pengaruh penggunaan simulasi phet dengan model problem ... · i pengaruh penggunaan simulasi phet...
TRANSCRIPT
PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET DENGAN
MODEL PROBLEM SOLVING TERHADAP MINAT
BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TENTANG
HUKUM BOYLE DAN GAY LUSSAC DI KELAS XI IPA SMA
NEGERI 1 PRAMBANAN DAN SMA NEGERI 2 KLATEN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh:
LUSI INDRIYANI
NIM: 121424046
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGARUH PENGGUNAAN SIMULASI PHET DENGAN
MODEL PROBLEM SOLVING TERHADAP MINAT
BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TENTANG
HUKUM BOYLE DAN GAY LUSSAC DI KELAS XI IPA SMA
NEGERI 1 PRAMBANAN DAN SMA NEGERI 2 KLATEN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh:
LUSI INDRIYANI
NIM: 121424046
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat.
QS. Al-Mujadilah: 11
Ilmu ada tiga tahapan. Jika seseorang memasuki tahapan pertama, dia akan
sombong. Jika dia memasuki tahapan kedua, dia akan tawadu. Dan jika dia
memasuki tahapan ketiga, dia akan merasa dirinya tidak ada apa-apanya.
-Umar bin Khattab-
There are two types of people in this world.
Dreamer and doer.Be both and live life to the fullest.
-Ilham Aditama-
Karya ini saya persembahkan kepada:
1) Almamater Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2) Keluarga yaitu Bapak dan Ibu saya, Daryono dan Rumyati, serta adik saya,
Isnaeni Fatmawati.
3) Teman-teman Program Studi Pendidikan Fisika USD angkatan 2012.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Lusi Indriyani. 2016. Pengaruh Penggunaan Simulasi PhET dengan
ModelProblem Solving terhadap Minat Belajar Siswa pada
Pembelajaran Tentang Hukum Boyle dan Gay Lussac di Kelas XI
IPA SMA Negeri 1 Prambanan dan SMA Negeri 2 Klaten. Skripsi.
Yogyakarta: Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui(1) minat belajar awal dan akhir
siswa XI IPA SMA Negeri 1 Prambanan dan SMA Negeri 2 Klaten dalam
mengikuti pembelajaran menggunakan simulasi PhET dengan model
pembelajaran problem solving untuk pokok bahasan Hukum Boyle-Gay Lussac,
(2)apakah pembelajaran tersebut dapat menigkatkan minat belajar siswa.
Sampel penelitian ini adalah siswa/i kelas XI IPA 1 dan XI IPA 4 SMA
Negeri 1 Prambanan, serta siswa/i kelas XI IPA 5 dan XI IPA 6 SMA Negeri 2
Klaten. Kelas XI IPA 4 SMA Negeri 1 Prambanan dan XI IPA 5 SMA Negeri 2
Klaten sebagai kelas eksperimen yang diberi treatment berupa pembelajaran fisika
mengggunakan simulasi PhET dengan model pembelajaran problem solving,
sedangkan kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Prambanan dan XI IPA 6 SMA Negeri 2
Klaten sebagai kelas kontrol yang diberi pembelajaran menggunakan metode
ceramah. Instrument yang digunakan berupa angket minat belajar siswa sebelum
dan sesudah pembelajaran fisika. Data minat belajar siswa dalam angket dianalisis
secara statistik menggunakan program SPSS 17.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Mean minat belajar awal dan
akhir siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 1 Prambanan berturut-turut adalah 24.15
(kurang berminat) dan 26.42 (berminat), sedangkan di kelas XI IPA 5 SMA
Negeri 2 Klaten adalah 28.06 (berminat) dan 28.88 (berminat), dengan skor
maksimal 40. (2) Berdasarkan uji t-test, peningkatan minat belajar di kelas XI IPA
4 SMA Negeri 1 Prambanan tidak signifikan jika dibandingkan dengan kelas XI
IPA 1 (kelas kontrol). Berdasarkan homogenitas, peningkatan minat di kelas
eksperimen dan kontrol sama-sama meningkat dari kategri kurang berminat
menjadi berminat. Sedangkan di SMA Negeri 2 Klaten, berdasarkan uji gain score
terhadap minat belajar siswa kelas XI IPA 5 dan 6 diperoleh bahwa selisih minat
awal dan akhir di dua kelas adalah signifikan dengan nilai gain score untuk kelas
eksperimen dan kontrol berturut-turut 0.82 dan 4.10. Berdasarkan homogenitas,
minat belajar siswa di kelas eksperimen sebelum dan sesudah tetap dalam kategori
beminat, sedangkan di kontrol meningkat dari kategori kurang berminat menjadi
berminat.
Kata kunci: simulasi PhET, problem solving, minat belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Lusi Indriyani. 2016. The Application of PhET Simulation with Problem Solving
Method in The Specifically Learning of Boyle and Gay Lussac’s Law:
The Study of Students’ Interest in Class 11-Science of Prambanan 1
Senior High School and Klaten 2 Senior High School. Undergraduate
Thesis. Yogyakarta: Physics Education, Department of Mathematics and
Natural Sciences Education, Faculty of Teacher Training and Education,
Sanata Dharma University Yogyakarta.
The research aims to determine (1) pre and post students’ interest in
learning physics for class 11-science of Prambanan 1 and Klaten 2 Senior High
School to the application of PhET simulation with problem solving learning
method for specifically in the subject of Boyle-Gay Lussac’s law, (2) what that
learning can increase the students’ interest in learning physics.
The sample of the research are the students of Class 11-Science 1 and 4 in
Prambanan 1 Senior High School and Class 11-Science 5 and 6 in Klaten 2
Senior High School.The Class 11-Science 4 of Prambanan 1 Senior High School
and Class 11-Science 5 of Klaten 2 Senior High School were treated as
experimental classes in which the PhET simulation with problem solving learning
method were applied. Meanwhile, the students of Class 11-Science 1 of
Prambanan 1 Senior High School and Class 11-Science 6 Klaten 2 Senior High
School were treated as case-control study classes in which the method employed
was lecture. Questionnaire was used to see the students’ interest in their learning
before and after class. The data were analyzed statistically by using SPSS 17.
The result shows that (1) Mean for pre and post students’ interest in
learning physics of class 11-science 4 of Prambanan 1 Senior High School in
succession is 24.15 (less interest) and 26.42 (interest), meanwhile for Class 11-
Science 5 of Klaten 2 Senior High School in succession is 28.06 (interest) and
28.88 (interest), maximum score is 40. (2) Based on t-test, increasing of students’
interest in class 11-science 4 (experiment class) of Prambanan 1 Senior High
School is not significant if compared with class 11-science 1 (control class).
Based on homogeneity, increasing of students’ interest in experiment and control
class is increase from less interest became interest. While in Klaten 2 Senior High
School, based on gain score test to students’ interest in class 11-science 5 and 6
gotten difference of pre and post in both of class is significant with gain score
value for experiment class is 0.82 and for control class in 4.10. Based on
homogeneity, students’ interest in experiment class is not change that is still in
interest but in control class increasing from less interest became interest.
Keywords: PhEt simulation, problem solving, students’ learning interest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan
karunia, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh
Penggunaan Simulasi PhET dengan Model Problem Solving terhadap Minat
Belajar Siswa pada Pembelajaran tentang Hukum Boyle dan Gay Lussac di Kelas
XI IPA SMA Negeri 1 Prambanan dan SMA Negeri 2 Klaten”. Tugas akhir dalam
bentuk skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi strata
satu dan meraih gelar sarjana pendidikan sesuai kurikulum Program Studi
Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
(JPMIPA), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata
Dharma (USD) Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan karena bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma, serta sebagai dosen
pembimbing yang dengan pengertian dan kesabaran telah memberikan
bimbingan, motivasi, dan masukan yang sangat berarti bagi penulis
sejak awal sampai akhir penulisan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Ign. Edi Santosa, M.S., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Fisika yang telah memberikan semangat dan bimbingan
selama penulis belajar di Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Ir. Sri Agustini Sulandari M.Si., selaku Dosen Pembimbing
Akademik Pendidikan Fisika yang telah memberikan arahan,
bimbingan, serta semangat selama penulis menempuh studi di
Universitas Sanata Dharma.
4. Segenap karyawan secretariat JPMIPA yang telah memberikan
bantuan dalam memperlancar surat perizinan penelitian.
5. Bapak Jumartono, S.Pd., sebagai guru pembimbing penelitian di SMA
Negeri 1 Prambanan dan Ibu Netty Sukatmi, S.Pd. sebagai guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
pembimbing penelitian di SMA Negeri 2 Klaten yang telah membantu
dan memberikan bimbingan selama pelaksanaan penelitian di sekolah.
6. Siswa/i kelas XI IPA 1 dan XI IPA 4 SMA Negeri 1 Prambanan dan
siswa/i kelas XI IPA 5 dan XI IPA 6 SMA Negeri 2 Klaten yang telah
bersedia menjadi subyek penelitian dan membantu kelancaran
pelaksanaan penelitian.
7. Kedua orang tua, Bapak Daryono dan Ibu Rumyati, serta adik saya
Isnaeni Fatmawati yang menjadi motivator utama dalam penyelesaian
skripsi ini.
8. Teman-teman kelompok penelitian, Weni Wenita S.Pd., Hana Natalia
Pamungkas S.Pd., dan Francisca Mei Retnowati S.Pd. yang telah
berjuang bersama dalam penelitian ini.
9. Teman-teman Pendidikan Fisika angkatan 2012 Universitas Sanata
Dharma yang telah belajar dan berjuang bersama guna menyelesaikan
studi di Universitas Sanata Dharma, terimakasih atas cerita-cerita
indah yang telah kita ukir bersama.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
skripsi ini. Oleh karena itu penulis mohon masukan, kritik, dan saran. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............... vi
ABSTRAK ......................................................................................................... vii
ABSTRACT .......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 6
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 8
A. Model Pembelajaran Problem Solving .................................................... 8
B. Media Simulasi PhET ............................................................................ 10
C. Minat Belajar .......................................................................................... 12
1. Minat Belajar Peserta Didik ............................................................. 12
2. Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar ...................................... 15
3. Fungsi Minat dalam Belajar ............................................................. 16
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................ 19
A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 19
B. Populasi dan Sampel .............................................................................. 19
C. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
D. Treatment ............................................................................................... 20
E. Instrumen ............................................................................................... 22
F. Metode Analisis Data ............................................................................. 27
BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA ......................................................... 32
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ........................................................... 32
1. Pelaksanaan di SMA Negeri 1 Prambanan ...................................... 34
2. Pelaksanaan di SMA Negeri 2 Klaten .............................................. 43
B. Data dan Analisis ................................................................................... 51
1. Minat Belajar Awal Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ............. 51
a. SMA Negeri 1 Prambanan ......................................................... 51
b. SMA Negeri 2 Klaten ................................................................. 54
2. Minat Belajar Akhir Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ............. 57
a. SMA Negeri 1 Prambanan ......................................................... 57
b. SMA Negeri 2 Klaten ................................................................. 59
3. Minat Awal – Akhir Kelas Eksperimen ........................................... 62
a. SMA Negeri 1 Prambanan ......................................................... 62
b. SMA Negeri 2 Klaten ................................................................. 65
4. Minat Awal – Akhir Kelas Kontrol ................................................... 67
c. SMA Negeri 1 Prambanan ......................................................... 67
d. SMA Negeri 2 Klaten ................................................................. 69
5. Analisis Terhadap Skor Tiap Indikator Minat Belajar Siswa Kelas
Eksperimen dan Kontrol ................................................................... 72
a. SMA Negeri 1 Prambanan ......................................................... 72
b. SMA Negeri 2 Klaten ................................................................. 73
C. Pembahasan ............................................................................................ 75
D. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 88
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 90
A. Kesimpulan ............................................................................................ 90
B. Saran ....................................................................................................... 93
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 95
LAMPIRAN ....................................................................................................... 97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi angket minat belajar siswa .................................................. 25
Tabel 3.2 Kategori minat belajar siswa .............................................................. 27
Tabel 4.1 Jadwal pelaksanaan penelitian di SMA Negeri 1 Prambanan............. 32
Tabel 4.2 Jadwal pelaksanaan penelitian di SMA Negeri 2 Klaten ................... 33
Tabel 4.3 Perbandingan minat belajar awal antara kelas kontrol dan
eksperimen SMA Negeri 1 Prambanan ............................................................... 52
Tabel 4.4 Perbandingan minat belajar awal antara kelas kontrol dan
eksperimen SMA Negeri 2 Klaten ...................................................................... 55
Tabel 4.5 Perbandingan minat belajar akhir antara kelas kontrol dan
eksperimen SMA Negeri 1 Prambanan ............................................................... 57
Tabel 4.6 Perbandingan minat belajar siswa selama pembelajaran antarakelas
kontroldaneksperimen SMA Negeri 2 Klaten ..................................................... 61
Tabel 4.7 Perbandingan minat belajar awal dan akhir kelas eksperimen
SMA Negeri 1 Prambanan .................................................................................. 63
Tabel 4.8 Perbandingan minat belajar awal dan akhir kelas eksperimen
SMA Negeri 2 Klaten.......................................................................................... 65
Tabel 4.9 Perbandingan minat belajar awal dan akhir kelas kontrol
SMA Negeri 1 Prambanan .................................................................................. 68
Tabel 4.10 Perbandingan minat belajar awal dan akhir kelas kontrol
SMA Negeri 2 Klaten.......................................................................................... 70
Tabel 4.11 Perbandingan Skor Tiap Indikator Minat Belajar Akhir Siswa
KelasEksperimen dan Kelas Kontrol SMA Negeri 1 Prambanan ...................... 72
Tabel 4.12 Perbandingan Selisih Skor Tiap Indikator Minat Belajar Akhir
Siswa KelasEksperimen dan Kelas Kontrol SMA Negeri 2 Klaten .................. 73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Aktivitas siswa belajar mengoperasikan simulasi PhET dengan
menggunakan LKS di kelas eksperimen SMAN 1 Prambanan ......................... 37
Gambar 4.2 Aktivitas siswa mengisi angket minat belajar awal di kelas
eksperimen SMA Negeri 1 Prambanan .............................................................. 38
Gambar 4.3 Aktivitas siswa belajar fisika dengan menggunakan simulasi
PhETdi kelas eksperimen SMA Negeri 1 Prambanan ....................................... 39
Gambar 4.4 Aktivitas siswa mengisi angket minat belajar awal di kelas
kontrolSMA Negeri 1 Prambanan ...................................................................... 42
Gambar 4.5 Aktivitas siswa belajar mengoperasikan simulasi PhET
menggunakanLKS di kelas eksperimen SMA Negeri 2 Klaten ......................... 44
Gambar 4.6 Aktivitas siswa mengisi angket minat belajar awal di kelas
eksperimen SMA Negeri 2 Klaten ..................................................................... 46
Gambar 4.7 Aktivitas siswa belajar fisika dengan menggunakan simulasi
PhETdi kelas eksperimen SMA Negeri 2 Klaten ............................................... 47
Gambar 4.8 Aktivitas siswa mengisi angket minat belajar akhir di kelas
eksperimen SMA Negeri 2 Klaten ..................................................................... 48
Gambar 4.9 Aktivitas siswa mengisi angket minat belajar awal di kelas
kontrol SMA Negeri 2 Klaten ............................................................................ 50
Gambar 4.10 Aktivitas siswa mengisi angket minat belajar akhir di kelas
kontrol SMA Negeri 2 Klaten ............................................................................ 51
Gambar 4.11 Grafik perbandingan skor tiap indikator minat belajar siswa
kelaseksperimen dan kelas kontrol SMA Negeri 1
Prambanansetelahmengikuti pembelajaran ......................................................... 72
Gambar 4.12 Grafik perbandingan skor tiap indikator minat belajar siswa
kelaseksperimen dan kelas kontrol SMA Negeri 2 Klaten
setelahmengikuti pembelajaran ........................................................................... 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Perijinan Penelitian ............................................................. 97
Lampiran 2. RPP untuk Kelas Eksperimen ....................................................... 98
Lampiran 3. RPP untuk Kelas Kontrol ............................................................. 103
Lampiran 4. Lembar Kegiatan Siswa ................................................................. 109
Lampiran 5. Angket Minat Belajar Siswa .......................................................... 116
Lampiran 6. Rincian Skor Minat Belajar Siswa SMAN 1 Prambanan .............. 118
Lampiran 7. Rincian Skor Minat Belajar Siswa SMAN 2 Klaten .................... 123
Lampiran 8. Contoh Hasil Angket Minat Belajar Siswa SMAN 1 Prambanan . 128
Lampiran 9. Contoh Hasil Angket Minat Belajar Siswa SMAN 2 Klaten ........ 132
Lampiran 10. Lembar Validitas Angket Minat Belajar Siswa ........................... 138
Lampiran 11. Surat Laporan Pelaksanaan Penelitian ........................................ 140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu tujuan mata pelajaran fisika di Sekolah Menengah Atas
(SMA) adalah mengembangkan kemampuan bernalar menggunakan konsep
dan prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan
menyelesaikan masalah-masalah yang terkait dengan konsep dan prinsip
fisika (BSNP, 2006: No.23). Prinsip dan konsep fisika tersebut dalam suatu
bahan ajar sebagian besar tersaji dalam buku teks. Kebanyakan, prinsip dan
konsep fisika yang tersaji dalam buku teks tersebut disampaikan oleh guru
kepada siswa dalam model pembelajaran konvensional (ceramah). Dalam
model pembelajaran konvensional ini guru sebatas mentransfer pengetahuan
kepada siswa, sehingga mengakibatkan prinsip dan konsep fisika semakin
terasa abstrak dan kemampuan siswa untuk menyelesaikan masalah tidak
dapat dilatih.
Berdasarkan jenis-jenis pendekatan pembelajaran, model pembelajaran
konvensional termasuk dalam pendekatan pembelajaran berorientasi pada
guru. Dalam pendekatan ini guru merupakan orang yang serba tahu dan guru
merupakan satu-satunya sumber belajar yang utama bagi siswa. Model
pembelajaran bersifat direct instruction yaitu materi disampaikan langsung
oleh guru melalui ceramah dan siswa harus menguasai materi dengan cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
mendengarkan secara pasif. Hal ini memperlihatkan bahwa aktivitas belajar
siswa sangatlah minim, sehingga selama pembelajaran di kelas siswa hampir
tidak memiliki kesempatan untuk beraktivitas sesuai dengan minat belajar
yang dimilikinya. Dengan demikian hasil belajar yang diperolehpun kurang
maksimal. Berdasarkan pengalaman, banyak siswa yang hasil ujiannya belum
mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dan untuk menuntaskanya
harus diadakan remedial.
Minat belajar merupakan salah satu faktor penting dalam mencapai
tujuan pembelajaran, begitu pula dalam pembelajaran fisika. Dengan kata lain
kesuksesan belajar siswa dipengaruhi oleh faktor minat belajar. Salah satu
kegagalan studi suatu pelajar adalah karena kurangnya minat belajar.
Kurangnya minat belajar dapat disebabkan oleh penggunaan media dan model
pembelajaran.
Berdasarkan informasi yang diperoleh saat observasi, diketahui bahwa
tersampaikannya materi secara penuh merupakan hal utama dalam
pembelajaran fisika pada kelas XI IPA SMA Negeri 1 Prambanan. Guru fisika
tidak terlalu mempersoalkan tentang model ataupun media yang digunakan
dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran fisika. Hal tersebut terjadi karena
banyak waktu tatap muka yang berkurang akibat adanya kegiatan-kegiatan
yang diselenggarakan dari sekolah maupun dari dinas yang menyebabkan
alokasi waktu untuk proses belajar mengajar menjadi berkurang. Dengan
demikian diketahui bahwa media dan model pembelajaran fisika bukanlah hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
yang utama dalam pembelajaran fisika. Hal ini terjadi pula di SMA Negeri 2
Klaten, pembelajaran fisika di kelas XI IPA yang digunakan masih
menggunakan metode ceramah. Pada pembelajaran fisika di kelas XI IPA
SMA Negeri 1 Prambanan digunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,
sedangkan di SMA Negeri 2 Klaten sudah menggunakan Kurikulum 2013.
Era globalisasi pada saat ini sudah sangat berkembang, salah satunya
adalah berkembangnya fasilitas teknologi yang menunjang proses
pembelajaran. Berbagai fasilitas tersebut antara lain program power point,
excel, flash, iMovie, dan lain-lain. Salah satu aplikasi teknologi pembelajaran
fisika yang saat ini mulai popular adalah Virtual Laboratory PhET (Physics
Educational Technology). Aplikasi ini menyediakan simulasi fenomena fisik
berbasis penelitian secara gratis, interaktif, dan dapat mengajak siswa untuk
belajar dengan cara mengeksplorasi secara langsung. Dengan simulasi ini
siswa akan lebih real dalam mempelajari fenomena-fenomena fisika sehingga
diharapkan siswa lebih tertarik dan lebih aktif saat belajar fisika serta terdapat
dinamika belajar yang menyenangkan bagi siswa, yang mana hal-hal ini akan
dapat meningkatkan minat belajar siswa. Namun pada kenyataanya di SMA
Negeri 1 Prambanan dan SMA Negeri 2 Klaten, guru fisika belum mengenal
tentang simulasi PhET.
Salah satu model pembelajaran yang menarik untuk dikolaborasikan
dengan media pembelajaran simulasi PhET adalah model pembelajaran
Problem Solving. Model pembelajaran ini merupakan konsep belajar yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
mengaitkan materi yang diajarkan dengan masalah yang dihadapi sehari-hari.
Menurut Barrack & Doni (Dalam Jacobsen, 2009: 243) dengan menggunakan
model problem solving, informasi yang dipelajari dapat bertahan lebih lama
dan tertransfer dengan baik.
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini berfokus pada
pengaruh penggunaan simulasi komputer PhET dalam pembelajaran fisika
terhadap minat belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Prambanan dan
SMA Negeri 2 Klaten. Dimana model pembelajaran yang digunakan adalah
model pembelajaran problem solving.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas maka didapatkan
rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana minat belajar siswa sebelum dan sesudah mengikuti
pembelajaran menggunakan simulasi PhET dengan model problem
solving untuk siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Prambanan?
2. Bagaimana minat belajar siswa sebelum dan sesudah mengikuti
pembelajaran menggunakan simulasi PhET dengan model problem
solving untuk siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Klaten?
3. Bagaimana peningkatan minat belajar siswa kelas XI IPA SMA
Negeri 1 Prambanan dalam proses pembelajaran menggunakan
simulasi PhET dengan model problem solving?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
4. Bagaimana peningkatan minat belajar siswa kelas XI IPA SMA
Negeri 2 Klaten dalam proses pembelajaran menggunakan
simulasi PhET dengan model problem solving?
5. Bagaimana minat belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1
Prambanan antara pembelajaran yang menggunakan simulasi
PhET dengan model problem solving dan pembelajaran yang
menggunakan metode ceramah?
6. Bagaimana minat belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Klaten antara pembelajaran yang menggunakan simulasi PhET
dengan model problem solving dan pembelajaran yang
menggunakan metode ceramah?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun di atas maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Minat belajar siswa sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran
menggunakan simulasi PhET dengan model problem solving untuk
siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Prambanan.
2. Minat belajar siswa sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran
menggunakan simulasi PhET dengan model problem solving untuk
siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Klaten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
3. Peningkatan minat belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1
Prambanan dalam proses pembelajaran menggunakan simulasi
PhET dengan model problem solving.
4. Peningkatan minat belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2
Klaten dalam proses pembelajaran menggunakan simulasi
PhET dengan model problem solving.
5. Minat belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Prambanan
antara pembelajaran yang menggunakan simulasi PhET dengan
model problem solving dan pembelajaran yang menggunakan
metode ceramah.
6. Minat belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Klaten antara
pembelajaran yang menggunakan simulasi PhET dengan model
problem solving dan pembelajaran yang menggunakan metode
ceramah.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan oleh penelitia dari pelaksanaan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Secara teoritis, hasil penelitian ini menambah wawasan metode
pembelajaran yang dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas XI
IPA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
2. Secara praktis:
a. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi
sekolah untuk mengetahui dan membantu pengadaan sarana dan
prasarana yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan
pembelajaran berbantuan media simulasi PhET tersebut. Karena
penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi
dalam mengevaluasi proses pembelajaran di kelas yang telah
dilakukan dan hasil belajar yang telah dicapai dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran fisika di SMA Negeri 1 Prambanan
dan SMA Negeri 2 Klaten.
b. Bagi Guru
Pembelajaran fisika menggunakan model problem solving
dengan media simulasi PhET dapat menjadi salah satu referensi
metode mengajar oleh guru-guru untuk dapat dikembangkan dalam
proses belajar mengajar dalam upaya meningkatkan minat belajar
siswa.
c. Bagi Penelitian
Penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi pembelajaran
fisika menggunakan simulasi PhET dengan model pembelajaran
problem solving yang berpengaruh terhadap minat belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Model Pembelajaran Problem Solving
Problem solving adalah model pembelajaran dengan pemecahan
persoalan. Biasanya guru memberikan persoalan yang sesuai dengan topik yang
mau diajarkan dan siswa diminta untuk memecahkan persoalan itu. Ini dapat
dilakukan baik dalam kelompok ataupun pribadi (Suparno, 2013: 104).
Sebagai bagian dari metode mengajar, problem solving atau pemecahan
masalah ini merupakan cara mengajar yang dimulai dari proses perumusan
masalah, pengumpulan data, analisis data, sampai dengan penentuan alternatif
pemecahan masalah (Suyanto & Djihad, 2013: 139).
Secara lebih rinci, pembelajaran dengan problem solving ini dapat
diterapkan dengan langkah-langkah berikut (Ambarjaya, 2012: 107):
1. Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan
2. Mencari data atau keterangan yang digunakan untuk memecahkan
masalah tersebut
3. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut
4. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut
5. Menarik kesimpulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Menurut Gagne (dalam Mulyasa, 2005: 111), bila seorang peserta didik
dihadapkan pada suatu masalah, pada akhirnya mereka bukan hanya sekedar
memecahkan masalah tetapi juga belajar sesuatu yang baru. Berikut terdapat pula
keunggulan-keunggulan lain dari metode ini, dimana problem solving
(Ambarjaya, 2012: 108):
1. Merupakan teknik yang cukup bagus untuk memahami isi pelajaran
2. Dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan siswa
kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa
3. Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa
4. Dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka
untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata
5. Dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya
dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan
6. Dapat memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran
(matematika, IPA, seajarah dan lain sebagainya) pada dasarnya
merupakan cara berpikir dan sesuatu yang harus dimengerti oleh
siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja
7. Lebih menyenangkan dan disukai siswa
8. Dapat mengembangkan kemampuan siswa berpikir kritis dan
mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan
pengetahuan baru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
9. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan
pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata
10. Dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus-menerus
belajar, sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
Selain memiliki berbagai keunggulan, terdapat pula kelemahan dari
problem solving ini, diantaranya (Ambarjaya, 2012: 109):
1. Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan
tingkat berpikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan
dan pengalaman yang telah dimiliki siswa, sangat memerlukan
kemampuan dan keterampilan guru
2. Proses belajar-mengajar dengan menggunakan metode ini sering
memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil
waktu pelajaran.
3. Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima
informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berpikir
memecahkan permasalahan sendiri atau kelompok, yang kadang-kadang
memerlukan berbagai sumber belajar, merupakan kesulitan tersendiri
bagi siswa.
B. Media Simulasi PhET
Physics Education Technology atau PhET merupakan sebuah aplikasi
yang berisi berbagai simulasi yang berguna untuk mengajar dan belajar fisika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
yang dikembangkan oleh Universitas Colorado. Simulasi PhET menggunakan
gambar bergerak (animasi), bersifat interaktif dan dibuat layaknya permainan
dimana siswa dapat belajar dengan bereksplorasi. Simulasi ini menekankan pada
hubungan antara fenomena dalam kehidupan nyata dan ilmu yang mendasarinya,
serta berusaha untuk membuat model-model konseptual fisis yang mudah
dimengerti oleh para siswa (Perkins, dkk, 2006: 18).
Tujuan utama dari simulasi PhET ini yakni untuk meningkatkan
keterlibatan siswa dan meningkatkan hasil belajarnya. Simulasi ini didesain
dengan menarik sehingga dapat mengundang perhatian siswa untuk mencoba
bereksplorasi (terlibat aktif), serta simulasi ini juga didesain khusus untuk
mendukung siswa dalam membangun pemahaman konsep yang kuat mengenai
fisika melalui eksplorasi tersebut.
Seluruh pengaturan dalam simulasi ini sederhana dan mudah digunakan
seperti click-drag, menggeser dan terdapat tombol-tombol yang dapat digunakan.
Selain itu, pada simulasi PhET juga menampilkan hal yang tidak dapat dilihat
oleh mata seperti atom, elektron, foton, dan medan listrik sehingga dapat
memberikan sedikit gambaran kepada siswa. Pada simulasi ini juga menyediakan
berbagai instrumen/alat pengukuran seperti penggaris, stopwatch, voltmeter,
termometer, dan alat pengukur tekanan untuk melakukan pengukuran kuantitatif.
Simulasi PhET ini dibuat dalam Java dan Flash sehingga dapat dijalankan
langsung dari website PhET (http://phet.colorado.edu) menggunakan web
browser standar. Selain itu, PhET juga dapat diunduh secara gratis dan dipasang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
pada komputer (perangkat lokal) sehingga dapat digunakan secara offline (Perkins
dkk, 2006: 19).
Pada simulasi PhET ini juga dapat memberi respon (feed back) yang cepat
setelah dilakukannya berbagai pengaturan, sehingga membuat simulasi ini
menjadi sangat berguna bagi siswa untuk meningkatkan kemampuannya dalam
membuat sebuah hubungan sebab akibat dari suatu tindakan yang dilakukan saat
pengaturan dengan hasil dari tindakan tersebut. Respon (feed back) yang
dimaksudkan yakni seperti adanya pergerakan dari objek (benda), hasil grafik,
serta hasil angka-angka.
C. Minat Belajar
1. Minat Belajar Peserta Didik
Aktivitas belajar merupakan kegiatan yang tidak lepas dari beberapa
faktor. Aktivitas belajar melibatkan unsur jiwa dan raga. Belajar tidak akan
pernah dilakukan tanpa adanya keinginan yang kuat dari diri seseorang.
Faktor-faktor yang langsung berkaitan dengan kegiatan belajar dalam ranah
kognitif salah satunya adalah minat. Minat diartikan sebagai kecenderungan
subyek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok
bahasan tertentu dan merasa senang untuk mempelajari materi itu (Winkel,
2004: 260).
Pendapat lain tentang pengertian minat dikemukakan oleh Syaiful Bahri
(2011: 166), bahwa minat adalah kecenderungan yang menetap untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat
terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten
dengan rasa senang. Minat tidak hanya diekspresikan melalui pernyataan yang
menunjukkan bahwa anak didik lebih menyukai sesuatu daripada yang
lainnya, tetapi dapat diimplementasikan melalui partisipasi aktif dalam suatu
kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Anak didik
yang berminat terhadap suatu mata pelajaran akan mempelajarinya dengan
sungguh-sungguh, karena ada daya tarik baginya.
Minat merupakan salah satu faktor pokok untuk meraih sukses dalam
suatu studi. Penelitian-penelitian di Amerika Serikat mengenal salah satu
sebab utama dari kegagalan studi para pelajar menunjukkan bahwa
penyebabnya adalah kekurangan minat. Minat melahirkan perhatian spontan
yang memungkinkan terciptanya konsentrasi untuk waktu yang lama dengan
demikian, minat merupakan landasan bagi konsentrasi. Minat bersifat pribadi,
orang lain tidak bisa menumbuhkannya dalam diri siswa, tidak dapat
memelihara dan mengembangkan minat itu, serta tidak mungkin berminat
terhadap sesuatu hal sebagai wakil dari masing-masing siswa (Gie, dalam
Khairani, 2013: 143).
Minat tidak dibawa sejak lahir melainkan diperoleh ketika seseorang telah
mengalami suatu proses atau aktivitas. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan
berpengaruh terhadap proses belajar selanjutnya. Dengan demikian diketahui
bahwa minat merupakan aspek kejiwaan bukan aspek bawaan, melainkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
kondisi yang terbentuk setelah dipengaruhi oleh lingkungan (Khairani, 2013:
144).
Menurut Safari terdapat empat indikator minat (Safari, 2003). Masing-
masing indikator tersebut adalah sebagai berikut:
a. Perasaan senang
Seseorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka
terhadap pelajaran ekonomi misalnya, maka ia harus terus mempelajari
ilmu yang berhubungan dengan ekonomi. Sama sekali tidak ada
perasaan terpaksa untuk mempelajari bidang tersebut.
b. Ketertarikan siswa
Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong untuk
cenderung merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan atau bisa
berupa pengalaman efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.
c. Perhatian siswa
Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa terhadap
pengamatan dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain dari
pada itu. Siswa yang memiliki minat terhadap objek tertentu, dengan
sendirinya akan memperhatikan obyek tersebut.
d. Keterlibatan siswa
Ketertarikan seseorang akan suatu obyek yang mengakibatkan
orang tersbut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan
kegiatan dari objek tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
2. Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar
Minat pada hakekatnya merupakan sebab akibat dari pengalman.
Minat berkembang sebagai hasil dari suatu kegiatan dan akan menjadi sebab
yang akan dipakai lagi dalam kegiatan yang sama (Crow, 1973, dalam
Khairani, 2013: 139). Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
a. The factor inner urge
Rangsangan yang datang dari lingkungan atau ruang lingkup
yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan seseoarang akan
mudah menimbulkan minat. Misalnya kecenderungan terhadap
belajar, dalam hal ini seseorang mempunyai hasrat ingin tahu
terhadap ilmu pengetahuan.
b. The factor of social motive
Minat seseorang terhadap obyek atau sesuatu hal. Disamping
itu juga dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri manusia dan oleh
motif social, misal seseorang berminat pada prestasi tinggi agar
dapat status sosial yang tinggi pula.
c. Emotional factor
Faktor perasaan dan emosi ini mempunyai pengaruh terhadap
obyek misalnya perjalanan sukses yang dipakai individu dalam
suatu kegiatan tertentu dapat pula membangkitkan perasaan senang
dan dapat menambah semangat atau kuatnya minat dalam kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
tersebut. Sebaliknya kegagalan yang dialami akan menyebabkan
minat seseorang berkembang.
Menurut Milton (Khairani, 2013: 140) minat dibagi menjadi dua yaitu:
(1) Minat subyektif: perasaan yang menyatakan bahwa pengalaman-
pengalaman tertentu yang bersifat menyenangkan.
(2) Minat obyektif: reaksi yang merangsang kegiatan-kegiatan dalam
lingkungannya.
Menurut Samsudin (Khairani, 2013: 140) minat jika dilihat dari segi
timbulnya terdiri dari 2 macam yaitu:
(1) Minat spontan: minat yang timbul dengan sendirinya secara
langsung.
(2) Minat yang disengaja: minat yang dimilliki karena dibangkitkan
atau ditimbulkan.
3. Fungsi Minat dalam Belajar
Telah diketahui bahwa minat merupakan salah satu faktor untuk
meraih sukses dalam belajar. Peranan dan fungsi penting minat dalam
pelaksanaan belajar atau studi antara lain, ialah:
a. Minat memudahkan terciptanya konsentrasi
Minat memudahkan terciptanya konsentrasi dalam pikiran
seseoarang. Perhatian yang diperoleh secara wajar dan tanpa
paksaan terhadap kemampuan seseoarang akan memudahkan
berkembangnya konsentrasi, yaitu memusatkan pemikiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
terhadap suatu pelajaran. Jadi, tanpa minat konsentrasi terhadap
pelajaran sulit untuk diperhatikan.
b. Minat mencegah gangguan perhatian di luar
Minat belajar mencegah gangguan perhatian dari sumber luar
misalnya, orang berbicara. Seseorang mudah terganggu
perhatiannya atau sering mengalami pengalihan perhatian dari
pelajaran kepada sesuatu yang lain. Hal tersebut disebabkan karena
minat belaharnya kecil.
c. Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan
Daya untuk mengingat bahan pelajaran hanya mungkin
terlaksana jika seseorang berminat terhadap pelajaran tersebut.
Misalnya, jika kita membaca suatu bacaan dan didukung oleh
minat yang kuat maka kita pasti akan bisa mengingatnya dengagn
baik walaupun hanya dibaca atau disimak sekali. Sebaliknya, suatu
bahan bacaan yang berulang-ulang dihafal mudah terlupakan,
apabila tanpa minat.
d. Minat memperkecil kebosanan belajar dalam diri sendiri
Segala sesuatu yang membosankan, sepele dan terus menerus
berlangsung secara otomatis tidak akan bisa memikat perhatian.
Kebosanan melakukan sesuatu hal juga lebih banyak berasal dari
dalam diri seseorang daripada bersumber pada jal-hal di luar
dirinya. Oleh karena itu, penghapusan kebosanan dalam belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
dari seseorang juga hanya bisa terlaksana dengan hanya
menumbuhkan minat belajar dan kemudian meningkatkan minat
itu sebesar-sebasarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian
eksperimental kuantitatif. Penelitian eksperimental merupakan penelitian
dengan memberikan perlakuan pada partisipan. Pada penelitian, perlakuan
yang diberikan adalah pembelajaran fisika menggunakan simulasi PhET
dengan model pembelajaran problem solving. Setelah perlakuan diberikan,
kemudian variabel diukur menggunakan instrument yang telah dibuat.
Penelitian ini menggunakan kelas kontrol yang bertujuan untuk lebih
memperkuat penelitian yang telah dilakukan. Pada kelas kontrol, model
pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran ceramah. Data yang
diperoleh kemudian dianalisis dalam bentuk skor atau angka yang diberi
penjelasan.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah suatu kelompok besar dimana hasil penelitian
diharapkan berlaku atau dengan kata lain semua anggota grup yang akan
diteliti (Suparno, 2014: 43). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-
siswi kelas XI SMA Negeri 1 Prambanan dan SMA Negeri 2 Klaten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
2. Sampel
Sampel adalah himpunan bagian dari populasi (Suparno, 2014: 43).
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI IPA 5 (33 siswa)
dan 6 (30 siswa) SMA Negeri 2 Klaten dan kelas XI IPA 1 (31 siswa) dan
4 (33 siswa) SMA Negeri 1 Prambanan.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di SMA Negeri 2 Klaten dan SMA Negeri 1
Prambanan. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2016.
D. Treatment
Treatment adalah perlakuan khusus peneliti kepada subyek atau
sampel yang mau diteliti agar nantinya mendapatkan data yang diinginkan
(Suparno, 2014: 49). Treatment diberikan kepada kelas eksperimen yaitu
kelas XI IPA 4 SMA Negeri 1 Prambanan dan kelas XI IPA 5 SMA Negeri 2
Klaten. Pada kelas eksperimen ini subyek belajar fisika menggunakan
simulasi PhET dengan model pembelajaran problem solving. Sedangkan
untuk kelas kontrol yaitu kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Prambanan dan XI
IPA 6 SMA Negeri 2 Klaten akan belajar menggunakan metode ceramah.
Berikut adalah penjelasan mengenai model pembelajaran yang digunakan
dalam penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
1. Model Pembelajaran Problem Solving
Model pembelajaran ini diterapkan pada kelas eksperimen
dengan materi pembelajaran tentang Hukum Boyle-Gay Lussac.
Proses pembelajarannya seperti berikut:
a. Persiapan
1) Materi yang digunakan berupa modul yang diberikan
peneliti kepada siswa. Modul ini dibuat berdasarkan
buku teks dan sumber lainnya yang mendukung dan
telah diperiksa oleh guru mata pelajaran fisika.
2) Pembagian kelompok belajar siswa untuk setiap kelas
eksperimen. Satu kelas terdiri dari 11 kelompok dengan
masing-masing kelompok terdapat 3 siswa.
3) Setiap kelompok terdapat satu komputer yang telah
memiliki simulasi PhET.
b. Kegiatan
1) Peneliti membagikan modul yang berisi materi
pembelajaran dan LKS kepada setiap siswa dalam
kelompok.
2) Peneliti memberikan materi pengantar dan sekaligus
memberikan pertanyaan-pertanyaan yang membuat
siswa berpikir tentang penyelesaiannya. Dimana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
pertanyaan-pertanyaan tersebut secara terperinci
terdapat pada LKS.
3) Siswa dalam kelompok belajar memahami konsep
melalui proses pembelajaran menggunakan simulasi
PhET yang dipandu dengan LKS.
4) Siswa menyimpulkan atau merumuskan sendiri konsep-
konsep fisika yang telah dipelajari melalui penggunaan
simulasi PhET tersebut dan dengan didampingi oleh
peneliti.
2. Metode Ceramah
Metode ceramah digunakan untuk pembelajaran di kelas
kontrol. Proses pembelajarannya meliputi penjelasan materi oleh
guru, tanya jawab, dan latihan soal. Materi dan latihan soal yang
digunakan dalam metode ini sama dengan kelas eksperimen yang
menggunakan model pembelajaran problem solving.
E. Instrumen
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data
(Suparno, 2014: 53). Dalam penelitian terdapat 2 jenis intrumen yaitu
instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
1. Instrumen Pembelajaran
Instrumen pembelajaran ini terdiri dari 2 instrumen yaitu
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan
Siswa (LKS).
a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan
instrumen yang dibuat dengan tujuan untuk menentukan
garis besar proses pembelajaran yang akan dilaksanakan
selama peneletian. Selain itu RPP digunakan sebagai
panduan peneliti dalam memberikan treatment kepada
subyek. RPP yang dibuat dibedakan antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol. RPP untuk kelas eksperimen
dapat dilihat pada lampiran 2 dan RPP untuk kelas kontrol
dapat dilihat pada lampiran 3.
b) Lembar Kegiatan Siswa
Lembar kegiatan siswa dibuat dengan tujuan untuk
memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran.
Dengan LKS ini siswa akan dipandu untuk memahami
materi pembelajaran melalui simulasi PhET. LKS ini
digunakan untuk kelas eksperimen. Adapun LKS dalam
bentuk soal latihan digunakan untuk kelas eksperimen dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
kontrol. Lembar kegiatan siswa ini dapat dilihat pada
lampiran 4.
2. Instrumen Pengumpula Data
a) Angket Minat Belajar Siswa
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah angket minat belajar siswa. Angket adalah
sejumlah pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari
responden yang ingin diketahui (Suparno, 2014: 59). Angket
yang digunakan dalam penelitian ini, berdasarkan cara
menjawabnya termasuk dalam kategori angket tertutup karena
responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan.
Terdapat 4 pilihan jawaban yang disediakan dengan masing-
masing pilihan jawaban memiliki skor yang berbeda. Pilihan
jawaban dan skor tersebut yaitu Tidak Pernah (TP) = 1, jarang
(JR) = 2, sering (SR) = 3, dan sangat sering (SS) = 4.
Angket ini diberikan pada kelas eksperimen dan kontrol
baik sebelum maupun setelah mengikuti pembelajaran bersama
peneliti. Pemberian angket bertujuan untuk mengetahui
pengaruh penggunaan simulasi PhET dengan model
pembelajaran problem solving terhadap minat belajar siswa.
Angket minat belajar siswa sebelum dan sesudah treatment
dapat dilihat pada lampiran 5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Pembuatan angket ini didasarkan pada indikator minat
yang terdapat pada landasan teori. Indikator tersebut meliputi:
perasaan senang siswa, ketertarikan, perhatian, dan
keterlibatan. Adapun kisi-kisi angket minat belajar siswa dapat
dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini:
Tabel 3.1 Kisi-kisi angket minat belajar siswa
Yang
diukur
Indikator
Minat Pertanyaan/Pernyataan
No.
Soal
Minat
Belajar
Perasaan
senang saat
mengikuti
pelajaran
fisika
Siswa merasa senang saat
pembelajaran fisika
berlangsung.
1
Siswa senang mempelajari
ilmu fisika. 2
Ketertarikan
siswa
Siswa terlebih dahulu
mempelajari materi fisika
yang akan diajarkan.
3
Siswa berinisiatif
mengerjakan soal. 4
Siswa rajin mengerjakan soal
atau tugas dari guru. 5
Dengan metode yang
digunakan guru, siswa dapat
dengan mudah memahami
materi yang disampaikan.
6
Siswa merasa jam
pembelajaran fisika di kelas 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
sangatlah kurang.
Perhatian
siswa
Siswa merasa konsentrasi
saat mengikuti pembelajaran
fisika.
8
Keterlibatan
siswa
Siswa aktif saat mengikuti
pembelajaran fisika. 9
Siswa sering mengajukan
pertanyaan ketika belum
paham dengan penjelasan
guru.
10
b) Validitas
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
validitas isi. Validitas isi mengukur apakah isi dari intrumen
yang digunakan sungguh mengukur isi dari domain yang akan
diukur. Apakah item tes sungguh mempresentasikan isi yang
mau dites (Suparno, 2014: 65).
Validitas isi instrumen dalam penelitian ini dilakukan
dengan cara membuat kisi-kisi yang menunjukkan bahwa
instrumen yang dibuat memang memuat semua isi yang mau
diteskan, bukan hanya sebagian saja. Selanjutnya dilakukan
penilaian oleh ahli, apakah memang instrumen tersebut
sungguh sesuai dengan isi yang mau dites. Lembar validitas
angket minat belajar siswa ini terlampir dalam lampiran 10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
F. Metode Analisis Data
1. Analisis Minat Belajar Siswa
Minat belajar siswa terhadap mata pelajaran fisika diukur
menggunakan angket. Angket minat belajar siswa yang digunakan dalam
penelitian terdiri dari sepuluh pernyataan. Pada setiap pernyataan terdapat
empat pilihan jawaban. Pilihan jawaban beserta skornya adalah seperti
berikut: Tidak Pernah (TP) = 1, jarang (JR) = 2, sering (SR) = 3, dan
sangat sering (SS) = 4. Skor minimal yang didapat siswa adalah 10 (1 x
10) dan skor maksimalnya adalah 40 (4 x 10) dengan range skornya
adalah 40 – 10 = 30. Rentang skor minimal dan maksimal ini ditafsirkan
menggunakan skala Likert dengan rentang 1 – 4 (Jihad dan Haris, 2012:
88). Lebar interval yang digunakan adalah 30 : 4 = 7,5 yang dibulatkan
menjadi 8. Berikut adalah tabel kategori minat belajar siswa:
Tabel 3.2 Kategori minat belajar siswa
No Interval Kategori
1 10 – 17 Tidak Berminat
2 18 – 25 Kurang Berminat
3 26 – 33 Berminat
4 34 – 40 Sangat Berminat
Tabel di atas bertujuan untuk mengetahui kategori-kategori minat
belajar siswa sebelum dan sesudah treatment.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa, seperti yang telah
disebutkan di atas peneliti memberikan angket minat sebelum dan sesudah
pembelajaran. Pemberian angket minat sebelum dan sesudah pembelajaran
ini dilakukan pada kelas eksperimen dan kontrol. Statistik yang digunakan
untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa terhadap penggunaan
simulasi PhET dengan model pembelajaran problem solving adalah
memakai uji t-test. Di bawah ini adalah uji t-test yang digunakan dalam
menganalisis angket minat belajar siswa.
1. Uji t-test untuk dua kelompok yang independen, digunakan untuk:
a) Menguji apakah minat belajar siswa sebelum pembelajaran di
kelas eksperimen sama atau berbeda dengan kelas kontrol pada
masing-masing sekolah.
b) Menguji apakah minat belajar siswa setelah pembelajaran di
kelas eksperimen sama atau berbeda dengan kelas kontrol pada
masing-masing sekolah.
c) Menguji apakah minat belajar siswa sebelum pembelajaran di
kelas eksperimen sama atau berbeda di dua sekolah.
d) Menguji apakah minat belajar siswa setelah pembelajaran di
kelas eksperimen sama atau berbeda di dua sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Adapun rumus perhitungannya yaitu:
√[( )
( )
( )] [
]
Dengan,
= skor minat rata-rata kelas eksperimen
= skor minat rata-rata kelas kontrol
= jumlah siswa kelas eksperimen
= jumlah siswa kelas kontrol
= standard deviasi kelas eksperimen
= standard deviasi kelas kontrol
diperoleh dari tabel nilai untuk dua ekor dengan
level signifikan = 0,05.
Jika | | | | maka signifikan, berarti ada perbedaan
minat belajar siswa baik sebelum maupun sesudah treatment pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol, serta minat belajar siswa kelas
eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Jika | | | |
maka tidak signifikan, berarti tidak ada perbedaan minat belajar
siswa baik sebelum maupun sesudah treatment pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol, serta minat belajar siswa kelas
eksperimen tidak lebih baik dari kelas kontrol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
2) Uji t-test untuk kelompok dependen. Penggunaan uji ini adalah
untuk:
a) Menguji apakah minat belajar siswa kelas eksperimen sebelum
dan sesudah treatment meningkat atau tidak pada masing-
masing sekolah.
b) Menguji apakah minat belajar siswa kelas kontrol sebelum dan
sesudah treatment meningkat atau tidak pada masing-masing
sekolah.
Uji t-test kelompok dependen ini digunakan karena dalam
pelaksanaanya satu kelompok yang sama diuji sebanyak dua kali.
Adapun rumus perhitungannya adalah:
√
( )
( )
Dengan,
= skor pre-test
= skor post-test
= perbedaan antara skor tiap subjek =
= jumlah pasangan skor
= derajat kebebasan =
diperoleh dari tabel nilai untuk dua ekor dengan
level signifikan = 0,05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Jika | | | | maka signifikan, berarti ada
peningkatan minat belajar siswa terhadap pembelajaran fisika
menggunakan simulasi PhET dengan model pembelajaran problem
solving. Jika | | | | maka tidak signifikan, berarti tidak
ada peningkatan minat belajar siswa terhadap pembelajaran fisika
menggunakan simulasi PhET dengan model pembelajaran problem
solving.
Dengan menggunakan uji t-test seperti di atas, maka peneliti
dapat mengetahui apakah penggunaan simulasi PhET dengan
model pembelajaran problem solving sungguh-sungguh dapat
meningkatkan minat belajar siswa terhadap fisika. Dalam
perhitungannya peneliti menggunakan bantuan SPSS. Dengan
catatan uji t-test dapat digunakan jika keadaan awal subyek adalah
sama. Jika keadaan awal subyek berbeda maka analisis yang
digunakan adalah analisis terhadap beda skor awal dan akhir atau
sering disebut dengan uji gain score.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
BAB IV
DATA DAN ANALISIS DATA
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Prambanan dan SMA Negeri 2
Klaten. Di masing-masing sekolah peneliti menggunakan dua kelas yaitu
kelas eksperimen dan kontrol. Di SMA Negeri 1 Prambanan digunakan kelas
XI IPA 4 sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa 33. Sedangkan untuk
kelas kontrol digunakan kelas XI IPA 1 dengan jumlah siswa 31 siswa. Di
SMA Negeri 2 Klaten digunakan kelas XI IPA 5 sebagai kelas eksperimen
dengan jumlah siswa 33. Sedangkan untuk kelas kontrol digunakan kelas XI
IPA 6 dengan jumlah siswa 30. Jadwal pelaksanaan penelitian dapat dilihat
pada tabel 4.1 dan 4.2 di bawah ini.
Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian di SMA Negeri 1 Prambanan
Kelas Waktu
Penelitian Kegiatan
Alokasi
Waktu
XI
IPA 4
Kamis, 3
Maret 2016
Perkenalan dan info tentang penggunaan
laptop oleh siswa dalam pelaksanaan
penelitian
1 x 45
menit
Jumat, 4
Maret 2016 Install simulasi PhET di laptop siswa
2 x 45
menit
Kamis, 10
Maret 2016
Coaching atau pelatihan pengisian LKS
dan pengggunaan simulasi PhET
1 x 45
menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Jumat, 11
Maret 2016
Pengisian soal pre-test, angket minat
belajar siswa dan sikap ilmiah sebelum
treatment, pembelajaran menggunakan
simulasi PhET dengan model
pembelajaran problem solving,
pengisian post-test, angket minat belajar
siswa dan sikap ilmiah setelah
treatment.
2 x 45
menit
XI
IPA 1
Senin, 7
Maret 2016 Perkenalan
1 x 45
menit
Kamis, 10
Maret 2016
Pengisian soal pre-test, angket minat
belajar siswa dan sikap ilmiah sebelum
treatment, pembelajaran menggunakan
metode ceramah, pengisian post-test,
angket minat belajar siswa dan sikap
ilmiah setelah treatment.
2 x 45
menit
Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian di SMA Negeri 2 Klaten
Kelas Waktu
Penelitian Kegiatan
Alokasi
Waktu
XI
IPA 5
Senin, 14
Maret 2016
Perkenalan, install simulasi PhET di
laptop siswa, Coaching atau pelatihan
pengisian LKS dan pengggunaan
simulasi PhET
2 x 45
menit
Senin, 28
Maret 2016
Pengisian soal pre-test, angket minat
belajar siswa dan sikap ilmiah sebelum
treatment, pembelajaran menggunakan
simulasi PhET dengan model
2 x 45
menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
pembelajaran problem solving,
pengisian post-test, angket minat belajar
siswa dan sikap ilmiah setelah
treatment.
XI
IPA 6
Senin, 14
Maret 2016
Perkenalan dan pengenalan simulasi
PhET kepada siswa
2 x 45
menit
Senin, 28
Maret 2016
Pengisian soal pre-test, angket minat
belajar siswa dan sikap ilmiah sebelum
treatment, pembelajaran menggunakan
metode ceramah, pengisian post-test,
angket minat belajar siswa dan sikap
ilmiah setelah treatment.
2 x 45
menit
1. Pelaksanaan di SMA Negeri 1 Prambanan
a. Pelaksanaan di kelas eksperimen
1) Kamis, 3 Maret 2016
Pertemuan dilaksanakan di kelas XI IPA 4 pada jam pelajaran
ke 1 dan berlangsung selama 1 jam pelajaran (45 menit) yaitu pada
pukul 07.00 – 07.45. Pertemuan ini bukan merupakan pertemuan
pertama karena sebelumnya guru fisika kelas XI IPA 4 telah
memperkenalkan kami pada pertemuan di hari Senin, 29 Februari
2016. Pada pertemuan ini peneliti secara pribadi memperkenalkan
diri dan menginformasikan bahwa akan melaksanakan penelitian
di kelas XI IPA 4. Setelah perkenalan, peneliti memberikan
gambaran tentang penelitian yang akan dilaksanakan. Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
memberikan informasi bahwa dalam pembelajaran nanti siswa
akan menggunakan simulasi komputer sehingga peneliti pada
pertemuan ini mendata siswa yang memiliki komputer.
Selain itu peneliti juga mengelompokkan siswa dalam
kelompok kecil yang terdiri dari 3 siswa. Hal ini dilakukan karena
jumlah komputer yang ada adalah 11 komputer, dengan demikian
terdapat 11 kelompok dalam kelas tersebut. Pengelompokkan
siswa dilakukan secara random dengan catatan masing-masing
kelompok terdapat satu siswa laki-laki. Jumlah siswa laki-laki
dalam kelas XI IPA 4 adalah 12 sedangkan jumlah siswa
perempuannya adalah 21. Pada akhir pertemuan peneliti meminta
siswa yang memiliki komputer/laptop untuk membawanya pada
pertemuan selanjutnya karena pada pertemuan selanjutnya akan
diadakan penginstalan simulasi pembelajaran fisika (PhET).
2) Jumat, 4 Maret 2016
Pertemuan dimulai pukul 09.30 dan berakhir pada pukul 11.00.
Pada hari Jumat, kelas XI IPA 4 memiliki jam pertemuan untuk
mata pelajaran fisika sebanyak 2 x 45 menit yaitu pada jam
pelajaran ke 4 dan 5. Pertemuan ini diawali dengan menginstall
simulasi PhET pada laptop siswa. Beberapa siswa yang tidak
menginstall simulasi sesekali melihat dan bertanya tentang
simulasi kepada temannya yang sedang menginstall. Setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
selesai menginstall kegiatan selanjutnya adalah pengenalan
simulasi PhET kepada siswa. Simulasi yang digunakan sebagai
pengenalan adalah simulasi PhET yang berjudul energy form and
changes dan energy skate park basic. Pada pertemuan ini peneliti
lebih menekankan untuk memberikan gambaran tentang simulasi
PhET kepada siswa. Peneliti menjelaskan bahwa simulasi ini dapat
digunakan untuk menggantikan praktikum yang biasanya
dilaksanakan dilaboratorium. Adapun peneliti memberikan
penjelasan bahwa simulasi ini dapat digunakan untuk membantu
siswa dalam memahami materi fisika. Selain itu siswa juga dapat
dengan sendiri menggunakan simulasi PhET untuk membantu
belajar secara mandiri di rumah.
3) Kamis, 10 Maret 2016
Pertemuan dilaksanakan pada jam pelajaran pertama yaitu
pukul 07.00 – 07.45. Pertemuan ini bertujuan untuk memberikan
pelatihan kepada siswa dalam hal menggunakan dan mengisi LKS
serta mengoperasikan simulasi PhET. Pertemuan ini diadakan
karena pada pelaksanaan penelitian nanti diharapkan siswa telah
mampu memahami LKS dan telah lancar mengoperasikan simulasi
sehingga siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan lancar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Gambar 4.1 Aktivitas siswa belajar mengoperasikan simulasi
PhET dengan menggunakan LKS di kelas eksperimen.
Materi yang digunakan dalam coaching yaitu tentang
pergerakan partikel zat gas. Sedangkan simulasi PhET yang
digunakan berjudul energy form and changes dan energy skate
park basic. Peneliti memilih materi pergerakan partikel gas
sebagai materi coaching karena judul simulasi PhET yang
digunakan saat coaching sama dengan judul simulasi PhET yang
digunakan saat pengambilan data penelitian. Dengan demikian saat
pengambilan data penelitian siswa sudah pandai untuk
mengoperasikan simulasi PhET ini dengan lancar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
4) Jumat, 11 Maret 2016
Pertemuan ini merupakan pertemuan dimana peneliti
melakukan pengambilan data penelitian pada kelas eksperimen.
Pertemuan dilaksanakan pada jam pelajaran ke 4 dan 5 yaitu pada
pukul 09.30 – 11.00. Pada awal pertemuan peneliti membagikan
soal pre-test kepada siswa dan siswa mengerjakan soal tersebut
dalam waktu 20 menit. Kemudian peneliti membagi angket minat
belajar siswa dan siswa mengisi angket minat tersebut, selanjutnya
siswa mengisi angket sikap ilmiah. Sebelumnya peneliti
menjelaskan terlebih dahulu bahwa angket minat belajar dan sikap
ilmiah ini diisi berdasarkan pengalaman belajar bersama guru
fisika selama penelitian ini belum dilaksanakan.
Gambar 4.2 Aktivitas siswa mengisi angket minat belajar awal di
kelas eksperimen SMA Negeri 1 Prambanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Kegiatan selanjutnya adalah peneliti membagikan handout
yang berisi materi pembelajaran tentang Hukum Boyle-Gay
Lussac. Selanjutnya peneliti memberikan materi pengantar
sebelum siswa melakukan pembelajaran menggunakan simulasi
PhET. Pada kegiatan ini peneliti sebagai guru yang menyampaikan
materi kepada siswa. Setelah pemberian materi kemudian siswa
berkumpul dalam kelompoknya dan peneliti memberikan LKS
pada setiap kelompok. Selanjutnya siswa belajar secara kelompok
untuk memecahkan persoalan fisika tentang hubungan volume,
tekanan, dan suhu menurut Hukum Boyle-Gay Lussac. Dalam hal
ini siswa belajar menyelesaikan persoalan fisika menggunakan
simulasi PhET. Kemudian siswa berdiskusi dalam kelompok besar
untuk menemukan kesimpulan dari pembelajaran fisika pada
pertemuan tersebut.
Gambar 4.3 Aktivitas siswa belajar fisika dengan menggunakan
simulasi PhET di kelas eksperimen SMA Negeri 1 Prambanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Kegiatan selanjutnya setelah pembelajaran selesai adalah siswa
mengerjakan soal post-test yang telah dibagikan oleh peneliti.
Pengerjaan post-test ini dilakukan selama 20 menit seperti
pengerjaan soal pre-test. Kemudian peneliti membagikan angket
minat belajar dan sikap ilmiah yang selanjutnya diisi oleh siswa.
Sebelum pengisian angket tersebut peneliti memberikan petunjuk
pengisian angket. Petunjuk tersebut yaitu pengisian angket
berdasarkan pada pengalaman belajar siswa selama penelitian
berlangsung.
b. Pelaksanaan di kelas kontrol
1) Senin, 7 Maret 2016
Pertemuan dilaksanakan pada jam pelajaran ke 6 yaitu pada
pukul 11.00 – 11.45. Pertemuan ini merupakan pertemuan dimana
peneliti memperkenalkan diri dan meminta ijin kepada siswa untuk
melakukan penelitian di kelas XI IPA 1. Pada pertemuan ini
peneliti memberikan gambaran tentang bagaimana penelitian akan
dilaksanakan. Peneliti menginformasikan kepada siswa bahwa
kelas XI IPA 1 ini merupakan kelas kontrol yang dalam
pembelajaran akan menggunakan metode ceramah, berbeda
dengan kelas XI IPA 4 yang menggunakan simulasi PhET dan
model pembelajaran problem solving. Adapun dalam pertemuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
ini peneliti memperkenalkan simulasi PhET kepada siswa meski
pada pelaksanaan penelitian nanti siswa tidak menggunakan
simulasi tersebut. Hal ini bertujuan untuk memberikan informasi
kepada siswa bahwa pada era ini sudah banyak berkembang
simulasi-simulasi fisika yang membantu siswa memahami materi
fisika, salah satunya adalah simulasi PhET.
2) Kamis, 10 Maret 2016
Pertemuan ini merupakan pertemuan dimana peneliti
melakukan pengambilan data penelitian pada kelas kontrol.
Pertemuan dilaksanakan pada jam pelajaran ke 9 dan 10 yaitu pada
pukul 14.00 – 15.30. Pada awal pertemuan peneliti membagikan
soal pre-test kepada siswa dan siswa mengerjakan soal tersebut
dalam waktu 20 menit. Kemudian peneliti membagi angket minat
belajar siswa dan siswa mengisi angket minat tersebut, selanjutnya
siswa mengisi angket sikap ilmiah. Sebelumnya peneliti
menjelaskan terlebih dahulu bahwa angket minat belajar dan sikap
ilmiah ini diisi berdasarkan pengalaman belajar bersama guru
fisika selama penelitian ini belum dilaksanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Gambar 4.4 Aktivitas siswa mengisi angket minat belajar awal di
kelas kontrol SMA Negeri 1 Prambanan.
Kegiatan selanjutnya adalah peneliti membagikan handout
yang berisi materi pembelajaran tentang Hukum Boyle-Gay
Lussac. Kemudian peneliti yang bertindak sebagai guru
menjelaskan materi Hukum Boy-Gay Lussac kepada siswa melalui
penjelasan secara lisan yang dibantu dengan media power point.
Dalam pembelajaran siswa diperkenankan untuk belajar secara
aktif seperti mengajukan pertanyaan jika merasa belum jelas.
Adapun guru memberikan soal latihan yang mana siswa
berkesempatan untuk mengerjakan soal di papan tulis.
Setelah pembelajaran selesai peneliti memberikan soal post-
test dan siswa menyelesaikan soal tersebut dalam waktu 20 menit.
Selanjutnya peneliti membagikan angket minat belajar dan sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
ilmiah yang diisi berdasarkan pembelajaran fisika selama
penelitian berlangsung.
2. Pelaksanaan di SMA Negeri 2 Klaten
a. Pelaksanaan di kelas eksperimen
1) Senin, 14 Maret 2016
Pertemuan ini merupakan pertemuan pertama peneliti dengan
siswa kelas XI IPA 5 yang merupakan kelas eksperimen pada
penelitian di SMA Negeri 2 Klaten. Pertemuan dilaksanakan pada
jam pelajaran ke 1 dan 2 yaitu pada pukul 06.45 – 08.15. Pada
awal pertemuan peneliti memperkenalkan diri dan meminta ijin
untuk melaksanakan penelitian di kelas XI IPA 5.
Kegiatan inti pada pertemuan ini adalah coaching atau
pelatihan pengisian LKS dan pengggunaan simulasi PhET.
Sebelumnya siswa telah diberitahu oleh guru fisika untuk
membawa laptop sehingga siswa dapat langsung menginstal
simulasi PhET pada pertemuan ini. Setelah siswa menginstal
simulasi, siswa kelas XI IPA 5 dibagi menjadi 11 kelompok
dengan masing-masing kelompok terdapat 1 siswa dan 2 siswi.
Setiap kelompok memiliki satu laptop yang digunakan untuk
latihan mengoperaskan simulasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Pada kegiatan coaching ini siswa mendapatkan LKS untuk
mempermudah pelaksaan pembelajaran menggunakan simulasi.
LKS ini diberikan saat coaching karena siswa diharapkan dapat
memahami bagaimana cara atau langkah-langkah menggunakan
LKS yang nantinya berfungi untuk membantu siswa dalam
berpikir atau belajar fisika.
Gambar 4.5 Aktivitas siswa belajar mengoperasikan simulasi PhET
menggunakan LKS di kelas eksperimen SMA Negeri 2 Klaten.
Materi yang digunakan dalam coaching yaitu tentang
pergerakan partikel zat gas. Sedangkan simulasi PhET yang
digunakan berjudul energy form and changes dan energy skate
park basic. Peneliti memilih materi pergerakan partikel gas
sebagai materi coaching karena judul simulasi PhET yang
digunakan saat coaching sama dengan judul simulasi PhET yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
digunakan saat pengambilan data penelitian. Dengan demikian saat
pengambilan data penelitian siswa sudah pandai untuk
mengoperasikan simulasi PhET ini dengan lancar.
2) Senin, 28 Maret 2016
Pertemuan ini merupakan pertemuan dimana peneliti
melakukan pengambilan data penelitian pada kelas eksperimen.
Pertemuan dilaksanakan pada jam pelajaran ke 1 dan 2 yaitu pada
pukul 06.45 – 08.15. Pada awal pertemuan peneliti membagikan
soal pre-test kepada siswa dan siswa mengerjakan soal tersebut
dalam waktu 20 menit. Kemudian peneliti membagi angket minat
belajar siswa dan siswa mengisi angket minat tersebut, selanjutnya
siswa mengisi angket sikap ilmiah. Sebelumnya peneliti
menjelaskan terlebih dahulu bahwa angket minat belajar dan sikap
ilmiah ini diisi berdasarkan pengalaman belajar bersama guru
fisika selama penelitian ini belum dilaksanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Gambar 4.6 Aktivitas siswa mengisi angket minat belajar awal di
kelas eksperimen SMA Negeri 2 Klaten.
Kegiatan selanjutnya adalah peneliti membagikan handout
yang berisi materi pembelajaran tentang Hukum Boyle-Gay
Lussac. Selanjutnya peneliti memberikan materi pengantar
sebelum siswa melakukan pembelajaran menggunakan simulasi
PhET. Pada kegiatan ini peneliti sebagai guru yang menyampaikan
materi kepada siswa dengan menggunakan bantuan power point.
Setelah pemberian materi kemudian siswa berkumpul dalam
kelompoknya dan peneliti memberikan LKS pada setiap
kelompok. Selanjutnya siswa belajar secara kelompok untuk
memecahkan persoalan fisika tentang hubungan volume, tekanan,
dan suhu menurut Hukum Boyle-Gay Lussac. Dalam hal ini siswa
belajar menyelesaikan persoalan fisika menggunakan simulasi
PhET. Kemudian siswa berdiskusi dalam kelompok besar. Dua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
kelompok menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas. Diskusi
kelompok besar ini bertujuan untuk menemukan kesimpulan dari
pembelajaran fisika pada pertemuan tersebut.
Gambar 4.7 Aktivitas siswa belajar fisika dengan menggunakan
simulasi PhET di kelas eksperimen SMA Negeri 2 Klaten.
Kegiatan selanjutnya setelah pembelajaran selesai adalah siswa
mengerjakan soal post-test yang telah dibagikan oleh peneliti.
Pengerjaan post-test ini dilakukan selama 20 menit seperti
pengerjaan soal pre-test. Kemudian peneliti membagikan angket
minat belajar dan sikap ilmiah yang selanjutnya diisi oleh siswa.
Sebelum pengisian angket tersebut peneliti memberikan petunjuk
pengisian angket. Petunjuk tersebut yaitu pengisian angket
berdasarkan pada pengalaman belajar siswa selama penelitian
berlangsung. Pengisian angket ini dilaksanakan setelah jam
pelajaran fisika selesai. Peneliti meminta ijin tambahan jam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
pelajaran kepada guru yang akan mengajar setelah mata pelajaran
fisika.
Gambar 4.8 Aktivitas siswa mengisi angket minat belajar akhir di
kelas eksperimen SMA Negeri 2 Klaten.
b. Pelaksanaan di kelas kontrol
1) Senin, 14 Maret 2016
Pertemuan ini merupakan pertemuan pertama peneliti dengan
siswa kelas XI IPA 6 sebagai kelas kontrol pada penelitian di SMA
Negeri 2 Klaten. Pertemuan dilaksanakan pada jam ke 7 dan 8
yaitu pada pukul 13.00 – 14.30. Pada awal pertemuan peneliti
mendapati siswa yang berada dikelas adalah siswa perempuan saja
sedangkan siswa laki-laki masih berada di luar kelas hingga 1 jam
pelajaran telah berlalu. Selama 1 jam tersebut peneliti mengisi
waktu dengan memperkenalkan diri dan meminta ijin untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
melakukan peneletian di kelas XI IPA 6. Untuk menunggu siswa
laki-laki yang belum masuk kelas, peneliti memperkenalkan
simulasi PhET kepada siswa. Hal ini bertujuan untuk memberikan
informasi bahwa belajar fisika dapat menggunakan berbagai
simulasi yang salah satunya adalah simulasi PhET.
Setelah seluruh siswa masuk kelas, peneliti menginformasikan
tentang bagaimana dan kapan penelitian akan dilaksanakan.
Peneliti juga menyampaikan bahwa kelas XI IPA 6 ini berlaku
sebagai kelas kontrol yang pada penelitian akan menggunakan
metode ceramah dalam pembelajaran fisika.
2) Senin, 28 Maret 2016
Pertemuan ini merupakan pertemuan dimana peneliti
melakukan pengambilan data penelitian pada kelas kontrol.
Pertemuan dilaksanakan pada jam pelajaran ke 7 dan 8 yaitu pada
pukul 13.00 – 14.30. Pada awal pertemuan peneliti membagikan
soal pre-test kepada siswa dan siswa mengerjakan soal tersebut
dalam waktu 20 menit. Kemudian peneliti membagi angket minat
belajar siswa dan siswa mengisi angket minat tersebut, selanjutnya
siswa mengisi angket sikap ilmiah. Sebelumnya peneliti
menjelaskan terlebih dahulu bahwa angket minat belajar dan sikap
ilmiah ini diisi berdasarkan pengalaman belajar bersama guru
fisika selama penelitian ini belum dilaksanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Gambar 4.9 Aktivitas siswa mengisi angket minat belajar awal di
kelas kontrol SMA Negeri 2 Klaten.
Kegiatan selanjutnya adalah peneliti membagikan handout
yang berisi materi pembelajaran tentang Hukum Boyle-Gay
Lussac. Kemudian peneliti yang bertindak sebagai guru
menjelaskan materi Hukum Boy-Gay Lussac kepada siswa melalui
penjelasan secara lisan yang dibantu dengan media power point.
Dalam pembelajaran siswa diperkenankan untuk belajar secara
aktif seperti mengajukan pertanyaan jika merasa belum jelas.
Adapun guru memberikan soal latihan yang mana siswa
berkesempatan untuk mengerjakan soal di papan tulis dan terdapat
tiga siswa yang mengerjakan soal di papan tulis.
Setelah pembelajaran selesai peneliti memberikan soal post-
test dan siswa menyelesaikan soal tersebut dalam waktu 20 menit.
Selanjutnya peneliti membagikan angket minat belajar dan sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
ilmiah yang diisi berdasarkan pembelajaran fisika selama
penelitian berlangsung.
Gambar 4.10 Aktivitas siswa mengisi angket minat belajar akhir di
kelas kontrol SMA Negeri 2 Klaten.
B. Data dan Analisis
1. Minat Belajar Awal Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
a. SMA Negeri 1 Prambanan
1) Data Minat Belajar Awal Kelas Kontrol dan Eksperimen SMA
Negeri 1 Prambanan
Skor minat belajar awal siswa kelas kontrol dan eksperimen
SMA Negeri 1 Prambanan dapat dilihat pada tabel lampiran 6.1.
Pada kelas kontrol terdapat 31 angket minat belajar awal siswa
yang telah diisi oleh siswa. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai
mean skor minat belajar awal siswa di kelas kontrol sebesar 24.74.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Sedangkan pada kelas eksperimen terdapat 33 angket minat belajar
awal siswa yang telah diisi oleh siswa. Nilai mean skor minat
belajar awal siswa di kelas eksperimen sebesar 24.15.
2) Uji t-test untuk Kelompok Independen dari Minat Belajar Awal
Kelas Kontrol dan Eksperimen
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan SPSS untuk
meminimalisir terjadinya kesalahan dalam menghitung.
Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui adakah perbedaan
minat belajar awal siswa antara kelas eksperimen dan kontrol di
SMA Negeri 1 Prambanan.
Tabel 4.3 Perbandingan Minat Belajar Awal Antara Kelas Kontrol
dan Eksperimen SMA Negeri 1 Prambanan
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Minat
awal
Kontrol 31 24.7419 3.43480 .61691
Eksperimen 33 24.1515 5.31579 .92536
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Differen
ce
Std.
Error
Differen
ce
Lower Upper
Minat
awal
Equal
variances
assumed
4.775 .033 .524 62 .602 .59042 1.1267
5
-1.66192 2.84276
Equal
variances
not
assumed
.531 55.146 .598 .59042 1.1121
4
-1.63823 2.81908
3) Kesimpulan
Berdasarkan data hasil perhitungan menggunakan SPSS pada
tabel 4.3 di atas diperoleh nilai | | , , dan
| | untuk (tabel nilai kritikal untuk dua
ekor). Diketahui | | | | maka tidak signifikan, berarti
tidak ada perbedaan minat belajar awal siswa antara kelas kontrol
dan eksperimen di SMA Negeri 1 Prambanan. Nilai mean minat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
belajar awal siswa pada kelas kontrol dan eksperimen
menunjukkan kurang berminat berdasarkan tabel 3.2.
b. SMA Negeri 2 Klaten
1) Data Minat Belajar Awal Kelas Kontrol dan Eksperimen SMA
Negeri 2 Klaten
Skor minat belajar awal siswa kelas kontrol dan eksperimen
SMA Negeri 2 Klaten dapat dilihat pada tabel lampiran 7.1. Pada
kelas kontrol terdapat 30 angket minat belajar awal siswa yang
telah diisi oleh siswa. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai mean
skor minat belajar awal siswa di kelas kontrol sebesar 23.83.
Sedangkan pada kelas eksperimen terdapat 33 angket minat belajar
awal siswa yang telah diisi oleh siswa. Nilai mean skor minat
belajar awal siswa di kelas eksperimen sebesar 28.06.
2) Uji t-test untuk Kelompok Independen dari Minat Belajar Awal
Kelas Kontrol dan Eksperimen
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan SPSS untuk
meminimalisir terjadinya kesalahan dalam menghitung.
Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui adakah perbedaan
minat belajar awal siswa antara kelas eksprimen dan kontrol di
SMA Negeri 2 Klaten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Tabel 4.4 Perbandingan Minat Belajar Awal Antara Kelas Kontrol
dan Eksperimen SMA Negeri 2 Klaten
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Minat
Awal
Kontrol 30 23.8333 2.33538 .42638
Eksperimen 33 28.0606 3.27814 .57065
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Differen
ce
Std.
Error
Differen
ce
Lower Upper
Minat
Awal
Equal
variances
assumed
1.579 .214
-
5.84
1
61 .000
-
4.2272
7
.72370 -5.67440 -2.78014
Equal
variances
not
assumed
-
5.93
4
57.819 .000
-
4.2272
7
.71235 -5.65329 -2.80125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
3) Kesimpulan
Berdasarkan data hasil perhitungan menggunakan SPSS pada
tabel 4.4 di atas diperoleh nilai | | , , dan
| | untuk (tabel nilai kritikal untuk dua
ekor). Diketahui | | | | maka signifikan, berarti ada
perbedaan minat belajar awal siswa antara kelas kontrol dan
eksperimen di SMA Negeri 2 Klaten. Nilai mean minat belajar
awal siswa pada kelas kontrol sebesar 23.83 yang menunjukkan
kurang berminat, sedangkan pada kelas eksperimen sebesar 28.06
yang menunjukkan berminat berdasarkan tabel 3.2. Adanya
perbedaan minat belajar awal siswa kelas kontrol dan eksperimen
ini berarti analisis selanjutnya dilakukan melalui uji t-test terhadap
beda mean dari hasil skor minat belajar awal siswa. Analisis ini
disebut sebagai uji gain score yang digunakan untuk melihat minat
belajar siswa selama pembelajaran pada kelas kontrol maupun
eksperimen di SMA Negeri 2 Klaten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
2. Minat Belajar Akhir Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
a. SMA Negeri 1 Prambanan
1) Data Minat Belajar Akhir Kelas Kontrol dan Eksperimen SMA
Negeri 1 Prambanan
Skor minat belajar akhir siswa kelas kontrol dan eksperimen
SMA Negeri 1 Prambanan dapat dilihat pada tabel lampiran 6.2.
Pada kelas kontrol terdapat 31 angket minat belajar akhir siswa
yang telah diisi oleh siswa. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai
mean skor minat belajar akhir siswa di kelas kontrol sebesar 26.97.
Sedangkan pada kelas eksperimen terdapat 33 angket minat belajar
akhir siswa yang telah diisi oleh siswa. Nilai mean skor minat
belajar akhir siswa di kelas eksperimen sebesar 26.42.
2) Uji t-test untuk Kelompok Independen dari Minat Belajar Akhir
Kelas Kontrol dan Eksperimen
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan SPSS untuk
meminimalisir terjadinya kesalahan dalam menghitung.
Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui adakah perbedaan
minat belajar akhir siswa antara kelas eksprimen dan kontrol di
SMA Negeri 1 Prambanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 4.5 Perbandingan Minat Belajar Akhir antara Kelas Kontrol
dan Eksperimen SMA Negeri 1 Prambanan
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Minat
akhir
Kontrol 31 26.9677 3.84260 .69015
Eksperimen 33 26.4242 3.76688 .65573
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Differen
ce
Std.
Error
Differen
ce
Lower Upper
Minat
akhir
Equal
variances
assumed
.560 .457 .571 62 .570 .54350 .95139 -1.35831 2.44530
Equal
variances
not
assumed
.571 61.572 .570 .54350 .95199 -1.35977 2.44677
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
3) Kesimpulan
Berdasarkan data hasil perhitungan menggunakan SPSS pada
tabel 4.5 di atas diperoleh nilai | | , , dan
| | untuk (tabel nilai kritikal untuk dua
ekor). Diketahui | | | | maka tidak signifikan, berarti
tidak ada perbedaan minat belajar akhir siswa antara kelas kontrol
dan eksperimen di SMA Negeri 1 Prambanan. Dengan kata lain
tidak ada beda pada minat belajar siswa ketika siswa belajar fisika
menggunakan simulasi PhET dengan model pembelajaran problem
solving dan siswa yang belajar fisika menggunakan metode
ceramah. Nilai mean minat belajar akhir siswa pada kelas kontrol
sebesar 26.97 dan eksperimen sebesar 26.42. Kedua nilai mean
tersebut menunjukkan berminat berdasarkan tabel 3.2.
b. SMA Negeri 2 Klaten
1) Data Minat Belajar Akhir Kelas Kontrol dan Eksperimen SMA
Negeri 2 Klaten
Skor minat belajar akhir siswa kelas kontrol dan eksperimen
SMA Negeri 2 Klaten dapat dilihat pada tabel lampiran 7.2. Pada
kelas kontrol terdapat 30 angket minat belajar akhir siswa yang
telah diisi oleh siswa. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai mean
skor minat belajar akhir siswa di kelas kontrol sebesar 27.03.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Sedangkan pada kelas eksperimen terdapat 33 angket minat belajar
akhir siswa yang telah diisi oleh siswa. Nilai mean skor minat
belajar akhir siswa di kelas eksperimen sebesar 28.88.
2) Uji Gain Score dari Minat Belajar Akhir Kelas Kontrol dan
Eksperimen
Pada analisis minat belajar awal siswa untuk kelas kontrol dan
eksperimen di SMA Negeri 2 Klaten diperoleh kesimpulan bahwa
terdapat perbedaan minat belajar awal siswa. Dengan demikian
analisis terhadap minat belajar akhir siswa untuk kelas kontrol dan
eksperimen tidak dapat dilakukan. Analisis selanjutnya adalah
menggunakan analisis gain score yaitu untuk melihat minat belajar
siswa selama pembelajaran pada kelas kontrol maupun
eksperimen.
3) Analisis Gain Score untuk Minat Belajar Siswa selama
Pembelajaran antara Kelas Kontrol dan Eksperimen
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan SPSS untuk
meminimalisir terjadinya kesalahan dalam menghitung.
Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui adakah perbedaan
minat belajar siswa selama pembelajaran antara kelas kontrol dan
eksperimen di SMA Negeri 2 Klaten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Tabel 4.6 Perbandingan Minat Belajar Siswa Selama Pembelajaran
antara Kelas Kontrol dan Eksperimen SMA Negeri 2 Klaten
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Gain score Control 30 -4.1000 4.61893 .84330
Eksperimen 33 -.8182 3.32090 .57810
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
F Sig. T df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Differenc
e
Std.
Error
Differenc
e
Lower Upper
Gain
score
Equal
variances
assumed
6.297 .015 -3.260 61 .002 -3.28182 1.00678 -5.29499 -1.26864
Equal
variances
not
assumed
-3.210 52.211 .002 -3.28182 1.02242 -5.33326 -1.23038
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
4) Kesimpulan Analisis Gain Score
Berdasarkan data hasil perhitungan menggunakan SPSS pada
tabel 4.6 di atas diperoleh nilai | | , , dan
| | untuk (tabel nilai kritikal untuk dua
ekor). Diketahui | | | | maka signifikan, berarti ada
perbedaan minat belajar siswa selama pembelajaran antara kelas
kontrol dan eksperimen di SMA Negeri 2 Klaten. Berdasarkan
tabel 4.6 di atas diperoleh nilai gain score kelas kontrol adalah
4.10 dan gain score kelas eksperimen adalah 0.82. Dengan
demikian beda mean dari hasil skor minat belajar awal dan akhir di
kelas kontrol lebih besar daripada beda mean dari hasil skor minat
belajar awal dan akhir siswa di kelas eksperimen.
3. Minat Awal – Akhir Kelas Eksperimen
a. SMA Negeri 1 Prambanan
1) Data Minat Belajar Awal dan Akhir Kelas Eksperimen SMA
Negeri 1 Prambanan
Skor minat belajar awal dan akhir siswa kelas eksperimen
SMA Negeri 1 Prambanan dapat dilihat pada tabel lampiran 6.3.
Jumlah angket minat belajar yang telah diisi oleh siswa pada kelas
eksperimen baik sebelum dan sesudah treatment adalah 33 buah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Berdasarkan hasil perhitungan, nilai mean skor minat belajar awal
siswa di kelas eksperimen sebesar 24.15. Sedangkan nilai mean
skor minat belajar akhir siswa sebesar 26.42.
2) Uji t-test Kelompok Dependen untuk Minat Belajar Awal dan
Akhir Eksperimen
Tabel 4.7 Perbandingan Minat Belajar Awal dan Akhir Kelas
Eksperimen SMA Negeri 1 Prambanan
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Minat awal 24.1515 33 5.31579 .92536
Minat akhir 26.4242 33 3.76688 .65573
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Minat awal & Minat akhir 33 .601 .000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-
tailed)
Mean Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Minat
awal -
Minat
akhir
-2.27273 4.28859 .74655 -3.79340 -.75206 -3.044 32 .005
3) Kesimpulan
Berdasarkan data hasil perhitungan menggunakan SPSS pada
tabel 4.7 di atas diperoleh nilai | | , , dan
| | untuk (tabel nilai kritikal untuk dua
ekor). Diketahui | | | | maka signifikan, berarti ada
perbedaan minat belajar awal dan akhir siswa kelas eksperimen di
SMA Negeri 1 Prambanan. Berdasarkan tabel 4.7 di atas diperoleh
nilai mean minat belajar awal siswa adalah 24.15 dan mean minat
belajar akhir siswa adalah 26.42 maka dapat disimpulkan bahwa
minat belajar siswa setelah pemberian treatment lebih tinggi
dibandingkan sebelum pemberian treatment. Dengan kata lain
siswa di kelas eksperimen SMA Negeri 1 Prambanan mengalami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
peningkatan minat belajar setelah mengikuti pembelajaran fisika
menggunakan simulasi PhET dengan model pembelajaran problem
solving. Berdasarkan tabel 3.2 nilai mean minat belajar siswa kelas
eksperimen meningkat dari kurang berminat menjadi berminat.
b. SMA Negeri 2 Klaten
1) Data Minat Belajar Awal dan Akhir Kelas Eksperimen SMA
Negeri 2 Klaten
Skor minat belajar awal dan akhir siswa kelas eksperimen
SMA Negeri 2 Klaten dapat dilihat pada tabel lampiran 7.3.
Jumlah angket minat belajar yang telah diisi oleh siswa pada kelas
eksperimen baik sebelum dan sesudah treatment adalah 33 buah.
Berdasarkan hasil perhitungan, nilai mean skor minat belajar awal
siswa di kelas eksperimen sebesar 28.06. Sedangkan nilai mean
skor minat belajar akhir siswa sebesar 28.88.
2) Uji t-test Kelompok Dependen untuk Minat Belajar Awal dan
Akhir Eksperimen
Tabel 4.8 Perbandingan Minat Belajar Awal dan Akhir Kelas
Eksperimen SMA Negeri 2 Klaten
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Minat Awal 28.0606 33 3.27814 .57065
Minat Akhir 28.8788 33 3.77291 .65678
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Minat Awal & Minat Akhir 33 .564 .001
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Minat Awal -
Minat Akhir -.81818 3.32090 .57810 -1.99572 .35936 -1.415 32 .167
3) Kesimpulan
Berdasarkan data hasil perhitungan menggunakan SPSS pada
tabel 4.8 di atas diperoleh nilai | | , , dan
| | untuk (tabel nilai kritikal untuk dua
ekor). Diketahui | | | | maka tidak signifikan, berarti
tidak ada perbedaan minat belajar awal dan akhir siswa kelas
eksperimen di SMA Negeri 2 Klaten. Berdasarkan tabel 4.8 di atas
diperoleh nilai mean minat belajar awal siswa adalah 28.06 dan
mean minat belajar akhir siswa adalah 28.88 maka dapat
disimpulkan bahwa secara statistik minat belajar siswa setelah
pemberian treatment sama dengan minat belajar siswa sebelum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
pemberian treatment. Dengan kata lain siswa kelas eksperimen di
SMA Negeri 2 Klaten tidak mengalami peningkatan minat belajar
setelah mengikuti pembelajaran fisika menggunakan simulasi
PhET dengan model pembelajaran problem solving. Nilai mean
skor minat belajar awal siswa pada kelas eksperimen baik sebelum
maupun sesudah treatment menunjukkan berminat berdasarkan
tabel 3.2.
4. Minat Awal – Akhir Kelas Kontrol
a. SMA Negeri 1 Prambanan
1) Data Minat Belajar Awal dan Akhir Kelas Kontrol SMA Negeri 1
Prambanan
Skor minat belajar awal dan akhir siswa kelas kontrol SMA
Negeri 1 Prambanan dapat dilihat pada tabel lampiran 6.4. Jumlah
angket minat belajar yang telah diisi oleh siswa pada kelas kontrol
baik sebelum dan sesudah pembelajaran adalah 31 buah.
Berdasarkan hasil perhitungan, nilai mean skor minat belajar awal
siswa di kelas kontrol sebesar 24.74. Sedangkan nilai mean skor
minat belajar akhir siswa sebesar 26.97.
2) Uji t-test Kelompok Dependen untuk Minat Belajar Awal dan
Akhir Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Tabel 4.9 Perbandingan Minat Belajar Awal dan Akhir Kelas
Kontrol SMA Negeri 1 Prambanan
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Awal 24.7419 31 3.43480 .61691
Akhir 26.9677 31 3.84260 .69015
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Awal & Akhir 31 .340 .061
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-
tailed)
Mean Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Awal -
Akhir
-2.22581 4.19293 .75307 -3.76378 -.68783 -2.956 30 .006
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
3) Kesimpulan
Berdasarkan data hasil perhitungan menggunakan SPSS pada
tabel 4.9 di atas diperoleh nilai | | , , dan
| | untuk (tabel nilai kritikal untuk dua
ekor). Diketahui | | | | maka signifikan, berarti ada
perbedaan minat belajar awal dan akhir siswa kelas kontrol di
SMA Negeri 1 Prambanan. Berdasarkan tabel 4.9 di atas diperoleh
nilai mean minat belajar awal siswa adalah 24.74 dan mean minat
belajar akhir siswa adalah 26.97 maka dapat disimpulkan bahwa
minat belajar siswa setelah pembelajaran dengan metode ceramah
lebih tinggi dibandingkan sebelum pembelajaran. Berdasarkan
tabel 3.2 nilai mean minat belajar siswa kelas kontrol mengalami
perubahan dari kurang berminat menjadi berminat.
b. SMA Negeri 2 Klaten
1) Data Minat Belajar Awal dan Akhir Kelas Kontrol SMA Negeri 2
Klaten
Skor minat belajar awal dan akhir siswa kelas kontrol SMA
Negeri 2 Klaten dapat dilihat pada tabel lampiran 7.4. Jumlah
angket minat belajar yang telah diisi oleh siswa pada kelas kontrol
baik sebelum dan sesudah pembelajaran adalah 30 buah.
Berdasarkan hasil perhitungan, nilai mean skor minat belajar awal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
siswa di kelas kontrol sebesar 23.83. Sedangkan nilai mean skor
minat belajar akhir siswa sebesar 27.93.
2) Uji t-test Kelompok Dependen untuk Minat Belajar Awal dan
Akhir Kontrol
Tabel 4.10 Perbandingan Minat Belajar Awal dan Akhir Kelas
Kontrol SMA Negeri 1 Klaten
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Awal 23.8333 30 2.33538 .42638
Akhir 27.9333 30 4.04231 .73802
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Awal & Akhir 30 .024 .898
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-
tailed)
Mean Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Awal -
Akhir
-4.10000 4.61893 .84330 -5.82474 -2.37526 -4.862 29 .000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
3) Kesimpulan
Berdasarkan data hasil perhitungan menggunakan SPSS pada
tabel 4.10 di atas diperoleh nilai | | , , dan
| | untuk (tabel nilai kritikal untuk dua ekor).
Diketahui | | | | maka signifikan, berarti ada perbedaan
minat belajar awal dan akhir siswa kelas kontrol di SMA Negeri 1
Klaten. Berdasarkan tabel 4.10 di atas diperoleh nilai mean minat
belajar awal siswa adalah 23.83 dan mean minat belajar akhir siswa
adalah 27.93 maka dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa
setelah pembelajaran dengan metode ceramah lebih tinggi
dibandingkan sebelum pembelajaran. Berdasarkan tabel 3.2 nilai
mean minat belajar siswa kelas kontrol mengalami perubahan dari
kurang berminat menjadi berminat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
5. Analisis terhadap Skor Tiap Indikator Minat Belajar Siswa Kelas
Eksperimen dan Kontrol
a. SMA Negeri 1 Prambanan
Tabel 4.9 Perbandingan Skor Tiap Indikator Minat Belajar Akhir
Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol SMA Negeri 1
Prambanan.
Indikator Minat Belajar Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Perasaan Senang 2.88 3.10
Ketertarikan Siswa 2.48 2.54
Perhatian Siswa 3.06 3.00
Keterlibatan Siswa 2.59 2.56
Gambar 4.11 Grafik perbandingan skor tiap indikator minat belajar
siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol SMA Negeri 1 Prambanan
setelah mengikuti pembelajaran.
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
PerasaanSenang
KetertarikanSiswa
PerhatianSiswa
KeterlibatanSiswa
Grafik Perbandingan Skor Tiap Indikator Minat Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol di SMA Negeri 1 Prambanan Setelah
Pembelajaran
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Analisis terhadap skor tiap indikator minat belajar dilakukan
dalam penelitian ini untuk melihat minat belajar siswa yang diberi
treatment dan tidak diberi treatment. Berdasarkan gambar 4.11
tersebut diketahui bahwa skor untuk indikator minat aspek perhatian
dan keterlibatan siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan
dengan kelas kontrol. Namun skor untuk indikator minat aspek
perasaan senang dan ketertarikan siswa kelas eksperimen lebih rendah
jika dibandingkan dengan kelas kontrol.
b. SMA Negeri 2 Klaten
Tabel 4.10 Perbandingan Selisih Skor Tiap Indikator Minat Belajar
Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol di SMA Negeri 2 Klaten
Sebelum dan Sesudah Pembelajaran.
Indikator Minat Belajar Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Perasaan Senang 0.75 0.06
Ketertarikan Siswa 0.48 0.17
Perhatian Siswa 0.30 -0.1
Keterlibatan Siswa -0.07 0.002
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Gambar 4.12 Grafik perbandingan selisih skor tiap indikator minat
belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran di kelas eksperimen
dan kelas kontrol SMA Negeri 2 Klaten.
Analisis terhadap selisih skor tiap indikator minat belajar
dilakukan dalam penelitian ini untuk melihat minat belajar siswa yang
diberi treatment dan tidak diberi treatment. Berdasarkan gambar 4.12
tersebut diketahui bahwa selisih skor indikator minat belajar awal dan
akhir untuk aspek perasaan senang, ketertarikan siswa, dan perhatian
siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas
kontrol. Namun skor untuk indikator minat aspek keterlibatan siswa
kelas eksperimen setelah pembelajaran mengalami penurunan jika
dibandingkan dengan skor minat aspek keterlibatan siswa sebelum
pembelajaran.
-0,2
-0,1
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
PerasaanSenang
KetertarikanSiswa
PerhatianSiswa
KeterlibatanSiswa
Grafik Perbandingan Selisih Skor tiap Indikator Minat Belajar Siswa kelas eksperimen dan kontrol di SMA Negeri 2 Klaten sebelum dan
sesudah Pembelajaran
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
C. Pembahasan
Model pembelajaran problem solving termasuk model pembelajaran
yang berpusat pada siswa. Guru memberikan persoalan yang sesuai dengan
topik pembelajaran dan siswa belajar dengan memecahkan persoalan tersebut.
Dalam penelitian ini persoalan diberikan kepada siswa oleh guru, kemudian
siswa dengan menggunakan simulasi PhET memecahkan persoalan tersebut
secara berkelompok, dengan jumlah anggota perkelompok adalah 3 siswa.
Penggunaan simulasi PhET ditentukan karena berdasarkan artikel penelitian
yang berjudul a powerful tool for teaching science yang diterbitkan oleh
jurnal Nature Physics diketahui bahwa simulasi PhET membantu siswa untuk
berekspolari dalam belajar (Perkins, dkk, 2006: 22). Dalam hal ini siswa dapat
bereksplorasi menggunakan simulasi PhET untuk membantu memecahkan
persoalan belajar fisika dengan topik Hukum Boyle-Gay Lussac.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui minat belajar awal siswa
sebelum dan sesudah treatment beserta peningkatannnya, serta mengetahui
minat belajar siswa dalam proses pembelajaran fisika yang menggunakan
simulasi PhET dengan model pembelajaran problem solving dan minat belajar
siswa yang belajar fisika menggunakan metode ceramah pada siswa kelas XI
IPA di SMA Negeri 1 Prambanan dan SMA Negeri 2 Klaten.
1. SMA Negeri 1 Prambanan
Berdasarkan analisa data skor minat belajar awal siswa, diperoleh
bahwa mean skor minat belajar awal siswa kelas eksperimen sebesar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
24.15. Nilai mean ini menunjukkan bahwa minat belajar awal siswa kelas
eksperimen termasuk dalam kategori kurang berminat.
Pada kelas eksperimen, berdasarkan analisa data hasil perbandingan
skor minat belajar awal dengan minat belajar akhir diperoleh nilai
| | , , dan | | untuk sehingga
hasilnya signifikan, berarti ada perbedaan minat belajar awal dan akhir
siswa kelas eksperimen. Nilai mean skor minat belajar akhir siswa kelas
eksperimen sebesar 26.42 dan termasuk dalam kategori berminat. Dengan
melihat mean skor minat belajar awal siswa sebesar 24.15 maka diketahui
bahwa minat belajar siswa setelah pemberian treatment lebih tinggi
daripada sebelum pemberian treatment. Dengan kata lain siswa
mengalami peningkatan minat belajar setelah mengikuti pembelajaran
fisika menggunakan simulasi PhET dengan model pembelajaran problem
solving. Berdasarkan tabel 3.2 minat belajar siswa kelas eksperimen
meningkat dari kurang berminat menjadi berminat.
Pada penelitian ini terdapat kelas kontrol yaitu kelas yang digunakan
untuk melihat apakah treatment yang diberikan pada kelas eksperimen
berhasil atau tidak dibandingkan dengan kelas yang tidak diberikan
treatment (Suparno, 2014: 120). Hasil analisa menunjukkan bahwa pada
kelas kontrol diperoleh mean skor minat belajar awal siswa sebesar 24.74.
Berdasarkan analisa data hasil perbandingan skor minat belajar awal siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
kelas eksperimen dan kontrol pada tabel 4.3 di atas diperoleh nilai
| | , , dan | | untuk yang berarti
hasilnya tidak signifikan. Dengan demikian diketahui bahwa tidak ada
perbedaan minat belajar awal siswa antara kelas kontrol dan eksperimen.
Kategori minat belajar awal kelas kontrol sama dengan kelas eksperimen
yaitu termasuk dalam kategori kurang berminat.
Berdasarkan analisa data perbandingan skor minar belajar akhir kelas
eksperimen dan kelas kontrol pada tabel 4.5 di atas di peroleh nilai
| | , , dan | | untuk sehingga
hasilnya tidak signifikan, berarti tidak ada perbedaan minat belajar akhir
siswa antara kelas eksperimen dan kontrol. Dengan kata lain tidak ada
beda antara minat belajar siswa ketika siswa belajar fisika menggunakan
simulasi PhET dengan model pembelajaran problem solving pada kelas
eksperimen dan siswa yang belajar fisika menggunakan metode ceramah
pada kelas kontrol. Nilai mean minat belajar akhir siswa pada kelas
kontrol sebesar 26.97 dan eksperimen sebesar 26.42. Kategori minat
belajar akhir siswa pada kedua kelas tersebut termasuk dalam kategori
berminat.
Analisis pada kelas kontrol dilanjutkan untuk melihat perbandingan
minat belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan
metode ceramah. Berdasarkan tabel 4.9 di atas diperoleh nilai | |
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
, , dan | | untuk sehinggan hasilnya
signifikan, berarti ada perbedaan minat belajar awal dan akhir siswa kelas
kontrol di SMA Negeri 1 Prambanan. Berdasarkan nilai mean diperoleh
bahwa minat belajar siswa setelah pembelajaran dengan metode ceramah
lebih tinggi dibandingkan sebelum pembelajaran. Berdasarkan tabel 3.2
nilai mean minat belajar siswa kelas kontrol mengalami perubahan dari
kurang berminat menjadi berminat.
Namun, berdasarkan gambar 4.11 diketahui bahwa skor indikator
minat untuk aspek perhatian dan keterlibatan siswa kelas eksperimen lebih
tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Dengan demikian pembelajaran
fisika menggunakan simulasi PhET ini memiliki hal positif yaitu
meningkatkan minat belajar siswa untuk aspek perhatian dan keterlibatan
siswa.
2. SMA Negeri 2 Klaten
Berdasarkan analisa data skor minat belajar awal siswa, diperoleh
bahwa skor minat belajar awal siswa kelas eksperimen sebesar 28.06.
Nilai mean skor minat belajar awal siswa kelas eksperimen ini termasuk
dalam kategori berminat.
Pada kelas eksperimen, berdasarkan analisa data hasil perbandingan
skor minat belajar awal dengan minat belajar akhir diperoleh nilai
| | , , dan | | untuk sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
hasilnya tidak signifikan. Hal ini berarti tidak ada perbedaan minat belajar
awal dan akhir siswa kelas eksperimen di SMA Negeri 2 Klaten.
Berdasarkan tabel 4.8 di atas diperoleh nilai mean minat belajar awal
siswa adalah 28.06 dan mean minat belajar akhir siswa adalah 28.88 maka
dapat disimpulkan bahwa secara statistik minat belajar siswa setelah
pemberian treatment sama dengan minat belajar siswa sebelum pemberian
treatment. Dengan kata lain siswa kelas eksperimen di SMA Negeri 2
Klaten belum mengalami peningkatan minat belajar setelah mengikuti
pembelajaran fisika menggunakan simulasi PhET dengan model
pembelajaran problem solving. Nilai mean skor minat belajar awal siswa
pada kelas eksperimen baik sebelum maupun sesudah treatment
berdasarkan tabel 3.2 termasuk dalam kategori berminat.
Dalam penelitian di SMA Negeri 2 Klaten digunakan pula kelas
kontrol. Hasil analisa menunjukkan bahwa pada kelas kontrol diperoleh
mean skor minat belajar awal siswa sebesar 23.83. Berdasarkan analisa
data hasil perbandingan skor minat belajar awal siswa kelas eksperimen
dan kontrol pada tabel 4.4 di atas diperoleh nilai | | , ,
dan | | untuk sehingga hasilnya signifikan. Dengan
demikian diketahui bahwa ada perbedaan minat belajar awal siswa antara
kelas kontrol dan eksperimen. Kategori minat belajar awal siswa kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
kontrol adalah kurang berminat, sedangkan kategori minat belajar awal
siswa kelas eksperimen adalah berminat.
Perbedaan minat belajar awal siswa kelas kontrol dan eksperimen ini
dapat dilihat melalui beberapa hal, antara lain (1) kecenderungan siswa
untuk merasa tertarik pada pembelajaran fisika. Hal ini dapat dilihat ketika
peneliti pertama kali masuk ke kelas kontrol dan eksperimen. Pada kelas
eksperimen, ketika jam pelajaran sudah memasuki mata pelajaran fisika
siswa telah siap untuk mengikuti pembelajaran. Semua siswa di kelas
eksperimen telah memasuki kelas. Berbeda dengan siswa di kelas kontrol,
ketika jam pelajaran fisika telah dimulai, peneliti menemui bahwa semua
siswa laki-laki tidak berada di dalam kelas hingga waktu berlalu selama
kurang lebih 45 menit (1 JP). Hal ini menunjukkan bahwa siswa di kelas
eksperimen lebih tertarik pada pembelajaran fisika daripada siswa di kelas
kontrol.
Hal lain yang menunjukkan bahwa minat belajar awal siswa kelas
kontrol berbeda dengan siswa kelas eksperimen adalah (2) respon siswa
terhadap guru mata pelajaran fisika. Pada awal penelitian, guru mata
pelajaran memberikan informasi tentang penelitian ini. Siswa di kelas
eksperimen memperlihatkan wajah yang tertarik dan antusias. Ketika guru
memberikan penjelasan tentang penelitian, selain mendengarkan
penjelasan guru beberapa siswa di kelas eksperimen memberikan
pertanyaan terkait dengan penelitian kepada guru. Contoh pertanyaan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
diajukan siswa adalah kapan penelitian akan dilakukan dan bagaimana
peran siswa dalam penelitian tersebut. Sedangkan, siswa di kelas kontrol
memperlihatkan wajah yang kurang tertarik. Siswa mendengarkan
penjelasan guru tanpa memberikan respon terhadap penjelasan guru
tersebut. Siswa cenderung menerima penelitian ini begitu saja.
Berdasarkan hasil analisa data perbandingan skor minat belajar awal
dan akhir siswa kelas eksperimen yang menunjukkan tidak ada
peningkatan minat belajar, maka dalam penelitian di SMA Negeri 2
Klaten ini, kelas kontrol digunakan untuk melihat bagaimana minat belajar
siswa selama pembelajaran fisika ketika penelitian berlangsung. Data skor
minat belajar awal dan akhir siswa kelas eksperimen dan kontrol dianalisa
untuk melihat bagaimana minat belajar siswa yang mendapat treatment
dan siswa yang tidak mendapatkan treatment selama pembelajaran fisika
dalam penelitian.
Hasil analisa minat belajar awal siswa kelas kontrol dan eksperimen
menunjukkan bahwa minat belajar awal siswa di kedua kelas adalah
berbeda, sehingga analisa perbandingan minat belajar akhir di kedua kelas
tersebut tidak dapat dilakukan menggunakan uji t-test untuk kelompok
independen. Analisa minat belajar dikelas eksperimen dan kelas kontrol
dapat dilakukan dengan menggunakan uji t terhadap beda mean dari hasil
skor minat belajar awal dan akhir siswa atau yang dikenal dengan uji gain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
score. Uji gain score bertujuan untuk membandingkan minat belajar siswa
kelas eksperimen dan kelas kontrol selama pembelajaran bersama peneliti.
Berdasarkan data hasil perhitungan menggunakan SPSS untuk uji gain
score pada tabel 4.6 di atas diperoleh nilai | | , , dan
| | untuk . Diketahui | | | | maka
signifikan, berarti ada perbedaan minat belajar siswa selama pembelajaran
antara siswa kelas eksperimen dan kontrol. Nilai gain score kelas kontrol
adalah 4.10 dan nilai gain score kelas eksperimen adalah 0.82. Nilai gain
score kelas kontrol lebih besar daripada kelas eksperimen. Dengan
demikian beda mean dari hasil skor minat belajar awal dan akhir di kelas
kontrol lebih besar daripada beda mean dari hasil skor minat belajar awal
dan akhir siswa di kelas eksperimen. Atau dengan kata lain dapat
disimpulkan bahwa peningkatan minat belajar siswa di kelas eksperimen
belum optimal.
Pada pertemuan pertama di kelas kontrol, siswa menunjukkan sikap
kurang tertarik terhadap pelaksanaan penelitian. Hal ini ditunjukkan pula
dengan hasil analisa minat belajar awal kelas kontrol yang termasuk dalam
kategori kurang berminat. Pada pertemuan kedua yaitu pertemuan dimana
penelitian dilaksanakan, siswa menunjukkan sikap yang berbeda dengan
pertemuan pertama. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti,
siswa lebih menunjukkan sikap terbuka terhadap penelitian. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
pertemuan kedua ini, ketika jam pelajaran sudah memasuki mata pelajaran
fisika, semua siswa di kelas kontrol telah memasuki kelas dan bersiap
untuk melaksanakan pembelajaran. Hal ini merupakan pemandangan yang
berbeda dengan pertemuan sebelumnya, yang mana selama 1 JP siswa
laki-laki belum memasuki ruang kelas. Adapun siswa di kelas kontrol
lebih aktif selama pembelajaran berlangsung. Pada saat peneliti
menyampaikan materi, siswa terlihat fokus memperhatikan materi yang
disampaikan. Kemudian ketika peneliti memberikan latihan soal,
antusiasme siswa untuk menyelesaikan soal lebih terlihat. Hal ini
ditunjukkan dengan adanya diskusi kelompok yang secara tidak langsung
dilakukan oleh sebagian besar siswa di dalam kelas. Diskusi kelompok
yang memang diperbolehkan mampu membuat siswa lebih tertarik untuk
mengikuti pembelajaran khususnya saat menyelesaikan latihan soal.
Selain itu, diskusi kelompok membuat pembelajaran di dalam kelas
kontrol menjadi lebih hidup. Beberapa siswa pun berebut untuk
menuliskan hasil penyelesaian soal di papan tulis. Diskusi antar siswa ini
memperlihatkan perasaan senang siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Hal ini ditunjukkan pula oleh analisis skor tiap indikator minat belajar
siswa pada gambar 4.11 yang menunjukkan bahwa aspek perasaan senang
dan perhatian siswa kelas kontrol memiliki skor yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas eksperimen. Adapun melalui uji gain score,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
diperoleh bahwa minat belajar siswa di kelas kontrol meningkat dari
kategori kurang berminat menjadi berminat.
Pengamatan pada kelas eksperimen menunjukkan bahwa sejak
pertemuan pertama, keadaan siswa di kelas eksperimen sudah
memperlihatkan sikap terbuka terhadap adanya penelitian ini. Seperti hasil
analisa yang telah dilakukan, keadaan minat belajar awal siswa di kelas
eksperimen termasuk dalam kategori berminat. Pada saat pelaksanaan
pembelajaran berlangsung, siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran.
Antusiasme siswa terlihat dari beberapa siswa yang membaca modul
materi selama peneliti menjelaskan materi. Antusiasme siswa terlihat pula
ketika siswa tertarik untuk memecahkan persoalan yang terkait dengan
materi menggunakan simulasi PhET. Berdasarkan pengamatan yang
dilakukan oleh peneliti beberapa siswa terlihat mengoperasikan simulasi
sebelum diminta untuk mengoperasikan simulasi tersebut.
Antusiasme siswa ini menunjukkan perasaan senang dan ketertarikan
siswa dalam belajar fisika menggunakan simulasi PhET. Bahkan saat
siswa diminta untuk memperoleh data eksperimen siswa mencoba untuk
mendapatkan data yang baik yaitu dengan mencari data lebih banyak dari
yang diminta dalam LKS. Keadaan siswa yang mencoba mendapatkan
data eksperimen yang baik saat menggunakan simulasi PhET ini ternyata
membuat waktu pembelajaran fisika menggunakan simulasi ini menjadi
sangat kurang. Pada saat pelaksanaan penelitian di kelas eksperimen ini, 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
jam pelajaran tidak cukup untuk melaksanakan pembelajaran fisika
menggunakan simulasi PhET. Adapun beberapa kelompok tidak selesai
dalam menjawab pertanyaan yang terdapat di LKS. Bahkan pada akhir
pembelajaran siswa memberikan LKS yang sedang dikerjakannya untuk
segera dikumpulkan meskipun belum memberikan kesimpulan terhadap
materi yang dipelajari menggunakan simulasi PhET pada LKS-nya. Pada
akhir pembelajaran, ketika peneliti bertanya tentang kesimpulan dari
pembelajaran yang telah dilakukan, siswa di kelas eksperimen dapat
menyimpulkan dengan benar. Namun, karena keterbatasan waktu inilah
siswa tidak dapat menuliskan kesimpulan di LKS. Hal ini juga yang
menunjukkan bahwa siswa mengalami peningkatan minat untuk aspek
perhatian siswa terhadap pembelajaran.
Berdasarkan hal tersebut, diketahui bahwa siswa dikelas eksperimen
tertarik terhadap pembelajaran fisika menggunakan simulasi PhET. Hal
ini dapat dilihat pula pada gambar 4.12 yang menunjukkan bahwa skor
aspek ketertarikan siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari siswa kelas
kontrol. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan simulasi
PhET dalam pembelajaran fisika mampu meningkatkan minat belajar
siswa untuk aspek ketertarikan siswa. Jika jam pembelajaran fisika
menggunakan simulasi PhET ini diperbanyak (tidak hanya 2 JP) maka
ketertarikan siswa terhadap pembelajaran ini akan lebih optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Selain itu, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, keterlibatan
semua siswa dalam mengoperasikan simulasi merupakan hal yang
penting. Dalam pelaksanaannya, masing-masing siswa dalam satu anggota
kelompok memiliki tugas masing-masing. Sebagai contoh terdapat satu
kelompok yang terdiri dari 2 siswa perempuan dan 1 siswa laki-laki. Satu
siswa perempuan bertugas untuk menulis hasil kerja di LKS dan satu
siswa perempuan yang lain mengoperasikan simulasi PhET, sedangkan
siswa laki-laki bertugas untuk menghitung data hasil eksperimen
menggunakan simulasi PhET. Meskipun setiap siswa dalam kelompok
memiliki peran masing-masing, namun peneliti selalu menghimbau bahwa
setiap anggota kelompok harus mengoperasikan simulasi dan mencoba
untuk mengambil data. Selama pembelajaran, peneliti mengamati dan
bertanya kepada kelompok agar setiap siswa dalam anggota kelompok
berkesempatan untuk mengoperasikan simulasi. Karena dalam penelitian
ini diharapkan semua siswa dalam anggota kelompok berkesempatan
untuk berlajar fisika dengan menggunakan simulasi PhET.
Kemudian, keterlibatan siswa dapat dilihat melalui partisipadi aktif
siswa dalam mengikuti pembelajaran. Partisipasi aktif yang ditunjukan
oleh siswa pada saat pembelajaran berlangsung salah satu bentuknya
adalah siswa menyampaikan hasil belajar fisikanya di depan kelas. Pada
saat peneliti memberikan kesempatan kepada semua kelompok untuk
menyampaikan hasil belajarnya menggunakan simulasi PhET, beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
kelompok terlihat ingin menyampaikan hasil belajarnya. Partisipasi aktif
siswa ini akan mampu mengoptimalkan minat siswa jika semua kelompok
mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan hasil belajarnya
menggunakan simulasi PhET. Namun dalam hal ini peneliti membatasi
dua kelompok saja yang diperkenankan untuk menyampaikan hasil
belajarnya di depan kelas dengan alasan keterbatasan waktu.
Dengan menggunakan simulasi PhET dalam pembelajaran fisika ini
ternyata berdampak pada penuurnan keterlibatan siswa dalam mengikuti
pembelajaran. Berdasarkan gambar 4.11 didapatkan bahwa skor aspek
keterlibatan siswa kelas eksperimen dalam mengikuti pembelajaran lebih
rendah daripada siswa kelas kontrol.
Pengamatan lain dikelas eksperimen didapatkan bahwa pada awal
pembelajaran ketika peneliti menjelaskan tentang simulasi PhET sebagai
penjelasan pengantar untuk pengambilan data fasilitas viewer di kelas
tidak dapat digunakan karena tidak mau terhubung dengan komputer. Hal
ini mengundang perhatian siswa sehingga siswa tidak fokus terhadap
penjelasan dari peneliti. Selain itu, keadaan tersebut membuat siswa
kurang paham dengan pengantar yang dijelaskan oleh peneliti sebelum
siswa mengoperasikan simulasi PhET untuk belajar fisika. Kurang paham
ini terlihat pula ketika diawal penggunaan simulasi beberapa kelompok
bertanya kepada peneliti tentang pengoperasian simulasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Beberapa pengamatan yang telah dijelaskan di atas sesuai dengan hasil
analisa skor minat belajar siswa yang menunjukkan bahwa sebelum
pemberian treatment, siswa di kelas eksperimen termasuk dalam kategori
berminat. Namun karena keterbatasan waktu, kurang maksimalnya
keterlibatan siswa dalam hal partisipasi aktif siswa dalam berdiskusi
menyampaikan hasil pekerjaannya, dan keadaan fasilitas belajar (viewer)
yang kurang baik saat pembelajaran berlangsung membuat peningkatan
minat belajar siswa di kelas eksperimen menjadi kurang maksimal. Hal ini
ditunjukkan dengan hasil analisa skor minat belajar akhir siswa di kelas
eksperimen yang tetap termasuk dalam kategori berminat, meskipun
pemberian treatment telah dilakukan. Hal ini pula lah yang menunjukkan
bahwa peningkatan minat belajar siswa di kelas eksperimen belum
optimal.
D. Keterbatasan Penelitian
Beberapa hal yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini antara
lain:
1. Kurangnya jumlah jam pelajaran untuk menerapkan pembelajaran
fisika menggunakan simulasi PhET. Berdasarkan penelitian, 2 JP
tidak cukup bagi siswa untuk menyelesaikan kegiatan belajar fisika
menggunakan simulasi PhET. Beberapa kelompok mengeluhkan
hal ini karena siswa merasa mampu untuk menyelesaikan kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
belajar yang dipandu melalui LKS, namun karena keterbatasan
waktu siswa tidak dapat menyelesaikan kegiatan belajar tersebut.
Beberapa siswa mengumpulkan LKS dengan keadaan belum
menyelesaikan pertanyaan yang terdapat dalam LKS, serta belum
memberikan kesimpulan atas materi yang telah dipelajarinya
melalui simulasi PhET.
2. Peneliti yang berlaku sebagai guru kurang mengeksplor
keterlibatan siswa khususnya dalam hal partipasi aktif siswa untuk
menyampaikan hasil belajarnya menggunakan simulasi. Hal ini
ternyata memberikan kesan yang menimbulkan kurang
maksimalnya siswa dalam hal keterlibatan belajar siswa pada saat
kegiatan pembelajaran yang berakibat pada kurang optimalnya
peningkatan minat belajar siswa.
3. Kurang baiknya keadaan fasilitas belajar yaitu viewer menjadi
salah satu keterbatasan penelitian ini. Karena dalam pelaksanaan
penelitian fasilitas ini penting untuk menunjang kelancaran
pelaksaaan pembelajaran di kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh
penggunaan simulasi PhET dengan model pembelajaran problem solving
terhadap minat belajar siswa pada pokok bahasan Hukum Boyle-Gay Lussac
di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Prambanan dan kelas XI IPA SMA Negeri 2
Klaten. Berdasarkan penelitian dan analisa data hasil penelitian, maka
disimpulkan bahwa:
1. Minat belajar siswa sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran
menggunakan simulasi PhET dengan model problem solving untuk
siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 1 Prambanan berdasarkan
perhitungan statistic berturut-turut sebesar 24.15 dan 26.42 dari
skor maksimum 40. Berdasarkan homogenitas minat belajar siswa
(tabel 3.2), minat belajar siswa sebelum pembelajaran termasuk
dalam kategori kurang berminat dan sesudah pembelajaran
termasuk kategori berminat.
2. Minat belajar siswa sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran
menggunakan simulasi PhET dengan model problem solving untuk
siswa kelas XI IPA 5 SMA Negeri 2 Klaten berdasarkan
perhitungan statistic berturut-turut sebesar 28.06 dan 28.88 dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
skor maksimum 40. Berdasarkan homogenitas minat belajar siswa
(tabel 3.2), minat belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran
termasuk kategori berminat.
3. Mean minat belajar siswa di kelas XI IPA 4 SMA Negeri 1
Prambanan sesudah pembelajaran lebih tinggi daripada sebelum
pembelajaran. Berdasarkan uji t-test untuk kelompok dependen
didapatkan hasil yang signifikan, yang berarti terdapat perbedaan
antara minat belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran atau
terdapat peningkatan minat belajar siswa terhadap pembelajaran
fisika di kelas XI IPA 4. Berdasarkan homogenitas minat belajar
(tabel 3.2), minat belajar siswa meningkat dari kategori kurang
berminat menjadi berminat.
4. Mean minat belajar siswa di kelas XI IPA 5 SMA Negeri 2 Klaten
sesudah pembelajaran sama dengan minat belajar siswa sebelum
pembelajaran. Berdasarkan uji t-test untuk kelompok dependen
didapatkan hasil yang tidak signifikan, yang berarti tidak terdapat
perbedaan antara minat belajar siswa sebelum dan sesudah
pembelajaran atau tidak terdapat peningkatan minat terhadap
pembelajaran fisika. Berdasarkan homogenitas minat belajar siswa
(tabel 3.2), minat belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran
tetap dalam kategori berminat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
5. Berdasarkan uji statistik (uji t-test untuk kelompok independen)
terhadap minat belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol di SMA
Negeri 1 Prambanan didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa
perbedaan minat antara dua kelas adalah tidak signifikan.
Berdasarkan homogenitas minat pada tabel 3.2, minat belajar siswa
di kelas eksperimen dan kontrol sama-sama meningkat dari
kategori kurang berminat menjadi berminat. Dengan kata lain tidak
ada beda pada minat belajar siswa ketika siswa belajar fisika
menggunakan simulasi PhET dengan model pembelajaran problem
solving dan siswa yang belajar fisika menggunakan metode
ceramah. Dengan demikian peningkatan minat di kelas eksperimen
hasilnya belum optimal jika dibandingkan dengan kelas kontrol.
6. Berdasarkan uji statistic (uji gain score) terhadap minat belajar
siswa kelas eksperimen dan kontrol di SMA Negeri 1 Klaten
didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa perbedaan selisih
minat awal dan akhir di dua kelas adalah signifikan dengan nilai
gain score di kelas eksperimen 0.82 dan kelas kontrol 4.10.
Berdasarkan homogenitas minat pada tabel 3.2, minat belajar siswa
di kelas eksperimen sebelum dan sesudah tetap dalam kategori
beminat, sedangkan di kontrol meningkat dari kategori kurang
berminat menjadi berminat. Dengan demikian perbedaan
peningkatan minat belajar dari hasil skor minat belajar awal dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
akhir di kelas kontrol lebih besar daripada kelas eksperimen. Hal
ini disebabkan karena kurangnya jam pelajaran untuk menerapkan
penggunaan simulasi PhET dalam pembelajaran fisika, yang
berakibat pada keterbatasan keterlibatan siswa dalam hal
partisipasi aktif siswa ketika menyampaikan hasil belajarnya
melalui penggunaan simulasi, dan keadaan fasilitas belajar
(viewer) yang kurang baik saat pembelajaran berlangsung.
B. Saran
1. Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan peningkatan minat belajar
yang signifikan di SMA Negeri 1 Prambanan dan kurang maksimalnya
peningkatan minat belajar siswa di SMA Negeri 2 Klaten, maka
disarankan bagi guru dan calon guru untuk menggunakan simulasi PhET
dalam pembelajaran fisika.
2. Demi memaksimalkan peningkatan minat belajar siswa ketika
pembelajaran fisika menggunakan simulasi PhET, maka guru fisika perlu
memperhatikan jumlah jam pelajaran fisika yang lebih banyak saat
menggunakan simulasi PhET dalam pembelajaran di kelas.
3. Dalam penerapan penggunaan simulasi PhET disarankan guru lebih
memperhatikan siswa dalam hal mengoperasikan simulasi, karena
keterlibatan siswa untuk belajar melalui simulasi PhET berpengaruh
terhadap minat belajar siswa sehingga alangkah baiknya jika semua siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
terlibat dalam mengoperasikan simulasi untuk kegiatan belajar. Adapun
keterlibatan dalam hal partisipasi aktif siswa untuk menyampaikan hasil
belajarnya perlu diperhatikan. Disarankan semua siswa berkesempatan
untuk menyampaikan hasil belajarnya menggunakan simulasi PhET.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
DAFTAR PUSTAKA
Ambajaya, B. S. 2012. Psikologi Pendidikan dan Pengajaran Teori dan Praktik.
Yogyakarta: CAPS.
Bahri, S. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
BSNP. 2006. PERMENDIKNAS RI No 22 tentang Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah. Tersedia di
Sdm,data.kemdikbud.go.id/snp.Permendiknas No 24 tahun 2006.pdf di
unduh pada 28 September 2015.
Jacobsen, A. D., Peul, E., Donald, K., 2009. Methods for Teaching. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Jihad, A. & Haris, A. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.
Khairani, M. 2013. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Aswaja.
Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Perkins, dkk. 2006. PhET: Interactive Simulations for Teaching and Learning
Physics. The Physics Teacher. Vol. 44. pp. 19.
Safari, 2003. Indikator Minat Belajar. Tersedia di http://pedoman-skripsi.
blogspot.com//2011/07/indikator-minat-belajar.html di unduh pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
tanggal 10 Desember 2015.
Suparno, P. 2013. Metodologi Pembelajaran Fisika. Yogyakarta: USD.
Suparno, P. 2014. Metode Penelitian Pendidikan IPA. Yogyakarta: USD.
Suyanto & Djihad, A. 2013. Bagaimana Menjadi Calon Guru dan Guru
Profesional. Yogyakarta: Multi Presindo.
Winkel, W.S. 2004. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Perijinan Penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Lampiran 2. RPP untuk Kelas Eksperimen (Pembelajaran Menggunakan Simulasi
PhET dengan Model Problem Solving).
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : Kelas XI IPA/ Semester 2
Materi Pembelajaran : Hukum-Hukum Tentang Gas
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
A. Standar Kompetensi
Menerapkan konsep dan prinsip kalor, konservasi energi, dan sumber energi
dengan berbagai perubahannya dalam mesin kalor.
B. Kompetensi Dasar
Menganalisis pesamaan umum keadaan gas ideal.
C. Indikator
1. Kognitif
a. Produk
1) Siswa dapat mengidentifikasi variabel yang mempengaruhi Hukum-
hukum tentang Gas Siswa dapat menjelaskan hukum Gay Lussac.
2) Siswa dapat menjelaskan Hukum-hukum tentang Gas.
3) Siswa dapat menganalisa masalah dalam peristiwa yang terjadi pada
Hukum-hukum tentang Gas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
b. Proses
Merencanakan dan melaksanakan eksperimen untuk membuktikan
hukum Boyle dan Hukum Charless-Gay Lusssac dengan menggunakan
simulasi PhET.
1) Merumuskan masalah
2) Merumuskan hipotesis
3) Mengidentifikasi variabel control
4) Mengidentifikasi variabel manipulasi
5) Mengidentifikasi variabel respon
6) Melaksanakan eksperimen
7) Membuat tabel pengamatan dan membuat grafik
8) Melakukan analisis data
9) Merumuskan kesimpulan
D. Tujuan Pembelajaran
1. Kognitif
a. Produk
1) Melalui simulasi PhET, Siswa dapat mengidentifikasi
variabel yang mempengaruhi Hukum-hukum tentang Gas
yaitu Hukum Boyle dan Hukum Gay Lussac.
2) Melalui simulasi PhET, siswa dapat menjelaskan Hukum-
hukum tentang Gas yaitu Hukum Boyle dan Hukum Gay-
Lussac sesuai dalam bahan ajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
3) Melalui simulasi PhET, Siswa dapat mengidentifikasi
variabel yang mempengaruhi Hukum-hukum tentang Gas
yaitu Hukum Boyle dan Hukum Gay-Lussac.
b. Proses
Diberikan bahan ajar dan LKS tentang Hukum
Boyle dan Hukum Gay Lussac, siswa dapat melakukan
eksperimen dengan menggunakan simulasi PhET untuk
menyelidiki hubungan antara suhu, tekanan, dan volume sesuai
rincian tugas kinerja dalam LKS. Prosesnya meliputi
merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengidentifikasi
variable control, mengidentifikasi variable manipulasi,
mengidentifikasi variabel respon, melaksanakan eksperimen,
membuat table pengamatan, membuat grafik, melakukan analisis
data, dan merumuskan kesimpulan.
E. Materi Pembelajaran
Hukum-hukum tentang gas : Hukum Boyle dan Hukum Gay-Lussac
F. Metode Pembelajaran
1. Diskusi
2. Survei/pengamatan
3. Eksperimen/percobaan
4. Membaca buku teks dan laman internet
5. Tanya jawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
G. Alat, Bahan, dan Media
1. Alat dan bahan : Laptop
2. Media : Simulasi PhET, internet, Lembar Kerja Siswa (LKS) dan LCD
H. Sumber Belajar
1. Buku pegangan peserta didik (Fisika SMA/MA Kelas XI)
2. Sumber lain yang relevan (misalnya internet, CD/DVD pembelajaran)
I. Langkah Pembelajaran
Rincian Kegiatan Waktu
Kegiatan Pendahuluan
Guru mendata kehadiran siswa
Apersepsi (menyampaikan kepentingan)
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok
15 menit
Kegiatan Inti
Guru menjelaskan tentang materi yang akan diajarkan
Guru meminta siswa untuk mempelajari LKS terlebih dahulu
dan siswa diminta untuk memprediksi jawabannya
Menyajikan informasi berupa rumusan masalah tentang hukum
Boyle: Bagaimana pengaruh volume terhadap tekanan pada
suhu yang tetap dengan mengacu pada LKS: persamaan
Hukum Boyle
Menyajikan informasi berupa rumusan masalah tentang hukum
Gay-Lussac: Bagaimana pengaruh suhu terhadap tekanan pada
volume tetap dengan mengacu pada LKS: persamaan Hukum
Gay-Lussac
60 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Rincian Kegiatan Waktu
Menghubungkan antara motivasi awal dengan rumusan
masalah, jika volume diperbesar dan suhu tetap, apa yang
terjadi pada tekanan? (Berhipotesis)
Menghubungkan antara motivasi awal dengan rumusan
masalah, jika suhu diperbesar dan volume tetap, apa yang
terjadi pada tekanan? (Berhipotesis)
Guru memberikan simulasi tentang phET yang akan digunakan
Siswa secara berkelompok melakukan percobaan tentang
Hukum Boyle yaitu menyelidiki pengaruh volume terhadap
tekanan pada suhu tetap dan melakukan percobaan tentang
Hukum Gay-Lussac yaitu menyelidiki pengaruh suhu terhadap
tekanan pada volume tetap dengan menggunakan simulasi
PhET
Guru mengamati siswa dalam kelompok untuk menjalankan
percobaan dengan menggunakan simulasi PhET
Siswa dalam kelompok mencatat data yang diperoleh dari
percobaan dengan simulasi PhET pada tabel sesuai dengan
LKS
Guru menjelaskan bagaimana cara membuat grafik
Setiap kelompok membuat grafik hubungan tekanan terhadap
volume pada suhu tetap dan grafik hubungan tekanan terhadap
suhu pada volume tetap
Siswa mempersentasikan hasil data yang diperoleh
Kegiatan Penutup
Guru dan peserta didik menyimpulkan tentang materi yang
telah dipelajari pada pertemuan tersebut
Guru memberikan evaluasi belajar
15 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Lampiran 3. RPP untuk Kelas Kontrol (Pembelajaran dengan Metode Ceramah).
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : Kelas XI IPA/ Semester 2
Materi Pembelajaran : Hukum Boyle dan Hukum Gay Lussac
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
A. Standar Kompetensi
Menerapkan konsep dan prinsip kalor, konservasi energi, dan sumber
energi dengan berbagai perubahannya dalam mesin kalor.
B. Kompetensi Dasar
Menganalisis pesamaan umum keadaan gas ideal.
C. Indikator
1. Menjelaskan hukum Boyle
2. Menjelaskan hukum Gay Lussac
3. Menentukan hubungan variabel pada hukum Boyle dan hukum Gay-
Lussac
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan hukum Boyle
2. Siswa dapat menjelaskan hukum Gay Lussac
3. Siswa dapat menentukan hubungan variabel pada hukum Boyle dan
hukum Gay-Lussac
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
E. Materi Pembelajaran
1. Materi pokok: Teori kinetik gas
2. Sub materi pokok: Hukum Boyle-Gay Lussac
HUKUM-HUKUM GAS IDEAL
1. Hukum Boyle
Dikemukakan oleh seorang fisikawan Inggris yang bernama Robert
Boyle. Boyle menyelidiki hubungan antara tekanan (P) dan volume (V)
ketika gas berada dalam suhu (T) tetap. Jika suhu gas pada ruang tertutup
dijaga tetap, maka tekanan gas tersebut berbanding terbalik dengan
volumenya. Hal ini dikenal sebagai hukum Boyle.
Secara umum, hukum Boyle berbentuk:
PV = tetap
Untuk gas pada dua keadaan seimbang pada suhu tetap, persamaannya
menjadi:
P1V1 = P2V2
2. Hukum Charles-Gay Lussac
Dipublikasi pertamakali oleh Joseph Gay Lussac (1802), dimana
dalam publikasinya tersebut Boyle mengutip karya dari Jacques Charles
(1787) yang tidak dipublikasikan. Charles menyelidiki hubungan antara
volume (V) dan suhu (T) ketika gas berada dalam tekanan (P) tetap. Jika
tekanan suatu gas pada ruang tertutup dijaga tetap, maka volume gas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
tersebut sebanding dengan suhu mutlaknya. Hal ini dikenal sebagai
hukum Charles-Gay Lussac ataupun hukum Charles.
Secara umum, hukum Charles-Gay Lussac berbentuk:
Untuk gas pada dua keadaan seimbang pada tekanan tetap, persamaannya
menjadi:
3. Hukum Gay Lussac
Dikemukakan oleh seorang kimiawan Prancis yang bernama Joseph
Gay Lussac. Gay Lussac menyelidiki hubungan antara tekanan (P) dan
suhu (T) ketika gas berada dalam volume (V) tetap. Jika volume gas pada
ruang tertutup dijaga tetap, maka tekanan gas tersebut sebanding dengan
suhunya. Hal ini dikenal sebagai hukum Gay Lussac.
Secara umum, hukum Gay Lussac berbentuk:
Untuk gas pada dua keadaan seimbang pada volume tetap, persamaannya
menjadi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
4. Hukum Boyle-Gay Lussac
Apabila ketiga hukum tersebut digabungkan, maka akan didapatkan
sebuah persamaan yang disebut sebagai hukum Boyle-Gay Lussac.
Secara umum, hukum Gay Lussac berbentuk:
Untuk gas pada dua keadaan seimbang, persamaannya menjadi:
Soal Latihan
1. Suatu ruangan tertutup mengandung gas dengan volume 1,5 liter.
Jika tekanan ruangan tersebut adalah 2 atm, hitunglah tekanan gas
pada ruangan yang volumenya 3 liter dengan keadaan suhu pada
ruangan tersebut dibuat tetap?
2. Sejumlah gas ideal pada mulanya mempunyai volume: V dan suhu:
T. Jika gas tersebut mengalami proses isobarik sehingga suhunya
menjadi 2 kali suhu semula maka volume gas berubah menjadi?
3. Gas ideal berada dalam ruang tertutup dengan volume: V, tekanan: P
dan suhu: T. Apabila volumenya mengalami perubahan menjadi 1/2
kali semula dan suhunya dinaikkan menjadi 4 kali semula, maka
tekanan gas yang berada dalam sistem tersebut menjadi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
F. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Membaca buku teks dan laman internet
4. Langkah Pembelajaran
Rincian Kegiatan Waktu
Kegiatan Pendahuluan
Guru mendata kehadiran siswa
Apersepsi (menyampaikan kepentingan)
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok
15 menit
Kegiatan Inti
Siswa bersama guru merumuskan persamaan hukum
boyle dan hukum gay lussac, serta mengerjakan
contoh soal
60 menit
Kegiatan Penutup
Guru dan peserta didik menyimpulkan tentang materi
yang telah dipelajari pada pertemuan tersebut
Guru memberikan evaluasi belajar
15 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
5. Alat, Bahan, dan Media
1. Alat dan bahan: white board, blackboard, spidol dan kapur
2. Media: buku dan internet
6. Sumber Belajar
1. Buku pegangan peserta didik (Fisika SMA/MA Kelas XI)
2. Sumber lain yang relevan (misalnya internet, CD/DVD pembelajaran)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lampiran 4. Lembar Kegiatan Siswa.
LEMBAR KERJA SISWA
Kelompok:
Anggota Kelompok: …………………………………………….
…………………………………………….
…………………………………………….
…………………………………………….
HUKUM-HUKUM GAS IDEAL
A. Dasar Teori
1. Hukum Boyle
Dikemukakan oleh seorang fisikawan Inggris yang bernama Robert
Boyle. Boyle menyelidiki hubungan antara tekanan (P) dan volume (V)
ketika gas berada dalam suhu (T) tetap. Jika suhu gas pada ruang tertutup
dijaga tetap, maka tekanan gas tersebut berbanding terbalik dengan
volumenya. Hal ini dikenal sebagai hukum Boyle.
Secara umum, hukum Boyle berbentuk:
PV = tetap atau P1V1 = P2V2
2. Hukum Gay Lussac
Dikemukakan oleh seorang kimiawan Prancis yang bernama Joseph Gay
Lussac. Gay Lussac menyelidiki hubungan antara tekanan (P) dan suhu (T)
ketika gas berada dalam volume (V) tetap. Jika volume gas pada ruang
tertutup dijaga tetap, maka tekanan gas tersebut sebanding dengan suhunya.
Hal ini dikenal sebagai hukum Gay Lussac.
Secara umum, hokum Gay Lussac berbentuk:
atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
B. Tujuan
1. Menyelidiki pengaruh volume terhadap tekanan pada suhu tetap.
2. Menyelidiki pengaruh suhu terhadap tekanan pada volume tetap.
C. Alat dan Bahan
Laptop, Simulasi PhET (Physics Education Technology) : Gas Properties
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh volume terhadap tekanan pada suhu tetap?
2. Bagaimana pengaruh suhu terhadap tekanan pada volume tetap?
E. Hipotesis
1. ………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
2. ………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
F. Variabel
1. Hukum Boyle
a) Variabel tetap : Suhu
b) Variabel yang diubah (bebas) : Volume
c) Variabel yang merespon (terikat) : Tekanan
2. Hukum Gay Lussac
a) Variabel tetap : Volume
b) Variabel yang diubah (bebas) : Suhu
c) Variabel yang merespon (terikat) : Tekanan
G. Langkah-langkah:
1. Hukum Boyle
a) Membuka simulasi PhET: Gas Properties
b) Melakukan pengaturan seperti berikut:
1) Memilih salah satu variabel sebagai variabel yang dijaga tetap pada
bagian “Constant Parameter”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
2) Mengisi jumlah partikel gas yang akan dimasukkan ke dalam wadah
kotak pada bagian “Heavy Species”, kemudian tekan “enter”
3) Memilih keadaan gravitasi sama dengan nol
4) Dalam bagian “Tools & Options” , buka “Measurement Tools”
kemudian pilih: “Layer Tool” untuk mengetahui tinggi wadah kotak,
dan “Ruler” untuk mengetahui panjang wadah kotak.
Gambar 1. Fungsi dan pengaturan pada simulasi untuk hukum Boyle
c) Mengamati nilai dari variabel yang dibuat tetap (suhu)
d) Melakukan pengukuran terhadap volume wadah kotak (volume = panjang
kotak x tinggi kotak), kemudian mengamati nilai tekanannya.
e) Memvariasikan (mengubah) volume wadah kotak dan catat hasilnya,
kemudian mengamati kembali nilai tekanan wadah (seperti langkah ke-d),
hingga didapat 4 data. *Setelah mengubah volume wadah, pastikan
kembali bahwa suhu wadah tetap sama seperti sebelumnya, barulah
mengamati nilai tekanannya.
f) Mencatat data hasil pengamatan pada Tabel 1.
Skala suhu
Skala tekanan
Panjang kotak
tinggi kotak
Ubah volume
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
2. Hukum Gay Lussac
a) Membuka simulasi PhET: Gas Properties
b) Melakukan pengaturan seperti berikut:
1) Memilih salah satu variabel sebagai variabel yang dijaga tetap pada
bagian “Constant Parameter”
2) Mengisi jumlah partikel gas yang akan dimasukkan ke dalam wadah
kotak pada bagian “Heavy Species”, kemudian tekan “enter”
3) Memilih keadaan gravitasi sama dengan nol
4) Dalam bagian “Tools & Options” , buka “Measurement Tools”
kemudian pilih: “Layer Tool” untuk mengetahui tinggi wadah kotak,
dan “Ruler” untuk mengetahui panjang wadah kotak.
Gambar 2. Fungsi dan pengaturan pada simulasi untuk hukum Gay Lussac
c) Mengukur nilai dari variabel yang dibuat tetap (volume)
d) Mengamati nilai suhu didalam wadah kotak, kemudian mengamati nilai
tekanannya.
e) Memvariasikan (mengubah) suhu didalam wadah kotak dan catat
nilainya, kemudian mengamati kembali nilai tekanan wadah (seperti
Skala suhu
Skala tekanan
tinggi kotak
panjang kotak
Ubah suhu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
langkah ke-d), hingga didapat 4 data. *Setelah mengubah suhu didalam
wadah, pastikan kembali bahwa volume wadah tetap sama seperti
sebelumnya, barulah mengamati nilai tekanannya.
f) Mencatat data hasil pengamatan pada Tabel 2.
H. Data dan hasil percobaan
1. Hukum Boyle
Tabel 1. Data hasil pengamatan percobaan hukum Boyle
Suhu: …………. K
No Volume/luas kotak (nm2) Tekanan (Atm)
1
2
3
4
P (Atm)
Gambar 3. Grafik hubungan tekanan (P) terhadap volume (V)
V (nm2) 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
2. Hukum Gay Lussac
Tabel 2. Data hasil pengamatan percobaan hukum Gay Lussac
Volume/luas kotak: ………… nm2
No Suhu (K) Tekanan (Atm)
1
2
3
4
I. Analisis Data
1. Hukum Boyle
a) Informasi apa yang didapat berdasarkan data pada Tabel 1.?
……..............................................................................................................
......................................................................................................................
b) Informasi apa yang didapat berdasarkan grafik pada Gambar 3.?
……..............................................................................................................
......................................................................................................................
P (Atm)
Gambar 4. Grafik hubungan tekanan (P) terhadap suhu (T)
T (K) 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
2. Hukum Gay Lussac
a) Informasi apa yang didapat berdasarkan data pada Tabel 2.?
……..............................................................................................................
......................................................................................................................
b) Informasi apa yang didapat berdasarkan grafik pada Gambar 4.?
……..............................................................................................................
......................................................................................................................
J. Kesimpulan
1. Hukum Boyle
Apa kesimpulan Anda?
……...................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
Apakah hipotesis diterima?
………………………………………………………………………………...
2. Hukum Gay Lussac
Apa kesimpulan Anda?
……....................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
Apakah hipotesis diterima?
………………………………………………………………………………...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Lampiran 5. Angket Minat Belajar Siswa.
ANGKET MINAT BELAJAR SISWA SEBELUM TREATMENT
Nama :
Kelas :
No. Absen :
Petunjuk:
Bacalah dengan teliti pernyataan-pernyataan berikut, kemudian pilihlah
jawaban yang paling sesuai dengan situasi, pemikiran, dan pengalaman Anda
selama mengikuti pembelajaran Fisika. Pemilihan jawaban dilakukan dengan cara
memberi tanda () pada kolom jawaban yang Anda pilih.
Keterangan:
TP : Tidak Pernah SR : Sering
JR : Jarang SS : Sangat Sering
No Pernyataan Jawaban
TP JR SR SS
1 Saya merasa senang ketika pembelajaran fisika
berlangsung.
2 Bersama guru di kelas saya senang mempelajari ilmu
fisika.
3 Sebelum belajar fisika di kelas saya terlebih dahulu
mempelajari meteri fisika yang akan diajarkan.
4 Mengerjakan soal-soal fisika merupakan inisiatif saya
sendiri.
5 Saya rajin mengerjakan tugas fisika dari guru.
6 Dengan metode yang digunakan guru, saya dapat
dengan mudah memahami materi yang disampaikan.
7 Saya merasa jam pembelajaran fisika di kelas
sangatlah kurang.
8 Saya berusaha konsentrasi saat mengikuti
pembelajaran fisika.
9 Selama ini saya aktif berdiskusi saat mengikuti
pembelajaran fisika.
10 Saya sering mengajukan pertanyaan ketika belum
paham dengan penjelasan guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
ANGKET MINAT BELAJAR SISWA SETELAH TREATMENT
Nama :
Kelas :
No. Absen :
Petunjuk:
Bacalah dengan teliti pernyataan-pernyataan berikut, kemudian pilihlah
jawaban yang paling sesuai dengan situasi, pemikiran, dan pengalaman Anda
selama mengikuti pembelajaran Fisika. Pemilihan jawaban dilakukan dengan cara
memberi tanda () pada kolom jawaban yang Anda pilih.
Keterangan:
TP : Tidak Pernah SR : Sering
JR : Jarang SL : Sangat Sering
No Pernyataan Jawaban
TP JR SR SS
1 Saya merasa senang ketika pembelajaran fisika
berlangsung.
2 Selama mahasiswa mengajar di kelas saya merasa
senang mempelajari ilmu fisika.
3
Selama dua pertemuan ini, sebelum belajar fisika
di kelas saya terlebih dahulu mempelajari meteri
fisika yang akan diajarkan.
4 Mengerjakan soal-soal fisika merupakan inisiatif
saya sendiri.
5 Saya rajin mengerjakan tugas fisika dari
mahasiswa yang mengajar di kelas.
6
Dengan metode yang digunakan mahasiswa untuk
mengajar, saya dapat dengan mudah memahami
materi yang disampaikan.
7 Selama dua pertemuan ini, saya merasa jam
pembelajaran fisika di kelas perlu di tambah.
8 Saya berusaha konsentrasi saat mengikuti
pembelajaran fisika bersama mahasiswa di kelas.
9 Selama dua pertemuan ini, saya lebih aktif
berdiskusi ketika mengikuti pembelajaran fisika.
10 Saya sering mengajukan pertanyaan ketika belum
paham dengan penjelasan mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Lampiran 6. Rincian Skor Minat Belajar Siswa SMA Negeri 1 Prambanan.
Tabel Lampiran 6.1 Skor Minat Belajar Awal Kelas Kontrol dan Eksperimen SMA
Negeri 1 Prambanan
No Skor Minat Belajar Awal
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
1 26 28
2 23 21
3 26 25
4 20 17
5 21 26
6 18 25
7 22 28
8 - 19
9 27 30
10 25 18
11 26 25
12 18 27
13 26 24
14 27 39
15 27 33
16 26 21
17 24 19
18 30 18
19 28 18
20 30 26
21 24 27
22 30 27
23 27 26
24 25 21
25 24 30
26 23 13
27 20 25
28 31 19
29 20 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Tabel Lampiran 6.2 Skor Minat Belajar Akhir Kelas Kontrol dan Eksperimen SMA
Negeri 1 Prambanan
30 23 23
31 24 23
32 26 30
33 - 27
Mean 24.74 24.15
No Skor Minat Belajar Akhir
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
1 23 27
2 26 29
3 31 27
4 23 17
5 28 27
6 23 27
7 29 27
8 - 20
9 27 25
10 26 26
11 23 24
12 22 29
13 30 26
14 32 36
15 19 35
16 26 25
17 29 30
18 36 24
19 32 25
20 22 26
21 29 25
22 27 25
23 27 26
24 29 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Tabel Lampiran 6.3 Skor Minat Belajar Awal dan Akhir Kelas Eksperimen SMA
Negeri 1 Prambanan
25 27 33
26 23 25
27 28 26
28 34 20
29 30 30
30 24 27
31 25 27
32 26 25
33 - 27
Mean 26.97 26.42
No Skor Minat Belajar Siswa Kelas Eksperimen
Awal Akhir
1 28 27
2 21 29
3 25 27
4 17 17
5 26 27
6 25 27
7 28 27
8 19 20
9 30 25
10 18 26
11 25 24
12 27 29
13 24 26
14 39 36
15 33 35
16 21 25
17 19 30
18 18 24
19 18 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Tabel Lampiran 6.4 Skor Minat Belajar Awal dan Akhir Kelas Kontrol SMA Negeri
1 Prambanan
20 26 26
21 27 25
22 27 25
23 26 26
24 21 24
25 30 33
26 13 25
27 25 26
28 19 20
29 19 30
30 23 27
31 23 27
32 30 25
33 27 27
Mean 24.15 26.42
No Skor Minat Belajar Siswa Kelas Eksperimen
Awal Akhir
1 26 23
2 23 26
3 26 31
4 20 23
5 21 28
6 18 23
7 22 29
8 - -
9 27 27
10 25 26
11 26 23
12 18 22
13 26 30
14 27 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
15 27 19
16 26 26
17 24 29
18 30 36
19 28 32
20 30 22
21 24 29
22 30 27
23 27 27
24 25 29
25 24 27
26 23 23
27 20 28
28 31 34
29 20 30
30 23 24
31 24 25
32 26 26
33 - -
Mean 24.74 26.97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Lampiran 7. Rincian Skor Minat Belajar Siswa SMA Negeri2 Klaten.
Tabel lampiran 7.1 Skor Minat Belajar Awal Kelas Kontrol dan Eksperimen SMA
Negeri 2 Klaten
No Skor Minat Belajar Awal
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
1 21 23
2 27 30
3 21 27
4 24 32
5 24 29
6 27 33
7 24 30
8 26 36
9 22 27
10 26 27
11 22 31
12 26 26
13 27 30
14 21 26
15 18 36
16 26 29
17 - 27
18 21 22
19 25 30
20 21 27
21 22 29
22 25 28
23 24 28
24 25 26
25 21 25
26 25 26
27 23 29
28 26 25
29 25 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
30 26 27
31 24 27
32 - 22
33 - 26
Mean 23.83 28.06
Tabel Lampiran 7.2 Skor Minat Belajar Akhir Kelas Kontrol dan Eksperimen SMA
Negeri 2 Klaten
No Skor Minat Belajar Akhir
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
1 23 26
2 27 35
3 28 28
4 30 32
5 29 33
6 27 34
7 26 29
8 27 27
9 30 27
10 25 28
11 23 34
12 26 26
13 25 30
14 26 27
15 29 37
16 34 29
17 - 28
18 25 22
19 34 30
20 35 31
21 19 28
22 24 36
23 27 28
24 29 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Tabel Lampiran 7.3 Skor Minat Belajar Awal dan Akhir Kelas Eksperimen SMA
Negeri 2 Klaten
25 35 25
26 24 26
27 29 34
28 37 26
29 30 21
30 27 27
31 28 27
32 - 28
33 - 26
Mean 27.03 28.88
No Skor Minat Belajar Siswa Kelas Eksperimen
Awal Akhir
1 23 26
2 30 35
3 27 28
4 32 32
5 29 33
6 33 34
7 30 29
8 36 27
9 27 27
10 27 28
11 31 34
12 26 26
13 30 30
14 26 27
15 36 37
16 29 29
17 27 28
18 22 22
19 30 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Tabel Lampiran 7.4 Skor Minat Belajar Awal dan Akhir Kelas Kontrol SMA Negeri
2 Klaten
20 27 31
21 29 28
22 28 36
23 28 28
24 26 28
25 25 25
26 26 26
27 29 34
28 25 26
29 30 21
30 27 27
31 27 27
32 22 28
33 26 26
Mean 28.06 28.88
No Skor Minat Belajar Siswa Kelas Eksperimen
Awal Akhir
1 21 23
2 27 27
3 21 28
4 24 30
5 24 29
6 27 27
7 24 26
8 26 27
9 22 30
10 26 25
11 22 23
12 26 26
13 27 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
14 21 26
15 18 29
16 26 34
17 - -
18 21 25
19 25 34
20 21 35
21 22 19
22 25 24
23 24 27
24 25 29
25 21 35
26 25 24
27 23 29
28 26 37
29 25 30
30 26 27
31 24 28
32 - -
33 - -
Mean 23.82 27.03
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Lampiran 8. Contoh Hasil Angket Minat Belajar Siswa SMA Negeri1 Prambanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Lampiran 9. Contoh Hasil Angket Minat Belajar Siswa SMA Negeri 2 Klaten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Lampiran 10. Lembar Validitas Angket Minat Belajar Siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Lampiran 11. Surat Laporan Pelaksanaan Penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI