pengaruh penggunaan media pembelajaran …eprints.uny.ac.id/43066/1/muhammad ikhwanul...
TRANSCRIPT
i
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO
ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN KELAS II B SD
MUHAMMADIYAH KARANGTENGAH
BANTUL YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Muhammad Ikhwanul Muslimin
NIM 12105241040
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
OKTOBER 2016
ii
PERSETUJUAN
Skripsi yang berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA
PEMBELAJARAN VIDEO ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS II B SD MUHAMMADIYAH
KARANGTENGAH BANTUL YOGYAKARTA” yang disusun oleh Muhammad
Ikhwanul Muslimin, NIM 12105241040 ini telah disetujui oleh pembimbing untuk
diujikan.
Yogyakarta, 30 September 2016
Pembimbing,
Suyantiningsih, M.Ed
NIP 19780307 2001122 001
iii
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri.
Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau
diterbitkan orang lain, kecuali sebagian acuan atau kutipan dengan mengikuti tata
penulisan karya ilmiah yang telah lazim.
Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesahan adalah asli.
Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi ditunda yudisium pada periode
berikutnya.
Yogyakarta, 20 Oktober 2016
Yang menyatakan,
Muhammad Ikhwanul Muslimin
NIM 12105241040
iv
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA
PEMBELAJARAN VIDEO ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS II B SD MUHAMMADIYAH
KARANGTENGAH BANTUL YOGYAKARTA” yang disusun oleh Muhammad
Ikhwanul Muslimin, NIM 12105241040 ini telah dipertahankan di depan Dewan
Penguji pada tanggal 12 Oktober 2016 dan dinyatakan lulus.
DEWAN PENGUJI
Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal
Suyantiningsih, M.Ed. Ketua Penguji ………………. ………….
Deni Hardianto, M.Pd. Sekretaris Penguji ………………. ………….
Fathurrohman, M.Pd. Penguji Utama ………………. ………….
Yogyakarta, ………………...
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
Dekan,
Dr. Haryanto, M.Pd.
NIP 19600902 198702 1 001
v
MOTTO
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum mereka
mengubah apa yang ada pada diri mereka….
(Terjemahan QS. Ar-Ra’ad ayat 11)
Berusaha dan berdoa adalah kunci kehidupan di dunia.
(Penulis)
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini, penulis persembahkan kepada:
1. Bapak dan Ibu tercinta.
2. Kakak dan Saudaraku tercinta.
3. Almamater tercinta Universitas Negeri Yogyakarta.
4. Nusa, Bangsa, dan Agama.
vii
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO
ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN KELAS II B SD
MUHAMMADIYAH KARANGTENGAH
BANTUL YOGYAKARTA
Oleh
Muhammad Ikhwanul Muslimin
NIM 12105241040
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media
pembelajaran video animasi terhadap hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan
kelas II B SD Muhammadiyah Karangtengah Bantul Yogyakarta.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif. Jenis penelitian adalah pra-eksperimen dengan desain penelitian one
group pretest-posttest design. Penelitian ini terdiri dari variabel terikat yaitu hasil
belajar Pendidikan Kewarganegaraan dan variabel bebas yaitu media video
animasi. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas II B SD Muhammadiyah
Karangtengah yang berjumlah 23 siswa. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian adalah tes dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu
statistik deskriptif.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, dapat ditarik kesimpulan
bahwa: 1) Pengetahuan awal siswa sebelum diberikan perlakuan menggunakan
media pembelajaran video animasi menunjukkan nilai rata-rata sebesar 65,97
(mean pretest) nilai rata-rata tersebut masih belum memenuhi Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM). 2) Pengetahuan siswa setelah diberikan perlakuan menggunakan
media pembelajaran video animasi menunjukkan adanya pengaruh terhadap nilai
rata-rata yang dicapai siswa menjadi sebesar 76,84 (mean posttest). Selisih antara
nilai mean pretest dan mean posttest yaitu sebesar 10,87. Dengan demikian,
penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh penggunaan media video animasi
terhadap hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan kelas II B SD Muhammadiyah
Karangtengah Bantul Yogyakarta.
Kata kunci: media video animasi, hasil belajar, SD
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul: “Pengaruh Media
Pembelajaran Video Animasi terhadap Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas 2 SD Muhammadiyah Karangtengah Bantul Yogyakarta” dapat diselesaikan
tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini dapat terlaksna berkat bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada yang terhormat:
1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ijin dan
kesempatan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah
memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
3. Ketua Jurusan Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yeng
telah memberikan izin penelitian.
4. Ibu Suyantiningsih, M.Ed, dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dalam menyusun skripsi ini, memberikan motivasi dan arahan
kepada penulis.
5. Bapak Ariyawan Agung Nugroho, S.T, dosen Pembimbing akademik yeng
telah memberikan motivasi, arahan dan nasihat selama ini.
6. Seluruh Dosen Teknologi pendidikan yang telah memberikan wawasan,
ilmu, dan pengalamannya.
7. Bapak Drs. Sidiq Sunaryo, Kepala Sekolah SD Muhammadiyah
Karangtengah Imogiri yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk melakukan penelitian di kelas II SD Muhammadiyah Karangtengah
Imogiri.
8. Ibu Atmi Mahanani, S.Pd., guru kelas V SD Negeri 1 Palbapang yang telah
membantu dalam pelaksanaan penelitian.
9. Seluruh siswa kelas II SD Muhammadiyah Karangtengah Imogiri atas
kerjasama yang diberikan selama penulis melakukan penelitian.
ix
10. Sahabat-sahabat khusus Teknologi Pendidikan kelas B angkatan 2012 yang
selalu memberikan doa, bantuan, semangat dan dukungan kepada penulis.
11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu per satu.
Demikian tugas akhir skripsi ini disusun, penulis menyadari bahwa
tugas akhir skripsi ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak, amin.
Yogyakarta, 20 Oktober 2016
Yang menyatakan,
Muhammad Ikhwanul Muslimin
NIM 12105241040
x
DAFTAR ISI
hal
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................... ii
HALAMAN SURAT PERNYATAAN .............................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iv
MOTTO ..... ........................................................................................................ v
PERSEMBAHAN .............................................................................................. vi
ABSTRAK . ....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 8
C. Pembatasan Masalah ..................................................................................... 8
D. Rumusan Masalah .......................................................................................... 9
E. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 9
F. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 9
BAB II. KAJIAN TEORI
A. Tinjauan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar ..... 11
1. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan di SD .......................................... 11
2. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan ....................................... 12
3. Tinjauan Tentang Belajar dan Pembelajaran .......................................... 14
4. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SD ................................ 25
xi
B. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran Video Animasi ................................ 26
1. Media Pembelajaran................................................................................ 26
2. Tinjauan Tentang Video Animasi ........................................................... 32
3. Pembelajaran dengan Menggunakan Video Animasi ............................. 41
C. Tinjauan Tentang Hasil Belajar ..................................................................... 44
1. Pengertian Hasil Belajar ......................................................................... 44
2. Hasil Belajar Kognitif ............................................................................ 47
3. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar .............................................. 48
D. Kajian Penelitian yang Relevan ..................................................................... 52
E. Kerangka Berpikir .......................................................................................... 54
F. Hipotesis Penelitian ....................................................................................... 55
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ................................................................................... 56
B. Jenis Penelitian ............................................................................................... 56
C. Desain Penelitian ........................................................................................... 57
D. Variabel Penelitian dan Devinisi Operasional Variabel ................................ 57
E. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................ 58
1. Tempat Penelitian ................................................................................... 58
2. Waktu Penelitian ..................................................................................... 58
F. Populasi dan Penelitian .................................................................................. 59
G. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 59
H. Instrumen Penelitian ...................................................................................... 60
1. Bentuk Tes Pilihan Ganda ...................................................................... 61
2. Bentuk Tes Soal Uraian .......................................................................... 61
I. Validitas Instrumen Penelitian ....................................................................... 64
1. Uji Validitas Instrumen .......................................................................... 64
J. Analisis Data .................................................................................................. 64
xii
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .............................................................................................. 68
1. Deskripsi Hasil Pretest Pendidikan Kewarganegaraan ........................... 68
2. Deskripsi Hasil Posttest Pendidikan Kewarganegaraan ...................... 70
3. Analisis Data .......................................................................................... 73
B. Pembahasan .................................................................................................... 76
C. Keterbatasan Penelitian ................................................................................. 78
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................................... 79
B. Saran ............................................................................................................. 80
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 81
LAMPIRAN ......................................................................................................... 84
xiii
DAFTAR TABEL
hal
Tabel 1 Nilai Rata-rata Ulangan Harian Kelas II Semester Genap ....................... 5
Tabel 2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas. ................................. 25
Tabel 3 Kisi-Kisi Pretest-Posttest Pendidikan Kewarganegaraan. ....................... 62
Tabel 4 Rubrik Penilaian Soal Uraian ................................................................... 63
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Skor......................................................................... 66
Tabel 6 Distribusi Nilai Pretest............................................................................. 68
Tabel 7 Distribusi Nilai Posttest. .......................................................................... 71
Tabel 8 Perbandingan nilai mean pretest dan mean posttest. ............................... 73
xiv
DAFTAR GAMBAR
hal
Gambar 2.1 Proses Komunikasi ............................................................................ 28
Gambar 3.1 One group pretest-posttest design ...................................................... 57
Gambar 3.2 Rumus rata-rata .................................................................................. 66
Gambar 4.1 Jumlah siswa yang memenuhi KKM pretest...................................... 70
Gambar 4.2 Jumlah siswa yang memenuhi KKM posttest .................................... 72
Gambar 4.3 Perbandingan Nilai Mean Pretest dan Mean Posttest ........................ 74
Gambar 4.4 Grafik Histogram Jumlah siswa ......................................................... 75
xv
DAFTAR LAMPIRAN
hal
Lampiran 1 Kisi-Kisi Penilaian Dan Rubrik Penilaian ...................................... 84
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................... 87
Lampiran 3 Hasil Tes dan Pengolahan Data ...................................................... 96
Lampiran 4 Contoh Hasil Tes Pendidikan Kewarganegaraan .......................... 102
Lampiran 5 Media Video Animasi .................................................................... 109
Lampiran 6 Validasi Materi Dan Surat Izin Penelitian ..................................... 112
Lampiran 6a. Surat Pernyataan Validasi Materi ................................................ 113
Lampiran 6a. Lembar Validasi Instrumen Kelayakan Soal ............................... 114
Lampiran 6a. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas Ilmu Pendidikan .................... 115
Lampiran 6a. Surat Ijin Penelitian dari BAPPEDA Kabupaten Bantul ............. 116
Lampiran 6a. Surat Keterangan Penelitian dari SD Muh. Karangtengah ......... 117
Lampiran 7 Dokumentasi Penelitian ................................................................ 118
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sebagai ilmu, relatif masih baru dibandingkan dengan
Ilmu-ilmu sosial lainnya seperti Sosiologi, Antropologi, Psikologi dan lain-
lain. Pendidikan terjadi dalam situasi sosial, yakni interaksi antar manusia,
dan interaksi manusia dengan lingkungannya (Nana Sudjana, 2009: 3). Dari
penjelasan tersebut, pendidikan merupakan proses yang sangat penting
untuk perkembangan individu maupun sosial masyarakat. Kemajuan suatu
masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikan yang telah
diperolehnya. Sekolah adalah lembaga pendidikan yang bertugas untuk
mendidik, membimbing serta membentuk karakter peserta didik. Sekolah
negeri maupun swasta sekarang ini saling bekerjasama untuk membangun
karakter generasi muda Indonesia agar mampu bersaing di era global yang
semakin berkembang. Melalui pendidikan diharapkan dapat mencetak
manusia yang berkualitas yang akan mendukung tercapainya pembangunan
nasional yang lebih baik. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3:
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta
membentuk karakter yang sesuai dengan peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang sesuai
amanat pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, serta bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.”
2
Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 tersebut,
dapat dipahami bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Mengembangkan potensi peserta didik dapat
dimulai dengan menggali pengetahuan dan keterampilan dasar anak terlebih
dahulu. Baik guru di sekolah negeri maupun swasta harus bekerja sama
untuk membangun generasi penerus bangsa, dengan mampu menggali dan
mengembangkan potensi peserta didik/siswa di masing-masing sekolahnya.
Pendidikan di sekolah dasar (SD) merupakan pondasi perkembangan
kemampuan berfikir dan belajar siswa. Sekolah dasar juga merupakan
lembaga pendidikan yang bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan,
ketrampilan, pengetahuan serta kepribadian untuk hidup mandiri dan
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Ada beberapa variabel penting yang perlu diperhatikan dalam
proses pembelajaran agar mampu mencapai tujuan suatu lembaga
pendidikan di Sekolah Dasar. Menurut Wina Sanjaya (2008:15), “variabel
yang dapat mempengaruhi kegiatan proses sistem pembelajaran diantaranya
adalah guru, faktor siswa, sarana, alat dan media yang tersedia, serta faktor
lingkungan”. Faktor guru dan siswa merupakan faktor penting dalam sebuah
proses pembelajaran di sekolah. Pentingnya faktor guru dan siswa tersebut
dapat dilihat melalui pemahaman hakikat pembelajaran, yakni sebagai
3
usaha sadar guru untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan
kebutuhan minatnya. Kebutuhan siswa dalam belajar sangat beragam karena
karakteristik setiap individu dengan individu yang lain berbeda. Seorang
guru harus pandai dalam memilih media atau metode yang tepat untuk
diterapkan dalam pembelajaran sehingga minat belajar siswa semakin
tinggi.
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) secara kurikuler dirancang
sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi
individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlak mulia,
cerdas, parsitipatif, dan bertanggung jawab (Sunarso, 2006: 1). Pendidikan
Kewarganegaraan dibutuhkan karena keterkaitan penanaman konsep pada
siswa yang nantinya akan mengaplikasikan nilai-nlai positif Pendidikan
Kewarganegaraan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di
sekolah dan merupakan bagian yang penting dalam pembentukan karakter
peserta didik. Pendidikan Kewarganegaraan sudah mulai diberikan kepada
siswa sejak Sekolah Dasar kelas rendah.
SD Muhammadiyah Karangtengah merupakan salah satu SD swasta
yang memiliki mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas II.
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan pada tanggal 19 Februari 2016,
SD ini memiliki masalah mengenai hasil belajar Pendidikan
Kewarganegaraan yang masih rendah dibandingkan dengan mata pelajaran
yang lain. Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang dilakukan oleh
4
peneliti di SD Muhammadiyah Karangtengah kelas II, dalam pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan guru menyajikan pelajaran dengan metode
ceramah, latihan soal atau drill, dengan sedikit sekali media pendukung
dalam menyampaikan materi yang dipelajari. Sehingga dalam kegiatan
pembelajaran banyak siswa yang tidak memperhatikan materi yang
diberikan oleh guru. Selain itu juga siswa cenderung lebih aktif di luar
materi pelajaran yang sedang dipelajari seperti berbicara dengan teman di
luar materi pembelajaran, berjalan-jalan menghampiri teman dan
melakukan aktivitas fisik di luar materi yang diberikan.
Aktivitas siswa di luar materi pelajaran mengakibatkan siswa
banyak bertanya kepada guru tentang penjelasan yang sudah disampaikan
oleh guru. Sehingga dengan berbagai masalah tersebut materi yang
diberikan guru tidak bisa diterima secara maksimal oleh siswa. Hal ini juga
yang menyebabkan hasil belajar siswa terutama pada mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan masih rendah. Dengan demikian proses
pembelajaran menjadi belum efektif, sehingga tujuan pembelajaran belum
dapat tercapai secara optimal. Berikut ini merupakan tabel nilai rata-rata
ulangan harian kelas II Semester Genap SD Muhammadiyah Karangtengah
Bantul Yogyakarta.
5
Tabel 1. Nilai Rata-rata Ulangan Harian Kelas II Semester Genap
Mata Pelajaran Nilai KKM
Matematika 72,22 75
Pendidikan Kewarganegaraan 64,85 75
Bahasa Indonesia 83,88 75
Ilmu Pengetahuan Sosial 77,11 75
Ilmu Pengetahuan Alam 73,07 75
Bahasa Jawa 70,59 75
SBK 77,07 75
Batik 76,88 75
Berdasarkan tabel nilai di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata
Pendidikan Kewarganegaraan masih rendah dibandingkan dengan nilai
rata-rata mata pelajaran lainnya. Nilai rata-rata Pendidikan
Kewarganegaraan 64,85 juga masih belum memenuhi Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yaitu 75,00.
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas II SD ini
memiliki materi pelajaran tentang tolong-menolong yang masih sulit untuk
disampaikan oleh guru dengan baik. Guru merasa kesulitan dalam
menyampaikan materi tersebut karena tidak mendapatkan perhatian
maksimal dari siswa di dalam kelas. Materi tolong-menolong dapat
disampaikan dengan berbagai jenis model dan media pembelajaran yang
dapat diterapkan oleh guru, dengan tujuan agar siswa mudah memahami
materi pelajaran pendidikan kewarganegaraan yang disajikan. Guru harus
mampu memilih model pembelajaran atau media apa yang paling tepat
untuk diterapkan dalam pembelajaran sesuai dengan materi yang sedang
diberikan. Kreativitas guru dalam pengembangan media atau model sangat
6
diperlukan untuk meningkatkan konsentrasi dan hasil belajar siswa. Nilai
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan akan lebih bagus, jika metode atau
media pembelajaran yang digunakan bervariasi dan menyenangkan untuk
memotivasi siswa untuk belajar, sehingga kesulitan dengan pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan dan nilai yang diperolehnya akan baik.
Media yang dapat digunakan untuk pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan cukup banyak, dapat disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran dan fasilitas yang tersedia di sekolah. SD Muhammadiyah
Karangtengah ini memiliki Lab Komputer yang mampu dimanfaatkan
dengan maksimal dalam kegiatan pembelajaran menggunakan video
animasi. Salah satu media yang dapat menarik perhatian siswa pada materi
tolong menolong adalah media pembelajaran video animasi yang berjudul
“Mencari Sahabat” yang diproduksi oleh Balai Teknologi Komunikasi
Pendidikan (BTKP). Media video animasi mencari sahabat ini memiliki
nilai-nilai yang baik dalam alur ceritanya, seperti tolong menolong, saling
memaafkan, tidak putus asa yang sesuai dengan materi tolong menong pada
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Melihat permasalahan dan
keadaan sekolah yang memiliki Lab Komputer, peneliti mencoba untuk
melakukan penelitian eksperimen apakah lab itu berpengaruh terhadap hasil
belajar Pendidikan Kewarganegaraan jika lab itu digunakan.
7
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Media Pembelajaran Video Animasi
terhadap Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Kelas 2 SD
Muhammadiyah Karangtengah Bantul Yogyakarta”.
8
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan Latar belakang masalah diatas terdapat masalah-
masalah yang berkaitan dengan penelitian ini. Masalah tersebut di
identifikasi sebagai berikut:
1. Metode yang digunakan dalam pembelajaran masih didominasi oleh
metode ceramah dengan sedikit sekali media pendukung.
2. Konsentrasi dan perhatian siswa terhadap materi pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan yang diberikan masih kurang.
3. Hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan masih rendah dibandingkan
dengan nilai mata pelajaran yang lainnya.
4. Penyampaian materi Pendidikan Kewarganegaraan oleh guru kurang
menarik perhatian siswa.
5. Belum diketahuinya pengaruh penggunaan media pembelajaran video
animasi terhadap hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan kelas II SD
di SD Muhammadiyah Karangtengah Bantul Yogyakarta.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan yang ada dalam penelitian ini,
maka penelitian ini akan dibatasi pada “Pengaruh Media Pembelajaran
Video Animasi terhadap Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Kelas
2 SD Muhammadiyah Karangtengah Bantul Yogyakarta”.
9
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka dapat dirumuskan
masalah penelitian sebagai berikut: “Apakah ada Pengaruh Media
Pembelajaran Video Animasi terhadap Hasil Belajar Pendidikan
Kewarganegaraan Kelas II SD Muhammadiyah Karangtengah Bantul
Yogyakarta?”
E. Tujuan Penelitan
Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran video animasi terhadap
hasil belajar pendidikan kewarganegaraan kelas II SD Muhammadiyah
Karangtengah Bantul Yogyakarta.
F. Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi akan
pengaruh penggunaan media video animasi dalam proses belajar mengajar
Pendidikan Kewarganegaraan kelas II SD di SD Muhammadiyah
Karangtengah Bantul Yogyakarta. Adapun secara detail manfaat penelitian
tersebut diantaranya:
1. Manfaat bagi siswa
a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih
mengembangkan kemampuan dirinya dan meningkatkan
konsentrasi dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan.
10
b. Menyelesaikan permasalahan pada pembelajaran pendidikan
kewarganegaraan dengan menarik siswa untuk fokus dalam
kegiatan pembelajaran.
c. Membantu siswa meningkatkan hasil belajar pendidikan
kewarganegaraan melalui media pembelajaran video animasi.
2. Manfaat bagi guru
a. Guru dapat meningkatkan kemampuannya dalam menggunakan
media pembelajaran video animasi sebagai salah satu pemilihan
media dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan.
b. Melalui penelitian ini guru dapat meningkatkan konsentrasi dan
hasil belajar siswa.
3. Manfaat bagi sekolah
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi sekolah dalam
meningkatkan hasil belajar siswa atau meningkatkan kualitas
pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di
Sekolah Dasar.
4. Manfaat bagi peneliti
Dapat menambah pengalaman, pengetahuan dan mempelajari
lebih dalam tentang media pembelajaran video animasi untuk
pendidikan kewarganegaraan kelas II SD saat melakukan penelitian.
11
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Tinjauan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar
1. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan di SD
Seperti halnya mata pelajaran yang lain, Pendidikan
Kearganegaraan (PKn) juga memiliki tujuan untuk mengembangkan
kemampuan peserta didik agar dapat tumbuh menjadi warga negara yang
baik (good citizen). Sesuai dengan yang ditetapkan oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (Wuri Wuryandani dan Fathurrohman, 2012: 9)
tujuan mata pelajaran PKn adalah untuk memberikan kompetensi-
kompetensi kepada siswa sebagai berikut:
a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan yang sedang terjadi.
b. Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan bertindak
secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat
hidup bersamadengan bangsa-bangsa yang lain dengan baik,
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi semaksimal mungkin.
12
Melihat tujuan mata pelajaran PKn di atas dapat disimpulkan bahwa
di dalamnya memuat aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Untuk dapat
mencapai tujuan mata pelajaran PKn tersebut secara maksimal, maka guru
perlu menyusun strategi pembelajaran yang digunakan di dalam kelas yang
dapat sesuai dengan masing-masing aspek pembelajaran dan karakteristik
siswa atau peserta didik. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
sudah diberikan kepada anak sejak SD kelas dasar untuk membentuk
karakteristik kewarganegaraan yang baik. Pendidikan Kewarganegaraan
sangat penting diberikan kepada anak sejak dini agar siswa mampu
memiliki pengetahuan yang luas yang baik dan mampu menjadi warga
negara yang berguna bagi bangsa dan negara di masa depan.
2. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan memiliki ruang lingkup yang cukup
banyak. Badan Standar Nasional Pendidikan (Wuri Wuryandani dan
Fathurrohman, 2012: 10-11) menguraikan ruang lingkup mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai berikut:
a. Persatuan dan Kesatuan Bangsa, meliputi: hidup rukun dalam
perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia,
sumpah pemuda, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,
partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan.
b. Norma, Hukum dan Peraturan, meliputi: tertib dalam kehidupan
keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat,
13
peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara, sistim hukum dan peradilan nasional, hukum dan
peradilan internasional.
c. Hak Asasi Manusia meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan
kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional
HAM, pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.
d. Kebutuhan Warga Negara meliputi: hidup gotong royong, harga diri
sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan
mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri,
persamaan kedudukan warga negara.
e. Konstitusi Negara meliputi: proklamasi kemerdekaan dan, konstitusi
yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di
Indonesia, hubungan dasar negara dengan konstitusi.
f. Kekuasan dan Politik,_meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan,
pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan
sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat
madani, sistem pernerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.
g. Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara,
pengamalan nilai, nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,
Pancasila sebagai ideologi terbuka.
h. Globalisasi meliputi: globalisasi di, lingkungannya, politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan
14
internasional dan organisasi internasional, dan mengevaluasi
globalisasi.
Dari beberapa ruang lingkup Pendidikian Kewarganegaraan diatas,
salah satu ruang lingkup yang terkait dengan penelitian ini adalah ruang
lingkup Kebutuhan Warga Negara. Ruang lingkup Kebutuhan Warga
Negara tersebut meliputi hidup gotong royong, harga diri sebagai warga
masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan
pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan
kedudukan warga negara. Hidup bergotong royong sebagai warga
masyarakat yang baik ini merupakan salah satu materi pelajaran yang
diberikan pada kelas II Sekolah Dasar.
3. Tinjauan Tentang Belajar dan Pembelajaran
a. Pengertian Belajar dan Pembelajaran
Menurut Slameto (2003:2), secara psikologis, belajar
merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam
seluruh aspek tingkah laku.
Menurut Arief S. Sadiman (2006: 2), belajar adalah suatu proses
yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur
hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti. Salah satu
pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya tingkah laku
15
dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik
perubahan
Menurut Vygotsky (Asri Budiningsih, 2005: 100-103), ada
konsep-konsep penting teori sosiogenesis tentang perkembangan
kognitif yang sesuai dengan revolusi-sosiokultural dalam teori
pembelajaran adalah hukum genetik tentang perkembangan ( genetic
law of development), zona perkembangan proksimal ( zone proxiimal
of development), dan mediasi.
Ketiga konsep diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kelompok ini melibatkan orang banyak dan harus ada yang
mendampingi. Seperti halnya zona perkembangan proksimal ( zone of
proximal development ), menurut Vygotsky (dalam Asri Budingsih,
2005: 101-102 ) juga mengemukakan konsepnya tentang zona
perkembangan proksimal (zone of proximal development) sebagai
berikut:
“Perkembangan kemampuan seseorang dapat dibedakan ke
dalam dua tingkat, yaitu tingkat perkembangan aktual dan tingkat
perkembangan potensial. Tingkat perkembangan aktual tampak dari
kemampuan seseorang untuk menyelesaikan tugas-tugas atau
memecahkan berbagai masalah secara mandiri. Ini disebut sebagai
kemampuan intramental. Sedangkan tingkat perkembangan potensial
tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesailan tugas-tugas
dan memecahkan masalah ketika dibawah bimbingan orang dewasa
atau ketika berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten.
Ini disebut sebagai kemampuan intermental. Jarak antara keduanya,
yaitu tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial
ini disebut zona perkembangan proksimal”.
Dari berbagai pendapat para ahli di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu proses usaha seseorang
16
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya yang terjadi pada semua orang dan berlangsung
seumur hidup. Penelitian ini menggunakan bantuan media video
animasi untuk menyampaikan materi Pendidikan Kewarganegaraan
yang masih belum dipahami dengan maksimal oleh siswa.
b. Karakteristik Peserta Didik
Mengenal karakteristik peserta didik dapat dilihat oleh pendidik
dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan disekolah. Seorang
pendidik yang baik dapat melihat dan mengamati bagaimana
karakteristik peserta didik sehingga mampu menetapkan rancangan
proses belajar mengajar yang sesuai dengan karakteristik peserta didik
tersebut. Penetapan rencana pembelajaran yang tidak sesuai dengan
karakteristik peserta didik akan berdampak kepada hasil yang tidak
memenuhi harapan.
Rita Eka Izzaty, dkk, (2008: 4-6) berpendapat bahwa perspektif
sepanjang rentang kehidupan manusia menjelaskan ada tujuh
karakteristik dasar yang harus dipahami untuk melihat perkembangan
manusia, yaitu:
1) Perkembangan adalah seumur hidup. Perkembangan individu
menyangkut berbagai macam perubahan dari hasil interaksi manusia
dan akan berlangsung secara berkesinambungan sepanjang siklus
17
kehidupan. Perkembangan dimulai sejak manusia lahir di dunia
hingga manusia mengalami kematian.
2) Perkembangan sifat multidimensional. Perkembangan individu
terdiri dari berbagai macam dimensi atau ranah perkembangan
seperti faktor fisik tubuh manusia, intelektual atau kecerdasan yang
menyangkut perkembangan kognitif dan bahasa, emosi, sosial dan
moral manusia.
3) Perkembangan adalah multi direksional. Ranah-ranah
perkembangan mengalami perubahan dengan arah tertentu. Sebagai
contoh, pada masa bayi perkembangan yang tumbuh pesat adalah
ranah fisik, yang kecepatan arah pertumbuhannya tidak sama dengan
ranah yang lain. Sementara pada masa kanak-kanak awal,
perkembangan emosi dan sosial berkembang lebih pesat dibanding
dengan perkembangan yang lain. Perkembangan pada setiap
individu memiliki kecepatan yang berbeda sesuai dengan tahapan
tertentu.
4) Perkembangan bersifat lentur (plastis). Hal ini berarti perkembangan
berbagai ranah dapat distimulasi untuk berkembang secara
maksimal. Sebagai contoh, kelenturan berpikir anak-anak dapat
diasah sejak dini dengan memberikan latihan-latihan pada anak
untuk terbiasa memecahkan masalah dengan baik dengan berbagai
macam cara dari hasil eksplorasi dan pemahaman anak terhadap
masalah tersebut.
18
5) Perkembangan selalu melekat dengan sejarah. Bagaimanapun
perkembangan individu tidak dapat lepas dengan keadaan di
sekitarnya. Sebagai contoh, perkembangan emosi pada era 66-an dan
90-an akan menyebabkan individu yang hidup pada dua era yang
berbeda akan memiliki kekhasan sendiri dalam merespon sesuatu.
6) Perkembangan bersifat multidispliner. Berbagai macam ahli dan
peneliti dari disiplin ilmu seperti psikologi, sosiologi, antropologi,
neurosains, kesehatan mental, kedokteran mempelajari
perkembangan manusia dengan berbagai macam persoalannya.
7) Perkembangan bersifat kontekstual. Hal ini berarti bahwa
perkembangan individu mengikuti kondisi saat itu. Perkembangan
bersifat kontekstual secara lebih dalam dapat dipahami dengan
menghubungkan tiga komponen, yaitu:
a) Pengaruh tingkat usia secara normatif, yaitu adanya pengaruh
biologis dari lingkungan yang sama pada kelompok terentu.
b) Pengaruh keadaan sejarah secara normatif, yaitu adanya
pengaruh biologis dari lingkungan yang dihubungkan dengan
sejarah.
c) Pengaruh peristiwa kehidupan yang non-normatif, yaitu
peristiwa kehidupan yang tidak biasa, yang tidak terjadi pada
semua orang dan seringkali tidak bisa diramalkan.
19
Menurut Rita Eka Izzaty, dkk, (2008: 7-6) manfaat mempelajari
Perkembangan Peserta didik dapat dirasakan pendidik dan peserta didik,
yaitu:
1) Bagi Pendidik
a) Memberikan gambaran tentang perkembangan manusia
sepanjang rentang kehidupan beserta faktor-faktor yang
mempengaruhiny, yang meliputi aspek fisik, intelektual, emosi,
sosial, dan moral.
b) Memberikan gambaran tentang bagaimana proses pembelajaran
yang tepat sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik
2) Bagi Peserta Didik
a) Memiliki pengetahuan tentang konsep-konsep perkembangan
peserta didik sebagai individu maupun makhluk sosial dalam
menjalani tahapan perkembangan dari pranatal hingga lanjut
usia
b) Mampu menerapkan pengetahuan yang dimiliki dalam proses
pembelajaran sesuai dengan tahapan perkembangannya
Sejak lahir sampai usia tertentu anak akan mengalami
perkembangan sesuai dengan kemampuannya. Piaget ( dalam Asri
Budiningsih, 2005: 37) membagi tahap-tahap perkembangan kognitif
menjadi empat yaitu:
20
a. Tahap sensorimotor (umur 0-2 tahun)
Pertumbuhan kemampuan anak tampak dari kegiatan
motorik dan persepsinya yang sederhana. Ciri pokok
perkembangannya berdasarkan tindakan, dan dilakukan langkah
demi langkah. Kemampuan yang dimilikinya antara lain:
1) Melihat dirinya sendiri sebagai mahkluk yang berbeda dengan
objek di sekitarnya.
2) Mencari rangsangan melalui sinar lampu dan suara.
3) Suka memperhatikan sesuatu lebih lama.
4) Mendefinisikan sesuatu dengan memanipulasinya.
5) Memperhatikan objek sebagai hal yang tetap, lalu ingin merubah
tempatnya.
b. Tahap preoperasional (umur 2-7/8 tahun)
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah pada
penggunaan simbol atau bahasa tanda, dan mulai berkembangnya
konsep-konsep intuitif. Tahap ini dibagi menjadi dua, yaitu
preoperasional dan intuitif. Preoperasional (umur 2-4 tahun), anak
telah mampu menggunakan bahasa dalam mengembangkan
konsepnya, walaupun masih sangat sederhana. Maka sering terjadi
kesalahan dalam memahami objek. Karakteristik tahap ini adalah:
21
1) Self counter nya sangat menonjol.
2) Dapat mengklasifikasikan objek pada tingkat dasar secara
tunggal dan mencolok.
3) Tidak mampu memusatkan perhatian pada objek-objek yang
berbeda.
4) Mampu mengumpulkan barang-barang menurut kriteria,
termasuk kriteria yang benar.
5) Dapat menyusun benda-benda secara berderet, tetapi tidak dapat
menjelaskan perbedaan antara deretan.
Tahap intuitif (umur 4-7 atau 8 tahun), anak telah dapat
memperoleh pengetahuan berdasarkan pada kesan yang agak
abstraks. Dalam menarik kesimpulan sering tidak diungkapkan
dengan kata-kata. Oleh sebab itu, pada usia ini anak telah dapat
mengungkapkan isi hatinya secara simbolik terutama bagi mereka
yang memilik pengalaman yang luas. Karakteristik tahap ini adalah:
a) Anak dapat membentuk kelas-kelas atau kategori objek, tetapi
kurang disadarinya.
b) Anak mulai mengetahui hubungan secara logis terhadap hal-hal
yang lebih kompleks.
c) Anak dapat melakukan sesuatu terhadap sejumlah ide.
d) Anak mampu memperoleh prinsip-prinsip secara benar. Dia
mengerti terhadap sejumlah objek yang teratur dan cara
mengelompokkanya. Anak kekekalan masa pada usia 5 tahun,
22
kekekalan berat pada usia 6 tahun, dan kekekalan volume pada
usia 7 tahun. Anak memahami bahwa jumlah objek adalah tetap
sama meskipun objek itu dikelompokkan dengan cara yang
berbeda.
c. Tahap operasional konkret (umur 7 atau 8-11 atau 12 tahun)
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah
mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis, dan ditandai
adanya reversible dan kekekalan. Anak telah memiliki kecakapan
berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat
konkret. Operation adalah suatu tipe tindakan untuk memanipulasi
objek atau gambaran yang ada di dalam dirinya. Karenanya kegiatan
ini memerlukan proses transformasi informasi ke dalam dirinya
sehingga tindakannya lebih efektif. Anak sudah tidak perlu coba-
coba dan membuat kesalahan, karena anak sudah dapat berpikir
dengan menggunakan model “kemungkinan” dalam melakukan
kegiatan tertentu. Ia dapat menggunakan hasil yang telah dicapai
sebelumnya. Anak mampu menangani sistem klasifikasi.
Namun sesungguhnya anak telah mampu melakukan
pengklasifikasian, pengelompokan dan pengaturan masalah
(Ordering problems) ia tidak sepenuhnya menyadari adanya prinsip-
prinsip yang terkandung di dalamnya. Namun taraf berpikimya
sudah dapat dikatakan maju. Anak sudah tidak memusatkan diri
pada karakteristik perseptual pasif. Untuk menghindari keterbatasan
23
berpikir anak perlu diberi gambaran konkret, sehingga ia mampu
menelaah persoalan. Sungguhpun demikian anak usia 7-12 tahun
masih memiliki masalah mengenai berpikir abstrak.
d. Tahap Operasional formal (umur 11/12-18 tahun)
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah
mampu berpikir abstrak dan logis dengan menggunakan pola
berpikir “kemungkinan. Model berpikir ilmiah dengan tipe
hipothetico-de- ductive dan inductive sudah mulai dimiliki anak,
dengan kemampuan menarik kesimpulan, menafsirkan dan
mengembangkan hipotesa. Pada tahap ini kondisi berpikir anak
sudah dapat:
1) Bekerja secara efektif dan sistematis.
2) Menganalisis secara kombinasi. Dengan demikian telah
diberikan dua kemungkinan penyebabnya, misalnya C1 dan
C2 menghasilkan R, anak dapat merumuskan beberapa
kemungkinan.
3) Begikir secara porposional, yakni menentukan macam-
macan proporsional tentang Cl, C2, dan R misalnya.
4) Pada tahap ini mula-mula Piaget percaya bahwa sebagiar
remaja mencapai formal operations paling lambat pada usia
15 tahun. Tetapi berdasarkan penelitian maupun studi
selanjutnya menemukan bahwa banyak siswa bahkan
24
mahasiswa walaupun usianya telah melampaui, belum dapat
melakukan formal-operations.
Tahap perkembangan anak kelas 2 SD ini berada pada usia 7-12
tahun. Pada tahap ini peserta didik memasuki tahap operasional konkret.
Tahap operasional konkret (umur 7 atau 8-11 atau 12 tahun). Ciri pokok
perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mulai menggunakan
aturan-aturan yang jelas dan logis, dan ditandai adanya reversible dan
kekekalan. Anak telah memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya
dengan benda-benda yang bersifat konkret. Operation adalah suatu tipe
tindakan untuk memanipulasi objek atau gambaran yang ada di dalam
dirinya. Karenanya kegiatan ini memerlukan proses transformasi informasi
ke dalam dirinya sehingga tindakannya lebih efektif. Apabila peserta didik
usia 7-12 tahun dihadapkan oleh penjelasan saja dan tidak didukung oleh
gambaran riil/nyata, pengetahuan yang diserap peserta didik tidak akan
tertanam dengan maksimal. Artinya dalam proses pembelajaran guru harus
memanfaatkan media termasuk dalam pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan. Dalam penelitian ini, penyampaian materi tolong-
menolong dengan menggunakan media video animasi. Penggunaan media
video animasi ini bertujuan untuk mengkonkretkan dan memperjelas isi atau
pesan dari materi yang akan diberikan kepada siswa.
25
4. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SD
Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang melibatkan
interaksi antara guru dengan siswanya untuk mencapai kompetensi dasar
yang telah dirumuskan sebelumnya. Dengan adanya interaksi dalam
pembelajaran, diharapkan dapat tercapainya pembelajaran yang efektif
karena adanya timbal balik antara guru dengan siswa sehingga dapat
tercapainya tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar atau
atau standar kompetensi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Menurut Wuri Wuryandani & Fathurrohman (2012: 9) Standar
kompetensi dan kompetensi dasar merupakan tujuan yang akan dicapai
guru melalui proses belajar mengajar. Setiap guru harus mampu
mengembangkan kegiatan pembelajaran yang dapat diterima oleh siswa
sehingga siswa dapat memahami dengan materi yang diajarkan oleh guru.
Berikut ini diuraikan tentang standar kompetensi dan kompetensi dasar
Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah dasar yang termuat dalam
kurikulum tingkat satuan pendidikan kelas II, semester 1:
Tabel 2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Membiasakan hidup bergotong
royong
1.1 Mengenal pentingnya hidup
rukun, saling berbagi dan
tolong menolong
1.2 Melaksanakan hidup rukun,
saling berbagi dan tolong
menolong di rumah dan di
sekolah
26
Standar kompetensi dan kompetensi dasar di atas merupakan
kompetensi yang digunakan dalam pembelajaran kelas II SD semester 1.
Penelitian ini berhubungan dengan kompetensi dasar mengenal pentingnya
hidup rukun, saling berbagi dan tolong menolong. Kompetensi dasar
tersebut dapat dicapai dengan berbagai cara yang mampu diterapkan oleh
guru. Pada materi tolong menolong, guru menjelaskan tolong menolong
kepada siswa dengan bantuan media pembelajaran video animasi. Media
video animasi dalam pembelajaran dapat membantu siswa dalam
memahami materi yang disampaikan sehingga siswa tidak mudah bosan
ketika guru menjelaskan.
B. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran Video Animasi
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Menurut Arief S. Sadiman (2006: 6-7) Kata media berasal dari
bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang
secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara
atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.
Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai
arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut
ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan
menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan
disapaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan
media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan
27
melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan
dapat dikonkretkan dengan kehadiran media. Dengan demikian, anak
didik lebih mudah mencerna bahan daripada tanpa batuan media
Menurut Rossi dan Breidle (dalam Wina Sanjaya 2008: 204)
media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai
untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran, majalah,
dan sebagainya. Menurut Rossi, alat-alat semacam radio dan televisi
kalau digunakan dan di program untuk pendidikan, maka merupakan
media pembelajaran.
Selain pengertian di atas, ada juga yang berpendapat bahwa
media pengajaran meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat
lunak (software). Hardware adalah alat-alat yang dapat mengantar
pesan seperti Over Head Projector, radio, televisi, dan sebagainya.
Sedangkan software adalah isi program yang mengandung pesan
seperti informasi yang terdapat pada transparasi atau buku dan bahan-
bahan cetakan lainnya, cerita yang terkandung dalam film atau materi
yang disuguhkan dalam bentuk bagan, grafik, diagram, dan lain
sebagainya.
Media pembelajaran sangat penting untuk menunjang kegiatan
pembelajaran. Dari penjelasan berbagai ahli diatas, media
pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk
tujuan pendidikan. Berbagai media yang semakin berkembang jika
digunakan dan di program untuk pendidikan, maka merupakan media
28
pembelajaran. Kegiatan pembelajaran di kelas II SD Muhammadiyah
karangtengah ini sangatlah memerlukan media pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan. Media
pembelajaran dapat menarik perhatian siswa agar senang untuk
mempelajari materi yang diberikan.
b. Media sebagai Alat Bantu Pembelajaran
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2006: 121) Media sebagai
alat bantu dalam proses mengajar adalah suatu kenyatan yang tidak
mampu dipungkiri. Karena memang gurulah yang menghendakinya
untuk membantu tugas guru menyampaikan pesan-pesan dari bahan
pelajaran yang diberikan oleh guru kepada anak didik. Guru sadar
bahwa tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna
dan dipahami oleh setiap anak didik, terutama bahan pelajaran yang
rumit atau kompleks.
Menurut Arief S. Sadiman (2006: 7) Pada mulanya media
hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar guru (teaching aids). Alat
bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, misalnya gambar, model,
objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkret,
motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar
siswa.
Menurut Wina Sanjana (2008: 205-210) proses belajar
mengajar hakikatnya adalah proses komunikasi, dimana guru berperan
sebagai pengantar pesan dan siswa sebagai penerima pesan. Pesan
29
yang dikirim oleh guru berupa isi/materi pelajaran yang dituangkan
kedalam simbol-simbol komunikasi baik verbal (kata-kata dan tulisan)
maupun nonverbal, proses ini dinamakan encoding.
Gambar 2.1 Proses komunikasi
Dalam konteks komunikasi seperti di atas, fungsi media adalah
sebagai alat bantu untuk guru dalam mengomunikasikan pesan, agar
proses komunikasi berjalan dengan baik dan sempurna sehingga tidak
mungkin lagi ada kesalahan. Guru SD ini berperan sebagai pengirim
pesan dan siswa sebagai penerima pesan. Media pembelajaran
berperan sebagai alat bantu guru sehingga materi pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan dapat diserap dengan baik oleh siswa.
c. Fungsi dan manfaat penggunaan media Pembelajaran
1) Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu
Peristiwa-peristiwa penting atau objek yang langka dapat
diabadikan dengan foto, film, atau direkam memalui video atau
audio, kemudian peristiwa itu dapat disimpan dan dapat
digunakan manakala diperlukan.
2) Memanipulasi keadaan, peristiwa atau objek tertentu
Melalui media pembelajaran, guru dapat menyajikan
bahan pelajaran yang bersifat abstrak menjadi konkret sehingga
Pengirim
Pesan
p
PESAN PESAN Penerima
Pesan
p
30
mudah dipahami dan dapat menghilangkan bahan pelajaran
tentang sistem peredaran darah pada manusia, dapat disajikan
melalui film
3) Menambah gairah dan motivasi belajar siswa
Penggunaan media dapat menambah motivasi belajar
siswa sehingga perhatian siswa terhadap materi pembelajaran
dapat lebih meningkat.
4) Media pembelajaran memiliki nilai praktis sebagai berikut:
a) Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang
dimiliki siswa.
b) Media dapat mengatasi batas ruang kelas. Hal ini terutama
untuk menyajikan bahan belajar yang sulit dipahami secara
langsung oleh peserta.
c) Media dapat memungkinkan terjadinya interaksi langsung
antara peserta dengan lingkungan.
d) Media dapat menghasilkan keseragaman pengamatan.
e) Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, nyata,
dan tepat.
f) Media dapat membangkitkan keinginan dan minat baru.
g) Media dapat mengontrol kecepatan belajar siswa.
h) Media dapat memberikan pengalaman yang menyeluruh dari
hal-hal yang konkret sampai yang abstrak.
31
Secara garis besar dari berbagai fungsi dan manfaat
penggunaan media pembelajaran antara lain. Melalui media
pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang bersifat
abstrak menjadi konkret sehingga mudah dipahami oleh siswa. Media
video animasi mampu memberikan contoh secara konkret maupun
abstrak, misalkan bagaimana banjir itu terjadi, tolong menolong itu
bagaimana dan sebgainya. Penggunaan media dapat menambah
motivasi belajar siswa sehingga perhatian siswa terhadap materi
pembelajaran dapat lebih meningkat. Media pembelajaran sering
digunakan karena memang memiliki keunggulan dalam menarik
perhatian siswa.
d. Klasifikasi media pembelajaran
Menurut Rudy Brets (dalam Wina sanjaya 2008: 212) ada 7 (tujuh)
klasifikasi media, yaitu:
1. Media audiovisual gerak, seperti: film suara, pita video, film tv
2. Media audiovisual diam, seperti: film rangkai suara.
3. Audio semigerak, seperti:.tulisan jauh bersuara
4. Media visual bergerak, seperti, film bisu.
5. Media visual diam, seperti: halaman cetek, foto, microphone,
slide bisu.
6. Media audio, seperti: radio, telepon, pita audio.
7. Media cetak, seperti: buku, modul, bahan ajar mandiri.
32
Menurut Udin Saripuddin dan Winataputra (Syaiful Bahri
Djamarah 2006: 122) mengelompokkan sumber-sumber belajar
menjadi lima kategori, yaitu manusia, buku/perpustakaan, media
massa, alam lingkungan, dan media pendidikan. Karena itu, sumber
belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai
tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar
seseorang.
Media pendidikan merupakan salah satu sumber belajar yang
ikut membantu guru menambah wawasan anak didik. Begitu banyak
macam bentuk dan jenis media pendidikan yang digunakan oleh
guru menjadi sumber ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi
anak didik. Media sebagai sumber belajar diakui sebagai alat bantu
auditif, visual, dan audiovisual dalam kegiatan pembelajaran.
Penggunaan ketiga jenis sumber belajar ini tidak sembarangan,
tetapi harus disesuaikan dengan perumusan tujuan instruksional, dan
tentu saja dengan kompetensi guru itu sendiri, dan faktor-faktor lain
yang berpengaruh dalam kegiatan pembelajaran.
2. Tinjauan Tentang Video Animasi
a. Pengertian Video
Video adalah teknologi untuk menangkap, merekam,
memproses, mentransmisikan dan menata ulang gambar bergerak.
Istilah video berasal dari bahasa latin yaitu dari kata vidi atau visum
yang artinya melihat atau mempunyai daya penglihatan. Video
33
menyediakan satu cara penyaluran informasi yang amat menarik dan
langsung. Menurut kamus besar bahasa Indonesia video merupakan
teknologi pengiriman sinyal elektronik dari suatu gambar bergerak.
Sedangkan di sisi lain menurut munir (2012: 289) Menyatakan
bahwa video adalah “sumber atau media yang paling dinamik serta
efektif dalam menyampaikan suatu informasi, karena penggunaan
video dalam multimedia interaktif akan memberikan pengalama baru”.
Disisi lain menurut Agnew dan Kelleman (dalam Munir, 2012: 290)
mendefinisikan bahwa video adalah “media digital yang menunjukan
susunan atau urutan gambar-gambar dan memberikan ilusi, gambaran
serta fantasi pada gambar yang bergerak”.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli yang telah dikemukakan di
atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa video merupakan media
pembelajaran yang menarik dan efektif dalam menyampaikan
informasi pembelajaran karena didalam video tersebut terdapat gambar
yang bergerak dan suara sehingga mampu memberikan kesan yang
berbeda pada penonton (siswa) pada saat proses pembelajaran. Dalam
pembelajaran materi pembelajaran mengenai tolong-menolong dapat
disampaikan kepada siswa melalui media video animasi. Video animasi
yang berjudul “Mencari Sahabat” memiliki nilai-nilai yang terdapat
pada materi tolong-menolong tersebut sehingga mampu digunakan
untuk membantu guru dalam menyampaikan materi.
34
b. Jenis-jenis video
Munir (2012:304-315) mengungkapkan bahwa jenis-jenis video
ada beberapa yaitu:
1) Video Streaming, merupakan salah satu cara untuk mengetahui
informasi atau berita secara audio maupun visual dari seluruh dunia
melalui internet.
2) Video conference, merupakan penggunaan komputer jaringan yang
memungkinkan penggunanya melakukan interaksi berupa gambar
dan suara.
3) Video Teleconference, merupakan telekomunikasi dengan
menggunakan audio dan video sehingga terjadi pertemuan di
tempat yang berbeda-beda.
Sedangkan menurut Rayandra Asyar (2012:74) mengungkapkan
bahwa jenis-jenis video ada 3 yaitu:
1) Video Disk, mempunyai keunggulan yaitu kapasitas penyimpanan
yang fleksibel (dapat menyimpan 54.000 image, baik suara maupun
gambar).
2) Video Cassette, mempunyai keunggulan seperti lebih ringkas dan
lebih mudah untuk produksi lokal.
3) Video DVD, piringan optic yang digunakan untuk menyimpan data
dengan kapasitas lebih besar (7 x kapasitas cd)
35
Video pembelajaran animasi yang digunakan dalam penelitian
ini termasuk dalam jenis Video DVD. Video DVD, piringan optik yang
digunakan untuk menyimpan data dengan kapasitas lebih besar (7 x
kapasitas CD). Video pembelajaran animasi yang digunakan adalah
video pembelajaran animasi yang diproduksi oleh Balai Teknologi
Komunikasi Pendidikan (BTKP). BTKP merupakan Balai yang dimiliki
oleh negara yang bertujuan untuk mengembangakan media
pembelajaran ataupun sarana belajar bagi siswa. Media yang sudah
diproduksi oleh BTKP sangat banyak mulai dari audio pembelajaran,
video pembelajaran, JB radio pembelajaran, animasi pembelajaran dan
masih banyak lagi media yang diproduksi oleh BTKP.
c. Keunggulan dan kelemahan video
Munir (2012: 295) mengungkapkan bahwa video mempunyai
keunggulan maupun kelemahan, diantaranya adalah: Keunggulan video
menurut Munir adalah:
1) Menjelaskan suatu keadaan nyata dari suatu proses, fenomena, atau
kejadian.
2) Sebagai bagian terintegrasi dengan media lain seperti: teks atau
gambar.
3) Pengguna dapat mengulang pemutaran video pada bagian-bagian
tertentu untuk melihat gambar yang lebih fokus.
4) Cocok untuk mengerjakan materi dalam ranah perilaku atau
psikomotorik.
5) Kombinasi video dengan audio lebih efektif dan cepat dalam
menyampaikan pesan dibandingkan media teks.
6) Menunjukkan dengan jelas suatu langkah prosedural.
36
Munir (2012: 295) juga mengungkapkan kelemahan dari video,
diantaranya adalah :
a) Video tidak detail dalam penjelasan materi karena peserta didik
harus mampu mengingat dari setiap scane ke skane.
b) Belajar dengan video dianggap lebih mudah dibandingkan
dengan teks sehingga siswa kurang kurang terdorong untuk lebih
aktif didalam berinteraksi dengan materi.
Disisi lain kelebihan dan kelemahan menurut Azhar Arsyad
(dalam Sukiman, 2012: 188-190) media video adalah sebagai berikut:
Keunggulan video adalah:
i. Film dan video dapat melengkapi pengalaman belajar
peserta didik ketika membaca, berdiskusi, berpraktik, dan
lain lain.
ii. Dapat menggambarkan suatu proses dengan tepat yang dapat
disaksikan secara berulang-ulang.
iii. Mendorong dan meningkatkan motivasi serta sikap dari segi-
segi afektif
iv. Video yang mangandung nilai-nilai postif dapat
mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok
peserta didik.
v. Dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya bisa dilihat
secara langsung.
vi. Video dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau
kelompok kecil, heterogen, maupun, perorangan.
vii. Dapat memangkas keterbatasan ruang dan waktu.
Azhar Arsyad (dalam Sukiman, 2012: 188-190) juga
mengungkapkan kelemahan dari video, diantaranya adalah:
1) Umumnya memerlukan biaya mahal dan waktu yang banyak.
2) Pada saat gambar digerakkan secara terus menerus kemungkinan
ada peserta didik yang tidak bisa menangkap informasi dari video
yang diputar.
37
3) Video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan
tujuan belajar yang diinginkan .
d. Animasi
Animasi merupakan salah satu media pembelajaran berbasis
komputer yang bertujuan untuk memaksimalkan efek visual dan
memberikan interaksi berkelanjutan sehingga pemahaman siswa dalam
pembelajaran suatu materi dapat meningkat. Menurut Utami (2007)
menyatakan ada tiga jenis format animasi:
1) Animasi tanpa sistem kontrol, animasi ini hanya memberikan
gambaran kejadian sebenarnya (behavioural realism), tanpa ada
kontrol sistem. Misal untuk pause, memperlambat kecepatan
pergantian frame, Zoom in, Zoom Out, bisa jadi animasi terlalu
cepat, pengguna tidak memiliki waktu yang cukup untuk
memperhatikan detil tertentu karena tidak ada fasilitas untuk pause
dan zoom in.
2) Animasi dengan sistem kontrol, animasi ini dilengkapi dengan
tombol kontrol. Hal ini memungkinkan pengguna untuk
menyesuaikan animasi dengan kapasitas pemrosesan informasi
mereka. Namun kekurangannya, terletak pada pengetahuan awal
(prior knowledge) atas materi yang dipelajari menyebabkan murid
tidak tahu mana bagian yang penting dan harus diperhatikan guna
memahami materi dan yang tidak. Seringkali murid lebih
38
memperhatikan bagian yang tampak lebih menonjol secara
perseptual.
3) Animasi manipulasi langsung (Direct-manipulation Animation
(DMA)). DMA menyediakan fasilitas untuk pengguna berinteraksi
langsung dengan control navigasi (misal tombol dan slider).
Pengguna bebas untuk menentukan arah perhatian dan kejadiannya
dapat diulang.
e. Kelebihan dan Kekurangan Animasi
Sebagai media ilmu pengetahuan animasi memiliki kemampuan
untuk dapat memaparkan sesuatu yang rumit atau komplek untuk
dijelaskan dengan hanya gambar dan kata-kata saja. Dengan
kemampuan ini maka animasi dapat digunakan untuk menjelaskan suatu
materi yang secara nyata tidak dapat terlihat oleh mata, dengan cara
melakukan visualisasi maka materi yang dijelaskan dapat tergambarkan.
Animasi yang digunakan baik pada penjelasan konsep maupun
contoh-contoh, selain berupa animasi statis auto-run atau diaktifkan
melalui tombol, juga bisa berupa animasi interaktif dimana pengguna
(siswa) diberi kemungkinan berperan aktif dengan merubah nilai atau
posisi bagian tertentu dari animasi tersebut. Urutan kegiatan belajaranya
dapat meliputi : melihat contoh, mengerjakan soal latihan, menerima
informasi, meminta penjelasan, dan mengerjakan soal/evaluasi
(Suwarna, 2007).
39
Menurut Harun dan Zaidatun (2004) animasi seperti media-
media lain mempunyai peranan yang tersendiri dalam bidang
pendidikan khususnya untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan
pembelajaran. Berikut merupakan beberapa kepentingan atau kelebihan
animasi apabila digunakan dalam bidang pendidikan:
1) Animasi mampu menyampaikan sesuatu konsep yang kompleks
secara visual dan dinamik. Ini dapat membuat hubungan atau
kaitan mengenai suatu konsep atau proses yang kompleks lebih
mudah untuk dipetakan ke dalam pikiran pelajar dan seterusnya
membantu dalam proses pemahaman.
2) Animasi digital mampu menarik perhatian pelajar dengan mudah.
Animasi mampu menyampaikan suatu pesan dengan lebih baik
dibanding penggunaan media yang lain. Pelajar juga mampu
memberi ingatan yang lebih lama kepada media yang bersifat
dinamik dibanding media yang bersifat statik.
3) Animasi digital juga dapat digunakan untuk membantu
menyediakan pembelajaran secara maya. Ini utamanya untuk
keadaan dimana perkiraan sebenarnya sukar atau tidak dapat
disediakan, membahayakan ataupun mungkin melibatkan biaya
yang tinggi.
4) Animasi mampu menawarkan satu media pembelajaran yang lebih
menyenangkan. Animasi mampu menarik perhatian,
meningkatkan motivasi serta merangsang pemikiran pelajar yang
40
lebih berkesan. Semuanya akan membantu dalam proses
mengurangkan beban kognitif pelajar dalam menerima sesuatu
materi pelajaran atau pesan yang ingin disampaikan oleh para
pendidik.
5) Persembahan secara visual dan dinamik yang disediakan oleh
teknologi animasi mampu memudahkan dalam proses penerapan
konsep atau pun demonstrasi.
Adapun kelemahan dari media animasi ialah membutuhkan
peralatan yang khusus. Materi dan bahan yang ada dalam animasi sulit
untuk dirubah jika sewaktu-waktu terdapat kekeliruan atau informasi
yang ada di dalamnya sulit untuk ditambahkan. Animasi dapat
digunakan untuk menarik perhatian siswa jika digunakan secara tepat,
tetapi sebaliknya animasi juga dapat mengalihkan perhatian dari
substansi materi yang disampaikan ke hiasan animatif yang justru tidak
penting. Kelemahan animasi menurut Harun dan Zaidatun (2004)
adalah:
1) Membutuhkan peralatan yang khusus.
2) Materi dan bahan yang ada dalam animasi sulit untuk dirubah jika
sewaktu-waktu terdapat kekeliruan atau informasi yang ada di
dalamnya sulit untuk ditambahkan.
3) Animasi dapat digunakan untuk menarik perhatian siswa jika
digunakan secara tepat, tetapi sebaliknya animasi juga dapat
mengalihkan perhatian dari substansi materi yang
41
4) disampaikan ke hiasan animatif yang justru tidak penting.
5) Memerlukan kreatifitas dan ketrampilan yang cukup memadai
untuk mendesain animasi yang dapat secara efektif digunakan
sebagai media pembelajaran.
6) Memerlukan software khusus untuk mengoperasikanya.
3. Pembelajaran Pendidikan Kearganegaraan dengan Menggunakan
Video Animasi
a. Identifikasi Program
1) Produksi : Balai Teknologi Komunikasi Pendidikan (BTKP) DIY
Media pembelajaran yang telah diproduksi oleh BTKP
bermacam-macam seperti media video, audio, cetak, aplikasi
android, animasi dan lain sebagainya. Media-media pembelajaran
BTKP yang sudah selesai diproduksi akan dievaluasi oleh beberapa
ahli media dan ahli materi agar media tersebut mampu mencapai
tujuan dari pembuatan media tersebut. BTKP tidak hanya
memproduksi media pembelajaran saja, tetapi juga mengadakan
kegiatan yang menunjang siswa dalam pembelajaran seperti lomba
Ki Hajar, pameran media, JB Tube dan kegiatan lain yang
bermanfaat untuk dunia pendidikan.
2) Judul Video Animasi adalah “Mencari Sahabat”
3) Tingkat pencapaian pengembangan media video ini adalah
memahami perilaku mulia seperti jujur, penolong, sopan, hormat.
42
4) Nama pemain dalam video tersebut :
a) Kura-kura (Si Kuri)
b) Landak (Si Dujam)
c) Kucing (Si Belang)
d) Ayam (Si Hitam)
e) Ikan (Si Orin)
f) Kepiting (Si Trotol)
g) Katak (Si Hijau)
h) Kupu-kupu
b. Ringakasan Materi
1) Pembuka
Pagi hari yang cerah, air sungai yang berkilau terkena sinar
matahari. Sungai itu jernih, sejuk karena disepanjang pinggir sungai
pohon-pohon besar menaunginya. Seekor kura-kura bermain
dengan temannya ikan, kepiting dan katak di dalam sungai
2) Isi Program
Suatu hari sungai yang digunakan untuk bermain terkena
hujan deras yang mengakibatkan banjir yang besar. Landak, Ayam
dan kucing terjebak dalam banjir tersebut. Kura-kura mendatangi
mereka dan membantu menyeberangkan mereka satu persatu ke
tempat yang aman.
3) Rangkuman/ Closing
43
Dalam sebuah persahabatan, tidak tidak ditentukan oleh
penampilan luar kita. Jika kita mempunyai sifat sabar, baik dan suka
menolong pasti semua akan menyayangi kita, Tuhan juga akan
menyayangi umat-Nya yang berperilaku mulia. Tetapi jika kita
bersikap sebaliknya suka menghina, marah-marah, kasar akan
merugikan diri sendiri karena tidak ada yang mau berteman dengan
kita.
Ringkasaan materi dalam video animasi tersebut memiliki
banyak sikap dan nilai-nilai yang baik untuk diteladani oleh siswa.
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah salah satu mata
pelajaran yang mempelajari nilai-nilai moral didalamnya. Sehingga
materi video animasi ini dapat digunakan dalam penyampaian
materi yang mampu menarik perhatian siswa dalam belajar.
c. Strategi Pemanfaatan Media
1) Sebelum pembelajaran
Perlu pengantar dari guru untuk menyiapkan siswa
mengikuti pembelajaran dengan media ini, salah satunya dapat
dimulai dengan memberikan contoh-contoh perbuatan atau perilaku
mulia. Kemudian baru dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dipelajari.
44
2) Ketika media digunakan dalam pembelajaran.
Ketika media ini sudah aktif pastikan bahwa siswa sudah
siap untuk memperhatikan, biarkan siswa mencari posisi yang
paling nyaman sehingga siswa benar-benar menikmati tayangan
yang mereka lihat.
3) Setelah media digunakan dalam pembelajaran
Setelah media digunakan, guru dapat memberi penjelasan
atau penekanan pada siswa dengan cara menanyakan kepada siswa
tentang apa yang mereka lihat dan bertanya tentang media tersebut
serta penanaman nilai-nilai terpuji kepada anak-anak yang dapat
diteladani sehingga capaian perkembangan yang diharapkan dapat
tercapai dan tertanam pada diri anak. Guru juga dapat menanyakan
perilaku apa saja yang dapat dicontoh dan mengaitkan cerita dalam
video tersebut dengan materi pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan.
C. Tinjauan Tentang Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Istilah belajar menurut Bloom dalam Usman dan Setiawati (1993:4),
adalah perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi
antara individu dengan individu lain dan individu dengan lingkungannya
sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya.
Sementara belajar menurut W.S. Winkel (2002) adalah suatu aktivitas
45
mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang dengan
lingkungan, dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap yang bersifat relatif konstan dan
berbekas. (Susanto, 2013:3-4)
Hasil belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses terjadinya
perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur
dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan
tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang
lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya. (Hamalik, 2008:155)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Pusat Bahasa
(2008:1101), hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya
ditujukan dengan nilai tes atau nilai yang diberikan oleh guru. Berdasarkan
Pengertian di atas, dapat diartikan bahwa penilaian yang diberikan oleh
pendidik atau guru kepada siswa, dapat berupa tes maupun nontes.
Menurut (Susanto, 2003:5), hasil belajar siswa adalah kemampuan
yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Kegitan belajar itu
sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk
memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.
Menurut Susanto (2013:6-11) hasil belajar mempunyai beberapa
aspek, yaitu :
46
a) Aspek Kognitif (Pemahaman Konsep)
Pemahaman menurut Bloom (1979:89) adalah seberapa besar
siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang
diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat
memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami,
atau yang ia rasakan berupa hasil observasi yang ia lakukan.
b) Aspek Psikomotor (Keterampilan Proses)
Keterampilan proses menurut Usman dan Setiawati (1993:77),
merupakan keterampilan yang mengarah kepada pembangunan
kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak
kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. Dalam melatih
keterampilan proses, secara bersamaan dikembangkan pula sikap-sikap
yang dikehendaki, seperti kreatvitas, kerja sama, bertanggung jawab,
dan berdisiplin sesuai dengan penekanan bidang studi yang
bersangkutan.
c) Aspek Afektif (Sikap)
Sikap menurut Sardiman (1996:275), merupakan kecenderungan
untuk melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola, dan teknik tertentu
terhadap dunia sekitarnya baik berupa individu-individu maupun objek
tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku, atau tindakan
seseorang.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar merupakan suatu perubuhan tingkah laku yang
47
meliputi aspek kognitif, psikomotorik dan afektif yang dialami siswa
setelah proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu, yang dapat
dinilai dengan cara tes maupun nontes. Hasil belajar pada penelitian ini
dibatasi pada aspek kogitif siswa dalam pembelajaran, penelitian ini
menggunakan media pembelajaran video animasi untuk mempengaruhi
hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan kelas II SD.
2. Hasil Belajar Kognitif
Hasil belajar pada penelitian ini dibatasi pada aspek kogitif siswa.
Bloom (dalam Purwanto, 2010: 50-51) membagi dan menyusun tingkat
hasil belajar kognitif mulai dari yang paling rendah dan sederhana sampai
ke yang paling tinggi dan kompleks yaitu: a) ingatan (C1), b) pemahaman
(C2), c) penerapan (C3), d) analisis (C4), e) sintesis (C5), dan f) evaluasi
(C6).
a) Kemampuan mengingat (konowledge) merupakan kemampuan
kognitif yang paling rendah. Kemampuan ini merupakan kemampuan
untuk memanggil kembali fakta yang telah disimpan di dalam otak
yang kemudian digunakan untuk merespon atau menanggapi suatu
masalah.
b) Kemampuan pemahaman (comprehension) adalah kemampuan untuk
melihat hubungan fakta dengan fakta.
c) Kemampuan penerapan (application) adalah kemampuan kognitif
untuk memahami aturan, hukum, dan sebagainya yang akan digunakan
untuk memecahkan masalah.
48
d) Kemampuan analisis (analysis) adalah kemampuan untuk memahami
sesuatu dengan cara menguraikannya.
e) Kemampuan sintesis (synthesis) adalah kemampuan kognitif dalam hal
memahami dengan mengorganisasikan bagian-bagian menjadi satu
kesatuan.
f) Kemampuan evaluasi (evaluation) adalah kemampuan untuk membuat
penilaian dan mengambil keputusan dari hasil penilaiannya.
Berdasarkan penjelasan di atas, tingkat hasil belajar kognitif yang
mampu digunakan untuk siswa kelas II SD adalah ingatan / konowledge
(C1), pemahaman / comprehension (C2), penerapan / application (C3).
Tiga aspek kogitif tersebut sudah mampu diterima oleh siswa sesuai
dengan tingkat kecepatan penyerapan materi masing-masing individu.
3. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil
interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, berikut dua faktor
yang mempengaruhinya menurut Wasliman (Susanto, 2013: 12-13),
adalah :
a) Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dalam diri
peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor
internal ini meliputi kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar,
ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.
49
b) Faktor Eksternal
Faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang
mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keluarga
yang morat-marit keadaan ekonominya, pertengkaran suami istri,
perhatian orangtua yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan
sehari-hari yang kurang baik dari orangtua dalam kehidupan sehari-hari
berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik.
Selain itu sekolah juga merupakan salah satu faktor yang ikut
menentukan hasil belajar siswa. Semakin tinggi kemampuan belajar
siswa dan kualitas pengajaran di sekolah, maka semakin tinggi pula
kualitas hasil belajar siswa.
Kualitas pengajaran disekolah sangat ditentukan oleh guru,
sebagaimana di kemukakan oleh Wina Sanjaya (dalam Susanto,
2013:13), bahwa guru adalah komponen yang sangat menentukan
dalam implementasi suatu strategi pembelajaran. Guru yang memegang
peranan penting pada saat proses pembelajaran tersebut, guru juga
merupakan fakor eksternal yang dapat mempengaruhi hasil belajar
siswa. Peran guru untuk siswa pada usia sekolah dasar tidak dapat
digantikan oleh perangkat lain, seperti televisi, radio, dan komputer.
Sebab, siswa adalah organisme yang sedang berkembang yang
memerlukan bimbingan dan bantuan orang dewasa. Hasil belajar siswa
merupakan hasil dari suatu proses yang didalamnya terlibat sejumlah
50
faktor yang saling memengaruhinya. Tinggi rendahnya hasil belajar
seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dijelaskan hasil belajar
adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran
disekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes
mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu yang dapat diamati dan
diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan.
Hasil belajar dapat dilihat dari tiga aspek penting yang terdapat
didalamnya antara lain afektif, psikomotorik dan kognitif. Aspek afektif
berkenaan dengan sikap yang terdiri dari kategori penerimaan,
partisipasi, penilaian/penentuan sikap, organisasi dan pembentukan
pola hidup. Aspek psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar
keterampilan dan kemampuan bertindak. Aspek kognitif berkenaan
dengan hasil belajar intelektual berupa pengetahuan atau penalaran.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut:
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu.
Faktor internel ini berkaitan dengan fisiologis dan psikologis individu.
Faktor fisiologis berupa keadaan fisik dan kondisi panca indera. Faktor
psikologis berupa minat, bakat, motivasi, dan kecerdasan.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu
yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Menurut Syah (dalam
51
Baharuddin, 2010: 26-28) faktor eksternal yang mempengaruhi hasil
belajar yaitu 1) lingkungan sosial yang terdiri dari lingkungan social
sekolah dan lingkungan social keluarga, 2) lingkungan non sosial yang
terdiri dari lingkungan lingkungan alamiah, faktor instrumental dan
materi pelajaran yang diajarkan kepada siswa.
52
D. Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian yang telah dilakukan terkait dengan penerapan pengaruh
media pembelajaran animasi terhadap hasil belajar pendidikan
kewarganegaraan diantaranya yaitu:
1. Penelitian tentang media animasi pernah dilakukan oleh Rusdianto (2008),
dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Animasi Pada Model
Pembelajaran Langsung Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI
MA Negeri Model Makasar Pada Konsep Sistem Pencernaan Makanan”.
Penelitian ini menggunakan kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada kelas
eksperimen digunakan media animasi sedangkan kelas control
menggunakan media transparasi, yang masing-masing dilaksanakan empat
kali pertemuan. Pada pertemuan terakhir diberikan evaluasi berupa tes
tertulis untuk melihat pengaruh penggunaan media terhadap hasil belajar
siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil analisis deskriptif,
nilai rata-rata hasil belajar biologi siswa kelas eksperimen adalah 83,0
sedangakan pada kelas kontrol sebesar 66,4. Jadi ada pengaruh penggunaan
media animasi dalam pembelajaran langsung terhadap hasil belajar biologi
siswa kelas XI MA Negeri Model Makasar, dimana hasil belajar siswa
eksperimen yang menggunakan media animasi lebih tinggi dibandingkan
hasil belajar kelas kontrol.
2. Penelitian tentang media animasi terhadap hasil belajar pernah dilakukan
oleh Nunik Solichatun (2012), dengan judul “Pengaruh Media
Pembelajaran Berbasis Animasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
53
Pelajaran Audio Mixer Kompetensi Keahlian Teknik Audio Video di SMK
Piri 1 Yogyakarta”. Desain penelitian yang digunakan adalah nonequivalent
control group desain. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik
kuantitatif dengan menggunakan metode quasi eksperimen. Hasil belajar
setelah dilakukan pembelajaran audio mixer menunjukkan bahwa rata-rata
kelompok kontrol 31,30 dan kelompok eksperimen 36,56. Besar pengaruh
media pembelajaran animasi terhadap hasil belajar siswa adalah 57,4% dan
sisanya 42,6% dipengaruhi oleh faktor lainnya.
3. Penelitian ketiga oleh Anang Nugroho (2015), dengan judul “Pengaruh
Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Power Point dengan Video dan
Animasi terhadap Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar pada Materi
Perawatan Unit Kopling Siswa Kelas 2 Jurusan Teknik Kendaraan Ringan
SMK Piri 1 Yogyakarta”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
quasi eksperimen atau eksperimen semu dengan desain pretest-posttest only
control group design. Perolehan rata-rata motivasi belajar kelas kontrol
sebagian besar siswa (66,67%) dari 36 siswa masuk dalam ketegori tinggi,
sedang untuk motivasi belajar kelas eksperimen sebagian besar (73,08%)
dari 52 siswa masuk dalam kategori tinggi. Hal tersebut diperkuat dengan
hasil prestasi belajar kelas kontrol semua siswa (100%) dari 36 siswa
mendapatkan nilai dibawah 75 sehingga masuk dalam kategori tidak tuntas,
sedang prestasi belajar kelas eksperimen ada sekitar 16 siswa (34,04%) dari
47 siswa mendapatkan nilai diatas 75 sehingga masuk dalam kategori tuntas.
54
E. Kerangka Pikir
Dalam proses belajar mengajar tidak dapat dipungkiri bahwa masih
banyak siswa yang belum dapat mencapai hasil belajar yang diharapkan. Hasil
pembelajaran akan baik jika proses pembelajaran dilakukan secara optimal.
Hal ini sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mendukungnya diantaranya
adalah sistem pembelajaran dan kemampuan awal siswa. Video animasi
merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk
membantu guru dalam menyampaikan suatu materi pembelajaran.
Media pembelajaran video animasi ini dengan bantuan pendidik
diharapkan akan dapat memudahkan siswa untuk mengkontruksikan
pengetahuan yang dipelajarinya sehingga pemahaman konsep, prinsip, dan
penalaran akan lebih mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa.
Menggunakan media pembelajaran video animasi juga dapat menarik perhatian
siswa untuk mempelajari materi yang sedang disampaikan. Selain itu, media
pembelajaran video animasi akan mampu mendorong siswa untuk lebih fokus
dalam menerima materi pembelajaran yang diberikan sehingga dapat
membantu tercapainya tujuan pembelajaran.
Tidak sedikit siswa yang masih merasa kesulitan dalam memahami
dengan baik meteri pelajaran yang diberikan di sekolah. Salah satu mata
pelajaran yang sulit untuk diterima oleh siswa adalah materi pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan. Kondisi seperti ini tentu memerlukan solusi
yang tepat dan mampu digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan
pada umumnya para ahli berpendapat bahwa dengan menggunakan media
55
pembelajaran video animasi mempunyai pengaruh yang positif terhadap hasil
belajar siswa. Tingginya tingkat penguasaan materi pelajaran dengan
sendirinya akan mempengaruhi hasil belajar siswa menjadi semakin baik.
F. Hipotesis Penelitian
Menurut Sudjana ( dalam Tarsito, 2005: 219), hipotesis adalah asumsi
atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan sesuatu hal
yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya. Berdasarkan kajian
teori dan kerangka pikir di atas, hipotesis yang dapat dirumuskan adalah
“media pembelajaran video animasi dalam pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas II SD
Muhammadiyah Karangtengah Imogiri Bantul”.
56
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan dalam penelitian terdiri dari pendekatan kuantitatif dan
kualitatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif. Menurut Cresweel (Asmadi Alsa, 2007: 13) penelitian kuantitatif
merupakan penelitian yang bekerja dengan angka dan data. Dalam penelitian ini
berwujud bilangan yang kemudian dianalisis dengan menggunakan statistik
untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif dikarenakan hasil dari penelitian ini berupa angka-angka.
B. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.
Menurut Sugiyono (2013: 107) penelitian eksperimen merupakan penelitian
yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan (treatment) terhadap yang
lain dalam kondisi yang terkendalikan.
Menurut Sugiyono (2013: 108-109) dalam penelitian eksperimen
terdapat beberapa bentuk jenis eksperimen yaitu: 1) Pre-Experimental Design,
2) True Experimental Design, 3) Factorial Design, dan 4) Quasi Experimental
Design. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre-
Experimental atau pra eksperimen.
57
C. Desain Penelitian
Menurut Sugiyono (2013: 108-109) ada tiga bentuk dalam penelitian pra
eksperimen yaitu: 1) one shot case study, 2) one group pretest-posttest design,
3) intact group comparison. Desain yang dipilih oleh peneliti dalam penelitian
ini adalah one group pretest-posttest design. Sugiyono (2013: 111)
menggambarkan one group pretest-posttest design adalah sebagai berikut.
Gambar 3.1 One group pretest-posttest design
Keterangan:
O1 = nilai pretest (sebelum diberi perlakuan)
O2 = nilai posttest (setelah diberi perlakuan)
X = perlakuan atau treatment
Pengaruh perlakuan = O2 – O1
D. Variabel Penelitian dan Devinisi Operasional Variabel
Variabel adalah obyek penelitian atau segala sesuatu yang menjadi pokok
perhatian suatu penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Variabel bebas
Menurut Sugiyono (2013: 61) variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau menjadi sebab adanya perubahan atau timbulnya variabel
terikat. Jadi, variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi hasil
O1 X O2
58
suatu penelitian. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media video
animasi.
2. Variabel terikat
Sugiyono (2013: 61) berpendapat bahwa variabel terikat adalah
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya variabel bebas.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar.
E. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas II B SD Muhammadiyah
Karangtengah. Sekolah tersebut beralamat di Desa Pucunggrowong,
Karangtengah Imogiri Bantul Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester I tahun ajaran 2016/2017
pada bulan Agustus 2016. Rincian kegiatan penelitian yang dilakukan adalah
sebagai berikut.
a. Tes untuk mengetahui kemampuan awal siswa siswa sebelum dilakukan
pembelajaran
b. Pembelajaran dengan menggunakan media video animasi
c. Tes untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan atau
treatment dengan menggunakan media video animasi.
59
F. Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2013: 117) populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Sedangkan Suharsimi Arikunto (2006: 130) menjelaskan
populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Subjek pada penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas II B SD Muhammadiyah Karangtengah tahun ajaran
2016/2017 yang berjumlah 24 siswa dengan rincian 6 siswa laki-laki dan 18
siswa perempuan. Namun karena ada siswa yang sedang sakit saat pelaksanaan
penelitian ini, maka jumlah subjek penelitian ini menjadi berjumlah 23 siswa
dengan rincian 6 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik pengumpulan data berbentuk tes.
1. Tes
Suharsimi Arikunto (2006: 150) menjelaskan tes adalah serentetan
pertanyaan atau latihan serta alat yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki
oleh individu atau kelompok. Dalam penelitian ini tes digunakan untuk
mengetahui pengaruh penggunaan media video animasi terhadap hasil belajar
siswa. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif.
60
Menurut Nana Sudjana (2009: 44), tes objektif terdiri dari beberapa
bentuk yaitu: jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan pilihan ganda.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tes dengan bentuk pilihan ganda.
Tes dalam penelitian ini berupa pretest dan posttest.
Pretest merupakan tes yang diberikan sebelum pembelajaran dimulai
atau sebelum siswa diberikan perlakuan dengan tujuan untuk mengukur
kemampuan awal siswa pada materi tolong-menolong. Posttest yaitu tes yang
diberikan pada akhir pembelajan atau setelah siswa diberikan perlakuan
dengan tujuan untuk mengukur hasil akhir siswa pada pembelajaran tolong-
menolong. Soal pretest dan posttest pada penelitian ini terdiri atas 20 soal
pilihan ganda dengan tiga alternatif jawaban.
H. Instrumen Penelitian
Purwanto (2010: 56) menjelaskan bahwa instrumen penelitian adalah alat
ukur yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data dengan cara
pengukuran. Instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah instrumen tes. Tes yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar
pendidikan Kewarganegaraan adalah tes objektif dan uraian.
Menurut Musa Sukardi dan Tumardi (2000: 12), tes objektif adalah tes
yang menuntut testee memilih jawaban yang benar di antara pilihan jawaban
yang telah disediakan atau memberikan jawaban singkat serta melengkapi
pernyataan yang belum sempurna. Menurut Zainal Arifin (2009: 135), tes
objektif sering juga disebut sebagai tes dikotomi karena jawabannya antara benar
61
dengan skor 1 atau salah dengan skor 0. Bentuk tes objektif yang digunakan
dalam penelitian ini adalah bentuk tes pilihan ganda. Soal tes objektif pada
penelitian ini tersaji pada lampiran.
1. Bentuk Tes Pilihan Ganda
Menurut Nana Sudjana (2009: 48) soal tes pilihan ganda adalah
bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang paling tepat atau paling benar.
Dengan menggunakan bentuk tes ini maka jawaban dari peserta tes sudah
pasti benar atau salah, sehingga bersifat objektif. Berdasarkan pemaparan di
atas, maka tes pilihan ganda sesuai jika digunakan untuk menilai siswa SD
kelas rendah pada materi pembelajaran tolong-menolong.
2. Bentuk Tes Soal Uraian
Soal uraian yang digunakan sebanyak 5 butir yang membahas tentang
materi Pendidikan Kewarganegaraan tolong-menolong. Soal uraian yang
diberikan memiliki jawaban yang tidak terlalu panjang karena siswa masih
dalam kategori kelas rendah. Soal uraian ini sangat membantu guru menggali
pengetahuan awal siswa tentang materi yang akan dipelajari oleh siswa.
Soal tes objektif dan uraian dibuat berdasarkan kisi-kisi. Kisi-kisi soal
pretest dan posttest untuk mengukur hasil belajar dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
62
Tabel 3. Kisi-Kisi Pretest-Posttest Pendidikan Kewarganegaraan.
* = Soal uraian
Tabel di atas digunakan sebagai acuan dalam pembuatan soal untuk
menguji hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan. Kisi-kisi tersebut juga dapat membantu dalam mencapai
kompetensi dasar dan indikator mata pelajararan Pendidikan
Kewarganegaraan kelas II SD yang telah ditentukan. Soal pretest dan posttest
yang diberikan kepada siswa sebanyak 25 soal terdiri dari 20 soal pilihan
ganda dan 5 soal uraian singkat.
Kompetensi Dasar Indikator Jenjang Kemampuan Banyak
soal C1 C2 C3
1.3 Mengenal
pentingnya
hidup
rukun,
saling
berbagi dan
tolong
menolong
1.3.1 Menjelaskan
pentingnya
manusia
saling tolong
menolong
1, 11,
15, 19,
21*
6,
22* 20 8
1.3.2 Menceritaka
n bahwa
manusia
adalah
makhluk
sosial
3, 10,
16
2, 9,
12,
18,
24*
8
1.3.3 Mengidentif
ikasi tata
cara saling
tolong
menolong
5, 13
4, 7,
14,
17,
23*,
25*
8 9
Jumlah 25
63
Tabel 4. Rubrik Penilaian Soal Uraian
Rubrik di atas dapat digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam
pemberian nilai pada soal uraian yang dikerjakan oleh siswa. Nilai yang
digunakan mulai dari 1, 2, 3 dan 4 sesuai dengan jawaban siswa yang
mengerjakan sudah tepat atau masih kurang tepat. Soal pilihan ganda nilai
maksimal sebesar 20 dan uraian maksimal 20, sehingga nilai dapat diperoleh
dengan jumlah total nilai yang diperoleh siswa dibagi 4.
ASPEK
YANG
DINILAI
KRITERIA DAN PENSKORAN
Baik
(skor 4)
Sedang
(skor 3)
Kurang
(skor 2)
Kurang sekali
(skor 1)
Pengertia
n tolong-
menolng
Mampu
menjelaskan
pengertian
tolong-
menolong
dengan tepat
Sebagian
besar mampu
menjelaskan
pengertian
tolong-
menolong
Sebagian
mampu
menjelaskan
pengertian
tolong-
menolong
Sebagian
kecil mampu
menjelaskan
pengertian
tolong-
menolong
Manfaat
tolong-
menolon
g
Mampu
menjelaskan
manfaat
tolong-
menolong
secara lengkap
Menjelaskan
sebagian
besar manfaat
tolong-
menolong
Menjelaskan
sebagian
manfaatkan
tolog-
menolong
Menjeaskan
sebagian
kecil manfaat
tolong-
menolong
Pengertia
n ikhlas
dalam
tolong-
menolon
g
Mampu
menjelaskan
pengertian
ikhlas dengan
tepat
Sebagian
besar
penjelasan
tentang
pengertian
ikhlas sudah
tepat
Sebagian
penjelasan
tentang iklas
sudah tepat
Sebagian
kecil penjelas
tentang ikhlas
sudah tepat
Penerapa
n sikap
tolong-
menolon
g
Mampu
menerapkan
sikap tolong-
menolong
sesuai kondisi
di
lingkungannya
secara tepat
Sebagian
besar
penjelasan
sikap tolong-
menolong
dengan tepat
Menjelaskan
penerapan
sikap tolong-
menolong
dengan
singkat
Belum
mampu
menerapkan
sikap tolong-
menolong
64
I. Validitas Instrumen
1. Uji Validitas
Sukardi (2011: 122) menjelaskan validitas suatu tes adalah derajat yang
menunjukkan ketepatan dimana suatu tes mengukur apa yang harus diukur.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji validitas isi. Menurut Purwanto
(2010: 120) validitas isi dapat dilakukan dengan meminta pertimbangan kepada
ahli (expert judgement) dan analisis korelasi butir-butir dengan cara menguji
coba soal. Expert judgement dilakukan dengan Ibu Dr. Wuri Wuryandani, S.Pd,
M.Pd sebagai dosen PGSD pengampu mata kuliah pembelajaran PKn Sekolah
Dasar.
J. Analisis Data
Menurut Sugiyono (2013: 207) analisis data adalah kegiatan setelah data
dari seluruh responden atau sumber data terkumpul. Analisis data pada penelitian
ini menggunakan statistik deskriptif. Sugiyono (2013: 207-208) menjelaskan
statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
secara apa adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi.
Sugiyono (2013: 208) mengemukakan penyajian data dalam statistik
deskriptif melalui tabel, grafik, diagram, pictogram, perhitungan mean, median,
modus, perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui
perhitungan rata-rata dan standar deviasi, serta perhitungan persentase.
65
Penyajian data dalam penelitian ini menggunakan penyajian data dalam bentuk
diagram batang dan perhitungan mean.
1. Tabel Frekuensi
Data yang telah didperoleh dapat dibuat dalam bentuk tabel
frekuensi skor terlebih dahulu sebelum diolah menjadi data dalam bentuk
diagram. Nana Sudjana dan Ibrahim (2009: 130) menyatakan langkah-
langkah yang ditempuh untuk membuat tabel frekuensi skor adalah:
a. Tentukan skor terbesar dan skor terkecil kemudian tentukan
rentangannya. Rentangannya adalah selisih skor terendah dengan skor
tertinggi.
b. Tentukan banyak kelas interval dengan menggunakan rumus empiris
Sturgess. Pada umumnya kelas interval antara 3-11 dan biasanya
bilangan ganjil.
Rumus sturgess adalah: k = 3,3 log n + 1
k = banyaknya kelas interval yang dicari
n = banyaknya data
c. Setelah ditentukan kelas interval, buatlah kelompok skor dengan jarak
kelas interval, mulai dari skor terendah sampai skor tertinggi.
d. Tentukan frekuensi skor untuk setiap kelas dengan menggunakan angka
atau turus.
e. Buatlah tabel distribusi frekuensi skor.
66
Kelompok skor dengan jarak kelas interval, mulai dari nilai
terendah sampai nilai tertinggi. Jumlahkan datum terkecil dengan panjang
interval kelas kemudian kurangi satu (1).
a. Pretest b. Posttest
( 50 + 7 ) – 1 = 56 50 – 56 ( 62,5 + 5 ) – 1 = 66,5 62,5 – 66,5
( 57 + 7 ) – 1 = 63 57 – 63 ( 67,5 + 5 ) – 1 = 71,5 67,5 – 71,5
( 64 + 7 ) – 1 = 70 64 – 70 ( 72,5 + 5 ) – 1 = 76,5 72,5 – 76,5
( 71 + 7 ) – 1 = 77 71 – 77 ( 77,5 + 5 ) – 1 = 81,5 77,5 – 81,5
( 78 + 7 ) – 1 = 84 78 – 84 ( 82,5 + 5 ) – 1 = 86,5 82,5 – 86,5
( 85 + 7 ) – 1 = 91 85 – 91 ( 87,5 + 5 ) – 1 = 91,5 87,5 – 91,5
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Skor.
Pretest Posttest
Interval Nilai Tengah Interval Nilai Tengah
85 – 91 88 87,5 – 91,5 89,5
78 – 84 81 82,5 – 86,5 84,5
71 – 77 74 77,5 – 81,5 79,5
64 – 70 67 72,5 – 76,5 74,5
57 – 63 60 67,5 – 71,5 69,5
50 – 56 53 62,5 – 66,5 64,5
Data yang disusun dalam tabel frekuensi dinamakan data yang
digolongkan. Oleh sebab itu dalam data aslinya tidak nampak dalam tabel.
Namun demikian tabel frekuensi tersebut dapat memberi gambaran skor
secara keseluruhan. Frekuensi kumulatif diperoleh dengan menjumlahkan
frekuensi dari bawah ke atas.
67
2. Rata-rata (Mean)
Ada tiga ukuran kecenderungan memusat yang sering digunakan
dalam perhitungan statistika. Tiga ukuran tersebut yakni nilai rata-rata
(mean), median atau titik tengah dan modus. Rata-rata diperoleh dengan
menjumlahkan sluruh skor dibagi dengan banyaknya subjek. Nilai rata-rata
(mean) dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Gambar 3.2 Rumus rata-rata
Keterangan:
Mean = rata-rata
£f = jumlah data
N = jumlah individu
3. Median dan Modus
Median adalah skor yang membatasi 50% berada di atasnya dan 50%
lagi berada di bawahnya. Modus adalah skor yang paling banyak diperoleh
subjek. Kumpulan nilai yang mempunyai 2 modus disebut bimodal, dan
kalau mempunyai lebih dari 2 modus disebut multimodal. Pengujian
pengaruh penggunaan media video animasi terhadap hasil belajar
Kewarganegaraan dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai rata-
rata (mean), median dan modus tes yang diperoleh pada hasil mean pretest
dan mean posttest.
68
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Data hasil penelitian yang dilakukan di SD Muhammadiyah Karangtengah
kelas II B adalah sebagai berikut.
1. Deskripsi Hasil Pretest Pendidikan Kewarganegaraan
Penelitian diawali dengan memberikan soal pretest. Soal pretest ini
diberikan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada
materi Pendidikan Kewarganegaraan tolong-menolong. Pretest
dilaksanakan pada tanggal 22 Agustus 2016. Soal pretest yang diberikan
berjumlah 20 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian yang diikuti oleh 23 siswa.
Data hasil nilai pretest Pendidikan Kewarganegaraan dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 6. Distribusi Nilai Pretest.
Interval Nilai Tengah Frekuensi Frekuensi
kumulatif
85 – 91 88 3 3
78 – 84 81 2 5
71 – 77 74 2 7
64 – 70 67 4 11
57 – 63 60 5 16
50 – 56 53 7 23
Jumlah 23
69
Berdasarkan tabel nilai pretest di atas dapat diketahui 3 siswa
memperoleh nilai antara 85 – 91; 2 siswa mempeoleh nilai antara 78 – 84,
2 siswa mempeoleh nilai antara 71 – 77 ; 4 siswa mempeoleh nilai antara 64
– 70; 5 siswa memperoleh nilai antara 57-63 dan 7 siswa memperoleh nilai
antara 50-56. Hasil nilai pretest Pendidikan Kewarganegaraan dapat
dihitung nilai rata-rata, modus dan median sebagai berikut:
50, 52.5, 52.5, 55, 55, 55, 55, 60, 62.5, 62.5, 62.5, 62.5, 65, 65, 65, 70, 72.5,
75, 80, 80, 85, 87.5, 87.5
Jumlah nilai : 1517,5
Modus dari data yang diperoleh diatas adalah : 55,00 dan 62,50
Median dari data yang diperoleh diatas adalah : 62,50
Keterangan:
Mean = rata-rata
£f = jumlah data
N = jumlah individu
Rata-rata pretest : 1517,5
23 = 65,97
Dari data di atas dapat diketahui bahwa nilai mean pretest siswa
kelas II B adalah 65,97. Hasil nilai mean pretest siswa kelas II B di atas
menunjukkan bahwa nilai rata-rata Pendidikan Kewarganegaraan masih di
bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu ≥ 75,00.
70
Gambar 4.1 Jumlah siswa yang memenuhi KKM pretest
Jumlah siswa yang memenuhi KKM pada ujian pretest adalah 6
siswa dan 17 siswa lainnya masih belum memenuhi KKM.
2. Deskripsi Hasil Posttest Pendidikan Kewarganegaraan
Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tentang
tolong-menolong dengan menggunakan media video animasi sebanyak 1
kali pertemuan. Setelah pembelajaran menggunakan video animasi selesai
kemudian dilakukan pengukuran kemampuan siswa dengan memberikan
posttest Pendidikan Kewarganegaraan tentang tolong-menolong. Posttest
dilaksanakan pada tanggal 31 Agustus 2016. Soal posttest yang diberikan
berjumlah 20 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian yang diikuti oleh 23 siswa.
Data hasil nilai posttest Pendidikan Kewarganegaraan tentang tolong-
menolong dapat dilihat pada tabel berikut.
Memenuhi KKM, 6 siswa
(26%)
Belum memenuhi
KKM, 17 siswa (74%)
PRETEST SISWA
Memenuhi KKM Belum memenuhi KKM
71
Tabel 7. Distribusi Nilai Posttest.
Interval Nilai Tengah Frekuensi Frekuensi
kumulatif
87,5 – 91,5 89,5 6 6
82,5 – 86,5 84,5 2 8
77,5 – 81,5 79,5 1 9
72,5 – 76,5 74,5 6 15
67,5 – 71,5 69,5 7 22
62,5 – 66,5 64,5 1 23
Jumlah 23
Berdasarkan tabel nilai posttest di atas dapat diketahui 6 siswa
memperoleh nilai antara 87 – 91; 2 siswa memperoleh nilai antara 82 – 86;
1 siswa memperoleh nilai antara 77 – 81; 6 siswa memperoleh nilai antara
72 – 76; 7 siswa memperoleh nilai antara 67 - 71 dan 1 siswa memperoleh
nilai antara 62 - 66. Hasil nilai posttest Pendidikan Kewarganegaraan dapat
dihitung nilai rata-rata, modus dan median sebagai berikut:
62.5, 67.5, 67.5, 67.5, 67.5, 67.5, 70, 70, 72.5, 72.5, 72.5, 75, 75, 75, 80, 85,
85, 87.5, 87.5, 90, 90, 90, 90
Jumlah nilai : 1767,5
Modus dari data yang diperoleh diatas adalah : 67,50
Median dari data yang diperoleh diatas adalah : 75,00
72
Keterangan:
Mean = rata-rata
£f = jumlah data
N = jumlah individu
Rata-rata pretest : 1767,5
23 = 76,84
Dari data di atas dapat diketahui bahwa nilai mean posttest siswa
kelas II B adalah 76,84. Hasil nilai mean posttest siswa kelas II B di atas
menunjukkan bahwa nilai rata-rata Pendidikan Kewarganegaraan sudah
memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu ≥ 75,00.
Gambar 4.2 Jumlah siswa yang memenuhi KKM pretest
Memenuhi KKM, 12 siswa
(52%)
Belum memenuhi
KKM, 11 siswa (48%)
POSTTEST SISWA
Memenuhi KKM Belum memenuhi KKM
73
Jumlah siswa yang memenuhi KKM pada ujian pretest adalah 12
siswa dan 11 siswa lainnya masih belum memenuhi KKM. Dilihat dari hasil
pretest dan posttest yang sudah dilakukan, sebagian besar nilai siswa
meningkat dibandingkan dengan hasil nilai pretest .
3. Analisis Data
Berdasarkan data hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan rata-
rata atau mean antara pretest dan posttest yang ditunjukkan pada tabel
berikut ini.
Tabel 8. Perbandingan nilai mean pretest dan mean posttest .
Mean pretest Mean posttest
65,97 76,84
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat nilai mean pretest adalah 65,97
dan nilai mean posttest dengan menggunakan media video animasi adalah
76,84. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan menggunakan
media video animasi berpengaruh terhadap hasil belajar Pendidikan
Kewarganegaraan siswa kelas II B SD Muhammadiyah Karangtengah. Jika
digambarkan dalam diagram batang akan terlihat sebagai berikut.
74
Berdasarkan diagram tersebut dapat diperoleh nilai rata-rata atau mean
pretest berbeda dengan nilai rata-rata atau mean posttest. Dari diagram di
atas dapat diketahui nilai pretest dan posttest memiliki selisih nilai sebesar
10,87. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan menggunakan
media video animasi berpengaruh terhadap hasil belajar Pendidikan
Kewarganegaraan siswa kelas II B SD Muhammadiyah Karangtengah
Imogiri Bantul Yogyakarta.
Data yang sudah didapatkan di atas dapat dilukiskan dalam bentuk
grafik. Visualisasi data dalam grafik yang sering digunakan adalah grafik
histogram dan polygon. Histogram adalah grafik berbentuk batang, dan
polygon adalah grafik berbentuk garis. Grafik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah grafik histogram atau batang sebagai berikut:
Gambar 4.3 Perbandingan Nilai Mean Pretest dan Mean Posttest
65,97
Mean P retest
Mean Posttest
Mean Pretest
Mean Posttest
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
76,84
75
Gambar 4.4 Grafik Histogram Jumlah Siswa
Grafik histogram di atas menunjukkan jumlah siswa yang mendapatkan
nilai sesuai dengan titik tengah kelas. Warna biru untuk pretest dan warna
jingga untuk posttest. Grafik tersebut menunjukkan bahwa adanya
peningkatan nilai hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan yang diperoleh
siswa.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
53 dan 64 60 dan 69 67 dan 74 74 dan 79 81 dan 84 88 dan 89
Frek
uen
si
Nilai Tengah Kelas
Grafik Histogram
Pretest Posttest
76
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh di SD Muhammadiyah
Karangtengah Bantul Yogyakarta dapat diketahui pengaruh penggunaan media
pembelajaran video animasi terhadap hasil belajar Pendidikan
Kewarganegaraan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan nilai rata-rata hasil
belajar pretest yang berbeda secara signifikan dengan rata-rata hasil belajar
posttest. Hasil tes dari 23 siswa pada kemampuan awal (pretest) memiliki rerata
sebesar 65,97 dengan jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 6 orang
(26,08 %), sedangkan pada kemampuan akhir (posttest) nilai rerata yang dicapai
sebesar 76,84 dengan jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 12 orang
(52,17 %). Peningkatan hasil belajar statistik deskriptif ini sejalan dengan
hipotesis penelitian ini yaitu terdapat pengaruh hasil belajar siswa sebelum dan
sesudah pembelajaran menggunakan media video animasi.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa pembelajaran
menggunakan media video animasi masih jarang diterapkan di SD
Muhammadiyah Karangtengah Bantul Yogyakarta. Hal tersebut dikarenakan
keterbatasan fasilitas yang tersedia disetiap kelas untuk menunjang pelaksanaan
pembelajaran menggunakan video animasi. Pembelajaran menggunakan video
animasi ini ternyata mampu memberikan pengaruh yang baik terhadap hasil
belajar siswa. Permasalahan-permasalahan yang sebelumnya sering terjadi
seperti hasil belajar yang tidak mencapai KKM sudah dapat dikurangi dengan
adanya penggunaan media pembelajaran video animasi. Penerapan pembelajaran
media video animasi ini diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar
77
khususnya Pendidikan Kewarganegaraan dan dapat diterapkan pada mata
pelajaran yang lain sesuai dengan materi yang disampaikan.
Munir (2012: 317) menyatakan bahwa animasi adalah suatu kegiatan
menghidupkan atau menggerakan benda mati (gambar) menjadi seolah-olah
hidup, karena animasi mampu menjelaskan suatu konsep atau proses yang sulit
dijelaskan dengan media lain sehingga menimbulkan motivasi pengguna (siswa)
untuk ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan
pemaparan Sudjana & Rivai (Azhar Arsyad, 2011: 24-25) yang menyatakan
bahwa media pembelajaran dapat menarik perhatian siswa, sehingga
menumbuhkan motivasi belajar dalam diri siswa.
Penggunaan media video animasi dapat membuat siswa mudah dalam
memahami materi yang disampaikan oleh guru, sehingga nilai hasil belajar siswa
kelas II B SD Muhammadiyah Karangtengah menjadi lebih baik. Hal tersebut
dapat dilihat dari nilai rata-rata atau mean pretest dengan nilai rata-rata atau
mean posttest setelah menggunakan media video animasi. Hal tersebut sesuai
dengan yang diungkapkan oleh Azhar Arsyad (2011: 25-27) yang berpendapat
bahwa media pembelajaran dapat memperjelas pesan dan informasi yang
disampaikan, sehingga dapat meningkatkan proses dan hasil belajar.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka penggunaan media video animasi
dalam proses pembelajaran dapat menarik perhatian siswa, sehingga
menumbuhkan motivasi belajar dalam diri siswa. Penggunaan media video
animasi dalam proses pembelajaran juga membuat pesan atau isi cerita yang
78
disampaikan oleh guru secara lisan menjadi lebih konkret dan lebih jelas,
sehingga mudah dipahami oleh siswa. Jadi penggunaan media video animasi
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas II B SD Muhammadiyah
Karangtengah Bantul Yogyakarta.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan optimal guna mencapai hasil yang sebaik
mungkin. Meskipun demikian, penelitian ini memiliki keterbatasan. Adapun
keterbatasan dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Skor yang digunakan untuk analisis data tidak menggunakan rata-rata tiap
pertemuan, akan tetapi menggunakan skor posttest setelah beberapa
pertemuan dan siswa telah melakukan aktivitas di luar proses pembelajaran
sehingga dimungkinkan ada variabel lain yang mempengaruhinya seperti
siswa belajar sendiri di rumah, belajar kelompok, siswa membaca buku paket
PKn dan lain sebagainya.
2. Soal evaluasi yang digunakan tidak di ujikan terlebih dahulu dengan siswa
sekolah lain karena untuk penelitian ini hanya mengetahui sejauh mana
pengaruh media video animasi ini terhadap hasil belajar siswa.
79
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada
bab sebelumnya diperoleh kesimpulan yaitu ada pengaruh penggunaan media
video animasi terhadap hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas
II B SD Muhammadiyah Karangtengah Bantul Yogyakarta. Hal ini ditunjukkan
dengan adanya peningkatan nilai rata-rata Pendidikan Kewarganegaraan pada
materi tolong-menolong setelah mendapatkan pembelajaran menggunakan
media pembelajaran video animasi. Nilai rata-rata pretest sebesar 65,97 dan nilai
rata-rata posttest meningkat menjadi 76,84, selisih antara nilai mean pretest dan
mean posttest sebesar 10,87. Selain itu, terjadi peningkatan juga pada jumlah
siswa yang nilainya telah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu
dari 7 siswa menjadi 15 siswa. Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa
pemahaman siswa terhadap materi Pendidikan Kewaganegaraan setelah
mendapat perlakuan menggunakan media video animasi menjadi lebih tinggi
daripada sebelum mendapat perlakuan menggunakan media video animasi.
80
B. Saran
Beberapa saran yang dapat disampaikan dengan hasil penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Saran bagi Siswa
Siswa diharapkan mampu mengikuti proses pembelajaran dengan
berbagai media pembelajaran yang disampaikan oleh guru sehingga hasil
belajar Pendidikan Kewarganegaraan dapat meningkat.
2. Saran bagi Guru
Guru disarankan untuk menggunakan media video animasi pada mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraa khususnya pada materi tolong-
menolong sebagai salah satu alternatif media pembelajaran yang bisa
digunakan dalam proses pembelajaran.
3. Saran bagi Sekolah
Penelitian ini memberikan masukan kepada pihak sekolah agar selalu
mengevaluasi proses belajar mengajar yang terjadi di kelas sehingga sekolah
bisa mengupayakan pembelajaran yang efektif, kreatif dan inovatif dengan
salah satunya melakukan pengadaan media pembelajaran termasuk media
video animasi.
81
DAFTAR PUSTAKA
Arief S.Sadiman. dkk. (2006). Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Asmadi Alsa. (2007). Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar Offset.
Asri Budiningsih. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Azhar Arsyad. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Baharuddin. (2010). Psikologi Pendidikan: Refleksi Teoritis terhadap Fenomena.
Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Diah Ayu Widowati. (2016). Pengaruh Penggunaan Media Boneka Tangan
terhadap Keterampilan Menyimak Cerita Siswa Kelas II B SD Negeri
Margoyasan Yogyakarta. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Hamalik, O. (2008). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Harun dan Zaidatun.(2004). Teknologi Multimedia dalam Pendidikan. Diakses dari
http://www.ctl.utm.my/publications/manuals/mm/elemenMM.pdf, Pada
tanggal 19 Mei 2016 jam 10.00 WIB.
Munir. (2012). Multimedia Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: CV
Alfabeta.
Musa Sukardi & Tumardi. (2000). Evaluasi Pendidikan. Malang: Depdiknas
Universitas Negeri Malang.
Nana Sudjana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Nana Sudjana & Ibrahim. (2009). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:
Sinar Baru Algensindo.
82
Profil BTKP. Diakses dari Btkp-diy.or.id. pada tanggal 7 Agustus 2016 jam 10.00
WIB.
Purwanto. (2010). Evaluasi Hasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rayandra Asyar. (2012). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajran. Jakarta:
Gaung Persada Press.
Rita Eka Izzaty, dkk.. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY
Press.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhunya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukardi. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito
Sukiman. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia.
Sunarso. dkk. (2008). Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: UNY Press.
Susanto. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Syaiful Bahri Djamarah. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1990). Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Edisi kedua. Jakarta: Balai Pustaka.
83
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Jakarta: Depdiknas.
Utami, D. (2007). Animasi dalam Pembelajaran. Diakses dari
www.uny.ac.id/akademik/default.php, pada tanggal 19 Mei 2016 jam 11.00
WIB.
Uzer Usman dan Lilis Setiawati. (1993). Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar
Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wina Sanjaya. (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Kencana.
Wuri Wuryandani & Fathurrohman. (2012). Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan Di Sekolah Dasar. Yogyakarta: Ombak.
Winkel, W.S. (2007). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi
Zainal Arifin. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
84
LAMPIRAN 1
KISI-KISI PENILAIAN DAN RUBRIK
PENILAIAN
85
Tabel 1. Kisi-Kisi Pretest-Posttest Pendidikan Kewarganegaraan.
Indikator
Banyak
Butir
soal
Nomor soal Kunci Jawaban
Pilihan
ganda
Uraian
1.1.1 Menjelaskan
pentingnya
manusia saling
tolong
menolong
7 1,4, 5, 20, 15 21, 22 Lihat Kunci
Jawaban pada
Lembar Kerja
Siswa
(LAMPIRAN)
1.1.2 Menceritakan
bahwa manusia
adalah makhluk
sosial
8 2, 6, 9, 10,
11, 19, 16
24
1.1.3 Mengidentifikasi
tata cara saling
tolong
menolong
10 5,7, 8, 18,
12, 13, 14,
17
23, 25
Jumlah 20 5
86
Tabel 2. Rubrik Penilaian Soal Uraian.
Skor Maksimal = 20
Nilai = jumlah skor yang diperoleh
jumlah skor maksimal × 100
ASPEK
YANG
DINILAI
KRITERIA DAN PENSKORAN
Baik
(skor 4)
Sedang
(skor 3)
Kurang
(skor 2)
Kurang sekali
(skor 1)
Pengertian
tolong-
menolng
Mampu
menjelaskan
pengertian
tolong-menolong
dengan tepat
Sebagian besar
mampu
menjelaskan
pengertian
tolong-
menolong
Sebagian
mampu
menjelaskan
pengertian
tolong-
menolong
Sebagian kecil
mampu
menjelaskan
pengertian
tolong-menolong
Manfaat
tolong-
menolong
Mampu
menjelaskan
manfaat tolong-
menolong secara
lengkap
Menjelaskan
sebagian besar
manfaat tolong-
menolong
Menjelaskan
sebagian
manfaatkan
tolog-menolong
Menjeaskan
sebagian kecil
manfaat tolong-
menolong
Pengertian
ikhlas
dalam
tolong-
menolong
Mampu
menjelaskan
pengertian ikhlas
dengan tepat
Sebagian besar
penjelasan
tentang
pengertian
ikhlas sudah
tepat
Sebagian
penjelasan
tentang iklas
sudah tepat
Sebagian kecil
penjelas tentang
ikhlas sudah
tepat
Penerapan
sikap
tolong-
menolong
Mampu
menerapkan
sikap tolong-
menolong sesuai
kondisi di
lingkungannya
secara tepat
Sebagian besar
penjelasan sikap
tolong-
menolong
dengan tepat
Menjelaskan
penerapan sikap
tolong-
menolong
dengan singkat
Belum mampu
menerapkan
sikap tolong-
menolong
87
LAMPIRAN 2
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN (RPP)
88
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Kelas II Umar Bin Khattab SD Muhammadiyah Karangtengah
Satuan Pendidikan : SD Muhammadiyah Karang Tengah
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : II B Umar Bin Khattab / 1
Hari/tanggal : Senin, 22 Agustus 2016
Alokasi Waktu : 3 × 35 menit
A. Standar Kompetensi
1. Membiasakan hidup bergotong-royong
B. Kompetensi Dasar
1.1 Mengenal pentingnya hidup rukun, saling berbagi dan tolong-menolong
C. Indikator
1.1.4 Menjelaskan pentingnya manusia saling tolong menolong
1.1.5 Menceritakan bahwa manusia adalah makhluk sosial
1.1.6 Mengidentifikasi tata cara saling tolong menolong
D. Tujuan
Setelah mempelajari pelajaran ini, siswa diharapkan mampu :
a. Mengenal pentingnya hidup rukun, saling berbagi, dan tolong-menolong
b. Melaksanakan hidup rukun, saling berbagi, dan tolong-menolong di rumah
dan di sekolah.
E. Karakter yang diharapkan : -Tolong-menolong
-Kerjasama
F. Materi Ajar
Hidup Bergotong-royong
G. Metode Pembelajaran
1. Menggunakan video animasi
2. Diskusi
3. Tanya jawab
4. Penugasan
89
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Siswa menjawab salam pembuka dari guru.
2. Siswa berdoa bersama guru.
3. Siswa melakukan presensi dibantu oleh guru.
4. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran
dan cakupan materi yang disampaikan oleh
guru.
5. Siswa mengerjakan soal pretest tentang
materi tolong-menolong.
30 menit
Inti a. Eksplorasi
1. Siswa dan guru bertanya jawab mengenai
video animasi
2. Siswa mendengarkan penjelasan guru
mengenai video animasi
b. Elaborasi
1. Guru mempersiapkan pemutaran video
animasi yang berjudul “Mencari Sahabat”
2. Siswa memperhatikan pemutaran video
animasi
3. Siswa dan guru berdiskusi tentang video
animasi yang telah diputar.
4. Siswa bertanya jawab dengan guru
mengenai isi video animasi.
5. Siswa diberikan tugas oleh guru untuk
mencatat materi mengenai tolong
menolong
c. Konfirmasi
1. Siswa diberikan kesempatan untuk
menanyakan materi yang belum jelas.
2. Guru memberikan soal posttest kepada
siswa tentang materi tolong menolong.
50 menit
90
91
Nama :
Nomor Absen :
A. Pilihlah jawaban yang paling tepat!
1. Tolong menolong sama artinya dengan
. . . .
a. saling menasehati
b. saling membantu
c. saling menjaga
2. Ibu membawa barang yang sangat
berat, apa yang kamu lakukan ?
a. menolong
b. berdoa
c. menyapa
3. Adik belum bisa membaca lancar,
sikap sebagai kakak yang baik adalah .
. . .
a. membiarkannya
b. membantunya
c. menegurnya
4. Jika menolong seseorang kita harus . . .
.
a. meminta imbalan
b. pamrih
c. ikhlas
5. Kita dianjurkan tolong menolong
dalam hal . . . .
a. kesederhanaan
b. kebaikan
c. keikhlasan
6. Mengapa kita harus tolong menolong
dalam hal kebaikan ?
a. karena agar dipuji orang lain
b. karena agar mendapat uang
c. karena agar hidup
bermasyarakat yang baik
7. Membantu teman saat ulangan
merupakan tolong menolong dalam . . .
.
a. kebaikan
b. keburukan
c. kebajikan
8. Kita tidak boleh membantu teman yang
sedang . . . .
a. mengerjakan ulangan
b. kesusahan
c. membersihan halaman sekolah
9. Contoh tolong menolong di sekolah
antara lain . . . .
a. berbicara dengan teman di
taman
b. bermain dengan teman saat
istirahat
c. meminjami pensil kepada
teman yang membutuhkan
10. Temanmu ada yang sedang sakit,
tindakanmu adalah . . . .
a. menasehatinya
b. menceritakannya
c. menjenguknya
11. Suka menolong orang lain adalah sifat
. . . .
a. tercela
b. terpuji
c. terpandang
92
12. Jika kita ditolong oleh orang lain maka
sikap kita adalah . . . .
a. mengucapkan terimakasih
b. menyalahkan orang lain
c. memuji orang yang menolong
13. Bagaimana sikap ikhlas dalam tolong
menolong ?
a. menolong agar dipuji oleh
orang lain
b. menolong tidak mengharapkan
imbalan
c. menolong mengharapkan
imbalan
14. Bagaimana sikap kita jika ada orang
meminta tolong dalam hal keburukan ?
a. membantunya dan
menasehatinya
b. menolaknya dan menasehatinya
c. menolongnya dan menjauhinya
15. Tolong menolong yang baik adalah . . .
.
a. sikap saling menasehati dalam
kebenaran
b. sikap saling menjaga demi
keamanan
c. sikap saling membantu dalam
hal kebaikan
16. Bagaimana sikap kita jika ada orang
yang meminta maaf kepada kita ?
a. memarahinya
b. mendiamkannya
c. memaafkannya
17. Kita tidak boleh membantu teman yang
sedang . . . .
a. kehilangan pensil
b. berbohong kepada orang lain
c. membersihan ruang kelas
18. Contoh tolong menolong disekolah
antara lain . . . .
a. bertanya kepada ibu guru
b. bermain dengan teman saat
istirahat
c. ikut mencari pensil teman yang
sedang hilang
19. Kegiatan yang mencerminkan hidup
tidak rukun adalah . . . .
a. menengok teman yang sakit
b. tidak bertegur sapa
c. saling tolong menolong dalam
kebaikan
20. Siapa yang harus kita tolong ?
a. orang yang sedang kesusahan
b. orang yang bijaksana
c. orang yang terpandang
93
B. Jawablah pertanyaan di bawah ini !
1. Apakah yang dimaksud dengan tolong menolong ?
……………………………………………………………………………
2. Apa manfaat dari sikap saling tolong menolong ?
……………………………………………………………………………
3. Apakah arti dari ikhlas dalam menolong seseorang ?
……………………………………………………………………………
4. Apa yang kamu lakukan jika melihat temanmu yang sedang kehujanan di
depan rumah ?
……………………………………………………………………………
5. Mengapa kita harus tolong menolong dalam hal kebaikan ?
……………………………………………………………………………
94
Kunci jawaban
A. Pilihan ganda
1) B
2) A
3) B
4) C
5) B
6) C
7) B
8) A
9) C
10) C
11) B
12) A
13) B
14) B
15) C
16) C
17) B
18) C
19) B
20) A
95
B. Uraian / essay
1) Tolong menolong adalah saling membantu dengan orang lain yang
sedang kesusahan atau membutuhkan untuk meringankan beban orang
tersebut dalam hal kebaikan
2) Manfaat tolong menolong adalah mampu menciptakan hidup rukun
dalam bertetangga dan menciptakan lingkungan yang baik
3) Ikhlas dalam menolong adalah sikap menolong orang lain dengan tidak
mengharapkan imbalan ataupun upah dari orang yang sudah kita bantu.
4) Yang saya lakukan adalah memanggil teman saya untuk berteduh di
rumah dan menawarkan untuk tinggal sampai hujan selesai atau
meminjami payung jika teman saya tergesa-gesa untuk pulang.
5) Karena tolong menolong dalam hal kebaikan akan menciptakan hidup
rukun dalam bermasyarakat sehingga hidup bertetangga menjadi aman
tentram dan memiliki banyak teman.
96
LAMPIRAN 3
HASIL TES DAN PENGOLAHAN DATA
97
Hasil Nilai Pretest dan Posttest Pendidikan Kewarganegaraan
siswa kelas II B SD Muhammadiyah Karangtengah
No. Nama Pretest Posttest
1. ASR 55,0 67,5
2. ANA 60,0 70,0
3. APS 80,0 85,0
4. ASA 87,5 90,0
5. ASAK 55,0 70,0
6. CDN 65,0 72,5
7. CVA 55,0 62,5
8. EMG 65,0 90,0
9. FKS 85,0 90,0
10. FA 65,0 67,5
11. HGP 52,5 72,5
12. HA 55,0 75,0
13. KNA 87,5 80,0
14. KDR 50,0 67,5
15. MAA 72,5 87,5
16. NUS 62,5 75,0
17. NVP 62,5 67,5
18. NNA 62,5 75,0
19. RAA 80,0 87,5
20. SDP 70,0 85,0
21. SAB 52,5 67,5
22. SAH 62,5 72,5
23. SU 75,0 90,0
Jumlah 1517,5 1767,5
Rata-rata 65,97 76,84
Nilai ≥ 75 6 12
Nilai ≤ 75 17 11
98
Hasil perhitungan hasil tes menggunakan bantuan aplikasi SPSS
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 x1 65.978 23 11.6955 2.4387
x2 76.848 23 9.2077 1.9199
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 x1 & x2 23 .792 .000
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
Mean Std. Deviation Std. Error Mean
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Pair
1
x1 - x2 -10.8696 7.1354 1.4878 -13.9551 -7.7840 -7.306 22 .000
99
PENGOLAHAN DATA
1. Menentukan skor terbesar, skor terkecil dan jangkauan.
a. Pretest
- Skor terbesar : 87,5
- Skor terkecil : 50,0
- Jangkauan / J : 87,5 - 50,0 = 37,5
b. Posttest
- Skor terbesar : 90,0
- Skor terkecil : 62,5
- Jangkauan / J : 90,0 - 62,5 = 27,5
2. Kelas interval dengan rumus empiris Sturgess.
Rumus sturgess adalah : K = 3,3 log n + 1
K = banyaknya kelas interval yang dicari
n = banyaknya data
Pretest dan posttest memiliki banyak data yang sama yaitu 23 siswa.
K = 3,3 log 23 + 1
= 5,49
Jadi banyaknya kelas yang harus dibuat adalah 6.
Panjang interval kelas = C
C = J / K
C pretest : 37,5 / 5,49 = 6.83 atau 7
C posttest : 27,5 / 5,49 = 5.00 atau 5
100
3. Kelompok skor dengan jarak kelas interval, mulai dari nilai terendah sampai
nilai tertinggi.Jumlahkan datum terkecil dengan panjang interval kelas
kemudian kurangi satu (1).
a. Pretest b. Posttest
( 50 + 7 ) – 1 = 56 50 – 56 ( 62,5 + 5 ) – 1 = 66,5 62,5 – 66,5
( 57 + 7 ) – 1 = 63 57 – 63 ( 67,5 + 5 ) – 1 = 71,5 67,5 – 71,5
( 64 + 7 ) – 1 = 70 64 – 70 ( 72,5 + 5 ) – 1 = 76,5 72,5 – 76,5
( 71 + 7 ) – 1 = 77 71 – 77 ( 77,5 + 5 ) – 1 = 81,5 77,5 – 81,5
( 78 + 7 ) – 1 = 84 78 – 84 ( 82,5 + 5 ) – 1 = 86,5 82,5 – 86,5
( 85 + 7 ) – 1 = 91 85 – 91 ( 87,5 + 5 ) – 1 = 91,5 87,5 – 91,5
4. Rata-rata
Keterangan:
Mean = rata-rata
£f = jumlah data
N = jumlah individu
a. Pretest
Rata-rata : 1517,5
23 = 65,97
b. Posttest
Rata-rata : 1767,5
23 = 76,84
101
5. Median dan Modus
a. Pretest
50, 52.5, 52.5, 55, 55, 55, 55, 60, 62.5, 62.5, 62.5, 62.5, 65,
65, 65, 70, 72.5, 75, 80, 80, 85, 87.5, 87.5
Jumlah nilai : 1517,5
Nilai modus dari data yang diperoleh diatas adalah: 55 dan
62,5
Nilai median dari data yang diperoleh diatas adalah: 62,5
b. Posttest
62.5, 67.5, 67.5, 67.5, 67.5, 67.5, 70, 70, 72.5, 72.5, 72.5,
75, 75, 75, 80, 85, 85, 87.5, 87.5, 90, 90, 90, 90
Jumlah nilai : 1767,5
Nilai modus dari data yang diperoleh diatas adalah: 67,5
Nilai median dari data yang diperoleh diatas adalah: 75
102
LAMPIRAN 4
CONTOH HASIL TES PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
103
1. Contoh Hasil Pretest Pendidikan Kewarganegaraan
104
105
106
2. Contoh Hasil Posttest Pendidikan Kewarganegaraan
107
108
109
LAMPIRAN 5
MEDIA VIDEO ANIMASI
110
CD media pembelajaran video animasi “Mencari Sahabat”
a. Cover CD Depan
b. Cover CD Belakang
111
c. CD Media Pembelajaran Video Animasi “Mencari Sahabat”
dan buku panduan
Media video animasi sedang digunakan dalam kegiatan pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan pada materi tolong-menolong.
112
LAMPIRAN 6
VALIDASI MATERI DAN SURAT
IZIN PENELITIAN
113
114
115
116
117
118
LAMPIRAN 7
DOKUMENTASI PENELITIAN
119
1. PRETEST
Siswa sedang mengerjakan soal pretest
Guru sedang mengawasi siswa yang sedang
mengerjakan soal pretest
2. TREATMENT / PERLAKUAN
\
Siswa sedang mendengarkan penjelasan
guru yang sedang menjelaskan
pembelajaran PKn menggunakan media
berupa media video animasi
Siswa sedang melihat Video Animasi
tentang “Mencari Sahabat”
120
3. POSTTEST
Siswa sedang mengerjakan soal
posttest
Guru mengawasi siswa mengerjakan soal
dan semua siswa mengerjakan soal dengan
tertib