pengaruh periode waktu penyimpanan dalam media …digilib.unila.ac.id/33192/2/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
PENGARUH PERIODE WAKTU PENYIMPANAN DALAM MEDIASIMPAN SERBUK ARANG KAYU TERHADAP VIABILITAS BENIH
DAMAR (Agathis loranthifolia Salisb.)
(Skripsi)
Oleh
MURTINAH
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
Murtinah
ABSTRAK
PENGARUH PERIODE WAKTU PENYIMPANAN DALAM MEDIASIMPAN SERBUK ARANG KAYU TERHADAP VIABILITAS BENIH
DAMAR (Agathis loranthifolia Salisb.)
Oleh
MURTINAH
Benih damar (Agathis loranthifolia Salisb.) termasuk ke dalam kategori benih
yang bersifat rekalsitran. Benih rekalsitran merupakan benih yang cepat sekali
mengalami penurunan viabilitas dan tidak mampu disimpan dalam waktu yang
lama. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh periode waktu
penyimpanan dalam media simpan arang kayu terhadap viabilitas benih damar
dan mendapatkan periode waktu penyimpanan yang lebih lama dengan viabilitas
benih yang masih tinggi. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu rancangan
acak lengkap (RAL) dengan 3 kali ulangan. Faktor yang digunakan adalah
periode waktu penyimpanan yang terdiri dari 0, 2, 4, dan 6 minggu. Parameter
yang digunakan yaitu persentase kecambah, daya kecambah, nilai perkecambahan,
rata-rata perkecambahan harian dan rata-rata hari berkecambah. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa periode waktu penyimpanan selama 6 minggu dalam media
simpan arang kayu yang telah diatur kadar airnya sama dengan kadar air benih,
Murtinahyaitu sebesar 31,90% mampu mempertahankan viabilitas benih damar tetap
tinggi. Hal tersebut ditandai dengan persentase kecambah sebesar 97,99%, daya
kecambah 97,99%, nilai perkecambahan 95,70% per hari, rata-rata
perkecambahan harian 9,80% per hari dan rata-rata hari berkecambah sebesar 4,01
hari.
Kata kunci: Agathis loranthifolia Salisb., benih, damar, periode waktupenyimpanan, viabilitas benih
Murtinah
ABSTRACT
THE EFFECT OF STORAGE TIME WITH CHARCOAL TO SEEDVIABILITY OF AMBONIA PITCH TREE (Agathis loranthifolia Salisb.)
By
MURTINAH
The seed of ambonia pitch tree (Agathis loranthifolia Salisb.) categorized as
recalcitrant seed. Recalcitrant seeds were remarkably hard to storage as its
viability could easily decline. This research aimed to analyze the effect of storage
time with charcoal to viability seed of ambonia pitch tree and to get the longest
storage time with high viability. The method arranged with complete randomized
design with 3 repetitions. The storage time used as the factor, consisted of 0, 2, 4,
and 6 weeks. The parameters measured were germination percentage,
germination ability, germination value, mean daily germination, and mean
germination time. The result showed that six weeks storage in charcoal with
adjusted water content (equal to the seed water content) could preserve the
viability of ambonia pitch tree seeds remain high. It was marked by the
germination percentage which reached 97.99%, germination power of 97.99%,
germination value of 95.70 %, mean daily germination of 9.80% per day and
germination rate of 4.01 day.
MurtinahKeywords: Agathis loranthifolia Salisb., ambonia pitch tree, seed, storage time,
seed viability
PENGARUH PERIODE WAKTU PENYIMPANAN DALAM MEDIASIMPAN SERBUK ARANG KAYU TERHADAP VIABILITAS BENIH
DAMAR (Agathis loranthifolia Salisb.)
Oleh
MURTINAH
Skripsi
sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA KEHUTANAN
pada
Jurusan KehutananFakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
RIWAYAT HIDUP
Dengan Rahmat Allah SWT penulis dilahirkan di Kelurahan
Kedaleman, Kecamatan Cibeber, Kota Cilegon, Provinsi Banten
pada tanggal 12 Maret 1996. Penulis merupakan anak ke tiga
dari tiga bersaudara, pasangan Bapak Sudarto dan Ibu Satriyah.
Penulis menyelesaikan studi sekolah dasar di SD Kedaleman 3
pada tahun 2008, sekolah menengah pertama di SMPN 5 Cilegon pada tahun
2011, dan sekolah menengah atas di SMAN 3 Cilegon pada tahun
2014.
Pada tahun 2014 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Lampung
dengan jalur masuk SBMPTN sebagai mahasiswa Jurusan Kehutanan Fakultas
Pertanian dan mendapatkan Beasiswa Bidikmisi selama 4 tahun. Pada tahun 2017
penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sidomulyo, Kecamatan
Kalirejo, Kabupaten Lampung Tengah. Di tahun yang sama, penulis menjalankan
Praktik Umum (PU) di Perum Perhutani Regional Jawa Tengah.
Pada tahun 2015, penulis dipercaya sebagai asisten dosen mata kuliah Dendrologi
yang ditangungjawabkan oleh Bapak Ir. Indriyanto, M.P. Kemudian pada tahun
2017 penulis menjadi asisten praktikum Silvikultur, selain itu juga penulis
menjadi asisten praktikum mata kuliah Sifat dan Struktur kayu. Pada tahun 2015
penulis dipercayai menjadi salah satu Tutor Forum Ilmiah Mahasiswa (FILMA)
Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian.
Selain di bidang akademik, penulis juga aktif di berbagai organisasi dan
volunteer. Pada tahun 2015 penulis resmi menjadi anggota utama HIMASYLVA
dan aktif di kegiatan pengabdian masyarakat HIMASYLVA. Kemudian pada
tahun 2016 penulis menjadi sekertaris bidang Studi Dan Syiar Islam (SSI) FOSI
FP Unila. Pada tahun 2017 penulis menjadi Wakil Ketua sekaligus Bendahara
Umum Bimbingan Baca Qur’an (BBQ) Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
Pada tahun 2018 juga penulis aktif sebagai Anggota Dewan Perwakilan
Mahasiswa (DPM U KBM UNILA) Komisi II Advokasi dan Perundang-
undangan. Dan di kegiatan volunteer, penulis pada tahun 2018 menjadi volunteer
YES Project Empowoment dan volunteer Sahabat Pulau Lampung. Pada tahun
2015 penulis berhasil menginisiasi sebuah komunitas sosial di Kota Cilegon
sebagai Founder Komunitas Kampung Madani Cilegon.
Untuk Ayahanda Sudarto dan Ibunda serta Kedua kakakku Tersayang
ii
SANWACANA
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang
Alhamdulillahirrabil’alamiin, Puji syukur kepada Allah SWT atas berkat dan
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PENGARUH
PERIODE WAKTU PENYIMPANAN DALAM MEDIA SIMPAN SERBUK
ARANG KAYU TERHADAP VIABILITAS BENIH DAMAR (Agathis
loranthifolia Salisb.) merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana kehutanan di Universitas Lampung. Sholawat serta salam penulis
sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah mengubah zaman
kebodohan menjadi zaman yang penuh ilmu pengetahuan.
Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah ikut membantu dan membimbing hingga selesainya
skripsi ini. Oleh karena itu, sebagai wujud rasa hormat, penulis mengucapkan
terima kasih kepada beberapa pihak sebagai berikut.
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si. selaku Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung yang telah memberikan dukungan untuk
terselesaikannya skripsi ini.
2. Bapak Ir. Indriyanto, M.P. selaku pembimbing I sekaligus pembimbing
akademik yang telah membantu dan membimbing selama proses perkuliahan
sampai dengan proses skripsi, sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
iii
3. Ibu Dr. Melya Riniarti, S.P., M.Si. selaku pembimbing II sekaligus Ketua
Jurusan Kehutanan yang telah membantu dan membimbing sehingga skripsi
dapat terselesaikan dengan baik.
4. Bapak Drs. Afif Bintoro, M.P. selaku pembahas skripsi yang telah
memberikan saran, kritik dan masukan yang sangat bermanfaat untuk
kesempurnaan skripsi ini.
5. Saudara Heru Nulhakim dan segenap Ikatan Pengusaha Muda Muslim
Cilegon yang telah memberikan beasiswa penelitian sehingga skripsi ini
dapat berjalan lancar.
6. Pengelola Hutan Pendidikan Gunung Walat IPB Sukabumi, yang telah
menerima dan membantu penulis untuk memenuhi bahan penelitian berupa
biji damar, sehingga penelitian dapat berjalan dengan baik.
7. Bapak Indra Gumay Febriyano, selaku Ketua Tim Percepatan Skripsi dan
seluruh dosen Tim Percepatan Skripsi yang telah mencurahkan waktu, pikiran
dan dorongan motivasi untuk mewujudkan skripsi berjalan dengan lancar dan
tepat waktu.
8. Seluruh dosen mata kuliah Jurusan Kehutanan atas semua ilmu, didikan, dan
bimbingan yang penulis peroleh selama masa studi di Jurusan Kehutanan,
Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
9. Kedua orangtua penulis yang sangat disayangi, Bapak Sudarto dan Ibu
Satriyah yang tidak hentinya memberikan dukungan, doa, motivasi, dan kerja
kerasnya demi kelancaran skripsi ini.
10. Kedua kakak kandung penulis, Teh Sutnawati dan Teh Rianah yang tidak
hentinya memberikan dukungan baik moril dan materiil.
iv
11. Sahabat seperjuangan sejak mahasiswa baru, Nidya Astrida Ziyus, Candra
Murti Ayuningtyas, Giga Piancita, Meli Agustina, Ida Lestari, Enda Susianti,
Lailatul Muniroh, Emi Artika, Dani Jengnia Jaya, Ma’ruf Amin, Elham
Wicaksono, Ade Sofiyan, Fidyan Dieny, dan Zulfikri yang tidak hentinya
membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir.
Bandar Lampung, 23 Agustus 2018
Murtinah
v
DAFTAR ISI
HalamanDAFTAR TABEL ..................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. ix
I. PENDAHULUAN .............................................................................. 11.1 Latar Belakang ............................................................................... 11.2 Tujuan Penelitian ........................................................................... 31.3 Manfaat Penelitian ......................................................................... 41.4 Kerangka Pemikiran....................................................................... 41.5 Hipotesis ........................................................................................ 7
II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 82.1 Karakteristik Agathis loranthifolia Salisb ..................................... 82.2 Penyimpanan Benih ....................................................................... 92.3 Viabilitas Benih ............................................................................. 11
III. METODE PENELITIAN .................................................................. 133.1 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 133.2 Alat dan Bahan............................................................................... 133.3 Metode Penelitian .......................................................................... 13
3.3.1 Pengunduhan Benih............................................................. 133.3.2 Ekstraksi dan Sortasi Benih................................................. 143.3.3 Pengukuran Kadar Air Benih .............................................. 143.3.4 Pengaturan Kadar Air Serbuk Arang Kayu ......................... 153.3.5 Penyimpanan Benih............................................................. 153.3.6 Penyemaian Benih ............................................................... 16
3.4 Rancangan Percobaan ................................................................... 163.5 Variabel Penelitian ........................................................................ 173.6 Analisis Data ................................................................................. 18
3.6.1 Uji Homogenitas Ragam...................................................... 183.6.2 Analisis Ragam ................................................................... 203.6.3 Uji Lanjut (Uji Tukey) ......................................................... 20
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 224.1 Hasil Penelitian .............................................................................. 224.2 Pembahasan.................................................................................... 27
vi
HalamanV. SIMPULAN ......................................................................................... 31
5.1 Simpulan ........................................................................................ 31
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 32
LAMPIRAN............................................................................................... 34Tabel 6—25 ......................................................................................... 34Gambar 4—32...................................................................................... 44
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman1. Rekapitulasi data penelitian ................................................................. 18
2. Uji Homogenitas ragam ....................................................................... 19
3. Rekapitulasi hasil analisis ragam beberapa variabel penelitian ........... 22
4. Rekapitulasi hasil Uji Tukey beberapa variabel penelitian.................. 23
5. Kadar air benih damar setiap periode waktu penyimpanan ................. 26
6. Hasil pengamatan persentase kecambah benih damar ......................... 34
7. Hasil Uji Bartlett persentase kecambah benih damar .......................... 34
8. Hasil analisis ragam persentase kecambah benih damar ..................... 35
9. Hasil pengamatan rata-rata hari berkecambah benih damar ................ 35
10. Hasil Uji Bartlett rata-rata hari berkecambah benih damar ................. 36
11. Hasil analisis ragam rata-rata hari berkecambah benih damar ............ 36
12. Hasil Uji Tukey rata-rata hari berkecambah benih damar ................... 37
13. Hasil pengamatan rata-rata perkecambahan harian benih damar......... 37
14. Hasil Uji bartlett rata-rata perkecambahan harian benih damar .......... 38
15. Hasil analisis ragam rata-rata perkecambahan harian benih damar ..... 38
16. Hasil pengamatan nilai perkecambahan benih damar.......................... 39
17. Hasil Uji bartlett nilai perkecambahan benih damar............................ 39
18. Hasil analisis ragam nilai perkecambahan benih damar ...................... 40
19. Hasil pengamatan daya kecambah benih damar .................................. 40
viii
Tabel Halaman20. Hasil Uji Bartlett daya kecambah benih damar ................................... 41
21. Hasil analisis ragam daya kecambah benih damar............................... 41
22. Hasil pengamatan persentase benih normal di penyimpanan ............. 42
23. Hasil Uji Bartlett persentase benih normal di penyimpanan................ 42
24. Hasil analisis ragam persentase benih normal di penyimpanan........... 43
25. Hasil pengamatan persentase benih yang berkecambah di penyimpanan 43
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman1. Tata letak dalam percobaan RAL ........................................................... 17
2. Grafik rata-rata kadar air benih pada setiap perlakuan ........................... 26
3. Hubungan persentase benih normal di penyimpanan dengan kadar air .. 26
4. Pengunduhan benih ................................................................................. 44
5. Pengangkutan benih yang dikemas menggunakan karung goni ............. 44
6. Pengunduhan benih di Hutan Pendidikan Gunung Walat....................... 45
7. Seleksi buah yang sudah masak fisiologis .............................................. 45
8. Menghamparkan buah pada suhu kamar sampai buah merekah............. 46
9. Ekstraksi benih Agathis loranthifolia ..................................................... 46
10. Menimbang berat serbuk arang kayu .................................................... 47
11. Pengaturan kadar air serbuk arang kayu ............................................... 47
12. Mencampur benih ke dalam serbuk arang kayu.................................... 48
13. Penyimpanan benih damar di dalam kardus tanpa cahaya.................... 48
14. Sampel benih yang telah disimpan akan diukur kadar airnya............... 49
15. Menimbang bobot basah dan kering oven benih................................... 49
16. Menyiapkan media pasir yang telah diayak .......................................... 50
17. Menuangkan air secukupnya sampai media pasir menjadi lembab ...... 50
18. Membuat jarak tabur benih yang akan di semai.................................... 51
19. Tujuh hari setelah disemai .................................................................... 51
x
Gambar Halaman20. Sepuluh hari setelah disemai................................................................. 52
21. Lima hari setelah disemai...................................................................... 52
22. Dua puluh satu hari setelah disemai...................................................... 53
23. Benih yang telah disemai di akhir pengamatan..................................... 53
24. Sampel benih A1U1 yang telah disimpan selama 2 minggu ................ 54
25. Sampel benih A1U2 yang telah disimpan selama 2 minggu ................ 54
26. Sampel benih A1U3 yang telah disimpan selama 2 minggu ................ 55
27. Sampel benih A2U1 yang telah disimpan selama 4 minggu ................ 55
28. Sampel benih A2U2 yang telah disimpan selama 4 minggu ................ 56
29. Sampel benih A2U3 yang telah disimpan selama 4 minggu ................ 56
30. Sampel benih A3U1 yang telah disimpan selama 6 minggu ................ 57
31. Sampel benih A3U2 yang telah disimpan selama 6 minggu ................ 57
32. Sampel benih A3U3 yang telah disimpan selama 6 minggu ................ 58
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Damar (Agathis loranthifolia Salisb.) merupakan jenis tumbuhan dataran tinggi
yang termasuk dalam famili Araucariaceae. Jenis ini tersebar secara alami di
beberapa kepulauan di Indonesia seperti Maluku, Sulawesi, Kalimantan,
Sumatera, dan Irian Jaya. Selain di Indonesia, jenis ini juga ditemukan secara
alami di Papua New Guinea, New Britain, Philipina, dan Malaya. Tempat tumbuh
bagi damar adalah daerah dataran tinggi yang berketinggian tempat 300—1.200 m
dpl. Curah hujan berkisar pada 3.000—4.000 mm/tahun, serta rata-rata
temperatur udara yaitu 25—30oC (Nurhasybi dan Sudrajat, 2001).
Pohon damar memiliki peranan yang cukup penting untuk memenuhi kebutuhan
hidup manusia. Kayunya digunakan sebagai bahan baku pembuatan korek api,
perabot rumah tangga, vinir bermutu baik, kayu lapis, dan pulp. Bagian dalam
kulit kayunya menghasilkan resin bening yang disebut kopal, kopal merupakan
getah yang disadap dari tanaman Agathis spp. famili Araucariaceae, memiliki sifat
mudah menguap dan umumnya kopal yang telah mengeras berwarna kuning
bening, transparan, atau kuning pucat. Badan Pusat Statistik (2007) menyatakan
bahwa permintaan pasar dunia terhadap kopal cukup tinggi, tercatat bahwa ekspor
kopal mengalami peningkatan dari 11.590 ton menjadi 13.180 ton pada tahun
22007. Peningkatan ekspor tersebut karena kopal dibutuhkan untuk memenuhi
bahan baku industri cat, vernis spiritus, plastik, bahan sizing, pelapis tekstil, bahan
water proofing, tinta cetak, dan sebagainya (Pono, 2013).
Banyaknya nilai manfaat dan kegunaan dari jenis ini, menyebabkan damar
termasuk jenis pohon yang dibudidayakan dalam pembangunan hutan tanaman.
Keberhasilan pembangunan hutan tanaman harus didukung dengan mutu benih
yang memenuhi kualifikasi benih berkualitas, selain itu benih harus mencukupi
jumlah benih yang diperlukan dan tersedia di waktu yang tepat. Musim berbuah
damar hanya pada bulan Februari—April dan Agustus—Oktober sehingga jumlah
benih tersedia cukup banyak hanya di waktu tersebut.
Salah satu upaya untuk mencukupi jumlah benih perlu dilakukan penyimpanan
benih dengan cara yang tepat. Benih damar yang bersifat rekalsitran tidak dapat
disimpan dalam waktu yang lama karena viabilitasnya mudah menurun. Bonner
(1996) dalam Yuniarti dan Djaman (2015) menyatakan bahwa upaya memper-
tahankan viabilitas benih dalam penyimpanan yaitu dengan memperhatikan
faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya seperti suhu, kelembapan, kadar air
benih, dan media simpan. Jenis media simpan yang umumnya digunakan yaitu
serbuk gergaji, serbuk sabut kelapa, dan batu perlite (Yuniarti dan Djaman, 2015).
Lodong dkk., (2015) menyatakan bahwa usaha untuk mempertahankan viabiilitas
benih rekalsitran agar tetap optimal, yaitu dengan menyimpan benih pada wadah
dan media simpan yang berkelembapan tinggi. Salah satu jenis media simpan
yang dapat menjaga kelembapan adalah serbuk arang. Arang memiliki sifat
higroskopis sehingga mampu menjaga kesetimbangan kelembapan udara tempat
3penyimpanan. Mulawarman (2002) menyatakan bahwa media simpan arang
memiliki kemampuan untuk menyerap uap dan mampu menjaga kelembapan nisbi
ruang penyimpanan sehingga penurunan viabilitas benih dapat diperlambat.
Benih damar memiliki viabilitas yang tinggi pada periode awal penyimpanan,
akan tetapi benih semakin menurun viabilitasnya sejalan dengan semakin lamanya
periode penyimpanan. Waktu antara awal terbentuknya benih dengan benih mati
terdapat interval waktu yang disebut periode viabilitas. Periode ini menjabarkan
bahwa benih pada periode awal memiliki vigor maksimum, kemudian melalui
periode vigor yang dapat dipertahankan, dan pada akhirnya benih memasuki
periode vigor benih yang tidak dapat dipertahankan (Kholibrina, 2001).
Berdasarkan hal tersebut, penelitian pengaruh periode waktu penyimpanan dalam
media simpan arang kayu, perlu dilakukan untuk mengetahui kemampuannya
dalam mempertahankan viabilitas benih damar.
1.2 Tujuan Penelitian
1. Menganalisis pengaruh periode waktu penyimpanan dalam media simpan arang
kayu terhadap viabilitas benih Agathis loranthifolia Salisb.
2. Mendapatkan periode waktu penyimpanan yang lebih lama dengan viabilitas
benih Agathis loranthifolia Salisb. masih tinggi.
41.3 Manfaat Penelitian
Mendapatkan teknik penyimpanan benih damar yang mampu mempertahankan
viabilitasnya dalam waktu tertentu dan dalam proses pengiriman benih dari
sumber benih ke lokasi yang membutuhkan.
1.4 Kerangka pemikiran
Damar merupakan salah satu jenis dari famili Araucariaceae yang dibudidayakan
melalui pembangunan hutan tanaman. Jenis ini memiliki nilai ekonomis yang
tinggi. Selain kayunya yang dapat dijadikan sebagai kayu indrustri, kayu
pertukangan dan kayu lapis, resinnya yang disebut kopal memiliki kegunaan
sebagai bahan baku industri tinta, cat, dan vernis (Pono, 2013).
Pada kegiatan budidaya pohon damar menghadapi permasalahan, di antaranya
ketidaksamaan antara waktu penananaman dengan waktu berbuah. Nurhasybi dan
Sudrajat (2001) menyatakan bahwa waktu berbuah pohon damar pada bulan
Februari—April dan Agustus—Oktober. Buah hanya dapat diperoleh secara
maksimal di rentang waktu tersebut sehingga waktu penanaman menjadi terbatas.
Permasalahan lain pada budidaya damar yaitu daerah penghasil benih yang tidak
selalu berdekatan dengan areal yang ditanami. Jarak areal penanaman dengan
daerah penghasil buah yang jauh, membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
proses penanganan benih setelah pengunduhan. Benih damar yang bersifat
rekalsitran, sehingga keadaan tersebut tidak mampu mempertahankan viabilitas
benih dengan baik.
5Sudrajat dkk., (2015) menyatakan bahwa benih rekalsitran hanya dapat disimpan
dalam waktu empat minggu. Kholibrina (2001) mengungkapkan bahwa benih
damar memiliki viabilitas yang tinggi pada periode awal penyimpanan, akan
tetapi benih semakin menurun viabilitasnya sejalan dengan lamanya periode
penyimpanan. Hal tersebut terjadi karena waktu antara awal terbentuknya benih
dengan benih mati, terdapat interval waktu yang disebut periode viabilitas.
Periode ini menjabarkan bahwa benih pada periode awal memilki vigor
maksimum, kemudian periode vigor dapat dipertahankan, dan pada akhirnya
benih memasuki periode vigor benih yang tidak dapat dipertahankan dan menurun
tajam. Berdasarkan penelitian Kholibrina (2001) benih damar dapat bertahan
hingga 6 minggu dan menurun pada minggu ke-8 dengan upaya penyimpanan
menggunakan serbuk arang dan natrium benzoat.
Benih damar memerlukan penanganan khusus untuk mempertahankan
viabilitasnya, yaitu dengan cara menerapkan teknik penyimpanan yang sesuai.
Kondisi penyimpanan benih rekalsitran sebaiknya ditujukan untuk mencegah
terjadinya penurunan viabilitas benih, menekan kontaminasi mikroba, dan
mencegah perkecambahan selama proses penyimpanan (Mulawarman dkk., 2002).
Mencegah terjadinya penurunan viabilitas benih perlu memperhatikan faktor-
faktor yang dapat mempengaruhinya dalam penyimpanan. Faktor-faktor tersebut
terdiri dari faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam yang mempengaruhi
viabilitas benih yaitu sifat benih, viabilitas awal benih, dan kandungan air benih,
sedangkan faktor luar terdiri atas temperatur, kelembapan, gas di sekitar benih,
dan mikroorganisme (Sutopo, 2002).
6Justice dan Bass (2002) menyatakan bahwa kadar air benih merupakan salah satu
faktor yang memiliki pengaruh besar dalam mempertahankan viabilitas benih.
Benih rekalsitran akan cepat menurun viabilitasnya jika kadar airnya diturunkan.
Kadar air benih sangat dipengaruhi oleh kelembapan nisbi lingkungan simpan.
Hal ini karena benih memiliki sifat higroskopis, yaitu selalu melakukan
kesetimbangan dengan kelembapan nisbi udara di sekitarnya.
Nilai kesetimbangan antara kadar air benih dengan kelembapan nisbi
penyimpanan perlu diketahui, karena kemunduran viabilitas benih dapat
disebabkan oleh berbagai hal yang kaitannya dengan kandungan air benih.
Kelembapan nisbi lingkungan yang rendah tidak dapat mempertahankan kadar air
benih sehingga menyebabkan kematian benih. Kelembapan nisbi yang tinggi
sekitar 70—90% juga tidak dapat mempertahankan viabilitas benih karena
memberikan dampak yang buruk bagi benih, yaitu mampu memicu
perkecambahan benih dalam penyimpanan dan memicu pertumbuhan cendawan
(Justice dan Bass, 2002). Kelembapan nisbi penyimpanan harus diatur pada
keadaan kesetimbangan dengan kadar air benih, sehingga penyimpanan dapat
dilakukan dalam jangka waktu panjang (Sutopo, 2002).
Upaya menjaga kadar air benih dan kelembapan nisbi dalam penyimpanan
membutuhkan media simpan yang baik dalam mempertahankan kelembapan.
Salah satu jenis media simpan yang dapat menjaga kelembapan adalah serbuk
arang. Penelitian yang telah dilakukan Pratiwi dkk., (2011) menunjukkan bahwa
penyimpanan benih lengkeng pada media serbuk arang mampu mempertahankan
viabilitas optimum hingga 20 hari sedangkan tanpa media simpan hanya mampu
7bertahan hingga 10 hari penyimpanan. Pada penelitian yang dilakukan Lodong
dkk., (2015) yang menyimpan benih nangka pada media simpan serbuk arang
dalam sterefoam mampu menghasilkan jumlah daun lebih banyak yaitu rata-rata
2,67 helai dari pada penyimpanan menggunakan media simpan serbuk gergaji.
Sudrajat dkk., (2015) menyatakan bahwa media simpan arang harus dalam
keadaan lembab dengan komposisi kadar airnya sama dengan kadar air benih yang
disimpan. Kadar air segar benih damar menurut penelitian Kholibrina (2001)
sebesar 31,06%, kemudian menurut Sudrajat dkk., (2015) kadar air damar berkisar
30—34%. Hal serupa dinyatakan dalam penelitian Tambunsaribu dkk., (2017)
bahwa kadar air media simpan 30% memberikan pengaruh tertinggi terhadap
viabilitas dan pertumbuhan bibit kakao. Dengan demikian kadar air media simpan
serbuk arang harus 30% untuk dapat mempertahankan viabilitas benih. Sehingga
perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh periode waktu penyimpanan dalam
media simpan serbuk arang kayu yang telah diatur kadar airnya sama dengan
kadar air benih dalam mempertahankan viabilitas benih damar.
1.5 Hipotesis
1. Periode waktu penyimpanan dalam media simpan arang kayu berpengaruh
terhadap viabilitas benih Agahis loranthifolia.
2. Benih yang disimpan dalam serbuk arang kayu masih mampu mempertahankan
viabilitasnya hingga periode waktu penyimpanan 6 minggu.
8
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karakteristik Agathis loranthifolia Salisb.
Agathis loranthifolia Salisb. termasuk dalam famili Araucariaceae yang memiliki
sinonim Agathis dammara L. C. Richard. Penyebaran alaminya berada di
beberapa negara di antaranya Philipina, Papua New Guinea, Malaya, New Britain,
dan Indonesia. Di Indonesia, pohon damar dapat dijumpai di Pulau Sumatera,
Irian Jaya, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. Jenis ini ditanam sebagai hutan
tanaman, penanaman sulaman dan reboisasi di berbagai wilayah sebaran
alaminya. Di luar sebaran alaminya, pohon damar telah ditanam di Pulau Jawa.
Adapun sumber benih dapat diperoleh di Sukabumi (Jawa Barat), Banyuwangi
Barat dan Probolinggo (Jawa Timur) serta Baturaden (Jawa Tengah). Jenis ini
tumbuh pada ketinggian tempat 100—1.600 m dpl. dengan curah hujan 2.400—
4.800 mm/tahun (Nurhasybi dkk., 2010), sedangkan menurut Nurhasybi dan
Sudrajat (2001) jenis ini umumnya tumbuh di dataran tinggi yaitu pada ketinggian
tempat 300—1.200 m dpl. dengan curah hujan 3.000—4.000 mm/tahun.
Pada dataran rendah, jenis ini ditemukan pada tanah berbatu seperti pasir podzolik
(pada hutan kerangas), batuan endapan, ultrabasa dan tanah kapur. Pohon damar
memerlukan sistem aerasi dan drainase yang baik. Sistem perakarannya sensitif
terhadap kekurangan oksigen dan pohon tidak tahan genangan air. Tumbuh pada
9kondisi tanah dengan pH 6,0—6,5, serta tahan terhadap tanah berat (heavy soil)
dan pH tanah yang rendah (Nurhasybi dan Sudrajat, 2001).
Musim berbunga dan berbuah pohon damar pada bulan Februari—April dan
Agustus—Oktober dengan periode berbuah sepanjang tahun. Di Pulau Jawa,
pohon damar mulai berbuah setelah berumur 15 tahun, namun benih dapat
dihasilkan setelah pohon berumur 25 tahun (Nurhasybi dan Sudrajat, 2001).
Buah damar yang telah mencapai masak fisiologis memiliki kriteria warna kulit
kerucut hijau tua dan pada ujung kerucut berwarna kecoklatan, dengan sisik
berwarna coklat. Bentuk buah oval hampir bulat dengan diameter 9—10,5 cm
dan panjang 7,5—9,5 cm, dalam satu buah berisi 9—96 benih. Jumlah benih per
kg terdapat 4.950 butir benih (Nurhasybi dkk., 2010).
Benih damar tergolong benih yang bersifat rekalsitran dengan penurunan
viabilitas yang sangat tinggi (Zanzibar dkk., 2003). Hal ini juga dinyatakan oleh
Idris (1976) dalam Kholibrina (2001) bahwa viabilitas benih damar cepat terjadi
kemunduran, benih damar yang disimpan selama 14 hari di ruang terbuka akan
turun daya kecambahnya dari 80—90% menjadi 40—50% bahkan benih tidak
mampu berkecambah ketika penyimpanan dilakukan selama periode waktu 6
minggu.
2.2 Penyimpanan Benih
Pada benih yang bersifat rekalsitran, karakteristik viabilitas benihnya cepat
menurun sehingga benih tidak dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama.
Adanya tenggang waktu antara musim berbuah dengan waktu tanam, seringkali
10diperlukan adanya penyimpanan benih. Penyimpanan harus dilakukan dengan
baik untuk mempertahankan daya kecambah, menghindari serangan hama
penyakit, dan menjaga agar benih tidak berkecambah ditempat penyimpanan
(Mulawarman dkk., 2002).
Faktor–faktor yang memengaruhi penyimpanan benih, yaitu jenis benih, kadar air,
suhu, dan cahaya (Mulawarman dkk., 2002). Jenis benih sangat berpengaruh
terhadap penanganan penyimpanan benih. Terdapat jenis benih yang mudah
kehilangan daya kecambah saat disimpan lama, akan tetapi ada yang tahan cukup
lama disimpan dan hanya mengalami sedikit penurunan daya kecambah. Benih
yang dapat disimpan lama umumnya bersifat ortodoks. Utomo (2006)
menyatakan bahwa benih ortodoks dapat disimpan 1—2 tahun pada kadar air 8—
1 % atau di bawahnya, sedangkan benih rekalsitran Triplochiton scleroxylon akan
hilang viabilitasnya dalam hitungan minggu.
Faktor lainnya yang dapat mempenaruhi penyimpanan benih adalah cahaya.
Cahaya dapat mempercepat atau memperlambat perkecambahan yang bergantung
pada jenis benih yang disimpan. Pada kondisi kelembapan yang tinggi, tempat
yang gelap dapat mencegah perkecambahan benih, sehingga benih dapat disimpan
lebih lama. Selain itu, pada umumnya benih akan lebih tahan disimpan pada suhu
yang stabil. Suhu yang naik-turun akan mempercepat kerusakan benih
(Mulawarman dkk., 2002).
Nurhasybi dan Sudrajat (2001) menyatkan bahwa benih damar termasuk benih
semi rekalsitran dan dapat disimpan selama 2 bulan di ruang AC (temperatur 18—
20oC; kelembapan 60%) pada kadar air 30%. Hal ini serupa yang dinyatakan oleh
11Nurhasybi dkk., (2010) bahwa benih damar yang disimpan memiliki kadar air
sebesar 30% (kadar air setelah benih segar dikeringkan dengan cara diangin-
anginkan pada suhu kamar selama 24 jam). Pada penyimpanan benih tersebut
juga dianjurkan dicampur dengan fungisida berupa mancozeb + karbendazirn
(Delsene MX-200) dengan dosis 4,01—4,05 gram per satu kilogram benih, dalam
wadah simpan kantong plastik. Cara ini mampu mempertahankan viabilitas benih
selama 9 bulan dengan daya kecambah di atas 70% apabila benih disimpan dalam
ruang kamar dengan suhu 28—33oC dan kelembapan 60—70% atau di ruang AC
dengan suhu 18—20oC dan kelembapan 50—60%.
2.3 Viabilitas Benih
Viabilitas benih dapat disebut sebagai kemampuan benih untuk hidup atau
mencapai kecambah normal. Zanzibar dkk., (2003) menyatakan bahwa viabilitas
benih merupakan refleksi dari mutu benih yang dapat didefinisikan sebagai daya
hidup benih. Hal tersebut ditandai dengan adanya fenomena pertumbuhan benih
atau gejala metabolismenya, selain itu dapat pula ditunjukkan oleh keadaan
organel sitoplasma dan kromosomnya. Pada umumnya viabilitas benih dapat
dipertahankan tetap tinggi dalam jangka waktu yang cukup lama, apabila suhu dan
kelembapan udara dapat dijaga tidak naik-turun.
Viabilitas benih dapat dideteksi melalui beberapa pendekatan. Pendekatan yang
paling lazim dilakukan adalah melalui pendekatan fisiologis. Metode pendekatan
fisiologis ini dibagi menjadi metode langsung dan tidak langsung. Metode
langsung yaitu apabila pengamatan dilakukan pada setiap individu, sedangkan
12metode tidak langsung jika deteksi viabilitas tersebut dilakukan terhadap sejumlah
benih sekaligus (Zanzibar dkk., 2003).
Deteksi viabilitas benih dari gejala pertumbuhannya disebut penilaian dengan
indikasi langsung. Penilaian dilakukan dengan mengamati kenormalan
pertumbuhan kecambah yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan
penilaian viabilitas benih dari gejala metabolisme dan bentuk fisik yang tanpa
memperlihatkan gejala pertumbuhan disebut pendekatan dengan indikasi tidak
langsung. Pengujian seperti ini didasarkan pada proses metabolisme benih
(Zanzibar dkk., 2003).
13
III. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Silvikutur Jurusan Kehutanan dan
Rumah Kaca Fakultas Pertanian, selama 3 bulan yaitu dari bulan Maret—Mei
2018.
3.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah karung goni, bak kecambah,
oven, timbangan analitis, gelas ukur, plastik, kardus, pengayak, sendok pengaduk,
amplop, termometer, gelas ukur, handsprayer, gembor, dan alat tulis, sedangkan
bahan-bahan yang digunakan yaitu benih damar yang telah diekstrak dari
buahnya, aquades, serbuk arang, dan media perkecambahan berupa pasir.
3.3 Metode Penelitian
3.3.1 Pengunduhan benih
Kegiatan pengumpulan benih damar dengan cara mengunduh langsung di
pohonnya. Benih yang telah diunduh dimasukkan ke dalam karung goni untuk
menjaga viabilitas benih dan mempermudah pengangkutan. Pengunduhan
14dilakukan di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Bogor pada tanggal 25 Maret
2018.
3.3.2 Ekstraksi dan Sortasi benih
Ekstraksi biji adalah proses pengeluaran biji dari buah atau polongnya
(Mulawarman dkk., 2002). Ekstraksi benih damar dilakukan dengan cara
menghamparkan buah pada suhu kamar (26—28oC) selama 2—3 hari sampai
buah merekah dan benih keluar dari sisik buahnya. Pengekstrakan benih
dilanjutkan dengan pengeringan benih dengan cara diangin-anginkan selama 24
jam untuk menghindari kerusakan akibat serangan cendawan.
Sortasi benih yaitu penyeleksian benih untuk mendapatkan benih bermutu baik.
Seleksi benih yang dilakukan dengan cara manual yaitu memilih dan
memperhatikan ciri-ciri benih yang baik dan masak. Ciri-ciri benih yang baik dan
masak yaitu berwarna coklat, tidak rusak, tidak terserang hama penyakit, berisi,
dan padat serta memiliki panjang 11—13 mm dan lebar 6—9,5 mm. Setelah
benih terkumpul dilakukan pembersihan benih dari kotoran dan sayap dengan
menggunakan gunting.
3.3.3 Pengukuran kadar air benih
Pengukuran kadar air benih dilakukan pada sebelum dan sesudah dilakukan
penyimpanan. Pengukuran dilakukan pada masing-masing kadar air serbuk arang
dan periode simpan, dengan megukur bobot benih menggunakan alat timbangan.
Setiap pengukuran kadar air menggunakan 30 benih dengan rumus kadar air
sebagai berikut (Bonner, 1981).
15
Kadar air benih = x 100%
3.3.4 Pengaturan kadar air serbuk arang kayu
Arang kayu dihaluskan terlebih dahulu dengan cara ditumbuk, kemudian
dilakukan pengayakan dengan ukuran kehalusan 10 mesh. Serbuk arang kayu
yang telah halus dimasukkan ke dalam wadah untuk dilakukan pengovenan. Suhu
pengovenan yang digunakan sebesar 105oC. Pengovenan dilakukan hingga
mencapai berat kering oven konstan. Serbuk arang yang telah dioven dilanjutkan
dengan pengaturan kadar airnya. Kadar air media simpan serbuk arang kayu yang
digunakan sebesar 31,9%. Pengaturan kadar air tersebut diperoleh dengan
memberikan aquades sebanyak 31,9 ml pada serbuk arang kayu 100 gram.
3.3.5 Penyimpanan benih
Penyimpanan benih dilakukan sesuai dengan perlakuan yang telah ditetapkan
dalam penelitian ini. Tahapan-tahapan dalam penyimpanan benih damar adalah
sebagai berikut.
1. Benih yang akan digunakan untuk penelitian dibagi secara acak sesuai dengan
perlakuan. Pada setiap unit percobaan menggunakan 100 benih untuk
pengujian perkecambahan sedangkan sampel benih untuk pengujian kadar air
sebanyak 30 benih.
2. Memasukkan benih damar sebanyak 110 benih ke dalam plastik yang telah
diisi serbuk arang kayu sebanyak 100 gram, kemudian plastik dipres hingga
kedap udara. Plastik dimasukkan ke dalam kardus untuk dilakukan
penyimpanan pada suhu kamar tanpa cahaya.
163. Setiap 2 minggu sekali dilakukan pengujian perkecambahan dan pengukuran
kadar air benih.
3.3.6 Penyemaian benih
Kegiatan pengujian perkecambahan benih dilakukan dengan cara metode uji
langsung yaitu menyemaikan benih pada setiap akhir periode penyimpanan.
Benih disemai dengan 2/3 bagian benih masuk ke dalam media pasir yang telah
disterilkan. Benih yang telah disemai, dilakukan penyiraman dan pengamatan
perkecambahan setiap hari, mulai hari pertama hingga hari ke-10 setelah
penyemaian.
3.4 Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan yaitu rancangan acak lengkap (RAL).
Hanafiah (2002) menyatakan bahwa RAL merupakan rancangan yang paling
sederhana dan tidak terdapat lokal kontrol sehingga sumber keragaman yang
diamati hanya pada perlakuan dan galat. Faktor yang digunakan dalam penelitian
penyimpanan benih damar yaitu periode simpan (2, 4, dan 6 minggu) dengan 3
kali ulangan. Tata letak percobaan dalam rancangan acak lengkap disajikan pada
Gambar 1.
17
Gambar 1. Tata letak percobaan dalam rancangan acak lengkap.
Keterangan:A0 : penyimpanan 0 mingguA1 : penyimpanan 2 mingguA2 : penyimpanan 4 mingguA3 : penyimpanan 6 mingguU1 : Ulangan ke-1U2 : Ulangan ke-2U3 : Ulangan ke-3
3.5 Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut (Sutopo,
2002).
1. Persentase perkecambahan = x 100%
2. Rata-rata hari berkecambah = ⋯atau laju perkecambahan
3. Rata-rata perkecambahan harian =4. Nilai perkecambahan =nilai puncak x nilai rata − rata perkecambahan harian5. Daya Kecambah (Indriyanto, 2011)
=∑ ∑ ( )∑ × 100%
A2U3
A1U1
A0U1 A1U3
A3U2
A2U1
A0U2
A0U3
A1U2
A3U1
A3U3A2U2
186. Persentase benih normal di penyimpanan
7. Kadar air setiap periode waktu penyimpanan
Data hasil pengamatan disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Rekapitulasi data penelitian
Lama periodesimpan (A)
Ulangan (U) Jumlah(TA)
Rerata( A)
1 (U1) 2 (U2) 3 (U3)0 minggu (A0) Y10 Y20 Y30 TA0 02 minggu (A1) Y11 Y21 Y31 TA1 14 minggu (A2) Y12 Y22 Y32 TA2 26 minggu (A3) Y13 Y23 Y33 TA3 3Jumlah (TU) Ti1 Ti2 Ti3 Tij
3.6 Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian selanjuntya dilakukan analisis data.
Analisis data dengan melakukan uji homogenitas, kemudian analisis ragam
(Anara) dengan selang kepercayaan 95% dan dilanjut dengan uji lanjut (Uji
Tukey).
3.6.1 Uji Homogenitas
Uji homogenitas merupakan teknik analisis untuk menguji homogenitas data.
Dalam penelitian ini, uji homogentitas yang dilakukan yaitu Uji Bartlett sebagai
berikut.
1. Hipotesis statistik ditetapkan untuk pengujian homogenitas ragam
H0: σ12 = σ2
2 = σ32 = σ4
2
H1: paling sedikit sepasang tidak sama
192. Nilai varians dihitung dari setiap kelompok sampel
Varians dari sampel ke-i, dengan dk = n–1
Varians dari sampel ke-k dengan dk = n –1.
3. Tabel homogenitas ragam disusun seperti yang ditampilkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Uji homogenitas ragam
Sampel Dk 1/dk Si 2 dk. Si 2 log Si 2 (dk)log Si 2
I n i -1 1/ (n i -1) Si2 (n i -1) Si2 log Si2 (n i -1) log Si2
K n k -1 1/(n k -1) Sk2 (n k -1) Sk2 log Sk2 (n k -1) log Sk2
4. Nilai varians gabungan diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
S2 =∑( )∑
4. Nilai B diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
B = (Σdk) log S2
5. Harga chi-kuadrat diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
χ2 = (ln 10){ B - Σdk log si2 }
6. Mencari harga chi-kuadrat tabel χ 2a,dk dengan dk = n-1, n = banyak kelompok
sampel
7. Menbuat kesimpulan dengan kriteria
a. Jika χ 2hitung < χ 2
tabel Ho diterima, berarti sampel homogen
b. Jika χ 2hitung > χ 2
tabel Ho ditolak, sampel tidak homogen.
203.6.2 Analisis ragam
Data hasil pengamatan selanjutnya dilakukan analisis ragam, yaitu dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut (Hanafiah, 2002).
Faktor Koreksi (FK) = Tij2
txr
Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP) =(TA0)2+ (TA1)2+ (TA2)2+ (TA3)2
rFK
Jumlah Kuadrat Total (JKT) = {(Y10)2+(Y11)2+…+Yij+ …+(Yrt)2} FK
Jumlah Kuadrat Galat (JKG) = JKT− JKP
Kuadrat Tengah Perlakuan (KTP) = JKP
t− 1Kuadrat Tengah Galat (KTG) = JKG
(rt − 1)(t− 1)Fhitung = KTP
KTG
Hasil perhitungan kemudian ditabulasikan ke dalam tabel analisis ragam untuk
mempermudah menganalisis data yang didapat. Jika Fhitung > Ftabel (5%) , maka
terdapat pengaruh nyata dari perlakuan yang diberikan, maka akan dilanjutkan ke
uji lanjut. Namun jika Fhitung < Ftabel maka perlakuan berpengaruh tidak nyata
sehingga tidak perlu dilakukan uji lanjut.
3.6.3 Uji lanjut ( Uji Tukey)
Data yang telah dilakukan analisis varians jika berpengaruh nyata maka dilakukan
uji lanjut. Uji lanjut yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Tukey atau
dapat disebut uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Pengujian ini dilakukan untuk
21membandingkan seluruh pasangan rata-rata perlakuan setelah analisis ragam.
Rumus yang digunakan dalam Uji Tukey adalah sebagai berikut.
= qa (prv)
Keterangan:p = jumlah perlakuanv = derajat bebas galatr = banyaknya ulanganα = taraf nyataqa (prv) = nilai kritis
31
V. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh simpulan sebagai
berikut.
1. Periode penyimpanan selama 6 minggu masih mampu mempertahankan
viabilitas benih damar tetap tinggi.
2. Penyimpanan benih damar selama 6 minggu dalam media simpan arang kayu
yang telah diatur kadar airnya sama dengan kadar air benih, yaitu sebesar
31,9% mampu mempertahankan viabilitas benih damar tetap tinggi dengan
persentase kecambah sebesar 97,99%, daya kecambah 97,99%, nilai
perkecambahan 95,7% per hari, rata-rata perkecambahan harian 9,8% per hari
dan rata-rata hari berkecambah sebesar 4,01 hari.
32
DAFTAR PUSTAKA
Ashari, S. 2013. Salak: The Snake Fruit. Buku. Unbraw Press. Malang. 222 p.
Badan Pusat Statistik. 2007. Statistik Perdagangan Luar Negeri. Buku. BadanPusat Statistik. Jakarta. 94 p.
Bonner, F.T. 1981. Measurement and Management of Tree Seed Moisture. Buku.United States Department of Agriculture. Louisiana. 11 p.
Hanafiah, K.A. 2002. Rancangan Percobaan: Teori dan Aplikasi. Buku. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta. 255 p.
Indriyanto. 2011. Panduan Praktikum Teknik dan Manajemen Bibit/Persemaian.Buku. Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Bandar Lampung. 70 p.
Justice, O.L. dan Bass, L.N. 2002. Prinsip dan Praktek Penyimpanan Benih.Buku. Rajawali Pers. Jakarta. 387 p.
Kartasapoetra, A.G. 2003. Teknologi Benih, Pengolahan Benih dan TuntunanPraktikum. Buku. Rineka Cipta. Jakarta. 179 p.
Kholibrina, C.R. 2001. Penggunaan Natrium Benzoat dan Arang untukPeningkatan Daya Simpan Benih Agathis loranthifolia Salisb. padaBerbagai Tingkat Periode Simpan. Skripsi. Jurusan Manajemen HutanFakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. 38 p.
Lodong, O., Tambing, Y., dan Adrianton. 2015. Peranan kemasan dan mediasimpan terhadap ketahanan viabilitas dan vigor benih nangka (artocarpusheterophyllus) kultivar tulo-5 selama penyimpanan. J. Agrotekbis. 3(3) :303–315.
Mulawarman, Roshetko, J.M., Sasongko, S.M., dan Irianto, D. 2002. PengelolaanBenih Pohon, Sumber Benih, Pengumpulan dan Penanganan Benih:Pedoman Lapang untuk Petugas Lapang dan Petani. Buku. InternationalCentre for Research in Agroforestry (ICRAF) dan Winrock International.Bogor. 45 p.
33Nurhasybi dan Sudrajat, D.J. 2001. Informasi Singkat Benih Agathis loranthifolia
R.A. Salisbury. Buletin. Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan. Bandung.2 p.
Nurhasybi, Kartiko, H.D.P., Zanzibar, M., Sudrajat, D.J., Pramono, A.A.,Buharman, Sudrajat, dan Suhariyanto. 2010. Atlas Benih Tanaman HutanIndonesia Jilid 1. Buku. Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Bogor.Bogor. 81 p.
Nurhasybi, Sudrajat, D.J., dan Widyani, N. 2007. Pengaruh pengeringan dankondisi penyimpanan terhadap daya berkecambah benih meranti merah(shorea leprosula). J. Penelitian Hutan Tanaman. 4(1): 144-152.
Pammenter, N.W. 1994. Why do stored hydrated recalcitrant seeds die? SeedScience Reseach. 4: 187-191.
Payung, D., Prihatiningtyas, E., dan Nisa, S.H. 2012. Uji daya kecambah benihsengon (paraserianthes falcataria) di green house. J. Hutan Tropis. 13(2):133-138.
Pratiwi, R.D., Rabaniyah, R., dan Purwantoro. A. 2011. Pengaruh jenis dan kadarair media simpan terhadap viabilitas benih lengkeng (dimocarpus longan).J. Vegetalika. 1(2): 1-6.
Pono, W.S. 2013. Buku Pegangan Hasil Hutan Bukan Kayu. Buku. PohonCahaya. Yogyakarta. 318 p.
Sudrajat, D.J., Nurhasybi, dan Bramasto, Y. 2015. Teknologi penanganan benihdan bibit untuk memenuhi standar benih dan bibit bersertifikat. Pros SemHasil Penelitian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan. Bogor. 321 p.
Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Buku. Rajawali Pers. Jakarta. 233 p.
Tambunsaribu, D.W., Anwar, S., dan Lukiwati, D.R. 2017. Viabilitas benih danpertumbuhan bibit kakao (theobroma cacao) pada beberapa jenis mediasimpan dan tingkat kelembaban. J. Agro Complex. 1(3): 135-142.
Yuniarti, N. dan Djaman, D.F. 2015. Teknik pengemasan yang tepat untukmempertahankan viabilitas benih bakau (rhizophora apiculata) selamapenyimpanan. Pros sem nas masy biodiv indon. 1(6): 1438-1441.
Utomo, B. 2006. Ekologi Benih. Buku. Fakultas Pertanian. Universitas SumateraUtara. Medan. 36 p.
Zanzibar, M., Rohandi, A., Herdiana, N., Mokodompit, S., Rohani, E., danMuharam, A. 2003. Pedoman Uji Cepat Viabilitas Benih Tanaman Hutan.Buku. Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan. Bogor. 56p.