penggunaan madu sebagai perawatan luka

26
PENGGUNAAN MADU SEBAGAI PERAWATAN LUKA RINGKASAN Penggunaan madu sebagai bahan perawatan luka, sebagai suatu pengobatan kuno yang ditemukan kembali dan hal itu meningkatkan ketertarikan terhadap madu, dan banyak laporan tentang keefektifannya yang sudah dipubikasikan. Hasil temuan klinis didapatkan bahwa infeksi dapat sembuh lebih cepat, inflamasi “swelhing” dan nyeri dapat segera dikurangi odouer terkurang,slousghing , jaringan nekrotik dapat induced , granulasi dan epitelisasi di hastened dan proses menyembuhkan luka dapat dipercepat dengan pembentukan jaringan scar yang minimal. Asam anti microbial dalam madu mencegah pertumbuhan mikroba pada luka yang lembab (basah). Tidak seperti antiseptic tropical lainnya, madu tidak menyebabkan kerusakan jaringan. Studi yang dilakukan terhadap binatang percobaan didapatkan hasil bahwa secara histology madu dapat meningkatkan proses penyembuhan luka. Hal itu adalah efek langsung nutrient yang “drowing limple out” dari sel dengan mekanisme osmosis. Stimulasi proses penyembuhan juga disebabkan oleh asiditas/keasaman dari nadi itu sendiri. Osmosis menyebabkan cairan madu yang kontak denganpermukaan luka dapt mencegah “dressing sticking” sehingga tidak terasa nyeri atau terjadi kerusakan jaringan ketika dressing diganti. Begitu banyak bukti-bukti yang mnedukung penggunaan madu, dan

Upload: nonna-girlzzy-irma

Post on 09-Nov-2015

60 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

madu sebagai antiseptik

TRANSCRIPT

PENGGUNAAN MADU SEBAGAI PERAWATAN LUKA

RINGKASAN

Penggunaan madu sebagai bahan perawatan luka, sebagai suatu pengobatan kuno yang ditemukan kembali dan hal itu meningkatkan ketertarikan terhadap madu, dan banyak laporan tentang keefektifannya yang sudah dipubikasikan. Hasil temuan klinis didapatkan bahwa infeksi dapat sembuh lebih cepat, inflamasi swelhing dan nyeri dapat segera dikurangiodouerterkurang,slousghing, jaringan nekrotik dapatinduced, granulasi dan epitelisasi dihasteneddan proses menyembuhkan luka dapat dipercepat dengan pembentukan jaringan scar yang minimal.Asam anti microbial dalam madu mencegah pertumbuhan mikroba pada luka yang lembab (basah). Tidak seperti antiseptic tropical lainnya, madu tidak menyebabkan kerusakan jaringan. Studi yang dilakukan terhadap binatang percobaan didapatkan hasil bahwa secara histology madu dapat meningkatkan proses penyembuhan luka. Hal itu adalah efek langsung nutrient yang drowing limple out dari sel dengan mekanisme osmosis. Stimulasi proses penyembuhan juga disebabkan oleh asiditas/keasaman dari nadi itu sendiri. Osmosis menyebabkan cairan madu yang kontak denganpermukaan luka dapt mencegah dressing sticking sehingga tidak terasa nyeri atau terjadi kerusakan jaringan ketika dressing diganti. Begitu banyak bukti-bukti yang mnedukung penggunaan madu, dan dari hasil penelitian dengan teknik randomized controlled clinical trialmenunjukkan bahwa ternyata madu lebih efektif dari pada silver sulva diazine dan poly urethane film (opsiteR) untuk menyembuhkan lika bakar.

PENDAHULUANPada tahun 1985 editorial di Jurnal of Royal Society of Medicine mengemukakan sebuah opini Pengobatan terapeutik mungkin bisa tidak terkontaminasi. Madu murni dapat digunakan untuk hal tersebut. Madu tersedia di berbagai komunitas walaupun mekanisme dari beberapa bahan dapat bermanfaat dan membutuhkan investigasi lebih lanjut, dan sekarang sudah waktunya membuka wacana bagi pengobatan tradisional.Kebanyakan referensi melaporkan madu sebagai dressing luka. Masyarakat kuno menggunakan madu untuk pengobatan luka tetapi hanya sedikir gambaran yang didapat, begitu pula dengan bukti klinisnya. Dari beberapa literature melaporkanbahwa dewasa ini telah ditemukan kembali pengobatan dengan madu. Sejalan dengan ketertarikan pengobatan alternative terutama sekali terhadap perkembangan dari resistensi bakteri terhadap antibiotik dan juga karena adanya peningkatan madu untuk dressing luka saat ini. Hal itu menjadi kesadaran bagi para klinisi dan peneliti untuk meneliti lebih lanjut dan mempublikasikan madu sebagai dressing luka.

PERTINENT:Akhir-akhir ini bahwa madu efektif untuk dressing luka yang mana luka tersebut tidak berespon terhadap terapi konvensional. Banyak laporan yang menyatakan tentang keefektifan madu sebagai dressing luka yang terinfeksi ditambahkan sebagai bagian dari obat anti bacterial. Tetapi dalam literature yang dipublikasikan lebih luas, dari studi infitro didapatkan madu mempunyai aktifitas sebagai anti bakterial yang signifikan tetapi tidak dijelaskan dalam artikel ini secara komprehensif. Akan tetapi sebagai catatan dijelaskan kepada pembaca mengenai median level dari aktivitas antibacterial madu yang dapat menghambat secara kompleks species bacteri penyebab umum infeksi luka dengan konsentrasi 1,8% - 11% (v/v) dan mengelompokkan (collection) strain MRSA pada konsentrasi 1% - 4% (v/v).

APLIKASI PENGGUNAAN MADUSalah satu prosedurnya adalah sebagai berikut: 1.Luka dibersihkan jika terdapat abses luka dan drainage pus dan nekrotomi jaringan nekrotik sebelum dilakukan dressing luka dengan madu. 2.Selain itu dapat digunakan prosedur rigorous cleancing: bersihkan luka dengan sikat gigi dan lanjutkan dengan pemberian hydrogen peroksida saline rinse, betadin dan saline rinse lainnya; dicairkan hidrogen perokside pada luka dan alkohol disekitar kulit, atau juga luka dapat dibersihkan dengan eusol atau akueus 1% chlorhexidine. Kebanyakan sebelum luka dibersihkan, luka dicuci dengan saline sebelum diobati dengan madu, dan ketika dressing diganti.Banyak juga laporan yang menyatakan madu dioleskan menyeluruh menutupi luka dengan dressing kering, moustly gauze.Jumlah madu yang digunakan bervariasi;1.Lapisan tipis madu (hasil relatif jelas):2.lapisan tipis madu dengan pemberian 2-3 kali/hari3.Memberikan madu diseluruh permukaan luka sampai diluar luka.4.Thick layer honey.5.soaking the wound generously honey6.Mengoleskan madu pada luka sampai isi luka.7.Memberikan 15-30 ml madu pada luka ulcer.Selain itu pemberian madu diberikan untuk dressing kemudian ditempatkan pada luka.Madu akan menyebar dipermukaan luka (gauze) atau soaked madu. Madu impregnated gause dapat digunakan untuk pack cavities of wounds. Setelah luka terbungkus maka luka akan terbungkus. Pada ulcerasi servik proses penyembuhan luka dapat dilakukan dengan memasukkan 85 ml madu ke dalam vagina dan tahan ditempat tersenut dengan tampon selama 3 hari.Kebanyakan dressing luka dilakukan setiap hari atau 2 hari sekali atau 2-3 hari sekali. Hasil penelitian menyatakan bahwa dressing dilakukan 1 hari atau lebih tergantung dari kebutuhan agar luka tampat bersih dan kering. Laporan lain menyebutkan bahwa dressing diganti 1 atau 2 kali sehari sampai luka bersih dan terjadi granulasi, kemudian dressing sehari sekali dapar dibanti. Laooran lain menyatakan penggantian dressing madi dilakukan sehari dua kali dan dilakukuan 3 kali sehari jika luka terkontaminasi dengan urine atau feses.Beberapa laporan menyatakan bahwa campuran antara lipid dan madu ternyata lebih mudah menyebar di permukaan luka, selain lipid dengan menggunakan castor oil atau 20% vaselin. Pemanasan yang berlebihan terhadap madu mendukung dihindari karena glukosa oxidase ensyme pada madu akan memproduksi hidrogen peroxidase, komponen utama dari antibacterial sangat rentan terhadap panas dan menjadi tidak aktif.

KOMENTATORTidak ada indikasi dari beberapa laporan tentang metode aplikasi dari pemberian madu pada luka yang digunakan sebagai dasar mengambil keputusan baik secara empiris maupun teoritis. Perbedaan metode menunjukan perbedaan pendekatan. Penyebaran madu pada dressing pad lebih baik daripada luka dan lebih mudah dilakukan dan mengurangi kejadian traumatik bagi pasien. Hal ini juga dapat lebih menutup permukaan luka. Jika luka dalam atau terdapat abes pada luka, dan membutuhkan madu untuk pengobatannya, maka cara yangpraktis dengan menggunakan honey packed di squeeze out toobes.

RASIONALNYA:Kebanyakan madu dibutuhkan perunit area pada luka tergantung luasnya atau banyaknya eksudat. Manfaat madu pada jaringan luka dilaporkan kemungkinan menurun atau hilang jika sedikit madu yang berada eksudat yang banyak (kasiat madu hilang) sebagai mana frekwensi dressing yang akan berubah menyesuaikan seberapa cepat madu tersebut dicairkan oleh eksudat. Keefektifan madu dalam menurunkan inflamsi dan eksudasi dapat digunakan sebagai patokan tingkat frekwensi penggantian dressing. Pergantian dressing yang sering mungkin tidak diperlukan untuk mencegah pertumbuhan bakteri, karena aktifitas anti bakterial pada madu akan mencegah pertumbuhan bakteri. Jika madu tidak terdeteksi oleh eksudat, terutama jika madu dengan level aktifitas tinggi yang dipilih.

OBSERVASI KLINIKTelah dilaporakan dari studi klinik yang bervariasi pada penggunaan madu sebagai dressing sebagai luka infeksi yang luka itu menjadi steril dalam 3-6 hari, 7 hari, atau 7-10 hari.Hal lain telah dilaporkan bahwa madu efektif untuk membersihkan luka infeksi. Juga telah dilaporkan bahwa madu mencegah timbulnya nekrosis. Madu juga telah ditemukan untuk melakukan pencegahan barier luka dan menjadi infeksi, mencegah infeksi silang dan menjadikan jaringan luka bakar agar sembuh dengan cepat tidak terbatas sebagai infeksi sekunder. Hal lain telah dilaporkan bahwa mengelupasnya jaringan gangrene dan jaringan nekrotik dengan cepat diperbaiki dengan jaringan granulasi dan menjadikan epitensasi lebih ketika madu digunakan sebagai dressing melalui debridement bedah minimun yang diminta. Hal lain juga telah diobservasi bahwa dibawah slough dressing madu, nekrotik dan jaringan gangrene tersebar sehingga hal itu dapat dilaihkan pengurangan nyeri dan hal lain telah dicatat dengan cepat dan penyebaran mudah dari slough dan perpindahancructdari luka. Rapid cleancing kimia atau debridement enzim menghailkan dari penerapan madu untuk luka telah dilaporkan dengan tanpa bentuk erchar dalam pembakar. Penulis lain mengatakan efek clencing dari madu pada luka. Hal lain juga dilaporkan bahwa kotoran berpindah dengan balutan ketika madu digunakan untuk dressing untuk memudahkan luka bersih. Madu juga dilaporkan memberikan deodorisasi dari bau luka. Madu digunakan sebagai dressing telah dilaporkan mempromosikan bentuk dari jaringan granulasi yang bersih dan sehat. Hal lain juga telah dilaporkan untuk mempromosikan atau membangun epitelisasi dari luka.Dumromlert berkomentar pertumbuhan yang cepat dari jaringan yang baru dapat dibentuk kembali. Memperbaiki nutrisi dari luka yang telah diobservasi juga meningkatkan aliran darah dari luka telah ditemukan dalam luka dan aliran darah yang bebas dari limfe.Penulis lain mengomentari pada penyembuhan luka secara cepat terlihat dengan dressing madu. Desottes berarti pada luka menjadi tertutup. Dalam fashion spektakuler dalam 90% kasus kadang-kadang dalam beberapa hari. Borlando berarti untuk penyembuhan menjadi supresin dengan cepat secara khusus untuk derajad I dan II pada luka bakar. Blomfield mengopini jika madu mendukung proses penyembuhan ulser bisul/borok dan luka bakar. Lebih baik dari pada lokal apliction yang telah digunakan sebelumnya. Bergman telah mengobservasi secara klinis bahwa penyembuhanpada luka terbuka lebih cepat dengan madu seperti yang telah ditemukan oleh Hamdi jika itu dipercepatmaking wound suitable for suture.Telah dicatat bahwa dressing luka dengan madu mengikutigraftinglebih cepat, dilaporkan juga madu menurunkan insiden bekas skingraft dan membantu regenerasi kulit, membuat rekonstruksi plastik yang tidak diperlukan. Juga dicatat bahwa penyembuhan luka dengan madu memberi sedikit atau tidak ada jaringan parut.Manfaat lain dari madu antara lain menurunkan inflamasi udema dan eksudat, mengabsorbsi cairan dari luka. Dibeberapa kasus memberikan effek penurunan nyeri lokal secara lebih cepat, menghilangkan reaksi alergi dan efek berbahaya pada jaringan. Selama itu dressing dengan madu mudah diaplikasikan. Kurang lebih ada adesi yang menyebabkan kerusakan jaringan granulasi lokal.Menghindari perdarahan ketika removing dressing. Beberapa madu yang tersisa mudah dibersihkan dengan mandi.Comentar: observasi klinik ini menyediakan in isolation,level terendah evidence upon which, sebagai dasar keputusan klinik untuk menggunakan madu sebagai alat dressing luka. Tetapi ketika dibandingkan dengan percobaan yang secara umum digunakan untuk dressing menunjuukan bahwa madu memiliki beberapa kasiat yang berpotensial membuatnya sebagai bahan dressing luka yang sangat bermanfaat. Aspek fisik menyediakan barier protective dan secara osmosis, menciptakan lingkungan penyembuhan yang lambat.In the form of solution of honey that doesnot stick to the under lying wound tissues. Unsure anti bacterial madu mencegah kolonisasi bacteri darilingkungan lembab ini. Anti bacterial menunjukkan tidak ada kerusakan pada proses penyembuhan melalui efekadversepada jaringan luka. To the contrary terlihat memiliki efek stimulasi pada regenerasi jaringan. In edition terdapat indikasi yang jelas dari anti inflamasi.EVIDENTCE OF EFEKTIVE NURSE: ANIMAL STUDIESPada sebuah studi percobaan membandingkan antara madu dan silver sulva diazine, dan madu+gula.Pada luka bakar kulit standar 7x7 cm pertumbuhan epitel dalam waktu 21 hari dengan madu dan gula. Kemudian 28-35 hari pada silver sulva diazine granulasi terlihat lebih jelas pada perawatan dengan silver sulva diazine. Penampakan histologi luka pada seluruh luka yang dirawat dengan madu menunjukkan inflamasi yang lebih sedikit dari pada yang dirawat dengan gula dan silver sulva diazine. Pada percobaan yang lain luka bakar diciptakan dengan red hot pin (15 mm2) yang diletakkan di kulit tikus, kemudian dirawat dengan madu atau dengan gula yang memiliki komposisi dengan madu. Penyembuhan telah terlihat secara histologi menjadi lebih aktif dan lebih dengan madu lalu dengan tanpa pengobatan atau solusi gula waktu diambil untuk perbaikan komplek dari lukatelah berkurang secara signifikan dengan madu lalu dengan tanpa pengobatan atau dengan solusi gula dan nekrotik tidak pernah begiru serius. Pengobatan dengan madu memberikan kejernihanattenationdari inflamasi dan eksudasi dan regenerasi cepat dari jaringan epiferial dari luar dan pembentukan sikatrik dengan cepat.Pada studi eksperimen pada binatang luka yang lebih penuh telah dirawat dengan memotong sampai 2x4 cm lapisan dari kulit pada bagian belakang calves berbeu. Luka dibersihkan dengan madu atau mitrovurazone atau dengan petrolatum sterilisasi sebagai kontrol. Granulasi, bentuk scar dan penyembuhan menyeluruh terjadi lebih cepat dengan madu dari pada dengan nitrovurazone dan dalam kontrol latihan histo morfological dari contoh biopsi. Memberi arti lebih dalam kontrol dengan mitrosulvazone lalu denganm madu kurang proliferasi dari fibroblast dan argioblast.Dilain studi penelitian pada calves berbeu beda atau lebih tebal pada kulit luka, 2x4 cm, dibuat setelah menginfekting area luka dengan infeksi subkutaneus dan stapilococus areus atau prioritas untuk luka. Aplikasi topikal dari madu, ampicillinointment, dan salin sebagai kontrol dibandingkan sebagai pengobatan untuk luka. Latihan klinik dari luka dan histomorfologikal examinition dari contoh biopsi menunjukkan bahwa madu memberikan tingkat yang lebih cepat dari penyembuhan dibandingkan dengan pengobatan yang lain. Reaksi inflamasi terakhir paling besar fibroelastis dan argioblastik dalam luka. Paling cepat terbawa dari jaringan konektif fibrose dan epitelisasi tercepat.Studi eksperimental membawa .................juga juga membandingkan madu dengan ........saline, pada luka dibuat dengan ebersing kulit (10x10 mm), dibawah otot. Latihan histologikalmenunjukkan bahwa thecknes dari granulasi danjarak dari epitelisasi dari ujung jaringan luka adalah signifikan ................area dari luka lebih kecil secara signifikan, dalam hal itu diobat dengan madu (P