pengaruh penambahan multi nutrient sauce pada …digilib.unila.ac.id/60020/18/skripsi tanpa bab...

52
PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA RANSUM TERHADAP RESPONS FISIOLOGIS DOMBA JANTAN (Skripsi) Oleh EDI SUSANTO JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

Upload: others

Post on 04-Nov-2020

5 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE

PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA

RANSUM TERHADAP RESPONS FISIOLOGIS DOMBA JANTAN

(Skripsi)

Oleh

EDI SUSANTO

JURUSAN PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 2: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE

ABSTRAK

PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA

RANSUM TERHADAP RESPONS FISIOLOGIS DOMBA JANTAN

Oleh

Edi Susanto

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penambahan Multi Nutrient

Sauce (MNS) pada ransum terhadap respons fisiologis domba, yaitu frekuensi

pernapasan, denyut jantung, dan suhu rektal. Penelitian ini dilaksanakan pada

Mei sampai Juni 2019 di peternakan rakyat Desa Kebagusan, Kecamatan Gedong

Tataan, Kabupaten Pesawaran. Rancangan percobaan yang digunakan adalah

Rancangan Acak Kelompok (RAK). Domba dikelompokkan menjadi enam

kelompok berdasarkan bobot tubuh setiap kelompok terdiri tiga ekor domba dan

diberikan tiga perlakuan yaitu R0 (ransum petani), R1 (ransum petani+5% MNS),

dan R2 (Ransum petani+ 10% MNS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa

penambahan MNS dalam ransum tidak memberikan pengaruh nyata (P>0,05)

terhadap frekuensi pernapasan, frekuensi denyut jantung, dan suhu rektal domba.

Jadi penambahan MNS sampai 10 % masih bisa dilakukan.

Kata kunci: Domba, Multi Nutrient Sauce, Respons fisiologis

Page 3: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE

ABSTRACT

THE EFFECT OF MULTI NUTRIENT SAUCE ADDITION ON THE

RATION TO PHYSIOLOGICAL RESPONSE OF MALE SHEEP

By

Edi Susanto

This research aims to evaluate the effect of Multi Nutrient Sauce (MNS) addition

in ration to the physiological response of sheep, namely the respiratory frequency,

heart rate, and rectal temperature. The research was carried out on May to June

2019 at the smallholder farmer Kebagusan Village, Gedongtataan District,

Pesawaran. The experimental design used was a completely randomized block

design. Sheep are grouped into six groups based on body weight, each group

consists of three sheep and given three treatments, namely R0 (basal diet), R1

(basal diet+ 5% MNS) and R2 (basal diet + 10% MNS). The results showed that

the addition of MNS in the ration did not have a significant effect (P>0.05) on the

respiratory frequency, heart rate frequency, and sheep's rectal temperature. So the

addition of MNS up to 10% can still be done.

Keywords: Sheep, Multi Nutrient Sauce, Physiological response

Page 4: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE

PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA

RANSUM TERHADAP RESPONS FISIOLOGIS DOMBA JANTAN

Oleh

Edi Susanto

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PETERNAKAN

pada

Jurusan Peternakan

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 5: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE
Page 6: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE
Page 7: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Sukananti, Kecamatan Abung Selatan, Kabupaten

Lampung Utara pada 27 Desember 1996. Penulis merupakan anak pertama dari

tiga bersaudara, putra dari pasangan Bapak Sayuk Rukun (Alm) dan Ibu Sartinah.

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar Negeri 2 Sri Mulyo pada 2009,

SMP Negeri 1 Anak Ratu Aji 2012, dan sekolah menengah kejuruan di SMK

Negeri 1 Bandar Lampung pada 2015. Pada tahun 2015 penulis terdaftar sebagai

mahasiswa Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

Penulis melaksanakan magang di Balai Inseminasi Buatan Daerah (BIBD)

Terbanggi Besar, Lampung Tengah, Praktik Umum di PT Santosa Agrindo

(Santori) Lampung Tengah pada Juli--Agustus 2018, dan Kuliah Kerja Nyata

(KKN) di Desa Kerang, Kecamatan Batu Brak, Kabupaten Lampung Barat pada

Januari--Februari 2019. Selama masa studi, penulis pernah menjadi Anggota

Korps Muda Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Lampung periode 2015--

2016, dan pengurus Himpunan Mahasiswa Peternakan periode 2016/2017 sebagai

anggota bidang peneltian dan pengembangan, serta penulis pernah menjadi asisten

praktikum Ilmu Tanaman Pakan dan Produksi Ternak Daging.

Page 8: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE

“Barangsiapa yang kehidupan akhirat menjadi tujuan utamanya,

niscaya Allah akan meletakkan rasa cukup di dalam hatinya dan

menghimpun semua urusan untuknya serta datanglah dunia

kepadanya dengan hina. Tapi barangsiapa yang kehidupan

dunia menjadi tujuan utamanya, niscaya Allah meletakkan

kefakiran di hadapan kedua matanya dan mencerai-beraikan

urusannya dan dunia tidak bakal datang kepadanya,

kecuali sekedar yang telah ditetapkan untuknya”

(HR. Tirmidzi)

“ Tidak ada kesuksesan melaisnkan dengan pertolongan Allah”

(QS. Huud: 88)

“Bersyukurlah kepada Allah SWT atas apa yang kamu miliki saat

ini dan berjuanglah untuk esok yang lebih baik”

(Edi Susanto)

Page 9: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, karunia, dan hidayah-

Nya dan kemudahan yang dilimpahkan kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini. Sholawat dan salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad

SAW yang akan memberikan syafa’at di hari akhir. Penulis persembahkan

karya sederhana ini kepada:

Bapak Sayuk (Alm) dan ibu Sartinah tercinta yang telah membesarkan,

mendidik dan memberikan bimbingan, serta selalu berdo’a untuk keberhasilan

dan keberkahan dari ilmu yang kudapat. Ucapan terimakasih juga penulis

sampaikan kepada adik dan seluruh keluarga atas saran, do’a, dan

dukungannya. Semoga Allah selalu melindungi kita semua.

Terimakasih banyak kepada seluruh dosen dan civitas akademik Jurusan

Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung atas ilmu yang

diberikan pada penulis, nasihat, tauladan, dan nilai-nilai luhur yang tidak

ternilai harganya.

Terimakasih kepada teman seperjuangan dan almamater tercinta, atas waktu,

motivasi, dan pengorbanan yang telah diberikan kepada penulis sehingga

penulis merasa sangat terbantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 10: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE

SANWACANA

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas berkat, rahmat, dan karunia-

Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi

yang berjudul ―Pengaruh Penambahan Multi Nutrient Sauce pada Ransum

terhadap Respons Fisiologis Domba Jantan‖. Skripsi ini disusun berdasarkan

penelitian yang dilakukan di peternakan rakyat Desa Kebagusan, Kecamatan

Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran.

Ucapan terimakasih yang tulus penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M. Si.--selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung--yang telah memberikan izin;

2. Bapak Dr. Ir. Arif Qisthon, M. Si.--selaku Ketua Jurusan Peternakan,

Fakultas Pertanian, Universitas Lampung--atas persetujuan kepada penulis

dalam melaksanakan penelitian serta senantiasa memberikan dukungan,

motivasi, dan pemahaman;

3. Bapak Liman, S.Pt., M.S.--selaku Pembimbing Akademik penulis di Jurusan

Peternakan--atas bimbingan, dukungan, dan nasihat kepada penulis;

4. Bapak Dr. Ir. Arif Qisthon, M. Si.--selaku Dosen Pembimbing Utama--yang

senantiasa memberikan waktu, dukungan, motivasi, dan pemahaman;

5. Bapak Dr. Ir. Erwanto, M. S.--selaku Dosen Pembimbing Anggota--yang

senantiasa memberikan waktu, dukungan, motivasi, dan pemahaman;

Page 11: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE

6. Ibu Sri Suharyati, S.Pt, M. P.--selaku Dosen Penguji--yang senantiasa

memberikan waktu, dukungan, motivasi, dan pemahaman;

7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Peternakan--yang telah memberikan

pembelajaran dan pemahaman yang berharga;

8. Bapak Sayuk Rukun (Alm), Ibu Sartinah, Adikku Aprizal Muhaimin dan

Ahmad Romadoni, serta semua keluarga--atas do’a, dukungan, dan kasih

sayang yang selalu diberikan dengan tulus;

9. Diah Ayu Paramitha Agustin, Yogi Ramdani, M. Alvin Rifki, Windi Eka

Satria, Ibu Rini, Abah Ari, Nia, dan Rohma--selaku rekan satu tim penelitian

dan induk semang yang selalu memberi semangat dan bimbingan;

10. Sahabatku tim hura-hura Agung, Yuswan, Pandu, Udin, Wahyu, Ineto, Apri,

Mifta, dan Diah serta Raden arya dan Aryadi--atas do’a, dukungan, hiburan,

dan kasih sayang yang selalu diberikan serta pertemanan semoga kalian sehat

dan sukses selalu;

11. Teman seperjuangan sekaligus keluarga besar Jurusan Peternakan angkatan

2015,--terimakasih atas pertemanan dan dukungan selama perkuliahan sampai

saat ini, semoga sukses selalu bersama kita semua, Aamiin;

12. Abang dan Mbak Angkatan 2013 dan 2014, serta adik-adik Angkatan 2016,

2017, dan 2018 Jurusan Peternakan--yang telah memberikan semangat, saran,

dan motivasi;

13. Seluruh pihak yang ikut terlibat selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.

Semoga seluruh bantuan yang telah diberikan mendapat pahala dan ridho dari

Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdapat

Page 12: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE

kekurangan, akan tetapi penulis berharap skripsi yang sederhana ini dapat

bermanfaat bagi pembaca.

Bandar Lampung, 21 Oktober 2019

Penulis,

Edi Susanto

Page 13: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... ii

SANWACANA .......................................................................................... vii

DAFTAR ISI.............................................................................................. x

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xv

I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2 Tujuan Penelitian .......................................................................... 4

1.3 Manfaat Penelitian ........................................................................ 4

1.4 Kerangka Pemikiran...................................................................... 4

1.5 Hipotesis ...................................................................................... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 8

2.1 Gambaran Umum Domba ............................................................. 8

2.2 Respon Fisiologis Domba ............................................................. 10

2.2.1 Laju pernapasan ................................................................. 11

2.2.2 Denyut jantung ................................................................... 13

2.2.3 Suhu rektal ......................................................................... 15

2.3 Pakan ............................................................................................. 16

2.4 Suplemen....................................................................................... 17

Page 14: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE

2.4.1 Molases (tetes) ................................................................... 18

2.4.2 Urea .................................................................................... 18

2.4.3 Garam.................................................................................

19

2.4.4 Dolomit ...............................................................................

20

2.4.5 Mineral dan vitamin ............................................................

20

III. METODE PENELITIAN .................................................................

22

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................... 22

3.2

Alat dan Bahan Penelitian.............................................................

22

3.2.1 Alat penelitian .....................................................................

22

3.2.2 Bahan penelitian..................................................................

22

3.3

Metode Penelitian .........................................................................

23

3.4

Peubah yang Diamati ....................................................................

26

3.5

Prosedur Penelitian .......................................................................

26

3.6

Analisis Data .................................................................................

28

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................... 29

4.1 Kondisi Iklim Mikro .....................................................................

29

4.2 Respons Fisiologis Domba ...........................................................

31

4.2.1 Frekuensi pernapasan domba ..............................................

32

4.2.2 Frekuensi denyut jantung domba ........................................

34

4.2.3 Suhu rektal domba ..............................................................

37

V. SIMPULAN DAN SARAN .................................................................

40

5.1 Simpulan .......................................................................................

40

5.2 Saran .............................................................................................

40

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

LAMPIRAN

41

Page 15: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Komposisi kandungan nutrient ransum basal petani .............................. 24

2. Imbangan nutrisi pemberian ransum basal petani pada domba .............. 24

3. Formulasi Multi Nutrient Sauce .............................................................. 24

4. Formulasi Multi Nutrient Sauce 5% dan 10% dalam ransum ................. 25

5. Susunan ransum R0, RI, dan R2 ............................................................. 25

6. Pemberian ransum perlakuan berdasarkan kelompok............................. 25

7. Presentase pemberian ransum pada masa adaptasi ................................. 27

8. Rata-rata suhu, kelembaban, dan temperatur humidity index pada

kandang peneltian……………………………………………………… 29

9. Frekuensi pernapasan domba…………………………………………... 32

10. Frekuensi denyut jantung domba .......................................................... 35

11. Suhu rektal domba................................................................................. 37

12. Suhu rektal harian domba selama 5 hari penelitian .............................. 48

13. Frekuensi pernapasan harian domba selama 5 hari penelitian .............. 49

14. Frekuensi denyut jantung harian domba selama 5 hari penelitian ........ 51

15. Kelembaban udara dan Temperature Humidity Index (THI) ................ 52

16. Rata-rata konsumsi ransum selama penelitian ...................................... 53

17. Analisis ragam frekuensi pernapasan domba ........................................ 53

Page 16: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE

18. Analisis ragam frekuensi denyut jantung domba .................................. 53

19. Analisis ragam suhu rektal domba ........................................................ 54

Page 17: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Grafik frekuensi pernapasan domba........................................................ 33

2. Grafik frekuensi denyut jantung domba.................................................. 36

3. Grafik suhu rektal domba........................................................................ 38

4. Penimbangan domba penelitian .............................................................. 55

5. Tataletak domba penelitian ..................................................................... 55

6. Proses pembuatan MNS .......................................................................... 55

7. Menghitung frekuensi pernapasaan......................................................... 56

8. Menghitung frekuensi denyut jantung .................................................... 56

9. Menghitung suhu rektal........................................................................... 56

Page 18: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk dan pendapatan masyarakat, maka

bertambah pula pengetahuan masyarakat akan pentingnya nilai gizi, dengan

demikian menyebabkan peningkatan konsumsi produk-produk ternak.

Peningkatan ini terlihat pada konsumsi daging, salah satu daging yang meningkat

kebutuhannya adalah daging domba. Populasi domba di Provinsi Lampung selalu

mengalami kenaikan, pada tahun 2016 sebanyak 68.905 ekor, kemudian

meningkat menjadi 72.936 ekor pada tahun 2017 (Direktorat Jendral Peternakan

dan Kesehatan Hewan, 2017). Populasi tersebut diperkirakan akan terus

meningkat sebagai akibat meningkatnya kebutuhan pangan hewani masyarakat.

Domba merupakan ternak yang potensial sebagai sumber protein hewani dan daya

beli terhadap domba masih terjangkau oleh petani peternak sehingga mempunyai

peluang cukup besar untuk dikembangkan dalam upaya pemenuhan kebutuhan

daging untuk masyarakat (Wibowo et al., 2014). Ternak domba lebih mudah

dipelihara, mudah dikembangbiakkan dan pasarnya selalu tersedia setiap saat,

serta memerlukan modal yang relatif sedikit dibandingkan ruminansia besar.

Page 19: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE

2 2

Keberhasilan usaha peternakan sangat ditentukan oleh faktor pemeliharaan, bibit,

dan pakan yang baik. Pakan utama ternak domba adalah hijauan berupa rumput

lapangan. Hijauan merupakan sumber energi dan vitamin yang baik, namun

kandungan protein kasarnya relatif rendah dibanding dengan bahan pakan biji-

bijian (Rudiah, 2011). Domba dapat mencerna pakan dengan serat kasar tinggi

berupa hijauan dan limbah industri yang tidak bersaing dengan kebutuhan

manusia. Hal tersebut sangat penting diperhatikan untuk meminimalisir kerugian

yang dapat ditimbulkan dalam proses pengembangan usaha peternakan.

Pakan merupakan biaya terbesar dalam usaha pemeliharaan ternak. Biaya untuk

pemenuhan pakan ternak domba dapat mencapai 60--80% dari keseluruhan biaya

produksi. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk menekan biaya pakan namun

tidak mengurangi kualitas pakan yang dikonsumsi (Sodikin et al., 2016).

Kemampuan seekor ternak mengkonsumsi pakan tergantung pada jenis pakan,

temperatur lingkungan, ukuran tubuh ternak, dan keadaan fisiologi ternak.

Konsumsi pakan akan bertambah jika pakan yang dikonsumsi mudah dicerna

atau jika diberi pakan yang memiliki kecernaan tinggi. Penambahan bahan pakan

tambahan berupa konsentrat dan suplemen ke dalam pakan dapat meningkatkan

palatabilitas dan pertambahan berat badan.

Pakan dalam bentuk hijauan dan konsentrat dapat diukur jumlah pemberiannya

sesuai dengan berat badan ternak dan produksi yang diharapkan. Namun kedua

jenis pakan tersebut belum menjamin terpenuhinya unsur-unsur mikro berupa

mineral, vitamin, maupun asam amino tertentu yang tidak diperoleh ternak saat di

alam bebas sehingga diperlukan pakan tambahan atau suplemen (Sodikin et al.,

Page 20: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE

3 3

2016). Salah satunya dengan menambahkan Multi Nutrient Sauce (MNS) di

dalam ransum.

MNS merupakan pengembangan suplemen ransum ternak bergizi tinggi yang

dapat meningkatkan keefektifan kerja mikroba yang hidup dan berkembang di

dalam rumen ternak ruminansia. Bahan utama MNS berupa molases atau tetes

tebu, urea, garam, dolomit, mineral, dan vitamin yang nantinya akan berfungsi

untuk meningkatkan palatabilitas dan nutrisi ransum berkualitas rendah

(Karolina et al., 2016).

Penambahan MNS diharapkan dapat memenuhi kebutuhan unsur-unsur mikro

yang dibutuhkan ternak sehingga dapat berproduksi dengan baik. Bahan

penyusun MNS dapat meningkatkan palatabilitas sehingga konsumsi pakan akan

meningkat dan mempercepat keefektifan kerja mikroba rumen dalam mencerna

pakan sehingga suplai nutrien pakan meningkat. Hal tersebut dapat meningkatkan

metabolisme dalam tubuh sehingga produksi panas tubuh akan meningkat dan

memacu termoregulasi dalam tubuh yang akan berdampak terhadap respons

fisiologis domba seperti peningkatan suhu tubuh, frekuensi pernapasan, dan

frekuensi denyut jantung. Namun di sisi lain produksi panas tubuh yang berlebih

dapat menyebabkan stres panas yang dapat mengganggu proses produksi sehingga

produktivitas ternak akan menurun. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan MNS dalam ransum terhadap

respons fisiologis domba.

Page 21: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE

4 4

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh penambahan Multi

Nutrient Sauce pada ransum terhadap respons fisiologis domba, yaitu frekuensi

pernapasan, denyut jantung, dan suhu rektal.

1.3 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah

1. Sebagai informasi bagi peternak dalam penggunaan bahan tambahan berupa

Multi Nutrient Sauce pada ransum terhadap respons fisiologis domba;

2. Sebagai bahan informasi bagi para peneliti, kalangan akademisi, atau instansi

yang berkaitan dengan penggunaan bahan tambahan Multi Nutrient Sauce pada

ransum domba.

1.4 Kerangka Pemikiran

Secara umum produktivitas ternak dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan,

serta interaksi antara faktor genetik dan lingkungan. Faktor lingkungan meliputi

pakan, klimat, dan manajemen (Yani dan Purwanto, 2006). Lingkungan tropis

menyebabkan ternak domba mengalami beban panas tubuh yang berlebih.

Produksi panas tubuh ternak selain berasal dari lingkungan (heat gain), juga

berasal dari proses fermentasi pakan dalam rumen dan proses metabolisme tubuh.

Pada ternak yang berada di lingkungan panas, peningkatan produksi panas tubuh

perlu diminimalkan untuk menjaga suhu tubuh tetap normal. Hal ini merupakan

salah satu mekanisme termoregulasi. Mekanisme termoregulasi tubuh akan

Page 22: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE

5 5

membutuhkan energi, sehingga alokasi energi dari metabolisme pakan untuk

produksi menjadi berkurang. Dengan demikian perubahan-perubahan fisiologis

dan status nutrisi ternak karena panas tubuh berdampak pada penurunan

produktivitas ternak (Shibata, 1996). Cekaman panas tubuh memaksa ternak

untuk mengaktifkan mekanisme termoregulasi, yaitu peningkatan suhu rektal,

frekuensi denyut jantung, dan pernapasan, serta penurunan konsumsi pakan

(Purwanto et al., 1996).

Pemberian pakan pada ternak bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok,

reproduksi, dan produksi (Sugeng, 2005). Pakan biasanya diberikan secara

adlibitum yaitu adanya pakan yang selalu tersedia, tetapi juga bisa diberikan

secara bertahap pada pagi dan sore dengan jumlah yang dibatasi (Santosa, 2005).

Pakan yang diberikan dengan level berbeda akan menyebabkan kondisi fisiologis

ternak seperti suhu tubuh, frekuensi pernapasan, dan denyut jantung berbeda

akibat perbedaan proses metabolisme dalam tubuh (Naidin et al., 2010).

Multi Nutrient Sauce merupakan pengembangan suplemen ransum

ternak bergizi tinggi yang dapat meningkatkan keefektifan kerja mikrobia di

dalam rumen ternak ruminansia. Manfaat pemberian pakan suplemen dari aspek

fisiologis ternak terhindar dari defisiensi vitamin (avitaminosis) dan mineral,

ternak terhindar dari malnutrisi yang disebabkan rendahnya kualitas pakan

(Hatmono dan Hastoro, 2001). Suplemen tersebut terdiri dari molases, urea,

garam, dolomit, vitamin, dan mineral yang berfungsi untuk meningkatkan

palatabilitas dan nutrisi ransum berkualitas rendah sehingga dapat meningkatkan

konsumsi pakan ternak yang dipelihara.

Page 23: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE

6 6

Hasil penelitian Karolina et al. (2016) menyatakan bahwa perlakuan penggunaan

Multi Nutrients Sauce ERO II 10% sebagai penambah ransum sapi potong

memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap konsumsi ransum dan

pertambahan bobot tubuh (PBT). Bahan penyusun MNS dapat meningkatkan

palatabilitas sehingga konsumsi pakan akan meningkat dan mempercepat

keefektifan kerja mikroba dalam rumen untuk mencerna pakan. Hal tersebut

dapat meningkatkan metabolisme dalam tubuh sehingga produksi panas tubuh

akan neningkat dan memacu termoregulasi dalam tubuh yang akan berdampak

pada peningkatan suhu tubuh, frekuensi pernapasan, dan denyut jantung.

Konsumsi pakan yang berbeda akan menyebabkan adanya aktivitas metabolik

dalam tubuh yang berbeda pula, banyaknya jumlah pakan yang dikonsumsi akan

menyebabkan meningkatnya denyut jantung tiap menit dan suhu tubuh (Naidin

et al., 2010). Hasil penelitian Qisthon dan Widodo (2015) meyatakan bahwa

perlakuan rasio hijauan dan konsentrat 85% : 15% ; 70% : 30% ; dan 55% : 45%

pada kambing Peranakan Ettawah (PE) tidak berpengaruh (P>0,05) pada

konsumsi ransum, frekuensi pernapasan, suhu rektal, dan pertambahan bobot

badan. Sebaliknya, perlakuan berpengaruh (P<0,05) pada frekuensi denyut

jantung.

Respons fisiologis domba dilihat dari frekuensi pernapasan, denyut jantung, dan

suhu rektal. Suhu tubuh yang naik akan menyebabkan ternak pada kondisi yang

tidak nyaman sehingga ternak akan melakukan termoregulasi dengan cara

meningkatkan frekuensi nafasnya (Fitra dan Hendri, 2006). Penambahan Multi

Page 24: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE

7 7

Nutrient Sauce dalam ransum domba dapat berpengaruh terhadap respons

fisiologis domba.

1.5 Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah penambahan bahan Multi Nutrient Sauce pada

ransum domba berpengaruh terhadap kondisi fisiologis domba, yaitu frekuensi

pernapasan, denyut jantung, dan suhu rektal.

Page 25: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Umum Domba

Ternak domba atau sering juga dikenal sebagai ternak ruminansia kecil,

merupakan ternak herbivora yang sangat populer di Indonesia. Domba yang kita

kenal sekarang merupakan hasil domestikasi manusia yang sejarahnya diturunkan

dari 3 jenis domba liar, yaitu Mouflon (Ovis musimon) yang berasal dari Eropa

Selatan dan Asia, Argali (Ovis amon) berasal dari Asia Tenggara, dan Urial (Ovis

Vignei) yang berasal dari Asia (Williamson dan Payne, 1993).

Karakteristik domba atau biri (Ovis) adalah ruminansia dengan wol tebal

dipelihara untuk dimanfaatkan wol, daging, dan susunya. Domba yang paling

dikenal orang adalah domba peliharaan (Ovis aries), yang diduga keturunan dari

moufflon liar yang berada di wilayah Asia Tengah, Selatan, dan Barat Daya

(Anggorodi, 1990).

Menurut Ensminger (2002) taksonomi domestikasi domba sebagai berikut

Kingdom : Animalia (hewan)

Phylum : Chordata (hewan bertulang belakang)

Class : Mammalia (hewan menyusui)

Ordo : Artiodactyla (hewan berkuku genap)

Page 26: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE

9 99

Family : Bovidae (memamah biak)

Genus : Ovis (domba)

Species : Ovisaries (domba yang didomestikasi)

Domba lokal mempunyai posisi yang strategis di masyarakat karena mempunyai

fungsi ekonomis, sosial, dan budaya, merupakan sumber genetik yang khas untuk

digunakan dalam perbaikan bangsa domba lokal maupun dengan domba impor

(Sumantri et al., 2007). Bangsa-bangsa ternak lokal penting untuk dilindungi

karena mempunyai keunggulan antara lain mampu bertahan hidup pada tekanan

iklim dan pakan yang berkualitas rendah, tahan terhadap penyakit dan gangguan

caplak, sumber gen yang khas, produktif dipelihara dengan biaya relatif rendah,

mendukung keragaman pangan, pertanian, dan budaya (FAO, 2009).

Menurut Mulyaningsih (1990) domba di Indonesia dibagi menjadi tiga kelompok

yaitu domba ekor tipis (javanesa thin tailed), domba priangan (pringan of west

java) dikenal juga dengan domba garut, dan domba ekor gemuk (javanesa fat

tailed). Sedangkan menurut Bradfrod dan Inounu (1996) hanya dikelompokkan

ke dalam dua kelompok yaitu Domba Ekor Tipis (DET) dan Domba Ekor

Gemuk (DEG).

Domba ekor tipis merupakan domba berukuran tubuh kecil sehingga disebut

domba kacang atau domba jawa. Memiliki ekor relatif kecil dan tipis, bulu badan

berwarna putih, kadang-kadang ada warna lain, misalnya belang-belang hitam di

sekitar mata, hidung, atau bagian lainnya. Domba betina umumnya tidak

bertanduk, sedangkan domba jantan bertanduk kecil dan melingkar. Bobot badan

DET jantan di Jonggol umur 2--3 tahun adalah 34,90 kg dan betina sebesar

Page 27: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE

10

1010

26,11 kg, serta ukuran tinggi pundak pada jantan 55,66 cm dan betina 57,87 cm

(Einstiana, 2006).

Domba ekor gemuk banyak ditemukan di Jawa Timur dan Madura, serta pulau-

pulau di Nusa Tenggara dan Sulawesi Tengah (domba donggala). Karakteristik

DEG adalah ekor yang besar, lebar, dan panjang. Bagian pangkal ekor yang

membesar merupakan timbunan lemak, sedangkan bagian ujung ekor kecil tidak

berlemak. Warna bulu putih, tidak bertanduk, dan bulu wolnya kasar. Bentuk

tubuh DEG lebih besar dari pada DET. Domba ini merupakan domba tipe

pedaging, berat jantan dewasa berkisar 30--50 kg, sedangkan berat badan betina

dewasa 25--35 kg. Tinggi badan pada jantan dewasa berkisar 60--65 cm

sedangkan pada betina dewasa 52--60 cm (Malewa, 2007).

2.2 Respons Fisiologis Domba

Ternak domba merupakan hewan berdarah panas yang mempertahankan suhu

tubuhnya pada kisaran tertentu dengan cara homeostasis melalui proses

termoregulasi. Pada temperatur lingkungan yang rendah domba akan

memanaskan tubuhnya melalui pembakaran zat makanan dalam darah, sebaliknya

pada temperatur yang tinggi domba akan berusaha menurunkan temperatur

tubuhnya melalui kulit maupun pernafasan. Ternak akan selalu beradaptasi

dengan lingkungan tempat hidupnya. Apabila terjadi perubahan maka ternak

akan mengalami stres. Stres adalah respons fisiologis, biokimia, dan tingkah laku

ternak terhadap variasi faktor fisik, kimia, dan biologis lingkungan.

Page 28: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE

1111 1111

Stres terjadi apabila terjadi perubahan lingkungan yang ekstrim, seperti

peningkatan atau penurunan temperatur lingkungan (Oktameina, 2011).

Respons fisiologis domba merupakan respons domba terhadap berbagai macam

faktor, baik fisik, kimia, maupun lingkungan sekitarnya (Yousef, 1985).

Rangkaian proses fisiologis akan mempengaruhi kondisi dalam tubuh ternak yang

berkaitan dengan faktor cuaca, nutrisi, dan manajemen (Awabien, 2007).

Hewan membutuhkan lingkungan yang cocok untuk kebutuhan fisiologisnya, jika

tidak sesuai dengan lingkungannya, misalnya dengan kondisi terlalu panas atau

terlalu dingin maka akan menyebabkan stres dan berakibat pada produktivitasnya,

sehingga pertumbuhan, perkembangan, atau produksi ternak akan menurun

(Johnston, 1983). Secara fisiologis tubuh ternak akan bereaksi terhadap

rangsangan yang mengganggu fisiologis normal. Sebagai ilustrasi ternak akan

mengalami cekaman panas jika jumlah rataan produksi panas tubuh dan

penyerapan radiasi panas dari sekelilingnya lebih besar dari pada rataan panas

yang hilang dari tubuh (Devendra dan Burns, 1994). Menurut Yousef (1985)

respons fisiologis pada domba dapat diketahui diantaranya dengan melihat laju

pernapasan, denyut jantung, dan suhu tubuh.

2.2.1 Laju pernapasan

Pernapasan meliputi semua proses baik fisik maupun kimia, dimana hewan

mengadakan pertukaran gas-gas dengan lingkungan sekelilingnya, khususnya gas

O2 dan CO2 (Widjajakusuma dan Sikar, 1986). Pernapasan pada hewan terdiri

dari tiga fase, yaitu pernapasan eksternal, pertukaran gas, dan pernapasan internal.

Page 29: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE

1212 1212

Pernapasan eksternal merupakan mekanisme saat hewan mengambil oksigen dari

lingkungan dan melepaskan karbondioksida ke lingkungan. Pertukaran gas yaitu

mekanisme pendistribusian oksigen ke seluruh sel-sel tubuh hewan dan

mekanisme perpindahan karbondioksida dari sel tubuh ke lingkungan. Pernapasan

internal merupakan reaksi metabolik saat oksigen dalam sel memproduksi energi

dan reaksi untuk memproduksi karbondioksida dalam sel (Wilson, 1979).

Frekuensi pernapasan bervariasi tergantung dari besar badan, umur, aktivitas

tubuh, kelelahan, dan penuh tidaknya rumen. Domba tropis mempunyai frekuensi

laju pernapasan berkisar 15--25 hembusan per menit. Bersamaan dengan

peningkatan suhu lingkungan, reaksi pertama ternak dalam menghadapi keadaan

ini adalah dengan panting (terengah-engah) dan sweating (berkeringat berlebihan)

(Smith dan Mangkoewidjojo, 1988). Pada sapi, kerbau, kambing, dan domba

peningkatan frekuensi pernapasan merupakan salah satu mekanisme pengaturan

suhu tubuh. Kecepatan pernapasan meningkat sebanding dengan meningkatnya

suhu lingkungan. Meningkatnya frekuensi pernapasan menunjukkan

meningkatnya mekanisme tubuh untuk mempertahankan keseimbangan fisiologis

dalam tubuh hewan (Mc Dowell, 1972).

Silanikove (2000) mengukur tingkat stres panas berdasarkan laju pernapasan tiap

menit pada domba yaitu stres panas rendah berkisar 40--60 pernapasan tiap menit,

stres panas sedang 60--80 pernapasan tiap menit, stres panas tinggi 80--200

pernapasan tiap menit, dan stres panas berat lebih dari 200 pernapasan tiap menit.

Uap air yang hilang meningkat hingga mencapai 60% dari total panas yang hilang

pada suhu 35 oC (Yousef, 1985).

Page 30: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE

1313 1313

Paparan suhu tinggi akan memperbesar upaya untuk menghilangkan panas tubuh,

diantaranya peningkatan pernapasan, suhu tubuh, konsumsi air, dan penurunan

konsumsi pakan. Berkaitan dengan dampak kelembaban, ketika kelembaban

tinggi maka akan meningkatkan frekuensi pernapasan domba (Marai et al., 2007).

Menurut Isnaeni (2006) peningkatan pada frekuensi pernafasan merupakan salah

satu upaya ternak dalam melakukan mekanisme termoregulasi untuk menstabilkan

suhu tubuh akibat adanya beban panas.

Proporsi hijauan yang besar menyebabkan produksi panas tubuh (heat

increament) meningkat sehingga menambah beban panas tubuh dan harus

dilepaskan. Pelepasan panas tubuh ke luar tubuh dengan cara memindahkan

panas dari organ-organ bagian dalam tubuh ke bagian-bagian terluar dari organ

tubuh terutama adalah kelenjar keringat di kulit dan kelenjar mukosa di sepanjang

saluran pernapasan (Ganong, 1983).

2.2.2 Denyut jantung

Jantung adalah suatu struktur muskular berongga yang bentuknya menyerupai

kerucut. Jantung terbagi menjadi bagian kanan dan bagian kiri, masing-masing

bagian terdiri atas atrium yang berfungsi menerima curahan darah dan pembuluh

vena, dan ventrikel, yang berfungsi memompakan darah dari jantung ke seluruh

tubuh melalui pembuluh arteri (Frandson, 1992).

Kisaran denyut jantung domba normal menurut Smith dan Mangkoewidjojo

(1988) adalah 70--80 kali tiap menit. Peningkatan laju denyut jantung terjadi pada

saat peningkatan suhu lingkungan, gerakan, dan aktivitas otot (Edey, 1983).

Page 31: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE

1414 1414

Secara umum, kecepatan denyut jantung yang normal cenderung lebih besar pada

hewan-hewan kecil dan semakin lambat dengan semakin besarnya ukuran tubuh

hewan (Frandson, 1992). Al-Haidary (2004) menyatakan bahwa tantangan stres

panas berkurang pada ternak yang diam, dan pengurangan tanda denyut jantung

menurun karena upaya umum untuk menurunkan produksi panas tubuh.

Menurut Adisuwirdjo (2001) faktor-faktor yang mempengaruhi denyut jantung

yaitu: (1) aktivitas, aktivitas yang tinggi dapat menigkatkan frekuensi kerja

jantung, (2) ion kalsium, ion kalsium memicu sistol yaitu kontraksi salah satu

ruangan jantung pada proses pengosongan ruangan tersebut. Diastol adalah reaksi

dari satu ruang jantung sesaat sebelum dan selama pengisian ruangan tersebut.

(3) kadar CO2, dapat menaikkan frekuensi maupun kekuatan kontraksi jantung,

(4) acetylcolin, mengurangai frekuensi denyut jantung, (5) adrenalin, dapat

menaikkan frekuensi jantung, (6) atropin dan nikotin, dapat mempercepat

frekuensi denyut jantung, (7) morphin, dapat memperlambat frekuensi jantung,

(8) suhu tubuh, semakin tinggi suhu maka frekuensi jantung juga semakin besar,

(9) berat badan, semakin berat badan hewan maka frekuensi jantung juga

semakin besar, dan (10) umur, umur ternak muda memiliki frekuensi jantung

yang lebih cepat.

Peningkatan denyut jantung dapat membantu transportasi oksigen dan zat

makanan ke seluruh tubuh, selain itu peningkatan denyut jantung juga membantu

transportasi panas metabolisme ke seluruh tubuh yang dapat meningkatkan suhu

permukaan tubuh (Gatenby, 1991). Menurut Sarwono (2002) meningkatnya

denyut jantung bertujuan untuk mengatur tekanan darah dan membantu

mengedarkan panas dari organ tubuh bagian dalam ke permukaan tubuh.

Page 32: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE

1515 1515

Kisaran denyut jantung domba yang normal menurut Duke’s (1995) adalah 60 --

120 denyut tiap menit.

Jantung berkontraksi secara periodik untuk menjamin kelangsungan sirkulasi

darah. Kecepatan jantung dalam berkontraksi ini dipengaruhi oleh saraf,

rangsangan kimiawi berupa hormon, dan perubahan kadar O2 dan CO2 serta

rangsangan berupa panas (Isnaeni, 2006). Denyut jantung mencerminkan

keseimbangan sirkulasi sepanjang status metabolis dalam kondisi normal (Marai

et al., 2007). Menurut Isnaeni (2006) peningkatan suhu tubuh mengakibatkan

metabolisme tubuh berjalan dengan cepat, sehingga membuat ternak akan

meningkatkan kecepatan jantung.

2.2.3 Suhu rektal

Suhu tubuh hewan merupakan hasil keseimbangan dari panas yang diterima dan

dikeluarkan oleh tubuh. Suhu tubuh dapat diamati melalui suhu rektal, karena

suhu rektal merupakan indikator yang baik untuk menggambarkan suhu internal

tubuh ternak. Suhu rektal juga sebagai parameter yang dapat menunjukkan efek

dari cekaman lingkungan terhadap domba. Suhu rektal harian, pada pagi hari

rendah sedangkan pada siang hari tinggi (Edey, 1983).

Suhu rektal domba di daerah tropis berada pada kisaran 39,2--40 0C (Smith dan

Mangkoewidjojo, 1988). Kelembaban dapat pula mempengaruhi mekanisme

temperatur tubuh, pengeluaran panas dengan cara berkeringat ataupun melalui

respirasi akan lebih cepat (Parakkasi, 1999). Suhu rektal bervariasi antara 38,3--

39,9 oC (Marai et al., 2007).

Page 33: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE

1616 1616

Kenaikan panas tubuh disebabkan karena metabolisme pakan tinggi dengan pakan

berserat berkualitas rendah (Marai et al., 2007). Hal ini juga berkaitan dengan

adanya kegiatan makan yang tinggi. Kegiatan makan akan menyebabkan

metabolisme jadi meningkat (Tobin, 2012). Meningkatnya metabolisme

menyebabkan energi (panas) meningkat sehingga suhu tubuh juga meningkat.

Peningkatan metabolisme juga berkaitan dengan nutrisi. Tingginya konsumsi

nutrisi akan meningkatkan proses metabolisme tubuh sehingga panas tubuh yang

dihasilkan juga lebih banyak (Wuryanto et al., 2010).

Suhu rektal 42 oC dan lebih dari itu akan berbahaya bagi ternak (Yousef, 1985).

Umumnya domba merupakan hewan homeotermal yang mempertahankan

tubuhnya dalam kondisi seimbang dengan menghilangkan kelebihan panas dari

tubuhnya ketika terpapar suhu tinggi. Berada dalam kondisi yang seperti itu, suhu

tubuh ternak tercermin dari peningkatan suhu rektal, ketika tubuh gagal

mempertahankan keseimbangan panas (Marai et al., 2007).

2.3 Pakan

Pakan bagi ternak domba dari sudut nutrisi merupakan salah satu unsur yang

sangat penting dalam menunjang kesehatan, pertumbuhan, dan reproduksi ternak.

Pakan sangat esensial bagi ternak domba karena pakan yang baik akan

menjadikan ternak sanggup melaksanakan kegiatan serta fungsi proses dalam

tubuh secara normal. Pada batasan minimal, pakan bagi ternak domba berguna

untuk menjaga keseimbangan jaringan tubuh dan membuat energi sehingga

mampu melaksanakan peran dalam proses metabolisme (Murtidjo, 1993).

Page 34: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE

1717 1717

Nista et al. (2007) menyatakan bahwa kebutuhan pakan ternak dapat terpenuhi

dengan pakan hijauan segar (sebagai pakan utama) dan konsentrat (sebagai pakan

penguat) untuk berproduksi. Kedua jenis bahan tersebut dapat diukur jumlah

pemberiannya sesuai dengan berat badan ternak dan produksi yang diharapkan.

Hijauan merupakan pakan utama bagi ternak ruminansia dan berfungsi tidak hanya

sebagai pengenyang tetapi juga berfungsi sebagai sumber nutrisi, baik berupa

protein, energi, vitamin, dan mineral. Hijauan yang bernilai gizi tinggi cukup

memegang peranan penting karena dapat menyumbangkan zat pakan yang lebih

ekonomis dan berhasil guna bagi ternak (Herlinae, 2003). Tujuan pemberian

pakan berupa konsentrat pada ternak ruminansia adalah untuk meningkatkan

pencernaan selulosa pada hijauan yang dikonsumsi (Parakkasi, 1999). Konsentrat

antara lain berfungsi sebagai perangsang aktivitas mikroba rumen, sehingga dapat

meningkatkan daya cerna dan konsumsi hijauan (Tillman et al., 1998).

2.4 Suplemen

Suplemen adalah suatu bahan pakan atau bahan campuran yang dicampurkan ke

dalam pakan untuk meningkatkan keserasian nutrisi pakan, bisa bahan pakan yang

mengandung protein, mineral, atau vitamin dalam jumlah yang besar

(Hartadi et al., 1986). Suplementasi adalah pemberian bahan pakan dalam jumlah

kecil dari bahan kering pakan yang diharapkan berguna dan memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan produktivitas. Suplementasi

pakan meningkatkan nutrisi pakan yang dapat mendukung pertumbuhan dan

perkembangan ternak (Hartadi et al., 1986).

Page 35: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE

1818 1818

2.4.1 Molases (tetes)

Molases banyak digunakan karena banyak mengandung karbohidrat sebagai

sumber energi dan mineral (baik mineral mikro maupun mineral makro) dan

merupakan komponen utama dalam pembuatan multi nutrient (Sodikin et al.,

2016). Molases merupakan limbah dari pabrik gula yang kaya akan karbohidrat

yang mudah larut (48--68%) gula untuk sumber energi dan mineral disamping

membantu fiksasi nitrogen, urea dalam rumen juga dalam fermentasinya

menghasilkan asam-asam lemak atsiri yang merupakan sumber energi yang

penting untuk biosintesa dalam rumen, disukai ternak, dan memberikan pengaruh

yang menguntungkan terhadap daya cerna (Nista et al., 2007).

2.4.2 Urea

Ruminansia secara spesifik mampu mensintesis asam-asam amino dari unsur-

unsur yang dihasilkan oleh berbagai proses yang terjadi di dalam rumen. Itulah

sebabnya, ruminansia mampu mengkonsumsi urea (yang merupakan non-protein

nitrogen) dalam jumlah terbatas, yang di dalam rumen terurai menjadi NH3 dan

merupakan bahan utama pembentukan asam-asam amino. Selain dari bahan

pakan yang dikonsumsinya, kebutuhan tubuh ruminansia terhadap protein juga

dipenuhi dari mikroba rumen (Abidin dan Sodiq, 2002).

Urea merupakan sumber Non Protein Nitrogen relatif murah harganya, namun

demikian pemberiannya tidak terlalu banya karena dapat menimbulkan keracunan

sehingga dalam pemberiannya kurang lebih 4%. Disamping itu urea merupakan

senyawa nitrogen yang sangat sederhana dan dapat diubah oleh mikro organisme

Page 36: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE

1919 1919

rumen, sebagian atau seluruhnya menjadi protein yang diperlukan dalam proses

fermentasi dalam rumen dan dapat meningkatkan konsumsi ransum (Nista et al.,

2007; Karolina et al., 2016).

2.4.3 Garam

Mineral merupakan bahan yang penting dalam pembuatan MNS ERO II. Pada

umumnya digunakan berupa: tepung kerang, tepung tulang, lactomineral, dolomit,

kapur bangunan, dan garam dapur (NaCl) dari bahan yang digunakan tersebut

dapat mensuplay kebutuhan mineral untuk ternak. Untuk meningkatkan

palatabilitas (selera makan) dan dapat membatasi konsumsi ransum yang

berlebihan serta harganya murah (Karolina et al., 2016).

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan mineral pada domba

diantaranya: bangsa hewan, umur, jenis kelamin, pertumbuhan, kesuburan

berkembang biak, laktasi, iklim, ransum, kandungan mineral tanah, keseimbangan

hormonal, dan kegiatan faali di dalam tubuh (Sumoprastowo, 1993). Secara

umum mineral-mineral berfungsi sebagai bahan pembentukan tulang dan gigi

yang menyebabkan adanya jaringan keras dan kuat, mempertahankan keadaan

koloidal dari beberapa senyawa dalam tubuh, memelihara keseimbangan asam

basa dalam tubuh, aktivator sistem enzim tertentu, komponen dari suatu enzim,

dan mineral mempunyai sifat yang karakteristik terhadap kepekaan otot dan saraf

(Tillman et al., 1991).

Page 37: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE

2020 2020

2.4.4 Dolomit

Mineral dolomit merupakan variasi dari batu gamping (CaCO) kandungan mineral

karbonat > 50%. Istilah dolomit pertama kali digunakan untuk batuan karbonat

tertentu yang terdapat di daerah Tyrolean Alpina 3. Dolomit dapat terbentuk baik

secara primer maupun sekunder. Secara primer dolomit biasanya terbentuk

bersamaan dengan proses mineralisasi yang umumnya berbentuk urat-urat.

Secara sekunder, dolomit umumnya terjadi karena terjadi pelindihan (leaching)

atau peresapan unsur magnesium dari air laut kedalam batu gamping atau istilah

ilmiahnya proses dolomitisasi. Proses dolomitisasi adalah proses perubahan

mineral kalsit menjadi dolomit (Karolina et al., 2016).

2.4.5 Mineral dan vitamin

Mineral adalah zat anorganik yang dibutuhkan dalam jumlah yang kecil, namun

berperan penting agar proses fisiologis dapat berlangsung dengan baik. Mineral

digunakan sebagai kerangka pembentukan tulang dan gigi, pembentukan darah,

dan pembentukkan jaringan tubuh serta diperlukan sebagai komponen enzim yang

berperan dalam proses metabolisme didalam sel. Penambahan mineral dalam

ransum domba dapat mencegah kekurangan mineral di dalam pakan

(Setiadi dan Inounu, 1991).

Mineral memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik

tingkat sel, jaringan, organ, maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Selain itu,

mineral berperan dalam berbagai tahap metabolisme terutama sebagai kofaktor

dalam aktivitas enzim. Keseimbangan ion-ion mineral di dalam cairan tubuh

Page 38: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE

2121 2121

diperlukan untuk pengaturan kegiatan enzim. Bagi ternak ruminansia mineral

merupakan nutrisi yang esensial, selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan

ternak juga memasok kebutuhan mikroba rumen. Pertumbuhan dan

perkembangbiakan mokroba rumen yang optimal membutuhkan mineral makro

(Ca, P, Mg, Cl, dan S), mikro (Cu, Fe, Mn, dan Zn) dan langka (I, Co, dan Se).

Mineral mikro dan mineral langka dibutuhkan mikroba untuk melakukan berbagai

aktivitas termasuk sintesis vitamin B12, kebutuhan akan mineral ini sangat sedikit

dibandingkan dengan mineral makro (Karolina et al., 2016).

Page 39: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Mei--Juni 2019, bertempat di peternakan rakyat

Desa Kebagusan, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

3.2.1 Alat penelitian

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang dan

perlengkapanya, meliputi kandang individu lengkap dengan tempat makan,

minum, timbangan. Alat untuk membuat ransum meliputi Mixer, sekop, cangkul,

terpal, tong ukuran 220 liter, dan pengaduk MNS. Alat hitung dan tulis meliputi

kalkulator, buku, dan pena untuk menulis data. Dry and Wet Thermometer ,

stetoskop 2 buah, stop watch 2 buah, dan hand tally counter 2 buah.

3.2.2 Bahan penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 18 ekor domba ekor tipis

jantan dengan kisaran umur 6--8 bulan yang dipelihara secara intensif pada

kandang individu. Ransum penelitian berupa ransum basal dengan bahan

Page 40: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE

2323 2323

penyusun MNS yaitu urea, molases, dolomit, garam, mineral, dan vitamin, serta

air minum yang diberikan secara ad libitum.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara eksperimen menggunakan metode Rancangan

Acak Kelompok (RAK). Masing-masing kelompok terdiri atas 3 ekor domba.

Pengelompokan tersebut terdiri atas 6 kelompok yang dikelompokan berdasarkan

berat badan yaitu: Kelompok 1 (11,18--13,18 kg), kelompok 2 (13,97--14,13 kg),

kelompok 3 (14,31--14,51 kg), kelompok 4 (14,89--15,91 kg), kelompok 5

(16,35--16,66 kg), dan kelompok 6 (17,15--17,37 kg). Perlakuan yang diberikan

adalah

R0 = Ransum basal petani

R1 = R0 + 5% Multi Nutrient Sauce

R2 = R0 + 10% Multi Nutrient Sauce

R2 R1 R0 R1 R0 R2 R0 R1 R2

K1 K2 K3

R1 R0 R2 R0 R1 R2 R1 R2 R0

K 4 K 5 K 6

Gambar 1. Tata letak kandang perlakuan

Keterangan:

K1--K6 : Kelompok perlakuan

R0, R1, dan R2 : Ransum perlakuan

Page 41: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE

2424 2424

PK LK SK Abu BETN TDN Ca P

21,98

12,96

12,26

22,97

13,12

-

61,00

0,80

0,22

23,46 2,23 2,51 30,52 3,06 79,02 60,74 - -

Formulasi penggunaan ransum basal petani, Multi Nutrient Sauce, dan susunan

ransum perlakuan disajikan pada Tabel 1, 2, 3, 4, dan 5 berikut:

Tabel 1. Komposisi kandungan nutrient ransum basal petani

Nilai Kandungan Berdasarkan Berat Kering (%) Pakan BK

Silase

Rumput

Onggok

Sumber: Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Jurusan Peternakan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung (2019).

Fathul et al. (2015)

Tabel 2. Imbangan nutrisi pemberian ransum basal petani pada domba

Nilai Kandungan Ransum Berdasarkan Berat Kering (%)Pakan BK

Silase

PK LK SK Abu BETN TDN Ca P

Rumput

(90% )

Onggok

19,78 11,66 11,03 20,67 11,81 tad 54,90 0,72 0,20

(10%) 2,35 0,22 0,25 3,05 0,31 7,90 6,07 - -

Jumlah 22,13 11,89 11,29 23,73 12,11 7,90 60,97 0,72 0,20

Kebutuhan 55,84 11,8 <8 ≤17 - - 60- 65

0,21-

0,40 0,19-

0,36

Tabel 3. Formulasi Multi Nutrient Sauce

Nama Bahan Presentase (%)

Molases 67,7

Urea 9,9

Garam 7,9

Dolomit 7,9

Mineral vitamin 6,6

Total 100

Sumber : Sodikin et al. (2016)

Page 42: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE

2525 2525

Perlakuan Silase

(Kg)

Onggok

(Kg)

(Kg) Silase

(Kg)

Onggok

(Kg)

K1R0 13,18 2,08 0,20 2,27 1,04 0,10 0

K1R1 12,39 1,93 0,18 2,10 0,97 0,17 0,105

K1R2 11,88 1,85 0,18 2,02 0,93 0,09 0,202

K2R2 13,97 2,17 0,20 2,37 1,09 0,10 0,237

K2R0 13,97 2,17 0,20 2,37 1,09 0,10 0

K2R1 14,13 2,20 0,20 2,40 1,10 0,10 0,120

K3R2 14,51 2,25 0,20 2,45 1,13 0,10 0,245

K3R1 14,51 2,25 0,20 2,45 1,13 0,10 0,1225

K3R0 14,31 2,22 0,20 2,42 1,11 0,10 0

K4R2 15,91 2,47 0,22 2,69 1,24 0,11 0,269

K4R0 14,89 2,31 0,21 2,52 1,16 0,11 0

K4R1 15,01 2,33 0,21 2,54 1,17 0,11 0,127

K5R2 16,66 2,59 0,23 2,82 1,30 0,12 0,282

K5R1 16,66 2,59 0,23 2,82 1,30 0,12 0,141

K5R0 16,35 2,54 0,23 2,77 1,27 0,12 0

K6R0 17,37 2,70 0,24 2,94 1,35 0,12 0

K6R2 17,15 2,66 0,24 2,90 1,33 0,12 0,29

K6R1 17,36 2,70 0,24 2,94 1,35 0,12 0,147

Tabel 4. Formulasi Multi Nutrient Sauce 5% dan 10% dalam ransum

Nama Bahan Presentase (5%) Presentase (10%)

Molases 3,39 6,77

Urea 0,50 0,99

Garam 0,40 0,79

Dolomit 0,40 0,79

Mineral Vitamin 0,33 0,66

Total 5,00 10,00

Tabel 5. Susunan ransum R0, RI, dan R2

Persentase (%)

Pemberian R0 R1 R2

Ransum Basal Petani 100 95 90

MNS 0 5 10

Tabel 6. Pemberian ransum perlakuan berdasarkan kelompok

Kelompok/

BB (Kg)

Ransum

Jumlah

Pagi 07.00/ Sore

16.00

MNS

Page 43: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE

2626 2626

3.4 Peubah yang Diamati

Peubah yang diamati pada penelitian ini adalah frekuensi pernapasan, fekuensi

denyut jantung, dan suhu rektal domba.

3.5 Prosedur Penelitian

Penelitian ini diawali dengan tahap persiapan. Tahap persiapan penelitian ini

diawali dengan membersihkan kandang, peralatan, dan lingkungan sekitar

kandang. Kemudian melakukan penimbangan domba untuk memperoleh bobot

awal dan memasukkan ke dalam kandang sesuai dengan rancangan percobaan dan

tata letak yang telah ditentukan. Kandang individu berukuran 110 × 80 cm

berbentuk panggung. Ransum diberikan pada pukul 07.00 dan 16.00 WIB .

Setelah tahap persiapan, maka selanjutnya masuk pada tahap pelaksanaan

perlakuan.

Tahap pelaksanaan perlakuan diawali dengan prelium, yaitu domba percobaan

diberi ransum perlakuan secara berahap. Prelium berlangsung selama 14 hari.

Selanjutnya adalah masa pengambilan data. Domba diberi ransum perlakuan

sesuai dengan formulasi, tahap ini berlangsung selama 30 hari setelah prelium.

Pengukuran frekuensi pernapasan, frekuensi denyut jantung, dan suhu rektal

dilakukan setiap 5 hari sekali selama 30 hari pada pukul 05.00, 10.00, dan

14.00 WIB.

Frekuensi pernapasan, frekuensi denyut jantung, dan suhu rektal diukur menurut

Qisthon dan Suharyati (2007). Frekuensi pernapasan diamati dengan cara

menghitung pergerakan naik-turun permukaan tubuh di daerah flank selama satu

Page 44: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE

2727 2727

menit. Frekuensi denyut jantung dihitung dengan stetoskop yang ditempelkan di

bagian dada domba sebelah kiri selama satu menit. Selanjutnya, suhu rektal

diukur dengan termometer rektal digital yang dimasukkan ke dalam rektal

sedalam sekitar ± 2 cm untuk beberapa lama hingga terdengar bunyi alarm.

Selain frekuensi pernapasan, frekuensi denyut jantung, dan suhu rektal juga

diamati mikroklimat kandang yang meliputi suhu, kelembaban, dan Temperature

Humidity Index (THI). Pengamatan suhu dan kelembaban lingkungan dilakukan

dengan menggunakan dry and wet thermometer sedangkan nilai THI dihitung

berdasarkan petunjuk Thompson dan Dahl (2012) sebagai berikut:

THI = (1,8 x T + 32) - (0,55 – 0,0055 x RH) x (1,8 x T – 26)

Keterangan: THI = Temperature Humidity Index

T = Suhu (oC)

RH = Kelembaban (%)

Tahap ketiga yaitu menganalisis data yang diperoleh berdasarkan hasil

pengamatan. Gambaran persentase pemberian ransum pada masa adaptasi

disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Presentase pemberian ransum pada masa adaptasi

No. Hari ke- Ransum tanpa MNS (P0) Ransum MNS (R1 dan R2)

--------------------------------(%)-----------------------------------

1 1—3 85 15

2 4—5 75 25

3 6—8 50 50

4 9—11 25 75

5 12─14 0 100

Page 45: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE

2828 2828

3.6 Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis of varian (ANOVA). Apabila

hasil analisis varian berpengaruh nyata pada peubah (P<0,05) maka analisis

dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf nyata 5% dan

atau 1%.

Page 46: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

penambahan Multi Nutrient Sauce (MNS) hingga level 10% dalam ransum belum

mempengaruhi respons fisiologis (frekuensi pernapasan, denyut jantung, dan suhu

rektal) domba jantan.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka disarankan bahwa :

1. Peternak sebaiknya menambahkan MNS hingga level 10 % pada ransum

domba karena belum memberikan pengaruh terhadap respons fisiologis

(frekuensi pernapasan, denyut jantung, dan suhu rektal);

2. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut penambahan MNS pada musim

kemarau dengan tingkat cekaman tinggi menggunakan level pemberian,

formulasi ransum, dan bangsa atau jenis ternak yang berbeda.

Page 47: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, J. dan A. Sodiq. 2002. Penggemukan Domba. Agromedia Pustaka.

Jakarta.

Adisuwirdjo, D. 2001. Buku Ajar Dasar Fisiologi Ternak. Fakultas Peternakan.

Unsoed. Purwokerto.

Al-Haidary, A. A. 2004. Physiological responses of naimey sheep to heat stress

challenge under semi-arid environments. International of Agriculture &

Biology. 06: 307--309.

Anggorodi, R. 1990. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT Gramedia. Jakarta.

Awabien, R. L. 2007. Respons Fisiologis Domba yang Diberi Minyak Ikan Dalam

Bentuk Sabun Kalsium. Skripsi. Program Studi Nutrisi dan Makanan

Ternak. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Baillie N. D. 1988. A Course Manual in Animal Handling and Management. IPB

– Australia Project. Bogor.

Bradford, G. E. dan I. Inounu. 1996. Prolific Breeds of Indonesia. In : Mohamed

H. Publisher. Inc.

Devendra, C. dan M. Burns. 1994. Produksi Kambing di Daerah Tropis.

Terjemahan: IDK Harya Putra. Institut Teknologi Bandung. Bandung.

Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2017. Statistik Perternakan

dan Kesehatan Hewan. Kementrian Pertanian. Jakarta

Duke’s. 1995. Physiology of Domestic Animal. Comstock Publishing : New York

University Collage. Camel.

Edey, T. N. 1983. Goat and Sheep Production in The Tropics. ELBS. Longman

Group Ltd. Essex.

Einstiana, A. 2006. Studi Keragaman Fenotipik dan Pendugaan Jarak Genetik

Antar Domba Lokal di Indonesia. Skripsi. Fakultas Peternakan Institut

Pertanian Bogor. Bogor.

Page 48: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE

4242 4242

Ensminger, M. E. 2002. Sheep and Goat Science. Sixth Edition. Fahmy (Ed).

Prolific Sheep. CAB International. Cambridge University Press.

Cambridge.

Fathul, F., Liman, N. Purwaningsih, dan S. Tantalo. 2015. Pengetahuan Pakan dan

Formulasi Ransum. Buku Ajar. Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian

Universitas Lampung. Lampung.

Fitra, A. P. dan Y. Hendri. 2006. Respons Tiga Jenis Kambing di Musim

Kemarau di Dataran Rendah. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Sumatra Barat. Padang.

Food and Agriculture Organization (FAO). 2009. State of Food and Agriculture.

Livestock in the Balance. Food and Agriculture Organization. Roma.

Frandson, R. D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University

Press. Yogyakarta.

Ganong. 1983. Receive of Logical Physiology. Large Medical Publishing.

Calivornia.

Gatenby, 1991. Performa Pertumbuhan Domba Lokal yang diberi Pakan dengan

Ampas Kurma Berbeda. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.

Bogor.

Hamdan, A., B. P. Purwanto, D. A. Astuti, A. Atabany, dan E. Taufik. 2018.

Respons kinerja produksi dan fisiologis kambing peranakan ettawa

terhadap pemberian pakan tambahan dedak halus pada agroekosistem

lahan kering di Kalimantan Selatan. Pengkajian dan Pengembangan

Teknologi Pertanian 12(1) : 73--84.

Hartadi, H., S. Reksohadiprojo, dan A. D. Tillman. 1986. Tabel Komposisi Pakan

Untuk Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Hatmono, H. dan I. Hastoro. 2001. Urea Molases Blok Ransum Suplemen Ternak

Ruminansia. Trubus Agriwidya. Unggaran.

Herlinae. 2003. Evaluasi Nilai Nutrisi dan Potensi Hijauan Asli Lahan Gambut

Pedalaman di Kalimantan Tengah Sebagai Pakan Ternak. Tesis.

Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Isnaeni, W. 2006. Fisiologi Hewan. Kanisius. Jakarta.

Isroli S. A. B, Santoso, dan Haryati N. 2004. Respons termoregulasi dan kadar

urea darah domba Garut betina dewasa yang dipelihara di dataran tinggi

terhadap pencukuran wool. Pengembangan Peternakan Tropis. 2 :

110--114.

Page 49: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE

4343 4343

Johnston, R. G. 1983. Introduction to Sheep Farming. Granada Publishing Ltd.

London.

Karolina S., Erwanto, dan K. Adhianto. 2016. Pengaruh penggunaan Multi

Nutrients Sauce (MNS) ero II dalam ransum terhadap pertambahan

bobot tubuh sapi potong. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 4(2):

124--128.

Laboratotium Nutrisi dan Makanan Ternak. 2019. Hasil analisis Rumput Lapang

dan Onggok. Jurusan Peternakan. Universitas Lampung. Bandar

Lampung.

Malewa, A. D. G. 2007. Karakteristik Fenotipe dan Jarak Genetik Domba

Donggala di Tiga Lokasi di Sulawesi Tengah. Tesis. Sekolah

Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Marai, I. F. M., El-Darawany A. A., Fadiel A., Abdel-Hafez M. A. M. 2007.

Physiological traits as affected by heat stress in sheep. Small Ruminant

Research. 71 : 1--12.

McDowell, R. E. 1972. Improvement of Livestock Production in Warm Climates.

W. E. Freeman and Company. San Fransisco.

Mulyaningsih, N. 1990. Domba Garut Sebagai Sumber Plasma Nutfah Ternak.

Plasma Nutfah Hewan Indonesia. Komisi Pelestarian Plasma Nutfah

Indonesia. Bogor.

Murtidjo. 1993. Performa Pertumbuhan Domba Lokal yang diberi Pakan dengan

Ampas Kurma Berbeda. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.

Bogor.

Naiddin, A., M. N. Rokhmat, S. Dartosukarno, M. Arifin, dan A. Purnomoadi.

2010. Respon fisiologi dan profil darah sapi Peranakan Ongole (PO)

yang diberi pakan ampas teh dalam level yang berbeda. Prosiding

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor.

Hal. 217--223.

Nista, D., H. Natalia, A. Taufiq. 2007. Teknologi Pengolahan Pakan. Direktorat

Jenderal Bina Produksi Peternakan. Sembawa.

Oktameina, W. Y. 2011. Respon Fisiologis Domba Garut yang Dipelihara Secara

Semi Intensif dengan Perlakuan Pencukuran Di Peternakan PT

Indocement. Skripsi. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi

Peternakan. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Parakkasi. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Rumunansia. Universitas

Indonesia. Jakarta.

Page 50: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE

4444 4444

Preston, T.r. and R.A.Leng. 1987. Matching Ruminant Production Sistems with

Available Resources in the Tropic and Sub-Tropic. International Colour

Production. Stanthorpe Queensland. Australia.

Purwanto, B. P. 1993. Heat and Energy Balance in Dairy Cattle Under High

Environmental Temperatute. Tesis. Hiroshima University. Hiroshima.

Purwanto, B. P., M. Herada, dan S. Yamamoto. 1996. Effect of drinking water

temperature on heat balance and thermoregulatory responses in dairy

heifers. Aust. J. Agric. Res. 47 : 505--512.

Qisthon, A. dan S. Suharyati. 2007. Pengaruh naungan terhadap respons

termoregulasi dan produktivitas kambing peranakan ettawa. Majalah

Ilmiah Peternakan. Volume 10. Nomor 1 : 13--16.

Qisthon, A. dan Y. Widodo. 2015. Pengaruh peningkatan rasio konsentrat dalam

ransum kambing Peranakan Ettawah di lingkungan panas alami

terhadap konsumsi ransum, respons fisiologis, dan pertumbuhan.

J. Zootek. 35 (2): 351--360.

Rudiah. 2011. Respons kambing kacang jantan terhadap waktu pemberian pakan.

Media Litbang Sulteng. IV (1) : 67--74.

Saiya, H. V. 2014. Respons fisiologis sapi Bali terhadap perubahan cuaca di

Kabupaten Merauke Papua. Agricola 4 : 22--32.

Santosa, U. 2005. Tata Laksana Pemeliharaan Ternak Sapi. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Sarwono, B. 2002. Beternak Kambing Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta.

Setiadi, B. dan I. Inounu. 1991. Beternak Kambing Domba Sebagai Ternak

Potong. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.

Shibata, M. 1996. Factor Affecting Thermal Balance and Production of

Ruminants in a Hot Environmental. a review. Memoirs of National

Institute of. Animal Industry No. 10, March 1996. National Institute of

Animal Industry. Tsukuba. Japan.

Silanikove, N. 2000. Effects of heat stress on the welfare of extensively managed

domestic ruminants. J Livestock Production. Sci. 67 (1–2). 1–18.

Smith, J.B. dan S. Mangkoewiidjojo. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan, dan

Penggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis. Universitas Indonesia

Press. Jakarta.

Page 51: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE

4545 4545

Sodikin, A., Erwanto, dan K. Ahdianto. 2016. Pengaruh penambahan Multi

Nutrient Sauce (MNS) pada ransum terhadap pertambahan bobot badan

harian sapi potong. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu. Vol. 4 (3) :

199--203.

Sudarman, A. and T. Ito. 2000. Heat production and thermoregulatory response of

sheep fed roughage proportion diets and intake level when exposed to a

hight ambient temperature. Asian-Aus. J. Animal Science 13(5):

1523--1528.

Sugeng, B. Y. 2005. Berternak Domba. PT Penebar Swadaya. Jakarta.

Sumantri, C., A. Einstiana. J., F. Salamena, dan I. Inounu. 2007. Keragaan dan

hubungan phylogenik antar domba lokal di Indonesia melalui

pendekatan analisis morfologi. JITV. 12 (1):42‐-54.

Sumoprastowo. 1993. Performa Pertumbuhan Domba Lokal yang Diberi Pakan

dengan Ampas Kurma Berbeda. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian

Bogor. Bogor.

Thompson, I. M. and G. E. Dahl. 2012. Dry-period seasonal effect on the

subsequen lactation. The Professional Animal Scientist. 28:628-631.

Tillman, A. D., H. Hartadi, S. Reksohardiprojo, S. Prawirokusumo, dan S.

Lebdosoekojo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Universitas Gadjah

Mada Press. Yogyakarta.

. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta.

Tobin, A. J. 2012. Essential Chemistry Asking About Life. Agriculture Series.

Singapore (SG).

Wibowo, S. Y., E. Purbowati, dan A. Purnomoadi. 2014. Pengaruh waktu

pemberian pakan yang berbeda terhadap kandungan protein tubuh

domba lokal jantan. Agriculture Journal. 3(4): 544--549.

Widjajakusuma, R. dan S. H. S. Sikar. 1986. Fisiologi Hewan Jilid II. Fakultas

Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Williamson, G. dan W. J. A. Payne, 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis.

Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Wilson, J. A. 1979. Principle of Animal Phisiology. 2nd Edition. Publisher.

New York.

Page 52: PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE PADA …digilib.unila.ac.id/60020/18/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN... · 2019. 12. 13. · ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN MULTI NUTRIENT SAUCE

4646 4646

Wuryanto, I. P. R., L. M. Y. D. Darmoatmojo, S. Dartosukarno, M. Arifin, dan A.

Purnomoadi. 2010. Produktivitas respon fisiologis dan perubahan

komposisi tubuh pada sapi jawa yang diberi pakan dengan tingkat

protein berbeda. Prosiding Seminar Nasional. Pusat Penelitian dan

Pengembangan Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian. Departemen Pertanian. Bogor. Hal 331--338.

Yani, A. dan B. P. Purwanto. 2006. Pengaruh iklim mikro terhadap respon

fisiologis sapi peranakan Fries Holland dan modifikasi lingkungan

untuk meningkatkan produktivitasnya. Media Petern. 29 (1) : 35-46.

Yousef, M. K. 1985. Stress Physiology in Livestock. Vol. 1. CRC Press Inc. Boca

Raton. Florida.