pengaruh persepsi konsumen terhadap keputusan pembelian

13
Pengaruh Persepsi Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian yang dijual, dan apa yang mereka berikan pada masyarakat lebih baik daripada pesaingnya. Tanggapan konsumen merupakan sebuah alat penguji untuk sebuah strategi pemasaran perusahaan. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai konsumen harus dimasukkan dalam setiap strategi pemasaran. Data mengenai konsumen dapat membantu perusahaan menentukan pasar dan mengidentifikasi tantangan dan kesempatan, serta memastikan bahwa produknya dapat terus bertahan dalam pasar. Salah satu ukuran keberhasilan suatu usaha adalah bagaimana persepsi konsumen dapat meningkatan kepercayaan terhadap suatu produk sehingga mereka mempunyai keinginan membeli yang sangat besar terhadap produk tersebut. Hal ini dapat diketahui dengan melakukan penilaian persepsi konsumen. Hasil penilaian dapat diukur dengan membandingakan data yang ada dilapangan. Bagi perusahaan hasil penilaian persepsi konsumen sangat penting peranannya dalam pengambilan keputusan berbagai hal terutama dalam hal ini yaitu tentang keputusan pembelian suatu produk atau barang. Konsumen secara selektif memilih stimuli mana yang akan diterima dan menjadikan stimuli tersebut sebagai dasar psikologi utama. Penginterpretasian stimuli juga berbeda-beda pada masing-masing individu. Penginterpretasian stimuli juga berbeda- beda pada masing-masing individu. Proses tersebut terjadi sejak konsumen menangkap stimuli tersebut pertama kali. Penilaian oleh konsumen biasanya dipengaruhi oleh pengalaman maupun referensi yang dimiliki konsumen. Sehingga pengalaman sebelumnya berperan sebagai dasar acuan atau pertimbangan. Orang tidak menerima berbagai stimuli yang mereka pilih dari lingkungan sebagai sensasi yang terpisah, tetapi mereka cenderung mengelompokkannya menjadi kelompok-kelompok dan merasakannya sebagai satu keseluruhan. Proses tersebut terjadi sejak konsumen menangkap stimuli tersebut pertama kali. Persepsi konsumen terhadap suatu produk akan menjadi pertimbangan konsumen dalam menentukan pilihan produk mana yang akan dibeli. Jika persepsi tersebut tinggi maka konsumen akan tertarik dan mengevaluasi masukan-masukan informasi yang mereka dapat mengenai barang tersebut untuk kemudian membelinya. Untuk menghasilkan persepsi yang tepat bagi konsumen, perusahaan hendaknya memperhatikan kriteria evaluasi kualitas produk atau jasa yang ditawarkan dengan cara terus menerus, karena orang akan melupakan banyak hal yang mereka pelajari namun cenderung akan mengingat informasi yang mendukung pandangan dan keyakinan mereka untuk membeli produk tesebut.

Upload: soe-nand-ar

Post on 27-Oct-2015

106 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ekonomi

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Persepsi Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian

Pengaruh Persepsi Konsumen Terhadap Keputusan Pembelianyang dijual, dan apa yang mereka berikan pada masyarakat lebih baik daripada pesaingnya.

Tanggapan konsumen merupakan sebuah alat penguji untuk sebuah strategi pemasaran

perusahaan. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai konsumen harus dimasukkan dalam setiap

strategi pemasaran. Data mengenai konsumen dapat membantu perusahaan menentukan pasar

dan mengidentifikasi tantangan dan kesempatan, serta memastikan bahwa produknya dapat terus

bertahan dalam pasar. 

Salah satu ukuran keberhasilan suatu usaha adalah bagaimana persepsi konsumen dapat

meningkatan kepercayaan terhadap suatu produk sehingga mereka mempunyai keinginan

membeli yang sangat besar terhadap produk tersebut. Hal ini dapat diketahui dengan melakukan

penilaian persepsi konsumen. Hasil penilaian dapat diukur dengan membandingakan data yang

ada dilapangan. Bagi perusahaan hasil penilaian persepsi konsumen sangat penting peranannya

dalam pengambilan keputusan berbagai hal terutama dalam hal ini yaitu tentang keputusan

pembelian suatu produk atau barang.

Konsumen secara selektif memilih stimuli mana yang akan diterima dan menjadikan stimuli

tersebut sebagai dasar psikologi utama. Penginterpretasian stimuli juga berbeda-beda pada

masing-masing individu. Penginterpretasian stimuli juga berbeda-beda pada masing-masing

individu. Proses tersebut terjadi sejak konsumen menangkap stimuli tersebut pertama kali.

Penilaian oleh konsumen biasanya dipengaruhi oleh pengalaman maupun referensi yang dimiliki

konsumen. Sehingga pengalaman sebelumnya berperan sebagai dasar acuan atau pertimbangan.

Orang tidak menerima berbagai stimuli yang mereka pilih dari lingkungan sebagai sensasi yang

terpisah, tetapi mereka cenderung mengelompokkannya menjadi kelompok-kelompok dan

merasakannya sebagai satu keseluruhan. Proses tersebut terjadi sejak konsumen menangkap

stimuli tersebut pertama kali.

Persepsi konsumen terhadap suatu produk akan menjadi pertimbangan konsumen dalam

menentukan pilihan produk mana yang akan dibeli. Jika persepsi tersebut tinggi maka konsumen

akan tertarik dan mengevaluasi masukan-masukan informasi yang mereka dapat mengenai barang

tersebut untuk kemudian membelinya. Untuk menghasilkan persepsi yang tepat bagi konsumen,

perusahaan hendaknya memperhatikan kriteria evaluasi kualitas produk atau jasa yang ditawarkan

dengan cara terus menerus, karena orang akan melupakan banyak hal yang mereka pelajari

namun cenderung akan mengingat informasi yang mendukung pandangan dan keyakinan mereka

untuk membeli produk tesebut. 

2.1.2 Prinsif Dasar Pengelompokan Persepsi

Schiffman dan Kanuk (2004 : 253), ada tiga prinsip paling dasar mengenai pengelompokkan

Page 2: Pengaruh Persepsi Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian

persepsi yaitu:

1. Figur dan Dasar.

Stimuli yang kontras dengan lingkungan akan cenderung lebih diperhatikan. Orang cenderung

untuk mengorganisasikan persepsi mereka ke dalam hubungan figur dan dasar. Para pemasang

iklan harus merencanakan iklan dengan teliti untuk memastikan agar stimuli yang mereka

harapkan mendapat perhatian menjadi diperhatikan, dipandang sebagai figur dan bukan sebagai

dasar, karena figur lebih menonjol dari pada dasar. Sehingga jangan sampai latar belakang iklan

mengurangi arti produk,yang bisa menyebabkan stimuli tidak bekerja maksimal.

2. Pengelompokkan.

Individu cenderung mengelompokkan stimuli, sehingga stimuli tersebut membentuk gambar atau

kesan yang menyatu. Persepsi mengenai stimuli sebagai kelompok-kelompok atau potongan-

potongan informasi lebih mempermudah ingatan untuk mengingat kembali. Pengelompokkan

dapat digunakan secara menguntungkan oleh para pemasar untuk menyatakan secara tidak

langsung arti-arti tertentu yang diinginkan terkait dengan produk mereka. Contoh, sebuah iklan

rokok dapat mempertunjukkan seorang pria yang berpenampilan menarik berkumpul dengan

teman-temannya dalam suatu pesta yang mewah, sambil menghisap rokok tersebut. Maka

keseluruhan suasana yang secara tidak langsung dinyatakan oleh pengelompokkan stimuli

menyebabkan konsumen menghubungkan, bahwa menghisap rokok tersebut identik dengan

suasana santai dan kesan mewah (prestisius)

3. Penyelesaian.

Kebutuhan akan penyelesaian mempunyai beberapa implikasi menarik bagi para pemasar.

Penyajian pesan iklan yang tidak lengkap, “meminta” untuk dilengkapi oleh para konsumen. Dan

tindakan melengkapi itu sendiri membantu untuk melibatkan mereka lebih dalam pada pesan itu.

Itulah sebabnya banyak pemasang iklan dengan sengaja meminta keikutsertaan penonton pada

iklan-iklan mereka. Sehingga orang yang melihat iklan tersebut menjadi penasaran dan tertarik

mencoba produk tersebut. 

Bagaimana dekatnya interpretasi seseorang atas realitas tergantung pada kejelasan stimuli,

pengalaman masa lalu orang yang menerimanya, dan motif serta minatnya pada saat memperoleh

persepsi terhadap suatu informasi mengenai produk atau barang yang akan dibeli.

2.1.3 Dimensi Persepsi

Mengacu pada pendapat Assael (2001: 256), dimensi persepsi dibagi menjadi tujuh, yaitu:

1. Kinerja

Melibatkan berbagai karakteristik operasional utama, misalnya karakteristik operasional mobil

adalah kecepatan, akselerasi, sistem kemudi dan kenyamanan. Pelanggan mempunyai sikap yang

Page 3: Pengaruh Persepsi Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian

berbeda dalam menilai atribut-atribut kinerja tersebut karena faktor kepentingan pelanggan

berbeda satu sama lain.

2. Pelayanan

Mencerminkan kemampuan toko dalam memberikan pelayanan kepada konsumen terkait dengan

produk yang dipasarkan. Semakin baik pelayanan yang diberikan toko kepada konsumen, semakin

baik pula penilaian konsumen terhadap image toko itu.

3. Ketahanan

Mencerminkan daya tahan produk tersebut, apakah produk tersebut tahan lama atau tidak.

Konsumen akan merasa nyaman dalam membeli suatu produk apabila produk tersebut telah

benar-benar teruji dan tahan lama.

4. Keandalan

Konsistensi dari kinerja yang dihasilkan suatu produk dari satu pembelian ke pembelian

berikutnya. Jika konsumen melakukan pembelian suatu produk, kemudian melakukan pembelian

berulang terhadap produk tersebut dan merasakan kepuasan yang sama atas kinerja produk itu,

maka produk itu dikatakan mempunyai keandalan.

5. Karakteristik produk

Fitur-fitur yang terdapat pada suatu produk yang dapat membedakannya dari produk pesaingnya,

dan fitur tersebut bisa menjadi nilai lebih di mata konsumen. Misalnya, Yamaha Mio memiliki mesin

dengan kapitas 115 cc yang tidak dimiliki motor lain, sehingga akan memberikan nilai lebih produk

itu bagi konsumen.

6. Kesesuaian dengan spesifikasi

Merupakan pandangan mengenai kualitas proses manufaktur sesuai dengan spesifikasi yang telah

ditentukan dan teruji. Konsumen akan merasa dibohongi apabila produk yang mereka gunakan

tidak sesuai dengan spesifikasi kualitas yang ditawarkan perusahaan, sehingga akan memberikan

penilaian yang buruk badi produk tersebut.

7. Hasil

Mengarah pada kualitas yang dirasakan yang melibatkan enam dimensi sebelumnya. Jika

perusahaan tidak dapat menghasilkan “hasil akhir” produk yang baik maka kemungkinan produk

tersebut tidak akan mempunyai atribut kualitas lain yang penting yang dapat menarik perhatian

konsumen.

Persepsi konsumen terhadap suatu produk akan menjadi pertimbangan konsumen dalam

menentukan pilihan produk mana yang akan dibeli. Jika persepsi tersebut tinggi maka konsumen

akan tertarik untuk membeli produk tersebut. Untuk menghasilkan persepsi yang tepat bagi

konsumen, perusahaan hendaknya memperhatikan kriteria evaluasi kualitas produk atau jasa yang

Page 4: Pengaruh Persepsi Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian

ditawarkan. Contoh, dalam membeli rokok, konsumen memperhatikan faktor-faktor seperti rasa,

aroma, harga, distribusi produk , iklan serta kemasan.

2.1.4 Proses Persepsi

Menurtu Philip Kotler (2007 : 228) orang dapat memiliki persepsi berbeda atas objek yang sama

karena ada tiga proses persepsi yaitu : 

1.Perhatian selektif

Pada dasarnya orang akan terlibat banyak rangsangan harian. Sebagian besar rangsangan akan

disaring, karena seseorang tidak mungkin dapat menanggapi rangsangan-rangsangan ini. Proses

ini disebut perhatian selektif. Rangsangan-rangsangan yang diperhatikan antara lain :

a). Rangsangan yang berhubungan dengan kebutuhannya saat ini.

b). Rangsangan yang mereka antisipasi.

c). Rangsangan dengan deviasi yang besar dibandingkan dengan ukuran rangsangan.

Perhatian selektif membuat pemasar harus bekerja keras untuk menarik perhatian konsumen.

Pesan-pesan mereka akan terbuang pada orang-orang yang berada dalam pasar produk tertentu.

Bahkan orang-orang yang berada dalam pasar mungkin tidak memperhatikan suatu pesan kecuali

jika pesan itu menonjol dibandingkan rangsangan-rangsangan lain di sekitarnya.

2.Distorsi Selektif

Distorsi selektif adalah kecenderungan orang untuk mengubah informasi ke dalam pengertian

pribadi dan menginterprestasikan informasi dengan cara yang akan mendukung pra-konsepsi

mereka, bukannya yang menentang pra-konsepsi tersebut. Bahkan rangsangan yang telah

mendapatkan perhatian konsumen, belum tentu berada di jalur yang diinginkan.

3.Ingatan Selektif

Ingatan selektif menjelaskan mengapa para pemasar menggunakan drama dan pengulangan

dalam mengirimkan pesan pada pasar sasaran mereka. Karena orang akan melupakan banyak hal

yang mereka pelajari namun cenderung akan mengingat informasi yang mendukung pandangan

dan keyakinan mereka.

Kombinasi kedua tipe masukan yang berbeda yaitu dari dalam dan dari luar menghasilkan

gambaran yang sangat pribadi dan sangat khusus mengenai berbagai hal. Setiap orang

merupakan individu yang unik dengan pengalaman, kebutuhan, keinginan dan harapan yang unik,

sehingga persepsi setiap individu juga unik. Hal ini menjelaskan mengapa tidak ada dua orang

yang melihat dunia dengan cara yang persis sama.

Page 5: Pengaruh Persepsi Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian

2.2 Merek

2.2.1 Pengertian Merek

Merek merupakan suatu nama, istilah, simbol, desain atau gabungan dari keempatnya yang

mengidentifikasikan suatu produk dan membedakannya dengan produk para pesaing. Merek

sebenarnya adalah cerminan dari janji yang diucapkan oleh produsen terhadap konsumen atas

kualitas produk yang akan mereka hasilkan. Bahkan lebih jauh lagi, dapat dikatakan bahwa merek

adalah gudang penyimpan kepercayaan yang semakin penting peranannya seiring dengan

meningkatnya jumlah pilihan yang dihadapi masyarakat. “Konsumen bersedia membayar lebih

suatu produk karena merek melekat padanya, yang merupakan jaminan konsistensi kualitas nilai

tertentu yang diyakini terkandung di dalamnya” (Kotler, 2007 : 219). Dengan adanya merek, dapat

membuat konsumen merasa aman karena adanya jaminan kualitas pada produknya. Perusahaan

juga diuntungkan dengan memberi harga premium bagi merek yang terkenal dan dapat

memperluas pangsa pasar perusahaan. Jadi yang pertama yang ada dibenak konsumen sebelum

melakukan pembelian adalah dengan mengidentifikasi merk dari produk sejak pertama kali

mereka mendapatkan informasi mengenai produk tersebut.

Sepeda motor Yamaha Mio merupakan produk mahal, berkualitas mesin tinggi, dan dapat

diandalkan, sehingga akan menimbulkan keuntungan fungsional dimana konsumen tidak akan

membeli sepeda motor dalam kurun waktu tertentu dan keuntungan emosional dimana konsumen

akan merasa dihargai karena menggunakan produk yang mahal dan berkualitas. Yamaha Mio

merupakan contoh yang baik mengenai produk yang sukses yang masih terus memperbaiki

produknya. Walaupun saat ini banyak produk motor dari perusahaan lain yang menawarkan

berbagai jenis produknya dengan keunggulan masing-masing., Yamaha Mio masih tetap

mengungguli para pesaingnya. Bahkan, Yamaha sudah memperbarui produk Mio-nya dengan

mengeluarkan produk baru, dengan tampilan dan desain body yang lebih sproty.

2.2.2 Tingkatan Merek

Menurut (Kottler,2007:220), merek terbagi atas enam tingkat, yaitu :

1. Atribut

Sebuah merek memiliki beberapa atribut atau ciri khas. Misalnya, mobil Mercedes mempunyai ciri

mahal, berkualitas mesin tinggi, dapat diandalkan, dan mempunyai prestise yang tinggi.

2. Keuntungan

Atribut harus dapat memberikan keuntungan, baik dari segi fungsi maupun secara emosional.

Atribut “dapat diandalkan” dapat mencerminkan keuntungan fungsional berupa “saya tidak akan

membeli mobil lain dalam waktu beberapa tahun kedepan”. Atribut “mahal” mencerminkan

keuntungan emosional “mobil ini membuat saya merasa penting dan dihargai”.

Page 6: Pengaruh Persepsi Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian

3. Nilai

Merek juga mencerminkan sesuatu mengenai nilai produsen. Mobil Mercedes mencerminkan

performa yang tinggi, aman, dan mempunyai prestise tinggi.

4. Kebudayaan

Merek mencerminkan beberapa kebudayaan. Mobil Mercedes mencerminkan kebudayaan Jerman :

terorganisasi, efisien, dan berkualitas tinggi.

5. Kepribadian

Merek dapat membentuk kepribadian seseorang. Mobil Mercedes mencerminkan gambaran

seorang bos (orang), singa yang perkasa (binatang), atau istana yang megah (obyek).

6. Pengguna

Merek mencerminkan tipe konsumen yang membeli atau menggunakan produk. Mercedes

biasanya dipakai oleh kaum eksekutif berusia 55 tahun, bukan seorang sekretaris yang berusia 22

tahun.

2.3 Keputusan Pembelian

2.3.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Untuk mendapat gambaran mengenai keputusan pembelian, berikut ini akan dikemukakan definisi

mengenai keputusan pembelian menurut para ahli.

Menurut Philip Kotler (2007;223) Keputusan Pembelian yaitu : “beberapa tahapan yang dilakukan

oleh konsumen sebelum melakukan keputusan pembelian suatu produk”. 

Sedangkan Menurut Chapman dan Wahlers (1999: 176) Keputusan Pembelian adalah :

“sebagai keinginan konsumen untuk membeli suatu produk. Konsumen akan memutuskan produk

yang akan dibeli berdasarkan persepsi mereka terhadap produk tersebut berkaitan dengan

kemampuan produk tersebut dalam memenuhi kebutuhannya’. 

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa untuk melakukan suatu keputusan orang akan

melalui suatu proses tertentu, demikian pula pada hal keputusan memilih produk atau merek

mereka akan melaksanakan proses terlebih dahulu mungkin karena mereka tidak mau

menanggung resiko apabila membeli produk tersebut, sehingga mereka akan penuh dengan

pertimbangan – pertimbangan. 

2.3.2Peran Pembeli 

Seorang pemasar perlu mengetahui siapa yang berperan dalam kegiatan pembelian, karena

Page 7: Pengaruh Persepsi Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian

semua itu mengandung implikasi yang akan digunakan untuk merancang produk yang akan

diproduksi, penentu pesanan dan penentu anggaran biaya produksi. Beberapa peranan dalam

keputusan pembelian menurut Philip Kotler (2007 :225)

1.Initiator

2.Influencer

3.Decider

4.Buyer

5.User

Beberapa peranan dalam keputusan pembelian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1.Initiator 

Individu yang mempunyai inisiatif pembelian barang tertentu yang mempunyai kebutuhan /

keinginan tetapi tidak mempunyai wewenang untuk melakukan sendiri

2.Influencer

Individu yang memepunyai pengaruh keputusan untuk memebeli baik secara sengaja atau tidak

segaja.

3.Decider

Individu yang memutuskan membeli atau tidak, apa yang akan dibeli, bagaimana membelinya,

kapan dan dimana membelinya.

4.Buyer 

Individu yang melakukan transaksi pembelian sesungguhnya.

5.User

Individu yang menggunakan produk atau jasa yang dibeli.

2.3.3 Perilaku Pembelian Pada Konsumen

Ada empat perilaku pembeli seperti yang dikemukakan oleh Henry Assael dan Philip Kotler (1997 :

169) yang membedakan jenis-jenis tersebut berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat

pembedaan merek. Dari empat jenis tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1.Berdasarkan Pada Tingkat Keterlibatan Pembeli 

a. Perilaku pembeli yang rumit

Konsumen melalui perilaku pembeli yang rumit pada saat mereka memiliki keterlibatan yang tinggi

dalam pembelian dan menyadari adanya perbedaan yang jelas antara merek-merek yang ada.

Konsumen akan memiliki keterlibatan yang tinggi dalam membeli bila produk yang diinginkan

mahal, tidak sering membeli, beresiko dan amat mencerminkan dirinya. Umunya konsumen tidak

mengetahui terlalubanyak mengenai kategori produk yang bersangkutan dan harus belajar

Page 8: Pengaruh Persepsi Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian

mengenai barang tersebut. Pembeli ini akan melalui proses belajar yang ditandai dengan

mengembangkan kepercayaan terhadap produk, kemudahan sikap akhirnya membuat pilihan

pembeli yang sudah dipikirkan.

b.Perilaku membeli untuk mengurani ketidakcocokan

Kadang-kadang konsumen yang sangat telihat dalam pembelian melihat hanya sedikit perbedaan

antara merek-merek yang ada. Keterlibatan yang mendalam disebabkan oleh kenyataan bahwa

pembelian itu mahal, tidak sering dilakukan dan beresiko. Dalam kasus ini pembeli melihat-lihat

untuk mempelajari apa yang tersedia, tetapi akan membeli cepat karena perbedaan tidak terlihat.

Pembeli mungkin akan menanggapi terutama harga yang baik atau kemudahan membeli. Setelah

pembelian, pembeli mungkin mengalami ketidakcocokan yang timbul akibat menyadari cirri-ciri

tertentu yang mungkin kurang menyenangkan, konsumen akan menjadi dewasa karena lebih

banyak informasi yang dapat membenarkan keputusan memebelinya untuk mengurangi

ketidakcocokan.

2.Berdasarkan Pada Tingkat Pembedaan Merek

a.Perilaku membeli berdasarkan ketidakcocokan

Banyak produk dibeli dibawah kondisi tingkat keterlibatan yang rendah dan tidak terdapatnya

perbedaan yang jelas antara merek-merek yang ada. Konsumen dalam kasus ini tidaklah melalui

urutan kepercayaan / sikap / perilaku yang normal. Konsumen tidaklah mencari secara ektensif

mengenai informasi merek-merek yang ada, mengevaluasi karakteristiknya dan membuat

pertimbangan yang hati-hati mengenai merek mana yang akan dibeli. Konsumen adalah penerima

informasi yang positif pada saat mereka melihat iklan. Konsumen tidak membentuk sikap yang

kuat terhadap merek tetapi memilihnya berdasarkan kebiasaan. Setelah membeli bahkan mereka

mungkin tidak mengevaluasi terhdap merek yang mereka pilih sehingga proses membeli :

kepercayaan merek yang dibentuk oleh proses belajar yang pasif diikuti perilaku membeli yang

mungkin disertai evaluasi.

b.Perilaku membeli yang mencari keragaman

Situasi membeli ditandai dengan keterlibatan konsumen yang rendah namun terdapat perbedaan

merek yang jelas. Konsumen sering terlihat melakukan banyak pergantian merek itu, karena

bertujuan mencari keragaman da ketidakpuasan. Pemimpin pasar dan merek-merek minor dalam

jenis produk ini memiliki strategi pemasaran yang berbeda. Pemimpin pasar akan berusaha

mendorong perilaku pembelian karena kebiasaan dengan mendominasi rak-rak penjualan

menghindari kekurangan persedian dan sering mensponsori iklan untuk meningkatkan konsumen.

Perusahaan penantang akan mendorong pencari variasi dengan menawarkan harga yang lebih

rendah, kupon gratis dan iklan yang menyajikan untuk mencoba sesuatu hal yang baru

Page 9: Pengaruh Persepsi Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian

2.3.4Struktur Keputusan Pembelian 

Keoputusan pembelian yang diambil oleh pembeli sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah

keputusan yang terorganisir. Menurut Philip Kotler (2000 : 109) setiap keputusan pembelian

mempunyai struktur sebanyak tujuh komponen. Komponen – komponen tersebut antara lain :

1.Keputusan tentang jenis produk

2.Keputusan tentang bentuk produk

3.Keputusan tentang merek

4.Keputusan tentang penjualan

5.Keputuasan tentang jumlah produk

6.Keputusan tentang waktu pembelian

7.Keputusan tentang cara pembayaran 

Komponen-komponen tesebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1.Keputusan tentang jenis produk

Konsumen dapat mengambil keputusan pembelian suatu produk atau menggunakan uangnya untu

tujuan lain. Dala hal ini, perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang

berminat membeli suatu produk serta alternative lain yang mereka pertimnbangkan.

2.Keputusan tentang bentuk produk

Konsumen dapat mengambil keputusan pebelian dalam suatu produk. Keputusan tersebut

menyangkut pula ukuran, mutu, corak, dan sebagainya. Dalam hal ini, perusahaan harus

melakukan riset pemasaran untu mengetahui kesukaan konsumen tentang produk yang

bersangkutan agar dapat memaksimalkan daya tarik mereknya.

3.Keputusan tentang merek.

Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan dibeli. Setiap merek

memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam hal ini, perusahaan harus mengetahui bagaimana

konsumen harus memilih sebuah merek dalam melakukan pembelianny, merek yang sudah

dikenal memiliki nama akan memudahkan konsumen dalam mengambil keputusanny.

4.Keputusan tentang penjualnya

Konsumen harus megambil keputusan dimana produk tersebut akan dibeli. Dalam hal ini produsen,

pedagang besar dn pengecer harus mengetahui bagaimana konsumen menyukai barang tersebut.

5.Keputusan tentang jumlah produk

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya

pada suatu saat. Dalam hal ini, perusahaan harus mempersiapkan banyaknya produk sesuai degan

keinginan yang berbeda-beda dari para pembeli.

6.Keputusan tentang waktu pembelian

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan pembelian. Masalah ini

Page 10: Pengaruh Persepsi Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian

menyangkut tesedianya uang untuk membeli produk. Oleh karena itu perusahaan harus dapat

mengukur waktu produksi dan kegiatan pemasaran.

7.Keputusan tentang cara pembayaran

Konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara pembayaran produk yang akan

dibeli, secara tunai atau kredit. Keputusan tersebut akan mempengaruhi keputusan tentang

tentang penjual dan jumlah pembelinya. Dalam hal ini, perusahaan harus mengetahui keinginan

pembeli terhadap cara pembayarannya. 

2.3.5 Tahap – tahap dalam proses Keputusan Pembelian

Adapun tahap-tahap dalam proses keputusan pembelian produk menurut Philip Kotler (2007 ; 235 )

adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1

Lima tahap proses Keputusan Pembelian 

Kelima tahap di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

1). Pengenalan masalah adalah tahap dimana konsumen mengenali adanya suatu

masalah atau kebutuhan

2). Pencarian informasi adalah tahap dimana konumen telah tertarik untuk mencari lebih banyak

informasi, dilakukan dengan cara meningkatkan perhatian atau aktif mencari informasi.

3). Evaluasi berbagai alternatif adalah tahap dimana konsumen menggunakan informasi yang telah

didapat untuk mengevaluasi merek-merek alternatif.

4). Keputusan pembelian adalah ( dalam hal ini keputusan memilih produk ) adalah tahap dimana

konsumen benar-benar melakukan pembelian

5). Perilaku pasca pembelian adalah tindakan lebih lanjut setelah melakukan pembelian

berdasarkan keputusan atau ketidakpuasan. 

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa proses pembelian terdiri dari beberapa tahapan yang

dengan pengenalan masalah terhdap kebutuhan dan keinginan serta tidak berhenti setelah

Page 11: Pengaruh Persepsi Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian

pembelian dilakukan. Para pemasar telah mendalami berbagai hal yang mempengaruhi pembelian,

serta pengembangan suatu pengertian tentang bagaimana konsumen dalam kenyataannya

membuat keputusan itu dan bagaimana tipe keputusan membeli konsumen.

2.2.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi Keputusan Pembelian

Untuk melakukan suatu keputusan orang akan melalui suatu proses tertentu, sehingga mereka

dapat menentukan pilihan yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan mereka untuk membeli

suatu produk atau barang. 

Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian menurut Philip Kotler (2007 : 153), adalah

1Faktor Budaya

Faktor budaya memiliki pengaruh yang luas dan mendalam terhadap keputusan pembelian.

2Faktor Sosial 

Sebagai tambahan atas faktor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh factor-faktor

sosial. Antara lain :

a.Kelompok acuan

b.Keluarga

c.Peran

d.Status

3Faktor Pribadi 

Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Antara lain:

a. Pekerjaan

b. Keadaan ekonomi

c. Gaya hidup

d. Kepribadian dan konsep diri pembeli

4Faktor Psikologis

Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi empat faktor psikologi utama. Antara lain:

a.Persepsi

b.Keyakinan dan pendirian 

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa para konsumen dalam memilih suatu produk melalui

beberapa tahapan proses terlebih dahulu sebelum mereka melakukan pembelian.

2.4 Pengaruh Persepsi Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian

Proses keputusan konsumen dalam membeli atau mengkonsumsi produk atau jasa akan

dipengaruhi oleh kegiatan oleh pemasar dan lembaga lainnya serta penilain dan persepsi

konsumen itu sendiri. Proses keputusan pembelian akan tediri dari pengenalan masalah, pencarian

informasi, evaluasi altenatif, pembelian, kepuasan konsumen. Pemahaman tentang faktor-faktor

Page 12: Pengaruh Persepsi Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian

yang mempengaruhi keputusan konsumen akan memberikan pengetahuan kepada pemasar

bagaimana menyusun strategi dan komunikasi pemasaran yang lenih baik. Persepsi konsumen

akan mempunyai keputusan pembelian dikarenakan orang mempunyai kesukaan dan kebiasaan

yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi konsumen terutama didukung oleh kemampuan

seseorang untuk mendapatkan suatu barang atau jasa . Menurut Philip Kotler (2007 :153)

“keputusan pembelian seseorang dipengaruhi oleh faktor psikologi utama, antara lain persepsi

serta keyakinan dan pendirian”. 

Berdasarkan uraian diatas maka proses keputusan pembelian konsumen sangat ditentukan oleh

faktor psikologi mereka sendiri antara lain persepsi serta keyakinan dan pendirian mereka,

kemudian mengidentifikasi masukan-masukan informasi yang mereka peroleh mengenai barang

atau produk kemudian mengevaluasinya untuk kemudian melakukan keputusan pembelian.

http://cybercloning.blogspot.com/2011/04/pengaruh-persepsi-konsumen-terhadap.html