pengaruh tingkat suku bunga dan bagi hasil...

Download PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA DAN BAGI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA DAN BAGI HASIL ... koefisien determinasi,

If you can't read please download the document

Upload: doantuong

Post on 06-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • i

    PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA DAN BAGI HASIL

    TERHADAP VOLUME DEPOSITO MUDHARABAH

    (Studi pada Bank Muamalat Indonesia tahun 2009 - 2011)

    Skripsi

    Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

    Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1

    dalam Ilmu Ekonomi Islam

    Oleh:

    Lina Anniswah

    NIM: 072411033

    JURUSAN EKONOMI ISLAM

    FAKULTAS SYARIAH

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

    SEMARANG

    2011

  • ii

    H. Abdul Ghofur, M.Ag

    Perumahan Kaliwungu Indah

    Rt 05 Rw 10 No 19

    PERSETUJUAN PEMBIMBING

    Lamp. : 4 (eksemplar)

    Hal : Naskah skripsi

    A.n. Lina Anniswah

    Kepada Yth.

    Dekan Fakultas Syariah

    IAIN Walisongo

    Assalamualaikum wr.wb

    Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini

    saya kirimkan naskah saudara:

    Nama : Lina Anniswah

    Nim : 072411033

    Jurusan : Ekonomi Islam

    Judul :PENGARUH SUKU BUNGA DAN BAGI HASIL

    .TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH (Studi Kasus pada

    .Bank Muamalat Indonesia)

    Dengan ini saya mohon kiranya skripsi tersebut dapat dimunaqasahkan.

    Demikian harap maklum adanya.

    Wassalamualaikum wr.wb

    Semarang, 28 November 2011

    Pembimbing I

    H. Abdul Ghofur, M.Ag

    NIP. 19670117 199703 1 00

  • iii

    Ari Kristin.P, SE, M.Si

    Jl. Perintis Kemerdekaan No. 181 Pudak

    Payung Banyukmanik Semarang

    PERSETUJUAN PEMBIMBING

    Lamp. : 4 (eksemplar)

    Hal : Naskah skripsi

    A.n. Lina Anniswah

    Kepada Yth.

    Dekan Fakultas Syariah

    IAIN Walisongo

    Assalamualaikum wr.wb

    Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini

    saya kirimkan naskah saudara:

    Nama : Lina Anniswah

    Nim : 072411033

    Jurusan : Ekonomi Islam

    Judul :PENGARUH SUKU BUNGA DAN BAGI HASIL

    .TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH (Studi Kasus pada

    .Bank Muamalat Indonesia)

    Dengan ini saya mohon kiranya skripsi tersebut dapat dimunaqasahkan.

    Demikian harap maklum adanya.

    Wassalamualaikum wr.wb

    Semarang, 28 November 2011

    Pembimbing II

    Ari Kristin.P, SE, M.Si

    NIP.19790512 200501 2 004

  • iv

  • v

    MOTTO

    Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa

    riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.

    (QS. Al- Baqarah Ayat 278)

    Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.

    Dia mendapatkan (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan di

    mendapatkan (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka Berdoa), Ya

    Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan

    kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang

    berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya

    Tuhan kami, jangnalah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup

    kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami.

    Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.

    (QS. Al- Baqarah Ayat 286)

  • vi

    PERSEMBAHAN

    Kupersembahkan yang tertinggi Sebagai Bentuk ibadah dan syukurku kepada

    Raja Semesta Alam Illahi Robbi yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya

    hingga pada Dia lah segalanya bergantung. Dan Nabi Muhammad SAW sang

    inspirator hidup

    Dengan segala kerendahan hati, kupersembahkan karya kecil ini untuk :

    1. Almamaterku tercinta, fakultas syariah IAIN Walisongo Semarang

    2. Untuk bapakku Juwaini dan ibuku siti fatonah yang sangat kusayangi,

    yang tidak letih terus menasihati dan mendoakanku.

    3. Untuk kakakku Ulil Wafi, S.pdi dan adiku Azid Fitriyah makasih atas

    dukungan dan doanya.

    4. Untuk sahabat-sahabatku ndut (izza), upeah (ulfa), Duk_e, bang Munieb,

    Erma, dan yang lainya terimakasih untuk motivation.

    5. Untuk mas Aril (ali rohman), mas Nurul Hakim, mb Nikmah dan yang

    lainnya terimkasih untuk motivation.

  • vii

    DEKLARASI

    Dengan kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini

    tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian

    juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi

    yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai rujukan.

    Semarang, 28 November 2011

    Deklarator

    LINA ANNISWAH

    072411033

  • viii

    ABSTRAK

    Bank merupakan suatu sektor yang sangat penting dan memiliki pengaruh

    yang besar terhadap aktivitas perekonomian masyarakat, dalam menjalankana

    usahanya bank terdiri bank konvensional dan bank syariah. Perbedaan yang paling

    mendasar di antara keduanya adalah insentif imbal hasil, dimana bank

    konvensional menerapakan sistem bunga dan bank syariah menerapakan sistem

    bagi hasil. BI adalah bank sentral yang memegang otoritas perbankan di

    Indonesia, kaitannya dengan keberadaan Perbankan Syariah adalah lembaga yang

    mengeluarkan peraturan teknis bagi kelembagaan dan pelaksanaan teknis

    operasional bank syariah. BI sebagai badan pengawas dan pemeriksa stabilitas

    keuangan menetapkan BI rate 6,75%, bila dikonversikan tingkat bagi hasil hampir

    sama di BMI memberikan bagi hasil 6,47%. Dan pada waktu BI rate 6,5%, BMI

    memberikan bagi hasil deposito mudharabah 5,74%. Kebijakan moneter yang

    dikeluarkan BI semua perbankan konvenional maupun syariah akan berpatokan

    pada BI. Hal ini yang melatarbelakangi untuk diadakan penelitian.

    Adapun tujuan penelitian: 1) Mengetahui apakah tingkat suku bunga BI

    (BI Rate) berpengaruh terhadap bagi hasil di BMI. 2) Mengetahui apakah tingkat

    suku bunga BI (BI Rate) berpengaruh terhadap volume deposito mudharabah di

    BMI. 3) Mengetahui apakah bagi hasil berpengaruh terhadap volume deposito

    mudharabah di BMI. 4) Mengetahui apakah tingkat suku bunga dan bagi hasil

    berpengaruh terhadap volume deposito mudharabah di BMI. Permasalahan dalam

    penelitian ini adalah 1) apakah tingkat suku bunga BI berpengaruh terhadap bagi

    hasil di BMI 2) apakah tingkat suku bunga BI berpengaruh terhadap volume

    deposito mudharabah di BMI. 3) apakah bagi hasil berpengaruh terhadap volume

    deposito mudharabah di BMI. 4) apakah tingkat suku bunga BI dan bagi hasil

    berpengaruh terhadap volume deposito mudharabah di BMI.

    Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini : jenis penelitian ini

    adalah penelitian kuantitatif dengan metode pengumpulan data teknik

    dokumentasi. Penelitian ini dilakukan terhadap Bank Muamalat Indonesia,

    pengambilan sampel dengan purposive sampling yaitu fase yang harus dilalui

    perbankan syariah mulai pembentukan kerangka dasar sistem pengaturan yang

    disesuaikan dengan karakteristik operasional perbankan syariah yang sehat (2004)

    sampai fase memenuhi standar keuangan dan kualitas pelayanan internasional

    (2011). Dari hasil pengambilan sampel terpilih 32 sampel. Metode analisis yang

    digunakan adalah model regresi linier berganda. Untuk memastikan data layak

    atau tidak diregresikan maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik. Dalam

    menguji hipotesis menggunakan uji parsial, koefisien determinasi, dan uji F.

    Hasil penelitian menunjukkan Pertama, terdapat pengaruh antara variabel

    bebas (tingkat suku bunga BI) terhadap variabel terikat (bagi hasil) di BMI.

    Kedua, Tingkat suku bunga tidak berpengaruh terhadap volume deposito

    mudharabah di BMI. Ketiga, Bagi hasil tidak berpengaruh terhadap volume

    deposito mudharabah di BMI. Dan keempat, secara simultan (bersama-sama)

    variabel bebas (tingkat suku bunga BI dan bagi hasil) tidak berpengaruh terhadap

    variabel terikat (deposito mudharabah) di BMI.

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Asslamualaikum Wr.Wb.

    Alhamdulilah Wasyukurilah, senantiasa penulis panjatkan ke

    hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada

    semua hamba-NYA, sehingga sampai saat ini kita masih mendapatkan

    ketetapan Iman dan Islam.

    Shalawat dan salm semoga tetap tercurahkan kepada junjungan nabi

    Muhammad SAW pembawa rahmat bagi makhluk sekian alam, keluaraga,

    sahabat dan para tabiin serta kita umatnya, semoga kita senantiasa

    mendapatkan syafaat dari beliu.

    Pada penyusunan skripsi ini tentulah tidak terlepas dari bantuan

    berbagai pihak, baik dalam ide, kritik, saran maupun dalam bentuk lainnya.

    Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih sebagai penghargaan

    atau peran sertanya dalam penyusunan skripsi ini kepada:

    1. Bapak Prof. Dr. H. Muhibbin, M.Ag selaku Pgs Rektor IAIN Walisongo Semarang.

    2. Bapak Dr. Imam Yahya, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang.

    3. Pembantu Dekan I, II, dan III Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang.

    4. Bapak Dr.Ali Murtadho, M.Ag selaku ketua jurusan Ekonomi Islam 5. Bapak H. Abdul Ghofur, M.Ag selaku dosen pembimbing I dan Ibu Ari

    Kristin, SE.,M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah banyak

    membantu, dengan meluangkan waktu dan tenaganya yang sangat

    berharga semata-mata demi mengarahkan dan membimbing penulis

    selama penyusunan skripsi ini.

    6. Segenap Dosen Fakultas Syariah yang telah banyak memberikan ilmunya kepada penulis dan senantiasa mengarahkan serta member

    motivasi selama penulis melaksanakan kuliah sehingga penulis mampu

    menyelasaikan penulisan skripsi ini.

    7. Bapak dan Ibu tercinta yang telah mengasuh dan membimbing serta memberikan dorongan kepada penulis, baik moral maupun spiritual dan

    tak lupa pada kakak ku Wafi dan adik ku Azid yang aku sayangi.

    8. Senior Q mas Aril, mas rouf, mb nikmah motivasi dan ,mas nurul kalian yang begitu luar biasa tak akan pernah q lupakan (penulis mengharapkan

    masukan dan bimbingannya)

    9. Seluruh teman-teman mahasiswa khususnya EIA 07, ndut (izza), Ulfa, Erma, Duki, Maskhun, Asrikan , dan teman-teman lainya yang tidak bisa

    penulis sebutkan semuanya. Terima kasih penulis ucapkan untuk kalian

  • x

    yang telah setia berjuang bersama-sama mencari ilmu di fakultas tercint

    kita.

    10. Seluruh penghuni kos BPI C 2 : Ana-Atin, Fian-hesti, Ema-Anif, Yulia- Eva (terimaksaih atas kekeluargaan selama ini).

    11. Pihak-pihak lain yang secara langsung maupun tidak langsung yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.

    Semoaga Allah membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan

    yang lebih dari mereka berikan. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa

    skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi bahasa, isi maupun

    analisisnya, sehingga kritik dan saran sangat penulis harapkan demi

    kesempurnaan skripsi ini.

    Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

    Amin Ya Rabbal Alamin.

    Wassalamualaikum Wr.Wb.

    Semarang , 28 November 2011

    LINA ANNISWAH

    072411033

  • xi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .................................................................. i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................. ii

    HALAMAN PENGESAHAN ......................................................... iv

    HALAMAN MOTTO .................................................................. v

    HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................... vi

    HALAMAN DEKLARASI ............................................................ vii

    HALAMAN ABSTRAK................................................................. viii

    HALAMAN KATA PENGANTAR................................................ ix

    DAFTAR ISI .................................................................. xii

    DAFTAR TABEL .................................................................. xiiii

    DAFTAR GAMBAR .................................................................. xv

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................. xvi

    BAB I : PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Masalah ......................................... 1

    1.2. Rumusan Masalah .................................................. 6

    1.3. Tujuan .................................................................. 6

    1.4. Manfaat .................................................................. 7

    1.5. Sistematika Penulisan ............................................. 7

    BAB II : TELAAH PUSTAKA

    2.1. Suku Bunga ............................................................ 9

    2.1.1. Pengertian Suku Bunga ................................. 9

    2.1.2. Teori Suku Bunga .......................................... 11

    2.1.2.1. Teori Klasik Tentang Tingkat Suku Bunga

    (Luanable Funds) ................................ 11

    2.1.2.2. Teori Klasik Tentang Tingkat Suku Bunga

    (Liquidity Preference) .......................... 12

    2.1.3 BI Rate........................................................... 14

    2.2. Bagi hasil................................................................ 15

    2.2.1. Pengertian Bagi Hasil ..................................... 15

    2.2.2.Teori Bagi Hasil .............................................. 16

    2.2.3. Perbedaan Bungan Dan Bagi Hasil ................. 18

    2.3. Investasi dalam Islam ............................................. 18

    2.3.1. Tabungan dan Investasi Islam ....................... 18

    2.3.2. Teori Investasi dalam Ekonomi Islam ............ 19

    2.4.Deposito Mudharabah .............................................. 21

    2.4.1. Landasan Syariah ......................................... 24

    2.4.2. Pengertian Mudharabhah ................................ 25

    2.4.3. Kontrak Mudharabhah ................................... 26

    2.4.4. Jenis-jenis Mudharabhah ............................... 27

    2.4.5. Perbedaan Deposito Mudharabhah

    dengan Konvensional ...................................... 30

    2.5. Kerangka Pemikiran Teoritis .................................. 32

    2.6. Hipotesis................................................................. 33

  • xii

    BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

    3.1. Jenis dan Sumber Data ........................................... 34

    3.2. Populasi dan Sampel ............................................... 35

    3.3. Definisi Operasional ............................................... 37

    3.4. Tehnik Pengumpulan Data ...................................... 38

    3.5. Tehnik Analisis ....................................................... 39

    3.5.1 Analisis Deskrptif ........................................... 39

    3.5.2 Uji Asumsi Klasik ........................................... 39

    BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    4.1. Gambaran Umum Bank Muamalat Indonesia

    4.1.1 Sejarah Bank Muamalat Indonesia .................. 46

    4.1.2 Produk ank muamalat indonesia ...................... 48

    4.1.3 Visi dan misi ................................................... 48

    4.1.4 Profil ............................................................... 49

    4.1.5 Struktur ........................................................... 49

    4.2 Analisis Data

    4.2.1 Hasil Statistik Deskriptif ................................. 58

    4.2.1.1 Hasil Statistik Deskriptif Variabel

    Tingkat Suku Bunga ............................ 58

    4.2.1.2 Hasil Statistik Deskriptif Variabel

    Bagi Hasil ........................................... 59

    4.2.1.3 Hasil Statistik deskriptif Variabel

    Deposito Mudharabah ......................... 60

    4.2.2 Uji Asumsi Klasik ........................................... 61

    4.2.2.1 Uji Multikolonieritas ........................... 61

    4.2.2.2 Uji Autokorelasi .................................. 62

    4.2.2.3 Uji Heterokedastisitas .......................... 63

    4.2.2.4 Uji Normalitas ..................................... 64

    4.3 Uji Hipotesis ............................................................ 66

    4.3.1 Analisis Regresi Berganda .............................. 66

    4.3.2 Uji Parsial ....................................................... 67

    4.3.3 Koefisien Determinasi ..................................... 68

    4.3.4 Uji F ............................................................... 69

    4.4 Pembahasan ............................................................. 69

    4.4.1 Pengaruh Suku Bunga dan Bagi Hasil terhadap Deposito

    Mudharabah (Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia)

    .................................................................. 69

    4.4.1.1 Pengaruh Tingkat Suku Bunga BI terhadap

    Bagi Hasil di Bank Muamalat Indonesia ... 69

    4.4.1.2 Pengaruh Tingkat Suku Bunga BI terhadap

    Volume Deposito Mudharabah di Bank Muamalat

    Indonesia ................................................. 72

  • xiii

    4.4.1.3 Pengaruh Bagi Hasil terhadap Volume Deposito

    Mudharabah di Bank Muamalat Indonesia

    ................................................................ 74

    4.4.1.4 Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Bagi Hasil

    terhadap Deposito Mudharabah di Bank Muamalat

    Indonesia ................................................. 76

    BAB V : PENUTUP

    5.1. Kesimpulan ............................................................ 77

    5.2. Keterbatasan Penelitian ........................................... 78

    5.2 Saran .................................................................. 79

    DAFTAR PUSTAKA

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • xiv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1: Perbedaan bunga dan bagi hasil .................................................... 18

    Tabel 4.1 : Hasil statistik deskriptif variabel tingkat suku bunga ................ 57

    Tabel 4.2 : Hasil statistik deskriptif variabel bagi hasil ............................... 58

    Tabel 4.3 : Hasil statistik deskriptif variabel deposito mudharabah ............ 59

    Tabel 4.4 : Hasil uji variabel independen ...................................................... 60

    Tabel 4.5 : Hasil perhitungan FIV ................................................................. 61

    Tabel 4.6 : Hasil Durbin Waston ................................................................... 62

    Tabel 4.7 : Hasil analisis ragresi berganda .................................................... 65

    Tabel 4.8 : Hasil analisis uji parsial ............................................................... 67

    Tabel 4.9 : Hasil koefisien determinasi .......................................................... 68

    Tabel 4.10 : Hasil uji F ..................................................................................... 69

  • xv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 4.1 : Hasil Analisi Grafik Uji Heterokedastisitas Scatteerplot ..... 63

    Gambar 4.2 : Hasil Analisis Grafik Uji Normalitas Histrogram ................ 64

    Gambar 4.3 : Hasil Analisis Grafik Uji Normalitas Probabilitas Plot ........ 64

  • xvi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran I : Laporan Tingkat Suku Bunga BI, Bagi Hasil dan Volume

    Deposito Mudharabah

    Lampiran II : Hasil Perhitungan

  • 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Perbankan adalah merupakan salah satu lembaga keuangan yang

    melaksanakan tiga fungsi utama, yaitu menerima simpanaan uang, meminjamkan

    uang, dan memberikan jasa pengiriman uang. Di dalam sejarah perekonomian

    umat Islam, pembiayaan yang dilakukan dengan akad yang sesuai syariah telah

    menjadi bagian dari tradisi umat Islam sejak zaman Rasulullah Saw. Praktik-

    praktik seperti menerima titipan harta, meminjamkan uang untuk keperluan

    konsumsi dan untuk keperluan bisnis, serta melakukan pengiriman uang, telah

    lazim dilakukan sejak zaman Rasullullah Saw. Dengan demikian, fungsi-fungsi

    utama perbankan modern, yaitu menerima deposit, menyalurkan dana dan

    melakukan transfer dana telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari

    kehidupan umat islam, bahkan sejak zaman Rasulullah Saw.1

    Keberadaan badan usaha pembiayaan non-bank yang mencoba

    menerapkan konsep bagi hasil ini semakin menunjukkan, bahwa masyarakat

    Indonesia membutuhkan hadirnya alternatif lembaga keuangan syariah untuk

    melengkapi pelayanan oleh lembaga keuangan konvensional yang sudah ada.

    Semakin berkembangannya aspirasi masyarakat Indonesia untuk memiliki

    lembaga keuangan syariah, maka para pemuka agama yang tergabung dalam

    Majelis Ulama Indonesia (MUI) kemudian menindaklanjuti aspirasi masyarakat

    tersebut dengan melakukan pendalaman tentang konsep-konsep keuangan syariah

    1 Adiwarman A. Karim, Bank Islam, Jakarta: PT. Rajagrafindo persada, 2007, hlm. 18.

  • 2

    termasuk sistem perbankan syariah. Pada tanggal 18-20 Agustus 1990, MUI

    menyelenggarakan loka karya bunga bank dan perbankan di Cisarua, Bogor, Jawa

    Barat. Hasil loka karya dibahas lebih mendalam pada Musyawarah Nasioanal IV

    MUI di Jakarta pada tanggal 22-25 1990, yang menghasilkan amanat bagi

    pembentukan kelompok kerja untuk mendirikan Bank Islam di Indonesia.2 Bank

    Muamalat Indonesia lahir sebagai hasil kelompok kerja tersebut. Dan akta

    pendirian Bank Muamalat ditandatangani pada 1 November 1991 dengan

    komitmen saham sebanyak Rp 84 Milyar. Dengan modal awal itu, Bank

    Muamalat Indonesia mulai beroperasi pada 1 Mei 1992. Hingga Agustus 2011 ini

    jumlah Outlet BMI adalah 75 kantor cabang, 92 kantor cabang pembantu, 158

    kantor kas, 43 Gerai Muamalat, 4.103 Outlet Pos Online (SOPP).3 Mengenai asset

    BMI, secara year on year asset Bank Muamalat pada tahun 2010 meningkat

    33,53% dari Rp 16.027,18 milliar menjadi Rp 21.400,79 milliar.4 Sementara dana

    pihak ketiga (DPK) meningkat dari Rp13.316,90 milliar menjadi Rp 17.393,44

    milliar. Dan untuk deposito perbankan syariah Agustus 2011 mengalami

    peningkatan 60,60% dari Rp 44,075 milliar menjadi Rp 55,768 milliar.5

    Perkembangan Bank Syariah saat ini sangat pesat dipicu oleh UU No. 10

    tahun 1988 yang memungkinkan perbankan menjalankan dual banking system.6

    Bank-bank konvensional yang menguasai pasar mulai melirik dan membuka Unit

    2 Mansur, Seluk Beluk Ekonomi Islam, Salatiga: STAIN Salatiga Press, 2009, Cet. Ke-1,

    hlm. 63. 3 http://www.muamalatbank.com/index.php/home/news/media_expose/102

    4 http://www.muamalatbank.com/index.php/home/news/media_expose/1024, hlm. 89.

    5 Bank Indonesia, Statistik Perbankan Indonesia - Vol. 9, No. 9, Agustus 2011 ,hlm.97

    6 Dual banking system adalah penggunaan bank konvensional dan bank syariah secara

    paralel.

    http://www.muamalatbank.com/index.php/home/news/media_expose/1024

  • 3

    Usaha Syariah. Diantaranya adalah Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Bukopin,

    Bank Danamon, Bank rakyat Indonesia (BRI), Bank Niaga, dan lain sebagainya.

    Dan perkembangan asset perbankan syariah pada bank umum syariah (BUS)

    meningkat pada Agustus 2011 Rp 94, 325 Milyar dibandingkan pada Juli 2011 Rp

    90,734 Milyar. Dan untuk unit usaha syariah (UUS) mengalami peningkatan pada

    Agustus 2011 Rp 22,484 Milyar dibandingkan pada Juli 2011 Rp 22,130 Milyar.7

    Dalam penerapan dual banking system di Indonesia maka terdapat dua

    sistem perbankan yang beroperasi baik secara teori maupun prakteknya berbeda

    meskipun terdapat perbedaan yang sangat mendasar antara bank syariah dengan

    bank konvensional namun dalam prakteknya bank syariah merupakan pesaing

    utama dengan bank konvensioanal seperti dalam penghimpunan dan penyaluran

    dana. Salah satu bentuk persaingan itu dapat secara nyata dilihat dari pengalihan

    dana nasabah akibat kenaikan atau penurunan tingkat suku bunga maka nasabah

    atau deposan lebih tertarik menyimpan dananya di bank syariah. Sebaliknya

    apabila tingkat suku bunga lebih menguntungkan dari pada tingkat bagi hasil

    maka nasabah atau deposan akan memindahkan dananya ke bank konvensional.

    Fenomena ini terjadi pada pertengahan tahun 2005 yaitu sebelum bunga SBI dan

    pinjaminan dinaikkan, imbas hasil nasabah bank syariah bisa mencapai 8,5%,

    lebih tinggi dari bunga bank konvensioanl hanya sekitar 7%, namun setelah di

    naikan, deposito konvensional dengan pokok diatas 500.000 juta sudah bisa

    mendapatkan bunga 10%, sehingga kecenderungan kenaikan bunga tersebut

    mengakibatkan imbal hasil yang diberikan perbankan syariah menjadi kurang

    7 Bank Indonesia, Op.cit., hlm. 95.

  • 4

    menarik.8 Kenaikan suku bunga juga masih terjadi pada april 2006, bahwa

    nasabah loyal pada sistem syariah di tempatnya hanya sekitar 20%, DPK di BRI

    syariah hingga desember 2005 masih mencapai 40 miliar. Namun pada posisi april

    2006 dana masyarakat tinggal 10 miliar. Sisa dana yang lain telah dialihkan

    pemiliknya ke lembaga konvensional dikarenakan tingkat suku bunga di anggap

    lebih menguntungkan.

    Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah pada saat itu menaikaan tingkat

    suku bunga pada krisis moneter tahun 1997 mengakibatkan sejumlah bank

    konvensional goncang dan akhirnya dilikuidasi karena mengalami negative

    spread.9 Hal ini terjadi karena bank harus membanyar bunga simpanan nasabah

    yang jauh lebih tinggi dari pada bunga kredit yang diterimanya dari debitur.

    Sedangkan perbankan Syariah terbebas dari negative spread, karena

    perbankan syariah tidak berbasis pada bunga uang. Konsep Islam adalah menjaga

    keseimbangan antara sektor riil dengan sektor moneter, sehingga pertumbuhan

    pembiayaan tidak lepas dari pertumbuhan sektor riil yang dibiayainya. Dengan

    kata lain, kinerja perbankan Islam ditentukan oleh kinerja sektor riil, dan bukan

    sebaliknya. Dalam pandangan Islam, uang hanyalah sebagai alat tukar dan bukan

    merupakan barang dan komoditas.10

    Dalam perkonomian Indonesia ketika adanya

    kenaikan tingkat suku bunga pada bank-bank umum (konvensional) akan

    mempengaruhi peran intermediasi dunia perbankan. Dalam operasional perbankan

    konvensional sangat tergantung pada tingkat suku bunga yang berlaku, karena

    8 Vice, tabloit Kontan No.1, Tahun X, 3 oktober 2005, hlm. 20.

    9 Negative spread adalah bunga tabungan lebih tinggi di bandingkan bunga pinjaman.

    10 Sawaldjo Puspopranoto, Keuangan Perbankan dan Pasar Keuangan, Jakarta: LP3ES,

    2004, hlm. 7.

  • 5

    keuntungan bank konvensional berasal dari selisih antara bunga pinjaman dengan

    bunga simpanan. Sedangkan dalam perbankan syariah tidak mengenal sistem

    bunga tapi yang ada adalah prinsip profit sharing antara bank dengan nasabah

    dalam pengelolaan dananya.

    Berdasarkan uraian diatas mengenai penabung atau deposan bersifat motif

    keuntungan adalah dilihat dari segi tingkat suku bunga bank konvensional, jika

    tingkat suku bunga lebih tinggi dari tingkat bagi hasil maka nasabah memilih

    untuk menyimpan dananya di bank konvensional dan sebaliknya jika tingkat bagi

    hasil lebih besar dari tingkat suku bunga maka nasabah memilih untuk

    mendepositokan dananya dari pada menabung tabungan biasa, dengan alasan

    bahwa keuntungan yang didapat adalah lebih besar walaupun memang risiko yang

    dihadapi cukup besar.

    Dengan melihat latar belakang diatas, maka peneliti mengambil studi

    kasus pada Bank Muamalat Indonesia dengan fokus permasalahan pada deposito

    Mudharabah. BMI merupakan bank yang sangat terbukti tidak goyah sedikitpun

    dengan adanya krisis moneter yang melanda di Indonesia pada tahun 1998.

    Simpanan Mudharabah dengan sistem bebas bunga merupakan salah satu produk

    unggulan BMI yang telah membawa eksisnya perbankan syariah di Indonesia

    hingga sekarang.

    Dengan memperhatikan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk

    melakukan penelitian dengan judul PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA

    DAN BAGI HASIL TERHADAP VOLUME DEPOSITO MUDHARABAH

    (Studi pada Bank Muamalat Indonesia tahun 2009-2011) .

  • 6

    1.2. Rumusan Masalah

    a. Apakah tingkat suku bunga BI (BIRate) berpengaruh terhadap bagi hasil di

    Bank Muamalat Indonesia?

    b. Apakah tingkat suku bunga BI berpengaruh terhadap volume deposito

    mudharabah di Bank Muamalat Indonesia?

    c. Apakah bagi hasil berpengaruh terhadap volume deposito mudharabah di

    Bank Muamalat Indonesia?

    d. Apakah tingkat suku bunga dan bagi hasil berpengaruh terhadap volume

    deposito mudharabah di Bank Muamalat Indonesia?

    1.3. Tujuan Penelitian

    Setiap penelitian pasti memiliki tujuan tertentu baik untuk kepentingan

    pribadi atau yang lain. Tujuan penelitian ini adalah:

    a. Mengetahui apakah tingkat suku bunga BI (BI Rate) berpengaruh terhadap

    bagi hasil di Bank Muamalat Indonesia.

    b. Mengetahui apakah tingkat suku bunga BI (BI Rate) berpengaruh terhadap

    volume deposito mudharabah di Bank Muamalat Indonesia.

    c. Mengetahui apakah bagi hasil berpengaruh terhadap volume deposito

    mudharabah di Bank Muamalat Indonesia.

    d. Mengetahui apakah tingkat suku bunga dan bagi hasil berpengaruh

    terhadap volume deposito mudharabah di Bank Muamalat Indonesia.

  • 7

    1.4. Manfaat Penelitian

    Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

    a. Memberikan pengetahuan dan pemahaman pada penulis tentang pengaruh

    tingkat suku bunga BI (BI Rate) dan bagi hasil terhadap volume deposito

    mudharabah di Bank Muamalat Indonesia.

    b. Memberikan masukan berupa informasi dan mungkin juga saran kepada

    pihak-pihak yang berkompeten dalam hal perbankan syariah, maupun

    masyarakat umum mengenai tingkat suku bunga BI (BI Rate) dan bagi

    hasil terhadap volume deposito mudharabah di Bank Muamalat Indonesia.

    1.5. Sistematika Penelitian

    BAB I : PENDAHULUAN

    Bab ini berisi tentang uraian latar belakang masalah, perumusan masalah,

    manfaat penelitian, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan.

    BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

    Bab ini membahas landasan teori, kerangka pemikiran teoritis, dan

    hipotesis sebagai alternatif sementara.

    BAB III : METODE PENELITIAN

    Bab ini menguraikan tentang jenis dan sumber data, populasi dan sampel,

    definisi opersional, tehnik pengumpulan data, dan tehnik analisis data

    yang digunakan.

  • 8

    BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    Bab ini berisi tentang deskripsi obyek penelitian, analisis data dan

    pembahasan dari hasil analisis.

    BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

    Bab ini berisi kesimpulan dan saran berdasarkan penelitian dan

    pengolahan data yang diperoleh.

  • 9

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Suku Bunga

    2.1.1. Pengertian suku bunga

    Bunga adalah tanggungan pada pinjaman uang, yang biasanya dinyatakan

    dengan persentase dari uang yang dipinjamkan.1 Suku bunga adalah tingkat bunga

    yang dinyatakan dalam persen, jangka waktu tertentu (perbulan atau pertahun).2

    Sedangkan suku bunga menurut Sunariyah (2004:80) adalah harga dari pinjaman.

    Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang perunit waktu. Bunga merupakan

    suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan

    kepada kreditur.3

    Menurut Lipsey, Ragan, dan Courant (1997 : 99-100) suku bunga dapat

    dibedakan menjadi dua yaitu suku bunga nominal dan suku bunga riil. Dimana

    suku bunga nominal adalah rasio antara jumlah uang yang dibayarkan kembali

    dengan jumlah uang yang dipinjam. Sedang suku bunga riil lebih menekankan

    pada rasio daya beli uang yang dibayarkan kembali terhadap daya beli uang yang

    dipinjam. Suku bunga riil adalah selisih antara suku bunga nominal dengan laju

    inflasi. Menurut Samuelson dan Nordhaus (1998) suku bunga adalah pembayaran

    yang dilakukan atas penggunaan sejumlah uang. 4

    1 Muhamad, Manajemen Bank syariah, Yogyakarta: UPP AMPYKPN, hlm. 40.

    2 Robert Marshall dan Miranda (eds), Kamus Populer Uang dan Bank, Jakarta:

    Ladanngpustaka dan Intimedia, hlm. 134. 3 http://www.informasiku.com/2011/04/teori-suku-bunga-dan-inflasi.html.

    4 Ibid.

    9

    http://www.informasiku.com/2011/04/teori-suku-bunga-dan-inflasi.html

  • 10

    Bunga adalah imbalan jasa untuk penggunaan uang atau modal yang

    dibayar pada waktu yang disetujui, umumnya dinyatakan sebagai persentase dari

    modal pokok.5 Bunga Bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh

    Bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau

    menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar

    kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar oleh

    nasabah kepada Bank (nasabah yang memperoleh pinjaman).

    Suku bunga ditentukan dua kekuatan, yaitu : penawaran tabungan dan

    permintaan investasi modal (terutama dari sektor bisnis). Tabungan adalah selisih

    antara pendapatan dan konsumsi. Bunga pada dasanya berperan sebagai

    pendorong utama agar masyarakat bersedia menabung. Jumlah tabungan akan

    ditentukan oleh tinggi rendahnya tingkat suku bunga. Semakin tinggi suku bunga,

    maka akan semakin tinggi pula minat nasabah untuk menabung, dan sebaliknya.

    Tinggi rendahnya penawaran dana investasi ditentukan oleh tinggi rendahnya

    suku bunga tabungan nasabah.

    Tingkat bunga mempunyai beberapa fungsi atau peran penting dalam

    perekonomian yaitu: (a) Membantu mengalirnya tabungan berjalan ke arah

    investasi guna mendukung pertumbuhan perekonomian, (b) Mendistribusikan

    jumlah kredit yang tersedia, pada umumnya memberikan dana kredit kepada

    proyek investasi yang menjanjikan hasil tertinggi, (c) Menyeimbangkan jumlah

    uang beredar dengan permintaan akan uang dari suatu negara (d) Merupakan alat

    5 Sigit Winarno dan Sujana Ismaya, Kamus Besar Ekonomi, Bandung: Pustaka Grafika,

    2007, hlm. 260.

  • 11

    penting menyangkut kebijakan pemerintah melalui pengaruhnya terhadap jumlah

    tabungan dan investasi.6 Pada dasarnya suku bunga adalah memberikan sebuah

    keuntungan yang diperoleh dari sejumlah uang yang dipinjamkan kepada pihak

    lain atas dasar perhitungan waktu dan nilai ekonomis.

    2.1.2. Teori Suku Bunga

    2.1.2.1. Teori Klasik tentang tingkat bunga (Loanable Funds)

    Teori klasik menyatakan bahwa bunga adalah harga dari (penggunaan)

    loanable funds atau bisa diartikan dana yang tersedia untuk dipinjamkan atau dana

    investasi, sebab menurut teori klasik bunga adalah harga yang terjadi di pasar

    dana investasi. Investasi juga merupakan tujuan dari tingkat bunga. Semakin

    tinggi tingkat suku bunga, maka keinginan untuk melakukan investasi juga

    semakin kecil, alasanya adalah seorang pengusaha akan menambah pengeluaran

    investasinya apabila keuntungan yang diharapkan dari investasi tersebut lebih

    besar dari tingkat bunga yang harus dibayarkan untuk dana investasi tersebut

    sebagai ongkos untuk penggunaan dana. Makin rendah tingkat bunga, maka

    pengusaha akan terdorong untuk melakukan investasi, karena biaya penggunaan

    dana juga semakin kecil, tingkat bunga dalam keadaan seimbang (artinya tidak

    ada dorongan naik turun) akan tercapai apabila keinginan menabung masyarakat

    dengan keinginan pengusaha untuk melakukan investasi.7

    6Sawaldjo Puspopranoto, op.cit., hlm. 71.

    7 Budiono, Ekonomi Moneter, yogyakarta: BPFE 1989, Cet. Ke-4, hlm. 76.

  • 12

    2.1.2.2. Teori Klasik tentang tingkat bunga (Liquidity preference)

    Dalam teori Keynes tingkat bunga ditentukan oleh permintaan dan

    penawaran uang. Menurut teori ini, ada tiga motif (transaksi, berjaga-jaga dan

    spekulasi) mengapa orang menghendaki memegang uang tunai.8 Tiga motif inilah

    yang merupakan sumber timbulnya permintaan akan uang yang di beri nama

    liquidity preference. Dalam teori Keynes khususnya menekankan adanya

    hubungan langsung antara kesediaan orang membayar harga uang tersebut

    (tingkat bunga) dengan unsur permintaan akan uang untuk tujuan spekulasi,

    permintaan besar apabila tingkat bunga rendah dan permintaan kecil apabila

    tingkat bunga tinggi.

    Dalam penawaran uang untuk tujuan spekulasi, apabila harga naik maka

    barang yang ditawarkan akan naik dan apabila harga turun maka barang yang

    akan ditawarkan menurun. Penawaran adalah harga yang diajukan untuk calon

    pembeli.9 Pada penelitian ini barang yang diumpamakan adalah deposito

    mudharabah dan harga dari suatu pasar adalah tingkat suku bunga dan bagi hasil.

    Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran deposito mudharabah yaitu :

    a. Bunga

    b. Bagi Hasil

    Hubungan penawaran menjelaskan bahwa jika harga naik maka jumlah

    yang akan di tawarkan akan bertambah atau naik dan sebaliknya, jika harga turun

    maka jumlah barang yang akan di tawarkan turun. Dan bersifat hubungan positif

    antara harga dengan jumlah barang yang di tawarkan. Artinya jika harga atau

    8Ibid., hlm. 82.

    9 Robert Marshall dan Miranda (eds), op.cit., hlm. 97.

  • 13

    bunga bank umum mengalami kenaikan maka deposito mudharabah akan

    bertambah atau naik dan sebaliknya, jika bagi hasil mengalami kenaikan maka

    deposito mudharabah meningkat karena nasabah bersifat profit motif.

    Dalam dunia perbankan terutama perbankan konvensional tidak lepas dari

    suku bunga. Karena faktor tingkat bunga sebagai salah satu variabel kunci dalam

    perekonomian. Tingkat bunga adalah biaya peminjaman (atau pendapatan dari

    perkreditan) yang dinyatakan dalam presentase tahunan.10

    Tingkat bunga

    mempunyai hubungan erat dengan inflasi dan dunia perbankan. Inflasi adalah

    kenaikan tingkat harga rata-rata untuk semua barang dan jasa. Inflasi terjadi bila

    tingkat harga rata-rata dari semua harga dalam suatu perekonomian mengalami

    kenaikan.11

    Dalam keadaan seperti ini berarti ada ketidakstabilan ekonomi. Bank

    Indonesia sebagai otoritas pengaturan dan pengawasan moneter, menempuh

    kebijakan moneter untuk menciptakan stabilitas moneter dengan kebijakan

    moneter yang ketat (tight money policy). Bank Indonesia menggunakan instrumen

    suku bunga untuk menekan inflasi. Suku bunga diharapkan dapat menyerap

    kelebihan likuiditas agar sesuai dengan kebutuhan nyata dari perekonomian.

    Dengan penetapan suku bunga simpanan yang tinggi kelebihan likuiditas dapat

    diserap dalam sistem perbankan, dengan begitu dapat mengendalikan jumlah uang

    primer.

    10

    Sawaldjo Puspopranoto, op.cit., hlm. 12. 11

    Ibid, hlm. 88.

  • 14

    2.1.3. BI Rate

    BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau

    stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan

    kepada publik.12

    BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia

    setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi

    moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity

    management) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan

    moneter. Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan

    suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N). Pergerakan di suku

    bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga

    deposito, dan pada akhirnya suku bunga kredit perbankan.

    Penetapan BI Rate sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi. Bank

    Indonesia akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di

    atas sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan

    BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah

    ditetapkan. Salah satu kebijakan yang diambil oleh BI dalam mengatasi jumlah

    uang yang beredar agar diperoleh keseimbangan antara penawaran dan

    permintaan uang adalah suku bunga. Pemerintah akan mengurangi jumlah uang

    beredar dengan meningkatkan suku bunga, karena dengan suku bunga tinggi

    masyarakat atau nasabah akan cenderung menyimpan uang nya di bank yang

    relatif dengan imbalan bunga tinggi dan lebih aman. Dalam permintaan uang di

    12

    http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/BI+Rate/Penjelasan+BI+Rate/

  • 15

    Indonesia selain dipengaruhi oleh pendapatan nominal juga dipengaruhi suku

    bunga karena Indonesia belum seutuhnya menganut sistem syariah.

    Jika nilai tingkat suku bunga (BI Rate) tinggi maka bunga yang diberikan

    oleh BI kepada bank-bank konvensional yang menitip dananya di BI juga akan

    tinggi dan bank akan menyimpan uangnya lebih banyak. Dengan demikian bank

    akan berusaha menarik dana dari nasabah atau masyarakat lebih banyak supanya

    dapat menitipkan dananya di BI dengan jumlah yang banyak pula. Bank menarik

    minat nasabah atau masyarakat dengan bunga tinggi.

    2.2. Bagi Hasil

    2.2.1. Pengertian Bagi Hasil

    Sistem perekonomian Islam merupakan masalah yang berkaitan dengan

    pembagian hasil usaha harus ditentukan pada awal terjadinya kontrak kerja sama

    (akad), yang ditentukan adalah porsi masing-masing pihak, misalnya 20:80 yang

    berarti bahwa atas hasil usaha yang diperoleh akan didistribusikan sebesar 20%

    bagi pemilik dana (shahibul mal) dan 80% bagi pengelola dana (mudharib).

    Bagi hasil adalah bentuk return (perolehan kembaliannya) dari kontrak

    investasi, dari waktu ke waktu, tidak pasti dan tidak tetap.13

    Besar kecilnya

    perolehan kembali itu tergantung pada hasil usaha yang benar-benar terjadi. Bagi

    hasil adalah suatu sistem yang meliputi pembagian hasil usaha antara pemodal

    dan pengelola dana pembagian hasil usaha.14

    Nisbah bagi hasil merupakan nisbah

    di mana para nasabah mendapatkan hak atas laba yang disisihkan kepada deposito

    13

    Adiwarman A. Karim, op.cit., hlm. 191. 14

    http//:www.Esharinomics.com/esharinomics/bag/2011

  • 16

    mereka karena deposito masing-masing dipergunakan oleh bank dengan

    menguntungkan.15

    Jadi pengertian bagi hasil adalah suatu sistem yang digunakan

    dalam perbankan syariah dalam menentukan porsi yang didapat masing-masing

    pihak.

    2.2.2. Teori Bagi Hasil

    Bagi hasil menurut terminologi asing (Inggris) dikenal dengan profit

    sharing. Profit sharing dalam kamus ekonomi diartikan pembagian laba. Secara

    definitif profit sharing diartikan: distribusi beberapa bagian dari laba pada para

    pegawai dari suatu perusahaan. Hal itu dapat berbentuk suatu bonus uang tunai

    tahunan yang didasarkan pada laba yang diperoleh pada tahun-tahun sebelumnya,

    atau dapat berbentuk pembayaran mingguan atau bulanan. Mekanisme pada

    lembaga keuangan syariah atau bagi hasil, pendapatan bagi hasil ini berlaku untuk

    produk-produk penyertaan, baik penyertaan menyeluruh maupun sebagian-

    sebagian, atau bentuk bisnis korporosi (kerjasama). Pihak-pihak yang terlibat

    dalam kepentingan bisnis tersebut harus melakukan transparansi dan kemitraan

    secara baik dan ideal. Sebab semua pengeluaran dan pemasukan rutin yang

    berkaitan dengan bisnis penyertaan, bukan kepentingan pribadi yang menjalankan

    proyek.16

    Keuntungan yang dibagihasilkan harus dibagi secara proporsional antara

    shohibul maal dengan mudharib. Dengan demikian, semua pengeluaran rutin

    yang berkaitan dengan bisnis mudharabah, bukan untuk kepentingan pribadi

    15

    Muhammad Nejatullah Siddiqi, Bank Islam, Bandung: Pustaka, Cet. Ke-1, 1984, hlm.

    140. 16

    Muhammad, Tehnik perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin pada Bank Syariah,

    Yogyakarta: UII Press, 2004, hlm. 18.

  • 17

    mudharib, dapat dimasukkan ke dalam biaya operasional. Keuntungan bersih

    harus dibagi antara shohibul maal dan mudharib sesuai dengan proporsi yang

    disepakati sebelumnya dan secara eksplisit disebutkan dalam perjanjian awal.

    Tidak ada pembagian laba sampai semua kerugian telah ditutup dan ekuiti

    shohibul maal telah dibayar kembali. Jika ada pembagian keuntungan sebelum

    habis masa perjanjian akan dianggap sebagai pembagian keuntungan di muka.

    Kerjasama para pihak dengan sistem bagi hasil harus dilaksanakan dengan

    tranparan dan adil. Hal ini disebabkan untuk mengetahui tingkat bagi hasil pada

    periode tertentu itu tidak dapat dijalankan kecuali harus ada laporan keuangan

    atau pengakuan yang terpercanya. Pada tahap perjanjian kerja sama ini disetujui

    oleh para pihak, maka semua aspek yang berkaitan dengan usaha harus disepakati

    dalam kontrak, agar antar pihak dapat saling mengingatkan.17

    17

    Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul maal Wat Tamwil (BMT), Yogyakarta: UII

    Press, 2004, hlm. 120.

  • 18

    2.2.3. Perbedaan Bunga dan Bagi hasil

    Tabel 2.1

    Perbedaan Bunga Dan Bagi Hasil18

    Bunga Bagi hasil

    Penentuan bunga dibuat pada waktu

    akad dengan asumsi harus selalu

    untung.

    Penentuan besarnya rasio atau nisbah

    bagi hasil dibuat pada waktu akad

    dengan berpedoman pada

    kemungkinan untung atau rugi.

    Besarnya persentase berdasarkan pada

    jumlah uang yang dipinjamkan.

    Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan

    pada jumlah keuntungan yang

    diperoleh

    Pembayaran bunga tetap seperti yang

    dijanjikan oleh pihak nasabah untung

    atau rugi.

    Bagi hasil bergantung pada

    keuntungan proyek yang dijalankan,

    Bila usaha merugi, kerugian akan

    ditanggung bersama oleh kedua belah

    pihak.

    Jumlah pembayaran bunga tidak

    meningkat.

    Jumlah pembagian laba meningkat

    sesuai dengan peningkatan jumlah

    pendapatan.

    Eksistensi bunga diragukan (kalau

    tidak dikecam) oleh semua agama,

    termasuk Islam.

    Tidak ada yang meragukan

    keabsahan bagi hasil.

    2.3. Investasi Dalam Islam

    2.3.1. Tabungan dan investasi Islam

    Menabung adalah tindakan yang dianjurkan oleh Islam, karena dengan

    menabung berarti seorang muslim mempersiapkan diri untuk pelaksanaan

    perencanaan masa yang akan datang sekaligus untuk menghadapi hal-hal yang

    18

    Muhammad SyafiI Antonio, Bank syariah dari tori ke praktik, Jakarta: Gema Insani, 2001, hlm. 61.

  • 19

    tidak diinginkan. Dalam al-quran terdapat ayat yang secara tidak langsung telah

    memerintahkan kaum muslimin untuk mempersiapkan hari esok secara lebih

    baik.19

    Dalam Al-quran surat al-hasyr ayat 18

    Artinya: Hai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan

    hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari

    esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh Allah Teliti terhadap

    apa yang kamu kerjakan. (Q.S Al-Hasyr ayat 18).20

    Dalam alokasi anggaran konsumsi seseorang akan mempengaruhi

    keputusannya dalam menabung dan investasi. Seseorang akan menabung sebagian

    dari pendapatannya dengan beragam motif, diantaranya: untuk berjaga-jaga

    terhadap ketidakpastian yang akan datang, untuk persiapan pembelian suatu

    barang konsumsi di masa akan datang, untuk mengakumulasikan kekayaanya.

    Demikian pula, seseoarang akan mengalokasikan sebagian dari anggarannya

    untuk investasi, yaitu menanamkannya pada sektor produktif. Dengan investasi,

    seseorang mengorbankan konsumsinya sekarang dengan harapan akan

    mendapatkan hasil yang akan datang.

    2.3.2. Teori investasi dalam ekonomi Islam

    Investasi merupakan bentuk aktif dari ekonomi syariah, karena setiap harta

    ada zakatnya, jika harta tersebut didiamkan maka lama kelamaan akan termakan

    19

    Ibid, hlm. 153. 20

    Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahanya, Bandung: CV Diponegoro,

    2007, hlm. 437.

  • 20

    zakatnya. Untuk itu uang perlu digunakan untuk investasi di sektor riil. Jika uang

    disimpan tidak diinvestasikan kepada sektor riil, maka tidak akan mendatangkan

    apa-apa. Penyimpanan uang yang telah mencapai haulnya, menurut ajaran Islam

    akan dikenai zakat.21

    Zakat ini merupakan salah satu hikmah yang mendorong

    setiap muslim untuk menginvestasikan hartanya. Dan harta yang diinvestasikan

    tidak akan termakan olah zakat kecuali keuntunganya.

    Dalam investasi mengenal harga. Dan harga merupakan nilai jual atau beli

    dari sesuatu yang diperdagangkan. Sedangkan selisih harga beli terhadap harga

    jual merupakan keuntungan atau profit margin. Terjadinya harga setelah terbentuk

    mekanisme pasar.

    Ibnu Taimiah berpendapat bahwa penawaran bisa datang dari produk

    domestik dan impor. Perubahan dalam penawaran digambarkan sebagai

    peningkatan atau penurunan dalam jumlah barang yang ditawarkan, sedangkan

    permintaan sangat ditentukan harapan dan pendapatan. Besar kecilnya kenaikan

    harga tergantung besarnya perubahan penawaran dan atau permintaan. Bila

    seluruh transaksi sudah sesuai dengan aturan, kenaikan harga yang terjadi

    merupakan kehendak Allah SWT.22

    Metwally menyebutkan bahwa investasi di negara penganut ekonomi

    Islam dipengaruhi oleh tiga faktor sebagai berikut :

    1. Ada sanksi untuk pemegang asset kurang atau tidak produktif.

    21 Muhammad, Bank Syariah (Analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman),

    Jogjakarta: Ekonisia, 2002, hlm. 34. 22

    Adiwarman A. Karim, op.cit., hlm. 144.

  • 21

    2. Dilarang melakukan berbagai macam bentuk spekulasi dan segala macam

    judi.

    3. Tingkat bunga untuk berbagai macam pinjaman adalah nol dan sebagai

    gantinya dipakai sistem bagi hasil.23

    Kriteria di atas menunjukkan bahwa dalam ekonorni Islam, tingkat bunga

    tidak masuk dalam perhitungan investasi. Karena itu, biaya oportunitas

    (opportunity cost) dana untuk tujuan investasi adalah tingkat zakat yang

    dibayarkan atas dana tersebut. Dengan kata lain, tabungan yang tidak disalurkan

    ke investasi nyata, maka seseorang akan terbebani zakat (seperti yang telah

    ditentukan).

    Investasi dalam ekonomi Islam adalah fungsi dari tingkat keuntungan yang

    diharapkan. Tingkat keuntungan yang diharapkan bergantung pada pangsa

    keuntungan relative antara investor dan penyedia dana sebagai mitra usaha.

    Tingkat zakat dan biaya lain atas dana yang tidak atau kurang produktif juga

    berpengaruh nyata atas keputusan investasi.

    2.4. Deposito Mudharabah

    Deposito adalah simpanan berjangka yang penarikannya hanya dapat

    dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan

    bank.24

    Dalam praktek kita mengenal dengan adanya deposito berjangka dan

    sertifikat deposito. Deposito berjangka adalah simpanan dari pihak ketiga kepada

    23

    Eko Suprayitno, Ekonomi Islam, Yogyakarat: Graha Ilmu, 2005, hlm. 128. 24

    Muhammad firdaus, Fatwa-Fatwa Ekonomi syariah Kontemporer, Jakarta: Renaisan.

    Cet. Ke-1, 2005, hlm. 44.

  • 22

    bank (DPK) kepada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dengan

    jangka waktu tertentu. Bila waktu yang ditentukan telah habis deposan dapat

    menarik deposito berjangka tersebut atau memperpanjang dengan suatu periode

    yang diinginkan. Sertifikat deposito adalah simpanan berjangka atas pembawa

    atau atas tunjuk, yang dengan izin Bank Indonesia dikeluarakan oleh bank sebagai

    bukti simpanan yang dapat diperjual belikan atau di pindah tangankan kepada

    pihak ketiga. Bunganya dibayar di muka dalam arti dipotong dari harga

    nominalnya pada waktu setifikat itu dibeli. Sertifikat deposito dapat diperjual

    belikan dan jangka waktu yang dimaksudkan biasanya adalah satu minggu, dua

    minggu atau kurang dari satu bulan , tiga bulan, enam bulan dan dua belas bulan.

    Bunga yang diberikan sebagai imbalan oleh setiap bank yang menerbitkan

    sertifikat deposito berbeda satu sama lain, perbedaannya tergantung dari

    kemampuan dan kebutuhan bank yang bersangkutan atas data yang ingin ditarik

    dari masyarakat.

    Fatwa DSN No. 03/DSN-MUI/IV/2000 menetapkan tentang deposito:

    Pertama : Deposito ada dua jenis

    1. Deposito yang tidak dibenarkan secara syariah, yaitu deposito yang

    berdasarkan perhitungan bunga.

    2. Deposito yang dibenarkan, yaitu deposito yang berdasarkan prinsip

    mudharabah.

    Kedua : Ketentuan Umum Deposito berdasarkan Mudharabah :

    1. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik

    dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana.

  • 23

    2. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai

    macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan

    mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak lain.

    3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan

    piutang.

    4. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan

    dituangkan dalam akad pembukaan rekening.

    5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito dengan

    menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.

    6. Bank tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah keuntungan nasabah

    tanpa persetujuan yang bersangkutan.25

    Dasar penetapan deposito tersebut didasarkan pada QS al-Nisa ayat 29

    Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan

    harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan

    yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

    membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyanyang kepadamu. (QS Al Nisa:

    29) 26

    Dalam hal ini, bank Syariah bertindak sebagai Mudharib (pengelola

    Dana), sedangkan nasabah bertindak sebagai Shahibul maal (pemilik Dana).

    Dalam kapasitasnya sebagai Mudharib, bank Syariah dapat melakukan berbagai

    25

    Muhammad firdaus, op.cit., hlm. 44. 26

    Departemen Agama RI, op.cit., hlm. 65.

  • 24

    macam usaha yang tidak bertantangan dengan prinsip syariah serta

    mengembangkannya, termasuk melakukan akad Mudharabah dengan pihak

    ketiga. 27

    Dengan demikian, bank syariah dalam kapasitasnya sebagai Mudharib

    memiliki sifat sebagai seorang Wali amanah (trustee), yakni harus berhati-hati

    atau bijaksana serta beritikad baik dan bertanggung jawab atas segala sesuatu

    yang timbul akibat kesalahan atau kelalaiannya. Di samping itu, bank syariah juga

    bertindak sebagai kuasa dari usaha bisnis pemilik dana yang diharapkan dapat

    memperoleh keuntungan seoptimal mungkin tanpa melanggar berbagai aturan

    syariah. Dari hasil pengelolaan dana mudharabah, bank syariah membagihasilkan

    kepada pemilik dana sesuai dengan nisbah yang telah disepakati dan dituangkan

    dalam akad pembukaan rekening.

    2.4.1. Landasan Syariah

    Secara umum, landasan dasar Mudharabah lebih mencerminkan anjuran

    untuk melakukan usaha. Hal ini tampak dalam penggalan Ayat-ayat dan hadits

    berikut ini. 28

    1. Surat al-muzzammil ayat 20

    ..dan dari orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari

    sebagian karunia Allah swt.(al-Muzzammil:20)

    27

    Adiwarman A. Karim, op.cit., hlm. 303. 28

    Muhammad SyafiI Antonio, op.cit., hlm. 95.

  • 25

    2. Hadits

    Dari sholih bin shuhaib r.a. bahwa Rasulullah saw.bersabda, tiga

    hal yang di dalamnya terdapat keberkatan: jual beli secara tangguh,

    muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk

    keperluan rumah, bukan untuk dijual. (HR Ibnu Majah)

    2.4.2. Pengertian Mudharabah

    Istilah mudharabah merupakan istilah yang paling banyak digunakan oleh

    bank-bank Islam. Prinsip ini juga dikenal sebagai qiradh atau muqaradah. Imam

    Saraksi, salah seorang pakar perundangan Islam yang dikenal dalam kitabnya Al-

    Mabsut mendefinisikan bahwa mudharabah adalah diambil dari perkataan darb

    (usaha) diatas bumi. Dinamakan usaha diatas bumi karena mudharib (pengguna

    modal orang lain) berhak untuk bekerjasama bagi hasil atas jerih payah dan

    usahanya. Selain mendapatkan keuntungan ia juga berhak untuk mempergunakan

    modal dan menentukan tujuannya sendiri. Orang-orang Madinah memanggil

    kontrak jenis ini sebagai muqaradah dimana perkataan ini diambil dari kata qard

    berarti menyerahkan. Dalam hal ini pemilik modal menyerahkan hak atas

    modalnya kepada pengguna modal. Dan mudharabah juga disebut qiradh yang

    berarti memutuskan. Dalam hal ini pemilik uang telah memutuskan untuk

    menyerahkan sebilangan uangnya untuk diperdagangkannya berupa barang-

  • 26

    barang dan memutuskan sekalian sebagian dari keuntunganya bagi pihak kedua

    orang yang berakad qiradh ini. 29

    Mudharabah berasal dari kata darb, artinya memukul atau berjalan.

    Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses seseorang

    memukulkan kakinya dalam menjalankan usahanya.30

    Mudharabah atau

    penanaman modal adalah penyerahan modal uang kepada orang yang berniaga

    sehingga ia mendapatkan persentase keuntungan (Al-Mushih dan Ash-Shawi,

    2004).31

    Mudharabah secara umum adalah kerja sama antara pemilik dana atau

    penanam modal dan pengelola modal untuk melakukan usaha tertentu dengan

    pembagian keuntungan berdasarkan nisbah. 32

    Jadi mudharabah adalah suatu prinsip yang digunakan perbankan syariah

    dimana dijadikan sebagi akad atau perjanjian antara pemilik dana dengan

    pengelola dana dengan pembagian keuntungan sesuai dengan kesepakatan antara

    pemilik dana dengan pengelola dana.

    2.4.3. Kontrak Mudharabah

    Prinsip bagi hasil (profi sharing) merupakan karakteristik umum dan

    landasan dasar bagi operasional bank syariah secara keseluruhan. Secara syariah

    prinsip berdasarkan pada kaidah al-mudharabah. Berdasarkan prinsip ini bank

    syariah akan berfungsi sebagai mitra baik penabung demikian juga pengusaha

    yang meminjam dana. Dengan penabung, bank akan bertindak sebagai pengelola

    29

    Adiwarman A. Karim, op.cit., hlm. 33. 30

    Ahmad Sumiyanto, Problem dan solusi transaksi mudharabah,Yogyakarta: Magistra

    Insania Press, Cet. Ke-1, 2005, hlm. 1. 31

    Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada, 2008, hlm.

    60. 32

    Irma devita purnamasari dan suswinarno (eds), Akad Syariah, Bandung: PT.Mizan

    Pustaka, Cet. Ke-1, 2011, hlm. 31.

  • 27

    (mudharib) sementara penabung sebagai penyandang dana (shahibul mal). Antara

    keduanya diadakan akad mudharabah yang menyatakan pembagian keuntungan

    masing-masing pihak. 33

    Kontrak mudharabah juga merupakan suatu bentuk equity financing,

    tetapi mempunyai bentuk (feature) yang berbeda dari musyarakah. Pada

    mudharabah, hubungan kontrak bukan antar pemberi modal, melainkan antara

    penyedia dana (shohibul maal) dengan entrepreneur (mudhrib). Mudharib dalam

    kontrak ini menjadi trustee atas modal tersebut.

    2.4.4. Jenis-jenis Mudharabah

    Secara umum, mudharabah terbagi menjadi dua jenis: mudharabah

    mutlaqah dan mudharabah muqayyadah.

    1) Mudharabah Mutlaqah

    Mudharabah mutlaqah adalah pemilik dana memberikan keleluasan penuh

    kepada pengelola untuk menggunakan dana tersebut dalam usaha yang

    dianggapnya baik dan menguntungkan.34

    Penerapan mudharabah mutlaqah dapat

    berupa tabungan dan deposito sehingga terdapat dua jenis himpunan dana yaitu

    tabungan mudharabah dan deposito mudharabah. Berdasarkan prinsip ini tidak

    ada pembatasan bagi bank dalam menggunakan dana yang dihimpun.35

    33

    Muhammad, op.cit., hlm. 103. 34

    Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Bank Syariah, Jakarta, Pustaka Alvabet 2006, hlm. 19.

    35 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonisia, 2004,

    hlm. 59.

  • 28

    Teknik perbankan

    a) Bank wajib memberitahukan kepada pemilik dana mengenai nisbah dan

    tata cara pemberitahuan keuntungan dan atau pembagian keuntungan

    secara resiko yang dapat ditimbulkan dari penyimpanan dan. Apabila

    tercapai kesepakatan maka hal tersebut harus dicantumkan dalam akad.

    b) Untuk tabungan mudharabah, bank dapat memberikan buku tabungan

    sebagai bukti penyimpanan, serta ATM dan atau alat penarikan

    lainyakepada penabung. Untuk deposito mudharabah, bank wajib

    memberikan setifikat atau tanda penyimpanan (bilyet) deposito kepada

    deposan.

    c) Tabungan mudharabah dapat diambil setiap saat oleh penabung sesuai

    dengan perjanjian yang disepakati, namun tidak diperkenankan

    mengalami saldo negatif.

    d) Deposito mudharabah hanya dapat dicairkan sesuai dengan jangka waktu

    yang telah disepakati, 1, 3, 6 , 12 bulan. Deposito yang diperpanjang,

    setelah jatuh tempo akan diperlukan sama seperti deposito baru, tetapi

    nilai pada akad sudah tercantum perpanjangan otomatis maka tidak perlu

    dibuat akad baru.

    e) Ketentuan-ketentuan yang lain berkaitan dengan tabungan dan deposito

    tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

  • 29

    2) Mudharabah Muqayyadah

    Mudharabah muqayyadah adalah pemilik dana menentukan syarat dan

    pembatasan kepada pengelola dalam penggunaan dana tersebut dengan jangka

    waktu, tempat, jenis usaha dan sebagainya.36

    Mudharabah muqayyadah ada dua

    yaitu Mudharabah muqayyadah on balance sheet dan Mudharabah muqayyadah

    off balance sheet.

    a) Mudharabah muqayyadah on balance sheet

    Jenis mudhrabah ini merupakan simpanan khusus dimana pemilik

    dana dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi oleh

    bank. Misalnya, disyaratkan digunakan untuk bisnis tertentu, atau

    disyaratkan digunakan dengan akad tertentu, atau disyaratkan digunakan

    untuk nasabah tertentu.

    Teknik perbankan

    a) Pemilik dana wajib menetapkan syarat tertentu yang harus diikuti

    oleh bank, dan bank wajib membuat akad yang mengatur

    persyaratan penyaluran dana simpanan khusus.

    b) Wajib memberitahukan kepada pemilik dana mengenai nisbah dan

    tata cara pemberitahuan keuntungan dan atau pemberitahuan

    pembagian keuntungan serta risiko yang dapat ditimbulkan dari

    penyimpanan dana. Apabila telah tercapai kesepakatan maka hal

    tersebut harus dicantumkan dalam akad.

    36

    Zainul Arifin, op.cit., hlm. 19.

  • 30

    c) Sebagai tanda bukti simpanan bank menerbitkan bukti simpanan

    khusus, bank wajib menisbahkan dana dari rekening lainnya.

    d) Untuk deposito mudharabah, bank wajib memberikan sertifikat

    atau tanda penyimpanan (bilyet) deposito kepada deposan.

    b) Mudharabah muqayyadah off balance sheet

    Jenis mudharabah ini merupakn penyaluran dana mudharabah

    langsung kepada pelaksana usahanya, di mana bank sebagai bertindak perantara

    yang mempertemukan antara pemilik dana dengan pelaksana usaha. Pemilik dana

    dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi oleh bank dalam

    mencari kegiatan usaha yang akan dibiayai dan pelaksana usahanya.

    Teknik perbankan

    a) Sebagai tanda bukti simpanan bank menerbitkan bukti simpanan khusus.

    Bank wajib memisahkan dana dari rekening lainnya. Simpanan khusus

    dicatat pada porsi tersendiri dalam rekening adminitrasi.

    b) Dana simpanan khusus harus disalurkan secara langsung kepada pihak

    yang diamanatkan oleh pemilik dana.

    c) Bank menerima komisi atas jasa mempertemukan kedua pihak. Sedangkan

    antara pemilik dana dan pelaksana usaha berlaku nisbah bagi hasil.

    2.4.5. Perbedaan Deposito Mudharabah dengan konvensional

    Sekilas bahwa deposito di bank syariah dengan yang berlaku di bank

    konvensional hampir sama tidak ada perbedaan. Hal ini disebabakan secara

  • 31

    mekanis harus mengikuti konsep perbankan secara umum. Akan tetapi jika

    diamati, terdapat perbadaan besar diantara keduanya. 37

    1. Perbedaan pada perjanjian (akad)

    Pada bank syariah, semua akad yang berlaku harus berdasarkan

    dengan akad yang dibenarkan syariah. Dengan demikian, segala transaksi

    yang terjadi harus sesuai dengan kaidah atau aturan yang berlaku pada

    akad-akad muamalah. Pada bank konvensional, transaksi pembukuan

    deposito dan tabungan berdasarkan akad atau perjanjian titipan namun

    tidak mengikuti prinsip manapun dalam muamalah syariah.

    2. Perbedaaan pada imbalan yang diberikan

    Bank konvensional menggunakan konsep biaya (cost concept)

    untuk menghitung keuntungan. Artinya bunga yang dijanjikan dimuka

    kepada nasabah penabung merupakan ongkos atau biaya yang harus

    dibayar oleh bank. Karena itu bank harus menjual kepada nasabah yang

    lain (peminjam) dengan biaya yang lebih tinggi. Keuntunagn yang didapat

    dinamakan spread. Sedangkan pada perbankan syariah menggunakan

    pendekatan profit sharing, artinya dana yang diterima akan disalurkan

    kepada pembiayaan, dan keuntungan yang didapat akan dibagi dua antara

    bank dengan nasabah sesuai dengan perjanjian bagi hasil yang telah

    disepakati sebelumnya.

    37 Dewi,wulandari, jurnal analisis system bagi hasil deposito pada PT Bank Jabar

    Syariah,http://www.dewisayangcatur.blogspot.com, hlm. 10.

  • 32

    2.5. Kerangka Pemikiran Teoritis

    Untuk melengkapi penelitian ini, maka disajikan pula hasil-hasil penelitian

    yang pernah dilakukan dan menjadi bahan masukan dan kajian bagi penelitian

    yang mempunyai kaitan dengan penelitian ini. Penelitian yang disajiakn sebagai

    bahan kajian pustaka adalah penelitian yang mempunyai kaitan dengan penelitian

    ini. Penelitian-penelitian tersebut adalah: Muhammad Ghafur W (2003).Penelitian

    ini bertujuan untuk melihat hubungan antara bagi hasil, suku bunga serta

    pendapatan terhadap simpanan mudharabah di Bank Muamalat Indonesia.

    Dimana penelitian ini mengamati secara empiris pengaruh tingkat bagi hasil Bank

    Muamalat Indonesia (TBH), tingkat suku bunga bank konvensional (TSB), dan

    pendapatan masyarakat riil (GDP) terhadap simpanan mudharabah (SM) yang

    terdiri dari tabungan dan depiosito mudharabah di Bank Muamalat Indonesia

    (BMI). Kesimpulan dari penelitian tersebut menunjukan bahwa dari ketiga

    variable bebas, hanya variable pendapatan (GDP) yang berpengaruh signifikan

    dan positif terhadap simpanan mudharabah, sedangkan variable tingkat bagi hasil

    (TBH) dan tingkat suku bunga (TSB) tidak pengaruh signifikan. Hal ini berarti

    bahwa besar kecilnya bagi hasil (TBH) yang diberikan tidak berpengaruh terhadap

    kehendak masyarakat untuk menabung, demikian pula perubahan-perubahan yang

    terjadi pada tingkat suku bunga (TSB) di bank konvensional juga tidak

    mempengaruhi simpanan mudharabah (SM) di BMI.

  • 33

    Model konseptual didasarkan pada kajian pustaka dapat di gambarkan

    sebagai berikut:

    2.6. Hipotesis

    Hipotesis merupakan suatu kesimpulan atau jawaban sementara yang

    masih perlu adanya pembuktian atas kebenaran.

    Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

    H1 : Tingkat suku bunga BI berpengaruh terhadap bagi hasil di Bank Muamalat

    Indonesia

    H2 : Tingkat suku bunga BI berpengaruh terhadap volume deposito mudharabah

    di Bank Muamalat Indonesia

    H3 : Bagi hasil berpengaruh terhadap volume deposito mudharabah di Bank

    Muamalat Indonesia

    H4 : Tingkat suku bunga BI dan bagi hasil berpengaruh terhadap volume

    deposito mudharabah di Bank Muamalat Indonesia

    Suku bunga

    Simpanan deposito

    Mudharabah

    Bagi hasil

  • 34

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1. Jenis dan sumber Data

    Dilihat dari segi bentuk data dalam penelitian ada dua jenis data, yaitu data

    kualitatif dan data kuantitaf.1 Dan data yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang penekanannya pada data

    numerical (angka) yang diolah dengan metode statistika.2 Data kuantitatif yang

    digunakan data statistik perbankan syariah, data tingkat suku bunga BI (BI Rate)

    dan data bagi hasil deposito mudharabah.

    Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat

    diperoleh.3 Dalam penelitian ada dua jenis data, yaitu data primer (primary data)

    dan data sekunder (secondary data).4 Data primer merupakan sumber data

    penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media

    perantara). Sedangkan data sekunder merupakan sumber data penelitian yang

    diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan

    dicatat oleh pihak lain). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    data sekunder, dan data sekunder yang peneliti pakai adalah data sekunder runtun

    waktu 2009-2011. Peneliti mengambil data dari publikasi laporan BI mengenai BI

    1 Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005, hlm. 118.

    2 Muchamad Fauzi, Metode Penelitian Kuantitatif Suatu Pengantar, Semarang:

    Walisungo Press, 2009, hlm. 18. 3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT Rineka

    Cipta, 2006, hlm. 129. 4 Muchamad Fauzi, op .cit ,hlm. 165.

    34

  • 35

    Rate dalam per bulan, publikasi laporan BMI mengenai distribusi bagi hasil

    deposito mudharabah dalam per bulan.

    3.2. Populasi dan Sampel

    Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.5 Jadi populasi bukan hanya

    orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan

    sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi

    seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek yang diteliti

    itu.6 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh simpanan deposito mudhrabah

    pada BMI yang dimulai pada tahun 1992 (awal beroperasinya BMI) sampai 2011.

    Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.7 Dalam

    penelitian ini peneliti tidak menggunakan populasi dikarenakan keterbatasan

    waktu dan tenaga. Peneliti hanya mengambil sebagian dari populasi dalam

    penelitian mewakili yang representatif. Pengambilan sampel dengan cara

    sampling purposive, yakni tehnik pengumpulan sampel dengan pertimbangan

    tertentu.8

    Pertimbangan-pertimbangan yang digunakan peneliti dalam penelitian ini

    adalah sebagai berikut:

    a. Perbankan syariah Indonesia ada Bank Umum Syariah, Unit Usaha

    Syariah, dan Bank Pembiayaan Syariah. Dalam penelitian ini penelti

    5 Suharsimi Arikunto,op.cit., hlm. 130.

    6 Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, Cet. Ke-18 2011, hlm. 61.

    7 Suharsimi Arikunto, op. ci., hlm. 131.

    8 Sugiyono, op. cit., hlm. 68.

  • 36

    mengambil studi kasus pada Bank Muamalat Indonesia karena dengan

    pertimbangan sebagai berikut:

    Dalam perbankan syariah PT. Bank Muamalat Indonesia mempunyai

    nilai historis yang tinggi.

    Pada PT. Bank Muamalat Indonesia pertama murni syariah.

    Pada PT. Bank Muamalat Indonesia merupakan bank tidak goyah

    sedikitpun dengan adanya krisis moneter yang melanda di Indonesia

    pada tahun 1998.

    Dalam perbankkan syariah PT. Bank Muamalat Indonesia sebagai

    Best Islamic Bank in Indonesia dalam penghargaan di Kuala Lumpur

    oleh Islamic Finance News.

    Dalam perbankkan syariah PT. Bank Muamalat Indonesia sebagai

    Best Islamic Finance Institution in Indonesia di New York oleh

    Global Finance.

    Dalam perbankkan syariah PT. Bank Muamalat Indonesia sebagai

    The Best Islamic Finance House in Indonesia di Hongkong oleh

    Alpha South East Asia.

    b. Pada tahun 2009-2011 dalam perbankan syariah mulai memasuki fase

    untuk memenuhi standar keuangan dan kualitas pelayanan internasional

    diantaranya mewujudkan konsep rating yang terintegrasi antara sisi

    syariah dan keuangan, mendorong terciptanya self regulatory system,

    mendorong terwujudnya konsep operasi perbankan atau keuangan syariah

    yang kaffah. Maka bagi peneliti, pada tahun Januari 2009 - Agustus 2011

  • 37

    merupakan waktu yang cukup tepat dan representative dengan tujuan

    penelitian.

    c. Kedudukan deposito mudharabah pada bank syariah tidak dianggap

    sebagai hutang bank dan piutang nasabah. Deposito mudharabah

    merupakan investasi nasabah kepada bank syariah sehingga kedudukanya

    sebagai investasi dan yang sering di pakai investasi tidak terikat. Dan

    acuan yang di pakai pada keuntungan deposito mudharabah adalah nisbah

    bukan bunga.

    Dalam pertimbangan di atas , maka data yang digunakan dalam penelitian

    adalah sebagai berikut:

    Tingkat suku bunga BI (BI Rate) periode Januarai 2009 Agustus 2011.

    Tingkat bagi hasil periode Januarai 2009 Agustus 2011.

    Deposito mudharabah pada Bank Muamalat Indonesia.

    3.3. Definisi Operasional

    Pada dasarnya penentuan variabel penelitian merupakan operasional

    konstrak supaya dapat di ukur. Dalm penelitian ini operasional variabel penelitian

    sebagai berikut:

    a. Suku bunga

    Suku bunga adalah tingkat bunga yang dinyatakan dalam persen, jangka

    waktu tertentu (perbulan atau pertahun). Tingkat suku bunga adalah sesuai dengan

    besarnya BI Rate yang di tetapkan oleh bank Indonesia.

  • 38

    b. Bagi hasil

    Bagi hasil adalah pembagian keuntungan yang berdasarkan volume bagi

    hasil pada laporan rugi / laba di Bank Muamalat Indonesia dalam perjanjian

    antara Shohibul maal dengan Mudharib. Data yang digunakan bersumber dari

    laporan keuangan BMI.

    c. Deposito mudharabah

    Deposito mudharabah adalah produk penghimpunan dana yang

    berdasarkan prinsip bagi hasil yang penarikannya dapat dilakukan pada waktu-

    waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara pemilik dana (shohibul maal)

    kapasitasnya adalah nasabah atau deposan dengan pengelola dana (mudharib)

    kapasitasnya adalah bank syariah. Dalam penelitian ini penulis mengambil data

    volume deposito mudharabah per satu bulan pada Bank Muamalat Indonesia

    (dalam satuan miliar) januari 2009 sampai agustus 2011.

    3.4. Tehnik Pengumpulan Data

    Tehnik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan tehnik

    dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa

    catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger,

    agenda, dan sebagainya.9 Tehnik dokumentasi dari data Sekunder runtun waktu

    diperoleh publikasi dari laporan keuangan BMI periode Januari 2009 sampai

    9 Suharsimi Arikunto, op.cit, hlm. 231.

  • 39

    periode Agustus 2011. Sedangkan data tingkat suku bunga diperoleh langsung

    dalam rentang waktu bulanan pada publikasi dari BI.

    3.5. Tehnik Analisis Data

    Tehnik analisis data adalah suatu tehnik yang digunakan untuk mengolah

    hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Dalam penelitian ini

    digunakan analisis kuantitatif dengan bantuan SPSS. Dan analisis data yang

    digunakan adalah :

    3.5.1. Analisis Deskriptif

    Analisis diskriptif digunakan untuk menggambarkan keadaan data secara

    umum. Statistik diskriptif adalah penyajian data secara numerik.

    3.5.2. Asumsi Klasik

    Hasil yang diperoleh regresi berganda dapat digunakan sebagai alat

    prediksi yang baik dan tidak bila memenuhi beberapa asumsi ini disebut asumsi

    klasik.

    3.5.2.1. Uji Multikolonieritas

    Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

    ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik

    seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel

    independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel tidak ortogonal. Untuk

  • 40

    menguji ada atau tidak multikolonieritas dalam model regresi adalah sebagai

    berikut:

    Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris

    sangat tinggi.

    Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika

    antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya

    di atas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya

    multikolonieritas.

    Multikolonieritas dapat dilihat dari tolerance dan variance inflation

    factor (FIV), dengan indikasi jika nilai tolerance 0,10 atau sama

    dengan nilai VIF 10 .

    3.5.2.2. Uji Autokorelasi

    Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear

    ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

    pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Ada beberapa cara Untuk menguji

    atau mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, salah satunya dengan uji

    DurbinWatson (DW test).10

    Dengan pengambilan keputusan ada atau tidaknya

    autokorelasi:

    Hipotesis nol Keputusan Jika

    Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl

    Tidak ada autokorelasi positif No decetion dl d du

    Tidak ada autokorelasi negative Tolak 4 dl < d < 4

    10

    Ibid,hlm. 100.

  • 41

    Tidak ada autokorelasi negative No decetion 4 du d 4 dl

    Tidak ada autokorelasi, positif atau

    negative

    Tidak ditolak du< d < 4 - du

    3.5.2.3. Uji Heteroskedastisitas

    Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

    regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

    pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke

    pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

    Heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas

    dengan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED

    dengan residualnya SRESID. Pada grafik Scanttplot ada tidaknya pola antara

    ZPRED dan SRESID dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu

    X adalah residual yang telah di-studentized.11

    3.5.2.4. Uji Normalitas

    Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

    variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dan untuk

    mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak ada beberapa cara

    diantaranya dengan analisis grafik. Dasar pengambilan keputusan analisis grafik

    adalah sebagai berikut:12

    Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

    diagonal atau grafik histrigramnya menunjukkan pola distribusi normal,

    maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

    11

    Ibid,hlm. 126. 12

    Ibid., hlm. 149.

  • 42

    Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis

    diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal,

    maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

    3.5.3. Uji Hipotesis

    3.5.3.1. Analisis Regresi Berganda (Multiple Regression)

    Dalam penelitian ini digunakan metode kuantitatif dengan alat analisis

    regresi berganda. Dalam analisis regresi berganda untuk menguji hipotesis yang

    telah diajukan, dan untuk mengolah dan membahas data yang diperoleh. Analisis

    regresi ganda digunakan oleh peneliti, peneliti bermaksud meramalkan bagaimana

    keadaan (naik turunnya) variabal dependen (kriterium), bila dua atau lebih

    variabel independen sebagai faktor predictor dimanipulasi (dinaik turunkan

    nilainya).13

    Persamaan regresi berganda dalam penelitian ini adalah sebagi

    berikut:

    Y = a + b1X1 + b2X2 + e

    Keterangan:

    Y = Deposito mudharabah

    a = Konstanta

    b1 = Koefisien regresi untuk X1

    b2 = Koefisien regresi untuk X2

    X1 = Tingkat suku bunga BI Rate (%)

    X2 = Tingkat Bagi hasil (%)

    e = Standar eror

    13

    Sugiono, Op.cit., hlm. 275.

  • 43

    Ketetapan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur

    dari Goodness of fitnya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari uji

    parsial, nilai koefisien determinasi dan nilai statistik F.14

    3.5.3.2. Uji Parsial

    Uji parsial pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

    variabel bebas (tingkat suku bunga) secara individual dalam menerangkan variasi

    variabel dependen (bagi hasil). Apabila tingkat signifikasi kurang dari 0,05 maka

    Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti bahwa variabel bebas (X1 atau tingkat suku

    bunga) dapat menerangkan variabel terikat(X2 atau bagi hasil). Sebaliknya

    apabila tingkat signifikasi lebih dari 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.

    Berarti bahwa variabel bebas (X1) tidak dapat menerangkan variabel terikat (X2)

    secara individual.

    3.5.3.3. Koefisien Determinasi

    Dalam koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa

    jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

    koefisien determinasi (R2) mencerminkan diantara nol dan satu. Nilai koefisien

    determinasi yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

    menjelaskan variasi variabel dependen sangant terbatas. Begitu pula sebaliknya

    nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan

    hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

    dependen.

    14 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Semarang:

    UNDIP, 2009, hlm. 87.

  • 44

    3.5.3.4. Uji Statisti F

    Uji F adalah suatu cara untuk menguji hipotesis nol yang melibatkan

    lebih dari satu koefisien dan kerjanya menentukan kecocokan dari (the overall fit)

    sebuah persamaan regresi berkurang secara signifikan dengan membatasi

    persamaan tersebut untuk menyesuaikan diri terhadap hipotesis nol.15

    Hipotesis

    nol (Ho) yang diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan

    nol, atau

    Ho: b1 = b2=..= bk = 0

    Artinya apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas

    yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (HA) tidak

    semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau :

    HA : b1 b2 . bk 0

    Artinya semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas

    yang signifikan terhadap variabel dependen. Dan untuk menguji hipotesis ini

    digunakan statistik F dengan kreteria pengambilan keputusan yaitu bila niali F

    lebih besar dari pada 4 maka Ho dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%.

    Dengan kata lain kita menerima HA (hipotesis alternative), yang menyatakan

    bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi

    variabel dependen.16

    15

    Sarwoko , Dasar-Dasar Ekonometrika, Yogyakarta: ANDI, 2005, hlm. 72. 16

    Imama Ghozali, op.cit., hlm. 87.

  • 45

    BAB IV

    ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

    4.1. Gambaran Umum Bank Muamalat Indonesia

    4.1.1. Sejarah singkat Bank Muamalat Indonesia

    PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada tahun 1991, diprakarsai

    oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia. Ide pendirian

    Bank Muamalat berawal dari lokakarya Bunga bank dan Perbankan yang

    diselenggarakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) bertempat di Cisarua,

    Bogor tanggal 18 20 Agustus 1990. Ide ini kemudian dipertegas lagi dalam

    Musyawarah Nasional (Munas) IV di Hotel Sahid Jaya berdasarkan Jakarta

    tanggal 22 25 Agustus 1990. Bank Muamalat Indonesia melalui kegiatan

    operasinya pada 1 Mei 1992 atau 27 Syawal 1412 H. Dengan dukungan nyata dari

    eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa

    pengusaha Muslim, pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan

    masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp 84

    miliar pada saat penandatanganan akta pendirian Perseroan. Sela