pengaruh penerapan model pembelajaran … filepembelajaran kooperatif tipe team assisted...

214
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP KEMAMPUAN MENGAPLIKASI DAN MENGANALISIS SISWA KELAS V SD KANISIUS WIROBRAJAN 1 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh : Falentina Ruri Prasetyo NIM: 141134044 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: vuthuy

Post on 10-Aug-2019

221 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

(TAI) TERHADAP KEMAMPUAN MENGAPLIKASI DAN

MENGANALISIS SISWA KELAS V

SD KANISIUS WIROBRAJAN 1 YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Falentina Ruri Prasetyo

NIM: 141134044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

iv

PERSEMBAHAN

Karya Ilmiah ini Penulis persembahkan untuk:

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria, sumber pengharapan dan kasih

sejati.

2. Kedua orang tuaku terkasih Marcelinus Petrus Sugiyono dan Chatarina

Martinah yang senantiasa mencurahkan kasih sayang dengan penuh

ketulusan.

3. Kakakku Silvanus Anggi Prasetyo yang telah memberikan dukungan dan

semangat.

4. Sahabat-sahabatku Theresia Triwiyanti, Brigita Sukma Wijayanti, dan

Dyan Enggaringtyas yang senantiasa berjuang bersama, saling menyayangi

dan menyemangati.

5. Teman Kolaboratif satu payung Theresia Triwiyanti dan Valentina Galuh

Sunaryati yang senantiasa memberikan dorongan yang positif.

6. Almamaterku yang selalu kubanggakan Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

v

MOTTO

“Bersiaplah dengan baik, lakukan yang terbaik, maka kau akan menjadi orang

yang baik”

“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberikan kekuatan

kepadaku”

(Amsal 4:13)

“Jangan hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam

segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan

syukur”

(Filipin 4:6)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

daftar kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 22 Februari 2018

Penulis

Falentina Ruri Prasetyo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Falentina Ruri Prasetyo

Nomor Mahasiswa : 141134044

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP

KEMAMPUAN MENGAPLIKASI DAN MENGANALISIS SISWA KELAS V

SD KANISIUS WIROBRAJAN 1 YOGYAKARTA”, beserta perangkat yang

diperlukan (bila ada).

Dengan demikian saya berikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma

hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya

dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 22 Februari 2018

Yang Menyatakan

Falentina Ruri Prasetyo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

viii

ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP

KEMAMPUAN MENGAPLIKASI DAN MENGANALISIS SISWA KELAS V

SD KANISIUS WIROBRAJAN 1 YOGYAKARTA

Falentina Ruri Prasetyo

Universitas Sanata Dharma 2018

Latar belakang penelitian ini adalah keprihatinan terhadap rendahnya tingkat literasi IPA siswa Indonesia pada penelitian PISA tahun 2012 dan 2015.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD

Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta pada semester gasal tahun ajaran 2017/2018. Penelitian ini menggunakan penelitian quasi experimental design tipe

pretest-posttest non-equivalent group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta sebanyak 58 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari 29 siswa kelas VB sebagai kelompok eksperimen

dan 29 siswa kelas VA sebagai kelompok kontrol. Treatment yang diterapkan di kelompok eksperimen adalah model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization (TAI). Ada 8 langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) yaitu (1) placement test, (2) teams, (3) teaching group, (4) student creative, (5) team study, (6) test, (7) team scores and

team recognition, (8) whole-class unit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Model pembelajaran kooperatif

tipe Team Assisted Individualization (TAI) berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi. Rerata selisih skor pada kelompok eksperimen (M = 1,18; SE = 0,06) lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol (M = 0,63; SE = 0,11).

Perbedaan tersebut signifikan dengan harga t(56) = -4,171 dan p = 0,000 (p < 0,05). Besar pengaruh sebesar r = 0,49 atau setara dengan 24% termasuk kategori

menengah. 2) Model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) berpengaruh terhadap kemampuan menganalisis. Rerata selisih skor pada kelompok eksperimen (M = 1,05; SE = 0,08) lebih tinggi

dibandingkan kelompok kontrol (M = 0,71; SE = 0,10). Perbedaan tersebut signifikan dengan harga t(56) = -2,608 dan p = 0,012 (p < 0,05). Besar pengaruh

sebesar r = 0,33 atau setara dengan 11% termasuk kategori menengah. Kata kunci: Model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization

(TAI), kemampuan mengaplikasi, kemampuan menganalisis, dan mata pelajaran IPA.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

ix

ABSTRACT

THE EFFECT OF IMPLEMENTATION COOPERATIVE LEARNING ON

THE TYPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TO THE

ABILITY AND ANALYZE FOR THE FIFTH GRADE STUDENTS IN

KANISIUS WIROBRAJAN 1 YOGYAKARTA EMENTARY SCHOOL

Falentina Ruri Prasetyo Sanata Dharma University

2018

The background of the study showed that lack of science ability in

Indonesia according to PISA 2012 and 2015 research. This study aimed was to know the effect of implementation cooperatife learning model on the type Team Assisted Individualization (TAI) on the ability of apply and analyze in science

subject of fifth grade at Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta elementary school. This study used experimental type pretest-posttest non-equivalent control

group design method. The participants were 58 students of 5th grades at Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta elementary school. Class VA was the control group which consisted of 29 students and class VB was the experiment group which

consisted of 29 students. The treatment for the experimental group was cooperative learning model on the type Team Assisted Individualization (TAI). There were 8 steps in coperative learning model on the type Team Assisted

Individualization (TAI) including (1) placement test, (2) teams, (3) teaching group, (4) student creative, (5) team study, (6) test, (7) team scores and team

recognition, (8) whole-class unit. The result of this study showed that 1) cooperative learning model on the

type Team Assisted Individualization (TAI) affected on the ability to apply. The

average of difference score from experimental group (M = 1,18; SE = 0,06) was higher than the average of difference score from the control group (M = 0,63; SE

= 0,11). The difference was significant with t(56) = -4,171 and p = 0,000 (p < 0,05). The effect size that r = 0,49 as same as 24% which categorized as medium effect. 2) cooperative learning model on the type Team Assisted Individualization

(TAI) affects on the ability analyze. The average of score differences from experimental group (M = 0,71; SE = 0,08) was higher than the average of score

difference from the control group (M = 0,71; SE = 0,10). The difference was significant with t(56) = -2,608 and p = 0,012 (p < 0,05). The effect size was 0,33 as same as 11%. which categorized as medium effect.

Key words: Cooperative learning on the type was Team Assisted Individualization

(TAI), ability to apply, ability to analyze, and science.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan kasih-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar dan tepat waktu.

Skripsi yang berjudul “PENGARUH PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED

INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP KEMAMPUAN

MENGAPLIKASI DAN MENGANALISIS SISWA KELAS V SD KANISIUS

WIROBRAJAN 1 YOGYAKARTA” disusun sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat

bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Karena itu, penulis mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi

Pendidikan Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. selaku Dosen Pembimbing I

yang telah membimbing dan mendukung dengan sabar dan bijaksana.

5. Agnes Herlina Dwi H., S.Si., M.T., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing II yang

telah membimbing dengan penuh kesabaran.

6. Andri Anugrahana, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing III yang

memberikan saran perbaikan dengan penuh bijaksana.

7. Ernawati, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta

yang telah memberikan ijin melakukan penelitian.

8. MM. Sri Wahyuni, S.Pd. selaku guru mitra yang telah membantu pelaksanaan

penelitian, sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.

9. Siswa kelas VA dan VB SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta tahun ajaran

2017/2018 yang telah bersedia terlibat dalam penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

xi

10. Sekretaris PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah

membantu proses perijinan penelitian skripsi.

11. Kedua orang tuaku, Marcelinus Petrus Sugiyono dan Chatarina Martinah

yang dengan sabar selalu mendukung dan menyertai perjuanganku selalui

doa, kasih sayang, perhatian, dan nasihat.

12. Kakakku Silvanus Anggi Prasetyo yang selalu memberikan doa, dukungan,

dan semangat.

13. Sahabat-sahabatku yang tergabung dalam penelitian kolaboratif payung

(Brigita, Tere, Pipit, Ratna, Galih, Galuh, Ria, Ana, Suster Yosefa, Beki,

Benita, Tina, Siska, Rena, Al, Lina, Arin, Ayudya, Sinta).

14. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu namun telah

banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna karena keterbatasan

kemampuan penulis, Segala kritik dan saran yang membangun akan penulis

terima dengan senang hati. Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi dunia pendidikan dan para pembaca.

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv

HALAMAN MOTTO........................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.............................................................. vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................................... vii

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

ABSTRACT........................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .......................................................................................... x

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii

DAFTRA TABEL .............................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 7 1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7 1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7

1.5 Definisi Operasional .................................................................................... 8

BAB II LANDASAN TEORI............................................................................. 10

2.1 Kajian Pustaka............................................................................................ 10 2.1.1 Teori yang Mendukung ...................................................................... 10

2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak ........................................................... 10 2.1.1.2 Model Pembelajaran ..................................................................... 14

2.1.1.3 Model Pembelajaran Kooperatif ................................................... 15 2.1.1.4 Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI .................................... 18 2.1.1.5 Taksonomi Bloom ........................................................................ 21

2.1.1.6 Proses Kognitif Mengaplikasi dan Menganalisis ......................... 24 2.1.1.7 Pembelajaran IPA ......................................................................... 26

2.1.1.8 Materi IPA .................................................................................... 27 2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................... 29

2.2.1 Penelitian-penelitian Mengenai Team Assisted Individualization ...... 29

2.2.2 Penelitian tentang Kemampuan Mengaplikasi dan Menganalisis ...... 31 2.2.3 Literature Map ..................................................................................... 34

2.3 Kerangka Berpikir...................................................................................... 34 2.4 Hipotesis Penelitian ................................................................................... 36

BAB III METODE PENELITIAN.................................................................... 37

3.1 Jenis Penelitian........................................................................................... 37

3.2 Setting Penelitian ....................................................................................... 39 3.2.1 Lokasi Penelitian ................................................................................ 39

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

xiii

3.2.2 Waktu Penelitian ................................................................................ 39

3.3 Populasi dan Sampel .................................................................................. 40 3.4 Variabel Penelitian ..................................................................................... 42

3.4.1 Variabel Independen........................................................................... 42 3.4.2 Variabel Dependen ............................................................................. 42

3.5 Teknik Pengumpulan Data......................................................................... 43

3.6 Instrumen Penelitian .................................................................................. 45 3.7 Teknik Pengujian Instrumen ...................................................................... 46

3.7.1 Uji Validitas........................................................................................ 46 3.7.1.1 Validitas Permukaan ..................................................................... 46 3.7.1.2 Validitas Isi ................................................................................... 47

3.7.1.3 Validitas konstruk ......................................................................... 48 3.7.2 Uji Reliabilitas .................................................................................... 49

3.8 Teknik Analisis Data.................................................................................. 50 3.8.1 Uji Pengaruh Perlakuan ...................................................................... 50

3.8.1.1 Uji Asumsi .................................................................................... 50

3.8.1.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ................................................ 52 3.8.1.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ............................................ 53

3.8.1.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ...................................................... 55 3.8.2 Analisis Lebih Lanjut ......................................................................... 56

3.8.2.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I .. 56

3.8.2.2 Uji Bsar Efek Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I .................. 58 3.8.2.3 Uji Korelasi Antara Rerata Skor Pretest ke Posttest I ................. 58

3.8.2.4 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ................................................... 59

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 61

4.1 Hasil Penelitian .......................................................................................... 61 4.1.1 Implementasi Penelitian ..................................................................... 61

4.1.1.1 Deskripsi Populasi dan Sampel Penelitian ................................... 61 4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran ......................................... 62

4.1.2 Deskripsi Sebaran Data ...................................................................... 68

4.1.2.1 Kemampuan Mengaplikasi ........................................................... 68 4.1.2.2 Kemampuan Menganalisis ........................................................... 70

4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian I .......................................................... 72 4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data ..................................................... 73 4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ................................................ 74

4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ............................................ 76 4.1.3.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ...................................................... 78

4.1.3.5 Analisis Lebih Lanjut ................................................................... 79 4.1.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II ......................................................... 85

4.1.4.1 Uji Normalitas Distribusi Data ..................................................... 85

4.1.4.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ................................................ 86 4.1.4.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ............................................ 88

4.1.4.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ...................................................... 90 4.1.4.5 Analisis Lebih Lanjut .................................................................... 91

4.2 Pembahasan .............................................................................................. 96

4.2.1 Ancaman terhadap Validitas Internal Penelitian ................................ 96

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

xiv

4.2.2 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif TAI terhadap

Kemampuan Mengaplikasi ............................................................... 103 4.2.3 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif TAI terhadap

Kemampuan Menganalisis ............................................................... 105 4.2.4 Pembahasan Lebih Lnjut ................................................................... 108

BAB V PENUTUP ............................................................................................ 112

5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 112

5.2 Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 113 5.3 Saran ....................................................................................................... 113

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 114

LAMPIRAN ...................................................................................................... 119

CURRICULUM VITAE .................................................................................... 197

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif TAI......................................20

Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data .........................................................................40 Tabel 3.2 Pemetaan Instrumen Penelitian ...............................................................44

Tabel 3.3 Matriks Pengembangan Instrumen ............................................................45 Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas ...................................................................................48 Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas ...............................................................................49

Tabel 3.6 Kriteria Besar Pengaruh Perlakuan ...........................................................55 Tabel 4.1 Sebaran Data Kelompok Kontrol ..............................................................68

Tabel 4.2 Sebaran Data Kelompok Eksperimen ........................................................69 Tabel 4.3 Sebaran Data Kelompok Kontrol ..............................................................70 Tabel 4.4 Sebaran Data Kelompok Eksperimen ........................................................71

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Distribusi ...............................................................73 Tabel 4.6 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians .................................................75

Tabel 4.7 Hasil Uji Perbedaan Rerata Pretest ..........................................................75 Tabel 4.8 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians ...................................................76 Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ...............................................77

Tabel 4.10 Hasil Uji Effect Size ...............................................................................79 Tabel 4.11 Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I .......................................79

Tabel 4.12 Hasil Uji Besar Efek Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I ................81 Tabel 4.13 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I..........................82 Tabel 4.14 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ....................................................83

Tabel 4.15 Hasil Uji signifikan Skor Pretest dan Posttest II....................................84 Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data......................................................86

Tabel 4.17 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians .................................................87 Tabel 4.18 Hasil Uji Perbedaan Rerata Pretest ........................................................87 Tabel 4.19 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians .................................................89

Tabel 4.20 Hasil Uji Signifikan Pengaruh Perlakuan................................................89 Tabel 4.21 Hasil Uji effect size .................................................................................91

Tabel 4.22 Peningkatan Rerata Skor Pretest ke posttest I........................................91 Tabel 4.23 Hasil Uji Besar Efek Peningkatan Skor dari Pretest ke Posttest I .........93 Tabel 4.24 Hasil Uji Korelasi antara rerata Pretest dan Posttest I ...........................94

Tabel 4.25 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ....................................................95 Tabel 4.26 Hasil Uji Signifikansi Skor Pretest ke Posttest II ..................................96

Tabel 4.27 Ancaman dalam penelitian .................................................................... 102

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Perubahan Pradigma Taksonomi Bloom Lama dan Baru ................ 22 Gambar 2.2 Dimensi Proses Kognitif.................................................................... 24

Gambar 2.3 Proses Siklus Air ............................................................................... 27 Gambar 2.4 Literature Map ................................................................................... 34 Gambar 3.1 Rumus Pengaruh Perlakuan ............................................................... 38

Gambar 3.2 Desain Penelitian ............................................................................... 38 Gambar 3.3 Pemetaan Variabel Penelitian ............................................................ 43

Gambar 3.4 Rumus Effect Size untuk Data Normal .............................................. 55 Gambar 3.5 Rumus Effect Size untuk Data tidak Normal ..................................... 56 Gambar 3.6 Rumus Persentase Pengaruh ............................................................ 56

Gambar 3.7 Rumus Perhitungan Persentase Peningkatan Pretest ke Posttest I .... 56 Gambar 3.8 Rumus Gain Score ............................................................................. 57

Gambar 3.9 Rumus Persentase Peningkatan Skor Posttest I ke Posttest II........... 60 Gambar 4.1 Grafik Selisih Skor Pretest-Posttest I................................................ 77 Gambar 4.2 Diagram Rerata Pretest-Posttest I ..................................................... 78

Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Rerata Pretest ke Posttest I ............................. 80 Gambar 4.4 Grafik Gain Score ............................................................................ 80

Gambar 4.5 Grafik Pretest, Posttest I, Posttest II ................................................. 84 Gambar 4.6 Grafik Rerata Selisih Pretest – Posttest I ......................................... 89 Gambar 4.7 Grafik rerata selisih skor Pretest – Posttest I ................................... 90

Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Rerata Skor Pretest ke Posttest I .................... 92 Gambar 4.9 Gain Score ....................................................................................... 92

Gambar 4.10 Grafik Pretest, Posttest I, Posttest II ............................................... 95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian.......................................................................... 120

Lampiran 1.2 Surat Ijin Validitas Soal ................................................................... 121 Lampiran 2.1 Silabus Kelompok Kontrol .............................................................. 122 Lampiran 2.2 Silabus Kelompok Eksprimen.......................................................... 125

Lampiran 2.3 Rencana Pelaksanaan Kelompok Kontrol........................................ 128 Lampiran 2.4 Rencana Pelaksanaan Kelompok Eksperimen ................................. 135

Lampiran 3.1 Soal Uraian....................................................................................... 149 Lampiran 3.2 Kunci Jawaban ................................................................................ 155 Lampiran 3.3 Rubrik Penilaian............................................................................... 161

Lampiran 3.4 Expert Judgement............................................................................. 172 Lampiran 3.5 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas.................................................... 174

Lampiran 3.6 Hasil Analisis SPSS Uji Reliabilitas ................................................ 175 Lampiran 4.1 Tabulasi Nilai Kemampuan Maplikasi Kontrol dan Eksperimen .... 176 Lampiran 4.2 Tabulasi Nilai Kemampuan Menganalisis Kontrol dan Eksperimen177

Lampiran 4.3 Hasil SPSS Uji Normalitas Data ...................................................... 178 Lampiran 4.4 Hasil Uji SPSS Perbedaan Kemampuan Awal ................................ 179

Lampiran 4.5 Hasil Uji SPSS Signifikansi Pengaruh Perlakuan............................ 181 Lampiran 4.6 Perhitungan Manual Besar Pengaruh Perlakuan .............................. 183 Lampiran 4.7 Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I ....................... 184

Lampiran 4.8 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Pretest-Posttest I ..................... 188 Lampiran 4.9 Hasil SPSS Uji Korelasi antara Rerata Pretest-Posttest I................ 189

Lampiran 4.10 Hasil Uji Retensi Perlakuan ........................................................... 191 Lampiran 5.1 Foto-foto Kegiatan ........................................................................... 195 Lampiran 5.2 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian..................................... 196

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini akan membahas mengenai (1) latar belakang masalah, (2) rumusan

masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, dan (5) definisi operasional.

1.1 Latar Belakang Masalah

Belajar adalah suatu proses usaha seseorang untuk memperoleh perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

dalam interaksi dengan lingkungan (Slameto, 2003: 2). Belajar bukanlah semata-

mata perubahan dan penemuan, tetapi mencakup kecakapan yang dihasilkan

akibat perubahan dan penemuan yang telah diperoleh. Setelah terjadi perubahan

dan penemuan, maka akan timbul suatu kecakapan yang memberikan manfaat

bagi kehidupannya (Rusman, 2017: 77). Belajar merupakan proses yang dilakukan

manusia secara sadar atau tanpa sadar untuk mencapai berbagai macam

kompetensi, pengetahuan, keterampilan, dan sikap (Rahyubi, 2014: 1). Kegiatan

pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan

proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan

guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kopetensi

dasar (BSNP, 2006: 16). Tujuan pendidikan nasional ini diwujudkan melalui

program pendidikan yang dilaksanakan dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi.

Pada tingkat Sekolah Dasar (SD), siswa mulai dibekali dengan beragam kegiatan

pengembangan kemampuan baca, tulis, hitung, mental, sosial dan spiritual

(Susanto, 2013: 72).

Perkembangan kognitif apada anak usia Sekolah Dasar (usia 7 sampai 11

tahun) masuk pada tahap operasional konkret. Perkembangan kognitif pada anak

usia Sekolah Dasar ditandai dengan berkembangnya kemampuan berpikir

sistematis, namun hanya ketika mereka dapat mengacu pada objek-objek dan

aktivitas-aktivitas konkret (Crain, 2014: 186). Interaksi sosial mempengaruhi

perubahan pemikiran anak, perilaku berakar pada konteks sosial di mana perilaku

itu berlangsung, maka perbedaan pemikiran atau perilaku akan tergantung pada

perbedaan kultur di mana semua itu terjadi (Salkind, 2009: 373).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

2

Dalam proses perkembangan kognitif diharapkan anak dapat

mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Berpikir tingkat tinggi

adalah berpikir pada tingkat lebih tinggi dari pada sekedar menghafal fakta atau

mengatakan sesuatu kepada seseorang (Heong, dkk, 2011, dalam Purbaningrum,

2017: 41). Kemampuan berpikir tersebut mengacu pada Taksonomi Bloom yang

terdiri dari 6 kategori. Enam kategori dalam Taksonomi Bloom yaitu mengingat,

memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta (Anderson

& Krathwohl, 2015: 100). Penelitian ini akan mengukur dua tingkat proses

kognitif siswa yaitu mengaplikasi dan menganalisis. Mengaplikasi ialah

menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam keadaan tertentu (Anderson

& Krathwohl, 2015: 101). Kategori mengaplikasi terdiri dari dua proses kognitif,

yakni mengeksekusi dan mengimplementasikan. Sedangkan menganalisis ialah

memecah-memecah materi menjadi bagian-bagian penyusunan dan menentukan

hubungan-hubungan antara bagian itu dan hubungan antara bagian-bagian tersebut

dengan keseluruhan struktur dan tujuan (Anderson & Krathwohl, 2015: 101).

Kategori menganalisis terdiri dari tiga proses kognitif, yakni membedakan,

mengorganisasi, dan mengatribusi (Anderson & Krathwohl, 2015: 101-102).

Dengan berkembangnya kemampuan mengaplikasi dan menganalisis yang

dimiliki oleh siswa, maka kemampuan berpikir tingkat tinggi tentu akan

meningkat karena siswa mampu mengaplikasi dan menganalisis suatu

permasalahan dan dapat mengatasi permasalahan tersebut dengan tepat. Maka dari

itu, sangat penting bagi siswa untuk menggembangkan kemampuan mengaplikasi

dan menganalisis.

Setiap proses pembelajaran membutuhkan kemampuan berpikir tingkat

tinggi karena menggabungkan beberapa kegiatan belajar secara beriringan. Salah

satu mata pelajaran di sekolah yang menuntut kemampuan berpikir tingkat tinggi

adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA adalah pengetahuan

yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya (Samatowa,

2011: 2). IPA menjadi salah satu mata pelajaran yang dimasukkan dalam

kurikulum suatu sekolah karena (1) IPA merupakan dasar teknologi yang menjadi

tulang punggung pembangunan, (2) IPA merupakan suatu mata pelajaran yang

memberikan kesempatan berpikir kritis, (3) IPA bukanlah mata pelajaran yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

3

bersifat hafalan, (4) IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yang dapat

membentuk kepribadian anak secara keseluruhan (Samatowa, 2011: 3).

Dalam implementasinya, pembelajaran IPA belum sepenuhnya

mengembangkan kemampuan berpikir tinkat tinggi. Permasalahan ini dibuktikan

dengan data dari survei mengenai sistem pendidikan dan kemampuan dari siswa

sekolah. Survey tersebut dilakukan oleh Organization for Economic Cooperation

and Development (OECD) yang bernama Programme for International Student

Assessment (PISA). Hasil penelitian PISA pada tahun 2012 menunjukan bahwa

Indonesia berada pada peringkat ke 64 dari 65 negara, dengan skor literasi IPA

sebesar 382 (OECD, 2013: 231). Tiga tahun kemudian yaitu tahun 2015 PISA

kembali melakukan penelitian yang berfokus pada IPA, membaca, dan

matematika (OECD, 2016: 5). Hasil survey PISA tersebut menunjukkan bahwa

Indonesia berada pada peringkat ke 62 dari 70 negara, dengan skor literasi IPA

sebesar 403 (OECD, 2016: 5). Berdasarkan hasil penelitian PISA tersebut,

Indonesia mengalami peningkatan hasil skor literasi IPA dari tahun 2012 ke tahun

2015, dari 382 menjadi 403. Akan tetapi untuk literasi sains (IPA) masih berada

pada peringkat 10 besar terbawah dari 70 negara peserta PISA tahun 2015. Hasil

penelitian PISA tersebut menunjukkan bahwa Indonesia mengalami kelemahan

dalam mata pelajaran IPA. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi salah satunya

masih ada sekolah yang menggunakan model ceramah dalam proses

pembelajaran. Model ceramah adalah cara menyajikan pembelajaran melalui

penurutan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa oleh

guru (Sanjaya, 2006: 147).

Wisudawati dan Sulistyowati (2014) menyatakan bahwa hasil belajar IPA

yang dicapai oleh peserta didik di Indonesia yang tergolong rendah dipengaruhi

oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi karakteristik peserta didik,

kemampuan membaca, motivasi belajar, minat dan konsep diri, strategi belajar,

tingkat kehadiran dan rasa memiliki. Faktor yang sangat penting adalah

lingkungan belajar dalam bentuk strategi yang diciptakan guru untuk

mengoptimalkan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik dalam mempelajari

IPA, dan menggunakan konsep-konsep tersebut dalam memahami lingkungan.

Terkait dengan hal tersebut, banyak upaya telah dilakukan untuk meningkatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

4

mutu pembelajaran IPA antara lain perbaikan kurikulum, penggunaan strategi, dan

metode pembelajaran, serta peningkatan kualitas guru melalui program pelatihan.

Namun upaya tersebut belum menunjukkan dampak perbaikan yang signifikan.

Inovasi strategi dan metode pembelajaran IPA yang dilakukan guru di kelas

biasanya kurang berhasil karena dalam implementasinya kurang memperhatikan

karakteristik siswa, termasuk kemampuan berpikirnya (Jeremy, 2005).

Sejalan dengan pemikiran di atas, dewasa ini muncul kecenderungan

terjadinya pergeseran filosofi pembelajaran, yaitu dari pradigma transmisi menuju

pada aktivitas kelas yang berpusat pada pembelajaran (O’Malley & Fierce, 1996).

Pergeseran filosofi tersebut berorientasi pada pembelajaran yang lebih

memperhatikan perkembangan siswa meliputi pertumbuhan fisik, sosial,

emosional, dan intelektual. Hal ini menghendaki adanya pergeseran peran siswa

dari posisi sebagai pengamat informasi yang pasif menjadi pembelajar aktif,

pemikir kritis, dan kreatif dalam menganalisis serta mengaplikasikan konsep yang

dipelajarinya untuk memecahkan masalah.

Maka untuk memperbaiki kualitas pembelajaran di Indonesia dilakukan

dengan cara memberikan motivasi kepada siswa melalui model pembelajaran di

kelas. Karena selama ini pembelajaran di kelas hanya menggunakan model

ceramah yang kurang efektif untuk proses pembelajaran. Oleh karena itu,

diperlukan upaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia salah

satunya dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization (TAI) dalam pembelajaran. Penggunaan model yang kurang

tepat dalam proses pembelajaran dapat menimbulkan kebosanan atau kejenuhan,

kurang memahami konsep, dan monoton sehingga siswa kurang termotivasi untuk

belajar. Oleh karena itu suatu model pembelajaran yang menurut keefektifan

seluruh siswa, salah satu diantarannya adalah model pembelajaran kooperatif

(Cooperative Learning). Pembelajaran kooperatif mencerminkan keterampilan

sosial, mengembangkan sikap demokrasi secara bersamaan juga membantu siswa

dalam pembelajaran akademis mereka (Lie, 2002: 11).

Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti mencoba mencari solusi untuk

memperbaiki pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif.

Model pembelajaran koopratif dipandang sebagai proses pembelajaran yang aktif,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

5

sebab peserta didik akan lebih banyak belajar melalui proses pembentukan

(constructing) dan penciptaan, kerja dalam kelompok dan berbagai pengetahuan

(Daryanto, 2012: 229). Salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif adalah Team

Assisted Individualization (TAI). Model pembelajaran kooperatif tipe Team

Assisted Individualization (TAI) memiliki dasar pemikiran yaitu untuk

mengadaptasi pembelajaran terhadap perbedaan individual berkaitan dengan

kemampuan maupun pencapaian prestasi siswa. Model pembelajaran kooperatif

tipe Team Assisted Individualization (TAI) ini mengkombinasikan keunggulan

kooperatif dan program pengajaran individual serta memberikan tekanan pada

efek sosial dari belajar kooperatif. Model pembelajaran kooperatif tipe Team

Assisted Individualization (TAI) disusun untuk memecahkan masalah dalam

program pengajaran, misalnya dalam hal kesulitan belajar siswa secara individual

(Slavin, 2009: 15). Pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe Team Assisted Individualization (TAI) ini terdiri dari delapan langkah yaitu

(1) placement test, (2) teams (3) teaching group, (4) student creative, (5) team

study, (6) test, (7) team scores and team recognition, (8) whole-class unit Teams

Score and Teams Recognition (Shoimin, 2014: 200-201). Manfaat yang dimiliki

oleh model Team Assisted Individualization (TAI) adalah (a) siswa yang lemah

dapat terbantu dalam menyelesaikan masalahnya, (b) siswa yang pandai dapat

mengembangkan kemampuan dan keterampilannya, (c) adanya tanggung jawab

dalam kelompok dalam menyelesaikan permasalahannya, (d) siswa diajarkan

bagaiman bekerja sama dalam suatu kelompok (Shoimin, 2014: 202).

Beberapa penelitian dan jurnal yang pernah diterbitkan sebelumnya

memaparkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization (TAI) cukup efektif diterapkan dalam pembelajaran. Penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan kemampuan kognitif

siswa kelas X MIA 7 dengan ketuntasan belajar siswa mencapai 81,25% dari

KKM sebesar 75 dan meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas X MIA 7 (Murti

dkk, 2015). Penerapan metode pembelajaran kooperatif Team Assisted

Individualization (TAI) dilengkapi Handout dapat meningkatkan kualitas proses

siswa pada materi larutan penyangga (Vitria dkk, 2014), dan terdapat perbedaan

yang signifikan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Gugus VIII Kedewatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

6

Kecamatan Ubud Gianyar Tahun pelajaran 2013/2014 antara siswa yang

melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dengan siswa yang

melaksanakan pembelajaran konvensional (Wulandari dkk, 2014). Ketiga

penelitian tersebut menunjukkan bahwa Team Assisted Individualization (TAI)

berpengaruh terhadap variabel dependen. Selain itu, beberapa penelitian dan

jurnal yang pernah diterbitkan sebelumnya juga pernah diterbitkan untuk

mendukung pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi dengan metode

tertentu misalnya implementasi pembelajaran IPA berbasis pendekatan

keterampilan proses sains untuk melatih keterampilan berpikir analisis (Sartika &

Nuroh, 2006), efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap

kemampuan menganalisis unsur cerpen (Purba & Barus, 2015), dan meningkatkan

kemampuan menganalisis tentang konsep gaya melalui pembelajaran reciprocal

teaching (Basyiruddin dkk, 2014).

Penelitian ini hanya dibatasi pada pengaruh model pembelajaran kooperatif

tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi

dan menganalisis siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan 1 semester gasal tahun

ajaran 2017/2018. Peneliti memilih SD Kanisius Wirobrajan 1 sebagai tempat

penelitian, karena SD Kanisius Wirobrajaan 1 memiliki kelas paralel yaitu kelas A

dan B di kelas 1- 6 sehingga cocok digunakan untuk penelitian eksperimen. Selain

itu, SD Kanisius Wirobrajan 1 juga memiliki prestasi yang baik di bidang

akademik maupun non-akademik, Sehingga kedua hal tersebut akan memudahkan

peneliti untuk melaksanakan penelitian. Kelas yang digunakan untuk penelitian

adalah kelas VB sebagai kelompok eksperimen dengan jumlah siswa 29 anak dan

kelas VA sebagai kelompok kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 29 anak. Jenis

penelitian yang digunakan adalah experimental design tipe pretest-posttest non

equivalent group design. Variabel dalam penelitian ini di bagi menjadi dua yaitu

variabel independen dan variabel dependen. Variabel dependen dalam penelitian

ini yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization

(TAI) dan variabel dependen dalam penelitian ini yaitu kemampuan mengaplikasi

dan menganalisis. Instrumen yang digunakan dalam penelitian menggunakan tes

berbentuk tes esai. Materi pembelajaran IPA dibatasi pada tema 2 yaitu “

Peristiwa dalam Kehidupan” dengan subtema 2 “Peristiwa-peristiwa Penting”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

7

yang difokuskan untuk materi pembelajaran IPA dan dibatasi pada materi siklus

air.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization (TAI) berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi

pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta

semester gasal tahun ajaran 2017/2018?

1.2.2 Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization (TAI) berpengaruh terhadap kemampuan menganalisis

pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta

semester gasal tahun ajaran 2017/2018?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team

Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi pada

mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta

semester gasal tahun ajaran 2017/2018.

1.3.2 Mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team

Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan menganalisis pada

mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta

semester gasal tahun ajaran 2017/2018.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Siswa

Siswa akan mendapatkan pengalaman baru dalam belajar dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization (TAI) pada mata pelajaran IPA dengan materi siklus air

serta siswa dapat mengembangkan kemampuan mengaplikasi dan

menganalisis dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

8

1.4.2 Bagi Guru

Guru dapat mengetahui bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Team

Assisted Individualization (TAI) berpengaruh terhadap kemampuan

mengaplikasi dan menganalisis siswa khususnya pada mata pelajaran IPA,

sehingga tipe tersebut dapat menjadi bahan referensi bagi guru.

1.4.3 Bagi Sekolah

Sekolah dapat mengetahui bahwa penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) khususnya pada

mata pelajaran IPA dapat berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi

dan menganalisis siswa, sehingga dapat menjadi referensi bagi sekolah

dan guru-guru untuk mengembangkan mutu sekolah.

1.4.4 Bagi Peneliti

Peneliti dapat mempergunkan hasil penelitian sebagai acuan dalam

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization (TAI) pada mata pelajaran IPA.

1.5 Definisi Operasional

1.5.1 Model pembelajaan adalah rencana konseptual yang sudah dirancang atau

dipersiapkan secara sistematis, agar proses pembelajaran dapat mencapai

tujuan pembelajaran yang sudah ditargetkan atau diinginkan sesuai dengan

kebutuhan siswa.

1.5.2 Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dimana siswa

belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif

yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen.

1.5.3 Model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI)

adalah model pembelajaran yang mengkombinasikan pembelajaran

berkelompok dan pembelajaran individual, dalam pelaksankaan TAI

terdapat delapan langkah yaitu (1) placement test, (2) teams (3) teaching

group, (4) student creative, (5) team study, (6) test, (7) team scores and

team recognition, (8) whole-class unit Teams Score and Teams

Recognition.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

9

1.5.4 Kemampuan adalah kesaggupan atau kecakapan dalam menerima,

mengerti, da melakukan sesuatu.

1.5.5 Megaplikasikan adalah menerapkan atau menggunakan suatu prosedur

dalam keadaan tertentu.

1.5.6 Kemampuan mengaplikasikan adalah kesanggupan atau kecakapan untuk

dapat menerapkan suatu prosedur dalam suatu keadaan dengan tepat serta

mampu mengeksekusi dan mengimplementasikan.

1.5.7 Menganalisis adalah kemampuan menguraikan sesuatu menjadi bagian-

bagian kecil dari keseluruhan yang mudah untuk dipahami. Dengan

indikator membedakan informasi, membuat garis besar, dan

mendeskripsikan peran.

1.5.8 Kemampuan menganalisis adalah kesanggupan atau kecakapan untuk

memilah-milah materi menjadi bagian-bagian penyusun dari materi lalu

menentukan hubungan antar bagian dan hubungan bagian dari materi

dengan materi secara keseluruhan yang meliputi proses membedakan,

mengorganisasi, dan mengatribusikan.

1.5.9 Mata pelajaran IPA adalah mata pelajaran yang mempelajari gejala-gejala

alam yang terdapat di lingkungan sekitar.

1.5.10 Siswa SD adalah siswa yang duduk di kelas V SD Kanisius Wirobrajan 1

pada semester gasal tahun ajaran 2017/2018.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

10

BAB II

LANDASAN TEORI

BAB II ini membahas tentang kajian teori, hasil penelitian yang relevan,

kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian. Kajian teori berisi teori-teori yang

mendukung dan beberapa penelitian yang relevan. Kerangka berpikir pada sub

bab terakhir berisi tentang kerangka pemikiran dan hipotesis yang berisi dugaan

sementara terkait dengan jawaban rumusan masalah.

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Teori yang mendukung

2.1.1.1 Teori Perkembangan Kognitif

Perkembangan anak adalah semua proses yang maju ke depan dan tidak

dapat diulang kembali. Dalam perkembangan manusia melalui perubahan-

perubahan yang sedikit banyak bersifat tetap dan tidak dapat diulang.

Perkembangan menunjukkan pada perubahan-perubahan dalam suatu arah yang

bersifat tetap dan maju (Ahmadi, 2005: 1). Ada berbagai teori perkembangan anak

yang memberikan pengaruh besar terhadap pandangan pertumbuhan kognisi

manusia diantaranya teori Jean Piaget (1896-1980) dan Lev Semyonovich

Vygotsky (1896-1934) yang berperan dalam proses perkembangan anak.

Teori perkembangan anak yang dijadikan acuan dalam penelitian ini

adalah teori perkembangan kognitif Jean Piaget dan teori pembelajaran Lev

Semyonovich Vygotsky. Peneliti menggunakan kedua teori tersebut karena

memiliki kesesuaian dengan variabel penelitian dan tahap mendasar

perkembangan anak yaitu tahap perkembangan kognitif.

1. Teori Perkembangan Kognitif Piaget

Jean Piaget lahir pada tanggal 9 Agustus 1896 di Neuchatel, Swiss. Pada

tahun 1916 Piaget menyelesaikan pendidikan sarjana dalam bidang biologi di

Universitas Neuchatel (Suparno, 2001: 12). Pada tahun 1920 hingga 1930 Piaget

meneruskan penelitiannya dalam bidang perkembangan anak. Pada tahun 1950

Piaget banyak menulis dan meneliti tentang perkembangan inteligensi manusia.

Pada tanggal 16 September 1980 Piaget meninggal dunia (Suparno, 2001: 18).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

11

Piaget dikenal sebagai psikologi terkenal yang banyak mempengaruhi

perkembangan dunia pendidikan, terlebih dengan diterimanya teori

konstruktivisme.

Piaget mengatakan bahwa ada delapan konsep yang perlu dimengerti agar

lebih mudah memahami perkembangan kognitif anak. Delapan konsep tersebut

antara lain : (1) Inteligensi yaitu suatu bentuk ekuilibium kearah mana semua

struktur yang menghasilkan persepsi, kebiasaan, dan mekanisme sensorimotor

diarahkan. (2) Organisasi adalah suatu tendensi yang umum untuk semua bentuk

kehidupan guna mengintegrasikan struktur, baik psikis maupun psikologis, dalam

suatu sistem yang lebih tinggi. (3) Skema adalah suatu struktur mental seseorang

dimana ia secara intelektual beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Skema itu

akan beradaptasi dan berubah selama perkembangan seseorang. (4) Asimilasi

adalah proses kognitif di mana seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep, atau

pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang sudah ada di dalam pikirannya.

Asimilasi dapat dipandang sebagai suatu proses kognitif untuk menempatkan dan

mengklasifikasikan kejadian atau rangsangan yang baru ke dalam skema yang

telah ada. (5) Akomodasi yaitu pembentukan skema baru atau pengubahan skema

lama. (6) Ekuilibrasi adalah proses bergerak dari keadaan ekuilibrium. Proses

tersebut berjalan terus dalam diri seseorang melalui asimilasi dan akomodasi. (7)

Adaptasi adalah penyesuaian diri dengan lingkungannya. Adaptasi terjadi dalam

suatu proses asimilasi dan akomodasi. Di satu pihak, seseorang menyatukan atau

mengasimilasikan gambaran akan realitas luar dalam struktur psikologisnya

(skema) yang sudah dimiliki untuk dicocokkan dengan lingkungannya. (8)

Pengetahuan Figuratif didapatkan dari gambaran langsung seseorang terhadap

objek yang dipelajari dan Pengetahuan Operatif didapatkan karena orang itu

mengadakan operasi terhadap objek yang dipelajari (Suparno, 2001: 19-24).

Secara garis besar Piaget mengelompokkan tahap-tahap perkembangan

kognitif seseorang menjadi 4 tahapan. Setiap tahapan terkait dengan usia dan

memiliki cara pemikian yang berbeda. Berikut adalah pemaparan tahap

perkembangan kognitif menurut Piaget (Suparno, 2001: 25).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

12

a. Tahap Sensorimotor

Tahap paling awal perkembangan kognitif terjadi pada waktu bayi lahir

sampai umur 2 tahun. Tahapan ini berlangsung mulai dari lahir sampai usia 2

tahun. Dalam tahap ini, intelegensi anak lebih didasarkan pada tindakan inderawi

anak terhadap lingkungannya, seperti melihat, meraba, menjamah, mendengar,

membau, dan lain-lain (Crain, 2014: 173).

b. Tahap Pra-Operasinal

Tahapan ke dua perkembangan anak berlangsung dari umur 2 sapai 7 tahun.

Anak-anak belajar berpikir menggunakan simbol-simbol dan pencitraan batiniah,

namun pemikiran mereka tidak sistematis dan tidak logi. Pada tahap ini anak-anak

mulai mempresentasikan dunianya untuk membentuk kata-kata, bayangan, dan

gambar (Crain, 2014: 182).

c. Tahap Operasional-Konkret

Tahapan ini berlangsung dari umur 7 sampai 11 tahun. Anak-anak

mengembangkan kemampuan berpikir sistematis, namun hanya ketika mereka

dapat mengacu pada objek-objek dan aktivitas-aktivitas konkret (Crain, 2014:

186).

d. Tahap Operasional-Formal

Tahap ini berlangsung dari usia 11 tahun ke atas, orang muda

mengembangkan kemampuan berpikir sistematis menurut rancangan yang murni,

abstrak, dan hipotesis. Pada tahap ini karakteristik yang paling menonjol dari

pemikiran adalah sifatnya yang lebih abstrak dibandingkan pemikiran operasional

konkret. Remaja tidak terbatas lagi pada pengalaman-pengalaman yang aktual

atau konkret sebagai titik tolak pemikirannya (Crain, 2014: 200).

Berdasarkan teori Piaget, anak Sekolah Dasar masuk dalam tahap operasinal

konkret. Dijelaskan bahwa anak sudah memiliki sistem penalaran yang didasarkan

pada pemikian yang logis. Hal ini ditandai dengan adanya sistem operasi

berdasarkan apa yang kelihatan nyata atau konkret, namun cara berpikir anak

masih terbatas.

2. Teori Pembelajaran Sosio-historis

Vygotsky (dalam Salkind, 2009: 374) memberikan sumbangan penting

dan kreatif bagi ilmu perkembangan manusia. Pendekatan Vygotsky memberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

13

kesempatan anak akan belajar melalui interaksi dari faktor-faktor Interpersonal

(sosial), kultural-historis, dan individual sebagai kunci dari perkembangan

manusia (Tudge, dalam Schunk, 2012: 339). Interaksi dari faktor-faktor

interpersonal merupakan bagaimana anak berhubungan dengan lingkungan

disekitarnya, sebagai contoh di lingkungan sekolah maupun di sekitar rumah.

Melalui interaksi sosial ini, maka akan mendorong proses-proses perkembangan

anak sehingga kemampuan berpikir mereka juga akan bertambah seiring dengan

berjalannya waktu. Vygotsky merumuskan empat ide pokok yang menjadi dasar

dalam teorinya. Pertama, anak mengembangkan pengetahuan mereka sendiri.

Artinya, anak-anak adalah peserta didik aktif dalam perkembangan mereka.

Kedua perkembangan tidak bisa dipisahkan dari konteks sosialnya. Dalam

ungkapan yang sederhana, perkembangan dan konteks sosial adalah hal yang satu

dan sama. Ketiga, pembelajaran bisa mengarahkan perkembangan, maksudnya

adalah pembelajaran menjadi persiapan bagi terjadinya perkembangan. Dengan

demikian guru yang mempersiapkan atau menunjukkan langkah awal dengan

memberikan tugas tertentu untuk dikerjakan oleh siswa. Keempat, Bahasa

memainkan peran sentral dalam perkembangan mental (Salkind, 2009: 374).

Vygotsky mengemukakan bahwa fungsi-fungsi mental mempunyai

hubungan eksternal atau hubungan sosial. Keyakinan Vygotsky mengenai

pentingnya pengaruh sosial, khususnya pengajaran, pada perkembangan kognitif

anak-anak tercermin pada konsep zona perkembangan proksimalnya. Zona

perkembangan proksimal (Zone of Proximal Development atau ZPD) adalah

istilah untuk kisaran tugas-tugas yang terlalu sulit saat sang anak melakukannya

sendiri, tetapi dapat dipelajari dengan bimbingan dan bantuan dari orang dewasa

atau anak-anak yang terampil. Batas bawah dari ZPD adalah tingkat keterampilan

yang dapat diraih oleh anak yang melakukan secara mandiri. Sedangkan batas

atasnya adalah, tingkat tanggung jawab yang tambahan yang dapat diterima anak

dengan bantuan seorang pengajar yang kompeten (Santrock, 2009: 62).

Scaffolding teknik yang melibatkan pengubahan tingkat dukungan untuk

belajar. Scaffolding erat berhubungan dengan konsep ZPD, Scaffolding berarti

mengubah tingkat dukungan. Sepanjang sesi pengajaran, seseorang lebih terampil

(seorang guru atau teman sebaya yang lebih ahli) menyesuaikan jumlah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

14

bimbingan sesuai dengan kinerja anak yang ada. Scaffolding biasa digunakan

untuk membantu siswa mencapai batas atas dari ZPD mereka. Dialog adalah

sebuah alat Scaffolding yang penting dalam ZPD (Santrock, 2009: 64).

Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Vygotsky, yaitu anak

belajar berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya termasuk guru dan teman

sebayannya. Oleh karena itu, pembelajaran yang berlangsung di Sekolah Dasar

akan lebih efektif jika proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran

yang mampu melibatkan siswa untuk menyelesaikan langsung masalah yang

dihadapinya dengan dukungan dan interaksi dari guru dan teman sebayannya.

Model pembelajaran yang dapat digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif.

2.1.1.2 Model Pembelajaran

Model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan,

termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan

pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas (Arends, dalam

Suprijono, 2009: 46). Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka

konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan

pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Model pembelajaran sebagai

kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam

mengorganiasiskan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu,

dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para

pengajar dalam merencanakan aktifitas pembelajaran (Soekamto dkk, dalam Al-

Tabany, 2014: 24). Model pembelajaran adalah suatu pola atau rencana yang

sudah direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk menyusun kurikulum,

mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar dikelasnya.

Dalam penerapannya model pembelajaran ini harus sesuai dengan kebutuhan

siswa (Joyce & Weil, dalam Isjoni, 2013: 73).

Berdasarkan paparan dari beberapa ahli di atas dapat ditarik benang merah

bahwa model pembelajaran adalah rencana konseptual yang sudah dirancang atau

dipersiapkan secara sistematis, agar proses pembelajaran dapat mencapai tujuan

pembelajaran yang sudah ditargetkan atau diinginkan sesuai dengan kebutuhan

siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

15

2.1.1.3 Model Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Salah satu model pemebelajaran yaitu model pembelajaran kooperatif.

Dukungan teori konstruktivisme sosial Vygotsky telah meletakkan arti penting

model pembelajaran kooperatif. Konstruktivisme sosial Vygotsky menekankan

bahwa pengetahuan dibangun dan dikontruksi secara mutlak. Peserta didik berada

dalam konteks sosiohistoris. Keterlibatan dengan orang lain membuka kesempatan

bagi mereka mengevaluasi dan memperbaiki pemahaman. Dengan cara ini,

pengalaman dan konteks memberikan mekanisme penting untuk perkembangan

pikiran peserta didik (Suprijono, 2009: 55).

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang

berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi

belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat

kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa

anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk saling

memahami materi pelajaran (Isjoni, 2013: 14).

Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran di dalam

kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang, memberikan kesempatan kepada

setiap anggota untuk saling berinteraksi, memahami, bekerja sama, dan

mengevaluasi suatu materi atau permasalahan (Slavin dalam Isjoni, 2013: 15).

Berdasarkan paparan beberapa ahli di atas dapat ditarik benang merah

bahwa model Pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran di

mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara

kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen.

2. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif berbeda dengan belajar kelompok pada

umumnya. Tidak semua belajar kelompok bisa dianggap belajar kooperatif. Untuk

mencapai hasil yang maksimal, lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif

harus diterapkan yaitu sebagai berikut (Roger & David Johnson, dalam Suprijono,

2009: 58).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

16

a. Positive interdependence (saling ketergantungan positif )

Unsur ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada dua

pertanggung jawaban kelompok. Pertama, mempelajari bahan yang

ditugaskan kedua kelompok. Kedua, menjamin semua anggota kelompok

secara individu mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut.

b. Personal responsibility (tanggung jawab perseorangan)

Pertanggung jawaban ini muncul jika dilakukan pengukuran terhadap

keberhasilan kelompok. Tanggung jawab perseorangan adalah kunci untuk

menjamin semua kelompok anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajar

bersama.

c. Face to face promotive interaction (interaksi promotif)

Unsur ini penting karena dapat menghasilkan saling ketergantungan yang

positif.

d. Interpersonal skill (komunikasi antar anggota)

Untuk mengkoordinasikan kegiatan peserta didik dalam pencapaian

tujuan.

e. Group processing (pemrosesan kelompok)

Pemrosesan mengandung arti menilai, tujuan dari pemrosesan kelompok

adalah meningkatkan efektivitas anggota dalam memberikan kontribusi

terhadap kegiatan kolaboratif untuk mencapai tujuan kelompok.

3. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif memiliki ciri khas yang membedakannya dengan

model pembelajaran yang lain. Pembelajaran kooperatif memiliki empat ciri,

yaitu : (a) siswa bekerja dalam kelompok untuk memahami materi pembelajaran

yang diberikan, (b) kelompok terdiri dari anggota yang heterogen, (c) jika

memungkinkan, anggota kelompok sebaiknya juga beragam dari segi suku, ras,

budaya, dan kelamin, (d) dan penghargaan lebih mengarah pada kelompok untuk

menghindari kecemburuan anggota kelompok (Ibrahim, dalam Taniredja, 2011:

100).

Ciri khas nampak dari proses pembelajaran yang lebih difokuskan pada

proses kerja sama dalam kelompok. Proses pembelajaran tidak hanya bertujuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

17

untuk meningkatkan kemampuan akademik dibidang penguasaan materi tetapi

terhadap unsur kerja sama untuk menguasai materi tersebut (Rusman, 2011: 206).

Berdasarkan paparan beberapa ahli di atas dapat ditarik benang merah

bahwa ciri-ciri pebelajaran koopratif adalah proses pembelajaran yang tidak hanya

meningkatkan kemampuan akademik dibidang penguasaan materi tetapi terhadap

unsur kerja sama untuk menguasai materi.

4. Keunggulan Pembelajaran Kooperatif

Keunggulan yang diperoleh dalam pembelajaran kooperatif sebagai

berikut (Sugiyanto, 2010: 43) a) Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan

sosial, b) memungkinkan saling belajar mengenai sikap, keterampilan, informasi,

perilaku sisoal, dan pandangan-pandangan, c) memudahkan melakukan

penyesuaian sosial, d) Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai

sosial dan komitmen, e) menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri dan

komitmen, f) membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa,

g) berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan

saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktikkan, h) meningkatkan rasa

saling percaya kepada sesama manusia, i) meningkatkan kemampuan memandang

masalah dan situasi dari berbagai perspektif, j) meningkatkan kesediaan

menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik, k) meningkatkan

kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis kelamin,

etnis, kelas sosial, agama, dan orientasi tugas.

5. Tujuan Pembelajaran kooperatif

Tujuan pembelajaran kooperatif ialah untuk mengajarkan kepada siswa

keterampilan kerja sama dan kolaborasi (Isjoni, 2013: 109). Keterampilan ini amat

penting untuk dimiliki siswa sebagai warga masyarakat, bangsa dan Negara,

mengingat kenyataan yang dihadapi bangsa ini dalam mengatasi masalah-masalah

sosial semakin kompleks.

6. Jenis-jenis pembelajaran kooperatif

beberapa model pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan, beriku ini

beberapa model pembelajaran kooperatif diantaranya: a) Student Teams

Achievement Divisions (STAD), b) Teams-Game-Tournament (TGT), c) Jigsaw

II, d) Group Investigation (GI), e) Complex Instruction (CI), f) Team Accelerated

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

18

Instruction (TAI), g) Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC),

h) Structured Dyadic Methods (SDM), h) Spontaneous Discussion (SGD), i)

Numbered Heads Together (NHT), j) Team Product (TP), k) Cooperative Review

(CR), l) Think-pair-share (TPS), m) Disscussion Group (DG) – Group Project

(GP) dan sebagainnya.

Semua tipe pembelajaran kooperatif didasarkan pada prinsip bahwa siswa

harus belajar bersama dan tanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan

pembelajaran teman satu kelompoknya (Slavin, dalam Huda, 2011: 114). Dalam

penelitian ini, peneliti akan mengambil salah satu tipe pembelajaran koopertif

yaitu tipe Team Accelerated Instruction (TAI).

2.1.1.4 Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI)

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization

(TAI)

Team Assisted Individualization (TAI) merupakan salah satu tipe

pembelajaran dalam model pembelajaran kooperatif. Team Assisted

Individualization (TAI) adalah tipe yang mengadaptasi pengajaran terhadap

perbedaan individual berkaitan dengan kemampuan siswa maupun pencapaian

prestasi siswa (Slavin, 2008: 187).

Tipe Team Assisted Individualization (TAI) merupakan salah satu upaya

merancang sebuah pembelajaran individu yang dapat menyelesaikan masalah-

masalah teoritis dan praktis dari sistem pengajaran individual. Dengan membagi

siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil akan membuat siswa memiliki sikap

tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan kepadannya dan

memiliki tanggung jawab untuk membantu teman satu kelompoknya yang

mengalami kesulitan, dapat meminimalisir ketidak mampuan siswa dalam

menyelesaikan tugas karena sudah dibantu oleh teman yang lainnya, dan guru

lebih berfokus pada materi-materi yang diangap sukar. Melalui tipe Team Assisted

Individualization (TAI), siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil yang

terdiri dari 4 sampai 5 siswa heterogen dan selanjutnya diikuti dengan pemberian

bantuan secara individu bagi siswa memerlukannya (Suyitno, dalam Sohimin

2014: 200). Dengan pembelajaran kelompok, diharapkan para siswa dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

19

meningkatkan pemikiran kritisnya, kreatif, dan menumbuhkan rasa sosial yang

tinggi.

2. Komponen Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization

(TAI)

Model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI)

memiliki delapan komponen utama, yaitu (Slavin, 2008: 200) :

a. Teams yaitu pembentukan kelompok heterogen. Kelompok terdiri dari 4-5

siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda.

b. Placement Test yaitu pemberian tes awal atau pre-test kepada siswa untuk

mengetahui kemampuan awal siswa. Hasil tes ini menjadi pedoman untuk

mengelompokkan siswa secara heterogen.

c. Curriculum Materials yaitu lembar kerja yang berisi materi-materi

pembelajaran yang akan dipelajari.

d. Team Study yaitu para siswa diberi materi pembelajaran secara individu.

Siswa mengerjakan soal secara individu kemudian membahasnya dengan

teman-teman satu kelompoknya.

e. Team Score and Team Recognition yaitu pemberian skor terhadap hasil kerja

kelompok. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berhasil

menyelesaikan tugas dengan baik dan memberikan penguatan kepada

kelompok yang kurang berhasil.

f. Teaching Group yaitu guru memberikan penjelasan materi pokok kepada

seluruh siswa. Guru menjelaskan konsep-konsep utama dari materi sebelum

siswa mengerjakan tugas secara individu.

g. Fact Test yaitu pelaksanaan tes berdasarkan fakta yang didapatkan oleh

siswa.

h. Whole Class Units yaitu guru menyampaikan materi kembali dan diakhiri

dengan strategi pemecahan masalah.

3. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted

Individualization (TAI)

Model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI)

memiliki delapan langkah yaitu (Shoimin, 2014: 200-201):

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

20

Tabel: 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran TAI

Langkah Kegitan

Langkah 1:

Placement Test

Guru memberikan tes awal (pretest) kepada siswa.

Langkah 2:

Teams

Siswa membentuk kelompok yang bersifat homogen yang terdiri dari 4-5

siswa.

Langkah 3:

Teaching Group

Siswa memperhatikan guru memberikan materi secara singkat menjelang

pemberian tugas kelompok.

Langkah 4:

Student Creative

Guru perlu menekankan dan menciptakan persepsi bahwa keberhasilan

setiap siswa (individu) ditentukan oleh keberhasilan kelompoknya.

Langkah 5:

Team Study

Siswa belajar bersama dengan mengerjakan tugas -tugas dari LKS yang

diberikan dalam kelompok.

Langkah 6:

Fact Test

Guru memberikan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh siswa,

misalnya dengan memberikan kuis.

Langkah 7:

Team Score and

Team

Recognition

Guru memberikan skor pada hasil kerja kelompok dan memberikan

penghargaan terhadap kelompok yang berhasil dalam mengerjakan . Bagi

kelompok yang mendapatkan skor paling tinggi maka akan mendapatkan

“gelar” atau pengahargaan.

Langkah 8:

Whole-Class

Unit

Guru menyajikan kembali materi di akhir bab dengan strategi pemecahan

masalah untuk seluruh siswa dikelasnya.

4. Manfaat Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI)

Manfaat yang dimiliki oleh model pembelajaran kooperatif tipe Team

Assisted Individualization (TAI), manfaat tersebut antara lain (Shoimin, 2014:

202) : (a) siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalahnya, (b)

siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilannya, (c)

adanya tanggung jawab dalam kelompok dalam menyelesaikan permasalahannya,

(d) siswa diajarkan bagaiman bekerja sama dalam suatu kelompok, (e)

mengurangi kecemasan (reduction of anxiety), (f) menghilangkan perasaan

“terisolasi” dan panik, (g) menggantikan bentuk persaingan (competition) dengan

saling kerja sama (cooperation), (h) melibatkan siswa untuk aktif dalam proses

belajar, (i) mereka dapat berdiskusi (disuss), berdebat (debate), atau

menyampaikan gagasan, konsep, dan keahlian sampai benar-benar memahaminya,

(j) mereka memiliki rasa peduli (care), rasa tanggung jawab (take responsibility)

terhadap teman lain dalam proses belajarnya, (k) mereka dapat belajar menghargai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

21

(learn to appreciate) perbedaan etnik (ethnicity), perbedaan tingkat kemampuan

(performance level), dan cacat fisik (disability).

2.1.1.5 Taksonomi Bloom

Kata “taksonomi” diambil dari bahasa Yunani tassein yang mengandung

arti “untuk mengelompokkan” dan nomos yang berarti “aturan”. Taksonomi dapat

diartikan sebagai pengelompokan suatu hal berdasarkan hierarki (tingkatan)

tertentu (Kuswana, 2012: 2). Taksonomi merupakan sebuah kerangka untuk

mengklasifikasikan pernyataan-pernyataan yang digunakan untuk memprediksi

kemampuan peserta didik dalam belajar sebagai hasil dari kegiatan pembelajaran

(Sujoko & Darmawan, 2016: 30). Taksonomi Bloom memiliki tiga ranah

diantaranya 1) ranah kognitif yang mencakup ingatan atau pengenalan terhadap

fakta-fakta tertentu, pola-pola prosedural, dan konsep-konsep yang

memungkinkan berkembangnya kemampuan dan skill intelektual (Huda, dalam

Sujoko & Darmawan, 2016: 31); 2) ranah afektif ranah yang berkaitan

perkembangan perasaan, sikap, nilai, dan emosi; 3) ranah psikomotor ranah yang

berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau keterampilan motorik

(Degang, dalam Sujoko & Darmawan, 2016: 31).

Dalam perkembanganya, Taksonomi Bloom mengalami perbaikan, setelah

mengalami perbaikan Taksonomi Bloom lebih dikenal dengan nama Revisi

Taksonomi Bloom yang di publikasikan pada tahun 2001. Perbaikan ini dilakukan

dengan alasan agar sesuai dengan kemajuan zaman, revisi yang dilakukan hanya

pada ranah kognitif yang meliputi 1) perubahan kata kunci dari kata benda

menjadi kata kerja untuk setiap level taksonomi; 2) perubahan hampir terjadi pada

semua level, namun urutan level tidak mengalami perubahan yaitu dari urutan

terendah hingga tertinggi. Pada level 1 yaitu knowledge di ubah menjadi

remember (mengingat), pada level 2 comperhension dipertegas menjadi

understand (memahami), pada level 3 application diubah menjadi appliy

(menerapkan), pada level 4 analysis menjadi analyz (menganalisis), pada level 5

synthesis dinaikkan levelnya menduduki level 6 dengan sedikit perubahan yaitu

create (mencipta), dan pada level 6 yaitu evaluation menduduki posisi level 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

22

dengan nama evaluate (menilai). Perbaikan pola dan tingkatan level Taksonomi

Bloom dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:

Gambar 2.1 Perubahan Taksonomi Bloom Lama dengan Taksonomi Bloom Baru

(Sumber:https://www.google.co.id/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&ca

d=rja&uact=8&ved=2ahUKEwi3_N6j_8jZAhUBOI8KHSCvB0QQjRx6BAgAEAY&url=http%3

A%2F%2Fedunesiania.blogspot.com%2F2017%2F05%2Fdomain-

kognitif.html&psig=AOvVaw3YuDV2W32b9jkDENrkFvIH&ust=1519920493749123)

Terdapat 2 alasan perubahan dalam kategori proses kognitif yang

berbentuk kata benda diubah atau diganti dengan menggunakan kata kerja

(Anderson & Krathwohl, 2010: 399) yaitu: 1) kata kerja mempresentasikan

proses-proses kognitif yang dijelaskan dengan teori dan hasil penelitian kognitif

dan 2) kata kerja merupakan jenis-jenis proses yang lazim dijumpai dalam

rumusan tujuan dan rencana unit pengajaran guru. Kategori proses kognitif

merupakan pengklasifikasian proses-proses kognitif siswa secara komperhensif

yang memiliki tujuan yang terdapat dalam bidang pengetahuan. Tujuan dalam

kategori kognitif yang paling banyak dijumpai dalam tujuan-tujuan di bidang

pendidikan, yaitu mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis,

mengevaluasi, dan mencipta (Anderson & Krathwohl, 2015: 99).

1. Mengingat

Proses mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari

memori jangka panjang. Mengingat berisikan dua prose kognitif yang lebih

spesifik, yaitu mengenal dan mengingat kembali. Nama lain dari mengingat

adalah mengidentifikasi dan mengambil (Anderson & Krathwohl, 2015: 99).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

23

2. Memahami

Memahami adalah mengonstruksi makna dari materi pembelajaran,

termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru. Memahami

mencakup tujuan proses kognitif yaitu menafsirkan, mencontohkan,

mengklasifikasi, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan.

Nama lain dari memahami adalah mengklarifikasi, memparafrasakan,

merepresentasi, menerjemahkan, mengilustrasikan, memberi contoh,

mengategorikan, mengelompokkan, mengabstraksi, menggeneralisasi,

menyarikan, mengekstrapolasi, menginterpolasi, memprediksi, mengontraskan,

memetakan, mencocokkan, membuat model (Anderson & Krathwohl, 2015: 100).

3. Mengaplikasikan

Mengaplikasikan berarti menerapkan atau menggunakan suatu prosedur

dalam keadaan tertentu. Mengaplikasikan mencakup dua proses kognitif yaitu

mengeksekusi dan mengimplementasikan. Nama lain dari mengaplikasikan adalah

melaksanakan dan menggunakan (Anderson & Krathwohl, 2015: 116).

4. Menganalisis

Menganalisis berarti memecah-mecahkan materi jadi bagian-bagian

penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antar bagian itu dan hubungan

antar bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan. Menganalisis

berisikan tiga proses kognitif yaitu membedakan, mengorganisasi, dan

mengatribusikan. Nama lain dari menganalisis adalah mendekonstruksi (Anderson

& Krathwohl, 2015: 120).

5. Mengevaluasi

Mengevaluasi ialah mengambil keputusan berdasarkan kriteria dan

standar. Mengevaluasi mencakup proses kognitif memeriksa dan mengkritik.

Nama lain dari mengevaluasi adalah mengoordinasi, mendeteksi, memonitor,

menguji, dan menilai (Anderson & Krathwohl, 2015: 125).

6. Mencipta

Mencipta adalah memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang

baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinil. Mencipta

mencakup proses kognitif merumuskan, merencanakan, dan memproduksi. Nama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

24

lain dari mencipta adalah membuat hipotesis, mendesain, dan mengkonstruksi

(Anderson & Krathwohl, 2015: 128).

Gambar 2.2 Dimensi Proses Kognitif

(Sumber: https://3.bp.blogspot.com/-tshFDIUn_wA/V56BM0jZCXI/AAAAAAAAAJs/-

Tog0lwwqCIDQU73B2_vWrnIHNb5T5ORgCLcB/s1600/penelusuran%2Banderson.jpg )

Berdasarkan keenam tingkatan berpikir kognitif Benyamin S Bloom,

penelitian hanya mengambil dua aspek yaitu kemampuan mengaplikasi dan

menganalisis.

2.1.1.6 Proses Kognitif Kemampuan Mengaplikasi dan Menganalisis

1. Kemampuan Mengaplikasi

Proses Mengaplikasi melibatkan penggunaan prosedur-prosedur tertentu

untuk mengerjakan soal latian atau menyelesaikan masalah. Kategori

mengaplikasi terdiri dari dua proses kognitif, yaitu mengeksekusi dan

mengimplementasikan (Anderson & Krathwohl, 2015: 116). Kategori

mengaplikasi terdiri dari dua proses kognitif, yaitu mengeksekusi ketika tugasnya

hanya soal latihan (yang familiar) dan mengimplementasikan ketika tugasnya

merupakan masalah (yang tidak familiar). Apabila tugas yang diberikan adalah

soal latihan yang familiar, siswa umumnya sudah mengetahui prosedural yang

harus digunakan. Akan tetapi, apabila tugasnya adalah terkait masalah yang tidak

familiar, siswa harus menentukan pengetahuan apa yang akan digunakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

25

a. Mengeksekusi

Menerapkan prosedur-prosedur ketika menghadapi tugas yang sudah familiar,

(misalnya siswa belajar membagi sebuah angka dengan angka lain, dan kedua

angka tersebut terdiri dari beberapa digit).

b. Mengimplementasikan

Mengimplementasikan berlangsung saat siswa memilih dan menggunakan

sebuah prosedur untuk menyelesaikan tugas yang tidak familiar, (misalnya,

menggunakan hukum gravitasi pada konteks yang tepat).

Penelitian memfokuskan penelitiannya terhadap tiga aspek kemampuan yaitu

mengimplementasikan, menggunakan, dan melaksanakan.

2. Kemampuan Menganalisis

Menganalisis adalah proses memecah-mecah materi jadi bagian-bagian

kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar bagian dan antar setiap bagian

dan struktur keseluruhannya. Kategori proses menganalisis terdiri dari proses

kognitif membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan (Anderson &

Krathwol, 2015: 120). Kategori proses menganalisis ini meliputi proses-proses

kognitif membedakan, mengorganisasikan, dang mengatribusikan. Berikut adalah

penjelasan dari setiap kategori dalam kemampuan menganalisis (Anderson &

Krathwol, 2015: 120).

a. Membedakan

Proses memilah-milah bagian-bagian yang relevan atau penting dari sebuah

struktur. Membedakan terjadi sewaktu siswa mengdiskriminasikan informasi yang

relevan dan tidak relevan, yang penting dan tidak penting, dan kemudian

memperhatikan informasi yang relevan dan tidak relevan. Misalnya membedakan

antara angka-angka yang relevan dan yang tidak relevan dalam pembelajaran

matematika. Nama lain dari kategori membedakan adalah menyendirikan,

memilah, memfokuskan, dan memilih (Anderson & Krathwohl, 2015: 122).

b. Mengorganisasi

Proses mengidentifikasi elemen-elemen komunikasi atau situasi dan proses

mengenali bagaimana elemen-elemen ini membentuk sebuah struktur yang

heterogen. Misalnya menunjukkan garis besar buku teks tentang statistik dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

26

pembelajaran matematika. Nama lain dari kategori mengorganisasikan adalah

menemukan, koherensi, memadukan, membuat garis besar, mendeskripsikan

peran, dan menstrukturkan (Anderson & Krathwohl, 2015: 123).

c. Mengatribusikan

Menentukan sudut pandang, pendapat, nilai, atau tujuan dibalik komunikasi.

Misalnya, menentukan sudut pandang pengarang suatu esai melalui topik yang

kontroversial dalam pelajaran ilmu sosial. Kata lain dari kategori mengatribusikan

adalah mendekontruksi misalnya, ketika siswa diberi informasi, mereka dapat

menentukan sudut pandang atau tujuan pengarang (Anderson & Krathwohl, 2015:

120).

Peneliti memfokuskan penelitiannya terhadap tiga aspek kemampuan yaitu

membedakan informasi, membuat garis besar, dan mendeskripsikan.

2.1.1.7 Pembelajaran IPA

IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta

dengan segala isinya (Samatowa, 2011: 2). IPA merupakan suatu cara atau metode

untuk mengamati alam, cara IPA mengamati dunia ini bersifat analisis, lengkap,

cermat, serta menghubungkannya antara suatu fenomena dengan fenomena lain,

sehingga keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek

yang diamatinya (Nash, dalam Samatowa, 2011: 3).

IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis

yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh

manusia (Samatowa, 2011: 3). IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan

gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku

umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen atau sistematis

(teratur) artinya pengetahuan itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri,

satu dengan yang lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga

seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh. Sedangkan berlaku umum artinya

pengetahuan ini tidak hanya berlaku atau oleh seseorang atau beberapa orang

dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau

konsisten (Powler, dalam Samatowa, 2011: 3). IPA tidak hanya merupakan

kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi memerlukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

27

kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah (Winaputra, dalam Samatowa,

2011: 3). IPA adalah sebuah ilmu pengetahuan yang mempunyai objek dan

menggunakan metode ilmiah (Samatowa, 2011: 3).

Pengajaran IPA di Sekolah Dasar perlu memberikan kesempatan anak

untuk berlatih keterampilan-keterampilan proses IPA dan yang perlu

dimodifikasikan dengan tahap perkembangan kognitifnya (Samatowa, 2011: 5).

Keterampilan proses sains atau IPA adalah mengamati, mencoba memahami apa

yang diamati, mempergunakan pengetahuan baru untuk memprediksi apa yang

terjadi, dan menguji prediksi-prediksi di bawah kondisi-kondisi itu untuk melihat

kebenarannya (Paolo & Marten, dalam Samatowa, 2011: 5).

2.1.1.8 Materi IPA mengenai Siklus Air

Materi IPA pada penelitian ini diambil dari Tema 2 yaitu “Peristiwa dalam

Kehidupan” dengan subtema 2 “Peristiwa-peristiwa Penting”. Materi IPA yang

difokuskan pada tema ini yaitu mengenai “Siklus Air”. Meskipun materi siklus air

hanya dibatasi mengenai : proses siklus air, akibat dari siklus air, dan manfaat air

dalam kehidupan. Kompetensi Dasar yang diambil yaitu 3.5 Mendeskripsikan

siklus air dan dampaknya pada peristiwa di bumi serta kelangsungan makhluk

hidup.

1. Proses Siklus Air

Siklus atau daur artinya peristiwa atau rentetan kejadian alam yang terjadi

terus-menerus dan berulang-ulang tanpa henti. Kejadian alam tersebut salah satu

diantaranya adalah siklus air.

Gambar 2.3 Proses Siklus Air

(Sumber : https://tematiku.blogspot.co.id/2016/12/pembelajaran-1-tema-2-subtema-2.html)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

28

Akibat sinar matahari, air yang ada di lautan dan daratan sebagian

menguap. Uap air ini akan naik ke atmosfer. Di atmosfer bumi, uap air tadi

mengalami peristiwa pengembunan menjadi titik-titik air. Titik-titik air ini

kemudian mengumpul membentuk awan. Pada lapisan tertentu di atmosfer bumi,

terdapat lapisan udara yang bersuhu sangat dingin. Pada lapisan inilah, butiran-

butiran air tadi mengalami pembekuan dan pemadatan atau mengalami kondensasi

menjadi butiran-butiran es. Pada keadaan ini, kita akan melihat bentuk awan

menebal dan menghitam. Jika butiran-butiran es ini sudah terkumpul sangat

banyak, maka volume air beku menjadi banyak. Akibatnya kumpulan butiran-

butiran es ini akan memiliki massa yang sangat besar. Tentu saja massa air ini

akan terkena tarikan gravitasi bumi menuju pusat bumi. Akibatnya butiran-butiran

es ini akan jatuh ke permukaan bumi berupa air hujan (Hermana, 2009: 166).

Air hujan ini kemudian jatuh ke berbagai permukaan bumi. Ada yang

meresap dalam tanah, ada juga yang langsung mengalir ke sungai, danau, dan ada

yang jatuh kembali ke lautan luas. Siklus ini akan terus berlangsung sehingga

bumi kita tidak akan pernah kering. Peristiwa perputaran air di alam yang terjadi

secara berulang dan terus menerus ini disebut siklus air (Hermana, 2009: 166).

2. Akibat dari Siklus Air

Hujan dapat membersihkan udara dan tumbuh-tumbuhan. Hujan dapat

membuat lingkungan menjadi segar, bersih, dan nyaman. Namun, hujan asam

dapat menyebabkan kerusakan bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mencemari

lingkungan. Demikian pula jika hujan dangat deras dalam waktu yang lama dapat

menyebabkan banjir. Banjir disebabkan oleh sungai yang tidak mampu

menampung aliran air yang mengalir pada saat yang bersamaan dengan volume

yang sangat besar. Akibatnya air meluap menjadi banjir merusak daerah pinggiran

aliran sungai, daerah perkotaan, dan merusak apa saja yang dilaluinya (Hermana,

2009: 167).

Banjir dapat juga disebabkan air hujan yang tidak dapat tertahan di lereng

gunung, perbukitan, dan daerah penampung air hujan. Umumnya lereng

pegunungan dan perbukitan berupa hutan-hutan yang mampu menahan limpahan

air hujan. Hutan-hutan ini bermanfaat dan berguna untuk mengendalikan curahan

air hujan. Jika terdapat banyak hutan, berarti banyak terdapat pepohonan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

29

dedaunan, semak belukar, rerumputan, dan humus yang tebal di permukaan tanah.

Ketika terjadi hujan deras, air hujan tersebut akan tertahan oleh pepohonan,

humus, semak belukar, rerumputan, sehingga air hujan mudah masuk dan meresap

ke dalam tanah. Itulah sebabnya, di lingkungan hutan banyak sekali ditemukan

mata air. Air dari mata air semacam ini rasanya segar, bening, dan sangat bersih.

Mata air ini banyak mengandung mineral karena meresap ke dalam tanah dan

mengalir tiada henti (Hermana, 2009: 167).

Sebaliknya, jika di lereng gunung dan perbukitan sudah tidak berupa hutan

lagi karena sudah dibakar, dibabat, dirusak, ditebangi, sehingga menjadi gundul

dan gersang, maka tidak ada lagi humus. Sehingga apabila air hujan turun dengan

deras dan lama maka air hujan ini tidak ada yang menahannya, dan langsung

tumpah ke permukaan tanah. Tanah humus tidak mampu menyerap air begitu saja.

Akibatkan air langsung mengalir, mengikis, dan merusak tanah humus dan

terbawa aliran air ke sungai (Hermana, 2009: 167).

3. Manfaat Air dalam Kehidupan

Manfaat air untuk kelangsungan hidup manusia, hewan, dan tumbuhan. Aliran

air sungai dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik. Air juga untuk kegiatan

olahraga : selancar, untuk kolam renang, memancing, dan lain sebagainya

(Hermana, 2009: 167).

2.2 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan

2.2.1 Penelitian tentang Model Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization

(TAI)

Murti, Wiyono, dan Jamaluddin (2015) bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X MIA 7 SMA Negeri 1 Karanganyar

tahun pelajaran 2014/2015 pada materi pokok Fluida Statis dengan penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Individualization (TAI) dan

meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas X MIA 7 SMA Negeri 1 Karanganyar

tahun pelajaran 2014/2015 pada materi pokok Fluida Statis dengan penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Individualization (TAI).

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research)

menggunakan model Kolaboratif berdasarkan Kurt Lewin, yang dilaksanakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

30

dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dalam dua siklus.

Data diperoleh melalui pengamatan, wawancara dengan guru, ulangan harian,

angket dan kajian dokumen. Subjek penelitian adalah siswa kelas X MIA 7 SMA

Negeri 1 Karanganyar Tahun Ajaran 2014/2015 sebanyak 32 siswa Hasil dari

penelitian menunjukkan bahwa: (1) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

TAI dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa kelas X MIA 7 dengan

ketuntasan belajar siswa mencapai 81,25% dari KKM sebesar 75; (2) penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan aktivitas belajar

siswa kelas X MIA 7. Lima indikator aktivitas belajar siswa yang menjadi fokus

penelitian diperoleh hasil sebagai berikut: (1) antusiasme siswa dalam mengikuti

kegiatan belajar mencapai 90,2%, (2) interaksi siswa dengan guru mencapai

64,775%, (3) interaksi siswa dengan siswa mencapai 80%, (4) kerjasama

kelompok mencapai 78.485%, (5) partisipasi dalam menyimpulkan hasil

pembahasan mencapai 57,41%.

Vitria, Utami, dan Mulyani (2014) bertujuan untuk meningkatkan kualitas

proses dan prestasi belajar siswa pada materi larutan penyangga melalui

penerapan metode pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI)

dilengkapi handout. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

yang dilaksanakan dalam dua siklus. Pelaksaan penelitian ini menggunakan sistem

refleksi diri yamg dimulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi, dan

perencanaan kembali sebagai dasar untuk pelaksanaan tindakan hasil dari adanya

permasalahan pada siklus I. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA

4 SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran 2013/2014. Sumber data berasal

dari guru, siswa, dan observer. Teknik Pengumpulan data adalah dengan

wawancara, observasi, dokumentasi, angket, dan tes. Selanjutnya data dianalisis

secara deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian tersebut memperlihatkan bahwa

penerapan metode pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI)

dilengkapi Handout dapat meningkatkan kualitas proses siswa pada materi larutan

penyangga.

Wulandari, Sujana, dan Ganing (2014) bertujuan untuk mengetahui

perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara siswa yang di belajarkan

dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI siswa yang di belajarkan melalui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

31

pembelajaran konvensional siswa kelas V SD Gugus VIII Kedewatan Kecamatan

Ubud Gianyar Tahun Pelajaran 2013/2014. Jenis penelitian ini adalah eksperimen

semu. Desain penelitian ini menggunakan “Posstest-Only Control Design”.

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Gugus VIII

Kedewatan Kecamatan Ubud Gianyar dengan jumlah populsi 179 siswa. Sampel

diambil dengan teknik randomsampling dengan jumlah 60 siswa yang terdiri dari

dua sekolah yaitu siswa Kelas V SD Negeri 2 Kedewatan sebagai kelas

eksperimen dan siswa Kelas V SD Negeri 1 Kedewatan sebagai kelas kontrol.

Data hasil belajar IPS menggunakan tes pilihan ganda yang dianalisis dengan

teknik t-test. Hasil dari penelitian tersebut memperlihatkan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Gugus VIII

Kedewatan Kecamatan Ubud Gianyar Tahun pelajaran 2013/2014 antara siswa

yang melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dengan siswa yang

melaksanakan pembelajaran konvensional (t hitung = 3,69 > t tabel = 2,00 ; p >

0,05). Rata-rata nilai pada kedua kelompok, diketahui rata-rata nilai kelompok

eksperimen lebih dari kelompok kontrol ( X 174,66 > X 2 67).

2.2.2 Penelitian tentang kemampuan Mengaplikasi dan Menganalisis

Sartika dan Nuroh (2016) bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi

pembelajaran IPA berbasis pendekatan Keterampilan Proses Sains untuk melatih

keterampilan berpikir analisis siswa SMP. Metode penelitian menggunakan

deskriptif kuantitatif melalui pendekatan eksperimen one group pretest and

posttest design dengan 1 kelas eksperimen yaitu kelas VII E di SMPN ZZ

Sidoarjo. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi. Instrumen

penelitian menggunakan lembar pengamatan keterampilan RPP. Hasil dari

penelitian tersebut memperlihatkan bahwa implemntasi pembelajaran IPA

berbasis pendekatan keterampilan proses sains terlaksana baik dengan skor aspek

pendahuluan 3,5; skor aspek kegiatan inti 3,7; dan skor aspek penutup 3,6 di mana

tiap langkah-langkah pembelajaran melatih keterampilan berpikir kritis.

Purba dan Barus (2015) bertujuan untuk mengetahui efektivitas model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap kemampuan menganalisis unsur

intrinsik cerpen Peradilan Rakyat karya Putu Wijaya oleh siswa kelas X SMA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

32

Swasta Marisi Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016. Populasi penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas X SMA Swasta Marisi Medan yang berjumlah 109

orang. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas X-1 yang berjumlah 36 orang.

Dalam menentukan jumlah sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling.

Metode penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain two group post-

test design. Instrumen yang digunakan adalah tes objektif pilihan berganda. Nilai

rata-rata kelas kontrol adalah 64,8, sedangkan nilai rata-rata kelas eksperimen

adalah 77,7. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata kelas

eksperimen lebih tinggi daripada nilai rata-rata kelas kontrol. Pengujian hipotesis

dilakukan dengan menggunakan uji “t”. Dari perhitungan uji hipotesis diperoleh

thitung = 7,96 selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel pada taraf signifikansi 5%

dengan df = n-1 = 36-1 = 36. Dari df = 35 diperoleh taraf signifikansi sebesar

2,03. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bahwa

th > ttabel , yakni 7,96 > 2,03. Dengan demikian, hipotesis alternatif (Ha)

diterima. Hasil dari penelitian tersebut memperlihatkan bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih efektif dibandingkan model

pembelajaran ekspositori terhadap kemampuan menganalisis unsur intrinsik

cerpen Peradilan Rakyat karya Putu Wijaya oleh siswa kelas X SMA Swasta

Marisi Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016.

Basyiruddin, Rintayati & Sukarno (2014) bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan menganalisis tentang konsep gaya melalui pembelajaran reciprocal

teaching. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri

dari dua siklus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,

wawancara, dokumentasi, dan tes. Validitas data penelitian ini menggunakan

triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Teknik analisis data yang digunakan

adalah model analisis interaktif. Hasil dari penelitian tersebut memperlihatkan

bahwa melalui pembelajaran reciprocal teaching dapat meningkatkan kemampuan

menganalisis tentang konsep gaya pada siswa kelas V SD Negeri 01 Bukuran.

Penelitian-penelitian yang relevan tersebut menggunkan populasi siswa

SD dan SMA dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization (TAI) sebagai variabel independen penelitian. Hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Team

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

33

Assisted Individualization (TAI) berpengaruh terhadap variabel dependen.

Meskipun demikian, belum banyak penelitian yang menggunakan variabel

dependen berupa kemampuan mengaplikasi dan menganalisis. Hal ini dibuktikan

melalui beberapa hasil penelitian yang relevan tentang kemampuan mengaplikasi

dan menganalisis Oleh karena itu, peneliti akan melakukan penelitian untuk

mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team

Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan

menganalisis siswa kelas V di SD Kanisisus Wirobrajan 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

34

2.2.3 Literature Map

Literature Map berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya dapat digambarkan

sebagai berikut :

--------------------------

Gambar 2.4 Literature Map

2.3 Kerangka Berpikir

Siswa kelas V SD berada dalam tahapan operasional konkret yaitu pada

usia 7-11 tahun. Tahap operasional konkret ini ditandai dengan perkembangan

kognitif dari sistem pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan tertentu yang

logis. Anak sudah dapat memperkembangkan operasi-operasi logis. Ciri tersebut

Tipe TAI

Murti, Wiyono, & Jamaluddin

(2015)

Team Assisted Individualization

(TAI) – aktifitas belajar

Proses Kognitif

Vitria, Utami & Mulyani (2014)

Team Assisted Individualization

(TAI) - kualitas proses dan

prestasi belajar

Purba & Barus (2015)

Jigsaw - kemampuan

menganalisis

Sartika & Nuroh (2016)

proses keterampilan Sains

– keterampilan berpikir

analisis

Basyiruddin, Rintayati &

Sukarno (2014)

reciprocal teaching –

kemampuan menganalisis

Wulandari, Sujana & Ganing

(2014)

Team Assisted Individualization

(TAI) – hasil belajar IPS

Yang perlu diteliti :

Model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization (TAI) – kemampuan mengaplikasi dan

menganalisis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

35

sesuai dengan karakteristik pada pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran

kooperatif adalah sebuah model pembelajaran yang memadukan antara

kemampuan individu yang heterogen dengan kemampuan siswa secara

berkelompok. Model pembelajaran kooperatif tepat digunakan untuk siswa kelas

atas karena siswa kelas atas dianggap lebih mampu melakukan pembelajaran

kooperatif atau berkelompok . Namun, siswa kelas V masih memerlukan bantuan

(scaffolding) dalam belajar, sehingga tipe yang cocok digunakan adalah tipe Team

Assisted Individualization (TAI). Tipe Team Assisted Individualization (TAI)

adalah salah satu tipe yang dimiliki oleh model pembelajaran kooperatif. Dalam

tipe ini, guru membimbing siswa untuk berkelompok, setiap anggota kelompok

mempunyai tugas yang setara. siswa mempunyai tagung jawab belajar individu,

hasil belajar individu akan dibawa dalam kelompok untuk didiskusikan dengan

anggota kelompoknya. Guru akan memberikan bantuan secara individu bagi siswa

yang memerlukan. Siswa yang pandai ikut membantu temannya yang lemah

dalam kelompoknya. Perkembangan kognitif siswa dapat ditentukan dari proses

kognitifnya, yaitu mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis,

mengevaluasi, dan mencipta.

Kemampuan mengaplikasi dan menganalisis merupakan proses kognitif

yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan mengingat dan memahami. Kedua

proses kognitif tersebut sangat penting dimiliki oleh seorang siswa agar dapat

mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Mengaplikasi adalah menerapkan

atau menggunakan suatu prosedur dalam keadaan tertentu. Sedangkan

menganalisis memecah-mecah materi menjadi bagian-bagian penyusunnya dan

menentukan hubungan-hubungan antara bagian itu dan hubungan antara bagian-

bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan.

Beberapa sekolah yang ada di Yogyakarta pada umumnya masih memakai

KTSP. Dalam penerapannya, KTSP perlu didukung dengan suatu model

pembelajaran yang meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor, agar

dapat menunjang siswa dalam mengembangkan kemampuannya secara maksimal.

Selain itu, model pembelajaran yang diterapkan setidaknya dapat memfasilitasi

untuk belajar pada tahap mengaplikasi dan menganalisis. Model pembelajaran

kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) menjadi solusi yang tepat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

36

untuk memfasilitasi siswa dalam mengembangkan kemampuan mengaplikasi dan

menganalisis. Model pembelajaran ini juga tepat diterapkan pada pelajaran IPA

yang dalam pembelajarannya banyak melakukan percobaan-percobaan. Salah satu

materi yang akan dipelajari dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif

tipe Team Assisted Individualization (TAI) iyalah “Siklus Air”. Jika model

pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) diterapkan

pada materi siklus air untuk siswa kelas V SD, penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) akan berpengaruh terhadap

kemampuan mengaplikasi dan menganalisis siswa.

2.4 Hipotesis Penelitian

2.4.1 Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization (TAI) berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi

pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta

semester gasal tahun ajaran 2017/2018.

2.4.2 Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization (TAI) berpengaruh terhadap kemampuan menganalisis

pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta

semester gasal tahun ajaran 2017/2018.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

37

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III berisi komponen-komponen yang digunakan dalam penelitian.

Komponen tersebut meliputi jenis penelitian, setting penelitian, populasi dan

sampel penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen

penelitian, teknik pengujian instrumen, dan teknik analisis data. Komponen-

komponen tersebut akan dijabarkan sebagai berikut.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi-

experimental design tipe pretest-posttest non equivalent group design (Cohen,

Manion, & Morrison, 2007: 283). Dalam penelitian eksperimental, peneliti

melihat pengaruh-pengaruh dari setidaknya satu variabel independen pada satu

atau lebih variabel dependen (Fraenkel dkk, 2012: 265). Penelitian eksperimen ini

berusaha menentukan suatu treatment mempengaruhi hasil sebuah penelitian.

Pengaruh ini dinilai dengan memberikan treatment tertentu di salah satu

kelompok, dan tidak menerapkannya di kelompok lain. Kelompok yang diberikan

treatment sering disebut sebagai kelompok treatment atau kelompok eksperimen,

sedangkan kelompok yang tidak diterapkan treatment disebut dengan kelompok

kontrol (Keepler dalam Creswell, 2009: 19).

Rancangan penelitian ini menggunakan Quasi-experimental design tipe

pretest-posttest non equivalent group design dengan kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen yang dipilih tanpa rendem (Cohen, Manion, & Morrison,

2007: 283). Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih secara

rendem karena peneliti tidak memiliki wewenang dalam merubah kelas, sehingga

penelitian menggunakan kelas yang sudah ada. Kelompok kontrol adalah

kelompok yang tidak diberikan perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif

tipe Team Assisted Individualalization (TAI) melainkan menggunakan model

pembelajaran konvensional, sedangkan kelompok eksperimen adalah kelompok

yang diberikan perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team

Assisted Individualalization (TAI). Kedua kelompok tersebut akan diberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

38

pretest dan posttest. Pretest ini diberikan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi

awal kedua kelompok, sedangkan posttest diberikan dengan tujuan untuk

mengetahui pengaruh perlakuan yang sudah dilakukan pada kelompok

eksperimen.

Hasil penelitian menggunakan pretest dan posttest atau pengaruh kausal

dari intervensi dapat dihitung dengan tiga langkah yaitu sebagai berikut: (1) skor

posttest dikurangi skor pretest pada kelompok eksperimen menghasilkan skor 1,

(2) skor posttest dikurangi skor pretest pada kelompok kontrol menghasilkan skor

2, dan (3) skor 1 dikurangi skor 2 (Campbell & Stanley, 2007: 276). Berdasarkan

Campbell dan Stanley, efek dari intervensi eksperimental dapat dihitung dengan

rumus sebagai berikut.

Gambar 3.1 Rumus Pengaruh Perlakuan

Jika hasil perhitungannya lebih besar dari nol, maka ada pengaruh perlakuan

(Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 276-277). Gambar desain dari penelitian ini

sebagai berikut.

Gambar 3.2 Desain Penelitian

Keterangan :

O1 = Rerata skor pretest kelompok eksperimen

O2 = Rerata skor posttest kelompok eksperimen

O3 = Rerata skor pretest kelompok kontrol

O4 = Rerata skor posttest kelompok kontrol

X = Perlakuan (treatment) dengan model pembelajaran kooperatif tipe

Team Assisted Individualalization (TAI)

Garis putus-putus pada gambar desain penelitian menunjukkan bahwa cara

penentuan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak secara random,

tetapi dengan mengambil kelas klasikal yang sudah ada (Cohen, Manion, &

Eksperimen O1 X O2

-------------------------

Kontrol O3 O4

(O2 – O1) – (O4 – O3)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

39

Morrison, 2007: 283). Selain itu garis putus-putus juga berfungsi sebagai pemisah

antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen yang disebut dengan non

equivalent group design (Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 283).

3.2 Setting Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Kanisius Wirobrajan 1 yang beralamat di

Jalan HOS Cokroaminoto 8, Keluarahan Pakuncen, Kecamatan Wirobajan, Kota

Yogyakarta. SD Kanisius Wirobrajan 1 sudah terakreditasi A. Jumlah guru di SD

Kanisius Wirobrajan 1 adalah sejumlah 19 guru, dan jumlah siswa dari kelas I-IV

berjumah 323 siswa. Memiliki kelas paralel sebanyak 12 kelas. Kelas yang paralel

dari kelas I-VI. Masing-masing kelas kurang lebih terdiri dari 35 siswa.

Kurikulum yang digunakan di SD Kanisius Wirobrajan 1 kelas I dan IV

menggunakan kurikulum 2013, kelas II dan III menggunakan kurikulum tematik

KTSP, kelas V dan VI menggunakan KTSP. Fasilitas yang dimiliki SD Kanisius

Wirobrajan 1 yaitu memiliki lap komputer, ruang doa, lap IPA, ruang olahraga,

dan dari kelas IV-VI sudah terdapat LCD proyektor.

Peneliti memilih SD Kanisius Wirobrajan 1 sebagai tempat penelitian

karena SD ini memiliki siswa yang berasal dari berbagai kalangan. SD Kanisius

Wirobrajan 1 belum pernah mengimplementasikan model pembelajaran Team

Assisted-Individualization (TAI). Sekolah ini juga memiliki kelas paralel sehingga

tepat jika digunakan untuk penelitian eksperimental. Selama pembelajaran, guru

menyampaikan materi dengan cara memberi penjelasan, sedangkan siswa tidak

terlalu dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran. Dalam penelitian ini tempat

yang digunakan untuk pretest, posttest I, dan implementasi menggunakan tempat

yang tetap. Hal ini, dilakukan untuk mengendalikan validitas internal penelitian

berupa lokasi dapat dikendalikan dengan baik.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada semester gasal tahun ajaran 2017/2018.

Pengambilan data penelitian disesuaikan dengan jadwal kalender pendidikan dari

SD Kanisius Wirobrajan 1, dimulai pada tanggal 30 September 2017 sampai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

40

dengan 18 Oktober 2017. Pengambilan data eksperimental dilakukan dalam waktu

yang relatif singkat. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya bias

dalam penelitian yang dilakukan. Tujuan melakukan penelitian hanya dalam

waktu dua minggu untuk mengendalikan tingkat ancaman terhadap validitas

internal penelitian berupa sejarah (history), difusi treatment, maturasi, dan

mortalitas agar bisa dikendalikan dengan baik (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012:

283). Jadwal pengambilan data penelitian di kelompok kontrol maupun

eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut ini. Berikut ini adalah tabel jadwal

pengambilan data yang dilakukan peneliti di SD Kanisius Wirobrajan 1.

Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data

Kelompok

Eksperimen

Hari/Tanggal Materi Alokasi Waktu

Sabtu/30 September

2017

Pretest 2 x 35 menit

Senin/02 Oktober

2017

Penelitian 1 (Pengertian siklus air dan

proses siklus air)

2 x 35 menit

Rabu/04 Oktober 2017 Penelitian 2 (Manfaat air dalam

kehidupan sehari-hari)

2 x 35 menit

Senin/09 Oktober

2017

Penelitian 3 (Kegiatan manusia yang

mempengaruhi siklus air)

2 x 35 menit

Rabu/11 Oktober 2017 Penelitian 4 (Percobaan terjadinya

banjir)

2 x 35 menit

Sabtu/14 Oktober

2017

Posttest I 2 x 35 menit

Rabu/18 Oktober 2017 Posttest II 2 x 35 menit

Kelompok

Kontrol

Sabtu/30 September

2017

Pretest

Selasa/03 Oktober

2017

Penelitian 1 (Pengertian siklus air dan

proses siklus air)

2 x 35 menit

Jumat/06 Oktober

2017

Penelitian 2 (Manfaat air dalam

kehidupan sehari-hari)

2 x 35 menit

Selasa/10 Oktober

2017

Penelitian 3 (Kegiatan manusia yang

mempengaruhi siklus air)

2 x 35 menit

Jumat/13 Oktober

2017

Penelitian 4 (Percobaan terjadinya

banjir)

2 x 35 menit

Sabtu/14 Oktober

2017

Posttest I 2 x 35 menit

Rabu/18 Oktober 2017 Posttest II 2 x 35 menit

3.3 Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu objek yang

merupakan perhatian peneliti. Objek penelitian dapat berupa mahluk hidup,

benda-benda, sistem dan prosedur, fenomena, dan lain-lain (Kountour, 2003:

137). Populasi adalah kelompok individu dengan setidaknya memiliki satu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

41

karakteristik umum yang membedakan kelompok tersebut dengan kelompok lain

(Best and Kahn, 2006: 13). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas V di SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta yang terdiri dari

34 laki-laki dan 24 perempuan dengan jumlah keseluruhan ada 58 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika

tidak ada populasi (Darmawan, 2013: 138). Pada umumnya kita tidak bisa

mengadakan penelitian kepada seluruh anggota dari suatu populasi karena terlalu

banyak, yang bisa kita lakukan adalah mengambil beberapa representatif dari

suatu populasi kemudian diteliti. Representatif dari populasi ini yang dimaksud

dengan sampel (Kountour, 2003: 138).

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan desain non

probability sampling tipe convenience sampling. Teknik convenience sampling

merupakan pemilihan sampel yang digunakan untuk penelitian pendidikan dengan

menggunakan kelas yang tersedia karena keterbatasan administrasi untuk memilih

secara acak (Best & Kahn, 2006: 18). Sampel penelitian diperoleh dengan cara

pengundian yang disaksikan oleh guru mata pelajaran IPA kelas V yang menjadi

guru mitra dalam penelitian ini. Guru mitra inilah yang memberikan pembelajaran

bagi kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Hal tersebut bertujuan

untuk mengurangi faktor bias dalam penelitian ini. Hasil pengundian

menunjukkan bahwa kelas VA sebagai kelompok kontrol dan kelas VB sebagai

kelompok eksperimen.

Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah kelas VA sebagai

kelompok kontrol sebanyak 29 siswa dan kelas VB sebagai kelompok eksperimen

sebanyak 29 siswa. Kelompok kontrol merupakan kelompok yang tidak

mendapatkan perlakuan (treatment), sedangkan kelompok eksperimen adalah

kelompok yang mendapatkan perlakuan (treatment) dengan model pembelajaran

kooperatif tipe Team Assisted Individualalization (TAI). Pembelajaran pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilaksanakan oleh guru yang sama,

hal ini dimaksudkan untuk mengendalikan ancaman terhadap validitas internal

penelitian berupa implementasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

42

3.4 Variabel Penelitian

Variabel adalah kondisi atau karakteristik yang dimanipulasi oleh

eksperimen, kontrol, atau pengamatan (Best & Khas, 2006: 167). Variabel

biasanya dibedakan berdasarkan dua karakteristik yaitu susunan temporal dan

pengukurannya (atau observasi) (Creswell, 2012: 76). Jenis variabel yang

digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu variabel bebas

(independent variable) dan variabel terikat (dependenent variable). Jenis variabel

tersebut digunakan dalam penelitian ini karena sesuai dengan tujuan penelitian

eksperimen yaitu melihat pengaruh.

3.4.1 Variabel Independen

Variabel independen adalah kondisi atau karakteristik yang dimanipulasi

atau dikendalikan oleh eksperimen dalam usahanya untuk memastikan hubungan

mereka dengan fenomena yang diamati. Variabel independen dapat berupa

metode pengajaran, jenis bahan ajar, periode paparan kondisi tertentu, atau atribut

seperti jenis kelamin atau tingkat kecerdasan (Best & Kahn, 2006: 168). Variabel

independen dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Team

Assisted Individualalization (TAI). Tipe Team Assisted Individualalization (TAI)

yang digunakan terdiri dari delapan langkah yaitu (1) placement test, (2) teams,

(3) teaching group, (4) student creative, (5) team study, (6) test, (7) team scores

and team recognition, (8) whole-class unit.

3.4.2 Variabel Dependen

Variabel dependen adalah kondisi atau karakteristik yang muncul, hilang,

atau berubah saat eksperimen mengenalkan, menghilangkan, atau mengubah

variabel independen dalam penelitian, variabel dependen bisa berupa skor tes,

jumlah kesalahan, atau kecepatan terukur dalam melakukan suatu tugas. Dengan

demikian, variabel dependen adalah perubahan terukur pada kinerja murid yang

disebabkan oleh pengaruh variabel independen (Best & Khan, 2006: 168).

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kemampuan mengaplikasi dan

menganalisis. Kemampuan Mengaplikasi mencakup dua proses kognitif yaitu

mengeksekusi dan mengimplementasikan. Sedangkan untuk kemampuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

43

Menganalisis berisikan tiga proses kognitif yaitu membedakan, mengorganisasi,

dan mengatribusikan.

Variabel Independen Variabel dependen

Gambar 3.3 Pemetaan Variabel Penelitian

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes. Tes

adalah suatu alat pengukur yang berupa serangkaian pertanyaan yang harus

dijawab secara sengaja dalam situasi yang distandardisasikan, bertujuan untuk

mengukur kemampuan dan hasil belajar individu atau kelompok (Masidjo, 2010:

38).

Peneliti menggunakan tes berbentuk essai untuk mengumpulkan data. Tes

uraian atau tes essai adalah tes yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengorganisasikan jawabannya secara bebas sesuai dengan kemampuannya

dengan bahasannya sendiri atau sejumlah item yang relatif kecil dan tuntutan

jawaban yang benar, relevan, lengkap, berstruktur, jelas (Masidjo, 2010: 46). Tes

essai menuntut siswa untuk dapat mengingat-ingat dan mengenal kembali, dan

terutama harus mempunyai daya kreativitas yang tinggi (Arikunto, 2012: 177).

Kelebihan tes essai adalah pertama tes essai tepat untuk menilai proses berpikir

yang melibatkan aktivitas kognitif tingkat tinggi dan tidak semata-mata hanya

mengingat dan memahami fakta atau konsep saja. Kedua tes essai memaksa

peserta didik untuk mengemukakan jawabannya ke dalam bahasa yang runtut

sesuai dengan gayanya sendiri. Ketiga tes essai memaksa peseta didik untuk

mempergunakan pikirannya sendiri dan kurang memberikan kesempatan untuk

sikap untung-untungan. Keempat bentuk tes essai mudah untuk disusun, maka

tidak banyak menghabis-habiskan waktu (Nurgiantoro, 2011: 118).

Tipe Team Assisted Individualalization (TAI)

Kemampuan Mengaplikasi

Kemampuan Menganalisis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

44

Ciri-ciri pertanyaan tes essai didahului dengan kata-kata seperti uraikan,

jelaskan, mengapa, bagaimana, bandingkan, simpulkan, dan sebagainya. Soal

bentuk essai biasanya jumlahnya tidak banyak, hanya sekitar 5-10 buah soal

dalam waktu kira-kira 90-120 menit. Soal bentuk essai ini menuntut kemampuan

siswa untuk dapat mengorganisir, menginterpretasi, menghubungkan pengertian-

pengertian yang telah dimiliki. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa tes essai

menuntut siswa untuk dapat mengingat-ingat dan mengenal kembali, dan terutama

harus mempunyai daya kreativitas yang tinggi (Arikunto, 2012: 177).

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan memberikan

soal essai yang sama kepada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen melalui

pretest dan posttest. Pretest dilakukan untuk mengukur kemampuan awal siswa

pada kedua kelompok. Setelah dilakukan pretest, dan diperoleh data pretest,

kelompok eksperimen akan diberikan perlakuan (treatment) dengan menggunakan

model pembelajaaran kooperatif tipe Team Assisted Individualalization (TAI),

sedangkan untuk kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan khusus.

Selanjutnya, kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diberikan posttest I.

Posttest I diberikan dengan tujuan untuk mengukur ada tidaknya pengaruh dari

pemberian perlakuan (treatment) pada kelompok eksperimen dan yang tidak

diberikan perlakuan (treatment) yaitu pada kelompok kontrol. Proses

pengumpulan data penelitian dilakukan dalam waktu dua minggu untuk

menghindari bias (Krathwohl, 2004: 547). Instrumen yang digunakan untuk

pretest dan posttest baik untuk kelompok ekperimen maupun kelompok kontrol.

Hal ini dimaksudkan untuk mengendalikan ancaman terhadap validitas internal

penelitian berupa intrumentasi. Berikut ini adalah instrumen pengumpulan data

yang akan digunakan.

Tabel 3.2 Pemetaan Instrumen Penelitian

No. Kelompok Variabel Data Instrumen

1. Kontrol Mengaplikasi Skor pretest Soal essai nomor 3

Skor posttest I

Skor posttest II

Menganalisis Skor pretest Soal essai nomor 4

Skor posttest I

Skor posttest II

2. Eksperimen Mengaplikasi Skor pretest Soal essai nomor 3

Skor posttest I

Skor posttest II

Menganalisis Skor pretest Soal essai nomor 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

45

Skor posttest I

Skor posttest II

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik

(Widoyoko, 2012: 53). Selama penelitian diperlukan instrument yang tepat untuk

mengukur variabel penelitian yang akan diukur. Penelitian ini menggunakan jenis

instrumen tes. Instrumen penelitian dalam bentuk tes uraian atau essai. Instrumen

penelitian ini terdiri dari 18 soal essai yang masing-masing nomor mewakili

tingkat kemampuan kognitif Bloom yaitu kemampuan menginat, memahami,

mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta dalam penelitian

payung. Instrumen ini digunakan oleh tiga peneliti yang masing-masing meneliti

dua kemampuan. Pembagian instrumen soal diantaranya pada instrumen soal

nomor 1a, 1b, 1c, 2a, 2b, dan 2c merupakan instrumen soal kemampuan

mengingat dan memahami. Pada instrumen soal nomor 3a, 3b, 3c, 4a, 4b, dan 4c

merupakan instrumen soal kemampuan mengaplikasi dan menganalisis. Pada

instrumen soal nomor 5a, 5b, 5c, 6a, 6b, dan 6c merupakan instrumen soal

kemampuan mengevaluasi dan mencipta. Soal berisi materi IPA kelas V dengan

Kompetensi Dasar 3.5 Mendeskripsikan siklus air dan dampaknya pada peristiwa

di bumi serta kelangsungan makhluk hidup. Instrumen yang digunakan oleh

peneliti memuat dua kemampuan yaitu kemampuan mengaplikasi dan

menganalisis. Indikator kemampuan mengaplikasi dan menganalisis dapat dilihat

pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.3 Matriks Pengembangan Instrumen

No Variabel Elemen Indikator No Soal

3 Mengaplikasi Melaksanakan Melaksanakan kegiatan pelestarian air. 3a

Menggunakan Menggunakan permasalahan sehari-hari

yang mempengaruhi terganggunya siklus

air

3b

Melaksanakan Melaksanakan usaha-usaha yang sesuai

untuk mengurangi kekeringan di suatu

daerah

3c

4 Menganalisis Membedakan

informasi

Membedakan dampak peristiwa alam

bagi kelangsungan mahkluk hidup

melalui dua gambar hutan gundul dan

hutan hijau.

4a

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

46

Membuat garis

besar

Membuat garis besar tentang langkah-

langkah penyelamatan hutan.

4b

Mendeskripsik

an peran

Mmenentukan sudut pandang dari suatu

permasalahan pencemaran air.

4c

Instrumen yang sama dipakai untuk menguji pretest dan posttest. Hal ini

dimaksudkan untuk mengendalikan ancaman terhadap validitas internal penelitian

berupa instrumentasi.

3.7 Teknik Pengujian Instrumen

Instrumen ini diujicobakan sebelum diberikan kepada responden yang

akan digunakan dalam penelitian. Pengujian instrument ini bertujuan untuk

mengetahui tingkat tinggi atau rendahnya kevalidan suatu instrumen. Teknik

pengujian instrumen dalam penelitian ini berupa uji validitas dan reliabilitas.

Berikut penjabaran uji validitas dan uji reliabilitas instrumen.

3.7.1 Uji Validitas

Validitas adalah kunci terpenting dalam keberhasilan penelitian. Jika

dalam penelitian tidak valid, maka itu tidak ternilai. (Cohen, Manion, & Morrison,

2007: 133). Instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dengan tepat

mengukur apa yang hendak diukur. Dengan instrumen yang valid, maka akan

menghasilkan data yang valid pula (Widoyoko, 2012: 141). Dengan kata lain,

instrumen evaluasi dipersyaratkan valid agar hasil yang diperoleh dari kegiatan

evaluasi valid (Arikunto, 2012: 79). Dalam penelitian ini validitas yang digunakan

yaitu validitas isi (content validity), validitas muka (face validity), dan validitas

konstruk (construct validity).

3.7.1.1 Validitas Permukaan

Validitas permukaan adalah kejelasan tampilan soal. Validitas muka

merupakan validitas yang menunjukkan apakah alat pengukuran atau instrumen

penelitian dari segi rupanya tampak mengukur yang ingin ukur atau tidak (Cohen,

Manion, & Morison, 2007: 163). Validator memberikan komentar terhadap

instrumen yang digunakan untuk penelitian tersebut pada soal nomor 3a, validator

memberikan komentar bahwa kata “jelaskan” bisa diganti dengan kata “tuliskan”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

47

Pada soal nomor 3b, validator memberikan komentar bahwa kata “sebutkan” bisa

diganti dengan kata “tuliskan”. Pada soal nomor 3c, validator memberikan

komentar bahwa gambar kurang jelas, kata “di bawah” bisa diganti dengan kata

“berikut ini”, kata “sebutkan” bisa diganti dengan kata “tuliskan”, kata “ide-ide”

sebaiknya diganti “minimal 3 ide”. Selanjutnya pada soal nomor 4a, validator

memberikan komentar bahwa kata “sebutkan” bisa diganti dengan kata “tuliskan”.

Pada soal nomor 4b, validator memberikan komentar bahwa kata “garis besar”

bisa lebih dioperasionalkan lagi. Pada soal nomor 4c, validator memberikan

komentar bahwa kata “di atas” bisa diganti dengan kata “tersebut” (lihat Lampiran

3.4).

3.7.1.2 Validitas Isi

Sebuah tes dapat dikatakan memiliki validitas isi apabila mampu

merepresentasikan cakupan dan tujuan pembelajaran dengan menggunakan materi

sesuai dengan bidang yang bersangkutan (Cohen, Manion, & Marrison, 2007:

162). Validitas ini dicapai dengan meminta para ahli atau expert judgement untuk

melakukan penilaian (Creswell, 2015: 327). Validitas dalam penelitian ini

diperoleh dari pendapat dua ahli materi yaitu dosen mata kuliah IPA Biologi, dan

dua guru kelas V SD Kanisius Kalasan Yogyakarta. Validator 1 memberikan

penilaian baik dan tidak memberikan saran pada soal nomer 3 dan 4. Validator 2

memberikan saran secara lisan untuk lebih memperinci dalam rubrik penilaian

pada soal nomer 3 dan 4. validator 3 memberikan masukan pada soal nomer 3 dan

4 untuk melengkapi soal, sehingga dapat dibedakan perbedaan antara jawaban

yang mendapatkan skor dua dengan jawaban yang mendapatkan skor 4. Total skor

penilaian dari ketiga validator yaitu 3,88, 3,94, dan 3,88. Berdasarkan penilaian

tersebur diperoleh rerata skor 3,86, yang menunjukkan bahwa instrumen layak

dengan perbaikan. Sebelum digunakan sebagai instrumen penilaian di SD, peneliti

telah memperbaiki instrumen sesuai dengan masukan dari ketiga validator (lihat

Lampiran 3.4).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

48

3.7.1.3 Validitas Konstruk

Validitas konstrak yaitu tingkat validitas ketika terdapat konsistensi antar

komponen konstruk yang satu dengan yang lain. Validitas konstruk dicapai

dengan uji empiris untuk memastikan adanya keterkaitan yang jelas dari item tes

(Cohen, Manion & Marrison, 2007: 163). Uji empiris dilakukan pada minimal 30

responden agar mendapatkan distribusi data normal (Field, 2009: 42). Peneliti

mengujikan instrumen soal tes kepada siswa kelas V SD Kanisisus Kalasan

Yogyakarta untuk memeperoleh validitas konstruk. Sekolah ini beralamatkan di

Jalan Solo, Tirtomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta 55571.

Peneliti memilih SD Kanisus Kalasan karena memiliki dua kelas paralel

dan prestasi yang kurang lebih sama dengan SD Kanisius Wirobrajan 1

Yogyakarta. SD Kanisius Kalasan juga memiliki akreditasi yang sama dengan SD

Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta yaitu terakreditasi A. Latar belakang siswa

dari kedua sekolah ini juga kurang lebih sama. Pengujian empiris ini dilakukan

pada tanggal 24 Mei 2017 dengan waktu 2 x 35 menit. Jumlah responden adalah

53 siswa. Setelah soal diujikan, soal dihitung validitasnya dengan menggunakan

rumus korelasi Pearson karena data berupa data interval yang berupa skor 1

sampai 4 (Field, 2009: 177). Uji validitas konstruk dilakukan menggunakan

program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows untuk mempermudah

perhitungan. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang

digunakan adalah jika harga p < 0,05, maka suatu item dikatakan valid, sedangkan

jika harga p > 0,05 maka item tersebut dikatakan tidak valid (Field, 2009: 177-

178). Berikut ini adalah hasil uji validitas dari variabel mengaplikasi dan

menganalisis instrumen penelitian (lihat Lampiran 3.5).

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Aspek Mengaplikasi dan Menganalisis Instrumen

Variabel Indikator r tabel r hitung p Keputusa

n

Mengaplikasika

n

Melaksanakan 4 kegiatan

pelestarian air.

0,2706 0,553** 0,000 valid

Menggunkan permasalahan sehari-

hari yang mempengaruhi

terganggunya siklus air

0,2706 0,571** 0,000 valid

Melaksanakan usaha-usaha yang

sesuai untuk mengurangi

kekeringan di suatu daerah.

0,2706 0,658** 0,000 valid

Menganalisis Membedakan dampak peristiwa

alam bagi kelangsungan makhluk

hidup melalui dua gambar hutan

0,2706 0,615** 0,000 valid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

49

gundul dan gambar hutan hijau.

Membuat garis besar tentang

langkah-langkah penyelamatan

hutan

0,2706 0,627** 0,000 valid

Menentukan sudut pandang dari

suatu permasalahan pencemaran air.

0,2706 0,762** 0,000 valid

** Signifikansi pada level 0,01 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil uji validitas di atas, peneliti menggunakan dua variabel

yaitu variabel mengaplikasi dan menganalisis dengan harga p < 0,05, maka semua

soal dari variabel mengaplikasi dan menganalisis dinyatakan valid dengan taraf

signifikansi 0,05 (Field, 2009: 177-178). Hasil uji validitas tersebut menunjukkan

bahwa semua item soal dapat digunakan untuk mengukur kemampuan

mengaplikasi dan menganalisis.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan konsistensi atau kestabilan skor suatu instrumen

penelitian terhadap individu yang sama, dan diberikan pada waktu yang berbeda

(Taniredja & Mustafidah, 2011: 242). Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf

kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tepat.

Maka, pengertian reliabilitas tes, berhubungan dengan masalah ketepatan hasil tes.

Instrumen tes yang baik adalah instumen yang dapat dengan ajeg memberikan

data yang sesuai dengan kenyataan (Arikunto, 2005: 86).

Perhitungan uji reliabilitas dilakukan dengan program komputer IBM SPSS

Statistic 20 for Windows teknik analisis Alpha Cronbach. Suatu konstruk atau

variabel dikatakan reliabel jika harga Alpha Cronbach lebih besar dari 0,60

(Nunnally, dalam Ghozali, 2009: 46). Berikut ini adalah hasil uji reliabilitas

instrumen (lihat Lampiran 3.6).

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemapuan Mengaplikasi dan Menganalisis

Cronbahc Alpha N Keterangan

Uji Reliabilitas Instrumen 0,697 6 Reliabel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

50

Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh reliabilitas dari keenam

variabel yang valid memiliki nilai Alpha Cronbach > 0,60 yaitu sebesar 0,697

sehingga semua instrumen dapat dikatan reliabel.

3.8 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah kegiatan menghitung data agar dapat disajikan secara

sistematis dan dapat dilakukan interpretasi (Priyatno, 2012:1). Analisis data yang

dilakukan oleh peneliti menggunakan program computer IBM SPSS Statistics 20

for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Dalam teknik analisis data ini ada

langkah analisis data yang akan dilakukan sebagai berikut.

3.8.1 Uji Pengaruh Perlakuan

Sebelum melakukan langkah-langkah analisis statistik untuk menguji

hipotesis penelitian, diperlukan langkah-langkah pengujian awal untuk

memastikan syarat-syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu guna menentukan

jenis-jenis uji statistik yang sesuai untuk pengujian selanjutnya. Untuk itu

dilakukan uji asumsi berupa uji normalitas distribusi data, uji homogenitas varian,

dan uji perbedaan kemampuan awal.

3.8.1.1 Uji Asumsi

1. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi data dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

apakah distribusi data normal atau tidak dan untuk menentukan jenis statistik yang

digunakan dalam menganalisis data selanjutnya (Field, 2009: 144). Kondisi yang

ideal adalah jika data terdistribusi secara normal. Jika data terdistribusi secara

normal, analisis statistik selanjutnya menggunakan statistik parametrik, dalam

penelitian ini digunakan Independent samples t-test untuk data tidak berpasangan

atau Paired samples t-test untuk data berpasangan. Jika data terdistribusi secara

tidak normal, analisis statistik selanjutnya menggunakan statistik non parametrik,

dalam penelitian ini digunakan Mann-Whitney U test untuk data tidak

berpasangan atau Wilcoxon signed rank test untuk data berpasangan. Untuk uji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

51

normalitas distribusi data digunakan Kolmogorov-Smirnov test dengan hipotesis

statistik sebagai berikut.

Hnull : tidak ada deviasi (penyimpangan) dari normalitas data.

Hi : ada deviasi (penyimpangan) dari normalitas data.

Kriteria yang digunakan untuk menyimpulkan uji normalitas data adalah jika

harga p > 0,05, maka Hnull diterima dan Hi ditolak artinya tidak ada deviasi

(penyimpangan) dari normalitas data. Dengan kata lain, data terdistribusi normal.

Jika harga p < 0,05, maka Hnull ditolak dan Hi diterima artinya ada deviasi

(penyimpangan) dari normalitas data. Dengan kata lain, data terdistribusi tidak

normal (Field, 2009: 144). Jika data terdistribusi normal maka untuk analisis data

selanjutnya menggunakan statistik parametrik, namun jika data tidak terdistribusi

normal maka analisis data selanjutnya menggunakan statistik nonparametrik

(Priyatno, 2012: 11).

Untuk uji normalitas data, data diambil dari seluruh skor pretest, posttest I,

posttest II, dan selisih pretest-posttest I dari kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen.

2. Uji Homogenitas Varian

Uji homogenitas varian dilakukan untuk memastikan apakah varian dari

rerata dua kelompok yang dibandingkan memiliki varian yang homogen. Kondisi

yang ideal adalah jika variannya homogen. Pengujian ini diperlukan terutama

statistik parametrik untuk data yang tidak berpasangan yaitu independent samples

t-test. Teknik pengujian homogenitas varian menggunakan Levene’s test (Field,

2009: 340). Jika varian homogen, data yang digunakan adalah data pada baris

pertama dalam analisis output SPSS pada independent samples t-test yang sebaris

dengan keterangan equal variances assumed. Jika varian tidak homogen, data

yang digunakan adalah data pada baris kedua dengan keterangan equal variences

non-assumed. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut.

: Tidak ada perbedaan varian yang signifikan antara rerata pretest-posttest

kelompok kontrol dan kelompok esperimen.

: Ada perbedaan varian yang signifikan antara rerata pretest-posttest

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Kriteria yang digunakan untuk mengetahui homogenitas varian sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

52

a. Jika harga p < 0,05 ditolak dan diterima. Artinya, ada perbedaan

varian yang signifikan. Dengan kata lain, varian kedua kelompok tersebut

tidak homogen.

b. Jika harga p > 0,05 diterima dan ditolak. Artinya, tidak ada

perbedaan varian yang signifikan. Dengan kata lain, varian kedua kelompok

tersebut homogen.

Untuk uji homogenitas varian, data yang diambil dari skor pretest dan selisih

pretest-posttest I dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

3.8.1.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal

Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui apakah kedua kelompok yaitu eksperimen dan kontrol memiliki

kemampuan yang sama atau berbeda terhadap kemampuan mengaplikasi dan

menganalisis, sehingga kedua kelompok dapat dibandingkam. Selain itu, uji ini

juga digunakan untuk mengontrol ancaman validitas internal penelitian yaitu

karakteristik subjek (subject characteristic). Kemampuan awal yang berbeda pada

kelompok kontrol dan eksperimen menjadi ancaman besar bagi validitas internal

penelitian. Oleh karena itu, salah satu solusinya yaitu dengan menguji hasil

pretest kedua kelompok. Jika data pretest kedua kelompok memiliki kemampuan

awal yang tidak berbeda, maka bias yang mungkin terjadi dianggap tidak ada

(Neuman, 2013: 238). Uji ini dilakukan dengan menguji rerata skor pretest

kelompok kontrol dan eksperimen. Jika skor pretest diuji dari dua kelompok yang

berbeda, maka menggunakan uji statistik berikut. 1) Jika data terdistribusi normal,

maka menggunakan statistik parametrik Independent samples t-test (Field, 2009:

326), 2) Jika data terdistribusi tidak normal, maka menggunakan statistik non

parametrik Mann-Whitney U-test (Field, 2009: 345). Sebelum dilakukan analisis

uji perbedaan kemampuan awal perlu dilakukan uji asumsi untuk memeriksa

homogenitas variansi dengan Levene’s test dengan kriteria yang digunakan untuk

menarik kesimpulan adalah sebagai berikut. 1) Jika harga p > 0,05 ada

homogenitas variansi dari kedua data yang dibandingkan, 2) Jika harga p < 0,05,

tidak ada homogenitas variansi dari kedua data yang dibandingkan (Field, 2009:

150).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

53

Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan dengan program komputer

IBM SPSS Statistics 20 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis

statistik untuk uji perbedaan kemampuan awal adalah sebagai berikut.

Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok

kontrol dan skor pretest kelompok eksperimen.

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol dan

skor pretest kelompok eksperimen.

Pengambilan keputusan untuk menyimpulkan uji perbandingan (Santoso, 2012:

100) adalah :

a. Jika p > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan

yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol dan skor pretest

kelompok eksperimen. Dengan kata lain kedua kelompok memiliki

kemampuan awal yang sama.

b. Jika p < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang

signifikan antara skor pretest kelompok kontrol dan skor pretest kelompok

eksperimen. Dengan kata lain kedua kelompok memiliki kemampuan awal

yang tidak sama.

Kondisi yang ideal bagi kedua kelompok adalah kedua kelompok tidak

memiliki perbedaan yang signifikan atau memiliki kemampuan awal yang sama.

Artinya kedua kelompok memiliki titik pijak yang sama untuk dilakukan

perbandingan.

3.8.1.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan

Uji signifikansi pengaruh perlakukan dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui pengaruh perlakuan atau penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe Team Assisted Individualalization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi

dan menganalisis, dengan melihat perbedaan selisih skor posttest I dan pretest

dari kedua kelompok. Uji ini diperoleh dengan cara berikut. 1) mengurangkan

skor posttest I dengan skor pretest pada kelompok eksperimen (O2 – O1), 2)

mengurangkan skor posttest I dengan skor pretest pada kelompok kontrol (O4 –

O3), 3) mengurangkan selisih skor posttest I dengan skor pretest pada kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

54

eksperimen dengan selisih skor posttest I dengan skor pretest pada kelompok

kontrol (O2 – O1) – (O4 – O3).

Data yang akan dianalisis menggunakan skor selisih dari dua kelompok

yang berbeda maka menggunakan uji statistik berikut. 1) jika data terdistribusi

dengan normal digunakan Independent samples t-test (Field, 2009: 326), 2) jika

data terdistribusi tidak normal digunakan Mann-Whitney U test (Field, 2009: 345).

Sebelum dilakukan analisis uji perbedaan kemampuan awal perlu dilakukan uji

asumsi untuk memeriksa homogenitas variansi dengan Levene’s test dengan

kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut. 1) Jika

harga p > 0,05 ada homogenitas variansi dari kedua data yang dibandingkan, 2)

jika harga p < 0,05 tidak ada homogenitas variansi dari kedua data yang

dibandingkan (Field, 2009: 150).

Analisis data menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut.

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor posttest I-postest

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor posttest I-postest

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan (Priyatno, 2012: 24) adalah

sebagai berikut.

a. Jika harga p > 0,05. Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan

yang signifikan antara selisih skor posttest I-pretest pada kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen. Dengan kata penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Team Assisted Individualization tidak berpengaruh terhadap

kemampuan mengaplikasi dan menganalisis.

b. Jika harga p < 0,05. Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan

yang signifikan antara selisih skor posttestt I-pretest pada kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Team Assisted Individualization berpengaruh terhadap

kemampuan mengaplikasi dan menganalisis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

55

3.8.1.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan

Uji besar pengaruh pelakukan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh penerapaan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualalization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis.

Uji besar pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualalization (TAI) dapat dilihat dengan mencari effect size. Effect size

adalah suatu ukuran objektif yang terstandarisasi untuk mengetahui besarnya efek

yang dihasilkan. Kriteria dalam menentukan besar pengaruh sebagai berikut

(Field, 2009: 57).

Tabel 3.6 Kriteria Besar Pengaruh Perlakuan

r (effect size) Kategori Persentase

0,10 Efek kecil Setara dengan 1% pengaruh perlakuan

0,30 Efek menengah Setara dengan 9% pengaruh perlakuan

0,50 Efek besar Setara dengan 25% pengaruh perlakuan

Fraenkel, Wallen, dan Hyun (2012: 253) memberikan penjelasan lebih lanjut

sebagai berikut.

No Harga r Interpretasi

1 0.00-0.40 Efek tidak pentinng secara praktik, bisa jadi masih penting secara

teotitis untuk membuat prediksi.

2 0,41-0,60 Efek cukup besar secara praktis teoritis

3 0,61-0,80 Efek sangat penting, tetapi jarang di capai dalam penelitian

pendidikan

4 0,81-1,00 Mungkin terjadi kesalahan dalam perhitungan; jika tidak, efeknya

memang sangat besar

Jika data distribusi normal maka menggunakan rumus korelasi Pearson sebagai

berikut (Field, 2009: 332)

Gambar 3.4 Rumus Effect Size untuk Distribusi Data Normal

Keterangan :

r = korelasi Pearson yang digunakan untuk mengukur besar pengaruh (effect

size)

t = Harga uji t

df = Derajat kebebasan (degree of freedom)

𝑟 = 𝑡2

𝑡2 + 𝑑𝑓

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

56

Sedangkan jika data distribusi tidak normal, maka menggunakan rumus

korelasi Pearson sebagai berikut (Field, 2009: 550).

Gambar 3.5 Rumus Effect Size untuk Distribusi Data Tidak Normal

Keterangan :

r = Korelasi Pearson yang digunakan untuk mengukur bessar pengaruh (effect

size)

Z = skor Z (dari output SPSS dengan Mann-Whitney U test)

N = Jumlah seluruh responden dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

Untuk mengubah harga R menjadi persen, digunakan koefisien determinasi (R2)

dikalikan 100% (Field, 2009: 179).

Persentase pengaruh = R2 x 100%

Gambar 3.6 Rumus Persentase pengaruh

3.8.2 Analisis Lebih Lanjut

3.8.2.1 Uji Persentase Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I

Perhitungan persentase peningkatan skor pretest ke posttest I dilakukan

untuk mengetahui besarnya persentase peningkatan kemampuan mengaplikasi dan

menganalisis pada kelompok kontrol dan eksperimen. Cara menghitung

persentase ini dengan mengurangkan skor posttest I dengan skor pretest,

kemudian hasilnya dibagi dengan skor pretest dan dikalikan dengan 100%.

Berikut rumus perhitungan persentase peningkatan pretest ke posttest I.

Gambar 3.7 Rumus Perhitungan Persentase Peningkatan Pretest ke Posttest I

Selanjutnya dilakukan uji signifikansi peningkatan skor pretest ke posttest

I untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest

𝑟 =𝑍

𝑁

Peningkatan = (𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 𝐼−𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡)

𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑋 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

57

ke posttest I baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Data

yang akan dianalisis menggunakan skor pretest dan posttest I dari kelompok yang

sama, maka menggunakan uji statistik berikut. 1) jika data terdistribusi dengan

normal digunakan Paired samples t-tes (Field, 2009: 326), 2) jika data

terdistribusi tidak normal digunakan Wilcoxon (Field, 2009: 345).

Analisis data menggunakan tingkat kepercayaan 95% dengan hipotesis

statistik sebagai berikut.

Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I

pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut

(Priyatno, 2012: 31).

a. Jika harga p > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada

perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok

kontrol dan eksperimen. Dengan kata lain tidak ada peningkatan skor yang

signifikan dari skor pretest ke posttest I.

b. Jika harga p < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan

yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan

eksperimen. Dengan kata lain ada peningkatan yang signifikan dari skor

pretest ke posttest I.

Untuk mengetahui besar persentase dari selisih skor pretest-posttest I (gain score)

dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut.

Gambar 3.8 Rumus Gain Score

Frekuensi gain score yang diambil kurang lebih 50% dari skor tertinggi

dari selisih pretest-posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Grafik polygon pada gain score menunjukkan perbandingan pada rerata antara

kedua kelompok (Fraenkel, 2012: 250-251).

𝐺𝑎𝑖𝑛 𝑆𝑐𝑜𝑟𝑒 =𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 X 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

58

3.8.2.2 Uji Besar Efek Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I

Uji besar efek peningkatan dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat

peningkatan skor dari pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen. Jika distribusi data normal, maka uji statistik menggunakan Paired

samples t-test (Field, 2009: 325). Jika distribusi data normal, digunakan rumus

korelasi Pearson berikut (Field, 2009: 332).

= 2

2 +

Keterangan :

r = korelasi Pearson yang digunakan untuk mengukur besar pengaruh (effect

size)

t = harga uji t

df = derajat kebebasan (degree of freedom) yaitu (n-1)

Jika data distribusi tidak normal, maka menggunakan rumus korelasi Pearson

sebagai berikut (Field, 2009: 550).

=

Keterangan :

r = korelasi Pearson yang digunakan untuk mengukur bessar pengaruh (effect

size)

Z = skor Z (dari output SPSS dengan Mann-Whitney U test)

df = 2 x jumlah responden dalam satu kelompok yang sama

Untuk mengubah harga r menjadi persen, digunakan koefisien determinasi (R2)

dikalikan 100% (Field, 2009: 179).

Persentase pengaruh = R2 x 100%

3.8.2.3 Uji Korelasi Rerata Pretest dan Posttest I

Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui apakah korelasi antara rerata

pretest dan posttest I positif dan signifikan. Jika hasil bernilai positif memiliki arti

bahwa semakin tinggi skor pretest, maka semakin tinggi pula skor posttest I dan

jika hasil signifikan berarti skor hasil korelasi dapat digeneralisasikan pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

59

populasi. Sebaliknya, jika hasil negatif berarti semakin tinggi skor pretest, maka

semakin rendah skor posttest I. Uji korelasi antara pretest dan posttest I

menggunakan rumus bivariate correlations. Data yang akan dianalisis

menggunakan skor pretest dan posttest I dari kelompok yang sama, maka

menggunakan uji statistik berikut. 1) jika data terdistribusi dengan normal

digunakan rumus bivariate correlation coefficients yaitu Pearson’s correlation

coefficient (Field, 2009: 177), 2) Jika data distribusi tidak normal digunakan

rumus, maka uji korelasi menggunakan analisis statistik non-parametrik yaitu

Spearman’s correlation coefficient (Field, 2009, 179).

Analisis data menggunakan tingkat kepercayaan 95% dengan hipotesis

statistik sebagai berikut.

Hnull : Tidak ada perbedaan hasil korelasi pretest - posttest I dengan P dan Q.

Hi : Ada perbedaan hasil korelasi pretest - posttest I dengan P dan Q.

Keterangan :

P : jika harga p < 0,05

Q : jika r negatif

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari Priyanto (2012: 45)

adalah sebagai berikut.

a. Jika hasilnya P dan Q, Hnull diterima. Berarti ancaman terhadap validitas

internal penelitian berupa regresi statistik tidak bisa dikendalikan dengan

baik.

b. Jika hasilnya bukan P dan Q, Hnull ditolak. Berarti ancaman terhadap validitas

internal penelitian berupa regresi statistik bisa dikendalikan dengan baik.

Uji korelasi ini dilakukan untuk memeriksa apakah ada ancaman terhadap

validitas internal penelitian berupa regresi statistik. Ada ancaman jika hasilnya

negatif dan signifikan.

3.8.2.4 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan

Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui apakah

perlakuan yang diberikan masih kuat atau memiliki efek yang sama setelah

beberapa waktu. Analisis dilakukan dengan membandingkan data skor posttest I

dan posttest II. Uji retensi pengaruh dianjurkan dilakukan setelah sekian waktu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

60

dari posttest I untuk lebih mengetahui sensitivitas perbedaan perlakuan

(Krathwohl, 2004: 546). Posttes II dapat dilakukan 2 minggu setelah posttest I.

Sebelum dilakukan analisis data, skor posttest II harus dihitung normalitasnya

menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Data yang akan dianalisis menggunakan

skor pretest dan posttest dari kelompok yang sama, maka menggunakan uji

statistik sebagai berikut. 1) Jika distribusi data normal, maka dilakukan uji

statistik dengan menggunakan Paired samples t-test (Field, 2009: 345). 2) jika

distribusi data tidak normal, maka dilakukan uji dengan menggunakan Wilcoxon

(Field, 2009: 345).

Analisis data menggunakan tingkat kepercayaan 95% dengan hipotesis

statistik sebagai berikut.

Hnull : Tidak ada penurunan skor yang signifikan dari posttest I dan posttest II

pada kelompok kontrol dan kelompok sekperimen.

Hi : Ada penurunan skor yang signifikan dari postset I dan posttest II pada

kelompok kontrol dan kelompok sekperimen.

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari Priyanto (2012: 45)

adalah sebagai berikut.

a. Jika harga p > 0,05 dan rerata posttest I > rerata posttest II, maka Hnull

diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara

skor posstest I ke posttest II pada kelompok kontrol dan kelompok

sekperimen.

b. Jika harga p < 0,05 dan rerata posttest I > rerata posttest II, maka Hnull ditolak

dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I

ke posttest II pada kelompok kontrol dan kelompok ekperimen.

Untuk mengetahui persentase peningkatan skor posttest I ke posttest II digunakan

rumus sebagai berikut.

Gambar 3.9 Rumus Persentase Peningkatan Skor Posttest I ke Posttest II

𝑃𝑒𝑛𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 =(𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 𝐼𝐼 − 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 𝐼)

𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 𝐼 𝑋 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

61

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV memaparkan hasil penelitian dan hasil analisis data. Hasil analisis

berisikan implementasi penelitian yang meliputi deskripsi populasi dan deskripsi

implementasi pembelajaran. Hasil analisis data berisikan uji hipotesis penelitian I

dan II yang meliputi analisis pengaruh perlakuan dan analisis lebih lanjut. Pada

pembahasan diuraikan mengenai pengaruh perlakuan beserta dampaknya.

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Implementasi Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua kelas sebagai kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen. Kelompok kontrol merupakan kelompok yang tidak

mendapatkan perlakuan (treatment) menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe Team Assisted Individualization (TAI), sedangkan kelompok eksperimen

merupakan kelompok yang mendapatkan perlakuan (treatment) menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI).

Penentuan kedua kelompok tersebut dilakukan dengan cara undian yang

disaksikan oleh guru mitra serta kepala sekolah. Pengundian yang dilakukan

menunjukkan bahwa kelas V B sebagai kelompok eksperimen dan kelas V A

sebagai kelompok kontrol. Berikut ini akan dideskripsikan populasi penelitian dan

pembelajaran pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

4.1.1.1 Deskripsi Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini iyalah siswa kelas V SD Kanisius

Wirobrajan 1 Yogyakarta. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas

yaitu kelas V A dan V B. Sampel penelitian dalam penelitian ini adalah kelas V A

dan kelas V B. Hasil tersebut didapat dari undian yang disaksikan oleh guru dan

kepala sekolah. Sampel penelitian yang pertama yaitu kelas V B sebagai

kelompok eksperimen. Jumlah siswa di kelas V B yaitu 29 anak yang terdiri dari

17 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Siswa pada kelompok eksperimen ini

rerata berasal dari latar belakang ekonomi menengah ke atas. Data siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

62

menunjukkan bahwa pekerjaan orang tua siswa antara lain wiraswasta, PNS,

karyawan swasta dan buruh. Latar belakang pendidikan orang tua antara lain SD,

SMP, SMA, D3, dan S1. Ketika dilakukan treatment, semua siswa hadir di kelas,

ketika posttest I semua siswa hadir di dalam kelas dan pada posttest 2 semua

siswa hadir di dalam kelas.

Sampel penelitian yang kedua yaitu kelas V A sebagai kelompok kontrol.

Jumlah siswa kelas V A yaitu 29 siswa, yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 13

siswa perempuan. Data siswa menunjukkan bahwa pekerjaan orangtua siswa

antara lain wiraswasta, PNS, karyawan swasta, guru, dan pedagang kecil. Latar

belakang pendidikan orang tua antara lain SMP, SMA, D3, dan S1, dan S2. Ketika

dilakukan treatment, semua siswa hadir di dalam kelas, namun ada beberapa siswa

yang tidak hadir ketika posttest I sebanyak dua anak ketika posttest II sebanyak

dua anak. Peristiwa tersebut dapat menjadi ancaman terhadap validitas internal

jenis mortalitas. Fraenkel, Wallen, & Hyun (2012: 282) menjelaskan bahwa

mortalitas yaitu adanya perbedaan jumlah partisipan pada waktu pretest dan

posttest akibat partisipan mengundurkan diri dalam penelitian. Untuk mengatasi

hal tersebut solusi yang digunakan adalah data siswa yang tidak hadir tersebut

tetap dimasukkan dengan menggunakan rerata skor sebagai data karena siswa-

siswa tersebut sudah mendapat treatment.

4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran

Penelitian dimulai dengan pretest pada kedua kelompok yang

dilaksanakan pada hari Sabtu, 30 September 2017. Siswa kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol mengerjakan soal pretest yang berjumlah 6 butir soal uraian

dalam waktu 2 x 35 menit atau 2 jam pelajaran. Guru memberikan pengarahan

kepada siswa tentang langkah-langkah cara pengerjaan soal. Siswa juga

diperbolehkan bertanya kepada guru jika ada soal yang kurang dipahami. Guru

yang mendampingi siswa selama mengerjakan soal pretest, treatment,

mengerjakan soal posttest I dan posttest II adalah guru yang sama. Peneliti

berperan sebagai pengamat, sehingga peneliti tidak mengambil peran dalam

kegiatan pembelajaran. Peneliti bertugas dalam menyiapkan alat dan bahan yang

akan digunakan sebelum pelaksanaan treatment dan mendokumentasikan kegiatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

63

treatment. Berikut deskripsi dari implementasi kegiatan pembelajaran pada

kelompok kontrol dan eksperimen.

1. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Kontrol

Pembelajaran pada kelompok kontrol menggunakan metode ceramah.

Pembelajaran ini membutuhkan waktu dua jam pelajaran (2 x 35 menit) untuk

setiap pertemuan. Pembelajaran dilakukan sebanyak empat kali pertemuan dengan

materi siklus air dengan sub materi yang berbeda-beda.

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 3 Oktober 2017 pada

pukul 09.30-10.30 WIB. Sub materi yang dipelajari yaitu pengertian siklus air dan

proses siklus air. Kegiatan awal yaitu apersepsi oleh guru. Guru melakukan tanya

jawab mengenai pengertian siklus air dan proses siklus air. Kegiatan ini

dilaksanakan dengan memberikan penjelasan kepada siswa mengenai pengertian

siklus air, dan proses siklus air. Siswa menerima materi yang diajarkan oleh guru

dan mencatat hal-hal yang penting di buku masing-masing. Kegiatan

pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan dan memberikan umpan balik

kepada siswa mengenai pengertian siklus air dan proses siklus air.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat, 6 Oktober 2017 pada 07.35-

09.00 WIB. Sub materi yang dipelajari yaitu manfaat air dalam kehidupan sehari-

hari. Kegiatan pembelajaran diawali dengan doa dan absensi. Kemudian guru

melakukan tanya jawab mengenai penggunaan air dalam kehidupan sehari-hari.

Kemudian guru menjelaskan tentang manfaat air dalam kehidupan sehari-hari.

Setelah memberi penjelasan siswa mencatat di buku tulis masing-masing.

Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan materi yang telah

dipelajarai bersama-sama.

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Selasa, 10 Oktober 2017 pada pukul

09.55-11.00 WIB. Sub materi yang dipelajari yaitu kegiatan manusia yang

mempengaruhi proses siklus air. Kegiatan pembelajaran diawali dengan doa dan

absensi. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab kepada siswa. Pada

kegiatan inti, siswa mendengarkan ceramah dari guru. Guru menuliskan materi

yang disampaikan di depan kelas kemudian siswa mencatat di buku masing-

masing. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan materi tentang

kegiatan manusia yang mempengaruhi proses siklus air.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

64

Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Jumat, 13 Oktober 2017 pada

pukul 07.00-08.30 WIB. Sub materi yang dipelajari yaitu percobaan terjadinya

banjir. Kegiatan pembelajaran diawali dengan doa dan absensi. Guru melakukan

apersepsi dengan bertanya jawab dengan siswa. Pada kegiatan inti siswa

mendengarkan ceramah mengenai percobaan terjadinya banjir. Kemudian siswa

mencatat di buku masing-masing. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan

menyimpulkan materi tentang percobaan terjadinya banjir.

Pada hari Sabtu, 14 Oktober 2017 pada pukul 07.00-08.10 WIB siswa pada

kelompok kontrol mengerjakan soal posttest I untuk mengetahui tingkat

pemahaman siswa setelah menerima pembelajaran dengan metode ceramah. Pada

hari Rabu, 18 Oktober 2017 pukul 07.00-08.10 WIB siswa pada kelompok kontrol

mengerjakan soal posttest II untuk mengetahui kembali pemahaman siswa dalam

beberapa waktu setelah mendapatkan pembelajaran dengan metode ceramah. Soal

yang dikerjakan siswa pada pretest, posttest I dan posttest II merupakan soal yang

sama berjumlah 6 butir soal uraian. Soal nomor 3 digunakan untuk meneliti

variabel mengaplikasi yang terdiri dari tiga sub soal yaitu 3a, 3b, dan 3c. Soal

nomor 4 digunakan untuk meneliti variabel menganalisis diri yang terdiri dari tiga

sub soal yaitu 4a, 4b, dan 4c.

2. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Eksperimen

Pembelajaran pada kelompok eksperimen menggunakan model Team

Assisted Individualization (TAI). Waktu pelaksanaan pada setiap pembelajaran

adalah dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Pembelajaran dilaksanakan selama empat

kali pertemuan dengan sub tema yang berbeda-beda. Pembelajaran dilakukan oleh

guru mitra di dalam kelas.

Pembelajaran di kelas menggunakan model Team Assisted

Individualization (TAI) dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu pendahuluan, inti,

penutup. Pendahuluan berisi salam, apersepsi, motivasi, dan penyampaian tujuan

pembelajaran. Kegiatan inti berisi delapan langkah yaitu Placement Test, Teams,

Teaching Group, Student Creative, Team Study, Test, Team Scores and Team

Recognition,Whole-Class Units. Kegiatan penutup berisi penegasan, refleksi, dan

tindak lanjut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

65

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 2 Oktober 2017 dari

pukul 07.35-09.00 WIB. Sub materi yang dipelajari yaitu pengertian siklus air dan

proses siklus air. Di kegiatan awal guru melakukan tanya jawab mengenai

kegiatan siswa yang berhubungan dengan penggunaan air (apersepsi),

penyampaian tujuan pembelajaran (orientasi), dan memotivasi siswa untuk

semangat dalam mengikuti pembelajaran (motivasi). Selanjutnya, kegiatan inti

terdiri dari delapan langkah yaitu langkah pertama Placement Test yaitu guru

memberikan soal pretest dan dikerjakan secara individu. Langkah kedua Teams

yaitu siswa dibagi ke dalam kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 4-5

siswa. Langkah ketiga Teaching Group yaitu siswa melihat video tentang

pengertian siklus air dan proses siklus air dan guru memberikan penegasan

kembali terkait dengan video tersebut. Langkah keempat Student creative siswa

mengerjakan LKS secara individu. Langkah kelima Teams Study siswa berdikusi

dengan teman satu kelompok terkait dengan kesulitan yang dihadapi selama

mengerjakan LKS. Langkah keenam Test siswa mengerjakan soal posttest secara

individu terkait dengan materi yang telah dipelajari. Langkah ketujuh Teams

Score and Teams Recognition guru memberikan skor kepada siswa terkait dengan

hasil kerja kelompok. Langkah kedelapan Whole Class Units guru memberikan

penguatan terkait dengan materi yang telah dipelajari.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 4 Oktober 2017 pada

pukul 07.00-08.35 WIB. Sub materi yang dipelajari adalah manfaat air dalam

kehidupan sehari-hari. Di kegiatan awal guru melakukan tanya jawab dengan

siswa terkait kegunaan air dalam kehidupan sehari-hari (apersepsi), penyampaian

tujuan pembelajaran (orientasi), dan memotivasi siswa dengan mengajak

bernyanyi lagu “diobok-obok” (motivasi). Selanjutnya, kegiatan inti terdiri dari

delapan langkah yaitu langkah pertama Placement Test yaitu guru memberikan

soal pretest dan dikerjakan secara individu. Langkah kedua Teams yaitu siswa

dibagi ke dalam kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa.

Langkah ketiga Teaching Group yaitu siswa melihat video tentang pemanfaatan

air dalam kehidupan sehari-hari dan guru memberikan penegasan kembali terkait

dengan video tersebut. Langkah keempat Student creative siswa mengerjakan

LKS secara individu. Langkah kelima Teams Study siswa berdikusi dengan teman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

66

satu kelompok terkait dengan kesulitan yang dihadapi selama mengerjakan LKS.

Langkah keenam Test siswa mengerjakan soal posttest secara individu terkait

dengan materi yang telah dipelajari. Langkah ketujuh Teams Score and Teams

Recognition guru memberikan skor kepada siswa terkait dengan hasil kerja

kelompok. Langkah kedelapan Whole Class Units guru memberikan penguatan

terkait dengan materi yang telah dipelajari.

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Senin, 9 Oktober 2017 pada

pukul 09.30-10.30 WIB. Sub materi yang dipelajari adalah kegiatan manusia yang

mempengaruhi siklus air. Di kegiatan awal guru melakukan tanya jawab dengan

siswa terkait dengan kegiatan menanam pohon yang pernah dilakukan siswa

(apersepsi), penyampaian tujuan pembelajaran (orientasi), dan memotivasi siswa

dengan mengajakn siswa melakukan permainan konsentrasi (motivasi).

Selanjutnya, kegiatan inti terdiri dari delapan langkah yaitu langkah pertama

Placement Test yaitu guru memberikan soal pretest dan dikerjakan secara

individu. Langkah kedua Teams yaitu siswa dibagi ke dalam kelompok masing-

masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Langkah ketiga Teaching Group yaitu

siswa melihat video tentang kegiatan manusia yang mempengaruhi proses siklus

air dan guru memberikan penegasan kembali terkait dengan video tersebut.

Langkah keempat Student creative siswa mengerjakan LKS secara individu.

Langkah kelima Teams Study siswa berdikusi dengan teman satu kelompok terkait

dengan kesulitan yang dihadapi selama mengerjakan LKS. Langkah keenam Test

siswa mengerjakan soal posttest secara individu terkait dengan materi yang telah

dipelajari. Langkah ketujuh Teams Score and Teams Recognition guru

memberikan skor kepada siswa terkait dengan hasil kerja kelompok. Langkah

kedelapan Whole Class Units guru memberikan penguatan terkait dengan materi

yang telah dipelajari.

Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Rabu, 11 Oktober 2017 pukul

07.35-09.00 WIB. Sub materi yang dipelajari adalah kegiatan manusia yang

mempengaruhi siklus air. Di kegiatan awal guru melakukan tanya jawab dengan

siswa terkait peristiwa banjir yang pernah dilihat oleh siswa (apersepsi),

penyampaian tujuan pembelajaran (orientasi) dan memotivasi siswa dengan

mengajak siswa bermain konsentrasi (motivasi). Selanjutnya, kegiatan inti terdiri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

67

dari delapan langkah yaitu langkah pertama Placement Test yaitu guru

memberikan soal pretest dan dikerjakan secara individu. Langkah kedua Teams

yaitu siswa dibagi ke dalam kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 4-5

siswa. Langkah ketiga Teaching Group yaitu siswa melihat video tentang proses

terjadinya banjir, guru memberikan penegasan kembali terkait dengan video

tersebut, dan guru memberikan penjelasan tentang percobaan yang akan

dilakukan. Langkah keempat Student creative siswa melakukan percobaan

terjadinya banjir. Pada langkah yang keempat ini siswa bersama dengan teman

satu kelompok mencoba menerapkan atau mengaplikasikan suatu prosedur yang

telah didapat dari penjelasan guru. Langkah kelima Teams Study siswa berdikusi

dengan teman satu kelompok terkait dengan percobaan yang telah dilakukan dan

menuliskan langkah-langkah percobaan terjadinya banjir. Pada langkah yang

kelima ini siswa bersama teman satu kelompok mulai menganalisis penyebab dan

akibat yang bisa ditimbulkan dari bahaya banjir. Langkah keenam Test siswa

mengerjakan soal posttest secara individu terkait dengan materi yang telah

dipelajari. Langkah ketujuh Teams Score and Teams Recognition guru

memberikan skor kepada siswa terkait dengan hasil kerja kelompok. Langkah

kedelapan Whole Class Units guru memberikan penguatan terkait dengan materi

yang telah dipelajari.

Pada hari Sabtu, 14 Oktober 2017 pukul 07.00-08.10 WIB kelompok

eksperimen mengerjakan soal posttest I dengan tujuan untuk mengetahui

pemahaman siswa terhadap materi setelah mendapatkan pembelajaran dengan

model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI). Pada

hari Rabu, 18 Oktober 2017 pukul 07.00-08.10 WIB kelompok eksperimen

mengerjakan posttest II dengan tujuan untuk mengetahui kembali pemahaman

siswa terhadap materi dalam selang waktu beberapa hari setelah mendapat

pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization (TAI). Soal yang dikerjakan siswa pada pretest, posttest I dan

posttest II merupakan soal yang sama berjumlah 6 butir soal uraian. Soal nomor 3

digunakan untuk meneliti variabel mengaplikasi yang terdiri dari 3 sub soal yaitu

3a, 3b, dan 3c. Soal nomor 6 digunakan untuk meneliti variabel menganalisis diri

yang terdiri dari 3 sub soal yaitu 4a, 4b, dan 4c.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

68

4.1.2 Deskripsi Sebaran Data

Pada deskripsi sebaran data, peneliti memperlihatkan perbedaan data yang

diperoleh pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen untuk setiap

indikator. Hasil dari sebaran data dapat dilihat pada tabel berikut.

4.1.2.1 Kemampuan Mengaplikasi

1. Kelompok Kontrol

Tabel 4.1 Sebaran Data Kelompok Kontrol

N

o Indikator

Pretest Total Posttest 1 Total

1 2 3 4 1 2 3 4

1. Melaksanakan kegiatan

pelestarian hutan 7 14 8 0 29 1 10 17 1 29

2. Menggunakan

permasalahan sehari-hari

yang mempengaruhi

terganggunya siklus air.

2 18 9 0 19 2 6 18 3 29

3. Melaksanakan usaha-

usaha yang sesuai untuk

mengurangi kekeringan

di suatu daerah.

2 22 24 0 29 1 8 15 5 29

Jumlah 12 54 21 0 87 4 24 50 8 87

Pada tabel di atas terlihat bahwa hasil pengerjaan pretest pada kelompok

kontrol untuk ketiga indikator, siswa yang mendapat nilai 1 sebanyak 12 anak,

yang mendapat nilai 2 sebanyak 54 anak, yang mendapat nilai 3 sebanyak 21

anak, dan tidak ada anak yang mendapatkan nilai 4. Nilai yang sering muncul dari

29 siswa yang mengerjakan soal pretest yaitu nilai 2 sebanyak 54 anak. Siswa

yang mendapat nilai 1 paling banyak terdapat pada indikator pertama yaitu

sebanyak 7 anak, yang mendapat nilai 2 paling banyak terdapat pada indikator

ketiga yaitu sebanyak 22 anak, yang mendapat nilai 3 paling banyak terdapat pada

indikator kedua yaitu sebanyak 9 anak.

Hasil pengerjaan posttest I pada kelompok kontrol untuk ketiga indikator,

siswa yang mendapat nilai 1 sebanyak 4 anak, yang mendapat nilai 2 sebanyak 24

anak, yang mendapat nilai 3 sebanyak 50 anak, dan yang mendapatkan nilai 4

sebanyak 8 anak. Nilai yang sering muncul dari 29 siswa yang mengerjakan soal

posttest I yaitu nilai 3 sebanyak 50 anak. Siswa yang mendapat nilai 1 paling

banyak terdapat pada indikator kedua yaitu sebanyak 2 anak, yang mendapat nilai

2 paling banyak terdapat pada indikator pertama yaitu sebanyak 10 anak, yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

69

mendapat nilai 3 paling banyak terdapat pada indikator kedua yaitu sebanyak 18

anak, dan yang mendapat nilai 4 paling banyak terdapat pada indikator ketiga

yaitu sebanyak 5 anak. Terjadi peningkatan skor dari pretest ke posttest. Hal

tersebut terlihat dari perbedaan modus yang terjadi, yaitu pada pretest modusnya

pada anak yang mendapatkan nilai 2 sedangkan pada posttest I modusnya pada

anak yang mendapatkan nilai 3. Selain itu, siswa yang mendapat nilai 1 dan 2

berkurang, serta siswa yang mendapat skor 3 dan 4 bertambah pada posttest I.

2. Kelompok Eksperimen

Tabel 4.2 Sebaran Data Kelompok Eksperimen

No Indikator Pretest

Total Posttest 1

Total 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Melaksanakan kegiatan pelestarian

hutan. 7 18 4 0 29 0 2 17 11 29

2. Menggunakan permasalahan

sehari-hari yang mempengaruhi

terganggunya siklus air.

2 14 13 0 29 0 1 18 10 29

3. Melaksanakan usaha-usaha yang

sesuai untuk mengurangi

kekeringan di suatu daerah.

0 24 5 0 29 0 1 15 13 29

Jumlah 9 49 19 - 87 - 3 50 34 87

Pada tabel di atas terlihat bahwa hasil pengerjaan pretest pada kelompok

eksperimen untuk ketiga indikator, siswa yang mendapat nilai 1 sebanyak 9 anak,

yang mendapat nilai 2 sebanyak 49 anak, yang mendapat nilai 3 sebanyak 19

anak, dan tidak ada anak yang mendapatkan nilai 4. Nilai yang sering muncul dari

29 siswa yang mengerjakan soal pretest yaitu nilai 2 sebanyak 49 anak. Siswa

yang mendapat nilai 1 paling banyak terdapat pada indikator pertama dan kedua

yaitu sebanyak 7 anak untuk masing-masing indikator, yang mendapat nilai 2

paling banyak terdapat pada indikator ketiga yaitu sebanyak 24 anak, yang

mendapat nilai 3 paling banyak terdapat pada indikator kedua yaitu sebanyak 13

anak

Hasil pengerjaan posttest I pada kelompok eksperimen untuk ketiga

indikator, tidak ada siswa yang mendapatkan nilai 1, siswa yang mendapat nilai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

70

2 sebanyak 3 anak, yang mendapat nilai 3 sebanyak 50 anak, dan siswa yang

mendapatkan nilai 4 sebanyak 34 anak. Nilai yang sering muncul dari 29 siswa

yang mengerjakan soal posttest I yaitu nilai 3 sebanyak 50 anak. Siswa yang

mendapat nilai 2 paling banyak terdapat pada indikator pertama yaitu sebanyak 2

anak, yang mendapat nilai 3 paling banyak terdapat pada indikator kedua yaitu

sebanyak 18 anak, dan yang mendapat nilai 4 paling banyak terdapat pada

indikator ketiga yaitu sebanyak 13 anak. Terjadi peningkatan skor dari pretest ke

posttest I. Hal tersebut terlihat dari perbedaan modus yang terjadi, yaitu pada

pretest modusnya pada anak yang mendapatkan nilai 2, sedangkan pada posttest I

modusnya pada anak yang mendapatkan nilai 3. Selain itu, siswa yang mendapat

nilai 1 dan 2 berkurang, serta siswa yang mendapat skor 3 dan 4 bertambah pada

posttest I.

4.1.2.2 Kemampuan Menganalisis

1. Kelompok Kontrol

Tabel 4.3 Sebaran Data Kelompok Kontrol

N

o Indikator

Pretest Total

Posttest 1 Total

1 2 3 4 1 2 3 4

1.

Membedakan dampak

peristiwa alam bagi

kelangsungan mahkluk

hidup melalui dua gambar

hutan gundul dan hutan

hijau.

7 19 3 0 29 1 13 13 2 29

2. Membuat garis besar

tentang langkah-langkah

penyelamatan hutan.

3 21 5 0 29 2 8 14 5 29

3. Menentukan sudut

pandang dari suatu

permasalahan pencemaran

air.

4 20 5 0 29 0 11 13 5 29

Jumlah 14 60 13 0 3 32 30 12

Pada tabel di atas terlihat hasil penerjaan pretest pada kelompok kontrol

untuk ketiga indikator, siswa yang mendapat nilai 1 sebanyak 14 anak, siswa yang

mendapat nilai 2 sebanyak 60 anak, siswa yang mendapat nilai 3 sebanyak 13

anak, dan tidak ada siswa yang mendapat nilai 4. Nilai yang sering muncul dari 29

siswa yang mengerjakan soal pretest yaitu nilai 2 sebanyak 60 anak. Siswa yang

mendapat nilai 1 paling banyak terdapat pada indikator pertama yaitu sebanyak 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

71

anak, yang mendapat nilai 2 paling banyak terdapat pada indikator kedua yaitu

sebanyak 21 anak, yang mendapat nilai 3 paling banyak terdapat pada indikator

kedua dan ketiga yaitu masing-masing sebanyak 5 anak.

Hasil pengerjaan posttest I pada kelompok kontrol untuk ketiga indikator,

siswa yang mendapatkan nilai 1 sebanyak 3 anak, siswa yang mendapat nilai 2

sebanyak 32 anak, siswa yang mendapat nilai 3 sebanyak 30 anak, dan siswa yang

mendapat nilai 4 sebanyak 12 anak. Nilai yang sering muncul dari 29 siswa yang

mengerjakan sola posttest I yaitu nilai 2 sebanyak 32 anak. Siswa yang mendapat

nilai 1 paling banyak terdapat pada indikator kedua yaitu sebanyak 2 anak, yang

mendapat nilai 2 paling banyak terdapat pada indikator pertama yaitu sebanyak 13

anak, yang mendapat nilai 3 paling banyak terdapat pada indikator kedua yaitu 14

anak, dan yang mendapat nilai 4 paling banyak terdapat pada indikator ke dua dan

ke tiga yaitu 5 anak untuk tiap indikator. Terjadi peningkatan skor dari pretest ke

posttest I. Hal tersebut terlihat dari perbedaan modus yang terjadi, yaitu pada

pretest modusnya pada anak yang mendapatkan nilai 2, sedangkan pada posttest I

modusnya pada anak yang mendapatkan nilai 2. Tetapi, siswa yang mendapat nilai

1 dan 2 berkurang, serta siswa yang mendapat skor 3 dan 4 bertambah pada

posttest I.

2. Kelompok Eksperimen

Tabel 4.4 Sebaran Data Kelompok Eksperimen

No Indikator Pretest

Total Posttest 1

Total 1 2 3 4 1 2 3 4

1.

Membedakan dampak

peristiwa alam bagi

kelangsungan mahkluk

hidup melalui dua gambar

hutan gundul dan hutan

hijau.

5 20 4 0 29 0 4 20 5 29

2. Membuat garis besar

tentang langkah-langkah

penyelamatan hutan.

4 20 5 0 29 0 4 18 7 29

3. Menentukan sudut pandang

dari suatu permasalahan

pencemaran air.

0 21 8 0 29 0 1 17 11 29

Jumlah 11 61 32 5 0 9 55 23

Pada tabel di atas terlihat hasil pengerjaan pretest pada kelompok

eksperimen untuk ketiga indikator, siswa yang mendapat nilai 1 sebanyak 9 anak,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

72

siswa yang mendapat nilai 2 sebanyak 61 anak, siswa yang mendapat nilai 3

sebanyak 18 anak, dan tidak ada siswa yang mendapat nilai 4. Nilai yang sering

muncul dari 29 siswa yang mengerjakan soal pretest yaitu nilai 2 sebanyak 61

anak. Siswa yang mendapatkan nilai 1 paling banyak terdapat pada indikator

pertama yaitu sebanyak 5 anak, siswa yang mendapatkan nilai 2 paling banyak

terdapat pada indikator ketiga yaitu sebanyak 21 anak, siswa yang mendapatkan

nilai 3 paling banyak terdapat pada indikator ketiga yaitu sebanyak 8 anak.

Dari hasil pengerjaan posttest I pada kelompok eksperimen untuk ketiga

indikator, tidak ada siswa yang mendapatkan nilai 1, siswa yang mendapat nilai 2

sebanyak 9 anak, siswa yang mendapat nilai 3 sebanyak 55 anak, dan siswa yang

mendapat nilai 4 sebanyak 23 anak. Nilai yang sering muncul dari 29 siswa yang

mengerjakan soal posttest I yaitu nilai 3 sebanyak 55 anak. Siswa yang mendapat

nilai 2 paling banyak terdapat pada indikator pertama dan kedua yaitu sebanyak 4

anak, siswa yang mendapatkan nilai 3 paling banyak terdapat pada indikator

pertama yaitu sebanyak 20 anak, dan siswa yang mendapatkan nilai 4 paling

banyak terdapat pada indikator ketiga yaitu sebanyak 11 anak. Terjadi

peningkatan skor dari pretest ke posttest I. Hal tersebut terlihat dari perbedaan

modus yang terjadi, yaitu pada pretest modusnya pada anak yang mendapatkan

nilai 2, sedangkan pada posttest I modusnya pada anak yang mendapatkan nilai 3.

Selain itu, siswa yang mendapat nilai 1 dan 2 berkurang, serta siswa yang

mendapat skor 3 dan 4 bertambah pada posttest I.

4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian I

Hipotesis penelitian I adalah penerapan model Team Assisted-

Individualization (TAI) berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi pada

mata pelajaran IPA materi siklus air siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan 1

semester gasal tahun ajaran 2017/2018. Variabel dependen pada hipotesis di atas

yaitu kemampuan mengaplikasi, sedangkan variabel independen yaitu penerapan

model Team Assisted-Individualization (TAI). Instrumen yang digunakan untuk

mengukur variabel dependen terdiri dari 1 soal uraian yaitu item 3 yang

mengandung indikator melaksanakan kegiatan pelestarian hutan, menggunakan

permasalahan sehari-hari yang mempengaruhi terganggunya siklus air, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

73

melaksanakan usaha-usaha yang sesuai untuk mengurangi kekeringan di suatu

daerah.

Hasil analisis statistik secara keseluruhan dihitung dengan menggunakan

program statistik yaitu IBM SPSS Statictics 20 for Windows dengan tingkat

kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Tahapan analisis data yang dilakukan

adalah sebagai berikut. 1) Uji normalitas data dengan tujuan untuk mengetahui

data terdistribusi normal atau tidak, sehingga dapat digunakan untuk menentukan

analisis selanjutnya menggunakan statistik parametrik atau nonparametrik, 2) Uji

perbedaan kemampuan awal dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal

pada kelompok kontrol dan eksperimen, 3) Uji signifikansi pengaruh perlakuan,

dan 4) Uji besar pengaruh perlakuan. Selanjutnya dilakukan analisis lebih lanjut

yang terdiri dari 1) Perhitungan persentasi peningkatan skor pretest ke posttest I,

2) Uji besar efek peningkatkan skor pretest ke posttest I, 3) Uji korelasi antara

skor pretest ke posttest I, dan 4) Uji retensi pengaruh perlakuan.

4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data

Data Uji normalitas distribusi data digunakan untuk mengetahui apakah

distribusi data normal atau tidak dan untuk menentukan jenis statistik yang

digunakan dalam menganalisis data selanjutnya (Field, 2009: 144). Data skor

pretest, posttest 1, posttest II, dan selisih pretest ke posstest I dari kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen diuji normalitasnya menggunakan One-Sample

Kolmogorov-Smirnov test. Kriteria untuk menerima Hnull jika harga p > 0,05 maka

tidak ada deviasi (penyimpangan) dari normalitas distribusi data, artinya data

terdistribusi normal. Jika data terdistribusi normal maka untuk analisis data

selanjutnya menggunakan statistik parametrik, namun jika data tidak terdistribusi

normal maka analisis data selanjutnya menggunakan statistik nonparametrik

(Priyatno, 2012: 11). Hasil uji normalitas kemampuan mengaplikasi kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut. (lihat Lampiran

4.3.1)

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data

Kelompok Aspek p Keputusan

Kontrol

Pretest 0,31 Normal

Posttest I 0,15 Normal

Posttest II 0,82 Normal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

74

Selisih Pretest-posttest I 0,13 Normal

Eksperimen

Pretest 0,32 Normal

Posttest I 0,35 Normal

Posttest II 0,11 Normal

Selisih Pretest-posttest I 0,17 Normal

Tabel 4.5 menunjukkan harga p > 0,05 untuk semua aspek yaitu pretest,

posttest I, posttest II, dan selisih rerata skor pretest-posttest I untuk kemampuan

mengaplikasi kelompok kontrol dan eksperimen. Hal tersebut berarti Hnull

diterima dan Hi ditolak sehingga tidak ada deviasi (penyimpangan) dari normalitas

data atau data terdistribusi normal. Analisis statistik yang digunakan selanjutnya

yaitu statistik parametrik. Statistik parametrik dengan Independent samples t-test

digunakan untuk menganalisis data dari dua kelompok sampel yang independen,

misalnya kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (Priyatno, 2012: 17).

Sedangkan Paired samples t-test digunakan untuk menganalisis data dari dua

kelompok sampel yang berpasangan atau berhubungan. Sampel yang berhubungan

merupakan sampel yang sama namun mendapat perlakuan yang berbeda seperti

perlakuan sebelum dan sesudah (Priyatno, 2012: 25).

4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal

Uji perbedaan kemampuan awal bertujuan untuk mengetahui kemampuan

awal kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji ini dilakukan untuk

memastikan bahwa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki

kemampuan awal yang sama, meskipun pengambilan sampel penelitian tidak

dilakukan secara random, sehingga kedua kelompok dapat dibandingkan. Uji ini

juga dilakukan untuk mengontrol ancaman terhadap validitas internal yaitu

karakteristik subjek. Kemampuan awal yang berbeda pada kelompok kontrol dan

eksperimen dapat mempengaruhi hasil posttest. Oleh karena itu, perlu dilakukan

pengecekan kemampuan awal kedua kelompok dengan pretest (Neuman, 2013:

238). Uji ini menggunakan statistik parametrik Indemendent samples t-test karena

data terdistribusi normal dan diambil dari kelompok yang berbeda yaitu rerata

skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Sebelum melakukan uji perbedaan kemampuan awal dengan menggunakan

Independent samples t-test, dilakukan uji asumsi untuk memeriksan homogenitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

75

varians dengan melihat harga p. Jika harga p < 0,05 maka tidak terdapat

homogenitas varians dari kedua data yang dibandingkan. Jika harga p > 0,05 maka

terdapat homogenitas varians dari kedua data yang dibandingkan (Field, 2009:

150). Hasil uji asumsi homogenitas varians dapat dilihat pada tabel berikut (lihat

Lampiran 4.4.1)

Tabel 4.6 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians

Uji Statistik F p Keputusan

Levene's Test for Equality of

Variances

0,01 0,89 Tidak Homogen

Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan harga F =

0,01 dan harga p = 0,89, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

homogenitas varians data. Apabila variansnya tidak homogen, maka data uji

statistik Independent sample t-test yang diambil adalah data pada baris kedua

output SPSS (Field, 2009: 340).

Uji perbedaan kemampuan awal menggunakan tingkat kepercayaan

sebesar 95% dengan kriteria untuk menolak Hnull adalah jika p < 0,05 (Priyatno,

2012: 24). Berikut hasil uji perbedaan kemampuan awal dari kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen (lihat Lampiran 4.4.1)

Tabel 4.7 Hasil Uji Perbedaan Rerata Pretest

Uji Statistik p Keputusan

Independent samples t-test 0,692

Tidak ada perbedaan

Rerata skor yang dicapai oleh kelompok eksperimen (M = 2,15, SE =

0,08) lebih tinggi dari pada rerata skor yang dicapai oleh kelompok kontrol (M =

2,10, SE = 0,82). Perbedaan skor tersebut tidak signifikan dengan t(55,9) = -0,398

dan p = 0,692 (p > 0,05), maka Hnull diterima dan Hi ditolak, artinya tidak ada

perbedaan yang signifikan antara skor pretest kemampuan mengaplikasi pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kesimpulan dari hasil uji perbedaan

rerata pretest yaitu kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama.

Dengan demikian ancaman terhadap validitas internal penelitian berupa

kakteristik subjek bisa dikendalikan dengan baik, karena mempunyai kemampuan

awal yang sama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

76

4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan

Uji signifikansi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui pengaruh

perlakuan atau penerapan Team Assisted-Individualization (TAI) terhadap

kemampuan mengaplikasi, dengan melihat perbedaan rerata selisih skor pretest

dan posttest I kedua kelompok. Secara prinsip, untuk mengetahui pengaruh

perlakuan digunakan rumus: (O2 – O1) – (O4 – O3) yaitu dengan mengurangkan

selisih skor posttest I – pretest pada kelompok kontrol dengan selisih skor posttest

I – pretest pada kelompok eksperimen (Cohen, Manion, & Marrison, 2007: 277).

Jika hasil perhitungan lebih besar dari 0, maka ada pengaruh. Hasil perhitungan

menunjukkan selisih skor posttest I – pretest pada kelompok eksperimen sebesar

0,17 dan selisih skor posttest I – pretest pada kelompok kontrol sebesar 0,13.

Besar pengaruh perlakuan yang diperoleh adalah 0,04 (didapat dari selisih 0,17

dan 0,13), maka ada pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Team Assisted Individualization (TAI) berpengaruh pada kemampuan

mengaplikasi. Untuk mengetahui apakah pengaruhnya signifikan atau tidak, akan

dianalisis dengan statistik selanjutnya.

Uji normalitas distribusi data menunjukkan bahwa rerata selisih skor

pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

terdistribusi normal. Analisis Statistik selanjutnya adalah statistik parametrik

dengan Independent samples t-test karena data berasal dari kelompok yang

berbeda (Field, 2009: 326). Sebelum dilakukan uji statistik untuk mengetahui

signifikansi pengaruh perlakuan, perlu dilakukan uji asumsi terhadap homogenitas

varians dengan melihat harga p. Jika harga p < 0,05 maka tidak terdapat

homogenitas varians pada dua data yang dibandingkan (Field, 2009: 340). Jika

harga p > 0,05 maka terdapat homogenitas varians pada dua data yang

dibandingkan. Hasil Uji asumsi homogenitas varians dapat dilihat pada tabel 4.8

berikut (lihat Lampiran 4.5.1).

Tabel 4.8 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians

Uji Statistik F p Keputusan

Levene’s Test for Equality Variances 2,594 0,113 Homogen

Hasil Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa

harga F = 2,594 dan harga p = 0,113 (p > 0,05) sehingga dapat disimpulkan

bahwa terdapat homogenitas varians data. Jika terdapat homogenitas varians, data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

77

uji statistik Independent samples t-test yang diambil adalah data pada baris

pertama output SPSS (Field, 2009: 53). Tabel 4.9 menunjukkan hasil uji

signifikansi pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen terhadap kemampuan mengaplikasi (lihat Lampiran 4.5.1).

Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan

Selisih Skor Pretest-postest I p Keputusan

Kelompok kontrol dan eksperimen 0,000 Ada perbedaan

Rerata selisih skor pada kelompok eksperimen (M = 1,18; SE = 0,06)

lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol (M = 0,63; SE = 0,11). Perbedaan

tersebut signifikan dengan t(56) = - 4,17. Harga p < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi

diterima, artinya ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor preteset ke

posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain,

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization

(TAI) berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi. Untuk lebih memperjelas

perbedaan selisih antara kedua kelompok dapat dilihat gambar 4.2 dan 4.3 sebagai

berikut.

Gambar 4.1 Grafik Rerata Selisih Skor Pretest-posttest I

2.103

2.73

2.149

3.35

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

Pretest Posttest I

Kel Kontrol

Kel Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

78

Gambar 4.2 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I

Dari diagram di atas menunjukkan perbedaan selisih antara kelompok

kontrol dengan mean = 0,63 dengan kelompok eksperimen dengan mean = 1,18.

Kelompok kontrol memiliki selisih skor pretest ke posttest I yang lebih rendah

daripada kelompok eksperimen.

4.1.3.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan

Uji besar pengaruh perlakuan atau effect size bertujuan untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team

Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi. Data yang

diperoleh tersebar dengan normal, sehingga digunakan rumus koefisien korelasi

Pearson untuk data normal (Field, 2009: 57). Independent samples t-test

digunakan untuk mengambil t dalam melakukan uji besar pengaruh perlakuan.

Persentase pengaruh perlakuan didapat dengan menghitung koefisien determinasi

(R2) dengan cara mengkuadratkan harga r (harga koefisien korelasi Pearson yang

didapat) kemudian dikalikan 100% (Field, 2009: 179). Besar pengaruh penerapan

model pembelajaran koopratif tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada

kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengaplikasi adalah r = 0,49 atau

24%. Berdasarkan kriteria yang digunakan untuk menentukan besarnya efek,

maka hasil perhitungan r setara dengan efek menengah. Berikut ini hasil

perhitungan effect size terhadap kemampuan mengaplikasi (lihat Lampiran 4.6).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

79

Tabel 4.10 Hasil Uji Effect Size

Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Variabel t t2 df r (effect size) R

2 % Efek

Mengaplikasi -4,17 17,39 56 0,49 0,24 24 Menengah

4.1.3.5 Analisis Lebih Lanjut

1. Perhitungan Persentase Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I

Perhitungan persentase ini dilakukan untuk mengetahui besarnya

persentase peningkatan kemampuan mengaplikasi yang dilihat dari skor pretest ke

posttest I pada kedua kelompok. Selanjutnya dilakukan uji signifikansi

peningkatan skor pretest ke posttest I dilakukan untuk mengetahui apakah

terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttset I pada kelompk

kontrol maupun kelompok eksperimen. Uji ini dilakukan dengan menggunakan

paired samples t-test karena data diambil dari kelompok yang sama namun

perlakuan yang berbeda dengan tingkat kepercayaan 95%. Kriteria untuk menolak

Hnull adalah jika harga p < 0,05 (Priyatno, 2012: 31). Berikut ini merupakan tabel

hasil perhitungan persentase peningkatan kemampuan mengaplikasi yang dilihat

dari skor pretest ke posttest I menggunakan rumus yang dijelaskan pada bab III

halaman 55 dan hasil uji signifikansi peningkatan skor pretest ke posttset I. (lihat

Lampiran 4.7.1)

Tabel 4.11 Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I

Kemampuan Mengaplikasi

No Kelompok Rerata Peningkatan

(%)

p Keputusan

Pretest Posttest I

1 Kontrol 2,10 2,73 30 0,000 Signifikan

2 Eksperimen 2,14 3,35 56 0,000 Signifikan

Data pada tabel 4.11 terlihat ada peningkatan skor antara pretest ke

posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Nilai mean pretest

pada kelompok kontrol sebesar 2,10 dan nilai mean posttest I sebesar 2,73.

Persentase peningkatan pretest ke posttest I kelompok kontrol yaitu 30%. Nilai

mean pretest pada kelompok eksperimen sebesar 2,14 dan nilai mean posttest I

sebesar 3,35. Persentase peningkatan pretest ke posttest I kelompok eksperimen

yaitu 56%. Persentase peningkatan pada kelompok eksperimen lebih tinggi

daripada kelompok kontrol.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

80

Uji signifikansi menunjukkan bahwa rerata skor yang dicapai oleh

kelompok eksperimen (M = 1,20, SE = 0,07) lebih tinggi daripada rerata skor yang

dicapai oleh kelompok kontrol (M = 0,63, SE = 0,11). Hasil uji signifikansi

peningkatan skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol menunjukkan harga

p sebesar 0,000 dan pada kelompok eksperimen menunjukkan harga p sebesar

0,000. Kedua kelompok sama-sama memiliki p < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi

diterima sehingga ada perbedaan yang signifikan antara rerata selisih skor pretest

dan posttest I pada kelompok kontrol dan eksperimen. Dengan kata lain, kedua

kelompok mengalami peningkatan skor yang signifikan pada kemampuan

mengaplikasi. Untuk memperjelas perbandingan rerata pretest ke posttest I dapat

dilhat pada gambar 4.3 di bawah ini.

Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Rerata Pretest ke Posttest I

Persentase peningkatan skor pretest ke posttest I dapat dilihat dengan jelas melalui

gambar 4.4 menggunakan grafik poligon untuk melihat perbedaan selisih skor

pretest-posttest I pada kelompok kontrol dan eksperimen. Berikut grafik yang

menunjukkan frekuensi selisih skor pretest-posttest I (gain score) pada kedua

kelompok.

Gambar 4.4 Grafik Gain Score

2.1 2.14 2.73 3.35

0

1

2

3

4

Kontrol Eksperimen

Re

rata

Grafik Perbandingan Rerata Skor

Pretest ke Posttest I

Pretest

Posttest

1

2 1

5

8 7

5

1 4

7

11

5

11

0

5

10

15

-1.01 -0.51 -0.01 0.49 0.99

Fre

kue

nsi

Gain Score

Kel. Kontrol

kel. Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

81

Grafik di atas menunjukkan bahwa gain score terendah pada kelompok

kontrol adalah -1,00. Sedangkan gain score terendah pada kelompok eksperimen

0,33. Gain score tertinggi kelompok kontrol sebesar 1,33, sedangkan gain score

tertinggi kelompok eksperimen adalah 2,00. Hal ini menunjukkan bahwa selisih

pretest – posttest I pada kelompok eksperimen lebih besar daripada selisih pretest

– posttest I pada kelompok kontrol.

Frekuensi siswa yang mendapatkan nilai ≥ 0,67 pada kelompok kontrol

adalah 20 anak, sedangkan pada kelompok eksperimen adalah 28 anak. Nilai 0,67

merupakan nilai tengah dari gain score yang didapat dari 50% dari nilai tertinggi.

Besar persentase gain score ≥ 0,67 pada kelompok kontrol sebesar 69%,

sedangkan gain score ≥ 0,67 pada kelompok eksperimen sebesar 96%. Hal

tersebut menunjukkan bahwa 69% siswa pada kelompok kontrol diuntungkan

dengan penerapan model ceramah, 96% siswa pada kelompok eksperimen

diuntungkan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization (TAI). Dengan demikian model pembelajaran kooperatif tipe

Team Assisted Individualization (TAI) memiliki persentase peningkatan lebih

besar dibandingkan dengan penerapan metode ceramah.

2. Uji Besar Efek Peningkatan Skor dari Pretest ke Posttest I

Uji besar efek peningkatan skor pretest ke posttest I dilakukan dengan

tujuan untuk mengetahui besar efek peningkatan skor pretest ke posttest I. Uji ini

dilakukan dengan menggunakan statistik parametrik Pired samples t-test karena

data yang diuji adalah data normal dan berasal dari kelompok yang sama (Field,

2009: 53). Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang

digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga p < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil

uji besar efek peningkatan skor pretest ke posttest I dapat dilihat pada tabel 4.12

berikut (lihat Lampiran 4.8.1).

Tabel 4.12 Hasil Uji Besar Efek Peningkatan Rerata dari Pretest ke Posttest I

No Kelompok t t2 df r R

2 % Efek

1 Kontrol 5,610 31,47 28 0,72 0,52 52 Besar

2 Eksperimen 17,028 289,95 28 0,95 0,90 90 Besar

Rerata Kelompok eksperimen (M = 1,20; SE = 0,07) lebih tinggi

dibandingkan kelompok kontrol (M = 0,63; SE = 0,11). Besar efek peningkatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

82

skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen yang menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) lebih besar

daripada kelompok montrol yang menerapkan model ceramah. Besar efek

peningkatan skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen adalah 0,90 atau

setara dengan 90%, sedangkan besar efek peningkatan skor pretest ke posttest I

pada kelompok kontrol adalah 0,72 atau setara dengan 52%.

3. Uji Korelasi antara Rerata Skor Pretest dan Posttest I

Uji korelasi ini dilakukan untuk mengetahui korelasi yang terjadi antara skor

pretest dan posttest I. Uji ini juga dilakukan untuk mengontrol ancaman terhadap

validitas internal penelitian berupa regresi statistik. Regresi statistik yaitu

kecenderungan umum bahwa siswa yang mendapat skor pretest tinggi biasanya

memeproleh skor posttest yang lebih rendah dan sebaliknya siswa yang medapat

skor pretest rendah biasanya memperoleh skor posttest lebih tinggi. Data yang

akan dianalisis menggunakan skor pretest dan posttest I dari kelompok yang sama

yang sudah diuji normalitasnya. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa data

skor pretest dan posttest I pada kedua kelompok terdistribusi normal sehingga

analisis selanjutnya menggunakan rumus bivariate correlation coefficients yaitu

Pearson’s correlation coefficients (Field, 2009: 177). Kriteria yang digunakan

untuk menolak Hnull adalah jika harga p < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji korelasi

antaa rerata pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut (lihat Lampiran 4.9.1).

Tabel 4.13 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I

No. Kelompok Pearson Correlation p Kesimpulan

1 Kontrol 0,275 0,149 Positif dan tidak signifikan

2 Eksperimen -0,132 0,494 Negatif dan tidak signifikan

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa harga p pada kedua kelompok

Hnull diterima dan Hi ditolak. Oleh karena itu tidak ada korelasi yang signifikan

antara rerata skor pretest ke posttest I pada kedua kelompok terhadap kemampuan

mengaplikasi. Hasil correlation coefficient pada kelompok kontrol menunjukkan

nilai positif, maka para siswa yang medapat skor tinggi pada pretest akan

mendapat skor tinggi pula pada posttest I terhadap kemampuan mengaplikasi.

Begitu pula sebaliknya para siswa yang mendapat skor rendah pada pretest akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

83

mendapat skor rendah pula pada posttest I terhadap kemampuan mengaplikasi.

Sedangkan hasil correlation coefficient pada kelompok eksperimen menunjukkan

nilai negatif, maka para siswa yang mendapatkan skor rendah pada pretest akan

mendapat skor tinggi pada posttest I terhadap kemampuan mengaplikasi. Kondisi

ini ideal sehingga ancaman validitas internal terhadap regresi statistik tidak terjadi

atau dapat dikendalikan dengan baik.

4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan

Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui apakah perlakuan

yang diberikan masih kuat atau memiliki efek yang sama setelah beberapa waktu.

Uji ini dilakukan dengan menggunakan statistik parametrik yaitu paired samples

t-test karena data terdistribusi normal dan data terasal dari kelompok yang sama.

Data yang digunakan yaitu skor posttest II yang dilakukan kurang lebih 2 minggu

setelah dilakukan posttest I. Hasil posttest II dibandingkan dengan posttest I untuk

melihat apakah ada peningkatan skor. Kriteria untuk menolak Hnull adalah jika

harga p < maka ada perbedaan yang signifikan antara rerata posttest I dan posttest

II. Berikut hasil uji paired samples t-test pada tabel 4.14 (lihat Lampiran 4.10.12).

Tabel 4.14 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan

No. Kelompok Rerata Peningkatan

(%)

p Keputusan

Posttest

I

Posttest

II

1 Kontrol 2,73 2,17 -20,5 0,001 Ada perbedaan

2 Eksperimen 3,35 2,87 -14,32 0,000 Ada perbedaan

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa harga p pada kedua kelompok

kurang dari 0,05, maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya, ada perbedaan yang

signifikan antara skor pretest I ke pretest II. Dengan kata lain, pada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen ada peningkatan skor yang signifikan dari skor

posttest I ke posttest II terhadap kemampuan mengaplikasi. Persentase

peningkatan rerata skor posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol sebesar -

20,5%. Sedangkan persentase peningkatan rerata skor posttest I ke posttest II pada

kelompok eksperimen sebesar -14,32%. Untuk memperjelas besar peningkatan

dapat dilihat pada gambar 4.5 berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

84

Gambar 4.5 Grafik Pretest, Posttest I, dan Posttest II

Selanjunya, untuk mengetahui apakah capaian skor pada posttest II

berbeda atau tidak dengan kondisi awal atau pretest, maka dilakukan analisis

terhadap perbedaan skor pretest dan posttest II menggunakan Paired Samples t-

test karena data yang diuji adalah data yang terditribusi normal dan dari kelompok

yang sama (Field, 2009: 53). Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah

p < 0,05 (Field, 2009: 53). Berikut adalah hasil uji signifikansi skor pretest ke

posttest II yang dapat dilihat pada tabel 4.15 (lihat lampiran 4.1.1.1).

Tabel 4.15 Hasil Uji Signifikansi Skor Pretest dan Posttest II

No Kelompok p Keputusan

1 Kontrol 0,637 Tidak ada perbedaan

2 Eksperimen 0,000 Ada perbedaan

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa harga p pada kelompok kontrol

lebih dari 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak sehingga tidak ada perbedaan

yang signifikan antara skor pretest ke posttest II. Pada kelompok eksperimen

harga p < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima sehingga ada perbedaan yang

signifikan antara skor pretest dan posttest II. Dengan kata lain, dengan

menggunakan metode ceramah pada kelompok kontrol, materi yang diberikan

tidak bertahan lama dalam ingatan siswa, sedangkan pengunaan model

pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted-Individualization (TAI) pada

kelompok eksperimen dapat membuat materi bertahan lebih lama dalam ingatan

siswa.

2.103 2.73

2.17 2.14

3.35

2.87

0

1

2

3

4

Pretest Posttest 1 Posttest 2

Kel Kontrol

Kel Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

85

4.1.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II

Hipotesis penelitian II adalah penerapan model Team Assisted-

Individualization (TAI) berpengaruh terhadap kemampuan menganalisis pada

mata pelajaran IPA materi siklus air siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan 1

semester gasal tahun ajaran 2017/2018. Variabel dependen pada hipotesis di atas

yaitu kemampuan menganalisis, sedangkan variabel independen yaitu penerapan

model Team Assisted-Individualization (TAI). Instrumen yang digunakan untuk

mengukur variabel dependen terdiri dari 1 soal uraian yaitu item 4 yang

mengandung indikator membedakan dampak peristiwa alam bagi kelangsungan

mahkluk hidup melalui dua gambar hutan gundul dan hutan hijau, membuat garis

besar tentang langkah-langkah penyelamatan hutan, dan menentukan sudut

pandang dari suatu permasalahan pencemaran air.

Hasil analisis statistik secara keseluruhan dihitung dengan menggunakan

program statistik yaitu IBM SPSS Statictics 20 for Windows dengan tingkat

kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Tahapan analisis data yang dilakukan

adalah sebagai berikut. 1) Uji normalitas data dengan tujuan untuk mengetahui

data terdistribusi normal atau tidak, sehingga dapat digunakan untuk menentukan

analisis selanjutnya menggunakan statistik parametrik atau nonparametrik, 2) Uji

perbedaan kemampuan awal dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal

pada kelompok kontrol dan eksperimen, 3) Uji signifikansi pengaruh perlakuan,

dan 4) Uji besar pengaruh perlakuan. Selanjutnya dilakukan analisis lebih lanjut

yang terdiri dari 1) Perhitungan persentasi peningkatan skor pretest ke posttest I,

2) Uji besar efek peningkatkan skor pretest ke posttest I, 3) Uji korelasi antara

skor pretest ke posttest I, dan 4) Uji retensi pengaruh perlakuan.

4.1.4.1 Uji Normalitas Distribusi Data

Data Uji normalitas distribusi data digunakan untuk mengetahui apakah

distribusi data normal atau tidak dan untuk menentukan jenis statistik yang

digunakan dalam menganalisis data selanjutnya (Field, 2009: 144). Data skor

pretest, posttest 1, posttest II, dan selisih pretest ke posstest I dari kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen diuji normalitasnya menggunakan One-Sample

Kolmogorov-Smirnov test. Kriteria untuk menerima Hnull jika harga p > 0,05

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

86

maka tidak ada deviasi (penyimpangan) dari normalitas distribusi data, artinya

data terdistribusi normal. Jika data terdistribusi normal maka untuk analisis data

selanjutnya menggunakan statistik parametrik, namun jika data tidak terdistribusi

normal maka analisis data selanjutnya menggunakan statistik nonparametrik

(Priyatno, 2012: 11). Hasil uji normalitas kemampuan mengaplikasi kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut. (lihat Lampiran

4.3.2)

Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data

Kelompok Aspek p Keputusan

Kontrol

Pretest 0,39 Normal

Posttest I 0,84 Normal

Posttest II 0,18 Normal

Selisih Pretest-posttest I 0,47 Normal

Eksperimen

Pretest 0,21 Normal

Posttest I 0,21 Normal

Posttest II 0,16 Normal

Selisih Pretest-posttest I 0,37 Normal

Tabel 4.16 menunjukkan harga p > 0,05 untuk semua aspek yaitu pretest,

posttest I, posttest II, dan selisih rerata skor pretest-posttest I untuk kemampuan

menganalisis kelompok kontrol dan eksperimen. Semua aspek memiliki distribusi

data normal, sehingga analisis selanjutnya menggunakan statistik parametrik.

Statistik parametrik dengan Independent samples t-test digunakan untuk

menganalisis data dari kelompok yang berbeda, misalnya kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen (Field, 2009: 326). Sedangkan Paired samples t-test

digunakan untuk menganilis data dari kelompok yang sama, misalnya kelompok

kontrol dengan kelompok dengan kelompok kontrol atau kelompok eksperimen

dengan kelompok eksperimen.

4.1.4.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal

Uji perbedaan kemampuan awal bertujuan untuk mengetahui kemampuan

awal kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji ini dilakukan untuk

memastikan bahwa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki

kemampuan awal yang sama atau berbeda terhadap kemampuan mengaplikasi,

sehingga dua kelompok dapat dibandingakan. Uji ini dilakukan untuk memastikan

bahwa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen mempunyai kemampuan awal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

87

yang sama, meskipun pengambilan sampel penelitian tidak dilakukan dengan cara

rendem. Uji ini menggunakan statistik parametrik Indemendent samples t-test

karena data terdistribusi normal dan diambil dari kelompok yang berbeda (Field,

2009: 326).

Sebelum melakukan uji perbedaan rerata skor pretest menggunakan Independent

samples t-test, dilakukan uji asumsi untuk memeriksan homogenitas varians

dengan melihat harga p. Jika harga p < 0,05 maka tidak terdapat homogenitas

varians dari kedua data yang dibandingkan. Jika harga p > 0,05 maka terdaapat

homogenitas varians dari kedua data yang dibandingkan (Field, 2009: 150). Hasil

uji asumsi homogenitas varians dapat dilihat pada tabel 4.17 berikut. (lihat

Lampiran 4.4.2)

Tabel 4.17 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians

Uji Statistik F p Keputusan

Levene's Test for Equality of

Variances

0.525 0,472 Homogen

Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan harga F =

0.525 dan harga p = 0,472 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat

homogenitas varians data. Apabila variansnya homogen, maka data uji statistik

Independent sample t-test yang diambil adalah data pada baris pertama output

SPSS (Field, 2009: 340).

Tingkat Kepercayaan untuk melakukan uji perbedaan kemampuan awal

adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika p < 0,05

(Field, 2009: 53). Tabel 4.18 menunjukkan hasil uji perbedaan kemampuan awal

dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. (lihat Lampiran 4.4.2)

Tabel 4.18 Hasil Uji Perbedaan Rerata Pretest

Uji Statistik p Keputusan

Independent samples t-test 0,303

Tidak ada perbedaan

Rerata skor yang dicapai oleh kelompok eksperimen (M = 2,09, SE =

0,06) lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol (M = 1,98, SE = 0,07).

Perbedaan skor tersebut tidak signifikan dengan t(56) = -1,039 dan p = 0,3030 (p

> 0,05), maka Hnull diterima dan Hi ditolak, artinya tidak ada perbedaan yang

signifikan antara skor pretest kemampuan menganalisis pada kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen. Kesimpulan dari hasil uji perbedaan rerata pretest

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

88

yaitu kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama untuk kemampuan

menganalisis. Dengan demikian ancaman terhadap validitas internal penelitian

berupa karakteristik subjek bisa dikendalikan dengan baik.

4.1.4.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan

Uji signifikansi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui pengaruh

perlakuan atau penerapan Team Assisted-Individualization (TAI) terhadap

kemampuan menganalisis, dengan melihat perbedaan rerata selisih skor pretest

dan posttest I kedua kelompok. Secara prinsip, untuk mengetahui pengaruh

perlakuan digunakan rumus: (O2 – O1) – (O4 – O3) yaitu dengan mengurangkan

selisih skor posttest I – pretest pada kelompok kontrol dengan selisih skor posttest

I – pretest pada kelompok eksperimen (Cohen, Manion, & Marrison, 2007: 277).

Jika hasil perhitungan lebih besar dari 0, maka ada pengaruh. Hasil perhitungan

menunjukkan selisih skor posttest I – pretest pada kelompok eksperimen sebesar

1,07 dan selisih skor posttest I – pretest pada kelompok kontrol sebesar 0,72.

Besar pengaruh perlakuan yang diperoleh adalah 0,35 (didapat dari selisih 1,07

dan 0,72), maka ada pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Team Assisted Individualization (TAI) berpengaruh pada kemampuan

menganalisis. Untuk mengetahui apakah pengaruhnya signifikan atau tidak, akan

dianalisis dengan statistik selanjutnya.

Uji normalitas distribusi data menunjukkan bahwa rerata selisih skor

pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

terdistribusi normal. Analisis Statistik selanjutnya adalah statistik parametrik

dengan Independent samples t-test karena data berasal dari kelompok yang

berbeda (Field, 2009: 326). Sebelum dilakukan uji statistik untuk mengetahui

signifikansi pengaruh perlakuan, perlu dilakukan uji asumsi terhadap homogenitas

varians dengan melihat harga Sig.Levene’s test. Jika harga p < 0,05 maka tidak

terdapat homogenitas varians pada dua data yang dibandingkan (Field, 2009:

340). Jika harga p > 0,05 maka terdapat homogenitas varians pada dua data yang

dibandingkan. Hasil Uji asumsi homogenitas varians dapat dilihat pada tabel 4.19

berikut (lihat Lampiran 4.5.2).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

89

Tabel 4.19 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians

Uji Statistik F p Keputusan

Levene’s Test for Equality Variances 1,675 0,201 Homogen

Hasil Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa

harga F = 1,675 dan harga p = 0,201 (p > 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa

terdapat homogenitas varians data. Jika terdapat homogenitas varians, data uji

statistik Independent samples t-test yang diambil adalah data pada baris pertama

output SPSS (Field, 2009: 53). Tabel 4.20 menunjukkan hasil uji signifikansi

pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terhadap

kemampuan menganalisis (lihat Lampiran 4.5.2).

Tabel 4.20 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan

Uji Statistik p Keputusan

Independent Samples t-test 0,012 Ada perbedaan

Skor rerata kelompok eksperimen (M = 1,05; SE = 0,08) lebih tinggi

dibandingkan kelompok kontrol (M = 0,71; SE = 0,10). Berdasarkan analisis yang

menggunakan Independent Samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95%

diperoleh keputusan bahwa perbedaan skor tersebut signifikan dengan harga t(56)

= -2,608 dan p = 0,012 (p < 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima, dengan

demikian ada perbedaan yang signifikan antara rerata selisih skor preteset ke

posttest I kemampuan menganalisis pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen. Kesimpulan dari hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan adalah

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization

(TAI) berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menganalisis. Hasil

perbandingan rerata selisih skor pretest ke posttest I kemampuan menganalisis

pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat dalam diagram

berikut.

Gambar 4.6 Grafik Rerata Selisih Pretest-Posttest I

1.98

2.7 2.09

3.16

0

1

2

3

4

Pretest Posttest I

Kel Kontrol

KelEksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

90

Gambar 4.7 Grafik Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I

Grafik diatas menunjukkan perbedaan selisih antara kelompok kontrol

dengan mean = 0,71 dan kelompok eksperimen dengan mean = 1,05. Kelompok

kontrol memiliki selisih skor pretest dan posttest I yang lebih rendah dari pada

kelompok eksperimen.

4.1.4.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan

Uji besar pengaruh perlakuan atau effect size bertujuan untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team

Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan menganalisis. Data yang

diperoleh tersebar dengan normal, sehingga digunakan rumus koefisien korelasi

Pearson untuk data normal (Field, 2009: 57). Independent samples t-test

digunakan untuk mengambil t dalam melakukan uji besar pengaruh perlakuan.

Persentase pengaruh perlakuan didapat dengan menghitung koefisien determinasi

(R2) dengan cara mengkuadratkan harga r (harga koefisien korelasi Pearson yang

didapat) kemudian dikalikan 100% (Field, 2009: 179). Besar pengaruh penerapan

model pembelajaran koopratif tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada

kelompok eksperimen terhadap kemampuan menganalisis adalah r = 0,33 atau

11%. Berdasarkan kriteria yang digunakan untuk menentukan besarnya efek,

maka hasil perhitungan r setara dengan efek menengah. Berikut ini hasil

perhitungan effect size terhadap kemampuan menganalisis (lihat Lampiran 4.6).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

91

Tabel 4.21 Hasil Uji effect size

Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Variabel t t2 df r (effect size) R

2 % Efek

Mengaplikasi -2,60 6,76 56 0,33 0,11 11 Menengah

4.1.4.5 Analisis Lebih Lanjut

1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I dilakukan

untuk mengetahui persentase peningkatan skor rerata dari pretest ke posttest I

pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Analisis perhitungan

persentase peningkatan rerata pretest ke posttset I pada uji normalitas distribusi

data menggunakan One Samples Kolmogorov-Smirnov t-test. Persentase

peningkatan rerata pretest ke posttest I dihitung dengan cara membagi selisih

rerata pretest - posttest I dengan rerata pretest, kemudian dikali 100%. Hasil

perhitungan persentase peningkatan rerata skor pretest ke posttest I dapat dilihat

pada tabel 4.22 berikut ini (lengkapnya lihat Lampiran 4.7.1)

Tabel 4.22 Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I

Kemampuan Menganalisis

No Kelompok Rerata Peningkatan p Keputusan

Pretest Posttest I (%)

1 Kontrol 1,98 2,70 36 0,000 Signifikan

2 Eksperimen 2,09 3,16 51 0,000 Signifikan

Berdasarkan tabel 4.22 terlihat ada peningkatan skor antara pretest ke

posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Nilai mean pretest

pada kelompok kontrol sebesar 1,98 dan nilai mean posttest I sebesar 2,70.

Persentase peningkatan pretest ke posttest I kelompok kontrol yaitu 36%. Nilai

mean pretest pada kelompok eksperimen sebesar 2,09 dan nilai mean posttest I

sebesar 3,16. Persentase peningkatan pretest ke posttest I kelompok eksperimen

yaitu 51%. Persentase peningkatan pada kelompok eksperimen lebih tinggi

daripada kelompok kontrol.

Uji signifikansi menunjukkan bahwa rerata skor yang dicapai oleh

kelompok eksperimen (M = 1,06, SE = 0,08) lebih tinggi daripada rerata skor yang

dicapai oleh kelompok kontrol (M = 0,71, SE = 0,10). Hasil uji signifikansi

peningkatan skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol menunjukkan harga

p 0,00 dan pada kelompok eksperimen menunjukkan harga p sebesar 0,00. Kedua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

92

kelompok sama-sama memiliki p < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima

sehingga ada perbedaan yang signifikan antara rerata selisih skor pretest ke

posttest I pada kelompok kontrol dan eksperimen. Dengan kata lain, kedua

kelompok mengalami peningkatan skor yang signifikan pada kemampuan

menganalisis. Untuk memperjelas Perbandingan rerata skor Pretest ke Posttest I

dapat di lihat pada gambar 4.8 di bawah ini.

Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Rerata Skor Pretest ke Posttest I

Persentase peningkatan skor pretest ke posttest I dapat dilihat lebih jelas

melalui gambar 4.9 menggunakan grafik poligon untuk melihat perbedaan selisih

skor pretest-posttest I pada kelompok kontrol dan eksperimen. Berikut grafik

yang menunjukkan frekuensi selisih skor pretest-posttest I (gain skor) pada kedua

kelompok.

Gambar 4.9 Grafik Gain Score

Grafik di atas menujukkan bahwa gain score terendah pada kelompok

kontrol adalah -0,67, sedangkan gain score terendah pada kelompok eksperimen

1.98 2.09

2.7 3.16

0

1

2

3

4

Kontrol Eksperimen

Re

rata

Grafik Perbandingan Rerata Skor Pretest ke

Posttest I

Pretest

Posttest

1 1

11

4

6

4

1 1

5

2

10 8

3

1 0

2

4

6

8

10

12

-0.67 -0.17 0.33 0.83 1.33 1.83

Fre

kue

nsi

Gain Score

Kontrol

eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

93

adalah 0,33. Gain score tertinggi kelompok kontrol dan eksperimen adalah 2. Hal

ini menunjukkan bahwa selisih pretest – posttest I pada kelompok eksperimen

lebih besar daripada selisih pretest – posttest I pada kelompok kontrol.

Frekuensi siswa yang mendapatkan nilai ≥ 0,83 pada kelompok kontrol

adalah 12 anak, sedangkan pada kelompok eksperimen adalah 22 anak. Nilai 0,83

merupakan nilai tengah dari gain score yang didapat dari 50% dari nilai tertinggi.

Besar persentase gain score ≥ 0,83pada kelompok kontrol sebesar 41,37%,

sedangkan gain score ≥ 0,83 pada kelompok eksperimen sebesar 75,86%. Hal

tersebut menunjukkan bahwa 41,37% siswa pada kelompok kontrol diuntungkan

dengan penerapan model ceramah, 75,86% siswa pada kelompok eksperimen

diuntungkan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization (TAI). Dengan demikian, penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) memiliki persentase

peningkatan lebih besar dibandingkan dengan penerapan model ceramah.

2. Uji Besar Efek Peningkatan Pretest ke Posttest I

Uji besar efek peningkatan skor pretest ke posttest I dilakukan dengan tujuan

untuk mengetahui besar efek peningkatan skor pretest ke posttest I. Uji ini

dilakukan dengan menggunkan pired samples t-test karena data yang diuji adalah

data normal dan berasal dari kelompok yang sama (Field, 2009: 53). Berikut hasil

uji besar efek peningkatan skor pretest ke posttest I. (lihat Lampiran 4.8.2).

Tabel 4.23 Hasil Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Pretest ke posttest I

No Kelompok t t2 df r R

2 % Efek

1 Kontrol 6,920 47,88 28 0,79 0,62 62 Besar

Eksperimen 13,34 177,95 28 0,92 0,82 85 Besar

Rerata skor yang dicapai oleh kelompok eksperimen (M = 1,06; SE =

0,08) lebih tinggi daripada rerata skor yang dicapai oleh kelompok kontrol (M =

0,71; SE = 0,55). Data diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada

kemampuan menganalisis pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Peningkatan pada kemampuan menganalisis pada kelompok kontrol sebesar 0,79

atau 62% yang setara dengan efek besar, sedangkan peningkatan kemampuan

menganalisis pada kelompok eksperimen sebesar 0,92 atau 85% yang setara

dengan efek besar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

94

3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I

Uji korelasi ini dilakukan untuk mengetahui korelasi yang terjadi antara rerata

pretest dan posttest I. Uji ini juga dilakukan untuk mengontrol ancaman terhadap

validitas internal penelitian berupa regresi statistik. Regresi Statistik yaitu

kecenderungan umum bahwa siswa yang mendapat skor pretest tinggi biasanya

memperoleh skor posttest yang lebih rendah dan sebaliknya siswa yang medapat

skor pretest rendah biasanya memperoleh skor posttest yang lebih tinggi. Data

yang akan dianalisis menggunkan data skor pretest dan posttest I dari kelompok

yang sama yang sudah diuji normalitasnya. Hasil uji normalitas menunjukkan

bahwa data skor pretest dan posttest I pada kedua kelompok terdistribusi normal

sehingga analisis selanjutnya menggunakan rumus bivariate correlation

coefficients yaitu Pearson’s correlation coefficient (Field, 2009: 177). Kriteria

yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga p < 0,05 (Field, 2009: 53).

Berikut merupakan tabel hasil uji korelasi antara rerata skor pretest dan posttest I

kemampuan menganalisis (lihat Lampiran 4.9.2).

Tabel 4.24 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I

No. Kelompok Pearson Correlation p Kesimpulan

1 Kontrol 0,526 0,000 Positif dan signifikan

2 Eksperimen 0,388 0,038 Positif dan signifikan

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa harga p pada kedua kelompok

kurang dari 0,05 yang berarti bahwa Hnull ditolak dan Hi diterima. Oleh karena itu

ada korelasi yang signifikan antara rerata skor pretest ke posttest I pada kedua

kelompok terhadap kemampuan menganalisis. Hasil correlation coefficient pada

kedua kelompok menunjukkan nilai positif, maka siswa yang mendapatkan skor

tinggi pada pretest akan mendapat skor tinggi pula pada posttset I terhadap

kemampuan menganalisis. Sebaliknya para siswa yang mendapat skor rendah

pada pretest akan mendapat skor rendah pula pada posttest I terhadap kemampuan

menganalisis. Skor korelasi yang diperoleh pada kedua kelompok dapat

digeneralisasikan ke populasi karena data tersebut signifikan. Kondisi ini ideal

sehingga ancaman terhadap validitas internal penelitian berupa regresi statistik

bisa dikendalikan dengan baik.

4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan

Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui apakah perlakuan

yang diberikan masih kuat atau memiliki efek yang sama setelah beberapa waktu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

95

Uji retensi dilakukan dengan menggunakan statistik parametrik yaitu paired

samples t-test karena data terdistribusi normal dan data berasal dari kelompok

yang sama. Data yang digunakan yaitu skor posttest II yang dilakukan kurang

lebih 2 minggu setelah dilakukan posttest I. Hasil posttest II dibandingkan dengan

posttest I untuk melihat apakah ada peningkatan skor. Kriteria untuk menolak

Hnull adalah jika p < 0,05 maka ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest

I dan posttest II. Berikut hasil uji paired samples t-test pada tabel 44.25 (lihat

Lampiran 4.10.2.2).

Tabel 4.25 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan

No. Kelompok Rerata Peningkatan

(%)

p Keputusan

Posttest

I

Posttest

II

1 Kontrol 2,70 2,19 -18,88 0,004 Ada perbedaan

2 Eksperimen 3,16 3,11 -1,58 0,744 Tidak ada perbedaan

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa harga p pada kelompok kontrol

kurang dari 0,05, maka Hnull ditolak dan Hi diterima sehingga ada perbedaan yang

signifikan antara skor posttest I dan posttest II. Dengan kata lain, pada kelompok

kontrol ada peningkatan skor yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II

terhadap kemampuan menganalisis. Persentase peningkatan rerata skor posttest I

ke posttest II pada kelompok kontrol sebesar -18,88%. Pada kelompok

eksperimen harga p > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak sehingga tidak ada

perbedaan yang signifikan antara skor posttest I ke posttest II. Dengan kata lain,

pada kelompok eksperimen tidak ada peningkatan yang signifikan dari skor

posttest I ke posttest II terhadap kemampuan menganalisis. Persentase

peningkatan rerata skor posttest I ke posttest II pada kelompok eksperimen

sebesar -1,58%. Untuk memperjelas besar peningkatan dapat dilihat pada gambar

4.10 berikut.

Gambar 4.10 Grafik Pretest, Posttest I, dan Posttest II

1.98 2.7

2.19 2.09

3.16 3.11

0

1

2

3

4

Pretest Posttest 1 Posttets 2

Kel Kontrol

Kel Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

96

Selanjunya, untuk mengetahui apakah capaian skor rerata posttest II

berbeda atau tidak dengan kondisi awal atau pretest, maka dilakukan analisis

terhadap perbedaan skor pretest dan posttest II dengan menggunakan Paired

Samples t-test karena data yang diuji adalah data yang terditribusi normal dan dari

kelompok yang sama (Field, 2009: 53). Tingkat kepercayaan yang digunakan

adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah p < 0,05 (Field,

2009: 53). Berikut adalah hasil uji signifikansi skor pretest ke posttest II yang

dapat dilihat pada tabel 4.26 (lihat lampiran 4.11.2).

Tabel 4.26 Hasil Uji Signifikansi Skor Pretest ke Posttest II

No Kelompok p Keputusan

1 Kontrol 0,132 Tidak ada perbedaan

2 Eksperimen 0,000 Ada perbedaan

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa harga p pada kelompok kontrol

lebih dari 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak sehingga tidak ada perbedaan

yang signifikan antara skor pretest dan posttest II. Pada kelompok eksperimen

harga p < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima sehingga ada perbedaan yang

signifikan antara skor pretest dan posttest II. Dengan kata lain, dengan

menggunakan model pembelajaran ceramah pada kelompok kontrol, materi yang

diberikan tidak bertahan lama dalam ingatan siswa, sedangkan penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada

kelompok eksperimen dapat membuat materi bertahan lama dalam ingatan siswa.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengendalian Ancaman terhadap Validitas Internal Penelitian

Penelitian eksperimen dalam menarik sebuah kesimpulan perlu

diperhatikan bahwa perubahan yang terjadi pada variabel bebas disebabkan karena

variabel terikat yang digunakan sebagai treatment penelitian. Hal ini dapat terjadi

karena ada variabel-variabel lain di luar treatment yang ikut berpengaruh terhadap

hasil penelitian sehingga memunculkan keraguan terhadap hubungan sebab akibat

yang ditarik dalam kesimpulan penelitian yang bisa menjadi ancaman terhadap

validitas penelitian (Johnson & Christensen, 2008: 258). Oleh karena itu, dalam

penelitian ini dipaparkan cara untuk mengontrol ancaman validitas internal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

97

penelitian. Ancaman-ancaman terhadap validitas penelitian sudah diidentifikasi

oleh Chambell dan Stanley (1963), Bracht dan Glass (1968), dan Lewis-Beck

(1993). Berikut jenis-jenis ancaman terhadap validitas internal penelitian dan cara

pengendaliannya.

Ancaman-ancaman terhadap validitas internal penelitian sudah

diidentifikasi oleh Campbell dan Stanley (1963), Bracht dan Glass (1968), dan

Lewis-Beck (1993), Ancaman terjadi lebih besar pada penelitian kuasi

ekperimental dibandingkan eksperimental murni karena dalam eksperimental

murni seleksi sampel dilakukan secara random dan lebih terkontrol. Berikut ini

jenis-jenis ancaman terhadap validitas penelitian.

1. Sejarah (history)

Setiap kejadian/perlakuan terhadap kelompok yang sedang diteliti yang

terjadi di antara pretest dan posttest di luar treatment yang bisa mempengaruhi

hasil pretest variabel dependen (Johnson & Christensen, 2008: 260, Cohen,

Manion, & Morrison, 2007: 155). Pengaruh sejarah (history) bisa terjadi terhadap

salah satu kelompok yang diteliti terutama jika penelitian dilakukan dalam jangka

waktu yang lama (beberapa bulan/tahun). Perubahan atau hasil peningkatan yang

terjadi pada salah satu kelompok tersebut disebabkan bukan melulu karena

treatment penelitian, tetapi oleh faktor lain diluar treatment sehingga tidak bisa

diklim murni sebagai pengaruh teratment penelitian. Kejadian tersebut misalnya

workshop, ekstrakurikuler, kursus, acara TV, dsb dengan pelaku atau materi yang

sama dengan yang digunakan sebagai treatment penelitian. Jika kelompok kontrol

dan kelompok ekperimen juga sama-sama mengikuti acara tersebut, pengaruhnya

terhadap hasil pretest akan seimbang sehingga tingkat ancaman terhadap validitas

internal penelitiannya rendah (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 283).

2. Difusi treatment atau kontaminasi (diffusion of treatment or contamination)

Ancaman ini terjadi ketika kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

diam-diam saling berkomunikasi dan sama-sama mempelajari treatment yang

diberikan pada kelompok eksperimen. Solusi: kedua kelompok betul-betul

dipisahkan dan berjanji untuk tidak saling mempelajari treatment yang diberikan

pada kelompok eksperimen (Neuman, 2013: 130). Jika diabaikan, ancaman

terhadap validitas internal penelitian: rendah sampai menengah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

98

3. Perilaku Kompensatioris

Ancaman ini terjadi jika treatment yang diberikan di kelompok eksperimen

dirasa sangat berharga dan diketahui juga oleh kelompok kontrol yang tidak

mendapatkan treatment tersebut. Keuntungan yang diperoleh oleh kelompok

eksperimen dirasa jauh lebih banyak dibanding kelompok kontrol. Karena merasa

di devaluasi, kelompok kontrol bisa jadi 1) berusaha menandingi kelompok

eksperimen dengan belajar ekstra keras atau 2) mengalami demoralisasi sehingga

marah dan tidak kooperatif (Neuman, 2013: 330). Solusi: kelompok kontrol diberi

pengertian bahwa sesudah penelitian mereka juga akan mendapatkan treatment

yang sama. Jika diabaikan, tingkat ancaman terhadap validitas internal penelitian:

rendah sampai menengah (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 283).

4. Maturasi (maturation)

Setiap perubahan biologis atau psikologis yang terjadi sepanjang waktu

penelitian bisa mempengaruhi terhadap posttest pada variabel dependen (Johnson

& Christensen, 2008: 261). Misalnya perubahan yang terjadi karena penuaan,

kebosanan, rasa lapar, rasa haus, kelelahan, atau tambahan pengalaman belajar di

luar penelitian. Ancaman terhadap validitas internal penelitian ini menjadi

semakin serius jika penelitian dilakukan dalam jangka waktu lama atau dalam

waktu beberapa tahun. Solusi dari permasalahan ini yaitu dengan menyamakan

waktu pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Jika

memungkinkan, rentang waktu penelitian dirancang lebih pendek. Krathwohl

(2004: 547) menganjurkan untuk melakukan penelitian eksperimental dalam

waktu yang relatif singkat untuk menghindari ancaman terhadap validitas internal

penelitian akibat history, mortality, selection, and maturation. Jika diabaikan

tingkat ancaman terhadap validitas internal penelitian: rendah (Fraenkel, Wallen,

& Hyun, 2012: 283).

5. Regresi statistik (statistical regression)

Kecenderungan umum bahwa partisipan dengan hasil skor pretest yang

sangat tinggi (mencapai skor tertinggi dalam skala pengukuran) biasanya

memperoleh skor posttest yang lebih rendah dan sebaliknya hasil pretest yang

sangat rendah (mencapai skor terendah dalam skala pengukuran) biasanya

memperoleh skor posttest yang lebih tinggi merupakan ancaman regresi statistik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

99

Skor yang rendah pada pretest akan cenderung naik mendekati mean pada posttest

dan skor yang tinggi pada pretest akan cenderung turun mendekati mean.

Ancaman ini akan lebih besar terjadi pada penelitian terhadap kelompok yang di

dalamnya ada yang berkebutuhan khusus slow learner dan talented. Pada pretest,

kelompok slow learner akan mendapat skor yang sangat rendah. Sesudah

treatment, mereka akan mendapatkan skor yang lebih tinggi. Sementara yang

talented biasanya akan langsung mendapatkan skor yang sangat tinggi pada waktu

pretest, tetapi akan mengalami penurunan pada posttest. Jika perubahan yang

terjadi pada posttest diklaim melulu sebagai hasil treatment penelitian,

kesimpulan tersebut bisa diragukan persis karena efek regresi statistik ini.

Hasilnya bisa diragukan karena hasil pretest dan posttest belum tentu memiliki

korelasi yang sempurna (Johnson & Christensen, 2008: 263). Hasil pretest atau

posttest belum tentu 100% mencerminkan kemampuan objektif. Bisa jadi faktor-

faktor lain ikut berpengaruh saat menjalani pretest atau posttest, misalnya stress

saat mengerjakan tes, kurang konsentrasi, kurang istirahat, salah

menginterpretasikan pertanyaan, dsb. Solusi: kecermatan dalam melihat partisipan

dengan skor pretest yang sangat tinggi atau sangat rendah dan

membandingkannya dengan hasil posttest mereka. Penggunaan kelompok kontrol

akan mengurangi ancaman ini karena keduanya kurang lebih memiliki partisipan

khusus yang kurang lebih sama. Jika diabaikan, ancaman terhadap validitas

internal penelitian: rendah (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 283).

6. Mortalitas (mortality)

Perbedaan jumlah partisipan pada waktu pretest dan posttest akibat

mengundurkan diri dalam penelitian sehingga tidak ikut posttest dapat

berpengaruh terhadap validitas penelitian. Ancaman ini akan lebih besar untuk

penelitian yang dilakukan dalam jangka waktu yang lama. Hasil posttest dari

partisipan yang tersisa bisa jadi berbeda dengan jika dikerjakan oleh seluruh

partisipan yang sama pada saat pretest. Solusi: digunakan kelompok kontrol

sehingga kurang lebih jumlah partisipan yang mengundurkan diri sama. Jika

diabaikan, tingkat ancaman terhadap validitas internal penelitian: menengah

(Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 282).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

100

7. Pengujian (testing)

Pretest pada awal penelitian bisa mempengaruhi hasil posttest sehingga

hasil posttest menjadi lebih tinggi dari jika tanpa ada pretest (Cohen, Manion, &

Morrison, 2007: 156). Dengan mengerjakan pretest kelompok yang diteliti sudah

tahu tentang apa yang ditargetkan, sudah memiliki pengalaman awal, dan menjadi

familiar dengan materi test sehingga lebih terfokus terhadap apa yang nantinya

dikerjakan pada saat posttest. Sesudah mengerjakan pretest, orang bisa saja

menyadari kesalahan-kesalahan yang telah dikerjakan dan mengantisipasi untuk

mengerjakan posttest lebih baik lagi. Jika demikian, skor posttest yang lebih

tinggi belum tentu sepenuhnya disebabkan oleh treatment penelitian. Jika

penelitian hanya dilakukan terhadap satu kelompok eksperimen saja, ancaman

terhadap validitas internal akan lebih tinggi (Johnson & Christensen, 2008: 262).

Solusi: penggunaan kelompok kontrol yang sama-sama mengerjakan pretest akan

mengurangi ancaman terhadap validitas internal ini karena kedua kelompok sama-

sama mendapatkan pretest. Rancangan penelitian eksperimental 4 kelompok tipe

Solomon sangat membantu meminimalisir ancaman ini (Neuman, 2013: 328). Jika

diabaikan, tingkat ancaman terhadap validitas internal penelitian: rendah

(Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 283).

8. Instrumentasi (instrumentation).

Setiap perubahan atau perbedaan instrumen pretest dan posttest yang

digunakan untuk mengukur variabel dependen akan meningkatkan ancaman

terhadap validitas internal penelitian (Johnson & Christensen, 2008: 262).

Instrumen yang tidak valid dan tidak reliabel menjadi ancaman serius terhadap

hasil penelitian. Ancaman instrumentasi ini bisa terjadi dalam 3 kategori

(Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 283).

a. Instrumen yang digunakan untuk mengukur mengalami kerusakan. Kondisi

instrumen pada saat pretest ternyata sudah berbeda dari kondis Pada saat

posttest. Solusi: instrumen diperiksa dengan seksama dan setiap perubahan

diperbaiki sehingga kondisi instrumen pada saat posttest sama dengan saat

pretest. Jika diabaikan, tingkat ancaman terhadap validitas internal

penelitian: rendah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

101

b. Karakteristik alat pengumpul data yang digunakan berbeda antara

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen atau untuk pretest dan

posttest. Solusi: karakteristik alat pengumpul data yang digunakan harus

sama untuk kedua kelompok dan sama untuk pretest dan posttest. Jika

diabaikan, ancaman terhadap validitas internal penelitian: menengah.

c. Bias alat pengumpul data bisa terjadi terutama jika digunakan teknik

observasi. Observer bisa saja memiliki perspektif yang berbeda (bias)

ketika mengamati kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Tingkat

kelelahan dalam menjalani observasi juga bisa berpengaruh. Solusi:

sungguh-sungguh melakukan training terhadap observer atau observer

samasekali tidak diberi tahu mana kelompok kontrol dan mana kelompok

eksperimen sehingga observer lebih objektif. Jika diabaikan, tingkat

ancaman terhadap validitas internal penelitian: tinggi.

9. Lokasi (location)

Jika lokasi yang digunakan baik untuk pretest maupun posttest maupun

untuk implementasi treatment pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

terlalu berbeda (misalnya ukuran ruang, kenyamanan ruang, kebisingan ruang,

dsb), lokasi yang berbeda bisa menghasilkan skor posttest yang berbeda. Solusi:

ruang yang digunakan harus kurang lebih sama. Jika diabaikan, tingkat ancaman

terhadap validitas internal penelitian: menengah sampai tinggi (Fraenkel, Wallen,

& Hyun, 2012: 282).

10. Karakteristik subjek (subject characteristics)

Karakteristik subjek yang berbeda antara kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen menjadi ancaman besar bagi validitas internal penelitian. Ancaman ini

bisa dikelompokkan dalam dua bagian (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 282).

a. Kemampuan awal yang berbeda pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen akan mempengaruhi hasil posttest. Solusi: pemilihan sampel

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan secara random. Perlu

dicek dengan pretest apakah kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan

awal yang setara. Jika dalam pretest kedua kelompok tersebut memiliki

kemampuan awal yang tidak berbeda, bias yang mungkin terjadi dianggap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

102

tidak ada (Neuman, 2013: 238). Jika diabaikan, ancaman terhadap validitas

internal penelitian: tinggi.

b. Jumlah kelompok gender yang berbeda pada kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen bisa berpengaruh terhadap posttest. Solusi: pemilihan

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan dengan penyetaraan

jumlah laki-laki dan perempuan pada kedua kelompok tersebut (matching).

Perlu pretest untuk memastikan kemampuan awal yang setara. Jika diabaikan,

tingkat ancaman terhadap validitas internal

penelitian: menengah.

11. Implementasi (implementation)

Perbedaan guru yang mengajar pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen bisa berpengaruh pada skor posttest. Guru yang berbeda juga akan

memiliki style mengajar yang berbeda. Solusi: guru yang mengimplementasikan

pembelajaran di kedua kelompok tersebut sama atau sama-sama dilaksanakan oleh

guru yang berbeda-beda (banyak guru). Perlu kontrol implementasi pembelajaran

yang lebih cermat. Jika diabaikan, tingkat ancaman terhadap validitas internal

penelitian: tinggi (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 284).

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti akan menunjukkan tabel jenis-

jenis ancaman terhadap validitas internal penelitian, yang dapat dikendalikan dan

validitas internal yang tidak dapat dikendalikan, dapat dilihat pada tabel 4.27

berikut ini.

Tabel 4.27 Ancaman dalam Penelitian

N0 Ancaman

Validitas

Tingkat

Ancaman Terkendali

Tidak Keterangan

1 Sejarah Rendah √

Penelitian dilakukan dalam waktu

yang singkat (2 minggu).

2 Difusi

treatment

Rendah-

menengah

√ Tidak ada komunikasi tentang

pembelajaran kooperatif tipe TAI

ke kelompok kontrol secara

sistematis.

3 Perilaku

kompensatoris

Rendah-

menengah

√ Kelompok kontrol tidak diberi

pembelajaran kooperatif tipe TAI

sesudah penelitian selesai.

4 Maturasi Rendah √ Penelitian dilakukan dalam waktu

2 minggu dan menggunakan

pretest dan posttset yang sama

untuk kelompok kontrol dan

eksperimen.

5 Regresi Rendah √ Hasil uji korelasi pretest-posttest I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

103

Statistik tidak negatif dan signifikan.

6 Mortalitas Menengah √ Penelitian dilakukan dalam waktu

yang singkat (2 minggu) skor dari

1 atau 2 siswa yang tidak hadir

saat pretest diisi dengan skor

rerata keseluruhan sehingga

nilainya netral.

7 Pengujian atau

testing

Rendah √ Kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen sama-sama diberi

pretest.

8 Instrumentasi Rendah-

menengah-

tinggi

√ Digunakan instrumen yang sama

untuk pretest dan posttest.

9 Lokasi Menengah-

tinggi

√ Lingkungan dan kondisi ruang

kelas kelompk kontrol dan

eksperimen kurang lebih sama.

10 Karakteristik

subjek

Menengah-

tinggi

√ Hasil pretest kelompok kontrol

dan eksperimen sama.

11 implementasi Tinggi √ Guru mitra yang digunakan pada

kelompok kontrol dan eksperimen

sama.

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa ancaman-ancaman yang dapat

dikendalikan yaitu sejarah, difusi treatment, maturasi, regresi statistik, mortalitas,

pengujian (testing), instrumentasi, lokasi, karakteristik subjek. Sedangkan

ancaman validitas internal penelitian berupa pelaku konpensantoris tidak dapat

dikendalikan oleh peneliti. Hal ini dikarenakan peneliti tidak memberikan

treatment pada kelompok kontrol setelah penelitian selesai dilaksanakan. Namun

hampir semua ancaman validitas internal penelitian dapat dikendalikan dengan

baik dan tidak ada temuan data yang menunjukkan ancaman yang berdampak

sistematik. Dengan ini kredibilitas kesimpulan penelitian bisa dijamin.

4.2.2 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Team Assisted

Individualization (TAI) terhadap Kemampuan Mengaplikasi

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif

tipe Team Assisted Individualization (TAI) berpengaruh terhadap kemampuan

mengaplikasi mata pelajaran IPA materi siklus air pada siswa kelas V SD

Kanisius Wirobrajan I Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2017/2018.

Analisis terhadap data penelitian bertujuan untuk menjawab hipotesis penelitian

yang pertama. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

104

Individualization (TAI) berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi. Hal

tersebut dibuktikan dengan harga p sebesar 0,000 (p < 0,05) artinya Hnull ditolak

Hi diterima. Dengan kata lain, ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor

pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

artinya adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization (TAI) berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi.

Pada uji perbedaan kemampuan awal, siswa pada kelompok kontrol

memiliki kemampuan awal yang dengan siswa dengan siswa pada kelompok

eksperimen. Hal tersebut ditunjukkan dengan p = 0,692 (p > 0,05) yang artinya

Hnull diterima dan Hi ditolak. Dengan kata lain tidak ada perbedaan yang

signifikan antara skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

sehingga kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama.

Setelah dilakukan treatment, model pembelajaran kooperatif tipe Team

Assisted Individualization (TAI) memberikan pengaruh dengan efek menengah

terhadap kemampuan mengaplikasi, yaitu dengan harga r = 0,49 atau sama

dengan 24%. Model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization

(TAI) memberikan pengaruh sebesar 24% terhadap kemampuan mengaplikasi,

sedangkan 76% sisanya merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel

yang diteliti. Variabel tersebut misalnya intelegansi, motivasi, kesehatan tubuh,

lingkungan kelas, atau latar belakang siswa (Kasmadi & Sunariah, 2013: 151).

Kedua kelompok mengalami peningkatan skor yang signifikan pada kemampuan

mengaplikasi, namun persentase peningkatan skor pada kelompok eksperimen

yang menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization

(TAI) lebih besar yaitu 56% dibanding dengan persentase peningkatan skor pada

kelompok kontrol yang menerapkan model ceramah 30%.

Perbandingan rerata selisih skor pretest-posttest I terhadap kemampuan

mengaplikasi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada

gambar 4.2 pada gambar tersebut terlihat bahwa selisih skor pretest-posttest I

pada kelompok eksperimen lebih besar dari pada selisih pretes-posttest I pada

kelompok kontrol. Pada uji besar efek peningkatan skor pretest-posttest I

menunjukkan bahwa kedua kelompok sama-sama memiliki efek besar yaitu 52%

pada kelompok kontrol dan 90% pada kelompok eksperimen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

105

Pada uji korelasi skor, kelompok kontrol memiliki korelasi positif dan

tidak signifikan terhadap kemampuan mengaplikasi. Sedangkan kelompok

eksperimen memiliki korelasi negatif dan tidak signifikan terhadap kemampuan

mengaplikasi. Hal tersebut ditunjukkan dengan harga p = 0,149 (p > 0,05) pada

kelompok kontrol dan p = 0,494 (p > 0,05) pada kelompok eksperimen yang

artinya Hi ditolak dan Hnull diterima, dengan kata lain, tidak ada korelasi yang

signifikan antara pretest ke posttest I pada kedua kelompok. Positif memiliki arti

bahwa siswa yang mendapat skor tinggi pada pretest akan mendapat skor tinggi

pula pada posttest I terhadap kemampuan mengaplikasi dan sebaliknya. Negatif

memiliki arti bahwa siswa yang mendapat skor rendah pada pretest akan

mendapat skor tinggi pada posttest I terhadap kemampuan mengaplikasi.

Setelah kurang lebih empat hari dari posttest I, kedua kelompok kembali

mengerjakan postest II dengan tujuan untuk mengetahui apakah perlakuan yang

diberikan memiliki efek yang sama setelah beberapa waktu. Hasil uji retensi

perlakuan menunjukkan bahwa pada kedua kelompok terdapat penurunan skor

yang signifikan dari posttest I ke posttest II. Hal tersebut terlihat dari harga p pada

kelompok kontrol p=0,001 (p < 0,05) dan harga p pada kelompok eksperimen p =

0,000 (p < 0,05). Artinya, Hnull ditolak dan Hi diterima. Selanjutnya, dilakukan

analisis skor pretest dan posttest II untuk mengetahui apakah capaian skor pada

posttest II berbeda atau tidak dengan kondisi awal pada pretest. Hasil dari uji

tersebut menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol p = 0,637 (p < 0,05) yang

berarti tidak terdapat perbedaan antara skor pretest dengan skor posttest II. Pada

kelompok eksperimen besar p = 0,000 (p < 0,05) yang berarti terdapat perbedaan

antara skor pretest dengan skor posttest II. Dengan kata lain, penggunaan model

ceramah pada kelompok kontrol, materi yang diberikan tidak bertahan lama dalam

ingatan siswa, sedangkan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Team

Assisted Individualization (TAI) pada kelompok eksperimen dapat membuat

materi bertahan lama dalam ingatan siswa.

4.2.3 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Team Assisted

Individualization (TAI) terhadap Kemampuan Menganalisis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

106

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif

tipe Team Assisted Individualization (TAI) berpengaruh terhadap kemampuan

menganalisis mata pelajaran IPA materi siklus air pada siswa kelas V SD

Kanisius Wirobrajan I Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2017/2018.

Analisis terhadap data penelitian bertujuan untuk menjawab hipotesis penelitian

yang kedua. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization (TAI) berpengaruh terhadap kemampuan menganalisis. Hal

tersebut dibuktikan dengan harga p sebesar 0,012 (p < 0,05) artinya Hnull ditolak

Hi diterima. Dengan kata lain, ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor

pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

artinya adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization (TAI) berpengaruh terhadap kemampuan menganalisis.

Pada uji perbedaan kemampuan awal, siswa pada kelompok kontrol

memiliki kemampuan awal yang dengan siswa dengan siswa pada kelompok

eksperimen. Hal tersebut ditunjukkan dengan p = 0,303 (p > 0,05) yang artinya

Hnull diterima dan Hi ditolak. Dengan kata lain tidak ada perbedaan yang

signifikan antara skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

sehingga kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama.

Setelah dilakukan treatment, model pembelajaran kooperatif tipe Team

Assisted Individualization (TAI) memberikan pengaruh dengan efek menengah

terhadap kemampuan menganalisis, yaitu dengan harga r = 0,33 atau sama dengan

11%. Model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI)

memberikan pengaruh sebesar 11% terhadap kemampuan menganalisis,

sedangkan 89% sisanya merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel

yang diteliti. Variabel tersebut misalnya intelegansi, motivasi, kesehatan tubuh,

lingkungan kelas, atau latar belakang siswa (Kasmadi & Sunariah, 2013: 151).

Kedua kelompok mengalami peningkatan skor yang signifikan pada kemampuan

menganalisis, namun persentase peningkatan skor pada kelompok eksperimen

yang menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization

(TAI) lebih besar yaitu 51% dibanding dengan persentase peningkatan skor pada

kelompok kontrol yang menerapkan model ceramah 36%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

107

Perbandingan rerata selisih skor pretest-posttest I terhadap kemampuan

mengaplikasi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada

gambar 4.2 pada gambar tersebut terlihat bahwa selisih skor pretest-posttest I

pada kelompok eksperimen lebih besar dari pada selisih pretes-posttest I pada

kelompok kontrol. Pada uji besar efek peningkatan skor pretest-posttest I

menunjukkan bahwa kedua kelompok sama-sama memiliki efek besar yaitu 62%

pada kelompok kontrol dan 85% pada kelompok eksperimen.

Pada uji korelasi skor, kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

memiliki korelasi positif dan signifikan terhadap kemampuan menganalisis. Hal

tersebut ditunjukkan dengan harga p = 0,000 (p < 0,05) pada kelompok kontrol

dan p = 0,038 (p < 0,05) pada kelompok eksperimen yang artinya Hi diterima dan

Hnull ditolak, dengan kata lain, ada korelasi yang signifikan antara pretest ke

posttest I pada kedua kelompok. Positif memiliki arti bahwa siswa yang mendapat

skor tinggi pada pretest akan mendapat skor tinggi pula pada posttest I terhadap

kemampuan menganalisis dan sebaliknya.

Setelah kurang lebih empat hari dari posttest I, kedua kelompok kembali

mengerjakan postest II dengan tujuan untuk mengetahui apakah perlakuan yang

diberikan memiliki efek yang sama setelah beberapa waktu. Hasil uji retensi

perlakuan menunjukkan bahwa pada kedua kelompok terdapat penurunan skor

yang signifikan dari posttest I ke posttest II. Hal tersebut terlihat dari harga p pada

kelompok kontrol p = 0,004 (p < 0,05), artinya Hnull ditolak dan Hi diterima.

Harga p pada kelompok eksperimen p = 0,744 (p > 0,05). Artinya, Hnull diterima

dan Hi ditolak. Selanjutnya, dilakukan analisis skor pretest dan posttest II untuk

mengetahui apakah capaian skor pada posttest II berbeda atau tidak dengan

kondisi awal pada pretest. Hasil dari uji tersebut menunjukkan bahwa pada

kelompok kontrol p = 0,132 (p < 0,05) yang berarti tidak terdapat perbedaan

antara skor pretest dengan skor posttest II. Pada kelompok eksperimen besar p =

0,000 (p < 0,05) yang berarti terdapat perbedaan antara skor pretest dengan skor

posttest II. Dengan kata lain, penggunaan model ceramah pada kelompok kontrol,

materi yang diberikan tidak bertahan lama dalam ingatan siswa, sedangkan

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

108

(TAI) pada kelompok eksperimen dapat membuat materi bertahan lama dalam

ingatan siswa.

4.2.4 Pembahasan Lebih Lanjut

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran

kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan

mengaplikasi dan menganalisis siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan 1

Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2017/2018 pada mata pelajaran IPA

materi siklus air. Peneliti menggunakan desain penelitian quasi experimental

design tipe pretest-posttest non equivalent group design. Model pembelajaran

yang diberikan kepada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berbeda.

Pada kelompok kontrol menggunakan model ceramah sedangkan pada kelompok

eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization (TAI). Kegiatan yang berlangsung pada kedua kelompok sangat

berbeda. Kelompok kontrol mengikuti pembelajaran dengan mendengarkan

penjelasan yang diberikan oleh guru dan mencatat materi yang sudah diberikan.

Pada kelompok eksperimen mengikuti pembelajaran dengan aktif dan antusias.

Pemberian pembelajaran pada kelompok eksperimen sangat beragam di mana

terdapat berbagai video yang menjelaskan materi pemelajaran sehingga siswa

lebih mudah memahami pembelajaran yang akan dipelajari bersama. Berbagai

kegiatan pembelajaran yang beragam membentuk siasana pembelajaran yang

terjadi dikelompok eksperimen sangat aktif di mana semua siswa dapat terlibat

dan antusias dalam mengikuti berbagai langkah pembelajaran yang ada dalam

pembelajaran kooperatit tipe Team Assisted Individualization (TAI).

Penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) berpengaruh dengan efek

menengah terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis. Peneliti

melakukan penelitian di kelas V, dalam implementasinya pembelajaran kooperatif

tipe Team Assisted Individualization (TAI) memberikan pembelajaran secara

konkret pada siswa. Kegiatan tersebut bertujuan agar siswa lebih mendalami

semua materi yang telah diberikan. Saat proses pembelajaran, siswa dapat melihat

video proses siklus air dan bencana alam yang akan terjadi jika menebang pohon

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

109

sembarangan. Penelitian ini sejalan dengan teori Jean Piaget dan Vygotsky.

Dalam teorinya, Piaget mengelompokkan siswa kelas V Sekolah Dasar masuk

dalam tahap operasional konkret di mana anak-anak mengembangkan kemampuan

berpikir sistematis, namun hanya pada objek-objek dan aktivitas-aktivitas konkret

(Crain, 2014: 186). Dalam implementasinya, pembelajaran kooperatif tipe Team

Assisted Individualization (TAI) telah dilaksanakan dengan membrikan

pembelajaran yang konkret kepada siswa sejalan dengan teori dari Jean Piaget.

Penelitian yang telah dilakukan dengan menerapkan pembelajaran

kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) sejalan dengan teori

Vygotsky di mana pendekatan Vygotsky memberikan kesempatan anak akan

belajar melalui interaksi dari faktor-faktor Interpersonal (sosial), kultural-historis,

dan individual sebagai kunci dari perkembangan manusia (Tudge, dalam Schunk,

2012: 339). Interaksi dari faktor-faktor interpersonal merupakan bagaimana anak

berhubungan dengan lingkungan disekitarnya, sebagai contoh di lingkungan

sekolah maupun di sekitar rumah. Melalui interaksi sosial ini, maka akan

mendorong proses-proses perkembangan anak sehingga kemampuan berpikir

mereka juga akan bertambah seiring dengan berjalannya waktu(Salkind, 2009:

374). Sedangkan pada pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization (TAI) merupakan pembelajaran yang menempatkan kelompok

kecil yang terdiri dari 4-6 orang, memberikan kesempatan kepada setiap anggota

untuk saling berinteraksi, memahami, bekerja sama, dan mengevaluasi suatu

materi atau permasalahan (Slavin dalam Isjoni, 2013: 15). Hal ini sejalan dengan

teori Vygotsky di mana siswa dibagi dalam kelompok besar, di dalam kelompok

siswa berinteraksi dengan lingkungan termasuk guru maupun teman sebaya.

Pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) memberikan

kesempatan pada anak untuk berinteraksi, bertukar pendapat, dan berdiskusi

bersama teman satu kelompok sehingga secara tidak langsung anak akan

memperoleh pengetahuan yang banyak dari kegaitan berdiskusi.

Pada penelitian-penelitian sebelumnya juga menyatakan bahwa

pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) meningkatkan

kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X MIA 7 SMA Negeri 1 Karanganyar

tahun pelajaran 2014/2015 pada materi pokok Fluida Statis dengan penerapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

110

model pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Individualization (TAI) dan

meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas X MIA 7 SMA Negeri 1 Karanganyar

tahun pelajaran 2014/2015 pada materi pokok Fluida Statis dengan penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Individualization (TAI).

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research)

menggunakan model Kolaboratif berdasarkan Kurt Lewin, yang dilaksanakan

dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dalam dua siklus.

Data diperoleh melalui pengamatan, wawancara dengan guru, ulangan harian,

angket dan kajian dokumen. Subjek penelitian adalah siswa kelas X MIA 7 SMA

Negeri 1 Karanganyar Tahun Ajaran 2014/2015 sebanyak 32 siswa Hasil dari

penelitian menunjukkan bahwa: (1) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

TAI dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa kelas X MIA 7 dengan

ketuntasan belajar siswa mencapai 81,25% dari KKM sebesar 75; (2) penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan aktivitas belajar

siswa kelas X MIA 7. Lima indikator aktivitas belajar siswa yang menjadi fokus

penelitian diperoleh hasil sebagai berikut: (1) antusiasme siswa dalam mengikuti

kegiatan belajar mencapai 90,2%, (2) interaksi siswa dengan guru mencapai

64,775%, (3) interaksi siswa dengan siswa mencapai 80%, (4) kerjasama

kelompok mencapai 78.485%, (5) partisipasi dalam menyimpulkan hasil

pembahasan mencapai 57,41%. Penelitian ke II menyatakan bahwa untuk

meningkatkan kualitas proses dan prestasi belajar siswa pada materi larutan

penyangga melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif Team Assisted

Individualization (TAI) dilengkapi handout. Penelitian ini merupakan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Pelaksaan penelitian

ini menggunakan sistem refleksi diri yamg dimulai dari perencanaan, tindakan,

pengamatan, refleksi, dan perencanaan kembali sebagai dasar untuk pelaksanaan

tindakan hasil dari adanya permasalahan pada siklus I. Subjek dalam penelitian ini

adalah siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran

2013/2014. Sumber data berasal dari guru, siswa, dan observer. Teknik

Pengumpulan data adalah dengan wawancara, observasi, dokumentasi, angket,

dan tes. Selanjutnya data dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil dari

penelitian tersebut memperlihatkan bahwa penerapan metode pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

111

kooperatif Team Assisted Individualization (TAI) dilengkapi Handout dapat

meningkatkan kualitas proses siswa pada materi larutan penyangga. Hasil dari

kedua penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization (TAI) meningkatkan kualitas proses dan meningkatkan

kemampuan kognitif. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa hasil dari

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization

(TAI) sangat efektif dalam pembelajaran di dalam kelas. Hasil dari penelitian dan

penelitian sebelumnya sama yaitu penerapan model pembelajaran kooperatif.

Namun penelitian ini lebih difokuskan pada penerapan pembelajaran kooperatif

tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi

dan menganalisis siswa kelas V Sekolah Dasar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

112

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V membahas kesimpulan, Keterbatasan penelitian, dan saran.

Kesimpulan berisi hasil penelitian dan jawaban hipotesis penelitian. Keterbatasan

penelitian berisi kekurangan yang ada selama penelitian dilaksanakan. Saran yang

berisi masukkan dari peneliti untuk peneliti selanjutnya.

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization (TAI) berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi

pada mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan 1

Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2017/2018. Hasil analisis terhadap

data penelitian mengafirmasi hipotesis penelitian. Hasil uji signifikan

pengaruh perlakuan menggunakan statistik parametrik dengan Idependent

samples t-test menunjukkan bahwa rerata selisih skor pada kelompok

eksperimen (M = 1,18; SE = 0,06) lebih tinggi dibandingkan kelompok

kontrol (M = 0,63; SE = 0,11). Perbedaan tersebut signifikan dengan harga

t(56) = -4,171 dan p = 0,000 (p < 0,05). Besar pengaruh sebesar r = 0,49

atau setara dengan 24% termasuk dalam kategori menengah.

5.1.2 Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization (TAI) berpengaruh terhadap kemampuan menganalisis

pada mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan 1

Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2017/2018. Hasil analisis terhadap

data penelitian mengafirmasi hipotesis penelitian. Hasil uji signifikan

pengaruh perlakuan menggunakan statistik parametrik dengan Idependent

samples t-test menunjukkan bahwa rerata selisih skor pada kelompok

eksperimen (M = 1,05; SE = 0,08) lebih tinggi dibandingkan kelompok

kontrol (M = 0,71; SE = 0,10). Perbedaan tersebut signifikan dengan harga

t(56) = -2,608 dan p = 0,012 (p < 0,05). Besar pengaruh sebesar r = 0,33

atau setara dengan 11% termasuk dalam kategori menengah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

113

5.2 Keterbatasan Penelitian

5.2.1 Kurangnya koordinasi dengan guru mitra mengenai materi siklus air serta

langkah-langkah pembelajaran secara detail sesuai dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI).

5.2.2 Hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan ke semua sekolah, karena

penelitian hanya sebatas pada siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan 1

Yogyakarta tahun ajaran 2017/2018.

5.2.3 Ancaman validitas internal penelitian berupa perlakuan kompensatoris tidak

dapat dikendalikan dengan baik.

5.3 Saran

5.3.1 Perlu dilakukan koordinasi rutin dengan guru mitra untuk pelaksanaan

langkah-langkah pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe Team

Assisted Individualization (TAI) dan pemberian materi mengenai siklus air.

5.3.2 Hasil penelitian ini perlu di ujicobakan ke SD lain dengan penelitian yang

serupa.

5.3.3 Peneliti dapat lebih memperhatikan ancaman terhadap validitas internal

penelitian berupa perilaku kompensatoris supaya dapat dikendalikan dengan

baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

114

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi & Sholeh. (2005). Psikologi perkembangan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Al-Tabany, T.I.B. (2014). Mendesain model pembelajaran inovatif, progresif, dan kontekstual: Konsep, landasan, dan implementasinya pada kurikulum 2013 (Kurikulum tematik integrative/TKI). Jakarta: Bumi Aksara.

Anderson, L. W. & Krathwohl, D. R. (2010). Kerangka landasan untuk

pembelajaran, pengajaran, dan asesmen: revisi taksonomi pendidikan Bloom. Diterjemahkan oleh Agung Prihantoro. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anderson, L. W. & Krathwohl, D. R. (2015). Kerangka landasan untuk pembelajaran, pengajaran, dan asesmen: revisi taksonomi pendidikan Bloom,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arikunto, S. (2005). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Basyiruddin, M., Rintayati, P., & Sukarn. (2014). Peningkatan kemampuan

menganalisis tentang gaya melalui pembelajaran Reciprocal Teaching. Jurnal

Didaktika Dwija Indra (SOLO). Vol 2, No 8. Diakses pada tanggal 23 Mei 2017, dari

http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdsolo/article/view/3615/2538 Best, J. W., & Kahn, J. V. (2006). Research in education (tenth edition). Boston:

Pearson Education Inc.

BSNP. (2006). Standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Jakarta: BSNP

Budiningsih, A. (2012). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Cohen, L., Manion., & Morrison, K. (2007). Research methods in education. New York: Routledge.

Crain, W. (2014). Teori perkembangan konsep dan aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Creswell, J. (2009). Riset pendidikan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

riset kualitatif & kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Creswell, J. (2015). Riset pendidikan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

riset kualitatif & kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

115

Creswell. (2012). Research methods in education, six edition. London:

Routleddge.

Darmawan. (2013). Metode penelitian kuantitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Daryanto. (2012). Model pembelajaran inovatif. Yogyakarta: Gava Media.

Field, A. (2009). Discovering statistics using SPSS, third edition. London: Sage.

Fraenkel, J. R., Wallen, N. E., & Hyun, H. H. (2012). How to design and evaluate

research in education (8th ed.). New York: McGraw Hill.

Ghozali, I. (2009). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS.

Semarang: Universitas Diponegoro. Hermana, D. (2009). Ayo belajar ilmu pengetahuan alam IPA. Yogyakarta:

Kanisius.

Huda, M. (2011). Cooperative learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Isjoni. (2013). Pembelajaran kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Johnson, B. & Christensen, L. (2008). Educational research: Quantitative,

qualitative, and mixed approaches (3rd. Ed). California: Sage Publications. Kountour, Ronny. (2003). Metode penelitian untuk penulisan skripsi dan tesis.

Jakarta: CV Taruna Grafica.

Krathwohl, D. R. (2004). Methods of educational and social science research, an instated approach, second edition. Illinois: Waveland Press.

Kuswana, W. (2012). Taksonomi kognitif : Perkembangan ragam berpikir. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Lie, A. (2002). Cooperative learning. Jakarta: Grasindo.

Masidjo. (2010). Penilaian pencapaian hasil belajar siswa di sekolah. Yogyakarta: Kanisius.

Murti, P., R., Wiyono, E., & Jamaluddin, A., (2015). Penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe TAI untuk meningkatkan aktivitas belajar dan

kemampuan kognitif siswa kelas X MIA 7 di SMA NEGERI 1 Karanganyar pada materi pokok fluida statis. Prosiding Seminar Nasional Fisika dan

Pendidikan Fisika (SNFPF ), Vol. 6 No. 1. Diakses pada tanggal 23 Maret 2017, dari http//www.jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/prosfis1/article/view/7710/5686

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

116

Neuman. W. L. (2013). Metodologi penelitian sosial: Pendekatan kualitatif dan

kuantitatif (Ed. 7). Jakarta: PT Indeks.

Nurgiyantoro, B. (2011). Penilaian pembelajaran bahasa (berbasis kompetensi). Yogyakarta: BPFE.

O’Malley, J. M., & Pierce, L. V. (1996). Authentic assessment for English language learners: Practical approaches for teachers. New York: Addison-

Wesley Publishing Company. OECD. (2013). PISA 2012 result: What students know and can do: Students

performance in reading, mathematics, and science. Diakses pada tanggal 30 Mei 2017, dari www.oecd.ord/pisa/keyfindings/PISA-2012-results-

overview.pdf OECD. (2016). PISA 2015 Result in focus. Diakses pada tanggal 30 Mei 2017,

dari www.oecd.ord/pisa/pisa-2015-results- in- focus.pdf

Priyatno, D. (2012). Belajar praktis analisis parametrik dan non parametrik dengan SPSS dan prediksi pertanyaan pendadaran skripsi dan tesis: Simple, praktis, dan mudah dipahami untuk tingkat pemula dan menengah.

Yogyakarta: Gava Media.

Purba, D., M., J. & Barus, S. (2015). Efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap kemampuan menganalisis unsur intrinsik cerpen peradilan rakyat karya Putu Wijaya oleh siswa kelas X SMA Swasta Marisi

Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016. V 4, No 1. Diakses pada tanggal 23 Mei 2017, dari

http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/kjb/article/view/3777 Rahyubi. (2014). Teori-teori belajar dan aplikasi pembelajaran motorik:

Deskripsi dan tinjauan Kritis. Majalengka: Referens.

Rusman, (2017). Belajar dan pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta: Kencana.

Rusman. (2011). Model-model pembelajaran: Mengembangkan profesionalisme guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Salkind, N. J. (2009). Teori-teori perkembangan manusia: Sejarah kemunculan,

konsepsi datar, analisis komparatif, dan aplikasi. Yogyakarta: Nusa Media.

Samatowa, U. (2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks.

Samatowa, U. (2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks.

Sanjaya, W. (2006). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta: Kencana.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

117

Santosa, S. (2012). Aplikasi SPSS pada statistik non parametrik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Santrock, J. W. (2009). Psikologi pendidikan. Jakarta: Salemba Humanika.

Sartika, B., S. & Nuroh, E., Z. (2016). Implementasi pembelajaran IPA berbasis pendekatan keterampilan proses sains untuk melatih keterampilan berpikir

analisis siswa SMP. Jurnal Pros. Semnas Pend. IPA Pascasarjana UM. Vol. 1, 2016, ISBN: 978-602-9286-21-2. Diakses pada tanggal 23 Mei 2017, dari http://pasca.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Septi-Budi-1071-1080.pdf

Schunk, D. (2012). Learning theories an educational perspective. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar. Shoimin. (2014). 68 Model pembelajaran inovatif dalam kurikulum 2013.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Slameto. (2003). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, R. E. (2008). Cooperative learning. Teori, riset, praktik. Bandung: Nusa Media.

Slavin, R. E. (2009). Cooperative learning (teori, riset, praktik). Bandung: Nusa

Media.

Sugiyanto. (2010). Model-model pembelajaran inovatif. Surakarta: Yuma

Pustaka. Sujoko, E. & Darmawan, P. A. (2016). Revisi Taksonomi Pembelajaran

Benyamin S. Bloom. Satya Widya, Vol. 29, No. 1. Diunduh pada tanggal 2 Januari 2018, dari

http://ejournal.uksw.edu/satyawidya/article/viewFile/123/111 Suparno, P. (2001). Teori perkembangan kognitif Jean Piaget. Yogyakarta:

Kanisius.

Suparno. (2001). Teori perkembangan kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius.

Suprijono. (2009). Cooperative learning: teori dan aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Susanto, A. (2013). Teori belajar dan pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:

Kencana Prenada Media Grup.

Taniredja, T & Mustafidah, H. (2011). Penelitian kuantitatif. Bandung: Alfabeta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

118

Vitria, L., Utami, B., & Mulyani. (2014). Penerapan metode pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI) dilengkapi hand out untuk

meningkatkan kualitas proses dan prestasi belajar siswa pada materi larutan penyangga kelas XI IPA 4 SMAN 2 KARANGANYAR Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK). Vol. 3 No. 4 Tahun 2014.

Diakses pada tanggal 23 Mei 2017, dari http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia/article/view/4479/3106

Widoyoko, P. E. (2012). Teknik penyusunan instrumen penelitian. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Wisudawati, A. W., & Sulistyowati, E. (2014). Metodologi pembelajaran IPA.

Jakarta: Bumi. Wulandari, P. Y., Sujana, I. W., & Ganing, N. N. (2014). Pengaruh penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terdapat hasil belajar IPS siswa kelas V SD Gugus VIII Kedewataan

Kecamatan Ubud Gianyer. E-jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha. Vol: 2 No:1 2014. Diakses pada tanggal 23 Mei 2017, dari http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/download/4386/3388

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

119

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

120

Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

121

Lampiran 1.2 Surat Ijin Validitas Soal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

122

Lampiran 2.1 Silabus Kelompok Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

123

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

125

Lampiran 2.2 Silabus Kelompok Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

126

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

127

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

128

Lampiran 2.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

129

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

130

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

131

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

132

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

133

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

134

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

135

Lampiran 2.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

136

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

137

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

138

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

139

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

140

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

141

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

142

Lembar Kerja Siswa

Lembar Kerja Siswa (Pembelajaran 1)

1. Apa itu siklus air?

Jawab:

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

2. Lengkapi gambar berikut ini!

3. Uraikan proses siklus air sesuai dengan gambar di atas!

Jawab:

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

143

Lembar Kerja Siswa (Pembelajaran 2)

1. Perhatikanlah dua gambar dibawah ini!

Gambar 1 Gambar 2

Sebutkan 3 perbedaan dari gambar yang ada di atas berdasarkan dampak

yang diakibatkan!

Gambar 1 Gambar 2

2. Tuliskan 3 hal menjaga air, supaya air tetap bisa dikonsumsi oleh manusia!

Jawab:

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

144

3. Tuliskan 3 hal yang akan ditimbulkan jika di dunia ini tidak ada air!

Jawab:

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

145

Lembar Kerja Siswa (pembelajaran 3)

Nama:

1. Dito sering melihat tetangganya menebang pohon besar di hutan. Semakin

lama semakin banyak pohon yang ditebangi dan pohon yang ada di hutan

semakin sedikit. Penebangan pohon akan menyebkan semakin banyak

spesis yang hidup di dalamnya, dan tidak akan terjadi banjir. Apakah

pernyataan tersebut benar? jika salah, jelaskan alasanmu!

Jawab:

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

2. Gambar di bawah ini apakah benar untuk dilakukan? tuliskan 2 akibat

yang akan ditimbulkan dari kegiatan di bawah ini!

Jawab:

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

3. Mengapa manusia menebang pohon secara berlebihan dapat menyebabkan

banjir dan tanah longsor?

Jawab:

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

146

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

147

Lembar Kerja Siswa (Pembelajaran 4)

Nama:

1. Tuliskan 2 rumusan masalah sesuai dengan percobaan yang akan kamu

lakukan, menggunakan kata tanya “apakah”!

Jawab:

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

2. Tuliskan hipotesis (jawaban sementara berdasarkan rumusan masalah yang

telah kamu buat)!

Jawab:

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

3. Ayo melakukan percobaan!

Alat dan bahan:

2 buah nampan

sendok

tanah

rumput

air

Langkah-langkah:

1) Siapkan alat dan bahan, yaitu 2 buah nampan, 1 buah sendok, tanah, air,

dan beberapa rumput .

2) Isi separuh bagian pada setiap nampan dengan tanah

3) Pada nampan pertama tanamlah 1 rumput, kemudian padatkan tanah.

4) Pada nampan kedua tanamlah rumput hingga penuh, kemudian padatkan

tanah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

148

5) Letakkan kedua nampan dengan posisi miring, kemudian siram bagian

tanahnya dengan menggunakan air.

6) Amati perbedaannya

Ayo tulis hasil percobaanmu!

1. Apa yang terjadi pada tanah yang tidak diberi rumput?

Jawab:

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

Apa yang terjadi pada tanah yang diberi rumput?

Jawab:

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

2. Apa pengaruh rumput pada aliran air?

Jawab:

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

Apa yang terjadi pada tanah di Indonesia jika tidak ada pohon?

Jawab:

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

3. Tuliskan kesimpulan dari pengamatan yang telah kamu lakukan!

Jawab:

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

149

Lampiran 3.1 Soal Uraian

1. a) Apa pengertian dari siklus air?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

b) Berikan 4 contoh penggunaan air dalam kehidupan!

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

c) Perhatikan gambar di bawah ini!

Gbr 1. Air kran mengalir Gbr 2. Seseorang mematikan kran air

Dari kedua gambar di atas, manakah yang termasuk dalam menghemat air?

Jelaskan alasanmu!

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………a

) Tuliskan 4 faktor yang mempengaruhi kelangsungan proses siklus air!

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

b) Apa akibatnya jika manusia membuang sampah sembarangan bagi proses

siklus air?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

1 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

150

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

c) Pada proses siklus air melalui beberapa urutan. Jelaskan dengan urut

proses siklus air!

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

2. a) Jelaskan 4 kegiatan yang dapat kamu lakukan untuk menjaga

kelestarian air!

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

b) Sebutkan minimal 4 peristiwa yang akan terjadi akibat banyaknya

penebangan pohon?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

c) Lihatlah gambar dibawah ini dengan baik!

Gbr. Tanah kering

Air memberi kehidupan pada semua makhluk hidup. Dengan demikian,

air digunakan secara terus-menerus oleh semua makhluk hidup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

151

Sebenarnya air yang ada di bumi ini tidak akan pernah habis. Akan

tetapi, akhir-akhir ini banyak daerah mengalami kekeringan. Coba

sebutkan ide-ide yang dapat dilaksanakan untuk mengurangi kekeringan

seperti gambar diatas!

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

3. a) Perhatikanlah dua gambar dibawah ini!

Gambar hutan tandus Gambar hutan lebat

Sebutkan 4 perbedaan dari kedua gambar diatas dalam hungannya

dengan dampak pada peristiwa alam di bumi serta untuk kelangsungan

makhluk hidup.

Hutan tandus Hutan lebat

b) Buatlah 4 langkah penyelamatan hutan!

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

152

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

c. Sebuah pabrik tempe memiliki limbah yang sangat berbau dan memiliki

warna yang sangat keruh dibuang di sungai. Air sungai itu mengaliri

sawah-sawah di sebagian desa. Pemilik pabrik mengatakan “limbahnya

akan menambah kesuburan tanah”.

Pernyataan diatas benar/salah? Berikan 4 alasan!

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

4. a. Manakah urutan siklus air di bawah ini yang lebih tepat? Berikan

alasanmu!

Urutan I

1) air di sungai, danau, dan laut menguap karena adanya sinar

matahari

2) uap air membentuk awan

3) uap air pada awan turun ke tanah sebagai hujan,

4) air mengalir kembali ke sungai, danau, dan laut.

Urutan II

1) hujan turun ke tanah,

2) air hujan mengalir ke sungai, danau dan laut,

3) air di sungai, danau, dan laut menguap karena adanya sinar

matahari,

4) uap air membentuk awan, uap air pada awan turun ke tanah

sebagai hujan.

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

153

b. Penduduk di desa Suka Makmur sering membuang sampah ke sungai,

anak-anak sering mandi di sungai tersebut sehingga badan mereka

menjadi sehat dan kuat.

Menurutmu pernyataan di atas benar atau salah? Berikan minimal 3

alasan!

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

c. Perhatikan gambar di bawah ini!

Penebangan pohon seperti gambar di atas, mengakibatkan tanah

menjadi semakin subur dan cadangan oksigen pun semakin bertambah.

Menurutmu pernyataan di atas benar atau salah? Tuliskan minimal 4

alasan!

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

5. a. Penebangan pohon secara masal, membuang sampah ke sungai,

pembangunan rumah di tepi sungai, dan menutup pekarangan rumah

dengan semen menyebabkan banjir.

Berdasarkan pernyataan di atas, buatlah 3 pertanyaan dengan

menggunakan kata “apakah” beserta jawabannya?

Contoh:

Pertanyaan : Apakah penebangan pohon dapat menyebabkan banjir?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

154

Jawaban : Penebangan pohon dapat menyebabkan banjir.

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

b. Uraikan 4 langkah percobaan terjadinya banjir dengan menggunakan

alat dan bahan berupa 2 buah nampan, tanah, rumput, dan air!

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

c. Buatlah skema yang melukiskan percobaan pada soal nomor 6b!

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

155

Lampiran 3.2 Kunci Jawaban

1. a. Apa yang dimaksud dengan siklus air?

Jawab:

Perubahan air dari bumi ke atmosfer dengan bantuan panas matahari

yang terjadi secara berulang.

b. Berikan minimal 4 contoh penggunaan air dalam kehidupan!

Jawab:

1) Untuk makan

2) Untuk minum.

3) Untuk mandi

4) Untuk mencuci

5) Untuk pengairan pada pertanian dan perkebunan.

6) Untuk perikanan dan pariwisata.

c. Dari kedua gambar di atas, manakah yang termasuk dalam menghemat

air? Jelaskan alasanmu!

Jawab:

Gambar nomor 2 karena pada gambar nomor 2 termasuk dalam cara

penghematan air. Setelah menggunakan air maka kita harus mematikan

krannya agar air tidak terus menerus mengalir dan terbuang.

2. a. Ada berbagai faktor yang dapat menghambat kelangsungan proses siklus

air. Tuliskan minimal 4 faktor penghambat tersebut!

Jawab:

- Pengurangan air tanah karena tidak ada keseimbangan lingkungan.

- Terhalangnya proses penguapan air karena ulah manusia (adanya

pemukiman atau pabrik-pabrik).

- Iklm dan cuaca yang memungkinkan tidak terjadi proses

pemanasan air.

- Pembangunan jalan yang dibeton atau diaspal mengakibatkan

permukaan tanah tertutup.

b. Apa akibatnya jika manusia membuang sampah sembarangan?

Jawab:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

156

Dapat mempengaruhi proses siklus air karena membuang sampah dapat

mengakibatkan air menjadi tercemar adalah salah satu kegiatan manusia

yang dapat mempengaruhi siklus air. Dengan membuang sampah

sembarangan itu berarti mencemari lingkungan disekitar kita, baik

pencemaran udara, air, dan tanah. Titisan air hujan melalui sampah di

tempat pembungan dan lubang-lubang tanah dapat menyebabkan

pencemaran pada air tanah. Pembakaran akan mencemarkan udara.

Pembuangan sampah ke laut merusak ekosistem dasar laut.

c. Siklus air terjadi melalui beberapa tahapan. Jelaskan dengan urut tahapan

tersebut!

Jawab:

1) Air menguap karena pengaruh panas dari sinar matahari. Proses

penguapan ini disebut evaporasi.

2) Uap air naik dan berkumpul di udara.

3) Lama kelamaan, udara tidak dapat lagi menampung uap air jenuh.

Proses ini disebut presipitasi (pengendapan).

4) Jika suhunya turun, uap air akan berubah menjadi titik-titik air. Proses

ini disebut kondensasi (pengembunan).

5) Titik-titik air di awan kemudian akan turun menjadi hujan. Air hujan

yang jatuh di tanah akan meresap menjadi air tanah.

6) Kemudian, air tanah akan keluar melalui sumur. Air tanah juga akan

merembes ke danau atau sungai.

3. a. Kegiatan untuk menjaga kelestarian air:

1. membuang sampah pada tempatnya.

2. Tidak membuang bahan kiamia di sungai.

3. Mendaur ulang bahan bekas.

4. Mencegah adanya penebangan pohon secara liar.

5. Mengadakan reboisasi hutan.

b. 4 peristiwa yang akan terjadi akibat banyaknya penebangan pohon?

1) Hutan menjadi gersang dan tandus sehingga akan menyebabkan

tanah longsor dan banjir.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

157

Alasan : Karena pada lahan yang tidak di tumbuhi pohon saat air

hujan turun maka air akan langsung jatuh ketanah. Air hujan yang

deras akan mengikis tanah. Tidak adanya pepohonan menyebabkan

air hujan tidak terserap oleh tanah dengan baik sehingga air

menggenang di tanah dan dapat menyebabkan banjir. Tanah yang

tandus tidak dapat menopang tanah karena tidak ada akar dan pohon

sehingga akan menyebabkan tanah longsor.

2) Hilangnya kesuburan tanah.

Alasannya : ketika hutan dibabat, mengakibatkan tanah menyerap

sinar matahari terlalu banyak sehingga menjadi sangat kering dan

gersang. Hingga nutrisi dalam tanah mudah menguap. Hujan juga

menyapu sisa-sisa nutrisi dari tanah.

3) Turunnya sumber daya air.

Alasannya : Melalui akar pohon menyerap air yang kemudian

menguap dan dilepaskan ke atmosfer. Ketika pohon-pohon ditebang

dan daerah tersebut gersang maka tidak ada lagi yang membantu

tanah menyerap lebih banyak air, dengan demikian , akhirnya

menyebabkan terjadinya penurunan sumber daya air.

4) Punahnya keanekaragaman hayati

Alasannya : keanekaragaman hayati dari berbagai daerah hilang

dalam skala besar, banyak mahluk hidup baik hewan maupun

tumbuhan lenyap.

c. 4 usaha yang dapat dilaksanakan untuk mengurangi kekeringan seperti

gambar diatas!

1. Membuat penampungan air (embung) yang berfungsi sebagai

penampung air saat hujan.

2. Melakukan perbaikan saluran dan sarana irigasi.

3. Mengatasi pendangkalan waduk.

4. Proses penghijauan

4. a. Perbedaan gambar hutan gundul dan hutan hijau

No. Hutan Gundul Hutan Hijau

1. Menyebabkan banjir. Membantu penyerapan air.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

158

2. Udara menjadi terkena

polusi.

Menambah cadangan oksigen.

3. Banyak hewan kehilangan

tempat tinggal.

Sebagai tempat makhluk hidup.

4. Menyebabkan tanah longsor. Mencegah tanah longsor.

b. Buatlah minimal 4 garis besar langkah penyelamatan hutan!

Jawab :

1. Penanaman hutan kembali

2. Sistem tebang pilih

3. Undang-undang untuk perlindungan hutan

4. Penggadaan hutan lindung

c. Pernyataan salah, karena air limbah dari pabrik tempe dapat mencemari

air sungai, mematikan ikan-ikan di sungai ataupun di sawah, tanaman

disawah menjadi mati, membuat gatal-gatal di kulit.

5. a. Manakah urutan siklus air di bawah ini yang lebih tepat? Berikan

alasanmu!

Jawaban:

Pernyataan I lebih tepat. Karena siklus air dimulai dari proses

penguapan air di sungai, danau dan laut, pembentukan awan oleh uap

air, turunnya hujan, dan air mengalir kembali ke dungai, danau dan laut.

b. Penduduk di desa Suka Makmur sering membuang sampah ke sungai,

anak-anak sering mandi di sungai tersebut sehingga badan mereka

menjadi sehat dan kuat.

Menurutmu pernyataan di atas benar atau salah? Berikan minimal 3

alasan!

Jawaban:

Pernyataan di atas salah. Membuang sampah ke sungai akan

memberikan dampak yang buruk bagi kesehatan. Tubuh menjadi lemah

dan mudah terserang penyakit. Air sungai yang kotor dapat

menyebabkan kulit menjadi gatal-gatal.

c. Perhatikan gambar di bawah ini!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

159

Penebangan pohon seperti gambar di atas, mengakibatkan tanah

menjadi semakin subur dan cadangan oksigen pun semakin bertambah.

Menurutmu pernyataan di atas benar atau salah? Tuliskan minimal 3

alasan!

Jawaban:

Pernyataan tersebut salah. Kegiatan penebangan pohon memberikan

dampak yang buruk di lingkungan. Jika pohon banyak ditebangi tanah

akan menjadi semakin gersang. Cadangan oksigen di daerah yang

gundul semakin berkurang dan udara pun menjadi panas.

6. a. Penebangan pohon secara masal, membuang sampah ke sungai,

pembangunan rumah di tepi sungai, dan menutup pekarangan rumah

dengan semen menyebabkan banjir.

Berdasarkan pernyataan di atas, buatlah minimal 3 pertanyaan dengan

menggunakan kata “apakah” beserta jawabannya?

Jawaban:

Pertanyaan: apakah membuang sampah ke sungai dapat

menyebabkan banjir?

Jawaban: membuang sampah ke sungai dapat menyebabkan banjir

Pertanyaan: apakah pembangunan rumah di tepi sungai dapat

menyebabkan banjir?

Jawaban: pembangunan rumah di tepi sungai dapat menyebabkan

banjir

Pertanyaan: apakah menutup pekarangan rumah dengan semen

dapat menyebabkan banjir?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

160

Jawaban: menutup pekarangan rumah dengan semen dapat

menyebabkan banjir

b. Uraikan minimal 4 langkah percobaan terjadinya banjir dengan

menggunakan alat dan bahan berupa 2 buah nampan, sendok, tanah,

rumput, dan air!

Jawaban:

1) Siapkan alat dan bahan, yaitu 2 buah nampan, 1 buah sendok,

tanah, air, dan beberapa rumput .

2) Isi separuh bagian pada setiap nampan dengan tanah

3) Pada nampan pertama tanamlah 1 rumput, kemudian padatkan

tanah.

4) Pada nampan kedua tanamlah rumput hingga penuh, kemudian

padatkan tanah

5) Letakkan kedua nampan dengan posisi miring, kemudian siram

bagian tanahnya dengan menggunakan air.

6) Amati perbedaannya!

c. Buatlah gambar yang melukiskan minimal 4 percobaan pada soal

nomor 6b!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

161

Lampiran 3.3 Rubrik Penilaian

a) Elemen Mengingat Kembali

No

Nama

Siswa

Skor

4 3 2 1

Jika mampu

menjawab 4

konsep utama

pengertian

proses siklus

air dengan

tepat.

Jika mampu

menjawab 3

konsep utama

pengertian

proses siklus air

dengan tepat.

Jika mampu

menjawab 2

konsep utama

pengertian

proses siklus

air dengan

tepat.

Jika mampu

menjawab 2

konsep utama

pengertian

proses siklus

air dengan

tepat.

Jika tidak

mampu

menjawab

satupun

konsep utama

pengertian

proses siklus

air.

1

2

3 dan

seterusnya

Elemen Mengenali

No

Nama

Siswa

Skor

4 3 2 1

Jika mampu

memberikan

contoh 4

kegunaan air

Jika mampu

memberikan

contoh 3

kegunaan air

Jika mampu

memberikan

contoh 2

kegunaan air

Jika mampu

memberikan

contoh 1

kegunaan air

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

162

bagi makhluk

hidup dengan

tepat.

bagi makhluk

hidup dengan

tepat.

bagi makhluk

hidup dengan

tepat.

bagi makhluk

hidup dengan

tepat.

Jika tidak

mampu

memberikan

contoh

kegunaan air

bagi makhluk

hidup dengan

tepat.

1

2

3 dan

seterusnya

Elemen Mengidentifikasi

No

Nama

Siswa

Skor

4 3 2 1

Jika mampu

mengidentifikasi

gambar dengan

alasan sangat

tepat.

Jika mampu

mengidentifikasi

gambar dengan

alasan tepat.

Jika mampu

mengidentifikasi

gambar dengan

alasan kurang

tepat.

Jika mampu

mengidentifikasi

gambar dengan

alasan tidak

tepat.

1

2

3 dan

seterusnya

a) Elemen Mencontohkan

No Nama Skor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

163

Siswa 4 3 2 1

Jika mampu

menyebutkan 4

contoh faktor

yang

mempengaruhi

proses siklus

air dengan

tepat.

Jika mampu

menyebutkan 3

contoh faktor

yang

mempengaruhi

proses siklus air

dengan tepat.

Jika mampu

menyebutkan 2

contoh faktor

yang

mempengaruhi

proses siklus

air dengan

tepat.

Jika mampu

menyebutkan

1 contoh

faktor yang

mempengaruhi

proses siklus

air dengan

tepat.

Jika tidak

mampu

menyebutkan

contoh faktor

yang

mempengaruhi

proses siklus

air dengan

tepat.

1

2

3 dan

seterusnya

Elemen Memprediksi

No

Nama

Siswa

Skor

4 3 2 1

Jika

memberikan

prediksi

dengan alasan

sangat tepat.

Jika

memberikan

prediksi dengan

alasan tepat.

Jika

memberikan

prediksi

dengan alasan

kurang tepat.

Jika

memberikan

prediksi

dengan alasan

tidak tepat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

164

1

2

3 dan

seterusnya

Elemen Menjelaskan

No

Nama

Siswa

Skor

4 3 2 1

Jika

menjelaskan

proses siklus

air dengan urut

dan tepat.

Jika

menjelaskan

proses siklus air

dengan urut

tetapi kurang

tepat.

Jika

menjelaskan

proses siklus

air dengan

tidak urut

tetapi tepat.

Jika

menjelaskan

proses siklus

air tidak urut

dan tidak

tepat.

1

2

3 dan

seterusnya

3.a) Elemen Menggaplikasikan

N

o

Nama

pesert

a

didik

Melaksanakan 4 kegiatan pelestarian air Tota

l

skor

4

Jika

menyebutka

n 4 usaha

penyelamata

n kegiatan

dengan

tepat.

3

Jika

menyebutka

n 3 usaha

penyelamata

n kegiatan

dengan

tepat.

2

Jika

menyebutka

n 42usaha

penyelamata

n kegiatan

dengan

tepat.

1

Jika

menyebutka

n 1 usaha

penyelamata

n kegiatan

dengan tepat

atau jawaban

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

165

salah.

1

2

3

b) Elemen Menggunakan

No Nama

peserta

didik

Menggunakan permasalahan sehari-hari yang

mempengaruhi terganggunya siklus air

Total

skor

4

Jika

menguraikan

penggunaan

dengan

benar dan

alasan yang

tepat

3

Jika

menguraikan

dengan

benar tetapi

memberikan

alasan

kurang tepat

2

Jika

menguraikan

dengan

benar tetapi

tanpa alasan.

1

Jika

menguraikan

tidak tepat

dan tanpa

alasan.

1

2

3

c) Elemen Melaksanakan

No Nama

peserta

didik

Melaksanakan usaha-usaha yang sesuai untuk mengurangi

kekeringan di suatu daerah.

Total

skor

4

Jika

menguraikan

3

Jika

menguraikan

2

Jika

menguraikan

1

Jika

menguraikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

166

4 usaha

pelaksanaan

kegiatan

untuk

mengurangi

kekeringan

dengan

tepat.

3 usaha

pelaksanaan

kegiatan

untuk

mengurangi

kekeringan

dengan

tepat.

2 usaha

pelaksanaan

kegiatan

untuk

mengurangi

kekeringan

dengan

tepat.

1 usaha

pelaksanaan

kegiatan

untuk

mengurangi

kekeringan

dengan

tepat atau

jawaban

salah.

1

2

3

4.a) Elemen Membedakan

No Nama

peserta

didik

Membedakan dampak peristiwa alam bagi

kelangsungan mahkluk hidup melalui dua gambar

hutan gundul dan hutan hijau.

Tota

l

skor

4

Jika dapat

membedaka

n 4 hal dari

kedua

gambar

dengan l

tepat.

3

Jika dapat

membedak

an 3 hal

dari kedua

gambar

dengan

tepat .

2

Jika dapat

membedaka

n 2 hal dari

kedua

gambar

dengan

tetapi tidak

tepat.

1

. Jika dapat

membedaka

n 1 hal atau

semua

jawaban

salah dan

tidak tepat.

1

2

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

167

4. b) Membuat garis besar

No Nama

peserta

didik

Membuat garis besar tentang langkah-langkah

penyelamatan hutan..

Tota

l

skor

4

Jika dapat

membuat 4

garis besar

dengan

tepat.

3

Jika dapat

membuat

3 garis

besar

dengan

tepat.

2

Jika dapat

membuat 2

garis besar

dengan

tepat.

1

Jika dapat

membuat 4

garis besar

dengan

tepat.

1

2

3

4. c)Elemen Mendekonstruksi

No Nama

peserta

didik

Menentukan sudut pandang dari suatu permasalahan

pencemaran air.

Tota

l

skor

4

Jika dapat

menentukan

sudut

pandang

dengan 4

alasan

dengan

tepat.

3

Jika dapat

menentuka

n sudut

pandang

dengan 3

alasan

dengan

tepat.

2

Jika dapat

menentukan

sudut

pandang

dengan 2

alasan

dengan

tepat.

1

Jika dapat

menentukan

sudut

pandang

dengan 1

alasan

dengan

tepat atau

jawaban

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

168

salah.

1

2

3

5. a) Elemen Memeriksa

No

Nama

Peserta

didik

Skor Total

skor 4 3 2 1

Jika

menentukan

pilihan dan

alasan

mengandung

4 konsep

dengan tepat

Jika

menentukan

pilihan dan

alasan

mengandung

3 konsep

dengan tepat

Jika

menentukan

pilihan dan

alasan

mengandung

2 konsep

dengan tepat

Jika

menentukan

pilihan dan

alasan

mengandung

1 konsep

atau semua

jawaban

salah atau

tidak

menjawab

sama sekali

1

2

3

5. b) Elemen Mengkritik

No

Nama

Peserta

didik

Skor Total

skor 4 3 2 1

Jika Jika Jika Jika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

169

menyebut 4

pendapat

kritis

dengan

tepat

menyebut 3

pendapat

kritis

dengan

tepat

menyebut 2

pendapat

kritis

dengan

tepat

menyebutkan

1 pendapat

kritis dengan

tepat atau

semua

jawaban

salah atau

tidak

menjawab

sama sekali.

1

2

3

5. c) Elemen Mengkritik

No

Nama

Peserta

didik

Skor

Total

skor

4 3 2 1

Jika

menyebut 4

pendapat

kritis

dengan

tepat

Jika

menyebut 3

pendapat

kritis

dengan

tepat

Jika

menyebut 2

pendapat

kritis

dengan

tepat

Jika

menyebutkan

1 pendapat

kritis dengan

tepat atau

semua

jawaban

salah atau

tidak

menjawab

sama sekali.

1

2

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

170

6. a) Elemen Merumuskan

No

Nama

Peserta

didik

Skor

Tota

l

skor

4 3 2 1

Jika

merumuska

n 4

pertanyaan

dan

jawaban

dengan

tepat.

Jika

merumuska

n 3

pertanyaan

dan

jawaban

dengan

tepat.

Jika

merumusk

an 2

pertanyaan

dan

jawaban

dengan

tepat.

Jika

merumuska

n 1

pertanyaan

dan

jawaban

dengan

tepat atau

semua

jawaban

salah atau

tidak

menjawab

sama sekali.

1

2

3

6. b) Elemen Merencanakan

N

o

Nama

Pesert

a didik

Skor

Tota

l

skor

4 3 2 1

Jika

menyebutka

n 4 langkah

dengan

tepat.

Jika

menyebutka

n 3 langkah

dengan

tepat.

Jika

menyebutka

n 2 langkah

dengan

tepat.

Jika

menyebutka

n 1 langkah

dengan tepat

semua

jawaban

salah atau

tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

171

menjawab

sama sekali.

1

2

3

6. C) Elemen Memproduksi

No

Nama

Peserta

didik

Skor

Total

skor

4 3 2 1

Jika

membuat

gambar dan

mencakup 4

langkah

percobaan

dengan

tepat

Jika

membuat

gambar dan

mencakup 3

langkah

percobaan

dengan

tepat

Jika

membuat

gambar

dan

mencakup

2 langkah

percobaan

dengan

tepat

Jika

membuat

gambar dan

mencakup 1

langkah

percobaan

dengan

tepat atau

tidak

membuat

gambar

1

2

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

172

Lampiran 3.4 Hasil Expert Judgement

Indikator Validator Komentar (Saran

Perbaikan) 1 2 3 Rerata

Mengingat kembali

pengertian proses siklus

air

3 4 3 3,33 Untuk menyebutkan 4

konsep sudah ok, tapi

untuk memberikan definisi

dalam 1 kalimat itu agak

sulit untuk anak.

Kata “sebutkan” bisa

diganti dengan kata

“tuliskan”

Mengenali kegunaan air

dalam kehidupan

3 4 3 3,33 Kata “berikan” bisa

diganti dengan kata

“tuliskan”

Mengidentifikasi cara

menghemat penggunaan

air

4 4 4 4

Memberikan contoh faktor

yang mempengaruhi

proses siklus air

3 2 4 3 Belum terlalu jelas dengan

proses air, maksudnya apa

dari air, kecukupannya

atau apanya.

Terlalu banyak

Memprediksi kegiatan

manusia yang

mempengaruhi siklus air

3 4 4 3,67 Harus lebih difokuskan

lagi.

Menjelaskan proses siklus

air

4 4 4 4

Melaksanakan 4 kegiatan

pelestarian air

4 4 3 3,67 Kata “jelaskan” bisa

diganti dengan kata

“tuliskan”

Menggunakan

permasalahan sehari-hari

yang mempengaruhi

terganggunya siklus air

3 4 3 3,33 Kata “sebutkan” bisa

diganti dengan kata

“tuliskan”

Melaksanakan usaha-

usaha yang sesuai untuk

mengurangi kekeringan di

suatu daerah

3 3 3 3 Gambar kurang jelas

Kata “di bawah” bisa

diganti dengan kata

“berikut ini”

Kata “sebutkan” bisa

diganti dengan kata

“tuliskan”. Kata “ide-ide”

sebaiknya diganti

“minimal 3 ide”

Membedakan dampak

peristiwa alam bagi

kelangsungan mahkluk

hidup melalui dua gambar

hutan gundul dan hutan

hijau

3 4 3 3,33 Kata “sebutkan” bisa

diganti dengan kata

“tuliskan”

Membuat garis besar

tentang langkah-langkah

penyelamatan hutan

3 3 4 3,33 Kata garis besar bisa lebih

dioperasionalkan lagi.

Menentukan sudut

pandang permasalahan

pencemaran air

3 4 3 3,33 Kata “di atas” bisa diganti

dengan kata “tersebut”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

173

Menentukan kesimpulan

berdasarkan pernyataan

tentang urutan siklus air

4 4 3 3,67 Kata “di bawah” bisa

diganti dengan kata

“berikut ini”

Mengkritik pernyataan

mengenai kegiatan

membuang sampah ke

sungai

4 3 3 3,33 Kata “di atas” bisa diganti

dengan kata “tersebut”

Mengkritik gambar dan

pernyataan mengenai

dampak penebangan hutan

4 4 3 3,67 Kata “di bawah” bisa

diganti dengan kata

“berikut ini”

Kata “di atas” bisa diganti

dengan kata “tersebut”

Merumuskan pertanyaan

dan jawaban mengenai

penyebab banjir

3 4 3 3,33 Kata “di atas” bisa diganti

dengan kata “tersebut”

Merencanakan langkah

percobaan terjadinya

banjir

3 3 4 3,33

Membuat gambar tentang

percobaan terjadinya

banjir

2 4 4 3,33 Mungkin tidak gambar,

tapi skematis saja.

Total Skor 59 66 61 Validator 1

Instrumen penelitian layak dengan

revisi kecil

Validator 2

Instrumen penelitian sangat layak

Validator 3

Instrumen penelitian sangat layak

Rata-rata 3,28 3,67 3,39

Keterangan: 4 : sangat sesuai

3 : sesuai 2 : tidak sesuai

1 : sangat tidak sesuai Kategori Kelayakan: No Skor Kelayakan

1 58.50 – 72.00 Sangat layak

2 45.00 – 58.49 Layak dengan revisi kecil

3 31.50 – 44.99 Layak dengan revisi besar

4 18.00 – 31.49 Tidak layak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

174

Lampiran 3.5 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas

Correlations

total soal3a soal3b soal3c soal4a soal4b soal4c

total Pearson Correlation

1 ,553**

,571**

,658**

,615**

,627**

,762**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 53 53 53 53 53 53 53

soal3a Pearson Correlation

,553**

1 ,412**

,374**

.062 .100 ,293*

Sig. (2-tailed) .000 .002 .006 .658 .478 .033

N 53 53 53 53 53 53 53

soal3b Pearson Correlation

,571**

,412**

1 ,290* ,336

* .096 .234

Sig. (2-tailed) .000 .002 .035 .014 .492 .092

N 53 53 53 53 53 53 53

soal3c Pearson Correlation

,658**

,374**

,290* 1 .155 ,397

** ,379

**

Sig. (2-tailed) .000 .006 .035 .268 .003 .005

N 53 53 53 53 53 53 53

soal4a Pearson Correlation

,615**

.062 ,336* .155 1 ,284

* ,450

**

Sig. (2-tailed) .000 .658 .014 .268 .039 .001

N 53 53 53 53 53 53 53

soal4b Pearson Correlation

,627**

.100 .096 ,397**

,284* 1 ,366

**

Sig. (2-tailed) .000 .478 .492 .003 .039 .007

N 53 53 53 53 53 53 53

soal4c Pearson Correlation

,762**

,293* .234 ,379

** ,450

** ,366

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .033 .092 .005 .001 .007

N 53 53 53 53 53 53 53

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

175

Lampiran 3.6 Hasil Analisis SPSS Uji Reliabilitas

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 53 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 53 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,697 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

176

Lampiran 4.1 Tabulasi Nilai Kemampuan Mengaplikasi Kelompok Kontrol dan

Eksperimen

No.

Res

p

ApliKon

Pre

ApliKonP

ost1

ApliKon

Sel

ApliKonP

sst2

ApliEks

Pre

ApliEksP

ost1

ApliEks

Sel

ApliEksP

ost2

1 2,67 2,00 -0,67 1,67 2,33 3,67 1,33 2,33

2 2,33 2,67 0,33 2,33 1,67 3,00 1,33 2,67

3 2,00 2,00 0,00 2,33 2,00 3,00 1,00 2,33

4 1,00 2,00 1,00 1,33 1,67 3,33 1,67 2,33

5 2,00 2,67 0,67 3,00 2,33 3,67 1,33 2,67

6 2,00 1,33 -0,67 1,67 3,00 4,00 1,00 4,00

7 1,67 2,33 0,67 1,67 1,67 3,33 1,67 3,67

8 2,67 1,67 -1,00 2,67 2,00 3,67 1,67 3,00

9 2,33 3,00 0,67 2,00 2,33 3,33 1,00 2,33

10 1,67 3,00 1,33 1,00 2,00 4,00 2,00 3,33

11 2,33 3,00 0,67 1,33 2,33 3,67 1,33 3,00

12 2,67 3,67 1,00 2,33 2,33 3,00 0,67 2,67

13 2,33 3,00 0,67 1,67 1,67 3,33 1,67 2,67

14 2,00 2,67 0,67 2,67 3,00 4,00 1,00 3,00

15 1,67 3,00 1,33 4,00 2,00 3,67 1,00 2,67

16 1,67 2,67 1,00 1,00 2,67 3,33 0,67 4,00

17 2,67 3,33 0,67 3,00 1,67 3,00 1,33 2,67

18 2,00 2,33 0,33 1,00 2,00 3,33 1,33 3,67

19 2,00 2,67 0,67 3,00 3,00 4,00 1,00 3,00

20 2,33 2,67 0,33 1,67 1,67 3,00 1,33 3,00

21 2,00 3,00 1,00 2,67 1,67 3,00 1,33 2,33

22 2,67 3,00 ,33 2,00 2,33 3,33 1,00 4,00

23 1,33 2,67 1,33 1,00 2,33 3,00 0,67 3,67

24 2,00 3,33 1,33 2,67 2,00 3,00 1,00 2,67

25 2,33 3,67 1,33 3,00 2,33 3,67 1,33 2,00

26 3,00 3,33 0,33 3,33 1,67 3,00 1,33 2,67

27 2,00 3,00 1,00 2,00 1,67 2,33 ,67 2,33

28 1,67 2,67 1,00 3,00 2,67 4,00 1,33 2,33

29 2,00 3,00 1,00 2,00 2,33 2,67 0,33 2,33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

177

Lampiran 4.2 Tabulasi Nilai Kemampuan Menganalisis Kelompok Kontrol dan

Eksperimen

No.

Res

p

ApliKon

Pre

ApliKonP

ost1

ApliKon

Sel

ApliKonP

sst2

ApliEks

Pre

ApliEksP

ost1

ApliEks

Sel

ApliEksP

ost2

1 2,00 3,33 1,33 3,00 2,00 3,67 1,67 3,67

2 1,67 2,67 1,00 3,00 2,00 3,00 1,00 2,67

3 2,33 2,67 ,33 2,67 2,33 3,00 ,33 3,67

4 1,67 2,33 ,67 1,67 2,67 3,00 ,33 3,00

5 1,33 1,67 ,33 2,00 2,00 3,67 1,67 3,00

6 1,33 2,33 1,00 2,67 2,33 3,67 1,33 4,00

7 2,33 4,00 1,67 2,00 2,00 3,00 1,00 2,33

8 3,00 3,33 ,33 1,67 2,00 3,33 1,33 3,00

9 1,67 2,00 ,33 1,67 2,33 3,33 1,00 3,33

10 2,67 3,00 ,33 2,00 2,33 3,67 1,33 3,00

11 2,00 4,00 2,00 1,33 2,33 2,67 ,33 3,33

12 1,67 2,67 1,00 3,00 2,00 3,00 1,00 2,67

13 2,00 2,00 ,00 2,33 2,67 3,00 ,33 2,67

14 2,33 3,00 ,67 2,00 2,33 3,33 1,00 2,67

15 2,00 2,33 ,33 1,67 1,33 2,67 1,33 3,00

16 2,00 1,33 -,67 2,67 2,67 3,67 1,00 2,00

17 1,00 2,00 1,00 1,33 1,67 3,00 1,33 4,00

18 2,00 3,00 1,00 2,00 2,00 4,00 2,00 2,00

19 2,33 2,67 ,33 2,00 2,33 3,67 1,33 3,67

20 1,67 2,00 ,33 2,67 2,00 3,00 1,00 2,67

21 2,00 2,33 ,33 2,33 1,67 2,33 ,67 3,33

22 2,33 3,33 1,00 2,00 1,67 2,67 1,00 3,00

23 2,33 3,67 1,33 2,67 1,67 3,00 1,33 3,00

24 1,67 3,00 1,33 2,67 1,67 2,67 1,00 3,00

25 2,00 2,67 ,67 2,33 2,33 3,33 1,00 3,67

26 2,33 2,67 ,33 1,00 2,00 3,67 1,67 3,00

27 1,67 3,00 1,33 2,33 2,00 3,33 1,33 3,33

28 2,00 2,33 ,33 2,00 2,00 2,33 ,33 3,67

29 2,33 3,00 ,67 3,00 2,33 3,00 ,67 4,00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

178

Lampiran 4.3 Hasil SPSS Uji Normalitas Data

4.3.1 Kemampuan Mengaplikasi

One-Sample Kolmogorov-S mirnov Test

ApliKonP

re

ApliKonP

ost1

ApliKonS

el

ApliKonP

ost2

ApliEksPr

e

ApliEksPo

st1

ApliEksSe

l

ApliEksPo

st2

N 29 29 29 29 29 29 29 29

Normal

Parameter

sa,b

Mean 2,1038 2,7362 ,6317 2,1728 2,1497 3,3562 1,1834 2,8738

Std.

Deviatio

n

,44637 ,55205 ,60665 ,78985 ,43130 ,43646 ,37331 ,58113

Most

Extreme

Difference

s

Absolute ,178 ,211 ,215 ,117 ,177 ,172 ,204 ,223

Positive ,178 ,144 ,125 ,117 ,177 ,172 ,175 ,223

Negative -,167 -,211 -,215 -,115 -,145 -,143 -,204 -,140

Kolmogorov-

Smirnov Z ,959 1,136 1,157 ,631 ,955 ,927 1,101 1,202

Asymp. Sig. (2-

tailed) ,316 ,152 ,138 ,821 ,322 ,357 ,177 ,111

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

4.3.1 Kemampuan Menganalisis

One-Sample Kolmogorov-S mirnov Test

AnaKo

nPre

AnaKon

Post1

AnaKo

nSel

AnaKon

Post2

AnaEk

sPre

AnaEksP

ost1

AnaEk

sSel

AnaEksP

ost2

N 29 29 29 29 29 29 29 29

Normal

Parametersa,b

Mean 1.9883 2.7010 .7114 2.1959 2.0917 3.1614 1.0566 3.1155

Std.

Deviatio

n

.42157 .64474 .55521 .54609 .33146 .43363 .44671 .54401

Most Extreme

Differences

Absolute .166 .115 .202 .157 .195 .197 .208 .170

Positive .144 .115 .202 .157 .195 .197 .137 .170

Negative -.166 -.101 -.177 -.152 -.184 -.155 -.208 -.140

Kolmogorov-Smirnov Z .895 .617 1.089 .847 1.051 1.060 1.121 .917

Asymp. Sig. (2-tailed) .399 .841 .187 .470 .219 .211 .162 .370

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

179

Lampiran 4.4 Hasil SPSS Uji Perbedaan Kemampuan Awal

4.4.1 Kemampuan Mengaplikasi

Group Statistics

Kelompok N Mean Std.

Deviation

Std. Error

Mean

ApliKonEksP

re

Mengaplikasi Kontrol

Pretest 29 2,1038 ,44637 ,08289

Mengaplikasi

Eksperimen Pretest 29 2,1497 ,43130 ,08009

Independent Samples Test

Levene's

Test for

Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig.

(2-

tailed)

Mean

Differenc

e

Std. Error

Differenc

e

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

ApliKonE

ksPre

Equal variances

assumed ,019 ,891 -,398 56 ,692 -,04586 ,11526 -,27676 ,18503

Equal variances

not assumed

-,398 55,934 ,692 -,04586 ,11526 -,27676 ,18504

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

180

4.4.2 Kemampuan Menganalisis

Group Statistics

Kelompok N Mean Std.

Deviatio

n

Std.

Error

Mean

AnaKon

EksPre

Menganalisis

Kontrol Pretest 29

1.988

3 .42157 .07828

Menganalisis

Eksperimen

Pretest

29 2.091

7 .33146 .06155

Independent Samples Test

Levene's

Test for

Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-

tailed)

Mean

Differen

ce

Std.

Error

Differe

nce

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

AnaKonE

ksPre

Equal

variances

assumed

.525 .472 -1.039 56 .303 -.10345 .09958 -.30294 .09604

Equal

variances not

assumed

-1.039 53.047 .304 -.10345 .09958 -.30318 .09629

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

181

Lampiran 4.5 Hasil SPSS Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan

4.5.1 Kemampuan Mengaplikasi

Group Statistics

Kelompok N Mea

n

Std.

Deviatio

n

Std.

Error

Mean

ApliKon

EksSel

Mengaplikasi

Kontrol Selisih 29 ,6317 ,60665 ,11265

Mengaplikasi

Eksperimen

Selisih

29 1,183

4 ,37331 ,06932

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-

tailed)

Mean

Differen

ce

Std.

Error

Differe

nce

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

ApliK

onEks

Sel

Equa

l

varia

nces

assu

med

2,594 ,113 -4,171 56 ,000 -,55172 ,13227 -,81670 -,28675

Equa

l

varia

nces

not

assu

med

-4,171 46,546 ,000 -,55172 ,13227 -,81789 -,28556

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

182

4.5.2 Kemampuan Menganalisis

Group Statistics

Kelompok N Mean Std.

Deviat

ion

Std.

Error

Mean

AnaKon

EksSel

Menganalis

is Kontrol

Selisih

29 .7114 .55521 .10310

Menganalis

is

Eksperime

n Selisih

29 1.0566 .44671 .08295

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig.

(2-

tailed)

Mean

Differen

ce

Std.

Error

Differen

ce

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Ana

Kon

EksS

el

Equal

variances

assumed

1.675 .201 -2.608 56 .012 -.34517 .13233 -.61026 -.08009

Equal

variances

not

assumed

-2.608 53.546 .012 -.34517 .13233 -.61052 -.07982

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

183

Lampiran 4.6 Perhitungan Manual Besar Pengaruh Perlakuan

Effect size kemampuan mengaplikasi adalah

sebagai berikut :

t2

r =

t2

+ df

(-4,17) 2

r =

(-4,17) 2

+ 56

17,39

r =

17,39+ 56

17,39

r =

73,39

r = 0,2369

r = 0,49

Persentase pengaruh penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization (TAI) untuk kemampuan

mengapikasi :

R2

= r2

= (0,49)2

= 0,24

Persentase = R2

x 100%

= 0,24 x 100%

= 24%

Effect size kemampuan menganalisis adalah

sebagai berikut :

t2

r =

t2

+ df

(-2,60) 2

r =

(-2,60)2

+ 56

6,76

r =

6,76

+ 56

6,76

r =

62,76

r = 0,1077

r = 0,333

Persentase pengaruh penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization (TAI) untuk kemampuan

menganalisis :

R2

= r2

= (0,33)2

= 0,11

Persentase = R2

x 100%

= 0,11 x 100%

= 11%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

184

Lampiran 4.7 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

4.7.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan Mengaplikasi

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Persentase

= −

x 100%

= 2 −2

2 x 100%

=

2 x 100%

= 0 3 x 100%

= 30 %

Persentase

= −

x 100%

= −2

2 x 100%

= 2

2 x 100%

= 0 56 x 100%

= 56 %

Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan Menganalisis

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Persentase

= −

x 100%

= 2 −

x 100%

= 2

x 100%

= 0 36 x 100%

= 36%

Persentase

= −

x 100%

= −2

2 x 100%

=

2 x 100%

= 0 51 x 100%

= 51 %

4.7.2 Hasil SPSS Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttset I

4.7.2.1 Kemampuan Mengaplikasi

Paired Samples Statistics

Mean N Std.

Deviation

Std. Error

Mean

Pair

1

ApliKonP

ost1 2,7362 29 ,55205 ,10251

ApliKonP

re 2,1038 29 ,44637 ,08289

Pair

2

ApliEksP

ost1 3,3562 29 ,43646 ,08105

ApliEksPr

e 2,1497 29 ,43130 ,08009

Paired Samples Correlations

N Correlati

on

Sig.

Pair 1 ApliKonPost1 &

ApliKonPre 29 ,275 ,149

Pair 2 ApliEksPost1 &

ApliEksPre 29 ,613 ,000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

185

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-

tailed) Mean Std.

Deviatio

n

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pai

r 1

ApliKonP

ost1 -

ApliKonPr

e

,63241 ,60709 ,11273 ,40149 ,86334 5,610 28 ,000

Pai

r 2

ApliEksPo

st1 -

ApliEksPr

e

1,20655 ,38157 ,07086 1,06141 1,35169 17,02

8 28 ,000

4.7.2.2 Kemampuan Menganalisis

Hasil SPSS Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttset I

Paired Samples Statistics

Mean N Std.

Deviation

Std. Error

Mean

Pair 1 AnaKonPost1 2.7010 29 .64474 .11972

AnaKonPre 1.9883 29 .42157 .07828

Pair 2 AnaEksPost1 3.1614 29 .43363 .08052

AnaEksPre 2.0917 29 .33146 .06155

Paired Samples Correlations

N Correla

tion

Sig.

Pair 1 AnaKonPost1 & AnaKonPre 29 .526 .003

Pair 2 AnaEksPost1 & AnaEksPre 29 .388 .038

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-

tailed) Mean Std.

Deviatio

n

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

186

Pair

1

AnaKonP

ost1 -

AnaKonPr

e

.71276 .55467 .10300 .50177 .92374 6.920 28 .000

Pair

2

AnaEksPo

st1 -

AnaEksPr

e

1.06966 .43176 .08018 .90542 1.23389 13.34

1 28 .000

4.7.3 Perhitungan Persentase Gain Score

4.7.3.1 Tabulasi Gain Score Kemampuan Mengaplikasi

Kelompok Kontrol

Gain Score f

-1 1

-0,67 2

0 1

0,33 5

0,67 8

1 7

1,33 5

4.7.3.2 Perhitungan Persentase Gain Score ≥ 0,67 Kemampuan Mengaplikasi

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Frekuensi gain score ≥ 0,67 adalah 20 siswa.

=

ℎ 100%

= 2

2 100%

= 0 69 100%

= 69%

Frekuensi gain score ≥ 0,67 adalah 28 siswa.

=

ℎ 100%

= 2

2 100%

= 0 96 100%

= 96%

Kelompok

Eksperimen

Gain Score f

0,33 1

0,67 4

1 8

1,33 11

1,67 4

2 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

187

4.7.3.3 Tabulasi Gain Score Kemampuan Menganalisis

Kelompok Kontrol

Gain Score f

-0,67 1

0 1

0,33 11

0,67 4

1 6

1,33 4

1,67 1

2 1

4.7.3.4 Perhitungan Persentase Gain Score ≥ 0,83 Kemampuan Menganalisis

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Frekuensi gain score ≥ 0,83 adalah 20 siswa.

=

ℎ 100%

= 2

2 100%

= 0 41 100%

= 41%

Frekuensi gain score ≥ 0,83 adalah 28 siswa.

=

ℎ 100%

= 22

2 100%

= 0 75 100%

= 75%

Kelompok

Eksperimen

Gain Score f

0,33 5

0,67 2

1 10

1,33 8

1,67 3

2 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

188

Lampiran 4.8 Perhitungan Manual Besar Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

Kelompok Kontrol dan Eksperimen

4.8.1 Kemampuan Mengaplikasi

Kelompok Kontrol

Kelompok Eksperimen

t2

r =

t2

+ df

(5,610) 2

r =

(5,610) 2

+ 28

31,47

r =

31,47+ 28

31,47

r =

59,47

r = 0,52

r = 0,72

t2

r =

t2

+ df

(17,028) 2

r =

(17,028) 2

+ 28

289,95

r =

289,95 + 28

289,95

r =

317,95

r = 0,91

r = 0,95

4.8.2 Kemampuan Menganalisis

Kelompok Kontrol

Kelompok Eksperimen

t2

r =

t2

+ df

(6,920) 2

r =

(6,920) 2

+ 28

47,88

r =

47,88+ 28

47,88

r =

75,88

r = 0,63

r = 0,79

t2

r =

t2

+ df

(13,34) 2

r =

(13,34) 2

+ 28

177,95

r =

177,95 + 28

177,95

r =

205,95

r = 0,86

r = 0,92

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

189

Lampiran 4.9 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest ke Posttest I

4.9.1 Kemampuan Mengaplikasi

4.9.1.1 Uji Korelasi Kelompok Kontrol

Correlations

ApliKonPost1 ApliKonPre

ApliKonPost1

Pearson Correlation 1 ,275

Sig. (2-tailed) ,149

N 29 29

ApliKonPre

Pearson Correlation ,275 1

Sig. (2-tailed) ,149

N 29 29

4.9.1.1 Uji Korelasi Kelompok Eksperimen

Correlations

ApliEksPost1 ApliEksPre

ApliEksPost1

Pearson Correlation 1 ,613**

Sig. (2-tailed) ,000

N 29 29

ApliEksPre

Pearson Correlation ,613**

1

Sig. (2-tailed) ,000

N 29 29

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

190

4.9.2 Kemampuan Menganalisis

4.9.2.1 Uji Korelasi Kelompok Kontrol

Correlations

AnaKonPost1 AnaKonPre

AnaKonPost1

Pearson Correlation 1 .526**

Sig. (2-tailed) .003

N 29 29

AnaKonPre

Pearson Correlation .526**

1

Sig. (2-tailed) .003

N 29 29

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

4.9.2.2 Uji Korelasi Kelompok Eksperimen

Correlations

AnaEksPost1 AnaEksPre

AnaEksPost1

Pearson Correlation 1 .388*

Sig. (2-tailed) .038

N 29 29

AnaEksPre

Pearson Correlation .388* 1

Sig. (2-tailed) .038

N 29 29

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 208: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

191

Lampiran 4.10 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan

4.10.1 Kemampuan Mengaplikasi

4.10.1.1 Hasil SPSS Uji Retensi Perlakuan

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 ApliKonPost2 2,1728 29 ,78985 ,14667

ApliKonPost1 2,7362 29 ,55205 ,10251

Pair 2 ApliEksPost2 2,8738 29 ,58113 ,10791

ApliEksPost1 3,3562 29 ,43646 ,08105

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 ApliKonPost2 &

ApliKonPost1 29 ,317 ,094

Pair 2 ApliEksPost2 &

ApliEksPost1 29 ,229 ,233

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-

tailed)

Mean Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

ApliKon

Post2 -

ApliKon

Post1

-,56345 ,80746 ,14994 -,87059 -,25631 -3,758 28 ,001

Pair

2

ApliEksP

ost2 -

ApliEksP

ost1

-,48241 ,64205 ,11923 -,72664 -,23819 -4,046 28 ,000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 209: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

192

Lampiran 4.10.1.2 Perhitungan Persentase Penurunan Skor Posttest I ke Posttest

II Persentase Penurunan Skor Posttest I ke Posttest II

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Persentase

= −

x 100%

= 2 −2

2 x 100%

= −

2 x 100%

= −0 205 x 100%

=−20 5 %

Persentase

= −

x 100%

= 2 −

x 100%

= −

x 100%

= −0 1432 x 100%

=−14 32 %

4.10.1.3 Perbedaan Skor Pretest dan posttest II

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 ApliKonPost2 2,1728 29 ,78985 ,14667

ApliKonPre 2,1038 29 ,44637 ,08289

Pair 2 ApliEksPost2 2,8738 29 ,58113 ,10791

ApliEksPre 2,1497 29 ,43130 ,08009

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 ApliKonPost2 &

ApliKonPre 29 ,309 ,103

Pair 2 ApliEksPost2 & ApliEksPre 29 ,283 ,137

Paired Samples Test

Paired Differences

T

df

Sig. (2-

tailed) Mean Std.

Deviat

ion

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pai

r 1

ApliKon

Post2 -

ApliKon

Pre

,06897 ,77808 ,14449 -,22700 ,36493 ,477 28 ,637

Pai

r 2

ApliEks

Post2 -

ApliEks

Pre

,72414 ,61793 ,11475 ,48909 ,95918 6,311 28 ,000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 210: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

193

4.10.2 Kemampuan Menganalisis

4.10.2.1 Hasil SPSS Uji Retensi Perlakuan

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 AnaKonPost2 2.1959 29 .54609 .10141

AnaKonPost1 2.7010 29 .64474 .11972

Pair 2 AnaEksPost2 3.1155 29 .54401 .10102

AnaEksPost1 3.1614 29 .43363 .08052

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 AnaKonPost2 &

AnaKonPost1 29 -.031 .872

Pair 2 AnaEksPost2 &

AnaEksPost1 29 -.165 .392

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-

tailed)

Mean Std.

Deviatio

n

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

AnaKonP

ost2 -

AnaKonP

ost1

-.50517 .85787 .15930 -.83149 -.17886 -3.171 28 .004

Pair

2

AnaEksP

ost2 -

AnaEksP

ost1

-.04586 .74964 .13920 -.33101 .23929 -.329 28 .744

4.10.2.2 Perhitungan Persentase Skor Posttest I ke Posttest II

Persentase Penurunan Skor Posttest I ke Posttest II

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Persentase

= −

x 100%

= 2 −2

2 x 100%

= −

2 x 100%

= −0 1888 x 100%

=−18 88 %

Persentase

= −

x 100%

= −

x 100%

= −

x 100%

= −0 015 x 100%

=−1 58 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 211: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

194

4.10.2.3 Perbedaan Skor Pretest dan Posttest II

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 AnaKonPost2 2.1959 29 .54609 .10141

AnaKonPre 1.9883 29 .42157 .07828

Pair 2 AnaEksPost2 3.1155 29 .54401 .10102

AnaEksPre 2.0917 29 .33146 .06155

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 AnaKonPost2 &

AnaKonPre 29 -.092 .635

Pair 2 AnaEksPost2 & AnaEksPre 29 -.041 .834

Paired Samples Test

Paired Differences T df Sig.

(2-

tailed

) Mean Std.

Deviati

on

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pai

r 1

AnaKon

Post2 -

AnaKon

Pre

.20759 .71994 .13369 -.06627 .48144 1.553 28 .132

Pai

r 2

AnaEksP

ost2 -

AnaEksP

re

1.02379 .64843 .12041 .77714 1.2704

4 8.503 28 .000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 212: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

195

Lampiran 5.1 Foto-foto Kegiatan Pembelajaran

Pembelajaran Kelompok Kontrol

Pembelajaran Kelompok Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 213: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

196

Lampiran 5.2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 214: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filepembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran

197

CURRICULUM VITAE

Falentina Ruri Prasetyo merupakan anak kedua dari pasangan

Marcelinus Petrus Sugiyono dan Chatarina Martinah. Lahir di

Sidoarjo pada tanggal 02 November 1995. Pendidikan awal

dimulai dari TK Kanisius Klepu Sendangmulyo Minggir

Sleman pada tahun 2000-2001. Dilanjutkan ke jenjang

pendidikan sekolah dasar di SD Kanisius Klepu

Sendangmulyo Minggir Sleman pada tahun 2001-2008.

Pendidikan dilanjutkan ke jenjang pendidikan sekolah menengah pertama di SMP

Pangudi Luhur Moyudan Sleman dan lulus pada tahun 2010. Kemudian penulis

melanjutkan pendidikan di sekolah menengah atas di SMA Pangudi Luhur Saint

Louis IX Sedayu Bantul dan lulus pada tahun 2014. Penulis melanjutkan

pendidikan di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata

Dharma. Ketika menjadi mahasiswa peneliti mengikuti beberapa kegiatan yang

diikuti oleh peneliti yaitu di antaranya:

No Nama Kegiatan Tahun Peran

1 Inisiasi Universitas Sanata

Dharma

2014 Peserta

2 Inisiasi Fakultas (INFIS) 2014 Peserta

3 Inisiasi Prodi (Insipro PGSD) 2014 Peserta

4 PPKM 1 2015 Peserta

5 PPKM II 2015 Peserta

6 English Club for 4 semester 2014-2016 Peserta

7 Week-End Moral 2015 Peserta

8 Kursus Pembinaan Pramuka

Dasar (KMD)

2015 Peserta

9 Parade Gamelan Anak 2015 Anggota Sie Konsumsi

10 Parade Gamelan Anak 2016 Koordinator Sie

Konsumsi

11 Inisiasi Fakultas (INFISA) 2016 Anggota Sie Humas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI