pengaruh store atmos dan esteem terhadap impulse...

107
PENGARUH STORE ATMOSPHERE DAN SELF-ESTEEM TERHADAP IMPULSE BUYING PENGUNJUNG TOKO RITEL Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.) Oleh : Redo Tridinata Wijaya NIM : 1113070000056 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H /2018 M

Upload: lycong

Post on 28-Aug-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

PENGARUH STORE ATMOSPHERE DAN SELF-ESTEEM

TERHADAP IMPULSE BUYING PENGUNJUNG

TOKO RITEL

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.)

Oleh :

Redo Tridinata Wijaya

NIM : 1113070000056

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H /2018 M

Page 2: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti
Page 3: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti
Page 4: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti
Page 5: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

”KENALI DIRIMU, KENALI MUSUHMU, KENALI MEDAN

TEMPUR. SERIBU KALI BERPERANG SERIBU KALI KAMU

AKAN MENANG”

“SUN TZU’

Persembahan:

Kupersembahkan karya ini untuk mamiku papiku, kakakku,

adikku, sahabat dan teman-temanku yang selalu memotivasi

dan mendo’akanku

. Terimakasih untuk semuanya

Page 6: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

vi

ABSTRAK

(A) Fakultas Psikologi

(B) Juli 2018

(C) Redo Tridinata Wijaya

(D) Pengaruh Store Atmosphere dan Self-Esteem terhadap Impulse Buying

Pengunjung Toko Ritel

(E) xiii + 66 halaman + lampiran

(F) Perilaku impulse buying dapat menyebabkan permasalahan yang dapat

merugikan individu seperti perasaan bersalah yang sering timbul setelah

melakukan pembelian barang yang tidak terlalu berguna, serta menjadi

pribadi yang boros karna tidak dapat mengatur keinginan dan kebutuhan.

Oleh karena itu penting untuk memberikan perhatian lebih terhadap perilaku

impulse buying. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh store

atmosphere (cleanliness, music, scent, temperature, lighting, color, dan

display/layout) dan self esteem terhadap impulse buying pengunjung toko ritel

Alfamidi Kertamukti. Impulse buying dalam penelitian ini adalah pembelian

yang tidak rasional dan diasosiasikan dengan pembelian yang cepat dan tidak

direncanakan, diikuti oleh adanya konflik pikiran dan dorongan emosional.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

berganda. Populasi merupakan pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti.

Sampel berjumlah 251 konsumen dengan 141 konsumen perempuan dan 110

konsumen laki-laki. Penelitian ini menggunakan teknik non-probability

sampling, dengan metode yang digunakan accidental sampling. Penulis

menggunakan alat ukur Impulse Buying Tendency Scale (IBTS) yang

dikembang oleh Verplanken dan Herabadi (2001) untuk mengukur impulse

buying, alat ukur yang dikembangkan Hussain dan Ali (2015) untuk

mengukur store atmosphere, dan alat ukur Self-Liking and Competence Scale-

Revised (SLCS-R) yang dikembangkan oleh Tafarodi dan Swann (2001)

untuk mengukur self-esteem. Untuk menguji validitas alat ukur menggunakan

CFA(Confirmatory Factor Analysis). Hasil analisis data penelitian

menunjukkan bahwa store atmosphere dan self esteem memberikan pengaruh

yang signifikan terhadap impulse buying pengunjung toko ritel Alfamidi

Kertamukti. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa lighting dan self-esteem

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap impulse buying. Sementara itu,

cleanliness, music, scent, temperature, color, dan display/layout pengaruhnya

tidak signifikan terhadap impulse buying. Hasil penelitian juga memperoleh

R-square sebesar 0.283 atau 28,3%. Artinya, proporsi varians dari impulse

buying yang dijelaskan oleh seluruh variabel independen adalah 28,3%

sedangkan 71,7% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini.

Penulis berharap implikasi dari hasil penelitian ini dapat dikaji kembali dan

dikembangkan pada penelitian selanjutnya dengan menambahkan variabel-

variabel lainnya.

(G) Daftar Bacaan : 45 ; buku : 4 + jurnal : 30 + skripsi : 6 + artikel : 5

Page 7: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

vii

ABSTRACT

(A) Faculty of Psychology

(B) July, 2018

(C) Redo Tridinata Wijaya

(D) The influence store atmosphere and self-esteem on impulsif buying retail

store visitors.

(E) xiii + 66 pages + appendix

(F) Impulse buying behavior can cause problems that can be detrimental to the

individual such as feelings of guilt that often arise after buying goods that are

not too useful, as well as being a wasteful person because they cannot

regulate their wants and needs. Because it is important to pay more attention

to impulse buying behavior. This study aims to examine the influence of store

atmosphere (cleanliness, music, scent, temperature, lighting, color, and

display / layout) and self esteem to impulse buying retail store visitor

Alfamidi Kertamukti. Impulse buying in this study is an irrational purchase

and is associated with a quick and unplanned purchase, followed by a conflict

of thoughts and emotional impulses.

This research uses quantitative approach with multiple regression analysis.

The population is a retail store visitor Alfamidi Kertamukti. Samples

numbered 251 consumers with 141 female consumers and 110 male

consumers. This research uses non-probability sampling technique, using

accidental sampling method. The authors used the Impulse Buying Tendency

Scale (IBTS) tool developed by Verplanken and Herabadi (2001) to measure

impulse buying, a measure developed by Hussain and Ali (2015) to measure

store atmosphere, and the Self-Liking and Competence Scale- Revised

(SLCS-R) developed by Tafarodi and Swann (2001) to measure self-esteem.

To test the validity of the measuring instrument using CFA (Confirmatory

Factor Analysis). The results of data analysis showed that store atmosphere

and self esteem give a significant effect on impulse buying retail store visitor

Alfamidi Kertamukti. Hypothesis test results show that lighting and self-

esteem have a significant influence on impulse buying. Meanwhile,

cleanliness, music, scent, temperature, color and display/layout influence not

significantly to impulse buying. The results also obtained R-square of 0.283

or 28.3%. That is, the proportion of variance of impulse buying described by

all independent variables is 28.3% while the remaining 71.7% is influenced

by other variables outside this study. The authors hope the implications of the

results of this study can be reviewed and developed in subsequent research by

adding other variables.

(G) References: 45; books: 4 + journals: 30 + theses : 6 + articles: 5

Page 8: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada kehadiran Allah SWT yang telah

memberikan penulis berbagai macam nikmat di antarannya nikmat iman dan isam

serta sehat wal afiat sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan

lancar dan tepat pada waktunya.

Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang

telah membantu penulis baik secara meteri, tenaga ataupun moril. Maka dari itu,

penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag., M.Si, Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Bapak Dr.

Abdul Rahman Shaleh, M. Si, Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas

Psikologi UIN Hidayatullah Jakarta dan jajaran yang telah memfasilitasi

mahasiswa dalam rangka menciptakan lulusan yang berkualitas.

2. Ibu Desi Yustari Muchtar, M.Si, selaku dosen pembimbing. Terima kasih atas

segala bimbingan, kritik, saran, waktu, tenaga, serta motivasi yang telah

diberikan kepada penulis.

3. Ibu Dr. Risatianti Kolopaking, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang

telah membimbing penulis dari awal perkuliahan hingga saat ini dan selalu

memberikan motivasi dan saran kepada penulis.

4. Seluruh dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan ilmu dan wawasan bagi penulis. Para staff Fakultas Psikologi UIN

Page 9: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

ix

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan kemudahan dan

bantuan bagi penulis dalam proses administrasi.

5. Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti yang telah bersedia

meluangkan waktunya untuk menjadi responden pada penelitian ini dan Ibu

Dwi yang sudah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

6. Kepada kedua orangtua penulis, Mami Baiduri yang telah melahirkan,

merawat, dan mencurahkan kasih sayangnya kepada penulis. Papi Zailani yang

sudah mendidik, memberikan motivasi dan memberikan contoh menjadi pria

yang baik. Terima kasih Mami dan Papi selalu memberikan keteladanan, ilmu-

ilmu yang bermanfaat dan kasih sayang yang tulus. Semoga keridhoan dan doa

papi dan mami selalu bersama penulis.

7. Kakak dan Adik tercinta Reni Yuliana, Reza Dwi Saputra dan Rera Maulindra.

Yang tidak pernah lelah memberikan dukungan dan mengingatkan penulis

yang membuat penulis selalu ingat tujuan penulis merantau. Semoga kita

semua menjadi keluarga yang selalu hangat dan harmonis.

8. Sekretaris pribadi penulis Syahra Agustiani, seseorang yang selalu berada di

sisi penulis, tidak pernah lelah membantu, memberikan motivasi dan

menemani penulis dalam menyelesaikan proses pembuatan skripsi ini, tanpa

dia penulis tidak yakin dapat bertahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima

kasih sudah selalu berada di sisi penulis dan menjadi bagian penting dalam

hidup penulis.

9. Sahabat-sahabat terdekat penulis Arafat, Tata, Mas Ari, Ridho, Wendi, Yahya,

Umar, Aldi, Widya, Aul, Feri, Dwi, Almarhum Ibra, Fredy, Jordi, Iqbal, Aw,

Page 10: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

x

dan Remaja masjid Anjas Barley, Poke, Bela, Piwa, Salma dan Ipeh. Terima

kasih atas semua motivasinya, pembelajaran dan canda tawa yang kalian

berikan, kalian adalah sahabat terbaik yang penulis miliki.

10. Kawan-kawan penulis, kawan komplek, kawan SMA 15, kawan Stand Up Indo

Lampung, Psikologi 2013, kawan kelas B 2013, HMI Komisariat Psikologi

Cabang Ciputat, Pengurus DEMA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Psikologi

periode 2014-2015, 2015-2016. Terima kasih atas semua cerita, pengalaman

dan pembelajaran yang penulis dapat yang mana ini semua sangat berharga dan

tidak akan dapat penulis ulang kembali.

11. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih telah

membantu dalam penyusunan skripsi ini. Semoga segala bantuan, dukungan,

dan do’anya kepada penulis, dibalas Allah dengan kebaikan yang berlimpah.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan. Untuk itu,

kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan di masa

yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang

membacanya.

Jakarta, 26 Mei 2018

Penulis

Page 11: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ...................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v

ABSTRAK ............................................................................................................... vi

ABSTRACT ............................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ............................................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................................... 7

1.2.1 Batasan masalah .......................................................................... 7

1.2.2 Rumusan masalah ....................................................................... 7

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................. 8

1.3.1 Tujuan penelitian ........................................................................ 8

1.3.2 Manfaat penelitian ...................................................................... 9

1.3.2.1 Manfaat teoritis ...................................................................... 9

1.3.2.2 Manfaat praktis....................................................................... 9

BAB 2 LANDASAN TEORI ................................................................................. 10 2.1 Impulse Buying...................................................................................... 10

2.1.1 Pengertian impulse buying .......................................................... 10

2.1.2 Dimensi-dimensi impulse buying................................................ 11

2.1.3 Faktor yang mempengaruhi impulse buying ............................... 12

2.1.4 Pengukuran impulse buying ........................................................ 16

2.2 Store Atmosphere .................................................................................. 16

2.2.1 Pengertian store atmosphere ....................................................... 16

2.2.2 Dimensi-dimensi store atmosphere ............................................ 17

2.2.3 Pengukuran store stmosphere ..................................................... 19

2.3 Self-Esteem ............................................................................................ 20

2.3.1 Pengertian self-esteem ................................................................. 20

2.3.2 Dimensi-dimensi self-esteem ...................................................... 21

2.3.3 Pengukuran self-esteem ............................................................... 21

2.4 Kerangka Berpikir ................................................................................. 22

2.5 Hipotesis Penelitian .............................................................................. 27

Page 12: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

xiii

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 28 3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ............................ 28

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ....................................... 28

3.3 Instrumen pengumpulan data ................................................................ 30

3.3.1 Skala impulse buying .................................................................. 31

3.3.2 Skala store atmosphere ............................................................... 32

3.3.3 Skala self-esteem ......................................................................... 33

3.4 Uji Validitas Konstruk .......................................................................... 33

3.4.1 Uji validitas konstruk impulse buying ........................................ 35

3.4.1.1 Uji validitas konstruk impulse buying ................................... 35

3.4.2 Uji validitas konstruk store atmosphere ..................................... 37

3.4.2.1 Uji validitas konstruk cleanliness .......................................... 37

3.4.2.2 Uji validitas konstruk music .................................................. 38

3.4.2.3 Uji validitas konstruk scent.................................................... 39

3.4.2.4 Uji validitas konstruk temperature ........................................ 40

3.4.2.5 Uji validitas konstruk lighting ............................................... 41

3.4.2.6 Uji validitas konstruk color ................................................... 42

3.4.2.7 Uji validitas konstruk display/layout ..................................... 44

3.4.3 Uji validitas konstruk self-esteem ............................................... 45

3.4.1.1 Uji validitas konstruk self-esteem .......................................... 45

3.5 Metode Analisis Data ............................................................................ 46

BAB 4 HASIL PENELITIAN ................................................................................ 49

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian ...................................................... 49

4.2 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ................................................. 50

4.3 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian ................................................... 51

4.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian ................................................................ 52

4.4.1 Analisis regresi variabel penelitian ............................................. 52

4.4.2 Pengujian provorsi varian masing-masing IV terhasap DV ....... 56

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN ................................................ 59

5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 59

5.2 Diskusi ................................................................................................... 59

5.3 Saran ..................................................................................................... 64

5.3.1 Saran teoritis ................................................................................ 64

5.3.2 Saran praktis ................................................................................ 65

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 67

LAMPIRAN .............................................................................................................. 70

Page 13: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skor pengukuran skala .............................................................................. 31

Tabel 3.2 Blue print skala impulse buying ................................................................ 31

Tabel 3.3 Blue print skala store atmosphere ............................................................. 32

Tabel 3.4 Blue print skala self-esteem ....................................................................... 33

Tabel 3.5 Uji validitas konstruk impulse buying ........................................................ 36

Tabel 3.6 Uji validitas konstruk cleanliness .............................................................. 38

Tabel 3.7 Uji validitas konstruk music ....................................................................... 39

Tabel 3.8 Uji validitas konstruk scent ........................................................................ 40

Tabel 3.9 Uji validitas konstruk temperature ............................................................ 41

Tabel 3.10 Uji validitas konstruk lighting.................................................................. 42

Tabel 3.11 Uji validitas konstruk color...................................................................... 43

Tabel 3.12 Uji validitas konstruk display/layout ....................................................... 44

Tabel 3.13 Uji validitas konstruk self-esteem ............................................................ 46

Tabel 4.1 Deskripsi sampel penelitian berdasarkan data demografis ........................ 49

Tabel 4.2 tabel analisis deskriptif............................................................................... 50

Tabel 4.3 Pedoman kategorisasi skor ......................................................................... 51

Tabel 4.4 Kategorisasi skor variabel .......................................................................... 52

Tabel 4.5 Model summary analisis regresi ................................................................ 53

Tabel 4.6 Anova pengaruh keseluruhan IV terhadap DV .......................................... 53

Tabel 4.7 Koefisien regresi ........................................................................................ 54

Tabel 4.8 Model summary proporsi varians tiap IV terhadap DV ............................. 56

Page 14: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Ilustrasi Kerangka Berfikir ..................................................................... 26

Page 15: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian................................................................................ 70

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian ............................................................................... 71

Lampiran 3 Syntax Uji Validitas Data ....................................................................... 79

Lampiran 4 Path Diagram .......................................................................................... 83

Lampiran 5 Output SPSS ........................................................................................... 88

Page 16: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Untuk memenuhi kebutuhan individu maka banyak individu yang melakukan

aktivitas konsumsi yaitu belanja. Bagi kebanyakan individu aktivitas ini

merupakan aktivitas yang menyenangkan sehingga banyak yang menjadikannya

sebuah kebiasaan yang sulit dihentikan. Perkembangan zaman membuat tempat-

tempat perbelanjaan menjadi semakin modern dan semakin nyaman. Pasar

tradisional sudah tidak lagi menjadi pilihan utama untuk memenuhi kebutuhan.

Toko retail modern mulai menjadi pilihan utama untuk melakukan aktivitas

konsumsi berbelanja. Sehingga tempat-tempat berbelanja banyak beralih menjadi

toko retail modern.

Perkembangan toko ritel modern sendiri cukup pesat, data AC Nielsen

tahun 2008, menjelaskan bahwa pertumbuhan ritel modern setiap tahunnya

mencatat kisaran angka 10%-30% (Kaylani, 2012). Pertumbuhan itu sendiri dapat

kita lihat di setiap sudut kota dan perumahan sekalipun. Jumlahnya pun terbilang

cukup banyak dan jaraknya pun berdekatan antar satu sama lain. Salah satu toko

ritel yang tumbuh adalah Alfamidi jumlah gerai Alfamidi pada tahun 2016 naik

sebesar 19% atau sebanyak 202 gerai dari sebelumnya berjumlah 1.063 gerai pada

tahun 2015 menjadi 1.265 gerai (Gideon, 2017). Terdapat beberapa faktor yang

membuat toko ritel berkembang sangat pesat antara lain lemahnya daya saing

pasar tradisional, adanya promosi, banyaknya kepraktisan yang diberikan, tempat

Page 17: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

2

belanja yang lebih nyaman, bersih, beragamnya jenis barang dan jam operasional

yang lebih lama (Suratmi, 2013).

Dengan kelebihan-kelebihan yang diberikan oleh toko ritel modern, saat

ini banyak konsumen lebih memilih untuk melakukan aktivitas memenuhi

kebutuhan berbelanja di toko ritel. Kondisi tempat berbelanja yang berubah

membuat gaya berbelanja konsumen ikut berubah. Sebelumnya ketika berbelanja

di pasar tradisional konsumen cenderung sudah mengetahui apa yang ingin dibeli,

tapi saat berbelanja di toko ritel, konsumen cenderung tidak memiliki rencana

belanja. Dengan banyaknya pilihan dan tempat yang nyaman juga membuat

konsumen cenderung berlama-lama saat berada di toko (Rahmadana, 2016).

Banyaknya konsumen yang beralih dari pasar tradisonal ke toko ritel dan

tingginya pertumbuhan toko ritel serta intensi pengunjung berada di dalam toko,

dapat mendorong individu melakukan pembelian tanpa disertai pertimbangan

terlebih dahulu. Pembelian dilakukan atas apa yang mereka “lihat” saja, bukan

yang mereka “butuhkan”. Dorongan membeli juga akan semakin kuat ketika

melihat tampilan toko yang unik, barang-barang yang berpenampilan menarik dan

warna yang indah (Youn & Faber, 2000). Pembelian juga dapat menjadi tidak

terkontrol ketika seseorang tidak sadar akan apa yang harus dan tidak penting

untuk dibeli. Hal ini dapat menyebabkan seseorang melakukan pembelian

impulsif.

Hasil penelitian POPAI (Point of Purchase Advertising Institute) dan

GMA (Grocery Marketing Association) tahun 2007 mengindikasikan 75%

keputusan pembelian dilakukan di dalam toko adalah keputusan impulsif.

Page 18: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

3

Sedangkan penelitian di Amerika dan Eropa menemukan kontribusi belanja

impulsif ini mencapai 60 sampai 70 persen dari total penjualan toko ritel (Sari,

Widad & Rosa, 2015).

Hasil studi Nielsen pada tahun 2011 mengungkapkan 21% konsumen

mengaku tidak pernah membuat rencana belanja data ini diperoleh melalui

wawancara tatap muka dengan 1.804 responden, dengan belanja rumah tangga

lebih dari Rp 1.5 juta per bulan di Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, dan

Medan. Pada tahun 2011 jumlah konsumen dengan perilaku pembelian impulsif di

Indonesia meningkat tiga kali lipat dari tahun 2003 yang hanya 13%. Hal ini dapat

meningkatkan pendapatan dari produsen, termasuk pusat perbelanjaan yang

memanfaatkan kebiasaan pembelian impulsif dari konsumen (Maruli, 2011).

Verplanken dan Herabadi (2001) menjelaskan pembelian impulsif atau

yang biasa dikenal dengan sebutan impulse buying sebagai pembelian yang tidak

rasional dan diasosiasikan dengan pembelian yang cepat dan tidak direncanakan,

dipicu oleh adanya konflik pikiran dan dorongan emosional. Dorongan emosional

yang tiba-tiba ketika seseorang melakukan impulse buying seringkali membuat

pembeli tidak sadar ketika melakukan pembelian yang impulsif. Menurut Survey

Nielsen di beberapa kota besar di Indonesia seperti Bandung, Jakarta, dan

Surabaya, menunjukkan sekitar 85% pembeli kadang atau selalu membeli dengan

tidak terencana. Sedangkan pembelanja yang melakukan pembelian sesuai dengan

rencana dan tidak terdorong membeli produk tambahan hanya berkisar 15%

(Fadliyah, 2015).

Page 19: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

4

Perilaku impulse buying dapat menyebabkan permasalahan yang dapat

merugikan individu seperti perasaan bersalah yang sering timbul setelah

melakukan pembelian barang yang tidak terlalu berguna, menjadi pribadi yang

konsumtif karna tidak dapat mengatur keinginan dan kebutuhan. Konsumen yang

konsumtif biasanya mencari cara untuk dapat memenuhi keinginan berbelanja,

ditengah keterbatasan dana yang ia miliki. Salah satu cara yang digunakan adalah

dengan penggunaan kartu kredit. Kartu kredit sendiri merupakan faktor penyebab

konsumen menjadi konsumtif (Fransisca & Suyasa, 2005).

Transaksi pembelanjaan menggunakan kartu kredit pada konsumen sendiri

terbilang cukup banyak, berdasarkan data statistik pembayaran Bank Indonesia

(BI) total transaksi kartu kredit masyarakat pada tahun 2017 mencapai Rp 297

Triliun (Asmara, 2018). Walaupun pembelanjaan menggunakan kartu kredit pada

konsumen cukup banyak, pengguna kartu kredit di tanah air tenyata masih senang

berhutang melalui kartu kredit. Sekretaris Jenderal Asosiasi Kartu Kredit

Indonesia (AKKI) Steve Marta mengatakan, sekitar 60 persen dari rata-rata

transaksi kartu kredit di tanah air tidak langsung dibayar lunas sebelum jatuh

tempo (Agustiyanti, 2017).

Hal ini dapat memberikan dampat negatif bagi konsumen, hutang yang

menumpuk ditambah suku bunga yang ada dapat membuat konsumen terlilit

hutang (Wahyuni, 2017). Yang mana dampak negatif lain dapat bermunculan

seperti teror dari debt collector, nama baik keluarga tercoreng, barang hingga aset

kita disita, hingga dapat membuat kematian (Christian, 2017). Seperti yang terjadi

pada seorang pengguna kartu kredit CitiBank yang mengalami kekerasan oleh

Page 20: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

5

debt collector yang berujung tewasnya dirinya (Surya, 2011). Oleh karena itu

penting untuk mengetahui penyebab atau faktor-faktor apa saja yang

menyebabkan pembelian impulsif terjadi agar dapat menghindarkan individu dari

perilaku tersebut.

Salah satu faktor yang mempengaruhi pembelian impulsif yaitu store

atmosphere (Verplanken & Herabadi, 2001). Store atmosphere adalah

perancangan suasana toko yang menghasilkan efek emosional pada pembeli yang

meningkatkan probabilitas pembelian di dalam toko. Store Atmosphere yang

menarik dan mengesankan dapat menciptakan pengalaman yang menyenangkan di

kalangan konsumen, yang secara langsung mempengaruhi niat pembelian

konsumen dan proses pengambilan keputusan di dalam toko (Hussain & Ali,

2015). Penelitian yang dilakukan oleh Kwan (2016) menunjukkan bahwa ada

pengaruh yang signifikan antara store atmosphere terhadap impulse buying, yang

mana artinya dengan adanya store atmosphere yang baik dapat mendorong

konsumen melakukan impulse buying. Kwan menjelaskan impulsif buying muncul

dapat disebabkan dari hasil rangsangan store atmosphere yang mendukung

sehingga terjadi keputusaan pembelian yang tidak direncanakan tersebut.

Penelitian yang dilakukan Rahmadana (2016) menjelaskan bahwa store

atmosphere merupakan variabel yang berpengaruh dominan terhadap impulse

buying hasil analisis juga menunjukkan bahwa variabel suasana toko secara

parsial dan simultan berpengaruh signifikan terhadap impulse buying. Sejalan

dengan hal itu, Wicaksono (2015) menjelaskan bahwa store atmosphere

berpengaruh positif terhadap impulse buying. Dia juga menjelaskan bahwa store

Page 21: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

6

atmosphere adalah kombinasi dari karakteristik fisik toko, seperti arsitektur, tata

letak, penanda, pemajangan warna, pencahayaan, temperature, musik, serta aroma,

yang secara menyeluruh akan menciptakan citra dalam benak konsumen yang

mana ini penting untuk menarik minat pelanggan terhadap suatu toko.

Selain faktor store atmosphere, impulse buying juga dipengaruhi oleh self-

esteem (Verplanken & Herabadi, 2001). Self-esteem adalah keyakinan diri

individu, baik positif atau negatif secara totalitas, nilai yang individu letakkan

pada diri sendiri (Tafarodi & Swann, 1995). O’Guinn dan Faber (1989)

menemukan bahwa seseorang yang melakukan pembelian compulsif memiliki

self-esteem yang rendah. Terlepas dari kenyataan bahwa ada perbedaan penting

antara pembelian compulsif dan impulse buying (O’Guinn & Faber,1989).

Dimana pembelian compulsif yaitu pembelian kronis yang berulang yang menjadi

respon utama terhadap kejadian atau perasaan negatif. Menurut O’Guinn dan

Faber (1989) hasil ini konsisten dengan proposisi bahwa pembelian impulsif bisa

berfungsi sebagai pelarian dari keadaan psikologis seperti keadaan self-esteem

seseorang yang rendah. Selain itu, Verplanken dan Herabadi (2001) menyatakan

bahwa self-esteem yang rendah cenderung menjadi sumber yang sangat kuat dari

keadaan psikologis negatif yang terkait dengan impulse buying.

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti

ingin mengkaji lebih lanjut pengaruh store atmosphere dan self-esteem terhadap

impulse buying. Judul penelitian ini adalah “Pengaruh Store Atmosphere dan

Self-Esteem terhadap Impulse Buying Pengunjung Toko Ritel”.

Page 22: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

7

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1 Batasan masalah

Agar fokus pembahasan lebih terarah, penelitian ini dibatasi hanya mengenai

store atmosphere dan self-estem terhadap impulse buying pengunjung toko ritel

Alfamidi Kertamukti. Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti. Adapun batasan masalah dari

variabel yang menjadi fokus penelitian sebagai berikut:

1. Impulse buying dalam penelitian ini adalah pembelian yang tidak rasional dan

diasosiasikan dengan pembelian yang cepat dan tidak direncanakan, diikuti

oleh adanya konflik pikiran dan dorongan emosional. Dimensi-dimensi dari

impulse buying yaitu kognitif dan afektif (Verplanken & Herabadi, 2001).

2. Store atmosphere dalam penelitian ini adalah perancangan suasana toko yang

menghasilkan efek emosional pada pembeli yang meningkatkan probabilitas

pembelian di dalam toko. Dimensi-dimensi dari store atmosphere yaitu

cleanliness, music, scent, temperature, lighting, color, dan display/layout

(Hussain & Ali, 2015).

3. Self-esteem dalam penelitian ini adalah mengukur sikap negatif dan positif

seseorang secara keseluruhan terhadap dirinya (Tafarodi & Swann, 1995).

1.2.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang terkait dengan penelitian ini adalah:

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan store atmosphere (cleanliness, music,

scent, temperature, lighting, color, dan display/layout) dan self-esteem

terhadap impulse buying?

Page 23: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

8

2. Apakah ada pengaruh yang signifikan dimensi cleanliness pada variabel store

atmosphere terhadap impulse buying?

3. Apakah ada pengaruh yang signifikan dimensi musis pada variabel store

atmosphere terhadap impulse buying?

4. Apakah ada pengaruh yang signifikan dimensi scent pada variabel store

atmosphere terhadap impulse buying?

5. Apakah ada pengaruh yang signifikan dimensi temperature pada variabel store

atmosphere terhadap impulse buying?

6. Apakah ada pengaruh yang signifikan dimensi lighting pada variabel store

atmosphere terhadap impulse buying?

7. Apakah ada pengaruh yang signifikan dimensi color terhadap pada variabel

store atmosphere impulse buying?

8. Apakah ada pengaruh yang signifikan dimensi display/layout pada variabel

store atmosphere terhadap impulse buying?

9. Apakah ada pengaruh yang signifikan self-esteem terhadap impulse buying?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang akan dicapai dalam

penelitian ini adalah:

1. Untuk menguji pengaruh variable store atmosphere (cleanliness, music,

scent, temperature, lighting, color, dan display/layout) dan self-esteem

terhadap impulse buying pada pengunjung toko ritel.

Page 24: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

9

2. Untuk menguji pengaruh masing-masing dimensi store atmosphere

(cleanliness, music, scent, temperature, lighting, colour, dan display/layout)

dan self-esteem terhadap impulse buying pengunjung toko ritel.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun

praktis, yaitu sebagai berikut:

1.3.2.1 Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam pengembangan ilmu

psikologi. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi acuan dan

memberikan manfaat berupa kerangka teoritis tentang perilaku impulse buying

serta faktor-faktor penyebabnya dan juga sebagai bahan pertimbangan untuk

mengembangkan penelitian-penelitian selanjutnya mengenai pengaruh store

atmosphere dan self-esteem pada individu terhadap impulse buying.

1.3.2.2 Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan temuan yang bermanfaat bagi

konsumen. Sehingga temuan dari penelitian ini dapat dijadikan masukan dan

bahan pertimbangan bagi konsumen agar dapat lebih cermat dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya, menggunakan akal rasional dan tidak hanya membeli dengan

emosi saja.

Page 25: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

10

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Impulse Buying

2.1.1 Pengertian Impulse Buying

Menurut Rook (1987) pembelian impulsif atau dikenal dengan impulse buying

adalah pembelian yang dilakukan ketika seorang konsumen mengalami dorongan

tiba-tiba, kuat, dan dorongan yang tetap untuk membeli sesuatu dengan segera,

dan seringkali sulit untuk ditahan. Selain itu impulse buying cenderung

mengganggu perilaku konsumen, karena seseorang yang melakukan impulse

buying lebih menggunakan emosional dari pada rasionalnya, sehingga konsumen

lebih cenderung merasa lepas kendali saat impulse buying. Beatty dan Ferrel

(1998) memperluas definisi dari Rook (1987), bahwa impulse buying adalah

pembelian tiba-tiba dan langsung tanpa niat sebelum berbelanja baik untuk

membeli produk tertentu atau untuk memenuhi tugas membeli tertentu.

Sedangkan, Verplanken dan Herabadi (2001) mendefinisikan impulse

buying sebagai pembelian yang tidak rasional dan diasosiasikan dengan

pembelian yang cepat dan tidak direncanakan, serta diikuti oleh adanya konflik

fikiran dan dorongan emosional. Perilaku impulse buying dari Verplanken dan

Herabadi (2001) ini melibatkan dua sistem yaitu afektif (emosi) dan kognitif.

Afektif dan kognitif dapat melakukan prosesnya sendiri-sendiri dan ada kalanya

mereka bekerja secara bersama. Namun, dalam beberapa hal sisi emosi sering

menjadi hal utama bahkan mendahului dan mampu mempengaruhi kognitif.

Emosi bisa terjadi secara otomatis tanpa peran aktif dari kognisi, yaitu kesadaran.

Page 26: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

11

Sejalan dengan Verplanken dan Herabadi (2001), Krishakumar dan

Bhuvaneswari (2015) mendefinisikan impulse buying adalah proses yang terjadi

ketika konsumen mengalami dorongan tiba-tiba untuk membeli suatu barang yang

mana dorongan tersebut tidak bisa di tolak. Berdasarkan penjelasan dari beberapa

pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa impulse buying adalah pembelian

yang tidak di rencanakan, disertai dorongan emosional yang kuat serta reaksi

kognitif, pengambilan keputusan yang cepat dan berlangsung secara tiba-tiba

serta, mengabaikan konsekuensi negatif. Adapun teori yang digunakan adalah

teori Verplanken dan Herabadi (2001), yaitu impulse buying sebagai pembelian

yang tidak rasional dan diasosiasikan dengan pembelian yang cepat dan tidak

direncanakan, diikuti oleh adanya konflik pikiran dan dorongan emosional.

2.1.2 Dimensi-dimensi impulse buying

Verplanken dan Herabadi (2001) membagi impulse buying menjadi dua dimensi :

a. Kognitif: Merujuk kepada pemikiran, pemahaman dan penginterpretasian.

Ketika individu melakukan pembelian, individu membeli tanpa melakukan

perencanaan, pertimbangan, dan tanpa memikirkan kegunaan produk yang

dibeli. Dimensi ini terdiri dari tiga komponen, yaitu:

1. Cognitive deliberation, suatu keadaan dimana (calon) konsumen

merasakan adanya desakan untuk bertindak tanpa adanya pertimbangan

mendalam atau memikirkan konsekuensinya.

2. Unplanned buying, suatu keadaan dimana (calon) konsumen tidak

memiliki rencana yang jelas dalam berbelanja.

Page 27: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

12

3. Disregard for the future, suatu keadaan dimana (calon) konsumen

melakukan impulse buying tidak menghiraukan masa depan.

b. Afektif: Merujuk kepada emosi, perasaan maupun suasana hati (mood).

Menurut Verplanken dan Herabadi (2001) yang dimaksud pada dimensi ini

adalah, dimana individu tidak mampu menahan dirinya untuk tidak melakukan

pembeliaan, adanya desakan membeli yang dipengaruhi oleh suasana hati yang

dirasakan dan ketika individu melakukan pembelian dapat mengubah suasana

hati. Dimensi ini terdiri dari tiga komponen, yaitu:

1. Irresistible urge to buy, suatu keadaan dimana (calon) konsumen tiba-tiba

memiliki keinginan untuk membeli sesuatu, keinginan itu terus menerus

muncul dan seolah-olah memaksa, sehingga (calon) konsumen tidak dapat

menahan dirinya untuk membeli sesuatu tersebut.

2. Positive buying emotion, suatu keadaan dimana (calon) konsumen

memiliki suasana hati positif ketika ia melihat dan berkeinginan membeli

suatu barang tertentu untuk dapat memuaskan dirinya.

3. Mood management, suatu keadaan dimana muncul keinginan (calon)

konsumen untuk mengubah atau menata perasaannya menjadi lebih baik,

dengan cara melakukan impulse buying.

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi impulse buying

Menurut Dawson dan Kim (2009) faktor-faktor yang mempengaruhi impulse

buying dibagi ke dalam dua faktor yaitu faktor eksternal dan internal, yaitu:

Page 28: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

13

1. Faktor internal

Menurut Dawson dan Kim (2009) yang mengutip Kacen dan Lee, faktor

internal impulse buying langsung pada individu, faktor internal dan

karakteristik individu yang membuat mereka terlibat dalam perilaku impulse

buying. Variabel Person-related yang dikemukakan Verplanken dan Herabadi

(2001), merupakan faktor internal yang dapat memicu perilaku impulse

buying, antara lain seperti :

a. Emosi. Perilaku impulse buying berhubungan dengan suasana hati tertentu.

Sebagai contoh adanya percampuran rasa senang, kegairahan dan kekuasaan

menimbulkan kecenderungan untuk melakukan impulse buying. Salah satu

alasan konsumen melakukan impulse buying adalah menghilangkan suasana

hati yang tertekan (Verplanken & Herabadi, 2001).

b. Self-esteem, yaitu sejauh mana individu menilai dirinya sebagai orang yang

memiliki kemampuan, keberhargaan, dan kompeten (Verplanken & Herabadi,

2001). Individu yang melakukan impulse buying adalah mereka yang memiliki

self-esteem rendah (O’Guinn & Faber, 1989). Impulse buying bisa sebagai

pelarian dari keadaan psikologis seperti keadaan self-esteem yang rendah

(Verplanken & Sato, 2011).

c. Self-control, yaitu aktivitas pengendalian tingkah laku sebelum memutuskan

untuk bertindak (Verplanken & Herabadi, 2001).

d. Motivasi hedonis, yaitu suatu hal yang dapat menggerakkan manusia untuk

dapat memenuhi kebutuhannya khususnya kebutuhan pemenuhan kesenangan

Page 29: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

14

dan kenikmatan materi sebagai bentuk tujuan utama dalam hidup (Verplanken

& Herabadi, 2001).

e. Jenis Kelamin. Kacen dan lee (2002) mengatakan bahwa wanita lebih

terpengaruh dalam melakukan impulse buying. Mereka terpengaruh oleh alasan

emosional, sementara pria lebih dipengaruhi alasan fungsi dan instrumen.

Wanita juga memiliki kecenderungan lebih besar dalam berperilaku konsumtif

yang dapat menyebabkan perilaku impulse buying, karena wanita banyak

membelanjakan uangnya untuk menunjang penampilan diri mereka.

f. Karakteristik konsumen yang mempengaruhi impulse buying seperti faktor-

faktor demografis

2. Faktor eksternal

Menurut Dawson dan Kim (2009) yang mengutip Youn dan Faber, faktor

eksternal impulse buying mengacu pada isyarat pemasaran atau rangsangan yang

ditempatkan dan dikendalikan oleh pemasaran dalam upaya untuk memikat

konsumen dalam perilaku pembelian. Variabel situasional yang dikemukakan

Verplanken dan Herabadi (2001), merupakan faktor eksternal yang dapat memicu

perilaku impulse buying, antara lain seperti:

a. Lingkungan toko

Beberapa variabel yang ada di lingkungan toko dapat menarik perhatian,

menimbulkan motivasi individu untuk membeli, dan menimbulkan suasana hati

yang positif. Dimana keduanya merupakan karakteristik dari impulse buying.

Page 30: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

15

b. Ketersediaan waktu dan uang

Tersedianya waktu dan uang dapat mempengaruhi impulse buying, baik benar-

benar tersedia (benar-benar memiliki waktu dan uang), maupun hanya perasaan

saja (hanya merasa memiliki waktu dan uang).

c. Karakteristik Produk

Karakteristik produk yang mempengaruhi impulse buying adalah:

1. Memiliki harga yang rendah

2. Mudah disimpan

3. Siklus kehidupan produk pendek

4. Ukurannya kecil dan ringan

5. Adanya sedikit kebutuhan terhadap produk tersebut

d. Faktor Marketing

Faktor marketing yang mempengaruhi impulse buying adalah:

1. Iklan yang besar

2. Adanya distribusi masa untuk self-service outlet

3. Posisi display dan lokasi yang menonjol turut mempengaruhi belanja

impulsif.

Dari semua faktor-faktor yang sudah dijabarkan diatas, ada beberapa faktor-

faktor yang sudah diteliti sebelumnya. Pada penelitian kali ini penulis mengambil

faktor internal self-esteem dan eksternal lingkungan toko (store atmosphere) .

Penulis memilih dua faktor ini karna penulis ingin melihat apakah self-esteem

dan store atmosphere memiliki pengaruh terhadap impulse buying.

Page 31: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

16

2.1.4 Pengukuran impulse buying

Setiap individu memiliki tingkat impulse buying yang berbeda. Perbedaan tersebut

dapat diketahui dengan menggunakan skala impulse buying yang telah digunakan

oleh beberapa ilmuan. Terdapat beberapa macam alat ukur untuk mengukur

impulse buying, salah satunya yaitu skala impulse buying dari Rook (1987) yang

terdiri dari sembilan item. Setiap dimensi dari impulse buying menurut Rook

(1987) hanya diwakili oleh satu atau dua item. Selain itu Verplanken dan

Herabadi (2001) mengukur impulse buying dengan menggunakan Impulse Buying

Tendency Scale (IBTS). Dalam alat ukurnya terdapat 20 item yang dibagi menjadi

dua dimensi, yaitu kognitif dan afektif.

Pengukuran impulse buying dalam penelitian ini menggunakan skala baku

dari Verplanken dan Herabadi (2001) yaitu IBTS. Skala ini mengukur dua

dimensi yaitu dimensi kognitif dan afektif. Dimensi kognitif melihat kurangnya

perencanaan dan kehati-hatian, sedangkan pada dimensi afektif mengukur

perasaan menyenangkan, kegairahan, tekanan, control yang rendah dan rasa

penyesalan.

2.2 Store Atmosphere

2.2.1 Pengertian Store Atmosphere

Menurut Wicaksono (2015) store atmosphere adalah kombinasi dari karakteristik

fisik toko, seperti arsitektur, tata letak, penanda, pemajangan warna, pencahayaan,

temperature, musik, serta aroma, yang secara menyeluruh akan menciptakan citra

dalam benak konsumen yang akan menarik minat pelanggan dalam melakukan

pembelian. Pengertian lain diungkapkan oleh Hussain dan Ali (2015) store

Page 32: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

17

atmosphere adalah perancangan suasana toko yang menghasilkan efek emosional

pada pembeli yang meningkatkan probabilitas pembelian di dalam toko. Sejalan

dengan Hussain dan Ali menurut Kwan (2016) store atmosphere adalah desain

lingkungan toko melalui komunikasi visual, pencahayaan, warna, musik, dan

wangi-wangian untuk merancang respon emosional dan persepsi pelanggan dan

untuk mempengaruhi pelanggan dalam membeli barang.

Sedangkan menurut Rahmadana (2016) store atmosphere adalah

rancangan dan suatu desain lingkungan pembelian pada suatu toko melalui

pemilihan dan pengaturan fasilitas fisik toko dan aktivitas barang dagangan.

Sehingga menimbulkan kesan yang menarik dan menyenangkan bagi konsumen

untuk melakukan pembelian. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu teori yang digunakan oleh Hussain dan Ali (2015). Penulis menggunakan

teori ini karena menurut penulis teori ini yang paling menggambarkan pengertian

dari variabel store atmosphere yang ingin penulis teliti. Menurut penulis juga teori

dari Hussain dan Ali (2015) cocok dengan kondisi penelitian dan tujuan penelitian

penulis.

2.2.2 Dimensi-dimensi store atmosphere

Terdapat tujuh dimensi dari store atmosphere yang mempengaruhi impulse buying

yaitu cleanliness, music, scent, temperature, lighting, color, dan display/layout

(Hussain & Ali, 2015). Penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Cleanliness adalah tampilan toko yang meningkatkan suasana positif dan

menciptakan kesan positif yang dapat mempengaruhi perasaan konsumen

terhadap toko tersebut. Kebersihan suatu toko dapat menciptakan

Page 33: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

18

kenyamanan dan kemewahan di benak konsumen sehingga konsumen tinggal

lebih lama lagi di toko dan melakukan pembelian lebih banyak.

2. Music adalah suara menyenangkan yang terdapat di dalam toko yang

mempengaruhi keputusan sadar dan tidak sadar konsumen dalam melakukan

pembelian serta waktu berada di toko. Gaya dan tempo musik sangat

mempengaruhi konsumen dalam meningkatkan pembelian. Konsumen

menghabiskan lebih sedikit waktu di toko saat musik dimainkan lebih keras.

3. Scent adalah aroma yang menyenangkan yang mempengaruhi mood dan

emosi konsumen yang membuat konsumen bertahan lebih lama di toko dan

merasa senang. Penggunaan aroma yang tepat meningkatkan konsumen

menghabiskan lebih banyak waktu untuk berbelanja. Pemilihan aroma juga

harus mempertimbangkan jenis kelamin yang ditargetkan untuk membuat

tema menyenangkan, sehingga pelanggan menghabiskan lebih banyak waktu

dan uang untuk membeli barang.

4. Temperature adalah keadaan suhu yang dihadirkan dalam toko agar membuat

konsumen nyaman di dalam toko. Suhu sangat mempengaruhi niat beli

konsumen suhu yang sesuai dapat membuat konsumen nyaman berlama-lama

di toko sehingga dapat menimbulkan kemungkinan impulse buying.

5. Lighting adalah pencahayaan yang terdapat di dalam toko dan digunakan

untuk menyoroti produk sehingga menciptakan kegembiraan dan memiliki

dampak positif pada perilaku pembelian konsumen. Toko dengan

pencahayaan yang tepat akan memotivasi pelanggan untuk mengunjungi toko

Page 34: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

19

tersebut lagi dan penggunaan pencahayaan yang lebih terang bertujuan

menarik perhatian konsumen untuk membeli di toko tersebut.

6. Color adalah keseluruhan warna tampilan di toko yang dapat membangun

perasaan dan mempengaruhi perilaku dan sikap konsumen dalam melakukan

pembelian. Warna memiliki dampak besar pada persepsi konsumen tentang

suatu barang dan warna toko yang baik akan menarik perhatian konsumen

dan menciptakan persepsi positif tentang barang dagangan tersebut.

7. Display/Layout adalah pengelompokan produk, rak, hiasan yang digunakan

untuk mengatur produk dan ditampilkan sedemikian rupa sehingga menarik

konsumen. Display/Layout memiliki dampak yang kuat pada niat beli

konsumen dan persepsi konsumen terhadap produk. Pergerakan pelanggan di

toko sangat dipengaruhi oleh tampilan produk di toko dan ini merupakan

rangsangan untuk menarik konsumen melakukan impulse buying.

2.2.3 Pengukuran store atmosphere

Store atmosphere adalah perancangan suasana toko yang menghasilkan efek

emosional pada pembeli yang meningkatkan probabilitas pembelian di dalam toko

(Hussain & Ali, 2015). Pengukuran store atmosphere dalam penelitian ini

menggunakan alat ukur yang diperkenalkan oleh Hassan dan Ali (2015) yang

mana terdapat tujuh dimensi yaitu, cleanliness, music, scent, temperature,

lighting, color, dan display/layout. Masing-masing dimensi memiliki beberapa

item yang mengukur perancangan suasana toko yang menghasilkan efek

emosional pada pembeli yang meningkatkan probabilitas pembelian di dalam

Page 35: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

20

toko. Alat ukur ini terdiri dari 29 item lalu peneliti menambahkan 8 item

tambahan, sehingga saat ini alat ukur yang digunakan terdapat 37 item.

2.3 Self-Esteem

2.3.1 Pengertian Self-Esteem

Menurut Minchington (1993) self-esteem adalah nilai yang kita tempatkan pada

diri kita sendiri. Nilai tersebut adalah peniliaian kita sebagai seorang manusia,

berdasarkan persetujuan atau ketidaksetujuan dari diri kita sendiri dan perilaku

kita. Self-Esteem menurut Minchington (1993) bukanlah kualitas tunggal atau

aspek dalam arti yang lebih luas, tetapi self-esteem adalah kombinasi dari sifat-

sifat dan sikap yang berhubungan dan merupakan pusat dasar di mana kita

membangun kehidupan kita dan karena kita tidak hidup terisolasi dengan

lingkungan, cara kita merasa tentang diri kita dapat mempengaruhi bagaimana kita

berhubungan dengan orang-orang di sekitar kita dan setiap aspek kehidupan

lainnya.

Sedangkan menurut Tafarodi dan Swann (1995) self-esteem adalah

keyakinan individual, baik positif atau negatif secara totalitas, nilai yang individu

letakkan pada diri sendiri. Tafarodi dan Swan (1995) juga menjelaskan self-

esteem harus dapat mengukur sikap negatif dan positif secara keseluruhan

terhadap diri individu. Adapun teori yang digunakan untuk variabel self-esteem

yang menjadi landasan penelitian yaitu teori yang digunakan oleh Tafarodi dan

Swann (1995). Penulis menggunakan teori ini karena menurut penulis teori ini

yang paling menggambarkan pengertian dari variabel self-esteem yang ingin

Page 36: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

21

penulis teliti. Menurut penulis juga teori dari Tafarodi dan Swann (1995) cocok

dengan kondisi penelitian dan tujuan penelitian penulis.

2.3.2 Dimensi-dimensi self-esteem

Berdasarkan konsep Tafarodi dan Swann (1995), membagi self-esteem menjadi

dua dimensi yaitu self-liking dan self-competence penjelasannya adalah sebagai

berikut:

a. Self-liking adalah penilaian afektif kita tentang diri kita, persetujuan atau

ketidaksetujuan dari diri kita, sejalan dengan nilai-nilai sosial diinternalisasi,

keinginan diri yang tinggi ditandai dengan positif mempengaruhi, penerimaan

diri, dan kenyamanan dalam pengaturan sosial (Tafarodi & Swann,1995).

b. Self-competence adalah rasa keseluruhan dalam diri yang mampu, efektif dan

terkendali. Jika seseorang memiliki self-competence yang tinggi maka ia akan

memiliki afektif dan evaluatif karakteristik yang positif (Tafarodi & Swann,

1995).

2.3.3 Pengukuran self-esteem

Pengukuran self-esteem dapat menggunakan beberapa alat ukur salah satunya Self-

Esteem Inventory yang dikembangkan oleh Minchinton (1995). Tetapi dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan skala yang diperkenalkan oleh Tafarodi dan

Swann (2001) yaitu Self-Liking and Competence Scale-Revised (SLCS-R). SLCS-

R berisi dua subskala, yang maing-masing diukur dengan delapan item. Self-liking

subskala merupakan senilai sosial (misalnya “saya merasa hebat tentang siapa

saya”), dan self-competence merupakan subskala perasaan keberhasilan dan

Page 37: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

22

kontrol (misalnya “saya hampir selalu mampu untuk mencapai apa yang saya

coba”).

2.5 Kerangka Berpikir

Impulse buying atau pembelian dengan dorongan tanpa perencanaan sering kali di

alami oleh individu, dan hampir seluruh konsumen menyadari jika perilaku

impulse buying sebaiknya tidak dilakukan dalam keseharian mereka. Namun tidak

bisa dipungkiri bahwa konsumen tidak dapat menghindar dari perilaku impulse

buying. Terkadang konsumen juga mengabaikan kegunaan dari barang yang

dibelinya, sehingga memungkinkan timbulnya penyesalan nantinya.

Konsumen cenderung melalukan impulse buying karena dilatar belakangi

oleh beberapa faktor, salah satunya adalah store atmosphere (Verplanken &

Herabadi, 2001), menurut Hussain dan Ali (2015) store atmosphere adalah

perancangan suasana toko yang menghasilkan efek emosional pada pembeli yang

meningkatkan probabilitas pembelian di dalam toko. Store Atmosphere yang

menarik dan mengesankan dapat menciptakan pengalaman yang menyenangkan di

kalangan konsumen, yang secara langsung mempengaruhi niat pembelian

konsumen dan proses pengambilan keputusan di dalam toko (Hussain & Ali,

2015). Penelitian yang dilakukan oleh Kwan (2016) menunjukkan bahwa ada

pengaruh yang signifikan antara store atmosphere terhadap impulse buying, yang

mana artinya dengan adanya store atmosphere yang baik dapat mendorong

konsumen melakukan pembelian impulsif. Ia menjelaskan impulse buying muncul

dapat disebabkan dari hasil rangsangan store atmosphere yang mendukung

sehingga terjadi keputusaan pembelian yang tidak direncanakan tersebut.

Page 38: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

23

Penelitian yang dilakukan Rahmadana (2016) menjelaskan bahwa store

atmosphere merupakan variabel yang berpengaruh dominan terhadap impulse

buying, hasil analisis juga menunjukkan bahwa variabel suasana toko secara

parsial dan simultan berpengaruh signifikan terhadap impulse buying. Ini

menjelaskan bahwa semakin baik penciptaan store atmosphere maka akan dapat

meningkatkan impulse buying yang dilakukan konsumen. Sedangkan Wicaksono

(2015) menjelaskan bahwa store atmosphere berpengaruh positif terhadap impulse

buying. Dia juga menjelaskan bahwa store atmosphere yang baik dapat

mempengaruhi keadaan emosi konsumen, dan menimbulkan dua perasaan yang

dominan yaitu perasaan senang dan membangkitkan keinginin membeli.

Terdapat tujuh dimensi dari store atmosphere yang mempengaruhi impulse

buying yaitu cleanliness, music, scent, temperature, lighting, color, dan display/layout

(Hussain & Ali, 2015). Cleanliness merupakan tampilan toko yang dapat

menciptakan kesan positif dan mempengaruhi perasaan konsumen terhadap toko

tersebut (Hussain & Ali, 2015). Kebersihan suatu toko dapat menciptakan

kenyamanan dan kemewahan di benak konsumen sehingga konsumen tinggal

lebih lama di toko dan melakukan pembelian lebih banyak. Toko yang bersih juga

menarik konsumen untuk berkunjung ke dalam toko tersebut yang mana akhirnya

dapat menimbulkan impulse buying terhadap konsumen.

Music adalah suara menyenangkan yang terdapat di dalam toko (Hussain

& Ali, 2015). Gaya dan tempo musik sangat mempengaruhi konsumen dalam

meningkatkan pembelian. Karna ketika konsumen berada di toko yang musiknya

membuat nyaman secara psikologis musik akan mempengaruhi konsumen

Page 39: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

24

sehingga membuat konsumen lebih nyaman dan berada lebih lama di dalam suatu

toko dan akhirnya membuat konsumen melakukan impulse buying. Konsumen

juga cenderung menghabiskan lebih sedikit waktu di toko saat musik dimainkan

lebih keras.

Scent adalah aroma yang ada di dalam toko yang mempengaruhi mood dan

emosi konsumen yang dapat membuat konsumen bertahan lebih lama di toko dan

merasa senang (Hussain & Ali, 2015). Aroma yang biasa-biasa saja dapat

membuat konsumen tidak tertarik berada lama di dalam toko bahkan aroma yang

salah dapat membuat konsumen enggan masuk kedalam toko. Penggunaan aroma

yang tepat meningkatkan konsumen menghabiskan lebih banyak waktu untuk

berbelanja. Pemilihan aroma juga harus mempertimbangkan jenis kelamin yang

ditargetkan untuk membuat tema menyenangkan, sehingga pelanggan

menghabiskan lebih banyak waktu dan uang untuk melakukan impulsif buying.

Temperature adalah keadaan suhu yang dihadirkan dalam toko agar

membuat konsumen nyaman berada di dalam toko (Hussain & Ali, 2015). Suhu

sangat mempengaruhi niat beli konsumen, suhu yang sesuai dapat membuat

konsumen nyaman berlama-lama di toko. Suhu juga harus disesuaikan dengan

kondisi disuatu wilayah, untuk wilayah yang berada di daerah panas suhu di

dalam toko harus berlawanan dengan wilayah tersebut agar pengujung nyaman

berlama-lama di dalam toko dan begitu juga untuk wilayah yang berdaerah

dingin. Kondisi demikian yang membuat konsumen nyaman dan berlama-lama di

dalam toko, kondisi ini dapat memicu konsumen menjadi impulse buying.

Page 40: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

25

Lighting adalah pencahayaan yang terdapat di dalam toko dan digunakan

untuk menyoroti produk dan memiliki dampak positif pada perilaku pembelian

konsumen (Hussain & Ali, 2015). Penggunaan pencahayaan yang lebih terang

dapat membuat penilaian suatu produk lebih mendetail dan menarik perhatian

konsumen untuk membeli di toko tersebut. Pencahayaan yang diberikan kepada

suatu produk juga dapat membuat persepsi konsumen terhadap produk lebih

menarik. Oleh karena itu pencahayaaan dapat menimbulkan perilaku impulse

buying. Color adalah keseluruhan warna tampilan di toko yang dapat

membangun perasaan dan mempengaruhi perilaku dan sikap konsumen dalam

melakukan pembelian (Hussain & Ali, 2015). Warna memiliki dampak pada

persepsi konsumen tentang suatu barang dan warna toko yang baik akan menarik

perhatian konsumen untuk berkunjung. Permainan warna yang baik dapat

menciptakan persepsi positif tentang toko dan dapat membuat barang menjadi

lebih menarik. Kondisi ini dapat memunculkan perilaku impulse buying.

Display/Layout adalah pengelompokan produk, rak, hiasan yang

digunakan untuk mengatur produk dan ditampilkan sedemikian rupa sehingga

menarik konsumen (Hussain & Ali, 2015). Display/layout yang menarik dapat

menjadi daya tarik tersendiri untuk konsumen datang ke suatu toko. Pergerakan

pelanggan di toko juga sangat dipengaruhi oleh tampilan produk, tampilan produk

yang baik dapat membuat produk terlihat lebih menarik. Kondisi ini merupakan

rangsangan untuk menarik konsumen melakukan impulse buying.

Faktor selanjutnya yang mempengaruhi impulse buying adalah self-esteem.

Menurut Tafarodi dan Swann (1995) Self-esteem memiliki dua dimensi, yaitu self-

Page 41: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

26

liking dan self-competence. Menurut O’Guinn dan Faber (1989) individu yang

melakukan impulse buying adalah individu yang memiliki self-esteem yang

rendah. Ini berarti self-esteem berpengaruh secara negatif terhadap impulse

buying. Hasil penelitian ini dibuktikan melalui karakteristik self-esteem individu,

individu dengan self-esteem rendah merasa bahwa kehidupannya sering berada

diluar kontrol atau kendali dirinya sehingga mudah terprovokasi opini orang lain

dalam melakukan impulse buying sedangkan individu dengan karakteristik self-

esteem tinggi adalah seseorang yang dapat menerima dirinya tanpa syarat dan

memiliki kontrol terhadap kehidupan, individu dengan self-esteem tinggi tidak

mudah untuk terprovokasi pandangan orang lain sehingga dapat mengantisipasi

impulse buying (Minchinton, 1995).

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas, akan diteliti apakah store

atmosphere dan self-esteem memiliki pengaruh terhadap impulse buying, maka

bagan kerangka berpikir yang digunakan penulis dalam merumuskan masalah ini

adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian

Store Atmosphere

Cleanliness

Music

Scent

Temperature

Lighting

Color

Display/Layout

Self-Esteem

Impulse

Buying

Page 42: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

27

2.6 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir yang sudah dijelaskan diatas, maka dirumuskan

hipotesis penelitian sebagai berikut:

H1 : Ada pengaruh yang signifikan dari store atmosphere (cleanliness, music,

scent, temperature, lighting, color dan display/layout) dan self-esteem

terhadap impulse buying.

H2 : Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi cleanlines pada variabel store

atmosphere terhadap impulse buying.

H3 : Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi music pada variabel store

atmosphere terhadap impulse buying.

H4 : Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi scent pada variabel store

atmosphere terhadap impulse buying.

H5 : Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi temperature pada variabel

store atmosphere terhadap impulse buying.

H6 : Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi lighting pada variabel store

atmosphere terhadap impulse buying.

H7 : Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi color pada variabel store

atmosphere terhadap impulse buying.

H8 : Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi display/layout pada variabel

store atmosphere terhadap impulse buying.

H9 : Ada pengaruh yang signifikan dari self-esteem terhadap impulse buying.

Page 43: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

28

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti.

Sampel pada penelitian ini berjumlah 251 responden, yang terdiri dari 110

responden laki-laki dan 141 responden perempuan. Pengambilan sampel pada

penelitian ini menggunakan teknik non-probability sampling, artinya peluang

terpilihnya dari setiap responden anggota populasi tidak diketahui. Metode yang

digunakan yaitu accidental sampling. Penulis mengunjungi lokasi penelitian dan

meminta kesediaan responden yang ditemui untuk mengisi kuesioner, jika

responden bersedia maka penulis segera memberikan kuesioner dan instruksi agar

mempermudah responden dalam pengisian.

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Dalam penelitian ini secara keseluruhan memiliki sembilan variabel yang terdiri

dari sepuluh variabel bebas atau Independent Variable (IV) dan satu variabel

terikat atau Dependent Variable (DV).

1. Impulse buying

2. Cleanliness

3. Music

4. Scent

5. Temperature

6. Lighting

7. Color

Page 44: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

29

8. Display/Layout

9. Self-esteem

Pada penelitian ini impulse buying adalah DV sedangkan sisanya adalah IV.

Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel dalam penelitian ini

adalah:

1. Impulse buying: pembelian yang tidak rasional dan pembelian yang cepat dan

tidak direncanakan, diikuti oleh adanya konflik pikiran dan dorongan

emosional (Verplanken & Herabadi, 2001).

2. Cleanliness: penilaian pengunjung terhadap kebersihan tampilan toko yang

meningkatkan suasana positif yang dapat mempengaruhi perasaan konsumen

terhadap toko tersebut (Hussain & Ali, 2015).

3. Music: penilaian pengunjung terhadap suara menyenangkan yang terdapat di

dalam toko yang mempengaruhi keputusan sadar dan tidak sadar konsumen

dalam melakukan pembelian serta waktu berada di toko (Hussain & Ali,

2015).

4. Scent: penilaian pengunjung terhadap aroma yang menyenangkan yang

mempengaruhi mood dan emosi konsumen yang membuat konsumen

bertahan lebih lama di toko dan merasa senang (Hussain & Ali, 2015).

5. Temperature: penilaian pengunjung terhadap keadaan suhu yang dihadirkan

dalam toko agar membuat konsumen nyaman di dalam toko (Hussain & Ali,

2015).

6. Lighting: penilaian pengunjung terhadap pencahayaan yang terdapat di dalam

toko dan digunakan untuk menyoroti produk sehingga menciptakan

Page 45: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

30

kegembiraan dan memiliki dampak positif pada perilaku pembelian

konsumen (Hussain & Ali, 2015).

7. Color: penilaian pengunjung terhadap keseluruhan warna tampilan di toko

yang dapat membangun perasaan dan mempengaruhi perilaku dan sikap

konsumen dalam melakukan pembelian (Hussain & Ali, 2015).

8. Display/Layout: penilaian pengunjung terhadap pengelompokan produk, rak,

hiasan yang digunakan untuk mengatur produk dan ditampilkan sedemikian

rupa sehingga menarik konsumen (Hussain & Ali, 2015).

9. Self-esteem: sikap negatif dan positif seseorang secara keseluruhan terhadap

dirinya (Tafarodi & Swann, 1995).

3.3 Instrumen pengumpulan data

Instrument pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

kuesioner. Kuesioner adalah salah satu jenis alat pengumpul data berupa sejumlah

daftar yang berisi suatu rangkaian pernyataan. Kuesioner yang digunakan dalam

penelitian ini berbentuk model skala likert, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S),

tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).

Subjek diminta untuk memilih salah satu dari pilihan jawaban yang

masing-masing jawaban menunjukkan kesesuaian pernyataan yang diberikan

dengan keadaan yang dirasakan oleh subjek. Model skala likert ini terdiri atas

pernyataan positif (favourable) dan pernyataan negative (unfavourable).

Perhitungan skor tiap-tiap pilihan jawaban adalah sebagai berikut:

Page 46: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

31

Tabel 3.1

Skor Pengukuran Skala

Pilihan Skor

Favourabe Unfavourable

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (TST) 1 4

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri atas tiga skala, yaitu

skala impulse buying, store atmosphere dan skala self-esteem.

1. Skala impulse buying

Pada skala ini, peneliti menggunakan skala baku impulse buying dari Verplanken

dan Herabadi (2001) yaitu Impulse Buying Tendency Scale (IBTS). Alat ukur

terdiri dari 20 item yang dibagi menjadi 2 dimensi, yaitu dimensi cognitive

berjumlah 10 item dan dimensi affective berjumlah 10 item

Table 3.2

Blue print skala impulse buying No Dimensi Indikator Nomor item Jumlah

1 Kognitif Tidak ada

pertimbangan sebelum

membeli.

Tidak adanya rencana yang

jelas dalam berbelanja

Tidak melakukan

perbandingan produk.

3,9,5*,6*, 10,1*,8*

2*,4*

7*

10

2 Afektif Adanya dorongan perasaan

dalam membeli.

Timbul keinginan membeli

untuk memuaskan diri

Perasaan menjadi lebih baik

11,12,14*,15,16,17,

18,19

20

13*

10

Total 20

Keterangan * : item unfavourable

Page 47: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

32

2. Skala store atmosphere

Pada skala ini, peneliti menggunakan skala yang diperkenalkan oleh Husain dan

Ali (2015) yang mana terdapat tujuh dimensi yaitu, cleanliness, music, scent,

temperature, lighting, color, dan display/layout. Masing-masing dimensi memiliki

beberapa item yang mengukur perancangan suasana toko yang menghasilkan efek

emosional pada pembeli yang meningkatkan probabilitas pembelian di dalam

toko.

Tabel 3.3

Blue print skala store atmosphere No Dimensi Indikator Nomor item Jumlah

1 Cleanliness Kebersihan pada rak, lantai

dan toko mampu

meningkatkan minat

konsumen untuk membeli.

1, 2, 3,30,31 5

2 Music Irama, volume, musik

membuat konsumen lebih

nyaman dan ingin bertahan di

dalam toko

4, 5, 6, 7,8,9, 6

3 Scent Aroma menimbulkan

perasaan senang dan nyaman

pada konsumen.

10, 11, 12, 32, 33 5

4 Temperature Konsumen merasa nyaman

dengan suhu dalam toko

13,14,15,34,35 5

5 Lighting Pencahayaan menarik

konsumen dan memudahkan

dalam melakukan pembelian,

membuat konsumen nyaman

berada di toko.

16,17,18,19, 20, 21 6

6 Color Warna mampu menimbulkan

daya tarik untuk membeli

produk di dalam toko

22,23,24,36, 37 5

5 Display/Layout Tata letak/ tampilan mampu

menarik konsumen dalam

melakukan pembelian

25,26,27,28,29

Total 37

Page 48: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

33

3. Skala self-esteem

Untuk mengukur self-esteem alat ukur yang digunakan adalah skala yang

diperkenalkan oleh Tafarodi dan Swann (2001) yaitu self-Liking and Competence

Scale-Revised (SLCS-R). SLCS-R berisi dua subskala, yang masing-masing

diukur dengan delapan item. Self-liking subskala merupakan senilai sosial

(misalnya “saya merasa hebat tentang siapa saya”), dan self-competence

merupakan subskala perasaan keberhasilan dan control(misalnya “saya hampir

selalu mampu untuk mencapai apa yang sayacoba”).

Tabel 3.4

Blue print skala self-esteem No Dimensi Indikator Nomor item Jumlah

1 Self-liking Menghargai diri sendiri.

Merasa nyaman dengan

diri sendiri.

1*,5,7*,9,11,15*

3,6*

8

2 Self-competence Percaya pada kemampuan

diri sendiri.

Yakin pada kemampuan

dirisendiri.

2,4,12,13*,14,16*

8*,10*

8

Total 16

Keterangan * : item unfavourable

3.4 Uji Validitas Konstruk

Dalam rangka pengujian validitas alat ukur, penulis melakukan uji validitas

konstruk instrumen. Oleh karena itu, peneliti menggunakan CFA (Confirmatory

Factor Analysis) untuk pengujian vaiditas instrument, yaitu instrumen pembelian

impulsif, store atmosphere, dan self-esteem. Umar (Adiyo, 2010) menjelaskan

langkah-langkah yang dilakukan untuk mendapatkan kriteria hasil CFA yang baik

adalah:

Page 49: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

34

1. Bahwa ada sebuah konsep atau trait yang didefinisikan secara operasional

sehingga dapat disusun pertanyaan atau pernyataan untuk mengukurnya.

Konsep ini disebut faktor, sedangkan pengukuran terhadap faktor ini dilakukan

melalui analisis terhadap respon atas item-itemnya.

2. Diteorikan setiap item hanya mengukur satu faktor saja, begitupun juga tiap

subtes hanya mengukur satu faktor juga. Artinya baik item maupun subskala

bersifat unidimensional.

3. Dilakukan uji CFA dengan model satu faktor dan dilihat nilai Chi-Square yang

dihasilkan. Jika nilai Chi-Square tidak signifikan (p > 0,05) berarti semua item

hanya mengukur satu faktor saja. Namun, jika nilai Chi-Square signifikan

(p<0,05), maka perlu dilakukan modifikasi terhadap model pengukuran yang

diuji sesuai langkah kedua berikut ini.

4. Jika nilai Chi-Square signifikan (p < 0,05), maka dilakukan modifikasi model

pengukuran dengan cara membebaskan parameter berupa korelasi kesalahan

pengukuran. Ini terjadi ketika suatu item selain mengukur konstruk yang ingin

diukur, item tersebut juga mengukur hal yang lain (mengukur lebih dari satu

konstruk atau multidimensional). Jika setelah beberapa kesalahan pengukuran

dibebaskan untuk saling berkorelasi dan akhirnya diperoleh model fit, maka

model terakhir inilah yang akan digunakan pada langkah selanjutnya.

5. Jika telah diperoleh model yang fit, maka dilakukan analisis item dengan

melihat apakah muatan faktor item tersebut signifikan dan mempunyai nilai

koefisien positif. Jika t-value untuk koefisien muatan faktor suatu item lebih

Page 50: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

35

besar dari 1,96 (absolut), maka item tersebut dinyatakan signifikan dalam

mengukur faktor yang hendak diukur (tidak di-drop).

6. Setelah itu dilihat apakah ada item yang muatannya negatif. Perlu dicatat bahwa

untuk alat ukur yang bukan mengukur kemampuan (misal: personality

inventory), jika ada pernyataan negatif perlu dilakukan penyesuaian arah

skoringnya yang diubah menjadi positif. Jika sudah dibalik, maka berlaku

perhitungan umum dimana item bermuatan faktor negatif di-drop.

7. Terakhir, apabila kesalahan pengukuran item terlalu banyak berkorelasi, maka

item yang demikian selain mengukur apa yang hendak diukur, ia juga

mengukur hal lain.

Adapun pengujian analisis CFA seperti ini dilakukan dengan bantuan software

LISREL 8.70.

3.4.1 Uji Validitas Konstruk Impulse Buying

Penulis menguji apakah 20 item dari skala impulse buying bersifat

unidimensional, yang artinya benar-benar hanya mengukur impulse buying.

Dalam skala impulse buying terdapat dua aspek yaitu kognitif dan afektif.

3.4.1.1 Uji Validitas Konstruk Impulse Buying

Penulis menguji apakah 20 item Impulse Buying bersifat unidimensional yang

artinya benar-benar hanya mengukur Impulse Buying. Berdasarkan hasil analisis

CFA yang dilakukan dengan model satu factor ternyata tidak fit, dengan Chi-

Square=1176,11, df=170, p-value=0,00000, RMSEA=0,154. Setelah melakukan

59 kali modifikasi terhadap model, kesalahan pengukuran pada beberapa item

dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-

Page 51: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

36

Square=135,08, df=111, p-value=0,05985, dan RMSEA=0,029. Nilai Chi-Square

menghasilkan P-value>0,05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu

faktor (unidimensional) dapat diterima di mana seluruh item mengukur satu

faktor saja yaitu impulse buying.

Selanjutnya adalah melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor

yang hendak diukur atau tidak, sekaligus menentukkan apakah item tersebut perlu

untuk di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil (Ho)

tentang koefisien muatan factor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t>1,96 artinya item tersebut

signifikan dan sebaliknya.Adapun koefisien muatan faktor untuk item pengukuran

impulse buying, seperti pada tabel 3.5 berikut:

Tabel 3.5

Uji Validitas Konstruk Impulse Buying

No. Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

Item 1 0,48 0,06 7,60 √

Item 2 0,61 0,06 10,28 √

Item 3 0,56 0,06 9,24 √

Item 4 0,43 0,06 6,91 √

Item 5 0,54 0,06 8,69 √

Item 6 0,55 0,06 8,74 √

Item 7 -0,14 0,07 -1,98 X

Item 8 0,40 0,06 6,35 √

Item 9 0,79 0,06 14,09 √

Item 10 0,60 0,06 9,71 √

Item 11 0,74 0,06 13,10 √

Item 12 0,69 0,06 11,95 √

Item 13 -0,50 0,06 -8,11 X

Item 14 0,46 0,06 7,27 √

Item 15 0,30 0,07 4,50 √

Item 16 0,46 0,06 7,26 √

Item 17 0,45 0,06 7,06 √

Item 18 0,50 0,06 7,97 √

Item 19 0,61 0,06 10,08 √

Item 20 0,63 0,06 10,46 √

Keterangan: tanda√= signifikan(t >1,96); X=tidak signifikan

Page 52: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

37

Pada tabel 3.5 terdapat item yang memiliki nilai koefisien t<1,96 yaitu item 7

dan 13. Hal ini menunjukkan bahwa item 7 dan 13 harus dieliminasi atau di-drop

dan tidak disertakan dalam pengolahan selanjutnya.

3.4.2 Uji Validitas Konstruk Store Atmosphere

Penulis menguji apakah 37 item yang terdiri dari 7 dimensi yaitu cleanliness,

music, scent, temperature, lighting, color, dan display/layout bersifat

unidimensional yang artinya benar-benar hanya mengukur store atmosphere.

3.4.2.1 Uji Validitas Konstruk Cleanliness

Penulis menguji apakah 5 item dimensi cleanliness bersifat unidimensional,

artinya benar-benar hanya mengukur cleanliness. Berdasarkan hasil analisis CFA

yang dilakukan dengan model satu factor ternyata tidak fit dengan Chi-

Square=93,26, df=5, p-value=0,00000, dan RMSEA=0,266. Peneliti kemudian

melakukan 4 kali modifikasi terhadap model, kesalahan pengukuran pada

beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model

fit dengan Chi-Square=0,68, df=1, p=value 0,40915, dan RMSEA=0,000. Nilai

Chi-Square menghasilkan P-value>0,05 (tidak signifikan), yang artinya model

dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima di mana seluruh item

mengukur satu faktor saja yaitu cleanliness.

Selanjutnya adalah melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur atau tidak, sekaligus menentukkan apakah item

tersebut perlu untuk di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis

nihil (Ho) tentang koefisien muatan factor dari item. Pengujiannya dilakukan

dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t>1,96

artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya. Adapun koefisien muatan faktor

Page 53: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

38

untuk item pengukuran cleanliness, seperti pada tabel 3.6 berikut:

Tabel 3.6

Uji Validitas Konstruk Cleanliness

No. Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

Item 1 0,82 0,09 8,89 √

Item 2 0,75 0,09 8,01 √

Item 3 0,66 0,08 7,98 √

Item 30 0,51 0,08 6,55 √

Item 31 0,42 0,07 5,81 √

Keterangan: tanda √=signifikan (t >1,96); X=tidak signifikan

Pada table diatas, penulis melihat tidak ada muatan faktor negatif pada salah

satu item dan t-value diatas 1,96 (t>1,96), maka seluruh item tersebut dapat

digunakan dalam mengestimasi skor faktor untuk dimensi cleanliness.

3.4.2.2. Uji Validitas Konstruk Music

Penulis menguji apakah 6 item dari dimensi music bersifat unidimensional,

artinya benar-benar hanya mengukur music. Berdasarkan hasil analisis CFA

yang dilakukan dengan model satu factor ternyata tidak fit dengan Chi-

Square=199,76, df=9, p-value=0,0000, dan RMSEA=0,291. Setelah melakukan

4 kali modifikasi terhadap model, kesalahan pengukuran pada beberapa item

dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-

Square=6,97, df=5, p-value=0,22284, dan RMSEA=0,040. Nilai Chi-Square

menghasilkan P-value>0,05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu

factor (unidimensional) dapat diterima dimana seluruh item mengukur satu

faktor saja yaitu music.

Selanjutnya adalah melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur atau tidak, sekaligus menentukkan apakah item

tersebut perlu untuk di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis

nihil (Ho) tentang koefisien muatan factor dari item. Pengujiannya dilakukan

Page 54: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

39

dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t>1,96

artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya. Adapun koefisien muatan faktor

untuk item pengukuran music, seperti pada tabel 3.7 berikut:

Tabel 3.7

Uji Validitas Konstruk Music

No. Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

Item 4 0,71 0,06 12,88 √

Item 5 0,71 0,07 10,47 √

Item 6 0,66 0,06 11,46 √

Item 7 0,88 0,05 16,89 √

Item 8 0,61 0,06 10,70 √

Item 9 0,89 0,05 17,25 √

Keterangan: tanda √=signifikan (t >1,96); X=tidak signifikan

Pada table diatas, penulis melihat tidak ada muatan factor negatif pada salah

satu item dan t-value diatas 1,96 (t>1,96), maka seluruh item tersebut dapat

digunakan dalam mengestimasi skor faktor untuk dimensi music.

3.4.2.3. Uji Validitas Konstruk Scent

Penulis menguji apakah 5 item dari dimensi scent bersifat unidimensional,

artinya benar-benar hanya mengukur scent. Berdasarkan hasil analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu factor ternyata tidak fit dengan Chi-Square=40,29,

df=5, p-value=0,0000, dan RMSEA=0,168. Setelah melakukan 2 kali modifikasi

terhadap model, kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan

berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-

Square=1,00, df=3, p-value=0,80145, dan RMSEA=0,000. Nilai Chi-Square

menghasilkan P-value>0,05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu

factor (unidimensional) dapat diterima dimana seluruh item mengukur satu

faktor saja yaitu scent.

Page 55: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

40

Selanjutnya adalah melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor

yang hendak diukur atau tidak, sekaligus menentukkan apakah item tersebut perlu

untuk di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil (Ho)

tentang koefisien muatan factor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t>1,96 artinya item tersebut

signifikan dan sebaliknya. Adapun koefisien muatan faktor untuk item

pengukuran scent, seperti pada tabel 3.8 berikut:

Tabel 3.8

Uji Validitas Konstruk Scent

No. Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

Item 10 0,72 0,06 12,42 √

Item 11 0,88 0,05 16,30 √

Item 12 0,86 0,05 15,78 √

Item 32 0,51 0,06 8,17 √

Item 33 0,33 0,07 4,95 √

Keterangan: tanda √=signifikan (t >1,96); X=tidak signifikan

Pada table diatas, penulis melihat tidak ada muatan factor negatif pada salah

satu item dan t-value diatas 1,96 (t>1,96), maka seluruh item tersebut dapat

digunakan dalam mengestimasi skor faktor untuk dimensi scent.

3.4.2.4. Uji Validitas Konstruk Temperature

Penulis menguji apakah 5 item dari dimensi temperature bersifat unidimensional,

artinya benar-benar hanya mengukur temperature. Berdasarkan hasil analisis

CFA yang dilakukan dengan model satu factor ternyata tidak fit dengan Chi-

Square=98,29, df=5, p-value=0,00000, dan RMSEA=0,273. Setelah melakukan 3

kali modifikasi terhadap model, kesalahan pengukuran pada beberapa item

dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-

Square=1,36, df=2, p-value=0,50553, dan RMSEA=0,000. Nilai Chi-Square

Page 56: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

41

menghasilkan P-value>0,05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu

factor (unidimensional) dapat diterima dimana seluruh item mengukur satu faktor

saja yaitu temperature.

Selanjutnya adalah melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor

yang hendak diukur atau tidak, sekaligus menentukkan apakah item tersebut perlu

untuk di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil (Ho)

tentang koefisien muatan factor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t>1,96 artinya item tersebut

signifikan dan sebaliknya. Adapun koefisien muatan faktor untuk item

pengukuran temperature, seperti pada tabel 3.9 berikut:

Tabel 3.9

Uji Validitas Konstruk Temperature

No. Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

Item 13 0,72 0,06 12,42 √

Item 14 0,88 0,05 16,30 √

Item 15 0,86 0,05 15,78 √

Item 34 0,51 0,06 8,17 √

Item 35 0,33 0,07 4,95 √

Keterangan: tanda √=signifikan (t >1,96); X=tidak signifikan

Pada table diatas, penulis melihat tidak ada muatan factor negatif pada salah

satu item dan t-value diatas 1,96 (t>1,96), maka seluruh item tersebut dapat

digunakan dalam mengestimasi skor faktor untuk dimensi temperature.

3.4.2.5 Uji Validitas Konstruk Lighting

Penulis menguji apakah 6 item dimensi lighting bersifat unidimensional, artinya

benar-benar hanya mengukur Lighting. Berdasarkan hasil analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu factor ternyata tidak fit dengan Chi Square=71,12,

df=9, p-value=0,00000, dan RMSEA=0,166. Penulis kemudian melakukan 4 kali

Page 57: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

42

modifikasi terhadap model, kesalahan pengukuran pada beberapa item

dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi

Square=6,13, df=5, p-value=0,29339, dan RMSEA=0,030. Nilai Chi-Square

menghasilkan P-value>0,05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu

faktor (unidimensional) dapat diterima di mana seluruh item mengukur satu

faktor saja yaitu lighting.

Selanjutnya adalah melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur atau tidak, sekaligus menentukkan apakah item

tersebut perlu untuk di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis

nihil (Ho) tentang koefisien muatan factor dari item. Pengujiannya dilakukan

dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t>1,96

artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya. Adapun koefisien muatan faktor

untuk item pengukuran lighting, seperti pada tabel 3.6 berikut:

Tabel 3.10

Uji Validitas Konstruk Lighting No. Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

Item 16 0,62 0,06 9,86 √

Item 17 0,77 0,06 11,96 √

Item 18 0,68 0,06 10,73 √

Item 19 0,72 0,06 11,84 √

Item 20 0,59 0,06 9,12 √

Item 21 0,71 0,06 11.05 √

Keterangan: tanda √=signifikan (t >1,96); X=tidak signifikan

Pada table diatas, penulis melihat tidak ada muatan factor negatif pada salah

satu item dan t-value diatas 1,96 (t>1,96), maka seluruh item tersebut dapat

digunakan dalam mengestimasi skor faktor untuk dimensi lighting.

3.4.2.6. Uji Validitas Konstruk Color

Penulis menguji apakah 5 item dari dimensi color bersifat unidimensional,

artinya benar-benar hanya mengukur color. Berdasarkan hasil analisis CFA yang

Page 58: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

43

dilakukan dengan model satu factor ternyata tidak fit dengan Chi-

Square=232,13, df=5, p-value=0,0000, dan RMSEA=0,426. Setelah melakukan

3 kali modifikasi terhadap model, kesalahan pengukuran pada beberapa item

dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-

Square=0,24, df=2, p-value=0,88812, dan RMSEA=0,000. Nilai Chi-Square

menghasilkan P-value>0,05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu

factor (unidimensional) dapat diterima dimana seluruh item mengukur satu

faktor saja yaitu color.

Selanjutnya adalah melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur atau tidak, sekaligus menentukkan apakah item

tersebut perlu untuk di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis

nihil (Ho) tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan

dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t>1,96

artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya. Adapun koefisien muatan faktor

untuk item pengukuran color, seperti pada tabel 3.7 berikut:

Tabel 3.11

Uji Validitas Konstruk Color

No. Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

Item 22 0,83 0,05 15,14 √

Item 23 0,92 0,05 18,04 √

Item 24 0,99 0,05 20,43 √

Item 36 0,66 0,06 11,55 √

Item 37 0,57 0,06 9,74 √

Keterangan: tanda √=signifikan (t >1,96); X=tidak signifikan

Pada tabel diatas, penulis melihat tidak ada muatan faktor negatif pada salah

satu item dan t-value diatas 1,96 (t>1,96), maka seluruh item tersebut dapat

digunakan dalam mengestimasi skor faktor untuk dimensi color.

Page 59: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

44

3.4.2.7. Uji Validitas Konstruk Display/Layout

Penulis menguji apakah 5 item dari dimensi display/layout bersifat

unidimensional, artinya benar-benar hanya mengukur display/layout.

Berdasarkan hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu factor

ternyata tidak fit dengan Chi-Square=38,08, df=5, p-value=0,00000, dan

RMSEA=0,163. Setelah melakukan 2 kali modifikasi terhadap model, kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka

diperoleh model fit dengan Chi-Square=1,51, df=3, pvalue=0,68109, dan

RMSEA=0,000. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value>0,05 (tidak

signifikan), yang artinya model dengan satu factor (unidimensional) dapat

diterima dimana seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu display/layout.

Selanjutnya adalah melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor

yang hendak diukur atau tidak, sekaligus menentukkan apakah item tersebut perlu

untuk di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil (Ho)

tentang koefisien muatan factor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t>1,96 artinya item tersebut

signifikan dan sebaliknya. Adapun koefisien muatan faktor untuk item

pengukuran display/layout, seperti pada tabel 3.8 berikut:

Tabel 3.12

Uji Validitas Konstruk Display/Layout

No. Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

Item 25 0,36 0,07 5,42 √

Item 26 0,74 0,06 11,66 √

Item 27 0,67 0,06 10,63 √

Item 28 0,78 0,07 11,72 √

Item 29 0,79 0,06 12,72 √

Keterangan: tanda √=signifikan (t >1,96); X=tidak signifikan

Page 60: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

45

Pada table diatas, penulis melihat tidak ada muatan factor negatif pada salah

satu item dan t-value diatas 1,96 (t>1,96), maka seluruh item tersebut dapat

digunakan dalam mengestimasi skor faktor untuk dimensi display/layout.

3.4.3 Uji Validitas Konstruk Self-Esteem

Penulis menguji apakah 16 item dari skala self-esteem bersifat unidimensional

yang artinya benar-benar hanya mengukur self-esteem.

3.4.3.1. Uji Validitas Konstruk Self-Esteem

Penulis menguji apakah 16 item self-esteem bersifat unidimensional, artinya

benar-benar hanya mengukur self-esteem. Berdasarkan hasil analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu factor ternyata tidak fit dengan Chi-Square=838,92,

df=104, p-value=0,00000, dan RMSEA=0,168. Setelah melakukan 38 kali

modifikasi terhadap model, kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan

berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-

Square=85,88, df=66, p-value=0,05062, dan RMSEA 0,035. Nilai Chi-Square

menghasilkan P-value>0,05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu

faktor (unidimensional) dapat diterima di mana seluruh item mengukur satu faktor

saja yaitu self-esteem.

Selanjutnya adalah melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor

yang hendak diukur atau tidak, sekaligus menentukkan apakah item tersebut perlu

untuk di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil (Ho)

tentang koefisien muatan factor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t>1,96 artinya item tersebut

signifikan dan sebaliknya. Adapun koefisien muatan faktor untuk item self-

esteem, seperti pada tabel 3.10 berikut:

Page 61: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

46

Tabel 3.13

Uji Validitas Konstruk Self-Esteem No. Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

Item 1 0,53 0,06 8,61 √

Item 2 0,53 0,06 8,57 √

Item 3 0,76 0,06 13,18 √

Item 4 0,70 0,06 11,99 √

Item 5 0,59 0,06 9,85 √

Item 6 0,48 0,06 7,42 √

Item 7 0,37 0,06 5,90 √

Item 8 0,35 0,06 5,58 √

Item 9 0,71 0,06 11,79 √

Item 10 0,40 0,06 6,31 √

Item 11 0,66 0,06 11,06 √

Item 12 0,75 0,06 12,87 √

Item 13 0,29 0,06 4,48 √

Item 14 0,59 0,06 9,45 √

Item 15 0,43 0,06 6,90 √

Item 16 -0,04 0,07 -0,53 X

Keterangan: tanda √= signifikan (t >1,96); X=tidak signifikan

Pada tabel 3.10 terdapat item yang memiliki nilai koefisien t<1,96 yaitu item

16. Hal ini menunjukkan bahwa hanya item 16 yang harus dieliminasi ataudi-drop

dan tidak disertakan dalam pengolahan selanjutnya.

3.5 Metode Analisis Data

Untuk menjawab pertanyaan penelitian digunakan teknik analisis regresi

berganda. Teknik analisis regresi berganda digunakan untuk menentukan

ketepatan prediksi dan ditunjukan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari

variabel bebas (IV), yaitu store atmosphere (cleanliness, music, scent,

temperature, lighting, color dan display/layout) dan self-esteem terhadap

pembelian impulsif (DV). Sehingga susunan persamaan regresi penelitian adalah:

Page 62: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

47

Y = impulse buying

a = konstan intersepsi

b = koefisien regresi

X1 = cleanliness

X2 = music

X3 = scent

X4 = temperature

X5 = lighting

X6 = color

X7 = display/layout

X8 = self-esteem

e = residu

Untuk dapat menilai apakah model regresi yang dihasilkan merupakan

model yang paling sesuai (memiliki eror terkecil), maka dibutuhkan beberapa

pengujian analisis sebagai berikut:

1. R2

(Rsquares Koefisien Determinasi Berganda)

Dengan menggunakan regresi berganda akan diperoleh nilai R, yaitu regresi

berganda store atmosphre dan self-esteem terhadap impulse buying. Besarnya

impulse buying ini ditunjukkan dengan koefisien determinasi berganda atau R2,

yang menunjukkan variasi oleh perubahan variabel dependent (Y) yang

disebabkan oleh variabel independent (X) atau digunakan untuk mengetahui

besarnya pengaruh variabel independent (X) terhadap variabel dependent (Y) atau

merupakan proporsi varians dari intense yang dijelaskan oleh store

atmospheredan self-esteem. Untuk mendapatkan nilai R2

digunakan rumus sebagai

berikut:

Y= a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+b6X6+b7X7+b8X8+e

Page 63: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

48

Dimana :

R2 = Proporsi varians yang bisa dijelaskan oleh keseluruhan IV (X)

SSreg = Jumlah kuadrat regresi yang dapat dihitung jika koefisien regresi telah

diperoleh.

SSy = Jumlah kuadrat dari DV (Y)

2. Uji F

Kemudian R2

diuji untuk membuktikan apakah regresi DV pada IV signifikan atau

tidak maka digunakanlah uji F. Untuk membuktikan hal tersebut dapat

menggunakan rumus:

F= ⁄

Dimana k merupakan jumlah variabel independent dan N adalah jumlah sampel

penelitian. Apabila nilai F itu siginifikan (p<0,05), maka berarti seluruh IV secara

bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap DV.

3. Uji t

Selanjutnya menggunakan uji t untuk melihat apakah pengaruh yang diberikan

oleh masing-masing IV signifikan terhadap DV.Hal ini dilakukan melalui uji t (t-

test) terhadap setiap koefisien regresi. Jika nilai t>1,96 maka berarti IV yang

bersangkutan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap DV, dan sebaliknya.

Uji t dilakukan dengan menggunakan rumus berikut:

b merupakan koefisien regresi dan Sb adalah standar eror dari b. Hasil uji t ini

akan diperoleh dari hasil regresi yang akan dilakukan oleh peneliti.

Page 64: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

49

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini berjumlah 251 responden yang merupakan

pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti. Pada tabel 4.1 berikut terdapat

gambaran mengenai sampel penelitian.

Tabel 4.1

Deskripsi Sampel Penelitian Berdasarkan Data Demografis

Sampel Penelitian Frekuensi Presentase (%)

Gender

Laki-laki 110 43,8%

Perempuan 141 56,2%

Usia

18-30 216 86,05%

31-40 22 8,7%

41-50 9 3,58%

≥51 4 1,59%

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah responden laki-laki

memiliki presentase sebesar 43,8% (110 orang), dan responden perempuan

dengan presentase 56,2% (141 orang). Maka dapat disimpulkan bahwa subjek

penelitian terbanyak adalah subjek yang berjenis kelamin perempuan yang

berjumlah 141 orang (56,2%).

Selanjutnya, berdasarkan tabel di atas juga dapat diketahui kriteria usia

memiliki presentase sebesar 86.05% (216 orang) yang berusia 18-30, 8,76% (22

orang) yang berusia 31-40, 3,58% (9 orang) yang berusia 41-50 dan 1,59% (4

orang) yang berusia diatas 51 tahun. Maka dapat disimpulkan bahwa subjek

penelitian terbanyak adalah subjek yang berusia 18-30 tahun yang berjumlah 216

orang (86,05%).

Page 65: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

50

4.2 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

Analisis deskriptif pada penelitian ini menggunakan skor berupa skor faktor. Skor

faktor didapatkan dengan merubah semua item pada dimensi yang sama menjadi

satu skor yang disebut factor score pada software SPSS. Tujuan penggunaan

factor score ialah untuk menghindari estimasi bias dari kesalahan pengukuran.

Factor score kemudian diubah menjadi true score untuk menghilangkan

bilangan negatif.

Untuk menjelaskan gambaran umum tentang statistik deskriptif dari

variabel-variabel dalam penelitian ini, indeks yang menjadi patokan adalah nilai

minimal, nilai maksimal dan standar deviasi (SD) dari masing-masing variabel.

Gambaran hasil analisis deskriptif dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2

Tabel Analisis Deskriptif

Variabel N Min Max SD

Impulse Buying 251 27,47 78,42 9,42906

Cleanliness 251 24,70 66,97 9,25483

Music 251 14,89 70,43 9,17880

Scent 251 24,15 68,41 9,16873

Temperature 251 14,58 65,59 9,15267

Lighting 251 13,63 69,31 9,09289

Color 251 13,69 67,98 9,44900

Display/layout 251 21,08 68,80 8,96505

Self esteem 251 18,26 77,05 9,28820

Valid N (listwise) 251

Berdasarkan Tabel 4.2 diatas, dapat diketahui bahwa dependen variabel

yaitu impulse buying memiliki skor terendah sebesar 27,47, skor tertinggi sebesar

78,42 dan standar deviasi sebesar 9,42906. Variabel cleanliness memiliki skor

terendah sebesar 24,70, skor tertinggi sebesar 66,97 dan standar deviasi 9,25483.

Variabel music memiliki skor terendah sebesar 14,89, skor tertinggi sebesar

Page 66: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

51

70,43 dan standar deviasi sebesar 9,17880. Variabel scent memiliki skor terendah

sebesar 24,15, skor tertinggi sebesar 68,41 dan standar deviasi sebesar 9,16873.

Variabel temperature memiliki skor terendah sebesar 14,58, skor tertinggi

sebesar 65,59 dan standar deviasi sebesar 9,15267. Variabel lighting memiliki

skor terendah sebesar 13,63, skor tertinggi sebesar 69,31 dan standar deviasi

sebesar 9,09289. Variabel color memiliki skor terendah sebesar 13,69, skor

tertinggi sebesar 67,98 dan standar deviasi sebesar 9,44900. Variabel

display/layout memiliki skor terendah sebesar 21,08, skor tertinggi sebesar 68,80

dan standar deviasi sebesar 8,96505. Variabel self esteem memiliki skor terendah

sebesar 16,26, skor tertinggi sebesar 77,05 dan standar deviasi sebesar 9,28820.

Semua mean seluruh variabel nilainya sebesar 50.00.

4.3 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian

Kategorisasi variabel bertujuan untuk menempatkan individu ke dalam

kelompok- kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum

berdasarkan atribut yang diukur. Kontinum jenjang ini contohnya adalah dari

rendah ke tinggi yang akan penulis gunakan dalam kategorisasi variabel

penelitian. Norma kategorisasi skor dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3

Pedoman Kategorisasi Skor

Kategorisasi Norma

Rendah X < Mean – 1 SD

Sedang Mean – SD ≤ X ≤ Mean + 1 SD

Tinggi X > Mean + 1 SD

Setelah norma kategorisasi tersebut didapatkan, selanjutnya akan

dijelaskan perolehan nilai persentase kategorisasi untuk variabel impulse buying,

cleanliness, music, scent, temperature, lighting, color, display/layout dan self-

Page 67: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

52

esteem pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4

Kategorisasi Skor Variabel

Variabel

Frekuensi Prersentasi

Rendah Sedang Tingg

i Rendah Sedang Tinggi

Impulse buying 20 194 37 (8,0%) (77,3%) (14,7%)

Cleanliness 50 159 42 (19,9%) (63,3%) (16,7%)

Music 28 188 35 (11,2%) (74,9%) (13,9%)

Scent 44 168 39 (17,5%) (66,9%) (15,5%)

Temperature 25 174 52 (10,0%) (69,3%) (20,7%)

Lighting 30 188 33 (12,0%) (74,9%) (13,1%)

Color 33 177 41 (13,1%) (70,5%) (16,3%)

Display/layout 19 185 47 (7,6%) (73,7%) (18,7%)

Self-esteem 29 190 32 (11,6%) (75,7%) (12,7%)

Berdasarkan tabel 4.4, variabel impulse buying cenderung tinggi.

Selanjutnya, Cleanliness cenderung rendah. Music cenderung tinggi. Scent

cenderung rendah. Temperature cenderung tinggi. Lighting cenderung tinggi.

Color cenderung tinggi. Display/layout cenderung tinggi. Self-esteem cenderung

tinggi.

4.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian

4.4.1 Analisis Regresi Variabel Penelitian

Pada tahapan ini penulis menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi

berganda dengan menggunakan software SPSS 17. Seperti yang sudah

disebutkan pada bab 3, dalam regresi ada 3 hal yang dilihat, yaitu melihat

besaran R square untuk mengetahui berapa persen (%) varians dependen

variabel (DV) yang dijelaskan oleh independen variabel (IV), kedua apakah

secara keseluruhan independen variable berpengaruh secara signifikan terhadap

dependen variabel, kemudian terakhir melihat signifikan atau tidaknya koefisien

regresi dari masing-masing independen variabel.

Page 68: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

53

Tabel 4.5

Model Summary Analisis Regresi

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 ,532a ,283 ,260 8,11270

Pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa diperoleh R-Square sebesar

0,283 atau 28,3%. Artinya, proporsi varian dari impulse buying dijelaskan

oleh store atmosphere (cleanliness, music, scent, temperature, lighting, color,

dan display/layout), dan self-esteem adalah sebesar 28,3% sedangkan 71,7%

sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Langkah kedua peneliti menganalisis pengaruh dari keseluruhan

independen variabel terhadap dependen variabel.

Tabel 4.6

Anova Pengaruh Keseluruhan IV terhadap DV

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 6299,337 8 787,417 11,964 ,000b

Residual 15927,465 242 65,816

Total 22226,801 250

a Predictors: (Constant), self-esteem, color, cleanliness, temperature, music, display/layout,

scent, lighting

b Dependent Variable: impulse buying

Berdasarkan uji F pada tabel 4.6, dapat dilihat bahwa hasil uji F

sebesar 11,964 dengan sig .000 (sig < 0,05), maka hipotesis nihil yang

menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan antara store atmosphere

(cleanliness, music, scent, temperature, lighting, color, display/layout) dan self-

esteem terhadap impulse buying ditolak. Artinya, ada pengaruh yang signifikan

secara bersama-sama dari variabel store atmosphere (cleanliness, music, scent,

temperature, lighting, color, display/layout) dan self-esteem terhadap impulse

buying.

Page 69: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

54

Langkah selanjutnya, peneliti melihat koefisien regresi dari masing-

masing independen variabel. Jika sig < 0,05 maka koefisien regresi tersebut

signifikan yang berarti variabel independen tersebut memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap impulse buying. Adapun besarnya koefisien regresi dari

masing-masing variabel independen terhadap impulse buying dapat dilihat pada

tabel 4.7.

Tabel 4.7

Koefisien Regresi

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardize

d

Coefficients

T Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) 45,611 4,902 9,305 ,000*

Cleanliness ,053 ,071 ,052 ,737 ,462

Music ,004 ,075 ,004 ,059 ,953

Scent ,131 ,077 ,127 1,709 ,089

Temperature ,097 ,070 ,094 1,387 ,167

Lighting ,340 ,088 ,328 3,877 ,000*

Color -,139 ,074 -,139 -1,865 ,063

Display/layout -,078 ,074 -,074 -1,053 ,293

Self-esteem -,321 ,056 -,316 -5,702 ,000*

a. Dependent Variable: impulse buying

Keterangan: signifikan (*)

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dipaparkan persamaan regresi sebagai berikut:

Impulse buying’ = 45,611 + 0,053 cleanliness + 0,004 music + 0,131 scent +

0,097 temperature + 0,340 lighting - 0,139 color - 0,078 display/layout - 0,321

self-esteem

Pada tabel 4.7 terdapat dua koefisien regresi yang signifikan, yaitu lighting

dan self-esteem. Sedangkan variabel lainnya menghasilkan koefisien regresi

yang tidak signifikan. Hal ini berarti bahwa dari 8 hipotesis hanya terdapat dua

yang signifikan. Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh pada

Page 70: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

55

masing-masing independen variabel adalah sebagai berikut:

1. Variabel cleanliness

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,053 dan signifikansi sebesar 0,462

(sig > 0,05), yang berarti hipotesis nihil penelitian ini yang menyatakan

bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan dari cleanliness terhadap impulse

buying “diterima”. Dengan demikian, cleanliness tidak memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap impulse buying.

2. Variabel music

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,004 dan signifikansi sebesar 0,953

(sig > 0,05), yang berarti hipotesis nihil penelitian ini yang menyatakan

bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan dari music terhadap impulse

buying “diterima”. Dengan demikian, music tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap impulse buying.

3. Variabel scent

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,131 dan signifikansi sebesar 0,089

(sig > 0,05), yang berarti hipotesis nihil penelitian ini yang menyatakan

bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan dari scent terhadap impulse

buying “diterima”. Dengan demikian, scent tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap impulse buying.

4. Variabel temperature

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,097 dan signifikansi sebesar 0,167

(sig > 0,05), yang berarti hipotesis nihil penelitian ini yang menyatakan

bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan dari temperature terhadap

Page 71: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

56

impulse buying “diterima”. Dengan demikian, temperature tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap impulse buying.

5. Variabel lighting

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,340 dan signifikansi sebesar 0,000

(sig < 0,05), yang berarti hipotesis nihil penelitian ini yang menyatakan

bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan dari lighting terhadap impulse

buying “ditolak”. Dengan demikian, lighting memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap impulse buying. Arah koefisien positif, menunjukkan

bahwa semakin tinggi kesetujuan konsumen terhadap pentingnya lighting

maka semakin tinggi impulse buying.

6. Variabel color

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,139 dan signifikansi sebesar

0,063 (sig > 0,05), yang berarti hipotesis nihil penelitian ini yang

menyatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan dari color terhadap

impulse buying “diterima”. Dengan demikian, color tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap impulse buying.

7. Variabel display/layout

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,078 dan signifikansi sebesar

0,293 (sig > 0,05), yang berarti hipotesis nihil penelitian ini yang

menyatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan dari display/layout

terhadap impulse buying “diterima”. Dengan demikian, display/layout tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap impulse buying.

Page 72: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

57

8. Variabel self-esteem

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,321 dan signifikansi sebesar

0,000 (sig < 0,05), yang berarti hipotesis nihil penelitian ini yang

menyatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan dari self-esteem

terhadap impulse buying “ditolak”. Dengan demikian, self-esteem memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap impulse buying. Arah koefisien adalah

negatif, menunjukkan bahwa semakin tinggi self-esteem maka semakin

rendah impulse buying, begitupun sebaliknya.

4.4.2 Pengujian Proporsi Varian Masing-masing IV Terhadap DV

Penulis ingin mengetahui bagaimana proporsi varian dari masing-masing

independen variabel terhadap impulse buying. Besarnya proporsi varian pada

impulse buying dapat dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8

Model Summary Proporsi Varians Tiap IV terhadap DV

Mode

l R

R

Square

Adjuste

d R

Square

Std.

Error of

the

Estimate

Change Statistics

R

Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Chang

e

1 ,257a ,066 ,062 9,13171 ,066 17,546 1 249 ,000*

2 ,302b ,091 ,084 9,02537 ,025 6,903 1 248 ,009*

3 ,346c ,120 ,109 8,90003 ,029 8,034 1 247 ,005*

4 ,351d ,123 ,109 8,90232 ,003 ,873 1 246 ,351

5 ,405e ,164 ,147 8,70871 ,041 12,059 1 245 ,001*

6 ,432f ,187 ,167 8,60751 ,023 6,795 1 244 ,010*

7 ,433g ,187 ,164 8,62266 ,000 ,143 1 243 ,706

8 ,532h ,283 ,260 8,11270 ,096 32,510 1 242 ,000*

Predictors: (Constant), cleanliness, music, scent, temperature, lighting, color, displa/layout, self

esteem

Keterangan: signifikan (*)

Page 73: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

58

Berdasarkan tabel 4.8 dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Variabel cleanliness memberikan sumbangan sebesar 0,066 atau 6,6%

dengan sig. F change = 0,000. Sumbangan tersebut signifikan.

2. Variabel music memberikan sumbangan sebesar 0,025 atau 2,5% dengan sig.

F change = 0,009. Sumbangan tersebut signifikan.

3. Variabel scent memberikan sumbangan sebesar 0,029 atau 2,9% dengan sig.

F change = 0,005. Sumbangan tersebut signifikan.

4. Variabel temperature memberikan sumbangan sebesar 0,003 atau 0,3%

dengan sig. F change = 0,351. Sumbangan tersebut tidak signifikan.

5. Variabel lighting memberikan sumbangan sebesar 0,041 atau 4,1% dengan

sig. F change = 0,001. Sumbangan tersebut signifikan.

6. Variabel color memberikan sumbangan sebesar 0,023 atau 2,3% dengan sig.

F change = 0,010. Sumbangan tersebut signifikan.

7. Variabel display/layout memberikan sumbangan sebesar 0,000 atau 0,0%

dengan sig. F change = 0,706. Sumbangan tersebut tidak signifikan.

8. Variabel self-esteem memberikan sumbangan sebesar 0,096 atau 9,6%

dengan sig. F change = 0,000. Sumbangan tersebut signifikan.

Page 74: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

59

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji hipotesis dapat diketahui bahwa hipotesis nihil yang

menyatakan tidak ada pengaruh dari seluruh independen variabel terhadap

dependen variabel ditolak. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari store

atmosphere (cleanliness, music, scent, temperature, lighting, color, dan

display/layout) dan self-esteem pada impulse buying pengunjung toko ritel

Alfamidi Kertamukti.

Berdasarkan hasil uji hipotesis, dari signifikansi masing-masing koefisien

regresi terhadap dependen variabel, terdapat 2 variabel yang nilai koefisien

regresinya signifikan, yaitu lighting dan self-esteem. Selain itu, terdapat 6 variabel

lain yang tidak signifikan, diantaranya ialah cleanliness, music, scent,

temperature, color, dan display/layout.

5.2 Diskusi

Pada bagian ini, akan membahas diskusi mengenai delapan independen variabel

yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu cleanliness, music, scent, temperature,

lighting, color, display/layout, dan self-esteem terhadap dependen variabel yaitu

store atmosphere serta akan membahas penelitian dan literature terdahulu

mengenai kedelapan independen variabel yang dikaitkan dengan dependen

variabel tersebut.

Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dikemukakan pada bab empat,

bahwa dari dimensi store atmosphere (cleanliness, music, scent, temperature,

Page 75: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

60

lighting, color, dan display/layout), dan dimensi self-esteem memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap impulse buying dengan nilai kontribusi variabel

independen terhadap variabel dependen sebesar dua puluh delapan koma tiga

persen. Hal ini menunjukkan bahwa store atmosphere dan self-esteem memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap impulse buying sebesar dua puluh delapan

koma tiga persen, dan sisanya sebesar tujuh puluh satu koma tujuh persen

dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Yang pertama penulis akan mejelaskan dimensi cleanliness dari variabel

store atmosphere. Pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cleanliness tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap impulse buying. Berdasarkan hasil

tersebut, dapat disimpulkan bahwa cleanliness tidak berpengaruh terhadap

perilaku impulse buying konsumen di toko Alfa Midi Kertamukti. Hasil ini tidak

sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Krishnakumar dan Bhuvaneswari

(2015) yang menjelaskan bahwa kebersihan merupakan faktor yang paling

penting bagi pembeli untuk melakukan pembelian di suatu toko. Toko yang bersih

mungkin menghasilkan citra tentang kebersihan, kepuasan dan kemewahan toko

tersebut yang menimbulkan keinginan konsumen untuk melakukan pembelian.

Penulis menduga hasil penelitian ini berbeda dikarenakan konsumen yang

menjadi responden dalam penelitian penulis tidak menganggap cleanliness

merupakan faktor penting dalam melakukan pembelian.

Dimensi dari variabel store atmosphere yang kedua adalah music, pada

penelitian ini menunjukkan hasil bahwa music tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap impulse buying. Artinya pada penelitian ini music tidak

Page 76: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

61

mempengaruhi perilaku impulse buying pada konsumen toko Alfamidi

Kertamukti. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian terdahulu oleh Akram, Hui,

Khan, Hashim dan Rasheed (2016), yang mengungkapkan bahwa music dapat

menjadi variabel utama yang berulang dengan menginduksi suasana hati dan

menciptakan impulse buying. Music juga dapat membuat pelanggan bereaksi

secara psikologis dan perilaku, music up-beat secara khusus juga dapat memicu

impulse buying. Penulis menduga hasil penelitian ini berbeda mungkin disebabkan

oleh persepsi konsumen yang menjadi responden dalam penelitian ini, konsumen

menganggap music bukan merupakan faktor penting dalam melakukan

pembelian..

Dimensi selanjutnya yaitu scent, dimensi ini juga tidak menunjukkan hasil

yang signifikan terhadap impulse buying. Penulis menduga hal ini terjadi

disebabkan karena ketika konsumen berkunjung ke toko ritel, konsumen sudah

memiliki rencana belanja sehingga lebih berfokus terhadap apa yang ingin mereka

beli dan konsumen tidak menghiraukan terkait masalah scent. Penulis juga

menduga konsumen yang menjadi responden dalam penelitian penulis tidak

menganggap scent merupakan faktor penting dalam melakukan pembelian.

Dimensi temperature dari store atmosphere juga tidak memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap impulse buying. Walaupun sebenarnya kondisi di dalam

toko sudah cukup banyak diletakkan pendingin ruangan, tetapi hasil penelitian

menemukan temperature tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Penulis

menduga hal ini terjadi disebabkan karena konsumen lebih berfokus terhadap apa

yang ingin mereka beli dan konsumen tidak menghiraukan terkait masalah

Page 77: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

62

temperature. Penulis juga menduga konsumen yang menjadi responden dalam

penelitian penulis tidak menganggap temperature merupakan faktor penting

dalam melakukan pembelian.

Sedangkan, dimensi lighting pada variabel store atmosphere berpengaruh

secara signifikan dan menghasilkan koefisien secara positif terhadap impulse

buying. Artinya semakin tinggi nilai dimensi lighting yang ada di dalam toko

maka semakin tinggi juga impulse buying konsumen. Hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Deepika dan Neeraja (2014), bahwa kondisi

pencahayaan di toko berdampak pada perilaku impulsif konsumen. Pencahayaan

terang di toko mungkin menjadi faktor yang menggiurkan bagi konsumen untuk

membeli. Deepika dan Neeraja (2014) menyimpulkan bahwa pencahayaan di toko

memang menggoda konsumen untuk membeli secara impulsif, iya menjelaskan

bahwa 73 persen dari responden dipengaruhi oleh pencahayaan yang ada di toko,

responden tergoda oleh pencahayaan yang ada yang mendorong mereka untuk

melakukan impulse buying, sedangkan 15 persen dari responden sangat

dipengaruhi oleh pencahayaan yang ada di toko.

Dimensi color tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap impulse

buying. Hasil ini tidak sejalan dengan hipotesis penelitian ini dan penelitian

terdahulu oleh Krishnakumar dan Bhuvaneswari (2015) yang menyatakan bahwa

color berkaitan dengan emosi, jenis kelamin yang dapat menarik perhatian dan

menarik lebih banyak pelanggan ke dalam toko. Pilihan warna yang tepat dalam

tampilan suatu toko dapat menarik perhatian pejalan kaki secara signifikan dan

mengubah mereka menjadi pelanggan. Dalam penelitian ini color tidak

Page 78: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

63

berpengaruh terhadap impulse buying. Padahal color dapat menarik perhatian dan

menyebabkan konsumen membeli. Penulis menduga hasil ini berbeda karena nilai

signifikansi color rendah sehingga membuat impulse buying juga rendah. Penulis

juga menduga hasil ini berbeda mungkin disebabkan oleh persepsi konsumen

yang menjadi responden dalam penelitian ini, konsumen menganggap color bukan

merupakan faktor penting dalam melakukan pembelian.

Dimensi terakhir dari store atmosphere adalah display/layout, yang tidak

menunjukkan hasil yang signifikan pengaruhnya terhadap impulse buying. Hal ini

berarti display/layout yang ada di Alfamidi Kertamukti tidak memberikan

pengaruh terhadap konsumen untuk melakukan impulse buying ketika berbelanja.

Hal ini mungkin dikarenakan saat penulis melakukan penelitian konsumen tidak

menganggap display/layout merupakan faktor penting dalam melakukan

pembelian. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang

menjelaskan bahwa display/layout secara parsial tidak berpengaruh signifikan

terhadap impulse buying (Rahmadana, 2016)

Selanjutnya, adalah variabel self-esteem yang mempunyai pengaruh

signifikan terhadap impulse buying. Hasil penelitian melalui analisis regresi

menunjukkan nilai koefisien regresi self-esteem negatif, yang artinya variabel self-

esteem memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap impulse buying.

Artinya semakin tinggi variabel self-esteem maka semakin rendah impulse buying

responden tersebut, begitupun sebaliknya. Individu yang melakukan impulse

buying adalah mereka yang memiliki self-esteem rendah (O’Guinn & Faber,

1989). Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menjelaskan bahwa

Page 79: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

64

impulse buying bisa sebagai pelarian dari keadaan psikologis seperti keadaan self-

esteem yang rendah (Verplanken & Sato, 2011).

Secara keseluruhan, terdapat beberapa perbedaan hasil penelitian ini

dengan hasil penelitian sebelumnya. Hal tersebut mungkin terjadi dikarenakan

adanya beberapa keterbatasan dan kelemahan dalam penelitian ini. Keterbatasan

dan kelemahan dalam penelitian ini yaitu responden hanya untuk pengunjung toko

Ritel Alfamidi Kertamukti yang menjadi tujuan penelitian. Diharapkan penelitian

selanjutnya dapat lebih luas cakupan populasinnya sehingga lebih mencakup hal-

hal penting dalam impulsif buying seperti pengaruh demografis dan budaya.

Kekurangan selanjutnya karena skala impulse buying yang digunakan dalam

penelitian tidak spesifik mengukur satu jenis impulse buying seperti fashion

impulse buying tetapi impulse buying secara general sehingga hasil analisis regresi

yang menjelaskan bervariasinya impulse buying yang mampu dijelaskan oleh

variabel bebas rendah.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan yang didapatkan, peneliti menyadari masih

terdapat banyak kekurangan dalam penelitian ini. Oleh karena itu dalam bab ini

terdapat saran teoritis dan saran praktis.

5.3.1 Saran Teoritis

Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat beberapa saran teoritis yang dapat

diajukan sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya, yaitu:

1. Pada penelitian ini ditemukan bahwa proporsi varians dari impulse buying

yang dijelaskan oleh semua IV adalah sebesar dua puluh delapan koma tiga

Page 80: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

65

persen, sedangkan tujuh puluh satu koma satu persen sisanya dipengaruhi oleh

variabel lain diluar penelitian ini. Untuk penelitian selanjutnya disarankan

untuk meneliti variabel-variabel lain yang diduga mempengaruhi impulse

buying seperti hedonic motivation, emosi positif, konformitas dan self-control

(Verplanken & Herabadi, 2001) sehingga mungkin didapatkan proporsi

varians yang lebih tinggi dibandingkan dengan penelitian ini.

2. Untuk penelitian selanjutnya disarankan melakukan penelitian menggunakan

metode online shopping atau e-commerce. Merujuk pada kemajuan teknologi

yang mendorong kemudahan konsumen dalam melakukan transaksi

pembelian. Apakah melalui metode e-commerce dapat mengurangi atau

sebaliknya meningkatkan impulse buying di kalangan konsumen Indonesia.

5.3.2 Saran Praktis

Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat beberapa saran praktis yang dapat

diajukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan berkenaan dengan hasil

penelitian, yaitu:

1. Pada penelitian ini, ditemukan bahwa lighting berpengaruh secara signifikan

terhadap impulse buying. Maka sangat disarankan kepada konsumen agar

tidak terlalu menganggap pencahayan yang ada di toko itu penting. Agar

konsumen tidak terperdaya dengan lighting yang ada di dalam toko, karna

lighting dapat membuat barang yang ada di toko terlihat lebih menarik.

Konsumen harus lebih melihat serta menilai barang-barang yang dijual,

apakah benar-benar konsumen butuhkan atau hanya sekedar inginkan karna

tertarik.

Page 81: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

66

2. Self-esteem memiliki pengaruh yang signifikan terhadap impulse buying oleh

karna itu diharapkan untuk individu dapat memberikan sikap penerimaan

terhadap keberhargaan dirinya sehingga mampu memberikan sikap

penerimaan dan penolakan terhadap sesuatu. Dengan kata lain individu

dengan self-estem tinggi dapat mengekspresikan sikapnya dan mampu

memberikan sikap penolakan terhdap impulse buying

Page 82: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

67

DAFTAR PUSTAKA

Adiyo,R. (2010). Beberapa faktor psikologis yang mempengaruhi prestasi belajar

mahasiswa di bidang statistika 1 & 2. Skripsi Fakultas Psikologi UIN

Syarief Hidayatullah Jakarta.

Agustiyanti. (2017). 60 Persen Transaksi Kartu Kredit Tak Langsung Dibayar

Lunas. Diunduh tanggal Delapan Agustus Dua Ribu Delapan Belas dari

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20170529105326-78-217953/60

-persen-transaksi-kartu-kredit-tak-langsung-dibayar-lunas

Akram, U., Hui, P., Khan, M, K., Hashim, M., & Rasheed, S. (2016). Impact of

store atmosphere on impulse buying behavior : moderating effect of

demographic variables. Journal of science and technology, 9(7), 43-60.

Asmara, C.G. (2018). Masyarakat Belanja Pakai Kartu Kredit RP 297 T di 2017.

Diunduh tanggal Delapan Agustus Dua Ribu Delapan Belas, dari https://www.cnbcindonesia.com/news/20180202144743-4-3364/masyarakat

-belanja-pakai-kartu-kredit-rp-297-t-di-2017

Beatty, S. E., & Ferrel, M. E. (1998). Impulse buying: Modelling its precursors.

Journal of Retailing. 74(2), 169-191.

Christian, S. (2017). Sisi Negatif Punya Kartu Kredit. Diunduh tanggal 8 Agustus

2018 dari https://finance.detik.com/perencanaan-keuangan/d-3662962/sisi

-negatif-punya-kartu-kredit

Dawson, S., & Kim, M. (2009). External and internal trigger cues of impulse

buying online. International Journal. 3(1), 20-34.

Deepika, J., & Neeraja, T. (2014). Lighting impact on consumer’s shopping

behavior in retail cloth stores. Journal of science and research, 3, 933 -

938.

Fadliyah, L. (2015). Faktor-faktor yang mempengaruhi impulsive buying pada

konsumen jilbab di pasar Johar Semarang. Skripsi Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam UIN Walisongo Semarang.

Fransisca, & Suyasa, P.T.Y.S. (2005). Perbandingan perilaku konsumtif

berdasarkan metode pembayaran. Jurnal Phronesis, 7(2), 172-199.

Gideon, A. (2017). Alfamidi Cetak Kenaikan Laba 37 Persen di 2016.

Diunduh dari https://www.liputan6.com/bisnis/read/2956269/alfamidi

cetak-kenaikan-laba-37-persen-di-2016

Hussain, R. & Ali, M. (2015). Effect of store atmosphere on consumer purchase

intention. Journal of Marketing Studies, 7( 2), 2015.

Kacen, J. J., & Lee, J. A. (2002). The influence of culture on customer impulsive

Page 83: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

68

buying behavior. Journal of Consumer Psychology. 12(2), 163-176.

Kaylani,A. (2012). Negeri Surga Ritel. Kompetisi. Edisi 34, 4-7.

Krishnakumar, R., & Bhuvaneswari, G. (2015). Impact of visual merchandising

on impulse buying behavior – with reference to puducherry region.

Journal of humanities and science, 2, 6-10,

Kwan, O. G. (2016). Pengaruh salse promotion dan store atmosphere terhadap

impulse buying dengan positive emotion sebagai variabel intervening pada

planet sports tunjungan plaza Surabaya. Jurnal manajemen pemasaran,

10 (1), 27-34, 2016.

Maruli, A. (2011). Nielsen: Pembelanja Makin Impulsif. Diunduh tanggal 17

November 2016 dari http://www.antaranews.com/berita/264056/nielsen-

pebelanja-makin-impulsif

Minchington, J. (1993). Maxium self esteem : the handbook for reclaiming your

sense of self worth. Kuala lumpur : Golden Books Center Sdn,Bhd.

O’guinn, T., & Faber, R. (1989). Compulsive buying: a phenomenological

exploration. Journal of Consumer Research. 16(2), 147-157.

Rahmadana, N. M. S. (2016). Pengaruh display produk dan suasana toko terhadap

pembelian impulsif di minimarket eramart cabang lembuswana samarinda.

Ejournal Ilmu Administrasi Bisnis, 4(3), 683-697.

Rook, D. W. (1987). The buying impulse. Journal of Consumer Research. 14(2),

189-199.

Sari, A., Widad, A., & Rosa. A. (2015). Pengaruh sales promotion, personal

selling, dan visual merchandising terhadap perilaku impulse buying konsumen

matahari departement store psx palembang. Jurnal Ilmiah Manajemen

Bisnis dan Terapan. No. 1, 45-56.

Suratmi, E. (2013). Pengaruh Perkembangan Pasar Modern. Diunduh tanggal 18

April 2017 dari https://elitasuratmi.wordpress.com/2012/05/02/pengaruh

perkembangan-pasar-modern/

Surya.(2011). Protes Tagihan Kartu Kredit, Dibunuh. Diunduh tanggal 18 April

2017 dari http://surabaya.tribunnews.com/2011protes-tagihan-kartu-kredit-

dibunuh

Tafarodi, R.W.,& Swann, W.B. Jr. (1995). Self-Liking and self-competence as

dimensions of global self-esteem: initial validation of a measure. Journal

of Personality Assessment. 65(2), 322-342.

Tafarodi, R.W.,& Swann, W,B. Jr. (2001). Two-dimensional self-esteem: Theory

and measurement. Personality and Individual Differences. 31, 653-673.

Page 84: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

69

Verplanken, B., & Herabadi, A. (2001). Individual differences in impulsive

buying tendency: feeling and no thinking. European Journal of

Personality, 15: S71-183.

Verplanken, B., & Sato, A. (2011). The psychology of impulse buying: an

integrative self-regulation approach. Journal of consum policy, 34, 197

210.

Wahyuni, N.D. (2017). Kenali Kerugian dan Dampak Buruk Kartu Kredit.

Diunduh tanggal 8 Agustus 2018 dari https://www.liputan6.com/bisniskenali-

kerugian-dan-dampak-buruk-kartu-kredit

Wicaksono, I.D., (2015). Analisis pengaruh promosi dan store astmosphere

tehadap impulse buying melalui emotional response. Skripsi Fakultas

Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro: Semarang.

Youn, S. & Faber, R.J. (2000). Impulse buying : its relation to personality traits

and cues. Advances in Consumer Research, 27, 179-185

Page 85: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

70

LAMPIRAN 1

SURAT IZIN PENELITIAN

Page 86: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

71

LAMPIRAN 2

KUESIONER PENELITIAN

INFORM CONSENT

AssalamualaikumWr.Wb.

Selamat pagi/siang/sore

Saya mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saat ini

saya sedang melakukan penelitian untuk penyusunan tugas akhir penelitian

(skripsi). Saya meminta kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk menjadi responden

dalam penelitian ini dengan cara mengisi beberapa pernyataan dalam kusioner ini.

Dalam hal ini, tidak ada jawaban benar dan salah. Setiap orang memiliki jawaban

yang berbeda, oleh karena itu pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri

Bapak/Ibu/Saudara. Semua jawaban Bapak/Ibu/Saudara akan dijaga

kerahasiaannya dan hanya dipergunakan untuk keperluan penelitian saja.

Bantuan Bapak/Ibu/Saudara dalam mengisi kusioner ini merupakan bantuan yang

berarti bagi keberhasilan penelitian ini. Atas perhatian dan kerjasamanya saya

ucapkan terimakasih.

WassalamualaikumWr.Wb.

Hormat Saya,

Redo Tridinata Wijaya

Page 87: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

72

Identitas Responden

Nama/Inisial : ..........................................................................

Usia : ..........................................................................

Jenis kelamin : ..........................................................................

No HP : ..........................................................................

Saya bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia untuk berpartisipasi

………………………………..

(Nama/Inisial dan tanda tangan)

Petunjuk Pengisian Kuesioner

Berikut ini terdapat butir-butir pernyataan, baca dan pahamilah setiap pernyataan.

Berikan tanda √ (checklist) pada salah satu pernyataan di bawah ini yang paling

sesuai dengan keadaan Anda. Adapun pilihan jawaban yang tersedia adalah:

SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju

S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

Contoh

No Pernyataan SS S TS STS

1 Saya lebih sering berbelanja di mall dari

pada di pasar tradisional

Page 88: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

73

BAGIAN I

Baca dan pahamilah setiap pernyataan. Berikan tanda √ (checklist) pada salah satu

pernyataan di bawah ini yang paling sesuai dengan keadaan Anda.

No. Pernyataan SS S TS STS

1 Saya biasanya berpikir dengan hati-hati

sebelum saya membeli sesuatu.

2 Saya biasanya hanya membeli sesuatu yang

saya rencanakan.

3 Jika saya membeli sesuatu, biasanya saya

membeli dengan spontan

4 Kebanyakan dari barang yang saya beli

sudah direncanakan sebelumnya.

5 Saya hanya membeli apa yang benar-benar

saya butuhkan.

6 Bukanlah gaya saya untuk membeli barang

secara tiba-tiba.

7 Saya suka membandingkan merek yang

berbeda sebelum saya membeli barang

tersebut.

8 Sebelum saya membeli sesuatu, saya selalu

mempertimbangkan dengan hati-hati apakah

saya membutuhkannya atau tidak.

9 Saya biasanya membeli barang yang

menarik perhatian secara spontan

10 Saya sering membeli sesuatu tanpa berpikir

kembali.

11 Sulit bagi saya untuk mengabaikan barang

yang bagus ketika saya melihat di toko.

Page 89: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

74

12 Terkadang saya tidak bisa menahan

keinginan untuk membeli barang-barang

yang saya lihat di toko.

13 Terkadang saya merasa bersalah setelah

membeli sesuatu.

14 Saya bukan tipe orang yang “jatuh hati pada

pandangan pertama” dengan barang-barang

yang saya lihat di toko.

15 Saya bisa menjadi sangat tertarik apabila

saya melihat sesuatu yang ingin saya beli.

16 Saya selalu melihat sesuatu yang bagus

setiap kali saya melewat itoko.

17 Sangat menyulitkan bagi saya untuk

melewati sebuah penawaran (diskon).

18 Jika saya melihat suatu produk yang baru,

saya ingin membelinya.

19 Saya agak ceroboh ketika membeli suatu

barang

20 Saya terkadang membeli barang karena saya

suka, bukan karena membutuhkannya,

Page 90: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

75

BAGAIN II

Baca dan pahamilah setiap pernyataan. Berikan tanda √ (checklist) pada salah satu

pernyataan di bawah ini yang paling sesuai dengan keadaan Anda

No Pernyataan SS S TS STS

1 Kebersihan lantai toko memotivasi saya

untuk membeli lebih.

2 Kebersihan Rak toko memotivasi saya untuk

tetap berada di dalam toko lebih lama.

3 Kebersihan toko membuat saya tertarik

untuk berkunjung lagi.

4 Mendengarkan musik menciptakan suasana

santai saat berbelanja.

5 Musik di dalam toko memotivasi saya untuk

membeli lebih.

6 Lingkungan menyenangkan yang diciptakan

oleh musik membuat saya menghabiskan

lebih banyak waktu di toko.

7 Irama yang memadai dari musik membuat

saya nyaman.

8 Volume musik yang cukup membuat saya

bertahan lebih lama di dalam toko.

9 Adanya musik meningkatkan kenyamanan

saya.

10 Aroma di dalam toko mendorong saya untuk

membeli lebih banyak.

11 Aroma di dalam toko membuat saya ingin

berkunjung lagi.

12 Keharuman toko membuat saya ingin

Page 91: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

76

bertahan lebih lama.

13 Kualitas AC toko membuat saya nyaman.

14 Toko yang dipenuhi AC membuat saya

nyaman ketika berbelanja.

15 Toko tanpa AC membuat saya enggan

berbelanja.

16 Pencahayaan yang ada di dalam toko baik..

17 Pencahayaan di dalam toko nyaman dimata

saya, dan membuat saya ingin bertahan lebih

lama.

18 Warna pencahayaan yang bagus membuat

saya tertarik pada produk yang dijual.

19 Pencahayaan di dalam toko membuat benda-

benda lebih terlihat dan menarik bagi saya.

20 Pencahayaan di area produk memudahkan

saya menilai kualitas produk.

21 Penggunaan pencahayaan yang berbeda di

setiap area produk di dalam toko sangat

penting.

22 Warna yang digunakan toko baik.

23 Warna toko menciptakan citra positif dalam

pikiran saya.

24 Warna toko membuat persepsi positif dalam

pikiran saya.

25 Saya cenderung membeli lebih banyak

ketika saya menemukan toko dengan

tampilan menarik dan mengesankan.

26 Ada tampilan informasi yang cukup di

dalam toko.

27 Tata letak produk memotivasi saya untuk

Page 92: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

77

melihat produk lebih kritis.

28 Tata letak toko memudahkan saya melihat

tampilan produk lebih jelas.

29 Penyusunan produk yang kreatif dan

sistematis dalam toko membantu saya dalam

memilih produk.

30 Kebersihan toko membuat saya merasa

nyaman.

31 Saya enggan berbelanja di toko yang kotor.

32 Aroma toko membuat saya merasa segar.

33 Aroma toko yang kurang menyenangkan

membuat saya enggan berbelanja.

34 Saya enggan berlama-lama di dalam toko

tanpa AC.

35 Dengan adanya AC membuat saya merasa

santai saat berbelanja

36 Warna toko yang indah membuat saya

tertarik berbelanja di toko tersebut.

37 Warna toko yang cerah membuat saya

merasa senang.

Page 93: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

78

BAGIAN III

Baca dan pahamilah setiap pernyataan. Berikan tanda √ (checklist) pada salah satu

pernyataan di bawah ini yang paling sesuai dengan keadaan Anda

No Pernyataan SS S TS STS

1 Saya cenderung tidak menghargai diri

sendiri

2 Apa yang saya kerjakan, saya lakukan

dengan efektif

3 Saya sangat nyaman dengan diri sendiri

4 Saya hampir selalu berhasil untuk mencapai

hal-hal yang saya kerjakan

5 Saya sangat menjunjung tinggi harga diri

saya

6 Kadangkala saya tidak nyaman ketika saya

memikirkan diri saya sendiri

7 Saya mempunyai sikap yang negatif

terhadap diri saya

8 Kadangkala saya merasa sulit untuk meraih

hal-hal yang penting bagi saya

9 Saya bangga dengan diri saya

10 Kadangkala saya kurang berani menghadapi

tantangan

11 Saya tidak pernah meragukan harga diri saya

12 Saya bekerja dengan baik pada banyak hal

13 Kadangkala saya gagal untuk mencapai

tujuan saya

14 Saya sangat berbakat

15 Saya tidak menghargai diri saya

16 Saya berharap lebih mempunyai

keterampilan dalam aktifitas sehari-hari

Page 94: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

79

LAMPIRAN 3

SYNTAX UJI VALIDITAS DATA

SYNTAX UJI VALIDITAS SKALA IMPULSE BUYING UJI VALIDITAS IMB

DA NI=20 NO=251 MA=PM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9

ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17

ITEM18 ITEM19 ITEM20

PM SY FI=IMB.COR

MO NX=20 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

IMB

FR TD 5 2 TD 18 17 TD 8 7 TD 8 5 TD 12 11 TD 2 1 TD 4 2

TD 17 7 TD 9 7 TD 10 5 TD 9 6 TD 19 18 TD 6 2 TD 11 1

TD 9 3 TD 8 1 TD 5 1 TD 14 13 TD 5 4 TD 8 4 TD 7 4 TD

6 5 TD 20 5 TD 17 12 TD 17 16

FR TD 18 16 TD 16 2 TD 20 6 TD 20 8 TD 16 4 TD 15 8 TD

15 7 TD 7 1 TD 4 1 TD 14 7 TD 20 19 TD 19 3 TD 19 13 TD

19 16 TD 19 7 TD 18 8 TD 19 1 TD 13 5 TD 11 5 TD 10 6

TD 15 6 TD 15 10 TD 18 15 TD 10 7

FR TD 7 2 TD 18 7 TD 10 1 TD 10 8 TD 8 2 TD 8 6 TD 16

10 TD 18 6 TD 18 5 TD 17 9

PD

OU TV SS MI

SYNTAX UJI VALIDITAS SKALA CLEANLINESS

UJI VALIDITAS CLE

DA NI=5 NO=251 MA=PM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5

PM SY FI=CLE.COR

MO NX=5 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

CLE

FR TD 2 1 TD 5 4 TD 4 3 TD 3 2

PD

OU TV SS MI

Page 95: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

80

SYNTAX UJI VALIDITAS SKALA MUSIC

UJI VALIDITAS MUS

DA NI=6 NO=251 MA=PM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6

PM SY FI=MUS.COR

MO NX=6 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

MUS

FR TD 5 3 TD 6 2 TD 4 2 TD 6 3

PD

OU TV SS MI

SYNTAX UJI VALIDITAS SKALA SCENT UJI VALIDITAS SCE

DA NI=5 NO=251 MA=PM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5

PM SY FI=SCE.COR

MO NX=5 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

SCE

FR TD 5 4 TD 5 3

PD

OU TV SS MI

SYNTAX UJI VALIDITAS SKALA TEMPERATURE

UJI VALIDITAS TEM

DA NI=5 NO=251 MA=PM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5

PM SY FI=TEM.COR

MO NX=5 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

TEM

FR TD 4 3 TD 2 1 TD 5 3

PD

OU TV SS MI

Page 96: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

81

SYNTAX UJI VALIDITAS SKALA LIGHTING

UJI VALIDITAS LIG

DA NI=6 NO=251 MA=PM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6

PM SY FI=LIG.COR

MO NX=6 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

LIG

FR TD 3 2 TD 4 3 TD 5 4 TD 6 2

PD

OU TV SS MI

SYNTAX UJI VALIDITAS SKALA COLOR UJI VALIDITAS COL

DA NI=5 NO=251 MA=PM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5

PM SY FI=COL.COR

MO NX=5 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

COL

FR TD 5 4 TD 4 2 TD 3 1

PD

OU TV SS MI

SYNTAX UJI VALIDITAS SKALA DISPLAY/LAYOUT UJI VALIDITAS COL

DA NI=5 NO=251 MA=PM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5

PM SY FI=COL.COR

MO NX=5 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

COL

FR TD 5 4 TD 4 2 TD 3 1

PD

OU TV SS MI

Page 97: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

82

SYNTAX UJI VALIDITAS SKALA SELF-ESTEEM

UJI VALIDITAS SEF

DA NI=16 NO=251 MA=PM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9

ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16

PM SY FI=SEF.COR

MO NX=16 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

SEF

FR TD 15 1 TD 13 8 TD 3 2 TD 4 2 TD 16 5 TD 8 6 TD 6 1

TD 10 7 TD 15 13 TD 14 7 TD 16 12 TD 15 7 TD 12 3 TD 15

12 TD 13 6 TD 10 9 TD 13 10 TD 10 8 TD 8 7 TD 7 6 TD 9

1 TD 11 6 TD 15 10 TD 16 6 TD 13 5

FR TD 14 9 TD 15 9 TD 14 12 TD 14 4 TD 11 4 TD 9 3 TD

12 9 TD 6 5 TD 12 6 TD 16 4 TD 16 9 TD 10 2 TD 7 1

PD

OU TV SS MI

Page 98: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

83

LAMPIRAN 4

PATH DIAGRAM

MODEL FIT IMPULSE BUYING

Page 99: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

84

MODEL FIT CLEANLINESS

MODEL FIT MUSIC

Page 100: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

85

MODEL FIT SCENT

MODEL FIT TEMPERATURE

Page 101: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

86

MODEL FIT LIGHTING

MODEL FIT COLOR

Page 102: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

87

MODEL FIT DISPLAY/LAYOUT

MODEL FIT SELF-ESTEEM

Page 103: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

88

LAMPIRAN 5

OUTPUT SPSS 17 ANALISIS REGRESI BERGANDA

Model Summary

Model R R

Square

Adjusted

R

Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F Change df1 df2 Sig. F Change

1 .532a .283 .260

8.112704254

518158E0 .283 11.964 8 242 .000

a. Predictors: (Constant), SELF_ESTEEM, COLOR, CLEANLINESS, TEMPERATURE, MUSIC, DISPLAY,

SCENT, LIGHTING

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 6299.337 8 787.417 11.964 .000b

Residual 15927.465 242 65.816

Total 22226.801 250

a. Predictors: (Constant), SELF_ESTEEM, COLOR, CLEANLINESS, TEMPERATURE, MUSIC,

DISPLAY, SCENT, LIGHTING

b. Dependent Variable: IMPULSE_BUYING

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 45.611 4.902 9.305 .000

CLEANLINESS .053 .071 .052 .737 .462

MUSIC .004 .075 .004 .059 .953

SCENT .131 .077 .127 1.709 .089

TEMPERATURE .097 .070 .094 1.387 .167

LIGHTING .340 .088 .328 3.877 .000

COLOR -.139 .074 -.139 -1.865 .063

DISPLAY -.078 .074 -.074 -1.053 .293

SELF_ESTEEM -.321 .056 -.316 -5.702 .000

Page 104: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

89

a. Dependent Variable: IMPULSE_BUYING

Model Summary

Model R R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change

df1 df2 Sig. F

Change

1 .257a .066 .062 9.13171 .066 17.546 1 249 .000

2 .302b .091 .084 9.02537 .025 6.903 1 248 .009

3 .346c .120 .109 8.90003 .029 8.034 1 247 .005

4 .351d .123 .109 8.90232 .003 .873 1 246 .351

5 .405e .164 .147 8.70871 .041 12.059 1 245 .001

6 .432f .187 .167 8.60751 .023 6.795 1 244 .010

7 .433g .187 .164 8.62266 .000 .143 1 243 .706

8 .532h .283 .260 8.11270 .096 32.510 1 242 .000

a. Predictors: (Constant), CLEANLINESS

b. Predictors: (Constant), CLEANLINESS, MUSIC

c. Predictors: (Constant), CLEANLINESS, MUSIC, SCENT

d. Predictors: (Constant), CLEANLINESS, MUSIC, SCENT, TEMPERATURE

e. Predictors: (Constant), CLEANLINESS, MUSIC, SCENT, TEMPERATURE, LIGHTING

f. Predictors: (Constant), CLEANLINESS, MUSIC, SCENT, TEMPERATURE, LIGHTING, COLOR

g. Predictors: (Constant), CLEANLINESS, MUSIC, SCENT, TEMPERATURE, LIGHTING, COLOR, DISPLAY

h. Predictors: (Constant), CLEANLINESS, MUSIC, SCENT, TEMPERATURE, LIGHTING, COLOR, DISPLAY, SELF_ESTEEM

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

IMPULSE_BUYING 251 27.47 78.42 50.0000 9.42906

CLEANLINESS 251 24.70 66.97 50.0000 9.25483

MUSIC 251 14.89 70.43 50.0000 9.17880

SCENT 251 24.15 68.41 50.0000 9.16873

TEMPERATURE 251 14.58 65.59 50.0000 9.15267

LIGHTING 251 13.63 69.31 50.0000 9.09289

COLOR 251 13.69 67.98 50.0000 9.44900

DISPLAY 251 21.08 68.80 50.0000 8.96505

SELF_ESTEEM 251 16.26 77.05 50.0000 9.28820

Valid N (listwise) 251

Page 105: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

90

Frequency Table

KIMPULSEBUYING

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1.00 20 8.0 8.0 8.0

2.00 194 77.3 77.3 85.3

3.00 37 14.7 14.7 100.0

Total 251 100.0 100.0

KCLEANLINESS

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1.00 50 19.9 19.9 19.9

2.00 159 63.3 63.3 83.3

3.00 42 16.7 16.7 100.0

Total 251 100.0 100.0

KMUSIC

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1.00 28 11.2 11.2 11.2

2.00 188 74.9 74.9 86.1

3.00

35 13.9 13.9 100.0

Total 251 100.0 100.0

Page 106: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

91

KSCENT

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1.00 44 17.5 17.5 17.5

2.00 168 66.9 66.9 84.5

3.00 39 15.5 15.5 100.0

Total 251 100.0 100.0

KTEMPERATURE

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1.00 25 10.0 10.0 10.0

2.00 174 69.3 69.3 79.3

3.00 52 20.7 20.7 100.0

Total 251 100.0 100.0

KLIGHTING

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid

1.00 30 12.0 12.0 12.0

2.00 188 74.9 74.9 86.9

3.00 33 13.1 13.1 100.0

Total 251 100.0 100.0

KCOLOR

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1.00 33 13.1 13.1 13.1

2.00 177 70.5 70.5 83.7

3.00 41 16.3 16.3 100.0

Total 251 100.0 100.0

Page 107: PENGARUH STORE ATMOS DAN ESTEEM TERHADAP IMPULSE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45864/1/REDO... · Kepada seluruh pengunjung toko ritel Alfamidi Kertamukti

92

KDISPLAY

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1.00 19 7.6 7.6 7.6

2.00 185 73.7 73.7 81.3

3.00 47 18.7 18.7 100.0

Total 251 100.0 100.0

KSELFESTEEM

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1.00 29 11.6 11.6 11.6

2.00 190 75.7 75.7 87.3

3.00 32 12.7 12.7 100.0

Total 251 100.0 100.0