pengaruh pengetahuan santri, lokasi dan fasilitas …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1010/1/m...

128
PENGARUH PENGETAHUAN SANTRI, LOKASI DAN FASILITAS PERBANKAN SYARIAH TERHADAP MINAT MEMILIH PRODUK BANK SYARIAH (Studi Kasus Santri Pondok Pesantren Al Huda Doglo Cepogo Kabupaten Boyolali) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) DISUSUN OLEH: M. AMINUDIN NIM: 21312012 JURUSAN S1-PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016

Upload: others

Post on 06-Feb-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    PENGARUH PENGETAHUAN SANTRI, LOKASI DAN

    FASILITAS PERBANKAN SYARIAH TERHADAP MINAT

    MEMILIH PRODUK BANK SYARIAH

    (Studi Kasus Santri Pondok Pesantren Al Huda Doglo Cepogo

    Kabupaten Boyolali)

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

    Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)

    DISUSUN OLEH:

    M. AMINUDIN

    NIM: 21312012

    JURUSAN S1-PERBANKAN SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

    SALATIGA

    2016

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

  • v

    HALAMAN MOTTO

    نَساِن ِإَّلَّ َما َسَعى َوَأن لَّْيَس ُُثَّ ُُيْزَاُه اْْلَزَاء -٠٤-َوَأنَّ َسْعَيُه َسْوَف يُ َرى -٩٣-ِلْْلِ

    ٠٤-اْْلَْوََف

    Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya. Dan

    sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). Kemudian

    akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna. (Q.S. An-

    Najm: 39-40)

    Di bawah pemimpin yang baik. Anak buah bodoh pun ada gunanya. Tapi di

    bawah pemimpin yang bodoh, pasukan terbaik pun kocar-kacir (kang Komar

    Preman Pensiun)

    Hakikat hidup bukanlah apa yang kita ketahui, bukan buku-buku yang kita baca

    atau kalimat-kalimat yang kita pidatokan, melainkan apa yang kita kerjakan, apa

    yang paling mengakar di hati, jiwa dan inti kehidupan kita (Cak Nun)

    Manusia tak dapat dikalahkan oleh siapapun jika dia berpegang teguh dan setia

    pada hatinya (Persaudaraan Setia Hati Terate)

    Kau bisa sembunyi dari kesalahanmu, tapi tidak dari penyesalanmu. Kau bisa saja

    bermain dengan dramamu, tapi tidak dengan karmamu (Persaudaraan Setia Hati

    Terate).

    Bergayalah sesuai isi dompetmu. “yang beberan punya, ngga akan banyak bicara

    seperti mereka yang belaga sok punya.”(Bob Sadino)

    Saya memberitahu bukan berarti saya tahu, tapi saya tahu rasanya saat tidak tahu

  • vi

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Skripsi ini selasai atas ridho dari Sang Maha Pencipta Allah SWT, dan

    saya persembahakan kepada:

    1. Ibu saya Siti Maryam dan Bapak saya Kamat, terimakasih atas semua yang

    telah kalian berikan. Semoga saya bisa selalu membuat kalian menjadi

    orang tua yang paling bahagia.

    2. Kakak saya Maryanto, Bariah dan Siti Rofiah, terima kasih atas dukungan

    dan do’a sehingga skripsi ini dapat selesai pada waktunya

    3. Bapak, Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga yang

    selalu membimbing dan mengajarkan saya banyak ilmu sampai skripsi ini

    dapat terselesaikan.

    4. Teman-teman PS-S1 angkatan tahun 2012 semuanya yang tidak bisa saya

    sebutkan satu persatu.

    5. DEMA IAIN Salatiga tahun 2016, teima kasih atas dukungan dan do’anya

    sehingga skripsi ini dapat selesai pada waktunya dengan baik

    6. Komisariat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) IAIN Salatiaga, terima

    kasih atas dukungan dan do’anya sehingga skripsi ini dapat selesai pada

    waktunya dengan baik

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillahi Rabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

    atas kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-

    Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh

    Pengetahuan Santri, Lokasi dan Fasilitas Perbankan Syariah Terhadap

    Minat Memilih Produk Bank Syariah (Studi Kasus Santri Pondok Pesantren

    Al Huda Doglo Cepogo Kabupaten Boyolali)”. Shalawat dan salam semoga

    senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah

    menghantarkan dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang benderang ini.

    Skripsi ini disusun dan diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

    IAIN Salatiga sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dalam

    ilmu perbankan syariah. Banyak pihak yang telah membantu dalam penyelesaian

    skripsi ini baik secara moril maupun spiritual, maka penulis ingin mengucapkan

    terima kasih kepada:

    1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri

    Salatiga.

    2. Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

    3. Fetria Eka Yudiana, M.Si. selaku Ketua Program Studi S1-Perbankan Syariah

    Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.

    4. Ari Setiawan, M.M. dosen pembimbing skripsi yang telah memberi arahan,

    masukan dan menyempurnakan skripsi ini.

  • viii

    5. Seluruh dosen Program Studi S1-Perbankan Syariah Fakultas Eonomi dan

    Bisnis Islam IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, pengetahuan dan

    wawasan kepada penulis selama menempuh pendidikan.

    6. Ibu saya Siti Maryam dan Bapak saya Kamat yang telah memberikan do’a,

    kasih sayang, semangat dan dukungan.

    7. Teman-teman S1-Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

    IAIN Salatiga angkatan 2012 terima kasih atas kebersamaan dan

    kegembiraannya selama kuliah.

    8. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung turut membantu

    dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

    Semoga amal baik mereka mendapatkan balasan yang terbaik dari Allah

    SWT, amiin.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, karena

    itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi bertambahnya

    pengetahuan penulis. Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis serahkan

    segalanya dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membaca dan

    mempelajarinya. Aamiin.

    Salatiga, 15 September 2016

    Penulis

  • ix

    ABSTRAK

    Aminudin, M. 2016. Pengaruh Pengetahuan Santri, Lokasi dan Fasilitas

    Perbankan Syariah Terhadap Minat Memilih Produk Bank Syariah (Studi

    Kasus Santri Pondok Pesantren Al Huda Doglo Cepogo Kabupaten

    Boyolali). Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi S1-

    Perbankan Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Ari Setiawan, M.M.

    Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan non formal yang kuat

    akan nilai-nilai pendidikan dan tradisi islam. Penelitian ini bertujuan untuk

    mengetahui bagaimana pengaruh pengetahuan santri, lokasi dan fasilitas

    perbankan syariah terhadap minat memilih produk bank syariah. Populasi dalam

    penelitian ini adalah santri Pondok Pesantren Al Huda Doglo Cepogo Kabupaten

    Boyolali yang berjumlah 226 santri dan jumlah sampel yang diambil dalam

    penelitian ini adalah 70 santri. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian

    ini adalah regresi linear berganda. Uji instrumen digunakan untuk menghasilkan

    penelitian yang akurat yang terdiri dari uji reliabilitas dan validitas, uji statistik

    yang terdiri dari uji t untuk menguji variabel secara parsial, serta uji F untuk

    menguji antar variabel secara bersama-sama. Sedangkan uji asumsi klasik

    ditujukan untuk mengetahui apakah ada pelanggaran/penyimpangan dalam model

    regresi yang terdiri dari uji multikolinieritas, uji heteroskedasitas, dan uji

    autokorelasi dan uji normalitas. Pada uji statistik menunjukkan bahwa hasil uji t

    menunjukkan variabel pengetahuan berpengaruh negatif dan tidak signifikan

    terhadap minat memilih produk sedangkan variabel lokasi dan fasilitas

    berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat memilih produk dan hasi luji F

    menunjukkan seluruh variabel independen secara bersama-sama berpegaruh

    positif dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.

    Kata kunci : Pengetahuan Santri, Lokasi, Fasilitas, Minat dan Produk Bank

    Syariah

  • x

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL................................................................................... i

    PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................... ii

    PENGESAHAN ........................................................................................... iii

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN................................................... iv

    HALAMAN MOTTO ..................................................................................

    HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................

    v

    vi

    KATA PENGANTAR ................................................................................. vii

    ABSTRAK ................................................................................................... ix

    DAFTAR ISI ............................................................................................... x

    DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii

    DAFTAR GAMBAR ...................................................................................

    DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................

    xiii

    xiv

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah...........................................................

    B. Rumusan Masalah ....................................................................

    C. Tujuan Penelitian......................................................................

    D. Manfaat Penelitian....................................................................

    E. Sistematika Penulisan ..............................................................

    1

    6

    7

    8

    9

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

    A. Telaah Pustaka ...…...…………………....................………...

    B. Kerangka Teori ………………………………………………

    1. Bank Syariah……………………………………………...

    a. Pengertian Bank Syariah ……………………………..

    b. Tujuan Bank Syariah …………………………………

    c. Peran Bank Syariah …………………………………..

    d. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Non Syariah …….

    e. Sistem Operasional Bank Syariah ……………………

    f. Prinsip-Prinsip Dasar dalam Produk-Produk Bank

    11

    14

    14

    14

    17

    18

    18

    19

  • xi

    Syariah ……………………………………………….

    g. Produk Bank Syariah ……………………………….

    2. Pondok Pesantren …………………………………….......

    a. Pengertian Pondok Pesantren………………………....

    b. Peranan Pondok Pesantren………………………........

    c. Unsur Dasar Pondok Pesantren……………….............

    3. Minat ……………………………………………………..

    a. Pengertian Minat ……………………………………..

    b. Unsur Minat ………………………………………….

    4. Pengetahuan……………………………………………....

    a. Pengertian Pengetahuan ………………………….......

    b. Jenis Pengetahuan ………………………………........

    c. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan…………….

    5. Lokasi ……..……………………………………………...

    6. Fasilitas …………………………………………………..

    C. Kerangka Penelitian …………………………..………..…….

    D. Hipotesis …………….………………………………………..

    20

    22

    29

    29

    29

    30

    32

    32

    33

    33

    33

    34

    35

    35

    36

    37

    38

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian .........................................................................

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................

    C. Populasi dan Sampel .................................................................

    D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................

    1. Sumber dan Jenis Data.........................................................

    2. Pengumpulan Data ...............................................................

    E. Skala Pengukuran ......................................................................

    F. Difinisi Konsep dan Operasional ...............................................

    G. Instrumen Penelitian ..................................................................

    H. Uji Instrumen Penelitian ............................................................

    1. Uji Riliabilitas dan Uji Validitas..........................................

    2. Regresi Linear Berganda .....................................................

    3. Uji Statistik ..........................................................................

    42

    42

    42

    44

    44

    44

    45

    46

    49

    49

    49

    51

    52

  • xii

    4. Uji Asumsi Klasik ...............................................................

    I. Alat Analisis ............................................................................

    56

    59

    BAB IV ANALIS DATA

    A. Gambaran Umum Objek Penelitian .........................................

    1. Profil Pondok Pesantren Al Huda Boyolali ……………...

    2. Visi dan Misi Pondok Pesantren Al Huda Boyolali ……..

    3. Struktur Organisasi …………………………………........

    4. Identitas Responden ……………………………………...

    B. Analisis Data .............................................................................

    1. Uji Reliabilitas dan Validitas .....……………………...…..

    a. Uji Reliabilitas ………………………………………..

    b. Uji Validitas ………………..…………………………

    2. Uji Statistik …………………………………………….....

    a. Uji t ………………………………………………...…

    b. Uji F ………………………………………………..…

    c. Uji (Koefesien Determinasi) …………………...…

    3. Uji Asumsi Klasik ……………………………………...…

    a. Uji Multikolinieritas ………………………………….

    b. Uji Heteroskendastisitas ……………………….……..

    c. Uji Normalitas ………………………………………..

    4. Uji Regresi Linear Berganda ……………………………..

    5. Uji Hipotesis ……………………………………..……….

    BAB V KESEMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan ...............................................................................

    B. Saran .........................................................................................

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    60

    60

    65

    66

    67

    68

    68

    68

    69

    70

    70

    72

    73

    74

    74

    76

    78

    79

    81

    85

    86

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 : Perbedaan Bank Syariah dan Bank Non Syariah ..................

    Tabel 2.2 : Tabel Daftar Produk Perbankan Syariah ….……………......

    Tabel 3.1 : Variabel dan Indikator Penelitian .........................................

    Tabel 4.1 : Tabel jadwal kegiatan pondok Pesantren Al Huda ...............

    Tabel 4.2 : Uji Statistik Diskriptif ……...................................................

    Tabel 4.3 : Uji Riliabilitas .......................................................................

    Tabel 4.4 : Uji Validitas ..........................................................................

    Tabel 4.5 : Uji t .......................................................................................

    Tabel 4.6 : Uji F ......................................................................................

    Tabel 4.7 : Uji (Koefesien Determinasi) ………..…………………..

    Tabel 4.8 : Regresi Linear Berganda…………..………………………..

    Tabel 4.9 : Regresi Linear Sesderhana.....................................................

    Tabel 4.10 : Regresi Linear Sesderhana ....................................................

    Tabel 4.11 : Regresi Linear Sesderhana ....................................................

    Tabel 4.12 : Perbandingan r2

    dan R2

    …………………………………….

    Tabel 4.13 : Korelasi Spearman’s Rho ………………………………….

    Tabel 4.14 : Uji Autokorelasi ……………………………………………

    Tabel 4.15 : Uji Regresi Linear Berganda ………………………………

    Tabel 4.16 : Hasil Uji Hipotesis …………………………………………

    DAFTAR GAMBAR

    19

    28

    48

    64

    69

    71

    72

    73

    74

    75

    76

    77

    77

    77

    78

    79

    80

    83

    87

    Gambar 2.1 : Kerangka Penelitian ............................................................

    Gambar 4.1 : Uji Normalitas …………………………………………….

    39

    82

  • xiv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 : SK Pembimbing

    Lampiran 2 : Lembar Konsultasi Pembimbing

    Lampiran 3 : Surat Ijin Penelitian

    Lampiran 4 : Kuesioner Penelitian

    Lampiran 5 : Hasil Data Kuesioner

    Lampiran 6 : Hasil Output Analisis

    Lampiran 7 : Daftar Nilai SKK

    Lampiran 8 : Daftar Riwayat Hidup

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Menurut sejarah, awal mula kegiatan Bank Syariah yang pertama

    sekali muncul dilakukan adalah di Pakistan dan Malaysia pada tahun 1940 an.

    Di Kairo Mesir pada tahun 1963 berdiri Islamic Rural Bank di desa Mit

    Ghamr. Bank ini beroperasi di pedesaan Mesir dan masih berskala kecil

    (Kamsir, 2008: 216). Kemudian di negara-negara Arab lainnya yaitu di Uni

    Emirat Arab dengan berdirinya Dubai Islamic Bank pada tahun 1975.

    Sementara di Kuwait pada tahun 1977 berdiri Kuwai Finace House yang

    beroperasi tanpa bunga. Sedangkan di Mesir pada tahun 1978 berdiri bank

    syariah yang diberi nama Faisal Islamic Bank. Langkah ini kemudian diikuti

    oleh Islamic Internastional Bank for Invesment and Development Bank.

    Lahirnya Bank Syariah pertama di Indonesia yang merupakan hasil

    kerja tim perbankan MUI adalah dengan dibentuknya PT. Bank Muamalat

    Indonesia (BMI) yang akte pendiriannya ditandatangani pada tanggal 1

    November 1991 (Kamsir, 2008: 215). Saat ini BMI sudah memiliki puluhan

    cabang yen tersebar di beberapa kota di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya,

    Bandung, Semarang, Makassar dan kota-kota lainnya yang ada di Indonesia.

    Bank Muamalat Indonesia (BMI) sempat terimbas oleh krisis moneter

    pada akhir tahun 1990 sehingga ekuitasnya hanya tersisa sepertiga dari modal

    awal. Di Indonesia Bank Syariah telah diatur dalam UU No. 10 tahun 1998

    1

  • 2

    tentang perubahan UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan (Yudiana, 2014:

    1).

    Disamping Bank Muamalat Indonesia (BMI), saat ini juga telah lahir

    Bank Syariah milik pemerintah seperti Bank Syariah Mandiri. Kemudian

    berikutnya berdiri Bank Syariah sebagai cabang dari bank konvensional yang

    sudah ada seperti Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS), Bank BNI, Bank

    IFI, Bank BPD Jabar, Bank Bukopin, Bank BTN dan bank-bank lain yang

    ada di Inonesia (Kasmir, 2013: 167).

    Bank Syariah sebagai bank yang menerapkan prinsip-prinsip syariah

    dalam kegiatan opreasionalnya yang pertama di Indonesia, dalam kurun

    waktu beberapa tahun terakhir ini ekonomi islam berkembang dengan pesat.

    Hal ini ditandai dengan banyaknya pendirian bank-bank syariah dan juga

    mulai maraknya pendirian berbagai lembaga keuangan syariah non bank

    seperti Baitul Maal wa Tamwil, BPR Syariah, Asuransi Syariah, Pegadaian

    Syariah, Reksadana Syariah, Pasar Modal Syariah serta Lembaga Zakat,

    Infaq, Shadaqah dan Wakaf.

    Salah satu alasan Bank Syariah di Indonesia didirikan adalah karena

    keinginan masyarakat terutama masyarakat yang beragama Islam. Masyarakat

    islam beranggapan bahwa bank yang menggunakan sistem bunga merupakan

    hal yang haram dan tidak sesuai syariat islam dalm kegiatan operasionalnya.

    Oleh karena itu, para ulama di Indonesia khusunya tim penyusun dari Majelis

    Ulama Indonesia (MUI) bersepakat untuk menggagas berdirinya bank tanpa

    bunga atau istilahnya bank syariah.

  • 3

    Dalam sistem operasionalnya bank Islam harus mengikuti dan atau

    beredoman kepada praktek-praktek usaha yang dilakukan di zaman

    Rasulullah, bentuk-bentuk usaha yang telah ada sebelumnya tetapi tidak

    dilarang oleh Rasulullah atau bentuk-bentuk usaha baru sebagai hasil ijtihad

    para ulama/cendekiawan muslim yang tidak menyimpang dari ketentuan al-

    quran dan hadis (Sumitro, 1997: 6).

    Sistem Bank Syariah mempunyai prinsip yang berbeda dengan Bank

    Konvensional. Perbedaan yang paling mendasar adalah pada bagaimana

    memperoleh keuntungan, dimana pada bank konvensional dikenal dengan

    perangkat bunga, sedangkan pada Bank Syariah melarang adanya bunga yaitu

    dengan menggunakan prinsip bagi hasil (Antonio, 2001: 25).

    Sebagai sebuah lembaga keuangan, Bank Syariah memiliki fungsi

    yang sama dengan lembaga keuangan lainnya, yaitu menyalurkan dana dari

    pihak surplus ke pihak defisit dalam berbagai bentuk produk jasa yang

    ditawarkan. Namun, karena bank syariah beroperasi berdasarkan prinsip-

    prinsip syariah, maka sistem dan produk yang ditawarkan pun juga tidak

    sama dengan perbankan konvensional.

    Bank Konvensional memiliki produk utama berupa kesepakatan

    kontrak untuk penyimpanan dan peminjaman uang, sedangkan di dalam bank

    syariah terdapat pula akad (perjanjian) penyertaan modal

    (mudharabah/musyarakah), jual beli (murabahah), dan berbagai jasa

    keuangan lainnya (Wibowo, 2008: 132).

  • 4

    Sekalipun masyarakat Indonesia merupakan masyarakat muslim

    terbesar di dunia, kehadiran bank yang berdasarkan prinsip syariah masih

    relatif baru, yaitu baru awal tahun 1990-an (Kamsir, 2008: 215). Artinya

    belum sepenuhnya setiap daerah kota di Indonesia sudah menggunakan bank

    syariah. Padahal di Indonesia sendiri selain mayoritas muslim, juga diperkuat

    dengan adanya organisasi masyarakat islam yang sangat kental sekali akan

    nilai-nilai islam. Termasuk di sini adalah lembaga pendidikan non formal

    pondok pesantren.

    Pondok pesanten dikenal sebagai lembaga pendidikan non formal

    yang berbasis Islam yang sangat kuat. Dimana kegiatan sehari-harinya adalah

    mengajarkan ajaran islam kepada para santri yang sedang mondok di pondok

    pesantren oleh seorang ulama atau lebih dikenal dengan bapak kyai. Oleh

    karena itu, dengan bekal ilmu agama yang dimiliki oleh masyarakat santri

    maka diharapkan bisa mendukung dan memperluas jangkauan keberadaan

    perbankan syariah di Indonesia.

    Akan tetapi permasalahan yang terjadi adalah sudah melekatnya

    konsep bank konvensional di kalangan masyarakat Indonesia dan juga masuk

    ke kalangan pesantren, sehingga masih banyak masyarakat dan para santri

    yang menggunakan jasa bank konvensional. Hal ini disebabkan oleh

    keberadaan bank syariah yang belum merata di seluruh daerah di Indonesia

    dan kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang bank syariah di

    kalangan masyarakat Indonesia umumnya dan kepada para santri khusunya.

    Selain itu juga disebabkan karena keberadaan bank konvensional yang sudah

  • 5

    menjamur rata di pelosok-pelosok daerah beserta akses dan kemudahan

    bertransaksinya.

    Jika melihat status santri yang banyak mempelajari ilmu agama, fiqih

    dan bermuamalah dengan sesuai aturan-aturan dalam islam, maka semakin

    besar peluang bagi Bank Syariah untuk mempromosikan beberapa produknya

    kepada para santri. Oleh karena itu dalam penelitian ini, penulis ingin lebih

    jauh mengetahui bagaimana respon santri tentang adanya perbankan syariah

    dan apakah mereka berminat memilih produk Bank Syariah.

    Di Indonesia yang mayoritas beragama Islam dengan berdirinya Bank

    Syariah ini diharapkan berdampak pada masyarakat muslim untuk tertarik

    menggunakan produknya. Tidak terkecuali pada santri Pondok Pesantren Al

    Huda Cepogo Boyolali yang masih ada beberapa yang menggunakan layanan

    bank konvensional.

    Santri Pondok Pesantren Al Huda Boyolali merupakan masyarakat

    berpendidikan yang aktif dalam lembaga pendidikan Islam. Selain pendidikan

    non formal juga ada pendidikan formal dalam bentuk yayasan yang dikelola

    sendiri oleh pihak podok pesantren. Para santri mendapat pelajaran tentang

    perbankan di pendidikan formal yaitu tingkat Madrasah Aliyah (MA).

    Sehingga untuk prengetahuan umum tentang Bank Syariah sudah tidak asing

    lagi bagi masyarakat santri Pondok Pesantren Al Huda.

    Melihat kondisi tersebut maka penulis memilih objek santri pondok

    pesantren Al Huda Doglo Cepogo Boyolali karena ingin mengetahui sejauh

    mana pengaruh pengetahuan santri pondok pesantren Al Huda Doglo Cepogo,

  • 6

    fasilitas Bank Syariah dan lokasi dari pondok pesantren ke Bank Syariah

    terhadap minat memilih produk Bank Syariah. Dan jika dilihat kondisi saat

    ini, masyarakat santri pada umumnya adalah masyarakat yang berpendidikan

    tinggi di bidang keagamaan dan sosial, maka sudah pasti paham akan hukum-

    hukum islam dan tentunya juga masalah keberadaan perbankan syariah.

    Oleh karena itu berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis

    tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan mengangkat judul

    skripsi tentang Pengaruh Pengetahuan Santri, Lokasi dan Fasilitas

    Perbankan Syariah Terhadap Minat Memilih Produk Bank Syariah (Studi

    Kasus Santri Pondok Pesantren Al Huda Doglo Cepogo Kabupaten

    Boyolali).

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka

    peneliti bermaksud untuk menganalisis pengaruh pengetahuan santri, lokasi

    dan fasilitas perbankan syariah terhadap minat memilih produk Bank Syariah.

    Adapun permasalah pokok yang diangkat dalam penelitian ini, dan

    dirumuskan sebagai berikut:

    1. Bagaimanakah pengaruh pengetahuan perbankan syariah terhadap minat

    santri Pondok Pesantren Al Huda Doglo Cepogo Boyolali dalam memilih

    produk Bank Syariah?

    2. Bagaimanakah pengaruh lokasi perbankan syariah terhadap minat santri

    Pondok Pesantren Al Huda Doglo Cepogo Boyolali dalam memilih

    produk Bank Syariah?

  • 7

    3. Bagaimanakah pengaruh fasilitas perbankan syariah terhadap minat santri

    Pondok Pesantren Al Huda Doglo Cepogo Boyolali dalam memilih

    produk Bank Syariah?

    4. Bagaimana pengaruh pengetahuan santri, lokasi dan fasilitas perbankan

    syariah secara bersama-sama mempengaruhi minat santri Pondok

    Pesantren Al Huda Doglo Cepogo Boyolali memilih produk Bank

    Syariah?

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk:

    1. Menganalisis pengaruh pengetahuan perbankan syariah terhadap minat

    santri Pondok Pesantren Al Huda Doglo Cepogo Boyolali dalam memilih

    produk Bank Syariah

    2. Menganalisis lokasi perbankan syariah terhadap minat santri Pondok

    Pesantren Al Huda Doglo Cepogo Boyolali dalam memilih produk Bank

    Syariah

    3. Menganalisis fasilitas perbankan syariah terhadap minat santri Pondok

    Pesantren Al Huda Doglo Cepogo Boyolali dalam memilih produk Bank

    Syariah

    4. Menganalisis pengaruh pengetahuan santri, lokasi dan fasilitas perbankan

    syairah secara bersama-sama mempengaruhi minat santri Pondok

    Pesantren Al Huda Doglo Cepogo Boyolali memilih produk Bank Syariah

  • 8

    D. MANFAAT PENELITIAN

    Adapun manfaat yang didapat dari penelitian ini, antara lain:

    1. Bagi Pembaca

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dan memperluas

    pemahaman mengenai pengaruh pegetahuan, lokasi dan fasilitas

    perbankan syariah terhadap minat akan produk produk Bank Syariah.

    2. Bagi Akademisi

    Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi

    atau referensi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengaruh

    pegetahuan, lokasi dan fasilitas perbankan syariah terhadap minat akan

    produk produk Bank Syariah.

    3. Bagi Perusahaan Perbankan

    Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan

    pembuatan keputusan untuk memaksimalkan profitabilitas perbankan.

    4. Bagi Investor

    Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi untuk

    pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi dalam Bank.

  • 9

    E. Sistematika Penulisan

    Dalam penyusunan skripsi ini terbagi menjadi beberapa sistematika

    pembahasan. Hal ini dilakukan agar mempermudah peneliti dalam

    penyusunan skripsi ini dan mempermudah pembaca dalam memahami skripsi

    ini. Skripsi ini disajikan dengan sistematika sebagai berikut :

    Dalam bab pertama ini berisi mengenai latar belakang masalah, yang

    menampilkan landasan pemikiran secara garis besar baik dalam teori maupun

    fakta yang ada dan perbedaan hasil penelitian terdahulu yang menjadi alasan

    dibuatnya penelitian ini. Perumusan masalah berisi mengenai pernyataan

    tentang keadaan, fenomena dan atau konsep yang memerlukan jawaban

    melalui penelitian. Tujuan dan manfaat penelitian merupakan hal yang

    diharapkan dapat dicapai berdasarkan pada latar belakang masalah,

    perumusan masalah dan hipotesis yang diajukan. Pada bagian terakhir dari

    bab ini yaitu sistem penulisan, diuraikan mengenai ringkasan materi yang

    akan dibahas pada setiap bab yang ada dalam skripsi.

    Pada bab kedua ini menguraikan tinjauan teori, yang berisi jabaran

    teori-teori dan menjadi dasar dalam perumusan hipotesis serta membantu

    dalam analisis hasil penelitian. Penelitian terdahulu merupakan penelitian

    yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya yang berhubungan dengan

    penelitian ini. Hipotesis adalah pernyataan yang disimpulkan dari tinjauan

    pustaka, serta merupakan jawaban sementara atas masalah penelitian.

    Di bab yang ketiga akan menguraikan variabel penelitian dan efisiensi

    operasional dimana skripsi terhadap variabel yang digunakan dalam

  • 10

    penelitian akan dibahas sekaligus melakukan pendefinisian secara

    operasional. Penentuan sampel berisi mengenai masalah yang berkaitan

    dengan jumlah populasi, jumlah sampel yang diambil dan metode

    pengambilan sampel. Jenis dan sumber data gambaran tentang jenis data yang

    digunakan untuk variabel penelitian. Metode analisis data mengungkapkan

    bagaimana gambaran model analisis yang digunakan dalam penelitian.

    Bagian bab yang keempat ini menjelaskan tentang diskripsi objek

    penelitian yang berisi penjelasan singkat objek yang digunakan dalam

    penelitian. Analisis data dan pembahasan hasil penelitian merupakan bentuk

    yang lebih sederhana yang mudah dibaca dan mudah diintrepretasikan

    meliputi deskripsi objek penelitian, analisis penelitian, serta analisis data dan

    pembahasan. Hasil penelitian mengungkapkan intrepretasi untuk memaknai

    implikasi penelitian.

    Bagian akhir dalam penelitian ini berisi kesimpulan, saran, dan

    keterbatasan penelitian. Yang selanjutnya dilengkapi dengan daftar pustaka

    beserta lampiran-lampiran dalam penelitian ini.

  • 11

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Telaah Pustaka

    Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ewa Ilyasa Zulkifli (2014) yang

    berjudul “Pengaruh Pengetahuan Santri Tentang Perbankan Syariah Terhadap

    Minat Memilih Produk Bank Syariah Mandiri Yogyakarta (Studi Kasus Santri

    Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak Yogyakarta)”. Hasil penelitian uji F

    menunjukkan bahwa model berpengaruh positif signifikan yaitu minat santri

    dipengaruhi secara bersama-sama oleh pengetahuan definisi, lokasi, prinsip-

    prinsip, dan produk-produk perbankan syariah. Dan hasil uji parsial, variabel

    independen yang terdiri dari pengetahuan santri terhadap definisi, lokasi,

    prinsip-prinsip, produk-produk perbankan syariah berpengaruh positif

    signifikan terhadap minat santri.

    Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Kautsar Audytra

    Muhammad (2014) yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan Santri Tentang

    Perbankan Syariah Terhadap Minat Memilih Produk Bank Muamalat (Studi

    Kasus Santri Pondok Pesantren Darunnajah)”. Hasil penelitian uji F

    menunjukkan bahwa model berpengaruh positif signifikan, yaitu minat santri

    dipengaruhi secara bersama-sama oleh pengetahuan definisi, lokasi, prinsip-

    prinsip, dan produk-produk perbankan syariah. Sedangakn uji t atau uji parsial

    menunjukkan bahwa variabel independen yang terdiri pengetahuan definisi,

    lokasi, prinsip-prinsip, dan produk-produk perbankan syariah hanya variabel

    lokasi yang signifikan terhadap minat memilih produk bank syariah. Artinya

    11

  • 12

    minat santri untuk memilih produk bank syariah hanya dipengaruhi oleh faktor

    lokasi.

    Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Taufiqurahman (2014)

    yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan Santri Tentang Perbankan Syariah

    Terhadap Minat Memilih Produk Bank Syariah (Studi Kasus Santri Pondok

    Pesantren Bidayatussalikin Sleman Yogyakarta)”. Hasil penelitian uji parsial

    menunjukkan bahwa variabel independen yang terdiri dari variabel

    pengetahuan, lokasi, dan produk-produk tentang perbankan syariah tidak

    berpengaruh dan tidak signifikan terhadap minat santri terhadap perbankan

    syariah. Sedangkan variabel pengetahuan tentang prinsip-prinsip perbankan

    syariah berpengaruh positif signifikan terhadap minat santri terhadap

    perbankan syariah dan. Dan untuk uji F menunjukkan bahwa model

    berpengaruh positif signifikan yaitu minat santri dipengaruhi secara bersama-

    sama oleh pengetahuan tentang perbankan syariah, pengetahuan lokasi,

    pengetahuan prinsip-prinsip perbankan syariah dan pengetahuan produk-

    produk.

    Demikian halnya dalam penelitian yang dilakukan oleh Yayak

    Kusdariyati (2014) yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan Santri Tentang

    Perbankan Syariah Terhadap Minat Memilih Produk Bank Syariah Mandiri

    Yogyakarta (Studi Kasus Santri PP Nuruh Ummah Putri Kotagede

    Yogyakarta)”. Hasil penelitian uji F menunjukkan bahwa model berpengaruh

    positif signifikan yaitu minat santri dipengaruhi secara bersama-sama oleh

    pengetahuan definisi, lokasi, prinsip-prinsip, dan produk-produk perbankan

  • 13

    syariah. Sedangkan hasil uji parsial menunjukkan bahwa variabel independen

    yang terdiri dari pengetahuan santri terhadap definisi, lokasi, prinsip-prinsip,

    dan produk-produk perbankan syariah berpengaruh positif signifikan terhadap

    minat santri.

    Selanjutnya dalam jurnal penelitian yang dilakukan oleh Atik Abidah

    (2014) yang berjudul “Pemahaman dan Respon Santri Pesantren Terhadap

    Perbankan Syari’ah di Ponorogo”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

    respon mereka terhadap bank syari’ah mayoritas adalah positif. Mereka

    berpendapat bahwa menabung di bank syari’ah aman dan sesuai dengan

    syari’ah akan tetapi di antara mereka masih ada yang menggunakan layanan

    bank konvensional karena kurangnya informasi dan fasilitas yang disediakan

    Bank Syari’ah.

    Begitu juga dalam jurnal penelitian yang dilakukan oleh Galuh

    Husadatama (2015) yang berjudul “Analisis Determinasi Pemahaman

    Pemilihan Perbankan Oleh Masyarakat Pondok Pesantren Lirboyo Kota

    Kediri Jawa Timur (Studi Kasus Pondok Pesantren Lirboyo Kota Kediri)”.

    Hasil ini menunjukkan bahwa penelitian pada usia terhadap pemilihan jenis

    bank, dapat dikatakan bahwa semakin matang usia responden dan semakin

    baiknya tingkat keagamaan responden akan mempengaruhi responden untuk

    memilih perbankan syariah. Sedangkan hasil penelitian pada jarak tidak

    berpengaruh terhadap pemilihan jenis bank. Hal ini terjadi karena walaupun

    jarak suatu bank tersebut dekat dengan lokasi tempat tinggal masyarakat,

    namun jika tidak sesuai dengan keinginan masyarakat tersebut, maka mereka

  • 14

    tidak akan menggunakan bank tersebut. Hasil penelitian pada pendidikan

    tidak berpengaruh terhadap pemilihan jenis bank. Hal ini karena kebutuhan

    perbankan tidak dipengaruhi oleh pendidikan seseorang, namun lebih

    dipengaruhi oleh kebutuhan masyarakat akan jasa perbankan tersebut. Hasil

    penelitian pada rekan kerja akan memberikan pengaruh baik secara langsung

    maupun tidak langsung kepada rekan bisnisnya. Pengaruh langsung seperti

    halnya kemudahan dalam bertransaksi, sedangkan pengaruh tidak langsung

    tercermin dari tindakan rekan kerja.

    Penelitian tentang minat santri memilih produk pada perbankan

    syariah telah banyak dilakukan sebelumnya. Perbedaan penelitian ini dengan

    penelitian sebelumnya antara lain. Pertama, dari segi sampel atau responden

    yaitu santri putra dan putri pondok pesantren Al Huda Doglo Cepogo

    Boyolali. Kedua, dari segi variabel independen yaitu pengetahuan santri lebih

    fokus ke produk-produk bank syariah kemudian juga ada variabel lokasi dan

    fasilitas perbankan yang sebelumnya belum pernah ada yang menelitinya.

    Ketiga, dari segi objeknya yaitu Pondok Pesantren Al Huda Doglo Cepogo

    Boyolali.

    B. Kerangka Teori

    1. Bank Syariah

    a. Pengertian Bank Syariah

    Istilah bank berasal dari kata italia ‘Banco’ yang berarti

    kepingan papan tempat buku (Muslehuddin, 1994: 1). Bank secara

    umum adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

  • 15

    dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat

    dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka

    meningkatkan taraf hidup rakyat (UU RI No. 21 Tahun 2008).

    Sedangkan Bank Syariah adalah badan usaha yang memberikan jasa

    dalam bentuk simpanan dan penyaluran kepada masyarakat yang

    pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syari’ah islam

    (Sumari’in, 2012: 49).

    Secara garis besar pengertian bank syariah adalah lembaga

    perbankan yang pada prinsipnya berpegang pada syariat islam

    (Yudiana, 2014: 1). Menurut Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998

    tentang perbankan (Dendawijaya, 2009: 5), bank syariah adalah bank

    yang menjalankan prakteknya sesuai dengan prinsip syariah. Dimana

    yang dimaksud dengan prinsip syariah adalah sebagai berikut :

    Menurut Kasmir (2013: 333) prinsip syariah adalah aturan

    perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk

    penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan

    lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan

    berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan

    prinsip penyertaan modal (Musyarakah), prinsip jual beli barang

    dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiayaan

    barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah),

    atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang

    disewa dari pihak bank ke pihak lain (ijarah wa itiqna).

  • 16

    Kemudian diperjelas lagi dengan adanya Undang-Undang RI

    no. 21 tahun 2008 tanggal 16 Juli tahun 2008 tentang Perbankan

    Syariah. Dimana yang dimaksud dengan Perbankan Syariah adalah

    segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha

    Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan

    proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Sedangkan pengertian

    dari masing-masing lembaga seperti Bank Syariah, Bank Umum

    Syariah, BPRS dan UUS adalah sebagai berikut :

    1) Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya

    berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri dari Bank

    Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

    2) Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah yang kegiatannya

    memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

    3) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah Bank Syariah yang

    didalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas

    pembayaran.

    4) Unit Usaha Syariah, yang selanjutnya disebut UUS, adalah unit

    kerja dari kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi

    sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan

    kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau unit kerja di

    kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri

    yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang

  • 17

    berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu

    syariah dan atau unit syariah

    b. Tujuan Bank Syariah

    Setelah di dalam perjalanan sejarah bank-bank yang telah ada

    dirasakan mengalami kegagalan menjalankan fungsi utamanya

    menjembatani antara pemilik modal atau kelebihan dana, maka

    dibentuklah bank-bank syariah dengan tujuan sebagai berikut

    (Sumitro, 1997: 17) :

    1) Menjadi perekat nasionalisme baru, artinya bank syariah dapat

    menjadi fasilitator aktif bagi terbentuknya jaringan usaha ekonomi

    kerakyatan.

    2) Memberdayakan ekonomi masyarkat dan beroperasi secara

    transaparan, artinya pengelolaan bank syariah harus didasarkan

    pada visi ekonomi kerakyatan dan upaya ini terwujud apabila ada

    mekanisme operasi yang transparan.

    3) Memberikan return yang lebih baik, artinya investasi bank syariah

    tidak memberikan janji yang pasti mengenai return yang diberikan

    kepada investor karena tergantung besarnya return. Apabila

    keuntungan lebih besar, investor akan ikut menikmatinya dalam

    jumlah lebih besar.

    4) Mendorong penurunan spekulasi di pasar keuangan, artinya bank

    syariah lebih mengarahkan dananya untuk transaksi produktif

  • 18

    5) Mendorong pemerataan pendapatan, artinya salah satu transaksi

    yang membedakan bank syariah dengan bank konvensional adalah

    pengumpulan dana Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS). Peranan ZIS

    sendiri diantaranya untuk memeratakan pendapatan masyarakat.

    6) Untuk menyelamatkan ketergantungan umat islam terhadap bank

    konvensional, sehingga masyarakat islam tidak bisa menjalankan

    ajaran agamanya secara utuh.

    c. Peran Bank Syariah

    Menurut Suta (2008: 13) peran perbankan secara tradisional

    adalah menyediakan cadangan (reserve) dalam sistem pembayaran

    nasional yang mana infrastruktur dari sistem pembayaran tersebut di

    bawah tanggung jawab bank sentral. Peran pertama sebagai institusi

    penampung dana (depositories) yang menerima deposito, membayar

    untuk dan atas nama deposan dan menyediakan fasilitas penukaran

    mata uang asing. Peran kedua sebagai perusahaan yang berorientasi

    profit dimana perbankan menyediakan produk liabilities dan

    memberikan pinjaman kepada nasabah (loan).

    d. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Non Syariah

    Perbankan di Indonesia menganut dual system banking (bank

    syariah dan bank non syariah), tapi keduanya memiliki perbedaan-

    perbedaan. Dimana perbedaan tersebut menjadikan kedua bank

    tersebut sangat bertolak belakang secara dasar. Perbedaan tersebut

    adalah :

  • 19

    Tabel 2.1

    Perbedaan Bank Syariah dan Bank Non Syariah

    No Bank Syariah Bank Non Syariah

    1 Berdasarkan prinsip bagi

    hasil, jual beli dan sewa

    Memakai perangkat bunga

    dalam kegiatan

    operasionalnya

    2 Melakukan kegiatan

    investasi pada sektor yang

    halal saja

    Melakukan kegiatan investasi

    ke sektor yang halal dan

    haram

    3 Hubungan dengan nasabah

    dalam bentuk kemitraan

    Hubungan dengan nasabah

    dalam bentuk kreditor-debitor

    4 Profit dan falah oriented Profit oriented

    5 Terdapat Dewan Pengawas

    Syariah yang mengawasi

    Tidak terdapat dewan sejenis

    Sumber : Sumitro (1997: 49)

    e. Sistem Operasional Bank Syariah

    Operasional Bank Syariah didasarkan pada prinsip jual beli dan

    bagi hasil sesuai dengan syariat Islam (Sumitro, 1997: 31). Sebagai

    lembaga keuangan Bank Syariah harus melaksanakan mekanisme

    penghimpunan dan penyaluran dana secara sehat dan seimbang yaitu

    harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan perbankan yang berlaku serta

    tidak bertentangan dengan syariat Islam. Oleh karena itu diperlukan

    kejelasan mengenai sistem operasional Bank Syariah. Secara umum

    konsep sistem operasional bank syariah yaitu :

    1) Bank Syariah sebagai lembaga penghimpunan dana dari pihak

    yang surplus dana, yaitu pihak yang mempercayakan uangnya

  • 20

    kepada bank untuk disimpan dan dikelola sesuai dengan prinsip

    syariah. Dana itu sendiri yang dimaksud adalah dana dari pihak

    pertama (pemodal dan pemegang sahm), dana darri pihak kedua

    (pinjaman dari bank dan bukan bank serta Bank Indonesia) dan

    dana dari pihak ketiga (nasabah) yang berupa tabungan, deposito

    dan pembiayaan yang diterima serta dana social berupa zakat,

    infaq, shadaqah, waqaf dan hibah.

    2) Bank Syariah sebagai penyalur dana bagi pihak ysang

    membutuhkan berupa pembiayaan. Secara umum, pembiayaan

    yang diberikan oleh Bank Syariah meliputi tiga kerangka yaitu

    pembiayaan Tijarah (jual beli), pembiayaan Syirkah (kerjamsama

    kongsi) dan pembiayaan Al Qardhul Hasan (kebajikan).

    Penyaluran dana memiliki fungsi untuk meningkatkan daya guna,

    peredaran barang dan lalu lintas uang, meningkatkan aktivitas

    investasi dan pemerataan pendapatan serta sebagai asset terbesar

    yang menjadi sumber pandapatan terbesar bank.

    f. Prinsip-Prinsip Dasar dalam Produk-Produk Bank Syariah

    Sama seperti halnya dengan bank onvensional, bank syariah

    juga menawarkan nasabah dengan beragam produk perbankan

    (Kasmir, 2013: 168). Secara garis besar, transaksi ekonomi yang

    didasarkan pada syariat Islam ditentukan oleh hubungan akad. Akad-

    akad yang berlaku dalam keseharian pada dasarnya terdiri atas lima

    prinsip dasar. Adapun kelima prinsip yang akan ditemukan dalam

  • 21

    lembaga keuangan syariah di Indonesia (Muhammad, 2006: 16)

    adalah:

    1) Prinsip Simpanan Murni (Al-Wadiah)

    Prinsip simpanan murni meruapakan fasilitas yang

    diberikan oleh bank syariah untuk memberikan kesempatan pada

    pihak yang kelebihan dana untuk menyimpan dana dalam bentuk

    Al-Wadi’ah. Fasilitas ini diberikan untuk tujuan investasi guna

    mendapatkan keuntungan seperti halnya giro dan tabungan. Istilah

    Al-Wadi’ah dalam dunia perbankan konvensional lebih di kenal

    dengan giro.

    2) Bagi Hasil (Syirkah)

    Prinsip ini adalah suatu konsep yang meliputi tata cara

    pembagian hasil usaha antara penyedia dan pengelola dana.

    Pembagian hasil usaha ini dapat terjadi antara bank dengan

    penyimpan dana maupun antara bank dengan nasabah penerima

    dana. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini adalah

    mudharabah dan musyarakah. Prinsip Mudharabah ini dapat

    digunakan sebagai dasar baik produk pendanaan (tabungan dan

    deposito) maupun pembiayaan, sedangkan musyarakah lebih

    banyak untuk pembiayaan dan penyertaan.

    3) Prinsip Jual Beli (At-Tijarah)

    Prinsip ini merupakan suatu konsep yang menerapkan tata

    cara jual beli, dimana bank akan membeli terlebih dahulu barang

  • 22

    yang dibutuhkan atau mengangkat nasabah sebagai agen bank

    dalam melakukan pembelian barang atas nama bank. Bank menjual

    barang tersebut kepada nasabah dengan sejumlah harga beli

    ditambah keuntungan (margin). Implikasinya dapat berupa:

    murabahah, salam, dan istishna.

    4) Prinsip Sewa (Al-Ijarah)

    Prinsip ini secara garis besar terdiri dari dua jenis. Pertama,

    ijarah (sewa murni) seperti halnya penyewaan traktor dan alat-alat

    produk lainnya. Secara teknik bank dapat membeli dahulu barang

    yang dibutuhkan oleh nasabah, kemudian barang tersebut

    disewakan dalam waktu yang telah disepakati oleh nasabah.

    Kedua, bai al-takjiri atau ijarah muntahiya bitamlik, yang

    merupakan penggabungan sewa dan beli dimana penyewa

    mempunyai hak untuk memiliki barang pada akhir masa sewa.

    5) Prinsip Jasa / Fee (Al-Ajr Walumullah)

    Prinsip ini meliputi seluruh layanan non pembiayaan yang

    diberikan bank. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini antara

    lain: Bank Garansi, Kliring, Inkaso, Jasa, Transfer dan lain-lain.

    g. Produk Bank Syariah

    Produk yang ditawarkan oleh bank syariah jelas berbeda

    dengan produk bank konvensional karena sistem operasional yang

    digunakan juga berbeda. Dimana bank syariah tidak menggunakan

    sistem bunga melainkan bagi hasil sedangkan bank konvensional

  • 23

    memakai sistem bunga. Dan produk-produk inilah yang nantinya akan

    menjadi daya tarik tersendiri bagi para konsumen (nasabah) dalam

    memilih perbankan.

    Menurut Yudiana (2014: 17) “secara garis besar produk

    perbankan syariah dapat dibagi menjadi tiga bagian”, yaitu :

    1) Produk Penyaluran Dana (Financing)

    Dalam menyalurkan dananya kepada nasabah, secara garis

    besar produk pembiayaan syariah terbagi ke dalam empat kategori

    yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu :

    a) Pembiayaan dengan prinsip jual beli

    Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan

    adanya perpindahan kepemilikan barang atau benda (transfer of

    property). Tingkat keuntungan bank ditentukan di depan dan

    menjadi bagian harga atas barang yang dijual. Transaksi jual

    beli dapat dibedakan berdasarkan bentuk pembayarannya dan

    waktu penyerahan barangnya, yakni sebagai berikut :

    b) Pembiayaan murabahah

    Murabahah berasal dari ribhu (keuntungan) adalah

    transaksi jual beli dimana bank menyebut jumlah

    keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual semnetara

    nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank

    dari pemasok ditambah keuntungan (marjin).

  • 24

    Kedua belah pihak harus menyepakati harga jual dan

    jangka waktu pembayaran. Harga jual dicantumkan dalam akad

    jual beli dan jika telah disepakati tidak dapat berubah selama

    berlakunya akad. Dalam perbankan murabahah selalu

    dilakukan dengan cara pembayaran cicilan (bi tsaman ajil atau

    muajjal). Dalam transaksi ini barang diserahkan segra setelah

    akad, sementara pembayaran dilakukan secara tangguh/ cicilan.

    c) Pembiayaan salam

    Salam adalah transaksi jual beli dimana barang yang

    diperjualbelikan belum ada. Oleh karena itu barang diserahkan

    secara tangguh sedangkan pembayaran dilakukan secara tunai.

    Dalam akad ini bank bertindak sebagai pembeli sementara

    nasabah sebagai pembeli.

    d) Pembiayaan istishna

    Produk istishna menyerupai salam, namun dalam

    istishna pembayarannya dapat dilakukan oleh bank dalam

    beberapa kali pembayaran. Istishna dalam bank syariah

    umumnya diaplikasikan pada pembiayaan manufaktur dan

    konstruksi (Yudiana, 2016: 27).

    Ketentuan umum pembiayaan istishna adalah

    spesifikasi barang pesanan harus jelas seperti jenis, ukuran,

    mutu dan jumlahnya. Harga jual yang telah disepakati

    dicantumkan dalam akad istishna dan tidak boleh berubah

  • 25

    selama berlakunya akad. Jika terjadi perubahan dari criteria

    pesanan dan terjadi perubahan harga setelah akad ditanda

    tangani, seluruh biaya tambahan tetap ditanggung nasabah.

    e) Pembiayaan dengan prinsip sewa (ijarah)

    Transaksi ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat.

    Jadi pada dasarnya prinsip ijarah sama dengan prinsip jual beli,

    namu perbedaannya terletak pada objek transaksinya. Jika pada

    jual beli objek transaksinya adalah barang, maka pada ijarah

    objek transaksinya adalah jasa (Yudiana, 2016: 27). Pada kahir

    masa sewa, bank dapat saja menjual barang yang disewakannya

    kepada nasabah.

    f) Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil

    Produk pembiayaan syariah yang berdasarkan prinsip

    bagi hasil adalah :

    (i) Pembiayaan musyarakah

    Musyarakah merupakan salah satu produk bank

    syariah yang mana terdapat dua pihak atau lebih yang

    bekerja sama untuk meningkatkan asset yang dimiliki

    bersama dimana seluruh pihak memadukan sumber daya

    yang mereka miliki baik yang berwujud maupun yang tidak

    berwujud (Yudiana, 2014: 19). Seluruh pihak yang bekerja

    sama memberikan konstribusi baik itu berupa dana, barang,

    skill ataupun asset-aset lainnya. Dalam musyarakah pemilik

  • 26

    modal berhak dalam menentukan kebijakan usaha yang

    dijalankan pelaksana proyek.

    (ii) Pembiayaan mudharabah

    Menurut Yudiana (2014: 19) mudharabah

    merupakan bentuk kerjasama dua pihak atau lebih di mana

    pemilik dana/modal memberikan kepercayaan kepada

    pengelola dengan perjanjian pembagian keuntungan”.

    Perbedaaan mendasar antara musyarakah dan mudharabah

    adalah konstribusi atas manajemen dan keuangan pada

    musyarakah diberikan dan dimiliki dua orang atau lebih,

    sedangkan pada mudharabah modal hanya dimiliki satu

    pihak.

    (iii)Pembiayaan dengan akad pelengkap

    Akad pelengkap untuk mempermudah pelaksanakan

    pembiayaan, biasanya diperlukan juga akad pelengkap

    (Yudiana, 2016: 28) seperti : Hiwalah (alih utang piutang),

    Rahn (gadai), Qardh, Wakalah (perwakilan) dan Kafalah

    (garansi bank)

    2) Produk Penghimpunan Dana (Funding)

    Produk penghimpunan dana pada bank syariah meliputi giro,

    tabungan dan deposito (Yudiana, 2014: 20). Sedangkan prinsip yang

    diterapkan dalam bank syariah adalah:

  • 27

    a) Prinsip wadiah

    Penerapan prinsip wadiah memiliki implikasi hukum sama

    dengan qardh yaitu nasabah bertindak sebagai pihak yang

    meminjamkan uang sedangkan bank bertindak sebagai peminjam.

    Sedangkan prinsip wadiah yang diterapkan adalah wadiah yad

    dhamanah pada rekening giro.

    b) Prinsip mudharabah

    Dalam aplikasinya deposan/penyimpan bertindak sebagai

    shahibul maal dan bank sebagai mudharib.

    3) Produk Jasa (service)

    Bank syariah selain menghimpun dan menyalurkan dana, juga

    dapat memberikan jasa kepada nasabah dengan mendapatkan imbalan

    berupa sewa atau keuntungan (Yudiana, 2014: 22). Bentuk produknya

    antara lain bank garansi, kliring, inkaso, jasa transfer dan lain

    sebagainya. Jasa tersebut antara lain :

    a) Sharf (jual beli valuta asing)

    Jual beli mata uang asing yang tidak sejenis namun harus

    dilakukan pada waktu yang sama (kurs spot). Bank dalam hal ini

    dapat mengambil keuntungan untuk jasa jual beli tersebut.

    b) Ijarah (sewa)

    Menyewakan simpanan (save deposit box) dan jasa tata

    laksana administrasi dokumen. Dalam hal ini bank mendapatkan

    imbalan sewa dari jasa tersebut.

  • 28

    Tabel 2.2

    Tabel Daftar Produk Perbankan Syariah

    Nama Produk Skema Keuangan

    Giro Ib (rupiah dan USD) Titipan

    Tabungan

    Tabungan iB Fleksibel: Titipan/penyertaan modal

    Tabungan iB Fleksibel: Titipan/penyertaan modal

    Tabungan pendidikan iB Penyertaan modal

    Tabungan perencanaan iB Penyertaan modal

    Tabungan arisan iB Penyertaan modal

    Deposit Ib

    Deposito iB (rupiah dan

    USD)

    Penyertaan modal

    Deposito special

    investment deposito iB

    Penyertaan modal untuk proyek

    tertentu sesuai keinginan nasabah

    atau investor

    Jasa iB

    Jasa bank garansi iB Penjaminan

    Jasa syariah card iB Pnekaminan, pinjaman uang dan

    perwakilan

    Jasa penukaran uang Ib Penukaran dua mata uang yang

    berbeda

    Jasa kirim uang iB (rupiag

    dan valas)

    Perwakilan

    Jasa bancassurance iB Perwakilan dengan fee

    Jasa L/C Ekspor iB Perwakilan dengan fee, jual beli dan

    penjaminan

    Jasa L/C impor iB Perwakilan dengan fee, dan

    penjaminan

  • 29

    Gadai emas Pinjaman uang dan sewa

    Sumber : Yudiana (2011)

    2. Pondok Pesantren

    a. Pengertian Pondok Pesantren

    Menurut Dhofier (1983: 18) pesantren adalah sebuah

    pendidikan tradisional yang para siswanya tinggal bersama dan belajar

    di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan

    mempunyai asrama untuk tempat menginap santri. Santri tersebut

    berada dalam kompleks yang juga menyediakan masjid untuk

    beribadah, ruang untuk belajar, dan kegiatan keagamaan lainnya.

    Pesantren menurut pengertian dasarnya adalah tempat belajar

    para santri, sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal

    sederhana terbuat dari bambu. Pesantren juga dapat dipahami sebagai

    lembaga pendidikan dan pengajaran agama, umumnya dengan cara

    nonklasikal, di mana seorang kiai mengajarkan ilmu agama Islam

    kepada santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa

    Arab oleh Ulama Abad pertengahan, dan para santrinya biasanya

    tinggal di pondok (asrama) dalam pesantren tersebut (Prasodjo, 1982:

    6).

    b. Peranan Pondok Pesantren

    Menurut HS Mastuki, El-sha dan M Ishom (2006: 1) pesantren

    tidak bisa lagi didakwa semata-mata sebagai lembaga keagamaan

    murni, tetapi juga menjadi lembaga sosial yang hidup yang terus

    merespons carut marut persoalan masyarakat di sekitarnya. Pesantren

  • 30

    pada mulanya merupakan pusat penggemblengan nilai-nilai dan

    penyiaran agama Islam. Namun, dalam perkembangannya, lembaga ini

    semakin memperlebar wilayahnya.

    Menurut Haedari (2007: 3) pondok pesantren adalah lembaga

    pendidikan Islam tertua yang merupakan produk budaya Indonesia.

    Sebagai lembaga pendidikan yang telah lama berurat akar di negeri ini,

    pondok pesantren diakui memiliki andil yang sangat besar terhadap

    perjalanan sejarah bangsa.

    c. Unsur Dasar Pondok Pesantren

    1) Pondok

    Sebuah pondok pada dasarnya merupakan sebuah asrama

    pendidikan Islam tradisional di mana para siswanya (santri) tinggal

    bersama di bawah bimbingan seorang atau lebih guru yang lebih

    dikenal dengan Kyai (Dhofir, 1982: 49). Dengan demikian akan

    tercipta situasi yang komunikatif di samping adanya hubungan

    timbal balik antara Kyai dan santri, dan antara santri dengan santri.

    Sikap timbal balik tersebut menimbulkan rasa kekeluargaan dan

    saling menyayangi satu sama lain, sehingga mudah bagi Kyai dan

    ustaz untuk membimbing dan mengawasi anak didiknya atau

    santri.

    2) Masjid

    Menurut Dhofir (1982: 49) kedudukan masjid sebagai pusat

    pendidikan dalam tradisi pesantren merupakan manifestasi

  • 31

    universalisme dari sistem pendidikan Islam tradisional. Dengan

    kata lain kesinambungan sistem pendidikan Islam yang berpusat di

    masjid sejak masjid Quba’ didirikan di dekat Madinah pada masa

    Nabi Muhammad SAW tetap terpancar dalam sistem pesantren.

    Sejak zaman Nabi, masjid telah menjadi pusat pendidikan Islam.

    3) Santri

    Menurut Dhofier (1982: 51) santri yaitu murid-murid yang

    tinggal di dalam pesantren untuk mengikuti pelajaran kitab-kitab

    kuning atau kitab-kitab Islam klasik yang pada umumnya terdiri

    dari dua kelompok santri. Pertama, santri mukim yaitu santri atau

    murid-murid yang berasal dari jauh yang tinggal atau menetap di

    lingkungan pesantren. Kedua, santri kalong yaitu santri yang

    berasal dari desa-desa sekitar pesantren yang mereka tidak menetap

    di lingkungan kompleks peantren tetapi setelah mengikuti

    pelajaran mereka pulang.

    4) Kyai

    Istilah Kyai bukan berasal dari bahasa Arab, melainkan dari

    bahasa Jawa. Kata Kyai mempunyai makna yang agung dan

    keramat. Gelar Kyai diberikan kepada seorang laki-laki yang lanjut

    usia, arif, dan dihormati di Jawa. Namun pengertian paling luas di

    Indonesia, sebutan Kyai dimaksudkan untuk para pendiri dan

    pemimpin pesantren, yang sebagai muslim terhormat telah

    membaktikan hidupnya untuk Allah SWT serta menyebarluaskan

  • 32

    dan memperdalam ajaran-ajaran serta pandangan Islam melalui

    pendidikan.

    5) Kitab-kitab Klasik

    Kitab-kitab Islam klasik adalah kepustakaan dan pegangan

    para Kyai di pesantren. Menurut Dhofier (1982: 50) kitab-kitab

    Islam klasik yang diajarkan di pesantren digolongkan ke dalam 8

    kelompok, yaitu Nahwu (syntax) dan Sharaf (morfologi), Fiqih

    (hukum), Ushul Fiqh (yurispundensi), Hadits, Tafsir, Tauhid

    (theologi), Tasawuf dan Etika, Cabang-cabang lain seperti Tarikh

    (sejarah) dan Balaghah

    3. Minat

    a) Pengetian Minat

    Minat muncul apabila individu tertarik kepada sesuatu karena

    sesuai dengan kebutuhannya atau merasakan bahwa sesuatu yang akan

    dipelajari dirasakan berarti bagi dirinya.

    Menurut Syah (2001: 136) minat adalah " kecenderungan dan

    kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu”.

    Jadi minat adalah suatu kecenderungan yang erat kaitannya dengan

    perasaan terutama perasaan senang (positif) terhadap sesuatu yang

    dianggapnya berharga atau sesuai kebutuhan dan member kepuasan

    kepadanya.

  • 33

    b) Unsur Minat

    Sebagaimana yang dikemukakan oleh Abror (1993: 112) dalam

    bukunya Psikologi Pendidikan bahwa minat itu mengandung tiga

    unsur, yaitu :

    1) Unsur kognisi (mengenal) dalam pengertian bahwa minat itu

    didahului oleh pengetahuan dan informasi mengenai obyek yang

    dituju oleh minat tersebut.

    2) Unsur emosi (perasaan) karena dalam partisipasi atau pengalaman

    itu disertai dengan perasaan tertentu (biasanya perasaan senang)

    3) Unsur konasi (kehendak) merupakan kelanjutan dari dua unsur

    diatas yaitu diwujudkan dalam bentuk kemauan dan hasrat untuk

    melakukan suatu kegiatan

    Dengan unsur-unsur yang dikandung oleh minat tersebut maka

    minat dapat dianggap sebagai respon sadar, sebab kalau tidak demikian

    maka minat tidak akan berarti apa-apa.

    4. Pengetahuan

    a) Pengertian Pengetahuan

    Menurut Tafsir (2003: 16) pengetahuan adalah keadaan tahu

    atau semua yang diketahui. Pengetahuan muncul ketika seseorang

    menggunakan akal pikirannya untuk mengenali benda atau kejadian

    tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya.

    Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya,

  • 34

    ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma

    masakan tersebut.

    b) Jenis Pengetahuan

    Pengetahuan berdasarkan eksplisitasnya dibagi menjadi dua

    bagian, yaitu :

    1) Pengetahuan Implisit

    Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih

    tertanam dalam bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor-

    faktor yang tidak bersifat nyata seperti keyakinan pribadi,

    perspektif, dan prinsip. Pengetahuan biasanya sulit untuk ditransfer

    ke orang lain baik secara tertulis ataupun lisan. Kemampuan

    berbahasa, mendesain, atau mengoperasikan mesin atau alat yang

    rumit membutuhkan pengetahuan yang tidak selalu bisa tampak

    secara eksplisit, dan juga tidak sebegitu mudahnya untuk

    mentransferkannya ke orang lain secara eksplisit.

    2) Pengetahuan Eksplisit

    Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang telah

    didokumentasikan atau disimpan dalam wujud nyata berupa media

    atau semacamnya. Dia telah diartikulasikan ke dalam bahasa

    formal dan bisa dengan relatif mudah disebarkan secara luas.

    Informasi yang tersimpan di ensiklopedia adalah contoh yang

    bagus dari pengetahuan eksplisit.

  • 35

    c) Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

    Pengetahuan adalah segenap apa yang kita ketahui tentang

    suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan hasil tahu setelah

    melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

    terjadi melalui panca indera manusia, yakni: indera penglihatan,

    pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

    manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

    5. Lokasi

    Menurut Swastha (2002: 24) lokasi adalah tempat dimana suatu

    usaha atau aktivitas usaha dilakukan. Faktor penting dalam

    pengembangan suatu usaha adalah letak lokasi terhadap daerah perkotaan,

    cara pencapaian dan waktu tempuh lokasi ke tujuan. Faktor lokasi yang

    baik adalah relatif untuk setiap jenis usaha yang berbeda.

    Menurut Lupiyoadi, Rambat dan Hamdani (2009: 42) lokasi

    berhubungan dengan di mana perusahaan harus bermarkas dan melakukan

    operasi atau kegiatannya. Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi yang

    mempengaruhi lokasi, yaitu:

    a) Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan): apabila

    keadaannya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting.

    Perusahaan sebaiknya memilih tempat dekat dengan konsumen

    sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain harus strategis.

    http://www.landasanteori.com/http://www.landasanteori.com/2015/07/pengertian-lokasi-definisi-tempat-dalam.html

  • 36

    b) Pemberi jasa mendatangi konsumen: dalam hal ini lokasi tidak terlalu

    penting, tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa

    harus tetap berkualitas.

    c) Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung: berarti

    penyedia jasa dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu

    seperti telepon, komputer, atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi

    sangat tidak penting selama komunikasi antara kedua pihak terlaksana

    dengan baik.

    6. Fasilitas

    Menurut Sulastiyono (2006) fasilitas adalah penyediaan

    perlengkapan-perlengkapan fisik untuk memberikan kemudahan kepada

    para tamu dalam melaksanakan aktivitas atau kegiatan, sehingga

    kebutuhan-kebutuhan tamu dapat terpenuhi selama tinggal dihotel.

    Dengan demikian fasilitas secara umum adalah segala sesuatu yang dapat

    memudahkan konsumen untuk menggunakan jasa suatu perusahaan.

    Selain itu fasilitas juga merupakan segala sesuatu yang

    memudahkan konsumen dalam usaha yang bergerak di bidang jasa, maka

    segala fasilitas yang ada yaitu kondisi fasilitas, kelengkapan, dan

    kebersihan fasilitas harus diperhatikan terutama yang berkaitan dengan

    apa yang dirasakan atau didapat konsumen secara langsung.

    Setiap pelanggan memang harus dipuaskan, karena kalau tidak

    puas akan meninggalkan perusahaan dan menjadi pelanggan pesaing yang

    lain. Adapun tujuan pengelolaan fasilitas adalah sebagai berikut:

  • 37

    a) Mengupayakan pengadaan sarana prasarana melalui sistem

    perencanaan secara hati-hati dan seksama.

    b) Mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana secara tepat dan

    efisien

    c) Mengupayakan pemeliharaan sarana dan pra sarana agar siap pakai

    apabila diperlukan

    d) Membantu personil dalam memberi layanan secara profesional dalam

    bidang sarana dan pra sarana.

    C. Kerangka Penelitian

    Pengetahuan tentang perbankan syariah merupakan sesuatu yang dapat

    mendorongmasyarakat memiliki minat untuk memiling produk di perbankan

    syariah. Pengetahuan yang dimaksud disini adalah pengetahuan tentang

    produk bank syariah dan system operasionalnya. Dilihat dari organisasinya

    maupun sistem operasionalnya bank syariah terdapat pebedaan dengan bank

    konvensional lainnya.

    Fasilitas merupakan segala sesuatu yang dapat memudahkan konsumen

    untuk menggunakan jasa perusahaan. Fasilitas disini yang dimaksud adalah

    fasilitas yang ada di lembaga perbankan syariah. Dimana dengan adanya

    fasilitas yang baik dan kemudahan dalam pennggunaannya maka akan

    semakin memudahkan konsumen untuk memilih suatu produk tersebut.

    Lokasi merupakan tempat dimana suatu usaha atau aktivitas usaha

    dilakukan. Lokasi disini yang damaksud adalah letak bank syariah di suati

    daerah atau jarak antara rumah atau tempat domisisli konsumen dengan bank

  • 38

    syariah. Dimana lokasi yang strategis dan baik akan mempengaruhi minat

    konsumen untuk memilih produk perbankan syariah. Adapun kerangka

    penelitian ini adalah sebagai berikut:

    H1

    H2

    H3

    H4

    Sumber : Data yang diolah (2016)

    Gambar 2.1

    Kerangka Penelitian

    D. Hipotesis

    Menurut Saerozi (2008: 16) penelitian kuantitatif biasanya

    mengajukan hipotesis sebagai jawaban sementara terhadap pertanyaan

    penelitian yang akan dibuktikan secara empirik. Sedangkan suatu hipotesis

    diangggap baik apabila menyatakan keterkaitan antara dua variabel atau lebih,

    dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan, dirumuskan secara singkat

    padat dan jelas serta dapat diuji secara empiris. Berdasarkan kerangka

    penelitian di atas, hipotesisnya adalah :

    MINAT

    MEMILIH

    PRODUK

    (Y)

    FASILITAS (X3)

    LOKASI (X2)

    PENGETAHUAN

    SANTRI (X1)

  • 39

    1. Pengaruh pengetahuan terhadap memilih produk Bank Syariah

    Penelitian yang dilakukan oleh Zulkifli (2014) hasil penelitian

    menunjukkan bahwa hasil uji F berpengaruh positif signifikan, yaitu minat

    santri dipengaruhi secara bersama-sama oleh pengetahuan definisi, lokasi,

    prinsip-prinsip, dan produk-produk perbankan syariah.

    Sehingga pengetahuan mempengaruhi minat santri untuk memilih

    produk bank syariah karena apabila santri tidak mengetahui system bank

    syariah dan produk-produknya maka kemungkinan berminat menabung

    menjadi berkurang. Hipotesi penelitian ini adalah :

    H 1 : Pengetahuan berpengaruh positif terhadap minat memilih

    produk Bank Syariah

    2. Pengaruh lokasi terhadap memilih produk Bank Syariah

    Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad (2014) hasil penelitian

    menunjukkan bahwa pengetahuan definisi, lokasi, prinsip-prinsip, produk-

    produk berpengaruh nyata terhadap minat warga untuk memilih Bank

    Muamalat.

    Sehingga faktor lokasi bank syariah mempengaruhi minat memilih

    produk bank syariah karena pada umumnya masyarakat lebih memilih

    perbankan yang letaknya strategis artinya letak bank tersebut tidak jauh

    dari tempat tinggal konsumen dan juga lokasi bank tersebut mudah

    dijangkau dengan berbagai jenis kendaraan. Dengan adanya lokasi yang

    strategis maka kemungkinan akan meningkatkan minat santri atau

    masyarakat untuk memilih bank tersebut. Hipotesis penelitian ini adalah :

  • 40

    H 2 : Lokasi berpengaruh positif terhadap minat memilih produk

    Bank Syariah

    3. Pengaruh fasilitas terhadap memilih produk Bank Syariah

    Penelitian yang dilakukan oleh Atik Abidah (2014) Hasil penelitian

    ini menunjukkan bahwa respon mereka terhadap bank syariah mayoritas

    adalah positif. Mereka berpendapat bahwa menabung di bank syari’ah

    aman dan sesuai dengan syari’ah, tetapi di antara mereka masih

    menggunakan layanan bank konvensional karena kurangnya informasi dan

    fasilitas yang disediakan Bank Syariah.

    Sehingga faktor fasilitas mempengaruhi minat memilih produk

    bank syariah karena pada umunya fasilitas yang lengkap dalam suatu bank

    syariah akan mempermudah para nasabah dalam bertransaksi baik itu

    fasilitas dalam kantor maupun di luar kantor. Misalnya seperti fasilitas

    mesin ATM, ruangan yang bersih dan ber AC, tempat parkir yang luas dan

    rapi, ruang tunggu yang nyaman dan lain sebagainya. Hipotesis penelitian

    ini adalah :

    H 3 : Fasilitas berpengaruh positif terhadap minat memilih produk

    Bank Syariah.

    4. Pengaruh pengetahuan, lokasi dan fasilitas terhadap memilih produk Bank

    Syariah

    Semakin baik pengetahuan santri tentang produk perbankan

    syariah maka minat memilih produk akan semakin tinggi dan lokasi

    perbankan syariah yang baik dan strategis maka minat santri untuk

  • 41

    memilih produk akan semakin besar serta fasilitas perbankan syariah yang

    semakin baik dan nyaman maka minat santri memilih produk perbankan

    syariah semakin besar pula.

    Sehingga hipotesis untuk uji secara bersama-sama antara variabel

    independen terhadap variabel dependen adalah :

    H 4 : Pengetahuan produk, lokasi dan fasilitas perbankan syariah

    secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap minat memilih

    produk Bank Syariah

  • 42

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data lapangan karena

    data dan informasinya diperoleh dari kegiatan di kancah (lapangan) kerja

    penelitian (Supardi, 2005: 34). Penelitian ini menggunakan jenis penelitian

    kuantitatif, karena penelitian ini data-datanya dinyatakan dalam bentuk angka

    dan akan menjawab tentang konsep dan teori yang telah dijelaskan pada bab

    sebelumnya dengan fakta dan data yang ditemukan di lapangan. Penelitian ini

    tentang Pengaruh Pengetahuan Santri, Lokasi dan Fasilitas Perbankan Syariah

    Terhadap Minat Memilih Produk Bank Syariah.

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian

    Lokasi penelitan ini adalah Pondok Pesantren Al Huda Doglo

    Candigatak Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali Jawa Tengah.

    Sedangkan objek penelitiannya adalah para santri Pondok Pesantren Al Huda.

    Penelitian ini dilakukan dalam waktu 5 bulan yaitu bulan Mei hingga

    September 2016.

    C. Populasi dan Sampel

    Menurut Bawono (2006: 28) populasi adalah keseluruhan wilayah

    objek dan subjek penelitian yang ditetapkan untuk dianalisis dan ditarik

    kesimpulan oleh peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh santri

    aktif Pondok Pesantren Al Huda tahun 2016, yaitu sebanyak 226 santri.

    42

  • 43

    Sedangkan sampel adalah objek atau subjek penelitian yang dipilih

    guna mewakili keseluruhan dari populasi. Dalam menentukan sampel harus

    hati-hati, karena kesimpulan yang dihasilkan, nantinya merupakan

    kesimpulan dari populasi. Pemilihan sampel dalam penelitian ini

    menggunakan metode probability sampling.

    Dalam penelitian ini diperoleh sampel sebanyak 70 santri dari 226

    total santri aktif Pondok Pesantren Al Huda. Adapun teknik dalam

    menetukan jumlah sampel dapat menggunakan rumus Slovin yaitu sebagai

    berikut :

    ( )

    Di mana :

    S : Sampel

    P : Populasi

    e : Eror atau tingkat kesalahan yang diyakini

    Jumlah populasi (P) pada penelitian ini adalah 226 santri yang terdiri

    dari santri putra dan putri aktif tahun 2016. Sedangkan tingkat kesalahan 0,1

    (10%), sehingga sampel (S) adalah :

    ( )

    ( ( ) )

    dibulatkan 70

  • 44

    D. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data menurut Bawono (2006: 29) adalah teknik

    atau cara yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan data yang akan

    dianalisis atau diolah untuk menghasilkan suatu kesimpulan.

    1. Sumber dan Jenis Data

    Menurut Tika (2006: 57) yang disebut data adalah sekumpulan

    bukti atau fakta yang dikumpulkan dan disajikan untuk tujuan tertentu.

    Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data ini

    diperoleh secara langsung oleh peneliti dari lapangan.

    2. Pengumpulan Data

    a. Angket (Questionare)

    Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada objek

    penelitian yang akan memberikan respon sesuai dengan permintaan

    pengguna atau peneliti (Bawono, 2006: 29). Jenis angket yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Angket

    tertutup merupakan suatu angket dimana pertanyaan dan alternatif

    jawabannya telah ditentukan dalam angket, sehingga responden

    tinggal memilih jawaban yang ditentukan.

    b. Wawancara (Interview)

    Wawancara adalah metode atau cara mengumpulkan data serta

    berbagai informasi dengan jalan menanyakan langsung kepada

    seseorang yang dianggap ahli dalam bidangnya dan juga berwenang

    dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Dalam penelitian ini

  • 45

    peneliti menggali dan mengumpulkan data penelitian dengan

    melakukan pertanyaan dan atau pernyataan secara lisan untuk

    dijawab oleh responden penelitian. Peneliti mencatat apa yang

    dijawab oleh responden penelitian sebagai data penelitian yang dapat

    dihimpun atau diperoleh dalam kegiatan pengumpulan data.

    c. Metode Pengamatan (Observation)

    Pengamatan adalah metode pengumpulan data dengan cara

    melakukan pengamatan secara langsung di objek penelitian. Dalam

    penelitian, peneliti datang sendiri dan mengamati dari dekat di objek

    penelitian untuk mendapatkan data lapangan secara langsung.

    E. Skala Pengukuran Data

    Setelah peneliti menetapkan rumusan masalah, variabel penelitian,

    maka tugas penting peneliti adalah harus menysun alat ukur variabel yang

    tepat. Dengan alat pengukuran yang tepat, maka akan diperoleh data lapangan

    yang berbobot untuk menjawab rumusan masalah penelitian maupun

    hipotesis yang ditetapkan (Supardi, 2005: 142). Sedangkan skala pengukuran

    itu sendiri merupakan aturan yang diperlukan untuk mengkuantitatifkan data

    dari pengukuran suatu variabel atau pemberian angka-angka atau simbol pada

    suatu variabel.

    Penelitian ini menggunakan skala ordinal atau lebih dikenal dengan

    skala likert dalam penyusunan kuesionernya. Skala likert adalah skala yang

    berisi 5 tingkat preferensi jawaban dengan pilihan sebagai berikut (Ghozali,

    2013: 47) :

  • 46

    5 : Sangat setuju (SS) : Sangat tinggi skornya

    4 : Setuju (S) : Tinggi skornya

    3 : Ragu-ragu (R) : Netral atau sedang nilainya

    2 : Tidak Setuju (TS) : Rendah skornya

    1 : Sangat Tidak Setuju (STS) : Sangat rendah skornya

    Skala likert dikatakan ordinal karena pernyataan Sangat Setuju

    mempunyai tingkat atau preferensi yang “lebih tinggi” dari Setuju “lebih

    tinggi” dari Netral atau Ragu-ragu”.

    F. Definisi Konsep dan Operasional

    Definisi operasional dari variabel-variabel yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah :

    1. Variabel Bebas Pengetahuan (X1)

    Menurut Tafsir (2003: 16) pengetahuan adalah keadaan tahu atau

    semua yang diketahui. Pengetahuan muncul ketika seseorang

    menggunakan akal pikirannya untuk mengenali benda atau kejadian

    tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya.

    2. Variabel Bebas Lokasi (X2)

    Lokasi adalah tempat dimana suatu usaha atau aktivitas usaha

    dilakukan. Faktor penting dalam pengembangan suatu usaha adalah letak

    lokasi terhadap daerah perkotaan, cara pencapaian dan waktu tempuh

    lokasi ke tujuan. Faktor lokasi yang baik adalah relatif untuk setiap jenis

    usaha yang berbeda (Swastha, 2002: 24).

    http://www.landasanteori.com/

  • 47

    3. Variabel Bebas Fasilitas (X3)

    Menurut Sulistiyono (2006) fasilitas adalah penyediaan

    perlengkapan-perlengkapan fisik untuk member kemudahan bagi

    pelanggan. Selain itu fasilitas juga merupakan segala sesuatu yang

    memudahkan konsumen dalam usaha yang bergerak di bidang jasa, maka

    segala fasilitas yang ada yaitu kondisi fasilitas, kelengkapan, dan

    kebersihan fasilitas harus diperhatikan terutama yang berkaitan dengan

    apa yang dirasakan atau didapat konsumen secara langsung.

    4. Variabel Terikat Minat Memilih Produk (Y)

    Menurut Muhibbin Syah (2001: 136) minat adalah "

    kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar

    terhadap sesuatu”. Minat muncul apabila individu tertarik kepada sesuatu

    karena sesuai dengan kebutuhannya atau merasakan bahwa sesuatu yang

    akan dipelajari dirasakan berarti bagi dirinya.

    Dalam penelitian ini, variabel dan indikator tersebut antara lain sebagai

    berikut:

    Tabel 3.1

    Variabel dan Indikator

    Variabel Definisi Operasional Indikator Skala

    Pengetahuan

    (X1)

    Pengetahuan adalah

    segala sesuatu yang

    diketahui, segala

    sesuatu yang diketahui

    berkenaan dengan hal

    (mata pelajaran) (Tim

    1. Pengetahuan tentang

    sistem Bank Syariah

    2. Pengetahuan tentang

    produk

    penghimpunan dana

    3. Pengetahuan tentang

    Likert

  • 48

    penyusun Kamus Besar

    Bahasa Indonesia,

    2002).

    produk penyaluran

    dana

    4. Pengetahuan tentang

    produk jasa

    perbankan syariah.

    Lokasi (X2) Lokasi adalah tempat

    dimana suatu usaha

    atau aktivitas usaha

    dilakukan. (Swastha,

    2002:24).

    1. Jarak ke lokasi Bank

    Syariah

    2. Lokasi perbankan di

    pusat perbelanjaan

    3. Kondisi tempat parkir

    dan keamanan

    4. Lokasi perbankan

    yang strategis

    Likert

    Fasilitas

    (X3)

    Menurut Sulistiyono

    (2006) fasilitas adalah

    penyediaan

    perlengkapan-

    perlengkapan fisik

    untuk member

    kemudahan bagi

    pelanggan.

    1. Kondisi kantor

    perbankan syariah

    2. Tersedianya fasilitas

    ATM

    3. Tersedianya fasilitas

    mobile banking

    4. Tersedianya fasilitas

    internet bangking

    Likert

    Minat

    Memilih

    Produk (Y)

    Menurut Syah

    (2001:136) minat adalah

    kecenderungan dan

    kegairahan yang tinggi

    atau keinginan yang

    besar terhadap sesuatu.

    1. Saya berusaha

    mencari tahu

    informasi mengenai

    produk-produk Bank

    Syariah dari media

    informasi apapun

    2. Saya lebih nyaman

    untuk transaksi

    keuangan di lokasi

    Likert

    http://www.landasanteori.com/

  • 49

    yang strategis

    3. Saya lebih nyaman

    transaksi keuangan di

    kantor/bank yang

    memiliki fasilitas

    lengkap

    4. Saya akan membuka

    rekening Bank

    Syariah, jika akan

    menggunakan jasa

    lembaga keuangan

    nanti

    Sumber : Data yang diolah (2016)

    G. Instrumen Penelitian

    Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan

    oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah

    dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis

    sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2010: 203).

    Instrumen atau alat yang digunkan dalam penelitian ini adalah berupa

    kuesioner yang memuat daftar pertanyaan yang berhubungan dengan masalah

    dan tujuan penelitian.

    H. Uji Instrumen Penelitian

    1. Uji Validitas dan Reliabilitas

    Instrumen peneltitian kuantitatif harus memiliki dua syarat yaitu

    valid dan reliabel. Validitas suatu instrumen menunjukkan seberapa jauh

    ia dapat mengukur apa yang hendak diukur. Sedangkan reliabilitas

  • 50

    menunjukkan tingkat konsistensi dan akurasi hasil pengukuran (Bawono,

    2015: 44). Perhitungan uji reliabilitas dan validitas ini menggunakan alat

    bantu komputer dengan program SPSS (Statistical Product and Service

    Solution) agar lebih mudah dan sederhana dalam pengujian.

    a. Uji Reliabilitas

    Pada prinsipnya uji reliabilitas adalah menguji data yang kita

    peroleh sebagai misal hasil dari jawaban kuesioner yang kita bagikan.

    Jika kuesioner tersebut handal atau reliable, andaikata jawaban

    responden tersebut konsisten dari waktu ke waktu (Bawono, 2006:

    63). Pada uji raliabilitas analisis ini dipakai untuk mengetahui sejauh

    mana pengukuran data dapat memberikan data dapat memberikan

    hasil relatif konsisten atau hasilnya tidak berbeda jika diukur ulang

    pada subyek yang sama, sehingga dapat diketahui tingkat keterandalan

    pada alat ukur (kuesioner) (bawono, 2006).

    Pengujian reliabilitas terhadap seluruh item atau pertanyaan

    pada penelitian ini akan menggunakan teknik Alpha dari Cronbach

    dengan taraf signifikan (α) = 0,05 jika T hitung > T table, maka alat

    pengukur yaitu kuesioner dikatakan reliabel atau handal. Nilai

    Cronbach Alpha pada penelitian ini akan digunakan nilai 0,60 dengan

    asumsi atau anggapan bahwa daftar pertanyaan yang diuji akan

    dikatan reliabel jika nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Bawono, 2006).

  • 51

    b. Uji Validitas

    Sebuah data yang didapat dari kuesioner, sebaiknya diuji

    tingkat validitasnya. Uji validitas dilakukan untuk mengungkapkan

    apakah pertanyaan pada kuesioner tersebut sahih atau tidak ( Bawono,

    2006: 68). Analisis ini dipakai untuk mengukur seberapa cermat suatu

    test melakukan fungsi ukurnya atau telah benar-benar dapat

    mencerminkan variabel yang diukur.

    Teknik korelasi yang digunakan adalah Product Moment

    dengan taraf signifikan (α) = 0,05 05 jika T hitung > T table, maka

    kuesioner sebagai alat ukur dikatan valid atau ada korelasi yang nyata

    antara kedua variabel tersebut (Bawono, 2006).

    2. Regresi Linear Berganda

    Menurut Priyatno (2010: 51) analisis regresi linear adalah analisis

    untuk mengetahui hubungan antara varabel independen dengan variabel

    dependen dengan menggunakan persamaan linear. Jika menggunakan satu

    variabel independen maka disebu