pengaruh penggunaan asam azelat sebagai …

8
PENGARUH PENGGUNAAN ASAM AZELAT SEBAGAI COMPLEXING AGENT DALAM GEMUK LUMAS NABATI (The Effect of Azelaic Acid Application as Complexing Agent in Bio-based Grease) M. Hanifuddin, Milda Fibria, Catur Y. Respatiningsih, dan Rona Malam K. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi “LEMIGAS” Jl. Ciledug Raya Kav.109, Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan Telepon: +62-21-7394422, Fax.: +62-21-7246150 E-mail: [email protected]; [email protected]; [email protected]; [email protected] Teregistrasi I tanggal 5 Februari 2018; Diterima setelah perbaikan tanggal 11 April 2018; Disetujui terbit tanggal: 30 April 2018 LEMBARAN PUBLIKASI MINYAK dan GAS BUMI Vol. 52, No. 1, April 2018 : 5 - 5 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI LEMIGAS Journal Homepage: http://www.journal.lemigas.esdm.go.id ISSN: 2089-3396 e-ISSN: 2598-0300 59 ABSTRAK Litium hidroksida (LiOH) sangat umum digunakan sebagai bahan thickener dalam proses pembuatan gemuk lumas dalam bentuk sabun. Gemuk sabun litium merupakan gemuk sabun sederhana yang banyak digunakan untuk aplikasi tujuan umum (general purpose) yang suhu operasinya tidak melebihi 130°C, dengan nilai dropping point biasanya 180°C. Performa gemuk lumas dapat ditingkatkan dengan cara menambahkan bahan pengompleks ke dalam formulasinya. Beberapa jenis bahan pengompleks yang ditambahkan dalam gemuk lumas diantaranya asam azelat, asam adipat, asam benzoat dan asam salisilat. Dalam penelitian ini, digunakan penambahan asam azelat secara bertahap mulai dari 12,5 gr; 15gr; 17,5gr; 20 gr sebagai substitusi sebagian asam 12-HSA, dengan tujuan untuk mendapatkan gemuk lumas sabun litium kompleks. Penelitian menunjukkan gemuk lumas diperoleh yang diperoleh secara optimum memiliki nilai dropping point sebesar 251 O C dan nilai konsistensi sebesar 286 atau masuk dalam kategori NLGI 2. Pada pengujian unjuk kerja didapat nilai scar diameter sebesar 0,37 mm, sehingga dapat disimpulkan bahwa asam azelat bekerja secara sinergis dengan sabun litium sebagai bahan pengompleks dalam gemuk lumas nabati. Kata Kunci: asam azelat, complexing agent, gemuk lumas, minyak jarak ABSTRACT Lithium hydroxide (LiOH) powder is commonly used as a raw material in the manufacturing process of soap-grease thickener. Lithium soap greases are simple soap greases which are widely used for general purposes applications, where the temperature do not exceed 130°C and dropping point values of approximately 180°C. The performance of greases can be improved by adding complexing agent in their formulation. Some of the complexing agents which can be added into grease formulations are azelic acid, adipic acid, benzoic acid and salicylic acid. In this study, a gradual increase of azelic acid starting from 12.5 g; 15gr; 17,5gr; 20 grams were added as a substitute of some 12-Hidroxy stearic Acid, which were designed to form lithium-complex soaps greases. The research found a type of grease which has been formulated optimumly give dropping point value of 251 o C and consistency of 286 or NLGI 2. Therefore, it can be concluded that azelic acid acts synergetically with lithium soap as the complexing agent in bio-based grease. Keywords: azelaic acid, complexing agent, grease, castor oil

Upload: others

Post on 31-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PENGGUNAAN ASAM AZELAT SEBAGAI …

PENGARUH PENGGUNAAN ASAM AZELAT SEBAGAI COMPLEXING AGENT DALAM GEMUK LUMAS NABATI

(The Effect of Azelaic Acid Application as Complexing Agent in Bio-based Grease)

M. Hanifuddin, Milda Fibria, Catur Y. Respatiningsih, dan Rona Malam K.Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi “LEMIGAS”

Jl. Ciledug Raya Kav.109, Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta SelatanTelepon: +62-21-7394422, Fax.: +62-21-7246150

E-mail: [email protected]; [email protected];

[email protected]; [email protected]

Teregistrasi I tanggal 5 Februari 2018; Diterima setelah perbaikan tanggal 11 April 2018;Disetujui terbit tanggal: 30 April 2018

LEMBARAN PUBLIKASI MINYAK dan GAS BUMIVol. 52, No. 1, April 2018 : 5 - 5

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI LEMIGAS

Journal Homepage: http://www.journal.lemigas.esdm.go.id ISSN: 2089-3396 e-ISSN: 2598-0300

59

ABSTRAK

Litium hidroksida (LiOH) sangat umum digunakan sebagai bahan thickener dalam proses pembuatan gemuk lumas dalam bentuk sabun. Gemuk sabun litium merupakan gemuk sabun sederhana yang banyak digunakan untuk aplikasi tujuan umum (general purpose) yang suhu operasinya tidak melebihi 130°C, dengan nilai dropping point biasanya 180°C. Performa gemuk lumas dapat ditingkatkan dengan cara menambahkan bahan pengompleks ke dalam formulasinya. Beberapa jenis bahan pengompleks yang ditambahkan dalam gemuk lumas diantaranya asam azelat, asam adipat, asam benzoat dan asam salisilat. Dalam penelitian ini, digunakan penambahan asam azelat secara bertahap mulai dari 12,5 gr; 15gr; 17,5gr; 20 gr sebagai substitusi sebagian asam 12-HSA, dengan tujuan untuk mendapatkan gemuk lumas sabun litium kompleks. Penelitian menunjukkan gemuk lumas diperoleh yang diperoleh secara optimum memiliki nilai dropping point sebesar 251OC dan nilai konsistensi sebesar 286 atau masuk dalam kategori NLGI 2. Pada pengujian unjuk kerja didapat nilai scar diameter sebesar 0,37 mm, sehingga dapat disimpulkan bahwa asam azelat bekerja secara sinergis dengan sabun litium sebagai bahan pengompleks dalam gemuk lumas nabati.Kata Kunci: asam azelat, complexing agent, gemuk lumas, minyak jarak

ABSTRACT

Lithium hydroxide (LiOH) powder is commonly used as a raw material in the manufacturing process of soap-grease thickener. Lithium soap greases are simple soap greases which are widely used for general purposes applications, where the temperature do not exceed 130°C and dropping point values of approximately 180°C. The performance of greases can be improved by adding complexing agent in their formulation. Some of the complexing agents which can be added into grease formulations are azelic acid, adipic acid, benzoic acid and salicylic acid. In this study, a gradual increase of azelic acid starting from 12.5 g; 15gr; 17,5gr; 20 grams were added as a substitute of some 12-Hidroxy stearic Acid, which were designed to form lithium-complex soaps greases. The research found a type of grease which has been formulated optimumly give dropping point value of 251oC and consistency of 286 or NLGI 2. Therefore, it can be concluded that azelic acid acts synergetically with lithium soap as the complexing agent in bio-based grease.Keywords: azelaic acid, complexing agent, grease, castor oil

Page 2: PENGARUH PENGGUNAAN ASAM AZELAT SEBAGAI …

60

Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 52 No. 1, April 2018: 59 - 66

I. PENDAHULUAN

Gemuk lumas didefinisikan sebagai suspensi koloid yang terdiri atas bahan pengental (thickener), biasanya berupa sabun logam, yang terdispersi dalam minyak lumas dasar (NLGI 1994). Gemuk lumas digolongkan berdasarkan jenis thickener yang digunakan, yang jumlahnya biasanya sekitar 10-15% dari jumlah total komponen dalam grease. Pada saat ini jenis gemuk lumas yang paling umum digunakan di seluruh dunia adalah gemuk lumas litium (menggunakan thickener berupa litium) (Syahrir dkk. 2017). Gemuk lumas litium ini biasanya digunakan dengan minyak lumas dasar berupa minyak mineral maupun minyak sintetik (Lugt PM 2016).

Pengembangan gemuk lumas dari bahan dasar minyak jarak (castor oil) banyak dilakukan oleh para peneliti, karena berdasarkan beberapa referensi minyak jarak memiliki stabilitas oksidasi yang tinggi dibanding minyak nabati yang lain, memiliki sifat daya lekat yang sangat baik terhadap logam, minyak jarak juga memiliki sifat biodegradabilitas yang tinggi karena berasal dari nabati (Honary L & Ritcher E. 2011). Selain itu, minyak jarak juga dikenal memiliki karakteristik viskositas yang baik pada suhu rendah serta karakteristik pelumas yang baik pada temperatur tinggi (Zainal dkk. 2018). Di Indonesia, penelitian terhadap minyak jarak (Ricinus communis L.) sebagai bahan dasar (base oil) gemuk lumas nabati telah dilaksanakan, dengan menambahkan aditif diantaranya aditif anti oksidan, aditif korosi dan anti aus untuk menyempurnakan karakteristik minyak lumas dasar-nya dan mendapatkan hasil salah satunya yaitu nilai uji dropping point tertinggi

kecil dalam suatu formula gemuk lumas (Ischuk YL 2006). Karakteristik pelumasan gemuk lumas murni tergantung pada jenis minyak lumas dasar serta aditif yang digunakan, sedang proses pengentalan dan tekstur dipengaruhi oleh interaksi thickener, seperti proses saling mengait antara molekul-molekul thickener maupun interaksi molekuler antara thickener dengan base oil, di lain sisi jenis thickener menentukan jangkauan temperatur operasional suatu gemuk lumas (Lugt PM 2016). Pada aplikasi gemuk lumas untuk temperatur tinggi, biasanya digunakan bahan pengental komplek (complex thickener) atau polyurea. Polyurea merupakan bahan yang dianggap tidak ter-biodegradasi sehingga penggunaannya dalam gemuk lumas nabati tidak dianjurkan. Tantangan selanjutnya adalah menentukan bahan pengental yang cocok untuk gemuk lumas nabati untuk aplikasi temperatur tinggi ini.

Bahan pengental sabun (soap-thickener) dibuat dengan mereaksikan bahan alami berupa asam lemak terhidrogenasi seperti asam 12-Hidroksistearat (HSA) dengan logam hidroksida seperti litium hidroksida (Barriga dkk. 2005) melalui reaksi penyabunan. Kandungan bahan pengental dalam gemuk lumas berkisar 10 s/d 20 %, umumnya digunakan untuk menghasilkan gemuk lumas dengan tingkat kekerasan di kelas NLGI 2 (Wiggins 1997) (Sukirno & Ludi 2007). Kualitas sabun ditentukan oleh fiber structure (struktur serat) -nya yang terbentuk dalam gemuk lumas karena minyak lumas dasar akan terstabilkan dalam matriks gemuk lumas oleh struktur serat tersebut (Mortier dkk. 2010). Struktur serat sabut litium dapat dilihat pada Gambar 1.

pada 175°C (Ulfiati R. 2009). Pada umumnya, karakteristik pelumasan gemuk lumas nabati berbahan dasar minyak jarak dalam mengurangi friksi setara bahkan lebih baik bila dibandingkan dengan gemuk lumas litium konvensional (Sanchez dkk. 2011). Dengan sifat pelumasan yang baik dari gemuk lumas nabati berbahan dasar minyak jarak, serta karakteristik temperatur tinggi yang baik, maka gemuk lumas nabati ini berpotensi untuk dikembangkan sebagai gemuk lumas untuk aplikasi pada temperatur tinggi, yang ditunjukkan dengan nilai dropping point yang tinggi.

Thickener dalam gemuk lumas menentukan karakteristik gemuk lumas meskipun komposisinya relatif

 

me

gem

(co

bio

Tan

lum

ber

hid

pen

me

Ku

gem

ole

car

(co

sun

dar

Ma

enentukan j

muk lumas

omplex thick

odegradasi

ntangan sel

mas nabati u

Bahan

rupa asam l

droksida sep

ngental dal

enghasilkan

ualitas sabun

muk lumas

eh struktur s

Untuk

ra yang l

omplexing a

nflo bahwa

ri serat sab

atriks sabun

angkauan t

untuk tem

kener) atau

sehingga p

lanjutnya a

untuk aplika

pengental

lemak terhid

perti litium

lam gemuk

gemuk lu

n ditentukan

karena min

serat tersebu

Gam

Su

menghasilk

lazim digu

agent) sehin

struktur le

bun, serat a

n lithium a

temperatur

mperatur tin

polyurea.

penggunaan

adalah mene

asi temperat

sabun (soap

drogenasi s

m hidroksida

k lumas be

umas denga

n oleh fiber

nyak lumas

ut [12]. Stru

mbar 1. Struk

umber : Chemi

kan fiber str

unakan ada

ngga dihasil

emak dapat

acak, serat b

azelat merup

operasional

nggi, biasan

Polyurea m

nnya dalam

entukan bah

tur tinggi in

p-thickener)

eperti asam

a [9] melalu

erkisar 10

an tingkat

r structure (

dasar akan

uktur serat

ktur serat sabun

istry and Tech

ructure yan

alah denga

lkan sabun

saja divisu

berorientasi

pakan matr

l suatu gem

nya digunak

merupakan b

m gemuk lu

han pengen

ni.

) dibuat den

m 12-Hidrok

ui reaksi pe

s/d 20 %,

kekerasan

(struktur ser

n terstabilka

sabut litium

n lithium hidr

hnology Lubri

ng lebih baik

an menam

yang comp

ualisasikan

i, dan seba

riks yang k

muk lumas

kan bahan

bahan yang

umas nabati

ntal yang c

ngan merea

ksistearat (H

enyabunan.

, umumnya

di kelas N

rat) -nya ya

an dalam ma

m dapat dilih

roksistearat

icant [12]

k pada baha

mbahkan ba

plex. Berdas

sebagai jar

gian kristal

kuat. Matrik

[3]. Pada

pengental k

dianggap ti

i tidak dia

cocok untuk

aksikan baha

HSA) denga

Kandunga

a digunaka

NLGI 2 [1

ang terbentu

atriks gemu

hat pada Ga

an pengenta

ahan peng

sarkan adan

ringan tiga

lin [10] [13

ks sabun ya

 

aplikasi

komplek

idak ter-

anjurkan.

k gemuk

an alami

an logam

an bahan

an untuk

0] [11].

uk dalam

uk lumas

ambar 1. 

al sabun,

ompleks

nya teori

dimensi

3] [14] .

ang kuat

Gambar 1Struktur serat sabun lithium hidroksistearat.

Lithium-12-hydroxy stearate in a mineral oil “normal coarse structure”

Modified lithium -12-hydroxy stearate in a mineral oil, as a “lithium complex grease”

Page 3: PENGARUH PENGGUNAAN ASAM AZELAT SEBAGAI …

61

5. Pengaruh Penggunaan Asam Azelat sebagai Complexing Agent dalam Gemuk Lumas Nabati (M. Hanifuddin, dkk.)

hanya 3% tumor yang timbul pada tikus tersebut. Indikasi positif tumor minimal 4% dari sampel, yang artinya gemuk dengan asam azelat tidak bersifat karsinogenik bagi tubuh (Huda Ikmalul 2011).

Penggunaan asam azelat sebagai bahan pengompleks te lah di laporkan, terutama menggunakan minyak lumas dasar polar dan non-polar, namun penggunaannya dalam gemuk lumas nabati belum pernah dilaporkan. Penggunaan asam azelat pada gemuk lumas nabati berbahan dasar miyak jarak berpotensi meningkatkan unjuk kerja gemuk lumas nabati pada temperatur tinggi serta berpotensi mengurangi komponen tidak ter-biodegradasi dalam gemuk lumas nabati, yaitu litium hidroksida atau 12-HSA yang harga ekonomisnya lebih tinggi. Oleh karena itu, makalah ilmiah ini akan menampilkan hasil penelitian mengenai penggunaan asam azelat sebagai bahan pengompleks dalam gemuk lumas nabati berbahan dasar minyak jarak.

II. BAHAN DAN METODE

A. Bahan-bahan

Secara teori, komposisi gemuk lumas terdiri dari minyak lumas dasar (base oil), bahan pengental (thickener), bahan tambahan (aditif). Dalam penelitian ini digunakan minyak jarak (Ricinus communis L.) sebagai bahan dasar gemuk lumas.

Thickener sabun yang digunakan merupakan hasil dari proses saponifikasi yang dilakukan dengan mereaksikan asam 12-Hidroksistearat (HSA) dengan litium hidroksida (LiOH) untuk menghasilkan sabun (soap). Asam azelat komersial ditambahkan sebagai bahan pengompleks untuk sabun litium.

B. Metode Penelitian

Proses saponifikasi pada pembentukan thickener (bahan pengental) dibuat melalui proses penyabunan (saponifikasi) antara asam lemak atau lemak dengan alkali hidroksida, melalui tahapan proses yang diperlihatkan pada Gambar 2.

Gemuk lithium umumnya menggunakan bahan pengompleks dari golongan asam dikarboksilat seperti asam adipat, asam azelat dan asam sebasat (Mortier dkk. 2010). Pada umumnya gemuk lumas lithium menggunakan asam azelat sebagai bahan pengompleks untuk membentuk complex thickener. Asam azelat merupakan bahan turunan dari minyak jarak berupa asam di-karboksilat yang memiliki 9 atom karbon (Tuszynski dkk. 2008). Keunggulan lain penggunaan asam azelat yaitu minimnya efek bahaya terhadap tubuh dan lingkungan. Pada pengujian toxisitas, dikemukakan bahwa gemuk litium kompleks asam azelat tidak mengandung bahan berbahaya bagi tubuh. Menurut Barkley dan Stemmer pada pengujian gemuk yang dioleskan ke tubuh 50 tikus jantan dan 50 tikus betina, didapati

Untuk menghasilkan fiber structure yang lebih baik pada bahan pengental sabun, cara yang lazim digunakan adalah dengan menambahkan bahan pengompleks (complexing agent) sehingga dihasilkan sabun yang complex. Berdasarkan adanya teori sunflo bahwa struktur lemak dapat saja divisualisasikan sebagai jaringan tiga dimensi dari serat sabun, serat acak, serat berorientasi, dan sebagian kristalin (Wiggins 1997) (Yousif AE 1982) (Sukirno dkk. 2009) . Matriks sabun lithium azelat merupakan matriks yang kuat. Matriks sabun yang kuat akan memerangkap base oil lebih kuat karena gaya tarik molekul yang besar, seperti yang digambarkan sebagai mekanisme saling mengunci pada jaring-jaring matriks (Gambar 1).

Penambahan bahan pengompleks ini juga turut meningkatkan kestabilan, dan ketahanan air, pada gemuk lumas konvensional seperti yang ditunjukan pada Tabel 1.

Mekanisme sabun kompleks terjadi sesuai dengan reaksi berikut :

  

akan memerangkap base oil lebih kuat karena gaya tarik molekul yang besar, seperti

yang digambarkan sebagai mekanisme saling mengunci pada jaring-jaring matriks

(Gambar 1). 

Penambahan bahan pengompleks ini juga turut meningkatkan kestabilan, dan

ketahanan air, pada gemuk lumas konvensional seperti yang ditunjukan pada tabel

berikut :

Tabel 1. Perbandingan Gemuk Litium dan Litium Kompleks

Karakteristik Gemuk Lumas

Litium Mineral

Gemuk Lumas Lithium-

Kompleks Mineral

Dropping Point 195 °C 260 °C

Stability Baik Sangat Baik

Water Resistance Baik Sangat Baik

Sumber : www.machinerylubrication.com

Mekanisme sabun kompleks terjadi sesuai dengan reaksi berikut :

2LiOH.2H2O + HO2C(CH2)7CO2H Li +‐O2C(CH2)7CO2‐+Li+5H2OLithiumHidroksida+AsamAzelatLithiumAzelat

Gemuk lithium umumnya menggunakan bahan pengompleks dari golongan asam

dikarboksilat seperti asam adipat, asam azelat dan asam sebasat [12]. Pada umumnya

gemuk lumas lithium menggunakan asam azelat sebagai bahan pengompleks untuk

membentuk complex thickener. Asam azelat merupakan bahan turunan dari minyak jarak

berupa asam di-karboksilat yang memiliki 9 atom karbon [15]. Keunggulan lain

penggunaan asam azelat yaitu minimnya efek bahaya terhadap tubuh dan lingkungan.

Pada pengujian toxisitas, dikemukakan bahwa gemuk litium kompleks asam azelat tidak

mengandung bahan berbahaya bagi tubuh. Menurut Barkley dan Stemmer pada

pengujian gemuk yang dioleskan ke tubuh 50 tikus jantan dan 50 tikus betina, didapati

hanya 3% tumor yang timbul pada tikus tersebut. Indikasi positif tumor minimal 4% dari

sampel, yang artinya gemuk dengan asam azelat tidak bersifat karsinogenik bagi tubuh

[16].

Penggunaan asam azelat sebagai bahan pengompleks telah dilaporkan, terutama

menggunakan minyak lumas dasar polar dan non-polar, namun penggunaannya dalam

Tabel 1Perbandingan gemuk litium dan litium kompleks

Karakteristik Gemuk Lumas Litium Mineral Gemuk Lumas Lithium-Kompleks Mineral

Dropping Point 195 °C 260 °C

Stability Baik Sangat Baik

Water Resistance Baik Sangat Baiksource: www.machinerylubrication.com

Page 4: PENGARUH PENGGUNAAN ASAM AZELAT SEBAGAI …

62

Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 52 No. 1, April 2018: 59 - 66

Dalam penelitian ini, digunakan penambahan asam azelat secara bertahap mulai dari 12,5 gr; 15gr; 17,5gr; 20 gr sebagai substitusi sebagian asam 12-HSA, yang bertujuan mendapatkan sabun litium yang kompleks. Karakterisasi hasil akhir gemuk lumas yang dilakukan meliputi uji dropping point, uji konsistensi gemuk lumas menggunakan penetrometer serta uji ketahanan terhadap keausan menggunakan alat uji four-ball.

III. HASIL DAN DISKUSI

A. Pengaruh Penambahan Asam Azelat Terhadap Karakteristik Gemuk Lithium

Pada percobaan ini komposisi yang digunakan dalam pembuatan gemuk kompleks Li-Azelat adalah

komposisi dengan jumlah bahan-bahan pembentuk yang sama, seperti pada penggunaan lithium hidroksida dan minyak jarak. Hal ini dimaksudkan agar dapat lebih mudah dianalisis jika ada perbedaan hasil uji karakteristiknya. Sehingga dapat lebih jelas dilihat penyebab terjadinya perbedaan hasil adalah akibat penambahan asam azelat yang digunakan dalam pembuatan gemuk kompleks Li-Azelat.

Uji karakteristik dilaboratorium terhadap gemuk lumas yang dihasilkan, ditunjukkan pada Tabel 3. Nilai dropping point masing-masing jenis gemuk lumas litium kompleks hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang signifikan. Perbedaan yang tidak signifikan terjadi pada tingkat kestabilan gemuk lumas yang ditandai dengan perubahan

Tabel 2Komposisi gemuk kompleks Li-Azelat dengan variasi massa asam azelat

No Minyak Jarak (g) LiOH (g) 12-HAS (g) Asam Azelat (g)

1 405,5 7 87,5 0

2 405,5 7 75 12,5

3 405,5 7 72,5 15

4 405,5 7 70 17,5

5 405,5 7 67,5 20

Gambar 2Skema pembuatan gemuk lumas sabun litium hidroksistearat.

  

gemuk lumas nabati belum pernah dilaporkan. Penggunaan asam azelat pada gemuk

lumas nabati berbahan dasar miyak jarak berpotensi meningkatkan unjuk kerja gemuk

lumas nabati pada temperatur tinggi serta berpotensi mengurangi komponen tidak ter-

biodegradasi dalam gemuk lumas nabati, yaitu litium hidroksida atau 12-HSA yang

harga ekonomisnya lebih tinggi. Oleh karena itu, makalah ilmiah ini akan menampilkan

hasil penelitian mengenai penggunaan asam azelat sebagai bahan pengompleks dalam

gemuk lumas nabati berbahan dasar minyak jarak.

II. BAHAN DAN METODOLOGI

A. Bahan-bahan

Secara teori, komposisi gemuk lumas terdiri dari minyak lumas dasar (base oil),

bahan pengental (thickener), bahan tambahan (aditif). Dalam penelitian ini digunakan

minyak jarak (Ricinus communis L.) sebagai bahan dasar gemuk lumas.

Thickener sabun yang digunakan merupakan hasil dari proses saponifikasi yang

dilakukan dengan mereaksikan asam 12-Hidroksistearat (HSA) dengan litium hidroksida

(LiOH) untuk menghasilkan sabun (soap). Asam azelat komersial ditambahkan sebagai

bahan pengompleks untuk sabun litium.

B. Metode Penelitian

Proses saponifikasi pada pembentukan thickener (bahan pengental) dibuat

melalui proses penyabunan (saponifikasi) antara asam lemak atau lemak dengan alkali

hidroksida, melalui tahapan proses yang diperlihatkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Skema pembuatan gemuk lumas sabun litium hidroksistearat

LiOH + Air HSA + Azelat Minyak jarak

60oC90oC, 60 menithingga larut sempurna

75oC, 90 menit

70oC, 150 rpm2 jam (hingga homogen)

Page 5: PENGARUH PENGGUNAAN ASAM AZELAT SEBAGAI …

63

5. Pengaruh Penggunaan Asam Azelat sebagai Complexing Agent dalam Gemuk Lumas Nabati (M. Hanifuddin, dkk.)

tekstur gemuk lumas yang ditunjukkan dari perbedaan nilai konsistensi (unworked dan worked penetration). Sedangkan nilai pencegahan keausan yang merupakan karakteristik pelumasan tidak berbeda secara signifikan.

B. Pengaruh Penambahan Bahan Pengompleks Pada Pembuatan Gemuk Lithium Kompleks Terhadap Dropping Point

Pada pengujian ini akan dilihat pengaruh penambahan complexing agent terhadap dropping point gemuk yang dihasilkan yang dapat dilihat pada Gambar 3.

Gemuk lithium tanpa bahan pengompleks memiliki nilai dropping point 181oC. Penambahan bahan pengompleks meningkatkan dropping point gemuk lumas. Peningkatan nilai dropping point terjadi karena adanya reaksi antara sabun konvensional dengan bahan pengompleks yang ditambahkan, sehingga matriks ikatan pada gemuk

gram asam azelat terjadi penurunan nilai dropping point, artinya penambahan 20 gram asam azelat sudah tidak lagi optimum. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya litium sebagai material basa dalam proses saponifikasi sabun litium complex. Untuk mengetahui lebih lanjut, dapat dilakukan formulasi dengan menggunakan perhitungan stoikiometrinya. Dengan demikian dapat terlihat bahwa penggunaan azam azelat dapat meningkatkan range aplikasi gemuk lumas nabati.

C. Pengaruh Penambahan Asam Azelat Terhadap Uji Penetrasi

Parameter pengujian penetrasi dinyatakan dengan kekerasan (Consistency), pengelompokannya ditentukan oleh National Lubricting Grease Institute (NLGI) yang membagi kekerasan gemuk lumas menjadi 9 tingkat kekerasan, dari tingkat kekerasan 000 sampai tingkat kekerasan 6. Makin besar angka NLGI, makin keras gemuk lumasnya.

Tabel 3Hasil uji karakteristik gemuk lithium kompleks

Gambar 3Grafik pengaruh penambahan bahan pengompleks terhadap Dropping Point gemuk lithium kompleks.

kompleks Li-Azelat menjadi lebih kuat untuk memerangkap base oil, dibutuhkan energi yang lebih tinggi untuk memutuskan ikatan ini. Energi yang digunakan untuk memutus ikatan tersebut adalah dengan energi panas (kenaikan temperatur).

Berdasarkan gambar grafik diatas, maka pengaruh penambahan asam azelat sebagai bahan pengompleks dalam pembuatan gemuk lithium kompleks dapat disimpulkan bahwa penambahan bahan pengompleks dapat meningkatkan dropping point gemuk lumas secara signifikan. Hal ini dapat disebabkan ole adanya matriks ikatan yang lebih kuat, sehingga minyak tidak mudah menetes akibat kenaikan suhu. Pada penambahan 20

  

Tabel 3. Hasil Uji Karakteristik Gemuk Lithium Kompleks

Gemuk Lumas Zero Azelat 0 (g)

Azelat 1 12,5 (g)

Azelat 2 15 (g)

Azelat 3 17,5 (g)

Azelat 4 20 (g)

Dropping Point 181 C 227 C 245 C 251 C 239 C Unworked Penetration 236

218 217 233 219

Worked Penetration 291 / NLGI 2

287 / NLGI 2

283 / NLGI 2

286 / NLGI 2

295 / NLGI 2

Scar diameter (by Four ball) 0.39

0,37 0,40 0,37 0,37

B. Pengaruh Penambahan Bahan Pengompleks Pada Pembuatan Gemuk

Lithium Kompleks Terhadap Dropping Point

Pada pengujian ini akan dilihat pengaruh penambahan complexing agent

terhadap dropping point gemuk yang dihasilkan yang dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Grafik Pengaruh Penambahan Bahan Pengompleks Terhadap

Dropping Point Gemuk Lithium Kompleks

Gemuk lithium tanpa bahan pengompleks memiliki nilai dropping point 181 C.

Penambahan bahan pengompleks meningkatkan dropping point gemuk lumas.

Peningkatan nilai dropping point terjadi karena adanya reaksi antara sabun konvensional

dengan bahan pengompleks yang ditambahkan, sehingga matriks ikatan pada gemuk

kompleks Li-Azelat menjadi lebih kuat untuk memerangkap base oil, dibutuhkan energi

yang lebih tinggi untuk memutuskan ikatan ini. Energi yang digunakan untuk memutus

ikatan tersebut adalah dengan energi panas (kenaikan temperatur).

181

227

245251

239

180

190

200

210

220

230

240

250

0 12.5 15 17.5 20

Tem

pera

tur d

ropp

ing

poin

t (C

)

Gram Azelat

Zero Azelat Azelat 1 Azelat 2 Azelat 3 Azelat 4

0 (g) 12,5 (g) 15 (g) 17,5 (g) 20 (g)

Dropping Point 181 C 227 C 245 C 251 C 239 C

Unworked Penetration 236 218 217 233 219

Worked Penetration 291 / NLGI 2 287 / NLGI 2 283 / NLGI 2 286 / NLGI 2 295 / NLGI 2

Scar diameter (by Four ball) 0.39 0,37 0,40 0,37 0,37

Gemuk Lumas

Page 6: PENGARUH PENGGUNAAN ASAM AZELAT SEBAGAI …

64

Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 52 No. 1, April 2018: 59 - 66

Tingkat kekeraan gemuk lumas diukur dengan melakukan uji penetrasi sebelum dan sesudah perlakuan kerrja yang diterima oleh gemuk lumas. Penetrasi sesudah perlakuan kerja (worked penetration) dimaksudkan untuk melihat tingkat kekerasan gemuk lumas.

Berikut kekerasan yang didapat dari penelitian ini terangkum dalam Gambar 4.

Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa penambahan bahan pengompleks tidak terlalu mempengaruhi konsistensi gemuk yang dihasilkan baik itu unworked maupun worked. Gemuk kompleks Li-Azelat yang didapat tidak mengalami peningkatan atau penurunan nilai konsistensi yang signifikan. Hal ini dapat disebabkan oleh interaksi yang terjadi baik antara molekul-molekul thickener maupun antara molekul thickener dengan base oil yang menghasilkan gaya Van der Waals maupun gaya kapileri yang sama dari masing-masing komposisi gemuk lumas nabati dalam penelitian ini (Lugt PM 2016).

D. Pengaruh Penambahan Complexing Agent Pada Pembuatan Gemuk Lithium Kompleks Terhadap Scar Diameter

Berdasarkan hasil uji karakterisasi gemuk lithium kompleks, penambahan bahan pengompleks dalam pembuatan gemuk litium kompleks memberikan hasil scar diameter uji semi unjuk kerja gemuk lithium kompleks dengan metode four ball pada Gambar 5.

Penambahan bahan pengompleks pada pembuatan gemuk lithium kompleks memberikan hasil scar diameter pada uji four ball terhadap gemuk litium kompleks, perbandingan ukuran scar diameter antara

gemuk lumas dapat dilihat pada gambar 6. grafik scar diameter gemuk lithium kompleks.

Hasil uji four ball menunjukkan bahwa penambahan bahan pengompleks tidak terlalu mempengaruhi terjadinya scar pada permukaan bola uji, hal ini terlihat terjadinya penurunan dan kenaikan scar diameter pada bola uji yang tidak signifikan. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Lugt, yakni bahwa sifat pelumasan, termasuk pengurangan friksi dan pencegahan keausan gemuk lumas hanya dipengaruhi oleh jenis minyak lumas dasar dan aditifnya (Lugt PM 2016).

Pengujian yang sangat dianjurkan dalam penelitian selanjutnya adalah uji SEM untuk melihat struktur serat gemuk seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya. Struktur ini adalah bagian yang cukup penting dalam menganalisa kualitas gemuk yang dihasilkan. SEM yang digunakan oleh laboratoruim-laboratorium di Indonesia ternyata belum mampu untuk melakukan pencitraan terhadap gemuk yang memiliki fasa semi solid. Hal ini dikarenakan teknologi di tempat pengujian SEM seperti LEMIGAS, UI, LIPI, dan BATAN, mengharuskan sampel SEM tidak mengandung air atau minyak untuk proses pencitraan. Sampel yang di citrakan harus benar benar kering dan padat. Jika sampel mengandung air atau minyak, ketika proses pencitraan akan menganggu perpindahan electron yang diberikan dari alat yang biasanya berakibat pada hasil pencitraan yang tidak fokus dan terkadang tidak bisa diabadikan gambarnya. Hal ini bertolak belakang dengan gemuk yang bahan dasarnya adalah minyak. Alat yang ada pada tempat tersebut mengharuskan gemuk untuk benar benar kering tidak mengandung air dan minyak. Jika

Gambar 4Grafik pengaruh penambahan Complexing Agent terhadap penetrasi gemuk lithium kompleks.

  

Berdasarkan gambar grafik diatas, maka pengaruh penambahan asam azelat

sebagai bahan pengompleks dalam pembuatan gemuk lithium kompleks dapat

disimpulkan bahwa penambahan bahan pengompleks dapat meningkatkan dropping

point gemuk lumas secara signifikan. Hal ini dapat disebabkan ole adanya matriks ikatan

yang lebih kuat, sehingga minyak tidak mudah menetes akibat kenaikan suhu. Pada

penambahan 20 gram asam azelat terjadi penurunan nilai dropping point, artinya

penambahan 20 gram asam azelat sudah tidak lagi optimum. Hal ini dapat disebabkan

oleh kurangnya litium sebagai material basa dalam proses saponifikasi sabun litium

complex. Untuk mengetahui lebih lanjut, dapat dilakukan formulasi dengan

menggunakan perhitungan stoikiometrinya. Dengan demikian dapat terlihat bahwa

penggunaan azam azelat dapat meningkatkan range aplikasi gemuk lumas nabati.

C. Pengaruh Penambahan Asam Azelat Terhadap Uji Penetrasi

Parameter pengujian penetrasi dinyatakan dengan kekerasan (Consistency),

pengelompokannya ditentukan oleh National Lubricting Grease Institute (NLGI) yang

membagi kekerasan gemuk lumas menjadi 9 tingkat kekerasan, dari tingkat kekerasan

000 sampai tingkat kekerasan 6. Makin besar angka NLGI, makin keras gemuk

lumasnya.

Tingkat kekeraan gemuk lumas diukur dengan melakukan uji penetrasi sebelum

dan sesudah perlakuan kerrja yang diterima oleh gemuk lumas. Penetrasi sesudah

perlakuan kerja (worked penetration) dimaksudkan untuk melihat tingkat kekerasan

gemuk lumas.

Berikut kekerasan yang didapat dari penelitian ini terangkum dalam grafik

dibawah ini :

Gambar 4. Grafik Pengaruh Penambahan Complexing Agent

Terhadap Penetrasi Gemuk Lithium Kompleks

0

50

100

150

200

250

300

0 12.5 15 17.5 20

Pene

trasi (0,1 mm)

Gram Azelat

Unworked Penetration

Worked Penetration

Page 7: PENGARUH PENGGUNAAN ASAM AZELAT SEBAGAI …

65

5. Pengaruh Penggunaan Asam Azelat sebagai Complexing Agent dalam Gemuk Lumas Nabati (M. Hanifuddin, dkk.)

Gambar 6Grafik pengaruh penambahan bahan pengompleks terhadap Scar Diameter gemuk lithium kompleks.

  

Gambar 6. Grafik Pengaruh Penambahan bahan pengompleks Terhadap Scar Diameter Gemuk Lithium Kompleks

Hasil uji four ball menunjukkan bahwa penambahan bahan pengompleks tidak

terlalu mempengaruhi terjadinya scar pada permukaan bola uji, hal ini terlihat terjadinya

penurunan dan kenaikan scar diameter pada bola uji yang tidak signifikan. Hal ini

sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Lugt, yakni bahwa sifat pelumasan,

termasuk pengurangan friksi dan pencegahan keausan gemuk lumas hanya dipengaruhi

oleh jenis minyak lumas dasar dan aditifnya [3].

Pengujian yang sangat dianjurkan dalam penelitian selanjutnya adalah uji SEM

untuk melihat struktur serat gemuk seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan

sebelumnya. Struktur ini adalah bagian yang cukup penting dalam menganalisa kualitas

gemuk yang dihasilkan. SEM yang digunakan oleh laboratoruim-laboratorium di

Indonesia ternyata belum mampu untuk melakukan pencitraan terhadap gemuk yang

memiliki fasa semi solid. Hal ini dikarenakan teknologi di tempat pengujian SEM

seperti LEMIGAS, UI, LIPI, dan BATAN, mengharuskan sampel SEM tidak

mengandung air atau minyak untuk proses pencitraan. Sampel yang di citrakan harus

benar benar kering dan padat. Jika sampel mengandung air atau minyak, ketika proses

pencitraan akan menganggu perpindahan electron yang diberikan dari alat yang

biasanya berakibat pada hasil pencitraan yang tidak focus dan terkadang tidak bisa

diabadikan gambarnya. Hal ini bertolak belakang dengan gemuk yang bahan dasarnya

adalah minyak. Alat yang ada pada tempat tersebut mengharuskan gemuk untuk benar

0.390.37

0.40.37 0.37

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0 12.5 15 17.5 20

Scar

Dia

met

er(m

m)

Gram Azelat

Gambar 5Hasil scar diameter uji four ball.

  

Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa penambahan bahan pengompleks tidak

terlalu mempengaruhi konsistensi gemuk yang dihasilkan baik itu unworked maupun

worked. Gemuk kompleks Li-Azelat yang didapat tidak mengalami peningkatan atau

penurunan nilai konsistensi yang signifikan. Hal ini dapat disebabkan oleh interaksi yang

terjadi baik antara molekul-molekul thickener maupun antara molekul thickener dengan

base oil yang menghasilkan gaya Van der Waals maupun gaya kapileri yang sama dari

masing-masing komposisi gemuk lumas nabati dalam penelitian ini [3].

D. Pengaruh Penambahan Complexing Agent Pada Pembuatan Gemuk Lithium

Kompleks Terhadap Scar Diameter

Berdasarkan hasil uji karakterisasi gemuk lithium kompleks, penambahan bahan

pengompleks dalam pembuatan gemuk litium kompleks memberikan hasil scar diameter

uji semi unjuk kerja gemuk lithium kompleks dengan metode four ball pada gambar 5.

Azelat 12,5 gram Azelat 15 gram

Azelat 17,5 gr Azelat 20 gr

Gambar 5. Hasil Scar Diameter Uji Four Ball

Penambahan bahan pengompleks pada pembuatan gemuk lithium kompleks

memberikan hasil scar diameter pada uji four ball terhadap gemuk litium kompleks,

perbandingan ukuran scar diameter antara gemuk lumas dapat dilihat pada gambar 6.

grafik scar diameter gemuk lithium kompleks.

Azelat 12, 5 gram Azelat 15 gram

Azelat 17, 5 gram Azelat 20 gram

Length: 353.5 um

Length: 372.6 um

Length: 377.4 um

Length: 363.1 um

Page 8: PENGARUH PENGGUNAAN ASAM AZELAT SEBAGAI …

66

Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 52 No. 1, April 2018: 59 - 66

hal ini dilakukan dikhawatirkan dapat merusak struktur gemuk dan alat yang digunakan,sehingga esensi pengamatan SEM tidak dapat dilakukan.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Dari penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

Penggunaan asam azelat sebagai bahan pengompleks dapat membentuk matriks sabun yang kuat pada gemuk lumas lithium.

Matriks sabun yang kuat akibat adanya bahan pengompleks berpengaruh pada peningkatan karakteristik gemuk lumas pada temperatur tinggi, yang ditunjukkan dengan peningkatan nilai dropping point.

Penambahan asam azelat sebagai bahan pengompleks efektif meningkatkan dropping point pada penambahan 17,5 gr dalam 500 gr gemuk lumas.

KEPUSTAKAAN Barriga, J., Igartua, A. and Aranzabe, A., 2005,

January. Sunflower based grease for heavy duty applications. In World Tribology Congress III (pp. 481-482). American Society of Mechanical Engineers.

Huda, Ikmalul, 2011, Asam Azelat sebagai complexing agent dalam pembuatan gemuk kalsium sulfonat berbasis minyak sawit, Skripsi, UI-Depok, pp: 16-17

Honary, L. and Richter, E., 2011. Biobased lubricants and greases: Technology and products (Vol. 17). John Wiley & Sons.

Ishchuk, Y.L., 2006. Lubricating grease manufacturing technology. New Age International.

Lugt, P.M., 2016. Modern advancements in lubricating grease technology. Tribology international, 97, pp.467-477.

Mortier R.M., Fox M.F., Orzulik S.T., (2010), (ed), “Chemistry and Technology of Lubricants 3rd” . Spinger, London, pp: 413-414.

NLGI. 1994, Lubricating Greases Guide, NLGI, Kansas City, MO.

Sanchez, R., Fiedler, M., Kuhn, E. and Franco, J.M., 2011. Tribological characterization of green lubricating greases formulated with castor oil and different biogenic thickener agents: a comparative experimental study. Industrial Lubrication and Tribology, 63(6), pp.446-452.

Syahir, A.Z., Zulkifli, N.W.M., Masjuki, H.H., Kalam, M.A., Alabdulkarem, A., Gulzar, M., Khuong, L.S. and Harith, M.H., 2017. A review on bio-based lubricants and their applications. Journal of Cleaner Production, 168, pp.997-1016.

Sukirno & Ludi, 2007. Biogrease Using Modified Palm Oil as Base Oil and Thickener Lithium Soap, Seminar QIR Fakultas Teknik –UI, Depok.

Sukirno, Fajar, R. Bismo and Nasikin,M., ,“Biogrease Based on Palm Oil and Lithium Soap Thickener: Evaluation of Antiwear Property”. World Applied Sciences Journal. 6 (33) 2009, pp: 401-407

Tuszynski, W., Tullytown, P.A., Bessette, P.A., Dartmouth, M.A., (2008). “An Evaluation on Sebasic Acid and Azelaic Acid as Thickener in Lithium Complex Grease”. Published in the NLGI Spokesman.

Ulfiati R., 2009, Formulasi Gemuk Lumas sabun Litium dengan Bahan Dasar Minyak Jarak, Lembar Publikasi Lemigas, 98. Vol.43, No.2. 2009 ISSN 0125-9644pp: 98-106

Wiggins, 1997, Biodegradable vegetable oil grease. US Pat No 5,595,965

Yousif A.E., 1982, Rheological Properties of Lubricating Greases Wear., 82 (13) pp: 13-25.

Zainal, N.A., Zulkifli, N.W.M., Gulzar, M. and Masjuki, H.H., 2018. A review on the chemistry, production, and technological potential of bio-based lubricants. Renewable and Sustainable Energy Reviews, 82, pp.80-102.