pengaruh suhu, arus, dan salinitas air...
TRANSCRIPT
1
PENGARUH SUHU, ARUS, DAN SALINITAS AIR TERHADAP PERGERAKAN BENIH IKAN MAS (RHEOTAKSIS)
(Makalah Risect Disajikan Pada Diklat Diklat Peningkatan Kompetensi
Guru Biologi Mts Se Jatim 2013) Oleh: Sutowijoyo, BDK Surabaya
ABSTRAKSI
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan referensi yang berkaitan
dengan tingkalaku benih ikan mas terhadap kondisi lingkungan air tawar. Hal ini
didasari bawwa ikan mas cenderung suka pada daerah dengan arus yang tidak
terlalu deras dan suhu antara 20 -25 C. Hasil-hasil dari penelitiaan ini diharapkan
menjadi rujukan bagi pembaca untuk memperkaya referensi tentang tingka laku
ikan mas.
Dilandasi dari rumusan masalah bagaimana pengaruh suhu, arus air dan salinitas
terhadap pergerakan ikan mas maka peneliti mendesain penelitian dengan metode
eksperimen. Metode eksperimen terdiri dari empat macam kegiatan, yaitu:
kegiatan control, kegiatan pengaruh suhu, dan arus terhadap pergerakan ikan mas,
kegiatan pengaruh suhu dan kadar air terhadap pergerakan ikan mas, dan kegiatan
pengaruh suhu, arus, dan kadar garam terhadap pergerakan ikan mas.
Dari empat kegiatan dapat dihasilkan bahwa suhu antara 20 -26 C tidak begitu
berpengaruh terhadap arah pergerakan ikan mas, pergerakan ikan mas terhadap
arus air adalah melawan, dan bentuk pergerakan ikan mas terhadap kadar garam
adalah berpaling.
Diharapkan hasil-hasil penelitian bisa dijadikan rujukan untuk penambahan
kasanah referensi bagi ilmu pengetahuan terutama bagi petani tambak.
Diharapkan pula kritik dan saran demi perbaikan penelitian ini.
Kata kunci: reotaksis ikan mas, suhu, salinitas, arus air
2
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Dalam Oceanografi, salinitas diartikan sebagai ukuran yang
menggambarkan tingkat keasinan (kandungan NaCl ) dari suatu perairan. Satuan
salinitas umumnya dalam bentuk promil (0/00) atau satu bagian perseribu bagian,
misalnya 35 gram dalam 1 liter air (1000 ml) maka kandungan salinitasnya 35‰
atau dalam istilah lainnya disebut psu (practical salinity unit). Air tawar memiliki
salinitas 0 ‰, sedangkan air payau memiliki salinitas antara 1‰ – 30‰,
sedangkan air laut/asin memiliki salinitas diatas 30‰.
Salinitas atau kadar garam adalah jumlah kandungan bahan padat dalam satu
kilogram airlaut, seluruh karbonat telah diubah menjadi oksida, brom dan yodium
telah disetarakan dengan klor dan bahan organik telah dioksidasi. Secara
langsung, salinitas media akan mempengaruhi tekanan osmotik cairan tubuh ikan.
Apabila osmotik lingkungan (salinitas) berbeda jauh dengan tekanan osmotik
cairan tubuh (kondisi tidak ideal) maka osmotikmedia akan menjadi beban bagi
ikan sehingga dibutuhkan energi yang relatif besar untuk mempertahankan
osmotik tubuhnya agar tetap berada pada keadaan yang ideal. Pembelanjaan
energi untuk osmoregulasi, akan mempengaruhi tingkat konsumsi pakan dan
konversimenjadiberattubuh(Sharaf etal ,2004).
Ikan mas memiliki kebiasan hidup yang suka bergerombol dan suka
diairyangmengalir, Ikan Mas (Cyprus carpio)adalah salah satu jenis ikan
peliharaan yang penting sejakdahulu hingga sekarang terutama di daerah jawa
barat.Tapi budidaya benih ikan mas ini sering mengalami kegagalan karena air
yang tidak sesuai.Maka kami berfikir arus dan salinitasberpengaruh terhadap
pergerakan benih ikan mas Daerah yang sesuai untuk mengusahakan pemeliharan
ikan ini yaitu daerah yang berada antara 150-600 meter diatas permukaan laut,pH
peraiaran berkisar antara 7sampai 8 dan suhu optimum 20 sampai 25C.Ikan mas
hidup ditempat yang dangkal dan arus air yang tidak begitu deras,baik disungai
,danau maupun genangan air lain (Asmawi, 1986).Pada lingkungan perairan yang
3
arusnya rendah mempunyai arti yang cukup penting untuk aktivitas
ikan,sedangkan lingkungan perairan yang mempunyai arus yang tinggi ikan
cenderung melawan arus.Hal ini perlu diketahui dalam rangka untuk
pengembangan budidaya ikan mas di peraiaran.Terkait dengan itu penelitian ini
kami beri judul” Pengaruh kecepatan arus dan salinitas terhadap pergerakan ikan
mas (Reotaksis)”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh suhu dan arus air terhadap pergerakani ikan mas?
2. Bagaiman pengaruh suhu salinitas air terhadap tergerakan ikan mas?.
3. Bagaimana pengaruh suhu, arus air dan salinitas air terhadap pergerakan
ikan mas?
D .Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh suhu dan arus terhadap pergerakan ikan mas.
2. Untuk mengetahui pengaruh suhu dan kadar garam terhadap pergerakan
ikan mas pada air yang tidak berarus..
3. Untuk mengetahui pengaruh suhu, arus dan kadar garam terhadap
pergerakan ikan mas
E. Hipotesis
Suhu, arus air, dan salinitas air berpengaruh terhadap pergerakan benih ikan
mas
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Jenis ikan mas merupakan jenis ikan yang hidup di air tawar tetapi bila
mau bertelur ke hulu sungai. Sehingga pada saat berkembang biak (breeding) dan
bertelur mereka berlomba –lomba berenang menuju ke hulu sungai. Hal itu
memberikan tantangan tersendiri bagi ikan mas untuk berenang melawan arus.
Perilaku melawan arus bukan hanya diperlihatkan oleh jenis ikan yang memiliki
perilaku yang berbeda ketika dijejerkan/didedehkan terhadap arus.
Demikian juga jika suhu merupakan faktor yang sangat menentukan
aktivitas enzim di dalam tubuh organisme. Peningkatan suhu tubuh pada rentang
toleransi, hewan akan rusak atau denaturasi dan menyebabkan enzim dalam
membantu reaksi metabolisme. Hal ini karena air sebagai penutup permukaan
bumi memiliki peran peredam panas dari pancaran matahari. Sehubungan dengan
itu maka kisaran toleransi hewan –hewan akuatik seperti ikan pada umumnya
relatif sempit dibanding hewan daratan. Jenis ikan dan hewan invertebrata yang
hidup di peraiaran pada umumnya kurang tahan terhadap suhu tinggi (Agus
Dharmawan,2005) dikutip dari http://rekamunandar.com
Perilaku ikan/hewan melawan arus dikenal sebagai Rheotaksis positif
sedangkan perilaku mengikuti arus dikenal sebagai perilaku Rheotaksis negatif.
Ikan memiliki sistem sensoris yang disebut gurat sisi yang memiliki pola tertentu
dan bersifat spesifik untuk setiap species ikan. Pada larva ikan mas (Cyprus
carpio) pada gurat sisi ditemukan sel-sel mekano-sensori. Kerusakan sel-sel pada
bagian ini akan mengubah respon ikan terhadap arus (Suli et al,2012). Maka,sel-
sel sensori yang dimiliki ikan yang berbeda maka mempunyai kemampuan yang
berbeda dan bervariasi dalam kemampuan mendeteksi predator atau perubahan
arus yang terjadi,dan mengantar ransangan ke otak ikan untuk mereespon. Respon
adanya arus juga dapat dijadikan indikator untuk memberikan imformasi suatu
lingkungan dimasuki zat kimia yang bisa mempengaruhi perilaku ikan mas.
Terjadinya perubahan prilaku dapat menjadi hal yang positif atau negatif bagi
perkembangan populasi suatu jenis ikan disuatu perairan.
5
Air merupakan media bagi usaha budidaya ikan, maka pengelolaan air yang
baik merupakan langkah awal dalam pencapaian keberhasilan budidaya ikan.
Secara umum pengelolaan dibagi kedalam 3 bagian yaitu secara
kimia,biologi,fisika. Keberhasilan suatu organisme untuk bertahan hidup dan
bereproduksi mencerminkan keseluruhan toleransinya terhadap seluruh kumpulan
variable lingkungan yang dihadapi organisme tersebut (Campbell,2004)
Dalam Ocenograpi,salinitas diartikan sebagai kurun yang mengambarkan tingkat
keasinan(kandungan Na Cl) dari suatu perairan. Satuan salinitas umumnya dalam
bentuk promil (0/00) atau satu bagian perseribu bagian.Salinitas atau kadar garam
adalah jumlah kandungan bahan padat dalam satu kilogram air laut,seluruh
karbonat telah diubah menjadi oksida,brom dan yodium telah disetarakan dengan
klor dan bahan organik telah dioksidasi. Secara lansung, salinitas akan
mempengaruhi tekanan osmotik cairan tubuh ikan. Apabila osmotik lingkungan
(salinitas) berbeda jauh dengan tekana osmotik tubuh (kondisi tidak ideal) maka
osmotik media akan menjadi beban bagi ikan sehingga dibutuhkan energi relatif
besar untuk mempertahankan osmotik tubuhnya agar tetap berada pada keadaan
yang ideal (Sharaf et al,2004).
Dari uraian di atas dapat dimunculkan hipotesis: arus air dan salinitas air
berpengaruh terhadap pergerakan ikan mas
=
6
BAB III
MATERIAL DAN METODE KERJA
A. Material
1. Alat
1. kotak kanal rheotaksis dengan panjang 75 cm
1 buah
2 Selang 1 buah
3 pompa air 1 buah
4 baskom plastik ukuran 40 x 40 cm 2 buah
5 Thermometer 3 buah
6 stopwatch/ hp 1 buah
7 Saringan 1 buah
8 Penggaris 1 buah
9 lap kain 1 buah
10 jarring kawat pembatas ukuran 13 x 12,5 cm 2 buah
11. Plastic plastisis 1 buah
2. Bahan
B. Metode
1. Penyusunan alat Rheometer
Rangkaian Rhoemeter terdiri dari kotak kanal percobaan yang memiliki
lubang di kedua ujungnya yakni tempat air mengalir masuk dan tempat air
mengalir keluar. Kotak kanal ini terbagi menjadi 3 zona dengan panjang
masing – masing bagian 20 cm. pada masing – masing sisi zona terpasang
thermometer untuk mengukur suhu. Di antara ruang turbolensi I( dekat
tempat masuknya air) denga zona I dipasangi jaring kawat pembatas, hal
yang sama dilakukan pada Zona III dengan ruang Turbelensi II (dekat
1 Garam Halus 30 gram
2 Ikan Mas (Cyprinus carpio) 5 ekor
7
tempat keluarnya air ). Pada daerah turbulensi II dipasangi platisis agar
tidak terjadi turbulensi. Di bawah kotak kanal diletakan 2 buah baskom,
baskom pertama digunakan sebagai penopang kanal rheometer sementara
baskom kedua berfungsi sbagai pengatur sirkulasi air yang ada pada
baskom dengan kanal rheometer, yang dihubungkan dengan pompa air
yang terpasang pada baskom kedua sehingga jumlah air statis. Setelah air
dituangkan pada kedua baskon dan kanal rheometer kita mengukur panjang,
lebar, dan tinggi pada kanal rheometer dan baskom kedua untuk menghitung
volume masing- masing wadah tersebut. Pengukuran laju arus dilakukan,
dengan cara menghubungkan saklar pada pompa air sehingga terjadi
sirkulasi air yang berada di baskom dengan air yang berada pada kanal
rheometer, setelah itu dimasukkan sepotong daun pada batas antara zona
pertama dan ke dua. Dengan stop wach dihitung waktu antara pertama kali
daun diletakkan sampai daun berada di akhir zona ketiga. Lamanya waktu
dan jarak yang ditempuh daun tersebut itulah yang disebut sebagai laju
kecepatan arus air.
C. Desain Penelitian
a. Kontrol Penelitian
Proses pembuatan control penelitian ini dimulai dengan cara
memasukkan ikan ke dalam kanal rheometer dengan menggunakan
saringan, lalu biarkan ikan berenang bebas selama 5 menit dalam
kanal. Hal ini merupakan proses aklimatisasi. Setelah itu catat jumlah
ikan dan suhu pada zona 1,2 dan 3 tiap 1 menit selama 5 menit.
b. Pengaruh suhu dan arus terhadap rheotaksis ikan mas
Untuk mengetahui pengaruh suhu dan arus terhadap rheotaksis dapat
dilakukan dengan cara: saklar pada pompa air dihubungkan dengan
arus listrik sehingga sirkulasi air terjadi, hal ini menyebabkan
pergerakan arus air pada kanal rheometer. Bersamaan dengan itu,
8
dicatatlah jumlah ikan dan keadaan suhu pada masing-masing zona
setiap 1 menit selama 5 menit. Data pengamatan yang diperoleh
dicatat pada tabel. 4.1
c. Pengaruh suhu dan salinitas terhadap rheometer ikan mas
Untuk mengetahui pengaruh suhu dan salinitas terhadap rheotaksis
dapat dilakukan dengan cara: Memutuskan saklar pada pompa air,
kemudian pada lubang masuknya air di kanal rheometer disumbat.
Pada daerah turbulensi I, di tuangkan garam sebanyak 4,2 % yang
diperoleh dari pembagian antara berat garam dengan volume air pada
kanal rheometer dan baskom kedua. Saat garam dituangkan, saat
itulah dimulai penghitungan waktu pengamatan selama 5 menit
dengan pencatatan, setiap 1 menitnya untuk suhu dan jumlah ikan
pada masing-masing zona. Hasil pencatatan pengamatan dicatat pada
tabel 4.1
d. Pengaruh suhu, arus dan salinitas terhadap rheometer
Untuk mengetahui pengaru suhu, arus dan salinitas terhadap
rheotaksis dapat dilakukan dengan cara: Menyambungkan saklar
pompa air, sehingga terjadi arus pada rheometer yang masih
mengandung salinitas. Pada saat saklar dinyalakan, saat itulah dimulai
penghitungan waktu dimulai dengan menggunakan stopwatch selama
5 menit dengan pencatatan setiap 1 menitnya untuk suhu, dan jumlah
ikan pada masing-masing zona. Hasil pencatatan pengamatan dicatat
pada tabel 4.1
9
BAB IV
DATA DAN ANALISIS DATA
A. Data Hasil Percobaan
Setelah alat terangkai sesuai dengan desain percobaan yang direncanakan
maka percobaan tentang pengaruh suhu, salinitas dan arus air dilaksanakan
di depan Hall Dayang Sumbi. Adapun hasil-hasil pengamatan dapat dilihat
pada tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1 Pengamatan Perilaku Ikan Mas (Cyprus carpio)
Waktu (Tiap 10’) Zona I Zona II Zona III
t°C Σ Ikan t°C Σ Ikan t°C Σ Ikan
5’ (1)
1 20 2 23 2 20 1
2 21 3 24 2 20 0
3 21 0 23 5 20 0
4 21 3 24 2 21 0
5 21 0 24 2 21 3
5’(2)
1 21 0 24 0 21 5
2 22 2 24 0 21 3
3 22 0 24 0 21 5
4 22 0 24 0 21 5
5 22 0 24 2 21 5
5’(3)
1 24 0 26 5 23 0
2 24 0 26 5 23 0
3 24 1 26 4 23 0
4 25 4 26 1 24 0
5 24 4 26 1 24 0
5’ (4)
1 24 1 26 2 24 1
2 24 0 26 5 24 0
3 24 0 26 4 24 1
4 26 0 26 2 24 3
5 24 1 26 1 24 3
10
Keterangan :
1. Reotaksis ikan mas tanpa arus dan kadar garam
2. Reotaksis ikan mas pada arus tertentu tapi tanpa
kadar garam
3. Reotaksis ikan mas kadar garam tertentu
4. Reotaksis ikan mas pada arus kadar garam tertentu
Rekapitulasi data dari data kasar di atas terdapat pada tabel 4.2 sebagai
berikut:
Tabel 4.2 Rekapitulasi Data Rata-Rata Pengamatan Perilaku Ikan
Mas (Cyprus carpio)
Waktu Zona 1 Zona 2 Zona 3
t°C Σ Ikan t°C Σ Ikan t°C Σ Ikan
5’(1) 21 1 24 3 20 1
5’(2) 22 0 24 0 21 5
5’(3) 24 2 26 3 23 0
5’(4) 24 0 26 3 24 2
11
B. Analisis Data
1. Reotaksis ikan mas tanpa arus dan kadar garam
Diagram 4.1 Rata2 reotaksis ikan mas tanpa arus dan kadar garam
Data kegiatan 1 dari tabel 4.2 dapat dibuat menjadi diagram 4.1. Dari
diagram tersebut dapat dijelaskan bahwa pada kadar garam nol dan
tanpa arus, ikan mas cenderung bergerak pada zona dengan suhu 24 °C.
Di perairan dengan suhu tersebut banyak mendapatkan sinar matahari.
Karena banyak mendapat sinar matahari berarti banyak mengandung
fitoplangton yang merupakan sumber makanan bagi benih ikan mas.
Disini suhu tidak begitu berpengaruh. Dengan kondisi suhu yang sama
ikan mas cenderung memilih arus yang lebih tenang. Ini karena benih
ikan mas membutuhkan makanan yang merupakan kebutuhan
dasarnya.
0
1
2
3
4
5
6
1 2 3 4 5 rata-rata
Series1
Series2
Series3
12
2. Reotaksis ikan mas pada arus 6,7 cm/detik tapi tanpa kadar garam
Diagram 4.2 Rata-rata reotaksis ikan mas pada arus tertentu
Data tabel 4.2 kegiatan 2 dapat dibuat menjadi diagram 4.2. Dari
diagram diatas dapat dijelaskan bahwa adanya arus ikan cenderung
bergerak menuju ke zona 3 . Ini berarti bahwa pergerakan benih ikan
mas cenderung melawan arus (reotaksis negative). Tubuh ikan mas
masih belum cukup kuat untuk berada di daerah berarus deras. Daerah
yang tenang banyahk mengandung fitoplangton yang merupakan
sumber makanan ikan mas. Benih ikan mas membutuhkan banyak
makanan. Namun demikian pada ikan mas yang sudah dewasa
cenderung berada pada daerah dengan arus yang pelan.
0
1
2
3
4
5
6
1 2 3 4 5 rata-rata
zona 1
zona 2
zona 3
13
3. Reotaksis ikan mas pada kadar garam 4,2 %
Diagram 4.3 Rata-rata reotaksis ikan mas kadar garam 4.2 %
Data kegiatan 3 pada tabel 4.2 dibuat menjadi diagram 4.3. Dari
digram diatas dapat dijelaskan bahwa pada kadar garam 4,2 % tanpa
arus , ikan mas cenderung menuju ke zona 2 sebanyak dua ekor dan ke
zona 3 sebanyak tiga ekor. Walaupun demikian dengan pengaruh
kadar garam yang sama benih ikan mas cenderung menuju daerah pada
suhu sekitar 25 °C.
Reotaksis ikan mas pada pada suhu, arus 6,7 cm/detik dan kadar garam
tertentu 4,2 prosen
Diagram 4.4 Rata-rata reotaksis ikan mas pada pada suhu tertentu dan
kadar garam 4.2 %, dan arus 6,7 cm/detik
0
1
2
3
4
5
6
1 2 3 4 5 rata-rata
Series1
Series2
Series3
0
1
2
3
4
5
6
1 2 3 4 5 rata-rata
Series1
Series2
Series3
14
Data pada tabel 4.2 kegiatan 4 dapat dibuat menjadi diagram 4.4.
Dari digram di atas dapat dijelaskan bahwa pada kadar garam 4,2 %
dan arus 6,7 cm/detik , ikan mas cenderung bergerak menuju ke zona
2 ( 26°C) sebanyak 3 ekor dan ke zona 3 (24°C) sebanyak 2 ekor. Ini
bearti benih ikan dengan kadar garam yang sama cenderung bergerak
menuju daerah yang bersuhu optimal dan berarus rendah.
15
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Ikan mas cenderung melawan arus dengan posisi tubuh pada saat
bergerak kepala menghadap kearah arus (reotaksis positif).
2. Ikan mas cenderung berpaling ke air yang berkadar garam lebih rendah
dengan posisi kepala menjauhi salinitas yang lebih tinggi.
3. Pada kondisi air dengan kadar garam yang sama benih ikan mas
cenderung bergerak ke daerah yang bersuhu optimal (20 -26°C dan
berarus.
B. Saran – saran
1. Pada percobaan ini menggunakan variable tunggal (satu macam arus
dan satu macam salinitas) oleh karena itu perlu ada percbaan lanjutan
dengan menggunakan variable yang jamak.
DAFTAR PUSTAKA
Yushita Fujaya. 1999. Dasar pengembangan teknologi perikanan, direktorat
jenderal pendidikan tinggi Depdiknas. Jakarta
Kinghorn,D.A dan Soejarto, D.D. 2002. Discovery Of Terpenoid And Phenolic
Sweeters From Plants. Pure Appl. Chem., Vol. 74, No. 7, pp. 1169–1179,
Materi pelatihan widyaiswara kementerian Agama “workshop IPA berbasis riset”
http://rekamunandar.com/2012/06/25/67 akses pada tanggal 11 september 2013
http://priyawan.blogspot.com/2012/07/ikan-mas-cyprinus-caprio-sebagai.html
akses tanggal 11 september 2013
16