu memberikan support moril dan
materiil kepada penulis, hingga akhirnya penulis mampu menyelesaikan
xii
studi.
14. Karyawan di Kantor Wilayah III Perum Jamkrindo, Mba Hanifah
Ismiarni, Mba Rosaria Rahardi, Mas Arief Indra Priyono, Gita Kusuma
Dini, Mira Kusuma Dewi, terima kasih selalu mengingatkan, memberikan
arahan, dukungan selama magang.
15. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan dan perhatiannya dalam proses penyusunan skripsi
ini. Semoga Allah SWT, senantiasa memberikan rahmat dan kebaikan
seluruh pihak yang telah membantu penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya waktu, pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran dan
kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi yang telah
disusun oleh penulis dapat memberikan manfaat bagi pihak yang
membacanya dan juga dapat dijadikan referensi tambahan bagi pihak yang
membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, 28 Juni 2021
Fairuz Nisrina Kaltsum
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI......................................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAHError! Bookmark not defined.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... v
ABSTRACT ................................................................................................................ viii
ABSTRAK .................................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ................................................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 2
A. Latar Belakang ................................................................................................. 2
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................................... 10
1. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 10
2. Manfaat Penelitian ................................................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 12
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................................ 12
B. Hasil Penelitian Terdahulu ............................................................................. 25
C. Kerangka Pemikiran ....................................................................................... 32
D. Perumusan Hipotesis ..................................................................................... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................................... 37
A. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................................. 37
B. Metode Penentuan Sampel ............................................................................. 38
C. Metode Pengumpulan Data ............................................................................ 39
D. Operasionalisasi Variabel Penelitian.............................................................. 40
E. Metode Analisis Data ..................................................................................... 42
1. Uji Statistik Deskriptif ............................................................................. 42
xiv
2. Uji Asumsi Klasik .................................................................................... 42
a. Uji Normalitas .................................................................................... 43
b. Uji Autokorelasi ................................................................................. 44
c. Uji Heteroskedastisitas ....................................................................... 44
d. Uji Multikolinearitas .......................................................................... 45
3. Uji Hipotesis................................................................................................... 46
a. Uji Regresi Linier Berganda ........................................................................ 46
b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) ................................ 47
c. Uji Statistik F ............................................................................................... 47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 49
A. Hasil Penelitian .............................................................................................. 49
1. Uji Asumsi Klasik ....................................................................................... 52
2. Uji Hipotesis ................................................................................................. 56
B. Interpretasi Hasil ............................................................................................ 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 65
A. Kesimpulan .................................................................................................... 65
B. Saran ............................................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 67
LAMPIRAN ............................................................................................................... 69
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Peringkat PROPER .................................................................................... 21
Tabel 2.2 Hasil Penelitian Terdahulu ......................................................................... 25
Tabel 4.1 Analisis Statistif Deskriptif ........................................................................ 49
Tabel 4.2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ................................................... 53
Tabel 4.3 Hasil Uji Autokorelasi ............................................................................... 54
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolonieritas ........................................................................ 54
Tabel 4.5 Koefisien Determinasi................................................................................ 56
Tabel 4.6 Hasil Uji F .................................................................................................. 57
Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik t ..................................................................................... 57
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran ................................................................... 32
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas............................................................................... 52
Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas ........................................................................... 55
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I Daftar Sampel Perusahaan Pertambangan Tahun 2015-2019 ............ 74
LAMPIRAN II Data Perhitungan Sampel ................................................................. 75
LAMPIRAN III Hasil Output Data Statistik .............................................................. 76
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era perekonomian yang makin berkembang ini perusahaan dituntut
tidak hanya mengutamakan pemilik dan manajemen, tetapi juga seluruh pihak
yang terkait seperti karyawan, konsumen serta masyarakat dan lingkungan.
Hal ini karena keberadaan perusahaan tidak terlepas dari kepentingan dari
berbagai pihak. Salah satunya adalah dukungan lingkungan. Seringkali usaha
peningkatan produktivitas dan efisiensi mengakibatkan penurunan kualitas
lingkungan, berupa pencemaran udara, air, dan pengurangan fungsi tanah.
Pelestarian lingkungan di samping bermanfaat bagi masyarakat di sekitar juga
bermanfaat bagi perusahaan secara jangka panjang.
Perusahaan yang beroperasi di lingkungan masyarakat, hal tersebut dapat
menimbulkan tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat baik secara
materiil maupun sosial. Perusahaan dituntut untuk memperhatikan dampak-
dampak yang ditimbukan dalam menjalankan aktivitas kegiatan operasional
untuk mencapai laba yang optimal. (Sutjipto & Semarang, 2019) menyatakan
bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk
kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat bagi stakeholders-
nya (shareholders, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat,
analis dan pihak lain.
3
Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis
dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan
mencegah terjadinya pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup yang
meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan
dan penegakan hukum.
Kurangnya perhatian terhadap lingkungan dapat menyebabkan masalah
yang serius. Padahal perusahaan yang mendirikan usahanya disekitar tempat
tinggal penduduk sudah melakukan kesepakatan dengan masyarakat untuk
melaksanakan kegiatannya berdasarkan norma dan aturan yang berlaku. Jika
hal tersebut dilanggar, maka perusahaan dapat kehilangan kepercayaan dari
masyarakat.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Mudar (Dosen di
Fakultas Hukum Universitas Mulawarman), selama masa pengamatan dari
Desember tahun 2018 sampai Mei 2019 terdapat 37 korban jiwa yang
disebabkan oleh lubang bekas tambang yang tergenang air hujan. Bahkan
kebanyakan korbannya, yaitu sebanyak 32 korban adalah anak di bawah usia
18 tahun.
Maka dari itu Kementerian Lingkungan Hidup dengan Bank Indonesia
yang ditandatangani pada tahun 2005, membuat keputusan sebuah program
yang merupakan tindak lanjut dari Peraturan Bank Indonesia Nomor
7/2/PBI/2005 tentang penetapan peringkat kualitas aktiva bagi bank umum.
Peraturan tersebut, mengatur aktiva produktif untuk kredit termasuk pada
kualitas kredit. Aspek lingkungan hidup menjadi salah satu faktor di dalam
4
penilaian kredit tersebut. Bank Indonesia sepakat menggunakan PROPER
(program penilaian peringkat kerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan
hidup) yang merupakan salah satu usaha Kementerian Lingkungan Hidup
(KLH) dalam menilai kelayakan kredit. Penilaian PROPER diukur
menggunakan warna dimulai dari yag terbaik emas, hijau, biru, merah hingga
hitam sebagai peringkat terburuk. Peringkat ini menunjukan environmental
performance yang dilakukan perusahaan dalam rangka konservatisme
sehingga dapat mengontrol dampak lingkungan yang disebabkan oleh
kegiatan operasi perusahaan.
Dalam penelitian kinerja lingkungan, faktor yang paling sering dibahas
adalah yang berkaitan dengan ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan bisa
diukur dengan beberapa cara, salah satunya dengan jumlah aktiva atau aset.
Aktiva atau aset merupakan seluruh harta yang dimiliki oleh perusahaan.
(Sutjipto & Semarang, 2019) berpendapat bahwa aktiva selain barang-barang
dan hak-hak yang dimiliki perusahaan, juga merupakan biaya-biaya yang
belum dibebankan pada periode itu. Artinya, aset merupakan seluruh harta
yang dimiliki ditambah dengan biaya-biaya yang telah dibayar di muka.
Semakin besar aset atau total aset yang dimiliki perusahaan maka semakin
besar pula ukuran perusahaan, (Meiyana & Aisyah, 2019).
Jika ukuran perusahaan besar, maka perusahaan akan lebih mendapat
perhatian dari masyarakat sehingga dorongan untuk melakukan aktivitas
lingkungan juga semakin besar. Demi mendukung aktivitas yang dilakukan,
perusahaan harus memiliki total aset yang besar agar pihak manajemen lebih
5
leluasa untuk memanfaatkannya. Namun semakin berkembangnya perusahaan
akan pula mendapat banyak tekanan dari masyarakat, tuntutan untuk menjaga
dan melestarikan lingkungan akan menjadi bahan pertimbangan karena
berhubungan langsung dengan nilai perusahaan di masa kini maupun di masa
yang akan datang.
Sebaliknya, dalam penelitiannya (Sukadana & Triaryati, 2018)
menemukan bahwa terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap kinerja
keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan menjadi jaminan
perusahaan akan memiliki kinerja yang baik. Karena dengan banyaknya total
aset di perusahaan menentukan perusahaan dalam keadaan baik, namun
terdapat kemungkinan bahwa total aset tersebut terdiri dari pembayaran pajak
atau biaya lain yang besar juga.
Perusahaan yang besar cenderung akan menggunakan dana eksternal dan
sumber daya yang besar pula karena dana yang dibutuhkan semakin
meningkat seiring pertumbuhan perusahaan. Selain itu, perusahaan yang lebih
besar memiliki dorongan yang kuat untuk menghasilkan profabilitas yang
tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil.
Di Indonesia sendiri, perusahaan yang tingkat risiko lingkungannya
tinggi sebagian besar adalah perusahaan yang bergerak di bidang
pengusahaan hutan dan pertambangan umum. Kedua perusahaan tersebut
adalah perusahaan yang bergelut secara langsung dengan lingkungan, di mana
bahan baku untuk proses produksi diambil langsung dari alam.
6
Undang Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 33 ayat (3), menyebutkan
“Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Dari
rumusan pasal 33 ayat (3) UUD Tahun 1945 tersebut secara tersurat dengan
jelas dapat diketahui bahwa kekayaan alam berupa a) “Bumi”, dalam hal ini
lahan untuk permukaan bumi, termasuk juga badan bumi; b) “air”, dalam hal
ini air dipermukaan dan air bawah tanah; c) “kekayaan alam yang terkandung
dalam perut bumi” dalam hal ini adalah bahan galian tambang; kesemuanya
ini “dikuasai” oleh negara. Pengertian “dikuasai” oleh Negara bermakna
secara tegas bahwa negara sebagai organisasi bangsa Indonesia tidak
diberikan hak Kepemilikan Bahan Galian, tetapi hanya diberikan “hak
penguasaan” yang dalam Peraturan pertambangan dijabarkan sebagai “Kuasa
Pertambangan”.
Adanya penerapan pengelolaan lingkungan ini, maka menimbulkan biaya
lingkungan. Perusahaan terkadang mengabaikan biaya lingkungan yang
terjadi dalam perusahaan dikarenakan perusahaan menganggap bahwa biaya
lingkungan ini hanya biaya pendukung kegiatan operasional dan bukan
berkaitan langsung dengan produksi. Padahal biaya lingkungan merupakan
biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki kerusakan lingkungan yang secara
sengaja ataupun tidak disengaja telah dicemari oleh perusahaan. Biaya
lingkungan ini akan timbul yang nantinya bisa berdampak pada kinerja
keuangan perusahaan dikarenakan bengkaknya biaya yang dikeluarkan. Biaya
lingkungan ini dapat dilihat melalui alokasi dana jaminan deposito untuk
7
reklamasi dan penutupan tambang yang terdapat dalam laporan keuangan dan
laporan tahunan perusahaan.
Hingga Agustus 2019, realisasi reklamasi yang dilakukan pengusaha
tambang baru mencapai 3. 085,2 hektare (ha) atau 44,07% dari target tahun
2019 yaitu seluas 7.000 ha. Ketua Indonesian Mining Institute (IMI) Irwandy
Arif dalam artikelnya di Bisnis.com (7/10) yang berjudul Realisasi Reklamasi
Tambang Masih Belum Signifikan, mengungkapkan pendapatnya perlunya
pengawasan yang lebih ketat dari Pemerintah dan Provinsi. Apalagi reklamasi
yang sudah masuk dalam rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB)
realisasinya harus masuk dalam laporan kuartalan perusahaan.
Sesuai dengan Undang-Undang No. 4 Pasal 100 tahun 2009 dan Permen
ESDM No. 7/2014 tentang reklamasi dan pascatambang perusahaan yang
melakukan meksplorasi wajib menyerahkan rencana reklamasi dan dana
jaminan reklamsi-pascatambang sebagai jaminan perbaikan lingkungan atas
lahan yang terganggu. Jaminan reklamasi dan penutupan tambang adalah dana
yang disediakan oleh perusahaan sebagai jaminan untuk melakukan reklamasi
dan penutupan tambang. Dana jaminan reklamasi ditempatkan di bank
pemerintah Indonesia atas nama pemegang IUP eksplorasi bersangkutan,
sedangkan dana pascatambang disimpan dalam bentuk rekening bersama
dengan pemerintah, deposito berjangka, bank garansi yang diterbitkan bank
pemerintah atau dalam bentuk cadangan akuntansi. Selanjutnya dijelaskan
dalam permen ESDM No.. 43/2015 tentang Tata cara Evaluasi Penerbitan IUP
Minerba bahwa pemegang IUP yang tidak memenuhi kriteria administratif,
8
kewilayahan, teknis, lingkungan dan finansial akan dikenakan sanksi
pencabutan IUP oleh menteri atau gubernur.
Pengungkapan biaya lingkungan dalam laporan keuangan sendiri akan
dikaji oleh para stackholders, seperti pemerintah, kreditor, investor,
konsumen, dan karyawan serta publik. Sehingga akan membentuk sebuah
opini baik positif maupun negatif. Berdasarkan aktivitas-aktivitas lingkungan
dan pengungkapan aktivitas-aktivitas tersebut pada laporan keuangan tahunan
menyebabkan laporan keuangan (investor, manajemen, dan kreditor) akan
mendapatkan informasi yang dapat membatu para pengguna informasi
tersebut dalam pengambilan keputusan untuk kebijakan perusahaan yang
berkaitan dengan pelestarian lingkungan dimasa yang akan datang. Dimana
pada akhirnya masyarakat dan konsumen akan memiliki kepercayaan yang
tinggi terhadap perusahaan. Perusahaan yang tidak mengelola lingkungan
dengan baik dapat mengalami permasalahan dalam mendapatkan kepercayaan
dari masyarakat. Rendahnya tingkat kepercayaan tersebut tentunya akan
berdampak pada tingkat pendapatan yang diperoleh yang pada akhirnya akan
mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Profitabilitas yang menurun dapat
menjadi salah satu indikator kinerja perusahaan yang rendah. Hal tersebut
akan mengakibatkan investor mengurungkan niatnya untuk berinvestasi pada
perusahaan tersebut.
Penelitian ini merupakan modifikasi dari penelitian yang dilakukan oleh
Ryan Trilaksono (2018) dengan menggunakan sampel perusahaan manufaktur
yang terdaftar di bursa Efek Indonesia pada tahun 2015-2017, namun penulis
9
dalam penelitian mengganti satu variabel independen menjadi Biaya
Lingkungan dan variabel dependen yaitu profitabilitas. Selain itu jurnal yang
menjadi rujukan juga adalah penelitian (Hasanah & Destalia, 2018) dimana
variabel independen biaya lingkungan akibat eksplorasi berupa biaya
reklamasi dan penutupan lahan pasca tambang dinyatakan tidak berpengaruh
secara parsial namun berpengaruh secara simultan terhadap profitabilitas, dan
pengungkapan biaya eksplorasi atas produksi berpengaruh terhadap
profitabilitas perusahaan.
Kemudian ada pula penelitian yang dilakukan oleh (Sulistiawati &
Dirgantari, 2017) yang menunjukkan bahwa biaya lingkungan berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas perusahaan pertambangan di Indonesia. Ada
pula penelitian yang menjelaskan bahwa PROPER, biaya lingkungan dan
ukuran perusahaan berpengaruh secara parsial dan simultan pada kinerja
keuangan atau profitabilitas. Namun didapatkan hasil berbeda untuk
penelitian yang dilakukan oleh (Setiawan et al., 2018) yaitu ukuran
perusahaan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kinerja keuangan.
Dengan beragamnya penelitian mengenai biaya lingkungan, kinerja
lingkungan dan ukuran perusahaan, maka penulis termotivasi untuk
melakukan penelitian apakah biaya lingkungan, kinerja lingkungan dan
ukuran perusahaan berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan
pertambangan di Indonesia. Berdasarkan hal tersebut maka penulis melakukan
penelitian berjudul “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Biaya Lingkungan dan
Kinerja Lingkungan terhadap Profitabilitas”
10
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka
penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah Ukuran Perusahaan bepengaruh terhadap Profitabilitas?
2. Apakah Biaya Lingkungan berpengaruh terhadap Profitabilitas?
3. Apakah Kinerja Lingkungan berpengaruh terhadap Profitabilitas?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan di atas, maka tujuan
dalam penelitian adalah:
a. Untuk mengetahui pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap
Profitabilitas.
b. Untuk mengetahui pengaruh Biaya Lingkungan terhadap
Profitabilitas.
c. Untuk mengetahui pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap
Profitabilitas.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat
sebagai berikut:
a. Manfaat Praktis
11
1) Bagi pengguna laporan keuangan, diharapkan penelitian ini dapat
menjadi acuan tambahan dalam menganalisis informasi terkait
dengan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi profitabilitas
perusahaan.
2) Bagi manajemen/perusahaan, diharapkan penelitian ini dapat
memberikan pertimbangan dan kontribusi kepada perusahaan
sebagai acuan dalam membuat kebijakan guna meningkatkan
profitabilitas serta melaksanakan tanggung jawab perusahaan
terhadap lingkungannya yang dapat mempengaruhi reputasi
perusahaan.
3) Bagi kalangan akademisi, diharapkan penelitian ini memberikan
kontribusi terhadap literatur penelitian akuntansi yang berhubungan
dengan profitabilitas.
b. Manfaat Teoritis
1) Bagi pembaca, penelitian ini memberikan bukti empiris mengenai
pengaruh Ukuran Perusahaan, Biaya Lingkungan dan Kinerja
Lingkungan terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Pertambangan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019.
2) Bagi peneliti, diharapkan penelitian dapat membantu menambah
wawasan dan pengetahuan mengenai pengaruh Ukuran Perusahaan,
Biaya Lingkungan dan Kinerja Lingkungan terhadap Profitabilitas
terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Pertambangan yang
terdaftar di Bursa efek Indonesia tahun 2015-2019.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Teori Stakeholder
Stakeholder merupakan individu, sekelompok manusia, komunitas
atau masyarakat baik secara keseluruhan maupun secara parsial yang
memiliki hubungan serta kepentingan terhadap perusahaan. Individu,
kelompok maupun masyarakat dapat dikatakan stakeholder jika memiliki
kekuasaan, legitimasi dan kepentingan terhadap perusahaan. Konsep yang
mendasari megenai siapa saja yang termasuk dalam stakeholder
perusahaan sekarang ini telah berkembang mengikuti perubahan
lingkungan bisnis dan kompleksnya aktivitas bisnis perusahaan.
Menurut (Sutjipto & Semarang, 2019) stakeholder theory adalah
keadaan dimana perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk
kepentingannya sendiri, namun harus memberikan manfaat bagi
stakeholder-nya (pemegang saham, investo, kreditor, konsumen, supplier,
pemerintah, masyarakat, analis perusahaan dan pihak lainnya). Dengan
demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan
yang diberikan oleh para stakeholder.
Tujuan utama dari stakeholder theory adalah untuk membantu
manajer korporasi mengerti lingkungan stakeholder mereka dan
13
melakukan pengelolaan dengan lebih efektif di antara keberadaan
hubungan-hubungan di lingkungan perusahaan mereka. Namun demikian,
tujuan yang lebih luas dari stakeholder theory adalah untuk membantu
manajemen perusahaan dalam memaksimalkan nilai dari dampak aktifitas
mereka dan meminimalkan kerugian bagi stakeholder.
2. Teori Legitimasi
Legitimasi merupakan situasi dimana perhatian antara masyarakat dan
lingkungan telah terpenuhi. Legitimasi merupakan keadaan psikologis
keberpihakan orang dan kelompok yang sangat peka terhadap gejala
lingkungan sekitarnya baik fisik maupun non fisik. (Bahri & Cahyani,
2017) menerangkan bahwa legitimasi adalah upaya perusahaan untuk terus
memastikan bahwa mereka beroperasi dalam bingkai dan norma yang ada
di dalam masyarakat atau lingkungan dimana perusahaan itu berada atau
dalam artian segala aktivitas yang dilakukan diterima oleh pihak luar
sebagai sesuatu yang “sah”.
Praktik-praktik tanggung jawab sosial dan lingkungan yang dilakukan
perusahaan dapat dipandang sebagai suatu usaha untuk memenuhi nilai
dan norma yang sesuai dengan harapan masyarakat. Dampak dari hal
tersebut adalah perusahaan akan mendapatkan image positif di mata
masyarakat atau stakeholder sekaligus mendapatkan legitimasi. Oleh
karena itu, teori legitimasi ini menekankan pada perusahaan dalam
melakukan kegiatannya perlu mempertimbangkan keselarasan dan norma
14
juga nilai sosial agar dapat diakui dan diterima lingkungannya. Hal ini
menjadi penting guna menjaga eksistensi sebuah perusahaan.
3. Teori Persinyalan
Menurut (Gennotte & Trueman, 1996) sinyal adalah suatu tindakan
yang diambil manajemen perusahaan yang memberikan pentunjuk bagi
para investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek
perusahaan. Signalling theory menekankan pada pentingnya informasi
yang dipublikasikan oleh perusahaan. Informasi perusahaan merupakan
unsur penting bagi investor maupun masyarakat. Informasi yang lengkap,
relevan, akurat dan tepat waktu diperlukan investor untuk menganalisis
perusahaan dalam hal pengambilan keputusan investasi. Jika informasi
tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi
pada waktu informasi tersebut diterima oleh pasar. Teori ini meyakini
bahwa setiap kali pasar menafsirkan sinyal baik dari informasi yang
dipublikasikan, maka nilai perusahaan akan meningkat (Disclosures et al.,
2018).
Tingkat profitabilitas atau keuntungan yang dilaporkan perusahaan
dapat menjadi sinyal bagi investor untuk menginvestasikan uangnya ke
dalam perusahaan tersebut. Terlebih lagi semakin besar ukuran suatu
perusahaan yang diukur dengan total aktiva yang dimiliki dan
bertumbuhnya total aset tetap yang dimiliki perusahaan, akan semakin
memudahkan untuk memperoleh dana pengembangan usaha.
15
4. Profitabilitas
Frederiksen (2018) mendeskripsikan profitabilitas sebagai
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan atas keseluruhan
aktivitas operasional perusahaan yang berkaitan dengan penjualan dan
investasi. Profitabilitas memberikan gambaran mengenai kemampuan unit
bisnis sebuah perusahaan mampu mengembalikan alokasi pendanaanya
menjadi keuntungan (Zamfir et al., 2016).
Dalam penelitian ini profitabilitas diukur menggunakan rasio investasi
atau Return on Investment (ROI). ROI dipilih sebagai proksi karena rasio
ini merupakan salah satu rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset
tertentu. Semakin kecil rasio ini semakin rendah pula tingkat
pengembalian yang diterima. Hal ini menunjukkan rendahnya tingkat
efisiensi manajemen asset perusahaan yang berdampak pada kinerja
keuangan perusahaan yang semakin buruk dan hasil akhirnya pada profit
yang didapat perusahaan.
ROI juga dapat digunakan untuk mengevaluasi produktivitas dari
seluruh dana yang dimiliki perusahaan. Hal ini dianggap penting karena
dengan pengeluaran biaya lingkungan yang disisihkan perusahaan akan
mengurangi laba perusahaan dan menambah besaran biaya atau liabilitas.
Jika perusahaan telah menjalankan praktik akuntansi dengan baik maka
dengan analisis ROI dapat diukur efisiensi penggunaan modal yang
menyeluruh. Oleh karena itu selain berguna untuk kepentingan kontrol,
16
analisis ROI juga berguna untuk kepentingan perencanaan. Rumus untuk
menghitung ROI sebagai berikut:
ROI= Earning After Tax x Investasi
100%
5. Biaya Lingkungan
Biaya lingkungan merupakan pengorbanan yang dikeluarkan oleh
perusahaan untuk menjaga kelestarian lingkungan perusahaan. Pasal 100
Undang-undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan
Batubara mewajibkan perusahaan pertambangan untuk melakukan
reklamasi dan kegiatan pascatambang atas area tambang yang
diusahakannya.
Sebelum melakukan kegiatan eksploitasi atau operasi produksi,
perusahaan yang sudah memegang Surat Izin Pertambangan Daerah,
Kuasa Pertambangan (Izin Usaha Pertambangan), Kontrak Karya dan
Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara wajib
menyampaikan Rencana Reklamasi dan atau Penutupan Pascatambang
kepada Menteri, gubernur atau bupati/walikota. Dalam Rencana tersebut
sudah termasuk di dalamnya jumlah biaya yang akan disisihkan untuk
biaya lingkungan berbentuk jaminan reklamasi dan atau pascatambang.
Menteri ESDM mengatur masalah terkait biaya untuk reklamasi dan
kegiatan pascatambang dengan membuat Peraturan Menteri No. 18 tahun
2018. Dalam Permen tersebut dijelaskan bahwa perusahaan pertambangan
yang akan melakukan eksplorasi lahan tambang wajib menyerahkan
17
rencana reklamasi dan dana jaminan sebagai jaminan perbaikan
lingkungan atas lahan yang terganggu, begitupun untuk penutupan
tambang. Dana jaminan ini disimpan dalam bentuk deposito berjangka,
bank garansi, asuransi atau cadangan akuntansi dengan ketentuan:
a. Deposito Berjangka ditempatkan di bank pemerintah di Indonesa atas
nama Menteri/gubernur/bupati/walikota dengan jangka waktu
penjaminan sesuai dengan jadwal reklamasi.
b. Bank Garansi dan Asuransi yang diterbitkan oleh bank pemerintah di
Indonesia atau cabang bank asing di Indonesia atau Lembaga milik
pemerintah dengan jangka waktu penjaminan sesuai dengan jadwal
reklamasi.
c. Cadangan Akuntansi dapat ditempatkan apabila perusahaan tersebut
memenuhi salah satu persyaratan dimana perusahaan merupakan
merupakan perusahaan publik yang terdaftar di bursa efek di Indonesia
atau di luar Indonesia dan Perusahaan mempunyai jumlah modal
disetor tidak kurang dari US $25.000.000.00 (dua puluh lima juta dolar
Amerika Serikat) dinyatakan dalam laporan keuangan yang telah
diaudit oleh akuntan publik terdaftar Departemen Keuangan.
Nilai jaminan yang disimpan ditetapkan berdasarkan Rencana
Reklamasi untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan bagi perusahaan yang
umur tambangnya kurang dari 5 (lima) tahun, jumlah jaminan ditetapkan
sesuai dengan rencana untuk jangka waktu umur tambangnya, yang
dihitung berdasarkan biaya:
18
a. Biaya Langsung, antara lain:
1) Penatagunaan lahan.
2) Revegetasi.
3) Pencegahan dan Penanggulangan air asam tambang, dan
4) Pekerjaan sipil.
b. Biaya tidak Langsung, antara lain:
1) Mobilisasi den demobilisasi alat sebesar 2,5% dari biaya langsung,
2) Perencanaan kegiatan reklamasi sebesar 2% - 10% dari biaya
langsung.
3) Administrasi dan keuntungan pihak ketiga sebagai kontraktor
pelaksana reklamasi sebesar 3% - 14% dari biaya langsung
4) Supervisi sebesar 2% - 7% dari biaya langsung.
Terdapat perbedaan pada bentuk kegiatan penutupan lahan
pascatambang yang dikenakan biaya langsung, yaitu:
a. Pembongkaran bangunan dan sarana penunjang yang sudah tidak
digunakan.
b. Reklamasi tapak bekas tambang, fasilitas pengolahan dan pemurnian,
serta fasilitas penunjang.
c. Penanganan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan limbah B3.
d. Pemeliharaan, perawatan dan pemantauan aspek sosial budaya dan
ekonomi.
Pasal 29 ayat 3 diterangkan bahwa perusahaan yang ingin melakukan
pencairan jaminan ini harus mengajukan permohonan pencairan kepada
19
Menteri, gubernur atau bupati/walikota dan akan di approve paling lama
30 (tiga puluh) hari kerja setelah permohonan diterima. Selanjutnya pasal
31 dijelaskan besaran dana yang dicairkan tidak dapat sekaligus melainkan
disesuaikan dengan peninjauan di lapangan dalam bentuk berita acara yang
memuat penilaian kriteria keberhasilan reklamasi dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. 60% (enam puluh persen) dari besaran jaminan apabila telah selesai
melaksanakan penatagunaan lahan yang dilakukan sesuai dengan
peruntukannya sebegaimana ditetapkan dalam Rencana yang telah
disetujui.
b. 80% (delapan puluh persen) dari besaran jaminan apabila telah selesai
melaksanakan kegiatan pada poin (a) ditambah revegetasi, pencegahan
dan penanggulangan air asam tambang serta pekerjaan sipil sesuai
peruntukkan.
c. 100% (seratus persen) dari besaran jaminan setelah kegiatan reklamasi
memenuhi kriteria keberhasilan reklamasi dan atau penutupan
pascatambang.
Pendekatan untuk menghitung Biaya Lingkungan ini menggunakan
variabel dummy yang mana jika perusahaan mengungkapkan diberi nilai 1
namun jika tidak mengungkapkan diberi nilai 0.
6. Kinerja Lingkungan
Sejalan dengan teori legitimasi, jika kinerja lingkungan perusahaan baik
maka opini publik terhadap perusahaan tersebut akan meningkat, begitu juga
20
sebaliknya. Ketika opini publik terhadap perusahaan baik maka posisi
perusahaan di mata publik juga baik (Maya & Diah, 2018).
Pengukuran kinerja lingkungan dapat dilakukan dengan empat macam,
yaitu AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan), PROPER, ISO
(ISO 14001 untuk sistem manajemen lingkungan dan ISO 17025 untuk
sertifikasi uji lingkungan dari lembaga independen) dan GRI (Global
Reporting Initiative). Dalam penelitian ini, indikator kinerja lingkungan yang
digunakan adalah PROPER atau Program Penilaian Peringkat Kinerja
Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan.
Program ini dikembangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup sejak
tahun 2002, yang awalnya dikenal dengan sebutan PROPER PROKASIH
(PROPER Program Kali Bersih). Penerapam program ini merupakan upaya
Kementerian Lingkungan Hidup untuk menerapkan sebagian dari prinsip-
prinsip good governance (transparansi, berkeadilan, akuntabel dan melibatkan
masyarakat) dalam pengelolaan lingkungan. Pelaksanaan PROPER juga
memiliki beberapa sasaran diantaranya adalah menciptakan lingkungan hidup
yang baik, mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan, menciptakan
ketahanan sumber daya alam dan mewujudkan iklim dunia usaha yang
kondusif dan ramah lingkungan.
Program ini dilakukan secara terintegrasi dengan melibatkan berbagai
stakeholder. Mulai dari tahapan penyusunan kriteria penilaian PROPER,
pemilihan perusahaan, penentuan tingkat, sampai pada pengumuman
21
peringkat kinerja kepada publik. Secara umum pemilihan perusahaan peserta
PROPER adalah dengan kriteria sebagai berikut:
a. Perusahaan yang mempunyai dampak penting terhadap lingkungan
b. Perusahaan yang mempunyai dampak pencemaran dan kerusakan
lingkungan yang besar
c. Perusahaan publik yang terdaftar di pasar modal dalam dan luar negeri
d. Perusahaan yang berorientasi ekspor
Untuk penilaian kinerja perusahaan atau peringkat PROPER akan
dikelompokkan ke dalam lima warna peringkat dengan tujuh kategori.
Perusahaan dengan kinerja lingkungan yang paling baik mendapatkan
peringkat emas dan hijau, kemudian biru, merah dan kinerja lingkungan
terburuk adalah peringkat hitam. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 7 tahun 2008, kriteria pemeringkatan tersebut
sebegai berikut:
Tabel 2.1 Peringkat PROPER
Peringkat Warna Definisi
Emas Untuk usaha dan atau kegiatan yang telah secara
konsisten menunjukkan keunggulan lingkungan
(environmental exellency) dalam proses produksi dan atau
jasa, melaksanakan bisnis beretika dan bertanggung
jawab terhadap masyarakat.
Hijau Untuk usaha danatau kegiatan yang telah melakukan
pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan
dalam peraturan melalui pelaksanaan sistem pengelolaan
lingkungan, pemanfaatn sumber daya secara
efisienmelalu upaya 4R (Reduce, Reuse, Recycle dan
Recovery) dan melakukan tanggung jawab sosial (CSR).
22
Biru Untuk usaha dan atau kegiatan yang telah melakukan
upaya pengelolaan lingkungan yang dipersyaratkan sesuai
dengan ketentuan dan atau peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Merah Upaya pengelolaan lingkungan dilakukan belum sesuai
dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan dan dalam tahapan pelaksanaan
sanksi administrasi
Hitam Untuk usaha dan atau kegiatan yang sengaja melakukan
perbuatan atau melakukan kelalaian yang mengakibatkan
pencemaran dan atau kerusakan lingkungan serta
pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan
yang berlaku atau tidak melaksanakan sanksi
administrasi.
Sumber: Kementerian Lingkungan Hidup
7. Ukuran Perusahaan
Secara umum, ukuran perusahaan dapat diartikan sebagai suatu besar atau
kecilnya suatu objek. Kusumo & Darmawan (2016) Ukuran perusahaan juga
menunjukkan besar atau kecilnya kekayaan (asset) yang dimiliki dan
bertujuan untuk membedakan secara kuantitatif antara perusahaan besar (large
firm) dengan perusahaan kecil (small firm) yang dapat mempengaruhi
kemampuan manajemen untuk mengoperasikan perusahaan dengan berbagai
situasi dan kondisi yang dihadapinya.
Di dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 pasal 6 ukuran
perusahaan dikelompokkan ke dalam empat kategori yaitu usaha mikro, kecil,
dan usaha menengah yang memiliki kriteria masing-masing, yaitu:
1. Usaha Mikro, yaitu usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak
Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah
23
danbangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan paling
banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
2. Usaha Kecil, yaitu usaha yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.
50.000.000,0 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
3. Usaha Menengah, yaitu usaha yang memiliki kekayaan bersih lebih dari
Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan
paling banyak Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah)
Perusahaan besar memiliki risiko yang lebih rendah daripada perusahaan
kecil. Hal ini dikarenakan perusahaan menengah cenderung besar memiliki
kontrol yang lebih baik terhadap kondisi pasar, sehingga mereka mampu
menghadapi persaingan ekonomi. Selain itu ukuran perusahaan turut
menentukan tingkat kepercayaan investor. Semakin besar perusahaan, maka
semakin dikenal oleh masyarakat yang artinya semakin mudah untuk
mendapatkan informasi yang akan meningkatkan nilai perusahaan. Seperti
perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang telah
24
memiliki total aktiva besar sehingga menarik investor untuk menanamkan
modalnya di perusahaan tersebut.
Anggi Choirun Nisa, Anik Malikah, (2020) menyatakan bahwa
perusahaan yang dikenal masyarakat luas dan memiliki dampak besar
terhadap lingkungan akan mengungkapkan lebih banyak informasi sosial.
Apabila dikaitkan dengan teori legitimasi, hal tersebut dilakukan perusahaan
untuk melegitimasi kegiatan operasinya danmenurunkan tekanan dari para
aktivis sosial dan lingkungan. Karena jika dampak yang diterima masyarakat
cenderung negative maka akan lahir tuntutan kepada perusahaan yang
menyebabkan meningkatnya biaya politis.
Terdapat beberapa proksi yang digunakan untuk menilai besar kecilnya
ukuran perusahaan seperti total aktiva, nilai pasar saham, total penjualan,
jumlah laba dan lain-lain. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan
total aset sebagai tolak ukur penilaian ukuran perusahaan.
25
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Berikut penelitian-penelitian yang menjadi sumber referensi dalam penelitian ini
Tabel 2.2 Hasil Penelitian Terdahulu
No Penelitian (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1 (Wardhana, 2017) Pengaruh Biaya
Lingkungan dan
Kinerja Lingkungan
dalam Memoderasi
Profitabilitas terhadap
Nilai Perusahaan
Variabel Independen
Biaya Lingkungan
dan Kinerja
Lingkungan
Variabel Dependen
Profitabilitas
Pengukuran Biaya
Lingkungan
Proksi Profitabilitas
Tahun sampel
Sampel perusahaan
Profitabilitas mampu memoderasi Nilai
perusahaan, Biaya Lingkungan tidak
mampu memoderasi Profitabilitas
terhadap Nilai Perusahaan, Kinerja
Lingkungan mampu memoderasi
Profitabilitas terhadap Nilai
Perusahaan.
2 (Buana & Nuzula,
2017)
Pengaruh
Environmental Cost
terhadap Profitabilitas
dan Nilai Perusahaan
Variabel Independen
Environmental Cost
Variabel Dependen
Profitabilitas
Proksi
Environmental Cost
Proksi Profitabilitas
Tahun sampel
Sampel Perusahaan
Environmental Cost berpengaruh
signifikan negative terhadap ROA dan
NPM, Environmental Cost tidak
berpengaruh signifikan terhadap ROE,
PER dan Nilai Perusahaan.
3 (Putri et al., 2019) Dampak Penerapan
Green Accounting dan
Kinerja Lingkungan
terhadap Profitabilitas
Variabel Independen
Kinerja Lingkungan
Variabel Dependen
Profitabilitas
Variabel Independen
Green Accounting
Proksi Profitabilitas
Tahun sampel
Green Accounting dan Kinerja
Lingkungan berpengaruh signifikan
terhadap Profitabilitas.
26
No Penelitian (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Perusahaan
manufaktur di Bursa
Efek Indonesia
Sampel Perusahaan
4 (Sulistiawati &
Dirgantari, 2017)
Analisis Pengaruh
Penerapan Green
Accounting terhadap
Profitabilitas pada
Perusahaan
Pertambangan yang
terdaftar di Bursa Efek
Indonesia
Variabel Independen
Kinerja Lingkungan
Variabel Dependen
Profitabilitas
Sampel Perusahaan
Variabel Independen
Green Accounting
Tahun sampel
Kinerja Lingkungan berpengaruh
positif terhadap Profitabilitas,
Pengungkapan Lingkungan/Green
Accounting tidak berpengaruh
terhadap Profitabilitas.
5 (Hasanah &
Destalia, 2018)
Pengaruh
Pengungkapan Biaya
Lingkungan Sesuai
PSAK 33 dan
Peraturan Pemerintah
Nomor 78 Tahun 2010
terhadap Kinerja
Keuangan pada
Perusahaan
Variabel Independen
Biaya Lingkungan
Variabel Dependen
Profitabilitas
Sampel Perusahaan
Proksi standar dari
PSAK 33 dan
Peraturan Pemerintah
No. 78 tahun 2010
Tahun sampel
Terdapat pengaruh positif antara
variabel biaya pengelupasan tanah dan
pengelolaan lingkungan hidup akibat
produksi terhadap ROI, dan tidak
terdapat pengaruh untuk variabel biaya
lingkungan hidup akibat eksplorasi dan
evaluasi serta biaya reklamasi dan
penutupan tambang terhadap ROI.
27
No Penelitian (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Pertambangan yang
terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode
2013-2015
6 (Dewata et al., 2018) Pengaruh Biaya
Lingkungan,
Kepemilikan Asing
dan Political Cost
terhadap Kinerja
Perusahaan
Pertambangan di
Indonesia
Variabel Independen
Biaya Lingkungan
Sampel Perusahaan
Variabel Independen
Kepemilikan Asing
Variabel Independen
Political Cost
Variabel Dependen
Kinerja Perusahaan
Tahun sampel
Secara parsial Biaya Lingkungan
berpengaruh negatif, Kepemilikan
Asing dan Political Cost tidak
berpengaruh terhadap Kinerja
Perusahaan. Namun secara simultan
Biaya Lingkungan, Kepemilikan Asing
dan Political Cost berpengaruh
signifikan.
7 (Hamzah, 2016) Pengaruh Biaya
Lingkungan,
Corporate Social
Responsibility
terhadap Kinerja
Keuangan dan Kinerja
Lingkungan sebagai
Variabel Intervening
Variabel
Independen Biaya
Lingkungan
Variabel
Independen CSR
Variabel Dependen
Kinerja Keuangan
Variabel
Intervening
Kinerja
Lingkungan
Sampel
Biaya Lingkungan berpengaruh
negative dan tidak memiliki pengaruh
dengan Kinerja Keuangan melalui
Kinerja Lingkungan, CSR berpengaruh
positif dan tidak memiliki pengaruh
dengan Kinerja Keuangan melalui
Kinerja Lingkungan.
28
No Penelitian (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Perusahaan
Tahun sampel
8 (Ningtyas &
Triyanto, 2019)
Pengaruh Kinerja
Lingkungan dan
Pengungkapan
Lingkungan terhadap
Profitabilitas
Perusahaan
Variabel
Independen
Kinerja
Lingkungan
Sampel
Perusahaan
Variabel
Independen
Pengungkapan
Lingkungan (CSR)
Variabel Dependen
Profitabilitas
(EPS)
Tahun sampel
Kinerja Lingkungan dan
Pengungkapan Lingkungan
berpengaruh simultan terhadap
Profitabilitas. Namun secara parsial
Kinerja Lingkungan tidak berpengaruh
terhadap Profitabilitas, Pengungkapan
Lingkungan berpengaruh terhadap
Profitabilitas.
9 (Ratnasari, 2016) Pengaruh Leverage,
Ukuran Perusahaan
Terhadap Profitabilitas
pada Perusahaan
Otomotif di BEI
Variabel
Independen
Ukuran
Perusahaan
Variabel Dependen
Profitabilitas
Leverage berpengaruh signifikan dan
negative terhadap profitabilitas,
Ukuran Perusahaan secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas.
29
No Penelitian (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
10 (Sukadana &
Triaryati, 2018)
Pengaruh
Pertumbuhan
Penjualan, Ukuran
Perusahaan dan
Leverage terhadap
Profitabilitas pada
Perusahaan Food and
Beverage BEI
Variabel
Independen
Ukuran
Perusahaan
Variabel Dependen
Profitabilitas
Pertumbuhan penjualan secara parsial
berpengaruh positif signifikan, Ukuran
Perusahaan secara parsial berpengaruh
negative signifikan dan Leverage
secara parsial berpengaruh negative
signifikan.
11 (Kusumo &
Darmawan, 2016)
Pengaruh Perputaran
Modal Kerja, Ukuran
Perusahaan dan
Diversifikasi Terhadap
Profitabilitas
Variabel
Independen
Ukuran
Perusahaan
Variabel
Dependen
Profitabilitas
Variabel
Independen
Perputaran Modal
Perputaran modal dengan proksi
Modal Kerja tidak berpengaruh
signifikan terhadap Profitabilitas.
Ukuran Perusahaan berpengaruh
positif signifikan terhadap
Profitabilitas. Secara simultan
perputaran modal kerja, Ukuran
Perusahaan dan Diversifikasi
Profitabilitas yang diproksikan ROA
berpengaruh signifikan.
12 (Ladyve et al., 2020) Pengaruh Kinerja
Lingkungan, Biaya
Lingkungan dan
Ukuran Perusahaan
Variabel
Independen
Kinerja
Lingkungan
Variabel Dependen
Kinerja Keuangan
Sampel
Perusahaan
Kinerja Lingkungan yang diproksikan
PROEPR berpengaruh signifikan
terhadap Kinerja Keuangan yang
diproksikan oleh ROA. Biaya
30
No Penelitian (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan
yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia
Tahun 2015-2018
Variabel
Independen Biaya
Lingkungan
Variabel
Independen
Ukuran
Perusahaan
Manufaktur di BEI Lingkungan yang diproksikan dengan
Cost dibagi Profit berpengaruh
signifikan terhadap Kinerja Keuangan.
Ukurangan Perusahaan berpengaruh
signifikan terhadap Kinerja Keuangan.
Keseluruhan variabel independen
berpengaruh secara simultan signifikan
terhadap Kinerja Keuangan.
13 (Li et al., 2017) Corporate
Environment
Performance,
Enviromental
Information Disclosure
and Financial
Performance:
Evidence from China
Variabel
Independen
Kinerja
Lingkungan
Variabel
Independen
Pengungkapan
Lingkungan
Variabel Dependen
Kinerja Keuangan
Terdapat hasil Nonlinier berbentuk U
antara Kinerja Lingkungan Perusahaan
dan Pengungkapan Informasi
Lingkungan. Kinerja Lingkungan tidak
berpengaruh signifikan terhadap
Kinerja Keuangan. Pengungkapan
Informasi Lingkungan berpengaruh
negative terhadap Kinerja Keuangan
14 (Brogi & Lagasio,
2019)
Enviromental, Social
and Governance and
Company Profitability:
Are Financial
Intermediaries
Different?
Variabel
Dependen
Profitabilitas
Variabel
Independen
Lingkungan
Variabel
Independen yang
melibatkan lingkup
sosial dan
pemerintahan
Sampel yang
Terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan antara Lingkungan, Sosial
dan Pemerintahan terhadap
Profitabilitas Perusahaan.
31
No Penelitian (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
digunakan
Perusahan Industri,
Bank dan
Perusahaan
Asuransi
32
C. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran
Pengaruh Ukuran Perusahaan, Biaya Lingkungan dan Kinerja Lingkungan
Terhadap Profitabilitas Perusahaan
Basis Teori: Teori Stakeholder, Teori Legitimasi, Teori Persinyalan
Biaya Lingkungan (X2)
Kinerja Lingkungan (X2)
Profitabilitas
(ROI) (Y)
Metode Analisi: Analisi Regresi Berganda
Hasil yang diharapkan
Kesimpulan, Implikasi, Saran dan Keterbatasan
Ukuran Perusahaan (X1)
33
D. Perumusan Hipotesis
1. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas
Ukuran Perusahaan adalah suatu skala yang menentukan besar
kecilnya perusahaan, bias dilihat dari equity, nilai penjualan, jumlah
karyawan dan nilai total aktiva atau asset yang merupakan variabel
pengukur tuntutan pelayanan atau organisasi. (Pangestuti & Oetomo,
2016) menyatakan bahwa semakin besar asset suatu perusahaan maka
laba yang akan didapat akan besar pula. Karena asset yang dimiliki
digunakan oleh perusahaan untuk aktivitas operasional dengan tujuan
memperoleh laba.
Perusahaan besar memiliki kontrol yang lebih baik terhadap kondisi
pasar sehingga mereka mampu menghadapi persaingan ekonomi. Hal ini
dikarenakan ukuran perusahaan yang besar dicerminkan oleh tingkat
penjualan atau profit yang besar pula sehingga perusahaan mampu
berkembang secara baik dan cepat. Oleh karena itu para investor pun akan
merespon positif dan nilai perusahaan juga operasional perusahaan akan
meningkat.
Maka perlu digaris bawahi bahwa ukuran perusahaan mencerminkan
kinerja keuangan suatu perusahaan yang akan berdampak pada perputaran
profitabilitas perusahaan. Seperti penelitian yang dilakukan oleh (Ladyve
et al., 2020) bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh dampak positif
yang signifikan terhadap kinerja keuangan atau profitabilitas secara nyata.
34
H1: Ukuran Perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap
Profitabilitas
2. Pengaruh Biaya Lingkungan terhadap Profitabilitas
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 33
biaya lingkungan hidup dibagi menjadi dua yaitu biaya pengelolaan akibat
produksi dan biaya pengelolaan hidup akibat eksplorasi dan evaluasi. Dan
sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 78 tahun 2010 perusahaan
perlu mengungkapkan biaya reklamasi pasca tambang, hal ini dikuatkan
dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 18 tahun 2018 bahwa
perusahaan yang akan melakukan eksplorasi lahan tambang wajib
menyerahkan rencana reklamasi dan penutupan pasca tambang serta dana
jaminan.
Penelitian ini melandasi hubungan antar biaya lingkungan terhadap
profitabilitas perusahaan dengan teori stakeholder dan legitimasi. Kedua
teori ini merupakan perpaduan dimana kontak sosial terjadi antara
masyarakat yang berperan sebagai stakeholder dan perusahaan yang
menjadi penanggung jawab dalam mendapatkan hak legitimasi atas
keberlangsungan usaha. Dalam hal ini biaya lingkungan yang dilaporkan
dalam annual report menjadi salah satu cara yang menjembatani
keduanya.
Perusahaan saat ini masih menganggap bahwa biaya lingkungan
hanyalah menjadi tambahan pengeluaran dana bagi perusahaan yang
akhirnya akan menjadi akun pengurang laba bagi perusahaan. Padahal
35
adanya alokasi biaya untuk pengelolaan lingkungan menunjukkan
konsistensi kepedulian lingkungan yang dilakukan perusahaan sehingga
membangun kepercayaan masyarakat akan tanggung jawab sosial
perusahaan (Oktorina, 2018). Oleh karena itu elemen biaya tersebut perlu
diungkapkan dalam laporan keuangan perusahaan, karena semakin tinggi
kegiatan industry yang dijalankan maka semakin meningkat pula dampak
kerusakan lingkungan yang akan dihadapi.
Berdasarkan aturan yang berlaku dan kesimpulan dari hasil penelitian
terdahulu, maka dapat ditarik suatu hipotesis sebagai berikut:
H2: Biaya Lingkungan berpengaruh positif signifikan terhadap
Profitabilitas
3. Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Profitabilitas
Kinerja lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan perusahaan tingkat produksi
atau industrial tinggi seperti perusahaan pertambangan, yang dampaknya
terhadap lingkungan sangat besar. Partisipasi aktif dalam PROPER
merupakan aktivitas perusahaan yang sesuai dengan teori stakeholder dan
legitimasi yang menegaskan bahwa perusahaan dengan masyarakat harus
dapat menciptakan keselarasan. Investor cenderung akan melakukan
pengambilan keputusan dengan melihat faktor-faktor yang menurut
mereka akan menghasilkan nilai tambah dan mengurangi risiko imej
perusahaan di masa depan.
36
Dalam penelitiannya, (Prajapati et al., 2017) menjelaskan bahwa
secara parsial kinerja lingkungan berpengaruh positif terhadap
profitabilitas dengan nilai signifikan sebesar 0,018. Hal ini membuktikan
semakin baik kinerja lingkungan maka akan direspon positif oleh
masyarakat dan investor selaku bagian dari stakeholder sehingga akan
meningkatkan kepercayaan dalam jangka panjang. Hasil ini sejalan
dengan penelitian dari (Putri et al., 2019) semakin baik kinerja
lingkungan membuktikan semakin besar tingkatan PROPER, mampu
menaikkan profitabilitas.
Berdasarkan pengungkapan dan hasil kesimpulan dari penelitian
terdahulu, maka dapat ditarik suatu hipotesis sebagai berikut:
H3: Kinerja Lingkungan berpengaruh positif signifikan terhadap
Profitabilitas.
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa hubungan yang digunakan
untuk menjelaskan pengaruh variabel independen yaitu biaya lingkungan dan
kinerja lingkungan terhadap profitabilitas sebagai variabel dependen. Peneliti
memilih perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) karena perusahaan di BEI mempunya kewajiban untuk menyajikan
laporan keuangan tahunan kepada stakeholder, sehingga peneliti mampu
memperoleh data sampel yang representative.
Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan di bidang pertambangan
yang telah terdaftar di BEI periode 2015-2019. Peneliti memilih perusahaan
pertambangan dikarenakan besarnya dampak yang diberikan oleh bidang ini
akibat dari eksplorasi lahan tambang, dan masih banyaknya perusahaan
pertambangan yang belum mengungkapkan biaya dan kinerja lingkungannya
secara konsisten. Dalam hal ini biaya lingkungan yang menjadi fokus
penelitian adalah biaya reklamasi dan penutupan pasca tambang serta untuk
kinerja lingkungan digunakan indikator PROPER.
38
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi adalah keseluruhan kelompok orang, kejadian atau hal dan minat
yang ingin peneliti investigasi. Populasi yang diambil dalam penelitian ini
adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sedangkan
sampelnya adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI mulai tahun
2015 sampai dengan 2019.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling.
Menurut (Gujarati & Econometrics, 2004), pemilihan sekelompok subjek
dalam purposive sampling didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang
mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah
diketahui sebelumnya. Metode ini dipilih oleh peneliti juga dikarenakan
dipandang sampel yang relevan dengan desain penelitian dan mudah didapat
sesuai pertimbangan peneliti.
Tabel 3.1
Kriteria Pemilihan Sampel
Keterangan Jumlah
Perusahaan pertambangan terdaftar di BEI periode tahun 2015-
2019 dan tidak delisting dalam periode tersebut
48
Perusahaan pertambangan yang tidak melaporkan atau
mencantumkan biaya reklamasi/provisi dan atau biaya penutupan
lahan tambang/restorasi
(21)
Perusahaan pertambangan yang tidak mengikuti PROPER
periode tahun 2015-2019
(17)
Total perusahaan pertambangan yang memenuhi kriteria 10
Berdasarkan kriteria, terdapat 10 perusahaan yang memenuhi kriteria
sampel. Berikut ini merupakan daftar perusahaan pertambangan yang menjadi
sampel dalam penelitian ini:
39
Tabel 3.2
Perusahaan Pertambangan yang Menjadi Sampel
No Kode Nama Perusahaan
1 ADRO PT. Adaro Energy Tbk.
2 ANTM PT. Aneka Tambang Tbk.
3 INCO PT. Vale Indonesia Tbk.
4 MEDC PT. Medco Energi Internasional Tbk.
5 PTBA PT. Bukit Asam Tbk.
6 TINS PT. Timah Tbk.
7 ENRG PT. Energi Mega Persada Tbk.
8 IFSH PT. Ifishdeco Tbk.
9 MBAP PT. Mitrabara Adiperdana Tbk.
10 PSAB PT. J Resources Asia Pasifik Tbk.
Sumber: http://www.idx.co.id (diolah) dan https://proper.menlhk.go.id/
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Peneliti
memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui
dua cara yaitu studi kepustakaan.
1. Dokumentasi
Mengumpulkan data dengan mencatat dokumen yang berkaitan dengan
penelitian ini, terutama yang berhubungan dengan variabel yang diteliti.
2. Studi Pustaka
Dalam memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang
diteliti peneliti mendapatkan melalui buku, jurnal, skripsi, tesis, internet
dan perangkat lain. Penelitian ini didasari dari data berupa jurnal-jurnal
akuntansi, dan mengunduh langsung laporan keuangan perusahaan
pertambangan yang terdaftar di BEI melalui situs resmi BEI yaitu
www.idx.co.id, situs resmi perusahaan.
40
D. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang
digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya.
1. Variabel Independen (X)
Variabel independen adalah variabel yang menjadi penyebab
variabel dependen. Dalam penelitian ini variabel independennya adalah
Ukuran Perusahaan (Ln), Biaya Lingkungan dan Kinerja Lingkungan
(PROPER). Peneliti melihat apakah dengan ukuran perusahaan mampu
mempengaruhi kinerja keuangan secara signifikan. Karena semakin besar
perusahaan terutama yang bergerak dalam bidang pertambangan maka
akan semakin besar tanggung jawabnya terhadap lingkungan. Selain itu,
produksi dan pemanfaatan sumber daya pun akan menjadi sorotan para
stakeholder (Optical, 2013).
Kemudian peneliti juga menelisik apakah dalam pelaporan keuangan
tahunannya perusahaan mengungkapkan adanya Biaya Lingkungan.
Karena sesuai dengan PSAK Nomor 33 hal tersebut merupakan
kewajiban perusahaan agar tercipta transparansi, akuntabilitas dan
sinergitas dengan stakeholder. Dalam hal ini Biaya Lingkungan
ditunjukkan dengan biaya untuk reklamasi dan atau biaya penutupan
lahan pasca tambang yang disimpan sebagai dana jaminan rekening
deposito/cadangan akuntansi/bank garansi.
Untuk Kinerja Lingkungan, pengukuran yang digunakan adalah
PROPER. Dimana PROPER dianggap mampu menjadi salah satu faktor
41
yang dilihat oleh para investor maupun stakeholder lain. Selain itu,
perusahaan yang mengikuti PROPER pun dipandang memiliki
kredibilitas yang relatif bagus dalam pengungkapan kinerja
lingkungannya. Hal ini dikarenakan dalam PROPER perusahaan akan
digolongkan menjadi beberapa peringkat penilaian yang menjadi penentu
kualitas perusahaan dalam kinerja lingkungan.
2. Variabel Dependen (Y)
Penelitian ini menggunakan Profitabilitas sebagai variabel dependen.
Untuk pengukurannya peneliti memilih Return On Investment (ROI).
ROI merupakan salah satu dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Pengukuran ROI menurut Hanafi
(2010:42) adalah penilaian kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba bersih berdasarkan tingkat aset yang dimiliki oleh perusahaan dan
investor. Semakin tinggi nilai ROI makan semakin baik keadaan suatu
perusahaan (Azizah, 2015).
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Jenis
Variabel
Perhitungan
/Indikator
Skala
Pengukuran
Ukuran
Perusahaan
Independen Total Aset (Ln) Rasio
42
Biaya
Reklamasi
dan atau
Penutupan
Lahan Pasca
Tambang
Independen Dummy Skor 1 dan 0
berdasarkan
diungkapkan
atau tidak
dalam laporan
keuangan
PROPER Independen Skor berdasarkan
peringkat PROPER,
yaitu:
Emas = 5
Hijau = 4
Biru = 3
Merah = 2
Hitam = 1
Ordinal
Profitabilitas Dependen
ROI =
Rasio
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
E. Metode Analisis Data
1. Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran dan deskripsi suatu data
yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range kurtosis dan skewnes (Gujarati & Econometrics,
2004). Statistik deskriptif ditujukan untuk mengetahui data sampel.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji regresi liner berganda dapat dilakukan setelah model peelitian
telah memenuhi syarat, yakni lolos dari uji asumsi klasik. Uji asumsi
43
klasik diperlukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya penyimpangan
asumsi klasik atas persamaan regresi berganda yang digunakan.
Pengujian ini terdiri dari uji normalitas, multikolonieritas, autokorelasi
dan heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi, variabel dependen, variabel independen atau kedua-
duanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Jika variabel tidak
terdistribusi secara normal maka hasil uji statistik akan terdegradasi
(Ghozali, 2016).
Dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas data adalah
sebagai berikut:
1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan/atau mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola
distribusi normal, dan pada tabel Kolmogorov-smirnov
signifikansinya lebih dari 5% (>0,05) maka model regresi
memenuhi syarat normalitas. Jika data menyebar di sekitar garis
diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik
histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, dan pada tabel
Kolmogorov-smirnov signifikansinya kurang dari 5% (<0,05)
maka model regresi tidak memenuhi syarat normalitas (Mehta et
al., 2000)
44
2) Selain itu pengujian ini juga dapat dilihat melalui hasil dari nilai
Monte Carlo. Apabila nilai Monte Carlo sig (2-tailed) yang
dihasilkan lebih besar dari 0,05 maka residual berdistribusi
normal, dan sebaliknya jika nilai Monte Carlo yang dihasilkan
kurang dari 0,05 dapat dikatakan residual tidak terdistribusi
normal (Mehta et al., 2000).
b. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika
terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi.
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual
(kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi
lainnya. Dengan kata lain masalah ini ditemukan apabila kita
menggunakan data runtut waktu (Ghozali, 2016).
Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji run
test. Jika nilai Durbin Watson mendekati nilai 2, berarti tidak terjadi
autokorelasi (Sutopo, Yeri 2017).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas memiliki tujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi yang baik
45
adalah yang Homoskesdastisitas atau tidak terjadi
Heteroskesdastisitas. Kebanyakan data ini menghimpun data yang
mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang dan besar) (Ghozali, 2013).
Salah satu cara untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas
dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada
grafik scatterplot antara variabel dependen (terikat) dengan
residualnya. Apabila grafik yang ditunjukkan dengan titik-titik
tersebut membentuk suatu pola tertentu, maka telah terjadi
heterokesdastisitas dan apabila polanya acak serta tersebar, maka
tidak terjadi heteroskedastisitas. Deteksi adanya heteroskedastisitas
dengan melihat kurva heteroskedastisitas atau diagram pencar
(chart), dengan dasar pemikiran sebagai berikut:
1) Jika titik-titik terikat menyebar secar acak membentuk pola
tertentu yang beraturan (bergelombang), melebar kemudian
menyempit maka terjadi heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar baik di
bawah atau di atas 0 ada sumbu Y maka hal ini tidak terjadi
heteroskedastisitas.
d. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar satu atau semua variabel
bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi di antara variabel bebas atau tidak terjadi
46
multikolinear (Ghozali, 2016). Jika variabel bebas saling
berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel
orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesame
variabel bebas sama dengan nol (Sutopo, Yeri 2017)
Uji hipotesis yang digunakan dalam uji multikolinearitas adalah
sebagai berikut:
1) H0 : sampel data tidak terjadi masalah multikolinearitas
2) HA : sampel data terjadi masalahmultikolinearitas
Uji multikolinearitas dapat dilihat melalui nilai Variance
Inflation Factor (VIF) dengan ketentuan:
1) Jika centered VIF > 10,00, maka HA diterima dan H0 ditolak
2) Jika centered VIF < 10,00, maka H0 diterima dan HA ditolak
3. Uji Hipotesis
a. Uji Regresi Linier Berganda
Analisis yang digunakan dalam pengolahan data penelitian adalah
analisis regresi linier berganda. Uji regresi linier berganda atau
multiple linear regression digunakan untuk mengetahui arah dan
besarnya pengaruh dari variabel bebas yang jumlahnya lebih dari satu
terhadap variabel terikat (Ghozali, 2016).
Pengujian analisis linier berganda pada penelitian ini yaitu untuk
menguji apakah biaya lingkungan dan kinerja lingkungan dapat
mempengaruhi profitabilitas yang diukur oleh ROI.
Persamaan regresi penelitian ini adalah:
47
Y= α + βX1 + βX2 + e
Keterangan:
Y = Profitabilitas (ROI)
α = konstanta
β = koefisien regresi
X1 = Ukuran Perusahaan
X2 = Biaya reklamasi dan atau penutupan lahan pasca tambang
X3 = Kinerja Lingkungan
e = error
b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-
masing variabel independen secara parsial terhadap variabel
dependen. Dengan tingkat signifikansi sebesar 5% maka kriteria
pengujian atau dasar pengambilan keputusan adalah apabila nilai
signifikansi t < 0,05, berarti variabel independen secara parsial
berpengaruh terhadap variabel dependen. Namun apabila signifikansi t
> 0,05, berarti variabel independen secara parsial tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen (Ghozali, 2016).
c. Uji Statistik F
Uji statistik F bertujuan untuk mengathui apakah variabel
independen bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen
(Ghozali, 2013). Adapun hipotesis dalam uji statistik F, yaitu:
1) H0 = variabel independen bersama-sama tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen.
48
2) HA = variabel independen bersama-sama berpengaruh terhadap
variabel dependen.
Pengambilan keputusan dalam uji statistik F dapat dilihat melalui
kriteria:
a) Jika sig F > 0,05, maka H0 diterima dan HA ditolak
b) Jika sig. F < 0,05, maka H0 ditolak dan HA diterima
49
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini menganalisis pengaruh Ukuran Perusahaan, Biaya
Lingkungan dan Kinerja Lingkungan Terhadap Proftabilitas pada perusahaan
pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2015-2019. Dimana biaya
lingkungan diukur melalui pengungkapan biaya reklamasi dan atau penutupan
lahan pasca tambang, kinerja lingkungan melalui keikutsertaan dalam
PROPER dan profitabilitas melalui rasio ROI.
1. Analisis Statistik Desktiptif
Analisis statistik deskriptif akan memberikan gambaran atau
deskripsi data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata
(mean) dan standar devisiasi yang dihasilkan dari variabel penelitian.
Hasil analisis dengan statistic deskriptif menghasilkan data sebagai
berikut:
Tabel 4.1 Analisis Statistif Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
Ukuran Perusahaan
40 14.60 27.81 20.1745 4.14320
Biaya Lingkungan
40 .00 1.00 .8750 .33493
Kinerja Lingkungan
40 2.00 5.00 3.4750 .93336
Profitabilitas 40 -6.40 4.64 .6421 2.28555
Valid N (listwise) 40
Sumber: Data yang telah diolah
50
Berdasarkan tabel hasil statistik deskriptif diperoleh data sebayak
40 data observasi yang berasal dari perkalian peride 5 tahun penelitian
dari 2015 sampai 2019 dengan jumlah sampel sebayak 8 perusahaan.
Tabel 4.1 meggambarkan statistik deksriptif untuk variabel dependen
profitabilitas (ROI) dan variabel indepeden (LN, Biaya Lingkungan,
PROPER).
Hasil statistik deskriptif terhadap variabel independen Ukuran
Perusahaan yang diproksikan LN = Total Aset menunjukkan nilai
minimum 14,60 yaitu PT. Vale Indonesia Tbk, pada tahun 2017 dan nilai
maksimum 27, 81 yaitu PT. Ifishdeco Tbk, di tahun 2019 dengan nilai
rata-rata sebesar 20,1745 dan standar deviasi 4,14320.
Hasil statistik deskriptif terhadap variabel independen Biaya
Lingkungan yang diproksikan oleh metode dummy dengan melihat ada
atau tidaknya pengungkapan biaya lingkungan pada laporan keuangan
perusahaan menunjukkan nilai minimum 0,00 dan maksimum 0,001. Hal
ini dikarenakan hanya perusahaan PT. Ifishdeco Tbk, saja yang tidak
mengungkapkan adanya laporan biaya lingkungan di setiap tahunnya,
sedangkan ketujuh perusahaan sampel lain mengungkapkan dengan jelas
yang masuk pada kategori kewajiban. Untuk nilai rata-rata pada variabel
ini yaitu sebesar 0,8750 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,33493.
Hasil statistik deskriptif terhadap variabel independen Kinerja
Lingkungan yang diproksikan oleh PROPER yaitu menunjukkan nilai
minimum 2 dan untuk maksimum 5. Nilai 2 merupakan penilaian
51
PROPER yang didapat oleh perusahaan PT. Ifishdeco Tbk, pada tahun
2015-2019 sedangkan nilai 5 didapat dari penilaian beberapa perusahaan
seperti PT. Medco Energi Internasional Tbk, di tahun 2015-2017, PT.
Aneka Tambang Tbk, tahun 2016 dan 2017 juga PT. Adaro Energy Tbk,
di tahun 2018 dan 2019. Pada uji variabel ini nilai rata-rata berada pada
angka 3,4750 dengan standar deviasi sebesar 0,93336.
Hasil statistik deskriptif terhadap variabel dependen Profitabilitas
yang diproksikan ROI menunjukkan nilai minimum -6,40 yaitu PT.
Energi Mega Persada pada tahun 2016, nilai maksimum 4,64 untuk PT.
Adaro Energy Tbk. Pada variabel ini nilai rata-ratanya sebesar 0,6421
dengan standar deviasi 2,28555.
Hasil analisis statistik deksriptif menghasilkan seluruh variabel
independen memiliki nilai rata-rata yang lebih besar dibandingkan dengan
nilai standar deviasinya, yang berarti data kurang bervariasi. Hal ini
dikarenakan pada pengungkapan biaya lingkungan hanya satu perusahaan
atau sampel yang tidak mengungkapkan laporan keuangan mengenai
biaya lingkungannya, yaitu PT. Vale Indonesia, Tbk. Namun data tetap
dapat dikatakan terdistribusi normal karena didukung oleh hasil dari uji
Kolmogorov Smirnov yang menggunaka uji Monte Carlo.
52
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Tujuan dilakukan uji normalitas adalah untuk menguji apakah
dalam model regresi, residual memiliki distribusi normal. Cara yang
dilakukan untuk melihat normalitas adalah menggunakan grafik
histogram dan uji Kolmogorov smirnov (K-S). Grafik histogram
membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang
mendekati distribusi normal.
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas
Berdasarkan hasil di atas, histogram cenderung lebih condong
ke arah kanan ditunjukkan dengan nilai mean yang negatif. Maka
dapat disimpulkan bahwa data memiliki distribusi residual yang
tidak normal. Hal ini dikarenakan data yang kurang bervariasi dan
nilai rasio kurtosis yang berada di angka di luar range +2 dan -2
pada data yang tidak bervariasi yaitu sebesar 3, 7407. Namun nilai
53
skewness berada pada nilai positif dengan tetap berada pada range
+2 dan -2.
Tabel 4.2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 40
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation 1.98006837
Most Extreme Differences Absolute .159
Positive .083
Negative -.159
Test Statistic .159
Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. .236d
Sumber: data yang telah diolah
Untuk mengetahui apakah data normal atau tidak pada SPSS 25
dapat menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (Ghozali, 2018), dan
didapatkan hasil nilai uji Monte Carlo sebesar 0,236 sehingga dapat
diartikan bahwa data terdistribusi normal. Karena nilai signifikan
atas Monte Carlo ditentukan oleh nilai lebih besar dari 0,05 maka
residual berdistribusi normal.
Akan tetapi untuk hasil pada asymptotic sig. belum
menunjukkan nilai yang signifikan atau normal dikarenakan nilai
akhir yang didapat kurang dari 0,05. Namun menurut Mehta & Patel
(2012) persamaan asymptotic memiliki beberapa kelemahan yang
membuat hasil data menjadi semakin tidak normal pada data atau
sampel yang kecil. Sehingga hasil dari Monte Carlo dianggap lebih
akurat digunakan pada sampel yang kecil atau sedikit.
b. Uji Autokorelasi
Uji statistik yang digunakan dalam penelitian yaitu uji run test.
Jika nilai Durbin Watson mendekati nilai 2, maka tidak terjadi
54
autokorelasi (Gujarati & Econometrics, 2004). Hasil uji ini
didapatkan Durbin Watson sebesar 1,906 yang menunjukkan
bahwa angka tersebut mendekati dua, sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat autokorelasi pada tiap variabel independen
dalam penelitian.
Tabel 4.3 Hasil Uji Autokorelasi
c. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi pada penelitian ini ditemukan adanya korelasi antar
variable bebas (independen).
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolonieritas
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
Ukuran Perusahaan
Biaya Lingkungan
Kinerja Lingkungan
.579 1.726
.403 2.482
.621 1.611
Sumber: Data yang telah diolah
Hasil uji multikolonieritas pada penelitian ini menunjukkan
bahwa nilai dari tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10 untuk semua
variable yaitu Ukuran Perusahaan, Biaya Lingkungan dan Kinerja
Lingkungan. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
multikolonieritas atau terbebas dari multikolonieritas.
55
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu
pengamatan pada pengamatan lain. Pengujian heteroskedastisitas
pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan grafik
Scatterplot.
Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Data yang sudah diolah
Berdasarkan hasil output uji heteroskedastisitas dapat diketahui
bahwa titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar
angka 0 dan tidak berkumpul hanya di atas atau di bawah saja.
Kemudian penyebaran titik-titik data tidak berpola ataupun
membentuk pola bergelombang, menyempit dan melebar. Dengan
demikian dapat kita simpulkan bahwa tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas.
56
3. Uji Hipotesis
a. Uji Regresi Linier Berganda
Uji ini dilakukan untuk mengetahui arah dan besarnya pengaruh
dari variabel bebas yang jumlahnya lebih dari satu terhadap variabel
terikat (Gujarati, 2003). Pengujian analisis pada penelitian ini untuk
melihat seberapa pengaruh ukuran perusahaan, biaya lingkungan dan
kinerja lingkungan terhadap profitabilitas yang diukur oleh ROI.
Tabel 4.5 Koefisien Determinasi
Sumber: Data yang sudah diolah
Adjusted R menjelaskan seberapa besar kontribusi atau
pengaruh perubahan variabel independen terhadap perubahan
variabel dependen. Pada hasil uji ini dihasilkan nilai Adjusted R
sebesar 0,187 yang menunjukkan bahwa 18,7% perubahan variabel
dependen atau profitabilitas dikontribusikan oleh variabel
independent seperti ukuran perusahaan, biaya lingkungan dan kinerja
lingkungan dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain.
b. Uji Statistik F
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah semua
variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Selain itu
57
uji ini juga digunakan untuk menguji apakah model regresi dalam
penelitian baik/signifikan atau tidak baik/non signifikan.
Tabel 4.6 Hasil Uji F
ANOVAa Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 50.820 3 16.940 3.988 .015b
Residual 152.906 36 4.247 Total 203.726 39
Sumber: Data yang sudah diolah
Pada tabel 4.6 uji F dapat dilihat bahwa nilai F sebesar 3,988
dengan Sig. 0,015 yang merupakan lebih kecil dari 0,05. Maka dapat
disimpulkan bahwa model penelitian signifikan, sehingga dapat
digunakan untuk dilakukan hipotesa. Atau sama dengan Ukuran
Perusahaan, Biaya Lingkungan dan Kinerja Lingkungan, secara
bersama-sama berpengaruh terhadap Profitabilitas perusahaan
pertambangan.
b. Uji Statistik t (T Test)
Uji t dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual atau parsial dalam
menerangkan variasi variabel dependen pada tingkat signifikansi
0,05. Adapun hasil dari uji regresi secara parsial (uji t) dapat dilihat
pada tabel 4.7
Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik t
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 4.977 2.991 1.664 .105
UP -.268 .105 -.486 -2.564 .015
BL -3.315 1.552 -.486 -2.136 .040
KL 1.145 .449 .467 2.550 .015
58
Sumber: Data yang diolah
Hasil dari uji t menunjukkan tingkat signifikansi variabel
Ukuran Perusahaan sebesar 0,015 dan lebih kecil dari 0,05 yang
berarti bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap
Profitabilitas. Kemudian variabel Biaya Lingkungan signifikansinya
sebesar 0,040 juga lebih kecil dari 0,05, artinya Biaya Lingkungan
berpengaruh terhadap Profitabilitas. Dan signifikansi dari variabel
Kinerja Lingkungan adalah 0,015 < 0,05 maka Kinerja lingkungan
berpengaruh terhadap Profitabilitas.
59
B. Interpretasi Hasil
1. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas
Berdasarkan hasil pengujian variabel Ukuran Perusahaan memiliki
nilai sig sebesar 0,015 atau lebih kecil dari 0,05 yang menunjukkan bahwa
Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas.
Kemudian juga hasil dari uji F dapat disimpulkan variabel Ukuran
Perusahaan mempengaruhi Profitabilitas secara simultan.
Walaupun berpengaruh secara signifikan, terdapat hasil negatif pada
nilai t yaitu sebesar -2,564 yang berarti bahwa setiap kenaikan 1% total
aset akan menurunkan profitabilitas perusahaan senilai -2,564 dengan
asumsi variabel independen lain konstan. Dengan demikian secara parsial
ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
profitabilitas. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan
oleh (Juliana & Melisa, 2019)
Seperti yang dijelaskan oleh Nur’ainun & Lestari, (2017) bahwa
meneurut teori kritikal, bahwa semakin besar skala perusahaan maka
profitabilitas juga akan meningkat tetapi pada titik atau jumlah tertentu
ukuran perusahaan akhirnya akan menurunkan profit perusahaan.
Pengendalian terhadap sumber daya perusahaan seperti aset, teknologi
yang digunakan dan kekayaan intelektual atau tenaga ahli mampu menjadi
faktor yang memakan porsi besar dalam pengurangan nilai profitabilitas
perusahaan.
60
Perusahaan yang besar memiliki dampak yang besar pula terhadap
lingkungan dan masyarakat sehingga akan mengungkapkan lebih banyak
informasi dan kegiatan sosial. Apabila dikaitkan dengan teori legitimasi,
hal tersebut dilakukan perusahaan untuk melegitimasi kegiatan
operasional dan menurunkan tekanan dari para aktivis sosial dan
masyarakat. Sehingga perlu dilakukan pengeluaran biaya eksternal atau
sebagai bentuk tanggung jawab dan yang akan berakibat pada penurunan
profitabilitas.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Isbanah, 2013) yang sama-sama menyatakan bahwa ukuran perusahaan
secara parsial berpengaruh negatif secara signifikan terhadap
profitabilitas. Namun berbanding terbalik dengan penelitian (Ladyve et
al., 2020) dan (Ciriyani & Putra, 2016) yang menyatakan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara ukuran perusahaan dan profitabilitas.
2. Pengaruh Biaya Lingkungan Terhadap Profitabilitas
Dilihat dari hasil pengujian uji t pada variabel Biaya Lingkungan,
didapatkan hasil nilai signifikasi 0,040. Nilai signifikansi menunjukkan
bahwa 0,040 < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa Biaya Lingkungan
memiliki pengaruh signifikan terhadap Profitabilitas. Namun nilai t
sebesar -2,136 menunjukkan hasil negatif, sehingga disimpulkan bahwa
kenaikan biaya lingkungan menurunkan atau mempengaruhi profitabilitas.
Dari perspektif analisis biaya, ketika biaya lingkungan dijadikan
sebagai suatu bentuk kewajiban periodik maka beban perusahaan akan
61
meningkat. Akibatnya, laba akan menurun dan mempengaruhi tingkat
profitabilitas perusahaan. Hal ini disebabkan meskipun biaya tanggung
jawab sosial dan lingkungan telah dikeluarkan, manfaat ekonomis dari
pengorbanan biaya tersebut tidak langsung dirasakan (Wardhana, n.d.)
Biaya lingkungan secara umum meliputi keseluruhan biaya internal
dan eksternal dari langkah yang diambil atau harus diambil oleh
perusahaan untuk mengelola dampak lingkungan yang disebabkan oleh
aktifitas operasi perusahaan, dalam rangka pertanggung jawaban
lingkungan serta upaya untuk mematuhi aturan dan regulasi lingkungan
yang berlaku. Biaya ini diusahakan dengan mengoptimalkan pemakaian
sumber daya yang berorientasikan untuk mencegah atau mengurangi
barang sisa dan polusi. Biaya lingkungan yang menjadi fokus pada
penelitian ini adalah biaya reklamasi dan atau penutupan lahan pasca
tambang yang berbentuk jaminan seperti rekening deposito berjangka,
bank garansi, asuransi atau cadangan akuntansi.
Namun hingga saat ini realisasi reklamasi pada tahun 2019 baru
mencapai target 44,07% dari luas 7.000 ha. Eksekutif Asosiasi
Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengatakan
masih banyaknya lahan tambang yang belum direklamasi disebabkan
berbagai faktor, seperti harga komoditas yang rendah yang mengakibatkan
perusahaan menunda reklamasi dan kebanyakan memilih untuk mengubur
atau meninggalkan saja karena dinilai lebih ekonomis (Bisnis.com, 7/10).
62
Dalam konteks penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh (Hasanah & Destalia, 2018) bahwa biaya reklamasi penutupan
tambang memiliki pengaruh negatif terhadap ROI. Perencanaan biaya
yang dialokasikan untuk reklamasi penutupan tambang diperkirakan
melebihi dari hitungan laba perusahaan. Pernyataan ini diperkuat dengan
hasil penelitian dari (Dewata et al., 2018) bahwa biaya lingkungan
berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja perusahaan. Karena biaya
lingkungan yang dikeluarkan direncanakan dan dikeluarkan di awal belum
dapat dirasakan langsung pada periode tersebut.
Tetapi terdapat perbedaan pendapat bahwa jika perusahaan mampu
melakukan praktik operasional yang lebih efisien maka akan tercapai
sustainable corporate seperti hasil penelitian dari (Sulistiawati &
Dirgantari, 2017) yang menyatakan bahwa biaya lingkungan dengan
penerapan green accounting memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Begitu juga penelitian (Putri
et al., 2019) yang memproksikan green accounting dengan pengungkapan
biaya lingkungan, bahwa green accounting dan kinerja lingkungan
berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan.
63
3. Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Profitabilitas
Kinerja Lingkungan mendapatkan hasil untuk uji t hitung sebesar
2,550 dan nilai signifikansi 0,015 yang disimpulkan menjadi Kinerja
Lingkungan memiliki pengaruh terhadap Profitabilitas, dikarenakan nilai
signifikansi yang lebih kecil dari 0,05. (Ningtyas & Triyanto, 2019) juga
menyatakan hal yang sama dari penelitiannya di mana Kinerja Lingkungan
dan Pengungkapan Lingkungan berpengaruh secara simultan pada
Profitabilitas perusahaan.
Hasil ini diperkuat pula dengan (Brogi & Lagasio, 2019) bahwa
variabel lingkungan yang berfokus pada bagaimana sebuah perusahaan
concern pada tanggung jawab lingkungan dapat memberikan dampak
positif pada pertumbuhan profitabilitas perusahaan tersebut dikarenakan
meningkatnya legitimasi publik. (Sulistiawati & Dirgantari, 2017) lebih
spesifik meneliti mengenai akuntansi lingkungan juga menyatakan bahwa
kinerja lingkungan memiliki pengaruh positif terhadap keuangan
perusahaan.
Oleh karena itu dengan pengukuran PROPER pemerintah sangat
berharap agar setiap perusahaan lebih memperhatikan kinerja dan standar
yang ditentukan sebagai bentuk tanggung jawab lingkungan. Walaupun
alokasi dana yang digunakan untuk pelestarian dan menanggulangi
dampak lingkungan akan menambah biaya bagi perusahaan, namun tingkat
kepercayaan masyarakat dan investor akan lebih tinggi akibat dari tingkat
kerusakan lingkungan yang lebih rendah.
64
65
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Ukuran Perusahaan,
Biaya Lingkungan dan Kinerja Lingkungan terhadap Profitabilitas pada
perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2015-2019. Dari
ketiga hipotesis yang diajukan, tiga hipotesis diterima dan berpengaruh
signifikan. Walaupun ada sedikit kesenjangan data akibat dari kurangnya
variasi pada salah satu variabel, namun setelah melalui beberapa uji dapat
disimpulkan bahwa ketiga hipotesis dapat diterima. Berdasarkan hasil
penelitian didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Ukuran Perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap Profitabilitas
perusahaan pertambangan.
2. Biaya Lingkungan berpengaruh negatif signifikan terhadap Profitabilitas
perusahaan pertambangan.
3. Kinerja Lingkungan berpengaruh positif signifikan terhadap Profitabilitas
perusahaan pertambangan.
B. Saran
Peneliti menyadari adanya beberapa keterbatasan dalam penelitian ini,
maka peneliti mengemukakan beberapa saran yang dapat dipertimbangkan
bagi peneliti yang akan dating. Saran ini diharapkan dapat memberi
66
gambaran dan peluang bagi peneliti lain di masa yang akan dating untuk
melakukan penelitian yang lebih baik lagi, yaitu sebagai berikut:
1. Untuk penelitian selanjutnya, indikator penelitian dapat diganti dengan
proksi lain ataupun ditambah dengan variabel yang lebih beragam
dengan tingkat variasi data yang lebih banyak.
2. Mempertimbangkan sampel yang lebih luas dengan menambah sampel
penelitian atau objek penelitian dengan cakupan yang lebih luas. Agar
tidak mengalami kekurangan sampel, sehingga data yang terbuang pun
lebih sedikit dan lebih akurat.
3. Mencari variabel dependen lain yang lebih terikat dengan masalah
akuntansi lingkungan. Karena masih kurangnya penelitian yang
mengkaitkan dengan akuntansi lingkungan dan PSAK di Indonesia.
67
DAFTAR PUSTAKA
Anggi Choirun Nisa, Anik Malikah, S. A. A. (2020). Analisis Penerapan Green
Accounting Sesuai PSAK 57 dan Kinerja Lingkungan Terhadap Profitabilitas
Perusahaan Pertambangan. Jurnal Ilmiah Riset Akuntansi, 09(03), 15–26.
Azizah, A. (2015). ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
(PERBANDINGAN PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN
DAN DU PONT SYSTEM) (Studi pada PT. Unilever Indonesia, Tbk dan
Anak Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-
2013). Jurnal Administrasi Bisnis S1 Universitas Brawijaya, 25(2), 86207.
Bahri, S., & Cahyani, F. A. (2017). Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap
Corporate Financial Performance Dengan Corporate Social Responsibility
Disclosure Sebagai Variabel I Ntervening (Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei). Ekonika : Jurnal Ekonomi Universitas
Kadiri, 1(2), 117–142.
Brogi, M., & Lagasio, V. (2019). Environmental, social, and governance and
company profitability: Are financial intermediaries different? Corporate
Social Responsibility and Environmental Management, 26(3), 576–587.
Buana, V., & Nuzula, N. (2017). PENGARUH ENVIRONMENTAL COST
TERHADAP PROFITABILITAS DAN NILAI PERUSAHAAN (Studi Pada
Perusahaan Kimia First Section yang Terdaftar di Japan Exchange Group
Perode 2013 – 2015). Jurnal Administrasi Bisnis S1 Universitas
Brawijaya, 50(1), 46–55.
Chen, Y. C., Hung, M., & Wang, Y. (2018). The effect of mandatory CSR
68
disclosure on firm profitability and social externalities: Evidence from China.
Journal of Accounting and Economics, 65(1), 169–190.
Ciriyani, N. K., & Putra, I. M. P. D. (2016). Pengaruh ukuran perusahaan,
profitabilitas, dan umur perusahaan pada pengungkapan informasi
lingkungan. E-Jurnal Akuntansi, 17(3), 2091–2119.
Dewata, E., Jauhari, H., Sari, Y., & Jumarni, E. (2018). Pengaruh Biaya
Lingkungan, Kepemilikan Asing Dan Political Cost Terhadap Kinerja
Perusahaan Pertambangan Di Indonesia. Jurnal AKSI (Akuntansi Dan Sistem
Informasi), 3(2), 122–132.
Disclosures, G., Brooks, C., & Oikonomou, I. (2018). Forthcoming , British
Accounting Review 2018. November 2017, 1–41.
Frederiksen, T. (2018). Corporate social responsibility, risk and development in
the mining industry. Resources Policy, 59(August), 495–505.
Gennotte, G., & Trueman, B. (1996). The Strategic Timing of Corporate
Disclosures. Review of Financial Studies, 9(2), 665–690.
Ghozali, I. (n.d.). Aplikasi Analisis Multivariete SPSS 23.
Gujarati, D. N., & Econometrics, B. (2004). As in the previous three editions, the
primary objective of the fourth edition of. In New York.
Hamzah, A. (2016). PENGARUH BIAYA LINGKUNGAN. CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAN KINERJA
LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING. 13(2), 40–59.
Hasanah, J., & Destalia, M. (2018). Pengaruh Pengungkapan Biaya Lingkungan
Sesuai Psak 33 Dan Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 Terhadap
69
Kinerja Keuangan. Journal of Applied Business Administration, 1(2), 296–
304.
Isbanah, Y. (2013). Pengaruh Esop , Leverage , and Ukuran Perusahaan
Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Di Bursa Efek.
Juliana, A., & Melisa, M. (2019). ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PROFITABILITAS PERUSAHAAN DI INDONESIA
(Studi Kasus: Indek LQ45 Periode 2012-2016). Managament Insight: Jurnal
Ilmiah Manajemen, 13(1), 36–50.
Kusumo, C. Y., & Darmawan, A. (2016). Pengaruh Perputaran Modal Kerja,
Ukuran Perusahaan, Dan Diversifikasi Terhadap Profitabilitas (Studi Pada
Perusahaan Food And Beverage Yang Terdaftar Di Bei Periode 2013 –
2016). Jurnal Administrasi Bisnis, 57(1), 1–7.
Ladyve, G. M., Noor Shodiq Ask, & M. Cholid Mawardi. (2020). Pengaruh
Kinerja Lingkungan, Biaya Lingkungan, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Kinerja Keuangan Perusahaan Yang Terdaftar Di Bura Efek Indonesia Tahun
2015 - 2018. E-Jra, 09(06), 1–12.
Li, D., Zhao, Y., Sun, Y., & Yin, D. (2017). Corporate environmental
performance, environmental information disclosure, and financial
performance: Evidence from China. Human and Ecological Risk Assessment,
23(2), 323–339.
Mehta, C. R., Patel, N. R., & Senchaudhuri, P. (2000). Efficient Monte Carlo
Methods for Conditional Logistic Regression. Journal of the American
Statistical Association, 95(449), 99–108.
70
Meiyana, A., & Aisyah, M. N. (2019). Pengaruh Kinerja Lingkungan, Biaya
Lingkungan, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan Dengan
Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Intervening. Nominal:
Barometer Riset Akuntansi Dan Manajemen, 8(1), 1–18.
Ningtyas, A. A., & Triyanto, D. N. (2019). PENGARUH KINERJA
LINGKUNGAN DAN PENGUNGKAPAN LINGKUNGAN TERHADAP
PROFITABILITAS PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan
Pertambangan yang Terdaftar di BEI Tahun 2015-2017). Jurnal Akuntansi,
Audit Dan Sistem Informasi Akuntans, 3(1), 14–26.
Nur’ainun, U., & Lestari, R. (2017). Pengungkapan Akuntansi Lingkungan dan
Kinerja Keuangan ( Studi pada Perusahaan Tekstil yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun. Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable
Bussiness Practice, 107–116.
Oktorina, S. (2018). Kebijakan Reklamasi Dan Revegetasi Lahan Bekas Tambang
(Studi Kasus Tambang Batubara Indonesia). Al-Ard: Jurnal Teknik
Lingkungan, 4(1), 16–20.
Optical, B. (2013). r Fo Pe er Re vi r Fo Pe Re vi. 1–39.
Pangestuti, C. D. A., & Oetomo, H. W. (2016). Pengaruh Perputaran Modal Kerja,
Ukuran Perusahaan, Operating Leverage, Financial Leverage terhadap
Profitabilitas. Jurnal Ilmu Dan Riset Manajemen, 5(7), 1–18.
Prajapati, D. J., Garg, S., & Chauhan, N. C. (2017). Interesting association rule
mining with consistent and inconsistent rule detection from big sales data in
distributed environment. Future Computing and Informatics Journal, 2(1),
71
19–30.
Putri, A. M., Hidayati, N., & Amin, M. (2019). Dampak Penerapan Green
Accounting dan Kinerja Lingkungan Terhadap Profitabilitas Perusahaan
Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. E-JRA Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Islam Malang, 08(04), 149–164.
Ratnasari, L. (2016). PENGARUH LEVERAGE, LIKUIDITAS, UKURAN
PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN
OTOMOTIF DI BEI. Ilmu Dan Riset Manajemen, 5(6), 123.
S, M. M., Mukhzardfa, & A, E. D. P. (2018). Analisis Pengaruh Penerapan
Green Accounting Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Pada Celebrate The
Success Of Top 20 Companies In Asia). 14, 63–65.
Setiawan, W., H, L. B., & Pranaditya, A. (2018). Pengaruh Kinerja Lingkungan,
Biaya Lingkungan Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan
Dengan Corporate Social Responsibility (CSR) Sebagai Variabel Intervening
(Studi Kasus Perusahaan Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di Bursa. Journal Of Accounting 2018, VIII(1), 1–12.
Sukadana, I. K. A., & Triaryati, N. (2018). Pengaruh Pertumbuhan Penjualan,
Ukuran Perusahaan, Dan Leverage Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan
Food and Beverage Bei. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 7(11),
6239.
Sulistiawati, E., & Dirgantari, N. (2017). Analisis Pengaruh Penerapan Green
Accounting Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Pertambangan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Reviu Akuntansi Dan Keuangan,
72
6(1), 865–872.
Sutjipto, E., & Semarang, U. (2019). Intermediate accounting ii (Issue October).
Sutopo, Y. (n.d.). Statistik Inferensial.
Wardhana, P. K. (n.d.). Pengaruh Biaya Lingkungan dan Kinerja Lingkungan
Dalam Memoderasi Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan.
Zamfir, M., Manea, M. D., & Ionescu, L. (2016). Return on Investment –
Indicator for Measuring the Profitability of Invested Capital. Valahian
Journal of Economic Studies, 7(2), 79–86.
73
LAMPIRAN
74
LAMPIRAN I
Daftar Sampel Perusahaan Pertambangan Tahun 2015-2019
No Kode Tahun
Berdiri Nama Perusahaan
1 ADRO 1982 PT. Adaro Energy Tbk.
2 ANTM 1968 PT. Aneka Tambang Tbk.
3 INCO 1968 PT. Vale Indonesia Tbk.
4 MEDC 1980 PT. Medco Energi Internasional Tbk.
5 PTBA 1950 PT. Bukit Asam Tbk.
6 TINS 1976 PT. Timah Tbk.
7 ENRG 2001 PT. Energi Mega Persada Tbk.
8 IFSH 1971 PT. Ifishdeco Tbk.
9 MBAP 1992 PT. Mitrabara Adiperdana Tbk.
10 PSAB 2002 PT. J Resources Asia Pasifik Tbk.
75
No Kode Nama Perusahaan Tahun LN Biaya Lingkungan Y
1 ADRO PT ADARO ENERGY Tbk. 2015 15.60 1 4 Hijau 2.069
2 ANTM PT ANEKA TAMBANG Tbk. 2015 24.14 1 4 Hijau -5.701
3 INCO PT VALE INDONESIA Tbk. 2015 14.64 1 3 Biru 0.875
4 MEDC PT MEDCO ENERGI INTERNASIONAL Tbk. 2015 21.79 1 5 Emas -2.113
5 TINS PT TIMAH Tbk. 2015 16.04 1 3 Biru 0.338
6 ENRG PT ENERGI MEGA PERSADA Tbk. 2015 21.14 1 3 Biru -4.389
7 IFSH PT IFISHDECO Tbk. 2015 26.85 0 2 Merah 0.000
8 PSAB PT J RESOURCES ASIA PASIFIK Tbk. 2015 20.54 1 3 Biru 1.630
9 ADRO PT ADARO ENERGY Tbk. 2016 15.69 1 4 Hijau 3.665
10 ANTM PT ANEKA TAMBANG Tbk. 2016 24.12 1 5 Emas 0.293
11 INCO PT VALE INDONESIA Tbk. 2016 14.62 1 3 Biru 0.037
12 MEDC PT MEDCO ENERGI INTERNASIONAL Tbk. 2016 22.00 1 5 Emas 4.256
13 TINS PT TIMAH Tbk. 2016 16.07 1 3 Biru 1.001
14 ENRG PT ENERGI MEGA PERSADA Tbk. 2016 20.78 1 3 Biru -6.398
15 IFSH PT IFISHDECO Tbk. 2016 26.64 0 2 Merah 0.000
16 PSAB PT J RESOURCES ASIA PASIFIK Tbk. 2016 20.56 1 3 Biru 1.200
17 ADRO PT ADARO ENERGY Tbk. 2017 15.73 1 4 Hijau 4.635
18 ANTM PT ANEKA TAMBANG Tbk. 2017 24.12 1 5 Emas 0.495
19 INCO PT VALE INDONESIA Tbk. 2017 14.60 1 3 Biru -0.204
20 MEDC PT MEDCO ENERGI INTERNASIONAL Tbk. 2017 22.36 1 5 Emas 2.523
21 TINS PT TIMAH Tbk. 2017 16.29 1 3 Biru 1.774
22 ENRG PT ENERGI MEGA PERSADA Tbk. 2017 20.59 1 3 Biru 0.238
23 IFSH PT IFISHDECO Tbk. 2017 26.93 0 2 Merah 0.000
24 PSAB PT J RESOURCES ASIA PASIFIK Tbk. 2017 20.64 1 3 Biru 1.096
25 ADRO PT ADARO ENERGY Tbk. 2018 15.77 1 5 Emas 3.817
26 ANTM PT ANEKA TAMBANG Tbk. 2018 24.20 1 4 Hijau 3.786
27 INCO PT VALE INDONESIA Tbk. 2018 14.61 1 4 Hijau 1.599
28 MEDC PT MEDCO ENERGI INTERNASIONAL Tbk. 2018 22.38 1 3 Biru 0.064
29 TINS PT TIMAH Tbk. 2018 16.54 1 4 Hijau 0.458
30 ENRG PT ENERGI MEGA PERSADA Tbk. 2018 20.41 1 3 Biru 0.133
31 IFSH PT IFISHDECO Tbk. 2018 27.21 0 2 Merah 0.000
32 PSAB PT J RESOURCES ASIA PASIFIK Tbk. 2018 20.64 1 3 Biru 1.355
33 ADRO PT ADARO ENERGY Tbk. 2019 15.79 1 5 Emas 2.945
34 ANTM PT ANEKA TAMBANG Tbk. 2019 24.13 1 4 Hijau 0.311
35 INCO PT VALE INDONESIA Tbk. 2019 14.61 1 4 Hijau 1.294
36 MEDC PT MEDCO ENERGI INTERNASIONAL Tbk. 2019 22.52 1 3 Biru -0.134
37 TINS PT TIMAH Tbk. 2019 16.83 1 4 Hijau 2.104
38 ENRG PT ENERGI MEGA PERSADA Tbk. 2019 20.34 1 3 Biru 0.359
39 IFSH PT IFISHDECO Tbk. 2019 27.81 0 2 Merah 0.000
40 PSAB PT J RESOURCES ASIA PASIFIK Tbk. 2019 20.71 1 3 Biru 0.272
PROPER
LAMPIRAN II
Data Perhitungan Sampel
76
LAMPIRAN III
Hasil Output Data Statistik
Analisis Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
Ukuran Perusahaan
40 14.60 27.81 20.1745 4.14320
Biaya Lingkungan
40 .00 1.00 .8750 .33493
Kinerja Lingkungan
40 2.00 5.00 3.4750 .93336
Profitabilitas 40 -6.40 4.64 .6421 2.28555
Valid N (listwise) 40
Gradik Histogram
77
Uji Kolmogorov – Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 40
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation 1.98006837
Most Extreme Differences Absolute .159
Positive .083
Negative -.159
Test Statistic .159
Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. .236d
Uji Multikolonieritas
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
Ukuran Perusahaan
Biaya Lingkungan
Kinerja Lingkungan
.579 1.726
.403 2.482
.621 1.611
78
Uji Heterokedastisitas
Uji Statistik F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 50.820 3 16.940 3.988 .015b
Residual 152.906 36 4.247
Total 203.726 39
Uji Statistik T
Model
Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 4.977 2.991 1.664 .105
UP -.268 .105 -.486 -2.564 .015
BL -3.315 1.552 -.486 -2.136 .040
KL 1.145 .449 .467 2.550 .015