pengaruh penyesuaian diri di sekolah...

107
PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH, KEBERFUNGSIAN KELUARGA DAN JENIS KELAMIN TERHADAP PERILAKU PERUNDUNGAN PADA SISWA SMA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Oleh: Fitri Rachmawati Amalia NIM : 1113070000092 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2019 M

Upload: others

Post on 07-Mar-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH,

KEBERFUNGSIAN KELUARGA DAN JENIS KELAMIN

TERHADAP PERILAKU PERUNDUNGAN

PADA SISWA SMA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh:

Fitri Rachmawati Amalia

NIM : 1113070000092

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H / 2019 M

Page 2: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)
Page 3: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)
Page 4: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)
Page 5: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Percaya hatimu. Kuatkan dirimu.

Tak pernah menyerah. Berani melangkah.

Percaya tangismu. Dan perjuanganmu.

Akan jadi kisah. Terbaik dihidupmu.”

(Yura Yunita)

“janganlah berharap ada yang dapat membantu

langkahmu jika kamu sendiri tidak tau

akan apa yang kau tuju.”

Skripsi ini aku persembahkan untuk Almh. Ibu yang berada di Sisi-

Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta.

Page 6: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

vi

ABSTRAK

(A) Fakultas Psikologi

(B) Juli 2019

(C) Fitri Rachmawati Amalia

(D) Pengaruh Penyesuaian Diri di Sekolah, Keberfungsian Keluarga dan Jenis

Kelamin terhadap Perilaku Perundungan pada Siswa SMA

(E) xiii + halaman + lampiran

(F) Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penyesuaian diri di

sekolah, keberfungsian keluarga dan jenis kelamin terhadap perilaku perundungan

pada siswa SMA. Penelitian ini juga ditujukan untuk menguji pengaruh masing –

masing variabel bebas yaitu penyesuaian diri di sekolah (goal orientation, school

spirit, child peer relations, child teacher relations, alienation), keberfungsian

keluarga (family cohesion dan family adaptability) dan jenis kelamin terhadap

perilaku perundungan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

berganda. Populasi merupakan 316 siswa SMA Negeri 29 Jakarta. Dalam

penelitian ini menggunakan teknik non probability sampling. Penulis

mengadaptasi dan memodifikasi alat ukur dari Olweus Bully/Victim

Questionnaire, School adjustment survey (SAS), dan Family Adaptability And

Cohesion Evaluation Scales (FACES-II) yang validitasnya diuji dengan validitas

konstruk menggunakan CFA (Confirmatory Factor Analysis).

Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa penyesuaian diri di

sekolah, keberfungsian keluarga, dan jenis kelamin memberikan pengeruh yang

signifikan terhadap perilaku perundungan. Hasil penelitian juga menunjukkan

proporsi varians dari perilaku perundungan yang dijelaskan oleh seluruh variabel

independen adalah 18,2% sedangkan 81,8% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain

di luar penelitian ini.

Kesimpulan yang diambil dari penelitian ini adalah ada pengaruh yang

signifikan penyesuaian diri di sekolah, keberfungsian keluarga dan jenis kelamin

terhadap perilaku perundungan. Saran untuk penelitian kepada orang tua dan

keluarga agar membentuk komunikasi dan hubungan yang lebih baik dengan anak

maupun pihak sekolah. Penulis berharap implikasi dari hasil penelitian ini dapat

dikembangkan pada penelitian selanjutnya.

(G) Daftar Bacaan : 37 : buku : 12 + jurnal : 19 + tesis : 2 + artikel : 4

Page 7: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

vii

ABSTRACT

(A) Faculty of Psychology

(B) July 2019

(C) Fitri Rachmawati Amalia

(D) The Effect of Schools Adjustment, Family Functioning and Gender Factor on

Bullying Behavior of High School Students

(E) xiii + pages + appendix

(F) This research aims to determine the effect of school adjustment, family

functioning and gender factor on bullying behavior in students. This research was

aimed for testing the effect of each independent variable that is school adjustment

(goal orientation, school spirit, child peer relations, child teacher relations,

alienation) , family functioning (family cohesion and family adaptability) and

gender factor to bullying behavior.

This research used a quantitative approach with multiple regression analysis.

The population is 316 students in SMA 29 Jakarta. In this research using non

probability sampling techniques. The author adapted and modified the measuring

instruments from Olweus Bully / Victim Questionnaire, School adjustment survey

(SAS), and Family Adaptability and Cohesion Evaluation Scales (FACES-II)

whose validity was tested with construct validity using CFA (Confirmatory Factor

Analysis).

The results of data analysis of the research data indicate that school

adjustment, family functioning, and gender factor have a significant influence on

bullying behavior. The results also showed the proportion of variance of bullying

behavior explained by all independent variables was 18.2% while the remaining

81.8% was influenced by other variables outside this study.

The conclusion drawn from this study is that there is a significant influence of

school adjustment, family functioning and gender factor on bullying behavior.

Suggestions for research to parents and families in order to form better

communication and relationships with children and the school. The author hopes

the implications of the results of this study can be developed in future studies.

(G) Reading List: 37: books: 12 + journals: 19 + thesis: 2 + article: 4

Page 8: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas

segala rahmat dan karunia yang diberikan-Nya sehingga skripsi ini dapat selesai

dengan baik. Shalawat serta salam tercurahkan kepada junjungan kita Nabi

Muhammad SAW serta pengikutnya sampai akhir zaman.

Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari sangat banyak pihak yang

telah membantu saya dalam menyelasikannya. Untuk itu, saya ingin

menyampaikan terimakasih kepada :

1. Dr. Zahrotun Nihayah, M.Si. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, beserta jajarannya.

2. Ilmi Amalia M.Psi, Psikolog sebagai dosen pembimbing. Terimakasih atas

bimbingan, arahan, saran dan kritik yang telah diberikan kepada penulis

selama masa penyusunnan skripsi dengan penuh kesabaran serta ilmu yang

telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Drs. Akhmad Baidun, M.Si dan Ima Sri Rahmani, S.Psi, MA pembimbing

akademik yang telah banyak membantu saya selama masa studi.

4. Luh Putu Suta Haryanthi, M.Psi.T, Psi sebagai salah satu dosen yang telah

memberikan pengaruh terhadap perubahan yang telah membuat saya menjadi

lebih baik lagi dari sebelumnya.

5. Kepala sekolah SMA Negeri 29 Jakarta dan jajaran yang telah membantu dan

mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian ini, serta kepada seluruh

siswa yang telah membantu dan berpartisipasi terimakasih atas waktu dan

kesediaan untuk mengisi kuesioner.

6. Alm kakek dan alm ibu yang telah memberikan cinta dan kasih sayangnya

kepada saya. Jika tanpa kalian saya tidak akan sekuat ini dan saya banyak

belajar dari kebaikan dan ketulusan yang kalian berikan.

Page 9: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

ix

7. Nenek dan ayah yang telah membesarkan saya, dan doa yang tidak putus –

putusnya bagi saya, serta om dan tante yang selalu memberikan dukungan, tak

lupa kepada Fatimah Umi Hajar sebagai adik saya yang juga turut membantu

dalam diamnya. Sepupu – sepupu penulis, rangga, audi, ifa, adit, raysad,

hakam, kalasha, alisah, robih yang telah memberi keceriaan dan warna di

setiap pertemuan.

8. Yurixa Sakhinatul Putri, yang telah memberikan makna dalam perjalanan

hidup selama 11 tahun berteman telah banyak cerita yang terkisah meskipun

jarak memisahkan kita berdua.

9. Dwi Endang Lestari dan Novitasari Mulba yang selama beberapa tahun ini

menemani menjalani suka dan duka di fakultas psikologi dan telah banyak

memberikan kenangan.

10. Nono karno, terimakasih untuk waktu, tenaga, motivasi, dan doa yang telah

diberikan selama ini kepada penulis.

11. Mahasiswa/I Fakultas Psikologi angkatan 2013 dan kelas C terimakasih atas

kebersamaan dan pembelajaran selama ini.

Semoga Allah membalas segala kebaikan yang telah diberikan. Penulis

menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran

yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan di masa yang akan datang

Semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada banyak orang dan

bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Jakarta, 6 Agustus 2019

Penulis

Page 10: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN .................................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................ v

ABSTRAK ............................................................................................ vi

ABSTRACT ........................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................... viii

DAFTAR ISI ......................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................. 1-8

1.1 Latar Belakang ................................................................... 1

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................ 6

1.2.1 Pembatasan Masalah ................................................. 6

1.2.2 Perumusan Masalah .................................................. 7

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 7

1.3.1 Tujuan Penelitian ...................................................... 7

1.3.2 Manfaat Penelitian .................................................... 7

BAB 2 KAJIAN TEORI .................................................................... 9-28

2.1 Perilaku Perundungan ........................................................ 9

2.1.1 Pengertian perilaku perundungan .............................. 9

2.1.2 Bentuk-bentuk perundungan ..................................... 10

2.1.3 Faktor-faktor penyebab perundungan ....................... 13

2.1.4 Pengukuran perundungan .......................................... 15

2.2 Penyesuaian Diri Di Sekolah ............................................. 15

2.2.1 Pengertian penyesuaian diri di sekolah ..................... 15

2.2.2 Dimensi-dimensi penyesuaian diri di sekolah........... 17

2.2.3 Pengukuran penyesuaian diri di sekolah ................... 17

2.3 Keberfungsian Keluarga..................................................... 19

2.3.1 Pengertian keberfungsian keluarga ........................... 19

2.3.2 Dimensi-dimensi keberfungsian keluarga ................. 20

2.3.3 Pengukuran keberfungsian keluarga ......................... 21

2.4 Kerangka Berpikir .............................................................. 22

2.5 Hipotesis Penelitian ............................................................ 28

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ........................................... 29-51

3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ......... 29

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi operasional ..................... 30

Page 11: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

xi

3.2.1 Variabel penelitian .................................................... 30

3.2.2 Definisi operasional .................................................. 30

3.3 Instrumen Dan Prosedur Pengumpulan Data ..................... 32

3.4 Uji Validitas Konstruk Alat Ukur ...................................... 35

3.4.1 Hasil uji validitas konstruk perilaku perundungan.... 37

3.4.2 Hasil uji validitas konstruk goal orientation ............. 38

3.4.3 Uji validitas konstruk school spirit ........................... 40

3.4.4 Uji validitas konstruk child peer relations ................ 41

3.4.5 Uji validitas konstruk child teacher relation ............ 42

3.4.6 Uji validitas konstruk alienation ............................... 43

3.4.7 Uji validitas konstruk kohesi keluarga ...................... 44

3.4.8 Uji validitas konstruk family adaptability ................. 45

3.5 Tehnik Analisis Data .......................................................... 47

3.6 Prosedur Penelitian ............................................................ 50

BAB 4 HASIL PENELITIAN ........................................................... 52-62

4.1 Gambaran Subjek Penelitian .............................................. 52

4.2 Hasil Analisis Deskriptif .................................................... 52

4.2.1 Kategorisasi skor variabel penelitian ........................ 54

4.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian ............................................ 55

4.3.1 Analisis regresi variabel penelitian ........................... 55

4.3.2 Pengujian proporsi varian setiap variabel bebas ....... 60

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN............................ 63-70

5.1 Kesimpulan ........................................................................ 63

5.2 Diskusi ............................................................................... 63

5.3 Saran ................................................................................... 68

5.3.1 Saran teoritis ............................................................. 68

5.3.2 Saran praktis .............................................................. 68

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 71

LAMPIRAN ........................................................................................... 78

Page 12: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Blueprint Skala Perundungan.................................................. 33

Tabel 3.2 Blueprint Skala Penyesuaian Diri di sekolah .......................... 34

Tabel 3.3 Blueprint Skala Keberfungsian Keluarga ............................... 35

Tabel 3.4 Muatan Faktor Item Perilaku Perundungan ............................ 38

Tabel 3.5 Muatan Faktor Item Goal Orientation .................................... 39

Tabel 3.6 Muatan Faktor Item School Spirit ........................................... 40

Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Child Peer Relations .............................. 42

Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Child Teacher Relations......................... 43

Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Alienation ............................................... 44

Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Kohesi Keluarga ................................... 45

Tabel 3.11 Muatan Faktor Item Family Adaptability.............................. 46

Tabel 4.1 Gambaran subjek penelitian .................................................... 52

Tabel 4.2 Deskripsi Statistik Variabel Penelitian ................................... 53

Tabel 4.3 Pedoman Interpretasi Skor ...................................................... 54

Tabel 4.4 Kategorisasi Skor Variabel ..................................................... 55

Tabel 4.5 R-square .................................................................................. 56

Tabel 4.6 Anova ...................................................................................... 56

Tabel 4.7 Koefisien Regresi .................................................................... 57

Tabel 4.8 Proporsi Varian Setiap Variabel Bebas ................................... 61

Page 13: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir .................................................... 27

Page 14: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian............................................................. 78

Lampiran 2 Kuesioner ............................................................................. 79

Lampiran 3 Output Regresi ..................................................................... 87

Lampiran 4 Path Diagram dan Syntax ..................................................... 89

Page 15: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab pendahuluan ini akan dibahas mengenai latar belakang penelitian,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika

penelitian.

1.1 Latar Belakang

Masa remaja adalah masa peralihan masa kanak-kanak dan masa dewasa, dalam

hal ini anak-anak mengalami pertumbuhan secara cepat di segala bidang. Mereka

bukan lagi termasuk kanak-kanak, baik bentuk jasmani, sikap, cara berfikir dan

bertindak. Tetapi bukan pula menjadi orang dewasa yang telah matang. Masa

remaja ini mulai pada umur 13 tahun dan berakhir kira-kira umur 21 tahun

(Santrock, 2003). Banyak diantara mereka yang tidak sanggup mengikuti

pelajaran, hilang kemampuan konsentrasi, malas belajar, patah semangat dan

sebagainya. Tidak sedikit pula yang jatuh kepada kenakalan yang lebih berbahaya

lagi. Salah satu bentuk kenakalan yang belakangan sering marak terjadi adalah

perilaku perundungan (bullying) yang dilakuakn oleh remaja usia sekolah.

Fenomena perilaku perundungan telah menjadi masalah serius di

Indonesia. Fakta membuktikan pada beberapa sekolah perundungan dianggap

wajar dan biasa terjadi salah satunya pada saat masa orientasi siswa (MOS),

dimana banyak senior menandakan kekuasaan dan kehormatan bagi mereka di

lingkungan sekolahnya dengan cara melakukan perilaku perundungan. Salah satu

contoh kasusnya terjadi di SMAN 70 Jakarta Selatan. Dalam penelitian yang

Page 16: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

2

dilakukan Arief, Cahya, Purba dan Aronda (2012) seorang siswa mengatakan

bahwa “Biasa aja pas mos (formalitas) sama guru. Setelah itu di kumpulin di

suruh nongkrong karena di paksa sama senior, abis itu di suruh ribut sama

sekolah lain”. Berdasarkan wawancara tersebut, senior menganggap adanya

tanggung jawab mereka untuk mendidik murid baru untuk mengikuti aturan yang

berlaku serta melestarikannya, sehingga aktivitas tersebut tidak terkikis.

Survei dalam penelitian yang dilakukan oleh International Center for

Research on Women (ICRW) menunjukkan bahwa 84% anak di Indonesia

mengalami kekerasan di sekolah salah satunya terlibat dalam kasus perundungan

(Setiawan, 2017). Angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dari kasus

kekerasan di kawasan Asia lainnya seperti dari Vietnam (79%), Nepal (79%),

Kamboja (73%), dan Pakistan (43%). Ditambah dengan data laporan terbaru dari

KPAI per tanggal 30 Mei 2018, ada sebanyak 161 kasus kekerasan yang

melibatkan anak-anak, dan 41 kasus atau 25,5 persennya melibatkan anak sebagai

pelaku perundungan (Nurita, 2018). Berdasarkan dari data tersebut dapat

disimpulkan bahwa masalah kekerasan pada anak-anak di Indonesia masih sangat

sering terjadi salah satunya dalam kasus perundungan.

Perundungan (bullying) merupakan suatu bentuk agresi yang melibatkan

perilaku yang disengaja dan berbahaya yang ditandai dengan keterlibatan

berulang-ulang dan berhubungan dengan kekuatan fisik maupun psikologis

seseorang (Olweus, 1997). Hal ini ditandai dengan ketidakseimbangan kekuatan

antara pengganggu dan korban. Keterlibatan dalam perilaku perundungan adalah

fenomena yang meluas di masa kanak-kanak dan remaja yang berdampak negatif

Page 17: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

3

terhadap kesehatan seperti masalah kecemasan, depresi, dan pembunuhan

karakter, perilaku antisosial, prestasi belajar yang buruk, dan penggunaan zat

terlarang (Bevilacqua et al., 2017).

Perilaku perundungan yang dilakukan oleh siswa dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal yaitu

meliputi jenis kelamin. Sedangkan untuk faktor eksternal yaitu penyesuaian diri di

sekolah dan keberfungsian keluarga.

Pada faktor berupa penyesuaian diri di sekolah ditemukan ada sebanyak

20% hingga 30% dari populasi usia sekolah yang mengalami masalah

penyesuaian substansial di dalam kelas, hal tersebut beresiko dengan munculnya

berbagai kesulitan yang dialami oleh siswa (Robin dalam Ladd, 1989). Hal ini

juga didukung dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Nansel et al. (2001),

penelitian ini menemukan hubungan keterlibatan dalam perilaku perundungan

dapat mempengaruhi penyesuaian diri. Siswa yang terlibat dalam perilaku

perundungan sebagai pelaku ditemukan mempunyai penyesuaian diri yang buruk

seperti adanya masalah terhadap prestasi akademik yang rendah dan kesulitan

dalam penyesuaian pada iklim sekolah seperti peraturan sekolah yang harus

dipatuhi.

Penyesuaian diri dapat didefinisikan sebagai gabungan dari penerimaan

performa akademis anak di sekolah, sikap positif terjahap sekolah dan keterlibatan

serta keterkaitan dengan lingkungan sekolah (Birch & Ladd, 1997). Penyesuaian

diri di sekolah memainkan peran penting dalam kehidupan anak-anak. Karena

Page 18: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

4

sekolah merupakan salah satu konteks sosial yang paling berpengaruh untuk

membentuk arah perkembangan anak selama rentang kehidupannya.

Pada faktor lainnya yaitu keberfungsian keluarga (family functioning).

Selama tahun 1920-an, fungsi keluarga menjadi perhatian eksplisit. Perubahan

sosial yang cepat dan tingkat perceraian yang meningkat setelah Perang Dunia I

mendorong studi sosiolog tentang mengubah struktur dan fungsi keluarga.

Keberfungsian keluarga merujuk pada peran-peran yang dimainkan oleh anggota

keluarga, sikap, tingkah laku yang mereka tunjukkan dalam hubungan mereka

satu sama lain (DeFrain, Asay, & Olson, 2009). Frederic LePlay (1982)

berhipotesis bahwa anggota keluarga yang berfungsi dengan baik akan

membentuk hubungan keluarga yang sehat, menjaga diri mereka secara efektif,

dan berkomitmen terhadap kesejahteraan keluarga. Keluarga seperti itu

kemungkinan besar akan ditemukan dalam masyarakat yang berkedudukan dan

terintegrasi, sedangkan keluarga yang tidak stabil dan tidak memenuhi kebutuhan

materi, interpersonal, dan spiritual maka para anggotanya akan berada dalam

masyarakat yang terfragmentasi atau mengalami kemunduran (Schwab, Gray-Ice,

& Prentice 2002).

Dalam penelitian yang dilakukan Totura (2003), peneliti menjelaskan

bahwa siswa yang mengganggu siswa lain di sekolah lebih mungkin memiliki

lingkungan keluarga yang kurang baik. Karena pelaku perundungan ditemukan

berasal dari keluarga dimana orang tua memilih disiplin fisik dan keras terhadap

anaknya, lebih otoriter, kurang hangat dan kurang terlibat dalam segala urusan,

tidak konsisten dalam praktek pengasuhan, mendorong perilaku agresif yang anak

Page 19: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

5

lakukan. Dan keluarga pelaku perundungan cendrung kurang kompak dan ditandai

dengan pembebasan terhadap anak seperti anak diabaikan dan orang tua lepas

terhadap tanggung jawabnya dalam pengasuhan.

Faktor keberfungsian keluarga secara unik dikaitkan dengan kelompok

anak-anak yang terlibat dalam perundungan. Penelitian telah menunjukkan bahwa

anak-anak yang terkena kekerasan dalam keluarga lebih cendrung untuk

menujukkan agresi fisik, termasuk perilaku perundungan. Anak-anak menganggap

kekerasan sebagai hasil dari pembelajaran sosial yang dapat diterima untuk

menyelesaikan konflik (Bowes et al., 2009). Keluarga yang menunjukkan kohesi

tinggi (kehangatan dan tingkat permusuhan yang lebih rendah) mungkin lebih

kecil kemungkinannya untuk menghasilkan anak yang melakukan perundungan

(Olson, 1986). Salah satunya adalah komunikasi yang baik dengan orang tua

dapat mengurangi kemungkinan seorang siswa untuk menjadi pelaku

perundungan (Wang et al., 2012).

Faktor jenis kelamin pada perilaku perundungan pada penelitian Kim,

Catalano, Haggerty, dan Abbott (2011) sebelumnya menunjukkan bahwa siswa

laki-laki pada umumnya ditemukan terlibat dalam perilaku perundungan yang

lebih bersifat fisik seperti memukul atau menendang teman sekelas lainnya dan

pada siswa perempuan perilaku oerundungan yang didominasi pada hubungan

relasional seperti mengucilkan teman sekelas atau menyebarkan desas-desus

tentang mereka. Hal ini juga terkait dengan penelitian Olweus (1997) yang

menemukan bahwa ada lebih banyak anak laki-laki daripada anak perempuan

Page 20: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

6

yang melakukan kekerasan kepada orang lain, dan sebagian besar anak perempuan

melaporkan bahwa mereka telah diintimidasi oleh anak laki-laki.

Dari beberapa hasil penelitian dan uraian tentang perilaku perundungan

tersebut menjadi menarik untuk diteliti pada penelitian ini untuk lebih melihat

pengaruh penyesuaian diri disekolah dan keberfungsian keluarga pada pelaku

perundungan. Maka dari itu, penulis tertarik mengambil tema yang berjudul

“Pengaruh penyesuaian diri di sekolah, keberfungsian keluarga dan jenis

kelamin terhadap perilaku perundungan pada siswa SMA”.

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1 Pembatasan masalah

Karena banyaknya faktor yang mempengaruhi perilaku perundungan, maka

peneliti perlu membuat pembatasan masalah secara jelas. Pembatasan masalah

dimaksudkan agar penelitian ini tidak mengalami pelebaran dan perluasan

masalah. Sehingga penulis membatasi permasalahan dalam penelitian ini sebagai

berikut :

1. Perilaku perundungan (bullying) yang dimaksud dalam penelitian ini dibatasi

pada bentuk perilaku perundungan secara fisik dan psikologis. (Olweus,

1997). Perundungan adalah bentuk agresi yang melibatkan perilaku yang

disengaja dan berbahaya yang ditandai dengan keterlibatan berulang-ulang

dan berhubungan dengan kekuatan fisik maupun psikologis seseorang.

2. Penyesuaian diri di sekolah. Penyesuaian diri di sekolah didefinisikan sebagai

gabungan dari penerimaan performa akademis anak di sekolah, sikap positif

terjadap sekolah dan keterlibatan serta keterkaitan dengan lingkungan sekolah

Page 21: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

7

(Birch & Ladd, 1997). Konteks penyesuaian diri siswa di sekolah dalam

penelitian ini adalah merujuk kepada goal orientation, school spirit, child peer

relations, child teacher relations, dan alienation.

3. Keberfungsian Keluarga. Keberfungsian keluarga merujuk pada peran-peran

yang dimainkan oleh anggota keluarga, sikap, tingkah laku yang mereka

tunjukkan dalam hubungan mereka satu sama lain (DeFrain et al., 2009).

Keberfungsian keluarga dalam penelitian ini dibatasi hanya pada kohesi

keluarga dan kemampuan beradaptasi.

4. Siswa dalam penelitian ini dibatasi pada siswa Sekolah Menengah Atas kelas

10 dan 11.

1.2.2 Perumusan masalah

Perumusan masalah yang penulis ambil dalam penelitian ini adalah “Apakah

terdapat pengaruh yang signifikan dalam penyesuaian diri disekolah,

keberfungsian keluarga, jenis kelamin terhadap perilaku perundungan pada

siswa?”

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk menguji pengaruh penyesuaian diri di sekolah,

keberfungsian keluarga dan jenis kelamin terhadap perilaku perundungan pada

siswa, serta menguji pengaruh masing – masing variabel bebas yaitu penyesuaian

diri di sekolah (goal orientation, school spirit, child peer relations, child teacher

relations, alienation), keberfungsian keluarga (kohesi keluarga dan family

adaptability) dan jenis kelamin terhadap perilaku perundungan.

Page 22: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

8

1.3.2 Manfaat penelitian

Manfaat pada penelitian ini terbagi atas manfaat teoritis dan praktis. Pada manfaat

teoritis dari penelitian ini adalah untuk memberikan tambahan referensi pada

bidang ilmu yang membahas tentang perundungan. Hasil penelitian ini diharapkan

dapat memberikan kontribusi terhadap penelitian selanjutnya yang berkaitan

dengan permasalahan ini.

Pada manfaat praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

yang dapat diaplikasikan sebagai berikut : Penelitian ini diharapkan dapat

mengurangi tingkat perundungan pada siswa dan dapat memberikan pemahaman

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perundungan sehingga dapat dijadikan

acuan bagi orang tua maupun guru sehingga memberikan solusi dalam

mengurangi tindakan perundungan yang terjadi pada siswa.

Page 23: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

9

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Perilaku Perundungan

2.1.1 Pengertian perilaku perundungan

Istilah perundungan (bullying) berasal dari bahasa Inggris yaitu bully yang berarti

menggeretak atau mengganggu. Menurut UNICEF, “bullying is an aggressive

behavior that is intentional and that involves an imbalance of power of strength”,

artinya: perundungan adalah perilaku agresif yang menyangkut

ketidakseimbangan kekuatan (UNICEF, 2014). Perundungan (bullying) (dikenal

sebagai “penindasan/risak” dalam bahasa Indonesia) merupakan segala bentuk

penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu atau

sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, bertujuan

untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus (Wardhana, 2015).

Pendapat lain mengenai perundungan menurut Olweus (1997) menyatakan

bahwa perundungan adalah bentuk agresi yang melibatkan perilaku yang

disengaja dan berbahaya yang ditandai dengan keterlibatan berulang-ulang dan

berhubungan dengan kekuatan fisik maupun psikologis seseorang. Perundungan

ditandai dengan ketidak seimbangan kekuatan antara pengganggu dan korban.

Keterlibatan dalam perilaku perundungan adalah fenomena yang meluas di masa

kanak-kanak dan remaja yang berdampak negatif terhadap kesehatan seperti

masalah kecemasan, depresi, dan pembunuhan karakter, perilaku antisosial,

prestasi belajar yang buruk, dan penggunaan zat terlarang.

Page 24: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

10

Sullivan (2000) menyatakan perundungan adalah tindakan menyerang

yang dilakukan secara sadar dan sengaja atau di manipulasi oleh satu atau lebih

banyak orang terhadap orang lain atau orang banyak. Perundungan dapat bertahan

dalam waktu yang singkat bahkan selama bertahun-tahun, dan ini adalah sebuah

penyalahgunaan kekuasaan oleh mereka yang melakukannya. Kadang

direncanakan, dan kadang dilakukan dalam berbagai kesempatan, kadang

dilakukan terutama terhadap satu korban, dan kadang terjadi berurutan dan acak.

Dari beberapa pengertian di atas, definisi yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah definisi menurut Olweus (1997) bahwa perundungan adalah

bentuk agresi yang melibatkan perilaku yang disengaja dan berbahaya yang

ditandai dengan keterlibatan berulang-ulang dan berhubungan dengan kekuatan

fisik maupun psikologis seseorang. Perundungan ditandai dengan ketidak

seimbangan kekuatan antara pengganggu dan korban.

2.1.2 Bentuk-bentuk perundungan

Dalam mempermudah menentukan suatu kegiatan atau perilaku dikategorikan

sebagai perundungan, maka dilakukan pengkategorian terhadap bentuk kegiatan

atau perilaku yang termasuk dalam suatu kegiatan atau perilaku perundungan.

Berikut adalah kategori bentuk kegiatan atau perilaku perundungan secara lebih

spesifik berdasarkan teori Olweus (1993) menjabarkan bentuk-bentuk

perundungan sebagai berikut:

1. Perundungan verbal adalah segala bentuk perundungan yang

mengandalkan penggunaan kata-kata atau bahasa untuk menyerang target,

Page 25: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

11

seperti mengancam, mengejek, menggoda, menyebar gossip dan

memanggil nama.

2. Perundungan fisik adalah bentuk perundungan yang melibatkan pelecehan

atau penyerangan secara fisik, seperti : memukul, mendorong, menendang,

menjepit, atau menahan yang lain dengan kontak fisik. Termasuk merusak

dan menyembunyikan barang orang lain.

3. Perundungan non-verbal/non-fisik adalah segala perundungan yang

dilakukan untuk menjatuhkan reputasi sosial seseorang dan menurunkan

kepercayaan diri seseorang, seperti : membuat wajah atau isyarat kotor,

sengaja mengucilkan seseorang dari satu kelompok, atau menolak

mematuhi perintah orang lain.

SEJIWA (2008) menyebutkan bentuk-bentuk perundungan, sebagai berikut:

1. Fisik

dimana perundungan fisik merupakan jenis perundungan (bullying) yang

kasat mata. Siapa pun bisa melihatnya karena terjadi sentuhan fisik antara

pelaku perundungan dan korbannya. Contoh-contoh perundungan fisik

antara lain:

Menampar, menimpuk, menginjak kaki, menjegal, meludahi, melempar

dengan barang, menghukum dengan berlari keliling lapangan, menghukum

dengan cara push up, dan berbagai kontak fisik lainnya.

2. Non-fisik

perundungan verbal merupakan jenis perundungan yang bisa dengan

mudah terdeteksi karena bisa tertangkap indra pendengaran. Contoh dari

Page 26: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

12

perundungan verbal yaitu seperti menggoda, mengejek, memanggil nama,

penghinaan secara verbal, intimidasi lisan, ancaman, pemaksaan,

pemerasan, dan / atau ejekan SARA. Pengembangan dari bentuk ini

adalah perundungan mental atau psikologis. Perundungan mental

dilakukan secara diam-diam yang dilakukan oleh perorangan maupun

kelompok dan terjadi tanpa disadari berdasarkan kegiatan bersosialisasi.

Contoh dari bentuk perundungan mental berupa, memandang sinis,

memandang penuh ancaman, mempermalukan di depan umum,

mendiamkan, mengucilkan, mempermalukan, meneror lewat pesan

pendek telepon genggam atau e-mail, memandang yang merendahkan,

memelototi, mencibir.

Sejalan dengan perkembangan teknologi dan adanya koneksi dengan

internet, bentuk perundungan bertambah, yakni cyberbullying. Menurut Wardhana

(2015) Cyberbullying adalah segala bentuk tindakan yang dapat menyakiti orang

lain dengan sarana media elektronik yang berupa rekaman video intimidasi,

pencemaran nama baik lewat media sosial. Contoh lainnya berdasarkan American

Association of School Administrators (AASA, 2009) berupa penggunaan Internet,

email atau pesan berupa teks, gambar, dan suara untuk mengancam, menyakiti,

mengeluarkan, mempermalukan, menyebarkan rumor, dan mengungkapkan

rahasia tentang orang lain.

Berdasarkan pada bentuk-bentuk perundungan yang telah di paparkan,

peneliti memutuskan untuk menggunakan definisi bentuk perundungan menurut

Olweus (1993), yakni fisik dan non-fisik yang juga menggambarkan sesuai

Page 27: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

13

dengan pengertian perundungan yang diberikan oleh Olweus dengan diperkuat

berdasarkan sumber lainnya.

2.1.3 Faktor-faktor penyebab perundungan

Perilaku perundungan terjadi karena adanya beberapa faktor yang dapat memicu

seseorang untuk melakukan perundungan. AASA (2009) menjelaskan beberapa

faktor yang menjadi penyebab perundungan, antara lain:

1. Faktor Individu.

Faktor ini berkaitan dengan jenis kelamin, mempunyai riwayat menjadi

korban perundungan, berperilaku manipulatif, impulsif, dan agresif,

kurang memiliki rasa empati, secara fisik lebih kuat dibandingkan

korbannya, serta kurangnya kemampuan anak dalam menyelesaikan

masalah secara konstruktif.

2. Faktor keluarga:

Faktor ini berkaitan dengan kedekatan antar anggota keluarga, yakni

kurangnya kehangatan dan keterlibatan orang tua, pola asuh terlalu

berlebihan (termasuk kurangnya batasan untuk perilaku anak-anak),

kurangnya pengawasan oleh orang tua. disiplin fisik, pemodelan perilaku

intimidasi yang dilakukan orang tua, menjadi korban oleh saudara.

3. Faktor teman sebaya:

Faktor ini berkaitan dengan hubungan pertemenan yang berupa teman

yang menggertak dan teman yang memiliki sikap positif tentang

kekerasan. Dalam beberapa kasus, beberapa anak agresif yang mengambil

peran status tinggi dapat menggunakan perundungan sebagai cara untuk

Page 28: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

14

meningkatkan kekuatan sosial mereka dan melindungi prestise mereka

dengan teman sebaya. Sedangkan beberapa anak dengan status sosial

rendah dapat menggunakan perundungan sebagai cara untuk menampik

ejekan dan agresi yang diarahkan pada mereka, atau untuk meningkatkan

posisi sosial mereka dengan teman sebaya yang lebih tinggi.

4. Faktor lain:

Berikut adalah faktor-faktor lain yang mempengaruhi seseorang memiliki

perilaku perundungan:

a. Perundungan tumbuh subur dalam lingkungan sekolah dikarenakan

pihak sekolah tidak menangani intimidasi, tidak ada kebijakan

melawan intimidasi, dan hanya ada sedikit pengawasan terhadap siswa

terutama saat makan siang, istirahat di kamar mandi, dan sudut kelas.

b. Model perilaku intimidasi lazim terjadi di masyarakat, terutama di

televisi, film, dan permainan video.

c. Bila anak digabungkan bersama, mereka berasosiasi dengan orang lain

yang serupa dengan mereka atau yang memiliki kualitas atau

karakteristik yang mendukung perilaku mereka sendiri.

d. Bagi remaja putri, agresi sosial bisa menjadi cara untuk menciptakan

kegembiraan atau mengurangi kebosanan. Ini juga digunakan sebagai

metode untuk mendapatkan perhatian dari gadis lain untuk

mendapatkan pertemanan.

Page 29: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

15

2.1.4 Pengukuran perundungan

Dari berbagai literature mengenai perilaku perundungan, peneliti menemukan

skala pengukuran. Diantaranya adalah :

1. Skala Olweus Bully/Victim Questionnaire dari Olweus alat ukur ini terdiri

dari 40 item, namun dimodifikasi (Gothwal, 2013) menjadi 17 item

pengukuran dengan 2 subskala pengukuran yaitu pelaku perundungan dan

korban perundungan. Agar sesuai dengan kriteria responden dalam

penelitian ini maka peneliti hanya mengambil item yang berhubungan

dengan pelaku perundungan. Setiap item menunjukkan partisipasi dan

pengalaman dari berbagai jenis perilaku perundungan yang dilakukan oleh

siswa.

2. Bully and victims scale: APRI yang dikembangkan oleh Parada (2000),

terdapat 36 item pengukuran dengan 6 skala pengukuran (3 jenis perilaku

untuk pelaku perundungan : fisik, verbal, dan sosial dan 3 jenis untuk

korban perundungan : fisik, verbal, dan sosial).

Berdasarkan uraian pengukuran mengenai perundungan yang telah

disebutkan, peneliti memutuskan untuk menggunakan skala Olweus

Bullying/Victim Questionnaire yang dikembangakan oleh Olweus (Gothwal,

2013).

2.2 Penyesuaian Diri Di Sekolah

2.2.1 Pengertian penyesuaian diri di sekolah

Penyesuaian adalah kemampuan sesorang untuk menyeimbangkan kebutuhannya

dengan lingkungan (Katkovsky, Walter, Gorlow, & Leon 1976). Penyesuaian diri

Page 30: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

16

merupakan suatu proses yang meliputi respon mental dan perilaku, ketika seorang

individu berusaha untuk mengatasi kebutuhan-kebutuhan dalam dirinya,

ketegangan, frustasi dan konflik agar mendapatkan keselarasan anatar tuntutan

dalam dirinya dengan apa yang diinginkan dari lingkungan tempat ia berada.

(Schneiders, 1955)

Masten (1994) mengemukakan bahwa penyesuaian diri di sekolah adalah

tugas penting dalam perkembangan untuk remaja awal dan menurut Brich dan

Ladd (1996), siswa menghadapi banyak penyesuaian diri di sekolah. Dari tahun ke

tahun, ada perubahan pada guru, kelas, peraturan (prosedur sekolah dan kelas),

ekspektasi kinerja, kesulitan dalam pekerjaan, dan teman sebaya.

Penyesuaian diri di sekolah juga didefinisikan sebagai gabungan dari

penerimaan performa akademis anak di sekolah, sikap positif terhadap sekolah

dan keterlibatan serta keterkaitan dengan lingkungan sekolah (Birch & Ladd,

1997). Sedangkan kegagalan untuk menyesuaikan diri menurut Lakhani dan

Chandel (2017) dapat menyebabkan masalah kesehatan mental dan penolakan

sekolah atau putus sekolah dan mungkin memerlukan bimbingan oleh pihak

sekolah.

Connell dan Wellborn (1991) berpendapat bahwa keterlibatan, atau

kualitas hubungan seorang siswa dengan teman sebaya dan guru, adalah motivator

yang hebat. Penelitian lainnya menunjukkan bahwa kesepian anak dan

ketidakpuasan sosial berhubungan negatif dengan prestasi sekolah.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut pada penelitian ini akan diambil

definisi menurut Birch & Ladd (1997), yaitu penyesuaian diri di sekolah

Page 31: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

17

didefinisikan sebagai gabungan dari penerimaan performa akademis anak di

sekolah, sikap positif terhadap sekolah dan keterlibatan serta keterkaitan dengan

lingkungan sekolah.

2.2.2 Dimensi-dimensi penyesuaian diri di sekolah

Berdasarkan teori tersebut, Santa Lucia membagi penyesuian diri disekolah

menjadi lima dimensi (Totura, 2003), yaitu:

1. Goal orientation

Goal orientation meliputi pola keyakinan yang akan mempengaruhi cara

pendekatan, keterlibatan, dan respons individu dalam berprestasi dan

berkaitan erat dengan standar individu dalam memberikan penilaian pada

dirinya sendiri.

2. School spirit

School spirit adalah sikap yang dimiliki siswa tentang sekolah serta sikap

siswa terhadap satu sama lain di dalam dan di luar kelas.

3. Child peer relations

Child peer relations adalah interaksi timbal balik antar siswa dengan siswa

lain yang memiliki tingkat usia hampir sama.

4. Child teacher relations

Child teacher relations adalah sebuah interaksi antara guru dan siswa di

sekolah.

5. Alienation

Alienation adalah kondisi dimana seseorang memisahkan diri dan

memutuskan hubungan mereka dari masyarakat dan lingkungannya.

Page 32: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

18

2.2.3 Pengukuran penyesuaian diri di sekolah

Alat ukur yang peneliti temukan terkait penyesuaian diri di sekolah diantaranya

adalah :

1. Skala The Adjustment inventory for School Students (AISS) yang

dikembangkan oleh Sinha dan Singh (Chauhan, 2013). Skala ini memiliki

60 item dengan 20 item di masing – masing dimensinya (emosional, sosial

dan pendidikan). Dengan pilihan jawaban dari skala ini hanya “ya” dan

“tidak”.

2. Skala “School adjustment survey (SAS)” terdiri dari 34 item. Skala ini

mengadaptasi berdasarkan lima kriteria penyesuaian diri di sekolah yang

diungkapakan oleh Santa Lucia & Gesten (Totura, 2003), yaitu goal

orientation, school spirit, child peer relations, child teacher relations, dan

alienation.

3. Classroom Environment dalam Instrument dari Kelly (2010), di modifikasi

agar sesuai dengan anak usia sekolah dan diberi nama What is Happening

in this Classroom (WIHIC). Alat ukur ini terdiri dari 50 item untuk

mengukur persepsi suasana kelas. Pada awalnya, WIHIC memiliki tujuh

skala yang masing – masing skala terdapat 8 item. Skala – skala tersebut

terdapat dalam tiga kategori umum, yaitu : Relationship: Student

Cohesiveness, Teacher Support and Involvement; Personal Growth:

Investigation, Task Orientation and Cooperation; System Maintenance

and Change: Equity.

Page 33: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

19

Dari beberapa skala pengukuran yang telah disebutkan di atas, alat ukur

penyesuaian diri di sekolah yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat ukur

yang disusun dengan cara mengadaptasi berdasarkan lima kriteria penyesuaian

diri di sekolah yang diungkapakan oleh Santa Lucia & Gesten dalam “School

adjustment survey (SAS)”, yaitu goal orientation, school spirit, child peer

relations, child teacher relations, dan alienation. Peneliti menggunakan alat ukur

ini karena dimensi yang diukur merupakan dimensi yang cocok dengan

pembahasan yang diteliti.

2.3 Keberfungsian Keluarga

2.3.1 Pengertian keberfungsian keluarga

Keberfungsian keluarga adalah merupakan bagian dari peran-peran yang

dimainkan oleh anggota keluarga, sikap, tingkah laku yang mereka tunjukkan

dalam hubungan mereka satu sama lain saat bersama anggota keluarga (DeFrain et

al., 2009).

Menurut Walsh et al. (2003) keberfungsian keluarga adalah sebagian

interaksi keluarga dalam menjalankan tugasnya yaitu menjaga pertumbuhan dan

kesejahteraan dari masing-masing anggotanya dan dalam mempertahankan

integrasinya. Sebagai tambahan keberfungsian keluarga menurut Epstein, Ryan,

Miller, dan Keitner (1983) adalah suatu keadaan dalam keluarga dimana setiap

anggota dari keluarga mampu menjalankan tugas-tugas dasar dalam kehidupan

sehari-hari di keluarga yang berkaitan dengan pemecahan masalah, komunikasi,

peran, respon afektif, keterlibatan afektif, dan control perilaku dengan baik.

Page 34: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

20

Dari beberapa literatur di atas tentang keberfungsian keluarga, peneliti

menggunakan definisi keberfungsian keluarga merupakan bagian dari peran-peran

yang dimainkan oleh anggota keluarga, sikap, tingkah laku yang mereka

tunjukkan dalam hubungan mereka satu sama lain saat bersama anggota keluarga

(DeFrain et al., 2009).

2.3.2 Dimensi-dimensi keberfungsian keluarga

Berdasarkan teori-teori tentang keberfungsian keluarga, peneliti memakai dimensi

yang dikemukakan oleh DeFrain et al. (2009) yang mengklasifikasikan

keberfungsian keluarga pada beberapa dimensi, yakni sebagai berikut.

1. Family cohesion (kohesi keluarga)

Kohesi keluarga adalah perasaan kedekatan emosional dengan orang lain.

Kohesi keluarga dicapai dengan menyeimbangkan keterpisahan dan

kebersamaan. Kohesi keluarga yang sangat rendah dalam pasangan atau

keluarga disebut disengaged (kedekatan emosional yang kurang bahkan

cenderung tidak ada pada setiap anggota keluarga). Kohesi keluarga yang

sangat tinggi disebut enmeshed (adanya kedekatan emosional yang baik

antara anggota keluarga). Olson percaya bahwa pasangan dan keluarga

yang sehat, seimbang dalam jumlah kohesi yang mereka tunjukkan

begitupula sebaliknya pasangan dan keluarga yang tidak sehat, sering

kesulitan mempertahankan keseimbangan antara keterpisahan dan

kebersamaan.

2. Family adaptability (kemampuan keluarga beradaptasi)

Page 35: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

21

kemampuan beradaptasi adalah kemampuan sistem sebuah perkawinan

atau keluarga untuk mengubah struktur kekuatannya, hubungan peran, dan

aturan hubungan dalam menanggapi permintaan situasional dan

perkembangan.

2.3.3 Pengukuran keberfungsian keluarga

Beberapa peneliti telah merumuskan konsep mengenai keberfungsian keluarga

dilengkapi dengan alat ukur berdasarkan konsep tersebut. Seluruh pengukuran

mengenai keberfungsian keluarga dibuat berdasarkan konstruksi yang dibuat oleh

masing-masing peneliti mengenai bagaimana terlihatnya sebuah keluarga yang

berfungsi dengan efektif.

Menurut Wilkinson (1998) terdapat beberapa jenis metode dalam asesmen

keberfungsian keluarga yaitu, metode untuk mendapatkan informasi yang berupa

interview, questionnaires, naturalistic observation, family task, projective tests,

dan metode untuk mencatat dan mengorganisir informasi yang berupa rating

observation scales, observer rating scales, behavior coding system, dan

diagramatic methods.

Pengukuran keberfungsian keluarga sendiri meliputi teori-teori yang

berhubungan dengan tugas-tugas umum yang harus dipenuhi oleh sebuah keluarga

dan strategi-strategi yang dikembangkan untuk pelaksanaan tugas-tugas tersebut

(Sabatelli & Bartel, 1995). Salah satu metode dalam menentukan indikator

pengukuran keberfungsian keluarga adalah Mc Master Model. Mc master model

diuraikan berdasarkan kekayaan struktur keluarga, pekerjaan, dan interaksi

keluarga dengan indikator berupa (Epstein et.al, 1993):

Page 36: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

22

1. Pemecahan masalah (Problem Solving),

2. Komunikasi (Communication),

3. Peranan (Roles),

4. Rasa kebertanggungjawaban afektif (Affective Responsiveness),

5. Penglibatan afektif (Active Involvement),

6. Kontrol perilaku (Behavior Control).

Para peneliti yang tertarik dengan keberfungsian keluarga telah banyak

melakukan penelitian pada beberapa model keberfungsian keluarga di atas.

Sedangkan dalam penelitian ini, peneliti lebih tertarik untuk menggunakan

“Family Adaptability and Cohesion Evaluation Scales (FACES III)” untuk

mengukur keberfungsian keluarga. FACES III dikembangkan oleh Olson (1986),

dimana mereka mengkonseptualisasikannya dalam dua dimensi keberfungsian

keluarga yaitu kohesi keluarga dan family adaptability. Peneliti tertarik untuk

menggunakannya karena dimensi-dimensi tersebut dapat memberikan gambaran

tentang keberfungsian keluarga yang dapat dikaitkan dengan perilaku

perundungan pada siswa dibandingkan dengan alat ukur lainnya.

2.4 Kerangka Berpikir

Perilaku perundungan sudah dianggap sebagai fenomena yang biasa terjadi

dikalangan remaja. Perundungan merupakan bentuk agresi yang melibatkan

perilaku yang disengaja dan berbahaya yang ditandai dengan keterlibatan

berulang-ulang dan berhubungan dengan kekuatan fisik maupun psikologis

seseorang (Olweus, 1997). Perundungan dapat bertahan dalam waktu yang

Page 37: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

23

singkat bahkan selama bertahun-tahun, dan ini adalah sebuah penyalahgunaan

kekuasaan oleh mereka yang melakukannya.

Perilaku perundungan dapat terjadi dimana saja, salah satunya perilaku

perundungan ini sudah menjadi sebuah bagian di dalam lingkungan sekolah.

Perundungan di kalangan remaja adalah suatu hal yang dianggap wajar, dan

sebagai alat bagi mereka dalam memperoleh satu ciri khas dalam kelompok. Maka

dari itu seorang siswa harus dapat menyesuaikan diri mereka di lingkungan

sekolah agar dapat menghindari terlibat dalam perilaku perundungan.

Menurut Brich dan Ladd (1996), siswa menghadapi banyak penyesuaian

diri di sekolah. Dari tahun ke tahun, ada perubahan pada guru, kelas, peraturan

(prosedur sekolah dan kelas), ekspektasi kinerja, kesulitan dalam pekerjaan, dan

teman sebaya. Penyesuaian diri tidak hanya melibatkan prestasi anak-anak tetapi

juga sikap mereka terhadap sekolah, kecemasan, kesepian, dukungan sosial, dan

motivasi akademis (misalnya, pertarungan, penghindaran, ketidakhadiran).

Secara umum dapat dikatakan bahwa penyesuaian diri di sekolah adalah

proses beradaptasi dengan peran sebagai siswa dan berbagai aspek lain di

lingkungan sekolah. Kemudian terdapat lima dimensi yang terdapat di dalamnya

antara lain dimensi pertama adalah goal orientation yaitu meliputi pola keyakinan

yang akan mempengaruhi cara pendekatan, keterlibatan, dan respons individu

dalam berprestasi dan berkaitan erat dengan standar individu dalam memberikan

penilaian pada dirinya sendiri.

Selanjutnya dimensi kedua adalah school spirit adalah sikap yang dimiliki

siswa tentang sekolah mereka serta sikap mereka terhadap satu sama lain di dalam

Page 38: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

24

dan di luar kelas. Ketika semangat sekolah positif, siswa termotivasi untuk bekerja

lebih keras, akademis dan siap untuk bersaing. Hal ini pula dapat membantu siswa

untuk mengurangi dampak lingkungan dari perilaku perundungan pada siswa lain,

karena dengan adanya semangat sekolah yang positif maka siswa akan

menjalankan kegiatan kegiatan dan aktivitas dengan motivasi yang lebih tinggi.

Dimensi ketiga yaitu child-peer relations, interaksi timbal balik antar

individu dengan teman sebaya yang memiliki tingkat usia hampir sama dan

kemampuan berbeda-beda dalam memahami satu sama lain dan saling

mempengaruhi satu sama lain. Hubungan teman sebaya sangat mempengaruhi

perilaku siswa di sekolah. Ketika mereka berada di lingkungan pertemanan yang

baik, maka akan terbentuk pula perilaku yang positif pada siswa tersebut.

Demikian pula sebaliknya, ketika siswa berada di lingkungan pertemanan yang

tidak baik, maka akan terbentuk perilaku yang negatif pada siswa salah satunya

adalah terjadinya perilaku perundungan.

Dimensi keempat child-teacher relations adalah sebuah interaksi antara

guru dan siswa yang dapat memprediksi kinerja sosial dan akademik anak di

sekolah (Hamre & Pianta 2006). Hubungan guru dan anak yang baik

memungkinkan anak-anak untuk mengembangkan dan menggunakan

keterampilan sosial yang efektif. Hubungan semacam ini juga disediakan dengan

sistem pendukung sekolah yang bertindak sebagai jaringan pengaman dalam

situasi akademik dan sosial, dan mempromosikan persepsi anak-anak ke hal yang

lebih positif. Ketika hubungan guru dan anak tidak baik akan menimbulkan

perilaku anak yang negatif. Dengan tidak adanya kedekatan antara guru dan anak,

Page 39: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

25

maka kontrol dan pengawasan terhadap perilaku anak akan semakin minim. Dan

ketika hal itu terjadi akan muncul perilaku negatif yang terus menerus akan

dilakukan oleh siswa. Salah satunya adalah perundungan yang kerap terjadi setiap

tahun di sekolah.

Dimensi terakhir yaitu alienation, kondisi dimana seseorang memisahkan

diri dan memutuskan hubungan mereka dari masyarakat dan kebudayaannya. Hal

ini terjadi dikarenakan seseorang merasa bahwa mereka tidak memiliki kekuatan

dan tidak mempunyai bantuan. Ketika mereka merasa demikian, maka semua nilai

dan norma tidak akan lagi memberikan arti kepada mereka yang bersangkutan.

Saat hal ini terjadi , individu akan merasa terisolasi dan kecewa. Hal ini pula yang

menjadi alasan seseorang melakukan perilaku perundungan agar mereka terhindar

dari keterasingan pada lingkungannya.

Selain penyesuaian diri di sekolah, hal yang mempengaruhi perilaku

perundungan adalah keberfungsian keluarga, merupakan bagian dari peran-peran

yang dimainkan oleh anggota keluarga, sikap, tingkah laku yang mereka

tunjukkan dalam hubungan mereka satu sama lain saat bersama anggota keluarga.

keberfungsian keluarga sebagian interaksi keluarga dalam menjalankan tugasnya

yaitu menjaga pertumbuhan dan kesejahteraan dari masing-masing anggotanya

dan dalam mempertahankan integrasinya (Walsh, 2003).

Keberfungsian keluarga memiliki dua dimensi (DeFrain et al., 2009), yang

pertama adalah kohesi adalah perasaan kedekatan emosional dengan orang lain.

Kohesi keluarga dicapai dengan menyeimbangkan keterpisahan dan kebersamaan.

Kohesi keluarga yang sangat rendah dalam pasangan atau keluarga disebut

Page 40: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

26

disengaged. Kohesi keluarga yang sangat tinggi disebut enmeshed. Keluarga yang

sehat, seimbang dalam jumlah kohesi yang mereka tunjukkan. Dan begitupula

sebaliknya pasangan dan keluarga yang tidak sehat, sering kesulitan

mempertahankan keseimbangan antara keterpisahan dan kebersamaan. Ketika

sebuah keluarga memiliki kedekatan emosional diantara anggota keluarga lainnya

maka dampak negatif dari lingkungan diluarnya dapat di minimalisir. Dengan

kedekatan emosional pada keluarga ini anak dapat memiliki tempat untuk

bercerita dan meminimalisir siswa dari keterlibatan dalam perilaku perundungan

di sekolah.

Dimensi selanjutnya adalah family adaptability yaitu kemampuan sistem

sebuah keluarga untuk mengubah struktur kekuatannya, hubungan peran, dan

aturan hubungan dalam menanggapi permintaan situasional dan perkembangan.

Siswa dengan keluarga yang memiliki kemampuan beradaptasi yang baik dapat

dengan mudah terhindar dari perilaku perundungan. Hal ini dikarenakan adanya

kekuatan yang timbul dalam diri siswa yang terbentuk dari sistem keluarga yang

memberikan komunikasi positif yaitu berupa kemampuan untuk dapat mengelola

stres dan kondisi krisis secara lebih efektif

Variabel lain yang juga termasuk dalam penelitian perilaku perundungan

ini adalah jenis kelamin. Ada lebih banyak anak laki-laki daripada perempuan

yang melakukan perundungan kepada orang lain, dan persentase yang relatif besar

dari anak perempuan melaporkan bahwa mereka terutama diganggu oleh anak

laki-laki. Meskipun perundungan secara langsung merupakan masalah yang lebih

besar di antara anak laki-laki, ada juga banyak terjadi perilaku perundungan di

Page 41: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

27

PERILAKU PERUNDUNGAN

PENYESUAIAN DIRI

DISEKOLAH

Goal orientation

School spirit

Child-peer relations

Child teacher relation

Alienation

KEBERFUNGSIAN

KELUARGA

Kohesi keluarga

Family adaptability

JENIS KELAMIN

kalangan anak perempuan. Penindasan dengan cara fisik kurang umum di

kalangan anak perempuan, namun; anak perempuan biasanya menggunakan cara

membully yang lebih halus dan tidak langsung seperti fitnah. menyebarkan desas-

desus, pengecualian yang disengaja dari kelompok. dan manipulasi hubungan

pertemanan (Olweus, 1997).

Gambar 2.1 Bagan Kerangaka berpikir

Page 42: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

28

2.5 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan deskripsi teori di atas, penulis merumuskan hipotesis penelitian

sebagai berikut :

Hipotesis Mayor

Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara penyesuaian diri disekolah,

keberfungsian keluarga, dan jenis kelamin terhadap perilaku

perundungan pada siswa.

Hipotesis Minor

Ha.1 : Ada pengaruh antara goal orientation terhadap perilaku perundungan

pada siswa.

Ha.2 : Ada pengaruh antara school spirit terhadap perilaku perundungan pada

siswa.

Ha.3 : Ada pengaruh antara child-peer relations terhadap perilaku perundungan

pada siswa.

Ha.4 : Ada pengaruh antara child teacher relation terhadap perilaku

perundungan pada siswa.

Ha.5 : Ada pengaruh antara alienation terhadap perilaku perundungan pada

siswa.

Ha.6 : Ada pengaruh antara kohesi keluarga terhadap perilaku perundungan

pada siswa.

Ha.7 : Ada pengaruh antara family adaptability terhadap perilaku perundungan

pada siswa.

Ha.8 : Ada pengaruh antara jenis kelamin terhadap perilaku perundungan pada

siswa.

Page 43: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini dipaparkan tentang populasi dan sampel, tehnik sampling, variable

penelitian, instrument pengumpulan data, uji validitas konstruk, prosedur

pengumpulan data, dan metode analisis data.

3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 29 Jakarta kelas

X dan XI yang berjumlah 496. Dengan karakter sebagai berikut :

a) Remaja

b) Berusia 16 – 18 tahun

c) Bersedia menjadi responden dalam penelitian ini

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel

dengan menggunakan teknik non probability sampling yaitu pengambilan sampel

dimana setiap objek penelitian yang diambil tidak dapat dihitung dan tidak dapat

diidentifikasi satu persatu untuk dijadikan sampel penelitian.

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi operasional

3.2.1 Variabel penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu Dependent Variable (DV) dan

Independent Variable (IV). Adapun independent variable dalam penelitian ini

adalah pemyesuaian diri disekolah, keberfungsian keluarga, dan jenis kelamin.

Dependent variable dalam penelitian ini adalah perilaku perundungan. Berikut

akan diuraikan Independent Variable dalam penelitian ini :

Page 44: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

30

Independent variable (variable bebas) dalam penelitian ini adalah :

1. Penyesuaian diri di sekolah (goal orientation (X1), school spirit (X2), child

peer relations (X3), child teacher relation (X4), dan alienation (X5))

2. Keberfungsian keluarga (kohesi keluarga (X6), family adaptability (X7))

3. Jenis kelamin (X8)

3.2.2 Definisi operasional

Setelah menentukan variabel dependent dan variabel independent, langkah

selanjutnya peneliti menentukan definisi operasional dari variabel yang akan

digunakan dalam penelitian ini. Adapun penjelasan definisi operasional variabel

akan diuraikan sebagai berikut :

1. Bullying (perundungan) adalah suatu tindakan negatif dan agresif yang

disengaja baik secara fisik maupun psikologis yang dilakukan oleh

seseorang atau sekelompok orang terhadap orang lain atau kelompok lain

yang menjadi korban dalam kurun waktu tertentu dan terdapat

ketidakseimbangan kekuatan antara kedua belah pihak

2. Penyesuaian diri di sekolah adalah proses beradaptasi dengan peran

sebagai siswa dan berbagai aspek lingkungan sekolah. Berdasarkan teori

penyesuaian diri di sekolah (Totura, 2003), ada beberapa dimensi yang

terdapat di dalamnya antara lain sebagai berikut :

a. Goal orientation, keyakinan yang akan mempengaruhi cara

pendekatan, keterlibatan, dan respons siswa dalam berprestasi dan

berkaitan erat dengan standar siswa dalam memberikan penilaian pada

dirinya sendiri.

Page 45: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

31

b. School spirit , sikap yang dimiliki siswa tentang sekolah serta sikap

terhadap satu sama lain di dalam dan di luar kelas.

c. Child peer relations, interaksi timbal balik antar siswa dengan teman

sebaya yang memiliki tingkat usia hampir sama dan kemampuan

berbeda – beda dalam memahami satu sama lain dan saling

mempengaruhi satu sama lain.

d. Child teacher relations, sebuah interaksi antara guru dan siswa yang

dapat memprediksi kinerja sosial dan akademik siswa di sekolah

e. Alienation, kondisi dimana siswa memisahkan diri dan memutuskan

hubungan mereka dari lingkungan sekolahnya.

3. Keberfungsian keluarga merupakan suatu cara interaksi keluarga dalam

berperan dan memenuhi fungsi keluarga dengan tetap memperhatikan

kesejahteraan para anggota keluarga lainnya. DeFrain et al. (2009)

mengklasifikasikan keberfungsian keluarga pada beberapa dimensi, yakni

sebagai berikut.

a. Kohesi keluarga, perasaan kedekatan emosional dengan anggota

keluarga lainnya.

b. Family Adaptability (Kemampuan keluarga beradaptasi),

kemampuan sistem sebuah keluarga untuk mengubah struktur

kekuatannya, hubungan peran, dan aturan hubungan dalam

menanggapi permintaan situasional dan perkembangan di

dalamnya.

Page 46: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

32

4. Variabel lain yang akan dijadikan IV dalam penelitian ini yaitu jenis

kelamin.

3.3 Instrumen Dan Prosedur Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk

kuesioner yaitu serangkaian daftar pertanyaan yang jawabannya dicatat oleh

responden (Umar, 2014). Instrumen pendahuluan yaitu berisikan biodata subjek

penelitian dan lembar persetujuan. Lembar awal instrumen ini berisi pernyataan

ketersediaan menjadi responden berserta biodata responden, seperti : jenis

kelamin, usia, dan kelas. Pada penelitian ini, peneliti juga menggunakan tiga buah

alat ukur, yakni :

1. Skala perilaku perundungan

Alat ukur perilaku perundungan dalam penelitian ini menggunakan

instrumen "Olweus Bully/Victim Questionnaire" yang telah dimodifikasi

sebelumnya. Skala perilaku perundungan menggunakan skala model likert

yang terdiri dari 17 item dengan empat kategori dengan bobot nilai sebagai

berikut : (1) “tidak pernah”, (2) “jarang”, (3) “kadang kadang”, dan (4)

“sering”.

Page 47: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

33

Tabel 3.1

Blueprint Skala Perundungan

2. Skala penyesuaian diri di sekolah

Pengukuran penyesuaian diri di sekolah yang akan digunakan dalam

penelitian ini menggunakan skala pengukuran “School Adjustment Survey

(SAS)” yang disusun oleh Totura (2003) hal ini karena alat ukur ini

memiliki item dan dimensi – dimensi yang sudah dimodifikasi sebelumnya

dari Santa Lucia & Gesten. Skala penyesuaian diri ini menggunakan skala

model likert yang terdiri dari 35 item dengan empat kategori respon

dengan bobot nilai sebagai berikut : (1) “sangat tidak setuju”, (2) “tidak

setuju”, (3) “setuju”, dan (4) “sangat setuju”.

No Aspek Indikator No. item Jml Contoh item

1. Verbal a. Memberikan

julukan nama

jelek 1, 9, 17

3

“Saya mengganggu

siswa lain dengan

mengolok-

mengoloknya.”

b. Berbicara

kasar 5 1

"Saya berbicara dengan

siswa lain menggunakan

suara keras.”

c. Mengancam

7, 13 2

“Saya memaksa teman

saya untuk melawan

siswa lain.”

2. Non fisik /

non verbal

a. Membuat

siswa lain

tidak disukai

3, 11, 15 2

“Saya dengan sengaja

meninggalkan siswa lain

ketika beraktifitas.”

3. Fisik a. Berbuat kasar 4, 6, 14 3

“Saya mengajak siswa

lain untuk berkelahi.”

b. Menendang/

memukul/

mendorong

10, 12, 16 3 “Saya menendang siswa

lain dengan sengaja.”

c. Merusak/men

gambil barang 2, 8 2

“Saya mengambil

barang siswa lain tanpa

sepengetahuannya.”

Jumlah 17

Page 48: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

34

Tabel 3.2

Blueprint Skala Penyesuaian Diri di sekolah

3. Skala keberfungsian keluarga

Alat ukur keberfungsian keluarga dalam penelitian ini menggunakan

instrumen “Family Adaptability And Cohesion Evaluation Scales

(FACES-III)” yang dibuat oleh Olson (1986) yang kemudian akan

dimodifikasi dan diterjemahkan pada bahasa Indonesia. Skala

keberfungsian keluarga menggunakan skala model likert yang terdiri dari

24 item dengan empat kategori respon dengan bobot nilai sebagai berikut :

(1) “tidak pernah”, (2) “jarang”, (3) “kadang kadang”, dan (4) “sering”.

No Aspek Indikator No. item Jml Contoh item

1. Goal

Orientation

a. Mampu menentukan

tujuan

1,5,10 3 “Saya selalu optimis

mewujudkan kesuksesan

di masa yang akan

datang.”

b. Kemampuan

menyadari kelebihan

dan kekurangan diri

3,8,11,

14

4 “Saya percaya dengan

kemampuan yang saya

miliki.”

2. School Spirit a. Kemampuan

mematuhi aturan atau

norma yang berlaku

2,7,17,

20,25

5 “Saya merasa peraturan

disekolah berlaku adil

untuk seluruh siswa.”

b. Kemampuan

berpartisipasi

terhadap fungsi dan

aktifitas sekolah

4,18,21,

27

4 “Saya senang untuk

pergi ke sekolah.”

3. Child – Peer

Relations

a. Kemampuan

berinteraksi secara

harmonis dengan

teman di sekolah

12,24,

28,31,

35

5 “Saya senang

melakukan kegiatan

bersama teman-teman.”

4. Child Teacher

Relations

a. Dukungan guru

terhadap siswa

9,13,22,

30,34

5 “Guru saya mendukung

apa yang saya sukai.”

b. Memiliki hubungan

yang akrab antara

guru dan siswa

16,19,

29,33

4 “Saya mempercayai

guru saya.”

5. Alienation a. Mengasingkan diri 6,15,23,

26,32

5 “Saya sulit bergaul

dengan lingkungan baru

saya.”

Jumlah 35

Page 49: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

35

Tabel 3.3

Blueprint Skala Keberfungsian Keluarga

3.4 Uji Validitas Konstruk Alat Ukur

Uji validitas konstruk semua instrumen yang peneliti gunakan dalam penelitian ini

diuji validitasnya. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan metode

Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan menggunakan software LISREL

8.70. Berikut ini adalah langkah-langkah mengenai uji validitas (Umar, 2014) dari

setiap alat ukur atau instrument dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Lakukan uji CFA dengan model satu faktor, lihat nilai P-value yang

dihasilkan. Jika P-value tidak signifikan (P>0,05), maka item hanya

mengukur satu faktor saja, tetapi jika P-value yang dihasilkan signifikan

(P<0,05) maka perlu dilakukan uji sesuai dengan langkan berikutnya.

No Aspek Indikator No. item Jml Contoh item

1. Kohesi keluarga a. Menunjukkan

ketertarikan dan

penghargaan kepada

aktifitas dan minat

anggota keluarga

lainnya.

1,7,13,

19,23

5 “Keluarga saya memberi

semangat ketika saya

sedang malas.”

b. Mampu

mengekspresikan atau

menunjukkan emosi

perasaan mereka secara

bebas

2,8,14,

20

4 "Saya merasa dekat dengan

keluarga saya.”

c. Memiliki ritual dan

tradisi keluarga

3,9,15 3 “Keluarga saya melakukan

banyak hal bersama –

sama.”

2 Family

Adaptability

a. Memiliki nilai dan

sistem kepercayaan

yang jelas.

4,10,16 3 “Di dalam keluarga saya,

kami saling percaya

terhadap satu sama lain.”

b. Mampu berbagi

tanggung jawab

5,11,17,

21

4 “Di dalam keluarga saya,

semua anggota keluarga

berbagi tanggung jawab..”

c. Mempunyai strategi

dalam menangani

peristiwa yang

situasional

6,12,18,

22,24

5 “Keluarga saya meminta

pendapat saya ketika ada

masalah dalam keluarga.”

Jumlah 24

Page 50: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

36

2. Jika P-value signifikan (p<0,05) maka dilakukan modifikasi model

pengukuran dengan cara membebaskan parameter berupa korelasi

kesalahan pengukuran. Hal ini terjadi saat suatu item selain mengukur

konstruk yang hendak diukur. Namun item ini juga mengukur lebih dari

satu konstruk atau multidimensional. Setelah beberapa kesalahan

pengukuran dibebaskan untuk saling berkorelasi makan akan diperoleh

model yang fit, maka model yang terakhir ini digunakan pada langkah

berikutnya.

3. Jika telah diperoleh model yang fit, maka analisis item dilanjutkan dengan

melihat apakah muatan faktor item tersebut signifikan dan mempunyai

koefisien yang positif. Untuk melihat signifikan atau tidaknya item

tersebut dalam pengukuran faktor ini, dengan cara melihat nilai dari T-

value dan koefisien muatan faktor. Jika T-value>1,96 maka item tersebut

signifikan dan tidak akan didrop dan begitu pula sebaliknya.

4. Selain itu, perlu dilihat apakah ada item yang muatan faktornya negatif.

Dalam hal ini jika terdapat item pernyataan yang negatif, maka saat

penskoran pada item tersebut, arah skornya diubah menjadi positif. Jika

setelah diubah arah skornya masih terdapat item dengan muatan faktor

negatif, maka item tersebut akan didrop.

5. Selanjutnya adalah melihat kesalahan pengukuran yang berkorelasi.

Apabila menemukan item dengan banyak kesalahan pengukuran yang

berkorelasi dengan banyak item lain, maka hal ini berarti item tersebut

Page 51: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

37

selain mengukur satu hal juga mengukur lainnya. Sehingga item ini juga

dapat didrop karena bersifat multidimensional yang sangat kompleks.

6. Setelah melakukan modifikasi terhadap model, maka dilakukan olah data

untuk mendapatkan faktor skornya dengan ketentuan tidak mengikut

sertakan skor mentah dari item yang sudah didrop.

7. Setelah proses mendapatkan faktor skor dilakukan, kemudian ditransform

dalam skala T-score (true score) dengan menggunakan formula sebagai

berikut :

T-score = 50 + (10 x F-score)

Faktor skor yang masih mengandung angka negative harus ditransform

menjadi true score dengan mean = 50 dan standard deviation (SD) = 10

8. Setelah diperoleh true score (T-score) dari masing-masing variabel, maka

dilakukan analisis regresi. Dalam penelitian ini menggunakan analisis

regresi berganda (multiple regression analysis).

3.4.1 Hasil uji validitas konstruk perilaku perundungan

Pada skala perundungan terdapat tujuh belas item. Dalam melakukan uji validitas

bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur perundungan. Hasil

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, diperoleh model yang

tidak fit dengan Chi-Square = 794.87, df = 119, P-Value = 0.00000, RMSEA =

0.134. Oleh karena itu, dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi dengan item lain. Setelah

dilakukan beberapa kali pembebasan item, diperoleh model fit dengan Chi-Square

= 97.79, df = 82, P-Value = 0.11257, RMSEA = 0.025. Nilai Chi-Square

Page 52: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

38

menghasilkan P-Value > 0.05 artinya model bersifat satu faktor (Unidimensional)

dimana seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu perundungan.

Selanjutnya penyusun melihat apakah item tersebut signifikan, sekaligus

menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau tidak, maka dilakukan

pengujian koefisien muatan faktor item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor seperti pada tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.4

Muatan Faktor Item Perilaku Perundungan

No Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

Item 1 0.52 0.05 9.64 √

Item 2 0.56 0.05 10.69 √

Item 3 0.05 0.06 0.89 X

Item 4 0.74 0.05 14.97 √

Item 5 0.44 0.06 7.56 √

Item 6 0.62 0.05 11.93 √

Item 7 0.53 0.05 9.83 √

Item 8 0.60 0.05 11.21 √

Item 9 0.60 0.05 10.95 √

Item 10 0.50 0.05 9.22 √

Item 11 0.58 0.05 11.20 √

Item 12 0.64 0.06 11.14 √

Item 13 0.28 0.06 4.69 √

Item 14 0.43 0.06 7.10 √

Item 15 0.48 0.05 8.89 √

Item 16 0.50 0.05 9.15 √

Item 17 0.58 0.06 10.32 √

Keterangan : tanda √ = signifikan (t > 1.96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel diatas, nilai t untuk muatan faktor dari item 3 tidak

signifikan, sedangkan muatan faktom item lainnya signifikan karena t-value>

1.96. Selanjutnya melihat muatan faktor dari item, apakah ada yang bermuatan

negatif, maka diketahui tidak ada item yang muatan faktornya negatif. Dengan

demikian item 3 di drop, artinya tidak dianalisis dalam penghitungan selanjutnya.

Page 53: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

39

3.4.2 Hasil uji validitas konstruk goal orientation

Pada skala goal orientation terdapat tujuh item. Dalam melakukan uji validitas

bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur goal orientation. Hasil

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, diperoleh model yang

tidak fit dengan Chi-Square = 38.72, df = 14, P-Value = 0.00040, RMSEA =

0.075. Oleh karena itu, dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi dengan item lain. Setelah

dilakukan beberapa kali pembebasan item, diperoleh model fit dengan Chi-Square

= 15.70, df = 12, P-Value = 0.20538, RMSEA = 0.031. Nilai Chi-Square

menghasilkan P-Value > 0.05 artinya model bersifat satu faktor (Unidimensional)

dimana seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu goal orientation.

Selanjutnya penyusun melihat apakah item tersebut signifikan, sekaligus

menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau tidak, maka dilakukan

pengujian koefisien muatan faktor item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor seperti pada tabel 3.5 berikut:

Tabel 3.5

Muatan Faktor Item Goal Orientation

Berdasarkan tabel diatas, nilai t dari semua item signifikan karena t-value>

1.96. Selanjutnya melihat muatan faktor dari item, apakah ada yang bermuatan

No Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

Item 1 0.58 0.05 10.49 √

Item 2 0.77 0.05 15.19 √

Item 3 0.48 0.06 8.04 √

Item 4 0.82 0.05 16.32 √

Item 5 0.70 0.05 13.27 √

Item 6 0.64 0.05 11.91 √

Item 7 0.44 0.05 11.91 √

Page 54: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

40

negatif, maka diketahui tidak ada item yang muatan faktornya negatif. Dengan

demikian semua item akan digunakan dalam penghitungan selanjutnya.

3.4.3 Uji validitas konstruk school spirit

Pada skala school spirit terdapat sembilan item. Dalam melakukan uji validitas

bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur school spirit. Hasil

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, diperoleh model yang

tidak fit dengan Chi-Square = 121.22, df = 27, P-Value = 0.00000, RMSEA =

0.105. Oleh karena itu, dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi dengan item lain. Setelah

dilakukan beberapa kali pembebasan item, diperoleh model fit dengan Chi-Square

= 26.96, df = 20, P-Value = 0.13631, RMSEA = 0.033. Nilai Chi-Square

menghasilkan P-Value > 0.05 artinya model bersifat satu faktor (Unidimensional)

dimana seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu school spirit.

Selanjutnya penyusun melihat apakah item tersebut signifikan, sekaligus

menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau tidak, maka dilakukan

pengujian koefisien muatan faktor item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor seperti pada tabel 3.6 berikut:

Tabel 3.6

Muatan Faktor Item School Spirit

No Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

Item 1 0.79 0.05 15.58 √

Item 2 0.83 0.05 16.54 √

Item 3 0.36 0.06 6.25 √

Item 4 0.50 0.06 8.98 √

Item 5 0.44 0.06 7.63 √

Item 6 0.68 0.05 12.78 √

Item 7 0.69 0.06 12.07 √

Item 8 0.52 0.06 9.18 √

Item 9 0.37 0.06 6.46 √

Page 55: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

41

Berdasarkan tabel diatas, nilai t dari semua item signifikan karena t-value>

1.96. Selanjutnya melihat muatan faktor dari item, apakah ada yang bermuatan

negatif, maka diketahui tidak ada item yang muatan faktornya negatif. Dengan

demikian semua item akan digunakan dalam penghitungan selanjutnya.

3.4.4 Uji validitas konstruk child peer relations

Pada skala child peer relations terdapat lima item. Dalam melakukan uji validitas

bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur child peer relations. Hasil

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, diperoleh model yang

tidak fit dengan Chi-Square = 17.29, df = 5, P-Value = 0.00398, RMSEA = 0.088.

Oleh karena itu, dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi dengan item lain. Setelah

dilakukan beberapa kali pembebasan item, diperoleh model fit dengan Chi-Square

= 4.07, df = 3, P-Value = 0.25406, RMSEA = 0.034. Nilai Chi-Square

menghasilkan P-Value > 0.05 artinya model bersifat satu faktor (Unidimensional)

dimana seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu child peer relations.

Selanjutnya penyusun melihat apakah item tersebut signifikan, sekaligus

menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau tidak, maka dilakukan

pengujian koefisien muatan faktor item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor seperti pada tabel 3.7 berikut:

Page 56: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

42

Tabel 3.7

Muatan Faktor Item Child Peer Relations

Berdasarkan tabel diatas, nilai t dari semua item signifikan karena t-value>

1.96. Selanjutnya melihat muatan faktor dari item, apakah ada yang bermuatan

negatif, maka diketahui tidak ada item yang muatan faktornya negatif. Dengan

demikian semua item akan digunakan dalam penghitungan selanjutnya.

3.4.5 Uji validitas konstruk child teacher relation

Pada skala child teacher relations terdapat sembilan item. Dalam melakukan uji

validitas bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur child teacher

relations. Hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, diperoleh

model yang tidak fit dengan Chi-Square = 69.54, df = 27, P-Value = 0.00001,

RMSEA = 0.071. Oleh karena itu, dilakukan modifikasi terhadap model, dimana

kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi dengan item

lain. Setelah dilakukan beberapa kali pembebasan item, diperoleh model fit

dengan Chi-Square = 22.57, df = 23, P-Value = 0.48597, RMSEA = 0.000. Nilai

Chi-Square menghasilkan P-Value > 0.05 artinya model bersifat satu faktor

(Unidimensional) dimana seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu child

teacher relations.

Selanjutnya penyusun melihat apakah item tersebut signifikan, sekaligus

menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau tidak, maka dilakukan

No Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

Item 1 0.51 0.06 7.87 √

Item 2 0.60 0.06 10.00 √

Item 3 0.70 0.06 12.28 √

Item 4 0.74 0.06 12.41 √

Item 5 0.45 0.06 7.22 √

Page 57: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

43

pengujian koefisien muatan faktor item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor seperti pada tabel 3.8 berikut:

Tabel 3.8

Muatan Faktor Item Child Teacher Relations

Berdasarkan tabel diatas, nilai t dari semua item signifikan karena t-value>

1.96. Selanjutnya melihat muatan faktor dari item, apakah ada yang bermuatan

negatif, maka diketahui tidak ada item yang muatan faktornya negatif. Dengan

demikian semua item akan digunakan dalam penghitungan selanjutnya.

3.4.6 Uji validitas konstruk alienation

Pada skala alienation terdapat lima item. Dalam melakukan uji validitas bersifat

unidimensional, artinya benar hanya mengukur alienation. Hasil analisis CFA

yang dilakukan dengan model satu faktor, diperoleh model yang fit dengan Chi-

Square = 3.75, df = 5, P-Value = 0.58643, RMSEA = 0.000. Nilai Chi-Square

menghasilkan P-Value > 0.05 artinya model bersifat satu faktor (Unidimensional)

dimana seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu alienation.

Selanjutnya penyusun melihat apakah item tersebut signifikan, sekaligus

menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau tidak, maka dilakukan

No Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

Item 1 0.63 0.06 11.04 √

Item 2 0.66 0.06 11.70 √

Item 3 0.36 0.06 5.82 √

Item 4 0.54 0.06 9.08 √

Item 5 0.50 0.06 8.31 √

Item 6 0.65 0.06 11.42 √

Item 7 0.53 0.06 8.96 √

Item 8 0.60 0.06 10.35 √

Item 9 0.42 0.06 6.87 √

Page 58: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

44

pengujian koefisien muatan faktor item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor seperti pada tabel 3.9 berikut:

Tabel 3.9

Muatan Faktor Item Alienation

Berdasarkan tabel diatas, nilai t dari semua item signifikan karena t-value>

1.96. Selanjutnya melihat muatan faktor dari item, apakah ada yang bermuatan

negatif, maka diketahui tidak ada item yang muatan faktornya negatif. Dengan

demikian semua item akan digunakan dalam penghitungan selanjutnya.

3.4.7 Uji validitas konstruk kohesi keluarga

Pada skala kohesi terdapat dua belas item. Dalam melakukan uji validitas bersifat

unidimensional, artinya benar hanya mengukur kohesi keluarga. Hasil analisis

CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, diperoleh model yang tidak fit

dengan Chi-Square = 270.27, df = 54, P-Value = 0.00000, RMSEA = 0.113. Oleh

karena itu, dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran

pada beberapa item dibebaskan berkorelasi dengan item lain. Setelah dilakukan

beberapa kali pembebasan item, diperoleh model fit dengan Chi-Square = 47.85,

df = 40, P-Value = 0.18420, RMSEA = 0.025. Nilai Chi-Square menghasilkan P-

Value > 0.05 artinya model bersifat satu faktor (Unidimensional) dimana seluruh

item mengukur satu faktor saja yaitu kohesi keluarga.

No Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

Item 1 0.55 0.06 8.77 √

Item 2 0.59 0.06 9.52 √

Item 3 0.66 0.06 10.68 √

Item 4 0.65 0.06 10.44 √

Item 5 0.18 0.07 2.70 √

Page 59: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

45

Selanjutnya penyusun melihat apakah item tersebut signifikan, sekaligus

menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau tidak, maka dilakukan

pengujian koefisien muatan faktor item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor seperti pada tabel 3.10 berikut:

Tabel 3.10

Muatan Faktor Item Kohesi Keluarga

Berdasarkan tabel diatas, nilai t dari semua item signifikan karena t-value>

1.96. Selanjutnya melihat muatan faktor dari item, apakah ada yang bermuatan

negatif, maka diketahui tidak ada item yang muatan faktornya negatif. Dengan

demikian semua item akan digunakan dalam penghitungan selanjutnya.

3.4.8 Uji validitas konstruk family adaptability

Pada skala family adaptability terdapat dua belas item. Dalam melakukan uji

validitas bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur family

adaptability. Hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor,

diperoleh model yang tidak fit dengan Chi-Square = 203.72, df = 54, P-Value =

0.00000, RMSEA = 0.094. Oleh karena itu, dilakukan modifikasi terhadap model,

dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi dengan

No Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

Item 1 0.59 0.05 10.89 √

Item 2 0.64 0.05 12.22 √

Item 3 0.60 0.05 11.17 √

Item 4 0.70 0.05 13.75 √

Item 5 0.68 0.05 13.02 √

Item 6 0.71 0.05 13.70 √

Item 7 0.70 0.05 13.81 √

Item 8 0.73 0.05 14.33 √

Item 9 0.73 0.05 14.44 √

Item 10 0.61 0.05 11.37 √

Item 11 0.60 0.05 10.93 √

Item 12 0.65 0.05 12.30 √

Page 60: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

46

item lain. Setelah dilakukan beberapa kali pembebasan item, diperoleh model fit

dengan Chi-Square = 50.92, df = 42, P-Value = 0.16260, RMSEA = 0.026. Nilai

Chi-Square menghasilkan P-Value > 0.05 artinya model bersifat satu faktor

(Unidimensional) dimana seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu family

adaptability.

Selanjutnya penyusun melihat apakah item tersebut signifikan, sekaligus

menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau tidak, maka dilakukan

pengujian koefisien muatan faktor item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat

nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor seperti pada tabel 3.11 berikut:

Tabel 3.11

Muatan Faktor Item Family Adaptability

Berdasarkan tabel diatas, nilai t dari semua item signifikan karena t-value>

1.96. Selanjutnya melihat muatan faktor dari item, apakah ada yang bermuatan

negatif, maka diketahui tidak ada item yang muatan faktornya negatif. Dengan

demikian semua item akan digunakan dalam penghitungan selanjutnya.

No Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

Item 1 0.67 0.05 12.88 √

Item 2 0.73 0.05 14.46 √

Item 3 0.71 0.05 14.13 √

Item 4 0.51 0.05 9.39 √

Item 5 0.75 0.05 15.19 √

Item 6 0.68 0.05 13.09 √

Item 7 0.69 0.05 13.55 √

Item 8 0.70 0.05 13.74 √

Item 9 0.72 0.05 14.04 √

Item 10 0.69 0.05 13.62 √

Item 11 0.72 0.05 14.02 √

Item 12 0.57 0.05 10.44 √

Page 61: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

47

3.5 Tehnik Analisis Data

Metode pengolahan data adalah metode yang digunakan untuk menganalisis data

hasil penelitian dalam rangka menguji kebenaran hipotesis. Untuk menguji

hipotesis, peneliti menggunakan analisis Multiple Regression atau regresi

berganda, untuk mengetahui besar dan arah pengaruh antara variabel penyesuaian

diri di sekolah yang terdiri dari goal orientation (X1), school spirit (X2), child –

peer relations (X3), child – teacher relations (X4), alienation (X5), kemudian

untuk variabel keberfungsian keluarga yang terdiri dari kohesi (X6) dan family

adaptability (X7), serta jenis kelamin (X8) dengan perilaku perundungan (Y).

Kemudian dalam pengolahan data ini menggunakan SPSS 21.0.

Model Analysis Multiple Regression (Regresi Berganda) digunakan untuk

menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui

pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen)

terhadap variabel terkait (endogen). Model yang akan dibentuk dalam analisis

regresi tersebut adalah sebagai berikut:

Y1 : α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8 + e

Dimana :

α = intercept

b = koefisien regresi

X1 = goal orientation

X2 = school spirit

X3 = child – peer relations

X4 = child – teacher relations

X5 = alienation

Page 62: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

48

X6 = kohesi keluarga

X7 = family adaptability

X8 = jenis kelamin

e = residu

Y = perilaku perundungan

Melalui regresi berganda ini akan diperoleh nilai R, yaitu koefisien

korelasi berganda antara perilaku perundungan (DV) dengan goal orientation,

school spirit, child – peer relations, child – teacher relations, alienation, kohesi

keluarga dan family adaptability, serta jenis kelamin (IV). Besarnya perilaku

perundungan yang disebabkan faktor – faktor yang telah disebutkan ditunjukkan

oleh koefisien determinasi berganda atau R2. R

2 menunjukkan variasi atau

perubahan dependent variable (Y) disebabkan independent variable (X) atau

digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh independent variable (X)

terhadap dependent variable (Y) atau merupakan perkiraan proporsi varians dari

perilaku perundungan yang dijelaskan oleh goal orientation, school spirit, child –

peer relations, child – teacher relations, alienation, kohesi keluarga dan family

adaptability, serta jenis kelamin. Untuk mendapatkan R2, digunakan rumus

sebagai berikutnya:

R2 =

Keterangan :

R2 = Proporasi varians

SSreg = Sum of Square Regression (jumlah kuadrat regresi)

SSy = Sum of Square Y (jumlah kuadrat Y)

Selanjutnya, untuk mengetahui apakah model regresi yang terbentuk dapat

diterima atau tidak maka digunakan uji F dengan rumus:

Page 63: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

49

F =

( ) ( )

Keterangan:

F = Taraf signifikan

R2 = Proporsi varians

K = Jumlah Independent variable

N = Jumlah sampel

Dimana yang menjadi pembilang disini ialah R2 dengan df-nya

(dilambangkan k), yaitu sejumlah independen variable yang dianalisis, sedangkan

penyebutan 1 - R2 dibagi dengan df nya N – k – 1, dimana N adalah jumlah

sampel. Dari hasil uji F yang dilakukan nantinya, dapat dilihat apakah

independent variable yang diujikan memiliki pengaruh terhadap dependent

variable. Kemudian peneliti melakukan uji T dari tiap – tiap independent variable

yang dianalisis. Uji T bertujuan untuk mengetahui signifikansi statistic koefisien

regresi secara parsial, yaitu melihat signifikansi dampak dari tiap independent

variable terhadap dependent variable dengan rumus:

t =

Keterangan:

b = koefisien regresi ke-i

Sb = Standart error estimate dari b

Hasil uji T ini akan diperoleh dari hasil regresi yang akan dilakukan oleh peneliti

nantinya.

Page 64: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

50

3.6 Prosedur Penelitian

Berkaitan dengan jalannya penelitian ini, peneliti membuat langkah – langkah

prosedur penelitian yang diharapkan dapat menunjang kelancaran serta

keerhasilan penelitian ini, yang meliputi :

1. Tahap persiapan penelitian : menentukan judul dan membuat perumusan

penelitian, menentukan variabel yang akan diteliti, mengumpulkan materi

dan melakukan kajian teori yang akan digunakan. Menentukan, menyusun

dan menyiapkan alat ukur yang akan digunakan dalam penelitiam ini yaitu

skala perundungan, penyesuaian diri di sekolah dan keberfungsian

keluarga. Mengajukan persetujuan kepada pembimbing mengenai alat

ukur yang akan digunakan dan meminta izin kepada pihak SMA Negeri 29

Jakarta.

2. Tahap pelaksanaan penelitian : pada tanggal 25 April 2019 datang ke SMA

Negeri 29 mengurus perizinan, menjelaskan tentang penelitian yang akan

dilakukan dan menentukan tanggal kapan penelitian dilaksanakan.

Kemudian pada tanggal 2 dan 3 Mei 2019 penelitian dilaksanakan.

Penelitian ini melibatkan seluruh siswa kelas X dan XI, dilakukan dengan

cara peneliti memasuki masing-masing kelas yang sudah dilist sebelumnya

sesuai dengan arahan yang diberikan oleh pihak sekolah. Peneliti dibantu

dengan beberapa teman mahasiswa memasuki ruangan kelas dan

menjelaskan tentang tata cara mengisian identitas dan cara mengerjakan

kuesioner yang telah diberikan. Setelah seluruh siswa didalam kelas

selesai mengerjakan, peneliti memberikan kesempatan untuk bertanya

Page 65: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

51

terkait dengan penelitian yang dilakukan. Kemudian terakhir sebagai

ucapan terimakasih, peneliti memberikan reward kepada siswa yang telah

berpartisipasi.

3. Tahap pengolahan data : melakukan pengolahan dan pengujian dari hasil

skala yang telah didapatkan untuk dianalisis datanya. Dimulai dari skoring

hasil kemudian melakukan uji reliabilitas instrument dan menuji hipotesis

penelitian.

4. Tahap analisis : menganalisis data yang telah diperoleh dan membuat hasil

analisis.

5. Tahap penyusunan laporan penelitian : Membuat kesimpulan dan laporan

akhir penelitian.

Page 66: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

52

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Subjek Penelitian

Gambaran umum responden pada penelitian ini dijabarkan secara rinci di bawah

ini berdasarkan jenis kelamin dan kelas. Responden dalam penelitian ini adalah

siwa-siswi SMA Negri 29 Jakarta yang berjumlah 316 orang.

Tabel 4.1

Gambaran subjek penelitian

Kategori Jumlah Presentase

Jenis kelamin Laki – laki 125 38.5%

Perempuan 191 58.8%

Kelas X 175 53.8%

XI 141 43.4%

Berdasarkan table diatas dapat dilihat bahwa berdasarkan jenis kelamin, dapat

diketahui dari 316 responden yang menjadi subjek penelitian perempuan

jumlahnya lebih banyak daripada laki – laki yaitu 191 orang atau 58.8%.

Sedangkan subjek penelitian laki – lakinya berjumlah 125 orang atau 38.5%.

Kemudian untuk presentase berdasrkan kelas jumlah terbanyak ada pada kelas X

yaitu 175 orang atau 53.8%. Sedangkan 141 orang atau 43.4% lainnya berada pad

akelas XI.

4.2 Hasil Analisis Deskriptif

Hasil analisis deskriptif adalah hasil yang memberikan gambaran data penelitian.

Dalam hasil analisis deskriptif akan disajikan nilai minimal, maksimum, mean,

Page 67: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

53

dan standar deviasi serta kategorisasi tinggi rendahnya skor variable penelitian.

Gambaran hasil analisis deskriptif dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 4.2

Deskripsi Statistik Variabel Penelitian

Variabel N Minimum Maximum Std. Deviation

Perundungan 316 35.70 86.61 8.95930

Goal Orientation 316 28.32 73.89 8.94344

School Spirit 316 26.34 76.14 8.99062

Child Peer Relations 316 23.79 71.47 8.32238

Child Teacher Relations 316 25.33 73.45 8.77224

Alienation 316 24.84 64.86 8.07821

Kohesi keluarga 316 31.17 77.39 9.38783

Family Adaptability 316 26.02 76.91 9.44680

Berdasarkan data diatas, diketahui bahwa data perilaku perundungan

memiliki nilai minimal 35.70, nilai maksimal 86.61, mean 50 dan standar deviasi

8.95930. Variabel goal orientation memiliki nilai minimum 28.32, nilai maksimal

73.89, dan standar deviasi 8.94344. Variabel school spirit memiliki nilai

minimum 26.34, nilai maksimal 76.14, dan standar deviasi 8.99062. Variabel

child peer relations memiliki nilai minimum 23.79, nilai maksimum 71.47 dan

standar deviasi 8.32238. Variabel child teacher relations memiliki nilai minimum

25.33, nilai maksimum 73.45 dan standar deviasi 8.77224. Variabel alienation

memiliki nilai minimum 24.84, nilai maksimum 64.86 dan standar deviasi

8.07821. Variabel kohesi keluarga memiliki nilai minimum 31.17, nilai

maksimum 77.39 dan standar deviasi 9.38783. Variabel family adaptability

memiliki nilai minimum 26.02, nilai maksimum 76.91 dan standar deviasi

9.44680.

Page 68: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

54

4.2.1 Kategorisasi skor variabel penelitian

Berdasarkan pada alat ukur yang digunakan, kategorisasi skor dalam penelitian ini

dibuat menjadi tiga kategori yaitu rendah, sedang dan tinggi. Hal ini diketahui dari

informasi yang tertera pada alat ukur yang digunakan bahwa kategorisasi skor

menggunakan raw score dibagi menjadi tiga kategorisasi yaitu tinggi, sedang dan

rendah.

Selanjutnya penyusun menggunakan informasi tersebut sebagai acuan

untuk membuat norma, data kategorisasi dalam penelitian ini bukan menggunakan

raw score tetapi menggunakan true score yang skalanya telah dipindah

menggunakan rumus T score yang dijelaskan pada bab sebelumnya, pedoman

interpretasi skor adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3

Pedoman Interpretasi Skor

Kategori Rumus

Tinggi X > Mean + 1SD

Sedang Mean – 1SD ≤ X ≤ Mean + 1SD

Rendah X < Mean - 1SD

Setelah norma kategorisasi didapatkan, selanjutnya akan dijelaskan perolehan

nilai presentase kategorisasi. Uraian mengenai gambaran kategori skor variable

berdasarkan rendah, sedang dan tinggi tiap variable terdapat pada tabel dibawah

ini:

Page 69: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

55

Tabel 4.4

Kategorisasi Skor Variabel

Dimensi Rendah

Jumlah %

Sedang

Jumlah %

Tinggi

Jumlah %

Perundungan 35 11.1 234 74.1 47 14.9

Goal Orientation 44 13.9 236 74.7 36 11.4

School Spirit 42 13.3 234 74.1 40 12.7

Child Peer Relations 31 9.8 250 79.1 35 11.1

Child Teacher Relations 43 13.6 240 75.9 33 10.4

Alienation 39 12.3 228 72.2 49 15.5

Kohesi keluarga 40 12.7 235 74.4 41 13

Family Adaptability 42 13.3 237 75 37 11.7

Kategorisasi variabel dalam skor rendah adalah goal orientation. Kategorisasi

variabel dalam skor sedang child peer relations dan kategorisasi variabel dalam

skor tinggi adalah alienation.

4.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian

Selanjutnya adalah uji hipotesis untuk mengetahui pengaruh masing-masing

independent variabel terhadap dependent variabel dalam penelitian ini, analisisnya

dilakukan dengan teknik multiple regression analysis. Data yang dianalisis adalah

faktor skor atau true score yang diperoleh dari hasil analisis faktor. Lalu penyusun

memindahkan skala faktor skor tersebut menjadi T Score. Alasan penyusun

menggunakan T score adalah untuk menghindari dampak negatif dari kesalahan

pengukuran dan juga agar tidak ada responden yang mendapatkan nilai negatif.

4.3.1 Analisis regresi variabel penelitian

Pada tahap ini, penyusun menguji hipotesis dengan multiple regression analysis

dengan menggunakan software SPSS 21.0. Dalam melakukan analisis regresi ada

tiga hal yang dilihat yaitu dengan melihat besaran R2

untuk mengetahui berapa

persen varian dependent variabel yang dijelaskan independent variabel, kedua

apakah secara keseluruhan independent variabel berpengaruh secara signifikan

Page 70: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

56

terhadap dependent variabel, kemudian terakhir melihat signifikan atau tidaknya

koefisien regresi masing-masing independent variabel.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan beberapa tahapan. Langkah pertama,

penyusun melihat besaran R2

untuk mengetahui berapa persen varians dependent

variabel yang dijelaskan independent variabel. Selanjutnya untuk tabel yang berisi

R2, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5

Table R-square

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .426a .182 .160 8.20981

Berdasarkan data pada table 4.5 dapat dilihat bahwa perolehan R2

sebesar

0.182 atau 18.2 %. Artinya proporsi varians dari perundungan yang dijelaskan

oleh penyesuain diri disekolah, keberfungsian keluarga dan jenis kelamin adalah

18.2% sedangkan 81.8% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian. Langkah

kedua, penyusun menganalisis dampak dari seluruh independent variabel terhadap

perilaku perundungan. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.6

Table Anova

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 4592.633 8 574.079 8.517 .000b

Residual 20692.114 307 67.401

Total 25284.747 315

Berdasarkan pada tabel 4.6 diketahui bahwa nilai Sig. pada kolom paling

kanan adalah sebesar 0.000. Dengan demikian diketahui bahwa nilai Sig. kurang

dari 0.05, maka hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh signifikan

Page 71: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

57

penyesuaian diri disekolah (goal orientation, school spirit, child peer relations,

child teacher relations dan alienation), keberfungsian keluarga (kohesi keluarga

dan family adaptability) dan jenis kelamin terhadap perilaku perundungan siswa

SMA. Artinya ada pengaruh signifikan penyesuaian diri disekolah (goal

orientation, school spirit, child peer relations, child teacher relations dan

alienation), keberfungsian keluarga (kohesi keluarga dan family adaptability) dan

jenis kelamin terhadap perilaku perundungan siswa SMA.

Langkah berikutnya adalah melihat koefisien regresi pada setiap

independent variable. Dari tabel 4.7 untuk mengukur signifikan atau tidaknya

koefisien regresi yang dihasilkan kita cukup melihat nilai signifikasi pada kolom

yang paling kanan (kolom ke-6). Jika sig < 0.05 maka koefisien regresi yang

dihasilkan signifikan pengaruhnya terhadap perilaku perundungan.

Tabel 4.7

Koefisien Regresi

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

Beta

t Sig.

B Std. Error

1

(Constant) 105.225 8.052 13.068 .000

Goal Orientation -.110 .080 -.110 -1.383 .168

School Spirit -.106 .086 -.106 -1.224 .222

Child Peer Relations .007 .071 .006 .096 .923

Child Teacher Relations .005 .067 .005 .076 .939

Alienation -.117 .060 -.106 -1.955 .052

Kohesi keluarga -.220 .089 -.231 -2.475 .014*

Family_Adaptability .084 .090 .089 .940 .348

Jenis Kelamin -.490 .098 -.268 -5.022 .000* Keterangan : signifikan (*)

Berdasarkan hasil diatas koefisien regresi kohesi keluarga dan jenis kelamin yang

signifikan, sedangkan sisanya tidak. Hal ini menunjukkan bahwa 8 hipotesis

Page 72: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

58

minor hanya 2 yang signifikan. Berdasarkan koefisien regresi pada tabel 4.7 dapat

dijelaskan persamaan regresi sebagai berikut:

Perilaku perundungan’ = 105,225 – 0.110 goal orientation – 0.106 school

spirit + 0.007 child peer relations + 0.005 child teacher relations – 0.117

alienation – 0.220 kohesi keluarga* + 0.084 family adaptability – 0.490 jenis

kelamin*

Pada tabel 4.7 terdapat 2 koefisien regresi yang signifikan yaitu, kohesi

keluarga dan jenis kelamin. Variabel lainnya menghasilkan koefisien regresi yang

tidak signifikan. Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh pada

masing-masing independent variabel adalah sebagai berikut:

1. Variabel Goal Orientation

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.110 dengan signifikan

sebesar 0.168 (p > 0.05). Dengan demikian Ha1 yang menyatakan ada

pengaruh yang signifikan dari goal orientation terhadap perundungan

ditolak. Artinya, goal orientation tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap perundungan.

2. Variabel School Spirit

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.106 dengan signifikan

sebesar 0.222 (p > 0.05). Dengan demikian Ha2 yang menyatakan ada

pengaruh yang signifikan dari school spirit terhadap perundungan

ditolak. Artinya, school spirit tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap perundungan.

3. Variabel Child Peer Relations

Page 73: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

59

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.007 dengan signifikan

sebesar 0.923 (p > 0.05). Dengan demikian Ha3 yang menyatakan ada

pengaruh yang signifikan dari child peer relations terhadap

perundungan ditolak. Artinya, child peer relations tidak memiliki

pengaruh yang signifikan

4. Variabel Child Teacher Relations

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.005 dengan signifikan

sebesar 0.939 (p > 0.05). Dengan demikian Ha4 yang menyatakan ada

pengaruh yang signifikan dari child teacher relations terhadap

perundungan ditolak. Artinya, child teacher relations tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap perundungan.

5. Variavel Alienation

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.117 dengan signifikan

sebesar 0.052 (p > 0.05). Dengan demikian Ha5 yang menyatakan ada

pengaruh yang signifikan dari alienation terhadap perundungan

ditolak. Artinya, alienation tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap perundungan.

6. Variabel Kohesi Keluarga

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.220 dengan signifikan

sebesar 0.014 (p < 0.05). Dengan demikian Ha6 yang menyatakan ada

pengaruh yang signifikan dari alienation terhadap perundungan

diterima. Artinya, kohesi keluarga memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap perundungan. Koefisien regresi memiliki arah negatif,

Page 74: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

60

sehingga semakin tinggi kohesi keluarga maka akan semakin rendah

perundungan pada siswa.

7. Variabel Family Adaptability

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.084 dengan signifikan

sebesar 0.348 (p > 0.05). Dengan demikian Ha7 yang menyatakan ada

pengaruh yang signifikan dari family adaptability terhadap

perundungan ditolak. Artinya, family adaptability tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap perundungan.

8. Variabel Jenis Kelamin

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.490 dengan signifikan

sebesar 0.000 (p < 0.05). Dengan demikian Ha8 yang menyatakan ada

pengaruh yang signifikan dari jenis kelamin terhadap perundungan

diterima. Artinya, ada perbedaan pada perilaku perundungan antara

siswa perempuan dan laki – laki.

Berdasarkan penjelasan tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa yang

berpengaruh terhadap perilaku perundungan adalah kohesi keluarga dan jenis

kelamin.

4.3.2 Pengujian proporsi varian setiap variabel bebas

Selanjutnya, penulis ingin mengetahui bagaimana sumbangan proporsi varians

dari masing-masing independent variable terhadap perilaku perundungan. Berikut

ini akan disajikan tabel, dimana dalam tabel tersebut terdiri atas beberapa kolom.

Kolom pertama (model) adalah independent variabel yang dianalisis satu persatu,

kolom ketiga (R Square) merupakan pertambahan varians dependent variabel dari

Page 75: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

61

tiap independent variabel yang dianalisis satu persatu tersebut. Kolom keenam (R

Square change) merupakan nilai murni varians dependent variabel dari tiap

independent variabel yang dianalisis satu persatu, kolom ketujuh (F Change )

adalah nilai hitung bagi tiap independent variabel yang bersangkutan, kemudian

df terdiri dari numerator dan denumerator, yang terakhir adalah kolom signifikansi

(Sig. F Change ). Besarnya proporsi varians pada perilaku perundungan dilihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 4.8

Proporsi Varian Setiap Variabel Bebas

Model R R

Square

Adjusted

R Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change

df1 df2 Sig. F

Change

1 .259a .067 .064 8.66646 .067 22.647 1 314 .000

2 .279b .078 .072 8.63024 .011 3.641 1 313 .057

3 .280c .078 .069 8.64265 .000 .102 1 312 .750

4 .280d .078 .067 8.65613 .000 .029 1 311 .864

5 .288e .083 .068 8.64845 .005 1.553 1 310 .214

6 .333f .111 .094 8.53005 .028 9.665 1 309 .002

7 .338g .114 .094 8.52645 .004 1.261 1 308 .262

8 .426h .182 .160 8.20981 .067 25.216 1 307 .000

Predictors: (Constant), Goal Orientation, School Spirit, Child PeerRelations, Child Teacher Relations,

Alienation, Kohesi Keluarga, Family Adaptability, Jenis Kelamin

Berdasarkan data pada tabel 4.8 dapat disampaikan informasi sebagai berikut:

1. Variabel goal orientation memberikan sumbangan 6.7% terhadap perilaku

perundungan siswa SMA. Sumbangan tersebut signifikan dengan Sig. F

Change = 0.000 (Sig. F Change < 0.05).

2. Variabel school spirit memberikan sumbangan 1,1% terhadap perilaku

perundungan siswa SMA. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan

Sig. F Change = 0.057 (Sig. F Change >0.05).

Page 76: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

62

3. Variabel child peer relations memberikan sumbangan 0% terhadap

perilaku perundungan siswa SMA. Sumbangan tersebut tidak signifikan

dengan Sig. F Change = 0.750 (Sig. F Change >0.05).

4. Variabel child teacher relations memberikan sumbangan 0% terhadap

perilaku perundungan siswa SMA. Sumbangan tersebut tidak signifikan

dengan Sig. F Change = 0.864 (Sig. F Change >0.05).

5. Variabel alienation memberikan sumbangan 0,5% terhadap perilaku

perundungan siswa SMA. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan

Sig. F Change = 0.214 (Sig. F Change >0.05).

6. Variabel kohesi keluarga memberikan sumbangan 2.8% terhadap perilaku

perundungan siswa SMA. Sumbangan tersebut signifikan dengan Sig. F

Change = 0.002 (Sig. F Change < 0.05).

7. Variabel family adaptability memberikan sumbangan 0.4% terhadap

perilaku perundungan siswa SMA. Sumbangan tersebut tidak signifikan

dengan Sig. F Change = 0.262 (Sig. F Change >0.05).

8. Variabel jenis kelamin memberikan sumbangan 6.7% terhadap perilaku

perundungan siswa SMA. Sumbangan tersebut signifikan dengan Sig. F

Change = 0.000 (Sig. F Change <0.05).

Page 77: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

63

BAB V

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan uji hipotesis, didapatkan kesimpulan bahwa

variabel bebas yang diteliti pengaruhnya dalam penelitian ini memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap perilaku perundungan. Dengan demikian,

hipotesis mayor diterima. Artinya, terdapat pengaruh yang signifikan antara

penyesuaian diri di sekolah, keberfungsian keluarga dan jenis kelamin terhadap

perilaku perundungan.

Kemudian berdasarkan hasil uji hipotesis minor yang menguji signifikansi

dari masing – masing koefisien regresi terhadap dependent variable (DV), maka

diperoleh hanya ada dua koefisien regresi yang signifikan mempengaruhi perilaku

perundungan yaitu kohesi keluarga dan jenis kelamin pada siswa sekolah

menengah atas.

5.2 Diskusi

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hal – hal yang mempengaruhi perilaku

perundungan pada siswa di SMA Negeri 29 Jakarta. Pada bab ini penulis akan

memaparkan diskusi mengenai kedelapan variabel bebas dari hasil penelitian yang

telah dipaparkan pada bab sebelumnya yaitu goal orientation, school spirit, child

peer relations, child teacher relations, alienation, kohesi keluarga, family

adaptability dan jenis kelamin yang mempengaruhi variabel terikat perilaku

perundungan. Dua diantaran secara signifikan mempengaruhi perilaku

Page 78: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

64

perundungan pada siswa SMA Negeri 29, yaitu kohesi keluarga dan jenis

kelamin.

Hasil penelitian yang dilakukan penulis menunjukan bahwa terdapat dua

faktor yang berperan secara signifikan dalam mempengaruhi perilaku

perundungan, sementara enam variabel lainnya tidak signifikan dalam

mempengaruhi perilaku perundungan. Ke enam variabel antara lain goal

orientatin, school spirit, child peer relations, child teacher relations, alienation,

family adaptability. Terdapat beberapa penyebab sehingga penelitian ini

mendapatkan hasil yang signifikan dan tidak signifikan sehingga berbeda dengan

penelitian terdahulu.

Selanjutnya peneliti akan membahas kedua variabel yang memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap perilaku perundungan yaitu kohesi keluarga

dan jenis kelamin. Pada penelitian ini ditemukan bahwa variabel kohesi keluarga

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perilaku perundungan. Hal ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bowers et al. (2009) yang

mengemukakan bahwa keterlibatan orang tua berupa dukungan emosional

berpengaruh terhadap perilaku perundungan. Hasil lain juga menyebutkan bahwa

pelaku perundungan akan memiliki kohesi keluarga yang lebih rendah daripada

siswa lain yang tidak terlibat dalam perundungan (Batsche & Knoff, 1994).

Dalam temuan ini penulis berpendapat bahwa keterlibatan orang tua dalam

memberikan dukungan emosional bagi siswa akan mempengaruhi dirinya dalam

menyikapi perilaku perundungan yang terjadi di sekolah. Apresiasi dan kasih

sayang satu sama lain yang ditunjukan oleh setiap anggota keluarga dapat

Page 79: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

65

membuat siswa merasa aman dan nyaman, serta dengan adanya keterbukaan

antara satu sama lain dapat membuat siswa merasa dirinya berharga. Dengan hal

tersebut siswa akan terhindar dari keterlibatan dalam perilaku perundungan baik

itu sebagai korban maupun sebagai pelaku.

Pada penelitian ini juga ditemukan bahwa variabel jenis kelamin

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perilaku perundungan. Hal ini

juga sejalan dengan penelitian Olweus (1997) yang menemukan bahwa ada lebih

banyak anak laki-laki daripada anak perempuan yang melakukan kekerasan

kepada orang lain, dan sebagian besar anak perempuan melaporkan bahwa mereka

telah diintimidasi oleh anak laki-laki. Disebutkan pula dalam Kim et al. (2014)

bahwa siswa laki-laki pada umumnya ditemukan terlibat dalam perilaku

perundungan yang lebih bersifat fisik seperti memukul atau menendang teman

sekelas lainnya dan pada siswa perempuan perilaku perundungan yang didominasi

pada hubungan relasional seperti mengucilkan teman sekelas atau menyebarkan

desas-desus tentang mereka. Hal ini dapat juga terjadi karena adanya pengaruh

lingkungan sosial siswa yang menganggap bahwa perundungan yang terjadi

adalah sebagai hal wajar yang dialami oleh siswa.

Selanjutnya, variabel yang tidak signifikan terhadap perilaku perundungan

pada siswa di SMA Negeri 29 Jakarta adalah goal orientatin, school spirit, child

peer relations, child teacher relations, alienation, dan family adaptability.

Keenam variabel tersebut memiliki nilai signifikansi > 0,05 yang artinya tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku perundungan pada siswa.

Page 80: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

66

Berdasarkan hasil penelitian ini disebutkan bahwa goal orientation dan

school spirit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku perundungan.

Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menjelaskan bahwa

kedua variabel tersebut memiliki nilai yang berpengaruh secara signifikan pada

perilaku perundungan (Totura, 2003). Dalam penemuannya melaporkan bahwa

siswa yang menjadi pelaku perundungan memiliki kinerja akademis seperti goal

orientation dan school spirit yang lebih buruk dari waktu ke waktu. Hal ini

dikarenakan siswa yang sudah terlibat dalam perilaku perundungan akan lebih

fokus ke kondisi sosial di sekitarnya.

Pada variabel child peer relations dalam penelitian ini tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap perilaku perundungan. Hal ini tidak sejalan

dengan Olweus (1997) yang mengungkapkan bahwa child peer relations

berpengaruh signifikan terhadap perilaku perundungan. Dari variabel ini diketahui

bahwa adanya temuan yang berbeda yaitu tidak ada pengaruh antar hubungan

teman sebaya terhadap perilaku perundungan. Hubungan teman sebaya sangat

mempengaruhi bagaimana siswa berperilaku, tetapi mungkin kembali kepada

bagaimana pengaruh orang tua dan keluarga dalam membentuk perilakunya.

Pada variabel child teacher relations dalam penelitian ini tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap perilaku perundungan. Hal ini tidak sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Totura (2003) yang mengungkapkan

bahwa child teacher relations berpengaruh signifikan terhadap perilaku

perundungan. Artinya hubungan antara siswa dan guru tidak memiliki pengaruh

terhadap perilaku perundungan. Hal ini mungkin saja terjadi karena pada

Page 81: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

67

umumnya siswa tidak memiliki hubungan yang terlalu dekat dengan gurunya. Jadi

tidak ada pengaruhnya ketika siswa dekat dengan guru atau tidak terhadap

perilaku perundungan disekolah.

Variabel alienation tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

perilaku perundungan. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Olweus (1997) yang

menyatakan bahwa alienation memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

perilaku perundungan. Pada penelitian sebelumnya pelaku perundungan

melaporkan merasa terasing di sekolah karena memiliki hubungan dengan guru

yang lebih buruk dibandingan dengan siswa lainnya. Hal tersebut tidak ditemukan

dalam penelitian ini. Para siswa terlihat akrab satu sama lain, begitupula terjadi

antara siswa dan guru. Hanya ada satu siswa yang memberi catatan bahwa ia tidak

merasa nyaman dengan beberapa guru.

Variabel terakhir yang ditemukan tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap perilaku perundungan pada penelitian ini adalah family adaptability.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Totura

(2003) bahwa family adaptability berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku

perundungan dan berpendapat bahwa pengalaman anak di rumah berdampak pada

perilakunya di sekolah. Hal ini mungkin terjadi dikarenakan tidak adanya

keterbukaan diantara orangtua dan anak. Ketika adanya kondisi situasional

orangtua lebih cendrung menutup diri dan anak pun tidak mau bercerita.

Penelitian ini tentunya tidak terlepas dari kekurangan dan keterbatasan

sehingga harus dilakukan evaluasi lebih lanjut untuk penelitian yang akan

dilakukan selanjutnya. Peneliti menyadari bahwa terdapat beberapa hal yang

Page 82: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

68

menjadi keterbatasan dalam penelitian ini. Pertama, peneliti menemukan bahwa

item kuesioner yang telah peneliti modifikasi masih kurang sempurna dikarenakan

kurang menggambarkan secara spesifik tentang perilaku perundungan yang

dilakukan oleh siswa. Kedua, salah satu kekurangan dalam penelitian ini adalah

tidak konsisten dalam menggambarkan pengaruh penyesuaian diri di sekolah

terhadap perilaku perundungan karena keterbatasan penulis dalam memahami

setiap bahan bacaan yang peneliti gunakan.

5.3 Saran

Berdasrkan pada penulisan penelitian ini, peneliti menyadari bahwa masih

terdapat banyak kekurangan di dalamnya. Peneliti mencoba memberikan saran

dan masukan untuk menyempurnakan penelitian yang akan dilakukan selanjutnya.

5.3.1 Saran teoritis

1. Penelitian ini hanya melibatkan siswa kelas X dan XI saja, diharapkan

untuk penelitian selanjutnya agar dikembangkan menggunakan populasi

yang menyeluruh dan melibatkan siswa kelas XII. Untuk melihat apakah

ada perbedaan dari hasil penelitian ini jika siswa kelas XII diikut sertakan

dan juga mendapatkan data yang maksimal ketika melibatkan seluruh

siswa disekolah.

2. Dalam penelitian berikutnya disarankan untuk mengkaji perundungan

tidak hanya dari sisi pelaku, namun mencakup keseluruhan baik pelaku,

korban, maupun saksi agar di dapatakan hasil penelitian yang lebih

lengkap. Dengan demikian dari hasil tersebut dapat diketahui perbedaan

Page 83: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

69

diantara ketiganya dan pengaruhnya terhadap variabel perundungan secara

lebih luas.

5.3.2 Saran praktis

1. Untuk meminimalisirkan adanya perilaku perundungan pada siswa peneliti

menyarankan agar orang tua dan keluarga membentuk komunikasi dan

hubungan yang lebih baik dengan anak maupun pihak sekolah. Dengan

cara ini, orang tua dan keluarga akan lebih mengetahui bagaimana keadaan

anak baik di rumah maupun di sekolah, anak bisa lebih terbuka dan

memiliki kepercayaan kepada orang tua dan keluarganya. Pihak sekolah

pun lebih mudah untuk memberikan informasi tentang perkembangan anak

baik dari segi akademik maupun perilakunya di sekolah.

2. Pihak sekolah diharapkan melakukan pengawasan yang lebih terhadap

siswa laki-laki karena perundungan harus dihentikan dengan memberi

perhatian dalam hal pencegahan dan penanganan masalah yang tepat.

Salah satunya cara pencegahannya dengan membagi kelas secara rata

antara jumlah laki – laki dan perempuan, serta pengawasan di sekitar

lingkungan sekolah dan meminimalisir tempat – tempat yang digunakan

siswa untuk berkumpul diluar jam sekolah. Kemudian, pihak sekolah juga

bisa melakukan penangannan dengan memberikan kegiatan yang mampu

mengarahkan siswa untuk menyalurkan kemampuan yang dimilikinya

kepada hal yang lebih positif, seperti kegiatan : sepak bola, basket, catur,

kegiatan organisasi sekolah yang dapat membuat anak lebih mampu untuk

Page 84: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

70

bersaing dan menyalurkan emosi serta tenaganya kepada kegiatan yang

lebih bermanfaat.

Page 85: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

71

DAFTAR PUSTAKA

American Association of School Administrators. (2009). Bullying at school and

online. Education.com Holdings, Inc.

Anita, Woolfolk. (2017). Educational Psychology. (pp. 479-482) Boston : Pearson

Educational.

Arief, M., Cahya, K. D., Purba, R. A., & Aronda, T. R. (2012). Kajian Pengaruh

Lingkungan Dalam Perilaku School Bullying di SMAN 70 Jakarta Selatan.

Makalah. Depok : Universitas Indonesia. Diunduh pada 6 April 2017, dari

https://id.scribd.com/document/95507096/Kajian-Pengaruh-Lingkungan-

Dalam-Perilaku-School-Bullying-Di-SMAN-70-Jakarta-Selatan

Batsche, G. M., & Knoff, H. M. (1994). Bullies and their victims: Understanding

a pervasive problem in the schools. School Psychology Review, 23(2), 165-

174.

Berndt, T. J., & Ladd, G. W. (1989). Peer relationships in child development.

New \brk: Wiley.

Bevilacqua, L., Shackleton, N., Hale, D.R., Allen, E., Bond, L., Christie, D.,

Elbourne, D., Fitzgerald-Yau, N., Fletcher, A., Jones, R., Miners, A.,

Scott, S.E., Wiggins, M., Bonell, C., & Viner, R.M. (2017). The role of

family and school-level factors in bullying and cyberbullying: a cross-

sectional study. BMC pediatrics. doi:10.1186/s12887-017-0907-8

Birch, S. H., & Ladd, G. W. (1996). Interpersonal relationships in the school

environment and children's early school adjustment: The role of teachers

and peers. In J. Juvonen & K. R. Wentzel (Eds.), Cambridge studies in

social and emotional development. Social motivation: Understanding

children's school adjustment (pp. 199-225). New York, NY, US:

Cambridge University Press. doi:10.1017/ CBO9780511571190.011

Birch, S. H., & Ladd, G. (1997). The teacher-child relationship and children's

early school adjustment. Journal of School Psychology, 35(1), 61-79.

doi:10.1016/S0022-4405(96)00029-5

Bowes, L., Arseneault, L., Maughan, B., Taylor, A., Caspi, A., & Moffitt, T.E.

(2009). School, neighborhood, and family factors are associated with

children's bullying involvement: a nationally representative longitudinal

Page 86: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

72

study. Journal of the American Academy of Child and Adolescent

Psychiatry, 48 5, 545-53. doi:10.1097/CHI.0b013e 31819cb017

Chauhan, Smt. Vandanan. (2013). A study on adjustment of higher secondary

school students of durg district. IOSR Journal of Research & Method in

Education (IOSR-JRME). Volume I, PP 50-52

Cendra, A. (2012). Hubungan antara keberfungsian keluarga dan kesepian pada

remaja Indonesia. Skripsi. Depok : Universitas Indonesia

Connell, J. P., & Wellborn, J. G. (1991). Competence, autonomy, and relatedness:

A motivational analysis of self-system processes. In M. R. Gunnar & L. A.

Sroufe (Eds.), The Minnesota symposia on child psychology, Vol. 23. Self

processes and development (pp. 43-77). Hillsdale, NJ, US: Lawrence

Erlbaum Associates, Inc.

DeFrain, J., & Asay, S. M. (2007). Strong families around the world: Strengths-

based research and perspectives. Binghamton, NY: Haworth/Taylor &

Francis. doi:10.1300/J002v41n01_01

DeFrain., J., Asay, S. M., & Olson, D. (2009). Family functioning. Encyclopedia

of human relationships. Ed. Thousand Oaks, CA: SAGE, 622-27. SAGE

Reference Online.

Edman, S.O., Cole, D.A., & Howard, G.S. (1990). Convergent and discriminant

validity of FACES-III: Family adaptability and cohesion. Family Process,

29(1), 95-103. doi:10.1111/j.1545-5300. 1990.00095.x

Epstein, N. B. Bishop, D., Ryan, C., Miller, & Keitner, G., (1993). The McMaster

Model View of Healthy Family Functioning. In Froma Walsh (Eds.),

Normal Family Processes (pp. 138-160). The Guilford Press: New

York/London. doi:10.4324/9780203428436_chapter_21

Le Play, Frederic. (1982). On family, work, and social change. Ed. and trans.

Catherine Bodard Silver. Chicago: University of Chicago

Friedman, M.M. (1998) Family Nursing: Theory and Practice. 3rd Edition,

Appleton and Lange, Norwalk, Connecticut.

Galanaki, Evangelia & Kalantzi-Azizi, Anastasia. (1999). Loneliness and social

dissatisfaction: Its relation with children’s self-efficacy for peer

interaction. Child Study Journal. 29. doi:10.1177/0143 034308090061

Page 87: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

73

Giddens, A. & Sutton, P.W. (2017). Essential Concepts in Sociology. North

America : Polity

Gothwal, V., Sumalini, R., Irfan, S.M., Giridhar, A., & Bharani, S. (2013).

Revised Olweus Bully/Victim Questionnaire: evaluation in visually

impaired. Optometry and vision science : official publication of the

American Academy of Optometry, 90 8, 828-35.

doi:10.1097/OPX.0b013e3182959b52.

Hamre, B. K., & Pianta, R. C. (2006). Student-Teacher Relationships. In G. G.

Bear & K. M. Minke (Eds.), Children's needs III: Development,

prevention, and intervention (pp. 59-71). Washington, DC, US: National

Association of School Psychologists.

Holt, M. K., Kaufman K, Glenda and Finkelhor, D. (2009). Parent/Child

Concordance about BullyingInvolvement and Family Characteristics

Related to Bullying and Peer Victimization, Journal of School

Violence,8:1,42 — 63. doi:10.1080/15388220802067813

Katkovsky, Walter & Gorlow, Leon. (1976). The psychology of adjusment;

current concepts and application McGraw- Hill Book Company, New

York.

Kelly, P. (2010). School and classroom environment of a small catholic secondary

school. Thesis, Faculty of Education Australian Catholic University.

Kim, M. J., Catalano R. F., Haggerty K. P., Abbott R, D. (2011). Bullying at

elementary school and problem behaviour in young adulthood: A study of

bullying, violence and substance use from age 11 to age 21. Criminal

Behaviour and Mental Health, 21(2), 136-144. doi:10.1002/cbm.804

Ladd, G. W. (1989). Children's social competence and social supports: Precursors

of early school adjustment? In B. H. Schneider, G. Attili, J. Nadel (Eds.) &

R. P. Weissberg, NATO Advanced Science Institutes series. Series D:

Behavioural and social sciences, Vol. 51. Social competence in

developmental perspective (pp. 277-291). New York, NY, US: Kluwer

Academic/Plenum Publishers. http://dx.doi.org/10.1007/978-94-009-2442-

0_17

Lagerspetz, K. M., Björkqvist, K., Berts, M., & King, E. (1982). Group

aggression among school children in three schools. Scandinavian Journal

of Psychology, 23(1), 45-52. doi:10.1111/j.1467-9450.1982.tb00412.x

Page 88: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

74

Lakhani, P. & Chandel, P. K. (2017). School Adjustment, Motivation and

Academic Achievement among Students. International Journal of

Management and Social Sciences.

Laporan Tahunan UNICEF Indonesia 2015. Diunduh tanggal 13 Januari 2018.

https://www.unicef.org/indonesia/id/

Mahmud, A. D. (2017). Pengaruh Religiusitas Dan Dukungan Social Terhadap

Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru Perantau Uin Syarif Hidayatullah

Jakarta. Skripsi. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah

Masten, A. S. (1994). Resilience in individual development: Successful adaptation

despite risk and adversity. In M. C. Wang & E. W. Gordon (Eds.),

Educational resilience in inner-city America: Challenges and prospects

(pp. 3-25). Hillsdale, NJ, US: Lawrence Erlbaum Associates, Inc.

Meilasari, A. (2018). Hubungan antara keberfungsian keluarga dengan efikasi diri

pengasuhan pada ibu. Skripsi. Yogyakarta : Universitas Islam Indonesia.

Nansel, T. R., Overpeck, M., Pilla, R. S., Ruan, W. J., Simons-Morton, B., &

Scheidt, P. (2001). Bullying behaviors among US youth: Prevalence and

association with psychosocial adjustment. JAMA: Journal of the American

Medical Association, 285(16), 2094-2100. http://dx.doi.org/

10.1001/jama.285.16.2094

Nurita, D. & Widiastuti, R. (2018) Hari Anak Nasional, KPAI Catat Kasus

Bullying Paling Banyak. Diakses pada Juli 21, 2019, dari

https://nasional.tempo.co/read/1109584/hari-anak-nasional-kpai-catat-

kasus-bullying-paling-banyak

Olson, D.H. (1986). Circumplex Model VII: validation studies and FACES III.

Family process, 25 3, 337-51. doi:10.1111/j.1545-5300.1986.00337.x

Olweus, D. (1993). Bullying at school: What we know and what we can do.

Oxford, UK and Cambridge, MA: Blackwell Publishers.

doi:10.1002/pits.10114

Olweus, D. (1997). Bully/Victim Problems in School: Facts and Intervention.

European Journal of Psychology of Education, 12, 495-510.

doi:10.1007/BF03172807

Pianta, R. C. & Hamre, B. & Stuhlman, M. (2003). Relationships Between

Teachers and Children. In W. M. Reynolds, & G. E. Miller (Eds.),

Handbook of Child Psychology: Educational Psychology (Vol. 7, pp. 199-

Page 89: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

75

234). Hoboken, NJ: John Wiley & Sons. doi:10.1002/

0471264385.wei0710.

Parada, R. (2000). Adolescent Peer Relations Instrument: A theoretical and

empirical basis for the measurement of participant roles in bullying and

victimisation of adolescence: An interim test manual and a research

monograph: A test manual. Publication Unit, Self-concept Enhancement

and Learning Facilitation (SELF) Research Centre, University of Western

Sydney

Rigby, K. (1993). School children’s perceptions of their families & parents as a

function of peer relations. The Journal of Genetic Psychology, 154(4),

501-513. doi:10.1080/00221325.1993.9914748

Roeser, R. W. & Eccles, J. S. (1998). Adolescents' Perceptions of Middle School:

Relation to Longitudinal Changes in Academic and Psychological

Adjustment. Journal of Research on Adolescence. 88. 123-158.

doi:10.1207/s15327795jra0801_6

Rudasill, K. M., & Rimm-Kaufman, S. E. (2009). Teacher-child relationship

quality: The roles of child temperament and teacher-child interactions.

Early Childhood Research Quarterly, 24(2), 107-120.

doi:10.1016/j.ecresq.2008.12.003

Sabareli, R. M., & Bartle, S. E. (1995). Survey approaches to the assessment of

family functioning : conceptual, operational, and analytical issues. Journal

of marriage and family, 57 (4). doi:1025-1039. 10.2307/353420

Saida, M. A. (2017). Hubungan Antara Peer Relationship dengan Kompetensi

Sosial Siswa SMA. Skripsi. Surabaya : UIN Sunan Ampel

Santa Lucia, R. C., Gesten, E., Rendina-Gobioff, G., Epstein, M., Kaufmann, D.,

Salcedo, O., & Gadd, R. (2000). Children's school adjustment: A

developmental transactional systems perspective. Journal of Applied

Developmental Psychology, 21(4), 429-446. doi:10.1016/S0193-

3973(00)00048-4

Santrock. J. W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja.(edisi keenam)

Jakarta: Erlangga

Satmanda. D. M. (2017). Pengaruh Dukungan Teman Sebaya Dan Lingkungan

Sekolah Terhadap Perilaku Bullying Di Kalangan Siswa Sekolah Dasar.

Skripsi. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah

Page 90: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

76

Schwab, J. J., Gray-Ice, H. M., & Prentice, F. R. (2002). Family Functioning :

The General Living Systems Research Model. KLUWER Academic

Publishers. University of Louisville Louisville, Kentucky. 20.

Schneiders, A. A. (1955). Personal Adjustment and Mental Health. New York

SEJIWA, 2008. Bullying : Mengatasi kekerasan di sekolah dan lingkungan

sekitar anak. Jakarta : PT Grasindo.

Setiawan, D. (2017). Indonesia Peringkat Tertinggi Kasus Kekerasan di Sekolah.

Jakarta : KPAI. http://www.kpai.go.id/berita/indonesia-peringkat-

tertinggi-kasus-kekerasan-di-sekolah

Smith, G., Henry, D., B, & Tolan, P. H. (2004). Exposure to community violence

and violence perpetration: the protective effects of family functioning. J

Chlin Child Adolesc Psychol, 33(3), 439-409.

doi:10.1207/s15374424jccp3303_2

Sullivan. (2000). The anti-bullying handbook. Oxford University Press.

Sullivan, K., Cleary, M. & Sullivan, G. (2005). Bullying in secondary schools:

What it looks like and how to manage it. London: SAGE Publications.

doi:10.4135/9781446215296

The Convention On The Rights Of The Child. Stop Violence Against Children!

Bullying : Nature, Scope + Effects. Diunduh pada 19 Februari 2018.

https://www.unicef.org/malaysia/UNICEF_-_Fact_Sheet_-

_Scope_and_Nature_of_Bullying.pdf

Totura, C. M. W. (2003). Bullying and Victimization in Middle School: The Role

of Individual Characteristics, Family Functioning, and School Contexts.

Department of Psychology College of Arts and Sciences University of

South Florida.

Wilkinson, I. (1998). Child and family assessment: Clinical guidelines for

practitioners (2nd Ed.). London: Routledge. doi:10.1002/car.632

Walsh, F. (1994). Healthy Family Functioning: Conceptual and Research

Developments. Family Business Review, 7(2), 175–198. doi:10.

1111/j.1741-6248.1994.00175.x

Wang, H., Zhou, X., Lu, C., Wu, J., Deng, X., Hong, L., Gao, X., & He, Y.

(2012). Adolescent Bullying Involvement and Psychosocial Aspects of

Page 91: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

77

Family and School Life: A Cross-Sectional Study from Guangdong

Province in China. PloS one. doi:10.1371/ journal.pone.0038619.

Wardhana, K. (2015). Buku Panduan Melawan Bullying. Jakarta : Sudah Dong

Wright, M. F. (2015). Adolescents’ cyber aggression perpetration and cyber

victimization: The longitudinal associations with school functioning.

Social Psychology of Education, 18, 653-666. doi:10.1007/s11218-015-

9318-6

UNICEF. 2014. Teach Respect Bullying: A form of discrimination. Diakses

Tanggal 15 Juni 2017 dari https://www.unicef.org/malaysia/campaigns_

teachrespect-bullying.html

Umar, J. (2014). Statistika mentor akademik. Bahan ajar fakultas psikologi UIN

Jakarta. Tidak Dipublikasikan

Page 92: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

78

Page 93: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

79

KUESIONER PENELITIAN

Assalamualaikum Wr. Wb.

Saya Fitri Rachmawati Amalia, mahasiswi tingkat akhir Fakultas

Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya sedang melakukan penelitian

tentang perundungan di sekolah, untuk menyelesaikan tugas akhir saya sebagai

persyaratan mencapai gelar Sarjana Psikologi. Saya membutuhkan bantuan adik –

adik untuk menjadi responden dalam penelitian saya dengan mengisi kuesioner

sesuai dengan keadaaan kalian. Jawaban adik – adik TIDAK DINILAI BENAR

atau SALAH, jadi jawablah sesuai dengan keadaan diri kalian yang sebenarnya.

Semua informasi yang adik – adik berikan akan DIJAMIN KERAHASIAANYA

dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian.

Atas bantuan, kesediaan waktu dan kerjasama adik – adik untuk mengisi

kuesioner ini, saya ucapkan terimakasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, April 2019

peneliti

Page 94: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

80

DATA RESPONDEN

Nama :

Usia :

Kelas :

Jenis kelamin : Perempuan / Laki-laki

No. tlpn :

Ket: (coret yang tidak perlu)

PETUNJUK PENGISIAN

Dibawah ini terdapat sejumlah pernyataan. Bacalah dengan telit, kemudian

berikan tanda checklist ( √ ) pada setiap pernyataan yang adik – adik anggap

paling menggambarkan pengalaman kalian.

Contoh :

No Pernyataan Tidak

pernah Jarang

Kadang

kadang Sering

1 Saya datang tepat waktu √

Pernyataan diatas menunjukkan bahwa :

Artinya “saya kadang – kadang datang tepat waktu”

Page 95: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

81

SKALA I

No Pernyataan Tidak

pernah Jarang

Kadang

kadang Sering

1 Saya mengganggu siswa lain.

2 Saya meminta siswa lain untuk

memberikan uangnya kepada saya.

3 Saya dengan sengaja meninggalkan

siswa lain ketika beraktifitas.

4 Saya menyenggol siswa lain ketika

melewati saya.

5 Saya berbicara dengan siswa lain

menggunakan suara keras.

6 Saya mengajak siswa lain untuk

berkelahi.

7 Saya meminta teman saya untuk

melawan siswa lain.

8 Saya mengambil barang siswa lain

tanpa sepengetahuannya.

9

Saya menggoda siswa lain dengan

mengganti namanya dengan

sindiran / nama jelek.

10 Saya menendang siswa lain.

11 Saya menyebarkan gossip tentang

siswa lain.

12 Saya memaksa teman saya untuk

melukai siswa lain.

13 Saya mengancam siswa lain untuk

mematuhi saya.

14

Saya merebut dengan paksa sesuatu

yang sedang digunakan oleh siswa

lain.

15 Saya membuat siswa lain tidak

menyukai temannya.

16 Saya memukul siswa lain dengan

keras.

Page 96: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

82

No Pernyataan Tidak

pernah Jarang

Kadang

kadang Sering

17

Saya memanggil siswa lain

berdasarkan fisiknya. Seperti,

gendut/hitam.

SKALA II

No Pernyataan

Sangat

Tidak

Setuju

Tidak

Setuju Setuju

Sangat

Setuju

1 Saya mempunyai cita-cita yang

jelas dan berusaha mewujudkannya.

2

Saya berusaha berperilaku sopan,

sesuai dengan aturan-aturan yang

ada disekolah.

3 Bila mengalami kegagalan, saya

berusaha memperbaikinya kembali.

4 Kegiatan-kegiatan di sekolah

menjadikan saya lebih mandiri.

5

Saya selalu optimis mewujudkan

kesuksesan di masa yang akan

datang

6 Saya malas berhubungan dengan

lingkungan sekolah saya.

7 Saya mengikuti peraturan di

sekolah.

8

Saya akan mengejar cita-cita saya

sesuai dengan kemampuan yang

saya miliki.

9 Guru saya mendukung apa yang

saya sukai.

10

Saya membuat target untuk

menyelesaikan sekolah dengan

prestasi yang tinggi.

11 Saya percaya dengan kemampuan

yang saya miliki.

12

Saya diajak teman – teman untuk

ikut dalam kegiatan yang ada di

sekolah.

Page 97: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

83

No Pernyataan

Sangat

Tidak

Setuju

Tidak

Setuju Setuju

Sangat

Setuju

13 Guru saya ada ketika saya

membutuhkannya.

14

Apabila saya mengalami kegagalan,

saya akan menjadikannya sebagai

pelajaran.

15 Saya tidak terlalu kenal dengan

lingkungan sekolah saya.

16

Saya peduli akan apa yang

kebanyakan guru saya pikirkan

tentang saya.

17 Saya ditegur oleh guru ketika saya

memukul siswa lain.

18

Saya bersedia menerima tanggung

jawab yang diamanahkan oleh

sekolah.

19 Saya menganggap guru saya seperti

seorang teman.

20 Peraturan di sekoah sudah

ditentukan.

21

Saya bertanggung jawab terhadap

tugas dan kewajiban saya sebagai

siswa.

22 Guru saya memberitahukan apa

yang saya harus lakukan.

23 Saya sulit bergaul dengan

lingkungan baru saya.

24

Saya menjalin persahabatan dengan

siswa lain tanpa melihat perbedaan

diantara kami.

25 Saya merasa peraturan disekolah

berlaku adil untuk seluruh siswa.

26

Saya berada di kelompok yang salah

untuk merasa menjadi bagian dari

sekolah ini.

27 Saya senang untuk pergi ke sekolah.

28 Teman – teman curhat dan bercerita

kepada saya.

Page 98: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

84

No Pernyataan

Sangat

Tidak

Setuju

Tidak

Setuju Setuju

Sangat

Setuju

29 Saya mempercayai guru saya.

30 Guru saya peduli terhadap saya.

31 Saya senang melakukan kegiatan

bersama teman-teman.

32 Saya sepertinya selalu ketinggalan

dari kegiatan sekolah yang penting.

33 Kebanyakan guru saya mengenal

saya dengan baik.

34

Bila guru saya memarahi saya, saya

dapat menerima sebagai wujud

kasih sayang seorang guru kepada

muridnya.

35 Saya merasa teman-teman

menyukai saya.

SKALA III

No Pernyataan Tidak

Pernah Jarang

Kadang

Kadang Sering

1 Keluarga saya mendukung kegiatan

yang ingin saya lakukan.

2 Setiap anggota dalam keluarga saya

saling menyayangi.

3

Dalam keluarga saya ketika ada

waktu luang diguanakan untuk

saling cerita dan mendengarkan satu

sama lain.

4

Keluarga saya mengajarkan

perkataan yang santun kepada

setiap anggota keluarga.

5

Dalam keluarga saya, terdapat

kesepakatan mengenai pembagian

tugas rumah tangga bagi setiap

anggota keluarga.

Page 99: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

85

No Pernyataan Tidak

Pernah Jarang

Kadang

Kadang Sering

6

Dalam keluarga saya, anggota

keluarga mampu untuk membuat

keputusan – keputusan tentang

bagaimana menyelesaikan masalah.

7

Saya diberikan kebebasan oleh

keluarga saya dalam menentukan

pilihan yang saya inginkan.

8 Saya merasa dekat dengan keluarga

saya.

9

Saat ada waktu luang keluarga saya

berkumpul bersama di ruangan

yang sama.

10 Keluarga saya dapat bersikap adil

pada seluruh anggota keluarga.

11

Keluarga saya memastikan setiap

anggota keluarga menjalankan

tanggung jawabnya masing –

masing.

12

Keluarga saya mencoba

memikirkan berbagai cara untuk

menyelesikan masalah bersama.

13 Keluarga saya memberi semangat

ketika saya sedang malas.

14 Dalam keluarga saya ada rasa saling

mengerti antara anggota keluarga.

15 Keluarga saya melakukan banyak

hal bersama – sama.

16 Di dalam keluarga saya, kami saling

percaya terhadap satu sama lain.

17

Keluarga saya mampu memenuhi

kebutuhan – kebutuhan dalam

rumah tangga.

18

Keluarga saya memiliki aturan

mengenai cara bersikap saat

mengalami konflik dengan orang

lain.

Page 100: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

86

Mohon periksa kembali kuesioner ini agar tidak terdapat pernyataan yang

kosong atau terlewat.

TERIMAKASIH

No Pernyataan Tidak

Pernah Jarang

Kadang

Kadang Sering

19

Keluarga saya tidak banyak

menuntut, dan saya merasa diterima

apa adanya.

20 Keluarga saya hidup rukun

bersama.

21

Di dalam keluarga saya, semua

anggota keluarga berbagi tanggung

jawab.

22 Saya merasa pendapat saya di

dengar oleh keluarga saya.

23

Dalam keluarga saya, pada masa –

masa kritis anggota keluarga dapat

meminta dukungan dari satu sama

lain.

24

Keluarga saya meminta pendapat

saya ketika ada masalah dalam

keluarga.

Page 101: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

87

LAMPIRAN REGRESI LINIER BERGANDA PERILAKU PERUNDUNGAN

Model Summary

Model R R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change

df1 df2 Sig. F

Change

1 ,426a ,182 ,160 8,20981 ,182 8,517 8 307 ,000

a. Predictors: (Constant), Jenis_Kelamin, Family_Adaptability, Alienation, Child_PeerRelations,

Child_TeacherRelations, Goal_Orientation, School_Spirit, Family_Kohesi

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 4592,633 8 574,079 8,517 ,000b

Residual 20692,114 307 67,401

Total 25284,747 315

a. Dependent Variable: Perundugan

b. Predictors: (Constant), Jenis_Kelamin, Family_Adaptability, Alienation, Child_PeerRelations,

Child_TeacherRelations, Goal_Orientation, School_Spirit, Family_Kohesi

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 105,225 8,052 13,068 ,000

Goal_Orientation -,110 ,080 -,110 -1,383 ,168

School_Spirit -,106 ,086 -,106 -1,224 ,222

Child_PeerRelations ,007 ,071 ,006 ,096 ,923

Child_TeacherRelations ,005 ,067 ,005 ,076 ,939

Alienation -,117 ,060 -,106 -1,955 ,052

Family_Kohesi -,220 ,089 -,231 -2,475 ,014

Family_Adaptability ,084 ,090 ,089 ,940 ,348

Jenis_Kelamin -,490 ,098 -,268 -5,022 ,000

a. Dependent Variable: Perundugan

Page 102: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

88

PROPORSI VARIANS PERILAKU PERUNDUNGAN

Model Summary

Model R R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change

df1 df2 Sig. F

Change

1 ,259a ,067 ,064 8,66646 ,067 22,647 1 314 ,000

2 ,279b ,078 ,072 8,63024 ,011 3,641 1 313 ,057

3 ,280c ,078 ,069 8,64265 ,000 ,102 1 312 ,750

4 ,280d ,078 ,067 8,65613 ,000 ,029 1 311 ,864

5 ,288e ,083 ,068 8,64845 ,005 1,553 1 310 ,214

6 ,333f ,111 ,094 8,53005 ,028 9,665 1 309 ,002

7 ,338g ,114 ,094 8,52645 ,004 1,261 1 308 ,262

8 ,426h ,182 ,160 8,20981 ,067 25,216 1 307 ,000

a. Predictors: (Constant), Goal_Orientation

b. Predictors: (Constant), Goal_Orientation, School_Spirit

c. Predictors: (Constant), Goal_Orientation, School_Spirit, Child_PeerRelations

d. Predictors: (Constant), Goal_Orientation, School_Spirit, Child_PeerRelations,

Child_TeacherRelations

e. Predictors: (Constant), Goal_Orientation, School_Spirit, Child_PeerRelations,

Child_TeacherRelations, Alienation

f. Predictors: (Constant), Goal_Orientation, School_Spirit, Child_PeerRelations,

Child_TeacherRelations, Alienation, Family_Kohesi

g. Predictors: (Constant), Goal_Orientation, School_Spirit, Child_PeerRelations,

Child_TeacherRelations, Alienation, Family_Kohesi, Family_Adaptability

h. Predictors: (Constant), Goal_Orientation, School_Spirit, Child_PeerRelations,

Child_TeacherRelations, Alienation, Family_Kohesi, Family_Adaptability, Jenis_Kelamin

Page 103: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

89

LAMPIRAN PATH DIAGRAM

PATH DIAGRAM PERILAKU PERUNDUNGAN

PATH DIAGRAM PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH

GOAL ORIENTATION

Page 104: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

90

SCHOOL SPIRIT

CHILD PEER RELATIONS

CHILD TEACHER RELATIONS

Page 105: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

91

ALIENATION

KOHESI

FAMILY ADAPTABILITY

Page 106: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

92

LAMPIRAN SYNTAX PER DIMENSI

PERUNDUNGAN

UJI VALIDITAS KONSTRUK PERUNDUNGAN

DA NI=17 NO=316 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17

PM SY FI=PRNDG.COR

MO NX=17 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

PRNDG

FR TD 14 5 TD 17 16 TD 17 5 TD 17 4 TD 6 2 TD 13 5 TD 14 13 TD 7 5 TD 16 5 TD 14 7 TD

10 5 TD 9 5 TD 5 1 TD 14 12 TD 13 1 TD 16 7 TD 12 2 TD 11 10 TD 16 8 TD 16 14 TD 14 10

FR TD 14 9 TD 12 9 TD 4 3 TD 15 7 TD 17 6 TD 17 3 TD 11 2 TD 10 2 TD 12 4 TD 14 4 TD 12

5 TD 17 15 TD 15 1 TD 13 12 TD 12 8 TD 17 12

PD

OU SS TV MI

GOAL ORIENTATION

UJI VALIDITAS KONSTRUK GOAL ORIENTATION

DA NI=7 NO=316 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7

PM SY FI=GO.COR

MO NX=7 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

GO

FR TD 4 3 TD 7 3

PD

OU SS TV MI

SCHOOL SPIRIT

UJI VALIDITAS KONSTRUK SCHOOL SPIRIT

DA NI=9 NO=316 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9

PM SY FI=SS.COR

MO NX=9 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

SS

FR TD 8 7 TD 5 1 TD 8 4 TD 9 3 TD 9 5 TD 7 2 TD 7 6

PD

OU SS TV MI

CHILD PEER RELATIONS

UJI VALIDITAS KONSTRUK CHILD PEER RELATIONS

DA NI=5 NO=316 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5

PM SY FI=CPR.COR

MO NX=5 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

CPR

FR TD 5 2 TD 4 1

PD

Page 107: PENGARUH PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48431...Ibu yang berada di Sisi-Nya, ayah, adikku, dan sahabatku tercinta. vi ABSTRAK (A)

93

OU SS TV MI

CHILD TEACHER RELATIONS

UJI VALIDITAS KONSTRUK CHILD TEACHER RELATIONS

DA NI=9 NO=316 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9

PM SY FI=CTR.COR

MO NX=9 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

CTR

FR TD 8 4 TD 3 1 TD 9 5 TD 5 4

PD

OU SS TV MI

ALIENATION

UJI VALIDITAS KONSTRUK ALIENATION

DA NI=5 NO=316 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5

PM SY FI=Alienation.COR

MO NX=5 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

Alienation

FR TD

PD

OU SS TV MI

KOHESI

UJI VALIDITAS KONSTRUK KOHESI

DA NI=12 NO=316 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12

PM SY FI=Kohesi.COR

MO NX=12 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

Kohesi

FR TD 10 9 TD 6 1 TD 11 10 TD 12 11 TD 5 3 TD 12 10 TD 2 1 TD 10 1 TD 4 1 TD 6 5 TD 12 6

TD 11 9 TD 11 5 TD 8 6

PD

OU SS TV MI

KEMAMPUAN BERADAPTASI

UJI VALIDITAS KONSTRUK KEMAMPUAN BERADAPTASI

DA NI=12 NO=316 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12

PM SY FI=KBA.COR

MO NX=12 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

KBA

FR TD 5 4 TD 12 6 TD 7 4 TD 6 2 TD 12 11 TD 9 2 TD 6 5 TD 11 3 TD 12 1 TD 11 1 TD 10 7

TD 9 6

PD

OU SS TV MI