pengaruh penggunaan media terhadap kemampuan mengenal ukuran pada anak usia 4-5 tahun...
TRANSCRIPT
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA TERHADAP KEMAMPUAN
MENGENAL UKURAN PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN TK DWI KARSA
KECAMATAN LANGKAPURA BANDAR LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
EVI HANDAYANI
1213054033
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
ABSTRAK
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA TERHADAP KEMAMPUAN
MENGENAL UKURAN PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN TK DWI KARSA
KECAMATAN LANGKAPURA BANDAR LAMPUNG
Oleh
EVI HANDAYANI
Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan mengenal ukuran
anak usia 4-5 tahun di TK Dwi Karsa Kec.Langkapura Bandar Lampung. Tujuan
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media
terhadap kemampuan mengenal ukuran anak usia 4-5 tahun di TK Dwi Karsa
Kec.Langkapura Bandar Lampung. Penelitian ini merupakan jenis penelitian
eksperimen dengan teknik analisis data menggunakan regresi linear sederhana
untuk melihat pengaruh penggunaan media variabel terikat (Y). Adapun sampel
yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 30 anak. Teknik pengumpulan data
melalui observasi menggunakan lembar observasi dengan bentuk check list.
Kemudian data hasil observasi dianalisis menggunakan analisis tabel dan analisis
uji hipotesis menggunakan teknik analisis Regresi Linear Sederhana. Hasil
penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh penggunaan media terhadap
kemampuan mengenal ukuran.
Kata kunci: anak usia dini, penggunaan media, mengenal ukuran
ABSTRACT
THE EFFECT OF MEDIA USE ON THE ABILITY TO RECOGNIZE IN
CHILDREN AGED 4-5 YEARS OLD AT THE AGE OF TWO
SUBDISTRICTS OF LANGKAPURA BANDAR LAMPUNG
By
EVI HANDAYANI
The Problem in this study is the low ability to recognize the size of children aged
4-5 years in kindergarten Dwi Karsa Kec.Langkapura Bandar Lampung. The
purpose of this study was to determine the effect of media use on the ability to
recognize the size of children aged 4-5 years in TK Dwi Karsa, Langkapura
District, Bandar Lampung. This research is a type of experimental research with
data analysis techniques using simple linear regression to see the effect of using
media dependent variable (Y). The sample used in this study were 30 children.
The technique of collecting data through observation uses an observation sheet in
the form of a check list. Then the observational data were analyzed using table
analysis and hypothesis test analysis using Simple Linear Regression analysis
techniques. The results showed that there was an influence of the use of media on
the ability to recognize size
Kata kunci: Early childhood, Media use, Recognizing Size
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA TERHADAP KEMAMPUAN
MENGENAL UKURAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK DWI KARSA
KECAMATAN LANGKAPURA BANDAR LAMPUNG
Oleh
EVI HANDAYANI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Evi Handayani. Penulis dilahirkan di Kota
Bandar Lampung pada tanggal 25 Oktober 1992, sebagai
anak Pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak
Purwanto dan Ibu Sri Eni.
Pendidikan dimulai dari Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) di TK Dharma
Wanita diselesaikan pada tahun 1999, Pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD
Negeri 2 Harapan Jaya pada tahun 2005, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di
SMP N 21 Bandar Lampung pada tahun 2008 dan Sekolah Menengah Atas
(SMA) di SMA Gajah Mada Bandar Lampung pada tahun 2011.
Pada tahun 2012 diterima sebagai mahasiswa S1 Pendidikan Guru Pendidikan
Anak Usia Dini (PD PAUD) FKIP Universitas Lampung melalui jalur Ujian
Mandiri (UM).
MOTTO
“Berbuat baiklah maka kemudahan ada padamu.”
(Evi Handayani)
“Hidup itu sederhana asal kita tidak bersikeras untuk menjadikannya rumit”
(Merry Riana)
PERSEMBAHAN
Bismillahirrohmanirrohim...
Kupersembahkan karya ini sebagai rasa syukur kepada ALLAH SWT beserta
Nabi junjungan kami Muhammad SAW dan ucapan terimakasih serta rasa
banggaku kepada:
Mamaku tercinta (Sri Eni)
Yang sudah membesarkanku penuh dengan kasih sayang dan kesabaran, yang telah mendidikku
hingga menjadi seperti sekarang dan selalu memberikan semangat untuk terus berjuang dalam
menggapai cita-cita, yang tidak pernah lelah untuk selalu memberikan do’a dan nasehat\
Papaku tersayang (Purwanto)
Yang selalu memberikan motivasi dalam setiap senyum dan semangat untuk terus berjuang
dalam menggapai cita-cita, terimakasih.
Kedua adikku tersayang (Eki Fasrizal dan Efan Kurniawan)
Yang selalu menjadi penyemangat dan senyuman kebahagiaan dikala susah
dan
Yang selalu memberikan semangat, motivasi serta do’a dalam penyelesaian skripsi ini,
terimakasih
Teman-teman Angkatan 2012
Yang selalu memberikan motivasi, senyum dan semangat untuk terus berjuang dalam
menyelesaikan studi ini, terimakasih.
Almamater tercinta Universitas Lampung sebagai tempat dalam menggali ilmu, menjadikanku
sosok yang mandiri, serta jati diriku kelak
ii
SANWACANA
Bismillahirohmanirrohim
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini deng an judul
“Pengaruh Penggunaan Media Terhadap Kemampuan Mengenal Ukuran Anak Usia 4-5
tahun di TK Dwi Karsa Kec. Langkapura Bandar Lampung”.Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan skripsi ini tentunya tidak akan mungkin terselesaikan tanpa bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M. Pd selaku Dekan FKIP Unila yang telah memberikan
dukungan yang teramat besar terhadap perkembangan studi PG-PAUD dan membantu
peneliti dalam menyelesaikan surat guna syarat skripsi.
2. Bapak Dr. Riswandi, M. Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas
Lampung yang selalu mendukung pelaksanaan program di PG-PAUD.
3. Ibu Ari Sofia, S. Psi.,M.A.,Psi., selaku Ketua Program Studi PG-PAUD Universitas
Lampung, sekaligus selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu
untuk membimbing, memberikan ilmu yang dimiliki dengan sabar dan ikhlas,
memberikan saran serta masukan yang luar biasa selama proses pembuatan skripsi
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.
4. Ibu Sasmiati, M. Hum., selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan dukungan
saran serta masukan yang membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.
iii
5. Ibu Een Yayah Henilah, M. Pd selaku Dosen Penguji yang telah memberikan waktu,
memberikan ilmu, saran serta masukan yang baik.
6. Bapak/ibu Dosen PG-PAUD dan seluruh staf FKIP Universitas Lampung yang tidak
tersebut yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Ibu Nia Fatmawati, M. Pd dan Ibu Vivi Irzalinda, M. Si. selaku Dosen Validator yang
telah memberikan bimbingan dan saran dalam pembuatan instrument penelitian ini.
8. Ibu Agestiya Iryanti, S. Pd ., selaku Kepala Sekolah dan dewan guru TK Dwi Karsa yang
telah memberikan izin dan dukungan dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan
skripsi ini..
9. Teman seperjuangan yang bersama-sama bertukar pikiran Jery, Arini, Intan, Utari, Dina,
Elvira Maimunah, terimakasih sudah menjadi sahabat yang baik
10. Keluarga KKN dan PPL di Pekon Suka Banjar, Kab. Lampung Barat, Ria, Lia, Kartika,
Dilla, Alfian, Renal, Zeze, Rindi, Dwi , yang selalu menjadi suporter terheboh selama
ini.
11. Seluruh rekan-rekan mahasiswa PG-PAUD angkatan 2012 kelas A dan B yang telah
bersama-bersama berusaha dari awal hingga akhir.
12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat
disebutkan satu persatu. Terimakasih.
13. Almamater tercinta Universitas Lampung
Bandar Lampung, 03 Mei 2019
Penulis,
Evi Handayani
1213054033
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. viii
I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah......................................................................... 1
B. Indentifikasi Masalah ........................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ............................................................................. 5
D. Rumusan Masalah ................................................................................. 6
E. Tujuan Penelitian ................................................................................... 6
F. Manfaat Penilitian ................................................................................. 6
II. KAJIAN PUSTAKA ..................................................................................... 8
A. Teori Belajar .......................................................................................... 8
1. Teori Belajar Konstruktivis ........................................................... 8
2. Teori Belajar Kognitivisme ........................................................... 10
B. Perkembangan Anak Usia Dini ............................................................. 12
1. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini ...................................... 12
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif ..... 14
3. Fase-Fase Perkembangan Kognitif Anak ..................................... 15
C. Kemampuan Mengenal Konsep Ukuran Pada Anak ............................ 16
1. Cara Mengenalkan Konsep Ukuran Pada Anak Usia Dini .......... 18
D. Media Pembelajaran ............................................................................... 19
1. Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran .................................... 21
2. Prinsip-prinsip Penggunaan Media Pembelajaran ...................... 23
3. Klasifikasi Media Pembelajaran .................................................... 24
4. Penggunaan Media Anak Usia Dini .............................................. 26
E. Penelitian Relavan .................................................................................. 27
F. Kerangka Pikir ....................................................................................... 28
G. Hipotesis ................................................................................................ 29
III. METODE PENELITIAN ............................................................................. 30
A. Jenis Penelitian .................................................................................. 30
B. Setting Penelitian .................................................................................... 30
1. Waktu Penelitian ............................................................................ 30
2. Tempat Penelitian .......................................................................... 30
3. Subjek Penelitian ............................................................................ 31
C. Populasi Dan Sampel ............................................................................. 31
D. Definisi Konseptuan Dan Operasional ................................................. 32
1. Definisi Konseptual ........................................................................ 32
2. Definisi Operasional ...................................................................... 32
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data..................................................... 33
1. Observasi ........................................................................................ 33
2. Dokumentasi ................................................................................... 34
F. Kisi-Kisi Instrumen ............................................................................... 35
G. Teknik Analisis Data ............................................................................. 37
1. Uji Hipotesis ...................................................................................... 37
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 39
A. Gambar Umum Lokasi Penelitian ...................................................... 39
B. Hasil Penelitian ...................................................................................... 41
1. Deskripsi Proses Penelitian ........................................................... 41
2. Deskripsi Data Hasil Penelitian ..................................................... 43
3. Pengujian Hipotesis ..................................................................... 46
C. Pembahasan dan Hasil Penelitian ......................................................... 48
V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 51
A. Kesimpulan ......................................................................................... 51
B. Saran ...................................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 53
LAMPIRAN.............................................................................................................. 56
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Pikir Penelitian ....................................................................... 29
3.1 Rumus Interval ........................................................................................ 38
3.2 Rumus Regresi Linear Sederhana .......................................................... 47
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Kisi-Kisi Instrumen ............................................................................... 35
3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penggunaan Media ............................................... 35
3.3 Kisi-Kisi Instrument Kemampuan Mengenal Ukuran .......................... 36
4.1 Rekapitulasi Hasil Penggunaan Media .................................................. 45
4.2 Rekapitulasi Hasil Kemampuan Mengenal Ukuran ............................. 46
4.3 Presentase Penggunaan Media Dengan Kemampuan Ukuran ............. 47
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Uji Validitas Ahli ...................................................................................... 56
2. Kisi-Kisi Instrument Penelitian Penggunaan Media ................................ 66
3. Kisi-Kisi Intrument .................................................................................. 67
4. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kemampuan Mengenal Ukuran ............ 70
5. Kisi-Kisi Intrumen .................................................................................... 73
6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian ............................................ 74
7. Rekapitulasi Data Media ( x ) .................................................................. 82
8. Rekapitulasi Data Kemampuan Mengenal Ukuran (Y ) ......................... 83
9. Tabel Penolong ......................................................................................... 84
10. Lembar Penilaian Media ......................................................................... 85
11. Foto .......................................................................................................... 93
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak usia dini adalah anak yang masuk rentang usia 0-6 tahun. Usia dini
merupakan masa keemasan (golden age) dimana pada masa ini anak memiliki
peluang untuk mengembangkan seluruh aspek perkembangan yang dimiliki.
Sesuai dengan Permendiknas No. 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional
Pendidikan Anak Usia Dini, bahwa lingkup perkembangan anak mencakup 6
aspek yaitu: nilai-nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial
emosional, seni.
Berdasarkan UU No. 23 tahun 2002 pasal 9 ayat 1, dijelaskan bahwa setiap
anak berhak mendapat pendidikan dan pengajaran dalam rangka
pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan
bakatnya.Udang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional Bab 1 pasal 1 butir 14 menyatakan
Pendidikan anak usa dini adalah suatu upaya pembiaan yang ditujukan
kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun yang dilakukan melalui
pemerian ransangan pendidikan utuk memantu pertumbuhan dan
perkemangan jasmani an rohani agar anak memili kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut.
2
Pada tahap perkembangan piaget anak dibawah usia 7 tahun berada pada tahap
pra operasional dalam tahap ini anak berfikir kebanyakan secara konkret dan
belum bisa berfikir abstrak seperti anak yang lebih dewasa. Aspek kognitif
merukapan salah satu lingkup perkembangan anak yang sangat penting bagi
kelangsungan kehidupan anak yang harus distimulus dan dikembangkan secara
optimal, salah satu pencapaian perkembangan yang harus dicapai adalah
kemampuan berfikir simbolik diantaranya tentang mengenal konsep ukuran.
Konsep ukuran bagi anak usia dini sangatlah dibutuhkan untuk mempersiapkan
anak belajar matematika dijenjang pendidikan selanjutnya. Pemahaman tentang
konsep ukuran pada anak usia dini biasanya dimulai dengan mengeksplorasi
benda-benda konkret yang dapat dihitung dan diurutkan, kemampuan anak
dalam mengenal konsep ukuran ditandai dengan anak mampu menyebutkan
bentuk bentuk ukuran, anak mampu mengukur macam ukuran, anak mampu
membedakan ukuran , anak mampu mengurutkan ukuran dari yang besar kecil,
panjang pendek, tinggi rendah.
Namun kenyataan dilapangan setelah melakukan pengamatan ditemukan
adanya permasalahan yaitu anak di kelompok A TK Dwi Karsa Bandar
Lampung diketahui anak masih belum memahami ketika diminta
menunjukkan bentuk yang disebutkan, selain itu anak juga masih belum
memahami ketika diminta mengurutkan suatu ukuran. Hal ini menunjukkan
bahwa dalam pembelajaran anak belum di stimulasi secara optimal, ini terlihat
ketika pembelajaran anak dalam mengenalkan konsep ukuran, misalnya anak
3
belajar tentang mengukur panjang pendek suatu benda hanya dengan secara
bersama-sama menyebutkan ukuran benda setelah diminta guru. Selain itu juga
karena kurangnya variasi media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran
yang dilakukan.
Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak hendaknya menerapkan belajar sambil
bermain karena pada hakikatnya anak belajar melalui bermain. Menurut piaget
anak belajar dengan berinteraksi melalui objek yang ada disekitarnya. Dengan
bermain anak memiliki kesempatan menggunakan indranya, seperti
menyentuh, mencium, melihat, dan mendengarkan untuk mengetahui sifat-sifat
objek. Kegiatan bermain yang dilakukan saat proses belajar diharapkan dapat
merangsang anak untuk terlibat aktif dalam setiap kegiatan dengan
menggunakan media belajar yang sesuai kebutuhan anak dalam bermain dan
belajar sehingga kebutuhan anak dapat terpenuhi sesuai dengan tahap
perkembangannya.
Media pembelajaran , merupakan alat-alat permainan yang dirancang dan
dibuat untuk menjadi sumber belajar anak-anak TK agar mereka mendapatkan
pengalaman belajar. media pembelajaran bagi anak usia dini adalah sesuatu
yang dapat digunakan sebagai sarana atau alat permainan yang mengandung
nilai pendidikan dan dapat mengembangkan seluruh aspek perkembangan
anak.
4
Berdasarkan masalah yang ditemukan maka peneliti mengkaji judul “pengaruh
pengunaan media terhadap kemampuan mengenal ukuran pada anak usia 4-5
tahun TK Dwi Karsa Kecamatan Langkapura Bandar Lampung”.
Pengembangan konsep ukuran pada kelompok A TK Dwi Karsa hanya
berpusat pada guru, sedangkan benda-benda alam seperti yang berada
dilingkungan sekitar anak kurang dioptimalkan dan digunakan sebagai variasi
media pembelajaran. Media dari alam merupakan salah satu benda konkret
yang mudah diperoleh dan dapat membentu anak untuk memahami konsep
ukuran. Media alam sangatlah mudah diperoleh dan bukanlah benda asing bagi
anak, mengingat TK Dwi Karsa dekat dengan area kebun dan karakteristik
anak kelompok A TK Dwi Karsa yang sangat aktif dan menyukai benda-benda
yang berasal dari alam.
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh anak kelompok A TK Dwi
Karsa, maka diperlukan solusi untuk menambah alternatif kegiatan yang
menstimulasi perkembangan konsep ukuran pada anak di kelompok A TK Dwi
Karsa. Berdasarkan hasil pra-penelitian yang dilakukan oleh peneliti di TK
Dwi Karsa Langkapura Bandar Lampung terdapat 20 dari 30 anak yang
mengalami permasalahan dalam mengenal ukuran suatu benda. Saat guru
mengenalkan ukuran banyak sedikit pada anak dengan menggunakan gambar
banyak anak yang belum dapat membedakan panjang pendek tinggi rendah
berat ringan.
5
Melihat pandangan para ahli yang menekankan bahwa pembelajaran anak usia
dini sebaiknya dilakukan melalui benda konkret dan melalui kegiatan bermain.
Media visual adalah media yang dapat menyampaikan pesan atau informasi
secara visual, artinya penerima pesan yaitu peserta didik dapat menerima
informasi tersebut melalui indra penglihatannya karena pesan yang akan
disampaikan dituang kedalam simbol-simbol komunikasi verbal, simbol
tersebut harus dipahami benar artinya supaya proses penyampaian pesan dapat
berhasil dan efesien. Media realia merupakan media yang nyata, asli yang bisa
dilihat anak secara langsung bisa dipegang oleh anak dan media realia ada
disekitar anak,sehingga memudahkan anak mengenal ukuran.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi masalah
sebagai berikut :
1. Guru belum mampu melaksanakan pembelajaran melalui bermain.
2. Pembelajaran belum memanfaatkan media pembelajaran yang menarik bagi
anak.
3. Kemampuan anak dalam mengenal konsep ukuran masih belum
berkembang.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah maka peneliti membatasi masalah penelitian
pada kemampuan mengenal ukuran dan penggunaan media.
6
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Apakah ada pengaruh penggunaan media terhadap kemampuan mengenal
ukuran pada anak usia dini ?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media
terhadap kemampuan mengenal ukuran pada anak usia dini.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis
maupun praktis, adapun manfaat penelitian tersebut adalah :
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi bagi
guru PAUD dalam meningkatkan pemahaman anak mengenai konsep
ukuran melalui benda-benda konkret.
b. Manfaat Praktis
Melalui penelitian ini, maka diperoleh manfaat sebagai berikut :
a) Bagi guru
Penelitian ini membantu guru untuk menambah wawasan agar lebih
kreatif dalam menyediakan media pembelajaran dengan
memanfaatkan benda-benda alam disekitar anak sehingga dapat
mengembangkan pemahaman konsep ukuran anak secara optimal.
7
b) Bagi sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan mutu proses
pembelajaran di TK Dwi Karsa. Melalui kegiatan menggunakan
ranting pohon anak akan belajar sesuai tingkat perkembangan dan
lebih mengenalkan anak dengan benda-benda yang ada disekitar.
c) Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi peneliti
berikutnya yang ingin melakukan penelitian dalam mengembangkan
kemampuan mengenal ukuran anak usia dini.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Belajar
Secara umum pengertian belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang
dilakukan secara sadar, baik yang diperoleh melalui latihan ataupun
pengalaman. Pembelajaran pada anak usia dini hendaknya dilakukan dengan
tujuan memberikan konsep-konsep dasar yang memilki kebermaknaan bagi
anak, melalui pengalaman nyata guna meyalurkan rasa ingin tahu anak secara
optimal sehingga dapat membangun pemahaman pada anak. Pemebalajaran
pada anak usia dini hendaknya menggunkan media yang mudah didapat
khususnya dilingkungan sekitar anak. Pembuatan media juga harus menarik
minat anak dan disesuaikan dengan tema atau materi pembalajaran. Dalam hal
ini pembelajaran yang tepat untuk anak usia dini yang dapat menstimulus
kognitif anak khususnya kemampuan mengenal ukuran.
1. Teori Belajar Konstruktivisme
Belajar adalah suatu proses untuk menggabungkan antara pengetahuan
lama dengan pengetahuan baru yang sudah dimilikinya, sehingga
pengetahuannya dapat dikembangkan.
9
Menurut Latif, dkk (2014:74) mengemukakan bahwa “teori belajar
konstruktivisme ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seorang individu
melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan”.
Terkait dengan hal di atas, Martins dan Jamilah (2013:25) mengutarakan
bahwa konstruktivisme merupakan “proses pembelajaran yang menerangkan
bagaimana pengetahuan disusun dalam diri manusia”. Oleh karena itu,
proses belajar dengan membangun pengetahuan sendiri, akan lebih
bermakna bagi anak jika dibandingkan dengan guru yang hanya
menyetorkan informasi- informasi lengkap anak, tetapi anak tidak mampu
memahami apa yang dijelaskan oleh guru.
Teori kontruktivisme dapat diartikan dan diuraikan menurut beberapa tokoh
atau para ahli, a) Menurut Aqib Zainal (2013:66) “Teori kontruktivisme
adalah upaya untuk membangun pemahaman atau persepsi atas dasar
pengalaman yang dialami anak. b) ”Lev Vygotsky dalam Nurani Yuliani
(2013:60)“Pengetahuan bukan diperoleh dengan cara dialihkan dari orang
lain, melainkan sesuatu yang dibangun dan diciptakan oleh anak.”
Berdasarkan kedua pendapat dari teori kontruktivisme tersebut, maka
disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas secara aktif dimana
peserta didik membangun sendiri pengetahuannya dari pengalaman yang
didapat dalam kehidupan sehari-hari baik dari kehidupannya sendiri maupun
dari kehidupan kelompok, Pengalaman yang didapat dalam kehidupan
sehari-hari sangat berperan penting bagi pertumbuhan dan perkembangan
anak.
10
2. Teori Belajar Kognitivisme
Teori belajar kognitif lebih menekankan pada belajar merupakan suatu
proses yang terjadi dalam akal pikiran manusia. Menurut Thobroni (
2015:80) teori belajar kognitif lebih menekankan proses belajar daripada
hasil belajar. Belajar tidak sekedar melibatkan hubunganantara stimulus dan
respons. Lebih dari itu belajar melibatkan proses berpikir yang sangat
kompleks.
Menurut teori kognitif, pengetahuan dibangun dalam diri seseorang melalui
proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan. Piaget dalam
Thabroni (2015:81) berpendapat bahwa proses belajar terjadi dari 3 tahapan,
yaitu :
a. Proses asimilasi adalah proses pernyataan penyatuan (pengintegrasian)
informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada dalam bentuk siswa.
b. Proses akomodasi adalah penyesuaian struktur kognitif kedalam situasi
yang baru.
c. Proses ekulibrasi adalah penyesuaian berkesinambungan untuk
asimilasi dan akomodasi.
Berdasarkan kajian tersebut dapat disimpulkan bahwa perkembangan
kognitif seseorang adalah melalui proses asimilasi dan akomodasi. Asimilasi
adalah proses tempat informasi atau pengalaman yang baru menyatukan diri
kedalam kerangka kognitif yang ada, sedangkan akomodasi adalah proses
perubahan atau pengembangan kerangka pikir yang ada agar sesuai dengan
pengalaman baru yang dialaminya. Setelah seseorang melewati proses
asimilasi dan akomodasi, barulah anak akan melalui melalui proses
11
ekulibrasi yaitu penyesuaian informasi barudengan kerangka kognitif yang
sudah ada pada dirinya. Menurut Thobroni (2015:85) menjelaskan ciri-ciri
belajar kognitif, yaitu:
a. Belajar berarti membentuk makna. Makna diciptakan siswa dari
apa yang mereka lihat,dengar, rasakan, dan alami. Konstruksi ini
dipengaruhi oleh pengertian yang telah ia punyai.
b. Konstruksi makna merupakan suatu proses yang berlangsung terus
menerus seumur hidup.
c. Belajar bukan kegiatan mengumpulkan fakta, melainkan lebih
berorientasi pada pengembangan berpikir dan pemikiran dengan
cara membentuk pengertian yang baru. Belajar bukanlah hasildari
perkembangan, melainkan perkembangan suatu perkembangan
yang menuntut penemuan dan pengaturan kembali pemikiran
seseorang.
d. Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skemata
seseorang dalam keraguan yang merangsang pemikiran lebih lanjut
situasi disekuilibrium merupakan situasi yang baik untuk belaja.
e. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman belajar dengan dunia
fisik dan lingkungan siswa.
f. Hasil belajar siswa tergantung pada apa yang telah diketahuinya.
Berdasarkan kajian tersebut dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri belajar
kognitif berarti membentuk makna. Belajar yang dilakukan anak usia dini
akan bermakna jika anak sendiri yang menemukan pengetahuannya. Makna
tersebut diciptakan dari apa yang anak lihat anak alami dan pengalaman
yang anak temukan dalam suatu proses kegiatan yang dilakukan sehingga
hal tersebut mengahasilkan pengetahuan terus menerus yang semakain
berkembang.
12
B. Perkembangan Anak Usia Dini
Anak usia dini merupakan sosok idividu yang unik, pada masa ini anak sedang
mengalami masa yang rentang dalam perkembangannya, oleh karena itu
menstimulus perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangan sangat
penting dilakukan untuk mengembangkan kemampuan anak dengan cara
membangun pengetahuannya sendiri. Menurut Syamsu dalam Susanto
(2012:19) Perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami oleh
individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya
yang berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinambungan, baik
menyangut fisik maupun psikis.
Selanjutnya Susanto (2012:21) mengatakan bahwa “Perkembangan adalah
perubahan mental yang berlangsung secara bertahap dan dalam waktu tertentu,
dari kemampuan yang sederhana menjadi kemampuan yang lebih sulit,
misalnya kecerdasan, sikap, dan tingkah laku”.
Berdasarkan penjelasan, perkembangan anak usia dini merupakan perubahan
yang terjadi dalam setiap individu secara berkesinambungan dan bertahap dari
kemampuan yang sederhana menjadi kemampuan yang lebih sulit.
1. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini
Kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk
menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau
peristiwa. Usia 5-6 tahun merupakan masa prasekolah bagi anak, dimana
anak mempersiapkan diri untuk memasuki pendidikan formal ditingkat
dasar. Menurut Montessori dalam Susanto (2012:49) masa ini ditandai
13
dengan masa peka terhadap segala stimulasi yang diterimanya melalui
pancaindra. Piaget dalam Solso dkk(2007:366) menyatakan empat tahapan
periode utama dalam perkembangan kognitif, yang menunjukkan
perkembangan intelektualitas, yaitu periode sensorimotor, periodepra-
operasional,periode operasional konkret, periode operasional formal.
Periode sensorimotor (sejak lahir sampai usia 2 tahun), pada fase pertama
ini anak memiliki karakteristik yang dapat dilihat seperti respon-respon
yang bersifat bawaan dan berupa reflek-reflek yang tidak sengaja, adanya
keterbatasan dunia yang dimiliki oleh anak misalnya pada saat ini dan
sekarang, selain itu anak belum mengenal bahasa, belum memiliki pikiran
pada masa-masa awal dan belum mampu memahami realitas objektif.
Periode pra-operasional (usia 2-7 tahun), anak pada tahap praoperasional
belum mengembangkan sistem organisasi pikiran pikirannya, mereka masih
sulit untuk membedakan antara persepsi mereka dan persepsi orang lain.
Selain itu karakteristik yang dimiliki pada tahap ini adalah anak masih
bersifat egosentris, intuisinya lebih mendominasi daripada pikiran logisnya
dan belum memiliki kemampuan konservasi.
Periode operasional konkret (usia 7-11 tahun), adalah tahap penyempurnaan
tiga ranah penting dalam pertumbuhan yaitu: konservasi, klasifikasi, dan
transitivitas. Tahap ini ditandai dengan karateristik anak yang sudah
memiliki kemampuan dalam mengklasifikasikan dan menghubungkan,
sudah memahami tentang angka, mampu berfikir konkret dan memiliki
kemampuan konservasi. Periode operasional formal (masa remaja dan
14
dewasa), ditandai dengan kemampuan untuk memformulasikan hipotesis
dan mengujinya terhadap realitas, memiliki pikiran yang bersifat umum dan
menyeluruh, mampu berfikir secara proporsional dan memiliki
perkembangan idealisme yang kuat.
Berdasarkan uraian diatas tentang perkembangan kognitif pada anak usia
dini maka, penting bagi pendidik menciptakan kegiatanyang bertujuan untuk
menstimulus seluruh aspek perkembangan anakdan hendaknya kegiatan
tersebut menyenangkan bagi anak agar anak dapat terlibat aktif dalam
kegiatan dan mampu membangun pengetahuannya sendiri khususnya dalam
perkembangan kognitif sesuai dengan tahap perkembangannya.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif
Kemampuan kognitif pada anak merupakan kemampuan anak untuk berfikir
lebih kompleks serta melakukan penalaran dan pemecahan masalah yang
berkaitan dengan bagaimana individu belajar dari lingkungannya. Beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan kognitif anak yang perlu
diketahui oleh orang tua serta guru untuk mengantisipasi keterlambatan
kognitif pada anak. Ada pun faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan kognitif menurut Hasnida (2015:45) yaitu : faktor
hideritas/keturunan, faktor lingkungan kematangan , pembentukan, minat
dan bakat, kebebasan.
Berdasarkan penjelasan para ahli di atas maka dapat dianalisis bahwa faktor
yang mempengaruhi perkembangan kognitif pada anak usia dini harus
diatasi dengan pemahaman pada kemampuan anak. Dengan ini dukungan
15
lingkungan dibutuhkan untuk menunjang perkembangan kognitif
anak.interaksi yang sehat antara anak dan lingkungan dapat
mengoptimalkan perkembangan kognitif anak.
3. Fase-Fase Perkembangan Kognitif Anak
Secara sederhana, kemampuan kognitif adalah kemampuan anak untuk
berfikir lebih kompleks serta melakukan penalaran dan pemecahan masalah.
Menurut Piaget dalam Sudarna (2014: 12) meyakini bahwa anak usia dini
harus melewati fase-fase dalam kehidupannya. Pikiran anak dibentuk bukan
dari pengaruh lingkunganya. Tetapi, anak harus berinteraksi dengan
lingkungan sehingga anak dapat membangun kognitif pada diri anak.
Dengan makin bertambahnya seseorang maka, makin meningkat
kemampuan seseorang. Proses belajar seseorang mengikuti fase-fase
perkembangan sesuai dengan umurnya.
Menurut Piaget dalam Sumanto (2014:154) membagi perkembangan
kognitif kedalam empat fase, yaitu fase sensorimotor, fase praoperasional,
fase operasional konkrit, fase operasional formal.
1. Fase Sensorimotor (usia 0-2 tahun/0-18 bulan)
Pada fase ini anak memperoleh pengetahuan melalui aktivitas
motorik (memegang, meraba, merasakan). Pada periode ini anak
membangun pemahaman mengenai dunia ini dengan
mengkoordinasikan pengalaman sensoris seperti (melihat dan
mendengar) dengan tindakan fisik dan motorik.
2. Fase Praoperasional
Pada fase praoperasional, anak berfikir didasarkan pada
presepsinya, anak belum mengenal konsep invariance benda
(sesuatu yang tetap). Anak cenderung memusatkan perhatian pada
ciri-ciri yang paling menarik dari suatu stimulus, anak belum dapat
16
merenungkan dan mengintegrasikan berbagai karakteristik stimulus
serta anak belum mampu melakukan penalaran secara rasional.
3. Fase Operasional Konkrit
fase operasional konkrit, kemampuan anak untuk berfikir secara
logis sudah berkembang. Pada fase ini anak membutuhkan objek
yang konkret agar bisa berfikir logis.
4. Fase Operasional Formal
fase operasional formal, anak sudah bisa berfikir secara abstrak
tanpa melihat situasi konkret. Anak mampu menghadapi persoalan-
persoalan yang sifatnya hipotesis.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat dianalisa bahwa setiap anak pasti
melewati fase perkembangan, teori piaget mengenai perkembangan kognitif
memberikan batasan tentang kecerdasan, pengetahuan dan hubungan anak
usia dini terhadap lingkungannya. Pada fase ini dibutuhkan stimulus yang
diberikan dari lingkungan keluarga maupun lingkungan luar untuk
memahami apa yang harus diberikan sesuai dengan tahapan usaia anak.
C. Kemampuan mengenal Konsep Ukuran Pada Anak
Kemampuan mengenal konsep ukuran merupakan salah satu kemampuan
kognitif. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 137 tahun 2014 Tentang Standar Nasional
Pendidikan Anak Usia Dini perkembangan kognitif meliputi 3 hal yaitu: (1)
Belajar dan pemecahan masalah, (2) berpikir logis (3) berpikir simbolik.
Menurut Jamaris (2006:47) konsep ukuran diperoleh dari pengalaman anak
pada waktu ia berinteraksi dengan lingkungannya, khususnya pengalaman yang
berhubungan dengan membandingkan mengklasifikasikan dan menyusun
benda-benda.
17
Kegiatan-kegiatan informal yang dapat dilakukan anak dalam mengembangkan
kemampuan dasar yang terkait dengan ukuran adalah sebagai berikut anak
menyusun benda berdasarkan ukuran paling kecil hingga ukuran paling besar
atau sebaliknya, mengenal perbedaan berdasarkan ukuran lebih dari, kurang
dari, atau ter, dan membandingkan mana yang lebih tinggi antara seorang anak
dengan temannya, dan sebagainya. Selanjutnya Menurut Beaty (2013:284)
mengemukakan bahwa saat anak kecil menyusun pengetahuannya sendiri
dengan berinteraksi dengan objek dan orang di lingkungannya, otaknya
sepertinya memerhatikan lebih seksama pada hubungan antara benda-benda.
Ukuran merupakan salah satu hubungan itu. Apa besar, kecil, lebih besar atau
lebih kecil dari lainnya. Sifat ukuran, seperti sifat bentuk dan warna,
merupakan pemahaman esensial yang anak butuhkan untuk memahami
dunianya.
Menurut Aisyah (2008:33) menyarakan bahwa anak mendapatkan lebih banyak
pengalaman didalam lingkungannya maka anak mulai menaruh perhatian
khusus kepada hubungan antar benda-benda yang ada disekitarnya. Ukuran
adalah salah satu yang diperhatiakan anak secara khusus hal ini sering
diajarkan dalam konteks kebalikan, seperti besar dengan kecil, panjang dengan
pendek, banyak dengan sedikit. Anak dapat memahami satu macam ukuran
dengan cara belajar dari konsep kebalikan, seperti besar dulu baru kecil.
Kemudian barulah anak bisa membandingkannya.
Kesadaran konsep matematika telah dimiliki anak sejak usia dini.
Pengalamankonkret yang dialaminya membantu anak untuk memahami
18
konsep-konsep matematika, sesuai dengan pendapat Piaget dalam Suyanto
(2005: 56) yang menyatakan bahwa pengenalan matematika sebaiknya
dilakukan dengan benda konkret dan pembiasaan. Kemampuan matematis anak
akan membantu serta mempengaruhi pada perkembangan konsep yang
dimilikinya, hal iniberpengaruh pula pada kemampuan anak baik dimasa
sekarang maupun dimasa mendatang.
Berdasarkan pendapat di atas bahwa kemampuan mengenal konsep ukuran
merupakan kemampuan yang diperoleh anak saat anak belajar membandingkan
objek yang terlihat sama tetapi ukuran berbeda, dengan cara mengamati,
memegang, membuat dan menggunakan. sehingga objek yang dipelajari real
secara nyata. Berbagai ukuran ini sering kali dipandang sebagai pertentangan:
besar-kecil, tinggi-pendek, lebar-sempit dan lain-lain. Perbandingan langsung
objek-objek berdasarkan salah satu perbandingan itu sepertinya merupakan
cara terbaik bagi anak kecil untuk belajar ukuran.
Dengan demikian maka, kemampuan mengenal konsep ukuran diperoleh jika
anak berinteraksi dengan objek yang dipelajari secara langsung.
1. Cara mengenalkan konsep ukuran pada anak usia dini
Kegiatan bermain merupakan kegiatan yang mampu memberikan
kesempatan kepada anak untuk dapat membedakan antara konsep ukuran
banyak dan sedikit,lebih berat dan lebih ringan serta panas dan dingin. Anak
usia 4-5 tahun telah mampu diberikan kesempatan untuk menyelidiki dalam
kegiatan pengukuran. Ada beberapa Tahap dalam pengenalan ukuran yaitu :
19
a. Tahap pertama adalah mengenalkan anak untuk mengidentifikasikan
atribut.
b. Tahap kedua adalah membandingkan benda secara langsung.
c. Tahap ketiga adalah membandingkan benda secara tidak langsung.
d. Tahap keempat adalah menggunakan alat untuk mengukur
Anak usia 4-5 tahun sudah mampu diberkan kesempatan untuk menyelidiki
dalam kegiatan pengukuran. Kegiatan pembelajaran harus disesuaikan
dengan tahapan perkembangan pemahaman konsep ukuran yang dimiliki
anak usia dini. Ada empat tahapan untuk mengenalkan konsep ukuran pada
anak usia dini. Tahap pertama adalah mengenalkan anak untuk
mengidentifikasikan atribut.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam mengenalkan
anak terhadap konsep ukuran harus sesuai dengan tahapan perkembangan
yang sedang dilalui oleh anak. Sebaiknya pengukuran dilakukan
menggunakan benda konkret dan praktek langsung yang rutin guru sebagai
fasilitator untuk mengenalkan konsep ukuran kepada anak.
D. Media Pembelajaran
Media pembelajaran memiliki peran penting dalam pembelajaran untuk anak
usia dini mengingat perkembangan anak usia dini berada pada masa konkret.
Media pembelajaran merupakan bagian dari keseluruhan komponen
pembelajaran pendidikan anak usia dini, dengan media maka proses
20
pembelajaran akan lebih efektif karena komunikasi antar guru dan anak akan
tersampaikan.
Menurut Gerlach dan Ely dalam Hasnida (2015:33) menyatakan, “Media
apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, kejadian yang
membangun suatu kondisi yang membuat siswa memperoleh pengetahuan,
keterampilan, atau sikap”. Definisi lain yang di nyatakan oleh National
Education Association dalam Hasnida (2015:34), “media sebagai bentuk
komunikasi, baik tercetak maupun audio visual, dan peralatannya. Dengan
demikian, media dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, atau dibaca.
Berdasarkan dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa media merupakan
sumber belajar untuk anak mendapatkan informasi dan pengetahuan.Media
pembelajaran merupakan suatu perantara dalam menyampaikan materi
pelajaran dari guru kepada siswa. Menurut Suhana (2014:61) “media
pembelajaran merupakan segala bentuk perangsang dan alat yang disediakan
guru untuk mendorong siswa belajar secara cepat, tepat, benar dan tidak
terjadinya verbalisme”. Sedangkan menurut Aqib (2015:50) media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dan merangsang terjadinya proses belajar pada siswa. Maka media
pembelajaran lebih luas adalah alat peraga, alat bantu mengajar, media atau
visual.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa media pembelajaran
adalah alat yang digunakan dalam kegiatan belajar yang tujuannya adalah
memberikan rangsangan kepada siswa agar aktif saat proses belajar. Media
21
pembelajaran anak usia dini pada umumnya berupa alat-alat permainan yang
prinsipnya adalah sebagai media belajar yang berguna untuk memudahkan
anak belajar memahami sesuatu yang sulit dan menyederhanakan sesuatu yang
kompleks.
1. Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dipakai atau
dimanfaatkan untuk merangsang daya pikir, perhatian, perasaan, dan
kemampuananak sehingga mampu mendorong terjadinya proses belajar
mengajar. Penggunaan media sesuai dengan tema belajar akan memberikan
kegiatan yang bermakna bagi anak. Menurut Sudjana dan Rivai dalam
Arsyad (2010: 24) manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa,
yaitu:
a. Dapat menumbuhkan motivasi belajar
b. Siswa dapat menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran karena
bahan pembelajaran tersampaikan dengan jelas
c. Metode mengajar akan lebih bervariasi
d. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan
Menurut Hasnida (2015:48), nilai nilai manfaat media pembelajaran adalah
sebagai berikut:
a. Mengkonkretkan konsep-konsep yang abstrak
b. Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya dan sulit
didadapatkan
c. Menampilkan objek yang terlalu besar
d. Memperlihatkan gerakan yangterlalu cepat
Berdasarkan dari pendapat di atas, dapat disimpulkan manfaat dari
penggunaan media dalam proses belajar, yaitu media pembelajaran dapat
memperjelas penyajian materi belajar dan informasi yang disampaikan agar
22
dapat memudahkan anak dalam memahami materi belajar sehingga dapat
menimbulkan motivasi belajar anak dalam membangun pengetahuannya
sendiri. Selain itu media pembelajaran juga dapat mengatasi keterbatasan
indera, ruang, dan waktu.
Salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu
mengajar guru dalam menyampaiakan materi yang sulit dipahami oleh anak
dan bersifat abstrak. Menurut Hamalik dalam Arsyad (2010:15)
mengemukakan tentang fungsi media pembelajaran dalam proses belajar,
yaitu: Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi
dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh
psikolgis terhadap siswa.
Pendapat lain dari Levie dan Lentz dalam Arsyad (2010:16) mengemukakan
empat fungsi media pembelajaran khususnya media visual, adalah sebagai
berikut:
a. Fungsi atensi
Media visual digunakan untuk menarik dan mengarahkan perhatian
siswa agar berkonsentrasi pada isi peajaran yang berkaitan dengan
makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi dalam
pembelajaran.
23
b. Fungsi afektif
Media visual digunakan agar siswa memiliki rasa senang ketika
belajar, karena belajar dengan menggunakan teks yang bergambar.
Gambar atau lambang visual yang ditampilkan dapat menggugah
emosi dan sikap siswa.
c. Fungsi kognitif
Lambang visual atau gambar dapat memperlancar pencapaian tujuan
untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang
terkandung dalam gambar.
d. Fungsi kompetansoris
Media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks.
Media visual membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk
mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali
Berdasarkan dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran memiliki fungsi yang sangat penting dalam mengembangkan
kemampuan anak yang meliputi seluruh aspek perkembangan anak serta
membangkitkan keinginan dan minat anak untuk belajar.
2. Prinsip-Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran
Media pembelajaran digunakan untuk menunjang tercapainya pembelajaran,
oleh karena itu guru harus memperhatikan setiap penggunaan media agar
sesuai dengan kebutuhan dan tepat guna.
Hasnida (2015:95) mengemukakan prinsip-prinsip media pembelajaran
yang harus diperhatikan, yaitu:
24
a. Media pembelajaran adalah bagian integral dari proses belajar
mengajar dan harus terjalin ke dalam prosedur dan kegiatan
pembelajaran.
b. Penggunaan media pembelajaran yang bervariasidan berimbang akan
menghasilkan hasil belajar yang memuaskan.
c. Penggunaan media dalam proses pembelajaran menuntut partisipasi
aktif anak sebelum, selama, dan sesudah penggunaan media
pembelajaran.
d. Penggunaan media pembelajaran (baik audio, visual, audio visual,
maupun media serbaaneka) dikelas maupun diluar kelas.
3. Klasifikasi Media Pembelajaran
Media yang bervariasi sangat mempengaruhi kreatifitas dan pemahaman
anak terhadap konsep pembelajaran. Jenis dan karakteristik media
pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran di PAUD.
Menurut Hasnida (2015:53) dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian,
yaitu:
a. Media Visual
Media visual adalah media yang menyampaikan pesan melalui
penglihatan. Jenis media visual lebih sering digunakan dalam kegiatan
proses belajar untuk membantu menyampaikan isi dari tema
pembelajaran.Media visual terbagi menjadi dua jenis yaitu media yang
dapat diproyeksikan dan media yang tidak dapat diproyeksikan. Pada
umumnya lembaga PAUD menggunakan media visual yang tidak dapat
di proyeksikan karena lebih mudah dalam pengadaan dan bisa didapatkan
didaerah perkotaan maupun pedesaan. Karakteristik media visual yang
tidak dapat diproyeksikan adalah sebagai berikut:
1) Gambar Diam atau Gambar Mati
25
Merupakan gambar-gambar yang disajikan secara fotografik,
misalnya gambar tentang manusia, binatang, tempat atau objek
lainnya yang ada kaitannya dengan bahan/isi tema yang diajarkan.
2) Media Grafis
Unsur-unsur yang terdapat dalam media grafisadalah gambar dan
tulisan. Media ini dapat mengungkapkan fakta atau gagasan melalui
penggunaan kata-kata, angka serta simbol.
3) Media Model
Media tiga dimensi yang sering digunakan dalam kegiatan
pendidikan anak usia dini, media ini merupakan tiruan daribeberapa
objek nyata, seperti objek yang terlalu besar, objek yang terlalu
kecil, objek yang terlalu jauh, objek yang terlalu mahal, objek yang
terlalu jarang ditemukan, atau objek yang terlalu rumit untuk dibawa
kedalam kelas dan sulit dipelajari wujud aslinya.
4) Media Realia
Merupakan alat bantu visual dalam pendidikan yang berfungsi
memberikan pengalaman langsung keapada anak. Realia merupakan
model dan objek nyata dari suatu benda.
Menurut Rusman (2005:2) bahwa media realia yaitu semua media
nyata yang ada dilingkungan alam, baik digunakan dalam keadaan
hidup maupun sudah diawetkan. Misalnya tumbuhan, batuan,
binatang, insectarium, benda-benda, air, sawah, makanan dan
sebagainya.
26
b. Media Audio
Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk
auditif yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemauan anak untuk mempelajari isi tema.
c. Media Audio visual.
Media audio visual merupakan kombinasi dari media audio dan
media visual.
Penggunaan media pembelajaran masih banyak TK/PAUD yang belum
mampu melakukan kegiatan dengan menggunakan berbagai jenis media
pembelajaran yang lengkap, karena keterbatasan dana dan berbagai
pertimbangan lainnya. Oleh sebab itu pengadaan dan pemanfaatan media
pembelajaran yang memungkinkan untuk diterapkan diseluruh TK/PAUD
adalah dengan media pembelajaranyang sifatnya sederhana namun tetap
relevan dengan pencapaian kemampuan-kemapuan yang diharapkan perlu
dikuasi oleh anak.
4. Penggunaan Media Anak Usia Dini
Media yang dibuat ataupun yang dimanfaatkan hendaknya mendukung
proses pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan bagi anak.Media
pembelajaran dapat digunakan didalam maupun diluar ruangan, sesuai
dengan tujuan pengadaan media itu sendiri. Lembaga pendidikan anak usia
dini menggunakan media pembelajaran sesuai dengan tahapan anak yaitu
anak pada tahap pra operasional yang artinya kegiatan harus menggunakan
media yang tepat sebagai salah satu sumber belajar agar penyampaian
27
konsep yang relatif abstrak dapat tersampaikan kepada anak dan mudah
dipahami. Menurut Hasnida (2015:38) mengungkapkan kelayakan prosedur
yang digunakan anak usia dini adalah sebagai berikut:
a. Media didesain sesuai dengan tingkat pencapaian perkembangan anak.
b. Mudah terjangkau dan ekonomis.
c. Dapat memberi kesenangan dan aman bagi anak.
d. Praktis dan multiguna, satu media dapat dgunakan dalam beberapa
perkembangan.
e. Sederhana, namun dapat memberikan makna pada anak.
E. Penelitian Relevan
1. Yonas Rahmat Sugara (2016) Universitas Lampung dengan judul “ Upaya
Meningkatkan Kemampuan Mengenal Ukuran Melalui Permainan Kotak
Ajaib Pada Anak Usia Dini Kelompok A di TK Kartika Cendikia Kemiling
Bandar Lampung Tahun 2016” Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas
yang telah dilakukan terhadap anak kelompok A TK Kartika Cendekia
Bandar Lampung dapatdisimpulkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan metode permainan kotak ajaib dapat meningkatkan
kemampuan mengenal ukuran dalam proses kegiatan pembelajaran pada
setiap siklusnya, hal ini terlihat dari yang semula pada siklus I rata-rata
persentase kemampuan mengenal ukuran baru mencapai 35,71 %dan
meningkat menjadi 44,64% pada siklus II dan 73,20 pada siklus III.dari
hasil berikut maka dapat diambil kesimpulan bahwa dengan menggunakan
permainan kotak ajaib dapat meningkatkan kemampuan mengenal ukuran
pada anak kelompok A TK Kartika Cendekia Bandar Lampung
28
2. Elvira Yunita (2015) Universitas Lampung dengan judul “ Hubungan
Antara Aktivitas Penggunaan Alat Permainan Edukatif dengan Kemampuan
Mengenal Konsep Ukuran Pada Anak Usia Dini di TK Melati Puspa Bandar
Lampung. Berdasarkan hasil penelitianini dilatar belakangi oleh belum
berkembangnya kemampuan mengenal konsep ukuran pada anak usia dini
di kelas B2 TK Melati Puspa Tanjung Senang Bandar Lampung. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara aktivitas penggunaan alat
permainan edukatif (APE) dengan kemampuan mengenal konsep ukuran
pada anak usia dini. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional.
Sampel penelitian ini adalah anak TK kelas B2 usia 5-6 tahun. Pengambilan
sampel yang digunakan adalah Teknik purposive random sampling. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, dokumentasi
dan test kinerja. Teknik analisis data menggunakan uji korelasi Spearman
Rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara aktivitas penggunaan Alat permainan edukatif (APE) dengan
kemampuan mengenal konsep ukuran pada anak usia dini di TK Melati
Puspa Tanjung Senang Bandar Lampung.
F. Kerangka Pikir
Pemahaman konsep anak merupakan salah satu aspek yang sangat penting bagi
perkembangan kognitif karena anak akan menyelaraskan informasi yang
didapat dalam konsep-konsep. Pemahaman konsep anak berkaitan dengan
pengetahuan yang dimilikinya. Ketika anak memahami suatu konsep
pengetahuan maka anak tersebut mampu menerapkan pengetahuannya dalam
kegiatan yang berbeda.
29
Pemahaman konsep pengetahuan yang dimilikinya anak akan mampu untuk
mempertahankan pendapatnya dan memberikan alasan yang jelasketika
berdiskusi. Pemahaman konsep anak memberikan kesempatan anak untuk
memperluas pengetahuannya seperti dengan kegiatan memberikan
contoh,mengklasifikasikan benda-benda disekitarnya ke dalam kelompok
tertentu dan memperkirakan sesuatu yang akan terjadi ketika suatu tindakan
diberikan kepada suatu benda. Atas dasar masalah dan kajian pustaka dapat
disusun kerangka pikir sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Pikir
G. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir di atas, maka hipotesis yang
dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Ha : Terdapat pengaruh penggunaan media terhadap kemampuan mengenal
ukuran anak usia dini.
Kemampuan
mengenal ukuran
( y )
Penggunaan
Media
( x )
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode penelitian adalah cara yang digunakan untuk menandai seorang
peneliti tentang urutan bagaimana penelitian di lakukan. Penelitian ini
memiliki rumusan masalah asosiatif . Menurut Sugiyono (2011: 89) penelitian
asosiatif adalah suatu pernyataan yang menunjukkan dugaan tentang
hubungan antara dua variabel atau lebih. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
jenis penelitian ini adalah jenis penelitian koresional. Menurut Yusuf
(2014:64) “penelitian korelasional merupakan suatu tipe penelitian yang
melihat/mempelajari hubungan diantara satu atau beberapa ubahan dengan
satu atau beberapa ubahan yang lain”.
B. Setting Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada anak kelompok A di TK Dwi Karsa Bandar
Lampung.
2. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di TK Dwi Karsa Bandar Lampung.
31
3. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah anak kelompok B di TK DWI KARSA
Bandar lampung yang berjumlah 30 anak.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006:130) Apabila
seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian,
maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh anak kelompok A di TK Dwi Karsa Bandar
Lampung yang berjumlah 30 anak.
2. Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2014:81) Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi harus
betul-betul representatif (mewakili). Teknik yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan teknik samping jenuh. Sampling jenuh adalah
teknik penetuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel.
32
D. Definisi Konseptual dan Operasional
1. Definisi Konseptual:
a. Penggunaan Media (X)
Penggunaan media merupakan segala sesuatu yang dapat dilihat secara
langsung, dipakai dan dimanfaatkan anak dari benda-benda yang ada
dilingkungan sekitar untuk merangsang daya pikir dan kemampuan
sehingga mampu mendorong terjadinya proses belajar.
b. Kemampuan Mengenal Ukuran (Y)
Kemampuan mengenal konsep ukuran merupakan kemampuan yang
diperoleh jika anak berinteraksi dengan objek yang dipelajari secara
langsung, khususnya pengalaman yang berhubungan dengan
membandingkan, mengklasifikasikan dan menyusun benda-benda.
2. Definisi Operasional:
a. Penggunaan Media ( X )
Penggunaan media dalam pembelajaran adalah bagian integral dari
proses belajar mengajar dan harus terjalin ke dalam prosedur dan
kegiatan pembelajaran. Media yang digunakan yaitu media yang dapat
dilihat secara langsung, dipakai dan dimanfaatkan. Adapun indikator
dalam penelitian:
1. Mengukur
2. Memilih
3. Memegang
4. Memainkan
33
b. Kemampuan Mengenal Ukuran
Kemampuan mengenal ukuran pada anak merupakan pada unsur penting
yang dapat membantu anak dalam mengenal unsur-unsur bentuk besar-
kecil, panjang-pendek, tinggi-rendah.
Adapun indikator yang akan dicapai:
1. Membedakan benda berdasarkan ukuran besar-kecil, panjang-pendek,
tinggi-rendah.
2. Mengklasifikasikan benda berdasarkan ukuran besar-kecil, panjang-
pendek, tinggi-rendah.
3. Mengurutkan benda berdasarkan ukuran besar-kecil, panjan-pendek,
tinggi-rendah.
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunkan oleh peneliti dalam
mengumplkan data. Adapun teknik dalam pengumpulan dalam penelitian ini
yaitu observasi dan dokumentasi.
1. Observasi
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting. Karena
data yang dikumpulkan akan digunakan sebagai pemecahan masalah yang
sedang diteliti. Oleh karena itu dalam penelitian ini pengumpulan data
menggunakan lembar observasi.
Menurut Sugiyono (2012: 203) mengemukakan bahwa, observasi
merupakan suatu proses yang kompleks, suatu yang tersusun dari berbagai
proses biologis dan pisikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-
34
proses pengamatan dan ingatan. Proses pelaksanaan dalam pengumpulan
data, observasi dapat dibedakan menjadi observasi berperan serta dan
observasi non partisipan. Observasi berperan serta, peneliti terlibat
langsung dengan kegiatan sumber data penelitian. Sedangkan observasi non
partisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pegamat saja.Penelitian
ini teknik observasi yang digunakan adalah observasi non partisipan,
dimana peneliti hanya melakukan pengamatan saja.
2. Dokumentasi
Penelitian ini dokumentasi dilakukan kepada anak untk mengumpulkan data
dan mendokumentasikan berupa foto, dokumen tertulis dan menganaisis
hasil belajar anak. Menurut Sugiyono (2011: 329) menjelaskan pengertian
“dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang”.
Teknik dokumentasi yang digunakan untuk memperoleh data sebagai
penunjang dalam penelitian ini. Dokumentasi dilakukan oleh peneliti untuk
mendapatkan data yang akurat dan jelas dari sekolah. Dokumen yang
diperlukan dalam penelitian ini adalah insrumen hasil belajar yang telah
dibuat guru. Kemudian dokumen tersebut dianalisis menggunakan pedoman
analisis dokumen, sehingga kemampuan guru dalam menyusun instrument
penilaian hasil belajar dapat diketahui. Guna menyempurnakan hasil
penelitian, peneliti juga memerlukan dokumen yang berkaitan dengan
jumlah guru dan jumlah Taman Kanak-kanak di kecamatan Sukarame
Bandar lampung.
35
F. Kisi-kisi Instrumen
Instrumen penelitian yang dibuat berupa indikator-indikator yang diturunkan
berdasarkan variabel-variabel penelitian. Adapun kisi-kisi instrument sebagai
berikut:
Tabel 2. Kisi-kisi Instrument Penelitian Variabel X Penggunaan Media
No. Variabel Dimensi Indikator
1. Penggunaan
media
Keterlibatan anak memilih
benda yang akan digunakan
1. Memilih panjang-pendek suatu benda
2. Memilih besar- kecil suatu benda
3. Memilih tinggi-rendah suatu benda
Keterlibatan anak memegang
benda yang akan digunakan
1. Membedakan panjang-pendek suatu
benda
2. Membedakan besar-kecil suatu benda
3. Membedakan tinggi-rendah suatu
benda
Keterlibatan anak menyusun
benda berdasarkan ukuran
1. Menyusun benda berdasarkan ukuran
panjang-pendek
2. Menyusun benda berdasarkan ukuran
besar-kecil
3. Menyusun benda berdasarkan ukuran
tinggi-rendah
36
Tabel 3. Kisi-kisi Instrument Penelitian Variabel Y Kemamuan Mengenal Konsep
Ukuran
No. Variabel Dimensi I ndikator
Kemampuan
mengenal ukuran
Keterlibatan anak
membedakan benda
berdasarkan ukuran
1. Membedakan benda
berdasarkan panjang-
pendek.
2. Membedakan benda
berdasarkan besar-kecil..
3. Membedakan benda
berdasarkan tinggi-rendah.
Keterlibatana anak
mengurutkan benda
berdasarkan ukuran
1. Mengurutkan benda dari
yang panjang- pendek.
2. Mengurutkan benda dari
yang besar – kecil.
3. Mengurutkan benda dari
yang tinggi- rendah
Keterlibatan anak
mengelompokan benda
berdasarkan ukuran
1. Mengelompokan benda
berdasarkan
panjang -pendek.
2. Mengelompokan benda
berdasarkan besar- kecil.
3. Mengelompokan benda
berdasarkan tinggi- rendah.
37
G. Teknik Analasis Data
Teknik analisis data pada penelitian ini yaitu mengolah hasil data yang
diperoleh untuk mengetahui pengaruh media realia dengan kemampuan
mengenal ukuran pada anak kelompok B. Data yang diperoleh digunakan
sebagai landasan dalam menguji hipotesis penelitian. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi linear sederhana. Peneliti
menggunakan analisis regresi linear sederhana karena penelitian ini hanya
terdiri dari dua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen,
selain itu jumlah sampel dalam penelitian ini kurang dari 30 sehingga
menggunakan analisis regresi.
1. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji persyaratan, maka langkah selanjutnya yaitu
melakukan uji hipotesis dengan analisis regresi linear sederhana. Menurut
Siregar (2014: 379) Regresi yang terdiri dari satu variabel bebas
(independen) dan satu variabel terikat (dependen) disebut dengan regresi
linear sederhana. Pada penelitian ini variabel bebas yaitu Penggunaan media
sedangkan variabel terikat yaitu kemampuan mengenal ukuran. Peneliti
akan mengolah data yang diperoleh dengan bantuan program SPSS.
Menurut Kurniawan (2011: 37) langkah-langkah analisis regresi sederhana
dengan menggunakan perhitungan manual.
Setelah dilakukan analisis regresi menggunakan perhitungan manual, maka
selanjutnya dianalisis menggunakan rumus persamaan regresi sederhana.
Menurut Siregar (2014: 379) Regresi ini terdiri dari satu variabel bebas
38
(independen) dan satu variabel terikat (dependen) disebut dengan regresi
linier sederhana.Rumus persamaan regresi sederhana yaitu sebagai berikut:
Gambar 3.1 Rumus Regresi Sederhana
Keterangan :
Ŷ = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan.
a = Harga Y ketika harga X = 0 (harga konstan).
b = Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka
peningkatan atau penurunaan variabel dependen yang
didasarkan pada perubahan variabel independen. Bila (+) arah
garis naik dan bila (-) arah garis turun.
X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
Ŷ = a + bX
51
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, menunjukkan terdapat
pengaruh penggunaan media terhadap kemampuan mengenal ukuran anak
usia 4-5 tahun. Pengaruh ini dilatarbelakangi oleh keterlibatan anak dalam
mencari, menggunakan dan mengelompokan benda nyata dilingkungan sekitar
anak.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian, maka penulis
mengemukakan saran sebagai berikut:
1. Kepada Guru
Guru dapat menggunakan media nyata yang ada dilingkungan sekitar anak
agar lebih memudahkan anak untuk mencari sendiri, menentukan dan
menggunakan media nyata sehingga pembelajaran yang diberikan kepada
anak menjadi lebih bermakna, karena pada dasarnya anak usia dini belajar
melalui benda-benda konkret.
2. Kepada Kepala Sekolah
Salah satu media pembelajaran yang menarik dan bermakna bagi anak usia
4-5 tahun yaitu media yang menggunakan benda-benda nyata yang ada
dilingkungan sekitar anak, oleh karena itu perlu diterapkan disekolah.
52
3. Kepada Peneliti Lain
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai media untuk menambah
wawasan serta sebagai bahan rujukan atau acuan dalam melakukan
penelitian lebih lanjut terkait dengan upaya peningkatan kemampuan
mengenal ukuran melalui penggunaan media.
53
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. 2013. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran
Konstektual (Inovatif). Bandung:Yrama.
Beaty, Janice J. 2013.Observasi Perkembangan Anak Usia Dini
(TerjemahanObserving Development of the young child : sevent edition).
Jakarta:Kencana.
Berlli. 2008.Panduan Melukis dengan Cat Air. Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional.2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustka.
Dimyati, Johni. 2013. Metodelogi Penelitian Pendidikan dan Aplikasinya
PadaPendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada.
Elvira Yunita, 2015. Hubungan Antara Aktivitas Penggunaan Alat Permainan
Edukatif dengan Kemampuan Mengenal Konsep Ukuran Pada Anak Usia
Dini. Diakses pada tanggal 18 Oktober 2018.
Harun Rasyid, Mansyur, & Suratno. 2009, Asesmen Perkembangan Anak Usia Dini.
Hadi, Sutrisno. 2006. Metodelogi Penelitian. Yogyakarta: Ansi Ofset.
Hernia, Hesti. 2013. Kemampuan mengenal warna pada anak TK. Diakses dari
http://repository.upi.edu/operator/uplod/s_paud_1007642_chapter1.pdf.
pada tanggal 20 april 2017
Iif, A.K. 2011.Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu. Jakarta:Prestasi Pustaka.
54
Jamaris, Martini. 2006. Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia
TamanKanak
Kanak. Jakarta:PT Grasindo.
Latif, M. dkk. 2014.Oreintasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana.
Majid, A. 2014.Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: Rosdakarya.
Martins & Jamilah. 2013. Panduan PAUD. Jakarta: Gaung Persada Press.
Mayke. S. Tedjasaputra. 2006. Bermain, Mainan dan Permainan. Jakarta: Grasindo
Montolalu. 2005. Bermain dan Permainan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka.
Musfiroh, Tadkiroatun. 2008. Memilih, Menyalin, dan Menyajikan Cerita untuk
Anak Usia Dini. Jakarta: Prenada Media Group.
Nurani, Y. 2004. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:Rineka
Cipta.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 137 tahun 2014
tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini.
Roestiyah. Dkk. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Rusman.Dkk, 2012.Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi
Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Sadjiman, Ebdi Sanyoto. 2005, Dasar- Dasar Tata Rupa dan Desain. Yogyakarta.
Sanjaya, W.2013.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan.Bogor: Kencana.
Sudarna. 2014. PAUD Pendidikan Anak Usia Dini Berkarakter. Yogyakarta: Solusi
Distribusi.
55
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D.
Bandung: Alfabeta.
Suhana. C. 2014. Konsep Strategi Pembelajran (Edisi Revisi).Bandung: PT Revika
Aditama.
Sujiono & Sujiono, 2010.Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak.Jakarta:
Indeks.
Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada
Media Grup
Thobroni, M. 2015 Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta :Ar-Ruzz Media
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Yonas Rahmat Sugara, 2016. Upaya Meningkatkan kemampuan mengenal ukuran
melalui Permainan Kotak Ajaib pada Anak Usia Dini . Diakses pada tanggal
18 Oktober 2018.