pengaruh perilaku terhadap masalah kesehatan keluarga

20
II. ISI Definisi Perilaku Menurut Skinner (1938) yang dikutip oleh Notoatmodjo (1993), merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Perilaku merupakan interaksi antara stimulus, organisme dan respon. Determinan Perilaku Faktor-faktor yang membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Menurut Bloom (1994), determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua, yakni tergantung pada faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah tingkat kecerdasan, emosional, karakteristik gender, latar belakang sosio budaya dan sebagainya sedangkan faktor eksternal adalah lingkungan fisik dan sosial. Konsep perilaku Bentuk operasional dari perilaku dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu :

Upload: ikhwan-syukri

Post on 30-Jul-2015

167 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Perilaku Terhadap Masalah Kesehatan Keluarga

II. ISI

Definisi Perilaku

Menurut Skinner (1938) yang dikutip oleh Notoatmodjo (1993), merumuskan

bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus

(rangsangan dari luar). Perilaku merupakan interaksi antara stimulus, organisme

dan respon.

Determinan Perilaku

Faktor-faktor yang membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda disebut

determinan perilaku. Menurut Bloom (1994), determinan perilaku ini dapat

dibedakan menjadi dua, yakni tergantung pada faktor internal dan eksternal.

Faktor internal adalah tingkat kecerdasan, emosional, karakteristik gender, latar

belakang sosio budaya dan sebagainya sedangkan faktor eksternal adalah

lingkungan fisik dan sosial.

Konsep perilaku

Bentuk operasional dari perilaku dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu :

1. Perilaku dalam bentuk pengetahuan, yaitu dengan mengetahui situasi dan

rangsangan.

2. Perilaku dalam bentuk sikap, yaitu tanggapan perasaan terhadap keadaan

atau rangsangan dari luar diri si subjek sehingga alam itu sendiri akan

mencetak perilaku manusia yang hidup di dalamnya, sesuai dengan sifat

keadaan alam tersebut (lingkungan fisik) dan keadaan lingkungan sosial

budaya yang bersifat non fisik tetapi mempunyai pengaruh kuat terhadap

pembentukan perilaku manusia. Lingkungan ini merupakan keadaan

Page 2: Pengaruh Perilaku Terhadap Masalah Kesehatan Keluarga

masyarakat dan segala budi daya masyarakat itu lahir dan mengembangkan

perilakunya.

3. Perilaku dalam bentuk tindakan, yang sudah konkrit berupa perbuatan

terhadap situasi dan rangsangan dari luar.

Perilaku dalam bentuk pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan umumnya datang

dari pengalaman juga dapat diperoleh dari informasi yang disampaikan

orang lain, di dapat dari buku, surat kabar, atau media massa, elektronik.

Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yaitu indra penglihatan,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan merupakan domain

yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt

behaviour). Pada dasarnya pengetahuan terdiri dari sejumlah fakta dan teori

yang memungkinkan seseorang dapat memahami sesuatu gejala dan

memecahkan masalah yang dihadapi. Pengetahuan dapat diperoleh dari

pengalaman langsung ataupun melalui pengalaman orang lain. Pengetahuan

dapat ditingkatkan melalui penyuluhan baik secara individu maupun

kelompok untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan yang bertujuan untuk

tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga, dan masyarakat dalam

upaya mewujudkan derajat kesehatan optimal.

Menurut Notoatmodjo (1993), pengetahuan mempunyai enam tingkatan

yaitu :

1. Tahu (Know)

2. Paham (Comprehension)

3. Aplikasi (Aplication)

4. Analisis (Analysis)

5. Sintesis (Synthesis)

6. Evaluasi (Evaluation)

Page 3: Pengaruh Perilaku Terhadap Masalah Kesehatan Keluarga

Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita

sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas (Notoatmodjo, 2003).

Perilaku dalam Bentuk Sikap

Sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap

suatu stimulus atau objek. Sikap tidak langsung dilihat tetapi hanya dapat

ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata

menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu

yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat

emosional terhadap stimulus sosial (Notoatmodjo, 1993).

Secara umum sikap dapat dirumuskan sebagai kecenderungan untuk

merespon (secara positif atau negatif) terhadap orang, objek atau situasi

tertentu. Sikap mengandung suatu penelitian emosional/afektif (senang,

benci, sedih, dan sebagainya). Selain bersifat positif dan negatif, sikap

memiliki tingkat kedalaman yang berbeda-beda (sangat benci, agak benci,

dan sebagainya). Sikap itu tidaklah sama dengan perilaku dan perilaku

tidaklah selalu mencerminkan sikap seseorang. Sebab sering kali terjadi

bahwa seseorang dapat berubah dengan memperlihatkan tindakan yang

bertentangan dengan sikapnya. Sikap seseorang dapat berubah dengan

diperolehnya tambahan informasi tentang objek tersebut melalui persuasi

serta tekanan dari kelompok sosialnya. Sikap merupakan reaksi atau respon

yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.

Manifestasi sikap itu tidak langsung dapat dilihat, tetapi dapat ditafsirkan

terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Allport (1954) dalam Soekidjo

(1993), menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen pokok

yaitu :

a. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.

b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.

c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).

Page 4: Pengaruh Perilaku Terhadap Masalah Kesehatan Keluarga

Sikap ini terdiri dari 4 (empat) tingkatan yaitu :

1. Menerima (Receiving)

2. Merespon (Responding)

3. Menghargai (Valuing)

4. Bertanggung jawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

Perilaku dalam Bentuk Tindakan

Suatu sikap belum optimis terwujud dalam suatu tindakan untuk

terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor

pendukung/suatu kondisi yang memungkinkan (Notoatmodjo, 1993).

Tindakan terdiri dari empat tingkatan, yaitu :

1. Persepsi (Perception)

2. Respon Terpimpin (Guided Response)

3. Mekanisme (Mechanism)

4. Adopsi (Adoption)

Perilaku Kesehatan

Definisi perilaku kesehatan

Menurut Gochman (1988)

“those attributes such as beliefs, expectations, motives, values, perceptions, and

other cognitive elements, personallity characteristics, including affective and

emotional states and habits that relate to health maintenance, to health

restoration and to health improvement”

Definisi tersebut tidak hanya meliputi tindakan yang dapat secara langsung

diamati dan jelas tetapi juga kejadian mental dan keadaan perasaan yang diteliti

dan diukur secara tidak langsung. Komponen perilaku kesehatan dapat dilihat

dalam dua aspek perkembangan penyakit (Gerace dan Vorp, 1985). Pertama,

adalah perilaku yang mempengaruhi faktor resiko penyakit tertentu. Faktor resiko

Page 5: Pengaruh Perilaku Terhadap Masalah Kesehatan Keluarga

adalah ciri kelompok individu yang menunjuk mereka sebagai at-high-risk

terhadap penyakit tertentu. Kedua, perilaku itu sendiri dapat berupa faktor resiko.

Klasifikasi Perilaku Kesehatan

A. Menurut Skinner

1. Perilaku Pencegahan (preventif)

2. Perilaku Penyembuhan (kuratif)

3. Perilaku pemulihan (rehabilitatif)

4. Perilaku peningkatan Kesehatan (promotif)

5. Perilaku yang berhubungan dengan gaya hidup sehat (life styles),

seperti perilaku makan, olahraga, merokok dan sebagainya

6. Perilaku yang berhubungan dengan lingkungan

B. Menurut Karl and Cobb (1966)

1. Preventive Health Behavior

Semua aktivitas yang diambil seseorang yang percaya bahwa dirinya

sehat, bertujuan untuk mencegah atau mendeteksi penyakit pada

stadium asimptomatik

2. Illness Behavior

Semua aktivitas yang diambil seseorang yang mempunyai persepsi

bahwa dirinya sakit, untuk mendefinisikan status kesehatannya dan

mencari pengobatan yang cocok

3. Sick-role Behavior

Semua aktivias yang diambil seseorang yang menganggap dirinya sakit

dengan tujuan untuk kesembuhan

Page 6: Pengaruh Perilaku Terhadap Masalah Kesehatan Keluarga

Model dan Teori Perilaku Kesehatan

Ada beberapa model dan teori mengenai perilaku kesehatan diantaranya

adalah sebagai berikut :

1. Health Belief Model

2. Model Komunikasi/persuasi (McGuire 1964)

3. Theory of Reasoned Action (Fishbein dan Ajsen 1980)

4. Transteoritic Model (bertahap)

5. Preceed Model Lawrance Green (1980)

Preceed Model dari Lawrence Green

Konsep :

Merncanakan program-program pendidikan kesehatan yang mengarah

pada upaya pragmatik mengubah perilaku kesehatan daripada

mengembangkan teoritis

Menganalisa kebutuhan kesehatan komunitas dengan Lima tahap

diagnosis yang berbeda yaitu :

• Sosial

• Epidemiologi

• Perilaku

• Pendidikan

• Administrasi/Kebijakan

Kelima diagnosis di atas menghindarkan diri dari “ menyalahkan korban

” dan penilaian terhadap individu. Fase diagnosis pendidikan model

presede memberikan penekanan pada faktor2 :

• “predisposisi” (perilaku yang mendahului)

• “pemberdayaan” (kebutuhan keterampilan kinerja perilaku

• dan penguatan (konsekuen)

Page 7: Pengaruh Perilaku Terhadap Masalah Kesehatan Keluarga

Hubungan Status Kesehatan, Perilaku dan Penidikan Kesehatan

( Blum - Green )

Page 8: Pengaruh Perilaku Terhadap Masalah Kesehatan Keluarga

Keturunan

Pelayanan Status Kes Lingkungan

Perilaku

Proses Perubahan

Predisposing FactorsAttitudes,Beliefs,Values

Enabling FactorsSkills,Availability

Accessibility,Referals

Reinforcing FactorsSupport from family,peers, health providers,etc.

Training community organizationPendidikan Kesehatan

Perencanaan, Evaluasi Pendidikan( Psikologi, Sosiologi, Antropologi )

KomunikasiIndirect

communications,consultation

Page 9: Pengaruh Perilaku Terhadap Masalah Kesehatan Keluarga

Pendidikan Kesehatan

Konsep Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan ialah suatu penerapan konsep pendidikan

dibidang kesehatan

Pendidkan kesehatan adalah komponen kesehatan dan program medis

yang terdiri dari hal-hal terencana untuk merubah perilaku individu,

group dan komunitas (apa yang orang pikirkan, rasakan, dan lakukan)

dengan tujuan, rehabilitatif, pencegahan dan promosi kesehatan.

Salah satu pelaksanaan pendidikan kesehatan adalah dengan jalan

penerapan pola hidup sehat. Pola hidup sehat ini diikuti oleh setiap

individu guna meningkatkan status kesehatannya. Yang dimaksud

dengan pola hidup sehat adalah segala upaya untuk menerapkan

kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan

menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan.

Pendidikan kesehatan memiliki banyak definisi diantaranya adalah :

- Menurut Griffiths (1972)

Usaha untuk meniadakan gap antara apa yang diketahui tentang

praktek kesehatan optimal dan prakteknya di lapangan

- Simonds (1976)

Membawa perubahan perilaku pada individu, grup dan populasi

yang lebih luas dari perilaku yang diperkirakan menurunkan status

kesehatan menjadi perilaku yang mendukung untuk kesehatan

- Green (1988)

Kombinasi tertentu dari pengalaman belajar yang didesain untuk

memfasilitasi adaptasi volunter dari perilaku yang mendukung

kesehatan

Page 10: Pengaruh Perilaku Terhadap Masalah Kesehatan Keluarga

- Wood 1926

Sekumpulan pengalaman yang mendukung kebiasaan, sikap, dan

pengetahuan yang berhubungan dengan kesehtan individu,

masyarakat dan ras

Proses perubahan perilaku kesehatan yang dinamis bukan hanya proses

pemindahan teori dari seseorang ke orang lainnya dan bukan pula

seperangkat prosedur

Tujuan Pendidikan Kesehatan

Tujuan pendidikan kesehatan adalah :

1. Menjadikan kesehatan sebagai suatu yang bernilai di masyarakat

2. Menolong individu agar mampu secara mandiri atau kelompok

mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat

3. Mendorong pengembangan dan pengguanaan secara tepat sarana

pelayanan kesehatn yang ada.

Prinsip Pendidikan Kesehatan

1. Belajar Mengajar Berfokus pada Pasien

2. Belajar mengajar bersifat holistik

3. Belajar mengajar negosisi

4. Belajar mengajar yang interaktif

Pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi, antara lain

dimensi saran pendidikan kesehatan, tempat pelaksanaan, dan tingkat

pelayanan kesehatan.

A. Sasaran Pendidikan Kesehatan

1. Pendidikan Kesehatan individual

2. Pendidikan Kesehatan kelompok

3. Pendidikan Kesehatan masyarakat

Page 11: Pengaruh Perilaku Terhadap Masalah Kesehatan Keluarga

B. Tempat Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan

1. Pendidikan Kesehatan di sekolah

2. Pendidikan Kesehatan di pelayanan kesehatan

3. Pendidikan Kesehatan di tempat-tempat

C. Tingkat Pelayanan Pendidikan Kesehatan

Berdasarkan five Level of Prevention (Leavel & Clark) yaitu :

1. Promosi Kesehatan

2. Spesific Protection

3. Early Diagnosis and Prompt Treatment

4. Dissability Limitation

5. Rehabilitation

Perencanaan Program Pendidikan Kesehatan

Perencanaan program merupakan kegiatan utama dalam usaha kesehatan

masyarakat. Sejalan dengan dinamika masyarakat, kontribusi pendidik

kesehatan yang unik dalam struktur perencanaan ini tertuju pada

tercapainya dua tujuan, kekompakan (cohesiveness) dalam instansi dan

kekompakan dalam masyarakat. Usaha-usaha dalam perencanaan

seringkali berfokus pada dua tujuan tersebut.

Luasnya pengertian sehat yang menjadi subjek dan objek upaya

kesehatan, menyebabkan pelaksanaan berbagai upaya kesehatan telah

sangat membutuhkan adanya perencaan. Dalam pelaksanaannya, banyak

pengaturan yang diperlukan, tidak hanya menyangkut masalah

kesehatan, tetapi menyangkut masalah kemasyarakatan secara

keseluruhan. Mengingat pentingnya fungsi perencanaan pendidikan

kesehatan, pendidik kesehatan diharuskan memiliki pengetahuan dan

keterampilan yang baik tentang perencanaan.

Page 12: Pengaruh Perilaku Terhadap Masalah Kesehatan Keluarga

Langkah-langkah perencanaan pendidikan kesehatan

Program dan pelayanan kesehatan di dalam pelaksanaannya menuntut

partisipasi masyarakat sasaran. Pendidikan kesehatan merupakan cara

yang tepat membantu masyarakat mempelajari apa yang harus mereka

kerjakan sendiri dan bagaimana mengerjakannya untuk mencapai derajat

kesehatan yang lebih baik.

Langkah-langkah dalam perencanaan pendidikan kesehatan adalah

sebagai berikut :

1. Analisis sasaran atau menentukan prioritas pengajaran.

Hal ini bertujuan menentukan garis batas antara perilaku yang akan

diajarkan dan perilaku yang tidak perlu diajarkan. Kriteria yang

diprioritaskan adalah motivasi klien untuk berkonsentrasi pada

kebutuhan belajar yang telah diidentifikasikan. Perilaku yang akan

diajarkan selanjutnya dirumuskan dalam bentuk tujuan khusus.

2. Menentukan tujuan.

Terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum

merupakan tujuan yang akan dicapai setelah menyelesaikan setiap

pokok bahasan atau satuan bahasan tertentu dalam suatu bidang studi

sedangkan tujuan khusus harus menggambarkan tingkah laku

(perilaku) sasaran yang dapat diamati dan dapat diukur oleh pemberi

materi dan ini merupakan perilaku yang dikehendaki oleh pasien.

Untuk membantu dan mempermudah pemberi materimenentukan

tercapai tidaknya tujuan, maka tujuan khusus harus jelas,

rumusannya, konkret, dapat diamati, dan dapat diukur.

Contoh :

A. Klien dapat menunjukkan atau mendemontrasikan teknik

pemberian ASI dengan benar

Page 13: Pengaruh Perilaku Terhadap Masalah Kesehatan Keluarga

B. Klien dapat mendemontrasikan injeksi insulin setelah diberikan

penyuluhan selama 15 menit (ada waktu yang jelas)

C. Klien dapat berjalan 5 langkah di sekitar tempat tidur (tujuan

belajar dapat diobservasi sementara aktivitasnya dapat diukur

D. Klien dapat berjalan dari ujung tempat tidur ke ujung lainnya

tanpa menggunakan tongkat pembantu (terkandung bagaimanan

perilaku ditampilkan)

3. Memilih Sibstansi atau Isi Materi yang Harus Dipilih

Sumber yang dipilih hendaknya akurat, terbaru, didasarkan atas

tujuan belajar, disesuaikan dengan usia klien, budaya dan

kemampuan, konsisten serta dipilih dengan mempertimbangkan

waktu dan sumber daya yang mungkin untuk belajar

4. Memilih Stategi Belajar

Memilih metode mengajar hendaknya sesuai dengan individu, cocok

dengan materi yang dipelajari, dan cocok dengan pengajar dan

berbagai faktor l ain yang perlu dipertimbangkan

5. Memilih alat bantu mengajar

Alat bantu mengajar sangat ditentukan oleh tujuan belajar yang

hendak dicapai, oleh karena itu pilihla alat bantu secara hati-hati,

lihat kembali kegunaan dan kecocokan penggunaan alat bantu.

6. Membuat Rencana Evaluasi

Rencana evaluasi harus disebutkan dalam perencaan pendidikan

kesehatan misalnya waktu dan saaran yang akan dievaluasi dan

indikator apa yang akan dipakai dalam evaluasi itu.

Determinan perilaku kesehatan dan status penyakit dapat ditemukan untuk

hampir semua penyakit melalui faktor resiko perilaku atau melalui faktor

Page 14: Pengaruh Perilaku Terhadap Masalah Kesehatan Keluarga

perilaku yang mempengaruhi faktor resiko fisiologis, ataupun melaluo faktor

perilaku yang mempengaruhi terapi dan prognosis.

Evaluasi

Evaluasi memerlukan monitoring reguler serta penentuan alat evaluasi sebelum

dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan

Modifikasi Teori Bloom untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan

- pengukuran tingkat pengetahuan (Tahu, paham, aplikasi, analisis,

sintesis dan evaluasi

- sikap yang tercermin dalam perilaku (menerima, menanggapi,

menghargai dan bertanggungjawab)

- Tindakan (persepsi, respon terpimpin, mekanisme, adopsi)