pengaruh manajemen laba riil, ukuran perusahaan ......manajemen laba riil, ukuran perusahaan,...

108
PENGARUH MANAJEMEN LABA RIIL, UKURAN PERUSAHAAN, LIKUIDITAS SAHAM, DAN PENGUNGKAPAN SUKARELA TERHADAP BIAYA MODAL EKUITAS Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memenuhi Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : MUHAMMAD ABDURRAHMAN FAJAR 1113082000032 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438H/2017

Upload: others

Post on 23-Oct-2020

8 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • PENGARUH MANAJEMEN LABA RIIL, UKURAN PERUSAHAAN,

    LIKUIDITAS SAHAM, DAN PENGUNGKAPAN SUKARELA

    TERHADAP BIAYA MODAL EKUITAS

    Skripsi

    Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memenuhi Gelar Sarjana Ekonomi

    Oleh :

    MUHAMMAD ABDURRAHMAN FAJAR

    1113082000032

    JURUSAN AKUNTANSI

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1438H/2017

  • ii

    PENGARUH MANAJEMEN LABA RIIL, UKURAN PERUSAHAAN,

    LIKUIDITAS SAHAM DAN PENGUNGKAPAN SUKARELA TERHADAP

    BIAYA MODAL EKUITAS

    Skripsi

    Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

    Oleh:

    MUHAMMAD ABDURRAHMAN FAJAR

    NIM. 1113082000032

    Di Bawah Bimbingan

    Pembimbing

    JURUSAN AKUNTANSI

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1438 H/2017

    Atiqah, SE., MS.AK

    NIP.19820120 200912 2 004

  • iii

    LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

    Hari ini Rabu, 07 Juni 2017 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:

    1. Nama : Muhammad Abdurrahman Fajar 2. NIM : 1113082000032 3. Jurusan : Akuntansi 4. Judul Skripsi : “PENGARUH MANAJEMEN LABA RIIL, UKURAN

    PERUSAHAAN, LIKUIDITAS SAHAM DAN PENGUNGKAPAN

    SUKARELA TERHADAP BIAYA MODAL EKUITAS”

    Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

    bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa

    mahasiswi tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk

    melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

    gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Jakarta, 07 Juni 2017

    1. Fitri Damayanti, SE., M.Si NIP.198107312006042003

    (...........................................)

    Penguji I

    2. Husnul Khotimah, SE., MS., Ak

    (............................................)

    Penguji II

  • iv

    LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

    Hari ini Kamis, 25 Januari 2018 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

    1. Nama : Muhammad Abdurrahman Fajar 2. NIM : 1112082000032 3. Jurusan : Akuntansi 4. Judul Skripsi : “PENGARUH MANAJEMEN LABA RIIL, UKURAN

    PERUSAHAAN, LIKUIDITAS SAHAM, DAN PENGUNGKAPAN

    SUKARELA TERHADAP BIAYA MODAL EKUITAS”

    Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

    bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa

    tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat

    untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Jakarta, 25 Januari 2018

    1. Hepi Prayudiawan, S.E., MM., Ak., CA ( ) NIP. 19720516 200901 1 006 Ketua

    2. Atiqah, SE., MS.AK. ( ) NIP.19820120 200912 2 004 Pembimbing

    3. Zuwesty Eka Putri, SE., M. AK. ( ) NIP. 19800416 200901 2 006 Penguji Ahli

  • v

    LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

    Yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : Muhammad Abdurrahman Fajar

    Nomor Induk Mahasiswa : 1113082000032

    Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

    Jurusan : Akuntansi/Keuangan

    Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

    1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan

    2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain 3. Tidak menggunakan karya ilmiah orang lain tanpa menyebutkan

    sumber asli atau tanpa menyebut pemilik karya

    4. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini

    Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah

    melalui pembuktian yang dapat di pertanggungjawabkan, ternyata memang

    ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap

    untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

    Jakarta, 28 Januari 2018

    Yang menyatakan,

    (Muhammad Abdurrahman Fajar)

  • vi

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    I. IDENTITAS DIRI

    1. Nama Lengkap : Muhammad Abdurrahman Fajar

    2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 11 Maret 1995

    3. Alamat : Jl. Baru RT 02/ RW 10 Kel. Baru, Kec.

    Pasar Rebo, Jakarta Timur, 13780

    4. Telepon : 083871450100

    5. Email : [email protected]

    II. PENDIDIKAN

    1. TK KARTIKA XII Tahun 2000-2001

    2. SDN BARU 08 PAGI Tahun 2001-2007

    3. SMPN 179 JAKARTA Tahun 2007-2010

    4. SMAN 98 JAKARTA Tahun 2010-2013

    5. S1 Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013-2018

    III. LATAR BELAKANG KELUARGA

    1. Ayah : Karsono

    2. Ibu : Novie Fiska Yanti

    3. Anak Ke- dari : 1 dari 2 bersaudara

  • vii

    THE INFLUENCE OF REAL EARNING MANAGEMENT, COMPANY SIZE,

    STOCK LIQUIDITY AND VOLUNTARY DISCLOSURE ON COST OF

    CAPITAL

    ABSTRACT

    The purpose of this research is to find the influence of real earnings

    management activities, firm size, stock liquidity and voluntary disclosure to a

    firm’s cost of equity capital.

    This research was using samples as many as 20 firm’s annual financial

    reports during 2014-2016. Sample determination method used in this research is

    purposive sampling. The hypothesis in this research was tested using multiple

    regression analysis.

    The results of this research indicate that stock liquidity has a significant

    effect on the cost of equity capital. While the real earnings management activities,

    firm size, and voluntary disclosure has no significant effect on the cost of equity

    capital.

    Keywords : real earnings management, firm size, stock liquidity, voluntary

    disclosure,cost of equity capital

  • viii

    PENGARUH MANAJEMEN LABA RIIL, UKURAN PERUSAHAAN,

    LIKUIDITAS SAHAM DAN PENGUNGKAPAN SUKARELA TERHADAP

    BIAYA MODAL EKUITAS

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh manajemen laba riil,

    ukuran perusahaan, likuiditas saham dan pengungkapan sukarela terhadap biaya

    modal ekuitas perusahaan.

    Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 20 perusahaan selama

    periode 2014-2016. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian

    ini adalah convenience sampling. Hipotesis dalam penelitiaan ini diuji

    menggunakan analisis regresi berganda.

    Hasil penelitian ini menunjukan bahwa likuiditas saham berpengaruh

    signifikan terhadap biaya modal ekuitas. Sementara manajemen laba riil, ukuran

    perusahaan, dan pengungkapan sukarela tidak berpengaruh signifikan terhadap

    biaya modal ekuitas.

    Kata kunci : manajemen laba riil, ukuran perusahaan, likuiditas saham,

    pengungkapan sukarela, biaya modal ekuitas

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Bismillaahirrahmaanirrohiim

    Assalamu’alaikum Wr. Wb.

    Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

    SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga

    penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH

    MANAJEMEN LABA RIIL, UKURAN PERUSAHAAN, LIKUIDITAS

    SAHAM DAN PENGUNGKAPAN SUKARELA TERHADAP BIAYA

    MODAL EKUITAS”. Shalawat serta salam senantiasa penulis haturkan kepada

    Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing umatnya menuju jalan

    kebenaran.

    Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat

    guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang

    telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur

    Alhamdulillah penulis hanturkan atas kekuatan Allah SWT yang telah

    menganugerahkannya. Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima

    kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

    1. Kedua orang tua saya tercinta, Bapak Karsono dan Ibu Novie Fiska Yanti

    yang telah memberikan bimbingan, dukungan, serta doa yang tiada hentinya.

  • x

    2. Almarhumah Ibu saya, Ria Yanuti Bastia Rini, dan juga almarhumah Adik

    saya, Shafira Aulia Rahma, beserta keluarga besar saya yang telah

    memberikan semangat dan doa dalam proses penyusunan skripsi ini.

    3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si Ak., CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

    Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi

    Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    6. Ibu Atiqah, SE., MS.AK selaku dosen Pembimbing Skripsi yang telah

    bersedia menyediakan waktunya yang sangat berharga untuk membimbing

    penulis selama menyusun skripsi. Terima kasih atas segala masukan, motivasi

    dan nasihat yang telah diberikan selama ini.

    7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang

    sangat luas kepada penulis selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang

    bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua.

    8. Seluruh Staf Tata Usaha serta karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu

    peneliti dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.

    9. Adam Verdian, Ricky Rizky Ramadhan, Nabila Ayu Indria, Dany Andrean

    dan Septiani Mauliddina yang selalu membantu baik materi maupun akademis

  • xi

    selama berjalannya perkuliahan di Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    10. Pasukan kawan (kantin wacana) dan Sekawanan (Abdul, Ajeng, Andre,

    Andrian, Atinio, Febri, Fika, Hugo, Indra, Nabila, Najib, Reja, Rian, Ricky,

    Rizza) Terima kasih banyak atas kesusahan, kesenangan, dan perjuangan

    bersama kalian.

    11. Terima kasih pasukan aliansi dari Kita – Kita (Andre, Dina, Dimas, David,

    Iskandar, Neneng) yang amat sangat membantu proses penyelesaian akhir

    penelitian ini.

    12. Keluarga besar Akuntansi 2013, terimakasih atas kenangan belajar bersama-

    sama dan semangatnya selama ini.

    13. Teman- teman KKN ASHABUANA, terimakasih atas perjuangannya untuk

    menyelesaikan laporan KKN.

    14. Seluruh pihak yang turut berperan dalam penelitian ini namun tidak dapat

    disebutkan satu per satu.

    Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

    sempurna dikarnakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki

    penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta

    masukkan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

    Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

    Jakarta, 17 November 2017

    (Muhammad Abdurrahman Fajar)

  • xii

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................... ii

    LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ......................... iii

    LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .......................................... iv

    LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .................. v

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................... vi

    ABSTRACT .................................................................................................. vii

    ABSTRAK ................................................................................................... viii

    KATA PENGANTAR ................................................................................. ix

    DAFTAR ISI ................................................................................................ xii

    DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xvi

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvii

    BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

    A. Latar Belakang Penelitian ..................................................... 1

    B. Perumusan Masalah .............................................................. 6

    C. Tujuan Penelitian .................................................................. 6

    D. Manfaat Penelitian ................................................................ 7

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 8

    A. Tinjauan Literatur.................................................................. 8

    1. Agency Theory ................................................................ 8

  • xiii

    2. Manajemen Laba ............................................................. 9

    3. Ukuran Perusahaan.......................................................... 18

    4. Likuiditas Saham ............................................................. 19

    5. Pengungkapan Sukarela .................................................. 22

    6. Biaya Modal Ekuitas ....................................................... 25

    B. Penelitian Terdahulu ............................................................. 28

    C. Kerangka Pemikiran .............................................................. 31

    D. Hipotesis ................................................................................ 32

    BAB III METODELOGI PENELITIAN ............................................... 37

    A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... 37

    B. Metode Penentuan Sampel .................................................... 37

    C. Metode Analisis Data ............................................................ 38

    1. Statistik Deskriptif .......................................................... 38

    2. Uji Asumsi Klasik ........................................................... 38

    3. Analisis Hipotesis ........................................................... 42

    D. Operasional Variabel Penelitian ............................................ 45

    BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................... 52

    A. Gambaran Umum Objek Penelitian ...................................... 52

    B. Analisis Data Penelitian ........................................................ 53

    1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ........................................... 53

    2. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................. 56

    3. Hasil Uji Hipotesis .......................................................... 62

    C. Pembahasan ........................................................................... 65

  • xiv

    BAB V PENUTUP .................................................................................. 71

    A. Kesimpulan ........................................................................... 71

    B. Implikasi ................................................................................ 72

    C. Keterbatasan .......................................................................... 73

    D. Saran ...................................................................................... 73

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 74

    LAMPIRAN ................................................................................................. 79

  • xv

    DAFTAR TABEL

    No. Keterangan Halaman

    3.1 Item Pengungkapan Sukarela ............................................................ 50

    4.1 Tabel Proses Seleksi Sampel ............................................................. 52

    4.2 Daftar Perusahaan ............................................................................. 53

    4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................................. 54

    4.4 Hasil Uji Statistik Kolmogorov-Smirnov ........................................... 58

    4.5 Hasil Uji Multikolonieritas ................................................................ 59

    4.6 Hasil Uji Runs Test ............................................................................ 60

    4.7 Hasil Uji Spearman Rho .................................................................... 62

    4.8 Hasiil Uji Koefisien Adjusted R Square ........................................... 63

    4.9 Hasil Uji Statistik F ........................................................................... 63

    4.10 Hasil Uji Statistik t ............................................................................ 64

  • xvi

    DAFTAR GAMBAR

    No. Keterangan Halaman

    2.1 Kerangka Pemikiran .............................................................. 31

    4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram ........ 57

    4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot ............... 57

    4.3 Grafik Scatterplot .................................................................. 61

  • xvii

    DAFTAR LAMPIRAN

    No. Keterangan Halaman

    1. Lampiran 1 : Sampel ..................................................................... 81

    2. Lampiran 2: Biaya Modal Ekuitas. ............................................... 82

    3. Lampiran 3 : Manajemen Laba Riil .............................................. 83

    4. Lampiran 4 : Ukuran Perusahaan .................................................. 84

    5. Lampiran 5 : Likuiditas Saham ..................................................... 85

    6. Lampiran 6 : Pengungkapan Sukarela ........................................... 86

    7. Lampiran 7 : Hasil SPSS ............................................................... 87

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Memasuki era globalisasi ini, perusahaan semakin membutuhkan

    modal untuk mengembangkan usahanya. Modal yang dibutuhkan untuk

    membiayai operasi perusahaan terdiri dari modal sendiri (intern) dan modal

    asing (ekstern). Modal sendiri merupakan modal yang berasal dari pihak

    pemegang saham, maupun dari laba yang ditahan, sedangkan modal asing

    merupakan modal yang berasal dari pinjaman para kreditur dan perbankan

    (Ching F Lee dan Joseph E. Finnerty, 1990). Untuk memenuhi modal yang

    dibutuhkan tersebut perusahaan dapat menerbitkan dan menjual surat

    berharga (saham dan obligasi). Apabila surat berharga itu dijual kepada

    investor, maka perusahaan berkewajiban memberikan hasil (return) yang

    dikehendaki oleh investor tersebut. Hasil yang dikehendaki investor

    tersebut, bagi perusahaan merupakan biaya yang disebut biaya modal.

    Biaya modal merupakan biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan

    untuk memperoleh dana, baik yang berasal dari hutang, saham preferen,

    saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanai suatu investasi atau

    operasi perusahaan (Putra, 2016). Salah satu dari biaya modal tersebut

    merupakan biaya modal ekuitas (cost of equity capital). Biaya modal ekuitas

    merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor atas

  • 2

    investasi mereka dalam perusahaan (Perwira dan Darsono, 2015). Biaya

    modal ekuitas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya

    merupakan asimetri informasi dan manajemen laba.

    Asimetri informasi merupakan suatu keadaan dimana agent

    (manajemen) memiliki akses atas informasi – informasi perusahaan yang

    tidak dimiliki oleh principal (investor) (Uswati dan Mayangsari, 2016).

    Investor hanya memiliki akses terbatas pada apa yang diungkapkan oleh

    informasi akuntansi yang terdapat pada laporan keuangan saja.

    Pengungkapan informasi akuntansi tersebut salah satunya merupakan

    pengungkapan sukarela. Pengungkapan sukarela (voluntary disclosure)

    merupakan butir – butir pengungkapan yang dilakukan secara sukarela oleh

    perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku tergantung pada

    biaya dan manfaat dari pengungkapan tersebut (Dewi et al, 2017). Semakin

    luas pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan sebagai sinyal yang

    diberikan kepada para investor akan menurunkan biaya transaksi dan risiko

    yang ditetapkan oleh investor terhadap perusahaan tersebut. Penelitian yang

    dilakukan oleh Dewi et al (2017), Putri (2013), dan Imran (2011)

    membuktikan bahwa pengungkapan sukarela berpengaruh negatif signifikan

    terhadap biaya modal ekuitas dimana apabila perusahaan sudah sangat luas

    dalam mengungkapkan pengungkapan sukarela ini, maka pihak investor

    tidak akan mengharapkan tingkat pengembalian hasil yang lebih dari

    investasi yang ditanamkan, dan perusahaan juga tidak akan mengeluarkan

  • 3

    biaya yang tinggi untuk mendapatkan dana investasi. Faktor lain dari biaya

    modal ekuitas adalah manajemen laba.

    Manajemen laba merupakan salah satu faktor biaya modal ekuitas.

    Manajemen laba merupakan suatu intervensi dengan tujuan tertentu dalam

    proses pelaporan keuangan eksternal untuk memperoleh beberapa

    keuntungan pribadi (Kim dan Sohn, 2013). Terdapat dua cara untuk

    melakukan manajemen laba, yaitu manajemen laba akrual dan manajemen

    laba riil. Manajemen laba akrual dilakukan dengan cara mengubah metode

    akuntansi atau estimasi yang digunakan perusahaan dalam mencatat suatu

    transaksi yang akan berpengaruh pada pendapatan yang dilaporkan pada

    laporan keuangan (Zang, 2012). Berbeda dengan manajemen laba akrual,

    manajemen laba riil dilakukan dengan cara memanipulasi aktivitas riil serta

    memiliki dampak langsung terhadap arus kas perusahaan. Manajemen laba

    riil ini juga cenderung lebih sulit dipahami oleh investor dan kurang menjadi

    perhatian oleh auditor dan pihak terkait lainnya (Kim dan Sohn, 2013).

    Perubahan trend manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan

    juga menimbulkan pergeseran penelitian menjadi fokus pada manajemen

    laba riil dari sebelumnya manajemen laba berdasarkan akrual. Penelitian

    yang dilakukan oleh Zang (2012) dan Enomoto et al (2015) menunjukkan

    bahwa perusahaan tidak hanya melakukan manajemen laba secara akrual

    tapi juga secara riil tergantung pada berbagai kondisi yang dihadapi.

    Manajemen laba yang dilakukan perusahaan menyebabkan terjadinya

    kekaburan laba (earning opacity). Kekaburan laba mengandung arti bahwa

  • 4

    informasi laba perusahaan tidak dapat menggambarkan laba ekonomi

    sesungguhnya (Putra, 2016). Apabila laba mengandung kekaburan, maka

    akan tercipta resiko informasi. Untuk menutupi resiko informasi ini investor

    memperbesar tingkat pengembalian yang disyaratkan (Putra, 2016).

    Peningkatan pada tingkat pengembalian yang disyaratkan akan

    meningkatkan biaya modal ekuitas. Faktor yang juga tidak kalah penting

    dalam tingkat pengembalian adalah ukuran perusahaan.

    Ukuran perusahaan juga mempunyai korelasi dengan biaya modal

    ekuitas. Semakin besar ukuran perusahaan yang diproksikan dengan total

    asetnya, akan memilki resiko yang lebih kecil (Putra, 2016). Investor akan

    menuntut tingkat return yang lebih tinggi pada perusahaan yang memiliki

    resiko yang tinggi (Putra, 2016). Dengan semakin besarnya tingkat return

    yang diharapkan oleh investor, maka biaya modal ekuitas yang dikeluarkan

    perusahaan juga akan semakin besar. Hal ini dikarenakan perusahaan harus

    mengkompensasikan tingkat return yang diharapkan oleh investor dengan

    memperbesar bunga dividen (deviden yield).

    Penelitian – penelitian sebelumnya telah membuktikan bahwa ukuran

    perusahaan berpengaruh terhadap biaya modal ekuitas. Putra (2016)

    membuktikan bahwa setiap terjadi peningkatan ukuran perusahaan sebesar

    1%, maka akan berdampak terhadap penurunan biaya modal ekuitas sebesar

    0,018% untuk perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ 45. Admadianto

    (2017) memaparkan bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka biaya

    modal ekuitasnya juga semakin besar dalam indeks JII.

  • 5

    Likuiditas saham dan resiko merupakan pertimbangan penting yang

    digunakan investor ketika menanamkan modalnya. Secara umum, suatu

    saham dapat dianggap likuid ketika dapat dibeli atau dijual dengan segera,

    dalam jumlah yang besar dan tanpa menggerakkan harga (Putra, 2016).

    Putra (2016) menyatakan bahwa likuiditas yang rendah akan

    meningkatkan biaya transaksi. Ini mengakibatkan investor menginginkan

    expected return (tingkat pengembalian yang diharapkan) yang lebih tinggi

    apabila bertransaksi saham yang tidak likuid. Peningkatan terhadap tingkat

    pengembalian yang diharapkan berarti peningkatan pula terhadap biaya

    modal ekuitas. Lu et al (2013) membuktikan bahwa ada korelasi positif

    antara likuiditas saham terhadap tingkat pengembalian yang diharapkan.

    Amihud et al (2015) menyatakan bahwa apabila semakin likuidnya saham

    perusahaan, maka semakin rendah biaya modal ekuitas perusahaan tersebut.

    Peneliti memodifikasi penelitian yang dilakukan Putra (2016) dengan

    cara menambahkan pengungkapan sukarela sebagai variabel independen.

    Hal ini dikarenakan penelitian yang dilakukan oleh peneliti – peneliti

    sebelumnya seperti, Dewi et al (2017), Putri (2013), dan Imran (2011)

    menyatakan bahwa pengungkapan sukarela dapat mempengaruhi biaya

    modal ekuitas. Berdasarkan uraian di atas, penulis memiliki ketertarikan

    untuk meneliti “Pengaruh Manajemen Laba Riil, Ukuran Perusahaan,

    Likuiditas Saham, dan Pengungkapan Sukarela terhadap Biaya Modal

    Ekuitas”.

  • 6

    B. Rumusan Masalah

    Perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai

    berikut:

    1. Apakah manajemen laba riil berpengaruh terhadap biaya modal

    ekuitas?

    2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap biaya modal

    ekuitas?

    3. Apakah likuiditas saham berpengaruh terhadap biaya modal ekuitas?

    4. Apakah pengungkapan sukarela berpengaruh terhadap biaya modal

    ekuitas?

    C. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan penelitian ini adalah:

    1. Menganalisis pengaruh manajemen laba riil terhadap biaya modal

    ekuitas.

    2. Menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap biaya modal

    ekuitas.

    3. Menganalisis pengaruh likuiditas saham terhadap biaya modal ekuitas.

    4. Menganalisis pengaruh pengungkapan sukarela terhadap biaya modal

    ekuitas.

  • 7

    D. Manfaat Penelitian

    1. Kontribusi Teoritis

    a. Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan di

    bidang keuangan, khususnya mengenai faktor –faktor yang

    mempengaruhi biaya modal ekuitas.

    b. Menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya yang akan meneliti

    pengaruh manajemen laba riil, ukuran perusahaan dan likuiditas

    saham terhadap biaya modal ekuitas.

    c. Sebagai sarana untuk menambah wawasan di bidang keuangan,

    khususnya mengenai pengaruh manajemen laba riil, ukuran

    perusahaan dan likuiditas saham terhadap biaya modal ekuitas,

    sehingga diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis di masa

    yang akan datang.

    2. Kontribusi Praktis

    a. Menjadi referensi bagi para investor dalam mendeteksi praktik

    manajemen laba pada perusahaan.

    b. Menjadi referensi bagi auditor dalam memeriksa dan meneliti

    apakah terjadi praktek manajemen laba riil pada perusahaan.

    c. Menjadi bahan pertimbangan bagi regulator dalam pembuatan

    regulasi yang terkait dengan manajemen laba.

  • 8

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Tinjauan Literatur

    1. Agency Theory

    Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori keagenan

    adalah sebuah kontrak antara manajer (agent) dengan investor

    (principal). Dalam hubungan kontrak ini, pemilik melibatkan manajer

    untuk menjalankan kepentingan dari pemilik seperti memberikan

    pengambilan keputusan. Namun konflik keagenan antara manajer dan

    investor kemungkinan terjadi karena manajer tidak melakukan

    kepentingan dari investor yang dikarenakan adanya perbedaan

    kepentingan. Pihak investor mengharapkan investasi yang ditanam

    menghasilkan kinerja perusahaan tinggi yang tercermin di tingkat

    profitabilitas perusahaan. Pihak manajemen berusaha untuk

    menyejahterakan dirinya seperti dengan mendapatkan bonus yang

    tinggi.

    Perbedaan kepentingan antara principal dan agent tidak terlepas

    dari sifat manusia yang diungkapkan Eisenhardt (1989), yang

    mengungkapkan bahwa teori keagenan memiliki tiga asumsi sifat

    manusia, yaitu:

    a. Pada umumnya manusia mementingkan diri sendiri (self

    interest)

  • 9

    b. Manusia memiliki daya berpikir terbatas mengenai persepsi

    masa mendatang (bounded rationality)

    c. Manusia selalu berusaha menghindari risiko (risk averse)

    Teori ini memaparkan bahwa terdapat pemisahan kepentingan

    antara pemilik perusahaan (principal) dengan pengelola perusahaan

    (agent). Pemisahan kepentingan ini menyebabkan terjadinya asimetri

    informasi, dimana agent memiliki akses atas informasi – informasi

    perusahaan yang tidak dimiliki oleh principal. Uswati dan Mayangsari

    (2016) menyatakan asimetri informasi merupakan suatu keadaan

    dimana agent memiliki informasi lebih banyak tentang perusahaan

    dan prospek perusahaan masa mendatang dari pada principal. Hal

    tersebut memberi kesempatan kepada manajer untuk bertindak

    oportunitis, yaitu demi mendapatkan keuntungan pribadi (Uswati dan

    Mayangsari, 2016). Asimetri informasi inilah yang kemudian memicu

    munculnya praktik manajemen laba di perusahaan.

    2. Manajemen Laba

    Salah satu ukuran kinerja perusahaan yang sering digunakan

    sebagai dasar pengambilan keputusan bisnis adalah laba yang

    dihasilkan perusahaan. Informasi laba sebagaimana dinyatakan

    dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) Nomor 2

    merupakan unsur utama dalam laporan keuangan dan sangat penting

    bagi pihak - pihak yang menggunakannya karena memiliki nilai

    prediktif. Hal tersebut membuat pihak manajemen berusaha untuk

  • 10

    melakukan manajemen laba agar kinerja perusahaan tampak baik

    oleh pihak eksternal.

    Manajemen laba (earning management) didefinisikan oleh

    beberapa peneliti akuntansi secara berbeda - beda sebagai berikut :

    a. Admadianto (2017) menyatakan bahwa manajemen laba

    merupakan upaya manajer perusahaan untuk mempengaruhi

    informasi dalam laporan keuangan dengan tujuan untuk

    mengelabui stakeholders yang ingin mengetahui kinerja dan

    kondisi perusahaan.

    b. Uswati dan Mayangsari (2016) menyatakan bahwa manajemen

    laba merupakan pengaturan manajemen dengan penyajian laba

    yang bertujuan untuk memaksimalkan nilai pasar melalui

    pemilihan kebijakan akuntansi

    Meskipun sudut pandang definisi manajemen laba yang telah

    dikemukakan oleh beberapa peneliti akuntansi berbeda, namun pada

    dasarnya definisi manajemen laba yang dipaparkan mengarah pada

    perspektif opportunist (kesempatan).

    Putri (2015) membagi cara pemahaman atas manajemen laba

    menjadi dua. Pertama, melihatnya sebagai perilaku oportunistik

    manajer untuk memaksimumkan utilitasnya dalam menghadapi

    kontrak kompensasi, kontrak uang, dan political cost (opportunistic

    Earnings Management). Kedua, memandang manajemen laba dari

    perspektif efficient contracting (efficient Earning Management),

  • 11

    dimana manajemen laba memberi manajer suatu fleksibilitas untuk

    melindungi diri mereka dan perusahaan dalam mengantisipasi

    kejadian-kejadian yang tak terduga untuk keuntungan pihak- pihak

    yang terlibat dalam kontrak. Berdasarkan definisi tersebut, dapat

    disimpulkan bahwa manajemen laba yang dilakukan oleh manajer

    tidak hanya dengan cara memaksimalkan laba tetapi juga dengan

    meminimalkan laba.

    Bentuk-bentuk pengaturan laba yang dipaparkan oleh Uswati

    dan Mayangsari (2016) sebagai berikut:

    a. Taking a bath

    Manajemen melakukan metode ini dengan mengakui biaya –

    biaya dan kerugian periode yang akan datang pada periode

    berjalan ketika pada periode berjalan terjadi keadaan buruk yang

    tidak menguntungkan. Pola ini biasa dilakukan ketika pergantian

    Chief Executive Officer (CEO) baru dengan melaporkan kerugian

    dalam jumlah besar dengan harapan dapat meningkatkan laba di

    masa mendatang dan kesalahan atas kerugian perusahaan

    sebelumnya dapat dilimpahkan pada CEO sebelumnya.

    b. Income minimization

    Manajemen melakukan metode ini dengan mengakui secara

    lebih cepat biaya – biaya (biaya riset, pemasaran,

    pengembangan, dll) ketika perusahaan memperoleh keuntungan

    yang cukup besar dengan tujuan untuk menghindari perhatian

  • 12

    politis. Cara ini biasa dilakukan pada saat profitabilitas

    perusahaan sangat tinggi, sehingga jika periode yang akan

    datang diperkirakan laba turun drastis dapat diatasi dengan

    mengambil laba periode sebelumnya.

    c. Income maximization

    Merupakan upaya manajemen untuk memaksimalkan laba yang

    dilaporkan.

    d. Income smoothing

    Merupakan praktik manajemen laba yang dilakukan dengan

    menaikkan atau menurunkan laba, dengan tujuan untuk

    mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan, sehingga perusahaan

    tampak lebih stabil dan tidak berisiko.

    Manajemen memiliki beberapa motivasi yang memicu untuk

    melakukan praktik manajemen laba. Menurut Putra (2016), motivasi

    manajemen melakukan praktik manajemen laba sebagai berikut:

    a. Rencana Bonus (bonus scheme)

    Manajer perusahaan yang mendapatkan rencana bonus akan

    memilih kebijakan akuntansi yang sedikit konservatif

    dibandingkan dengan manajer perusahaan tanpa rencana

    bonus. Manajer dengan rencana bonus akan menghindari

    metode akuntansi yang mungkin melaporkan net income

    lebih rendah. Manajer menggunakan laba akuntansi

  • 13

    untuk menentukan besarnya bonus, cenderung memilih

    kebijakan akuntansi yang dapat memaksimumkan laba.

    b. Kontrak utang jangka panjang (Debt Covenant)

    Kontrak hutang jangka panjang (debt covenant) merupakan

    perjanjian untuk melindungi pemberi pinjaman (lender atau

    kreditur) dari tindakan- tindakan manajer terhadap

    kepentingan kreditur, seperti deviden yang berlebihan,

    pinjaman tambahan, atau membiarkan modal kerja dan

    kekayaan pemilik berada dibawah tingkat yang telah

    ditentukan yang mana semuanya menurunkan keamanan atau

    menaikkan risiko bagi kreditur yang telah ada.

    c. Motivasi Politis (political motivation)

    Aspek politis tidak dapat dilepaskan dari perusahaan,

    khususnya perusahaan besar dan strategis, karena aktivitasnya

    melibatkan hajat hidup orang banyak. Perusahaan yang

    berkecimpung dibidang penyediaan fasilitas bagi kepentingan

    orang banyak seperti listrik, air, telekomunikasi, dan sarana

    infrastruktur, secara politis akan mendapat perhatian dari

    pemerintah dan masyarakat. Perusahaan seperti ini cenderung

    menurunkan laba untuk mengurangi visibilitasnya, khususnya

    selama periode kemakmuran tinggi. Tindakan ini dilakukan

    untuk memperoleh kemudahan dan fasilitas dari pemerintah

    misalnya subsidi.

  • 14

    d. Motivasi Perpajakan (taxation motivation)

    Perpajakan merupakan salah satu alasan utama mengapa

    perusahaan mengurangi laba bersih yang dilaporkan. Dengan

    mengurangi laba yang dilaporkan maka perusahaan dapat

    meminimalkan besarnya pajak yang harus dibayarkan ke

    pemerintah. Sebagai contoh, cara yang dilakuan misalnya

    merubah metode pencatatan persediaan menjadi LIFO agar laba

    bersih yang dihasilkan rendah.

    e. Pergantian Direksi

    Beragam motivasi timbul disekitar waktu pergantian direksi

    sebagai contoh, direksi yang mendekati masa akhir penugasan

    atau pensiun akan melakukan strategi memaksimalkan laba

    untuk meningkatkan bonusnya. Demikian juga dengan direksi

    yang kurang berhasil memperbaiki kinerja perusahaan akan

    cenderung memaksimalkan laba untuk mencegah atau

    membatalkan pemecatannya.

    f. Penawaran Saham Perdana (initial public offering)

    Ketika perusahaan dinyatakan telah go public, informasi

    keuangan yang ada didalam prospektus merupakan sumber

    informasi penting. Informasi ini dapat digunakan sebagai

    sinyal kepada calon investor tentang nilai perusahaan. Untuk

    mempengaruhi keputusan calon investor, maka manajer

    berusaha menaikkan laba yang dilaporkan. Selain itu,

  • 15

    motivasi pasar modal juga mempengaruhi dalam tindakan

    manajemen laba. Penggunaan informasi secara luas oleh

    investor dan analisi keuangan untuk melindungi nilai

    sekuritasnya, dapat menciptakan dorongan manajer untuk

    memanipulasi laba dalam usahanya untuk mempengaruhi

    kinerja sekuritas jangka pendek.

    Secara umum manajer melakukan manajemen laba dengan

    menggunakan dua cara yaitu :

    a. Variabel Artifisial

    Merupakan teknik manajemen laba yang dilakukan melalui

    pemilihan metode akuntansi. Manajemen laba dengan

    menggunakan metode artifisial misalnya dengan pemilihan

    teknik akuntansi yang bisa menaikkan atau menurunkan laba

    tahun berjalan. Contoh : pemilihan metode depresiasi, tahun

    amortisasi, metode pencatatan persediaan, pengakuan gain dan

    loss dan sebagainya.

    b. Variabel Riil

    Manajemen laba dengan variabel riil atau transaksional

    dilakukan dengan cara melakukan manipulasi penjualan dan

    biaya-biaya, misalnya dengan mempercepat atau menunda

    penjualan akhir tahun dan atau mempercepat pencatatan biaya.

  • 16

    Pada penelitian ini, peneliti akan berfokus pada manajemen laba

    dengan variabel riil. Setiawati dan Lieany (2016) mendefinisikan

    manajemen laba riil sebagai tindakan manajemen yang menyimpang

    dari praktik bisnis normal, dimotivasi keinginan manajer untuk

    menyesatkan paling tidak pemangku kekuasaan guna mempercayai

    telah tercapainya tujuan pelaporan keuangan dalam operasi normal

    perusahaan. Setiawati dan Lieany (2016) memaparkan tiga metode

    manajemen laba riil:

    a. Manipulasi penjualan

    Manipulasi penjualan (sales manipulation) merupakan upaya

    manajer untuk meningkatkan sementara penjualan tahun

    berjalan dengan menawarkan diskon harga atau memberikan

    syarat kredit yang lunak. Manajer dapat menghasilkan penjualan

    tambahan atau meningkatkan penjualan dari tahun fiskal

    berikutnya ke tahun berjalan dengan menawarkan diskon harga

    pada waktu tertentu. Peningkatan volume penjualan karena

    diskon akan hilang ketika perusahaan menetapkan kembali

    harga normal.

    b. Pengurangan biaya diskresioner

    Biaya diskresioner merupakan biaya yang dapat dinaikkan dan

    diturunkan sesuai dengan keputusan manajemen (biaya iklan,

    biaya pengembangan, dll). Perusahaan dapat menurunkan beban

  • 17

    yang dilaporkan dan menaikkan laba dengan mengurangi biaya

    diskresionernya.

    c. Produksi besar – besaran

    Produksi besar – besaran (overproduction) merupakan suatu

    kondisi dimana perusahaan memproduksi barang lebih banyak

    daripada prediksi permintaan dengan asumsi bahwa tingkat

    produksi yang lebih tinggi akan menyebabkan biaya tetap per

    unit menjadi lebih kecil.

    Berdasarkan Kim dan Sohn (2013); pengukuran manajemen laba

    riil menggunakan:

    a. Abnormal cash flow operations (Abn.CFO) merupakan

    manipulasi laba yang dilakukan perusahaan melalui aliran

    operasi kas yang akan memiliki aliran kas lebih rendah daripada

    level normalnya.

    b. Abnormal production cost (Abn. PROD) merupakan Manajemen

    laba riil yang dilakukan melalui manipulasi biaya produksi,

    dimana perusahaan akan memiliki biaya produksi lebih tinggi

    daripada level normalnya.

    c. Abnormal discretionary expenses (abn. DISC) merupakan

    manipulasi laba yang dilakukan melalui biaya deskrisioner.

  • 18

    3. Ukuran Perusahaan

    Ukuran perusahaan pada dasarnya merupakan pengelompokan

    perusahaan kedalam beberapa kelompok, diantaranya perusahaan

    besar, sedang dan kecil. Skala perusahaan merupakan ukuran yang

    dipakai untuk mencerminkan besar atau kecilnya perusahaan yang

    didasarkan pada total aset perusahaan (Putra, 2016).

    Ukuran perusahaan merupakan salah satu proksi yang digunakan

    manajer untuk mengetahui sensitivitas politik perusahaan dan insentif

    yang diberikan kepada manajer untuk memilih pendapatan yang

    dilaporkan dalam laporan keuangan (Putra dan Paulinda, 2013).

    Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total aktiva perusahaan

    pada akhir tahun. Total penjualan juga dapat digunakan untuk

    mengukur besarnya perusahaan. Hal tersebut dikarenakan biaya –

    biaya yang mengikuti penjualan cenderung lebih besar, maka

    perusahaan dengan tingkat penjualan yang tinggi cenderung memilih

    kebijakan akuntansi yang mengurangi laba (Putra, 2016).

    Penelitian ukuran perusahaan dapat menggunakan tolak ukur

    aset. Karena total aset perusahaan bernilai besar maka hal ini dapat

    disederhanakan dengan mentranformasikan ke dalam logaritma natural

    (Niresh dan Velnampy, 2014); sehingga ukuran perusahaan juga dapat

    dihitung dengan :

  • 19

    Perusahaan yang berukuran besar mempunyai berbagai kelebihan

    dibandingkan dengan perusahaan berukuran kecil (Hasnawati dan

    Sawir, 2015) :

    a. Ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan

    perusahaan memperoleh dana dari pasar modal

    b. Ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar menawar

    (bargaining power) dalam kontrak keuangan

    c. Ada kemungkinan pengaruh skala dalam biaya dan return

    membuat perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh lebih

    banyak laba

    Perusahaan dengan ukuran besar memiliki akses lebih besar dan

    luas untuk mendapat sumper pendanaan dari luar, sehingga untuk

    memperoleh pinjaman akan menjadi lebih mudah karena dikatakan

    bahwa perusahaan dengan ukuran besar memiliki kesempatan lebih

    besar untuk memenangkan persaingan atau bertahan dalam industri

    (Lisa dan Jogi, 2013).

    4. Likuiditas Saham

    Likuiditas dan risiko merupakan salah satu faktor utama yang

    dipertimbangkan investor ketika melakukan investasi. Likuiditas

    merupakan kemampuan perusahaan untuk mengubah aktiva menjadi

    kas atau kemampuan untuk memperoleh kas dengan mudah dan

    cepat (Putra, 2016). Secara umum, suatu saham dapat dikatakan

    likuid ketika dapat dibeli atau dijual dengan segera, dalam jumlah

  • 20

    yang besar dan tanpa menggerakkan harga (Putra, 2016).

    Rahma et al (2017) menyatakan bahwa semakin banyak

    investor yang melakukan transaksi terhadap saham tersebut maka

    volume perdagangan saham akan meningkat. Likuiditas saham

    merupakan salah satu indikator untuk melihat apakah pasar bereaksi

    atau tidak terhadap suatu pengumuman. Rahma (2017)

    mendefinisikan likuiditas saham sebagai suatu ukuran jumlah

    transaksi suatu saham tertentu diukur dengan aktivitas volume

    perdagangan saham di pasar modal. Likuiditas saham dapat

    dikatakan meningkat apabila kenaikan jumlah saham yang

    diperdagangkan lebih besar secara proporsional dibanding dengan

    jumlah saham yang beredar.

    Likuiditas saham memiliki arti yang penting baik bagi investor,

    maupun bagi emiten. Bagi investor akan menguntungkan jika saham

    tersebut likuid karena lebih mudah ditransaksikan sehingga terdapat

    peluang untuk mendapatkan capital gain. Bagi emiten sendiri

    likuiditas saham juga akan menguntungkan, karena apabila

    perusahaan menerbitkan saham baru akan cepat terserap pasar, selain

    itu juga memungkinkan perusahaan terhindar dari ancaman delisting

    (dikeluarkan karena mengalami kebangkrutan misalnya) dari pasar

    modal.

    Likuiditas saham dan harga saham suatu perusahaan dipandang

    oleh masyarakat dan investor sebagai petunjuk yang baik untuk

  • 21

    mengukur tingkat efektivitas kinerja perusahaan. Jika peredaran

    saham suatu perusahaan lebih likuid daripada saham perusahaan

    lainnya, maka kinerja perusahaan tersebut dikatakan lebih baik

    demikian pula sebaliknya (Rahma, 2017). Keputusan investor untuk

    menginvestasikan modalnya berpengaruh pada likuiditas saham dan

    harga saham. Jika perusahaan tersebut memiliki harga saham yang

    baik, maka dapat meningkatkan minat investor untuk menanamkan

    modal mereka. Jika saham tersebut diminati investor, maka investor

    akan melakukan transaksi di pasar modal, sehingga dapat

    meningkatkan likuiditas sahamnya.

    Menurut Murhadi (2013) pengukuran likuiditas saham suatu

    perusahaan dapat dilakukan berdasarkan 4 dimensi, yaitu:

    a. Trading time

    Kemampuan mengeksekusi transaksi dengan segera pada harga

    wajar di pasar yang dalam berbagai penelitian dilakukan

    melalui jumlah perdagangan persatuan waktu atau lamanya

    waktu tunggu untuk melakukan transaksi

    b. Tightness

    Kemampuan untuk membeli atau menjual suatu aset pada harga

    yang sama di waktu yang sama. Hal ini lazimnya diukur melalui

    spread.

  • 22

    c. Depth

    Kemampuan untuk membeli atau menjual aset tertentu tanpa

    mempengaruhi kuotasi harga. Kedalaman pasar dapat diukur,

    selain dari kedalaman itu sendiri, dengan rasio pesanan, volume

    perdagangan, atau flow ratio.

    d. Resiliency

    Kemampuan untuk membeli atau menjual aset tertentu dengan

    sedikit pengaruh dari harga kuotasi. Bila kedalaman pasar

    hanya mempertimbangkan volume pada saat bid atau ask, maka

    resiliency juga mempertimbangkan elastisitas penawaran dan

    permintaan. Hal ini biasanya diukur melalui intraday return, the

    variance ratio atau the liquidity ratio.

    5. Pengungkapan Sukarela

    Pengungkapan secara sukarela (voluntary disclosure)

    merupakan hal – hal yang diungkapkan bukan merupakan

    pengungkapan yang telah disajikan dalam laporan keuangan, dalam

    artian pengungkapan tersebut tidak diatur dalam standar akuntansi

    yang berlaku (Ali dan Tarmizi, 2015). Daniel (2013) menyatakan

    bahwa pengungkapan sukarela merupakan pengungkapan yang

    dilakukan perusahaan di luar apa yang diwajibkan oleh standar

    akuntansi atau peraturan badan pengawas. Berdasarkan pengertian

    tersebut, dapat ditarik kesimpulan pengungkapan sukarela merupakan

    pengungkapan informasi dalam laporan keuangan yang dianjurkan

  • 23

    (tidak diharuskan) dan diperlukan dalam rangka memberikan

    penyajian yang wajar dan relevan dengan kebutuhan pemakai.

    Pengungkapan sukarela ini dilandasi oleh teori sinyal (signaling

    theory), dimana pihak eksekutif perusahaan akan terdorong untuk

    menyampaikan informasi tersebut kepada calon investor agar saham

    perusahaannya meningkat (Ross, 1977). Manajemen selalu berusaha

    untuk mengungkapkan informasi privat yang menurut

    pertimbangannya sangat diminati oleh investor kalau informasi

    tersebut merupakan berita bagus (good news). Pengungkapan sukarela

    merupakan pilihan bebas manajemen untuk memberikan informasi

    akuntansi dan informasi lainnya yang dipandang relevan untuk

    pembuat keputusan oleh para pemakai laporan tahunan (Ali dan

    Tarmizi, 2015). Informasi perusahaan yang bersifat wajib seringkali

    dirasa kurang mencukupi oleh investor, sehingga pengungkapan

    sukarela menjadi informasi penting bagi investor untuk membuat

    keputusan yang lebih baik.

    Menurut Ali dan Tarmizi (2015), pengungkapan sukarela

    merupakan salah satu cara dalam meningkatkan kredibilitas pelaporan

    keuangan perusahaan dan membantu investor dalam memahami

    strategi bisnis perusahaan. Perusahaan memenuhi kebutuhan tersebut

    sebagian melalui pemberian informasi secara sukarela.

  • 24

    Pertimbangan manajemen untuk mengungkapkan informasi

    secara sukarela dipengaruhi oleh faktor biaya dan manfaat.

    Manajemen akan mengungkapkan informasi tersebut secara sukarela

    apabila manfaat dari pengungkapan tersebut melebihi biaya yang

    dikeluarkan untuk mengungkapkan informasi tersebut. Karena

    informasi merupakan sinyal untuk memberitahu para investor terkait

    dengan prospek perusahaan yang bersangkutan, sehingga investor

    dapat mengambil keputusan investasi secara rasional apabila

    ketersedian informasi tersebut didapat dengan lengkap dan tepat

    waktu.

    Menurut Ali dan Tarmizi (2015), biaya – biaya pengungkapan

    informasi perusahaan dibagi menjadi dua, yaitu:

    a. Biaya langsung

    Biaya – biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk

    mengembangkan dan menyajikan informasi, seperti biaya

    pengumpulan, pengauditan, dan penyebaran informasi.

    b. Biaya tidak langsung

    Biaya yang timbul akibat diungkapkannya maupun tidak

    diungkapkannya suatu informasi, seperti biaya litigasi (biaya

    yang timbul dikarenakan pengungkapan informasi yang tidak

    mencukupi atau pengungkapan informasi yang menyesatkan)

    dan biaya proprietary (biaya competitive disadvantage dan

    biaya politik).

  • 25

    Pengungkapan sukarela memiliki kelemahan yaitu apabila

    laporan tersebut memberikan berita baik kepada pengguna laporan

    keuangan, maka perusahaan cenderung akan mengungkapkan berita

    tersebut dan sebaliknya apabila laporan tersebut memberikan berita

    buruk, maka perusahaan cenderung tidak akan mengungkapkan berita

    tersebut, terutama apabila dampaknya dapat mempengaruhi

    perusahaan. Pengungkapan sukarela juga merupakan pengungkapan

    yang dilakukan atas dasar inisiatif perusahaan tanpa adanya unsur

    paksaan dalam mengungkapkan laporan keuangan.

    6. Biaya Modal Ekuitas

    Biaya modal ekuitas (cost of equity capital) merupakan biaya

    yang dikeluarkan untuk membiayai sumber pendanaan (source of

    financing) (Modigliani dan Miller, 1958). Mereka merupakan pihak

    yang pertama kali mendefinisikan cost of equity capital dalam

    literatur keuangan yang berkaitan dengan risiko investasi saham

    perusahaan. Menurut Putra (2016), perusahaan dapat memperoleh

    modal ekuitasnya dengan dua cara, yaitu laba ditahan dan

    mengeluarkan saham baru.

    Menurut Admadianto (2017), biaya modal ekuitas merupakan

    bagian yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memberi kepuasan

    pada investornya pada tingkat risiko tertentu. Menurut Ningsih dan

    Ariani (2016), biaya modal ekuitas merupakan tingkat pengembalian

    modal minimum yang dipersyaratkan investor atas modal yang

  • 26

    ditanamkan pada perusahaan. Tingkat pengembalian yang diharapkan

    berhubungan dengan estimasi risiko yang tinggi menyebabkan

    investor mengharapkan tingkat pengembalian yang tinggi (Ningsih

    dan Ariani, 2016).

    Konsep biaya modal dimaksudkan untuk dapat menentukan

    besarnya biaya secara riil yang harus ditanggung oleh perusahaan

    untuk memperoleh dana dari suatu sumber atau penggunaan modal

    dari masing – masing sumber dana, untuk kemudian menentukan

    biaya modal rata-rata (average cost of capital) dari keseluruhan dana

    yang dipergunakan perusahaan tersebut.

    Berdasarkan Ningsih dan Ariani (2016), ada tiga alasan

    mengapa biaya modal adalah hal penting, yaitu :

    a. Untuk memaksimalkan nilai perusahaan, manajer harus

    meminimalkan biaya dari semua masukan, termasuk modal.

    Agar dapat meminimalkan biaya modal, manajer harus mampu

    mengukur biaya modal.

    b. Manajer keuangan memerlukan estimasi dari biaya modal agar

    dapat mengambil keputusan yang tepat di bidang penganggaran

    barang modal.

    c. Berbagai macam keputusan lainnya yang dapat diambil oleh

    manajer keuangan, perlu estimasi biaya modal.

  • 27

    Pengukuran biaya modal saham biasa (biaya modal ekuitas)

    dipengaruhi oleh model penilaian perusahaan yang digunakan.

    Model penilaian perusahaan antara lain:

    a. Model penilaian pertumbuhan konstan (constant growth

    valuation model)

    Model ini dikenal dengan sebutan Gordon Model. Dasar

    pemikiran yang digunakan adalah bahwa nilai saham dengan

    nilai tunai (present value) dari semua 12 deviden yang akan

    diterima di masa yang akan datang (diasumsikan pada tingkat

    pertumbuhan konstan) dalam waktu yang tidak terbatas.

    b. Capital Asset Pricing Model (CAPM)

    Biaya modal saham biasa adalah tingkat return yang

    diharapkan oleh investor sebagai kompensasi atas risiko yang

    tidak dapat didiversifikasi yang diukur dengan beta.

    c. Model Edward Bell Ohlson

    Model ini digunakan untuk mengestimasi nilai perusahaan

    dengan mendasarkan pada nilai buku ekuitas ditambah dengan

    nilai tunai dari laba abnormal.

  • 28

    B. Penelitian Terdahulu

    No.

    Peneliti

    (Tahun)

    Judul

    Variabel

    Hasil Penelitian

    Persamaan Perbedaan

    1 Haret Bima Dwi Putra (2016)

    Analisis Pengaruh Manajemen

    Laba Riil, Ukuran Perusahaan dan

    Likuiditas Saham terhadap Cost of

    Equity Capital

    1. Menggunakan variabel yang sama, yaitu biaya

    modal ekuitas,

    manajemen laba riil,

    ukuran perusahaan, dan

    likuiditas saham.

    1. Penelitian ini menambahkan variabel pengungkapan

    sukarela sebagai variabel

    independen.

    Penelitian tersebut menemukan bahwa

    manajemen laba riil dan likuiditas saham

    tidak berpengaruh signifikan terhadap biaya

    modal ekuitas, sementara ukuran perusahaan

    berpengaruh signifikan terhadap biaya modal

    ekuitas pada perusahaan yang terdaftar pada

    perusahaan LQ 45 dan JII.

    2 Haris Novy Admadianto (2017)

    Pengaruh Manajemen Laba,

    Pengungkapan Modal Intelektual,

    Asimetri Informasi, dan Ukuran

    Perusahaan terhadap Cost of

    Equity Capital

    1. Menggunakan variabel yang sama, yaitu

    manajemen laba, ukuran

    perusahaan, dan biaya

    modal ekuitas.

    1. Penelitian terdahulu menggunakan manajemen

    laba akrual, sementara

    penelitian ini menggunakan

    manajemen laba riil.

    2. Penelitian terdahulu mengukur biaya modal

    ekuitas menggunakan

    Model Ohlson, sementara

    penelitian ini menggunakan

    CAPM Model.

    Penelitian tersebut menemukan bahwa

    manajemen laba dan pengungkapan modal

    intelektual tidak berpengaruh signifikan

    terhadap biaya modal ekuitas, sementara

    ukuran perusahaan dan asimetri informasi

    berpengaruh signifikan terhadap biaya modal

    ekuitas pada perusahan yang terdaftar di LQ

    45 dan JII.

    3 Jeong-Bon Kim, Byungcherl

    Charlie Sohn (2013) Real Earning

    Management and Cost of Capital

    1. Menggunakan variabel yang sama yaitu

    manajemen laba riil dan

    biaya modal

    2. Metode pengukuran

    1. Penelitian ini menambahkan

    pengungkapan sukarela,

    likuiditas saham dan ukuran

    perusahaan sebagai variabel

    Penelitian tersebut menemukan bahwa

    manajemen laba akrual dan manajemen laba

    riil berpengaruh signifikan terhadap biaya

    modal. Penelitian tersebut juga menemukan

    bahwa pengaruh manajemen laba riil

  • 29

    No.

    Peneliti

    (Tahun)

    Judul

    Variabel

    Hasil Penelitian

    Persamaan Perbedaan

    manajemen laba riil

    sama sama

    menggunakan model

    Roychowdhury (2006)

    independen terhadap biaya modal akan bertambah

    apabila dipengaruhi oleh manajemen laba

    akrual.

    4 Caecilia Antari Pratista, Drs. YB.

    Sigit Hutomo, M.Bacc., Akt

    (2013) Pengaruh Manajemen Laba

    terhadap Biaya Modal Ekuitas

    melalui Pengungkapan Corporate

    Social and Environmental

    Responsibility Sebagai Variabel

    Intervening.

    1. Menggunakan variabel yang sama yaitu

    manajemen laba dan

    biaya modal ekuitas.

    1. Penelitian ini menambahkan

    pengungkapan sukarela,

    likuiditas saham dan ukuran

    perusahaan sebagai variabel

    independen

    Penelitian tersebut menemukan bahwa

    manajemen laba berpengaruh positif secara

    signifikan terhadap biaya modal ekuitas dan

    juga CSER. Penelitian tersebut juga

    menemukan bahwa CSER bukan sebagai

    variabel intervening dalam pengaruh

    manajemen laba terhadap biaya modal

    ekuitas pada perusahaan yang terdaftar di

    indeks Kompas 100.

    5 Luh Putu Kartika Sari Dewi, Made

    Arie Wahyuni, Edy Sujana (2017)

    Pengaruh Asimetri Informasi,

    Pengungkapan Sukarela,

    Manajemen Laba, dan Beta Saham

    terhadap Cost of Equity Capital.

    1. Menggunakan variabel yang sama yaitu

    manajemen laba,

    pengungkapan sukarela

    dan biaya modal

    ekuitas.

    1. Penelitian ini menambahkan likuiditas

    saham dan ukuran

    perusahaan sebagai variabel

    independen.

    Penelitian tersebut menemukan bahwa

    manajemen laba, asimetri informasi,

    pengungkapan sukarela, manajemen laba,

    dan beta saham berpengaruh signifikan

    terhadap biaya modal ekuitas.

  • 30

    No.

    Peneliti

    (Tahun)

    Judul

    Variabel

    Hasil Penelitian

    Persamaan Perbedaan

    6 Wei Lu, Yuanhao Lai, Yangzhou

    Liu (2013) An Empirical Study of

    Liquidity Premium Based on

    Multiple Models.

    1. Menggunakan variabel yang sama yaitu

    likuiditas saham.

    2. Terdapat variabel tingkat pengembalian

    yang diharapkan yang

    merupakan bagian dari

    biaya modal ekuitas.

    1. Penelitian terdahulu menggunakan tingkat turn

    over dan rasio likuiditas

    Amivest sebagai alat ukur

    likuiditas saham, sementara

    penelitian ini menggunakan

    trading volume activity

    sebagai alat ukur likuiditas

    saham.

    Penelitian tersebut menemukan bahwa ada

    korelasi positif antara likuiditas saham

    terhadap tingkat pengembalian yang

    diharapkan, baik diukur menggunakan

    tingkat turn over ataupun rasio likuiditas

    Amivest.

    7 Yakov Amihud, Allaudeen

    Hameed, Wenjin Kang, Huiping

    Zhang (2015) Stock Liquidity and

    The Cost of Equity Capital in

    Global Markets.

    1. Menggunakan variabel yang sama yaitu

    likuiditas saham dan

    biaya modal ekuitas.

    1. Penelitian ini menambahkan variabel

    manajemen laba riil, ukuran

    perusahaan dan

    pengungkapan sukarela

    sebagai variabel

    independen.

    Penelitian tersebut menemukan bahwa

    apabila semakin likuidnya saham perusahaan

    maka semakin rendah biaya modal ekuitas

    perusahaan tersebut.

    8 Sofia Prima Dewi, Jeffry Setiady

    Chandra (2016), Pengaruh

    Pengungkapan Sukarela, Asimetri

    Informasi, dan Manajemen Laba

    1. Menggunakan variabel yang sama yaitu

    manajemen laba dan

    biaya modal ekuitas.

    1. Penelitian ini menambahkan likuiditas

    saham dan ukuran

    perusahaan sebagai variabel

    independen

    Penelitian tersebut menemukan bahwa

    asimetri informasi dan manajemen laba

    memiliki pengaruh terhadap biaya modal

    ekuitas, sementara pengungkapan sukarela

    tidak berpengaruh terhadap biaya modal

    Sumber: Berbagai Referensi

  • 31

    No.

    Peneliti

    (Tahun)

    Judul

    Variabel

    Hasil Penelitian

    Persamaan Perbedaan

    terhadap Cost of Equity Capital. ekuitas.

    9 Dhiba Meutya Chancera (2013),

    Pengaruh Manajemen Laba

    terhadap Biaya Modal Ekuitas.

    1. Menggunakan variabel yang sama yaitu

    manajemen laba dan

    biaya modal ekuitas.

    1. Penelitian ini menambahkan

    pengungkapan sukarela,

    likuiditas saham dan ukuran

    perusahaan sebagai variabel

    independen

    Penelitian tersebut menemukan bahwa

    manajemen laba berpengaruh positif

    signifikan terhadap biaya modal ekuitas pada

    perusahaan manufaktur yang terdaftar di

    BEI.

    Sumber: Berbagai Referensi

  • 32

    C. Kerangka Pemikiran

    Perusahaan yang Terdaftar

    sebagai LQ 45 pada BEI

    Basis Teori:

    Teori Keagenan

    Variabel Independen Variabel

    Dependen

    Manajemen Laba Riil Abn. CFO Abn. PROD Abn. DISC

    𝑆𝑖𝑧𝑒 𝐿𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 Ukuran Perusahaan

    Likuiditas Saham Total Volume Activity

    Biaya Modal Ekuitas CAPM

    H1

    H3

    H2

    H4

    Metode Analisis:

    Analisis Regresi Linear Berganda

    Kesimpulan dan Saran

    Pengungkapan Sukarela Indeks Pengungkapan

    Sukarela

    Gambar 2.1 Kerangka pemikiran

  • 33

    D. Hipotesis

    1. Pengaruh Manajemen Laba Riil terhadap Biaya Modal Ekuitas

    Manajemen laba riil merupakan penyimpangan dari aktivitas

    operasi normal perusahaan yang dimotivasi oleh keinginan

    manajemen untuk memberikan pemahaman yang salah kepada

    pemangku kepentingan bahwa tujuan pelaporan keuangan tertentu

    telah dicapai melalui aktivitas operasi normal perusahaan (Perwira dan

    Darsono, 2015).

    Berkaitan dengan hubungan manajemen laba riil dan biaya

    modal ekuitas, bahwa manajemen laba sebagai bentuk informasi laba

    merupakan faktor penting dalam menentukan biaya modal ekuitas

    suatu perusahaan. Manajemen laba dapat dikatakan sebagai faktor

    risiko yang berkaitan dengan informasi perusahaan, hal ini karena

    informasi laba seharusnya mampu menjadi indikator dalam

    memprediksi arus kas masa depan yang akan diterima investor

    (Perwira dan Darsono, 2015).

    Penelitian yang dilakukan Kim dan Sohn (2013), manajemen

    laba riil diduga menutupi performa laba sebenarnya sehingga

    mendistorsi kualitas laporan keuangan sebagai indikator arus kas masa

    depan. Chancera (2011) berdasarkan hasil penelitiannya terhadap

    perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI mengungkapkan bahwa

    manajemen laba berpengaruh signifikan secara positif terhadap biaya

    modal ekuitas. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang

  • 34

    dilakukan Dewi et al (2017) yang menyatakan bahwa manajemen laba

    berpengaruh positif dan signifikan terhadap biaya modal ekuitas pada

    perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.

    Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya sebagaimana telah

    dipaparkan di atas, maka dapat disusun hipotesis penelitian sebagai

    berikut.

    H1: Manajemen laba riil berpengaruh terhadap biaya modal ekuitas

    2. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap biaya modal ekuitas

    Ukuran perusahaan pada dasarnya adalah pengelompokan

    perusahaan kedalam beberapa kelompok, diantaranya perusahaan

    besar, sedang dan kecil. Skala perusahaan merupakan ukuran yang

    dipakai untuk mencerminkan besar atau kecilnya perusahaan yang

    didasarkan pada total aset perusahaan (Putra, 2016).

    Keterkaitan antara ukuran perusahaan terhadap biaya modal

    ekuitas, apabila ukuran perusahaan semakin besar maka semakin besar

    pula biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menyediakan informasi

    bagi publik sehingga berdampak pada meningkatnya biaya modal

    ekuitas (Admadianto, 2017).

    Penelitian yang dilakukan Admadianto (2017) menunjukkan

    bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap

    biaya modal ekuitas. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan hasil

    penelitian yang dilakukan oleh Imran (2012) dan Putra (2016) yang

  • 35

    menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap biaya

    modal ekuitas.

    Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya sebagaimana telah

    dipaparkan di atas, maka dapat disusun hipotesis penelitian sebagai

    berikut.

    H2: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap biaya modal ekuitas

    3. Pengaruh likuidasi saham terhadap biaya modal ekuitas

    Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk mengubah

    aktiva menjadi kas atau kemampuan untuk memperoleh kas dengan

    mudah dan cepat (Putra, 2016). Likuiditas saham merupakan ukuran

    jumlah transaksi suatu saham di pasar modal dalam suatu periode

    tertentu. Semakin tinggi frekuensi transaksi saham tersebut, maka

    semakin tinggi pula likuiditas saham. Hal tersebut menunjukkan

    bahwa saham tersebut semakin diminati investor.

    Keterkaitan antara likuiditas saham dengan biaya modal ekuitas

    menurut Siregar (2014) mengatakan bahwa jika likuiditas dipandang

    sebagai suatu ukuran kinerja, maka perusahaan cenderung akan

    mengungkap informasi yang lebih banyak guna memberi sinyal

    kepada pemegang saham bahwa kondisi perusahaan sedang tidak baik,

    yang akan menurunkan biaya modal ekuitas.

    Penelitian yang dilakukan Lu, Lai, dan Liu (2013) menunjukkan

    bahwa likuiditas saham memiliki korelasi positif terhadap tingkat

    pengembalian yang diharapkan, yang merupakan bagian dari biaya

  • 36

    modal ekuitas. Hal tersebut diperkuat oleh penelitian yang dilakukan

    Amihud, Hameed, Kang, dan Zhang (2015) yang menyatakan bahwa

    semakin likuidnya saham perusahaan maka semakin rendah pula biaya

    modal ekuitas suatu perusahaan. Sementara penelitian yang dilakukan

    Putra (2016) menyatakan bahwa likuiditas saham tidak berpengaruh

    langsung dengan biaya modal ekuitas yang dikalkulasikan

    menggunakan tingkat pengembalian yang diharapkan ataupun tingkat

    diskonto.

    Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya sebagaimana telah

    dipaparkan di atas, maka dapat disusun hipotesis penelitian sebagai

    berikut.

    H3: Likuidasi saham berpengaruh terhadap biaya modal ekuitas

    4. Pengaruh pengungkapan sukarela terhadap biaya modal ekuitas

    Daniel (2013) menyatakan bahwa pengungkapan sukarela

    merupakan pengungkapan yang dilakukan perusahaan di luar apa yang

    diwajibkan oleh standar akuntansi atau peraturan badan pengawas.

    Keterkaitan antara pengungkapan sukarela dengan biaya modal

    ekuitas menurut Dewi et al (2017) menyatakan semakin luas

    pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan sebagai sinyal yang

    diberikan kepada para investor akan menurunkan biaya transaksi dan

    risiko yang ditetapkan oleh investor terhadap perusahaan tersebut yang

    akhirnya akan menurunkan biaya modal ekuitas.

  • 37

    Penelitian yang dilakukan Dewi et al (2017) yang mendukung

    penelitian Imran (2012), menunjukkan bahwa pengungkapan sukarela

    berpengaruh negatif signifikan terhadap biaya modal ekuitas, dengan

    asumsi semua investor sudah mengetahui seluruh pengungkapan

    sukarela, apabila perusahaan sudah sangat luas mengungkapkan

    pengungkapan sukarela ini, maka pihak investor tidak akan

    mengharapkan tingkat pengembalian hasil yang lebih dari investasi

    yang ditanamkan.

    Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya sebagaimana telah

    dipaparkan di atas, maka dapat disusun hipotesis penelitian sebagai

    berikut.

    H4: Pengungkapan sukarela berpengaruh terhadap biaya modal

    ekuitas

  • 38

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Ruang Lingkup Penelitian

    Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada permasalahan yang akan

    diteliti yaitu pengaruh manajemen laba riil, ukuran perusahaan, likuiditas

    saham dan pengungkapan sukarela terhadap biaya modal ekuitas. Populasi

    dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar dalam LQ 45

    dari tahun 2014 – 2016.

    Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

    sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi atau sudah

    diolah (Ghozali, 2013). Data sekunder dalam penelitian ini adalah laporan

    keuangan seluruh perusahaan yang terdaftar dalam LQ 45 oleh Bursa Efek

    Indonesia (BEI).

    B. Metode Penentuan Sampel

    Teknik sampling yang digunakan untuk menentukan sampel pada

    penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu pemilihan sampel secara

    tidak acak di mana harus memenuhi kriteria-kriteria yang telah disesuaikan

    dengan tujuan atau masalah penelitian (Ghozali, 2013) dengan kriteria

    sebagai berikut:

    1. Perusahaan tergabung berturut - turut dalam indeks LQ 45 pada

    periode 2014 – 2016

  • 39

    2. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangannya secara

    berturut – turut pada bulan desember periode 2014 – 2016

    3. Perusahaan yang tidak menggunakan mata uang asing pada laporan

    keuangannya.

    4. Perusahaan yang memiliki akun “beban pokok pendapatan/penjualan”

    pada laporan keuangannya.

    C. Metode Analisis Data

    A. Statistik Deskriptif

    Menurut Ghozali (2013), untuk memberikan gambaran

    karakteristik suatu data yang akan dianalisis, maka dilakukan

    perhitungan rata-rata (mean) dan standar deviasi. Rata-rata (mean)

    merupakan teknik yang digunakan untuk mengukur nilai sentral suatu

    distribusi data yang didasarkan pada nilai rata-rata pada kelompok

    tersebut. Sedangkan standar deviasi digunakan untuk menjelaskan

    homogenitas kelompok atau jarak antara nilai-nilai setiap individu

    yang terdapat dalam kelompok tersebut.

    Analisis statistik diskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk

    mengetahui deskripsi tentang manajemen laba riil, ukuran perusahaan,

    likuditas saham dan biaya modal ekuitas pada perusahaan yang

    tergabung dalam indeks LQ 45.

    B. Uji Asumsi Klasik

    Uji regresi linier berganda dapat dilakukan setelah model

    penelitian telah memenuhi syarat, yakni lolos dari uji asumsi klasik.

  • 40

    Uji asumsi klasik diperlukan untuk mendeteksi ada/tidaknya

    penyimpangan asumsi klasik atas persamaan regresi berganda yang

    digunakan. Pengujian ini terdiri dari uji normalitas, multikolonieritas,

    autokorelasi dan heteroskedastisitas.

    1. Uji Normalitas

    Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

    regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi

    normal (Ghozali, 2013).

    Dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas data adalah

    sebagai berikut:

    a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti

    arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan

    pola distribusi normal, dan pada tabel Kolmogorov-

    smirnov signifikansinya lebih dari 5% (>0,05) maka model

    regresi memenuhi asumsi normalitas.

    b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak

    mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak

    menunjukkan pola distribusi normal, dan pada tabel

    Kolmogorov-smirnov signifikansinya kurang dari 5% (<

    0,05) maka model regresi tidak memenuhi asumsi

    normalitas (Ghozali, 2013).

  • 41

    2. Uji Multikolonieritas

    Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model

    regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

    (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

    korelasi di antara variabel independen (Ghozali, 2013). Untuk

    mengetahui ada/tidaknya multikolonieritas adalah dengan

    menggunakan Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance.

    Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen

    manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya.

    Tolerance mengukur variabilitas variable independen yang

    terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya.

    Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi

    (karena VIF =1/Tolerance). Kriteria pengambilan keputusan

    dengan nilai tolerance dan VIF adalah sebagai berikut:

    a. Jika nilai tolerance ≥ 0,10 atau nilai VIF ≤ 10, maka

    berarti tidak terjadi multikolonieritas.

    b. Jika nilai tolerance ≤ 0,10 atau nilai VIF ≥ 10, maka

    berarti terjadi multikolonieritas.

    3. Uji Autokorelasi

    Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi

    linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada

    periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1

    (Ghozali, 2013). Apabila terjadi korelasi, maka dinamakan ada

  • 42

    masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul dikarenakan

    observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama

    lainnya. Masalah tersebut timbul karena residual (kesalahan

    pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi

    lainnya. Penelitian ini mendeteksi autokorelasi dengan Uji Runs

    Test. Hipotesis yang akan diuji adalah:

    H0: Tidak ada autokorelasi

    Ha: Ada autokorelasi

    Dasar pengambilan keputusan uji autokorelasi dengan Uji Runs

    Test adalah apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari

    0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi.

    4. Uji Heteroskedastisitas

    Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam

    model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

    pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari

    residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka di

    sebut homoskedastisitas dan jika berbeda di sebut

    heteroskedastisitas (Ghozali, 2013). Model regresi yang baik

    adalah model regresi yang tidak terjadi heteroskedastisitas.

    Pengujian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat

    grafik plot.

    Grafik Plot merupakan cara untuk mendeteksi ada

    tidaknya heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik plot

  • 43

    antara nilai prediksi variabel dependen ZPRED dengan

    residualnya SRESID. Dasar analisisnya adalah: Jika ada pola

    tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola teratur,

    maka telah teridentifikasi terjadi heterokedastisitas. Jika tidak

    ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah

    angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

    Penelitian ini juga menggunakan uji Spearman Rho untuk

    mengetahui ada tidaknya gejala heteroskedastisitas. Uji

    Spearman Rho diketahui dengan melihat nilai signifikansi

    semua variabel lebih dari 0,05 maka dapat dinyatakan telah

    bebas dari masalah heteroskedastisitas.

    C. Analisis Hipotesis

    Penelitian ini akan menggunakan Software SPSS untuk

    memprediksi hubungan antara variabel independen dengan variabel

    dependen.

    1. Pengujian dengan Analisis Regresi Berganda

    Penelitian ini akan menggunakan alat analisis regresi berganda

    untuk menguji pengaruh antara variabel dependen dengan ke

    enam variabel independen. Tujuan analisis regresi berganda

    ialah menggunakan nilai-nilai variabel independen yang

    diketahui, untuk meramalkan nilai variabel dependen.

    Persamaan regresi berganda dirumuskan sebagai berikut:

    Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + e

  • 44

    Dimana:

    Y= Biaya Modal Ekuitas

    a = Konstanta

    b = Koefisien Regresi

    X1= Abnormal CFO

    X2= Abnormal Production Cost

    X3 = Abnormal Discretionary Expenses

    X4= Ukuran Perusahaan

    X5 = Likuiditas Saham

    X6 = Pengungkapan Sukarela

    e = error

    2. Uji Koefiseien Determinasi (Uji R2)

    Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa

    besar variabel independen dapat menjelaskan variabel

    dependennya. Nilai koefisien determinasi terletak antara 0 dan

    1 ( 0 < R2 < 1), dimana semakin besar nilai R

    2 suatu regresi atau

    nilainya mendekati 1, maka hasil regresi tersebut semakin baik.

    Hal ini berarti variabel-variabel independen memberikan hampir

    seluruh informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

    variabel dependen penelitian.

    3. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

    Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua

    variabel independen yang dimaksud dalam penelitian

    mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel

  • 45

    dependen Ghozali (2013). Uji F dilakukan dengan

    membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dan melihat nilai

    signifikansi F pada output hasil regresi menggunakan SPSS

    dengan nilai signifikansi 0,05 dengan cara sebagai berikut:

    1. Bila F hitung > F tabel atau probabilitas < nilai signifikan (Sig

    ≤ 0,05), maka hipotesis tidak dapat ditolak, ini berarti bahwa

    secara simultan variabel independen mempunyai pengaruh

    signifikan terhadap variabel dependen; dan

    2. Bila F hitung < F tabel atau probabilitas > nilai signifikan (Sig

    ≥ 0,05), maka hipotesis tidak dapat diterima, ini berarti bahwa

    secara simultan variabel independen tidak mempunyai pengaruh

    signifikan terhadap variabel dependen.

    4. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

    Uji statistik t digunakan untuk mengetahui pengaruh

    masingmasing variabel independen secara parsial terhadap

    variabel dependen. Dengan tingkat signifikansi sebesar 5%,

    maka criteria pengujian atau dasar pengambilan keputusan

    adalah sebagai berikut (Ghozali, 2013):

    1) Apabila nilai signifikansi t < 0.05, berarti variabel

    independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel

    dependen.

    2) Apabila nilai signifikansi t > 0.05, berarti variabel

    independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap

    variabel dependen.

  • 46

    D. Operasional Variabel Penelitian

    1. Variabel Dependen (Y)

    Variabel dependen dalam penelitian ini adalah biaya modal

    ekuitas. Biaya modal ekuitas merupakan tingkat pengembalian yang

    diharapkan oleh investor atas investasi mereka dalam perusahaan

    (Perwira dan Darsono, 2015).

    Variabel biaya modal ekuitas dalam penelitian ini diukur dengan

    menggunakan metode CAPM (Capital Asset Pricing Model), yaitu

    model yang menghubungkan tingkat pengembalian harapan dari suatu

    aset berisiko dengan risiko dari aset tersebut pada kondisi pasar yang

    seimbang (Putra, 2016). Jika disajikan dalam rumus maka menjadi:

    Ke = Rf + ( Rm - Rf ) β

    Keterangan: Ke = Tingkat keuntungan yang disyaratkan investor

    Rf = Tingkat return bebas resiko

    β = Beta, pengukur resiko sistematis saham

    Rm = Tingkat keuntungan pasar

    Rumus perhitungan ( β ) melalui pendekatan regresi adalah:

    ∑ ∑

    (∑ )

    Rm = Tingkat keuntungan portofolio pasar

    Ri = Tingkat keuntungan saham

    Sedangkan tingkat keuntungan saham dapat dihitung:

  • 47

    Ri = Pengembalian keuntungan saham pada periode ke t

    Pt = Harga saham pada periode ke t

    Pt-1 = Harga saham pada periode t-1

    Tingkat pengembalian pasar (Rm) diperoleh besarnya keuntungan

    seluruh saham yang beredar di suatu bursa efek. Perhitungan return pasar

    didasarkan pada pendekatan Indeks LQ 45 di pasar modal.

    Rumus dari perhitungan return pasar tersebut adalah sebagai berikut :

    LQ45t = Indeks Perusahaan LQ 45 periode t

    LQ45t-1 = Indeks Perusahaan LQ45 sebelum periode t

    Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model CAPM

    dengan alasan bahwa metode CAPM dapat menjelaskan dan

    memberikan prediksi yang tepat mengenai hubungan keseimbangan

    antara tingkat risiko sistematis dengan tingkat pengembalian yang

    diharapkan oleh investor pada suatu aset.

  • 48

    2. Variabel Independen (X)

    Penelitian ini menggunakan empat variabel independen, yaitu

    manajemen laba riil, ukuran perusahaan, likuiditas saham, dan

    pengungkapan sukarela.

    a. Manajemen Laba Riil

    Berdasarkan Kim dan Sohn (2013); pengukuran manajemen laba

    riil menggunakan:

    1. Abnormal cash flow operations (Abn.CFO) merupakan

    manipulasi laba yang dilakukan perusahaan melalui aliran

    operasi kas yang akan memiliki aliran kas lebih rendah

    daripada level normalnya.

    ⁄ ( ⁄ ) ( ⁄ )

    ( ⁄ )

    CFOt = arus kas operasi perusahaan i pada tahun t

    At-1 = total aset perusahaan pada akhir tahun t-1

    St = penjualan perusahaan pada akhir tahun t

    ΔSt = perubahan penjualan perusahaan antara tahun

    t dengan tahun t -1

    α, β = koefisien regresi

    2. Abnormal production cost (Abn. PROD) merupakan

    Manajemen laba riil yang dilakukan melalui manipulasi

    biaya produksi, dimana perusahaan akan memiliki biaya

    produksi lebih tinggi daripada level normalnya.

  • 49

    ⁄ ( ⁄ ) ( ⁄ )

    ( ⁄ ) ( ⁄ )

    PRODt = harga pokok penjualan ditambah perubahan

    persediaan

    ΔSt-1 = perubahan penjualan perusahaan antara tahun t-1

    dengan tahun t-2

    3. Abnormal discretionary expenses (abn. DISC) merupakan

    manipulasi laba yang dilakukan melalui biaya

    deskrisioner.

    ( ⁄ ) ( ⁄ )

    DISCt = biaya penelitian dan pengembangan ditambah

    biaya iklan ditambah biaya penjualan, administrasi, dan

    umum

    Pengukuran dilakukan dengan mengambil nilai residu

    (error) dari setiap estimasi perhitungan di atas (Trisnawati

    et al, 2016).

    b. Ukuran Perusahaan

    Penelitian ukuran perusahaan (Size) dapat menggunakan tolak

    ukur aset. Karena total aset perusahaan bernilai besar maka hal

    ini dapat disederhanakan dengan mentranformasikan ke dalam

  • 50

    logaritma natural (Niresh dan Velnampy, 2014); sehingga ukuran

    perusahaan juga dapat dihitung dengan :

    c. Likuiditas Saham

    Likuiditas saham merupakan ukuran jumlah transaksi suatu

    saham di pasar modal dalam suatu periode tertentu. Semakin

    tinggi frekuensi transaksi saham tersebut, maka semakin tinggi

    pula likuiditas saham (Rahma, 2017). Likuiditas saham dapat

    diukur menggunakan Trading Volume Activity (TVA).

    d. Pengungkapan Sukarela

    Pengungkapan sukarela diukur dengan proksi disclosure

    index yaitu indeks Wallace. Skala pengukuran pengungkapan

    sukarela adalah skala rasio. Sesuai dengan penelitian Dewi dan

    Chandra (2016). Voluntary Disclosure (VD) dapat dihitung

    dengan rumus:

    n = jumlah item yang diungkapkan perusahaan

    K = jumlah item yang seharusnya diungkapkan

  • 51

    Item – item yang merupakan pengungkapan sukarela

    dikembangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

    Suripto Bambang (1999), yaitu sebagai berikut:

    No. Item Pengungkapan Sukarela

    1 Waktu Pendirian

    2 Tujuan umum perusahaan

    3 Strategi perusahaan

    4 Deskripsi umum perusahaan

    5 Posisi kantor pusat atau perwakilan

    6 Lokasi pabrik

    7 Informasi mengenai status perusahaan (PMA/PMDN)

    8 Produk utama yang diproduksi perusahaan atau sub bidang bergerak

    9 Merk dagang yang digunakan perusahaan

    10 Kemampuan perusahaan berproduksi per tahun

    11 Informasi mengenai pangsa pasar yang dikuasai

    12 Kinerja keuangan perusahaan periode terakhir

    13 Rencana investasi baru atau perluasan pasar

    14 Uraian mengenai estimasi hasil investasi

    15 Hutang atau bantuan yang diterima perusahaan periode tersebut

    16 Pembagian dividen

    17 Kerjasama dengan perusahaan lama atau grup perusahaan

    18 Daftar stakeholder (pemegang saham)

    19 Daftar direktur perusahaan

    20 Jumlah karyawan perusahaan

    21 Penghargaan yang telah diraih perusahaan terhadap produk tersebut

    22 Dampak operasi perusahaan terhadap lingkungan

  • 52

    No. Item Pengungkapan Sukarela

    23 Informasi mengenai tanggung jawab perusahaan

    24 Uraian mengenai program riset dan pengembangan

    25 Uraian mengenai pesanan atau kontrak yang belum terealisasi

    26 Uraian mengenai kondisi kesehatan dan keselamatan kerja

    27 Informasi mengenai jaringan pemasaran

    28 Informasi nilai tambah baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif

    29 Ringkasan rasio keuangan untuk 5 tahun terakhir atau lebih

    30

    Elemen – elemen laporan laporan laba rugi untuk 3 tahun terakhir atau

    lebih

    31 Elemen – elemen neraca untuk 3 tahun terakhir atau lebih

    32 Dampak inflasi terhadap perusahaan

    33 Daftar manajer senior (nama dan tanggung jawab)

    Tabel 3.1 Sumber: Choi dan Mueller (1992), Meek et al (1995), Suripto Bambang

    (1999)

    No Variabel Indikator Skala

    1

    Abnormal

    CashFlow

    Operation

    ⁄ ( ⁄ ) ( ⁄ )

    ( ⁄ ) Rasio

    2 Abnormal

    Production Cost

    ⁄ ( ⁄ ) ( ⁄ )

    ( ⁄ ) ( ⁄