pengaruh penurunan konsentrasi kepemilikan saham keluarga...

25
1 PENGARUH PENURUNAN KONSENTRASI KEPEMILIKAN SAHAM KELUARGA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN KELUARGA JATU SETYARSI HARTINI Drs. H. TARMIZI ACHMAD, M.B.A., Ph.D., Akt ABSTRACT The purpose of this study was to investigate the influence of change in share ownership due to IPO on board director independence as dependent variable. This study also investigates the effect of composition of board director on family firms’ performance. Buy and Hold Abnormal Return (BHAR) method was used to measure the firms’ performance. In the other hand, board independence was measured by dummy variable based on the existence of independent director on board. Independent variables which were used in this research are change in share ownership due to IPO, number of independent director and family participation in firm’s management. Family participation was measured by F-PEC score. The samples of this study taken from companies listed in Indonesian Stock Exchange which was release IPO during the period of 2000 until 2009. The samples were collected by purposive sampling methods. The samples were selected by Astrachan’s F-PEC scale and three other definitions of family which were used by Zaenal Arifin. Data was analyzed using logistic and multiple regressions. The result shows that change in share ownership does not affect the independence of board director. Else, family firms’ performance was more affected by the number of independent director than famil y participation in firm’s management. Thus, this result shows that family director does not have superior performance compared to independent director. For that fact, is could be said that agency theory more proper to apply in family firms. Keyword : Fami ly firm’s performance, board independence, board of director composition, BHAR

Upload: hatram

Post on 22-Aug-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PENURUNAN KONSENTRASI KEPEMILIKAN SAHAM KELUARGA …eprints.undip.ac.id/29368/1/JATU_SETYARSI_H_C2C007065_ARTIKEL.pdf · Anggota keluarga memiliki komitmen yang lebih tinggi

1

PENGARUH PENURUNAN KONSENTRASI

KEPEMILIKAN SAHAM KELUARGA TERHADAP

KINERJA PERUSAHAAN KELUARGA

JATU SETYARSI HARTINI

Drs. H. TARMIZI ACHMAD, M.B.A., Ph.D., Akt

ABSTRACT

The purpose of this study was to investigate the influence of change in share

ownership due to IPO on board director independence as dependent variable. This

study also investigates the effect of composition of board director on family firms’

performance. Buy and Hold Abnormal Return (BHAR) method was used to measure

the firms’ performance. In the other hand, board independence was measured by

dummy variable based on the existence of independent director on board.

Independent variables which were used in this research are change in share

ownership due to IPO, number of independent director and family participation in

firm’s management. Family participation was measured by F-PEC score.

The samples of this study taken from companies listed in Indonesian Stock

Exchange which was release IPO during the period of 2000 until 2009. The samples

were collected by purposive sampling methods. The samples were selected by

Astrachan’s F-PEC scale and three other definitions of family which were used by

Zaenal Arifin. Data was analyzed using logistic and multiple regressions.

The result shows that change in share ownership does not affect the

independence of board director. Else, family firms’ performance was more affected

by the number of independent director than family participation in firm’s

management. Thus, this result shows that family director does not have superior

performance compared to independent director. For that fact, is could be said that

agency theory more proper to apply in family firms.

Keyword : Family firm’s performance, board independence, board of director

composition, BHAR

Page 2: PENGARUH PENURUNAN KONSENTRASI KEPEMILIKAN SAHAM KELUARGA …eprints.undip.ac.id/29368/1/JATU_SETYARSI_H_C2C007065_ARTIKEL.pdf · Anggota keluarga memiliki komitmen yang lebih tinggi

2

1. PENDAHULUAN

Pada perusahaan keluarga, kepemilikan saham secara mayoritas dimiliki oleh

keluarga. Tingkat kepemilikan saham akan menentukan kekuatan suara dalam Rapat

Umum Pemegang saham (RUPS). Hal ini dapat mempengaruhi proses penyusunan

dewan direksi. Ketika keluarga bertindak sebagi pemegang saham mayoritas,

keluarga tersebut cenderung memilih dari anggota keluarganya sendiri (Giovannini,

2009). Penelitian yang dilakukan oleh Achmad (2008) menunjukkan fakta bahwa

struktur kepemilikan saham yang terkonsentrasi dapat melemahkan independensi

dewan.

Namun, ketika perusahaan melaksanakan IPO, persentase saham perusahaan

yang dimiliki keluarga turun karena sebagian saham perusahaan dijual kepada publik.

Turunnya persentase saham yang dimiliki oleh keluarga dapat meningkatkan

independensi dewan direksi (Giovannini, 2009). Ini disebabkan karena pemegang

saham nonkeluarga mendorong ditunjuknya direktur independen sebagai anggota

dewan direksi untuk meningkatkan independensi dan profesionalisme kerja. Tetapi

penelitian sejenis yang dilakukan oleh Cho dan Kim (2007) justru menyatakan

sebaliknya. Penelitian yang dilakukan oleh Cho dan Kim (2007) pada perusahaan

publik di Korea Selatan menunjukan fakta bahwa perusahaan dengan pengaruh

keluarga yang sangat kuat resisten terhadap perubahan sistem pengelolaan dan

enggan menunjuk direktur independen sehingga turunnya persentase saham milik

keluarga tidak berpengaruh positif terhadap independensi dewan direksi.

Direktur independen merupakan faktor penting dalam pencapaian sistem tata

kelola perusahaan yang baik. Teori agensi menyatakan bahwa direktur independen

merupakan faktor penting dalam membangun independensi dewan direksi.

Independensi merupakan salah satu komponen yang harus dipenuhi dalam mencapai

good corporate governance (KNKG, 2006). Dengan adanya direktur yang

independen dan tidak memiliki hubungan dengan keluarga pemilik, maka perusahaan

dapat dikelola secara lebih profesional dan terbebas dari intervensi pihak lain, seperti

pemilik perusahaan. Dengan demikian kinerja perusahaan akan meningkat.

Page 3: PENGARUH PENURUNAN KONSENTRASI KEPEMILIKAN SAHAM KELUARGA …eprints.undip.ac.id/29368/1/JATU_SETYARSI_H_C2C007065_ARTIKEL.pdf · Anggota keluarga memiliki komitmen yang lebih tinggi

3

Namun, pada perusahaan keluarga, disamping direktur independen, dalam

perusahaan keluarga seringkali terdapat anggota keluarga pemilik perusahaan yang

turut serta atau berpartisipasi dalam manajemen perusahaan. Mereka merupakan

perwakilan dari keluarga pemilik dalam manajemen perusahaan (Giovannini, 2009).

Keberadaan perwakilan keluarga ini dapat mengurangi pengaruh negatif atas masalah

agensi yang ditimbulkan oleh direktur nonkeluarga. Anggota keluarga yang berada

dalam manajemen akan cenderung patuh dan menyampaikan informasi mengenai

perusahaan secara lengkap kepada pemilik perusahan selaku prinsipal sehingga kecil

kemungkinan terjadi konflik kepentingan serta asimetri informasi antara agen dan

prinsipal. Anggota keluarga memiliki komitmen yang lebih tinggi pada

perusahaannya karena mereka ingin mempertahankan perusahaan agar dapat

diwariskan kepada generasi berikutnya (Shleiver dan Vishny, 1997; Maug, 1998).

Oleh karena itu, perusahaan keluarga cenderung memiliki kinerja yang lebih unggul

daripada perusahaan nonkeluarga (Anderson dan Reeb, 2001; Andres, 2006; Isakof

dan Weisskopf, 2009).

Namun, beberapa penelitian justru menunjukkan hasil yang bertolak belakang.

Menyatunya kepemilikan dan kontrol memberikan kesempatan bagi pemegang saham

mayoritas, dalam hal ini keluarga pemilik perusahaan, untuk menggunakan laba

perusahaan untuk kepentingan pribadi (Fama & Jensen, 1985). Direktur keluarga juga

lemah dari segi independensi. Kecenderungan untuk patuh dan mengakomdasi

kepentingan-kepentingan keluarganya menyebabkan direktur keluarga tidak dapat

bersikap independen dan profesional dalam mengelola perusahaan.

Adanya komite pengawas yang dibentuk oleh komisaris diharapkan dapat

meminimalkan tindakan tidak independen direktur keluarga. Namun, komite

pengawas bentukan komisaris dapat berpengaruh negatif terhadap kinerja direktur

keluarga. Tindakan pengawasan yang dilakukan oleh komite dapat menjadi motivasi

negatif bagi direktur keluarga. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian atas

pengaruh komite pengawas terhadap kinerja direktur keluarga.

Page 4: PENGARUH PENURUNAN KONSENTRASI KEPEMILIKAN SAHAM KELUARGA …eprints.undip.ac.id/29368/1/JATU_SETYARSI_H_C2C007065_ARTIKEL.pdf · Anggota keluarga memiliki komitmen yang lebih tinggi

4

2. TELAAH TEORI

2.1. Teori Agensi

Teori agensi berfokus pada hubungan dua individu, yaitu agen dan principal

(Dirgantiri,dkk., 2000). Dalam teori agensi, manajer didefinisikan sebagai agen dan

pemegang saham sebagai prinsipal. Dalam hal ini, para pemegang saham sebagai

pemilik perusahaan atau prinsipal mendelegasikan wewenang pembuatan keputusan

dalam perusahaan kepada direktur yang merupakan agen para pemegang saham

(Solomon, 2007).

Pendelegasian wewenang pengelolaan perusahaan dari principal kepada agen

dipandang perlu untuk mencapai sistem pengelolaan perusahaan yang independen dan

profesional. Sebagaimana diketahui bahwa independensi merupakan salah satu

komponen yang harus dipenuhi untuk mencapa sistem tata kelola perusahaan yang

baik atau good corporate governance. Dengan sistem tata kelola peruahaan yang baik

sesuai dengan standar good corporate governance, perusahaan akan mampu

mencapai kinerja yang unggul.

2.2. Corporate Governance

Corporate governance merupakan suatu mekanisme pengelolaan perusahaan

yang didasarkan pada teori agensi. Namun, sampai saat ini, tidak terdapat satu

definisi corporate governance yang diterima secara umum. Terdapat perbedaan-

perbedaan mendasar dalam definisi tersebut tergantung di negara mana corporate

governance tersebut dilaksanakan dan didefinisikan (Solomon, 2007). Corporate

governance dapat dipandang secara sempit atau luas tergantung dari sudut pandang

pembuat kebijakan, praktisi, atau periset.

Dari berbadai definisi, disimpulkan bahwa corporate governance terkait dengan

usaha-usaha untuk mengendalikan perusahaan agar kegiatan operasionalnya berjalan

dengan efektif dan efisien, mampu memaksimalkkan laba dan meminimalkan risiko

usaha. Selanjutnya corporate governance juga berfungsi sebagai sistem

pertanggungjawaban kepada para stakeholder.

Page 5: PENGARUH PENURUNAN KONSENTRASI KEPEMILIKAN SAHAM KELUARGA …eprints.undip.ac.id/29368/1/JATU_SETYARSI_H_C2C007065_ARTIKEL.pdf · Anggota keluarga memiliki komitmen yang lebih tinggi

5

Terdapat lima komponen yang harus dipenuhi dalam pencapaian good

corporate governance (Kaihatu, 2006):

1. Keterbukaan informasi (transparency)

2. Akuntabilitas (accountability)

3. Pertanggungjawaban (responsibility)

4. Independensi (independency)

5. Kesetaraan dan kewajaran (fairness)

2.3. Skala F-PEC

Skala F-PEC adalah indeks pengaruh keluarga pemilik dalam perusahaan. Skala

F-PEC dirumuskan oleh Astrachan dkk (2002). untuk mengatasi ketiadaan definisi

“perusahaan keluarga” yang diterima secara luas. F-PEC merupakan sistem

penyeleksian perusahaan keluarga melalui dimensi kekuatan (power), pengalaman

(experience) dan budaya (culture). Dalam penelitian ini, digunakan komponen Power

dari skala F-PEC yang dirumuskan sebagai berikut:

𝐹 − 𝑃𝐸𝐶 = 𝐸𝑄 𝑓𝑎𝑚

𝐸𝑄 𝑡𝑜𝑡 +

𝐵𝑜𝐷 𝑓𝑎𝑚

𝐵𝑜𝐷 𝑡𝑜𝑡 +

𝑆𝐵 𝑓𝑎𝑚

𝑆𝐵 𝑡𝑜𝑡

2.4. Buy and Hold Anormmal Return (BHAR)

Buy and Hold AbnormalReturn (BHAR) merupakan instrumen yang digunakan

untuk menganalisis kinerja saham jangka panjang melalui return saham. Instrumen

ini dirumuskan oleh Barber dan Lyon (1997). BHAR dihitung secara sederhana

dengan mengurangkan buy and hold return perusahaan sampel dengan buy and hold

return dari benchmark. BHAR dihitung pada satu titik, misalnya satu tahun, tiga

tahun, atau lima tahun setelah IPO. Pengukuran abnormal return melalui BHAR dapat

mengatasi bias pengukuran return abnormal jangka panjang yang terjadi pada metode

cummulative abnormal return (CAR).

Page 6: PENGARUH PENURUNAN KONSENTRASI KEPEMILIKAN SAHAM KELUARGA …eprints.undip.ac.id/29368/1/JATU_SETYARSI_H_C2C007065_ARTIKEL.pdf · Anggota keluarga memiliki komitmen yang lebih tinggi

6

2.5. Kerangka Teoritis

Berdasarkan landasan teori di atas, data disusun kerangka pemikiran teoritis

sebagai berikut:

Gambar 1

Pengaruh Penurunan Tingkat Kepemilikan Saham Perusahaan oleh Keluarga

terhadap Independensi Dewan

Gambar 2

Pengaruh Partisipasi Keluarga dalam Manajemen dan Keberadaan Direktur

Independen terhadap Kinerja Perusahaan

2.6. Pengaruh Penurunan Kepemilikan Saham Keluarga terhaddap

Independensi Dewan Direksi

Tingkat kepemilikan keluarga dalam perusahaan seringkali mempengaruhi

independensi dewan direksi. Dari penelitian yang dilakukan oleh Achmad (2008)

diketahui bahwa struktur kepemilikan perusahaan-perusahaan di Indonesia sangat

mempengaruhi tingkat independensi dewan. Teori agensi menyatakan bahwa apabila

Variabel Kontrol

Variabel Independen

Penurunan Kepemilikan

Saham Keluarga

Kapitalis Ventura

Independensi Dewan

Komite Nominasi

Variabel Moderasi

Variabel Kontrol

Variabel Independen

Jumlah Komite Pengawas

Kinerja Perusahaan

Leverage

Direktur Independen

Direktur Keluarga

Page 7: PENGARUH PENURUNAN KONSENTRASI KEPEMILIKAN SAHAM KELUARGA …eprints.undip.ac.id/29368/1/JATU_SETYARSI_H_C2C007065_ARTIKEL.pdf · Anggota keluarga memiliki komitmen yang lebih tinggi

7

pemilik menginginkan kinerja perusahaan yang unggul maka pemilik harus

mempekerjakan direktur independen (Giovannini, 2009). Dengan demikian, ketika

dilaksanakan IPO dan tingkat kepemilikan saham keluarga menurun, pemilik saham

lain mendorong ditunjuknya direktur independen untuk meningkatkan

profesionalisme dan independensi dalam pengelolaan perusahaan.

H1: Penurunan persentase saham perusahaan milik keluarga berpengaruh

positif terhadap independensi dewan direksi

2.7. Pengaruh Jumlah Direktur Independen terhadap Kinerja Perusahaan

Keluarga

Direktur independen merupakan pihak eksternal perusahaan yang ditunjuk

untuk mengelola perusahaan. Direktur independen diperlukan perusahaan untuk

menjaga independensi dan profesionalitas pengelolaan perusahaan. Sebagai agen,

direktur independen juga berkewajiban untuk meningkatkan kesejahteraan pemilik

perusahaan.

Dalam penelitian Giovannini (2009) diketahui bahwa keberadaan direktur yang

independen dan tidak memiliki hubungan dengan keluarga pemilik perusahaan akan

meningkatkan kinerja saham. Direktur yang independen dan tidak memiliki hubungan

kekerabatan dengan keluarga pemilik akan bekerja dengan lebih profesional karena ia

tidak melindungi kepentingan manapun. Dalam mengambil keputusan, direktur

independen tidak mendapat intervensi dari pihak manapun, sehingga keputusan yang

dihasilkan netral dan berfokus hanya pada perkembangan perusahaan. Hal ini sesuai

dengan faktor komponen independensi dalam mekanisme good corporate governance

yang menyatakan bahwa setiap bagian dari perusahaan dilarang mendominasi bagian

lain dan harus bebas dari konflik kepentingan agar dapat mencapai kinerja yang

optimal.

H2: Direktur independen berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan

Page 8: PENGARUH PENURUNAN KONSENTRASI KEPEMILIKAN SAHAM KELUARGA …eprints.undip.ac.id/29368/1/JATU_SETYARSI_H_C2C007065_ARTIKEL.pdf · Anggota keluarga memiliki komitmen yang lebih tinggi

8

2.8. Pengaruh Partisipasi Keluarga dalam Manajemen Perusahaan terhadap

Kinerja Perusahaan Keluarga

Partisipasi keluarga menunjukkan tingkat keikutsertaan keluarga dalam

manajemen perusahaan. Selaku anggota keluarga, mereka akan melaporkan kondisi

perusahaan secara lengkap kepada keluarganya selaku pemilik perusahaan. Dengan

ini, asimetri informasi yang terjadi dalam hubungan pemilik perusahaan dengan

direktur independen dapat diminimalisir. Selain itu, konflik kepentingan antara agen

dan prinsipal juga dapat diminimalisir. Sebagai anggota keluarga pemilik perusahaan,

direktur keluarga memiliki tujuan yang sejalan dengan pemilik sehingga tidak terjadi

konflik kepentingan antara direktur dan pemilik perusahaan. Keberadaan direktur

keluarga dalam dewan direksi juga dapat menjadi pengawas bagi direktur independen

sehingga tidak terjadi moral hazard.

Direktur keluarga tentu memiliki komitmen terhadap perusahaan yang lebih

tinggi dibandingkan direktur independen. Komitmen itu akan mendorong direktur

independen untuk bekerja dengan baik untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

Selain motivasi ekonomi, direktur keluarga juga memiliki motivasi untuk

mempertahankan perusahaan agar dapat diwariskan kepada generasi berikutnya

(Shliefer dan Vishny, 1997; Maug, 1998).

H3: Direktur keluarga berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan

keluarga

2.9. Pengaruh Jumlah Komite terhadap Hubungan Manajemen Keluarga dan

Kinerja Perusahaan

Setiap perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia wajib

membentuk komite audit. Selain komite audit yang keberadaannya diwajibkan bagi

semua perusahaan publik, juga terdapat komite-komite yang pembentukannya masih

bersifat sukarela atau tidak diwajibkan bagi perusahaan publik. Komite-komite

tersebut adalah komite nominasi dan remunerasi, komite kebijakan risiko dan komite

Page 9: PENGARUH PENURUNAN KONSENTRASI KEPEMILIKAN SAHAM KELUARGA …eprints.undip.ac.id/29368/1/JATU_SETYARSI_H_C2C007065_ARTIKEL.pdf · Anggota keluarga memiliki komitmen yang lebih tinggi

9

corporate governance. Keempat komite yang dapat dibentuk oleh komisaris tersebut

berfungsi untuk mendukung tugas komisaris dalam mengawasi kinerja direksi.

Keberadaan komite tersebut dapat mengatasi masalah independensi pada

manajemen keluarga. Komite-komite tersebut dapat menjaga agar anggota keluarga

yang berada dalam manajemen perusahaan bersikap independen dan tidak hanya

mengutamakan kepentingan keluarganya. Hal tersebut dapat mendorong pada kinerja

yang lebih unggul.

H4: Dengan adanya komite pengawas, keterlibatan keluarga dalam manajemen

berpengaruh positif terhadap kinerja.

3. METODE PENELITIAN

3.1. Populasi dan Sampel

Populasi sasaran penelitian ini adalah perusahaan publik yang melakukan

listing di BEI dan melakukan IPO dalam kurun waktu 10 tahun dari tahun 2000

sampai dengan 2009 selain bank, perusahaan asuransi dan perusahaan keuangan,

perusahaan milik negara (BUMN) yang diprivatisasi serta perusahaan dengan sumber

modal asing (PMA).

Pengambilan sampel dilakukan melalui metode purposive sampling dengan

menyeleksi populasi tersebut dan membedakannya ke dalam kelompok perusahaan

keluarga dan perusahaan nonkeluarga. Penyeleksian dilakukan menggunakan empat

definisi perusahaan keluarga. Tiga definisi pertama yang digunakan sebelumnya telah

diuraikan dalam penelitian Zaenal Arifin pada tahun 2003. Porsi kepemilikan saham

yang dapat diklasifikasikan sebagai dominasi oleh keluarga adalah apabila keluarga

memiliki saham di atas 20%. Ketiga definisi tersebut adalah:

1. Keluarga adalah keseluruhan individu dan perusahaan yang kepemilikannya

tercatat (kepemilikan di atas 5% wajib dicatat) kecuali perusahaan publik,

negara, institusi keuangan dan publik (individu yang kepemilikannya tidak wajib

tercatat). Definisi ini digunakan oleh La Porta et al (1999) dan Claessens et al

(2000).

Page 10: PENGARUH PENURUNAN KONSENTRASI KEPEMILIKAN SAHAM KELUARGA …eprints.undip.ac.id/29368/1/JATU_SETYARSI_H_C2C007065_ARTIKEL.pdf · Anggota keluarga memiliki komitmen yang lebih tinggi

10

2. Keluarga adalah keseluruhan individu dan perusahaan tercatat, kecuali

perusahaan asing, perusahaan publik, negara, institusi keuangan dan publik.

3. Keluarga adalah satu pemilik terbesar di antara individu atau perusahaan tercatat,

kecuali perusahaan asing, perusahaan publik, negara, institusi keuangan, dan

publik.

Definisi keempat atas perusahaan keluarga menggunakan komponen Power

dari skala F-PEC sebagaimana diuraikan dalam penelitian Giovannini. Suatu

perusahaan termasuk dalam kelompok perusahaan keluarga jika nilai F-PEC ≥ 0,5.

Komponen Power dari skala F-PEC dihitung dengan formula sebagai berikut:

𝐹 − 𝑃𝐸𝐶 = 𝐸𝑄 𝑓𝑎𝑚

𝐸𝑄 𝑡𝑜𝑡 +

𝐵𝑜𝐷 𝑓𝑎𝑚

𝐵𝑜𝐷 𝑡𝑜𝑡 +

𝑆𝐵 𝑓𝑎𝑚

𝑆𝐵 𝑡𝑜𝑡

3.2. Variabel dan Definisi Operasional

3.2.1. Variabel Dependen

3.2.1.1. Independensi Dewan Direksi

Independensi dewan direksi merupakan suatu kondisi dimana direksi dapat

mengelola perusahaan secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh

atau tekanan dari pihak lain di dalam atau di luar pihak manajemen. Direksi dianggap

independen ketika terdapat direktur independen atau juga sering disebut direktur tidak

terafiliasi dalam dewan direksi. Variabel independensi dewan direksi diukur dengan

variabel dummy dengan memberikan nilai 1 jika terdapat direktur independen dalam

dewan direksi dan nilai 0 apabila tidak.

3.2.1.2. Kinerja Perusahaan

Kinerja perusahaan merupakan pengukuran atas kualitas kerja perusahaan.

Kinerja perusahaan diukur menggunakan buy-and-hold abnormal return yang

dihitung 12 bulan setelah IPO. Benchmark yang digunakan dalam mengukur BHAR

adalah IHSG pada waktu yang sama dengan perusahaan sampel. Dengan

Page 11: PENGARUH PENURUNAN KONSENTRASI KEPEMILIKAN SAHAM KELUARGA …eprints.undip.ac.id/29368/1/JATU_SETYARSI_H_C2C007065_ARTIKEL.pdf · Anggota keluarga memiliki komitmen yang lebih tinggi

11

menggunakan IHSG sebagai benchmark, secara matematis BHAR dirumuskan

sebagai berikut:

BHAR = Return saham sampel – Return saham benchmark

= (Harga saham sampelt+n – Harga saham sampelt) – (IHSGt+n – IHSGt)

3.2.2. Variabel Independen

3.2.2.1. Penurunan Kepemilikan Saham setelah IPO

Tingkat kepemilikan keluarga menunjukkan tingkat kemampuan keluarga

pemilik perusahaan untuk menentukan komposisi dewan direksi dalam rapat umum

pemegang saham. Variabel kepemilikan keluarga ini diukur melalui rasio penurunan

tingkat kepemilikan saham oleh keluarga yang timbul akibat IPO.

3.2.2.2. Direktur Independen

Direktur independen adalah direktur yang berasal dari luar keluarga pemilik

perusahaan, tidak memiliki hubungan dengan keluarga pemilik sama sekali dan

independen. Variabel direktur independen diukur sesuai dengan jumlah direktur

independen yang dimiliki oleh perusahaan.

3.2.2.3. Partisipasi Keluarga

Variabel partisipasi keluarga menunjukkan besarnya pengaruh keluarga dalam

kegiatan manajerial perusahaan. Tingkat partisipasi keluarga diukur melalui nilai

komponen Power F-PEC.

F-PEC = 𝐸𝑄 𝑓𝑎𝑚

𝐸𝑄 𝑡𝑜𝑡+

𝐵𝑜𝐷 𝑓𝑎𝑚

𝐵𝑜𝐷 𝑡𝑜𝑡+

𝑆𝐵 𝑓𝑎𝑚

𝑆𝐵 𝑡𝑜𝑡

3.2.3. Variabel Moderating

3.2.3.1. Jumlah Komite Pengawas

Komite pengawas yang dimaksud dalam hal ini adalah komite yang dibentuk

oleh komisaris untuk membantu tugas komisaris sebagai pengawas dewan direksi.

Page 12: PENGARUH PENURUNAN KONSENTRASI KEPEMILIKAN SAHAM KELUARGA …eprints.undip.ac.id/29368/1/JATU_SETYARSI_H_C2C007065_ARTIKEL.pdf · Anggota keluarga memiliki komitmen yang lebih tinggi

12

Variabel jumlah komite pengawas diukur sesuai dengan jumlah komite pengawas

yang dibentuk oleh dewan komisaris perusahaan.

3.2.4. Variabel Kontrol

3.2.4.1. Kapitalis Ventura

Kapitalis ventura adalah pihak yang berinvestasi pada perusahaan modal

ventura, baik badan maupun perorangan. Variabel kapitalis ventura diukur dengan

variabel dummy dengan memberikan nilai 1 jika terdapat kapitalis ventura di antara

pemegang saham sampel dan nilai 0 jika tidak.

3.2.4.2. Komite Nominasi

Komite nominasi adalah komite khusus yang dibentuk oleh dewan komisaris.

Namun, pembentukan komite nominasi tidak diwajibkan oleh regulasi. Variabel ini

diukur secara dummy dengan memberikan nilai 1 jika perusahaan sampel memiliki

komite nominasi dan nilai 0 jika perushaan tidak.

3.2.4.3. Rasio Leverage

Rasio leverage merupakan perbandingan antara total hutang jangka panjang dan

total asset yang dimiliki perusahaan. Rasio leverage dirumuskan sebagai berikut:

𝐿𝑒𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 = 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐽𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡

3.3. Metode Analisis

3.3.1. Uji Statistik Deskriptif dan Distribusi Frekuensi

Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel-variabel dalam

penelitian ini. Alat analisis yang digunakan adaah rata-rata (mean), standar deviasi,

maksimum dan minimum (Ghozali, 2007).

Distribusi frekuensi digunakan pada variabel-variabel dummy. Analisis

distribusi frekuensi menunjukkan jumlah data yang memperoleh nilai 1 (satu) dan

Page 13: PENGARUH PENURUNAN KONSENTRASI KEPEMILIKAN SAHAM KELUARGA …eprints.undip.ac.id/29368/1/JATU_SETYARSI_H_C2C007065_ARTIKEL.pdf · Anggota keluarga memiliki komitmen yang lebih tinggi

13

berapa yang memperoleh nilai 0 (nol). Uji statistik deskriptif dan distribusi frekuensi

tersebut dilakukan dengan program SPSS 17.

3.3.2. Uji Hipotesis – Regresi Logistik

Analisis regresi logistic digunakan untuk menguji apakah probabilitas

terjadinya variabel dependen dapat diprediksi dengan variabel independennya.

Analisis regresi logistic digunakan karena variabel dependen dalam hipotesis pertama

merupakan variabel dummy. Selain itu, analisis regresi logistic digunakan karena

asumsi distribusi data normal tidak dapat terpenuhi (Ghozali, 2007). Persamaan

regresi logistic yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

INDEP = β0 + β1(SHHMIPO) + β2(VENT) + β3(KNOM)

Keterangan:

INDEP : dummy independensi dewan

SHMIPO : selisih persentase saham sebelum dan sesudah IPO

VENT : dummy kapitalis ventura

KNOM : dummy komite nominasi

β : Koefisien regresi

Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari

nilai goodness of fit. Secara statistik, goodness of fit dapat diukur dari nilai

Nagelkerke’s R2, Hosmer and Lemeshow Test, uji Keteptan Klasifikasi dan nilai

parameter individu masing-masing variabel.

3.3.3. Uji Hipotesis – Regresi Linier Berganda

Regresi linier berganda digunakan dalam hipotesis kedua sampai hipotesis

keempat dengan variabel independen dalam penelitian ini merupakan kombinasi dari

variabel metrik dan nonmetrik (Ghozali, 2007). Regresi berganda digunakan untuk

menguji apakah variabel-variabel independen mempengaruhi variabel dependen.

Selain itu, dilakukan pula uji interaksi dengan menggunakan Moderated

Regression Analysis untuk menguji pengaruh komite pengawas terhadap hubungan

Page 14: PENGARUH PENURUNAN KONSENTRASI KEPEMILIKAN SAHAM KELUARGA …eprints.undip.ac.id/29368/1/JATU_SETYARSI_H_C2C007065_ARTIKEL.pdf · Anggota keluarga memiliki komitmen yang lebih tinggi

14

partisipasi keluarga dengan kinerja perusahaan. Uji interaksi merupakan aplikasi

khusus regresi berganda linear dimana dalam persamaan regresinya mengandung

interaksi dan digunakan untuk menguji regresi dengan variabel moderating (Ghozali,

2009). Persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

KNRJ = β0 + β1(DIND) + β2(FPEC) + β3(KPEC) + β4(LEV)

Keterangan:

KNRJ : Kinerja perusahaan

DIND : Direktur independen

FPEC : Skor F-PEC

LEV : Rasio Leverage

KPEC : Interaksi variabel KOMITE dan FPEC

β : Koefisien regresi

Ketepatan fungsi regresi sampel dalam memprediksi nilai aktual dapat diukur

dari nilai goodness of fit. Secara statistik, nilai goodness of fit dapat diukur dari nilai

determinasi (R2), nilai parameter simultan (uji F) dan nilai parameter inndividu (uji t).

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif dan Distribusi Frekuensi

Statistik deskriptif merupakan metode statistik yang mampu menggambarkan

atau mendeskripsikan data-data variabel penelitian. Alat statistik deskriptif yang

dignakan dalam penelitian ini adalah nilai minimum, nilai maksimum, mean dan

standar deviasi yang tersaji dalam tabel berikut:

Tabel 1

Statistik Deskriptif Perubahan Saham Setelah IPO SHMIPO Definisi F-PEC Definisi 1 Definisi 2 Definisi 3

Minimum 0,0000 0,0011 0,0374 0,0221

Maksimum 1,8000 0,4632 0,6586 0,4013

Mean 0,4136 0,2397 0,2535 0,1969

Std. Deviasi 0,3669 0,1057 0,1149 0,0990

Page 15: PENGARUH PENURUNAN KONSENTRASI KEPEMILIKAN SAHAM KELUARGA …eprints.undip.ac.id/29368/1/JATU_SETYARSI_H_C2C007065_ARTIKEL.pdf · Anggota keluarga memiliki komitmen yang lebih tinggi

15

Tabel 2

Statistik Deskriptif Kinerja KNRJ Definisi F-PEC Definisi 1 Definisi 2 Definisi 3

Minimum -5603,0700 -1233,4860 -1233,4860 -1233,4860

Maksimum 4423,2500 4219,9750 4219,9750 4219,9750

Mean 34,6500 44,4002 26,3888 35,2575

Std. Deviasi 1406,0582 796,6019 798,8304 801,9258

Tabel 3

Statistik Deskriptif Direktur Independen DIND Definisi F-PEC Definisi 1 Definisi 2 Definisi 3

Minimum 0 0 0 0

Maksimum 1 3 3 1

Mean 0,27 0,35 0,36 0,32

Std. Deviasi 0,447 0,563 0,569 0,469

Tabel 4

Statistik Deskriptif Nilai F-PEC FPEC Definisi F-PEC Definisi 1 Definisi 2 Definisi 3

Minimum 0,5028 0,2880 0,6000 0,3000

Maksimum 2,5000 2,6667 2,6667 2,5300

Mean 1,2033 1,5556 1,5925 1,4038

Std. Deviasi 0,4410 0,4854 0,4727 0,4808

Tabel 5

Statistik Deskriptif Komite KOMITE Definisi F-PEC Definisi 1 Definisi 2 Definisi 3

Minimum 1 1 1 1

Maksimum 2 3 3 2

Mean 1,020 1,110 1.090 1,060

Std. Deviasi 0,149 0,398 0,336 0,240

Page 16: PENGARUH PENURUNAN KONSENTRASI KEPEMILIKAN SAHAM KELUARGA …eprints.undip.ac.id/29368/1/JATU_SETYARSI_H_C2C007065_ARTIKEL.pdf · Anggota keluarga memiliki komitmen yang lebih tinggi

16

Tabel 6

Statistik Deskriptif Rasio Leverage LEV Definisi F-PEC Definisi 1 Definisi 2 Definisi 3

Minimum 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000

Maksimum 0,6170 0,6170 0,6170 0,6170

Mean 0,1041 0,1095 0,0981 0,0930

Std. Deviasi 0,1489 0,1499 0,1473 0,1438

Distribusi frekuensi digunakan pada variabel-variabel dummy. Statistik

distribusi frekuensi digunakan pada variabel INDEP, VENT, dan KNOM,. Statistik

distrbusi frekuensi dapatt dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7

Statistik Distribusi Frekuensi Definisi F-PEC Definisi 1 Definisi 2 Definisi 3

0 1 0 1 0 1 0 1

INDEP 33 12 48 23 45 22 45 21

VENT 43 2 67 4 64 3 63 3

KNOM 44 1 65 6 62 5 62 4

4.2. Hasil Pengujian Hipotesis

4.2.1. Regresi Logistik

Ringkasan hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 8

Ringkasan Hasil Pengujian Regresi Logistik F-PEC Sig Def 1 Sig Def 2 Sig Def 3 Sig

Hosmer and Lemeshow Test 6,955 0,434 8,785 0,361 11,475 0,119 9,275 0,234

Nagelkerke R² 0,218 0,022 0,043 0,080

Ketepatan Klasifikasi 73,3% 66,2% 68,7% 71,2%

NILAI PARAMETER INDIVIDU

SHMIPO -3,255 0,048 -0,381 0,879 -1,386 0,574 1,589 0,573

VENT -20,595 0,999 -0,577 0,638 -0,434 0,752 -0,647 0,665

KNOM -15,489 1,000 0,859 0,333 1,164 0,249 2,237 0,083

CONSTANT 0,145 0,802 -0,694 0,300 -0,447 0,517 -1,198 0,064

Page 17: PENGARUH PENURUNAN KONSENTRASI KEPEMILIKAN SAHAM KELUARGA …eprints.undip.ac.id/29368/1/JATU_SETYARSI_H_C2C007065_ARTIKEL.pdf · Anggota keluarga memiliki komitmen yang lebih tinggi

17

4.2.2. Regresi Linier Berganda

Hasil pengujian regresi linier dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 9

Ringkasan Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda FPEC Sig Def 1 Sig Def 2 Sig Def 3 Sig

Adjusted R² 0,185 0,113 0,156 0,234

Uji F 3,321 0,020 3,110 0,021 3,953 0,007 5,724 0,001

UJI PARAMETER INDIVIDU (UJI t)

CONSTANT 1,336 0,190 -0,614 0,541 -1,402 0,166 -0,929 0,357

DIND 2,608 0,013 3,472 0,001 3,947 0,000 4,752 0,000

FPEC -1,704 0,097 0,038 0,970 0,647 0,520 0,317 0,753

KPEC 1,179 0,246 -0,069 0,945 -0,281 0,780 -0,447 0,656

LNLEV -1,617 0,114 -0,043 0,966 0,077 0,939 -0,638 0,526

4.3. Pembahasan

4.3.1. Pengaruh Penurunan Persentase Kepemilikan Saham Keluarga terhadap

Independensi Dewan Direksi

Hasil uji hipotesis pada keempat kelompok sampel menunjukkan bahwa hanya

pada kelompok data F-PEC variabel penurunan kepemilikan saham keluarga

berpengaruh secara signifikan terhadap independensi dewan direksi, sedangkan pada

tiga kelompok data lainnya tidak terdapat pengaruh yang signifikan atas perubahan

kepemilikan saham terhadap independensi dewan. Terlebih lagi, pada kelompok data

F-PEC, penurunan tingkat kepemilikan saham berpengaruh negatif terhadap

independensi dewan direksi. Dengan demikian, hipoteis pertama yang menyatakan

bahwa penurunan kepemilikan saham setelah IPO berpengaruh positif terhadap

independensi dewan ditolak.

Seleksi data pada kelompok F-PEC tidak hanya mendasarkan pada tingkat

kepemilikan saham, tetapi juga pada keterlibatan anggota keluarga pada manajemen

perusahaan. Hal ini mengakibatkan adanya pengaruh keluarga pemilik yang kuat pada

Page 18: PENGARUH PENURUNAN KONSENTRASI KEPEMILIKAN SAHAM KELUARGA …eprints.undip.ac.id/29368/1/JATU_SETYARSI_H_C2C007065_ARTIKEL.pdf · Anggota keluarga memiliki komitmen yang lebih tinggi

18

perusahaan-perusahaan pada kelompok data F-PEC. Pada perusahaan dengan ikatan

kekerabatan yang kuat, pengaruh keluarga dalam perusahaan tetap kuat sehingga

menjadi halangan bagi pemegang saham nonkeluarga untuk menunjuk direktur

independen. Hal ini juga terjadi pada kelompok Definisi 1 dan 2.

Hasil yang berbeda tampak pada kelompok Definisi 3. Hasil pengujian pada

definisi menunjukkan bahwa penurunan tingkat kepemilikan saham keluarga

mendorong penunjukkan direktur independen dalam dewan direksi. Hal ini dapat

disebabkan karena pada Definisi 3, keluarga adalah satu individu atau badan dengan

kepemilikan saham terbesar di antara para pemegang saham perusahaan. Ketika

dilakukan IPO, kepemilikan saham keluarga tersebut akan banyak berkurang

sehingga pemilik saham nonkeluarga memiliki kekuatan yang cukup besar dan dapat

mendorong penunjukan direktur independen.

4.3.2. Pengaruh Jumlah Direktur Independen terrhadap Kinerja Perusahaan

Hasil uji hipotesis pada keempat kelompok data menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh positif yang signifikan dari jumlah direktur independen terhadap kinerja

perusahaan. Dengan demikian, hipotesis kedua yang menyatakan bahwa direktur

independen berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan keluarga tidak dapat

ditolak.

Adanya pengaruh yang signifikan ini mengindikasikan bahwa semakin banyak

jumlah direktur independen yang dimiliki perusahaan akan mendorong semakin

tingginya kinerja perusahaan. Direktur yang independen dan tidak memiliki

hubungan kekerabatan dengan pemilik perusahaan akan bekerja dengan lebih

profesional karena ia tidak melindungi kepentingan manapun. Proses komunikasi dan

kontrol dalam birokrasi perusahaan lebih profesional karena tidak ada rasa sungkan

yang seringkali timbul pada manajemen keluarga. Direktur independen juga tidak

akan terlibat konflik kepentingan seperti masalah ahli waris perusahaan seperti yang

data terjadi pada direktur keluarga. Dengan proses komunikasi dan kontrol yang

Page 19: PENGARUH PENURUNAN KONSENTRASI KEPEMILIKAN SAHAM KELUARGA …eprints.undip.ac.id/29368/1/JATU_SETYARSI_H_C2C007065_ARTIKEL.pdf · Anggota keluarga memiliki komitmen yang lebih tinggi

19

profesional, direktur independen mampu mengelola perusahaan sesuai dengan tujuan

yang ditetapkan.

4.3.3. Pengaruh Parisipasi Keluarga dalam Manajemen terhadap Kinerja

Perusahaan

Dari tabel di atas diketahui bahwa variabel F-PEC memiliki pengaruh positif

terhadap kinerja data kelompok data definisi 1, 3 dan 4 tetapi berpengaruh negatif

pada kelompok data seleksi F-PEC. Namun, pengaruh variabel FPEC terhadap

Kinerja tidak signifikan sehingga Hipotesis 3 yang menyatakan bahwa partisipasi

keluarga berpengaruh positif terhadap kinerja ditolak.

Partisipasi keluarga yang berpengaruh negatif pada kelompok data seleksi F-

PEC dapat disebabkan karena pada perusahaan keluarga yang diseleksi dengan

definisi F-PEC hubungan kekerabatan dalam keluarga tersebut lebih erat daripada

kelompok data definisi lainnya. Keeratan hubungan kekerabatan tersebut berpengaruh

negatif terhadap proses komunikasi dan profesionalisme. Proses komunikasi dan

evaluasi kerja yang buruk akan berakibat buruk pula pada kinerja berusahaan.

Hasil positif pada kelompok data definisi lainnya dapat disebabkan karena

keeratan hubungan kekerabatan antar anggota keluarga tidak sekuat pada kelompok

F-PEC sehingga masih mampu menjaga profesionalisme dan komunikasi yang lancar

antar anggota keluarga baik yang berada di direksi, komisaris, maupun pemegang

saham. Hal itu berpengaruh positif terhadap kinerja.

4.3.4. Pengaruh Jumlah Komite Pengawas terhadap Hubungan Manajemen

Keluarga terhadap Kinerja Perusahaan Keluarga

Hasil uji hipotesis pada keempat set sampel menunjukkan bahwa tidak

terdapat pengaruh signifikan atas jumlah komite pengawas yang dimiliki oleh

perusahaan terhadap hubungan keikutsertaan keluarga dalam mananejen dengan

kinerja perusahaan. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan bahwa keberadaan

Page 20: PENGARUH PENURUNAN KONSENTRASI KEPEMILIKAN SAHAM KELUARGA …eprints.undip.ac.id/29368/1/JATU_SETYARSI_H_C2C007065_ARTIKEL.pdf · Anggota keluarga memiliki komitmen yang lebih tinggi

20

komite dan keterlibatan kelurga dalam manajemen meningkatkan kinerja dewan

ditolak.

Pada kelompok data F-PEC, keberadaan komite pengawas yang dibentuk oleh

komisaris memiliki arah hubunggan positif dengan partisipasi keluarga dalam

manajemen perusahaan. Hal ini berarti bahwa keberadaan komite pengawas dapat

meminimalisir buruknya proses komunikasi dan evaluasi dalam manajemen keluarga.

Namun, pengujian pada kelompok data Definisi 1, 2, dan 3 menunjukkan hasil

negatif. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah komite pengawas yang

dimiliki oleh perusahaan justru berdampak buruk pada kinerja perusahaan keluarga

terutama dalam hubungannya dengan partisipasi keluarga dalam manajemen.

Kondisi ini mungkin disebabkan karena peranan komite tersebut sebagai

pengawas direksi. Berdasarkan teori Maslow mengenai hierarki kebutuhan,

kebutuhan anggota keluarga yang bekerja di perusahaan yang lebih menonjol adalah

kebutuhan akan ego/kekuasaan dan kebutuhan untuk aktualisasi diri dibandingkan

dengan kebutuhan lain. Keberadaan komite yang membatasi kekuasaan direksi dan

mengawasi tindakan direksi dapat menjadi motivasi negatif bagi direktur keluarga.

Motivasi negatif tersebut dapat mendorong pada kinerja yang negatif.

5. SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Pada kelompok data F-PEC, penurunan tingkat kepemilikan saham perusahaan

oleh keluarga berpengaruh negatif terhadap independensi dewan, sedangkan pada

kelompok data Definisi 1, 2 dan 3 menunjukkan pengaruh positif. Hal ini

menunjukkan bahwa pada perusahaan yang memiliki tingkat kekerabatan keluarga

yang erat penurunan tingkat kepemilikan saham tidak serta merta mendorong

independensi dewan.

Page 21: PENGARUH PENURUNAN KONSENTRASI KEPEMILIKAN SAHAM KELUARGA …eprints.undip.ac.id/29368/1/JATU_SETYARSI_H_C2C007065_ARTIKEL.pdf · Anggota keluarga memiliki komitmen yang lebih tinggi

21

2. Jumlah direktur berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan

keluarga. Hal ini berarti bahwa semakin banyak jumlah direktur independen,

kinerja perusahaan juga akan semakin baik.

3. Partisipasi keluarga dalam manajemen tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kinerja perusahaan keluarga. Partsipasi keluarga yang diukur melalui

skala F-PEC menunjukkan hubungan negatif pada kelompok data Definisi F-PEC

dan hubungan positif pada kelompok data Definisi 1, 2 dan 3.

4. Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan bahwa direktur independen memiliki andil

yang lebih besar dalam pencapaian kinerja perusahaaan yang unggul.

5. Interaksi antara komite dan FPEC memiliki hubungan positif pada kelompok data

F-PEC namun negatif pada kelompok Definisi 1, 2 dan3.

5.2. Keterbatasan

Penelitian ini mengandung beberapa keterbatasan, antara lain:

1. Identifikasi hubungan keluarga dengan hanya mengandalkan nama sehingga

proses seleksi tidak maksimal. Dimungkinkan ada perusahaan keluarga yang tidak

terseleksi karena tidak adanya nama keluarga yang dapat menunjukkan hubngan

kekerabatan.

2. Rentang waktu yang digunakan untuk menghitung Buy and Hold Abnormal Return

(BHAR) sebagai alat ukur kinerja hanya satu tahun karena keterbatasan jumlah

sampel. Hal ini menyebabkan pengukuran kinerja menjadi tidak maksimal.

5.3. Saran

Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan yang diperoleh maka saran-saran

untuk penelitian selanjutnya adalah sebagi berikut:

1. Peneliti berikutnya disarankan untuk mencari alternatif metode penelusuran

hubungan kekerabatan yang lebih valid selain menggunakan nama.

2. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah rentang waktu dalam

pengukuran Buy and Hold Anormal Return (BHAR) menjadi tiga atau lima

Page 22: PENGARUH PENURUNAN KONSENTRASI KEPEMILIKAN SAHAM KELUARGA …eprints.undip.ac.id/29368/1/JATU_SETYARSI_H_C2C007065_ARTIKEL.pdf · Anggota keluarga memiliki komitmen yang lebih tinggi

22

tahun dan mengubah benchmark untuk memperoleh hasil pengukuran yang

lebih optimal.

Page 23: PENGARUH PENURUNAN KONSENTRASI KEPEMILIKAN SAHAM KELUARGA …eprints.undip.ac.id/29368/1/JATU_SETYARSI_H_C2C007065_ARTIKEL.pdf · Anggota keluarga memiliki komitmen yang lebih tinggi

23

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Tarmizi. 2008. “Concentrated Family Ownership Structures Weakening

Corporate Governance: A Developing Country Story The Case of

Indonesian Companies”. Jurnal Maksi, Vol. 8, No.2, h. 118-134

Akimova, Iryna dan Gerhard Schwodiauer. 2004. “Ownership Structure, Corporate

Governance, and Enterprise Performance: Empirical Result for Ukraine”.

IAER Februari Vol 10, No. 1, h.

Anderson, Ronald C. dan David M. Reeb. 2001. Founding Family Ownership and

Firm Performance. Washington DC: American University

Andres, Christian. 2006. “Family Ownership as the Optimal Organizational

Structure?”. Bonn: University of Bonn

Arifin, Zaenal. 2003. “Masalah Agensi dan Mekanisme Kontrol pada Perusahaan

dengan Struktur Kepemilikan Terkonsentrasi yang Dikontrol Keluarga:

Bukti Empiris dari Perusahaan Publik di Indonesia.” Tesis Tidak

Dipublikasikan, Program Studi Ilmu Manajemen Program Pascasarjana

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Astrachan, J.H., S.B. Klein, dan K.X. Smyrnios. 2002. “The F-PEC Scale of Family

Influence: A Proposal for Solving the Family Business Definition

Problem. Family Business Review, Vol. 15, No. 1, h.45-58

Barber, Brad M. dan John D. Lyon. “Detecting Long Run Abnormal Stock Returns:

The Empirical Power and Specification of Test Statistics”. Journal of

Financial Economics, Vol. 43 h.341-372

Caselli, G., A. Di Giuli dan S. Gatti. 2008. “Family Firms Performance and Agency

Theory: What’s Going on in Italian Market?”. The Icfai Journal Of

Corporate Governance, vol. 7, No. 1, h. 36-50

Caselli, S.,S. Gatti, F. Pertini. 2009. “Are Venture Capitalist a Catalyst for

Innovation?”. European Financial Management, Vol. 15, No. 1, h. 92-111

Cho, Dong-suh dan Kim Joo-tae. 2007. “Outside Directors, Ownership Structure and

Firm Profitability in Korea”. Journal Compilation of Blackwell

Publishing, Vol. 15, No. 2, h. 239-250

Page 24: PENGARUH PENURUNAN KONSENTRASI KEPEMILIKAN SAHAM KELUARGA …eprints.undip.ac.id/29368/1/JATU_SETYARSI_H_C2C007065_ARTIKEL.pdf · Anggota keluarga memiliki komitmen yang lebih tinggi

24

Claessens, Stijn. 2003. “Corporate Governance and Development Focus I”. Dalam

Penerapan Good and Corporate Governance. Jakarta: Kencana

Dirgantiri, Novi, dkk. 2000. “Agency Theory vs Stewardship Theory dalam

Perspektif Akuntansi”. Dalam Media Akuntansi no 14. Jakarta: PT

Intama Artha Indonusa

Djatmiko, Harmanto Edy. 2011. “Siapa Bilang Bisnis Keluarga Jelek”. SWA

Sembada, No. 05/XXVII/3, h. 44-45

Giovannini, Renato. 2009. “Corporate Governanve, Family Ownership and

Performance”. Springer Science & Business Media, Vol.14, h. 145-166

Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisi Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Huang, Hsu-Huei, dkk. 2006. “Does The Appointment of the Outside Director

Increase Firm Value? The evidence from Taiwan”.

Isakov, Dusan dan Jean-Philippe Weisskopf. 2009. Family Ownership, Multiple

Blockholders and Firm Performance. Fribourg: University of Fribourg

Jaskiewicz, P., V.M. Gonzales, S. Menendes, dan D. Schiereck. 2005. “Long-Run

IPO Performance Analysis of German and Spanish Family Owned

Business”. Family Business Review, Vol. 18, No. 3, h. 179-202

Kaihatu, Thomas S. 2006. “Good Corporate Governance dan penerapannya di

Indonesia”. Dalam Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Surabaya:

Universitas Kristen Petra

Markin, Anthony. 2004. “Family Ownership and Firm performance in Canada”.

Research Project, Faculty of Business Administration, Simon Fraser

University

National Committee on Governance, 2006, Indonesia’s Code of Corporate

Governance, Jakarta

OECD. 2004. Experience from the Corporate Governance Roundtables. Dalam

Penerapan Good Corporate Governance. Jakarta : Kencana

Peng, Mike W., Trevor Buck dan Igor Filatochev. 2003. “Does Outside Directors and

New Managers Help Improve Firm Performance? An Exploratory Study

in Russian Privatization”. Journal of Worls Business, No. 38, h. 348-360

Page 25: PENGARUH PENURUNAN KONSENTRASI KEPEMILIKAN SAHAM KELUARGA …eprints.undip.ac.id/29368/1/JATU_SETYARSI_H_C2C007065_ARTIKEL.pdf · Anggota keluarga memiliki komitmen yang lebih tinggi

25

Phan, Phillip H. 2001. “Corporate Governance in the Newly Emerging Economie”.

Dalam Asia Pacific Journal of Management vol. 18. Belanda: Kluwer

Academic Publishers

Pindado, Julio, dkk. 2008. Does Family Ownership Impact Postively on firm Value?

Empirical Evidence from Western Europe. Salamanca: Universidad de

Salamanca

Price waterhouse Coopers. 2000. “Conceptual Model of Corporate Governance

Definition”. Dalam Penerapan Good Corporate Governance. Jakarta :

Kencana

Sabrinna, Anindhita Ira. 2010. Pengaruh Corporate Governance dan Struktur

Kepemilikan terhadap Kinerja Perusahaan. Semarang: Universitas

Diponegoro

Saito, Takuji. 2009. “Presence of Outside Directors, Board Effectiveness and Firm

Performance: Evidence from Japan”. Kyoto Sangyo University

Sekaran, Uma. 2003. Research Methods for Business: A Skill Building Approach 4th

Edition. New York:John Wiley and Sons, Inc.

Soelaeman, Henni T. 2011. “Belajar dari Kearifan Bisnis Keluarga”. SWA Sembada,

No. 05/XXVII/3, h. 46-49

Solomon, Jill. 2007. Corporate Governance and Accountability. West Sussex: John

Wiley and Sons Ltd.

Surya, Indra dan Ivan Yustiavandana. 2006. Penerapan Good Corporate Governance.

Jakarta: Kencana