pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,...

158
PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP BELANJA MODAL DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI RIAU TAHUN 2010-2014 Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Untuk Memenuhi Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : DIAN PRATIWI NIM: 1111084000030 JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M

Upload: others

Post on 28-Oct-2019

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, PAJAK

DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP BELANJA MODAL DI

KABUPATEN/KOTA PROVINSI RIAU

TAHUN 2010-2014

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

Untuk Memenuhi Persyaratan guna Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

DIAN PRATIWI

NIM: 1111084000030

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/2016 M

Page 2: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,
Page 3: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,
Page 4: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,
Page 5: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,
Page 6: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. DATA PRIBADI

1. Nama Lengkap : Dian Pratiwi

2. Tempat, Tanggal Lahir : Airtitris, 5 Januari 1993

3. Alamat : Jl. Pahlawan No. 87 Rempoa, Ciputat

Kota Tangerang Selatan

4. Telepon : 085282206450

5. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN FORMAL

1. SD : SDN 011 Langgini Bangkinang, Riau

2. SMP : SMPN 1 Bangkinang, Riau

3. SMA : SMAN 2 Bangkinang, Riau

4. S1 : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta

III. PENDIDIKAN NON FORMAL

English Course Latanza Institute, Tahun 2012

Wall Street English Course, Jakarta Tahun 2013

Wahana Kursus Komputer, Tahun 2011

Page 7: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

ii

IV. Pengalaman Organisasi

1. Anggota Div. Pudekdok HMJ IESP Tahun 2012-2013

V. SEMINAR DAN WORKSHOP

1. Seminar Peringatan Hari Kartini “Membentuk Karakter Kartini Masa Kini

yang Maju, Cerdas, Mandiri dan Beretika” diselenggarakan oleh BEM

FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 8 Mei 2012

2. Panitia dalam acara “Islamic Economy Revivalism; Between Theory and

Practice” diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah, Jakarta 15 September 2012

3. Peserta dalam acara Islamic Fair: Training dan Talkshow: “kokohkan iman

dan budayamu ditengah terjangan globalisasi” diselenggarakan oleh LDK

KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 20 Desember 2012

4. Dialog jurusan dan seminar konsentrasi “Mengenal Lebih Dekat Dengan

Jurusan Sendiri”, diselenggarakan oleh HMJ IESP Fakultas Ekonomi dan

Bisnis” UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 3 Oktober 2014.

5. Peserta dalam acara Seminar Nasional “Korupsi Mengkorupsi Indonesia”

diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 3 Desember 2014

VI. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Ir. H. Mhd. Nur, SP, MM

2. Tempat, Tanggal Lahir : Airtiris, 12 November 1958

3. Ibu : Hj. Hasmiaty, SE

Page 8: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

iii

4. Tempat, Tanggal Lahir : Selat Panjang, 21 April 1971

5. Alamat : Jl. Cikditiro no 1, Bangkinang, Riau

6. Telepon : 085278039658

7. Anak ke : 2 dari 4 bersaudara

Page 9: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

iv

ABSTRACT

This study aims to look at the effect of economic growth, the general

allocation fund, local taxes and levies on capital expenditures in the District / City

Riau Province during the period 2010-2014. This study uses panel data by

selecting the best model is the Fixed Effects Model (FEM).

These results indicate that the regional taxes and the General Allocation

Fund have a significant effect and has a positive statistical relationship to capital

expenditures, while economic growth has no significant effect and negative effect

on capital expenditure and does not affect significantly the levy and positive effect

on capital spending. Based on the results obtained by the coefficient of

determination R2 of 90.08% means that the variables of economic growth, the

general allocation fund, tax, retribution in this study may explain the dependent

variable is the capital expenditure, and the remaining 9.92% is explained by other

variables outside the study.

Keywords: Economic Growth, the General Allocation Fund, Local Taxes, Levies,

Capital Expenditure, Fixed Effect Model (FEM)

Page 10: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

v

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana

alokasi umum, pajak daerah dan retribusi daerah terhadap belanja modal di

Kabupaten/Kota Provinsi Riau selama periode 2010-2014. Penelitian ini

menggunakan data panel dengan pemilihan model terbaik adalah Fixed Effect

Model (FEM).

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pajak daerah dan dana alokasi umum

berpengaruh signifikan dan memiliki hubungan yang positif secara statistik

terhadap belanja modal, sedangkan pertumbuhan ekonomi tidak memiliki

pengaruh yang signifikan dan berpengaruh negatif terhadap belanja modal dan

retribusi tidak berpengaruh signifkan dan berpengaruh positif terhadap belanja

modal. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai koefisien determinasi R2

sebesar 90.08% artinya variabel pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum, pajak

daerah, retribusi daerah dalam penelitian ini dapat menjelaskan variabel dependen

yaitu belanja modal, dan sisanya 9.92% dijelaskan oleh variabel lain diluar

penelitian ini.

Kata Kunci : Pertumbuhan Ekonomi, Dana Alokasi Umum, Pajak Daerah,

Retribusi Daerah, Belanja Modal, Fixed Effect Model (FEM)

Page 11: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan segala rahmat,

karunia, rezeki dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Dana

Alokasi Umum, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap Belanja

Modal Kabupaten/Kota Provinsi Riau Tahun 2010-2014” dengan baik.

Shalawat serta salam penulis junjungkan atas baginda nabi besar Muhammad

SAW yang telah membimbing umatnya dari zaman kegelapan ke zaman yang

terang benderang seperti sekarang ini.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas

dari bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu

dalam kesempatan ini penulis penulis dengan senang hati menyampaikan

terimakasih kepada yang terhormat:

1. Kepada Allah SWT yang telah memberikan berkah dan rahmatnya serta

mendengar doa-doa saya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik. Terimakasih atas segala nikmat yang telah Engkau berikan ya

Allah.

2. Kedua orang tuaku untuk kasih sayang dan selalu memberikan semangat dan

dukungan yang luar biasa kepada penulis sehingga skripsi ini terselesaikan

dengan baik, Ibuku tercinta Hj.Hasmiaty,SE, Ayahku tercinta

Ir.H.Mhd.Nur,SP.MM yang selalu mendoakan, memberikan kasih sayang,

mendengarkan keluh kesah, merawat dan menjaga dengan penuh cinta dan

kasih sayang, memberikan motivasi dan selalu memberikan nasihat kepada

penulis, sehingga penulis dapat menjalani hidup ini dengan baik. Skripsi ini

ku persembahkan untuk kalian.

Page 12: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

vii

3. Terimakasih untuk ketiga saudaraku, kakak ku Rizky Amelia,Amd , adik-

adikku Utami Agustiani Nur, Ghefira Rhaudhatul Jannah dan Abang ipar

Syamsurizon S.H yang selalu mendengarkan keluhan penulis dan selalu

memberikan semangat. Semoga kalian sukses.

4. Terimakasih untuk perempuan yang luar biasa Nenek tercinta Hj.Khairiah,

yang sudah merawat penulis dari kecil dengan penuh cinta dan selalu

mendoakan dan memberi dukungan. Semoga nenek selalu sehat.

5. Dr. Arief Mufraini selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang baru semoga dapat memajukan dan

mengembangkan FEB lebih baik lagi.

6. Bapak Arief Fitrijanto, M.Si dan Bapak Rizqon Halal Syah Aji, M.Si selaku

Ketua Jurusan dan Sekertaris Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jakarta yang telah meluangkan waktu dan

arahan-arahan yang baik selama saya berkonsultasi.

7. Bapak Rizqon Halal Syah Aji, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang

dengan kerendahan hatinya bersedia meluangkan waktu untuk memberikan

pengarahan, ilmu yang berharga serta bimbingan yang berarti selama

penyelesaian skripsi. Sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan atas ilmu-ilmu yang telah

Bapak berikan.

8. Terimakasih kepada Dosen-dosen IESP yang telah memberikan ilmu yang

sangat berguna dan berharga untuk saya. Semoga Allah selalu memberikan

pahala yang sebesar-besarnya atas kebaikan para dosen FEB UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Seluruh Jajaran karyawan dan staf FEB UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah melayani dan membantu saya selama

perkuiahan.

9. Terimakasih untuk tante dan paman tersayang Tissa Enifa,SP dan

Hendri,Amd yang telah memberikan motivasi, semangat, perhatian dan kasih

sayang.

Page 13: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

viii

10. Terimakasih untuk H.Azwir Daud dan Elvanita yang sudah menjadi orang tua

selama penulis merantau melaksanakan kuliah, yang selalu memberikan

perhatian dan kasih sayangnya.

11. Terimakasih untuk Defeny parentya, Ayu muslimah putri, dr.Renny juniarty,

Ronny, Ihsan, Suci dan sepupu yang lain yang selalu memberikan dukungan

dan kasih sayangnya kepada penulis

12. Teman-teman IESP A angkatan 2011, yang telah menjaga kekompakan dan

kebersamaan saat awal-awal kuliah serta memberikan canda dan tawa.

Terimakasih karena kalian sudah menjadi teman yang baik buat saya.

13. Teman-teman IESP Pembangunan 2011, Ariad ditya, Dimas, Azhar, Wihda,

Hiidayati tamimi, Annisa ramadhani, Julia, Nuni, Nilam, Yuli, Annisa

Febrianti dll terimakasih atas segala pertemuan dan pertemanannya, semoga

pertemanan kita tidak selesai sampai disini.

14. Teman-teman IESP angkatan 2011, yang saya cintai dan tidak bisa saya

sebutkan satu-persatu. Terimakasih atas empat tahun kebersamaan dengan

kalian yang penuh warna, canda dan tawa.

15. Teman-teman KKN Medium Desa Sukaluyu 2014, Syafira ulfa, Lidya, Abrar,

Aziz, Bryan, Ficky, Fajrin, Azizah dll yang telah menghabiskan waktu hidup

31 hari bersama dengan canda dan tawa serta pelajaran hidup yang sangat

berguna bagi saya.

16. Terima kasih untuk diri ini, karena dengan niat yang kuat, semangat yang

membara dan tekad yang tak kenal putus asa, sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan

kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Page 14: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

ix

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 11 Mei 2016

Dian Pratiwi

Page 15: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

x

DAFTAR ISI

Cover

Lembar Pengesahan Pembimbing

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah

Daftar Riwayat Hidup ..................................................................................... i

Abstract .............................................................................................................. iv

Abstrak .............................................................................................................. v

Kata Pengantar ................................................................................................ vi

Daftar Isi ........................................................................................................... x

Daftar Tabel ..................................................................................................... xiv

Daftar Grafik .................................................................................................... xvi

Daftar Lampiran .............................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 11

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 12

D. Manfaat Peneltian .............................................................................. 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 14

A. Belanja Modal ................................................................................... 14

B. . Pertumbuhan Ekonomi ...................................................................... 18

1. Teori Pertumbuhan Ekonomi ..................................................... 19

2. Laju Pertumbuhan Ekonomi ...................................................... 24

C. Dana Alokasi Umum ......................................................................... 24

D. Pajak Daerah ...................................................................................... 26

1. Fungsi Pajak ............................................................................... 27

Page 16: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

xi

2. Ciri – ciri Pajak Daerah .............................................................. 27

3. Jenis Pajak .................................................................................. 28

4. Tarif Jenis Pajak ......................................................................... 30

E. Retribusi Daerah ................................................................................ 32

1. Ciri – ciri Retribusi Daerah ........................................................ 33

2. Jenis Retribusi Daerah ............................................................... 33

3. Tarif Retribusi Daerah ............................................................... 35

F. Hubungan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Belanja Modal ............ 36

G. Hubungan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap Belanja Modal

............................................................................................................ 37

H. Hubungan Dana Alokasi Umum Terhadap Belanja Modal ............... 39

I. Penelitian Terdahulu .......................................................................... 40

J. Kerangka Berfikir .............................................................................. 48

K. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 52

A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 52

B. Teknik Penentuan Sampel ................................................................. 52

C. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 53

D. Teknik Analisis .................................................................................. 53

1. Analisis Data Panel .................................................................... 53

2. Estimasi Model Data Panel ........................................................ 54

a. Common Effect Model ........................................................ 54

b. Model Efek Tetap (FEM) ..................................................... 55

c. Model Efek Random (REM) ................................................ 56

3. Pemilihan Model Data Panel ..................................................... 57

a. Uji Chow .............................................................................. 57

b. Uji Hausman ........................................................................ 59

Page 17: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

xii

4. Model Empiris ........................................................................... 60

5. Uji Asumsi Klasik ...................................................................... 61

a. Uji Normalitas ...................................................................... 61

b. Uji Multikolinieritas ............................................................. 63

c. Uji Heterokedastisitas .......................................................... 67

d. Uji Autokolerasi ................................................................... 71

6. Uji Signifikasi ............................................................................ 72

a. Uji F ..................................................................................... 72

b. Uji T ..................................................................................... 73

c. Koefisien Determinasi R2 ..................................................... 74

E. Operasional Variabel Penelitian ........................................................ 75

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................... 78

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ...................................... 78

B. Analisis dan Pembahasan .................................................................. 81

1. Analisa Deskriptif ....................................................................... 81

a. Analisa Deskriptif Belanja Modal ........................................ 81

b. Analisa Deskriptif Pertumbuhan Ekonomi ........................... 84

c. Analisa Deskriptif Dana Alokasi Umum .............................. 86

d. Analisa Deskriptif Pajak Daerah .......................................... 89

e. Analisa Deskriptif Retribusi Daerah .................................... 91

2. Pemodelan dan Pengolahan Data ............................................... 93

a. Hasil Estimasi Model Data Panel ......................................... 93

b. Pemilihan Model Estimasi .................................................... 96

3. Uji Asumsi Klasik ...................................................................... 100

a. Uji Normalitas ...................................................................... 100

b. Uji Multikolinieritas ............................................................. 101

c. Uji Heterokedastisitas ........................................................... 102

Page 18: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

xiii

d. Uji Autokolerasi ................................................................... 103

4. Persamaan Regresi (Fixed Effect Model) ................................... 105

5. Uji Signifikansi ........................................................................... 106

a. Uji F (Simultan) dan Interpretasi........................................... 106

b. Uji T (Parsial) dan Interpretasi .............................................. 107

c. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R Square) .................. 110

6. Analisis Cross-section Effects .................................................... 110

7. Analisis Ekonomi ....................................................................... 114

a. Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Belanja Modal ................ 114

b. Dana Alokasi Umum Terhadap Belanja Modal ................... 115

c. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Belanja Modal

............................................................................................... 116

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 119

A. Kesimpulan ........................................................................................ 119

B. Saran .................................................................................................. 120

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 122

LAMPIRAN ...................................................................................................... 126

Page 19: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

xiv

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

1.1 Pertumbuhan Ekonomi dengan migas Kabupaten dan Kota di

Riau Tahun 2010-2014

5

1.2 Dana Alokasi Umum Kabupaten dan Kota di Riau Tahun 2010-

2014

6

1.3 Pajak Daerah Kabupaten dan Kota di Provinsi Riau Tahun

2010-2014

7

1.4 Retribusi Daerah Kabupaten dan Kota di Provinsi Riau Tahun

2010-2014

9

1.5 Belanja Modal Kabupaten dan Kota di Provinsi Riau Tahun

2010-2014

10

2.1 Penelitian Terdahulu 43

4.1 Hasil Regresi Pooled Least Square 98

4.2 Hasil Regresi Data Panel: Fixed Effect Model (FEM) 99

4.3 Hasil Regresi Random Effect Model 100

4.4 Hasil Uji Chow 102

4.5 Hasil Uji Hausman 103

4.6 Correlation Matrix 106

4.7 Uji Park 107

4.8 Uji Durbin Watson 108

Page 20: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

xv

4.9 Uji t-statistik 111

4.10 Analisis Cross-section Effect 114

Page 21: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

xvi

DAFTAR GRAFIK

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran 50

4.1 Belanja Modal di Kabupaten/Kota Provinsi Riau Tahun 2010-

2014

87

4.2 Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten/Kota Provinsi Riau Tahun

2010-2014

89

4.3 Dana Alokasi Umum di Kabupaten/Kota Provinsi Riau Tahun

2010-2014

92

4.4 Pajak Daerah di Kabupaten/Kota Provinsi Riau Tahun 2010-2014 94

4.5 Retribusi Daerah di Kabupaten/Kota Provinsi Riau Tahun 2010-

2014

96

4.6 Uji Normalitas 105

Page 22: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

1 Data Dari Variabel-Variabel Yang Digunakan (Jutaan Rupiah) 130

1 Data Ln (Logaritma Natural) 132

2 Hasil Uji Chow 133

3 Hasil Uji Hausman 134

4 Hasil Uji Normalitas 136

5 Hasil Uji Multikolinieritas 136

6 Hasil Uji Park 137

7 Hasil Uji Glejser 137

8 Hasil Model Fixed Effect Model 138

9 Pooled Least Square 139

10 Random Effect Model 139

11 Cross-section Effect 140

Page 23: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan berhubungan erat dengan berkembangnya suatu daerah, hal ini

bisa dilihat dengan banyaknya infrastruktur akan mempengaruhi kehidupan

perekonomian di suatu daerah. Sebagai contoh di Provinsi Riau yang sedang

mengalami banyaknya perubahan infrastruktur seperti jalan yang tadinya rusak

dan sempit sekarang sudah menjadi lebih baik dan lebar sehingga akan lebih

mempermudah proses perekonomian seperti pengiriman barang dan jasa,

transportasi antar daerah, mempercepat waktu tempuh, dan lain sebagainya. Salah

satu upaya pemerintah daerah dalam meningkatkan pembangunan adalah dengan

menambahkan belanja modal dalam anggaran belanja pemerintah daerah. Syarat

fundamental untuk pembangunan ekonomi adalah tingkat pengadaan modal

pembangunan yang seimbang dengan pertambahan penduduk, bertambahnya

infrastruktur dan perbaikannya oleh pemerintah daerah diharapkan akan memacu

pertumbuhan ekonomi daerah (Putro, 2010). Pertumbuhan ekonomi tersebut

merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan.

Salah satu asas pembangunan daerah adalah desentralisasi, menurut ketentuan

umum UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, desentralisasi yaitu

penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah

otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara

Page 24: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

2

Kesatuan Republik Indonesia. Perwujudan dari asas desentralisasi, adalah

berlakunya otonomi daerah. Prinsip otonomi daerah menggunakan prinsip

otonomi seluas-luasnya dalam arti daerah diberi kewenangan mengurus dan

mengatur semua urusan pemerintahan di luar yang menjadi urusan pemerintah

pusat.

Untuk memenuhi kebutuhan belanja daerah, perlu adanya sumber-sumber

pendapatan yang diperoleh pemerintah daerah. Salah satu diantaranya adalah

pajak daerah dan retribusi daerah yang menjadi sumber pendapat asli daerah.

Pemasukan pajak terbesar di provinsi Riau terdapat pada pajak kendaraan

bermotor, karena semakin tahun volume kendaraan bermotor semakin meningkat.

Pajak daerah dan retribusi daerah merupakan 2 sumber PAD yang terbesar. Setiap

daerah mempunyai dasar pengenaan pajak yang berbeda-beda tergantung dari

kebijakan Pemerintah Daerah setempat. Untuk daerah dengan kondisi

perekonomian yang memadai, akan dapat diperoleh pajak yang cukup besar.

Tetapi untuk daerah tertinggal, Pemerintah Daerah hanya dapat memungut pajak

dalam jumlah yang terbatas. Demikian halnya dengan retribusi daerah yang

berbeda-beda untuk tiap daerah.

Laju pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan dalam PDRB tanpa

memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat

pertumbuhan penduduk dan apakah ada perubahan atau tidak dalam struktur

ekonomi. Salah satu indikator yang menunjukkan tingkat kemakmuran suatu

daerah adalah data mengenai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar

Page 25: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

3

harga yang berlaku ataupun atas dasar harga konstan. Suatu daerah mengalami

suatu pertumbuhan dalam kemakmuran masyarakatnya apabila pendapatan

perkapita menurut harga atau pendapatan terus menerus mengalami peningkatan.

Riau merupakan salah satu provinsi di Indonesia, provinsi ini memiliki kekayaan

dan sumber daya alam yang cukup besar dan sangat potensial untuk

dikembangkan. Adapun sektor yang memberikan kontribusi ekonomi paling besar

adalah sektor pertanian dan sektor perkebunan. Sektor pertanian dan perkebunan

hingga saat ini masih merupakan tulang punggung perekonomian daerah, baik

sebagai penghasil nilai tambah dan devisa maupun sumber penghasilan.

Pertumbuhan ekonomi suatu daerah biasanya ditunjukan dengan meningkatkan

produksi barang dan jasa yang diukur dengan Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB). PDRB merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit

usaha atau sektor-sektor ekonomi dalam suatu wilayah dan periode waktu

tertentu. Oleh karena itu pertumbuhan ekonomi disuatu wilayah itu sama dengan

pertumbuhan PDRB di wilayah tersebut (BPS, 2011).

Setiap daerah mempunyai kemampuan keuangan yang tidak sama dalam

mendanai kegiatan-kegiatannya, hal ini menimbulkan ketimpangan fiskal antara

satu daerah dengan daerah lainnya. Oleh karena itu, untuk mengatasi ketimpangan

fiskal ini Pemerintah mengalokasikan dana yang bersumber dari APBN untuk

mendanai kebutuhan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi. Salah satu dana

perimbangan dari pemerintah ini adalah Dana Alokasi Umum (DAU) yang

pengalokasiannya menekankan aspek pemerataan dan keadilan yang selaras

Page 26: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

4

dengan penyelenggaraan urusan pemerintahan (UU 32/2004). Dengan adanya

transfer dana dari pusat ini diharapkan pemerintah daerah bisa lebih

mengalokasikan PAD yang didapatnya untuk membiayai belanja modal di

daerahnya. Secara spesifik sumber pendanaan untuk Belanja Modal belum

ditentukan aturannya. Namun seluruh jenis sumber-sumber penerimaan daerah

dapat dialokasikan untuk mendanai Belanja Daerah diantaranya Belanja Modal.

Peningkatan alokasi belanja modal dalam bentuk aset tetap seperti infrastruktur,

peralatan dan infrastruktur sangat penting untuk meningkatkan produktivitas

perekonomian karena semakin tinggi belanja modal semakin tinggi pula

produktivitas perekonomian.

Pemerintah daerah harus mampu mengalokasikan anggaran belanja modal

dengan baik karena belanja modal merupakan salah satu langkah bagi pemerintah

daerah untuk memberikan pelayanan kepada publik. Pelayanan publik yang baik

dapat menunjukan pertumbuhan ekonomi yang baik bagi suatu daerah. Semua

dapat terwujud apabila adaupaya pemerintah dalam meningkatkan pelayanan

kepada publik dengan memfasilitasi serta memberikan belanja yang lebih besar

untuk tujuan tersebut agar pertumbuhan ekonomi akan terus lebih membaik.

Page 27: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

5

Tabel 1.1

Pertumbuhan Ekonomi dengan migas Kabupaten dan Kota di Riau

tahun 2012-2014 (dalam persentase)

Kabupaten/Kota 2012 2013 2014

1.Kuantan Singingi 5,93 5,46 5,34

2. Indragiri Hulu 8,39 6,21 5,62

3. Indragiri Hilir 7,91 7,16 6,92

4. Pelalawan 3,02 5,55 6,08

5. Siak 2,07 -2,56 -0,71

6. Kampar 5,82 6,25 3,21

7. Rokan Hulu 6,12 5,93 6,78

8. Bengkalis -0,65 -3,48 -3,5

9. Rokan Hilir 3,65 2,49 4,01

10. Kep. Meranti 6,7 4,05 4,65

11. Pekanbaru 7,82 5,73 6,79

12. Dumai 3,66 3,72 3,53

RIAU 3,76 2,49 2,62

Sumber : BPS Provinsi Riau (diolah tahun 2014).

Tabel 1.1 menunjukan persentase pertumbuhan ekonomi dengan migas tiap

kabupaten dan kota di provinsi Riau. Sebagai salah satu provinsi penghasil migas

terbesar, perkembangan ekonomi dengan memasukkan unsur migas pada laju

pertumbuhan ekonomi Riau menjadi sangat perlu untuk dipaparkan.

Bila di lihat dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 mengalami

penurunan atau kenaikan nilai. Pada tahun 2012 persentase pertumbuhan

ekonomi di Provinsi Riau sebesar 3.76% , pada tahun 2013 persentase

pertumbuhan ekonomi sebesar 2.49% maka pada tahun 2013 terjadi penurunan

pertumbuhan ekonomi sebesar -0.34% , pada tahun 2014 pertumbuhan ekonomi di

Page 28: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

6

provinsi Riau sebesar 2.62% maka terjadi peningkatan persentase dari tahun 2013

sampai tahun 2014 sebesar 0.05%. Pada tahun 2012 kabupaten Indragiri hulu

menjadi kabupaten yang memiliki tingkat pertumbuhan perekonomian tertinggi di

bandingkan dengan kabupaten dan kota lain yang terdapat di Provinsi Riau yaitu

sebesar 8.39% dan kabupaten Bengkalis menjadi kabupaten yang memiliki

tingkat pertumbuhan ekonomi terendah yaitu sebesar -0.65% . Pada tahun 2013

kabupaten Indragiri Hilir merupakan kabupaten yang memiliki tingkat

pertumbuhan ekonomi tertinggi dibandingkan dengan kabupaten lainnya di

Provinsi Riau yaitu sebesar 7.16% disusul dengan kabupaten kampar 6.25% dan

kabupaten Siak merupakan kabupaten yang memiliki tingkat pertumbuhan

ekonomi terendah yaitu sebesar -2.56%. pada tahun 2014 kabupaten yang

memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi tertinggi juga berada pada kabupaten

Indragiri hilir yaitu sebesar 6.92% , disusul dengan kota pekanbaru 6.79% dan

Siak merupakan tingkat pertumbuhan ekonomi terendah yaitu sebesar -0.71%.

Tabel 1.2

Dana Alokasi Umum Kabupaten dan Kota di Riau

Tahun 2012-2014 (Dalam Jutaan Rupiah)

kabupaten/kota 2012 2013 2014

Prov. Riau 489.180 726.631 820.985

Kab. Bengkalis 84.769 31.862 60.778

Kab. Indragiri Hilir 651.879 773.041 847.861

Kab. Indragiri Hulu 487.476 587.934 631.168

Kab. Kampar 569.782 685.859 742.584

Kab.Kuantan Singingi 496.776 569.206 618.821

Page 29: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

7

Kab. Pelalawan 421.048 491.288 536.384

Kab. Rokan Hilir 282.513 388.866 413.983

Kab. Rokan Hulu 442.557 528.855 571.522

Kab. Siak 167.312 272.531 276.182

Kota Dumai 299.081 345.090 359.840

Kota Pekanbaru 622.185 738.107 809.987

Kab. Meranti 302.111 342.000 371.269

Sumber : www.kemenkeu.go.id(diolah tahun 2014)

Tabel 1.2 menunjukkan tabel Dana Alokasi Umum kabupaten dan kota di

Provinsi Riau. Dana Alokasi umum kabupaten dan kota di provinsi Riau pada

tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 mengalami peningkatan secara signifikan.

Kabupaten Indragiri Hilir merupakan kabupaten yang memiliki tingkat Dana

Alokasi Umum tertinggi pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2014, yaitu pada

tahun 2012 sebesar 651,879 , tahun 2013 yaitu sebesar 773,041, dan pada tahun

2014 sebesar 847,861. Dari 3 tahun ini kita bisa melihat bahwakabupaten Indragiri

Hilir mengalami kenaikan Dana Alokasi Umum, dari tahun 2012 sampai tahun

2013 mengalami kenaikan sebesar 0.19% dan tahun 2013 sampai tahun 2014

mengalami kenaikan sebesar 0.10%.

Tabel 1.3

Pajak Daerah Kabupaten dan Kota di Provinsi Riau Tahun 2012-2014

(Dalam Jutaan Rupiah)

kabupaten/kota 2012 2013 2014

Prov. Riau 1.502.894 2.025.217 2.322.001

Kab. Bengkalis 35.700 32.260 46.261

Kab. Indragiri Hilir 11.166 11.631 19.681

Page 30: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

8

Kab. Indragiri Hulu 6.660 9.267 12.440

Kab. Kampar 24.703 49.123 51.005

Kab.Kuantan Singingi 4.381 6.765 15.146

Kab. Pelalawan 6.334 19.227 29.215

Kab. Rokan Hilir 10.616 26.547 26.197

Kab. Rokan Hulu 4.850 10.215 16.075

Kab. Siak 26.075 35.435 45.130

Kota Dumai 21.529 47.562 50.575

Kota Pekanbaru 162.073 250.347 407.842

Kab. Meranti 5.205 6.121 7.262

Sumber : www.kemenkeu.go.id (diolah tahun 2014)

Tabel 1.3 menunjukan tabel Pajak Daerah kabupaten dan kota di Provinsi

Riau. Pekanbaru merupakan Pajak daerah dari tahun 2012 sampai dengan tahun

2014 yang terbesar di Provinsi Riau karena Pekanbaru adalah Ibu kota dari

Provinsi Riau, dimana perekonomiannya lebih maju dibandingkan kabupaten kota

lainnya. Jumlah penduduk juga menjadi salah satu faktor pajak daerah di Ibu kota

provinsi lebih tinggi. Pada tahun 2012 pajak daerah di Pekanbaru sebesar

162,073 , pada tahun 2013 pajak daerah di pekanbaru sebesar 250,347 dan

pada tahun 2014 pajak daerah di pekanbaru sebesar 407,842 . Tahun 2012

sampai tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 0.54% dan mengalami

kenaikan pada tahun 2013 sampai tahun 2014 sebesar 0.63% .

Kabupaten kuantan singingi merupakan pajak daerah terendah pada tahun 2012

yaitu sebesar 4,381 , pada tahun 2013 dan 2014 kabupaten meranti merupakan

pajak terendah yaitu sebesar 6,121 dan 7,262.

Dalam tabel 1.4 menjelaskan mengenai pendapatan provinsi Riau melalui

retribusi yang di hasilkan. Retribusi daerah sebagaimana halnya pajak daerah

Page 31: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

9

merupakan salah satu Pendapatan Asli Daerah yang diharapkan menjadi salah satu

sumber pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah,

untuk meningkatkan dan memeratakan kesejahteraan masyarakat.

Tabel 1.4

Retribusi Daerah Kabupaten dan Kota di Provinsi Riau Tahun 2012-2014

(Dalam Jutaan Rupiah)

kabupaten/kota 2012 2013 2014

Prov. Riau 6.563 12.318 25.000

Kab. Bengkalis 12.906 24.728 45.003

Kab.Indragiri Hilir 16.906 15.391 16.584

Kab.Indragiri Hulu 7.752 12.513 13.288

Kab. Kampar 9.744 10.391 8.841

Kab.Kuantan Singingi 13.373 15.162 19.427

Kab. Pelalawan 4.198 5.716 6.001

Kab. Rokan Hilir 3.454 9.619 12.536

Kab. Rokan Hulu 4.379 10.349 14.757

Kab. Siak 11.091 9.984 14.684

Kota Dumai 38.380 50.060 53.582

Kota Pekanbaru 61.948 83.335 115.653

Kab. Meranti 3.474 3.849 4.832

Sumber : www.kemenkeu.go.id (diolah tahun 2014)

Retribusi daerah di Provini Riau pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2014

secara agregat mengalami kenaikan yang signifikan. Pada tahun 2012 retribusi

daerah provinsi Riau sebesar 6,563 naik sebesar 0.88% tahun 2013 yaitu sebesar

12,318 dan pada tahun 2014 retribusi daerah secara agregat di Provinsi Riau

sebesar 25,000.

Page 32: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

10

Tabel 1.5

Belanja Modal Kabupaten dan Kota di Provinsi Riau

Tahun 2012-2014 (Dalam Jutaan Rupiah)

kabupaten/kota 2012 2013 2014

Prov. Riau 1.549.481 2.687.869 1.730.359

Kab. Bengkalis 1.345.270 2.066.646 2.154.124

Kab. Indragiri Hilir 412.828 347.393 519.402

Kab. Indragiri Hulu 254.157 467.350 565.890

Kab. Kampar 307.209 477.923 580.009

Kab.Kuantan Singingi 226.887 304.507 364.621

Kab. Pelalawan 462.889 557.382 788.668

Kab. Rokan Hilir 1.092.233 1.288.422 1.324.728

Kab. Rokan Hulu 334.912 426.324 528.759

Kab. Siak 713.794 723.825 914.043

Kota Dumai 158.992 320.911 408.171

Kota Pekanbaru 286.392 491.673 882.398

Kab. Meranti 333.875 519.810 582.487

Sumber : www.kemenkeu.go.id (diolah tahun 2014)

Tabel 1.5 merupakan tabel belanja modal di provinsi Riau periode tahun 2012

sampai dengan tahun 2014 Peningkatan belanja modal dari tahun ke tahun yang

paling signifikan terjadi di kabupaten Bengkalis yang pada tahun 2012 memiliki

belanja modal sebesar Rp 1.345.270.000 meningkat menjadi Rp.2.066.646.000,

dan dari tahun 2013 sampai dengan 2014 meningkat menjadi Rp.2.154.124.000

atau dengan kata lain kabupaten Bengkalis mengalami kenaikan belanja modal

sebesar 0,54% pada tahun 2013 dan 0,04 pada tahun 2014. Kabupaten Rokan Hilir

berada di posisi kedua dalam hal peningkatan belanja modal selama tahun 2012

sampai dengan tahun 2014 yaitu sebesar Rp.1.092.233.000 pada tahun 2012,

Page 33: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

11

Rp.1.288.422.000 pada tahun 2013 dan mengalami peningkatan pada tahun 2014

yaitu sebesar Rp.1.324.728.000. Selain itu di beberapa kabupaten di Provinsi Riau

juga mengalami penurunan belanja modal, antara lain yaitu Dumai,Kuantan

Singingi,Indragiri Hulu,Pekanbaru.

Berdasarkan dari penjelasan diatas, maka pengaruh pertumbuhan

ekonomi,dana alokasi umum,pajak daerah dan retribusi daerah terhadap belanja

modal menarik untuk diteliti. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh setiap

variabel tersebut terhadap belanja modal rentang waktu yang digunakan adalah

dari tahun 2010-2014. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian dengan

judul:

“Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Dana Alokasi Umum, Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah Terhadap Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi

Riau Periode 2010-2014”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan

beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Seberapa besar pengaruh variabel Pertumbuhan ekonomi terhadap variabel

Belanja modal di provinsi Riau tahun 20010-2014 ?

2. Seberapa besar pengaruh variabel Dana alokasi umum terhadap variabel

Belanja modal di Provinsi Riau tahun 2010-2014?

3. Seberapa besar pengaruh variabel Pajak daerah terhadap variabel Belanja

modal di Provinsi Riau tahun 2010-2014?

Page 34: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

12

4. Seberapa besar pengaruh variabel Retribusi daerah terhadap variabel

Belanja modal di Provinsi Riau tahun 2010-2014?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Dana Alokasi Umum,

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah secara Parsial terhadap Belanja Modal di

Kabupaten/Kota di Provinsi Riau tahun 2010-2014

2. Untuk mengetahui Pertumbuhan Ekonomi, Dana Alokasi Umum, Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah secara simultan terhadap Belanja Modal di

Kabupaten/Kota di Provinsi Riau tahun 2010-2014

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai informasi dan masukan bagi pemerintah daerah dalam

mengambil kebijakan yang menyangkut pertumbuhan ekonomi,dana

alokasi umum,pajak daerah retribusi daerah dan belanja modal.

2. Kegunaaan ilmiah dari penelitian ini sebagai sumbangan informasi,

pengetahuan, serta menambah wawasan untuk kemajuan ilmu pengetahuan

dengan menekankan pada belanja modal melalui indikator pertumbuhan

ekonomi,dana alokasi umum,pajak daerah dan retribusi daerah.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan

pengetahuan serta dapat dijadikan referensi bacaan, khususnya bagi civitas

akademisi di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam

Page 35: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

13

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini juga diharapkan dapat

menjadi perbaikan terhadap penelitian-penelitian terdahulu.

Page 36: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Belanja Modal

Mardiasmo (2009) menjelaskan bahwa belanja modal adalah pengeluaran yang

manfaatnya cenderung melebihi satu tahun dan akan menambah aset atau

kekayaan pemerintah, selanjutnya akan menambah anggaran rutin untuk biaya

operasional dan biaya pemeliharaan. Dilihat dari jenisnya, belanja modal terdiri

atas belanja publik yaitu belanja yang membiayai kegiatan investasi (menambah

aset) yang ditujukan untuk peningkatan sarana dan prasarana publik yang hasilnya

dan manfaatnya dapat dinikmati secara langsung oleh masyarakat umum serta

belanja aparatur yaitu belanja yang manfaatnya tidak dirasakan secara langsung

oleh masyarakat, tetapi dirasakan secara langsung oleh aparatur.

Belanja modal digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka

pengeluaran asset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari satu

tahun, dan atau pemakaian jasa dalam melaksanakan program dan kegiatan yang

yang dilakukan oleh pemerintah daerah (Darise, 2009:137).

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005, belanja modal adalah

pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang sifatnya

menambah asset tetap yang memberikan manfaat lebih dari satu periode

akuntansi, termasuk di dalamnya adalah pengeluaran untuk biaya pemeliharaan

yang sifatnya mempertahankan atau menambah masa manfaat, serta

meningkatkan kapasitas dan kualitas asset.

Page 37: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

15

Belanja modal pemerintah daerah mempunyai peran strategis dalam memicu

pertumbuhan ekonomi didaerah. Belanja modal bersifat produktif dan bersentuhan

langsung dengan kepentingan masyarakat sehingga dapat menstimulus

perekonomian didaerah yang bersangkutan. Belanja modal merupakan investasi

pemerintah daerah yang akan memberikan multiplier effect bagi masyarakat

didaerah tersebut. Misalnya pembangunan infrastruktur, dimana ini akan

mendorong investasi didaerah bersangkutan dengan adanya investasi ini ekonomi

didaerah tersebut akan berkembang dan menciptakan lapangan kerja baru

sehingga akan menyerap pengangguran dan mengurangi jumlah kemiskinan

sehingga pertumbuhan ekonomi akan semakin meningkat (BPS, 2014:23).

Menurut Permendagri No 59 Tahun 2007, untuk penganggaran belanja modal

tidak hanya sebesar harga beli/bangun asset tetapi harus ditambah seluruh belanja

yang terkait dengan pengadaan/pembangunan asset sampai asset tersebut siap

digunakan.

Belanja Modal merupakan pengeluaran pemerintah daerah yang manfaatnya

melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah aset atau kekayaan daerah dan

selanjutnya akan menambah belanja yang bersifat rutin seperti biaya pemeliharaan

pada kelompok belanja administrasi umum (Halim, 2004). Nordiawan (2006)

mengatakan bahwa Belanja Modal adalah belanja yang dilakukan pemerintah

yang menghasilkan aktiva tetap tertentu. Belanja modal dimaksudkan untuk

mendapatkan aset tetap pemerintah daerah, yakni peralatan, bangunan,

infrastruktur, dan harta tetap lainnya. Belanja modal memiliki karakteristik

Page 38: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

16

spesifik dan menunjukkan adanya berbagai pertimbangan dalam

pengalokasiannya (Munir, 2003).

Menurut Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), belanja modal dapat

diaktegorikan ke dalam 5 (lima) kategori utama, yaitu:

1. Belanja Modal Tanah

Belanja modal tanah adalah pengeluaran/biaya yang digunakan untuk

pengadaan/ pembelian/ pembebasan/ penyelesaian, balik nama dan sewa tanah,

pengosongan, pengurukan, perataan, pematangan tanah, pembuatan sertifikat,

dan pengeluaran lainnya sehubungan dengan perolehan hak atas tanah dan

sampai tanah dimaksud dalam kondisi siap pakai.

2. Belanja Modal Peralatan dan Mesin

Belanja modal peralatan dan mesin adalah pengeluaran/biaya yang

digunakan untuk pengadaan/penambahan/penggantian, dan peningkatan

kapasitas peralatan dan mesin, serta inventaris kantor yang memberikan

manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan, dan sampai peralatan dan mesin

dimaksud dalam kondisi siap pakai.

3. Belanja Modal Gedung dan Bangunan

Belanja modal gedung dan bangunan adalah pengeluaran/biaya yang

digunakan untuk pengadaan/ penambahan/ penggantian, dan termasuk

pengeluaran untuk perencanaan, pengawasan dan pengelolaan pembangunan

gedung dan bangunan yang menambah kapasitas sampai gedung dan bangunan

dimaksud dalam kondisi siap pakai.

Page 39: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

17

4. Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan

Belanja modal jalan, irigasi dan jaringan adalah pengeluaran yang

digunakan untuk pengadaan/ penambahan/ penggantian/ peningkatan

pembangunan/ pembuatan serta perawatan, dan termasuk pengeluaran untuk

perencanaan, pengawasan dan pengelolaan jalan irigasi dan jaringan yang

menambah kapasitas sampai jalan irigasi dan jaringan dimaksud dalam kondisi

siap pakai.

5. Belanja Modal Fisik Lainnya

Belanja modal fisik lainnya adalah pengeluaran/ biaya yang digunakan

untuk pengadaan atau penambahan atau penggantian atau peningkatan atau

pembangunan atau pembuatan serta perawatan terhadap fisik lainnya yang

tidak dapat dikategorikan ke dalam kriteria belanja modal tanah, peralatan dan

mesin, gedung dan bangunan, dan jalan irigasi dan jaringan. Termasuk dalam

belanja ini adalah belanja modal kontrak sewa beli, pembelian barang-barang

kesenian, barang purbakala dan barang untuk museum, hewan ternak dan

tanaman, buku buku, dan jurnal ilmiah.

Mengacu pada pengertian belanja modal tersebut, selain pengadaan asset-

asset fisik yang dikuasai oleh pemerintah, sebenarnya terdapat beberapa

belanja yang berkarakteristik sebagai belanja modal yang menghasilkan asset,

tetapi tidak menjadi milik pemerintah, antara lain:

a. Biaya untuk pelaksanaan tugas pembantuan.

b. Biaya jasa konsultan untuk kekayaan intelektual.

Page 40: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

18

c. Biaya jasa profesi untuk capacity building.

d. Biaya pemeliharaan untuk mempertahankan nilai asset.

e. Biaya pengadaan aset yang diserahkan kepada masyarakat.

B. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah proses pertumbuhan perekonomian suatu

negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode

waktu tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses

kenaikan kapasitas pendapatan nasional. Menurut Boediono (1985) pertumbuhan

ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita. Perekonomian dapat dikatakan

mengalami pertumbuhan apabila tingkat kegiatan ekonomi meningkat dari satu

periode berikutnya, berarti jumlah barang dan jasa yang dihasilkan bertambah

besar pada tahun periode berikutnya yang berarti produktifitas dari faktor-faktor

yang dimasukkan dalam produksi menyebabkan pertumbuhan ekonomi

meningkat.

Infrastruktur dan sarana prasarana yang ada di daerah akan berdampak pada

pertumbuhan ekonomi daerah. Jika sarana dan prasarana mamadai maka

masyarakat dapat melakukan aktifitas sehari-hari dengan aman dan nyaman, yang

akan berdampak pada tingkat produktifitas yang semakin meningkat. Dengan

infrastruktur yang memadai maka akan menarik minat investor untuk berinvestasi

di daerah tersebut.

1. Teori Pertumbuhan Ekonomi

Page 41: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

19

a. Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik

Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik ada empat faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu: jumlah penduduk, jumlah stok

barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam serta tingkat teknologi yang

digunakan. Walaupun menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi tergantung kepada

banyak faktor-faktor, ahli-ahli ekonomi klasik terutama menitik beratkan

perhatiannya kepada pengaruh pertambahan penduduk kepada pertumbuhan

ekonomi. Dalam teori pertumbuhan mereka, dimisalkan luas tanah dan kekayaan

alam adalah tetap jumlahnya dan tingkat teknologi tidak mengalami perubahan.

Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik hukum hasil tambahan yang

semakin berkurang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Ini berarti

pertumbuhan ekonomi tidak akan terus menerus berlangsung. Pada permulaannya,

apabila penduduk sedikit dan kekayaan alam relatif berlebihan, tingkat

pengembalian modal dari investasi yang dibuat adalah tinggi. Maka para

pengusaha akan mendapatkan keuntungan yang besar. Ini akan menimbulkan

investasi baru, dan pertumbuhan ekonomi terwujud. Keadaan seperti itu tidak

akan terus-menerus berlangsung. Apabila penduduk sudah terlalu banyak,

pertambahannya akan menurukan tingkat kegiatan ekonomi karena produktivitas

setiap penduduk telah menjadi negatif. Maka kemakmuran masyarakat akan

menurun kembali (Sukirno, 2006).

b. Teori Harrod-Domar

Page 42: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

20

Teori Harrod-Domar merupakan perluasan dari analisis Keynes. Mengenai

kegiatan ekonomi nasional dan masalah penggunaan tenaga kerja. Analisis

Keynes dianggap kurang lengkap karena tidak menyinggung persoalan mengatasi

masalah ekonomi dalam jangka panjang. Analisis Harrod-Domar bertujuan untuk

menutupi kelemahan Keynes. Dalam analisis Keynes perhatian lebih ditekankan

kepada masalah kekurangan pengeluaran masyarakat, bukan kepada kesanggupan

alat-alat modal untuk memproduksi barang-barang. (Rahardjo

Adisasmita,2013:62).

Menurut Rahardjo Adisasmita, 2013:63, Teori Harrod-Domar memperhatikan

kedua-duanya yaitu (1) fungsi dari pembentukan modal (yang tidak diberikan

perhatian oleh kaum klasik) dan (2) tingkat pengeluaran masyarakat (Keynes lebih

menekankan pada kekurangan pengeluaran masyarakat). Teori Harrod-Domar

bersesuaian pendapat Keynes, yang menganggap bahwa pertambahan dalam

kesanggupan memproduksi tidak secara sendirinya akan menciptakan

pertambahan produksi dari kenaikan pendapatan nasional. Harrod-Domar

sependapat dengan Keynes bahwa pertambahan produksi dan pendapatan nasional

bukan ditentukan oleh pertambahan dalam kapasitas memproduksi tetapi oleh

kenaikan pengeluaran masyarakat. Dengan demikian, walaupun kapasitas

memproduksi bertambah, pendapatan nasional baru akan bertambah, dan

pertumbuhan ekonomi tercapai, apabila pengeluaran masyarakat mengalami

kenaikan bila dibandingkan dengan pada masa sebelumnya. Bertitik tolak dari

pendangan ini, analisis Harrod-Domar bertujuan untuk menunjukan panjang

Page 43: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

21

kemampuan masyarakat yang bertambah dari masa ke masa (yang diakibatkan

oleh pembentukan modal pada masa sebelumnya) akan selalu sepenuhnya

digunakan.

c. Teori pertumbuhan Solow-Swan

Teori pertumbuhan Solow-Swan telah dikategorikan sebagai teori pertumbuhan

neoklasik. Seperti halnya dengan model Harrod-Domar, model Solow-Swan

memusatkan perhatiannya pada bagaimana pertumbuhan penduduk, akumulasi

kapital, kemajuan teknologi dan output saling berinteraksi dalam proses

pertumbuhan ekonomi.

1. Tenaga kerja (atau penduduk) tumbuh dengan laju tertentu, misalnya P per

tahun.

2. Adanya fungsi produksi Q = f (K,L) yang berlaku bagi setiap periode.

3. Adanya kecenderungan menabung (prospensity to save) oleh masyarakat yang

dinyatakan sebagai proporsi (s) tertentu dari output (Q). Tabungan masyarakat

S = sQ; bila Q naik S juga naik, dan sebaliknya.

4. Semua tabungan masyarakat di investasikan S = I = ΔK.

Sesuai dengan anggapan mengenai kecenderungan menabung, maka dari

output disisakan sejumlah proporsi untuk ditabung dan kemudian di investasikan.

Dengan begitu, maka terjadi penambahan stok kapital (Boediono, 1992:78)

Menurut Sukirno (2006) teori pertumbuhan Neo-Klasik melihat dari sudut

pandangan yang berbeda, yaitu dari segi penawaran. Menurut teori ini, yang

dikembangkan oleh Abramovits dan Solow pertumbuhan ekonomi tergantung

Page 44: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

22

kepada pengembangan faktor-faktor produksi. Dalam persamaan, pandangan ini

dapat dinyatakan dengan persamaan :

Δ Y = f (ΔK, ΔL, ΔT)

Δ Y = Tingkat pertumbuhan ekonomi

Δ K = Tingkat pertumbuhan modal

Δ L = Tingkat pertumbuhan penduduk

Δ T = Tingkat perkembangan teknologi

Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh 2 macam faktor, yaitu faktor ekonomi

dan non ekonomi. Pertumbuhan ekonomi disuatu negara tergantung pada sumber

alamnya, sumber daya manusia, modal, usaha, teknologi, dan sebagainya

a. Faktor ekonomi

Para ahli ekonomi menganggap faktor produksi sebagai kekuatan utama yang

mempengaruhi pertumbuhan. Faktor-faktor produksi terdiri dari :

1) Sumber Alam

Tanah yang dapat di tanami merupakan faktor yang paling berharga. Selain

tanah, sumber daya alam yang penting lainnya antara lain minyak gas, hutan air,

dan bahan-bahan mineral lainnya.

2) Akumulasi Modal

Untuk pembentukan modal diperlukan pengorbanan berupa pengurangan

konsumsi yang mungkin berlangsung selama beberapa puluh tahun. Pembentukan

modal dan investasi sangat dibutuhkan untuk kemajuan cepat dibidang ekonomi.

3) Organisasi

Page 45: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

23

Organisasi bersifat melengkapi dan meningkatkan produktivitas.

4) Kemajuan Teknologi

Perubahan teknologi dianggap sebagai faktor paling penting di dalam proses

pertumbuhan ekonomi. Perubahan itu berkaitan perubahan di dalam metode

produksi yang merupakan hasil pembaharuan atau hasil teknik penelitian terbaru.

5) Pembagian kerja dan skala produksi

Spesialisasivdan pembagian kerja menimbulkan peningkatan produktivitas.

Keduanya membawa kearah ekonomi produksi skala besar yang selanjunya

membantu perkembangan industri.

b. Faktor Non Ekonomi

Faktor Non Ekonomi bersama-sama saling mempengaruhi kemajuan

perekonomian. Oleh karena itu faktor non ekonomi juga memiliki arti penting di

dalam pertumbuhan ekonomi. Beberapa faktor non ekonomi diantaranya:

1) Faktor sosial

Faktor sosial dan budaya juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Faktor ini

menghasilkan perubahan pandangan harapan, struktur dan nilai-nilai sosial.

2) Faktor sumber daya manusia

Kualitas input tenaga kerja atau sumber daya manusia merupakan faktor

terpenting bagi keberhasilan ekonomi.

3) Faktor politik dan administratif

Page 46: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

24

Struktur politik dan administratif yang lemah merupakan penghambat besar

bagi pembangunan ekonomi negara terbelakang, administratif yang kuat, efisiensi,

dan tidak korup yang amat penting bagi pertumbuhan ekonomi.

2. Laju Pertumbuhan Ekonomi

Laju pertumbuhan sebagai tolak ukur cepat lambatnya pertumbuhan ekonomi

merupakan inti dalam teori pertumbuhan ekonomi. Ada beberapa definisi tentang

laju pertumbuhan dan berbagai cara untuk mengukurnya. Pendekatan sederhana

yang lazim digunakan ialah yang menyangkut pertambahan dalam variabel-

variabel dalam fungsi produksi, artinya pertambahan pada variabel kerja dan

pertambahan pada variabel modal dan akhirnya penambahan pada pendapatan

nasional. (Sumitro Djojohadikusumo,1994:15).

C. Dana Alokasi Umum

UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang “Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat

dan Daerah” menyebutkan bahwa Dana Alokasi Umum merupakan dana yang

bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemeratan

kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam

rangka pelaksanaan desentralisasi. Kurniawan (2010) mengatakan bahwa DAU

bersifat Block Grant yakni hibah yang penggunaannya cukup fleksibel (dalam

artian tidak banyak larangan) seperti halnya hibah kategori. Hibah ini dapat

digunakan untuk banyak tujuan sesuai dengan kebutuhan.

Dana alokasi umum merupakan jenis transfer dana antar tingkat pemerintahan

yang tidak terikat dengan program pengeluaran tertentu. Adapun tujuan dari

Page 47: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

25

transfer ini adalah untuk menutup kesenjangan fiskal (fiscal gap) dan pemerataan

kemampuan fiskal antara daerah antar daerah sehingga dana alokasi umum tiap

daerah tidak akan sama besarnya (Munir, 2003). Selain itu, DAU juga berfungsi

sebagai equalization grant yang menetralisir ketimpangan keuangan 5 karena

adanya dana bagi hasil yang diterima daerah (Walidi, 2009). Daerah yang

mempunyai pendapatan asli daerah rendah akan mendapatkan dana alokasi umum

yang tinggi, dan begitu juga sebaliknya daerah yang mempunyai pendapatan asli

daerah tinggi akan mendapatkan dana alokasi umum yang rendah (Prakosa, 2004).

Berdasarkan komponen-komponen di atas yang mengacu pada Peraturan

Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang “Dana Perimbangan”, alokasi DAU

untuk daerah dihitung dengan menggunakan formula:

DAU = CF + AD

Dimana,

DAU : Dana Alokasi Umum

CF : Celah Fiskal

AD : Alokasi Dasar

AD dihitung berdasarkan jumlah gaji Pegawai Negeri Sipil Daerah meliputi

gaji pokok, tunjangan keluarga, dan tunjangan jabatan sesuai dengan peraturan

penggajian Pegawai Negeri Sipil termasuk di dalamnya tunjangan beras dan

tunjangan Pajak Penghasilan (PPh Pasal 21). Sedangkan CF diperoleh

berdasarkan selisih antara kebutuhan fiskal (KbF) dengan kapasitas fiskal (KpF).

Page 48: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

26

D. Pajak Daerah

Menurut BPS (2011:2), pajak daerah adalah pungutan yang dilakukan oleh

pemerintah daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pajak daerah ini dapat dibedakan dalam dua katagori yaitu pajak daerah yang

ditetapkan oleh peraturan daerah dan pajak negara yang pengelolaan dan

penggunaannya diserahkan kepada daerah.

Pengertian pajak menurut Sumitro dalam Darise (2009:48), adalah iuran

rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dipaksakan dengan

tidak mendapat jasa timbal balik (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukan

dan yang digunakan untuk membangun untuk membayar pengeluaran umum.

Menurut pasal 1 undang-undang No. 28 Tahun 2009, pajak daerah adalah

kontribusi wajib kepada daerah yang tertuang oleh orang pribadi atau badan yang

bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan

imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-

besarnya kemakmuran rakyat.

Menurut pasal 1 ayat 1 peraturan pemerintah RI No. 65 Tahun 2001 tentang

pajak daerah, yang dimaksud pajak daerah, yang selanjutnya disebut pajak adalah

iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa

imbalan langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku yang digunakan untuk membiayai

penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.

Page 49: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

27

1. Fungsi Pajak

Menurut Darise (2009:49), aspek pemungutan pajak mempunyai dua fungsi,

yaitu:

a. Fungsi Budgeter

Fungsi terletak dan lazim dilakukan pada sektor publik dan pajak disini

merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk memasukan uang kedalam

kas negara/ daerah sesuai dengan waktunya dalam rangka membiayai

pengeluaran pemerintah pusat/ daerah.

b. Fungsi Pengaturan

Merupakan fungsi yang digunakan oleh pemerintah pusat/ daerah untuk

mencapai tujuan tertentu yang berada diluar sektor keuangan negara/ daerah.

2. Ciri-Ciri Pajak Daerah

Ciri-ciri pajak daerah menurut Sutedi (2008:58) dalam Purwanti (2011:22)

adalah:

a. Pajak daerah berasal dari pajak negara yang diserahkan kepada daerah sebagai

pajak daerah.

b. Penyerahan dilakukan berdasarkan undang-undang.

c. Pajak daerah dipungut oleh daerah berdasarkan kekuatan undang-undang

dan/atau peraturan hukum lainnya.

d. Hasil pemungutan pajak daerah dipergunakan untuk membiayai urusan rumah

tangga daerah, atau untuk membiayai pengeluaran daerah sebagai badan

hukum publik.

Page 50: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

28

3. Jenis Pajak

Menurut Chalid (2005:26), dari sudut pandang kewenangan pemungutan, pajak

daerah secara garis besar dibedakan menjadi dua, yaitu pajak daerah yang

dipungut oleh pemerintah daerah ditingkat provinsi (pajak provinsi), dan

pajak daerah yang dipungut oleh pemerintah daerah tingkat kabupaten/ kota.

Menurut UU No 28 Tahun 2009, jenis pajak daerah yang menjadi sumber

pendapatan pemerintah tingkat provinsi yaitu:

a. Pajak kendaraan bermotor, yaitu pajak atas kepemilikan dan/atau penguasaan

kendaraan bermotor.

b. Bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air, yaitu pajak atas

penyerahan hak milik kendaraan bermotor sebagai akibat perjanjian dua pihak

atau perbuatan sepihak atau keadaan yang terjadi karena jual beli, tukar

menukar, hibah, warisan atau pemasukan kedalam badan usaha.

c. Pajak bahan bakar kendaraan bermotor, yaitu semua jenis pajak penggunaan

bahan bakar cair atau gas yang digunakan untuk kendaraan bermotor.

d. Pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan, yaitu

pajak atas pengambilan dan/atau pemanfaatan air permukaan (semua air yang

terdapat pada permukaan tanah).

e. Pajak Rokok, yaitu pungutan atas cukai rokok yang dipungut oleh pemerintah.

Menurut UU No 28 Tahun 2009, macam pajak yang dipungut pemerintah

daerah kabupaten/kota dan menjadi sumber pendapatan kabupaten/ kota:

a. Pajak hotel, yaitu pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel.

Page 51: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

29

b. Pajak restoran, yaitu pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran.

c. Pajak hiburan, pajak atas penyelenggaraan hiburan.

d. Pajak reklame, pajak atas penyelenggaraan reklame.

e. Pajak penerangan jalan, pajak atas penggunaan tenaga listrik, baik yang

dihasilkan sendiri maupun diperoleh dari sumber lain.

f. Pajak pengambilan dan pengolahan bahan galian golongan C, yaitu pajak atas

kegiatan pengambilan mineral bukan logam dan batuan baik dari sumber alam

di dalam dan/ atau permukaan bumi untuk dimanfaatkan.

g. Pajak parkir, yaitu pajak atas penyelenggaraan tempat parkir di luar badan

jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang

disediakan sebagai suatu usaha termasuk penyediaan tempat penitipan

kendaraan bermotor.

h. Pajak air tanah, yaitu pajak atas pengambilan dan/ atau pemanfaatan air tanah.

i. Pajak sarang burung walet, yaitu pajak atas kegiatan pengambilan dan/ atau

penguasaan sarang burung walet.

j. Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan, yaitu pajak atas bumi

(permukaan bumi yang meliputi tanah dan perairan pedalaman serta laut

wilayah kabupaten/kota) dan/ atau bangunan (konstruksi teknik yang

dilekatkan secara tetap pada tanah, perairan pedalaman dan/atau laut) yang

dimiliki, dikuasai, dan/ atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan,

kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan

dan pertambangan.

Page 52: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

30

k. Pajak bea perolehan hak atas tanah dan bangunan, yaitu pajak atas perolehan

hak atas tanah dan/ atau bangunan.

l. Serta pajak lainnya dapat ditetapkan asal memenuhi persyaratan untuk menjadi

pajak baru.

Adapun syarat-syarat penetapan pajak baru adalah

a. Pungutan itu harus bersifat pajak, artinya dapat dipaksakan dan balas jasanya

tidak dapat langsung ditujuk.

b. Objek pajak dan dasar pajak yang baru tidak bertentangan dengan

kepentingan umum.

c. Potensi pajak tersebut memadai artinya biaya pemungutannya tidak akan

lebih besar dari pada penerimaan pajaknya.

d. Pajak baru tersebut tidak berdampak ekonomi negatif, artinya tidak

menyebabkan adanya alokasi faktor produksi yang salah dan menghambat

pembangunan.

e. Pajak dikenakan sedemikian rupa dengan memperhatikan aspek keadilan,

kemampuan membayar si wajib pajak.

f. Pajak yang dikenakan akan dapat menjaga kelestarian lingkungan.

4. Tarif Jenis Pajak

Menurut UU No. 28 Tahun 2009, Tarif jenis pajak untuk daerah provinsi

ditetapkan paling tinggi sebesar: (a) Pajak kendaraan bermotor untuk pribadi

paling rendah 1% dan paling tinggi 2%, (b) Bea balik nama kendaraan bermotor

penyerahan pertama 20% dan penyerahan kedua 1%, (c) Pajak bahan bakar

Page 53: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

31

kendaraan bermotor sebesar 10%. Khusus tarif pajak bahan bakar kendaraan

bermotor untuk bahan bakar kendaraan umum dapat ditetapkan paling sedikit 50%

lebih rendah dari tarif pajak bahan bakar kendaraan bermotor untuk kendaraan

pribadi, (d) Pajak air permukaan sebesar 10% ditetapkan dengan peraturan daerah

dan (e) Tarif pajak rokok sebesar 10% dari cukai rokok.

Untuk penetapan tarif pajak daerah kabupaten/ kota sebesar: (a) Tarif pajak

hotel paling tinggi sebesar 10% ditetapkan dengan peraturan daerah, (b) Tarif

pajak restoran paling tinggi sebesar 10%, (c) Tarif pajak hiburan tertinggi sebesar

35%. Khusus untuk hiburan berupa pegelaran busana, kontes kecantikan, karaoke

dapat ditetapkan paling tinggi 75% dan untuk hiburan kesenian rakyat dikenakan

tarif pajak hiburan paling tinggi 10%, (d) Tarif pajak reklame tertinggi sebesar

25%, (e) Tarif untuk penerangan jalan khususnya untuk kegiatan industri,

pertambangan minyak bumi dan gas alam, nilai jual tenaga listrik ditetapkan

sebesar 3%. Tarif penerangan jalan paling tinggi sebesar 10% dan penggunaan

tenaga listrik yang dihasilkan sendiri tarif pajak penerangan jalan ditetapkan

paling tinggi sebesar 1,5%, (f) Tarif pajak pengambilan bahan galian golongan C

paling tinggi 25%, (g) Pajak parkir sebesar 30%, (h) Tarif pajak air tanah

ditetapkan paling tinggi sebesar 20%, (i) Tarif pajak sarang burung walet paling

tinggi sebesar 10%, (j) Tarif pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan

paling tinggi sebesar 0,3%, (k) Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan paling

tinggi sebesar 5% dan pajak lain-lain yang diatur sesuai dengan kriteria yang

ditetapkan undang-undang dan peraturan daerah.

Page 54: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

32

E. Retribusi Daerah

Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau

pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh

pemerintah daerah untuk kepentingan pribadi atau badan (Draise, 2009:61).

Menurut UU No. 28 Tahun 2009, retribusi daerah adalah pungutan daerah

sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan

dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau

badan.

Menurut Suparmoko (2001:61), retribusi daerah adalah pungutan daerah

sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan

dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan pribadi atau badan.

Di samping pajak daerah, sumber pendapatan asli daerah yang cukup besar

peranannya dalam menyumbang pada terbentuknya pendapatan asli daerah adalah

retribusi daerah. Dibeberapa daerah pendapatan yang berasal dari retribusi daerah

dapat lebih besar dari pada pendapatan dari pajak daerah.

Sesungguhnya dalam hal pemungutan iuran retribusi itu dianut asas manfaat

(benefit prinsiples). Dalam asas ini besarnya pungutan ditentukan berdasarkan

manfaat yang diterima oleh si penerima manfaat dari pelayanan yang diberikan

oleh pemerintah. Namun yang menjadi persoalan ialah dalam menentukan berapa

besar manfaat yang diterima oleh orang yang membayar retribusi daerah dan

menentukan berapa besar pungutan yang harus dibayarnya. Tarif retribusi bersifat

Page 55: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

33

fleksibel sesuai dengan tujuan retribusi dan besarnya biaya yang dikeluarkan oleh

pemerintah daerah masing-masing untuk melaksanakan atau mengelola jenis

pelayanan publik di daerahnya. Semakin efisien pengelolaan pelayanan publik di

suatu daerah, maka semakin kecil tarif retribusi yang dikenakan.

1. Ciri-ciri Retribusi Daerah

Ciri-ciri retribusi daerah menurut Sutedi (2008:84) dalam Purwanti (2011:29)

adalah:

a. Retribusi dipungut oleh pemda.

b. Dalam pungutan retribusi terdapat prestasi yang diberikan pemda yang

langsung dapat ditunjuk.

c. Retribusi dikenakan kepada siapa saja yang memanfaatkan jasa yang

disediakan pemda.

2. Jenis Retribusi Daerah

Jenis-jenis retribusi daerah berdasarkan UU No. 34 Tahun 2000 dan Peraturan

Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang retribusi daerah untuk provinsi dan

daerah kabupaten/kota ditetapkan sesuai dengan kewenangan masing-masing

daerah. Jenis-jenis nya yaitu:

a. Retribusi yang dikenakan pada jasa umum adalah retribusi atas jasa yang

disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan

kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

Jenis-jenis retribusi jasa umum adalah:

1) Retribusi pelayanan kesehatan.

Page 56: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

34

2) Retribusi pelayanan kebersihan dan persampahan.

3) Retribusi penggantian biaya cetak Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan akta

catatan sipil.

4) Retribusi pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat.

5) Retribusi pelayanan parkir ditepi jalan umum.

6) Retribusi pelayanan pasar.

7) Retribusi pengujian kendaraan bermotor, pemeriksaan alat pemadam

kebakaran dan retribusi biaya cetak peta serta retribusi pengujian kapal

perikanan.

8) Retribusi pelayanan pendidikan.

9) Retribusi pengendalian menara telekomunikasi.

b. Retribusi yang dikenakan pada jasa usaha adalah retribusi atas jasa yang

disediakan oleh pemerintah daerah dengan menganut prinsip komersial karena

pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta.

Jenis-jenis retribusi jasa usaha adalah:

1) Retribusi pemakaian kekayaan daerah.

2) Retribusi pasar grosir dan pertokoan.

3) Retribusi pelelangan.

4) Retribusi pelayanan terminal.

5) Retribusi pelayanan tempat khusus parkir.

6) Retribusi pelayanan tempat penitipan anak.

7) Retribusi tempat rekreasi dan olahraga, penginapan villa.

Page 57: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

35

8) Retribusi pelayanan pelabuhan.

9) Retribusi rumah potong hewan.

10) Retribusi penyeberangan di air.

11) Retribusi penjualan produksi usaha daerah.

c. Retribusi yang dikenakan pada perizinan tertentu adalah retribusi atas kegiatan

tertentu pemerintah daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi

atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, dan pengawasaan

atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang,

prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan

menjaga kelestarian lingkungan.

Jenis-jenis retribusi perizinan tertentu adalah:

1) Retribusi izin mendirikan bangunan.

2) Retribusi izin tempat penjualan minuman beralkohol.

3) Retribusi izin gangguan.

4) Retribusi izin trayek.

5) Retribusi izin usaha perikanan.

3. Tarif Retribusi Daerah

Besarnya retribusi yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang

mengunakan jasa atau perizinan tertentu dihitung dengan cara mengalikan tarif

retribusi dengan tingkat pengunaaan jasa. Prinsip dan sasaran dalam penetapan

tarif retribusi jasa umum didasarkan pada kebijaksanaan daerah dengan

Page 58: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

36

memperhatikan biaya penyediaan jasa yang bersangkutan kemampuan masyarakat

dan aspek keadilian. Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif retribusi jasa usaha

didasarkan pada tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak sebagimana

keuntungan yang pantas diterima oleh pengusaha swasta sejenis yang beroperasi

secara efisien dan berorientasi pada harga pasar. Sedangkan prinsip dan sasaran

dalam penetapan tarif retribusi perizinan tertentu didasarkan pada tujuan untuk

menutup sebagian atau seluruh biaya penyelenggaraan pemberian izin yang

bersangkutan meliputi penerbitan dokumen izin, pengawasan dilapangan,

penegakan hukum, penatausahaan dan biaya dampak negatif dari pemberian izin

tersebut (Darise, 2009:72).

F. Hubungan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Belanja Modal

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan salah satu tujuan dari suatu

proses pembangunan yang berjalan. Proses pembangunan ekonomi pada

hakekatnya adalah upaya meningkatkan kapasitas perekonomian agar mampu

menciptakan lapangan kerja yang pada akhirnya akan mendorong terwujudnya

kesejahteraan bagi seluruh rakyat (BPS, 2008: 1 ).

Pembangunan sarana dan prasarana oleh pemerintah daerah berpengaruh

positif pada pertumbuhan ekonomi (Kuncoro, 2004). Syarat fundamental untuk

pertumbuhan ekonomi adalah tingkat pengadaan modal pembangunan yang

seimbang dengan pertambahan penduduk. Bertambahnya infrastruktur dan

perbaikannya oleh pemerintah daerah diharapkan akan memacu pertumbuhan

ekonomi daerah tersebut.

Page 59: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

37

Hasil penelitian yang dilakukan Justin Yifu Lin & Zhiqiang Liu (2000)

menunjukkan desentralisasi memberikan dampak yang sangat berarti bagi

pertumbuhan ekonomi daerah. Yifu Lin & Zhiqiang Liu (2000) yang

membuktikan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara desentralisasi

fiskal dengan pertumbuhan ekonomi. Hasil ini mendukung sintesa yang

menyatakan bahwa pemberian otonomi yang lebih besar akan memberikan

dampak yang lebih besar bagi pertumbuhan ekonomi, hal inilah yang mendorong

daerah untuk mengalokasikan secara lebih efisien berbagai potensi lokal untuk

kepentingan pelayanan publik (Mardiasmo, 2002).

G. Hubungan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Belanja Modal

Dalam praktik di masyarakat, pungutan pajak daerah seringkali disamakan

dengan retribusi daerah. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa keduanya

merupakan pembayaran kepada pemerintah. Saat ini di Indonesia, khususnya di

daerah, penarikan sumber daya ekonomi melalui pajak daerah dan retribusi daerah

dilakukan dengan aturan hukum yang jelas, yaitu dengan peraturan daerah dan

keputusan kepala daerah sehingga dapat diterapkan sebagai salah satu sumber

penerimaan daerah. Hal tersebut menunjukkan adanya persamaan antara pajak dan

retribusi, yaitu pemungutan oleh pemerintah daerah kepada masyarakat yang

didasarkan pada aturan hukum yang jelas dan kuat.

Menurut pasal 1 undang-undang No. 28 Tahun 2009, pajak daerah adalah

kontribusi wajib kepada daerah yang tertuang oleh orang pribadi atau badan yang

bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan

Page 60: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

38

imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-

besarnya kemakmuran rakyat.

Pajak daerah mempengaruhi belanja daerah. Fakta ini dibuktikan dengan

penelitian yang dilakukan. Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian yang

dilakukan oleh Pakpahan (2009), Handayani dan Elva (2012) yang menemukan

bahwa pajak daerah berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap alokasi

belanja daerah karena pajak merupakan bagian pendapatan asli daerah yang

terbesar.

Menurut UU No. 28 Tahun 2009, retribusi daerah adalah pungutan daerah

sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus

disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang

pribadi atau badan

Pengelolaan APBD yang efektif dan efisien yang dilaksanakan oleh

pemerintah daerah dapat menjalankan pembangunan daerah dan meningkatkan

kesejahteraan rakyat. Pajak dan Retribusi merupakan dua sektor pendapatan yang

memiliki potensi penyumbang pendapatan APBD yang cukup besar bagi daerah.

Persoalan yang muncul saat ini pemda dihadapkan oleh jumlah belanja daerah

yang kecil tetapi harus menanggung kebutuhan daerahnya yang sangat besar.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Edi sarwono menunjukkan bahwa

Retribusi Daerah berpengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah. Retribusi

Daerah juga merupakan bagian dari PAD, dimana dijelaskan apabila jumlah

anggaran mengalami peningkatan, maka dapat diprediksikan jumlah belanja juga

Page 61: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

39

dapat mengalami peningkatan.

H. Hubungan Dana Alokasi Umum Terhadap Belanja Modal

Menurut Ndadari dan Adi (2008:15) proporsi DAU terhadap penerimaan

daerah masih yang tertinggi dibandingkan dengan penerimaan daerah yang lain,

termasuk PAD. Kuncoro (2004:26) juga menyebutkan bahwa PAD hanya mampu

membiayai belanja pemerintah daerah paling besar 20%. Kenyataan inilah yang

menimbulkan perilaku asimetris pada pemerintah daerah.

UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang “Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat

dan Daerah” menyebutkan bahwa Dana Alokasi Umum merupakan dana yang

bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemeratan

kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam

rangka pelaksanaan desentralisasi. Kurniawan (2010) mengatakan bahwa DAU

bersifat Block Grant yakni hibah yang penggunaannya cukup fleksibel (dalam

artian tidak banyak larangan) seperti halnya hibah kategori. Hibah ini dapat

digunakan untuk banyak tujuan sesuai dengan kebutuhan.

Dana perimbangan keuangan merupakan konsekuensi adanya penyerahan

kewenangan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Dengan demikian,

terjadi transfer yang cukup signifikan dalam APBN dari pemerintah pusat ke

pemerintah daerah. Pemerintah daerah dapat menggunakan dana perimbangan

keuangan (DAU) untuk memberikan pelayanan kepada publik yang direalisasikan

melalui belanja modal (Solikin, 2010). Penelitian empiris yang dilakukan oleh

Holtz-Eakin et. Al. (1985) dalam Hariyanto Adi menyatakan bahwa terdapat

Page 62: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

40

keterkaitan antara dana transfer dari pemerintah pusat dengan belanja modal,

semakin tinggi DAU maka alokasi belanja modal juga meningkat. Hal ini

disebabkan karena daerah yang memiliki pendapatan (DAU) yang besar maka

alokasi untuk anggaran belanja daerah (belanja modal) akan meningkat

I. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian pertama berupa jurnal berjudul “PENGARUH PAJAK DAERAH,

RETRIBUSI DAERAH, PENDAPATAN LAINNYA YANG SAH, DAN DANA

ALOKASI UMUM (DAU) TERHADAP BELANJA MODAL PADA

KABUPATEN/KOTA SE INDONESIA TAHUN ANGGARAN 2010-2011”.

Penilitian ini dilakukan oleh Edi Sarwono Data yang digunakan adalah data panel

yang merupakan gabungan data cross section yaitu populasi daerah

kabupaten/kota yang ada di Indonesia dalam periode tahun 2010 sampai dengan

tahun 2011. Secara simultan variabel Pajak daerah, Retribusi daerah, Pendapatan

lainnya yang sah dan Dana alokasi umum berpengaruh positif terhadap Anggaran

Belanja Modal.

2. Penelitian kedua berupa skripsi dengan judul “Pengaruh Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah Terhadap Belanja Daerah Pemerintahan Kabupaten/Kota di

Sumatera Utara” yang di tulis oleh Rolan Pakpahan pada tahun 2009. Data yang

digunakan adalah data panel yang merupakan data gabungan data cross section

yaitu 24 kabupaten/kota di provinsi Sumatera Utara dan data time series dari

tahun 2005-2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel

Pajak Daerah berpengaruh secara signifikan terhadap Belanja Daerah dan

Page 63: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

41

variabel Retribusi Daerah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Belanja

Daerah. Secara simultan, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah berpengaruh secara

signifikan terhadap Belanja Daerah.

3. Penelitian ketiga berupa jurnal “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan

Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum Terhadap Pengalokasian Anggaran

Belanja Modal pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat”

yang ditulis oleh Dini Arwati dan Novita Hadiati pada tahun 2013. Data yang

digunakan adalah data panel yang merupakan gabungan data cross section yaitu

kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat dan data time series dari tahun 2008-2010.

Analisis penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Secara parsial PAD

berpengaruh signifikan terhadap pengalokasian anggaran belanja modal,

sedangkan pertumbuhan ekonomi dan DAU tidak berpengaruh signifikan

terhadap pengalokasian anggaran belanja modal. Secara simultan pertumbuhan

ekonomi, PAD, dan DAU berpengaruh terhadap pengalokasian anggaran belanja

modal.

4. Penelitian keempat yaitu berupa skripsi “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi,

Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dan Dana Alokasi Khusus

Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal” yang ditulis oleh Deva Yoga

Permana pada tahun 2013. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 35

kabupaten / kota di Jawa Tengah dari tahun 2007-2009. Metode pengambilan

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sensus dengan

mengambil seluruh populasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara

Page 64: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

42

parsial Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU)

berpengaruh signifikan terhadap Belanja Modal. Sedangkan, Pertumbuhan

Ekonomi dan Dana Alokasi khusus (DAK) tidak berpengaruh signifikan terhadap

Belanja Modal. Secara simultan Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah

(PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi khusus (DAK)

berpengaruh signifikan terhadap Belanja Modal.

5. Penelitian kelima yaitu berupa jurnal internasional “The Influence Of Local

Taxes And Levies Towards Expenditure Allocation In Kota Gorontalo,

Indonesia”. Penelitian ini ditulis oleh Walidun Husain pada tahun 2013. Metode

deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan menggunakan analisis

regresi berganda. Data dari penelitian ini dalam bentuk pencapaian pajak dan

retribusi daerah serta biaya selama tahun 2009 sampai dengan tahun 2011, data

diperoleh dari DPPKAD (Dinas Pendapatan Pengelolan Keuangan dan Aset

Daerah). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pajak daerah dan pungutan yang

signifikan dan positif mempengaruhi alokasi belanja daerah baik secara parsial

maupun secara simultan di Kota Gorontalo.

6. Penelitian keenam yaitu berupa jurnal internasional “ANALYAIA OF FLYPAPER

EFFECT IN GENERAL ALLOCATION FUND AND REGIONAL INCOME TO

REGIONAL EPENDITURE OF DISTRICTS AND CITIES IN SOUTH

SUMATERA”. Penelitian ini ditulis oleh Lestari L F Simanjuntak, Ahmad

Subeki, ika Sasti Ferina, dan Hasni Yusrianty pada bulan Oktober 18-30 tahun

2013. Jurnal ini mengamati bahwa Penelitian ini menunjukan bahwa DAU dan

Page 65: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

43

PAD memiliki dampak yang signifikan terhadap Belanja Daerah. Hal ini

menunjukkan bahwa efek flypaper adalah tidak ditemukan baik dalam DAU

maupun dalam pengaruh PAD untuk Belanja daerah di Kabupaten dan Kota di

Sumatera Selatan.

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Peneliti Variabel Metodologi Hasil Penelitian

1. Edy Sarwono Dependen:

Belanja daerah

Independen:

Pajak Daerah,

Retribusi

Daerah,

Pendapatan Lain

Yang Sah Dan

DAU

Analisis

yang

digunakan

adalah data

panel

Hasil penelitian ini

secara simultan

variabel Pajak

daerah, Retribusi

daerah, Pendapatan

lainnya yang sah dan

Dana alokasi umum

berpengaruh positif

terhadap Anggaran

Belanja Modal.

2. Rolan Pakpahan Dependen:

Belanja Daerah

Analisis

yang

digunakan

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa

secara parsial

Page 66: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

44

Independen:

Pajak Daerah

dan Retribusi

Daerah

adalah data

panel

variabel Pajak

Daerah berpengaruh

secara signifikan

terhadap Belanja

Daerah dan variabel

Retribusi Daerah

tidak berpengaruh

secara signifikan

terhadap Belanja

Daerah. Secara

simultan, Pajak

Daerah dan Retribusi

Daerah berpengaruh

secara signifikan

terhadap Belanja

Daerah.

3. Dini Arwati dan

Novita Hadiati

Dependen:

Belanja Modal

Independen:

Pertumbuhan

Analisis

yang

digunakan

adalah data

panel

Hasil penelitian ini

menunjukan bahwa

Secara parsial PAD

berpengaruh

signifikan terhadap

Page 67: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

45

Ekonomi, PAD,

DAU

pengalokasian

anggaran belanja

modal, sedangkan

pertumbuhan

ekonomi dan DAU

tidak berpengaruh

signifikan terhadap

pengalokasian

anggaran belanja

modal. Secara

simultan

pertumbuhan

ekonomi, PAD, dan

DAU berpengaruh

terhadap

pengalokasian

anggaran belanja

modal.

4. Deva Yoga

Permana

Dependen:

Pengalokasian

Analisis

yang

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa

Page 68: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

46

Anggaran

Belanja Modal

Independen :

Pertumbuhan

Ekonomi, Pad,

Dau, Dak

digunakan

adalah data

panel

secara parsial

Pendapatan Asli

Daerah (PAD) dan

Dana Alokasi

Umum (DAU)

berpengaruh

signifikan terhadap

Belanja Modal.

Sedangkan,

Pertumbuhan

Ekonomi dan Dana

Alokasi khusus

(DAK) tidak

berpengaruh

signifikan terhadap

Belanja Modal.

Secara simultan

Pertumbuhan

Ekonomi,

Pendapatan Asli

Daerah (PAD),

Dana Alokasi

Page 69: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

47

Umum (DAU), dan

Dana Alokasi

khusus (DAK)

berpengaruh

signifikan terhadap

Belanja Modal

5. Walidun Husain Dependen:

Belanja Modal

Independen:

Pajak Daerah

dan Retribusi

Daerah

Analisis

yang

digunakan

adalah data

panel

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa

pajak daerah dan

pungutan signifikan

dan positif

mempengaruhi

alokasi belanja

daerah baik secara

parsial maupun

secara simultan di

Kota Gorontalo.

6 Lestari L F

Simanjuntak,

Ahmad Subeki, ika

Dependen :

belanja modal

Indenpenden :

Analisis

yang

digunakan

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa

DAU dan PAD

Page 70: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

48

Sasti Ferina, dan

Hasni Yusrianty

DAU, PAD adalah data

panel

memiliki dampak

yang signifikan

terhadap Belanja

Daerah. Hal ini

menunjukkan bahwa

efek flypaper adalah

tidak diteukan baik

dalam DAU maupun

dalam pengaruh

PAD untuk Belanja

daerah di Kabupaten

dan Kota di

Sumatera Selatan

J. Kerangka Berpikir

Kerangka pemikiran digunakan untuk menunjukkan arah penyusunan

penelitian dan mempermudah dalam menganalisa masalah yang dihadapi, maka

diperlukan suatu kerangka pemikiran yang akan memberikan gambaran tahap-

tahap penelitian untuk mencapai suatu kesimpulan. Dalam konsep dasar dari

penelitian ini adalah menguji pengaruh pertumbuhan ekonomi,dana alokasi

umum,pajak daerah dan retribusi daerah terhadap belanja modal di

kabupaten/kota provinsi Riau tahun 2010-2014

Page 71: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

49

Penelitian ini menggunakan tiga variabel independen yaitu pertumbuhan

ekonomi(X1), dana alokasi umum (X2), pajak daerah(X3) dan retribusi daerah

(X4) sedangkan variabel dependen yaitu belanja modal (Y).

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005, belanja modal adalah

Pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang sifatnya

menambah asset tetap yang memberikan manfaat lebih dari satu periode

akuntansi, termasuk di dalamnya adalah pengeluaran untuk biaya pemeliharaan

yang sifatnya mempertahankan atau menambah masa manfaat, serta

meningkatkan kapasitas dan kualitas aset.

Belanja modal merupakan pengeluaran pemerintah yang sangat efektif untuk

meningkatkan pelayanan umum. Untuk meningkatkan pengalokasian anggaran ke

sektor belanja modal diperlukan pengetahuan mengenai komponen-komponen

pendapatan apa saja yang berpengaruh positif untuk dialokasikan ke belanja

modal. Dari sektor PAD, pajak daerah dan retribusi daerah dapat berpeluang

untuk mempunyai pengaruh terhadap belanja modal, dana lokasi umum . Belanja

modal memiliki multiplier effect dan dapat menjadi stimulus perekonomian bagi

masyarakat. Infrastuktur dan sarana prasarana yang ada di daerah akan berdampak

pada pertumbuhan ekonomi daerah. Jika sarana dan prasarana memadai maka

masyarakat dapat melakukan aktivitas sehari-harinya secara aman dan nyaman

yang akan berpengaruh pada tingkat produktivitasnya yang semakin meningkat,

dan dengan adanya infrastruktur yang memadai akan menarik investor untuk

Page 72: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

50

membuka usaha di daerah tersebut. Adapun kerangka pemikiran penelitian ini

adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

K. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pertumbuhan

ekonomi terhadap belanja modal kabupaten/kota provinsi Riau.

H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara pertumbuhan ekonomi

terhadap belanja modal kabupaten/kota provinsi Riau.

2. H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara dana alokasi umum

terhadap belanja modal kabupaten/kota provinsi Riau.

PERTUMBUHAN

EKONOMI

DANA ALOKASI

UMUM

PAJAK DAERAH

BELANJA MODAL

RETRIBUSI

DAERAH

Page 73: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

51

H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara dana alokasi umum

terhadap belanja modal kabupaten/kota provinsi Riau.

3. H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pajak daerah

terhadap belanja modal kabupaten/kota provinsi Riau.

H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara pajak daerah terhadap

belanja modal kabupaten/kota provinsi Riau.

4. H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara retribusi daerah

terhadap belanja modal kabupaten/kota provinsi Riau.

H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara retribusi daerah terhadap

belanja modal kabupaten/kota provinsi Riau.

Page 74: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

52

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Secara umum penelitian ini menganalisis tentang pengaruh pertumbuhan

ekonomi, dana alokasi umum, pajak daerah, retribusi daerah terhadap belanja

modal kabupaten/kota provinsi Riau tahun 2010-2014. Adapun variabel yang

digunakan terdiri dari lima variabel, yaitu belanja modal kabupaten/kota

provinsi Riau provinsi merupakan variabel dependen dalam penelitian ini.

Kemudian yang menjadi variabel independennya yaitu pertumbuhan ekonomi,

dana alokasi umum (DAU), pajak daerah, retribusi daerah.

B. Teknik Penentuan Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2010: 56). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah 12 kabupaten/kota provinsi Riau tahun 2010-2014. Adapun 12

kabupaten/kota provinsi Riau tersebut adalah kuantan singingi, indragiri hulu,

indragiri hilir, pelalawan, siak, kampar, rokan hulu, bengkalis, rokan hilir,

kepulauan meranti, pekanbaru, dumai.

Metode pengambilan sampel yang akan digunakan adalah teknik

purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu (Sugiyono, 2010: 61).

Page 75: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

53

C. Teknik Pengumpulan Data

Adapun jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Sumber data

dalam penelitian ini berasal dari:

1. Pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota provinsi Riau tahun 2010-2014

bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau .

2. Dana alokasi umum, pajak daerah, retribusi daerah dan belanja modal

kabupaten/kota provinsi Riau tahun 2010-2014 bersumber dari

www.kemenkeu.go.id

D. Teknik Analisis

Melihat kepada permasalahan dan tujuan yang telah dirumuskan, maka

metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

analisis data panel. Tahapan-tahapan dalam menggunakan analisis data panel

adalah sebagai berikut:

1. Analisis Data Panel

Secara umum penelitian ini menganalisis tentang pengaruh

perumbuhan ekonomi, dana alokasi umum, pajak daerah dan retribusi

daerah terhadap belanja modal kabupaten/kota provinsi Riau tahun 2010-

2014 . Data ini berbentuk data panel dari tahun 2010 sampai 2014. Data

dengan karakteristik panel adalah data yang berstruktur urut waktu

sekaligus cross-section. Data semacam ini dapat diperoleh misalnya

dengan mengamati serangkaian observasi cross-section (antar individu)

pada suatu periode tertentu (Ariefianto, 2012: 148).

Page 76: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

54

Data semacam ini memiliki keunggulan terutama karena bersifat

robust terhadap beberapa tipe pelanggaran asumsi Gauss Markov, yakni

heterokedastisitas dan normalitas (Wooldridge dalam Ariefianto, 2012:

148). Ariefianto (2012: 148) juga berpendapat dengan perlakuan tertentu

struktur data seperti itu dapat diharapkan untuk memberikan informasi

yang lebih banyak (high informational content). Suatu aspek yang sangat

diinginkan bagi penelitian empiris yang bernilai tinggi.

2. Estimasi Model Data Panel

Menurut Ariefianto (2012: 150) terdapat dua tipe pemodelan residual

data panel, yakni (1) Model efek tetap: fixed effect model (FEM) dan (2)

Model efek random: random effect model (REM). Pemodelan ini

berdasarkan asumsi apakah karakter residual spesifik ini bersifat konstan

atau random.

Jika menurut Widarjono dalam Iqbal (2015: 2), untuk mengestimasi

parameter model dengan data panel, terdapat tiga teknik (model) yang

sering ditawarkan, yaitu model common effect, model efek tetap, dan

model efek random.

a. Common Effect Model

Teknik ini merupakan teknik yang paling sederhana untuk

mengestimasi parameter model data panel, yaitu dengan

mengkombinasikan data cross-section dan time series sebagai satu

kesatuan tanpa melihat adanya perbedaan waktu entitas (individu).

Page 77: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

55

Dimana pendekatan yang sering dipakai metode ordinary least square

(OLS). Model common effect mengabaikan adanya perbedaan dimensi

individu maupun waktu atau dengan kata lain perilaku data antar

individu sama dalam berbagai kurun waktu.

b. Model Efek Tetap (Fixed Effect Model)

Pendekatan model fixed effect mengasumsikan bahwa intersep dari

setiap individu adalah berbeda sedangkan slope antar individu adalah

tetap (sama). Teknik ini menggunakan variabel dummy untuk

menangkap adanya perbedaan intersep antar individu.

Efek tetap disini maksudnya adalah bahwa satu objek, memiliki

konstanta yang tetap besarnya untuk berbagai periode waktu.

Demikian juga dengan koefisien regresinya, tetap besarnya dari waktu

ke waktu (time invariant) (Winarno, 2011: 9.15).

Menurut Gujarati dan Heij, et, al, dalam Ariefianto (2012: 150)

pemodelan fixed effect memiliki beberapa kelemahan, yakni:

1) Masalah kekurangan derajat kebebasan (degree of freedom) akibat

jumlah sampel yang terbatas. Sebagai contoh jika data yang

dimiliki terdiri atas 10 unit cross section dan 5 unit urut waktu,

maka kita harus mengestimasi 13 variabel dummy tambahan.

Rendahnya derajat kebebasan dapat menimbulkan inefisiensi pada

parameter yang diestimasi.

Page 78: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

56

2) Multikolinearitas yang diakibatkan oleh banyaknya variabel

dummy yang diestimasi.

3) Keterbatasan kemampuan estimasi, terutama jika terdapat variabel

yang bersifat tidak berubah berdasarkan waktu (time invariant).

4) Kemampuan korelasi di antara komponen residual spesifik (cross

section dan urut waktu).

c. Model Efek Random (Random Effect Model)

Dengan menggunakan model fixed effect, kita tidak dapat melihat

pengaruh dari berbagai karakteristik yang bersifat konstan dalam

waktu, atau konstan di antara individu. Untuk maksud tersebut dapat

digunakan model yang disebut model random effect (Rosadi, 2012:

272).

Menurut Widarjono dalam Iqbal (2015: 2) pendekatan yang

dipakai dalam random effect mengasumsikan setiap perusahaan

mempunyai perbedaan intersep, yang mana intersep tersebut adalah

variabel random atau stokastik. Model ini sangat berguna jika individu

(entitas) yang diambil sebagai sampel adalah dipilih secara random dan

merupakan wakil populasi. Teknik ini juga memperhitungkan bahwa

error munggkin berkorelasi sepanjang cross-section dan time series.

Efek random digunakan untuk mengatasi kelemahan metode efek

tetap yang menggunakan variabel semu, sehingga model mengalami

ketidakpastian. Tanpa menggunakan variabel semu, metode efek

Page 79: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

57

random menggunakan residual, yang diduga memiliki hubungan

antarwaktu dan antarobjek. Namun untuk menganalisis dengan metode

efek random ini ada satu syarat, yaitu objek data silang harus lebih

besar daripada banyaknya koefisien (Winarno, 2011: 9.17).

3. Pemilihan Model Data Panel

Menurut Usman dan Nachrowi dalam Iqbal (2015: 3), pemilihan

metode fixed effect atau metode random effect dapat dilakukan dengan

pertimbangan tujuan analisis, atau ada pula kemungkinan data yang

digunakan sebagai dasar pembuatan model, hanya dapat diolah oleh salah

satu metode saja akibat berbagai persoalan teknis matematis yang

melandasi perhitungan. Dalam software Eviews, metode random effect

hanya dapat digunakan dalam kondisi jumlah individu lebih besar

dibanding jumlah koefisien termasuk intersep. Selain itu, menurut

beberapa ahli ekonometri dikatakan bahwa, jika data panel yang dimiliki

mempunyai jumlah waktu (t) lebih besar dibandingkan jumlah individu (i),

maka disarankan menggunakan metode fixed effect. Sedangkan jika data

panel yang dimiliki mempunyai jumlah waktu (t) lebih kecil dibandingkan

jumlah individu (i), maka disarankan menggunakan metode random effect.

a. Uji Chow

Untuk mengetahui model mana yang lebih baik dalam pengujian

data panel, bisa dilakukan dengan penambahan variabel dummy

sehingga dapat diketahui bahwa intersepnya berbeda dapat di uji

Page 80: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

58

dengan uji statistik F. Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah

teknik regresi data panel dengan metode fixed effect lebih baik dari

regresi model data panel tanpa variabel dummy atau metode common

effect.

Hipotesis nul pada uji ini adalah bahwa intersep sama, atau dengan

kata lain model yang tepat untuk regresi data panel adalah common

effect, dan hipotesis alternatifnya adalah intersep tidak sama atau

model yang tepat untuk regresi data panel adalah fixed effect.

Nilai statistik F hitung akan mengikuti distribusi statistik F dengan

derajat kebebasan (degrees of freedom) sebanyak m untuk numerator

dan sebanyak n-k untuk denumerator. m merupakan jumlah restriksi

atau pembatasan di dalam model tanpa variabel dummy. Jumlah

restriksi adalah jumlah individu dikurang satu. n merupakan jumlah

observasi dan k merupakan jumlah parameter dalam model fixed effect.

Jumlah observasi (n) adalah jumlah individu dikali dengan jumlah

periode, sedangkan jumlah parameter dalam model fixed effect (k)

adalah jumlah varibel ditambah jumlah individu. Apabila nilai F hitung

lebih besar dari F kritis maka hipotesis nul ditolak yang artinya model

yang tepat untuk regresi data panel adalah model fixed effect. Dan

sebaliknya, apabila nilai F hitung lebih kecil dari F kritis maka

hipotesis nul diterima yang artinya model yang tepat untuk regresi data

panel adalah model common effect.

Page 81: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

59

b. Uji Hausman

Menurut Ariefianto (2012: 152) menjelaskan bahwa pemilihan

fixed effect model atau random effect model didasarkan pada apakah

heterogenitas bersifat konstan (dan berkorelasi dengan variabel bebas)

atau random. Namun demikian, dalam praktiknya hal ini sangat sulit

ditentukan secara apriori. Untuk itu diperlukan suatu tes untuk menguji

superioritas suatu model terhadap model lain.

Hausman dalam Ariefiano (2012: 152) mengajukan suatu tes yang

menggunakan random effect model sebagai acuan (null hipotesis).

Dasar pemikiran yang digunakan adalah dengan menguji adanya

hubungan antara ai dan xitj. Jika statistik uji menunjukkan penolakan

hipotesis nul maka fixed effect model adalah lebih tepat dan sebaliknya

random effect model jika hipotesis null tidak dapat ditolak.

Rosadi (2012: 274) juga menjelaskan bahwa uji ini bertujuan untuk

melihat apakah terdapat efek random di dalam panel data, yaitu dengan

menguji hipotesis berbentuk:

H0: E(Ci | X) = E(u) = 0 atau terdapat efek random di dalam model.

Bila H0 ditolak maka digunakan model fixed effect.

Dalam perhitungan statistik uji hausmann diperlukan asumsi

bahwa banyak kategori cross section lebih besar dibandingkan jumlah

variabel independen (termasuk konstanta) dalam model. Lebih lanjut,

dalam estimasi statistik uji hausmann diperlukan estimasi variansi

Page 82: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

60

cross section yang positif, yang tidak selalu dapat dipenuhi oleh

model. Apabila kondisi-kondisi ini tidak dipenuhi maka hanya dapat

digunakan model fixed effect.

Menurut Usman dan Nachrowi dalam Iqbal (2015: 4) statistik uji

hausman mengikuti distribusi statistik chi-squares dengan derajat

kebebasan (d.f) sebesar jumlah variabel bebas. Hipotesis nulnya adalah

bahwa model yang tepat untuk regresi data panel adalah model random

effect dan hipotesisnya alternatifnya adalah model yang tepat untuk

regresi data panel adalah model fixed effect. Apabila nilai statistik

hausman lebih besar dari nilai kritis chi-squares maka hipotesis nul

ditolak yang artinya model yang tepat untuk regresi data panel adalah

model fixed effect. Dan sebaliknya, apabila nilai statistik hausman

lebih kecil dari nilai kritis chi-squares maka hipotesis nul diterima

yang artinya model yang tepat untuk regresi data panel adalah model

random effect.

4. Model Empiris

Pada kasus penelitian tertentu, variabel yang digunakan dalam model

regresi tidak selalu dalam besaran yang sama. Persamaan regresi estimasi

yang dihasilkan dari perbedaan nilai variabel yang sangat besar ini

berakibat koefisien regresinya ada yang nilainya sangat kecil. Untuk

mengatasi masalah ini, biasanya variabel-variabel yang nilainya relatif

terlalu besar ditranformasikan ke dalam nilai double log (ln) (algifari,

2013: 78).

Page 83: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

61

Model persamaan secara umum yang akan diestimasi pada penelitian

ini adalah sebagai berikut:

LogBMit = β0 + β1 LogPEit + β2 LogDAUit + β3 LogPDit + β4 RDit + etit

Dimana :

LogBMit : Belanja Modal di kab/kota provinsi i pada periode t

LogPEit : Pertumbuhan ekonomi di kab/kota provinsi i pada periode t

LogDAUit : Dana Alokasi Umum di kab/kota provinsi i pada periode t

LogPDit : Pajak Daerah di kab/kota provinsi i pada periode t

LogRDit : Retribusi Daerah di kab/kota provinsi i pada periode t

β0…, βn : Koefisien regresi (konstanta)

etit : Error term

Setelah model penelitian di estimasi maka akan diperoleh nilai dan

besaran dari masing-masing parameter dalam model persamaan diatas.

Nilai parameter positif atau negatif selanjutnya akan digunakan untuk

menguji hipotesis penelitian.

5. Uji Asumsi Klasik

Berbagai masalah yang sering dijumpai dalam analisis regresi dan

korelasi adalah: multikolineritas, heteroskedastisitas, autokorelasi, dan

normalitas.

a. Uji Normalitas

Widarjono (2010: 111) menjelaskan bahwa salah satu asumsi

model regresi adalah residual mempunyai distribusi normal. Apa

Page 84: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

62

konsekuensinya jika model tidak mempunyai residual yang

berdistribusi normal? Uji t untuk melihat signifikansi variabel

independen terhadap variabel dependen tidak bisa diaplikasikan jika

residual tidak mempunyai distribusi normal.

Dalam analisis multivariat, para peneliti menggunakan pedoman

kalau tiap variabel terdiri atas 30 data, maka data sudah berdistribusi

normal. Apabila analisis melibatkan 3 variabel, maka diperlukan data

sebanyak 3 × 3 = 90 (Winarno, 2012: 5.37).

Pelanggaran terhadap kenormalan dapat terjadi karena terok tidak

berasal dari populasi normal atau adanya beberapa data, biasanya di

pinggir, yang merupakan pencilan (penyebabnya tidak jelas atau

berasal dari populasi lain yang tidak sama dengan bagian terbesar data

lainnya) (Sembiring, 2003: 65).

Menurut Algifari (2013: 32-33) pengujian terhadap normalitas ini

dapat dilakukan dengan banyak cara, seperti uji chi-square goodness of

fit atau uji jarque-bera.

Pengujian normalitas dengan uji chi-square goodness of fit. Jika

nilai x2 lebih kecil daripada nilai kritisnya (x

2 tabel; df. = n-1-k;

dimana n adalah banyaknya kelas dan k adalah banyaknya parameter

yang disetimasi), maka dapat disimpulkan bahwa kesalahan

pengganggunya (disturbance ui) kemungkinan berasal dari distribusi

hipotesis (distribusi normal).

Page 85: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

63

Menurut Winarno (2011: 5.39) bila nilai jarque-bera tidak

signifikan (lebih kecil dari 2), maka data berdistribusi normal. Bila

probabilitas lebih besar dari 5% (bila anda menggunakan tingkat

signifikansi tersebut), maka data berdistribusi normal (hipotesis nolnya

adalah data berdistribusi normal).

Rosadi (2012: 36) menjelaskan bagaimanakah jika data tidak

berdistribusi normal? Salah satu hal yang dapat dilakukan dalam

keadaan ini adalah melakukan transformasi terhadap data. Jika data

menceng dan semuanya bernilai positif, salah satu metode transformasi

yang dapat digunakan adalah menggunakan transformasi power (y = xλ

untuk λ ≠ 0 dan y = ln(x) untuk λ = 0), atau ekuivalennya, dengan

menggunakan metode Box-Cox power (y = (xλ

– 1)/ λ untuk λ ≠ 0 dan

y = ln(x) untuk λ = 0).

b. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah kondisi adanya hubungan linier antar

variabel independen. Karena melibatkan beberapa variabel

independen, maka multikolinearitas tidak akan terjadi pada persamaan

regresi sederhana (yang terdiri atas satu variabel dependen dan satu

variabel independen) (Winarno, 2011: 5.1)

Gujarati dalam Ariefianto (2012: 53) menyatakan bahwa

multikolinearitas adalah fenomena sampling. Ia terjadi pada sampel

dan bukan pada populasi. Hal ini tentu saja jika kita telah

Page 86: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

64

menspesifikasikan variabel yang masuk ke dalam model dengan benar

(misalnya tidak ada variabel yang merupakan multiplikasi dari variabel

lain). Dengan kata lain, jika dimungkinkan untuk bekerja pada

populasi maka multikolinearitas tidak akan pernah menjadi suatu

masalah.

Winarno (2011: 5.7) menjelaskan apabila model prediksi kita

memiliki multikolinearitas, akan memunculkan akibat-akibat berikut

ini:

1) Estimator masih bersifat BLUE, tetapi memiliki varian dan

kovarian yang besar, sehingga sulit dipakai sebagai alat estimasi.

2) Interval estimasi cenderung lebar dan nilai statistik uji t akan kecil,

sehingga menyebabkan variabel independen tidak signifikan secara

statistik dalam mempengaruhi variabel independen.

Menurut Montgomery dan Peck dalam Ariefianto (2012: 52)

Terdapat beberapa penyebab multikolinearitas, di antaranya:

1) Cara pengambilan data dan kecilnya ukuran sampel.

2) Pembatas pada model atau populasi yang disampel. Misalnya kita

meregresi konsumsi listrik terhadap pendapatan dan ukuran rumah.

Di sini populasi dari mana sampel diperoleh memiliki karakteristik

kolinearitas, dimana individu yang memiliki pendapatan tinggi

umumnya memiliki rumah berukuran besar.

Page 87: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

65

3) Spesifikasi model. Penambahan polynomal (x2, x

3, dst) berpotensi

menimbulkan masalah multikolinearitas terutama jika kisaran nilai

x yang dimiliki adalah kecil.

4) Model yang overdetermined. Hal ini terjadi jika model dimaksud

memiliki lebih banyak variabel dibandingkan jumlah sampel

(umumnya terjadi pada penelitian medis).

5) Common trend. Terutama jika kita menggunakan data time series,

banyak variabel seperti GDP, konsumsi agregat, PMA, dan

sebagainya bergerak searah berdasarkan waktu.

Menurut Winarno (2011: 5.1) kondisi terjadinya multikolinearitas

ditunjukkan dengan berbagai informasi, salah satunya yaitu nilai R2

tinggi, tetapi variabel independen banyak yang tidak signifikan.

Menurut Widarjono (2010: 77-82) Ada beberapa metode untuk

mendeteksi ada tidaknya masalah multikolineritas dalam suatu model

regresi berganda:

1) Korelasi parsial antar variabel independen. Multikolinearitas bisa

dideteksi dengan melihat korelasi linier antara variabel independen

di dalam regresi. Sebagai aturan main yang kasar (rule of thumb),

jika koefisien korelasi cukup tinggi yaitu di atas 0,85 maka kita

duga ada multikolineritas dalam model. Sebaliknya jika koefisien

korelasi kurang dari 0,85 maka kita duga model tidak mengandung

unsur multikolinearitas. Akan tetapi perlu kehati-hatian terutama

Page 88: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

66

pada time series karena jenis data time series seringkali

menunjukkan korelasi antar variabel independen cukup tinggi.

Korelasi tinggi ini terjadi karena data time series seringkali

menunjukkan unsur tren yaitu data bergerak naik dan turun secara

bersamaan.

2) Regresi auxiliary. Multikolinearitas bisa terjadi karena satu atau

lebih variabel independen merupakan kombinasi linier dengan

variabel-variabel independen lain. Jika hal terjadi maka deteksi

masalah multikolinearitas dilakukan dengan melakukan regresi

setiap variabel independen dengan sisa variabel-variabel

independen lain disebut dengan regresi auxiliary. Jika nilai F-

hitung lebih besar dari nilai F-kritis dengan tingkat signifikansi α

dan derajat kebebasan tertentu maka dapat disimpulkan model

mengandung unsur multikolinearitas. Sebaliknya jika nilai F-

hitung lebih kecil dari nilai kritis F maka tidak terdapat hubungan

linier antara satu variabel X dengan variabel X yang lain.

3) Metode deteksi klien. Klien menyarankan untuk mendeteksi

masalah multikolinearitas dengan hanya membandingkan koefisien

determinasi auxiliary dengan koefisien determinasi (R2) model

regresi aslinya yaitu Y dengan variabel independen X. Sebagai rule

of thumb uji klien ini, jika R2

X1X2X3…X4 lebih besar dari R2 maka

model mengandung unsur multikolinearitas antara variabel

Page 89: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

67

independennya dan jika sebaliknya maka tidak ada korelasi antar

variabel independen.

Terdapat suatu kemungkinan memperbaiki dengan data yang ada.

Beberapa hal yang disarankan untuk dilakukan di antaranya

(Ariefianto, 2012: 54):

1) Penggunaan informasi apriori. Informasi apriori adalah informasi

yang bersifat non-sample. Ia tidak berasal dari data melainkan dari

teori, penelitian lainnya, atau judgement peneliti.

2) Penggunaan data panel. Data semacam ini memiliki beberapa

karakter yang berguna bagi penelitian dan robust terhadap

beberapa pelanggaran asumsi (termasuk multikolinearitas).

3) Penggantian atau mengeluarkan variabel. Hal ini dilakukan jika

tidak menyebabkan specification error (variabel yang dihilangkan

tidak berasal dari teori) dan bersifat subtitusi terhadap variabel

lainnya.

4) Transformasi variabel. Beberapa untuk transformasi yang umum

digunakan adalah first different, ratio transformation (seperti pada

WLS) dan bentuk log.

c. Uji Heteroskedastisitas

Asumsi penting (asumsi Gauss Markov) dalam penggunaan OLS

adalah varians residual yang konstan. Varian dari residual tidak

berubah dengan berubahnya satu atau lebih variabel bebas. Jika asumsi

Page 90: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

68

ini terpenuhi, maka residual disebut homokedastis, jika tidak, disebut

heteroskedastis (Ariefianto, 2012: 37).

Menurut Gujarati, Pindyck, dan Rubenfeld dalam Ariefianto (2012:

38-39) terdapat beberapa alasan mengapa residual regresi dapat

bersifat heteroskedastis, di antaranya:

1) Situasi error learning, misalnya kita ingin mengetahui hubungan

tingkat kesalahan mengetik terhadap berbagai variabel. Jika kita

menggunakan sampel yang bersifat panel atau time series akan

sangat mungkin model yang dimiliki akan bersifat heteroskedastis.

Hal ini disebabkan kesalahan pengetikan akan menurun dari waktu

ke waktu dan terjadi konvergensi di antara elemen sampel

(kesalahan anggota sampel yang paling tidak terampil akan

menurun mendekati mereka yang awalnya sudah terampil).

2) Kemampuan diskresi. Hal ini tampak jelas pada penelitian dengan

menggunakan variabel pendapatan. Aktivitas oleh individu yang

memiliki pendapatan tinggi akan jauh lebih variatif dibandingkan

mereka yang berpendapatn rendah. Dengan demikian suatu model

regresi dengan menggunakan variabel semacam ini akan

mengalami peningkatan residual kuadrat dengan semakin besarnya

pendapatan.

Page 91: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

69

3) Perbaikan teknik pengambilan data. Peneliti akan belajar untuk

menarik informasi dengan benar, dengan demikian kesalahan

akibat proses ekstraksi data akan semakin menurun.

4) Keberadaan outlier. Outlier adalah data yang memiliki

karakteristik sangat berbeda dari kondisi yang umum. Misalnya

kita memiliki suatu set data pendapatan dengan kisaran IDR 2-5

juta per bulan, keberadaan individu dengan pendapatan 100 juta

dapat dikatakan outlier.

Menurut Widarjono (2010: 85-86) ada beberapa metode bisa

digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya masalah heteroskedastisitas,

yaitu:

1) Metode Park dan Glejser. Menurut Park, terjadinya varian variabel

gangguan yang tidak konstan (heteroskedastisitas) karena residual

tergantung dari variabel independen yang ada di dalam model.

Heteroskedastisitas terjadi jika variabel independen secara statistik

signifikan mempengaruhi. Sebaliknya jika variabel independen

tidak signifikan mempengaruhi maka tidak ada heteroskedastisitas.

Seide dengan Park, Glejser mengatakan bahwa varian variabel

gangguan lainnya tergantung dari variabel independen yang ada di

dalam model. Jika variabel independen secara statistik signifikan

melalui uji t maka ada masalah heteroskedastisitas. Sebaliknya jika

variabel independen tidak signifikan secara statistik maka model

tidak mengandung masalah heteroskedastisitas.

Page 92: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

70

2) Metode korelasi Spearman. Korelasi spearman merupakan salah

satu uji statistika nonparametrik.

3) Metode White. Hipotesis nol dalam uji ini adalah tidak ada

heteroskedastisitas. Uji white didasarkan pada jumlah sampel (n)

dikalikan dengan R2 yang akan mengikuti distribusi chi-squares

dengaan degree of freedom sebanyak variabel independen tidak

termasuk konstanta dalam regresi auxiliary. Jika nilai chi-squares

hitung lebih besar dari nilai χ2 kritis dengan derajat kepercayaan

tertentu (α) maka signifikan sehingga ada heteroskedastisitas dan

sebaliknya jika chi-squares hitung lebih kecil dari nilai χ2 kritis

maka tidak signifikan yang menunjukkan tidak adanya

heteroskedastisitas.

Ariefianto (2012: 42-43) menjelaskan jika pada suatu model

regresi terdekteksi heteroskedastis, maka standar error dari regresi

menjadi bias. Sebagai konsekuensinya, seluruh tipe uji hipotesis

(parsial dan exclusion) menjadi menyesatkan. Untuk itu perlu

dilakukan koreksi terhadap model. Terdapat 2 tipe koreksi yakni (1)

koreksi terhadap standar error regresi dan (2) Generalized Least

Square (GLS).

Tipe koreksi yang pertaman dilakukan hanya terbatas pada standar

error regresi. Tidak ada modifikasi atau estimasi ulang atas parameter

yang diperoleh dari OLS. Koreksi terhadap standar error regresi

Page 93: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

71

dilakukan melalui prosedur yang diuraikan oleh White (1980) dan

dikenal dengan nama Heterocedasticity Robust Standard Error.

Generalized Least Square (GLS) prosedur koreksi

heterokedastisitas dengan cara melakukan tranformasi atau reestimasi.

Jika kita mengetahui bentuk spesifik dari heterokedastisitas (misalnya

linier terhadap variabel bebas) maka kita dapat memodifikasi nilai

variabel terikat dan variabel bebas sesuai dengan bentuk

heterokedastisitas dan mengestimasinya kembali.

d. Uji Autokorelasi

Autocorrelation adalah hubungan antara residual satu observasi

dengan residual observasi lainnya. Autokorelasi lebih mudah timbul

pada data yang bersifat runtut waktu, karena berdasarkan sifatnya, data

masa sekarang dipengaruhi oleh data pada masa-masa sebelumnya.

Meskipun demikian tetap dimungkinkan autokorelasi dijumpai pada

data yang bersifat antarobjek (cross-section) (Winarno, 2011: 5.26).

Autokolerasi adalah adanya kolerasi antara variabel itu sendiri,

pada pengamatan yang berbeda waktu atau individu. Pada umumnya

autokolerasi lebih sering terjadi pada data time series (Nachrowi dan

Usman, 2008: 135).

Menurut Winarno (2006:5.26), autokolerasi adalah hubungan

antara residual satu observasi dengan residual observasi lainnya.

Autokolerasi lebih mudah timbul pada data yang bersifat runtut waktu,

Page 94: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

72

karena berdasarkan sifatnya, data masa sekarang dipengaruhi oleh data

pada masa-masa sebelumnya.

Dikarenakan dalam penelitian ini menggunakan data panel, maka

uji autokolerasi sudah tidak perlu di uji kembali, karena data panel

sifatnya lebih kepada cross section maka bisa dikatakan tidak ada

autokolerasi.

6. Uji Signifikasi

Sebagai alternatif, anda dapat menggunakan pendekatan ini dengan

memperoleh statistik uji yang relevan (misalnya, statistik uji t) dengan

hipotesis nol dan mencari nilai ρ untuk mendapatkan nilai tertentu dari

statistik uji menurut distribusi probabilitas yang sesuai (misalnya,

distribusi t, F, χ2). Jika probabilitas ini lebih kecil dari nilai α yang telah

ditetapkan sebelumnya, anda dapat menolak hipotesis nol. Tetapi jika

probabilitas tersebut lebih besar dari α, jangan menolak hipotesis nol. Jika

anda tidak ingin menetapkan nilai α terlebih dulu, cukup tampilkan nilai ρ

dari statistik uji (Gujarati, 2007: 109).

a. Uji F Statistik (Simultan)

Uji F digunakan untuk mengevaluasi pengaruh semua variabel

independen terhadap variabel dependen (Widarjono, 2010: 22).

Pengujian terhadap pengaruh variabel independen secara bersama-

sama (simultan) terhadap perubahan nilai variabel dependen dilakukan

melalui pengujian terhadap besarnya perubahan nilai variabel

Page 95: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

73

dependen yang dapat dijelaskan (explained) oleh perubahan nilai

semua variabel independen.

Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan perbandingan

antara nilai F-hitung dengan nilai F-tabel (nilai kritis) sesuai dengan

tingkat signifikansi yang digunakan. Jika F-hitung lebih kecil daripada

F-tabel, maka keputusannya adalah menerima daerah penerimaan

hipotesis nol (H0). Artinya, secara statistik dapat dibuktikan bahwa

semua variabel independen tidak berpengaruh terhadap perubahan nilai

variabel dependen. Sedangkan jika F-hitung lebih besar daripada F-

tabel maka keputusannya adalah menolak hipotesis nol (H0) dan

menerima hipotesis alternatif (H1). Artinya, secara statistik data yang

digunakan membuktikan bahwa semua variabel independen

berpengaruh terhadap nilai variabel dependen (Algifari, 2013: 72-73).

b. Uji t Statistik (Parsial)

Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing

variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji t

dilakukan dengan membandingkan t hitung terhadap t tabel dengan

ketentuan sebagai berikut:

1) Ho : β = 0, berarti tidak ada pengaruh positif dari masing-masing

variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial

(individu).

2) Ho : β > 0, berarti ada pengaruh positif dari masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen secara parsial (individu).

Page 96: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

74

Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% atau taraf

signifikan 5% (α = 0,05) dengan kriteria penilaian sebagai berikut :

1) Jika t hitung > t tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak berarti ada

pengaruh yang signifikan dari masing-masing variabel independen

terhadap variabel dependen secara parsial (individu).

2) Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak berarti tidak

ada pengaruh yang signifikan dari masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen secara parsial (individu).

c. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa

baik garis regresi sesuai dengan data aktualnya (goodness of fit).

Koefisien determinasi ini mengukur presentase total variasi variabel

dependen Y yang dijelaskan oleh variabel independen di dalam garis

regresi (Widarjono, 2010: 19).

Bila R2 = 0, artinya variasi dari Y tidak dapat diterangkan oleh X

sama sekali. Sementara bila R2

= 1, artinya variasi dari Y, 100% dapat

diterangkan oleh X. dengan kata lain bila R2

= 1, maka semua titik

pengamatan berada pada garis regresi. Dengan demikian, ukuran

goodness of fit dari suatu model ditentukan oleh R2 yang nilainya

antara nol dan 1 (Usman dan Nachrowi, 2002: 21-22).

Suatu catatan yang penting untuk diingat pada penggunaan R2

sebagai ukuran kelaikan suai model adalah bahwa R2 tidak pernah

menurun dengan penambahan regressor, sebaliknya justru cenderung

Page 97: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

75

meningkat. Fakta ini berasal dari konsekuensi dari aljabar di mana

jumlah kuadrat tidak pernah menurun dengan bertambahnya regressor

(Ariefianto, 2012: 25).

E. Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Dependen

Belanja modal digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam

rangka pengeluaran asset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat

lebih dari satu tahun, dan atau pemakaian jasa dalam melaksanakan

program dan kegiatan yang yang dilakukan oleh pemerintah daerah

(Darise, 2009:137).

Maka sebagai proxy atas belanja modal, digunakan jumlah belanja

modal kabupaten/kota provinsi Riau sebagai variabel.

2. Variabel Independen

Berdasarkan uraian pada tinjauan pustaka dan hasil penelitian

terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana

alokasi umum, pajak daerah dan retribusi daerah terhadap belanja modal

kabupaten/kota Provinsi Riau tahun 2010-2014, maka penelitian ini

menspesifikasikan variabel independen dan definisi operasional sebagai

berikut:

a. Pertumbuhan ekonomi

Teori Harrod-Domar merupakan perluasan dari analisis Keynes.

Mengenai kegiatan ekonomi nasional dan masalah penggunaan tenaga

Page 98: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

76

kerja. Analisis Keynes dianggap kurang lengkap karena tidak

menyinggung persoalan mengatasi masalah ekonomi dalam jangka

panjang. Analisis Harrod-Domar bertujuan untuk menutupi kelemahan

Keynes. Dalam analisis Keynes perhatian lebih ditekankan kepada

masalah kekurangan pengeluaran masyarakat, bukan kepada

kesanggupan alat-alat modal untuk memproduksi barang-barang.

(Rahardjo Adisasmita,2013:62). Data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah data laju pertumbuhan ekonomi dalam satuan persen

kabupaten/kota provinsi Riau tahun 2010-2014.

b. Dana alokasi umum

Dana alokasi umum merupakan jenis transfer dana antar tingkat

pemerintahan yang tidak terikat dengan program pengeluaran tertentu.

Adapun tujuan dari transfer ini adalah untuk menutup kesenjangan

fiskal (fiscal gap) dan pemerataan kemampuan fiskal antara daerah

antar daerah sehingga dana alokasi umum tiap daerah tidak akan sama

besarnya (Munir, 2003). Data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data nominal dana alokasi umum kabupaten/kota provinsi Riau

tahun 2010-2014.

C. Pajak daerah

Pengertian pajak menurut Sumitro dalam Darise (2009:48), adalah

iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang

dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontra prestasi)

yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk

Page 99: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

77

membangun untuk membayar pengeluaran umum. Data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data nominal Pajak daerah

kabupaten/kota provinsi Riau tahun 2010-2014.

D. Retribusi daerah

Menurut Suparmoko (2001:61), retribusi daerah adalah pungutan

daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang

khusus disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk

kepentingan pribadi atau badan.

Di samping pajak daerah, sumber pendapatan asli daerah yang

cukup besar peranannya dalam menyumbang pada terbentuknya

pendapatan asli daerah adalah retribusi daerah. Dibeberapa daerah

pendapatan yang berasal dari retribusi daerah dapat lebih besar dari

pada pendapatan dari pajak daerah. Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data nominal retribusi daerah kabupaten/kota

provinsi Riau tahun 2010-2014.

Page 100: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

78

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

Riau adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian tengah

pulau Sumatera. Provinsi ini terletak di bagian tengah pantai timur Pulau

Sumatera, yaitu di sepanjang pesisir Selat Melaka. Hingga tahun 2004,

provinsi ini juga meliputi Kepulauan Riau, sekelompok besar pulau-pulau

kecil (pulau-pulau utamanya antara lain Pulau Batam dan Pulau Bintan)

yang terletak di sebelah timur Sumatera dan sebelah selatan Singapura.

Kepulauan ini dimekarkan menjadi provinsi tersendiri pada Juli 2004. Ibu

kota dan kota terbesar Riau adalah Pekanbaru. Kota besar lainnya antara

lain Dumai, Selat Panjang, Bagansiapiapi, Bengkalis, Bangkinang dan

Rengat.

Riau saat ini merupakan salah satu provinsi terkaya di Indonesia, dan

sumber dayanya didominasi oleh sumber alam, terutama minyak bumi, gas

alam, karet, kelapa sawit dan perkebunan serat. Tetapi, penebangan hutan

yang merajalela telah mengurangi luas hutan secara signifikan, dari 78%

pada 1982 menjadi hanya 33% pada 2005.rata 160,000 hektare hutan habis

ditebang setiap tahun, meninggalkan 22%, atau 2,45 juta hektare pada

tahun 2009. Deforestasi dengan tujuan pembukaan kebun-kebun kelapa

sawit dan produksi kertas telah menyebabkan kabut asap yang sangat

Page 101: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

79

mengganggu di provinsi ini selama bertahun-tahun, dan menjalar ke

negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

Luas wilayah provinsi Riau adalah 87.023,66 km², yang membentang

dari lereng bukit barisan hingga Selat Malaka. Riau memiliki iklim tropis

basah dengan rata-rata curah hujan berkisar antara 2000-3000 milimeter

per tahun, serta rata-rata hujan per tahun sekitar 160 hari. Provinsi ini

memiliki sumber daya alam, baik kekayaan yang terkandung di perut

bumi, berupa minyak bumi dan gas, serta emas, maupun hasil hutan dan

perkebunannya. Seiring dengan diberlakukannya otonomi daerah, secara

bertahap mulai diterapkan sistem bagi hasil atau perimbangan keuangan

antara pusat dengan daerah. Aturan baru ini memberi batasan tegas

mengenai kewajiban penanam modal, pemanfaatan sumber daya, dan bagi

hasil dengan lingkungan sekitar. Jumlah penduduk provinsi Riau

berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Riau tahun 2010 sebesar

5.543.031 jiwa. Kabupaten/Kota yang memiliki jumlah penduduk

terbanyak adalah kota pekanbaru dengan jumlah penduduk 903.902 jiwa,

sedangkan Kabupaten/Kota dengan jumlah penduduk terkecil

adalah kabupaten Kepulauan Meranti yakni sebesar 176.371 jiwa.

Perkebunan yang berkembang adalah perkebunan karet dan

perkebunan kelapa sawit, baik itu yang dikelola oleh negara ataupun

oleh rakyat. Selain itu juga terdapat perkebunan jeruk dan kelapa. Untuk

luas lahan perkebunan kelapa sawit saat ini provinsi Riau telah memiliki

lahan seluas 1.34 juta hektare. Selain itu telah terdapat sekitar 116 pabrik

Page 102: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

80

pengolahan kelapa sawit (PKS) yang beroperasi dengan produksi coconut

palm oil (CPO) 3.386.800 ton per tahun.

Pembangunan kehutanan pada hakikatnya mencakup semua upaya

memanfaatkan dan memantapkan fungsi sumber daya alam hutan dan

sumber daya alam hayati lain serta ekosistemnya, baik sebagai pelindung

dan penyangga kehidupan dan pelestarian keanekaragaman hayati maupun

sebagai sumber daya pembangunan. Namun dalam realitanya tiga fungsi

utamanya sudah hilang, yaitu fungsi ekonomi jangka panjang, fungsi

lindung, dan estetika sebagai dampak kebijakan pemerintah yang lalu.

Hilangnya ketiga fungsi tersebut mengakibatkan semakin luasnya lahan

kritis yang diakibatkan oleh pengusahaan hutan yang mengabaikan aspek

kelestarian. Efek selanjutnya adalah semakin menurunnya produksi kayu

hutan non HPH, sementara upaya reboisasi dan penghijauan belum optimal

dilaksanakan. Masalah lain yang sangat merugikan tidak saja provinsi Riau

pada khususnya tapi Indonesia pada umumnya, adalah masalah ilegal

logging yang menyebabkan berkurangnya kawasan hutan serta masalah

pengerukan pasir secara liar.

Pada provinsi ini terdapat beberapa perusahaan berskala internasional

yang bergerak di bidang minyak bumi dan gas serta pengolahan hasil

hutan dan sawit. Selain itu terdapat juga industri

pengolahan kopra dan karet. Beberapa perusahaan besar tersebut di

antaranya Chevron Pacific Indonesia anak perusahaan Chevron

Page 103: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

81

Corporation, PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk di Perawang, dan PT. Riau

Andalan Pulp & Paper di Pangkalan Kerinci.

Provinsi Riau merupakan satu-satunya provinsi yang

mempunyai BUMD di bidang transportasi udara yakni PT. Riau Air, yang

bertujuan untuk melayani daerah-daerah yang sulit dijangkau melalui jalan

darat maupun laut. Riau Air mengoperasikan Fokker-50 buatan

Belanda sebanyak lima armada, dan tahun 2008 perusahaan ini menambah

dua armada lagi dengan jenis Avro-RJ 100.

B. Analisis dan Pembahasan

1. Analisis Deskriptif

Analisis statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data

yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Analisis ini hanya

berupa akumulasi data dasar dalam bentuk deskripsi semata dalam arti

tidak mencari atau menerangkan saling hubungan, menguji hipotesis,

membuat ramalan, atau melakukan penarikan kesimpulan (Muhson, 2006).

a. Analisis Deskriptif Belanja Modal di Kabupaten/Kota Provinsi

Riau

Belanja modal digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam

rangka pengeluaran asset tetap berwujud yang mempunyai nilai

manfaat lebih dari satu tahun, dan atau pemakaian jasa dalam

Page 104: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

82

melaksanakan program dan kegiatan yang yang dilakukan oleh

pemerintah daerah (Darise, 2009:137).

Belanja modal merupakan pengeluaran pemerintah yang sangat

efektif untuk meningkatkan pelayanan umum. Untuk meningkatkan

pengalokasian anggaran ke sektor belanja modal diperlukan

pengetahuan mengenai komponen-komponen pendapatan apa saja

yang berpengaruh positif untuk dialokasikan ke belanja modal. Dari

sektor PAD, pajak daerah dan retribusi daerah dapat berpeluang untuk

mempunyai pengaruh terhadap belanja modal, dana alokasi umum.

Belanja modal memiliki multiplier effect dan dapat menjadi stimulus

perekonomian bagi masyarakat. Infrastuktur dan sarana prasarana yang

ada di daerah akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi daerah.

Menurut FITRA Riau, Tahun 2012 Kota pekanbaru menempati

urutan pertama besarnya alokasi untuk belanja pegawai yaitu 59% dari

total belanja daerahnya. Kemudian posisi kedua Kabupaten Kampar

mengalokasikan anggaran 55,3% dari total belanja daerahnya untuk

belanja pegawai, selanjutnya dumai 53%, Kuansing 47,2%, Inhil 46%,

dan kemudian Kabupaten Rokan Hulu 42,5% untuk belanja pegawai.

Tidak hanya itu, dalam komposisi belanja daerah dalam APBD,

selain alokasi anggaran yang dikhususkan untuk belanja gaji dan

tunjangan pegawai, belanja aparatur lainnya juga tidak kalah besarnya

dengan komponen belanja-belanja lainnya.

Page 105: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

83

Gambar 4.1

Belanja Modal (Jutaan Rupiah) di Kabupaten/Kota Provinsi

Riau Tahun 2010-2014

Sumber : www.kemenkeu.go.id (diolah tahun 2016)

Pada gambar 4.1 menunjukkan bahwa data belanja modal di kabupaten/kota

provinsi Riau megalami fluktuatif setiap tahunnya dari tahun 2010-2014. Dilihat

dari data yang tersedia bahwa pada tahun 2010 rata-rata disetiap kabupaten/kota

mengalami belanja modal tertinggi dibandingkan dengan tahun 2011-2014. Pada

tahun 2010 kabupaten Meranti merupakan kabupaten yang memiliki belanja

modal terendah dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya karena kabupaten

Meranti merupakan kabupaten yang baru mengalami pemekaran pada tanggal 16

Januari 2009, dimana sumber pendapatan daerah kabupaten Meranti sebagian

besar berasal dari pertanian, perkebunan dan perikanan. Sehingga pendapatan

daerahnya kecil, namun belanja pemerintah besar. Kabupaten Rokan Hilir

merupakan kabupaten yang memiliki belanja modal tertinggi dari tahun 2010

sampai tahun 2014 .

-

500,000

1,000,000

1,500,000

2,000,000

2,500,000

2010

2011

2012

2013

2014

Page 106: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

84

b. Analisis Deskriptif Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten/Kota Provinsi Riau

Menurut Boediono (1985) pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan

output perkapita. Perekonomian dapat dikatakan mengalami pertumbuhan apabila

tingkat kegiatan ekonomi meningkat dari satu periode berikutnya, berarti jumlah

barang dan jasa yang dihasilkan bertambah besar pada tahun periode berikutnya

yang berarti produktifitas dari faktor-faktor yang dimasukkan dalam produksi

menyebabkan pertumbuhan ekonomi meningkat.

Bila total rata-rata pertumbuhan ekonomi di Indonesia 6,5 persen, maka

rata-rata pertumbuhan ekonomi di Riau adalah 5,01 persen. Riau bahkan menjadi

nomor lima besar se-Indonesia untuk rata-rata pertumbuhan perekonomiannya.

Pertumbuhan ekonomi di Riau bahkan lebih besar dari Kalimantan Timur dan

Sumatera Utara Disebutkan, sejak tahun 2010 ke Riau, (Hari Utomo , Kepala BI

cabang Riau) menilai pertumbuhan ekonomi Riau sangat baik dan terus

mengalami peningkatan. Pada 2011, ekonomi juga tumbuh baik, di mana bila

perkiraan ekonomi dunia tumbuh hanya 4 persen akibat krisis di Eropa, maka

ekonomi Riau justru masih tetap bagus dan berada pada angka 5,04 persen

“Ekspor CPO ke China dan India menbuat ekonomi Indonesia, termasuk Riau

tertolong,” sebutnya. Sementara itu, investasi dalam 2 tahun terakhir juga cukup

baik dan bahkan nilai investasi publik cukup besar karena ada rencana

penyelenggaraan PON di Riau. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau

memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau tahun 2015 mencapai 2,62

persen. Namun dengan mengeluarkan unsur Migas, maka pertumbuhan ekonomi

Page 107: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

85

bisa mencapai 7,09 persen. Pertumbuhan didorong oleh sektor perdagangan yang

terus tumbuh dalam lima tahun terakhir. Penopang pertumbuhan ekonomi Riau

lainnya seperti sektor pertanian dan industri pengolahan diperkirakan bakal

mengalami perlambatan. Sebab dari sisi penggunaan, permintaan domestik

diperkirakan masih menjadi penyumbang utama.

Secara umum perekonomian Provinsi Riau semakin maju. Hal ini terlihat

dari total Pendapatan Domestik Regional Bruto Propinsi Riau yang meningkat

dari tahun ke tahun. Pernyataan tersebut juga menunjukan bahwa kabupaten/kota

yang terdapat di Provinsi Riau ikut memberikan kontribusi dalam meningkatkan

pendapatan propinsinya. Pertumbuhan tiap-tiap kabupaten/kota akan memberi

dampak terhadap pertumbuhan Provinsi Riau.

Gambar 4.2

Pertumbuhan Ekonomi (Dalam Persentase) di Kabupaten/Kota Provinsi

Riau Tahun 2010-2014

Sumber : BPS Provinsi Riau (diolah tahun 2016).

-10

-5

0

5

10

15

2010

2011

2012

2013

2014

Page 108: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

86

Gambar 4.2 menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi Riau dengan migas

senantiasa berfluktuatif tergantung dari tingkat kestabbebilan harga dan

permintaan pasar dunia serta tingkat produksi yang didapatkan. Provinsi Riau

Sebagai salah satu provinsi penghasil migas terbesar, perkembangan ekonomi

dengan memasukkan unsur migas pada laju pertumbuhan ekonomi Riau menjadi

sangat perlu untuk dipaparkan. Kabupaten yang mempunyai sumber daya migas

yang besar adalah Kabupaten Bengkalis, Siak, Rokan Hilir dan Kampar.

Pertumbuhan ekonomi Pekanbaru lima tahun terakhir rata-rata di atas 5

persen. Dari survey yang dilakukan Universitas Indonesia terhadap kota-kota di

Indonesia, untuk dijadikan tujuan investasi bagi para pengusaha, Pekanbaru

menjadi tujuan investasi terbaik nomor 1 di Indonesia. Banyak peluang investasi

yang tersedia. Besarnya kontribusi Kota tersier Pekanbaru ini didukung oleh

kekuatan aktivitas perekonomian di luar migas, yakni sektor meliputi sektor

perdagangan, sektor angkutan, sektor keuangan dan sektor jasa. Selanjutnya

kabupaten/kota yang juga berkontribusi cukup tinggi terhadap perekonomian di

Riau selain Kota Pekanbaru adalah Kabupaten Indragiri Hilir.

c. Analisis Deskriptif Dana Alokasi Umum di Kabupaten/Kota Provinsi Riau

Dana alokasi umum merupakan jenis transfer dana antar tingkat

pemerintahan yang tidak terikat dengan program pengeluaran tertentu. Adapun

tujuan dari transfer ini adalah untuk menutup kesenjangan fiskal (fiscal gap) dan

pemerataan kemampuan fiskal antara daerah antar daerah sehingga dana alokasi

umum tiap daerah tidak akan sama besarnya (Munir, 2003).

Page 109: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

87

Salah satu fenomena yang paling mencolok dari otonomi daerah di

Indonesia adalah ketergantungan pemerintah daerah yang tinggi terhadap

pemerintah pusat. Ketergantungan ini sangat terlihat jelas dari aspek keuangan.

Alokasi transfer DAU yang diberikan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah

kurang memperhatikan kemampuan tiap – tiap daerah dalam mengoptimalkan

sumber – sumber pendanaannya. Akibat yang ditimbulkan, pemerintah daerah

akan selalu menuntut transfer yang besar dari pemerintah pusat, bukannya

memaksimalkan potensi yang ada di daerahnya. Sehingga, ketergantungan ini

menimbulkan rendahnya peran pemerintah daerah itu sendiri dalam mendanai

belanja daerah.

Kemenkeu melaporkan pada tahun 2012 masih terdapat 185 pemerintah

daerah yang belum menyerahkan laporan APBD. Di antaranya 12 daerah berasal

dari Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, 21 daerah dari Provinsi Sumatera Utara,

9 daerah dari Provinsi Riau, 8 daerah dari Provinsi Lampung. Meski daerah

terancam tidak menerima DAU, namun bukan berarti PNS di daerah tidak

menerima gaji. Gaji PNS bukan satu-satunya bersumber dari DAU. Ada beberapa

item yang digunakan dari anggaran pemerintah pusat tersebut.

Page 110: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

88

Gambar 4.3

Dana Alokasi Umum (Jutaan Rupiah) di Kabupaten/Kota Provinsi Riau

Tahun 2010-2014

Sumber : www.kemenkeu.go.id (diolah tahun 2016)

Gambar 4.3 menunjukkan Dana Alokasi Umum kabupaten/kota provinsi Riau

tahun 2010-2014. Pada tahun 2010-2011 pertumbuhan Dana Alokasi Umum

paling tinggi terdapat pada kabupaten Kampar sebesar 228% , sedangkan yang

paling rendah pada kabupaten Indragiri Hilir sebesar 58%. Pada tahun 2011-2012

pertumbuhan Dana Alokasi Umum tertinggi masih terdapat pada kabupaten

Kampar sebesar 29%. Pada tahun 2012-2013 pertumbuhan Dana Alokasi Umum

tertinggi terdapat pada kabupaten Siak sebesar 63% dan pada tahun 2013-2014

pertumbuhan Dana Alokasi Umum tertinggi terdapat pada kabupaten Bengkalis

sebesar 91% sedangkan pertumbuhan Dana Alokasi Umum terndah terdapat pada

kabupaten Siak sebesar 1%.

-

100,000

200,000

300,000

400,000

500,000

600,000

700,000

800,000

900,000

2010

2011

2012

2013

2014

Page 111: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

89

d. Analisis Deskriptif Pajak Daerah di Kabupaten/Kota Provinsi Riau

Pengertian pajak menurut Sumitro dalam Darise (2009:48), adalah iuran

rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dipaksakan dengan

tidak mendapat jasa timbal balik (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukan

dan yang digunakan untuk membangun untuk membayar pengeluaran umum.

Menurut pasal 1 undang-undang No. 28 Tahun 2009, pajak daerah adalah

kontribusi wajib kepada daerah yang tertuang oleh orang pribadi atau badan yang

bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan

imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-

besarnya kemakmuran rakyat.

Menurut Kepala Dinas Perkebunan provinsi Riau, meskipun Riau dikenal

sebagai daerah penghasil CPO terbesar di Indonesia, dimana pada tahun 2012 saja

pajak ekspor CPO dari Riau mencapai Rp13 triliun, namun sampai saat ini Riau

tidak mendapatkan apa-apa dari pajak ekspor CPO tersebut. ''Untuk itu, Riau

beserta 17 provinsi lainnya merasa layak untuk mendapat bagi hasil bea keluar

dari CPO untuk kepentingan pembinaan dan pengelolaan usaha subsektor

perkebunan seperti untuk infrastruktur, pengembangan SDM petani maupun yang

lainnya,'' ujar Zulher.

Page 112: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

90

Gambar 4.4

Pajak Daerah (Jutaan Rupiah) di Kabupaten/Kota Provinsi Riau Tahun

2010-2014

Sumber : www.kemenkeu.go.id (diolah tahun 2016)

Dalam gambar yang disajikan diatas ini menggambarkan situasi pajak di

kabupaten/kota di provinsi Riau. Dari gambar dibawah terlihat jelas bahwa kota

Pekanbaru memiliki pajak yang tertinggi di bandingkan dengan kabupaten/kota

lain yang terdapat di provinsi Riau. Kota Pekanbaru mengalami kenaikan pajak

yang paling signifikan yaitu pada tahun 2014, pada tahun 2014 penerimaan pajak

kota Pekanbaru sebesar Rp 407.842.000.000 Dengan kata lain kota Pekanbaru

mengalami kenaikan pajak sebesar RP 147.495.000.000 di bandingkan dengan

tahun 2013 yang memiliki pendapatan pajak sebesar Rp 250.347.000.000.

Sedangkan pajak daerah yang paling kecil dari tahun 2010-2014 hampir

seluruhnya merupakan kabupaten Meranti, pada tahun 2010 pajak daerahnya

-

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

300,000

350,000

400,000

450,000

2010

2011

2012

2013

2014

Page 113: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

91

sebesar Rp. 1.644.000.000 lalu sebesar Rp. 7.262.000.000 pada tahun 2014.

Namun khusus pada tahun 2012 pajak daerah terkecil sebesar Rp. 4.381.000.000

dipegang oleh kabupaten Kuantan Singingi.

e. Analisis Deskriptif Retribusi Daerah di Kabupaten/Kota Provinsi Riau

Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa

atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh

pemerintah daerah untuk kepentingan pribadi atau badan (Draise, 2009:61).

Dikutip dari goriau.com, menurut Bupati kabupaten Indragiri Hilir bahwa

''Misalnya dari data tahun 2015, masih ada beberapa sumber penerimaan pajak

dan retribusi daerah belum mencapai target. Hal tersebut agar dievaluasi dan

dicarikan solusi sehingga kita mampu memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap

tuntutan pembangunan yang sangat besar,'' sebut pemimpin Negeri Seribu Parit

itu. Apalagi, dikatakannya berdasarkan rekapitulasi usulan masyarakat yang

disampaikan pada Musrenbang kecamatan dan Forum SKPD beberapa waktu

yang lalu, setelah dilakukan rasionalisasi terhadap seluruh usulan maka diperoleh

total usulan sebesar Rp5,99 triliun. Sedangkan rencana anggaran sesuai dengan

RPJMD Inhil tahun 2013-2018 hanya sebesar Rp1,22 triliun. Sehingga hanya

20,67 persen saja usulan masyarakat yang dapat direalisasikan.

Dikutip dari goriau.com bahwa kabupaten Bengkalis dirugikan dari sektor

penerimaan pajak retribusi telekomunikasi. Pasalnya, sebanyak 200 tower telepon

seluler yang tersebar di Kabupaten Bengkalis, rata-rata tak miliki izin.Seperti

disampaikan Sekretaris Dishubkominfo Kabupaten Bengkalis, Radius Akima, dari

Page 114: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

92

200 tower seluler yang tidak mengantongi izin tersebut, hampir 70 persen terletak

di Duri, Kecamatan Mandau. ''Dalam waktu dekat kita akan melakukan penertiban

tower telpon seluler yang tidak mengantongi izin. Yang jelas karena tidak berizin,

pemerintah rugi,'' kata Radius, Kamis (26/3/2015). Kendati demikian, pihak

Dishubkominfo bukan tinggal diam soal pajak retribusi. Karena terkendala

Perbup, Dishubkominfo Kabupaten Bengkalis tidak punya kekuatan hukum untuk

melakukan pemungutan retribusi. ''Untuk tahun lalu retribusi sangat kecil, hanya

kisaran Rp40 juta, itu hanya bagi pemilik tower yang memiliki kesadaran yang

bayar. Padahal potensinya Rp400-500 juta, kendalanya kita belum mendata secara

detail dan tidak ada Perbupnya meski Perdanya sudah di sahkan,'' beber Radius.

Gambar 4.5

Retribusi Dearah (Jutaan Rupiah) di Kabupaten/Kota Provinsi Riau Tahun

2010-2014

Sumber : www.kemenkeu.go.id (diolah tahun 2016)

-

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

140,000

2010

2011

2012

2013

2014

Page 115: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

93

Gambar 4.5 menunjukkan Retribusi Daerah kabupaten/kota provinsi Riau,

pada tahun 2010-2014 Retribusi daerah terbesar adalah kota Pekanbaru. Adapun

nilai pada tahun 2010 adalah sebesar Rp. 75.050.000.000, dan Rp.

115.653.000.000 pada tahun 2014. Sedangkan Retribusi daerah terkecil adalah

kabupaten Meranti pada tahun 2010-2014, nilai pada tahun 2010 sebesar Rp.

2.330.000.000 dan Rp. 4.832.000.000 pada tahun 2014.

2. Pemodelan dan Pengolahan Data

Pemodelan dalam menggunakan teknik regresi data panel dapat

dilakukan dengan menggunakan tiga pendekatan metode dalam

pengolahannya, yakni (1) Pooled Least Square, (2) Fixed Effect Model,

dan (3) Random Effect model. Berikut merupakan aplikasi dan pemilihan

model yang diterapkan.

a. Hasil Estimasi Model Data Panel

Dengan menggunakan aplikasi Eviews 7.0, maka dihasilkan output

estimasi model data panel sebagai berikut:

1) Pooled Least Square

Model poled least square mengabaikan adanya perbedaan

dimensi individu maupun waktu atau dengan kata lain perilaku

data antar individu sama dalam berbagai kurun waktu. Berikut

merupakan output dari regresi menggunakan model pooled least

square.

Page 116: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

94

Tabel 4.1

Hasil Regresi Pooled least square

R-squared 0.476579

Adjusted R-squared 0.438512

Tabel 4.1 memperlihatkan hasil estimasi dari regresi data

panel dengan menggunakan metode PLS, dimana R-Squared yang

diperoleh sebesar 0.476579, artinya sebesar 47,65% variabel

Belanja Modal pada kabupaten/ kota di Riau dapat dijelaskan oleh

Pertumbuhan Ekonomi, Dana Alokasi Umum, Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah pada kabupaten/kota di Riau. Sedangkan 52,35%

variabel Belanja Modal dijelaskan oleh variabel lain yang tidak

termasuk dalam penelitian ini.

2) Fixed Effect Model

Setelah hasil dari PLS diperoleh, maka dapat dilakukan uji

selanjutnya yaitu dengan metode Fixed Effect Model (FEM). Hal

ini dilakukan agar hasil yang diperoleh antara PLS dengan FEM

dapat dibandingkan dan dilihat kesesuaiannya, sehingga dapat

dijadikan sebagai model penelitian. Dari hasil pengolahan E-

Views 7.0 diperoleh hasil sebagai berikut:

Page 117: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

95

Tabel 4.2

Hasil Regresi Data Panel: Fixed Effect Model (FEM)

R-squared 0.900864

Adjusted

R-squared 0.867068

Tabel 4.2 memperlihatkan hasil estimasi dari regresi data

panel dengan menggunakan metode FEM, dimana R-Squared

yang diperoleh sebesar 0.900864, artinya sebesar 90,08% variabel

belanja modal pada kabupaten/kota di provinsi Riau dapat

dijelaskan oleh Pertumbuhan Ekonomi, Dana Alokasi Umum,

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Sedangkan 0,02% variabel

belanja modal dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk ke

dalam penelitian ini.

3) Random Effect Model

Setelah ditentukan bahwa Fixed Effect merupakan model

yang sesuai dengan penelitian ini melalui pengujian F-Restricted.

Untuk melihat bahwa model ini merupakan model yang tepat,

maka perlu dilakukan pengujian selanjutnya dengan

membandingkan antara model FEM dan REM pada uji Hausman.

Dari hasil pengolahan E-Views 7.0 didapatkan hasil sebagai

Page 118: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

96

berikut:

Tabel 4.3

Hasil Regresi Random Effect Model

R-squared 0.652852

Adjusted R-

squared 0.627605

Berdasarkan hasil regresi dengan menggunakan model random

effect memperlihatkan bahwa dari nilai probabilitas terdapat tiga

variabel yang signifikan dan satu variabel yang tidak signifikan.

Nilai Adjusted R-Squared sebesar 0.627605 menjelaskan bahwa

variasi variabel dependen 62,76% dapat dijelaskan oleh variabel

independen. Namun dengan nilai durbin-watson sebesar 1.243775

mengindikasikan bahwa model tidak dapat diputuskan.

b. Pemilihan Model Estimasi

Setelah diperoleh output dari ketiga estimasi model data panel,

maka langkah selanjutnya yaitu dengan melakukan pemilihan model

estimasi terbaik. Adapun langkah pemilihan model estimasi terbaik

adalah sebagai berikut:

LogBMit = β0 + β1 LogPEit + β2 LogDAUit + β3 LogPDit + β4 RDit + etit

Dimana :

Page 119: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

97

LogBMit : Belanja Modal di kab/kota provinsi i pada periode t

LogPEit : Pertumbuhan ekonomi di kab/kota provinsi i pada periode t

LogDAUit : Dana Alokasi Umum di kab/kota provinsi i pada periode t

LogPDit : Pajak Daerah di kab/kota provinsi i pada periode t

LogRDit : Retribusi Daerah di kab/kota provinsi i pada periode t

β0…, βn : Koefisien regresi (konstanta)

etit : Error term

1) Uji Chow (Common Effect Model vs Fixed Effect Model)

Uji chow digunakan untuk mengetahui apakah teknik regresi

data panel dengan metode fixed effect lebih baik dari regresi model

data panel tanpa variabel dummy atau metode common effect.

Untuk mengetahui model data panel yang akan digunakan,

maka digunakan uji F-restricted dengan cara membandingkan F-

statistik dan F-tabel. Hipotesis null pada uji ini adalah bahwa

intersep sama, atau dengan kata lain model yang tepat untuk regresi

data panel adalah common effect, dan hipotesis alternatifnya adalah

intersep tidak sama atau model yang tepat untuk regresi data panel

adalah fixed effect.

H0 : Model Common Effect

H1 : Model Fixed Effect

Berikut merupakan output uji chow dengan menggunakan

redundant fixed effects tests.

Page 120: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

98

Tabel 4.4

Hasil Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: FIXED

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 17.119308 (11,44) 0.0000

Cross-section Chi-square 99.833600 11 0.0000

Dari tabel 4.4 di atas diperoleh nilai F-statistik adalah

17.119308 dengan nilai F-tabel pada d.f (11,44) α = 5% adalah

2,54 yang berarti nilai F-statistik > F-tabel. Kemudian jika melihat

pada nilai probabilitas F-statistik sebesar 0,0000 yang berarti nilai

probabilitas F-statistik lebih kecil dari tingkat signifikansi (α =

5%). Maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak, sehingga model

data panel yang digunakan adalah fixed effect model.

Page 121: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

99

2) Uji Hausman (Fixed Effect Model vs Random Effect Model)

Uji hausman bertujuan untuk melihat apakah terdapat efek

random di dalam panel data, yaitu dengan menguji hipotesis

berbentuk:

H0 : Model Random Effect

H1 : Model Fixed Effect

Statistik uji hausman mengikuti distribusi statistik chi-squares

dengan derajat kebebasan (d.f) sebesar jumlah variabel. Berikut

merupakan output uji hausman dengan menggunakan correlated

random effect – hausman test:

Tabel 4.5

Hasil Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: RANDOM

Test cross-section random effects

Test Summary

Chi-Sq.

Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 33.868772 4 0.0000

Dari tabel 4.5 di atas diperoleh nilai chi-squares statistik adalah

33,868772 dengan nilai chi-squares tabel pada d.f (4) α = 5%

Page 122: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

100

adalah 9,49 yang berarti nilai chi-squares statistik > chi-squares

tabel. Kemudian jika melihat pada nilai probabilitas chi-squares

statistik sebesar 0,0000 yang berarti nilai probabilitas chi-squares

statistik lebih kecil dari tingkat signifikansi (α = 5%). Maka dapat

disimpulkan bahwa H0 ditolak, sehingga model data panel yang

digunakan adalah fixed effect model.

3. Uji Asumsi Klasik

Setelah melakukan pemilihan model estimasi terbaik, maka model

yang tepat digunakan dalam penelitian ini yaitu fixed effect model. Analisis

regresi korelasi memerlukan dipenuhinya berbagai asumsi agar model

dapat digunakan sebagai alat prediksi yang baik. Maka untuk langkah

selanjutnya akan dilakukan uji asumsi klasik.

a. Uji Normalitas

Dalam analisis multivariat, para peneliti menggunakan pedoman

kalau tiap variabel terdiri atas 30 data, maka data sudah berdistribusi

normal. Apabila analisis melibatkan 3 variabel, maka diperlukan data

sebanyak 3 × 3 = 90 (Winarno, 2012: 5.37).

Pelanggaran terhadap kenormalan dapat terjadi karena terok tidak

berasal dari populasi normal atau adanya beberapa data, biasanya di

pinggir, yang merupakan pencilan (penyebabnya tidak jelas atau

berasal dari populasi lain yang tidak sama dengan bagian terbesar data

lainnya) (Sembiring, 2003: 65)

Page 123: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

101

Gambar 4.6

Uji Normalitas

0

2

4

6

8

10

12

-0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2

Series: Standardized Residuals

Sample 2010 2014

Observations 60

Mean 9.25e-19

Median -0.014828

Maximum 0.256514

Minimum -0.327555

Std. Dev. 0.100043

Skewness -0.083879

Kurtosis 4.021581

Jarque-Bera 2.679428

Probability 0.261921

Gambar 4.6 menunjukkan nilai J-B sebesar 2,679428 dan nilai

Chi-Square Tabel df(3), α=5% adalah 7,81. Dengan nilai Chi-Square

tabel (7,81) > JB Hitung (2,679428) dan dapat disimpulkan bahwa

data penelitian ini berdistribusi normal. Selain itu dapat dilihat dari

nilai probabilitas yang lebih dari α=5% (0,05), dengan nilai

probabilitas sebesar 0,261921.

b. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas bisa dideteksi dengan melihat korelasi linier

antara variabel independen di dalam regresi. Sebagai aturan main

kasar, jika koefisien korelasi cukup tinggi yaitu di atas 0,85 maka kita

duga ada multikolinearitas dalam model. Berikut ini adalah uji

multikolinearitas dengan menggunakan correlation matrix:

Page 124: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

102

Tabel 4.6

Correlation Matrix

PERTUMBUHAN_EKONO

MI DAU PAJAK RETRIBUSI

PERTUMBUHAN_EKONO

MI 1.000000 0.405146 -0.096369 -0.001722

DAU 0.405146 1.000000 0.164274 0.192625

PAJAK -0.096369 0.164274 1.000000 0.796997

RETRIBUSI -0.001722 0.192625 0.796997 1.000000

Dari Tabel 4.6 terlihat bahwa tidak ada masalah

multikolineritas karena nilai matrik korelasi (correlation

matrix) semua variabel (pajak, retribusi dan pertumbuhan

ekonomi) kurang dari nilai 0.8 (Hamja, 2012:23).

c. Uji Heteroskedastisitas

Ada tidaknya masalah heteroskedastisitas dapat di dideteksi

dengan beberapa metode salah satunya yaitu dengan menggunakan uji

park. Menurut Widarjono (2010: 85) heteroskedastisitas terjadi jika

variabel independen secara statistik mempengaruhi. Sebaliknya jika

variabel independen tidak signifikan mempengaruhi maka tidak ada

heteroskedastisitas. Berikut ini merupakan output uji

heteroskedastisitas dengan uji park

Page 125: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

103

Tabel 4.7

Uji Park

Dependent Variable: LOG(RES2)

Method: Panel Least Squares

Date: 04/09/16 Time: 20:05

Sample: 2010 2014

Periods included: 5

Cross-sections included: 12

Total panel (balanced) observations: 60

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -6.322516 3.237049 -1.953173 0.0559

PERTUMBUHAN_EKONOMI -0.054136 0.094322 -0.573949 0.5683

DAU -0.272275 0.249055 -1.093235 0.2791

PAJAK -0.502630 1.074140 -0.467937 0.6417

RETRIBUSI 1.401509 1.288381 1.087807 0.2814

Berdasarkan tabel 4.7 diatas, dari hasil tersebut diketahui bahwa

koefisien masing-masing variabel independen tidak signifikan. Hal ini dapat

dilihat dari nilai probabilitas masing-masing variabel yang lebih besar dari

tingkat signifikansi α = 5%. Maka dapat disimpulkan bahwa model terbebas

dari heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Autocorrelation adalah hubungan antara residual satu observasi

dengan residual observasi lainnya. Autokorelasi lebih mudah timbul

Page 126: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

104

pada data yang bersifat runtut waktu, karena berdasarkan sifatnya, data

masa sekarang dipengaruhi oleh data pada masa-masa sebelumnya.

Meskipun demikian tetap dimungkinkan autokorelasi dijumpai pada

data yang bersifat antar objek (cross-section) (Winarno, 2011: 5.26).

Statistik durbin-watson adalah suatu prosedur rutin yang umum

ditemukan pada banyak software statistik, sehingga yang dilakukan

adalah melihat apakah nilai dimaksud terletak di antara 2 < DW < 4-du

untuk menentukan ada tidaknya autokorelasi.

Tabel 4.8

Uji Durbin-Watson

Tolak H0, berarti

ada autokorelasi

positif

Tidak dapat

diputuskan

Tidak menolak

H0, berarti tidak

ada autokorelasi

Tidak dapat

diputuskan

Tolak H0, berarti

ada autokorelasi

negatif

0 dL

1,65

du

1,77

2 4-du

2,23

4-dL

2,35

4

Dari hasil regresi menggunakan model fixed effect (lihat tabel 4.2)

diperoleh nilai durbin-watson sebesar 1.901831. Dengan n = 60 dan k

= 4 diperoleh nilai tabel DW 1,77 < 1,90 < 4-du yang artinya berada

pada daerah bebas autokorelasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

model terbebas dari autokorelasi.

Page 127: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

105

4. Persamaan Regresi (Fixed Effect Model)

Model penelitian yang menggunakan model fixed effect ini dapat

dijelaskan melalui persamaan sebagai berikut:

LogBM =2.612421-0.007349*LogPE+

0.071038*LogDAU+0.570897*LogPD+0.063530*LogRD+ e

Dimana:

LogBMit : Belanja Modal di kab/kota provinsi i pada periode t

LogPEit : Pertumbuhan ekonomi di kab/kota provinsi i pada periode t

LogDAUit : Dana Alokasi Umum di kab/kota provinsi i pada periode t

LogPDit : Pajak Daerah di kab/kota provinsi i pada periode t

LogRDit : Retribusi Daerah di kab/kota provinsi i pada periode t

β0…, βn : Koefisien regresi (konstanta)

etit : Error term

Dari persamaan regresi yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

a. Jika variabel-variabel independen dianggap konstan atau bernilai nol,

artinya variabel independen tidak terjadi peningkatan atau penurunan

maka besarnya Belanja Modal adalah sebesar 2.61%.

b. Nilai koefisien variabel Pertumbuhan ekonomi adalah sebesar -

0.007349 yang berarti setiap peningkatan Pertumbuhan ekonomi

sebesar 1% akan menurunkan Belanja modal sebesar 0,007%.

Page 128: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

106

c. Nilai koefisien variabel dana alokasi umum adalah sebesar 0.071038

yang berarti setiap peningkatan Retribusi daerah sebesar 1% akan

meningkatkan Belanja modal sebesar 0,07%.

d. Nilai koefisien regresi variabel pajak adalah sebesar 0.570897 yang

berarti setiap peningkatan pembiayaan konsumsi perbankan syariah

sebesar 1% akan meningkatkan Belanja Modal 0,57%.

e. Nilai koefisien regresi variabel Retribusi daerah adalah sebesar

0.063530 yang berarti setiap peningkatan Retribusi daerah sebesar 1%

akan menurunkan Belanja modal sebesar 0,06%.

5. Uji Signifikasi

Pengujian signifikansi ini dilakukan untuk mengetahui apakah

hipotesis yang telah ditetapkan diterima atau ditolak secara statistik.

Adapun rincian uji signifikansi terdiri dari uji t (parsial), uji F (simultan),

dan uji koefisien determinasi.

a. Uji F (Simultan) dan Interprestasi

Untuk melihat apakah variabel independen berpengaruh secara

bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen, maka digunakan

uji F dengan melihat nilai F-statistik yang dibandingkan dengan nilai

F-tabel pada tingkat signifikansi α = 5%. Jika nilai F-statistik < F-tabel

atau nilai probabilitas > α = 5% maka H0 diterima H1 ditolak. Namun

jika nilai F-statistik > F-tabel atau nilai probabilitas < α = 5% maka H0

ditolak H1 diterima.

Page 129: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

107

Dengan menggunakan hasil regresi model fixed effect (lihat tabel

4.2) diperolah nilai probabilitas F-statistik adalah sebesar 0,000000

yang artinya nilai probabilitas F-statistik lebih kecil dari tingkat

signifikansi α = 5% (0,000000 < 0,05) yang berarti H0 ditolak. Maka

secara bersama-sama variabel independen yaitu pertumbuhan ekonomi,

dana alokasi umum, pajak daerah dan retribusi daerah mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap belanja modal di kabaputen/kota

provinsi Riau.

b. Uji t (Parsial) dan Interprestasi

Uji ini dilakukan untuk melihat apakah variabel independen yaitu

pembiayaan konsumsi, pembiayaan modal kerja, dana pihak ketiga,

dan total aset secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen

yaitu produk domestik regional bruto riil. Untuk membuktikan

hipotesis yang telah dibuat, kita dapat melihat masing-masing nilai t-

statistik yang dibandingkan dengan nilai t-tabel pada tingkat

signifikansi α = 5%. Jika nilai t-statistik < t-tabel atau nilai probabilitas

> α = 5% maka H0 diterima H1 ditolak. Namun jika nilai t-statistik > t-

tabel atau nilai probabilitas < α = 5% maka H0 ditolak H1 diterima.

Tabel 4.9

Uji t-statistik

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 2.612421 0.392608 6.654023 0.0000

PERTUMBUHAN_EKONOMI -0.007349 0.006179 -1.189292 0.2407

Page 130: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

108

DAU 0.071038 0.014262 4.981076 0.0000

PAJAK 0.570897 0.079894 7.145725 0.0000

RETRIBUSI 0.063530 0.100899 0.629637 0.5322

Tabel 4.9 merupakan hasil pengujian vaiabel independen yaitu

Pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum, pajak daerah, retribusi

daerah secara parsial. Adapun hipotesisnya adalah sebagai berikut:

1) H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pertumbuhan

ekonomi terhadap belanja modal di kabupaten/kota provinsi Riau.

H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara pertumbuhan

ekonomi terhadap belanja modal di kabupaten/kota provinsi Riau.

2) H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara dana alokasi

umum terhadap belanja modal di kabupaten/kota provinsi Riau.

H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara dana alokasi

umum terhadap belanja modal di kabupaten/kota provinsi Riau.

3) H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pajak daerah

terhadap belanja modal di kabupaten/kota provinsi Riau.

H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara pajak daerah terhadap

belanja modal di kabupaten/kota provinsi Riau.

4) H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara retribusi daerah

terhadap belanja modal di kabupaten/kota provinsi Riau.

Page 131: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

109

H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara retribusi daerah

terhadap belanja modal di kabupaten/kota provinsi Riau.

Berdasarkan hasil regresi yang diperoleh pada tabel 4.9 maka pembuktian

dari hipotesis yang telah dipaparkan adalah sebagai berikut:

1) Variabel Pertumbuhan ekonomi memiliki nilai probabilitas lebih besar dari

tingkat signifikansi α = 5% (0.2407> 0,05) yang berarti H0 diterima. Artinya

secara parsial Pertumbuhan ekonomi tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap Belanja Modal kabupaten dan kota di provinsi Riau.

2) Variabel Dana alokasi umum memiliki nilai probabilitas lebih kecil dari

tingkat signifikanasi α = 5% (0.0000 < 0,05) yang berarti H0 ditolak. Artinya

secara parsial Retribusi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

Belanja Modal kabupaten dan kota di provinsi Riau.

3) Variabel pajak daerah memiliki nilai probabilitas lebih kecil dari tingkat

signifikansi α = 5% (0.0000 < 0,05) yang berarti H0 ditolak. Artinya secara

parsial Pajak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Belanja Modal

kabupaten dan kota di provinsi Riau.

4) Variabel Retribusi daerah memiliki nilai probabilitas lebih besar dari tingkat

signifikansi α = 5% (0.5322> 0,05) yang berarti H0 diterima. Artinya secara

parsial Pertumbuhan ekonomi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap Belanja Modal kabupaten dan kota di provinsi Riau.

Page 132: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

110

c. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)

Berdasarkan hasil regresi menggunakan model fixed effect (lihat

tabel 4.2), didapatkan Adjusted R Square sebesar 0.867068. Dari nilai

koefisien determinasi tersebut menunjukkan bahwa 86,70% belanja

modal di kabupaten/kota provinsi Riau dapat dijelaskan

olehpertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum, pajak daerah dan

retribusi daerah. Sedangkan 13.3 belanja modal di kabupaten/kota

provinsi Riau dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam

penelitian ini.

6. Analisis Cross-section Effects

Dapat kita lihat pada tabel 4.10 bahwa 12 kabupaten/kota provinsi

Riau memiliki pengaruh individu yang berbeda-beda untuk setiap

perubahan pada pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum pajak daerah

dan retribusi daerah.

Tabel 4.10

Cross-section Effect Kawasan Sumatera

1 Kab. Bengkalis 0.408285

2 Kab. Indragiri Hilir -0.025285

3 Kab. Indragiri Hulu -0.028865

4 Kab. Kampar -0.157836

5 Kab. Kuantan Singingi -0.031659

6 Kab. Pelalawan 0.150410

7 Kab. Rokan Hilir 0.418448

8 Kab. Rokan Hulu 0.071122

9 Kab. Siak 0.022130

10 Kota Dumai -0.414738

11 Kota Pekanbaru -0.698019

12 Kab. Meranti 0.286007

Page 133: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

111

a. Kabupaten Bengkalis

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada pertumbuhan ekonomi,

dana alokasi umum pajak daerah dan retribusi daerah baik antar

kabupaten/kota maupun antar waktu, maka kabupaten Bengkalis akan

mendapatkan pengaruh individu terhadap Belanja modal sebesar 0.40%.

b. Kabupaten Indragiri Hilir

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada pertumbuhan ekonomi,

dana alokasi umum pajak daerah dan retribusi daerah baik antar

kabupaten/kota maupun antar waktu, maka kabupaten Indragiri Hilir akan

mendapatkan pengaruh individu terhadap Belanja modal sebesar -0.02%.

c. Kabupaten Indragiri Hulu

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada pertumbuhan ekonomi,

dana alokasi umum pajak daerah dan retribusi daerah baik antar

kabupaten/kota maupun antar waktu, maka kabupaten Indragiri Hulu akan

mendapatkan pengaruh individu terhadap Belanja modal sebesar -0.02%.

d. Kabupaten Kampar

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada pertumbuhan ekonomi,

dana alokasi umum pajak daerah dan retribusi daerah baik antar

kabupaten/kota maupun antar waktu, maka kabupaten Kampar akan

mendapatkan pengaruh individu terhadap Belanja modal sebesar -

0.15%.

Page 134: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

112

e. Kabupaten Kuantan Singingi

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada pertumbuhan ekonomi,

dana alokasi umum pajak daerah dan retribusi daerah baik antar

kabupaten/kota maupun antar waktu, maka kabupaten Kuantan

Singingi akan mendapatkan pengaruh individu terhadap Belanja modal

sebesar -0.03%.

f. Kabupaten Pelalawan

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada pertumbuhan ekonomi,

dana alokasi umum pajak daerah dan retribusi daerah baik antar

kabupaten/kota maupun antar waktu, maka kabupaten Pelalawan akan

mendapatkan pengaruh individu terhadap Belanja modal sebesar

0.15%.

g. Kabupaten Rokan Hilir

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada pertumbuhan ekonomi,

dana alokasi umum pajak daerah dan retribusi daerah baik antar

kabupaten/kota maupun antar waktu, maka kabupaten Rokan Hilir

akan mendapatkan pengaruh individu terhadap Belanja modal sebesar

0.41%.

h. Kabupaten Rokan Hulu

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada pertumbuhan ekonomi,

dana alokasi umum pajak daerah dan retribusi daerah baik antar

kabupaten/kota maupun antar waktu, maka kabupaten Rokan Hulu

Page 135: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

113

akan mendapatkan pengaruh individu terhadap Belanja modal sebesar

0.07%.

i. Kabupaten Siak

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pertumbuhan ekonomi, dana

alokasi umum pajak daerah dan retribusi daerah baik antar

kabupaten/kota maupun antar waktu, maka kabupaten Siak akan

mendapatkan pengaruh individu terhadap Belanja modal sebesar

0.02%.

j. Kota Dumai

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada pertumbuhan ekonomi,

dana alokasi umum pajak daerah dan retribusi daerah baik antar

kabupaten/kota maupun antar waktu, maka kota Dumai akan

mendapatkan pengaruh individu terhadap Belanja modal sebesar -

0.41%.

k. Kota Pekanbaru

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada pertumbuhan ekonomi,

dana alokasi umum pajak daerah dan retribusi daerah baik antar

kabupaten/kota maupun antar waktu, maka kota Pekanbaru akan

mendapatkan pengaruh individu terhadap Belanja modal sebesar -

0.69%

Page 136: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

114

l. Kabupaten Meranti

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada pertumbuhan ekonomi,

dana alokasi umum pajak daerah dan retribusi daerah baik antar

kabupaten/kota maupun antar waktu, maka kabupaten Meranti akan

mendapatkan pengaruh individu terhadap Belanja modal sebesar -

0.28%.

7. Analisis Ekonomi

Berdasarkan hasil dari estimasi dengan menggunakan fixed effect

model dapat disimpulkan bahwa regresi yang dihasilkan cukup baik untuk

menjelaskan hubungan antara pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

pajak daerah dan retribusi darah terhadap belanja modal di kabupaten/kota

provinsi Riau tahun 2010-2014. Namun dari seluruh variabel yang diteliti

terdapat dua variabel yaitu pertumbuhan ekonomi dan retribusi daerah

yang tidak berpengaruh signifikan dan pertumbuhan ekonomi mempunyai

hubungan yang negatif terhadap Belanja modal. Kemudian variabel

lainnya yaitudana alokasi umum dan pajak daerah mempunyai pengaruh

yang signifikan dan berkorelasi positif terhadapbelanja modal.

a. Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Belanja Modal

Pada masa Reformasi hingga sekarang ini, tingkat pemerataan

pendapatan masyarakat tidak lagi menjadi hal yang diutamakan,

pertumbuhan ekonomi yang tinggilah yang menjadi tujuan utama dari

kegiatan perekonomian. Dari terlalu fokusnya pada tujuan utama yaitu

Page 137: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

115

pertumbuhan ekonomi, menyebabkan timbulnya permasalahan-

permasalahan di dalam masyarakat, seperti masih adanaya masyarakat

miskin dan ketidak merataan pendapatan sehingga yang kaya menjadi

semakin kaya dan miskin menjadi semakin miskin.

Pertumbuhan ekonomi adalah proses pertumbuhan perekonomian

suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik

selama periode waktu tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan

juga sebagai proses kenaikan kapasitas pendapatan nasional. Menurut

Boediono (1985) pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output

perkapita. Infrastruktur dan sarana prasarana yang ada di daerah akan

berdampak pada pertumbuhan ekonomi daerah. Variabel pertumbuhan

ekonomi secara parsial mempunyai pengaruh yang tidak signifikan dan

mempunyai hubungan yang negatif terhadap belanja modal kabupaten

dan kota di provinsi Riau

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Deva Yoga Permana (2013) yang menyatakan bahwa Pertumbuhan

ekonomi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap belanja modal.

b. Dana Alokasi Umum Terhadap Belanja Modal

Dana alokasi umum merupakan jenis transfer dana antar tingkat

pemerintahan yang tidak terikat dengan program pengeluaran tertentu.

Adapun tujuan dari transfer ini adalah untuk menutup kesenjangan

fiskal (fiscal gap) dan pemerataan kemampuan fiskal antara daerah

Page 138: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

116

antar daerah sehingga dana alokasi umum tiap daerah tidak akan sama

besarnya (Munir, 2003).

Penelitian empiris yang dilakukan oleh Holtz-Eakin et. Al. (1985)

dalam Hariyanto Adi menyatakan bahwa terdapat keterkaitan antara

dana transfer dari pemerintah pusat dengan belanja modal, semakin

tinggi DAU maka alokasi belanja modal juga meningkat. Hal ini

disebabkan karena daerah yang memiliki pendapatan (DAU) yang besar

maka alokasi untuk anggaran belanja daerah (belanja modal) akan

meningkat . Variabel Dana Alokasi Umum (DAU) secara parsial

mempunyai pengaruh yang signifikan dan mempunyai hubungan yang

positif terhadap belanja modal kabupaten dan kota di provinsi Riau.

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Edi Sarwono yang menyatakan bahwa Dana Alokasi Umum

berpengaruh positif terhadap anggaran belanja modal.

c. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Belanja Modal

Menurut BPS (2011:2), pajak daerah adalah pungutan yang

dilakukan oleh pemerintah daerah berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Pajak daerah ini dapat dibedakan dalam dua

katagori yaitu pajak daerah yang ditetapkan oleh peraturan daerah dan

pajak negara yang pengelolaan dan penggunaannya diserahkan kepada

daerah. Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang

pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang

Page 139: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

117

seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku, yang digunakan guna membiayai

penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.

Menurut Suparmoko (2001:61), retribusi daerah adalah

pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin

tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah

daerah untuk kepentingan pribadi atau badan

Dalam praktik di masyarakat, pungutan pajak daerah seringkali

disamakan dengan retribusi daerah. Hal ini didasarkan pada pemikiran

bahwa keduanya merupakan pembayaran kepada pemerintah. Saat ini

di Indonesia, khususnya di daerah, penarikan sumber daya ekonomi 23

melalui pajak daerah dan retribusi daerah dilakukan dengan aturan

hukum yang jelas, yaitu dengan peraturan daerah dan keputusan kepala

daerah sehingga dapat diterapkan sebagai salah satu sumber

penerimaan daerah. Hal tersebut menunjukkan adanya persamaan

antara pajak dan retribusi, yaitu pemungutan oleh pemerintah daerah

kepada masyarakat yang didasarkan pada aturan hukum yang jelas dan

kuat.

Variabel Pajak Daerah secara parsial mempunyai pengaruh yang

signifikan dan mempunyai hubungan yang positif terhadap belanja

modal kabupaten dan kota di provinsi Riau. Penelitian ini juga sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Edi Sarwono yang menyatakan

Page 140: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

118

bahwa Pajak Daerah berpengaruh positif terhadap anggaran belanja

modal.

Variabel Retribusi Daerah secara parsial mempunyai pengaruh yang

tidak signifikan dan mempunyai hubungan yang positif terhadap belanja

modal kabupaten dan kota di provinsi Riau. Penelitian ini juga sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Rolan Pakpahan yang

menyatakan bahwa Retribusi Daerah tidak signifikan dan berpengaruh

positif terhadap anggaran belanja modal.

Page 141: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

119

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya,

penulis memperoleh kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian mengenai

Pertumbuhan Ekonomi, Dana Alokasi Umum, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

terhadap Belanja Modal di Kabupaten/Kota di Provinsi Riau tahun 2010-2014, maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil regresi data panel model Fixed Effect Model, secara parsial variabel

Pertumbuhan Ekonomi mempunyai pengaruh yang tidak signifikan dan berkorelasi

negatif terhadap belanja modal kabupaten/kota di provinsi Riau tahun 2010-2014.

Pada hasil penelitian menunjukkan apabila Pertumbuhan Ekonomi meningkat 1%

maka akan menurunkan Belanja modal sebesar 0,07%. Pertumbuhan ekonomi

memiliki nilai probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikanasi α = 5% (0.2407<

0,05)

2. Berdasarkan hasil regresi data panel model Fixed Effect Model, secara parsial variabel

Dana Alokasi Umum mempunyai pengaruh yang signifikan dan berkorelasi positif

terhadap belanja modal kabupaten/kota di provinsi Riau tahun 2010-2014. Pada hasil

penelitian menunjukkan apabila Dana Alokasi Umum meningkat 1% maka akan

menaikkan Belanja modal sebesar 0,07%. Dana alokasi umum memiliki nilai

probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikanasi α = 5% (0.0000 < 0,05)

3. Berdasarkan hasil regresi data panel model Fixed Effect Model, secara parsial variabel

Pajak Daerah mempunyai pengaruh yang signifikan dan berkorelasi positif terhadap

belanja modal kabupaten/kota di provinsi Riau tahun 2010-2014. Pada hasil penelitian

Page 142: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

120

menunjukkan apabila Pajak Daerah meningkat 1% maka akan menaikkan belanja

modal sebesar 0,57%. Pajak daerah memiliki nilai probabilitas lebih kecil dari tingkat

signifikansi α = 5% (0.0000 < 0,05)

4. Berdasarkan hasil regresi data panel model Fixed Effect Model, secara parsial variabel

Retribusi Daerah mempunyai pengaruh yang tidak signifikan dan berkorelasi positif

terhadap belanja modal kabupaten/kota di provinsi Riau tahun 2010-2014. Pada hasil

penelitian menunjukkan apabila Retribusi Daerah meningkat 1% maka akan

menaikkan belanja modal sebesar 0,06%. Retribusi daerah memiliki nilai probabilitas

lebih kecil dari tingkat signifikansi α = 5% (0.5322 > 0,05)

5. Berdasarkan hasil regresi data panel dengan menggunakan Fixed Effect Model juga

dijelaskan bahwa secara simultan atau bersama-sama variabel Pertumbuhan Ekonomi,

Dana Lokasi Umum, Pajak Daerah, Retribusi Daerah mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap belanja modal kabupaten dan kota di provinsi Riau tahun 2010-

2014. Dengan menggunakan hasil regresi model fixed effect diperolah nilai

probabilitas F-statistik adalah sebesar 0,000000 yang artinya nilai probabilitas F-

statistik lebih kecil dari tingkat signifikansi α = 5% (0,000000 < 0,05).

B. Saran

Berdasarkan atas kesimpulan diatas, maka adapun saran yang dapat penulis berikan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi pemerintah daerah disarankan agar terus meningkatkan dan melakukan proses

sosialisasi terhadap pajak daerah dan retribusi daerah bagi pihak-pihak yang

diperkenankan sebagai wajib pajak, karena partisipasi dan ketaatan mereka dalam

membayar pajak dan retribusi daerah merupakan wujud nyata dalam membangun

suatu daerah sehingga akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di daerah yang

bersangkutan.

Page 143: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

121

2. Belanja modal khususnya bagi pemerintah di kota Pekanbaru, kabupaten Kampar, kota

Dumai, kabupaten Kuantan Singingi, kabupaten Indragiri Hilir dan kabupaten Rokan

Hulu porsi anggaran untuk belanja modal agar lebih ditingkatkan lagi dan digunakan

untuk membiayai kegiatan yang produktif seperti sektor infrastruktur sehingga

memberikan multiplier effect bagi pertumbuhan ekonomi di daerah.

3. Bagi pemerintah daerah disarankan agar lebih jeli dalam memanfaatkan dana yang

bersumber dari pajak daerah, retribusi daerah, dan Dana Alokasi Umum(DAU) untuk

mendanai kegiatan pembangunan suatu daerah yang sifatnya lebih produktif sehingga

dana tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kegiatan perekonomian,

sehingga dalam jangka panjang akan terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi

disuatu daerah.

4. Bagi pemerintah Riau agar dapat lebih mengambil banyak manfaat dari hasil pajak

ekspor CPO yang dihasilkan oleh provinsi Riau, agar dapat lebih meningkatkan

pembinaan dan pengelolaan usaha subsektor perkebunan seperti infrastruktur,

pengembangan SDM petani maupun yang lainnya.

Page 144: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

126

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardjo, “Teori-Teori Pembangunan Ekonomi: Pertumbuhan

Ekonomi dan Pertumbuhan Wilayah”, Graha Ilmu: Makassar, 2013

Algifari. 2013. “Analisis Regresi: Teori, Kasus, dan Solusi”. Yogyakarta: BPFE-

Yogyakarta

Ariefianto, Moch. Doddy. 2012. “Ekonometrika: Esensi dan Aplikasi dengan

Menggunakan Eviews”. Jakarta: Erlangga

Arwati, Dini dan Novita Hadiati, “Pengaruh Pertumbuhan ekonomi, Pendapatan

Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum Terhadap Pengalokasian Anggaran

Belanja Modal Pada Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi

Jawa Barat” 2013

Boediono, “Teori Pertumbuhan Ekonomi”, Ed. 1, BPFE Universitas Gajah Mada,

Yogyakarta, 1992

Chalid, Pheni. “Keuangan Daerah Investasi, dan Desentralisasi: Tantangan dan

Hambatan”, Kemitraan partnership:Jakarta, 2005

Darise, Nurlan. “ Pengelolaan Keuangan Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) Dan BLU”, Indeks: Gorontalo, 2009

Darise, Nurlan. “Pengelolaan Keuangan Daerah”, edisi kedua, Indeks:

Gorontalo, 2009

Page 145: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

127

Gujarati, Damodar N. “Dasar-dasar ekonometrika”, Edisi Ketiga, Jilid Dua,

Erlangga: Jakarta, 2007

Hamid, Abdul dan Ahmad Rodoni, “Buku Panduan Penulisan Skripsi”. Jakarta:

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010

Hamja, Yahya. “Materi Kuliah Ekonometrik”, Bandung, 2008

Husain, Walidun “The Influence Of Local Taxes And Levies Towards Expenditure

Allocation In Kota Gorontalo, Indonesia” Economic and Business Faculty

Of State University Of Gorontalo, 2013

Iqbal, Muhammad. 2015. “Sarana Tukar Menukar Informasi dan Pemikiran

Dosen: Regresi Data Panel”. http://dosen.perbanasinstitute.ac.id

Kuncoro, Mudrajat. 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah: Reformasi,

Perencanaan, Strategi dan Peluang. Penerbit Erlangga. Jakarta

Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Andi. Yogyakarta

Pakpahan, Rolan. “Pengaruh Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah

Terhadap Belanja Daerah Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Sumatera

Utara”, Univesritas Sumatera Utara, 2009

Permana, Deva Yoga “pengaruh pertumbuhan ekonomi, pendapatan asli daerah,

dana alokasi umum dan dana alokasi khusus terhadap pengalokasian

anggaran belanja modal”, 2013

Page 146: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

128

Prakosa, Kesit Bambang. 2004. “Analisis Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU)

dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Prediksi Belanja

Daerah”.JAAI Vol.6 No.2,p 101-118.

Purwanti. “ Pengaruh Dana Alokasi Umum, Bagi Hasil Pajak, Pajak Daerah Dan

Retribusi Daerah Terhadap PDRB: Studi Kasus Pada Pemerintahan

Daerah Keresidenan Kedu Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2000-2008”,

FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011

Peraturan Pemerintah Nomor 33 2004 tentang perimbangan keuangan antara

Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat, 2004

Rosadi, Dedi. 2012. “Ekonometrika dan Analisis Runtun Waktu Terapan dengan

Eviews: Aplikasi untuk Bidang Ekonomi, Bisnis, dan Keuangan”.

Yogyakarta: ANDI.

Samuelson, Paul. William Nordhaus. “Ilmu Makroekonomi”, Media Global

Edukasi: Jakarta, 2004

Sarwono, Edy “Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Pendapatan Lainnya

Yang Sah Dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap Belanja Daerah Pada

Kabupaten/Kota Se Indonesia Tahun Anggaran 2010-2011”.Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro.

Simanjuntak, L. F. Lestari, Ahmad Subeki dkk “Analysis Of Flypaper Effect In

General Allocation Fund And Regional Income To Regional Expenditure Of

Districts And Cities On South Sumatera”2013

Page 147: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

129

Sugiyono, Prof. “Statistik untuk Penelitian”, Alfabeta Bandung: Jawa Barat, 2007

Sukirno, Sadono. “Makro Ekonomi Modern: Perkembangan Pemikiran Dari

Klasik Hingga Keynessian Baru”, Rajawali Press: Jakarta, 1999

Sukirno, Sadono. “Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah dan Dasar

Kebijakan”, Edisi Kedua, Kencana: Jakarta, 2006

Suparmoko, M. “Ekonomi Public Untuk Keuangan Dan Pembangunan Daerah”,

Edisi Pertama, Andi Jogyakarta:Purwokerto, 2001

Undang-Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2009 tentang pajak Daerah

dan Retribusi Daerah

Usman, Hardius dan Nachrowi Djalal Nacrowi. 2002. “Penggunaan Teknik

Ekonometri: Pendekatan Populer dan Praktis Dilengkapi Teknik Analisis

dan Pengolahan Data dengan Menggunakan Paket Program SPSS”.

Jakarta: PT. RajaGrafindo.

Widarjono, Agus. 2010. “Analisis Statistika Multivariat Terapan”. Yogyakarta:

STIM YKPN.

Winarno, Wing Wahyu. 2011. “Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan

Eviews”. Yogyakarta: STIM YKPN

Page 148: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

130

Lampiran

Lampiran 1

Data (dalam Jutaan Rupiah)

Kab/Kota Tahun

Belanja

Modal Pajak Retribusi DAU

Pertumbuhan

Ekonomi

Kab. Bengkalis 2010 458317,0307 14131,5 6127 0 12,7

Kab. Bengkalis 2011 1173141,821 30510 30510 180413,024 9,38

Kab. Bengkalis 2012 1345269,948 35700 12905,6155 84768,625 -0,65

Kab. Bengkalis 2013 2066646,477 32260 24727,55 31862,241 -3,48

Kab. Bengkalis 2014 2154123,709 46260,5554 45002,924 60777,928 -3,5

Kab. Indragiri Hilir 2010 177705,2839 8017 18098,6672 363153 7,31

Kab. Indragiri Hilir 2011 321430,4249 9407 9407 573462,644 7,38

Kab. Indragiri Hilir 2012 412828,2537 11165,52 16906,4348 651878,979 7,91

Kab. Indragiri Hilir 2013 347392,884 11630,572 15391,421 773041,103 7,16

Kab. Indragiri Hilir 2014 519401,5779 19680,9717 16583,815 847860,75 6,92

Kab. Indragiri Hulu 2010 97387,10743 2435 8995,52274 220101,763 5,69

Kab. Indragiri Hulu 2011 123871,7841 8439 8439 437199,799 7,44

Kab. Indragiri Hulu 2012 254157,3974 6660 7751,878 487476,121 8,39

Kab. Indragiri Hulu 2013 467349,7486 9267,43426 12512,723 587933,543 6,21

Kab. Indragiri Hulu 2014 565890,472 12439,5718 13287,695 631168,431 5,62

Kab. Kampar 2010 187990,9485 9395,28451 18569,853 134527,917 3,03

Kab. Kampar 2011 440630,5098 11554,3878 11554,3878 440702,2305 6,19

Kab. Kampar 2012 307209,4965 24703,4002 9743,94224 569782,157 5,82

Kab. Kampar 2013 477922,7307 49123,2258 10391,2447 685859,4 6,25

Kab. Kampar 2014 580008,5914 51004,7858 8841,26885 742583,673 3,21

Kab. Kuantan

Singingi 2010 131545,278 3232,5 7842,92 248122,805 7,03

Kab. Kuantan

Singingi 2011 143160,4202 4055,75 4055,75 431274,589 7,33

Kab. Kuantan

Singingi 2012 226886,97 4380,75 13373,212 496776,188

5,93

Kab. Kuantan

Singingi 2013 304507,4965 6764,75 15162,012 569206,381 5,46

Kab. Kuantan

Singingi 2014 364621,4691 15146,4 19426,7542 618821,044 5,34

Kab. Pelalawan 2010 211168,2374 4445 3137,7 197159,001 6,71

Kab. Pelalawan 2011 333567,5694 5815 5815 363741,026 6,83

Kab. Pelalawan 2012 462889,1228 6333,5 4198,375 421047,701 3,02

Kab. Pelalawan 2013 557381,6119 19226,5 5715,5 491287,503 5,55

Page 149: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

131

Kab. Pelalawan 2014 788668,3625 29214,5 6001 536384,455 6,08

Kab. Rokan Hilir 2010 239687,2109 6085,38739 5572 0 -1,3

Kab. Rokan Hilir 2011 937677,427 8751,66744 8751,66744 186049,029 1,2

Kab. Rokan Hilir 2012 1092233,075 10616,0106 3454,3675 282513,158 3,65

Kab. Rokan Hilir 2013 1288421,688 26547 9618,9995 388866,199 2,49

Kab. Rokan Hilir 2014 1324727,985 26197 12536,444 413982,787 4,01

Kab. Rokan Hulu 2010 160875,4833 4610 4122 202101,992 4,75

Kab. Rokan Hulu 2011 190838,3438 4705,198 4705,198 375558,605 8,94

Kab. Rokan Hulu 2012 334911,8392 4850 4379,2 442557,164 6,12

Kab. Rokan Hulu 2013 426323,9765 10215 10348,7924 528854,782 5,93

Kab. Rokan Hulu 2014 528758,5904 16075 14757,1245 571522,21 6,78

Kab. Siak 2010 326626,8044 28289 15780,555 0 -8,81

Kab. Siak 2011 621350,2993 38789 38789 30912,561 -0,24

Kab. Siak 2012 713793,7804 26075 11091 167312,486 2,07

Kab. Siak 2013 723824,745 35435 9983,96425 272530,636 -2,56

Kab. Siak 2014 914043,0285 45130 14683,712 276181,935 -0,71

Kota Dumai 2010 149667,5768 9980 23981,3757 87732,997 4,1

Kota Dumai 2011 175785,5784 18258,4365 18258,4365 260185,1948 5,02

Kota Dumai 2012 158991,8146 21528,9454 38380,4496 299081,335 3,66

Kota Dumai 2013 320910,831 47562,4173 50059,6845 345090,262 3,72

Kota Dumai 2014 408171,494 50574,8637 53581,541 359840,493 3,53

Kota Pekanbaru 2010 237195,5758 100776,591 75049,677 280283,932 8,98

Kota Pekanbaru 2011 290448,6075 129236,371 129236,371 488849,55 9,56

Kota Pekanbaru 2012 286391,535 162072,582 61948,0558 622184,684 7,82

Kota Pekanbaru 2013 491672,5062 250347,452 83334,99 738107,469 5,73

Kota Pekanbaru 2014 882397,7568 407841,637 115652,829 809987,156 6,79

Kab. Meranti 2010 84309,83365 1644,44068 2329,87157 0 -0,73

Kab. Meranti 2011 297385,0795 3900 3900 240293,83 5,93

Kab. Meranti 2012 333874,6924 5205 3474 302110,63 6,7

Kab. Meranti 2013 519810,347 6121 3849,135 342000 4,05

Kab. Meranti 2014 582487,0607 7262 4832 371269,172 4,65

Page 150: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

132

Lampiran 1

Data Ln (Logaritma Natural)

Kab/Kota Tahun Belanja Modal Pajak Retribusi DAU Pertumbuhan

Ekonomi

Kab. Bengkalis 2010 5,661165996 4,150188263 3,78724788 0 12,7

Kab. Bengkalis 2011 6,069350517 4,484442208 4,484442208 5,256268 9,38

Kab. Bengkalis 2012 6,128809441 4,552668216 4,110778722 4,928235 -0,65

Kab. Bengkalis 2013 6,315266192 4,508664363 4,393181089 4,503276 -3,48

Kab. Bengkalis 2014 6,333270641 4,665210843 4,653240732 4,783746 -3,5

Kab. Indragiri Hilir 2010 5,249700341 3,904011884 4,257646594 5,56009 7,31

Kab. Indragiri Hilir 2011 5,507086982 3,973451144 3,973451144 5,758505 7,38

Kab. Indragiri Hilir 2012 5,615769412 4,047878954 4,228052034 5,814167 7,91

Kab. Indragiri Hilir 2013 5,540820918 4,065601074 4,187278718 5,888203 7,16

Kab. Indragiri Hilir 2014 5,715503265 4,294046536 4,219684444 5,928325 6,92

Kab. Indragiri Hulu 2010 4,988501467 3,386498966 3,954026406 5,342624 5,69

Kab. Indragiri Hulu 2011 5,092972393 3,926290987 3,926290987 5,64068 7,44

Kab. Indragiri Hulu 2012 5,405102755 3,823474229 3,889406929 5,687953 8,39

Kab. Indragiri Hulu 2013 5,669642013 3,966959514 4,09735183 5,769328 6,21

Kab. Indragiri Hulu 2014 5,752732382 4,094805432 4,123449651 5,800145 5,62

Kab. Kampar 2010 5,274136939 3,972909936 4,268808466 5,128812 3,03

Kab. Kampar 2011 5,644074565 4,06274694 4,06274694 5,644145 6,19

Kab. Kampar 2012 5,487434637 4,392756733 3,988734701 5,755709 5,82

Kab. Kampar 2013 5,679357687 4,691286878 4,01666757 5,836235 6,25

Kab. Kampar 2014 5,763434427 4,707610928 3,946514597 5,870745 3,21

Kab. Kuantan

Singingi 2010 5,119075263 3,509538534 3,894477785 5,394667 7,03

Kab. Kuantan

Singingi 2011 5,155822965 3,608071177 3,608071177 5,634754 7,33

Kab. Kuantan

Singingi 2012 5,355809555 3,64154847 4,126235729 5,696161 5,93

Kab. Kuantan

Singingi 2013 5,483597989 3,830251751 4,180756836 5,75527 5,46

Kab. Kuantan

Singingi 2014 5,561842237 4,180309422 4,288400244 5,791565 5,34

Kab. Pelalawan 2010 5,324628595 3,647871765 3,496611418 5,294817 6,71

Kab. Pelalawan 2011 5,52318382 3,764549719 3,764549719 5,560792 6,83

Kab. Pelalawan 2012 5,665476976 3,801643775 3,623081227 5,624331 3,02

Kab. Pelalawan 2013 5,746152637 4,283900232 3,757054229 5,691336 5,55

Kab. Pelalawan 2014 5,896894419 4,465598458 3,778223627 5,729476 6,08

Kab. Rokan Hilir 2010 5,379644862 3,78428823 3,746011108 0 -1,3

Page 151: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

133

Kab. Rokan Hilir 2011 5,972053461 3,942090806 3,942090806 5,269627 1,2

Kab. Rokan Hilir 2012 6,038315324 4,025961345 3,538368539 5,451039 3,65

Kab. Rokan Hilir 2013 6,110058027 4,42401545 3,983129902 5,5898 2,49

Kab. Rokan Hilir 2014 6,122126711 4,41825156 4,098174365 5,616982 4,01

Kab. Rokan Hulu 2010 5,206489865 3,663700925 3,615107987 5,305571 4,75

Kab. Rokan Hulu 2011 5,280665639 3,672577904 3,672577904 5,574678 8,94

Kab. Rokan Hulu 2012 5,5249305 3,685741739 3,64139478 5,645969 6,12

Kab. Rokan Hulu 2013 5,629739758 4,009238371 4,014889675 5,723336 5,93

Kab. Rokan Hulu 2014 5,723257436 4,206150982 4,169001743 5,757033 6,78

Kab. Siak 2010 5,514051822 4,451617596 4,198122273 0 -8,81

Kab. Siak 2011 5,793336512 4,588708583 4,588708583 4,490135 -0,24

Kab. Siak 2012 5,853572759 4,416224317 4,044970705 5,223528 2,07

Kab. Siak 2013 5,859633426 4,549432437 3,999303017 5,435415 -2,56

Kab. Siak 2014 5,960966641 4,654465334 4,166835858 5,441195 -0,71

Kota Dumai 2010 5,175127727 3,999130541 4,379874093 4,943163 4,1

Kota Dumai 2011 5,244983242 4,261463585 4,261463585 5,415283 5,02

Kota Dumai 2012 5,201374766 4,333022757 4,584110058 5,475789 3,66

Kota Dumai 2013 5,506384375 4,677263919 4,699488108 5,537933 3,72

Kota Dumai 2014 5,610842671 4,703934721 4,7290152 5,55611 3,53

Kota Pekanbaru 2010 5,375106584 5,003359664 4,875348828 5,447598 8,98

Kota Pekanbaru 2011 5,463069299 5,111384755 5,111384755 5,689175 9,56

Kota Pekanbaru 2012 5,456960177 5,209709551 4,792027681 5,793919 7,82

Kota Pekanbaru 2013 5,691675924 5,398543176 4,920827388 5,86812 5,73

Kota Pekanbaru 2014 5,945664395 5,610491562 5,06315626 5,908478 6,79

Kab. Meranti 2010 4,925878232 3,216018211 3,367331983 0 -0,73

Kab. Meranti 2011 5,473319175 3,591064607 3,591064607 5,380743 5,93

Kab. Meranti 2012 5,523583501 3,716420734 3,540829814 5,480166 6,7

Kab. Meranti 2013 5,71584492 3,786822379 3,585363143 5,534026 4,05

Kab. Meranti 2014 5,765286282 3,861056245 3,684126926 5,569689 4,65

Lampiran 2

Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: FIXED

Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 17.119308 (11,44) 0.0000

Cross-section Chi-square 99.833600 11 0.0000

Page 152: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

134

Cross-section fixed effects test equation:

Dependent Variable: BELANJA_MODAL

Method: Panel Least Squares

Date: 04/09/16 Time: 20:09

Sample: 2010 2014

Periods included: 5

Cross-sections included: 12

Total panel (balanced) observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 4.882297 0.318291 15.33911 0.0000

PERTUMBUHAN_EKONOMI -0.029355 0.009274 -3.165123 0.0025

DAU 0.055181 0.024489 2.253285 0.0282

PAJAK 0.556421 0.105617 5.268275 0.0000

RETRIBUSI -0.430942 0.126683 -3.401731 0.0013 R-squared 0.476579 Mean dependent var 5.596176

Adjusted R-squared 0.438512 S.D. dependent var 0.317738

S.E. of regression 0.238089 Akaike info criterion 0.047313

Sum squared resid 3.117756 Schwarz criterion 0.221841

Log likelihood 3.580621 Hannan-Quinn criter. 0.115580

F-statistic 12.51951 Durbin-Watson stat 1.044859

Prob(F-statistic) 0.000000

Lampiran 3

Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: RANDOM

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 33.868772 4 0.0000

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. PERTUMBUHAN_EKONOMI -0.007349 -0.016713 0.000005 0.0001

DAU 0.071038 0.078416 0.000025 0.1372

PAJAK 0.570897 0.530125 0.001312 0.2603

RETRIBUSI 0.063530 -0.156111 0.002478 0.0000

Page 153: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

135

Cross-section random effects test equation:

Dependent Variable: BELANJA_MODAL

Method: Panel Least Squares

Date: 04/09/16 Time: 20:09

Sample: 2010 2014

Periods included: 5

Cross-sections included: 12

Total panel (balanced) observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2.612421 0.392608 6.654023 0.0000

PERTUMBUHAN_EKONOMI -0.007349 0.006179 -1.189292 0.2407

DAU 0.071038 0.014262 4.981076 0.0000

PAJAK 0.570897 0.079894 7.145725 0.0000

RETRIBUSI 0.063530 0.100899 0.629637 0.5322 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.900864 Mean dependent var 5.596176

Adjusted R-squared 0.867068 S.D. dependent var 0.317738

S.E. of regression 0.115847 Akaike info criterion -1.249914

Sum squared resid 0.590503 Schwarz criterion -0.691422

Log likelihood 53.49742 Hannan-Quinn criter. -1.031457

F-statistic 26.65567 Durbin-Watson stat 1.901831

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 154: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

136

Lampiran 4

Uji Normalitas

0

2

4

6

8

10

12

-0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2

Series: Standardized Residuals

Sample 2010 2014

Observations 60

Mean 9.25e-19

Median -0.014828

Maximum 0.256514

Minimum -0.327555

Std. Dev. 0.100043

Skewness -0.083879

Kurtosis 4.021581

Jarque-Bera 2.679428

Probability 0.261921

Lampiran 5

Uji Multikolinieritas

PERTUMBUHAN_EKONOMI DAU PAJAK RETRIBUSI

PERTUMBUHAN_EKONOMI 1.000000 0.405146 -0.096369 -0.001722

DAU 0.405146 1.000000 0.164274 0.192625

PAJAK -0.096369 0.164274 1.000000 0.796997

RETRIBUSI -0.001722 0.192625 0.796997 1.000000

Page 155: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

137

Lampiran 6

Uji Park

Dependent Variable: LOG(RES2)

Method: Panel Least Squares

Date: 04/09/16 Time: 20:05

Sample: 2010 2014

Periods included: 5

Cross-sections included: 12

Total panel (balanced) observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -6.322516 3.237049 -1.953173 0.0559

PERTUMBUHAN_EKONOMI -0.054136 0.094322 -0.573949 0.5683

DAU -0.272275 0.249055 -1.093235 0.2791

PAJAK -0.502630 1.074140 -0.467937 0.6417

RETRIBUSI 1.401509 1.288381 1.087807 0.2814 R-squared 0.060881 Mean dependent var -4.345199

Adjusted R-squared -0.007419 S.D. dependent var 2.412459

S.E. of regression 2.421392 Akaike info criterion 4.686217

Sum squared resid 322.4726 Schwarz criterion 4.860746

Log likelihood -135.5865 Hannan-Quinn criter. 4.754485

F-statistic 0.891375 Durbin-Watson stat 1.817291

Prob(F-statistic) 0.475356

Lampiran 7

Uji Glejser

Dependent Variable: RESABS

Method: Panel Least Squares

Date: 04/09/16 Time: 20:05

Sample: 2010 2014

Periods included: 5

Cross-sections included: 12

Total panel (balanced) observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.684352 1.276930 0.535936 0.5942

PERTUMBUHAN_EKONOMI 0.041159 0.037207 1.106193 0.2735

DAU -0.068186 0.098245 -0.694040 0.4906

PAJAK 0.491057 0.423720 1.158920 0.2515

Page 156: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

138

RETRIBUSI -0.390298 0.508232 -0.767953 0.4458 R-squared 0.039180 Mean dependent var 0.984235

Adjusted R-squared -0.030698 S.D. dependent var 0.940843

S.E. of regression 0.955175 Akaike info criterion 2.825810

Sum squared resid 50.17973 Schwarz criterion 3.000339

Log likelihood -79.77431 Hannan-Quinn criter. 2.894078

F-statistic 0.560691 Durbin-Watson stat 2.001548

Prob(F-statistic) 0.692129

Lampiran 8

Fixed Effect Model

Dependent Variable: BELANJA_MODAL

Method: Panel Least Squares

Date: 04/09/16 Time: 20:03

Sample: 2010 2014

Periods included: 5

Cross-sections included: 12

Total panel (balanced) observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2.612421 0.392608 6.654023 0.0000

PERTUMBUHAN_EKONOMI -0.007349 0.006179 -1.189292 0.2407

DAU 0.071038 0.014262 4.981076 0.0000

PAJAK 0.570897 0.079894 7.145725 0.0000

RETRIBUSI 0.063530 0.100899 0.629637 0.5322 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.900864 Mean dependent var 5.596176

Adjusted R-squared 0.867068 S.D. dependent var 0.317738

S.E. of regression 0.115847 Akaike info criterion -1.249914

Sum squared resid 0.590503 Schwarz criterion -0.691422

Log likelihood 53.49742 Hannan-Quinn criter. -1.031457

F-statistic 26.65567 Durbin-Watson stat 1.901831

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 157: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

139

Lampiran 9

Pooled Least Squared

Dependent Variable: BELANJA_MODAL

Method: Panel Least Squares

Date: 04/09/16 Time: 20:02

Sample: 2010 2014

Periods included: 5

Cross-sections included: 12

Total panel (balanced) observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 4.882297 0.318291 15.33911 0.0000

PERTUMBUHAN_EKONOMI -0.029355 0.009274 -3.165123 0.0025

DAU 0.055181 0.024489 2.253285 0.0282

PAJAK 0.556421 0.105617 5.268275 0.0000

RETRIBUSI -0.430942 0.126683 -3.401731 0.0013 R-squared 0.476579 Mean dependent var 5.596176

Adjusted R-squared 0.438512 S.D. dependent var 0.317738

S.E. of regression 0.238089 Akaike info criterion 0.047313

Sum squared resid 3.117756 Schwarz criterion 0.221841

Log likelihood 3.580621 Hannan-Quinn criter. 0.115580

F-statistic 12.51951 Durbin-Watson stat 1.044859

Prob(F-statistic) 0.000000

Lampiran 10

Random Effect Model

Dependent Variable: BELANJA_MODAL

Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)

Date: 04/09/16 Time: 20:03

Sample: 2010 2014

Periods included: 5

Cross-sections included: 12

Total panel (balanced) observations: 60

Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 3.688329 0.298269 12.36578 0.0000

PERTUMBUHAN_EKONOMI -0.016713 0.005723 -2.920424 0.0051

DAU 0.078416 0.013370 5.865001 0.0000

Page 158: PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38564/1/DIAN PRATIWI... · pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

140

PAJAK 0.530125 0.071211 7.444465 0.0000

RETRIBUSI -0.156111 0.087762 -1.778796 0.0808 Effects Specification

S.D. Rho Cross-section random 0.134520 0.5742

Idiosyncratic random 0.115847 0.4258 Weighted Statistics R-squared 0.652852 Mean dependent var 2.011273

Adjusted R-squared 0.627605 S.D. dependent var 0.235817

S.E. of regression 0.143906 Sum squared resid 1.138984

F-statistic 25.85844 Durbin-Watson stat 1.243775

Prob(F-statistic) 0.000000

Lampiran 10

Cross-section effect

1 Kab. Bengkalis 0.408285

2 Kab. Indragiri Hilir -0.025285

3 Kab. Indragiri Hulu -0.028865

4 Kab. Kampar -0.157836

5 Kab. Kuantan Singingi -0.031659

6 Kab. Pelalawan 0.150410

7 Kab. Rokan Hilir 0.418448

8 Kab. Rokan Hulu 0.071122

9 Kab. Siak 0.022130

10 Kota Dumai -0.414738

11 Kota Pekanbaru -0.698019

12 Kab. Meranti 0.286007