pengaruh penggunaan metode e-learninglib.unnes.ac.id/8033/1/10547.pdf · redoks siswa sma kelas x....
TRANSCRIPT
i
PENGARUH PENGGUNAAN METODE E-LEARNING
BERBASIS MOODLE DENGAN PENDEKATAN CTL
(CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)
TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK
LARUTAN ELEKTROLIT DAN KONSEP REDOKS
SISWA SMA KELAS X
skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia
oleh
Diny Apriliani
4301407004
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul “Pengaruh Penggunaan Metode E-Learning Berbasis
MOODLE dengan Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning)
terhadap Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Larutan Elektrolit dan Konsep
Redoks Siswa SMA Kelas X“ telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan di
sidang panitia ujian skripsi jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang.
Semarang, 21 Juni 2011
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Dr. Antonius Tri Widodo Dra. Saptorini, M.Pi
NIP.19520520 197603 1 004 NIP. 19510920 197603 2 001
iii
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul
Pengaruh Penggunaan Metode E-Learning Berbasis MOODLE dengan
Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) terhadap Hasil
Belajar Kimia Materi Pokok Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks Siswa
SMA Kelas X
disusun oleh
Diny Apriliani
4301407004
telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES pada
tanggal 8 Agustus 2011.
Panitia:
Ketua, Sekretaris,
Dr. Kasmadi Imam S, MS Drs. Sigit Priatmoko, M.Si
195111151979031001 196504291991031001
Ketua penguji
Drs. Kasmui, M.Si
196602271991021001
Anggota Penguji/ Anggota Penguji/ Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Dr. Antonius Tri Widodo Dra. Saptorini, M.Pi
195205201976031004 195109201976032001
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi ini bebas plagiat, dan apabila dikemudian hari
terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Semarang, 8 Agustus 2011
Diny Apriliani
4301407004
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
“ Ku mengamati semua sahabat, dan tidak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga
lidah. Saya memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik
daripada takwa. Aku merenungkan tentang segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang
lebih baik daripada memberi nasihat baik. Aku mencari segala bentuk rezki, tapi tidak menemukan
rezki yang lebih baik daripada sabar”
(Khalifah „Umar)
“ Tidak ada pelaut ulung yang dilahirkan dari samudera yang tenang, tapi ia akan
dilahirkan dari samudera yang penuh terpaan badai, gelombang dan topan”
(D Farhan Aulawi)
Skripsi ini dengan bangga Kupersembahkan
untuk:
Ayah dan Ibuku tercinta yang tak pernah lelah menjaga
hidupku dan mengiringi langkahku dengan kasih dan do‟a
yang tulus.
Keluargaku tercinta, Tante Sri dan Danar yang tak henti
melimpahkan kasih dan sayangnya untukku.
Nano yang tak henti menyayangi dan memotivasiku dengan
penuh kesabarannya.
Sahabatku tersayang, Eni dan Enon.
All of my beloved friends in Chemical Education ‟07.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah–Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“PENGARUH PENGGUNAAN METODE E-LEARNING BERBASIS MOODLE
DENGAN PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)
TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK LARUTAN
ELEKTROLIT DAN KONSEP REDOKS SISWA SMA KELAS X”.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini tidak lepas dari
peran berbagai pihak yang mendukung dan membantu penulis sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan. Penulis hanya dapat menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar–besarnya yaitu kepada :
1. Rektor Universitas Negeri Semarang atas kebijaksanaannya yang
berhubungan dengan penyusunan skripsi.
2. Dr. Kasmadi Imam Supardi, M.S, Dekan FMIPA yang telah memberikan
izin penelitian.
3. Drs. Sigit Priatmoko, M.Si, Ketua Jurusan Kimia yang telah memberikan
izin penelitian dan membantu kelancaran ujian skripsi.
4. Dr. Antonius Tri Widodo, dosen pembimbing I yang telah banyak
memberikan bimbingan, arahan dan motivasi dalam penyusunan skripsi
ini.
5. Dra. Saptorini, M.Pi, dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan
bimbingan, arahan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
6. Drs. Kasmui, M.Si, selaku dosen penguji.
7. Drs. Y. Tohari, Kepala SMA N 1 Bergas yang telah memberikan izin
untuk melakukan penelitian.
8. Eni Susianti, S.Pd, guru mata pelajaran kimia kelas X SMA N 1 Bergas
yang telah banyak membantu terlaksananya penelitian ini.
vii
9. Anang Wijayanto, S.T, guru mata pelajaran TIK dan administrator website
SMA N 1 Bergas yang telah banyak memberikan bantuan dan bimbingan
selama penelitian.
10. Staf tata usaha dan siswa kelas X-7 dan X-8 SMA N 1 Bergas yang telah
bekerja sama dengan baik.
11. Teman–teman seperjuangan yang senantiasa membantu dan memotivasi
penulis untuk menjadi lebih baik.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu baik yang bersifat material maupun spiritual demi
terselesaikannya skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi
pembaca khususnya dan perkembangan pendidikan pada umumnya.
Semarang, 8 Agustus 2011
Penulis
viii
ABSTRAK
Apriliani, Diny. 2011. Pengaruh Penggunaan Metode E-Learning Berbasis
MOODLE dengan Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) terhadap Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Larutan Elektrolit dan Konsep
Redoks Siswa SMA Kelas X. Skripsi, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing (I) Dr.
Antonius Tri Widodo, (II) Drs. Saptorini, M.Pi.
Kata kunci : e-learning, MOODLE, hasil belajar, CTL.
Keterbatasan ruang dan waktu menjadi kendala utama bagi peningkatan kualitas pembelajaran. Pertambahan jumlah siswa pada suatu lembaga pendidikan
berpotensi mengurangi kualitas interaksi antara guru dan siswa sehingga hasil belajar yang dicapai tidak optimal. Selain itu, pembelajaran di ruang kelas masih
berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan dan ceramah sebagai pilihan utama strategi belajar. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini yaitu
adakah pengaruh penggunaan media e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) terhadap hasil belajar
siswa? Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL terhadap hasil
belajar kimia siswa. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa SMA N 1 Bergas kelas X semester 2, berdasarkan hasil perhitungan uji Chi-kuadrat populasi
dinyatakan berdistribusi normal. Berdasarkan perhitungan uji homogenitas diketahui populasi mempunyai varians yang sama atau homogen. Pengambilan
sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling, dan didapatkan kelas X-8 sebagai kelas eksperimen dan X-7 sebagai kelas kontrol. Hasil penelitian
menunjukkan, setelah dilakukan pembelajaran, pada kelas eksperimen rata–rata hasil post test mencapai 77,65 dan kelas kontrol 67,86. Hasil perhitungan uji t
kesamaan dua rata-rata dua pihak diperoleh thitung (5,05) dan ttabel (1,67) berarti rata–rata hasil belajar kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.
Berdasarkan perhitungan uji korelasi diperoleh harga koefisien korelasi biserial (rb) 0,65 dan SErb*1,96 = 0,30, karena rb (0,65) > SErb*1,96 (0,30) maka korelasi
antar dua variabel ini dapat dikatakan signifikan. Sehingga pengaruh yang ditimbulkan signifikan dengan hasil perhitungan harga koefisien determinasi
sebesar 42,63%. Pada aspek psikomotorik dan afektif, terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa
metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL mampu menarik perhatian siswa sehingga dapat mengatasi kebosanan siswa dari pembelajaran
yang monoton. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa kelas X dengan kontribusi sebesar 42,63%.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. ii
PENGESAHAN............................................................................................ iii
PERNYATAAN ...................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................... v
KATA PENGANTAR .............................................................................. vi
ABSTRAK ............................................................................................. viii
DAFTAR ISI ........................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xv
BAB
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 6
1.5 Penegasan Istilah ...................................................................... 8
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Belajar Dan Pembelajaran ......................................................... 10
2.2 Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) ............... 12
x
2.3 Tinjauan Mengenai E-Learning ................................................. 16
2.4 Tinjauan Mengenai MOODLE .................................................. 21
2.5 Tinjauan Mengenai Larutan Elektrolit Dan Konsep Redoks........ 27
2.6 Kerangka Berfikir ..................................................................... 36
2.7 Hipotesis .................................................................................. 39
3. METODE PENELITIAN
3.1 Penentuan Objek Penelitian ....................................................... 40
3.2 Tahapan Penelitian ................................................................... 42
3.3 Rancangan Penelitian ................................................................ 43
3.4 Sumber Data ............................................................................. 44
3.5 Instrumen Penelitian ................................................................. 46
3.6 Analisis Data ............................................................................ 60
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ........................................................................ 71
4.2 Pembahasan.............................................................................. 86
5. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan .................................................................................. 104
5.2 Saran ........................................................................................ 104
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 106
LAMPIRAN ............................................................................................ 109
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Perbedaan Pembelajaran Kontekstual dengan Tradisional ............. 16
3.1 Data Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 1 Bergas ...................... 40
3.2 Desain Eksperimen ...................................................................... 43
3.3 Klasifikasi Daya Pembeda Soal .................................................... 48
3.4 Klasifikasi Tingkat Kesukaran ..................................................... 48
3.5 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal ............................................... 51
3.6 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran ................................................ 52
3.7 Hasil Analisis Validitas Soal ........................................................ 52
3.8 Hasil Analisis Uji Coba Soal ........................................................ 53
3.9 Ringkasan Uji Kesamaan Varians (ANAVA) ............................... 62
3.10 Pedoman Interprestasi Koefisien Korelasi Biserial ........................ 66
3.11 Kriteria Rata-Rata Nilai Afektif ................................................... 69
3.12 Kriteria Rata-Rata Nilai Psikomotorik .......................................... 70
4.1 Data Hasil Belajar Aspek Kognitif ............................................... 71
4.2 Data Hasil Belajar Aspek Afektif ................................................. 71
4.3 Data Hasil Belajar Aspek Psikomotorik ........................................ 71
4.4 Hasil Uji Normalitas .................................................................... 72
4.5 Hasil Uji Homogenitas Populasi ................................................... 73
4.6 Hasil Uji Anava Satu Arah ........................................................... 74
4.7 Hasil Uji Normalitas Hasil Post-test ............................................. 75
xii
4.8 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Post-test ........................... 75
4.9 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Post-test ........................ 76
4.10 Hasil Uji Ketuntasan Belajar Individual........................................ 78
4.11 Hasil Uji Ketuntasan Belajar Klasikal........................................... 78
4.12 Rata-Rata Nilai Afektif pada Kelas Eksperimen ............................ 79
4.13 Rata-Rata Nilai Afektif pada Kelas Kontrol .................................. 80
4.14 Rata-Rata Nilai Psikomotorik pada Kelas Eksperimen .................. 82
4.15 Rata-Rata Nilai Psikomotorik pada Kelas Kontrol......................... 83
4.16 Hasil Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran................. 85
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Tampilan Website SMA Negeri 1 Bergas ................................... 25
2.2 Tampilan Homepage E-Learning Berbasis MOODLE................ 25
2.3 Tampilan Halaman Login untuk Masuk di Kelas E-Learning ..... 26
2.4 Skema Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit ............................... 28
2.5 Ionisasi Senyawa dalam Larutan ............................................... 28
2.6 Tokoh Svante August Arrhenius................................................ 29
2.7 Hantaran Listrik Larutan HCl .................................................... 29
2.8 Alat Penguji Elektrolit .............................................................. 30
2.9 Pelarutan NaCl dalam Air............................................................... 31
2.10 Pelarutan CH3COOH dalam Air ................................................ 31
2.11 Skema Pengolahan Air Limbah ................................................. 36
2.12 Kerangka Berpikir .................................................................... 38
4.1 Penilaian Ranah Afektif Kelas Eksperimen dan Kontrol ............. 80
4.2 Penilaian Psikomotorik Kelas Eksperimen dan Kontrol ............. 84
4.3 Analisis Angket Tanggapan Siswa Terhadap
Pembelajaran Kimia Menggunakan Metode E-Learning
Berbasis MOODLE dengan Pendekatan CTL
(Contextual Teaching and Learning) ......................................... 87
4.4 Perbandingan Nilai Post test Kelas Eksperimen dan Kontrol ...... 93
4.5 Tampilan Halaman Website E-Learning MOODLE ................... 97
xiv
4.6 Tampilan Pengumuman pada Halaman Website
E-Learning Berbasis MOODLE pada Mata Pelajaran Kimia ..... 97
4.7 Tampilan Data Siswa dikelas e-learning Berbasis
MOODLE pada Mata Pelajaran Kimia Kelas X-8 ...................... 98
4.8 Tampilan Halaman Download Materi pada MOODLE ............... 100
4.9 Tampilan Halaman Penugasan pada MOODLE ......................... 100
4.10 Tampilan Halaman Pengumpulan Tugas Siswa yang diupload ... 100
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kisi-Kisi Soal Instrumen ..................................................................... 109
2. Soal Uji Coba .................................................................................... 115
3. Daftar Nama Siswa Soal Uji Coba ....................................................... 128
4. Hasil dan Rekap Analisis Soal Uji Coba .............................................. 129
5. Perhitungan Validitas Butir Soal Uji Coba ........................................... 135
6. Perhitungan Taraf Kesukaran Soal Uji Coba ........................................ 136
7. Perhitungan Daya Pembeda Soal Uji Coba........................................... 137
8. Perhitungan Reliabilitas Soal Uji Coba ................................................ 139
9. Soal Post-test ...................................................................................... 140
10. Silabus .............................................................................................. 147
11. Contoh RPP Kelas Eksperimen .......................................................... 150
12. Contoh RPP Kelas Kontrol ................................................................ 165
13. Bahan Ajar Larutan Elektrolit ............................................................ 177
14. Bahan Ajar Redoks ........................................................................... 186
15. Lembar Kerja Praktikum Larutan Elektrolit ........................................ 193
16. Daftar Nama Populasi Penelitian ........................................................ 196
17. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol ............................ 199
18. Daftar Pembagian Kelompok Kelas Eksperimen dan Kontrol .............. 200
19. Data Nilai Ulangan Akhir Semester Kelas X SMA N 1 Bergas............ 202
20. Uji Normalitas Data Kelas X-1 .......................................................... 203
xvi
21. Uji Normalitas Data Kelas X-2 .......................................................... 204
22. Uji Normalitas Data Kelas X-3 .......................................................... 205
23. Uji Normalitas Data Kelas X-4 .......................................................... 206
24. Uji Normalitas Data Kelas X-5 .......................................................... 207
25. Uji Normalitas Data Kelas X-6 .......................................................... 208
26. Uji Normalitas Data Kelas X-7 .......................................................... 209
27. Uji Normalitas Data Kelas X-8 .......................................................... 210
28. Uji Homogenitas Populasi ................................................................. 211
29. Uji Kesamaan Keadaan Awal Populasi (Uji Anava) ............................ 212
30. Data Nilai Post-test........................................................................... 214
31. Uji Normalitas Post Test Kelas Eksperimen........................................ 215
32. Uji Normalitas Post Test Kelas Kontrol .............................................. 216
33. Uji Kesamaan Dua Varians Nilai Post-test ......................................... 217
34. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Nilai Post-test ...................................... 218
35. Uji Korelasi ....................................................................................... 219
36. Uji Koefisien Determinasi ................................................................. 220
37. Rekap Presentase Ketuntasan Hasil Belajar ........................................ 221
38. Uji Ketuntasan Belajar Kelas Eksperimen .......................................... 222
39. Uji Ketuntasan Belajar Kelas Kontrol................................................. 223
40. Kisi-kisi dan Pedoman Penilaian Aspek Afektif .................................. 224
41. Perhitungan Reliabilitas Aspek Afektif ............................................... 228
42. Lembar Penilaian Afektif Kelas Eksperimen ...................................... 229
43. Lembar Penilaian Afektif Kelas Kontrol ............................................. 230
xvii
44. Analisis Penilaian Aspek Afektif Kelas Eksperimen ........................... 231
45. Analisis Penilaian Aspek Afektif Kelas Kontrol.................................. 233
46. Kisi-kisi dan Pedoman Penilaian Aspek Psikomotorik ........................ 235
47. Perhitungan Reliabilitas Aspek Psikomotorik ..................................... 238
48. Lembar Observasi Psikomotorik Kelas Eksperimen ............................ 239
49. Lembar Observasi Psikomotorik Kelas Kontrol .................................. 240
50. Analisis Data Penilaian Aspek Psikomotorik Kelas Eksperimen .......... 241
51. Analisis Data Penilaian Aspek Psikomotorik Kelas Kontrol ................ 243
52. Kisi-kisi dan Pedoman Penilaian Angket Tanggapan........................... 245
53. Lembar Angket Tanggapan ................................................................ 248
54. Perhitungan Reliabilitas Angket Tanggapan....................................... 250
55. Analisis Hasil Angket Tanggapan ...................................................... 252
56. Tampilan Media E-Learning Berbasis MOODLE............................... 254
57. Dokumentasi Penelitian ..................................................................... 258
Surat Pengesahan Dosen Pembimbing Skripsi
Surat Ijin Pelaksanaan Penelitian
Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan sebagaimana dikutip oleh
Munib (2007: 26) pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan peserta didik didalam dan diluar seolah dan
berlangsung seumur hidup. Dalam arti lain, pendidikan merupakan pendewasaan
siswa agar dapat mengembangkan bakat, potensi dan keterampilan yang dimiliki
dalam menjalani kehidupan, oleh karena itu sudah seharusnya pendidikan didesain
guna memberikan pemahaman serta meningkatkan prestasi belajar siswa atau
peserta didik.
Sejauh ini pendidikan di Indonesia masih didominasi oleh suatu
pandangan bahwa pengetahuan merupakan seperangkat fakta-fakta yang harus
dihafal. Pembelajaran yang berlangsung didalam ruang kelas masih berfokus pada
guru sebagai sumber utama pengetahuan dan ceramah sebagai pilihan utama
strategi belajar. Untuk itu, diperlukan sebuah strategi belajar baru yang lebih
memberdayakan siswa. Sebuah strategi belajar yang tidak mengharuskan siswa
untuk menghafalkan fakta-fakta, akan tetapi sebuah strategi belajar yang
mendorong siswa untuk dapat mengkonstruksi atau membangun pengetahuan di
benak mereka sendiri (Nurhadi, 2006: 9).
2
Dewasa ini Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut siswa
harus dapat selalu aktif dan kreatif terhadap kegiatan belajar mengajar. KTSP
merupakan kurikulum yang berbasis kompetensi melalui pendekatan kontekstual.
Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah sebuah proses yang
bertujuan membantu para siswa menemukan makna di dalam materi akademik
yang dipelajari dengan cara menghubungkan materi akademik dengan konteks
dalam kehidupan sehari-hari mereka (Johnson, 2010: 88). Karakteristik
pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah: kerjasama, saling
menunjang, gembira, belajar dengan bergairah, pembelajaran terintegrasi,
menggunakan berbagai sumber, siswa aktif, menyenangkan, tidak membosankan,
sering bersama teman, siswa kritis, dan guru kreatif (Berns, Robert G, and Eicson,
Patricia M, 2002: 46 dalam Sadono, Kana Hidayah, 2006).
Seiring bertambahnya jumlah penduduk maka kebutuhan akan pendidikan
juga semakin besar. Pertambahan jumlah pendidik tidak sebanding dengan
pertambahan kebutuhan yang ada. Keterbatasan ruang dan waktu menjadi kendala
utama bagi peningkatan kualitas pendidikan. Pertambahan jumlah siswa pada
suatu lembaga pendidikan tentunya akan berpotensi mengurangi kualitas interaksi
antara pendidik dengan siswa, sehingga hasil yang diperoleh akan semakin jauh
dari harapan (Prakoso, 2005: 2).
Perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi yang semakin pesat,
ternyata telah membawa dampak yang besar dalam kehidupan manusia. Salah satu
dampak yang cukup berarti dengan perkembangan teknologi ini adalah
bidang pendidikan. Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang
3
membawa masyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan
sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan
adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan
kontekstual dengan perubahan (Tim Penyusun BNSP, 2006: 8).
Seiring perkembangan teknologi internet, metode e-learning mulai
dikembangkan, sehingga kajian dan penelitian sangat diperlukan. Hakikat
e-learning adalah bentuk pembelajaran konvensional yang dituangkan dalam
format digital melalui teknologi internet. Sistem ini dapat digunakan dalam
pendidikan jarak jauh atau pendidikan konvensional. Oleh karena itu
mengembangkan model ini tidak sekadar menyajikan materi pelajaran ke dalam
internet tetapi perlu dipertimbangkan secara logis dan memegang prinsip
pembelajaran. Desain pengembangan dan tampilan yang menarik menjadikan
siswa betah belajar melalui internet seolah-seolah mereka belajar di dalam kelas.
MOODLE merupakan singkatan dari Modular Object Oriented Dynamic
Learning Environment yang berarti tempat belajar dinamis dengan menggunakan
model berorientasi objek. MOODLE merupakan software yang open source untuk
melakukan pembelajaran mandiri dengan tanpa terikat oleh waktu dan tempat.
Beberapa fasilitas yang disediakan oleh MOODLE antara lain: modul bacaan,
modul penugasan, modul chat, modul forum, modul pilihan, modul kuis, dan
sebagainya (Prakoso, 2005: 3).
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan, kimia adalah ilmu yang
mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam
yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan
4
energitika zat. Ada dua hal yang berkaitan dengan kimia yang tidak terpisahkan,
yaitu kimia sebagai produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep,
prinsip, hukum, dan teori) temuan ilmuwan dan kimia sebagai proses (kerja
ilmiah). Oleh sebab itu, mata pelajaran kimia di sekolah melibatkan keterampilan
dan penalaran yang tentunya membutuhkan banyak waktu untuk penyampaian
materi pelajaran.
Lebih lanjut, BSNP (2007) mengemukakan bahwa :
“….Tujuan dan fungsi mata pelajaran kimia di sekolah menengah atas (SMA) dan madrasah aliyah (MA) meliputi (1) menyadari keteraturan dan
keindahan alam untuk mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa; (2) memupuk sikap ilmiah; (3) memperoleh pengalaman dalam menerapkan
metode ilmiah melalui percobaan atau eksperimen; (4) meningkatkan kesadaran tentang aplikasi sains yang dapat bermanfaat dan juga merugikan
bagi individu, masyarakat, dan lingkungan serta menyadari pentingnya mengelola dan melestarikan lingkungan demi kesejahteraan masyarakat; (5)
memahami konsep-konsep kimia dan saling keterkaitannya serta penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan
teknologi; dan (6) membentuk sikap yang positif terhadap kimia….”
Berdasarkan hasil observasi peneliti pada tanggal 29 Mei 2010 di SMA
Negeri 1 Bergas, pembelajaran kimia dilakukan secara konvensional yaitu dengan
memanfaatkan white board, spidol dan buku teks sehingga siswa mengalami
kejenuhan saat belajar dikelas. Akibatnya materi pelajaran tidak dapat dipahami
siswa secara utuh dan hasil belajar yang diperoleh siswa tidak maksimal. SMA
Negeri 1 Bergas memiliki fasilitas yang memadai untuk menunjang proses belajar
mengajar. Sekolah menyediakan web-learning yaitu MOODLE yang dapat
digunakan guru sebagai suplemen pembelajaran, akan tetapi pada mata pelajaran
5
akan tetapi pada mata pelajaran kimia baik guru maupun siswa belum
memanfaatkan fasilitas tersebut.
Kimia sebenarnya sangat menarik untuk dipelajari tetapi terkadang sulit
untuk dipahami. Guru harus mampu memilih metode pengajaran yang sesuai,
sehingga kimia menjadi mata pelajaran yang menyenangkan untuk dipelajari. Hal
ini sudah dibuktikan melalui penelitian Budhiarso (2006) mengungkapkan bahwa
pembelajaran kimia SMA dengan media e-learning memberikan hasil yang baik
dalam upaya meningkatkan hasil belajar kimia siswa SMA kelas XI materi Sistem
Koloid. Pada kelompok kelas eksperimen rata-rata hasil post-test yang diperoleh
mencapai 63,86 sedangkan pada kelompok kelas kontrol yang menggunakan
metode pembelajaran konvensional, rata-rata hasil post-test hanya 52,46. Hasil
penelitian ini membuktikan bahwa ada pengaruh positif penggunaan metode
e-learning terhadap hasil belajar siswa.
Ilmu kimia telah memberikan banyak manfaat dalam kehidupan, mulai
dari makanan, tekstil, kosmetik, hingga berbagai bagian alat transportasi,
merupakan produk kimia. Materi Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks adalah
materi yang membutuhkan metode pembelajaran yang menggunakan
penggabungan pemahaman dan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan
metode pembelajaran e-learning dengan pendekatan kontekstual diharapkan
mampu meningkatkan hasil belajar dan pemahaman siswa menjadi lebih baik.
6
Berangkat dari permasalah tersebut, maka dalam penelitian ini penulis
mengangkat judul “PENGARUH PENGGUNAAN METODE E-LEARNING
BERBASIS MOODLE DENGAN PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL
TEACHING AND LEARNING) TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA
MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN KONSEP REDOKS
SISWA SMA KELAS X”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diangkat
suatu permasalahan: “Adakah pengaruh penggunaan metode e-learning berbasis
MOODLE dengan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) terhadap
hasil belajar kimia materi pokok larutan elektrolit dan konsep redoks siswa SMA
kelas X?”
1.3 Tujuan
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh
penggunaan metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL
(Contextual Teaching and Learning) terhadap hasil belajar kimia materi pokok
larutan elektrolit dan konsep redoks siswa SMA kelas X.
7
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain:
(1) Bagi Siswa
a. Sebagai wahana untuk mengaktualisasikan ekspresi diri melalui
MOODLE.
b. Sebagai motivasi untuk meningkatkan keefektifan belajar di
sekolah.
c. Sebagai sarana penunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah.
(2) Bagi Guru
a. Sebagai informasi dan bahan pertimbangan tentang alternatif
metode pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil belajar
kimia siswa.
b. Sebagai solusi yang tepat untuk mengatasi keterbatasan waktu
dalam kegiatan belajar mengajar.
c. Untuk mempermudah pemberian materi dan tugas-tugas.
(3) Bagi Sekolah
a. Sebagai bahan referensi guna memberikan perbaikan kondisi
pembelajaran kimia dan sebagai bahan pertimbangan dalam
memilih metode pembelajaran yang dapat diterapkan bagi
perbaikan masa yang akan datang.
b. Sebagai solusi yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa
terhadap mata pelajaran kimia.
8
1.5 Penegasan Istilah
Agar tidak terjadi kesalahfahaman dalam menafsirkan istilah, maka perlu
diberikan penegasan istilah sebagai berikut:
1.5.1 Pengaruh
Dalam penelitian ini pengaruh adalah akibat atau hasil dari penerapan
suatu model pembelajaran yaitu metode e-learning berbasis MOODLE dengan
pendekatan CTL. Pengaruh diukur dari ada tidaknya perbedaan hasil belajar
kognitif, psikomotorik, dan afektif antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
1.5.2 E-Learning
Menurut Soekartawi (2007: 23) e-learning berasal dari huruf “e” yang
berarti elektronik dan ”Learning” yang berarti pembelajaran, jadi e-learning
adalah pembelajaran yang menggunakan jasa elektronika. Lebih lanjut menurut
Nichols (2003) sebagaimana dikutip oleh Siahaan (2005: 65) mengemukakan
pendapat/gagasan tentang pembelajaran elektronik, antara lain adalah: “internet
based learning” (belajar berbasis internet), “virtual learning” (belajar melalui
lingkungan maya), dan “web-based learning” (belajar berbasis web).
1.5.3 MOODLE
MOODLE (Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment)
adalah seperangkat lunak yang berguna untuk membuat dan mengadakan kursus/
pelatihan/ pendidikan berbasis internet. Pengembangannya didesain untuk
mendukung kerangka konstruksi sosial, dalam pendidikan MOODLE termasuk
dalam model CAL+CAT (Computer Asisted Learning + Computer Asisted
Teaching) yang disebut dengan LMS (Learning Management System). LMS
9
merupakan kendaraan utama dalam proses pembelajaran yang terdiri dari
seperangkat lunak yang didesain untuk pengaturan pada tingkat individu, ruang
kuliah dan institusi (Prakoso, 2005: 13).
1.5.4 Hasil Belajar
Hasil belajar pada penelitian ini adalah hasil yang dicapai setelah
melakukan proses pembelajaran mata pelajaran kimia khususnya pada materi
pokok Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks kelas X semester II SMAN 1
Bergas. Hasil belajar ini diukur dengan tes dan hasil berupa nilai yang diwujudkan
dalam bentuk angka-angka yaitu hasil belajar kognitif. Namun dalam penelitian
ini juga disertakan hasil belajar ranah afektif sebagai tolak ukur untuk mengetahui
sikap siswa dalam pembelajaran, dan juga hasil belajar ranah psikomotorik
sebagai tolak ukur untuk mengetahui keterampilan siswa dalam melaksanakan
kegiatan praktikum dilaboratorium.
1.5.5 CTL (Contextual Teaching and Learning)
Menurut Nurhadi (2004 :13) pendekatan CTL (Contextual Teaching and
Learning) adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata kedalam
kelas dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari mereka. Siswa
memperoleh pengetahuan dan keterampilan tidak dalam proses seketika, akan
tetapi diperoleh sedikit demi sedikit dari pengetahuan yang dimiliki sebelumnya.
10
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Belajar dan Hasil Belajar
Menurut Lindgren, (1976) sebagaimana dikutip oleh Saptorini (2007: 4),
mengemukakan bahwa belajar merupakan suatu proses dimana seseorang
mengalami perubahan tingkah laku, peningkatan kinerja, pembenahan pemikiran
atau penemuan konsep dengan cara-cara yang baru. Perubahan sebagai hasil
proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah
pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya,
kecakapannya dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain
aspek yang ada dalam individu.
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah
mengalami kegiatan belajar. Menutur Benyamin Bloom, sebagaimana dikutip oleh
Saptorini (2007: 4-5), hasil belajar dikelompokkan kedalam tiga ranah yaitu :
(1) Ranah kognitif
Ranah kognitif mencakup enam tingkatan yaitu pengetahuan, pemahaman,
penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
(2) Ranah afektif
Meliputi perubahan yang berkenaan dengan minat, nilai-nilai,
penghargaan, penyesuaian diri.
(3) Ranah psikomotorik
11
Ranah psikomotorik atau ketrampilan mencakup lima tingkatan yaitu
peniruan (meniru gerak), penggunaan (menggunakan konsep untuk
melakukan gerakan), ketepatan (melakukan gerak dengan benar),
perangkaian (melakukan beberapa gerakan sekaligus) dan naturalisasi
(melakukan gerak secara wajar).
Usaha-usaha yang perlu dilakukan oleh guru selaku pengajar yaitu dengan
memanfaatkan fasilitas serta kelebihan-kelebihan yang ada baik di lingkungan
sekolah atau dari pihak guru dan siswa sendiri, antara lain sebagai berikut :
(1) Ketrampilan guru atau siswa dalam menggunakan alat bantu pengajaran.
(2) Keterampilan guru dalam menggunakan metode yang tepat.
(3) Pemanfaatan alat atau bahan yang tersedia dan mudah didapat sebagai
sumber belajar.
Salah satu usaha untuk memberikan variasi dalam hal pembelajaran kimia
yaitu dengan menggunakan media pembelajaran kimia. Menurut Sugandi (2004:
30) media pembelajaran adalah alat yang digunakan guru dalam proses
pembelajaran untuk membantu penyampaian pesan pembelajaran. Media
pembelajaran juga dapat digunakan dalam kegiatan instruksional antara lain
karena :
(1) Media dapat memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh
mata menjadi dapat dilihat dengan jelas.
(2) Dapat menyajikan benda yang jauh dari subyek belajar.
(3) Menyajikan peristiwa yang komplek, rumit dan berlangsung cepat menjadi
sistematik dan sederhana sehingga mudah diikuti.
12
2.2 Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning)
2.2.1 Pengertian Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning )
Menurut Nurhadi (2004 :13) pendekatan CTL (Contextual Teaching and
Learning) adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata kedalam
kelas dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari mereka. Siswa
memperoleh pengetahuan dan keterampilan tidak dalam proses seketika, akan
tetapi diperoleh sedikit demi sedikit dari pengetahuan yang dimiliki sebelumnya.
Karakteristik pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
menurut Berns, Robert G, and Eicson, Patricia M, sebagaimana dikutip oleh
Sadono dan Hidayah (2006) adalah: kerjasama, saling menunjang, gembira,
belajar dengan bergairah, pembelajaran terintegrasi, menggunakan berbagai
sumber, siswa aktif, menyenangkan, tidak membosankan, sering bersama teman,
siswa kritis, dan guru kreatif.
2.2.2 Komponen Utama Dalam Pembelajaran CTL (Contextual Teaching
and Learning)
Menurut Muslich, (2009: 44-47) setiap komponen utama CTL mempunyai
prinsip-prinsip dasar yang harus diperhatikan ketika akan menerapkannya dalam
pembelajaran. Prinsip-prinsip dasar yang dimaksud terlihat pada penjelasan
berikut :
(1) Konstruktivisme
Komponen ini merupakan landasan filosofis (berpikir) pendekatan CTL.
Pembelajaran yang berciri konstruktivisme menekankan terbangunnya
13
pemahaman sendiri secara aktif, kreatif, dan produktif berdasarkan
pengetahuan, pengetahuan terdahulu dan dari pengalaman belajar yang
bermakna.
(2) Bertanya (Questioning)
Komponen ini merupakan strategi pembelajaran CTL. Belajar dalam
pembelajaran CTL dipandang sebagai upaya guru yang bias mendorong
siswa untuk mengetahui sesuatu, mengarahkan siswa untuk memperoleh
informasi, sekaligus mengetahui perkembangan kemampuan berpikir
siswa.
(3) Menemukan (Inquiry)
Komponen ini merupakan kegiatan inti CTL. Kegiatan ini diawali dari
pengamatan terhadap fenomena, dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan
yang bermakna untuk menghasilkan temuan yang diperoleh sendiri oleh
siswa. Dengan demikian, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh
siswa tidak dari hasil mengingat seperangkat fakta, tetapi hasil
menemukan sendiri dari fakta yang dihadapinya.
(4) Masyarakat Belajar (Learning Community atau Learning Society)
Konsep ini menyarankan bahwa hasil belajar sebaiknya diperoleh dari
kerjasama dengan orang lain. Hal ini berarti bahwa hasil belajar bisa
diperoleh dengan sharing antarteman, antarkelompok,dan antara yang tahu
kepada yang tidak tahu, baik didalam maupun diluar kelas.
(5) Permodelan (Modelling)
14
Komponen pendekatan CTL ini menyarankan bahwa pembelajaran
keterampilan dan pengetahuan tertentu diikuti dengan model yang bisa
ditiru siswa. Model yang dimaksud dapat berupa pemberian contoh
tentang, misalnya, cara mengoperasikan sesuatu, menunjukkan hasil karya,
mempertonton suatu penaampilan.
(6) Refleksi (Reflection)
Komponen yang merupakan bagian terpenting dari pembelajaran dengan
pendekatan CTL adalah perenungan kembali atas pengetahuan yang baru
dipelajari. Dengan memikirkan apa yang baru saja dipelajari, menelaah
dan merespon semua kejadian, aktivitas, atau pengalaman yang terjadi
dalam pembelajaran, bahkan memberikan masukan atau saran yang
diperlukan, siswa akan menyadari bahwa pengetahuan yang baru
diperolehnya merupakan pengayaan atau bahkan revisi dari pengetahuan
yang dimiliki sebelumnya.
(7) Penilaian Autentik (Authentic Assessment)
Komponen yang merupakan ciri khusus dari pendekatan kontekstual
adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan
gambaran atau informasi tentang perkembangan pengalaman belajar siswa.
2.2.3 Prinsip Dalam Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning)
Menurut Johnson (2010: 68), pendekatan CTL atau (Contextual Teaching
and Learning) mempunyai tiga prinsip ilmiah yaitu :
(1) Prinsip kesaling-bergantungan
15
Prinsip ini membuat hubungan yang bermakna antara proses pembelajaran
dan konteks kehidupan nyata sehingga siswa diharapkan untuk aktif
bekerja sama dalam kelompok belajar yang lebih luas. Dengan adanya
kerja sama dalam kelompok tadi, diharapkan siswa dapat memperoleh
pengetahuan baru dari kerja sama kelompok tersebut.
(2) Prinsip diferensiasi
Prinsip diferensiasi mendorong siswa menghasilkan keberagaman,
perbedaan, dan keunikan. Prinsip ini menciptakan kemandirian dalam
belajar yang dapat mengkontruksi minat siswa untuk belajar mandiri
dalam konteks tim dengan mengkorelasikan bahan ajar dengan kehidupan
nyata dalam rangka mencapai tujuan secara penuh makna.
(3) Prinsip pengaturan diri
Prinsip pengaturan diri menyatakan bahwa proses pembelajaran diatur,
dipertahankan, dan disadari oleh siswa sendiri, dalam rangka mewujudkan
seluruh potensinya. Siswa secara sadar harus menerima tanggung jawab
atas keputusan dan perilaku sendiri, menilai altenatif, membuat pilihan,
mengembangakan rencana, menganalisi informasi, menciptakan solusi
dan dengan kritis menilai bukti.
2.2.4 Perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan Pendekatan Tradisional
Menurut Nurhadi (2004, 35-36) terdapat perbedaan antara pembelajaran
kontekstual dengan pembelajaran tradisional (behaviorisme/ struktural) yaitu :
16
Tabel 2.1. Perbedaan pembelajaran kontekstual dengan pembelajaran tradisional
No. Pembelajaran Kontekstual Pembelajaran tradisional
1. Siswa secara aktif terlibat saat pembelajaran.
Siswa merupakan penerima pasif saat proses pembelajaran.
2. Siswa belajar dari teman melalui
kerja kelompok dan diskusi
Siswa belajar secara individual.
3. Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata.
Pembelajaran berupa teoritis yang abstrak
4. Perilaku dibangun atas dasar
kesadaran diri.
Perilaku dibangun atas dasar
5. Hasil belajar diukur dengan berbagai cara : proses bekerja,
hasil karya, penampilan, dan tes.
Hasil belajar diukur hanya dengan tes.
6.
Pembelajaran terjadi diberbagai tempat, konteks, dan setting.
Pembelajaran hanya terjadi didalam kelas.
7. Keterampilan dikembangkan atas
dasar pemahaman.
Keterampilan dikembangkan atas
dasar latihan.
2.3 E-Learning
2.3.1 Pengertian E-Learning
Kegiatan pembelajaran secara elektronik atau singkat disebut “e-learning”
telah dikenal pada tahun 1970-an, namun di Indonesia baru memulainya pada
tahun 1995-an. Menurut Soekartawi (2007: 23) e-learning berasal dari huruf “e”
yang berarti elektronik dan ”Learning” yang berarti pembelajaran, jadi e-learning
adalah pembelajaran yang menggunakan jasa elektronika. Lebih lanjut menurut
Nichols (2003) sebagaimana dikutip oleh Siahaan (2005: 65) mengemukakan
pendapat/gagasan tentang pembelajaran elektronik, antara lain adalah: “internet
17
based learning” (belajar berbasis internet), “virtual learning” (belajar melalui
lingkungan maya), dan “web-based learning” (belajar berbasis web).
Beberapa ahli mengemukakan bahwa istilah “e-learning” mengacu pada
penggunaan teknologi internet untuk menyajikan sejumlah pilihan solusi yang
sangat luas yang mengarahkan pada peningkatan pengetahuan. Sehingga menurut
beberapa ahli yaitu Mary Daniels Brown dan Dave Feasey (2001) sebagaimana
dikutip oleh Siahaan (2005: 66) mengemukakan bahwa e-learning adalah bentuk
kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan, seperti: internet, Local Area
Network (LAN), atau Wider Area Network (WAN) sebagai metode penyampaian,
interaksi, dan fasilitasi, serta didukung oleh berbagai layanan belajar lainnya
Menurut Soekartawi (2007: 27-28) pada dasarnya cara penyampaian dari
e-learning, dapat digolongkan menjadi dua, yaitu komunikasi satu arah (One way
communication), komunikasi dua arah (Two way communication). Komunikasi
antara guru dan siswa sebaiknya dilakukan secara dua arah, karena didalam
pembelajaran membutuhkan interaksi yang lebih dekat agar tujuan pembelajaran
dapat tersampaikan dengan baik. Lebih lanjut Soekartawi menjelaskan bahwa
dalam e-learning sistem dua arah ini juga dapat diklasifikasikan menjadi dua,
yaitu :
(1) Dilaksanakan secara langsung (syncronous)
Artinya pada saat guru atau instruktur memberikan pelajaran, siswa dapat
langsung mendengarkan.
(2) Dilaksanakan secara tidak langsung (a-syncronous)
18
Misalnya pesan dari instruktur direkam terlebih dahulu sebelum
digunakan.
2.3.2 Fungsi Pembelajaran Elektronik (E-learning)
Menurut Siahaan (2002) sebagaimana dikutip oleh Ahlis (2007: 21-24)
fungsi pembelajaran elektronik terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas
(classroom instruction) antara lain:
(1) Suplemen (Tambahan)
Dikatakan berfungsi sebagai suplemen (tambahan), apabila siswa
mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi
pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada
kewajiban/keharusan bagi siswa untuk mengakses materi pembelajaran
elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, siswa yang memanfaatkannya
tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.
(2) Komplemen (Pelengkap)
Dikatakan berfungsi sebagai komplemen (pelengkap) apabila materi
pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi
pembelajaran yang diterima siswa di dalam kelas. Sebagai komplemen
berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi materi
pengayaan atau remedial bagi siswa di dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran konvensional.
(3) Substitusi (Pengganti)
Beberapa sekolah di negara-negara maju memberikan beberapa alternatif
model kegiatan pembelajaran/pembelajaran kepada para siswanya.
19
Tujuannya agar para siswa dapat secara fleksibel mengelola kegiatan
pembelajarannya sesuai dengan waktu dan aktivitas lain sehari-hari siswa.
Ada 3 alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih siswa,
yaitu: sepenuhnya secara tatap muka (konvensional), sebagian secara tatap
muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan sepenuhnya melalui
internet.
2.3.3 Manfaat E-Learning
E-learning mempermudah interaksi antara siswa dengan bahan/materi
pelajaran. Demikian juga interaksi antara siswa dengan guru maupun antara
sesama siswa. Siswa dapat saling berbagi informasi atau pendapat mengenai
berbagai hal yang menyangkut pelajaran ataupun kebutuhan pengembangan diri
siswa. Guru dapat menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang harus
dikerjakan oleh siswa di tempat tertentu di dalam web untuk diakses oleh para
siswa. Menurut Siahaan (2002) sebagaimana dikutip oleh Ahlis (2007: 24-26)
manfaat e-learning dapat dilihat dari dua sudut, yaitu:
2.3.3.1 Sudut Siswa
Dengan kegiatan e-learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas
belajar yang tinggi, artinya siswa dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat
dan berulang kali. Siswa juga dapat berkomunikasi dengan guru setiap saat,
dengan kondisi yang demikian ini siswa dapat lebih memantapkan penguasaannya
terhadap materi pembelajaran.
20
2.3.3.2 Sudut Guru
Beberapa manfaat yang diperoleh guru, instruktur antara lain adalah bahwa
guru, instruktur dapat :
(1) Lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi
tanggung-jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang
terjadi.
(2) Mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna peningkatan
wawasannya karena waktu luang yang dimiliki relatif lebih banyak.
(3) Mengontrol kegiatan belajar siswa. Bahkan guru atau instruktur juga dapat
mengetahui kapan siswanya belajar, topik apa yang dipelajari, berapa lama
sesuatu topik dipelajari, serta berapa kali topik tertentu dipelajari ulang.
(4) Mengecek apakah siswa telah mengerjakan soal-soal.
(5) Latihan setelah mempelajari topik tertentu, dan memeriksa jawaban siswa
dan memberitahukan hasilnya kepada siswa.
Seiring perkembangan teknologi internet, metode e-learning mulai
dikembangkan. MOODLE adalah sebuah nama untuk sebuah program aplikasi
yang dapat mengubah sebuah media pembelajaran kedalam bentuk web. Aplikasi
ini memungkinkan siswa untuk masuk kedalam “ruang kelas” digital untuk
mengakses materi-materi pembelajaran. Dengan menggunakan MOODLE, kita
dapat membuat materi pembelajaran, kuis, jurnal elektronik dan lain-lain.
MOODLE itu sendiri adalah singkatan dari Modular Object Oriented Dynamic
Learning Environment (Prakoso, 2005: 13).
21
2.4 MOODLE (Modular Object Oriented Dynamic Learning
Environment)
2.4.1 Pengertian MOODLE
MOODLE (Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment)
adalah seperangkat lunak yang berguna untuk membuat dan mengadakan kursus/
pelatihan/ pendidikan berbasis internet. Pengembangannya didesain untuk
mendukung kerangka konstruksi sosial, dalam pendidikan MOODLE termasuk
intranet dalam model CAL+CAT (Computer Asisted Learning + Computer
Asisted Teaching) yang disebut dengan LMS (Learning Management System).
LMS merupakan kendaraan utama dalam proses pembelajaran yang terdiri dari
seperangkat lunak yang didesain untuk pengaturan pada tingkat individu, ruang
kuliah dan institusi. Karakter utama LMS adalah pengguna yang merupakan
pengajar dan siswa, dan keduanya harus terkoneksi dengan internal menggunakan
aplikasi ini. MOODLE dapat diberikan secara gratis sebagai perangkat lunak open
source (dibawah lisensi GNU Public Licence). Artinya meskipun memiliki hak
cipta MOODLE tetap memberikan kebebasan bagi seorang untuk mengkopi,
menggunakan, dan memodifikasinya (Prakoso, 2005: 13).
2.4.2 Filosofi MOODLE dalam Pendidikan
Menurut Prakoso (2005: 16) desain dan pembangunan MOODLE didorong
oleh sebuah filosofis tentang pembelajaran. Beberapa ilmuwan telah
mengemukakan ide “Soft Educational Mambo Jumbo” dimana seseorang cukup
menggunakan mouse untuk memperoleh pendidikan. Dalam pengembangannya
MOODLE menggunakan empat konsep atau paham utama, sebagai berikut :
22
1) Paham konstruktif (contructivism)
Pandangan ini menjaga agar masyarakat secara aktif membangun
pengetahuan baru sebagai interaksi mereka dengan lingkungan. Ketika
orang membaca, melihat, mendengar, merasakan, dan menyentuh adalah
sebuah percobaan menuju sebuah pengetahuan menurut versi dia sendiri.
Ketika hal tersebut sesuai dengan dunia nyata maka kemungkinan besar
hal tersebut akan menjadi pengetahuan baru baginya.
2) Paham konstruksi (conscructionism)
Paham konstruksi menegaskan bahwa pembelajaran akan efektif ketika
membangun sesuatu untuk orang lain. Hal ini dapat berupa sebuah kalimat
atau mengirimkan file ke internet, hingga hasil karya kompleks seperti
lukisan, rumah, atau paket perangkat lunak.
3) Paham konstruktif social (social constructivism)
Paham ini merupakan perluasan dari paham sebelumnya kedalam
pembangunan kelompok sosial. Sebuah kolaborasi menciptakan budaya
untuk saling membagi hasil karya dengan cara berbagi ilmu pengetahuan.
Ketika seseorang berada dalam budaya seperti ini, ia akan belajar
sepanjang waktu tentang bagaimana menjadi bagian dari budaya tersebut,
dalam berbagi bentuk tingkatan yang ada.
4) Terkoneksi dan terpisah
Maksud dari paham ini adalah sebuah kebiasaan dalam komunitas
pembelajaran merupakan stimulan yang kuat dalam pembelajaran tersebut.
Kebiasaan terkoneksi ini tidak hanya menjembatani siswa agar lebih
23
memahami isi materi, tetapi juga mendorong dalam merefleksi dari apa
yang ia pelajari.
2.4.3 Fitur MOODLE
Di dalam MOODLE terdapat berbagai fasilitas yang didesain untuk
memberi kemudahan bagi pengguna dalam mengelola kegiatan didalamnya.
Berikut ini merupakan beberapa aktivitas pembelajaran yang didukung oleh
MOODLE (Prakoso, 2005: 51):
(1) Modul penugasan
Fasilitas ini digunakan untuk memberikan penugasan kepada peserta
pembelajaran secara online. Peserta pembelajaran dapat mengakses materi
tugas dan mengumpulkan hasil tugas mereka dengan mengirimkannya
dalam bentuk file.
(2) Modul Chat
Fasilitas ini digunakan untuk melakukan proses chatting (percakapan
online). Antara pengajar dan siswa dapat melakukan dialog teks secara
online.
(3) Modul Forum
Sebuah forum diskusi online dapat diciptakan dalam membahas suatu
materi pembelajaran. Antara pengajar dan peserta pembelajaran dapat
membahas topik-topik belajar dalam forum diskusi.
(4) Modul Survey
Fasilitas ini digunakan untuk melakukan jajak pendapat atau polling.
(5) Modul Pilihan (Choice)
24
Fasilitas ini seperti sebuah polling, modul ini digunakan untuk voting
(mengambil pendapat atas suatu masalah) atau untuk mendapatkan umpan
balik dari para siswa.
(6) Modul Kuis
Fasilitas ini bisa digunakan sebagai suatu tagihan atau ulangan harian yang
dilakukan secara online. Jenis pertanyaan kuis dapat dikelompokkan
dalam kategori-kategori untuk memudahkan akses. Kuis secara otomatis
akan langsung dinilai. Pertanyaan kuis dan jawabannya dapat diacak, fitur
ini bermanfaat untuk mengurangi kecurangan.
(7) Modul Jurnal
Fasilitas ini dapat diatur agar hanya dapat dilihat oleh pengajar dan siswa
saja.
(8) Modul bahan pelatihan
Pada modul pelatihan ini bersisi berbagai macam materi pembelajaran
dalam bentuk word, flash, animasi, power point, video, dan audio. Modul
pelatihan ini dapat diunduh siswa sebagai materi pembelajaran tambahan
yang dapat diunduh sewaktu – waktu tanpa harus bertatap muka secara
langsung dengan pengajar.
2.4.4 E-Learning berbasis MOODLE di SMA Negeri 1 Bergas
Pembelajaran dengan MOODLE sudah diterapkan di SMA Negeri 1
Bergas. Langkah-langkah penggunaan MOODLE dalam kegiatan pembelajaran
adalah sebagai berikut :
(1) Pastikan komputer yang digunakan sudah terhubung dengan internet!
25
(2) Buka aplikasi browser pada komputer kemudian masuklah ke alamat
http://sman1bergas.sch.id.
Gambar 2.1 Tampilan website SMA Negeri 1 Bergas
(http://www.sman1bergas.sch.id)
(3) Setelah masuk halaman website SMA Negeri 1 Bergas, klik pada
E-Learning untuk masuk pada halaman MOODLE.
Gambar 2.2 Tampilan homepage e-learning berbasis MOODLE
(http://www.sman1bergas.sch.id/elearning/moodle/)
26
(4) Apabila akan masuk pada kelas e-learning, maka harus melakukan login
terlebih dahulu.
Gambar 2.3 Tampilan halaman login untuk masuk ke kelas e-learning
2.4.5 Penerapan Metode E-Learning berbasis MOODLE
Dalam penerapannya pada metode e-learning, MOODLE dapat digunakan
sebagai tambahan atau suplemen. Dengan menggunakan MOODLE guru dapat
memberikan tambahan pelajaran dengan waktu yang dapat disesuaikan dengan
kebutuhan dan kepentingan guru maupun siswa. Adapun kegiatan dalam
pembelajaran kimia dengan metode e-learning berbasis MOODLE diantaranya
adalah :
(1) Pemberian tugas berupa materi pelajaran yang dapat diunduh melalui
MOODLE diluar jam pelajaran.
(2) Pemberian tugas berupa latihan soal atau pekerjaan rumah yang dapat
diunduh melalui MOODLE diluar jam pelajaran.
(3) Pemberian tugas berupa lembar kerja praktikum yang dapat diunduh
melalui MOODLE diluar jam pelajaran.
27
(4) Pengumpulan tugas yang dapat dilakukan melalui upload file melalui
MOODLE.
(5) Penyampaian nilai dilakukan melalui MOODLE.
2.5 Tinjauan Mengenai Materi Larutan Elektrolit dan Konsep
Redoks
Materi pokok larutan elektrolit dan konsep redoks adalah materi yang di
ajarkan di SMA kelas X pada semester 2. Materi ini berisi sub-sub pokok materi
sebagai berikut :
2.5.1 Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
Larutan adalah campuran homogen dari dua zat atau lebih. Zat yang
jumlahnya lebih banyak disebut pelarut (solvent), sedangkan zat yang jumlahnya
sedikit disebut zat terlarut (solute). Berdasarkan sifat hantaran listriknya, larutan
dibagi menjadi dua, yaitu larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit. Larutan
elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Sedangkan larutan
nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik karena mengandung ion-ion
yang dapat bergerak bebas. Dalam larutan, zat elektrolit terionisasi (membentuk
ion-ion), yaitu ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Zat yang dalam
larutannya dapat terionisasi adalah asam, basa, dan garam. Larutan elektrolit
terdiri atas larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah. Perbedaan kedua
jenis larutan itu terletak pada jumlah partikel yang mengalami ionisasi tiap mol
zat. Jika terionisasi semua, berarti zat tersebut termasuk elektrolit kuat.
28
LARUTAN
Larutan Nonelektrolit
Larutan Elektrolit
Elektrolit Kuat Elektrolit Lemah
Sebaliknya, jika terionisasi sebagian, berarti zat itu termasuk elektrolit lemah.
Adapun zat yang tidak mengalami ionisasi termasuk zat nonelektrolit. Zat
nonelektrolit terdiri atas zat selain asam, basa, dan garam.
Gambar 2.4 Skema Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
(Sukmawardani, 2008 dalam
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar.html)[23/1/2010]
Perbedaan zat elektrolit kuat dan elektrolit lemah dapat diketahui dari
harga derajat ionisasi (α), yaitu perbandingan jumlah mol zat yang terionisasi
dengan jumlah mol mula-mula. Elektrolit kuat memiliki derajat ionisasi (α) satu
(α = 1). Elektrolit lemah memiliki α antara 0 dan 1(0 < α < 1). Sedangkan zat
nonelektrolit memiliki derajat ionisasi nol (α = 0).
Gambar 2.5 Ionisasi senyawa nonelektrolit, elektrolit kuat, dan elektrolit
lemah dalam larutan (Sukmawardani 2008 dalam http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar.html)
2.5.1.1 Daya Hantar Larutan
Svante August Arrhenius adalah seorang ahli kimia yang berasal dari
Swedia, menjelaskan bahwa larutan elektrolit mengandung atom-atom bermuatan
29
listrik (ion-ion) yang bergerak bebas, hingga mampu untuk menghantarkan arus
listrik melalui larutan. Contoh : larutan HCl.
Gambar 2.6. Svante August Arrhenius 1859–1927
(Johari dan Rahmawati, 2004: 191)
Larutan HCl di dalam air mengurai menjadi kation (H+) dan anion (Cl
-).
Terjadinya hantaran listrik pada larutan HCl disebabkan ion H+ menangkap
elektron pada katoda dengan membebaskan gas hidrogen. Sedangkan ion-ion Cl-
melepaskan elektron pada anoda dengan menghasilkan gas klorin.
Gambar 2.7 Hantaran Listrik Larutan HCl (Johari dan Rahmawati, 2004: 199)
30
Gambar 2.8 Alat Penguji Elektrolit
(Johari dan Rahmawati, 2004: 196)
2.5.1.2 Elektrolit Senyawa Ion dan Senyawa Kovalen
Dengan teori Arrhenius, dapat dijelaskan bagaimana larutan elektrolit
menghantarkan arus listrik. Larutan elektrolit dapat berasal dari senyawa ion dan
senyawa kovalen.
(1) Senyawa Ion
Senyawa ion terdiri atas ion – ion, misalnya NaCl. NaCl terdiri atas ion –
ion Na+ dan Cl
- , jika dilarutkan dalam air akan terionisasi menjadi ion-
ionnya. Ion-ion yang terbentuk dapat bergerak bebas sehingga dapat
menghantarkan arus listrik. Akibatnya, semua senyawa ion yang larut
dalam air termasuk elektrolit kuat. Namun, jika tidak terlarut atau dalam
bentuk padatan, senyawa ion tidak dapat menghantarkan arus listrik. Hal
itu disebabkan tidak ada ion yang bergerak bebas. Agar dapat
menghantarkan arus listrik, padatan senyawa ion harus dipanaskan
hingga meleleh. Lelehan senyawa ion dapat menghantarkan arus listrik.
31
Gambar 2.9 NaCl dalam air
(Johari dan Rahmawati, 2004: 194)
(2) Senyawa Kovalen
Padatan senyawa kovalen polar tidak dapat menghantarkan arus listrik
karena tidak mengandung ion. Begitu juga yang terjadi pada lelehannya.
Lelehan senyawa kovalen polar tidak dapat menghantarkan arus listrik
sebab senyawa kovalen polar terdiri atas molekul yang netral. Jadi,
senyawa kovalen polar dapat menghantarkan arus listrik jika berada
dalam bentuk larutan. Contoh senyawa kovalen polar adalah CH3COOH
dan C2H5OH (etanol) seperti telah dijelaskan sebelumnya. Air juga
bersifat polar. Oleh karena itu, antara molekul air dan zat terlarut yang
bersifat polar terdapat gaya tarik menarik. Adanya gaya tarik menarik itu
menyebabkan ikatan pada senyawa kovalen putus dan membentuk ion.
Gambar 2.10 CH3COOH dalam air
(Johari dan Rahmawati, 2004: 195)
32
2.5.2 Konsep Oksidasi dan Reduksi
Konsep oksidasi dan reduksi berkembang seiring perkembangan ilmu
pengetahuan. Konsep oksidasi dan reduksi dapat ditinjau dari penggabungan dan
pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan
penurunan bilangan oksidasi.
Menurut konsep penggabungan dan pelepasan oksigen, oksidasi adalah
reaksi penggabungan oksigen dan reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen.
Menurut konsep pelepasan dan penerimaan elektron, oksidasi adalah reaksi
pelepasan elektron dan reduksi adalah reaksi penerimaan elektron. Sedangkan
menurut konsep peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi, oksidasi adalah
peningkatan bilangan oksidasi dan reduksi adalah penurunan bilangan oksidasi.
2.5.2.1 Bilangan Oksidasi Unsur Dalam Senyawa atau Ion
Bilangan oksidasi adalah angka yang menunjukkan jumlah elektron yang
berperan pada unsur tersebut dalam senyawa. Bilangan oksidasi terkait dengan
banyaknya elektron yang dilepas atau diterima dalam pembentukan senyawa.
Berdasarkan pengertian bilangan oksidasi, aturan penentuan bilangan oksidasi
adalah sebagai berikut:
(1) Unsur bebas memiliki bilangan oksidasi nol
Contoh:
Bilangan oksidasi H, N, O, dan Al dalam unsur H2, N2, O2, dan Al sama
dengan nol.
33
(2) Fluorin yang merupakan unsur paling elektronegatif dan memerlukan
satu elektron untuk mencapai konfigurasi gas mulia selalu memiliki
bilangan oksidasi -1.
(3) Bilangan oksidasi unsur logam dalam senyawanya selalu positif.
(4) Bilangan oksidasi suatu ion tunggal sama dengan muatannya.
Contoh:
Bilangan oksidasi Ca dalam ion Ca2+
= +2 dan bilangan oksidasi S dalam
ion S2-
= +2
(5) Bilangan oksidasi unsur H adalah +1, kecuali jika bersenyawa dengan
logam maka bilangan oksidasi H adalah -1.
Contoh:
Bilangan oksidasi H dalam HCl, H2O, dan NH3 adalah +1. Bilangan
oksidasi H dalam senyawa hidrida, misalnya NaH dan MgH2 adalah -1.
(6) Pada umumnya, bilangan oksidasi O adalah -2. akan tetapi, dalam OF2,
bilangan oksidasi O = +2, dalam peroksida, misalnya H2O2, bilangan
oksidasi O = -1.
(7) Dalam semua senyawa, jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur
penyusunnya sama dengan nol.
Contoh:
H3PO4= (3 x b.o.H) + (1 x b.o.P) + (4 x b.o.O) = 0
(b.o.= bilangan oksidasi)
(8) Dalam suatu ion poliatomik, jumlah bilangan oksidasi seluruh unsur
dalam ion sama dengan muatannya.
34
Contoh: SO42-
= (1 x b.o.S) + (4 x b.o.O) = -2
2.5.2.2 Tata Nama Menurut IUPAC
(1) Senyawa biner dari logam dan non logam.
Beri angka romawi untuk unsur logam yang dapat memiliki lebih dari
satu bilangan oksidasi.
Contoh:
FeCl2 = besi (II) klorida
FeCl3 = besi (III) klorida.
(2) Senyawa biner dari non logam dan non logam.
Beri angka romawi untuk unsur yang dapat memiliki lebih dari satu
bilangan oksidasi, dimana bilangan oksidasinya positif.
Contoh:
N2O = Nitrogen (I) oksida atau Dinitrogen monoksida.
NO = Nitrogen (II) oksida atau Nitrogen monoksida.
(3) Senyawa yang mengandung ion poliatom.
i) Jika kation memiliki lebih dari satu bilangan oksidasi, maka beri
angka romawi setelah nama kation.
Contoh: PbSO4 = Timbal (II) sulfat.
ii) Jika kation hanya memiliki satu bilangan oksidasi, maka sertakan
bilangan oksidasi dari unsur ditengah dalam ion poliatom setelah
nama ionnya.
35
Contoh:
NaClO = Natrium hipoklorit
NaClO2 = Natrium klorit.
(4) Senyawa Asam
Jika senyawa asam mengandung ion poliatom, beri angka romawi untuk
unsur dalam ion yang dapat memiliki lebih dari satu bilangan oksidasi.
Perhatikan, nama ion poliatom menggunakan akhiran –at dan tanpa
diberi awalan yunani.
Contoh: HClO3 = Asam klorat atau asam klorat (V).
(5) Garam
Nama garam merupakan nama gabungan dari nama kation, dengan
bilangan oksidasinya (jika lebih dari satu), dan nama anionnya.
Contoh:
FeSO4 = besi(II) sulfat
NaClO = natrium klorat(I)
Jika garamnya terhidrat, jumlah molekul air persatuan rumus disertakan.
Contoh: CuSO4.5H2O = tembaga(II) sulfat-5-hidrat
2.5.2.3 Aplikasi Redoks Dalam Memecahkan Masalah Lingkungan
Konsep redoks dapat digunakan untuk menanggulangi pencemaran
lingkunganoleh limbah industri. Contoh pengolahan limbah organik adala proses
lumpur aktif (activited sludge). Lumpur aktif adalah lumpur yang banyak
mengandung mikroorganisme (bakteri aerob). Pada proses ini dilakukan proses
oksidasi dengan oksigen yang dilakukan oleh bakteri aerob di dalam bak
36
pengolahan air limbah. Secara umum,pengelahan air limbah melibatkan proses
kimia, proses fisika maupun proses biologi. Berikut merupakan contoh skema
pengolahan air limbah, yang menggunakan konsep elektrolit dan konsep redoks
didalam proses kimianya.
Gambar 2.11 Skema Pengolahan Air Limbah (Johari dan
Rahmawati, 2004: 220).
2.6 Kerangka Berfikir
Keterbatasan waktu yang dimiliki oleh guru untuk memberikan materi ajar
merupakan salah satu kendala utama dalam peningkatan kualitas pembelajaran.
Sehingga perlu adanya metode belajar yang dapat membantu guru dan siswa agar
bisa tetap belajar, kreatif dan tetap tidak terlepas dari tujuan awal pendidikan.
37
Materi kimia SMA memang membutuhkan kejelian dan pemahaman yang
cukup tinggi. Namun dalam kenyataan masih dijumpai beberapa kesulitan yang
dihadapi siswa dalam meraih kebermaknaan materi kimia. Hal ini menyebabkan
nilai yang diperoleh menjadi kurang baik, bahkan belum memenuhi kriteria
ketuntasan minimal yang ditentukan. Berangkat dari permasalahan ini, maka perlu
adanya metode pembelajaran yang tepat dan media yang dapat membantu siswa
dalam mendalami materi kimia.
Dalam penelitian ini, akan diterapkan metode e-learning berbasis
MOODLE dengan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) pada
kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Dengan
media MOODLE yang dapat diakses melalui jaringan intranet maupun internet,
maka pembelajaran tidak hanya dapat dilakukan dikelas atau bertatap muka
langsung saja, tetapi pembelajaran juga dapat dilakukan secara online melalui
internet diluar jam pelajaran, sedangkan pada kelas kontrol diberikan
pembelajaran konvensional. Pengamatan sikap siswa saat proses pembelajaran
dilaksanakan untuk mengetahui nilai afektif baik pada kelas eksperimen maupun
kelas kontrol, sedangkan kegiatan praktikum dilaksanakan untuk mengetahui nilai
psikomotorik kedua kelas tersebut. Dari kedua kegiatan pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol di atas diharapkan akan terjadi peningkatan pemahaman siswa
terhadap materi Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks sehingga diharapkan hasil
belajar yang diperoleh baik. Selanjutnya hasil belajar kedua kelompok
dibandingkan untuk mengetahui besarnya peningkatan hasil belajar dan untuk
38
mengetahui apakah efektif atau tidak pembelajaran kimia dengan menerapkan
metode e-learning dengan pendekatan CTL.
BAGAN KERANGKA BERFIKIR
Gambar 2.12 Kerangka Berfikir
Keterbatasan ruang dan waktu yang
dimiliki guru untuk memberikan materi ajar
Kesulitan peserta didik dalam
meraih kebermaknaan materi kimia
Materi Kimia Larutan
Elektrolit dan Konsep Redoks
Ada pengaruh penggunaan metode e-learning dengan pendekatan
CTL terhadap hasil belajar kimia materi Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks
Pembelajaran dengan metode
e-learning dan pendekatan CTL
Pembelajaran
Pembelajaran secara
konvensional dengan media power point
Post-test
(Tes hasil belajar)
Post-test
(Tes hasil belajar)
39
2.7 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya masih sementara dan perlu
pembuktian lebih lanjut dari suatu permasalahan. Hipotesis dalam penelitian ini
adalah:
H0 : tidak ada pengaruh penggunaan metode e-learning berbasis MOODLE
dengan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) terhadap
hasil belajar kimia siswa SMA kelas X pada materi pokok larutan
elektrolit dan konsep redoks”.
H1 : ada pengaruh penggunaan metode e-learning berbasis MOODLE dengan
pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) terhadap hasil
belajar kimia siswa SMA kelas X pada materi pokok larutan elektrolit dan
konsep redoks”.
40
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Penentuan Objek Penelitian
Ruang lingkup objek penelitian pendidikan dapat berupa hal–hal apa saja
yang berhubungan dengan masalah pendidikan khususnya terjadi di sekolah.
Untuk menjelaskan apa yang diteliti diperlukan metode penelitian yang tepat,
meliputi penentuan objek penelitian, penyusunan alat pengumpulan data, analisis
uji coba instrumen, analisis tahap awal dan analisis tahap akhir.
3.1.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa SMA kelas X. Siswa
SMA kelas X dianggap sebagai satu populasi karena memiliki ciri–ciri yang sama,
antara lain memperoleh materi yang sama, dalam hal ini yaitu materi pokok
Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks, memperoleh jam belajar dan memiliki
lingkungan belajar yang sama di sekolah.
Tabel 3.1 Data Siswa Kelas X
No. Kelas Jumlah Siswa
1 X-1 37 2 X-2 37
3 X-3 37 4 X-4 38
5 X-5 35 6 X-6 36
7. X-7 35 8. X-8 34
(Sumber: Administrasi kesiswaan SMA Negeri 1 Bergas 2010/2011)
41
3.1.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik cluster random
sampling yaitu dengan mengambil dua kelas dari populasi secara acak (diundi)
dengan syarat populasi harus normal dan homogen. Salah satu kelas bertindak
sebagai kelompok eksperimen yang memperoleh pembelajaran e-learning dengan
pendekatan CTL dan kelas yang satu lagi sebagai kelompok kontrol yang
memperoleh pembelajaran secara konvensional dengan media powerpoint. Hal ini
dilakukan dengan memperhatikan ciri-ciri antara lain siswa mendapat materi
berdasarkan kurikulum yang sama, siswa yang menjadi objek penelitian duduk
pada kelas yang sama dan kelas tidak ada kelas yang diunggulkan.
3.1.3. Variabel Penelitian
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif. Semua data atau informasi diwujudkan dalam bentuk angka–angka
dan analisisnya menggunakan statistika. Variabel yang terdapat dalam penelitian
ini terdiri dari tiga macam variabel yaitu :
3.1.3.1 Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu metode pembelajaran. Pada
kelompok eksperimen metode pembelajaran yang digunakan adalah e–learning
berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL, sedangkan pada kelompok kontrol
digunakan metode konvensional.
3.1.3.2 Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini hasil belajar siswa. Data hasil belajar
diperoleh melalui tes tertulis di akhir proses pembelajaran. Tes tertulis ini
42
bertujuan untuk memperoleh data hasil belajar dengan dua metode pembelajaran
yang berbeda.
3.1.3.3 Variabel Kontrol
Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah kemampuan pengajar, jumlah
jam pelajaran yang tersedia, kurikulum, dan kondisi siswa serta lingkungan.
3.2 Tahapan Penelitian
Tahapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
3.2.1 Mengambil data awal kelas X semester II SMA N 1 Bergas berupa data
nilai Ulangan Akhir Semester ganjil pelajaran kimia yang akan digunakan untuk
uji normalitas dan uji homogenitas populasi.
3.2.2 Berdasarkan data yang diperoleh dari 3.2.1 ditentukan sampel penelitian
dengan teknik cluster random sampling dengan perimbangan siswa mendapat
materi berdasarkan kurikulum yang sama, siswa yang menjadi objek penelitian
duduk pada kelas yang sama dan pembagian kelas tidak ada kelas yang unggulan.
3.2.3 Menyusun kisi-kisi instrumen tes uji coba sesuai dengan kompetensi dasar
dan indikator yang ingin dicapai.
3.2.4 Menyusun instrumen tes uji coba berdasarkan kisi-kisi yang ada di mana
instrumen tersebut akan digunakan sebagai tes hasil belajar pada kelas sampel.
3.2.5 Melaksanakan uji coba instrumen tes pada kelas uji coba di luar populasi
(yang sebelumnya telah mendapatkan materi larutan elektrolit dan konsep redoks)
dimana instrumen tersebut akan digunakan sebagai tes hasil belajar pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
43
3.2.6 Menganalisis data hasil tes uji coba pada kelas uji coba untuk mengetahui
validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda soal.
3.2.7 Menentukan soal-soal yang memenuhi syarat bedasarkan data 3.2.6 .
3.2.8 Melaksanakan pembelajaran dengan metode e–learning berbasis
MOODLE dengan pendekatan CTL pada kelas eksperimen dan pembelajaran
konvensional pada kelas kontrol.
3.2.9 Melaksanakan tes hasil belajar (post test) pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
3.2.10 Menganalisis hasil tes.
3.2.11 Menyusun laporan hasil penelitian.
3.3 Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian jenis true experimental design dengan
menggunakan dua kelas yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Tabel 3.2 Desain Eksperimen
Kelas Perlakuan Keadaan Akhir
Eksperimen X 0
Kontrol Y 0
(Sukardi, 2009)
Keterangan:
X : Pembelajaran kimia dengan menggunakan metode e-learning
Y : Pembelajaran kimia dengan menggunakan metode konvensional
0 : Post test untuk mengetahui hasil belajar kimia siswa antara kedua
kelompok (Arikunto, 2006: 86-87).
44
3.4 Sumber Data
Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Bergas,
guru, serta lingkungan yang mendukung pelaksanaan penelitian. Data yang
diinginkan adalah data kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh dari tes hasil belajar,
angket dan lembar observasi yang ketiganya sudah terlebih dahulu diuji validitas
dan reliabilitasnya.
3.4.1 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
3.4.1.1 Metode Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai daftar nama
siswa, jumlah siswa yang menjadi anggota populasi serta data nilai kimia pada
Ulangan Akhir Semester ganjil kelas X. Data ini diperlukan untuk analisis tahap
awal.
3.4.1.2 Metode Tes
Metode tes ini bertujuan untuk memperoleh data yang diharapkan dapat
mencerminkan daya serap siswa dalam mempelajari materi Larutan Elektrolit dan
Konsep Redoks. Sebelum tes ini digunakan untuk memperoleh data dari sampel
sebagai objek peneitian, terlebih dahulu diadakan uji coba tes pada kelas diluar
populasi. Tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes akhir pembelajaran.
Tes akhir ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar kognitif setelah diterapkan
pembelajaran dengan metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan
CTL.
45
3.4.1.3 Metode Angket
Angket diberikan kepada siswa yang berasal dari kelas eksperimen diakhir
pembelajaran, bertujuan untuk mengetahui pendapat atau tanggapan siswa tentang
pembelajaran dengan penerapan metode e-learning berbasis MOODLE dengan
pendekatan CTL. Hasil angket dianalisis secara deskriptif kemudian ditarik
kesimpulan.
3.4.1.4 Metode Observasi
Observasi dapat digunakan sebagai alat evaluasi untuk menilai tingkah
laku siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Metode observasi digunakan
untuk menilai aspek afektif (sikap atau tingkah laku siswa) dalam proses
pembelajaran dan psikomotorik (keterampilan siswa) dalam praktikum. Instrumen
yang digunakan pada metode ini adalah lembar observasi, yaitu lembar observasi
yang berisi indikator-indikator yang dijadikan acuan untuk mengamati
kemampuan siswa dari ranah afektif dan psikomotorik selama proses
pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan oleh dua observer yaitu guru
mitra dan satu rekan.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari berbagai rancangan
pembelajaran yang berupa silabus, rencana pembelajaran, lembar angket aspek
afektif, lembar observasi psikomotorik, dan tes hasil belajar aspek kognitif.
Sebelum melaksanakan pembelajaran terlebih dahulu harus dipersiapkan adalah
rancangan pembelajaran yang dituangkan dalam silabus dan rencana
46
pembelajaran. Berbagai rancangan pembelajaran yang harus dipersiapkan harus
sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
3.5.1 Instrumen Penelitian Hasil Belajar Aspek Kognitif
3.5.1.1 Penyusunan Instrumen Uji Coba Tes Hasil Belajar
Langkah–langkah dalam penyusunan instrumen uji coba tes hasil belajar
adalah sebagai berikut:
1) Mengadakan pembatasan terhadap bahan–bahan yang akan diteskan.
2) Menentukan jumlah waktu yang disediakan untuk mengerjakan soal tes.
3) Menentukan jumlah butir soal tes yang akan digunakan untuk pengambilan
data.
4) Menentukan tipe tes yang berbentuk pilihan ganda dengan lima (5) buah
pilihan jawaban.
5) Menentukan komposisi jenjang perangkat pengumpulan data dari
penelitian ini adalah ingatan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), dan
analisis (C4).
6) Membuat tabel spesifikasi atau kisi–kisi soal. Kisi–kisi soal disesuaikan
dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan tujuan agar sama
dengan standar kompetensi yang berlaku.
7) Menyusun butir tes dengan membuat soal sebanyak 50 butir soal. Semua
butir soal diperkirakan memerlukan waktu 90 menit.
3.5.1.2 Pelaksanaan Uji Coba Tes Hasil Belajar
Uji coba perangkat tes digunakan untuk menentukan soal–soal yang
memenuhi syarat untuk dijadikan instrumen penelitian yang baik. Instrumen
47
dikatakan baik apabila memenuhi persyaratan antara lain daya beda, tingkat
kesukaran, validitas, dan reliabilitas. Apabila persyaratan terpenuhi, maka
perangkat tes dikatakan baik dan dapat digunakan untuk penelitian.
1) Daya Pembeda Soal
Untuk mengetahui daya pembeda masing–masing soal seluruh peserta tes
dikelompokkan menjadi dua, yaitu kelompok pandai atau kelompok atas
(upper group) dan kelompok bodoh atau kelompok bawah (lower group).
Rumus untuk menentukan daya pembeda adalah:
DP = A
BA
JS
JBJB
Keterangan :
AJB = jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal dengan benar.
BJB = jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar.
AJS = jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal dengan salah.
BJS = jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal dengan salah.
(Arikunto, 2009: 213-214)
Tabel 3.3 Klasifikasi Daya Pembeda Soal
Inteval Kriteria
Soal dengan DB 0 Soal dengan DB 0,20 Soal dengan DB 0,20 - 0,40 Soal dengan DB 0,40 - 0,70 Soal dengan DB 0,70 - 1,00
sangat jelek
jelek cukup
baik sangat baik
(Sudijono, 2009: 389)
48
2) Tingkat Kesukaran Soal
Bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks
kesukaran. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai 1,00 (Arikunto,
2009: 207). Rumus untuk menghitung indeks kesukaran soal adalah :
TK = JS
B
Keterangan :
TK = indeks kesukaran
B = banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
(Arikunto, 2009:208)
Kriteria soal–soal yang dipakai sebagai instrumen berdasarkan indeks
kesukaran digunakan klasifikasi sebagai berikut :
Tabel 3.4 Klasifikasi Taraf Kesukaran
Interval Kriteria
Soal dengan TK 0,00 sampai 0,30 soal sukar
Soal dengan TK 0,30 sampai 0,70 soal sedang
Soal dengan TK 0,70 sampai 1,00 soal mudah
(Arikunto, 2009: 210)
3) Uji Validitas
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan peneliti. Validitas yang hendak diamati meliputi :
(a) Validitas Isi
Untuk memenuhi validitas isi, sebelum instrumen disusun, peneliti
terlebih dahulu harus menyusun kisi–kisi soal sesuai dengan
kurikulum yang berlaku, yang selanjutnya dikonsultasikan dengan
49
dosen pembimbing dan guru pengampu bidang studi kimia kelas X
semester 2 pada materi pokok Larutan Elektrolit dan Konsep
Redoks.
(b) Validitas Butir
Validitas butir dihitung dengan menggunakan rumus korelasi point
biserial yaitu sebagai berikut :
q
p
St
MtMprpbis
Keterangan:
rpbi = koefisien korelasi point biseral
Mp = rerata skor siswa yang menjawab benar
Mt = rerata skor siswa total
P = proporsi siswa yang menjawab benar
q = proporsi siswa yang menjawab salah
(q = 1 – p)
St = standar deviasi dari skor total (Widodo, 2009: 59)
Kemudian harga rpbis diuji dengan uji t yaitu :
21
2
pbis
pbis
r
nrt
Ketentuan soal yang valid apabila thitung lebih besar dari ttabel 0,95
dengan derajat kebebasan (dk = n-2), dan item yang kurang dari
50
ttabel dengan dk = n-2 termasuk item yang tidak valid perlu direvisi
atau tidak digunakan (Widodo, 2009: 59).
4) Reliabilitas Soal
Sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil dari tes tersebut menunjukkan
hasil yang relatif sama atau ajeg.
Reliabilitas dihitung dengan teknik korelasi KR21 dengan rumus :
r11 = Vtk
MkM
k
k
.
)(1
1
Keterangan :
r11 = reliabilitas secara keseluruhan
Vt = St2 = variasi skor total
M = = skor rata–rata
k = jumlah butir soal (Arikunto, 2009: 189)
Apabila harga r11 ≥ rtabel (α = 5%) maka instrumen reliabel (Arikunto, 2009:
191).
3.5.1.3 Analisis Uji Coba Instrumen Soal
Analisis instrumen soal tahap pertama adalah analisis daya pembeda,
tingkat kesukaran soal, validitas dan reliabilitasnya.
1) Analisis Daya Beda Soal
Berdasarkan hasil analisis daya beda, jumlah butir soal dan nomor soal
dengan kriteria sangat jelek, jelek, cukup, baik, dan sangat baik dapat
dilihat pada Tabel 3.5.
51
Tabel 3.5 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal
Kriteria Nomor soal Jumlah %
Sangat jelek 4, 15, 22, 24, 34, 35, 37, 40, 43,
45, 48, 49 12 24%
Jelek 1, 7, 9, 11, 14, 16 6 12%
Cukup
3, 6, 8, 10, 12, 13, 23, 25, 26, 27,
28, 29, 30, 31, 32, 33, 39, 41, 46,
47, 50.
20 40%
Baik 2, 5, 18, 19, 20, 21, 25, 36, 38,
42, 44 11 22%
Sangat baik 17 1 2%
Jumlah 50 100 %
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 135.
Berdasarkan analisis daya beda soal maka soal-soal yang mempunyai DP ≤
0,00 dan 0,00 < DP ≤ 0,20 atau dengan kriteria daya beda sangat jelek dan
jelek dihilangkan (tidak digunakan) .
2) Tingkat Kesukaran Soal
Berdasarkan analisis tingkat kesukaran soal maka soal-soal yang
mempunyai IK = 0,00 dan IK = 1,00 atau indeks kesukaran dengan kriteria
sangat sukar dan sangat mudah dihilangkan (tidak dipakai). Untuk hasil
analisis taraf kesukaran soal dapat dilihat pada tabel 3.6.
Tabel 3.6 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran
Kriteria Nomor soal Jumlah %
Sukar 4, 14, 21, 22, 24, 34, 35, 37, 38, 40,
43, 45, 48, 49 14 28%
Sedang 1, 5, 15, 17, 18, 23, 25, 26, 27, 33,
36, 39, 44 13 26%
Mudah 2, 3, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 16, 19,
20, 28, 29, 30, 31, 32, 41, 42, 46, 47,
50
23 46%
Jumlah 50 100 %
52
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 136.
3) Uji Validitas
Berdasarkan uji coba soal yang telah dilaksanakan dengan jumlah siswa =
34 diperoleh St = 5,04. Contoh perhitungan validitas item soal nomor 2
diperoleh thitung = 2,59 dan ttabel (dk = 34-2 = 34) = 2,04 tampak dari perhitungan
bahwa thitung > ttabel, maka item soal 2 valid. Hasil analisis validitas soal uji
coba dapat dilihat pada tabel 3.7.
Tabel 3.7. Hasil Analisis Validitas Soal
Kriteria Nomor soal Jumlah %
Valid 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 16,
17, 18, 19, 20, 21, 23, 25, 26, 27, 28
29, 30, 31, 32, 33, 36, 38, 39, 41, 42,
44, 46, 47, 50
36 72%
Tidak valid 1, 4, 14, 15, 22, 24, 34, 35, 37, 40 43,
45, 48, 49 14 28%
Jumlah 50 100 %
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 138.
4) Reliabilitas Soal
Berdasarkan hasil analisis diperoleh data r11 = 0,536 dan pada harga rtebel (α
=5%, dk=34) = 0,349. Karena r11 > rtebel (α =5%, dk=34) sehingga soal tersebut
reliabel, perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 8 halaman
139
3.5.1.4 Analisis Uji Coba Instrumen Soal
Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui daya beda, tingkat kesukaran,
validitas dan reliabelitas soal. Berdasarkan hasil analisis 50 butir soal, diperoleh
53
31 soal yang layak digunakan. Kemudian dipilih 30 soal sebagai soal post test
dengan komposisi jenjang sebagai berikut :
1) Aspek pengetahuan (C1) terdiri dari 8 soal = 26,67 %
2) Aspek pemahaman (C2) terdiri dari 13 soal = 40 %
3) Aspek penerapan (C3) terdiri dari 5 soal = 18 %
4) Aspek analisis (C4) terdiri dari 4 soal = 10 %
30 butir soal yang dipakai untuk analisis hasil post test dipilih berdasarkan
distribusi soal dan tingkat kesukaran soal, soal yang telah dipilih kemudian dibuat
kisi-kisi soal post test.
Tabel 3.8 Hasil Analisis Uji Coba Soal
Kriteria Nomor soal
Soal layak
pakai
2, 3, 5, 6, 8, 10, 12, 13, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 25, 26, 27, 28,
30, 31, 32, 33, 36, 38, 39, 41, 42, 44, 46, 47, 50
Soal dipakai 2, 3, 5, 6, 8, 10, 12, 13, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 25, 26, 27, 28,
30, 31, 32, 33, 36, 38, 39, 42, 44, 46, 47, 50
3.5.2 Instrumen Lembar Observasi Aspek Afektif
3.5.2.1 Penyusunan Instrumen Uji Coba Lembar Observasi Aspek Afektif
Instrumen Lembar Observasi ini digunakan untuk mengukur hasil belajar
siswa dalam aspek afektif. Adapun langkah-langkah penyusunan lembar observasi
ini adalah sebagai berikut :
1) Menentukan tujuan
Tujuan dari lembar observasi ini adalah mengamati sikap atau tingkah laku
siswa dalam proses pembelajaran sebagai hasil belajar afektif.
2) Menentukan aspek pengukuran
54
Aspek merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur hasil belajar
afektif.
3) Menentukan skor aspek
Aspek yang diukur, ditetapkan skornya.
4) Menyusun kriteria penskoran
Penyusunan kriteria penskoran mengacu pada skor aspek yang telah
ditetapkan. Kriteria penskoran yang dimaksud yaitu pada tiap aspeknya
terdiri dari lima pilihan.
3.5.2.2 Tahap Pelaksanaan Uji Coba Skala Hasil Belajar Afektif
Sebelum instrumen ini digunakan, terlebih dahulu diujicobakan pada siswa
di luar populasi. Uji coba dimaksudkan agar skala hasil belajar afektif yang
digunakan dapat memenuhi kriteria-kriteria tentang skala keterampilan belajar
yang baik. Kemudian hasil uji coba dianalisis untuk mengetahui apakah instrumen
itu memenuhi syarat atau tidak apabila digunakan sebagai alat pengambil data.
Setelah uji coba, instrumen skala hasil belajar afektif perlu dianalisis yang
meliputi validitas dan reliabilitasnya.
1) Validitas instrumen skala hasil belajar afektif
Pengujian validitas instrumen ini menggunakan pengujian validitas
konstruk. Untuk menguji validitas konstruk dapat digunakan pendapat ahli.
Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang
akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya
dikonsultasikan dengan ahli (Sugiyono, 2007: 352). Dalam hal ini ahli
yang dimaksud adalah dosen pembimbing skripsi. Skala hasil belajar
55
afektif yang telah dikonsultasikan dan disetujui oleh ahli dapat dikatakan
valid.
2) Reliabilitas instrumen skala hasil belajar afektif
Untuk menguji reliabilitas hasil belajar afektif digunakan dua pengamat
atau observer, skor yang diperoleh pada observer I maupun pada observer
II kemudian diberi rank. Untuk menghitung reliabilitas hasil belajar afektif
digunakan rumus korelasi peringkat Spearman-Brown :
Rho = 1nn
b 61
2
2
Keterangan :
Rho = reliabilitas instrumen
b = beda (rank observer I- rank observer II)
n = ukuran/ jumlah sampel (Widodo, 2009: 61).
Harga Rho kemudian dikonsultasikan dengan rtabel, harga Rho minimum
0,60 atau melebihi harga rtabel maka lembar pengamatan sudah dapat
dinyatakan reliabel. Berdasarkan uji lembar pengamatan yang telah
dilaksanakan dengan N = 15, diperoleh harga Rho = 0,63. Karena Rho(0,63)
≥ rtebel(0,60) sehingga lembar pengamatan tersebut reliabel. Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 41 halaman 228.
3.5.3 Instrumen Lembar Observasi Aspek Psikomotorik
3.5.3.1 Penyusunan Instrumen Uji Coba Lembar Observasi Aspek
Psikomotorik
Instrumen Lembar Observasi ini digunakan untuk mengukur hasil belajar
56
siswa dalam aspek psikomotorik. Adapun langkah-langkah penyusunan lembar
observasi ini adalah sebagai berikut :
1) Menentukan tujuan
Tujuan dari lembar observasi ini adalah mengamati sikap dan keterampilan
siswa dalam proses pembelajaran sebagai hasil belajar psikomotorik.
2) Menentukan aspek pengukuran
Aspek merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur hasil belajar
psikomotorik.
3) Menentukan skor aspek
Aspek yang diukur, ditetapkan skornya.
4) Menyusun kriteria penskoran
Penyusunan kriteria penskoran mengacu pada skor aspek yang telah
ditetapkan. Kriteria penskoran yang dimaksud terdiri dari tiga pilihan yaitu
baik, cukup, dan tidak baik.
3.5.3.2 Tahap Pelaksanaan Uji Coba Skala Hasil Belajar Psikomotorik
Sebelum instrumen ini digunakan, terlebih dahulu diujicobakan pada siswa
di luar populasi. Uji coba dimaksukan untuk mengetahui apakah instrumen itu
memenuhi syarat atau tidak apabila digunakan sebagai alat pengambil data.
Setelah uji coba, instrumen hasil belajar psikomotorik dianalisis validitas dan
reliabilitasnya.
1) Validitas instrumen skala hasil belajar psikomotorik
Pengujian validitas instrumen ini menggunakan pengujian validitas
konstruk. Untuk menguji validitas konstruk dapat digunakan pendapat ahli.
57
Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang
akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya
dikonsultasikan dengan ahli (Sugiyono, 2007: 352-353). Dalam hal ini ahli
yang dimaksud adalah dosen pembimbing skripsi. Skala hasil belajar
psikomotorik yang telah dikonsultasikan dan disetujui oleh ahli dapat
dikatakan valid.
2) Reliabilitas instrumen skala hasil belajar psikomotorik
Reliabilitas adalah ketepatan suatu tes apabila diteskan pada objek yang
sama (Arikunto, 2009: 178). Reliabilitas keterampilan belajar atau
psikomotorik sebelum dianalisis, skor yang diperoleh pada observer I
maupun pada observer II diberi rank dengan rumus korelasi peringkat
Spearman-Brown :
Rho = 1nn
b 61
2
2
Keterangan :
Rho = reliabilitas instrumen
b = beda (rank observer I- rank observer II)
n = ukuran/ jumlah sampel (Widodo, 2009: 61).
Harga Rho kemudian dikonsultasikan dengan rtabel, harga Rho minimum
0,60 atau melebihi harga rtabel maka lembar pengamatan sudah dapat
dinyatakan reliabel. Berdasarkan uji lembar pengamatan yang telah
dilaksanakan dengan N = 15, diperoleh harga Rho= 0,6346. Karena Rho
(0,634571429) ≥ rtebel 0,60 sehingga lembar pengamatan tersebut reliabel.
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 47 halaman 238.
58
3.5.4 Instrumen Lembar Kuesioner Tanggapan Siswa
3.5.4.1 Penyusunan Instrumen Uji Coba Lembar Angket Kuesioner
Instrumen ini digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap
pembelajaran kimia dengan menggunakan metode e-learning. Adapun langkah-
langkah penyusunan instrumen ini adalah sebagai berikut:
1) Menentukan alokasi waktu
Alokasi waktu yang digunakan yaitu 20 menit.
2) Menyusun jumlah pernyataan
Jumlah pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini 20 nomor.
3) Menentukan tipe pernyataan
Dalam penelitian ini bentuk kuesioner yang dipergunakan dengan empat
pilihan jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS),
Sangat Tidak Setuju (STS).
4) Menyusun kisi-kisi
Kisi-kisi kuesioner disusun dengan mengacu pada aspek-aspek tanggapan
siswa terhadap pembelajaran kimia yang terdiri dari dua harapan, yaitu
harapan guru dan harapan siswa.
5) Penyusunan butir pernyataan kuesioner
Setelah kisi-kisi dibuat, langkah selanjutnya membuat pertanyaan.
3.5.4.2 Tahap Pelaksanaan Uji Coba Lembar Kuesioner
Sebelum instrumen ini digunakan, terlebih dahulu diujicobakan pada siswa
di luar populasi. Uji coba dimaksukan untuk mengetahui apakah lembar kuesioner
itu memenuhi syarat atau tidak apabila digunakan sebagai alat pengambil data.
59
Analisis lembar kuesioner meliputi validitas dan reliabilitas.
1) Validitas instrumen lembar kuesioner
Pengujian validitas ini menggunakan pengujian validitas konstruk. Setelah
instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan
berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli
(Sugiyono, 2009: 352-353). Dalam hal ini ahli yang dimaksud adalah
dosen pembimbing skripsi, lembar kuesioner yang telah dikonsultasikan
dan disetujui oleh ahli sudah dapat dikatakan valid.
2) Reliabilitas instrumen lembar kuesioner
Reliabilitas diukur teknik Alfa Cronbach, yaitu teknik pengujian
reliabilitas untuk jenis data interval/essay.
α =
t
2
b
2
σ
σ1
1)(k
k
keterangan :
α = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir
2
b = varians skor butir
2
t = varians skor total (Widodo, 2009: 60)
Harga kemudian dikonsultasikan dengan rtabel untuk mengetahui apakah
instrument reliabel atau tidak (taraf nyata 5%). Berdasarkan uji coba
angket yang telah dilaksanakan dengan responden = 30, diperoleh harga α
= 0,655. Karena α (0,655) ≥ 0,60 maka lembar angket tanggapan siswa
tersebut sudah reliabel. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
60
lampiran 54 halaman 250.
3.6 Analisis Data
Analisis data yang digunakan terbagi dalam dua tahap, yaitu tahap awal
dan tahap akhir.
3.6.1 Analisis Tahap Awal
Analisis tahap awal digunakan untuk melihat kondisi awal populasi
sebagai pertimbangan dalam pengambilan sampel yang meliputi uji normalitas ,
homogenitas dan analisis kesamaan keadaan awal populasi.
3.6.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan bagian pendahuluan yang penting dalam
menganalisis data. Hasil uji kenormalan ini berhubungan dengan jenis statistik
yang akan digunakan dalam penelitian. Jika data berdistribusi normal maka uji
hipotesis menggunakan statistik parametrik, akan tetapi jika data tidak
berdistribusi normal maka statistik yang digunakan adalah statistik non
parametrik.
Data yang digunakan untuk uji normalitas diambil dari data tes
sebelumnya. Uji kenormalan dapat dilakukan dengan menggunakan teknik uji chi
kuadrat. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
keterangan:
2 = nilai chi kuadrat
k
l Ei
EiOix
1
22 )(
61
Oi = frekuensi yang diperoleh
Ei = frekuensi yang diharapkan
k = banyak kelas interval
i = 1,2,3,....,k
Harga 2 hitung yang diperoleh dikonsultasikan dengan
2 tabel dengan taraf
signifikan 5% dan derajat kebebasan (dk) = k-3. Data berdistribusi normal jika 2
hitung < 2 tabel (Sudjana, 2005: 273).
3.6.1.2 Uji Homogenitas
Metode yang digunakan untuk menentukan uji homogenitas atau kesamaan
variansi adalah uji Bartlett, karena populasinya lebih dari dua kelas.
Perhitungannya mengunakan rumus sebagai berikut.
Menghitung Variansi gabungan
Menghitung Koefisien Bartlett
Menghitung 2 data
Keterangan :
Si2 : Variasi masing-masing kelompok
S2 : Variasi gabungan
B : Koefisien Bartlett
ni : Jumlah sampel
)1(
)1( 2
2
ni
siniS
)1()(log 2 niSB
62
Harga 2 hitung yang diperoleh dikonsultasikan dengan
2 tabel dengan
taraf signifikan ( ) = 5% dan derajat kebebasan (dk) = k–1. Populasi homogen
jika 2 hitung <
2 (1- )(k-1) (Sudjana, 2005: 262-263).
3.6.1.3 Uji Kesamaan Keadaan Awal Populasi (Uji Anava)
Uji ini dilakukan untuk mengetahui kesamaan rata-rata dari kelas-kelas
dalam populasi, dengan H = 1 = 2 = .....= k
Hipotesis diterima apabila Fdata < F(0,95) (k-1, ni-k). Perhitungannya akan
menggunakan rumus berikut :
dengan :
Jumlah kuadrat rata-rata (Ry)
Jumlah kuadrat antar kelompok (Ay)
Jumlah kuadrat total (Jk tot)
Jk tot = jumlah kuadrat–kuadrat (jk) dari semua nilai pengamatan.
Jumlah kuadrat dalam (Dy)
Dy = Jk tot – Ry – Ay (Sudjana, 2005: 305)
Tabel 3.9 Ringkasan Uji Kesamaan Varians (ANAVA)
Sumber variasi dK JK KT F
Rata-rata Antar kelompok
Dalam kelompok
1 k-1
Σ (ni – 1)
Ry Ay
Dy
K = A : Ry: 1 A = Ay : (k-1)
D = Dy : (Σ (ni-1)
A
D
Total Σ ni Σ X2
)(/
)1/(
KniDy
KAyF
n
xiRy
2)(
Ryni
xiAy
2)(
63
3.6.2 Analisis Tahap Akhir
Analisis data tahap akhir dilakukan setelah di berikan post test pokok
materi Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks. Pengujian tahap akhir meliputi :
3.6.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data tes dari kedua
kelompok berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan adalah uji chi
kuadrat yaitu :
keterangan :
2 = nilai chi kuadrat
Oi = frekuensi yang diperoleh
Ei = frekuensi yang diharapkan
k = banyak kelas interval
i = 1,2,3,....,k
(Sudjana, 2005:273).
Harga 2 hitung yang diperoleh dikonsultasikan dengan 2 tabel dengan taraf
signifikan 5% dan derajat kebebasan (dk) = k-3. Data berdistribusi normal jika 2
hitung < 2 tabel.
3.6.2.2 Uji Kesamaan Dua Varians
Uji kesamaan dua varians bertujuan untuk mengetahui apakah kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai tingkat varians yang sama atau
tidak, sehingga dapat digunakan untuk menentukan uji hipotesis yang digunakan.
Rumus uji kesamaan dua varians :
k
l Ei
EiOix
1
22 )(
64
F =
(Sudjana, 2005:250).
Dengan kriteria jika harga Fhitung < Ftabel maka kedua kelompok mempunyai
varians yang sama atau homogen.
3.6.2.3 Uji Hipotesis
Uji hipotesis menggunakan uji perbedaan dua rata-rata satu pihak kanan,
yang diuji adalah :
Ho : 1 2 Hasil belajar siswa dengan metode e-learning berbasis
MOODLE lebih rendah daripada dengan menggunakan metode
konvensional.
H1 : 1 > 2 Hasil belajar siswa dengan metode e-learning berbasis
MOODLE lebih tinggi daripada dengan menggunakan metode
konvensional.
keterangan :
µ1 = rata-rata hasil belajar kimia kelompok eksperimen
µ2 = rata-rata hasil belajar kimia kelompok kontrol
Uji t dipengaruhi oleh hasil uji kesamaan varians antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol yaitu :
1) Jika varians kedua kelompok sama maka rumus t yang digunakan adalah:
dengan
keterangan :
rata-rata nilai kelompok eksperimen
2
)1()1(
21
2
22
2
112
nn
SnSnS
1x
21
21
11
)(
nnS
XXt
65
rata-rata nilai kelompok kontrol
S12 = varians nilai-nilai kelompok tes eksperimen
S22 = varians nilai-nilai kelompok tes kontrol
n1 = jumlah anggota kelompok eksperimen
n2 = jumlah anggota kelompok kontrol
S2= varians gabungan
(Sudjana, 2005: 239).
Kriteria pengujian adalah :
terima Ho, jika tdata ≤ ttabel(1-α) dimana t1-α didapat dari daftar distribusi t
dengan dk = (n1+ n2 - 2) dan peluang (1-α). (Sudjana 2005: 243).
2) Jika varians kedua kelompok tidak sama maka rumus t yang digunakan :
keterangan :
rata-rata nilai kelompok eksperimen
rata-rata nilai kelompok kontrol
S12 = varians nilai-nilai kelompok tes eksperimen
S22 = varians nilai-nilai kelompok tes kontrol
n1 = jumlah anggota kelompok eksperimen
n2 = jumlah anggota kelompok kontrol
Kriteria pengujian adalah tolak hipotesis Ho jika diperoleh :
dengan
2
2
1
1
21 )('
n
S
n
S
XXt
1x
2x
2x
)1)(1(, 11
1
2
11 natt
n
SW
66
Peluang untuk penggunaan daftar distribusi t ialah (1 - α) sedangkan dk
yang digunakan masing-masing (n1
– 1) dan (n2
– 1) (Sudjana, 2005:
243).
3.6.2.4 Analisis Terhadap Pengaruh Variabel
Untuk menentukan hubungan antara variabel bebas dengan variabel
terikat, digunakan koefisien korelasi biserial. Rumus yang digunakan adalah :
keterangan :
Y1 = rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen
Y2 = rata-rata hasil belajar kelompok kontrol
Sy = simpangan baku untuk semua nilai dari kedua kelompok
p = proporsi siswa kelompok eksperimen
q = proporsi siswa kelompok kontrol
u = tinggi ordinat pada kurva normal pada titik 2 yang memotong bagian
luas normal baku menjadi bagian p dan q (Sudjana, 2005:390).
Tabel 3.10 Pedoman Interprestasi Koefisien Korelasi Biserial (rb)
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 ≤ x < 0,199
0,20 ≤ x < 0,399 0,40 ≤ x < 0,599
0,60 ≤ x < 0,799 0,80 ≤ x ≤ 1,000
Sangat rendah
Rendah Sedang
Kuat Sangat kuat
(Sugiyono, 2007: 231).
uSy
pqYYrbis
)( 21
)1)(1(, 22
2
2
22 natt
n
SW
67
3.6.2.5 Penentuan Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi merupakan koefisien yang menyatakan berapa
persen (%) besarnya pengaruh suatu variabel bebas terhadap variabel terikat
dalam hal ini adalah pengaruh metode e - learning berbasis MOODLE dengan
pendekatan CTL terhadap hasil belajar kimia materi pokok Larutan Elektrolit dan
Konsep Redoks.
Rumus yang digunakan adalah :
Keterangan :
KD = koefisien determinasi.
rb2
= indeks determinasi yang diperoleh dari harga kuadrat rb koefisien
korelasi biserial. (Sudjana, 2005: 369)
3.6.2.6 Uji Ketuntasan Belajar
Uji ketuntasan belajar bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat mencapai ketuntasan belajar
atau tidak. Data yang digunakan dalam uji ini adalah nilai post test kimia siswa
kelas X semester 2 SMA Negeri 1 Bergas tahun ajaran 2010/2011. Uji ketuntasan
belajar dihitung tiap kelompok baik kelompok eksperimen maupun kelompok
kontrol. Rumus untuk menguji ketuntasan belajar individual adalah:
t =
n
S
x
Hipotesis :
%100.2rbKD
68
Ho : µ < 65
H1 : µ ≥ 65
Kriteria yang digunakan adalah :
H0 diterima jika thitung < t(n-1)(1-α).
keterangan :
: rata-rata hasil belajar
s : simpangan baku
n : banyaknya siswa
(Sudjana, 2005: 227).
Masing-masing kelompok eksperimen selain dihitung ketuntasan belajar
individu juga dihitung ketuntasan belajar klasikal (keberhasilan kelas). Menurut
Mulyasa (2007: 254) keberhasilan kelas dapat dilihat dari sekurang-kurangnya
85% dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut telah mencapai ketuntasan
individu. Rumus yang digunakan untuk mengetahui ketuntasan klasikal yaitu :
100%Xn
%
keterangan:
n : jumlah seluruh siswa
x : jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar
3.6.2.7 Analisis Deskriptif untuk Data Hasil Belajar Kognitif
Analisis tes hasil belajar siswa bertujuan untuk mengetahui tingkat
ketuntasan belajar siswa. Nilai hasil belajar siswa dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
69
soal
arJawabanBenNilai
Siswa yang mendapat nilai kurang dari 65 dinyatakan mengalami kesulitan
belajar, sedangkan siswa yang mendapat nilai lebih dari atau sama dengan 65
dinyatakan telah tuntas belajar.
3.6.2.8 Analisis Deskriptif untuk Data Hasil Belajar Afektif
Untuk menghitung nilai hasil belajar afektif yaitu sikap siswa terhadap
pembelajaran kimia pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol digunakan
rumus sebagai berikut:
Tabel 3.11 Kriteria Nilai Afektif
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
85 < X ≤ 100
70 < X ≤ 85 55 < X ≤ 70
40 < X ≤ 55 25 < X ≤ 40
Sangat baik
Baik Cukup
Kurang Sangat kurang
3.6.2.9 Analisis Deskriptif untuk Data Hasil Belajar Psikomotorik
Untuk menghitung nilai hasil belajar psikomotorik yaitu keterampilan
siswa dalam kegiatan praktikum pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol digunakan rumus sebagai berikut:
%100xmaksimumSkor
SkorJumlahNilai
%100xmaksimumSkor
SkorJumlahNilai
70
Kriteria penskoran hasil belajar psikomotorik tiap individu dan hasil belajar
psikomotorik kelas secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 3.12.
Tabel 3.12 Kriteria Nilai Psikomotorik
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
85 < X ≤ 100
70 < X ≤ 85 55 < X ≤ 70
40 < X ≤ 55 25 < X ≤ 40
Sangat baik
Baik Cukup
Kurang Sangat kurang
71
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Berdasarkan pengumpulan data dan penelitian yang telah dilakukan di
SMA Negeri 1 Bergas pada pelajaran kimia materi larutan elektrolit dan konsep
redoks pada kelas X diperoleh hasil pada aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek
psikomotorik sebagai berikut.
Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Aspek Kognitif
Kelas n Rata-rata
SD Nilai
tertinggi Nilai
terendah
Eksperimen 34 76,61 7,18 90 60
Kontrol 35 69,80 9,31 90 53
Tabel 4.2 Data Hasil Belajar Aspek Afektif Kelas n Rata-rata
Eksperimen 46 76,61 Kontrol 46 69,80
Tabel 4.3 Data Hasil Belajar Aspek Psikomotorik
Kelas n Rata-rata
Eksperimen 46 76,61 Kontrol 46 69,80
4.1.1 Analisis Data Tahap Awal (Data Populasi)
Analisis data tahap awal dilakukan untuk membuktikan bahwa antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol berangkat dari kondisi awal yang sama. Data
yang digunakan untuk analisis tahap awal diambil dari nilai ulangan akhir
semester I mata pelajaran kimia kelas X SMA Negeri 1 Bergas.
72
4.1.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan
berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji kenormalan ini menetukan jenis statistik
yang akan digunakan dalam penelitian. Hasil perhitungan uji normalitas data nilai
ulangan semester 1 kimia siswa kelas X dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Normalitas
Data Nilai Ulangan Akhir Semester 1 Kelas X
Kelas Sumber variasi
χ2 hitung dk χ
2tabel Kriteria
X-1 7,97 4 9,49 Normal
X-2 6,22 4 9,49 Normal
X-3 6,33 4 9,49 Normal
X-4 6,95 4 9,49 Normal
X-5 7,81 4 9,49 Normal
X-6 7,55 4 9,49 Normal
X-7 5,57 4 9,49 Normal
X-8 3,59 4 9,49 Normal
Suatu populasi dikatakan normal jika tabelhitung22
, dari hasil
perhitungan uji normalitas untuk kelas X-1 diperoleh hitung2
= 7,97 dengan
%5 dan dk = 3 diperoleh tabel2
= 9,49. Dengan demikian tabelhitung22
,
sehingga kelas X-1 dinyatakan berdistribusi normal. Karena data populasi
berdistribusi normal, sehingga uji selanjutnya menggunakan statistik parametrik.
Perhitungan uji normalitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 20-27
halaman 203-210.
73
4.1.1.2 Uji Homogenitas Populasi
Uji homogenitas populasi dilakukan dengan menggunakan uji Barlet
diperoleh hitung2 = 10,63 dan untuk %5 dengan dk (k-1) = (8-1) = 7 diperoleh
tabel2 = 14,07. Karena tabelhitung
22 maka populasi mempunyai varians sama
atau homogen.
Pengambilan kelas sampel dilakukan secara acak, sehingga diperoleh kelas
X-8 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-7 sebagai kelas kontrol. Kelas
eksperimen diberi pembelajaran dengan metode e-learning berbasis MOODLE
dengan pendekatan CTL, sedangkan kelas kontrol diberi pembelajaran
konvensional dengan bantuan media power point. Hasil uji homogenitas populasi
dapat dilihat pada tabel 4.5 dan perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 28 halaman 211.
Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Populasi
Data χ2
hitung χ2tabel Kriteria
Nilai ulangan akhir
semester I 10,63 14,07 Homogen
4.1.1.3 Uji Kesamaan Keadaan Awal Populasi
Hasil analisis data uji kesamaan keadaan awal populasi atau hasil uji
ANAVA satu arah dapat dilihat pada tabel 4.3. Uji kesamaan rata – rata dilakukan
dengan menggunakan uji F, dari hasil perhitungan diperoleh Fhitung = 0,174 dan
Ftabel = 2,042 dengan kriteria Ho diterima apabila knkhitung FF ,1 . Karena
042,205,0FFhitung maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan keadaan
awal dari kedelapan kelas anggota populasi tersebut.
74
Tabel 4.6 Hasil Uji Anava Satu Arah
Data Fhitung Ftabel Kriteria
Nilai ulangan akhir
semester I 0,174 2,042 tidak ada perbedaan
Perhitungan uji kesamaan keadaan awal populasi dapat dilihat pada lampiran 29 halaman 212-213.
4.1.2 Analisis Data Tahap Akhir
Analisis data tahap akhir dilakukan untuk menjawab hipotesis yang telah
dikemukakan. Data yang digunakan untuk analisis tahap ini meliputi data nilai
post test, baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Analisis data tahap
akhir ini meliputi uji normalitas, uji kesamaan dua varians, uji hipotesis, uji
ketuntasan belajar individual dan klasikal serta analisis deskriptif data hasil
belajar afektif dan psikomotorik.
4.1.2.1 Uji Normalitas
Data yang dianalisis diambil dari hasil ulangan akhir (post test) materi
larutan elektrolit dan konsep redoks. Suatu populasi dikatakan berdistribusi
normal jika tabelhitung22
, dari hasil perhitungan uji normalitas untuk kelas
eksperimen diperoleh hitung2
= 7,63, dari daftar Chi-kuadrat dengan %5 dan
dk(k-3;7-3) = 4 diperoleh tabel2
= 9,49. Sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh
hitung2
= 4,75, dari daftar Chi-kuadrat dengan %5 dan dk(k-3;7-3) = 4
diperoleh tabel2
= 9,49 .Dengan demikian tabelhitung22
, sehingga populasi
dinyatakan berdistribusi normal. Hasil uji normalitas post-test dapat dilihat pada
tabel 4.7.
75
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Data Post test
Kelas χ2hitung dk χ
2tabel Kriteria
Eksperimen 7,63 4 9,49 Normal
Kontrol 4,75 4 9,49 Normal
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 31-32 halaman 215-
216.
4.1.2.2 Uji Kesamaan Dua Varians Data Post test
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua sampel mempunyai
varians yang sama atau tidak. Berdasarkan hasil perhitungan untuk kelas
eksperimen diperoleh varians = 81,26 dan varians untuk kelas kontrol = 49,07.
Dari perbandingannya diperoleh Fhitung = 1,65 dan dari tabel distribusi F dengan
%5 dan dk pembilang = 33 serta dk penyebut = 34, diperoleh Ftabel = 1,99.
Karena Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima yang berarti kedua kelas homogen atau
mempunyai varians sama. Hasil uji kesamaan dua varians data post test dapat
dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Post test
Data Kelas S2
dk Fhitung Ftabel
Kriteria
Post-test
Eksperimen 81,26 33 1,71 1,99 Kedua kelas mempunyai
varians yang
sama
Kontrol
49,07 34 1,71
1,99
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 33 halaman 217.
4.1.2.3 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Hasil Belajar
Uji perbedaan dua rata-rata bertujuan untuk mengetahui apakah hasil
belajar kimia kelas eksperimen lebih baik daripada hasil belajar kimia kelas
kontrol. Untuk menguji perbedaan dua rata-rata hasil belajar kimia digunakan uji
satu pihak, yaitu uji pihak kanan.
76
Dari perhitungan diperoleh rata – rata hasil belajar kelas eksperimen 1x =
77,65 dan rata – rata kelas kontrol 2x = 67,86, dengan n1 = 34 dan n2 = 35
diperoleh thitung = 5,02. Dengan %5 dan dk(n1+n2-2) = 34 + 35 – 2 = 67,
diperoleh ttabel = 1,67. Karena thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Berdasarkan hasil analisis tersebut maka dapat disimpulkan bahwa rata-
rata hasil belajar kimia kelas eksperimen yang menggunakan metode e-learning
lebih baik dari rata-rata hasil belajar kimia kelas kontrol yang menggunakan
metode ceramah. Hasil uji perbedaan dua rata-rata hasil belajar kimia dapat dilihat
pada tabel 4.9.
Tabel 4.9 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Post-test
Kelas Rata-rata n dk thitung ttabel Kriteria
Eksperimen 77,65 34
67 5,02 1,67
Terdapat perbedaan rata-
rata pada dua
kelas tersebut
Kontrol
67,86
35
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 34 halaman 218.
4.1.2.4 Uji Hipotesis
Uji hipotesis ini digunakan untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis
yang diajukan. Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode
e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL pada kelas eksperimen
dan penerapan model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Uji ini
dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh, berikut merupakan perhitungan
uji hipotesis.
1) Analisis Terhadap Pengaruh Antar Variabel
Berdasarkan data diperoleh besarnya Y1 = 77,65; Y2 = 67,86; Sy = 9,39; p
= 0,49; q = 0,51 dan z = 0,02 (diperoleh dari tabel daftar F).
77
Sehingga dari hasil perhitungan diperoleh besarnya koefisien korelasi
biserial = 0,39. Perhitungan koefisien korelasi biserial hasil belajar siswa
dapat dilihat pada lampiran 35 halaman 219.
2) Penentuan Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk menentukan besarnya kontribusi
suatu variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam hal ini kontribusi
penggunaan metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan
CTL terhadap hasil belajar siswa materi pokok larutan elektrolit dan
konsep redoks.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh besarnya koefisien korelasi
biserial hasil belajar (rb) sebesar 0,65, sehingga besarnya koefisien
determinasi (KD) adalah 42,63%. Jadi besarnya kontribusi penggunaan
metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL terhadap
hasil belajar siswa materi pokok larutan elektrolit dan konsep redoks
sebesar 42,63%. Perhitungan koefisien determinasi hasil belajar dapat
dilihat pada lampiran 36 halaman 220.
4.1.2.5 Uji Ketuntasan Hasil Belajar
Uji ketuntasan hasil belajar bertujuan untuk mengetahui apakah hasil
belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat mencapai ketuntasan belajar atau
tidak. Secara statistik siswa dikatakan tuntas apabila rata-rata hasil belajar
kognitifnya lebih besar atau sama dengan 65.
78
Hasil perhitungan uji ketuntasan belajar kelas eksperimen diperoleh thitung
= 8,18, dengan kriteria uji pihak kiri, untuk %5 dan dk (n – 1) = 34 – 1 = 33
diperoleh t(0,95)(33) = 2,034. Karena thitung > t(1- )(n-1) maka dapat disimpulkan bahwa
rata – rata hasil belajar kelas eksperimen > 65 atau dapat dinyatakan telah
mencapai ketuntasan belajar.
Sedangkan hasil perhitungan pada kelas kontrol diperoleh thitung = 2,41,
dengan kriteria uji pihak kiri, untuk %5 dan dk (n – 1) = 35 – 1 = 34 diperoleh
t(0,95)(34) = 2,032. Karena thitung > t(1- )(n-1) maka dapat disimpulkan bahwa rata –
rata hasil belajar kelas eksperimen > 65 atau dapat dinyatakan telah mencapai
ketuntasan belajar. Hasil uji statistik ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada
tabel 4.10.
Tabel 4.10 Hasil Uji Statistik Ketuntasan Belajar Individual
Kelas Kelas thitung ttabel Kriteria
Eksperimen X-8 8,18 2,034 Tuntas
Kontrol X-7 2,41 2,032 Tuntas
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 38-39 halaman 222-223.
Berdasarkan hasil uji ketuntasan belajar individual untuk kelas eksperimen
maupun kelas kontrol sudah mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan untuk hasil
persentase ketuntasan belajar klasikal kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat
dilihat pada tabel 4.11.
Tabel 4.11. Hasil Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal
Kelas Kelas N Rata-rata X % Kriteria
Eksperimen X-8 34 77,65 30 88,23% Tuntas
Kontrol X-7 35 67,86 27 68,57% Tidak Tuntas
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 38-39 halaman 222-223.
79
Berdasarkan hasil analisis tersebut, kelas eksperimen sudah mencapai
ketuntasan belajar karena persentase ketuntasan belajar klasikal (keberhasilan
kelas) yaitu sebesar 88,23% lebih dari 85% dari jumlah siswa yang ada di kelas
tersebut yang telah mencapai ketuntasan individu. Sedangkan persentase
ketuntasan belajar klasikal pada kelas kontrol sebesar 68,57% yang berarti kelas
kontrol belum mencapai ketuntasan belajar karena kurang dari 85%.
4.1.2.6 Hasil Belajar Ranah Afektif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Ranah afektif yang digunakan untuk menilai siswa ada sepuluh aspek.
Tiap aspek dianalisis secara deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui aspek
mana yang dimiliki siswa dan aspek mana yang perlu dibina dan dikembangkan
lagi. Kriterianya meliputi sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah,
hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 44 halaman 231.
Sedangkan rata-rata nilai afektif pada kelas eksperimen dapat dilihat pada
lampiran, dan ringkasannya pada tabel 4.12.
Tabel 4.12 Rata-Rata Nilai Afektif Pada Kelas Eksperimen
No Aspek Mean Kategori
1 Kehadiran di kelas 4,29 Sangat Tinggi
2 Keseriusan dan ketepatan waktu mengerjakan tugas
4,31 Sangat Tinggi
3 Keberanian siswa mengerjakan tugas di depan kelas
3,51 Tinggi
4 Perhatian dalam mengikuti pelajaran 3,64 Tinggi 5 Kejujuran 3,48 Sedang
6 Kecakapan bertanya di dalam kelas 3,53 Tinggi 7 Kecakapan berkomunikasi lisan dalam
menyampaikan pendapat/suatu informasi
3,42 Sedang
8 Menggali informasi melalui alat/sumber belajar
lain
4,31 Sangat tinggi
9 Kerjasama 3,47 Sedang
10 Kemampuan memecahkan masalah 3,48 Sedang
80
Untuk hasil rata-rata ranah afektif kelas kontrol, hasil perhitungan selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran 45 halaman 233. Sedangkan ringkasannya disajikan
pada tabel 4.13.
Tabel 4.13 Rata-Rata Nilai Afektif Pada Kelas Kontrol
No Aspek Mean Kategori
1 Kehadiran di kelas 4,37 Sangat Tinggi
2 Keseriusan dan ketepatan waktu
mengerjakan tugas
3,72 Tinggi
3 Keberanian siswa mengerjakan tugas di
depan kelas
3,52 Tinggi
4 Perhatian dalam mengikuti pelajaran 3,17 Sedang
5 Kejujuran 3,24 Sedang 6 Kecakapan bertanya di dalam kelas 3,54 Tinggi
7 Kecakapan berkomunikasi lisan dalam menyampaikan pendapat/suatu
informasi
3,11 Sedang
8 Menggali informasi melalui alat/sumber
belajar lain
3,12 Sedang
9 Kerjasama 3,22 Sedang
10 Kemampuan memecahkan masalah 3,25 Sedang
Untuk melihat perbedaan hasil belajar ranah afektif pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol pada tiap aspeknya dapat dilihat pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 Penilaian ranah afektif pada kelas eksperimen dan kontrol
0
1
2
3
4
5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ra
ta-R
ata
Sk
or
Aspek
KELAS
EKSPERIMEN
KELAS
KONTROL
81
Rerata nilai aspek afektif siswa pada kelas eksperimen mencapai 74,94
dan kelas kontrol sebesar 69,37.
4.1.2.7 Hasil Belajar Ranah Psikomotorik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Terdapat 15 aspek yang digunakan untuk menilai ranah psikomotorik
siswa. Tiap aspek dianalisis secara deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui
aspek mana yang dimiliki siswa untuk dibina lagi dan dikembangkan. Kriterianya
meliputi sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Untuk hasil
perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 50 halaman 241, sedangkan
hasil rata-rata ranah psikomotorik pada kelas eksperimen ringkasannya dapat
dilihat pada tabel 4.13.
Tabel 4.13 Rata-Rata Nilai Psikomotorik Pada Kelas Eksperimen
No Aspek Mean Kategori
1. Melakukan setting alat dan bahan 2,45 Tinggi
2. Membawa minuman kemasan sebagai bahan
percobaan
2,47 Tinggi
3. Membawa minuman kemasan sebagai bahan
percobaan.
2,39 Tinggi
4. Terampil merangkai alat uji larutan elektrolit 2,41 Tinggi
5. Alat uji larutan elektrolit dapat berfungsi 2,47 Tinggi
82
6. Menggunakan alat dan bahan dengan efisien 2,27 Sedang
7. Partisipasi dalam kelompok 2,55 Tinggi
8. Terampil mencelupkan elektroda 2,51 Tinggi
9. Terampil mengamati nyala lampu 2,39 Tinggi
10. Terampil mengamati gelembung gas 2,47 Tinggi
11. Terampil membaca skala voltmeter 2,48 Tinggi
12. Melakukan percobaan sesuai dengan alur
kerja 2,47 Tinggi
13. Mencatat data dengan tepat dan lengkap 2,45 Tinggi
14. Melaporkan hasil praktikum sementara 2,44 Tinggi
15. Membersihkan alat praktikum 2,29 Sedang
Untuk hasil rata-rata ranah psikomotorik kelas kontrol dapat dilihat pada
tabel 4.14. Sedangkan hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran
51 halaman 243.
Tabel 4.15 Rata-Rata Nilai Psikomotorik Pada Kelas Kontrol
No Aspek Mean Kategori
1. Melakukan setting alat dan bahan 2,38 Tinggi
2. Membawa minuman kemasan sebagai bahan
percobaan 2,26 Sedang
3. Membawa minuman kemasan sebagai bahan
percobaan
2,29 Sedang
4. Terampil merangkai alat uji larutan elektrolit 2,33 Tinggi
5. Alat uji larutan elektrolit dapat berfungsi 2,41 Tinggi
83
6. Menggunakan alat dan bahan dengan efisien 2,26 Sedang
7. Partisipasi dalam kelompok 2,32 Tinggi
8. Terampil mencelupkan elektroda 2,33 Tinggi
9. Terampil mengamati nyala lampu 2,39 Tinggi
10. Terampil mengamati gelembung gas 2,35 Tinggi
11. Terampil membaca skala voltmeter 2,36 Tinggi
12. Melakukan percobaan sesuai dengan alur
kerja 2,36 Tinggi
13. Mencatat data dengan tepat dan lengkap 2,26 Sedang
14. Melaporkan hasil praktikum sementara 2,26 Sedang
15. Membersihkan alat praktikum 2,19 Sedang
Untuk melihat perbedaan hasil belajar ranah psikomotorik pada kelas
eksperimen dan kontrol pada tiap aspeknya dapat dilihat pada gambar 4.2.
Gambar 4.2 Penilaian Psikomotorik Kelas Eksperimen dan Kontrol
Rerata nilai aspek psikomotorik siswa pada kelas eksperimen mencapai 82,93 dan
kelas kontrol sebesar 78,93.
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Ra
ta-R
ata
Nil
ai P
sik
om
oto
rik
Aspek Penilaian Psikomotorik
KELAS EKPERIMEN
KELAS KONTROL
84
4.1.2.8 Analisis Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran
Penyebaran angket dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana penerimaan siswa terhadap proses pembelajaran dengan menerapkan
metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL pada materi
larutan elektrolit dan konsep redoks. Hasil penyebaran angket dapat dilihat pada
tabel 4.16.
Tabel 4.16. Hasil Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran
No Pernyataan SS
(%)
S
(%)
TS
(%)
STS
(%)
1. Saya senang dengan mata pelajaran
kimia karena bermanfaat bagi
kehidupan.
14,63 41,46 26,82 0
2. Saya senang dengan media
pembelajaran yang digunakan guru
dalam pembelajaran.
14,63 60,97 7,317 0
3. Pembelajaran dengan media
elektronik mendorong saya untuk
lebih berinovasi.
14,63 56,09 2,43 9,75
4. Saya dapat dengan mudah
memahami pelajaran kimia yang
diajarkan guru karena metode
mengajar yang sesuai.
17,07 51,21 14,63 0
5. Pengaitan materi kimia dengan
kehidupan sehari-hari membuat
saya tertarik untuk belajar kimia.
24,39 51,21 7,31 0
6. Pada setiap pembelajaran kimia,
saya ingin kegiatan pembelajaran
menggunakan metode e-learning
bisa diterapkan.
9,75 73,17 0 0
7. Saya berusaha bertanya kepada
guru jika kurang memahami materi
kimia yang diajarkan dan
menjawab pertanyaan yang
19,51 46,34 4,87 12,19
85
diberikan oleh guru dengan rasa
percaya diri.
8. Saya selalu mencatat materi dan
mengerjakan tugas yang diberikan
guru dengan sungguh-sungguh
17,07 56,09 9,75 0
9. Saya selalu membawa buku kimia
yang digunakan dalam
pembelajaran
19,51 51,21 12,19 0
10. Saya berusaha aktif dalam diskusi
kelas dengan bertanya atau
memberi tanggapan mengenai
materi diskusi
21,95 41,46 19,51 0
11. Guru kimia saya memberi
memotivasi siswa agar
mengumpulkan tugas tepat waktu.
2,43 63,41 14,63 2,43
12. Guru kimia saya mau membantu
saya saat kesulitan memahami
materi kimia yang diajarkan.
26,82 48,78 7,31 0
13. Guru kimia saya memberikan
perhatian kepada siswa saat proses
pembelajaran
24,39 39,02 12,19 7,31
14. Guru kimia melibatkan saya saat
proses pembelajaran.
7,317 60,97 14,63 0
15. Guru kimia saya menguasai materi
yang diajarkan
31,70 41,46 9,75 0
16. Guru kimia saya menyampaikan
materi dengan mengaitkan kimia
dengan kehidupan sehari-hari
sehingga mempermudah saya
dalam memperoleh kebermaknaan
kimia.
12,19 53,65 17,07 0
17. Semua materi kimia dapat
dijelaskan guru dengan baik dan
mudah dipahami.
26,82 51,21 0 4,87
18. Guru kimia saya mengajar dengan
metode pembelajaran yang
menarik.
24,39 48,78 9,75 0
19. Guru kimia saya tidak terlambat
masuk kelas.
19,51 46,34 17,07 0
20. Guru kimia saya membagikan hasil 19,51 56,09 7,31 0
86
tes kepada siswa.
Dari tabel hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa siswa menyukai
pembelajaran yang menggunakan metode e-learning berbasis MOODLE dengan
pendekatan CTL karena lebih menyenangkan, menarik, dan dapat membuat siswa
lebih mudah meraih kebermanfaatan materi yang dipelajari, hal ini dapat dilihat
dari rasa ingin tahu siswa yang meningkat dalam pembelajaran dan mereka lebih
termotivasi untuk giat belajar. Hasil analisis tanggapan siswa terhadap
pembelajaran juga dapat dilihat pada gambar 4.3 dan perhitungan lebih
lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 55 halaman 252 .
Gambar 4.3 Hasil Analisis Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran Kimia
Menggunakan Metode E-Learning Berbasis MOODLE dengan
Pendekatan CTL
4.2 Pembahasan
0
10
20
30
40
50
60
70
80
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
% J
um
lah
res
po
nd
en
Pernyataan dalam angket
SS
S
TS
STS
87
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1
Bergas tahun ajaran 2010/2011 yang terdiri atas delapan kelas dengan jumlah
siswa sebanyak 289 orang. Sebelum dilakukan pengambilan sampel, peneliti
terlebih dahulu melakukan analisis tahap awal terhadap populasi. Data yang
digunakan dalam analisis tahap awal adalah nilai ujian akhir semester I mata
pelajaran kimia kelas X SMA Negeri 1 Bergas tahun ajaran 2010/2011.
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan uji F, diperoleh Fhitung
sebesar 0,17 sedangkan Ftabel yaitu 2,04. Harga Fhitung lebih kecil dari Ftabel,
sehingga dapat disimpulkan bahwa Fhitung berada pada daerah penerimaan Ho. Hal
ini menunjukkan bahwa data masing-masing kelas berdistribusi normal dan
mempunyai varians yang sama (homogen) serta tidak terdapat perbedaan rata-rata
kelas. Hasil perhitungan ini selanjutnya digunakan untuk menetapkan kelas yang
akan dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kontrol secara acak dengan teknik
cluster random sampling.
Berdasarkan hasil pengambilan sampel, kelas yang terpilih sebagai kelas
eksperimen yaitu kelas X-8 sedangkan kelas kontrol yaitu kelas X-7. Pada kelas
eksperimen pembelajaran kimia menggunakan metode e-learning berbasis
MOODLE dengan pendekatan CTL yang meliputi pemberian materi
pembelajaran, tugas dan pekerjaan rumah melalui media e-learning yaitu
MOODLE.
Waktu pembelajaran untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah
sama yaitu 14 jam pelajaran. Penelitian ini dilakukan selama delapan pertemuan,
tugas dan pekerjaan rumah diberikan setiap submateri selesai dan dapat diunduh
88
siswa secara mandiri melalui halaman MOODLE. Sedangkan pada kelas kontrol
pembelajaran kimia diberikan seperti yang biasa diajarkan guru mitra dengan
berbantuan media power point. Tes akhir baik pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol dilaksanakan setelah proses pembelajaran usai, untuk memperoleh hasil
pembelajaran siswa.
4.2.1 Hasil Belajar Aspek Afektif
Berdasarkan pengamatan peneliti selama pembelajaran berlangsung
terlihat kondisi yang berbeda antara kelas kontrol dan kelas eksperimen, hal ini
terlihat pada grafik aspek afektif yang ada dibawah ini. Pada aspek nomor 2, 4 dan
8 terdapat perbedaan rata-rata skor yang berarti antara kedua kelas tersebut, untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.1 yaitu perbandingan aspek afektif
kelas eksperimen dan kontrol pada halaman 80. Aspek tersebut antara lain
keseriusan dan ketepatan waktu mengerjakan tugas, perhatian dalam mengikuti
pelajaran, kejujuran serta menggali informasi melalui alat atau sumber belajar lain
pada kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol, sehingga mempengaruhi
perbedaan rata-rata nilai pada kelas eksperimen dan kontrol yaitu pada kelas
eksperimen sebesar 77,94 dan kelas kontrol 69,37.
Dengan adanya metode pembelajaran e-learning berbasis MOODLE
dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada kelas
eksperimen ternyata memberikan suasana yang baru bagi siswa, sehingga antusias
atau rasa keingintahuan mereka terhadap pembelajaran kimia menjadi tinggi.
Penyampaian materi pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) memberikan kemudahan bagi siswa dalam membangun atau
89
mengkontruksi pengetahuan dan keterampilan dari apa yang sedang dipelajarinya,
sehingga perhatian siswa terhadap pembelajaran kimia menjadi tinggi. Oleh
karena itu, nilai aspek afektif mengenai perhatian siswa pada kelas eksperimen
lebih tinggi dari pada kelas kontrol.
Penggunaan pendekatan CTL pada kelas eksperimen ternyata memberikan
pengaruh pada kejujuran siswa. Sistem penilaian pada CTL yang mengacu pada
authentic assessment yaitu proses penilaian yang diperoleh dari berbagai macam
kegiatan selama pembelajaran. Penilaian yang menyeluruh memotivasi siswa
untuk memaksimalkan kemampuannya pada setiap proses pembelajaran. Sehingga
mereka tidak terpacu pada penilaian hasil akhir saja, hal inilah yang menjadikan
mereka dapat mengikuti setiap proses kegiatan pembelajaran dengan penuh
kejujuran. Oleh karena itu, nilai aspek afektif mengenai kejujuran siswa pada
kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol.
Pemanfaatan MOODLE sebagai media pembelajaran secara online
memberikan perubahan pola budaya belajar bagi siswa. Dengan adanya metode
e-learning berbasis MOODLE akan memotifasi siswa dalam mengembangkan
kreatifitas, keaktifan dan kemandiran dalam belajar, karena pada MOODLE
pemberian tugas maupun pengumpulannya dapat dilakukan secara online
sehingga siswa dapat lebih aktif dan mudah dalam mencari solusi untuk
mengerjakan tugas maupun dalam mencari sumber belajar yang lain tanpa adanya
batasan waktu dan tempat.
MOODLE yang berbasis online memudahkan siswa dalam mengakses
semua kebutuhan mereka dengan menggunakan jasa internet melalui PC, laptop
90
atau handphone. Oleh karena itu, nilai pada aspek afektif dalam hal menggali
informasi melalui alat atau sumber belajar lain pada kelas eksperimen lebih tinggi
dari pada kelas kontrol. Hal itu sesuai dengan salah satu prinsip dasar pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) yang dikemukakan oleh Hernowo
(2010) yaitu learning community atau learning society dimana siswa dapat
memperoleh informasi atau pengetahuan baru dari berbagai sumber dalam
masyarakat yaitu internet.
Selain menimbulkan perbedaan pada beberapa aspek penilaian,
penggunaan metode e-learning dengan pendekatan CTL pada kelas eksperimen
dan metode konvensional pada kelas kontrol ternyata juga memberikan kesamaan
pada salah satu penilaian aspek afektif yaitu keberanian siswa untuk mengerjakan
tugas di depan kelas. Keberanian siswa untuk mengerjakan didepan kelas
disebabkan adanya motivasi yang diberikan guru pada saat pembelajaran. Siswa
diberi pengertian bahwa penghargaan atau reward dari guru diberikan berdasarkan
keberanian untuk mengajukan pendapat atau mengerjakan didepan kelas,
penghargaan atau reward dapat berupa pujian maupun tambahan nilai sehingga
menambah memotivasi siswa.
Menurut Saptorini (2007: 46) motivasi yang diberikan secara tepat akan
membangkitkan minat siswa dalam belajar, bentuk-bentuk motivasi yang dapat
diberikan guru antara lain:
1) Pujian atas kinerja yang diberikan pada perilaku yang spesifik
2) Pemberian ganjaran atau hasil karya
3) Teguran karena mengabaikan
91
4) Pembangkit minat dan rasa ingin tahu
5) Pemberian tugas yang sifatnya menantang
4.2.2 Hasil Belajar Aspek Psikomotorik
Dalam pembelajaran kimia, kemampuan psikomotorik siswa dapat kita
lihat dari tingkat keterampilan siswa dalam melaksanakan praktikum
dilaboratorium. Berdasarkan pengamatan peneliti selama praktikum berlangsung
terlihat kondisi yang berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adanya
perbedaan pada beberapa aspek diantaranya aspek nomor 7, 8, 13 dan 14 ternyata
berpengaruh terhadap rata-rata hasil belajar pada kedua kelas tersebut. Rata-rata
hasil belajar pada kelas eksperimen sebesar 82,93 dan kelas kontrol sebesar 78,93.
Salah satu perbedaannya pada aspek 2 yaitu membawa minuman kemasan
sebagai bahan percobaan, pada kelas eksperimen menunjukkan rata-rata yang
lebih tinggi dari kontrol. Hal tersebut dikarenakan dengan adanya metode e-
learning dan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) siswa pada
kelas eksperimen dapat dengan mudah mencari informasi mengenai minuman
kemasan yang bersifat elektrolit melalui media internet. Hal ini sesuai dengan
yang diungkapkan Soekartawi (2007: 30) yang menyebutkan bahwa apabila siswa
membutuhkan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang
dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah.
Kemudahan siswa dalam mencari tambahan informasi melalui media
internet, ternyata mengarahkannya dalam menemukan pengetahuan baru dari
pengalaman yang dialaminya yaitu mengenai minuman kemasan yang bersifat
elektrolit. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Nurhadi (2004: 43) bahwa
92
salah satu prinsip dasar pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
yaitu menemukan (inquiry), dimana pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh siswa tidak dari hasil mengingat seperangkat fakta, tetapi hasil
menemukan sendiri dari fakta yang dihadapinya.
Adanya perbedaan pada beberapa aspek lainnya diantaranya aspek nomor
7, 8, 13 dan 14 ternyata berpengaruh terhadap rata-rata hasil belajar pada kedua
kelas tersebut. Rata-rata hasil belajar pada kelas eksperimen sebesar 82,93 dan
kelas kontrol sebesar 78,93.
4.2.3 Hasil Belajar Aspek Kognitif
Hasil nilai rata-rata post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol,
dapat kita lihat pada gambar 4.4 dibawah ini.
Gambar 4.4 Perbandingan Nilai Post-test Kelas Kontrol dan Eksperimen
Berdasarkan gambar 4.4 dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata post-test kelas
eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol yaitu masing-masing sebesar 77,65
dan 67,86. Hal ini dikarenakan siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
diberi perlakuan yang berbeda. Pada kelas eksperimen pembelajaran
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
67,86
77,65
Rata
-rata
nil
ai
post
es
93
menggunakan metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL), sedangkan pada kelas kontrol
menggunakan metode konvensional dengan metode ceramah dan media power
point.
Penggunaan metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan
CTL akan berpengaruh pada pola budaya belajar pesera didik. Seberapa besar
pengaruh penggunaan metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan
CTL dapat dilihat dari koefisien determinasi. Hasil perhitungan koefisien
determinasi menunjukkan harga 42,63%. Artinya, metode e-learning berbasis
MOODLE dengan pendekatan CTL dapat menjelaskan 42,63% hasil belajar yang
diperoleh siswa, sedangkan 57,37% dijelaskan oleh faktor yang tidak diteliti
dalam penelitian ini. Hal ini diperkuat dari hasil analisis angket tanggapan siswa
terhadap pembelajaran dapat disimpulkan bahwa siswa menyukai pembelajaran
menggunakan metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL.
Rata-rata siswa memberikan tanggapan positif terhadap masing-masing indikator
yang terdapat dalam angket. Tanggapan-tanggapan siswa tersebut menunjukkan
bahwa pembelajaran yang menggunakan metode e-learning berbasis MOODLE
dengan pendekatan CTL membuat siswa dapat memahami materi larutan
elektrolit dan konsep redoks dengan lebih jelas, sehingga hasil belajarnya lebih
baik.
Penggunaan metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan
CTL akan mengubah budaya belajar siswa. Biasanya kegiatan pembelajaran
cenderung berpusat kepada guru saja, hal ini menjadikan siswa bosan dan jenuh
94
dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya metode e-learning
berbasis MOODLE tentunya akan merubah pola budaya belajar, karena siswa
dituntut aktif dalam pembelajaran dan kreatif dalam memanfaatkan sumber belajar
yang lain.
Metode e-learning berbasis MOODLE memberikan kemudahan bagi
siswa dalam mengakses informasi dan ilmu pengetahuan terbaru yang sifatnya
positif akan melatih kemandirian, sehingga kemampuan siswa dalam berfikir,
mengolah materi dan menjabarkannya menjadi suatu kebiasaan dalam belajar.
Selain itu, kemandirian dalam belajar akan melatih siswa menentukan cara dan
pendekatan yang sesuai agar mereka mampu mengarahkan, memotivasi,
mengatur dirinya sendiri dalam pembelajaran. Dengan digunakannya MOODLE
ternyata tidak hanya siswa saja yang diharuskan untuk aktif, akan tetapi
pengajarpun dituntut aktif dalam pembelajaran. Oleh sebab itu, pengajar harus
mampu mengembangkan pengetahuan dan kreatifitasnya dalam menyediakan
bahan ajar yang menarik dan dapat diterima oleh siswa tanpa mengurangi daya
serap mereka terhadap materi yang diberikan pada saat tatap muka dikelas.
Pada kelas kontrol pembelajaran dilaksanakan sacara konvensional dengan
metode ceramah berbantuan media power point. Penggunaan media power point
memberikan kemudahan bagi guru dalam menyampaikan materi karena ilmu
kimia bersifat eksperimen dan ilmiah, sehingga dengan digunakannya power point
saat pembelajaran akan memudahkan guru dalam memvisualisasikan hal-hal yang
bersifat abstrak dan membutuhkan ilustrasi.
95
Dilain pihak pembelajaran dengan metode ceramah pada awalnya memang
membuat siswa lebih tenang karena pembelajaran berlangsung satu arah saja
dengan guru sebagai pusatnya. Hal ini ternyata menimbulkan kebosanan dan rasa
jenuh pada siswa sehingga mereka kesulitan untuk memahami konsep atau materi
yang sedang diajarkan. Tidak berhenti disini saja, ternyata kesulitan siswa dalam
memahami materi menjadi hambatan mereka dalam menyelesaikan latihan soal
maupun menjawab pertanyaan dari guru.
Pembelajaran secara konvensional dengan metode ceramah memang tidak
selamanya buruk, akan tetapi karena ilmu kimia bersifat eksperimen dan ilmiah
ada baiknya apabila guru pada saat pembelajaran dikelas dapat menunjukkan
manfaat kimia dalam lingkungan kehidupan sehari-hari. Berdasarkan pengalaman
yang sering dijumpai bahwa siswa akan merasa “enjoy” dalam belajar bila apa
yang sedang dipelajarinya bermanfaat, menarik dan mudah dipahami. Oleh karena
itu, pemberian informasi akan manfaat ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari
dapat digunakan guru sebagai salah salah satu cara dalam pembelajaran.
4.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran dengan Menggunakan
Metode E-Learning Berbasis MOODLE dengan Pendekatan CTL
Pelaksanaan pembelajaran Kimia materi Larutan Elektrolit dan Kosep
Redoks menggunakan metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan
CTL ternyata sangat membantu siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran dan
peran guru sebagai fasilitator terlaksana dengan sangat baik. Selain itu, suasana
kelas lebih menyenangkan, kondusif, tidak membosankan, dan tidak monoton.
Efisiensi waktu dan materi juga menjadi lebih baik karena dengan adanya metode
96
e-learning berbasis MOODLE ini, siswa dapat melakukan kegiatan belajar diluar
jam pelajaran disekolah tanpa meninggalkan pembelajaran di kelas. Berikut
merupakan tampilan halaman MOODLE yang digunakan dalam penelitian.
Gambar 4.5 Tampilan halaman website e-learning MOODLE
Gambar 4.6 Tampilan pengumuman pada halaman website e-learning
berbasis MOODLE pada mata pelajaran kimia
97
Gambar 4.7 Tampilan data siswa dikelas e-learning berbasis MOODLE pada
mata pelajaran kimia kelas X-8.
Dengan adanya MOODLE guru dapat mengetahui kelebihan dan
kekurangan siswa yang tidak tampak saat kegiatan pembelajaran didalam kelas,
karena ternyata kemampuan kognitif beberapa siswa tidak berbanding lurus
dengan kemampuan psikomotoriknya. Disini muncul beberapa kasus, ternyata
nilai hasil belajar kognitif yang bagus tidak seutuhnya menjamin keaktifan siswa
didalam kelas online. Akan tetapi, siswa yang memiliki kemampuan kognitif
relatif rendah justru memiliki tingkat keaktifan yang tinggi didalam kelas online.
Adanya berbagai tugas dan menyeluruhnya aspek penilaian menjadikan
siswa dan guru semakin meningkatkan aktivitas dan hasil belajarnya. Hal ini
sesuai dengan karakteristik pembelajaran berbasis CTL yang dikemukakan Berns,
Robert G, and Ericson, Patricia M, sebagaimana dikutip oleh Sadono dan Hidayah
(2006) yakni adanya kerjasama, saling menunjang, gembira, belajar dengan
bergairah, pembelajaran terintegrasi, menggunakan berbagai sumber, siswa aktif,
menyenangkan, tidak membosankan, sharing dengan teman, siswa kritis, dan guru
98
kreatif. Metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL ini
memberikan kebebasan kepada siswa untuk bertanya dan mencari materi
tambahan yang dapat digunakan memperluas pengetahuannya. Jika biasanya
pembelajaran kimia diberikan sesuai dengan yang ada dalam buku, maka dalam
pembelajaran ini tidak demikian. Pada pembelajaran ini mereka mencari,
mengelola, dan menganalisa data serta menemukan konsep yang mudah diingat.
Selama ini mereka hanya menerima konsep materi dan tidak pernah tahu
kegunaan konsep materi tersebut. Sedangkan pada pembelajaran ini mereka
dihadapkan pada persoalan yang terjadi di sekitar mereka. Hal ini menjadikan
siswa lebih mudah memahami konsep dan lebih terampil menyelesaikan masalah
karena konsep diperkenalkan melalui masalah nyata yang ada di sekitar siswa.
Dalam penelitian ini siswa diberikan beberapa penugasan melalui halaman
MOODLE, penugasan berupa pencarian artikel yang berhubungan dengan materi
Larutan Elektrolit dan Konsep redoks maupun tugas berupa latihan soal. Dibawah
ini merupakan tampilan penugasan di halaman MOODLE.
Gambar 4.8 Tampilan halaman download materi pada MOODLE
99
Gambar 4.9 Tampilan halaman penugasan pada MOODLE
Gambar 4.10 Tampilan halaman pengumpulan tugas siswa yang diupload
Kemudahan dalam berkomunikasi baik dalam kelas maupun dengan kelas
lain memudahkan para siswa mengerti apa yang dipelajari. Selain itu, hal yang
paling menarik adalah siswa bisa belajar di luar kelas seperti di perpustakaan,
laboratorium kimia serta laboratorium komputer dan internet. Hal ini
menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran ini lebih mudah, fleksibel, dan
waktunya dapat dipergunakan secara lebih efektif. Evaluasi yang dilakukan
menyeluruh dalam pembelajaran dengan pendekatan CTL sangat tepat,
100
manusiawi, dan lebih efektif karena di sekitar siswa banyak yang dapat digunakan
sebagai alat pembelajaran dan setiap aktivitas dapat dievaluasi baik dari sikap
maupun hasil karyanya.
Pada kelas kontrol, guru menerapkan metode pembelajaran seperti yang
biasa digunakan guru mitra tanpa menerapkan metode e-learning berbasis
MOODLE dengan pendekatan CTL yaitu metode konvensional. Berdasarkan
pengalaman yang diperoleh menunjukkan bahwa antara pembelajaran dengan
metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL dan konvensional
yang dilaksanakan terjadi perbedaan. Pada pembelajaran dengan konvensional,
siswa kurang berminat, sifat individual dominan, kreativitas kurang tersalurkan,
aktivitas guru dominan, siswa tidak bisa memanfaatkan komputer dan internet,
belajar kurang bermakna karena jauh dari kehidupan siswa dan alam sekitar, dan
hasil belajar siswa lebih rendah.
Sebaliknya, pada pembelajaran dengan metode e-learning berbasis
MOODLE dan pendekatan CTL menunjukkan bahwa siswa sangat berminat, sifat
individual dan sosial seimbang, kreativitas siswa tersalurkan, guru dan siswa
sama-sama aktif dan kreatif, siswa merasa senang karena dapat memanfaatkan
komputer dan internet sebagai tambahan media bealajar, belajar lebih bermakna
karena yang dipelajari dekat dengan kehidupan sehari-hari, dan hasil belajar siswa
lebih tinggi. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai rata-rata post-test siswa pada
kelas kontrol adalah 67,69 sedangkan nilai rata-rata siswa pada kelas eksperimen
jauh lebih baik yaitu 77,82.
101
Kelebihan dari metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan
CTL antara lain sebagai berikut :
(1) Dapat meningkatkan keantusiasan siswa dalam kegiatan pembelajaran
dikarenakan suasana kelas yang lebih hidup dan menyenangkan.
(2) Siswa dapat mengembangkan kreatifitas dan cara pemahaman terhadap
materi yang mereka pelajari karena mereka membangun ilmu berdasarkan
pengalaman yang diperoleh.
(3) Siswa dapat memperoleh materi yang diajarkan melalui media internet
sehingga kemandirian siswa dalam belajar dapat terlihat.
(4) Siswa dapat mengembangkan kreatifitas melalui pencarian penyelesaian
tugas maupun pekerjaan rumah yang secara bebas bisa mereka dapatkan
melalui media internet.
(5) Evaluasi hasil belajar diperoleh dari berbagai aktifitas belajar siswa
sehingga guru dan siswa dituntut untuk sama-sama aktif dan kreatif.
Walaupun demikian, pemanfaatan e-learning untuk pembelajaran juga
tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Menurut Beam (1997), Bullen (2001)
sebagaimana dikutip oleh Soekartawi (2007: 32-33), penggunaan e-learning
memiliki beberapa kekurangan antara lain :
(1) Kurangnya interaksi antara guru dan siswa sehingga dapat memperlambat
tercapainya makna dalam pembelajaran.
(2) Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan
sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis atau komersial.
102
(3) Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung
gagal.
(4) Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.
Peneliti sadari bahwa metode e-learning berbasis MOODLE yang
memanfaatkan media komputer dan jaringan internet masih jauh dari sempurna,
sehingga perlu adanya peningkatan kualitas dari media yang digunakan.
Adapun kendala yang dihadapi peneliti selama proses penelitian antara
lain :
(1) Ketergantungan terhadap jaringan internet yang terkadang menyulitkan
siswa dalam mengakses media MOODLE.
(2) Perlu persiapan yang lebih matang untuk kelas eksperimen karena selain
harus menyiapkan materi bahan ajar tetapi juga menyiapkan media
pembelajaran itu sendiri.
(3) Butuh tambahan biaya operasional yang lebih besar dari pembelajaran
ceramah yang relatif lebih murah.
104
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil
simpulan sebagai berikut :
(1) Terdapat pengaruh penggunaan metode e-learning berbasis MOODLE
dengan pendekatan CTL (Constextual Teaching and Learning) terhadap
hasil belajar kimia siswa pada materi Larutan Elektrolit dan Konsep
Redoks.
(2) Besarnya pengaruh penggunaan metode e-learning berbasis MOODLE
dengan pendekatan CTL (Constextual Teaching and Learning) terhadap
hasil belajar kimia siswa pada materi Larutan Elektrolit dan Konsep
Redoks adalah 42,63%.
5.2 Saran
Saran-saran yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain :
(1) Diharapkan guru dapat memanfaatkan kemajuan teknologi dan ilmu
pengetahuan sebagai metode pembalajaran yang diharapakan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran kimia pada
khususnya dan mata pelajaran lain pada umumnya.
105
(2) Pada proses pembelajaran diharapkan guru dapat menggunakan
pendekatan CTL (Constextual Teaching and Learning).
(3) Perlu penelitian lebih lanjut agar bisa diketahui faktor-faktor lain yang
mempengaruhi hasil belajar siswa dengan menggunakan metode e-
learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL (Constextual
Teaching and Learning) baik dari faktor internal maupun eksternal.
106
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2009. Evaluasi Program Pendidikan : Pedoman Teoretis
Praktis Bagi Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
________________. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi
Revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta.
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Panduan Penyusunan KTSP Jenjang
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP di http://bsnp-
indonesia.org/id didownload pada tanggal 17 April 2010.
____________________________. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP di
http://bsnp-indonesia.org/id/ didownload pada tanggal 17 April 2010.
____________________________. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar
Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP di
http://bsnp-indonesia.org/id/ didownload pada tanggal 17 April 2010.
Budhiarso, Ahmad. 2006. Pembelajaran Dengan Media ECL (Electronic
Chemistry Learning) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Pada
Materi Pokok Sistem Koloid Siswa Kelas XI Semester II SMA Negeri 9
Semarang. Skripsi, Jurusan Kimia Fakultas MIPA, Universitas Negeri
Semarang.
Hernowo. 2010. Menanamkan CTL di Lesson Plan. (CD-ROM. Bandung: Kaifa)
Johnson, Elaine B. 2010. Contextual Teaching and Learning : Menjadikan
Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikan dan Bermakna. Translated by
Setiawan Ibnu. Bandung: Kaifa.
Mulyasa. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Suatu Panduan Praktis.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
107
Lampiran 1
Munib Achmad. 2007. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UPT UNNES
Press.
Muslich, Mansur. 2009. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan
Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.
Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK.
Malang: UNM Press.
Prakoso, Kukuh Setyo. 2005. Membangun E-Learning dengan MOODLE.
Yogyakarta: ANDI OFFSET.
Pusat Bahasa Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga.
Jakarta : Balai Pustaka.
Sadono, Kana Hidayah. 2006. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi
dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Mata
Pelajaran Matematika Pokok Bahasan Statistik di SMA Muhammadiyah 1
Yogyakarta. Jurnal Penelitian Bappeda Kota Yogyakarta, 1(2): 12-19 di
http://www.jogjakota.go.id didownload pada tanggal 14 April 2010.
Saptorini. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Semarang : Universitas Negeri
Semarang.
Siahaan, Sudirman. 2005. Seputar Pembelajaran Elektronik (e-Learning). Jurnal
Teknodik, 17(4): 63-80 di http://www.issuu.com/download-
bse/docs/jurnal_nodik_17_full didownload pada tanggal 17 April 2010.
Soekartawi. 2007. Merancang dan Menyelenggarakan E-Learning. Yogyakarta:
Ardana Media.
Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.
Sudjana, Nana. 2009. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Sinar Baru
Algesindo
Sugandi, Achmad dan Haryanto. 2007. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT
MKK UNNES.
108
Lampiran 1
Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan : Kompetensi dan Praktiknya.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Widiyanto, Ahlis. 2007. E-Learning Sebagai Model Pembelajaran Berbasis Web
Dengan Penerapan Lembar Kerja Siswa (LKS) Pada Pokok Bahasan
Kubus Dan Balok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik
Kelas VIII Semester II SMP Negeri 13 Semarang Tahun Pelajaran
2006/2007. Skripsi, Jurusan Matematika Fakultas MIPA, Universitas
Negeri Semarang.
Widodo, A.T. 2008. Pengembangan Assesmen Pembelajaran Kimia. Semarang :
Universitas Negeri Semarang.
Wiyanto, Susilowati S.M.E., Rahayu, S.E., Panduan Penulisan Skripsi Dan
Artikel 2011. 2011. Semarang: FMIPA UNNES.
Diny Apriliani Pendidikan Kimia ‘07 07
'Semua orang tidak perlu menjadi malu karena berbuat kesalahan, selama
dia menjadi lebih bijaksana daripada sebelumnya'.
(Alexander Pope)
109
Lampiran 1
KISI-KISI SOAL INSTRUMEN
Satuan Pendidikan : SMA
Kelas/ Semester : X/ II Mata Pelajaran : Kimia
Materi : Larutan Elektrolitdan Konsep Redoks Bentuk Soal : Pilihan Ganda
3. Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-reduksi.
Kompetensi Dasar Sub Pokok
Bahasan Indikator Tujuan
Jenjang Soal Jumlah
Soal C1 C2 C3 C4
3.1 Mengidentifikasi
sifat larutan non-
elektrolit dan
elektrolit
berdasarkan data
hasil percobaan.
Larutan
elektrolit dan
nonelektrolit.
1. Mengidentifikasi
sifat-sifat larutan
elektrolit dan non
elektrolit melalui
percobaan.
a. Siswa dapat
mengidentifikasi sifat-
sifat larutan elektrolit
dan non elektrolit
berdasarkan data
percobaan.
b. Siswa dapat
menetukan larutan
elektrolit dan non
elektrolit berdasarkan
data percobaan.
1 4
2(1)*
5(3)*
3(2)*
3
2
2. Mengelompokkan
larutan ke dalam
larutan elektrolit dan
a. Siswa dapat
menentukan larutan
elektrolit dan
9
10(6)*
2
110
Lampiran 1
non elektrolit
berdasarkan sifat
hantaran listriknya
nonelektrolit
berdasarkan sifat
hantaran listriknya.
b. Siswa dapat
mengelompokkan
larutan yang bersifat
konduktor dan isolator.
c. Siswa dapat
membedakan antara
larutan elektrolit kuat
dan elektrolit lemah
berdasarkan sifat
hantaran listriknya.
11
12(7)*
6(4)*
7
8(5)*
2
3
3. Menjelaskan
penyebab
kemampuan larutan
elektrolit
menghantarkan arus
listrik.
a. Siswa dapat
menjelaskan penyebab
kemampuan larutan
elektrolit dapat
menghantarkan arus
listrik.
b. Siswa dapat mentukan
ion dalam suatu
senyawa yang
terionisasi.
c. Siswa dapat
13(8)*
16
15
17(9)*
14
2
2
111
Lampiran 1
menghitung derajat
ionisasi suatu larutan.
18(10)*
19(11)*
3
4. Mendeskripsikan
bahwa larutan
elektrolit dapat
berupa senyawa ion
dan senyawa
kovalen polar.
a. Siswa dapat mentukan
contoh senyawa ion
yang merupakan
larutan elektrolit.
b. Siswa dapat mentukan
contoh senyawa
kovalen polar yang
merupakan larutan
elektrolit.
20(12)*
22
21(13)*
23(14)*
2
2
3.2 Menjelaskan
perkembangan
konsep reaksi
oksidasi- reduksi
dan
hubungannya
dengan tata
nama senyawa
serta
penerapannya.
Konsep
redoks
5. Membedakan
konsep oksidasi
reduksi ditinjau dari
penggabungan dan
pelepasan oksigen,
pelepasan dan
penerimaan
elektron, serta
peningkatan dan
penurunan bilangan
oksidasi.
a. Siswa dapat
mendeskripsikan
pengertian oksidasi.
b. Siswa dapat
mendeskripsikan
pengertian reduksi.
c. Siswa dapat
menentukan reaksi
redoks ditinjau dari
penggabungan dan
pelepasan oksigen.
d. Siswa dapat
menentukan reaksi
redoks ditinjau dari
24
26(16)*
27(17)*
25(15)*
1
1
1
1
112
Lampiran 1
pelepasan dan
penerimaan elektron.
e. Siswa dapat
menentukan reaksi
redoks ditinjau dari
peningkatan dan
penurunan bilangan
oksidasi.
f. Siswa dapat
menentukan reaksi
yang merupakan reaksi
autoredoks.
32(18)*
33(19)*
1
1
6. Menentukan
bilangan oksidasi
atom unsur dalam
senyawa atau ion.
a. Siswa dapat
menentukan bilangan
oksidasi suatu unsur
dalam senyawa.
b. Siswa dapat
menentukan bilangan
oksidasi suatu unsur
dalam ion.
29
31(22)*
28(20)*
30(21)*
35
34 3
3
7. Menentukan
oksidator dan
reduktor dalam
reaksi redoks
a. Siswa dapat
menentukan oksidator
dalam reaksi redoks.
b. Siswa dapat
36(23)*
37
1
1
113
Lampiran 1
menentukan reduktor
dalam reaksi redoks.
8. Memberi nama
senyawa menurut
IUPAC
a. Siswa dapat memberi
nama senyawa
berdasarkan aturan
IUPAC.
b. Siswa dapat memberi
nama senyawa
berdasarkan aturan
TRIVIAL.
c. Siswa dapat
menuliskan rumus
kimia dari suatu
senyawa.
38(24)*
40
43
46(26)*
39(25)*
2
2
1
9. Mendeskripsikan
konsep larutan
elektrolit dan
konsep redoks
dalam memecahkan
masalah lingkungan.
a. Siswa dapat
menyebutkan contoh
penerapan konsep
larutan elektrolit dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Siswa dapat
menyebutkan contoh
penerapan konsep
reaksi oksidasi dalam
kehidupan sehari-hari.
44(28)*
49
41^
42(27)*
48
2
3
114
Lampiran 1
c. Siswa dapat
mennyebutkan contoh
penerapan konsep
reduksi dalam
kehidupan sehari-hari.
d. Siswa dapat
menyebutkan contoh
penerapan konsep
redoks dalam
memecahkan masalah
lingkungan.
47(29)*
45
50(30)*
1
2
Jumlah semua soal 16 20 9 5 50
Presentase 32% 40% 18% 10% 100%
Jumlah Soal yang digunakan sebagai instrumen 8 13 5 4 30
Presentase 26,67% 43,33% 16,67% 13,33% 100%
KETERANGAN : (*) Nomor Soal yang digunakan sebagai instrumen setelah analisis uji coba.
(^) Soal cadangan
115
Lampiran 2
SOAL UJI COBA
Mata pelajaran : Kimia Materi pokok : Larutan Elektrolit dan Konsep
Redoks Kelas/ Semester : X/ 2
Waktu : 2 x 45 menit Tahun ajaran : 2010/ 2011
Petunjuk Umum 1. Kerjakan soal pada lembar jawaban yang tersedia.
2. Tulis nama, kelas, dan nomor absen pada kolom yang tersedia.
3. Kerjakan soal dari yang dianggap mudah terlebih dahulu.
4. jawaban anda tidak mempengaruhi prestasi belajar anda.
5. Bila jawaban salah dan ingin memperbaikinya, lakukan seperti berikut:
Jawaban semula : A B C D E Pembetulan : A B C D E
Petunjuk Khusus:
Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, D, atau E pada jawaban yang tepat !
1. Dari suatu eksperimen diperoleh data sebagai berikut.
Bahan Rumus Kimia Nyala Lampu
Hidrogen klorida, air
Gula, air
Asam cuka, air
HCl
C12H22O11 CH3COOH
terang
tidak menyala
menyala redup
Kekuatan elektrolit yang sesuai data di atas adalah ... .
a. CH3COOH < C12H22O11
b. CH3COOH = C12H22O11
c. C12H22O11 > HCl
d. CH3COOH < HCl
e. HCl < CH3COOH
116
Lampiran 2
2. Data percobaan daya hantar listrik air dari berbagai sumber sebagai
berikut:
No Nyala Lampu Gelembung gas
1 terang ada gelembung
2 tidak menyala tidak ada gelembung
3 tidak menyala ada gelembung
4 tidak menyala tidak ada gelembung
5 redup ada gelembung
Berdasarkan data percobaan diatas, yang merupakan larutan
nonelektrolit adalah larutan nomor ....
a. 1 dan 5
b. 2 dan 3
c. 2 dan 4
d. 1 dan 3
e. 1 dan 4
3. Gambar di bawah ini merupakan gambar sirkuit dari alat penguji
elektrolit.
Lampu pada kedua sirkuit dapat menyala bila senyawa yang di uji
adalah…
a. gula
b. garam dapur
c. cuka
d. alkohol
e. lilin
4. Asam sitrat adalah asam yang terkandung dalam jeruk. Apabila diuji dengan
alat uji elektrolit ternyata lampu menyala. Namun, pada elektroda karbon
terjadi gelembung gas. Pernyataan yang benar mengenai fenomena diatas
adalah...
a. asam sitrat sedikit yang terionisasi
b. asam sitrat bereaksi denga elektroda
c. alat penguji elektrolit rusak
d. asam sitrat adalah nonelektrolit
e. gas yang terbentuk adalah asam yang menguap
117
Lampiran 2
5. Di dalam sirkuit ditunjukkan bahwa lampu tidak menyala.
Perubahan mana yang akan menyebabkan lampu menyala?
a. menambahkan lebih banyak padatan tembaga(II) sulfat ke dalam
gelas kimia.
b. menambahkan air untuk melarutkan tembaga(II) sulfat.
c. mengganti elektroda karbon dengan elektroda tembaga.
d. membalik hubungan pada elektroda
e. memperbesar tegangan listrik
6. Larutan berikut yang merupakan pasangan elektrolit lemah adalah…
a. HCl dan H2SO4
b. HCl dan NH3
c. C12H22O11 dan CH3COOH
d. CH3COOH dan NH4OH
e. C6H12O6 dan CO(NH2)2
7. Data hasil pengamatan daya hantar listrik larutan gula, larutan garam (Larutan
NaCl), larutan asam (larutan CH3COOH) sebagai berikut:
Larutan Hasil Pengamatan
I
II III
Lampu nyala dan ada gelembung
Lampu tidak nyala, namun ada gelembung Lampu tidak nyala dan tidak ada
gelembung
Pernyataan yang benar untuk menjelaskan tabel diatas adalah ...
a. I = larutan NaCl; II = larutan gula; III = larutan CH3COOH
b. I = larutan CH3COOH; II = larutan gula; III = larutan NaCl
c. I = larutan gula; II = larutan NaCl; III = larutan CH3COOH
d. I = larutan gula; II = larutan CH3COOH; III = larutan NaCl
e. I = larutan NaCl; II = larutan CH3COOH; III = larutan gula
118
Lampiran 2
8. Berikut adalah gambar alat penguji elektrolit.
Lampu paling terang akan terjadi bila larutan yang diuji adalah…
a. H2SO4 0,1M
b. C6H12O6 0,1M
c. CO(NH2)2 0,1M
d. CH3COOH 0,1M
e. C2H5OH 0,1M
9. Di antara bahan berikut ini:
1. gula
2. garam
3. cuka makan
4. soda kue
5. pemutih pakaian
Yang larutannya dalam air dapat menghantarkan listrik adalah…
a. 1, 2, dan 3
b. 1, 3, dan 5
c. 2, 3, dan 5
d. 1, 4, dan 5
e. 2, 3, dan 4
10. Pada pemeriksaan daya hantar listrik larutan pada volume yang sama,
hantaran terbesar akan diberikan oleh larutan...
a. Glukosa 0,1 M
b. Asam sulfat 0,1 M
c. Asam asetat 0,05 M
d. Amonia 0,1 M
e. Etanol 0,05 M
11. Di antara bahan berikut: air jeruk, air teh, air murni, air laut, larutan cuka, dan
larutan gula, yang bersifat konduktor listrik adalah…
a. air jeruk, air teh, dan air murni
b. air jeruk, air teh, dan air laut
c. air jeruk, air laut, dan larutan cuka
d. air laut, larutan cuka, dan larutan gula
e. air jeruk, larutan cuka, dan larutan gula
119
Lampiran 2
12. Berikut ini merupakan beberapa zat yang ada dalam kehidupan sehari-
hari :
I. air sirup
II. lelehan garam dapur
III. air suling
IV. bensin
V. air laut
Dari zat diatas yang bukan merupakan konduktor listrik adalah...
a. I, II, dan III
b. I, II, dan V
c. I, II, dan IV
d. I, III, dan IV
e. III, IV, dan V
13. Garam dapur apabila dilarutkan dalam air, ternyata larutannya dapat
menghantarkan listrik, karena ....
a. air dapat menghantarkan listrik
b. air terionisasi jika mengandung zat terlarut
c. garam dapur dalam air terurai menjadi molekul-molekul
d. air memberikan muatan listrik kepada zat padat
e. garam dapur itu dalam air terurai menjadi ion-ion
14. Larutan aluminium nitrat mengalami ionisasi dengan α = 0,85. Jika dalam
larutan terdapat 0,6 mol ion nitrat, maka berat aluminium nitrat yang
dilarutkan mula-mula adalah…
(Al = 27 ; N = 14 ; O = 16)
a. 50,055 gram
b. 55,055 gram
c. 45,055 gram
d. 40,055 gram
e. 60,055 gram
15. Senyawa elektrolit kuat yang menghasilkan 2 ion H
+ dalam reaksi ionisasinya
adalah …
a. H2CO3
b. H2SO4
c. H2S
d. H3PO4
e. HClO3
16. Larutan asam cuka dan air accu dapat menghantarkan arus listrik, hal ini
karena keduanya…
a. wujudnya cair
b. dapat saling bereaksi membentuk garam
c. mengandung ion-ion yang bergerak bebas
d. menghasilkan endapan logam
e. keduanya mudah terbakar
120
Lampiran 2
17. Jika senyawa magnesium amonium fosfat, MgNH4PO4, dilarutkan dalam
air, maka didalam larutan akan menghasilakan ion-ion...
a. Mg2+
dan NH4PO42-
b. MgNH43+
dan PO43-
c. NH4+ dan MgPO4
-
d. H4PO+ dan MgN
-
e. Mg2+
, NH4+, dan PO4
3-
18. Suatu zat dengan berat molekul 60 sebesar 45 gram dilarutkan dalam air.
Setelah kesetimbangan zat tersebut tinggal 0,25 mol. Zat tersebut
merupakan…
a. nonelektrolit
b. elektrolit kuat
c. elektrolit lemah
d. elektrolit kovalen
e. elektrolit ionik
19. Sebanyak 0,5 mol asam asetat dilarutkan dalam air, ternyata hanya 0,10
mol yang dapat terionisasi, maka derajat ionisasinya adalah...
a. 0,8
b. 0,6
c. 0,4
d. 0,2
e. 0,1
20. FeCl3 merupakan contoh dari ....
a. senyawa ion yang nonelektrolit
b. senyawa kovalen yang elektrolit
c. senyawa ion yang elektrolit
d. senyawa kovalen yang nonelektrolit
e. senyawa yang tidak dapat menghantarkan listrik
21. Beberapa senyawa berikut :
1. BaCl2
2. NaOH
3. NaCl
4. C2H5OH
5. CH3COOH
Senyawa kovalen yang dapat menghantarkan arus listrik adalah…
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 3
d. 2 dan 5
e. 3 dan 4
121
Lampiran 2
22. Kelompok manakah yang merupakan elektrolit dan berikatan ion ….
a. Na2SO4, KCl, NaOH
b. CaCl2, KBr, Bal2
c. CH3COOH, CO(NH2)2, NaCl
d. KCl, MgBr2, H2SO4
e. H2SO4 , CO(NH2)2 , NaCl
23. Zat X dimasukkan dalam air, setelah diaduk ternyata zat X tersebut tidak
dapat larut. Ketika dilakukan uji elektrolit terhadap larutan itu ternyata
membuat lampu tidak menyala dan tidak tampak adanya gelembung gas
disekitar elektroda. Atas dasar fakta tersebut, yang benar mengenai zat X
adalah . . .
a. senyawa kovalen polar yang terhirolisis secara sempurna.
b. senyawa ionik yang organik
c. larutan tersebut mengalami ionisasi sebagian
d. senyawa kovalen tetapi bisa juga ionik
e. senyawa kovalen non polar
24. Berikut merupakan terdapat beberapa pengertian konsep reaksi reduksi.
I. pengikatan elektron
II. pelepasan oksigen
III. Penurunan bilangan oksidasi
Urutan pengertian reduksi berdasarkan perkembangan teori redoks adalah... a. III, II, I
b. II, I, III
c. II, III, I
d. I, III, II
e. I, II, III
25. Spesi yang digaris bawahi berikut yang mengalami oksidasi adalah…
a. 2MnO4-+ 5SO3
2- + H
+→ 2Mn
2+ + 5SO4
2-+ 3H2O
b. Cr2O72-
+ 3C2O42-
+14 H+ → 2Cr
3+ + 6CO2 + 7H2O
c. 2KClO3 + 3S → 2KCl + 3SO2
d. 3Cu + 8H+ + 2NO3
- → 3Cu
2+ + 2NO +4 H2O
e. H2O2 + H2C2O4 → 2CO2 + 2H2O
26. Berikut merupakan pengertian reaksi oksidasi yang benar adalah...
a. reaksi pelepasan elektron
b. reaksi pelepasan hidrogen
122
Lampiran 2
c. reaksi pelepasan oksigen
d. reaksi penyerapan elektron
e. reaksi penurunan bilangan oksidasi
27. Di antara reaksi berikut yang tergolong reaksi redoks adalah…
a. Ba2+
(aq) + SO42-
(aq) → BaSO4(s)
b. Cr2O72-
(aq) + 2H+
(aq) → CrO42-
(aq) + H2O(l)
c. NH4+
(aq) + OH-(aq) → NH3(aq) + H2O(l)
d. CuO(s) + 2HNO3(aq) → Cu(NO3)2(aq) + H2O(l)
e. Ba2+
(aq) + SO42-
(aq) → BaSO4(s)
28. Jika bilangan oksidasi Fe = +3 dan S = –2, maka bila kedua unsur
tersebut bersenyawa akan membentuk senyawa dengan rumus kimia ...
a. Fe3S
b. FeS2
c. Fe3S2
d. FeS
e. Fe2S3
29. Ion dibawah ini yang bilangan oksidasinya +2 adalah…
a. ion amonium
b. ion cesium
c. ion magnesium
d. ion aluminium
e. ion kalium
30. Pada reaksi berikut:
3MnO42-
+ 4H+ → 2MnO4
- + MnO2 + H20
bilangan oksidasi Mn berubah dari...
a. -6 menjadi -1 dan +4
b. +6 menjadi +7 dan +4
c. -6 menjadi -4 dan +1
d. +6 menjadi -7 dan -4
e. +6 menjadi +7 dan 0
31. Berikut ini adalah siklus nitrogen :
(1) N2 → NO (2)
↑ ↓
(4) NO3-
← NO2 (3)
Urutan bilangan oksidasi N (1), (2), (3) dan (4) berturut-turut adalah…
a. +4; +1; +2; +5
123
Lampiran 2
b. 0; +1; +4; +5
c. 0; +2; +4; +5
d. +1; +5; +2; 0
e. +1; +5; +2; 0
32. Di antara zat yang digarisbawahi berikut, yang mengalami reduksi
adalah…
a. SnCl2 + 2HgCl2 → SnCl4 + Hg2Cl2
b. MnO2 + 4HCl → MnCl2 + Cl2 + H2O
c. CuSO4 + 4KI → 2 K2SO4 + I2 + 2CuI
d. H2S + 2FeCl3 → 2 FeCl2 +S + 2HCl
e. 2Al + Fe2O3 → Al2O3 + 2Fe
33. Di antara reaksi berikut, yang tergolong reaksi disproporsionasi
adalah…
a. Cl2(g) + 2NaOH(g) →NaCl(aq) + NaClO(aq) + H2O(l)
b. Fe2O3(s) + 3CO(g) → 2Fe(s) + 3CO2(g)
c. Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)
d. 4HCl(aq) + MnO2(aq) → Cl2(g) + 2H2O(l) + MnCl2(zq)
e. NH4+
(aq) + OH-(aq) → NH3(aq) + H2O(l)
34. Cangkang kerang merupakan sumber bahan pembentuk gunung kapur, yaitu
senyawa kalsium karbonat. Bilangan oksidasi karbon dalam senyawa tersebut
aadalah…
a. +1
b. +2
c. +3
d. +4
e. +5
35. Di antara ion berikut, unsur belerang yang mempunyai bilangan oksidasi
terendah terdapat pada ion…
a. SO42-
b. SO4-
c. SO3-
d. S 2-
e. S2O3 2-
36. Reaksi pembakaran pita magnesium pada kembang api tetes adalah
sebagai berikut :
124
Lampiran 2
Mg(s) + O2(g) MgO
Dari reaksi diatas, yang berperan sebagai reduktor adalah...
a. Mg
b. O2
c. MgO
d. O
e. O2
37. Reaksi dalam perkaratan besi adalah :
4Fe(s) + 3 O2(g) 2 Fe2O3 (s) Zat yang berperan sebagai oksidator adalah....
a. Fe2O3
b. Fe
c. O3
d. Fe2
e. O2
38. Nama IUPAC yang benar untuk senyawa Cu2S adalah…
a. tembaga(II) sulfida
b. tembaga(II) sulfat
c. tembaga(II) sulfit
d. tembaga(I) sulfida
e. tembaga(I) sulfit
39. Pemberian nama yang tepat untuk HNO3 dan HClO3 adalah....
a. Asam nitrit dan asam perklorat
b. Asam nitrat dan asam klorat
c. Asam nitrit dan asam klorida
d. Asam nitrat dan asam hipoklorit
e. Asam nitrit dan asam klorit
40. Nama IUPAC yang benar dari senyawa P2O5 dan N2O3 adalah....
a. Fosfor (V) oksida dan nitrogen (III) oksida
b. Fosfor (II) oksida dan nitrogen (II) oksida (III)
c. Fosfor (V) dioksida dan nitrogen (III) oksida
d. Difosfor oksida (V) dan dinitrogen (III) oksida
e. Difosfor oksida (II) dan dinitrogen (II) oksida
125
Lampiran 2
41. Orang yang kekurangan cairan tubuh akibat diare, harus mengkonsumsi
larutan elektrolit seperti oralit yang dapat membantu mengembalikan cairan
tubuh. Hal tersebut terjadi karena larutan oralit mengandung....
a. ion-ion yang dibutuhkan tubuh.
b. unsur oksigen yang banyak.
c. vitamin C sebagai antioksidan.
d. gula yang bermanfaat bagi tubuh.
e. glukosa yang bermanfaat bagi tubuh.
42. Perhatikan peristiwa berikut :
I. Penangkapan ikan disungai dengan setrum listrik.
II. Penggunaan cairan pemutih pada pakaian.
III. Cairan infus sebagai asupan makanan dan cairan tubuh.
Yang merupakan peristiwa dalam kehidupan yang berhubungan dengan
sifat larutan elektrolit ditunjukkan nomor...
a. I dan II
b. II dan III
c. I dan III
d. I, II, dan III benar
e. I, II, dan III salah
43. Perhatikan tabel berikut
No. Senyawa Nama Senyawa
1. PbSO4 Timbal Sulfit
2. K2CrO4 Kalium dikromat
3. NO Nitrogen monoksida
4. K2MnO4 Kalium manganat
Dari tabel diatas, penamaan senyawa berdasarkan nama trivial yang tepat
ditunjukkan pada senyawa nomor...
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 1 dan 4
d. 2 dan 3
e. 3 dan 4
44. Apel yang dikupas apabila dibiarkan terlalu lama diudara terbuka akan
berubah warna menjadi coklat. Peristiwa tersebut terjadi karena adanya
reaksi...
a. reduksi
b. oksidasi
126
Lampiran 2
c. autoredoks
d. disproporsionasi
e. kuproporsionasi
45. Fungsi penambahan O2 pada proses pengolahan limbah dengan metode
lumpur aktif adalah ....
a. menurunkan kekeruhan air
b. menguraikan sampah organik
c. penyaring dan pengendapan logam
d. meningkatkan kadar BOD
e. mengendapkan limbah organik
46. Nama trivial untuk senyawa NaClO adalah...
a. Natrium hipoklorit
b. Natrium klorit
c. Natrium klorat
d. Natrium perklorat
e. Natrium pentaklorat
47. Perhatikan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari berikut :
(1) Perkaratan besi karena oksigen dan uap air
(2) Buah apel yang dipotong menjadi berwarna cokelat diudara
terbuka
(3) Logam natrium diperoleh dengan elektrolisis larutan NaCl dengan
elektoda dari baja dan grafit
(4) Pengolahan bijih besi pada tanur tinggi
(5) Penggunaan gas klor sebagai disinfektan pada pengolahan air
bersih
Dari peristiwa diatas yang menggunakan konsep reaksi reduksi
ditunjukkan nomor...
a. 1,2,3
b. 1,3,5
c. 2,3,4
d. 2,4,5
e. 3,4,5
48. Proses pemisahan oksigen dari bijih besi pada pembuatan besi merupakan
reaksi redoks. Reaksinya adalah sebagai berikut :
Fe2O3(s) + 3CO(g) → Fe(s) + 3CO2(g)
Pernyataan yang sesuai dengan reaksi diatas adalah . . .
a. Fe2O3 sebagai oksidator
127
Lampiran 2
b. Fe2O3 menangkap elektron
c. gas CO bersifat reduktor
d. gas CO mengikat oksigen dari Fe2O3
e. Fe2O3 menangkap oksigen
49. Berikut ini merupakan contoh oksidasi yang dapat dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari, kecuali . . .
a. menyalakan kompor
b. pembakaran bensin pada mesin motor
c. pembakaran solar pada mesin diesel
d. perkaratan besi karena oksigen
e. pelapisan logam besi dengan Zn
50. Reaksi pernafasan atau respirasi sel pada tumbuhan adalah sebagai
berikut :
C6H12O6 + 6O2(g) → 6CO2(g) + 6H2O(g)
Pernyataan yang sesuai dengan reaksi diatas adalah …
a. C6H12O6 bersifat reduktor
b. 6O2 bersifat reduktor
c. 6CO2 menangkap elektron
d. 6H2Omelepas elektron
e. 6H2O melepas oksigen
KETERANGAN :
Soal yang dicetak tebal digunakan sebagai instumen.
128
Lampiran 3
Daftar Nama Siswa Uji Coba
Kelas XII IA 3
No. Nama Responden Kode Responden
1 Adhisty Nikita Puri UC-01
2 Agung Adiyono UC-02
3 Alan Pramudika UC-03
4 Andra Susi Astuti UC-04
5 Andy Faisal Ar Rosyiid UC-05
6 Asna Widya Safitri UC-06
7 Aulia Rizka Apriati UC-07
8 Dewi Fitriyani UC-08
9 Dinda Prasetyo UC-09
10 Fajar Hidayat UC-10
11 Fendi Istiawan UC-11
12 Fitriana UC-12
13 Ika Novitasari UC-13
14 Ika Wulandari UC-14
15 Jatmiyati UC-15
16 Keke Citra Wahyu Avisca UC-16
17 Kunardi Tri Atmojo UC-17
18 Latifatus Sa'diyah UC-18
19 Lucky Andria Rachma Wati UC-19
20 Mentari Tri Agustina UC-20
21 Murbiani UC-21
22 Novita Kurnia Sari UC-22
23 Nurlita Dwi Afriyani UC-23
24 Nursaid Faul Akhbar UC-24
25 Rendi Ferdillah UC-25
26 Ria Oktaviani UC-26
27 Rista Kalida UC-27
28 Rizky Ardiana UC-28
29 Santi Senjawati UC-29
30 Sheba Favita UC-30
31 Siti Hardiyanti Suryaningrum UC-31
32 Supriyanti UC-32
33 Wahyu Siti Solekah UC-33
34 Wulan Arviah UC-34
129
Lampiran 4
ANALISIS INSTRUMEN TES UJI COBA
No. KODE NILAI
No. Butir
No. Buti
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 UC-1 7,6 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 2 UC-20 7,4 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 3 UC-11 7,4 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 4 UC-17 7,4 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 5 UC-5 7,4 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 6 UC-32 7,4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7 UC-12 7 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 UC-10 7 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 9 UC-4 7 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 10 UC-2 6,8 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 11 UC-19 6,6 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 12 UC-13 6,6 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 13 UC-3 6,4 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 14 UC-9 6,4 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 15 UC-6 6,2 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 16 UC-29 6,2 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 17 UC-28 6,2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 18 UC-22 6,2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 19 UC-18 6 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 20 UC-16 6 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 21 UC-7 6 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 22 UC-34 5,8 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 23 UC-14 5,6 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 24 UC-26 5,6 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 25 UC-25 5,4 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 26 UC-23 5,4 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 27 UC-8 5,2 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 28 UC-33 5,2 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 29 UC-30 5,2 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 30 UC-27 4,8 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 31 UC-15 4,8 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 32 UC-31 4,6 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 33 UC-24 4 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 34 UC-21 3,6 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0
Jumlah 258 21 28 28 8 21 29 28 29 29 28 32 30 30 8 21 28 23 21 28 24 10
130
Lampiran 4
ANALISIS INSTRUMEN TES UJI COBA
No.Butir No.Butir
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 10 23 10 24 23 19 29 30 30 28 28 20 5 10 23 9 8 21 3 30 25 3 21 5
131
Lampiran 4
No.Butir Ʃ
46 47 48 49 50
1 1 0 0 1 38
1 1 0 0 1 37
1 1 0 0 1 37
1 1 0 0 1 37
1 1 0 0 1 37
1 1 0 0 1 37
1 1 0 0 1 35
1 0 0 0 1 35
1 1 0 1 1 35
0 1 0 0 1 34
1 1 0 0 0 33
1 1 0 1 1 33
1 1 0 0 0 32
0 1 0 0 0 32
0 1 1 1 1 31
1 1 0 0 1 31
0 1 0 0 1 31
1 1 0 0 1 31
1 1 0 0 1 30
0 1 0 1 1 30
1 1 0 0 1 30
1 1 0 0 1 29
0 1 1 0 1 28
1 0 1 1 1 28
1 1 0 0 1 27
1 1 0 0 0 27
0 0 0 0 1 26
1 1 0 1 1 26
1 1 0 0 1 26
1 1 0 0 1 24
1 0 0 0 0 24
0 0 0 1 1 23
0 0 1 0 0 20
0 1 0 1 0 18 24 28 4 8 27 1032
rata2 30,35
St 5,05
132
Lampiran 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Mp 31,24 31,36 31,21 29,63 31,90 31,34 31,18 31,24 31,10 31,39 30,84 31,23 31,23 28,50 29,48 31,18 32,57 32,10 31,61 31,92 35,00 27,70 31,74
Mt 30,35 30,35 30,35 30,35 30,35 30,35 30,35 30,35 30,35 30,35 30,35 30,35 30,35 30,35 30,35 30,35 30,35 30,35 30,35 30,35 30,35 30,35 30,35
p 0,62 0,82 0,82 0,24 0,62 0,85 0,82 0,85 0,85 0,82 0,94 0,88 0,88 0,24 0,62 0,82 0,68 0,62 0,82 0,71 0,29 0,29 0,68
q 0,38 0,18 0,18 0,76 0,38 0,15 0,18 0,15 0,15 0,18 0,06 0,12 0,12 0,76 0,38 0,18 0,32 0,38 0,18 0,29 0,71 0,71 0,32
p/q 1,62 4,67 4,67 0,31 1,62 5,80 4,67 5,80 5,80 4,67 16,00 7,50 7,50 0,31 1,62 4,67 2,09 1,62 4,67 2,40 0,42 0,42 2,09
St 5,05 5,05 5,05 5,05 5,05 5,05 5,05 5,05 5,05 5,05 5,05 5,05 5,05 5,05 5,05 5,05 5,05 5,05 5,05 5,05 5,05 5,05 5,05
rpbis 0,22 0,43 0,37 -0,08 0,39 0,47 0,35 0,42 0,36 0,45 0,39 0,48 0,48 -0,20 -0,22 0,35 0,63 0,44 0,54 0,48 0,59 -0,34 0,40
thitung 1,29 2,69 2,24 -0,45 2,40 3,04 2,14 2,65 2,17 2,81 2,39 3,08 3,08 -1,18 -1,28 2,14 4,64 2,76 3,60 3,10 4,18 -2,04 2,45
ttabel 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04
Kriteria Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid
JBA 8 10 10 2 9 10 10 10 10 10 10 10 10 3 5 9 10 9 10 10 6 2 8
JBB 6 5 7 3 3 7 8 6 8 6 8 6 7 3 7 7 2 4 5 5 0 4 4
JSA 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
JSB 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
DP 0,2 0,5 0,3 -0,1 0,6 0,3 0,2 0,4 0,2 0,4 0,2 0,4 0,3 0 -0,2 0,2 0,8 0,5 0,5 0,5 0,6 -0,2 0,4
Kriteria
Jele
k
Bai
k
Cukup
San
gat
jel
ek
Bai
k
Cukup
Jele
k
Cukup
Jele
k
Cukup
Jele
k
Cukup
Cukup
Jele
k
San
gat
jel
ek
Jele
k
San
gat
Bai
k
Bai
k
Bai
k
Bai
k
Bai
k
San
gat
jel
ek
Cukup
JB 21 28 28 8 21 29 28 29 29 28 32 30 30 8 21 28 23 21 28 24 10 10 23
n 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
TK 0,7 0,75 0,85 0,25 0,6 0,85 0,9 0,8 0,9 0,8 0,9 0,8 0,85 0,3 0,6 0,8 0,6 0,65 0,75 0,75 0,3 0,3 0,6
Kriteria
Sed
ang
Mu
dah
Mu
dah
Su
kar
Sed
ang
Mu
dah
Mu
dah
Mu
dah
Mu
dah
Mu
dah
Mu
dah
Mu
dah
Mu
dah
Su
kar
Sed
ang
Mu
dah
Sed
ang
Sed
ang
Mu
dah
Mu
dah
Su
kar
Su
kar
Sed
ang
Kriteria
Dib
uan
g
Dip
akai
Dip
akai
Dib
uan
g
Dip
akai
Dip
akai
Dib
uan
g
Dip
akai
Dib
uan
g
Dip
akai
Dib
uan
g
Dip
akai
Dip
akai
Dib
uan
g
Dib
uan
g
Dib
uan
g
Dip
akai
Dip
akai
Dip
akai
Dip
akai
Dip
akai
Dib
uan
g
Dip
akai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
133
Lampiran 4
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
27,10 32,46 31,57 32,11 31,31 31,07 31,13 31,25 31,36 32,00 24,80 28,40 31,91 25,78 36,00 32,14 28,33 31,00 31,64 28,33 31,95 26,00 31,63 31,29 26,75 28,00 31,33
30,35 30,35 30,35 30,35 30,35 30,35 30,35 30,35 30,35 30,35 30,35 30,35 30,35 30,35 30,35 30,35 30,35 30,35 30,35 30,35 30,35 30,35 30,35 30,35 30,35 30,35 30,35
0,29 0,71 0,68 0,56 0,85 0,88 0,88 0,82 0,82 0,59 0,15 0,29 0,68 0,26 0,24 0,62 0,09 0,88 0,74 0,09 0,62 0,15 0,71 0,82 0,12 0,24 0,79
0,71 0,29 0,32 0,44 0,15 0,12 0,12 0,18 0,18 0,41 0,85 0,71 0,32 0,74 0,76 0,38 0,91 0,12 0,26 0,91 0,38 0,85 0,29 0,18 0,88 0,76 0,21
0,42 2,40 2,09 1,27 5,80 7,50 7,50 4,67 4,67 1,43 0,17 0,42 2,09 0,36 0,31 1,62 0,10 7,50 2,78 0,10 1,62 0,17 2,40 4,67 0,13 0,31 3,86
5,05 5,05 5,05 5,05 5,05 5,05 5,05 5,05 5,05 5,05 5,05 5,05 5,05 5,05 5,05 5,05 5,05 5,05 5,05 5,05 5,05 5,05 5,05 5,05 5,05 5,05 5,05
-0,42 0,65 0,35 0,39 0,46 0,39 0,42 0,38 0,43 0,39 -0,46 -0,25 0,45 -0,54 0,62 0,45 -0,12 0,35 0,43 -0,12 0,40 -0,36 0,39 0,40 -0,26 -0,26 0,38
-2,59 4,79 2,10 2,40 2,91 2,38 2,64 2,35 2,69 2,40 -2,91 -1,46 2,83 -3,67 4,48 2,86 -0,71 2,12 2,66 -0,71 2,49 -2,17 2,40 2,46 -1,53 -1,51 2,34
2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04
Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Tidak Valid
1 10 9 8 10 10 10 10 10 8 0 1 10 0 6 8 0 10 10 1 9 1 9 9 0 1 10
5 3 5 4 6 7 7 7 6 4 4 3 4 6 0 4 1 7 5 2 4 4 6 6 1 3 6
10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
-0,4 0,7 0,4 0,4 0,4 0,3 0,3 0,3 0,4 0,4 -0,4 -0,2 0,6 -0,6 0,6 0,4 -0,1 0,3 0,5 -0,1 0,5 -0,3 0,3 0,3 -0,1 -0,2 0,4
San
gat
jel
ek
Bai
k
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
San
gat
jel
ek
San
gat
jel
ek
Bai
k
San
gat
jel
ek
Bai
k
Cukup
San
gat
jel
ek
Cukup
Bai
k
San
gat
jel
ek
Bai
k
San
gat
jel
ek
Cukup
Cukup
San
gat
jel
ek
San
gat
jel
ek
Cukup
10 24 23 19 29 30 30 28 28 20 5 10 23 9 8 21 3 30 25 3 21 5 24 28 4 8 27
34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
0,3 0,65 0,7 0,6 0,8 0,85 0,85 0,85 0,8 0,6 0,2 0,2 0,7 0,3 0,3 0,6 0,05 0,85 0,75 0,15 0,65 0,25 0,75 0,75 0,05 0,2 0,8
Su
kar
Sed
ang
Sed
ang
Sed
ang
Mu
dah
Mu
dah
Mu
dah
Mu
dah
Mu
dah
Sed
ang
Su
kar
Su
kar
Sed
ang
Su
kar
Su
kar
Sed
ang
Su
kar
Mu
dah
Mu
dah
Su
kar
Sed
ang
Su
kar
Mu
dah
Mu
dah
Su
kar
Su
kar
Mu
dah
Dib
uan
g
Dip
akai
Dip
akai
Dip
akai
Dip
akai
Dip
akai
Dip
akai
Dip
akai
Dip
akai
Dip
akai
Dib
uan
g
Dib
uan
g
Dip
akai
Dib
uan
g
Dip
akai
Dip
akai
Dib
uan
g
Dip
akai
Dip
akai
Dib
uan
g
Dip
akai
Dib
uan
g
Dip
akai
Dip
akai
Dib
uan
g
Dib
uan
g
Dip
akai
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
134
Lampiran 4
REKAP HASIL UJI COBA SOAL
No Indikator No
Validitas TK DP
Ket
No.
Instru
men rxy Kriteria TK (%) Kriteria D Kriteria
1. Mengidentifikasi sifat-
sifat larutan elektrolit
dan non elektrolit
melalui percobaan.
1 0,22 Tidak 0,70 Sedang 0,2 Jelek Dibuang
2 0,43 Valid 0,75 Mudah 0,5 Baik Dipakai 1
3 0,37 Valid 0,85 Mudah 0,3 Cukup Dipakai 2
4 -0,08 Tidak 0,25 Sukar -0,1 Sangat jelek Dibuang
5 0,39 Valid 0,60 Sedang 0,6 Baik Dipakai 3
2. Mengelompokkan
larutan ke dalam larutan
elektrolit dan non
elektrolit berdasarkan
sifat hantaran listriknya.
6 0,47 Valid 0,85 Mudah 0,3 Cukup Dipakai 4
7 0,35 Valid 0,90 Mudah 0,2 Jelek Dibuang
8 0,42 Valid 0,80 Mudah 0,4 Cukup Dipakai 5
9 0,36 Valid 0,90 Mudah 0,2 Jelek Dibuang
10 0,45 Valid 0,80 Mudah 0,4 Cukup Dipakai 6
11 0,39 Valid 0,90 Mudah 0,2 Jelek Dibuang
12 0,48 Valid 0,80 Mudah 0,4 Cukup Dipakai 7
3. Menjelaskan penyebab
kemampuan larutan
elektrolit menghantarkan
arus listrik.
13 0,48 Valid 0,85 Mudah 0,3 Cukup Dipakai 8
14 -0,20 Tidak 0,30 Sukar 0 Jelek Dibuang
15 -0,22 Tidak 0,60 Sedang -0,2 Sangat jelek Dibuang
16 0,35 Valid 0,80 Mudah 0,2 Jelek Dibuang
17 0,63 Valid 0,60 Sedang 0,8 Sangat Baik Dipakai 9
18 0,44 Valid 0,65 Sedang 0,5 Baik Dipakai 10
19 0,54 Valid 0,75 Mudah 0,5 Baik Dipakai 11
4. Mendeskripsikan bahwa
larutan elektrolit dapat
berupa senyawa ion dan
senyawa kovalen polar.
20 0,48 Valid 0,75 Mudah 0,5 Baik Dipakai 12
21 0,59 Valid 0,30 Sukar 0,6 Baik Dipakai 13
22 -0,34 Tidak 0,30 Sukar -0,2 Sangat jelek Dibuang
23 0,40 Valid 0,60 Sedang 0,4 Cukup Dipakai 14
5. Membedakan konsep
oksidasi reduksi ditinjau
dari penggabungan dan
pelepasan oksigen,
pelepasan dan
penerimaan elektron,
serta peningkatan dan
penurunan bilangan
oksidasi.
24 -0,42 Tidak 0,30 Sukar -0,4 Sangat jelek Dibuang
25 0,65 Valid 0,65 Sedang 0,7 Baik Dipakai 15
26 0,35 Valid 0,70 Sedang 0,4 Cukup Dipakai 16
27 0,39 Valid 0,60 Sedang 0,4 Cukup Dipakai 17
32 0,43 Valid 0,80 Mudah 0,4 Cukup Dipakai 18
33 0,39 Valid 0,60 Sedang 0,4 Cukup Dipakai 19
6. Menentukan bilangan
oksidasi atom unsur
dalam senyawa atau ion.
28 0,46 Valid 0,80 Mudah 0,4 Cukup Dipakai 20
29 0,39 Valid 0,85 Mudah 0,3 Cukup Dipakai
30 0,42 Valid 0,85 Mudah 0,3 Cukup Dipakai 21
31 0,38 Valid 0,85 Mudah 0,3 Cukup Dipakai 22
34 -0,46 Tidak 0,20 Sukar -0,4 Sangat jelek Dibuang
35 -0,25 Tidak 0,20 Sukar -0,2 Sangat jelek Dibuang
7. Menentukan oksidator
dan reduktor dalam
reaksi redoks
36 0,45 Valid 0,70 Sedang 0,6 Baik Dipakai 23
37 -0,54 Tidak 0,30 Sukar -0,6 Sangat jelek Dibuang
8. Memberi nama senyawa
menurut IUPAC
38 0,62 Valid 0,30 Sukar 0,6 Baik Dipakai 24
39 0,45 Valid 0,60 Sedang 0,4 Cukup Dipakai 25
40 -0,12 Tidak 0,05 Sukar -0,1 Sangat jelek Dibuang
43 -0,12 Tidak 0,15 Sukar -0,1 Sangat jelek Dibuang
46 0,39 Valid 0,75 Mudah 0,3 Cukup Dipakai 26
9. Mendeskripsikan konsep
larutan elektrolit dan
konsep redoks dalam
memecahkan masalah
lingkungan.
41 0,35 Valid 0,85 Mudah 0,3 Cukup Cadangan
42 0,43 Valid 0,75 Mudah 0,5 Baik Dipakai 27
44 0,40 Valid 0,65 Sedang 0,5 Baik Dipakai 28
45 -0,36 Tidak 0,25 Sukar -0,3 Sangat jelek Dibuang
47 0,40 Valid 0,75 Mudah 0,3 Cukup Dipakai 29
48 -0,26 Tidak 0,05 Sukar -0,1 Sangat jelek Dibuang
49 -0,26 Tidak 0,20 Sukar -0,2 Sangat jelek Dibuang
50 0,38 Valid 0,80 Mudah 0,4 Cukup Dipakai 30
135
Lampiran 5
Perhitungan Reliabilitas Soal
Rumus:
Keterangan: k : Banyaknya butir soal
M : Rata-rata skor total Vt : Varians total
Kriteria
Interval Kriteria
0,00 - 0,2 Sangat rendah 0,20 - 0,399 Rendah
0,40 - 0,599 Sedang
0,60 - 0,799 Tinggi
0,80 - 1,000 Sangat tinggi
Berdasarkan tabel pada analisis ujicoba diperoleh:
Vt =
32190 -
1032
2 = 25,464
34
34
M =
SY =
1032 = 30,35
N 34
r11
=
50
1
30,35 50
30,35
50 - 1
50 x 25,464
= 0,542
Nilai koefisien korelasi tersebut pada interval 0,40 - 0,599 dalam kategori sedang
Vtk
M)-M(k -1
1-k
k r11
136
Lampiran 6
Rumus
Keterangan:
: Indeks kesukaran
: Jumlah siswa yang menjawab benar
: Jumlah seluruh siswa
Kriteria
< <
< <
< <
=
Berdasarkan kriteria, maka soal no 2 mempunyai tingkat kesukaran yang mudah
34
Jumlah 28
34 UC-21 1
33 UC-24 1
32 UC-31 0
31 UC-15 0
30 UC-27 0
29 UC-30 0
28 UC-33 1
27 UC-8 1
26 UC-23 1
25 UC-25 0
24 UC-26 1
23 UC-14 1
22 UC-34 1
21 UC-7 1
20 UC-16 1
19 UC-18 0
18 UC-22 1
17 UC-28 1
16 UC-29 1
15 UC-6 1
14 UC-9 1
13 UC-3 1
12 UC-13 1
11 UC-19 1
UC-4 1
UC-12 1
UC-5 1
UC-11 1
UC-1 1
No KodeButir soal no
2 (X)
0,82
Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal
TK =28
109
UC-2 1
78 UC-10 1
56 UC-32 1
34 UC-17 1
12 UC-20 1
Interval IK Kriteria
TK
B
JS
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 2, selanjutnya untuk butir soal
yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel
analisis butir soal.
0,70 IK 1,00 Mudah
0,00 IK 0,30 Sukar
0,30 IK 0,70 Sedang
JS
B TK
137
Lampiran 7
Rumus
Keterangan:
= Rata-rata skor total yang menjawab benar pada butir soal
= Rata-rata skor total
= Standart deviasi skor total
= Proporsi siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal
= Proporsi siswa yang menjawab salah pada setiap butir soal
Kriteria
Apabila thitung > ttabel, maka butir soal valid.
dengan:
1-r2
pbis
Perhitungan
Y2
2 UC-20 1 37 1369
Mp
Mt
St
p
q
t hitung =rpbis n-2
37
XY
1 UC-1 1 38 1444 38
4 UC-17 1 37 1369 37
3 UC-11 1 37 1369 37
No KodeButir soal no
2 (X)
Skor Total
(Y)
6 UC-32 1 37 1369 37
5 UC-5 1 37 1369 37
8 UC-10 1 35 1225 35
7 UC-12 1 35 1225 35
10 UC-2 1 34 1156 34
9 UC-4 1 35 1225 35
12 UC-13 1 33 1089 33
11 UC-19 1 33 1089 33
14 UC-9 1 32 1024 32
13 UC-3 1 32 1024 32
16 UC-29 1 31 961 31
15 UC-6 1 31 961 31
18 UC-22 1 31 961 31
17 UC-28 1 31 961 31
20 UC-16 1 30 900 30
19 UC-18 0 30 900 0
22 UC-34 1 29 841 29
21 UC-7 1 30 900 30
24 UC-26 1 28 784 28
23 UC-14 1 28 784 28
26 UC-23 1 27 729 27
25 UC-25 0 27 729 0
28 UC-33 1 26 676 26
27 UC-8 1 26 676 26
30 UC-27 0 24 576 0
29 UC-30 0 26 676 0
32 UC-31 0 23 529 0
31 UC-15 0 24 576 0
34 UC-21 1 18 324 18
33 UC-24 1 20 400 20
Jumlah 28 1032 32190 878
Perhitungan Validitas Butir Soal
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 2, selanjutnya untuk butir soal yang
lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir
soal.
q
p
S
MM r
t
tp
pbis
138
Lampiran 7
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh:
= 1 p = =
Pada taraf signifikansi 5%, dengan dk = 32, diperoleh t0,95(34-2) =
Karena thitung > ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa butir item tersebut valid.
Mp =Jumlah skor total yang menjawab benar pada no 2
Banyaknya siswa yang menjawab benar pada no 2
= 0,82
=878
28
= 31,36
Mt =Jumlah skor total
Banyaknya siswa
1032
34
= 30,35
p =Jumlah skor yang menjawab benar pada no 2
Banyaknya siswa
=28
34
= 2,690,815
2,04
= 0,430
t hitung =0,430 32
rpbis =31,36 30,35 0,82
5,05 0,18
1 0,82 0,18q
=
139
Lampiran 8
Rumus:
Keterangan:
: Banyaknya butir soal
: Rata-rata skor total
: Varians total
Kriteria
Berdasarkan tabel pada analisis ujicoba diperoleh:2
50
50 1 50 x
Nilai koefisien korelasi tersebut pada interval 0,40 - 0,599 dalam kategori sedang
Perhitungan Reliabilitas Soal
k
M
Vt
Interval Kriteria
0,00 - 0,2 Sangat rendah
0,20 - 0,399 Rendah
0,40 - 0,599 Sedang
0,60 - 0,799 Tinggi
0,80 - 1,000 Sangat tinggi
Vt =
321901032
= 25,46434
34
M =SY
=1032
r11 =50
130,35
25,464
= 0,542
= 30,35N 34
30,35
Vtk
M)-M(k -1
1-k
k r11
140
Lampiran 9
SOAL ULANGAN
Mata Pelajaran : Kimia
Materi Pokok : Larutan Elektrolit dan
Konsep Redoks
Kelas : X
Waktu : 60 menit
Tahun Ajaran : 2010/2011
Petunjuk Umum
1. Kerjakan soal pada lembar jawaban yang tersedia.
2. Tulis nama, kelas, dan nomor absen pada kolom yang tersedia.
3. Kerjakan soal dari yang dianggap mudah terlebih dahulu.
4. jawaban anda tidak mempengaruhi prestasi belajar anda.
5. Bila jawaban salah dan ingin memperbaikinya, lakukan seperti berikut:
Jawaban semula : A B C D E
Pembetulan : A B C D E
Petunjuk Khusus:
Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, D, atau E pada jawaban yang
tepat !
1. Data percobaan daya hantar listrik air dari berbagai sumber sebagai berikut:
No Nyala Lampu Gelembung gas
1 terang ada gelembung
2 tidak menyala tidak ada gelembung
3 tidak menyala ada gelembung
4 tidak menyala tidak ada gelembung
5 redup ada gelembung
Berdasarkan data percobaan diatas, yang merupakan larutan nonelektrolit
adalah larutan nomor .... a. 1 dan 5
b. 2 dan 3
c. 2 dan 4
d. 1 dan 3
e. 1 dan 4
141
Lampiran 9
2. Gambar di bawah ini merupakan gambar sirkuit dari alat penguji elektrolit.
Lampu pada kedua sirkuit dapat menyala bila senyawa yang di uji adalah… a. gula
b. garam dapur
c. cuka
d. alkohol
e. lilin
3. Di dalam sirkuit ditunjukkan bahwa lampu tidak menyala.
Perubahan mana yang akan menyebabkan lampu menyala?
a. menambahkan lebih banyak padatan tembaga(II) sulfat ke dalam gelas
kimia.
b. menambahkan air untuk melarutkan tembaga(II) sulfat.
c. mengganti elektroda karbon dengan elektroda tembaga.
d. membalik hubungan pada elektroda
e. memperbesar tegangan listrik
4. Larutan berikut yang merupakan pasangan elektrolit lemah adalah…
a. HCl dan H2SO4
b. HCl dan NH3
c. C12H22O11 dan CH3COOH
d. CH3COOH dan NH4OH
e. C6H12O6 dan CO(NH2)2
142
Lampiran 9
5. Berikut adalah gambar alat penguji elektrolit.
Lampu paling terang akan terjadi bila larutan yang diuji adalah…
a. H2SO4 0,1M
b. C6H12O6 0,1M
c. CO(NH2)2 0,1M
d. CH3COOH 0,1M
e. C2H5OH 0,1M
6. Pada pemeriksaan daya hantar listrik larutan pada volume yang sama, hantaran
terbesar akan diberikan oleh larutan...
a. Glukosa 0,1 M
b. Asam sulfat 0,1 M
c. Asam asetat 0,05 M
d. Amonia 0,1 M
e. Etanol 0,05 M
7. Berikut ini merupakan beberapa zat yang ada dalam kehidupan sehari-hari :
VI. air sirup
VII. lelehan garam dapur
VIII. air suling
IX. bensin
X. air laut
Dari zat diatas yang bukan merupakan konduktor listrik adalah... a. I, II, dan III
b. I, II, dan V
c. I, II, dan IV
d. I, III, dan IV
e. III, IV, dan V
8. Garam dapur apabila dilarutkan dalam air, ternyata larutannya dapat
menghantarkan listrik, karena ....
a. air dapat menghantarkan listrik
b. air terionisasi jika mengandung zat terlarut
c. garam dapur dalam air terurai menjadi molekul-molekul
d. air memberikan muatan listrik kepada zat padat
e. garam dapur itu dalam air terurai menjadi ion-ion
9. Jika senyawa magnesium amonium fosfat, MgNH4PO4, dilarutkan dalam air,
maka didalam larutan akan menghasilakan ion-ion...
a. Mg2+
dan NH4PO42-
b. MgNH43+
dan PO43-
c. NH4+ dan MgPO4
-
d. H4PO+ dan MgN
-
e. Mg2+
, NH4+, dan PO4
3-
143
Lampiran 9
10. Suatu zat dengan berat molekul 60 sebesar 45 gram dilarutkan dalam air.
Setelah kesetimbangan zat tersebut tinggal 0,25 mol. Zat tersebut
merupakan…
a. nonelektrolit
b. elektrolit kuat
c. elektrolit lemah
d. elektrolit kovalen
e. elektrolit ionik
11. Sebanyak 0,5 mol asam asetat dilarutkan dalam air, ternyata hanya 0,10 mol
yang dapat terionisasi, maka derajat ionisasinya adalah...
a. 0,8
b. 0,6
c. 0,4
d. 0,2
e. 0,1
12. FeCl3 merupakan contoh dari ....
a. senyawa ion yang nonelektrolit
b. senyawa kovalen yang elektrolit
c. senyawa ion yang elektrolit
d. senyawa kovalen yang nonelektrolit
e. senyawa yang tidak dapat menghantarkan listrik
13. Beberapa senyawa berikut :
6. BaCl2
7. NaOH
8. NaCl
9. C2H5OH
10. CH3COOH
Senyawa kovalen yang dapat menghantarkan arus listrik adalah…
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 3
d. 2 dan 5
e. 3 dan 4
14. Zat X dimasukkan dalam air, setelah diaduk ternyata zat X tersebut tidak dapat
larut. Ketika dilakukan uji elektrolit terhadap larutan itu ternyata membuat
lampu tidak menyala dan tidak tampak adanya gelembung gas disekitar
elektroda. Atas dasar fakta tersebut, yang benar mengenai zat X adalah . . .
a. senyawa kovalen polar yang terhirolisis secara sempurna.
b. senyawa ionik yang organik
c. larutan tersebut mengalami ionisasi sebagian
d. senyawa kovalen tetapi bisa juga ionik
e. senyawa kovalen non polar
144
Lampiran 9
15. Spesi yang digaris bawahi berikut yang mengalami oksidasi adalah…
a. 2MnO4-+ 5SO3
2- + H
+→ 2Mn
2+ + 5SO4
2-+ 3H2O
b. Cr2O72-
+ 3C2O42-
+14 H+ → 2Cr
3+ + 6CO2 + 7H2O
c. 2KClO3 + 3S → 2KCl + 3SO2
d. 3Cu + 8H+ + 2NO3
- → 3Cu
2+ + 2NO +4 H2O
e. H2O2 + H2C2O4 → 2CO2 + 2H2O
16. Berikut merupakan pengertian reaksi oksidasi yang benar adalah...
a. reaksi pelepasan elektron
b. reaksi pelepasan hidrogen
c. reaksi pelepasan oksigen
d. reaksi penyerapan elektron
e. reaksi penurunan bilangan
oksidasi
17. Di antara reaksi berikut yang tergolong reaksi redoks adalah…
a. Ba2+
(aq) + SO42-
(aq) → BaSO4(s)
b. Cr2O72-
(aq) + 2H+
(aq) → CrO42-
(aq) + H2O(l)
c. NH4+
(aq) + OH-(aq) → NH3(aq) + H2O(l)
d. CuO(s) + 2HNO3(aq) → Cu(NO3)2(aq) + H2O(l)
e. Ba2+
(aq) + SO42-
(aq) → BaSO4(s)
18. Jika bilangan oksidasi Fe = +3 dan S = –2, maka bila kedua unsur tersebut
bersenyawa akan membentuk senyawa dengan rumus kimia ...
a. Fe3S
b. FeS2
c. Fe3S2
d. FeS
e. Fe2S3
19. Pada reaksi berikut:
3MnO42-
+ 4H+ → 2MnO4
- + MnO2 + H20
bilangan oksidasi Mn berubah dari... a. -6 menjadi -1 dan +4
b. +6 menjadi +7 dan +4
c. -6 menjadi -4 dan +1
d. +6 menjadi -7 dan -4
e. +6 menjadi +7 dan 0
20. Berikut ini adalah siklus nitrogen :
(2) N2 → NO (2)
↑ ↓ (4) NO3
- ← NO2 (3)
Urutan bilangan oksidasi N (1), (2), (3) dan (4) berturut-turut adalah… a. +4; +1; +2; +5
b. 0; +1; +4; +5
c. 0; +2; +4; +5
d. +1; +5; +2; 0
e. +1; +5; +2; 0
21. Di antara zat yang digarisbawahi berikut, yang mengalami reduksi adalah…
a. SnCl2 + 2HgCl2 → SnCl4 + Hg2Cl2
b. MnO2 + 4HCl → MnCl2 + Cl2 + H2O
c. CuSO4 + 4KI → 2 K2SO4 + I2 + 2CuI
d. H2S + 2FeCl3 → 2 FeCl2 +S + 2HCl
e. 2Al + Fe2O3 → Al2O3 + 2Fe
145
Lampiran 9
22. Di antara reaksi berikut, yang tergolong reaksi disproporsionasi adalah…
a. Cl2(g) + 2NaOH(g) →NaCl(aq) + NaClO(aq) + H2O(l)
b. Fe2O3(s) + 3CO(g) → 2Fe(s) + 3CO2(g)
c. Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)
d. 4HCl(aq) + MnO2(aq) → Cl2(g) + 2H2O(l) + MnCl2(zq)
e. NH4+
(aq) + OH-(aq) → NH3(aq) + H2O(l)
23. Reaksi pembakaran pita magnesium pada kembang api tetes adalah sebagai
berikut :
Mg(s) + O2(g) MgO
Dari reaksi diatas, yang berperan sebagai reduktor adalah...
a. Mg
b. O2
c. MgO
d. O
e. O2
24. Nama IUPAC yang benar untuk senyawa Cu2S adalah…
a. tembaga(II) sulfida
b. tembaga(II) sulfat
c. tembaga(II) sulfit
d. tembaga(I) sulfida
e. tembaga(I) sulfit
25. Pemberian nama yang tepat untuk HNO3 dan HClO3 adalah....
a. Asam nitrit dan asam perklorat
b. Asam nitrat dan asam klorat
c. Asam nitrit dan asam klorida
d. Asam nitrat dan asam hipoklorit
e. Asam nitrit dan asam klorit
26. Perhatikan peristiwa berikut :
IV. Penangkapan ikan disungai dengan setrum listrik.
V. Penggunaan cairan pemutih pada pakaian.
VI. Cairan infus sebagai asupan makanan dan cairan tubuh.
Yang merupakan peristiwa dalam kehidupan yang berhubungan dengan sifat
larutan elektrolit ditunjukkan nomor...
a. I dan II
b. II dan III
c. I dan III
d. I, II, dan III benar
e. I, II, dan III salah
27. Apel yang dikupas apabila dibiarkan terlalu lama diudara terbuka akan
berubah warna menjadi coklat. Peristiwa tersebut terjadi karena adanya
reaksi...
a. reduksi
b. oksidasi
c. autoredoks
d. disproporsionasi
e. kuproporsionasi
28. Nama trivial untuk senyawa NaClO adalah...
a. Natrium hipoklorit b. Natrium klorit
146
Lampiran 9
c. Natrium klorat
d. Natrium perklorat
e. Natrium pentaklorat
29. Perhatikan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari berikut :
(1) Perkaratan besi karena oksigen dan uap air
(2) Buah apel yang dipotong menjadi berwarna cokelat diudara terbuka
(3) Logam natrium diperoleh dengan elektrolisis larutan NaCl dengan
elektoda dari baja dan grafit
(4) Pengolahan bijih besi pada tanur tinggi
(5) Penggunaan gas klor sebagai disinfektan pada pengolahan air bersih
Dari peristiwa diatas yang menggunakan konsep reaksi reduksi ditunjukkan
nomor...
a. 1,2,3
b. 1,3,5
c. 2,3,4
d. 2,4,5
e. 3,4,5
30. Reaksi pernafasan atau respirasi sel pada tumbuhan adalah sebagai berikut :
C6H12O6 + 6O2(g) → 6CO2(g) + 6H2O(g)
Pernyataan yang sesuai dengan reaksi diatas adalah …
a. C6H12O6 bersifat reduktor
b. 6O2 bersifat reduktor
c. 6CO2 menangkap elektron
d. 6H2Omelepas elektron
e. 6H2O melepas oksigen
147
Lampiran 10
SILABUS
SMA NEGERI 1 BERGAS Mata Pelajaran : KIMIA
Kelas/Semester : X/2 Standar Kompetensi : 3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-reduksi
Alokasi Waktu : 14 jam pelajaran (untuk UH 2 jam)
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator Penilaian AW Sumber
Belajar Tatap Muka Penugasan Tersruktur
TMTT
3.1 Mengidentifika
si sifat larutan non-elektrolit
dan elektrolit
berdasarkan data hasil
percobaan.
Larutan
elektrolit dan non
elektrolit
Jenis larutan berdasarkan
daya hantar
listrik Jenis larutan
elektrolit berdasarkan
ikatannnya.
Menjelaskan
penggunaan metode cara pembelajaran
dengan e-learning.
Menayangan video yang berisi daya
hantar listrik suatu
larutan kemudan tanya jawab
mengenai isi dari video.
Melakukan
percobaan untuk mengidentifikasi
sifat-sifat larutan
elektrolit dan non elektrolit
Mendownload
bahan ajar Larutan Elektrolit
dan nonelektrolit
pada halaman MOODLE.
Mendownload
cara lembar kerja praktikum larutan
elektrolit pada halaman
MOODLE.
Membuat alat uji larutan elektrolit
secara
berkelompok. Membuat laporan
Berlatih
menyelesaikan latihan soal
yang ada pada
buku BSE dan materi bahan
ajar.
Penugasan untuk mengkaji
sifat dan jenis larutan yang
dekat dengan
kehidupan sehari-hari.
1. Mengidentifikasi
sifat-sifat larutan elektrolit dan non
elektrolit melalui
percobaan 2. Mengelompokkan
larutan ke dalam
larutan elektrolit dan non elektrolit
berdasarkan sifat hantaran listriknya
3. Menjelaskan
penyebab kemampuan larutan
elektrolit
penghantarkan arus listrik
Tes
tertulis. Pekerjaan
rumah.
Perfomans (kerja dan
sikap)
Laporan tertulis.
3 jam Buku
kimia BSE
kelas X
karangan Budi
Utami,
dkk. Alat dan
bahan percobaa
n
LCD Laptop
149
148
Lampiran 10
dilaboratorium kemudian
berdiskusi
kelompok. Menjelaskan
konsep derajat
ionisasi. Menyimpulkan
perbedaan sifat dan jenis larutan
elektrolit dan non
elektrolit.
hasil praktikum. Mengumpulkan
tugas dalam
bentuk artikel melalui
MOODLE.
4. Mendeskripsikan bahwa larutan
elektrolit dapat
berupa senyawa ion dan senyawa
kovalen polar.
3.2 Menjelaskan perkembangan
konsep reaksi oksidasi
reduksi dan
hubungannya dengan tata
nama senyawa
serta penerapannya
Konsep oksidasi dan
reduksi Bilangan
oksidasi
unsur dalam senyawa
atau ion
Menayangan video yang berisi
pembersihan uang logam kemudan
tanya jawab
mengenai isi dari video.
Demontrasi reaksi
pembersihan uang logam.
Mendiskusikan aplikasi konsep
redoks yang ada
dalam kehidupan sehari-hari.
Menentukan
bilangan oksidasi atom unsur dalam
senyawa atau ion
Mendownload bahan ajar materi
redoks pada halaman
MOODLE.
Menyelesaikan pekerjaan rumah
penentukan
bilangan oksidasi atom unsur dalam
senyawa atau ion. Menyelesaikan
pekerjaan rumah
penentuan oksidator,
reduktor, hasil
oksidasi, dan hasil reduksi
dalam reaksi
Berlatih soal latihan konsep
oksidasi reduksi ditinjau dari
penggabungan
dan pelepasan oksigen,
pelepasan dan
penerimaan elektron, serta
peningkatan dan penurunan
bilangan
oksidasi.
1. Membedakan konsep oksidasi
reduksi ditinjau dari
penggabungan
dan pelepasan oksigen,
pelepasan dan
penerimaan elektron, serta
peningkatan dan penurunan
bilangan
oksidasi. 2. Menentukan
bilangan oksidasi
atom unsur dalam senyawa
atau ion.
Tes tertulis Perfomans
(kerja dan sikap)
8 jam Buku kimia
BSE kelas X
karangan
Budi Utami,
dkk.
LCD Laptop
149
Lampiran 10
dalam diskusi kelas.
Menentukan
oksidator, reduktor , hasil oksidasi, dan
hasil reduksi dalam
suatu reaksi redoks.
redoks. Mengumpulkan
tugas dalam
bentuk artikel melalui
MOODLE.
3. Menentukan oksidator dan
reduktor dalam
reaksi redoks
Tata nama
menurut
IUPAC Aplikasi
redoks
dalam memecahka
n masalah lingkungan
Menentukan
penamaan senyawa
biner (senyawa ion) yang terbentuk dari
tabel kation dan
anion serta memberi namanya dalam
diskusi kelompok. Menemukan konsep
redoks untuk
memecahkan masalah lingkungan
dalam diskusi
kelompok dikelas
Latihan
memberikan
naman senyawa biner
Yang terbentuk
dari kation dan anion
Mencari satu
cara penggunaan
aplikasi redoks dalam
memecahkan
masalah lingkungan dari
internet
4. Memberi nama
senyawa menurut
IUPAC 5. Mendeskripsikan
konsep larutan
elektrolit dan konsep redoks
dalam memecahkan
masalah
lingkungan.
Tes tertulis
Perfomans
(kerja dan sikap)
Laporan
tertulis
1 jam Buku
kimia
BSE kelas X
karangan
Budi Utami,
dkk. LCD
Laptop
150
Lampiran 11
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Kelas Eksperimen
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X/II
Materi Pokok : Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan : 1
A. STANDAR KOMPETENSI
Memahami sifat-sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit, serta reaksi
oksidasi-reduksi.
B. KOMPETENSI DASAR
Mengidentifikasi sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit berdasarkan data
hasil percobaan.
C. INDIKATOR
Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit melalui data
percobaan.
D. TUJUAN
1. Siswa dapat merancang dan melakukan percobaan mengidentifikasi sifat-
sifat larutan elektrolit dan non elektrolit melalui data percobaan.
2. Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit
melalui data percobaan.
3. Siswa dapat mendefinisikan pengertian larutan elektrolit dan nonelektrolit
melalui data percobaan.
4. Siswa dapat memberikan contoh larutan elektrolit dan non elektrolit yang
ada dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh RPP
151
Lampiran 11
E. MATERI PEMBELAJARAN
1. Larutan elektrolit dan nonelektrolit :
a. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus
listrik
b. Larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan
arus listrik
2. Larutan elektrolit dapat diuji dengan alat uji sederhana seperti pada
gambar dibawah ini :
3. Berdasarkan percobaan daya hantar listrik larutan, hasil percobaan yang
ditandai dengan lampu nyala, redup dan tidak menyala dan didapatkan
gelembung gas pada elektroda disebut larutan elektrolit. Sedangkan
larutan non elektrolit akan didapatkan lampu tidak menyala dan tidak ada
gelembung gas.
F. METODE PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran : e-learning berbasis MOODLE ceramah, diskusi
tanya jawab, penugasan.
Pendekatan : CTL (Contextual Teaching and Learning)
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
No. Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
1. Pendahuluan
a. Perkenalan dan memeriksa
kehadiran siswa.
- Memperhatikan dan
absesnsi kehadiran.
15 menit
152
Lampiran 11
b. Menyampaikan tujuan dan manfaat
dari materi yang akan dipelajari.
c. Memotivasi siswa dengan cara
menceritakan hal-hal disekitar
siswa yang berhubungan dengan
larutan elektrolit
agar dapat meraih kebermaknaan
materi yang akan dipelajari.
- Memperhatikan.
- Memperhatikan dan
memberi tanggapan
mengenai
penyampaian tujuan
dan motivasi dari
guru.
2. Kegiatan inti
a. Mengadakan pretes mengenai
materi larutan elektrolit dan konsep
redoks.
Eksplorasi :
b. Memberikan penjelasan pengantar
materi larutan elektrolit dan konsep
redoks yang akan dijelaskan dengan
metode e-learning berbasis
MOODLE dengan pendekatan
CTL.(e-learning berbasis
MOODLE)
halaman MOODLE yang
ditayangkan pada LCD proyektor!
c. Membangun pengetahuan siswa
- Mengerjakan soal
pretest.
- Memperhatikan dan
memberi tanggapan
mengenai metode e-
learning berbasis
MOODLE dengan
pendekatan CTL.
- Menjawab
60 menit
153
Lampiran 11
dengan menayangkan gambar dan
memberi pertanyaan tentang
peristiwa disekitar siswa yang
berhubungan dengan larutan yang
dapat menghantarkan arus
listrik.(Konstruktivisme)
Gambar yang ditayangkan pada
LCD proyektor!
Pernahkah kalian menancapkan
stop kontak (saat akan menyetrika
baju)?. Mengapa saat tangan kita
basah kita dilarang menancapkan
stop kontak?.
Elaborasi :
d. Dari hasil tanya jawab diatas, guru
memberikan serangkaian pertanyaan
dan penjelasan yang mengarahkan
siswa untuk menemukan hubungan
peristiwa pada gambar dengan
konsep daya hantar listrik suatu
larutan dengan bahasa mereka
sendiri.
serangkaian
pertanyaan dari guru
dan memperhatikan
tayangan pada LCD
proyektor.
- Memperhatikan dan
menjawab serangkaian
pertanyaan dari guru
agar dapat menjelaskan
konsep yang diajarkan
dengan bahasa
sendiri.(Inquiry)
154
Lampiran 11
e. Membimbing siswa untuk
membentuk kelompok diskusi.
f. Memberikan latihan soal dan
meminta siswa untuk berdiskusi
dengan kelompoknya. (Learning
Community)
g. Memberi kesempatan siswa untuk
mempresentasikan hasil diskusi dan
menuliskan penyelesaian latihan
soal di depan kelas agar dapat
digunakan sebagai contoh bagi
teman.(Modelling)
h. Bersama siswa mendiskusikan
jawaban di papan tulis dan
memberikan koreksi jawaban atau
tambahan informasi jika diperlukan.
Konfirmasi
i. Menyamakan persepsi tentang
larutan elektrolit dan non elektrolit
dan sifat-sifatnya.
- Membentuk
kelompok.
- Mengerjakan latihan
soal dan berdiskusi
- Bertanya kepada guru
atau anggota
kelompok apabila ada
hal yang belum
dimengeri.
(Questioning)
- Membahas jawaban
dan bertanya pada hal
yang kurang jelas.
- Memperhatikan,
mencatat dan
memberi tanggapan
atas konfirmasi yang
telah diberikan guru.
3. Kegiatan penutup
a. Guru penugasan mengenai
pembuatan alat uji larutan elektrolit
dan menginformasikan bahwa
lembar kerja praktikum dan bahan
ajar larutan elektrolit dapat diunduh
dihalaman MOODLE. Kemudian
meminta siswa untuk mencari
artikel penggunaan larutan elektrolit
- Memperhatikan,
mencatat penjelasan
tugas dan bertanya
apabila ada hal yang
kurang jelas.
15 menit
155
Lampiran 11
dalam kehidupan sehari-hari dan
diupload dihalaman MOODLE.
(e-learning berbasis MOODLE)
b. Guru membimbing siswa untuk
menarik kesimpulan agar siswa
dapat meraih kebermaknaan dari
kegiatan pembelajaran. (Refleksi)
c. Guru memberikan motivasi untuk
belajar kemudian menutup
pelajaran dengan salam.
- Menarik kesimpulan
dari kegiatan
pembelajaran yang
telah dilaksanakan.
- Mendengarkan
motivasi dari guru
dan membalas salam
penutup.
H. SUMBER BELAJAR
Media : media e-learning MOODLE, papan tulis, spidol, LCD,
laptop
Sumber Belajar : Buku-buku kimia yang relevan:
a. Johari, J.M.C. 2006. Kimia 1 SMA dan MA untuk
Kelas X. Jakarta: Erlangga.
b. Purba, Michael. 2006. Kimia untuk SMA Kelas X.
Jakarta: Erlangga.
c. Susilowati, Endang. 2007. Sains Kimia 1 Prinsip dan
Terapannya untuk Kelas X SMA dan MA. Solo: PT
Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
I. PENILAIAN
a. Ranah Kognitif
Jenis penilaian : latihan soal dan pekerjaan rumah.
b. Ranah afektif
Instrumen : lembar observasi.
156
Lampiran 11
J. ALAT EVALUASI
a. Ranah Kognitif
- Jenis penilaian : latihan soal
Tujuan Pencapaian Instrumen
1. Siswa dapat
mengidentifikasi sifat-
sifat larutan elektrolit
dan non elektrolit
melalui data percobaan.
1. Perhatikan data hasil percobaan pada tabel
dibawah ini:
Larutan Nyala Gejala di elektroda
A terang ada gas
B terang ada gas
C redup sedikit gas
D mati tidak ada gas
Berdasarkan data percobaan diatas,
manakah yang tergolong larutan
elektrolit?Jelaskan!.
2. Siswa dapat
mendefinisikan
pengertian larutan
elektrolit dan non
elektrolit melalui data
percobaan.
2. Dari percobaan daya hantar larutan, sebagai
berikut:
No Larutan Nyala Pengamatan
1 air jeruk terang ada gas
2 air aki terang ada gas
3 air sabun mati tidak ada gas
melalui data percobaan, definisikanlah
pengertian larutan elektrolit dan non
elektrolit!
3. Siswa dapat
memberikan contoh
larutan elektrolit dan
nonelektrolit yang ada
dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Tuliskan contoh larutan elektrolit yang ada
dalam kehidupan sehari-hari!
4. Tuliskan contoh larutan nonelektrolit yang
ada dalam kehidupan sehari-hari!
157
Lampiran 11
Kunci jawaban :
Tujuan Pencapaian Instrumen Skor
1. Siswa dapat
mengidentifikasi
sifat-sifat larutan
elektrolit dan non
elektrolit melalui
data percobaan.
1. Larutan elektrolit merupakan larutan
yang dapat menghantarkan arus
listrik, ditandai dengan lampu yang
menyala dan di elektrode terbentuk
gelembung gas akibat peristiwa
elektrolisis. Jadi, larutan A, B, dan C,
tergolong larutan elektrolit.
25
2. Siswa dapat
mendefinisikan
pengertian larutan
elektrolit dan non
elektrolit melalui
data percobaan.
2. Dari percobaan daya hantar larutan,
larutan elektrolit adalah larutan yang
dapat menghantarkan arus listrik,
ditandai dengan lampu yang menyala
dan terdapat gas disekitar elektroda.
Sedangkan larutan nonelektrolit
adalah larutan yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik, ditandai
dengan lampu yang tidak menyala
dan tidak terdapat gas disekitar
elektroda.
25
3. Siswa dapat
memberikan contoh
larutan elektrolit dan
nonelektrolit yang
ada dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Contoh larutan elektrolit yang ada
dalam kehidupan kita yaitu : air cuka,
larutan garam, air aki, air jeruk.
4. Contoh larutan nonelektrolit yang ada
dalam kehidupan kita yaitu : air gula,
air teh, air sabun.
25
25
Jumlah skor maksimal 100
Petunjuk penilaian
Nilai = jumlah skor
158
Lampiran 11
- Jenis penilaian : pekerjaan rumah
No. Tujuan Pencapaian Instrumen
1. Siswa dapat merancang dan
melakukan percobaan
mengidentifikasi sifat-sifat larutan
elektrolit dan non elektrolit melalui
data percobaan.
Buatlah alat uji elektrolit dengan
petunjuk yang ada dalam LKS,
buatlah dengan desain yang
menarik!
2. Siswa dapat memberikan contoh
larutan elektrolit dan non elektrolit
yang ada dalam kehidupan sehari-
hari.
Carilah artikel di internet yang
berisi penggunaan atau manfaat
larutan elektrolit dalam kehidupan
sehari-hari, pengumpulan artikel
dapat diupload pada halaman
MOODLE.
159
Lampiran 11
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Kelas Eksperimen
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X/II
Materi Pokok : Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks
Alokasi Waktu : 1 x 45 menit
Pertemuan : 2
A. STANDAR KOMPETENSI
Memahami sifat-sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit, serta reaksi
oksidasi-reduksi.
B. KOMPETENSI DASAR
Mengidentifikasi sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit berdasarkan data
hasil percobaan.
C. INDIKATOR
1. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui data
percobaan.
2. Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan nonelektrolit
berdasarkan sifat hantaran listriknya.
D. TUJUAN
1. Siswa dapat merancang dan melakukan percobaan mengidentifikasi sifat-
sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui data percobaan.
2. Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit
melalui data percobaan.
3. Siswa dapat mendefinisikan pengertian larutan elektrolit dan nonelektrolit
melalui data percobaan.
4. Siswa dapat memberikan contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit yang
ada dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh RPP
160
Lampiran 11
5. Siswa dapat menentukan larutan elektrolit dan nonelektrolit berdasarkan
sifat hantaran listriknya.
6. Siswa dapat mengelompokkan larutan yang bersifat konduktor maupun
isolator.
7. Siswa dapat membedakan antara larutan elektrolit kuat dan elektrolit
lemah berdasarkan sifat hantaran listriknya.
E. MATERI PEMBELAJARAN
1. Larutan elektrolit dapat diuji dengan alat uji sederhana seperti pada gambar
dibawah ini :
2. Jenis larutan berdasarkan daya hantar listrik terbagi atas :
a. Larutan elektrolit kuat
b. Larutan elektrolit lemah
c. Larutan nonelektrolit
3. Menurut Arhenius, larutan elektrolit adalah larutan yang mengandung ion
yang dapat bergerak bebas.
4. Contoh larutan elektrolit adalah sebagai berikut :
a. Larutan elektrolit kuat : larutan garam, air jeruk, air accu, minuman
isotonik, larutan HBr, larutan NaOH.
b. Larutan elektrolit lemah : larutan asam cuka, air suling, larutan
amonia.
c. Larutan nonelektrolit : larutan gula, alkohol, air susu, air teh,
larutan urea.
161
Lampiran 11
F. METODE PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran : e-learning berbasis MOODLE ceramah, diskusi
tanya jawab, penugasan.
Pendekatan : CTL (Contextual Teaching and Learning)
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
1. Pendahuluan
a. Memberi salam dan mengawali
pelajaran dengan berdoa kemudian
dilanjutkan memeriksa kehadiran
siswa.
b. Menginformasikan tujuan yang
hendak dicapai pada eksperimen
larutan elektrolit dan nonelektrolit.
c. Memotivasi siswa dengan cara
menceritakan hal-hal disekitar siswa
yang berhubungan dengan praktikum
uji elektrolit agar dapat meraih
kebermaknaan materi yang akan
dipelajari.
- Membalas salam,
berdoa dan
melaksanakan
absensi.
- Menyimak informasi
yang diberikan guru.
- Memperhatikan dan
menanggapi cerita
dari guru.
15 menit
2. Kegiatan inti
Eksplorasi
a. Mengkaji lembar kerja praktikum
kemudian memeriksa alat uji/tester
larutan elektrolit yang telah dibuat
oleh siswa secara berkelompok.
b. Mendemonstrasikan penggunaan alat
uji larutan elektrolit didepan
kelas.(Modelling)
c. Membimbing siswa melakukan
praktikum untuk mengamati adanya
- Membaca dan
mengkaji lembar kerja
praktikum.
- Memperhatikan.
- Melaksanakan
praktikum secara
60 menit
162
Lampiran 11
daya hantar listrik suatu larutan pada
beberapa larutan dan minuman
kemasan yang telah dipersiapkan
siswa dari rumah.
Elaborasi :
d. Memberi kesempatan siswa untuk
menuliskan hasil percobaan kedalam
data pengamatan data pengamatan
yang ada pada LKS selanjutnya
siswa diminta menuliskan contoh
larutan elektrolit dan nonelektrolit
yang ada disekitar
kita.(Konstruktivisme)
e. Meminta siswa mendeskripsikan
ciri-ciri larutan elektrolit kuat,
elektrolit lemah dan nonelektrolit
dari hasil pengamatan dan contoh
larutan yang telah ditulis dengan
bahasa mereka sendiri.
f. Memberi kesempatan siswa untuk
bertanya apabila ada hasil
pengamatan yang berbeda.
Konfirmasi
g. Guru memberikan konfirmasi
terhadap hasil praktikum kemudian
menyamakan persepsi antara hasil
praktikum dengan teori mengenai
larutan elektrolit.
berkelompok.
(Learning
Community)
- Menuliskan hasil
praktikum dalam LKS
kemudian menuliskan
contoh larutan
elektrolit dan
nonelektrolit yang ada
disekitar kita.
- Mendeskripsikan ciri-
ciri larutan elektrolit
kuat, elektrolit lemah
dan nonelektrolit dari
data pengamatan yang
sudah ditulis dengan
bahasa
sendiri.(Inquiry)
- Menyimak data
pengamatan dan
menanyakan apabila
ada hasil pengamatan
yang berbeda.
(Questioning)
- Menyimak hasil
praktikum dan
menyamakan dengan
teori.
163
Lampiran 11
3. Kegiatan penutup
d. Membimbing siswa dalam
menyimpulkan materi yang sudah
diajarkan.(Refleksi)
e. Memberikan penugasan pekerjaan
rumah berupa laporan hasil
praktikum secara individu.
f. Memberikan motivasi untuk belajar
dan menyiapkan materi yang akan
dibahas pada pertemuan selanjutnya
kemudian menutup pelajaran dengan
salam.
- Menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.
- Memperhatikan dan
bertanya pada hal
yang kurang jelas.
- Mendengarkan
motivasi dan
membalas salam
penutup.
15 menit
H. SUMBER BELAJAR
Media : whiteboard, spidol, penghapus, alat dan bahan
praktikum.
Sumber Belajar : buku-buku kimia yang relevan :
a. Johari, J.M.C. 2006. Kimia 1 SMA dan MA
untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga.
b. Purba, Michael. 2006. Kimia untuk SMA Kelas
X. Jakarta: Erlangga.
c. Lembar kerja praktikum siswa.
I. PENILAIAN
a. Ranah Kognitif
Jenis tagihan : pekerjaan rumah
b. Ranah Psikomotorik
Prosedur : Observasi langsung
Instrumen : lembar observasi
c. Ranah afektif
Instrumen : lembar observasi
164
Lampiran 11
J. ALAT EVALUASI
a. Ranah Kognitif
- Jenis tagihan : pekerjaan rumah laporan praktikum sementara secara
individu
No. Tujuan Pencapaian Instrumen
1. Tujuan pencapaian 1 sampai
dengan 7.
Buatla laporan praktikum secara
individu dengan panduan LKS yang
sudah disediakan!
b. Ranah Psikomotorik
- Jenis tagihan : hasil alat uji elektrolit dan keterampilan siswa dalam
kelompok saat praktikum
- Petunjuk penilaian menggunakan lembar penilaian observasi pengamatan.
165
Lampiran 12
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Kelas Kontrol
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X/II
Materi Pokok : Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan : 1
A. STANDAR KOMPETENSI
Memahami sifat-sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-
reduksi.
B. KOMPETENSI DASAR
Mengidentifikasi sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit berdasarkan data hasil
percobaan.
C. INDIKATOR
Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit melalui data
percobaan.
D. TUJUAN
5. Siswa dapat merancang dan melakukan percobaan mengidentifikasi sifat-sifat
larutan elektrolit dan non elektrolit melalui data percobaan.
6. Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit
melalui data percobaan.
7. Siswa dapat mendefinisikan pengertian larutan elektrolit dan nonelektrolit
melalui data percobaan.
8. Siswa dapat memberikan contoh larutan elektrolit dan non elektrolit yang ada
dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh RPP
166
Lampiran 12
E. MATERI PEMBELAJARAN
1. Larutan elektrolit dan nonelektrolit :
a. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik
b. Larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus
listrik
2. Larutan elektrolit dapat diuji dengan alat uji sederhana seperti pada gambar
dibawah ini :
3. Berdasarkan percobaan daya hantar listrik larutan, hasil percobaan yang
ditandai dengan lampu nyala, redup dan tidak menyala dan didapatkan
gelembung gas pada elektroda disebut larutan elektrolit. Sedangkan larutan non
elektrolit akan didapatkan lampu tidak menyala dan tidak ada gelembung gas.
F. METODE PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran : ceramah, diskusi tanya jawab, penugasan.
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
No. Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
1. Pendahuluan
a. Memberi salam, mengawali
pelajaran dengan berdoa, dilanjutkan
dengan memeriksa kehadiran siswa.
b. Menyampaikan tujuan dan manfaat
dari materi yang akan dipelajari.
- Berdoa, membalas
salam dan absensi.
- Memperhatikan
penjelasan tujuan dan
manfaat dari materi
yang akan dipelajari.
10 menit
167
Lampiran 12
2. Kegiatan inti
Eksplorasi :
a. Menjelaskan konsep larutan elektrolit,
non elektrolit dan sifat-sifatnya
dengan bantuan media powerpoint.
Tayangan pada LCD proyektor
Elaborasi :
b. Memberikan latihan soal untuk
didiskusikan dengan teman sebangku.
c. Meminta siswa mengerjakan
didepan kelas.
d. Bersama siswa mendiskusikan
jawaban di papan tulis dan
Memberikan koreksi jawaban atau
tambahan informasi jika diperlukan.
Konfirmasi :
e. Menyamakan persepsi tentang
larutan elektrolit dan non elektrolit
dan sifat-sifatnya.
- Memperhatikan
tayangan pada LCD
proyektor dan
mencatat penjelasan
guru.
- Mengerjakan latihan
soal dan berdiskusi.
- Mengerjakan
didepan kelas.
- Berdiskusi dan
bertanya apabila ada
hal yang belum jelas.
- Berdiskusi untuk
menyamakan
persepsi.
60 menit
3. Kegiatan penutup
a. Memberi penjelasan mengenai
pembuatan alat uji larutan elektrolit
yang akan digunakan didalam
- Memperhatikan
penjelasan tugas dan
bertanya apabila ada
15 menit
168
Lampiran 12
praktikum. Kemudian meminta siswa
untuk mencari artikel penggunaan
larutan elektrolit dalam kehidupan
sehari-hari.
b. Membimbing siswa dalam
menyimpulkan materi yang sudah
diajarkan.
c. Guru menutup pelajaran dengan
salam dan sebelumnya memberikan
motivasi untuk belajar.
hal yang kurang
jelas
- Menyimpulkan
materi
- Motivasi dari guru
dan membalas salam
penutup.
H. SUMBER BELAJAR
Media : papan tulis, spidol, LCD, laptop, media power point.
Sumber Belajar : Buku-buku kimia yang relevan:
a. Johari, J.M.C. 2006. Kimia 1 SMA dan MA untuk
Kelas X. Jakarta: Erlangga.
b. Purba, Michael. 2006. Kimia untuk SMA Kelas X.
Jakarta: Erlangga.
c. Susilowati, Endang. 2007. Sains Kimia 1 Prinsip
dan Terapannya untuk Kelas X SMA dan MA. Solo:
PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
I. PENILAIAN
a. Ranah Kognitif
Jenis penilaian : latihan soal dan pekerjaan rumah.
b. Ranah afektif
Instrumen : lembar observasi.
J. ALAT EVALUASI
a. Ranah Kognitif
- Jenis penilaian : latihan soal
169
Lampiran 12
Tujuan Pencapaian Instrumen
1. Siswa dapat
mengidentifikasi sifat-
sifat larutan elektrolit
dan non elektrolit
melalui data percobaan.
1. Perhatikan data hasil percobaan pada tabel
dibawah ini:
Larutan Nyala Gejala di elektroda
A terang ada gas
B terang ada gas
C redup sedikit gas
D mati tidak ada gas
Berdasarkan data percobaan diatas,
manakah yang tergolong larutan
elektrolit?Jelaskan!.
2. Siswa dapat
mendefinisikan
pengertian larutan
elektrolit dan non
elektrolit melalui data
percobaan.
2. Dari percobaan daya hantar larutan, sebagai
berikut:
No Larutan Nyala Pengamatan
1 air jeruk terang ada gas
2 air aki terang ada gas
3 air sabun mati tidak ada gas
melalui data percobaan, definisikanlah
pengertian larutan elektrolit dan non
elektrolit!
3. Siswa dapat
memberikan contoh
larutan elektrolit dan
nonelektrolit yang ada
dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Tuliskan contoh larutan elektrolit yang ada
dalam kehidupan sehari-hari!
4. Tuliskan contoh larutan nonelektrolit yang
ada dalam kehidupan sehari-hari!
170
Lampiran 12
Kunci jawaban :
Tujuan Pencapaian Instrumen Skor
1. Siswa dapat
mengidentifikasi
sifat-sifat larutan
elektrolit dan non
elektrolit melalui
data percobaan.
1. Larutan elektrolit merupakan larutan
yang dapat menghantarkan arus
listrik, ditandai dengan lampu yang
menyala dan di elektrode terbentuk
gelembung gas akibat peristiwa
elektrolisis. Jadi, larutan A, B, dan C,
tergolong larutan elektrolit.
25
2. Siswa dapat
mendefinisikan
pengertian larutan
elektrolit dan non
elektrolit melalui
data percobaan.
2. Dari percobaan daya hantar larutan,
larutan elektrolit adalah larutan yang
dapat menghantarkan arus listrik,
ditandai dengan lampu yang menyala
dan terdapat gas disekitar elektroda.
Sedangkan larutan nonelektrolit
adalah larutan yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik, ditandai
dengan lampu yang tidak menyala
dan tidak terdapat gas disekitar
elektroda.
25
3. Siswa dapat
memberikan contoh
larutan elektrolit dan
nonelektrolit yang
ada dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Contoh larutan elektrolit yang ada
dalam kehidupan kita yaitu : air cuka,
larutan garam, air aki, air jeruk.
4. Contoh larutan nonelektrolit yang ada
dalam kehidupan kita yaitu : air gula,
air teh, air sabun.
25
25
Jumlah skor maksimal 100
Petunjuk penilaian
Nilai = jumlah skor
171
Lampiran 12
- Jenis penilaian : pekerjaan rumah
No. Tujuan Pencapaian Instrumen
1. Siswa dapat merancang dan
melakukan percobaan
mengidentifikasi sifat-sifat larutan
elektrolit dan non elektrolit melalui
data percobaan.
Buatlah alat uji elektrolit dengan
petunjuk yang ada dalam LKS,
buatlah dengan desain yang
menarik!
2. Siswa dapat memberikan contoh
larutan elektrolit dan non elektrolit
yang ada dalam kehidupan sehari-
hari.
Carilah artikel di internet yang
berisi penggunaan atau manfaat
larutan elektrolit dalam kehidupan
sehari-hari, pengumpulan artikel
pada pertemuan kedua.
172
Lampiran 12
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Kelas Kontrol
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X/II
Materi Pokok : Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks
Alokasi Waktu : 1 x 45 menit
Pertemuan : 2
A. STANDAR KOMPETENSI
Memahami sifat-sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-
reduksi.
B. KOMPETENSI DASAR
Mengidentifikasi sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit berdasarkan data hasil
percobaan.
C. INDIKATOR
1. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit melalui data
percobaan.
2. Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan non elektrolit
berdasarkan sifat hantaran listriknya.
D. TUJUAN
1. Siswa dapat merancang dan melakukan percobaan mengidentifikasi sifat-sifat
larutan elektrolit dan non elektrolit melalui data percobaan.
2. Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit
melalui data percobaan.
3. Siswa dapat mendefinisikan pengertian larutan elektrolit dan non elektrolit
melalui data percobaan.
Contoh RPP
173
Lampiran 12
4. Siswa dapat memberikan contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit yang ada
dalam kehidupan sehari-hari.
5. Siswa dapat menentukan larutan elektrolit dan nonelektrolit berdasarkan sifat
hantaran listriknya.
6. Siswa dapat mengelompokkan larutan yang bersifat konduktor maupun isolator.
7. Siswa dapat membedakan antara larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah
berdasarkan sifat hantaran listriknya.
E. MATERI PEMBELAJARAN
1. Jenis larutan berdasarkan daya hantar listrik terbagi atas :
a. Larutan elektrolit kuat
b. Larutan elektrolit lemah
c. Larutan nonelektrolit
2. Menurut Arhenius, larutan elektrolit adalah larutan yang mengandung ion yang
dapat bergerak bebas.
3. Contoh larutan elektrolit adalah sebagai berikut :
a. Larutan elektrolit kuat : larutan garam, air jeruk, air accu, minuman
isotonik, larutan HBr, larutan NaOH.
b. Larutan elektrolit lemah : larutan asam cuka, air suling, larutan amonia.
c. Larutan nonelektrolit : larutan gula, alkohol, air susu, air teh, larutan
urea.
F. METODE PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran : ceramah, praktikum diskusi tanya jawab, penugasan.
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
1. Pendahuluan
a. Memberi salam dan mengawali
pelajaran dengan berdoa kemudian
dilanjutkan memeriksa kehadiran
- Membalas salam dan
berdoa.
10 menit
174
Lampiran 12
siswa.
b. Memberikan pretes mengenai materi
eksperimen yang akan dipratikan
oleh siswa.
c. Menginformasikan tujuan yang
hendak dicapai pada eksperimen
larutan elektrolit dan non elektrolit.
- Mengerjakan pretes.
- Menyimak informasi
yang diberikan guru.
2. Kegiatan inti
Eksplorasi :
a. Memeriksa alat uji/tester larutan
elektrolit yang telah dibuat oleh siswa
secara berkelompok dan memberikan
penjelasan cara menguji larutan
dengan alat uji elektrolit.
b. Mengkaji lembar kerja praktikum
larutan elektrolit dan elektrolit.
c. Membimbing siswa melakukan
praktikum untuk mengamati adanya
daya hantar listrik suatu larutan dan
minuman kemasan pada beberapa
larutan yang telah dipersiapkan dari
rumah.
Elaborasi :
d. Meminta siswa untuk menuliskan
hasil percobaan kedalam data
pengamatan data pengamatan yang
ada pada LKS.
e. Meminta siswa membacakan hasil
praktikum oleh wakil kelompok dari
data yang diperoleh.
- Memperhatikan
penjelasan guru.
- Membaca dan
memahami lembar
kerja praktikum.
- Melaksanakan
praktikum secara
berkelompok.
- Menuliskan hasil
praktikum dan
mengerjakan soal-soal
yang ada dalam LKS.
- Membacakan hasil
percobaan dan
kesimpulan
70 menit
175
Lampiran 12
f. Melalui data percobaan yang didapat
dari hasil praktikum, guru
menjelaskan sifat hantaran listrik
suatu larutan dengan bantuan media
powerpoint.
Tayangan pada LCD proyektor
Konfirmasi :
g. Menyamakan persepsi antara hasil
praktikum dengan teori mengenai
larutan elektrolit.
kelompok.
- Memperhatikan dan
mencatat materi yang
disampaikan guru.
- Menyamakan persepsi
antara hasil praktikum
dengan teori yang
ada.
3. Kegiatan penutup
a. Membimbing siswa dalam
menyimpulkan materi yang sudah
diajarkan.
b. Memberikan penugasan pekerjaan
rumah berupa laporan hasil praktikum
secara individu.
c. Memberikan motivasi untuk belajar
dan menyiapkan materi yang akan
dibahas pada pertemuan selanjutnya
menutup pelajaran dengan salam.
- Menyimpulkan materi
- Memperhatikan dan
bertanya pada hal
yang kurang jelas.
- Mendengarkan
motivasi dan
membalas salam
penutup.
10 menit
176
Lampiran 12
H. SUMBER BELAJAR
Media : media powerpoint whiteboard, spidol, penghapus,
alat dan bahan praktikum, laptop.
Sumber Belajar : buku-buku kimia yang relevan :
a. Johari, J.M.C. 2006. Kimia 1 SMA dan MA untuk
Kelas X. Jakarta: Erlangga.
b. Purba, Michael. 2006. Kimia untuk SMA Kelas X.
Jakarta: Erlangga.
c. Lembar kerja praktikum siswa.
I. PENILAIAN
a. Ranah Kognitif
Jenis tagihan : pekerjaan rumah
b. Ranah Psikomotorik
Prosedur : Observasi langsung
Instrumen : lembar observasi.
c. Ranah afektif
Instrumen : lembar observasi.
J. ALAT EVALUASI
a. Ranah Kognitif
- Jenis tagihan : pekerjaan rumah laporan praktikum sementara secara individu
No. Tujuan Pencapaian Instrumen
1. Tujuan pencapaian 1 sampai
dengan 7.
Buatla laporan praktikum secara individu
dengan panduan LKS yang sudah
disediakan!
b. Ranah Psikomotorik
- Jenis tagihan : hasil alat uji elektrolit dan keterampilan siswa dalam kelompok
saat praktikum.
- Petunjuk penilaian menggunakan lembar penilaian observasi pengamatan
177
Lampiran 13
INDIKATOR
Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit melalui
percobaan.
Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan non elektrolit
berdasarkan sifat hantaran listriknya.
Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus
listrik.
Mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan
senyawa kovalen polar.
KOMPETENSI DASAR
3.1. Mengidentifikasi sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit berdasarkan data
hasil percobaan.
STANDAR KOMPETENSI
3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi
oksidasi-reduksi.
Lisensi Materi : Copyright © 2010 SMA Negeri 1 Bergas
Dokumen/materi di elearning.sman1bergas.sch.id dapat dipergunakan, dimodifikasi dan
disebarluaskan secara bebas untuk tujuan pembelajaran yang bersifat bukan untuk komersial. Tanpa
mengubah copyright dan profil penulis serta mencantumkan nama penulis.
179
Toshiba |[email protected]
Lampiran 12
Mencari ikan bukan hanya nelayan saja yang melakukannya, tetapi dapat dilakukan oleh siapa saja. Berbagai macam cara yang dilakukan, salah satunya menangkap ikan dengan cara menyetrum. Pernahkah Anda melihat orang mencari ikan dengan cara menyetrum?
Cara ini sering dilakukan, meskipun mengganggu ekosistem yang ada
karena dapat mematikan bibit-bibit ikan. Menyetrum dapat dilakukan
dengan mengalirkan arus listrik dari sumber arus kedalam air melalui
kabel penghubung. Hal ini akan mengakibatkan ikan-ikan yang terkena
sengatan listrik menjadi lemas kemudian mati dan mengapung di
permukaan air.
Mengapa ikan-ikan dapat terkena sengatan arus listrik?
Bagaimana cara air menghantarkan arus listrik?
180
Toshiba |[email protected]
Lampiran 12
Masih ingatkah, apakah larutan itu? Tentunya kamu masih ingat bukan?
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara dua zat atau lebih.
Komponen larutan adalah pelarut dan zat terlarut. Pada bab ini jenis pelarut yang
akan kita bahas adalah air. Ada beberapa alasan mengapa air merupakan pelarut yang
umum ditemui dan digunakan. Disamping itu, sifat air yang mampu melarutkan
berbagai macam zat, menyebabkan reaksi kimia sebagian besar berlangsung dalam
pelarut air.
Tidak semua zat jika dicampurkan ke dalam pelarut air dapat membentuk
larutan. Sebagai contoh, garam dapur (NaCl) dan cuka atau asam asetat (CH3COOH)
larut dalam air, akan tetapi lilin tidak larut dalam air.
Gambar 1.(a) garam dapur (NaCl) larut dalam air, (b) cuka atau asam asetat (CH3COOH) larut dalam air, dan (c) lilin tidak larut dalam air.
Apakah larutan itu ?
181
Toshiba |[email protected]
Lampiran 12
A. Larutan Elektrolit dan nonelektrolit
Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan terbagi menjadi dua golongan yaitu larutan
elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dan larutan non
elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Untuk lebih
mudah pemahaman kamu, cobalah perhatikan tabel berikut.
Perbandingan sifat-sifat larutan elektrolit dan larutan non elektrolit
Larutan Elektrolit
Larutan non Elektrolit
1. Dapat menghantarkan listrik.
2. Terjadi proses ionisasi
(terurai menjadi ion-ion)
3. Lampu dapat menyala terang
atau redup, ada gelembung gas
Contoh:
Garam dapur (NaCl)
Cuka dapur (CH3COOH)
Air accu (H2SO
4)
1. Tidak dapat menghantarkan listrik
2. Tidak terjadi proses ionisasi
3. Lampu tidak menyala dan tidak ada
gelembung gas.
Contoh :
Larutan gula (C12
H22
O11
)
Larutan urea (CO NH2)2
Larutan alkohol C2H
5OH
Beberapa waktu yang lalu di awal tahun 2007, ibukota Jakarta ditimpa musibah banjir karena curah hujan yang sangat tinggi sehingga banyak menenggelamkan perumahan penduduk. Menyikapi kondisi banjir yang lumayan tinggi tersebut, pihak PLN segera mengambil tindakan cepat dengan segera memutuskan aliran listrik yang menuju ke arah transformeter (trafo) yang terendam air banjir. Tahukah kamu mengapa pihak PLN mengambil tindakan tersebut?
Apakah air dapat menghantarkan arus listrik sehingga dapat
membahayakan penduduk? Menurut pemikiran kamu, kira-kira
kriteria air (larutan) yang bagaimanakah yang dapat menghantarkan
arus listrik?
Apakah semua larutan dapat menghantarkan arus listrik?
Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas, marilah
kita simak materi berikut!
Zat yang terlarut dalam larutan elektrolit umumnya berupa senyawa anorganik, sedangkan yang terlarut
dalam larutan nonelektrolit umumnya berupa senyawa
organik
182
Toshiba |[email protected]
Lampiran 12
B. Elektrolit Dapat Berupa Senyawa Ion dan Senyawa Kovalen Dengan teori Arrhenius, dapat dijelaskan bagaimana larutan elektrolit
menghantarkan arus listrik. Larutan elektrolit dapat berasal dari senyawa ion dan
senyawa kovalen.
(3) Senyawa Ion
Senyawa ion terdiri atas ion – ion, misalnya NaCl. NaCl terdiri atas ion – ion
Na+ dan Cl
- , jika dilarutkan dalam air akan terionisasi menjadi ion-ionnya.
Ion-ion yang terbentuk dapat bergerak bebas sehingga dapat menghantarkan
arus listrik. Akibatnya, semua senyawa ion yang larut dalam air termasuk
elektrolit kuat. Namun, jika tidak terlarut atau dalam bentuk padatan,
senyawa ion tidak dapat menghantarkan arus listrik. Hal itu disebabkan tidak
ada ion yang bergerak bebas. Agar dapat menghantarkan arus listrik, padatan
senyawa ion harus dipanaskan hingga meleleh. Lelehan senyawa ion dapat
menghantarkan arus listrik.
Gambar 1.4. Larutan NaCl dalam air
Tips Membuat Batu Baterai Murah
Tahukah Anda bahwa sebuah baterai sederhana yang menghasilkan arus listrik dalam jumlah yang aman dapat dibuat dari sebuah jeruk lemon, klip kertas yang
terbuat dari baja, dan paku pines kuningan. Tidak percaya? Bagaimana cara
membuatnya? Caranya sangat sederhana dan dapat Anda lakukan sendiri-sendiri
dengan mudah karena tidak memerlukan banyak peralatan dan prosedur yang rumit.
Belahlah sebuah jeruk lemon, kemudian tancapkan sebuah paku pines dan klip kertas ke dalam jeruk lemon yang telah dibelah tadi. Pines dan klip harus ditancapkan
sedekat mungkin tetapi tidak sampai bersentuhan. Hati-hati jangan sampai ada cairan
jeruk yang ada di atas paku pines maupun klip. Basahi lidah Anda dengan air liur
dan tempelkan sedikit ujung lidah di atas paku pines dan klip. Sensasi rasa yang
timbul diakibatkan oleh sejumlah kecil arus listrik sebagai hasil dari elektrolit dalam
air liur di lidah.
Bagaimana, mudah kan? Coba praktikkan di kelas masing-masing bersama
kelompok kerja Anda.
183
Toshiba |[email protected]
Lampiran 12
(Johari dan Rahmawati, 2004:194)
(4) Senyawa Kovalen
Padatan senyawa kovalen polar tidak dapat menghantarkan arus listrik
karena tidak mengandung ion. Begitu juga yang terjadi pada lelehannya.
Lelehan senyawa kovalen polar tidak dapat menghantarkan arus listrik sebab
senyawa kovalen polar terdiri atas molekul yang netral. Jadi, senyawa
kovalen polar dapat menghantarkan arus listrik jika berada dalam bentuk
larutan. Contoh senyawa kovalen polar adalah CH3COOH dan C2H5OH
(etanol) seperti telah dijelaskan sebelumnya. Air juga bersifat polar. Oleh
karena itu, antara molekul air dan zat terlarut yang bersifat polar terdapat
gaya tarik menarik. Adanya gaya tarik menarik itu menyebabkan ikatan pada
senyawa kovalen putus dan membentuk ion.
Gambar 1.5. CH3COOH dalam air (Johari dan Rahmawati, 2004:195)
C. Teori Arrhenius
Seorang ahli kimia dari Swedia (1887), Svante August Arrhenius (1859–
1927) menjelaskan bahwa elektrolit dalam pelarut air akan terurai menjadi ion-
ion yang bergerak bebas, hingga mampu untuk menghantarkan arus listrik
melalui larutan. Sedangkan nonelektrolit dalam pelarut tidak terurai menjadi ion-
ion. Untuk lebih mempermudah penjelasan tadi, marilah kita amati contoh larutan
dibawa ini!
a)larutan garam dapur (b)larutan asam asetat (c) larutan gula
Pada contoh diatas,
Larutan senyawa ion NaCl dapat menghantarkan arus listrik karena ion-ion Na+ dan Cl-
184
Toshiba |[email protected]
Lampiran 12
LARUTAN
Larutan Nonelektrolit
Larutan Elektrolit
Elektrolit Kuat Elektrolit Lemah
pada kristal NaCl dalam pelarut air dapat terurai. Proses penguraian ion-ion pada
senyawa ion ini disebut proses disosiasi.
NaCl(s) H2O(l) Na+(aq) + Cl- (aq)
Larutan senyawa kovalen polar asam asetat CH3COOH dapat menghantarkan arus
listrik karena molekul-molekul CH3COOH dalam pelarut dapat terurai menjadi ion-ion
H+ dan CH3COO-. Proses peruraian molekul senyawa kovalen polar menjadi ion-ionnya
disebut proses ionisasi.
CH3COOH(aq) H2O(l) H+
(aq) + CH3COO- (aq)
Larutan senyawa kovalen polar gula (C12H22O11) tidak dapat menghantarkan arus listrik
karena molekul-molekul C12H22O11 dalam pelarut air tidak dapat terurai menjadi ion-
ion.
C12H22O11(aq)
Pengelompokkan Larutan Berdasarkan Jenisnya
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa berdasarkan daya hantar listriknya
larutan dapat dibagi menjadi larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit.
Sedangkan larutan elektrolit dapat dikelompokkan menjadi larutan elektrolit kuat
dan elektrolit lemah sesuai skema penggolongan berikut.
Gambar 2. Skema Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
Untuk dapat mempermudah pengelompokkan larutan ke dalam elektrolit kuat,
elektrolit lemah ataupun non elektrolit? Pahamilah tabel di bawah ini!
Jenis
Larutan Sifat dan pengamatan lain Contoh Senyawa Reaksi Ionisasi
Elektrolit
kuat - terionisasi sempurna - menghantarkan arus listrik
listrik - lampu menyala terang - terdapat gelembung gas
NaCl
HCl
NaOH
H2SO4 KCl
NaCl Na+ + Cl-
NaOH → Na+ + OH-
H SO4 → 2H+ + SO 2- 2 4
KCl → K+ + Cl-
Elektrolit
lemah - terionisasi sebagian - menghantarkan arus listrik - lampu menyala redup
terdapat gelembung gas
CH3COOH
N4OH
HCN
Al(OH)3
CH3 COOH → H++ CH 3OO -
HCN → H+ + CN-
Al(OH)3 → Al3+ + 3OH-
Non
elektrolit - tidak terionisasi - tidak menghantarkan arus
listrik - lampu tidak menyala
C6H12O6
C12H22O11
C2H5 OH
C6H12O6
C12H22O11
C2H5 OH
185
Toshiba |[email protected]
Lampiran 12
- tidak terdapat gelembung gas
D. Derajat Ionisasi
Secara kuantitatif, kuat atau lemahnya suatu larutan elektrolit dapat dinyatakan dengan
derajat ionisasi (α)
α =
Untuk larutan elektrolit kuat; α = 1 atau α mendekati 1
Untuk larutan elektrolit lemah; 0 < α < 1 Untuk larutan nonelektrolit; α = 0
186
Lampiran 13
INDIKATOR 1. Membedakan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari penggabungan dan pelepasan
oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan penurunan
bilangan oksidasi.
2. Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion.
3. Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks.
4. Memberi nama senyawa menurut IUPAC.
5. Mendeskripsikan konsep larutan elektrolit dan konsep redoks dalam memecahkan
masalah lingkungan.
KOMPETENSI DASAR
3.2. Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi- reduksi dan
hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya.
STANDAR KOMPETENSI
3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi
oksidasi-reduksi.
Lisensi Materi : Copyright © 2010 SMA Negeri 1 Bergas
Dokumen/materi di elearning.sman1bergas.sch.id dapat dipergunakan, dimodifikasi dan disebarluaskan secara bebas untuk tujuan pembelajaran yang
bersifat bukan untuk komersial. Tanpa mengubah copyright dan profil penulis
serta mencantumkan nama penulis.
187
Toshiba |[email protected]
Lampiran 15
A. KONSEP OKSIDASI DAN REDUKSI
Gambar 2.1 Peristiwa Perkaratan Besi
Banyak sekali peristiwa di sekitar kita yang melibatkan reaksi oksidasi dan
reduksi atau disebut juga reaksi redoks. Sebagai contoh, peristiwa perkaratan besi pada
gambar diatas. Konsep oksidasi dan reduksi berkembang seiring perkembangan ilmu
pengetahuan. Konsep oksidasi dan reduksi dapat ditinjau dari penggabungan dan
pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan
penurunan bilangan oksidasi. Menurut konsep penggabungan dan pelepasan oksigen,
oksidasi adalah reaksi penggabungan oksigen dan reduksi adalah reaksi pelepasan
oksigen. Menurut konsep pelepasan dan penerimaan elektron, oksidasi adalah reaksi
pelepasan elektron dan reduksi adalah reaksi penerimaan elektron. Sedangkan
menurut konsep peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi, oksidasi adalah
peningkatan bilangan oksidasi dan reduksi adalah penurunan bilangan oksidasi.
1. Konsep Oksidasi Dan Reduksi Berdasarkan Penggabungan Dan Pelepasan Oksigen
Ketika oksigen bereaksi dengan permukaan besi maka akan terjadi reaksi
antara oksigen dan besi. Reaksi yang terjadi adalah reaksi oksidasi, yaitu
penggabungan oksigen dengan logam besi membentuk karat besi. Pada konsep ini
reduksi oksidasi didefinisikan Oksidasi adalah penggabungan oksigen dengan unsur
atau senyawa. Reduksi adalah pelepasan oksigen dari senyawanya. Contoh reaksi
oksidasi:
penggabungan oksigen dengan unsur
4Fe + 3O2 → 2Fe2O3
C + O2→ CO2
penggabungan oksigen dengan senyawa
CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O
188
Toshiba |[email protected]
Lampiran 15
2CO + O2 → 2CO2
Contoh reaksi reduksi:
Pelepasan oksigen dari senyawanya
2Fe2O3 → 4Fe + 3O2
2Ag2O → 4Ag + O2
2. Konsep Oksidasi Dan Reduksi Berdasarkan Penggabungan Dan Pelepasan Elektron
Untuk menjelaskan konsep reduksi oksidasi dapat ditinjau dari serah terima
elektron. Pada konsep ini reduksi oksidasi didefinisikan: oksidasi adalah pelepasan
elektron dan reduksi adalah penerimaan elektron.
Contoh:
Reaksi antara Na dan Cl2 membentuk NaCl
Pada reaksi ini Na melepaskan 1 elektron yang kemudian diterima Cl adalah
2Na + Cl2 → 2NaCl
atau
Na + ½Cl2 → NaCl
serah terima elektron yang terjadi: Na → Na
+ + e..........Na melepas elektron (oksidasi)
½Cl2 + e → Cl-........Cl menerima elektron (reduksi)
3. Konsep Oksidasi Dan Reduksi Berdasarkan Perubahan Bilangan Oksidasi
Bilangan oksidasi (bilok atau bo) adalah bilangan yang menunjukkan muatan
yang disumbangkan oleh atom unsur tersebut pada molekul atau ion yang
dibentuknya. Misalnya pada NaCl yang terbentuk melalui ikatan ion, maka bilangan
oksidasi Na adalah +1 dan bilangan oksidasi Cl adalah -1. Untuk senyawa HCl yang
terbentuk melalui ikatan kovalen, H lebih elektropositif mempunyai bilangan
oksidasi +1, sedangkan Cl lebih elektronegatif mempunyai bilangan oksidasi -1.
Secara umum, untuk dua atom yang berikatan secara ionik maupun kovalen
berlaku:
- Atom unsur dengan keelektronegatifan lebih besar akan mempunyai bilangan
oksidasi negatif.
- Atom unsur dengan keelektronegatifan lebih kecil (lebih elektropositif) mempunyai
bilangan oksidasi positif.
Berikut ini bebrapa aturan yang dapat membantu menentukan bilangan
oksidasi suatu atom.
(9) Unsur bebas memiliki bilangan oksidasi nol
189
Toshiba |[email protected]
Lampiran 15
Contoh:
Bilangan oksidasi H, N, O, dan Al dalam unsur H2, N2, O2, dan Al sama dengan nol.
(10)Fluorin yang merupakan unsur paling elektronegatif dan memerlukan satu
elektron untuk mencapai konfigurasi gas mulia selalu memiliki bilangan oksidasi
-1.
(11)Bilangan oksidasi unsur logam dalam senyawanya selalu positif.
(12)Bilangan oksidasi suatu ion tunggal sama dengan muatannya.
Contoh:
Bilangan oksidasi Ca dalam ion Ca2+ = +2 dan bilangan oksidasi S dalam ion S2- =
+2
(13)Bilangan oksidasi unsur H adalah +1, kecuali jika bersenyawa dengan logam
maka bilangan oksidasi H adalah -1.
Contoh:
Bilangan oksidasi H dalam HCl, H2O, dan NH3 adalah +1. Bilangan oksidasi H
dalam senyawa hidrida, misalnya NaH dan MgH2 adalah -1.
(14)Pada umumnya, bilangan oksidasi O adalah -2. akan tetapi, dalam OF2, bilangan
oksidasi O = +2, dalam peroksida, misalnya H2O2, bilangan oksidasi O = -1.
(15)Dalam semua senyawa, jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur penyusunnya
sama dengan nol.
Contoh:
H3PO4= (3 x b.o.H) + (1 x b.o.P) + (4 x b.o.O) = 0
(b.o.= bilangan oksidasi)
(16)Dalam suatu ion poliatomik, jumlah bilangan oksidasi seluruh unsur dalam ion
sama dengan muatannya.
Contoh: SO42- = (1 x b.o.S) + (4 x b.o.O) = -2
4. Perubahan Bilangan Oksidasi Dalam Reaksi Oksidasi Reduksi
Setelah memahami cara menentukan bilangan oksidasi suatu atom, kita dapat
menentukan reaksi oksidasi reduksi berdasarkan perubahan bilangan oksidasi.
Simaklah contoh-contoh dibawah ini :
a) Reaksi C dan O2 yang memebentuk CO2 Bilangan oksidasi O berkurang dari 0 ke -2; O mengalami reduksi
0 0 +4 -2
C(s) + O2(g) → CO2(g)
Bilangan oksidasi C bertambah dari 0 ke +4;
190
Toshiba |[email protected]
Lampiran 15
C mengalami oksidasi
Oksidator : O2
Reduktor : C Hasil oksidasi : CO2
Hasil reduksi : CO2
b) Reaksi CuO dan H2 yang membentuk Cu dan H2O Bilangan oksidasi Cu berkurang dari +2 ke 0; O mengalami reduksi
(+2) (-2) 0 0 +1 -2
CuO(s) + H2(g) → Cu + H2O(g)
Bilangan oksidasi H2 bertambah dari 0 ke +1;H mengalami
oksidasi
Oksidator : CuO
Reduktor : H2
Hasil oksidasi : H2O
Hasil reduksi : Cu Dari penjelasan contoh diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
5. Tata Nama Menurut IUPAC
(6) Senyawa biner dari logam dan non logam.
Beri angka romawi untuk unsur logam yang dapat memiliki lebih dari satu
bilangan oksidasi.
Contoh:
FeCl2 = besi (II) klorida
FeCl3 = besi (III) klorida.
(7) Senyawa biner dari non logam dan non logam.
Beri angka romawi untuk unsur yang dapat memiliki lebih dari satu bilangan
oksidasi, dimana bilangan oksidasinya positif.
Oksidasi adalah pertambahan bilangan oksidasi. Reduksi adalah penurunan bilangan oksidasi.
Zat yang atom unsurnya mengalami oksidasi disebut reduktor. Zat yang atom unsurnya mengalami reduksi disebut oksidator.
Oksidator adalah zat yang mengalami reduksi. Reduktor adalah zat yang mengalami oksidasi.
191
Toshiba |[email protected]
Lampiran 15
Contoh:
N2O = Nitrogen (I) oksida atau Dinitrogen monoksida.
NO = Nitrogen (II) oksida atau Nitrogen monoksida.
(8) Senyawa yang mengandung ion poliatom.
iii) Jika kation memiliki lebih dari satu bilangan oksidasi, maka beri angka
romawi setelah nama kation.
Contoh: PbSO4 = Timbal (II) sulfat.
iv) Jika kation hanya memiliki satu bilangan oksidasi, maka sertakan
bilangan oksidasi dari unsur ditengah dalam ion poliatom setelah nama
ionnya. Perhatikan awalan yunani tidak dipakai lagi, kecuali unsur yang
dapat membentuk lebih dari satu senyawa tetapi dengan bilangan
oksidasi yang sama.
Contoh:
NaClO = Natrium hipoklorit
NaClO2 = Natrium klorit.
(9) Senyawa Asam
Jika senyawa asam mengandung ion poliatom, beri angka romawi untuk
unsur dalam ion yang dapat memiliki lebih dari satu bilangan oksidasi.
Perhatikan, nama ion poliatom menggunakan akhiran –at dan tanpa diberi
awalan yunani.
Contoh: HClO3 = Asam klorat atau asam klorat (V).
(10) Garam
Nama garam merupakan nama gabungan dari nama kation, dengan bilangan
oksidasinya (jika lebih dari satu), dan nama anionnya.
Contoh:
FeSO4 = besi(II) sulfat
NaClO = natrium klorat(I)
192
Toshiba |[email protected]
Lampiran 15
Jika garamnya terhidrat, jumlah molekul air persatuan rumus disertakan.
Contoh: CuSO4.5H2O = tembaga(II) sulfat-5-hidrat
6. Aplikasi Redoks Dalam Memecahkan Masalah Lingkungan
Konsep redoks dapat digunakan untuk menanggulangi pencemaran
lingkunganoleh limbah industri. Contoh pengolahan limbah organik adala
proses lumpur aktif (activited sludge). Lumpur aktif adalah lumpur yang
banyak mengandung mikroorganisme (bakteri aerob). Pada proses ini
dilakukan proses oksidasi dengan oksigen yang dilakukan oleh bakteri aerob
di dalam bak pengolahan air limbah (Purba 2007:25-27). Secara
umum,pengelahan air limbah melibatkan proses kimia, proses fisika maupun
proses biologi. Berikut merupakan contoh skema pengolahan air limbah,
yang menggunakan konsep elektrolit dan konsep redoks didalam proses
kimianya.
Gambar 2.2. skema pengolahan air limbah
(Johari dan Rahmawati, 2004:220)
193
Toshiba |[email protected]
Lampiran 15
PERCOBAAN
LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
I. Pendahuluan
Mengapa kita dilarang menggunakan
alat-alat listrik pada saat tangan kita basah?
Apakan air dapat menghantarkan listrik?
Larutan ada yang dapat menghantarkan listrik
ada pula yang tidak dapat menghantarkan
listrik.Apa penyebabnya?.
Larutan adalah suatu campuran dua zat
atau lebih yang sifatnya homogen. Daya hantar
listrik dari larutan bergantung pada banyaknya ion dalam larutan. Larutan
yang dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit dan larutan
yang tidak dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan non elekrolit.
Bagaimana membedakan latutan elektrolit dan non-elektrolit dan kekuatan
daya hantar larutan elektrolit? Cobalah lakukan percobaan berikut ini.
II. Tujuan
a. Menguji daya hantar listrik berbagai larutan dengan alat uji elektrolit
b. Membedakan larutan elektrolit dengan larutan non elektrolit
III. Alat dan Bahan:
a. Alat:
Gelas kimia 50 mL 13 buah
Tisue atau lap
Rangkaian alat uji larutan elektrolit seperti pada gambar dibawah ini
b. Bahan:
Aquades
NaOH 1 M
KCl 1 M
HCl 1 M
Larutan gula pasir
Larutan garam dapur
Larutan asam cuka
Larutan soda kue (NaHCO3) 1M
Larutan amonia 1M
Alkohol
194
Toshiba |[email protected]
Lampiran 15
Air Jeruk
Air Sabun
Air sumur
Minuman kemasan yang sudah dibawa dari rumah dan tiap kelompok tidak
boleh menggunakan minuman kemasan yang sama.
IV. Langkah Kerja
1) Siapkan 13 gelas kimia 100 mL dan berilah label 1 sampai 10, kemudian isilah gelas
kimia tersebut secara berurutan masing-masing dengan aquades kemudian
larutan HCl, NaOH, KCl, H2SO4, gula pasir, garam dapur, asam cuka, soda kue
(NaHCO3), amonia (NH3), alcohol, air jeruk,air sabun, air sumur.
2) Cek rangkaian alat uji elektrolit sampai lampu menyala jika elektrode dihubungkan.
3) Ambil satu buah gelas kimia dan isi dengan aquades sampai volum 75 mL.
Celupkan kedua elektrode karbon ke dalam aquades.
4) Amati apa yang terjadi pada lampu dan elektroda, serta voltmeter catat hasil
pengamatanmu dan masukkan kedalam tabel pengamatan sesuai dengan larutan di
atas .
5) Ulangi percobaan seperti langkah no. 3 untuk larutan lainnya, volume larutan dan
kedalaman elektode larutan harus sama.
V. Tabel Pengamatan
No. Larutan
Pengamatan
Keterangan
Lampu Gelembung Volt
meter Menghantar
kan arus
Tidak
menghantar
kan arus 1. Aquades
2. Larutan NaOH 1 M
3. Larutan KCl 1 M
4. Larutan HCl 1 M
5. Larutan gula pasir
6. Larutan garam dapur
7. Larutan asam cuka
8. Larutan soda kue
(NaHCO3) 1M
9. Air jeruk
10. Larutan amonia 1M
Perhatian :
Kedua elektroda harus dicuci bersih dan dikeringkan dengan tisu sebelum
dicelupkan ke dalam larutan yang akan diuji.
195
Toshiba |[email protected]
Lampiran 15
11. Alkohol
12. Air sabun
13. Air sumur
14 Minuman kemasan
merk :..............
VI. Pertanyaan
Berdasarkan hasil pengamatan di atas jawablah pertanyaan berikut :
1) Larutan apa saja yang dapat menghantar liskrik dan yang tidak dapat menghantar
listrik ?
2) Apa tanda-tanda larutan menghantarkan arus listrik?
3) Apa tanda-tanda larutan yang tidak menghantar arus listrik?
4) Perkirakan mengapa beberapa larutan dapat menghantarkan listrik ?
5) Berikan contoh-contoh larutan lain yang kamu kenal yang merupakan elektrolit
dan nonelektrolit!
6) Perhatikan data pengamatan suatu percobaan berikut!
Larutan Nyala lampu Gas yang muncul
Larutan elektrolit
atau
nonelektrolit
A Terang Banyak ....
B Redup Sedikit ....
C Tidak menyala Tidak ada ....
D Redup Sedikit ....
E Terang Banyak ....
Kesimpulan percobaan :
....................................................................................................................................
...................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
...................................................................................................................................
.................................................................................................................................
196
Lampiran 16
No. Nama Peserta Didik No. Nama Peserta Didik No. Nama Peserta Didik
1 Afrelia Eno Lovita 1 Andreas Yudhiantoro 1 Agus Sulistiyo
2 Alfin Maulana 2 Anggi Hervianita 2 Anidaul Khanifah
3 Angga Budi Oksa Pratama 3 Anggraini Fitria Ningtyas 3 Choirul Rosyidhi
4 Arini Windha Pratiwi 4 Anisa Hasna Anggraeni 4 Dita Septyaningtyas
5 Bella Etika Setio Utomo 5 Apri Istiani 5 Dwi Cahyo Nugroho
6 Desi Christiara Dewi 6 Bernardinus Joko P S A 6 Dwi Indah Permatasari
7 Desta Ewika Ayu J 7 Bheni Pranata Wijaya 7 Eka Wahyuni
8 Devita Prastiyani 8 Daniel Tri Angga 8 Elis Vaulina
9 Dhyo Apriliandi B 9 Darma Seti Aji 9 Elok Maulidatul Hasanah
10 Eko Sakti Wibowo 10 Denni Adrian Bunga 10 Ema Nurriski Dewi
11 Erna Khasanah 11 Diyah Setyo Rini 11 Eri Yuliastuti
12 Eva Oktaviana 12 Dwi Eviani 12 Farida Kartika Sari
13 Fadkhul Umiroh 13 Evi Wulan Sari 13 Ferri Cahyo Arsiyanto
14 Fahrul Saktiana 14 Fransiska Galuh C P 14 Heny Marta Dewi
15 Fitria Pravita Sari 15 Gladys Ayu Dearvanty 15 Herdin Yustya Adi Putra
16 Indi Ferdianto 16 Heeny Verawati 16 Ika Fitriyani
17 Ines Septiya Rini 17 Hendra Kurniawan 17 Ismyatun
18 Jodi Priyo Legowo 18 Ika Atmiyuni Rispriyanti 18 Isna Navis Mansyur
19 Listiyanti 19 Ika Sri Wulandari 19 Isti Fuaedhiyah
20 Mega Kusumawati Dewi A 20 Immanuel Deo Saputra 20 Muhammad Damang N
21 Muhhammad Rizqi M 21 Irenius Emanuel Sakti Aji 21 Muhammad Eka M
22 Muntaha Ircham 22 Kelita Puspadini 22 Mukhamad Risqy F A
23 Nadia Isnandita Tahta M 23 Nindya Widyastri 23 Nilut Nurmahesti
24 Nadya Ulfaning Tyas 24 Noviana Juwita Etika Sari 24 Novi Isnasari
25 Nidia Ulfa 25 Nur Afifah 25 Novia Anjarmara
26 Noviana Rinjani 26 Olivia Eoudia Viginanda P 26 Novita Fapriyani
27 Ragita Amalia 27 Paulani Sri Bhektiningsih 27 Nur Fitrianingsih
28 Ratna Wulan Sari 28 Rahmania Dian Dhini 28 Nur Hanifah
29 Rega Fajar 29 Rhagita jayanti 29 Nurdiana Kusuma A
30 Restu Saputra 30 Rifki Shofiyanto Putro 30 Pipin Yunita Sari
31 Rika Indriani 31 Romario Anugrah AG 31 Putri Utami
32 Rizky Ayu Rani Prastiti 32 Silvia Pramudika Putri 32 Riska Riskiyana
33 Satya Wahyu Christin 33 Siti Hardiyanti Rukmana 33 Setiyo Budi
34 Syachvian Adi 34 Sulton Arifin 34 Slamet Riyanto
35 Umi Maffirah 35 Tata Kamila Ratri 35 Suci Marliana
36 Yanuar Isnaini Pratiwi 36 Titin Sadatinah 36 Virma Lantif
37 Yunita Mia 37 Titos Gilas Guhasminar 37 Zanu Setiawan
DAFTAR NAMA POPULASI PENELITIAN
KELAS X-1 KELAS X-2 KELAS X-3
197
Lampiran 18
No. Nama Peserta Didik No. Nama Peserta Didik No. Nama Peserta Didik
1 Aji Kunta Dewa 1 Aditiya Nila Wardani 1 Abdul Latif
2 Aldino Bagus Kurniawan 2 Ahmad Dwi Sektiawan 2 Aji Priyanto
3 Annisa Rizky Dwi N 3 Aji Brata Kusuma 3 Ana Musdalifah
4 Annisa Ulya 4 Aldilan Noorman Sissandy 4 Ani Mualimah
5 Arif Karuniawan 5 Aldino Putra Beta 5 Ardita Intan Daekana
6 Arum Ida Fitroti 6 Alfian Sasmito Adi Utomo 6 Avan Saputra
7 Chairunnisa Yuliana W 7 Amelia Ratna Purbasari 7 Bella Pertiwi
8 Chandra Setiawati 8 Angger Bekty Yoso P 8 Choirul Daryono
9 Desi Wicahyani 9 Bati Nuryani 9 Diat Fitrianto
10 Dessy Rinanda Saputri 10 Cahyo Ade Widodo 10 Dwi Adhi Agung N
11 Dimas Raka Siwi 11 Citra Ayu Yulia Ariska 11 Dwi Jefry Ariyanto
12 Dwi Novitaningrum 12 David Hermawan 12 Faradya Imvarica
13 Elverda Apriliansha 13 Devi Intan Kurniasari 13 Ghassani Aelsa Racma
14 Eri Arista Cahyani 14 Diana Veronika 14 Hafinda Alfianno
15 Erni Wulandari 15 Dita Alfitami 15 Iis Nurlaela
16 Fakhrul Arifin 16 Dykha Ancikita M 16 Ika Ambarwati
17 Fatharani Aulia 17 Elifa Dhean Chusnaya 17 Irvana Okdi Lesari
18 Fazuka Bernatama 18 Endang Nur Jamalia 18 Kartika Widiasari
19 Fedya Mahardini 19 Halimah Nur Wijayanti 19 Khamdan Annas F
20 Hoyi Andaresa 20 Hanik Amakrufah 20 Mar'atun Sholikah
21 Jajang Dedy Saputra 21 Hendik Setiawan 21 Maya Destyyani
22 Karina Setiyani 22 Herni Afriyanti 22 Melidha Yunika
23 Kemala Pintaka Wardani 23 Leni Nur Safitri 23 Muchammad Noer Al C
24 Linda Purnawati 24 Lilik Hardianti 24 Nining Siyam L
25 Luluk Magfirohtun M 25 Novia Pertiwi 25 Nur Wakhid R
26 Mahfudlontun A'iniah 26 Nur Laylatul Hasanah 26 Nurmaya Febriyani
27 Muhammad Abdul Azis 27 Okti Desta Tri Maharani 27 Nurul Fitrianingsih
28 Muhammad Azwar F 28 Rafika Ade Ristiyawati 28 Nurul Septiana
29 Nina Ayu Pangestuti 29 Rasetika Wina Widya 29 Pungki Nila K
30 Nur Wulan Febrian Sari 30 Ria Erlina Wati 30 Septiana
31 Oky Rakasiwi 31 Rike Tandai Puska 31 Siwi Suwito
32 Phebi Muhammad 32 Riki Hartono Putro 32 Sri Astutik
33 Rib'I Sahal Sofyan 33 Setiya Elinnia 33 Sri Mulyani Rahayu
34 Rifki Tri Wijaya 34 Toyi Ambarwati 34 Umi Fadilah
35 Ryla Rianggara 35 Widani Vanda A 35 Vivia Sari Anggraeni
36 Sukma Tirta Sari 36 Wulan Putri Andhini
37 Ulfa Ivony Sara
38 Zuni Nugraeni Putri
KELAS X-4 KELAS X-5 KELAS X-6
198
Lampiran 18
No. Nama Peserta Didik No. Nama Peserta Didik
1 Ajeng Hikmah Dona A 1 Agung Adi Saputra
2 Alfiyah 2 Alma Festi
3 Ananda Arifah Unifahrulli 3 Ana Septiana
4 Anggie Desta Ervita 4 Anastasia Ika Ayu Saputri
5 Anissa Tanjung 5 Andhika Kusuma Nugraha
6 Annisa Lestiyaningrum 6 Anifa Madiastuti
7 Bagus Masaji 7 Arda Ardiyantoko
8 Chusniati Dewi 8 Ari Kurnia
9 Dadang Sudrajad 9 Asna Nur Aini
10 Dea Andi Susila 10 Brono Ageng Maulana
11 Devya Nelavani 11 Dimas Tinta Wijaya
12 Dinda Permatasari 12 Edy Yusuf Saputro
13 Dwi Lestari 13 Ela Nur Arizka
14 Dwi Sehful Anwar 14 Fatma Widianingsih
15 Ervina Purna Ningsih 15 Fauzy Agustian
16 Fika Ujikfatul Fitria 16 Fitri Yunitasari
17 Fikri Sarifatun Nisa 17 Fitriyani
18 Ika Susana 18 Khoirul anwar
19 Juniyanto 19 Laras Ludfiyati
20 Kholik Munandar 20 Lia Safitri
21 Mas Bagus Muhsoqih 21 M. Abdul Azis
22 Muhamad Bayu Darmawan 22 Maeli Wafda Imala
23 Muhammad Faizal Dzikri 23 Meita Putri Utami
24 Niken Belawulan 24 Nova Aprilia Utari
25 Novaldy Hernugroho H 25 Novi Anggun Wijayanti
26 Nur Wicahyono 26 Novita Nurcahyati
27 Pipit Nurma Sari 27 Putri Retno Asih
28 Risqi Triswanti 28 Ratri Pamuji
29 Rizky Kurniawati 29 Sefiana Tri Indarwati
30 Sandi Rahayu Ningrum 30 Sefko Bintang Guntara
31 Septian Pratama W 31 Setiaji
32 Setya Yoga Mahardhika 32 Siti Rohmatul Ummah
33 Sri Devi Yusnia Sari 33 Tsanas Egar Puspanagari
34 Virna Gupitasari 34 Vidya Enda Septia A.
35 Windi Susanti
KELAS X-7 KELAS X-8
199
Lampiran 17
KELAS EKSPERIMEN KELAS KONTROL
No. Nama SiswaKode
RespondenNo. Nama Siswa
Kode
Responden
1 Agung Adi Saputra E-01 1 Ajeng Hikmah D A K-01
2 Alma Festi E-02 2 Alfiyah K-02
3 Ana Septiana E-03 3 Ananda Arifah U K-03
4 Anastasia Ika Ayu S E-04 4 Anggie Desta Ervita K-04
5 Andhika Kusuma N E-05 5 Anissa Tanjung K-05
6 Anifa Madiastuti E-06 6 Annisa Lestiyaningrum K-06
7 Arda Ardiyantoko E-07 7 Bagus Masaji K-07
8 Ari Kurnia E-08 8 Chusniati Dewi K-08
9 Asna Nur Aini E-09 9 Dadang Sudrajad K-09
10 Brono Ageng Maulana E-10 10 Dea Andi Susila K-10
11 Dimas Tinta Wijaya E-11 11 Devya Nelavani K-11
12 Edy Yusuf Saputro E-12 12 Dinda Permatasari K-12
13 Ela Nur Arizka E-13 13 Dwi Lestari K-13
14 Fatma Widianingsih E-14 14 Dwi Sehful Anwar K-14
15 Fauzy Agustian E-15 15 Ervina Purna Ningsih K-15
16 Fitri Yunitasari E-16 16 Fika Ujikfatul Fitria K-16
17 Fitriyani E-17 17 Fikri Sarifatun Nisa K-17
18 Khoirul anwar E-18 18 Ika Susana K-18
19 Laras Ludfiyati E-19 19 Juniyanto K-19
20 Lia Safitri E-20 20 Kholik Munandar K-20
21 M. Abdul Azis E-21 21 Mas Bagus Muhsoqih K-21
22 Maeli Wafda Imala E-22 22 Muhamad Bayu D K-22
23 Meita Putri Utami E-23 23 Muhammad Faizal D K-23
24 Nova Aprilia Utari E-24 24 Niken Belawulan K-24
25 Novi Anggun Wijayanti E-25 25 Novaldy Hernugroho H K-25
26 Novita Nurcahyati E-26 26 Nur Wicahyono K-26
27 Putri Retno Asih E-27 27 Pipit Nurma Sari K-27
28 Ratri Pamuji E-28 28 Risqi Triswanti K-28
29 Sefiana Tri Indarwati E-29 29 Rizky Kurniawati K-29
30 Sefko Bintang Guntara E-30 30 Sandi Rahayu Ningrum K-30
31 Setiaji E-31 31 Septian Pratama W K-31
32 Siti Rohmatul Ummah E-32 32 Setya Yoga Mahardhika K-32
33 Tsanas Egar P E-33 33 Sri Devi Yusnia Sari K-33
34 Vidya Enda Septia A. E-34 34 Virna Gupitasari K-34
35 Windi Susanti K-35
DAFTAR NAMA SISWA KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL
200
Lampiran 18
1 Agung Adi Saputra 1 M. Abdul Azis
2 Alma Festi 2 Maeli Wafda Imala
3 Ana Septiana 3 Meita Putri Utami
4 Anastasia Ika Ayu S 4 Nova Aprilia Utari
5 Novi Anggun Wijayanti
1 Anifa Madiastuti 1 Novita Nurcahyati
2 Arda Ardiyantoko 2 Putri Retno Asih
3 Ari Kurnia 3 Ratri Pamuji
4 Asna Nur Aini 4 Sefiana Tri Indarwati
1 Dimas Tinta Wijaya 1 Sefko Bintang Guntara
2 Edy Yusuf Saputro 2 Setiaji
3 Ela Nur Arizka 3 Siti Rohmatul Ummah
4 Fatma Widianingsih 4 Tsanas Egar P
5 Fauzy Agustian
1 Fitri Yunitasari 1 Vidya Enda Septia A.
2 Fitriyani 2 Andhika Kusuma N
3 Khoirul anwar 3 Brono Ageng Maulana
4 Laras Ludfiyati 4 Lia Safitri
Daftar Pembagian Kelompok Kelas Eksperimen
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4
Kelompok 5
Kelompok 6
Kelompok 7
Kelompok 8
201
Lampiran 18
1 Ajeng Hikmah D A 1 Fikri Sarifatun Nisa
2 Alfiyah 2 Ika Susana
3 Bagus Masaji 3 Kholik Munandar
4 Ananda Arifah U 4 Fika Ujikfatul Fitria
Muhammad Faizal D
1 Anggie Desta Ervita 1 Mas Bagus Muhsoqih
2 Anissa Tanjung 2 Niken Belawulan
3 Chusniati Dewi 3 Pipit Nurma Sari
4 Dadang Sudrajad 4 Risqi Triswanti
Novaldy Hernugroho H
1 Annisa Lestiyaningrum 1 Muhamad Bayu D
2 Dea Andi Susila 2 Rizky Kurniawati
3 Devya Nelavani 3 Sandi Rahayu Ningrum
4 Dwi Sehful Anwar 4 Nur Wicahyono
Windi Susanti
1 Dinda Permatasari 1 Septian Pratama W
2 Dwi Lestari 2 Setya Yoga Mahardhika
3 Ervina Purna Ningsih 3 Sri Devi Yusnia Sari
4 Juniyanto 4 Virna Gupitasari
Kelompok 4 Kelompok 8
Daftar Pembagian Kelompok Kelas Kontrol
Kelompok 1 Kelompok 5
Kelompok 2 Kelompok 6
Kelompok 3 Kelompok 7
202
Lampiran 19
X-1 X-2 X-3 X-4 X-5 X-6 X-7 X-8
1 66 70 67 70 70 68 75 75
2 75 64 74 60 60 66 66 67
3 65 62 70 76 77 65 68 66
4 70 70 80 70 73 70 73 70
5 58 78 72 80 74 62 70 72
6 65 65 65 72 75 66 80 60
7 78 59 60 69 65 75 71 80
8 72 62 72 72 65 74 65 70
9 74 65 74 74 57 82 78 72
10 66 70 77 65 70 70 65 78
11 78 65 78 61 65 65 71 65
12 65 65 75 65 60 68 66 65
13 78 70 74 65 62 65 68 66
14 62 79 78 74 68 65 60 77
15 65 70 70 60 65 70 70 70
16 60 81 62 71 76 78 60 70
17 65 65 58 68 70 65 65 66
18 71 70 70 65 72 70 75 70
19 65 65 67 70 69 65 70 72
20 68 73 78 78 65 65 65 65
21 60 70 65 80 75 72 65 65
22 62 61 72 66 65 67 70 67
23 77 60 60 72 68 65 70 72
24 60 70 55 68 70 60 65 70
25 78 72 75 60 65 81 65 70
26 71 62 70 70 65 70 70 60
27 65 59 62 66 70 65 73 65
28 75 75 65 70 74 67 70 65
29 62 72 79 72 65 65 60 65
30 61 65 60 68 64 70 72 70
31 66 78 61 65 70 67 65 60
32 70 70 60 70 70 62 65 65
33 58 65 75 61 67 60 73 66
34 70 65 67 65 65 74 72 72
35 65 60 70 65 68 58 68
36 68 75 60 68 66
37 83 62 66 70
38 65
KelasNo
DAFTAR NILAI ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL
MATA PELAJARAN KIMIA SMA N 1 BERGAS 2010/ 2011
203
Lampiran 20
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
1 66 H1 : Data tidak berdistribusi normal
2 75
3 65 Pengujian Hipotesis:
4 70 Rumus yang digunakan:
5 58
6 65
7 78
8 72
9 74
10 66 Kriteria yang digunakan
11 78 Ho diterima jika (hitung) < (tabel)
12 65
13 78 Pengujian Hipotesis
14 62 Nilai maksimal = Panjang Kelas =
15 65 Nilai minimal = Rata-rata ( x ) =
16 60 Rentang = s =
17 65 Banyak kelas = n =
18 71
19 65
20 68
21 60
22 62 -
23 77
24 60 -
25 78
26 71 -
27 65
28 75 -
29 62
30 61 -
31 66
32 70 -
33 58
34 70 -
35 65
36 68 ²
37 83
∑X 2517 Untuk = 5%, dengan dk = 7 - 3 = 4 diperoleh ² tabel =
X 68,027
S² 42,1937
S 6,49567ni 37
ni - 1 36
Log n 1,5682
Khitung 6,17507
K 7
Max 83
Min 58
Rentang 25
Pjg kelas 3,57143
(ni-1) Log Si 58,5089
(ni-1)S² 1518,97
0,23
0,84
1,46
65,50
69,50
73,50
77,50
0,2106
0,4276
0,0897
0,3003
No Nilai
0,241166,00 69,00
0,1911
25,00
Kelas IntervalBatas
Kelas
57,50
83,00
0,3425
0,1514
0,4475-1,62
-0,39
7,979 9,49
85,50 2,69 0,4964
70,00 73,00
74,00 77,00
78,00 81,00
9,49
= 7,9790
2,081
8,9196 5 1,722
7,7910 6 0,412
0,108
0,0155 0,5720
0,0533 1,9735 4
0,1274 4,7126 4
Luas Kls.
Untuk Z
7,0720 11 2,182
58,00 61,00
62,00 65,00
0,1049 3,8828
61,50 -1,00
Karena ²(hitung) berada pada daerah penerimaan Ho, maka data
tersebut berdistribusi normal
4,00
58,00 68,03
UJI NORMALITAS
DATA NILAI KELAS X-1
1 0,32082,00 85,00
81,50 2,07 0,4810
6,50
7 37
Ei Oi(Oi-Ei)²
Ei
6 1,154
Z untuk
batas kls.
Peluang
untuk Z
Daerah
penerimaan Ho
Daerah
penolakan Ho
k
1i i
2ii2
E
EO
204
Lampiran 21
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
1 70 H1 : Data tidak berdistribusi normal
2 64
3 70 Pengujian Hipotesis:
4 70 Rumus yang digunakan:
5 83
6 65
7 59
8 71
9 65
10 70 Kriteria yang digunakan
11 65 Ho diterima jika 2(hitung) < 2
(tabel)
12 65
13 70 Pengujian Hipotesis
14 79 Nilai maksimal = Panjang Kelas =
15 70 Nilai minimal = Rata-rata ( x ) =
16 81 Rentang = s =
17 65 Banyak kelas = n =
18 70
19 65
20 73
21 70
22 61 -
23 60
24 70 -
25 72
26 62 -
27 59
28 75 -
29 72
30 65 -
31 78
32 70 -
33 65
34 65 -
35 60
36 75 ²
37 62
∑X 2531 Untuk = 5%, dengan dk = 7 - 3 = 4 diperoleh ² tabel =
X 68,4054
S² 36,6922
S 6,05741
ni 37
ni - 1 36 Karena ²(hitung)berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
Log n 1,5682
Khitung 6,17507
K 7
Max 83
Min 59
Rentang 24
Pjg kelas 3,42857
(ni-1) Log Si 56,3247
(ni-1)S² 1320,92
59,00 62,00
0,3352
Kelas IntervalBatas
Kelas
Z untuk
batas kls.
Peluang
untuk Z
59,00 68,41
24,00 6,06
7 37
UJI NORMALITAS
DATA NILAI KELAS X-2
No Nilai
83,00 4,00
Oi(Oi-Ei)²
Ei
0,1138 4,2108 7 1,8475
10 0,5985
Luas Kls.
Untuk ZEi
0,2587 9,5719 10 0,0191
63,00 66,00
67,00 70,00
0,2117 7,8346
4 1,7636
75,00 78,00 0,1094 4,0465
71,00 74,00 0,2076
0,0086 0,3174 1 1,4677
7,6803
0,1235
83,00 86,00
82,50 2,33 0,4900
3 0,2707
79,00 82,00 0,0378 1,3994 2 0,2578
= 6,2249
6,225 9,49
86,50 2,99 0,4986
9,49
0,1352
0,3428
0,4522
-1,64
-0,97
-0,31
0,35
1,01
58,50
62,50
66,50
70,50
74,50
0,4490
78,50 1,67
Daerah penerimaan
Daerah penolakan Ho
k
1i i
2ii2
E
EO
205
Lampiran 22
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
1 67 H1 : Data tidak berdistribusi normal
2 74
3 70 Pengujian Hipotesis:
4 80 Rumus yang digunakan:
5 72
6 65
7 60
8 72
9 74
10 77 Kriteria yang digunakan
11 78 Ho diterima jika 2(hitung) < 2
(tabel)
12 75
13 74 Pengujian Hipotesis
14 78 Nilai maksimal = Panjang Kelas =
15 70 Nilai minimal = Rata-rata ( x ) =
16 62 Rentang = s =
17 58 Banyak kelas = n =
18 70
19 67
20 78
21 65
22 72 -
23 60
24 55 -
25 75
26 70 -
27 62
28 65 -
29 79
30 60 -
31 61
32 60 -
33 75
34 67
35 70
36 60 ²
37 66
∑X 2543 Untuk = 5%, dengan dk = 7 - 3 = 4 diperoleh ² tabel =
X 68,73S² 47,04S 6,858ni 37ni - 1 36 Karena ²(hitung)berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
Log n 1,568Khitung 6,175
K 7Max 80Min 55Rentang 25Pjg kelas 3,571(ni-1)LogSi 60,21(ni-1)S² 1693
= 6,3303
6,33 9,49
0,0548 2,0278 2 0,0004
9,49
66,50
70,50
0,4810
82,50 2,01 0,4777
0,3182
0,1275
0,1018
0,2999
-2,07
-1,49
-0,91
-0,33
0,26
82,00
78,50 1,42 0,4229
6 0,2410
75,00 78,00 0,1229 4,5486 7 1,3211
74,50 0,84
79,00
8,4840 8 0,0276
71,00 74,00 0,1981 7,3291
67,00 70,00 0,2293
8 3,3966
Luas Kls.
Untuk ZEi
7,0559 4 1,3235
59,00 62,00
63,00 66,00
0,1139 4,2159
0,1907
54,50
58,50
62,50
UJI NORMALITAS
DATA NILAI KELAS X-3
Oi(Oi-Ei)²
Ei
0,0489 1,8094 2 0,0201
55,00 68,7325,00 6,867 37
No Nilai
80,00 4,00
55,00 58,00
0,4321
Kelas IntervalBatas
Kelas
Z untuk
batas kls.
Peluang
untuk Z
Daerah
penerimaan Ho
Daerah
penolakan Ho
k
1i i
2ii2
E
EO
206
Lampiran 23
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
1 70 H1 : Data tidak berdistribusi normal
2 60
3 76 Pengujian Hipotesis:
4 70 Rumus yang digunakan:
5 80
6 72
7 69
8 72
9 74
10 65 Kriteria yang digunakan
11 61 Ho diterima jika 2(hitung) < 2
(tabel)
12 65
13 65 Pengujian Hipotesis
14 74 Nilai maksimal = Panjang Kelas =
15 60 Nilai minimal = Rata-rata ( x ) =
16 71 Rentang = s =
17 68 Banyak kelas = n =
18 65
19 70
20 78
21 80
22 66 -
23 72
24 68 -
25 60
26 70 -
27 66
28 70 -
29 72
30 68 -
31 65
32 70 -
33 61
34 65 -
35 65
36 68 ²
37 70
38 65
∑X 2606
X 68,5789
S² 26,5747
S 5,15506
ni 38
ni - 1 37 Karena ²(hitung) berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
Log n 1,57978
Khitung 6,21329
K 7
Max 80
Min 60
Rentang 20
Pjg kelas 2,85714
(ni-1) Log Si 52,7053
(ni-1)S² 983,263
Kelas IntervalBatas
Kelas
Z untuk
batas kls.
6,952
UJI NORMALITAS
DATA NILAI KELAS X-4
No Nilai
80,00 3,00
60,00 68,68
20,00 5,16
Peluang
untuk Z
Luas Kls.
Untuk Z
8 0,806
60,00 62,00
Ei Oi(Oi-Ei)²
Ei
0,0779 2,9609 5
0,4625
7 38
0,1535
-1,78
63,00 65,00
66,00 68,00
1,404
0,2175 8,2639 6 0,620
5,8321
-1,20
-0,62
9 0,039
72,00 74,00 0,1626 6,1794
69,00 71,00 0,2217
6 0,005
75,00 77,00 0,0858 3,2606 1 1,567
= 6,9524
9,49Untuk = 5%, dengan dk = 7 - 3 = 4 diperoleh ² (tabel) =
0,0326 1,2375 3 2,51078,00 80,00
59,50
62,50
65,50
8,4247
9,49
0,3845
0,2311
0,0136
0,2081
0,3707
68,50
71,50
74,50
80,50 2,29 0,4891
77,50 1,71 0,4565
-0,03
0,55
1,13
Daerah
penerimaan Ho
Daerah penolakan Ho
k
1i i
2ii2
E
EO
207
Lampiran 24
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
1 70 H1 : Data tidak berdistribusi normal
2 60
3 77 Pengujian Hipotesis:
4 73 Rumus yang digunakan:
5 74
6 75
7 65
8 65
9 57
10 70 Kriteria yang digunakan
11 65 Ho diterima jika 2(hitung) < 2
(tabel)
12 60
13 62 Pengujian Hipotesis
14 68 Nilai maksimal = Panjang Kelas =
15 65 Nilai minimal = Rata-rata ( x ) =
16 76 Rentang = s =
17 70 Banyak kelas = n =
18 72
19 69
20 65
21 75
22 65 -
23 68
24 70 -
25 65
26 65 -
27 70
28 74 -
29 65
30 64 -
31 70
32 70 -
33 67
34 65
35 68
²
∑X 2379
X 67,97143
S² 22,8521
S 4,780387
ni 35
ni - 1 34
Log n 1,544068
Khitung 6,095425
K 7
Max 77
Min 57
Rentang 20
Pjg kelas 2,857143
(ni-1)LogSi 46,20349
(ni-1)S² 776,9714
Luas Kls.
Untuk Z
57,00 67,97
20,00 4,78
7 35,0
UJI NORMALITAS
DATA NILAI KELAS X-5
No Nilai
77,00 3,00
Ei Oi(Oi-Ei)²
Ei
57,00 59,00
0,4618
Kelas IntervalBatas
Kelas
Z untuk
batas kls.
Peluang
untuk Z
56,50
59,50
1,0494 1 0,002
3 0,002
6,1734 11 3,774
3,080360,00 62,00
63,00 65,00
69,00 71,00 7,9017
66,00 68,00
5,0470 4 0,217
8,4504 4 2,344
8 0,001
= 7,8094
9,49Untuk = 5%, dengan dk = 7 - 3 = 4 diperoleh ² (tabel) =
9,497,809
0,3738
0,1974
0,0440
0,2698
62,50
65,50
68,50
71,50 0,74
0,0629
2,2015 4 1,46975,00 77,00
74,50
Karena ²(hitung) berada pada daerah penerimaan Ho, maka data
tersebut berdistribusi normal
0,0300
0,0880
0,1764
0,2414
0,2258
0,1442
-2,40
-1,77
-1,14
-0,52
0,11
0,4918
1,37 0,4140
77,50 1,99 0,4769 0,4769
72,00 74,00
Daerah penerimaan
Ho
Daerah penolakan
Ho
k
1i i
2ii2
E
EO
208
Lampiran 25
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
1 68 H1 : Data tidak berdistribusi normal
2 66
3 65 Pengujian Hipotesis:
4 70 Rumus yang digunakan:
5 62
6 66
7 75
8 74
9 82
10 70 Kriteria yang digunakan
11 65 Ho diterima jika 2(hitung) < 2
(tabel)
12 68
13 65 Pengujian Hipotesis
14 65 Nilai maksimal = Panjang Kelas =
15 70 Nilai minimal = Rata-rata ( x ) =
16 78 Rentang = s =
17 65 Banyak kelas = n =
18 70
19 65
20 65
21 72
22 67 -
23 65
24 60 -
25 81
26 70 -
27 65
28 67 -
29 65
30 70 -
31 67
32 62 -
33 60
34 74
35 58
36 66 ²
∑X 2443
X 67,86111
S² 29,4373
S 5,425615
ni 36
ni - 1 35 Karena ²(hitung) berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
Log n 1,556303
Khitung 6,135798
K 7
Max 82
Min 58
Rentang 24
Pjg kelas 3,428571
(ni-1) Log Si 51,41143
(ni-1)S² 1030,306
0,1187
0,3507
0,4622
9,497,552
57,50
61,50
65,50
69,50
73,50
77,50
-1,91
-1,17
-0,44
0,30
1,04
1,78
85,50 3,25 0,4994
81,50 2,51
= 7,5520
9,49Untuk = 5%, dengan dk = 7 - 3 = 4 diperoleh ² (tabel) =
0,0054 0,1943 1 3,34182,00 85,00
0,4940
3 0,256
78,00 81,00 0,0318 1,1466 2 0,635
8,3509 7 0,219
74,00 77,00 0,1115 4,0143
70,00 73,00 0,2320
0,211262,00 65,00
66,00 69,00
0,1683
0,2870 10,3314 8 0,526
7,6033
Peluang
untuk Z
Luas Kls.
Untuk Z
12 2,542
0,3795
58,00 61,00
Ei Oi(Oi-Ei)²
Ei
0,0924 3,3273 3
0,4719
0,032
7 36
Kelas IntervalBatas
Kelas
Z untuk
batas kls.
UJI NORMALITAS
DATA NILAI KELAS X-6
No Nilai
82,00 4,00
58,00 67,86
24,00 5,43
Daerah penerimaan
Ho
Daerah penolakan
Ho
k
1i i
2ii2
E
EO
209
Lampiran 26
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
1 75 H1 : Data tidak berdistribusi normal
2 66
3 68 Pengujian Hipotesis:
4 73 Rumus yang digunakan:
5 70
6 80
7 71
8 65
9 78
10 65 Kriteria yang digunakan
11 71 Ho diterima jika 2(hitung) < 2
(tabel)
12 66
13 68 Pengujian Hipotesis
14 60 Nilai maksimal = Panjang Kelas =
15 70 Nilai minimal = Rata-rata ( x ) =
16 60 Rentang = s =
17 65 Banyak kelas = n =
18 75
19 70
20 65
21 65
22 70 -
23 70
24 65 -
25 65
26 70 -
27 73
28 70 -
29 60
30 72 -
31 65
32 65 -
33 73
34 72
35 68
²
∑X 2404
X 68,68571
S² 22,3395
S 4,726468
ni 35
ni - 1 34
Log n 1,544068
Khitung 6,095425
K 7
Max 80
Min 60
Rentang 20
Pjg kelas 2,857143
(ni-1) LogSi 45,86849
(ni-1)S² 759,5429
0,0157
0,2242
78,00 80,00
77,50 1,86 0,4689
0,8709 2
0,0782 2,7377 2 0,1988
= 5,5709
9,49Untuk = 5%, dengan dk = 7 - 3 = 4 diperoleh ² (tabel) =
80,50 2,50 0,4938
0,0249 1,4639
9 0,0434
72,00 74,00 0,1665 5,8260
69,00 71,00 0,2399
5 0,1171
5 1,2464
63,00 65,00
66,00 68,00
0,1548 5,4194 9
0,2342
7 35
Kelas IntervalBatas
Kelas
Z untuk
batas kls.
Peluang
untuk Z
Luas Kls.
Untuk Z
2,3657
60,00 62,00
Ei Oi(Oi-Ei)²
Ei
0,0693 2,4266 3 0,1355
0,4740
UJI NORMALITAS
DATA NILAI KELAS X-7
No Nilai
80,00 3,00
60,00 68,69
20,00 4,73
Karena ²(hitung) berada pada daerah penerimaan Ho, maka data
tersebut berdistribusi normal
9,495,571
59,50
62,50
65,50
68,50
71,50
74,50
-1,94
-1,31
-0,67
-0,04
0,60
1,23
0,4047
0,2498
0,3907
8,1962
8,3963
75,00 77,00
Daerah
penerimaan Ho
Daerah penolakan
Ho
k
1i i
2ii2
E
EO
210
Lampiran 27
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
1 75 H1 : Data tidak berdistribusi normal
2 67
3 66 Pengujian Hipotesis:
4 70 Rumus yang digunakan:
5 72
6 60
7 80
8 70
9 72
10 78 Kriteria yang digunakan
11 65 Ho diterima jika 2(hitung) < 2
(tabel)
12 65
13 66 Pengujian Hipotesis
14 77 Nilai maksimal = Panjang Kelas =
15 70 Nilai minimal = Rata-rata ( x ) =
16 70 Rentang = s =
17 66 Banyak kelas = n =
18 70
19 72
20 65
21 65
22 67 -
23 72
24 70 -
25 70
26 60 -
27 65
28 65 -
29 65
30 70 -
31 60
32 65 -
33 66
34 72
∑X 2328
X 68,47059
S² 23,04456
S 4,800475
ni 34
ni - 1 33
Log n 1,531479
Khitung 6,05388
K 7
Max 80
Min 60
Rentang 20
Pjg kelas 2,857143
(ni-1) Log Si 44,96476
(ni-1)S² 760,4706
0,2320
0,0024
9,493,596
59,50
62,50
65,50
68,50
71,50
74,50
-1,87
-1,24
-0,62
0,01
0,63
1,26
0,2360
0,3954
1,738178,00 80,00
77,50
Untuk α = 5%, dengan dk = 7 - 3 = 4 diperoleh χ2 (tabel) =
χ2
80,50 2,51 0,4939
= 3,5957
9,49
1,88 0,4700
5 0,0327
75,00 77,00
0,2336
0,0746 2,5353 2 0,1130
0,0239 0,8120 2
7,9409 8 0,0004
7 34,0
0,4692
Luas Kls.
Untuk Z
0,2344 7,9704 6 0,4871
5,4816
Ei Oi(Oi-Ei)²
Ei
0,0760 2,5827 3 0,0674
0,1612 8 1,1570
0,3932
UJI NORMALITAS
DATA NILAI KELAS X-8
No Nilai
80,00 3,00
60,00 68,47
20,00 4,80
Karena ²(hitung) berada pada daerah penerimaan Ho, maka data
tersebut berdistribusi normal
Kelas IntervalBatas
Kelas
Z untuk
batas kls.
Peluang
untuk Z
60,00 62,00
63,00 65,00
66,00 68,00
72,00 74,00 0,1594 5,4210
69,00 71,00
Daerah penerimaan Ho Daerah penolakan Ho
k
1i i
2ii2
E
EO
211
Lampiran 28
Hipotesis :
Ho :2
1 = 22 = 2
3 …. 28
H1: 2
1≠ 2
2≠ 2
3… 2
8
Kriteria:
Pengujian Hipotesis
Varians gabungan dari kelompok sampel adalah:
=
Harga satuan B
= (Log S2
) S (ni - 1)
= x=
= (Ln 10) { B - S(ni-1) log Si2}
==
Untuk = 5% dengan dk = k - 1 =8 - 1 = 7 diperoleh 2 (tabel) =
UJI HOMOGENITAS POPULASI
Karena2
(hitung) (10,63) <2
(tabel) (14,07) maka data antar kelompok
mempunyai varians yang sama
415,452310,633
14,07
10,6331 14,07
1,4949 281420,07
2
2,3026 420,0702
Log S2
1,4949
B
S2 =
S(ni-1) Si2
8782,4995=
S 289 281 248,47 8782,50
31,254S(ni-1) 281
=
1,4689 51,411
23,04 760,47 1,3626
29,44 1030,3145,86844,965
11,8056 415,452
E 35
H 34 33
F 36 3534 22,85 776,97 1,3589
60,20837 26,57 983,26
46,203
A 37
1,4245 52,705C 37 36 47,04 1693,30 1,6724D 38
1259,68 1,5440 55,582
Ho diterima jika2 (hitung) <
2(tabel) (1-a) (k-1)
2(a)(k-1)
35G
log Si2
B 37 36 34,99
1,3491759,5422,3434
Sampel ni dk = ni -1 (dk) log Si2
36 42,19 1518,97 1,6252 58,509
Si2
(dk) Si2
Daerah
penolakan Daerah
penerimaan Ho
Daerah
penerimaan Ho
Daerah
penolakan Ho
212
Lampiran 29
Hipotesis
H0 : m1 = m2 = m3 = m4 = . . . . = m8
H1 : Tidak semua mi sama, untuk i = 1, 2, 3, 4, … 8
Kriteria:
Ho diterima apabila F hitung < F a (k-1)(n-k)
Pengujian Hipotesis
Jumlah Kuadrat
1. Jumlah Kuadrat rata-rata (RY)
+ + 2
+ +
2
=
2. Jumlah kuadrat antar kelompok (AY)
2 2 2 2
= -
=
3. Jumlah kuadrat Total (JK tot)
=2 + 2 + 2 + . . .+ 2
=
4. Jumlah kuadrat dalam (DY)
= JK tot - RY - AY
= - -
=
x 2517 2509 2543 2606 2379 2443 2404
X5 X6 X7X1 X2 X3 X4
KELASNo
n 37 37 37 38 35 36 35
19729,00
289
35 36 35
2606 2379 2443 2404
67,86 68,69
2328
=(SXi)
2
-
37=
2517
37 37 38
X8
2328
34
68,47
0
1355649
DY
1355649,00
JK tot 66 75 65
2328
37 37 37
8782,500
AY
2509 2543
RY =(SX)2
n
X 68,03 67,81 68,73 68,58 67,97
F (k-1)(n-k)
RYni
ANALISIS VARIANS
MENGHITUNG KESAMAAN RATA-RATA
1346829
1346866,5
37,985
1346828,52
1346828,516 37,9849
34=
2517 2509 2543
34
=19729,00
289
1346828,52
Daerah
penolakan Ho
Daerah
penerimaan Ho
+ + -+ ... +
213
Lampiran 29
Tabel Ringkasan Anava
dk JK KT F
Rata-rata 1 RY k = RY : 1
Antar Kelompok k-1 AY A = AY : (k-1) A
Dalam Kelompok S(ni - 1) DY D = DY: (S(ni-1)) D
Total Sni SX2
dk JK KT F F tabel
Rata-rata 1
Antar Kelompok 7
Dalam Kelompok
Total
Kesimpulan
Karena Ftabel (2,042) < F (0,05)(6:281) 0,174 maka Ho diterima.
0,17362 2,042
Ini berarti bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
2,042
31,25
Sumber Variasi
Sumber Variasi
1346829
8782
38
281
1355649
0,1745,43
1346829
289
Daerah penolakan
HoDaerah
penerimaan Ho
214
Lampiran 30
No Kode Skor Nilai No Kode Skor Nilai
1 E-01 23 77 1 K-01 21 70
2 E-02 23 77 2 K-02 20 67
3 E-03 27 90 3 K-03 23 77
4 E-04 23 77 4 K-04 19 63
5 E-05 25 83 5 K-05 20 67
6 E-06 26 87 6 K-06 19 63
7 E-07 20 67 7 K-07 19 63
8 E-08 27 90 8 K-08 20 67
9 E-09 19 63 9 K-09 23 77
10 E-10 17 57 10 K-10 24 80
11 E-11 22 73 11 K-11 25 83
12 E-12 25 83 12 K-12 18 60
13 E-13 22 73 13 K-13 22 73
14 E-14 25 83 14 K-14 18 60
15 E-15 23 77 15 K-15 21 70
16 E-16 23 77 16 K-16 18 60
17 E-17 27 90 17 K-17 24 80
18 E-18 25 83 18 K-18 20 67
19 E-19 22 73 19 K-19 21 70
20 E-20 26 87 20 K-20 19 63
21 E-21 20 67 21 K-21 20 67
22 E-22 19 63 22 K-22 16 53
23 E-23 22 73 23 K-23 20 67
24 E-24 20 67 24 K-24 24 80
25 E-25 19 63 25 K-25 20 67
26 E-26 23 77 26 K-26 18 60
27 E-27 27 90 27 K-27 20 67
28 E-28 26 87 28 K-28 18 60
29 E-29 25 83 29 K-29 22 73
30 E-30 26 87 30 K-30 21 70
31 E-31 25 83 31 K-31 20 67
32 E-32 22 73 32 K-32 21 70
33 E-33 23 77 33 K-33 17 57
34 E-34 25 83 34 K-34 20 67
35 K-35 21 70
∑X 2640 ∑X 2375
n134 n₂ 35
x₁ 77,65 x₂ 67,86
S1² 81,27 S2² 49,07
S19,015 S2
7,00
Nilai Min 57 Nilai Min 53Nilai Max 90 Nilai Max 83
EKSPERIMEN (kelas X-8) KONTROL (kelas X-7)
DATA NILAI POST TEST
215
Lampiran 31
DATA AKHIR (POST TEST ) KELAS EKSPERIMEN (X-8)
No Nilai Hipotesis
1 77 Ho : Data berdistribusi normal
2 77 H
₁
: Data tidak berdistribusi normal
3 90
4 77 Pengujian Hipotesis:
5 83 Rumus yang digunakan:
6 87
7 67
8 90
9 63
10 57 Kriteria yang digunakan
11 73 Ho diterima jika 2 <
2 tabel
12 83
13 73 Pengujian Hipotesis
14 83 Nilai maksimal = Panjang Kelas =
15 77 Nilai minimal = Rata-rata ( x ) =
16 77 Rentang = s =
17 90 Banyak kelas = n =
18 83
19 73
20 87
21 67
22 63 -
23 73
24 67 -
25 63
26 77 -
27 90
28 87 -
29 83
30 87 -
31 83
32 73 -
33 77
34 83 -
∑X 2640 ²(hitung)
X 77,647
S² 81,266
S 9,015 Untuk = 5%, dengan dk = 7 - 3 = 4 diperoleh ² (tabel) =
ni 34
ni - 1 33
Khitung 6,054
K 7
Max 90 Karena ²(hitung) berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
Min 57
Rentang 33
Pjg kelas 4,714
9,497,628
= 7,628
9,49
91,50 1,537 0,438
0,016
82,00 86,00 81,50 0,427 0,165 0,172 5,831 7 0,234
0,216 7,34777,00 81,00 76,50 -0,127
0,140 4,744 3
7
72,00 76,00 71,50 -0,682 0,252
67,00 71,00 66,50 -1,237 0,392
-1,791 0,463
-2,346 0,491 0,02757,00 61,00 56,50
62,00 66,00 61,50
Luas Kls.
Untuk Z
33,00 9,01
7 34
Ei Oi(Oi-Ei)²
Ei
UJI NORMALITAS
87,00 91,00 86,50 0,982 0,337
90,00 5
57,00 77,65
1 0,006
Kelas IntervalBatas
Kelas
Z untuk
batas kls.
Peluang
untuk Z
0,101 3,429 8 6,093
0,071 2,431 3 0,133
0,923
0,641
6,858 5 0,5040,202
0,051
Daerah penerimaan
Ho
Daerah penolakan
Ho
k
1i i
2ii2
E
EO
216
Lampiran 32
No Nilai Hipotesis
1 70 Ho : Data berdistribusi normal
2 67 H
₁
: Data tidak berdistribusi normal
3 77
4 63 Pengujian Hipotesis:
5 67 Rumus yang digunakan:
6 63
7 63
8 67
9 77
10 80 Kriteria yang digunakan
11 83 Ho diterima jika 2
hitung < 2 tabel
12 60
13 73 Pengujian Hipotesis
14 60 Nilai maksimal = Panjang Kelas =
15 70 Nilai minimal = Rata-rata ( x ) =
16 60 Rentang = s =
17 80 Banyak kelas = n =
18 67
19 70
20 63
21 67
22 53 -
23 67
24 80 -
25 67
26 60 -
27 67
28 60 -
29 73
30 70 -
31 67
32 70 -
33 57
34 67 -
35 70
∑X 2375 ²(hitung)
X 67,857
S² 49,067
S 7,00 Untuk = 5%, dengan dk = 7 - 3 = 4 diperoleh ² tabel =
ni 35
ni - 1 34
Khitung 6,095
K 7
Max 83 Karena ²(hitung) berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
Min 53
Rentang 30
Pjg kelas 4,286
= 4,751
9,49
87,50 2,813 0,498
83,00 87,00
82,50 2,099 0,482
0,015 0,540 1 0,391
78,00 82,00 0,065 2,277 3 0,230
68,00 72,00
63,00 67,00
0,6000,168 5,87773,00 77,00 4
2,718
9,306 6 1,1750,266
0,258 9,043 14
0,154 5,392 5 0,028
53,00 57,00
58,00 62,00
0,056 1,972
UJI NORMALITAS
83,00 5
53,00 67,79
DATA AKHIR (POST TEST ) KELAS KONTROL (X-7)
2 0,000
Kelas IntervalBatas
Kelas
Z untuk
batas kls.
Peluang
untuk Z
Luas
Kls.
0,485
30,00 7,00
7 35
Ei Oi(Oi-Ei)²
Ei
4,751 9,49
52,50
57,50
62,50
67,50
72,50
77,50
-2,183
-1,470
-0,756
-0,042
0,672
1,386
0,429
0,275
0,017
0,249
0,417
Daerah penerimaan
Ho
Daerah
penolakan
k
1i i
2ii2
E
EO
217
Lampiran 33
Hipotesis
H
₀
: µ₁ ≤ µ₂
H
₁
: µ₁ > µ₂
untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
Kriteria:
Ho diterima apabila F (hitung) ≤ F ½α(nb-1):(nk-1)
F ½ (nb-1):(nk-1)
Dari data diperoleh:
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
81,2656
49,06723
dk pembilang : nb-1 = 33
dk penyebut : nk-1 = 34
Kesimpulan
1,66
UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA HASIL POST TEST
ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KONTROL
Variasi Eksperimen Kontrol
Uji Hipotesis
Sumber Kelompok Kelompok
n
Mean
Varians (S2)
Standar deviasi (S)
1,66
1,99
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui F(hitung) ≤ F (0,025)(33:34), maka Ho diterima. Karena F
berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok mempunyai
varians yang tidak berbeda.
Pada α = 5% dengan :
2375
35
67,86
49,07
7,00
F : =
2640
34
77,65
81,27
9,01
Jumlah
Daerah penerimaan Ho Daerah penolakan Ho
Daerah penolakan HoDaerah penerimaan Ho
terkecilVarians
terbesarVariansF
218
Lampiran 34
219
Lampiran 35
Rumus yang digunakan untuk menghitung pengaruh variabel yaitu :
Keterangan:
rb = koefisien korelasi biserial
= rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen
= rata-rata hasil belajar kelompok kontrol
p = proporsi jumlah siswa pada kelompok eksperimen
q = proporsi jumlah siswa pada kelompok kontrol
u = tinggi ordinat pada kurva normal baku pada titik z yang memotong
bagian luas normal baku menjadi bagian p dan q
S y = simpangan baku untuk semua nilai dari kedua kelompok
Tingkat Hubungan
=
=
p = 34
69
q = 1 =
u = dari nilai p dan q diperoleh z = (Daftar Z atau tabel kurva normal, Annas(2009: 486))
dari nilai z =
(Daftar E atau tabel ordinat Y untuk lengkungan normal standart pada titik Z, Sudjana(2005 : 489))
S y =
maka:
r b x
x
Selanjutnya dihitung standar errornya (SE) dengan menggunakan persamaan:
=
Karena rb (0,65) > SE rb*1,96 (0,30), maka dapat disimpulka bahwa korelasinya reliabel
ANALISIS TERHADAP PENGARUH VARIABEL
Berdasarkan hasil rb (0,65288173) yang diperoleh, maka pengaruh metode e-learning berbasis
MOODLE dengan pendekatan CTL terhadap hasil belajar kimia dalam penelitian ini
dikategorikan kuat.
Kesimpulan :
SE rb
SE rb * 1,96 = 0,30
0,15
0,02 didapat tinggi ordinat u = 0,399
= 0,65
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
0,20 ≤ x < 0,40
0,40 ≤ x < 0,60
0,60 ≤ x < 0,80
0,80 ≤ x ≤ 1,00
= 0,49
Sangat kuat
Pedoman untuk memberikan interprestasi terhadap koefisien korelasi biserial (r b )
9,40=
77,65 67,86 0,49 0,51
0,40
77,65
67,86
0,4928 0,51
0,00 ≤ x < 0,20
Interval Koefisien
9,40
0,02
y
buS
pqYYr 21
1Y
2Y
1Y
2Y
NY
pqr SE b
220
Lampiran 36
Keterangan :
KD = koefisien determinasi
rb = koefisien korelasi biserial
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
KD = ( )² ×
= %
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka dapat disimpulkan
bahwa metode e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL
memberikan kontribusi sebesar 42,63% terhadap hasil belajar siswa.
KOEFISIEN DETERMINASI
Rumus yang digunakan yaitu :
42,63
100%0,65
100% x rKD2
b
221
Lampiran 37
No No
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35
KELOMPOK EKSPERIMEN
KODE NILAI KETUNTASAN KETUNTASAN
PERSENTASE KETUNTASAN BELAJAR SISWA PADA MATERI
LARUTAN ELEKTROLIT DAN KONSEP REDOKS
E-23
E-09
E-10
E-11
E-12
E-13
E-14
E-01
E-02
E-03
E-04
E-05
E-06
E-07
E-08
83
77
E-30
E-31
E-32
E-33
E-34
77
77
90
77
83
E-24
E-25
E-26
E-27
E-28
E-29
E-15
E-16
E-17
E-18
E-19
E-20
E-21
E-22
Tuntas
77
90
87
67
90
63
57
73
87 Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
K-04
83
73
77
83
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
67
63
77
90
87
83
83
73
87
67
63
73
83
73
K-17
Tuntas
KELOMPOK KONTROL
KODE
K-01
K-02
K-03
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
K-29
K-30
K-31
K-32
K-33
K-22
K-23
K-24
K-25
K-26
K-27
NILAI
70
67
77
63
67
63
63
K-28
K-16
K-05
K-06
K-07
K-08
K-09
K-18
K-19
K-20
K-21
K-10
K-11
K-12
K-13
K-14 60
70
60
80
67
70
67
77
80
83
60
73
K-15
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
60
73
70
67
63
67
60
67
53
67
80
67
K-34
K-35
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
tuntastuntas 88,24%
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
70
57
67
70
11,76% 31,43%tidak
Persentase
ketuntasan
∑
rata-rata
Persentase
ketuntasan
2640
77,64705882
tidak
2375
68,57%
∑
rata-rata 67,85714286
222
Lampiran 39
Hipotesis
Ho : μ < 65 (belum mencapai ketuntasan belajar)
H
₁
: μ ≥ 65 (sudah mencapai ketuntasan belajar)
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan
H₁ diterima jika t > t(1-α)(n-1)
Dari data diperoleh:
65
34
Untuk α = 5% dengan dk = 33 diperoleh t(1-α)(n-1) =
Daerah penolakan Ho
Karena t berada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
kelompok eksperimen setelah perlakuan lebih besar sama dengan 65 atau sudah
mencapai ketuntasan hasil belajar
Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal Kelompok Eksperimen
Tuntas jika % ≥
Tidak tuntas jika % <
% = Jumlah siswa dengan nilai > 65
Jumlah siswa
= 30 X 100%
34
= %
Karena persentase ketuntasan belajar lebih dari 85% maka kelas eksperimen
sudah mencapai ketuntasan belajar klasikal
t =77,65
=8,180
Sumber Kelompok
x 77,647
Variasi Eksperimen
Jumlah 2640
n 34
2,035
UJI KETUNTASAN BELAJAR KELAS EKSPERIMEN
88,24
85%
X 100%
85%
81,266
2,03 8,180
Standar deviasi (S) 9,015
Varians (S²)
9,01
Daerah penerimaan
Ho
n
S
xt 0
223
Lampiran 39
Hipotesis
Ho : μ < 65 (belum mencapai ketuntasan belajar)
H
₁
: μ ≥ 65 (sudah mencapai ketuntasan belajar)
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan
H₁ diterima jika t > t(1-α)(n-1)
Dari data diperoleh:
65
35
Untuk α = 5% dengan dk = 34 diperoleh t(1-α)(n-1) =
Daerah penolakan Ho
Karena t berada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
kelompok kontrol setelah perlakuan lebih besar sama dengan 65 atau sudah
mencapai ketuntasan hasil belajar
Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal Kelompok Kontrol
Tuntas jika % ≥
Tidak tuntas jika % <
% Jumlah siswa dengan nilai > 65
Jumlah siswa
24
35
= %
Karena persentase ketuntasan belajar kurang dari 85% maka kelas kontrol
sudah mencapai ketuntasan belajar klasikal
2,032
t
UJI KETUNTASAN BELAJAR KELAS KONTROL
n 35
Sumber Kelompok
Variasi
X 100%
85%
=2,413
2,413
Kontrol
Jumlah 2375
X 100%
85%
=
x
Standar deviasi (S) 7,005
=
=67,86
7,00
2,03
67,857
Varians (S²) 49,067
68,57
Daerah penerimaan
Ho
n
S
xt 0
224
Lampiran 40
PEDOMAN PENILAIAN ASPEK AFEKTIF
Jenis Penilaian : Afektif
Mata Pelajaran : Kimia
Materi Pokok : Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks
A. TUJUAN
Mengamati dan menilai sikap siswa dalam kegiatan pembelajaran didalam
kelas.
B. INDIKATOR
1. Kehadiran di kelas
5 = hadir di kelas tepat waktu dan mengikuti pelajaran sampai selesai
4 = hadir di kelas terlambat tetapi mengikuti pelajaran sampai selesai
3 = hadir di kelas tetapi sering meninggalkan pelajaran dan kembali ke kelas
2 = hadir di kelas tetapi meninggalkan pelajaran dan tidak kembali lagi ke
kelas
1 = tidak hadir di kelas
2. Keseriusan dan ketepatan waktu mengerjakan tugas
5 = sangat serius mengerjakan tugas dan menyerahkan tugas tepat waktu
4 = serius mengerjakan tugas tetapi terlambat menyerahkan tugas
3 = kurang serius mengerjakan tugas tetapi tepat waktu menyerahkan tugas
2 = kurang serius mengerjakan tugas dan terlambat menyerahkan tugas
1 = tidak serius dan tidak menyerahkan tugas
3. Keberanian Siswa mengerjakan tugas di depan kelas
5 = selalu mengerjakan tugas di depan kelas dengan kemauan sendiri
4 = selalu mengerjakan tugas tetapi terlambat menyerahkan tugas
3 = pernah mengerjakan tugas di depan kelas dengan kemauan sendiri
2 = pernah mengerjakan tugas di depan kelas atas perintah guru
225
Lampiran 40
1 = tidak pernah mengerjakan tugas di depan kelas
4. Perhatian dalam mengikuti pelajaran
5 = penuh perhatian dan sering menyampaikan pendapat
4 = penuh perhatian tetapi jarang menyampaikan pendapat
3 = kurang perhatian tetapi sering menyampaikan pendapat
2 = kurang perhatian dan jarang meyampaikan pendapat
1 = tidak perhatian.
5. Menghargai pendapat orang lain
5 = selalu mendengarkan sampai selesai dan tidak pernah menyalahkan
pendapat orang lain
4 = mendengarkan tertapi sering menyalahkan pendapat orang lain
3 = kurang mendemgarkan dan tidak pernah menyalahkan pendapat orang
lain
2 = kurang mendengarkan dan sering meyalahkan pendapat orang lain
1 = tidak mendengarkan
6. Kecakapan bertanya di dalam kelas
5 = mampu menyampaikan pertanyaan dengan jelas dan benar
4 = mampu menyampaikan pertanyaan dengan benar tetapi kurang jelas
3 = mampu menyampaikan pertanyaan dengan jelas tetapi kurang benar
2 = kurang mampu menyampaikan pertanyaan dengan jelas dan benar
1 = tidak pernah menyampaikan pertanyaan
7. Kecakapan berkomunikasi lisan dalam menyampaikan pendapat/suatu
informasi
5 = mampu berkomunikasi dengan jelas dan benar
4 = mampu berkomunikasi dengan benar tetapi kurang jelas
3 = mampu berkomunikasi dengan jelas tetapi kurang benar
2 = kurang mampu berkomunikasi dengan jelas dan benar
226
Lampiran 40
1 = tidak mampu berkomunikasi dengan jelas dan benar
8. Menggali informasi melalui alat/sumber belajar lain
5 = membawa alat/sumber belajar lain dengan lengkap dan berfungsi
dengan baik
4 = membawa alat/sumber belajar lain tidak lengkap tetapi berfungsi dengan
baik
3 = membawa alat/sumber belajar lain dengan lengkap tetapi tidak berfungsi
dengan baik
2 = membawa alat/sumber belajar tidak lengkap dan tidak berfungsi dengan
baik
1 = tidak membawa alat/sumber belajar lain
9. Kelengkapan buku catatan
5 = catatan ditulis dengan rapi dan lengkap
4 = catatan ditulis kurang rapi tetapi lengkap
3 = catatan ditulis dengan rapi tetapi kurang lengkap
2 = catatan ditulis kurang rapi dan kurang lengkap
1 = tidak mencatat
10. Kemampuan memecahkan masalah
5 = mampu menyelesaikan lebih dari 1 permasalahan dengan sangat logis
dan sangat kritis
4 = mampu menyelesaikan 1 permasalahan dengan sangat logis dan kritis
3 = mampu menyelesaikan 1permasalahan dengan logis dan kritis
2 = mampu menyelesaikan 1 permasalahan dengan kuran logis dan kurang
kritis
1 = mampu menyelesaikan 1 permasalahan dengan tidak logis dan tidak
kritis
227
Lampiran 40
Pedoman penilaian :
Skor maksimal : 10 x 5 = 50
100%xmaksimalskor
diperolehyangskorNILAI
Kriteria:
Sangat Baik : 85 < X ≤ 100
Baik : 70 < X ≤ 85
Cukup : 55 < X ≤ 70
Kurang : 40 < X ≤ 55
Sangat Kurang : 25 < X ≤ 40
Kriteria ketuntasan : tuntas apabila sikap afektif siswa minimal cukup baik
228
Lampiran 41
No Responden P I P IIPeringkat
PI
Peringkat
P IIb b²
1R-1
26 25 8,3 10,3 -2 4
2 R-2 25 25 10,5 10,2 0,3 0,09
3 R-3 27 27 5,3 4,2 1,1 1,21
4 R-4 26 24 8,3 13,5 -5,2 27,04
5 R-5 27 29 5,3 1 4,3 18,49
6 R-6 23 25 14,5 10,3 4,2 17,64
7 R-7 28 27 2,3 4,2 -1,9 3,61
8 R-8 28 27 2,3 4,2 -1,9 3,61
9 R-9 23 24 14,5 13,5 1 1
10 R-10 24 26 13 9 4 16
11 R-11 28 27 2,3 4,2 -1,9 3,61
12 R-12 26 27 8,3 4,2 4,1 16,81
13 R-13 27 28 5,3 2,5 2,8 7,84
14 R-14 25 24 10,5 13,5 -3 9
15 R-15 29 28 1 2,5 -1,5 2,25
132,2
Instrumen dinyatakan reliabel apabila rel ≥ 0,60
rel =
Karena hasil perhitungan rel (0,634571429) ≥ 0,60 maka sudah dapat dinyatakan reliabel.
ANALISIS RELIABILITAS LEMBAR OBSERVASI
0,763928571
Ʃb²
rel = 1 -6 x 204,64
15 (15² - 1)
229
Lampiran 42
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
1 Agung Adi Saputra
2 Alma Festi
3 Ana Septiana
4 Anastasia Ika Ayu
Saputri5 Andhika Kusuma
Nugraha6 Anifa Madiastuti
7 Arda Ardiyantoko
8 Ari Kurnia
9 Asna Nur Aini
10 Brono Ageng Maulana
11 Dimas Tinta Wijaya
12 Edy Yusuf Saputro
13 Ela Nur Arizka
14 Fatma Widianingsih
15 Fauzy Agustian
16 Fitri Yunitasari
17 Fitriyani
18 Khoirul anwar
19 Laras Ludfiyati
20 Lia Safitri
21 M. Abdul Azis
22 Maeli Wafda Imala
23 Meita Putri Utami
24 Nova Aprilia Utari
25 Novi Anggun Wijayanti
26 Novita Nurcahyati
27 Putri Retno Asih
28 Ratri Pamuji
29 Sefiana Tri Indarwati
30 Sefko Bintang Guntara
31 Setiaji
32 Siti Rohmatul Ummah
33 Tsanas Egar
Puspanagari34 Vidya Enda Septia A.
Observer
...............
LEMBAR OBSERVASI ASPEK AFEKTIF MATA PELAJARAN KIMIA KELAS EKSPERIMEN
No Nama
Kehadiran di
Kelas
Keseriusan dan
Ketepatan
Waktu
Menyerahkan
Tugas
Keberanian Siswa
Mengerjakan
Tugas di depan
Kelas
Perhatian dalam
Mengikuti
Pelajaran
Menghargai
Pendapat Orang
Lain
Kecakapan
Bertanya di
dalam Kelas
Kecakapan
Berkomunikasi
Lisan
Menggali
Informasi
Melalui
Alat/Sumber
Belajar Lain
Kelengkapan
Buku Catatan
Kemampuan
Memecahkan
MasalahSkor
Total
231
Lampiran 44
1 Agung Adi Saputra
2 Alma Festi
3 Ana Septiana
4 Anastasia Ika Ayu
Saputri5 Andhika Kusuma
Nugraha6 Anifa Madiastuti
7 Arda Ardiyantoko
8 Ari Kurnia
9 Asna Nur Aini
10 Brono Ageng Maulana
11 Dimas Tinta Wijaya
12 Edy Yusuf Saputro
13 Ela Nur Arizka
14 Fatma Widianingsih
15 Fauzy Agustian
16 Fitri Yunitasari
17 Fitriyani
18 Khoirul anwar
19 Laras Ludfiyati
20 Lia Safitri
21 M. Abdul Azis
22 Maeli Wafda Imala
23 Meita Putri Utami
24 Nova Aprilia Utari
25 Novi Anggun Wijayanti
26 Novita Nurcahyati
27 Putri Retno Asih
28 Ratri Pamuji
29 Sefiana Tri Indarwati
30 Sefko Bintang Guntara
31 Setiaji
32 Siti Rohmatul Ummah
33 Tsanas Egar Puspanagari
34 Vidya Enda Septia A.
No NamaSkor Total Rata-rata skor
total P I dan P
Rata-rata
skor siswaNilai
ANALISIS LEMBAR OBSERVASI KELAS EKSPERIMEN
Baik
P I P II
39 41 40 4 80
Kriteria
43 44 43,5 4,35 87
39 38 38,5 3,85 77
Sangat Baik
Baik
30 33 31,5 3,15 63
37 35 36 3,6 72
Cukup
Baik
35 35 35 3,5 70
38 39 38,5 3,85 77
Cukup
Baik
41 41 41 4,1 82
42 40 41 4,1 82
Baik
Baik
34 32 33 3,3 66
36 35 35,5 3,55 71 Baik
Cukup
37 39 38 3,8 76 Baik
38 35 36,5 3,65 73 Baik
41 33 37 3,7 74 Baik
40 41 40,5 4,05 81 Baik
37 34 35,5 3,55 71 Baik
36 38 37 3,7 74 Baik
35 33 34 3,4 68 Cukup
39 37 38 3,8 76 Baik
33 31 32 3,2 64 Cukup
37 38 37,5 3,75 75 Baik
36 39 37,5 3,75 75 Baik
36 37 36,5 3,65 73 Baik
38 38 38 3,8 76 Baik
36 35 35,5 3,55 71 Baik
41 40 40,5 4,05 81 Baik
36 36 36 3,6 72 Baik
37 36 36,5 3,65 73 Baik
39 36 37,5 3,75 75 Baik
85 Baik
36 34 35 3,5 70 Cukup
34 36 35 3,5 70 Cukup
Baik37,47058824 3,74705882 74,94
42 42 42 4,2 84 Baik
43 41 42 4,2 84 Baik
42 43 42,5 4,25
232
Lampiran 44
1 Aspek 1
2 Aspek 2
3 Aspek 3
4 Aspek 4
5 Aspek 5
6 Aspek 6
7 Aspek 7
8 Aspek 8
9 Aspek 9
10 Aspek 10
∑ =
x =
ANALISIS ASPEK LEMBAR OBSERVASI KELAS EKSPERIMEN
147 145 146 4,294117647 Sangat Tinggi
KriteriaP I P II
No Aspek Ke-Skor Total Rata-rata skor
total P I dan P
Rata-rata skor
aspek
121 118 119,5 3,514705882 Tinggi
145 148 146,5 4,308823529 Sangat Tinggi
123 114 118,5 3,485294118 Sedang
125 123 124 3,647058824 Tinggi
117 116 116,5 3,426470588 Sedang
122 118 120 3,529411765 Tinggi
118 118 118 3,470588235 Sedang
146 147 146,5 4,308823529 Sangat Tinggi
119 118 118,5 3,485294118 Sedang
Tinggi
37,47058824
3,747058824
233
Lampiran 45
1 Ajeng Hikmah Dona
Ariesta2 Alfiyah
3 Ananda Arifah
Unifahrulli4 Anggie Desta Ervita
5 Anissa Tanjung
6 Annisa Lestiyaningrum
7 Bagus Masaji
8 Chusniati Dewi
9 Dadang Sudrajad
10 Dea Andi Susila
11 Devya Nelavani
12 Dinda Permatasari
13 Dwi Lestari
14 Dwi Sehful Anwar
15 Ervina Purna Ningsih
16 Fika Ujikfatul Fitria
17 Fikri Sarifatun Nisa
18 Ika Susana
19 Juniyanto
20 Kholik Munandar
21 Mas Bagus Muhsoqih
22 Muhamad Bayu
Darmawan23 Muhammad Faizal
Dzikri24 Niken Belawulan
25 Novaldy Hernugroho
Hidayat26 Nur Wicahyono
27 Pipit Nurma Sari
28 Risqi Triswanti
29 Rizky Kurniawati
30 Sandi Rahayu Ningrum
31 Septian Pratama
Wijanarko32 Setya Yoga Mahardhika
33 Sri Devi Yusnia Sari
34 Virna Gupitasari
35 Windi Susanti
No Nama
Skor TotalRata-rata skor
total P I dan P II
Rata-rata
skor siswaNilai Kriteria
P I P II
ANALISIS LEMBAR OBSERVASI KELAS KONTROL
35 40 37,5 3,75 75
40 34 37 3,7 74
Baik
Baik
36 34 35 3,5 70
43 41 42 4,2 84
Cukup
Baik
37 32 34,5 3,45 69
40 43 41,5 4,15 83
Cukup
Baik
38 35 36,5 3,65 73
38 34 36 3,6 72
Baik
Baik
34 36 35 3,5 70
36 36 36 3,6 72
Cukup
Baik
36 40 38 3,8 76 Baik
35 33 34 3,4 68 Cukup
36 31 33,5 3,35 67 Cukup
34 34 34 3,4 68 Cukup
34 30 32 3,2 64 Cukup
33 36 34,5 3,45 69 Cukup
37 37 37 3,7 74 Baik
35 34 34,5 3,45 69 Cukup
36 33 34,5 3,45 69 Cukup
31 30 30,5 3,05 61 Cukup
31 31 31 3,1 62 Cukup
33 33 33 3,3 66 Cukup
34 37 35,5 3,55 71 Baik
34 35 34,5 3,45 69 Cukup
32 34 33 3,3 66 Cukup
31 29 30 3 60 Cukup
32 31 31,5 3,15 63 Cukup
32 35 33,5 3,35 67 Cukup
35 39 37 3,7 74 Baik
33 30 31,5 3,15 63 Cukup
31 32 3,2 64 Cukup
27 29 28 2,8 56 Cukup
33
34,68571429 3,46857143 69,37 Cukup
40 37 38,5 3,85 77 Baik
37 35 36 3,6 72 Baik
34 37 35,5 3,55 71 Baik
234
Lampiran 45
1 Aspek 1
2 Aspek 2
3 Aspek 3
4 Aspek 4
5 Aspek 5
6 Aspek 6
7 Aspek 7
8 Aspek 8
9 Aspek 9
10 Aspek 10
x =
ANALISIS ASPEK LEMBAR OBSERVASI KELAS KONTROL
Aspek Ke-Skor Total Rata-rata skor
total P I dan P P I P II
Rata-rata skor
aspekKriteriaNo
125 122 123,5
130 131 130,5
4,371428571
3,728571429
119 115 117
154 152 153
Cukup
3,528571429
3,171428571
3,242857143
3,557142857
3,314285714
3,157142857
3,271428571
3,342857143
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Tinggi
34,68571429
3,468571429
∑ =
Sedang
Sedang
114 115 114,5
110 111 110,5
117 115 116
126 123 124,5
114 113 113,5
113 109 111
Sangat Tinggi
Tinggi
235
Lampiran 46
KISI-KISI LEMBAR OBSERVASI
Jenis Penilaian : Psikomotorik
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/ Semester : X/ 2
Materi : Larutan elektrolit dan konsep redoks
Judul praktikum : Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
Tujuan : Mengamati sikap dan keterampilan siswa dalam kegiatan
praktium menguji daya hantar listrik berbagai larutan
dengan alat uji elektrolit membedakan larutan elektrolit
dengan larutan non elektrolit
No. Tahap Aspek
1. Perencenaan
praktikum
1.1 persiapan alat dan bahan
1.2 perlengkapan praktikum yang dibawa
2. Pelaksanaan praktikum 2.1 ketrampilan menggunakan alat
2.2 ketrampilan saat melakukan praktikum
2.3 kerjasama kelompok
3. Penutup praktikum 3.1 kebersihan dan kerapian alat laboratorium
3.2 hasil pengamatan
236
Lampiran 46
Tindakan :
1. Melakukan setting alat dan bahan
2. Menyiapkan rangkuman.
3. Membawa minuman kemasan sebagai bahan percobaan
4. Terampil merangkai alat uji larutan elektrolit
5. Alat uji larutan elektrolit dapat berfungsi
6. Menggunakan alat dan bahan dengan efisien
7. Partisipasi dalam kelompok
8. Terampil mencelupkan elektroda
9. Terampil mengamati nyala lampu
10. Terampil mengamati gelembung gas
11. Terampil membaca skala voltmeter
12. Melakukan percobaan sesuai dengan alur kerja
13. Mencatat data dengan tepat dan lengkap
14. Melaporkan hasil praktikum sementara
15. Membersihkan alat praktikum
Panduan penilain :
Skor maksimal : 15 x 3 = 45
I. Panduan Skoring
(3) Bila aspek dilakukan dengan baik atau benar
(2) Bila aspek dilakukan dengan kurang baik
(1) Bila aspek dilakukan dengan tidak baik atau buruk
Skor maksimal : 15 aspek x 3 = 45
237
Lampiran 46
II. Kriteria penskoran
Untuk jumlah skor siswa digunakan rumus sebagai berikut :
Jumlah skor siswa = 2
II Pdan I Pskor jumlah
Rumus yang digunakan untuk menghitung skor tiap siswa adalah sebagai
berikut:
Rata-rata skor = aspekjumlah
siswaskor jumlah
Untuk menghitung nilai psikomotorik tiap siswa digunakan rumus sebagai
berikut :
100x15
skor rata-RataNilai
Kriteria nilai hasil belajar psikomotorik tiap individu adalah sebagai berikut:
85 < X ≤ 100 Sangat Baik
70 < X ≤ 85 Baik
55 < X ≤ 70 Cukup
40 < X ≤ 55 Kurang
25 < X ≤ 40 Sangat Kurang
Kriteria ketuntasan : tuntas apabila sikap siswa minimal cukup.
Kriteria penskoran hasil belajar psikomotorik tiap aspek sebagai berikut:
2,8 < X 3,0 = sangat tinggi
2,4 < X 2,7 = tinggi
1,9 < X 2,3 = sedang
1,4 < X 1,8 = rendah
1,0 < X 1,3 = sangat rendah
238
Lampiran 47
No Responden P I P II Peringkat I Peringkat II b b²
1 R-1 39 39 7,5 6,3 1,2 1,44
2 R-2 36 37 14 11,5 2,5 6,25
3 R-3 38 40 9,3 4,5 4,8 23,04
4 R-4 40 39 5,5 6,3 -0,8 0,64
5 R-5 41 42 3,5 1 2,5 6,25
6 R-6 37 38 3,5 9,5 -6 36
7 R-7 39 39 7,5 6,3 1,2 1,44
8 R-8 42 41 1,5 2,5 -1 1
9 R-9 35 37 15 11,5 3,5 12,25
10 R-10 38 40 9,3 4,5 4,8 23,04
11 R-11 40 35 5,5 15 -9,5 90,25
12 R-12 38 38 9,3 9,5 -0,2 0,04
13 R-13 42 41 1,5 2,5 -1 1
14 R-14 37 36 12,5 13,5 -1 1
15 R-15 41 36 12,5 13,5 -1 1
204,64
Instrumen dinyatakan reliabel apabila rel ≥ 0,60
rel =
Karena hasil perhitungan rel (0,634571429) ≥ 0,60 maka sudah dapat dinyatakan reliabel.
ANALISIS RELIABILITAS LEMBAR OBSERVASI
0,634571429
Ʃb²
rel = 1 -6 x 204,64
15 (15² - 1)
239
Lampiran 48
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 Agung Adi Saputra
2 Alma Festi
3 Ana Septiana
4 Anastasia Ika Ayu
Saputri5 Andhika Kusuma
Nugraha6 Anifa Madiastuti
7 Arda Ardiyantoko
8 Ari Kurnia
9 Asna Nur Aini
10 Brono Ageng Maulana
11 Dimas Tinta Wijaya
12 Edy Yusuf Saputro
13 Ela Nur Arizka
14 Fatma Widianingsih
15 Fauzy Agustian
16 Fitri Yunitasari
17 Fitriyani
18 Khoirul anwar
19 Laras Ludfiyati
20 Lia Safitri
21 M. Abdul Azis
22 Maeli Wafda Imala
23 Meita Putri Utami
24 Nova Aprilia Utari
25 Novi Anggun Wijayanti
26 Novita Nurcahyati
27 Putri Retno Asih
28 Ratri Pamuji
29 Sefiana Tri Indarwati
30 Sefko Bintang Guntara
31 Setiaji
32 Siti Rohmatul Ummah
33 Tsanas Egar Puspanagari
34 Vidya Enda Septia A.
LEMBAR OBSERVASI PSIKOMOTORIK KELAS EKSPERIMEN
No Nama
Melakukan
setting alat
dan bahan
Menyiapka
n
rangkuman
Membawa
minuman
kemasan
sebagai bahan
percobaan
Terampil
merangkai
alat uji
larutan
elektrolit
Alat uji
larutan
elektrolit
dapat
berfungsi
Menggunak
an alat dan
bahan
dengan
efisien
Partisipasi
dalam
kelompok
Terampil
mencelupkan
elektroda
Terampil
mengamati
nyala lampu
Terampil
mengamati
gelembung
gas
Terampil
membaca
skala
voltmeter
Melakukan
percobaan
sesuai
dengan alur
kerja
Mencatat
data dengan
tepat dan
lengkap
Melaporkan
hasil
praktikum
sementara
Membersih
kan alat
praktikumSkor
total
240
Lampiran 49
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 Ajeng Hikmah Dona
Ariesta2 Alfiyah
3 Ananda Arifah
Unifahrulli4 Anggie Desta Ervita
5 Anissa Tanjung
6 Annisa Lestiyaningrum
7 Bagus Masaji
8 Chusniati Dewi
9 Dadang Sudrajad
10 Dea Andi Susila
11 Devya Nelavani
12 Dinda Permatasari
13 Dwi Lestari
14 Dwi Sehful Anwar
15 Ervina Purna Ningsih
16 Fika Ujikfatul Fitria
17 Fikri Sarifatun Nisa
18 Ika Susana
19 Juniyanto
20 Kholik Munandar
21 Mas Bagus Muhsoqih
22 Muhamad Bayu
Darmawan23 Muhammad Faizal
Dzikri24 Niken Belawulan
25 Novaldy Hernugroho
Hidayat26 Nur Wicahyono
27 Pipit Nurma Sari
28 Risqi Triswanti
29 Rizky Kurniawati
30 Sandi Rahayu Ningrum
31 Septian Pratama
Wijanarko32 Setya Yoga Mahardhika
33 Sri Devi Yusnia Sari
34 Virna Gupitasari
35 Windi Susanti
Melaporkan
hasil
praktikum
sementara
Membersih
kan alat
praktikumSkor
total
Mencatat
data dengan
tepat dan
lengkap
LEMBAR OBSERVASI PSIKOMOTORIK KELAS KONTROL
No Nama
Melakukan
setting alat
dan bahan
Menyiapka
n
rangkuman
Membawa
minuman
kemasan
sebagai bahan
percobaan
Terampil
merangkai
alat uji
larutan
elektrolit
Alat uji
larutan
elektrolit
dapat
berfungsi
Menggunak
an alat dan
bahan
dengan
efisien
Partisipasi
dalam
kelompok
Terampil
mencelupkan
elektroda
Terampil
mengamati
nyala lampu
Terampil
mengamati
gelembung
gas
Terampil
membaca
skala
voltmeter
Melakukan
percobaan
sesuai
dengan alur
kerja
241
Lampiran 50
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
2,0666667
1,9666667
2,6333333
2,6333333
2,5
2,5666667
2,5333333
2,5666667
NilaiNo KodeP I P II
Kriteria
Rata-rata
Skor
Siswa
ANALISIS PENILAIAN ASPEK PSIKOMOTORIK
KELAS EKSPERIMEN
E-01 37 40 38,5 45 85,556 Baik
E-02 40 41 40,5 45 90 Baik
2,5666667
2,7
E-04 36 42 39 45 86,667 Baik
E-03 41 34 37,5 45 83,333 Baik2,5
2,6
Sangat Baik
Baik
E-05 40 39 39,5 45 87,778 Baik2,6333333
2,7333333
2,5666667
2,5666667
E-07 39 38 38,5 45 85,556 Baik
E-06 42 40 41 45 91,111
E-08 39 38 38,5 45 85,556 Baik
E-09 27 35 31 45 68,889 Cukup
E-11 39 40 39,5 45 87,778
E-10 29 30 29,5 45 65,556 Cukup
E-12 39 40 39,5 45 87,778 Baik
E-14 38 39 38,5 45 85,556 Baik
E-13 38 37 37,5 45 83,333 Baik
E-16 39 38 38,5 45 85,556 Baik
E-15 37 39 38 45 84,444 Baik
2,5
2,3666667E-18 36 35 35,5 45 78,889 Baik
E-17 37 38 37,5 45 83,333 Baik
2,4333333
2,6E-20 40 38 39 45 86,667 Baik
E-19 37 36 36,5 45 81,111 Baik
2,1
1,9666667E-22 28 31 29,5 45 65,556 Cukup
E-21 30 33 31,5 45 70 Cukup
2,3666667
2,5333333E-24 38 38 38 45 84,444 Baik
E-23 34 37 35,5 45 78,889 Baik
1,9333333
2,3666667E-26 35 36 35,5 45 78,889 Baik
E-25 30 28 29 45 64,444 Cukup
2,4666667
2,3666667E-28 33 38 35,5 45 78,889 Baik
E-27 37 37 37 45 82,222 Baik
E-29 38 36 37 45 82,222 Baik2,4666667
2,4666667E-30 35 39 37 45 82,222 Baik
E-31 40 34 37 45 82,222 Baik2,4666667
E-32 36 37 36,5 45 81,111 Baik2,4333333
E-33 37 34 35,5 45 78,889 Baik2,3666667
E-34 36 40 38 45 84,444 Baik2,5333333
36,6470588 81,438
1246 2768,9
Skor Total Rata-rata
skor total P
I dan P II
Skor
Max
242
Lampiran 50
J
K
L
84,5
Skor
2,4853
Rerata
SkorKriteria
Tinggi
P I
P II
Kode
Aspek
A
Pengamat
Ke-
P I
P II
P I
P II
P I
P II
G
H
I
P I
P II
P I
NoSkor
Pengamat
ANALISIS PENILAIAN ASPEK PSIKOMOTORIK
KELAS EKSPERIMEN
841
85
80
8884 2,4706 TinggiB2
E
F676
3 C
P II
P I
P II
81,5 2,3971 Tinggi
4 D 2,4118 Tinggi
82
81
82
82
M
82
5 84 2,4706 Tinggi80
88
77,5 2,2794 Sedang79
87 2,5588 Tinggi786
88
P I
P II
85 2,5 Tinggi887
83
P I
P II
81,5 2,3971 Tinggi980
83
84 2,4706 Tinggi1085
83
P I
P II
84,5 2,4853 Tinggi1184
85
P I
P II
85
8384 2,4706 Tinggi12
P II
P I
82
8583,5 2,4559 Tinggi13
P I
P II
P I
P II
82
8483 2,441214 N Tinggi
15 OP I
P II
79
7778 2,2941 Sedang
1244∑
82,933x
243
Lampiran 51
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
1184 2631,1
34,8235294 77,386
K-33 24 28 26 45 1,7333333 57,778 Kurang Baik
K-35 39 36 37,5 45 2,5 83,333 Baik
K-34 34 36 35 45 77,7782,3333333 Baik
78,889 Baik
K-32 36 35 35,5 45 2,3666667
K-31 36 35 35,5 45 2,3666667
78,889 Baik
K-30 34 32 33 45 2,2 73,333
76,667 Cukup
Cukup
K-29 36 33 34,5 45 2,3
K-28 24 32 28 45 1,8666667 62,222
76,667 Cukup
Cukup
K-27 33 36 34,5 45 2,3
K-26 33 35 34 45 2,2666667 75,556
82,222 Baik
Cukup
K-25 37 37 37 45 2,4666667
K-24 28 26 27 45 1,8 60
75,556 Cukup
Kurang Baik
K-23 33 35 34 45 2,2666667
K-22 27 26 26,5 45 1,7666667 58,889
82,222 Baik
Kurang Baik
K-21 38 36 37 45 2,4666667
K-20 33 37 35 45 2,3333333 77,778
74,444 Cukup
Baik
K-19 32 35 33,5 45 2,2333333
K-18 36 35 35,5 45 2,3666667 78,889
75,556 Cukup
Baik
K-17 34 34 34 45 2,2666667
K-16 37 34 35,5 45 2,3666667 78,889
83,333 Baik
Baik
K-15 38 37 37,5 45 2,5
K-14 33 34 33,5 45 2,2333333 74,444
80 Baik
Cukup
K-13 36 36 36 45 2,4
K-12 25 26 25,5 45 1,7 56,667
85,556 Baik
Kurang Baik
K-11 39 38 38,5 45 2,5666667
K-10 36 37 36,5 45 2,4333333 81,111
76,667 Cukup
Baik
K-09 34 35 34,5 45 2,3
K-08 35 38 36,5 45 2,4333333 81,111
64,444 Cukup
Baik
K-07 32 26 29 45 1,9333333
K-06 35 37 36 45 2,4 80
83,333 Baik
Baik
K-05 39 36 37,5 45 2,5
K-04 25 26 25,5 45 1,7
K-03 38 36 37 45 2,4666667 82,222 Baik
56,667 Kurang Baik
K-02 36 36 36 45 2,4
2,4 80 Baik
80 Baik
K-01 34 38 36 45
P I P II
ANALISIS PENILAIAN ASPEK PSIKOMOTORIK
KELAS KONTROL
Nilai KriteriaNo Kode
Skor Total Rata-rata
skor total P
I dan P II
Skor
Max
Rata-rata
Skor
Siswa
244
Lampiran 51
∑ 1184
x 78,933
74,5 2,1912 Sedang15 OP I 75
P II 74
77 2,2647 Sedang14 NP I 77
P II 77
77 2,2647 Sedang13 MP I 75
P II 79
80,5 2,3676 Tinggi12 LP I 83
P II 78
80,5 2,3676 Tinggi11 KP I 82
P II 79
80 2,3529 Tinggi10 JP I 80
P II 80
81,5 2,3971 Tinggi9 IP I 81
P II 82
79,5 2,3382 Tinggi8 HP I 80
P II 79
79 2,3235 Tinggi7 GP I 80
P II 78
77 2,2647 Sedang6 FP I 77
P II 77
82 2,4118 Tinggi5 EP I 77
P II 87
79,5 2,3382 Tinggi4 DP I 77
P II 82
78 2,2941 Sedang3 CP I 79
P II 77
77 2,2647 Sedang
82
2P II 78
BP I 76
8081 2,3824 Tinggi1 A
P I
P II
SkorRerata
SkorKriteria
Pengamat
Ke-
Skor
Penga
mat
NoKode
Aspek
ANALISIS PENILAIAN ASPEK PSIKOMOTORIK
KELAS KONTROL
245
Lampiran 52
KISI-KISI KUESIONER TANGGAPAN SISWA TERHADAP
PEMBELAJARAN KIMIA
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/ Semester : X/ 2
Tujuan :
Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran kimia dengan metode
e-learning berbasis MOODLE dengan pendekatan CTL (Contextual Teaching and
Learning)
1. Harapan Guru
No. Aspek Indikator Item
1. Perhatian - Memperhatikan saat proses pembelajaran. 1
2. Rasa Senang - Senang dalam kegiatan pembelajaran.
- Tertarik dengan media pembelajaran.
- Tertarik dengan metode pembelajaran
2
3,4
5,6
3. Interaksi - Bertanya saat proses pembelajaran.
- Berpartisipasi dalam diskusi kelas.
7
10
4. Kerajinan - Mencatat materi yang disampaikan.
- Rajin mengerjakan tugas.
- Membawa buku pelajaran.
7
8
9
5. Percaya diri - Percaya diri dalam menjawab pertanyaan. 10
6. Kedisiplinan - Disiplin mengumpulkan tugas. 11
2. Harapan Siswa
No. Aspek Indikator Item
1. Empati - Perhatian dengan siswa.
- Membantu siswa dalam memecahkan
13
12
246
Lampiran 52
masalah.
2. Kemampuan
Mengajar
Guru
- Menguasai metode pembelajaran dengan baik.
- Menyampaikan materi dengan jelas dan
mudah dipahami siswa.
18
15,17
3. Interaksi - Melibatkan siswa dalam proses pembelajaran 14
4. Kebermaknaan - Membantu dalam memperoleh kebermaknaan
materi kimia.
16
5. Kedisiplinan - Disiplin dalam mengajar. 19
6. Keterbukaan - Terbuka dalam memberi nilai. 20
Jumlah 20
I. Panduan Skoring
SS : Sangat Setuju (4)
S : Setuju (3)
TS : Tidak Setuju (2)
STS : Sangat Tidak Setuju (1)
Skor maksimal : 4 x 20 = 80
II. Kriteria penskoran :
Rumus yang digunakan untuk menghitung skor siswa sebagai berikut:
Skor =
Untuk skor tiap aspek secara keseluruhan digunakan rumus sebagai berikut :
Rata-rata skor kelas =
Rata-rata skor aspek digunakan rumus sebagai berikut :
Rata-rata skor aspek = -
Untuk kategori skor dan rata-rata skor aspek adalah sebagai berikut :
3,5 < X 4,0 = sangat tinggi
2,9 < X 3,4 = tinggi
2,3 < X 2,8 = cukup tinggi
247
Lampiran 52
1,7 < X 2,2 = rendah
1,0 < X 1,6 = sangat rendah
248
Lampiran 53
LEMBAR KUESIONER
TANGGAPAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN KIMIA
Petunjuk pengisian:
1. Bacalah pernyataan berikut ini dengan baik dan benar.
2. Berilah tanda (√ ) pada kolom yang disediakan jika anda setuju dengan
pernyataan tersebut.
3. Waktu yang disediakan adalah 20 menit
4. Jawaban yang kamu berikan tidak mempengaruhi nilai raport.
No Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
1. Saya senang dengan mata pelajaran kimia karena
bermanfaat bagi kehidupan.
2. Saya senang dengan media pembelajaran yang digunakan
guru dalam pembelajaran.
3. Pembelajaran dengan media elektronik mendorong saya
untuk lebih berinovasi.
4. Saya dapat dengan mudah memahami pelajaran kimia yang
diajarkan guru karena metode mengajar yang sesuai.
5. Pengaitan materi kimia dengan kehidupan sehari-hari
membuat saya tertarik untuk belajar kimia.
6. Pada setiap pembelajaran kimia, saya ingin kegiatan
pembelajaran menggunakan metode e-learning bisa
diterapkan.
7. Saya berusaha bertanya kepada guru jika kurang memahami
materi kimia yang diajarkan dan menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh guru dengan rasa percaya diri.
8 Saya selalu mencatat materi dan mengerjakan tugas yang
diberikan guru dengan sungguh-sungguh.
249
Lampiran 53
9. Saya selalu membawa buku kimia yang digunakan dalam
pembelajaran.
10. Saya berusaha aktif dalam diskusi kelas dengan bertanya
atau memberi tanggapan mengenai materi diskusi
11. Guru kimia saya memberi memotivasi siswa agar
mengumpulkan tugas tepat waktu.
12. Guru kimia saya mau membantu saya saat kesulitan
memahami materi kimia yang diajarkan.
13. Guru kimia saya memberikan perhatian kepada siswa saat
proses pembelajaran.
14. Guru kimia melibatkan saya saat proses pembelajaran.
15. Guru kimia saya menguasai materi yang diajarkan.
16. Guru kimia saya menyampaikan materi dengan mengaitkan
kimia dengan kehidupan sehari-hari sehingga
mempermudah saya dalam memperoleh kebermaknaan
kimia.
17. Semua materi kimia dapat dijelaskan guru dengan baik dan
mudah dipahami.
18. Guru kimia saya mengajar dengan metode pembelajaran
yang menarik.
19. Guru kimia saya tidak terlambat masuk kelas.
20. Guru kimia saya membagikan hasil tes kepada siswa.
Keterangan :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
250
Lampiran 54
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 R-1 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 68
2 R-2 2 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 62
3 R-3 2 3 3 4 2 4 3 3 3 3 3 4 2 2 4 3 4 3 3 4 62
4 R-4 4 3 2 2 2 2 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 68
5 R-5 3 4 2 3 2 3 4 4 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 55
6 R-6 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 3 3 3 56
7 R-7 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 61
8 R-8 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 4 61
9 R-9 3 2 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 57
10 R-10 3 4 2 2 3 4 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 56
11 R-11 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 59
12 R-12 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 4 3 3 53
13 R-13 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 59
14 R-14 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 59
15 R-15 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 66
16 R-16 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 55
17 R-17 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 4 3 3 3 2 2 3 54
18 R-18 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 53
19 R-19 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 4 2 3 3 3 2 3 3 54
20 R-20 3 2 2 3 2 3 4 3 2 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 63
21 R-21 3 4 2 4 3 3 4 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 4 58
22 R-22 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 54
23 R-23 3 2 3 3 4 2 4 3 2 4 3 2 3 3 4 2 4 3 2 4 60
24 R-24 3 3 3 4 4 4 4 3 2 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 64
25 R-25 2 3 3 4 3 3 4 4 2 4 3 4 3 3 4 3 4 2 3 3 64
26 R-26 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 64
27 R-27 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 56
28 R-28 4 4 3 2 2 3 4 3 3 4 3 2 2 3 4 3 3 2 3 3 60
29 R-29 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 4 2 2 2 3 3 4 4 59
30 R-30 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 60
Ʃ 88 90 79 89 76 89 97 95 85 94 87 90 87 81 93 88 95 85 88 98 2119
Ʃ² 7744 8100 6241 7921 5776 7921 9409 9025 7225 8836 7569 8100 7569 6561 8649 7744 9025 7225 7744 9604
ơ²b 0,202 0,552 0,309 0,309 0,464 0,447 0,392 0,144 0,282 0,189 0,231 0,552 0,369 0,493 0,3 0,271 0,213 0,42 0,34 0,34 18,57
ơ² t
Rumus yang digunakan untuk menghitung reliabilitas angket adalah :
α : 1 - ΣVbutir
Vt
α = 1 - 6,818
30 - 1 18,57
= 0,655
Karena harga α = 0.65 ˃0,6 maka dapat dikatakan butir angket tanggapan siswa
terhadap pembelajaran kimia sudah reliabel.
ANALISIS REABILITAS ANGKET
6,818390805
30
Aspek
k - 1
No Kode Total
k
251
Lampiran 54
Rumus yang digunakan untuk menghitung reliabilitas angket adalah :
α : 1 - ΣVbutir
Vt
α = 1 - 6,818
30 - 1 18,57
= 0,655
Karena harga α = 0.65 ˃0,6 maka dapat dikatakan butir angket tanggapan siswa
terhadap pembelajaran kimia sudah reliabel.
30
k - 1
k
252
Lampiran 55
Jumlah Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor Max
1 R-1 4 3 3 2 3 3 3 2 4 2 1 3 2 3 4 4 4 3 2 2 57 80 71,25 2,85 Baik
2 R-2 4 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 61 80 76,25 3,05 Baik
3 R-3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 71 80 88,75 3,55 Sangat Baik
4 R-4 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 4 3 3 3 4 3 1 3 4 3 58 80 72,5 2,9 Baik
5 R-5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 4 4 3 4 2 3 2 3 3 58 80 72,5 2,9 Baik
6 R-6 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 4 3 3 3 2 2 3 57 80 71,25 2,85 Baik
7 R-7 2 3 3 4 3 3 4 4 2 4 3 4 3 3 4 3 4 2 3 3 64 80 80 3,2 Baik
8 R-8 4 4 3 2 3 3 4 3 3 4 3 2 1 3 4 3 3 2 3 3 60 80 75 3 Baik
9 R-9 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 4 2 3 2 3 3 4 4 60 80 75 3 Baik
10 R-10 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 4 58 80 72,5 2,9 Baik
11 R-11 2 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 4 59 80 73,75 2,95 Baik
12 R-12 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 69 80 86,25 3,45 Sangat Baik
13 R-13 3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 58 80 72,5 2,9 Baik
14 R-14 2 3 2 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 57 80 71,25 2,85 Baik
15 R-15 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 59 80 73,75 2,95 Baik
16 R-16 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 62 80 77,5 3,1 Baik
17 R-17 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 69 80 86,25 3,45 Sangat Baik
18 R-18 3 3 4 3 3 4 4 4 3 2 3 4 2 3 2 3 3 4 2 2 61 80 76,25 3,05 Baik
19 R-19 4 3 3 2 3 3 3 4 3 2 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 59 80 73,75 2,95 Baik
20 R-20 2 3 4 2 3 3 3 3 4 4 2 4 3 3 4 3 3 3 2 3 61 80 76,25 3,05 Baik
21 R-21 3 3 4 2 4 3 1 3 3 4 4 3 1 3 4 3 1 3 2 3 57 80 71,25 2,85 Baik
22 R-22 3 4 4 4 3 3 1 4 2 3 3 4 3 3 3 4 4 3 2 3 63 80 78,75 3,15 Baik
23 R-23 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 61 80 76,25 3,05 Baik
24 R-24 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 4 57 80 71,25 2,85 Baik
25 R-25 3 4 4 2 3 3 1 2 4 3 1 4 4 3 3 3 4 3 3 4 61 80 76,25 3,05 Baik
26 R-26 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 71 80 88,75 3,55 Sangat Baik
27 R-27 2 4 3 4 4 3 4 3 4 2 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 62 80 77,5 3,1 Baik
28 R-28 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 61 80 76,25 3,05 Baik
29 R-29 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3 3 3 2 55 80 68,75 2,75 Cukup
30 R-30 2 3 3 3 3 4 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 58 80 72,5 2,9 Baik
31 R-31 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 64 80 80 3,2 Baik
32 R-32 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 70 80 87,5 3,5 Sangat Baik
33 R-33 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 62 80 77,5 3,1 Baik
34 R-34 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 57 80 71,25 2,85 Baik
∑ 97 105 104 103 109 106 98 105 105 103 96 110 101 99 111 100 109 108 103 107 2077
2,9 3,1 3,1 3 3,2 3,1 2,9 3,1 3,1 3 2,8 3,2 3 2,9 3,3 2,9 3,2 3,2 3 3,1
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
ANALISIS ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN KIMIA
Nilai Rata-rataNo KodeSkor Tiap Butir Angket
Kriteria
253
Lampiran 55
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
0
9,7561
17,0732
7,31707
0
9,7561
0
0
0
12,1951
14,6341
7,31707
12,1951
14,6341
9,7561
17,0732
0
0
0
0
4,87805
0
0
0
48,7805
46,3415
56,0976
51,2195
41,4634
63,4146
48,7805
39,0244
60,9756
56,0976
7,31707
19,5122
24,3902
9,7561
19,5122
17,0732
19,5122
21,9512
14,6341 41,4634
51,2195
51,2195
73,1707
46,3415
31,7073
12,1951
26,8293
24,3902
19,5122
56,0976
60,9756
41,4634
53,6585
51,2195
Pengaitan materi kimia dengan kehidupan sehari-hari membuat saya tertarik untuk belajar kimia.
26,8293
2,43902
26,8293
24,3902
7,31707
STS (%)
0
14,6341
14,6341
17,0732
7,31707
2,43902
14,6341
7,31707
0
4,87805
9,7561
12,1951
19,5122
0
0
2,43902
0
PRESENTASE ASPEK TANGGAPAN PADA ANGKET
Guru kimia saya mengajar dengan metode pembelajaran yang menarik.
Guru kimia saya tidak terlambat masuk kelas.
Guru kimia saya membagikan hasil tes kepada siswa
SS (%) S (%) TS (%)
Guru kimia saya mau membantu saya saat kesulitan memahami materi kimia yang diajarkan
Guru kimia saya memberikan perhatian kepada siswa saat proses pembelajaran
Guru kimia melibatkan saya saat proses pembelajaran
Guru kimia saya menguasai materi yang diajarkan
Guru kimia saya menyampaikan materi dengan mengaitkan kimia dengan kehidupan sehari-hari sehingga
mempermudah saya dalam memperoleh kebermaknaan kimia.
Semua materi kimia dapat dijelaskan guru dengan baik dan mudah dipahami.
Pada setiap pembelajaran kimia, saya ingin kegiatan pembelajaran menggunakan metode e-learning bisa
diterapkan
Saya berusaha bertanya kepada guru jika kurang memahami materi kimia yang diajarkan dan menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan rasa percaya diri.
Saya selalu mencatat materi dan mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan sungguh-sungguh
Saya selalu membawa buku kimia yang digunakan dalam pembelajaran
Saya berusaha aktif dalam diskusi kelas dengan bertanya atau memberi tanggapan mengenai materi diskusi
Guru kimia saya memberi memotivasi siswa agar mengumpulkan tugas tepat waktu
PERNYATAAN
Saya senang dengan mata pelajaran kimia karena bermanfaat bagi kehidupan.
Saya senang dengan media pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran.
Pembelajaran dengan media elektronik mendorong saya untuk lebih berinovasi.
Saya dapat dengan mudah memahami pelajaran kimia yang diajarkan guru karena metode mengajar yang
sesuai.
254
Lampiran 56
TAMPILAN HALAMAN MOODLE
Gambar Tampilan halaman website e-learning MOODLE
Gambar Tampilan pengumuman pada halaman website e-learning berbasis
MOODLE pada mata pelajaran kimia
255
Lampiran 56
Gambar Tampilan data siswa dikelas e-learning berbasis MOODLE
pada mata pelajaran kimia kelas X-8
256
Lampiran 56
Gambar Tampilan halaman penugasan pada MOODLE
Gambar Tampilan halaman download pada MOODLE
257
Lampiran 56
Gambar Tampilan halaman pengumpulan tugas siswa yang diupload
Gambar Tampilan halaman pengumpulan tugas siswa yang diupload
258
Lampiran 57
DOKUMENTASI PENELITIAN
Peneliti membimbing siswa mengerjakan soal
Pembelajaran dikelas eksperimen
Kegiatan pembelajaran kelas eksperimen dilaboratorium komputer
Peneliti membimbing siswa yang kesulitan mengakses MOODLE
Peneliti membimbing siswa dikelas
Pembelajaran dikelas kontrol
Kegiatan diskusi pada kelas eksperimen