pengaruh pengeluaran dana pendidikan, dana...
TRANSCRIPT
PENGARUH PENGELUARAN DANA PENDIDIKAN, DANA
KESEHATAN, DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA TERHADAP
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)
(Studi Kasus : Kota Tangerang Selatan Periode 2013 - 2018)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh :
Mawaddah Kusuma Dewi
NIM. 1112084000043
PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAAH
1440 H / 2019 M
vi
ABSTRACT
PENGARUH PENGELUARAN DANA PENDIDIKAN, DANA
KESEHATAN, DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA TERHADAP
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)
(Studi Kasus : Kota Tangerang Selatan Periode 2013 - 2018)
By :
Mawaddah Kusuma Dewi
Nim. 1112084000043
The purpose of this research is to know the influence of partially between
educational funds against the gross regional domestic product, to find out the
partial influence among health fund against the gross regional domestic product,
to knowing the influence of partially between absorption of Labor against the
gross regional domestic product and to know the influence of simultaneously
between the Education Fund, fund health and peyerapan of labor against the
gross regional domestic product . Methods in the research is to use the regression
data analysis tool use the panel with Eviews, with classic assumption test phases
(data normality, multicollinearity and heteroskedastisitas), the coefficient of
determination of the regression coefficient analysis linear multiple and significant
test (t and F). The data used is data input data with skunder Education Fund, fund
health, labor absorption and gross regional domestic product in South Tangerang
City.
The research results showed that that partially, test results indicate that the
variable t Education Fund has effect against the gross regional domestic product
variable Health Fund has effect against the gross regional domestic product,
variable labor absorption effect on gross regional domestic product.
Simultaneously also menunujukkan that the test results showed that the F to the
three independent variables namely education fund, fund health and labor
absorption effect simultaneously against the gross regional domestic product.
Based on the results of the determination coefficient was found that independent
variables used in the study (DP, DK and PTK) in explaining the dependent
variables (GDP) amounted to 44.77% 55.23% explained by other variables that
are not included in this research model.
Keywords: funding education, health fund, peenyerapan labor, gross regional
domestic product.
vii
ABSTRAK
PENGARUH PENGELUARAN DANA PENDIDIKAN, DANA
KESEHATAN, DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA TERHADAP
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)
(Studi Kasus : Kota Tangerang Selatan Periode 2013 - 2018)
Oleh :
Mawaddah Kusuma Dewi
Nim. 1112084000043
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh secara parsial
antara dana pendidikan terhadap produk domestik regional bruto, untuk
mengetahui pengaruh secara parsial antara Dana Kesehatan terhadap produk
domestik regional bruto, untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara
Penyerapan Tenaga Kerja terhadap produk domestik regional bruto dan untuk
mengetahui pengaruh secara simultan antara dana pendidikan, dana kesehatan dan
peyerapan tenaga kerja terhadap produk domestik regional bruto. Metode dalam
penelitian adalah dengan menggunakan regresi data panel dengan menggunaka
alat analisis Eviews, dengan tahapan uji asumsi klasik (normalitas data,
multikolinearitas dan heteroskedastisitas), koefisien determinasi, analisis koefisien
regresi linier berganda dan uji signifikan (t dan F). Data yang digunakan adalah
data skunder dengan menginput data dana pendidikan, dana kesehatan,
penyerapan tenaga kerja dan produk domestik regional bruto di kota Tangerang
Selatan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa secara parsial, hasil uji t menunjukkan
bahwa variabel dana pendidikan berpengaruh terhadap produk domestik regional
bruto variabel dana kesehatan berpengaruh terhadap produk domestik regional
bruto, variabel penyerapan tenaga kerja berpengaruh terhadap produk domestik
regional bruto. Secara simultan juga menunujukkan bahwa hasil uji F
menunjukkan bahwa ke tiga variabel independen yaitu dana pendidikan, dana
kesehatan dan penyerapan tenaga kerja berpengaruh secara simultan terhadap
produk domestik regional bruto. Berdasarkan hasil koefisien determinasi
ditemukan bahwa variabel independen yang digunakan dalam penelitian yaitu
(DP, DK dan PTK) dalam menjelaskan variabel dependen (PDRB) sebesar
44,77% sisanya 55,23% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan
dalam model penelitian ini.
Kata Kunci: dana pendidikan, dana kesehatan, peenyerapan tenaga kerja, produk
domestik regional bruto.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr.Wb
Alhamdulillahirobbil‟alamin, Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah
SWT atas nikmat iman, islam dan karunia-Nya yang telah diberikan sehingga
peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Pengeluaran Dana
Pendidikan, Dana Kesehatan Dan Penyerapan Tenaga Kerja Terhadap
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) (Studi Kasus Kota Tangerang
Selatan Tahun 2013 - 2018). Shalawat beserta salam semoga terus tercurah
kepada Rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabat. Skripsi
ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan program Sarjana
(S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selama proses penyusunan skripsi ini peneliti mendapatkan bimbingan,
arahan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan nikat, rahmat dan karunia-Nya serta
tetap menuntun peneliti dijalan yang benar sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
2. Kedua orang tua, ayahanda dan ibunda tercinta yang selalu memberikan
limpahan kasih sayang, perhatian, dan do‟a tak pernah putus-putusnya untuk
ananda.
3. Kedua mertua saya, ayahanda dan ibunda tercinta yang selalu memberikan
limpahan kasih sayang, dukungan, perhatian, dan do‟a tak pernah putus-
putusnya untuk ananda.
4. Nenek saya Ema Hajah Sukinah yang beserta Almarhum Drs. Abah Tarsa
Fathuddin yang tercinta yang telah memberikan dukungan dalam
menyelesaikan skripsi
ix
5. Suami Tercinta Abang Syafiq Wajdil Anam SE Serta Anak Tersayang
Nayyira Falisha Azzahra yang menjadi penyemangat untuk saya
menyelesaikan Skripsi ini Hingga Selesai.
6. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
7. Bapak Prof. Dr. Amilin, M.Si.,Ak.,CA.,QIA.,BKP.,CRMP selaku Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
8. Bapak Dr. Indo Yama Nasaruddin, SE., MAB selaku Wakil Dekan Bidang
Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
9. Bapak Dr. Hartana I.P , M.Si selaku kajur IESP dan Bapak Deni Pandu
Nugraha, M.Sc selaku sekjur IESP.
10. Bapak Arief Fijrianto, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, arahan, dan ilmu
pengetahuannya kepada peneliti selama penyusunan skripsi hingga akhirnya
skripsi ini bisa terselesaikan.
11. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid MS, Dr. Lukman, M.Si, Ibu Utami Baroror
M.Si, Bapak M. Hartana I Putra M.Si, Bapak Zuhairan Yunmi Yunan, M.Sc
dan selaku dosen IESP.
12. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan
yang sangat luas kepada peneliti selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu
yang bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua.
13. Seluruh Staff Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu peneliti dalam
mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.
14. Teman-teman seperjuangan Silvia Nurul Hidayah yang telah memberikan
semangat, motivasi serta dukungan terhadap penulis.
x
15. Teman-teman seperjuangan Angkatan 2012 Jurusan Ilmu Ekonomi Studi
Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
16. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak
membantu dan memberi inspirasi bagi peneliti, suatu kebahagiaan telah
dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua, terima kasih banyak.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu kritik dan saran sangat peneliti
harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai tambahan
informasi dan pengetahuan bagi semua pihak yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikumWr. Wb.
Tangerang Selatan, 23 Juli 2019
(Mawaddah Kusuma Dewi)
xi
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan Skripsi ......................................................................... i
Lembar Pengesahan Komprehensif ............................................................ ii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi .............................................................. iii
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah .............................................. iv
Daftar Riwayat Hidup .................................................................................. v
Abstact ............................................................................................................ vi
Abstrak ........................................................................................................... vii
Kata Pengantar ............................................................................................. viii
Daftar Isi ........................................................................................................ xi
Daftar Tabel ................................................................................................... xiii
Daftar Gambar .............................................................................................. xiv
Daftar Lampiran ........................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ............................... 8
1. ..................................................................................... Tujua
n Penelitian ......................................................................... 8
2. ..................................................................................... Manf
aat Penelitian ....................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 10
A. Landasan Teori ....................................................................... 10
1. Teori Dana Pemerintah ....................................................... 10
2. Klasifikasi Pengeluaran Pemerintah ................................... 13
3. Pengeluaran Pemerintah Atas Pendidikan .......................... 16
4. Pengeluaran Pemerintah Atas Kesehatan ........................... 18
5. Penyerapan Tenaga Kerja ................................................... 19
6. Teori Produk Domestik Regional Bruto ............................. 22
xii
B. Penelitian Terdahulu ................................................................ 28
C. Kerangka Pemikiran ................................................................ 32
D. Hipotesis Penelitian ................................................................. 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 34
A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 34
B. Metode Penentuan Sampel ...................................................... 34
C. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 34
D. Metode Analisis Data .............................................................. 35
E. Operasional Variabel ............................................................... 43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 45
A. Gambaran Umum Kota Tangerang Selatan ............................. 45
B. Hasil Analisis ........................................................................... 57
C. Hasil Analisis Data ..................................................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 64
D. Kesimpulan .............................................................................. 65
E. Saran ........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 66
LAMPIRAN ................................................................................................... 68
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
1.1 Data Pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP) Kota
Tangerang Selatan Periode Tahun 20013 – 2018 ...................... 4
2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................. 29
4.1 Hasil Pengujian Chow Test ........................................................ 53
4.2 Hasil Pengujian Hausman Test .................................................. 54
4.3 Kesimpulan Pengujian Model Regresi Data Panel .................... 55
4.4 Hasil Uji Autokorelasi ................................................................ 56
4.5 Hasil Uji Multikolinieritas ......................................................... 59
4.6 Hasil Uji t Dana Pendidikan / (X1) terhadap Produk Domestik
Regional Bruto (Y) .................................................................... 63
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran .................................................................. 32
4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas ..................................................... 50
4.2 Grafik hasi uji Normalitas Data ................................................. 51
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Halaman
1 Daftar Nama Objek Penelitian .................................................... 68
2 Data Mentah Variabel Penelitian ............................................... 70
3 Hasil Pengolahan Data Dengan Eviews 9.0 ............................... 71
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kapasitas dasar yang sekaligus merupakan tiga nilai pokok keberhasilan
pembangunan ekonomi adalah “kecukupan, jati diri, serta kebebasan.
Kecukupan dalam hal ini merupakan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan dasar yang meliputi pangan, sandang, papan, kesehatan dan
keamanan”. Fungsi dasar dari kegiatan ekonomi pada dasarnya adalah untuk
menyediakan sebanyak mungkin kebutuhan dasar masyarakat, atas dasar itulah
syarat penentu keberhasilan ekonomi adalah membaiknya kualitas kehidupan
seluruh lapisan masyarakat. Indikator penting untuk dapat mengetahui kondisi
ekonomi suatu daerah dalam kurun waktu tertentu ialah menggunakan data
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dapat menggunakan atas dasar
harga berlaku ataupun atas dasar harga konstan.Menurut Sukirno (2016:45).
Pemerintah pusat sebagai pemangku kepemimpinan negara Indonesia
tentunya harus bertanggung jawab atas hal tersebut, di mana pembangunan
merupakan pemicu dan pemacu dari pertumbuhan ekonomi di seluruh wilayah,
namun tentunya juga jika dilaksanakan secara adil dan merata di semua
wilayah di Indonesia. Salah satu tujuan suatu negara adalah untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Salah satu ukuran pertumbuhan
ekonomi adalah pendapatan nasional. Pendapatan nasional suatu negara dapat
menunjukkan seberapa besar aktivitas perekonomian secara keseluruhan.
2
Konsep pendapatan nasional adalah ukuran yang paling sering dipakai sebagai
indikator pertumbuhan ekonomi namun bukan satu-satunya indikator
pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan total output
suatu perekonomian. Jika output tumbuh lebih cepat daripada penduduk, output
per kapita meningkat dan standar kehidupan terangkat (Case dan Fair,
2015:27).
Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup
berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan
institusi-institusi nasional, disamping tetap mengejar ekselerasi pertumbuhan
ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan kemiskinan
(Afrizal, 2015:8). Oleh karena itu, pada hakekatnya, pembangunan itu harus
mencerminkan perubahan total suatu masyarakat atau penyesuaian sistem
sosial secara keseluruhan, tanpa mengabaikan keragaman kebutuhan dasar dan
keinginan individual maupun kelompok-kelompok sosial yang ada di
dalamnya, untuk bergerak maju menuju suatu kondisi kehidupan yang serba
lebih baik secara material maupun spiritual.
Pemerintah akan masuk dan menyelesaikan permasalahan kegagalan
pasar jika pihak swasta dan individu-individu tidak bersedia memperbaiki
keadaan dan mengeluarkan biaya. Pemerintah dapat melakukan dua jenis
kebijakan yaitu kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Kebijakan moneter
merupakan kebijakan pemerintah dalam mempengaruhi tingkat suku bunga dan
jumlah uang beredar. Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah melalui
pengeluaran pemerintah. Pengeluaran pemerintah mempunyai kedudukan yang
3
sangat strategis dalam meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi. Pemerintah
melalui instrumen kebijakan dapat menyelamatkan keadaan ketika
perekonomian mengalami kelesuan akibat adanya resesi ekonomi. Suatu
negara harus memiliki pemerintahan yang berfungsi sebagai peredam gejolak
ekonomi dan politik baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Peredam
gejolak dalam arti mampu menstabilkan situasi menjadi lebih kondusif melalui
berbagai kebijakan. Pemerintah merupakan aktor yang sangat penting dalam
perekonomian suatu negara. Suatu kegiatan ekonomi akan optimal jika terdapat
aktivitas pemerintah didalamnya. Pemerintah dapat menjadi pelaku kegiatan
ekonomi yang memacu produksi dan konsumsi. Pihak swasta biasanya
mengalokasikan sumber daya yang dimiliki melalui mekanisme pasar, jika
sistem pasar benar-benar efisien di dalam mengalokasikan sumber daya, maka
peranan pemerintah terbatas, salah satunya ketika terjadi kegagalan dalam
private market. (Samuelson dan Nordhaus, 2012:23).
Menurut Samuelson dan Nordhaus (2012:22) ada empat faktor sebagai
sumber pertumbuhan ekonomi. Faktor-faktor tersebut adalah (1) sumber daya
manusia, (2) sumber daya alam, (3) pembentukan modal, dan (4) teknologi.
Pengeluaran pemerintah berperan dalam pembentukan modal melalui
pengeluaran pemerintah di berbagai bidang seperti sarana dan prasarana.
Pembentukan modal di bidang sarana dan prasarana ini umumnya menjadi
social overhead capital (SOC) yang sangat penting dalam pertumbuhan
ekonomi. SOC ini sangat penting karena pihak swasta tidak akan mau
menyediakan berbagai fasilitas publik, namun tanpa adanya fasilitas publik ini
4
maka pihak swasta tidak berminat untuk menanamkan modalnya. Pertumbuhan
ekonomi dan peningkatan pendapatan akan terdorong naik dengan adanya
berbagai fasilitas publik. Berikut data PDRB Per kapita Berdasarkan kota
tangerang selatan tahun 2013 - 2018:
Tabel 1.1
Data Pertumbuhan PDRB Kecamatan Kota
Tangerang Selatan Periode Tahun 2013 - 2018
(Dalam Persen)
No. Kecamatan 2013 2014 2015 2016 2017 2018
1. Ciputat 5,58 4,14 5,09 4,87 4,86 4,76
2. Ciputat Timur 7,37 7,18 7,97 8,23 8,28 9,37
3. Pamulang 6,04 5,93 7,42 5,12 8,78 7,63
4. Pondok Aren 4,30 5,69 6,88 7,11 6,56 8,28
5. Serpong 5,69 4,57 5,30 5,21 5,14 4,21
6. Serpong Utara 4,02 4,15 4,27 3,57 4,78 3,44
7. Setu 3,95 3,92 2,07 3,28 3,74 4,39
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tangerang Selatan, 2018
Berdasarkan data di atas terlihat bahwa pertumbuhan PDRB Kota
Tangerang Selatan mengalami penurunan dari tahun 2013 sampai tahun 2018.
Laju pertumbuhan terendah pada tahun 2015 berada pada kecamatan Setu yaitu
sebesar 2,07%. Sedangkan pertumbuhan tertingi pada tahun 2018 adalah pada
wilayah kecamatan ciputat timur sebesar 9,37. Hal ini menunjukkan bahwa
pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang amat penting
dalam analisis pembangunan ekonomi suatu wilayah.
Untuk meningkatkan Produk domestik regional bruto (PDRB) suatu
wilayah perlu mengetahui faktor apa saja yang dapat mempengaruhinya. Salah
satu faktornya adalah pendidikan, dalam pembangunan ekonomi pendidikan
dipandang sebagai investasi dalam kapital manusia. Dengan investasi ini
5
diharapkan akan diperoleh keuntungan, diantaranya adalah pendapatan yang
diperoleh melalui partisipasinya dalam pasar kerja. Abdullah (2016:12)
menyatakan bahwa hanya pendidikan yang dapat menemukan cara dan metode
pembangunan ekonomi dan hanya dengan hasil pendidikan, masyarakat akan
bisa merawat ekonominya. Di lain pihak, orang juga berpendapat bahwa
pertumbuhan ekonomi dapat menjadi penyebab dari pertumbuhan pendidikan
karena pertumbuhan ekonomi membutuhkan orang-orang terdidik. Pendidikan
di Tangerang Selatan masih cukup rendah, hal ini terlihat dari indeks
pendidikan 91,9 dengan melek huruf sebesar 95,30 persen, terdapat taraf
pendidikan di Kota Tangerang Selatan dengan rata-rata lama sekolah hanya 8,2
tahun. IPM Tangerang Selatan pada 2018 dalam empat indikator indek
pembangunan manusia sebesar 79,92, indek pendidikan 81,9 terdapat angka
melek hurup hanya sebesar 95.30 persen serta rata-rata lama sekolah hanya 8,2
tahun atau sama saja tidak tamat SMP. Untuk mengatasi hal ini diperlukan
pengembangan sumber daya manusia yang lebih baik lagi.
Menurut Mankiw (2012:15) pengembangan sumber daya manusia dapat
dilakukan dengan perbaikan kualitas modal manusia. Modal manusia dapat
mengacu pada pendidikan, namun juga dapat digunakan untuk menjelaskan
jenis investasi manusia lainnya yaitu investasi yang mendorong ke arah
populasi yang sehat yaitu kesehatan. Pendidikan dan kesehatan merupakan
tujuan pembangunan yang mendasar di suatu wilayah. Kesehatan merupakan
inti dari kesejahteraan, dan pendidikan adalah hal yang pokok untuk mencapai
kehidupan yang layak. Pendidikan memiliki peran yang penting dalam
6
membentuk kemampuan sebuah negara berkembang untuk menyerap teknologi
modern dan untuk mengembangkan kapasitas agar tercipta pertumbuhan serta
pembangunan yang berkelanjutan (Todaro, 2012:20).
Faktor lain yang dapat mempengaruhi produk domestik regional bruto
(PDRB) adalah tingkat kesehatan masyarakat, pertumbuhan ekonomi yang
tinggi atau peningkatan pendapatan dapat tidak mempunyai makna jika tidak
adanya akses pada kebutuhan dasar, jika kebutuhan dasar itu adalah pelayanan
kesehatan, pelayanan pendidikan, pelayanan administrasi pemerintah,
pertumbuhan ekonomi yang tinggi atau peningkatan pendapatan dapat tidak
mempunyai makna jika rakyat tidak mempunyai akses pada pelayanan
kesehatan, pelayanan pendidikan dan pelayanan administrasi pemerintahan
kota tangerang selatan masih cukup rendah, hal ini ditandai dengan masih
kurangnya sarana dan prasarana kesehatan pada kota tangerang selatan. Jumlah
posyandu dan puskesmas yang masih sangat rendah (http://www.tangsel.com,
diakses pada tanggal 12 Juli 2019).
Pengalokasian anggaran pemerintah untuk bidang pendidikan dan
kesehatan merupakan bagian yang terpenting dalam kebijakan anggaran,
kebijakan ini dikaitkan dengan peran pemerintah sebagai penyedia barang
publik. Dampak eksternalitas dari kebijakan pengalokasian anggaran untuk 8
kedua bidang tersebut tentunya diharapkan berpengaruh pada peningkatan
kemampuan dari human capital untuk dapat mendorong pertumbuhan
ekonomi. Anggaran pengeluaran pendidikan terdiri dari pengeluaran untuk
pelaksanaan pelajaran, untuk tata usaha sekolah, pemeliharaan sarana dan
7
prasarana sekolah, kesejahteraan pegawai sekolah, administrasi, pembinaan
teknis edukatif dan pendataan (Sudjana, 2017:289).
Faktor lain yang mampu mmpengaruhi produk domestik regional bruto
adalah tenaga kerja, Di dalam UU 13 Tahun 2003, setiap orang yang sudah
mampu melakukan pekerjaan yang menghasilkan barang atau jasa, baik untuk
memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat disebut sebagai tenaga
kerja (Agusmidah, 2012:6). Menurut Payaman Simanjuntak, tenaga kerja (man
power) adalah penduduk yang sudah atau sedang bekerja, sedang mencari
pekerjaan, dan yang melaksanakan kegiatan lain, seperti bersekolah dan
mengurus rumah tangga. Pengertian tenaga kerja dan bukan tenaga kerja
menurutnya ditentukan oleh umur atau usia.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti
masalah yang terkait tentang pertumbuhan ekonomi. Dan tentunya timbul suatu
masalah apakah yang menyebabkan rendahnya pertumbuhan ekonomi. Oleh
karena itu peneliti mengajukan judul “Pengaruh Dana Pendidikan, Dana
Kesehatan, Dan Penyerapan Tenaga Kerja Terhadap Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) (Studi Kasus Pada Kota Tangerang Selatan Periode
2013 - 2018)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini dapat ditarik
beberapa pertanyaan sebagai berikut:
8
1. Bagaimana pengaruh secara parsial dana pendidkan terhadap produk
domestik regional bruto ?
2. Bagaimana pengaruh secara parsial dana kesehatan terhadap produk
domestik regional bruto ?
3. Bagaimana pengaruh secara parsial penyerapan tenaga kerja terhadap
produk domestik regional bruto ?
4. Bagaimana pengaruh secara simultan dana pendidikan, dana kesehatan dan
peyerapan tenaga kerja terhadap produk domestik regional bruto ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Agar penelitian ini dapat dicapai hasil seperti apa yang diharapkan
dapat terlaksana dengan baik dan terarah. Adapun tujuan yang hendak
dicapai dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial dana pendidkan terhadap
produk domestik regional bruto ?
b. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial dana kesehatan terhadap
produk domestik regional bruto ?
c. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial penyerapan tenaga kerja
terhadap produk domestik regional bruto ?
d. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan dana pendidikan, dana
kesehatan dan peyerapan tenaga kerja terhadap produk domestik regional
bruto ?
9
2. Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat dan
kontribusi sebagai berikut:
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah
dalam merumuskan kebijakan ekonomi yang terkait dengan APBN dan
APBD.
b. Hasil penelitian ini diharapkan sebagai tambahan informasi bagi para
peneliti pada tema sejenis selanjutnya.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Dana Pemerintah
a. Teori Makro
Teori makro mengenai perkembangan pengeluaran pemerintah
dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu (Mangkoesoebroto,
2012:167):
1) Model Pembangunan Tentang Perkembangan Pengeluaran Pemerintah
Model ini dikembangkan oleh Rostow dan Musgrave yang
menghubungkan perkembangan pengeluaran pemerintah dengan
tahap-tahap pembangunan ekonomi yang dibedakan antara tahap awal,
tahap menengah, dan tahap lanjut. Pada tahap awal perkembangan
ekonomi, persentasi investasi pemerintah terhadap total investasi
besar, sebab pada tahap ini pemerintah harus menyediakan prasarana,
seperti pendidikan, kesehatan, prasarana transportasi, dan sebagainya.
Pada tahap menengah pembangunan ekonomi, investasi pemerintah
tetap diperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi agar
dapat tinggal landas, namun pada tahap ini peranan investasi swasta
sudah semakin membesar. Pada tingkat ekonomi yang lebih lanjut,
Rostow mengatakan dalam Mangkoesoebroto (2012:170), bahwa
pembangunan ekonomi aktivitas pemerintah beralih dari penyediaan
prasarana ke pengeluaran-pengeluaran untuk aktivitas sosial seperti
11
halnya program kesejahteraan hari tua, program pelayanan kesehatan
masyarakat, dan sebagainya
2) Hukum Wagner
Teori Wagner tentang perkembangan pengeluaran pemerintah disebut
sebagai Wagner law of increased government activity. Teori ini
mengemukakan perkembangan pengeluaran pemerintah yang semakin
besar dalam prosentase terhadap GNP, dimana teori ini didasarkan
pada pengamatan di negara-negara Eropa, US, dan Jepang pada abad
ke-19 (Mangkoesoebroto, 2012:167). Wagner mengemukakan
pendapatnya dalam bentuk suatu hukum Wagner, sebagai berikut
Dalam suatu perekonomian, apabila pendapatan perkapita meningkat,
secara relatif pengeluaran pemerintah pun akan meningkat.
b. Teori Mikro
1) Tujuan dari teori ekonomi mikro mengenai perkembangan
pengeluaran pemerintah adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang
menimbulkan permintaan akan barang publik dan faktor-faktor yang
mempengaruhi tersedianya barang publik.
2) Interaksi antara permintaan dan penawaran barang untuk barang
publik menentukan jumlah barang publik yang akan disediakan
melalui anggaran belanja. Jumlah barang publik yang akan disediakan
tersebut akan menimbulkan permintaan akan barang lain
Anggaran belanja yang digunakan untuk melaksanakan aktivitas
pemerintah, salah satunya aktivitas pemerintah adalah pengeluaran
12
pembangunan dalam berbagai sektor. Pembangunan yang dilaksanakan
pemerintah direncanakan dalam perumusan anggaran yang akan
digunakan dalam pelaksanaan pembangunan, karena anggaran tersebut
merupakan variabel yang sangat penting dalam pembangunan
masyarakat. Alokasi dana pemerintah dalam anggaran (budget) yang
bertindak sebagai alat pengatur urutan prioritas pembangunan dengan
mempertimbangkan tujuan yang ingin dicapai. oleh karena itu, usaha
pembangunan harus selalu berlandaskan Pancasila, Undang-Undang
Dasar 1945, dan Trilogi Pembangunan. (Suparmoko, 2013:49).
Perkembangan pengeluaran pemerintah dapat dijelaskan dengan
beberapa faktor dibawah ini :
1) Perubahan permintaan akan barang publik.
2) Perubahan dari aktivitas pemerintah dalam menghasilkan barang
publik, dan juga perubahan dari kombinasi faktor produksi yang
digunakan dalam proses produksi.
3) Perubahan kualitas barang publik.
4) Perubahan harga-harga faktor-faktor produksi (Guritno
Mangkoesoebroto, 2012:178).
Melihat perkembangan kegiatan pemerintah dari tahun ke tahun,
peranan pemerintah cenderung meningkat. Peningkatan kegiatan
pemerintah ini disebabkan oleh beberapa faktor di karenakan :
1) Adanya kenaikan tingkat penghasilan masyarakat, maka kebutuhan
masyarakat juga meningkat. Hal ini mengakibatkan meningkatnya
13
kegiatan pemerintah dalam usaha memenuhi kebutuhan masyarakat
tersebut, seperti kebutuhan akan prasarana transportasi, pendidikan
dan kesehatan umum.
2) Perkembangan penduduk. Hal ini membutuhkan peningkatan kegiatan
pemerintah untuk mengimbangi perkembangan penduduk dalam
memenuhi kebutuhan penduduk tersebut.
3) Perkembangan ekonomi, juga dibutuhkan peranan pemerintah yang
besar guna mengisi kegiatan ekonomi.
2. Klasifikasi Pengeluaran Pemerintah
Menurut Suparmoko (2013:12) pengeluaran pemerintah dapat dinilai
dari berbagai segi dibedakan menjadi empat klasifikasi sebagai berikut:
a. Pengeluaran pemerintah merupakan investasi untuk menambah kekuatan
dan ketahanan ekonomi di masa yang akan datang.
b. Pengeluaran pemerintah langsung memberikan kesejahteraan bagi
masyarakat.
c. Pengeluaran pemerintah merupakan pengeluaran yang akan datang.
d. Pengeluaran pemerintah merupakan sarana penyediaan kesempatan kerja
yang lebih banyak dan penyebaran daya beli yang lebih luas.
Oleh karena itu pengeluaran pemerintah dapat dibedakan menjadi
beberapa golongan yaitu sebagai berikut:
a. Pengeluaran yang self liquiditing sebagian atau seluruhnya
Adalah Pengeluaran pemerintah mendapatkan pembayaran kembali dari
masyarakat yang menerima jasa atau barang yang bersangkutan.
14
Contoh : Pengeluaran untuk jasa Negara dan pengeluaran untuk jasa-jasa
perusahaan pemerintah atau untuk proyek-proyek produktif
barang ekspor.
b. Pengeluaran yang reproduktif
Adalah Mewujudkan keuntungan-keuntungan ekonomis bagi masyarakat,
dimana dengan naiknya tingkat penghasilan dan sasaran pajak yang lain
pada akhirnya akan menaikan penerimaan pemerintah.
Contoh : Pemerintah menetapkan pajak progresif sehingga timbul
redistribusi pendapatan untuk pembiayaan pelayanan
kesehatan masyarakat
c. Pengeluaran yang tidak self liquiditing maupun yang tidak produktif
Adalah Pengeluaran yang langsung menambah kegembiraan dan
kesejahteraan masyarakat.
Contoh : Untuk bidang rekreasi, objek-objek pariwisata dan sebagainya.
Sehingga hal ini dapat juga menaikkan penghasilan dalam
kaitannya jasa-jasa tadi.
d. Pengeluaran yang secara langsung tidak produktif
Misalnya : Untuk pembiayaan pertahanan atau perang meskipun pada
saat pengeluaran terjadi penghasilan yang menerimanya
akan naik.
e. Pengeluaran yang merupakan penghematan di masa yang
akan datang.
Misalnya : pengeluaran unuk anak-anak yatim piatu. Jika hal ini tidak di
jalankan sekarang, kebutuhan-kebutuhan pemeliharaan bagi
mereka di masa yang akan datang pasti akan lebih besar.
15
Menurut Suparmoko (2013:17), pengeluaran pemerintah juga dapat
dibedakan macam klasifikasi sebagai berikut:
a. Perbedaan antara pengeluaran atau belanja rutin dan pengeluaran atau
belanja pembangunan.
b. Perbedaan antara Current Account atau Current Expenditure dengan
Capital Expenditure atau Capital Account.
c. Current Expenditure atau Current Budget (anggaran rutin)
Adalah Anggaran untuk penyelenggaraan pemerintah sehari-hari
termasuk belanja pegawai dan belanja barang serta belanja pemeliharaan.
d. Capital Expenditure atau Capital Budget (belanja pembangunan)
Adalah Rencana untuk pembelian capital (tetap).
e. Perbedaan Obligatory Expenditure dengan Optional Expenditure, antara
Real Expenditure dengan Transfer Expenditure dan antara Liquidated
Expenditure dengan Cash Expenditure.
f. Obligatory Expenditure atau Pengeluaran wajib
Adalah Pengeluaran yang bersifat wajib harus dilakukan agar efektivitas
pelaksanaan dapat terselenggara dengan baik.
g. Optional Expenditure atau pengeluaran opsional
Adalah Pengeluaran yang dilakukan pada saat tiba-tiba dibutuhkan.
h. Real Expenditure atau Pengeluaran nyata
Adalah Pengeluaran untuk pembelian barang dan jasa.
16
i. Transfer Expinditure
Adalah Pengeluaran yang tidak ada kaitannya dengan mendapatkan
barang dan jasa, jadi tidak ada direct quid quo.
j. Liquidated Expenditure
Adalah Pengeluaran pemerintah yang sudah diajukan dan disetujui oleh
DPR atau DPRD. Semula dalam RAPBN/RAPBD setelah mendapatkan
pengesahan menjadi APBN/APBD.
k. Cash Expenditure
Adalah pengeluaran yang telah sungguh-sungguh dilaksanakan berupa
pembayaran-pembayaran konkrit.
3. Dana Pemerintah Atas Pendidikan
Pengeluaran pembangunan pada sektor pembangunan dapat
dialokasikan untuk penyediaan infrastruktur pendidikan dan
menyelenggarakan pelayanan pendidikan kepada seluruh penduduk secara
merata. Anggaran pendidikan sebesar 20 % (persen) merupakan wujud
realisasi pemerintah untuk meningkatkan pendidikan. Investasi dalam hal
pendidikan mutlak dibutuhkan maka pemerintah harus dapat membangun
suatu sarana dan sistem pendidikan yang baik. Alokasi anggaran
pengeluaran pemerintah terhadap pendidikan merupakan wujud nyata dari
investasi untuk meningkatkan produktivitas masyarakat.
Menurut Setiawan (2016:12) implikasi dari pembangunan dalam
pendidikan adalah kehidupan manusia akan semakin berkualitas. Dalam
kaitannya dengan perekonomian secara umum (nasional) semakin tinggi
17
kualitas hidup suatu bangsa, semakin tinggi tingkat pertumbuhan dan
kesejahteraan bangsa tersebut. Semakin tinggi kualitas hidup/investasi
sumber daya manusia yang kualitas tinggi akan berimplikasi juga terhadap
tingkat pertumbuhan ekonomi nasional.
Belajar secara terus-menerus memang multak perlu, akan tetapi orang
dapat belajar dari pengalaman tanpa menerima pengajaran secara formal.
Jika ada pengangkutan maka dengan sendirinya akan banyak petani yang
bepergian mengunjungi kota-kota. Sebagai akibatnya, akan memperoleh
pengetahuan dan gagasan yang baru. Jadi, orang dapat belajar tanpa harus
ada fasilitas-fasilitas formal untuk pendidikan. Adanya fasilitas formal dapat
mempercepat proses belajar (Hanafie, 2012:16).
Pendidikan yang kurang memadai dan tidak dikembangkan secara
terus menerus tentu akan membuat suatu bangsa tidak siap bersaing dengan
bangsa-bangsa lainnya. Walaupun sulit dicatat dalam dokumen statistik,
perluasan kesempatan bersekolah dalam segala tingkat telah mendorong
pertumbuhan ekonomi secara agresif melalui (Todaro and Smith, 2012:47):
a. Terciptanya angkatan kerja yang lebih produktif karena pengetahuan dan
bekal keterampilan yang lebih baik.
b. Tersedianya kesempatan kerja yang lebih luas.
c. Terciptanya kelompok pimpinan yang terdidik untuk mengisi lowongan
di suatu unit usaha atau lembaga.
d. Terciptanya berbagai program pendidikan dan pelatihan untuk membina
sikap-sikap modern.
18
Asumsi yang digunakan dalam teori human capital adalah bahwa
pendidikan formal merupakan faktor yang dominan untuk menghasilkan
masyarakat berproduktivitas tinggi. Teori human capital dapat diaplikasikan
dengan syarat adanya sumber teknologi tinggi secara efisien dan adanya
sumber daya manusia yang dapat memanfaatkan teknologi yang ada. Teori
ini percaya bahwa investasi dalam hal pendidikan sebagai investasi dalam
meningkatkan produktivitas masyarakat.
Pembangunan pendidikan penting dilaksanakan supaya masyarakat
dapat maju, sehingga menambah ilmu pengetahuan, kecakapan, dan
keterampilan pembangunan pendidikan diusahakan untuk membantu
masyarakat yang ingin bergerak maju ke arah perkembangan yang
dikehendaki.
4. Dana Pemerintah Atas Kesehatan
Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap manusia, tanpa
kesehatan masyarakat tidak dapat menghasilkan suatu produktivitas bagi
negara. Kegiatan ekonomi suatu negara akan berjalan jika ada jaminan
kesehatan bagi setiap penduduknya. Terkait dengan teori human capital
bahwa modal manusia berperan signifikan, bahkan lebih penting daripada
faktor teknologi dalam memacu pertumbuhan ekonomi (Setiawan, 2016:11).
Tingkat kesehatan masyarakat dapat dilihat berdasarkan mutu dan
layanan yang diberikan pemerintah terhadap kesehatan masyarakat. Pasien /
masyarakat melihat layanan kesehatan yang bermutu sebagai suatu layanan
kesehatan yang dapat memenuhi kebutuhan yang dirasakan dan
19
diselenggarakan dengan cara yang sopan dan santun, tepat waktu, tanggap
dan mampu menyembuhkan keluhannya serta mencegah berkembangnya
atau meluasnya penyakit (Pohan, 2016:13). Untuk mewujudkan tingkat
kesehatan masyarakat, perlu adanya anggaran yang menjadi pengeluaran
bagi suatu kota melalui pemungutan pajak bagi masyarakat. Pemilihan jenis
pajak menjadi sangat penting dalam upaya meningkatkan kepatuhan pajak.
Fluktuasi kepatuhan pajak akan mempengaruhi perolehan penerimaan pajak
dan selanjutnya akan berdampak pada pengeluaran pemerintah daerah yang
pada akhirnya akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi (Siamanjuntak,
2012:198).
5. Penyerapan Tenaga Kerja
a. Pengertian Tenaga Kerja
Berdasarkan UU No. 13 Tahun 2003 Bab 1 pasal 1 Ayat 2 yang
menyebutkan bahwa seseorang yang mampu melakukan suatu pekerjaan
guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhannya
sendiri ataupun untuk masyarakat sekitar. Secara keseluruhan penduduk
dalam suatu pemerintahan atau Negara memiliki dua kelompok adalah
tenaga kerja dan bukan tenaga keerja. Usia yang ditentukan oleh
pemerintah Indonesia berumur 15-64 tahun. Jadi setiap orang yang
mampu atau bisa bekerja disebut sebagai tenaga kerja.
Di dalam UU 13 Tahun 2003, setiap orang yang sudah mampu
melakukan pekerjaan yang menghasilkan barang atau jasa, baik untuk
memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat disebut sebagai
20
tenaga kerja (Agusmidah, 2012:6). Menurut Payaman Simanjuntak,
tenaga kerja (man power) adalah penduduk yang sudah atau sedang
bekerja, sedang mencari pekerjaan, dan yang melaksanakan kegiatan lain,
seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga. Pengertian tenaga kerja
dan bukan tenaga kerja menurutnya ditentukan oleh umur atau usia.
Seperti diakatakan oleh S. Mulyadi bahwa tenaga kerja (man
power) pada dasarnya adalah penduduk dalam usia kerja (berusia 15-64
tahun) atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu Negara yang dapat
memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga
mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut
(Mulyadi, 2012:59). Pasar tenaga kerja tidak berbeda jauh dengan pasar
barang yang ada menurut pandangan kaum klasik. Akan terjadi
keseimbangan antara penawaran tenaga kerja dan permintaan tenaga
kerja, apabila harga tenaga kerja (upah) cukup fleksibel.
Pada tingkat upah yang berlaku di pasar tenaga kerja semua orang
bersedia untuk bekerja pada tingkat upah yang berlaku tersebut sehingga
tenaga kerja tidak akan mengalami pengangguran. Tenaga kerja
mencakup segala kerja manusia yang diarahkan untuk mencapai hasil
produksi, baik berwujud jasa, fisik maupun mental. Tenaga kerja
meliputi buruh maupun manajerial. Karakter terpenting tenaga kerja
dibandingkan dengan faktor produksi lain adalah karena mereka manusia,
sehingga isu-isu kemanusiaan harus selalu diperhatikan. Beberapa isu
penting ini misalnya: bagaimana hubungan antara tenaga kerja dengan
21
faktor produksi lain, bagaimana memberi „harga‟ atas tenaga kerja, serta
bagaimana menghargai unsur-unsur keadilan, kejiwaan, moralitas dan
unsur-unsur kemanusiaan lain dari tenaga kerja (Anto, 2015:25).
b. Klasifikasi Tenaga Kerja
1) Pembagian Klasifikasi
a) Angkatan kerja
Adalah seorang penduduk yang memiliki usia produktif 15-64
tahun baik yang ingin mencari kerja, belum bekerja ataupun yang
sudah bekerja.
b) Bukan angkatan kerja
Adalah Seorang penduduk yang memiliki usia lebih dari 10 tahun
yang berkegiatan seperti sekolah, mengurus rumah tangga dan
sebagainya.
Contoh: Mahasiswa, Anak sekolah, Ibu rumah tangga atau
Pengangguran sukarela.
2) Kualitas klasifikasi tenaga kerja dibedakan menjadi 3 (tiga) adalah
sebagai berikut :
a) Tenaga kerja Terlatih
Tenaga kerja jenis ini mempunyai suatu kelebihan dalam
pengalamannya. Seperti: Apoteker, Mekanik dan Ahli Bedah.
22
b) Tenaga kerja terdidik
Tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian dari pendidikan yang ia
jalani baik itu formal maupun non formal.
Seperti: Pengacara, Guru dan Dokter.
c) Tenaga kerja tidak terlatih dan tidak terdidik
Jenis ini seperti pekerja kasar yang mengandalkan tenaga yang
dimiliki.
Seperti : Buruh angkut, Asisten rumah tangga dan Kuli
6. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
a. Pengertian PDRB
PDRB Adalah Nilai bersih barang dan jasa-jasa akhir yang
dihasilkan oleh berbagai kegiatan ekonomi di suatu daerah dalam suatu
perode (Hadi Sasana, 2006). PDRB dapat menggambarkan kemampuan
suatu daerah mengelola sumber daya alam yang dimilikinya. Oleh karena
itu, besaran PDRB yang dihasilkan oleh masing-masing daerah sangat
bergantung kepada potensi faktor-faktor produksi di daerah tersebut.
Adanya keterbatasan dalam penyediaan faktor-faktor produksi tersebut
menyebabkan besaran PDRB bervariasi antar daerah.
Di dalam perekonomian suatu Negara, masing-masing sektor
tergantung pada sektor yang lain, satu dengan yang lain saling
memerlukan baik dari bahan mentah maupun hasil akhirnya. Sektor
industri memerlukan bahan mentah dari sektor pertanian dan
23
pertambangan, hasil sektor industri dibutuhkan oleh sektor pertanian dan
jasa - jasa.
Indikator penting untuk dapat mengetahui kondisi ekonomi suatu
daerah dalam kurun waktu tertentu ialah menggunakan data Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB), dapat menggunakan atas dasar harga
berlaku ataupun atas dasar harga konstan.Menurut Sukirno (2016:24),
pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikan output per kapita dalam
jangka yang panjang, penekanannya ialah pada tiga aspek yakni proses,
output per kapita, serta jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi
merupakan proses, bukan hanya gambaran ekonomi sesaat.
Pembangunan daerah serta pembangunan sektoral harus dilaksanakan
sejalan agar pembangunan sektoral yang berada di daerah-daerah dapat
berjalan sesuai dengan potensi serta prioritas daerah.Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan
untuk seluruh wilayah usaha dan jasa dalam suatu wilayah menerapkan
jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan seluruh unit
ekonomi. PDRB sendiri dapat diartikan sebagai jumlah nilai tambah yang
dihasilkan oleh seluruh unit usaha atau merupakan jumlah seluruh nilai
barang dan jasa oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah (BPS, 2019).
Semakin tinggi nilai PDRB suatu daerah maka ini menunjukkan
tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi serta menggambarkan bahwa
daerah tersebut mengalami kemajuan dalam perekonomian. Pada
24
hakekatnya pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat terjadi ketika
penentu-penentu endogen (faktor dari dalam daerah) maupun eksogen
(faktor dari luar daerah) bersangkutan serta berkombinasi. Pendekatan
yang biasa digunakan dalam menjelaskan pertumbuhan regional ialah
dengan menggunakan model-model ekonomi makro (Afrizal, 2015).
b. Manfaat Perhitungan PDRB
Berikut ini adalah manfaat dari perhitungan PDRB sebagai berikut :
1) Untuk bahan evaluasi pembangunan di masa lalu secara keseluruhan
2) Untuk bahan umpan balik terhadap perancangan pembangunan yang
telah dilaksanakan
3) Untuk dasar pembuatan proyeksi perkembangan perekonomian di
masa yang akan datang
4) Untuk memantau perkembangan inflasi berdasarkan perubahan harga
5) Untuk membandingkan peranan masing-masing sektor di wilayah
6) Jika perhitungan PDRB dihubungkan dengan banyak tenaga kerja,
maka dapat mencerminkan produktivitas tenaga kerja masing-masing
sektor
7) Untuk bahan perencanaan investasi di masa yang akan datang
c. Metode Perhitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
PDRB dihitung atas dasar harga berlaku dan atas harga konstan.
PDRB atas dasar harga berlaku (nominal) atau At current nominal prices
yang menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi suatu wilayah
25
yang menghasilkan output pada suatu periode yang dinilai atas dasar
harga berlaku. PDRB atas dasar harga berlaku digunakan untuk melihat
struktur perekonomian atau peranan setiap sektor dan gambaran
perekonomian pada tahun berjalan. PDRB atas dasar harga konstan atau
At constan prices digunakan untuk melihat pertumbuhan ekonomi suatu
wilayah baik secara keseluruhan maupun sektoral.
d. Perhitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar
Harga Berlaku dan Harga Konstan
Hasil perhitungan PDRB disajikan atas dasar harga berlaku dan
harga konstan.
1) Hasil perhitumgan PDRB disajikan atas dasar harga berlaku dan harga
konstan.
Nilai tambah adalah selisih nilai produksi (output) dengan biaya
antara (intermediate input). Nilai Tambah Bruto (NTB) mencakup
komponen faktor produksi; upah dan gaji, bunga, modal, sewa tanah,
keuntungan, penyusutan, serta pajak tak langsung neto.
Faktor pendapatan adalah merupakan balas jasa factor produksi
yang terdiri dari tenaga kerja (labour), modal (capital), tanah (land),
manajerial (entrepreneur). Perkembangan PDRB atas dasar harga
berlaku dari tahun ke tahun meggambarkan perkembangan yang
disebabkan oleh adanya perubahan dalam volume produksi barang dan
jasa yang dihasilkan dan perubahan dalam tingkat harganya.
26
PDRB atas dasar harga berlaku dapat dihitung melalui dua
metode yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. Yang
dimaksud metode langsung adalah metode perhitungan dengan
menggunakan data yang bersumber dari daerah. perhitungan dengan
metode langsung dapat dilakukan dengan 3 (tiga) macam pendekatan
yaitu:
a) Metode Langsung
(1) Pendekatan Produksi
Pendekatan Dari Sisi Produksi
Adalah Menghitung nilai tambah dari barang dan jasa yang
diproduksi oleh seluruh kegiatan ekonomi dengan cara
mengurangkan biaya antara dari masing-masing nilai produksi
bruto tiap-tiap sektor atau sub sektor. Nilai tambah merupakan
nilai yang ditambahkan pada barang dan jasa yang dipakai oleh
unit produksi dalam proses produksi dengan demikian nilai
yang ditambahkan ini sama dengan balas jasa faktor produksi.
(2) Pendekatan Pendapatan
Dalam pendekatan pendapatan, nilai tambah dari setiap
kegiatan ekonomi dihitung dengan jalan menjumlahkan semua
balas jasa faktor produksi
Adalah Upah gaji, surplus usaha, penyusutan dan pajak tak
langsung neto. Untuk sektor pemerintahan dan usaha-usaha
yang sifatnya tidak mencari untung surplus usaha tidak
27
diperhitungkan. Yang termasuk dalam surplus usaha disini
adalah bunga, sewa tanah dan keuntungan.
(3) Pendekatan Pengeluaran
Pendekatan pengeluaran bertitik tolak pada pengunaan akhir
dari barang dan jasa.
Adalah Nilai tambah dari setiap kegiatan ekonomi dihitung
dengan cara menghitung berbagai komponen pengeluaran
akhir yang membentuk produk domestik regional.
Pengeluaran akhir/permintaan akhir adalah pengeluaran yang
dilakukan untuk konsumsi rumah tangga dan lembaga
nirlaba/lembaga yang tidak mencari untung, konsumsi
pemerintah, pembentukan modal tetap domestik bruto,
perubahan stok dan ekspor neto (ekspor dikurangi impor) di
dalam suatu daerah/wilayah dalam periode tertentu, biasanya
satu tahun.
b) Metode Tidak Langsung
Adalah Perhitungan dengan cara menggunakan data yang
bersumber dari luar daerah/wilayah yang bersangkutan.
Seperti dengan cara alokasi yaitu mengalokir PDB Nasional
menjadi PDRB Provinsi dengan menggunakan beberapa indikator
produksi dan atau indikator lainnya yang cocok sebagai alokator.
Perkiraan dilakukan berdasarkan alokasi dengan mengalokasikan
data tersebut ke daerah yang bersangkutan dengan menggunakan
alokator yang cocok dengan sektor/kegiatan masing-masing.
28
e. Perkembangan PDRB Didasarkan Atas Beberapa Faktor
1) Perubahan Harga
Adalah Kenaikan/penurunan perekonomian yang diakibatkan oleh
perubahan harga yang terjadi di pasar. Pada umumnya harga tersebut
cenderung menaik sehingga pendapatan regional atas dasar harga
berlaku dari tahun ke tahun selalu menunjukkan kenaikan.
2) Perubahan Riil
Adalah Kenaikan/penurunan perekonomian yang dihitung
berdasarkan perubahan riil, Artinya tidak termasuk lagi perubahan
harga. Pengertian yang umum digunakan para ekonom Yaitu
pendapatan yang telah dihilangkan pengaruh inflasinya.
Pendapatan regional atas dasar harga berlaku yang telah dikurangi
dengan perkembangan inflasi dikenal dengan pendapatan regional
atas dasar harga konstan. Pendapatan regional yang terakhir inilah
pada umumnya banyak dimanfaatkan oleh para birokrat, peneliti dan
para ekonomi.
B. Penelitian Terdahulu
Untuk memberikan gambaran dan kerangka pemikiran dalam penelitian
maka perlu kiranya untuk membahas hasil-hasil penelitian terdahulu sebagai
acuan dalam membandingkan penelitian saat ini dengan penelitian terdahulu
sehingga akan menghasilkan suatu analisa yang sesuai dengan teori dan
penelitian terdahulu. Adapun penelitian terdahulu seperti yang dijelaskan di
bawah ini:
29
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Nama Peneliti dan Judul Metode
Penelitian
Hasil
1. Suparno (2014) Pengaruh
pengeluaran pemerintah
sektor pendidikan,
kesehatan dan infrastruktur
terhadap pertumbuhan
ekonomi dan peningkatan
pembangunan manusia di
Provinsi Kalimantan
Timur.
Regresi linier
berganda
Hasil analisis menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh
langsung antara pengeluaran
pemerintah sektor
pendidikan, kesehatan dan
infrastuktur terhadap indeks
pembangunan manusia dan
pertumbuhan ekonomi.
Terdapat pengaruh tidak
langsung antara pengeluaran
pemerintah sektor
pendidikan, kesehatan dan
infrastuktur terhadap indeks
pembangunan manusia
melalui pertumbuhan
ekonomi.
2. Fasoranti (2014), The Effect
of Goverment Expenditure
on Infrastructure on the
Growth of the Nigerian
Economy, 1977-2009,
Regresi linier
berganda
Hasil penelitian menunjukkan
hubungan antara
pertumbuhan pengeluaran
ekonomi dan pemerintah
dalam pendidikan,
lingkungan dan perumahan,
pelayanan kesehatan, sumber
daya air, tingkat inflasi,
pertanian, keamanan,
transportasi dan komunikasi.
Makalah ini mengamati
bahwa pengeluaran
pemerintah pada layanan
kesehatan, transportasi dan
komunikasi berdampak
negatif pada pertumbuhan
sementara pengeluaran di
bidang pertanian dan
keamanan yang tidak
signifikan dalam
pertumbuhan ekonomi
Berlanjut Ke halaman Berikutnya
30
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. Nama Peneliti dan Judul Metode
Penelitian
Hasil
3. Robinson Monday Olulu,
Eravwoke Kester
Erhieyovwe and Ukavwe,
Government Expenditures
and Economic Growth: The
Nigerian Experience,
Mediterranean Journal of
Social Sciences, Vol. 5 No.
10 June 2014.
Regresi linier
berganda
Hasil tes menunjukkan
bahwa ada hubungan terbalik
antara pengeluaran
pemerintah pada kesehatan
dan pertumbuhan ekonomi;
sementara pengeluaran
pemerintah pada sektor
pendidikan, dipandang tidak
cukup untuk memenuhi
sektor pengeluaran di
Nigeria. Hal itu juga
menemukan bahwa
pengeluaran pemerintah di
Nigeria bisa di investasi asing
dan lokal lipatan. Itu kertas
yang direkomendasikan
pemerintah harus
menghabiskan lebih banyak
pada makro-variabel kunci,
seperti kesehatan,
infrastruktur, listrik, dll Itu
ini diyakini bahwa
pengeluaran bijaksana
pemerintah, akan daya
agenda transformasi
pemerintahan serta
menimbulkan pertumbuhan
ekonomi Nigeria.
4. Rahayu (2014) Analisis
pengaruh pengeluaran
pemerintah terhadap
pertumbuhan ekonomi di
Sumatera Utara.
Regresi linier
berganda
Berdasarkan hasil penelitian,
pengeluaran aparatur daerah
(X1) mempunyai pengaruh
positif terhadap pertumbuhan
ekonomi, Variabel X2
(pelayanan publik)
mempunyai pengaruh positif
terhadap pertumbuhan
ekonomi
Berlanjut Ke halaman Berikutnya
31
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. Nama Peneliti dan Judul Metode
Penelitian
Hasil
5. Lubis 2012). Pengaruh
pengeluaran publik terhadap
pembangunan (Studi kasus
pada negara-negara
ASEAN-4).
Regresi linier
berganda
Dari hasil estimasi dan uji
statistik diperoleh bahwa
pengeluaran publik ketiga
sektor tersebut berpengaruh
positif terhadap Indeks
Pembangunan Manusia
(IPM) dan Pertumbuhan
Ekonomi melalui
peningkatan pendapatan
perkapita masyarakat.
Sementara Investasi
bermanfaat dalam
meningkatkan pertumbuhan
ekonomi yang diketahui dari
hasil uji statistik yang positif
dan signifikan, tetapi tidak
berpengaruh dalam
peningkatan IPM secara
langsung pada model
penelitian ini karena investasi
yang digunakan adalah
investasi secara keseluruhan
yang tidak khusus untuk
investasi human capital
7. Ilyas, dkk (2014).
Pengaruh Pengeluaran
Pemerintah Sektor
Pendidikan Dan Sektor
Kesehatan Terhadap IPM
dan Pertumbuhan Ekonomi
Kabupaten Sinjai
Regresi linier
berganda
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa belanja
sektor pendidikan dan sektor
kesehatan memiliki hubungan
positif dan signifikan
terhadap pertumbuhan
ekonomi melalui Indeks
Pembangunan Manusia
(IPM) Kabupaten Sinjai.
Tingkat pendidikan tenaga
kerja sektor pertanian
memiliki hubungan positif
dan signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Sinjai
Sumber: Jurnal Penelitian Terdahulu
32
C. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Kota Tangerang Selatan
Dana Pendidikan Penyerapan Tenaga Kerja Dana Kesehatan
Produk Domestik Regional Bruto
Model Regresi Linier Berganda Data Panel
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
2. Uji Multikolinearitas
3. Uji Heteroskedastisitas
Analisis Regresi Data Panel
Analisis Dan Pembahasan
Kesimpulan Dan Saran
33
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2012:25). Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Diduga pengeluaran pemerintah daerah atas dana pendidikan berpengaruh
secara parsial terhadap produk domestik regional bruto.
2. Diduga pengeluaran pemerintah daerah atas dana kesehatan berpengaruh
secara parsial terhadap produk domestik regional bruto.
3. Diduga penyerapan tenaga kerja berpengaruh secara parsial terhadap produk
domestik regional bruto.
4. Diduga pengeluaran pemerintah daerah atas dana pendidikan, dana
kesehatan dan penyerapan tenaga kerja berpengaruh secara simultan
terhadap produk domestik regional bruto.
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian empiris dimana peneliti
terlibat langsung dalam penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis
seberapa besar pengaruh dana pemerintah pendidikan (X1), dana pemerintah
kesehatan (X2) dan penyerapan tenaga kerja (X3) terhadap produk domestik
regional bruto (Y).
B. Metode Penentuan Sampel
Dalam penelitian ini tidak diperlukan sampel. Karena keseluruhan objek
penelitian dapat dijangkau oleh peneliti. Populasi yang diteliti adalah
Pengeluaran pemerintah atas dana pendidikan, kesehatan dan penyerapan
tenaga kerja dan produk domestik regional bruto di Kota Tangerang Selatan
tahun 2013 - 2018.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode yang dipakai dalam pengumpulan data adalah melalui studi
pustaka, studi pustaka merupakan teknik untuk mendapatkan informasi melalui
catatan, literatur, dokumentasi dan lain-lain yang masih relevan dengan
penelitian ini. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi dari www.djpk.depkeu.go.id dan
www.bps.go.id. Data yang diperoleh adalah data dalam bentuk tahunan untuk
masing-masing variabel.
35
D. Metode Analisis Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis
regresi data panel untuk mengetahui pengaruh dana pendidikan, dana kesehatan
dan penyerapan tenaga kerja terhadap produk domestik regional bruto (PDRB).
Untuk menjelaskan kekuatan dan arah pengaruh beberapa variabel
bebas atau variabel penjelas (independent/explanatory variable) terhadap satu
variabel terikat (dependent variable), metode analisis data dalam penelitian ini
(dana pendidikan, dana kesehatan dan penyerapan tenaga kerja) menggunakan
model regresi berganda atau Multiple Regression (Ghozali, 2013:5).
Pendekatan keilmuan ini menggunakan ilmu ekonomi positif dan statistik.
Persamaan regresi ini bertujuan untuk mengukur kekuatan hubungan
antara dua variabel atau lebih dan menunjukkan arah hubungan antara variabel
dependen dengan variabel independen (Ghozali 2013:96). Metode yang
digunakan untuk menganalisis skripsi ini adalah data kuantitatif dengan
menggunakan model analisis regresi berganda, dengan beberapa pengujian data
yang berasal dari BPS Kota Tangerang Selatan. Variabel-variabel yang terdiri
dari variabel terikat (Y) dan variabel bebas (X). Variabel terikat terdiri dari
satu variabel, yaitu “return on asset” dan Variabel bebas yang terdiri dari dana
pendidikan, dana kesehatan dan penyerapan tenaga kerja. Dari variabel-
variabel tersebut akan diteliti suatu analisa apakah adanya pengaruh variabel X
terhadap Variabel Y dalam analisis regresi. Dalam analisis akan menggunakan
alat analisis berupa suatu software Eviews 9.0.
Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
analisis linear berganda dengan menggunakan software EViews 8.1. Model
36
analisis regresi berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara lebih dari
satu variable bebas terhadap variable terikat. Kriteria pengujian yang dilakukan
yaitu dengan menggunakan pengujian koefisien determinasi (R2), pengujian
statistic koefisien regresi parsial (uji t) dan pengujian statistic F. Tahapan
penelitian dalam menganalisis pengaruh dana pendidikan, dana kesehatan dan
penyerapan tenaga kerja terhadap produk domestik regional bruto sebagai
berikut:
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Data yang berdistribusi normal adalah salah satu asumsi dalam
analisis statistika. Uji ini menggunakam software E-Views dan
menggunakan du acara yaitu histogram dan Uji Jarque-Bara
1) Cara Mengenali Normalitas
Ada dua cara mendeteksi apakah residual berdistribusi normal
atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Normalitas
dapat dideteksi dengan meliat penyebaran data pada sumbu diagonal
dari grafik normal P-Plots. Jika data menyebar di sekitar garis
diagonal, maka data berdistribusi normal. Jika data menyebar jauh
dari garis diagonal, maka data tidak berdistribusi normal (Ghozali,
2016:160).
2) Pengaruh Ketidaknormalan Data
Salah satu asumsi model regresi adalah residual mempunya
distribusi normal (Widarjono, 2012:111).
37
3) Cara menghilangkan Ketidaknormalan Data
Salah satu hal yang dapat dilakukan jika data tidak berdistribusi
normal adalah melakukan transformasi terhadap data (Rosadi,
2012:36).
b. Uji Heteroskedastisitas
Untuk melihat nilai varians antar nilai Y apakah sama atau
heterogen dilakukan uji Heteroskedastisitas. Asumsi penting (asumsi
Gauss Markov) dalam penggunaan OLS adalah varians residual yang
konstan. Varian dari residual tidak berubah dengan berubahnya satu atau
lebih variabel bebas. Jika asumsi ini terpenuhi, maka residual disebut
homoskedastisitas. Jika tidak maka disebut heteroskedastisitas (Rolis,
2014:67).
1) Cara mengenali Heteroskedastisitas
Pendeteksian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan du
acara, yaitu dengan metode grafik dan uji korelasi Rank Spearman
(Suharyadi dan Purwanto, 2013:232). Ada pula beberapa metode yang
digunakan untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas yaitu menggunakan metode grafik, Uji Park, Uji
Glejser, Uji Korelasi Spearman, Uji Goldfield Quandt, Uji Bruesch-
Pagan-Godfrey dan Uji White (Winarno, 2011:5.8).
2) Pengaruh Heteroskedastisitas
Ada tiga dampak yang terjadi akibat terjadinya
heteroskedastisitas. Pertama, walaupun terjadi heteroskedastisitas,
koefisien penduga (b1 dan b2) tetap efisien, namun variannya menjadi
38
lebar atau tidak efisien. Kedua, interval keyakinan untuk koefisien
regresi menjadi semakin lebar dan uji signifikansi kurang kuat.
Ketiga, Apabila menggunakan OLS, maka Uji t dan Uji f tidak
berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga diperlukan perubahan-
perubahan (Suharyadi dan Purwanto, 2013:232).
3) Cara Menghilangkan Heterorskedastisitas
Cara mengatasi heteroskedastisitas dapan dilakukan dengan cara
melakukan metode kuadrat terkecil terimbang, nilai terimbang dapat
dilakukan berdasarkan observasi. Kemudian dengan melakukan
transformasi log atau data ditransformasi ke bentuk lainnya seperti
1/X atau yang lainnya.
c. Uji Multikolineritas
Multikolinieritas berarti terjadi korelasi linier yang mendekati
sempurna antar dua variabel bebas. Uji multikolinieritas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi yang terbentuk ada kolerasi yang
tinggi atau sempurna di antara variabel bebas atau tidak. Jika dalam
model regresi yang terbentuk terdapat korelasi yang tinggi atau sempurna
di antara variabel bebas maka model regresi tersebut dinyatakan
mengandung gejala multikolinier. (Suliyanto, 2011:81)
Menurut Widarjono (2013:101) Adanya multikolinieritas masih
menghasilkan estimator yang BLUE, tetapi menyebabkan suatu model
mempunyai varian yang besar. Frish menjelaskan bahwa multikolinear
adalah adanya lebih dari satu hubungan linear yang sempurna. Menurut
Frish, apabila terjadi multikolinear apalagi kolinear yang sempurna
39
(koefisien korelasi antar variabel bebas=1) maka koefisien regresi dari
variabel bebas tidak dapat ditentukan dan standar error-nya tidak
terhingga (Suharyadi dan Purwanto, 2013:231).
Pengertian lain dari multikolinearitas adalah adanya hubungan
linier antarvariabel independen. Karena melibatkan beberapa variabel,
maka multikolinearitas tidak akan terjadi pada persamaan regresi
sederhana yang terdiri dari satu variabel dependen dan satu variabel.
d. Uji Autokorelasi
Menurut Winarno (2009:26) Autokorelasi adalah hubungan
antara residual satu observasi dengan residual observasi lainnya.
Autokorelasi lebih mudah timbul pada data yang bersifat runtut waktu,
karena berdasarkan sifatnya, data masa sekarang dpengaruhi oleh data
masa-masa sebelumnya. Autokorelasi juga sering terjadi pada data yang
bersifat antar objek (cross section).
Menurut Widarjono (2013:139) Dengan adanya autokorelasi,
estimator OLS tidak menghasilkan estimator yang BLUE ( Best Linear
Unbiased Estimator) hanya LUE (Linear Unbiased Estimator). Jika
estimator tidak mempunyai varian yang minimum akan menyebabkan:
1) Jika varian tidak minimum akan menyebabkan perhitungan standard
error metode OLS tidak lagi bisa dipercaya kebenarannya.
2) Interval estimasi maupun uji hipotesis yang didasarkan pada distribusi
t maupun F tidak lagi bisa dipercaya untuk evaluasi hasil regresi.
Hipotesis penelitian dalam uji ini adalah sebagai berikut:
Ho : Tidak ada masalah autokorelasi
H1 : Ada masalah autokorelasi.
40
Autokorelasi dikenalkan oleh Maurice G. Kendall dan William R.
Buckland. Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota observasi
yang disusun menurut urutan waktu. Ada beberapa penyebab
autokorelasi yaitu pertama kelembaman, yang biasa terjadi dalam
fenomena ekonomi dimana sesuatu akan memengaruhi suatu yang lain
dengan mengikuti siklus bisnis saling berkaitan. Kedua terjadinya bias
spesifikasi, yaitu ada beberapa variabel yang tidak termasuk dalam
model. Dan ketiga, bentuk fungsi yang digunakan tidak tepat misalnya
seharusnya bentuk non-linear tetapi digunakan linear atau sebaliknya
(Suharyadi dan Purwanto, 2013:232).
Dalam mendeteksi masalah autokorelasi dapat digunakan metode
Durbin-Watson. Metode Durbin-Watson (D-W) diperkenalkan oleh J.
Durbin dan GS. Watson tahun 1951. Untuk menarik kesimpulan ada
tidak autokorelasi dapat digunakan kriteria sebagai berikut :
1) 0 < d < dL maka menolak hipotesis nol dan dapat disimpulkan ada
autokorelasi positif.
2) dL < d < dU merupakan daerah tidak dapat diputuskan
3) dU < d < 4-dU maka menerima hipootesis nol dan dapat disimpulkan
tidak ada autokorelasi positif / negatif.
4) 4-dU < d < 4-dL merupakan daerah tidak dapat diputuskan.
5) 4-dL < d < 4 maka menolak hipotesis nol dan dapat disimpulkan ada
autokorelasi negatif.
41
2. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) merupakan suatu ukuran yang
menunjukkan besarnya sumbangan variabel X yang mempunyai pengaruh
linear terhadap variasi (naik turunnya) Y. Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan R2
untuk mengukur besarnya kontribusi variabel X terhadap
variabel Y. Koefisien determinasi adalah bagian dari keberagaman total
variabel terikat Y yang dapat diterangkan atau diperhitungkan oleh
keragaman variabel bebas X. Semakin besar koefisien determinasi
menunjukkan semakin baik kemampuan X menerangkan Y (Suharyadi dan
Purwanto, 2013:162).
Koefisisen determinasi tidak pernah menurun terhadap jumlah
variabel independen. Artinya koefisisen determinasi akan semakin besar jika
menambah variabel independen di dalam model. Oleh karena nilai R2 yang
selalu naik dika menambah variabel independen walaupun variabel tersebut
belum tentu mempunyai pembenaran dari teori ekonomi maupun logika
ekonomi, sebagai alternatifnya adalah dengan menggunakan R2 yang
disesuaikan (Adjusted R square). (Widardjono, 2013:70).
3. Uji Signifikasi
a. Uji Secara Parsial
Uji signifikansi parsial atau individual digunakan untuk menguji
apakah suatu variabel bebas berpengaruh atau tidaknya terhadap variabel
terikat. Untuk mengetahui apakah suatu variabel secara parsial
berpengaruh nyata atau tidak digunakan uji t atau t student (Suharyadi
dan Purwanto, 2013:228).
42
Signifikan tidaknya sebuah variabel independen di dalam analisis
regresi bisa dilihat dari nilai ρ dibandingkan dengan nilai α. Jika nilai
probabilitas ρ lebih kecil dari nilai α yang dipilih maka kita menolak
hipotesis nol (H0) atau menerima hipotesis alternative (H1) dan
sebaliknya. (Widarjono, 2010:28). Untuk mengukur tingkat signifikan
pengaruh setiap variabel bebas terhadap variabel terikat dalam model
regresi, dilakukanlah pengujian ini dengan syarat:
1) Jika tstatistic < ttabel atau nilai probabilitas > 0,05 maka H0 diterima
artinya tidak ada pengaruh antara variabel independen terhadap
variabel dependen.
2) Jika tstatistik > ttabel atau nilai probabilitas > 0,05 maka H0 ditolak,
artinya ada pengaruh antara variabel independen dan variabel
dependen.
b. Uji Simultan (Uji F)
Uji global disebut juga uji signifikansi serentak atau uji F. Uji ini
dimaksudkan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari variabel bebas
(X1, X2, X3, …Xk) dapat atau mampu menjelaskan tingkah laku atau
keragaman variabel terikat (Y). Uji global dimaksudkan untuk
mengetahui semua variabel bebas memiliki koefisien regresi sama
dengan nol (Suharyadi dan Purwanto, 2013:228). Untuk melihat
hubungan atau pengaruh variabel independen secara berasama-sama
terhadap variabel dependen, dilakukanlah pengujian ini dengan syarat:
43
1) Jika Fhitung < Ftabel atau nilai probabilitas > 0,05 maka H0 diterima yang
berarti secara bersama-sama variabel independen tidak dipengaruhi
variabel dependen secara signifikan.
2) Jika Fhitung > Ftabel atau nilai probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak yang
berarti secara bersama-sama variabel dependen memengaruhi variabel
dependen secara signifikan.
E. Operasional Variabel
Variabel Penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014). Variabel-variabel dalam
penelitian ini adalah :
1. Dana Pemerintah Atas Pendidikan (X1)
Merupakan besarnya pengeluaran Pemerintah Kota Tangerang Selatan
untuk sektor pendidikan yang mencerminkan pengeluaran pemerintah dari
total anggaran pendapatan dan belanja yang dialokasikan untuk sektor
pendidikan.
2. Dana Pemerintah Atas Kesehatan (X2)
Merupakan besarnya pengeluaran Pemerintah Kota Tangerang Selatan
untuk sektor kesehatan yang mencerminkan pengeluaran pemerintah dari
total anggaran pendapatan dan belanja yang dialokasikan untuk sektor
kesehatan.
44
3. Penyerapan Tenaga Kerja (X3)
Pada tingkat upah yang berlaku di pasar tenaga kerja semua orang
bersedia untuk bekerja pada tingkat upah yang berlaku tersebut sehingga
tenaga kerja tidak akan mengalami pengangguran. Tenaga kerja mencakup
segala kerja manusia yang diarahkan untuk mencapai hasil produksi, baik
berwujud jasa, fisik maupun mental. Tenaga kerja meliputi buruh maupun
manajerial. Karakter terpenting tenaga kerja dibandingkan dengan faktor
produksi lain adalah karena mereka manusia, sehingga isu-isu kemanusiaan
harus selalu diperhatikan.
4. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) (Y)
Pertumbuhan ekonomi adalah sebagai suatu ukuran kuantitatif yang
menggambarkan perkembangan suatu perekonomian daerah dari suatu tahun
ke tahun berikutnya diproksikan dengan PDRB, semakin tinggi PDRB suatu
daerah berarti pertumbuhan ekonomi semakin meningkat yang
mengakibatkan pengalokasian anggaran belanja modal yang semakin
dinamis.
45
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Kota Tangerang Selatan
1. Sejarah Terbentuknya Kota Tangerang Selatan
Pada 27 Desember 2006, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
Kabupaten Tangerang menyetujui terbentuknya Kota Tangerang Selatan.
Calon kota otonom ini terdiri atas tujuh kecamatan, yakni, Ciputat, Ciputat
Timur, Pamulang, Pondok Aren, Serpong, Serpong Utara Dan Setu. Pada 22
Januari 2007, Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Tangerang yang dipimpin
oleh Ketua DPRD, Endang Sujana, menetapkan Kecamatan Ciputat sebagai
pusat pemerintahan Kota Tangerang Selatan secara aklamasi. Komisi I
DPRD Provinsi Banten membahas berkas usulan pembentukan Kota
Tangerang Selatan mulai 23 Maret 2007. Pembahasan dilakukan setelah
berkas usulan dan persyaratan pembentukan kota diserahkan Gubernur Ratu
Atut Choisyah ke DPRD Provinsi Banten pada 22 maret 2007.
Pada 2007 Pemerintah Kabupaten Tangerang menyiapkan dana Rp 20
miliar untuk proses awal berdirinya Kota Tangerang Selatan. Dana itu
dianggarkan untuk biaya operasional kota baru selama satu tahun pertama
dan merupakan modal awal dari daerah induk untuk wilayah hasil
pemekaran. Selanjutnya, Pemerintah Kabupetan Tangerang akan
menyediakan dana bergulir sampai kota hasil pemekaran mandiri. Pada 29
Oktober 2008, pembentukan Kota Tangerang Selatan diresmikan oleh
46
Menteri Dalam Negeri Indonesia, Mardiyanto dengan tujuh kecamatan hasil
pemekaran dari Kabupaten Tangerang yang telah disetujui oleh DPRD
Kabupaten Tangerang pada 27 Desember 2006.
2. Geografis Kota Tangerang Selatan
Kota Tangerang Selatan adalah sebuah kota yang terletak di Provinsi
Banten, Indonesia. Kota ini terletak 30 km sebelah barat Jakarta dan 90 km
sebelah tenggara Serang, ibu kota Provinsi Banten. Kota Tangerang Selatan
berbatasan dengan Kota Tangerang di sebelah utara, Kabupaten Bogor
(Provinsi Jawa Barat) di sebelah selatan, Kabupaten Tangerang di sebelah
barat, serta Daerah Khusus Ibukota Jakarta di sebelah timur.
Dari segi jumlah penduduk, Tangerang Selatan merupakan kota
terbesar kedua di Provinsi Banten setelah Kota Tangerang serta terbesar
kelima di kawasan Jabodetabek setelah Jakarta, Bekasi, Tangerang, dan
Depok. Wilayah Kota Tangerang Selatan merupakan hasil pemekaran dari
Kabupaten Tangerang. Secara Geografis Tangerang Selatan terletak di
bagian timur Provinsi Banten yaitu pada titik koordinat 106‟38‟ – 106‟47‟
Bujur Timur dan 06‟13‟30‟ – 06‟22‟30‟ Lintang Selatan.
Wilayah Kota Tangerang Selatan diantaranya dilintasi oleh Kali
Angke, Kali Pesanggrahan dan Sungai Cisadane sebagai batas administrasi
kota di sebelah barat. Letak geografis Tangerang Selatan yang berbatasan
dengan Provinsi DKI Jakarta pada sebelah utara dan timur memberikan
peluang pada Kota Tangerang Selatan sebagai salah satu daerah penyangga
provinsi DKI Jakarta, selain itu juga sebagai daerah yang menghubungkan
47
Provinsi Banten dengan DKI Jakarta. Selain itu, Tangerang Selatan juga
menjadi salah satu daerah yang menghubungkan Provinsi Banten dengan
Provinsi Jawa Barat.
3. Geologi Kota Tangerang Selatan
Kota Tangerang Selatan merupakan daerah yang relatif datar.
Beberapa kecamatan memiliki lahan yang bergelombang seperti di
perbatasan antara Kecamatan Setu dan Kecamatan Pamulang serta sebagian
di Kecamatan Ciputat Timur.
Kondisi geologi Tangerang Selatan umumnya adalah batuan alluvium,
yang terdiri dari batuan lempung, lanau, pasir, kerikil, kerakal dan bongkah.
Jenis batuan ini mempunyai tingkat kemudahan dikerjakan atau workability
yang baik sampai sedang, unsur ketahanan terhadap erosi cukup baik oleh
karena itu wilayah Kota Tangerang Selatan masih cukup layak untuk
kegiatan perkotaan.
Dilihat dari sebaran jenis tanahnya, pada umumnya di Tangerang
Selatan berupa asosiasi latosol merah dan latosol coklat kemerahan yang
secara umum cocok untuk pertanian/perkebunan. Meskipun demikian,
dalam kenyataannya makin banyak yang berubah penggunaannya untuk
kegiatan lainnya yang bersifat non-pertanian. Untuk sebagian wilayah
seperti Kecamatan Serpong dan Kecamatan Setu, jenis tanah ada yang
mengandung pasir khususnya untuk wilayah yang dekat dengan Sungai
Cisadane.
48
4. Luas Wilayah Kota Tangerang Selatan
Kota Tangerang Selatan secara administratif terdiri dari 7 (tujuh)
kecamatan, 49 (empat puluh sembilan) kelurahan dan 5 (lima) desa dengan
luas wilayah 147,19 Km2 atau 14.719 Ha. Batas wilayah Kota Tangerang
Selatan adalah sebagai berikut:
a. Sebelah utara berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta & Kota Tangerang
b. Sebelah timur berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta & Kota Depok
c. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor & Kota Depok
d. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tangerang
5. Iklim Kota Tangerang Selatan
Keadaan iklim didasarkan pada penelitian di Stasiun Geofisika Klas I
Tangerang pada tahun 2010, yaitu berupa data temperatur (suhu) udara,
kelembaban udara dan intensitas matahari, curah hujan dan rata-rata
kecepatan angin. Temperatur udara berada disekitar 23,4 C – 34,2 C dengan
temperatur udara minimum berada di bulan Oktober sebesar 23,4 C dan
temperatur udara maksimum di bulan januari yaitu sebesar 42,2 C. Rata-rata
kelembaban udara adalah 80,0% sedangkan intensitas matahari adalah
49,0%. Keadaan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari, yaitu 264,4
mm, sedangkan rata-rata curah hujan dalam setahun adalah 154,9 mm. Hari
hujan tertinggi pada bulan Desember dengan hari hujan sebanyak 19 hari.
Rata-rata kecepatan angin dalam setahun adalah 4,9 Km/jam dan kecepatan
maksimum rata-rata 38,3 Km/jam.
49
B. Hasil Analisis
1. Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui layak atau tidaknya
suatu data, berikut ini Hasil Uji Asumsi Klasik sebagai berikut :
a. Uji Normalitas Data
Data-data bertipe skala sebagai pada umumnya mengikuti asumsi
distribusi normal. Namun tidak mustahil suatu data tidak mengikuti
asumsi normalitas. Untuk mengetahui kepastian sebaran data yang
diperoleh harus dilakukan uji normalitas terhadap data yang
bersangkutan. Dengan demikian, analisis statistika berupa uji normalitas.
Menurut Ghozali, 2014 uji normalitas bertujuan apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distibusi normal.
Seperti diketahui, bahwa uji t dan F mengasumsikan nilai residual
mengikuti distibusi normal. Jika asumsi ini tidak terpenuhi maka hasil uji
statistik menjadi tidak valid khususnya untuk ukuran sampel kecil.
Terdapat dua cara mendeteksi apakah residual memiliki distribusi normal
atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.
Keputusan terdistribusi normal tidaknya residual secara sederhana
dengan membandingkan nilai probalitas JB (Jarque-Bera) hitung dengan
tingkat alpha 0,05 (5%). Apabila probablitas JB hitung lebih besar dari
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa residual terdistribusi normal dan
sebaliknya, apabila nilainya lebih kecil maka tidak cukup bukti untuk
menyatakan bahwa residual terdistribusi normal.
50
0
2
4
6
8
10
12
14
-2.0e+12 -1.0e+12 5000000 1.0e+12 2.0e+12 3.0e+12
Series: Standardized Residuals
Sample 2013 2018
Observations 42
Mean -0.000360
Median 8.66e+09
Maximum 3.15e+12
Minimum -2.23e+12
Std. Dev. 1.07e+12
Skewness 0.404482
Kurtosis 3.850221
Jarque-Bera 2.410273
Probability 0.299651
Gambar 4.1 Grafik Hasi Uji Normalitas Data
Berdasarkan hasil Uji Normalitas Data Pada Gambar di atas
didapat Probabilility JB sebesar 0,299661 lebih besar dari 0,05 sehingga
dapat disimpulan bahwa residual terdistribusi normal yang artinya asumsi
klasik tentang kenormalan telah terpenuhi.
b. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasitas berarti ada varian variabel dalam model regresi
yang tidak sama (konstan). Sebaliknya, jika varian variabel pada model
regresi memiliki model yang sama (konstan) maka disebut
homokedastisitas. Masalah Heteroskedastisitas sering terjadi pada
penelitian yang menggunakan data cross section.
Dengan adanya heteroskedastisitas estimator OLS (ordinary least
square) tidak menghasilkan estimator yang best linear unbiased
estimator (BLUE) hanya linear unbiased estimator (LUE).
Dalam mendeteksi masalah heteroskedastisitas melalui dua cara
untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas, yaitu metode grafik
dan metode uji statistik (uji formal). Metode grafik relatih lebih mudah
51
dilakukan namun memiliki kelemahan yang cukup signifikan karena
jumlah pengamatan mempengaruhi tampiannya. Semakin sedikit jumlah
pengamatan semakin sulit menginterprestasikan hasil grafik plot. Selain
itu, interprestasi setiap orang dengan melihat pola grafik bisa berbeda-
beda. Oleh sebab itu diperlukan uji statistik formal yang lebih dapat
menjamin keakuratan hasil.
Heteroskedastisitas terjadi pada saat residul dan nilai prediksi
memiliki korelasi atau pola hubungan. Pola hubungan ini tidak hanya
sebatas hubungan yang linear, tetapi dalam pola yang berbeda juga
dimungkinkan. Berikut ini hasil regresi metode fixed effects dengan
white-test, maka hasil output regresi menjadi sebagai berikut:
-4E+12
-2E+12
0E+00
2E+12
4E+12
0E+00
2E+12
4E+12
6E+12
8E+12
1E+13
1 -
13
1 -
15
1 -
17
2 -
13
2 -
15
2 -
17
3 -
13
3 -
15
3 -
17
4 -
13
4 -
15
4 -
17
5 -
13
5 -
15
5 -
17
6 -
13
6 -
15
6 -
17
7 -
13
7 -
15
7 -
17
Residual Actual Fitted Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas
52
Dengan hasil di atas yang terdapat dalam Gambar di atas kita
menduga tidak terjadi heteroskedastisitas, karena residualnya tidak
membentuk pola tertentu, dengan kata lainnya residualnya cenderung
konstan. untuk membuktikan tidak ada heteroskedastisitas, maka kita
akan melakukan uji white heteroscedasticity.
c. Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2016) uji multikolonieritas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling
berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel
orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antara sesama
variabel independen sama dengan nol.
Multikolinieritas berarti terjadi korelasi linear yang mendekati
sempurna antar lebih dari dua variabel bebas. Uji Multikolinieritas
bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi yang terbentuk
terdapat korelasi yang tinggi atau sempurna diantara variabel bebas. Jika
dalam model regresi yang terbentuk terdapat korelasi yang tinggi atau
sempurna diantar variabel bebas maka model regresi tersebut dinyatakan
mengandung gejala multikolinieritas (Suliyanto, 2011).
Metode yang digunakan untuk mengetahui adanya masalah
multikolonieritas dengan Tolerance dan Varianace Infaltion Factor
(VIP). Multikolinieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan
53
lawannya (2) variance inflation factor (VIP). Kedua ukuran ini
menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh
variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel
independen lainnya. Dalam pengertian sederhan setiap variabel
independen menjadi variabel dependen dan diregres terhadap variabel
independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel
independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen
lainnya. Jadi tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi
(karena VIF = 1/tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolinearitas adalah tolerance < 0.10 atau sama
dengan VIF > 10. Hasil uji Multikolinieritas :
Tabel 4.1
Hasil Uji Multikolinieritas Variance Inflation Factors
Date: 08/26/19 Time: 19:13
Sample: 1 42
Included observations: 42 Coefficient Uncentered Centered
Variable Variance VIF VIF DP 1515078. 3.184464 1.018380
DK 940300.8 4.115572 1.019503
PTK 2.16E+14 1.723879 1.016355
C 2.08E+23 7.009051 NA
Sumber : data yang diolah, 2019
Berdasarkan Hasil Uji Multikolinearitas dalam Tabel 4.5 diperoleh
pada centered variance inflation factors (VIF) pada variabel independen
dana pendidikan (1,018380), dana kesehatan (1,019503), penyerapan
tenaga kerja (1,016355) karena nilai centered VIP masing-masing
variabel independen tidak ada yang lebih besar dari 10 maka dapat
dikatakan tidak terjadi multikonieritas.
54
d. Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi
korelasi maka dinamakan adanya problem autokolerasi. Autokorelasi
muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu
sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan penganggu)
tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering
ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena “gangguan” pada
seseorang individu/kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan pada
individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya.
Pada data cross section (silang waktu), masalah autokrelasi relative
jarang terjadi karena “gangguan” pada observasi yang berbeda berasal
dari individu/kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah
regresi yang bebas dari autokorelasi.
Dalam mendeteksi masalah autokorelasi digunakan dengan Uji
Durbin-Watson (DW Test).
Tabel 4.2
Hasil Uji Autokorelasi R-squared 0.488117 Mean dependent var 3.20E+12
Adjusted R-squared 0.447705 S.D. dependent var 1.50E+12
S.E. of regression 1.12E+12 Akaike info criterion 58.40816
Sum squared resid 4.72E+25 Schwarz criterion 58.57366
Log likelihood -1222.571 Hannan-Quinn criter. 58.46882
F-statistic 12.07855 Durbin-Watson stat 1.817294
Prob(F-statistic) 0.000011
Sumber : Hasil pengolahan data, 2019
55
Nilai DL dan DU terdapat pada table Durbin-Watson, dengan
melihat jumlah variabel dalam penelitian ini (K) sebanyak 3, dan jumlah
observasi (T) sebanyak 35, dengan tingkat α = 5%, maka nilai DL pada
Tabel DW adalah 1,2833 dan nilai DU 1,6528. Dari hasil pengujian
regresi ini diperoleh nilai DW sebesar 1,817294 dimana nilai ini berada
di antara nilai DU (1,6528) dan 4 – DU (2,3472) sehingga dapat
diketahui bahwa model ini tidak terdapat autokorelasi.
2. Hasil Koefisien Determinasi (Adjusted R
2).
Semakin besar nilai R2
makin semakin baik hasil dari model regresi
tersebut. Koefisien determinasi selalu naik jika menambah jumlah variabel
independen dalam suatu model walaupun penambahan variabel independen
tersebut belum tentu mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.
Sebagai alternative digunakan R2
yang disesuaikan (Adjusted R2). berikut ini
hasil Adjusted R2.
Tabel 4.3
Hasil Determinasi (Adjusted R2)
R-squared 0.488117 Mean dependent var 3.20E+12
Adjusted R-squared 0.447705 S.D. dependent var 1.50E+12
S.E. of regression 1.12E+12 Akaike info criterion 58.40816
Sum squared resid 4.72E+25 Schwarz criterion 58.57366
Log likelihood -1222.571 Hannan-Quinn criter. 58.46882
F-statistic 12.07855 Durbin-Watson stat 1.817294
Prob(F-statistic) 0.000011
Sumber : Data yang diolah, 2019
Berdasarkan hasil uji Determinasi pada tabel 4.10 dapat dilihat bahwa
nilai Adjusted R2
adalah 0,447705 yang berarti kemampuan variabel
independen yang digunakan dalam penelitian yaitu (DP, DK dan PTK)
dalam menjelaskan variabel dependen (PDRB) sebesar 44,77% sisanya
55,23% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model
penelitian ini.
56
3. Hasil Analisis Regresi Data Panel
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh DP, DK dan PTK
terhadap PDRB. Berikut ini hasil regresi data panel sebagai berikut:
Tabel 4.4
Hasil Data Panel
Dependent Variable: PDRB
Method: Panel Least Squares
Date: 08/26/19 Time: 19:06
Sample: 2013 2018
Periods included: 6
Cross-sections included: 7
Total panel (balanced) observations: 42 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. DP 2821.828 1230.885 2.292520 0.0275
DK 2379.195 969.6911 2.453560 0.0188
PTK 70492565 14713448 4.791029 0.0000
C 2.354523 4.545213 5.151304 0.0000
Sumber : Data yang diolah, 2019
Persamaan regresi dari output tabel di atas dengan variabel dependen
PDRB adalah sebagai berikut:
Y = 2,354523 + 2821,828 (DP) + 2379,195 (DK) + 70492565 (PTK)
Berdasarkan persamaan di atas dapat di interpresetasikan sebagai
berikut:
a. Konstanta (2,354523)
Nilai konstanta sebesar 2,354523 yang berarti bila variabel independen
yang terdiri dari DP, DK dan PTK bernilai nol maka variabel PDRB akan
mengalami kenaikan sebesar 2,354523.
b. Dana Pendidikan (2821,828)
Dana pendidikan memiliki nilai probabilitas sebesar 0,0275 yang di atas
tingkat signifikasi sehingga menolak Ho dan menerima Ha. Dengan nilai
57
koefisien dana pendidikan sebesar 2821,828 yang menunjukkan bahwa
jika dana pendidikan mengalami kenaikan 1 (satu) satuan sehingga akan
mengakibatkan peningatan pada PDRB sebanyak 2821,828 satuan.
Dengan asumsi variabel lain bernilai konstan.
c. Dana Kesehatan (2379,195)
Dana kesehatan memiliki nilai probabilitas sebesar 0,0188 yang di atas
tingkat signifikasi sehingga menolak Ha dan menerima Ho. Dengan nilai
koefisien non DK sebesar 2379,195 yang menunjukkan bahwa jika DK
mengalami kenaikan 1 (satu) satuan sehingga akan mengakibatkan
kenaikan pada PDRB sebanyak 2379,195 satuan. Dengan asumsi variabel
lain bernilai konstan.
d. Penyerapan Tenaga Kerja (70492565)
Penyerapan tenaga kerja memiliki nilai probabilitas sebesar 0,0236
yang di bawah tingkat signifikasi sehingga menerima Ha dan menolak
Ho. Dengan nilai koefisien PTK sebesa 70492565 yang menunjukkan
bahwa jika PTK mengalami kenaikan 1 (satu) satuan sehingga akan
mengakibatkan peningkatan pada PDRB sebanyak 70492565 satuan.
Dengan asumsi variabel lain bernilai konstan.
4. Hasil Uji Hipotesis
Di dalam hipotesis terdapat dua uji yang dilakukan, yaitu uji secara
parsial (uji t) dan uji secara simultan (Uji F), berikut penjelasannya:
58
a. Uji t Pengaruh Dana Pendidikan, Dana Kesehatan dan Penyerapan
Tenaga Kerja terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Secara Parsial.
Uji t dalam regresi linear berganda dimaksudkan menguji
parameter (koefisien regresi dan konstanta) yang diduga untuk
mengestimasi persamaan/model regresi linear berganda sudah merupakan
parameter yang tepat atau belum.
Maksudnya Parameter tersebut mampu menjelaskan perilaku
variabel independen dalam mempengaruh variabel dependen. Parameter
yang diestimasikan dalam regresi linear meliputi intersep (konstanta) dan
slope (koefisien regresi), sehingga uji t dimaksud adalah uji koefisien
regresi.
Untuk melihat besarnya pengaruh dana pendidikan, dana kesehatan
dan penyerapan tenaga kerja terhadap produk domestik regional bruto
(PDRB) secara parsial digunakan uji t, apabila nilai t hitung > t tabel maka
dapat disimpulkan bahwa variabel independen berpengaruh secara nyata
terhadap variabel dependen. Apabila nilai t hitung < t tabel maka dapat
disimpulkan bahwa variabel independen tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen secara nyata.
Kemudian apabila nilai probabilitas thitung lebih kecil dari tingkat
kesalahan α = 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel independen
mempengaruhi secara signifikan terhadap variabel dependen. Sedangkan
apabila nilai probabilitas thitung lebih besar dari tingkat kesalahan α = 0,05
maka dapat dikatakan bahwa variabel independen tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen. Untuk meneriman atau menolak
hipotesis dilakukan pengujian t tabel dan t hitung dengan sebagai berikut:
59
1) Jika t tabel ≤ t hitung maka Ho diterima dan Ha ditolak
Artinya ada pengaruh variabel X terhadap variabel Y.
2) Jika t tabel ≥ t hitung maka Ho ditolak dan Ha diterima
Artinya ada pengaruh variabel X terhadap variabel Y.
Sedangkan untuk melihat signifikan atau tidaknya pengaruh
variabel X dan variabel Y dapat dilihat dengan membandingkan nilai
probalitas thitung dengan standard probabilitas yang sudah ditetapkan
dengan pengujian sebagai berikut :
1) Jika nilai probabilitas > 0,05 artinya variabel X dn tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel Y.
2) Jika nilai probabilitas < 0,05 artinya variabel X berpengaruh
signifikan terhadap variabel Y
Berikut hasil pengujian analisis regresi data panel secara parsial
menunjukkan hasil thitung sebagai berikut:
Tabel 4.5
Hasil Uji t pengaruh Dana Pendidikan, Dana Kesehatan dan
Penyerapan Tenaga Kerja terhadap Produk
Domestik Regional bruto secara Parsial
Dependent Variable: PDRB
Method: Panel Least Squares
Date: 08/26/19 Time: 19:06
Sample: 2013 2018
Periods included: 6
Cross-sections included: 7
Total panel (balanced) observations: 42 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. DP 2821.828 1230.885 2.292520 0.0275
DK 2379.195 969.6911 2.453560 0.0188
PTK 70492565 14713448 4.791029 0.0000
C 2.354523 4.545213 5.151304 0.0000
Sumber : Data yang diolah, 2019
60
1) Pengaruh Dana Pendidikan terhadap Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB)
Berdasarkan tabel 4.5 didapat persamaan regresi uji statistik t
adalah Y = 2,354523 + 2821,282 DP yang diartikan jika variabel DK
dan PTK tidak ada maka nilai PDRB sebesar 2,354523. Sedangkan
nilai koefisien DP = 2821,282 diartikan setiap perubahan variabel DP
tidak mengakibatkan terjadi kenaikan pada nilai PDRB. Jika DK dan
PTK tetap ada, hasil perhitungan regresi linier berganda didapatkan
thitung variabel indenpenden DP adalah 2,292520, tanda positif artinya
memiliki hubungan searah. Sementara nilai t dengan α = 5%, n = 42
dan k = 3 maka df = (n-k) adalah df = (42-3) = 39, maka ttabel
(0,05;42) = 1,99 sehingga didapat perbandingan yaitu thitung > ttabel
(2,292520 > 1,99. Kemudian nilai probabilitas pada variabel
didapatkan nilai DP = 0,0275, sedangkan standard probability 0,05
atau 5% sehingga didapatkan perbandingan nilai probability DP =
0,0275 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
indenpenden DP berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
PDRB.
2) Pengaruh Dana Kesehatan terhadap Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB)
Berdasarkan tabel 4.5 di atas didapat persamaan regresi uji
statistik t adalah Y = 2,354523 + 2379,195 DK yang diartikan jika
variabel DP dan PTK tidak ada maka nilai PDRB sebesar 2,354523.
Sedangkan nilai koefisien pada variabel DK = 2379,195 diartikan
61
setiap perubahan 1 variabel DK akan mengakibatkan terjadi kenaikan
pada nilai PDRB sebesar 2379,195. Jika DP dan PTK tetap ada, hasil
perhitungan regresi linier berganda didapatkan thitung variabel
indenpenden DK adalah 2,453560, tanda positif artinya memiliki
hubungan searah. Sementara nilai ttabel dengan α = 5%, n = 42 dan k =
3 maka df = (n-k) adalah df = (42-3) = 39, maka t tabel (0,05;39) = 1,99
sehingga didapat perbandingan variabel yaitu memiliki nilai thitung > -
ttabel 2,453560 > 1,99. Kemudian nilai probabilitas pada variabel
didapatkan nilai DK = 0,0188, sedangkan standard probability 0,05
atau 5% sehingga didapatkan perbandingan nilai probability DK =
0,00188 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
indenpenden DK berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
PDRB.
3) Pengaruh Penyerapan Tenaga Kerja terhadap Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB)
Berdasarkan tabel 4.5 didapat persamaan regresi uji statistik t
adalah Y = 2,354523 + 70492565 PTK yang diartikan jika variabel DP
dan DK tidak ada maka nilai PDRB sebesar 2,354523. Sedangkan
nilai koefisien PTK = 70492565 diartikan setiap perubahan 1 variabel
PTK tidak akan mengakibatkan terjadi kenaikan pada nilai PDRB.
Jika DP dan DK tetap ada, hasil perhitungan regresi linier berganda
didapatkan thitung variabel indenpenden PTK adalah 4,791029, tanda
positif artinya memiliki hubungan searah. Sementara nilai ttabel dengan
α = 5%, n = 42 dan k = 3 maka df = (n-k) adalah df = (42-3) = 39,
62
maka ttabel (0,05;39) = 1,99 sehingga didapat perbandingan yaitu thitung
> ttabel 4,791029 > 1,99. Kemudian nilai probabilitas pada variabel
didapatkan nilai PTK = 0,0000, sedangkan standard probability 0,05
atau 5% sehingga didapatkan perbandingan nilai probability PTK =
0,0000 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
indenpenden PTK berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
PDRB.
b. Hasil Uji F Pengaruh Dana Pendidikan, Dana Kesehatan dan
Penyerapan Tenaga Kerja Terhadap Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) Secara Simultan
Uji F digunakan untuk menguji seberapa besar pengaruh variabel
independen (dana pendidikan, dana kesehatan dan penyerapan tenaga
kerja) terhadap variabel dependen (produk domestik regional bruto).
Hipotesis dalam uji ini adalah:
Ho : Variabel independen secara simultan tidak berpengaruh
Ha : Variabel independen secara simultan berpengaruh
Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan antara nilai F
tabel dengan Fhitung. Jika Fhitung > Ftabel dapat disimpulkan hipotesis nol
ditolak atau variabel independen (DP, DK dan PTK) secara simultan
berpengaruh terhadap PTK. Sebaliknya, jika Fhitung < Ftabel dapat
disimpulkan hipotesis 0 diterima atau variabel independen secara
simultan tidak berpengaruh terhadap produk domestik regional bruto.
Selain dilihat dari nilah Fhitung, alternatif lain bisa dilihat dari hasil
probabilitas Fhitung. Jika nilai prababilitas Fhitung > 5% dapat disimpulkan
63
bahwa menerima hipotesis nol atau variabel independen (DP, DK dan
penyerapan tenaga kerja) secara simultan berpengaruh terhadap PDRB.
Sebaliknya, jika probabilitas Fhitung < 5% dapat disimpulkan bahwa
menolak hipotesis nol atau variabel independen (DP, DK dan penyerapan
tenaga kerja) secara simultan berpengaruh terhadap PDRB. Berikut ini
hasil uji F sebagai berikut:
Tabel 4.6
Hasil Uji F pengaruh Dana Pendidikan, Dana Kesehatan dan
Penyerapan Tenaga Kerja terhadap Produk
Domestik Regional bruto secara Simultan
R-squared 0.488117 Mean dependent var 3.20E+12
Adjusted R-squared 0.447705 S.D. dependent var 1.50E+12
S.E. of regression 1.12E+12 Akaike info criterion 58.40816
Sum squared resid 4.72E+25 Schwarz criterion 58.57366
Log likelihood -1222.571 Hannan-Quinn criter. 58.46882
F-statistic 12.07855 Durbin-Watson stat 1.817294
Prob(F-statistic) 0.000011
Sumber: Data yang diolah, 2019
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilah Fhitung sebesar
12,07855 dan Ftabel sebesar 2,48. Ftabel didapat dari nilai pembilang (k – 1)
sebesar (5 – 1 = 4) dan penyebut/df = (n – k), df = (42 – 3 = 39) maka
didapat Ftabel sebesar 2,48. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Fhitung >
dan Ftabel maka menolak hipotesis nol yang artinya variabel independen
(DP, DK dan PTK) secara simultan berpengaruh terhadap produk
domestik regional bruto.
Selain itu dapat dilihat bahwa nilai Fprobabilitas sebesar 0,000011
yang lebih kecil dari 5% maka dapat disimpulkan menolak hipotesis nol
yang artinya variabel independen (DP, DK dan PTK) secara simultan
berpengaruh terhadap produk domestik regional bruto.
64
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh
dana pendidikan, dana kesehatan dan penyerapan tenaga kerja terhadap produk
domestik domestik regional bruto, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Berdasarkan hasil regresi data panel secara parsial, hasil uji t menunjukkan
bahwa variabel dana pendidikan berpengaruh terhadap produk domestik
regional bruto (PDRB).
2. Berdasarkan hasil regresi data panel secara parsial, hasil uji t menunjukkan
bahwa variabel dana kesehatan berpengaruh terhadap produk domestik
regional bruto (PDRB).
3. Berdasarkan hasil regresi data panel secara parsial, hasil uji t menunjukkan
bahwa variabel penyerapan tenaga kerja berpengaruh terhadap produk
domestik regional bruto (PDRB).
4. Berdasarkan hasil regresi data panel secara simultan, hasil uji F
menunjukkan bahwa ke tiga variabel independen yaitu dana pendidikan,
dana kesehatan dan penyerapan tenaga kerja berpengaruh secara simultan
terhadap produk domestik regional bruto (PDRB).
65
B. Saran
Berdasarkan analisa data dan pembahasan pada bab sebelumnya maka
saran yang dapat disampaikan adalah:
1. Lebih meningkatkan dana pendidikan, dana kesehatan terutama penyerapan
tenaga kerja lebih baik lagi, karena faktor yang mampu mempengaruhi
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah faktor yang ada di dalam
penelitian ini.
2. Menambahkan jumlah objek penelitian yang lebih banyak lagi sehingga
akan menghasilkan penelitian yang lebih baik lagi.
3. Menambahkan jumlah variabel yang dapat mempengaruhi Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB).
66
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Syukriy dan Abdul Halim. “Studi atas Belanja Modal pada Anggaran
Pemerintah Daerah dalam Hubungannya dengan Belanja Pemerintahan
dan Sumber Pendapatan”. Jurnal Akuntansi Pemerintah vol. 2, No. 2,
2016.
Adi Widodo, dkk. “Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Di Sektor
Pendidikan Dan Kesehatan Terhadap Pengentasan Kemiskinan Melalui
Peningkatan Pembangunan Manusia di Jawa Tengah”. Jurnal Dinamika
Ekonomi Pembangunan. Vol. 1, No 1. Hal 25-42, 2011.
Afrizal, Fitrah. “Analisis Pengaruh Tingkat Investasi, Belanja Pemerintah Dan
Tenaga Kerja Terhadap PDRB Di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2001-
2011”. Skripsi Jurusan Ilmu Ekonomi. Universitas Hasanudin. Makassar,
2015.
Agusmidah. “Dinamika Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Medan USU Press.
Medan, 2012.
Ali
Case, E. Karl dan Fair, “Prinsip – prinsip Ekonomi. Jakarta, Erlangga, 2015.
Hanafie, Mahmud M. “Manajemen Keuangan”. Cetakan kelima. Yogyakarta:
BPFE, 2012.
http://www.tangsel.com, diakses pada tanggal 12 Juli 2019)
Mangkoesoebroto, Guritno. “Ekonomi Publik”, Edisi–III, BPFE, Yogyakarta,
2012.
Mankiw N, Gregory, dkk. “Pengantar Ekonomi Makro”. Jakarta: Salemba
Empat, 2012.
Mulyadi. “Akuntansi Biaya”. STIE YKPN. Jakarta. 2012.
Pohan. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan: Dasar-Dasar Pengertian Dan
Penerapan” . Jakarta: Buku Kedokteran EGC. 2016.
Samuelson dan Nordhaus. “Ilmu Makro Ekonomi”. Jakarta: PT Media Global.
2012.
67
Setiawan, Achmad Hendra. “Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kota Semarang”. Jurnal penelitian
– Vol.3, No.1, 2010. Hal. 39-47. 2016.
Suparmoko, M dan Irawan. “Ekonomi Pembangunan”. Edisi keenam.
Yogyakarta: BPFE, 2013.
Simanjuntak, Timbul Hamonangan dan Imam Mukhlis. “Dimensi Ekonomi
Perpajakan dalam Pembangunan Ekonomi”. Bogor: Penerbit Raih Asa
Sukses, 2012.
Sudjana. “Metode Statistik”. Jakarta: Rineka Cipta. 2017.
Sugiyono. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”. Bandung:
Alfabeta. 2012.
Sukirno. “Makroekonomi. Teori Pengantar”. Edisi Ketiga. PT. Raja Grasindo
Perseda. Jakarta, 2016.
Suliyanto. Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta:
ANDI, 2011
Todaro, M. P. “Pembangunan Ekonomi”. Jakarta. Erlangga. 2012
Widarjono. “Ekonometrika Pengantar Dan Aplikasinya”. Ekonosia. 2013
Winarno, Wing Wahyu. “Analisis ekonometrika dan statistika dengan eviews”.
Edisi kedua. UPP STIM YKPN. Yogyakarta. 2009.
68
Lampiran 1: Daftar Nama Objek Penelitian
No. Kecamatan
1. Ciputat
2. Ciputat Timur
3. Pamulang
4. Pondok Aren
5. Serpong
6. Serpong Utara
7. Setu
69
Lampiran 2: Data Mentah Variabel Penelitian
Kecamatan DP DK PTK PDRB
Ciputat 2013 243056181,044 155486527,884 60580 5762180649340
Ciputat 2014 216650400,954 536043568,472 33020 6075160442670
Ciputat 2015 113187507,836 219102074,858 33710 4483156848380
Ciputat 2016 190944493,876 710570568,232 32660 8053133106615
Ciputat 2017 114524492,432 393943388,556 20290 4464691736955
Ciputat 2018 302940265,148 366740960,996 12720 4156397557950
Ciputat Timur 2013 298100863,492 144182648,566 14130 4209876504900
Ciputat Timur 2014 95377465,798 400900439,106 3230 3629629605700
Ciputat Timur 2015 87438812,000 477693211,876 8730 3407407385500
Ciputat Timur 2016 86729346,000 421511217,000 8480 4691358009300
Ciputat Timur 2017 74283687,038 198995383,536 19030 3592592578100
Ciputat Timur 2018 216725475,130 188426635,776 18440 4345678972800
Pamulang 2013 225986539,762 598328869,200 18640 2301234548842
Pamulang 2014 736229507,052 309585242,040 16790 2072839489005
Pamulang 2015 196041699,888 273448093,508 12480 1540740727980
Pamulang 2016 591745315,078 294994108,298 10420 1286419742432
Pamulang 2017 151469356,894 338116668,278 9370 1156790113876
Pamulang 2018 210278287,518 127179356,086 6360 2785185178682
Pondok Aren 2013 157453756,412 49668128,566 6990 2862962955815
Pondok Aren 2014 243613052,244 426080034,304 7840 2967901226551
Pondok Aren 2015 102169477,296 275389557,310 3420 2422222218725
Pondok Aren 2016 127525011,956 712418229,914 3400 2419753082943
Pondok Aren 2017 91402522,128 471630590,224 3510 2433333329744
Pondok Aren 2018 269808561,140 149785153,850 2830 2349382713155
Serpong 2013 199018770,066 105703275,242 2650 2327160491117
Serpong 2014 329939137,966 622321271,884 2870 2354320984719
Serpong 2015 107260477,558 426539181,510 2990 2369135799411
Serpong 2016 171549618,980 493400188,968 3030 2374074070976
70
Kecamatan DP DK PTK PDRB
Serpong 2017 101108841,748 254206365,040 3500 2432098761853
Serpong 2018 96121307,390 254539565,408 3110 2383950614104
Serpong Utara 2013 351925510,412 125963723,466 1170 1427588865945
Serpong Utara 2014 438816328,422 318887438,404 1720 3614057635245
Serpong Utara 2015 125590634,642 147004667,998 2490 1666052903970
Serpong Utara 2016 90827722,220 369874005,160 1940 4191905391810
Serpong Utara 2017 120305916,308 366014769,370 2110 4148167386180
Serpong Utara 2018 383993754,912 159646006,360 2340 1809321405405
Setu 2013 410152942,598 155034334,614 2600 1757055792285
Setu 2014 151674329,970 54316748,240 1800 2615589813380
Setu 2015 110012816,082 291873060,776 1890 3307894688790
Setu 2016 96121307,390 598328869,200 1940 6781060517595
Setu 2017 120498287,900 60684179,618 4180 2687754035660
Setu 2018 92138136,774 68458260,462 3730 2775860285225
71
Lampiran 3: Hasil Pengolahan Data Dengan Eviews 9.0
Uji Normalitas
0
2
4
6
8
10
12
14
-2.0e+12 -1.0e+12 5000000 1.0e+12 2.0e+12 3.0e+12
Series: Standardized Residuals
Sample 2013 2018
Observations 42
Mean -0.000360
Median 8.66e+09
Maximum 3.15e+12
Minimum -2.23e+12
Std. Dev. 1.07e+12
Skewness 0.404482
Kurtosis 3.850221
Jarque-Bera 2.410273
Probability 0.299651
Uji Heteroskedastisitas
-4E+12
-2E+12
0E+00
2E+12
4E+12
0E+00
2E+12
4E+12
6E+12
8E+12
1E+13
1 -
13
1 -
15
1 -
17
2 -
13
2 -
15
2 -
17
3 -
13
3 -
15
3 -
17
4 -
13
4 -
15
4 -
17
5 -
13
5 -
15
5 -
17
6 -
13
6 -
15
6 -
17
7 -
13
7 -
15
7 -
17
Residual Actual Fitted
72
Uji Autkorelasi
Dependent Variable: PDRB
Method: Panel Least Squares
Date: 08/26/19 Time: 19:06
Sample: 2013 2018
Periods included: 6
Cross-sections included: 7
Total panel (balanced) observations: 42 R-squared 0.488117 Mean dependent var 3.20E+12
Adjusted R-squared 0.447705 S.D. dependent var 1.50E+12
S.E. of regression 1.12E+12 Akaike info criterion 58.40816
Sum squared resid 4.72E+25 Schwarz criterion 58.57366
Log likelihood -1222.571 Hannan-Quinn criter. 58.46882
F-statistic 12.07855 Durbin-Watson stat 1.817294
Prob(F-statistic) 0.000011
Uji Multikolinearitas
Variance Inflation Factors
Date: 08/26/19 Time: 19:13
Sample: 1 42
Included observations: 42 Coefficient Uncentered Centered
Variable Variance VIF VIF DP 1515078. 3.184464 1.018380
DK 940300.8 4.115572 1.019503
PTK 2.16E+14 1.723879 1.016355
C 2.08E+23 7.009051 NA
73
Uji Regresi Data Panel
Dependent Variable: PDRB
Method: Panel Least Squares
Date: 08/26/19 Time: 19:06
Sample: 2013 2018
Periods included: 6
Cross-sections included: 7
Total panel (balanced) observations: 42 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. DP 2821.828 1230.885 2.292520 0.0275
DK 2379.195 969.6911 2.453560 0.0188
PTK 70492565 14713448 4.791029 0.0000
C 2.354523 4.545213 5.151304 0.0000 R-squared 0.488117 Mean dependent var 3.20E+12
Adjusted R-squared 0.447705 S.D. dependent var 1.50E+12
S.E. of regression 1.12E+12 Akaike info criterion 58.40816
Sum squared resid 4.72E+25 Schwarz criterion 58.57366
Log likelihood -1222.571 Hannan-Quinn criter. 58.46882
F-statistic 12.07855 Durbin-Watson stat 1.817294
Prob(F-statistic) 0.000011