pengaruh pembiayaan qardhul hasan pada bni...
TRANSCRIPT
PENGARUH PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN PADA BNI
SYARI’AH CABANG SEMARANG TERHADAP
PERKEMBANGAN USAHA KECIL
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1)
Dalam Ilmu Ekonomi Islam
Disusun Oleh:
USWATUN
0 6 2 4 1 1 0 4 0
FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2010
ii
iii
iv
MOTTO
ãã ãã≅≅≅≅ ss ssWWWW ¨¨ ¨¨ΒΒΒΒ tt tt ÏÏ ÏÏ%%%% ©© ©©!!!! $$ $$#### tt ttββββθθθθ àà àà)))) ÏÏ ÏÏ����ΖΖΖΖ ãã ãッƒƒ óó óóΟΟΟΟ ßß ßßγγγγ ss ss9999≡≡≡≡ uu uuθθθθ øø øøΒΒΒΒ rr rr&&&& ’’’’ ÎÎ ÎÎûûûû ÈÈ ÈÈ≅≅≅≅‹‹‹‹ ÎÎ ÎÎ6666 yy yy™™™™ «« ««!!!! $$ $$#### ÈÈ ÈÈ≅≅≅≅ ss ssVVVV yy yyϑϑϑϑ xx xx.... >> >>πππ𠬬 ¬¬6666 yy yymmmm ôô ôôMMMM tt ttFFFF uu uu;;;; // //ΡΡΡΡ rr rr&&&& yy yyìììì öö öö7777 yy yy™™™™ ŸŸ ŸŸ≅≅≅≅ ÎÎ ÎÎ////$$$$ uu uuΖΖΖΖ yy yy™™™™ ’’’’ ÎÎ ÎÎûûûû ÈÈ ÈÈ ee ee≅≅≅≅ ää ää....
77 77'''' ss ss#### çç çç7777 // //ΨΨΨΨ ßß ßß™™™™ èè èèππππ ss ss���� (( (($$$$ ÏÏ ÏÏ ii iiΒΒΒΒ 77 77πππ𠬬 ¬¬6666 yy yymmmm 33 33 ªª ªª!!!! $$ $$#### uu uuρρρρ ßß ßß#### ÏÏ ÏÏèèèè≈≈≈≈ ŸŸ ŸŸÒÒÒÒ ãã ãッƒƒ yy yyϑϑϑϑ ÏÏ ÏÏ9999 ââ ââ !! !!$$$$ tt tt±±±± oo oo„„„„ 33 33 ªª ªª!!!! $$ $$#### uu uuρρρρ ìì ìììììì ÅÅ ÅÅ™™™™≡≡≡≡ uu uuρρρρ íí ííΟΟΟΟŠŠŠŠ ÎÎ ÎÎ==== tt ttææææ ∩∩∩∩⊄⊄⊄⊄∉∉∉∉⊇⊇⊇⊇∪∪∪∪
Artinya : Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti
sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada
seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia
kehendaki. dan Allah Maha luas (karunia-Nya) lagi Maha
Mengetahui.1 (Q.S. Al-Baqarah : 261)
1 Tim Penyusun Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Surabaya :
Mekar, 2004, hlm. 55
v
PERSEMBAHANPERSEMBAHANPERSEMBAHANPERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati, kupersembahakan karya kecilku ini untuk :
Persembahan yang tertinggi hanyalah kepada Allah SWT,
yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya
serta memberikan kemudahan dan kelancaran dalam setiap langkah.
Ayahku (H.Khafidh) dan Ibuku (Hj.Marfuah)
yang selalu melimpahkan kasih sayangnya dan tidak pernah bosan
untuk terus mendoakan anak-anaknya.
Terima kasih, kasih sayangmu telah membawa anakmu pada pembelajaran arti
hidup. Sujud dan doa disepertiga malammu telah menjadi “ titian surga”
bagi perjalanan hidupku
kakakku (Bahruddin) yang menjadi contoh dan pendorong semangat
dalam menghadapi cobaan hidup.
Semoga allah selalu memberikan jalan yang terbaik untukmu..Amiin
Sang pangeranku tercinta (kak Wawan Hdy)
perhatian, cinta dan kasih sayangmu menutup dahaga jiwaku,
terima kasih juga atas kesetiaan dan kesabarannya…
Only You in My heart
vi
DEKLARASI
Dengan kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan
bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis
oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini
tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali
informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan
sebagai rujukan.
Semarang, 09 Desember 2010
Deklarator
USWATUN
062411040
vii
ABSTRAK
Para pelaku usaha kecil di wilayah Semarang dalam kegiatan usahanya
tidak terlepas dari masalah permodalan, mereka membutuhkan pinjaman tanpa
tambahan (Qardhul Hasan) pada BNI syari’ah cabang Semarang yang diharapkan
dapat membantu mereka dalam hal penambahan modal dan mempengaruhi
perkembangan usaha. Hal ini yang melatarbelakangi untuk diadakan penelitian.
Permasalahan yang diungkap dalam penelitian ini adalah 1) bagaimana pengaruh
pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah cabang Semarang terhadap
perkembangan usaha kecil 2) bagaimana peranan pembiayaan Qardhul Hasan
pada BNI Syari’ah cabang Semarang terhadap perkembangan usaha kecil.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik
wawancara, dokumentasi, dan penyebaran angket. Subyek penelitian
menggunakan sampel sebanyak 33 responden, jumlah tersebut diambil dari 30%
jumlah populasi yaitu 108 responden. Data yang terkumpul dianalisis dengan
menggunakan analisis regresi, yang terdiri dari satu variabel dependen dan
independen.
Dalam melakukan pengujian hipotesis, pelaksanaan langkahnya adalah
melakukan perhitungan uji t dan menentukan nilai F hitung. Berdasarkan hasil uji-
t pada variabel Qardhul Hasan, t = 2,032 dengan derajat kebebasan n-k = 33-2-1
= 30 dan P Value = 0,051 yang lebih besar dari α = 0,05. Hal ini merupakan bukti
terjadinya penerimaan H0. Sedangkan pada uji F diketahui bahwa nilai F hitung
sebesar 4,129 dan nilai F tabel sebesar 4,156, sehingga dapat diketahui bahwa
nilai F hitung lebih kecil daripada nilai F tabel, ini berarti nilai F hitung terletak di
daerah penerimaan H0 dan penolakan Ha. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa variabel pembiayaan Qardhul Hasan memiliki pengaruh yang tidak
signifikan terhadap perkembangan usaha kecil.
Besarnya pengaruh pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah
cabang Semarang terhadap perkembangan usaha kecil (R2) adalah 0,118 atau
11,80%. Hal ini menunjukkan bahwa pembiayaan tersebut kecil sekali
pengaruhnya terhadap perkembangan usaha kecil, sedangkan sisanya sebesar
0,882 atau 88,20% dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil pengujian hipotesis
penelitian menunjukkan: 1). Pembiayaan Qardhul Hasan memiliki pengaruh yang
kecil sekali terhadap perkembangan usaha kecil 2). Meskipun Qardhul Hasan
memiliki pengaruh yang kecil terhadap perkembangan usaha kecil, Qardhul
Hasan masih memiliki peranan membantu para pelaku usaha kecil dalam hal
penambahan modal usaha dan mempertahankan kelangsungan hidup usaha. Selain
itu pembiayaan Qardhul Hasan juga berfungsi untuk mengalihkan ketergantungan
mereka terhadap pinjaman yang berasal dari lembaga keuangan berbasis bunga.
viii
KATA PENGANTAR
Asslamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah Wasyukurillah, senantiasa kami panjatkan ke hadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada semua hamba-Nya,
sehingga sampai saat ini kita masih mendapatkan ketetapan Iman dan Islam.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepangkuan Rasulullah
Muhammad SAW pembawa rahmat bagi makhluk sekian alam, keluarga, sahabat
dan para tabi’in serta kita umatnya, semoga kita mendapat pertolongan di hari
akhir nanti.
Pada penyusunan skripsi ini tentulah tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak, baik dalam ide, kritik, saran maupun dalam bentuk lainnya. Oleh karena itu
penulis ingin ucapkan terima kasih sebagai penghargaan atau peran sertanya
dalam penyusunan skripsi ini kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Muhibbin, M.Ag selaku Pgs Rektor IAIN Walisongo
Semarang
2. Bapak Dr. Imam Yahya, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN
Walisongo Semarang
3. Pembantu Dekan I, II, dan III Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang
4. Bapak Muhammad Saifullah, M.Ag selaku ketua Jurusan Ekonomi Islam dan
bapak Rahman El-junusi, SE,M.M selaku sekretaris jurusan, serta bapak
Ratno Agriyanto,SE,M.Si selaku staf ahli jurusan, atas kebijakan yang
dikeluarkan khususnya yang berkaitan dengan kelancaran penulisan skripsi ini
5. Bapak Muhammad Saifullah, M.Ag selaku dosen pembimbing I dan bapak
Nur Fatoni, M.Ag selaku dosen pembimbing II yang telah banyak membantu,
dengan meluangkan waktu dan tenaganya yang sangat berharga semata-mata
demi mengarahkan dan membimbing penulis selama penyusunan skripsi ini
6. Segenap Dosen Fakultas Syari’ah yang telah banyak memberikan ilmunya
kepada penulis dan senantiasa mengarahkan serta memberi motivasi selama
ix
penulis melaksanakan kuliah sehingga penulis mampu menyelesaikan
penulisan skripsi
7. Bapak Bintang Sholikhul. A, selaku Asisten Pemasaran BNI Syari’ah Cabang
Semarang beserta seluruh karyawan, yang telah memberi izin penulis untuk
melakukan penelitian skrpsi ini
8. Bapak, Ibu dan segenap keluarga tercinta yang telah mengasuh dan
membimbing serta memberikan dorongan kepada penulis, baik moral maupun
spiritual
9. Saudara-saudara penulis di kost Nusa Indah 1 Ngaliyan (uus, anik ,dek ara,
i2s, elly,la-la,dek ulfi,titik,mbak ima,mbak siti,mbak ismi, dan isda) canda
tawa bersama kalian tidak akan pernah terlupakan
10. Segenap teman-teman mahasiswa “khususnya insider EIA ‘06”, hima, i2k,
mudah (semoga cepat sembuh ya bu..), aya’, nikmah, olif, ozie, hambali,
wahyu, asnal, dan teman-teman yang lain yang tidak bisa penulis sebutkan
semuanya. Terima kasih, penulis ucapkan untuk kalian yang telah setia
berjuang bersama - sama mencari ilmu di fakultas tercinta kita..Good Luck..!!
11. Untuk Sahabat dan sahabati Almapaba ’06 PMII Rayon Syari’ah (ni2k, ani
komtink, ya2n (mantan presiden DEMA), obed (Pak PU), vian, khoirudin alias
pae, tamam (ucil), taufik robot) tetap semangat, tetap kompak dan jangan
pernah lupakan penulis yang pernah bergabung bersama kalian “Tangan
Terkepal dan Maju ke Muka”
12. Teman-teman KKN posko 34 Banjarsari Sayung Demak (nanik, charir, yuni
(teteh), yuli (bu RT), ifa, aida, romy (kordes), andi, syukron (habib), slem) dan
pak lurah sekeluarga. Kebersamaan bersama kalian selalu diwarnai dengan
senyuman dan menjadikan kita sebagai keluarga.Thank for all...
13. Kepada ustadh dan ustadhah TPQ Chasan Puro Purwoyoso yang selalu penulis
banggakan, terima kasih yang sebanyak-banyaknya karena telah memberi
kesempatan bagi penulis untuk mengamalkan ilmu al-Qur’an sebagai bekal
bagi para santri, pengalaman yang selalu menjadi kenangan dalam hidup..
x
Semoga Allah membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan
yang lebih dari yang mereka berikan. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa
skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi bahasa, isi maupun
analisisnya, sehingga kritik dan saran sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Amin Ya Rabbal Alamin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Semarang, 09 Desember 2010
USWATUN
062411040
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. v
HALAMAN DEKLARASI.......................................................................... vi
HALAMAN ABSTRAK............................................................................. vii
HALAMAN KATA PENGANTAR........................................................... viii
DAFTAR ISI............................................................................................... xi
DAFTAR TABEL………………………………………………………... xiii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................. 5
1.3 Tujuan Penelitian………………………………………... 5
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................ 5
1.5 Sistematika Penulisan ....................................................... 6
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Teori.................................................................. 8
2.1.1 Pembiayaan ............................................................... 8
2.1.2 Qardhul Hasan............................................................ 11
2.1.3 Usaha Kecil ................................................................ 21
2.1.4 Gambaran Umum BNI Syari’ah Cabang Semarang…. 26
2.2 Penelitian Terdahulu……………………………………… 37
2.3 Kerangka Pemikiran Teoritik…………………………… 39
2.4 Hipotesis............................................................................ 40
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data……………………………. ……. 41
3.2 Populasi dan Sampel…………………………………….. 42
3.3 Teknik Pengumpulan Data ................................................ 43
xii
3.4 Variabel Penelitian dan Pengumpulan……………........... 48
3.5 Teknik Analisis Data ……………………………………. 50
3.5.1 Uji Asumsi Klasik…………………………………… 50
3.5.2 Uji Normalitas………………………………………. 52
3.5.3 Pengujian Hipotesis…………………………………. 53
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskriptif Data Penelitian dan Responden………........... 57
4.1.1 Deskriptif Data Peneltian…………………………… 57
4.1.2 Deskriptif Responden………………………………. 58
4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas……………………............ 64
4.2.1 Uji Validitas………………………………………… 64
4.2.2 Uji Reliabilitas………………………………………. 66
4.3 Hasil Analisis Data............................................................. 67
4.3.1 Analisis Regresi……………………………............... 67
4.3.2 Uji Asumsi Klasik…………………………………… 68
4.3.3 Uji Normalitas……………………………………..... 71
4.3.4 Pengujian Hipotesis……………………………......... 73
4.3.5 Pembahasan………………………………………….. 76
BAB V : PENUTUP
5.1 Kesimpulan……………………………………………… 80
5.2 Saran……………………………………………………. 81
5.3 Penutup…………………………………………………. 82
DAFTAR PUSTAKA
BIODATA PENULIS
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Penggolongan Industri Menurut Jumlah Tenaga Kerja……. 23
Tabel 2.2 : Tingkat Kesulitan UKM Menurut BPS, 2003....................... 26
Tabel 3.1 : Pengambilan Keputusan ada tidaknya Autokolerasi………. 51
Tabel 4.1 : Jenis Kelamin Responden...................................................... 58
Tabel 4.2 : Usia Responden..................................................................... 59
Tabel 4.3 : Pendidikan Responden.......................................................... 60
Tabel 4.4 : Jenis Usaha Responden......................................................... 62
Tabel 4.5 : Jangka waktu Pembiayaan Responden................................. 63
Tabel 4.6 : Hasil Uji Validitas Instrumen............................................... 65
Tabel 4.7 : Hasil Uji Reliabilitas Instrumen........................................... 66
Tabel 4.8 : Hasil Pengolahan Angket..................................................... 67
Tabel 4.9 : Hasil Uji Autokorelasi.......................................................... 69
Tabel 4.10 : Analisis Scatterplot............................................................. 70
Tabel 4.11 : Grafik Histogram................................................................ 71
Tabel 4.12 : Grafik Normal Plot.............................................................. 72
Tabel 4.13 : Uji Statistik Kolmogorov Smirnov……………………….. 73
Tabel 4.14 : Koefisien Determinasi……………………………………. 74
Tabel 4.15 : Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)………………. 75
Tabel 4.16 : Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)……. 76
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perbankan dalam kehidupan suatu negara merupakan salah satu agen
pembangunan (agent of development). Hal ini dikarenakan adanya fungsi
utama dari perbankan sebagai lembaga intermediasi keuangan, yaitu
lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak.2 Adanya perbankan ini diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan dana bagi negara dan masyarakat guna menunjang jalannya
proses pembangunan.
Sektor hukum perbankan di Indonesia mengalami perkembangan
signifikan dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
tentang Perbankan. Hal ini terjadi karena di dalam kebijakan perbankan di
Indonesia pasca diundangkannya undang-undang ini secara tegas mengakui
eksistensi dari bank islam (Islamic Banking) atau yang lebih kita kenal
dengan bank syariah.
Berdasarkan pada ketentuan Pasal 1 ayat (13) Undang-undang Nomor
10 Tahun 1998, Prinsip Syariah diartikan sebagai aturan perjanjian
berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan
2 Pengertian Bank menurut Undang-Undang Perbankan No.10 tahun 1998 Pasal 1 Ayat
2
2
dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang
dinyatakan sesuai dengan syariah.
Dengan melihat pengertian prinsip syariah tersebut, maka dapat
ditarik sebuah kesimpulan bahwa produk perbankan syariah lebih variatif di
bandingkan dengan produk pada bank konvensional. Yang mana produk
pada bank syariah dirasakan dapat memenuhi kebutuhan nasabah deposan
maupun nasabah debitur sesuai dengan kebutuhan nyata mereka.
Sementara itu sektor ekonomi di Indonesia secara faktual sebagian
besar didukung oleh sektor usaha kecil dan menengah atau dikenal dengan
singkatan UKM. Pada saat krisis ekonomi pun ternyata sektor ini mampu
tetap bertahan, artinya sektor UKM mempunyai keunggulan dan sangat
potensial untuk lebih dikembangkan lagi melalui suatu kebijakan yang tepat
dan dukungan dari lembaga yang tepat. Adapun permasalahan utama yang
dihadapi oleh sektor UKM adalah berupa permodalan, dimana terkadang
dalam memperoleh modal dari bank mengalami kesulitan. Salah satu hal
yang menyebabkan adanya hal ini adalah adanya suku bunga kredit yang
tinggi dan diperlukannya jaminan kebendaan (collateral minded) yang sukar
dipenuhinya.
Dengan semaraknya perkembangan sektor perbankan syariah,
terutama pasca Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 maka diharapkan
dapat lebih membantu perkembangan UKM ini. Melalui pembiayaan yang
diberikan oleh bank syariah dengan karakteristik yang berbeda dengan
3
kredit/pinjaman (loan) dari bank konvensional, maka UKM akan dapat
memenuhi kebutuhan permodalan dimaksud.3
Salah satu bukti semaraknya perkembangan perbankan syariah
ditunjukkan dengan Pertumbuhan bank syariah yang berada di Jawa Tengah
yang cukup menggembirakan di tengah persaingan bisnis perbankan yang
makin ketat. Misalnya Bank BNI Syariah yang tampil dengan konsep
perbankan yang lebih adil dan transparan disesuaikan dengan prinsip
syariah.
Saat ini Bank BNI Syariah lebih menfokuskan pada segmen pasar
masyarakat kalangan menengah ke bawah. Dari segi pembiayaan lembaga
tersebut memiliki komitmen kepada pemberdayaan Usaha Kecil Menengah
(UKM). Hal itu dilakukan dengan pertimbangan risiko yang bakal dihadapi
kecil sebagai tahap awal penetrasi. UKM terbukti dapat bertahan di saat
krisis ekonomi sehingga dapat lebih diandalkan dalam hal pengembalian
pinjaman.4
Melihat kondisi seperti itu, Bank BNI Syari’ah Semarang sebagai
salah satu bank yang berada di wilayah tersebut merasa perlu untuk
membantu permasalahan yang mereka hadapi. Untuk menanggapi masalah
ini pimpinan BNI Syariah Cabang Semarang Adjat Djatnika, memberikan
tanggapan bahwa BNI Syari’ah akan memperlebar bidikan nasabah ke
kelompok pedagang kaki lima atau para pelaku usaha mikro kecil di wilayah
tersebut. Skema pinjamannya menggunakan Qardhul Hasan.
3 http://sharialearn.wikidot.com/khotibulumam003 dibrowsing tanggal 20 Pebruari 2010 4 http://www.suaramerdeka.com/harian/0307/28/eko2.htm dibrowsing tanggal 17 Juni
2010
4
Selama ini skema seperti Qardhul Hasan yang memberikan pinjaman
tanpa bunga dan jaminan memang menjadi ciri khas perbankan yang
berlabel Syari’ah. Khususnya di BNI Syari’ah, skema ini terutama untuk
menyalurkan dana Zakat, Infaq, dan Sadaqah karyawannya. Selain itu dana
bagi hasil nasabah dipercayakan kepada BNI Syari’ah untuk disalurkan.
Skema Qardhul Hasan sifatnya bisa bergulir jika diperuntukkan bagi sektor
usaha produktif. Pembiayaan maksimal adalah 5 juta per nasabah dengan
masa pengembalian hingga 3 tahun.
Saat ini pihaknya memberikan pinjaman kepada kelompok pengusaha
kecil di wilayah Semarang dan sekitarnya. Hingga kini BNI Syari’ah
Semarang telah memberikan pinjaman kepada 104 nasabah baik perorangan
maupun secara kelompok, dengan total pembiayaan Rp 295,6 juta.5
Melihat masalah di atas penulis merasa tertarik untuk menelitinya
lebih lanjut, dan hasil dari penelitian itu akan penulis susun dalam bentuk
skripsi yang diberi judul: “PENGARUH PEMBIAYAAN QARDHUL
HASAN PADA BNI SYARIAH CABANG SEMARANG TERHADAP
PERKEMBANGAN USAHA KECIL “
5 http://www.tempointeraktif.com di browsing tanggal 28 Pebruari 2010
5
1.2 Rumusan Masalah
Untuk mencapai tujuan dari pembahasan judul skripsi di atas, maka
penulis merumuskan dan membatasi permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah
cabang Semarang terhadap perkembangan usaha kecil ?
2. Bagaimana peranan pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah
cabang Semarang terhadap perkembangan usaha kecil ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI
Syari’ah cabang Semarang terhadap perkembangan usaha kecil.
2. Untuk mengetahui peranan pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI
Syari’ah cabang Semarang terhadap perkembangan usaha kecil.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Untuk memperkaya wawasan pengetahuan ilmiah sehingga dapat
dijadikan dasar serta sebagai salah satu studi banding bagi penulis
lainnya untuk melakukan penelitian selanjutnya.
2. Penelitian ini diharapkan dapat menunjukkan bahwa pembiayaan
Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah cabang Semarang memberikan
manfaat terhadap perkembangan usaha kecil nasabahnya.
6
3. Penelitian ini diharapkan bisa memainkan peranan perbankan syari’ah
dalam memberikan pembiayaan bisnis skala kecil dan menengah.
1.5 Sistematika Penelitian
Sistematika Penelitian dalam skripsi ini adalah:
Bagian awal skripsi berisi : Halaman Judul, Halaman Persetujuan
Pembimbing, Halaman Pengesahan, Halaman Motto, Halaman
Persembahan, Halaman Deklarasi, Halaman Abstrak, Halaman Kata
Pengantar, dan Halaman Daftar Isi.
Bab I merupakan pendahuluan yang merupakan gambaran secara
global dari keseluruhan isi skripsi yaitu meliputi : latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penelitian.
Kemudian dilanjutkan dengan bab II tinjauan pustaka yang
memaparkan tentang pengertian pembiayaan Qardhul Hasan, pengertian
usaha kecil, gambaran umum BNI Syari’ah Semarang, penelitian
sebelumnya, kerangka teori dan hipotesis.
Bab III metodologi penelitian, berisi tentang jenis dan sumber data,
populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, variabel penelitian dan
pengukuran, teknik analisis data.
Bab IV berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini dibagi
menjadi empat sub yang terdiri dari hasil penelitian berupa deskripsi data
7
penelitian dan responden, uji validitas dan reliabilitas, analisis data
penelitian dan pembahasan .
Bab V penutup, pada bab ini berisi kesimpulan-kesimpulan dari hasil
penelitian dan saran-saran yang perlu dikemukakan berkaitan dengan
penelitian.
Bagian Akhir dalam skripsi ini terdiri dari daftar kepustakaan, riwayat
hidup penulis dan lampiran-lampiran.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Teori
2.1.1 Pembiayaan
Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia Nomor 9/19/PBI/2007,
pembiayaan didefinisikan sebagai penyediaan dana atau tagihan atau
piutang yang dapat dipersamakan dengan itu. Sedangkan menurut
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang perbankan Syari’ah
definisi pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang
dipersamakan dengan itu. Berdasarkan Pasal 1 Angka 12 Undang-
Undang Perbankan No.10 Tahun 1998, tentang perubahan atas Undang-
Undang No.7 Tahun 1992.
Pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah adalah “Penyediaan
uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau
tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan
atau bagi hasil”
Darisini dapat disimpulkan bahwa pembiayaan adalah salah satu
jenis dan kegiatan usaha lembaga keuangan syari’ah untuk menyediakan
dana atau tagihan kepada masyarakat atau nasabah dengan kewajiban
mengembalikan dana atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu
dengan imbalan (margin) atau bagi hasil.6
6 Dadan Muttaqien, Aspek Legal Lembaga Keuangan Syari’ah,Yogjakarta: Safitria
Insania Press, 2009, hlm.85
9
Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu
pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-
pihak yang mengalami kekurangan dana (Deficit Unit). Menurut sifat
penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi 2 hal sebagai berikut :
a. Pembiayaan Produktif : Pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan produksi, dalam arti luas yaitu untuk peningkatan usaha.
b. Pembiayaan konsumtif : pembiayaan yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk
memenuhi kebutuhan.7
Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan permodalan dan
memenuhi kebutuhan pembiayaan, bank syari’ah memiliki ketentuan-
ketentuan yang berbeda dengan bank konvensional.Adapun piranti
syari’ah yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan bank syari’ah dapat
dibagi menjadi tiga produk, yaitu : 8
1) Produk Penyaluran Dana (Financing)
Dalam menyalurkan dananya kepada nasabah, secara garis
besar produk pembiayaan syari’ah terbagi ke dalam empat kategori
yang di bedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu :
a) Pembiayaan dengan prinsip jual beli
b) Pembiayaan dengan prinsip sewa
c) Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil
7 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah dari Teori ke Praktek, Jakarta : Gema
Insani Press, 2001, hlm. 160 8 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah Deskripsi dan Ilustrasi, Edisi
2, Yogyakarta: Ekonisia, 2003, hlm. 56
10
d) Pembiayaan dengan akad pelengkap
Pembiayaan dengan prinsip jual beli ditujukan untuk memiliki
barang, sedangkan yang menggunakan prinsip sewa ditujukan untuk
mendapatkan jasa. Prinsip bagi hasil digunakan untuk usaha kerja
sama yang ditujukan guna mendapatkan barang dan jasa sekaligus.
Produk yang termasuk dalam kelompok ini adalah produk
yang menggunakan prinsip jual beli seperti Murabahah, Salam, dan
Istishna serta produk yang menggunakan prinsip sewa, yaitu Ijarah
dan IMBT.
Sedangkan pada kategori ketiga, tingkat keuntungan bank
ditentukan dari besarnya keuntungan usaha sesuai dengan prinsip bagi
hasil. Produk perbankan yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah
Musyarakah dan Mudharabah. Sedangkan akad pelengkap tidak
ditujukan untuk mencari keuntungan, tapi ditujukan untuk
mempermudah pelaksanaan pembiayaan. Meskipun tidak ditujukan
untuk mencari keuntungan, dalam akad pelengkap ini diperbolehkan
untuk meminta pengganti biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
melaksanakan akad. Besarnya pengganti biaya ini sekedar untuk
menutupi biaya yang benar-benar timbul.
Produk yang termasuk dalam kelompok ini adalah Hiwalah,
Rahn, Qardh, Wakalah, dan Kafalah.9
9 Adiwarman A.Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih Dan Keuangan, Edisi 3, Jakarta, PT.
Raja Grafindo Persada, 2006, hlm. 98
11
2) Produk Penghimpunan Dana (Funding)
Penghimpunan dana di bank syari’ah dapat berbentuk giro,
tabungan, dan deposito. Prinsip operasional syari’ah yang diterapkan
dalam penghimpunan dana masyarakat adalah prinsip Wadi’ah dan
Mudharabah.10
3) Produk Jasa (Service)
Selain menjalankan fungsinya sebagai intermediaries
(penghubung) antara pihak yang membutuhkan dana (deficit unit)
dengan pihak yang kelebihan dana (surplus unit), bank syari’ah dapat
pula melakukan berbagai pelayanan jasa perbankan kepada nasabah
dengan mendapat imbalan berupa sewa atau keuntungan. Jasa
perbankan tersebut antara lain berupa Sharf, dan Ijarah.11
2.1.2 Qardhul Hasan
2.1.2.1 Pengertian Qardhul Hasan
Didalam kamus istilah fiqih Qardhul Hasan sama dengan
Qaradh Hasan artinya pinjaman yang baik. Yaitu mengembalikan
pinjaman lebih dari jumlah yang dipinjam dengan ikhlas tanpa syarat
sebelumnya.12
Sementara itu, didalam al-Qur’an surat al-Hadid ayat 11
pinjaman yang baik merupakan pengertian dari kata Qardhan
10 Ibid, hlm.107 11 Ibid, hlm.112 12 M. Abdul Mujieb, et al, Kamus Istilah Fiqih, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994, hlm.272
12
Hasanan, namun kata yang lebih banyak digunakan dikalangan para
ahli adalah kata Qardhul Hasan yang artinya kegiatan penyaluran
dana dalam bentuk pinjaman kebajikan tanpa imbalan dengan
kewajiban pihak peminjam mengembalikan pokok pinjaman secara
sekaligus atau cicilan dalam waktu tertentu.13
Dalam pengertian lain, Qardhul Hasan : pinjaman tanpa laba
(Zero-return). Al-Qur’an sangat menganjurkan kaum muslimin untuk
memberi pinjaman kepada yang membutuhkan. Peminjam hanya
wajib mengembalikan pokok pinjamannya, tetapi diperbolehkan
memberi bonus sesuai keridhaannya.14
Sedangkan pembiayaan Qardhul Hasan yaitu Pembiayaan
berupa pinjaman tanpa dibebani biaya apapun bagi kaum dhuafa yang
merupakan asnaf zakat/ infaq/ sedekah dan ingin mulai berusaha kecil-
kecilan. Nasabah hanya diwajibkan mengembalikan pinjaman
pokoknya saja pada waktu jatuh tempo sesuai dengan kesepakatan
dengan membayar biaya-biaya administrasi yang diperlukan, seperti
bea materai.15
2.1.2.2 Dasar Hukum Qardhul Hasan
1) Al-Qur’an surat Al-Baqarah : 245
13 Muhammad, Model-Model Akad Pembiayaan di Bank Syari’ah, Yogyakarta: UII Press,
2009, hlm.143 14 Mervyn K. Lewis & Latifa M.Algoud, Perbankan Syari’ah, Prinsip, Praktek &
Prospek, Jakarta: PT.Serambi Ilmu Semesta, 2007, hlm. 83 15 Wirdyaningsih, et al, Bank & Asuransi Islam Di Indonesia, Edisi.1, Jakarta : Kencana,
2005, hlm.127
13
Β # sŒ “ Ï%©!$# ÞÚÌ�ø) ム©!$# $ ·Êö�s% $YΖ |¡ ym … çµ x� Ïè≈ŸÒ㊠sù ÿ… ã& s! $ ]ù$ yèôÊ r& Zο u�( ÏWŸ2 4 ª!$#uρ âÙ Î6ø) tƒ
äÝ+Áö6 tƒuρ ϵ øŠ s9Î) uρ šχθãè y_ö�è? ∩⊄⊆∈∪
Artinya: Barang siapa meminjami Allah dengan pinjaman yang
baik, maka Allah melipat gandakan ganti kepadamu
dengan banyak. Allah menahan dan melapangkan
(rezeki) dan kepada-Nya lah kamu dikembalikan.…16
2) Al-Qur’an surat Al-Hadid :11
∅Β #sŒ “Ï% ©! $# ÞÚÌ�ø) ム©!$# $ ·Êö� s% $YΖ |¡ ym … çµ x� Ïè≈ŸÒ ã‹sù … çµ s9 ÿ… ã&s!uρ Ö�ô_r& ÒΟƒÌ�x. ∩⊇⊇∪
Artinya: Barang siapa meminjamkan kepada Allah dengan
pinjaman yang baik, maka Allah akan
mengembalikannya berlipat-ganda untuknya, dan
baginya pahala yang mulia.17
Yang menjadi landasan dalil dalam ayat ini adalah kita
diperintah untuk “ meminjamkan kepada Allah”, artinya untuk
membelanjakan harta di jalan Allah. Selaras dengan meminjamkan
kepada Allah, kita juga diperintah untuk “meminjamkan kepada
sesama manusia” sebagai bagian dari kehidupan bermasyarakat (Civil
Society) 18
3) Al-Hadist :
16 Tim Penyusun Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Surabaya :
Mekar, 2004, hlm. 50 17 Ibid, hlm.786 18 Muhammad Syafi’i Antonio, Op.cit, hlm.132
14
������ ��� ��������� ������ ���� �������� �� ������� ���� ������� �������� �������� ����
��� � � ���!���" ���#����$ �������� ������� ���� ������� �������� ���� %�&����' (���" ����
�&����' ����� �)�*�" ���� %�+�����" ���� :�-��. :�/ �-��. �+���0��1 �� #(0�2 ��� 3-�!�4
�5��!�6���' �7#�8��� �9��� (�0�� (�� �:���43" �7�0���� �;���"�/ � <0�4�$ : �����=�� 37�.��#>��
��?����@�'�" .������ �7���*��B�@�� C���D����$ .�;�03D�E :3F�������G��� ! �C���D��� 3-��� ��'
�-��. I�7�.��#>�� ���' 3F�J�E�" :�K������$ 3-�L�M�� �F�N�#M�� <O�P . �Q �C���D�6�M�B����$
�7�G��� ���' <Q�R �C ���D�6�M�� )+G�' ��� K�$/(١٩
Artinya: “Diriwayatkan dari Ubaidullah bin Abdil Karim, dari
Hisyam bin Kholid, dari Kholid bin Yazid, dan
diriwayatkan dari Abu Khatim, dari Hisyam bin Kholid,
dari Kholid bin Yazid bin Abi Malik dari bapaknya, dari
Anas bin Malik berkata Rasulullah bersabda, “Aku telah
melihat pada waktu malam di Isra’kan, pada pintu surga
tertulis: Sedekah dibalas sepuluh kali lipat dan Qardh
delapan belas kali lipat. Aku bertanya, ‘Wahai jibril
mengapa Qardh lebih utama dari sedekah. Ia menjawab’
“karena peminta sesuatu itu punya, sedangkan yang
meminjam dia tidak akan meminjam kecuali karena
keperluan”(Hadits riwayat Ibnu Majah).
4) Ijma’
Para ulama’ telah menyepakati bahwa Qardhul Hasan
boleh dilakukan. Kesepakatan ulama’ ini didasari tabiat manusia
yang tidak bisa hidup tanpa pertolongan dan bantuan saudaranya.
Tidak ada seorang pun yang memiliki segala barang yang ia
19 Al-khafidh Abi Abdillah Muhammad bin Yazid Al-Qozwin, Sunan Ibnu Majah,,
Nomor Hadis 2431, Juz 2, Bairut: Darul Fikr, hlm. 812
15
butuhkan. Oleh karena itu, pinjam meminjam sudah menjadi satu
bagian dari kehidupan di dunia ini. Islam adalah agama yang
sangat memperhatikan segenap kebutuhan umatnya.20
2.1.2.3 Syarat dan Rukun Qardhul Hasan
Rukun dari akad Qardhul Hasan yang harus dipenuhi dalam
transaksi adalah sebagai berikut :
1) Pelaku akad, yaitu muqtaridh (peminjan), pihak yang
membutuhkan dana, dan muqridh (pemberi pinjaman), pihak yang
memiliki dana ;
2) Objek akad, yaitu qardh (dana);
3) Tujuan, yaitu ‘iwadh atau countervalue berupa pinjaman tanpa
imbalan (pinjam Rp.X; dikembalikan Rp.X;);dan
4) Shighah, yaitu ijab dan qobul.
Sedangkan syarat dari akad Qardhul Hasan yang harus dipenuhi
dalam transaksi, yaitu:
1) Kerelaan kedua belah pihak; dan
2) Dana digunakan untuk sesuatu yang bermanfaat dan halal.21
2.1.2.4 Aspek Teknis Qardhul Hasan dalam Perbankan Syari’ah
Aplikasi Qardhul Hasan biasanya diterapkan sebagai hal berikut:
20 Muhammad Syafi’i Antonio, Op.cit, hlm. 132 21 Ascarya, Akad & Produk Bank Syari’ah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008,
hlm.48
16
a) Sebagai produk pelengkap kepada nasabah yang telah terbukti
loyalitas dan bonafiditasnya, yang membutuhkan dana talangan
segera untuk masa yang relatif pendek. Nasabah tersebut akan
mengembalikan secepatnya sejumlah uang yang dipinjamnya itu.
b) Sebagai fasilitas nasabah yang memerlukan dana cepat, sedangkan
ia tidak bisa menarik dananya karena, misalnya, tersimpan dalam
bentuk deposito.
c) Sebagai produk untuk menyumbang usaha yang sangat kecil atau
membantu sektor sosial.22
Ketentuan pemberi pinjaman (Bank) :
1) Bank dapat memberikan pinjaman Qardhul Hasan untuk
kepentingan nasabah berdasarkan kesepakatan.
2) Bank dapat membebankan biaya administrasi sehubungan dengan
pemberian Qardhul Hasan. Biaya administrasi ditetapkan dengan
nominal tertentu, tanpa terkait dengan jumlah dan jangka waktu
pinjaman.
3) Bank dapat memperpanjang jangka waktu pengembalian atau
menghapus buku sebagian/seluruh pinjaman nasabah, apabila
nasabah tidak dapat mengembalikan sebagian/seluruh
kewajibannya pada waktu yang telah disepakati karena nasabah
tidak mampu.
Ketentuan peminjam (Nasabah) :
22 Muhammad Syafi’i Antonio, Op.cit, hlm.133
17
1) Nasabah wajib mengembalikan jumlah pokok pinjaman Qardhul
Hasan pada waktu yang disepakati.
2) Nasabah dapat memberikan tambahan/sumbangan dengan sukarela
kepada bank selama tidak diperjanjikan dalam akad.
3) Karakter nasabah harus diketahui dengan jelas.
4) Adanya harapan bank bahwa nasabah mempunyai peluang untuk
mengembalikan dana pinjamannya.
5) Bank tidak diperbolehkan mempersyaratkan imbalan atau
kelebihan/hadiah (diluar pinjaman) dari nasabah peminjam
Qardhul Hasan.
Dokumentasi :
1) Surat persetujuan prinsip
2) Akad Qardhul Hasan
3) Surat permohonan realisasi pinjaman Qardhul Hasan
4) Tanda terima uang oleh nasabah
Lain-lain :
1) Semua biaya administrasi yang timbul akibat dari perjanjian ini
dapat ditanggung nasabah.
2) Penyaluran dana biaya administrasi dapat dilakukan secara
sekaligus atau secara mengangsur.
3) Atas pinjaman Qardhul Hasan, bank hanya boleh mengenakan
biaya administrasi.23
23 Muhammad, Op.cit, hlm.142
18
Untuk menghindari diri dari riba, biaya administrasi pada
pinjaman Qardhul Hasan :
a) Harus dinyatakan dalam nominal, bukan persentase
b) Sifatnya harus nyata, jelas dan pasti serta terbatas pada hal-hal
yang mutlak diperlukan untuk terjadinya kontrak.24
2.1.2.5 Sumber Dana dan Manfaat Qardhul Hasan
Fasilitas Qardhul Hasan ini diberikan kepada mereka yang
memerlukan pinjaman konsumtif jangka pendek untuk tujuan- tujuan
yang sangat urgen dan mendesak. Selain itu juga diberikan kepada
pengusaha kecil yang kekurangan dana, tetapi memiliki prospek yang
baik.25
Sumber dana pinjaman Qardhul Hasan dapat berasal dari
modal, infaq, shadaqah, denda, sumbangan dan pendapatan non
halal.26
Selain itu dana Qardhul Hasan juga berasal dari keuntungan
bank yang di sisihkan atau dari lembaga lain atau individu yang
mempercayakan penyaluran infaknya kepada bank.27
Melalui skim Qardhul Hasan, para penerima dana dilatih
untuk bertanggungjawab terhadap dana yang diterimanya dan harus
dapat menjadikan taraf hidupnya meningkat dari saat sebelum yang
bersangkutan menerima dana tersebut. Jika ia hanya menerima dana
24 Warkum Sumitro, Asas-Asas Perbankan Islam & Lembaga-Lembaga Terkait, Jakarta :
PT. Raja Grafindo, Cet.4,2004, hlm. 41 25 Ibid, hlm. 40 26 Muhammad, Op.cit, hlm. 143 27 Wirdyaningsih,et al, Loc. cit
19
yang bersifat bantuan semata, dana yang mereka terima hanya akan
habis untuk hal-hal yang bersifat konsumsi, dan hal itu tidak akan
menimbulkan motivasi untuk bekerja atau berusaha dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya, sedangkan Islam mengajarkan seseorang untuk
mengejar rezekinya, bukan menunggu dengan menengadahkan tangan
kepada orang lain.28
Kelebihan pemanfaatan dana yang disalurkan melalui skim
Qardhul Hasan antara lain adalah:
1) Transaksi Qardh bersifat mendidik, dan peminjam (muqtarid)
wajib mengembalikan, sehingga dana tersebut terus bergulir dan
semakin bertambah, dan diharapkan peminjam nantinya juga dapat
mengeluarkan zakat, infak dan shadaqah atas hasil usahanya
sendiri;
2) Dana infaq dan shadaqah sebagai dana sosial, akan selalu dapat
dimanfaatkan lagi untuk peminjam berikutnya;
3) Melalui skim Qardhul Hasan, akan meningkatkan kesadaran
masyarakat untuk membayarkan zakat, infaq dan shadaqah melalui
lembaga yang dipercayainya, sehingga dana tersebut tidak hanya
menjadi sekedar dana bantuan yang sifatnya sementara dan habis
guna kebutuhan konsumtif semata;
28 http://www.mail-archive.com/[email protected] dibrowsing pada tanggal 17
Maret 2010
20
4) Percepatan pembangunan ekonomi rakyat melalui usaha mikro
yang berbasiskan syariah Islam dapat diwujudkan menjadi sebuah
kenyataan.29
Manfaat lain yang didapatkan dari akad Qardhul Hasan diantaranya:
1) Memungkinkan nasabah yang sedang dalam kesulitan mendesak
untuk mendapat talangan jangka pendek.
2) Qardhul Hasan juga merupakan salah satu ciri pembeda antara
bank syari’ah dan bank konvensional yang di dalamnya terkandung
misi sosial, disamping misi komersial.
3) Adanya misi sosial kemasyarakatan ini akan meningkatkan citra
baik dan meningkatkan loyalitas masyarakat terhadap bank
syari’ah.
29 Ibid
21
Skema Teknik Qardhul Hasan dalam Perbankan: 30
Perjanjian Qardhul Hasan
Nasabah Bank
Tenaga Modal
Kerja Proyek 100 % Kembali
100% Usaha Modal
Keuntungan
2.1.3 Usaha Kecil
Menurut Undang – Undang No.20 Tahun 2008 tentang usaha
kecil, mikro, dan menengah pasal 1 ayat 2, usaha kecil adalah usaha
ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau
usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud
dalam undang- undang ini.
30 Muhammad Syafi’i Antonio, Op.cit, hlm. 134
22
Sedangkan menurut Undang-Undang No.9 Tahun 1995, usaha
kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan
memenuhi kriteria kekayaan bersih / hasil penjualan tahunan serta
kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.
Dalam Undang – Undang No. 20 Tahun 2008 pasal 2, usaha
mikro, kecil, dan menengah berasaskan :
a. Kekeluargaan
b. Demokrasi ekonomi
c. Kebersamaan
d. Efisiensi berkeadilan
e. Berkelanjutan
f. Berwawasan lingkungan
g. Kemandirian
h. Keseimbangan kemajuan, dan
i. Kesatuan ekonomi nasional
Kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 Bab III Pasal 5
adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (Dua
Ratus Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,-
(Satu Milyar Rupiah).
c. Milik Warga Negara Indonesia.
23
d. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik
langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha
besar.
e. Berbentuk usaha orang perseorangan , badan usaha yang tidak
berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk
koperasi.31
Kriteria jumlah karyawan berdasarkan jumlah tenaga kerja atau
jumlah karyawan merupakan suatu tolak ukur yang digunakan oleh
Badan Pusat Statistik (BPS) untuk menilai usaha kecil atau besar, sebagai
berikut :32
Tabel. 2.1
Penggolongan Industri Menurut Jumlah Tenaga Kerja
Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha Menengah Usaha Besar
Jumlah
Tenaga kerja
1-3 orang 5-19 orang 20-99 orang > 100 orang
Ciri-ciri Usaha Kecil :
1) Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak
gampang berubah
2) Lokasi/tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah-pindah
31 http://depkop.go.id , 2006 dibrowsing pada tanggal 15 Juli 2010 32 http://chichimoed.blogspot.com dibrowsing pada tanggal 29 Maret 2010
24
3) Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan meskipun
masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan
dengan keuangan keluarga, sudah membuat neraca usaha
4) Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk
NPWP
5) Sumber daya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam
berwira usaha
6) Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal
7) Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik
seperti business planning.
Contoh Usaha Kecil :
1) Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan yang memiliki tenaga
kerja
2) Pedagang di pasar grosir (agen) dan pedagang pengumpul lainnya
3) Pengrajin industri makanan dan minuman, industri meubel, kayu dan
rotan, industri alat-alat rumah tangga, industri pakaian jadi dan
industri kerajinan tangan
4) Peternakan ayam, itik, dan perikanan
5) Koperasi berskala kecil.33
Meski usaha kecil menengah mempunyai andil yang cukup besar
dalam pembangunan nasional, dalam menjalankan usahanya mereka
33 Ibid
25
selalu mempunyai kendala. Kategori permasalahan usaha kecil menengah
adalah:
a) Permasalahan yang bersifat klasik dan mendasar, antara lain berupa
permasalahan modal, bentuk badan hukum yang umumnya non-
formal, SDM, pengembangan produk dan akses pemasaran.
b) Permasalahan lanjutan, antara lain pengenalan dan penetrasi pasar
ekspor yang belum optimal, kurangnya pemahaman terhadap desain
produk yang sesuai dengan karakter pasar, permasalahan hukum yang
menyangkut hak paten, prosedur kontrak penjualan serta peraturan
yang berlaku di negara tujuan ekspor.
c) Permasalahan antara, ( intermediate Problems ), yaitu permasalahan
dari instansi terkait untuk menyelesaikan masalah dasar agar mampu
mengahadapi persoalan lanjutan secara lebih baik. Permasalahan
tersebut antara lain, dalam hal manajemen keuangan, agunan dan
keterbatasan dalam kewirausahaan.34
Selain permasalahan tersebut, usaha kecil juga memiliki
keterbatasan dalam berbagai hal, diantaranya keterbatasan mengakses
informasi pasar, keterbatasan jangkauan pasar, keterbatasan jaringan
kerja, dan keterbatasan mengakses lokasi usaha yang strategis selain
masalah klasiknya yang utama adalah dalam hal pendanaan. 35
34 http://akudantugasku.wordpress.com/2009/06/26 dibrowsing tanggal 13 Maret 2010 35 http://nandanataria.wordpress.com/2008/10/06 dibrowsing pada tanggal 20 Pebruari
2010
26
Tabel.2.2
Tingkat Kesulitan UKM Menurut BPS, 2003
Keterangan Tingkat Kesulitan
Permodalan 51,09 %
Pemasaran 34,72 %
Bahan baku 8,59 %
Ketenagakerjaan 1,09 %
Distribusi transportasi 0,22 %
Lainnya 3,93 %
Dari hal tersebut diatas diperlukan pembiayaan bagi usaha kecil
yang berguna dalam pengembangan usaha. Pembiayaan yang berasal dari
Bank Syariah diharapkan mendorong pengusaha kecil untuk dapat
meningkatkan produksinya sehingga usaha yang mereka miliki dapat
berkembang dan mampu bersaing dengan pengusaha lain.
2.1.4 Gambaran Umum BNI Syari’ah Cabang Semarang
2.1.4.1 Sejarah BNI Syari’ah Cabang Semarang
Sistem Syariah yang terbukti dapat bertahan dalam tempaan
krisis moneter 1997, meyakinkan masyarakat bahwa sistem tersebut
kokoh dan mampu menjawab kebutuhan perbankan yang transparan.
Berdasarkan hal itu dan mengacu pada UU No.10 Tahun 1998,
mulailah PT Bank Negara Indonesia (Persero ) merintis Divisi Usaha
Syariah.
Berawal dari 5 kantor Cabang di Yogyakarta, Malang,
Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin yang mulai beroperasi tanggal 29
27
April 2000, kini BNI Syariah memiliki lebih dari 20 Cabang di
seluruh Indonesia. Untuk memperluas layanan pada masyarakat,
masing-masing kantor cabang utama tersebut membuka kantor-kantor
cabang pembantu syariah (KCPS), sehingga keseluruhan kantor
cabang syariah sampai tahun 2007 berjumlah 54 buah. Selanjutnya
berlandaskan peraturan Bank Indonesia No 8/3/ PBI/2006 tentang
pemberian ijin bagi kantor cabang Bank konvensional yang memiliki
unit usaha syariah untuk melayani pembukaan rekening produk dana
syariah, BNI Syariah merespon ketentuan ini dengan cara bersinergi
dengan cabang konvensional guna melakukan “office channelling”.
Hingga saat ini outlet layanan syariah pada kantor cabang
konvensional berjumlah 636 outlet.36
• Dual System Bank
Dengan pola Dual System Bank, maka BNI Syariah saat ini
didukung oleh sistem Informasi Teknologi yang modern dan jaringan
transaksi yang sangat luas di seluruh Indonesia dengan memanfaatkan
jaringan Kantor Cabang BNI. Di dalam pelaksanaan operasional
perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan kepatuhan terhadap
aspek syariah. Hal ini dibuktikan dengan penghargaan dari Majelis
Ulama Indonesia (MUI) pada tahun 2004 sebagai Perbankan Syariah
Terbaik.
36 http://www.bni.co.id/Syari’ah, dibrowsing pada tanggal 27 September 2010
28
• Syari’ah Channeling Outlet
Dengan dukungan teknologi, BNI Syariah bersinergi dengan
cabang-cabang BNI konvensional untuk memberikan layanan
pembukaan rekening syariah. Cabang-cabang BNI tersebut dinamakan
Syariah Chanelling Outlet (SCO). Saat ini seluruh cabang BNI telah
dilengkapi dengan layanan pembukaan rekening syariah. Sehingga
masyarakat yang menghendaki untuk melakukan investasi
mudharabah melalui deposito syariah, tabungan syariah atau
menitipkan dana melalui giro syariah dan tabungan titipan (wadiah),
atau bahkan menghendaki mempersiapkan dana haji melalui tabungan
iB Haji, dan juga tabungan perencanaan iB Tapenas, maka nasabah
dapat mengunjungi cabang BNI terdekat.
Secara nasional cabang BNI yang sudah dapat melayani
pembukaan rekening syariah berjumlah lebih dari 600, dan dari waktu
ke waktu jumlah ini terus meningkat sesuai dengan misi untuk
memaksimalkan layanan dan kinerja sehingga menjadi bank syariah
kebanggaan anak negeri.37
Sejak 19 Juni 2010 lalu, PT Bank Negara Indonesia menyapih
(Spin Off) unit usaha syari’ah (UUS) menjadi PT Bank BNI Syari’ah.
Aksi spin off UUS menjadi Bank Umum Syari’ah ini terwujud setelah
BNI Syari’ah mendapat izin usaha berdasar Surat Keputusan
37 Ibid.
29
Gubernur Bank Indonesia No 12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei
2010.
Pemisahan menjadi entitas independen ini merupakan langkah
strategis BNI Syari’ah merespon perkembangan situasi ekonomi dan
kebutuhan pasar. Setelah spin off, BNI Syari’ah yakin bisa
meningkatkan prestasi mereka dengan berbagai langkah strategis.
Ke depan, BNI Syari’ah akan tetap fokus pada bisnis ritel dan
konsumer yang melayani masyarakat mulai dari usaha mikro, kecil,
dan menengah hingga aneka industri diberbagai daerah. Tentunya
dalam menjalankan bisnis, BNI Syari’ah akan selalu bersinergi
dengan BNI dan seluruh anak perusahaan BNI dalam kerangka kerja
BNI Incorporated.38
• VISI BNI Syari’ah
Menjadi bank syari’ah yang unggul dalam layanan dan kinerja
dengan menjalankan bisnis sesuai kaidah sehingga insyaallah
membawa berkah.
• MISI BNI Syari’ah
Secara istiqomah melaksanakan amanah untuk memaksimalkan
kinerja dan layanan perbankan dan jasa keuangan syari’ah
sehingga dapat menjadi bank syari’ah kebanggaan anak negeri.
38 Rizqullah, Menyongsong Prospek Cerah Sebagai Bank Syari’ah, dalam Suara
Merdeka, Jakarta ,12 Agustus 2010, hlm.24
30
• Tujuan BNI Syari’ah
Menyediakan produk dan jasa keuangan yang dikelola secara
syari’ah.
• Budaya Perusahaan BNI Syari’ah
Budaya kerja BNI Syari’ah adalah “Prinsip 46” yang merupakan
tuntunan perilaku BNI yang terdiri dari :
a) 4 Nilai Budaya Kerja :
1) Profesionalisme
2) Integritas
3) Orientasi Pelanggan
4) Perbaikan Tiada Henti
b) 6 Nilai Perilaku Utama Insan BNI :
1) Meningkatkan kompetensi dan memberikan hasil terbaik
2) Jujur, tulus, dan ikhlas
3) Disiplin, konsisten, dan bertanggung jawab
4) Memberikan layanan terbaik melalui kemitraan yang
sinergis
5) Senantiasa melakukan penyempurnaan
6) Kreatif dan inovatif 39
39 Annisa Angginia, Aplikasi Akad Rahn pada Produk Gadai Emas Syari’ah di PT BNI
Syari’ah Cabang Semarang, Tugas Akhir, IAIN Walisongo Semarang: 2009, hlm. 24
31
2.1.4.2 Struktur Organisasi BNI Syari’ah Cabang Semarang
2.1.4.3 Produk-Produk BNI Syari’ah Cabang Semarang
1 Produk Dana
a. Tabungan Syari’ah Plus
Merupakan simpanan dalam bentuk tabungan dengan prinsip
Mudharabah Mutlaqoh. Simpanan ini dapat disetor dan diambil
kapan saja diseluruh cabang BNI.
b. Deposito Mudharabah
Simpanan dana dalam bentuk deposito dengan prinsip
Mudharabah Mutlaqoh, dimana penarikannya dapat dilakukan
Pemimpin Cabang Syari’ah
Kontrol Intern
Penyelia Unit
Pemasaran Bisnis
Wakil Pimpinan
Bidang Operasional
Penyelia Unit
Pelayanan nasabah
Penyelia Unit
Operasional
Penyelia Unit
Keuangan & Umum
32
setelah jangka waktu tertentu yang memberikan bagi hasil yang
menarik dan menguntungkan.
c. Giro Wadiah
Simpanan dana dalam bentuk giro tabungan dengan
menggunakan prinsip wadiah yad dhamanah
d. THI Mudharabah
Tabungan haji ini dikelola dengan prinsip bagi hasil dan akan
membantu mewujudkan niat nasabah untuk menunaikan ibadah
haji.40
2. Produk Pembiayaan
a. Murabahah : jual beli barang pada harga asal dengan tambahan
keuntungan yang disepakati.
1) Murabahah Usaha Kecil
Pembiayaan syari’ah yang digunakan untuk tujuan produktif
dengan maksimal pembiayaan diatas Rp.150.000.000,00
sampai Rp.10.000.000.000,00 per nasabah pembiayaan.
2) Murabahah Kelayakan Usaha
Pembiayaan syari’ah dengan maksimal sampai dengan
Rp.150.000.000,00 per nasabah.
3) Murabahah Multiguna (BNI Multiguna Syari’ah)
Fasilitas pembiayaan konsumtif yang diberikan kepada
anggota masyarakat untuk semua kebutuhan konsumtif dan
40 Ibid, hlm.25
33
pengembangan usaha para professional dengan jaminan tanah
dan bangunan yang dimiliki oleh calon nasabah.
4) Murabahah Perumahan (BNI Griya Syari’ah)
Fasilitas pembiayaan konsumtif yang diberikan kepada
anggota masyarakat untuk membeli atau membangun rumah
tinggal yang disesuaikan dengan kebutuhan pembiayaan dan
kemampuan masing-masing calon nasabah.
5) Murabahah Kendaraan (BNI OTO Syari’ah)
Fasilitas pembiayaan konsumtif murabahah yang diberikan
kepada anggota masyarakat untuk pembelian kendaraan
bermotor yang dibiayai dengan pembiayaan ini.
6) Murabahah Pegawai (Flexi Syari’ah)
Pembiayaan konsumtif bagi pegawai atau karyawan suatu
perusahaan / lembaga/ instansi untuk pembelian berbagai
barang (kecuali kendaraan bermotor) dengan maksimal
pembiayaan Rp.30.000.000,00.41
b. Mudharabah : akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana
pihak pertama (shahibul maal) menyediakan 100% seluruh
modal, sedangkan pihak lainnya (mudharib) menjadi pengelola.
1) Mudharabah Usaha Kecil
41 Ibid, hlm.26
34
Pembiayaan syari’ah yang digunakan untuk tujuan produktif
dengan maksimal pembiayaan diatas Rp.150.000.000,00
sampai Rp.10.000.000.000,00 per nasabah pembiayaan.
2) Mudharabah Kelayakan Usaha
Pembiayaan syari’ah dengan maksimal sampai dengan
Rp.150.000.000,00 per nasabah.
c. Musyarakah : kerjasama antara kedua belah pihak atau lebih
untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak
memberikan kontribusi dana dengan keuntungan dan resiko
akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
1) Musyarakah Usaha Kecil
Pembiayaan syari’ah yang digunakan untuk tujuan produktif
dengan maksimal pembiayaan diatas Rp.150.000.000,00
sampai Rp.10.000.000.000,00 per nasabah pembiayaan.
2) Musyarakah Kelayakan Usaha
Pembiayaan syari’ah dengan maksimal sampai dengan
Rp.150.000.000,00 per nasabah.42
d. Ijarah : akad pemindahan hak guna atas barang dan jasa,
melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan
pemindahan kepemilikan (ownership) atas barang itu sendiri.
1) Ijarah Usaha kecil
42 Ibid, hlm. 27
35
Pembiayaan syari’ah yang digunakan untuk tujuan produktif
dengan maksimal pembiayaan diatas Rp.150.000.000,00
sampai Rp.10.000.000.000,00 per nasabah pembiayaan.
2) Ijarah kelayakan usaha
Pembiayaan syari’ah dengan maksimal sampai dengan
Rp.150.000.000,00 per nasabah.
e. Gadai Emas (Rahn) : penyerahan hak penguasaan secara fisik
atas harta/barang berharga berupa emas dari nasabah kepada
bank sebagai agunan atas pembiayaan yang diterima nasabah.
f. Qardhul Hasan : pemberian harta kepada orang lain yang dapat
ditagih/diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan
tanpa mengharapkan imbalan.
3. Produk Jasa
a. Kiriman Uang
Dengan fasilitas online BNI Syari’ah, nasabah dapat
melakukan kiriman uang antar cabang BNI Syari’ah secara
tepat
b. Inkaso
Nasabah yang membutuhkan tagihan warkat-warkat yang
berasal dari kota lain secara cepat.
c. Kliring
Jasa bagi nasabah yang membutuhkan penagihan warkat-
warkat yang berasal dari dalam kota secara cepat dan aman.
36
d. Garansi Bank
Bagi nasabah yang membutuhkan pinjaman kepada rekanan
bisnis untuk keperluan tender proyek, pelaksanaan proyek dan
sebagainya.43
2.1.2.4 Proses Pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah Cabang
Semarang
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Bapak Bintang
Salikhul. A, selaku Asisten Pemasaran BNI Syari’ah Cabang
Semarang pada hari Jum’at 24 September 2010, memberikan
informasi bahwa Sebelum pembiayaan Qardhul Hasan cair,
diperlukan jalur proses yang rinci agar bisa berdaya guna. prosesnya
adalah sebagai berikut :
1. Permohonan Pembiayaan
Persyaratan yang harus dipenuhi nasabah :
a. Mengisi formulir permohonan pembiayaan dengan melampirkan
foto copy:
- KTP
- Kartu keluarga
- Surat keterangan nikah
- Surat izin usaha
b. Memiliki rekening tabungan di BNI Syari’ah
43 Ibid, hlm. 28
37
2. Pemeriksaan
Program kunjungan usaha dilakukan sebelum dan sesudah
pelaksanaan pemberian pembiayaan Qardhul Hasan untuk dapat
memonitor pengusaha kecil, dilihat dari peningkatan pendapatan
per hari/bulan.
3. Pengikatan Pembiayaan
Pegawai BNI Syari’ah memberikan dokumen yang bermaterai
Rp.6000; dengan dihadiri pihak nasabah untuk pengikatan
pembiayaan Qardhul Hasan.
4. Realisasi
Setelah pengikatan dilakukan, maka nasabah harus menandatangani
tanda terima uang tunai dari pegawai yang bersangkutan.
2.2 Penelitian Terdahulu
Adapun sebagai bahan rujukan bagi penulis dan untuk mendukung
kevalidan dalam skripsi ini, maka akan penulis sampaikan beberapa karya
yang mungkin terkait dengan skripsi yang penulis bahas antara lain:
Hasil penelitian Muhammad Akhyar Adnan dan Firdaus
Furywardana (2006) dalam Jurnal akuntansi dan Auditing Indonesia (JAAI)
dengan judul “Evaluasi Non Perfomance Loan (NPL) Pinjaman Qardul
Hasan (Studi Kasus di BNI Syariah Cabang Yogyakarta) “. dalam jurnal
tersebut membahas tentang resiko pembiayaan Qardhul Hasan yang
terhitung tinggi karena ia dianggap pembiayaan yang tidak ditutup dengan
38
jaminan. Penelitian ini mengambil studi kasus pada salah satu cabang BNI
Syariah yakni Kantor Cabang Yogyakarta Syariah. karakter yang baik dan
referen yang objektif serta Payment yang semakin baik mampu
menurunkan rasio NPL. Sedangkan Purpose tidak memberikan kontribusi
terhadap NPL, peningkatan atau penurunan NPL tidak dapat diprediksikan
dari tujuan penggunaan.44
Skripsi atas nama Rosita Pratiwi dengan judul “ Evaluasi Penerapan
Pembiayaan Murabahah pada PT BNI (Persero) Tbk kantor Cabang Syariah
Medan “. Dalam skripsi tersebut menyimpulkan bahwa Dari keseluruhan
pembiayaan yang ada di BNI Syariah Cabang Medan, pembiayaan
murabahah merupakan jenis pembiayaan yang paling besar yaitu mencapai
75% (BNI Syariah Desember 2006). Proporsi tersebut menunjukkan bahwa
pembiayaan murabahah akan sangat menentukan perkembangan BNI
Syariah Cabang Medan. Tingkat pembiayaan yang semakin tinggi pada
suatu bank juga diiringi dengan adanya risiko kredit yang besar pula. Salah
satu cara untuk meminimalisir risiko kredit adalah dengan pengadaan suatu
pengendalian yang terdiri dari beberapa kebijakan dan prosedur yang
dirancang untuk menjalankan fungsi pengelolaan pembiayaan secara aman,
obyektif dan sesuai dengan ketentuan perbankan syariah yang berlaku.45
Tugas akhir yang disusun oleh Yovita Diah Aditriani (2006)
mahasiswa D3 Perbankan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang
44 Muhammad Akhyar Adnan dan Firdaus Furywardana , Evaluasi Non Perfomance Loan
(NPL) Pinjaman Qardul Hasan (Studi Kasus di BNI Syariah Cabang Yogyakarta), Jurnal
Akuntansi dan Auditing Indonesia Volume 10 No.2, Desember 2006, hlm.169 45 Rosita Pratiwi “ Evaluasi Penerapan Pembiayaan Murabahah pada PT BNI (Persero)
Tbk kantor Cabang Syariah Medan, Skripsi Akuntansi dipublikasikan, 2009.
39
dengan judul “ Penerapan pembiayaan Qardhul Hasan di Bank Syari’ah
Mandiri cabang Semarang “ yang di dalamnya membahas tentang
pembiayaan Qardhul Hasan di Bank Syari’ah Mandiri cabang Semarang
diperuntukkan bagi kaum dhuafa yang ingin bangkit dari kelemahan
ekonominya dengan usaha berdagang. Dana Qardhul Hasan ini didapat dari
ZIS maupun sumbangan dari nasabah melalui bank tersebut, dan dalam
pemberian pembiayaan ini usaha yang dilakukan harus merupakan usaha
pokok, bukan usaha sampingan.46
Skripsi dengan judul “Evaluasi tingkat pendapatan usaha kecil
sebelum dan sesudah memperoleh pembiayaan dari BMT Kauman
Beringharjo Jogjakarta” yang disusun oleh Evy Meirina Budi astuti (2007).
Dalam skripsi tersebut dijelaskan bahwa dari hasil analisis uji-t diperoleh
perbandingan t-hitung > t-tabel. Ini berarti Hi diterima dan Ho di tolak,
yaitu sesudah pembiayaan yang diberikan oleh BMT Beringharjo Kauman,
pendapatan pengusaha kecil mengalami peningkatan.47
2.3 Kerangka Pemikiran Teoritik
Sejalan dengan tujuan penelitian dan kajian teori yang sudah dibahas
diatas selanjutnya akan diuraikan kerangka berfikir mengenai pengaruh
pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah Cabang Semarang terhadap
46 Yovita Diah Aditriani, Penerapan Pembiayaan Qardhul Hasan di Bank Syari’ah
Mandiri Cabang Semarang, Tugas Akhir, Semarang: 2006 47 Evi Meirina Budi Astuti, Evaluasi Tingkat Pendapatan Usaha kecil Sebelum dan
sesudah mendapatkan pembiayaan dari BMT Kauman Beringharjo Jogjakarta, Skripsi,
Yogjakarta : UII, 2007.
40
perkembangan usaha kecil. Kerangka pemikiran teoritik penelitian
dijelaskan pada gambar dibawah ini;
Gambar Kerangka Pemikiran Teoritik :
2.4 Hipotesis
Hipotesis adalah harapan yang dinyatakan oleh peneliti mengenai
hubungan antara variabel-variabel didalam masalah penelitian.48
Berdasarkan deskripsi teori di atas, Hipotesis dalam penelitian ini
adalah :
Hipotesis Nol (H0) : Pembiayaan Qardhul Hasan tidak
memberikan pengaruh positif terhadap
perkembangan usaha kecil.
Hipotesis Alternatif (Ha) : Pembiayaan Qardhul Hasan memberikan
pengaruh positif terhadap perkembangan
usaha kecil.
48 Consuelo G.Sevilla, et al, Pengantar Metode Penelitian, Jakarta : UI-Press, 1993,
hlm.13
-
F
Pembiayaan
Qardhul Hasan
(X)
Usaha Kecil
(Y)
Manfaat
persyaratan
Proses
Pinjaman
41
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian merupakan cara kerja untuk dapat memahami obyek
yang menjadi sasaran atau tujuan penelitian. Dalam penyusunan skripsi ini,
penulis menggunakan berbagai metodologi penelitian.
3.1 Jenis dan Sumber Data
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama
baik dari individu atau perseorangan seperti wawancara atau hasil
pengisian kuesioner.49
Dalam penyusunan skripsi ini, data primer adalah
informasi tentang pengaruh pembiayaan Qardhul Hasan terhadap
perkembangan usaha kecil yang diperoleh dari hasil wawancara dan
penyebaran kuesioner .
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih
lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh
pihak lain. Data sekunder disajikan antara lain dalam bentuk tabel-tabel
dan diagram-diagram. Data sekunder yang didapat dalam penyusunan
skripsi ini berupa data yang diperoleh dari berbagai sumber yang
berkaitan, dapat melalui buku-buku, literatur, artikel yang didapat dari
49 Husein Umar, Research Methods in Finance and Banking, Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, Cet ke-2, 2002, hlm. 82.
42
website, maupun sumber lain yang terkait dengan penelitian ini dan
mampu untuk dipertanggungjawabkan.50
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang
ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
penelitiannya merupakan penelitian populasi.51
Populasi yang dijadikan
sebagai obyek dalam penelitian ini adalah sejumlah pengusaha kecil yang
mendapat pinjaman Qardhul Hasan dari BNI Syari’ah cabang Semarang,
yaitu sebanyak 108 nasabah. Mengingat jumlah populasi cukup banyak,
maka dalam rangka efisiensi dan keefektifan penelitian, dilakukan sampling
(pengambilan sampel) sebagai representasi populasi.
Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka
penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti, dinamakan sampel apabila kita bermaksud
untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel.52
Dalam pengambilan
sampel, Suharsini Arikunto memberikan pedoman bahwa apabila subyeknya
kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi. jika jumlah subjeknya besar dapat diambil
antara 10 - 20 % atau 20 - 25 % atau lebih.53
50 Ibid. 51 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, edisi Revisi V,
Jakarta: Rineka Cipta, 2002, cet. Ke-12, hlm.108 52 Ibid, hlm. 109 53 Ibid, hlm. 112
43
Dalam penelitian ini, penulis mengambil 30 % dari jumlah populasi
yaitu sebanyak 33 responden, sedangkan dalam teknik pengambilan sampel
peneliti menggunakan non probability sampling, yaitu teknik pengambilan
sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap
unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel dengan metode
quota sampel, yakni pengambilan sampel didasarkan pada jumlah yang
sudah ditentukan.
Dalam pengumpulan
data, peneliti menghubungi subjek yang memenuhi
persyaratan ciri – ciri populasi, tanpa menghiraukan dari mana asal subjek
tersebut (asal masih dalam populasi). Pengambilan sampel ini didasarkan
pada subjek yang mudah ditemui, sehingga pengumpulan datanya mudah
dan terpenuhinya jumlah (quotum) yang telah ditetapkan 54
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan bagian terpenting dalam suatu
penelitian. Langkah-langkah dalam pengumpulan data :
1. Interview (wawancara)
Interview atau wawancara sebagai teknik pengumpulan data
apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila ingin mengetahui hal-
hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya
54 Ibid, hlm. 141
44
sedikit/kecil.55
Dalam penyusunan skripsi ini, wawancara dilakukan
dengan pegawai yang menangani pembiayaan Qardhul Hasan di BNI
Syari’ah cabang Semarang dan nasabahnya.
2. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode untuk mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan-catatan, transkip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya.56
Metode
ini digunakan sebagai pelengkap guna memperoleh data sebagai bahan
informasi yang berupa latar belakang BNI Syari’ah, produk-produk yang
dimiliki, daftar nasabah pembiayaan Qardhul Hasan, serta data lain yang
mendukung.
3. Kuesioner (Angket)
Metode kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian
pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti.
Untuk memperoleh data, angket disebarkan kepada responden.57
Metode
ini digunakan untuk pengambilan data mengenai pengaruh pembiayaan
Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah Cabang Semarang terhadap
perkembangan usaha kecil.
Kuesioner yang dipakai disini adalah model tertutup karena
jawaban telah disediakan dan pengukurannya menggunakan skala Likert.
55 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung : Alfabeta,
2008, hlm.137 56 Suharsimi Arikunto, Op. cit, hlm 231 57 Cholid Narbuko,Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2009, hlm.70
45
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, dengan 5
alternatif jawaban sebagai berikut :
SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
N : Netral/Ragu-ragu
Masing-masing jawaban memiliki nilai sebagai berikut:58
SS : 5 TS :2
S : 4 STS : 1
N : 3
Langkah yang tak kalah penting dalam rangka kegiatan
pengumpulan data adalah melakukan pengujian terhadap instrumen (alat
ukur) yang akan digunakan. Kegiatan pengujian instrumen penelitian
meliputi dua hal, yaitu pengujian validitas dan reliabilitas.
a. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-
tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen.59
Instrumen
dikatakan valid jika dapat mengukur apa yang diinginkan dan
mengungkap data variabel yang diteliti secara tepat.
58 Sugiyono, Op.cit,hlm. 93 59 Suharsimi Arikunto, Op. cit, hlm.168
46
Dalam penelitian ini validitas yang digunakan adalah validitas
internal, validitas yang dicapai apabila terdapat kesesuaian antara
bagian-bagian instrumen dengan instrumen secara keseluruhan.60
Dengan kata lain, sebuah instrumen dikatakan memiliki validitas
internal apabila setiap bagian instrumen mendukung missi instrumen
secara keseluruhan yaitu mengungkap data dari variabel yang
dimaksud.
Dalam pengujian validitas instrumen pada penelitian ini
digunakan analisa butir. Cara pengukuran analisa butir tersebut adalah
mengkorelasikan skor butir dengan skor total dengan rumus produc
moment, yaitu :
( )( )
{ ( )} ( )}{ ∑∑∑∑∑ ∑∑
−−
−=
2222 XYNXXN
YXXYNRxy
Keterangan : R = Koefisien korelasi
N = Jumlah subyek atau responden
X = Skor butir
Y = Skor total 61
Validitas data diukur dengan cara membandingkan nilai hitung
r dan nilai tabel r. Kriterianya jika nilai hitung r lebih besar (>) dari
nilai tabel r, maka item instrumen valid.62
60
Ibid, hlm 171 61 Ibid, hlm 170 62 Sambas Ali Muhibin,Maman Abdurrahman, Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur
dalam Penelitian, Bandung : CV Pustaka Setia, 2007, hlm. 36
47
b. Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena
instrumen sudah baik.63
Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu
instrumen dapat memberi hasil. Pengukuran yang konsisten apabila
pengukuran dilakukan berulang-ulang terhadap gejala yang sama
dengan alat pengukuran yang sama. Uji reliabilitas ini hanya
dilakukan pada data yang dinyatakan valid. Untuk menguji reliabilitas
digunakan teknik croanbach alpa > 0,60
Rumus croanbach alpa adalah sebagai berikut:
−
−=
∑2
1
2
11 11 σ
σ b
k
kr
Keterangan :
11r = Reliabilitas instrumen
k = Jumlah kuesioner
∑ 2
bσ = Jumlah varian butir
2
1σ = Varian total64
Untuk mencari varian butir dengan rumus :
( )( )
N
N
xx∑ ∑
−
=
2
2
2σ
63 Suharsimi Arikunto, Op.cit, hlm 178 64 Ibid, hlm 196
48
Keterangan :
σ = Varian tiap butir
x = Jumlah skor butir
N = Jumlah responden65
Reliabel data diukur dengan cara membandingkan nilai hitung
r dan nilai tabel r. Kriterianya jika nilai hitung r lebih besar (>) dari
nilai tabel r, maka instrumen dinyatakan reliabel. Apabila nilai hitung
r lebih kecil (<) dari nilai tabel r maka instrumen dinyatakan tidak
reliabel.
3.4 Variabel Penelitian dan pengukuran
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi :
1. Variabel Independen : variabel ini sering disebut sebagai variabel bebas.
Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent.66
Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel independent adalah Pembiayaan
Qardhul Hasan.
2. Variabel Dependen : sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel
terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
65 Ibid, hlm 196 66 Sugiyono, Op.cit, hlm.38
49
karena adanya variabel bebas.67
Variabel dependent dalam penelitian ini
adalah perkembangan usaha kecil.
Variabel, Definisi, Indikator dan Skala Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel
penelitian
Definisi Indikator
Skala
Pengukuran
Pembiayaan
Qardhul Hasan
(Variabel
Bebas, X)
Pembiayaan berupa pinjaman
tanpa dibebani biaya apapun
bagi kaum dhuafa yang
merupakan asnaf zakat/
infak/ sedekah dan ingin
mulai berusaha kecil-kecilan
(Wirdyaningsih ,et.al:2005)
• Persyaratan
• Proses
Pinjaman
• Manfaat
Diukur melalui
angket dengan
menggunakan
skala likert.
Perkembangan
Usaha kecil
(Variabel
Terikat, Y)
Kegiatan ekonomi rakyat
yang berskala kecil dengan
memenuhi kriteria kekayaan
bersih / hasil penjualan
tahunan serta kepemilikan
sebagaimana diatur dalam
undang-undang ini (UU No.9
Tahun 1995)
• Jenis usaha
• Pendapatan
• Modal Usaha
Diukur melalui
angket dengan
menggunakan
skala likert.
Sumber data : dikembangkan untuk penelitian, 2010
67 Ibid.
50
3.5 Teknik Analisis Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini akan dianalisis dengan
menggunakan metode analisis regresi yang bertujuan untuk mengukur
kekuatan asosiasi (hubungan) linear antara dua variabel atau lebih dan
menunjukkan arah hubungan diantara variabel tersebut.68
Sebelum melihat besarnya pengaruh yang terjadi antara variabel
dependen dengan variabel independen, maka terlebih dahulu akan diketahui
hubungan variabel tersebut dengan menggunakan uji asumsi klasik dan uji
normalitas.
3.5.1 Uji Asumsi Klasik
1. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas tidak dilakukan karena variabel bebas
(independen) dalam model regresi hanya 1, sehingga tidak mungkin
berkorelasi dengan variabel bebas (independen) lainnya.
2. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi
korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau
tidaknya autokorelasi adalah menggunakan Uji Durbin – Watson (DW
68 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Progam SPSS, Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, 2006, hlm. 86
51
test). Uji Durbin – Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat
satu dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi
dan tidak ada variabel lagi diantara variabel independen. Hipotesis yang
akan diuji adalah :
H0 : Tidak ada autokorelasi (r =0)
HA : Ada autokorelasi (r 0)
Tabel. 3.1
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi : 69
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif
Tidak ada autokorelasi positif
Tidak ada korelasi negatif
Tidak ada korelasi negatif
Tidak ada autokorelasi,
positif atau negative
Tolak
No decision
Tolak
No decision
Tidak ditolak
0
4 – dl < d < 4
4 – du d 4 - dl
du < d < 4 – du
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda
69 Ibid, hlm.100
52
disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
Heteroskedastisitas.
Kemungkinan adanya gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu dengan grafik scatterplot
antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah
diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya)
yang telah di-studentized. Jika pada grafik tidak ada pola yang jelas serta
titik-titik menyebar di atas dan di bawah sumbu 0 (nol) pada sumbu Y,
maka tidak terjadi heteroskedastisitas dalam suatu model regresi.70
3.5.2 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal,
seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual
mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji
statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara
yang tepat untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau
tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik
Cara yang pertama untuk melihat normalitas residual adalah
dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data
observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Jika
70 Ibid, hlm. 125
53
distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data
sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.71
Sedangkan cara yang kedua yaitu uji statistic non parametric
Kolmogorov – Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat
hipotesis :
H0 : Data residual berdistribusi normal
HA : Data residual tidak berdistribusi normal72
3.6 Pengujian Hipotesis
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat
diukur dari Goodness of Fitnya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur
dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t.
Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji
statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak).
Sebaliknya disebut tidak signifikan apabila nilai uji statistiknya berada
dalam daerah dimana H0 diterima.
1. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil
berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu
71 Ibid, hlm. 147 72 Ibid, hlm. 151
54
berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen.73
2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat.
Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria
pengambilan keputusan sebagai berikut:
• Quick look : bila nilai F lebih besar daripada 4 maka H0 dapat
ditolak pada derajat kepercayaan 5%, dengan kata lain kita
menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa semua
variabel independen secara serentak dan signifikan
mempengaruhi variabel dependen
• Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut
tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka
H0 ditolak dan menerima HA.74
3. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel penjelas/ independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen.
73 Ibid, hlm. 87 74 Ibid, hlm. 88
55
Untuk melakukan uji t adalah sebagai berikut :
• Quick look : bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau
lebih, dan derajat kepercayaan sebesar 5%, maka H0 yang
menyatakan bi = 0 dapat ditolak bila t lebih besar dari 2 (dalam
nilai absolut). Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif,
yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara
individual mempengaruhi variabel dependen.
• Membandingkan nilai statistik t dengan nilai kritis menurut tabel.
Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi
dibandingkan nilai t tabel, kita menerima hipotesis alternatif yang
menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual
mempengaruhi variabel dependen.75
Setelah menganalisis data dengan menggunakan uji asumsi klasik
dan uji normalitas, untuk menjawab rumusan masalah selanjutnya, penulis
juga menggunakan metode deskriptif. Deskriptif adalah metode dalam
meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu
sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan
dari deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi gambaran atau lukisan
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
75 Ibid, hlm.89
56
hubungan antar fenomena yang diselidiki. Menurut Whitney (1960), metode
deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat.76
Berdasarkan metode penelitian ini, penulis ingin menggambarkan
atau menjabarkan tentang bagaimana peranan pembiayaan Qardhul Hasan
pada BNI Syari’ah cabang Semarang terhadap perkembangan usaha kecil.
76 Muhammad. Nazir, Metode Penelitian, Bogor: Ghalia Indonesia, Cet. ke-6, 2005, hlm.
54.
57
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskriptif Data Penelitian dan Responden
4.1.1 Deskriptif Data Penelitian
Data penelitian dikumpulkan dengan cara membagikan kuesioner
secara langsung kepada responden yang berhasil ditemui. Kuesioner
diperoleh dengan cara peneliti menemui langsung responden dan
memberikan kuesioner untuk diisi oleh para responden yang merupakan
para pelaku usaha kecil yang mendapat pembiayaan Qardhul Hasan dari
BNI Syari’ah cabang Semarang. Pengumpulan data secara langsung
dengan menemui responden, hal ini diharapkan agar lebih efektif untuk
meningkatkan respon rate responden dalam penelitian ini. Survey dengan
kuesioner dilakukan pada hari Selasa tanggal 5 Oktober 2010 di Masjid
Agung Jawa Tengah dengan mengambil 12 responden, pada tangal 9 s/d
10 Oktober 2010 di Bangetayu Wetan dan Perumahan Sembung Harjo
Permai Genuk dengan mengambil 14 responden, dan pada tanggal 28 s/d
29 Oktober 2010 di lingkungan kantin UNISSULA Semarang
(PUMANISA) dengan mengambil 7 responden.
Adapun teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel
adalah dengan menggunakan teknik metode Quota Sampel. Yakni
pengambilan sampel didasarkan pada jumlah yang sudah ditentukan.
Pengambilan sampel ini didasarkan pada subjek yang mudah ditemui,
58
sehingga pengumpulan datanya mudah dan terpenuhinya jumlah
(quotum) yang telah ditetapkan, maka jumlah sampel yang di dapat
sebanyak 33 sampel. Dengan demikian syarat pengolahan data dengan
alat analisis SPSS sampel dapat terpenuhi.
4.1.2 Deskripstif Responden
Penyajian data diskriptif penelitian bertujuan agar dapat dilihat
profil dari data penelitian tersebut dan hubungan yang ada antar variabel
yang digunakan dalam penelitian. Data deskriptif yang menggambarkan
keadaan atau kondisi responden merupakan informasi tambahan untuk
memahami hasil-hasil penelitian. Responden dalam penelitian ini
memiliki karakteristik. Karakteristik-karakteristik penelitian terdiri dari:
1) Jenis Kelamin
Adapun data mengenai jenis kelamin responden nasabah
pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah cabang Semarang
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1
SEX
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 18 54,5 54,5 54,5
Perempuan 15 45,5 45,5 100,0
Total 33 100,0 100,0
(Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010)
Berdasarkan keterangan pada tabel diatas dapat diketahui
tentang jenis kelamin nasabah pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI
59
Syari’ah cabang Semarang yang diambil sebagai responden. Jenis
kelamin yang paling banyak adalah jenis kelamin laki-laki sebesar
54,50 % dan perempuan sebesar 45,50 %. Dari keterangan diatas
menunjukkan bahwa sebagian besar nasabah pembiayaan Qardhul
Hasan BNI Syari’ah cabang Semarang yang diambil sebagai
responden dalam penelitian ini adalah laki-laki.
2) Usia Responden
Data mengenai usia responden disini, peneliti
mengelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu dari umur 30-39
tahun, 40-49 tahun, dan lebih dari 50 tahun. Adapun data mengenai
usia nasabah pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah cabang
Semarang yang diambil sebagai responden adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2
USIA
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 30-39 7 21,2 21,2 21,2
40-49 16 48,5 48,5 69,7
> 50 10 30,3 30,3 100,0
Total 33 100,0 100,0
(Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010)
Berdasarkan keterangan pada tabel diatas dapat diketahui
tentang usia/umur nasabah pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI
Syari’ah cabang Semarang yang diambil sebagai responden. Umur
responden yang menjadi sampel penelitian ini berkisar 30-39 tahun,
60
terdapat sebanyak 7 responden atau 21,2% dari jumlah sampel,
yang memiliki umur 40-49 tahun terdapat 16 responden atau 48,5%,
dan yang memiliki umur lebih dari 50 tahun sebanyak 10 responden
atau 30,3%. Dari keterangan diatas menunjukkan bahwa sebagian
besar nasabah pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah
cabang Semarang yang diambil sebagai responden dalam penelitian
ini adalah berusia 40-49 tahun.
3) Pendidikan Responden
Data mengenai pendidikan responden disini, peneliti
mengelompokkan menjadi lima kategori, yaitu SD, SMP, SMA,
Diploma, dan Sarjana. Adapun data mengenai pendidikan nasabah
pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah cabang Semarang
yang diambil sebagai responden adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3
PENDIDIKAN
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid SD 14 42,5 42,5 42,5
SMP 7 21,2 21,2 63,7
SMA 10 30,3 30,3 94,0
Diploma 1 3,0 3,0 97,0
Sarjana 1 3,0 3,0 100,0
Total 33 100,0 100,0
(Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010)
Berdasarkan keterangan pada tabel diatas dapat diketahui
tentang latar belakang pendidikan nasabah pembiayaan Qardhul
61
Hasan pada BNI Syari’ah cabang Semarang yang diambil sebagai
responden sebagian besar berpendidikan SD sebanyak 14 orang atau
42,5 %, SMP sebanyak 7 orang atau 21,2 %, SMA sebanyak 10
orang atau 30,3 %, Diploma dan Sarjana masing-masing 1 orang
atau 3,0 %. Dari keterangan diatas menunjukkan bahwa pendidikan
terakhir sebagian besar nasabah pembiayaan Qardhul Hasan pada
BNI Syari’ah cabang Semarang yang diambil sebagai responden
dalam penelitian ini adalah SD. Masih sangat sedikit diantara para
pelaku usaha kecil ini berpendidikan Sarjana, fakta menunjukkan
masih rendahnya kualitas sumber daya usaha kecil dalam bidang
manajemen, organisasi, penguasaan teknologi, dan kewirausahaan.
Pada umumnya para pelaku usaha kecil lebih fokus pada pengalaman
dalam menjalankan usahanya.
4) Jenis Usaha
Data mengenai jenis usaha responden disini, peneliti
mengelompokkan menjadi empat kategori, yaitu pedagang sembako,
pedagang sayuran, warung makan, dan lainnya. Adapun data
mengenai jenis usaha nasabah pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI
Syari’ah cabang Semarang yang diambil sebagai responden adalah
sebagai berikut :
62
Tabel 4.4
Jenis Usaha
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Pdg.Sem
bako 4 12,1 12,1 12,1
Pdg.Say
uran 1 3,0 3,0 15,1
Warung
Makan 20 60,7 60,7 75,8
Lainnya 8 24,2 24,2 100,0
Total 33 100,0 100,0
(Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010)
Berdasarkan keterangan pada tabel diatas dapat diketahui
tentang jenis usaha nasabah pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI
Syari’ah cabang Semarang yang diambil sebagai responden.
Nasabah yang bekerja sebagai pedagang sembako sebanyak 4 orang
atau 12,1 %, pedagang sayuran sebanyak 1 orang atau 3,0 %, warung
makan sebanyak 20 orang atau 60,7 %, dan lainnya adalah 8 orang
atau 24,2%. Dari keterangan diatas menunjukkan bahwa jenis usaha
sebagian besar nasabah pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI
Syari’ah cabang Semarang yang diambil sebagai responden dalam
penelitian ini adalah warung makan .
5) Jangka Waktu Pembiayaan
Data mengenai jangka waktu pembiayaan disini, peneliti
mengelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu 9 Bulan, 20 Bulan,
dan 24 Bulan. Adapun data mengenai jangka waktu pembiayaan
63
nasabah pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah cabang
Semarang yang diambil sebagai responden adalah sebagai berikut :
Tabel 4.5
Jangka Waktu Pembiayaan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 9 Bulan 12 36,4 36,4 36,4
20
Bulan 4 12,1 12,1 48,5
24
Bulan 17 51,5 51,5 100,0
Total 33 100,0 100,0
(Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010)
Berdasarkan keterangan pada tabel diatas dapat diketahui
tentang jangka waktu pembiayaan nasabah pembiayaan Qardhul
Hasan pada BNI Syari’ah cabang Semarang yang diambil sebagai
responden. Nasabah yang mengembalikan pinjaman dalam jangka
waktu 9 bulan sebanyak 12 orang atau 36,4 %, 20 bulan sebanyak 4
orang atau 12,1 %, dan yang mengembalikan pinjaman dalam jangka
waktu 24 bulan sebanyak 17 orang atau 51,5 %. Dari keterangan
diatas menunjukkan bahwa sebagian besar nasabah pembiayaan
Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah cabang Semarang yang diambil
sebagai responden dalam penelitian ini mengembalikan pinjaman
dalam jangka waktu 24 bulan.
64
4.2 UJI VALIDITAS dan RELIABILITAS
4.2.1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor
atau butir pertanyaan dengan skor konstruk atau variable. Hal ini dapat
dilakukan dengan uji signifikansi yang membandingkan r hitung dengan r
table untuk degree of fredom (df) = n-k dalam hal ini n adalah jumlah
sampel dan k adalah konstruk. apabila r hitung untuk r tiap butir dapat
dilihat pada kolom Corected Item Total Correlation lebih besar dari r tabel
dan nilai r positif, maka butir atau pertanyaan tersebut dapat dikatakan
valid.
Pengujian ini dilakukan apakah kuesioner yang ada dapat
mengungkapkan data-data yang ada pada variabel-variabel penelitian
secara tepat. Hasil dari pengujian validitas kuesioner dapat diketahui
sejauh mana data yang terkumpul sesuai dengan variabel-variabel
penelitian.
Untuk tingkat validitas, dilakukan uji signifikansi dengan
membandingkan r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n-k.
Pada kasus ini, besarnya df dapat dihitung 33-3 atau df = 30 dengan
alpha 0,05 (α=5 %), didapat r tabel 0,344. Apabila r hitung lebih besar r tabel
(r hitung > r tabel) dan nilai r positif, maka butir pertanyaan tersebut dapat
dikatakan valid, dan sebaliknya apabila (r hitung < r tabel) maka pertanyaan
tersebut tidak valid. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel berikut ini.
65
Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas Instrumen
Variabel Item Corrected item-total
correlation (r hitung)
r tabel Keterangan
K1 0,473 0,344 Valid
K2 0,502 0,344 Valid
K3 0,461 0,344 Valid
K4 0,468 0,344 Valid
K5 0,473 0,344 Valid
K6 0,460 0,344 Valid
K7 0,443 0,344 Valid
K8 0,448 0,344 Valid
K9 0,485 0,344 Valid
K10 0,471 0,344 Valid
Pembiayaan
Qardhul Hasan
(X)
K11 0,532 0,344 Valid
K12 0,541 0,344 Valid
K13 0,505 0,344 Valid
K14 0,513 0,344 Valid
K15 0,561 0,344 Valid
K16 0,459 0,344 Valid
K17 0,466 0,344 Valid
K18 0,469 0,344 Valid
K19 0,565 0,344 Valid
K20 0,478 0,344 Valid
Usaha Kecil (Y)
K21 0,480 0,344 Valid
Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai r hitung pada kolom corrected
item-total correlation untuk masing-masing item memiliki rhitung lebih
besar dan positif dibanding r tabel untuk (df) = 33-3 = 30 dan alpha 0,05,
dengan uji satu sisi didapat r tabel sebesar 0,344, maka dapat
disimpulkan bahwa semua indikator dari kedua variabel X dan Y adalah
valid.
66
4.2.2 Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel. Untuk mengukur reliabilitas dengan
menggunakan uji statistik adalah Cronbach Alpha (α). suatu variabel
dikatakan reliabel jika memiliki Cronbach alpha lebih dari 0,60 ( >
0,60).
Untuk menguji reliabilitas instrumen, maka menggunakan analisis
SPSS. Adapun hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut
ini :
Tabel 4.7
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Variabel Reliability
Coefficients
Alpha Keterangan
X
Y
11 Item
10 Item
0,650
0,667
Reliabel
Reliabel
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa masing-masing variabel
memiliki nilai cronbach alpha lebih dari 0,60 (α > 0,60), sehingga dapat
disimpulkan bahwa semua variabel X dan Y adalah reliabel dan angket
tersebut dapat digunakan sebagai alat pengumpul data.
67
4.3 HASIL ANALISIS DATA
4.3.1 Analisis Regresi
Analisis data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan
menggunakan model analisis regresi, dimana dalam analisis regresi
tersebut akan menguji pengolahan data menggunakan bantuan
program komputer SPSS versi 11,5 berdasarkan data-data yang
diperoleh dari 33 responden.
Angket variabel pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI
Syari’ah cabang Semarang terdiri dari 11 item pernyataan, dan angket
variabel perkembangan usaha kecil terdiri dari 10 item pertanyaan.
Masing-masing butir pertanyaan diikuti 5 alternatif jawaban: “sangat
setuju” (SS), “setuju” (S), “netral” (NT), “tidak setuju” (TS), dan
“sangat tidak setuju”(STS), dengan skorsing 5,4,3,2, dan 1.
Berdasarkan ketentuan tersebut, maka diperoleh hasil angket dari 33
responden sebagai berikut:
Tabel 4.8
Hasil Pengolahan Angket
No.Responden X Y X2 Y
2 XY
1 46 41 2116 1681 1886
2 47 41 2209 1681 1927
3 46 41 2116 1681 1886
4 47 43 2209 1849 2021
5 47 40 2209 1600 1880
6 44 38 1936 1444 1672
7 47 39 2209 1521 1833
8 49 40 2401 1600 1960
9 48 43 2304 1849 2064
68
10 46 35 2116 1225 1610
11 44 38 1936 1444 1672
12 49 38 2401 1444 1862
13 48 41 2304 1681 1968
14 46 39 2116 1521 1794
15 42 37 1764 1369 1554
16 47 42 2209 1764 1974
17 48 40 2304 1600 1920
18 46 42 2116 1764 1932
19 45 38 2025 1444 1710
20 46 41 2116 1681 1886
21 47 40 2209 1600 1880
22 40 39 1600 1521 1560
23 42 40 1764 1600 1680
24 48 42 2304 1764 2016
25 47 43 2209 1849 2021
26 46 44 2116 1936 2024
27 46 42 2116 1764 1932
28 47 39 2209 1521 1833
29 47 42 2209 1764 1974
30 47 41 2209 1681 1927
31 45 38 2025 1444 1710
32 48 40 2304 1600 1920
33 46 43 2116 1849 1978
JUMLAH 1524 1330 70506 53736 61466
4.3.2 Uji Asumsi Klasik
1. Uji Autokorelasi
Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah ada korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) 77
Penelitian ini menggunakan Uji Durbin- Watson (DW test)
77 Imam Ghozali, Op.cit, hlm. 100
69
Tabel. 4.9
Model Summary(b)
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,343(a) ,118 ,089 1,946 1,739
a Predictors: (Constant), QARD.H b Dependent Variable: USAHA.K
(Sumber : hasil penelitian yang diolah dengan SPSS)
Nilai DW sebesar 1,739 nilai ini akan kita bandingkan
dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5 %,
jumlah sampel 33 (n) dan jumlah variabel independen 1 (k=1), maka
pada tabel Durbin Watson akan didapatkan nilai dl = 1,383 dan du =
1,508, oleh karena nilai DW 1,739 lebih besar dari batas atas (du)
1,508 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi positif
atau negatif (lihat tabel keputusan) atau dapat disimpulkan tidak
terdapat autokolerasi.
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan mengetahui apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain.78
Jika tidak ada kesamaan
variance dari residual disebut heteroskedastisitas, dan jika ada
disebut homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Dalam
penelitian ini menggunakan Uji Scatterplot.
78 Ibid, hlm. 125.
70
Dasar analisis scatterplot adalah jika ada pola tertentu, seperti
titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur
(menggelombang melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Dan apabila
terdapat titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu
Y, berarti tidak terjadi heteroskedatisitas.
Tabel.4.10
(Sumber : hasil penelitian yang diolah dengan SPSS)
Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik tidak
membentuk pola tertentu. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas.
71
4.3.3 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.79
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan:
a. analisis grafik
Tabel 4.11
79 Ibid, hlm. 147.
72
Tabel 4.12
(Sumber : hasil penelitian yang diolah dengan SPSS)
Dengan melihat tampilan grafik histogram maupun grafik normal
plot dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola
distribusi yang menceng (skewness) ke kanan dan tidak normal.
Sedangkan pada grafik normal probility plots titik-titik menyebar
berhimpit disekitar diagonal. grafik ini menunjukkan bahwa residual
berdistribusi normal.
b. Uji Statistik Kolmogorov Smirnov
73
Tabel 4.13
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 33
Mean .0000000 Normal
Parametersa,,b
Std. Deviation 1.91492548
Absolute .109
Positive .083
Most Extreme
Differences
Negative -.109
Kolmogorov-Smirnov Z .627
Asymp. Sig. (2-tailed) .827
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
(Sumber : hasil penelitian yang diolah dengan SPSS)
Nilai Most Extreme Differences Absolute diatas merupakan nilai
statistik D pada uji K-S, nilai D pada uji diatas adalah 0,109 artinya
(p>0,05), maka cukup bukti untuk menerima H0, dimana data terdistribusi
secara normal. Selain itu nilai yang paling sering digunakan adalah nilai Z
atau besarnya nilai kolmogrov smirnov. Berdasarkan tabel, nilai
kolmogrov smirnov adalah sebesar 0,627 dimana 0,627 > 0,005 atau
dengan kata lain p > 0,005 hal ini bisa disimpulkan data residual
terdistribusi normal.
4.3.4 Pengujian Hipotesis
Dari hasil uji asumsi klasik, dapat disimpulkan bahwa data yang
ada tidak terdapat autokorelasi positif atau negatif, tidak terjadi
74
heteroskedastisitas. dan terdistribusi secara normal. Dalam asumsi klasik
ini, peneliti tidak menggunakan uji multikolonieritas karena variabel
bebas dalam model regresi hanya 1, sehingga tidak mungkin berkorelasi
dengan variabel bebas (independen) lainnya.
Untuk pengujian hipotesis, digunakan pengujian statistik yaitu
dengan uji Koefisien determinasi yang digunakan untuk menguji
goodness-of fit dari model regresi, uji-t untuk mengetahui pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen, dan uji-F dengan tujuan
untuk mengetahui apakah variabel independen mempengaruhi variabel
dependen.80
1. Koefisien Determinasi
Tabel 4.14
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .343a .118 .089 1.946 1.739
a. Predictors: (Constant), Pembiayaan Qardhul Hasan
b. Dependent Variable: Perkembangan Usaha Kecil
(Sumber : hasil penelitian yang diolah dengan SPSS)
Dari tampilan output SPSS Model Summary besarnya Adjusted R
Square adalah 0,118, hal ini berarti 11,80 % perkembangan usaha kecil
dapat dipengaruhi oleh pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah
cabang Semarang. sedangkan sisanya (100% - 11,8 % = 88,20 %)
80 Ibid, hlm. 163
75
mungkin dipengaruhi oleh faktor lain. Standar Error of Estimate (SEE)
sebesar 1,946. Makin kecil nilai SEE akan membuat model regresi
semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen.
2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Tabel 4.15
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Regression 15.628 1 15.628 4.129 .051a
Residual 117.342 31 3.785
1
Total 132.970 32
a. Predictors: (Constant), Pembiayaan Qardhul Hasan
b. Dependent Variable: Perkembangan Usaha Kecil
(Sumber : hasil penelitian yang diolah dengan SPSS)
Dari uji Anova atau F test didapat nilai F hitung sebesar 4,129
dengan probabilitas 0,51. Karena probabilitas lebih besar dari 0.000,
maka model regresi dapat dikatakan bahwa pembiayaan Qardhul Hasan
pada BNI Syari’ah cabang Semarang memiliki pengaruh yang tidak
signifikan terhadap perkembangan usaha kecil
3. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-
masing variabel independen terhadap variabel dependen. Dengan
membandingkan nilai t hitung dan t tabel. Jika t hitung > t tabel, maka
berarti terdapat pengaruh yang signifikan, dan sebaliknya jika t hitung < t
tabel maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan.
76
Tabel 4.16
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
Collinearity
Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
(Constant) 23.968 8.046 2.979 .006 1
Pembiayaan Qardhul
Hasan
.354 .174 .343 2.032 .051 1.000 1.000
a. Dependent Variable: Perkembangan Usaha Kecil
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembiayaan Qardhul
Hasan memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap perkembangan
usaha kecil.
4.3.5 PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan sampel sebanyak 33
responden, jumlah tersebut diambil dari 30% jumlah populasi yaitu 108
responden, mayoritas responden adalah pengusaha kecil yang berada di
wilayah Semarang.
Berdasarkan hasil dari penelitian kemudian diadakan analisis
yang merupakan pengolahan lebih lanjut dari hasil uji hipotesis. Dalam
analisis ini akan dibuat semacam interpretasi dari hasil perhitungan
dengan menggunakan rumus regresi yang telah diproses antara variabel
X dan Y. Dalam pelaksanaan langkahnya adalah melakukan perhitungan
uji t dan menentukan nilai F hitung, apakah terletak didaerah penerimaan
H0 atau penolakan H0. Berdasarkan hasil uji-t pada variabel Qardhul
77
Hasan, t = 2,032 dengan derajat kebebasan n-k = 33-2-1 = 30 dan P
Value = 0,051 yang lebih besar dari α = 0,05. Hal ini merupakan bukti
terjadinya penerimaan H0. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
variabel tersebut memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap
perkembangan usaha kecil. Sedangkan pada uji F diketahui bahwa nilai F
hitung lebih kecil dari F tabel (4,129 > 4,156) , ini berarti nilai F hitung
terletak di daerah penerimaan H0 dan penolakan Ha.
Besarnya pengaruh pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI
Syari’ah cabang Semarang terhadap perkembangan usaha kecil (R2)
adalah 0,118 atau 11,80%. Hal ini menunjukkan bahwa pembiayaan
tersebut kecil sekali pengaruhnya terhadap perkembangan usaha kecil,
sedangkan sisanya sebesar 0,882 atau 88,20% dipengaruhi oleh faktor
lain selain pembiayaan Qardhul Hasan dari BNI Syari’ah cabang
Semarang.
Meskipun tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
perkembangan usaha kecil, Qardhul Hasan masih memiliki peranan
membantu para pelaku usaha kecil dalam hal penambahan modal usaha
dan mempertahankan kelangsungan hidup usaha. Selain itu pembiayaan
Qardhul Hasan juga berfungsi untuk mengalihkan ketergantungan
mereka terhadap pinjaman yang berasal dari lembaga keuangan yang
berbasis bunga.
Pernyataan ini didapatkan oleh penulis saat melakukan
wawancara kepada nasabah yang mendapatkan pembiayaan Qardhul
78
Hasan dari BNI Syari’ah cabang Semarang. Beliau merupakan salah satu
diantara para pelaku usaha kecil yang memiliki warung makan di
komplek pujasera Masjid Agung Jawa Tengah, beliau mengatakan bahwa
” pembiayaan Qardhul Hasan mereka manfaatkan dengan sebaik-
baiknya untuk membayar sewa tempat usaha selama satu tahun dan
pembiayaan ini juga berfungsi untuk mengalihkan ketergantungan
mereka terhadap pinjaman yang berasal dari lembaga keuangan yang
berbasis bunga.” 81
Sedangkan menurut pendapat bapak M.Solikhin selaku nasabah
yang bekerja sebagai pedagang sembako di pasar Bangetayu mengatakan
bahwa jumlah pembiayaan Qardhul Hasan yang diberikan oleh BNI
Syari’ah cabang Semarang hanya sebesar Rp. 1.000.000, jumlah itu
belum bisa memaksimalkan pedagang kecil dalam mengembangkan
usahanya, apalagi sekarang harga barang kebutuhan sehari- hari sering
naik. Jumlah kios yang beliau miliki dari sebelum dan sesudah
mendapatkan pembiayaan Qardhul Hasan masih tetap sama. Beliau juga
menambahkan bahwa Qardhul Hasan bermanfaat untuk tambahan modal
usaha dan mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Beliau
mengharapkan agar BNI Syari’ah cabang Semarang bisa terus
memberikan pembiayaan Qardhul Hasan sebagai program untuk
membantu para pedagang kecil dalam mengembangkan usaha82
81 Hasil wawancara penulis dengan bapak Bambang Prasetyo, selaku nasabah pembiayaan
Qardhul Hasan pada tanggal 5 September 2010 82 Hasil wawancara penulis dengan bapak M.Solikhin, selaku nasabah pembiayaan Qardhul
Hasan pada tanggal 8 September 2010
79
Dan menurut pendapat Bapak Usman, proses pengajuan
pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah cabang Semarang
memang mudah dan cepat, tetapi pembiayaan ini hanya bisa membantu
untuk menambah modal dalam jangka waktu sementara saja, sedangkan
untuk menjadikan usaha lebih berkembang sebaiknya para pemilik usaha
kecil perlu meningkatkan kualitas produksi barang dan terus melakukan
inovasi, agar jumlah pembeli bisa meningkat setiap harinya.83
Menurut analisa penulis, usaha yang dimiliki para pelaku usaha
kecil dapat berkembang apabila mereka mampu meningkatkan promosi
penjualan dan meningkatkan kualitas produk dengan harga yang
terjangkau. Selain itu mereka juga membutuhkan pinjaman dalam jumlah
besar dari lembaga keuangan untuk tambahan modal, agar dapat
membantu mereka dalam meningkatkan jumlah produksi usahanya.
Sementara itu dalam Jurnal Pengkajian Koperasi dan UKM
Nomor 1 Tahun 1-2006, yang ditulis oleh Amin Wahyudi dengan judul
”Kajian Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Usaha UKM
di Provinsi Sumatra Utara” menunjukkan bahwa ada beberapa faktor
yang mempengaruhi perkembangan Usaha Kecil, yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal antara lain ; modal, tenaga kerja,
teknologi peralatan, pemasaran, inovasi, dan menajemen usaha.
Sedangkan faktor eksternalnya adalah ketersediaan bahan baku, kondisi
sosial ekonomi, keamanan, sarana dan prasarana, dan fasilitas ekonomi.
83 Hasil wawancara penulis dengan bapak Usman, selaku nasabah pembiayaan Qardhul
Hasan pada tanggal 9 September 2010
80
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan
beberapa hal, sebagai berikut :
1. Pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah cabang Semarang
memiliki pengaruh yang kecil sekali terhadap perkembangan usaha
kecil, hal ini dibuktikan dengan hasil pengujian koefisien regresi,
dengan kriteria uji apabila nilai F hitung lebih kecil ( < ) dari nilai F
tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Berdasarkan hasil perhitungan
tersebut, tampak bahwa nilai F hitung lebih kecil dari nilai F tabel
(4,129 < 4,156) dan berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh
besarnya koefisien determinasi (R2) hanya sebesar 0,118 atau 11,80 %.
Besarnya koefisien determinasi menunjukkan bahwa pembiayaan
Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah cabang Semarang memiliki
konstribusi hanya sebesar 11,80% terhadap perkembangan usaha kecil,
sedangkan sisanya 88,20% mungkin dipengaruhi oleh faktor lain
2. Meskipun pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah cabang
Semarang tidak berpengaruh terhadap perkembangan usaha kecil, akan
tetapi pembiayaan ini masih memiliki peran membantu para pelaku
usaha kecil dalam hal penambahan modal usaha, mempertahankan
81
kelangsungan hidup usaha, dan mengalihkan ketergantungan mereka
dari lembaga yang berbasis bunga.
5.2 SARAN
Dalam penelitian yang peneliti lakukan tentunya mempunyai banyak
keterbatasan-keterbatasan, antara lain:
1. Penelitian ini tidak bisa digeneralisasikan karena hanya dilakukan pada
nasabah pembiayaan Qardhul Hasan BNI Syari’ah cabang Semarang,
sehingga hasilnya tidak berlaku untuk nasabah pembiayaan pada bank
lain.
2. Keterbatasan pengetahuan peneliti tentang pembiayaan Qardhul Hasan
dan faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan usaha kecil,
sehingga dalam pembahasan tidak diuraikan secara lengkap.
3. Penelitian dilaksanakan selama penyusunan skripsi. Waktu yang singkat
inilah yang dapat mempersempit ruang gerak peneliti, sehingga dapat
berpengaruh terhadap hasil penelitian yang penulis lakukan. Oleh
karena itu, dalam penelitian ini penulis menggunakan instrumen
penelitian yang dapat mempersingkat waktu penelitian yaitu dengan
penyebaran angket
Setelah melihat keterbatasan tersebut, peneliti memberikan saran
sebagai kritik kontruktif yang dilihat di lapangan, adapun saran – saran yang
dapat penulis berikan antara lain :
82
1. Para pelaku usaha kecil hendaknya dapat mengalokasikan keuntungan
untuk mengembangkan usaha dan lebih kreatif lagi dalam mencari
tambahan modal usahanya
2. Kapada pegawai BNI Syari’ah cabang Semarang diharapkan untuk
lebih meningkatkan kinerjanya dan lebih memprioritaskan pembiayaan
untuk pengembangan usaha kecil
3. Hasil penelitian ini sekiranya dapat dijadikan acuan bagi penelitian lain
untuk mengembangkan maupun mengoreksi dan melakukan perbaikan
seperlunya
5.3 PENUTUP
Puji syukur Alhamdulillah dengan rahmat dan hidayah Allah SWT
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari dalam penulisan
dan pembahasan skripsi masih banyak kekurangan baik dari segi bahasa
sistematika maupun penulisannya, hal tersebut bukan semata-mata
kesengajaan tapi kemampuan yang penulis miliki, oleh karenanya penulis
mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini.
Akhirnya penulis memanjatkan doa kepada Allah SWT semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua saja yang berkesempatan
membacanya serta dapat memberikan sumbangsih yang positif dalam
khazanah ilmu pengetahuan. Amin.
83
DAFTAR PUSTAKA
Aditriani, Yovita Diah, Penerapan Pembiayaan Qardhul Hasan di Bank
Syari’ah Mandiri Cabang Semarang, Tugas Akhir, Semarang: IAIN
2006
Ahmadi, Cholid Narbuko dan Abu, Metode Penelitian, Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2003
Algoud, Latifa M & Mervyn K.Lewis, Perbankan Syari’ah, Prinsip,
Praktek & Prospek, Jakarta: PT.Serambi Ilmu Semesta, 2007
Al-Qozwin, Al-khafidh Abi Abdillah Muhammad bin Yazid, Sunan Ibnu
Majah, Juz 2, Bairut: Darul Fikr.
Angginia, Annisa ,Aplikasi Akad Rahn pada Produk Gadai Emas Syari’ah
di PT BNI Syari’ah Cabang Semarang, Tugas Akhir, IAIN Walisongo
Semarang: 2009
Antonio, Muhammad Syafi’i, Bank Syari’ah Dari Teori ke Praktik,
Jakarta: Gema Insani Press, 2001
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan
Praktik, Jakarta : Rineka Cipta, Cet. Ke-12, 2002
Ascarya, Akad & Produk Bank Syari’ah, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada,2008
Astuti, Evi Meirina Budi, Evaluasi Tingkat Pendapatan Usaha kecil
Sebelum dan sesudah mendapatkan pembiayaan dari BMT Kauman
Beringharjo Jogjakarta, Skripsi, Yogjakarta : UII, 2007
Departemen Agama Republik Indonesia, Alqur’an dan Terjemahannya,
Surabaya: Mekar, 2004
Furywardana, Firdaus dan Muhammad Akhyar Adnan, Evaluasi
Non Perfomance Loan (NPL) Pinjaman Qardul Hasan (Studi Kasus di
BNI Syariah Cabang Yogyakarta), Jurnal Akuntansi dan Auditing
Indonesia Volume 10 No.2, Yogjakarta : 2006
Ghozali, Imam, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Progam
SPSS, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2006
84
http://akudantugasku.wordpress.com
http://chichimoed.blogspot.com
http://nandanataria.wordpress.com
http://sharialearn.wikidot.com/khotibulumam003
http://www.bni.co.id/Syari’ah
http://www.depkop.go.id,2006
http://www.mail-archive.com/[email protected]
http://www.suaramerdeka.com/harian/0307/28/eko2.htm
http://www.tempointeraktif.com
Karim, Adiwarman A., Bank Islam : Analisis Fiqih Dan
Keuangan, Jakarta, PT. Grafindo Persada, 2007
Mujieb, M.Abdul, et.al, Kamus Istilah Fiqih, Jakarta: Pustaka
Firdaus, 1994
Muhammad, Model-Model Akad Pembiayaan Di Bank Syari’ah,
Yogyakarta: UII Press, 2009
Muhibin, Sambas Ali dan Maman Abdurrahman, Analisis Korelasi,
Regresi dan Jalur dalam Penelitian,Bandung : CV Pustaka Setia, 2007
Muttaqien, Dadan, Aspek Legal Lembaga keuangan Syari’ah,Yogjakarta :
Safitria Insania Press, 2009
Nazir,Muhammad, Metode Penelitian, Bogor: Ghalia Indonesia, Cet. ke-6,
2005
Pratiwi, Rosita, Evaluasi Penerapan Pembiayaan Murabahah pada
PT BNI (Persero) Tbk kantor Cabang Syariah Medan, Skripsi Akuntansi
dipublikasikan, 2009
Rizqullah, Menyongsong Prospek Cerah Sebagai Bank Syari’ah,
dalam Suara Merdeka, Jakarta ,12 Agustus 2010
85
Sevilla, Consuelo. G, Et.Al, Pengantar Metode Penelitian, Jakarta : UI-
Press,1993
Sudarsono, Heri, Bank dan Lembaga Keuangan syariah, Yogyakarta:
Ekonisia (Kampus Fakultas Ekonomi UII), 2004
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung :
Alfabeta, 2008
Sumitro, Warkum, Asas-Asas Perbankan Islam & Lembaga-Lembaga
Terkait, Jakarta : PT. Raja Grafindo, Cet.4,2004
Umar, Husein, Research Methods in Finance and Banking, Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, Cet. 2, 2002
Undang-Undang Perbankan No.10 tahun 1998, Jakarta: Sinar Grafika,
Cet. ke-5, 2005
Wirdyaningsih,Et.Al, Bank & Asuransi Islam Di Indonesia, Jakarta :
Kencana, Ed.1, 2005
86
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : USWATUN
NIM : 062411040
Fakultas : Syari’ah
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Demak, 10 November 1987
Agama : Islam
Alamat : Desa Jungsemi Rt: 02 Rw : 03 Wedung Demak 59554
Pendidikan :
- Sekolah Dasar Negeri (SDN) I Jungsemi Wedung Demak Lulus Tahun
2000
- Madrasah Tsanawiyah (MTs) Bandar Alim Jungpasir Lulus Tahun 2003
- Madrasah Aliyah (MA) NU BANAT Kudus Lulus Tahun 2006
- Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang
Semarang, 20 Desember 2010
USWATUN
87
88
ANGKET PENELITIAN
PENGARUH PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN PADA BNI SYARI’AH
CABANG SEMARANG TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA KECIL
Kepada Yth.
Bapak / Ibu / Sdr/i Nasabah
BNI Syari’ah Semarang
di Tempat
Bapak/Ibu/Saudara/I dalam rangka menyelesaikan karya ilmiah (skripsi) pada
program studi Ekonomi Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo
Semarang maka saya,
Nama : Uswatun
NIM : 062411040
Judul : Pengaruh Pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah Cabang
Semarang Terhadap Perkembangan Usaha Kecil.
Untuk membantu kelancaran penelitian ini, Saya mohon dengan hormat kesediaan
Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi kuesioner penelitian ini. Peran serta
Bapak/Ibu/Saudara/i akan sangat bermanfaat bagi keberhasilan penelitian yang
dilaksanakan.
Atas ketersediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk menjawab pertanyaan/pernyataan
pada kuesioner ini, kami ucapkan terima kasih.
Hormat Saya,
Peneliti
USWATUN
06241040
89
ANGKET PENELITIAN
PENGARUH PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN PADA BNI SYARI’AH
CABANG SEMARANG TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA KECIL
I. IDENTITAS RESPONDEN
Mohon dengan hormat kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk menjawab pertanyaan dibawah
ini dengan memberi tanda (�):
1. Nama : .................................................(boleh dikosongi)
2. Jenis Kelamin : 1 Laki-laki 2 Perempuan
3. Berapa Usia Anda?
1 Dibawah 20 th 4 40 – 49 th
2 20 – 29 th 5 50 th ke atas
3 30 – 39 th
4. Pendidikan Terakhir :
1 SD 4 Diploma
2 SMP 5 Sarjana
3 SMA
5. Jenis Usaha Anda :
1 Pedagang Konveksi
2 Pedagang Sembako
3 Pedagang Sayuran
4 Warung Makan
5 Lainnya, Sebutkan………
6. Jangka Waktu Pembiayaan :
1 9 Bulan
2 10 Bulan
3 12 Bulan
4 18 Bulan
5 Lainnya, Sebutkan…………
Tanda tangan
90
II. PETUNJUK PENGISIAN ANGKET, VARIABEL PEMBIAYAAN QARDHUL
HASAN, DAN USAHA KECIL
Berilah tanda (�) pada kolom Bapak/Ibu/Sdr/i pilih sesuai keadaan yang sebenarnya,
dengan alternatif jawaban sebagai berikut :
SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju
S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
N = Netral
III. PERTANYAAN
1. Variabel Pembiayaan Qardhul Hasan
a. Pertanyaan 1, 2, 3 Dan 4 Berhubungan Dengan Indikator Persyaratan
Alternatif Jawaban No Daftar Pertanyaan
SS S N TS STS
1
Persyaratan yang harus dipenuhi nasabah pembiayaan
qardhul hasan tidak terlalu rumit.
2
Persyaratan yang diberikan oleh bank disesuaikan
dengan kebutuhan saya
3
Pengembalian dana pinjaman sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan
4
Cara memperoleh pembiayaan qardhul hasan,
persyaratannya berbeda dengan pembiayaan lainnya
b. Pertanyaan 5,6, Dan 7 Berhubungan Dengan Indikator Pelayanan
Alternatif Jawaban No Daftar Pertanyaan
SS S N TS STS
5
Dalam memberi informasi dan penjelasan kepada
nasabah, karyawan bank bersikap ramah, dan sopan.
6
Dalam melayani transaksi pembiayaan, karyawan bank
memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada
nasabahnya
7
Pelayanan karyawan bank sudah sesuai dengan yang
saya harapkan (memuaskan).
c. Pertanyaan 8,9, dan 10 Berhubungan Dengan Indikator Manfaat
Alternatif Jawaban No Daftar Pertanyaan
SS S N TS STS
8
Saya merasa terbantu dengan adanya pembiayaan
Qardhul Hasan
9 Pembiayaan Qardhul Hasan sesuai dengan kebutuhan
91
usaha saya
10
BNI Syariah Semarang mengetahui produk yang
diinginkan nasabah pengusaha kecil
2. Variabel Usaha Kecil
a. Pertanyaan 1,2,3, dan 4 Berhubungan Dengan Indikator Jenis Usaha
Alternatif Jawaban No Daftar Pertanyaan
SS S N TS STS
1
Usaha yang saya miliki adalah usaha pokok, bukan
usaha sampingan
2
Usaha yang saya miliki sudah berjalan selama lebih dari
1 tahun
3
Usaha yang saya miliki adalah usaha yang
menghasilkan produk sendiri
4
Usaha yang saya miliki tidak berpindah-pindah (sudah
menetap)
b. 5,6, Dan 7 Berhubungan Dengan Indikator Pendapatan
Alternatif Jawaban No Daftar Pertanyaan
SS S N TS STS
5
Pendapatan saya setiap hari mengalami peningkatan
dalam penjualan
6
Pendapatan saya mampu mencukupi kebutuhan pokok
sehari-hari
7
Pendapatan saya setiap hari berkisar antara 100.000-
500.000
c. Pertanyaan 8,9,10 Dan 11 Berhubungan Dengan Indikator Perkembangan usaha
Alternatif Jawaban No Daftar Pertanyaan
SS S N TS STS
8
Dengan pembiayaan Qardhul Hasan, usaha saya
sekarang mengalami perkembangan.
9
Sebelum mendapatkan pembiayaan Qardhul Hasan,
usaha saya belum mengalami perkembangan
10
Pembiayaan Qardhul Hasan merupakan faktor yang
mempengaruhi perkembangan usaha saya
11
Perkembangan usaha saya hanya dipengaruhi
pembiayaan Qardhul Hasan.
92
SARAN :
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………….
Terima Kasih Atas Partisipasi Anda, Semoga Bermanfaat, Amiin….
93
Daftar wawancara tentang Pembiayaan Qardhul Hasan pada
BNI Syari’ah Cabang Semarang
1. Kapan pertama kalinya BNI Syari’ah mengeluarkan produk Qardhul Hasan?
2. Bagaimana transaksi pengajuan pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah
cabang Semarang ?
3. Siapa saja yang bisa mendapatkan pembiayaan Qardhul Hasan ?
4. Persyaratan apa saja yang harus dipenuhi nasabah untuk mendapatkan pembiayaan
Qardhul Hasan ?
5. Darimana sumber dana pembiayaan Qardhul hasan pada BNI Syari’ah cabang
Semarang berasal?
6. Apakah pembiayaan Qardhul Hasan hanya ditujukan kepada pengusaha kecil? Dan
apa alasannya?
7. Selain disalurkan untuk membiayai usaha kecil, dana Qardhul Hasan juga digunakan
untuk apa?
8. Kriteria usaha apa saja yang berhak mendapatkan pembiayaan Qardhul Hasan dari
BNI Syari’ah cabang Semarang?
9. Berapa jumlah nasabah yang mendapatkan pembiayaan Qardhul Hasan sampai pada
saat ini?
10. Bagaimana perkembangan pembiayaan Qardhul Hasan pada saat ini ?
11. Langkah apa saja yang dilakukan BNI Syari’ah cabang Semarang untuk mengetahui
bahwa pembiayaan Qardhul Hasan benar-benar dimanfaatkan oleh pengusaha kecil?
12. Upaya apa saja yang dilakukan oleh BNI Syari’ah cabang Semarang dalam
menghadapi nasabah pembiayaan Qardhul Hasan yang bermasalah?
94
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 Pembiayaan
Qardhul Hasana
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Perkembangan Usaha Kecil
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .343a .118 .089 1.946 1.739
a. Predictors: (Constant), Pembiayaan Qardhul Hasan
b. Dependent Variable: Perkembangan Usaha Kecil
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 15.628 1 15.628 4.129 .051a
Residual 117.342 31 3.785
1
Total 132.970 32
a. Predictors: (Constant), Pembiayaan Qardhul Hasan
b. Dependent Variable: Perkembangan Usaha Kecil
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
(Constant) 23.968 8.046 2.979 .006 1
Pembiayaan Qardhul Hasan .354 .174 .343 2.032 .051 1.000 1.000
a. Dependent Variable: Perkembangan Usaha Kecil
95
Coefficient Correlationsa
Model
Pembiayaan
Qardhul Hasan
Correlations Pembiayaan Qardhul Hasan 1.000 1
Covariances Pembiayaan Qardhul Hasan .030
a. Dependent Variable: Perkembangan Usaha Kecil
Collinearity Diagnosticsa
Variance Proportions
Model
Dimensi
on Eigenvalue Condition Index (Constant)
Pembiayaan
Qardhul Hasan
1 1.999 1.000 .00 .00 1
2 .001 47.496 1.00 1.00
a. Dependent Variable: Perkembangan Usaha Kecil
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 38.12 41.30 40.30 .699 33
Std. Predicted Value -3.129 1.426 .000 1.000 33
Standard Error of Predicted
Value
.340 1.128 .448 .172 33
Adjusted Predicted Value 37.67 41.64 40.31 .754 33
Residual -5.239 3.761 .000 1.915 33
Std. Residual -2.693 1.933 .000 .984 33
Stud. Residual -2.735 1.964 -.001 1.011 33
Deleted Residual -5.404 3.880 -.004 2.022 33
Stud. Deleted Residual -3.089 2.064 -.010 1.052 33
Mahal. Distance .008 9.790 .970 1.939 33
Cook's Distance .000 .164 .028 .038 33
Centered Leverage Value .000 .306 .030 .061 33
a. Dependent Variable: Perkembangan Usaha Kecil
96
97
98
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 33
Mean .0000000 Normal Parametersa,,b
Std. Deviation 1.91492548
Absolute .109
Positive .083
Most Extreme Differences
Negative -.109
Kolmogorov-Smirnov Z .627
Asymp. Sig. (2-tailed) .827
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
99
100
101