pengaruh penambahan putih telur pada pita …repository.ub.ac.id/10480/1/rengganingrum, lintang...

68
i LEMBAR PENGESAHAN PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA TANAM ORGANIK DALAM USAHA MENINGKATKAN KUAT TARIK DAN KETAHANAN USIA PITA TANAM ORGANIK T E S I S Oleh : Nama Mahasiswa : Lintang Ayu Rengganingrum Nim : 136090300111013 Program Studi : Fisika MinatStudi : Fisika Medis dan Biofisika Menyetujui, KOMISI PEMBIMBING Ketua Anggota Drs. Johan A.E Noor, M.Sc., Ph.D Dra. Lailatin Nuriyah, M.Si NIP. 196503251990021004 NIP. 195606171986022001 Mengetahui, Ketua Program Studi S2 Fisika Mauludi Ariesto Pamungkas, S.Si., M.Si., PhD NIP. 197304122000031013

Upload: others

Post on 10-Dec-2020

21 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

i

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA

TANAM ORGANIK DALAM USAHA MENINGKATKAN

KUAT TARIK DAN KETAHANAN USIA PITA TANAM

ORGANIK

T E S I S

Oleh :

Nama Mahasiswa : Lintang Ayu Rengganingrum

Nim : 136090300111013

Program Studi : Fisika

MinatStudi : Fisika Medis dan Biofisika

Menyetujui,

KOMISI PEMBIMBING

Ketua Anggota

Drs. Johan A.E Noor, M.Sc., Ph.D Dra. Lailatin Nuriyah, M.Si

NIP. 196503251990021004 NIP. 195606171986022001

Mengetahui,

Ketua Program Studi S2 Fisika

Mauludi Ariesto Pamungkas, S.Si., M.Si., PhD

NIP. 197304122000031013

Page 2: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

ii

PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA

TANAM ORGANIK DALAM USAHA MENINGKATKAN

KUAT TARIK DAN KETAHANAN USIA PITA TANAM

ORGANIK

Nama Mahasiswa : Lintang Ayu Rengganingrum

NIM : 136090300111013

Program Studi : S2 Fisika

Minat : Fisika Medis dan Biofisika

KOMISI PEMBIMBING

Ketua : Drs. Johan A.E Noor, M.Sc., Ph.D

Anggota : Dra. Lailatin Nuriyah, M.Si

TIM DOSEN PENGUJI

Dosen Penguji 1 : Chomsin Sulistya Widodo., S.Si., M.Si., Ph.D

Dosen Penguji 2 : Mauludi Ariesto Pamungkas, S.Si., M.Si., PhD

Tanggal Ujian : ………………………….

SK Penguji : 019/J10.12.1/…………...

Page 3: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya sepanjang sepegetahuan saya,

didalam naskah Tesis ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

orang lain untuk mendapat gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak

terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,

kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam

sumber kutipan dan daftar pustaka.

Saya juga menyatakan bahwa isi intelektual tesis ini adalah karya saya

sendiri, walaupun didalam proses penulisannya saya menerima bantuan dari pihak

lain dalam hal gaya tulisan, penyajian dan bahasa.

Apabila ternyata didalam naskah Tesis ini dapat dibuktikan terdapat unsur-

unsur jiplakan (plagiat) tesis, saya bersedia Tesis (MAGISTER) dibatalkan, serta

diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Malang, Agustus 2017

Mahasiswa,

Lintang Ayu Rengganingrum

NIM. 136090300111013

Page 4: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

iv

Lembar Persembahan

Karya ini kupersembahkan untuk :

Bapak dan Ibu tercinta Widodo Eko Poernomo & Liliek Christiana Ernawati.

Tiada kata yang pantas untuk kuhaturkan. Semoga karya kecil ini dapat mewakili semua

rasa dan asaku pada Ibu dan Bapak. Terimakasih untuk seluruh do’a yang terpanjat serta

selalu ada dan menjadi tempatku untuk pulang dan bersandar…

Suamiku Dharma Mujiadi Subiyakto, serta Putra-Putriku Kanaya Nadhifa Shakuntala,

Clarinta Bening Arrahmi, Kenzie Arkananta Putra Dharma.

Terimakasih untuk segenap cinta yang senantiasa menemani dan menjadi pelita hidup

mama…

Page 5: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

v

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Lintang Ayu Rengganingrum, lahir di

Malang tanggal 22 Januari 1986. Penulis merupakan putri

ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Widodo Eko

Poernomo dan Ibu Liliek Christiana Ernawati.

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD

Dinoyo III Malang (1991-1997), kemudian melanjutkan

sekolah menengah tingkat pertama di SLTP Negeri 8 Malang (1997-2000),

kemudian melanjutkan sekolah menengah atas di SMU Islam Malang (2000-

2003). Penulis menempuh pendidikan S1 jurusanFisika di Universitas Brawijaya

Malang (2003-2009). Serta menyelesaikan pendidikan S2 jurusan Fisika di

Universitas Brawijaya Malang (2013-2017).

Penulis pernah bekerja di PT. Telkom Indonesia sebagai staf marketing (2007-

2010). Penulis bekerja di Jurusan Keteknikan Pertanian Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Brawijaya sebagai tenaga laboran Laboratorium Daya dan

Mesin Pertanian mulai tahun 2010 hingga sekarang.

Page 6: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

vi

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT, atas curahan rahmat dan hidayahNya, hingga penulis mampu

menyelesaikan penulisan tesis ini.

2. Sujud dan terimakasih yang dalam penulis persembahkan kepada Ibunda Liliek

Christiana Ernawati dan Ayahanda tercinta Widodo eko Poernomo, atas

dorongan yang kuat, kebijaksanaan dan doa.

3. Suami dan anak-anakku Dharma Mujiadi Subiyakto, Kanaya Nadhifa

Shakuntala, Clarinta Bening Arrahmi, Kenzie Arkananta Putra Dharma atas

kasih sayang dan supportnya.

4. Bapak Drs. Johan A.E Noor, M.Sc., Ph.D dan Ibu Dra. Lailatin Nuriyah,

M.Si selaku pembimbing yang telah banyak member petunjuk, masukan,

dan ide untuk menyelesaikan penulisan tesis ini.

5. Bapak Chomsin Sulistya Widodo., S.Si., M.Si., Ph.D, Bapak Djoko Herry

Santjojo, M.Phil.,Ph.D, Bapak Mauludi Ariesto Pamungkas, S.Si., M.Si.,

PhD selaku Tim Penguji Penulis. Terimakasih untuk segenap saran dan

perbaikan dalam penulisan tesis ini.

6. Bapak Dr. Ir. Gunomo Djoyowasito, MS, yang telah mendukung serta

memberi ide dan berbagi pengalaman penelitian tesis ini.

7. Seluruh dosen dan staf Program Pascasarjana Fakultas MIPA yang telah

memberikan bantuan dan turut membantu kelancaran penulisan tesis ini.

8. Teman-teman S2 Biofisika yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu

karena keterbatasan tempat, atas bantuan dan semangatnya.

9. Adik-adikku Lita, Zunanik, Firdy, Ema, Elka, Panggulu, Miko atas segala

bentuk perhatian dan dukungannya untuk terus maju…

Akhirnya penulis berharap karya kecil ini dapat turut serta memberikan

sumbangsih terhadap khasanah keilmuan dan bagi nusa, bangsa, serta

agama.

Malang, Agustus 2017

Penulis

Page 7: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

vii

PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA TANAM

ORGANIK DALAM USAHA MENINGKATKAN KUAT TARIK DAN

KETAHANAN USIA PITA TANAM ORGANIK

RINGKASAN

Putih telur telah dikenal sebagai bahan makanan yang penting karena

kandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai

perekat alami, pengawet dan matriks penguat dalam sebuah komposit. Kandungan

C, H, O, N dan asam amino yang berada dalam protein putih telur mampu

membentuk ikatan yang dapat mengakibatkan putih telur dikatakan sebagai

binding agent.

Pita tanam organik digolongkan dalam bahan komposit yaitu suatu jenis

bahan baru hasil rekayasa yang terdiri dari dua atau lebih bahan material yang

digabung atau dicampur secara makrooskopik untuk membentuk material yang

bermanfaat dengan syarat terjadi ikatan antara kedua material tersebut.

Pengaplikasian pita tanam organik secara menggulung kemudian digelarkan

memanjang membutuhkan kuat tarik yang tinggi agar tidak mudah robek.

Kandungan putih telur yang kaya akan protein berperan sebagai matriks

penguat, sekaligus perekat dan pengawet organik. Pita tanam organik berbahan

dasar eceng gondok dan pelepah pisang merupakan bahan bantu tanam pada

sistem tanam padi berupa pita yang didalamnya berisi benih padi. Pengaplikasian

pita tanam organik secara menggulung kemudian digelarkan memanjang

membutuhkan tingkat kekuatan yang tinggi agar tidak mudah robek. Untuk itu

dilakukan penambahan putih telur sebagai matriks penguat berbahan alami agar

selanjutnya dapat berfungsi untuk meningkatkan sifat kimia tanah.

Pengujian dilakukan dengan melakukan uji mekanis berupa uji kuat tarik

dengan menggunakan alat Force Gauge. Data yang didapatkan adalah data

sebelum dan sesudah dilakukan simulasi penanaman padi untuk selanjutnya

dibandingkan nilai kuat tariknya.

Nilai kuat tarik terbaik didapatkan dari komposisi dengan penambahan

putih telur sebanyak 250 gram adalah sebesar 0,112 N/mm2 dan nilai kontrol

adalah 0,058 N/mm2 dengan kemampuan bertahan pita tanam organik berkisar

pada usia 50 hari.

Kata kunci : Kuat Tarik, Pita Tanam Organik, Putih Telur

Page 8: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

viii

THE EFFECT OF WHITE EGG ADDITION IN ORGANIC PLANTING

RIBBON TO INCREASE TENSILE STRENGTH OF ORGANIC

PLANTING RIBBON

SUMMARY

White egg is well-known as an essential food, due to its high content of

protein. It is useful as natural adhesive, preservation and strengthening agent of a

composite matrix. Organic elements (C, H, O, N) and amino acids in white egg is

able to form a bond, renders it acting as binding agent.

Organic planting ribbon is classified as a composite material, a novel

material produced by engineering. It consists of two or more materials mixed

together macroscopically. If the materials used in this mixture form a bond, the

new material produced will be beneficial. This material used by rolling it in and

out. Furthermore, a material with great tensile power is needed to prevent it

ripped.

Due to its high content of protein, white egg can be utilized as strengthening

matrix and organic adhesive as well as preservation. The organic planting ribbon,

made from a mixture of water hyacinth and banana stalk is a supporting materials

in rice planting system. This system is like a ribbon filled by rice seeds. The

ribbon application, which involve rolling in and rolling out processes, requires the

ribbon to have a great tensile strength. Thus, the white egg addition is applied as

natural strengthening matrix so that it can be functioned as ground chemical

properties enhancer.

Test performed by implementing mechanical test, such as tensile strength

test using force gauge device. The data is acquired from pre and post rice planting

simulation to compare their tensile strength.

Best tensile strength value is acquired from 250 gram addition of white

egg, which is 0.122 N/mm2,compared to the control which has value of 0.058

N/mm2. This also includes improved shelf life, up to 50 days.

Keywords : Organic Planting Ribbon, Tensile Strength, White egg

Page 9: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkah

rahmatNya sehingga Tesis ini dapat saya selesaikan. Tesis ini berjudul “Pengaruh

Penambahan Putih Telur Pada Pita Tanam Organik Dalam Usaha Meningkatkan

Kuat Tarik Dan Ketahanan Usia Pita Tanam Organik”.

Penulisan tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan

gelar Magister Sains dalam bidang Fisika pada FMIPA UniversitasBrawijaya

Malang. Pada kesempatan ini penulis menyatakan terimakasih yang tak terhingga

kepada Bapak, Ibu, dan rekan - rekan yang secara langsung maupun tidak

langsung telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan bimbingan serta petunjuk

sehingga tesis ini dapat dirampungkan.

Semoga karya kecil ini dapat menjadi sumbangsih dalam bidang keilmuan

dan teknologi. Menyadari adanya keterbatasan pengetahuan, referensi dan

pengalaman, penulis mengharapkan saran dan masukan. Akhir kata, harapan

penulis semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

membutuhkan.

Malang, Agustus 2017

Penulis

Page 10: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

x

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PENGESAHAN i

IDENTITAS TIM PENGUJI ii

PERNYATAAN ORISINALITAS iii

LEMBAR PERSEMBAHAN vi

RIWAYAT HIDUP v

UCAPAN TERIMAKASIH vi

RINGKASAN vii

SUMMARY viii

KATA PENGANTAR ix

DAFTAR ISI x

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR TABEL xv

DAFTAR LAMPIRAN xvi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 RumusanMasalah 3

1.3 TujuanPenelitian 3

1.4 ManfaatPenelitian 3

1.5 BatasanMasalah 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Material Komposit 5

Page 11: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

xi

2.2 Bahan Organik untuk Pembuatan komposit Pita Tanam Organik 8

2.2.1 Eceng Gondok dan pelepah pisang 9

2.2.2 Putih Telur 10

2.3 Uji Kuat Tarik 16

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran 21

3.2 Hipotesis 23

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian 24

4.2 Alat dan Bahan Penelitian 24

4.3 Metode Penelitian 25

4.4 Prosedur Penelitian 27

4.4.1 Prosedur Pembuatan Pita Tanam Organik 27

4.4.2 Prosedur Pengujian Ketahanan Usia PTO 27

4.4.3 Prosedur Uji Kuat Tarik Pita Tanam Organik 28

4.5 Pengamatan Peubah ` 28

4.6 Analisis Data 28

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Pengaruh Penambahan Penguat Maatriks Putih Telur Terhadap

Nilai Kuat Tarik Pita Tanam Organik 30

5.1.1 Uji Kuat Tarik Sebelum Simulasi Penanaman Padi 30

5.1.2 Uji Kuat Tarik Setelah Simulasi Penanaman Padi 31

5.1.3 Nilai Elastisitas Sebelum Simulasi Penanaman Padi 33

5.1.4 Nilai Elastisitas Setelah Simulasi Penanaman Padi 35

5.1.5 Modulus Young 36

Page 12: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

xii

5.2 Interaksi Putih Telur Dengan Eceng Gondok Dan Pekepah Pisang

Pada Proses Pembuatan Pita Tanam Organik 40

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan 47

6.2 Saran 48

DAFTAR PUSTAKA 49

LAMPIRAN- LAMPIRAN 53

Page 13: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

xiii

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1 Komposisi Komposit 6

Gambar 2.2 Batang Tanaman Eceng Gondok Sebagai Bahan Komposit

Pita Tanam Organik 9

Gambar 2.3 Pelepah Pisang Sebagai Bahan Pita Tanam Organik 10

Gambar 2.4 PutihTelur sebagai Bahan Modifikasi Pembuatan Pita

Tanam Organik 10

Gambar 2.5 Struktur Telur 12

Gambar 2.6 Alat Force Gauge Untuk Uji Kuat Tarik 17

Gambar 2.7 Mekanisme Uji Tarik dengan Bahan Uji Standar 17

Gambar 2.8 Bentuk Dimensi Spesimen Uji Standar ASTM D638 18

Gambar 2.9 Proses Uji Tarik Pada Suatu Material 19

Gambar 2.10 Gambaran Uji Tarik dan Tegangan yang Terjadi 19

Gambar 2.11 Kurva Tegangan-Regangan 21

Gambar 3.1 Map Kerangka Konsep Penelitian 23

Gambar 4.1 Diagram Alir Pembuatan Pita Tanam Organik 27

Gambar 4.2 Diagram Alir Simulasi Pengaplikasian Pita Tanam Organik 27

Gambar 4.3 Diagram Alir Uji Kuat Tarik Pita Tanam Organik 28

Gambar 5.1 Hubungan Nilai Kuat Tarik Awal dengan Penambahan

Putih Telur Sebelum Dilakukan Simulasi Penanaman Padi 30

Gambar 5.2 Hubungan Nilai Kuat Tarik Akhir dengan Penambahan

Putih Telur Sebelum Dilakukan Simulasi Penanaman Padi 32

Page 14: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

xiv

Gambar 5.3 Hubungan Regangan Awal Dengan Penambahan Putih

Telur Sebelum Dilakukan Simulasi Penanaman Padi 34

Gambar 5.4 Hubungan Regangan Akhir Dengan Penambahan Putih

Telur Sebelum Dilakukan Simulasi Penanaman Padi 35

Gambar 5.5. Kondisi Pita Tanam Organik untuk Uji Ketahanan usia

(A) Usia 0 Hari, (B) Usia 20 hari (C) Usia 50 hari. 39

Gambar 5.6. Mekanisme Pengikatan Air dan Udara oleh Protein 44

Page 15: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

xv

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1 Komposisi Kimia Putih Telur 11

Tabel 2.2 Jenis, Sifat dan Karakteristik Protein Putih Telur 13

Tabel 2.3 Kandungan Unsur dalam Protein 13

Tabel 4.1 Tabel Komposisi Bahan Komposit 26

Tabel 5.1 Perhitungan Modulus Elastisitas sebelum Simulasi 37

Tabel 5.2 Perhitungan Modulus Elastisitas sesudah Simulasi 38

Page 16: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1. Data Hasil Percobaan Uji Kuat Tarik Sebelum Simulasi

Padi (N/mm2) 53

Lampiran 2. Data Hasil Percobaan Uji Kuat Tarik Sesudah Simulasi

Padi (N/mm2) 54

Lampiran 3. Data Hasil Percobaan Nilai Regangan Sebelum Simulasi

Padi (N/mm2) 55

Lampiran 4. Data Hasil Percobaan Nilai Regangan Sesudah Simulasi

Padi (N/mm2) 56

Lampiran 5. Data Hasil Percobaan Modulus Young Sebelum Simulasi

Padi (N/mm2) 57

Lampiran 6. Data Hasil Percobaan Modulus Young Sesudah Simulasi

Padi (N/mm2) 58

Lampiran 7. Cara Perhitungan Standar Deviasi Salah Satu Data Percobaan

Kontrol Nilai Kuat Tarik Sebelum Simulasi Penanaman Padi 59

Lampiran 8. Dokumentasi 60

Lampiran 9. Hasil Uji Analisa Sebelum Simulasi Penanaman Padi 61

Lampiran 10. Hasil Uji Analisa Sesudah Simulasi Penanaman Padi 62

Page 17: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

xvii

Page 18: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

B A B I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Putih telur telah dikenal sebagai bahan makanan yang penting karena kandungan

proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat alami, pengawet dan

matriks penguat dalam sebuah komposit. Kandungan C, H, O, N dan asam amino yang berada

dalam protein putih telur mampu membentuk ikatan yang dapat mengakibatkan putih telur

dikatakan sebagai binding agent. Putih telur banyak ditemukan sebagai limbah bahan makanan

pada pedagang STMJ di Kota Malang. Harganya yang murah, jumlah melimpah, kualitas yang

tinggi, serta ramah lingkungan menjadikan putih telur sebagai bahan alternatif matriks penguat

dalam pembuatan bahan komposit pita tanam organik.

Pita tanam organik merupakan bahan bantu tanam pada sistem tanam padi berupa pita

yang di dalamnya berisi benih padi. Pita tanam organik dimodifikasi dengan membuat pita tanam

organik dalam dua lapis dari bahan yang berbeda, yaitu jenis labil, dari bahan eceng gondok,

pelepah pisang dan Clotararia mucronata dengan perbandingan 40 : 40 : 20 sedang pita tanam

organik stabil dibuat dari bahan yang sama dengan perbandingan 60 : 40. Penggunaan pita tanam

organik diharapkan mampu meningkatkan keefisienan penggunaan air pada sistem tanam padi.

Pita tanam organik stabil mampu berfungsi sebagai mulsa yang dapat menghambat evaporasi air

tanah sawah. Sedangkan pita tanam organik labil berfungsi sebagai sumber bahan organik tanah

yang dapat menunjang pertumbuhan tanaman padi (Djoyowasito,2014).

Disebut dengan pita tanam organik adalah dengan mempertimbangkan dari segi bentuk

cetakan yang berbentuk lembaran memanjang seperti pita yang dapat digulung dan dihamparkan

diatas lahan pertanian. Pita tanam organik digolongkan dalam bahan komposit yaitu suatu jenis

Page 19: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

bahan baru hasil rekayasa yang terdiri dari dua atau lebih bahan material yang digabung atau

dicampur secara makrooskopik untuk membentuk material yang bermanfaat dengan syarat

terjadi ikatan antara kedua material tersebut. Pengaplikasian pita tanam organik secara

menggulung kemudian digelarkan memanjang membutuhkan kuat tarik yang tinggi agar tidak

mudah robek.

Dari uraian yang telah dikemukakan oleh Djoyowasito (2014), mengenai pengembangan

sistem tanam berupa pita tanam organik untuk menanam padi di sawah, maka peneliti ingin

mengembangkan modifikasi pita tanam organik stabil untuk meningkatkan nilai kuat tarik dan

ketahanan usianya karena berfungsi sebagai mulsa. Untuk itu dilakukan penelitian pada

modifikasi pembuatan pita tanam organik stabil dengan penambahan matriks penguat berupa

putih telur. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan nilai kuat tarik dan ketahanan usia pita

tanam organik hingga 60 hari. Karena pada usia ini merupakan penentu produksi hasil tanam

padi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan putih telur sebagai

matriks penguat dalam usaha meningkatkan kuat tarik dan ketahanan usia bahan komposit pita

tanam organik agar berfungsi optimal.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian diatas, maka dapat dikemukakan beberapa rumusan masalah

diantaranya adalah :

1. Bagaimana pengaruh putih telur terhadap nilai kuat tarik komposit pita tanam organik.

Page 20: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

2. Bagaimana pengaruh putih telur terhadap ketahanan usia komposit pita tanam organik.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah pada penelitian ini, maka tujuan dari

penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan mempelajari hubungan kuat tarik dengan persentase penambahan

putih telur yang bervariasi.

2. Untuk mengetahui dan mempelajari hubungan ketahanan usia pita tanam organik dengan

persentase penambahan putih telur yang bervariasi.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diinginkan dari penelitian ini adalah:

1. Memberikan informasi mengenai modifikasi sistem tanam padi dengan pita tanam

organik untuk meningkatkan nilai kuat tarik dan ketahanan usia agar dapat berfungsi

lebih optimal.

2. Memberikan informasi tentang pengaruh penambahan putih telur terhadap komposit pita

tanam organik.

1.5 Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi hal – hal sebagai berikut :

1. Dalam penelitian ini aplikasi hanya dilakukan dengan simulasi penanaman padi skala

laboratorium dan membuktikan bahwa penambahan tersebut tidak mempengaruhi proses

pertumbuhan padi.

Page 21: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

2. Dalam penelitian ini dilakukan uji ketahanan usia dilakukan dengan cara visual dan

dilakukan uji secara fisik pada usia tertentu karena kondisi pita tanam organik yang tidak

memungkinkan.

Page 22: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

B A B II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Material Komposit

Material komposit merupakan material yang dibuat dengan kombinasi dua atau lebih

material yang berbeda yang digabung atau dicampur secara makrooskopik untuk membentuk

material yang bermanfaat dengan syarat terjadi ikatan antara kedua material tersebut (Gibson,

1994). Adapun tujuan dibentuknya komposit adalah : 1). Untuk memperbaiki sifat mekanik

dan/atau sifat spesifik tertentu 2). Mempermudah desain yang sulit pada manufaktur 3).

Keleluasaan dalam bentuk yang dapat menghemat biaya 4). Menjadikan bahan lebih ringan.

Komposit adalah suatu material yang terbentuk dari kombinasi dua atau lebih material

pembentuknya melalui campuran yang tidak homogen, dimana sifat mekanik dari masing-

masing material pembentuknya berbeda (Matthews, Watts, Powlson, Price, & Whalley, 2008).

Material komposit mempunyai sifat dari material konvensional pada umumnya dari proses

pembuatannya melalui percampuran yang tidak homogen, sehingga kita leluasa merencanakan

kekuatan material komposit yang kita inginkan dengan jalan mengatur komposisi dari material

pembentuknya. Dengan adanya perbedaan dari material penyusunnya maka komposit antar

material harus berikatan dengan kuat, sehingga perlu adanya penambahan wetting agent.

Komposit merupakan gabungan antara bahan matriks atau pengikat dengan filler.

Matriks merupakan bahan dasar yang berfungsi sebagai berikut:

1. Merupakan pelindung penguat dari lingkungan abrasif dan korosif.

2. Merupakan pemisah antar penguat dan juga mencegah adanya crack dari satu penguat

dengan penguat lainnya.

Page 23: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

3. Pemberi ketangguhan, kekuatan geser dengan mendistribusikan ke penguat.

4. Sebagai penentu stabilitas bentuk dan ketahanan nya terhadap suhu/ temperatur.

5. Menyatukan ikatan partikel penguat agar dapat merekat dengan matriks melalui sifat

kohesi dan adhesi.

Untuk mencapai fungsi tersebut matriks hendaknya memiliki tingkat keuletan yang tinggi,

modulus elastisitas lebih rendah dari penguat serta memiliki kemampuan mengikat yang baik

antara matriks dan penguat.

Filler merupakan salah satu bagian komposit yang berfungsi sebagai penanggung beban

utama pada komposit. Filler merupakan komponen lain dalam sebuah komposit yang

terdistribusi merata dalam matriks. Adanya dua atau lebih penyusunan komposit menimbulkan

beberapa daerah dan istilah penyebutannya: matriks penguat (penyalur beban utama), Interphase

(pelekat antar dua penyusun), interface (permukaan phase yang berbatasan dengan phase lain).

Gambar 2.1 . Komposisi komposit.

Secara struktur mikro material komposit tidak mengubah material pembentuknya tetapi

secara makro material komposit berbeda dengan material pembentuknya karena terjadi ikatan

antar permukaan antara matriks dan filler. Matriks harus memiliki kemampuan mengikat dan

atau memberikan ikatan antar muka (interface bonding) yang kuat antara matriks, filler, dan

Page 24: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

penguatnya. Kualitas sebuah komposit bergantung kepada kualitas ikatan antara matriks dan

filler yang dipengaruhi oleh: ukuran partikel, rapat jenis bahan yang digunakan, fraksi volume

material, komposisi material, bentuk partikel, kecepatan dan waktu pencampuran, penekanan

(kompaksi), dan pemanasan (sintering) (Syahid, 2011).

Ikatan antar muka pada suatu komposit merupakan ikatan yang terbentuk antara dua fasa

yang berbeda. Dimana antar muka berperan sebagai media transfer beban dari matriks ke

penguat. Ikatan antar muka mempengaruhi kekuatan, kekakuan, ketahanan mulur, dan degradasi

akibat lingkungan komposit tersebut. Adapun ikatan yang terjadi pada antar muka komposisi

adalah:

1. Mechanical Bonding

Merupakan ikatan mekanik paling efektif ketika gaya dikenakan searah dengan

permukaan. Ikatan ini dipengaruhi oleh kekasaran permukaan dimana semakin besar

interlocking yang terjadi pada kedua permukaan. Sehingga kekuatan geser lebih

berpengaruh daripada kekuatan tarik.

2. Electrostatic Bonding

Ikatan ini terjadi ketika permukaan matriks dan penguat memiliki muatan yang berbeda

dimana yang satu positif dan yang satu negative. Ikatan elektrostatik akan efektif apabila

jarak keduanya pendek dan bergantung pada kerapatan muatan.

3. Chemical Bonding

Ikatan kimia terbentuk antara gugus kimia pada permukaan penguat dan gugus harmonik

pada matriks.

4. Interdiffusion Bonding

Page 25: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

Ikatan yang terjadi pada dua permukaan polimer, dimana molekul polimer yang satu akan

terdifusi pada jaringan molekul permukaan lainnya (Syahid, 2011)

2.2 Bahan Organik untuk Pembuatan Komposit Pita Tanam Organik

Bahan organik tanah merupakan fraksi bukan mineral yang ditemukan sebagai bahan

penyusun tanah. Berasal dari timbunan jaringan tanaman, hewan, atau jasad renik yang masih

hidup maupun yang telah mati pada berbagai tahap dekomposisi. Bahan organik tanah adalah

suatu bahan yang kompleks dan dinamis, berasal dari sisa tanaman dan hewan yang terdapat

didalam tanah dan mengalami perombakan terus menerus (Tajik, Rahimi, & Pazira, 2003).

Bahan organik selain menyediakan unsur hara juga turut mempengaruhi karasteristik

tanah sehingga dapat dijadikan sebagai media tumbuh suatu tanaman. Kandungan bahan organik

tanah yang tinggi akan meningkatkan kualitas fisika, kimia dan biologi tanah. Bahan organik

merupakan sumbangan karbon dan nitrogen bagi jasad renik tanah. Tingkat dekomposisi suatu

bahan organik berkaitan erat dengan kadar C (karbon) dan N (nitrogen) pada bahan tersebut.

Bahan organik sukar lapuk (stabil) dapat menentukan sifat fisika tanah seperti peningkatan pori

tanah dan kemantapan agregat tanah dan bahan organik yang mudah lapuk (labil) berperan pada

sifat kimia terutama perharaan (Djoyowasito, 2014).

2.2.1 Eceng Gondok dan Pelepah pisang

Page 26: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

Gambar 2.2 Batang tanaman eceng gondok sebagai bahan komposit pita tanam organik.

Eceng gondok (Eichhornia crassipes (Mart.) Solm.) merupakan tanaman gulma air yang

perlu diperhatikan karena termasuk gulma dengan pertumbuhan yang sangat pesat (Moenandir &

Argosadewo, 1992). Eceng gondok dapat digunakan sebagai bahan pembuatan mulsa organik

karena bahan-bahan tersebut memiliki serat yang tergolong cukup kuat dan daya tahan terhadap

fluida (air) yang cukup baik (Djoyowasito et al., 2009).

Kompos dari bahan tanaman eceng gondok memberikan pengaruh yang lebih baik

terhadap pertumbuhan tanaman kacang tanah dibandingkan dengan penggunaan kompos dari

bahan jerami padi dan sisa tanaman jagung pada tanah pasir. Selain itu, Tanaman eceng gondok

telah dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan kantong tanam organik sebagai pengganti

polybag pada persemaian tanaman tembakau (Pudjiono, Djoyowasito, & Oktayani, 2002).

Selanjutnya tanaman eceng gondok juga telah dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pita

tanam organik untuk bahan bantu tanam tanaman padi di lahan sawah (Djoyowasito et al., 2009).

Gambar 2.3 Pelepah Pisang Sebagai Bahan Pita Tanam Organik.

Pelepah pisang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu bahan alternatif komposit karena

seratnya yang kuat. Tanaman eceng gondok dan pelepah pisang dapat digunakan sebagai bahan

kombinasi pembuatan mulsa organik karena bahan-bahan tersebut memiliki serat yang tergolong

cukup kuat dan daya tahan terhadap fluida (air) yang cukup baik (Djoyowasito et al., 2009).

Page 27: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

2.2.2 Putih Telur

Gambar 2.4 Putih Telur Sebagai Bahan Modifikasi Pembuatan Pita Tanam Organik.

Salah satu bahan tambahan yang dapat meningkatkan kualitas pita tanam organik adalah

putih telur. Telur ayam merupakan salah satu bahan makanan asal ternak yang memiliki nilai gizi

tinggi karena mengandung zat-zat makanan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia seperti

lemak, protein, vitamin, dan mineral serta memiliki daya cerna yang tinggi (Sirait, 1986). Putih

telur ayam merupakan cairan kental kekuning-kuningan yang terdapat disekeliling kuning telur.

Putih telur dikenal dengan nama albumin, karena bila dikoagulasikan, putih telur akan

menghasilkan endapan yang berwarna putih (Romanoff & Romanoff, 1963).

Komponen terbesar dalam putih telur adalah protein dan air. Komponen penyusun putih

telur sebagian besar yang tersusun oleh air mempengaruhi daya simpan suatu bahan pangan

(Zayas, 1997). Air sangat berpengaruh dalam pengolahan dan pengawetan bahan pangan.

Perbedaan tingkat kekentalan putih telur dipengaruhi oleh kandungan air yang menyusunnya

(Romanoff & Romanoff, 1963). Adapun komposisi telur dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.1 Komposisi Kimia Telur

Page 28: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

Telur ayam terdiri dari tiga bagian utama yaitu kulit telur 8-11%, kuning telur 27-32%

dan albumen (putih telur) 56-61%. Bagian-bagian tersebut masih dibagi lagi dalam beberapa

lapisan telur .

Gambar 2.5. Struktur telur.

Putih telur mempunyai empat bagian utama yaitu lapisan putih telur yang encer bagian

luar, lapisan putih telur yang kental, lapisan putih telur encer bagian dalam dan lapisan khalaza.

Khalaza berperan untuk mengikat bagian putih telur dengan bagian kuning telur, yaitu serabut-

serabut protein berbentuk spiral yang disebut mucin. Struktur putih telur tersusun atas serabut-

serabut protein yang terjalin membentuk jala yang disebut ovomucin, sedangkan bagian yang

Page 29: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

cair diikat kuat di dalamnya menjadi bagian kental (Romanoff & Romanoff, 1963). Protein putih

telur terdiri dari protein serabut yaitu ovomucin dan protein globular yaitu ovalbumin,

conalbumin, ovomucoid, lyzozyme, flavoprotein, ovoglobulin, ovoinhibitor, dan avidin

(Stadelmen & Cotterill, 1995).

Jenis-jenis protein putih telur, sifat dan karakteristiknya dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Jenis, Sifat dan Karakteristik Protein Putih Telur

Kandungan putih telur yang kaya akan protein ini digunakan sebagai alternatif perekat

alami. Banyak bahan-bahan yang berprotein tinggi seperti air rebusan tempe dan tahu atau

limbah cair pabrik pembuatan tempe dan tahu yang juga mengandung kadar protein yang cukup

tinggi berpotensi sebagai perekat (Said & Wahjono, 1999).

Sifat fisikokimia setiap protein tidak sama, tergantung pada jumlah dan jenis asam

aminonya. Molekul protein tidak dapat melalui membran semipermiabel, tetapi masing-masing

dapat menimbulkan tegangan pada membran tersebut. Kandungan unsur dalam protein dapat

dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3. Kandungan unsur dalam protein

Page 30: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

Produktivitas tanaman padi sangat dipengaruhi oleh keberadaan bahan organik pada

lahan sawah. Salah satu indikator menurunnya kualitas lahan adalah menurunnya kandungan C (

karbon ) organik pada tanah (Pramono, 2004). Kualitas bahan organik dikatakan tinggi apabila

kandungan N tinggi, kandungan lignin dan polifenol yang rendah yaitu menyebabkan proses

pelepasan unsure haranya cepat dan bertepatan pada saat tanaman membutuhkan. Begitu juga

sebaliknya, kualitas bahan organik dikatakan rendah jika N rendah serta kandungan lignin dan

polifenolnya tinggi. Hal ini mengakibatkan proses pelepasan unsur hara berjalan lambat dan

membutuhkan waktu yang lebih lama (Yuwono, 2008).

Koagulasi adalah suatu keadaan dimana protein tidak lagi terdispersi sebagai suatu koloid

karena unit ikatan yang terbentuk cukup banyak. Ikatan yang terbentuk yaitu ikatan hidrofobik,

ikatan hidrogen, dan ikatan disulfida. Koagulasi yang terjadi disebabkan karena adanya reaksi

antara protein dan air yang diikuti dengan penggumpalan protein (Winarno & Sutrinso, 2002).

Koagulasi pada putih telur menyebabkan protein mengalami agregasi dan terbentuknya ikatan

antar molekul. Koagulasi dapat juga diartikan sebagai salah satu kerusakan protein yang terjadi

akibat pemanasan dan terjadi penggumpalan serta pengerasan pada protein karena menyerap air

pada proses tersebut (Makfoeld, 2008). Koagulasi berawal dari pemanasan yang dapat

menyebabkan pemutusan ikatan hydrogen yang menopang struktur sekunder dan tersier suatu

protein sehingga menyebabkan sisi hidrofobik dari gugus samping polipeptida akan tebuka.

Page 31: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

Hal ini menyebabkan kelarutan protein semakin turun dan akhirnya mengendap dan

menggumpal. Pada saat inilah terjadi proses koagulasi (Winarno, 1989).

Tahapan koagulasi protein :

1. Denaturasi protein : Perubahan utama pada struktur 3 dimensi

2. Flokulasi / curding : Perubahan struktur protein sekunder, penggumpalan protein yang

mengendap berada di dalam keadaan terpisah – pisah

3. Gelasi/ koagulasi: Gumpalan–gumpalan protein sudah membentuk massa homogen seperti

gel.

Matriks penguat yang digunakan dalam penelitian ini adalah putih telur. Dimana

didalamnya tersusun atas partikel-partikel protein yang berkoagulasi membentuk ikatan-ikatan

sehingga mampu memperkuat filler komposit. Protein putih telur membentuk suatu ikatan yang

koheren yang umumnya dalam bentuk ikatan kimia yang melapisi semua permukaan

serat/matriks. Dengan menambahkan putih telur dapat menyelubungi serat eceng gondok dan

pelepah pisang dan melindunginya dari kerusakan antar serat berupa abrasi sehingga putih telur

mampu mengawetkan pita tanam organik. Putih telur juga melepaskan ikatan dari serat individu

dengan cara menyerap energi regangan sehingga memperkecil jarak antar serat, apabila

kebetulan terjadi perambatan retak dalam filler yang mengenai serat.

Pemilihan bahan putih telur ini didasarkan pada banyaknya bahan putih telur yang tidak

terpakai dari pedagang STMJ yang ada dikota Malang. Kandungan C, H, O, N didalam putih

telur mendukung dalam proses perekatan antar serat filler pita tanam organik dan memperlambat

proses dekomposisi didalamnya. Putih telur sebagai binding agent diharapkan dapat

mengoptimalkan kekuatan dan ketahanan usia pita tanam organik. Sehingga diperoleh pita tanam

yang kuat dan tahan lama.

Page 32: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

2.3. Uji Kuat Tarik

Uji tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji kekuatan suatu bahan atau

material dengan cara memberikan beban gaya yang sesumbu (Askeland, 1985). Pengujian kuat

tarik (tensile strength test) adalah pengujian mekanik secara statis dengan cara menarik kedua

ujung sampel dengan pembebanan pada sampel sebesar F (Newton) bertujuan untuk mengetahui

sifat-sifat mekanik tarik (kekuatan tarik) dari komposit yang diuji diperkuat dengan putih telur.

Komposisi serat di dalam kulit juga mempengaruhi kekuatan sobek dan daya tarik (Purnomo,

1985). Protein berperan sebagai penunjang mekanis, yang memberikan kekuatan pada tulang dan

daya tahan sobek pada kulit (Winarno, 1989).

Gambar 2.6 Alat Force Gauge Untuk Uji Kuat Tarik.

Alat Force Gauge digunakan dalam pengukuran uji tarik dalam penelitian ini.

Page 33: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

Gambar 2.7. Mekanisme Uji tarik dengan Bahan Uji Standar.

Mekanisme pengujian tarik pada suatu sampel dilakukan dengan menjepit ujung-ujung

spesimen yang telah dibentuk sesuai standar pada mesin uji tarik. Beban yang bekerja pada

spesimen serta perubahan panjang yang terjadi akibat beban itu semua dicatat pada suatu

diagram. Dimana diagram tersebut dinamakan diagram tegangan regangan. benda yang di uji

tarik diberi pembebanan pada kedua arah sumbunya. Seperti pada Gambar 2.7. Pemberian

beban pada kedua arah sumbunya diberi beban yang sama besarnya. Spesimen uji harus

memenuhi standar dan spesifikasi dari ASTM E8 atau D638. Bentuk specimen yang

distandarisasikan bertujuan agar retak dan patahan terjadi di daerah gage length. Adapun bentuk

dari spesimen uji dapat dilihat pada Gambar 2.8.

Gambar 2.8. Bentuk Dimensi Spesimen Uji Standar ASTM D638.

Hasil yang didapatkan dari pengujian tarik sangat penting untuk rekayasa teknik dan desain

produk karena menghasilkan data kekuatan material. Pengujian uji tarik digunakan untuk

mengukur ketahanan usia suatu material terhadap gaya statis yang diberikan secara lambat.

Metode yang dilakukan adalah dengan menarik material secara perlahan-lahan, kita akan

mengetahui reaksi dari material tersebut terhadap pembebanan yang diberikan dan seberapa

panjang material tersebut bertahan sampai akhirnya putus seperti pada Gambar 2.9.

Page 34: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

Gambar 2.9. Proses Uji Tarik Pada Suatu Material.

Perubahan panjang dari spesimen dideteksi melalui pengukur regangan (strain gage)

yang ditempelkan pada spesimen seperti diilustrasikan pada Gambar 2.9. Dari hasil penarikan

material hingga material tersebut putus, kita dapat mengetahui data yaitu berupa tegangan tarik

versus pertambahan panjang dari material yang kita uji.

Gambar 2.10. Gambaran Uji Tarik dan Tegangan yang terjadi

Pada tahap awal dari uji tarik, hubungan antara beban atau gaya yang diberikan

berbanding lurus dengan perubahan panjang bahan tersebut. Pada daerah ini, kurva pertambahan

panjang vs beban mengikuti aturan Hooke sebagai berikut yaitu rasio tegangan (stress) dan

regangan (strain) adalah konstan.

Page 35: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

Dimana, F: gaya tarikan ; A: luas penampang

Dimana, ΔL: pertambahan panjang ; L: panjang awal

Hubungan antara stress dan strain dirumuskan:

Selanjutnya kita dapatkan Gambar 2.11 yang merupakan kurva standar ketika

melakukan eksperimen uji tarik. E adalah gradien kurva dalam daerah linier, di mana

perbandingan tegangan (σ) dan regangan (ε) selalu tetap. E diberi nama “Modulus Elastisitas”

atau “Young Modulus”. Kurva tegangan-regangan teknik dibuat dari hasil pengujian yang

didapatkan.

Gambar 2.11. Kurva tegangan-regangan.

Stress = = F/A

Strain: ε = ΔL/L × 100%

E = σ / ε

Page 36: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

Modulus Elastisitas didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan, dengan

regangan suatu bahan selama gaya yang bekerja tidak melampaui batas elastisitasnya. Dalam SI

satuan modulus elastisitas sama dengan satuan tegangan. Semakin besar nilai E, berarti semakin

sulit untuk merentangkan benda, artinya dibutuhkan gaya yang lebih besar.

Page 37: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat
Page 38: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

1

B A B III

KERANGKA KONSEP PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Putih telur memiliki kandungan protein yang sangat tinggi. Kandungan

protein yang sangat tinggi pada suatu bahan organik dapat dimanfaatkan sebagai

material perekat alami. Perekat alami dapat diaplikasikan pada pembuatan pita

tanam organik yang sedang dikembangkan oleh Djoyowasito, 2014 untuk

meningkatkan kekuatan tarik dan ketahanan usianya. Selain itu, penambahan putih

telur sekaligus mampu memperbaiki kondisi fisika dan kimia tanah.

Penelitian yang akan dilakukan adalah melanjutkan penelitian yang telah

dilakukan oleh Djoyowasito (2014), yaitu dengan melakukan penambahan matriks

putih telur sebagai penguat pada adonan pembuatan komposit pita tanam organik,

untuk selanjutnya dianalisis dan dipelajari pengaruhnya terhadap nilai kuat tarik

pada pita tanam organik. Hal ini dilakukan karena aplikasi pita tanam organic di

area lahan berlumpur nantinya membutuhkan kuat tarik yang tinggi karena

penggunaannya yang digulung kemudian dihamparkan di lahan. Kerangka

pemikiran dalam penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 3.1.

Page 39: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

2

=

Gambar 3.1. Map Kerangka Konsep Penelitian

Page 40: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

3

3.2 Hipotesis

Dengan ditambahkan putih telur mampu meningkatkan sifat fisik pita tanam organik

sehingga mampu mengetahui pengaruh penambahan putih telur dalam usaha meningkatkan

kekuatan dan ketahanan usia pita tanam organik agar

Page 41: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

1

B A B IV

METODE PENELITIAN

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015 di

Laboratorium Mekatronika Alat dan Mesin Pertanian dan Laboratorium Daya dan Mesin

Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya.

4.2 Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah :

1. Force Gauge untuk menguji kuat Tarik dari pita tanam organik sebelum ditambahkan putih

telur dengan yang sudah ditambahkan putih telur.

2. Panci untuk merebus eceng gondok dan pelepah pisang agar mudah dihaluskan

3. Blender untuk menghaluskan

4. Kompor untuk memanaskan eceng gondok dan pelepah pisang

5. Pisau untuk mencacah eceng gondok dan pelepah pisang sebelum di panaskan;

6. Cetakan kayu berukuran 100cm × 12cm × 1cm untuk membuat pita tanam organik.

7. Bak, untuk simulasi penanaman padi dengan menggunakan pita tanam organik.

8. Tanah dan air, sebagai media simulasi penanaman padi dengan menggunakan pita tanam

organik.

Adapun bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah :

Page 42: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

2

1. Tanaman Eceng gondok dan pelepah pisang, sebagai filler pembuatan komposit pita

tanam organik.

2. Putih telur, sebagai matriks penguat dalam pembuatan komposit pita tanam organik untuk

mengoptimalkan tingkat kekuatan dan ketahanan usia pita tanam organik.

4.3 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan membandingkan nilai

kekuatan filler pita tanam organik yang tidak ditambahkan penguat matriks putih telur dengan

filler pita tanam organik yang ditambahkan penguat matriks putih telur dengan variasi 50 gram,

100 gram, 150 gram, 200 gram, dan 250 gram. Pita tanam organik tanpa penambahan penguat

matriks putih telur dibuat dengan perbandingan bahan matriks eceng gondok 60% dan pelepah

pisang 40% dalam 1 kg berat kering untuk dijadikan kontrol. Sedangkan pita tanam organik

dengan penambahan penguat matriks putih telur dibuat dengan 60% eceng gondok dan 40 %

pelepah pisang dengan variasi penambahan penguat matriks putih telur.

Langkah selanjutnya adalah melakukan uji kuat tarik dengan menggunakan alat Force

Gauge. Dimana bahan uji pita tanam organik diambil sebagai sampel kemudian dipotong dan

dibentuk sesuai standar spesimen ASTM E8 seperti pada Gambar 2.8. Setiap 1 sampel pita

organik diambil sebanyak 5 spesimen sebagai 5 ulangan data.

Seperti yang telah dilakukan pada penelitian Djoyowasito, 2014 bahwa pita tanam

organik stabil yang digunakan sebagai kontrol adalah 60 : 40 dari berat kering 1 kg yaitu 600

gram eceng gondok dan 400 gram pelepah pisang. Sedangkan pada penelitian ini digunakan

variasi penambahan putih telur dengan komposisi putih telur 50 gram, 100 gram, 150 gram, 200

gram, dan 250 gram.

Page 43: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

3

Adapun komposisi sampel uji dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Tabel Komposisi Bahan Komposit

NO BAHAN KETERANGAN

1 600 gram eceng gondok + 400 gram pelepah

pisang

PTO ( kontrol )

2 PTO + 50 gram putih telur PTOP1

3 PTO + 100 gram putih telur PTOP2

4 PTO + 150 gram putih telur PTOP3

5 PTO + 200 gram putih telur PTOP4

6 PTO + 250 gram putih telur PTOP5

Simulasi penanaman padi dengan pita tanam organik dengan penambahan bahan matriks

penguat putih telur dilakukan dalam skala laboratorium untuk mengetahui bahwa pita tanam

organik dengan penambahan putih telur tidak mempengaruhi proses penanaman padi.

4.4 Prosedur Penelitian

4.4.1 Prosedur Pembuatan Pita Tanam Organik

MULAI

Eceng gondok dan pelepah pisang dipotong-potong dengan ukuran 1 cm

Direbus selama 10 menit

Ditambah putih telur sesuai variasi yang dibutuhkan

Ditambah air secukupnya dan diblender selama 15 menit

Page 44: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

4

Gambar 4.1. Diagram alir pembuatan pita tanam organik

4.4.2 Prosedur Pengujian Ketahanan usia Usia Pita Tanam Organik

Gambar 4.2. Diagram alir simulasi pengaplikasian pita tanam organik.

4.4.3 Prosedur Uji Kuat Tarik Pita Tanam Organik

Diambil spesimen sesuai standar ASTM E8 pada bagian ujung kiri, kanan,

dan tengah pada masing-masing sampel pita tanam organik

Dijepitkan pada alat Force Gauge untuk untuk ditarik hingga putus

Terukur nilai kuat Tarik dan regangan

PTO, PTOP 1, PTOP 2, PTOP 3, PTOP 4, PTOP 5 sebagai sampel uji

MULAI

PTO, PTOP 1, PTOP 2, PTOP 3, PTOP 4, PTOP 5 dikenakan perlakuan dengan

menyiram air setiap 5 hari sekali hingga 60 hari

PTO, PTOP 1, PTOP 2, PTOP 3, PTOP 4, PTOP 5 uji sifat fisik PTO

PTO, PTOP 1, PTOP 2, PTOP 3, PTOP 4, PTOP 5 uji sifat fisik untuk analisis

ketahanan usianya dan mengambil dokumentasi

Selesai

Page 45: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

5

Gambar 4.3. Diagram alir uji kuat tarik pita tanam organik.

4.5 Pengamatan Peubah

Penelitian ini dilakukan pengamatan pada data sifat fisik berupa kuat tarik, regangan dan

modulus elastisitas, pita tanam organik dengan variasi persentase komposisi dan ketahanan

usianya. Variasi komposisi penambahan putih telur digunakan sebagai data primer pembanding

untuk selanjutnya didapatkan nilai sifat fisik yang terbaik untuk dapat diaplikasikan dalam sistem

penanaman padi. Pengamatan dilakukan dalam jangka waktu 60 hari untuk mengetahui pengaruh

penambahan putih telur terhadap hasil tanam dan menguji sifat fisiknya.

4.6 Analisis Data

Data didapatkan dari setiap hasil uji analisis kuat tarik dan nilai elastisitas dari PTO,

PTOP 1, PTOP 2, PTOP 3, PTOP 4, dan PTOP 5 sebanyak 5 kali ulangan.

Uji kuat tarik dengan menggunakan alat force gauge dimana pertama-tama kita pasang

ring pada bagian atas alat yaitu sensornya lalu kita pasang jarum atau spindle penarik atau

pengait lalu kita sesuaikan satuan yang kita kehendaki lalu kita geser tombol power pada posisi

peak dan kita kaitkan bahan yang akan diukur kuat tariknya pada ujung spindle. Lalu kita tarik

hingga display alat menunjukkan angka konstan dan kita catat angkanya. Data diambil

berdasarkan bahan uji PTO, PTOP 1, PTOP 2, PTOP 3, PTOP 4, dan PTOP 5 sebanyak 5 kali

Page 46: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

6

ulangan pada masing-masing bahan untuk kemudian diambil nilai reratanya. Nilai rerata

digunakan untuk analisa data dengan menggunakan Microsoft Excel. Data yang didapatkan

diolah untuk menghasilkan grafik XY yaitu hubungan antara nilai kuat tarik dengan persentase

penambahan putih telur. Dimana sumbu x untuk nilai kuat tarik dan sumbu y adalah variasi

penambahan putih telur. Data grafik selanjutnya digunakan untuk menginterpretasikan sesuai

dengan kondisi penelitian.

Nilai regangan didapatkan dari panjang akhir spesimen bahan uji dikurangi panjang awal

spesimen bahan uji lalu dikalikan 100%. Persentase ini menggambarkan nilai elastisitas bahan

yang diukur. Dari kedua data tegangan dan regangan tarik yang didapatkan, kemudian dapat

dihitung nilai modulus elastisitasnya. Nilai modulus elastisitas ini mampu menggambarkan sifat

fisik suatu bahan yang diuji.

Page 47: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

1

B A B V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Pengaruh Penambahan Penguat Matriks Putih Telur Terhadap Nilai Kuat Tarik Pita

Tanam Organik

5.1.1 Uji Kuat Tarik Sebelum Simulasi Penanaman Padi

Uji kuat tarik pada pita tanam organik sebelum simulasi penanaman padi dan sesudah

simulasi penanaman padi dilakukan untuk mengetahui nilai kekuatan tarik pita tanam organik

agar dapat mengoptimalkan aplikasinya dilahan. Pada Gambar 5.1 terlihat bahwa penambahan

putih telur pada pita tanam organik mampu meningkatkan nilai kuat tarik pita tanam organik.

Gambar 5.1. Hubungan nilai kuat tarik awal dengan penambahan putih telur sebelum dilakukan

simulasi penanaman padi.

Gambar 5.1 menggambarkan hubungan nilai kuat tarik dan penambahan putih telur pada

pita tanam organik sebelum dilakukan simulasi penanaman padi. Pemilihan trendline

y = 0.0648e0.0025x R² = 0.8706

0.000

0.020

0.040

0.060

0.080

0.100

0.120

0.140

0 50 100 150 200 250 300

Ku

at T

arik

Aw

al (

N/m

m2

)

Penambahan Putih Telur (Gram) Terhadap 600 gram eceng gondok dan 400 gram pelepah pisang

Page 48: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

2

eksponensial dengan persamaan y = 0.064e0.002x

untuk membantu analisa data karena nila R2

sebesar 0,870.

Hasil yang didapatkan terjadi karena adanya penambahan putih telur pada pita tanam

organik yang menyebabkan kenaikan pada nilai kuat tarik. Hasil tertinggi didapatkan pada

penambahan putih telur sebanyak 250 gram pada adonan pita tanam organik eceng gondok dan

pelepah pisang dengan nilai kuat tarik sebesar 0,112 N/mm2. Nilai ini lebih tinggi jika

dibandingkan dengan kontrol sebesar 0,058 N/mm2. Hal ini disebabkan semakin banyaknya

putih telur ditambahkan kedalam adonan maka akan memperkecil jarak antar serat yang terdapat

dalam komposit pita tanam organik sehingga nilai kuat tarik menjadi meningkat. Nilai terendah

ditunjukkan pada penambahan komposisi putih telur sebanyak 50 gram yaitu sebesar 0,074

N/mm2. Hal ini dikarenakan pada penambahan putih telur sebanyak 50 gram masih terdapat

celah dalam serat komposit eceng gondok sehingga menyebabkan rendahnya nilai kuat tarik

yang terukur.

5.1.2 Uji Kuat Tarik Setelah Simulasi Penanaman Padi

Uji kuat tarik pita tanam organik setelah simulasi penanaman padi digunakan sebagai

data pendukung analisa ketahanan usia pita tanam organik. Uji ini dilakukan untuk mendapatkan

data kuat tarik sebagai pendukung data brittleness. Dari penelitian yang telah dilakukan

didapatkan nilai kuat tarik setelah perlakuan penanaman dan penyiraman air sebagai berikut :

Page 49: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

3

Gambar 5.2. Hubungan antara nilai kuat tarik akhir dengan penambahan putih telur setelah

simulasi penanaman padi

Gambar 5.2 menggambarkan hubungan nilai kuat tarik dan penambahan putih telur pada

pita tanam organik sesudah dilakukan simulasi penanaman padi. Berdasar Tabel 5.4 dipilih

trendline eksponensial dengan persamaan y = 0.049e0.003x untuk membantu analisa data karena

nila R2

sebesar 0,856. Hasil penambahan putih telur sebanyak 250 gram menunjukkan

penurunan jika dibandingkan dengan nilai kuat tarik sebelum simulasi penanaman padi. Hal ini

terjadi karena pada kuat tarik setelah simulasi padi, keadaan fisik pita tanam organik cenderung

hancur dan sulit dilakukan pengujian tarik. Hasil uji tarik yang didapatkan juga bernilai kecil

pada setiap variasi penambahan putih telur. Pengujian kuat tarik yang dilakukan pada usia pita

tanam organik 40 hari bersifat sangat lemah. Bahkan karena terlalu sulitnya membentuk

potongan spesimen, sampel bahan uji yang akan diukur hanya didapatkan sebanyak tiga ulangan

data. Keadaan ini ditunjukkan melalui data kuat tarik pita tanam organik setelah simulasi

penanamana padi.

y = 0.0496e0.0031x R² = 0.856

0.010

0.030

0.050

0.070

0.090

0.110

0.130

0 50 100 150 200 250 300

Ku

at T

arik

Akh

ir (

N/m

m2

)

Penambahan Putih Telur (gram) Terhadap 600 gram Eceng gondok dan 400 gram Pelepah Pisang

Page 50: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

4

Nilai kontrol pada perlakuan setelah simulasi penanaman padi sebagai pembanding

menunjukkan nilai kuat tarik sebesar 0,043 N/mm2. Sedangkan nilai terendah berada pada

penambahan putih telur sebanyak 50 gram yaitu sebesar 0,059 dan nilai tertinggi berada pada

penambahan putih telur sebanyak 250 gram sebesar 0,097 N/mm2. Nilai kuat tarik pada hasil

perlakuan setelah penanaman padi dengan penambahan putih telur tetap bernilai lebih besar jika

dibandingkan dengan kontrol meskipun hasilnya amat kecil.

Putih telur sebagai matriks penguat berkaitan dengan fungsinya sebagai penyalur beban

dalam komposit pita tanam organik. Putih telur didalam pita tanam organik berfungsi menahan

gaya yang terjadi serta menjaga posisi serat dengan mengisi celah (void) yang terjadi. Putih telur

sebagai perekat membuat komposit pita tanam organik menjadi bahan yang kuat, kaku dan getas.

Hal ini terjadi karena adanya ikatan antara matriks dan filler. Jenis matriks penguat putih telur

sebagai pengikat serat menjadi sebuah unit struktur yang mampu melindungi dari perusakan

eksternal serta mampu meneruskan atau memindahkan beban eksternal antara serat dan matriks

sehingga ketika sampel pita tanam organik dengan penambahan variasi putih telur dikenai

tegangan tarik nilai kuat tariknya terukur lebih tinggi jika dibandingkan dengan kontrol.

5.1.3 Nilai Elastisitas Sebelum Simulasi Penanaman Padi

Elastisitas merupakan perbandingan antara pertambahan panjang dengan panjang awal

spesimen yang di uji tarik. Elastisitas pada pita tanam organik mengalami kenaikan seiring

dengan ditambahkannya komposisi putih telur kedalam adonan pita tanam organik.

Data hasil percobaan didapatkan melalui pengujian kuat tarik sebanyak enam data dengan

satu data kontrol dan lima kali ulangan data. Nilai elastisitas terendah didapatkan pada

penambahan putih telur sebanyak 50 gram sebesar 25,38. Dan nilai elastisitas tertinggi pada

Page 51: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

5

penambahan putih telur sebanyak 250 gram sebesar 38,06 jika dibandingkan dengan nilai

elastisitas pada kontrol sebesar 27,57. Hubungan nilai elastisitas dengan penambahan putih telur

ditampilkan pada pada Gambar 5.3.

Gambar 5.3. Hubungan elastisitas awal dengan penambahan putih telur sebelum dilakukan

simulasi penanaman padi

Dari Gambar 5.3 didapatkan trendline grafik eksponensial y = 25.70e0.001x

dan memiliki

nilai R2 yang sama yaitu sebesar 0,936. Gambar 5.3 menunjukkan kenaikan nilai elastisitas

seiring ditambahkannya komposisi putih telur kedalam pita tanam organik. Pengukuran

elastisitas mempengaruhi nilai modulus elastisitas pita tanam organik. Nilai elastisitas terukur

rendah pada penambahan putih telur sebanyak 50 gram dan sebaliknya pada penambahan putih

telur sebanyak 250 gram didapatkan nilai elastisitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan

kontrol. Hal ini terjadi karena adanya pengaruh putih telur dalam komposit pita tanam organik.

Putih telur mampu meningkatkan sifat mekanis suatu bahan komposit. Selain itu putih telur

memiliki daya rekat yang baik karena kandungan didalamnya yang mampu membentuk ikatan

antara matriks dan filler sehingga menciptakan ketangguhan terhadap beban eksternal dan

ketahanan yang baik terhadap degradasi lingkungan.

y = 25.706e0.0018x R² = 0.9361

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

0 50 100 150 200 250 300

Elas

tisi

tas

Aw

al (

%)

Penambahan Putih Telur (gram) terhadap campuran 600 gram eceng gondok dan 400 gram pelepah pisang

Page 52: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

6

5.1.4 Nilai Elastisitas Setelah Simulasi Penanaman Padi

Elastisitas pita tanam organik merupakan nilai yang terukur berdasarkan selisih

pertambahan panjang dari uji tarik yang dilakukan. Nilai elastisitas diukur setelah empat puluh

hari simulasi penanaman padi dilakukan untuk mendapatkan data perhitungan Modulus young.

Hasil elastisitas yang didapatkan sangat kecil karena pita tanam organik rentan hancur. Hasil

analisa data untuk nilai elastisitas ditampilkan pada grafik Gambar 5.4.

Gambar 5.4. Hubungan antara nilai elastisitas dengan penambahan putih telur setelah simulasi

penanaman padi

Gambar 5.4 menunjukkan nilai trendline eksponensial y = y = 22.79e0.001x

dengan R2

terbesar adalah 0,873. Nilai elastisitas terukur naik mengikuti pertambahan putih telur namun

nilainya lebih kecil dibandingkan perlakuan sebelum simulasi penanaman padi. Hasil

penambahan putih telur sebanyak 250 gram menunjukkan penurunan jika dibandingkan dengan

nilai elastisitas awal sebelum simulasi penanaman padi yaitu sebesar 29,66. Hal ini terjadi karena

keadaan fisik pita tanam organik cenderung hancur dan sulit dilakukan pengujian tarik. Hasil

y = 22.793e0.0015x R² = 0.8734

0

5

10

15

20

25

30

35

40

0 50 100 150 200 250 300

Elas

tisi

tas

Akh

ir (

%)

Penambahan Putih Telur (gram) terhadap campuran 600 gram eceng gondok dan 400 gram pelepah pisang

Page 53: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

7

nilai elastisitas yang didapatkan juga bernilai kecil pada setiap variasi penambahan putih telur.

Pengujian nilai elastisitas pada uji kuat tarik yang dilakukan pada usia pita tanam organik 40 hari

bersifat sangat lemah karena kondisi fisik pita yang rapuh. Nilai kontrol pada perlakuan setelah

simulasi penanaman padi sebagai pembanding menunjukkan nilai elastisitas sebesar 22,74.

Sedangkan nilai terendah berada pada penambahan putih telur sebanyak 50 gram yaitu sebesar

21,10. Nilai elastisitas pada hasil perlakuan setelah penanaman padi dengan penambahan putih

telur tetap bernilai lebih besar jika dibandingkan dengan kontrol meskipun hasilnya amat kecil.

Hal ini menunjukkan bahwa putih telur memberikan pengaruh pada pembuatan komposit pita

tanam organik.

5.1.5 Modulus Young (Modulus Elastisitas)

Modulus elastisitas merupakan kemampuan suatu benda padat untuk kembali ke bentuk

semula setelah gaya yang dikenakan dihilangkan. Modulus elastisitas didapatkan dari hasil

perbandingan nilai perhitungan tegangan dan regangan yang telah diperoleh. Pengukuran kuat

tarik pita tanam organik dipengaruhi oleh luas penampang serat itu sendiri dan kerapatan serat

komposisinya. Semakin kecil luas penampang suatu bahan makan akan semakin kuat bahan

tersebut. Susunan serat secara random pada pita tanam organik memungkinkan adanya celah

pada pita tanam organik. Kondisi ini memungkinkan putih telur dalam mengisi kekosongan

sehingga pitatanam organik menjadi padat dan rapat. Putih telur sebagai matriks dalam pita

tanam organik menyalurkan beban yang diberikan dari luar sehingga beban akan tersalur rata

diseluruh permukaan pita tanam organik. Kandungan putih telur yang berfungsi sebagai perekat

dan sekaligus pengawet juga membuat bahan komposit pita tanam organik menjadi lebih kuat

dan tahan dari pengaruh degradasi lingkungan seperti air, temperature, dan mikroba dalam tanah.

Page 54: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

8

Hal ini membuat pita tanam organik mampu bertahan lebih lama dari kontrol. Data perhitungan

modulus young dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1. Perhitungan Modulus Elastisitas sebelum simulasi

Perlakuan Modulus Elastisitas Rata-rata

PTOP 0,00300

PTOP 1 0,00417

PTOP 2 0,00446

PTOP 3 0,00395

PTOP 4 0,00387

PTOP 5 0,00420

Nilai modulus young pada penambahan putih telur sebanyak 250 gram didapatkan

sebesar 0,00420. Nilai ini lebih tinggi dari kontrol sebesar 0,003. Nilai yang terukur sangat kecil

karena sampel pita tanam organik merupakan material non elastis.

Tabel 5.2. Perhitungan Modulus Elastisitas setelah simulasi

Perlakuan Modulus Elastisitas Rata-rata

PTOP 0,00270

PTOP 1 0,00399

PTOP 2 0,00381

PTOP 3 0,00443

PTOP 4 0,00445

PTOP 5 0,00467

Tabel 5.2 menunjukkan nilai modulus young terendah terdapat pada penambahan putih

telur sebanyak 50 gram sebesar 0,00399. Hasil ini didapatkan dari perbandingan nilai tegangan

dan regangan pada uji tarik kemudian diambil rata-ratanya. Sedangkan nilai tertinggi terletak

Page 55: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

9

pada penambahan putih telur sebanyak 250 gram dengan nilai 0,00467. Nilai ini lebih tinggi jika

dibandingkan dengan nilai kontrol sebesar 0,00270.

Nilai modulus elastisitas yang didapatkan menggambarkan bahwa penambahan variasi

putih telur dapat meningkatkan kekuatan dan ketahanan usia dari pita tanam organik. Perlakuan

sebelum dan sesudah simulasi menunjukkan penurunan nilai fisik keseluruhan secara merata. Hal

ini dipengaruh degradasi lingkungan selama proses simulasi penanaman padi terjadi. Putih telur

mampu meningkatan ketahanan usia pita tanam organik karena sifatnya sebagai pengawet.

Pengujian penambahan putih telur terhadap ketahanan usia pita tanam organik juga

dilakukan secara visual. Data visual yang didapatkan hingga usia lima puluh hari digunakan

untuk membantu menganalisis untuk diambil kesimpulan.

Gambar 5.5. Kondisi Pita Tanam Organik untuk Uji Ketahanan usia (A) Usia 0 Hari, (B) Usia 20

hari (C) Usia 50 hari.

Dalam penelitian ini, uji ketahanan usia pita tanam organik berupa data image sebelum

perlakuan hingga sesudah perlakuan simulasi penanaman padi. Data image diambil hingga usia

tanam padi lima puluh hari, karena pada usia enam puluh hari keadaan pita tanam organik sudah

terlalu hancur dan menyatu dengan tanah. Indikator kualitas padi dapat dilihat dari usia

penanamannya. Usia penanaman terbaik adalah enam puluh hari karena selama itu kebutuhan air

tanaman dan unsur hara dapat tercukupi dengan baik (Djoyowasito, 2014).

A B C

Page 56: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

10

Penambahan matriks reinforcement kedalam komposit pita tanam organik mampu

membuat pita tanam organik lebih awet. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definsi

awet adalah lama berubah, lama bertahan, dan tidak mudah rusak. Perlakuan penyiraman air

pada simulasi penanaman padi yang dikenakan pada pita tanam organik memungkinkan

terjadinya rapuh atau rusaknya pita tanam organik. Penambahan reinforcement putih telur

mampu meningkatkan ketahanan pita tanam organik karena kandungan albumin pada putih telur

memiliki sifat pengawet. Pengawetan (fiksasi) adalah penghambatan proses pembusukan dan

autolysis untuk menjaga stabilisasi unsur pada suatu jaringan sehingga unsur tersebut tidak

terlarut, berpindah, atau terdistorsi selama prosedur selanjutnya. Akibat dari terjadinya

pengawetan antara lain awetnya jaringan dan terjadinya pemadatan koloid, sedangkan faktor

yang mempengaruhi proses pengawetan adalah volume pengawet.

5.2 Interaksi Putih Telur Dengan Eceng Gondok Dan Pelepah Pisang Pada Proses

Pembuatan Pita Tanam Organik

Pada material komposit, semakin banyaknya kekosongan (celah) yang ada didalamnya

maka komposit akan semakin rapuh karena pada bagian ini filler tidak dapat menyalurkan

tegangannya ke matriks. Sebaliknya jika kekosongan (celah) ini semakin sedikit maka komposit

akan semakin kuat. Kekosongan (celah yang ada didalam komposit dapat diperkecil dengan

merapatkan jarak antara matriks dan filler sehingga tegangan antar permukaan selalu terjaga dan

mencegah putusnya ikatan yang terjadi didalamnya. Kerapatan (density) berhubungan erat

dengan berat jenis suatu material. Kerapatan merupakan perbandingan massa suatu benda dengan

volumenya. Berat jenis dan kerapatan suatu material merupakan faktor yang menentukan sifat-

sifat suatu material tersebut. Semakin rapat suatu serat maka semakin pendek jarak antar seratnya

Page 57: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

11

sehingga semakin kecil pula celah yang terdapat didalam material tersebut yang menyebabkan

nilai kualitas bahan tersebut meningkat dengan diukur kuat tariknya.

Putih telur ditambahkan berperan sebagai matriks penguat dalam komposit pita tanam

organik. Putih telur bekerja sebagai pengisi celah-celah atau kekosongan antar serat pada

material komposit pita tanam organik. Dengan memperpendek jarak antar serat maka akan

semakin rapat serat-serat tersebut melekat satu sama lainnya sehingga dapat memperkuat daya

tariknya.

Penambahan matriks penguat putih telur juga berperan dalam mempertahankan usia

komposit pita tanam organik. Hal ini dikarenakan kandungan protein putih telur yang tersusun

atas asam amino serta karbon dan nitrogennya mampu memperlambat proses pembusukan untuk

selanjutnya bertindak sebagi pupuk tanaman padi. Kualitas bahan organik dikatakan tinggi

apabila kandungan N tinggi, kandungan lignin dan polifenol yang rendah yaitu menyebabkan

proses pelepasan unsure haranya cepat dan bertepatan pada saat tanaman membutuhkan. Begitu

juga sebaliknya, kualitas bahan organik dikatakan rendah jika N rendah serta kandungan lignin

dan polifenolnya tinggi. Hal ini mengakibatkan proses pelepasan unsure hara berjalan lambat dan

membutuhkan waktu yang lebih lama (Yuwono, 2008).

Protein berpotensi dalam pembuatan bioplastik (Gonzalez-Gutierrez, Partal, Garcia-

Morales, & Gallegos, 2010)(Guerrero, Stefani, Ruseckaite, & de la Caba, 2011). Protein tersusun

atas ratusan asam amino dan mempunyai kemampuan untuk membentuk antara kelemahan dan

kekuatan ikatan yang memiliki jaringan tiga dimensi yang stabil melalui interaksi energy yang

rendah dan memiliki ikatan kovalen yang kuat (Pommet, Redl, Guilbert, & Morela, 2003). Putih

telur merupakan limbah organik yang kaya akan protein sehingga dapat dimanfaatkan sebagai

matriks penguat komposit, perekat sekaligus pengawet. Putih telur diaplikasikan pada pita tanam

Page 58: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

12

organik menjadi salah satu pembaharuan teknologi dimana penggunaannya membutuhkan nilai

kuat tarik tinggi dan mampu memperlambat proses degradasi oleh alam sehingga dapat

memperpanjang usia pita tanam organik itu sendiri. Putih telur berfungsi sebagai perekat mampu

menyatukan serat-serat bahan organik lainnya sehingga meningkatkan nilai kuat tarik pita tanam

organik tersebut.

Interaksi putih telur dalam fungsinya sebagai matriks penguat dalam komposit adalah

terjadinya perubahan struktur tiga dimensi protein yang menyebabkan kerusakan pada stabilitas

rantai ikatan ( transisi dari lipatan protein menjadi tidak terikat) sehingga banyak pembentukan

ikatan yang dapat terjadi. Lembar protein putih telur mungkin terjadi karena memiliki perbedaan

kelompok asam amino dengan interaksi yang kuat sehingga ikatan tersebut membutuhkan energy

getaran yang lebih besar untuk mengubah matriks protein putih telur dari fase bening menjadi

fase elastic (Lee, Pranata, Ustunol, & Almenar, 2013).

Hal yang penting dalam penambahan putih telur pada proses pembuatan pita tanam

organik adalah sifat fungsional putih telur yang berkoagulasi. Fungsi telur dalam pembuatan pita

tanam organik adalah untuk menimbulkan buih sebagai emulsifier dan koagulasi. Putih telur

dapat digunakan sebagai bahan bioplastik karena dilaporkan sangat mudah diproses dalam suhu

yang rendah (Jerez, Partal, Martinez, Gallegos, & Guerrero, 2007). Lembaran putih telur sebagai

bahan bioplastik dibuat melalui tekanan termomekanik dan memiliki nilai keelastisitasan yang

tinggi (Gonzalez-Gutierrez et al., 2010). Proses pengadukan putih telur pada pencampuran bahan

pita tanam organik memungkinkan terjadinya koagulasi pada protein putih telur. Koagulasi

disebabkan karena protein mengalami agregasi dan terbentuknya ikatan antar molekul, dimana

ikatan yang terbentuk adalah ikatan hidrofobik, ikatan hidrogen, dan ikatan disulfida (Puspitasari,

2006).

Page 59: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

13

Sifat fungsional protein yang terdapat pada telur mencerminkan suatu interaksi komplek

antar komposisi, struktur, bentuk, sifat fisik dan kimia, serta komponen penyusun pita tanam

organik lain yang tergabung menjadi satu. Protein putih telur yang berperan adalah ovomukin

yaitu glikoprotein yang mempunyai struktur gel empat kali lebih banyak dibandingkan dengan

lapisan putih telur encer.

Dalam proses pembentukan pita tanam organik sifat fungsional putih telur yang berperan

adalah daya ikat air, kohesi-adhesi, elastisitas, kemampuan membentuk tekstur, dan kemampuan

mengikat molekul-molekul disekelilingnya. Khususnya dalam proses pengadukan bahan yang

bertujuan untuk menghomogenisasi adonan agar serat kandungan putih telur mampu merekatkan

komposisi serat-serat lain yang telah ada di dalamnya. Adapun mekanisme homogenisasi dan

pengikatan air dalam proses pembuatan pita tanam organik oleh protein putih telur adalah

sebagai berikut (Stadelmen & Cotterill, 1995):

1. Proses penguraian molekul protein sehingga rantai polipeptida membentuk sumbu

memanjang yang sejajar dengan sumbu permukaan.

2. Terbukanya ikatan-ikatan pada molekul protein yang memanjang tersebut kemudian

dilanjutkan dengan proses pembentukan lapisan monolayer (adsorbsi)

3. Pengadukan menyebabkan udara masuk kedalam molekul-molekul protein yang terbuka

rantainya dan tertahan sehingga volume putih telur menjadi bertambah

4. Lapisan monolayer kedua kemudian terbentuk menggantikan lapisan yang terdenaturasi

5. Lapisan protein akan saling mengikat untuk mencegah keluarnya air. Lama kelamaan terjadi

agregasi dan melemahnya ikatan yang telah terbentuk tersebut.

Page 60: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

14

Gambar 5.6. Mekanisme Pengikatan Air Dan Udara Oleh Protein

Dari sifat fungsionalnya, pemanfaatan putih telur sebagai modifikator dalam pembuatan

pita tanam organik dinilai mampu meningkatkan sifat fisik pita tanam organik. Hal ini

dipengaruhi dengan adanya penambahan protein putih telur yang bersifat binding agent

berfungsi mengikat bahan-bahan lain sehingga menyatu serat serta terbentuknya buih dalam

pengocokan yang mampu menahan air agar tidak keluar. Keadaan ini sesuai dengan yang

diharapkan yaitu putih telur dapat meningkatkan kualitas pita tanam organik dari segi Gambar

5.5 menunjukkan bahwa penambahan putih telur mampu meningkatkan usia hingga lebih dari 40

hari sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Djoyowasito kekuatan dan ketahanannya serta

kemampuannya menyimpan air. (2014), yang menyatakan bahwa indikator kualitas padi dapat

dilihat dari usia penanamannya. Usia penanaman terbaik adalah enam puluh hari karena selama

itu kebutuhan air tanaman dan unsur hara dapat tercukupi dengan baik.

Putih telur sebagai penguat matriks dalam pembuatan pita tanam organik merupakan

suatu peristiwa menyatunya partikel-partikel dalam kandungan putih telur dengan partikel bahan

pembuat pita tanam organik yaitu eceng gondok dan pelepah pisang untuk membentuk suatu

Page 61: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

15

kesatuan menjadi sebuah komposit. Bila sebuah komposit menggabungkan bahan dan serat

penguat maka sifat-sifat yang dihasilkan akan memadukan sifat yang dimiliki oleh resin dan

serat. Bahan komposit dibentuk pada saat yang sama ketika struktur tersebut dibuat. Hal ini akan

berpengaruh terhadap kinerja struktur yang dihasilkan, melalui beberapa uji kuat tarik yang

dilakukan.

Perbandingan komposisi antara eceng gondok dan pelepah pisang dan putih telur

mempengaruhi nilai densitas/kerapatan komposit pita tanam organik. Pita tanam organik

tersusun atas suatu ikatan polimer yang memiliki susunan serat eceng gondok dan pelepah pisang

yang ditambahkan molekul putih telur yang berfungsi sebagai matriks untuk mengisi rongga

serat komposit. Semakin banyak persentase putih telur mampu memperkecil jarak antar serat

(rongga) yang tersusun. Kandungan albumin berupa karbon, hidrogen, oksigen, dan sulfur

mampu mengikat filler komposit sehingga memperpendek jarak antar serat yang tersusun di

dalamnya. Keadaan ini dapat memperkecil gaya gesek yang terjadi antar molekul dalam pita

tanam organik yang dapat menambah nilai kuat tarik. Hal ini dibuktikan dengan adanya

pengujian fisik pada pita tanam organik yaitu pengujian kuat tarik, kuat tekan, dan elastisitas.

Pada masing-masing pengujian nilai sifat fisik tertinggi berada pada persentase penambahan

putih telur terbanyak yaitu sebesar 250 gram.

Page 62: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

16

Page 63: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

1

B A B VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

1. Semakin tinggi penambahan putih telur yang dimasukkan kedalam adonan pita tanam

organik maka semakin meningkat pula nilai kuat tarik, regangan, dan ketahanan usianya.

Namun penambahan putih telur tidak memberikan pengaruh yang berarti pada nilai

modulus young pita tanam organik.

2. Hasil terbaik sebelum simulasi penanaman padi didapatkan pada penambahan putih telur

sebanyak 250 gram kedalam adonan pita tanam organik dengan nilai kuat tarik 0,112

N/mm2

dan regangan 38,060%.

3. Uji ketahanan usia sesudah simulasi penanaman padi didapatkan nilai kuat tarik terbaik

pada penambahan putih telur sebanyak 250 gram dengan nilai 0,058 N/mm2, dan

regangan sebesar 16,152.

4. Uji ketahanan usia secara visual menunjukkan bahwa pita tanam organik dengan

penambahan 250 gram putih telur dapat memperpanjang usia pita tanam organik hingga

50 hari.

5. Pita tanam organik dengan penambahan putih telur dapat dimanfaatkan sebagai pengganti

mulsa karena selain mampu menyimpan air dan menjaga kelembaban tanah, pita tanam

organik dengan penambahan putih telur mampu meningkatkan kuat tarik dan

memperlambat adanya degradasi lingkungan dan menekan pertumbuhan gulma.

6.2 Saran

Page 64: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

2

Dapat dilakukan penelitian lanjutan untuk mempelajari nilai optimasi penggunaan

matriks penguat putih telur terhadap bahan komposit pita tanam organik.

Page 65: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

1

DAFTAR PUSTAKA

Alleoni, A. C. C., & Artunes, A. J. (2004). Albumen Foam Stability and s-ovalbumen Content in

Egg Coated with Whey Protein Concentrate. Retrieved September 4, 2016, from

Campinas../Revista Brasileira de Cienca Aviola - Balbumen Foam Stability and s-

ovalbumin content

Askeland, D. R. (1985). The Science and Engineering of Material. Brooks/Cole. Retrieved from

b

Brown, A. (2000). Understanding Food Principles and Preparation. University of Hawaii,

Hawaii, United States: Wadsworth.

Davis, C., & Reeves. (2002). High value opportunities from the chicken egg. A report for Rural

Industries Research and Development Corporation (Vol. 2/094). RIRDC Publication.

Djoyowasito, G. (2014). Kinerja Pita Tanam Organik Dalam Menunjang Efisiensi Penggunaan

Air Pada Sistem Tanam Padi Aerobik. Universitas Brawijaya.

Djoyowasito, G., Pudjiono, E., & Maides, G. (2009). Mempelajari Kinerja Pita Tanam Organik

pada Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi ( Oryza sativa L ). Jurnal Teknologi

Pertanian, 10(3), 199–204.

Gibson, R. F. (1994). Principles of Composite Material Mechanics. Singapore: Mc. Graw Hill.

Gonzalez-Gutierrez, J., Partal, P., Garcia-Morales, M., & Gallegos, C. (2010). Development of

Highly-transparent Protein/Starch Based Bioplastic. Bioresource Technology, 101(6), 2007–

2013.

Guerrero, P., Stefani, P. M., Ruseckaite, R. A., & de la Caba, K. (2011). Functional Properties of

Films Based on Soy Protein Isolate and Gelatin Processed by Compression molding.

Journal of Food Engineering, 105(1), 65–72.

Page 66: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

2

Jerez, A., Partal, P., Martinez, I., Gallegos, C., & Guerrero, P. (2007). Protein-based Bioplastics:

effect of thermo-mechanical processing. Rheologica Acta, 46(5), 711–720.

Lee, R., Pranata, M., Ustunol, Z., & Almenar, E. (2013). Influence of glyserol and water activity

on the properties of composes egg white-based bioplastics. Journal of Food Engineering,

118, 132–140.

Makfoeld, D. (2008). Kamus Istilah Pangan dan Nutrisi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Matthews, G. P., Watts, C. W., Powlson, D. ., Price, J. ., & Whalley, W. R. (2008). Wetting of

Agricultural Soil Measured by Simplified Capillary Rise Technique. European Journal of

Soil Sciences, 68, 1–7.

Moenandir, J., & Argosadewo, A. (1992). Pengaruh Nitrogen dan Media Dasar Air Pada

Pertumbuhan dan Bobot Kering Eceng Gondok Pada Tanah Alluvial. Agrivita, 15(12), 1–6.

Munadjin.(1983).Teknologi Pengolahan Pisang. Jakarta: PT. Gramedia

Mustofa, A., Djojowasito, G., & Widiatmoko, R. (2002). Pengujian Pita Organik Sebagai Bahan

Penanaman Padi Sawah. Jurnal Teknologi Pertanian, 3(1), 10–13.

Pommet, M., Redl, A., Guilbert, S., & Morela, M. H. (2003). Thermoplastic processing of

protein based bioplasstic: chemical engineering aspects of mixing, extrusion and hot

molding. Macromolecular Symposia, 197(1), 207–218.

Pramono, J. (2004). Kajian Penggunaan Bahan Organik pada Padi Sawah. Agrosains, 6(1), 11–

14.

Pudjiono, E., Djoyowasito, G., & Oktayani, N. P. . (2002). Pembuatan dan Pengujian Kantong

Tanam Organik dari Bahan Eceng Gondok (Eichoirnia crassipes (Mart) Solm). Jurnal

Teknologi Pertanian, 2(1), 1–8.

Purnomo, E. (1985). Pengetahuan Dasar Teknologi Penyamakan Kulit. Yogyakarta: Akademi

Page 67: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

3

Teknologi Kulit, Departemen Perindustrian.

Puspitasari, R. (2006). Sifat fisik dan fungsional tepung putih telur ayam ras dengan waktu

desugarisasi berbeda. Institut Pertanian Bogor.

Romanoff, A. L., & Romanoff, A. J. (1963). The Avian Eggs. New York: John Wiley Sons, Inc.

Said, I. N., & Wahjono, D. H. (1999). Teknologi Pengolahan Air Limbah Tahu-Tempe dengan

Proses Biofilter Anaerob dan Aerob. In seminar Kelompok Teknologi Pengelolaan Air

Bersih dan Limbah Cair. Jakarta: Direktorat Teknologi Lingkungan, Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi.

Sirait, C. H. (1986). Telur dan Pengolahannya. Bogor: Pusat Penelitian & Pengembangan

Peternakan.

Stadelmen, W. F., & Cotterill, O. J. (1995). Egg Science & Technology (4th Editio). New York:

An Imprint of the Haworth Press, Inc.

Tajik, F., Rahimi, H., & Pazira, E. (2003). Effect of Electrical Conductivity and Sodium

Adsorption Ratio of Water on Aggregate Stability in Soils with Different Organik Matter

Content. Jour. Agric. Sci. Technol, 4, 67–75.

Winarno, F. G. (1989). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia.

Winarno, F. G., & Sutrinso, K. (2002). Telur: Komposisi, Penanganan dan Pengolahannya.

Bogor: M-Brio Press.

Yuwono, M. (2008). Dekomposisi dan Mineralisasi Beberapa Macam Bahan Organik. Jurnal

Agronomi, 12(1), 1–8.

Zayas, J. F. (1997). Functionality of Protein in Food. Berlin: Springer.

Page 68: PENGARUH PENAMBAHAN PUTIH TELUR PADA PITA …repository.ub.ac.id/10480/1/Rengganingrum, Lintang Ayu.pdfkandungan proteinnya yang sangat tinggi. Putih telur dapat berperan sebagai perekat

4