efek penggunaan asam askorbat pada lingkungan nacl … · pada lingkungannya. penggunaan inhibitor...

65
i EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl BERSUHU 30ᵒC TERHADAP LAJU KOROSI ALUMINIUM PLAT SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 Diajukan Oleh: LAURENSIUS PRABA ATMAJA NIM: 125214093 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 07-Nov-2020

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

i

EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA

LINGKUNGAN NaCl BERSUHU 30ᵒC TERHADAP

LAJU KOROSI ALUMINIUM PLAT

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai derajat sarjana S-1

Diajukan Oleh:

LAURENSIUS PRABA ATMAJA

NIM: 125214093

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

ii

THE EFFECT OF ASCORBIC ACID IN 30°C NaCl

SOLUTION ON ALUMINIUM PLATE CORROSION

RATE

FINAL PROJECT

As partial fulfillment of the requirement

to obtain the Sarjana Teknik degree

in Mechanical Engineering

By :

LAURENSIUS PRABA ATMAJA

Student Number: 125214093

MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

vi

INTISARI

Korosi didefinisikan sebagai penurunan kualitas suatu material atau logam

akibat reaksi elektrolit pada lingkungan asam, air laut, air hujan, dan tanah

merupakan akibat reaksi kimia yang diakibatkan oleh proses elektrokimia. Salah

satu cara untuk mengurangi terjadinya korosi adalah dengan cara memberi inhibitor

pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC

menunjukkan hasil positif dalam pengendalian korosi. Pada penelitian ini akan

dicari pengaruh penambahan asam askorbat 200 ppm pada larutan NaCl terhadap

nilai kekuatan tarik, regangan, modulus elastisitas dan laju korosi aluminium plat.

Penelitian ini menggunakan aluminium plat setebal 6 mm yang diproses

machining untuk dibentuk menjadi spesimen uji tarik menurut standar ASTM

A370-11. Cara pengambilan data dengan melakukan pengujian tarik pada spesimen

aluminium plat yang telah dikorosi dalam larutan NaCl dan larutan NaCl yang

ditambah asam askorbat pada suhu 30ºC. Setiap 30 hari selama 3 bulan akan

diambil 4 spesimen yang akan diuji nilai kekuatan tarik dan laju korosinya.

Dari penelitian ini diperoleh nilai rata-rata kekuatan tarik tertinggi terjadi

pada spesimen bulan pertama yang direndam larutan NaCl yaitu 385,3 MPa dan

kekuatan tarik rata-rata terendah adalah spesimen bulan ketiga yang direndam

larutan NaCl ditambah asam askorbat dengan 256,6 MPa. Nilai regangan rata-rata

tertinggi terjadi pada spesimen bulan pertama yang direndam dalam larutan NaCl

dan asam askorbat dengan 46,4 %, sedangkan nilai rata-rata regangan terendah

adalah pada spesimen bulan ketiga yang direndam larutan NaCl dengan 41%. Nilai

rata-rata modulus elastisitas tertinggi pada spesimen bulan pertama yang direndam

larutan NaCl dengan 881,69 MPa dan nilai rata-rata terendah pada spesimen bulan

ketiga yang direndam larutan NaCl dan asam askorbat dengan 603,76 MPa. Nilai

laju korosi rata-rata terendah adalah pada spesimen bulan pertama yang direndam

larutan NaCl dengan 0,521 mpy dan laju korosi tertinggi pada spesimen bulan

ketiga yang direndam dalam larutan NaCl dan asam askorbat dengan 2,084 mpy.

Penggunaan asam askorbat 200 ppm pada suhu 30ºC meningkatkan laju korosi

aluminium plat jika dibandingkan yang hanya dikorosi dalam larutan NaCl. Pada

bulan ketiga laju korosi spesimen yang ditambahkan asam askorbat memiliki nilai

2,084 mpy, lebih tinggi jika dibandingkan dengan yang hanya direndam larutan

NaCl yaitu 1,538 mpy.

Kata kunci: Asam askorbat, kekuatan tarik, korosi, modulus elastisitas, NaCl,

regangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

vii

ABSTRACT

Corrosion is defined as a decrease in the quality of material caused the

reaction of electrolyte in the environment,that affect lifespan of material. The

process of corrosion in acid environment, sea water, rain water, and the soils is the

result of chemical reaction caused on electrochemical process. A way to at least on

set of corrosion is giving a ascorbic acid on environment. Used 50 ppm ascorbid

acid 10ᵒC show positive result in corrosion control. In this research will find out

effect 200 ppm ascorbic acid in NaCl solution to value of tensile strenght, strain,

modulusof elasticity and corrosion rate on aluminium plate.

This research used 6mm aluminium plate and processed machining to be

tensile strenght specimen according to ASTM A370-11. The way to taking data by

tensile test on specimen aluminium plate which has corrosion in NaCl solution and

NaCl solution with ascorbic acid at 30ᵒC. Every 30 days in 3 months will be taken

4 specimen which will be examined value of tensile strenght and corrosion rate.

From this research, the highest average value of tensile strenght on first

month specimen which soaked in NaCl solution that is 385.3 Mpa and lowest

average value of tensile strenght on third month specimen which soaked in NaCl

solution and added ascorbic that is 256.6 Mpa. The highest value of strain on first

month which soaked in NaCl solution and added ascorbic acid that is 46.4%. The

lowest value of strainon third month specimen which soaked in NaCl solution that

is 41%. The highest average value of modulus of elasticity in first month specimen

which soaked on NaCl solution that is 881.69 Mpa and the lowest in third month

specimen which soaked NaCl and added ascorbic acid that is 603.76 Mpa. The

highest average value of corrosion rate on third month specimen which soaked in

NaCl solution and added ascorbic acid that is 2,084 mpy and the lowest on first

month specimen which soaked in NaCl solution that is 0.521 mpy. Use 200 ppm

ascorbic acid at 30ᵒC increase aluminium plate corrosion rate if compared with

specimen soaked in NaCl solution. At third month specimen which soaked in NaCl

solution and ascorbic acid has corrosion rate 2,084 mpy, higher than specimen

which soaked in NaCl solution that is 1.538 mpy.

Key words: Ascorbic acid, corrosion, modulus of elasticity, NaCl, starin, tensile

strenght.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas segala

kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Selama melakukan penelitian ini, penulis telah menerima banyak bantuan,

masukan, perhatian dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini

penulis menyampaikan rasa penghargaan dan terima kasih yang dalam kepada:

1. Sudi Mungkasi Ph.D., Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Ir. Petrus Kanisius Purwadi, M.T., Ketua Program Studi Teknik Mesin

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Budi Setyahandana S.T., M.T., selaku dosen pembimbing, terima kasih atas

bimbingan, dukungan, semangat dan motivasi serta pola berpikir yang

dicontohkan selama ini.

4. Ir. Petrus Kanisius Purwadi M.T., selaku pembimbing akademik

5. Orang tua penulis atas doa, dukungan, dan semangat yang telah diberikan

6. Dionisius Bagus Wicaksono dan Valentinus Leavanza selaku adik penulis

yang selaku memberikan doa, dukungan dan semangat.

7. Astri Widiastuti Setiyawati, Klara Dwi Haryati, Wisnu Perdana, Fransisca

Nindya, Diesty Ayu terima kasih atas doa, dukungan, semangat serta

motivasi yang diberikan kepada penulis.

8. Foury Deva Kurnia Sari orang yang istimewa bagi penulis terima kasih atas

dukungan dan semangat yang diberikan.

9. Santayana terima kasih atas kerja sama selama melakukan penelitian.

10. Teman-teman Teknik Mesin USD angkatan 2011, angkatan 2012, dan

angkatan 2013 yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

11. Seluruh staff pengajar laboran Program Studi Teknik Mesin Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta yang telah mendidik dan memberikan ilmu

pengetahuan kepada penulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

x

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki

dalam skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan masukkan berupa saran dan

kritik dari berbagai pihak untuk menyempurnakannya. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat baik bagi penulis maupun pembaca. Terima kasih.

Yogyakarta, 30 Oktober 2017

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

TITLE PAGE .......................................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii

LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................ v

INTISARI ............................................................................................................... vi

ABSTRACT .......................................................................................................... vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN .................................................... viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 2

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 2

1.4 Batasan Masalah................................................................................. 2

1.5 Manfaat penelitian .............................................................................. 3

BAB II ..................................................................................................................... 4

DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA..................................................... 4

2.1 Dasar Teori ......................................................................................... 4

2.1.1 Aluminium ......................................................................................... 4

2.1.2 Korosi ................................................................................................. 8

2.1.3 Asam Askorbat ................................................................................. 13

2.1.4 Laju Korosi ...................................................................................... 13

2.1.5 Pengujian Tarik ................................................................................ 14

2.2 Tinjauan Pustaka .............................................................................. 19

BAB III ................................................................................................................. 21

METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................ 21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

xii

3.1 Diagram Alir .................................................................................... 21

3.2 Bahan dan Alat Penelitian ................................................................ 21

3.2.1 Alat ................................................................................................... 22

3.3 Persiapan Lingkungan Uji ................................................................ 24

3.4 Tahap Pengujian Bahan.................................................................... 25

3.4.1 Perlakuan Korosi .............................................................................. 25

3.4.2 Pengujian Tegangan Tarik ............................................................... 25

BAB IV ................................................................................................................. 26

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................... 26

4.1 Hasil Penelitian ................................................................................ 26

4.1.1 Hasil Penelitian Spesimen Uji Tarik Alumunium ............................ 26

4.2 Pembahasan ...................................................................................... 38

BAB V ................................................................................................................... 42

PENUTUP ............................................................................................................. 42

5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 42

5.2 Saran ................................................................................................. 42

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 43

LAMPIRAN .......................................................................................................... 44

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sifat-sifat mekanik alumunium ..................................................................... 7

Tabel 2.2 Sifat-sifat mekanik alumunium ..................................................................... 7

Tabel 4.1 Kekuatan Tarik Aluminium Plat Bulan Nol .............................................. 28

Tabel 4.2 Kekuatan Tarik Aluminium Plat Direndam Larutan NaCl 30ºC Bulan

Pertama ..................................................................................................... 28

Tabel 4.3 Kekuatan Tarik Aluminium Plat Direndam Larutan NaCl 30ºC Bulan

Kedua ........................................................................................................ 28

Tabel 4.4 Kekuatan Tarik Aluminium Plat Direndam Larutan NaCl 30ºC Bulan

Ketiga ........................................................................................................ 29

Tabel 4.5 Kekuatan Tarik Aluminium Plat Direndam Larutan NaCl dan Asam

Askorbat 30ºC Bulan Pertama ............................................................... 29

Tabel 4.6 Kekuatan Tarik Aluminium Plat Direndam Larutan NaCl dan Asam

Askorbat 30ºC Bulan Kedua .................................................................. 29

Tabel 4.7 Kekuatan Tarik Aluminium Plat Direndam Larutan NaCl dan Asam

Askorbat 30ºC Bulan Ketiga .................................................................. 30

Tabel 4.8 Regangan Aluminium Plat Bulan Nol ....................................................... 31

Tabel 4.9 Regangan Aluminium Plat Direndam Larutan NaCl 30ºC Bulan Pertama

.................................................................................................................... 31

Tabel 4.10 Regangan Aluminium Plat Direndam Larutan NaCl 30ºC Bulan Kedua

.................................................................................................................... 31

Tabel 4.11 Regangan Aluminium Plat Direndam Larutan NaCl 30ºC Bulan Ketiga

.................................................................................................................... 32

Tabel 4.12 Regangan Aluminium Plat Direndam Larutan NaCl dan Asam

Askorbat 30ºC Bulan Pertama ............................................................... 32

Tabel 4.13 Regangan Aluminium Plat Direndam Larutan NaCl dan Asam

Askorbat 30ºC Bulan Kedua .................................................................. 32

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

xiv

Tabel 4.14 Regangan Aluminium Plat Direndam Larutan NaCl dan Asam

Askorbat 30ºC Bulan Ketiga .................................................................. 33

Tabel 4.15 Modulus Elastisitas Aluminium Bulan Nol, Pertama, Kedua, dan

Ketiga ........................................................................................................ 34

Tabel 4.16 Modulus Elastisitas Alumunium Bulan Nol, Pertama, Kedua, dan

Ketiga ........................................................................................................ 34

Tabel 4.17 Laju Korosi Alumunium Plat Direndam Larutan NaCl 30ºC Bulan

Pertama ..................................................................................................... 35

Tabel 4.18 Laju Korosi Aluminium Plat Direndam Larutan NaCl 30ºC Bulan

Kedua ........................................................................................................ 36

Tabel 4.19 Laju Korosi Aluminium Plat Direndam Larutan NaCl 30ºC Bulan

Ketiga ........................................................................................................ 36

Tabel 4.20 Laju Korosi Aluminium Plat Direndam Larutan NaCl dan Asam

Askorbat 30ºC Bulan Pertama ............................................................... 36

Tabel 4.21 Laju Korosi Aluminium Plat Direndam Larutan NaCl dan Asam

Askorbat 30ºC Bulan Kedua .................................................................. 37

Tabel 4.22 Laju Korosi Aluminium Plat Direndam Larutan NaCl dan Asam

Askorbat 30ºC Bulan Ketiga .................................................................. 37

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bentuk dan spesimen uji tarik ................................................................. 15

Gambar 2.2 Kurva Regangan dan Tegangan Uji Tarik ............................................. 16

Gambar 3.2 Ember Air .................................................................................................. 22

Gambar 3.3 Lampu bohlam 25watt ............................................................................. 22

Gambar 3.4 Termometer Digital .................................................................................. 23

Gambar 3.5 Timbangan Digital .................................................................................... 23

Gambar 3.6 Kaliper ........................................................................................................ 23

Gambar 3.7 Tang Penjepit............................................................................................. 24

Gambar 3.8 Mesin Uji Tarik ......................................................................................... 24

Gambar 4.1 Grafik Kekuatan Tarik Rata-rata dari Setiap Spesimen Direndam

Larutan NaCl dan Larutan NaCl + Asam Askorbat Pada Suhu 30ºC.

Tanpa Perlakuan, Bulan Pertama, Bulan Kedua, Bulan Ketiga. ....... 30

Gambar 4.2 Grafik Regangan Rata-rata dari Setiap Spesimen Aluminium dengan

Direndam Larutan NaCl dan Larutan NaCl + Asam Askorbat Pada

Suhu 30ºC. Tanpa Perlakuan, Bulan Pertama, Bulan Kedua, dan

Bulan Ketiga. ........................................................................................... 33

Gambar 4.3 Grafik Modulus Elastisitas Rata-Rata Setiap Spesimen Aluminium

Yang direndam Larutan NaCl dan Larutan NaCl + Asam Askorbat

Pada Suhu 30ºC Pada Bulan Pertama, Kedua, dan Ketiga. ............... 35

Gambar 4.4 Grafik Rata-Rata Laju Korosi dari Setiap Spesimen Aluminium

Dengan Larutan NaCl dan Larutan NaCl + Asam Askorbat Pada

Suhu 30ºC Bulan Pertama, Bulan Kedua, Bulan Ketiga. ................... 38

Gambar 4.5 Spesimen yang direndam dalam larutan NaCl ...................................... 40

Gambar 4.6 Spesimen yang direndam larutan NaCl + asam askorbat .................... 41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi akhir-akhir sangat berkembang pesat.

Perkembangan yang terjadi menyebabkan makin banyaknya industri. Dengan

berkembangnya industri di dunia menyebabkan kebutuhan manusia menjadi

terpenuhi. Tetapi dengan berkembangnya indutri yang ada menyebabkan

munculnya masalah tersendiri. Salah satu masalah yang dihadapi industri maju saat

ini adalah korosi logam. Peristiwa korosi dapat terjadi dimana saja. Dari peristiwa

korosi dapat menimbulkan kerusakan yang mengakibatkan kerugian baik secara

ekonomi ataupun keamanan. Menurut Jones dalam banyak hak korosi tidak dapat

dihindari. Hampir semua material yang berinteraksi dengan lingkungan akan

mengalami korosi. Korosi adalah suatu gejala alamiah yang merupakan

konsekuensi dari siklus hidup.

Saudi aramco melakukan riset tentang biaya korosi yang dikeluarkan pada

industri minyak dan pemurniannya. Menurut mereka bahwa 25% biaya perawatan

plant gas sweetening dikeluarkan untuk pengendalian korosi, 17% biaya perawatan

plant gas fractionation untuk korosi, 28% biaya perawatan operasi produksi

onshore, sedangkan pada offshore dibutuhkan 60-70% biaya umtuk korosi. (Temz

& Al-Zahrani, 2006)

Untuk meminimalkan akibat degradasi material, salah satu metode proteksi

yang sering digunakan pada industri minyak adalah dengan menggunakan inhibitor.

Penggunaan inhibitor hingga saat ini masih menjadi solusi terbaik untuk

melindungi korosi internal pada logam, dan dijadikan sebagai pertahanan utama

industri proses dan ektraksi minyak. Inhibitor merupakan metoda perlindungan

yang fleksibel, yaitu mampu memberikan perlindungan dari lingkungan yang

kurang agresif sampai pada lingkungan yang tingkat korosifitasnya sangat tinggi,

dan mudah untuk diaplikasikan. Tingkat keefektifan biayanya paling tinggi karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

2

lapisan yang terbentuk sangat tipis sehingga dalam jumlah kecil mampu

memberikan perlindungan yang luas.

Berdasarkan bahan dasarnya inhibitor dibedakan menjadi dua, yaitu

inhibitor dari senyawa organik dan inhibitor dari senyawa anorganik. Inhibitor

anorganik yang biasa digunakan adalah sodium nitrit, kromat, fosfat, dan garam

seng. Jika menggunakan sodium nitrit harus dengan kosentrasi yang besar sehingga

tidak ekonomis, sedangkan unuk kromat dan seng ditemukan bersifat toksik dan

fosfat dianggap mencamari lingkungan karena dapat meningkatkan kadar fosforus

dalam air. Sehingga dipilihlah inhibitor oganik yang yang lebih ramah lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini akan membandingkan tingkat korosi alumunium plat

yang diberi inhibitor asam askorbat dan yang tidak diberi inhibitor asam askorbat,

dengan pengujian kekuatan tarik.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pengaruh larutan Natrium Klorida (NaCl) terhadap laju

korosi alumunium plat.

2. Mengetahui pengaruh larutan NaCl dan asam askorbat terhadap laju

korosi alumunium plat.

1.4 Batasan Masalah

Batasan-batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Penelitian yang dilakukan dalam kurun waktu 3 bulan.

2. Alumunium plat yang digunakan setebal 6 mm.

3. Penelitian dilakukan dengan membuat lingkungan uji skala kecil.

4. Menggunakan alat uji tarik untuk mengetahui karakteristik alumunium

plat yang diuji.

5. Proses korosi dilakukan pada suhu 30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

3

1.5 Manfaat penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Hasil dari penelitian dapat dijadikan artikel ilmiah, yang dapat

digunakan untuk penelitian selanjutnya atau dapat digunakan sebagai

pertimbangan dalam menggunakan alumunium.

2. Dapat menambah kasanah ilmu pengetahuan tentang logam khususnya

alumunium untuk ditempatkan di perpustakaan.

3. Mengetahui karakteristik alumunium dari alumunium plat yang telah

diberikan dalam rangkaian penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

4

BAB II

DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori

2.1.1 Aluminium

2.1.1.1 Definisi Aluminium

Sir Humphrey Davy menemukan alumunium pada tahun 1809 sebagai suatu

unsur dan pada tahun 1825 untuk pertama kali direduksi sebagai suatu logam oleh

Hans Christian Orsted. Tahun 1886 industri telah berhasil memperoleh logam

alumunium dari alumina dengan cara elektrolisa dari garam yang terfusi, oleh Paul

Heroult dan C.M. Hall dikenal dengan proses Heroult Hall. Proses ini masih dipakai

untuk memproduksi alumunium hingga saat ini. Alumunium diproduksi dari

bauksit yang merupakan campuran dari mineral gibbsite [Al(OH)3] dan mineral

lempung seperti kaulinit [Al2Si2O5(OH)4]. Proses produksi alumunium dari bauksit

terdiri dari dua tahap, yaitu proses pengolahan alumina (Al2O3) dan proses

elektrolisasi alumina untuk selanjutnya menjadi alumunium. Dengan proses

elektrolisa dapat menghasilkan kemurnian yang mencapai 99,85% dari massa yang

dimiliki, proses elektrolisa yang dilakukan berulang dapat mencapai kemurnian

hingga 99,99%

Proses pengolahan bauksit menjadi alumina melalui suatu rangkaian proses

yang dikenal sebagai proses Bayer, bauksit dimasukkan ke dalam larutan NaOH

dan alumina yang terdapat di dalamnya akan membentuk sodium alumina.

Al2O3 + 2 NaOH 2NaAlO2 + H2O (160-170C)

Setelah sodium aluminat terpisah dari zat cair lain, lalu proses selanjutnya

adalah pendinginan secara perlahan sampai temperatur 25-35C untuk

mengendapkan alumunium hidroksida [Al(OH)3]

NaAlO2 + 2H2O Al(OH)3 + NaOH

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

5

Al(OH)3 selanjutnya dicuci dan dipanaskan hingga temperatur 1100-

1200C untuk menghasilkan alumunium oksida (Al2O3).

2Al(OH)3 Al2O3 + 3H2O

Alumina yang diperoleh melalui proses pengolahan bauksit selanjutnya

diproses secara elektrolisa pada temperatur tinggi dengan proses Hall-Herlout

karena alumina mempunyai titik leleh yang tinggi pada suhu 2000C. Alumina

dilarutkan ke dalam larutan cryolite (Na3AlF6) yang berfungsi sebagai elektrolit

sehingga titik leleh menjadi lebih rendah pada suhu 1000C.

Alumunium mempunyai ketahanan terhadap korosi yang baik dan hantaran

listrik yang baik dan sifat-sifat yang lainnya sebagai sifat logam. Penambahan Cu,

Mg, Si, Mn, Zn, Ni, secara satu persatu atau bersama-sama dapat memberikan sifat-

sifat baik lainnya seperti ketahanan korosi, ketahanan aus dan koefisien pemuaian

yang rendah. Material ini dipergunakan di dalam bidang luas bukan saja untuk

peralatan rumah tangga tetapi juga dipakai untuk keperluan material badan pesawat

terbang, mobil kapal laut dan konstruksi.

2.1.1.2 Sifat-sifat Aluminium

Alumunium merupakan unsur kimia golongan IIIA dalam sistem periodik

unsur, dengan nomor atom 13 dan berat atom 26,98 gram per mol (sma). Struktur

kristal aluminium adalah struktur kristal FCC. Alumunium memiliki karakteristik

sebagai logam ringan dengan densitas 2,7 g/cm3 dan modulus elastisitas 10 x 106

psi. Alumunium mempunyai massa jenis yang rendah yaitu 2643 kg/m3,

bandingkan dengan baja yang mempunyai massa jenis sebesar 7769 kg/m3. Maka

alumunium memiliki sifat keuletan yang tinggi sehingga menyebabkan logam

tersebut mudah dibentuk atau mempunyai sifat mampu bentuk (formability) yang

baik. Alumunium memiliki beberapa kekurangan yaitu kekuatan dan kekerasan

yang rendah bila dibandingkan logam lain seperti besi dan baja. Meskipun

alumunium memiliki kekerasan ataupun kekuatan tarik yang rendah, alumunium

memiliki kekuatan spesifik yang sangat baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

6

Alumunium juga memiliki sifat unggul yaitu tahan terhadap korosi

(corrosion resistance). Untuk kategori logam-logam non ferro dapat dikatakan jika

semakin rapat partikelnya maka semakin baik daya tahan terhadap korosi akan

semakin baik, hal ini tidak berlaku untuk alumunium. Alumunium mudah

bersenyawa dengan oksigen (logam aktif) yang memiliki daya senyawa tinggi

terhadap oksigen sehingga mudah sekali teroksidasi, lapisan tipis oksida yang

dimiliki oleh alumunium dapat mengendalikan laju korosi.

Alumunium memiliki sifat penghantar listrik dan panas yang baik, Karena

alumunium memiliki daya hantar panas dan listrik yang tinggi, sekitar 60% dari

daya hantar tembaga.

Sifat tidak beracun yang dimiliki oleh aluminium membuatnya sering

digunakan pada produk-produk kaleng makan dan minuman sebagai bahan

pembungkus. Hal ini disebabkan karena reaksi kimia antara makanan dan minuman

dengan alumunium tidak menghasilkan zat beracun dan membahayakan manusia.

Sifat mampu bentuk (formability) membuat alumunium dapat dibentuk

dengan mudah. Alumunium juga mempunyai sifat mudah ditempa (machinability)

yang memungkinkan alumunium dibentuk dalam bentuk plat atau lembaran tipis.

Titik lebur (melting point) yang dimiliki alumunium relatif lebih rendah

(660C) sehingga sangat baik untuk proses penuangan dengan waktu peleburan

relatif singkat dan biaya operasional lebih murah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

7

Tabel 2.1 Sifat-sifat mekanik alumunium

Sifat-sifat Kemurnian Al (%)

99,996 >99,0

Massa jenis (20) 2,6989 2,71

Titik cair 660,2 653-657

Panas jenis (cal/gC)(100C) 0,2226 0,2297

Hantaran Listrik (%) 64,94 59 (dianil)

Tahanan listrik koefisien

temperatur (/C) 0,00429 0,0115

Koefisien pemuaian (20-100C) 23,86 x 10-6 23,5 x 10-6

Jenis Kristal, konstanta kisi fcc, a = 4,013 kX fcc, a = 404 kX

(Sumber : Surdia , T., Saito, S. : Pengetahuan Bahan Teknik, 135)

Tabel 2.2 Sifat-sifat mekanik alumunium

Sifat-sifat

Kemurnian

99,996 >99,0

Dianil 75% dirol dingin Dianil H18

Kekuatan Tarik (kg/mm2) 4,9 11,6 9,3 16,9

Kekuatan mulur (0,2%)

(kg/mm2) 1,3 11,0 3,5 14,8

Perpanjangan (%) 48,8 5,5 35 5

Kekerasan Brinell 17 27 23 44

(Sumber : Surdia , T., Saito, S, : Pengetahuan Bahan Teknik, 135)

Tabel 2.1 menunjukkan sifat-sifat Al dan Tabel 2.2 menunjukkan sifat-sifat

mekaniknya. Ketahanan korosi berubah menurut kemurnian, pada umumnnya

untuk kemurnian 99.0% atau diatasnya dapat dipergunakan di udara tahan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

8

waktu bertahun-tahun. Hantaran listrik Al, kira-kira 65% dari hantaran listrik

tembaga, tetapi massa jenisnya kira-kira sepertiganya sehingga memungkinkan

untuk memperluas penampangnya. Oleh karena itu dapat dipergunakan untuk kabel

tenaga dan dalam berbagai bentuk umpamanya sebagai lembaran tipis (foil). Dalam

hal ini dapat dipergunakan Al dengan kemurnian 99.0%. Untuk reflector yang

memerlukan reflektifitas yang tinggi juga untuk kondensor elektrolitik

dipergunakan Al dengan angka sembilan empat.

2.1.1.3 Paduan Aluminium

Paduan Al diklasifikasikan berdasarkan berbagai standart oleh beberapa

negara di dunia. Saat ini yang terkenal dan sempurna adalah standard Aluminium

Association di Amerika (AA) yang didasarkan atas dasar standard terdahulu dari

Alcoa (Aluminium Company of America). Paduan tempaan dinyatakan dengan satu

atau dua angka “S”, sedangkan paduan coran dinyatakan dengan 3 angka. Standar

AA menggunakan penandaan sebagai berikut: Angka pertama menyatakan sistem

paduan dengan unsur-unsur yang ditambahkan yaitu : 1. Al murni, 2. Al-Cu, 3. Al-

Mn, 4. Al-Si, 5. Al-Mg, 6. Al-Mg-Si, 7. Al-Zn, sebagai contoh, paduan Al-Cu.

Dinyatakan dengan angka 2000. Angka pada tempat kedua menyatakan

pada kemurnian paduan yang dimodifikasi dan Al murni sedangkan angka ketiga

dan keempat dimaksudkan untuk tanda Alcoa terdahulu kecuali S, sebagai contok

3S sebagai 3003 dan 63S sebagai 6063. Al dengan kemurnian 99.0% atau diatasnya

dengan ketidakmurnian terbatas (2S) dinyatakan sebagai 1100.

2.1.2 Korosi

2.1.2.1 Pengertian Korosi

Korosi didefinisikan sebagai degredasi dari material yang diakibatkan oleh

reaksi kimia dengan material lainnya dan lingkungan. Akibat adanya reaksi korosi,

suatu material akan mengalami perubahan sifat ke arah yang lebih rendah atau dapat

dikatakan kemampuan dari material tersebuat akan berkurang. Dalam bidang

metalurgi, peristiwa korosi dapat dipandang sebagai suatu peristiwa atau reaksi

senyawa kembali ke bentuk asalnya atau bisa disebut sebagai kebalikan dari proses

metalurgi ekstraksi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

9

Peristiwa korosi terjadi akibat adanya reaksi kimia dan elektrokimia.

Namun, untuk terjadinya peristiwa korosi terdapat beberapa elemen utama yang

harus dipenuhi agar reaksi tersebut dapat berlangsung. Elemen-elemen tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Material

Dalam suatu peristiwa korosi, suatu material akan bersifat sebagai

anoda. Anoda adalah suatu bagian dari suatu reaksi yang akan

mengalami oksidasi. Akibat reaksi oksidasi, suatu logam akan

kehilangan elektron, dan senyawa logam tersebut ion berubah

menjadi ion-ion bebas.

2. Lingkungan

Dalam suatu peristiwa korosi, suatu lingkungan akan bersifat

sebagai katoda. Katoda adalah suatu bagian dari reaksi yang akan

mengalami reduksi. Akibat reaksi reduksi, lingkungan yang bersifat

katoda akan membutuhkan elektron yang diambil dari anoda.

Beberapa lingkungan yang dapat bersifat katoda adalah lingkungan

air, atmosfer, gas, mineral acid, tanah dan minyak.

3. Reaksi antara material dan lingkungan

Adanya reaksi antara suatu material dengan lingkungannya

merupakan suatu persyaratan yang sangat penting dalam terjadinya

suatu peristiwa korosi. Reaksi korosi hanya akan terjadi jika terdapat

hubungan atau kontak langsung antara material dan lingkungan.

Akibat adanya hubungan tersebut, akan terjadi reaksi reduksi dan

oksidasi yang berlangsung secara spontan.

4. Elektrolit

Untuk mendukung suatu reaksi reduksi dan oksidasi dan melengkapi

sirkuit elektrik, antara anoda dan katoda harus dilengkapi dengan

elektrolit. Elektrolit menghantarkan listrik karena mengandung ion-

ion yang mampu menghantarkan elektroequivalen force sehingga

reaksi dapat berlangsung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

10

5. Temperatur

Semakin tinggi temperatur lingkungan korosi maka akan

meningkatkan laju korosi pada suatu material. Hal ini terjadi karena

dengan peningkatan temperatur maka akan meningkatkan pula

kinetika reaksi kimia.

2.1.2.2 Korosi Pada Aluminium

Korosi yang terjadi pada logam tentu berkaitan dengan umur material

tersebut. Jika suatu bangunan yang menggunakan aluminium sebagai material, hal

ini tentu akan menjadi pertimbangan sebelum memulai untuk pembangunan.

Seperti yang telah kita ketahui bahwa pada deret volta, diantara logam-

logam structural lainnya, aluminium merupakan logam yan reaktif. Memiliki

ketahanan terhadap korosi yang baik, dikarenakan aluminium memiliki lapisan

oksida yang menempel sangat tipis dan kuat pada permukaannya.

2.1.2.3 Jenis-Jenis Korosi

A. Korosi Pitting

Korosi pitting terjadi disebabkan oleh ion-ion halida seperti seperti ion Cl.

Pitting pada Al dalam larutan halida dikarenakan Al terpolarisasi pada

pittingnya. Jika tidak ada oksigen pada lingkungan Al, maka korosi pitting

tidak akan terjadi.

B. Korosi Galvanik

Pada umumnya aluminium bersifat anodic terhadap logam-logam lain

kecuali magnesium dan Zn (seng). Kontak dengan logam-logam lain yang

bersifat katodik harus dihindari, jika kontak tidak dapat dicegah maka luas

penampang aluminium harus lebih besar daripada luas penampang logam-

logam katodik lainnya. Dengan cara axiding agent dari elektrolit arus

galvanic dengan logam lain dapat diturunkan, sehingga laju korosi antara

aluminium dengan air laut (garam) akan melambat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

11

C. Korosi Batas Butir

Korosi batas butir merupakan serangan selektif yang disebabkan karena

adanya beda potensial.

D. Korosi Tegangan

Paduan aluminium yang rentan terhadap korosi tegangan adalah paduan

yang banyak mengandung unsur-unsur paduan yang mudah membentuk

larutan padat seperti: tembaga, magnesium, silicon dan seng. Pada beberapa

jenis paduan aluminium yang menerima perlakuan panas dapat menurunkan

kerentanan terhadap korosi tegangan. Karakteristik dari korosi tegangan

pada aluminium adalah intergranular.

E. Eksfoliasi

Eksfoliasi atau korosi yang sejajar permukaan material, sehingga bagian

logam yang tidak terkorosi seolah-olah terdorong menuju ke bagian yang

terkena korosi. Tidak jarang juga korosi eksfoliasi ini disebut dengan korosi

lamellar atau korosi lapis. Korosi ini biasanya terjadi pada logam-logam

atau produk yang memiliki butir tertentu dan sangat pipih.

F. Korosi Lelah

Korosi lelah terjadi pada lingkungan yang korosif seperti air laut, sehingga

ketahanan fatique aluminium menurun. Dan hanya dapat terjadi apabila

lingkungannya adalah air, sedangkan karakteristik pertahanannya adalah

transganular.

G. Korosi Erosi

Pada lingkungan yang tidak korosif, misalnya pada lingkungan air dengan

kemurnian yang tinggi aluminium dengan ketahanannya akan semakin

meningkat terhadap korosi erosi. Karena ketahanannya dikontrol oleh

karateristik dari mekanik ke sistem. Sedangkan pada lingkungan korosif,

komponen korosi menjadi pengontrol sehingga ketahanan terhadap korosi

erosi pada aluminium meningkat walaupun kekuatannya berkurang. Dan hal

ini dapat dicegah dengan memberikan inhibitor pada lingkungannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

12

H. Korosi Atmosferik

Aluminium memiliki ketahanan atmosferik yang sangat baik, korosivitas

yang terjadi disebabkan karena kondisi geografi, besar dan arah tiupan

angin, kelembapan, temperatur, dan jenis polusi industry/urban.

2.1.2.4 Larutan Natrium Klorida (NaCl)

Natrium Klorida atau yang dapat disebut garam dapur merupakan suatu

garam yang dapat membentuk elektrolit yang kuat jika di dalam air. Natrium klorida

yang berbentuk kristal akan mengalami pelarutan yang disertai dengan penurunan

suhu. Kristal NaCl yang dilarutkan akan menjadi partikel-partikel kecil dan akan

ditarik oleh molekul-molekul air. Setelah molekul air dan molekul NaCl bergabung

menjadi satu dan bereaksi sehingga akan sangat sulit untuk dibedakan. Campuran

seperti ini yang disebut sebagai larutan.

NaCl dalam air ditarik oleh molekul air sehingga menjadi ion Na+ dan Cl- .

Natrium klorida dalam air membentuk larutan yang dapat menghantarkan listrik

karena air memiliki daya mengion terhadap molekul NaCl.

NaCl → Na+ + Cl-

Ion-ion yang terbentuk dari peristiwa terurainya Na+ dan Cl- disebut

disosiasi elektrolisis. Ion-ion yang terbentuk mampu bergerak bebas dalam larutan

dan dapat menghantarkan listrik.

Banyaknya molekul yang bereaksi dengan air menghasilkan ion dan

memenuhi syarat untuk menjadi elektrolit. Natrium klorida yang berada dalam air

akan bereaksi seperti persamaan berikut :

Nacl + H2O → HCl+ + Na(OH)-

Peristiwa ionisasi ini disebabkan oleh kelarutan yang besar dari natrium

klorida dalam air. Sehingga ionisasi natrium klorida dalam air cukup sempurna.

Derajad ionisasi yang dimiliki oleh natrium klorida sebesar 0,89 sehingga natrium

tergolong larutan elektrolit kuat karena mempunyai kelarutan yang besar dan

molekul-molekulnya dapat terionisasi dengan sempurna.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

13

2.1.2.5 Pengaruh Konsentrasi NaCl Terhadap Laju Korosi Aluminium

Larutan NaCl atau garam menjadi salah satu faktor penyebab terjadi korosi

pada logam. Jika pada lingkungan bebas, udara, suhu, dan zat asam yang paling

banyak ditemukan sebagai faktor penyebab korosi. Laju korosi yang meningkat

disebabkan semakin tingginya kadar konsentrasi penyebab korosi tersebut. Pada

pembahasan kali ini NaCl sebagai konsentrasi yang digunakan dan aluminium

sebagai logam yang diuji.

2.1.3 Asam Askorbat

Asam askorbat merupakan senyawa kimia yang mempunyai rumus empiris

C6H8O6 dan berbentuk murni yang merupakan kristal putih, tidak berwarna, dan

tidak berbau dan mencair pada suhu 190-192ᵒC. Asam askorbat mempunyai rasa

asam dan bersifat sebagai reduktor yang kuat. Vitamin C banyak terkandung pada

buah-buahan seperti: tomat, jambu, jeruk, pepaya dan yang lainnya. Asam askorbat

sangat larut dalam air karena kemampuannya membentuk ikatan hidrogen. Asam

askorbat sangat sensitif terhadap pengaruh luar yang menyebabkan kerusakan

seperti suhu, pH, oksigen katalisator logam.

Asam askorbat sangat mudah teroksidasi menjadi dehidro asam arkorbat.

Pembentukan dehidro asam askorbat ini melalui senyawa transisi yaitu mono-

amino asam askorbat. Asam ini akan terabsorbsi ke permukaan logam. Anion ini

kemudian akan merintangi laju kelarutan katodik dan sebagai gantinya akan

membentuk oksida yang akan memperkuat selaput yang ada. Selaput oksida

pelindung biasanya akan terbentuk pada permukaan logam yang yang kontak

dengan udara pada suhu kamar. Apabila logam ini kemudian dimasukkan ke dalam

larutan NaCl maka anion-anion Cl- akan cenderung menyerang selaput oksida

pelindung. Asam askorbat akan terarbsobsi ke permukaan logam sehingga akan

menutup selaput oksida yang rusak. Selain itu juga akan membentuk lapisan

pelindung yang memperkuat lapisan oksida logam.

2.1.4 Laju Korosi

Laju korosi dan potensial korosi dalam penelitian dapat diperoleh dari dari

diagram table dengan scam rate 1.67 mV/ dan sampel period 5 detik. National

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

14

Association of Corrosion Engineers (NACE, 1985) menyepakati bahwa laju korosi

dapat diabaikan jika bernilai kurang dari 0.0508 mm/tahun (2 mpy). Laju korosi

ringan dapat dikategorikan dengan 0.508 mm/tahun (20 mpy), laju korosi sedang

diantara 0.508 – 1.270 mm/tahun (20-50 mpy). Dan laju korosi tinggi lebih besar

dari 1.270 mm/tahun (>50 mpy).

2.1.4.1 Perhitungan Laju Korosi

Untuk mendapatkan laju korosi yang terjadi pada logam, dapat

menggunakan perhitungan sebagai berikut:

mpy = 534 𝑥 𝑊

𝜌 𝑥 𝐴 𝑥 𝑡 (1)

(Sumber : Manurung, Charles 2010)

Keterangan:

mpy = mils per years

534 = Konstanta jika laju korosi dinyatakan dalam mpy

W = Pengurangan berat (mg)

ρ = Density specimen (gr/cm3)

A = Luas permukaan (in2)

t = Waktu (jam)

2.1.5 Pengujian Tarik

2.1.5.1 Definisi Pengujian Tarik

Uji tarik merupakan salah satu pengujian destruktif. Pengujian yang bersifat

merusak benda uji.Pengujian ini sangat sederhana, tidak mahal dan sudah

mengalami standarisasi di seluruh dunia, misalkan di Amerika dengan ASTM E8

dan Jepang dengan JIS 2241. Pengujian dilakukan dengan memberikan beban tarik

pada beban uji secara perlahan-lahan sampai putus. Maka akan terlihat batas mulur,

kekuatan tarik, perpanjangan, pengecilan luas penampang dari benda uji. Alat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

15

eksperimen untuk uji tarik ini harus memiliki cengkraman (grip) yang kuat dan

kekakuan yang tinggi (highly stiff).

Gambar 2.1 Standar Spesimen Yang Digunakan

Keterangan:

G = Panjang ukur

W = Lebar ukur

A = Panjang batas beban (panjang ukur sampai dengan titik tengah radius)

B = Panjang area genggam

C = Lebar area genggam

L = Panjang spesimen keseluruhan

R = Radius sebagai batas panjang uji tarik

T = Tebal spesimen

Banyak yang didapat dari hasil uji tarik. Salah satunya adalah uji stress-

strain pada spesimen (dalam hal ini logam) yang ditarik hingga putus, sehinnga kita

akan mendapatkan gambaran profil tarikan dalam bentuk kurva yang menunjukkan

hubungan antara gaya tarikan dengan perubahan panjang spesimen. Hal ini sangat

diperlukan dalam desain yang menggunakan bahan tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

16

Gambar 2.2 Kurva Regangan dan Tegangan Uji Tarik

Pelaksanaan pengujian sebagai berikut:

1. Ukuran dan nomor benda uji dicatat

2. Kemudian benda uji dipasang pada grip (penjepit) atas dan bawah pada

mesin uji, dan dinaikkan atau diturunkan grip bawah dengan kecepatan

sedang sehingga penjepitan benda uji pada posisi yang tepat.

Kedudukan benda uji harus vertikal dan setelah kedua itu kedua penjepit

dikencangkan secukupnya.

3. Tombol power pada mesin cetak (printer) dihidupkan dan kertas mili

meter blok dipasang pada mesin cetak.

4. Mesin dijalankan dan catat angka yang ditampilkan pada layar dan

display sampai benda uji patah.

Beban tarik yang bekerja pada benda uji akan menimbulkan pertambahan

panjang disertai pengecilan penampang benda uji. Dari data yang diperoleh dari

pengujian tarik, dapat dilakukan perhitungan untuk mencari nilai dari tegangan

maksimum dan regangan dari benda uji tersebut, perhitungan dilakukan dengan

menggunakan rumusan berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

17

1. Kekuatan Tarik :

u = 𝑃𝑚𝑎𝑥

𝐴 kg / mm2 (2)

Dengan Pmax adalah gaya maksimal (kg), A = luas penampang mula-mula

(mm2), u adalah ultimate tensile strength atau tegangan tarik maksimum (kg/mm2).

2. Regangan:

= 𝐿−𝐿𝑜

𝐿𝑜 x 100% =

𝐿

𝐿𝑜 x 100% (3)

Dengan adalah regangan, L adalah panjang ukur awal (mm), Lo

merupakan panjang ukur akhir (mm), dan L merupakan pertambahan panjang

(mm). Semakin besar panjang ukur, semakin besar pula nilai regangan karena

pertambahan panjang akan semakin besar, dan rumus dari regangan sendiri

berbanding lurus dengan perubahan panjang dan berbanding terbalik dengan

panjang ukur awal benda uji. Percobaan tarik akan dilakukan untuk setiap bahan.

Dari pengujian tarik dapat disimpulkan sifat mekanik dari suatu bahan yaitu:

1. Semakin tinggi kemampuan tegangan tarik suatu bahan maka akan lebih

kuat juga bahan tersebut dapat menerima tegangan tarik, namun semakin

rendah kemampuan tegangan tarik suatu bahan maka akan lebih lemah

bahan dapat menerima tegangan tarik.

2. Semakin tinggi regangan maka bahan tersebut semakin mudah dibentuk,

dan sebaliknya semakin kecil regangan maka bahan tersebut akan sulit

untuk dibentuk.

2.1.5.2 Sifat-Sifat Uji Tarik

1. Luluh dan Kekuatan Luluh

Titik luluh terjadi dimana deformasi plastis mudah terjadi pada logam grafik

σ-ε berbelok secara bertahap sehingga titik luluh ditentukan dari awal

perubahan kurva σ-ε dari linear ke dari linear ke lengkung. Titik ini disebut

batas proporsional (elastis plastis) yang pada kenyataannya saat titik

tersebut tidak bisa ditentukan secara pasti. Kesepakatan ini dibuat dengan

cara menarik garis lurus paralel terhadap kurva σ-ε dan harga ε = 0.002.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

18

Perpotongan garis dengan kurva σ-ε didefinisikan sebagai kekuatan luluh

τy.

2. Kekuatan Tarik

Setelah titik luluh, tegangan terus naik dengan berlanjutnya deformasi

plastis hingga titik maksimum lalu menurun sampai akhirnya patah.

Kekuatan tarik adalah titik maksimum pada kurva σ-ε. Hal ini berhubungan

dengan tegangan maksimum yang bisa ditahan struktur pada kondisi tarik.

3. Keuletan

Mengukur derajat deformasi plastis pada saat patah. Bahan yang mengalami

sedikit atau tidak sama sekali deformasi disebut rapuh.

4. Modulus Elastisitas

Modulus elastisitas adalah ukuran kekakuan suatu material, semakin besar

modulus elastisitas suatu material maka akan semakin kecil regangan elastis

yang dihasilkan akibat pemberian tegangan pada material tersebut. Modulus

elastisitas suatu bahan ditentukan oleh gaya ikatan antar atom pada material,

karena gaya ini tidak dapat diubah tanpa terjadinya perubahan mendasar

pada sifat bahannya, maka modulus elastisitas merupakan salah satu dari

banyak sifat mekanik yang tidak mudah diubah. Sifat ini hanya dapat sedikit

berubah oleh adanya penambahan paduan, perlakuan panas atau pengerjaan

dingin. Modulus elastisitas biasanya diukur pada suatu suhu tinggi dengan

metode dinamik. Pada tegangan tarik rendah terdapat hubungan linier antara

tegangan dan regangan yang disebut sebagai daerah elastis, pada daerah ini

akan berlaku hukum Hooke.

5. Batas Proporsional

Batas proporsional adalah tegangan maksimum elastis pada suatu material,

sehingga tegangan-tegangan yang diberikan tidak melebihi batas

proporsional suatu material maka material tersebut tidak mengalami

deformasi sehingga dapat kembali ke bentuk semula.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

19

6. Batas Elastis

Batas elastis adalah tegangan terbesar yang masih dapat ditahan oleh suatu

material tanpa terjadi tegangan sisa permanen yang terukur, pada saat beban

ditiadakan material mampu kembali pada kemampuan awal lagi.

7. Tegangan Maksimum

Tegangan maksimum merupakan beban maksimal yang mampu diterima

oleh material hingga material tersebut patah.

2.2 Tinjauan Pustaka

Menurut Rochim Suratman melalui jurnal yang berjudul “Karateristik

Korosi Aluminium dan Baja Tahan Karat” dapat disimpulkan bahwa aluminium

merupakan salah satu material yang memiliki ketahanan korosi sangat baik. Hal ini

dikarenakan aluminium memiliki lapisan oksida sebagai pelindung yang menempel

sangat kuat pada permukaannya. Pada berbagai lingkungan, jika lapisan ini rusak

misalnya tergores maka dengan seketika lapisan tersebut akan dapat diperbaiki

kembali. Meskipun lapisan ini sangat tipis (1nm atau 10 Å), namun lapisan ini

sangat efektif dalam melindungi aluminium dari proses korosi. Pada lingkungan

tertentu, tebal lapisan oksida dapat lebih tebal dari 1 nm. Lapisan tersebut terdiri

dari dua bagian. Lapisan oksida bagian dalam yang bersentuhan langsung dengan

permukaan logam merupakan lapisan yang kompak dan amorf, ketebalannya hanya

dipengaruhi temperature lingkungan. Lapisan sebelah luar relatif lebih tebal,

permeabel dan terdiri dari oksida ynag terhidrasi. Karakteristik korosi dari logam

alumunium biasanya dikaitkan dengan sifat-sifat kimia dari lapisan-lapisan

tersebut. Karena memiliki lapisan oksida yang baik, maka aluminium memiliki laju

korosi yang sangat rendah. Saat dilakukan penelitian tentang ketahanan korosi

aluminium di dalam air dengan temperature kamar sangat baik. Ketahanan korosi

dari aluminium tidak mengalami penurunan yang berarti diakarenakan lapisan

oksida yang menempel pada permukaan menempel dengan sangat kuat.

Dalam jurnal yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Terhadap Efisiensi

Inhibisi Asam Askorbat (Vitamin C) Pada Laju Korosi Tembaga” karangan

Soejono Tjitro dkk. mengatakan penambahan asam askorbat pada lingkungan

korosif yang berbeda menunjukkan efisiensi asam askorbat berbeda-beda. Hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

20

dipengaruhi oleh faktor lingkungan, antara lain temperatur lingkungan, derajad

keasaman, dan kestabilan asam askorbat sendiri berkaitan dengan kondisi

lingkungan. Penambahan untuk lingkungan NaCl dan CaCO3 adalah 50 ppm Asam

Askorbat sedangkan untuk lingkungan CaSO4 adalah 100 ppm Asam Askorbat.

Menurut Ervan Harry Prasetya, Ranto dan Suharno melalui jumlahnya yang

berjudul “Pengaruh Konsentrasi Inhibitor Asam Askorbat dan Konsentrasi Larutan

Natrium Klorida Terhadap Laju Korosi Baja Karbon Pasca Pelapisan Cat Epoxy”

inhibitor adalah suatu zat yang apabila ditambahkan dengan konsentrasi tertentu

akan mengarungi laju korosi dan teradsorpsi membentuk suatu lapisan pelindung di

permukaan logam untuk menghindari reaksi langsung dengan lingkungan. Inhibitor

terdiri dari anion ganda yang dapat masuk ke permukaan logam dan akan

menghasilkan selaput lapisan tunggal yang kaya akan oksigen. Salah satu inhibitor

organik adalah asam askorbat dengan struktur gambar.

Gambar 2.3 Struktur Asam Askorbat

(Sumber : Evan Harry Prasetya)

Asam askorbat merupakan senyawa organik yang mempunyai rumus kimia C6H8O6

berbentuk kristal putih, tidak berbau, memiliki massa molar 176,12 gram mol-1,

memiliki titik didih 190-192°C, kerapatan sebesar 1,65 g/cm3. Mekanisme inhibisi

asam askorbat yaitu, teradsorpsi pada permukaan logam membentuk suatu

bentangan dengan ikatan rangkap. Permukaan logam yang bereaksi dengan

inhibitor asam askorbat ini akan terlindungi oleh lapisan pelindung tipis pada

permukaannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

21

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Diagram Alir

Persiapan Alat dan Bahan

Proses machining

Tanpa Korosi Perlakuan korosi

Uji tarik

Larutan NaClLarutan NaCl +

asam askorbat

Uji tarikPengujian laju

korosiUji tarik

Pengujian laju

korosi

Pembahasan

Kesimpulan

Gambar 3.1 Diagram Alir Proses Pengujian Material Aluminium

3.2 Bahan dan Alat Penelitian

Spesimen uji yang digunakan adalah plat alumunium setebal 6 mm yang

dibeli dari pasar Beringharjo, Yogyakarta. Dibentuk sesuai dengan standar ASTM

A370-11 dengan dimensi panjang 100 mm dan lebar 10 mm, serta ketebalan 6 mm.

Bahan selanjutnya adalah asam askorbat, larutan NaCl 3,5% dan asam nitrat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

22

3.2.1 Alat

Dalam penelitian ini menggunakan beberapa alat yaitu:

a. Ember

Gambar 3.2 Ember Air

b. Lampu bohlam 25 watt

Gambar 3.3 Lampu bohlam 25watt

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

23

c. Termometer

Gambar 3.4 Termometer Digital

d. Timbangan digital

Gambar 3.5 Timbangan Digital

e. Kaliper

Gambar 3.6 Kaliper

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

24

f. Tang penjepit

Gambar 3.7 Tang Penjepit

g. Mesin uji tarik

Gambar 3.8 Mesin Uji Tarik

3.3 Persiapan Lingkungan Uji

Pada penelitian ini terlebih dahulu disiapkan lingkungan uji. Hal ini

dilakukan agar lingkungan uji dapat sesuai dengan keinginan dan memperoleh hasil

penelitian yang maksimal dan akurat. Terdapat 2 jenis lingkungan uji yang

digunakan dalam penelitian ini. Lingkungan uji yang pertama adalah larutan NaCl

dengan kadar 3,5% pada suhu + 30ᵒ C. Untuk lingkungan uji yang kedua adalah

larutan NaCl dengan kadar 3,5% dan pada suhu + 30ᵒ C, dengan ditambahkan 200

ppm asam askorbat ke dalam larutan yang kedua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

25

3.4 Tahap Pengujian Bahan

3.4.1 Perlakuan Korosi

Proses perlakuan korosi adalah sebagai berikut:

1. Spesimen yang sudah dibentuk diberi nomor sesuai dengan lama waktu

korosi dan lingkungan korosinya.

2. Sebelum diberi perlakuan korosi semua spesimen ditimbang dengan

menggunakan timbangan digital.

3. Spesimen dimasukkan kedalam lingkungan NaCl yang sudah disiapkan

4. Bila perlakuan korosi sudah selesai sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan, spesimen dibersihkan dengan asam nitrat.

3.4.2 Pengujian Tegangan Tarik

Pengujian tarik dilakukan dengan tujuan untuk menentukan sifat-sifat

mekanis material antara lain kekuatan tarik dan regangan.

Proses pengujian tarik adalah sebagai berikut:

1. Benda uji dipasang pada penjepit atas dan bawah pada alat uji tarik. Penjepit

bawah dinaikkan dan diturunkan dengan kecepatan lambat, sehingga

penjepit benda uji dalam posisi yang tepat, diusahakan agar kedudukan dari

benda uji benar-benar vertikal, kemudian kedua penjepit dikencangkan.

2. Benda uji diberi beban tarik, sehingga benda uji akan bertambah panjang

dan akan sampai pada saat benda uji tersebut akan putus atau patah.

Perpatahan yang diharapkan adalah pada bagian panjang ukur dari benda

uji, apabila patah terjadi di luar benda uji, pengujian tersebut dinyatakan

gagal.

3. Data yang didapatkan kemudian dicatat selama pengujian tarik

(pertambahan beban dan pertambahan panjang) dengan interval yang telah

ditentukan.

4. Beban tarik maksimal dan kekuatan tarik maksimum setelah benda uji putus

dicatat.

5. Pertambahan panjang yang tertera pada mesin uji dicatat setelah benda uji

patah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

26

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Material alumunium didapatkan dari Pasar Beringharjo, Yogyakarta. Proses

machining menggunakan gergaji dan mesin milling yang menghasilkan 28

spesimen, terdiri dari 4 spesimen awal, 12 spesimen yang dimasukkan kedalam

larutan NaCl dan 12 spesimen yang dimasukkan kedalam larutan NaCl yang

ditambahkan juga dengan Asam Askorbat. Semua spesimen dtimbang dengan

timbangan digital untuk mengetahui beban awal tiap material. Proses pengkorosian

dilakukan di Dusun Jenengan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta. Awal mula

membuat larutan NaCl pada wadah ember, terdapat 2 jenis larutan yaitu yang tanpa

asam askorbat dan yang dengan asam askorbat. Suhu untuk larutan ditentukan

sebesar ±30ºC, yang diperoleh dengan menggunakan bohlam yang menyala.

Spesimen dimasukkan kedalam larutan NaCl yang masing-masing larutan 12

spesimen. Spesimen akan diambil setiap bulan 4 spesimen untuk diuji kekuatan

tarik, laju korosi, regangan, dan modulus elastisitasnya.

Sebelum diuji spesimen yang sudah terkorosi ditimbang terlebih dahulu

untuk mengetahui pertambahan beban yang disebabkan korosi, setelah itu spesimen

dibersihkan dan ditimbang kembali untuk mengetahui beban yang hilang karena

korosi. Spesimen diuji tarik dengan menggunakan alat uji tarik di Laboratorium

Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

4.1.1 Hasil Penelitian Spesimen Uji Tarik Alumunium

Pengujian tarik dilakukan pada spesimen alumunium plat yang telah

diproses machining. Kemudian spesimen direndam kedalam larutan NaCl dan

dengan asam askorbat pada suhu 30ºC selama 90 hari (3 bulan). Pengujian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

27

kekuatan tarik dilakukan dengan menggunakan mesin uji tarik yang menghasilkan

nilai beban tarik (kg), elongation atau pertambahan panjang (mm) dan print out

grafik hubungan beban tarik dengan nilai pertambahan panjang. Maka dari data

tersebut diperoleh nilai tegangan dan regangan dari setiap variasi larutan. Berikut

adalah langkah-langkah pengujian tarik alumunium:

a. Benda alumunium dibentuk sesuai dengan standar ASTM A370-11

b. Benda uji dipasang di grip mesin uji tarik

c. Setelah mendapat nilai beban tarik dan pertambahan panjang, maka

kekuatan tarik dapat diperoleh dengan rumus:

σ = Beban

A

= 456,1

10,9

= 41,8 kg/mm2 x 9,8 m/s2 = 410,1 MPa

d. Nilai regangan material dapat diperoleh dengan rumus:

ε = ∆𝐿

𝐿𝑜 x 100%

= 10

35 X 100%

= 40 %

e. Nilai modulus elastisitas dapat diperoleh dengan menggunakan rumus:

E = 𝜎

𝜀

= 289,34

0,45

= 641,03 MPa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

28

Data hasil pengujian spesimen alumunium pada larutan NaCl pada suhu 30ºC

disajikan pada Tabel 4.1 – 4.4.

Tabel 4.1 Kekuatan Tarik Aluminium Plat Bulan Nol

Spesimen

Beban Tarik

(kg)

Luas

Penampang

(mm2)

Tegangan (kg/mm2)

Tegangan (MPa)

1 456,1 10,9 41,8 410,1

2 448,9 9,5 47,4 464,1

3 454 10,0 45,4 444,9

4 454,5 8,7 52,5 514,8

Rata-rata 453,4 9,8 46,8 458,5

Tabel 4.2 Kekuatan Tarik Aluminium Plat Direndam Larutan NaCl 30ºC Bulan

Pertama

Spesimen

Beban Tarik

(kg)

Luas

Penampang

(mm2)

Tegangan (kg/mm2)

Tegangan (MPa)

1 371,3 9 41,3 404,3

2 385,6 10 38,6 377,9

3 398,3 9,4 42,2 413,8

4 391,8 11,1 35,2 345,1

Rata-rata 386,8 9,9 39,3 385,3

Tabel 4.3 Kekuatan Tarik Aluminium Plat Direndam Larutan NaCl 30ºC Bulan

Kedua

Spesimen

Beban Tarik

(kg)

Luas

Penampang

(mm2)

Tegangan (kg/mm2)

Tegangan (MPa)

1 380,3 10,5 36,2 355,1

2 380,2 10 38 372,6

3 383,8 10,9 35,3 345,7

4 377,7 9,3 40,7 398,8

Rata-rata 380,5 10,2 37,6 368

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

29

Tabel 4.4 Kekuatan Tarik Aluminium Plat Direndam Larutan NaCl 30ºC Bulan

Ketiga

Spesimen

Beban Tarik

(kg)

Luas

Penampang

(mm2)

Tegangan (kg/mm2)

Tegangan (MPa)

1 373 11,7 31,8 311,6

2 378,8 11,6 32,7 320

3 371,1 10,6 35 343,1

4 372,3 10,6 35,1 344,2

Rata-rata 373,8 11,1 33,6 329,7

Nilai kekuatan tarik aluminium yang direndam dalam larutan NaCl dan

asam askorbat pada suhu 30ºC disajikan pada Tabel 4.5 – 4.7.

Tabel 4.5 Kekuatan Tarik Aluminium Plat Direndam Larutan NaCl dan Asam

Askorbat 30ºC Bulan Pertama

Spesimen

BebanTarik

(kg)

Luas

Penampang

(mm2)

Tegangan (kg/mm2)

Tegangan (MPa)

1 383,3 12,1 31,6 309,8

2 385,1 12,6 30,5 298,5

3 387,4 13,1 29,6 290,2

4 391,4 13,1 30 293,9

Rata-rata 386,8 12,7 30,4 298,1

Tabel 4.6 Kekuatan Tarik Aluminium Plat Direndam Larutan NaCl dan Asam

Askorbat 30ºC Bulan Kedua

Spesimen

Beban Tarik

(kg)

Luas

Penampang

(mm2)

Tegangan (kg/mm2)

Tegangan (MPa)

1 376,3 12 31,3 307,1

2 369,8 12,1 30,6 300,3

3 389,4 14,2 27,5 269,5

4 383,2 13,7 28 274,5

Rata-rata 379,7 13 29,4 287,8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

30

Tabel 4.7 Kekuatan Tarik Aluminium Plat Direndam Larutan NaCl dan Asam

Askorbat 30ºC Bulan Ketiga

Spesimen

Beban Tarik

(kg)

Luas

Penampang

(mm2)

Tegangan

(kg/mm2)

Tegangan

(MPa)

1 381,8 15,3 25 245,4

2 373,8 14,7 25,4 249,2

3 384,4 14,2 27,1 265,7

4 381,2 14 27,2 266,1

Rata-rata 380,3 14.5 26,2 256,6

Dari perhitungan kekuatan tarik yang telah dilakukan diperoleh grafik yang

dapat dilihat pada Gambar 4.1

Gambar 4.1 Grafik Kekuatan Tarik Rata-rata dari Setiap Spesimen Direndam

Larutan NaCl dan Larutan NaCl + Asam Askorbat Pada Suhu 30ºC. Tanpa

Perlakuan, Bulan Pertama, Bulan Kedua, Bulan Ketiga.

458.5

385.3368.0

329.7298.1 287.8

256.6

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

0 1 2 3

Ke

kuat

an T

arik

(Mp

a)

Bulan ke-

Tanpa Perlakuan

Larutan NaCl

Larutan NaCl + AsamAskorbat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

31

Nilai regangan aluminium yang direndam larutan NaCl pada suhu 30ºC

tanpa asam askorbat disjikan pada Tabel 4.8 – 4.11.

Tabel 4.8 Regangan Aluminium Plat Bulan Nol

Spesimen

Panjang

Awal

(mm)

Panjang

Akhir

(mm)

Selisih

Panjang

(mm)

Elongasi

(%)

1 25 37,8 12,8 51,2

2 25 37,4 12,4 49,6

3 25 36,79 11,79 47,16

4 25 37 12 48

Rata-rata 25 37,24 12,24 48,99

Tabel 4.9 Regangan Aluminium Plat Direndam Larutan NaCl 30ºC Bulan Pertama

Spesimen

Panjang

Awal

(mm)

Panjang

Akhir

(mm)

Selisih

Panjang

(mm)

Elongasi

(%)

1 25 36,2 11,2 44,8

2 25 35 10 40

3 25 36,5 11,5 45,8

4 25 36,1 11,1 44,3

Rata-rata 25 35,9 10,9 43,7

Tabel 4.10 Regangan Aluminium Plat Direndam Larutan NaCl 30ºC Bulan Kedua

Spesimen

Panjang

Awal

(mm)

Panjang

Akhir

(mm)

Selisih

Panjang

(mm)

Elongasi

(%)

1 25 35,5 10,5 41,9

2 25 34,8 9,8 39,4

3 25 36,5 11,5 45,9

4 25 36,2 11,2 44,8

Rata-rata 25 35,8 10,8 43

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

32

Tabel 4.11 Regangan Aluminium Plat Direndam Larutan NaCl 30ºC Bulan Ketiga

Spesimen

Panjang

Awal

(mm)

Panjang

Akhir

(mm)

Selisih

Panjang

(mm)

Elongasi

(%)

1 25 35,4 10,4 41,6

2 25 34,9 9,9 39,6

3 25 35,2 10,2 40,8

4 25 35,5 10,5 41,9

Rata-rata 25 35,2 10,2 41

Nilai regangan aluminium yang direndam larutan NaCl dan asam askorbat

pada suhu 30ºC disajikan pada Tabel 4.12 – 4.14.

Tabel 4.12 Regangan Aluminium Plat Direndam Larutan NaCl dan Asam Askorbat

30ºC Bulan Pertama

Spesimen

Panjang

Awal

(mm)

Panjang

Akhir

(mm)

Selisih

Panjang

(mm)

Elongasi

(%)

1 25 37 12 48

2 25 36,4 11,4 45,8

3 25 37,4 12,4 49,7

4 25 35,6 10,6 42,2

Rata-rata 25 36,6 11,6 46,4

Tabel 4.13 Regangan Aluminium Plat Direndam Larutan NaCl dan Asam Askorbat

30ºC Bulan Kedua

Spesimen

Panjang

Awal

(mm)

Panjang

Akhir

(mm)

Selisih

Panjang

(mm)

Elongasi

(%)

1 25 36,5 11,5 45,9

2 25 36,5 11,5 45,9

3 25 36,4 11,4 45,6

4 25 36,4 11,4 45,5

Rata-rata 25 36,4 11,4 45,7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

33

Tabel 4.14 Regangan Aluminium Plat Direndam Larutan NaCl dan Asam Askorbat

30ºC Bulan Ketiga

Spesimen

Panjang

Awal

(mm)

Panjang

Akhir

(mm)

Selisih

Akhir

(mm)

Elongasi

(%)

1 25 35,9 10,9 43,6

2 25 35,8 10,8 43,3

3 25 35,9 10,9 43,4

4 25 34,9 9,9 39,6

Rata-rata 25 35,6 10,6 42,5

Regangan rata-rata dari setiap spesimen aluminium yang telah diuji dapat

dilihat pada Gambar 4.2

Gambar 4.2 Grafik Regangan Rata-rata dari Setiap Spesimen Aluminium dengan

Direndam Larutan NaCl dan Larutan NaCl + Asam Askorbat Pada Suhu 30ºC.

Tanpa Perlakuan, Bulan Pertama, Bulan Kedua, dan Bulan Ketiga.

48.99

43.7 43.041.0

46.4 45.7

42.5

0

10

20

30

40

50

60

0 1 2 3

Elo

nga

si

(%)

Bulan ke-

Tanpa Perlakuan

Larutan NaCl

Larutan NaCl + AsamAskorbat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

34

Modulus elastisitas rata-rata aluminium yang direndam dalam larutan NaCl

pada suhu 30ºC disajikan pada Tabel 4.15.

Tabel 4.15 Modulus Elastisitas Aluminium Bulan Nol, Pertama, Kedua, dan Ketiga

Bulan

Kekuatan Tarik

(MPa)

Regangan

E

(MPa)

0 458,5 0,49 919,82

1 385,3 0,44 836,25

2 368 0,43 794,13

3 329,7 0,41 798,88

Modulus elastisitas rata-rata aluminium yang direndam dalam larutan NaCl

dan asam askorbat pada suhu 30ºC disajikan pada Tabel 4.16.

Tabel 4.16 Modulus Elastisitas Alumunium Bulan Nol, Pertama, Kedua, dan Ketiga

Bulan

Kekuatan Tarik

(MPa)

Regangan

E

(MPa)

0 458,5 0,49 919,82

1 298,1 0,464 641,03

2 287,8 0,46 645,15

3 256,6 0,425 802,9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

35

Grafik modulus elastitas dari setiap spesimen aluminium dapat dilihat dari Gambar

4.3

Gambar 4.3 Grafik Modulus Elastisitas Rata-Rata Setiap Spesimen Aluminium

Yang direndam Larutan NaCl dan Larutan NaCl + Asam Askorbat Pada Suhu 30ºC

Pada Bulan Pertama, Kedua, dan Ketiga.

Nilai laju korosi aluminium pada larutan NaCl pada suhu 30ºC tanpa

menggunakan asam askorbat disajikan pada Tabel 4.17 – 4.19

Tabel 4.17 Laju Korosi Alumunium Plat Direndam Larutan NaCl 30ºC Bulan

Pertama

Waktu

Massa

Awal

(kg)

Massa

Akhir

(kg)

Massa

Jenis

(gr/cm3)

Luas

(in2)

Beban

(gr)

Waktu

(jam)

Laju

Korosi

(mpy)

BULAN

1

14,22 14,12 2,7 0,05663 0,1 720 0,485

14,21 14,09 2,7 0,05663 0,12 720 0,582

14,23 14,12 2,7 0,05663 0,11 720 0,534

14,08 13,98 2,7 0,05663 0,1 720 0,485

Rata-rata 14,185 14,0775 2,7 0,05663 0,1075 720 0,521

935.91 881.69 855.81804.15

642.46 629.76 603.76

0.00

100.00

200.00

300.00

400.00

500.00

600.00

700.00

800.00

900.00

1000.00

0 1 2 3

Mo

du

lus

Elas

tisi

tas

(MP

a)

Bulan ke-

Tanpa Perlakuan

Larutan NaCl

Larutan NaCl + AsamAskorbat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

36

Tabel 4.18 Laju Korosi Aluminium Plat Direndam Larutan NaCl 30ºC Bulan Kedua

Waktu

Massa

Awal

(kg)

Massa

Akhir

(kg)

Massa

Jenis

(gr/cm3)

Luas

(in2)

Beban

(gr)

Waktu

(jam)

Laju

Korosi

(mpy)

BULAN

2

13,91 13,5 2,7 0,05625 0,41 1440 1,001

14 13,88 2,7 0,05625 0,12 1440 0,293

14,21 13,5 2,7 0,05625 0,71 1440 1,734

14,2 13,8 2,7 0,05625 0,4 1440 0,977

Rata-rata 14,08 13,67 2,7 0,05625 0,41 1440 1,001

Tabel 4.19 Laju Korosi Aluminium Plat Direndam Larutan NaCl 30ºC Bulan Ketiga

Waktu

Massa

Awal

(kg)

Massa

Akhir

(kg)

Massa

Jenis

(gr/cm3)

Luas

(in2)

Beban

(gr)

Waktu

(jam)

Laju

Korosi

(mpy)

BULAN

3

14,15 13,05 2,7 0,05625 1,1 2160 1,791

13,92 12,78 2,7 0,05625 1,14 2160 1,856

14,18 13,81 2,7 0,05625 0,37 2160 0,602

14,22 13,05 2,7 0,05625 1,17 2160 1,905

Rata-rata 14,1175 13,1725 2,7 0,05625 0,945 2160 1,538

Nilai laju korosi aluminium pada larutan NaCl dan asam askorbat pada suhu 30ºC

disajikan pada Tabel 4.20 – 4.22.

Tabel 4.20 Laju Korosi Aluminium Plat Direndam Larutan NaCl dan Asam

Askorbat 30ºC Bulan Pertama

Waktu

Massa

Awal

(kg)

Massa

Akhir

(kg)

Massa

Jenis

(gr/cm3)

Luas

(in2)

Beban

(gr)

Waktu

(jam)

Laju

Korosi

(mpy)

BULAN

1

14.19 14.06 2.7 0.056625 0.13 720 0.631

14.01 13.88 2.7 0.056625 0.13 720 0.631

14 13.87 2.7 0.056625 0.13 720 0.631

14 13.87 2.7 0.056625 0.13 720 0.631

Rata-rata 14.05 13.92 2.7 0.056625 0.13 720 0.631

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

37

Tabel 4.21 Laju Korosi Aluminium Plat Direndam Larutan NaCl dan Asam

Askorbat 30ºC Bulan Kedua

Waktu

Massa

Awal

(kg)

Massa

Akhir

(kg)

Massa

Jenis

(gr/cm3)

Luas

(in2)

Beban

(gr)

Waktu

(jam)

Laju

Korosi

(mpy)

BULAN

2

13.8 13.66 2.7 0.05625 0.14 1440 0.342

13.75 13.61 2.7 0.05625 0.14 1440 0.342

14.04 13.3 2.7 0.05625 0.74 1440 1.807

14.13 12.97 2.7 0.05625 1.16 1440 2.832

Rata-rata 13.93 13.385 2.7 0.05625 0.545 1440 1.331

Tabel 4.22 Laju Korosi Aluminium Plat Direndam Larutan NaCl dan Asam

Askorbat 30ºC Bulan Ketiga

Waktu

Massa

Awal

(kg)

Massa

Akhir

(kg)

Massa

Jenis

(gr/cm3)

Luas

(in2)

Beban

(gr)

Waktu

(jam)

Laju

Korosi

(mpy)

BULAN

3

14.07 12.92 2.7 0.05625 1.15 2160 1.872

14.07 12.91 2.7 0.05625 1.16 2160 1.888

13.9 12.25 2.7 0.05625 1.65 2160 2.686

13.78 12.62 2.7 0.05625 1.16 2160 1.888

Rata-rata 13.955 12.675 2.7 0.05625 1.28 2160 2.084

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

38

Grafik laju korosi rata-rata dari setiap spesimen aluminium dapat dilihat pada

Gambar 4.4

Gambar 4.4 Grafik Rata-Rata Laju Korosi dari Setiap Spesimen Aluminium

Dengan Larutan NaCl dan Larutan NaCl + Asam Askorbat Pada Suhu 30ºC Bulan

Pertama, Bulan Kedua, Bulan Ketiga.

4.2 Pembahasan

Gambar 4.1 menunjukkan bahwa kekuatan tarik rata-rata aluminium yang

direndam pada larutan NaCl terbesar pada bulan pertama yaitu sebesar 385,3 MPa.

Sedangkan nilai kekuatan tarik rata-rata aluminium yang direndam larutan NaCl

dan asam askorbat terbesar pada bulan pertama sebesar 298,1 MPa.

Pada Gambar 4.2 nilai regangan rata-rata aluminium yang direndam pada

larutan NaCl terbesar pada bulan pertama yaitu 43,7%. Sedangkan untuk yang nilai

regangan rata-rata terbesar aluminium yang direndam pada larutan NaCl dan asam

askorbat pada bulan pertama sebesar 46,4%.

Pada Gambar 4.3 nilai modulus elastisitas rata-rata aluminium yang

direndam pada larutan NaCl terbesar yaitu pada bulan pertama dengan 881,69

MPa. Sedangkan untuk nilai rata-rata modulus elastisitas aluminium yang direndam

larutan NaCl dan asam askorbat terbesar pada bulan pertama dengan 642,46 MPa.

Dari Gambar 4.4 laju korosi rata-rata pada aluminium yang direndam dalam

larutan NaCl terbesar pada bulan ketiga yaitu 1,538 mpy. Sedangkan laju korosi

0.521

1.001

1.538

0.631

1.331

2.084

0.000

0.500

1.000

1.500

2.000

2.500

1 2 3

Laju

ko

rosi

(m

py)

Bulan ke-

Larutan NaCl

Larutan NaCl + AsamAskorbat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

39

aluminium yang direndam dalam larutan NaCl dan asam askorbat terbesar pada

bulan ketiga dengan nilai 2,084 mpy.

Dari keseluruhan gambar grafik dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh

dari larutan NaCl dan larutan NaCl + asam askorbat terhadap sifat mekanik

aluminium. Semakin tinggi kekuatan tarik suatu material maka kemampuan untuk

menerima beban tarik semakin besar. Sedangkan jika semakin kecil kekuatan tarik

material maka kemampuan untuk menerima beban tarik pun semakin kecil.

Pada Gambar 4.1 dan 4.2 kekuatan tarik rata-rata tertinggi pada spesimen

bulan nol yang tanpa perlakuan dengan nilai 458,5 MPa, sedangkan yang terendah

adalah pada spesimen bulan ketiga yang direndam pada larutan NaCl + asam

askorbat dengan nilai 256,6 MPa. Dan untuk nilai regangan tertinggi pada bulan nol

yang tanpa perlakuan dengan 48,99%, serta untuk regangan terendah pada spesimen

bulan ketiga yang direndam dalam larutan NaCl dengan nilai 41%.

Gambar 4.3 menunjukkan nilai modulus elastisitas yang tertingggi pada

bulan nol yaitu tanpa perlakuan dengan nilai 935,91 MPa dan nilai rata-rata

modulus elastisitas terendah pada spesimen bulan ketiga yang direndam dalam

larutan NaCl + asam askorbat dengan nilai 603,76 MPa. Modulus elastisitas adalah

sebuah ukuran yang digunakan untuk mempresentasikan kekakuan suatu bahan.

Makin besar nilai modulus elastisitas, maka makin kecil regangan elastis yang dapat

dihasilkan dari pemberian tegangan. (Dieter, G. E., 1986 “Mechanical Matallurgy”

3rd edition). Jadi untuk material yang modulus elastisitasnya besar sulit untuk

dibentuk, sedangkan yang modulus elastisitasnya kecil semakin mudah untuk

dibentuk.

Pada Gambar 4.4 laju korosi tertinggi pada spesimen bulan ketiga yang

direndam larutan NaCl + asam askorbat dengan nilai 2,084 mpy, sedangkan laju

korosi terendah pada spesimen bulan pertama yang direndam pada larutan NaCl

dengan nilai 0,521 mpy. Dalam grafik terlihat bahwa rata-rata keseluruhan laju

korosi lebih besar terjadi pada spesimen yang direndam dalam larutan NaCl + asam

askorbat. Asam askorbat merupakan inhibitor organik yang aman terhadap

lingkungan. Asam askorbat stabil pada suhu 10ºC, pada suhu lebih dari 20ºC asam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

40

askorbat akan mudah berdekomposisi. Asam askorbat akan berdekomposisi

menjadi dehydro-ascorbic acid (DAA) atau dengan rumus kimia C6H6O6. DAA ini

nantinya akan berdekomposisi lanjut menjadi beberapa asam. Kehadiran DAA akan

semakin banyak sesuai dengan bertambahnya konsentrasi asam askorbat dan

selanjutnya akan berdekomposisi lanjut menjadi asam-asam lain sehingga tidak

terjadi adsorpsi yang maksimum dan akibatnya pH lingkungan mengalami

penurunan. Dan juga efisiensi inhibisi asam askorbat pada larutan NaCl adalah 50

ppm asam askorbat. Sedangkan pada percobaan adalah 200 ppm asam askorbat dan

lingkungan dengan suhu 30ºC. Hal ini menyebabkan larutan NaCl yang ditambah

dengan asam askorbat menjadi lebih korosif.

Gambar 4.5 Spesimen yang direndam dalam larutan NaCl

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

41

Gambar 4.6 Spesimen yang direndam larutan NaCl + asam askorbat

Dari Gambar 4.5 dan Gambar 4.6 menunjukkan bahwa korosi yang terjadi

pada aluminium adalah korosi menyeluruh. Baik pada spesimen yang direndam

pada larutan NaCl dan spesimen yang direndam pada larutan NaCl + asam askorbat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

42

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil anilisis data yang telah diuraikan, maka diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Spesimen aluminium plat yang direndam dalam larutan NaCl laju

korosinya akan meningkat setiap bulannya. Dan mengurangi kekuatan

mekanik dari spesimen tersebut. Pada bulan pertama aluminium yang

direndam dalam larutan NaCl memiliki laju korosi 0,521 mpy,

sedangkan pada bulan ketiga memiliki laju korosi 1,538 mpy.

2. Larutan NaCl yang ditambah dengan 200 ppm asam askorbat dan

dengan suhu 30ºC akan meningkatkan laju korosi spesimen aluminium

plat jika dibandingkan dengan spesimen yang direndam pada larutan

NaCl dan dengan suhu 30°C. Pada bulan ketiga aluminium plat yang

direndam pada larutan NaCl memiliki laju korosi 1,538 mpy, sedangkan

yang direndam larutan NaCl dan asam askorbat memiliki laju korosi

2,084 mpy.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka peneliti

memberikan beberapa saran kepada para pembaca jika ingin melakukan penelitian

lebih lanjut:

1. Diharapkan untuk pengujian selanjutnya dapat menggunakan material

lain, serta pengujian dilakukan dengan jarak waktu yang lebih lama.

Yang nantinya dapat menambah pengetahuan masyarakat terhadap

material logam

2. Diharapkan pada pengujian lain dapat dilakukan pada lingkungan

korosif lain selain NaCl, misalkan pada CaSO4 atau CaCO3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

43

DAFTAR PUSTAKA

Dieter, G.E., 1986, Mechanical Matallurgy, 3rd edition, Mc Graw – Hill, Inc

Hariyono, Heri. 1999. Pengaruh Lingkungan Terhadap Efisiensi Inhibisi Asam

Askorbat (Vitamin C) Pada Laju Korosi Tembaga, Universitas Kristen Petra, 100-

107s

Sekine, I., Corrosion Inhibition of Steels by Organic Inhibities, Japan : Industrial

Technology Development Institute Department of Scienceand Technology, 1994.

Surdia, Tata, dan Saito, S. 1985. Pengetahuan Bahan Teknik. Jakarta: Pradya

Paramitha.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

44

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

45

Lampiran hasil tegangan tarik dari spesimen yang direndam dalam larutan NaCl

bulan pertama

Lampiran 1.1 Hasil pengujian tegangan tarik aluminium yang direndam dalam

larutan NaCl bulan pertama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

46

Lampiran tegangan tarik dari spesimen yang direndam dalam larutan NaCl bulan

kedua

Lampiran 1.2 Hasiil pengujian tegangan tarik alminium yang direndam larutan

NaCl bulan kedua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

47

Lampiran hasil tegangan tarik aluminium plat yang direndam dalam larutan NaCl

bulan ketiga

Lampiran 1.3 Hasil pengujian tegangan tarik alumunium plat yang direndam dalam

larutan NaCl bulan ketiga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

48

Lampiran hasil tegangan tarik aluminium plat yang direndam dalam larutan NaCl

+ Asam askorbat pada bulan pertama

Lampiran 1.4 Hasil pengujian tegangan tarik aluminium plat yag direndam larutan

NaCl + Asam askorbat bulan pertama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

49

Lampiran hasil pengujian tegangan tarik aluminium plat yang direndam larutan

NaCl + Asam askorbat bulan kedua

Lampiran 1.5 Hasil pengujian tegangan tarik material yang direndam dalam larutan

NaCl + asam askorbat bulan kedua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: EFEK PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT PADA LINGKUNGAN NaCl … · pada lingkungannya. Penggunaan inhibitor asam askorbat 50 ppm pada suhu 10ºC menunjukkan hasil positif dalam pengendalian

50

Lampiran hasil pengujian tegangan tarik aluminium plat yang direndam dalam

larutan NaCl + asam askorbat bulan ketiga.

Lampiran 1.6 Hasil pengujian tegangan tarik material yang direndam dalam larutan

NaCl + Asam askorbat bulan ketiga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI