pengaruh program kelompok swadaya...

70
PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (KSM) LAZIS TERHADAP KESEJAHTERAAN MUSTAHIK (Studi Pada LAZIS PT PLN P3B Jawa Bali di Cinere – Depok, Jawa Barat) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Oleh Rifyatur Rohmawati NIM: 206046103868 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1431 H/ 2010 M

Upload: vannguyet

Post on 06-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

PENGARUH PROGRAM

KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (KSM) LAZIS

TERHADAP KESEJAHTERAAN MUSTAHIK

(Studi Pada LAZIS PT PLN P3B Jawa Bali di Cinere – Depok, Jawa Barat)

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mendapatkan Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh

Rifyatur Rohmawati

NIM: 206046103868

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A 1431 H/ 2010 M

Page 2: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Pengaruh Program Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)

LAZIS Terhadap Kesejahteraan Mustahik (Studi Pada LAZIS PLN P3B Jawa Bali), telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 23 September 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).

Jakarta, 24 September 2010 Dekan,

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, S.H., M.A., M.M. NIP. 195505051982031012

Panitia Ujian Munaqasyah Ketua : Prof.Dr.H.MAmin Suma, SH, MA, MM. (.....................................) NIP.195505051982031012 Sekretaris : Drs. H. Ahmad Yani, M.A. (.....................................) NIP. 196404121994031004 Pembimbing I : Dr. H. Supriyadi Ahmad, M.A. (.....................................) NIP. 195811281994031001 Pembimbing II : Hotnida Nasution, S.Ag., M.A. (.....................................) NIP. 197106301997032002 Penguji I :Drs. H. Zaenal Arifin, M.Pd.I (....................................)

NIP. 195911101991031001

Penguji II :Drs. Djawahir Hejazziey, SH, MA (....................................) NIP. 195510151979031002

Page 3: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Krisis multidimensi yang melanda Negara kita sejak 1997 telah meningkatkan

jumlah penduduk miskin secara signifikan. Data terakhir yang diterbitkan Biro Pusat

Statistik menyebutkan bahwa 32,5 juta penduduk Indonesia termasuk dalam kategori

miskin.1 Membicarakan masalah kemiskinan berarti membicarakan suatu masalah

yang sebenarnya telah berlangsung lama dalam kehidupan manusia. Kemiskinan yang

dimaksud adalah serba kekurangan dalam mencukupi kebutuhan hidup seseorang atau

sekelompok orang yang disebut kaum dhuafa. Kemiskinan merupakan suatu realita

yang patut dicarikan jalan keluarnya. Dalam kondisi ekonomi yang belum juga pulih,

jumlah angka pengangguran pun semakin membengkak, hingga akan mencapai lebih

dari 40 juta orang. Kondisi ini membawa dampak buruk yang sangat serius bagi

kehidupan masyarakat, yaitu meningkatnya kriminalitas dan gangguan keamanan.

Dalam rangka menolong kaum fakir miskin dan para dhuafa, Agama Islam

yang dianut oleh mayoritas penduduk Indonesia mewajibkan kepada setiap muslim

mengeluarkan zakat dari rezeki yang mereka peroleh. Selain itu, Islam juga

1 LIPI, “2010, Rakyat Miskin Bertambah,” artikel diakses pada 17 Februari 2010 dari

http://jakarta45.wordpress.com/2009/12/30/pepora-2010-rakyat-miskin-bertambah-lipi.

1

Page 4: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

2

menganjurkan kepada mereka untuk bersedekah (shadaqah) dan berinfaq (infaq),

yang semuanya dimaksudkan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan warga

masyarakat yang kurang beruntung, yang berada dalam garis kemiskinan dan

kesusahan.

Dalam upaya menurunkan angka kemiskinan tersebut, perlu adanya upaya

untuk mengoptimalkan penggalian dana yang bersumber dari zakat, infaq dan

Shadaqah. Potensi dana ZIS yang belum tergali masih sangat besar, mengingat

mayoritas penduduk Indonesia adalah pemeluk agama Islam dan juga masih cukup

banyak warga masyarakat yang belum menunaikan zakat karena kurangnya

pemahaman dan pengetahuan mereka terhadap ajaran agama.

Zakat adalah ibadah yang mengandung dua dimensi yaitu dimensi hablum

minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal. Ibadah

zakat apabila ditunaikan dengan baik maka akan meningkatkan kualitas keimanan,

membersihkan dan mensucikan jiwa, dan mengembangkan serta memberkahkan harta

yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah yang

mengedepankan nilai-nilai sosial di samping membawa pesan-pesan ritual dan

spiritual. Jika dikelola dengan baik dan amanah, zakat akan mampu meningkatkan

kesejahteraan umat, mampu meningkatkan etos kerja umat serta sebagai institusi

pemerataan ekonomi. Pelaksanaan zakat secara efektif adalah melalui organisasi

pengelola zakat. Dalam BAB III Undang-undang No.38 tahun 1999 dikemukakan

bahwa organisasi pengelola zakat terdiri dari dua jenis, yaitu Badan Amil Zakat

Page 5: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

3

(pasal 6) yang dibentuk oleh pemerintah dan Lembaga Amil Zakat yang dibentuk

oleh masyarakat.

Lembaga–lembaga Amil Zakat yang dimaksud tentunya diharapkan berfungsi

secara efektif dan efisien dalam mengemban misi dan tujuan institusional

sebagaimana dikehendaki oleh Undang-undang. Untuk itu, diperlukan proses

pengelolaan yang baik di setiap LAZ, terutama perannya sebagai agen pemberdayaan

ekonomi umat. Proses pengelolaan tersebut meliputi pengumpulan dan

pendistribusian. Pengumpulan berkaitan dengan tugas LAZ berhubungan dengan

muzakki (pemilik harta yang wajib zakat), sedangkan pendistribusian berkaitan

dengan tugas LAZ dalam mendistribusikan harta zakat terhadap mustahik (penerima

zakat). Dalam operasionalnya, ternyata menjalankan LAZ tidaklah semudah

mendirikannya. Pertama menyangkut kepercayaan masyarakat. Kedua berkaitan

dengan kapasitas dan kapabilitas pelaksananya. Ketiga seperti tercantum dalam UU

38 tahun 1999, LAZ butuh izin operasional dari Direktur Zakat dan Wakaf Depag. Di

Indonesia, berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI Nomor 581 tahun 1999,

dikemukakan bahwa lembaga zakat harus memilliki persyaratan teknis, antara lain (

(i) berbadan hukum; (ii) memilliki data muzakki dan mustahik; (iii) memiliki program

yang jelas; (iv) memiliki pembukuan yang baik; (v) melampirkan surat pernyataan

bersedia diaudit.2

2 Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, (Jakarta : Gema Isani, 2002), cet.

Ke-1, h.129-130.

Page 6: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

4

Persyaratan tersebut tentu mengarah pada profesionalitas dan transparansi dari

setiap lembaga pengelola zakat. Dengan demikian, diharapkan masyarakat akan

semakin bergairah dalam menyalurkan zakatnya melalui lembaga pengelola zakat.3

Pola pendayagunaan ZIS (Zakat, Infaq dan Shadaqah) selama ini pada

umumnya masih bersifat konsumtif konvensional (charity), yakni masih terfokus

menyantuni kaum fakir miskin dalam upaya mengurangi beban hidup dan

mengurangi kebutuhan dasar mereka. Bisa jadi program charity yang sering

dilakukan adalah benar ketika dilaksanakan untuk sebuah program yang sifatnya

tanggap darurat dan mendesak.

Dampak pendayagunaan ZIS yang berkeadilan sosial, memberikan penguatan

kepada masyarakat lemah (dhuafa) dan pemerataan kesejahteraan hanya bisa

diwujudkan dengan pola pendayagunaan zakat yang bersifat produktif. Yaitu pola

pendayagunaan zakat yang diperuntukkan bagi usaha produktif yang lebih sistematis,

berkesinambungan dan berjangka panjang.

Contohnya dalam bentuk pemberian bantuan modal usaha, lalu diberikan

pendampingan dan pembinaan sampai mereka mencapai mandiri. Disadari atau tidak

terdapat fenomena bahwa amil zakat yang ada belum memenuhi kualifikasi untuk

melakukan pembinaan dan pendampingan yang bersifat komprehensif. Amil zakat

3 Didin Hafidhuddin, Agar Harta Berkah & Bertambah, (Jakarta: Gema Insani, 2007), Cet. Ke-

1, h. 173.

Page 7: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

5

yang ada baru bisa memenuhi pola pendampingan yang bersifat penguatan ruhiyah

dan pengkapasitasan pengelolaan usaha yang bersifat umum.

Penyaluran dana ZISWAF oleh LAZ pada periode 2008–2009 difokuskan

untuk kegiatan konsumtif, kepada program bantuan kemanusiaan 23,1%, hibah

langsung kepada asnaf 15,0%, pendidikan 10,7%, kesehatan 3,8%, dan bantuan

dakwah 3,9%. Untuk kegiatan ekonomi produktif secara rata – rata mendapatkan

alokasi sebesar 10,7%. Saat ini dana zakat tumbuh 67,2% per tahun.4

Untuk memberikan layanan terhadap masyarakat muslim sampai saat ini

banyak lembaga, yayasan, badan dan perusahaan yang mendirikan lembaga amil

zakat dengan lingkup lokal daerahnya masing-masing. Sebagai contoh Lembaga Amil

Zakat Infaq Sadaqah (LAZIS) PT PLN P3B Jawa Bali. LAZIS PT PLN Jawa Bali

adalah salah satu lembaga amil zakat, infaq, dan sadaqah dari sekian banyak lembaga

di Jabodetabek yang berdiri sejak tahun 2002. Dan saat ini kinerja lembaga tersebut

telah mengalami kemajuan dan menerapkan metode distribusi dana zakat tidak hanya

yang bersifat konsumtif, melainkan ada juga yang bersifat produktif.

Dengan begitu apabila lebih banyak para muzzaki yang menyerahkan dana

zakatnya kepada Lembaga Amil Zakat Infak Sedekah (LAZIS), maka akan dapat

memajukan kesejahteraan mustahik. Yaitu mengurangi jumlah pengangguran,

mengembangkan kemampuan untuk membentuk suatu usaha dan dapat lebih banyak

4 “Menggagas Cetak Biru Pengelolaan Zakat”, Majalah SHARING Inspirator Ekonomi & Bisnis

Syariah, (Jogjakarta: Januari, 2010), h. 42-43.

Page 8: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

6

menghasilkan pendapatan para mustahik. Jadi jumlah kemiskinan pun akan semakin

berkurang.

Gambar 1.1

Pola pengembangan kesejahteraan mustahik berbasis zakat5

Rehabilitas kaum dhuafa

Profit didistribusikan

Kepada mustahik

Amil menjadi supevisor

Manajemen dan produksi

Pemilik usaha dan pekerja

Adalah mustahik

Disalurkan kepada mustahik

Untuk usaha produktif

Dana zakat dikumpulkan

Oleh amil zakat

5Sauqi dan Didin. “Zakat dan Pembangunan Perekonomian Umat.” Proceedings, Of

International Seminar on Islamic Economics As A Solution. Medan, 18-19 September 2005.

Page 9: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

7

Untuk pemilihan objek penelitian adalah LAZIS PT PLN P3B Jawa Bali yang

bertempat di Depok. LAZIS PT PLN P3B Jawa Bali ini merupakan salah satu

Lembaga amil yang berada dalam Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Dalam menyalurkan dananya, LAZIS PT PLN P3B Jawa Bali ini memiliki cara

yang cukup menarik. Yaitu dengan membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat

(KSM) yang didalamnya sangat melibatkan para mustahik dalam

mengembangkannya.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merasa tertarik untuk mengetahui

bagaimana cara LAZIS PT PLN P3B Jawa Bali dalam membentuk Kelompok

Swadaya Masyarakat (KSM) dan strategi yang digunakannya. Untuk itu, penulis

menulis skripsi dengan judul : “PENGARUH PROGRAM KELOMPOK

SWADAYA MASYARAKAT (KSM) LAZIS TERHADAP KESEJAHTERAAN

MUSTAHIK (Studi Pada LAZIS PT PLN P3B Jawa Bali di Cinere – Depok,

Jawa Barat)”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian lebih terarah, terfokus, dan tidak

menyimpang dari sasaran pokok penelitian. Oleh karena itu, penulis memfokuskan

Page 10: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

8

kepada pembahasan atas masalah-masalah pokok yang dibatasi dalam konteks

permasalahan yang terdiri atas :

a. Lembaga Amil Zakat Infak Sadaqah (LAZIS) dibatasi pada Lembaga Amil

Zakat Infak Sadaqah (LAZIS) yang didirikan oleh PT PLN P3B Jawa Bali

di Cinere – Depok, Jawa Barat.

b. Program Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dibatasi pada Kelompok

Swadaya Masyarakat (KSM) yang berada di Lembaga Amil Zakat Infak

Sadaqah (LAZIS) PT PLN P3B Jawa Bali di Cinere – Depok, Jawa Barat.

c. Mustahik dibatasi pada pihak-pihak yang berhak menerima zakat kecuali

riqab, yang sudah tidak ada di Indonesia.

2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan langkah yang paling penting dalam penelitian

ilmiah. Perumusan masalah berguna untuk mengatasi kerancuan dalam pelaksanaan

penelitian. Berdasarkan pembatasan masalah, maka masalah penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut :

a. Bagaimana strategi LAZIS PT PLN P3B Jawa Bali dalam mengembangkan

program untuk meningkatkan kesejahteraan mustahik?

b. Bagaimana program Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) terhadap

kesejahteraan mustahik?

c. Bagaimana usaha-usaha yang dilakukan LAZIS PT PLN P3B Jawa Bali

dalam mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam program Kelompok

Swadaya Masyarakat (KSM)?

Page 11: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

9

d. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi KSM LAZIS dalam

mensejahterakan mustahik?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui bagaimana strategi LAZIS PT PLN P3B Jawa Bali

terhadap kesejahteraan mustahik.

b. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh program Kelompok Swadaya

Masyarakat (KSM) LAZIS PT PLN P3B Jawa Bali.

c. Untuk mengetahui bagaimana usaha-usaha LAZIS PT PLN P3B Jawa Bali

dalam mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam program Kelompok

Swadaya Masyarakat (KSM).

d. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi KSM LAZIS

dalam mensejahterakan mustahik.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian mengenai pengaruh program KSM terhadap kesejahteraan mustahik,

diharapkan dapat memberikan manfaat kepada :

a. Bagi LAZIS, sebagai objek penelitian dapat menambah referensi bagi

LAZIS dan diharapkan LAZIS dapat lebih bersinergi dalam fungsinya

untuk mewujudkan kesejahteraan bagi mustahik.

b. Bagi masyarakat, penelitian ini dapat memberikan pemahaman tentang

LAZIS.

Page 12: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

10

c. Bagi perusahaan atau lembaga atau badan lain, penelitian ini dapat

memberikan pengetahuan tentang kebaikan didirikan LAZIS di dalam

perusahaan atau lembaga atau badan. Dan diharapkan dapat menarik

perusahaan atau lembaga atau badan untuk mendirikan LAZIS.

D. Review Kajian Terdahulu

Telah terdapat dua tulisan yang terkait dengan judul penelitian ini, yaitu :

1. Skripsi yang berjudul Peran LAZ PT PLN (Persero) P3B dalam pengembangan

masyarakat di desa Blok Tangki Kelurahan Meruyung, Kecamatan Limo Depok,

yang disusun oleh Muhammad Andhi Fakhri.6 Kesimpulan yang terdapat pada

skripsi ini adalah Dalam mengembangkan masyarakat di desa Blok Tangki LAZ

PT PLN (Persero) P3B membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).

2. Skripsi yang berjudul Pola kerjasama antara lembaga amil zakat infak shodaqoh

(LAZIS) PLN P3B Jawa Bali dengan Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) dalam

pemberdayaan dana zakat, yang disusun oleh Darmiyanti.7 Kesimpulan yang

terdapat pada skripsi ini adalah dengan adanya kerjasama antara PKPU dengan

LAZIS PLN P3B JB, maka penyaluran dan pengelolaan zakat bisa lebih efektif

6 Muhammad Andhi Fakhri, “Peran LAZ PT. PLN (Persero) P3B dalam pengembangan

masyarakat di Desa Blok Tangki Kelurahan Meruyung Kecamatan Limo Depok,” (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2006).

7 Darmiyanti, “Pola kerjasama antara lembaga amil zakat infak shodaqoh (LAZIS) PLN P3B Jawa Bali dengan Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) dalam pemberdayaan dana zakat,” (Skripsi S1Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2008).

Page 13: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

11

dan tepat sasaran. Serta PKPU membantu LAZIS PLN P3B JB dalam

memberdayakan masyarakat dengan membentuk KSM.

Penelitian di atas saling berhubungan erat satu sama lain, yang dimana LAZIS

PT PLN P3B Jawa Bali menghimpun dana zakat melalui zakat profesi dari para

karyawan, setelah itu untuk penyaluran dana zakat tersebut LAZIS PT PLN P3B

Jawa Bali membentuk program Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Hal lain

yang ingin penulis teliti yaitu tentang penanganan masalah yang muncul pada saat

pengelolaan zakat melalui KSM, serta efektifitas pengelolaan dana zakat yang dapat

memberikan perubahan terhadap mustahik.

E. Metodologi Penelitian

1. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah Lembaga Amil Zakat Infaq Sadaqah (LAZIS) PT

PLN P3B Jawa Bali, di Cinere, dimana objek ini akan menjadi sumber data primer

untuk mengetahui apakah variabel yang diteliti mempunyai pengaruh antara satu

variabel dengan variabel lainnya.

Adapun Lembaga Amil Zakat Infaq Sadaqah (LAZIS) PT PLN P3B Jawa Bali

yang menjadi objek penulis dalam melakukan penelitian ini beralamat di Krukut –

Limo, Cinere 16514, Depok.

Page 14: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

12

2. Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif

analisis dan induktif analisis. Statistik deskriptif adalah bagian dari statistic

mempelajari cara pengumpulan data dan penyajian data sehingga mudah dipahami.

Statistic deskriptif hanya berhubungan dengan hal menguraikan atau memberikan

keterangan-keterangan mengenai suatu data atau keadaan atau fenomena. Dengan

kata lain statistic deskriptif berfungsi menerangkan keadaan, gejala, atau persoalan.8

Statistic induktif adalah bagian dari statistik yang digunakan untuk melakukan

peramalan atau penaksiran kesimpulan (generalisasi) mengenai data secara

keseluruhan (populasi).9

3. Jenis Dan Sumber Data

Jenis data yang menjadi objek penelitian adalah data primer dan sekunder.

a. Sumber data primer

Sumber data primer dalam penelitian ini didapatkan dari laporan data–data yang

dikeluarkan oleh LAZIS PT PLN P3B Jawa Bali. Seperti Laporan Keuangan tahunan

dari LAZIS PT PLN P3B Jawa Bali dan dokumen – dokumen LAZIS PT PLN P3B

8 Iqbal Hasan, “Statistika Deskriptif”, Artikel ini diakses pada 19 Februari 2010 dari

http://id.wikipedia.org/wiki/statistika_deskriptif. 9 Slamet Santoso, “Statistik Induktif : Pengantar”, Artikel ini diakses pada 30 Maret 2010 dari

http://ssantoso.blogspot.com/2009/03/statistika-induktif-pengantar.html.

Page 15: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

13

Jawa Bali yang berkaitan dengan program KSM. Serta wawancara langsung kepada

pengurus LAZIS PT PLN P3B Jawa Bali.

b. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder penelitian ini diperoleh dari bahan pustaka yang terkait

dengan permasalahan penelitian serta dari hasil wawancara dengan mustahik yang

dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan permasalahan pada penelitian ini.

4. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data atau bahan dari

berbagai daftar kepustakaan yang ada, seperti buku–buku, artikel–artikel, sumber

dokumen - dokumen LAZIS PT PLN (Persero) P3B Jawa Bali, surat kabar, dan

laporan – laporan lainnya yang terkait dengan masalah skripsi ini.

Dan teknik lainnya yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

a. Observasi

Observasi dengan melakukan kunjungan ke lokasi LAZIS PT PLN (Persero)

P3B Jawa Bali serta ke lokasi para mustahiknya. Yakni mengamati dan melihat lebih

dekat dalam pengumpulan zakat oleh LAZIS PT PLN (Persero) P3B Jawa Bali dan

penyalurannya terhadap mustahik, serta dapat melihat langsung pengembangan

program Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang ditujukan kepada para

mustahik zakat.

Page 16: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

14

b. Studi dokumenter

Dilakukan dengan cara mempelajari dokumen – dokumen lembaga tersebut

sehubungan dengan aktifitas yang telah dilakukan oleh LAZIS PT PLN (Persero)

P3B Jawa Bali.

c. Wawancara

Wawancara yang dilakukan bersifat informal kepada pengurus LAZIS PT PLN

(Persero) P3B Jawa Bali, kepada karyawan dan juga kepada mustahik yang

menerima zakat.

Penulis menggunakan teknik wawancara dengan nara sumber yang cakap dan

berkompeten pada bidangnya untuk memberikan keterangan dari masalah yang

sedang dibahas. Adapun nara sumber yang dimaksud bernama Nurdin, Rahmat dan

Yazid dimana beliau menjabat sebagai Kepala Divisi Pemberdayaan dan tenaga amil

profesional.

d. Kuesioner

Dilakukan dengan cara membuat kuesioner dan meminta para pengurus dan

para mustahik yang menerima dana zakat dari LAZIS PT PLN P3B Jawa Bali untuk

menjawab dengan sebenar-benarnya.

Page 17: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

15

Dengan teknik kuesioner ini diharapkan dapat memberikan keterangan yang

lebih jelas tentang proses dan penggunaan dana zakat yang diterima oleh para

mustahik.

e. Studi Pustaka

Studi Pustaka dilakukan dengan cara mengumpulkan buku-buku, artikel-artikel,

undang-undang dan lainnya yang terkait dengan penelitian. Studi pustaka ditujukan

untuk mendapatkan data tentang pengertian, landasan hukum dan lainnya yang

diperlukan untuk penelitian ini.

5. Teknik analisis dan Interprestasi data

a. Kualitatif : analisa lebih lanjut untuk kedalaman pembahasan.

b. Kuantitatif : analisa berupa angka yang didapat dari dokumen atau data

dengan menggunakan;10

1) Analisa Auto Korelasi : analisa dengan menghubungkan antara

variabel–variabel lanjutan dari regresi linear.

2) Regresi Linear sederhana

Selanjutnya untuk lebih memperdalam penelitian, maka dipilih dua variabel

yang relevan dengan permasalahan yang pokok, yaitu program Kelompok Swadaya

10 Ali Mauludi, Statistika I Penelitian Ekonomi Islam dan Sosial, (Ciputat: PT Prima Heza

Lestari, 2006) h. 98.

Page 18: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

16

Masyarakat (KSM) Lembaga Amil Zakat Infaq Sadaqah (LAZIS) PT PLN P3B Jawa

Bali sebagai variabel bebas (X), dan kesejahteraan mustahik sebagai variabel terikat

(Y).

Rumus Y= a + bX

Y = Peubah tak bebas

X = Peubah bebas

a = konstanta

b = kemiringan

Model kelayakan regresi linear didasarkan pada hal-hal sebagai berikut:11

a. Model regresi dikatakan layak jika angka signifikansi pada ANOVA sebesar

< 0.05.

b. Predictor yang digunakan sebagai variabel bebas harus layak. Kelayakan ini

diketahui jika angka Standard Error of Estimate < Standard Deviation.

c. Koefesien regresi harus signifikan. Pengujian dilakukan dengan Uji T.

Koefesien regresi signifikan jika T hitung > T table (nilai kritis).

11 Jonathan Sarwono, “Teori Analisis Regresi Linier, Mengenal Analisis Regresi”, Artikel ini

diakses pada 11 Mei 2010 dari http://www.jonathansarwono.info/regresi/regresi.htm.

Page 19: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

17

d. Tidak boleh terjadi multikolinieritas, artinya tidak boleh terjadi korelasi yang

sangat tinggi atau sangat rendah antar variabel bebas. Syarat ini hanya berlaku

untuk regresi linier berganda dengan variabel bebas lebih dari satu.

e. Tidak terjadi otokorelasi. Terjadi otokorelasi jika angka Durbin dan Watson

(DB) sebesar < 1 dan > 3.

f. Keselerasan model regresi dapat diterangkan dengan menggunakan nilai r

semakin besar nilai tersebut maka model semakin baik. Jika nilai mendekati 1

maka model regresi semakin baik. Nilai r mempunyai karakteristik

diantaranya: 1) selalu positif, 2) Nilai r maksimal sebesar 1. Jika Nilai r

sebesar 1 akan mempunyai arti kesesuaian yang sempurna. Maksudnya

seluruh variasi dalam variabel Y dapat diterangkan oleh model regresi.

Sebaliknya jika r sama dengan 0, maka tidak ada hubungan linier antara X dan

Y.

g. Terdapat hubungan linier antara variabel bebas (X) dan variabel tergantung

(Y).

h. Data harus berdistribusi normal

i. Data berskala interval atau rasio

Page 20: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

18

j. Kedua variabel bersifat dependen, artinya satu variabel merupakan variabel

bebas (disebut juga sebagai variabel predictor) sedang variabel lainnya

variabel tergantung (disebut juga sebagai variabel response).

6. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka dirumuskan hipotesis penelitian

sebagai berikut :

a. Terdapat hubungan antara LAZIS PT PLN P3B Jawa Bali dengan

mustahik pada program Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).

b. Program Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) berpengaruh terhadap

kesejahteraan mustahik.

7. Teknik Penulisan

Teknik penulisan yang digunakan dalam laporan penelitian ini mengacu kepada

“Buku Pedoman Penulisan Skripsi” yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

Page 21: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

19

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam skripsi ini, maka penulis membuat sistematika

penulisan:

Page 22: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

20

BAB I Pendahuluan. Bab ini merupakan bab awal yang berisi latar belakang

masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, tinjauan kajian terdahulu, metode penelitian dan

sistematika penulisan.

BAB II Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sadaqah, Kelompok Swadaya

Masyarakat dan Kesejahteraan Mustahik. Dalam bab ini penulis

membahas tinjauan umum tentang LAZIS, Kelompok Swadaya

Masyarakat (KSM), Kesejahteraan Mustahik yang terdiri dari

pengertian, landasan hukum, prinsip-prinsip, karakteristik.

BAB III Gambaran Umum LAZIS PT PLN P3B Jawa Bali. Dalam bab ini

berisi segala hal yang berkaitan dengan LAZIS. Diantaranya yaitu

letak geografis, sejarah dan latar belakang didirikannya, visi, misi,

tujuan, program kerja, struktur organisasi.

BAB IV Deskriptif Hasil Penelitian. Dalam bab ini berisi segala hal yang

berkaitan dengan hasil penelitian. Diantaranya yaitu Strategi yang

dilakukan oleh LAZIS untuk mengsejahterakan mustahik dan

pengaruh program KSM terhadap kesejahteraan mustahik serta analisis

datanya.

Page 23: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

21

BAB V Penutup. Bab terakhir ini merupakan bab penutup yang berisi tentang

kesimpulan yang diperoleh dari penelitian serta saran untuk lembaga,

kemudian dicantumkan lampiran-lampiran.

Page 24: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

BAB II

LEMBAGA AMIL ZAKAT INFAQ DAN SADAQAH, KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT DAN KESEJAHTERAAN MUSTAHIK

A. Zakat

1. Pengertian Zakat

Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan apabila telah memenuhi syarat –

syarat yang telah ditentukan oleh agama.1

Zakat terbagi atas dua macam, yaitu :2

1) Zakat fitrah zakat yang wajib dikeluarkan Muslim menjelang Idul Fitri pada

bulan Ramadhan. Besar Zakat ini setara dengan 2,5 kilogram makanan

pokok yang ada di daerah bersangkutan.

2) Zakat maal(Zakat Harta), mencakup hasil perniagaan, pertanian,

pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak serta

hasil kerja (profesi). Masing-masing tipe memiliki perhitungannya sendiri-

sendiri.

2. Hukum Zakat

1 Rumah Zakat, “Pengenalan Zakat”, Artikel ini diakses pada 23 September 2010 dari http://www.rumahzakat.org/profilnya.php?id=200912240010&cat=7.

2 LAZIS PLN P3B JB, “Zakat”, Artikel ini diakses pada 23 September 2010 dari http://bushing.pln-jawa-bali.co.id/~binrohis/lazis/index.php?option=com_content&task=view&id=1 &Itemid=3.

20

Page 25: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

21

Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur pokok

bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas

setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk dalam

kategori ibadah, seperti:shalat,haji,dan puasa yang telah diatur secara rinci dan paten

berdasarkan Al-Qur'an dan As Sunnah,sekaligus merupakan amal sosial

kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan

perkembangan ummat manusia.

Peraturan yang menjadi dasar hukum zakat adalah Al-Qur’an dan Sunnah.

Peraturan perundang-undangannya yaitu UU No. 38 tahun 1999.

3. Mustahik

a. Pengertian Mustahik

Mustahik zakat artinya orang yang berhak menerima harta zakat. Mustahik

zakat dijelaskan oleh Allah Swt, dalam Al-Qur’an Surah At-Taubah ayat 60.3

☺ ☺

☺ ⌧ ⌧ ☺

3 Udin Wahyudin, Kumpulan Soal Get Smart Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Grafindo

Media Grwtama, 2007), h. 76.

Page 26: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

22

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-

orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk

(memerdekakan) budak, orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan orang-

orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan

Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”4

b. Ciri-ciri Mustahik

Dengan berlandaskan dari surah At-Taubah ayat 60, ciri-ciri mustahik yang

berhak menerima zakat terdiri dari 8 asnaf (golongan), yaitu:5

1) Fakir ialah orang yang tidak memiliki harta dan tidak mempunyai penghasilan

layak yang memenuhi kebutuhan makan, pakaian, perumahan dan kebutuhan

primer lainnya.

2) Miskin ialah orang yang memiliki harta dan mempunyai harta yang layak

baginya, tetapi penghasilannya belum cukup untuk keperluan minimum bagi

dirinya dan keluarga yang menjadi tanggungjawabnya.

3) Amil Zakat ialah mereka yang melaksanakan segala kegiatan urusan

pengumpulan dan pendayagunaan zakat, termasuk administrasi pengelolaan

mulai dari merencanakan pengumpulan, mencatat, meneliti, menghitung,

menyetor dan menyalurkan kepada mustahiknya.

4 Al-quran online terjemahan Indonesia. 5 Written by Administator Zakat, “Petunjuk Praktis Bagi Mustahik”, Artikel ini diakses pada

19 Agustus 2010 dari http://www.bazisdki.go.id.

Page 27: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

23

4) Mualaf ialah golongan yang perlu dijinakkan hatinya kepada Islam atau lebih

memantapkan keyakinannya kepada Islam.

5) Riqab ialah pembebasan budak belian dan usaha menghilangkan segala

bentuk perbudakan.

6) Gorimin ialah orang yang mempunyai hutang untuk kemaslahatan dirinya

sendiri dalam melaksanakan ketaatan dan kebaikan atau untuk kemaslahatan

masyarakat.

7) Sabilillah ialah usaha dan kegiatan perorangan atau badan yang bertujuan

untuk menegakkan kepentingan agama atau kemaslahatan umat.

8) Ibnusabil ialah orang lain untuk melintasi dari satu daerah ke daerah lain

untuk melakukan perjalanan yang kehabisan bekalnya bukan untuk maksud

maksiat tetapi demi kemaslahatan umum yang manfaatnya kembali kepada

masyarakat dan agama Islam.

c. Hak-hak Mustahik6

Dari delapan asnaf tersebut, ada yang mempunyai hak menerima bantuan, ada

yang menerima hak santunan dan ada pula yang menerima hak imbalan. Di samping

itu ada pula asnaf yang di samping menerima hak santunan dan sekaligus dapat

menerima hak bantuan, yaitu fakir-miskin. Dalam hal memberikan dana untuk

keperluan konsumtif, seperti untuk membeli makanan dan pakaian dia menerima hak

6 Written by Administator Zakat. “Petunjuk Praktis Bagi Mustahik” Artikel diakses pada 03

September 2010 dari http://www..bazisdki.go.id.

Page 28: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

24

santunan. Tetapi bagi fakir-miskin yang ingin berusaha untuk berusaha mandiri, dan

karena itu kepadanya diberikan modal usaha, berarti dia menerima bantuan.

Khusus bagi amilin, mereka adalah menerima hak imbalan. Karena mereka

bekerja yaitu memungut dan atau mengumpulkan ZIS maka wajarlah apabila kepada

mereka diberikan imbalan (balas jasa, kontra prestasi). Banyak mustahik yang belum

atau kurang memahami cara untuk memperoleh bantuan atau santunan.

Yang dimaksud dengan bantuan adalah dana yang diberikan dan dipergunakan

untuk kepentingan usaha produktif, antara lain:

1) Dana untuk membangun tempat ibadah, sarana dan prasarana pendidikan

Islam.

2) Dana untuk membantu pelajar/mahasiswa yang berupa beasiswa,

3) Dana untuk modal usaha, seperti untuk jualan rokok, membuka warung

nasi, jualan makanan, jualan bakso dan lain-lain.

Sedangkan yang dimaksud dengan santunan adalah pemberian sejumlah uang

kepada mustahik yang sedang dilanda kesulitan terutama fakir-miskin, yang bersifat

konsumtif.

4. Yang tidak berhak menerima zakat

Page 29: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

25

1) Orang kaya. Rasulullah bersabda, "Tidak halal mengambil sedekah (zakat) bagi orang yang kaya dan orang yang mempunyai kekuatan tenaga." (HR Bukhari).

2) Hamba sahaya, karena masih mendapat nafkah atau tanggungan dari tuannya.

3) Keturunan Rasulullah. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya tidak halal bagi kami (ahlul bait) mengambil sedekah (zakat)." (HR Muslim).

4) Orang yang dalam tanggungan yang berzakat, misalnya anak dan istri.

5) Orang kafir.7

B. Lembaga Amil Zakat Infaq Sadaqah (LAZIS)

1. Pengertian LAZIS

Definisi pengelola zakat menurut Undang – Undang No. 38 tahun 1999 Pasal 1

ayat (1) yaitu Perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan atas

pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat.

Lembaga Amil Zakat (LAZ) adalah organisasi pengelola zakat yang didirikan

oleh dan atas inisiatif masyarakat. Pemerintah berwenang memberikan pengukuhan

bagi LAZ yang memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri

7 LAZIS PLN P3B JB, “Zakat”, Artikel ini diakses pada 23 September 2010 dari

http://bushing.pln-jawa-bali.co.id/~binrohis/lazis/index.php?option=com_content&task=view&id=1 &Itemid=3.

Page 30: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

26

Agama RI Nomor 373 Tahun 2003 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 38

Tahun 1999.

2. Landasan Hukum LAZIS

Peraturan perundang – undangan pengelola zakat, yaitu :8

a. Peraturan terkait

1) UU No.38 thn 1999 tentang Pengelolaan Zakat

2) Keputusan Menteri Agama No. 581 thn 1999 tentang Pelaksanaan UU No.38

thn 1999

3) Kep. Ditjen Bimas Islam & Urusan Haji No.D/291 thn 2000 tentang Pedoman

Teknis Pengelolaan Zakat

4) UU No.17 thn 2000 tentang Pajak Penghasilan

b. Definisi Pengelolaan Zakat

Perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan atas

pengumpulan, pendistrubusian dan pendayagunaan zakat.9

c. Kewajiban menunaikan zakat

8 Nusrizar, “ Seminar Pengelolaan Zakat.” Dalam Undang-Undang No.38 th 1999 yang

diselenggarakan Mesjid Raya Habiburrahman PT.DI Bandung bekerjasama dengan Institut Manajemen Zakat (IMZ), 01 Desember 2001.

9 UU Nomor 38 tahun 1999, pasal 1 ayat 1.

Page 31: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

27

1) Setiap muslim atau badan milik muslim yang mampu wajib menunaikan

zakat.10

2) Pengertian mampu adalah sesuai ketentuan agama

3) Tidak ada pasal yang mengatur masalah sanksi

d. Tujuan pengelolaan zakat

1) Meningkatnya pelayanan bagi masyarakat

2) Meningkatnya fungsi dan peranan pranata keagamaan

3) Meningkatnya hasil guna dan daya guna zakat11

e. Jenis organisasi pengelolaan zakat

Ada dua jenis organisasi pengelolaan zakat :

1) Badan Amil Zakat (BAZ)

2) Lembaga Amil Zakat (LAZ)

3. Prinsip–prinsip

a. Prinsip-prinsip operasional organisasi pengelola zakat.12

10 UU Nomor 38 tahun 1999, pasal 2. 11 UU Nomor 38 tahun 1999, pasal 5.

Page 32: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

28

1) Aspek Kelembagaan :

a) Visi dan misi

b) Kedudukan

c) Sifat

d) Legalitas

e) Struktur

f) Aliansi Strategi

2) Aspek Sumber Daya Manusia :

a) Perubahan Paradigma. BAZ / LAZ harus profesional (dalam arti

amil zakat sebagai profesi, amil zakat bukan pekerjaan sampingan,

amil zakat mendapatkan gaji).

b) Kualifikasi Sumber Daya Manusia (yaitu muslim, amanah dan

paham tentang kebijakan pengelolaan zakat)

3) Sistem Pengelolaan :

a) Prosedur dan aturan yang jelas

12 Nusrizar, “ Seminar Pengelolaan Zakat.” Dalam Undang-Undang No.38 th 1999 yang

diselenggarakan Mesjid Raya Habiburrahman PT.DI Bandung bekerjasama dengan Institut Manajemen Zakat (IMZ), 01 Desember 2001.

Page 33: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

29

b) Manajemen terbuka

c) Punya rencana kerja

d) Punya komite penyaluran

e) Punya sistem akuntansi dan manajemen keuangan

f) Publikasi

g) Perbaikan terus menerus

4) Serentetan Masalah :

a) Lemahnya sosialisasi undang-undang 38 tahun 1999

b) Belum ada PP/SKB

c) Standarisasi mutu sumber daya manusia amil zakat

d) Standarisasi lembaga OPZ

b. Prinsip-prinsip pelaksanaan pengelolaan zakat.13

1) Prinsip syariah dan moral keagamaan. Artinya, pengelolaan zakat, infaq,

shadaqah berlandaskan pada syariah dan moral agama Islam.

13 Lili Bariadi, dkk, Zakat dan Wirausaha (Jakarta : Centre for Entrepreneurship Development,

2005), h.83.

Page 34: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

30

2) Prinsip kesadaran umum. Artinya, pengumpulan zakat, infaq dan

shadaqah hendaknya mempunyai dampak positif dalam menumbuh-

kembangkan kesadaran bagi muzzaki untuk melaksanakan kewajibannya.

3) Prinsip manfaat. Artinya, pengelolaan zakat, infaq dan shadaqah harus

memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk kemaslahatan umat.

4) Prinsip koordinasi. Artinya, dalam pengelolaan zakat, infaq dan shadaqah

hendaknya terjalin koordinasi secara harmonis antar berbagai

intansi/lembaga terkait, agar tercipta efisiensi dan efektifitas yang optimal.

5) Prinsip keterpaduan. Artinya, dalam pengelolaan zakat, infaq dan

shadaqah secara menyeluruh diperlukan adanya keterpaduan antar

berbagai instansi/lembaga terkait, dan keterpaduan antar ulam dan umara.

6) Prinsip produktif rasional. Artinya, dalam pendayagunaan dana zakat,

infaq dan shadaqah hendaknya diarahkan secara produktif dan rasional.

C. Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)

1. Pengertian KSM

Definisi Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) adalah sekelompok orang

yang menyatukan diri dalam usaha-usaha di bidang sosial dan ekonomi atas dasar

prinsip demokrasi, partisipasi, keterbukaan dan keadilan yang bertujuan

Page 35: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

31

meningkatkan taraf hidup masing-masing anggota dalam rangka kepentingan bersama

sesuai pasal 33 ayat 1 UUD 1945 dan tidak berafiliasi politik dan agama.

2. Landasan Hukum

Peraturan perundang-undangan yang digunakan yaitu UU No.38 tahun 1999

tentang Pengelolaan Zakat.

Program Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) adalah suatu program yang

berdasarkan pada pola penyaluran secara produktif. Pola produktif adalah pola

penyaluran dana zakat kepada mustahik yang ada dipinjamkan oleh amil untuk

kepentingan aktifitas usaha.14

Adapun penyaluran zakat secara produktif sebagaimana yang pernah terjadi di

zaman Rasulullah dikemukakan dalam sebuah hadits riwayat Imam Muslim dari

Salim Bin Abdillah Bin Umar dari ayahnya, bahwa Rasulullah telah memberikan

kepadanya zakat lalu menyuruhnya untuk dikembangkan atau disedekahkan lagi.

Dalam kaitan dengan penyaluran zakat yang bersifat produktif, ada pendapat

menarik yang dikemukakan oleh Syekh Yusuf Qardhawi, dalam bukunya yang

fenomenal, yaitu Fiqh Zakat, bahwa pemerintah Islam diperbolehkan membangun

pabrik-pabrik atau perusahaan-perusahaan dari uang zakat untuk kemudian

kepemilikan dan keuntungannya bagi kepentingan fakir miskin, sehingga akan

14 Lili Bariadi, dkk, Zakat dan Wirausaha (Jakarta : Centre For Entrepreneurship Development,

2005), h. 35.

Page 36: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

32

terpenuhi kebutuhan hidup mereka sepanjang masa. Dan untuk saat ini peranan

pemerintah dalam pengelolaan zakat digantikan oleh Badan Amil Zakat atau

Lembaga Amil Zakat.15

3. Prinsip-prinsip KSM

Gambar 2.1

PRINSIP PEMBERDAYAAN16

DARI

OLEH

UNTUK

MASYARAKAT (MUSTAHIK)

a. KSM adalah perkumpulan orang dan bukan semata-mata merupakan

kumpulan modal

b. Menjadi anggota KSM berdasarkan kesadaran, bersifat sukarela dan terbuka

untuk umum

c. Berusaha atas dasar prinsip demokrasi, partisipasi, keterbukaan dan keadilan

15 Iskandar Zulkarnaen, “Penyaluran Zakat”, Artikel ini diakses pada 04 September 2010 dari

http://www.rumahzakat.org/pengenalan_zakat.php?data=5. 16 Hasil Observasi pada tanggal 19 Juli 2010.

Page 37: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

33

d. Bertujuan meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi anggota dan

masyarakat sekitarnya

e. Mengadakan pertemuan anggota secara teratur

f. Mengadakan tabungan secara teratur

g. Mengadakan upaya-upaya pendidikan dan pendampingan kepada anggota

secara terus menerus

h. Usaha-usaha dan tatalaksananya bersifat terbuka

D. Kesejahteraan

a. Pengertian Sejahtera

Sejahtera mempunyai arti bahagia, makmur.17 Selain itu sejahtera juga

mempunyai arti aman sentosa dan makmur, selamat (terlepas dari segala macam

gangguan).18

b. Karakteristik Sejahtera

Seseorang dapat dikatakan sejahtera apabila sudah terpenuhi segala

kebutuhannya _bukan keinginannya_. Kebutuhan dasar seseorang mencakup pada 6

17 Kamisa, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya : Kartika Surabaya, 1997), h. 481. 18 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Kamus Besar Bahasa

Indonesia.

Page 38: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

34

hal yakni sandang, papan, pangan, pendidikan, keamanan dan kesehatan. Jika

kebutuhannya tersebut sudah terpenuhi maka layak orang tersebut dikatakan sejahtera

walaupun berpenghasilan kurang dari US$ 2 perhari seperti standar PBB

(Perserikatan Bangsa-bangsa).19

19 Muhammad Yusuf Ansori, “Ketika Pemilu Dijadikan Harapan untuk Kesejahteraan

Masyarakat”, artikel ini diakses pada 12 Agustus 2010 dari http://muhammadyusufansori.blogspot.com/2009/04/ketika-pemilu-dijadikan-harapan-untuk.html.

Page 39: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

BAB III

GAMBARAN UMUM LAZIS PT PLN P3B JAWA BALI

DI CINERE - DEPOK

A. Letak Geografis

Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah (LAZIS) PT PLN (Persero)

Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (P3B) Jawa Bali terletak di pinggiran sebelah

barat kota Depok. Tepatnya di Jalan Ehave I. Kelurahan Krukut Kecamatan Limo

Kota Depok. No Telepon. 021 754 2646 (extention sekretariat LAZIS, 8900).1

B. Sejarah dan Latar belakang berdirinya

Melihat kondisi di sekitar Kantor PLN P3B JB yang memprihatinkan,

sekumpulan orang tergerak untuk mengumpulkan sebagian zakat profesinya untuk

disalurkan kepada yang berhak. Ditambah lagi dengan besarnya potensi dana zakat,

infak dan sedekah (ZIS) di PLN P3B Gandul bagi 89% karyawan muslimnya. Hal

inilah yang mendorong beberapa rekan lainnya untuk mengelola zakat karyawan

dengan lebih baik dan profesional. Berbagai upaya dilakukan, salah satunya dengan

mengadakan Inhouse Training dan Manajemen ZIS pada tanggal 22-26 April 2002

1 Hasil observasi pada tanggal 18 Agustus 2010.

31

Page 40: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

32

silam dengan pembicara KH. Drs. Didin Hafidhudin M.Si, Hertanto Widodo, Ak dan

Drs. H. Muchlis Harun, M.Sm.

Gayung pun bersambut. Keinginan untuk mendirikan lembaga amil zakat di

lingkungan kantor terwujud. Beberapa lembaga internal PLN seperti Badan

Kesejahteraan Karyawan (BKK) dan Badan Pembinaan Rohani Islam (BINROHIS)

mendukung rencana ini. Beberapa waktu kemudian, General Manager PT. PLN

(Persero) UBS P3B Jawa Bali menerbitkan Surat Keputusan (SK) nomor :

041/021/GM.UBS-P3B/2002 Tentang Pembentukan Lembaga Amil Zakat (LAZ) PT

PLN (Persero) dan nomor : 042.K/021/GM.UBS-P3B/2002 Tentang Bantuan

Mekanisme Pemungutan Zakat Profesi.

Akhirnya, LAZ PLN P3B JB ditetapkan pada Agustus 2002 yang

ditandatangani oleh General Manager PLN P3B Bapak Basuki Prajitno dengan Helmi

Najamuddin sebagai Direktur LAZ dan Imam Samsidi sebagai Ketua Dewan

Pertimbangan Syariah periode 2002- 2005.2 Dalam masa kepengurusan pertama ini,

LAZ PLN terbilang sukses menghimpun ZIS dengan jumlah perolehan yang

meningkat dari tahun ke tahun, yakni Rp. 115.141.273 (2002), Rp. 464.906.474

(2003), Rp. 435.471.767 (2004), Rp. 465.127.106 (2005).

Sukses ini terus berlanjut hingga kepengurusan kedua periode 2005-2007 oleh

Dedi Ruspendi. Perolehan ZIS terus melonjak hingga Rp. 591.539.471 pada 2006 dan

2 Wawancara pribadi dengan Misbahul Munir, jabatan Ketua Div. Keuangan. Cinere, 20 Juli

2010.

Page 41: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

33

menyentuh angka Rp. 713.179.966 pada 2007 lalu dengan jumlah muzakki sekitar

233 karyawan.3

Saat ini, LAZ PLN P3B JB telah memasuki kepengurusan yang keempat

periode 2009-2011 oleh Sarjito. Pola penyaluran ZIS tetap difokuskan pada delapan

ashnaf yang telah ditetapkan syariat (kecuali ashnaf riqaab atau memerdekakan

budak) diantaranya fakir, miskin, amil, muallaf, gharimin, ibnu sabil, fi sabilillah,

yang menyentuh beberapa aspek kehidupan seperti pendidikan, ekonomi, kesehatan

dan bantuan bencana kemanusiaan.4

Sejak didirikan pada 2002 lalu, hingga kini LAZ PLN P3B JB telah berhasil

menghimpun dana ZIS sekitar Rp. 2,7 Miliar dan menyalurkan Rp. 2,6 Miliar pada

beberapa wilayah program. Pembangunan kerjasama juga dilakukan pada lebih dari

100 yayasan, lebih dari 20 sekolah dari tingkat dasar hingga atas dan dengan satu

lembaga amil zakat lainnya, yakni PKPU.5

C. Visi, Misi dan Tujuan

Visi LAZIS PT PLN P3B Jawa Bali yaitu Menjadi lembaga terdepan dan

terpercaya di lingkungan PLN dalam memberdayakan Mustahik menjadi Muzakki.

3 Hasil observasi pada tanggal 19 Juli 2010. 4 Wawancara pribadi dengan Rahmat sebagai tenaga amil zakat profesional. Cinere, 20 Juli 12

Juli 2010. 5 Hasil observasi pada tanggal 19 Juli 2010.

Page 42: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

34

Misi LAZIS PT PLN P3B Jawa Bali yaitu :6

1. Melaksanakan pengelolaan zakat infaq dan shodaqoh secara amanah dan

profesional sesuai tuntunan syari’ah.

2. Mengoptimalkan potensi dan penghimpunan zakat, infaq dan shodaqoh dari

pegawai PT PLN (Persero) P3B yang beragama Islam atau muzakki lainnya.

3. Memberikan informasi, edukasi, pemberdayaan dan pembinaan kepada

mustahik dan masyarakat luas.

Tujuan didirikannya LAZIS PT PLN P3B Jawa Bali yaitu :7

1. Meningkatkan pemberdayaan muzakki dan calon muzakki di lingkungan kaum

muslimin.

2. Memfasilitasi pegawai yang beragama Islam dalam menunaikan kewajiban

berzakat, serta usaha untuk memperbanyak infaq dan shodaqoh.

3. Menyalurkan dana zakat, infaq dan shodaqoh kepada yang berhak menerimanya

4. Memenuhi kebutuhan dasar mustahik

5. Mendorong peningkatan kualitas SDM Mustahik

6 LAZ Badan Kesejahteraan Karyawan PT PLN Penyaluran & Pusat Pengaturan Beban Jawa

Bali, Pedoman Operasional Lembaga Amil Zakat (LAZ) (jakarta: PT PLN Penyaluran & Pusat Pengaturan Beban Jawa Bali, 2006), h. 7.

7 LAZ Badan Kesejahteraan Karyawan PT PLN Penyaluran & Pusat Pengaturan Beban Jawa Bali, Pedoman Operasional Lembaga Amil Zakat (LAZ) (jakarta: PT PLN Penyaluran & Pusat Pengaturan Beban Jawa Bali, 2006), h. 10.

Page 43: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

35

6. Mendorong berkembangnya potensi mustahik

7. Menciptakan lapangan kerja bagi mustahik

D. Struktur Organisasi

LAZ PT PLN (Persero) P3B dan Region – Region dibentuk berdasarkan SK

No : 041.K/021/GM.UBS-P3B/2002, yang berkedudukan di masing – masing kantor,

yang merupakan lembaga yang bersifat independen, netral, tidak berpolitik dan non-

diskriminatif.8

LAZIS PT PLN P3B Jawa Bali berada di dalam struktur BKK dan menjalin

kerjasama/ sinergi program dengan dinas, PBL dan BKK. Sesuai dengan SK No :

041.K/021/GM.UBS-P3B/2002 telah disusun bagan Organisasi sebagai berikut

(terlampir). Dan susunan pengurus LAZIS PT PLN P3B Jawa Bali terdiri dari :

I. Dewan Pembina

II. Direktur

III. Dewan Pengawas

IV. Dewan Pertimbangan Syari’ah

8 LAZ Badan Kesejahteraan Karyawan PT PLN Penyaluran & Pusat Pengaturan Beban Jawa

Bali, Pedoman Operasional Lembaga Amil Zakat (LAZ) (jakarta: PT PLN Penyaluran & Pusat Pengaturan Beban Jawa Bali, 2006), h. 13.

Page 44: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

36

V. Sekretariat Jendral

VI. Divisi Pemberdayaan

VII. Divisi Penghimpunan & Perencanaan

VIII. Divisi Keuangan

IX. Divisi Humas & TI

Dalam masing-masing bidang terdiri dari Ketua dan Anggota. Susunan

pengurus LAZIS PT PLN P3B Jawa Bali periode tahun 2009-2011 lebih lengkapnya

sebagai berikut (terlampir).

E. Program Kerja

1. Program kerja LAZIS PT PLN P3B Jawa Bali

Program kerja LAZIS PT PLN P3B Jawa Bali ada tiga macam, yaitu :9

1) Program Ekonomi

Dalam program ekonomi ini LAZIS melakukan pembentukan dan pengelolaan

Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).

Kelompok Swadaya Masyarakat yang telah didirikan diantaranya adalah :

9 Hasil observasi pada tanggal 19 Juli 2010.

Page 45: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

37

a) KSM Az Zahra, Daerah Blok Singkuk

b) KSM Al Barakah, Daerah Blik Tengki

c) KSM Sumber Rezeki, Daerah Pondok Cabe

d) KSM Lestari, Daerah Kedaung

e) KSM Nurul Hidayah, Daerah Krukut

f) KSM Nurul Zihad, Daerah Gandul

Kegiatan-kegiatan Kelompok Swadaya Masyarakat adalah sebagai berikut :

1) Program pola hidup sehat

2) Sembako murah untuk kaum dhuafa

3) Pembebasan hutang dari rentenir

4) Bantuan modal usaha

5) Pengajian rutin pekanan

6) Pelatihan menejemen KSM, WUK, PERT

7) Biaya siswa mister (miskin tapi pintar)

8) Progaram tabungan mandiri

9) Jumlah anggota KSM sebanyak 253 orang

Page 46: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

38

2) Program Pendidikan

Bentuk program pendidikan yaitu :

1) Pemberian beasiswa bagi siswa yang tidak mampu, baik yang pintar maupun

tidak, secara berkala (rutin) atau sesuai dengan hasil sortiran proposal yang masuk

2) Bantuan pendidikan, bekerjasama dengan pihak sekolah atau yayasan

Tabel 3.110

Bantuan pendidikan rutin Kerjasama dengan Yayasan dan Sekolah

NO NAMA SEKOLAH JUMLAH SISWA

1 YAYASAN KEBAGUSAN 5 orang

2 YAYASAN AR-RIDHO CARINGIN 5 orang

3 YAYASAN AMANAH PD. LABU 5 orang

4 YAYASAN NURUL AITAM 5 orang

5 YAYASAN DARUNNADWAH 40 orang

6 YAYASAN ATTABIIN 40 orang

7 YAYASAN IBNU FATAH 10 orang

8 YAYASAN MADINATUL ILMI - CINERE 10 orang

9 YAYASAN AR-ROHANIAH 30 orang

10 SLTP TERBUKA SAWANGAN – DEPOK 30 orang

11 SLTP TERBUKA ASSALAM JATIBENING 10 orang

12 SLTP UTAMA KOMPLEK PLN P3B JB 81 orang

13 SMK INFORMATIKA UTAMA PLN P3B 81 orang

10 Hasil Observasi pada tanggal 19 Juli 2010.

Page 47: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

39

Tabel 3.211

Bantuan pendidikan rutin perorangan

NO NAMA SEKOLAH JUMLAH SISWA

1 SEKOLAH DASAR (SD) / MI 44 orang

2 SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) 12 orang

3 SEKOLAH MENEGAH ATAS (SMA / SMK) 24 orang

4 PERGURUAN TINGGI 5 orang

Tabel 3.312

Bantuan pendidikan sesuai permohonan yang masuk

NO NAMA SEKOLAH JUMLAH SISWA

1 SEKOLAH DASAR (SD) / MI 15 orang

2 SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) 30 orang

3 SEKOLAH MENEGAH ATAS (SMA / SMK) 53 orang

4 PERGURUAN TINGGI 5 orang

11 Hasil Observasi pada tanggal 19 Juli 2010. 12 Hasil Observasi pada tanggal 19 Juli 2010.

Page 48: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

40

3) Program Sosial / Da’wah

1. PRO SEGAR ( Program Sehat Keluarga Harmoni)

Program ini dilaksanakan sebulan sekali di daerah PAKUMIS ( Padat,

Kumuh dan Miskin) berupa pelayanan :

a. Pemberian Makanan dan gizi Tambahan bagi Balita

b. Layanan Kesehatan Rehabilitatif dan Kuratif

c. Pencegahan Penyakit menular ( Fogging)

d. Penyuluhan Hidup Sehat dan bersih

e. Praktek Hidup Sehat dan Bersih bagi Anak

2. Khitanan massal tahunan

3. Bantuan rescue bencana alam

4. Bantuan kesehatan charity

5. Layanan rohani dan ekonomi bagi muallaf

6. Bantuan partisipatif : dakwah dan santunan

7. Pembebasan ghorimin dari belitan hutang

8. Pemberian santunan Ramadhan

Page 49: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

41

2. Program kerjasama

Yang dimaksud Program kerja disini adalah program kerja bersama antara LAZ

Kantor Induk dan LAZ Region PT PLN (Persero) P3B Jawa Bali.

Disamping program kerja bersama seperti tersebut dibawah ini, setiap LAZ

baik Kantor Induk maupun LAZ Region agar membuat program kerja sebagai

pedoman dalam melaksanakan kegiatan LAZ masing-masing dan dilaporkan kepada

Forum Organisasi Zakat (FOZ).

Adapun program kerja bersama LAZ sesuai kesepakatan Workshop sebagai

berikut :13

1. Pelatihan LAZ Dasar

Tujuan :Peserta memiliki kemamapuan umum minimal dalam

mengelola LAZ

Sasaran :Pengurus LAZ yang belum pernah ikut pelatihan

2. Pelatihan LAZ Lanjutan

Tujuan :Peserta memiliki kemamapuan khusus sebagai pengelola LAZ

13 LAZ Badan Kesejahteraan Karyawan PT PLN Penyaluran & Pusat Pengaturan Beban Jawa

Bali, Pedoman Operasional Lembaga Amil Zakat (LAZ) (jakarta: PT PLN Penyaluran & Pusat Pengaturan Beban Jawa Bali, 2006), h. 25.

Page 50: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

42

Sasaran :Pengurus LAZ yang pernah Mengikuti pelatihan dasar LAZ

3. Pelatihan Pembentukan dan Pengelolaan LAZ PLN secara nasional

Tujuan :Peserta mampu dan mendirikan organisasi LAZ PLN

Sasaran :PLN secara nasional

4. Pembiayaan Pelatihan Guru Lembaga Pendidikan Islam

Tujuan :Pengelola dan guru Lembaga Pendidikan Islam mempunyai

kemampuan minimal dalam mengelola dan melakukan

kegiatan belajar mengajar di Lembaga Pendidikan Islam

Sasaran :Kaum dhu’afa disekitar kantor dan daerah instalai PLN

5. Pembiayaan Pelatihan Keterampilan

Tujuan :Kaum dhu’afa mempunyai keterampilan dasar untuk mandiri

Sasaran :Kaum dhu’afa disekita kantor dan daerah instalai PLN

6. Pemberdayaan Ekonomi

Tujuan :Kaum dhu’afa berdaya dan mandiri secara ekonomi

Sasaran :Kaum dhu’afa disekita kantor dan daerah instalai PLN

7. Sosialisasi Pemahaman zakat, infaq dan sodaqoh secara berkesinambungan

Page 51: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

43

Tujuan :Untuk meningkatkan pemahaman zakat, infaq dan sodaqoh

bagi seluruh pegawai PLN Muslim

Sasaran :Pegawai PT PLN (Persero)

Page 52: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

BAB IV

DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

A. Strategi LAZIS PT PLN P3B Jawa Bali Dalam Pendistribusian Dana

Sebagai lembaga yang mempunyai tujuan untuk memberikan kesejahteraan

kepada mustahik, LAZIS PT PLN P3B Jawa Bali mempunyai strategi yang sangat

baik. Strategi-strategi yang dimaksud yaitu :1

1. Meningkatkan pemahaman fikih zakat, UU dan peraturan terkait lainnya

bagi para pengelola LAZIS.

2. Meningkatkan pemahaman fikih zakat infaq, shodaqoh kepada Muzakki

dan calon Muzakki.

3. Melakukan analisa kebutuhan dan memahami situasi, kondisi serta

pembinaan karakter mustahik yang akan diberdayakan.

4. Menyalurkan dana zakat, infaq dan shodaqoh menurut skala prioritas

sesuai fikih zakat.

5. Mengupayakan kerjasama program secara sinergi dengan PBL (dinas)

dan BKK sesuai dengan kaidah penyaluran dana zakat.

1 Hasil observasi pada tanggal 19 Juli 2010.

42

Page 53: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

43

6. Menjalin kerjasama yang saling memberikan manfaat dengan LAZNAS

dan pihak eksternal lain untuk pemberdayaan umat.

Strategi pengembangan program KSM antara lain adalah melalui kemitraan

usaha, bantuan keuangan (permodalan).2

a. Kemitraan usaha

Pengertian kemitraan usaha adalah hubungan kerja sama udaha diantara

berbagai pihak yang sinergis, bersifat sukarela dan berdasarkan prinsip saling

membutuhkan,saling mendukung dan saling menguntungkan dengan disertai

pembinaan dan pengembangan.

Salahsatu bentuk kemitraan usahanya yaitu yang melibatkan LAZIS dan

PKPU. Yang dimana LAZIS sebagai pemberi dana dan PKPU sebagai

lembaga yang terjun langsung membimbing program KSM.

Tujuan berbagai pola kemitraan usaha tersebut adalah untuk

memaksimalkan pembentukan dan pengembang sebuah Program KSM.

b. Bantuan keuangan (permodalan)

Pada umumnya para mustahik sudah memiliki usaha-usaha kecil, tetapi

modal yang mereka miliki sangat terbatas. Disinilah LAZIS turut menentukan

2 Hasil Observasi pada tanggal 18 Agustus 2010.

Page 54: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

44

keberhasilan strategi pembinaan dan pengembangan dibidang permodalan

termasuk melaksanakan konsep permodalan untuk membantu mustahik.

Arah kebijakan pengembangan yang khusus memfokuskan pada penyediaan

modal perlu menentukan strategi sbb:

1) Memadukan dan memperkuat tiga aspek, yaitu bantuan keuangan, bantuan

teknis, dan program penjaminan.

2) Memberikan pembinaan yang maksimal dalam mengelola sebuah usaha.

3) Menjadikan mustahik mandiri dalam mengembangkan usahanya.

Dalam pemberian dana untuk modal usaha, LAZIS PLN P3B Jawa Bali

mempunyai cara sendiri untuk memilih mana mustahik yang pantas menerima dan

tidak. Semua itu bertujuan untuk memberi pembelajaran mustahik untuk bisa

bertanggung jawab dan termotivasi lebih giat dalam berusaha.3

Cara yang dimaksud yaitu dapat dilihat dari skema berikut :

3 Wawancara pribadi dengan Rahmat sebagai tenaga amil. Cinere, 20 Agustus 2010.

Page 55: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

45

Gambar 4.14

Skema Penentuan Bantuan

4 Wawancara pribadi dengan Rahmat sebagai tenaga amil. Cinere, 20 Agustus 2010.

Page 56: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

46

B. Pengaruh Program KSM Terhadap Kesejahteraan Mustahik

Page 57: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

47

Kuesioner yang dijadikan sampel dalam penelitian ini sebanyak 50, yang

selanjutnya digambarkan dalam bentuk gambar. Kuesioner yang dibuat penulis

memiliki 43 pertanyaan dan dibagi menjadi 3 bagian. Pertama tentang data sosial dan

ekonomi responden sebelum menerima dana dari LAZIS, serta pengetahuan

responden seputar LAZIS yang terdiri dari 17 pertanyaan. Kedua tentang seputar

penerimaan dan penggunaan zakat produktif / zakat dalam bentuk modal usaha yang

terdiri dari 11 pertanyaan. Ketiga tentang pasca penggunaan modal usaha dari LAZIS

serta pemanfaatan penghasilannya yang terdiri dari 15 pertanyaan.

Untuk dapat melihat berapa besarnya pengaruh dari program KSM terhadap

kesejahteraan mustahik, penulis menjelaskan 3 variabel yang memberikan pengaruh

terhadap kesejahteraan mustahik.

Page 58: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

48

.

Pengaruh adanya pembinaan LAZIS terhadap hasil usaha mustahik dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1

Tabel 4.2

Correlations 1

hasilusaha2 pembinaanLAZIS

hasilusaha2 1.000 .217Pearson Correlation

pebinaanLAZIS .217 1.000

hasilusaha2 . .090Sig. (1-tailed)

pembinaanLAZIS .090 .

N hasilusaha2 40 40

Descriptive Statistics 1

Mean Std. Deviation N

hasilusaha2 3.43 1.152 40

pembinaanLAZIS 1.05 .221 40

Page 59: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

49

Correlations 1

hasilusaha2 pembinaanLAZIS

hasilusaha2 1.000 .217Pearson Correlation

pebinaanLAZIS .217 1.000

hasilusaha2 . .090Sig. (1-tailed)

pembinaanLAZIS .090 .

hasilusaha2 40 40

pembinaanLAZIS 40 40

Dari hasil penghitungan di peroleh angka korelasi 0,217, artinya hubungan kedua variabel sangat lemah. Korelasi positif menunjukkan bahwa hubungan yang searah. Artinya semakin sering dilakukan pembinaan oleh pihak laziz maka total hasil usaha masyarakat akan meningkat.

Untuk melihat hubungan kedua variabel tersebut signifikan atau tidak dilihat dari angka probabilitas (sig) sebesar 0,090. Dengan demikian jika probabilitas > 0,05 maka hubungan kedua variabel tidak signifikan.

Tabel 4.3

Model Summaryb 1

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .217a .047 .022 1.140 1.958

a. Predictors: (Constant), pembinaanLAZIS

b. Dependent Variable: hasilusaha2

Untuk menentukan besarnya pengaruh frekuensi pembinaan laziz terhadap peningkatan hasil usaha, maka digunakan angka R Square atau Koefisien Determinasi (KD). Besarnya R Square adalah 0,047 artinya 4,7% variabilitas hasil usaha yang terjadi dapat dijelaskan oleh variabel pembinaan laziz.

Page 60: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

50

Dengan kata lain 4,7% hasil usaha di tentukan oleh pembinaan laziz, sedangkan sisanya 95,3% (100% - 4,7%) dijelaskan oleh faktor lain diluar variabel pembinaan laziz.

Tabel 4.4

Coefficientsa 1

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) 2.237 .887 2.523 .0161

pembinaanLAZIS 1.132 .827 .217 1.369 .179

a. Dependent Variable: hasilusaha2

Koefisien Regresi : bahwa persamaan regresi untuk pembinaan laziz terhadap hasil usaha yaitu :

Y = 2,237 + 1,132X

• Angka konstanta sebesar 2,237 menytakan bahwa jika tidak ada pembinaan laziz maka hasil usaha sebesar 2 rupiah (pembulatan 2,237).

• Koefisien regresi 1,132 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 kali pembinaan laziz maka akan meningkatkan hasil usaha sebesar 1 rupiah (dibulatkan dari 1,132) per bulan.

Pengaruh besar bantuan terhadap hasil usaha mustahik dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.5

Descriptive Statistics 2

Mean Std. Deviation N

hasilusaha2 3.44 1.141 41

Besarbantuan 2.46 .745 41

Tabel 4.6

Correlations 2

Page 61: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

51

hasilusaha2 Besarbantuan

hasilusaha2 1.000 .343 Pearson Correlation

Besarbantuan .343 1.000

hasilusaha2 . .014 Sig. (1-tailed)

Besarbantuan .014 .

hasilusaha2 41 41 N

Besarbantuan 41 41

Dari hasil penghitungan di peroleh angka korelasi 0,343, artinya hubungan kedua variabel sangat lemah. Korelasi positif menunjukkan bahwa hubungan yang searah. Artinya semakin besar bantuan dana zakat yang diberikan, maka pendapatan atau penghasilan para mustahik akan semakin bertambah.

Untuk melihat hubungan kedua variabel tersebut signifikan atau tidak dilihat dari angka probabilitas (sig) sebesar 0,014. Dengan demikian jika probabilitas > 0,05 maka hubungan kedua variabel tidak signifikan.

Tabel 4.7

Model Summaryb 2

Model R R Square Adjusted R SquareStd. Error of the

Estimate

Page 62: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

52

1 .343a .118 .095 1.086

a. Predictors: (Constant), besarbantuan

b. Dependent Variable: hasilusaha2

Untuk menentukan besarnya pengaruh besarnya bantuan dana untuk usaha terhadap penghasilan atau pendapatan, maka digunakan angka R Square atau Koefisien Determinasi (KD). Besarnya R Square adalah 0,118 artinya 11,8% variabilitas hasil usaha yang terjadi dapat dijelaskan oleh variabel besar bantuan.

Dengan kata lain 11,8% hasil usaha mustahik di tentukan oleh besarnya bantuan dana untuk usaha, sedangkan sisanya 88,2% (100% - 11,8%) dijelaskan oleh faktor lain diluar variabel besarnya bantuan dana untuk usaha.

Tabel 4.8

Coefficientsa 2

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

(Constant) 2.145 .592 3.620 .0011

besarbantuan .525 .230 .343 2.279 .028

a. Dependent Variable: hasilusaha2

Koefisien Regresi : bahwa persamaan regresi untuk rutinnya kunjungan laziz terhadap hasil usaha yaitu :

Y = 2,145 + 0,525X

• Angka konstanta sebesar 2,145 menyatakan bahwa jika tidak ada dana untuk usaha, maka hasil usaha sebesar 2 rupiah (pembulatan 2,145)

• Koefisien regresi 0,525 menyatakan bahwa setiap penambahan dana sebesar 1 rupiah, maka akan meningkatkan hasil usaha sebesar 1 rupiah (dibulatkan dari 0,525 per bulan.

Pengaruh rutinnya kunjungan LAZIS terhadap hasil usaha mustahik sebagai berikut :

Tabel 4.9

Descriptive Statistics 3

Page 63: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

53

Mean Std. Deviation N

hasilusaha2 3.31 1.105 29

beraparutin 2.21 1.449 29

Tabel 4.10

Correlations 3

hasilusaha2 Beraparutin

hasilusaha2 1.000 .271 Pearson Correlation

Beraparutin .271 1.000

hasilusaha2 . .078 Sig. (1-tailed)

Beraparutin .078 .

hasilusaha2 29 29 N

Beraparutin 29 29

Dari hasil penghitungan di peroleh angka korelasi 0,271, artinya hubungan kedua variabel sangat lemah. Korelasi positif menunjukkan bahwa hubungan yang searah. Artinya semakin rutin kunjungan dari LAZIS, maka pendapatan atau penghasilan para mustahik akan semakin bertambah.

Untuk melihat hubungan kedua variabel tersebut signifikan atau tidak dilihat dari angka probabilitas (sig) sebesar 0,078. Dengan demikian jika probabilitas > 0,05 maka hubungan kedua variabel tidak signifikan.

Page 64: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

54

Tabel 4.11

Model Summaryb 3

Model R R Square Adjusted R SquareStd. Error of the

Estimate

1 .271a .073 .039 1.084

a. Predictors: (Constant), beraparutin

b. Dependent Variable: hasilusaha2

Untuk menentukan besarnya pengaruh rutinnya kunjungan dari LAZIS terhadap penghasilan atau pendapatan, maka digunakan angka R Square atau Koefisien Determinasi (KD). Besarnya R Square adalah 0,073 artinya 7,3% variabilitas hasil usaha yang terjadi dapat dijelaskan oleh variabel berapa rutin kunjungan.

Dengan kata lain 7,3% tingkatan pendapatan di tentukan oleh penggunaan dana untuk usaha, sedangkan sisanya 92,7% (100% - 7,3%) dijelaskan oleh faktor lain diluar variabel berapa rutin kunjungan.

Tabel 4.12

Coefficientsa 3

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

(Constant) 2.854 .371 7.690 .0001

beraparutin .207 .141 .271 1.461 .155

a. Dependent Variable: hasilusaha2

Koefisien Regresi : bahwa persamaan regresi untuk rutinnya kunjungan LAZIS terhadap hasil usaha yaitu :

Y = 2,854 + 0,207X

• Angka konstanta sebesar 2,854 menyatakan bahwa jika tidak rutinnya kunjungan dari LAZIS, maka hasil usaha sebesar 3 rupiah (pembulatan 2,854)

• Koefisien regresi 0,207 menyatakan bahwa setiap penambahan kunjungan laziz 1 kali, maka akan meningkatkan hasil usaha sebesar 0 rupiah (dibulatkan dari 0,207 per bulan.

Page 65: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

55

C. Usaha-Usaha LAZIS Untuk Mengatasi Masalah Dalam Program KSM

Dalam menjalankan program KSM ini tidak selalu sesuai dengan apa yang

diharapkan sebelumnya, tetapi para pengurus juga mengalami serentetan masalah

yang muncul. Masalah-masalah yang dihadapi sangat beragam diantaranya yaitu :

1. Terbentur masalah Manajemen mustahik sendiri yang kurang benar dalam

menggunakan dana yang ditujukan untuk modal usaha. Tidak sedikit mustahik

yang menggunakan dana tersebut untuk kepentingan lain, seperti membayar

hutang atau untuk kebutuhan sehari-hari. Yang seharusnya dana itu untuk

dikelola, tetapi habis begitu saja.

2. Mustahik yang tidak mandiri juga menjadi hambatan dalam menjalankan

program ini. Banyak mustahik yang tergantung kepada LAZIS, padahal LAZIS

itu hanya sebagai pengawas dibelakang saja dan selebihnya itu adalah usaha

mustahik dalam mengembangkan usaha mereka.

3. Mustahik yang kurang pengetahuan tentang pemasaran untuk kemajuan

usahanya. Tidak banyak ide-ide kreatif mereka dalam melakukan

pengembangan usaha, karenanya usaha mereka tidak maju bahkan macet.

4. Keterbatasan jumlah nominal pun menjadi suatu kendala dalam memajukan

program ini.

Page 66: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

56

Untuk mengatasi serentetan masalah di atas, LAZIS memiliki beberapa cara

diantaranya yaitu:

1. Dianalisa terlebih dahulu dan dimusyawarahkan untuk dicari solusi yang

terbaik dalam penyelesaiannya.5

2. Evaluasi untuk perbaikan, fokus pada pemberian modal usaha-usaha yang

rendah risikonya.6

3. Melalui kerjasama dengan lembaga zakat lainnya yang lebih kompeten (PKPU,

Rumah Zakat dll).

D. Faktor- faktor KSM LAZIS yang mempengaruhi kesejahteraan mustahik

1. Pola pembinaan dari LAZIS yang dilakukan pada saat dana zakat produktif itu

diberikan kepada mustahik.

2. Pola kunjungan rutin yang dilakukan LAZIS pada saat mustahik melaksanakan

usahanya dengan kata lain LAZIS tidak lepas tangan begitu saja setelah

memberikan dana.

3. Pola penentuan besarnya bantuan yang diberikan. Semakin besar usahayang

didirikan mustahik, maka semakin besar juga besar bantuan yang diberikan

5 Wawancara Pribadi dengan Nurdin jabatan Ketua Div, Pemberdayaan. Cinere, 20 Juli 2010 6 Wawancara Pribadi dengan Sarjito jabatan Direktur. Cinere, 20 Juli 2010.

Page 67: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

57

LAZIS. Dengan artian akan berdampak pula pada peningkatan pendapatan para

mustahik yang menjalankan usaha.

Page 68: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

BAB V

PENUTUP

Setelah melakukan serangkaian penelitian, seperti yang tertera pada bab III dan

bab IV, maka pada bab ini penulis menguraikan kesimpulan yang dapat ditarik dari

rangkaian penelitian tersebut. Selain kesimpulan, penulis juga memberikan saran

yang akan bermanfaat bagi pihak-pihak yang akan melanjutkan pengembangan

penelitian ini.

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian penulis di LAZIS PT PLN P3B Jawa Bali untuk

mengetahui pengaruh program kelompok swadaya masyarakat terhadap kesejahteraan

mustahik, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada beberapa strategi LAZIS PT PLN P3B Jawa Bali dalam rangka

memaksimalkan kemajuan program KSM yaitu yang pertama melalui

kemitraan usaha dengan salah satu lembaga (diantaranya PKPU) dan yang

kedua melalui pemberian dana (permodalan) yang ditujukan khusus untuk

modal usaha para mustahik.

2. Program KSM mempunyai pengaruh dengan kesejahteraan mustahik.

Variabel (faktor) yang dapat mempengaruhi diantaranya yaitu, Pertama

55

Page 69: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

56

adanya pembinaan dari LAZIS sebelum dilaksanakan program KSM, 4,7%

hasil usaha di tentukan oleh pembinaan laziz, sedangkan sisanya 95,3%

(100% - 4,7%) dijelaskan oleh faktor lain diluar variabel pembinaan laziz.

Koefisien regresi 1,132 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 kali

pembinaan laziz maka akan meningkatkan hasil usaha sebesar 1 rupiah

(dibulatkan dari 1,132) per bulan. Kedua besarnya dana bantuan modal

kerja yang diberikan mustahik pun mempunyai pengaruh, 11,8% hasil

usaha mustahik di tentukan oleh besarnya dana bantuan untuk usaha,

sedangkan sisanya 88,2% (100% - 11,8%) dijelaskan oleh faktor lain diluar

variabel besarnya dana bantuan untuk usaha. Koefisien regresi 0,525

menyatakan bahwa setiap penambahan dana sebesar 1 rupiah, maka akan

meningkatkan hasil usaha sebesar 1 rupiah (dibulatkan dari 0,525 per

bulan.

Sedangkan rutinnya kunjungan laziz tidak mempunyai banyak pengaruh

terhadap hasil usaha mustahik. Koefisien regresi 0,207 menyatakan bahwa

setiap penambahan kunjungan laziz 1 kali, maka akan meningkatkan hasil

usaha sebesar 0 rupiah (dibulatkan dari 0,207 per bulan).

3. Usaha-usaha lazis dalam mengatasi masalah-masalah yang timbul yaitu

dengan cara menganalisa permasalahan sambil dimusyawarahkan dan

adanya evaluasi untuk perbaikan. Salah satu siasatnya yaitu melalui

Page 70: PENGARUH PROGRAM KELOMPOK SWADAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21538/1/RUFYATUR... · yang dimiliki. Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah

57

kerjasama dengan lembaga zakat lainnya yang lebih kompeten (PKPU,

Rumah Zakat dll).

4. Faktor-faktor KSM LAZIS yang mempengaruhi kesejahteraan mustahik

ada 3, yaitu pertama Pola pembinaan LAZIS kepada mustahik, kedua Pola

kunjungan rutin, ketiga Pola besarnya bantuan.

B. Saran-saran

Dari hasil penelitian yang jauh dari kesempurnaan ini, penulis juga ingin

menyampaikan beberapa saran guna menambah manfaat penelitian ini, yaitu :

1. Penulis telah menemukan pembuktian bahwa dalam praktek program KSM

banyak terjadi permasalahan diantaranya yaitu permasalahan manajemen para

mustahik kurang baik yang menyebabkan usaha mustahik macet bahkan

mandek. Tetapi jika lebih sering diadakan pembinaan dari LAZIS, maka akan

memberikan pengaruh besar untuk suksesnya program KSM. Karena dapat

memberikan motivasi untuk mustahik dalam mengembangkan usahanya.

2. Pembuktian lain yaitu ketidak transparanan mustahik dalam melakukan usaha,

diantaranya yaitu jika terjadi suatu masalah para mustahik segan untuk

melaporkan kepada LAZIS. Baiknya para pengurus itu bisa lebih dekat dengan

mustahik. Karenanya dengan kedekatan mustahik dengan pengurus, maka

mustahik akan lebih transparan dalam melaksanakan usahanya baik dari segi

permasalahan manajemen sampai permasalahan modal.