pengaruh terapi berpikir positif terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post op...

Upload: fanny-chie-vierrania

Post on 12-Oct-2015

26 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

:)

TRANSCRIPT

PENGARUH TERAPI BERPIKIR POSITIF TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OP APPENDYCTOMI DI RSUD KUDUS

BAB IPENDAHULUAN

A.Latar Belakang MasalahTujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal di seluruh wilayah republika Indonesia (Depkes RI 1999)

Di zaman modernisasi seperti komunikasi industri dan lingkungan telah menimbulkan berbagai perubahan dalam pola hidup manusia yang berdampak pada tingkat kesehatan seseorang baik secara positif maupun negatif, dampak negatif terhadap masalah kesehatan yang di akibatkan oleh gaya hidup yang tidak sehat diantaranya adalah penyakit diabetes mellitus (DM).

Diabetes mellitus merupakan penyakit akibat gangguan system endokrin yang paling banyak jumlah nya dan selalu meningkat dari tahun ketahun serta dapat menyerang semua orang dengan tidak memandang jenis kelamin. Diabetus militus dibagi menjadi beberapa tipe yaitu tipe IDDM dan NIDDMDi Indonesia, penderita diabetes mellitus tipe 2 ini yang paling banyak, konon mencapai lebih dari 90 % dan umumnya disertai kegemukan dan pada umumnya diabetes mellitus tipe ini terjadi pada penderita diabetes diastas usia 40 tahun.Di negara lain seperti di amerika serikat diabetes mellitus merupakan penyebab utama amputasi di luar trauma kecelakaan 30% pasien yang mulai mendapatkan terapi dialysis setiap tahun menderita diabetes mellitus. Diabetes juga berada pada urutan ke tiga sebagai penyebab utama kematian akibat penyakit dan hal ini sebagian besar di sebabkan oleh angka penyakit arteri koroner yang tinggi pada penderita diabetes mellitus. Diabetes Mellitus merupakan penyakit kronis yang menyerang kurang lebih dua belas juta orang dari tujuh juta dari dua belas penderita Diabetes Mellitus tesebut sudah terdiagnosis di Amerika Serikat kurang lebih enam ratus lima puluh ribu kasus Diabetes baru diagnosis setiap tahunnya (Healthy people, 2000-1990).Berdasarkan data Medical Record Rumah Sakit Umum Daerah karawang mulai Januari sampai Desember 2009,hubungan factor obesitas dan usia lanjut yang Menyebabkan terjadinya Diabetes Mellitus.Fakor-faktor yang mempengaruhi terjadinya DM adalah faktor usia, pendidikan, obesitas dengan faktor genetik diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin. Selain itu ada pula faktor-faktor yang berhubungan dengan proses terjadinya DM faktor-faktor itu antara lain obesitas, riwayat keluarga dan kelompok etnik.penderita yang dirawat dengan penyakitDiabetes Militusberjumlah 344 orang atau sekitar 73,98% dari seluruh jumlah penyakit DM, Dari data yang didapat penderitaDiabetes Militusterbanyak di rawat di ruang rengasdengklok yaitu berjumlah 154 orang atau sekitar 44,76% dari seluruh pasienDiabetes Militusyang dirawat di seluruh ruangan RSUD Karawang.

B. Identifikasi MasalahDari uraian diatas masalah yang akan diteltiadalah tentang Faktor Faktor yang menyebabkan terjadinya diabetes mellitusC. Pembatasan MasalahDalam Penelitian membahas tentang Faktor Faktor yang menyebabkan terjadinya diabetes mellitusD. Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas didapat perumusan masalah sebagai berikut : apa saja factor yang menyebabkan terjadinya diabetes mellitus.

E. Tujuan Penelitian1.Untuk mengetahui faktor faktor yang dapat menyebabkan Terjadinya diabetes mellitus.2. Untuk mendapatkan jumlah penderita diabetes mellitus dengan berbaggai factor penyebab.

F. Manfaat Penelitian 1.Bagi mahasiswaa.Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuankhususnya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya Diabetes Mellitus dan menerapkannya ilmu yang diperoleh dalam penelitian.2.Bagi subjekMemotifasi untuk menjalankan pola hidup sehatMengetahui berbagai factor penyebab terjadinya diabetes mellitus , sehingga bisa melakukan pencegahan penyakit DM secara maksimal.

3). Bagi lembaga pendidikanMemberikan informasi yang penting bagi institusi pendidikan kesehatan,sehingga mengambil langkah-langkah penting antisipasi bahaya penyakit diabetes mellitus.Sebagai suatu referensi untuk bahan penelitianSebagai langkah awal untuk penelitian selanjutnya

BAB IISTUDI KEPUSTAKAAN

A.PengertianDiabetes mellitus adalah suatu penyakit kronik yang komplek melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein, lemak, dan berkembangnya komplikasi makrovaskuler, mikrovaskuler dan neurologis.(Barbara C. Long, 1996)Diabetes mellitus adalah penyakit karena kekurangan hormone insulin sehingga glukosa tidak dapat diolah tubuh dan kadar glukosa dalam darah meningkat lalu dikeluarkan kemih yang menjadi merasa manis(Ahmad Ramali, 2000)Diabetes mellitus adalah masalah yang mengancam hidup atau kasus darurat yang disebabkan oleh defisiensi insulin relatif atau absolut(Mariyinn E. Donges, 2000)Diabetes mellitus adalah kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Smletzer C.Suzanne, 2001).

B.EtiologiDiabetes tipe I ditendai dengan penghancuran sel-sel beta pankreas dan diperkirakan penyebab destruksi sel beta diantaranya1.Faktor genetikPenderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I tetapi mewarisi faktor predisposisi atau kecenderungan genetik terjadinya diabetes tipe ini.2.Faktor ImunologiPada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon otoimun, respon ini merupakan respon abnormal di mana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya sebagai benda asing. Oto antibodi terhadap sel-sel beta langerhans dan insulin endogen terdeteksi oleh diagnosa yang dilakukan.3.Fakor lingkunganPenyelidikan juga sedang dilakukan terhadap kemungkinan lingkungan yang memicu destruksi sel-sel beta langerhans, sebagai contoh virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun sebagai destruktor sel-sel beta.Mekanisme tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang peranan penting dalam proses terjadinya resistensi insulin. Selain itu terdapat pula faktor-faktor resiko tertentu yang berhubugan dengan proses terjadinya diabetes tipe II yaitu obesitas, usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia 64 tahun ke atas), riwayat keluarga, kelompok etnik.C.Jenis-jenis Diabetes MellitusPenyakit ini diklasifikasikan berdasarkan penyebab, perjalanan klinis, dan terapinya. Klasifikasi yang dikembangkan oleh The Natoional Diabetes Data Groupof National Institutesof Healt (USA) yaitu:a)Tipe IInsulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM)b)Tipe IINon Insulin Dependent Diabetes mellitus (NIDDM)c)Diabetes melitus sekunderd)Diabetes melitus berhubungan dengan malnutrisiTerdapat dua klasifikasi lain yang berhubungan dengan abnormalitas matabolisme glukosa yaitu:a) Kerusakan Toleransi Glukosa (KTG)b) Diabetes Melitus Gestasional (DMG)

D.PatofisiologiDiabetes Mellitus tipe 1 terdapat ketidak mampuan untuk menghasilkan insulin karena sel beta pancreas telah dihancurkan oleh proses auto imun. Dengan demikian insulin tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan untuk mengatasi retensi dan mencegah terbentuknya glukosa dalam darah karena terdapat peningkatan jumlah inulin yang disekresikan.Etiologi DM

Penghancuran sel pankreas

DM

Pengangkatan glukosa

Retensi insulin

Pengambilan glukosa darah oleh jaringan tak efektif

Penurunan reaksi intra sel

Proses auto imun

Brunner & Suddarth, 2001

E.KomplikasiKomplikasi Diabetes Melitus dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu:a)Komplikasi metabolik akut.1)Ketoasidosis diabetikum.Apabila kadar insulin sangat menurun, pasien akan mengalami hiperglikemia dan glukosa berat, penurunan lipogenesis, peningkatan lipolisis dan peningkatan oksidasi asam lemak bebas disertai pembekuan benda keton. Peningkatan keton dalam plasma mengakibatkan ketosis, peningkatan beban ion hidrogen dan asidosis metabolik2).HipoglikemiaHipoglikemia biasanya terjadi akibat terapi insulin yang berlebih, konsumsi makan yang terlalu sedikit atau karena aktivitas fisik yang berat. Gejala gejala hipoglikemia disebabkan oleh pelepasan epinefrin ( berkeringat, gemetar, sakit kepala dan palpitasi ), juga akibat kekurangan glukosa dalam otak ( tingkah laku aneh, sensorium yang tumpul dan koma ).3)Sindrom Hiperglikemis Hiprsomolar NonketotikSindrom Hiperglikemia Hiperosmolar Non Ketosis ( HHNK ) merupakan keadaan yang didominasi oleh hiperosmolar dan hiperglikemia dan disertai perubahan tingkat kesadaran ( Sense Of Awarness ). Pada saat yang sama tidak ada atau terjadi ketosis ringan. Salah satu perbedaan utama antara sindrom HHNK dengan ketoasidosis diabetic adalah tidak terdapatnya ketosis dan asidosis pada sindrom HHNK.a)Komplikasi vascular jangka panjang.1).Penyakit mikrovaskulara).Retinopati diabetikum,pada pasien diabetes akan mengeluh penglihatankabur dan lebih berbahaya lagi terjadinya katarak lebih dinib).Nefropati diabetik,dapat ditunjukan dengan adanya proteinuria, hipertensi,jika hilangnya fungsi nefron terus beerkelanjuta pasien akan menderita insufisiensi ginjal dan uremia.2)Penyakit makrovaskulera)Penyakit Arteri koroner.Perubahan aterosklerosis dalam pembuluh aeteri koroner menyebabkan peningkatan insiden infark miokard pada pendeerita Diabetes Melitus. Salah satu cirri unik pada pendeerita arteri koroner yang diderita oleh pasien-pasien Diabetes adalah tidak terdapatnya gejala iskemik yang khas. Infark miokard asimtomatik hanya dijumpai melalui pemeriksaan elektrokardiogram.b)Penyakit Serebrovaskuler.Perubahan arterosklerotik dalam pembuluh darah serebral atau pembentukan embolus di tempat lain dalam system pembuluh darah juga yang kemudian terbawa aliran darah sehingga terjepit dalam pemguluh darah serebral dapat menimbulkan serangan iskemia sepintas ( TIA : transient Ischemic Attack ) dan stoke.c)Penyakit vaskuler periferPerubahan arterosklerotik dalam pembuluh darah besar pada ekstremitas bawah merupakan penyebab meningkatnya insiden gangren dan amputasi pada pasien pasien diabetes.3)Neuropati, keluhan yang dapat dijumpai diantaranya timbulnya nyeri,parestesia, berkurangnya sensasi getar dan proprioseptik, dan gangguan motorik yang disertai hilangnya refleks-refleks tendon dalam, kelemahan otot dan atrofi

F.Pemeriksaan DiagnostikPada keadaan lebih lanjut dan progresif yang menojol adalah gambaran komplikasi diabetesnya:a)Neuropati perifer, keluhan yang terseringnya adalah kesemutan, rasa lemah dan baal.. manifestasi lain yang muncul pada neuropati ialah adanya hipotensi ortosatik, gangguan pengeluaran keringat, terkadang pula terdapat inkontinensia fekal maupun urin serta keluhan impotensi..b)Retinopati diabetikum,pada pasien diabetes akan mengeluh penglihatan kabur dan lebih berbahaya lagi terjadinya katarak lebih dini.c)Nefropati diabetikum,dapat ditunjukan dengan adanya gambaran gagalginjal menahun, seperti lemas, mual, pucat sampai keluhan sesak nafas akibat penumpukan cairan.d)Kelainan makrovaskular, dapat memberikan gambaran kelinan tungkai bawah baik berupa ulkus maupun gangren diabetik.e)Proteinuria.f)Kelainan koroner.

G.InsidenDiabetes Mellitus merupakan penyakit kronis yang menyerang kurang lebih dua belas juta orang. Tujuh juta dari dua belas juta penderita diabetes sudah terdiagnosis, sisanya tidak terdiagnosis. (Healty person 2000.1990)Di Indonesia penderita DM tipe dua paling banyak. Konon mencapai lebih dari 90 % dan umumnya disertai kegemukan dan terjadi pada usia diatas 40 tahun.Di Amerika Serikat, DM merupakan penyebab utama kebutaan yang baru diantara penduduk berusia 25 tahun hingga 75 tahun dan juga menjadi penyebab utama amputasi diluar trauma kecelakaan. 30 % pasien yang mulai mendapatkan terapi dialisis setiap tahun menderita diabetes. Diabetes juga berada di urutan ke tiga sebagai penyebab kematian.

H.PenatalaksanaanTujuan umum terapi diabetes adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi terjadinya komplikasi vaskular serta neuropatik. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes melitus adalah mencapai kadar glukosa darah normal tanpa terjadinya hipoglikemia dan gangguan serius pada pola aktivitas pasien .Ada lima komponen penatalaksanaan diabetes :a).Penatalaksanaan DietPrinsip umum diet dan pengendalian berat badan merupakan dasar dari penatalaksanaan diabetes dan diarahkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut:1)Memberikan semua unsur makanan esensial (misalnya vitamin dan mineral.2)Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai.3)Memenuhi kebutuhan energi4)Mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap hari dengan mengupayakan kadar gula darah mendekati normal.5)Menurunkan kadar lemak jika kadar ini meningkat.b). Penatalaksanaan latihanLatihan sangat penting perannya dalam penatalaksanaan diabetes karena efeknya akan menurunkan kadar glukosa dalam darah dengan meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot dan memperbaiki pamakaian insulin. Latihan juga akan mengubah kadar lemak darah dan menurunkan kolesterol.Bentuk latihan yang dianjurkan agar lamanya periode latihan ditingkatkan secara bertahap, bagi banyak pasien berjalan merupakan bentuk latihan yang aman dan bermanfaat karena tidak memerlukan alat khusus serta dapat dilakukan dimana saja. Pedoman umum latihan pada pasien diabetes:1)Gunakan alas kaki yang tepat dan bila perlu gunakan alat pelindung kaki lainnya2)Hindari latihan pada keadaan terlalu panas dan dingin.3)Periksa kaki setiap hari sesudah melakukan latihan4)Hindari latihan pada kondisi pengendalian metabolik buruk.c). Pemantauan glukosa dan lemakPengendalian kadar glukosa darah secara mandiriDengan melakukan pengontrolan glukosa secara mendiri pasien diabetes kini dapat mengatur terapinya untuk pengendalian kadar glukosa secara optimal1)Pengendalian hoperglikemia pada pagi hariKenaikan kadar glukosa pada pagi hari disebabkan karena ketidakadekuatan insulin atau biasa disebut dengan fenomena fajar; fenomena ini diperkirakan terjadi akibat limpahan nokturnal sekresi hormon pertumbuhan yang menyebabkan peningkatan kebutuhan akan kebutuhan insulin.2). Hemoglobin glikosilasiHemoglobin glikosilasi merupak pemeriksaan darah yang mencerminkan kadar glukosa darah rata-rata selama periode kurang lebih 2-3 bulan.

3). Pemeriksaan urin untuk glukosaProsedur yang digunakan meliputi urin strip atau tablet pereaksi dan mencocokan warna pada strip dengan peta warna.4). Pemeriksaan urin untuk ketonMetode yang paling sering dilakukan untuk mendetekdsi ketonuria adalah penggunaan depstick yaitu alat ukur salahsatu tipe badan ketona)TerapiDalam terapi yang dilakukan pada pasien dengan diabetes melitus adala terapi insulin, hal ini diberikan jika kadar insulin dalam tubuh berkurang. Hal ini karena insulin bekerja untuk menurunkan kadar glukosa darah. Selama proses puasa, insulin menghambat pemecahan simpanan glukosa, protein dan lemak.Pada diabetes tahap I, tubuh kehilangan kemampuan untuk memproduksi insulin, dengan demikian insulin eksogenus harus diberikan dalam jumlah tak terbatas. Pada diabetes tahap II, insulin mungkin diperlukan sebagai terapi jangka panjang untuk mengendalikan kadar glukosa darah jika diet dan obat hipoglikemia oral tidak berhasil mengontrolnya. Disamping itu pemberian diet oral, tahap ini masih membutuhkan insulin secara temporer selama mengalami sakit, infeksi, kehamilan, pembedahan, atau beberapa kejadian stress lainnya.Penyuntikan insulin sering dilakukan dua kali perhari, untuk mengendalikan kenaikan kadar glukosa darah sesudah makan dan pada malam hari. Karena dosis yang diperlukan sesuai dengan kadar glukosa dalam darah, maka pemantauan kadar glukosa dalam darah sangat penting.b). Penyuluhan cara penyuntikan insulinPenyuluhan sangat penting untuk melibatkan pasien dalam program terapi penyakitnya, penyuluhan ini bertujuan agar pasien mampu mandiri namun masih tergantung pada tim mediksi dalam memenuhi indikasi dan dosis pemberian insulinnya.

BAB IIIMETODOLOGI

A.Tempat PenelitianPenelitian ini dilaksanakanDi Ruang Rengasdengklok Rumah Sakit Umum Daerah Karawang.

B.Etika penelitianPenelitian ini diawali dengan meminta perijinan terlebih dahulu terhadap pihak dengan membawa surat rekomendasi dari institusi STIKes kharisma kararwang dengan segala pertimbangannya,kemudian peneliti menhubungi responden dan menjelaskan kepada responden tentang penelitian ini agar responden bersedia untuk menjadi objek penelitian dan menandatangani surat kesediaan nya untuk dilakukan penelitian.C.Desain penelitainPenelitian ini menggunakan metode deskriptif.korelasi yang bersifat Cross Sectional yaitu : memberikan gambaran tentang Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya Diabetes Militus.

D. Kerangka konseptual

Keterangan : *) variable yang tidak di telitiKeterangan bagan :Dari kerangka konseptual penelitian tersebut di atas, dapat dilihat bahwa ada dua konsep tentang faktor predisposisi dan faktor yang mempengaruni terjadinya DM, dan konsep dari penderita DM itu sendiri. Tiap konsep, masing-masing mempunyai variable-variabel sebagai indikasi pengukuran masing-masing konsep tersebut misalnya untuk mengukur faktor predisposisi, maka dapat melalui variable umur, pendidikan, dan pekerjaan.E.Variabel penelitianVariable dalam penelitian ini menggunakan variable bebas. variabel bebas yaitu Faktor yang menpengaruhi DM dan variabel terikat yaitu Diabetes Militus

F.Populasi dan samplePopulasi yang di gunakan dalam penelitian ini sebanyak 50 orang.dan yang terkena setiap minggunya 5 orang.jadi untuk mendapatkan sample sebanyak 30 orang maka pengambilan datanya dilakukan selama 2 minggu.Pengambilan sample nya yaitu non probability sampling( sample non peluang) yaitu dengan proposiv sampling yaitu tehnik penempatan sample dengan cara memilih sample diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti sehingga sample tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya.

n = N1 + N (d)

Keterangan :n : Perkiraan sampeld : Tingkat kepercayaanN : Perkiraan populasiNotoatmodjo, 2005.

n =501 + 50 (0.05)n =501 + 0.125n =501.125n = 44.44n = 44 orangJadi jumlah yang di jadikan sample dalam penelitian ini adalah 44orang.

G.Depinisi konseptual dan operasionala)Definisi konseptual : Diabetes Mellitus adalah kelainan heterogen yang ditandaioleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia dan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor terjadinya Diabetes Mellitus yaitu diantaranya faktor usia, genetik, imunologi dan faktor lingkungan. (Sujanne C. Smeltzer & Brendick G. Hare, 2001)b). Definisi operasional : pada penelitian ini, diabetes mellitus pada usia dewasaadalah terganggunya sekresi insulin dari pancreas ke pembuluh darah sehingga pengambilan glukosa oleh jaringan menurun sehingga glukosa dalam darah meningkat.H. Instrument penelitianInstrument penelitian yang digunakan adalah kuesioner Instrumen penelitian ini menggunakan tekhnik Quesioner Skala Guttmann yang digunakan apabila aspek yang ditanyakan tidak diuraikan hanya ditulis pokok-pokoknya saja, responden hanya memilih jawaban ya atau tidak.

I.Alat pengumpulan data.Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan1)Kuesionera)Data demografi meliputi:2). Kode respondena.Umurb.Jenis kelaminc.Agama3). Data penelitian meliputi :a.Berapa umur bapak/ibu sekarang ?b.Barapa berat badan bapak/ibu sekarang ?c.Didalam keluarga bapak/ibu siapa yang pernah mengalami Diabetes Mellitus ?d.Bagaimana lingkungan yang ada disekitar bapak/ibu ?e.Apakah ibu/bapak penah periksa gula darah ke rumah sakit ?f.Berapa kali (dalam 1 bulan) ibu/bapak mengkonsumsi minuman seperti : teh manis, susu, es juice ?g.Berapa kali dalam 1 bulan ibu/bapak mengkonsumsi buah-buahan yang manis seperti papaya, jeruk, pisang, anggur, mangga ?h.Apakah ibu/bapak sering sakit-sakitan ?i.berapa kali (dalam satu bulan) bapak/ibu melakukan aktifitas olah raga?

J. Metode pengumpulan dataMetode pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan memberikan kuisoner.sebelum memberikan kuesiner terlebih dahulu mengajukan persetujuan tertulis kepada responden dan responden menyetujuinya,setelah itu peneliti memberikan kuisioner kepada responden untuk di isi.Metode pengumpulan data adalah langkah prosedur dan strattegi yang digunakan untuk mengumpulkan data dan menganalisa data dalam penelitian.(polit dan hunger, 1999).Pengumpulan data dilakukan pada penderita Diabetes Militus yang dirawat di Ruang Rengasdengklok RSUD Karawang dengan mengajukan pertanyaan dalam bentuk kuesioner, sebelum responden mengisi kuesioner peneliti menjelaskan terlebih dahulu cara mengisi kuesioner tersebut sampai responden mengerti dan dapat mengisi kuesioner itu dengan benar dan waktu yang disediakan dalam mengisi kuesioner yaitu 20 menit.selama responden mengisi kuesioner peneliti tetap berada di tempat untuk mengawasi dan mengantisipasi bila ada responden yang ingin bertanya.Setelah data didapatkan, data tersebut dianalisa dan dibuat presentase. Data yang mempunyai presentase paling tinggi merupakan faktor yang paling dominan dan bila ada responden yang mengisi kuesioner tidak sesuai ketentuan maka data itu dianggap hilang.

LEMBAR PERSETUJUAN

Penelitian Yang BerjudulHubungan factor Obesitas dan usia lansia yang menyebabkan terjadinya diabetes mellitusTelah disetujui pembimbing untuk mengikuti ujian akhir semesterMata kuliah riset keperawatan

Karawang, Desember 2010Menyetujui,

Dosen PengampuPembimbingKoordinator M.ADiploma III Keperawatan

(....................)NIK :

(.....................)NIK :00199672

Mengetahui,Ketua Program StudiDiploma III Keperawatan

(......................)NIK

PERNYATAAN

Dengan ini kami menyatakan bahwa proposal penelitian yang berjudulHUBUNGAN FAKTOR OBESITAS DAN USIA LANSIA YANG MENYEBABKAN TERJADINYA DIABETES MELLITUS Telah di kutip dari sumber-sumber lain dan dilakukan berdasarkan kaidah-kaidah pengutipan dari sumber-sumber lain, sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku sehingga proposal penelitian ini serta semua kelengkapannya merupakan karya asli. Apabila kemudian ditemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan isi pernyataan kami ini kami bersedia menerima resiko atau sanksi apapun.

Karawang , 25 November 2011

Penulis

KATA PENGANTARPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT , karena atas rahmat dan izin-Nya peneliti dapat menyelesaikan penyusunan proposal penelitian iniberjudulHubungan Faktor Obesitas dan Usia Lansia Yang Menyebabkan terjadinya diabetes mellitus.Kami menyusun proposal penelitian ini dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata ajaran Riset Keperawatan semester 5 program Diploma III keperawatan.

Dalam menyusun proposal penelitian ini peneliti banyak mengalami hambatan, namun dengan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak pada akhirnya peneliti dapat menyelesaikan penyusunan proposal penelitian ini.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan proposal penelitian ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu saran dan kritik dari berbagai pihak sangat diharapkan guna penyempurnaan proposal penelitian selanjutnya. Peneliti sangat mengharapkan semoga proposal penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.Amien

Karawang, 25 November 2011Penulis