pengaruh penggunaan gambar luas daerah terhadap …
TRANSCRIPT
PENGARUH PENGGUNAAN GAMBAR LUAS DAERAH TERHADAP
PEMAHAMAN OPERASI PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SD
INPRES PAMANDONGANG KECAMATAN BONTONOMPO
SELATAN KABUPATEN GOWA
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat guna memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu
PendidikanUniversitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
SARJAN
105409585 15
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ii
PENGARUH PENGGUNAAN GAMBAR LUAS DAERAH TERHADAP
PEMAHAMAN OPERASI PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SD
INPRES PAMANDONGANG KECAMATAN BONTONOMPO
SELATAN KABUPATEN GOWA
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat guna memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu
PendidikanUniversitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
SARJAN
105409585 15
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
iii
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : SARJAN
Stambuk : 10540958515
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : Pengaruh Penggunaan Gambar Luas Daerah
Terhadap Pemahaman Operasi Pecahan Pada
Siswa Kelas IV SD Inpres Pamandongang
Kecamatan Botonompo Selatan Kabupaten Gowa.
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim
penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau
dibuatkan oleh siapa pun.
Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi
apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, September 2020
Yang membuat Pernyataan,
SARJAN
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : SARJAN
Stambuk : 10540958515
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut :
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai skripsi ini, saya akan
menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam penyusunan skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi
dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam penyusunan
skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti butir pada 1, 2, dan 3, saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, September 2020
Yang membuat pernyataan
SARJAN
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Sesungguhnya bersama kesukaran ada kemudahan, karena itu bila kau telah
selesai ( mengerjakan yang lain ) dan kepada tuhanmulah hendak berharaplah
(QS. AL Insyirah : 6-8)
“Jangan kau sesali masa lalu-MU, karena yang menentukan masa depan-MU
adalah masa sekarang”
( Penulis)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini adalah bagian dari ibadahku kepada Allah SWT, karena KepadaNyalah kami menyembah dan kepadaNyalah kami mohon pertolongan. Sekaligus sebagai ungkapan terima kasihku kepada : Bapak dan ibuku yang selalu memberikan motivasi dalam hidupku, Kakak dan adikku yang selalu memberikan inspirasi dalam hidupku, Dan teman-teman perjuanganku yang selalu memberikan suport
vi
ABSTRAK
SARJAN, 2020, Pengaruh Penggunaan Gambar Luas Daerah Terhadap
Pemahaman Operasi Pecahan Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Pamandongang
Kecamatan Botonompo Selatan Kabupaten Gowa. Skripsi, Jurusan Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhaammadiyah Makassar. Pembimbing I Dr. Nurlina, S Si.,M.Pd dan
pembimbing II Hamdanan Hadaming, S.Pd, M.Si.
Masalah utama dalam penelitian ini yaitu Pengaruh Penggunaan Gambar
Luas Daerah Terhadap Pemahaman Operasi Pecahan Pada Siswa Kelas IV SD
Inpres Pamandongang Kecamatan Botonompo Selatan Kabupaten Gowa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Penggunaan Gambar Luas
Daerah Terhadap Pemahaman Operasi Pecahan Pada Siswa Kelas IV SD Inpres
Pamandongang Kecamatan Botonompo Selatan Kabupaten Gowa.
Jenis penelitian ini adalah penelitian Pra Eksperimen dengan menggunakan
desain Pre- Experimental Desing (Nondesings) dengan menggunakan bentuk
desain “One-Group Pretest-Posttes Desing yang hanya menggunakan kelompok
eksperimen tanpa menggunakan kelompok kontrol. Prosedur penelitian ini
meliputi observasi kelas eksperimen, Pretest pemberian perlakuan (Treatmen),
Postest dan hasil belajar dari pretest dan posttest di bandingkan dengan uji
statistic Inferenasial. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa ke;as IV SD Inpres
Pamandongang Kecamatan Botonompo Selatan Kabupaten Gowa sebanyak 10
orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, penggunaan gambar luas daerah dapat
memberikan pemahaman operasi pecahan terhadap hasil belajar matematika siswa
kelas IV SD Inpres Pamandongang Kecantan Botonompo Selatan Kabupaten
Gowa. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil analisis statistik inferensial dengan
menggunakan rumus uji t, dapat diketahui bahwa nilai Setelah diperoleh t hitung
sebesar 9,7 dengan frekuensin (dk) sebesar 10 - 1 = 9, pada taraf signifikan 5 %
diperoleh t tabel = 2,26. Oleh karena t hitung .> t tabel pada taraf signifika 5% maka
hipotesis dalam penelitian ini diterima ditandai dengan perubahan sebelum dan
sesudah penggunaan gambar luas daerah terhadap pemahaman operasi pecahan
pada siswa Kelas IV SD Inpres Pamandongang Kecamatan Botonompo Selatan
Kabupaten Gowa.
Kata Kunci : Pemahaman Operasi Pecahan.
vii
KATA PENGANTAR
Allah Maha Penyayang dan Pengasih, demikian kata untuk mewakili atas
segala karunia dan nikmat-Nya. Jiwa ini takkan henti bertahmid atas anugerah
pada detik waktu, denyut jantung, gerak langkah, serta rasa dan rasio pada-Mu,
Sang Khalik. Proposal ini adalah setitik dari sederetan berkah-Mu.
Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi
terkadang kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Kesempurnaan
bagaikan fatamorgana yang semakin dikejar semakin menghilang dari pandangan,
bagai pelangi yang terlihat indah dari kejauhan, tetapi menghilang jika didekati.
Demikian juga tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan, tetapi
kapasitas pnulis dalam keterbatasan. Segala daya dan upaya telah penulis
kerahkan untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam
dunia pendidikan, khususnya dalam ruang lingkup Fakultas Agama Islam,
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan
tulisan ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua
orang tua yang telah berjuang, berdoa, mengasuh, membesarkan, mendidik, dan
membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu. Demikian pula, penulis
mengucapkan kepada para keluarga yang tak hentinya memberi motivasi dan
selalu menemani dengan candanya.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan terimakasih kepada; Rektor
Universitas Muhammadiyah Makassar Prof. Dr. H. Ambo Asse, M Ag. Dekan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
viii
Erwin Akib, M.Pd., Ph.D., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Aliem Bahri ,S.Pd., M.Pd
Terima kasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada pembimbing I
dan pembimbing II, serta seluruh dosen dan para staf pegawai dalam lingkungan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar
yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat
bermanfaat bagi penulis.
Ucapan terima kasih yang juga penulis ucapkan kepada teman-teman yang
selalu menemani dalam suka dan duka, sahabat-sahabatku terkasih serta seluruh
rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar atas kebersamaan,
motivasi, saran dan bantuannya kepada penulis yang telah memberi pelangi dalam
hidupku.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa
mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama sran dan kritikan
tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak
akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberi
manfaat bagi para pembaca. Terutama bagi diri pribadi penulis. Aamiin.
Makassar, Januari 2020
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
PERSETUJUAN PEMBIMBING
HALAMAN PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iii
SURAT PERJANJIAN .................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ................................................................................. 5
C. Tujuan penelitian ................................................................................. 5
D. Manfaat penelitian ................................................................................ 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian pustaka ...................................................................................... 7
1. Konsep pemahaman ...................................................................... 7
2. Belajar mengajar matematika dan pengertian pecahan ................. 8
3. Penggunaan Gambar Luas Daerah Terhadap Operasi
Penjumlahan Pecahan..................................................................... 10
B. Penelitian relevan ................................................................................. 19
C. Kerangka pikir ...................................................................................... 21
x
D. Hipotesis ............................................................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian ..................................................................................... 26
B. Lokasi dan waktu peneltian .................................................................. 26
C. Populasi dan sampel ............................................................................. 26
1. Populasi ......................................................................................... 26
2. Sampel .......................................................................................... 27
D. Defenisi Operasional Variabel ............................................................. 28
E. Desain Penelitian .................................................................................. 28
F. Prosedur Penelitian ............................................................................... 29
1. Tahapan Persiapan......................................................................... 29
2. Tahap Pelaksanaan ........................................................................ 29
3. Tahap Penyelesaian ....................................................................... 29
G. Instrumen Penelitian ............................................................................. 30
1. Tes Hasil Belajar Siswa................................................................. 30
2. Lembar Observasi ......................................................................... 30
H. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 31
I. Teknik Analisis Data ............................................................................ 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................... 34
1. Eskripsi Hasil Belajar Matematika Murid Setelah Perlakuan
Pretest............................................................................................ 34
xi
2. Deskripsi Hasil Belajar Matematika Murid Setelah Perlakuan
Post Test ........................................................................................ 36
3. Deskripsi Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa ............................... 38
4. Pengaruh Penerapan Gambar Luas Daerah Terhadap
Pemahaman Operasi Pecahan Pada Siswa Kelas IV SD Inpres
Pamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten
Gowa ............................................................................................. 40
B. Pembahasan ........................................................................................ 42
1. Hasil Belajar Matematika Siswa Sebelum diterapkan
pembelajaran penggunaan gambar luas daerah ............................. 43
2. Hasil Belajar Matematika Siswa Setelah diterapkan
pembelajaran penggunaan gambar luas daearh ............................. 43
3. Akitvitas Siswa selama mengikuti Pembelajaran Matematika
dengan Menerapkan pembelajaran matematika penggunaan
gambar luas daerah ........................................................................ 44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................................... 46
B. Saran .................................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 48
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika sebagai ilmu dasar sangat memegang peranan penting dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, misalnya dalam pengembangan
ilmu ekonomi, biologi, kimia dan fisika memerlukan matematika. Karena peranan
yang demikian itu maka seharusnya matematika dikuasai sedini mungkin oleh
para siswa baik aspek terapannya maupun aspek penalarannya.
Ditinjau dari aspek terapannya matematika sebaiknya dalam pembelajaran di
informasikan kepada siswa bahwa materi yang diajarkan dapat diterapkan pada
bidang apa saja, utamanya yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Ditinjau
dari aspek penalarannya juga diinformasikan kepada siswa bahwa matematika
merupakan sarana untuk berfikir logis, analitis dan sistematis.
Dengan adanya kedua hal di atas siswa akan mengetahui manfaat praktis dari
belajar matematika, khususnya pada operasi penjumlahan pecahan merupakan
materi yang sangat esensial karena akan dipelajari dan digunakan dalam pelajaran
matematika pada jenjang pendidikan berikutnya.
Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) ada beberapa kajian
materi yang harus dikuasai siswa sekolah dasar. Salah satu bahan kajian itu adalah
pecahan, konsep dan keterampilan yang tercakup dalam pecahan sangat baik
dalam memberikan apersepsi dan pengalaman bagi siswa untuk belajar lebih
bermakna, siswa yang melihat secara langsung pengertian konsep-konsep dari
2
suatu materi pada benda-benda konkrit yang sedang diperagakan dapat
menimbulkan motivasi dan minat belajar siswa sekolah dasar Nurfaida,
Soewito,1992: 5). Ditinjau dari rana kognitif sebenarnya tujuan utama
pelajaran matematika itu adalah pencapaian transfer belajar, segala usaha yang
dikerahkan agar siswa berhasil menguasai pengetahuan dan keterampilan
matematika untuk dapat memecahkan masalah-masalah, baik pada matematika itu
sendiri maupun pada ilmu yang lain (Hudoyo, 1990: 102)
Berdasarkan hasil observasi di SD Inpres Pamandonang diperoleh informasi
dari guru bahwa masih banyak materi matematika di sekolah dasar belum dikuasai
siswa sala satunya adalah bilangan pecahan dan operasinya. Berdasarkan hasil
observasi peneliti pada tanggal 14 mei 2019 terhadap guru di SD Inpres
Pamandonang terindikasi bahwa mereka telah mengajar dengan baik namun siswa
belum juga menguasai sepenuhnya, ini disebabkan karena guru mengajar tidak
menggunakan benda konkret, guru berangapan bahwa menggunakan alat peraga
hanya memakan waktu yang lama sehingga waktu mengajar yang direncanakan
tidak di laksanakan dengan efisien keadaan seperti ini membuat siswa tidak
maksimal menyerap pelajaran yang disajikan oleh guru, sehinggga siswa tidak
memahami pembelajaran khususnya operasi penjumlahan bilangan pecahan, guru
hanya memberikan penjelasan-penjelasan materi yang berupa penjelasan dan
pemberian soal-soal latihan, tanpa mengkonkretkan bilangan-bilangan pecahan
yang diajarkan.
Pembelajaran seperti ini siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru,
hanya mengikuti apa yang disampaikan sehingga tidak memberikan pemahaman
3
terhadap siswa, akibatnya siswa mudah melupakan apa yang telah di sampaikan
oleh guru, yang menyebabkan siswa tidak memahami penjumlahan pecahan.
Masih banyak ditemukan siswa yang menjumlahkan penyebut yang tidak sama.
Siswa terkesan dengan bilangan pecahan yang berpenyebut sama sehingga ketika
menemukan bilangan pecahan yang penyebutnya tidak sama maka mereka
menjumlahkannya seperti pada pecahan yang sama penyebutnya.
Pemberian konsep terhadap siswa terkait dengan penjumlahan pecahan
sangat lemah. Hal ini karena tidak adanya media yang digunakan oleh guru untuk
membangkitkan skemata siswa terhadap apa yang tengah dipelajari. Guru tidak
dapat memberikan konsep tentang tata cara penjumlahan pecahan yang
berpenyebut sama dan pecahan yang berpenyebut tidak sama. Indikasi seperti ini
memberikan kesan bahwa guru belum memberikan sistem pembelajaran yang
maksimal kepada siswa sehingga skemata siswa selalu monoton
Kondisi di atas terkesan bahwa guru di SD Inpres Pamandonang belum
menggunakan benda konkret dalam menyajikan materi matematika khususnya
pada pembelajaran penjumlahan pecahan, serta kurang melibatkan siswa dalam
pembelajaran, seperti peragaan benda konkret, siswa tidak diajak untuk
mendemonstrasikan alat peraga yang telah di persiapkan oleh guru. Guru hanya
menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi dan menyelesaikan
soal-soal dalam penjumlahan pecahan, sehingga tidak tertanam konsep operasi
penjumlahan pecahan pada diri siswa. Hal ini sejalan dengan (Hudoyo 1990 : 51)
bahwa pelajaran Matematika yang sifatnya abstrak, deduktif dan berjenjang
adalah dengan memanipulasi obyek-obyak yang abstrak dalam bentuk konkret.
4
Bilangan pecahan dan operasinya mulai diajarkan sejak kelas IV sekolah
dasar, yaitu dengan memperkenalkan konsep pecahan, pecahan senilai,
membandingkan pecahan dan operasi penjumlahan bilangan pecahan yang
sederhana. Materi pecahan ini dipelajari kembali dan dikembangkan di kelas V
dan kelas VI sekolah dasar.
Pengajaran dengan menggunakan alat peraga akan memberikan hasil belajar
siswa lebih cepat, lebih meningkat, dan lebih menarik Livie (Arsyad, 2004: 9)
mengatakan bahwa belajar melalui stimulus gambar dan stimulus visual
membuahkan hasil belajar yang lebih baik seperti mengingat, mengenali,
mengingat kembali dan menghubung-hubungkan fakta dan konsep. Perbandingan
pemerolehan hasil belajar melalui indera pandang dan indera dengar sangat
menonjol perbedaannya. Kurang lebih 90% hasil belajar seseorang diperoleh
melalui indera pandang dan hanya sekotar 5% diperoleh melalui indera dengar,
kemudian 5% lagi dengan indera lainnya, Achsin, (Arsyad, 2004:10) Dari
penjelasan di atas tampak bahwa pembelajaran dengan menggunakan alat peraga
(luas daerah bangun persegi, persegi panjang, segitiga, dan lingkaran) menguatkan
pemahaman siswa kelas IV SD Inpres Pamandonang terhadap permasalahan
operasi penjumlahan bilangan pecahan dan dapat meningkatkan kreativitas siswa
dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang ada dalam operasi penjumlahan
pecahan.
Berdasarkan beberapa masalah diatas makan peneliti mencoba melakuakan
penelitian yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Gambar Luas Daerah
5
Terhadap Pemahaman Operasi Pecahan Pada Siswa Kelas IV SD Inpres
Pamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah yaitu apakah
ada pengaruh penerapan penggunan gambar luas daerah terhadap pemahaman
dalam operasi pecahan pada Siswa Kelas IV SD Inpres Pamandonang Kecamatan
Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah “Untuk mengetahui apakah adanya Pengaruh
Gambar Luas Daerah terhadap pemahaman operasi pecahan pada Siswa Kelas IV
SD Inpres Pamandonang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa”.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat praktis:
a. Meningkatkan kualitas pembelajaran matematika pada sekolah yang
bersangkutan khususnya pada operasi penjumlahan pecahan
b. Membangun kembali pemahaman konsep penjumlahan pecahan
kepada siswa
c. Menciptakan kreatifitas siswa dalam memecahkan permasalahan
matematik
6
2. Manfaat teoritis:
a. Menumbuhkan kreatifitas guru dengan menggunakan berbagai
pendekatan dalam matematika agar tercipta minat siswa dalam
pembelajaran matematika
b. Memperkaya pendekatan matematika di sekolah yang bersangkutan
untuk mengembangkan sistim pembelajaran dalam berbagai cabang
matematika
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Pemahaman Konsep
Pemahaman konsep adalah salah satu aspek penilaian dalam pembelajaran.
Penilaian pada aspek pemahaman konsep bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana kemampuan siswa menerima dan memahami konsep dasar matematika yang
telah diterima siswa dalam pembelajaran. Jadi, pemahaman konsep sangat
penting, karena dengan menguasai konsep akan memudahkan siswa dalam belajar
matematika. Depdiknas menyatakan bahwa, pemahaman konsep merupakan salah
satu kecakapan atau kemahiran matematika yang diharapkan dapat tercapai dalam
belajar matematika yaitu dengan menunjukan pemahaman konsep matematika
yang dipelajarinya, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan
konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan
masalah. Menurut Kilpatrick, Swafford, & Findell (2001: 8), pemahaman konsep
(conceptual understanding) adalah kemampuan dalam memahami konsep, operasi
dan relasi dalam matematika.
Menurut Anderson(2001: 9), siswa dikatakan memiliki kemampuan
pemahaman matematis jika siswa tersebut mampu mengkonstruksi makna dari
pesan-pesan yang timbul dalam pengajaran seperti komunikasi lisan, tulis, dan
grafik. Siswa dikatakan memahami suatu konsep matematis, antara lain Analisis
Kemampuan Pemahaman ketika membangun hubungan antara pengetahuan baru
8
yang diperoleh dan pengetahuan sebelumnya. Pemahaman terhadap suatu
masalah merupakan bagian dari pemecahan masalah.
Berkaitan dengan pentingnya pemahaman dalam matematika, Sumarmo
(2002) juga mengatakan visi pengembangan pembelajaran matematika untuk
memenuhi kebutuhan masa kini yaitu pembelajaran matematika perlu diarahkan
untuk pemahaman konsep dan prinsip matematika yang kemudian diperlukan
untuk menyelesaikan masalah matematika, masalah dalam disiplin ilmu lain, dan
masalah dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian, hasil pembelajaran
belum mampu untuk memenuhi tututan kebutuhan tersebut. Berdasarkan uraian di
atas, disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis adalah kemampuan siswa
dalam menemukan dan menjelaskan, menerjemahkan, menafsirkan, dan
menyimpulkan suatu konsep matematis berdasarkan pembentukan sendiri, bukan
hanya sekedar menghafal.
2. Belajar mengajar matematika dan pengertian pecahan
Tolak ukur peranan guru bukan sebagai pengajar, melainkan sebagai fasilitator
berlajar. Menurut Tabrani (1989: 27) mengatakan bahwa mengajar bukan upaya
guru menyampaikan bahan pelajaran, melainkan bagaimana siswa dapat
mempelajari bahan pelajaran sesuai dengan tujuan. Berkaitan dengan belajar dan
mengajar matematika, harus memperhatiakan karakteristik matematika antara lain,
materi matematika bersifat hirarkis, obyek matematika bersifat abstrak, penalaran
bersifat deduktif (Hudoyo, 1990: 5).
Matematika sebagai ilmu mengenai struktur dan hubunganya simbol-simbol
itu penting untuk membantu memanipulasi aturan-aturan dengan operasi yang
9
ditetapkan. Simbol-simbol menjamin adanya komunikasi dan mampu memberikan
keterangan untuk membentuk suatu konsep baru. (Hudoyo, 1990: 5). Di sinilah
kehirarkisan materi matematika. Oleh karena itu siswa yang mempelajari
matematika harus secara kontinyu. Demikian juga seorang guru yang mengajar
matemtika harus mampu membuat jalinan keterkaitan antara konsep dalam
matematika, misalnya kelipatan persekutuan terkerkecil (KPK) dapat digunakan
dalam operasi penjumlahan/pengurangan bilangan pecahan.
Dalam proses pembelajaran dikenal asas apresepsi, Sukarman (2002: 14)
mengatakan bahwa apresepsi digunakan dengan maksud untuk mempermuda
memahami ide-ide matematika yang baru dipelajari dengan mengkaitkan pada
pemahaman ide yang telah dimiliki siswa. Hal ini dilakukan karena kehirarkisan
materi matematika sebagai contoh : dalam mengajarkan penjumlahan bilangnan
pecahan, sebagai apresepsinya harus diingatkan kembali konsep pecahan, konsep
pecahan senilai dan KPK.
Salah satu konsep yang sangat mendasar dalam matematika adalah pecahan.
Oleh karena itu, merupakan konsep yang sangat penting pada jenjang pendidikan
sekolah dasar. Tiro memberikan konsep pecahan sebagai berikut :
“Kosep pecahan adalah konsep Matematika dari pecahan dan dapat
dipandang sebagai relasi atau rasio antara dua kuantitas atau bilangan.
Dalam cara pendekatanya, pecahan terdiri dari tiga model. Model pertama
disebut model bagian kelompok yang mengasosiasikan pecahan dengan
bagian dari suatu kelompok, model kedua disebut model bagian luasan dan
model ketiga disebut model garis bilangan yang mengasosiasikan pecahan
dengan titik pada suatu garis bilangan” (Transformasi, vol. 1 1994 : 2)
Pecahan menurut Negoro (Ramadhoni, 1996: 7) ialah bilangan yang
menggambarkan bagian dari suatu keseluruhan, bagian dari suatu daerah,bagian
10
dari suatu benda atau bagian suatu himpunan. Pecahan pada matematika sekolah
dasar dapat didasarkan atas pembagian suatu benda himpunan atau beberapa
bagian yang sama
a. Jenis-Jenis Pecahan
1. Pecahan biasa yaitu dengan nama biasa.
2. Pecahan campuran yaitu campuran nama bilangan cacah dengan nama
pecahan biasa
3. Pecahan desimal. Nama lain untuk suatu pecahan adalah nama
desimalnya
4. Pecahan persen
b. Operasi Hitung Pecahan
Operasi hitung pecahan adalah operasi yang melibatkan pecahan. Dalam
operasi ini berlaku juga apa yang disebut dengan operasi dasar. Fokus operasi
hitung pecahan pada penelitian ini adalah menjumlahkan pecahan. Menjumlahkan
pecahan dengan penyebut yang sama dilakukan dengan menjumlahkan
pembilangnya saja. Untuk menjumlahkan pecahan yang berlainan penyebutnya,
harus mengganti nama pecahan itu sehingga penyebutnya yang baru merupakan
kelipatan persekutuan terkecil dari penyebut-penyebut semula.
3. Penggunaan Gambar Luas Daerah Terhadap Operasi Penjumlahan
Pecahan
Luas daerah merupakan suatu tiruan atau sesuatu yang dapat memberikan
gambaran tentang suatu objek. Penjelasan dan prediksi (Herawati, 1994: 95)
dalam pembelajaran matematika, utamanya pada jenjang sekolah dasar sangat
11
diperlukan suatu teknik yang tepat agar konsep-konsep matematika yang diajarkan
dapat dipahami dengan baik oleh siswa. Banyak topik matematika pada jenjang
sekolah dasar yang membutuhkan penanganan karena topik-topik tersebut dapat
digunakan untuk mempelajari konsep-konsep matematika pada jenjang
berikutnya. Topik-topik itu antara lain adalah bilangan bulat dan operasinya,
bilangan pecahan dan operasinya, KPK.
Pada pembelajaran matematika gambar sering digunakan untuk menjelaskan
suatu konsep misalnya konsep penjumlahan bilangan pecahan. Pengajaran
matematika dengan menggunakan gambar sederhana bertujuan untuk mengurangi
tingkat abstraksi siswa Seodjadi ( Herawati, 1994 : 15)
Berdasarkan uraian di atas, maka salasatu teknik yang tepat digunakan dalam
meningkatkan pemahaman siswa terhadap operasi penjumlahan bilangan pecahan
adalah dengan penggunaan gambar sederhana.
Berikut ini disajikan beberapa contoh gambar sederhana yang berkaitan dengan
bilangan pecahan yang diajarkan di kelas IV SD Inpres Pamandongang
Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.
1. Konsep pecahan
a. Pecahan 2
1 dapat di jelaskan dengan luas daearh gambar sederhana
berikut.
2
1
2
1
2
1
12
Gambar 1. Daerah pecahan seperdua
b. Pecahan 3
2 dapat di jelaskan dengan luas daearh gambar sederhana berikut
3
2
3
2
3
2
Gambar 2. Daerah pecahan dua pertiga
c. Pecahan 6
4 dapat di jelaskan dengan luas daearh gambar sederhana berikut
6
4
6
4
Gambar 3. Daerah pecahan empat perenam
d. Pecahan 8
3 dapat dijelaskan dengan luas daerah gambar sederhana berikut
8
3
8
3
Gambar 4. Daerah pecahan tiga perdelapan
13
2. Pecahan senilai
a. Pecahan 2
1 =
4
2 dapat di tunjukan dengan luas daerah gambar sederhana
berikut
2
1
4
2
Gambar 5. Daerah pecahan senilai
Daerah yang mewakili pecahan 2
1 memiliki model dan luas yang sama dengan
daerah yang mewakili pecahan 4
2.
b. Pecahan 3
2=
6
4 dapat di tunjukan dengan luas daerah gambar sederhana
berikut
3
2
6
4
Gambar 6. Daerah pecahan senilai
Daerah yang mewakili pecahan 3
2 wewakili model dan luas daerah yang sama
dengan mewakili pecahan 6
4
14
c. Pecahan 5
2=
10
4 dapat dijelaskan dengan luas daerah gambar sederhana
berikut :
5
2
10
4
Gambar 7. Daerah pecahan senilai
3. Penjumlahan bilangan pecahan pada dasarnya menjumlahkan bilangan
pecahan adalah menjumlahkan bagian-bagian dari satu kesatuan yang utuh
dibagi sama.
Perhatikan gambar berikut
4
1
4
1
4
1
4
1
Gambar di atas adalah sebuah persegi panjang yang dibagi atas empat bagian
yang sama, masing-masing bagian mewakili pecahan 4
1jika dilakukan
penjumlahan : 4
1 +
4
1 artinya dilakukan penjumlahan 1 bagian dari 4. Kemudian
ditambahkan lagi 1 bagian dari 4, sehingga menjadi 2 bagian dari 4 atau di tulis 4
2
15
Perhatikan lingkaran berikut
1 1
8 8
1 1
8 8
1 1
8 8
1 1
8 8
Masing-masing daerah pada lingkaran diatas mewakili pecahan 8
1jika
dilakukan penjumlahan, bagian-bagian itu seperti 8
1+
8
4artinya dilakukan
penjumlahan 1 bagian dari 8 kemudian ditambahkan 4 bagian dari 8 sehingga di
peroleh 5 bagian dari 8 atau di tulis 8
5
a. Jika menjumlahkan 6
2 +
6
3 dapat diperlihatkan dengan gambar berikut.
digabung menjadi
6
2
6
3 6
5
Gambar 8. Langkah-langkah penjumlahan pecahan
b. 3
1 +
3
1 dapat diperagakan sebagai berikut
16
Digabung menjadi
3
1 +
3
1 = 3
2
Gambar 9. Langkah-langkah penjumlahan pecahan
Dari beberapa contoh, mengenai penjumlahan bilangan dengan penyebut sama
dapat disimpulkan bahwa hasilnya adalah dengan cara menjumlahkan
pembilangnya saja dan penyebut di tulis sekali saja. Dengan kata lain
penjumlahan bilangan pecahan adalah menjumlahkan bagain-bagian dari satu
kesatuan yang utuh di bagi sama.
Selanjutnya untuk pecahan yang penyebutnya berbeda dapat juga di
perlihatkan dengan cara berikut.
1. 3
1 +
2
1dapat diperagakan dengan pecahan senilai atau tanpa pecahan
senilai.
Pecahan 2
1senilai dengan pecahan
4
2,
6
3,
8
4dan lain-lain.
Pecahan 3
1 senilai dengan pecahan
6
2,
9
3,
12
4dan lain-lain Maka
3
1 +
2
1dapat di tulis menjadi
6
2+
6
3 sehingga hasinya adalah
6
5
17
2. Dengan cara menggunakan gambar dapat ditunjukkan sebagai berikut
Digabung menjadi
2
1 +
3
1 =
6
5
Gambar 10. Langkah-langkah penjumlahan pecahan
Daerah yang diarsir dobol dihitung 2 kali sehingga gambarnya menjadi seperti di
atas
3. 2
1 +
8
1 dapat di peragakan sebagai berikut
Digabung menjadi
2
1 +
8
1 =
8
5
Gambar 11. Langkah-langkah penjumlahan pecahan
Langkah-langkah pembelajaran penjumlahan pecahan dengan menggunakan
gambar luas daerah dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Persiapan
Guru harus benar-benar memahami dan mamiliki berbagi macam strategi
dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dialami siswa saat
pembelajaran berlangsung
18
b. Pembukaan
Pada kegaiatan ini siswa siswa diperkenalkan dengan apersepso
pembelajaran untuk menggunakan luas daerah, kemudian siswa diminta
untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara mereka sendiri.
c. Proses Pembelajaran
d. Siswa mencoba berbagai strategi untuk menyelesaikan masalah-masalah
dengan pengalamannya yang pernah dilakukan, beberapa orang untuk
mempresentasekan hasil pekerjaannya di depan siswa yang lain. Siswa
yang lain memberi tanggapan terhadap hasil pekerjaannya temannya. Guru
mengamati jalannya proses pembalajaran sambil mengarahkan siswa untuk
mendapatkan tehnik terbiak dalam memecahkan masalah untuk
menemukan aturan atau prinsip yang bersifat umum.
e. Setelah mencapai kesepakatan tentang strategi terbaik melalui prose
pembelajaran siswa diajak menarik kesimpulan dari penjelasan itu dan
pada akhir pembelajaran siswa harus mengerjakan soal evluasi dalam
bentuk matematika formal. Dari karakteristik dan langkah-langkah
pembelajaran penjumalahan pecahan di atas maka bagaimanakah
seharusnya merancang pembelajaran matematika khususnya dalam
penjumlahan pecahan.
Dalam mengajarkan penjumlahan pecahan dengan menggunakan luas daerah
tepat untuk menenmkan konsep awal, sehingga untuk selanjutnya dapat diperluas
tanpa menggunakan gambar misalnya menggunakan konsep KPK untuk pecahan
yang memiliki penyebut tidak sama. Oleh sebb itu, sangat tepat gambar sederhana
19
digunakan di kelas IV SD Inpres Pemandongang. Untuk mengajarkan konsep-
konsep awal mengenai penjumlahan bilangan pecahan
B. Penelitian yang Relevan
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang operasi
penjumlahan bilangan pecahan penggunaan gambar luas daerah, diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Iriani Sidji, dengan judul “Penggunaan Gambar Luas Daerah Untuk
Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Operasi Penjumlahan
Bilangan Pecahan “Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan
pemahaman dalam menjumlahkan pecahan dengan menggunakan gambar
luas daerah siswa kelas IV SD Negeri 9 Ta’. Jenis penelitian tindakan
dengan siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Data penelitian adalah data aktifitas dan hasil belajar siswa dalam
penjumlahan pecahan. Data diperoleh dengan observasi, tes, catatan
lapangan.
2. Muh. Sholeh, dengan judul “Penggunaan Media Alat Praga Konkrit
Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pecahan Dalam Pembelajaran
Matematiapa Pada Siswa Kelas III MI Karanggan Kec. Polan Harjo Kab.
Klaten” Penggunaan Media Alat Peraga Konkrit untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Pecahan Pembelajaran Matematika pada Kelas III
MIK ranggan Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran
2013/2014. Adapun kesulitan yang dilakukan yaitu siswa sulit menentukan
pembilang dan penyebut suatu pecahan serta mengalami kesulitan untuk
20
membandingkan dua pecahan yang berbeda dalam suatu pemecahan
masalah, sehingga siswa tidak dapat mengerjakan soal tes yang diberikan
oleh guru. Maka dari itu perlu diadakan penelitian untuk memperbaiki
serta memperoleh metode yang tepat untuk mengatasi masalah ini. Adapun
solusi yang digunakan untuk mengatasi masalah dalam penelitian ini
adalah metode pembelajaran matematika dengan menggunakan alat peraga
konkrit.
3. Nanik Ulfa, dengan judul, “Penggunaan Media Bangun Geometri untuk
Menanamkan Konsep Penjumlahan Pecahan” Pemahaman konsep sangat
penting dalam mempelajari matematika. Untuk menanamkan pemahaman
konsep kepada siswa yang masih dalam taraf berfikir konkret diperlukan
bantuan media yang tidak asing bagi siswa. Dalam penelitian ini media
yang digunakan adalah media bangungeo-metri bidang. Penggunaan media
dalam penelitian ini diharapkan dapat memberi situasi pembelajaran yang
menyenangkan dan mengajak siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.
Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh
peeneliti diatas. Penelitian tentang pengaruh penggunaan gambar luas daerah
sudah dipernah dilakukan akan tetapi penelitian tentang Pengaruh Penggunaan
Gambar Luas Daerah Terhadap Pemahaman Operasi Pecahan belum banyak
peneliti yang melakukan penelitian tentang hal itu. Persamaan penelitian
terdahulu dengan penelitian yang dilaku oleh peneliti sekarang adalah sama-sama
mengkaji tentang penggunaan gambar luas daerah. Sebelumnya peneliti
melakukan penelitian dengan objek penelitian yang berbeda. Berdasarkan
21
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, peneliti merasa tertarik dengan
kajian tentang pengaruh penggunaan gambar luas daerah. Karna itu peneliti
mengkaji tentang penelitian Pengaruh Penggunaan Gambar Luas Daerah
Terhadap Pemahaman Operasi Pecahan Pada Siswa Kelas IV SD Inpres
Pamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.
C. Kerangka Pikir
Berdasarkan kerangka teori yang mendasari pelaksanaan penelitian tentang
Matematika sendiri jika dipandang sebagai sebuah ilmu pengetahuan memiliki
banyak manfaat yang sangat penting bagi kehidupan. Di sekolah dasar maupun
sekolah lanjut, matematika merupakan mata pelajaran yang harus dikuasai oleh
siswa. Pembelajaran matematika dapat berhasil jika siswa dapat memahami
konsep-konsep matematika dengan baik. Akan tetapi kenyataannya masih
ditemukan kesulitan dalam memahami konsep matematika. Hal ini dialami oleh
siswa kelas IV SDI Pemandongang, khususnya pemahaman operasi pecahan.
Pemahaman konsep operasi pecaha pada siswa kelas IV SDI
pamandongang tergolong rendah. Hal ini disebabkan kegiatan pembelajaran
matematika di kelas IV belum meemberikan kesempatan bagi siswa untuk
membangun sendiri pengetahuannya. Guru sering berperan sebagai pihak yang
memberi tahu, bukan sebagai pembimbing. Keadaan seperti ini membuat siswa
pasif dan kemampuan berfikirnya kurang. Siswa hanya berperan sebagai
pendengar saja. Akibatnya pemahaman siswa terhadap konsep operasi pecahan
lemah. Apa bila guru tidak memperbaiki kondisi belajar yang demikian maka
pemahaman konsep siswa juga tidak akan meningkat.
22
Pemahaman konsep operasi pecahan dapat ditingkatkan dengan kegiatan
pebelajaran yang menarik dan menyenangkan sehingga motivasi belajar siswa pun
meningkat. Dengan motivasi belajar yang tinggi memungkinkan belajar dengan
giat dan begairah. Gambar luas daerah merupakan suatu tiruan atau sesuatu yang
dapat memberikan gambaran tentang suatu objek. Pembelajara gambar luas
daerah yang akan diterapkan dalam meningkatkan pemahaman konsep operasi
pecahan pada penelitian ini adalah serangkaian kegiatan yang melibatkan peran
akti siswa dan isi pemelajaran oleh guru. Dengan kerangka rancangan gambar luas
daerah, siswa mendapatkan kesempatan untuk berintraksi dengan guru dan siswa
lain. Pembelajaran disajikan juga menarik dan menyenakan sehingga mampu
meningkatkan motivasi belajar siswa. Peran guru bukan lagi sebagai yang
mendominasikan pembelajaran, melainkan sebagai penyedia kesempatan bagi
siswa untuk aktif dalam proses belajar. Dengan penggunaan gambar luas daerah
seperti yang diuraikan diatas, pemahaman konsep pecahan akan meningkat.Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada kerangka pikir seperti dalam bagan 1 berikut.
23
Kerangka pikir “Pengarauh Pemahaman Operasi Penjumlahan Bilangan
Pecahan Penggunaan Gambar Luas Daerah Terhadap Siswa Kelas IV SD Inpres
Pamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa”
Pembelajaran Operasi Penjumlahan Bilangan
Pretest
Treatmant Penggunaan Gambar Luas Daerah
Terhadap Pemahaman Operasi Pecahan Pada
Siswa Kelas IV SD Inpres Pamandongang
Kecamata Bontonompo Selatan Kabupaten
Gowa
Posttest
Analisis
Ada Pengaruh
Temuan
24
D. Hipotesis
Sugiyono (2009: 64) mengemukan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara
terhadap rumsan masalah peneltian, di mana rumusan masalah penelitian telah
dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Selain itu, Arikunto (2010: 110)
berpendapat bahwa hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Jadi disimpulkan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian.
Berdasarkan kajian teori dan kerangaka pikir di atas, maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah ada pengaruh penerapan penggunan gambar luas daerah
terhadap pemahaman dalam operasi pecahan pada siswa kelas IV SD Inpres
Pamandonang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.
Untuk Keperluan pengujian statistik terkhusus untuk ketuntasan hasil belajar,
maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
H0 : 1 2
H1 : 1 2
Keterangan :
H0 = Tidak ada pengaruh penggunaan gambar luas daerah terhadap
pemahaman operasi pecahan pada siswa kelas IV SD
InpresPamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten
Gowa
H1 = Ada pengaruh penggunaan gambar luas daerah terhadap pemahaman
operasi pecahan pada siswa kelas IV SD Inpres Pamandongang
Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa
25
H0 = Hipotesis Nihil
H1 = Hipotesis Alternatif
H0 = Parameter skor rata-rata hasil belajar matematika siswa sebelum
digunakan Gambar Luas Daerah yang diperoleh melalui pretest.
H1 = Parameter skor rata-rata hasil belajar matematika siswa setelah
digunakan Gambar Luas Daerah yang diperoleh melalui posttest
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengen melibatkan satu
kelompok atau satu kelas yang dikenal dengan desain pra eksperimen. Dengan
tujuan untuk mengetahui gambran pengaruh pemahaman operasi penjumlahan
bilanag pecahan penggunaan gambar luas daerah terhadap siswa kelas IV SD
Inpres pamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Peneliti akan melaksanakan penelitian di SD Inpres pamandongang
Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa. Penlitian ini direncanakan
akan dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2019/2020
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Sugiyono (2016: 117) mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpilannya.
Popuasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Inpres pamandongang
Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa yang terdiri dari satu kelas.
Tabel 3. 1. Populasi siswa SD Inpres Pamandongang Kec. Bontonompo
Selatan. Kab.Gowa 2018/ 2019
No
Kelas
Jenis Kelamin Jumlah
Laki-Laki
Perempuan
24
1 IV 4 6
10
2. Sampel
Sampel dalam suatu kegiatan penelitian adalah mewakilidan dijadikan
responden subjek penelitiana atau yang akan diteliti dan dijadikan responde3n
penelitian. Sebagaiman yang dikemukakaqn oleh sugiyono (2014: 62) yang
menyatakan bahwa: ”Sampel adalah bagaian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi.” Agar sampel yang diambil representative, maka
diperlukan teknik pengambilan sampel. Penentuan sampel perlu dilakukan dengan
cara yang dapat di pertanggungjawabkan untuk mendapatkan data yang benar,
sehinggga kesimpulan yang diambil dapat diperecaya.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel jenuh. Menurut
Sugiyono (2014: 68), bahwa: “teknik sampling jenuh merupakan teknik penentuan
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. “Hal ini di
karenakan populasi yang digunakan pada penelitian ini relative kecil, kurang dari
30 orang atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang
sangat kecil. Maka sampel yang diteliti sebanyak 10 orang siswa
Adapun sampel penelitian yang dimaksud adalah siswa kelas IV. sebanyak 10
orang terdiri 6 laki-laki dan 4 perempuan. Penelitian mengambil sampel kelas
IV.A, karena berdasarkan informasi dari guru kelas IV. untuk materi operasi
penjumlahan bilangan pecahan siswa memperoleh nilai dibawah standar KKM.
Tabel 3.2 KKM SD Inpres Pamandongang Kec. Bontonompo Selatan.
Kab.Gowa 2018/ 2019
Skor Kategori
0 ≤ X <70 Tidak Tuntas
70≤ X ≤ 100 Tuntas
25
D. Defenisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang diamati, yaiti variabel X dan
variabel Y. Variabel X dalam penelitian ini adalah penggunaan gambar luas
daerah dalam pembelajaran sebagai variabel bebas (dependen), sedangakan
variabel Y adalah kemampuan berhitung siswa sebagai variabel terikat
(independen).
E. Desain Penelitian
Design. Dalam rancangan ini digunakan satu kelompok subjek. Pertama-tama
dilakukan pengukuran lalu dikenakan perlakuaan jangka waktu tertentu, ini dapat
digambarkan sebagai berikut.
Table 3.3 Rancangan Penelitian
Pretest Perlakuan Posttest
X
(Sumber: Sugiyono, 2011)
Keterangan:
: Tes awal yang diberikan pada kelas eksperimen di awali penelitian
X : Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen, yaitu pemahaman
operasi penjumlahan bilanagan pecahan penggunaan gambar luas
daerah
: Tes akhir yang diberikan pada kelas eksperimen di akhir penelitian
F. Prosedur Penelitian
Secara umum prosedur penelitian terdiri dari 3 tahap, yaitu tahap persiapan,
tahapan pelaksanaan, dan tahapan akhir.
1. Tahapan Persiapan
Tahap persiapan dalam penelitian ini meliputi:
26
a. Konsultasi dengan guru bidang studi matematika (guru kelas)
b. Melakukan observasi awal.
c. Membuat perangkat pembelajaran seperti RPP, Media Pembelajaran,
LKS dan tugas untuk siswa.
d. Membuat lembar observasi untuk mengetahui aktifitas siswa.
e. Membuat lembar tes hasil belajar berupa soal essai.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dalam penelitian ini diantaranya:
a. Memberiakan pretest diawal pembelajaran (pertemuan pertama).
b. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan Gambar Luas
Daerah
c. Melaksanakan observasi terhadap aktivitas siswa selama proses
pembelajaran berlangsung.
d. Memberikan tes dalam bentuk essai untuk melakukan evaluasi
(posttest)
3. Tahap Penyelesaian
Pada tahapan penyelesaian dilakukan beberapa langkah sebagai berikut:
a. Mengolah data hasil penelitian.
b. Menganalisis dan membahas data hasil penelitian.
c. Membuat kesimpulan.
G. Instrumen Penelitian
Adapun instrument penelitian yang akan digunakan adalah sebagai berikut:
1. Tes Hasil Belajar Siswa
27
Tes adalah serentetan pertanyaan, latihan atau alat lain yang digunakan
untuk menurut keterampilan, pengtahuan, intelegensi, kemampan atau
bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Tes hasil Belajar adalah megukur penguasaan tertentu sebagai hasil
belajar.
Dalam penelitian ini tes diberikan soal individu yang di berikan
bersama-sama.
Dalam penelitian ini pelaksanaan tes terdiri atas pretest yaitu tes awal
sebelum pembelajaran di laksanakan dan posttest yaitu tes yang di
lakasanakan setelah proses pembelajaran pada akir
2. Lembar Observasi
Instrument ini digunakan untuk memperoleh data tentang aktifitas siswa
selama proses pembelajaran berlangsung. Pengambilan data aktifitas siswa
dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung yang dilakukan oleh
seseorang observasi. Adapun indikator dari aktivitas belajar yaitu:
a. Antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
b. Interaksi siswa dengan guru.
c. Interaksi siswa dengan siswa
d. Kerja sama kelompok
e. Aktivitas siswa dalam kelompok.
f. Aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran.
g. Partisipasi siswa dalam menyimpulkan materi.
H. Teknik Pengumpulan Data
28
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
awal dan tes akhir, adapun langkah-langkah data yang akan dilakukan sebagai
berikut:
1. Tes awal (pretest)
Tes awal dilakukan sebelum melakukan, prestes dilakukan untuk
mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh murid sebelum di terapkannya
teknik keterampilan membaca pemahaman.
2. Perlakuan (treatment)
Dalam hal ini penelitian menerapkan teknik ketrampilan membaca
pemahaman pada pembelajaran matematika.
3. Tes akhir (posttest)
Setelah trearment, tindakan selanjutnya adalah posttest untuk mengetahui
pengaruh penggunaan teknik keterampilan membaca pemahaman
I. Teknik Analisis Data
Analisis data penelitan dimaksudkan untuk menganalsis data hasil tes
penelitian berkaitan demngan hasil belajar matematika, teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis inferesial.
1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan
rendahnya hasil belajar matematika pada siswa kelas IV. A SD Inpres
Pamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa sebelum
(pretest) dan sesudah (posttest) perlakuan berupa penggunaan Gambar luas
daerah dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi dan persentase dengan
rumusan persentase, yaitu :
29
(Arikunto 206: 306)
Keterangan :
P : Persentase
F : Frekuensi yang dicari perentase
N : Jumlah subyek (sampel)
Guna memperoleh gamaran umum tentang rendahnya hasil belajar matematika
di kelas IV.A Inpres pamandongang Kecamata Bontonompo Selatan Kabupaten
Gowa sebelum dan sesudah diberian penggunaa Gambar Luas Daerah, maka
keperluan tersebut dilakukan perhitungan rata-rata skor berubah dengan rumus :
Keterangan :
Me : Mean (rata-rata)
Xi : Nilai X ke i sampai ke n
N : Banyaknya murid
Setelah rata-rata skor telah didapat, maka penelitian mengklasifikasikan hasil
tersebut berdasarkan pengkategorisasian hasil belajar matematiak siswa menurut
standar kategorisasi dengan skalah lima yang dilakukan oleh Departemen
Pendidikan Nasional yang dinyatakan sebagai berikut:
Tabel 3.4 Kategorisasi Standar Hasi Belajar
No Interval Kategori
30
1 Sangat Rendah 2 55 Rendah 3 Sedang
4 Tinggi
5 Sangat Tinggi
2. Analisis Statistik Inferensial
Analisi stastistik inferensial dimaksudkan adalah untuk menguji hipotesis
penelitian mengenai ada tindakan pengaruh hasil belajar matematika sebelum
dan sesudah dberikan penggunaan gambar luas daerah terhadap pemahaman
operasi pecahan pada siswa IV.A SD Inpres Pamandongang Kecamata
Botonomo Selatan Kabupaten Gowa. Rumsan yang digunakan adalah:
Keterangan :
Md : mean dari perbedaan pretest dan posttest
X1 : hasil belajar sebelum perlakuan (pretest)
X2 : hasil belajar sesudah perlakuan (posttest)
D : deviasi masing-masing subjek
∑ᵪ2d : jumlah kuadrat deviasi
N : subyek pada sampel
Db : ditentukan dengan N-1
Dalam pengujian statistik, hipotesis ini dinyatakan sebagai berikut :
H0 : 1 2
H1 : 1 2
31
Keterangan:
H0 = Tidak ada pengaruh penggunaan gambar luas daerah terhadap
pemahaman operasi pecahan pada siswa kelas IV SD
InpresPamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten
Gowa
H1 = Ada pengaruh penggunaan gambar luas daerah terhadap pemahaman
operasi pecahan pada siswa kelas IV SD Inpres Pamandongang
Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa
Menentukan aturan pegambilan atau kriteria yang signifikan dengan kaidah
pengujian signifikan :
1. Jika t Hitung > t Tabel maka ditolak dan diterima, berarti ada pengaruh
penggunaan gambar luas daerah terhadap pemahaman operasi pecahan
pada siswa kelas IV SD Inpres Pamandongang Kecamatan Bontonompo
Selatan Kabupaten Gowa
2. Jika t Hitung ˂ t Tabel maka diterima, berarti tidak ada pengaruh
penggunaan gambar luas daerah terhadap pemahaman operasi pecahan
pada siswa kelas IV SD Inpres Pamandongang Kecamatan Bontonompo
Selatan Kabupaten Gowa
3. Mencari t Tabel dengan menggunakan tabel distribusi dengan taraf
signifikan α-0,05 dan db = N-1.
4. Membuat kesimpulan berarti berarti ada pengaruh penggunaan gambar
luas daerah terhadap pemahaman operasi pecahan pada siswa kelas IV SD
Inpres Pamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Inpres Pamandongang pada siswa kelas IV
yang berjumlah 10 orang. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 6-18 januari
2020. SD Inpres pamandongang merupakan salah satu sekolah dasar di
Kecamatan Botonompo Selatan Kabupaten Gowa.
Lokasi sekolah sangat strategis, sehinga dapat diakses dari manapu.
Gedung sekolah dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang antara lain:
perpustakaan, ruang UKS, ruang keterampilan selain aspek akademis, sekolah
juga memperhati kan aspek non akademis siswa. Sekolah memberikan fasilitas
minat dan bakat siswa dengan mengadakan ekstrakulikuler yang meliputi
pramuka.
1. Deskripsi Hasil Belajar Matematika Murid Setelah Perlakuan Pretest
Untuk memberikan gambaran awal tentang kemampuan pemahaman
operasi pecahan pada siswa kelas IV yang dipilih sebagai objek penelitian.
Berikut disajikan skor hasil belajar matematika murid kelas IV, sebelum
perlakuan (Pre-Test):
Tabel 4.1 Tabel Statistik skor Pengaruh Penerapan Gambar Luas Daerah
Terhadap Pemahaman Operasi Pecahan Pada Siswa Kelas IV SD Inpres
Pamandongang Kecamatan Botonompo Selatan Kabupaten Gowa. (Pre Test)
Statistik Nilai Statistik
Ukuran sampel 10
Skor ideal 100
Skor maksimum 60
Skor minimum 40
Skor rata-rata 51,5
Standar Deviasi 25,92
35
Berdasarkan tebel diatas skor yang diperoleh siswa adalah 51,5. Skor maksimal 60
dan minimal 40 dengan standar deviasi 25,92 apa bila skor rata- rata tersebutd
dikonversi skala lain di peroleh kategori rendah.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar
Pengaruh Penerapan Gambar Luas Daerah Terhadap Pemahaman Operasi
Pecahan Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Pamandongang Kecamatan
Botonompo Selatan Kabupaten Gowa. (Pre Test)
Pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 10 siswa kelas IV SD Inpres
pamandongang, murid yang memperoleh skor pada kategori sangat rendah 5 siswa
(50%), kategori renda 5 siswa (50%), kategori sedang 0 siswa (0%), kategori
tinggi siswa (0%), Sangat tinggi 0 siswa (0%). Setelah skor rata-rata hasil belajar
siswa sebelum perlakuan bahwa 10 siswa dikonversi kedalam lima kategori diatas,
maka rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Inpres Pamandongang
sebelum diajarkan melalui pemebelajaran matematika operasi pecahan tergolong
rendah.
Selanjutnya skor hasil belajar sebelum diterapkan pembelajaran
matematika operasi pecahan pada siswa kelas IV SD Inpres Pamandongang
Kecamatan Botonompo Selatan Kabupaten Gowa dikategorikan berdasarkan
kriteria ketuntasan minimum (KKM) dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:.
No Nilai Hasil Belajar Kategori Frekuensi Persentase (%)
1 0 ≤ × < 55 Sangat
Rendah 5 50
2 55 ≤ × < 70 Rendah 5 50
3 70 ≤ × < 80 Sedang 0 0
4 80 ≤ × < 90 Tinggi 0 0
5 90 ≤ × ≤ 100 Sangat Tinggi 0 0
Jumlah 10 100
36
Tabel 4.3 Deskripsi Pengaruh Penerapan Gambar Luas Daerah Terhadap
Pemahaman Operasi Pecahan Pada Siswa Kelas IV SD Inpres
Pamandongang Kecamtan Botonompo Selatan Kabupaten Gowa
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
0 ≤ X <70 Tidak Tuntas 10 100%
70≤ X ≤ 100 Tuntas 0 0%
2. Deskripsi Hasil Belajar Matematika Murid Setelah Perlakuan Post Test
Berikut disajikan deskripsi dan persentase skor hasil pengaruh
penggunaan gambar luas daerah terhadap pemahaman operasi pecahan, setelah
perlakuan (Post-Test):
Tabel 4.4 Statistik Skor Pengaruh Penerapan Gambar Luas Daerah
Terhadap Pemahaman Operasi Pecahan Pada Siswa Kelas IV SD Inpres
Pamandongang Kecamatan Botonompo Selatan Kabupaten Gowa.(Post Test)
Statistik Nilai Statistik
Ukuran sampel 10
Skor Ideal 100
Skor Maksimum 95
Skor Minimum 80
Skor Rata-rata 85,5
Standar deviasi 9,79
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dinyatakan bahwa skor rata-rata setelah
diberikan perlakuan 10 murid sebesar 85,5 dengan standar deviasi 9,79 dan skor
ideal 100 berada pada kategori Tinggi berdasarkan kategori hasil belajar murid.
Jika hasil belajar murid dikelompokkan dalam lima kategori maka diperoleh
distribusi frekuensi dan persentase sebagai berikut:
37
Tabel 4.5 Distribusi Freskuensi dan Persentase Skor Pengaruh Penerapan
Gambar Luas Daerah Terhadap Pemahaman Operasi Pecahan Pada Siswa
Kelas IV SD Inpres Pamandongang Kecamatan Botonompo Selatan
Kabupaten Gowa. (Post Test)
No. Nilai Hasil Belajar Kategori Frekuensi Persentase (%)
1 0 ≤ × < 55 Sangat Rendah 0 0
2 55 ≤ × < 70 Rendah 0 0
3 70 ≤ × < 80 Sedang 0 0
4 80 ≤ × < 90 Tinggi 4 40
5 90 ≤ × ≤ 100 Sangat Tinggi 6 60
Jumlah 10 100
Pada Tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 10 siswa kelas IV SD Inpres
Pamandongang Kecamatan Botonompo Selatan Kabupaten Gowa, siswa yang
memperoleh skor pada kategori rendah 0 siswa (0%), kategori cukup 0 siswa (%),
kategori sedang 0 siswa (0%), kategori tinggi 4 siswa (40%), Sangat tinggi 6
siswa (60%). Setelah skor rata-n rata hasil belajar siswa sebelum perlakuan bahwa
10 siswa dikonversi kedalam lima kategori diatas, maka rata-rata hasil belajar
matematika siswa kelas IV setelah diajarkan menggunakan pemebelajaran Operasi
pecahan tergolong pada kategori tinggi.
Selanjutnya skor hasil belajar setelah diterapkan pembelajaran operasi
pecahan ada siswa kelas IV SD Inpres Pamandongang Kecamatan Botonompo
Selatan Kabupaten Gowa dikategorikan berdasarkan kriteria ketuntasan minimum
(KKM) yaitu 70> dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:
38
Tabel 4.6 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika (Posttest)
Pengaruh Penerapan Gambar Luas Daerah Terhadap Pemahaman Operasi
Pecahan Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Pamandongang Kecamatan
Botonompo Selatan Kabupaten Gowa. setelah diberikan perlakuan
Berdasarkan tabel 4.6 diatas bahwa jumlah murid yang tidak memiliki
kriteria ketuntasan minimum adalah 0 murid (0%) dan yang memenuhi
ketuntasan minimum adalah 10 murid (100%). Berdasarkan deskripsi diatas dapat
ditarik kesimpulan bahwa Pengaruh Penggunaan Gambar Luas Daerah Terhadap
Pemahaman Operasi Pecahan Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Pamandongang
Kecamatan Botonompo Selatan Kabupaten Gowa. tergolong lebih banyak yang
tuntas dibandingkan dengan sebelum perlakuan.
3. Deskripsi Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa
Indikator untuk aktivitas siswa dikatakan efektif apabila selama
pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran matematika penggunaan
gambar luas daerah secara deskriptif skor aktivitas siswa minimal berada pada
kategori aktif (≥ 70%).
Hasil pengamatan aktivitas siswa dengan menggunakan pembelajaran
matematika penggunaan gambar luas daerah 4 kali pertemuan dinyatakan dalam
persentase sebagai berikut:
Skor Kategori Frekuensi Persentase
0 ≤ x < 70 Tidak Tuntas 0 0
70 ≤ x ≤ 100 Tuntas 10 100
Jumlah 10 100
39
Tabel 4. 7 Hasil Analisis Data Observasi Aktivitas siswa kelas IV SD
Inpres Pamandongang Kecamatan Botonompo Selatan Kabupaten
Gowa
No. Aktivitas yang diamati
Pertemuan Rat
a-
rata
Per
sent
ase
(%)
I II III IV
V
1 Siswa hadir pada saat
pembelajaran berlangsung
P
R
E
T
E
S
T
10 10 10
P
O
S
T
T
E
S
T
10 100
2
Siswa memahami masalah
kontekstual yang disampaikan
oleh guru.
10 10 10 10 100
3
Siswa mengajukan pertanyaan
kepada guru/teman jika ada
hal-hal yang belum dipahami
4 8 8 6,66 83,2
5
4
Siswa bersama dengan teman
sebangkunya mencermati serta
menyelesaikan soal pada LKS
yang dibagikan oleh guru
8 8 8 8 100
5
Siswa aktif membandingkan
dan mendiskusikan jawaban
dengan teman sebangkunya
8 10 10 7,33 91,6
2
6
Siswa mempresentasikan
jawabannya di depan teman-
temannya
5 10 10 10 87,5
7
Siswa mempresentasikan
kesimpulan dari materi yang
telah dipelajari di depan teman-
temannya
8 10 10 10 100
Rata-rata Persentase
94,6
2
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa indikator keberhasilan aktivitas siswa
dalam peneltian ini yang ditunjukkan dengan sekurang-kurangnya 75 % siswa
terlibat aktif dalam proses pembelajaran, maka dapat dilihat dari perolehan rata-
rata persentase aktivitas siswa yaitu 94,62%.
40
4. Pengaruh Penerapan Gambar Luas Daerah Terhadap Pemahaman
Operasi Pecahan Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Pamandongang
Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa
Sesuai dengan hipotesis penelitian yakni “Terdapat pengaruh penggunaan gambar
luas daerah terhadap pemahaman operasi pecahan pada siswa kelas IV SD Inpres
Pamandongang Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa”.Pengujian
hipotesis dimaksudkan untuk menjawab hipotesis yang telah diajukan.Dalam
penelitian ini uji yang digunakan adalah uji-t.
Uji-t (t-test) merupakan statistik uji yang sering kali ditemui dalam masalah-
masalah praktis statistik (Siregar, 2015:194). Maka teknik yang digunakan untuk
menguji hipotesis tersebut adalah teknik statistik inferensial dengan menggunakan
uji-t.
Tabel 4.11 Analisi Skor Pretest dan Postest
NO. T1 T2 d= T2-T1 d²
1. 60 95 35 1225
2. 55 90 35 1225
3. 60 95 35 1225
4. 50 90 40 1600
5. 55 90 35 1225
6. 50 85 35 1225
7. 40 80 40 1600
8. 40 85 45 2025
9. 45 80 35 1225
10. 60 95 35 1225
Jumlah 515 885 370 13.800
41
Keterangan:
T1= Pretest
T2= Postest
d = jumlah dari gain (Postest-Pretest)
d²= jumlah dari gain setelah dikuadratkan
Langkah – langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut
1. Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus
Md =
=
= 37
2. Mencari harga “ ” dengan menggunakan rumus :
= –
= 13.800 -
= 13.800 –
= 13.800 – 13.690
= 110
3. Menentukan harga t hitung dengan menggunakan rumus :
t =
t =
t =
42
t =
t =
t =
4. Menentukan harga t tabel
Untuk Menentukan harga t tabel dengan mencari t tabel menggunakan tabel
distribusi t dengan taraf signifikan = 0,05 dan d.b = N-1= 10-1 = 9 maka
diperoleh t 0,05 = 2.26
Setelah diperoleh t hitung 9,7 t tabel = 2.26 maka diperoleh t hitung .> t tabel
atau 9,7> 2.26 sehingga dapat di simpulkan bahwa H 0 ditolak dan H 1 diterima .
ini berarti bahwa terdapat pengaruh penggunaan gambar luas daerah terhadap
pemahaman operasi pecahan pda siswa kelas IV SD Inpres Pamandongang
Kecamatan Botonompo Selatan Gowa.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil analisis yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, menunjukkan
bahwa menggunakan pembelajaran matematika penggunaan gambar luas daerah
pada siswa kelas IV SD Inpres Pamandongang Kecamatan Botonompo Selatan
Kabupaten Gowa dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa. Hal ini
dapat dilihat dari tabel hasil analisis statistik deskriptif dan inferensial. Pencapaian
penggaruh penggunakan pembelajaran matematika penggunaan gambar luas
daerah dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut:
43
1. Hasil Belajar Matematika Siswa Sebelum diterapkan pembelajaran
penggunaan gambar luas daerah
Hasil analisis data hasil belajar siswa sebelum diterapkan
pembelajaran Matematika menggunakan pembelajaran matematika penggunaan
gambar luas daerah menunjukkan bahwa terdapat 10 siswa atau 100% yang tidak
mencapai ketuntasan individu (mendapat skor prestasi dibawah 70) dengan kata
lain hasil belajar siswa sebelum diterapkan pembelajaran matematika penggunaan
gambar luas daerah sangat rendah dan tidak memenuhi kriteria ketuntasan
klasikal.
2. Hasil Belajar Matematika Siswa Setelah diterapkan pembelajaran
penggunaan gambar luas daearh
Hasil belajar yang diajarkan dengan metode pembelajaran pembelajaran
matematika penggunaan gambar luas daerah lebih baik dikarenakan langkah-
langkah pada pembelajaran matematika penggunaan gambar luas daerah
menuntun siswa belajar untuk dapat menyelesaikan masalah.
Pembelajaran matematika penggunaan gambar luas daerah melibatkan
siswa secara aktif dalam penemuan. Hal ini sesuai dengan pendapat Hudoyo
(2005) mengemukakan bahwa “Dalam penemuan siswa memiliki kesempatan
untuk terlibat secara aktif dalam menemukan suatu konsep sehingga siswa lebih
mudah memahami konsep dengan baik dan dapat mengingat materi lebih lama”.
Dengan demikian pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran matematika
penggunaan gambar luas daerah dapat mencapai hasil belajar secara optimal dan
lebih baik. Hasil analisis data hasil belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran
44
Matematika melalui pembelajaran matematika penggunaan gambar luas daearh
menunjukkan bahwa terdapat 10 siswa atau 100% yang mencapai ketuntasan
individu (skor minimal 70>). Hal ini berarti bahwa ketuntasan belajar siswa secara
klasikal telah tercapai.
Penerapan menggunakan pembelajaran matematika gambar luas daerah
menunjukkan bahwa adanya peningkatan terhadap hasil belajar siswa. Hal ini
terlihat dari keaktifan siswa pada saat mengikuti pembelajaran. Pada saat tes awal,
masih banyak siswa yang mendapatkan nilai yang sangat rendah, setelah
menerapkan pembelajaran matematika penggunaan gambar luas daerah dengan
mengikuti langkah-langkah yang telah ada, dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa
mengalami peningkatan. Menurut Moeliono (1990) “peningkatan artinya proses,
cara, perbuatan meningkatkan, usaha dan sebagainya. Sedangkan hasil adalah
pendapatan atau sesuatu yang diperoleh”. Jadi, peningkatan hasil belajar adalah
suatu proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga menghasilkan
perubahan yang lebih baik.
3. Akitvitas Siswa selama mengikuti Pembelajaran Matematika dengan
Menerapkan pembelajaran matematika penggunaan gambar luas
daerah
Hasil pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran Matematika
melalui pembelajaran matematika penggunaan gambar luas daerah pada siswa
kelas IV SD Inpres Pamandongang Kecamatan Botonompo Selatan Kabupaten
Gowa menunjukkan bahwa sudah memenuhi kriteria aktif. Tapi sesuai dengan
indikator aktivitas siswa bahwa aktivitas siswa dikatakan berhasil/efektif jika
45
sekurang-kurangnya 70% siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Dari
hasil analisis data observasi aktivitas siswa rata-rata persentase frekuensi aktivitas
siswa melalui pembelajaran matematika penggunaan gambar luas daerah yaitu
94,62% dari aktivitas siswa setiap pertemuan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
siswa sudah aktif mengikuti proses pembelajaran Matematika melalui
pembelajaran matematika penggunaan gambar luas dearah.
46
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
dengan penerapan pengaruh penggunaan gambar luas daerah terhadapa
pemahaman operasi pecahan pada siswa kelas IV SD Inpres Pamandongang
Kecamatan Botonompo Selatan Kabupaten Gowa Berdasarkan data yang
diperoleh dapat disimpulkan bahwa secara umum:
1. Matematika sebelum digunakan Gambar luas daerah, dikategorikan rata-rata
rendah yakni dengan nilai 40, 50, 55 sampai 60.
2. Setelah diterapkan Penggunaan gambar luas daerah hasil belajar murid menjadi
tinggi, dengan pencapaian nilai rata-rata di atas KKM yakni mulai dari nilai 70,
80, 90 sampai skor tertinggi 100.
3. Berdasarkan uji hipotesis diperoleh tHitung= 9,7 dan tTabel = 2.26 maka diperoleh
tHitung > tTabel atau 9,7>2.26. Maka H0 ditolak dan H1 diterima.
B. Saran
Pendidikan merupakan suatu komponen utama yang harus dimiliki oleh
setiap orang dalam mengarungi kehidupan selanjutnya, oleh karena itu dalam
mendidik tentunya kita membutuhkan kreativitas dan keprofesionalan yang bagus
dalam memberikan setiap pembelajaran terhadap murid, salah satunya adalah
Penggunaan Gambar luas daerah .
Berdasarkan temuan yang berkaitan hasil penelitian bahwa penerapan
Pengguanan gambar luas daerah sangat berpengaruh terhadap hasil belajar
47
Matematika murid SD INPRES INPRES Pamandongan Kecamtan Botonompo
Selatan Kabupaten Gowa, maka dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :
1. Kepada Kepala sekolah sebagai pemegang kebijakan pendidikan disekolah,
kiranya memberikan dorongan serta fasilitas kepada guru untuk
mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif dan variatif dalam
mengembangkan mutu pendidikan di sekolah.
2. Kepada para pendidik khususnya guru SD INPRES Pamandongan Kecamatan
Botonompo Selatan Kabupaten Gowa yang melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan Gambar luas daerah disarankan agar tidak hanya
menjelaskan secara verbal atau pun metode konvensional tetapi juga
membimbing murid yang mengalami kesulitan, sehinga mampu meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar murid.
3. Kepada peneliti, diharapkan mampu mengembangkan penggunaan gambar
luas daerah dengan menerapkan pada materi lain untuk mengetahui apakah
pada materi lain cocok dengan penggunaan pembelajaran ini demi tercapainya
tujuan yang diharapkan dan Sebaiknya diadakan pertemuan berkala sesering
mungkin untuk membahas upaya-upaya dan permasalahan yang ditemukan di
kelas dengan bertukar pikiran yang bermuara pada peningkatan kualitas
pembelajaran di kelas.
48
DAFTAR PUSTAKA
Anderson (2001), Tentang kemampuan siswa dalam pemahaman matematis
Arsyad Azhar, 2004. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Donal Ary (1998). Pengantar Penelitian Dan Kependidikan. Surabaya: Usaha
Nasional
Haid Damadi (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Hartono P. 2003. Tahap-Tahap Perkembangan Kognitif Siswa: Depdiknas Jakarta
Herawati Susi.1994. Memantapkan Penggunaan Model Bagian Suatu Daerah
Untuk Mengajarkan Penjumlahan Pecahan: IKIP SURABAYA
Hudoyo, Herman. 1990. Mengajar Belajar Matematika Usaha Nasional :
Surabaya
Inganah S. 2003. Model Pembelajaran Segi Empat Dengan Pendekatan Realistik
Pada Siswa Kelas II SLTP Negeri III Batu. Tesis Tidak Diterbitkan
Iriani Sidji, (2013) Skripsi dengan judul “Penggunaan Gambar Luas Daerah
Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Operasi
Penjumlahan Bilangan Pecahan
Jack R.Frankel an Norman E.Wallen. (2011). 8 Edition. How To Design And
Eveluate Research In Education. New York : Mc . Graw Hill Publisher
Inc.
Kilpatrick, ddk. (2001), pemahaman konsep (conceptual understanding)
Latri. 2003. Pembelajaran Volume Kubus dan Balok Secara Kontribusi Dengan
Menggunakan Alat Peraga di Kelas V SDN 10 Watampone. Proposal
Tesis Tidak Diterbitkan
Livie (Arsyad, 2004: 9) tentang konsep Pengajaran dengan menggunakan alat
peraga
Muhsetio G. 2005. Pembelajaran Matematika di SD: Universitas Terbuka
Muh. Sholeh, (2013) Skripsi dengan judul “Penggunaan Media Alat Praga
Konkrit Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pecahan Dalam
Pembelajaran Matematiapa Pada Siswa Kelas III MI Karanggan Kec.
Polan Harjo Kab. Klaten”
Nanik Ulfa, (2014) Skripsi dengan judul, “Penggunaan Media Bangun Geometri
untuk Menanamkan Konsep Penjumlahan Pecahan”
49
Nurfaida, (Soewito, 192:5). Model Pembelajaran kurikulum tingkat satuan
pendidikan
Ramadhoni,R. 1996. Anlisis Kemampuan Menyelesaikan Kemampuan Operasi
Pecahan dalam Soal Cerita Matematika. Skripsi. FPMIPA IKIP Ujung
Pandang.
Roi Jokers. 1991. Mengajar dengan Sukses : Gresindo Jakarta
Rusiyan, Tabrani. 1989. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar : Remaja
Karya Bandung
Sugiyono (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Sukadi (2004) . Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: bumi aksara
Sukarman, Herry. 2002. Pengelolaan Proses Belajar Mengajar. Depdiknas.
Sumarmo (2002) mengenai visi pengembangan pembelajaran matematika
Susanto, 2007. Pengembangan KTSP Dengan Manajemen Visi. Jakarta
Soenarto Sunaryo. 2002. Interaksi Pembelajaran dan Pengelolaan Kelas.
Depdiknas: Jakarta
Sumarmo (2002) mengenai visi pengembangan pembelajaran matematika
Tabrani, (1989: 27) Belajar mengajar matematika dan pengertian pecahan
Tiro, M Arif 1994. Cara Mengajar Konsep Pecahan di Sekolah Dasar
“Transfprmasi” Vol. 1 1994. Ujung pandang.
Winkel, W.S. 1991. Psikologi Pengajaran. Remaja Karya: Bandung
Wiriaatmadja R, 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Remaja Rosda Karya:
Bandung
L
A
M
P
I
R
A
N
Skor Nilai Asli
No. Nama Murid Nilai Asli
1. Agung Kurniawan
55
2. Ahmad Danil
50
3. Dirga Alif Syamsuddin
55
4. Miska Adelia Putri
50
5. Mita Nuranisa
50
6. Muh Haikal
55
7. Muh Nur Ihsan
40
8. Nurselvi Oktaviani
40
9. Syahrul Ihsan
45
10. Sri Wahyuni
55
Skor Nilai Pretest
No. Nama Murid Nilai Pretest
1. Agung Kurniawan 60
2. Ahmad Danil 55
3. Dirga Alif Syamsuddin 60
4. Miska Adelia Putri 50
5. Mita Nuranisa 55
6. Muh Haikal 50
7. Muh Nur Ihsan 40
8. Nurselvi Oktaviani 40
9. Syahrul Ihsan 45
10. Sri Wahyuni 60
Skor Nilai Postest
No. Nama Murid Nilai Postes
1. Agung Kurniawan 95
2. Ahmad Danil 90
3. Dirga Alif Syamsuddin 95
4. Miska Adelia Putri 90
5. Mita Nuranisa 90
6. Muh Haikal 85
7. Muh Nur Ihsan 80
8. Nurselvi Oktaviani 85
9. Syahrul Ihsan 80
10. Sri Wahyuni 95
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SD Inpres pamandongang
Mata Pelajaran : Matematika
Bab 1 : Pecahanan Senilai
Kelas / Semester : IV (Empat) / 1
Alokasi Waktu : 35 x 2 menit (1 Pertemuan )
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca dan menanya) dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah, dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR (KD)
3.1 Menjelaskan pecahan-pecahan senilai dengan gambar dan model
konkret.
4.1 Mengindetifikasi pecahan-pecahan senilai dengan gambar dan model
konkret.
C. Indikator:
3.1.1 Menyebutkan unsur-unsur pecahan.
4.1.1 Menunjukkan bentuk pecahan dari suatu gambar atau model konkret.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat menyebutkan unsur-unsur pecahan
2. Siswa dapat menunjukkan bentuk pecahan dari suatu gambar atau
model konkret
Karakter siswa yang diharapkan : Religius
Nasionalis
Mandiri
Gotong Royong
Integritas
E. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan DeskripsiKegiatan AlokasiWaktu
Pendahuluan Guru mengajak peserta didik untuk
berdoa sebelum dan setelah
pelajaran.Religius
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran kepada peserta didik
tentang Mengenal Pecahan.
Guru memberi peserta didik contoh
dalam kehidupan yang berkaitan
dengan pecahan.Gotong Royong
Guru membantu peserta didik dalam
merencanakan dan menyiapkan
kegiatan pembelajaran tentang
Mengenal Pecahan. Communication
15 menit
Inti Mengamati
Guru membimbing peserta didik
untuk membuat kelompok dengan 3
atau 4 teman kelasnya.
Guru mengarahkan peserta didik
untuk mencari atau mengambil satu
40 menit
Kegiatan DeskripsiKegiatan AlokasiWaktu
lembar kertas.
Guru mengarahkan peserta didik
untuk memikirkan cara memotong
kertas tersebut menjadi 8 bagian yang
sama besar.
Menanya
Guru menfasilitasi peserta didik untuk
membuat pertanyaan berkaitan
dengan cara memotong kertas menjadi
8 bagian yang sama besar. Kemudian
guru membimbing peserta didik
dalam memotong kertas agar menjadi
8 bagian sama besar.
Mencoba
Guru mendampingi peserta didik
dalam membagikan potongan kertas
tersebut untuk setiap anggota
kelompok.Gotong Royong
Guru menegasakan bahwa kertas yang
diperoleh masing-masing anggota
kelompok mungkin tidak sama karena
berhubungan dengan jumlah potongan
Kegiatan DeskripsiKegiatan AlokasiWaktu
kertas dan jumlah anggota masing-
masing kelompok.
Guru membimbing peserta didik
dalam mengisi Tabel 1.1 yang ada
pada buku siswa.Communication
Menalar
Guru menalarkan peserta didik untuk
menyebutkan unsur-unsur pecahan
berdasarkan Tabel 1.1 pada buku
siswa.Mandiri
Guru mendampingi peserta didik
dalam menentukan bentuk pecahan
yang diarsir pada gambar di Kegiatan
1.1
Mengkomunikasikan
Guru mengarahkan peserta didik
untuk menyampaikan hasil
kegiatannya di depan kelas
Penutup Guru merefleksikan hasil
pembelajaran tentang Mengenal
15 menit
Kegiatan DeskripsiKegiatan AlokasiWaktu
PecahanIntegritas
Guru melakukan evaluasi tentang
Mengenal Pecahan, serta menugaskan
peserta didik untuk mempelajari
materi selanjuutnya.Mandiri
Guru menginformasikan materi
selanjutnya, yaitu Menentukan Letak
Pecahan pada Garis
Bilangan.Communication
F. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
Buku teks pelajaran Matematika SD/MI Kelas IV tahun 2016
Kamus Matematika yang relevan
Ensiklopedia Matematika yang relevan
Benda-benda yang ada di sekitar sekolah seperti benda yang dapat
dibagi menjadi beberapa bagian sama besar seperti kertas, buah-buahan,
pita, tali, dan lain sebagainnya.
G. MATERI PEMBELAJARAN
Mengenal Pecahan
H. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Saintifik
Metode : Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab, penugasan
dan ceramah
Penilaian
1) Penilaian Kegiatan 1.1
Untuk menilai kompetensi yang dicapai dalam proses pembelajaran tentang
Mengenal Pecahan, guru dapat menilai berdasarkan aspek sebagai berikut.
Instrumen Penilaian Kegiatan 1.1
No
Nama
Peserta
Didik
Aspek yang Dinilai
Keterangan
Aspek
Sikap
Spiritual
Aspek
Pengetahuan Aspek Keterampilan
Berdoa
Sebelum
dan
setelah
Pelajaran
Ketetapan
dalam
Menyebutkan
Unsur-Unsur
Pecahan
Keterampilan
Membagi
Kertas
Menjadi 8
Bagian Sama
Besar
Keterampilan
dalam
menunjukkan
Bentuk
Pecahan dari
Suatu
Gambar
Ya Tidak Ya Tidak 3 2 1 3 2 1
1. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
2. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
Keterangan
Diisi dengan tanda cek ()
Kategori penilaian aspek sikap spiritual
“Ya” diberi skor = 1,
“Tidak” diberi skor = 0.
Kategori penilaian aspek pengetahuan
“Ya” diberi skor = 1,
“Tidak” diberi skor = 0
Kategori penilaian aspek keterampilan
3 = kertas terbagi menjadi 8 sama besar/bentuk pecahan yang ditujukkan
benar dan dilakukan dengan cepat
2 = kertas terbagi menjadi 8 sama besar/bentuk pecahan yang ditujukkan
benar tetapi dilakukan dengan lambat
1 = kertas terbagi menjadi 8 tetapi tidak sama besar/bentuk pecahan yang
ditujukkan salah
Skor maksimal yang dapat diperoleh peserta didik adalah 8.
Nilai = Total skor x 100
Skor maksimal
2) Penilaian Tugas Rumah
Untuk menilai pemahaman dan penguasaan peserta didik terhadap materi
Mengenal Pecahan, guru dapat menggunakan instrumen penilaian tugas
rumah beriku.
Mengetahui
Mahasiswa
SARJAN
NIP :
Makassar, Januari 2020
Guru Kelas IV
NUR WAHIDA S.Pd
NIP :
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SD Inpres Pamandongang
Mata Pelajaran : Matematika
Bab 1 : Pecahanan Senilai
Kelas / Semester : IV (Empat) / 1
Alokasi Waktu : 35 x 2 Menit (1 Pertemuan)
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca dan menanya) dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah, dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR (KD)
3.1 Menjelaskan pecahan-pecahan senilai dengan gambar dan model
konkret.
4.1 Mengindetifikasi pecahan-pecahan senilai dengan gambar dan model
konkret.
C. INDIKATOR
3.1.2 Membandingkan pecahan.
4.1.2 Mengurutkan beberapa pecahan.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat membandingkan pecahan.
2. Siswa dapat mengurutkan beberapa pecahan.
Karakter siswa yang diharapkan : Religius
Nasionalis
Mandiri
Gotong Royong
Integritas
E. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan DeskripsiKegiatan AlokasiWaktu
Pendahuluan Guru memberi salam dan menyapa
peserta didik.Religius
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
kepada peserta didik tentang
Menentukan Letak Pecahan pada
Garis Bilangan.Communication
Guru membantu peserta didik dalam
merencanakan dan menyiapkan
kegiatan pembelajaran tentang
Menentukan Letak Pecahan pada
Garis Bilangan.
15 menit
Inti Mengamati
Guru membimbing peserta didik untuk
membuat kelompok yang terdiri 3 atau
4 orang.Collaboration
Guru mengarahkan peserta didik untuk
mengamati pecahan-pecahan yang
diberikan pada kegiatan 1.2.Mandiri
Guru mengarahkan peserta didik untuk
mengelompokkan pecahan-pecahan
40 menit
Kegiatan DeskripsiKegiatan AlokasiWaktu
tersebut berdasarkan penyebut yang
sama.Gotong Royong
Menanya
Guru menfasilitasi peserta didik untuk
mengajukan pertanyaan kepada guru
tentang cara menuliskan letak pecahan
dengan garis bilangan.Communication
Mencoba
Guru membimbing peserta didik dalam
menuliskan pecahan-pecahan tersebut
pada garis bilangan berdasarkan
kelompoknya.Mandiri
Menalar
Guru mendampingi peserta didik dalam
membandingkan pecahan-pecahan pada
langkah 7 di Kegiatan 1.2.Critical
Thinking and Problem Solving
Guru mendampingi peserta didik
mengurutkan pecahan-pecahan yang
diberikan pada langkah 2 di Kegiatan
1.2 dari paling kecil hingga paling
besar.Creativity and Innovation
Kegiatan DeskripsiKegiatan AlokasiWaktu
Mengkomunikasikan
Guru mengarahkan peserta didik untuk
menuliskan hasil kerjanya di papan
tulis.
Penutup Guru merefleksikan hasil pembelajaran
tentang Menentukan Letak Pecahan
pada Garis Bilangan Integritas
Guru melakukan evaluasi tentang
Menentukan Letak Pecahan pada Garis
Bilangan, serta menugaskan peserta
didik untuk mempelajari materi
selanjuutnya.Mandiri
Guru menginformasikan materi
selanjutnya, yaitu Menentukan Pecahan
Senilai.Communication
15 menit
F. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
Buku teks pelajaran Matematika SD/MI Kelas IV tahun 2016
Kamus Matematika yang relevan
Ensiklopedia Matematika yang relevan
Benda-benda yang dapat digunakan sebagai media atau alat bantu
pembelajaran yang berkaitan dengan garis bilangan seperti bambu.
G. MATERI PEMBELAJARAN
Menentukan Letak Pecahan pada Garis Bilangan
H. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Saintifik
Metode : Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab, penugasan
dan ceramah
Penilaian
1) Penilaian Kegiatan 1.2
Untuk menilai kompetensi yang dicapai dalam proses pembelajaran tentang
tentang Menentukan Letak Pecahan pada Garis Bilangan, guru dapat menilai
berdasarkan aspek sebagai berikut.
Instrumen Penilaian Kegiatan 1.2
N
o
Nama
Peserta
Didik
Aspek yang Dinilai
Keteranga
n
Aspek Sikap
Sosial
Aspek
Pengetahuan Aspek Keterampilan
Toleransi
dalam
Berdiskusi
Ketetapan
dalam
Membandingka
n Nilai Dua
Pecahan
Keterampilan
Mengurutkan Beberapa
Pecahan
Ya Tidak Ya Tidak 3 2 1
1. ... ... ... ... ... ... ... ... ...
2. ... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
Keterangan
Diisi dengan tanda cek ()
Kategori penilaian aspek sikap sosial
“Ya” diberi skor = 1,
“Tidak” diberi skor = 0.
Kategori penilaian aspek pengetahuan
“Ya” diberi skor = 1,
“Tidak” diberi skor = 0
Kategori penilaian aspek keterampilan
3 = urutan benar dan dilakukan dengan cepat ,
2 = urutan benar tetapi dilakukan dengan lambat,
1 = urutan salah.
Skor maksimal yang dapat diperoleh peserta didik adalah 5.
Nilai = Total skor x 100
Skor maksimal
Mengetahui
Mahasiswa
SARJAN
NIP :
Makassar, Januari 2020
Guru Kelas IV
NUR WAHIDA S.Pd
NIP :
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SD Inpres Pamandongang
Mata Pelajaran : Matematika
Bab 1 : Pecahanan Senilai
Kelas / Semester : IV (Empat) / 1
Alokasi Waktu : 35 x 2 Menit (1 Pertemuan 3 JP)
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca dan menanya) dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah, dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR (KD)
3.1 Menjelaskan pecahan-pecahan senilai dengan gambar dan model
konkret.
4.1 Mengindetifikasi pecahan-pecahan senilai dengan gambar dan model
konkret.
C. INDIKATOR:
3.1.3 Menjelaskan pecahan senilai dengan gambar dan model konkret.
4.1.3 Mengidentifikasi pecahan senilai dengan gambar dan model konkret.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat menjelaskan pecahan senilai dengan gambar dan model
konkret.
2. Siswa dapat mengidentifikasi pecahan senilai dengan gambar dan
model konkret.
Karakter siswa yang diharapkan : Religius
Nasionalis
Mandiri
Gotong Royong
Integritas
E. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan DeskripsiKegiatan AlokasiWaktu
Pendahuluan Guru mengajak peserta didik untuk berdoa
sebelum dan setelah pelajaran.Religius
Guru mengabsen kehadiran peserta didik.
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran kepada
peserta didik tentang Menentukan Pecahan
Senilai. Communication
Guru membantu peserta didik dalam
merencanakan dan menyiapkan kegiatan
pembelajaran tentang Menentukan Pecahan
Senilai.
Guru membimbing peserta didik untuk
mempersiapkan hal-hal yang diperlukan untuk
melakukan Kegiatan 1.3
15 menit
Inti Mengamati
Guru mengarahkan peserta didik untuk
menggambar tiga persegi panjang yang masing-
masing memiliki panjang 8 cm dan lebar 1
cm.Mandiri
Guru membimbing peserta didik untuk
40 menit
Kegiatan DeskripsiKegiatan AlokasiWaktu
memotong masing-masing gambar persegi
panjang tersebut.
Guru mendampingi peserta didik dalam
memotong persegi panjang yang pertama
menjadi 2 bagian, persegi panjang yang kedua
menjadi 4 bagian, dan persegi panjang yang
ketiga menjadi 8 bagian.
Menanya
Guru menfasilitasi peserta didik untuk bertanya
apakah cara memotong yang dilakukan sudah
benar.
Mencoba
Guru mengarahkan peserta didik untuk
mengecek potongan-potongan persegi
panjang.Critical Thinking and Problem Solving
Guru membimbing peserta didik dalam
menyusun potongan-potongan kertas tersebut
sehingga baris pertama berisi bagian dari
seluruh kertas yang panjangnya 4 cm dan
lebarnya 1 cm. Baris kedua berisi bagian dari
seluruh kertas yang panjangnya 2 cm dan
lebarnya 1 cm. Baris ketiga berisis bagian dari
Kegiatan DeskripsiKegiatan AlokasiWaktu
seluruh kertas yang panjangnya 1 cm dan
lebarnya 1 cm.Creativity and Innovation
Menalar
Guru mengarahkan peserta didik untuk
mencermati panjang masing-masing
susunan.Mandiri
Guru membimbing peserta didik untuk
menyimpulkan bahwa , , dan merupakan
pecahan-pecahan yang senilai berdasarkan
susunan persegi panjang pada ketiga baris
tersebut.
Guru mengarahkan peserta didik untuk memilik
gambar-gambar pada langkah kegiatan 7 yang
menunjukkan daerah yang diarsir memiliki
pecahan senilai dengan
Mengkomunikasikan
Guru mengarahkan peserta didik untuk maju ke
depan kelas dan menjelaskan pecahan senilai
serta menyebutkan gambar-gambar yang
memiliki pecahan senilai dengan
Kegiatan DeskripsiKegiatan AlokasiWaktu
.Communication
Penutup Guru merefleksikan hasil pembelajaran tentang
Menentukan Pecahan Senilai. Integritas
Guru melakukan evaluasi tentang Menentukan
Pecahan Senilai.Mandiri
15 menit
F. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
Buku teks pelajaran Matematika SD/MI Kelas IV tahun 2016
Kamus Matematika yang relevan
Ensiklopedia Matematika yang relevan
Benda-benda yang dapat digunakan untuk menggambarkan pecahan
senilai seperti apel, semangka, melon, dan benda-benda lain yang dapat
dibagi menjadi beberapa bagian sama besar.
G. MATERI PEMBELAJARAN
Menentukan Pecahan Senilai
H. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Saintifik
Metode : Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab, penugasan
dan ceramah
Penilaian
1) Penilaian Kegiatan 1.3
Untuk menilai kompetensi yang dicapai dalam proses pembelajaran tentang
Menentukan Pecahan Senilai, guru dapat menilai berdasarkan aspek sebagai
berikut.
Instrumen Penilaian Kegiatan 1.3
No
Nama
Peserta
Didik
Aspek yang Dinilai
Keterangan
Aspek Sikap
Sosial
Aspek Pengetahuan Aspek Keterampilan
Gotong Royong
dalam Melakukan
Kegiatan
Ketetapan dalam
Menjelaskan Pecahan
Senilai dengan Gambar
atau Model Konkret
Keterampilan
Mengidentifikasi
Pecahan Senilai dengan
Gambar atas Model
Konkret
Ya Tidak 3 2 1 Terampil
Tidak
Terampil
1. ... ... ... ... ... ... ...
2. ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ... ...
Keterangan
Diisi dengan tanda cek ()
Kategori penilaian aspek sikap sosial
“Ya” diberi skor = 1,
“Tidak” diberi skor = 0.
Kategori penilaian aspek pengetahuan
3 = semuanya tepat,
2 = ada yang tidak tepat,
1 = tidak ada yang tepat
Kategori penilaian aspek keterampilan
“Terampil” diberi skor = 1,
“Tidak Terampil” diberi skor = 0.
Skor maksimal yang dapat diperoleh peserta didik adalah 5.
Nilai = Total skor x 100
Skor maksimal
Mengetahui
Mahasiswa
SARJAN
NIP :
Makassar, Januari 2020
Guru Kelas IV
NUR WAHIDA S.Pd
NIP :
Soal Pretes
1. Pecahan 1⁄8 dibaca ......
2. Pecahan 12
⁄36 dibaca .....
3. Pada pecahan , bilangan yang di bawa dinamakan..
4. Pecahan senilai dari 1⁄2 adalah ....
5. Pada pecahan , bilang yang di atas dinamakan….
Jawaban
Kunci Jawaban pretes
1. Seperdelapan
2. Dua belas pertiga puluh enam
3. 5⁄9
4. 8⁄2
5. 2/4
Soal Postes
1. Andi membagai apel menjadi 6 bagian. Andi kemudian memakan 3 bagian
apel. Maka nilai apel yang dimakan andi jika dituis dalam bentuk pecahan
adalah…..
2. Pecahan dibacah
3. . Bagas membelah semangka menjadi 8 bagian. Bagas kemudian
memakan dua bagian semangka. Maka nilai semangka yang dimakan
bagas jika ditulis dalam bentuk pecahan adalah ....
4. Pecahan dibaca…..
5. Pecahan lima persembilan ditulis..
Jawaban
Kunci Jawaban Postes
1.
2. Enam perdelapan
3.
4. Tiga perllima
5.
DOKUMENTASI
s
RIWAYAT HIDUP
SARJAN, Lahir di Kewitu Desa Nanga Bere
Kecamatan Lembor Selatan, Kabupaten Manggarai
Barat, Nusa Tenggara Timur. pada tanggal 03 Juli 1996,
anak ketiga dari enam bersaudara dan merupakan buah
kasih sayang dari pasangan Surdi Sahidin dengan Siti
Amina. Penulis menempuh pendidikan sekolah dasar di
SDK Nisar di Desa Nanga Bere tahun 2003 sampai
2009. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan
pendidikan di SMP AL-BAYAN (Pon-pes Hidayatullah
Makassar) dan tamat 2012 kemudian pada tahun yang
sama penulis melanjutkan pendidikanya di Kota Bima
di MA DARUL HIKMA TENTE dan tamat 2015.
Kemudian pada tahun 2015 penulis melanjutkan ke
perguruan tinggi di Makassar dan berhasil lulus pada Jurusan Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar program strata 1 (S1) kependidikan.
Pada tahun 2020 penulis menyelsaikan studi dengan menyusun karya ilmiah yang
berjudul. “Pengaruh Penggunaan Gambar Luas Daerah Terhadap Pemahaman
Operasi Pecahan Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Pamandongang Kecamatan
Botonompo Selatan Kabupaten Gowa”.