pengaruh pengendalian internal, asimetri informasi ...eprintslib.ummgl.ac.id/1268/1/15.0102.0092_bab...
TRANSCRIPT
PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, ASIMETRI
INFORMASI, KETAATAN ATURAN AKUNTANSI,
KESESUAIAN KOMPENSASI DAN MORALITAS
MANAJEMEN TERHADAP KECURANGAN
AKUNTANSI
(Studi Empiris pada BUMD Kabupaten Temanggung)
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana S-1
Disusun Oleh:
Ardika Nisrinanisa
NIM. 15.0102.0092
HALAMAN JUDUL
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2019
i
i
PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, ASIMETRI
INFORMASI, KETAATAN ATURAN AKUNTANSI,
KESESUAIAN KOMPENSASI DAN MORALITAS
MANAJEMEN TERHADAP KECURANGAN
AKUNTANSI
(Studi Empiris pada BUMD Kabupaten Temanggung)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Magelang
Disusun Oleh:
Ardika Nisrinanisa
NIM. 15.0102.0092
HALAMAN PENEGASAN
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2019
ii
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul:
PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, ASIMETRI INFORMASI,
KETAATAN ATURAN AKUNTANSI, KESESUAIAN KOMPENSASI DAN
MORALITAS MANAJEMEN TERHADAP KECURANGAN AKUNTANSI
(Studi Empiris pada BUMD Kabupaten Temanggung)
Yang disusun oleh:
Nama : Ardika Nisrinanisa
NIM : 15.0102.0092
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Program Studi : Akuntansi
Disetujui untuk digunakan dalam ujian komprehensif.
Magelang, 19 Juli 2019
Dosen Pembimbing
Nur Laila Yuliani, SE., M.Sc., Ak
NIK. 067806020
iii
iii
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ardika Nisrinanisa
NIM : 15.0102.0092
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Program Studi : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya susun dengan judul:
PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, ASIMETRI
INFORMASI, KETAATAN ATURAN AKUNTANSI,
KESESUAIAN KOMPENSASI DAN MORALITAS
MANAJEMEN TERHADAP KECURANGAN
AKUNTANSI
(Studi Empiris pada BUMD Kabupaten Temanggung)
adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan plagiat dari
Skripsi orang lain. Apabila kemudian hari pernyataan Saya tidak benar, maka Saya
bersedia menerima sanksi akamedis yang berlaku (dicabut predikat kelulusan dan
gelar kesarjanaanya).
Demikian pernyataan ini Saya buat dengan sebenarnya, untuk itu dapat
dipergunakan bilamana diperlukan.
Magelang, 19 Juli 2019
Pembuat Pernyataan
Ardika Nisrinanisa
NIM. 15.0102.0092
iv
iv
RIWAYAT HIDUP
Nama : Ardika Nisrinanisa
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, tanggal lahir : Temanggung, 30 Oktober 1997
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat Rumah : Talun, Gunungsari, Bansari, Temanggung
Alamat Email : [email protected]
Pendidikan Formal:
Sekolah Dasar (2003-2009) : SD Negeri Gunungsari
SMP (2009-2012) : SMP Negeri Bansari
SMA/SMK (2012-2015) : SMK Negeri 2 Temanggung
Perguruan Tinggi (2015 - : SI Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
2019) Bisnis Universitas Muhammadiyah Magelang
Pendidikan Non Formal:
- Pelatihan Dasar Keterampilan Komputer (PUSKOM Universitas
Muhammadiyah Magelang)
- Pelatihan Bahasa Inggris (Pusat Bahasa Universitas Muhammadiyah Magelang)
Pengalaman Organisasi:
- Anggota Himpunan Mahasiswa Akuntansi (HMA) Divisi Intelegensia (2015-
2016)
- Pengurus Himpunan Mahasiswa Akuntansi (HMA) Divisi Intelegensia (2016-
2017)
- Anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (2017-
2018)
- Anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah
Magelang Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Olahraga (2018-2019)
Penghargaan:
Magelang, 19 Juli 2019
Peneliti
Ardika Nisrinanisa
NIM. 15.0102.0092
v
v
MOTTO
“Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat”
(Al-Baqarah:45)
“Aku sebagaimana prasangka hambaKu kepadaKu. Aku bersamanya jika ia berdoa
kepadaKu”
(HR. Muslim, Tirmidzi, Ahmad)
“Kejarlah akhirat, maka dunia akan mengikutimu”
(Ustad Adi Hidayat)
“Jangan menangis karena dunia, jika kamu percaya Allah itu ada”
(Rangga Almahendra)
“Mimpilah setinggi langit, apabila kamu jatuh kamu akan terjatuh diantara
bintang-bintang”
(Ir. Sukarno)
vi
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat
menyelesaikan penelitian dan skripsi saya yang berjudul “PENGARUH
PENGENDALIAN INTERNAL, ASIMETRI INFORMASI, KETAATAN
ATURAN AKUNTANSI, KESESUAIAN KOMPENSASI DAN MORALITAS
MANAJEMEN TERHADAP KECURANGAN AKUNTANSI (Studi Empiris
pada BUMD Kabupaten Temanggung)”. Skripsi ini adalah untuk memenuhi
salah satu syarat kelulusan dalam meraih derajat Sarjana Ekonomi program Strata
Satu (S-1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Magelang.
Selama penelitian ini dan penyusunan laporan penelitian dalam skripsi ini,
penulis tidak luput dari kendala. Kendala tersebut dapat diatasi penulis berkat
adanya bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu
penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Nur Laila Yuliani, S.E., M.Sc., Ak selaku ketua Program Studi Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Magelang sekaligus dosen pembimbing yang
telah mengorbankan waktu, tenaga, pikiran untuk membimbing serta
memberikan saran dalam menyelesaikan laporan skripsi ini.
2. Bapak Wawan Sadtyo Nugroho, S.E., M.Si., Ak., CA selaku dosen penguji 1
(satu) yang sudah banyak membantu memberikan kritik dan saran terhadap
perbaikan skripsi saya.
3. Ibu Veni Soraya Dewi, S.E., M.Si. selaku dosen penguji 2 (dua) yang juga
banyak membantu memberikan masukan didalam perbaikan skripsi saya.
4. Seluruh dosen Universitas Muhammadiyah Magelang yang telah memberikan
ilmu yang berharga kepada saya.
5. Orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan moril dan materiil
sehingga penyusunan skripsi ini bisa selesai tepat waktu.
6. Karyawan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Temanggung yang
telah berpartisipasi dalam penelitian ini.
7. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu atas doa dan
bantuannya dalam terselesaikannya skripsi ini.
Magelang, 19 Juli 2019
Peneliti
Ardika Nisrinanisa
NIM. 15.0102.0092
vii
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i
HALAMAN PENEGASAN ...................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN ........................................................................................ iii
RIWAYAT HIDUP ................................................................................................. iv
MOTTO .................................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ............................................................................................. vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xi
ABSTRAK .............................................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 7
D. Kontribusi Penelitian ............................................................................................ 8
E. Sistematika Pembahasan ...................................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS .................... 10
A. Telaah Teori ........................................................................................................ 10
B. Penelitian Sebelumnya ....................................................................................... 21
C. Perumusan Hipotesis .......................................................................................... 23
D. Model Penelitian ................................................................................................. 29
BAB III METODA PENELITIAN ......................................................................... 30
A. Metoda Penelitian ............................................................................................... 30
B. Alat Analisis Data ............................................................................................... 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 39
A. Statistik Deskriptif Data ..................................................................................... 39
B. Statistik Deskriptif Responden .......................................................................... 39
C. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ............................................................ 40
D. Uji Kualitas Data ................................................................................................ 42
E. Regresi Linier Berganda .................................................................................... 44
F. Uji Hipotesis ........................................................................................................ 45
G. Pembahasan ......................................................................................................... 49
BAB V KESIMPULAN .......................................................................................... 58
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 58
B. Keterbatasan penelitian ...................................................................................... 58
viii
viii
C. Saran..................................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 60
LAMPIRAN ............................................................................................................ 64
ix
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Rekapitulasi Penelitian Sebelumnya ...................................................... 21
Tabel 3.1 Definisi danPengukuran Variabel .......................................................... 31
Tabel 4.1 Tingkat Pengembalian Kuesioner .......................................................... 39
Tabel 4.2 Profil Responden.................................................................................... 40
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif ................................................................................. 42
Tabel 4.4 Cross Loading .............. ......................................................................... 43
Tabel 4.5 Uji Reliabilitas .. .................................................................................... 44
Tabel 4.6 Analisis Regersi Berganda ..................................................................... 45
Tabel 4.7 Koefisien Determinasi ........................................................................... 45
Tabel 4.8 Uji F........................................................................................................46
Tabel 4.9 Uji t........................................................................................................ 47
x
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Teori Segitiga Kecurangan................................................................ 10
Gambar 2.2 Model Penelitian ............................................................................... 29
Gambar 3.1 Penerimaan Uji F .............................................................................. 36
Gambar 3.2 Penerimaan Hipotesis Positif ............................................................ 37
Gambar 3.3 Penerimaan Hipotesis Negatif ........................................................... 38
Gambar 4.1 Kurva Penerimaan Uji F ................................................................... 46
Gambar 4.2 Kurva Penerimaan Variabel PI ......................................................... 47
Gambar 4.3 Kurva Penerimaan Variabel AI ......................................................... 48
Gambar 4.4 Kurva Penerimaan Variabel KAA .................................................... 48
Gambar 4.5 Kurva Penerimaan Variabel KK ....................................................... 49
Gambar 4.6 Kurva Penerimaan Variabel MM ...................................................... 49
xi
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian........................................................................... 64
Lampiran 2 Daftar BUMD Kabupaten Temanggung ............................................ 72
Lampiran 3 Daftar Sampel ..................................................................................... 73
Lampiran 4 Statistik Deskriptif .............................................................................. 74
Lampiran 5 Tabulasi Data Kuesioner (Data Mentah) ............................................ 75
Lampiran 6 Tabulasi Data Kuesioner (Data Diolah) ............................................. 81
Lampiran 7 Tabel Cross Loading .......................................................................... 84
Lampiran 8 Uji Validias......................................................................................... 85
Lampiran 9 Uji Reliabilitas .................................................................................... 94
Lampiran 10 Analisis Regresi ................................................................................ 96
Lampiran 11 F tabel ............................................................................................... 97
Lampiran 12 t tabel ................................................................................................ 98
Lampiran 13 Daftar Penerimaan Kuesioner .......................................................... 99
Lampiran 14 Surat Izin Riset ............................................................................... 100
xii
xii
ABSTRAK
PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, ASIMETRI
INFORMASI, KETAATAN ATURAN AKUNTANSI,
KESESUAIAN KOMPENSASI DAN MORALITAS
MANAJEMEN TERHADAP KECURANGAN
AKUNTANSI
(Studi Empiris pada BUMD Kabupaten Temanggung)
Oleh :
Ardika Nisrinanisa
Kecurangan berkaitan dengan tindakan penipuan yang disengaja sehingga
menimbulkan kerugian bagi pihak lain dan keuntungan bagi pihak pelaku.
Kecurangan meliputi kecurangan laporan keuangan, penyalahgunaan aset dan
korupsi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh
pengendalian internal, asimetri informasi, ketaatan aturan akuntansi, kesesuaian
kompensasi dan moralitas manajemen terhadap kecurangan akuntansi pada Badan
Usaha Milik Daerah di Kabupaten Temanggung. Metode pengumpulan data
menggunakan metode purposive sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 8
BUMD di Kabupaten Temanggung. Kuesioner yang dapat diolah sebanyak 38
eksemplar. Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis regresi linier
berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asimetri informasi berpengaruh
positif terhadap kecurangan akuntansi. Sementara itu, pengendalian internal,
ketaatan aturan akuntansi, kesesuaian kompensasi dan moralitas manajemen tidak
berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi.
Kata Kunci : Pengendalian Internal, Asimetri Informasi, Ketaatan Aturan
Akuntansi, Kesesuaian Kompensasi, Moralitas Manjemen,
Kecurangan Akuntansi.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan organisasi sektor publik di Indonesia pasca reformasi
mengalami peningkatan tuntutan pertanggungjawaban dan transparansi instansi,
baik di pusat maupun daerah. Salah satu bentuk pertanggungjawaban
pemerintah kepada masyarakat adalah melalui laporan keuangan. Laporan
keuangan dalam lingkup organisasi sektor publik merupakan alat komunikasi
yang mengungkapkan aktivitas pengelolaan keuangan instansi pemerintah
daerah. Oleh karena itu, angka dalam laporan keuangan entitas publik harus
menunjukkan angka yang sebenarnya, mengingat laporan keuangan entitas
publik sangat berkaitan dengan kepentingan masyarakat. Akan tetapi, pihak-
pihak tertentu dalam instansi publik maupun swasta sering menyalahgunakan
laporan keuangan untuk memaksimalkan keuntungan pribadi, sehingga laporan
keuangan yang disajikan tidak menunjukkan kondisi yang sebenarnya.
Kecurangan dapat dilakukan oleh semua jenis tingkatan dalam
organisasi tanpa memandang posisi, jadi siapa saja bisa melakukan kecurangan.
Kecurangan (fraud) adalah tindakan penyimpangan yang sengaja dilakukan
oleh individu atau organisasi untuk memperoleh keuntungan pribadi maupun
organisasi (Hidayat, 2018). Kasus kecurangan yang banyak terjadi berawal dari
kecurangan akuntansi yang lebih mengarah pada tindakan korupsi. Tindakan
korupsi yang sering dilakukan adalah manipulasi pencatatan, mark up dan
penghilangan dokumen yang merugikan negara. Menurut Association of
Certified Fraud Examinations (ACFE) kecenderungan kecurangan akuntansi
2
diklasifikasikan dalam tiga kelompok yaitu, kecurangan laporan keuangan
(financial statement fraud), penyalahgunaan aset (asset misappropriation), dan
korupsi.
Menurut koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Ade Irawan,
hingga saat ini jumlah kasus korupsi di Indonesia masih terbilang cukup tinggi.
Penindakan kasus korupsi di Indonesia tahun 2018 menurut Indonesia
Corruption Watch (ICW) mencapai 454 kasus korupsi dengan kerugian negara
mencapai Rp5,6 triliun, jumlah suap Rp134,7 miliar, jumlah pungutan liar
Rp6,7 miliar, jumlah pencucian uang Rp91 miliar dengan 1.087 orang
tersangka. Kerugian negara cenderung meningkat walaupun jumlah kasus yang
ditangani penegak hukum menurun (www.antikorupsi.org). Jawa Tengah
merupakan salah satu daerah yang memiliki tingkat korupsi tertinggi di
Indonesia. Menurut Indonesia Corruption Watch (ICW), Jawa Tengah termasuk
salah satu daerah yang rawan korupsi dan masuk di peringkat kedua dalam
penindakan kasus korupsi sepanjang tahun 2018. Selama tahun 2018 setidaknya
ada 36 kasus yang melibatkan 65 tersangka dengan nilai kerugian mencapai
Rp152,9 miliar dan mengalami peningkatan dari tahun 2017 yaitu terdapat 29
kasus dengan kerugian Rp40,3 miliar (suaramerdeka.com).
Kecurangan tidak hanya terjadi di instansi pemerintah, tetapi
perusahaan daerah juga tidak luput dari aksi kecurangan. Fenomena terkait
kecurangan akuntansi di perusahaan daerah Kabupaten Temanggung yaitu
tahun 2017 penyimpangan keuangan dan manajerial yang mengakibatkan
kerugian Rp1,4 miliar. Perinciannya adalah Rp662 juta hasil audit akuntan
3
publik, hasil pinjaman sebesar Rp500 juta dan Rp309 juta merupakan
keuntungan yang tidak disetorkan (hebat.temanggungkab.go.id). Tahun 2018
juga terjadi kecurangan akuntansi berupa pembuatan kredit fiktif demi
mendongkrak pendapatan dan laporan pemegang saham serta pengawas
seakan-akan kondisi keuangan sehat, adanya kredit macet dan pemberian bunga
yang tidak sesuai ketentuan OJK. Kecurangan tersebut mengakibatkan kerugian
sebesar Rp103 miliar (Krjogja.com). Pada periode yang sama, kasus
kecurangan akuntansi yang terungkap di Kabupaten Temanggung sejumlah 2
kasus, sedangkan kabupaten Magelang, Wonosobo dan Purworejo tidak
terungkap kasus kecurangan akuntansi (obessionnews.com).
Penelitian terdahulu yang disebutkan Sanuari (2014) tentang
pengendalian internal, kesesuaian kompensasi dan moralitas manajemen
menyatakan bahwa pengendalian internal, kesesuaian kompensasi dan
moralitas manajemen berpengaruh negatif terhadap kecurangan akuntansi.
Adapun penelitian Shintadevi (2015) tentang pengaruh keefektifan
pengendalian internal, ketaatan aturan akuntansi dan kesesuaian kompensasi
terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi dengan perilaku tidak etis
sebagai variabel intervening menyatakan bahwa keefektifan pengendalian
internal, ketaatan aturan akuntansi dan kesesuaian kompensasi berpengaruh
negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi, sedangkan perilaku
tidak etis berpengaruh positif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi.
Perilaku tidak etis merupakan variabel intervening antara keefektifan
4
pengendalian internal, ketaatan aturan akuntansi dan kesesuaian kompensasi
terhadap kecenderungan akuntansi.
Menurut Azmi (2017) dalam penelitiannya tentang ketaatan aturan
akuntansi, kesesuaian kompensasi dan asimetri informasi menyatakan bahwa
asimetri informasi berpengaruh positif terhadap kecurangan akuntansi,
sedangkan ketaatan aturan akuntansi dan kesesuaian kompensasi tidak
berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi. Hal ini didukung penelitian
Permatasari et al., (2017) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan, penegakan
hukum, budaya organisasi berpengaruh negatif terhadap kecurangan akuntansi,
perilaku tidak etis berpengaruh positif terhadap kecurangan akuntansi dan
kesesuaian kompensasi, keefektifan sistem pengendalian internal serta asimetri
informasi tidak berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi.
Penelitian Alou et al., (2017) tentang kesesuaian kompensasi, moralitas
manajemen dan keefektifan pengendalian internal menyatakan bahwa
pengendalian internal berpengaruh positif terhadap kecurangan akuntansi,
sedangkan kesesuaian kompensasi dan moralitas manajemen tidak berpengaruh
terhadap pengendalian internal. Hal ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan Abdillah (2018) yang menyatakan bahwa sistem pengendalian intern,
kesesuaian kompensasi dan moralitas manajemen berpengaruh negatif terhadap
kecurangan akuntansi, sedangkan asimetri informasi berpengaruh positif
terhadap kecurangan akuntansi. Sedangkan penelitian yang dilakukan Gustina
(2018) yang menyatakan sistem pengendalian internal dan ketaatan aturan
akuntansi berpengaruh negatif terhadap kecurangan akuntansi.
5
Hidayat (2018) dalam penelitiannya tentang pengaruh sistem
pengendalian internal, asimetri informasi, kesesuaian kompensasi dan budaya
etis organisasi menyatakan bahwa sistem pengendalian internal, kesesuaian
kompensasi dan budaya etis organisasi berpengaruh negatif terhadap
kecurangan akuntansi, sedangkan asimetri informasi berpengaruh positif
terhadap kecurangan akuntansi. Adapun penelitian yang dilakukan Muna &
Harris (2018) menyatakan bahwa pengendalian internal berpengaruh negatif
terhadap kecurangan akuntansi dan asimetri informasi berpengaruh positif
terhadap kecurangan akuntansi.
Penelitian ini mengembangkan penelitian Muna & Harris (2018) dengan
persamaan menggunakan semua variabel yang ada. Sedangkan perbedaannya
yaitu pertama, menambahkan variabel ketaatan aturan akuntansi karena
ketaatan aturan akuntansi merupakan kewajiban dalam organisasi untuk
mematuhi segala aturan untuk melaksanakan pengelolaan keuangan dan
pembuatan laporan keuangan agar tercipta transparansi dan akuntabilitas
sehingga pengelolaan keuangan dan laporan keuangan menghasilkan informasi
yang efektif, handal dan akurat (Gustina, 2018). Semakin tinggi ketaatan
aturan akuntansi maka tindakan kecurangan akuntansi akan semakin rendah.
Kedua, menambahkan variabel kesesuaian kompensasi karena semakin
baik kesesuaian kompensasi yang diberikan maka akan semakin rendah
kecenderungan kecurangan akuntansi yang dilakukan (Abdillah, 2018).
Kepuasan dan motivasi kerja karyawan akan timbul apabila suatu organisasi
memberikan kompensasi yang sesuai kepada karyawan sehingga mendorong
6
karyawan memberikan yang terbaik terhadap perusahaannya. Hal ini dapat
meminimalkan karyawan untuk melakukan kecurangan akuntansi melalui
pencurian aset atau penipuan lainnya karena kesejahteraan karyawan
diperhatikan dengan baik oleh perusahaan melalui pemberian kompensasi yang
sesuai dan adil (Abdillah, 2018).
Ketiga, menambahkan variabel moralitas manajemen karena
manajemen yang memiliki moralitas yang baik akan memunculkan sikap takut
dan enggan melakukan kecurangan akuntansi, sehingga terdapat dorongan dari
moral dalam diri untuk melakukan tindakan yang baik (Tika, 2018).
Kecurangan akuntansi akan semakin rendah apabila manajemen
memperhatikan kepentingan yang lebih luas dan universal daripada
kepentingan perusahaan semata, terlebih kepentingan pribadinya. Sehingga
semakin tinggi moralitas manajemen, semakin manajemen berusaha
menghindarkan diri dari kecenderungan kecurangan akuntansi (Sanuari, 2014).
Keempat, objek penelitian ini adalah BUMD di kabupaten Temanggung
karena BUMD kabupaten Temanggung masih terdapat kecurangan yang
melibatkan pejabat BUMD, seperti penyimpangan keuangan dan manajerial
dan manipulasi laporan keuangan. Selain itu, objek BUMD Kabupaten
Temanggung karena kasus kecurangan akuntansi di Kabupaten Temanggung
lebih banyak dibanding wilayah lainnya di Kedu (obessionnews.com).
7
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengendalian internal berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi?
2. Apakah asimetri informasi berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi?
3. Apakah ketaatan aturan akuntansi berpengaruh terhadap kecurangan
akuntansi?
4. Apakah kesesuaian kompensasi berpengaruh terhadap kecurangan
akuntansi?
5. Apakah moralitas manajemen berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi?
C. Tujuan Penelitian
1. Menguji dan menganalisis pengaruh pengendalian internal terhadap
kecurangan akuntansi.
2. Menguji dan menganalisis pengaruh asimetri informasi terhadap
kecurangan akuntansi.
3. Menguji dan menganalisis pengaruh ketaatan aturan akuntansi terhadap
kecurangan akuntansi.
4. Menguji dan menganalisis pengaruh kesesuaian kompensasi terhadap
kecurangan akuntansi.
5. Menguji dan menganalisis pengaruh moralitas manajemen terhadap
kecurangan akuntansi.
8
D. Kontribusi Penelitian
1. Manfaat teoritis
a. Bagi mahasiswa jurusan Akuntansi, penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat sebagai pembanding untuk menambah ilmu pengetahuan
dan bahan referensi penelitian selanjutnya.
b. Bagi penulis, penelitian ini sebagai sarana untuk memperluas wawasan
serta menambah referensi dalam hal yang berkaitan kecurangan
akuntansi.
c. Bagi penelitian berikutnya, penelitian ini diharapkan menjadi bahan
referensi bagi pihak-pihak yang akan melaksanakan penelitian lebih
lanjut mengenai topik ini.
2. Manfaat praktis
a. Bagi pemerintah, penelitian ini dapat menjadikan referensi untuk
mencegah tindakan kecurangan akuntansi di dalam BUMD sehingga
dapat terwujud good governance.
b. Bagi BUMD di Kabupaten Temanggung, penelitian ini diharapkan
menjadi referensi bagi karyawan maupun pihak-pihak yang ada di
BUMD untuk menghindari kecurangan akuntansi.
E. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
9
BAB I Pendahuluan, menjelaskan latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penulisan, kontribusi penelitian dan sistematika pembahasan.
BAB II Tinjauan Pustaka dan Perumusan Hipotesis, menjelaskan uraian
landasan teori yang melandasi, kecurangan akuntansi, pengendalian internal,
asimetri informasi, ketaatan aturan akuntansi, kesesuaian kompensasi dan
moralitas manajemen, serta pengaruhnya terhadap kecurangan akuntansi, telaah
penelitian sebelumnya, perumusan hipotesis dan model penelitian.
BAB III Metode Penelitian, berisi uraian mengenai populasi dan
sampel, jenis data, sumber data, teknik pengumpulan data, variabel penelitian
dan pengukuran variabel, metode analisis data serta pengujian hipotesis.
BAB IV Hasil dan Pembahasan, menjelaskan statistik deskriptif
variabel penelitian, hasil pengujian validitas dan reliabilitas, hasil pengujian
hipotesis serta pembahasan yang didapat dari uji yang telah dilakukan.
BAB V Kesimpulan, menjelaskan kesimpulan, keterbatasan penelitian
dan saran yang diberikan untuk penelitian selanjutnya.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Telaah Teori
1. Teori Segitiga Kecurangan (Fraud Triangle)
Teori mengenai kecurangan akuntansi pertama kali diperkenalkan oleh
Cressey tahun 1953. Menurut Cressey, ada tiga hal yang mendorong terjadinya
upaya kecurangan akuntansi, yaitu kesempatan/peluang, tekanan dan
rasionalisasi.
Gambar 2.1
Teori Segitiga Kecurangan
a. Tekanan (Pressure)
Tekanan adalah adanya insentif, tekanan dan kebutuhan untuk melakukan
kecurangan. Tekanan dapat mencakup semua hal termasuk gaya hidup
maupun tuntutan ekonomi yang semakin meningkat sehingga mendorong
terjadi kecurangan akuntansi.
b. Kesempatan (Opportunity)
Kesempatan adalah kondisi yang membuka kesempatan untuk
memungkinkan suatu kecurangan terjadi seperti kurangnya pengawasan,
pengendalian internal yang lemah dan penyalahgunaan wewenang.
11
c. Rasionalisasi (Rationalization)
Rasionalisasi adalah sikap, karakter atau serangkaian nilai-nilai etis yang
membolehkan pihak-pihak tertentu untuk melakukan kecurangan, atau
orang-orang yang berada pada keadaan yang cukup menekan yang
membuat mereka merasionalisasi tindakan kecurangan. Contoh rasionalisasi
meliputi mencontoh tindakan atasan atau rekan kerja, merasa sudah berbuat
banyak kepada organisasi, menggangap bahwa yang diambil tidak seberapa
serta mengganggap hanya sekedar meminjam dan akan dikembalikan.
2. Kecurangan Akuntansi
Kecurangan akuntansi diartikan sebagai salah saji yang timbul dari
kecurangan dalam pelaporan keuangan yaitu salah saji atau penghilangan
secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan untuk
mengelabuhi pemakai laporan keuangan dan salah saji yang timbul dari
perlakuan yang tidak semestinya, hal ini sering kali disebut dengan
penyalahgunaan atau penggelapan berkaitan dengan pencurian aktiva entitas
yang berakibat laporan keuangan tidak disajikan sesuai prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia (IAI, 2016).
Kecurangan akuntansi adalah tindakan yang dilakukan seseorang untuk
mendapatkan keuntungan yang merugikan orang lain (Romney & Paul, 2015).
Willopo (2006) menjelaskan kecurangan akuntansi sebagai salah saji yang
menimbulkan kecurangan dalam pelaporan keuangan yaitu menimbulkan
transaksi negatif atau dengan sengaja menghapus penyajian dan pengungkapan
12
dalam laporan keuangan seperti penyalahgunaan atau penggelapan dengan
tujuan menipu pemakai eksternal laporan keuangan. Jenis-jenis kecurangan
dalam pelaporan keuangan meliputi:
a. Kecenderungan untuk melakukan manipulasi catatan akuntansi atau
dokumen pendukung.
b. Kecenderungan untuk melakukan penyajian yang salah atau penghilangan
transaksi atau informasi dari laporan keuangan.
c. Kecenderungan melakukan salah penerapan prinsip akuntansi secara
sengaja.
d. Kecenderungan melakukan penyajian laporan keuangan yang salah akibat
penyalahgunaan terhadap aktiva yang membuat entitas membayar
barang/jasa yang tidak diterima terhadap perlakuan yang tidak semestinya
terjadi.
e. Kecenderungan melakukan penyajian laporan keuangan akibat perlakuan
tidak semestinya disertai pemalsuan dokumen dan dapat menyangkut satu
atau lebih individu antara manajemen, karyawan atau pihak ketiga.
3. Pengendalian Internal
Sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode dan
ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek
ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong
dipatuhinya kebijakan manajemen (Mulyadi, 2014). Pengendalian internal
adalah proses yang dijalankan untuk menyediakan jaminan memadai bahwa
13
tujuan-tujuan pengendalian telah tercapai (Romney & Paul, 2015).
Pengendalian internal berperan vital dalam suatu entitas yaitu untuk mencegah
dan mendeteksi tindak kecurangan serta mengawasi, mengarahkan dan
melindungi sumber daya.
The American Institute of Certufued Public Accountant (2009)
menjabarkan peran penting pengendalian internal adalah menjaga suatu entitas
dari kelemahan personilnya dan mengurangi potensi kesalahan yang dibuat
sehingga tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pengendalian internal
memiliki lima komponen yang saling terkait satu sama lain (COSO, 2013).
Kelima komponen tersebut adalah:(Examiners, 2009)
a. Lingkungan Pengendalian
Komponen lingkungan pengendalian mengharuskan pimpinan
instansi menciptakan dan memelihara lingkungan pengendalian yang
menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk menerapkan sistem
pengendalian intern dalam lingkungan kerja. Lingkungan internal yang
lemah atau tidak efisien sering kali menghasilkan kerusakan di dalam
manajemen dan pengendalian risiko.
b. Penilaian Risiko
Penilaian risiko merupakan identifikasi dan analisis risiko yang
dapat menghambat atau berhubungan dengan pencapaian tujuan organisasi
serta menentukan cara untuk menangani risiko. Pengendalian internal harus
memberikan penilaian risiko yang dihadapi organisasi baik dari luar
14
maupun dari dalam. Pimpinan instansi wajib melakukan penilaian risiko
yang terdiri dari identifikasi risiko dan analisis risiko.
c. Kegiatan Pengendalian
Kegiatan pengendalian adalah tindakan yang diperlukan untuk
mengatasi risiko serta penetapan dan pelaksanaan kebijakan untuk
memastikan bahwa tindakan untuk mengatasi risiko telah dilaksanakan
secara efektif. Kegiatan pengendalian mewajibkan pimpinan untuk
menyelenggarakan kegiatan pengendalian sesuai ukuran, kompleksitas dan
sifat dari tugas dan fungsi instansi yang bersangkutan.
d. Informasi dan Komunikasi
Komponen informasi dan komunikasi menjelaskan bahwa sistem
informasi penting bagi keberhasilan atau peningkatan mutu operasional
organisasi. Sistem informasi dan komunikasi haruslah memperoleh dan
mempertukarkan informasi yang dibutuhkan untuk mengatur, mengelola
dan mengendalikan operasi perusahaan.
e. Pemantauan
Pemantauan atau pengawasan adalah proses penilaian atas mutu
kinerja sistem pengendalian internal dan proses yang memberikan
keyakinan bahwa temuan audit dan evaluasi lainnya segera ditindaklanjuti.
Pemantauan harus dapat menilai kualitas kinerja dari waktu ke waktu dan
memastikan bahwa rekomendasi hasil audit dan review lainnya dapat segera
ditindaklanjuti.
15
4. Asimetri Informasi
Asimetri informasi adalah suatu kondisi yang menunjukkan adanya
ketidakseimbangan informasi antara yang dimiliki manajemen dengan pihak
luar (Sccot, 2015). Kondisi ini memberikan kesempatan kepada agen
menggunakan informasi yang diketahuinya untuk memanipulasi pelaporan
keuangan sebagai usaha untuk memaksimalkan kemakmurannya. Asimetri
informasi adalah situasi dimana terjadi ketidakselarasan informasi antara pihak
yang memiliki atau menyediakan informasi dengan pihak yang membutuhkan
informasi (Willopo, 2006).
Asimetri informasi adalah kondisi dimana ada ketidakseimbangan
perolehan informasi antara pihak internal dengan pihak eksternal. Laporan
keuangan dibuat dengan tujuan untuk digunakan oleh berbagai pihak, termasuk
pihak internal itu sendiri. Pihak-pihak yang sebenarnya paling berkepentingan
dengan laporan keuangan adalah pihak eskternal (Kusumastuti, 2012).
Pengguna internal mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi pada
perusahaan, sedangkan pihak eksternal tidak berada di perusahaan langsung,
tidak mengetahui informasi tersebut sehingga tingkat ketergantungan
manajemen terhadap informasi akuntansi tidak sebesar pengguna eksternal
(Azmi, 2017).
Secara umum asimetri informasi dibedakan menjadi dua bagian, yaitu
adverse selection dan moral hazard (Sccot, 2015) dengan penjelasan sebagai
berikut:
16
a. Adverse selection merupakan jenis asimetri informasi dimana satu pihak
atau lebih yang melangsungkan suatu proses transaksi mengetahui
informasi lebih banyak atas tindakan pihak lain. Adverse selection terjadi
karena manajer atau pihak yang lainnya mengetahui informasi lebih banyak
mengenai kondisi kini dan prospek ke depan suatu perusahaan daripada
pihak lain.
b. Moral hazard merupakan asimetri informasi dimana satu pihak atau lebih
yang melangsungkan atau akan melangsungkan suatu transaksi usaha, atau
transaksi usaha potensial dapat mengamati tindakan-tindakan mereka dalam
penyelesaian transaksi-transaksi mereka sedangkan pihak-pihak lainnya
tidak.
5. Ketaatan Aturan Akuntansi
Ketaatan adalah patuh atau menaati aturan yang ada. Aturan dijadikan
pedoman dalam melaksanakan suatu kegiatan dalam suatu instansi. Salah satu
aturan dalam perusahaan adalah aturan dalam pembuatan laporan keuangan
sesuai dengan standar akuntansi yang berpedoman pada PSAK yang
dikeluarkan oleh IAI yang mengatur tentang unsur-unsur dalam penyajian
pelaporan keuangan (Azmi, 2017). Aturan dalam akuntansi dibuat sebagai
dasar dalam penyusunan laporan keuangan. Informasi yang tersedia dalam
laporan keuangan sangat penting bagi investor dan manajemen sehingga harus
dapat diandalkan. Sehingga dibutuhkan aturan untuk menjaga keandalan
informasi tersebut dan menghindari tindakan yang menyimpang yang dapat
17
merugikan perusahaan atau organisasi (Kusumastuti, 2017). Laporan keuangan
yang handal akan memberikan informasi yang akurat dan handal bagi pihak
yang membutuhkan.
Secara teoritis ketaatan akuntansi merupakan kewajiban. Sebab jika
laporan keuangan dibuat tanpa mengikuti aturan akuntansi yang berlaku,
keadaan tersebut dinyatakan sebagai suatu bentuk kegagalan dan akan
menimbulkan kecenderungan kecurangan atau perilaku tidak etis yang tidak
dapat atau sulit ditelusuri auditor. Ketaatan aturan akuntansi dipandang sebagai
tingkat kesesuaian prosedur pengelolaan aset organisasi, pelaksanaan prosedur
akuntansi dan penyajian laporan keuangan beserta semua bukti pendukung
dengan aturan yang telah ditentukan (Thoyibatun, 2009).
Ketaatan aturan akuntansi merupakan faktor yang dapat mempengaruhi
terjadinya kecenderungan kecurangan akuntansi. Ketaatan aturan akuntansi
merupakan kewajiban bagi organisasi untuk mematuhi segala aturan akuntansi
dalam melaksanakan penyusunan laporan keuangan agar tercipta akuntabilitas
dan transparansi pengelolaan keuangan dan laporan keuangan yang berkualitas
(Rizky & Fitri, 2017). Ketaatan terhadap aturan akuntansi adalah kewajiban
dalam organisasi, karena apabila laporan keuangan yang dibuat tidak sesuai
atau tanpa mengikuti aturan akuntansi yang berlaku maka keadaan tersebut
dapat menumbuhkan perilaku tidak etis dan memicu terjadinya kecurangan
akuntansi dimana hal tersebut menyulitkan auditor untuk menelusurinya
(Shintadevi, 2015).
18
6. Kesesuaian Kompensasi
Kompensasi merupakan total seluruh imbalan yang diterima para
karyawan sebagai pengganti jasa yang telah mereka berikan (Wayne, 2008).
Bagi karyawan kompensasi merupakan faktor yang menentukan tingkat
kesejahteraan, sedangkan bagi organisasi kompensasi merupakan komponen
biaya yang mempengaruhi tingkat efisiensi dan profitabilitas. Oleh karena itu,
organisasi perlu hati-hati dalam mengontrol dan mendesain kompensasi supaya
kedua kepentingan tersebut dapat diakomodasi (Thoyibatun, 2009).
Sehubungan dengan hal tersebut dalam mendesain sistem kompensasi perlu
diingat bahwa salah satu tujuan karyawan memberikan kinerja terbaiknya pada
perusahaan adalah guna memperoleh kompensasi yang diinginkan. Sebaliknya
perusahaan akan memberi kompensasi karyawan lebih tinggi bila karyawan
bisa memberikan kinerja yang signifikan pada pencapaian tujuan perusahaan.
Kompensasi bisa berupa fisik maupun non fisik dan harus dihitung dan
diberikan kepada karyawan sesuai dengan pengorbanan yang telah
diberikannya kepada organisasi tempat ia bekerja. Kesesuaian kompensasi
merupakan persepsi karyawan tentang kesesuaian imbalan atau gaji dengan
pekerjaan yang mereka lakukan (Hidayat, 2018). Pemberian kompensasi yang
sesuai kepada para karyawan dapat memenuhi kebutuhan ekonomi karyawan,
meningkatkan produktivitas kerja karyawan, dapat memajukan organisasi dan
dapat menciptakan keseimbangan dan keahlian.
Kompensasi yang sesuai dapat mendorong individu meningkatkan
kinerjanya, sedangkan kompensasi yang tidak sesuai mampu mendorong
19
individu melakukan kecurangan. Adanya ketidakpuasan karena kompensasi
yang tidak memadai, mendukung terjadinya pencurian oleh para pekerja.
Pencurian tersebut dapat berupa uang, peralatan serta persediaan barang
(Wexley & Yuki, 2003). Dessler (2009) menjelaskan bahwa kompensasi
merupakan semua bentuk pembayaran atau hadiah yang diberikan kepada
karyawan dan muncul dari pekerjaan mereka dan mempunyai 2 komponen,
yaitu :
a. Pembayaran langsung meliputi upah, gaji, insentif, komisi dan bonus.
b. Pembayaran tidak langsung meliputi asuransi, cuti dan pinjaman karyawan.
7. Moralitas Manajemen
Moral berasal dari ungkapan bahasa latin mores yang merupakan
bentuk jamak dari perkataan mos yang berarti kebiasaan, adat. Moral juga
diartikan sebagai ajaran baik dan buruk perbuatan, kelakuan, akhlak, kewajiban
dan sebagainya (Bertens, 2004:7). Dalam moral diatur segala perbuatan yang
dinilai baik dan perlu dilakukan serta perbuatan yang dinilai tidak baik dan
perlu dihindari. Dengan demikian, moral merupakan kendali dalam bertingkah
laku. Moral berkaitan dengan moralitas. Moralitas berasal dari kata sifat latin
moralis mempunyai arti yang pada dasarnya sama dengan moral. Moralitas
adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik
dan buruk
Moralitas adalah hal mendasar dalam penilaian atas setiap tindakan
yang diambil oleh manusia (Alou et al., 2017). Moralitas berkaitan dengan hal
20
yang bersifat rasional dan sesuai dengan hati nurani. Seseorang dikatakan
bermoral jika tindakan dan perilakunya mencerminkan moralitas. Dalam artian
orang tersebut dapat membedakan mana hal yang baik dan buruk. Begitu juga
dalam suatu perusahaan, moralitas yang dimiliki oleh manajemen yang dapat
menentukan hal yang baik dan buruk untuk perusahaan (Kusumastuti, 2012).
Moralitas terjadi apabila orang mengambil yang baik karena ia sadar akan
kewajiban dan tanggungjawabnya dan bukan karena ia mencari keuntungan
(Budiningsih, 2004). Oleh karena itu, moralitas adalah sikap dan perbuatan baik
yang betul-betul tanpa pamrih.
Menurut Abdillah (2018) moralitas manajemen adalah pelaksanaan
kewajiban mutlak oleh manajemen perusahan sesuai dengan prinsip dan nilai
moral dengan kesadaran diri sendiri. Moralitas manajemen merupakan
tindakan manajemen untuk melakukan hal yang benar dan tidak berkaitan
dengan keuntungan atau nilai (Rahmawati, 2012). Menurut Friskila (2010)
kecurangan dapat terjadi karena kurangnya kepedulian positif karyawan
terhadap perbuatan salah tersebut, bahkan dipandang sudah menjadi hal biasa
atau pura-pura tidak mengetahui. Kepedulian positif dalam lingkungan kerja
sangat diperlukan dalam membangun etika perilaku dan kultur organsisasi yang
kuat. Rendahnya kepedulian dan rendahnya moral meningkatkan tindakan
kecurangan yang paada akhirnya dapat merugikan organisasi.
O
21
B. Penelitian Sebelumnya
Tabel 2.1
Rekapitulasi Penelitian Sebelumnya
No Nama Peneliti Variabel Hasil
1. Sanuari (2014) Variabel independen :
sistem pengendalian
internal, kesesuaian
kompensasi dan
moralitas manajemen.
Variabel dependen:
kecurangan akuntansi.
Sistem pengendalian internal,
kesesuaian kompensasi dan
moralitas manajemen
berpengaruh negatif terhadap
kecurangan akuntansi.
2. Shintadevi
(2015)
Variabel independen:
keefektifan
pengendalian internal,
ketaatan aturan
akuntansi, dan
kesesuaian
kompensasi.Variabel
dependen: kecurangan
akuntansi. Variabel
intervening: perilaku
tidak etis.
Keefektifan pengendalian
internal, ketaatan aturan
akuntansi, dan kesesuaian
kompensasi berpengaruh
negatif terhadap perilaku
tidak etis. Keefektifan
pengendalian internal,
ketaatan aturan akuntansi,
dan kesesuaian kompensasi
berpengaruh negatif terhadap
kecurangan akuntansi.
Perilaku tidak etis
berpengaruh positif terhadap
kecurangan akuntansi.
3. Permatasari et
al., (2017)
Variabel independen:
gaya kepemimpinan,
kesesuaian
kompensasi,
keefektifan sistem
pengendalian internal,
penegakan hukum,
asimetri informasi,
budaya organisasi,
perilaku tidak etis.
Variabel dependen :
kecurangan akuntansi.
Gaya kepemimpinan,
penegakan hukum, budaya
organisasi berpengaruh
negatif terhadap kecurangan
akuntansi. Kesesuaian
kompensasi, keefektifan
pengendalian internal dan
asimetri informasi tidak
berpengaruh terhadap
kecurangan akuntansi.
Perilaku tidak etis
berpengaruh positif terhadap
kecurangan akuntansi.
4. Alou et al.,
(2017)
Variabel independen:
kesesuaian
kompensasi, moralitas
manajemen dan
keefektifan
pengendalian internal.
Variabel dependen:
Pengendalian internal
berpengaruh positif terhadap
kecurangan akuntansi.
Kesesuaian kompensasi dan
moralitas manajemen tidak
berpengaruh terhadap
kecurangan akuntansi.
22
kecurangan akuntansi.
Tabel 2.1
Rekapitulasi Penelitian Sebelumnya
(Lanjutan)
No Nama Peneliti Variabel Hasil
5. Azmi (2017) Variabel independen:
ketaatan aturan
akuntansi, kesesuaian
kompensasi dan
asimetri informasi.
Variabel dependen:
kecurangan akuntansi.
Ketaatan aturan akuntansi dan
kesesuaian kompensasi tidak
berpengaruh terhadap
kecurangan akuntansi.
Sedangkan asimetri informasi
berpengaruh positif terhadap
kecurangan akuntansi.
6. Abdillah (2018)
Variabel independen :
sistem pengendalian
intern, asimetri
informasi, kesesuaian
kompensasi dan
moralitas manajemen
Variabel dependen:
Kecurangan
akuntansi.
Sistem pengendalian intern,
asimetri informasi,
kesesuaian kompensasi dan
moralitas manajemen
berpengaruh negatif terhadap
kecurangan akuntansi.
Sedangkan asimetri informasi
berpengaruh positif terhadap
kecurangan akuntansi.
7. Gustina (2018) Variabel independen:
sistem pengendalian
intern dan ketaatan
aturan akuntansi.
Variabel dependen:
kecurangan akuntansi.
Sistem pengendalian intern
dan ketaatan aturan akuntansi
berpengaruh negatif terhadap
kecurangan akuntansi.
8. Muna & Harris
(2018)
Variabel independen:
pengendalian internal
dan asimetri
informasi.
Variabel dependen:
kecurangan akuntansi.
Pengendalian internal
berpengaruh negatif terhadap
kecurangan akuntansi dan
asimetri informasi
berpengaruh positif terhadap
kecurangan akuntansi.
9. Hidayat (2018) Variabel independen:
budaya etis organisasi,
sistem pengendalian
internal, asimetri
informasi dan
kesesuaian
kompensasi. Variabel
dependen:
Kecurangan
akuntansi.
Budaya etis organisasi,
sistem pengendalian internal,
dan kesesuaian kompensasi
berpengaruh terhadap
kecurangan akuntansi.
Sedangkan asimetri informasi
berpengaruh positif terhadap
kecurangan akuntansi.
23
Tabel 2.1
Rekapitulasi Penelitian Sebelumnya
(Lanjutan)
No Nama Peneliti Variabel Hasil
10 Akhsani (2018) Variabel independen:
pengendalian internal,
kesesuaian
kompensasi dan
budaya organisasi.
Variabel dependen:
Praktek kecurangan.
Pengendalian internal
berpengaruh negatif terhadap
praktek kecurangan,
kesesuaian kompensasi
berpengaruh positif terhadap
praktek kecurangan, dan
budaya organisasi tidak
berpengaruh terhadap praktek
kecurangan. Sumber: Diolah dari berbagai jurnal dan artikel, 2019
C. Perumusan Hipotesis
1. Pengaruh Pengendalian Internal terhadap Kecurangan Akuntansi
Pengendalian internal adalah proses yang dijalankan untuk
menyediakan jaminan memadai bahwa tujuan-tujuan pengendalian telah
tercapai (Romney & Paul, 2015). Pengendalian internal berperan vital dalam
suatu entitas yaitu mencegah dan mendeteksi tindak kecurangan serta
mengawasi, mengarahkan dan melindungi sumber daya. Kecurangan akuntansi
dapat diminimalisir dan dideteksi lebih dini apabila organisasi memiliki
pengendalian internal yang baik dan efektif.
Pengendalian internal yang lemah menurut teori fraud triangle
merupakan motivasi untuk melakukan kecurangan akuntansi. Pengendalian
internal yang lemah merupakan bentuk kesempatan bagi karyawan untuk
melakukan kecurangan karena pengendalian internal yang lemah kontrol
organisasi tersebut terhadap karyawan tidak efektif. Perlunya peningkatan
pengendalian internal dengan memberlakukan pengendalian internal yang
24
efektif sehingga organisasi tidak dimanfaatkan untuk melakukan tindakan
kecurangan demi kepentingan pribadi.
Penelitian Sanuari (2014), Shintadevi (2015), Abdillah (2018), Hidayat
(2018), Gustina (2018), Muna & Harris (2018) dan Akhsani (2018) yang
menyatakan bahwa pengendalian internal berpengaruh negatif terhadap
kecurangan akuntansi, sehingga semakin tinggi pengendalian internal maka
kecurangan akuntansi semakin rendah. Berdasarkan uraian tersebut, maka
perumusan hipotesis sebagai berikut:
H1. Pengendalian Internal berpengaruh negatif terhadap kecurangan
akuntansi.
2. Pengaruh Asimetri Informasi terhadap Kecurangan Akuntansi
Asimetri informasi adalah suatu kondisi yang menunjukkan adanya
ketidakseimbangan informasi antara yang dimiliki manajemen dengan pihak
luar (Scott, 2015). Asimetri informasi adalah situasi dimana terjadi
ketidakselarasan informasi antara pihak yang memiliki atau menyediakan
informasi dengan pihak yang membutuhkan informasi (Willopo, 2006).
Asimetri informasi timbul ketika manajer lebih mengetahui informasi dan
prospek perusahaan daripada pemegang saham.
Ketidakseimbangan informasi menurut teori fraud triangle memberikan
peluang/kesempatan bagi karyawan untuk melakukan kecurangan.
Ketidakseimbangan informasi yang dimiliki pihak internal dan eksternal akan
membuka peluang bagi pihak internal yang memiliki informasi lebih banyak
untuk melakukan tindakan kecurangan. Peluang yang ada digunakan untuk
25
menyajikan laporan keuangan yang tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya
sehingga laporan keuangan mendapat penilaian yang baik atas kinerjanya.
Penelitian yang dilakukan Azmi (2017), Hidayat (2018), Abdillah
(2018) serta Muna dan Harris (2018) menyatakan bahwa asimetri informasi
berpengaruh positif terhadap kecurangan akuntansi, sehingga semakin tinggi
asimetri informasi maka kecurangan akuntansi yang dilakukan karyawan
semakin tinggi. Berdasarkan uraian tersebut, maka perumusan hipotesis sebagai
berikut:
H2. Asimetri Informasi berpengaruh positif terhadap kecurangan akuntansi.
3. Pengaruh Ketaatan Aturan Akuntansi terhadap Kecurangan Akuntansi
Ketaatan aturan akuntansi merupakan kewajiban bagi organisasi untuk
mematuhi segala aturan akuntansi dalam melaksanakan penyusunan laporan
keuangan agar tercipta akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan
dan laporan keuangan yang berkualitas (Rizky & Fitri, 2017). Kegagalan
penyusunan laporan keuangan dan penyalahgunaan aset yang disebabkan
karena ketidaktaatan pada aturan akuntansi, dimana hal tersebut akan
menimbulkan kecurangan. Hal ini karena ketidaksesuaian prosedur dan aturan
sehingga aset dan laporan keuangan dapat dimanipulasi (Wolk & Tearney,
1997).
Teori fraud triangle menjelaskan ketaatan aturan akuntansi akan
muncul dari tekanan peraturan akuntansi. Adanya peraturan akuntansi, akan
mencegah terjadinya kecurangan yang dilakukan karyawan karena karyawan
terdorong menaati peraturan yang berlaku dalam penyusunan laporan keuangan
26
sesuai aturan. Oleh karena itu, kecurangan akuntansi dapat diatasi dengan kunci
setiap karyawan taat terhadap aturan akuntansi.
Penelitian Gutina (2018) dan Shintadevi (2015) menyatakan bahwa
ketaatan aturan akuntansi berpengaruh negatif terhadap kecurangan akuntansi
yang berarti semakin tinggi tingkat ketaatan karyawan maka semakin rendah
tindakan kecurangan yang dilakukan. Berdasarkan uraian tersebut, maka
perumusan hipotesis sebagai berikut:
H3. Ketaatan Aturan Akuntansi berpengaruh negatif terhadap kecurangan
akuntansi.
4. Pengaruh Kesesuaian Kompensasi terhadap Kecurangan Akuntansi
Kompensasi merupakan total seluruh imbalan yang diterima para
karyawan sebagai pengganti jasa yang telah mereka berikan (Wayne, 2008).
Kesesuaian kompensasi merupakan persepsi karyawan tentang kesesuaian
imbalan atau gaji dengan pekerjaan yang mereka lakukan (Hidayat, 2018).
Sistem kompensasi yang baik akan mampu memberikan kepuasan bagi
karyawan dan memungkinkan perusahaan memperoleh, memperkerjakan dan
mempertahankan karyawan.
Ketidaksesuaian kompensasi menurut teori fraud triangle menimbulkan
tekanan pada karyawan sehingga memicu kecurangan. Kompensasi yang
diterima karyawan apabila tidak sesuai dengan kontribusi yang diberikan
karyawan kepada instansi, akan menimbulkan tekanan dan kekecewaan dengan
hasil yang mereka terima terhadap apa yang dikerjakan sehingga memicu
terjadinya kecurangan. Kesesuaian kompensasi yang diberikan kepada
karyawan akan meningkatkan motivasi kerja dan mendorong karyawan tidak
27
berbuat tindakan yang merugikan instansi. Sedangkan kompensasi yang
diberikan tidak sesuai dengan kinerja karyawan akan memunculkan tindakan
kecurangan yang dapat merugikan instansi.
Penelitian yang dilakukan Sanuari (2014), Shintadevi (2015), Abdillah
(2018), dan Hidayat (2018) menyatakan bahwa kesesuaian kompensasi
berpengaruh negatif terhadap kecurangan akuntansi, sehingga semakin tinggi
kesesuaian kompensasi yang diberikan instansi maka kecurangan akuntansi
semakin rendah. Berdasarkan uraian tersebut, maka perumusan hipotesis
sebagai berikut:
H4. Kesesuaian Kompensasi berpengaruh negatif terhadap kecurangan
akuntansi.
5. Pengaruh Moralitas Manajemen terhadap Kecurangan Akuntansi
Moralitas terjadi apabila orang mengambil yang baik karena ia sadar
akan kewajiban dan tanggung jawabnya dan bukan karena ia mencari
keuntungan (Budiningsih, 2004). Moralitas manajemen adalah tindakan
manajemen untuk melakukan hal yang benar dan tidak berkaitan dengan
keuntungan atau nilai (Rahmawati, 2012). Kecurangan akuntansi dipicu sikap
serakah yang dilakukan pihak tertentu untuk menguntungkan pribadi.
Manajemen yang memperhatikan kepentingan yang lebih luas dan universal
daripada kepentingan perusahaan semata, terlebih kepentingan pribadinya
berarti memiliki moralitas manajemen yang tinggi, sehingga tindakan
kecurangan akuntansi akan semakin rendah.
Teori fraud triangle menjelaskan rasionalisasi adalah motivasi untuk
melakukan kecurangan akuntansi. Pembenaran tersebut muncul saat
28
manajemen ingin menunjukkan kinerja perusahaan agar terlihat baik di mata
masyarakat. Dalam hal tersebut risiko kecurangan akan semakin besar apabila
manajemen memiliki level moral yang rendah. Kecurangan akuntansi untuk
menguntungkan kepentingan pribadi dan cenderung dilakukan oleh manajemen
yang memiliki penalaran moral yang rendah. Sedangkan manajemen dengan
penalaran moral yang tinggi akan menghindari tindakan yang merugikan
banyak pihak hanya untuk kepentingan perusahaan dan pribadi.
Penelitian yang dilakukan Sanuari (2014) dan Adillah (2018)
menyatakan bahwa moralitas manajemen berpengaruh negatif terhadap
kecurangan akuntansi, yang berarti semakin tinggi moralitas manajemen maka
kecurangan akuntansi semakin rendah. Berdasarkan uraian tersebut, maka
perumusan hipotesis sebagai berikut:
H5. Moralitas Manajemen berpengaruh negatif terhadap kecurangan
akuntansi.
29
D. Model Penelitian
Gambar 2.2
Model Penelitian
Pengendalian Internal
(PI)
Asimetri Informasi
(AI)
Ketaatan Aturan
Akuntansi (KAA)
Kesesuian
Kompensasi (KK)
Kecurangan
Akuntansi
(KA)
H1 (-)
H2 (+)
H3 (-)
H4 (-)
Moralitas
Manajemen (MM)
H5 (-)
30
BAB III
METODA PENELITIAN
A. Metoda Penelitian
1. Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang
mempunyai karakteristik tertentu (Supomo & Indriantoro, 2014). Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja pada BUMD
Kabupaten Temanggung. Sampel adalah bagian dari populasi dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012:91). Sampel dalam
penelitian ini adalah kepala BUMD, kepala bagian keuangan, bendahara serta
karyawan bagian akuntansi dan keuangan yang bekerja di BUMD Kabupaten
Temanggung. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan kriteria tertentu sesuai
yang penulis kehendaki. Adapun kriterianya yaitu sebagai berikut:
a. Kepala BUMD, kepala bagian keuangan, bendahara serta karyawan bagian
akuntansi dan keuangan dengan alasan bahwa posisi tersebut terlibat
langsung dalam pengelolaan keuangan dan penyusunan laporan keuangan.
b. Kepala BUMD, kepala bagian keuangan, bendahara serta karyawan bagian
akuntansi dan keuangan yang telah lama bekerja minimal 1 tahun untuk
memastikan bahwa responden telah memiliki pengalaman dalam
pengelolaan keuangan.
c. Pendidikan minimal SMA/sederajat, dengan alasan responden telah
memiliki pengetahuan dan wawasan tentang keuangan.
31
2. Data Penelitian
a. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer yaitu data berupa jawaban responden atas kuesioner yang dikumpulkan
dari kepala BUMD, kepala bagian keuangan, bendahara serta karyawan bagian
akuntansi dan keuangan yang bekerja di BUMD Kabupaten Temanggung.
b. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kuesioner. Metode kuesioner yaitu pengumpulan data dengan
memberikan angket berisi pertanyaan-pertanyaan harus dijawab oleh
responden. Kuesioner dibuat dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan skala likert
dengan rentang nilai 1 (sangat tidak setuju) sampai 5 (sangat setuju).
c. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel
Tabel 3.1
Definisi dan Pengukuran Variabel
Variabel Definisi Pengukuran
Variabel Dependen
a. Kecurangan
akuntansi
Merupakan tindakan
yang dilakukan
seseorang untuk
mendapatkan
keuntungan yang
merugikan orang lain
(Romney dan Paul,
2015).
Instrumen dikembangkan dari
Willopo (2006), terdiri dari 5
item pernyataan, yang diukur
skala likert 5 point dengan
indikator:
Kecenderungan untuk melakukan
manipulasi catatan akuntansi,
menghilangkan informasi,
menyajikan laporan keuangan
yang salah, memalsukan
dokumen, menerapkan prinsip
akuntansi yang salah.
32
Tabel 3.1
Definisi dan Pengukuran Variabel
(Lanjutan)
Variabel Definisi Pengukuran
Variabel Independen
b. Pengendalian
Internal
Merupakan proses yang
dijalankan untuk
menyediakan jaminan
memadai bahwa tujuan-
tujuan pengendalian
telah tercapai
(Romney dan Paul,
2015).
Instrumen dikembangkan dari
Rizky dan Fitri (2017), terdiri
dari 5 item pernyataan, yang
diukur skala likert 5 point dengan
indikator:
Lingkungan pengendalian,
penaksiran risiko, aktivitas
pengendalian, informasi dan
komunikasi, pemantauan.
c. Asimetri
Informasi
Merupakan kondisi yang
menunjukkan adanya
ketidakseimbangan
informasi antara yang
dimiliki manajemen
dengan pihak luar
(Scott, 2015).
Instrumen dikembangkan dari
Willopo (2006), terdiri dari 7
item pernyataan, yang diukur
skala likert 5 point dengan
indikator:
Informasi laporan keuangan,
hubungan transaksi keuangan,
kerahasiaan informasi, tanggung
jawab informasi, hambatan
laporan keuangan.
d. Ketaatan
Aturan
Akuntansi
Merupakan kewajiban
dalam organisasi, karena
laporan keuangan yang
dibuat tidak sesuai
aturan akuntansi maka
keadaan tersebut dapat
memicu terjadinya
kecurangan akuntansi
(Shintadevi, 2015).
Instrumen dikembangkan dari
Rizky dan Fitri (2017), terdiri
dari 7 item pernyataan, yang
diukur skala likert 5 point dengan
indikator:
Tanggung jawab penerapan,
integritas, objektivitas, kehati-
hatian, kerahasiaan, konsistensi
dan standar teknis.
e. Kesesuaian
Kompensasi
Merupakan persepsi
karyawan tentang
kesesuaian imbalan atau
gaji dengan pekerjaan
yang mereka lakukan
(Hidayat, 2018).
Instrumen dikembangkan dari
Willopo (2006), terdiri dari 5
item pernyataan, yang diukur
skala likert 5 point dengan
indikator:
Kompensasi keuangan,
pengakuan perusahaan atas
keberhasilan dalam
melaksanakan pekerjaan,
promosi, penyelesaian tugas, dan
ketidakadilan dalam pembagian
kompensasi.
33
Tabel 3.1
Definisi dan Pengukuran Variabel
(Lanjutan)
Variabel Definisi Pengukuran
f. Moralitas
Manajemen
Merupakan tindakan
manajemen untuk
melakukan hal yang
benar dan tidak
berkaitan dengan
keuntungan atau nilai
(Rahmawati, 2012).
Instrumen dikembangkan dari
Willopo (2006) dalam bentuk
instrumen Defining Issues Test.
Instrumen ini berbentuk kasus
dilema etika dengan 6 item
pernyataan, yang diukur skala
likert 5 point dengan indikator:
Rekayasa untuk mempertahankan
pemegang saham, rekayasa untuk
mendapat bonus, rekayasa untuk
menunjukkan kinerja, kelaziman
laporan setiap periode, rekayasa
laporan karena tidak merugikan
perusahaan, pertimbangan direksi
terkait perusahaan dan karyawan. Sumber: Diolah dari berbagai jurnal dan artikel, 2019
B. Alat Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah penyajian data yang dilakukan secara
numerik. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui dan
memaparkan karakteristik variabel penelitian dan kondisi dari responden.
Penjelasan dalam analisis deskriptif hanya menjelaskan nilai maksimum, nilai
minimum, varian, mean, dan standar deviasi (Ghozali, 2018:19).
2. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Uji validitas merupakan alat untuk mengukur sah atau valid tidaknya
kuesioner (Ghozali, 2018:51). Kuesioner dikatakan valid apabila pernyataan
pada kuesioner mampu mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuesioner
34
tersebut. Confirmatory Factor Analysis (CFA) digunakan untuk menguji
validitas instrumen kuesioner dalam penelitian ini. CFA digunakan untuk
menguji apakah indikator-indikator yang digunakan dapat mengkonfirmasi
suatu variabel. Analisis faktor konfimatori akan mengelompokkan indikator
kedalam beberapa faktor apabila indikator yang digunakan merupakan
indikator konstruk, selanjutnya akan mengelompok menjadi satu dengan faktor
loading yang tinggi.
Analisis faktor dapat digunakan apabila data matrik memiliki kolerasi
yang cukup. Uji Bartlett of Sphericity merupakan uji statistik untuk
menentukan ada tidaknya kolerasi antar variabel. Selain itu, Kaiser Meyer
Olkin Measure of Smapling Adequasi (KMO NSA) merupakan alat uji yang
dapat digunakan untuk mengukur tingkat interkolerasi antar variabel dan dapat
tidaknya dilakukan analisis faktor. Nilai yang dikehendaki harus > 0,50 dan
cross loading > 0,50 untuk dapat dilakukan analisis faktor (Ghozali, 2018:57).
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui
seberapa jauh hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran
dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur
yang sama. Kuesioner dikatakan reliabel apabila jawaban responden terhadap
pertanyaan adalah konsisten. Kuesioner dikatakan reliabel jika nilai Cronbach
Alpha (α) ≥ 0,7 atau 70% (Ghozali, 2018:46).
35
3. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Model regresi yang dikembangkan
untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebagai berikut:
KA = α - β1 PI + β2 AI - β3 KAA - β4 KS - β5 MM + e
Keterangan:
α = Konstanta
β1-β5 = Koefisien Regresi
KA = Kecurangan Akuntansi
PI = Pengendalian Internal
AI = Asimetri Informasi
KAA = Ketaatan Aturan Akuntansi
KS = Kesesuaian Kompensasi
MM = Moralitas Manajemen
e = error (tingkat kesalahan)
4. Pengujian Hipotesis
a. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,
2018:97). Uji R2
menunjukkan potensi pengaruh semua variabel independen
yaitu pengendalian internal, asimetri informasi, ketaatan aturan akuntansi,
kesesuaian kompensasi dan moralitas manajemen terhadap variabel dependen
yaitu kecurangan akuntansi. Besarnya koefisien 0 sampai 1, semakin mendekati
0 koefisien determinasi semakin kecil pengaruhnya terhadap variabel
36
independen, sebaliknya mendekati 1 besarnya koefisien determinasi semakin
besar pengaruhnya terhadap variabel independen (Ghozali, 2018:97).
b. Uji F (Goodness of Fit Test)
Uji statistik F pada dasarnya digunakan untuk mengukur ketepatan
fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual (Goodness of Fit Test). Uji
statistik F menunjukkan apakah variabel independen yang dimaksudkan dalam
model mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen dan model dalam
penelitian telah fit atau tidak. Pengujian yang dilakukan dengan distribusi F
adalah membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel
(Ghazali, 2018:97). Keputusan yang diambil:
1) Jika F hitung > F tabel atau p value < α = 5%, maka model dalam penelitian
layak atau fit.
2) Jika F hitung < F tabel atau p value > α = 5%, maka model dalam penelitian
tidak layak atau tidak fit.
Gambar 3.1
Penerimaan Uji F
c. Uji t
Uji t dilakukan untuk menunjukkan variabel independen dalam
menerangkan variabel dependen. Uji t digunakan untuk mengukur signifikansi
pengaruh pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan perbandingan nilai t
hitung masing-masing koefisien regresi dengan t tabel (nilai kritis) sesuai
Ho tidak
dapat ditolak
37
dengan tingkat signifikansi yang digunakan. Ketentuan hasil hipotesis uji t
adalah digunakan tingkat signifikansi 5% dengan derajat kebebasan df= n-1
(Ghozali, 2018:98). (Examiners, 2009)
1) Hipotesis Positif
a. Jika t hitung > t tabel, atau p value < α = 0,05, maka Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap
variabel dependen.
b. Jika t hitung < t tabel, atau p value > α = 0,05, maka Ho diterima dan Ha
ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh antara variabel independen
terhadap variabel dependen.
Gambar 3.2
Penerimaan Hipotesis Positif
2) Hipotesis Negatif
a. Jika -t hitung < t tabel, atau p value < α = 0,05, maka Ho ditolak dan Ha
diterima artinya terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap
variabel dependen.
b. Jika -t hitung > t tabel, atau p value > α = 0,05, maka Ho diterima dan Ha
ditolak artinya tidak terdapat pengaruh antara variabel independen
terhadap variabel dependen.
Ho tidak
dapat ditolak
38
Gambar 3.3
Penerimaan Hipotesis Negatif
0 t tabel
Ho diterima Ho ditolak
α = 5% Ho tidak
dapat ditolak
58
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengendalian
internal, asimetri informasi, ketaatan aturan akuntansi, kesesuaian kompensasi
dan moralitas manajemen terhadap kecurangan akuntansi pada Badan Usaha
Milik Daerah (BUMD) di Kabupaten Temanggung. Sampel yang dipilih dalam
penelitian ini adalah 53 karyawan yang terdiri dari kepala BUMD, kepala
bagian keuangan, bendahara dan karyawan bagian keuangan.
Hasil Ajusted R menunjukkan bahwa variabel independen yang terdiri
dari pengendalian internal, asimetri informasi, ketaatan aturan akuntansi,
kesesuaian kompensasi dan moralitas manajemen mampu menjelaskan variasi
variabel dependen yaitu kecurangan akuntansi dan sisanya dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak diteliti atau diluar model peneltian ini. Hasil pengujian
statistik F menunjukkan bahwa model penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini sudah bagus (fit) untuk diuji. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa asimetri informasi positif terhadap kecurangan akuntansi. Sementara
itu, pengendalian internal, ketaatan aturan akuntansi, kesesuaian kompensasi
dan moralitas manajemen tidak berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi.
B. Keterbatasan penelitian
1. Penelitian ini memiliki objek yang kurang luas, karena hanya mencakup
BUMD di Kabupaten Temanggung.
59
2. Penelitian ini meneliti pengendalian internal, asimetri informasi, ketaatan
aturan akuntansi, kesesuaian kompensasi dan moralitas manajemen dan
masih banyak variabel lain yang belum diteliti.
C. Saran
1. Penelitian selanjutnya dapat memperluas jumlah sampel cara mengambil
sampel instansi se-Karasidenan Kedu atau se-Jawa Tengah.
2. Penelitian selanjutnya perlu menambahkan variabel lain yang dapat
mempengaruhi kecurangan akuntansi di BUMD, misalnya penegakan
hukum (Permatasari et., 2017) karena adanya penegakan hukum yang tegas
dapat menimbulkan efek jera sehingga individu tidak melakukan tindakan
kecurangan akuntansi yang merugikan organisasi.
60
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, Rifqi A. 2018. Pengaruh Sistem Pengendalian Intern, Asimetri Informasi,
Kesesuaian Kompensasi Dan Moralitas Manajemen Terhadap Kecenderungan
Kecurangan Akuntansi (Studi Empiris pada Rumah Sakit Islam Ibnu Sina
Sumatra Barat). JOM FEB, Universitas Riau,1(1).
Akhsani, Novi. 2018. Pengaruh Pengendalian Internal, Kesesuaian Kompensasi
Dan Budaya Organisasi Terhadap Kecenderungan Praktek Kecurangan.
Jurnal Akuntansi Berkelanjutan Indonesia, Universitas Esa Unggul,1(3), 372–
388.
Alou, S. D., Ilat, V., & Gamaliel, H. 2017. Pengaruh Kesesuaian Kompensasi,
Moralitas Manajemen, Dan Keefektifan Pengendalian Internal Terhadap
Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Pada Perusahaan Konstruksi Di
Manado. Jurnal Riset Akuntansi Going Concern,Universitas Sam
Ratulangi12(1), 139–148.
Azmi, Nurul. 2017. Pengaruh Ketaatan Aturan Akuntansi, Kesesuaian Kompensasi
Dan Asimetri Informasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi
(Studi Pada BUMN di KotaPadang). Naskah Publikasi, Universitas Negeri
Padang.
Ahriati, Deni, Prayitno & Erna Widiastuty. Analisis Pengaruh Sistem
Pengendalian Internal, Asimetri Informasi, Perilaku Tidak Etis, Dan
Kesesuaian Kompensasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi
Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur. Jurnal Infestasi, 11 (1),
41-55.
Arens, Alvin A., Elder, Randal J., & Beasley, Mark S. 2014. Auditing & Jasa
Assurance: Pendekatan Terintegrasi. Jakarta: Salemba Empat.
American Institute of Certified Public Accountant & Association of Certified Fraud
Examiners. 2009. Managing The Bussiness Risk Fraud: A Practical Guide.
Bertens, K. 2004. Etika. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Budiningsih, A. C. 2004. Pembelajaran Moral. Jakarta: Rineka Cipta.
Boynton, William C., Raymon N. Jhonson, dan Walter G. Kell. 2003. Modern
Auditing 2. Jakarta: Salemba Empat.
Cressey, Donald R. 1953. Other People's Many. Paterson Smith. Montclair.
COSO. 2013. Internal Control-Integrated Framework, Executive Summery. The
61
American Institute of Certified Public Accountant (AICPA).
Dessler, Gary. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Indeks.
Friskila, Rini Sumiati. 2010. Pengaruh Ketaatan Akuntansi, Sistem Pengendalian
Intern, Kesesuaian Kompensasi Dan Moralitas Terhadap Kecenderungan
Kecurangan Akuntansi (Fraud) Pada Badan Usaha Milik Negara di Padang.
Skripsi. Padang: Universitas Negeri Padang.
Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
25. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gustina, Ira. 2018. Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Dan Ketaatan Aturan
Akuntansi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Pada Skpd
Kabupaten Indragiri Hulu. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, Universitas
Islam Indragiri Tembilahan, 7(8), 1–10.
hebat.temanggungkab.go.id. 2017. BUMD Tak Sehat Perlu Pengawasan Lebih.
Retrieved May 20, 2019, from http://hebat.temanggungkab.go.id/
Hidayat, Zullaika. 2018. Pengaruh Budaya Etis Organisasi, Sistem Pengendalian
Internal, Asimetri Informasi Dan Kesesuaian Kompensasi Terhadap
Kecurangan (Persepsi Pegawai Dinas Di Kabupaten Kepulauan Mentawai).
JOM FEB, Universitas Riau, 1.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2016. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta:
Salemba Empat.
Indonesia Corruption Watch (n.d.). Retrieved March 10, 2019, from
http://www.suaramerdeka.com
Indonesia Corruption Watch (n.d.). Retrieved March 15, 2019, from
http://www.antikorupsi.org
Kompas. 2017. Pejabat BUMD Ditahan Terkait Kasus Korupsi. Retrieved March
12, 2019, from http://www.kompastv.cm
Krjogja. 2018. Diduga Lakukan Korupsi Dua Direksi BKK Pringsurat Ditahan.
Retrieved March 10, 2019, from http://krjogja.com
Kusumastuti, N. R. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap
Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Dengan Perilaku Tidak Etis Sebagai
Variabel Intervening. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro.
Lailiyah, Afidatul. 2016. Variabel-Variabel Yang Berpengaruh Terhadap
Kecurangan di Sektor Pemerintahan: Persepsi Pegawai Bidang Keuangan di
62
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Situbondo. Skripsi. Jember: Universitas
Jember.
Mulyadi. 2014. Sistem Akuntansi. Yogyakarta: Salemba Empat.
Muna, Biani Naeli, & Harris, Lutfi. 2018. Pengaruh Pengendalian Internal Dan
Asimetri Informasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi
(Penelitian Persepsi Pengelola Keuangan pada Perguruan Tinggi Negeri
BLU). Jurnal Akuntansi, Ekonomi Dan Manajemen Bisnis, Universitas
Brawijaya,6(1), 35–44.
Najahningrum, Anik F. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Fraud: Persepsi
Pegawai Dinas Provinsi DIY. Accounting Journal, 2 (3).
Nuraini, Muslimin, & Kahar, A. 2018. Pengaruh Pengendalian Internal dan
Ketaatan Aturan Akuntansi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi.
Katalogis-Jurnal Untad, Universitas Tadulako,6(6).
Obessionnews (n.d.). Retrieved July 25, 2019, from
http://www.obssesionnews.com
Permatasari, D. E., Kurrohman, T., & Kartika. 2017. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Terjadinya Kecenderungan Kecurangan (Fraud) di Sektor
Pemerintah (Studi pada Pegawai Keuangan Pemerintah Kabupaten
Banyuwangi). Jurnal Keuangan Dan Perbankan, Universitas Jember, 14(1),
37–44.
Rahmawati, A. P. 2012. Analisis Pengaruh Faktor Internal Dan Moralitas
Manajemen Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi. Skripsi.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Rizky, Muammar, & Fitri, F. A. 2017. Pengaruh Keefektifan Pengendalian
Internal, Ketaatan Aturan Akuntansi, Penegakan Hukum, Dan Perilaku Tidak
Etis Terhadap Kecurangan Akuntansi. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi
Akuntansi (JIMEKA), 2(2), 10–20.
Rahmadan, I. 2017. Pengaruh Pengendalian Internal, Ketaatan Aturan Akuntansi
dan Perilaku Tidak Etis Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi.
Skripsi. Purwokerto: Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Romney, Marshal B., & Paul, Jhon Steinbart. 2015. Sistem Informasi Akuntansi
(Edisi 13). Jakarta: Salemba Empat.
Sanuari, Nilam. 2014. Pengaruh Sistem Pengendalian Internal, Kesesuaian
Kompensasi, Dan Moralitas Manajemen Terhadap Kecenderungan
Kecurangan Akuntansi. Naskah Publikasi, Universitas Negeri Padang.
63
Sccot, R. William. 2015. Financial Accounting Theory Seventh Edition. United
Stated: Pearson.
Shintadevi, Prekanida Farizqa. 2015. Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal,
Ketaatan Aturan Akuntansi Dan Kesesuaian Kompensasi Terhadap
Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Dengan Perilaku Tidak Etis Sebagai
Variabel Intervening. Jurnal Nominal, Universitas Negeri Yogyakarta,IV(2).
Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.
Supomo, B., & Indriantoro, N. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta:
BPFE.
Thoyibatun, Siti. 2009. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Perilaku Tidak
Etis Dan Kecenderungan Kecurangan Akuntansi. Jurnal Ekonomi dan
Keuangan.
Tika, Lilis Dyan. 2018. Determinan Kecurangan (Fraud) Akuntansi di Pemerintah
Daerah. FEB Beneficium: Prosding Business and Economic Conference in
Utilizing of Modern Technology, ISSN 2622-.dy R. 2008. Manajemen Sumber
Daya Manusia Jilid 2 Edisi 10. Jakarta: Erlangga.
Wexley & Yuki. 2003. Perilaku Organisasi dan Psikologi Manusia. Jakarta:
Rineka Cipta.
Willopo. 2006. Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap
Kecenderungan Kecurangan Akuntansi. Simposium Nasional Akuntansi IX:
Padang.
Wolk, H. I., & Tearney, M. 1997. Accounting Theory: A Conceptual and
Institusional Approach. Internasional Thomson Publisihing.