pengaruh sense of humor dan dukungan sosial...
TRANSCRIPT
PENGARUH SENSE OF HUMOR DAN DUKUNGAN
SOSIAL TERHADAP PENYESUAIAN DIRI SANTRI
BARU
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)
Oleh:
Siti Rubaiyah Yabaniah
NIM:107070002652
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1435 H / 2014 M
v
Motto dan Persembahan
“Saat kau ikhlas menjalankan
suatu pekerjaan maka kau akan
mencapai kesuksesan” Hitam Putih
Belajar menjadi orang yang
bermanfaat karena Khoirunnas
anfa’uhum linnaas
Karya sederhana ini saya persembahkan untuk
keluargaku tercinta juga para sahabat dan dosen
vi
ABSTRAK
A) Fakultas Psikologi
B) Oktober 2014
C) Siti Rubaiyah Yabaniah
D) Pengaruh Sense of Humor dan Dukungan Sosial terhadap Penyesuaian
Santri Baru
E) xiii + 110 halaman
F) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari
setiap dimensi yang dianalisis (variabel independen) terhadap penyesuaian
diri(dependen variabel) pada santri yang baru memasuki pesantren.
Variabel independen yang diangkat dalam penelitian ini adalah dimensi-
dimensi sense of humor dan dimensi-dimensi dukungan sosial.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif. Pengambilan sampel menggunakan teknik non probability
sampling sejumlah 202 orang. Instrumen pengumpulan data menggunakan
skala penyesuaian diri, skala sense of humor dan skala dukungan sosial
dalam bentuk skala likert dengan uji validitas item menggunakan LISREL
8,7. Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji regresi berganda
pada taraf signifikansi 0,05 dengan bantuan software SPSS 18.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ada pengaruh yang signifikan
sense of humor dan dukungan sosial terhadap penyesuaian diri santri baru.
sedangkan hasil uji hipotesis minor menyatakan bahwa hanya variabel
attitude toward humor, dukungan sosial guru, dan dukungan sosial kakak
kelas yang memberikan pengaruh signifikan terhadap penyesuaian diri
santri baru.
Dalam penelitian selanjutnya disarankan agar menambahkan faktor-faktor
lain yang berpengaruh terhadap penyesuaian diri dan menggunakan
sampel yang berbeda seperti siswa SMP, SMA, Boarding School dan
Universitas.
G) Bahan bacaan : 12 buku; 23 jurnal; 1 disertasi; 1 tesis; 3 skripsi; 7 artikel
vii
ABSTRACT
A) Faculty of Psychology
B) October 2014
C) Siti Rubaiyah Yabaniah
D) The Influence of Sense Of Humor and Social Support for New Students
Adjustment
E) Xiii + 110 Pages
F) This study aims to see how far the influence from every dimension
analyzed (independent variables ) to the adjustment ( the dependent
variable ) on the new students of Islamic boarding school. The
independent variables in this research are the dimensions of sense of
humor and the dimensions of social support.
The approach used in this study is a quantitative approach . Sampling
technique by using non-probability sampling with 202 respondent .
Data collection instrument using the scale adjustment , scale sense of
humor and social support scale in the form of a Likert scale and the
validity of the items using LISREL 8.7 . Analysis of the data in this
study using multiple regression test at the 0.05 significance level with
SPSS 18
The results of this study demonstrate that there is a significant effect of
sense of humor and social support to the adjustment of new students .
whereas the minor hypothesis test results stating that the only variable
attitude toward humor , social support teachers , and social support
from seniors who have a significant impact on the adjustment of new
students .
In subsequent studies suggested that adding other factors that influence
the adaptation and use of different samples such as students of junior
high school , high school , Boarding School and the University .
G) Reading material : 12 books ; 23 journals ; 1 dissertation ; 1 thesis ; 3
script ; 7 article
.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahiim
Syukur Alhamdullilah penulis panjatkan untuk kehadirat Allah SWT,
karena berkat segala kekuasaan dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Shalawat dan salam terlimpahkan kepada Nabi besar Muhammad
SAW serta pengikutnya sampai akhir zaman.
Terselesaikannya skripsi ini sebenarnya juga tidak luput dari bantuan
pihak luar, oleh karena itu, izinkanlah penulis mengucapkan rasa terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag., M.Si Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, beserta jajarannya.
2. Dra. Zahrotun Nihayah, M.Si dan Ilmi Amalia, M.Psi., dosen pembimbing
skripsi. Terimakasih atas bimbingan, arahan, saran dan kritik yang telah
diberikan kepada penulis selama masa penyusunan skripsi dengan penuh
kesabaran. Serta terimakasih atas ilmu dan waktu yang begitu berharga yang
telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Rena Latifa, M.Si., Psi., Pembimbing akademik yang telah memberikan
arahan-arahan kepada penulis selama masa studi dan skripsi.
4. Seluruh responden penelitian yaitu santri baru Pondok Pesantren Daar El
Qolam 3 yang telah membantu penulis meluangkan waktunya mengisi
instrumen penelitian ini.
5. Puti Febrayosi, M.Si atas waktunya yang telah mengajarkan penulis
melakukan olah data penelitian.
6. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan ilmu dan pengetahuannya dengan kesabaran dan keikhlasan.
7. Pimpinan Pondok Pesantren Daar El Qolam yang telah mengizinkan penulis
untuk melakukan penelitian.
8. Mamah atas doa yang selalu kau panjatkan dalam sujudmu, kasih sayang,
dukungan baik moril maupun materil serta kesabaranmu yang selalu kau
berikan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini. Semoga Allah SWT
membalas semua kebaikan dan senantiasa memberikan kasih sayang dan
ampunan untuk mamah.
9. Alm. Ayah atas kasih sayang, doa, dan didikan yang telah kau berikan selama
kau hidup. Terimakasih juga telah memberikan begitu banyak pelajaran untuk
penulis selama masa hidupmu. Semoga Allah SWT mengampuni segala dosa
dan memberikan kasih sayang-Nya untukmu.
10. Kakak dan adik-adik penulis, Teh Ida dan Ka Zazi, Ema, Kiki, Iim, Fia yang
selalu memberikan semangat dan dukungan kepada penulis. Terimakasih juga
atas canda tawanya yang membuat penulis kembali bersemangat di saat
penulis merasa lelah dalam menyusun skripsi.
11. Keponakan lucuku Nayla dan Fawwaz yang selalu menjadi penyemangat di
kala lelah juga yang menjadi penyemangat ketika kalian mengatakan “mau ke
wisudaannya ola nia”.
ix
12. Umi, Athun, Nina, Rika, dan Anggies juga Rif’ah yang telah memberikan
makna pertemanan dan persahabatan kepada penulis, mudah-mudahan kita
akan tetap dan selalu bersahabat selamanya.
13. Sahabat-sahabatku Lia, Afit, Safitri dan Ishmah atas waktu yang telah kita
lewati beberapa tahun bersama yang banyak memberikan kenangan dalam
hidup kepada penulis. Semoga persahabatan ini akan terus terjalin.
14. Teman-teman fasil DiAR Yayasan Kita dan Buah Hati atas ilmu, dukungan,
dan pengalaman berharga yang telah kalian berikan kepada penulis.
15. Teman-teman angkatan 2007 khususnya kelas C terimakasih atas kebersamaan
dan pembelajaran selama ini.
16. Staff bagian Akademik, Umum, dan Keuangan Fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
17. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, karena dukungan moral
serta pengertian mereka penulis bisa menyelesaikan laporan ini.
Hanya asa dan doa yang penulis panjatkan semoga pihak yang membantu
penyelesaian skripsi ini mendapatkan balasan yag berlipat ganda dari Allah SWT,
amiin.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah diharapkan untuk
menyempurnakan skripsi ini.
Akhir kata, besar harapan penulis semoga skripsi ini memberika manfaat
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi siapa saja yang membaca.
Jakarta, Oktober 2014
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v
ABSTRAK .......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2. Pembatasan Masalah ............................................................... 9
1.3. Perumusan Masalah ................................................................ 9
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 10
1.5. Sistematika Penulisan ............................................................. 11
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 13
2.1. Penyesuaian Diri ..................................................................... 13
2.1.1. Pengertian penyesuaian diri .......................................... 13
2.1.2. Karakteristik penyesuaian diri....................................... 14
2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri .... 17
2.1.4. Pengukuran penyesuaian diri ........................................ 19
2.2. Sense of Humor ....................................................................... 20
2.2.1. Pengertian humor .......................................................... 20
2.2.2. Pengertian sense of humor ............................................ 21
2.2.3. Dimensi-dimensi sense of humor .................................. 22
2.2.4. Pengukuran sense of humor .......................................... 23
2.2.5. Sense of humor dan penyesuaian diri ............................ 24
2.3. Dukungan Sosial ....................................................................... 25
2.3.1. Pengertian dukungan sosial ........................................... 25
2.3.2. Aspek-aspek dukungan sosial ....................................... 26
2.3.3. Sumber dukungan sosial ............................................... 27
2.3.4. Efek-efek dukungan sosial ............................................ 28
2.3.5. Pengukuran dukungan sosial ......................................... 29
2.3.6. Dukungan sosial dan penyesuaian diri .......................... 30
2.4. Kerangka Berpikir ................................................................... 31
2.5. Hipotesis Penelitian ................................................................. 35
xi
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 36
3.1. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ................ 36
3.2. Variabel Penelitian .................................................................... 36
3.2.1. Definisi operasional variabel ....................................... 37
3.3. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 38
3.3.1. Skala penyesuaian diri .................................................. 39
3.3.2. Skala sense of humor .................................................... 40
3.3.3. Skala dukungan sosial .................................................. 41
3.4. Uji Validitas Konstruk .............................................................. 41
3.4.1. Uji validitas konstruk penyesuaian diri ........................ 42
3.4.2. Uji validitas konstruk sense of humor .......................... 44
3.4.2.1. Uji validitas konstruk humor production ......... 44
3.4.2.2. Uji validitas konstruk social uses of humor ..... 45
3.4.2.3. Uji validitas konstruk humor for coping .......... 47
3.4.2.4. Uji validitas konstruk attitude toward humor .. 48
3.4.3. Uji validitas konstruk dukungan sosial ........................ 49
3.4.2.1. Uji validitas konstruk dukungan keluarga ....... 49
3.4.2.2. Uji validitas konstruk dukungan teman ........... 50
3.4.2.3. Uji validitas konstruk dukungan guru .............. 51
3.4.2.4. Uji validitas konstruk dukungan kakak kelas .. 53
3.5. Metode Penelitian .................................................................... 54
3.6. Proses Pengumpulan Data ........................................................ 55
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................... 57
4.1. Deskriptif Subjek Penelitian ................................................... 57
4.2. Kategorisasi Skor Variabel ..................................................... 59
4.2.1. Kategorisasi skor .......................................................... 61
4.3. Uji Hipotesis Penelitian .......................................................... 62
4.3.1. Analisis regresi variabel penelitian .............................. 62
4.3.2. Pengujian proporsi varian masing-masing IV .............. 68
BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN .................................... 72
5.1. Kesimpulan ............................................................................. 72
5.2. Diskusi .................................................................................... 72
5.3. Saran .................................................................................... 78
5.3.1. Saran teoritis.............................................................. 78
5.3.2. Saran praktis .............................................................. 79
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 81
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Blue Print Skala Penyesuaian Diri
Tabel 3.2. Blue Print Skala Sense of Humor
Tabel 3.3. Blue Print Skala Dukungan Sosial
Tabel 3.4. Muatan Faktor item Penyesuaian Diri
Tabel 3.5. Muatan Faktor item Humor Production
Tabel 3.6. Muatan Faktor item Social Uses Of Humor
Tabel 3.7. Muatan Faktor item Humor for Coping
Tabel 3.8. Muatan Faktor item Attitude toward Humor
Tabel 3.9. Muatan Faktor item Dukungan Keluarga
Tabel 3.10. Muatan Faktor item Dukungan Teman
Tabel 3.11. Muatan Faktor item Dukungan Guru
Tabel 3.12. Muatan Faktor item Dukungan Kakak kelas
Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Demografi
Tabel 4.2. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Tabel 4.3. Norma Skor Kategori
Tabel 4.4. Kategori Skor Variabel Penelitian
Tabel 4.5. R Square
Tabel 4.6. Anova
Tabel 4.7. Koefisien Regresi
Tabel 4.8. Proporsi Varian masing-masing IV
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini dipaparkan latar belakang masalah, pembatasan masalah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
penulisan.
1.1 Latar Belakang
Penyesuaian diri diperlukan semua individu dalam menjalani kehidupannya
terlebih ketika menghadapi lingkungan baru yang sama halnya dengan yang
dialami oleh santri yang tinggal di pondok pesantren yang merupakan sekolah
berasrama. Pindah ke sekolah asrama adalah perpindahan tempat untuk
sementara waktu (Fisher dalam Down, 2003). Wapner (dalam Down, 2003)
mengungkapkan bahwa perpindahan tempat seperti yang dialami remaja yang
sekolah di sekolah asrama itu dapat dikatakan sebagai masa-masa yang sulit
dalam transisi terhadap lingkungan. Down (2002) juga mengungkapkan
bahwa yang demikian itu berarti seseorang yang sekolah di sekolah asrama
mempunyai tugas ganda yakni menyesuaiakan diri dengan lingkungan sekolah
juga lingkungan asrama.
Sedangkan Morgan (dalam Downs, 2003) mengatakan pengalaman
asrama dapat memungkinkan remaja untuk mengembangkan kemampuan
sosialnya, meraih kemerdekaan dan penghargaan bagi anggota keluarga,
namun adanya peraturan-peraturan dari lembaga serta kurangnya privasi dan
2
kebebasan, dapat membuat penyesuaian diri di sekolah asrama itu sulit untuk
beberapa orang.
Penyesuaian diri diperlukan remaja dalam menjalani transisi
kehidupan, salah satunya adalah transisi sekolah. Transisi sekolah adalah
perpindahan siswa dari sekolah yang lama ke sekolah yang baru yang lebih
tinggi tingkatannya. Pada dasarnya transisi tersebut adalah pengalaman
normatif bagi semua siswa, tetapi hal tersebut dapat menimbulkan stres. Stres
tersebut timbul karena transisi berlangsung pada suatu masa ketika banyak
perubahan pada individu yaitu fisik, sosial dan psikologis (Santrock, 2002).
Perubahan tersebut meliputi masa pubertas dan hal-hal yang berkaitan dengan
citra tubuh, meningkatnya tanggung jawab dan kemandirian, perubahan dari
struktur kelas yang kecil dan akrab menjadi struktur kelas yang lebih besar
dan impersonal, peningkatan jumlah guru dan teman, serta meningkatnya
fokus pada prestasi (Santrock, 2002).
Transisi remaja dari sekolah lanjutan pertama ke sekolah lanjutan atas
tidak diulas secara khusus oleh para ahli (Santrock, 2002). Meskipun demikian
menurut Arnett (Al-Qaisy, 2010), masa remaja akhir dan dewasa awal
semakin diakui sebagai periode perkembangan yang penting. Gehlawat (2011)
berpendapat bahwa masa remaja adalah periode paling penting dalam
kehidupan manusia yang disebut sebagai periode transisi kehidupan. Selama
masa remaja terjadi pertumbuhan fisik dan perubahan yang cepat dalam proses
fisiologis. Pada masa remaja juga periode pematangan mental, intelektual dan
3
emosional. Menurut Santrock (2002) siswa baru di sekolah seringkali
bermasalah karena bergeser dari posisi atas atau senior di sekolah dasar ke
posisi bawah atau junior di sekolah yang baru atau disebut sebagai top-dog
phenomenon.
Banyak individu yang menderita dan tidak mampu mencapai
kebahagiaan dalam hidupnya karena ketidakmampuannya dalam
menyesuaikan diri, baik dengan kehidupan keluarga, sekolah, pekerjaan, dan
dalam masyarakat pada umumnya. Tidak jarang juga ditemui bahwa orang-
orang mengalami stres dan depresi yang disebabkan oleh kegagalan mereka
untuk melakukan penyesuaian diri dengan kondisi yang penuh tekanan.
Dengan demikian penyesuaian diri sangat dibutuhkan seseorang dalam
rentang kehidupannya terlebih untuk remaja yang merupakan masa peralihan
dari anak-anak menuju masa dewasa (Mutadin, 2002). Berdasarkan penjelasan
di atas, dapat dikatakan bahwa penyesuaian diri merupakan salah satu
persyaratan penting bagi terciptanya kesehatan mental individu.
Scheneider (1960) mengatakan bahwa penyesuaian diri merupakan
kesatuan fisik dan psikis individu untuk mengatasi segala tuntutan baik yang
berasal dari dalam maupun dari luar diri individu. Penyesuaian ditentukan
oleh bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan baik. Tanggapan-
tanggapan terhadap orang lain atau lingkungan sosial pada umumnya dapat
dipandang sebagai cermin apakah seseorang dapat mengadakan penyesuaian
diri dengan baik atau tidak.
4
Menurut Soeparwoto (dalam Ahyani & Kumalasari, 2012) faktor yang
mempengaruhi penyesuaian diri dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi, motif, konsep
diri, persepsi, sikap remaja, Intelegensi dan minat, juga kepribadian.
Sedangkan faktor eksternal meliputi keluarga, kondisi sekolah, kelompok
sebaya, prasangka sosial, hukum dan norma sosial.
Powell (dalam Yuliana, 2008) menyebutkan faktor – faktor yang
mempengaruhi penyesuian diri itu sebagai resources. Dengan demikian
resources sangat dibutuhkan untuk proses penyesuaian diri yang baik.
Resources tersebut adalah: kemampuan untuk mempertahankan hubungan
yang baik dengan orang lain, kondisi fisik yang sehat, inteligensi, hobi dan
minat-minat tertentu, keyakinan religius serta impian.
Salah satu faktor internal yang mempengaruhi penyesuaian diri di
antaranya yakni sense of humor. Kelly (dalam Miller, 2003) menyatakan
bahwa individu dengan sense of humor yang lebih tinggi akan lebih
termotivasi, gembira, dapat dipercaya, dan memiliki harga diri yang lebih
tinggi sehingga lebih mungkin untuk mengembangkan kedekatan dalam
hubungan sosial. Hal ini disebabkan sense of humor yang dimilikinya
memudahkan mereka untuk diterima di lingkungan pergaulan.
Rasa humor telah dikaitkan dengan kompetensi sosial, popularitas dan
adaptasi (Semrud & Glass, 2010). Hal yang sama juga telah dikatakan oleh
Levine dkk (dalam Hampes, 2010). Selanjutnya, Humor juga telah
5
dipertimbangkan sebagai komponen penting dalam penyesuaian sosial,
mengatasi kesulitan dan kesehatan psikis (Ho, Chik & Chan, 2011).
Selain itu, ada beberapa penelitian yang telah difokuskan pada
bagaimana individu menggunakan humor untuk mengatasi situasi emosional
dan stres. Gaya humor positif telah terbukti berhubungan dengan tingkat
kompetensi sosial yang lebih tinggi, termasuk pengungkapan pribadi dan
memulai hubungan dengan orang lain (Johnson & McCord, 2010). Begitu juga
menurut Kane et.al (dalam Young, 1988) yang menyebutkan bahwa humor
dapat digunakan untuk membangun hubungan dengan orang lain. Humor juga
berpengaruh pada penyesuaian emosi dan personal siswa (Burgoyne, Cole &
Hickman, 2003).
Beberapa penelitian lain tentang penyesuaian diri menyebutkan bahwa
penyesuaian diri berhubungan dengan aspek psikologis yang lain. Penelitian di
SMA Pangudi Luhur van Lith Muntilan tahun 2004 tentang hubungan sense of
humor dengan penyesuaiaan diri pada kelas 1 SMA Pangudi Luhur Muntilan
menunjukkan adanya hubungan positif antara sense of humor dengan
penyesuaian diri di asrama. Humor sangat erat hubungannya dengan perasaan
senang yang dirasakan individu. Hubungan sense of humor dengan perasaan
individu menentukan bagaimana perspektif individu dalam menghadapi
masalah. Ketika menghadapi masalah dalam kehidupan yang mengancam,
individu dengan sense of humor yang tinggi mempunyai lebih banyak
6
kesempatan untuk lebih santai dan senang sehingga memiliki keseimbangan
emosional yang membantu penyesuaian diri (Pralina, 2004).
Hasil penelitian tentang sense of humor dengan penyesuaian
psikososial anak-anak penderita kanker yang dilakukan oleh Dowling,
Hockenberry, dan Gregory (2003) menunjukkan bahwa anak-anak penderita
kanker dengan sense of humor yang lebih tinggi memiliki kemampuan
penyesuaian psikososial yang lebih baik dibandingkan dengan anak yang
menderita kanker dengan sense of humor yang lebih rendah. Penelitian lain
yang dilakukan oleh Burgoyne et.al (2003) tentang “The Relationship
Between Humorous Coping Skills And The Initial Personal-Emotional
Adjustment Of College Freshman Enrolled In A Small Southwestern
Evangelical Cristian” menunjukan adanya hubungan positif yang substansial
antara kemampuan coping dengan menggunakan humor dan penyesuaian
pribadi-emosional pada mahasiswa angkatan baru di Southwestern
Evangelical Christian University. Hasil penelitian menunjukan bagaimana
pentingnya menggunakan humor untuk mengatasi stres dan kecemasan yang
berkaitan dengan kekakuan dalam kehidupan di perguruan tinggi serta
mendorong kemajuan dalam usaha akademis.
Selain sense of humor ada faktor lain yang mempengaruhi penyesuaian
diri yakni faktor eksternal. Kartika (dalam Kumalasari & Ahyani, 2012)
mengatakan bahwa salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi
penyesuaian diri remaja yakni dukungan dari lingkungan. Dukungan sosial
7
yang diterima remaja dari lingkungan, baik berupa dorongan semangat,
perhatian, penghargaan, bantuan dan kasih sayang membuat remaja
menganggap bahwa dirinya dicintai, diperhatikan, dan dihargai oleh orang
lain. Jika individu diterima dan dihargai secara positif, maka individu tersebut
cenderung mengembangkan sikap positif terhadap dirinya sendiri dan lebih
menerima dan menghargai dirinya sendiri. Sehingga remaja mampu hidup
mandiri di tengah-tengah masyarakat luas secara harmonis.
Menurut Ambarwati (2008) beberapa penelitian menunjukkan bahwa
dukungan sosial dapat membantu individu untuk beradaptasi dengan segala
situasi dan peristiwa yang tidak diinginkan, baik yang bersifat fisik maupun
psikis. Penelitian yang dilakukan oleh Widyaningsih dan Widyarini (2009)
tentang dukungan sosial (dalam hal ini orang tua) dengan penyesuaian diri
remaja mantan pengguna narkoba memperlihatkan bahwa semakin tinggi
dukungan orang tua terhadap remaja mantan pengguna narkoba maka akan
semakin baik penyesuaian diri yang dilakukan oleh remaja tersebut dalam
masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data tentang dukungan sosial
dengan penyesuaian remaja di panti asuhan yang dilakukan oleh Kumalasari
dan Ahyani (2012) menunjukkan bahwa ada hubungan antara dukungan
sosial dengan penyesuian diri remaja di panti asuhan. Hal ini menunjukkan
bahwa dukungan sosial berpengaruh terhadap penyesuaian diri pada remaja.
8
Hirsch dan Dubois (dalam Gross, Siperstein, Untch & Widaman,
1997) menyatakan bahwa anak-anak dan remaja juga menggunakan dukungan
sosial untuk menolong mereka mengatasi stres dan penyesuaian diri terhadap
perubahan lingkungan. Hirsch dan Dubois (dalam Gross et.al, 1997) juga
menyatakan bahwa dukungan sosial telah dikaitkan terhadap penyesuaian diri
yang lebih baik selama masa transisi ke sekolah menengah.
Pearson (dalam Toifur & Prawitasari, 2003) menyatakan dukungan
sosial sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan individu, mengingat
individu adalah mahluk sosial yang selalu berhubungan satu sama lain. Ketika
ia kurang dan tidak mendapatkan dukungan maka ia akan merasa tidak
berharga dan terisolasi. Dan akan menimbulkan masalah. Sebaliknya jika
seseorang memiliki dukungan sosial maka ia akan merasa dicintai, dihargai
dan diperhatikan, Nietzel (dalam Toifur & Prawitasari, 2003).
Dukungan sosial adalah bantuan yang diterima individu dari orang lain
atau kelompok di sekitarnya, dengan membuat penerima merasa nyaman,
dicintai dan dihargai (Sarafino, 1998). Menurut Lazarus dan Folkman ( dalam
Dreher, 2008) dukungan sosial dapat didefinisikan sebagai situasi atau kondisi
lingkungan yang mendukung mengurangi seseorang untuk menilai suatu
kejadian sebagai stres. Di sisi lain, menurut Lazarus dan Folkman ( dalam
Dreher, 2008) dukungan sosial juga didefinisikan sebagai sebuah sumber daya
yang digunakan untuk mengatasi masa stres.
9
Berdasarkan dengan fenomena-fenomena di atas, peneliti menangkap
bahwa dalam menghadapi masa-masa transisi pada remaja khususnya santri
baru yang termasuk masa sulit dalam kehidupan sebagai remaja banyak yang
mampu menghadapinya dengan baik karena kemampuan penyesuaian diri
yang baik pada individu tersebut. Oleh karena itu peneliti merasa tertarik
untuk meneliti lebih lanjut tentang variabel-veriabel yang diduga
mempengaruhi penyesuaian diri tersebut, yaitu sense of humor dan dukungan
sosial. Peneliti juga ingin mengetahui faktor manakah yang lebih berpengaruh
terhadap penyesuaian diri individu, apakah faktor internal atau faktor
eksternal, karena itu peneliti melakukan penelitian tentang “Pengaruh Sense
of humor dan Dukungan Sosial Terhadap Penyesuaian Diri Santri Baru”
1.2 Pembatasan Masalah
Untuk menghindari ketidakjelasan dan melebarnya permasalahan penelitian
ini, maka penulis perlu memberikan batasan penelitian sebagai berikut :
1. Penyesuaian diri dibatasi dengan melihat bagaimana penyesuaian
akademik, penyesuaian sosial, penyesuaian emosi dan kelekatan santri
terhadap pesantren/sekolah.
2. Sense of humor dibatasi dengan melihat bagaimana produksi humor
(humor production), penggunaan humor sebagai mekanisme coping (uses
of humor for coping), penggunaan humor untuk tujuan sosial (social uses
of humor), sikap terhadap humor dan orang-orang yang humoris (attitudes
toward humor).
10
3. Dukungan sosial yang dimaksud dalam penelitian ini dibatasi dengan
melihat dukungan sosial berdasarkan sumber dukungan sosial tersebut
yakni keluarga, teman, guru dan kakak kelas.
4. Santri baru dalam penelitian ini yaitu santri yang baru memasuki pesantren
kurang lebih satu tahun di Pondok Pesantren Daar El Qolam 3.
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan di atas maka perumusan masalah dalam penelitian
ini adalah :
1. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari sense of humor, dukungan
sosial, dan jenis kelamin terhadap penyesuaian diri santri baru?
2. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari humor production, uses of
humor for coping, social uses of humor, dan attitudes toward humor
terhadap penyesuaian diri santri baru?
3. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari dukungan keluarga, dukungan
teman, dukungan guru dan dukungan kakak kelas terhadap penyesuaian
diri santri baru?
4. Seberapa besar kontribusi atau sumbangan masing-masing dimensi dari
sense of humor dan dukungan sosial terhadap penyesuaian diri santri baru?
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari aspek sense of humor
seperti humor production, uses of humor for coping, social uses of humor,
11
attitudes toward humor, dukungan sosial dari keluarga, teman, guru, kakak
kelas terhadap penyesuaian diri santri baru.
Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
teoritis maupun praktis, yaitu :
1. Manfaat teoritis :
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan referensi ilmiah
bagi dunia psikologi, khususnya psikologi pendidikan, psikologi positif
dan psikologi sosial mengenai kontribusi sense of humor dan dukungan
sosial terhadap penyesuaian diri.
2. Manfaat praktis :
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk para orang tua,
khususnya yang memasukkan anaknya ke pesantren agar memperhatikan
perkembangan anaknya dan membantu meningkatkan kemampuan
penyesuaian diri anak mereka. Begitu juga dengan guru atau orang-orang
yang berada di lingkungan pesantren untuk dapat membantu para santri
dalam menyesuaikan dirinya di pesantren.
1.5 Sistematika Penulisan
Penelitian ini dibagi menjadi beberapa bahasan seperti yang akan
digambarkan berikut ini :
Bab I Bab ini berisi uraian tentang latar belakang masalah, pembatasan
masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
12
Bab II Bab ini memaparkan tentang pengertian penyesuaian diri,
karakteristik penyesuaian diri, faktor-faktor yang mempengaruhi
penyesuaian diri, pengukuran penyesuaian diri, pengertian humor,
definisi sense of humor, dimensi-dimensi sense of humor,
pengukuran sense of humor, pengaruh sense of humor terhadap
penyesuaian diri, pengertian dukungan sosial, aspek-aspek
dukungan sosial, sumber dukungan sosial, efek dukungan sosial,
pengukuran dukungan sosial, pengaruh dukungan sosial terhadap
penyesuaian diri serta kerangka berpikir dan hipotesis penelitian.
Bab III Bab ini memaparkan tentang metode penelitian yang berisi:
populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, variabel
penelitian, definisi operasional penelitian, teknik pengumpulan
data, metode analisis data dan prosedur penelitian.
Bab IV Bab ini membahas hasil penelitian, menguraikan mengenai
pengolahan semua data yang terkumpul dari penelitian, meliputi
gambaran umum subjek serta hasil uji hipotesis.
Bab V Bab ini berisi penutup yang memuat kesimpulan dari hasil
penelitian, diskusi, dan saran metodologis juga saran praktis.
13
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam bab ini dipaparkan beberapa kajian teori, di antaranya mengenai teori
penyesuaian diri, sense of humor, dukungan sosial serta kerangka berpikir dan
hipotesis penelitian.
2.1 Penyesuaian Diri
2.1.1 Pengertian Penyesuaian diri
Penyesuaian diri adalah suatu proses dan bukan keadaan yang statis
sehingga efektivitas dari penyesuaian diri itu sendiri ditandai dengan
seberapa baik individu mampu menghadapi situasi serta kondisi yang
selalu berubah, dimana seseorang merasa sesuai dengan lingkungan dan
merasa mendapatkan kepuasan dalam pemenuhan kebutuhannya (Haber &
Runyon, 1984). Sejalan dengan Harber dan Runyon, Scheneiders (1960)
juga menyatakan bahwa penyesuaian diri merupakan suatu proses yang
mencakup respon-respon mental dan tingkah laku, yang merupakan usaha
individu agar berhasil memenuhi kebutuhan, ketegangan, konflik, dan
frustasi yang dialami dalam dirinya.
Kaur (2012) juga menyatakan bahwa penyesuaian diri merupakan
proses menemukan dan menyesuaikan pola perilaku yang sesuai dengan
lingkungan atau pun merubah perilaku tersebut agar sesuai dengan
lingkungan. Hal serupa juga dinyatakan oleh Gupta (2011) bahwa
penyesuaian diri merupakan respon individu untuk berusaha mengatasi
14
kebutuhan-kebutuhannya agar sesuai dengan lingkungannya. Begitu juga
menurut Symonds (1999) kepuasan hubungan antara individu dengan
lingkungannya. Dengan kata lain adalah kemampuan untuk membuat
hubungan-hubungan yang menyenangkan antara manusia dan
lingkungannya.
Selanjutnya Hurlock (1978) memberikan pengertian penyesuaian
diri sebagai keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap
orang lain pada umumnya dan terhadap kelompok pada khususnya.
Dari beberapa pendapat mengenai definisi penyesuaian diri,
peneliti memiliki kesimpulan yakni penyesuaian diri merupakan tingkah
laku yang dilakukan oleh individu untuk belajar menyelaraskan hubungan
antara individu tersebut dengan lingkungannya agar tercipta hubungan
yang harmonis sehingga individu dapat memenuhi kebutuhannya.
2.1.2 Karakteristik penyesuaian diri
Menurut Haber dan Runyon (1984) terdapat lima karakteristik penyesuaian
diri yang efektif yaitu :
1. Persepsi yang akurat tentang realitas. Salah satu aspek penting dari
karakteristik ini adalah mengenali konsekuensi dari tindakan yang
dilakukan dan mengatur tingkah laku sesuai konsekuensi tersebut.
2. Kemampuan mengatasi stres dan kecemasan. Pada dasarnya individu
yang mampu menyesuaikan diri adalah individu yang dapat menetukan
tujuan dan mengatasi berbagai masalah dan konflik di dalamnya.
15
3. Citra diri positif. Para psikolog memandang tentang diri sebagai
indikator kualitas penyesuaian diri. Walaupun penyesuaian diri yang
efektif memerlukan adanya citra diri yang positif, tapi sangat penting
bagi individu untuk tidak menghilangkan realitas mengenai dirinya.
Individu harus menyadari dan mengakui kelemahannya sebagaimana ia
menyadari dan mengakui kekuatannya. Jadi individu harus mengenal
kemampuan dan kekurangan dirinya. Individu yang mampu mengenal
dan memahami dirinya secara realitas, berarti ia berada pada
pencapaian sumber kekuatan penuh pada dirinya.
4. Kemampuan mengekspresikan perasaan. Individu yang sehat secara
emosional mampu merasakan dan mengekspresikan berbagai emosi dan
perasaan, serta membangun dan mempertahankan hubungan
interpersonal. Pengekspresian tersebut sepenuhnya diatur oleh individu.
5. Hubungan interpersonal yang baik. Manusia merupakan makhluk
sosial. Dari masa konsepsi, manusia selalu tergantung pada orang lain
untuk memenuhi kebutuhan secara fisik, sosial, dan emosi. Individu
yang mampu menyesuaiakan diri adalah individu yang yang dapat
berhubungan secara produktif dan menguntungkan bagi satu sama lain.
Baker dan Siryk (dalam Crede & Niehorster, 2012) menyatakan
bahwa penyesuaian diri ke college terdiri dari empat karakteristik yaitu :
1. Penyesuaian akademik
16
Penyesuaian akademik adalah kemampuan individu untuk mencapai
penyesuaian dalam kehidupan sekolah, mata pelajaran dan merasa
puas dengan prestasi dan usaha akademiknya.
2. Penyesuaian sosial
Penyesuaian sosial menggambarkan kemampuan individu terhadap
hubungannya dalam lingkup sosial seperti struktur college, mengikuti
kegiatan di college, bertemu dengan orang baru dan mencoba
berteman dengan mereka.
3. Penyesuaian emosi
Adalah sejauh mana individu merasakan stress, cemas dan atau reaksi
fisik (misalnya susah tidur) terhadap tuntutan lingkungan college
4. Kelekatan terhadap intitusi
Kelekatan terhadap institusi adalah sejauh mana individu mempunyai
kelekatan emosi terhadap intitusi tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa individu yang memiliki penyesuaian diri
yang baik dapat mengarahkan dirinya, menilai dirinya secara obyektif
yakni dapat menerima kekurangan ataupun kelebihan yang ia miliki, ia
juga mampu mengatasi stress dan kecemasan sehingga tidak ada frustasi
dalam dirinya, mampu mengendalikan dan mengekspresikan emosinya
sehingga ia mampu memiliki hubungan interpersonal yang baik.
Sedangkan penyesuaian diri individu terhadap sekolahnya dapat dikatakan
baik jika individu tersebut mampu menyesuaiakan dirinya dengan kondisi
lingkungan di sekolahnya, mampu menyesuaiakan dengan mata pelajaran
17
dan mampu berprestasi, mampu mengolah perasaannya, dan mempunyai
rasa kelekatan terhadap sekolahnya.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori Baker dan Siryk
(dalam Crede & Niehorster, 2012) yang menyatakan bahwa penyesuain
diri seseorang terhadap universitas (dalam penelitian ini penulis
mengadaptasinya menjadi penyesuaian ke pesantren/sekolah) terdiri dari
empat karakteristik yaitu : penyesuaian sosial, penyesuaian akademik,
penyesuaian emosi dan kelekatan terhadap institusi tersebut. Penulis
menggunakan teori Baker dan Siryk karena teori tersebut sesuai dengan
penelitian yang akan penulis lakukan yaitu penyesuaian terhadap pesantren
atau sekolah berasrama.
2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri
Menurut Schneider (1960) penyesuaian diri dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu :
a. Faktor kondisi fisik, yang meliputi faktor keturunan, kesehatan,
bentuk tubuh, dan hal-hal yang berkaitan dengan fisik.
b. Faktor perkembangan dan kematangan meliputi kematangan
intelektual, sosial, moral dan kematangan emosional.
c. Faktor psikologis meliputi pengalaman individu, frustasi dan konflik
yang dialami, serta kondisi-kondisi psikologis seseorang dalam
penyesuaian diri.
18
d. Faktor lingkungan yaitu kondisi lingkungan, seperti kondisi keluarga,
kondisi rumah, hubungan antara orangtua dan anak, hubungan dengan
masyarakat.
e. Faktor budaya, termasuk adat istiadat dan agama yang turut
mempengaruhi penyesuaian diri.
Selain faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri di atas
ada beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhinya.
1. Sense of humor
Menurut hasil penelitian Pralina (2004); Burgoyne et.al (2003) sense
of humor memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penyesuaian
diri. Hubungan sense of humor dengan perasaan individu menentukan
bagaimana perspektif individu dalam menghadapi masalah. Ketika
menghadapi masalah dalam kehidupan yang mengancam, individu
dengan sense of humor yang tinggi mempunyai lebih banyak
kesempatan untuk lebih santai dan senang sehingga memiliki
keseimbangan emosional yang membantu penyesuaian diri (Pralina,
2004).
2. Dukungan sosial
Menurut Ambarwati (2008) beberapa penelitian menunjukkan bahwa
dukungan sosial dapat membantu individu untuk beradaptasi dengan
segala situasi dan peristiwa yang tidak diinginkan, baik yang bersifat
fisik maupun psikis. Tao (dalam Dreher, 2008) menyatakan bahwa
dukungan sosial adalah faktor yag penting untuk mengurangi depresi,
19
loneliness, dan kecemasan yang dapat mempengaruhi penyesuaian
diri selama masa transisi.
2.1.4 Pengukuran Penyesuaian Diri
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur penyesuaian diri salah satunya
adalah Adjustment Infentory for School Student yang disusun oleh Sinha,
A.K.P dan Singh, R.P. Alat ukur tersebut terdiri dari 60 item yang dibagi
ke dalam tiga bagian 20 item untuk penyesuaian emosi, penyesuaian sosial
dan penyesuaian sekolah. Setiap item diberi alternatif jawaban ya dan
tidak. (Basu, 2012).
Sedangkan untuk penelitian ini, peneliti membuat alat ukur sendiri
yang mengacu pada teori Baker dan Siryk (dalam Crede & Niehorster,
2012) menyatakan bahwa penyesuaian diri ke college terdiri dari empat
karakteristik yaitu : penyesuaian akademik, penyesuaian sosial,
penyesuaian emosi, dan kelekatan terhadap universitas (dalam penelitian
ini penulis mengadaptasinya menjadi penyesuaian ke pesantren/sekolah).
Penulis membuat item berdasarkan empat karakteristik tersebut. Alat ukur
ini menggunakan empat pilihan jawaban untuk menjawab setiap
pernyataannya dengan rentang 4-1. Di mana skor tersebut mengandung
arti 1= sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = setuju dan 4 = sangat
setuju.
20
2.2 Sense of humor
2.2.1 Pengertian Humor
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, humor adalah keadaan (cerita dan
sebagainya) yang menggelikan hati; kejenakan; kelucuan. Sedangkan
dalam kamus psikologi Chaplin, (2007) yang diterjemahkan oleh Kartini,
humor diartikan sebagai sikap yang menyenangkan, ramah tamah, baik
hati, sopan santun. Menurut Martin (2007) pada prinsipnya humor
merupakan cara seseorang untuk membuat orang lain tertawa atau proses
untuk membuat orang lain menjadi lebih nyaman.
Humor pada hakekatnya adalah emosi positif yang ada pada
individu. Humor merupakan kecendrungan individu untuk bersikap positif
pada lingkungan atau individu lain, dengan menampilkan perilaku
tersenyum dan tertawa (Tommy, 2010).
Menurut simpson dan Weiner (dalam Martin, 2007) humor juga
dapat dikatakan sebagai hal yang menakjubkan, cara seseorang
menuangkan ekspresi dalam tulisan,atau khayalan yang menggelikan atau
cara mempermalukan seseorang. Sedangkan Danandjaya (dalam Latifa,
2006) memberi definisi humor sebagai sesuatu yang bersifat dapat
menimbulkan atau menyebabkan pendengarnya (maupun pembawanya)
merasa tergelitik perasaannya, merasa lucu, sehingga terdorong untuk
tertawa. Hal ini disebabkan oleh sifatnya yang menggelitik perasaan,
mengejutkan, aneh, tidak masuk akal, bodoh, bersifat mengecoh, janggal,
kontradiktif, nakal,dan lain-lain. Sesuatu hal yang sifatnya lucu ini dapat
21
berupa dongeng yang lucu (lelucon) bersifat lelucon, teka-teki yang
jawabannya lucu, puisi rakyat dan nyanyian rakyat yang lucu.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, penulis
menyimpulkan bahwa humor adalah suatu hal berupa cerita atau keadaan
yang dapat membuat seseorang tertawa, bahagia dan merasa lebih nyaman.
2.2.2 Pengertian Sense of humor
Mc. Ghee, Bippus, Wade dan Tavris (dalam Hartanti, 2008)
mendefinisikan sense of humor sebagai kemampuan seseorang untuk
tertawa atau tergelitik, melihat segi kejenakan dalam kehidupan, dan
kemampuan merespon situasi sebenarnya dengan humor. Sense of humor
merupakan kecendrungan individu untuk bersikap positif pad lingkungan
atau individu lain, dengan menampilkan perilkau tersenyum, ceria, dan
tertawa. Sedangkan menurut Thorson dan Powell (1993) sense of humor
merupakan sebuah cara memandang dunia, sebuah gaya tertentu, sebagai
bentuk perlindungan diri dalam interaksi dengan orang lain.
Martin (dalam Miller, 2003) mendefinisikan sense of humor
sebagai perbedaan kebiasaan individual dalam segala bentuk tingkah laku,
pengalaman, perasaan, sikap dan kemampuan yang dihubungkan dengan
hiburan, kesenangan, tertawa, candaan dan sejenisnya.
Kesimpulan yang penulis ambil dari definisi-definisi sense of
humor di atas adalah kemampuan individu untuk bersikap positif pada
lingkungan dengan merespon situasi pengalaman, sikap ataupun perasaan
yang dihubungkan dengan candaan yang membuat orang lain atau dirinya
22
tertawa sehingga ia mampu untuk mempertahankan diri dan berinteraksi
dengan orang lain.
2.2.3 Dimensi-dimensi Sense of humor
Menurut Thorson dan Powell (1993) Sense of humor merupakan sebuah
konstruk yang multidimensional yang terdiri dari :
1. Humor production, berupa kemampuan kreatif menjadi humoris,
membuat lelucon, mengidentifikasi hal yang lucu dalam sebuah situasi
serta mengkreasikan situasi tersebut dengan cara-cara yang dapat
menyenangi orang lain.
2. Uses of humor for coping merupakan penggunaan humor dalam
menghadapi masalah atau mengatasi situasi sulit dengan
menggunakan humor.
3. Sosial uses of humor yakni bagaimana individu menggunakan humor
untuk tujuan sosialisasi.
4. Attitudes toward humor yaitu sejauh mana sikap-sikap individu
terhadap humor dan orang-orang yang humoris.
Thorson dan Powell (1993) menyatakan bahwa apabila individu
memiliki empat hal tersebut maka dapat dipastikan bahwa ia memiliki rasa
humor yang cukup baik dan cenderung lebih mudah beradaptasi dengan
situasi sulit di lingkungan sehari-hari.
23
2.2.4 Pengukuran Sense of humor
Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah
berkembang sejak dahulu. Svebak’s Sense of Humor Qustionnaire
adalah alat pengukur rasa humor yang pertama kali dibuat (Latifa,
2006). Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yakni (1) mengukur kemampuan
responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating kesukaan
subyek pada humor.
Kemudian alat ukur lainnya yang juga sering digunakan yakni The
Coping Humor Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur
penggunaan humor pada individu dalam menghadapi situasi penuh
tekanan (stressful life events), serta Situational Humor Response
Questionnaire (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt pada
tahun 1984 yang mengukur reaksi subyek terhadap peristiwa-peristiwa
lucu termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson
& Powell, 1993).
Dalam penelitian ini peneliti mengadaptasi Multidimensional Sense
of Humor Scale dari Thorson dan Powell (1993). Alat ukur ini terdiri dari
4 dimensi sense of humor yakni : 1) humor production, 2) uses of humor
for coping, 3) social uses of humor, 4) attitudes toward humor. MSHS
terdiri dari 24 item pernyataan yang harus dijawab oleh responden dalam 5
point skala likert. Rentang jawaban dari 0 (sangat tidak setuju). Semakin
tinggi nilai total yang didapat maka semakin tinggi pulalah sense of humor
yang dimiliki. Reliabilitas alpha cronbach dari MSHS adalah sebesar 0,92.
24
2.2.5 Sense of humor dan Penyesuaian Diri
Beberapa penelitian me.nunjukkan bahwa sense of humor berhubungan
dengan penyesuaian diri. Penelitian di SMA Pangudi Luhur van Lith
Muntilan tahun 2004 tentang hubungan sense of humor dengan
penyesuaiaan diri pada kelas 1 SMA Pangudi luhur Muntilan menunjukan
adanya hubungan positif antara sense of humor dengan penyesuaia diri di
asrama. Hal tersebut karena humor sangat erat hubungannya dengan
perasaan senang yang dirasakan individu. Hubungan sense of humor
dengan perasaan individu menentukan bagaimana perspektif individu
dalam menghadapi masalah. Ketika mengahadapi masalah dalam
kehidupan yang mengancam, individu dengan sense of humor yang tinggi
mempunyai lebih banyak kesempatan untuk lebih santai dan senang
sehingga memiliki keseimbangan emosional yang membantu penyesuaian
diri (Pralina, 2005).
Kemudian hasil penelitian tentang sense of humor dengan
penyesuaian psikososial anak-anak penderita kanker yang dilakukan oleh
Dowling et.al (2003) menunjukan bahwa anak-anak penderita kanker
dengan sense of humor yang lebih tinggi memiliki kemampuan
penyesuaian psikososial yang lebih baik dibandingkan dengan anak yang
menderita kanker dengan sense of humor yang lebih rendah. Hal tersebut
karena sense of humor dapat mengurangi stress yang mereka miliki.
25
2.3 Dukungan Sosial
2.3.1 Pengertian Dukungan Sosial
Dukungan sosial merupakan informasi dari orang lain bahwa ia dicintai
dan diperhatikan, memiliki harga diri dan dihargai, serta merupakan
bagian dari jaringan komunikasi dan kewajiban bersama (Taylor, 2009).
Sedangkan Sarason, sarason, dan Pierce (dalam Baron & Byrne, 2004)
mengatakan bahwa dukungan sosial adalah kenyamanan secara fisik dan
psikologis yang diberikan oleh orang lain.
Sheridan dan Radmacher (1992) mengemukakan bahwa dukungan
sosial sebagai sumber daya yang disediakan kepada kita melalui interaksi
kita dengan orang lain. Sedangkan Sarafino (1998) menyatakan bahwa
dukungan sosial mengacu pada kenyamanan yang dirasakan, perhatian,
penghargaan, atau bantuan yang diterima dari orang lain atau kelompok.
Zimet, Dahlem, Zimet, dan Farley (1988) mendefinisikan bahwa
dukungan sosial terdiri dari beberapa macam tanggapan hubungan-
hubungan antara individu-individu, tanggapan alami yang dispesifikasikan
ke dalam beberapa cara.
Shumaker dan Brownell (dalam Zimet et.al, 1998) memberikan
definisi dukungan sosial sebagai dua individu yang saling memberikan
dukungan untuk meningkatkan kesehatan penerima dukungan. Serupa
dengan Shumaker dan Brownell, Vaux (dalam Daalen, Sanders &
Willemsen, 2005) memberikan definisi dukunagn sosial sebagai proses
transaksi atau tanggapan yang kompleks yang mana di dalamnya terdapat
26
aktifitas saling memberikan pengaruh antara seseorang dan jaringan
dukungannya.
Dari paparan-paparan di atas mengenai definisi dukungan sosial
dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial merupakan dorongan atau
bantuan secara nyata berupa perhatian, penghargaan, dan kenyamanan
yang diberikan orang-orang yang berada di sekitar individu agar individu
tersebut dapat meningkatkan kesejahteraannya dengan merasa nyaman.
2.3.2 Aspek-aspek Dukungan Sosial
Taylor (2009) dalam bukunya Health Psychology membagi dukungan
sosial menjadi empat bentuk yaitu :
1. Tangible assistance : merupakan dukungan sosial berupa bantuan
materiil seperti jasa, bantuan finansial atau barang.
2. Informational support : yakni memberikan informasi yang dapat
membantu individu untuk bisa menghadapi masalahnya seperti
memberi nasehat, petunjuk, saran dan informasi.
3. Emotional support : dukungan berupa ungkapan kepedulian terhadap
orang yang bersangkutan.
4. Invisible support : yakni ketika seseorang menerima bantuan yang
banyak manfaatnya dari orang lain akan tetapi orang tersebur tidak
menyadarinya.
Sedangkan Sarafino (1998) membagi dukungan sosial kedalam
lima aspek, yaitu :
27
1. Dukungan emosional. Aspek ini mencakup ungkapan empati,
kepedulian, dan perhatian terhadap individu yang bersangkutan.
2. Dukungan penghargaan. Aspek ini berupa ungkapan penghargaan
yang positif untuk individu, dorongan maju atau persetujuan dengan
gagasan atau perasaan individu dan perbandingan positif individu
dengan individu lain.
3. Dukungan instrumental. Aspek ini mencakup bantuan langsung seperti
jasa, waktu dan uang.
4. Dukungan informatif. Aspek ini mencakup pemberian nasehat,
petunjuk, saran, informasi dan umpan balik.
5. Dukungan jaringan sosial. Aspek ini mencakup perasaan keanggotaan
dalam kelompok. Dukungan jaringan sosial merupakan perasaan
keanggotaan dalam suatu kelompok yang saling berbagi kesenangan
dan aktifitas sosial.
2.3.3 Sumber dukungan sosial
Zimet et al (1988) menyatakan bahwa sumber dukungan sosial terdiri dari
berbagai macam sumber yaitu keluarga, teman dan Significant other. Dari
ketiga sumber itulah kemudian Zimet mengembangkan alat ukur yang
mengukur dukungan sosial berdasarkan sumber-sumbernya. Sama halnya
dengan Zimet et.al, Sarafino (1998) juga mengatkan bahwa dukungan
sosial dapat berasal dari keluarga, teman, kekasih, rekan kerja yang
termasuk ke dalam significant other. Begitu juga yang diungkapkan
28
Gurung (dalam Yasin & Dzulkifli, 2010) bahwa dukungan sosial dapat
berasal dari berbagai macam sumber seperti keluarga, teman, guru,
masyarakat ataupun kelompok-kelompok sosial.
2.3.4 Efek dukungan sosial
Gottlieb (1983) membagi efek dukungan sosial menjadi 2 macam.
Diantaranya;
1. Efek langsung (Direct effect)
Menurut Gottlieb (1983) pada model efek langsung, dukungan sosial
berfungsi untuk meningkatkan kesejahteraan individu, walaupun tidak
dalam keadaan stress dan menekankan pada struktur dukungan,
misalnya pada jumlah orang dalam jaringan social atau kegiatan yang
ada dalam hubungan social. Hal senanda dikemukakan Sarafino
(1998) bahwa direct effect merupakan dukungan sosial yang akan
memberikan keuntungan dan meningkatkan kualitas hidup mausia
secara langsung tanpa terkait dengan keadaan yang membuat stress.
2. Efek penyangga (Buffering Effect)
Model efek pelindung ini melihat sumber daya dalam hubungan sosial
yang dapat digunakan untuk pelindung terhadap efek negatif dari
stress. Ditekankan pada fungsi dukungan sosial yang berkaitan dengan
kualitas yang dirasakan seseorang dalam hubungan sosial. Dukungan
sosial memiliki peran penting dalam memelihara keadaan psikologis
29
individu yang mengalami tekanan. Dukungan tersebut melibatkan
hubungan sosial yang berarti, sehingga dapat menimbulkan pengaruh
positif yang dapat mengurangi gangguan psikologis sebagai pengaruh
dari tekanan. Adannya dukungan sosial dari keluarga, suami dan
orang-orang disekitarnya cenderung akan menurunkan stressor.
2.3.5 Pengukuran Dukungan Sosial
Russel dan Cutrona (dalam Mallinckrodt & Wei, 2005) mengukur
dukungan sosial melalui komponen-komponen dari dukungan sosial yang
disebut dengan The Social Provission Scale (SPS), yang terdiri dari enam
komponen yang membentuk dukungan sosial yaitu, kelekatan emosional
(emotional attachment), integrasi sosial (social integration), adanya
pengakuan (reansurrence of worth), ketergantungan yang dapat diandalkan
(reliable reliance), bimbingan (guidance), dan kesempatan untuk merawat
(opportunity for nurturance). SPS terdiri dari 24 item dalam 4-point tipe
skala likert. Rentang jawaban dari 1 (sangat tidak setuju) sampai 4 (sangat
setuju).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat ukur
Multidimensional Scale Of Perceived Social Support (MSPSS) milik
Zimet et.al (1988). Skala ini dirancang untuk mengukur dukungan sosial
yang dibagi ke dalam kelompok yang berkaitan dengan sumber dukungan
sosial yaitu : keluarga, teman, atau orang penting lainnya (significant
other). Pada awalnya MSPSS terdiri dari 24 item MSPSS terdiri dalam 5-
30
point tipe skala likert. Akan tetapi MSPSS telah diperbaharui dengan
hanya terdiri dari 12 item dalam 7-point tipe skala likert. Rentang jawaban
1 (dari sangat kuat tidak setuju) hingga 7(sangat kuat setuju) reliabilitas
alpha cronbach dari MSPSS adalah 0,88.
2.3.6 Dukungan Sosial dan Penyesuaian Diri
Beberapa penelitian tentang dukungan sosial dan penyesuaian diri telah
dilakukan diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Widyaningsih dan
Widyarini (2009) tentang dukungan sosial (dalam hal ini orang tua)
dengan penyesuaian diri remaja mantan pengguna narkoba
memperlihatkan bahwa semakin tinggi dukungan orang tua terhadap
remaja mantan pengguna narkoba maka akan semakin baik penyesuaian
diri yang dilakukan oleh remaja tersebut dalam masyarakat. Semakin
banyak dukungan yang diterima oleh individu maka ia akan lebih mudah
untuk menghadapi masalah yang ia hadapi.
Hasil penelitian dan analisis data tentang dukungan sosial dengan
penyesuaian remaja di panti asuhan yang dilakukan oleh Kumalasari dan
Ahyani (2012) menunjukkan bahwa ada hubungan antara dukungan sosial
dengan penyesuian diri remaja di panti asuhan. Hal ini berarti dukungan
sosial berpengaruh terhadap penyesuaian diri pada remaja. Hurlock
(dalam Kumalasari & Ahyani) mengatakan bahwa remaja dapat
memperoleh dukungan sosial dari teman sebaya, berupa perasaan
senasib yang menjadikan adanya hubungan saling mengerti, simpati
31
yang tidak didapat dari orang tuanya sekalipun. Dukungan dari orang-
orang terdekat berupa kesediaan untuk mendengarkan keluhan-keluhan
remaja akan membawa efek positif yaitu sebagai pelepasan emosi dan
mengurangi kecemasan. Sehingga dalam hal ini remaja merasa dirinya
diterima dan diperhatikan oleh lingkungan sekitarnya.
2.4 Kerangka Berpikir
Pondok pesantren merupakan salah satu bentuk lembaga pendidikan yang
ada di Indonesia. Pesantren merupakan sekolah asrama yang di dalamnya
juga banyak pelajaran-pelajaran agamanya. Banyak orang tua yang
menyekolahkan anaknya ke pesantren karena ingin anak mereka terhindar
dari pengaruh buruk pergaulan yang terjadi di luar waktu sekolah selain itu
juga agar anak mereka mendapatkan ilmu pengetahuan umum dan ilmu
pengetahuan agama yang lebih baik (Wahid dalam Ngabekti 2012).
Pesantren yang juga sekolah berasrama memiliki peraturan
peraturan yang harus diataati, banyaknya kegiatan, tinggal bersama dengan
orang lain yang berbeda-beda suku dan budayanya. Santri yang baru
memasuki pesantren sama halnya dengan memasuki lingkungan yang baru
ditambah dengan keadaan di pesantren yang berbeda dengan keadaan di
rumah hal itu menuntut santri untuk dapat menyesuaikan dirinya dengan
keadaan dan lingkungan di pesantren. Down (2003) juga mengungkapkan
bahwa yang demikian itu berarti seseorang yang sekolah di sekolah asrama
32
mempunyai tugas ganda yakni menyesuaiakan diri dengan lingkungan
sekolah juga lingkungan asrama.
Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan penting bagi
terciptanya kesehatan mental individu. Banyak individu yang menderita dan
tidak mampu mencapai kebahagiaan dalam hidupnya karena ketidak
mampuannya dalam menyesuaikan diri, baik dengan kehidupan keluarga,
sekolah, pekerjaan, dan dalam masyarakat pada umumnya. Tidak jarang
juga ditemui bahwa orang-orang mengalami stress dan depresi yang
disebabkan oleh kegagalan mereka untuk melakukan penyesuaian diri
dengan kondisi yang penuh tekanan. Dengan demikian penyesuaian diri
sangat dibutuhkan seseorang dalam rentang kehidupannya terlebih untuk
remaja yang merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju masa
dewasa (Mutadin, 2002).
Penyesuaian diri dipengaruhi oleh beberapa faktor baik faktor
internal maupun faktor eksternal. Faktor internal yang dapat mempengaruhi
penyesuaian diri salah satunya adalah sense of humor. Sense of humor atau
rasa humor telah dikaitkan dengan kompetensi sosial, popularitas dan
adaptasi (Semrud & Glass, 2010). Sama halnya dengan yang dikatakan Ho
et.al (2011) bahwa sense of humor telah dipertimbangkan sebagai
komponen penting dalam penyesuaian sosial. Hal tersebut dapat dilihat dari
beberapa hasil penelitian tentang penyesuaian diri dan sense of humor. Salah
satu hasil penelitian tersebut adalah penelitian tentang hubungan sense of
33
humor dengan penyesuaiaan diri pada kelas 1 SMA Pangudi luhur Muntilan
yang menunjukan adanya hubungan positif antara sense of humor dengan
penyesuaia diri di asrama (Pralina, 2004).
Penelitian lain yang dilakukan oleh Burgoyne et.al (2003) tentang
“The Relationship Between Humorous Coping Skills And The Initial
Personal-Emotional Adjustment Of College Freshman Enrolled In A Small
Southwestern Evangelical Cristian” menunjukan adanya hubungan positif
yang substansial antara kemampuan coping dengan menggunakan humor
dan penyesuaian pribadi-emosional pada mahasiswa angkatan baru di
Southwestern Evangelical Christian University.
Hubungan sense of humor dengan perasaan individu menentukan
bagaimana perspektif individu dalam menghadapi masalah. Ketika
mengahadapi masalah dalam kehidupan yang mengancam, individu dengan
sense of humor yang tinggi mempunyai lebih banyak kesempatan untuk
lebih santai dan senang sehingga memiliki keseimbangan emosional yang
membantu penyesuaian diri (Pralina, 2005).
Selain sense of humor yang merupakan faktor internal, peneliti
juga ingin mengetahui pengaruh dari faktor eksternal yakni dukungan sosial.
Pearson (dalam Toifur & Prawitasari, 2003) menyatakan dukungan sosial
sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan individu, mengingat
individu adalah mahluk sosial yang selalu berhubungan satu sama lain.
Ketika ia kurang dan tidak mendapatkan dukungan maka ia akan merasa
34
tidak berharga dan terisolasi. Hirsch dan Dubois (dalam Gross et.al 1997)
menyatakan bahwa anak-anak dan remaja menggunakan dukungan sosial
untuk menolong mereka mengatasi stres dan penyesuaian diri terhadap
perubahan lingkungan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Kumalasari dan Ahyani (2012) tentang dukungan sosial dengan penyesuaian
remaja di panti asuhan menunjukkan bahwa dukungan sosial berpengaruh
secara signifikan terhadap penyesuaian diri pada anak-anak dan remaja yang
tinggal di panti asuhan.
Jika digambarkan dengan bagan, maka kerangka berpikir dari
pengaruh sense of humor dan dukungan sosial terhadap penyesuaian diri
adalah:
Sense of Humor
Dukungan Sosial
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Humor Production
Social Uses of Humor
Attitude Toward Humor
Penyesuaian Diri
Humor for coping
Keluarga
Teman
Guru
Kakak Kelas
35
2.5 Hipotesis Penelitian
2.5.5 Hipotesis Mayor
Ha : Ada Pengaruh yang signifikan sense of humor (humor production,
uses of humor for coping, social uses of humor dan attitudes toward
humor) dan dukungan sosial (keluarga, teman dan significant other/guru)
terhadap penyesuaian diri santri baru.
2.5.6 Hipotesis Minor
H1 : Ada pengaruh yang signifikan humor production terhadap
penyesuaian diri santri baru
H2 : Ada pengaruh yang signifikan uses of humor for coping terhadap
penyesuaian diri santri baru
H3 : Ada pengaruh yang signifikan social uses for humor terhadap
penyesuaian diri santri baru
H4 : Ada pengaruh yang signifikan attitudes toward humor terhadap
penyesuaian diri santri baru
H5 : Ada pengaruh yang signifikan keluarga terhadap penyesuaian diri
santri baru
H6 : Ada pengaruh yang signifikan teman terhadap penyesuaian diri
santri baru
H7 : Ada pengaruh yang signifikan significant other (guru) terhadap
penyesuaian diri santri baru
H8 : Ada pengaruh yang signifikan significant other (kakak kelas)
terhadap penyesuaian diri santri baru
36
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai populasi dan sampel, variabel penelitian,
definisi operasional, instrumen pengumpulan data, teknik uji instrumen dan
prosedur pengupulan data.
3.1 Populasi, Sampel, Dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini yaitu santri yang tinggal di pondok pesantren
Daar El Qolam 3 yang berjumlah 834 orang. Sampel dalam penelitian ini
adalah santri yang baru memasuki pesantren kurang lebih satu tahun yang
berjumlah 202 orang.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah convenience
sampling yang termasuk kategori non probability sampling, yang berarti tidak
semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi
responden penelitian. Teknik convenience ini digunakan peneliti karena
pertimbangan pihak pesantren untuk memudahkan penyebaran alat ukur,
yaitu dengan memberikan alat ukur kepada guru yang mengajar dalam kelas
tersebut untuk diberikan kepada santri sebagai sampel penelitian terkait.
3.2 Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat delapan variabel yang menjadi variabel bebas
(independent variable) yaitu:
1. Sense Of Humor
1.1 Humor production (X1)
37
1.2 Uses of humor for coping (X2)
1.3 Social uses of humor (X3)
1.4 Attitudes toward humor (X4)
2. Dukungan Sosial
2.1 Keluarga (X5)
2.2 Teman (X6)
2.3 Significant other (guru) (X7)
2.4 Significant other (kakak kelas) (X8)
Sedangkan yang menjadi variabel terikat (devendent variable) dalam
penelitian adalah penyesuaian diri (Y).
3.2.1 Definisi Operasional
Adapun definisi operasional variabel penelitian ini adalah :
1. Penyesuaian diri adalah tingkah laku yang dilakukan oleh individu
untuk belajar menyelaraskan hubungan antara individu tersebut
dengan lingkungannya agar tercipta hubungan yang harmonis
sehingga individu dapat memenuhi kebutuhannya. Penyesuaian diri
terhadap sekolah terdiri dari beberapa aspek yaitu penyesuaian
akademik, penyesuaian sosial, penyesuaian emosi dan kelekatan
terhadap sekolah. Aspek-aspek tersebut terdapat di dalam skala
penyesuaian diri yang menggambarkan seberapa besar kemampuan
seseorang memiliki penyesuaian diri yang baik.
38
2. Sense of humor adalah kemampuan individu untuk bersikap positif
pada lingkungan dengan merespon situasi pengalaman, sikap ataupun
perasaan yang dihubungkan dengan candaan yang membuat orang lain
atau dirinya tertawa sehingga ia mampu untuk mempertahankan diri
dan berinteraksi dengan orang lain. Sense of humor terdiri dalam
beberapa aspek yaitu humor production, uses of humor for coping,
social uses of humor dan attitudes toward humor. Aspek-aspek
tersebut terdapat di dalam skala Multidimensional of sense of humor
scale yang menggambarkan seberapa besar kemampuan seseorang
memiliki sense of humor.
3. Dukungan sosial adalah dorongan atau bantuan secara nyata berupa
perhatian, penghargaan, dan kenyamanan yang diberikan orang-orang
yang berada di sekitar individu agar individu tersebut dapat
meningkatkan kesejahteraannya dengan merasa nyaman. Dukungan
sosial yang dimaksud adalah dukungan sosial berdasarkan sumbernya
yakni keluarga, teman, guru dan kakak kelas.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Dalam menjawab masalah penelitian, peneliti menggunakan kuesioner.
Penggunaan metode ini dikarenakan kuesioner memiliki beberapa
keuntungan. Antara lain: pengadministrasiannya yang mudah, tidak memakan
banyak biaya, dapat diberikan secara serentak pada individu, serta lebih cepat
dan mudah dianalisis. Selain itu, metode ini digunakan dengan pertimbangan
39
bahwa sifat pernyataan kuesioner dapat berupa sikap, pendapat, dan perasaan
responden. Bagian pendahuluan berisi pertanyaan berkaitan dengan identitas
responden seperti jenis kelamin, alasan masuk ke pesantren, sekolah
sebelumnya, keikutsertaan dalam kegiatan ekskul dan ekskul yang diikuti.
Adapun instrument dalam penelitian ini adalah :
3.3.1 Skala Penyesuaian Diri
Untuk mengukur penyesuaian diri, peneliti membuat alat ukur sendiri yang
mengacu pada teori Baker and Siryk (dalam Crede & Niehorster, 2012)
yang terdiri dari aspek : penyesuaian sosial, penyesuaian akademik,
penyesuaian emosi dan kelekatan terhadap universitas dalam penelitian ini
peneliti mengadaptasinya menjadi kelekatan terhadap pesantren. Alat ukur
ini menggunakan empat point skala Likert untuk menjawab setiap
pernyataannya dengan rentang 4-1. Di mana skor tersebut mengandung arti
1= sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = setuju dan 4 = sangat setuju.
Table 3.1
Blue Print Skala Penyesuaian Diri
No Aspek Indikator Fav Unfav Total
1. Social
adjustm
ent
Kemampuan individu
terhadap hubungannya dalam
lingkup sosial seperti struktur
sekolah, mengikuti kegiatan
di sekolah, bertemu dengan
orang baru dan mencoba
berteman dengan mereka
1,2,3
,4,5,
6,7
8,9,10,
11,12,1
3,14
14
2. Academ
ic
adjustm
ent
Kemampuan individu untuk
mencapai penyesuaian dalam
kehidupan sekolah, mata
pelajaran dan merasa puas
dengan prestasi dan usaha
akademiknya
15,1
6,17,
18,1
9,20
30,31,3
2,33,34
,35
12
40
Tabel 3.1 Lanjutan
No Aspek Indikator Fav Unfav Total
3. Emotio
nal
adjustm
ent
Sejauh mana individu
merasakan kenyamanan dan
stres terhadap tuntutan
lingkungan pesantren
21,22,
23,24,
25
36,37,
38 8
4. Attach
ment to
college
Sejauh mana individu
mempunyai kelekatan emosi
terhadap intitusi tersebut. 26,27,
28,29 39,40 6
Total 22 18 40
3.3.2 Skala Sense Of Humor
Peneliti mengdaptasi alat ukur yang sudah ada milik Thorson dan Powell
yakni Multidimensional of sense of humor scale. Alat ukur ini terdiri dari 4
dimensi sense of humor yakni : 1) humor production, 2) uses of humor for
coping, 3) social uses of humor, 4) attitudes toward humor. MSHS
terdiridari 24 item pernyataan yang harus dijawab oleh responden dalam 4
point skala likert. Rentang jawaban dari 1 (sangat tidak setuju), 2 (tidak
setuju), 3(setuju) dan 4(sangat setuju).
Tabel 3.2
Blue Print Skala Sense Of Humor
No Aspek Indikator Fav Unfav Total
1. Humor
production
Kemampuan seseorang
untuk memproduksi
humor
1,2,3
,4,5,
6,12
7
2. Social
uses of
humor
Kemampuan
menggunakan humor
untuk tujuan social
7,8,9
,10,1
1,19
6
3. Humor for
coping
Penggunaan humor
sebagai mekanisme
coping
18,2
2,23,
24
22 5
4. Attitude
toward
humor
Sikap terhadap humor
dan orang-orang yang
humoris
14,1
7
13,15,
16,20 6
Total 19 5 24
41
3.3.3 Skala Dukungan Sosial
Peneliti menggunakan alat ukur Multidimensional Scale Of Perceived
Social Support (MSPSS) milik Zimet et al (1988). Skala ini dirancang
untuk mengukur dukungan sosial yang dibagi ke dalam kelompok yang
berkaitan dengan sumber dukungan sosial yaitu : keluarga, teman, atau
orang penting lainnya (significant other). Pada awalnya MSPSS terdiri dari
24 item MSPSS terdiri dalam 5-point tipe skala likert. MSPSS telah
diperbaharui oleh Zimet dengan hanya terdiri dari 12 item dalam 7-point
tipe skala likert. Penulis mengadaptasi skala ini mejadi 15 item dengan
menambahkan item tentang dukungan sosial yang diterima dari kakak
kelas dan mengganti item significant others dengan guru menggunakan 4
point jawaban. Rentang jawaban 1 (dari sangat tidak setuju) hingga
4(sangat setuju).
Tabel 3.3
Blue Print Skala Dukungan Sosial
No. Sumber Fav Total
1. Keluarga 3,4,8,11 4
2. Teman 6,7,9,12 4
3. Guru 1,2,5,10 4
4. Kakak kelas 13,14,15 3
Total 15
3.4. Uji Validitas Konstruk
Dikatakan valid jika menunjukkan bahwa alat ukur dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur. Sebelum melakukan analisis data,
peneliti melakukan pengujian terhadap validitas konstruk instrument, yaitu
42
penyesuaian diri, sense of humor, dan dukungan sosial. Untuk menguji
validitas konstruk alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA). Adapun pengujian
analisis CFA dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software
Lisrel 8.70.
3.4.1. Uji Validitas Konstruk Penyesuaian Diri
Peneliti menguji apakah 40 item yang bersifat unidimensional dengan
mengukur skala penyesuaian diri yang digunakan. Dari hasil analisis awal
yang dilakukan, didapatkan model satu faktor tidak fit, dengan Chi-
Square=2830.02, df=740, P-value=0.00000, RMSEA=0.119. Setelah
dilakukan modifikasi pada model ini, dimana kesalahan pengukuran pada
beberapa item dibebaskan berkorekasi satu sama lainnya, maka diperoleh
model fit dengan Chi-Square=578.69, df=530, P-value=0.07045,
RMSEA=0.021 (lampiran). Nilai Chi-Square menghasilkan P-value > 0.05
(tidak signifikan), yang berarti bahwa model dengan satu faktor
(unidimensional) dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh item
mengukur satu faktor saja yaitu penyesuaian diri.
Kemudian peneliti melihat apakah signifikan item tersebut
mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item
tersebut perlu di-drop atau tidak, maka dilakukan pengujian hipotesis nihil
tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan
43
melihat nilai t bagi setiap koefisien maupun muatan faktor, seperti pada
tabel 3.4
Tabel 3.4
Muatan Faktor item Penyesuaian Diri
Item Koefisien Standar error Nilai t Signifikan
1 0.57 0.07 8.05 √
2 0.62 0.07 8.97 √
3 0.61 0.07 8.97 √
4 0.55 0.07 7.93 √
5 0.52 0.07 7.44 √
6 0.51 0.07 7.15 √
7 0.47 0.07 6.75 √
8 0.56 0.07 8.12 √
9 0.69 0.07 10.33 √
10 0.54 0.07 7.51 √
11 0.63 0.07 9.42 √
12 0.50 0.07 7.24 √
13 0.47 0.07 6.58 √
14 0.53 0.07 7.69 √
15 0.71 0.06 11.09 √
16 0.55 0.07 8.03 √
17 0.73 0.06 11.32 √
18 0.56 0.07 7.65 √
19 0.39 0.07 5.52 √
20 0.57 0.07 8.12 √
21 0.71 0.07 10.72 √
22 0.54 0.07 7.99 √
23 0.71 0.06 11.07 √
24 0.64 0.07 9.69 √
25 0.57 0.07 8.33 √
26 0.69 0.06 10.70 √
27 0.47 0.07 6.77 √
28 0.71 0.07 10.58 √
29 0.43 0.07 6.06 √
30 0.28 0.07 3.80 √
31 0.30 0.07 4.29 √
32 0.56 0.07 8.05 √
33 0.60 0.07 8.97 √
34 0.36 0.07 5.19 √
35 0.59 0.07 8.64 √
36 0.77 0.06 12.17 √
37 0.58 0.07 8.31 √
44
Tabel 3.4 Lanjutan
Item Koefisien Standar error Nilai t Signifikan
38 0.62 0.07 9.29 √
39 0.36 0.07 5.02 √
40 0.51 0.07 7.10 √
Keterangan: tanda √ = signifikan (nilai t > 1.96), × = tidak signifikan
Pada tabel di atas, semua item memiliki koefisien muatan faktor
yang signifikan (nilai t > 1.96). Selanjutnya melihat muatan faktor dari
tiap item, apakah ada yang bermuatan negatif. Karena semua item
bermuatan positif maka tidak ada yang di-drop.
3.4.2 Uji Validitas Konstruks Sense of Humor
3.4.2.1 Uji Validitas Konstruk Humor Production
Peneliti menguji apakah 7 item yang bersifat unidimensional dengan
mengukur skala humor production yang digunakan. Dari hasil analisis
awal yang dilakukan, didapatkan model satu faktor tidak fit, dengan Chi-
Square=111.41, df=14, P-value=0.00000, RMSEA=0.186. Setelah
dilakukan modifikasi pada model ini, dimana kesalahan pengukuran pada
beberapa item dibebaskan berkorekasi satu sama lainnya, maka diperoleh
model fit dengan Chi-Square=13.57, df=9, P-value=0.13866,
RMSEA=0.050 (lampiran). Nilai Chi-Square menghasilkan P-value >
0.05 (tidak signifikan), yang berarti bahwa model dengan satu faktor
(unidimensional) dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh
item mengukur satu faktor saja yaitu humor production.
45
Kemudian peneliti melihat apakah signifikan item tersebut
mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item
tersebut perlu di-drop atau tidak, maka dilakukan pengujian hipotesis
nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan
dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien maupun muatan faktor,
seperti pada tabel 3.5
Tabel 3.5
Muatan Faktor Humor Production
Item Koefisien Standar error Nilai t Signifikan
1 0.89 0.08 11.15 √
2 0.66 0.07 10.48 √
3 0.88 0.06 15.20 √
4 0.90 0.06 15.65 √
5 0.48 0.07 6.96 √
6 0.73 0.06 11.53 √
12 0.44 0.06 6.91 √
Keterangan: tanda √ = signifikan (nilai t > 1.96), × = tidak signifikan
Pada tabel di atas, semua item memiliki koefisien muatan faktor
yang signifikan (nilai t > 1.96). Selanjutnya melihat muatan faktor dari
tiap item, apakah ada yang bermuatan negatif. Karena semua item
bermuatan positif maka tidak ada yang di-drop.
3.4.2.2 Uji Validitas Konstruk Social Uses Of Humor
Peneliti menguji apakah 6 item yang bersifat unidimensional dengan
mengukur skala social uses of humor yang digunakan. Dari hasil analisis
awal yang dilakukan, didapatkan model satu faktor tidak fit, dengan Chi-
Square=50.90, df=9, P-value=0.00000, RMSEA=0.152. Setelah
dilakukan modifikasi pada model ini, dimana kesalahan pengukuran pada
46
beberapa item dibebaskan berkorekasi satu sama lainnya, maka diperoleh
model fit dengan Chi-Square=11.83, df=8, P-value=0.15875,
RMSEA=0.049 (lampiran). Nilai Chi-Square menghasilkan P-value >
0.05 (tidak signifikan), yang berarti bahwa model dengan satu faktor
(unidimensional) dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh
item mengukur satu faktor saja yaitu social uses of humor.
Kemudian peneliti melihat apakah signifikan item tersebut
mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item
tersebut perlu di-drop atau tidak, maka dilakukan pengujian hipotesis
nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan
dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien maupun muatan faktor,
seperti pada tabel 3.6
Tabel 3.6
Muatan Faktor Social Uses of Humor
Item Koefisien Standar error Nilai t Signifikan
7 0.77 0.07 11.76 √
8 0.74 0.07 11.26 √
9 0.72 0.07 10.84 √
10 0.65 0.07 9.51 √
11 0.64 0.07 9.23 √
19 0.41 0.07 5.55 √
Keterangan: tanda √ = signifikan (nilai t > 1.96), × = tidak signifikan
Pada tabel di atas, semua item memiliki koefisien muatan faktor yang
signifikan (nilai t > 1.96). Selanjutnya melihat muatan faktor dari tiap
item, apakah ada yang bermuatan negatif. Karena semua item bermuatan
positif maka tidak ada yang di-drop.
47
3.4.2.3 Uji Validitas Konstruk Humor for coping
Peneliti menguji apakah 5 item yang bersifat unidimensional dengan
mengukur skala humor for coping yang digunakan. Dari hasil analisis
awal yang dilakukan, didapatkan model satu faktor tidak fit, dengan Chi-
Square=44.82, df=5, P-value=0.00000, RMSEA=0.199. Setelah
dilakukan modifikasi pada model ini, dimana kesalahan pengukuran pada
beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh
model fit dengan Chi-Square=3.52, df=2, P-value=0.7243,
RMSEA=0.061 (lampiran). Nilai Chi-Square menghasilkan P-value >
0.05 (tidak signifikan), yang berarti bahwa model dengan satu faktor
(unidimensional) dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh
item mengukur satu faktor saja yaitu humor for coping.
Kemudian peneliti melihat apakah signifikan item tersebut
mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item
tersebut perlu di-drop atau tidak, maka dilakukan pengujian hipotesis
nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan
dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien maupun muatan faktor,
seperti pada tabel 3.7
Tabel 3.7
Muatan Faktor humor for coping
Item Koefisien Standar error Nilai t Signifikan
21 0.81 0.07 11.56 √
22 -0.19 0.08 -2.49 ×
23 0.79 0.07 11.29 √
24 0.62 0.07 8.79 √
18 -0.33 0.42 -0.78 ×
Keterangan: tanda √ = signifikan (nilai t > 1.96), × = tidak signifikan
48
Pada tabel di atas, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari
keseluruhan item terdapat tiga item yang signifikan (nilai t > 1.96),
sedangkan yang tidak signifikan adalah item nomor 18 dan 22.
Selanjutnya melihat muatan faktor dari tiap item, apakah ada yang
bermuatan negatif, maka diketahui terdapat dua item yang muatan
faktornya negatif yaitu item 18 dan 22. Oleh karena itu item 18 dan 22
tidak diikutsertakan dalam analisis selanjutnya atau harus di-drop.
3.4.2.4 Uji Validitas Konstruk Attitude Toward Humor
Peneliti menguji apakah 6 item yang bersifat unidimensional dengan
mengukur skala attitude toward humor yang digunakan. Dari hasil
analisis awal yang dilakukan, didapatkan model satu faktor tidak fit,
dengan Chi-Square=62.57, df=9, P-value=0.00000, RMSEA=0.172.
Setelah dilakukan modifikasi pada model ini, dimana kesalahan
pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama
lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square=14.22, df=8, P-
value=0.07630, RMSEA=0.062 (lampiran). Nilai Chi-Square
menghasilkan P-value > 0.05 (tidak signifikan), yang berarti bahwa
model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu
attitude toward humor.
Kemudian peneliti melihat apakah signifikan item tersebut
mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item
49
tersebut perlu di-drop atau tidak, maka dilakukan pengujian hipotesis
nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan
dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien maupun muatan faktor,
seperti pada tabel 3.8
Tabel 3.8
Muatan Faktor attitude toward humor
Item Koefisien Standar error Nilai t Signifikan
13 0.43 0.08 5.70 √
14 0.35 0.07 4.75 √
15 0.46 0.08 6.13 √
16 0.37 0.07 5.03 √
17 0.34 0.07 4.61 √
20 0.96 0.09 11.10 √
Keterangan: tanda √ = signifikan (nilai t > 1.96), × = tidak signifikan
Pada tabel di atas, semua item memiliki koefisien muatan faktor yang
signifikan (nilai t > 1.96). Selanjutnya melihat muatan faktor dari tiap
item, apakah ada yang bermuatan negatif. Karena semua item bermuatan
positif maka tidak ada yang di-drop.
3.4.3 Uji Validitas Konstruk Dukungan Sosial
3.4.3.1 Uji Validitas Konstruk Dukungan Sosial Keluarga
Peneliti menguji apakah 4 item yang bersifat unidimensional dengan
mengukur skala dukungan keluarga yang digunakan. Dari hasil analisis
awal yang dilakukan, didapatkan model satu faktor tidak fit, dengan Chi-
Square=8.19, df=2, P-value=0.01667, RMSEA=0.124. Setelah dilakukan
modifikasi pada model ini, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa
item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit
dengan Chi-Square=0.88, df=1, P-value=0.34877, RMSEA=0.000
50
(lampiran). Nilai Chi-Square menghasilkan P-value > 0.05 (tidak
signifikan), yang berarti bahwa model dengan satu faktor
(unidimensional) dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh
item mengukur satu faktor saja yaitu dukungan keluarga.
Kemudian peneliti melihat apakah signifikan item tersebut
mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item
tersebut perlu di-drop atau tidak, maka dilakukan pengujian hipotesis
nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan
dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien maupun muatan faktor,
seperti pada tabel 3.9
Tabel 3.9
Muatan Faktor Dukungan Sosial Keluarga
Item Koefisien Standar error Nilai t Signifikan
3 0.64 0.07 8.87 √
4 0.58 0.07 7.87 √
8 0.68 0.07 9.68 √
11 0.86 0.07 12.31 √
Keterangan: tanda √ = signifikan (nilai t > 1.96), × = tidak signifikan
Pada tabel di atas, semua item memiliki koefisien muatan faktor yang
signifikan (nilai t > 1.96). Selanjutnya melihat muatan faktor dari tiap
item, apakah ada yang bermuatan negatif. Karena semua item bermuatan
positif maka tidak ada yang di-drop.
3.4.3.2 Uji Validitas Konstruk Dukungan Sosial Teman
Peneliti menguji apakah 4 item yang bersifat unidimensional dengan
mengukur skala dukungan teman yang digunakan. Dari hasil analisis
awal yang dilakukan, didapatkan model satu faktor fit, dengan Chi-
51
Square=4.98, df=2, P-value=0.08277, RMSEA=0.086 (lampiran). Nilai
Chi-Square menghasilkan P-value > 0.05 (tidak signifikan), yang berarti
bahwa model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu
dukungan teman.
Kemudian peneliti melihat apakah signifikan item tersebut
mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item
tersebut perlu di-drop atau tidak, maka dilakukan pengujian hipotesis
nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan
dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien maupun muatan faktor,
seperti pada tabel 3.10
Tabel 3.10
Muatan Faktor Dukungan Sosial Teman
Item Koefisien Standar error Nilai t Signifikan
6 0.70 0.07 10.16 √
7 0.51 0.07 7.01 √
9 0.80 0.07 11.72 √
12 0.72 0.07 10.45 √
Keterangan: tanda √ = signifikan (nilai t > 1.96), × = tidak signifikan
Pada tabel di atas, semua item memiliki koefisien muatan faktor yang
signifikan (nilai t > 1.96). Selanjutnya melihat muatan faktor dari tiap
item, apakah ada yang bermuatan negatif. Karena semua item bermuatan
positif maka tidak ada yang di-drop.
3.4.3.3 Uji Validitas Konstruk Dukungan Sosial Guru
Peneliti menguji apakah 4 item yang bersifat unidimensional dengan
mengukur skala dukungan guru yang digunakan. Dari hasil analisis awal
52
yang dilakukan, didapatkan model satu faktor tidak fit, dengan Chi-
Square=31.95, df=2, P-value=0.00000, RMSEA=0.237. Setelah
dilakukan modifikasi pada model ini, dimana kesalahan pengukuran pada
beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh
model fit dengan Chi-Square=0.00, df=0, P-value=1.0000,
RMSEA=0.000 (lampiran). Nilai Chi-Square menghasilkan P-value >
0.05 (tidak signifikan), yang berarti bahwa model dengan satu faktor
(unidimensional) dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh
item mengukur satu faktor saja yaitu dukungan guru.
Kemudian peneliti melihat apakah signifikan item tersebut
mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item
tersebut perlu di-drop atau tidak, maka dilakukan pengujian hipotesis
nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan
dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien maupun muatan faktor,
seperti pada tabel 3.11
Tabel 3.11
Muatan Faktor dukungan guru
Item Koefisien Standar error Nilai t Signifikan
1 0.78 0.07 11.66 √
2 0.97 0.06 15.02 √
3 0.75 0.07 11.23 √
10 0.61 0.07 8.94 √
Keterangan: tanda √ = signifikan (nilai t > 1.96), × = tidak signifikan
Pada tabel di atas, semua item memiliki koefisien muatan faktor
yang signifikan (nilai t > 1.96). Selanjutnya melihat muatan faktor dari
tiap item, apakah ada yang bermuatan negatif. Karena semua item
bermuatan positif maka tidak ada yang di-drop.
53
3.4.3.4 Uji Validitas Konstruk Dukungan Sosial Kakak Kelas
Peneliti menguji apakah 3 item yang bersifat unidimensional dengan
mengukur skala dukungan kakak kelas yang digunakan. Dari hasil
analisis awal yang dilakukan, didapatkan model satu faktor fit, dengan
Chi-Square=0.00, df=0, P-value=1.00000, RMSEA=0.000 (lampiran).
Nilai Chi-Square menghasilkan P-value > 0.05 (tidak signifikan), yang
berarti bahwa model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima.
Hal ini menunjukkan bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu
dukungan kakak kelas.
Kemudian peneliti melihat apakah signifikan item tersebut
mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item
tersebut perlu di-drop atau tidak, maka dilakukan pengujian hipotesis
nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan
dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien maupun muatan faktor,
seperti pada tabel 3.12
Tabel 3.12
Muatan Faktor Dukungan Sosial kakak kelas
Item Koefisien Standar error Nilai t Signifikan
13 0.97 0.06 17.45 √
14 0.77 0.06 12.57 √
15 0.85 0.06 14.28 √
Keterangan: tanda √ = signifikan (nilai t > 1.96), × = tidak signifikan
Pada tabel di atas, semua item memiliki koefisien muatan faktor
yang signifikan (nilai t > 1.96). Selanjutnya melihat muatan faktor dari
tiap item, apakah ada yang bermuatan negatif. Karena semua item
bermuatan positif maka tidak ada yang di-drop.
54
3.5 Metode Analisis Data
Data yang diperoleh akan dianalisis untuk mengetahui pengaruh independent
variabel terhadap dependent variabel. Untuk menjawab semua rumusan yang
ada di rumusan masalah mengenai setiap jenis-jenis atau dimensi-dimensi
yang berpengaruh terhadap dependent variabel , penulis menggunakan teknik
multiple regression atau analisis berganda. Perhitungannya menggunakan
software SPSS.
Dalam menguji hipotesis penelitian yaitu pengujian hipotesis mayor dan
pengujian hipotesis minor secara empiris maka penulis mengolah data yang
didapat dengan menggunakan rumus persamaan garis regresi, yaitu :
Y’ = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8 +e
Keterangan:
Y adalah penyesuaian diri, a adalah intercept (konstan), b adalah koefisien
regresi, X1 adalah humor production, X2 adalah uses of humor for coping,
X3 adalah social uses of humor, X4 adalah attitude toward humor, X5 adalah
dukungan sosial keluarga, X6 adalah dukungan sosial teman, X7 adalah
dukungan sosial guru, X8 adalah dukungan sosial kakak kelas, dan e adalah
residu.
55
3.6 Prosedur pengumpulan data
Dalam penelitian ini melalui beberapa tahapan dalam pengumpulan data yaitu
sebagai berikut:
1. Tahap persiapan
Tahap ini diawali dengan memilih problematika dan judul penelitian.
Selanjutnya menyusun proposal penelitian, termasuk di dalamnya
menentukan rumusan dan batasan masalah, menentukan variabel yang
terdiri dari dependent variable yaitu penyesuaian diri dan independent
variable yaitu sense of humor dan dukungan sosial. Kemudian peneliti
melakukan kajian teori mengenai gambaran, dan penjelasan yang tepat
mengenai variabel yang akan diteliti, merumuskan hipotesis penelitian,
menentukan, menyusun dan menyiapkan alat ukur yang akan digunakan,
yaitu skala penyesuaian diri, skala sense of humor dan dukungan sosial.
2. Tahap pengambilan data
Pada tahap ini penulis menentukan sampel penelitian, dimana sampel
dalam penelitian ini adalah santri baru di pondok pesantren yang berada
di tingkat SMA. Dengan memberikan penjelasan mengenai tujuan
penelitian dan meminta responden untuk mengisi skala penelitian,
kemudian peneliti melakukan pengambilan data dengan memberikan alat
ukur yang telah disiapkan baik secara langsung maupun tidak langsung
kepada responden.
56
3. Tahap pengolahan data
Setelah data terkumpul, peneliti melakukan pengolahan data dari hasil
instrumen penelitian yang telah diisi oleh responden. Kemudian peneliti
melakukan penilaian dari hasil jawaban responden pada skala
penyesuaian diri, skala sense of humor dan dukungan sosial. Selanjutnya,
penulis melakukan analisa data dengan menggunakan Lisrel dan SPSS
untuk menguji hipotesis dan regresi antar variabel penelitian.
4. Tahap Penulisan Laporan Penelitian
Setelah melakukan pengolahan dan analisa data maka peneliti
menuliskan hasil analisa ke dalam bentuk deskripsi yang kemudian
peneliti simpulkan tentang hasil penelitian dan memberikan saran untuk
penelitian selanjutnya.
57
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini, peneliti membahas hasil penelitian yang telah dilakukan dalam tiga
sub-bab. Sub-bab pertama membahas tentang analisis deskriptif penelitian. Sub-
bab kedua membahas tentang kategorisasi skor variabel dan sub-bab ketiga
membahas tentang uji hipotesis penelitian.
4.1 Deskriptif Subjek Penelitian
Responden dalam penelitian ini adalah 202 santri laki-laki dan perempuan
yang berusia 14-17 tahun yang telah tinggal di dalam pesantren kurang lebih
satu tahun. Selanjutnya akan dijelaskan gambaran responden berdasarkan,
jenis kelamin, kemauan masuk pesantren dan pernah asrama atau tidak.
Tabel 4.1
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Pengalaman Tinggal
di Asrama, Keinginan Masuk ke Pesantren, dan Keikutsertaan dalam
Kegiatan Ekskul
Gambaran responden N Persentase (%)
Jenis kelamin
Laki-laki 92 45.54%
Perempuan 110 54.46%
Pengalaman tinggal di asrama
Pernah 106 52.47%
Tidak 96 47.52%
Kemauan masuk pesantren
Sendiri 122 59.40%
Sendiri dan orangtua 21 10.39%
Orangtua 53 53%
Terpaksa 6 2.97%
58
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, terlihat bahwa dari 202 responden
penelitian pada setiap kategori memiliki jumlah yang berbeda, berikut
penjelasannya:
1. Berdasarkan jenis kelamin
Pada tabel 4.1 di atas, dapat terlihat bahwa responden penelitian yang
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 92 (45.54%) dan sisa sebanyak 110
(54.46%) berjenis kelamin wanita. Dengan demikian jumlah responden
dalam penelitian ini lebih banyak perempuan.
2. Berdasarkan pengalaman tinggal di asrama
Pada tabel 4.1 di atas, dapat terlihat bahwa responden yang pernah
tinggal di asrama sebanyak 106 (52.48%) sedangkan yang belum pernah
tinggal di dalam asrama ada 96 (47.52%) responden. Dengan demikian
responden yang pernah tinggal di asrama lebih banyak dibandingkan
yang belum pernah.
3. Berdasarkan keinginan masuk pesantren
Pada tabel 4.1 di atas, dapat terlihat bahwa keinginan responden untuk
masuk ke pesantren atas keinginan yang berbeda-beda. Responden yang
masuk ke pesantren atas keinginannya sendiri ada 120 (59.40%)
responden, kemudian atas keinginan sendiri dan orangtua ada 21
(10.39%), lalu masuk ke pesantren atas keinginan orangtua sebanyak
53(26.23%) dan yang masuk pesantren karena terpaksa ada 6(2.97%)
59
responden. Dengan demikian bahwa yang masuk ke pesantren atas
keinginannya sendiri lebih banyak dibandingkan yang lain.
4.2 Kategorisasi Skor Variabel
Peneliti membagi klasifikasi skor penyesuaian diri, sense of humor, dan
dukungan sosial menjadi tiga interval dengan kategorisasi tinggi, sedang, dan
rendah. Untuk mengkategorisasikannya peneliti terlebih dahulu menghitung
mean, standar deviasi (SD), nilai maksimum dan minimum dari masing-
masing variabel. Nilai tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.2 berikut :
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif Variabel penelitian
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Penyesuaian Diri 202 22 72 50.00 9.677
Humor Production 202 25 73 50.00 9.301
Social uses of
humor
202 24 73 50.00 8.956
Attitude toward
humor
202 27 64 50.00 8.103
Humor for coping 202 24 68 50.00 8.674
Family 202 13 61 50.00 8.549
Friend 202 12 64 50.00 8.416
Guru 202 25 66 50.00 9.248
Kakak kelas 202 23 64 50.00 9.318
Valid N (listwise) 202
Berdasarkan tabel di atas, data yang didapat dengan sampel berjumlah
202 responden untuk skor terendah skala penyesuaian diri adalah 22, skor
tertinggi adalah 72 dengan nilai rata-rata sebesar 50.00, dan standar deviasi
sebesar 9.677. skor humor production terendah adalah 25, skor tertinggi
adalah 73, nilai rata-rata 50.00 dan standar deviasi sebesar 9.301. Skor
60
terendah social uses of humor adalah 24, skor tertinggi adalah 73, skor rata-
rata 50.00 dan standar deviasi 8.956. skor terendah attitude toward humor
adalah 27, skor tertinggi adalah 64, skor rata-rata 50.00 dan standar
deviasinya adalah 8.103. Skor terendah humor for coping adalah 24, skor
tertinggi 68, skor rata-rata 50.00 dan standar deviasinya adalah 8.674. Skor
terendah dukungan sosial keluarga adalah 13, skor tertinggi adalah 61, skor
rata-rata 50.00 dan dengan standar deviasi sebesar 8.549. Skor terendah
dukungan sosial teman adalah 12, skor tertinggi 64, nilai rata-rata 50.00 dan
standar deviasi sebesar 8.416. Skor terendah dukungan sosial guru adalah 24,
skor tertinggi adalah 66, skor rata-rata 50.00 dan standar deviasi sebesar
9.248. Skor terendah dukungan sosial kakak kelas adalah 23, skor tertinggi
64, skor rata-rata 50.00 dan standar deviasi sebesar 9.318.
Dengan menggunakan standar deviasi dan mean dari skala T ini, maka
dapat ditetapkan norma seperti yang tertera pada tabel 4.3.
Tabel 4.3
Norma Skor Kategori
Kategori Norma
Tinggi T > 60
Sedang 40 < T ≤ 60
Rendah T < 40
Setelah kategori tersebut didapatkan, maka akan diperoleh nilai persentase
kategori untuk penyesuaian diri, sense of humor (humor production, social
61
uses of humor, humor for coping, dan attitude toward humor), dukungan
sosial (keluarga, teman, guru, dan kakak kelas) sebagai berikut.
4.2.1 Kategorisasi Skor
Adapun kategorisasi skor variabel penelitian pada 202 responden dapat
digambarkan seperti tabel berikut.
Tabel 4.4
Kategori Skor Variabel Penelitian
Variabel N Kategori dan Persentase Skor
Ting
gi % Sedang % Rendah %
Penyesua
ian diri
20
2 26 12.9% 148 73.3% 28 13.9%
Humor
producti
on
20
2 25 12.4% 140 69.3% 37 18.3%
Social
uses of
humor
20
2 28 13.9% 149 73.8% 25 12.4%
Humor
for
coping
20
2 24 11.9% 153 75.7% 25 12.4%
Attitude
toward
humor
20
2 28 13.9% 151 74.8% 23 11.4%
Keluarga 20
2 43 21.3% 145 71.8% 14 6.9%
Teman 20
2 30 14.9% 153 75.7% 19 9.4%
Guru 20
2 29 14.4% 145 71.8% 28 13.9%
Kakak
kelas
20
2 39 19.3% 134 66.3% 29 14.4%
62
Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar responden memiliki penyesuaian diri pada tingkat sedang (rata-rata)
yaitu sebanyak 148 orang atau 73.3%. begitu juga dengan variabel-
variabel lainnya yaitu humor production, social uses of humor, humor for
coping, attitude toward humor, dukungan sosial keluarga, dukungan sosial
teman dan dukungan sosial guru sebagian besar responden berada pada
tingkat sedang yaitu, humor production 140 atau 69.3%, social uses of
humor 149 atau 73.8%, humor for coping 153 atau 75.%, attitude toward
humor 151 atau 74.8%, dukungan sosial keluarga 145 atau 71.8%,
dukungan sosial teman 153 atau 75.7%, dukungan sosial guru 145 atau
71.8% dan dukungan sosial kakak kelas 134 atau 66.3%.
4.3 Uji Hipotesis Penelitian
4.3.1 Analisis Regresi Variabel Penelitian
Selanjutnya uji hipotesis untuk mengetahui pengaruh antara masing-
masing IV terhadap DV dalam penelitian ini, analisisnya dilakukan dengan
teknik regresi berganda. Data yang dianalisis ialah true score yang
diperoleh dari faktor skor berdasarkan analisis faktor. Alasan penulis
menggunakan true score adalah untuk menghindari dampak negatif dari
kesalahan pengukuran (attenuation).
Pada tahapan ini peneliti menguji hipotesis dengan teknik analisis
berganda menggunakan software SPSS 18. Seperti yang sudah dijelaskan
pada bab 3, dalam regresi ada tiga hal yang dilihat, yaitu melihat apakah
63
secara keseluruhan IV berpengaruh secara signifikan terhadap DV, kedua
melihat besaran R square untuk mengetahui berapa persen (%) varian pada
DV yang dijelaskan oleh IV, kemudian yang terakhir melihat signifikan
atau tidaknya koefisien regresi dari masing-masing IV terhadap DV.
Langkah pertama peneliti menganalisis seberapa besar sumbangan
yang diberikan oleh seluruh IV terhadap DV. Tabel R square dapat dilihat
sebagai berikut.
Tabel 4.5
R Square
Model
R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 .558a .311 .283 8.19703
a. Predictors: (Constant), KK, ATH, HFC, HP, FRI, GR, FAM, SUH
Dari tabel 4.5 dapat kita lihat bahwa perolehan R square sebesar
0.311 atau 31.1%. Artinya variasi dari penyesuaian diri dapat dijelaskan
oleh humor production, social uses of humor, humor for coping, attitude
toward humor, dukungan sosial keluarga, dukungan sosial teman,
dukungan sosial guru dan dukungan sosial kakak kelas adalah sebesar
31.1%, sedangkan 68.9% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar
penelitian ini.
Langkah selanjutnya yaitu menganalisis dampak atau pengaruh
dari seluruh independent variable terhadap penyesuaian diri. Adapun hasil
uji F dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut.
64
Tabel 4.6
Anova
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 5855.491 8 731.936 10.893 .000a
Residual 12967.923 193 67.191
Total 18823.413 201
a. Predictors: (Constant), KK, ATH, HFC, HP, FRI, GR, FAM, SUH
b. Dependent Variable: PENYESUAIAN DIRI
Berdasarkan tabel 4.6 di atas pada kolom ke enam didapatkan
signifikansinya adalah 0.000 (sig.< 0.05), maka hipotesis nihil yang
menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan dari humor production,
social uses of humor, humor for coping, attitude toward humor, dukungan
sosial keluarga, dukungan sosial teman, dukungan sosial guru dan
dukungan sosial kakak kelas terhadap penyesuaian diri ditolak. Sedangkan
yang diterima adalah hipotesis penelitian. Artinya ada pengaruh yang
signifikan dari humor production, social uses of humor, humor for coping,
attitude toward humor, dukungan sosial keluarga, dukungan sosial teman,
dukungan sosial guru dan dukungan sosial kakak kelas terhadap
penyesuaian diri.
Langkah terakhir adalah melihat koefisiensi regresi tiap variabel
independen. Cara melihatnya dengan melihat pada kolom yang paling
kanan. Jika nilai sig < 0.05 maka koefisien regresi tersebut signifikan
yang berarti bahwa variabel independen tersebut memiliki dampak yang
signifikan terhadap penyesuaian diri. Adapun penyajiannya ditampilkan
pada tabel 4.7 berikut.
65
Tabel 4.7
Koefisien Regresi
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.720 6.102 .282 .778
HP -.027 .097 -.026 -.276 .783
SUH .181 .103 .167 1.756 .081
ATH .326 .080 .273 4.062 .000
HFC -.068 .075 -.061 -.917 .360
FAM .131 .086 .116 1.526 .129
FRI .001 .081 .001 .017 .987
GR .230 .077 .220 3.006 .003
KK .191 .074 .184 2.569 .011
a. Dependent Variable: PD
Berdasarkan koefisien regresi pada tabel 4.7 dapat disampaikan
bahwa persamaan regresi penyesuaian diri sebagai berikut:
Penyesuaian diri = 1.720 - 0.027 humor production +0.181 social uses of
humor +0.326 attitude toward humor* -0.068 humor production +0.131
family -0.01 friend +0.230 guru* +0.191 kakak kelas*
Keterangan: Tanda (*) menunjukan variabel signifikan
Dari persamaan di atas hanya ada tiga koefisien regresi yang
signifikan, yaitu attitude toward humor, dukungan sosial guru, dan
dukungan sosial kakak kelas. Sedangkan variabel lainnya tidak signifikan.
Penjelasan dari nilai koefisien regrsi yang diperoleh masing-masing IV
adalah sebagai berikut:
1. Variabel humor production : diperoleh nilai nilai koefisien regresi
sebesar -0.026 dan signifikan sebesar 0.783 (sig > 0.05), yang berarti
66
bahwa variabel humor production secara negatif tidak mempengaruhi
secara signifikan terhadap penyesuaian diri.
2. Variabel social uses of humor : diperoleh nilai nilai koefisien regresi
sebesar +0.167 dan signifikan sebesar 0.104 (sig > 0.05), yang berarti
bahwa variabel social uses of humor secara positif tidak
mempengaruhi secara signifikan terhadap penyesuaian diri.
3. Variabel attitude toward humor : diperoleh nilai nilai koefisien regresi
sebesar +0.273 dan signifikan sebesar 0.000 (sig < 0.05), yang berarti
bahwa variabel attitude toward humor secara positif memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap penyesuaian diri. Artinya semakin
tinggi attitude toward humor (sikap terhadap humor dan orang
humoris) individu maka semakin tinggi pula penyesuaian dirinya.
4. Variabel humor for coping : diperoleh nilai nilai koefisien regresi
sebesar -0.061 dan signifikan sebesar 0.365 (sig > 0.05), yang berarti
bahwa variabel humor for coping secara negatif tidak mempengaruhi
secara signifikan terhadap penyesuaian diri.
5. Variabel dukungan sosial keluarga : diperoleh nilai nilai koefisien
regresi sebesar +0.116 dan signifikan sebesar 0.129 (sig > 0.05), yang
berarti bahwa variabel dukungan sosial keluarga secara positif tidak
mempengaruhi secara signifikan terhadap penyesuaian diri.
6. Variabel dukungan sosial teman: diperoleh nilai nilai koefisien regresi
sebesar -0.001 dan signifikan sebesar 0.967 (sig > 0.05), yang berarti
67
bahwa variabel dukungan sosial teman secara negatif tidak
mempengaruhi secara signifikan terhadap penyesuaian diri.
7. Variabel dukungan sosial guru: diperoleh nilai nilai koefisien regresi
sebesar +0.220 dan signifikan sebesar 0.003 (sig < 0.05), yang berarti
bahwa variabel dukungan sosial guru secara positif memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap penyesuaian diri. Artinya semakin tinggi
dukungan sosial guru yang didapatkan individu maka semakin tinggi
pula penyesuaian dirinya.
8. Variabel dukungan sosial kakak kleas : diperoleh nilai nilai koefisien
regresi sebesar +1.84 dan signifikan sebesar 0.011 (sig < 0.05), yang
berarti bahwa variabel dukungan sosial kakak kelas secara positif
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penyesuaian diri. Artinya
semakin tinggi dukungan sosial kakak kelas yang didapatkan individu
maka semakin tinggi pula penyesuaian dirinya.
Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat diketahui urutan IV yang
berpengaruh secara signifikan terhadap DV dari yang terbesar hingga yang
terkecil dengan melihat nilai signifikansinya. Maka dari tabel koefisien
regresi di atas dapat dilihat urutan IV yang memiliki pengaruh dari yang
terbesar terhadap DV, yaitu:
1. Attitude toward humor dengan nilai signifikansinya = 0.000
2. Dukungan sosial (guru) dengan nilai signifikansinya = 0.003
3. Dukungan sosial (kakak kelas) dengan nilai signifikansinya = 0.011
68
4.3.2. Pengujian Proporsi Varian Masing-masing Variabel Independen
Selanjutnya, peneliti ingin mengetahui bagaimana sumbangan atau
kontribusi dari masing-masing variabel besar dan variabel independen
terhadap penyesuaian diri.
Penjelasan tabel 4.8, pada kolom pertama adalah IV yang dianalisis
secara satu persatu, kolom kedua merupakan penambahan varians DV dari
tiap IV yang dianalisis secara satu persatu, kolom ketiga merupakan nilai
murni varians DV dari tiap IV yang dimasukan secara satu per satu, kolom
keempat adalh nilai F hitung bagi IV yang bersangkutan. Kolom DF
adalah derajat bebas bagi variabel besar ataupun IV yang bersangkutan
pula, yang terdiri dari numerator dan denumerator. Kemudian kolom
terakhir merupakan penjelasan signifikansi sumbangan dari setiap variabel
besar maupun IV. Besarnya proporsi varian pada penyesuaian diri dapat
dilihat pada tabel 4.8 berikut.
Tabel 4.8
Proporsi Varian Untuk Masing-masing Variabel Independen
Model
R R Square
Change Statistics
R Square
Change F Change df1 df2
Sig. F
Change
o
n
0
1 .272a .074 .074 15.925 1 200 .000
2 .331b .109 .036 7.969 1 199 .005
3 .407c .166 .057 13.428 1 198 .000
4 .412d .169 .003 .810 1 197 .369
5 .456e .208 .038 9.469 1 196 .002
6 .461f .212 .004 1.107 1 195 .294
7 .536g .288 .075 20.521 1 194 .000
8 .558h .311 .024 6.602 1 193 .011
a. Predictors: (Constant), HP
b. Predictors: (Constant), HP, SUH
69
c. Predictors: (Constant), HP, SUH, ATH
d. Predictors: (Constant), HP, SUH, ATH, HFC
e. Predictors: (Constant), HP, SUH, ATH, HFC, FAM
f. Predictors: (Constant), HP, SUH, ATH, HFC, FAM, FRI
g. Predictors: (Constant), HP, SUH, ATH, HFC, FAM, FRI, GR
h. Predictors: (Constant), HP, SUH, ATH, HFC, FAM, FRI, GR, KK
Keterangan:
1. HP : Humor production
2. SUH : Social uses of humor
3. ATH : Attitude toward humor
4. HFC : Humor for coping
5. FAM : Dukungan sosial (family)
6. FRI : Dukungan sosial (friend)
7. GR : Dukungan sosial (guru)
8. KK : Dukungan sosial (kakak kelas)
Dari tabel di atas dapat disampaikan sebagai berikut :
1. Variabel humor production memberikan sumbangan sebesar 7.4%
dalam varians penyesuaian diri. Sumbangan tersebut signifikan secara
statistik dengan signifikansi 0.000 (sig < 0.05), F = 15.925, df = 1.200
2. Variabel social uses of humor memberikan sumbangan sebesar 3.6%
dalam varians penyesuaian diri. Sumbangan tersebut signifikan secara
statistik dengan signifikansi 0.005 (sig < 0.05), F = 7.969, df = 1.199
3. Variabel attitude toward humor memberikan sumbangan sebesar 5.7%
dalam varians penyesuaian diri. Sumbangan tersebut signifikan secara
statistik dengan signifikansi 0.000 (sig < 0.05), F = 13.428, df = 1.198
70
4. Variabel humor for coping memberikan sumbangan sebesar 0.3%
dalam varians penyesuaian diri. Sumbangan tersebut tidak signifikan
secara statistik dengan signifikansi 0.369 (sig > 0.05), F = 0.810, df =
1.197
5. Variabel dukungan sosial (family) memberikan sumbangan sebesar
3.8% dalam varians penyesuaian diri. Sumbangan tersebut signifikan
secara statistik dengan signifikansi 0.002 (sig < 0.05), F = 9.469, df =
1.196
6. Variabel dukungan sosial (friend) memberikan sumbangan sebesar
0.4% dalam varians penyesuaian diri. Sumbangan tersebut tidak
signifikan secara statistik dengan signifikansi 0.294 (sig > 0.05), F =
1.107, df = 1.195
7. Variabel dukungan sosial (guru) memberikan sumbangan sebesar
7.5% dalam varians penyesuaian diri. Sumbangan tersebut signifikan
secara statistik dengan signifikansi 0.000 (sig < 0.05), F = 20.521, df =
1.194
8. Variabel dukungan sosial (kakak kelas) memberikan sumbangan
sebesar 2.4% dalam varians penyesuaian diri. Sumbangan tersebut
signifikan secara statistik dengan signifikansi 0.011 (sig < 0.05), F =
6.602, df = 1.193
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada enam IV yaitu
dukungan sosial (guru), humor production, attitude toward humor,
71
dukungan sosial (family), social uses of humor dan dukungan sosial (kakak
kelas) yang sumbangannya signifikan terhadap penyesuaian diri jika
dilihat dari besarnya pertambahan R² yang dihasilkan setiap kali dilakukan
penambahan IV(sumbangan proporsi varian yang diberikan). Dari keenam
IV tersebut dapat dilihat mana yang paling besar memberikan sumbangan
terhadap DV. Hal tersebut dapat diketahui dengan melihat R² changenya,
semakin besar maka semakin banyak sumbangan yang diberikan terhadap
DV. Dari tabel di atas diketahui urutan IV yang signifikan memberikan
sumbangan dari yang terbesar hingga terkecil adalah dukungan sosial
(guru) dengan R² change-nya 0.075 atau 7.5%, humor production dengan
R² change-nya 0.074 atau 7.4%, attitude toward humor dengan R² change-
nya 0.057atau 5.7%, dukungan sosial (family) dengan R² change-nya
0.038 atau 3.8%, social uses of humor dengan R² change-nya 0.036 atau
3.6% dan dukungan sosial (kakak kelas) dengan R² change-nya 0.024 atau
2.4%.
72
BAB V
KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
Pada bab ini, peneliti memaparkan lebih jauh mengenai hasil dari penelitian yang
telah dilakukan. Pemaparan ini dibagi ke dalam tiga bagian yaitu, kesimpulan,
diskusi, dan saran.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari analisis data yang telah dilakukan dan dijabarkan
sebelumnya, maka kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini adalah:
“Ada pengaruh yang signifikan sense of humor (humor production, social
uses of humor, attitude toward humor, dan humor for coping), dukungan
sosial (keluarga, teman, guru, dan kakak kelas) terhadap penyesuaian diri
santri baru”. Berdasarkan proporsi varians seluruhnya, seluruh IV
memberikan sumbangan 31.1% dalam varians penyesuaian diri.
Kemudian hasil uji hipotesis minor yang menguji signifikansi masing-
masing koefisien regresi terhadap variabel dependen, diperoleh hanya tiga
koefisien regresi yang signifikan pengaruhnya terhadap penyesuaian diri yaitu
attitude toward humor, dukungan sosial (guru), dan dukungan sosial (kakak
kelas).
5.2 Diskusi
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan
oleh peneliti, sense of humor dan dukungan sosial memiliki pengaruh yang
73
signifikan terhadap penyesuaian diri santri baru. Hal ini sesuai dengan
penelitian sebelumnya bahwa ada hubungan antara sense of humor (Pralina,
2005) dan dukungan sosial (Ahyani dan Kumalasari, 2012) dengan
penyesuaian diri.
Secara garis besar aspek-aspek sense of humor secara bersama-sama
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penyesuaian diri santri baru. Hal
ini sejalan dengan yang dinyatakan Lefcourt (Martin, 2003) bahwa individu
yang memiliki sense of humor yang tinggi diketahui lebih baik dalam
menjalin hidup dengan orang di sekitarnya. Ketika individu dapat dengan
baik menjalin hidup dengan orang lain maka ia lebih mudah mudah untuk
menyesuaiakan dirinya. Sense of humor merupakan elemen yang dapat
membantu individu untuk mengurangi stres dan membantu individu untuk
mengatur situasi sulit (Jose at al, 2007), seperti hal nya tempat atau
lingkungan yang baru.
Akan tetapi jika dilihat berdasarkan signifikansi atau tidaknya
koefisiensi regresi dari masing-masing variabel independen penelitian hanya
satu dimensi dari sense of humor yang memiliki pengaruh terhadap
penyesuaian diri santri baru yaitu variabel attitude towards humor (sikap-
sikap individu terhadap humor dan orang-orang yang humoris) dengan nilai
koefisien regresi sebesar 0.274 dengan signifikansi 0.000 (sig < 0.05) yang
berarti signifikan. Pengaruh pada variabel attitude towards humor ini bernilai
positif artinya semakin tinggi attitude towards humor santri baru maka
makin tinggi pula penyesuaian dirinya.
74
Attitude toward humor adalah sikap individu terhadap humor dan
orang-orang humoris. Dalam penelitian ini santri yang mampu menyikapi
humor dan orang humoris dengan positif mempunyai penyesuain diri yang
baik. Ketika individu tersebut mampu dengan baik menyikapi humor maka
stres yang dialami oleh individu dalam menyesuaikan diri berkurang,
sehingga ia mampu menyesuaikan diri dengan lebih baik. Selain itu, menurut
peneliti pada saat ini terdapat variasi-variasi humor yang baru yang
memungkinkan individu lebih mudah menerima humor dan orang-orang yang
humoris.
Variabel selanjutnya yang memiliki pengaruh terhadap penyesuaian
diri adalah dua dimensi dari dukungan sosial yaitu, dukungan sosial guru dan
dukungan sosial kakak kelas. Dukungan sosial guru memiliki pengaruh
positif terhadap penyesuaian diri dan signifikan. Yang berarti bahwa semakin
tinggi dukungan sosial guru yang didapat maka semakin tinggi pula
penyesuaian santri baru tersebut. Hal ini menurut peneliti karena ketika di
pesantren santri tidak tinggal dengan orangutan melainkan dengan guru
(ustadz/ustadzah) yang tinggal 24 jam di pesantren ataupun guru
(ustadz/ustadzah) yang pulang pergi, sehingga guru inilah yang selalu berada
di sekitar santri. Ketika santri tersebut mendapatkan dukungan sosial dari
gurunya maka ia akan merasa nyaman berada di pesantren sehingga ia lebih
mudah untuk dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan pesantren. Hal
tersebut sesuai dengan teori Baker dan Syrik (dalam Crede dan Nichoster,
2011) yang menyatakan bahwa individu dapat menyesuaikan diri dengan
75
sekolah di antaranya adalah adanya rasa nyaman berada di lingkungan
sekolah.
Dukungan sosial kakak kelas adalah variabel independen yang peneliti
tambahkan dari skala yang sudah ada milik Zimet et.al (1988). Akan tetapi
ternyata dukungan sosial kakak kelas secara positif memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap penyesuaian diri santri baru, artinya semakin tinggi
dukungan sosial kakak kelas yang didapatkan santri baru maka semakin
tinggi penyesuaian diri santri tersebut. di dalam lingkungan pesantren tidak
hanya terdapat guru akan tetapi ada juga santri lain yang lebih dulu tinggal di
pesantren yaitu kakak kelas. Kakak kelas juga merupakan orang-orang yang
berada di sekitar santri baru, sehingga santri baru membutuhkan dukungan
sosial juga dari kakak kelasnya. Kakak kelas juga merupakan individu yang
mungkin selalu berinteraksi dengan santri baru di dalam pesantren selain
dengan guru. Oleh karena itu ketika santri baru memiliki dukungan sosial
yang tinggi dari kakak kleas ia akan merasa mendapat perhatian dari kakak
kelasnya sebagai pengganti kakak atau keluarganya di rumah. Dan hal itu lah
yang membuat santri tersebut merasa nyaman berada di pesantren. Sama hal
nya dengan sense of humor, dukungan sosial juga merupakan elemen yang
dapat mengurangi stres. Dukungan sosial memberikan efek positif dalam
mengelola masalah psikologis seperti stres, depresi, dan cemas (Yasin &
Dzulkifli, 2010).
Selain variabel independen yang memiliki pengaruh signifikan
terhadap penyesuaian diri ada variabel independen dari sense of humor yang
76
tidak mempengaruhi yaitu, variabel humor production, humor for coping, dan
social uses of humor. Secara umum ketidaksesuaian hasil penelitian dengan
asumsi peneliti mungkin disebabkan oleh prosedur penelitian yang kurang
baik seperti penerjemahan skala baku dari bahasa inggris ke dalam bahasa
Indonesia yang kurang sesuai dengan bahasa aslinya. Selain itu variabel sense
of humor merupakan variabel psikologis yang bersifat multidimensi, sehingga
ketika peneliti memecahnya menjadi beberapa variabel maka terjadi
ketidaksesuaian hasil penelitian dengan hipotesis minor penelitian. Selain itu
menurut peneliti individu yang memiliki sense of humor yang tinggi maka ia
juga akan memiliki aspek-aspek sense of humor (humor production, social
uses of humor, attitudes towards humor dan humor for coping) yang tinggi
pula.
Variabel humor production tidak memiliki pengaruh terhadap
penyesuaian diri santri baru dalam penelitian ini. Hal tersebut menurut
peneliti dikarenakan santri baru lebih nyaman untuk menyikapi humor dan
orang humoris dibandingkan dengan memproduksi humor itu sendiri.
Selanjutnya variabel social uses of humor yang tidak memiliki pengaruh yang
signifikan, menurut peneliti hal tersebut dapat terjadi karena tidak semua
individu menggunakan humor untuk bersosialisasi. Walaupun demikian pada
analisis proporsi varian variabel ini memberikan sumbangan yang signifikan.
Kemudian variabel Humor for coping juga tidak berpengaruh terhadap
penyesuaian diri santri baru. Peneliti berasumsi bahwa hal tersebut
77
dikarenakan tidak semua individu memandang humor sebagai cara untuk
mengatasi masalah yang mereka hadapi.
Sedangkan dari dukungan sosial dukungan keluarga dan dukungan
dari teman lah yang tidak memiliki pengaruh. Dukungan keluarga tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penyesuaian diri santri baru.
Peneliti mengasumsikan bahwa hal itu dikarenakan keluarga tidak tinggal
bersama dengan santri baru akan tetapi keluarga hanya datang menjenguk dua
minggu bahkan satu bulan sekali. Sehingga dukungan sosial keluarga yang
diterima tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Penelitian ini juga serupa
dengan penelitian Yusoff, Jauhar, dan Chelliah (2011), bahwa dukungan
keluarga tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penyesuaian diri
mahasiswa internasional di Malaysia.
Dukungan sosial teman juga tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap penyesuaian hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
Yusoff, Jauhar, dan Chelliah (2011), penelitian yang dilakukan oleh Yusoff,
Jauhar, dan Chelliah menyatakan bahwa dukungan teman berpengaruh secara
signifikan terhadap penyesuaian diri mahasiswa internasional di Malaysia.
Responden dalam penelitian ini merupakan santri baru yang berada pada
masa remaja. Hurlock (1978) mengatakan remaja dapat memperoleh
dukungan sosial dari teman sebaya, berupa perasaan senasib yang menjadikan
adanya hubungan yang saling mengerti dan simpati yang tidak diperoleh dari
orangtuanya. Akan tetapi dalam penelitian ini dukungan sosial yang didapat
dari teman tidak mempengaruhi penyesuaian diri santri baru. Hal tersebut
78
menurut peneliti karena santri baru masih belum saling mengenal satu sama
lain dengan lebih dekat yang membuat adanya rasa canggung diantara para
santri baru tersebut sehingga dukungan yang didapatkannya tidak memiliki
pengaruh terhadap penyesuaian diri.
Seluruh variabel independen penelitian secara bersama-sama
mempengaruhi penyesuaian diri sebesar 31.1% sedangkan sisanya
dipengaruhi oleh hal lain, hal ini menurut penulis banyak faktor psikologis
lain yang dapat mempengaruhi penyesuaian diri yang tidak peneliti ikut
sertakan di dalam penelitian ini.
Selanjutnya peneliti melakukan analisis regresi tambahan yakni
menambahkan faktor demografi jenis kelamin, pernah tinggal di asrama, dan
alasan masuk pesantren (seperti pada tabel gambaran umum responden).
Akan tetapi seluruh faktor demografi tidak memiliki pengaruh secara
signifikan terhadap penyesuaian diri.
5.3 Saran
Peneliti menyadari banyak keukrangan dari penelitian ini. Oleh karena itu
peneliti memberikan saran metodologis dan saran praktis. Saran-saran berikut
dapat dijadikan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya.
5.3.1 Saran Teoritis
1. Varians dari kedelapan variabel yang ada hanya menyumbang 31,1%
dan sisanya dipengaruhi oleh variabel di luar penelitian ini. Variabel
79
yang tidak diteliti dalam penelitian ini memberikan pengaruh yang
lebih besar dibandingkan dengan variabel yang diteliti. Oleh karena
itu peneliti menyarankan untuk penelitian selanjutnya sebaiknya
menambahkan variabel-variabel lain yang belum ada dalam penelitian
ini.
2. Penelitian ini menggunakan variabel dukungan sosial berdasarkan
sumbernya, sehingga hanya diketahui dukungan sosial yang
didapatkan oleh santri hanya berdasarkan sumber tanpa diketahui
bentuk dukungan sosialnya itu sendiri. Oleh karena itu peneliti
menyarankan untuk penelitian selanjutnya menggunakan dukungan
sosial berdasarkan bentuk dan sumber dukungan sosialnya.
3. Pada penelitian mendatang juga dapat dikembangkan dengan sampel
yang berbeda seperti di SMP, SMA, boardingschool, dan juga
universitas dengan pertimbangan agar hasilnya dapat memberikan
gambaran yang lebih luas tentang pengaruh sense of humor, dukungan
sosial terhadap penyesuaian diri.
5.3.2 Saran Praktis
1. Untuk meningkatkan penyesuaian diri santri baru peneliti
menyarankan agar individu yang berada di sekitar santri baru seperti
guru lebih memberikan dukungan emosional kepada santri tersebut
dan senantiasa ada untuk mereka ketika mereka menghadapi masalah
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan pesantren.
80
2. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa sikap santri terhadap humor
dan orang humoris mempengaruhi secara positif dan signifikan
sehingga diharapkan kepada para guru untuk dapat menggunakan
humor ketika mengajar atau hanya sekedar mengobrol agar
ketegangan atau stres yang dimiliki oleh santri baru dalam
menyesuaikan dirinya berkurang sehingga santri dapat menyesuaikan
diri dengan lebih baik dan positif.
81
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qaisy, L.M. (2010). Adjustment of college freshmen: the importance of gender
and the place of residence. International Journal of Psychological Studies.
Diunduh pada tanggal 2 Juli 2014 dari http://www.ccsenet.org/ijps
Ambarwati, W. (2008). Hubungan antara persepsi dukungan sosial dengan tingkat
kecemasan pada penderita diabetes militus. Bulletin Penelitian RSU Dr
Sutomo
Baron, R.A & Byrne, D. (2004). Psikologi sosial, edisi 10, jilid 2. Jakarta:
Erlangga
Basu, S. (2012). Adjustment of secondary shool students. An International Peer
Reviewed Scholarly Research Journal for Interdisciplinary Studies.
Diunduh pada tanggal 19 Mei 2014 dari http://srjis.com
Bawani,I., Zaini, A., Muzakki, A., Jazil, S., Biyanto, dan Hilmy, M. (2011).
Pesantren buruh pabrik: Pemberdayaan buruh pabrik berbasis pendidikan
pesantren. Yogyakarta: LKIS
Burgoyne, J., Cole, J., & Hickman, G.P. (2003) The relation between humorous
coping skills and the initial personal-emotional adjustment of college
freshman enrolled in a small shoutwestern evangelical cristian. Journal of
Psychology and Behavioral Sciences. Diunduh pada tanggal 17 Maret 2014
dari http://alpha.fdu.edu/psychweb/Vol16-17/Burgoyne_Proof.pdf
Chaplin, J.P. (2007). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: Raja Grafindo persada
Crede, M. & Niehoster, S., (2012). Adjustment to college as measured by the
student adaptation to college questionnaire: a quantitative review of its
structure and relationships with correlates and consequences. Educational
Psychology Rev 24. 133-165 doi: 10.1007/s10648-011-9184-5
Daalen, G.V., Sanders, K., & Willemsen, T.M. (2005) sources of social support as
predictors of health, psychological well-being and life satisfaction among
dutch male and female dual-earners. Journal of Women and Health.43-
47.doi: 10.1300/J013v41n02_04.
Dowling, J.S., Hockenberry, M., & Gregory, R.L. (2003). Sense of humor,
childhood cancer stressor, and outcomes of psychosocial adjustment,
immune function, and infection. Journal of Pediatric Oncology Nursing.
271-288. doi: 10.1177/1043454203254046
82
Downs, J. (2002). Adapting to secondary and boarding school: self concept, place
identity and homesickness. Collected Papers Of The Second Biennial Self-
Concept Enhancement And Learning Facilitation (SELF) Research Centre
International Conference, Sydney, Australia, 6-8 August, 2002. Diunduh
pada tanggal 22 Desember 2013 dari
http:// trove.nla.gov.au/work/153103980?q=+&versionId=166857557
(2003). Self concept during the transition to secondary school: turmoil
or normative adjustment. Paper presented on New Zealand Association for
Research in Education; NZARE AARE CONFERENCE
Dreher, D.V. (2008). The relationship between social support and college
adjustment in intercollegiate athletes. Diunduh pada tanggal 25 Juni 2014
dari http://diginole.lib.fsu.edu/etd
Gehlawat, M. (2011). A study of adjustment among high school students in
relation to their gender. International Referred Research Journal. Diunduh
pada tanggal 1 Juli 2013 dari http://www.ssmrae.com
Gottlieb, H.B. (1983). Social support strategies, guidline for mental health
practice. Beverly hills: Sage publications
Gross, M.W., Siperstein, G.N., Untch. A.S., & Widaman, K.F. (1997). Stress,
social support, and adjustment of adolescents in middle school. The Journal
of Early Adolescence 17:129 doi: 10.1177/0272431697017002002
Gupta, M., & Gupta, R. (2011). Adjustment and scholastic achievement of boys &
girls. VSRD International Journal of Business and Management Research.
Diunduh pada tanggal 10 Januari 2014 dari http://www.visualofindia.com
Haber, A. & Runyon, R. (1984) Psychology of adjustment. Illinois: The Dorsey
Press
Hampes, W.P. (2010). The relation between humor styles and empathy. Europe’s
Journal of Psychology 3 34-35. Diunduh pada tanggal 3 Maret 2014 dari
http://www.ejop.org
Hartanti, (2008). Apakah selera humor menurunkan stress?: sebuah meta-analisis.
Anima, Indonesian Psychological Journal. Diunduh pada tanggal 8
Desember 2010 dari http://digilib.mercubuana.ac.id
Ho, S.K., Chik, M.P.Y., & Chan, D.W.K. (2011). A psychometric evaluation on
the Chinese version of the multidimensional sense of humor scale for
children (C-MSHSC). Child In Res 5:77-91doi:10.1007/s12187-011-9114-6
83
Hurlock, E. Child development Ed (1978). Perkembangan anak jilid 1. Meitasari
Tjandrasa & Muslihah Zarkasih (terj). Jakarta: Erlangga
Indriyani, I. (2011) Pengaruh kepuasan pernikahan terhadap parenting stress: studi
pada ibu dengan anak usia 2-5 tahun. Skripsi. Jakarta: Universitas Islam
Negri Syarif Hidayatullah
Johnson, A. & McCord, D.M. (2010). Relating sense of humor to the five factor
personality domains and facets. American Journal of Psychological
Research. Diunduh pada tanggal 21 Juli 2013 dari
https://www.mcneese.edu/f/c/91344835/AJPR%2010-04%20Johnson%201-
18%20rev.pdf
Jose, H., Parreira, P., Thorson, J.A., & Allwardt, D. (2007). A factor analytic
study of the multidimensional sense of humor scale with Portuguese sample.
North American Journal Psychology. Diunduh pada tanggal 22 september
2014 dari http://researchgate.net
Kaur, S. (2012). A study of adjustment of high school students in relation to their
achievement, sex and locality. International Journal Of Research In
Education Methodology Council For Innovative Research vol 1 no 2.
Retrievied from http://www.cirworld.com
Kumalasari, F. & Ahyani, L.N. (2012). Hubungan antara dukungan sosial dengan
penyesuaian diri remaja di panti asuhan. Jurnal Psikologi Pitutur. Diunduh
pada tanggal 29 Juni 2013 dari http://jurnal.umk.ac.id
Latifa, R. (2006). Adaptasi alat ukur rasa humor multidimensional sense of humor
scale (adaptasi, uji reliabilitas dan validitas) pada kelompok sampel
masyarakat umum di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi. Tesis.
Depok: Universitas Indonesia
Mallinckrodt, B. & Wei, M. (2005). Attachment, social competencies, social
support, and psychological distress. Journal of Counseling Psychology vol
52, no 3, 358-367 doi: 10.1037/0022-0167.52.3.358
Martin, R.A. (2007). The psychology of humor: An integrative approach.
California: Elsevier
Miller, D. (2003). The correlation between sense of humor and mental health.
Diunduh pada tanggal 13 Juni 2014 dari http://www.webclearinghouse.net
Mutadin, Z (2002). Penyesuaian diri remaja. Diunduh tanggal 12 Desember 2010
dari http://www.belajarpsikologi.com
84
Nafis, M.W. (2008). Pesantren Daar El Qolam menjawab tantangan zaman.
Tangerang: Daar El Qolam pres
Ngabekti, S., Tandjung, D., Rijantna, R., & Wuryadi (2012). Pendidikan untuk
pembangunan berkelanjutan di pondok peantren. Prosiding Seminar
Nasional. Diunduh pada 15 Juli 2013 dari http://jurnal.fkip.uns.ac.id/
index.php/prosbio/article/view/1101/722
Pralina, A. (2004). Hubungan antara sense of humor dengan penyesuaian diri di
asrama pada remaja kelas 1 SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan.
Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Santrock, J.W. (2002). Perkembangan masa hidup. Jakarta: Erlangga
Sarafino, E.P. (1998). Health psychology: Biospsychosocial interaction 3rd ed .
New York: John Wiley & Sons Inc
Scheneider, A. (1960). Personal adjustment and mental health. New york:
Rinehart & Winston
Semrud, M. & Glass, K. (2010). The relation of humor and child development:
social, adaptive, and emotional aspects. Journal of Child Neurology 25 :
1248-1260 doi:1177/0883073810373144
Sheridan, C.L. & Radmacher, S.A. (1992). Health psychology: Challenging the
biomedical model. New York: John Willey & Sons, Inc
Symonds, P.M. (1999). The dynamic of human adjustment. New York: Appleton-
century-crofts inc
Taylor, S. (2009). Health psychology, 7th ed. New York: Mc Graw Hill
Thorson, J.A., & Powell, F.C. (1993). Development and validation of a
multidimensional sense of humor scale. Journal of Clinical Psychology. 13-
23. doi:10.1002/1097-4679(199301).
Toifur, & Prawitasari, J.E. (2003). Hubungan antara status sosial ekonomi,
orientasi religious, dan dukungan sosial dengan burnout pada guru sekolah
dasar di kabupaten cilacap. 511-525. Sosiohumanika 16A(3)
Tommy, P. (2010). Identifikasi jenis humor: lucu, lucu, lucu. Paper
Dipresentasikan dalam Temu Ilmiah Nasional Psikologi. Diunduh pada
tanggal 10 Januari 2014 dari www.researchgatenet/publication/260751019
85
Widianingsih, R. & Widyarini, N. (2009) Dukungan orangtua dan penyesuaian
diri remaja mantan pengguna narkoba. Jurnal Psikologi. Diunduh pada
tanggal 29 Juni 2013 dari http://ejournal.gunadarma.ac.id/files/journals/7/
articles/251/submission/original/251-744-1-SM.pdf
Yasin, Md. & Dzulkifli, M.A. (2010). The relationship between social support and
psychological problems among students. International Journal of Business
and Social Science. Diunduh pada tanggal 25 September 2014 dari
http://ijbssnet.com/journals/Vol._1_No._3_December_2010/11.pdf
Young, M.M. (1988). Humor and social competence in middle childhood.
Dissertation. USA: Texas University
Yuliana, L. (2008). Penyesuaian diri pada menantu pria dewasa awal yang tinggal
dengan mertua. Skripsi. Jakarta: Universitas Gunadarma
Yusoff, Y.M., Jauhar, J., Chelliah, S. (2010). Examining the role of perceived
social support on psychological adjustment of international students in a
Malaysian public university. The Third International Conference On
International Studies (ICIS). Diunduh pada tanggal 15 September 2014 dari
http://repo.uum.edumy/id/eprint/2486
Zimet, G., Dahlem, N., Zimet, S., & Farley, G. (1988). The multidimensional
scale of perceived social support. Journal of Personality Assessment.
Diunduh pada tanggal 27 Februari 2014 dari http://researchgate.net
88
Assalamualaikum Wr. Wb
Saya mahasiswi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang saat ini
sedang melakukan penelitian untuk memenuhi tugas akhir. Saya mengharapkan
kesediaan teman-teman untuk menjadi responden dalam penelitian ini dengan
mengisi serangkaian pernyataan dalam kuesioner terlampir secara jujur dan apa
adanya.
Dalam kuesioner ini tidak ada jawaban yang benar atau salah. Adapun informasi
atau data yang anda berikan akan sangat bermanfaat bagi penelitian ini dan akan
terjamin kerahasiaannya dan hanya dipergunakan untuk keperluan penelitian.
Sebelum mengisi jawaban, bacalah terlebih dahulu petunjuk pengisian dalam
kuesioner ini.
Saya mengharapkan agar anda tidak melewatkan satu pun pernyataan yang ada
demi kelengkapan informasi yang diperoleh. Sebelum diserahkan, saya
mengharapkan agar anda memeriksa kembali kelengkapan jawaban yang diberikan.
Atas kerjasama dan bantuannya saya ucapkan terimakasih.
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb
Jakarta, Juni 2014
Peneliti
(Siti Rubaiyah Yabaniah)
89
IDENTITAS RESPONDEN
Jenis kelamin :
Usia : tahun
Pernah sekolah di pesantren/sekolah asrama :
Ya
Tidak
Sebelumnya sekolah di :
SMP
MTS
Pesantren
Home schooling
Lainnya ……..(sebutkan)
Ke pesantren atas kemauan :
Sendiri
Orangtua
Ikut teman
Terpaksa
Lainnya ……………………….(sebutkan)
Mengikuti kegiatan ekskul :
1. Ya
………………… (sebutkan)
2. Tidak
90
PETUNJUK PENGISIAN:
Mohon dibaca dan dipahami terlebih dahulu pernyataan tersebut, kemudian berilah
tanda checklist (√) pada salah satu dari empat kolom di samping kanan pernyataan.
Adapun pilihan kolom tersebut sebagai berikut :
SS = Sangat sesuai
S = Sesuai
TS = Tidak sesuai
TS = Sangat tidak sesuai
Contoh :
No Pernyataan SS S TS STS
1 Saya anak yang rajin √
Tanda checklist pada kolom SS berarti kamu sangat setuju dengan pernyataan di
atas.
Selamat mengerjakan
Skala I
No Pernyataan SS S TS STS
1. Saya dapat mematuhi peraturan-peraturan yang
ada di pesantren
2. Saya mempunyai banyak teman di pesantren
3. Menurut saya, peraturan di pesantren membantu
saya dalam mencapai keberhasilan saya
4. Walaupun sulit, saya mampu menjalankan
peraturan di pesantren
91
No Pernyataan SS S TS STS
5. Saya tahu apa yang saya mau di pesantren
6. Saya merasa nyaman menjalin hubungan dengan
teman saya di pesantren
7. Saya dapat berteman dengan teman satu angkatan
atau pun kakak kelas
8. Saya bertindak sesuka hati tanpa mempedulikan
kondisi sekitar
9. Peraturan di pesantren membuat saya tersiksa
10. Saya sulit menjalin komunikasi antar teman
11. Saya cuek terhadap peraturan di pesantren
12. Saya memiliki sedikit teman di pesantren
13. Bagi saya, teman adalah orang yang asing
14. Saya tidak tahu tujuan masuk ke pesantren
15. Saya menyukai kegiatan yang ada di pesantren
16. Saya mengikuti kegiatan belajar mengajar secara
teratur
17. Saya dapat memahami pelajaran-pelajaran yang
ada di pesantren
18. Saya yakin bisa berprestasi di pesantren
19. Menurut saya, memperoleh peringkat adalah
prestasi penting di pesantren
20. Saya berprestasi di pesantren dengan kegiatan
ekskul yang saya ikuti
21. Saya merasa nyaman ketika berada di pesantren
22. Saya mampu mengekpresikan perasaan saya di
pesantren
23. Saya merasa senang karena saya berada di
pesantren
24. Menurut saya, suasana yang ada di pesantren
membuat saya nyaman
92
No Pernyataan SS S TS STS
25. Saya mampu bersikap tenang dalam menghadapi
masalah selama berada di pesantren
26. Saya bangga menjadi santri
27. Saya akan membela pesantren saya jika ada yang
menjelek-jelekkan
28. Saya merasa percaya diri menjadi santri
29. Saya merasa rindu dengan pesantren jika sedang
libur sekolah
30. Saya menemukan masalah ketika memikirkan
masa depan setelah lulus dari pesantren
31. Saya menemukan kesulitan-kesulitan dalam
mengerjakan tugas sekolah
32. Saya kecewa dengan prestasi saya di pesantren
33. Saya kehilangan motivasi belajar di pesantren
34. Saya menghadapi beberapa masalah dalam
mencapai prestasi di pesantren
35. Mengikuti kegiatan ekskul di pesantren adalah
sesuatu yang membosankan
36 Saya merasa stres ketika berada di pesanntren
37 Saya merasa tertekan dengan peraturan di
pesantren
38 Saya merasa stres tinggal satu asrama dengan
banyak santri/orang
39 saya ingin berlama-lama di rumah jika sedang
libur sekolah
40 Saya merasa malu menjadi seorang santri
93
Skala II
No Pernyataan SS S TS STS
1. Saya sering mencairkan suasana dengan hal-hal
yang saya katakana
2. Menurut orang lain, saya mengatakan hal-hal yang
lucu
3. Saya memiliki ide yang cemerlang untuk
membuat lelucon
4. Saya bisa mengatakan hal-hal yang lucu untuk
membuat orang lain ketawa
5. Terkadang saya memikirkan lelucon atau cerita
yang lucu
6. Perkataan saya dapat menghibur orang lain
7. Saya yakin bahwa saya dapat membuat orang lain
tertawa
8. Orang lain menginginkan saya agar saya
mengatakan sesuatu yang lucu
9. Saya menggunakan humor untuk menghibur
teman saya
10. Saya dapat mengatasi situasi yang tegang dengan
mengatakan sesuatu yang lucu
11. saya dapat mengontrol kelompok dengan
mengatakan sesuatu yang lucu
12. Saya dapat menceritakan hal-hal yang lucu hingga
orang lain mengalami sakit leher dikarenakan
tertawa
13. Memanggil seseorang dengan sebutan “pelawak”
adalah sebuah penghinaan
14. Saya suka lelucon atau humor yang bagus
15. Saya merasa kesal ketika semua orang melucu
16. Membaca komik adalah sesuatu yang
membosankan
17. Saya menghargai orang-orang yang humoris
18. Dengan humor, saya merasa nyaman
19. Menggunakan humor membantu saya untuk
beradaptasi pada berbagai situasi
94
No Pernyataan SS S TS STS
20. Mengatasi situasi dengan menggunakan humor
adalah suatu kebodohan
21. Humor membantu saya mengatasi masalah
22. Humor adalah penyelesaian masalah yang buruk
23. Menggunakan lelucon atau humor membantu saya
mengatasi masalah yang sulit
24. Humor adalah cara terbaik dan elegan untuk
menyesuaikan diri
Skala III
No Pernyataan SS S TS STS
1. Ada guru yang berada di sekitar saya ketika saya
membutuhkan
2. Ada guru tempat saya berbagi kebahagiaan dan
kesedihan saya
3. Keluarga saya benar-benar mencoba untuk
membantu saya
4. Saya mendapatkan dukungan emosional yang
saya butuhkan dari keluarga saya
5. Saya memiliki guru yang merupakan sumber
kenyamanan bagi saya
6. Teman-teman saya benar-benar mencoba untuk
membantu saya
7. saya dapat mengandalkan teman saya ketika ada
masalah
8. saya dapat berbicara tentang masalah saya kepada
keluarga saya
9. Teman adalah tempat saya berbagi kebahagiaan
dan kesedihan saya
10. Ada guru dalam pesantren yang peduli tentang
perasaan saya
11. keluarga saya bersedia untuk membantu saya
dalam membuat keputusan
12. saya dapat berbicara tentang masalah saya kepada
teman saya
95
No Pernyataan SS S TS STS
13 Saya memiliki kakak kelas yang dapat memahami
saya
14 Kakak kelas suka menolong saya jika saya
membutuhkannya
15 Saya dapat berkeluh kesah dengan kakak kelas
ketika di pesantren
Mohon periksa kembali kelangkapan jawaban anda
Terimakasih
96
UJI VALIDITAS PENYESUAIAN DIRI
DATE: 10/ 9/2014 TIME: 10:10
L I S R E L 8.70
BY
Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom
This program is published exclusively by Scientific Software International, Inc. 7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100 Lincolnwood, IL 60712, U.S.A. Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140 Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-
2004 Use of this program is subject to the terms specified in
the Universal Copyright Convention. Website: www.ssicentral.com
The following lines were read from file
G:\á\LULUS\lisrell\liss\dv\DV.LS8:
UJI VALIDITAS DV DA NI=40 NO=202 MA=KM LA item1 item2 item3 item4 item5 item6 item7 item8 item9 item10 item11 item12 item13 item14 item15 item16 item17 item18 item19 item20 item21 item22 item23 item24 item25 item26 item27 item28 item29 item30 item31 item32 item33 item34 item35 item36 item37 item38 item39 item40 KM SY FI=DV.COR MO NX=40 NK=1 PH=ST LX=FR TD=SY,FI LK DV FR LX 1 - LX 40 FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 FR TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 TD 9 9 TD 10 10 FR TD 11 11 TD 12 12 TD 13 13 TD 14 14 TD 15 15 FR TD 16 16 TD 17 17 TD 18 18 TD 19 19 TD 20 20 FR TD 21 21 TD 22 22 TD 23 23 TD 24 24 TD 25 25 FR TD 26 26 TD 27 27 TD 28 28 TD 29 29 TD 30 30 FR TD 31 31 TD 32 32 TD 33 33 TD 34 34 TD 35 35
97
FR TD 36 36 TD 37 37 TD 38 38 TD 39 39 TD 40 40 FR TD 33 32 TD 13 12 TD 40 38 TD 28 26 TD 34 31 TD 23 22 TD 12 2 TD 38 37 FR TD 6 2 TD 16 15 TD 31 17 TD 40 37 TD 36 35 TD 35 20 TD 40 30 TD 40 23
FR TD 13 3 TD 20 17 TD 21 13 TD 12 10 TD 14 13 TD 14 12 TD 15 14 TD 11 8
FR TD 18 17 TD 17 8 TD 17 4 TD 20 2 TD 7 4 TD 29 4 TD 27 25 TD 38 16 TD 37 36
FR TD 37 20 TD 23 16 TD 12 1 TD 25 24 TD 24 21 TD 36 4 TD 32 30 TD 33 30
FR TD 30 5 TD 31 30 TD 26 9 TD 28 8 TD 12 8 TD 38 26 TD 14 5 TD 9 5 TD 28 5
FR TD 40 14 TD 31 27 TD 21 18 TD 29 24 TD 24 6 TD 18 11 TD 28 11 TD 10 2
FR TD 28 22 TD 32 28 TD 32 4 TD 9 2 TD 30 29 TD 17 5 TD 22 9 TD 29 22 TD 31 15
FR TD 39 6 TD 39 16 TD 26 25 TD 11 7 TD 19 18 TD 19 17 TD 25 2 TD 34 18 TD 35 18
FR TD 18 3 TD 36 17 TD 17 6 TD 22 16 TD 36 6 TD 6 3 TD 37 9 TD 31 21 TD 31 1 TD 21 7
FR TD 36 13 TD 36 21 TD 23 21 TD 22 21 TD 24 23 TD 24 22 TD 29 23 TD 21 10 TD 21 9
FR TD 10 5 TD 28 13 TD 23 13 TD 37 13 TD 37 27 TD 39 37 TD 40 11 TD 33 1 TD 38 5
FR TD 30 17 TD 19 16 TD 17 16 TD 16 2 TD 32 15 TD 39 36 TD 40 17 TD 40 31 TD 40 34
FR TD 38 31 TD 37 21 TD 35 12 TD 31 18 TD 19 15 TD 34 13 TD 34 32 TD 34 33 TD 22 18
FR TD 34 30 TD 36 2 TD 35 10 TD 12 7 TD 38 7 TD 23 15 TD 17 10 TD 22 13 TD 22 10
FR TD 38 12 TD 38 1 TD 28 7 TD 21 14 TD 15 2 TD 31 2 TD 31 12 TD 34 14 TD 35 9
FR TD 10 9 TD 29 17 TD 31 20 TD 20 7 TD 27 5 TD 27 26 TD 26 4 TD 28 4 TD 28 27
FR TD 4 1 TD 39 1 TD 13 9 TD 26 19 TD 39 18 TD 28 23 TD 28 16 TD 40 27 TD 27 23
FR TD 25 19 TD 19 4 TD 18 14 TD 12 11 TD 20 14 TD 20 13 TD 20 8 TD 17 13
FR TD 30 27 TD 16 6 TD 30 13 TD 13 10 TD 29 1 TD 27 11 TD 25 8 TD 14 11
FR TD 35 15 TD 36 1 TD 27 1 TD 22 1 TD 14 1 TD 13 1 TD 40 1 TD 14 2 TD 38 2
FR TD 19 7 TD 29 19 TD 35 3 TD 40 35 TD 32 3 TD 33 17 TD 33 8 TD 31 8 TD 40 26
FR TD 25 13 TD 25 7 TD 15 13 TD 7 2 TD 38 29 TD 29 20 TD 36 25 TD 15 12 TD 32 12
FR TD 38 28 TD 37 5 TD 32 25 TD 25 15 TD 40 25 TD 25 11 TD 33 14 TD 35 30 TD 2 1
PD
OU TV SS MI AD=OFF IT=1000
UJI VALIDITAS DV
Number of Input Variables 40 Number of Y - Variables 0 Number of X - Variables 40 Number of ETA - Variables 0 Number of KSI - Variables 1 Number of Observations 202
98
UJI VALIDITAS HUMOR PRODUCTION
DATE: 8/25/2014 TIME: 7:55
L I S R E L 8.80
BY
Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom
This program is published exclusively by Scientific Software International, Inc. 7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100 Lincolnwood, IL 60712, U.S.A. Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140 Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-
2006 Use of this program is subject to the terms specified in
the Universal Copyright Convention. Website: www.ssicentral.com
The following lines were read from file D:\lisrell\humor
production\HP.spl:
UJI VALIDITAS HP DA NI=7 NO=202 MA=KM LA item1 item2 item3 item4 item5 item6 item7 KM SY FI=HP.COR MO NX=7 NK=1 PH=ST LX=FR TD=SY,FI LK HP FR LX 1 - LX 7 FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 FR TD 6 6 TD 7 7 FR TD 4 1 TD 6 5 TD 6 1 TD 5 1 TD 3 1 PD OU TV SS MI
UJI VALIDITAS HP
Number of Input Variables 7 Number of Y - Variables 0 Number of X - Variables 7 Number of ETA - Variables 0 Number of KSI - Variables 1 Number of Observations 202
99
UJI VALIDITAS SOCIAL USES OF HUMOR
DATE: 10/ 9/2014 TIME: 10:16
L I S R E L 8.70
BY
Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom
This program is published exclusively by Scientific Software International, Inc. 7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100 Lincolnwood, IL 60712, U.S.A. Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140 Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-
2004 Use of this program is subject to the terms specified in
the Universal Copyright Convention. Website: www.ssicentral.com
The following lines were read from file
G:\á\LULUS\lisrell\liss\social uses of humor\SUH.LS8:
UJI VALIDITAS SUH DA NI=6 NO=202 MA=KM LA item1 item2 item3 item4 item5 item6 KM SY FI=SUH.COR MO NX=6 NK=1 PH=ST LX=FR TD=SY,FI LK SUH FR LX 1 - LX 6 FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 FR TD 6 6 FR TD 5 4 PD OU TV SS MI
UJI VALIDITAS SUH Number of Input Variables 6 Number of Y - Variables 0 Number of X - Variables 6 Number of ETA - Variables 0 Number of KSI - Variables 1 Number of Observations 202
100
UJI VALIDITAS HUMOR FOR COPING
DATE: 10/ 9/2014 TIME: 10:20
L I S R E L 8.70
BY
Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom
This program is published exclusively by Scientific Software International, Inc. 7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100 Lincolnwood, IL 60712, U.S.A. Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140 Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-
2004 Use of this program is subject to the terms specified in
the Universal Copyright Convention. Website: www.ssicentral.com
The following lines were read from file
G:\á\LULUS\lisrell\liss\humor for coping\HFC.LS8:
UJI VALIDITAS HFC DA NI=5 NO=202 MA=KM LA item1 item2 item3 item4 item5 KM SY FI=HFC.COR MO NX=5 NK=1 PH=ST LX=FR TD=SY,FI LK HFC FR LX 1 - LX 5 FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 FR TD 5 4 TD 5 1 TD 5 3 PD OU TV SS MI
UJI VALIDITAS HFC
Number of Input Variables 5 Number of Y - Variables 0 Number of X - Variables 5 Number of ETA - Variables 0 Number of KSI - Variables 1 Number of Observations 202
101
UJI VALIDITAS ATTITUDE TOWARDS HUMOR
DATE: 10/ 9/2014 TIME: 10:25
L I S R E L 8.70
BY
Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom
This program is published exclusively by Scientific Software International, Inc. 7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100 Lincolnwood, IL 60712, U.S.A. Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140 Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-
2004 Use of this program is subject to the terms specified in
the Universal Copyright Convention. Website: www.ssicentral.com
The following lines were read from file
G:\á\LULUS\lisrell\liss\attitude toward humor\ATH.LS8:
UJI VALIDITAS ATH DA NI=6 NO=202 MA=KM LA item1 item2 item3 item4 item5 item6 KM SY FI=ATH.COR MO NX=6 NK=1 PH=ST LX=FR TD=SY,FI LK ATH FR LX 1 - LX 6 FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 FR TD 6 6 FR TD 5 2 PD OU TV SS MI
UJI VALIDITAS ATH
Number of Input Variables 6 Number of Y - Variables 0 Number of X - Variables 6 Number of ETA - Variables 0 Number of KSI - Variables 1 Number of Observations 202
102
UJI VALIDITAS DUKUNGAN SOSIAL FAMILY
DATE: 10/ 9/2014 TIME: 10:27
L I S R E L 8.70
BY
Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom
This program is published exclusively by Scientific Software International, Inc. 7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100 Lincolnwood, IL 60712, U.S.A. Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140 Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-
2004 Use of this program is subject to the terms specified in
the Universal Copyright Convention. Website: www.ssicentral.com
The following lines were read from file
G:\á\LULUS\lisrell\liss\family\fam.LS8:
UJI VALIDITAS FAM DA NI=4 NO=202 MA=KM LA item1 item2 item3 item4 KM SY FI=fam.cor MO NX=4 NK=1 PH=ST LX=FR TD=SY,FI LK FAM FR LX 1 - LX 4 FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 FR TD 2 1 PD OU TV SS MI
UJI VALIDITAS FAM
Number of Input Variables 4 Number of Y - Variables 0 Number of X - Variables 4 Number of ETA - Variables 0 Number of KSI - Variables 1 Number of Observations 202
103
UJI VALIDITAS DUKUNGAN SOSIAL FRIEND
DATE: 10/ 9/2014 TIME: 10:38
L I S R E L 8.70
BY
Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom
This program is published exclusively by Scientific Software International, Inc. 7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100 Lincolnwood, IL 60712, U.S.A. Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140 Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-
2004 Use of this program is subject to the terms specified in
the Universal Copyright Convention. Website: www.ssicentral.com
The following lines were read from file
G:\á\LULUS\lisrell\liss\friend\friend.LS8:
UJI VALIDITAS FRIEND DA NI=4 NO=202 MA=KM LA item1 item2 item3 item4 KM SY FI=friend.cor MO NX=4 NK=1 PH=ST LX=FR TD=SY,FI LK FRIEND FR LX 1 - LX 4 FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 PD OU TV SS MI
UJI VALIDITAS FRIEND
Number of Input Variables 4 Number of Y - Variables 0 Number of X - Variables 4 Number of ETA - Variables 0 Number of KSI - Variables 1 Number of Observations 202
104
UJI VALIDITAS DUKUNGAN SOSIAL GURU
DATE: 10/ 9/2014 TIME: 10:39
L I S R E L 8.70
BY
Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom
This program is published exclusively by Scientific Software International, Inc. 7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100 Lincolnwood, IL 60712, U.S.A. Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140 Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-
2004 Use of this program is subject to the terms specified in
the Universal Copyright Convention. Website: www.ssicentral.com
The following lines were read from file
G:\á\LULUS\lisrell\liss\guru\GR.LS8:
UJI VALIDITAS GU DA NI=4 NO=202 MA=KM LA item1 item2 item3 item4 KM SY FI=GR.COR MO NX=4 NK=1 PH=ST LX=FR TD=SY,FI LK GU FR LX 1 - LX 4 FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 FR TD 4 3 TD 3 1 PD OU TV SS MI
UJI VALIDITAS GU
Number of Input Variables 4 Number of Y - Variables 0 Number of X - Variables 4 Number of ETA - Variables 0 Number of KSI - Variables 1 Number of Observations 202
105
UJI VALIDITAS DUKUNGAN SOSIAL KAKAK KELAS
DATE: 10/ 9/2014 TIME: 10:41
L I S R E L 8.70
BY
Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom
This program is published exclusively by Scientific Software International, Inc. 7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100 Lincolnwood, IL 60712, U.S.A. Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140 Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-
2004 Use of this program is subject to the terms specified in
the Universal Copyright Convention. Website: www.ssicentral.com
The following lines were read from file
G:\á\LULUS\lisrell\liss\kakak kelas\KK.LS8:
UJI VALIDITAS KK DA NI=3 NO=202 MA=KM LA item1 item2 item3 KM SY FI=KK.COR MO NX=3 NK=1 PH=ST LX=FR TD=SY,FI LK KK FR LX 1 - LX 3 FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 PD OU TV SS MI
UJI VALIDITAS KK
Number of Input Variables 3 Number of Y - Variables 0 Number of X - Variables 3 Number of ETA - Variables 0 Number of KSI - Variables 1 Number of Observations 202
106
107
108
109
110