pengaruh pendapatan asli daerah (pad) terhadap …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan...

59
PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP BELANJA MODAL PEMERINTAH DI KABUPATEN NAGAN RAYA SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan Memenuhi syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Oleh Dedi Suprianto Nim : 10C20101025 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH, ACEH BARAT 2016

Upload: others

Post on 04-Mar-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)

TERHADAP BELANJA MODAL PEMERINTAH

DI KABUPATEN NAGAN RAYA

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan

Memenuhi syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Dedi Suprianto

Nim : 10C20101025

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH, ACEH BARAT

2016

Page 2: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

ii

Page 3: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

iii

Page 4: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

iv

LEMBARAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Dedi Suprianto

Nim : 10C20101025

Dengan ini menyatakan sesungguhnya bahwa didalam skripsi adalah hasil karya

saya dan tidak terdapat bagian atau satu kesatuan yang utuh dari skripsi, tesis,

desertasi, buku atau bentuk lain yang saya kutip dari orang lain tanpa saya

sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan.

Sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat reproduksi karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain yang dijadikan seolah-olah

karya asli saya sendiri. Apabila ternyata dalam skripsi saya terdapat bagian-bagian

yang memenuhi unsur penjiplakan, maka saya menyatakan kesediaan untuk

dibatal dibahagian atau seluruh hak gelar kesarjanaan saya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat

dipergunakan seperlunya.

Meulaboh, 27 September 2016

Saya yang membuat pernyataan

Dedi Suprianto

NIM: 10C20101025

Materai 6.000

Materai 6.000

Page 5: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

v

RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi:

Nama : Dedi Suprianto

NIM : 10C20101025

Tempat Tanggal Lahir: Simpang Peut, 17 Oktober 1989

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Simpang Peut, Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya

Status Perkawinan : Belum Menikah

Tinggi Badan : 167 Cm

Berat Badan : 59 Kg

Hp : 082137625038

E-mail : [email protected]

Pendidikan Formal:

1. SD Negeri 1 Kuala Lulus Tahun 2001

2. SMP Negeri 1 Kuala Lulus Tahun 2004

3. SMA Negeri 3 Kuala Lulus Tahun 2008

Nama Orang Tua:

1. Ayah : Selamatan

2. Ibu : Nurhayati, S.Pd

Page 6: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

vi

Page 7: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala Rahmat

dan HidayahNya, Karena berkat Rahmat dan HidayahNya penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Pendapatan Asli

Daerah (PAD) terhadap Belanja Modal Pemerintah di Kabupaten Nagan

Raya”. Salawat beriring salam terlantun indah kepada mahkota syurga Nabi

Muhammad SAW yang telah membawa kita dari pola pikir jahiliah ke pola pikir

yang lebih berilmu pengetahuan dan berakhlak mulia.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak akan

terselesaikan dengan baik apabila tanpa adanya dukungan dari semua pihak, untuk

itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua yang sangat penulis sayangi dengan penuh cinta penulis

persembahkan untuk Ayahnda Selamatan dan Ibunda tercinta Nuhayati, SPd

yang telah memberikan pengorbanan, nasihat, kasih sayang tiada batas dan

do’a tulusnya demi keberhasilan penulis

2. Bapak Alisman, SE. M.Si selaku Dosen Pembimbing Ketua dan Bapak

Yasrizal, M.Si selaku Dosen Pembimbing Anggota yang telah meluangkan

waktunya dalam memberikan masukan, saran, kritikan, arahan, dukungan serta

motivasi agar terselesainya skripsi ini.

3. Bapak Dr. Ishak Hasan, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Teuku Umar.

4. Bapak Yasrizal, M.Si selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan

Universitas Teuku Umar.

Page 8: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

viii

5. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh staf karyawan Fakultas Ekonomi

Universitas Teuku Umar Meulaboh yang telah banyak memberikan ilmu

pengetahuan, nasehat-nasehat selama proses pembelajaran perkuliahan dan

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Semua pihak baik orang yang teristimewa maupun para sahabat khususnya

Angkatan 2010 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

banyak membantu untuk menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari akan segala kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini.

Maka dari itu dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun

untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca untuk menambah wawasan, Amin..

Meulaboh, September 2016

Dedi Suprianto,

Page 9: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

ix

ABSTRACT

This research aims to influence regional revenue to the government capital

expenditure in Nagan Raya in the period 2007-2014. Analysis model used in this

study is a simple linear regression analysis of the correlation coefficient (R),

determinansi coefficient (R Square), and t test. Calculations using Sofrware

Statistical Product and Service Solutions (SPSS). Based on estimates obtained by the constant value of the regression

coefficient 7.596 regional revenue amounted to 0.752, the correlation coefficient

(R) is obtained by 0.920. While the coefficient of determination (R Square) of 84.6

percent. This means that government capital expenditure in Nagan Raya of 84.6

percent is influenced by the regional revenue and the remaining 15.6 percent is

explained by other variables outside this research model. t test results showed that

for capital expenditure variable values obtained t count> t-table, (5.739> 2.447).

This means that in partial regional revenue significantly influence government

capital expenditure in Nagan Raya in the period 2007-2014.

Keywords: Local Revenue and Capital Expenditure Governmen

Page 10: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

x

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk pengaruh Pendapatan Asli Daerah terhadap

belanja modal pemerintah di Kabupaten Nagan Raya dalam kurun waktu 2007-

2014. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi

linier sederhana koefisien korelasi (R), koefisien determinansi (R Square ), dan uji

t. Perhitungannya menggunakan Sofrware Statistical Product and Service

Solutions (SPSS).

Berdasarkan hasil estimasi diperoleh nilai konstanta sebesar 7,596 koefisien

regresi Pendapatan Asli Daerah sebesar 0,752, koefisien korelasi (R) diperoleh

sebesar 0,920. Sedangkan koefisien determinasi (R Square) sebesar 84,6 persen.

Artinya bahwa belanja modal pemerintah di Kabupaten Nagan Raya sebesar 84,6

persen di pengaruhi oleh Pendapatan Asli Daerah dan sisanya sebesar 15,6 persen

dijelaskan oleh variabel lain diluar model penelitian ini. Hasil uji t menunjukkan

bahwa untuk variabel belanja modal diperoleh nilai t-hitung > t-tabel, (5,739 >

2,447). Artinya secara parsial variabel Pendapatan Asli Daerah berpengaruh

signifikan terhadap belanja modal pemerintah di Kabupaten Nagan Raya dalam

kurun waktu 2007-2014.

Kata Kunci : Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Modal Pemerintah

Page 11: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

xi

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBARAN JUDUL ............................................................................................. i

LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................ ii

LEMBARAN PERSETUJUAN KOMISI UJIAN .............................................. iii

LEMBARAN PERNYATAAN .............................................................................. iv

RIWAYAT HIDUP ................................................................................................. v

PERSEMBAHAN .................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ............................................................................................. vii

ABSTRACT.............................................................................................................. ix

ABSTRAK ................................................................................................................ x

DAFTAR ISI ............................................................................................................ xi

DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xiv

I. PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

I.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

I.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 5

I.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 5

I.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 5

I.4.1 Manfaat Teoritis .................................................................................. 5

I.4.2 Manfaat Praktis.................................................................................... 5

I.5 Sistematika Pembahasan ............................................................................... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 7

2.1. Keuangan Daerah ..................................................................................... 7

2.1.1. Pengertian Keuangan Daerah ............................................................ 7

2.1.2. Pendekatan Hubungan Keuangan ..................................................... 10

2.1.3. Pengelolaan Keuangan Daerah .......................................................... 11

2.1.4. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) ....................... 16

2.2. Pendapatan Asli Daerah (PAD).................................................................... 19

2.3. Jenis-Jenis Pendapatan Asli Daerah ............................................................. 20

2.3.1. Pajak daerah ..................................................................................... 20

2.3.2. Retribusi Daerah ................................................................................ 21

2.3.3. Hasil Pengolahan Kekayaan Daerah yang dipisahkan ..................... 22

2.3.4. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah............................................. 23

2.4. Belanja Modal ..................................................................................... 24

2.5. Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 27

2.6. Perumusan Hipotesis ..................................................................................... 27

III. METODE PENELITIAN ................................................................................ 28

3.1 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................ 28

3.2 Data Penelitian .............................................................................................. 28

3.2.1 Jenis Dan Sumber Data .................................................................... 28

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 28

3.3 Model Analisis Data ..................................................................................... 29

Page 12: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

xii

3.4 Definisi Operasional Variabel ...................................................................... 30

3.5 Pengujian Hipotesis ...................................................................................... 31

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 32

4.1. Gambaran Umum Kabupaten Nagan Raya ................................................ 32

4.2.1. Perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

di Kabupaten Nagan Raya ................................................................ 34

4.1.2. Perkembangan Belanja Modal di Kabupaten Nagan Raya ........... 37

4.2. Hasil Regresi Linier Sederahana................................................................ 39

4.3. Pengujian Hipotesis .................................................................................... 40

4.3.1. Uji Signifikasi (t) .............................................................................. 40

4.3.2. Uji Koefisien Korelasi dan Determinasi ......................................... 41

V. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 42

5.1. Kesimpulan .................................................................................................... 42

5.2. Saran .............................................................................................................. 42

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 44

Page 13: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Realisasi Belanja Modal di Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007-2014 ........... 4

2. Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Nagan Raya Tahun 2015 ... 33

3. Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Nagan Raya

Tahun 2007-2014.................................................................................................. 35

4. Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten

Nagan Raya Tahun 2007-2014 ............................................................................ 37

5. Realisasi dan Pertumbuhan Belanja Modal Kabupaten Nagan Raya Tahun

2007-2014 ............................................................................................................. 38

6. Coefficients ........................................................................................................... 39

7. Model Summary ................................................................................................... 41

Page 14: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Data Input Penelitian ............................................................................................ 45

2. Hasil Regresi Linier Sederhana ........................................................................... 46

3. Tabel Uji t ............................................................................................................. 52

Page 15: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan nasional yang dilakukan bangsa Indonesia merupakan

upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi pembangunan

masyarakat, bangsa, dan negara secara keseluruhan. Pembangunan nasional

dilaksanakan bersama oleh rakyat dan merupakan pembangunan secara berencana,

menyeluruh, terpadu, terarah, dan berkelanjutan, untuk memacu peningkatan

kemampuan nasional dalam rangka mewujudkan kehidupan yang sejajar dengan

bangsa lain. Sebagaimana telah diketahui bahwa untuk mewujudkan

pembangunan nasional maka pelaksanaan pembangunan harus adil dan merata

diseluruh tanah air, hal ini tidak terlepas adanya peranan pembangunan nasional.

Mencapai keberhasilan pembangunan daerah agar menjadi pembangunan yang

benar-benar utuh, untuk itu perlu diusahakan adanya keselarasan antara

perencanaan pembangunan daerah dengan pembangunan nasional sehingga

sasaran pembangunan nasional dapat tercapai dengan baik, serta disesuaikan

dengan potensi yang dimiliki oleh daerah (Muchtholifah 2010, h.1)

Peneliti atau penulis dapat menyimpulkan bahwa untuk membangun

pembangunan suatu daerah dengan baik maka harus dilakukan dengan upaya

pembangunan yang berkesinambungan secara menyeluruh untuk meningkatkan

kualitas hidup keseluruhan daerah baik sebagai individu masyarakat, kesatuan

bangsa, maupun negara. Bukan hanya itu untuk mewujudkan pembangunan yang

baik dilakukan pula dengan pelaksanaan pembangunan secara adil dan merata

serta selaras dan disesuaikan dengan potensi yang dimiliki disetiap wilayah.

Page 16: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

2

Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan daerah dari sektor pajak

daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan

kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.

Dari tahun ke tahun kebijakan mengenai Pendapatan Asli Daerah (PAD) di

setiap daerah provinsi, kabupaten dan kota relatif tidak banyak. Artinya, sumber

utama Pendapatan Asli Daerah (PAD) komponennya itu-itu juga yang terdiri atas

pajak daerah, rertibusi daerah, dan bagian laba dari BUMN. Hal ini lebih

dipengaruhi oleh kebijakan Fiskal (National Fiscal Policy) pemerintah pusat

mengandalkan penerimaan jenis pajak yang “subur” untuk kepentingan nasional.

Setelah Desentralisasi digulirkan oleh pemerintah pusat, maka Pemerintah

Daerah (pemda) berlomba-lomba menciptakan “kreativitas baru” untuk

mengembangkan dan meningkatkan jumlah penerimaan Pendapatan Asli Daerah

(PAD) di masing-masing daerah. Selama Pendapatan Asli Daerah (PAD) benar-

benar tidak memberatkan atau membebani masyarakat lokal, Investor lokal,

maupun Investor asing, tentu tidak masalah. Dan dapat dikatakan bahwa daerah

dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang meningkat setiap tahun

mengindikasikan daerah tersebut mampu membangun secara mandiri tanpa

tergantung dana pusat.

Sebaliknya jika Pendapatan Asli Daerah (PAD) justru berdampak terhadap

perekonomian daerah yang tidak berkembang atau semakin buruk, maka belum

dapat dikatakan keberhasilan pelaksanaan Otonomi Daerah. Pemahaman kemana

sebenarnya pergerakan Otonomi Daerah , masih kurang. Mereka berfikir Otonomi

Daerah hanya untuk memperoleh Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar-

besarnya. Itu presepsi yang salah. Tujuan dan sasaran pemberian Otonomi Daerah

Page 17: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

3

dalam artian wewenang yang luas kepada Kabupaten dan Kota adalah untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kebijakan yang berorientasi pada

peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) tanpa mempertimbangkan bahwa ini

sangat memberatkan masyarakat lokal, investor lokal dan investor asing, justru

menghambat perkembangan perekonomian daerah terutama dalam era kompetitif

yang berlaku sekarang. Dimana pelayanan terbaik dan iklim usaha yang kondusif

ikut menentukan investasi di daerah.

Kabupaten Nagan Raya adalah sebuah kabupaten di provinsi Aceh.

Ibukotanya Suka Makmue, yang berjarak sekitar 287 km atau 8 jam perjalanan

dari Banda Aceh. Kabupaten ini berdiri berdasarkan UU Nomor 4 Tahun 2002

tanggal 2 Juli 2002 sebagai hasil pemekaran Kabupaten Aceh Barat. Berbatasan

dengan Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Aceh Barat di utara, Kabupaten

Aceh Barat di barat, Kabupaten Aceh Barat Daya dan Samudra Hindia di selatan,

dan Kabupaten Gayo Lues serta Kabupaten Aceh Barat Daya di timur.

Sebagaimana kita ketahui bahwa pemerintah salah satu pelaku ekonomi

yang memegang peranan penting dalam sebuah perekonomian modern pemerintah

memiliki kekuatan serta kemampuan untuk mengatur dan mengawasi

perekonomian disamping itu juga mampu melaksanakan kegitan-kegiatan

ekonomi yang tidak dapat dilaksanakan oleh rumah tangga dan perusahaan.

Pengeluaran pemerintah di Kabupaten Nagan Raya juga mengalami fluktuasi

setiap tahunnya seperti terlihat pada Tabel 1 berikut:

Page 18: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

4

Tabel 1

Realisasi Belanja Modal di Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007-2014

No Tahun Belanja Modal

(Rp)

1 2007 57.193.267.000

2 2008 77.172.011.000

3 2009 92.844.733.000

4 2010 77.513.514.000

5 2011 108.781.835.000

6 2012 95.488.129.000

7 2013 153.868.302.000

8 2014 349.081.723.000 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Nagan Raya 2015

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa jumlah belanja modal di

Kabupaten Nagan Raya cenderung fluktuatif, dimana pada tahun 2007 berjumlah

Rp 57.193.267.000, kemudian di tahun 2008 meningkat menjadi

Rp 77.172.011.000 peningkatan ini terjadi hingga tahun 2009 yaitu sebesar

Rp 92.844.733.000. Namun pada tahun berikutnya yakni tahun 2010 belanja

modal pemerintah Kabupaten Nagan Raya turun sebesar Rp 77.513.514.000, dan

terjadi peningkatan kembali pada tahun 2011 yaitu sebesar Rp 108.781.835.000,

dan hingga tahun 2013-2014 naik drastis dimana masing-masing sebesar

Rp 153.868.302.000 dan Rp 349.081.723.000. Terjadinya peningkatan belanja

modal pemerintah di Kabupaten Nagan Raya terutama dialokasikan untuk

pembangunan infrastruktur daerah seperti pembangunan jalan, jembatan,

perkantoran dan rehabilitasi berbagai fasilitas umum lainya seperti rumah sakit

dan sekolah.

Berdasarkan latar belakang dan uraian diatas penulis tertarik mengadakan

penelitian dengan judul “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap

Belanja Modal Pemerintah di Kabupaten Nagan Raya”.

Page 19: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penilitian ini yaitu berapa besar pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD)

terhadap Belanja Modal Pemerintah di Kabupaten Nagan Raya ?

1.3 Tujuan Penilitian

Penilitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Pendapatan Asli

Daerah (PAD) terhadap Belanja Modal Pemerintah di Kabupaten Nagan Raya.

1.4 Manfaat Penilitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dalam penilitian ini yaitu dapat menambah wawasan

penulis tentang Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Belanja Modal Pemerintah di

Kabupaten Nagan Raya.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya bagi yang berminat untuk

meneliti mengenai Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Belanja Modal

Pemerintah.

b. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah khususnya pemerintah

Kabupaten Nagan Raya dalam menentukan kebijakan pembangunan daerah

khususnya bagi Badan Perencanan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan

Badan Pusat Statistik (BPS).

Page 20: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

6

1.5 Sistematika Penulisan

Bagian pertama pendahuluan, yang berisi latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

Bagian kedua tinjauan pustaka, bab ini membahas mengenai landasan teori

yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian. Selain itu terdapat juga penelitian

terdahulu sebagai bahan referensi untuk penelitian dan ditutup dengan hipotesis.

Bagian ketiga metode penelitian, dalam bab ini diuraikan mengenai

variabel penelitian dan definisi operasional variabel, jenis dan sumber data,

metode pengumpulan data, serta metode analisis data.

Bagian keempat hasil penelitian dan pembahasan berisikan tentang

gambaran umum Kabupaten Nagan Raya, perkembangan Pendapatan Asli Daerah,

Perkembangan Belanja Modal Pemerintah dan hasil regresi linier sederhana serta

hasil pengujian hipotesis.

Bagian kelima kesimpulan dan saran yang terdiri dari simpulan mengenai

hasil penelitian dan saran-saran yang diajukan.

Page 21: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Keuangan Daerah

2.1.1. Pengertian Keuangan Daerah

Menurut Yani (2009 h. 347), keuangan daerah merupakan semua hak dan

kewajiban dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai

dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan

dengan hak dan kewajiban daerah tersebut. Ruang lingkup keuangan daerah

meliputi.

a. Hak daerah untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah serta

melakukan pinjaman;

b. Kewajiban daerah untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan dan

membayar tagihan pihak ketiga;

c. Penerimaan daerah;

d. Pengeluaran daerah;

e. Kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat

berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang

termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan daerah;

f. Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah dalam rangka

penyelenggaraan tugas pemerintahan daerah dan/atau kepentingan umum.

Menurut Halim (2007 h. 20) APBD adalah suatu anggaran daerah. APBD

memiliki unsurunsur sebagai berikut :

Page 22: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

8

a. Rencana kegiatan suatu daerah, beserta uraiannya secara rinci;

b. Adanya sumber penerimaan yang merupakan target minimal untuk menutupi

biaya terkait aktivitas tersebut, dan adanya biaya yang merupakan batas

maksimal pengeluaran yang akan dilaksanakan;

c. Jenis kegiatan dan proyek yang dituangkan dalam bentuk angka;

d. Periode anggaran, biasanya satu tahun.

Struktur APBD terdiri atas tiga komponen utama,yaitu:

a. Pendapatan

Dibagi menjadi tiga kategori, yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD), dana

perimbangan, dan pendapatan lain-lain daerah yang sah.

b. Belanja

Dibagi ke dalam empat bagian, yaitu belanja aparatur daerah, belanja

pelayanan publik, belanja bagi hasil dan bantuan keuangan, dan belanja tidak

terduga. Belanja aparatur dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu

belanja administrasi umum, belanja operasi dan pemeliharaan, dan belanja

modal/pembangunan. Belanja pelayanan publik dikelompokkan menjadi tiga,

yaitu belanja administrasi umum, belanja operasi dan pemeliharaan, dan belanja

modal.

c. Pembiayaan

Pos pembiayaan merupakan alokasi surplus atau sumber penutupan defisit

anggaran.Pembiayaan dikelompokkan menurut sumber-sumber pembiayaan, yaitu

sumber penerimaan dan pengeluaran daerah. Untuk bisa menjalankan tugas-tugas

dan fungsi-fungsi yang dimilikinya pemerintah daerah dilengkapi dengan

seperangkat kemampuan pembiayaan dimana menurut pasal 55 UU.No. 5 / tahun

Page 23: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

9

1974, sumber pembiayaan pemerintah daerah terdiri dari tiga komponen besar

yaitu;

1). Pendapatan asli daerah yang meliputi:

a. Pajak daerah;

b. Retribusi daerah, termasuk hasil dari pelayanan Badan Layanan Umum

(BLU) Daerah;

c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; dan

d. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah

2). Pendapatan yang berasal dari pusat meliputi:

a. Sumbangan dari pemerintah;

b. Sumbangan-sumbangan lain yang diatur dengan peraturan perundang

undangan

3). Lain-lain pendapatan daerah yang sah

Diantara ketiga komponen sumber pendapatan tersebut, komponen kedua

yaitu pendapatan yang berasal dari pusat merupakan cerminan atau indikator dari

ketergantungan pendanaan pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat. Di

samping itu besarnya dana dari pusat tersebut juga membawa konsekuensi

kebijakan proyek pemerintah pusat yang secara fisik implementasinya itu berada

di daerah. Sehingga ada beberapa proyek pemerintah pusat melalui APBN tetapi

dana itu juga masuk di dalam anggaran pemerintah daerah (APBD).

Ketergantungan yang tinggi dari keuangan daerah terhadap pusat tersebut

tidak lepas dari makna otonomi dalam UU No. 5 Tahun 1974 tentang “Pokok-

pokok Pemerintah di Daerah”. Undang-undang tersebut lebih tepatdisebut sebagai

penyelenggaraan pemerintah yang sentralistik daripada desentralistik. Unsur

Page 24: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

10

sentralistik ini sangat nyata dalam pelaksanaan dekonsentrasi. Dalam

implementasinya dekonsentrasi merupakan sarana bagi perangkat birokrasi pusat

untuk menjalankan praktek sentralisasi yang terselubung sehingga kemandirian

daerah menjadi terhambat. Dengan semakin kuatnya tuntutan desentralisasi

pemerintah mengeluarkan satu paket Undang-undang Otonomi Daerah, yaitu UU

No. 22 tahun 1999 yang telah diubah menjadi Undang-Undang No.32 tahun 2004

tentang “Pemerintah Daerah”, dan UU No. 25 1999 yang telah diubah menjadi

Undang-Undang No.33 tahun 2004 tentang “Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan pemerintah Daerah”. Pelimpahan wewenang dari

pemerintah pusat kepada pemerintah daerah yang diatur dalam Undang-Undang

No. 22 tahun 1999 yang telah diubah menjadi Undang-Undang No.32 tahun 2004,

perlu dibarengi dengan pelimpahan keuangan dari pemerintah pusat ke pemerintah

daerah yang diatur dalam UU No. 25 tahun 1999 yang telah diubah menjadi

Undang-Undang No.33 tahun 2004 tanpa adanya otonomi keuangan daerah tidak

akan pernah ada otonomi bagi pemerintah daerah. Jadi kedua Undang-undang

tersebut saling melengkapi (Saputra 2014 : 5-6).

2.1.2. Pendekatan Hubungan Keuangan

Menurut Bahar (2009 : 99) secara teoritik pendekatan yang dapat

digunakan untuk merumuskan hubungan antara pusat dan daerah dapat dibagi

sebagai berikut :

1. Pendekatan permodalan. Dalam pendekatan pemodalan ini kepada Pemda ini

diberi modal permulaan yang dapat diinvestasikan, kemudian berkembang dan

kemudian berhasil.

Page 25: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

11

2. Pendekatan pendapatan. Dalam pendekatan pendapatan kepada daerah

diberikan wewenang untuk mengelola sejumlah urusan yang dijadikan sumber-

sumber yang potensial diserahkan kepada daerah.

3. Pendekatan pengeluaran. Dengan pendekatan ini pusat memberikan sejumlah

dana pinjaman, bantuan atau bagi hasil kepada daerah untuk menutup

pengeluarannya.

4. Pendekatan konprehensif. Pendekatan ini berusaha menggabungkan sasaran

pengeluaran dengan sumber dananya.

2.1.3. Pengelolaan Keuangan Daerah

Salah satu ukuran keberhasilan suatu daerah otonom dapat dilihat dari

kemampuan dalam pengeloaan keuangan daerah. Pengelolaan keuangan yang baik

akan bermuara pada peningkatan pendapatan asli daerah dan meningkatnya usaha

usaha pembangunan. Dalam hal ini yang dimaksud dengan keuangan daerah

adalah semua hak dan kewajiban daerah yang dapat di nilai dengan uang dan

segala sesuatu berupa uang dan barang yang dapat dijadikan milik daerah yang

berhubungan dengan pelaksaanaan hak dan kewajiban tersebut.

Penyelenggaraaan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan daerah

didanai dari Dan atas beban anggaran pendapatan dan belanja daerah ( APBD).

Sementara itu,penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan

pemerintah pusat di daerah di danai dari dan atas beban anggaran pendapatan dan

belanja Negara ( APBN). Administrasi pendanaan penyelenggaraan kedua jenis

urusan pemerintahan tersebut dilakukan secara terpisah.

Dalam pengelolaan keuangan daerah, kepala daerah adalah pemegang

kekuasaan pemegang kekuasaan daerah. Dalam melaksanakan kekuasaannya,

Page 26: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

12

kepala daerah melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya, yang berupa

perencanaan, pelaksanaan,penatausahaan, pelaporan dan pertanggung jawaban,

serta pengawasan keuangan daerah kepada penjabat perangkat daerah.

Pelimpahan ini didasarkan pada prinsip pemisahan kewenangan antara yang

memerintahkan, menguji dan yang menerima/mengeluarkan uang.

Pengelolaan keuangan daerah yang diatur dalam Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 13 Tahun 2013 pasal 3 meliputi kekuasaan pengelolaan keuangan

daerah, azas umum dan struktur APBD, penyusunan rancangan APBD, penetapan

APBD, penyusunan dan penetapan APBD bagi daerah yang belum memiliki

DPRD, pelaksanaan APBD, perubahan APBD, pengelolaan kas, penatausahaan

keuangan daerah, akuntansi keuangan daerah, pertanggung jawaban pelaksanaan

APBD, pembinaan dan pengawasan pengelolaan keuangan daerah, kerugian

daerah, dan pengelolaan keuangan BLUD. Pengelolaan keuangan daerah harus

dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efektif, efisien,

ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan azas

keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat.

Proses Pengelolaaan keuangan daerah dimulai dengan

perencanaan/penyusunan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD). APBD

merupakan rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan

disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan

peraturan daerah. Oleh karena itu APBD merupakan kesepakatan bersama antara

eksekutif dan legislatif yang dituangkan dalam peraturan daerah dan dijabarkan

dalam peraturan bupati. APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan

pemerintahan dan kemampuan pendapatan daerah. Penyusunan APBD

Page 27: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

13

berpedoman kepada RKPD dalam rangka mewujudkan pelayanan kepada

masyarakat untuk tercapainya tujuan bernegara. Sesuai dengan Undang-undang

Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah pasal 181 dan Undang-

undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara pasal 17-18, yang

menjelaskan bahwa proses penyusunan APBD harus didasarkan pada penetapan

skala prioritas dan plafon anggaran, rencana kerja Pemerintah Daerah dan

Kebijakan Umum APBD yang telah disepakati bersama antara DPRD dengan

Pemerintah Daerah. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005

tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dalam Bab IV Penyusunan Rancangan

APBD Pasal 29 sampai dengan pasal 42 dijelaskan bahwa proses penyusunan

RAPBD berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Kebijakan Umum APBD,

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dan Rencana Kerja Anggaran

SKPD (RKA-SKPD).

APBD mempunyai fungsi :

1. Fungsi Otorisasi mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi dasar untuk

melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan;

2. Fungsi Perencanaan mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi

pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang

bersangkutan;

3. Fungsi Pengawasan mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi

pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan daerah

sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan;

4. Fungsi Alokasi mengandung arti bahwa anggaran daerah harus diarahkan

Page 28: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

14

untuk menciptakan lapangan kerja/ mengurangi pengangguran dan pemborosan

sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian;

5. Fungsi Distribusi mengandung arti bahwa kebijakan anggaran daerah harus

memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan; Fungsi stabilisasi mengandung

arti bahwa anggaran pemerintah daerah menjadi alat untuk memelihara dan

mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian daerah.

Sebelum berlakunya sistem Anggaran Berbasis Kinerja, APBD disusun

dengan menggunakan metode tradisional atau item line budget. Mekanisme

penyusunan anggaran ini tidak didasarkan pada analisa rangkaian kegiatan yang

harus dihubungkan dengan tujuan yang telah ditentukan, namun lebih

meniitikberatkan pada kebutuhan untuk belanja/pengeluaran. Sasaran (target),

keluaran (output) dan hasil (outcome) dari kegiatan/program yang akan atau telah

dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas

yang terukur tidak dapat disajikan dengan baik sehingga esiensi dari pengertian

anggaran berbasis kinerja (performance based budgeting) semakin tidak jelas.

Namun dalam perkembangannya, sistematika anggaran berbasis kinerja

muncul sebagai pengganti dari anggaran yang bersifat tradisional. Anggaran

berbasis kinerja pada dasarnya memiliki makna yang mendalam yaitu suatu

pendekatan sistematis dalam proses penyusunan anggaran yang mengaitkan

pengeluaran yang dilakukan organisasi pemerintahan di daerah dengan kinerja

yang dihasilkannya serta menggunakan informasi kinerja yang terencana. Proses

penyusunan anggaran pemerintah daerah, dimulai dengan dokumen-dokumen

perencanaan seperti Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD),

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Kebijakan Umum Anggaran (KUA)

Page 29: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

15

dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS). Sedangkan, pada tingkat

satuan kerja pemerintah daerah (SKPD), dokumen-dokumen tersebut meliputi

Rencana Stratejik (Renstra) SKPD, Rencana Kerja (Renja) SKPD dan Rencana

Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD. Dalam implementasinya penerapkan

penganggaran berbasis kinerja tidak hanya dibuktikan dengan adanya dokumen-

dokumen tersebut, melainkan substansi dari dokumen tersebut harus ada

keselarasan antar dokumen-dokumen dengan memperhatikan indikator kinerja

yang hendak dicapai. Indikator-indikator kinerja di SKPD dituangkan dalam

Renja SKPD seyogyanya terdapat keselarasan dalam pencapaian indikator kinerja

yang termuat dalam Renstra SKPD. Indikator kinerja Renja SKPD harus selaras

dengan indikator-indikator kinerja yang dituang dalam RKA SKPD. Keselarasan

indikator kinerja secara otomatis akan dapat mengaitkan tujuan-tujuan yang

hendak dicapai dalam dokumen perencanaan strategis (Renstra SKPD) yang

selanjutnya dituangkan dalam program dan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan

SKPD.

Oleh karena itu, kedudukan APBD sangatlah penting sebagai alat untuk

memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian daerah

dalam proses pembangunan di daerah. APBD juga merupakan alat/wadah untuk

menampung berbagai kepentingan publik (public accountability) yang

diwujudkan melalui program dan kegiatan. APBD merupakan instrumen

kebijakan yaitu sebagai alat untuk meningkatkan pelayanan umum dan

kesejahteraan masyarakat di daerah yang harus mencerminkan kebutuhan riil

masyarakat sesuai dengan potensi dan karakteristik daerah serta dapat memenuhi

tuntutan terciptanya anggaran daerah yang berorientasi pada kepentingan dan

Page 30: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

16

akuntabilitas publik. Proses penganggaran yang telah direncanakan dengan baik

dan dilaksanakan dengan tertib serta disiplin akan mencapai sasaran yang lebih

optimal. APBD juga menduduki posisi sentral dan vital dalam upaya

pengembangan kapabilitas dan efektivitas pemerintah daerah. Proses

pembangunan di era otonomi daerah memberikan celah dan peluang yang besar

bagi Pemerintah Daerah dalam menentukan kebijakan dan arah pembangunan

yang mengutamakan potensi serta keunggulan daerah sesuai dengan karakteristik

daerah sehingga esensi dari dokumen APBD yang dihasilkan dapat memenuhi

keinginan dari semangat otonomi daerah itu sendiri. Pemerintah Daerah juga

dituntut melakukan pengelolaan keuangan daerah yang tertib, transparan dan

akuntabel agar tujuan utama dapat tercapai yaitu mewujudkan good governance

dan clean goverment (Abdullah, 2007:143).

2.1.4. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Menurut UU Nomor 33 Tahun 2004 pasal 1 ayat 17 yang dimaksud

dengan APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang

dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan

dengan Peraturan Daerah. Struktur APBD terdiri atas pendapatan daerah, belanja

daerah, dan pembiayaan daerah. APBD disusun sesuai dengan kebutuhan

penyelenggaraan pemerintahan dan kemampuan pendapatan daerah. Penyusunan

APBD berpedoman pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dalam

rangka mewujudkan pelayanan publik. Tahapan dalam penyusunan APBD antara

lain; penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA), penyusunan Prioritas dan

Plafon Anggaran Sementara (PPAS), penyiapan Surat Edaran Kepala Daerah

Page 31: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

17

tentang pedoman penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja

Perangkat Daerah (RKA SKPD), penyusunan RKA SKPD, penyiapan Rancangan

Peraturan Daerah (Raperda) APBD, dan evaluasi Raperda APBD (Nordiawan et

al, 2012 : 40).

Di era reformasi pengelolaan keuangan daerah sudah mengalami berbagai

perubahan regulasi dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut merupakan rakaian

bagaimana suatu Pemerintah Daerah dapat menciptakan good governance dan

clean goverment dengan melakukan tata kelola pemerintahan dengan baik.

Keberhasilan dari suatu pembangunan di daerah tidak terlepas dari aspek

pengelolaan keuangan daerah yang di kelola dengan manajemen yang baik pula.

Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi

perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggung jawaban, dan

pengawasan keuangan daerah.

Menurut Abdullah (2007 : 152) anggaran pendapatan belanja daerah

merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam masa satu tahun anggaran,

terhitung mulai1 januari sampai dengan 31 Desember.

Menurut Sumarsono (2010 : 115) anggaran pendapatan dan belanja daerah

(APBD) merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas

dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat

(DPRD), dan ditetapkan dengan peraturan daerah.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan suatu alat

perencanaan mengenai pengeluaran dan penerimaan atau pendapatan dimasa yang

akan datang, umumnya disusun untuk satu tahun.

Anggaran Pendapatan Daerah memiliki prinsip sebagai berikut :

Page 32: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

18

1. Partisipasi masyarakat, bahwa pengambilan keputusan dalam proses

penyusunanan dan penetapan APBD harus melibatkan partisipasi masyarakat

sehingga masyarakat dapat mengetahui hak dan kewajibannya dalam

pelaksanaan APBD.

2. Transparansi dan Akuntabilitas, Anggaran APBD harus dapat menyajikan

informasi secara terbuka dan mudah diakses oleh masyarakat meliputi

tujuan,sasaran,sumber pendanaan pada jenis/objek belanja serta korelasi

besarnya Anggaran dengan manfaat dan hasil yang ingin dicapai dari suatu

kegiatan yang dianggarkan.

3. Disiplin Anggaran

a. Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan terukur secara rasional

yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan, sedangkan belanja

dianggarkan merupakan batasan tertinggi pengeluaran belanja.

b. Penganggaran pengeluaran harus didukung dengan adanya kepastian

tersedianya penerimaan dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan

melaksanakan kegiatan yang tidak tersedia atau mencukupi kredit anggaran

dalam APBD/perubahan APBD.

c. Semua penerimaan dan pengeluaran dalam tahun yang bersangkutan harus

dianggarkan dalam APBD dan dilakukan melalui rekening kas daerah.

4. Keadilan Anggaran yaitu Pajak daerah, restribusi daerah dan pungutan daerah

lainnya yang dibebankan kepada masyarakat harus mempertimbangkan

kemampuan.

5. Efesiensi dan efektifitas anggaran, dana yang tersedia harus dimanfaatkan

dengan sebaik mungkin untuk dapat menghasilkan peningkatan pelayanan dan

Page 33: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

19

kesejahteraan yang maksimal guna kepentingan masyarakat. Oleh karena itu

dalam perencanaan anggaran perlu diperhatikan penetapan secara jelas tujuan

dan sasaran, hasil dan manfaat, serta indikator kinerja yang ingin dicapai,

penetapan prioritas kegiatan dan perhitungan beban kerja, serta penetapan

harga satuan yang rasional.

6. Taat Asas, APBD sebagai kebijakan daerah yang ditetapkan dengan peraturan

daerah di dalam penyusunannya harus tidak boleh bertentangan dengan

peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, kepentingan umum dan

peraturan daerah lainnya. (Sumarsono 2010 : 116).

2.2. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Menurut Darise ( 2009, h.33) Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah

pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah

sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Menurut Widjaja (2007 : 78) PAD terdiri dari pajak, restribusi, hasil

perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah seperti bagian

laba, deviden, dan penjualan saham milik daerah serta pinjaman dan pendapatan

asli daerah yang sah seperti hasil penjualan aset tetap daerah dan jasa giro.

Pendapatan asli daerah yaitu penerimaan yang diperoleh daerah dari

sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang pungut berdasarkan peraturan

daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Bratakusumah

dan Solihin 2004 : 173)

Menurut Fokusmedia (2006, h. 249) beberapa sumber PAD yang terdiri

dari:

a. Pajak Daerah

Page 34: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

20

b. Retribusi Daerah

c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan

d. Lain-lain PAD yang sah, yang terdiri atas:

- Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan

- Jasa giro

- Pendapatan bunga

- Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing

- komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan, pengadaan

barang dan jasa oleh daerah

2.3. Jenis-Jenis Pendapatan Asli Daerah

2.3.1. Pajak daerah

Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau

badan kepala daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat

dipaksakan berdasarkan peraturan undang-undang yang berlaku (Bahar 2009, h.

140).

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, jenis pajak provinsi

terdiri atas:

1. Pajak kendaraan bermotor (PKB)

2. Bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB)

3. Pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB)

4. Pajak air permukaan

5. Pajak rokok.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, jenis pajak

kabupaten/kota terdiri atas:

Page 35: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

21

1.Pajak Hotel

2. Pajak Restoran

3. Pajak Hiburan

4. Pajak Reklame

5. Pajak Penerangan Jalan

6. Pajak Parkir

7. Pajak Mineral Bukan Logam dan Bantuan

8. Pajak Air Tanah

9. Pajak Sarang Burung Walet

10. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

11. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan.

2.3.2. Retribusi Daerah

Retribusi daerah adalah jenis jasa tertentu yang disediakan oleh

pemerintah daerah, tidak semua jasa yang diberikan oleh pemerintah daerah dapat

dipungut retribusinya, tetapi hanya jenis-jenis jasa tertentu yang menurut

pertimbangan sosial ekonomi layak dijadikan sebagai objek retribusi. Jasa tertentu

tersebut dikelompokkan kedalam tiga golongan yaitu jasa umum, jasa usaha dan

perizinan tertentu (Bratakusumah dan Solihin 2004, h. 283).

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Pasal 108 Tahun 2009 retribusi

daerah terdiri atas:

1.Retribusi jasa umum.

Retribusi jasa umum adalah retribusi atas jasa yang disediakan atau

diberikan oleh pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan pemanfaatan

umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

Page 36: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

22

2. Retribusi Jasa Usaha

Retribusi jasa usaha adalah pelayanan yang disediakan oleh Pemerintah

Daerah dengan menganut prinsip komersial, karena pada dasarnya jasa tersebut

dapat disediakan oleh swasta, meliputi pelayanan dengan menggunakan/

memanfaatkan kekayaan daerah yang belum di manfaatkan secara optimal.

3. Retribusi perizinan tertentu

Retribusi perizinan tertentu adalah retribusi atas kegiatan tertentu pemerintah

daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang atau badan yang dimaksud

untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan

pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana atau

fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian

terntentu (Darise 2009, h. 35-36).

2.3.3. Hasil Pengolahan Kekayaan Daerah yang dipisahkan

Menurut Hidayat (2009, h. 20) penerimaan PAD yang menduduki peranan

penting setelah pajak daerah dan retribusi daerah adalah bagian pemerintah daerah

atas laba BUMD untuk tujuan menciptakan lapangan kerja atau mendorong

pembangunan ekonomi daerah, BUMD merupakan cara yang lebih efisien dalam

melayani masyarakat dan juga merupakan salah satu sumber pendapatan daerah.

Menurut Darise (2009, h. 37) menyatakan bahwa jenis hasil pengelolaan

kekayaan daerah yang dipisakan terdiri dari :

1. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan daerah/BUMD

2. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik pemerintah/BUMN

3. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau

kelompok usaha masyarakat.

Page 37: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

23

2.3.4. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

Berdasarkan undang-undang nomor 34 pasal 43 tahun 2004 menyatakan

bahwa lain-lain pendapatan daerah terdiri dari hibah dan pendapatan dana darurat.

Hibah merupakan bantuan yang tidak mengikat, artinya dalam menerima dana

hibah daerah tidak boleh mengadakan hibah yang secara politis dapat mengurangi

kebijakan daerah tersebut. Hibah yang berasal dari luar negeri harus dilakukan

melalui pemerintah dan harus dituangkan dalam suatu naskah perjanjian antara

pemda dan pemberian hibah, hibah harus digunakan sesuai dengan peruntukannya

sebagaimana yang dimaksud dalam naskah perjanjian hibah, tetapi harus

memperkuat dan menunjang fungsi pemerintah dan pelayanan dasar umum, serta

pemberdayaan aparatur pemerintah, untuk selanjutnya tatacara pemberian

penerimaan dan penggunaan hibah baik dalam negeri maupun luar negeri yang

diatur dalam PP No.57 Tahun 2005 (Bahar 2009, h. 158).

Menurut Darise (2009, h. 37-38) jenis lain-lain pendapatan asli daerah

yang sah, disediakan untuk mengganggarkan penerimaan daerah yang tidak

termasuk dalam jenis pajak daerah, retribusi daerah dan hasil pengelolaan

kekayaan daerah yang dipisahkan mencakup :

a. Hasil penjualan aset daerah yang tidak dipisahkan secara tunai atau

angsur/cicilan

b. Jasa giro

c. Pendapatan bunga

d. Penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah

e. Penerimaan komisi, pemotongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari

penjualan dan atau pengadaan barang dan atau jasa oleh daerah

Page 38: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

24

f. Penerimaan keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing

g. Pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan

h. Pendapatan denda pajak dan denda retribusi

i. Pendapatan eksekusi atas jaminan

j. Pendpatan dari pengembalian

k. Fasilitas sosial dan fasilitas umum

l. Pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatiahan

m. Pendapatan dari Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

2.4. Belanja Modal

Menurut Darise (2009, h 47) menyatakan bahawa belanja modal

digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pengadaan aset tetap

berwujud uang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (duabelas) bulan untuk

digunakan dalam kegiatan pemerintahan. Nilai aset tetap berwujud dianggarkan

dalam belanja modal sebesar harga beli/bangunan aset ditambah seluruh belanja

yang terkait dengan pengadaan / pembangunan aset sampai aset tersebut siap

digunakan. Untuk memenuhi tujuan tersebut Kepala Daerah menetapkan batas

minimal kapitalisasi (capitalization threshold) sebagai dasar pembenahan belanja

modal ( Darise 2009, h 47 ).

Menurut Halim (2007, h. 101) belanja modal merupakan pengeluaran

anggaran yang dilakukan dalam rangka perolehan aset tetap dan aset lainnya yang

memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Tersedianya infrastruktur

yang baik diharapkan akan menciptakan efisiensi dan efektifitas di berbagai

sektor, produktivitas masyarakat diharapkan menjadi semakin tinggi dan pada

gilirannya terjadi peningkatan kebutuhan ekonomi.

Page 39: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

25

Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.91/PMK.06/2007 tentang Bagan

Akun Standar (BAS) menyebutkan bahwa belanja modal merupakan pengeluaran

anggaran yang digunakan dalam rangka memperoleh atau menambah aset tetap

dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode kuntansi serta

melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap atau aset lainnya yang ditetapkan

pemerintah. Aset tetap tersebut dipergunakan untuk operasional kegiatan sehari-

hari suatu satuan kerja, bukan untuk dijual (Mawarni dkk 2013, h. 82)

Menurut Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), pengertian belanja modal

adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang

sifatnya menambah aset tetap/inventaris yang memberikan manfaat lebih dari

satu periode akuntansi, termasuk di dalamnya adalah pengeluaran untuk biaya

pemeliharaan yang sifatnya mempertahankan atau menambah masa manfaat, serta

meningkatkan kapasitas dan kualitas aset. Dalam SAP, belanja modal dapat

dikategorikan ke dalam 5 (lima) kategori utama, yaitu :

1 . Belanja Modal tanah

Belanja modal tanah adalah pengeluaran/biaya yang digunakan untuk

pengadaan/pembelian/pembebasan, penyelesaian, balik nama dan sewa tanah,

pengosongan,pengurugan, perataan, pematangan tanah, pembuatan sertifikat, dan

pengeluaran lainnya sehubungan dengan perolehan hak atas tanah dan sampai

tanah dimaksud dalam kondisi siap pakai.

2. Belanja Modal peralatan dan Mesin

Belanja modal peralatan dan mesin adalah pengeluaran/biaya yang

digunakan untuk pengadaan/penambahan/penggantian, dan peningkatan kapasitas

peralatan dan mesin, serta inventaris kantor yang memberikan manfaat lebih dari

Page 40: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

26

12 (dua belas) bulan, dan sampai peralatan dan mesin dimaksud dalam kondisi

siap pakai.

3. Belanja Modal gedung dan Bangunan

Belanja modal gedung dan bangunan adalah pengeluaran/biaya yang

digunakan untuk pengadaan/penambahan/penggantian, dan termasuk pengeluaran

untuk perencanaan, pengawasan dan pengelolaan pembangunan gedung dan

bangunan yang menambah kapasitas sampai gedung dan bangunan dimaksud

dalam kondisi siap pakai.

4. Belanja Modal jalan, irigasi dan jaringan

Belanja modal jalan, irigasi dan jaringan adalah pengeluaran/biaya

yang digunakan untuk pengadaan/penambahan/ penggantian/peningkatan

pembangunan/pembuatan serta perawatan, dan termasuk pengeluaran untuk

perencanaan, pengawasan dan pengelolaan jalan irigasi dan jaringan yang

menambah kapasitas sampai jalan irigasi dan jaringan dimaksud dalam kondisi

siap pakai.

5. Belanja Modal fisik Lainnya

Belanja modal fisik lainnya adalah pengeluaran/biaya yang digunakan

untuk pengadaan/penambahan/penggantian/peningkatan pembangunan/pembuatan

serta perawatan terhadap fisik lainnya yang tidak dapat dikategorikan ke dalam

kriteria belanja modal tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, dan

jalan irigasi dan jaringan. Termasuk dalam belanja ini adalah belanja modal

kontrak sewa beli, pembelian barang-barang kesenian, barang purbakala dan

barang untuk museum, hewan ternak dan tanaman, buku-buku, dan jurnal ilmiah

(Kementerian Keuangan Republik Indonesia 2013, h.11-12)

Page 41: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

27

2.5. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh beberapa peneliti adalah sebagai

berikut :

a. Hasil Penelitian dari Arny Yuniar (2013) melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Modal (Studi Kasus pada

Kabupaten dan Kota Sejawa Barat Tahun 2011)” Hasil Penelitian menunjukan

bahwa terdapat pengaruh antara Pengaruh Pendapatan Asli Daerah terhadap

Belanja Modal pada kabupaten dan kota di Jawa Barat pada tahun 2011.

b. Hasil Penelitian dari Septino, Randi (2008) melakukan penelitian dengan

judul “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Alokasi Umum Terhadap

Belanja Modal Di Era Otonomi Daerah (Studi Kasus Kota Bukittinggi)” Hasil

Penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh antara Pengaruh dana alokasi

umum dan pendapatan asli daerah terhadap belanja modal.

2.6. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, tinjauan pustaka maka penulis merumuskan

hipotesis dalam penelitian ini yaitu diduga Pendapatan Asli Daerah (PAD)

berpengaruh positif terhadap belanja modal Pemerintah di Kabupaten Nagan

Raya.

Page 42: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

28

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup dari penelitian ini adalah data Pendapatan Asli

Daerah (PAD) dan belanja modal pemerintah yang ada pada setiap tahunnya.

Untuk memudahkan, maka penulis hanya mengambil data dalam kurun waktu

2007-2014 di Kabupaten Nagan Raya.

3.2. Data Penelitian

3.2.1. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data sekunder,

Data sekunder adalah data yang diperoleh baik yang belum diolah maupun yang

telah diolah, baik dalam bentuk angka ataupun dalam bentu uraian. Dalam

penelitian ini data sekunder yang diambil dari literature yang relavan dengan judul

penelitian seperti buku-buku, artikel, makalah, waktu/periode petunjuk teknis dan

lain-lain yang memiliki relevensi dengan masalah yang diteliti.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data

sekunder yang dilihat dari pembentukan pendapatan asli daerah pada tahun 2007-

2014, serta data belanja modal pemerintah pada tahun 2007-2014 yang di ambil

dari kantor BPS dan kantor DPPKAD Kabupaten Nagan Raya.

3.2.2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik kuantitatif dengan

mendatangi instansi-instansi yang relevan yaitu kantor BPS dan DPPKAD untuk

memperoleh data yang akan diolah dalam penelitian ini.

Page 43: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

29

3.3. Model Analisis Data

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier

sederhana, analisis korelasi, koefisien korelasi, koefisien determinasi dan uji t

yang akan diolah dengan menggunakan program SPSS versi 20.0 dengan

penjelasan berikut :

1. Analisis Regresi Linear Sederhana

Menurut Syakhiruddin (2008, h.256) regresi linear sederhana (simple

regression) ialah suatu bentuk persamaan regresi linear yang menjelaskan

hubungan fungsional antara dua variabel, yaitu antara satu variabel bebas

(independent variable) dengan satu variabel tak bebas (dependent variable),

dengan regresi fungsi garis lurus yang bentuk persamaannya sebagai berikut:

Y = a + bX + e .............................................................................................. (1)

Dimana :

Y = Belanja modal pemerintah (Variabel terikat)

X = Pendapatan Asli Daerah (Variabel bebas)

a = Konstanta (intercept)

b = Koefisien x (koefisien intensitas)

e = Faktor pengganggu (error term)

2. Analisis Korelasi (r)

a. Koefisien Korelasi (r)

Koefisien korelasi merupakan indeks atau bilangan yang digunakan untuk

mengukur keeratan (kuat, lemah, atau tidak ada) hubungan antar variabel yang

datanya berbentuk data interval atau rasio.

Page 44: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

30

b. Koefisien Determinasi (

Koefisien determinasi atau koefisien penentu yang menjelaskan besarnya

pengaruh nilai suatu variabel (variabel X) terdapat naik atau turunnya (variasi)

nilai variabel lainnya (variabel Y).

c. Uji t

Uji signifikansi parameter individual (uji t) dilakukan untuk melihat

signifikansi dari pengaruh variabel bebas (x) terhadap variabel terikat (y) secara

individual.

3.4. Definisi Operasional Variabel

Dalam definisi operasional variabel ini menjelaskan tentang definisi dari

variabel independen dan variabel dependen dalam penelitian ini.

a. Pendapatan Asli Daerah (X)

pendapatan yang bersumber dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil

perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah Kabupaten Nagan Raya

dalam kurun waktu 2007-2014 yang diukur dalam miliar rupiah.

b. Belanja Modal Pemerintah (Y)

Seluruh belanja modal pemerintah atau belanja pembangunan dalam anggaran

di Kabupaten Nagan Raya dalam kurun waktu 2007-2014 yang diukur dalam

satuan miliar rupiah.

Page 45: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

31

3.5. Pengujian Hipotesis

Berdasarkan pengujian hipotesis ini maka, apabila :

a. H0 ; β = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Pendapatan

Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Modal Pemerintah di Kabupaten Nagan

Raya.

b. H1 ; β ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara Pendapatan Asli

Daerah (PAD) terhadap Belanja Modal Pemerintah di Kabupaten Nagan

Raya.

Kriteria uji hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah :

a. Apabila th < tt, maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya tidak terdapat

pengaruh yang signifikan antara Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap

Belanja Modal Pemerintah di Kabupaten Nagan Raya.

b. Apabila th > tt , maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat pengaruh

yang signifikan antara Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja

Modal Pemerintah di Kabupaten Nagan Raya.

Page 46: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

32

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Kabupaten Nagan Raya

Kabupaten Nagan Raya dengan Ibu Kota Suka Makmue yang dibentuk

dengan Undang-undang Nomor 4 Tahun 2002. Secara geografis Kabupaten

Nagan Raya terletak pada posisi 03º40 - 04º38 Lintang Utara dan 96º11 - 96º48

Bujur Timur dengan luas wilayah 3.544,90, KM² (354.490 Ha), dengan batas-

batas sebagai berikut :

- Sebelah Utara dengan Kabupaten Aceh Barat dan Kabupaten Aceh Tengah;

- Sebelah Selatan dengan Samudera Indonesia;

- Sebelah Timur dengan Kabupaten Gayo Lues dan Kabupaten Aceh Barat Daya;

- Sebelah Barat dengan Kabupaten Aceh Barat dan Kabupaten Pidie.

Berdasarkan Qanun Kabupaten Nagan Raya Nomor 2 dan Nomor 3 Tahun

2011, maka secara definitif pada tahun 2011 terdapat 2 (dua) kecamatan yang

mengalami pemekaran, sehingga jumlah kecamatan bertambah dari 8 (delapan)

menjadi 10 (sepuluh) kecamatan. Dua kecamatan yang mengalami pemekaran

wilayah adalah Kecamatan Beutong dan Kecamatan Darul Makmur.

Kecamatan Beutong mengalami pemekaran menjadi Kecamatan Beutong

dan Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang sedangkan Kecamatan Darul

Makmur mengalami pemekaran menjadi Kecamatan Darul Makmur dan

Kecamatan Tripa Makmur.

Kecamatan Darul Makmur mempunyai luas wilayah terluas yaitu 1.027,93

km2 atau 29,00 persen dari luas wilayah kabupaten. Kemudian diikuti oleh

Kecamatan Beutong dengan luas 1.017,32 km2 atau 28,70 persen. Kecamatan

Page 47: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

33

Tadu Raya, Seunagan Timur, Tripa Makmur, Kuala, Kuala Pesisir Seunagan

dan Suka Makmue mempunyai luas wilayah masing-masing 11,45 persen, 9,97

persen 7,10 persen 3,41 persen, 2,15 persen 1,60 persen dan 1,45 persen dari luas

kabupaten. Untuk lebih rinci disajikan pada Tabel 2 berikut;

Tabel 2

Luas Wilayah Menurut Kecamatan

di Kabupaten Nagan Raya Tahun 2015

No Kecamatan Luas

(km2)

Distribusi

(%) 1 Beutong 1,017.32 28.70

2 Seunagan Timur 251.61 7.10

3 Seunagan 56.73 1.60

4 Suka Makmue 51.56 1.45

5 Kuala 120.89 3.41

6 Kuala Pesisir 76.34 2.15

7 Tadu Raya 347.19 9.79

8 Darul Makmur 1,027.93 29.00

9 Tripa Makmur 189.41 5.34

10 Beutong Ateuh Banggalang 405.92 11.45

Jumlah 3.544,90 100

Sumber : BPS Kabupaten Nagan Raya (2015)

Kedudukan Kabupaten Nagan Raya yang berada di lintas jalan nasional

wilayah pantai barat-selatan Aceh, merupakan peluang strategis yang harus

didayagunakan secara optimal. Disamping itu wilayah Kabupaten Nagan Raya

menurut kondisi geografis adalah wilayah yang sangat cocok untuk budidaya

berbagai komoditi pertanian karena didukung oleh iklim yang bagus. Salah satu

faktor cuaca yang sangat signifikan untuk budi daya pertanian adalah tingkat

curah hujan, dimana untuk setiap tahunnya jumlah curah hujan yang terjadi

sebesar 3.937 mm atau rata-rata 328 mm setiap bulannya.

Page 48: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

34

4.2.1. Perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten

Nagan Raya

Di era reformasi pengelolaan keuangan daerah sudah mengalami berbagai

perubahan regulasi dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut merupakan rakaian

bagaimana suatu Pemerintah Daerah dapat menciptakan good governance dan

clean goverment dengan melakukan tata kelola pemerintahan dengan baik.

Keberhasilan dari suatu pembangunan di daerah tidak terlepas dari aspek

pengelolaan keuangan daerah yang di kelola dengan manajemen yang baik pula.

Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi

perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan

pengawasan keuangan daerah. Pengelolaan keuangan daerah yang diatur dalam

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2013 pasal 3 meliputi

kekuasaan pengelolaan keuangan daerah, azas umum dan struktur APBD,

penyusunan rancangan APBD, penetapan APBD, penyusunan dan penetapan

APBD bagi daerah yang belum memiliki DPRD, pelaksanaan APBD, perubahan

APBD, pengelolaan kas, penatausahaan keuangan daerah, akuntansi keuangan

daerah, pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, pembinaan dan pengawasan

pengelolaan keuangan daerah, kerugian daerah, dan pengelolaan keuangan BLUD.

Pengelolaan keuangan daerah harus dikelola secara tertib, taat pada peraturan

perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggung

jawab dengan memperhatikan azas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk

masyarakat.

Searah dengan kebijaksanaan pemerintah setelah mulai diterapkannya

otonomi daerah sejak tahun 2001, diharapkan pembangunan di daerah dapat lebih

mendorong pemerataan pembangunan, dan juga mempercepat pemulihan

Page 49: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

35

perekonomian. Kemandirian daerah dapat dilihat dari perkembangan Pendapatan

Asli Daerah (PAD), artinya semakin tinggi Pendapatan Asli Daerah (PAD)

menunjukkan semakin membaiknya kondisi perekonomian daerah tersebut.

Perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Nagan Raya dapat

dilihat pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3

Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

di Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007-2014

No Tahun PAD

(Rp)

Pertumbuhan

(%)

1 2007 9.978.255.000 -

2 2008 12.642.155.000 27

3 2009 12.327.988.000 (3)

4 2010 11.006.703.000 (13)

5 2011 15.730.667.000 47

6 2012 27.689.045.000 120

7 2013 37.942.006.000 103

8 2014 65.177.802.000 273 Sumber: Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Nagan Raya 2015

Tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) di

Kabupaten Nagan Raya dalam kurun waktu 2007-2014 cenderung meningkat di

setiap tahunyan. Dimana pada tahun 2007 realisasi Pendapatan Asli Daerah

(PAD) sebesar Rp 9.978.255.000 jumlah ini meningkat drastis menjadi

Rp 12.642.155.000. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Nagan

Raya terus terjadi hingga tahun 2014 yaitu sebesar Rp 65.177.802.000.

peningkatan ini disebabkan oleh membaiknya sistem pengutan pajak daerah dan

retribusi daerah di Kabupaten Nagan Raya.

Penyelenggaraan pemerintah daerah tidak lepas dari adanya penggunaan

dan pemanfaatan anggaran serta pendapatan daerah, dan setiap tahun juga selalu

saja pemerintah daerah mempersiapkan perencanaan anggaran atau yang sering

Page 50: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

36

disebut dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang biasa disingkat dengan APBD

adalah suatu rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang disetujui oleh

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Semua Penerimaan Daerah dan Pengeluaran

Daerah harus dicatat dan dikelola dalam APBD. Penerimaan dan pengeluaran

daerah tersebut adalah dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas desentralisasi.

APBK merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam satu tahun anggaran.

APBK merupakan rencana pelaksanaan semua Pendapatan Daerah dan semua

Belanja Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi dalam tahun anggaran

tertentu. Pemungutan semua penerimaan Daerah bertujuan untuk memenuhi target

yang ditetapkan dalam APBD.

Demikian pula semua pengeluaran daerah dan ikatan yang membebani

daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi dilakukan sesuai jumlah dan

sasaran yang ditetapkan dalam APBD. Karena APBD merupakan dasar

pengelolaan keuangan daerah, maka APBD menjadi dasar pula bagi kegiatan

pengendalian, pemeriksaan dan pengawasan keuangan daerah. APBD disusun

dengan pendekatan kinerja yaitu suatu sistem anggaran yang mengutamakan

upaya pencapaian hasil kerja atau output dari perencanaan alokasi biaya atau input

yang ditetapkan. Jumlah pendapatan yang dianggarkan dalam APBD merupakan

perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat tercapai untuk setiap sumber

pendapatan. Struk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Nagan Raya dapat

dilihat pada Tabel 4 berikut.

Page 51: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

37

Tabel 4

Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD) Nagan Raya Tahun 2007-2014

No Tahun APBD (Rp)

Pertumbuhan (%)

1 2007 340.469.597.812 -

2 2008 379.771.556.409 11,54

3 2009 429.931.769.661 14,73

4 2010 396.821.732.177 -9,72

5 2011 491.936.658.319 27,94

6 2012 501.936.658.319 2,94

7 2013 1.096.799.578.393 174,72

8 2014 1.209.439.779.763 33,08

Sumber: Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Nagan Raya 2015

Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa APBD Kabupaten Nagan Raya tahun

anggaran 2007-2014 mengalami flukuasi, dimana pada tahun 2007 sebesar

Rp 340.469.597.812, jumlah ini meningkat 11,54 dari tahun 2007 dan pada tahun

2009 realisasi APBD di Kabupaten Nagan Raya sebesar Rp 429.931.769.661 atau

tumbuh 14,73 persen. Peningkatan ini terus terjadi hingga tahun tahun 2014 yaitu

Rp 1.209.439.779.763. Jumlah pendapatan tertinggi terjadi disumbangkan oleh

dana perimbangan sedangkan bagian yang terkecil adalah retribusi daerah yaitu

sebesar Rp 621.623.184 jumlah meningkat pada tahun 2014 menjadi

Rp 668.255.186. Sumber APBD di Kabupaten Nagan Raya tertinggi adalah

belanja daerah yaitu sebesar Rp 524.744.939.616. Tingginya belanja modal ini

diperoleh dari dana perimbangan dan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dana ini

lebih banyak di alokasikan pada sektor infrastruktur dan belanja pegawai.

4.1.2. Perkembangan Belanja Modal Pemerintah Kabupaten Nagan Raya

Belanja modal merupakan pengeluaran pemerintah daerah yang

menfaatnya melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah aset atau kekayaan

daerah dan selanjutnya akan menambah belanja yang bersifat rutin seperti biaya

Page 52: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

38

operasional dan pemeliharaan. Belanja modal dibagi menjadi dua bagian yaitu

belanja publik, merupakan belanja yang manfaatnya dapat dinikmati secara

langsung oleh masyarakat umum. Contoh belanja publik yaitu pembangunan

jembatan dan jalan raya, pembelian alat transportasi massa, dan pembelian mobil

ambulans. Yang kedua belanja aparatur yaitu belanja yang menfaatnya tidak

secara langsung dinikmati oleh masyarakat akan tetapi dirasakan secara langsung

oleh aparatur. Contoh belanja aparatur: pembelian kendaraan dinas, pembangunan

gedung pemerintahan, dan pembangunan rumah dinas. Kedua jenis belanja

tersebut termasuk dalam belanja modal Kabupaten Nagan Raya. Perkembangan

belanja modal di Kabupaten Nagan Raya tahun 2007-2014 dapat dilihat pada

Tabel 5 berikut.

Tabel 5

Realisasi dan Pertumbuhan

Belanja Modal Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007-2014

No Tahun Belanja Modal

(Rp)

Pertumbuhan

(%)

1 2007 57.193.267.000 -

2 2008 77.172.011.000 34,93

3 2009 92.844.733.000 27,40

4 2010 77.513.514.000 -26,81

5 2011 108.781.835.000 54,67

6 2012 95.488.129.000 -23,24

7 2013 153.868.302.000 102,08

8 2014 349.081.723.000 341,32 Sumber: Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Nagan Raya 2015

Berdasarkan Tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa realisasi belanja modal di

Kabupaten Nagan Raya terlihat fluktuasi dari tahun ketahun namun cenderung

menurun, dimana pada tahun 2007 realisasi belanja modal di Kabupaten Nagan

Raya sebesar Rp 57.193.267.000, jumlah ini meningkat Rp77.172.011.000.

Peningkatan ini terjadi hingga tahun 2009 dimana belanja modal pemerintah

Page 53: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

39

Kabupaten Nagan Raya tercatat sebesar Rp 92.844.733.000. Terjadinya

peningkatan belanja modal pemerintah di Kabupaten Nagan Raya di alokasikan

kepada pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan dan sarana pendidikan.

Kemudian pada tahun 2010 mengalami penurun sebesar Rp 77.513.514.000 atau

turun 26,81 persen dari tahun 2009, dan pada tahun 2011 mengalami peningkatan

kembali menjadi Rp 108.781.835.000, dan pada tahun 2012 sedikit menurun

sebesar Rp 95.488.129.000. Kemudian pada tahun 2013 meningkat menjadi

Rp 153.868.302.000. Peningkatan ini terus terjadi hingga tahun 2014 dimana

realisasi belanja modal pemerintah di Kabupaten Nagan Raya sebesar

Rp 349.081.723.000. tingginya pengeluaran belanja modal pemerintah di

Kabupaten Nagan Raya menunjukkan bahwa pemerintah Kabupaten Nagan Raya

telah berupaya membangun daerah secara efektif sehingga dampaknya dapat

dinikmati oleh masyarakat Kabupaten Nagan Raya.

4.2. Hasil Regresi Linier Sederahana

Bagian ini penulis akan membahas tentang pengaruh yang ditimbulkan

oleh Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap belanja modal pemerintah di

Kabupaten Nagan Raya yang akan dianalisis dengan menggunakan model analisis

regresi linear sederhana yang akan diolah melalui Software SPSS. Dari hasil

penelitian diperoleh hasil akhir sebagai berikut :

Tabel 6

Coefficients

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 7,596 3,107 2,445 ,050

Ln X 0,752 0,131 0,920 5,732 ,001

Sumber : Hasil Regresi SPSS (Agustus 2016)

Page 54: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

40

Berdasarkan Tabel 6 diperoleh persamaan regresinya sebagai berikut:

lnY = 7,596 + 0,725 lnX

Persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Persamaan tersebut menunjukkan bahwa nilai konstanta sebesar 7,598, hal ini

berarti apabila variabel Pendapatan Asli Daerah (PAD) tidak mengalami

perubahan atau tetap maka belanja modal Pemerintah Kabupaten Nagan Raya

sebesar 7,598 persen.

2. Koefisien regresi variabel Pendapatan Asli Daerah (X) sebesar 0,725, hal ini

mengandung arti bahwa setiap kenaikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) 1

persen maka belanja modal Pemerintah Kabupaten Nagan Raya meningkat

sebesar 0,725, persen.

4.3. Pengujian Hipotesis

4.3.1. Uji Signifikasi (t)

Berdasarkan Tabel 6 tersebut, variabel Pendapatan Asli Daerah (X)

diperoleh nilai t-hitung > t-tabel yakni sebesar 5,732 > 2,44 pada α 0,05 dengan

derajat signifikansinya lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,001 < 0,05, maka H0 ditolak

dan H1 diterima. Artinya bahwa secara parsial variabel Pendapatan Asli Daerah

(PAD) berpengaruh nyata terhadap belanja modal pemerintah Kabupaten Nagan

Raya. Setiap kenaikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) maka akan mampu

meningkatkan belanja modal pemerintah Kabupaten Nagan Raya dalam kurun

waktu 2007-2014.

Page 55: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

41

4.3.2. Uji Koefisien Korelasi dan Determinasi

Uji koefisien korelasi dan determinasi ini digunakan dengan tujuan untuk

mengetahui hubungan dan tingkat keeratan antara Pendapatan Asli Daerah (PAD)

dengan belanja modal Pemerintah Kabupaten Nagan Raya. Hasilnya dapat dilihat

pada Tabel 7 dibawah ini.

Tabel 7

Model Summary

Model

R

R Square

Std. Error of

the Estimate

1 0,920a 0,846 0,0630440495

Sumber : Hasil Regresi SPSS (Agustus 2016)

Tabel 7 di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi R sebesar

0,920, artinya bahwa terdapat hubungan yang kuat antara Pendapatan Asli Daerah

(PAD) dengan belanja modal Pemerintah Kabupaten Nagan Raya yakni sebesar

92 persen. Selanjutnya diperoleh nilai koefisien determinasi R Square sebesar

0,846 persen. Hal ini mengandung arti bahwa belanja modal Pemerintah

Kabupaten Nagan Raya sebesar 84,6 persen dipengaruhi oleh Pendapatan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan sisanya sebesar 15,4 persen di jelaskan oleh

variabel lain diluar model ini.

Page 56: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

42

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian hipótesis dan pembahasan yang dikemukakan

pada bagian sebelumnya, maka dapat disimpulkan dalam penelitian ini adalah

bahwa secara parsial Pendapatan Asli Daerah (PAD) berpengaruh postif terhadap

belanja modal Pemerintah Kabupaten Nagan Raya dengan nilai koefisien regresi

sebesar 0,752, yang artinya bahwa setiap kenaikan Pendapatan Asli Daerah

(PAD) 1 persen meyebabkan meningkatnya belanja modal pemerintah Kabupaten

Nagan Raya sebesar 0,752 persen. Pengaruh signifikan ini dapat diketahui dari

nilai t hitung > t tabel yaitu (5,732 > 1,86) pada alfa 5 %. Sedangkan nilai koefisien

determinasi sebesar 0,864 nilai ini menyatakan bahwa belanja modal pemerintah

Kabupaten Nagan Raya sebesar 86,4 persen dipengaruhi oleh Pendapatan Asli

Daerah (PAD) dan sisanya 15,6 persen dipengaruhi oleh variabel lain diluar

model penelitian ini.

5.2. Saran

Beberapa saran yang perlu dikemukakan adalah meliputi:

1. Pengeluaran belanja modal perlu lebih diprioritaskan pada peningkatan

kesejahteraan rakyat yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah,

sehingga dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten

Nagan Raya. Hal ini menandakan bahwa pengeluaran pemerintah daerah,

khususnya untuk belanja modal harus lebih difokuskan pada sektor-sektor yang

mampu mendorong peningkatan ekonomi dan kemandirian masyarakat secara

berkelanjutan.

Page 57: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

43

2. Optimalisasi potensi penerimaan daerah dalam bentuk Pendapatan Asli Daerah

(PAD) merupakan salah satu alternatif sumber penerimaan utama. Untuk itu

peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam bentuk intensifikasi dan

ekstensifikasi perlu mendapat perhatian pemerintah Kabupaten Nagan Raya.

3. Untuk mewujudkan kemandirian pemerintah daerah dalam pengelolaan

keuangan daerah, khususnya untuk alokasi belanja modal, dalam jangka

panjang sebaiknya Pemerintah Kabupaten Nagan Raya perlu mengurangi

ketergantungan atas transfer dana perimbangan dari pemerintah pusat.

Page 58: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

44

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Rozali. 2007. Pelaksanaan Otonomi Luas dengan Pemilihan Kepala

Daerah secara langsung. PT.Raja Grafindo Persada. Jakarta.

BPS. 2016. Kabupaten Nagan Raya dalam Angka. Badan Pusat Statistik

Kabupaten Nagan Raya. Suka Makmue

Bahar, Ujang. 2009. Otonomi Daerah terhadap Pinjaman Luar Negeri.

Kembangan. Jakarta Barat.

Bratakusumah, dan Solihin. 2004. Otonomi Penyelenggaraan Pemerintah

Daerah. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Darise, Nurlan. 2009. Pengelolaan Keuangan Pada Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD) dan BLU.Edisi Kedua. PT. Macana Jaya Cemerlang. Jakarta

Fokusmedia, Tim Redaksi. 2006. Undang-Undang Otonomi Daerah. Fokusmedia.

Bandung

Halim, Abdul. 2007. Akuntansi Sektor Publik-Akuntansi Keuangan Daerah.

Jakarta: Salemba Empat.

Muchtholifah. 2010. Pengaruh PDRB, Inflasi, Investasi Industri, dan Jumlah

Tenaga Kerja terhadap PAD di Kota Mojokerto. Jurnal Ilmu Ekonomi

Pembangunan Vol.1 No.1. UPNV. Surabaya

Nordiawan, Deddi et al. 2012. Akuntansi Pemerintahan. Edisi Ketiga. Salemba

Empat. Jakarta.

Sumarsono, Sonny. 2010. Manajemen Keuangan Pemerintahan. Edisi pertama-

Yokyakarta:graha ilmu.

Saputra. Dori 2014. Analisis Kemandirian Dan Efektivitas Keuangan Daerah

pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Sumatera Barat. Artikel Ilmiah.

Program Studi Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Padang.

Syakhiruddin. 2008. Statistika Ekonomi. CV Perdana Mulya Sarana. Medan

Whidjaja, HAW. 2007. Penyelenggaraan Otonomi di Indonesia. PT. Raja

Grafindo Persada. Jakarta.

Yani, Ahmad. 2009. Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah

di Indonesia.Jakarta:Rajawali Pers.

Page 59: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP …repository.utu.ac.id/677/1/i-v.pdf · sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan. ... pemerintah pusat

44

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Rozali. 2007. Pelaksanaan Otonomi Luas dengan Pemilihan Kepala

Daerah secara langsung. PT.Raja Grafindo Persada. Jakarta.

BPS. 2016. Kabupaten Nagan Raya dalam Angka. Badan Pusat Statistik

Kabupaten Nagan Raya. Suka Makmue

Bahar, Ujang. 2009. Otonomi Daerah terhadap Pinjaman Luar Negeri.

Kembangan. Jakarta Barat.

Bratakusumah, dan Solihin. 2004. Otonomi Penyelenggaraan Pemerintah

Daerah. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Darise, Nurlan. 2009. Pengelolaan Keuangan Pada Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD) dan BLU.Edisi Kedua. PT. Macana Jaya Cemerlang. Jakarta

Fokusmedia, Tim Redaksi. 2006. Undang-Undang Otonomi Daerah. Fokusmedia.

Bandung

Halim, Abdul. 2007. Akuntansi Sektor Publik-Akuntansi Keuangan Daerah.

Jakarta: Salemba Empat.

Muchtholifah. 2010. Pengaruh PDRB, Inflasi, Investasi Industri, dan Jumlah

Tenaga Kerja terhadap PAD di Kota Mojokerto. Jurnal Ilmu Ekonomi

Pembangunan Vol.1 No.1. UPNV. Surabaya

Nordiawan, Deddi et al. 2012. Akuntansi Pemerintahan. Edisi Ketiga. Salemba

Empat. Jakarta.

Sumarsono, Sonny. 2010. Manajemen Keuangan Pemerintahan. Edisi pertama-

Yokyakarta:graha ilmu.

Saputra. Dori 2014. Analisis Kemandirian Dan Efektivitas Keuangan Daerah

pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Sumatera Barat. Artikel Ilmiah.

Program Studi Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Padang.

Syakhiruddin. 2008. Statistika Ekonomi. CV Perdana Mulya Sarana. Medan

Whidjaja, HAW. 2007. Penyelenggaraan Otonomi di Indonesia. PT. Raja

Grafindo Persada. Jakarta.

Yani, Ahmad. 2009. Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah

di Indonesia.Jakarta:Rajawali Pers.