pengaruh pertambangan terhadap perekonomian di indonesia

9
SISTEM EKONOMI DENGAN PERKEMBANGAN INDUSTRI PERTAMBANGAN Sistem ekonomi merupakan perpaduan dari aturan–aturan atau cara– cara yang menjadi satu kesatuan dan digunakan untuk mencapai tujuan dalam perekonomian. Suatu sistem dapat diibaratkan seperti lingkaran-lingkaran kecil yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Di dunia ini terdapat berbagai macam sistem ekonomi yang diterapkan oleh Negara. Sitem ekonomi tersebut antara lain : 1. Sistem ekonomi tradisonal 2. Sistem ekonomi pasar (Liberal/Bebas/Kapitalis) 3. Sistem ekonomi komando(Terpusat/Etatisme/Sosialis/Komunis) 4. Sistem ekonomi campuran 5.Sistem Ekonomi Pancasila/Demokrasi (Khusus Indonesia) Ekonomi Indonesia menyesuaikan pandangan dengan masyarakat yang ada di Indonesia, sehingga dirumuskannya sistem ekonomi yang berbasis pada Pancasila dan UUD 45, dimana dalam Pancasila tersebut manusia mencari keseimbangan antara hidup sebagai pribadi, dan hidup sebagai anggota masyarakat. Ekonomi Pancasila

Upload: adi-putera-garusu

Post on 11-Nov-2015

251 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

rangkuman

TRANSCRIPT

SISTEM EKONOMI DENGAN PERKEMBANGAN INDUSTRI PERTAMBANGAN

Sistem ekonomi merupakan perpaduan dari aturanaturan atau caracara yang menjadi satu kesatuan dan digunakan untuk mencapai tujuan dalam perekonomian. Suatu sistem dapat diibaratkan seperti lingkaran-lingkaran kecil yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Di dunia ini terdapat berbagai macam sistem ekonomi yang diterapkan oleh Negara. Sitem ekonomi tersebut antara lain :1. Sistem ekonomi tradisonal 2. Sistem ekonomi pasar (Liberal/Bebas/Kapitalis) 3. Sistem ekonomi komando(Terpusat/Etatisme/Sosialis/Komunis) 4. Sistem ekonomi campuran 5.Sistem Ekonomi Pancasila/Demokrasi (Khusus Indonesia) Ekonomi Indonesia menyesuaikan pandangan dengan masyarakat yang ada di Indonesia, sehingga dirumuskannya sistem ekonomi yang berbasis pada Pancasila dan UUD 45, dimana dalam Pancasila tersebut manusia mencari keseimbangan antara hidup sebagai pribadi, dan hidup sebagai anggota masyarakat. Ekonomi Pancasila ini mendasarkan titik tengah antara perekonomian barat dan perekonomian timur. Terdapat dalam ciri-ciri dasar perekonomian menurut Pancasila yang tercantum pada Pasal 27 dan 34 UUD 1945. Penerapam Sistem ekonomi Pancasila di Indonesia saat ini sangatlah jauh dari sistem ekonomi pancasila, kenyataan yang didapatkan adalah praktek kapitalisme atau mungkin bisa disebut dengan neo liberalism lah yang banyak bermain. Ekonomi Pancasila Bicara Ekonomi Pancasila rasanya menjadi "anomi" saat ini, Anda seperti tampil dengan kaos oblong di tengah hiruk-pikuk pesta dengan pakaian gemerlap. Terminologi ini menjadi kurang populer sebab tidak lagi senapas dengan arus utama (mainstream) pemikiran ekonomi nasional saat ini yang secara telanjang menganut paham liberal. Secara teori, Ekonomi Pancasila Peranan Pancasila dalam Perekonomian Indonesia 12 didefinisikan sebagai sistem ekonomi yang dijiwai ideologi Pancasila, merupakan usaha bersama yang berasaskan kekeluargaan dan kegotongroyongan nasional.

1. Pengertian Sistem Ekonomi PancasilaEkonomi pancasila merupakan ilmu ekonomi kelembagaan (instructional economics) yang menjunjung tinggi nilai-nilai kelembagaan Pancasila sebagai ideologi Negara yang kelima silanya, secara utuh maupun sendiri-sendiri, menjadi rujukan setiap orang Indonesia. Jika Pancasila mengandung 5 asas, maka semua substansi sila Pancasila (1) etika, (2) kemanusiaan, (3) nasionalisme, (4) kerakyatan/demokrasi, dan (5) keadilan sosial, harus di pertimbangkan dalam model ekonomi yang disusun. Kalau sila pertama dan kedua adalah dasarnya, sedangkan sila ketiga dan keempat sebagai caranya, maka sila kelima Pancasila adalah tujuan dari Ekonomi Pancasila.Sistem Ekonomi Pancasila berisi aturan main kehidupan ekonomi yang mengacu pada ideologi bangsa Indonesia, yaitu Pancasila. Dalam sistem Ekonomi Pancasila, pemerintah dan masyarakat memihak pada (kepentingan) ekonomi rakyat sehingga terwujud kemakmuran dan kesejahteraan. Inilah sistem ekonomi kerakyatan yang demokratis yang melibatkan semua orang dalam proses produksi dan hasilnya dinikmati oleh semua warga masyarakat.Aturan main sistem ekonomi Pancasila yang lebih ditekankan pada sila ke 4 (Kerakyatan yang dipimpin olek hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan perwakilan) menjadi slogan baru yang di perjuangkan sejak reformasi. Melalui gerakan reformasi banyak kalangan terhadap hukum dan moral dapat dijadikan landasan pikir dan landasan kerja. Sistem ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang memihak pada dan melindungi kepentingan ekonomi rakyat. Sistem ekonomi kerakyatan adalah sub-sistem dari ekonomi Pancasila, yang diharapkan mampu meredam akses kehidupan ekonomi yang liberal.

2.Ciri-Ciri Sistem Ekonomi PancasilaDari berbagai penelusuran dan pengalaman di lapangan maka Sistem Ekonomi Pancasila adalah sistem ekonomi yang mengandung nilai-nilai strategis budaya bangsa yaitu kekeluargaan dan kemandirian sebagai ciri strategis budaya bangsa. Karena itu cirinya yaitu merupakan sistem ekonomi Pancasila bertujuan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Dalam sebuah sistem maka tujuan harus menjadi ciri utama dari gerak dan arah sistem tersebut. Untuk itu, penjelasan pasal 33 menyebutkan bahwa tujuan ekonomi Pancasila adalah kemakmuran masyarakat diutamakan, bukan orang per seorang dan menggunakan mekanisme pasar yang berkeadilan. Ini merupakan realisasi dari pasal 33 ayat 1&3. Dalam mekanisme ini ditentukan di mana peran negara dan di mana peran pasar. Karena itu, dalam mekanisme pasar berkeadilan, pertama-tama biarlah pasar berjalan seefektif mungkin dengan persaingan sehat. Apabila pasar mengalami kegagalan karena suatu kegiatan ekonomi tidak menguntungkan tetapi dibutuhkan rakyat atau ada sekelompok besar pelaku ekonomi yang tidak mampu bersaing dalam pasar karena terbatasnya sumber daya ekonomi yang dimilikinya, maka pemerintah berkewajiban melakukan peranan aktif untuk kepentingan rakyat banyak, serta perencanaan strategis ekonomi nasional. Ini adalah tafsir dari bunyi pasal 33 UUD-45 ayat 1 yang mengatakan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Artinya, negara secara sadar menyusun perekonomian secara nasional untuk menghasilkan blue print ekonomi yang akan menjadi petunjuk arah dan pola kebijakan bagi penyelenggaraan serta alat ukur sekaligus jaminan bagi keikutsertaan seluruh rakyat dalam proses produksi bagi tercapainya kesejahteraan rakyat. Dalam perencanaan strategis ekonomi nasional tersebut akan ditetapkan distribusi sumberdaya alam yang dapat dilakukan hanya melalui mekanisme pasar yang sehat atau melalui mekanisme pasar yang diintervensi pemerintah karena kegagalan pasar. Proses perencanaan strategis tersebut dilaksanakan melalui pembahasan dan persetujuan bersama antara Pemerintah dan DPR. Selanjutnya persetujuan tersebut dikukuhkan dalam bentuk peraturan perundang-undangan. Pada masa Orde Baru perencanaan tersebut tercantum pada Tap MPR tentang GBHN dan UU tentang RAPBN.

3. Pandangan Sistem Ekonomi Pancasila Terhadap PertambanganSeperti yang telah dinyatakan sebelumnya, jika Bangsa Indonesia benar-benar menerapkan Sistem ekonomi Pancasila sebagai satu-satunya sistem ekonomi yang berlaku di Indonesia, maka pastilah kondisi perekonomian bangsa ini tidak carut marut seperti saat ini. Karena telah jelas disebutkan bahwa di dalam sistem ekonomi pancasila, tidak membenarkan adanya dominasi kesejahteraan sosial ekonomi hanya pada salah satu kelompok saja, akan tetapi lebih bersifat menyeluruh. Dan begitu pula dengan hak-hak masyarakat akan kepemilikan usaha yang bersifat pribadi tidak dilarang keberadaannya. Dan adapun berkaitan dengan kekayaan alam yang sepenuhnya dimiliki oleh Negara tidak serta merta menghapuskan hak masyarakat untuk turut serta mengelolahnya. Kasus yang terjadi di tanah Papua membuktikan bahwa sebagai ideologi, Pancasila hanya dianggap sebagai lambang idial semata. Pancasila berfungsi sebagai norma-norma tertulis yang tidak di implementasikan ke dalam kehidupan bernegara. Hak-hak masyarakat untuk memperoleh kesejahteraan yang di jamin oleh sila kelima Pancasila dirampas oleh sekelompok orang yang tergabung dalam sebuah perusahaan bernama Freeport.Sebagai perusahaan asing, freeport telah banyak mendapatkan perlakuan istimewa dari pemerintahan Indonesia bahkan sejak era Orde Baru. Hampir tigapuluh tahun lamanya kegiatan gelap yang berkaitan dengan kelanggengan proses produksi, yang dilakukan oleh perusahaan ini tertutup oleh kerahasiaan yang super ketat. Hingga pada akhirnya timbul gejolak antara masyarakat papua yang tidak puas dengan adanya kegiatan pertambangan ini dengan aparat yang dibayar oleh perusahaan emas terbesar di dunia tersebut. Freeport adalah mining industry yang berpusat di Amerika serikat. Bergerak dalam pertambangan emas dan tembaga yang tergolong dalam logam-logam mulia yang bernilai tinggi. Berdiri di Indonesia sejak tahun 1971 menjadikan perusahaan ini harus lebih dekat dengan pemerintahan yang sedang memimpin. Dari permukaan memang Indonesia diuntungkan dengan adanya pajak dari Perusahaan tambang ini. Akan tetapi jika dilihat lebih mendalam ternyata Indonesia justru dirugikan dengan adanya perusahaan Freeport. Menurut perhitungan Freeport sendiri, penambangan mereka dapat menghasilkan limbah/bahan buangan sebesar kira-kira 6 miliar ton, dan limbah tersebut telah dibuang ke dataran pegunungan dan sungai-sungai yang biasanya dimanfaatkan penduduk sekitar untuk mencari penghasilan. Fakta juga membuktikan bahwa adanya larangan terhadap warga sekitar yang mengolah limbah perusahaan Freeport demi mencari sisa-sisa emas yang ada oleh pihak perusahaan.DAFTAR PUSTAKADrs, Kansil:C.ST,S.H.1990. Hidup Berbangsa dan Bernegara. Jakarta:Erlangga.

Drs. Kansil, C.S.T,S.H. 1996. Pancasila. Jakarta: Sinar Garfika.

Keen, Steve, 2001. Debunking Economics : the naked emperor of the social science. Annandale NSW, Pluto Press Australia Limited.

Mubyarto & Daniel W. Bromley. 2002. A Development Alternative for Indonesia. Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.

Mubyarto, 2002. Ekonomi Pancasila. Yogyakarta, BPFE-UGM.

Radius Prawiro, 1998. Pergulatan Indonesia Membangun Ekonomi: Pragmatisme dalam Aksi. Jakarta, Elex.

Stiglitz, Joseph E., 2002. Globalization and Its Discontents. New York, W.W. Norton & Company, Inc