pengaruh pemupukan organik takakura dengan penambahan em4

23
Jurnal Biologi, Volume 4 No 1, Januari 2015 Hal. 13-35 Pengaruh Pemupukan Organik Takakura dengan Penambahan EM4 terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Zuhrufah, Munifatul Izzati 1 , Sri Haryanti 2 Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro Semarang 50275 Telepon (024)7474754; Fax. (024)76480690 email: [email protected] ABSTRACT Takakura is the research result of scientist Mr. Koji Takakura from Japan. Takakura composting is one of many composting methods not only household composting scale, but also regional scale. This method does not require large tracts of land and its capacity matches with the volume of domestic waste that is disposed by households daily. Household organic waste can be managed easily with this composting method, odorless, does not take a lot of time in the processing and the results are directly utilized. The aim of this research was to know the effect of anorganic (NPK) fertilization and takakura organic fertilization with EM4 addition on growth and production of mung bean. The research was done at Jerukgulung Village, Dempet Area, Demak Regency and Laboratory of Biology and Structure and Function of Plant Faculty of Science and Mathematics Diponegoro University. The design that was used for this research was completely randomized design with single factor, it was the kinds of fertilizer that were used. The data was then analyzed using Analisis of Variance (ANOVA) then continued with Duncan Multiple Test (DMRT) at significant rate 95% to find the real difference. The parameters used were the plant height, number of leaves, number of flower, number of fruit, number of seed, plant fresh weight, fruit fresh weight, seed fresh weight, plant dry weight, fruit dry weight and seed dry weight. The result shows that takakura organic fertilization with EM4 addition influences the plant height, number of leaves, number of flower, number of fruit, plant fresh weight, fruit fresh weight, seed fresh weight and plant dry weight, but doesn’t has any influence to number of seed, frui t dry weight and seed dry weight. Keywords: takakura, anorganic, mung bean (Phaseolus radiatus L.), growth, production. ABSTRAK Takakura adalah hasil penelitian dari seorang ahli Mr. Koji Takakura dari Jepang. Pengomposan takakura merupakan salah satu metode pengomposan baik skala rumah tangga maupun skala kawasan. Metode ini tidak memerlukan lahan yang luas dan kapasitasnya cocok dengan volume sampah domestik yang dibuang oleh rumah tangga sehari-harinya. Sampah organik rumah tangga dapat dikelola secara mudah dengan metode pengomposan ini, tidak menimbulkan bau, tidak menyita banyak waktu dalam pemrosesannya dan hasilnya langsung dimanfaatkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemupukan anorganik (NPK) dan pemupukan organik takakura dengan penambahan EM4 terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang hijau. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Jerukgulung Kecamatan Dempet Kabupaten Demak dan Laboratorium Biologi dan Struktur Fungsi Tumbuhan FSM UNDIP. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan faktor tunggal, yaitu faktor jenis pupuk yang digunakan. Analisis data yang digunakan Analisis of Variance (ANOVA) yang dilanjutkan dengan uji beda nyata Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf signifikasi 95%. Parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah bunga, jumlah polong, jumlah biji, berat basah tanaman, berat basah polong, berat basah biji, berat kering tanaman, berat kering polong dan berat kering biji. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan pemupukan organik takakura dengan penambahan EM4 memiliki pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah bunga, jumlah buah, berat basah tanaman, berat basah buah, berat basah biji dan berat kering tanaman, namun tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah biji, berat kering buah dan berat kering biji tanaman kacang hijau. Kata kunci: takakura, anorganik, kacang hijau (Phaseolus radiatus L.), pertumbuhan, produksi

Upload: others

Post on 04-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Pemupukan Organik Takakura dengan Penambahan EM4

Jurnal Biologi, Volume 4 No 1, Januari 2015Hal. 13-35

Pengaruh Pemupukan Organik Takakura dengan Penambahan EM4terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Hijau

(Phaseolus radiatus L.)

Zuhrufah, Munifatul Izzati1, Sri Haryanti2

Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Matematika Universitas DiponegoroSemarang 50275 Telepon (024)7474754; Fax. (024)76480690

email: [email protected]

ABSTRACT

Takakura is the research result of scientist Mr. Koji Takakura from Japan. Takakuracomposting is one of many composting methods not only household composting scale, but alsoregional scale. This method does not require large tracts of land and its capacity matches with thevolume of domestic waste that is disposed by households daily. Household organic waste can bemanaged easily with this composting method, odorless, does not take a lot of time in theprocessing and the results are directly utilized. The aim of this research was to know the effect ofanorganic (NPK) fertilization and takakura organic fertilization with EM4 addition on growth andproduction of mung bean. The research was done at Jerukgulung Village, Dempet Area, DemakRegency and Laboratory of Biology and Structure and Function of Plant Faculty of Science andMathematics Diponegoro University. The design that was used for this research was completelyrandomized design with single factor, it was the kinds of fertilizer that were used. The data wasthen analyzed using Analisis of Variance (ANOVA) then continued with Duncan Multiple Test(DMRT) at significant rate 95% to find the real difference. The parameters used were the plantheight, number of leaves, number of flower, number of fruit, number of seed, plant fresh weight,fruit fresh weight, seed fresh weight, plant dry weight, fruit dry weight and seed dry weight. Theresult shows that takakura organic fertilization with EM4 addition influences the plant height,number of leaves, number of flower, number of fruit, plant fresh weight, fruit fresh weight, seedfresh weight and plant dry weight, but doesn’t has any influence to number of seed, fruit dryweight and seed dry weight.

Keywords: takakura, anorganic, mung bean (Phaseolus radiatus L.), growth, production.

ABSTRAK

Takakura adalah hasil penelitian dari seorang ahli Mr. Koji Takakura dari Jepang.Pengomposan takakura merupakan salah satu metode pengomposan baik skala rumah tanggamaupun skala kawasan. Metode ini tidak memerlukan lahan yang luas dan kapasitasnya cocokdengan volume sampah domestik yang dibuang oleh rumah tangga sehari-harinya. Sampahorganik rumah tangga dapat dikelola secara mudah dengan metode pengomposan ini, tidakmenimbulkan bau, tidak menyita banyak waktu dalam pemrosesannya dan hasilnya langsungdimanfaatkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemupukan anorganik(NPK) dan pemupukan organik takakura dengan penambahan EM4 terhadap pertumbuhan danproduksi tanaman kacang hijau. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Jerukgulung KecamatanDempet Kabupaten Demak dan Laboratorium Biologi dan Struktur Fungsi Tumbuhan FSMUNDIP. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan faktor tunggal, yaitufaktor jenis pupuk yang digunakan. Analisis data yang digunakan Analisis of Variance (ANOVA)yang dilanjutkan dengan uji beda nyata Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada tarafsignifikasi 95%. Parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah bunga, jumlahpolong, jumlah biji, berat basah tanaman, berat basah polong, berat basah biji, berat keringtanaman, berat kering polong dan berat kering biji. Hasil penelitian menunjukkan perlakuanpemupukan organik takakura dengan penambahan EM4 memiliki pengaruh nyata terhadap tinggitanaman, jumlah daun, jumlah bunga, jumlah buah, berat basah tanaman, berat basah buah, beratbasah biji dan berat kering tanaman, namun tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah biji, beratkering buah dan berat kering biji tanaman kacang hijau.

Kata kunci: takakura, anorganik, kacang hijau (Phaseolus radiatus L.), pertumbuhan, produksi

Page 2: Pengaruh Pemupukan Organik Takakura dengan Penambahan EM4

Jurnal Biologi, Volume 4 No 1, Januari 2015Hal. 13-35

PENDAHULUANKacang hijau (Phaseolus radiatus L.)

di Indonesia menempati urutan ke tigaterpenting sebagai tanaman pangan legum,setelah kedelai dan kacang tanah. Saat initerbatasnya lahan pertanian membuat Petanilebih memilih tanaman pangan yang lainnya.Setiap 100 gram biji kacang hijaumengandung 345 kal kalori, 22 gram protein,1,2 g lemak, 62,9 g karbohidrat, 125 mgkalsium, 320 mg fosfor, 6,7 mg besi, 157 SIvitamin A, 0,64 mg vitamin B 1, 6 mgvitamin C dan 10 g air (Evita, 2007). Manfaatkacang hijau antara lain adalah dapatmelancarkan buang air besar dan menambahsemangat hidup. Selain itu juga dapatdigunakan untuk pengobatan hepatitis,terkilir, beri-beri, demam nifas, kepalapusing/vertigo, memulihkan kesehatan,kencing kurang lancar, kurang darah, jantungmengipas, dan kepala pusing (Achyad danRasyidah, 2006).

Setiap tanaman termasuk tanamankacang hijau memerlukan paling tidak 16unsur hara untuk pertumbuhan secara normal.Untuk memenuhi 16 unsur tersebut, tigaunsur (C,O,H) diperoleh dari udara, dan 13unsur lainnya diperoleh dari tanah (N, P, K,Ca, Mg, S, Cl, Fe, Mn, Cu, Zn, B, Mo).Unsur hara utama yang banyak dibutuhkantanaman tetapi jumlah atau ketersediaanyasering kurang atau tidak mencukupi di dalamtanah ialah N, P, dan K. Oleh karena ituketiga unsur ini ditambahkan dalam bentukpupuk (Soepardi, 1983).

Aplikasi pupuk kimia secara terus-menerus dengan dosis yang meningkat setiaptahunnya dapat menyebabkan tanah menjadikeras dan keseimbangan unsur hara tanahterganggu (Pranata, 2010). Sifat biologistanah akan menurun serta aktivitas jasadrenik dalam tanah terganggu sehingga prosespenguraian bahan organik tanah terhambatdan tingkat kesuburan tanah berkurang(Cahyono, 2003). Menurut Sutanto (2006)pemakaian pupuk kimia yang terus menerusmenyebabkan ekosistem biologi tanah

menjadi tidak seimbang, sehingga tujuanpemupukan untuk menyediakan unsur hara didalam tanah tidak tercapai. Hal tersebut dapatmenyebabkan produksi pertanian menurun,sehingga merugikan Petani. Sebaliknya,aplikasi pupuk organik sangat disarankankarena pupuk organik memiliki banyakkeunggulan dibanding pupuk kimia,diantaranya adalah lebih ramah lingkungan,mampu menjaga keseimbangan lahan,meningkatkan produktivitas lahan sertamengurangi dampak lingkungan tanah.Pupuk organik merupakan hasil dekomposisibahan-bahan organik oleh mikroba dimanahasil akhirnya dapat menyediakan unsur harayang dibutuhkan tanaman untukpertumbuhan dan perkembangan tanaman.Pupuk organik sangat penting sebagaipenyangga sifat fisik, kimia, dan biologitanah, sehingga dapat meningkatkan efisiensipupuk dan produktivitas lahan.

Limbah rumah tangga danpengelolaannya kini menjadi masalah yangsangat serius di Indonesia. Hampir di seluruhTPA kini sudah tidak mampu lagimenampung banyaknya jumlah limbahrumah tangga yang semakin menumpuk darihari ke hari. Kurangnya kesadaranmasyarakat yang lebih suka membuanglimbah sembarangan menyebabkanpencemaran lingkungan yang susah untukdiatasi seperti bau yang tidak sedap,penyebab berbagai macam penyakit danmerusak pemandangan lingkungan.Ditambah lagi minimnya kesadaran aparatpemerintah untuk menindak lanjuti problemlimbah rumah tangga yang masih belumterselesaikan. Maka dari itu, perlu dilakukanpengelolaan limbah rumah tangga yang tepatuntuk mengatasi hal tersebut. Pengolahanlimbah rumah tangga bertujuan untukmereduksi volume limbah rumah tangga.Salah satu cara pengolahan limbah rumahtangga khususnya limbah organik adalahpengomposan metode takakura denganpenambahan EM4 untuk mempercepat prosespengomposan. Pengomposan ini tidak terlalu

Page 3: Pengaruh Pemupukan Organik Takakura dengan Penambahan EM4

Jurnal Biologi, Volume 4 No 1, Januari 2015Hal. 13-35

sulit serta tidak menghabiskan banyak waktudan tempat. Hasil dari pengomposan iniberupa produk kompos yang diharapkanmemiliki kualitas baik bagi pertumbuhan danproduksi tanaman kacang hijau.

METODE PENELITIANTempat dan WaktuPenelitian dilakukan di desa Jerukgulung kec.Dempet kab. Demak Jawa Tengah. Waktupenelitian dilakukan dari bulan Oktober 2014sampai bulan Januari 2015.Bahan dan AlatBahanBenih kacang hijau (Phaseolus radiatus L.)yang berasal dari Petani kacang hijau, pupukanorganik (NPK), limbah organik rumahtangga, aktivator (pupuk organik jadi), EM4,gula pasir, sekam padi, air, dan tanah.AlatAlat yang digunakan pada penelitian ini yaitukeranjang takakura, kardus, sendok pengaduk(skop), kain hitam, polibag, karungberlubang, ember, jaring penutup, label, alattulis, kamera, timbangan digital ohaus, ovendan kertas koran.

Cara KerjaPenelitiana. Pembuatan Pupuk Organik Takakura

dengan Penambahan EM4Keranjang takakura disiapkan

terlebih dahulu. Kemudian di sekelilingkeranjang bagian dalam dilapisi kardus.Bantal sekam diletakkan di dasarkeranjang. Media kompos jadi (aktivator)diisikan 1/2 bagian keranjang. Kemudianlimbah organik rumah tangga berupa sisasayur-sayuran dan buah-buahan sepertikangkung, bayam, labu, kulit buah pisang,daun pepaya dan gedebog pisang dipotongdengan ukuran 2 cm x 2 cm kemudiandimasukkan ke dalam ember danditambahkan 15 ml EM4 (EffectiveMicroorganisme 4), 15 g gula pasir serta150 ml air. Kemudian adonan tersebutdiaduk hingga rata dan dimasukkan ke

dalam keranjang, selanjutnya diadukkembali bersama media kompos jadi(aktivator). Langkah selanjutnya bantalsekam diletakkan kembali di atas komposdan ditutup menggunakan kain berwarnahitam yang serat atau berpori besar.Kemudian bagian keranjang paling atasditutup menggunakan tutup keranjangyang berlubang sebagai pemberat.Pengontrolan kompos dilakukanseminggu sekali dengan cara mengontrolkadar air, warna, susut volume dan baukompos. Panen kompos dilakukan setelah3 minggu proses pengomposan dengancara kompos diambil kemudian diayakdan diangin-anginkan untuk dapatdijadikan sebagai pupuk organik. Setelahpupuk jadi, dilakukan analisis rasio C/Ndi Laboratorium Kimia Fakultas Sains danMatematika UNDIP Semarang.

b. Pembuatan Pupuk Organik Takakuratanpa Penambahan EM4

Keranjang takakura disiapkanterlebih dahulu. Kemudian di sekelilingkeranjang bagian dalam dilapisi kardus.Bantal sekam diletakkan di dasarkeranjang. Media kompos jadi (aktivator)diisikan 1/2 bagian keranjang. Kemudianlimbah organik rumah tangga berupa sisasayur-sayuran dan buah-buahan sepertikangkung, bayam, labu, kulit buah pisang,daun pepaya dan gedebog pisang dipotongdengan ukuran 2 cm x 2 cm kemudiandimasukkan ke dalam keranjang dandiaduk bersama media kompos jadi(aktivator). Selanjutnya bantal sekamdiletakkan kembali di atas kompos danditutup menggunakan kain berwarnahitam yang serat atau berpori besar.Kemudian bagian keranjang paling atasditutup menggunakan tutup keranjangyang berlubang sebagai pemberat.Pengontrolan kompos dilakukanseminggu sekali dengan cara mengontrolkadar air, warna, susut volume dan baukompos. Panen kompos dilakukan setelah

Page 4: Pengaruh Pemupukan Organik Takakura dengan Penambahan EM4

Jurnal Biologi, Volume 4 No 1, Januari 2015Hal. 13-35

3 minggu proses pengomposan dengancara kompos diambil kemudian diayakdan diangin-anginkan untuk dapatdijadikan sebagai pupuk organik. Setelahpupuk jadi, dilakukan analisis rasio C/Ndi Laboratorium Kimia Fakultas Sains danMatematika UNDIP Semarang.

c. Penanaman Benih Kacang HijauPolibag ukuran 25 cm x 25 cm

sebanyak 12 buah disiapkan terlebihdahulu. Kemudian setiap polibag diisidengan tanah. Polibag-polibag tersebutdisiram menggunakan air dan siap untukdilakukan penanaman benih kacang hijau.Penanaman dilakukan dengan caramembuat lubang pada tanah dalampolibag kemudian benih dimasukkandalam lubang tersebut. Masing-masingpolibag ditanami 3 benih kacang hijau.Setelah itu dilakukan labelling padamasing-masing polibag. Setelah kacanghijau berkecambah, dilakukan pencabutandua tanaman pada setiap polibag dandisisakan satu tanaman yang tinggi danjumlah daunnya seragam.

d. PemeliharaanPenyiraman dilakukan

menggunakan air sebanyak 50 mL pertanaman sebanyak 2 kali dalam semingguyang bertujuan supaya tanamanmendapatkan suplai air yang akandigunakan untuk proses fotosintesissehingga pertumbuhannya tidakterhambat.

e. Pemupukan

No Perlakuan Perlakuan g/tanaman

1Kontrol

(P0)Tanpa pupuk

0g/tanaman

2Perlakuan

1 (P1)

Pupuk organiktakakura dengan

EM4

200g/tanaman

3Perlakuan

2 (P2)Pupuk anorganik

(NPK)5

g/tanaman

Pemupukan dilakukan setiap satuminggu sekali sesuai perlakuan yaitumenggunakan pupuk organik takakura

dengan penambahan EM4 dengan dosis200 gram pada setiap polibag dan pupukanorganik NPK dengan dosis 5 gram padasetiap polibag. Pemupukan dilakukansebanyak 4 kali dimulai setelah tanamanberumur seminggu sampai tanamanberumur 4 minggu. Sedangkan untukperlakuan kontrol tidak dilakukanpemupukan sama sekali.

f. Perlakuan Penanaman Benih KacangHijau

Penelitian ini menggunakan 3perlakuan dengan 4 kali ulangan. Setiapperlakuan terdiri dari 4 polibag. Perlakuanyang diberikan adalah :Kontrol (P0) : Tanpa pemberian pupuk.Perlakuan 1 (P1) : Pemberian pupuk

organik takakuradengan penambahanEM4.

Perlakuan 2 (P2) : Pemberian pupukanorganik (NPK).

g. Parameter Fisik PupukPengamatan parameter fisik

meliputi bau, warna, tekstur dan susutvolume pupuk. Pengukuran bau, warnadan tekstur pupuk dilakukan secarakualitatif sedangkan susut volume pupukdiukur menggunakan penggaris.Pengamatan parameter fisik dilakukanseminggu sekali selama 3 minggu atausampai pupuk matang.

h. Parameter Pertumbuhan1. Pengukuran Tinggi Tanaman Kacang

HijauPengukuran tinggi tanaman

kacang hijau dilakukan setiapseminggu sekali. Tanaman diukur satupersatu menggunakan penggariskemudian hasilnya dicatat pada buku.Pencatatan disertai dengan tanggalagar lebih mudah dalam mengetahuipertumbuhannya.

Page 5: Pengaruh Pemupukan Organik Takakura dengan Penambahan EM4

Jurnal Biologi, Volume 4 No 1, Januari 2015Hal. 13-35

2. Penghitungan Jumlah Daun TanamanKacang Hijau

Penghitungan jumlah daundilakukan setiap seminggu sekalidengan cara menghitung jumlah dauntanaman kacang hijau pada masing-masing polibag.

3. Penghitungan Jumlah Bunga TanamanKacang Hijau

Penghitungan jumlah bungadilakukan setiap seminggu sekalisetelah bunga tumbuh dengan caramenghitung jumlah bunga tanamankacang hijau pada masing-masingpolibag.

4. Penghitungan Jumlah Polong TanamanKacang Hijau

Penghitungan jumlah polongdilakukan setiap seminggu sekalisetelah polong tumbuh dengan caramenghitung jumlah polong tanamankacang hijau pada masing-masingpolibag.

5. Penghitungan Jumlah Biji TanamanKacang Hijau

Penghitungan jumlah bijidilakukan pada akhir penelitian yaitusetelah tanaman berusia 8 minggudengan cara menghitung jumlah bijitanaman kacang hijau pada masing-masing polibag.

6. Penimbangan Berat Basah TanamanKacang Hijau

Penimbangan berat basahtanaman dilakukan menggunakantimbangan digital ohaus. Penimbanganberat basah tanaman dilakukan ketikatanaman masih dalam kondisi segarsaat setelah penelitian diakhiri padaumur tanaman 8 minggu setelah tanam.

7. Penimbangan Berat Basah PolongKacang Hijau

Penimbangan berat basahpolong dilakukan menggunakantimbangan digital ohaus. Penimbanganberat basah polong dilakukan ketikapolong masih dalam kondisi segar saat

setelah penelitian diakhiri pada umurtanaman 8 minggu setelah tanam.

8. Penimbangan Berat Basah Biji KacangHijau

Penimbangan berat basah bijidilakukan menggunakan timbangandigital ohaus. Penimbangan beratbasah biji dilakukan ketika biji masihdalam kondisi segar saat setelahpenelitian diakhiri pada umur tanaman8 minggu setelah tanam.

9. Penimbangan Berat Kering TanamanKacang Hijau

Penimbangan berat keringtanaman dilakukan dengan caratanaman kacang hijau dikeringkan ataudioven dengan suhu 600 C terlebihdahulu sampai berat kering tanamanbenar-benar dalam keadaan konstan,kemudian tanaman ditimbangmenggunakan timbangan digital ohaus.

10. Penimbangan Berat Kering PolongKacang Hijau

Penimbangan berat keringpolong dilakukan dengan cara polongkacang hijau dikeringkan atau diovendengan suhu 600 C terlebih dahulusampai berat kering polong benar-benar dalam keadaan konstan,kemudian polong ditimbangmenggunakan timbangan digital ohaus.

11. Penimbangan Berat Kering BijiKacang Hijau

Penimbangan berat kering bijidilakukan dengan cara biji kacanghijau dikeringkan atau dioven dengansuhu 600 C terlebih dahulu sampaiberat kering biji benar-benar dalamkeadaan konstan, kemudian bijiditimbang menggunakan timbangandigital ohaus.

i. DokumentasiDokumentasi dilakukan setiap

seminggu sekali setelah pengukuran tinggidan perhitungan jumlah daun tanamankacang hijau pada setiap polibag. Tujuan

Page 6: Pengaruh Pemupukan Organik Takakura dengan Penambahan EM4

Jurnal Biologi, Volume 4 No 1, Januari 2015Hal. 13-35

dokumentasi adalah untuk mengetahuipertumbuhan tanaman kacang hijau tersebut.

Rancangan PenelitianPenelitian ini dilaksanakan

menggunakan Rancangan Acak Lengkap(RAL) dengan 3 perlakuan dan 4 kaliulangan.

Analisis DataData yang diperoleh kemudian dianalisisdengan Analisis Varians (ANOVA), apabilamenunjukkan hasil yang signifikan makadilanjutkan dengan uji Duncan’s MultipleTest (DMRT) pada taraf kepercayaan 95%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengkajikualitas fisik pupuk organik takakura yangdibuat dengan penambahan EM4 dan tanpapenambahan EM4, mengkaji pengaruhpemberian pupuk anorganik dan organiktakakura dengan penambahan EM4 terhadappertumbuhan dan produksi tanaman kacanghijau serta mengkaji tentang perbedaanpertumbuhan dan produksi tanaman kacanghijau yang diberi pupuk anorganik danorganik takakura dengan penambahan EM4.Parameter yang diamati adalah kualitaspupuk organik takakura yang dihasilkan danparameter-parameter pertumbuhan tanamankacang hijau yang diberi perlakuan pupukanorganik dan organik takakura yangdihasilkan.

4.1 Kualitas Pupuk Organik yang Dihasilkan.Kualitas pupuk organik takakura

yang dihasilkan dapat dinilai denganmelakukan pengamatan terhadap warnapupuk, tekstur pupuk, rasio C/N pupuk, baupupuk dan susut volume pupuk.a. Warna Pupuk

Pengamatan terhadap kualitas pupukorganik takakura dengan penambahan EM4dan tanpa penambahan EM4 yang sudahdiproses selama 3 minggu menunjukkan

adanya perbedaan warna pupuk. Hasil pupukorganik takakura yang proses pembuatannyaditambah dengan EM4 berwarna sangathitam menyerupai tanah, sedangkan pupukorganik takakura yang dibuat tanpapenambahan EM4 berwarna lebih coklat(Gambar 4.1).

Gambar 4.1 Perbedaan warna pupukorganik takakura denganpenambahan EM4 dan tanpapenambahan EM4

Menurut Fauziah (2015), warnakompos yang sudah matang adalah coklatkehitam-hitaman. Apabila kompos masihberwarna hijau atau warnanya mirip denganbahan mentahnya, berarti kompos tersebutbelum matang. Selama proses pengomposan,pada permukaan kompos seringkali jugaterlihat miselium jamur yang berwarna putih.Nyoman (2010) juga menyatakan bahwamutu kompos yang baik antara lain berwanacoklat tua hingga hitam mirip dengan warnatanah, tidak larut dalam air, berefek baik jikadiaplikasikan dan tidak berbau. MenurutYuwono (2006), pupuk organik yang baikdan telah siap untuk dipakai adalah yangbentuk fisiknya telah menyerupai tanah atauberwarna hitam.

Page 7: Pengaruh Pemupukan Organik Takakura dengan Penambahan EM4

Jurnal Biologi, Volume 4 No 1, Januari 2015Hal. 13-35

b. Tekstur PupukPengamatan terhadap kualitas pupuk

organik takakura dengan penambahan EM4dan tanpa penambahan EM4 yang sudahdiproses selama 3 minggu menunjukkanadanya perbedaan tekstur pupuk. Hasil pupukorganik takakura yang proses pembuatannyaditambah dengan EM4 memiliki teksturremah, gembur serta halus, sedangkan pupukorganik takakura yang dibuat tanpapenambahan EM4 memiliki tekstur remah,gembur namun lebih kasar (Gambar 4.1).Tekstur dapat dijadikan salah satu indikatoruntuk menentukan apakah suatu pupukorganik sudah dapat digunakan ataupuntidak. Pupuk organik dikatakan bagus dansiap untuk diaplikasikan apabila teksturnyaremah serta tidak menggumpal (Yuwono,2006).

Pupuk organik takakura ini memilikiperan untuk memperbaiki tekstur dan strukturtanah. Menurut Hillel (1980), tanah harusremah dan cukup gembur untuk mendukungpertumbuhan dan perkembangan akartanaman. Sedangkan menurut Hasibuan(1981), tanah dikatakan subur apabila fasepadat mengandung cukup unsur hara tersediadan cukup air serta udara untuk pertumbuhantanaman. Apabila ruang-ruang pori yangterdapat diantara partikel-partikel padatmenyebar sedemikian rupa sehingga dapatmenyediakan air yang cukup untukpertumbuhan tanaman dan pada waktu yangbersamaan memungkinkan aerasi yang cukuppada akar, maka tanah itu dinilai memilikihubungan air dan udara yang cocok.

Hal tersebut dapat diartikan bahwapemberian pupuk organik takakura ke tanahsangat bermanfaat karena dapat memberikanunsur-unsur hara tambahan bagi tanah.Tekstur pupuk yang remah dan gemburmampu menahan cukup air serta udara,sehingga pemberian pupuk organik takakurake tanah dapat menyebabkan tanah menjadisubur. Semakin baik tekstur tanah, semakinbaik pula pertumbuhan dan perkembangan

tanaman. Semakin mudah akar tanamanmenembus tanah, semakin banyak pula unsurhara yang diserap oleh tanaman, sehinggapertumbuhan tanaman secara keseluruhanakan semakin cepat dan akan memberikanhasil yang tinggi.

Pupuk organik takakura yang diberitambahan EM4 memiliki lebih banyakkeunggulan dibandingkan dengan pupukorganik takakura tanpa tambahan EM4.Keunggulan-keunggulan tersebut antara laincepat masa fermentasinya , irit biaya dankompos yang dihasilkan memiliki karakteryang baik misalnya bau, warna dan rasio C/Nkompos. Menurut Marsono dan Sigit (2001),effective microorganisme 4 (EM4)merupakan kultur campuran darimikroorganisme yang menguntungkan,berasal dari alam Indonesia asli, bermanfaatbagi kesuburan tanah maupun pertumbuhandan produksi tanaman serta ramahlingkungan. Mikroorganisme yangditambahkan akan membantu memperbaikikondisi biologis tanah dan dapat membantupenyerapan unsur hara.

c. Rasio C/N PupukBerdasarkan hasil uji rasio C/N

pupuk di Laboratorium Kimia Fakultas Sainsdan Matematika Universitas Diponegoro,pupuk organik takakura dengan penambahanEM4 menunjukkan nilai rasio C/N sebesar20,61. Sedangkan, pupuk organik takakuratanpa penambahan EM4 memiliki nilai rasioC/N sebesar 37,18. Menurut Yuwono (2006),rasio C/N adalah perbandingan kadar karbon(C) dan kadar nitrogen (N) dalam satu bahan.Semua mahluk hidup terbuat dari sejumlahbesar bahan karbon (C) serta nitrogen (N)dalam jumlah kecil. Unsur karbon dan bahanorganik (dalam bentuk karbohidrat) dannitrogen (dalam bentuk protein, asam nitrat,amoniak dan lain-lain), merupakan makananpokok bagi bakteri aerobik. Unsur karbon (C)digunakan untuk energi dan unsur nitrogen(N) untuk membangun struktur sel daribakteri.

Page 8: Pengaruh Pemupukan Organik Takakura dengan Penambahan EM4

Jurnal Biologi, Volume 4 No 1, Januari 2015Hal. 13-35

Damanhuri dan Tri (2007)menyatakan bahwa nilai C/N tanah adalah10-20, sehingga pupuk yang mempunyai nilaiC/N mendekati C/N tanah, dapat langsungdigunakan. Perbandingan C dan N awal yangbaik dalam bahan yang dikomposkan adalah25-30, sedangkan C/N diakhir proses adalah12-20. Hal tersebut menunjukkan bahwapupuk organik takakura dengan penambahanEM4 memiliki kualitas yang lebih baikkarena memiliki nilai rasio C/N mendekatinilai rasio C/N tanah yaitu sebesar 20,61.

d. Bau PupukKedua pupuk memiliki bau yang

sama yaitu seperti tanah, berbau daun yanglapuk dan tidak berbau busuk. MenurutYuwono (2006), pupuk yang siap pakaiidealnya adalah yang sudah tidakmengeluarkan bau lagi. Apabila pupukkandang, maka harus tidak mengeluarkan baukotoran. Begitupun dengan pupuk hijau danpupuk kompos. Sutedjo (2002) menyatakanbahwa ciri-ciri kompos yang baik adalahberwarna coklat, berstruktur remah,berkonsistensi gembur dan berbau daun yanglapuk.

Analisis bau pupuk ini termasukdalam uji organoleptik. Menurut Yuwono(2006), uji organoleptik adalah penilaiandengan indra menjadi bidang ilmu setelahprosedur penilaian dibakukan, dirasionalkan,dihubungkan dengan penilaian secaraobjektif, analisa data menjadi lebihsistematis, demikian pula dengan metodestatistik digunakan dalam analisa sertapengambilan keputusan. Penilaianorganoleptik sangat banyak digunakan untukmenilai mutu dalam industri pangan danindustri hasil pertanian lainnya. Terkadangpenilaian ini bisa memberikan hasil yanglebih akurat melebihi ketelitian alat yangpaling sensitif sekalipun.

Menurut Fauziah (2015), komposyang sudah matang berbau seperti tanahmeskipun kompos dari sampah kota. Apabilakompos tercium bau yang tidak sedap, berarti

terjadi fermentasi anaerobik danmenghasilkan senyawa-senyawa berbau yangmungkin berbahaya bagi tanaman. Apabilakompos masih berbau seperti bahanmentahnya berarti kompos masih belummatang.

e. Susut Volume PupukSusut volume kedua pupuk juga tidak

mengalami perbedaan dimana setiapminggunya pupuk mengalami susut volumesetinggi 6 cm. Setelah 3 minggu fermentasi,pupuk mengalami susut volume setinggi 18cm. Tinggi awal pupuk pada keranjangadalah 32 cm, hal ini dapat diartikan bahwapupuk mengalami penyusutan volumesebesar 60 % setelah 3 minggu fermentasi.Penyusutan volume sampah ini dapat terjadikarena adanya proses dekomposisi. Prosesdekomposisi akan mengalami peristiwasecara biologi, fisika dan kimia, dimana padaproses pembusukan sampah secara aerobikmemerlukan mikroba pengurai seperti fungi,yeast, dan Actinomycetes sp. (Suryariani,2002).

Proses dekomposisi sampahmerupakan akibat dari aktivitas mikrobadengan proses biologi secara aerobik dananaerobik melalui beberapa tahap. Pada tahappertama terjadi proses secara aerob, padatahap kedua terjadi proses secara anaerobik,karena O2 telah habis. Pada tahap ketiga,mikroorganisme pembentuk gas methanaakan memakan CO2, hidrogen, dan asamorganik untuk membentuk gas methana danproduk lain. Pada tahap ini mikroorganismebekerja lambat tapi efisien menggunakansemua material yang ada (Nurullita, 2003).

Starter diperlukan untukmempercepat proses dekomposisi. Prosesfermentasi dapat dipercepat dengan caramenambahkan cairan yang mengandungbanyak bakteri yang disebut juga denganstarter pada permulaan pembuatan pupuk(Kamaruddin dkk, 1995).

Kedua pupuk mengalamipematangan setelah 3 minggu fermentasi

Page 9: Pengaruh Pemupukan Organik Takakura dengan Penambahan EM4

Jurnal Biologi, Volume 4 No 1, Januari 2015Hal. 13-35

yang ditandai dengan warna pupuk coklatkehitaman, bau pupuk yang menyerupaitanah, tekstur pupuk yang gembur danvolume susut pupuk sebesar 60%. Haltersebut sesuai dengan pendapat Sutanto(2001) yang menyatakan bahwa standarkualitas fisik kompos adalah bau, warna,tekstur yang telah menyerupai tanah danpenyusutan berat mencapai 60%.

4.2 Pengaruh Aplikasi Pupuk OrganikTakakura terhadap PertumbuhanTanaman Kacang Hijau.

Pertumbuhan kacang hijau diamatiberdasarkan parameter tinggi tanaman,jumlah daun, jumlah bunga, jumlah polong,jumlah biji, berat basah tanaman, berat basahpolong, berat basah biji, berat keringtanaman, berat kering polong dan beratkering biji tanaman kacang hijau.a. Tinggi Tanaman Kacang Hijau

Hasil pengamatan rerata tinggitanaman kacang hijau dari umur budidaya 1 –8 minggu setelah tanam tersaji pada Gambar4.2.

Gambar 4.2 Grafik rerata tinggi tanamankacang hijau dari umurbudidaya 1 – 8 minggu

Gambar 4.2 menunjukkan bahwarerata pertumbuhan tinggi tanaman kacanghijau umur 1 – 8 minggu tertinggi adalah

tanaman yang diberi perlakuan pupukorganik takakura + EM4 dilanjutkan dengandi bawahnya tanaman yang diberi perlakuanpupuk anorganik. Rerata pertumbuhan tinggitanaman terendah adalah tanaman yang tidakdiberi pupuk (kontrol). Pertumbuhan yangdemikian tersebut dikarenakan pupuk organikmemiliki lebih banyak keunggulandibandingkan pupuk anorganik. MenurutGuadalupe (2000), salah satu keunggulanpupuk organik adalah dapat memperbaikistruktur tanah dengan tujuan pengolahantanah menjadi lebih mudah karena tanahmenjadi lebih ringan dan gembur.

Tanah yang gembur dan memilikitekstur yang baik menyebabkanbertambahnya jumlah dan panjang akartanaman kacang hijau, dengan demikianpenyerapan unsur-unsur hara yang terdapat didalam tanah menjadi lebih optimal. Unsur-unsur hara tersebut akan digunakan olehtanaman untuk membentuk sel-sel baru padabagian titik tumbuh tanaman. Sel-sel tersebutakan terus membelah hingga mengakibatkanpertambahan tinggi tanaman kacang hijau.Menurut Rinsema (1983), peningkatan tinggitanaman merupakan suatu pencerminan daripertumbuhan tanaman yang menyebabkanperpanjangan ruas-ruas tanaman akibatmemanjang dan membesarnya sel-sel seiringdengan bertambahnya umur tanaman, untukpertumbuhan suatu tanaman ditentukan olehtersedianya unsur hara dalam tanah.

Menurut Guadalupe (2000), pupukorganik mengandung unsur hara makro danmikro yang dibutuhkan oleh tanaman.Mikrobia–mikrobia yang terdapat dalampupuk organik dapat membantumeningkatkan kesuburan tanah melaluipengikatan nitrogen dan juga membantudalam proses mineralisasi senyawa-senyawakimia dalam tanah. Selain itu, pupuk organikjuga mengandung zat antibiotik dan hormon-hormon seperti auksin, sitokinin dangiberelin yang penting bagi pertumbuhantanaman. Hormon auksin berperan untukmemacu pembelahan sel pada meristem

0102030405060708090

1 2 3 4 5 6 7 8

Ting

gi T

anam

an (c

m)

Usia Budidaya (minggu)

Kontrol(TanpaPupuk)

PupukOrganikTakakuradosis 200 g

PupukAnorganik(NPK) dosis5 g

Page 10: Pengaruh Pemupukan Organik Takakura dengan Penambahan EM4

Jurnal Biologi, Volume 4 No 1, Januari 2015Hal. 13-35

apikal, sehingga batang menjadi bertambahpanjang.

Haryadi (1986) menyatakan bahwahormon tertentu bekerja secara aktif dalamdinding sel untuk merentang. Kondisi inimemacu pembentukan gula yang dapatmemperbesar sel-sel, sehingga vakuola yangbesar terbentuk dan secara relatif menghisapair dalam jumlah yang besar akibat absorbsi.Keberadaan hormon perentang sel memacusel untuk memanjang dan dinding selbertambah tebal sebagai akibatmenumpuknya selulosa tambahan yangterbentuk dari gula. Apabila suatu tanamanmembuat sel baru, pemanjangan danpembelahan sel akan mempercepatpertumbuhan batang, daun dan sistemperakaran.

Rasio C/N berperan dalammenentukan perimbangan terjadinya fasevegetatif dan generatif. Menurut Endah(2008), jumlah nitrogen yang lebih tinggiatau rasio C/N yang kecil akan membuattanaman tetap pada fase vegetatif. Tanamanyang tetap berada dalam fase vegetatif tentusaja akan mengalami masalah pada prosespembungaan dan pembuahannya sebab syaratterjadinya proses pembungaan adalahtercapainya fase generatif. Jumlah karbonyang lebih tinggi atau tanaman dengan rasioC/N yang tinggi akan lebih mudahdirangsang untuk segera memasuki fasegeneratif sehingga proses pembungaan danpembuahan dapat segera terjadi. Oleh sebabitu, nilai rasio C/N harus seimbang supayafase generatif dan vegetatif berlangsungnormal. Pupuk organik takakura denganpenambahan EM4 memiliki nilai rasio C/Nyang seimbang, yaitu sebesar 20,61. Makadari itu, pertumbuhan tinggi tanaman kacanghijau yang diberi perlakuan pemupukanorganik takakura dengan penambahan EM4berlangsung lebih baik.

Analisis ANOVA dengan tarafkepercayaan 95% menunjukkan perlakuanpemupukan anorganik dan organik takakuradengan penambahan EM4 berpengaruh nyata

terhadap parameter tinggi tanaman kacanghijau umur budidaya 8 minggu dengan reratatinggi tanaman tertinggi adalah tanaman yangdiberi perlakuan pemupukan organiktakakura yaitu sebesar 79,3 dilanjutkandengan tanaman yang diberi perlakuanpemupukan anorganik yaitu sebesar 69,2 danrerata tinggi tanaman terendah adalahtanaman yang tidak diberi pupuk (kontrol)yaitu sebesar 64,5 (Gambar 4.3).

Gambar 4.3 Histogram tinggi tanamankacang hijau umur budidaya 8minggu

Uji lanjut Duncan menunjukkanbahwa perlakuan pemupukan organiktakakura dengan penambahan EM4 berbedanyata terhadap perlakuan kontrol namuntidak berbeda nyata terhadap perlakuanpemupukan anorganik. Hal tersebutdikarenakan pupuk organik maupunanorganik sama-sama mengandung unsurhara tambahan berupa unsur nitrogen (N)yang berperan penting dalam prosespertumbuhan vegetatif tanaman termasukpertumbuhan tinggi tanaman kacang hijau.Hal tersebut sesuai dengan pendapatHasibuan (2004) yang menyatakan bahwanitrogen adalah unsur hara makro yangdibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yangbanyak, nitrogen berperan penting dalammerangsang pertumbuhan vegetatif daritanaman. Sedangkan pada perlakuan kontrol,pertumbuhan tanaman kacang hijau menjadi

64,5b79,3a

69,2ab

0102030405060708090

Kontrol(TanpaPupuk)

PupukOrganik

Takakura +EM4

PupukAnorganik

(NPK)

Ting

gi ta

nam

an (c

m)

Page 11: Pengaruh Pemupukan Organik Takakura dengan Penambahan EM4

Jurnal Biologi, Volume 4 No 1, Januari 2015Hal. 13-35

lebih lambat karena tanaman kacang hijauhanya memperoleh unsur hara dari tanah itusendiri tanpa adanya tambahan unsur haraberupa pupuk.

Menurut Dewanto dkk (2013),pemberian pupuk organik dapat memperbaikisifat-sifat tanah seperti sifat fisik, kimia danbiologi tanah. Bahan organik merupakanperekat butiran lepas, sumber hara tanamandan sumber energi dari sebagian besarorganisme tanah. Hutauruk dan Benedicta(2002) juga menyatakan bahwa bahanorganik yang ditambahkan ke dalam tanahdapat memberi pengaruh positif terhadaptanaman melalui berbagai pengaruhnyaterhadap perubahan sifat-sifat tanah secarakeseluruhan. Penambahan bahan organikakan menyumbangkan berbagai unsur haraterutama unsur hara N, P, dan K, hormonpertumbuhan tinggi tanaman, meningkatkankapasitas menahan air, dan meningkatkanaktivitas organisme tanah pada semua jenistanah.

Menurut Jumin (2008) nitrogenberfungsi menambah tinggi tanaman,merangsang pertunasan dan mempertinggikandungan protein. Fosfor berfungsimemperbaiki perkembangan perakarankhususnya akar lateral dan sekunder. Kaliumberfungsi lebih tahan terhadap penyakit, danpenting bagi pembentukan karbohidrat sertaproses translokasi gula dalam tanaman.

b. Jumlah Daun Tanaman Kacang HijauHasil pengamatan terhadap rerata

jumlah daun tanaman kacang hijau dari umur1 – 8 minggu setelah tanam tersaji padaGambar 4.4.

Gambar 4.4 Grafik rerata jumlah dauntanaman kacang hijau dariumur budidaya 1 – 8 minggu

Gambar 4.4 Menunjukkan bahwarerata jumlah daun tanaman kacang hijauumur 1 – 8 minggu tertinggi adalah tanamanyang diberi perlakuan pupuk organiktakakura dilanjutkan berada di bawahnyadengan tanaman yang diberi perlakuan pupukanorganik. Rerata jumlah daun tanamanterendah adalah tanaman yang tidak diberipupuk (kontrol). Hal tersebut dikarenakanpupuk organik dapat memperbaiki strukturfisik tanah dan menyediakan unsur hara yangdigunakan untuk pertumbuhan vegetatif,sehingga pertumbuhan menjadi lebih baikterutama jumlah daun menjadi meningkat.Menurut Gardner et al. (1991), jumlah danukuran daun dipengaruhi oleh genotip yangmerupakan faktor internal dari tanaman danlingkungan. Tanaman yang berasal dari indukberdaun sedikit dan lebar biasanyamenghasilkan anakan yang tidak jauhberbeda dengan induknya, begitu jugasebaliknya. Salah satu pengaruh faktorlingkungan adalah cahaya. Tanaman yangberada pada lingkungan dengan penyinaranyang baik bisa menghasilkan jumlah daunyang lebih banyak sebagai akibat dari prosesfotosintesis yang berjalan lancar, sehinggafontosintat yang dihasilkan banyak. Adanyafotosintat yang banyak salah satunya

0

5

10

15

20

25

30

35

1 2 3 4 5 6 7 8

Jum

lah

Daun

(lem

bar)

Usia Budidaya (minggu)

Kontrol(TanpaPupuk)

PupukOrganikTakakura dosis200 g

PupukAnorganik (NPK)dosis 5 g

Page 12: Pengaruh Pemupukan Organik Takakura dengan Penambahan EM4

Jurnal Biologi, Volume 4 No 1, Januari 2015Hal. 13-35

digunakan untuk meningkatkan aktivitasmeristematis pada pembentukan primordiadaun.

Analisis ANOVA dengan tarafkepercayaan 95% menunjukkan perlakuanpemupukan anorganik dan organik takakuradengan penambahan EM4 berpengaruh nyataterhadap parameter jumlah daun tanamankacang hijau umur budidaya 8 minggudengan rerata jumlah daun tertinggi adalahtanaman yang diberi perlakuan pemupukanorganik takakura yaitu sebesar 31,8dilanjutkan dengan tanaman yang diberiperlakuan pemupukan anorganik yaitusebesar 26,8 dan rerata jumlah daun terendahadalah tanaman yang tidak diberi pupuk(kontrol) yaitu sebesar 21,3 (Gambar 4.5).

Gambar 4.5 Histogram jumlah daun kacanghijau umur budidaya 8 minggu

Uji lanjut Duncan menunjukkanbahwa perlakuan pemupukan organiktakakura dengan penambahan EM4 berbedanyata terhadap perlakuan kontrol namuntidak berbeda nyata terhadap perlakuanpemupukan anorganik. Hal tersebut karenabaik pupuk organik maupun anorganik sama-sama mengandung unsur hara tambahanberupa unsur nitrogen (N) yang berperanpenting dalam proses pertumbuhan vegetatiftanaman termasuk pertumbuhan dauntanaman kacang hijau. Seperti dikemukakan

oleh Lakitan (2011) bahwa unsur hara yangpaling berpengaruh terhadap pertumbuhandan perkembangan daun adalah unsur N,kadar unsur N yang banyak umumnyamenghasilkan daun yang lebih banyak danlebih besar. Sedangkan pada perlakuankontrol, pertumbuhan daun tanaman kacanghijau menjadi lebih lambat karena tanamantidak diberi unsur hara tambahan. Soverdadan Tiur (2010) menyatakan bahwa untukmemperoleh laju pertumbuhan tanaman yangmaksimal harus terdapat cukup banyak daundalam tajuk guna menyerap sebagian besarradiasi matahari jatuh keatas tajuk tanamanyang digunakan untuk proses fotosintesis.

c. Jumlah Bunga Tanaman Kacang HijauAnalisis ANOVA dengan taraf

kepercayaan 95% menunjukkan perlakuanpemupukan anorganik dan organik takakuradengan penambahan EM4 berpengaruh nyataterhadap parameter jumlah bunga tanamankacang hijau umur budidaya 6 minggudengan rerata jumlah bunga tertinggi adalahtanaman yang diberi perlakuan pemupukanorganik takakura yaitu sebesar 9,8dilanjutkan dengan tanaman yang diberiperlakuan pemupukan anorganik yaitusebesar 6,0 dan rerata jumlah bunga terendahadalah tanaman yang tidak diberi pupuk(kontrol) yaitu sebesar 2,8 (Gambar 4.6).

Gambar 4.6 Histogram jumlah bunga kacanghijau umur budidaya 6 minggu

21,3b

31,8a26,8ab

0

5

10

15

20

25

30

35

Kontrol(TanpaPupuk)

PupukOrganik

Takakura +EM4

PupukAnorganik

(NPK)

Jum

lah

daun

2,8b

9,8a

6,0ab

0

2

4

6

8

10

12

Kontrol(TanpaPupuk)

PupukOrganik

Takakura +EM4

PupukAnorganik

(NPK)

Jum

lah

bung

a

Page 13: Pengaruh Pemupukan Organik Takakura dengan Penambahan EM4

Jurnal Biologi, Volume 4 No 1, Januari 2015Hal. 13-35

Uji lanjut Duncan menunjukkanbahwa perlakuan pemupukan organiktakakura dengan penambahan EM4 berbedanyata terhadap perlakuan kontrol namuntidak berbeda nyata terhadap perlakuanpemupukan anorganik. Hal tersebutdikarenakan pupuk organik maupunanorganik sama-sama mengandung unsurhara fosfor (P) yang berperan penting dalamproses pertumbuhan generatif tanaman yaitupembungaan. Seperti dikemukakan olehLingga dan Marsono (2003) bahwa unsurhara P sangat diperlukan dalam prosesasimilasi, respirasi dan berperan dalammempercepat proses pembungaan danpemasakan buah/biji.

Menurut Gardner et al. (1991),proses pembentukan bunga dikendalikan olehfaktor lingkungan, terutama fotoperiode dantemperatur, maupun oleh faktor genetik atauinternal, terutama zat pengatur pertumbuhan,hasil fotosintesis, dan pasokan nutrisi danmineral (misalnya, nitrogen). Suhu yangtinggi dan kelembaban yang rendah, jumlahsinar matahari yang jatuh pada tangkai ketiakdaun akan lebih banyak. Hal ini akanmerangsang pembentukan bunga(Adisarwanto, 2006).

Tanaman kacang hijau mulaimengalami fase generatif atau fase berbungapada usia 5 minggu setelah tanam. Puncakpembungaan tanaman terjadi pada minggu ke6 dimana rata-rata jumlah bunga tertinggiadalah tanaman yang diberi perlakuanpemupukan organik takakura yaitu sebanyak9,8 dilanjutkan dengan tanaman yang diberiperlakuan pemupukan anorganik yaitusebanyak 6,0 . Rerata jumlah bunga tanamankacang hijau terendah adalah tanaman yangtidak diberi pupuk (kontrol) yaitu sebanyak2,8. Pertumbuhan bunga sudah mengalamipenurunan pada umur 8 minggu setelahtanam.

d. Jumlah Polong Tanaman Kacang Hijau

Analisis ANOVA dengan tarafkepercayaan 95% menunjukkan perlakuanpemupukan anorganik dan organik takakuradengan penambahan EM4 berpengaruh nyataterhadap parameter jumlah polong tanamankacang hijau umur budidaya 8 minggudengan rerata jumlah polong tertinggi adalahtanaman yang diberi perlakuan pemupukanorganik takakura yaitu sebesar 13,8dilanjutkan dengan tanaman yang diberiperlakuan pemupukan anorganik yaitusebesar 7,5 dan rerata jumlah polongterendah adalah tanaman yang tidak diberipupuk (kontrol) yaitu sebesar 6,0 (Gambar4.7).

Gambar 4.7 Histogram jumlah polongkacang hijau umur budidaya 8minggu

Uji lanjut Duncan menunjukkanbahwa perlakuan pemupukan organiktakakura dengan penambahan EM4 berbedanyata terhadap perlakuan kontrol namuntidak berbeda nyata terhadap perlakuanpemupukan anorganik. Hal tersebutdikarenakan pupuk organik maupunanorganik sama-sama mengandung unsurhara yaitu unsur fosfor (P) yang berperanpenting dalam proses pertumbuhan generatiftanaman termasuk pertumbuhan bunga danpolong sesuai dengan pendapat Hasibuan(2004) yang menyatakan bahwa fosfor adalahunsur hara makro yang banyak dibutuhkanoleh tanaman untuk pertumbuhan polong.Fosfor memegang peran penting dalam

6,0b

13,8a

7,5ab

02468

10121416

Kontrol(TanpaPupuk)

PupukOrganik

Takakura +EM4

PupukAnorganik

(NPK)

Jum

lah

polo

ng

Page 14: Pengaruh Pemupukan Organik Takakura dengan Penambahan EM4

Jurnal Biologi, Volume 4 No 1, Januari 2015Hal. 13-35

merangsang pertumbuhan generatif,pembelahan sel terutama pembesaran polongdan pengisian polong, merangsangpertumbuhan akar dan memperkuat batangagar tidak mudah roboh. Sedangkan padaperlakuan kontrol, pertumbuhan polongtanaman kacang hijau menjadi lebih lambatkarena tanaman tidak diberi unsur-unsur haratambahan.

Handayani dan Hidayat (2012)menyatakan bahwa memiliki tinggi tanamandan jumlah cabang per tanaman yang tinggi,maka memiliki jumlah polong per tanamantinggi pula. Tanaman yang tinggimemungkinkan banyak terbentuk cabang.Apabila cabang yang terbentuk tersebutproduktif (menghasilkan polong), makaproduksi polong tanaman tersebut lebihtinggi daripada tanaman yang pendek ataumemiliki cabang produksi yang sedikit. Halini juga didukung oleh tidak adanya bungayang rontok.

Gambar 4.8 Perbandingan jumlah polongkacang hijau per tanaman padaketiga perlakuan

e. Jumlah Biji Tanaman Kacang HijauAnalisis ANOVA dengan taraf

kepercayaan 95% menunjukkan perlakuanpemupukan anorganik dan organik takakuradengan penambahan EM4 tidak berpengaruhnyata terhadap parameter jumlah biji tanamankacang hijau umur budidaya 8 minggu. Haltersebut dikarenakan ketiga perlakuan yaitupupuk organik takakura, pupuk anorganikdan kontrol sama-sama memiliki kandunganunsur fosfor (P) dalam pengisian polong

sudah mencukupi kebutuhan tanaman untukmemproduksi biji kacang hijau.

Gambar 4.9 Histogram jumlah biji tanamankacang hijau umur budidaya8 minggu

Gambar 4.9 menunjukkan bahwarerata jumlah biji kacang hijau tertinggiadalah tanaman yang diberi perlakuanpemupukan organik takakura yaitu sebesar99,8 dilanjutkan dengan tanaman yang diberiperlakuan pemupukan anorganik yaitusebesar 50,5 dan rerata jumlah biji terendahadalah tanaman yang tidak diberi pupuk(kontrol) yaitu sebesar 36,3. Berdasarkanrata-rata jumlah biji yang dihasilkan tersebutmengindikasikan bahwa tanaman yangmemiliki kandungan unsur fosfor palingtinggi adalah perlakuan pemupukan organiktakakura dilanjutkan dengan perlakuanpemupukan anorganik dan kandungan fosforterendah adalah tanaman tanpa perlakuan(kontrol). Walaupun hasil tidak berbedanyata, namun hasilnya ada kecenderunganjumlah biji terbanyak pada perlakuan pupukorganik.

Kacang hijau merupakan jenistanaman legume yakni mempunyai bintil akaryang mampu menambat N dari udara bebas.Ahadiyat dkk (2012) menyatakan bahwapada fase generatif, unsur fosfor (P) mampumerangsang pembentukan bunga, buah danbiji bahkan mampu mempercepat pemasakanbuah dan membuat biji menjadi lebih bernas.

36,2a

99,8a

50,5a

0

20

40

60

80

100

120

Kontrol(TanpaPupuk)

PupukOrganik

Takakura +EM4

PupukAnorganik

(NPK)

Jum

lah

biji

Page 15: Pengaruh Pemupukan Organik Takakura dengan Penambahan EM4

Jurnal Biologi, Volume 4 No 1, Januari 2015Hal. 13-35

Setiap fase pertumbuhan danperkembangan tanaman berpengaruhterhadap produksi. Suatu tanaman akanmenghasilkan produksi yang baik jikapertumbuhannya baik pula, sebaliknya suatutanaman akan menghasilkan produksi burukjika pertumbuhannya terganggu (Umar,2007).

f. Berat Basah Tanaman Kacang HijauAnalisis ANOVA dengan taraf

kepercayaan 95% menunjukkan perlakuanpemupukan anorganik dan organik takakuradengan penambahan EM4 berpengaruh nyataterhadap parameter berat basah tanamankacang hijau umur budidaya 8 minggudengan rerata berat basah tanaman tertinggiadalah tanaman yang diberi perlakuanpemupukan organik takakura yaitu sebesar78,3 dilanjutkan dengan tanaman yang diberiperlakuan pemupukan anorganik yaitusebesar 38,7 dan rerata berat basah tanamanterendah adalah tanaman yang tidak diberipupuk (kontrol) yaitu sebesar 29,0 (Gambar4.10).

Gambar 4.10 Histogram berat basah tanamanumur budidaya 8 minggu

Uji lanjut Duncan menunjukkanbahwa perlakuan pemupukan organiktakakura dengan penambahan EM4 berbedanyata terhadap perlakuan kontrol danperlakuan pemupukan anorganik. Haltersebut dikarenakan ketersediaan unsur-unsur essensial seperti nitrogen (N), fosfor(P) dan kalium (K) yang terkandung dalam

pupuk organik takakura lebih seimbang danlebih mencukupi kebutuhan pertumbuhantanaman sehingga tanaman kacang hijaumemiliki bobot yang lebih tinggi. Selain itu,pengaplikasian pupuk anorganik hanyamenyediakan unsur hara tambahan bagitanaman namun tidak dapat memperbaikistruktur fisik tanah. Sehingga secara kualitas,pupuk organik takakura lebih ungguldibandingkan pupuk anorganik. Sesuaipendapat Poerwowidodo (1992) bahwanitrogen yang terkandung dalam pupukorganik berperan sebagai penyusun proteinsedangkan fosfor dan kalsium berperandalam memacu pembelahan jaringanmeristem dan merangsang pertumbuhan akardan perkembangan daun. Akibatnya tingkatabsorbsi unsur hara dan air oleh tanamansampai batas optimum akan digunakan untukperpanjangan, pembelahan, dan diferensiasisel. Kalium mengatur kegiatan membuka danmenutupnya stomata. Pengaturan stomatayang optimal akan mengendalikan transpirasitanaman dan meningkatkan reduksikarbondioksida yang akan diubah menjadikarbohidrat. Unsur hara nitrogen, fosfor dankalium serta unsur mikro yang terkandungdalam pupuk organik akan meningkatkanaktivitas fotosintesis tumbuhan, sehinggameningkatkan karbohidrat yang dihasilkansebagai cadangan makanan. Hal tersebutdapat meningkatkan berat basah dari tanamanyang diberi perlakuan pemupukan organiktakakura.

g. Berat Basah Polong Tanaman KacangHijau

Analisis ANOVA dengan tarafkepercayaan 95% menunjukkan perlakuanpemupukan anorganik dan organik takakuradengan penambahan EM4 berpengaruh nyataterhadap parameter berat basah polongtanaman kacang hijau umur budidaya 8minggu dengan rerata berat basah polongtertinggi adalah tanaman yang diberiperlakuan pemupukan organik takakura yaitusebesar 16,3 dilanjutkan dengan tanaman

29,0b

78,3a

38,7b

0102030405060708090

Kontrol(TanpaPupuk)

PupukOrganik

Takakura +EM4

PupukAnorganik

(NPK)

Bera

t bas

ah ta

nam

an (g

ram

)

Page 16: Pengaruh Pemupukan Organik Takakura dengan Penambahan EM4

Jurnal Biologi, Volume 4 No 1, Januari 2015Hal. 13-35

yang diberi perlakuan pemupukan anorganikyaitu sebesar 6,3 dan rerata berat basahpolong terendah adalah tanaman yang tidakdiberi pupuk (kontrol) yaitu sebesar 4,8(Gambar 4.11).

Gambar 4.11 Histogram berat basah polongkacang hijau umur budidaya8 minggu

Uji lanjut Duncan menunjukkanbahwa perlakuan pemupukan organiktakakura dengan penambahan EM4 berbedanyata terhadap perlakuan kontrol namuntidak berbeda nyata terhadap perlakuanpemupukan anorganik. Hal tersebutdikarenakan pupuk organik mengandungunsur hara tambahan yaitu unsur hara fosfor(P) untuk memacu pertumbuhan tanamankacang hijau sehingga polong yangdihasilkan memiliki kualitas dan berat basahpolong yang paling tinggi, selain ituperbaikan fisik tanah akibat pemupukanorganik memperlancar penyerapan air,sehingga kadar air tanaman meningkat.Sedangkan pada perlakuan kontrol,pertumbuhan tanaman kacang hijau menjadilebih lambat hal tersebut juga berpengaruhpada produk polong yang dihasilkanmemiliki kualitas dan berat basah polongyang paling rendah karena tanaman tidakdiberi unsur-unsur hara tambahan.

Poerwowidodo (1992) menyatakanbahwa unsur hara makro dan unsur haramikro yang terkandung dalam pupuk organikmenghasilkan pengaruh yang kompleksterhadap pembentukan dan produksi

karbohidrat. Unsur hara fosfor merupakanbahan penyusun ATP yang dibutuhkan untukmereduksi CO2 menjadi senyawa organikyang mantap sehingga akan mengasilkanbiomasa tanaman. Soverda dan Tiur (2010)menyatakan bahwa dengan meningkatnyajumlah klorofil dan jumlah daun yangterbentuk, maka proses fotosintesis berjalandengan baik dan fotosintat yang dihasilkanakan lebih tinggi, maka pertumbuhan jugasemakin baik. Akumulasi karbohidrat yangdihasilkan dari proses fotosintesis akanmemacu proses pembentukan polongtanaman kacang hijau, sehingga berat basahpolong akan meningkat.

h. Berat Basah Biji Tanaman Kacang HijauAnalisis ANOVA dengan taraf

kepercayaan 95% menunjukkan perlakuanpemupukan anorganik dan organik takakuradengan penambahan EM4 berpengaruh nyataterhadap parameter berat basah biji tanamankacang hijau umur budidaya 8 minggudengan rerata berat basah biji tertinggi adalahtanaman yang diberi perlakuan pemupukanorganik takakura yaitu sebesar 9,2dilanjutkan dengan tanaman yang diberiperlakuan pemupukan anorganik yaitusebesar 4,1 dan rerata berat basah bijiterendah adalah tanaman yang tidak diberipupuk (kontrol) yaitu sebesar 2,7 (Gambar4.12).

4,8b

16,3a

6,3ab

02468

1012141618

Kontrol(TanpaPupuk)

PupukOrganik

Takakura +EM4

PupukAnorganik

(NPK)

Bera

t bas

ah p

olon

g(g

ram

)

2,7b

9,2a

4,1ab

0123456789

10

Kontrol(TanpaPupuk)

PupukOrganik

Takakura +EM4

PupukAnorganik

(NPK)

Bera

t bas

ah b

iji (g

ram

)

Page 17: Pengaruh Pemupukan Organik Takakura dengan Penambahan EM4

Jurnal Biologi, Volume 4 No 1, Januari 2015Hal. 13-35

Gambar 4.12 Histogram berat basah bijikacang hijau umur budidaya8 minggu

Uji lanjut Duncan menunjukkanbahwa perlakuan pemupukan organiktakakura dengan penambahan EM4 berbedanyata terhadap perlakuan kontrol namuntidak berbeda nyata terhadap perlakuanpemupukan anorganik. Hal tersebutdikarenakan pupuk organik mengandungunsur hara tambahan, sehingga dapatmemacu pertumbuhan tanaman kacang hijausehingga biji yang dihasilkan memilikikualitas dan berat basah biji yang lebihtinggi. Sedangkan pada perlakuan kontrol,pertumbuhan tanaman kacang hijau menjadilebih lambat hal tersebut juga berpengaruhpada produk biji yang dihasilkan memilikikualitas dan bobot yang lebih rendah karenatanaman tidak diberi unsur hara tambahan.

Munawar (2011) menyatakan bahwaunsur nitrogen membantu pertumbuhantanaman dan peningkatan produksi biji.Unsur fosfor berfungsi sebagai pembentukinti sel, pembelahan dan perbanyakan sel,dan pembentukan lemak dan albumin. UnsurK berfungsi dalam pembentukan lapisankutikula yang sangat penting untukpertahanan tanaman terhadap serangan hamadan penyakit dan pemasakan buah. Ketigaunsur tersebut jika tersedia dalam jumlahcukup, maka pertumbuhan tanaman menjadibaik dan produksi biji juga meningkatsehingga berat basah bijipun menjadi lebihtinggi.

i. Berat Kering Tanaman Kacang HijauAnalisis ANOVA dengan taraf

kepercayaan 95% menunjukkan perlakuanpemupukan anorganik dan organik takakuradengan penambahan EM4 berpengaruh nyataterhadap parameter berat kering tanamankacang hijau umur budidaya 8 minggudengan rerata berat kering tanaman tertinggiadalah tanaman yang diberi perlakuanpemupukan organik takakura yaitu sebesar

12,3 dilanjutkan dengan tanaman yang diberiperlakuan pemupukan anorganik yaitusebesar 8,4 dan rerata berat kering tanamanterendah adalah tanaman yang tidak diberipupuk (kontrol) yaitu sebesar 6,4 (Gambar4.13).

Gambar 4.13 Histogram berat keringtanaman umur budidaya 8minggu

Uji lanjut Duncan menunjukkanbahwa perlakuan pemupukan organiktakakura dengan penambahan EM4 berbedanyata terhadap perlakuan kontrol namuntidak berbeda nyata terhadap perlakuanpemupukan anorganik. Hal tersebutdikarenakan pupuk organik memilikikandungan unsur hara yang kompleks berupaunsur hara makro dan mikro, salah satunyayaitu nitrogen (N) yang berfungsi untukmenyusun protein, asam nukleat dan klorofil.Protein merupakan salah satu komponenutama yang menyusun sel tubuh tumbuhanuntuk proses metabolisme. Hasil akhir dariproses metabolisme berupa ATP yangdigunakan untuk pertumbuhan tanaman.Klorofil digunakan untuk proses fotosintesisyang menghasilkan fotosintat berupakarbohidrat dan oksigen yang digunakanuntuk pertumbuhan tanaman. Jikaketersediaan nitrogen pada tanamantercukupi, maka pertumbuhan tanamanmenjadi baik dan berat basah serta beratkering tanaman dapat meningkat. Haltersebut sesuai pendapat Salisbury dan Ross

6,4b

12,3a

8,4ab

02468

101214

Kontrol(TanpaPupuk)

PupukOrganik

Takakura +EM4

PupukAnorganik

(NPK)

Bera

t ker

ing

tana

man

(gra

m)

Page 18: Pengaruh Pemupukan Organik Takakura dengan Penambahan EM4

Jurnal Biologi, Volume 4 No 1, Januari 2015Hal. 13-35

(1995) mengatakan bahwa pupuk organikselain mengandung nitrogen yang menyusundari semua protein, asam nukleat dan klorofiljuga mengandung unsur hara mikro antaralain unsur Mn, Zn, Fe, S, B, Ca dan Mg.Unsur hara mikro tersebut berperan sebagaikatalisator dalam proses sintesis protein danpembentukan klorofil.

Menurut Handayani dan Hidayat(2012), berat kering tanaman merupakanindikator yang umum digunakan untukmengetahui baik atau tidaknya pertumbuhantanaman, karena berat kering tanaman dapatmenggambarkan efisiensi proses fisiologis didalam tanaman yaitu proses fotosintesis,respirasi, translokasi dan penyerapan air sertamineral . Gardner et al. (1991) jugamengatakan bahwa berat kering tumbuhanadalah keseimbangan antara pengambilanCO2 (fotosintesis) dan pengeluaran CO2(respirasi). Apabila respirasi lebih besardibanding fotosintesis, tumbuhan itu akanberkurang berat keringnya.

Menurut Anas dkk (1978), beratkering yang dihasilkan oleh suatu tanamansangat bergantung pada perkembangan daun.Proses fotosintesis adalah suatu faktor yangpenting dalam pertumbuhan tanaman dimanabanyaknya daun yang tinggi dapat menerimasinar matahari yang tinggi pula, sehinggamenyebabkan hasil fotosintesis meningkatyang kemudian senyawa-senyawa hasilfotosintesis diedarkan ke seluruh organtanaman yang membutuhkan danmenyebabkan bahan kering tanaman menjaditinggi.

j. Berat Kering Polong Tanaman KacangHijau

Analisis ANOVA dengan tarafkepercayaan 95% menunjukkan perlakuanpemupukan anorganik dan organik takakuradengan penambahan EM4 tidak berpengaruhnyata terhadap parameter berat kering polongtanaman kacang hijau umur budidaya 8minggu. Hal tersebut dikarenakan pupukorganik takakura dan pupuk anorganik sama-

sama memiliki kandungan unsur fosfor (P)yang diduga sudah mencukupi kebutuhantanaman dan relatif sama dalammemproduksi polong kacang hijau.

Gambar 4.14 Histogram berat kering polongkacang hijau umur budidaya8 minggu

Gambar 4.14 menunjukkan bahwarerata berat kering polong kacang hijautertinggi adalah tanaman yang diberiperlakuan pemupukan organik takakura yaitusebesar 5,4 dilanjutkan dengan tanaman yangdiberi perlakuan pemupukan anorganik yaitusebesar 3,2 dan rerata berat kering polongterendah adalah tanaman yang tidak diberipupuk (kontrol) yaitu sebesar 2,5.Berdasarkan rerata berat kering polongtersebut mengindikasikan bahwa tanamanyang memiliki kandungan unsur fosfor palingtinggi adalah perlakuan pemupukan organiktakakura dilanjutkan dengan perlakuanpemupukan anorganik dan kandungan fosforterendah adalah tanaman yang tidak diberipupuk (kontrol). Unsur fosfor berperanpenting dalam proses pertumbuhan generatiftanaman termasuk proses pertumbuhanpolong. Jika ketersediaan unsur fosfor dalamtanaman tercukupi, maka pertumbuhanpolong menjadi lebih maksimal sehinggaberat kering polong dapat meningkat. Haltersebut sesuai dengan pendapat Hasibuan(2004) yang menyatakan bahwa Fosforadalah unsur hara makro yang banyak

2,5a

5,4a

3,2a

0

1

2

3

4

5

6

Kontrol(TanpaPupuk)

PupukOrganik

Takakura +EM4

PupukAnorganik

(NPK)

Bera

t ker

ing

polo

ng (g

ram

)

Page 19: Pengaruh Pemupukan Organik Takakura dengan Penambahan EM4

Jurnal Biologi, Volume 4 No 1, Januari 2015Hal. 13-35

dibutuhkan oleh tanaman untukpertumbuhannya. Berat kering polongmenunjukkan komponen sel yangmembentuk organ buah.

k. Berat Kering Biji Tanaman Kacang HijauAnalisis ANOVA dengan taraf

kepercayaan 95% menunjukkan perlakuanpemupukan anorganik dan organik takakuradengan penambahan EM4 tidak berpengaruhnyata terhadap parameter berat kering bijitanaman kacang hijau umur budidaya 8minggu. Hal tersebut dikarenakan perlakuanpupuk organik takakura dan pupuk anorganiksama-sama memiliki kandungan unsur fosfor(P) yang sudah mencukupi kebutuhantanaman dalam mempengaruhi berat keringbiji kacang hijau.

Gambar 4.15 Histogram berat kering bijikacang hijau umur budidaya 8minggu

Gambar 4.15 menunjukkan bahwa rerataberat kering biji kacang hijau tertinggi adalahtanaman yang diberi perlakuan pemupukanorganik takakura yaitu sebesar 3,9dilanjutkan dengan tanaman yang diberiperlakuan pemupukan anorganik yaitusebesar 2,3 dan rerata berat kering bijiterendah adalah tanaman yang tidak diberipupuk (kontrol) yaitu sebesar 1,7.Berdasarkan rata-rata berat kering biji yangdihasilkan tersebut mengindikasikan bahwa

tanaman yang memiliki kandungan unsurfosfor paling tinggi adalah perlakuanpemupukan organik takakura dilanjutkandengan perlakuan pemupukan anorganik dankandungan fosfor terendah adalah tanamanyang tidak diberi pupuk (kontrol). Walaupunhasilnya tidak berbeda nyata, namun adakecenderungan berat kering biji tertinggiadalah pada perlakuan pemupukan organik.Soverda dan Tiur (2010) menyatakan bahwadengan meningkatnya jumlah klorofil danjumlah daun yang terbentuk, maka prosesfotosintesis berjalan dengan baik danfotosintat yang dihasilkan akan lebih tinggi,sehingga pertumbuhan tanaman akancenderung menghasilkan berat kering bijikacang hijau yang semakin banyak.

KESIMPULAN

1. Pupuk organik takakura yang dibuatdengan penambahan EM4 berwarnasangat hitam menyerupai tanah,memiliki tekstur remah serta halus,berbau seperti tanah dan memiliki nilairasio C/N sebesar 20,61. Sedangkanpupuk organik takakura tanpapenambahan EM4 berwarna lebihcoklat, memiliki tekstur remah namunlebih kasar, berbau seperti tanah danmemiliki nilai rasio C/N sebesar 37,18.

2. Perlakuan pemupukan organik takakuradengan penambahan EM4 berpengaruhnyata terhadap tinggi tanaman, jumlahdaun, jumlah bunga, jumlah polong,berat basah tanaman, berat basahpolong, berat basah biji dan berat keringtanaman, namun tidak berpengaruhnyata terhadap jumlah biji, berat keringpolong dan berat kering biji.

3. Terdapat perbedaan pertumbuhantanaman kacang hijau yang diberiperlakuan pemupukan anorganik danorganik takakura dimana pertumbuhantanaman terbaik adalah tanaman yang

1,7a

3,9a

2,3a

00.5

11.5

22.5

33.5

44.5

Kontrol(TanpaPupuk)

PupukOrganik

Takakura +EM4

PupukAnorganik

(NPK)

Bera

t ker

ing

biji

(gra

m)

Page 20: Pengaruh Pemupukan Organik Takakura dengan Penambahan EM4

Jurnal Biologi, Volume 4 No 1, Januari 2015Hal. 13-35

diberi perlakuan pemupukan organiktakakura dengan penambahan EM4,dilanjutkan dengan perlakuanpemupukan anorganik dan tanpa pupuk(kontrol).

DAFTAR PUSTAKA

Achyad, D.E. dan R. Rasyidah. 2006.Kacang Hijau.http://www.asiamaya.com/jamu/isi/kacanghijau_phaseolusradiatus.htm. Akses: 12 September 2014.

Adisarwanto. 2006. Kedelai. PenebarSwadaya, Jakarta.

Ahadiyat, Yugi, R., Harjoso Tri. 2012.Karakter Hasil Biji Kacang Hijaupada Kondisi Pemupukan P danIntensitas Penyiangan Berbeda.Jurnal Agrivigor 11(2). ProgramStudi Agroteknologi, UniversitasJenderalSoedirman.http://www.google.co.id/url?q=http://www.researchgate.net/publication/236672983_Karakter_Hasil_Biji_Kacang_Hijau_pada_Kondisi_Pemupukan_P_dan_Intensitas_Penyiangan_Berbeda/file/e0b49518da1459d2e6.pdf. Akses: 04Januari 2015.

Anas, M. Didi Suari dan Haryono. 1978.Pengaruh Naungan terhadapPertumbuhan dan Hasil BijiKedelai. Balitan, Bogor.

Anonim. 2008. Gambar KeranjangTakakura.https://beritabaik.wordpress.com/2008/07/29/keranjang-takakura/.Akses : 14 September 2014.

Balifokus. 2010. Yuk Kita Buat Komposdengan Takakura.http://balifokus.asia/balifokus/blog/yuk-kita-buat-kompos-dengantakakura.html. Akses : 04 Januari2015.

Barbarick K. A. 2006. Nitrogen Sources andTransformations. Colorado StateUniversity. U.S. Department ofAgriculture and Colorado countiescooperating.

Budiaman, I gusti S., Kholisoh, Siti Diyar.,Marsetyo, Muhammad Muflikh.,Putranti, Mira. 2010. PengaruhJenis Starter, Volume Pelarut, danAditif terhadap PengolahanSampah Organik Rumah TanggaMenjadi Pupuk Kompos SecaraAnaerob. Prosiding SeminarNasional Teknik Kimia“Kejuangan” PengembanganTeknologi Kimia untukPengelolaan Sumber Daya AlamIndonesia, UPN VeteranYogyakarta.

Cahyono, B. 2003. Teknik dan Strategi BudiDaya Sawi Hijau. Yayasan PustakaNusantara, Yogyakarta.

Damanhuri, E., dan Tri Padmi. 2007.Pengomposan-Composting.http://tsabitah.wordpress.com.Akses : 13 September 2014.

Deptan. 2006. Teknik Pembuatan Kompos.http://www.deptan.go.id. Akses : 13September 2014.

Dewanto F.G, J.J.M.R. Londok, R.A.V.Tuturoo, dan W. B. Kaunang. 2013.Produksi Tanaman Jagung sebagaiIsu Sumber Pakan”. JURNAL :Fakultas Peternakan UniversitasSam Ratulangi Manado, 95115.Jurnal Zootek (“Zootek”Journal),Vol.32, No. 5 2013.

Djuarnani. N., Kritian., BS Setiawan. 2005.Cara Cepat Membuat Kompos.Agromedia Pustaka, Jakarta.

Endah, J.H. 2008. Membuat TabulampotRajin Berbuah. Agromedia pustaka,Jakarta.

Evita. 2007. Pengaruh beberapa dosiskompos sampah kota terhadappertumbuhan dan hasil kacang

Page 21: Pengaruh Pemupukan Organik Takakura dengan Penambahan EM4

Jurnal Biologi, Volume 4 No 1, Januari 2015Hal. 13-35

hijau. Jurnal agronomi, 13 No. 2,Juli –Desember 2009.

Fauziah, Alvie. 2015. Makalah KomposBaru.https://www.academia.edu/7604020/Makalah_Kompos_Baru. Akses:17 februari 2015.

Gardner FP, Pearce RB, and Mitchell RL.1991. Physiology of Crop Plants.Diterjemahkan oleh H.Susilo.Universitas Indonesia Press,Jakarta.

Giacinta. 2008. Pembuatan Kompos dariSampah Rumah Tangga.http://www.kebonkembang.com/panduan-dan-tip-rubrik-35/221.html.Akses : 14 september 2014.

Guadalupe, A.S. 2000. Organic Fertilizer forFlowers, Vegetables and Plants.http://www.upd.edu.ph/serdef/Philippine%20Floriculture%20Industry/Organic%20Fertilizer.doc. Akses:12 September 2014.

Hadisuwito, S. 2008. Membuat PupukKompos Cair. PT AgromediaPustaka, Jakarta. 50 hal.

Handayani, T. Hidayat, IM. 2012.Keragaman Genetik danHeritabilitas Beberapa KarakterUtama Kedelei Sayur danImplikasinya untuk SeleksiPerbaikan Produksi. J. Hort.22(4):327-33,2012.http://hortikultura.litbang.deptan.go.id/jurnal_pdf/224/4-Handayani-Genetik.pdf. Akses: 04 Januari2015.

Haryadi. 1986. Pengantar Agronomi.Departemen Agronomi FakultasPertanian IPB, Bogor.

Hasibuan, E.F. 2004. Dasar-Dasar IlmuTanah. Fakultas PertanianUniversitas Sumatera Utara,Medan.

___________. 1981. Fisika Tanah. JurusanIlmu Tanah Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara,Medan. 82 hal.

Hillel, D. 1980. Fundamentals of SoilPhysics. Department of Plant andSoil Sciencesuniversity ofMassachusetts Amherst,Massachusetts. Academic Press,New York.

Hutauruk Sixtus dan Benedicta L, juni –november 2002 : 156.“Pertumbuhan dan ProduksiTanaman Bunga Matahari(Heliantus annuus L) pada TopsoilBeberapa Jenis Tanah yang DiberiDua Taraf Perlakuan BahanOrganik”. Fakultas Pertanian,Universitas Katolik St Thomas SU,di Desa Tanjungsari, KecamatanTuntungan.

Indriani, Y.H. 2000. Membuat KomposSecara Kilat. Penebar Swadaya,Jakarta.

Jaerony. 2008. Pengetahuan TentangKompos.http://www.mailarchive.com/[email protected]/msg00187.html.Akses : 13 September 2014.

Jumin, H.S. 2008. Dasar-Dasar Agonomi.PT. Raja Grafido Persada, Jakarta.

Kamaruddin, A., Abdul, KL., NirwanSiregar, Endah Agustina,Almansyah, M., Yamin, Edy, H., Y.Aris Purwanto. 1995. Energi danListrik Pertanian. AcademicDevelopment of The GraduateProgram IPB, Bogor.

Lakitan, B. 2011. Dasar-Dasar FisiologiTumbuhan. Raja Grafindo Persada,Jakarta.

Leiwakabessy, F.M. dan A. Sutandi. 2004.Diktat kuliah Pupuk danPemupukan. Jurusan tanah,Fakultas Pertanian, InstitutPertanian Bogor, Bogor. 208 hal.

Lingga, P dan Marsono. 2003. PetunjukPenggunaan Pupuk. PenebarSwadaya, Jakarta.

Page 22: Pengaruh Pemupukan Organik Takakura dengan Penambahan EM4

Jurnal Biologi, Volume 4 No 1, Januari 2015Hal. 13-35

Mamaril, C.P. 2004. Organic Fertilizer InRice : Myths and Facts. All AboutRice Vol. 1 No. 1. The Asia RiceFoundation, Los Banos.

Marsono. 2005. Petunjuk penggunaan pupuk.Penebar Swadaya, Jakarta. 250 hlm.

Marsono dan P. Sigit. 2001. Pupuk AkarJenis dan Aplikasi. PT. PenebarSwadaya, Jakarta.

Munawar, A. 2011. Kesuburan Tanah danNutrisi Tanaman. PT. Penerbit IPBPress, Bogor.

Murbandono. 2005. Membuat kompos.Penebar swadaya, Jakarta. 54 hal.

Novizan. 2007. Petunjuk Pemupukan yangEfektif. PT Agromedia Pustaka,Jakarta. 130 hal.

Nuha, Muhammad U. 2011. PupukAnorganik.http://ulinq.blogspot.com/2011/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html.Akses : 14 September 2014.

Nurullita, Ulfa. 2003. Efektivitas VariasiPenambahan Kotoran Sapi, Dedak,Mollase dan EM4 TerhadapPenurunan Volume SampahOrganik dan Sampah Campuran.Jurnal Kesehatan MasyarakatIndonesia, Fakultas KesehatanMasyarakat Unimus volume 1nomor 1, Juli 2003. ISSN 1693-3443.

Nurullita, Ulfa dan Budiyono. 2012. LamaWaktu Pengomposan SampahRumah Tangga Berdasarkan JenisMikroorganisme Lokal (MOL) danTeknikPengomposan.http://www.google.com/url?q=http://jurnal.unimus.ac.id/ndex.php. Akses: 12 September2014.

Nyoman, P. Aryantha. 2010. Kompos. PusatPenelitian Antar Universitas IlmuHayati LPPM-ITB. Dept. Biologi -FMIPA-ITB, Bandung.

Poerwowidodo. 1992. Telaah KesuburanTanah. Penerbit Angkasa,Bandung.

Pranata, Ayub S. 2010. Meningkatkan HasilPanen Dengan Pupuk Organik.Agromedia Pustaka, Jakarta.

______________. 2004. Pupuk Organik Cair: Aplikasi dan Manfaatnya.Agromedia Pustaka, Jakarta.

Rinsema, W. T. 1983. Pupuk danPemupukan. Bharata Karya Aksara,Jakarta. 41- 43 Hal.

Salisbury, F.B., dan C.W. Ross. 1995.Fisiologi tumbuhan. Jilid 1Terjemahan Diah R. Lukman danSumaryo. ITB, Bandung.

Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah.Fakultas Pertanian InstitutPertanian Bogor, Bogor.

Soverda, N. dan Tiur Hermawati 2010 : 10.“Respon Tanaman Kedelai(Glycine max (L) Merill terhadapPemberian Berbagai KonsentrasiPupuk Hayati”. JURNAL :Dipublikasikan, Jurusan BudidayaPertanian Fakultas PertanianUniversitas Jambi Kampus PinangMasak, Mendalo Darat –Jambi,36361.

Sudradjat, H.R. 2007. Mengelola SampahKota. Penebar Swadaya, Jakarta.

Suryariani, Rinrin. 2002. Penurunan BeratSampah Organik MenggunakanLeachate, Sludge dan CacingTanah. Fakultas KesehatanMasyarakat UniversitasDiponegoro, Semarang.

Susilo, H. 1991. Fisiologi TanamanBudidaya. Universitas IndonesiaPress Salemba, Jakarta. Hal 113-121.

Sutanto, R. 2006. Dasar-dasar Ilmu TanahKonsep dan Kenyataan. Kanisius,Yogyakarta.

_________. 2001. Pertanian Organik,Menuju Pertanian Alternatif dan

Page 23: Pengaruh Pemupukan Organik Takakura dengan Penambahan EM4

Jurnal Biologi, Volume 4 No 1, Januari 2015Hal. 13-35

Berkelanjutan. Kanisius,Yogyakarta.

Sutedjo, M. M. 2002. Pupuk dan CaraPemupukan. Rineka Cipta, Jakarta.

Syafrina, Silvi. 2009. Respon Pertumbuhandan Produksi Kacang Hijau(Phaseolus radiatus L.) pada MediaSubsoil terhadap PemberianBeberapa Jenis Bahan Organik danPupuk Organik Cair.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7597/1/09E02913.pdf.Akses: 12 September 2014.

Umar, Permadi. 2007. Pegaruh PemberianPupuk Majemuk Phonska terhadapPertumbuhan Vertical dan ProduksiRumput Gajah (Pennisetumpurpureum Sehum) sebagai PakanTernak. Skripsi. Dipublikasikan.Fakultas Peternakan, InstitutPertanian Bogor.http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/49705/D07upe.pdf. Akses: 04 Januari 2015.

Yuwono, N.W. 2006. Kesuburan Tanah.UGM press, Yogyakarta.