pengaruh pemberian static core exercise terhadap

100
i PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP PERUBAHAN KESEIMBANGAN DINAMIS PADA PEMAIN FUTSAL EKSTRAKURIKULER FUTSAL SMA NEGERI 2 JENEPONTO SKRIPSI MEGA SAPUTRI C 131 14 006 PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2018

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

i

PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

PERUBAHAN KESEIMBANGAN DINAMIS PADA PEMAIN

FUTSAL EKSTRAKURIKULER FUTSAL

SMA NEGERI 2 JENEPONTO

SKRIPSI

MEGA SAPUTRI

C 131 14 006

PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 2018

Page 2: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

ii

PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

PERUBAHAN KESEIMBANGAN DINAMIS PADA PEMAIN

FUTSAL EKSTRAKURIKULER FUTSAL

SMA NEGERI 2 JENEPONTO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana

disusun dan diajukan oleh

MEGA SAPUTRI

Kepada

PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2018

Page 3: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP
Page 4: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP
Page 5: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP
Page 6: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat

dan hidayah-Nya sehingga penyusun akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini

yang berjudul “Pengaruh Pemberian Static Core Exercise Terhadap Perubahan

Keseimbangan Dinamis pada Pemain Futsal Ekstrakurikuler Futsal SMA Negeri 2

Jeneponto”. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu bagian dari syarat guna

meraih gelar sarjana di Program Studi S1 Fisioterapi Fakultas Keperawatan

Universitas Hasanuddin.

Dalam penyusunan skripsi ini, banyak ditemui hambatan. Namun semua

itu dapat terselesaikan dengan baik berkat mendapatkan limpahan doa, bimbingan,

arahan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan

ini penulis ingin menghaturkan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-

tingginya kepada :

1. Ayahanda Makkaratong dan Ibunda Agustina yang senantiasa

mendoakan, memberikan kasih sayang, cinta dan dukungan yang tak

terhingga.

2. Saudara-saudaraku tercinta, Astriani, S.Farm., Apt., Prada. Marlin

Saulo, dan Agum Gumelar yang telah membantu dalam hal moril

maupun materil.

3. Ketua Program Studi Fisioterapi Fakultas Keperawatan Universitas

Hasanuddin, Bapak Dr. H. Djohan Aras, S.Ft, Physio, M.Pd, M.Kes

yang selalu membimbing, menasehati dan memotivasi agar segera

menyelesaikan skripsi bagi semua mahasiswanya.

Page 7: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

vii

4. Ibu Ita Rini, S.Ft., Physio., M.Kes. selaku pembimbing I dan Ibu Andi

Rahmaniar, S.Ft, Physio, M.Kes. selaku pembimbing II yang bersedia

meluangkan waktu dan tenaganya, memberikan bimbingan, motivasi

dan doa yang semoga Allah SWT balas dengan pahala yang berlimpah.

Aamiin.

5. Bapak Adi Ahmad Gondo, S.Ft, Physio., M.Kes. selaku penguji I dan

Ibu Farahdina Bachtiar, S.Ft, Physio., M.Sc. selaku penguji II yang

telah memberikan masukan, kritik dan saran yang membangun untuk

kebaikan penulis dan perbaikan skripsi ini.

6. Pelatih Ekstrakurikuler futsal yang telah banyak membantu selama

penelitian di SMA Negeri 2 Jeneponto. Serta Adik-adik responden

yang telah bersedia menjadi sampel penelitian yang semangatnya luar

biasa serta sifat humoris yang tak henti-hentinya membuat peneliti

bahagia selama melaksanakan penelitian.

7. Staff Dosen dan Administrasi Program Studi Fisioterapi Fakultas

Keperawatan, terutama Bapak Ahmad yang dengan sabarnya

mengerjakan segala administrasi penulis hingga dapat menyelesaikan

skripsi ini.

8. Inces, Eca dan Poppy yang setia menemani dan tak henti-hentinya

memberikan semangat mulai dari penyusunan proposal, penelitian

hingga selesai skripsi ini.

9. Teman seperjuangan, Dwi Putri Khayyirah yang juga telah membantu

dalam penyusunan skripsi ini.

10. Nur Annisah talib yang telah membantu dalam mengolah data.

Page 8: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

viii

11. Teman-teman Halaqah calon sarjana dan kak Suci Uswatun Hasanah

selaku Murabbiah yang selalu memberikan semangat serta do’a hingga

selesainya skripsi ini.

12. Sc14tic yang dengan segala kehebohan dan solidaritasnya selalu

menjadi penyemangat dalam pengerjaan skripsi ini. Penulis berharap

semoga gelar sarjana tak membuat kita lupa akan segala masa-masa

perkuliah selama ini yang telah kita lalui.

Penyusun menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, penyusun membuka diri untuk segala saran dan kritik yang sifatnya

membangun sehingga dapat dilakukan perbaikan untuk pencapaian hasil yang

lebih baik. Akhirnya, penyusun berharap semoga proposal penelitian ini

bermanfaat bagi kita semua. Aamin.

Makassar, Mei 2018

Mega Saputri

Page 9: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

ix

ABSTRAK MEGA SAPUTRI Pengaruh Pemberian Static Core Exercise Terhadap

Perubahan Keseimbangan Dinamis pada Pemain Futsal (dibimbing oleh Ita Rini

dan Andi Rahmaniar)

Futsal merupakan olahraga yang menggunakan teknik passing, control,

dribbling, dan shooting yang membutuhkan keseimbangan dinamis yang baik

untuk menjaga kinerja stabilitas otot inti yang maksimal. Static core exercise

merupakan salah satu bentuk latihan yang digunakan dalam meningkatkan

keseimbangan dinamis dengan membentuk stabilitas dan kekuatan otot inti.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan keseimbangan dinamis pada

pemain futsal setelah pemberian static core exercise.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan design one

group pre test-post test design. Populasi penelitian ini seluruh pemain futsal

ekstrakurikuler futsal SMA Negeri 2 Jeneponto dengan sampel berjumlah 23

orang laki-laki yang memenuhi kriteria inklusi. Alat ukur yang digunakan adalah

balance board untuk mengetahui kemampuan keseimbangan dinamis sampel

sebelum dan sesudah 12 kali perlakuan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara data pre

test dan post test keseimbangan dinamis (P=0,000), sehingga static core exercise

terbukti memberikan perubahan keseimbangan dinamis dengan selisih pre dan

post test sebesar 15,70.

Kata kunci : Keseimbangan dinamis, static core exercise, pemain futsal

Page 10: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

x

ABSTRACT

MEGA SAPUTRI Effect of Static Core Exercise in Alteration of Dynamic

Balance on Futsal Players (guided by Ita Rini and Andi Rahmaniar)

Futsal is a sport that uses passing, control, dribbling, and shooting

techniques that require a good dynamic balance, so the players can maintain

maximum stability of core muscle performance. Static core exercise is one form of

exercise used to help improve dynamic balance by establishing stability and

strength of the core muscles. This study aims to determine the dynamic balance

changes in futsal players after they are given static core exercise.

This is an experimental research with one group pre test-post test design.

Population in this study is all the players in the futsal club of senior high school 2

of Jeneponto with a sample of 23 men who meet the inclusion criteria. Measuring

tool used is balance board to determine the ability of dynamic balance of sample

before and after 12 times treatment.

The results showed that there was a difference between the pre test and

post-test data of dynamic balance (P = 0.000). Static core exercise proved

effective for dynamic balance of futsal players with pre and post test difference of

15.70.

Keywords: dynamic balance, static core exercise, futsal player

Page 11: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN .......................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................................................ v

KATA PENGANTAR .................................................................................. vi

ABSTRAK ................................................................................................... ix

ABSTRAC ................................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi

DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN ....................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 7

A. Tinjauan Umum tentang Keseimbangan Dinamis ..................... 7

1. Pengertian Keseimbangan Dinamis ..................................... 7

2. Fisiologi Keseimbangan...................................................... 8

3. Komponen Pengontrol Keseimbangan ................................ 9

Page 12: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

xii

4. Faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan ........................ 14

5. Pentingya Keseimbangan Dinamis Bagi Pemain

Futsal ........................................................................... ...... 20

6. Tes Keseimbangan Dinamis ............................................... 20

B. Tinjauan Umum tentang Static Core Exercise ........................... 22

1. Pengertian Static Core Exercise .......................................... 22

2. Otot Inti (Core Muscle) ....................................................... 23

3. Fungsi Static Core Muscle ................................................. 25

4. Jenis-jenis Latihan Static Core Exercise ............................. 25

5. Tujuan dan Manfaat Static Core Exercise ......................... 29

6. Pentingnya Static Core Exercise Bagi Pemain

Futsal ................................................................................ 29

C. Tinjauan Hubungan antara Static Core Exercise dengan

Keseimbangan Dinamis ........................................................... 30

D. Kerangka Teori......................................................................... 34

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS .................................... 35

A. Kerangka Konsep ..................................................................... 35

B. Hipotesis .................................................................................. 35

BAB IV METODE PENELITIAN ............................................................... 36

A. Rancangan Penelitian ............................................................... 36

B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 36

C. Populasi dan Sampel................................................................. 37

D. Alur Penelitian ......................................................................... 39

E. Variabel Penelitian ................................................................... 39

Page 13: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

xiii

F. Prosedur Penelitian ................................................................... 41

G. Pengolahan dan Analisis Data .................................................. 44

H. Masalah Etika ........................................................................... 45

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASA.................................. 46

A. Hasil Penelitian ........................................................................ 46

B. Pembahasan.............................................................................. 52

C. Keterbatasan Penelitian ............................................................ 60

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................. 61

B. Saran ........................................................................................ 62

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 63

LAMPIRAN ................................................................................................. 67

Page 14: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

xiv

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Norma Penilaian dan Klasifikasi One Foot Standing

Balance Test ..................................................................................... 21

2. Karakteristik Sampel Penelitian ........................................................ 46

3. Distribusi Pengukuran Stabilitas Terhadap Pemberian

Static Core Exercise ......................................................................... 47

4. Distribusi Pengukuran Koordinasi Terhadap Pemberian

Static Core Exercise ......................................................................... 48

5. Distribusi Kategori Perubahan Keseimbangan Dinamis ....................... 48

6. Uji Homogenitas .............................................................................. 50

7. Uji Normalitas dan Uji T Berpasangan ............................................. 50

8. Uji Korelasi Pearson ......................................................................... 51

Page 15: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

xv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Fisiologi Keseimbangan ..................................................................... 9

2. Sistem Visual ..................................................................................... 10

3. Sistem Vestibular ............................................................................... 11

4. Sistem Somatosensori ........................................................................ 12

5. Center Of Gravity............................................................................... 15

6. Line Of Gravity .................................................................................. 15

7. Base Of Support ................................................................................. 16

8. Mekanisme Kontraksi dan Relaksasi Otot........................................... 17

9. One Foot Standing BalanceTest ......................................................... 21

10. Deep and Superficial Core Muscle ................................................... 24

11. Latihan Supine Single Leg Marching ................................................ 26

12. Latihan Bird Dog ............................................................................. 27

13. Latihan Creepy Crawly Plank ........................................................... 28

14. Kerangka Teori ................................................................................ 34

15. Kerangka Konsep ............................................................................. 35

16. One-Group Pre-test Post-test Design Time Series ............................ 36

17. Alur Penelitian ................................................................................. 39

18. Distribusi Nilai Keseimbangan Dinamis ........................................... 49

Page 16: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Naskah Penjelasan Untuk Mendapatkan Persetujuan

Dari Subyek Penelitian........................................................................ 67

2. Lembar Persetujuan Mengikuti Penelitian.......................................... 69

3. Formulir Identitas Responden ............................................................. 70

. 4. Blanko Hasil Pengukuran Keseimbangan Dinamis Anggota

Ekstrakurikuler Futsal SMA Negeri 2 Jeneponto................................ 71

. 5. Blanko Hasil Pengukuran Stabilitas dan Koordinasi Anggota

Ekstrakurikuler Futsal SMA Negeri 2 Jeneponto................................ 72

6. Hasil Olah Data SPSS.......................................................................... 73

7. Permohonan Izin Melakukan Penelitian........................................ …. 79

8. Surat Keterangan Penelitian…………........................................ ….... 80

9. Dokumentasi Penelitian........................................................................ 81

10. Riwayat Hidup Penulis........................................................................ 83

Page 17: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

xvii

DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN

Lambang/ Singkatan Arti dan Keterangan

UU Undang-undang

SMA Sekolah Menengah Atas

dkk Dan Kawan-kawan

m Meter

Kg Kilogram

IMT Indeks Massa Tubuh

COM Line of Gravity

COG Center of Gravity

BOS Base of Support

ROM Range of Motion

SPSS Statistical Product and Service

Solution

Page 18: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kebugaran jasmani merupakan kebutuhan fisik yang diinginkan setiap

manusia agar dapat melakukan aktivitas setiap hari, salah satunya yaitu

berolahraga yang dilakukan dengan tujuan untuk memelihara kesehatan dan

memperkuat otot-otot tubuh. Sesuai UU No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem

Keolahragan Nasional bahwa dalam dunia pendidikan di Indonesia juga

memberikan ruang lingkup olahraga di dalamnya, yakni sebagai bagian dari

proses pendidikan, sebagai bentuk kegiatan intrakulikuler maupun

ekstrakulikuler (Setiyawan, 2016).

Seiring dengan berkembangnya aktivitas olahraga, ada banyak jenis

olahraga dalam kegiatan ekstrakulikuler salah satunya futsal. Futsal adalah

permainan sejenis sepakbola yang dimainkan dalam lapangan yang berukuran

lebih kecil. Permainan ini dimainkan oleh 10 orang (masing-masing tim 5

orang), serta menggunakan bola yang lebih kecil dan lebih berat daripada

yang digunakan dalam sepakbola. Gawang yang digunakan juga lebih kecil

(Halim, 2012).

Dalam permainan futsal harus menguasai teknik dasar yang benar juga

harus mempunyai kondisi fisik yang baik. Salah satu komponen penting

dalam kondisi fisik pada permainan futsal yaitu keseimbangan (balance)

(Royana, 2017). Terutama keseimbangan dinamis. Permainan futsal

cenderung lebih dinamis karena gerakan yang cepat (Ajis, 2014). Latihan

Page 19: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

2

keseimbangan pada atlet telah terbukti dapat menurunkan resiko jatuh

dan cidera seperti sprain dan strain ankle (Adam, 2013). Pada keseimbangan

dinamis, kontrol keseimbangan membutuhkan interaksi antara sistem saraf

sensorik (sistem visual, sistem somatosensorik, sistem vestibular) dan saraf

motorik, peran muskuloskeletal berupa kesejajaran postural dan fleksibilitas

muskuloskeletal, serta efek kontekstual yang berhubungan dengan kedua

sistem saraf sensorik motorik dan muskuloskeletal (Kisner, 2014).

Kemampuan menjaga keseimbangan bergantung pada stabilitas inti,

kontrol otot panggul, tungkai bawah, dan sistem vestibular dan visual.

Kurangnya keseimbangan dapat diperbaiki dengan cepat melalui latihan

keseimbangan spesifik atau latihan stabilitas. Terdapat hubungan antara

keseimbangan dengan koordinasi dalam olahraga. Kemampuan koordinasi

merupakan salah satu komponen dasar biomotor yang merupakan gerak dasar

dalam berbagai keterampilan motorik salah satunya koordinasi kasar.

Koordinasi kasar merupakan pergerakan dan keseimbangan yang baik antara

kepala, tubuh, bahu, dan paha. Koordinasi berkurang atau terganggu apabila

kerja sama antara otot lemah, kekuatan dalam beberapa otot bertambah, atau

keseimbangan antara fungsi otot berkurang (Richarpin, 2012).

Terdapat banyak metode latihan yang bertujuan untuk meningkatkan

keseimbangan dinamis. Salah satunya adalah static core exercise yang

dirancang untuk meningkatkan kemampuan otot inti (abdominal muscle and

back muscle) dengan teknik koordinasi bilateral. Latihan ini bermanfaat untuk

menstabilkan dan menghasilkan tenaga pada kecepatan yang lebih fungsional

secara dinamis dan gerakan yang koordinasi. Static core exercise juga

Page 20: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

3

merupakan komponen penting dalam memberikan kekuatan lokal serta

keseimbangan untuk memaksimalkan aktivitas secara efisien (Ahmadi, 2012).

Berdasarkan hasil observasi awal peneliti pada tanggal 23 Februari

2018 dengan melakukan tes keseimbangan pada siswa laki-laki di SMA

Negeri 2 Jeneponto yang mengikuti ekstrakurikuler futsal sebanyak 25 orang

pemain futsal, telah didapatkan hasil 15 pemain memperoleh nilai

keseimbangan 1-4 detik (sangat kurang) dan 10 pemain memperoleh nilai 5-

12 detik (sedang) dengan skor rata-rata <7 kategori keseimbangan kurang.

Sehingga para pemain futsal memerlukan latihan keseimbangan karena

keseimbangan sangat diperlukan dalam melakukan teknik bermain futsal,

karena saat bergerak pemain dituntut untuk mempertahankan posisinya agar

tidak jatuh dan mempertahankan bola tetap dalam penguasaannya. Melalui

hasil wawancara dengan pelatih futsal dikatakatan bahwa para pemain futsal

di SMA Negeri 2 Jeneponto belum pernah diberikan latihan keseimbangan

sehingga tujuan lain dalam latihan keseimbangan yang diberikan adalah

dengan melatih otot inti dapat mengoreksi ketidakseimbangan postur dan

mencegah terjadinya cedera.

Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Hastuti, dkk., (2014)

menyatakan bahwa pemberian Core Stability Exercise lebih meningkatkan

keseimbangan statis daripada Balance Beam Exercise. Sedangkan Syam

(2015) dalam penelitiannya ternyata Core Exercise dan Balance Exercise

sama baik dalam meningkatkan keseimbangan dinamis. Penelitian

selanjutnya yang dilakukan Hastuti, dkk., (2018) ternyata Dynamic

Neuromuscular Stabilization lebih meningkatkan keseimbangan dinamis dari

Page 21: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

4

pada Balance Exercise. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan,

terdapat perdebatan anatara latihan Core dalam meningkatkan keseimbangan

statis dan keseimbangan dinamis. Peneliti juga belum menemukan penelitian

tentang pengaruh Static Core Exercise terhadap keseimbangan dinamis

dengan teknik exercise koordinasi bilateral segmen tubuh.

Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan hal-hal lain yang telah

dipaparkan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai pengaruh pemberian static core exercise terhadap perubahan

keseimbangan dinamis pada pemain futsal ekstrakurikuler futsal SMA Negeri

2 Jeneponto.

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut mengenai masalah

keseimbangan pada pemain futsal, sehingga menjadi landasan bagi peneliti

untuk melakukan penelitian tentang pengaruh pemberian static core exercise

terhadap perubahan keseimbangan dinamis pada pemain futsal

ekstrakurikuler futsal SMA Negeri 2 Jeneponto. Oleh karena itu, dapat

dikemukakan pertanyaan penelitian yaitu:

1. Bagaimana distribusi nilai keseimbangan dinamis sebelum diberikan

static core exercise pada pemain futsal ekstrakurikuler futsal SMA

Negeri 2 Jeneponto ?

2. Bagaimana distribusi nilai keseimbangan dinamis setelah diberikan static

core exercise pada pemain futsal ekstrakurikuler futsal SMA Negeri 2

Jeneponto ?

Page 22: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

5

3. Apakah ada pengaruh pemberian static core exercise terhadap perubahan

keseimbangan dinamis pada pemain futsal ekstrakurikuler futsal SMA

Negeri 2 Jeneponto ?

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahui adanya pengaruh static core exercise terhadap perubahan

keseimbangan dinamis pada pemain futsal ekstrakurikuler futsal SMA

Negeri 2 Jeneponto.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui distribusi nilai keseimbangan dinamis sebelum diberikan

static core exercise pada pemain futsal ekstrakurikuler futsal SMA

Negeri 2 Jeneponto.

b. Diketahui distribusi nilai keseimbangan dinamis setelah diberikan

static core exercise pada pemain futsal ekstrakurikuler futsal SMA

Negeri 2 Jeneponto.

c. Diketahui pengaruh static core exercise terhadap perubahan

keseimbangan dinamis pada pemain futsal ekstrakurikuler futsal SMA

Negeri 2 Jeneponto.

Page 23: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

6

C. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Akademik

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu

pengetahuan bagi para pembaca mengenai pengaruh static core exercise

dalam perubahan keseimbangan dinamis dan dapat menjadi rujukan bahan

bacaan dalam pengembangan penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Aplikatif

Penelitian ini diharapkan menjadi data yang akurat dalam rencana

mengatur pola olahraga yang baik sehingga dapat merencanakan program

latihan yang lebih tepat untuk perubahan keseimbangan dinamis.

Page 24: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang Keseimbangan Dinamis

1. Pengertian Keseimbangan Dinamis

Keseimbangan dinamis adalah kemampuan seseorang untuk

mempertahankan keseimbangan tubuhnya ketika melakukan berbagai

gerakanseperti ketika sedang jalan, lari, lompat, loncat atau berpindah

dari satu titik ke titik lainnya dalam satu runag (Halim, 2011).

Terdapat 2 macam keseimbangan yaitu keseimbangan statis dan

dinamis. Dalam buku “Intisari Terapi Latihan” keseimbangan statis

adalah kemampuan untuk mempertahankan postur atau posisi yang

berbeda dalam berbagai permukaan, penglihatan, kondisi perubahan

tempat. Keseimbangan dinamis adalah kemampuan untuk membuat

penyesuaian postur yang diperlukan untuk mempertahankan

keseimbangan ketika bergerak dari satu posisi ke posisi lain atau dari satu

tempat ke tempat lain, kontrol keseimbangan membutuhkan interaksi

sistem saraf sensorik (sistem visual, sistem somatosensorik, sistem

vestibular) dan saraf motorik, peran muskuloskeletal berupa kesejajaran

postural dan fleksibilitas muskuloskeletal, dan efek kontekstual yang

berhubungan dengan kedua sistem (Kisner, 2014).

Page 25: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

8

1. Fisiologi Keseimbangan

Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan

kestabilan postur oleh aktivitas motorik tidak dapat dipisahkan dari faktor

lingkungan dan sistem regulasi yang berperan dalam pembentukan

keseimbangan (Irfan, 2016).

Fisiologi keseimbangan dimulai sejak informasi keseimbangan

tubuh akan ditangkap oleh receptor vestibular, visual dan proprioseptik.

Keseimbangan tubuh dipengaruhi oleh sistem indra yang terdapat di

tubuh manusia bekerja secara bersamaan jika salah satu sistem

mengalami gangguan maka akan terjadi gangguan keseimbangan pada

tubuh (imbalance), sistem indra yang mengatur/mengontrol

keseimbangan seperti visual, vestibular, dan somatosensoris (tactile &

proprioseptik) (Berbudi, 2015).

Proprioseptik merupakan bagian yang paling penting dalam

menjaga keseimbangan. Proprioseptik dihasilkan melalui respon secara

simultan, visual, vestibular, dan sistem somatosensoris, yang masing-

masing memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas postural.

Fungsi dari sistem somatosensoris yang paling diperhatikan adalah

peningkatkan proprioseptik. Meliputi integrasi sensorik, motorik, dan

komponen pengolahan yang terlibat dalam mempertahankan homeostasis

bersama selama tubuh bergerak. Sistem somatosensoris mencakup

informasi yang diterima melalui reseptor saraf yang terletak di ligamen,

kapsul sendi tulang rawan, dan geometri tulang yang terlibat dalam

struktur setiap sendi. Mereka yang bertanggung jawab untuk

Page 26: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

9

proprioseptik umumnya terletak di sendi, tendon, ligamen, dan kapsul

sendi sementara tekanan reseptor sensitif terletak di fasia dan kulit

(Berbudi, 2015).

Gambar 1. Fisiologi keseimbangan

(Sherwood, 2013)

2. Komponen Pengontrol Keseimbangan

Komponen keseimbangan termasuk komponen yang paling

berperan dalam menetapkan posisi dan gerakan tubuh, mulai dari duduk,

jongkok, berdiri, jalan, berlari, melompat, dan berbagai gerakan tubuh

lainnya. Apalagi dalam gerakan olahraga jelas komponen ini amat

dibutuhkan (Halim, 2011).

a. Sistem Informasi Sensoris

1) Sistem Visual

Keseimbangan akan terus berkembang sesuai umur, mata

akan membantu agar tetap fokus pada titik utama untuk

mempertahankan keseimbangan, dan sebagai monitor tubuh

selama melakukan gerak statik atau dinamik. Penglihatan

memegang peran penting untuk mengidentifikasi dan mengatur

jarak gerak sesuai lingkungan tempat kita berada. Penglihatan

muncul ketika mata menerima sinar yang berasal dari obyek

Page 27: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

10

sesuai jarak pandang, maka tubuh dapat menyesuaikan atau

bereaksi terhadap perubahan bidang pada lingkungan aktivitas

sehingga memberikan kerja otot yang sinergis untuk

mempertahankan keseimbangan tubuh (Irfan, 2016).

Gambar 2. Sistem Visual

(Sherwood, 2013)

2) Sistem Vestibular

Komponen vestibular merupakan sistem sensoris yang

berfungsi penting dalam keseimbangan, kontrol kepala, dan

gerak bola mata. Reseptor sensoris vestibular berada di dalam

telinga, meliputi kanalis semisirkularis, utrikulus, serta sakulus.

Reseptor dari sistem sensoris ini disebut dengan sistem

labyrinthine yang mendeteksi perubahan posisi kepala dan

percepatan perubahan sudut. Melalui refleks vestibulo-occular,

mereka mengontrol gerak mata, terutama ketika melihat obyek

yang bergerak. Mereka meneruskan pesan melalui saraf

kranialis VIII ke nucleus vestibular yang berlokasi di batang

otak. Beberapa stimulus tidak menuju nucleus vestibular tetapi

ke serebelum, formatio retikularis, thalamus dan korteks serebri

(Irfan, 2016).

Page 28: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

11

Nucleus vestibular menerima masukan (input) dari

reseptor labyrinth, retikular formasi, dan serebelum. Keluaran

(output) dari nucleus vestibular menuju ke motor neuron melalui

medula spinalis, terutama ke motor neuron yang menginervasi

otot-otot proksimal, kumparan otot pada leher dan otot-otot

punggung (otot-otot postural). Sistem vestibular bereaksi sangat

cepat sehingga membantu mempertahankan keseimbangan

tubuh dengan mengontrol otot-otot postural (Irfan, 2016).

Gambar 3. Sistem Vestibular

(Sherwood, 2013)

3) Sistem Somatosensoris (Tactile & Proprioceptik)

Sistem somatosensoris mempunyai beberapa neuron yang

panjang dan saling berhubungan satu sama lainnya yaitu primer

(pertama), sekunder (kedua), dan tersier (ketiga). Sistem

somatosensoris tersebar melalui semua bagian utama tubuh

mamalia dan vertebrata lainnya. Terdiri dari reseptor sensori dan

motorik (aferen) neuron di pinggiran (kulit, otot dan organ-

organ misalnya), ke neuron yang lebih dalam dari sistem saraf

pusat (Berbudi, 2015).

Page 29: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

12

Sistem somatosensoris terdiri dari taktil atau proprioseptik

serta persepsi kognitif. Informasi proprioseptik disalurkan ke

otak melalui kolumna dorsalis medula spinalis. Sebagian besar

masukan (input) proprioseptik menuju serebelum, tetapi ada

pula yang menuju ke korteks serebri melalui lemniskus medialis

dan talamus. Kesadaran akan posisi berbagai bagian tubuh

dalam ruang sebagian bergantung pada impuls yang datang dari

alat indra dalam dan sekitar sendi yang berasal dari ujung-ujung

saraf yang beradaptasi lambat di sinovia dan ligamentum.

Impuls dari alat indra ini dari reseptor raba di kulit dan jaringan

lain, serta otot di proses di korteks menjadi kesadaran akan

posisi tubuh dalam ruang (Irfan, 2016).

Gambar 4. Sistem Somatosensori (Sherwood, 2013)

b. Central Procesing

Central Processing berfungsi untuk menentukan titik tumpu

tubuh dan aligment gravitasi pada tubuh serta mengorganisasikan

respon sensomotor yang dibutuhkan oleh tubuh. Respon motorik

yang dihasilkan oleh sistem saraf pusat berguna untuk menjaga

postur tubuh agar tetap seimbang. Sistem saraf pusat menerima input

Page 30: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

13

sensorik, menginterpretasikan dan mengintegrasikan kemudian

menghubungkan pada sistem neuromuskular untuk memberikan

output motorik yang korektif sehingga mampu menciptakan

keseimbangan yang baik ketika dalam keadaan diam (statis) maupun

keadaan bergerak (dinamis). Komponen sistem saraf pusat yang

terlibat dalam proses kontrol postural yaitu: corteks, thalamus, basal

ganglia, nukleus, vetsibular, dan serebellum (Suadnyana, 2015).

c. Efektor

1) Respon Otot-otot Postural yang Sinergis (Postural muscles

response synergies)

Respon otot-otot postural yang sinergis mengarah pada

waktu dan jarak dari aktivitas kelompok otot yang diperlukan

untuk mempertahankan keseimbangan dan kontrol postur.

Beberapa kelompok otot baik pada ekstremitas atas maupun

bawah berfungsi mempertahankan postur saat berdiri tegak serta

mengatur keseimbangan tubuh dalam berbagai gerakan. Kerja

otot yang sinergi berarti bahwa adanya respon yang tepat

(kecepatan dan kekuatan) suatu otot terhadap otot yang lainnya

dalam melakukan fungsi gerak tertentu (Irfan, 2016).

2) Kekuatan otot (Muscle Strength)

Kekuatan otot umumnya diperlukan dalam melakukan

aktivitas. Semua gerakan yang dihasilkan merupakan hasil dari

adanya peningkatan tegangan otot sebagai respon motorik.

Kekuatan otot dapat digambarkan sebagai kemampuan otot

Page 31: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

14

menahan beban baik berupa beban eksternal (eksternal force)

maupun beban internal (internal force). Kekuatan otot sangat

berhubungan dengan sistem neuromuskuler yaitu seberapa besar

kemampuan sistem saraf mengaktifasi otot untuk melakukan

kontraksi. Sehingga semakin banyak serabut otot yang

teraktifasi, maka semakin besar pula kekuatan yang dihasilkan

otot tersebut. Kekuatan otot dari kaki, lutut serta pinggul harus

adekuat untuk mempertahankan keseimbangan tubuh saat

adanya gaya dari luar. Kekuatan otot tersebut berhubungan

langsung dengan kemampuan otot untuk melawan gaya garvitasi

serta beban eksternal lainnya yang secara terus menerus

mempengaruhi posisi tubuh (Irfan, 2016).

3) Lingkup gerak sendi (Joint range of motion)

Kemampuan sendi untuk membantu gerak tubuh dan

mengarahkan gerakan terutama saat gerakan yang memerlukan

keseimbangan yang tinggi (Irfan, 2016).

3. Faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan

a. Pusat Gravitasi (Center of Gravity - COG)

Pusat gravitasi adalah titik utama pada tubuh yang akan

mendistribusikan massa tubuh secara merata. Pada manusia, pusat

gravitasi berpindah sesuai dengan arah atau perubahan berat. Pusat

gravitasi manusia ketika berdiri tegak adalah tepat di atas pinggang

diantara depan dan belakang vertebra sakrum kedua. Derajat

stabilitas tubuh dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu : ketinggian dari

Page 32: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

15

titik pusat gravitasi dengan bidang tumpu, ukuran bidang tumpu,

lokasi garis gravitasi dengan bidang tumpu, serta berat badan (Irfan,

2016).

Gambar 5. Center Of Gravity

(Sunaryadi, 2009)

b. Garis Gravitasi (Line of Gravity-LOG)

Garis gravitasi merupakan garis imajiner yang berada vertikal

melalui pusat gravitasi dengan pusat bumi. Hubungan antara garis

gravitasi, pusat gravitasi dengan bidang tumpu adalah menentukan

derajat stabilitas tubuh (Irfan, 2016).

Gambar 6. Line Of Gravity (Sunaryadi, 2009)

c. Bidang Tumpu (Base of Support-BOS)

Bidang tumpu merupakan bagian dari tubuh yang berhubungan

dengan permukaan tumpuan. Stabilitas yang baik terbentuk dari

luasnya area bidang tumpu. Semakin besar bidang tumpu, semakin

tinggi stabilitas. Misalnya berdiri dengan kedua kaki akan lebih

Page 33: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

16

stabil dibanding berdiri dengan satu kaki. Semakin dekat bidang

tumpu dengan pusat gravitasi, maka stabilitas tubuh makin tinggi

(Irfan, 2016).

Gambar 7. Base of Support

(Sunaryadi, 2009)

d. Kekuatan Otot (Muscle Strength)

Kekuatan otot adalah kemampuan otot atau grup otot

menghasilkan tegangan dengan tenaga selama usaha maksimal baik

secara dinamis atau statis. Kekuatan otot dihasilkan oleh kontraksi

otot yang maksimal. Otot yang kuat merupakan otot yang dapat

berkontraksi dan rileksasi dengan baik, jika otot kuat maka

keseimbangan dan aktivitas sehari-hari dapat berjalan dengan baik

seperti berjalan, lari, bekerja ke kantor, dan lain sebagainya (Berbudi,

2015).

Kontraksi otot dipicu oleh, impuls listrik menyebar ke seluruh

sel otot, sampai ke miofibril melalui Tubulus T. Impuls di Tubulus T

menyebabkan ion Ca2+ keluar dari retikulum sarkoplasma. Ion Ca2+

yang sampai ke miofibril berikatan dengan Troponin C. Ikatan Ca2+ -

Troponin C menyebabkan tropomiosin bergeser dan ‘binding site’

aktin untuk kepala miosin yg ditempati tropomiosin terbuka. Aktin

Page 34: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

17

berikatan dengan kepala miosin yang juga mengandung ATP-ase yang

memecah ATP menjadi ADP sehingga menghasilkan energi untuk

menggerakkan aktin ke arah garis M. (Kontraksi). Demikian

seterusnya sampai impuls listrik berakhirdan ion Ca2+ dipompa

kembali ke retikulum sarkoplasma sehingga tidak terjadi ikatan ion

Ca2+ - troponin C dan terbukanya binding siteuntuk kepala miosin

pada aktin karena tertutup oleh tropomiosin. (Relaksasi) (Sherwood,

2013).

Gambar 8. Mekanisme Kontraksi & Relaksasi Otot (Sherwood, 2013)

e. Aktivitas Fisik

Ak tivitas fisik adalah pergerakan tubuh yang secara substansial

meningkatkan penggunaan energi dan dapat berupa kegiatan sehari-

hari (berjalan, mengerjakan pekerjaan rumah, berkebun) maupun

aktivitas olahraga (berenang, dansa, sepakbola, fitness), instabilitas

postural semata-mata disebabkan oleh inaktivitas (Syam, 2015).

f. Jenis Kelamin

Perbedaan keseimbangan tubuh berdasarkan jenis kelamin

antara pria dan wanita disebabkan oleh adanya perbedaan letak titik

berat. Pada pria letaknya kira-kira 56% dari tinggi badannya

Page 35: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

18

sedangkan wanita letaknya kira-kira 55% dari tinggi badannya. Pada

wanita letak titik beratnya rendah karena panggul dan paha wanita

relatif lebih berat dan tungkainya pendek (Risangdiptya, 2016).

g. Usia

Fungsi organ-organ keseimbangan mulai mengalami penurunan

seiring dengan pertambahan usia. Pada anak usia 10-12 tahun,

perkembangan keseimbangan meningkat dengan baik. Pada setiap usia

anak terjadi peningkatan perkembangan keseimbangan. Secara teori

perkembangan manusia dimulai dari bayi, anak, remaja, dewasa, tua

dan akhirnya akan masuk pada fase usia lanjut dengan umur di atas 60

tahun (Syam, 2015).

h. Ketajaman Visual

Ketajaman visual juga kadang-kadang disebut sebagai salah satu

faktor yang mempengaruhi keseimbangan. Penurunan ketajaman

visus, persepsi kedalaman dan sensitifitas kontras berhubungan

signifikan dengan jatuh dan dengan instabilitas postural (Syam, 2015).

i. Gangguan Vestibular

Sebuah gangguan yang menyebabkan seseorang merasa pusing,

goyang, dan seperti berpindah tempat, dan seakan akan dunia serasa

berputar. Sebuah organ telinga bagian dalam yaitu labyrinth

merupakan organ yang berperan dalam mengatur keseimbangan dan

ini merupakan sistem yang bekerja didalam tubuh yaitu (sistem

vestibular) kita. Sistem vestibular berinteraksi dengan sistem tubuh

seperti visual, dan skeletal sistem, untuk menjaga keseimbangan posisi

Page 36: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

19

tubuh yang mana sistem ini berhubungan dengan otak dan sistem

saraf, dapat menjadi masalah keseimbangan (Seftian, 2014).

j. Gangguan Proprioseptik

Proprioseptik mempunyai peranan penting dalam keseimbangan

karena fungsi proprioseptik merupakan faktor independen untuk

terjadinya gangguan keseimbangan postural. Meskipun dengan fungsi

visual yang baik, orang dengan gangguan proprioseptik secara

bermakna mengalami instabilitas postural (Syam, 2015).

k. Index Massa Tubuh

Index massa tubuh adalah nilai yang diambil dari perhitungan

antara berat badan dan tinggi badan seseorang dengan rumus :

Berat Badan (Kg) IMT =

Tinggi Badan2 (m)

Kegemukan tubuh berhubungan dengan keburukan performa atlet

pada salah satu tes yaitu balance (keseimbangan) (Syam, 2015).

l. Psikologis

Kepribadian olahragawan dalam lingkungan social tertentu

sebagai kesatuan biososial merupakan pusat pelatihan yang

memungkinkan perkembangan prestasi baru. Situasi tertentu dapat

berkonsentrasi secara maksimal akan mampu menyelesaikan pelatihan

dengan baik. Kepercayaan akan kemampuan diri dapat meningkatkan

keberanian dalam menyelesaikan pelatihan yang lebih sulit (Syam,

2015).

Page 37: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

20

4. Pentingnya Keseimbangan Dinamis Bagi Pemain Futsal

Mengenai pentingnya keseimbangan dinamis pada pemain futsal,

latihan keseimbangan pada atlet telah terbukti dapat menurunkan resiko

jatuh dan cidera seperti sprain dan strain ankle (Adam, 2013).

Keseimbangan merupakan salah satu unsur-unsur kondisi fisik dalam

permaianan futsal. Faktor keseimbangan terutama keseimbangan dinamis

dalam permainan futsal diperlukan dalam pelaksanaan gerakan yang

berlangsung cepat, seperti ketika menghidari lawan, menendang jarak

dekat maupun jarak jauh (Rafsanjani, 2012).

Keseimbangan dinamis juga sangat diperlukan dalam melakukan

teknik-teknik bermain futsal untuk mendapatkan efektifitas serta

efesiensi dalam bermain futsal, diantaranya mengumpan (passing),

menahan bola (control), menggiring bola (dribbling), dan menembak

(shooting) (Riyadi, 2013).

5. Tes Keseimbangan Dinamis

Keseimbangan dinamis dapat diukur dengan menggunakan

beberapa tes, dalam buku “Tes dan Pengukuran Kesegaran Jasmani”

(Nur Ichsan Halim, 2011) salah satunya: Tes Keseimbangan Berdiri

dengan Satu Kaki (One Foot Standing Balance Test).

Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan keseimbangan

dinamis dengan nilai ketepatan teknik pengukuran 0,78. Alat yang

digunakan ialah ruangan yang rata, papan keseimbangan, stop watch, dan

alat tulis. Peserta tes mengatur papan keseimbangan yang diletakkan di

atas permukaan lantai yang rata dan meletakkan kaki yang diinginkan di

Page 38: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

21

tengah papan keseimbangan. Perlahan-lahan mengangkat kaki yang lain

dari lantai, Pertahankan sikap keseimbangan di atas papan keseimbangan

selama mungkin. Waktu mulai dihitung (stop watch dijalankan) pada saat

kaki meninggalkan lantai, stop watch dihentikan apabila kaki peserta tes

menyentuh lantai atau tidak dapat mempertahankan keseimangan

tubuhnya, kesempatan diberikan sebanyak 3 kali. Waktu terbaik 3 kali

kesempatan yang diukur berdasarkan detik dicatat sebagai hasil akhir

peserta tes. Hasil yang diperoleh dikonversikan pada tabel berikut:

Gambar 9. One Foot Standing Balance Test

(Halim, 2011)

Tabel 1. Norma Penilaian dan Klasifikasi One Foot Standing Balance Test (Halim, 2011)

Klasifikasi Nilai

Laki-laki Perempuan

Sangat bagus ≥ 17 detik ≥ 15 detik

Bagus 11 – 16 detik 9 – 14 detik

Sedang 5 – 10 detik 5 – 8 detik

Kurang 3 – 4 detik 3 – 4 detik

Sangat kurang 1 – 2 detik 1 – 2 detik

Page 39: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

22

B. Tinjauan Umum tentang Static Core Exercise

1. Pengertian Static Core Exercise

Static Core exercise merupakan latihan terbaik untuk membentuk

stabilitas dan kekuatan core sehingga bekerja dengan baik selama

kontraksi core muscle. Static core exercise bekerja diseluruh core muscle

yang bekerja dari bahu sampai lutut, bukan hanya pada peurt. Otot-otot

tersebut bekerja bersama untuk membentuk kekuatan yang bertujuan

memepertahankan spine sesuai dengan alignment tubuh yang simetris

dan menjadi lebih stabil. Jika otot-otot inti kuat dan fleksibel anggota

gerak atau ekstrimitas akan bergerak dengan efisiensi yang lebih besar,

selain itu juga dapat membantu mencegah dan mengurangi cedera. Target

utama dalam melatih core adalah otot yang letaknya lebih dalam (deep

muscle) pada abdomen, yang terhubung dengan tulang belakang (spine),

panggul (pelvic) dan bahu (shoulder). Melatih core juga merupakan

komponen penting dalam memberikan kekuatan lokal dan keseimbangan

untuk memaksimalkan aktivitas secara efisien (Ahmadi, 2012).

Berdasarkan pergerakan tubuh core exercise terdapat dua macam

yaitu, static core exercise dan dynamic core exercise. Static core exercise

yaitu latihan otot-otot inti dengan kontraksi otot secara isometric atau

dengan tanpa adanya gerakan tubuh. Otot-otot tidak memanjang atau

memendek sehingga tidak ada nampak suatu gerakan yang nyata,

meskipun demikian di dalam otot ada tegangan (tension) dan semua

tenaga yang dikeluarkan di dalam otot diubah menjadi panas (Hemphill,

2012).

Page 40: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

23

Core exercise (static and dynamic) melibatkan sistem otot, sistem

sendi, sistem saraf, dan terjadi dalam 3 bidang gerak. Saat melakukan

gerakan kesalah satu bidang gerak tubuh, maka otot yang bekerja tidak

murni sebagai pencetus gerakan tersebut, tetapi dibantu oleh otot lain

yang berada disekitar bidang gerak tersebut. Hal ini terjadi karena pada

saat suatu otot berkontraksi, maka terjadi penguluran atau stretch pada

otot-otot antagonisnya atau otot yang berlawanan karena kekuatan

fleksibilitas otot agonis dan antagonis saling berkaitan. Untuk membuat

fondasi keseimbangan tubuh yang baik maka otot-otot core harus dilatih

dengan benar, sehingga mempunyai kemampuan untuk menyangga

batang tubuh dengan baik. Selain latihan menggunakan badan sendiri,

latihan core juga dapat dibantu dengan beberapa alat seperti bola

keseimbangan, balance disk, dan lain sebagainya (Hermawan, 2012).

2. Otot Inti (Core Muscle)

Core Muscle adalah otot-otot yang sangat penting untuk menunjang

pergerakan ekstremitas atas maupun bawah untuk menciptakan gerakan

yang efektif dan kuat. Core muscle terdiri dari 4 kelompok otot utama:

m. Transversus abdominis, m. Multifidus, Diafragma, dan Pelvic floor.

Adapun global muscle: m. Rectus abdominis, m. Obliques external dan

internal, m. Quadratus lumborum, m. Erector spine, dan m. Iliopsoas

(Firdha, 2016).

Static Core exercise secara efektif harus melibatkan otot-otot yang

meliputi abdominal muscles and back muscles (erector spine). Otot-otot

pelvic floor dan abdominal diperlukan untuk meningkatkan tekanan pada

Page 41: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

24

perut yaitu Intra Abdominal Pressure, untuk menopang trunk,

menurunkan beban pada otot-otot spine, dan meningkatkan stabilitas

trunk. Kontraksi otot abdominal akan meningkatkan bracing dari lumbar

spine. M. rectus abdominalis dan m. oblique abdominal mengaktivasi

pola pada gerakan anggota gerak bawah, sekaligus memberikan postural

support sebelum anggota gerak bawah bergerak. Oleh karena itu,

kontraksi yang meningkatkan tekanan intra abdominal terjadi sebelum

gerakan segmen yang besar pada anggota gerak atas (Quinn, 2012).

Pada segmen spine terjadi stabilisasi sebelum adanya gerakan-

gerakan pada anggota gerak yang terjadi untuk membuat anggota gerak

menjadi lebih stabil dalam melakukan gerak dan aktivasi otot. Pada

sebagian kecil short muscle seperti m. multifidus dan m. erector spine

memberikan kontribusi stabilisasi pada colum vertebre mengikuti gerak

tubuh dan fungsi untuk bekerja lebih efisien dalam mengontrol gerakan

spine.

Gambar 10. Deep and Superficial Core Muscle

(Aylinmahmut, 2017)

Page 42: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

25

3. Fungsi Static Core Muscle

Fungsi static core muscle adalah kemampuan seseorang untuk

menyelaraskan dan menstabilitasi/menjaga tubuh tetap diam melawan

dorongan kekuatan dari luar. Ketika atlet menembak menjaga tubuhnya

tetap diam melawan dorongan tolakan yang ditimbulkan dari tembakan

peluru. (Quinn, 2013).

4. Jenis-jenis Latihan Static Core Exercise

Latihan memperkuat otot-otot core merupakan latihan yang

diberikan pada fase awal latihan kekuatan, sebelum melatih tujuan

latihan kekuatan lainnya seperti kekuatan daya tahan (strength

endurance), kekuatan maksimal (maximal strength) dan kekuatan yang

cepat (speed strength/power). Jenis latihan kekuatan otot-otot core

bermaca-macam, bisa menggunakan alat atau juga tanpa alat seperti

bola keseimbangan, balance disk dan lain sebagainya. Latihan ini

dilakukan dengan pengulangan sebanyak 12-20 kali, 1-3 set, dengan

tahanan 3-10 detik untuk gerakan statis (Hermawan, 2012).

Latihan core stability exercise selama 3 minggu (3 kali seminggu

dengan interval 1 hari) dapat memberikan pengaruh terhadap

keseimbangan dinamis pada remaja flat foot usia 18-25 tahun,

berdasarkan penelitian tentang Pengaruh Core Stability Exercise

Terhadap Keseimbangan Dinamis pada Remaja Flat Foot Usia 18-25

Tahun (Winanda, 2017). Penelitian lain tentang “Pelatihan Core Stability

dan Balance Board Exercise Lebih Baik Dalam Meningkatkan

Keseimbangan Dibandingkan dengan Balance Board Exercise pada

Page 43: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

26

Mahasiswa Usia 18–24 Tahun dengan Kurang Aktivitas” dikatakan

latihan core stability selama 4 minggu dapat meningkatkan

keseimbangan dan permorma para athlet selam 3x/minggu (Berbudi,

2015). Berikut beberapa jenis latihan static core exercise :

a. Supine Single Leg Marching

Latihan ini dapat dilakukan oleh siapa saja, target Supine

Single Leg Marching ialah kekuatan dengan memfokuskan kerja otot

gluteus, hamstring, dan abdominal. Cara melakukan, Berbaring

terlentang dengan menekuk kedua lutut dan kedua kaki menapak rata

pada lantai. Angkat pinggul dari lantai hingga membentuk garis

lurus dari lutut hingga bahu. Kencangkan otot inti tubuh. Tanpa

menurunkan pinggul, angkat satu kaki dari lantai. Kembalikan posisi

kaki ke lantai dan ulangi dengan kaki lainnya. Jaga posisi pinggul

dan tubuh bagian atas agar tetap stabil selama melakukan gerakan.

Pastikan untuk mengencangkan otot gluteus pada puncak gerakan

untuk kontraksi penuh.

Gambar 11. Latihan Supine Single Leg Marching

(Natmessnig, 2016)

Page 44: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

27

b. Bird Dog

Bird Dog adalah latihan yang sangat baik untuk menstabilkan

tulang belakang lumbal, memperbaiki kontrol postur, meluruskan

tulang belakang, mengurangi nyeri punggung bawah dan

memperkuat bahu selama gerakan ekstremitas atas dan bawah.

Latihan ini mempengaruhi kelompok otot besar seperti gluteus

maximus, hamstring, quadratus lumborum, rectus abdominis,

pectoralis mayor, dan otot korset bahu, juga dapat dilakukan

individu sehat dan dapat mambantu atlet dan olahragawan aktif.

Cara melakukan, mulai merangkak dan tangan selebar bahu

menekan tanah, posisi lutut dan kaki selebar pinggul. Hindari

punggung melengkung, Perlahan naikkan dan luruskan lutut kiri

tanpa putaran di pinggul sambil angkat dan luruskan lengan kanan

sampai keduanya sejajar tanpa miring ke bahu, tahan dan harus

tetap selaras dengan tulang belakang sepanjang gerakan. Turunkan

kaki dan lengan ke posisi awal dan ulangi dengan anggota tubuh

yang berlawanan.

Gambar 12. Latihan Bird Dog (Natmessnig, 2016)

Page 45: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

28

c. Creepy Crawly Plank

Latihan ini dapat dilakukan oleh siapa saja, tapi sangat baik

bagi pelari karena membantu mengembangkan stabilitas dan

kekuatan untuk berjalan efisien. Creeply Crawly Plank

mempengaruhi otot abdominal, lower back and hip flexor. Cara

melakukan, posisi plank tinggi kuat dan tangan lurus selebar bahu

menekan tanah. Libatkan gluteus dan aktifkan core untuk menjaga

punggung lurus. Bahu dan punggung harus berada dalam garis

lurus. Bawa lutut kiri ke bagian luar siku kiri terlebih dahulu,

kemudian angkat lutut ke samping dengan mempertahankan sudut

900 dengan kaki, tahan kamudian kembali posisi awal dan beraih ke

sisi lain.

Gambar 13. Latihan Creepy Crawly Plank

(Natmessnig, 2016)

Page 46: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

29

5. Tujuan dan Manfaat Static Core Exercise

Static Core Exercise dapat meningkatkan stabilitas postur yang

baik, sehingga mendukung efisiensi gerakan pada lengan dan tungkai

(ekstremitas). Ini berarti, seiring peningkatan kekuatan otot-otot inti juga

menghasilkan peningkatan pada anggota gerak. Melatih otot core juga

dapat mengoreksi ketidakseimbangan postur yang mana dapat

meningkatkan penampilan saat berjalan dan mencegah terjadinya cidera

(Seftian, 2014).

6. Pentingnya Static Core Exercise Bagi Pemain Futsal

Static core exercise dapat meningkatkan keseimbangan dan stabiitas

pada remaja, sehingga dalam melakukan aktifitas sehari-hari berjalan dengan

baik, karena semakin stabil tulang belakang akan semakin kecil

kemungkinan orang tersebut mengalami cidera. Latihan ini juga berperan

penting dalam memberikan kekuatan lokal dan mengontrol posisi dan gerak

dari trunk sampai pelvic yang digunakan untuk melakukan gerakan secara

optimal (Ahmadi, 2012).

Pada permainan futsal keseimbangan yang diperlukan merupakan

keseimbangan dinamis mencakup kemampuan improvisasi pergerakan

transisi secara tim dari pola meyerang bertahan atau bertahan menyerang.

karena jika hanya dilakukan secara monoton, maka kubu lawan akan

dengan mudah untuk mengantisipasinya, oleh karena itu static core

exercise sangat dibutukan bagi pemain futsal karena dapat meningkatkan

keseimbangan dan juga pencegahan cedera (Anwar, 2014).

Page 47: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

30

C. Tinjauan Hubungan antara Static Core Exercise dengan Kesimbangan

Dinamis

Pada saat berdiri otot-otot leher, trunkus, panggul, ekstensor lutut, dan

plantar fleksor menjaga agar tubuh tetap tegak, bersamaan dengan hal itu

terjadi goyangan postural sebagai usaha otot-otot diatas untuk

mempertahankan stabilitas postur. Otot-otot tersebut disebut otot postural,

secara terus menerus menjaga agar pusat massa tubuh berada di dalam

landasan penunjang. Pusat massa tubuh didefenisikan sebagai titik dimana

jumlah gaya yang bekerja padanya sama dengan nol sehingga tubuh berada

dalam keseimbangan (Utami, 2014).

Static Core exercise secara efektif harus melibatkan otot-otot yang

meliputi abdominal muscles and back muscles (erector spine) dengan gerak

penguatan dan penguluran dan terjadi dalam 3 bidang gerak melibatkan

sistem otot, sistem sendi, sistem saraf. Otot-otot pelvic floor dan abdominal

diperlukan untuk meningkatkan tekanan pada perut yaitu Intra Abdominal

Pressure, untuk menopang trunk, menurunkan beban pada otot-otot spine,

dan meningkatkan stabilitas trunk. Tiap gerakan otot menimbulkan

perangsangan terhadap muscle spindle, golgi tendon organ, dan pacinian

copuscle. Kesadaran akan posisi sebagian bergantung pada impuls yang

datang dari alat indra dalam dan sekitar sendi. Integrasi visual, vestibular dan

proprioseptif yang memberi informasi ke sistem saraf pusat, kemudian sistem

neuromusculoskeletal sebagai efektor yang mengadaptasi secara cepat

prubahan posisi dan postur (Utami, 2014).

Page 48: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

31

Kontraksi otot abdominal akan meningkatkan bracing dari lumbar

spine. M. rectus abdominalis dan m. oblique abdominal mengaktivasi pola

pada gerakan anggota gerak bawah, sekaligus memberikan postural support

sebelum anggota gerak bawah bergerak. Oleh karena itu, kontraksi yang

meningkatkan tekanan intra abdominal terjadi sebelum gerakan segmen yang

besar pada anggota gerak atas (Quinn, 2012). Sehingga static core exercise

dapat membentuk kekuatan otot-otot postural, hal ini akan meningkatkan

stabilitas pada trunk dan postur sehingga dapat meningkatkan keseimbangan.

Kerja otot yang sinergi berarti bahwa adanya respon yang tepat (kecepatan

dan kekuatan) suatu otot terhadap otot yang lainnya dalam melakukan fungsi

gerak tertentu (Nugroho, 2011).

Keseimbangan terbaik adalah ketika COM dan COG dipertahankan di

atas BOS. Aktifitas fisik olahraga adalah perubahan-perubahan fungsional

yang terjadi sebagai respon terhadap satu sesi olahraga dan adaptasi yang

terjadi akibat sesi olahraga yang berulang teratur. Olahraga sering

memerlukan koordinasi berkepanjangan di antara berbagai sistem tubuh,

termasuk sistem otot, tulang, saraf, sirkulasi, pernapasan, kemih, integumen

(kulit), dan endokrin (pembentuk hormon) (Sherwood, 2013). Dalam

melakukan olahraga futsal, seorang pemain tentu tidak terlepas dari risiko

cedera olahrga. Kontak langsung antara pemain telah menjadikan sepak

bola/futsal sebagai olahraga yang berisiko tinggi terhadap cedera.

Keseimbangan merupakan salah satu unsur-unsur kondisi fisik dalam

permaianan sepak bola/futsal. Terutama keseimbangan dinamis diperlukan

dalam pelaksanaan gerakan yang berlangsung cepat, seperti ketika

Page 49: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

32

menghidari lawan, menendang jarak dekat maupun jarak jauh (Swandari,

dkk., 2015). Keseimbangan dinamis juga sangat diperlukan dalam melakukan

teknik-teknik bermain futsal untuk mendapatkan efektifitas serta efesiensi

dalam bermain futsal, diantaranya mengumpan (passing), menahan bola

(control), menggiring bola (dribbling), dan menembak (shooting) (Riyadi,

2013).

Peningkatan kemampuan kerja otot akibat latihan disebabkan oleh

perubahan fisiologis yang terjadi pada system neuromuscular berupa fungsi

dan cara kerja organ-organ tubuh mahkluk hidup (Anggriawan, 2015).

Latihan selain membangun kekuatan, juga dapat meningkatkan unsur-unsur

kondisi fisik yang lain. Jika latihan bertujuan mengembangkan salah satu

komponen biomotor misalkan kekuatan, maka latihan itu dapat berpengaruh

terhadap kemampuan biomotor lain, misalkan daya tahan otot, kecepatan, dan

eksplosive power. Kekuatan sudah digambrakan sebagai usaha maksimal

yang bisa dilakukan oleh otot atau kelompok otot untuk mengatasi sebuah

tahanan. Peningkatan kekuatan otot tergantung pada faktor yang dapat

disesuaikan dengan latihan, karena tekanan-tekanan tertentu, seperti latihan

kekuatan (weight training), benang-benang otot akan bekerja menjawabnya

dengan bekerja lebih efisien dan lebih responsif terhadap ransangan yang

datang dari pusat sususnan saraf. Pengendalian sistem saraf yang lebih efesien

berarti otot-otot menjadi lebih terkoordinir (Suharjana, 2013).

Aktivasi otot-otot core digunakan untuk menghasilkan rotasi spine.

Static core exercise dan kekuatan adalah komponen yang penting untuk

memaksimalkan efisiensi keseimbangan dan fungsi pada gerakan upper dan

Page 50: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

33

lower ekstremitas. Penguatan core muscle akan memiliki efek pada tugas-

tugas yang mencakup gerak seluruh tubuh dan kontrol postural dinamis

(Susanto, 2014).

Kontrol postural dinamis berperan dalam tugas fungsional yang berguna

untuk gerakan fungsional, aktivitas dinamik menyebabkan COG berpindah

sebagai respon terhadap aktivitas neuromuscular. Kontrol dinamik penting

dalam banyak fungsi juga membutuhkan integrasi proprioseptif, kekuatan,

dan ROM, karena lingkup gerak sendi merupakan komponen penting

keseimbangan dimana kemampuan sendi untuk membantu gerak tubuh dan

mengarahkan gerakan terutama saat gerak yang memerlukan keseimbangan

yang tinggi (Nugroho, 2011). Seseorang yang mampu mengubah arah dari

posisi satu keposisi yang lainnya atau posisi yang berbeda dalam kondisi dan

kemampuan gerak yang baik berarti memiliki tingkat keseimbangan yang

cukup baik (Imaningsih, 2015).

Page 51: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

34

D. Kerangka Teori

Bagan 14. Kerangka Teori

Kondisi Fisik

Keseimbangan Dinamis

Teknik dasar futsal: 1. Passing 2. Control 3. Dribbling 4. Shooting

Static Core Exercise

Aktivitas abdominal and back muscle

Kontraksi core muscle

Perubahan stabilitas postur

Sistem otot Sistem sendi Sistem saraf

Koordinasi intermuscular

↑ Bracing pada spine

Respon neuromuscular

↑ Proprioseprik ↑ Kekuatan otot ↑ Kontrol motorik

↑ Kontrol postural

↓ Resiko cedera Perubahan

keseimbangan dinamis

Perubahan fisiologi sistem neuromuscular

Integrasi sistem visual, sistem vestibular, sistem proprioseptik

↑ Kerjasama antara

grup otot yang

berbeda

Page 52: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

35

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Antara Variabel Dependen

Variabel Kontrol Variabel Perancu

Bagan 15. Kerangka Konsep

B. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian pada rumusan masalah, maka dapat

diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Terdapat perubahan nilai keseimbangan dinamis anatara sebelum dan

setelah diberikan static core exercise pada pemain futsal ekstrakurikuler

futsal SMA Negeri 2 Jeneponto.

2. Ada pengaruh pemberian static core exercise terhadap perubahan

keseimbangan dinamis pada pemain futsal ekstrakurikuler futsal SMA

Negeri 2 Jeneponto.

1. Perubahan stabilitas

Postur 2. Perubahan koordinasi

neuromuscular 3. Respon neuromuscular

Perubahan Keseimbangan

Dinamis Static Core Exercise

1. Aktivitas fisik

2. Psikologis 3. Makanan

4. Usia

5. IMT

6. Jenis kelamin

7. Gangguan vestibular,

visual dan proprioseptik

Page 53: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

36

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian eksperimental jenis pre-experimental,

dengan rancangan one group pre-test post-test design. Rancangan ini

digunakan dengan maksud untuk mengetahui perubahan keseimbangan

dinamis setelah pemberian static core exercise. Adapun desain penelitian ini

digambarkan sebagai berikut:

T1 X T2

Bagan 16. One group Pre-test Post-test design

Keterangan:

T1 = Pre-test keseimbangan dinamis

X = Pemberian static core exercise

T2 = Post-test keseimbangan dinamis

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Negeri 2 Jeneponto.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah berlangsung pada tanggal 10 April sampai

dengan 04 Mei 2018.

T1 X T2

Page 54: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

37

A. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota futsal pada

ekstrakurikuler futsal SMA Negeri 2 Jeneponto berjumlah 25 orang.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini diperoleh sebanyak 23 responden

yang berasal dari jumlah populasi yang dipilih menggunakan formula

teknik purposive sampling dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi

yang ada sebagai berikut:

a. Kriteria Inklusi

1) Anggota futsal yang mengikuti ekstrakurikuler futsal SMA

Negeri 2 Jeneponto dan aktif mengikuti latihan

2) Jenis kelamin laki-laki

3) Usia 15-17 tahun

4) Bersedia menjadi responden penelitian dengan menandatangani

informed consent

b. Kriteria Ekslusi

Seluruh kriteria eksklusi dapat dibuktikan melalui hasil

wawancara dengan responden.

1) Memiliki riwayat cedera seperti fraktur pada area lumbal

2) Memiliki gangguan vestibular

3) Memiliki gangguan visual

Page 55: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

38

n =

pada penelitian ini, jumlah sampel minimum yang peneliti gunakan

dengan menggunakan rumus slovin sebagai berikut:

1 + � � ²

Keterangan:

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e = Batas toleransi kesalahan

nilai e = 0,1 (10%) untuk populasi dalam jumlah besar

nilai e = 0,2 (20%) untuk populasi dalam jumlah kecil

Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel pada

penelitian ini adalah sebagai berikut:

25 n =

(1+(25 x 0,2 x 0,2))

n = 13

Jadi besar sampel minimal yang diperlukan adalah 13 orang, dan

pada penelitian ini sampel berjumlah 23 orang yang artinya memenuhi

syarat penelitian karena lebih dari sampel minimal.

Page 56: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

39

B. Alur Penelitian

Bagan 17. Alur Penelitian

C. Variabel Penelitian

1. Identifikasi variabel

Variabel penelitian ini terdiri dari 2 variabel, yaitu: independen dan

dependen, serta 2 variabel antara yaitu: stabilitas dan koordinasi :

a. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Static Core Exercise

b. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perubahan

keseimbangan dinamis

c. Variabel antara dalam penelitian ini adalah stabilitas dan koordinasi

2. Definisi operasional variabel

a. Static Core Exercise adalah salah satu teknik latihan dari core exercise

yang difokuskan pada core muscle untuk memperkuat dan

menstabilkan spine dengan kontraksi otot isometrik. Latihan dilakukan

Studi Pendahuluan

Memilih & Merumuskan

Masalah

Izin Penelitian

Observasi Masalah

Pengambilan data awal

Penentuan Populai &

Sampel

Menyusun Instrumen

Pretest (One Foot Standing

Balancing)

Memberikan Perlakuan

(Static Core Exercise)

Posttest (One Foot

Standing Balancing)

Pengolahan

& Analisis

data

Laporan

Penelitian

Page 57: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

40

selama 4 minggu dengan 3 kali latihan tiap 1 minggu dengan 10 kali

repetisi dan 5 detik kontraksi tiap sisi. Dalam latihan ini diberikan 3

bentuk Exercise, yaitu: Supine Single Leg Marching, Bird Dog, dan

Creepy Crawly Plank. Berikut metode dan dosis latihannya:

(F) Frekuensi : 3 kali/minggu (4 minggu)

(I) Intensitas : 1 set kali 10 repetisi tiap sisi (kaki kanan dan

kaki kiri), tahan selama 5 detik

(T) Teknik : Supine Single Leg Marching, Bird Dog &

Creepy Crawly Plank

(T) Time : 5 menit

b. Perubahan keseimbangan dinamis adalah kemampuan tubuh untuk

mengontrol dan mempertahankan posisi dalam keadaan bergerak agar

tubuh tetap berada dalam bidang tumpuan. Keseimbangan dinamis

dapat diukur dengan menggunakan One Foot Standing Balance Test.

Hasil dari pengukuran akan dibandingkan, sebelum dan sesudah

perlakuan. Berikut kriteria objektif untuk laki-laki (Halim, 2011) :

1) Sangat bagus : ≥ 17 detik

2) Bagus : 11 – 16 detik

3) Sedang : 5 – 10 detik

4) Kurang : 3 – 4 detik

5) Sangat kurang : 1- 2 detik

c. Perubahan stabilitas dan koordinasi adalah kemampuan dalam

menstabilkan gerakan tubuh dari dinamis ke statis melalui

kemampuan koordinasi sebagai komponen dasar dalam keterampilan

Page 58: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

41

motorik yang akan terganggu apabila keseimbangan antara fungsi otot

berkurang. Pemeriksaan tingkat stabilitas diukur menggunakan

bridging exercise yang dinilai berdasarkan satuan menit dan

koordinasi diukur menggunakan soccer wall volley test yang dinilai

berdasarkan jumlah sepakan atau tendangan. Sebelum diberikan static

core exercise, terlebih dahulu sampel diukur kemampuan stabilitas

dan koordinasinya untuk mengetahui nilai pre test, kemudian setelah

diberikan 12 kali static core exercise maka sampel akan diukur

stabilitas dan koordinasinya kembali untuk menilai post test dari

sampel itu sendiri untuk mengetahui perbedaan skor pada pre test dan

post tes. Adapun kriteria objektifnya:

Meningkat : hasil nilai post-test lebih besar dari hasil nilai pre-test

Menetap : hasil nilai post-test sama dengan hasil nilai pre-test

Menurun : hasil nilai post-test lebih kecil dari hasil nilai pre-test

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui empat tahapan yaitu:

1. Tahap Persiapan:

a. Mengurus surat izin penelitian

b. Peneliti membuat surat persetujuan dan harus ditandatangani subyek,

yang isinya bahwa subyek bersedia menjadi sampel penelitian ini

sampai dengan selesai.

c. Melakukan sosialisasi tentang yang akan dilaksanakan kepada subyek

dan instansi penelitian.

d. Menyiapkan instrumen penelitian

Page 59: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

42

2. Tahap pre-test:

a. Instrumen Pengukuran

1) Ruangan yang rata

2) Balance board

3) Stop watch

4) Alat tulis

b. Prosedur Pengukuran

1) Peserta tes mengatur balance board yang diletakkan di atas

permukaan lantai yang rata dan meletakkan kaki yang diinginkan di

tengah balance board.

2) Perlahan-lahan mengangkat kaki yang lain dari lantai, Pertahankan

sikap keseimbangan di atas balance board selama mungkin.

3) Waktu mulai dihitung (stop watch dijalankan) pada saat kaki

meninggalkan lantai, stop watch dihentikan apabila kaki peserta tes

menyentuh lantai atau tidak dapat mempertahankan keseimbangan

tubuhnya, kesempatan diberikan sebanyak 3 kali.

4) Waktu terbaik 3 kali kesempatan yang diukur berdasarkan detik

dicatat sebagai hasil akhir peserta tes. Hasil yang diperoleh

kemudian dikonversikan dalam kriteria objektif dari keseimbangan

dinamis sebagai distribusi dari penilaian pengukuran. Adapun

kriteria objektif keseimbangan laki-laki (Halim, 2011):

a) Sangat bagus : ≥ 17 detik

b) Bagus : 11 – 16 detik

c) Sedang : 5 – 10 detik

Page 60: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

43

d) Kurang : 3 – 4 detik

e) Sangat kurang : 1- 2 detik

3. Tahap Pemberian Static Core Exercise:

a. Instrumen Latihan

1) Ruangan yang rata

2) Stop watch

3) Alat tulis

b. Prosedur Static Core Exercise

1) Mempersiapkan lapangan, termasuk kebersihannya

2) Menjelaskan tentang manfaat latihan static core exercise

3) Memberikan contoh kepada pemain gerakan-gerakan static core

exercise kemudian pemain diinstruksikan untuk melakukan gerakan

tersebut.

Adapun dosis latihan static core exercise adalah:

(F) Frekuensi : 3 kali/minggu (4 minggu)

(I) Intensitas : 1 set kali 10 repetisi tiap sisi (kaki kanan dan kaki

kiri), tahan selama 5 detik

(T) Teknik : Supine Single Leg Marching, Bird Dog & Creepy

Crawly Plank

(T) Time : 5 menit

4. Tahap Post-test:

Post-test dilakukan setelah pemberian static core exercise. Adapun

instrumen yang dibutuhkan dan prosedur pelaksanaanya sama seperti

pada tahap pre-tes. Dari post-test ini, akan didapatkan hasil yang akan

Page 61: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

44

dibandingkan dengan hasil pre-test untuk membuktikan adanya

perubahan keseimbangan dinamis yang terjadi pada peserta tes dalam

waktu yang berbeda.

E. Rencana Pengolahan dan Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Untuk mengetahui karakteristik data dengan cara mendeskripsikan

atau menggambarkan data hasil penelitian secara tunggal. Analisis

deskriptif meliputi median, modus, tabel distribusi frekuensi dan

persentase, diagram. Data yang digunakan dalam penelitian ini

merupakan data primer yaitu hasil pengukuran nilai keseimbangan

dinamis.

2. Analisis Inferensial

Sebelum diolah, data yang dikumpulkan diuji normalitas data

menggunakan uji Shapiro Wilk Test. Setelah diketahui sebaran data

pretest dan posttest yang berdistribusi normal, maka akan digunakan uji

T berpasangan dan apabila distribusi data tidak normal maka digunakan

uji Wilcoxon. Sedangkan untuk mengetahui hubungan static core

exercisec terhadap perubahan keseimbangan dinamis, maka dilakukan uji

korelasi Pearson bila salah satu variabel berdistribusi normal. Jika hasil

transformasi data tidak normal digunakan uji korelasi Spearmen. Semua

uji statistik dengan bantuan komputer menggunakan software SPSS.

Page 62: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

45

F. Masalah Etika

1. Informend Consent

Lembar persetujuan akan diberikan kepada responden. Jika

sampel bersedia menjadi responden, maka harus menandatangani

lembar persetujuan dan sampel yang menolak tidak akan dipaksa dan

tetap menghormati haknya.

2. Anonimity

Menjaga kerahasiaan, peneliti tidak akan mencantumkan nama

responden, tetapi hanya memberi kode tertentu pada setiap responden.

3. Confidentiality

Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh

peneliti dan hanya sekelompok data yang dilaporkan dalam

hasil penelitian.

Page 63: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

46

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lapangan futsal SMA Negeri 2 Jeneponto

pada tanggal 10 April sampai dengan 4 Mei 2018, populasi penelitian

sebanyak 25 orang dari seluruh anggota ekstrakurikuler futsal. Berdasarkan

populasi tersebut, diperoleh jumlah sampel sebanyak 23 orang responden

yang sesuai dengan kriteria inklusi yang ditentukan oleh peneliti. Penelitian

ini dimulai dengan observasi dan penentuan sampel untuk dilibatkan ke

dalam penelitian. Sebelum dilakukan penelitian, peneliti menginformasikan

tujuan penelitian untuk memperoleh persetujuan sampel. Setelah dilakukan

pengisian informed concent, maka pada responden dilakukan pengukuran

awal berupa pengukuran tinggi badan, berat badan, nilai keseimbangan

dinamis, stabilitas, dan koordinasi. Adapun gambaran umum tentang

responden akan disajikan sebagai berikut:

1. Karakteristik Responden

Tabel 2. Karakteristik Sampel Penelitian

Karakteristik

Sampel n (%)

Umur

15 tahun

16 tahun

17 tahun

3

13

7

13,0

56,5

30,4

Total 23 100,0

IMT

Underweight (<18,5)

Normal (18,5-24,9)

Overweight (25,0-29,9)

2

20

1

8,7

87,0

4,3

Total 23 100,0

Sumber: Data Primer, 2018

Page 64: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

47

Tabel 2 data karakteristik sampel penelitian yang diperoleh adalah

umur dan IMT. Berdasarkan umur, sampel dibagi menjadi beberapa

kelompok umur yaitu 15 tahun, 16 tahun, dan 17 tahun. Distribusi sampel

pada umur 15 tahun berjumlah 3 orang (13%), kemudian untuk umur 16

tahun merupakan jumlah terbanyak yaitu sebanyak 13 orang (56,5%), dan

umur 17 tahun sejumlah 7 orang (30,4%).

Berdasarkan karakteristik sampel menurut IMT menunjukkan bahwa

pada kategori underweight (kurus) sebanyak 2 orang (8,7%), kemudian

untuk kategori normal sebanyak 20 orang (87%), dan kategori overweight

(kegemukan) sebanyak 1 orang (4,3%).

Tabel 3. Distribusi Pengukuran Stabilitas Terhadap Pemberian Static Core Exercise

Variabel Antara Kategori Perubahan n

Stabilitas

Meningkat

Tetap

Menurun

23

0

0

Total 23

n = frekuensi Sumber : Data Primer, 2018

Tabel 3 menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran stabilitas

setelah pemberian static core exercise. Dimana seluruh sampel berada

pada kategori meningkat dengan berjumlah 23 orang. Hal ini menunjukkan

bahwa pemberian static core exercise dapat meningkatkan stabilitas pada

anggota ekstrakurikuler futsal SMA Negeri 2 Jeneponto dengan adanya

peningkatan stabilitas dari keseluruhan sampel, sehingga dapat

disimpulkan terdapat peningkatan stabilitas setelah pemberian 12 kali

static core exercise.

Page 65: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

48

Tabel 4. Distribusi Pengukuran Koordinasi Terhadap Pemberian Static Core Exercise

Variabel Antara Kategori Perubahan n

Koordinasi

Meningkat

Tetap

Menurun

9

10

4

Total 23

n = frekuensi Sumber : Data Primer, 2018

Tabel 4 menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran koordinasi

setelah pemberian static core exercise. Pada kategori meningkat berjumlah

9 orang, kategori menetap berjumlah 10 orang, dan kategori menurun

berjumlah 4 orang. Hal ini memunjukkan bahwa pemberian 12 kali static

core exercise tidak memberikan peningkatan kepada seluruh jumlah

sampel, sehingga dapat disimpulkan bahwa setelah pemberian static core

exercise tidak memberikan pengaruh terhadap peningkatan koordinasi.

1. Distribusi Perubahan Nilai Keseimbangan Dinamis Sebelum dan

Setelah Pemberian Static Core Exercise Tabel 5. Distribusi Kategori Perubahan Keseimbangan Dinamis

Kategori

Pre-Test Post-Test

n (%) n (%)

Sangat Bagus

Bagus

Sedang

Kurang

Sangat Kurang

1 (4,3)

5 (21,7)

9 (39,1)

5 (21,7)

3 (13,0)

21 (91,3)

2 (8,7)

0 (0)

0 (0)

0 (0)

Total 23 (100) 23 (100)

n = frekuensi; (%) = persentase Sumber : Data Primer, 2018

Tabel 5 menunjukkan bahwa keseimbangan dinamis sebelum dan

sesudah diberikan pemberian static core exercise. Pada pre test terdapat 1

orang (4,3%) yang hasilnya berada pada kategori sangat bagus untuk

keseimbangan dinamisnya, pada kategori bagus terdapat 5 orang (21,7%),

Page 66: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

49

kategori sedang terdapat 9 orang (39,1%), kategori kurang 5 orang

(21,7%), dan kategori sangat kurang terdapat 3 orang (13%). Sedangkan

pada post test, terdapat 21 orang (91,3%) hasilnya berada pada kategori

sangat bagus, dan pada kategori bagus, terdapat 2 orang (8,7%).

Gambar 18. Distribusi Nilai Keseimbangan Dinamis

Gambar 18 berupa distribusi nilai dari keseimbangan dinamis

dengan menggunakan balance board. Pada grafik merupakan nilai post

test keseimbangan dinamis tiap minggu setelah pemeberian static core

exercise. Gambar menunjukkan bahwa post test pada 23 sampel terdapat

perubahan yang signifikan dalam pengukuran tiap minggu. Perubahan

yang dimaksud adalah peningkatan nilai keseimbangan dinamis dengan

area grafik yang tiap minggunya semakin besar yang sesuai dengan jenis

pengukuran balance board dimana semakin besar nilai keseimbangan

dinamis maka semakin bagus.

Page 67: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

50

2. Pengaruh Pemberian Static Core Exercise Terhadap Perubahan

Keseimbangan Dinamis

Tabel 6. Uji Homogenitas

Variabel Levene’s Test Sig. (P) Keterangan

Keseimbangan

dinamis 1,967 0,175 Homogen

Sumber : Data Primer, 2018

Tabel 6 Hasil uji homogenitas diketahui bahwa perolehan data

variabel terikat yaitu keseimbangan dinamis memiliki varians data yang

homogen. Hal tersebut bisa dilihat dari nilai signifikansi dari data lebih

besar dari taraf signifikansi 0,175 (p>0.05). Sehingga dapat disimpulkan

bahwa populasi dari varians yang sama atau homogen.

Tabel 7. Uji Normalitas dan Uji T Berpasangan (paried sample t-test)

SD= Standar deviasi; r= Nilai selisih Sumber : Data Primer, 2018

Tabel 7 Setelah diketahui sebaran data pre test dan post test

keseimbangan dinamis yang berdistribusi normal dengan uji normalitas

menggunakan Shapiro-Wilk, diperoleh hasil pre test sebesar P=0,224

(p>0,05) dan post test sebesar P=0,365 (p>0,05) sehingga dapat

disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal.

Perubahan

Keseimbangan

Dinamis

Mean SD Uji Normalitas r

Uji t

Pre Test 8,00 5,196 0,224 15,696 0,000

Post Test 23,70 5,138 0,365

Page 68: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

51

Melihat hasil uji normalitas kedua data diatas, maka dilakukan

menggunakan uji statistik parametrik yaitu uji t berpasangan (paired

sample t-test) untuk mengetahui apakah ada pengaruh pemberian static

core exercise terhadap perubahan keseimbangan dinamis.

Hasil uji t berpasangan menunjukkan bahwa rata-rata sebelum

diberikan latihan static core exercise adalah 8,00 dan setelah diberikan

latihan static core exercises adalah 23,70 dengan nilai selisih sebesar

15,696. Diperoleh nilai signifikan p=0,001 (p<0,05), dimana hal ini berarti

hipotesis penelitian dapat diterima dan dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang bermakna sebelum dan

sesudah diberikan static core exercise.

Selanjutnya dilakukan uji korelasi untuk mengetahui hubungan

antara keseimbangan dinamis dengan stabilitas dan koordinasi terhadap

pemberian static core exercises sebelum terjadi peningkatan keseimbangan

dinamis. Dimana data berdistribusi normal, maka digunakan uji korelasi

pearson sebagai berikut.

Tabel 8. Uji Korelasi Pearson

Stabilitas Koordinasi

Perubahan Keseimbangan Dinamis

r 0,653 0,102

p

0,001 0,644

n 23 23

r= nilai koefisien korelasi; p= nilai signifikan korelasi; n= total sampel Sumber : Data Primer, 2018

Tabel 8 uji korealasi pearson, dimana menunjukkan bahwa terdapat

korelasi antara keseimbangan dinamis dengan stabilitas diperoleh nilai

p= 0,001 (p<0,05) yang menunjukkan ada korelasi yang bermakna. Nilai

Page 69: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

52

koefisien korelasi sebesar r= 0,653 menunjukkan bahwa hubungan antara

keseimbangan dinamis dengan stabilitas searah yang mengindikasikan

memiliki korelasi yang kuat. Sedangkan nilai signifikan korelasi

koordinasi diperoleh p= 0,644 (p>0,05) dengan nilai r= 0,102 yang

menunjukkan tidak ada korelasi yang bermakna antara keseimbangan

dinamis dengan koordinasi..

B. Pembahasan

1. Karakteristik Responden

a. Karakteristik Umur dan IMT

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh

pemberian static core exercise terhadap perubahan keseimbangan

dinamis pada pemain futsal ekstrakurikuler futsal SMA Negeri 2

Jeneponto. Data pada penelitian ini merupakan data primer dengan

memperoleh data langsung dari sampel. Berdasarkan kriteria inklusi

yang ditetapkan, maka sampel dalam penelitian ini berjumlah 23 orang

dari keseluruhan populasi.

Hasil analisis Tabel 2 menunjukkan bahwa rata-rata sampel dalam

penelitian ini berada pada umur 16 tahun yaitu sebanyak 13 orang (56,5

%). Hal ini dikarenakan, pada umur tersebut merupakan masa siswa

SMA yang aktif mengikuti kegiatan keolahragaan (youth atlet) dimana

usianya berkisar 15-17 tahun karena usia remaja 15-20 tahun kebutuhan

energi dan protein meningkat untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan

cepat yang disebabkan proses masa pubertas (Lesmana, 2012). Fungsi

organ-organ keseimbangan mulai mengalami penurunan seiring dengan

Page 70: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

53

pertambahan usia, sehingga pada usia remaja 15-20 tahun

perkembangan keseimbngan meningkat dengan baik (Syam, 2015).

Pada karakteristik IMT diperoleh hasil bahwa dari hasil penelitian

ini rata-rata sampel memiliki IMT normal yaitu sebanyak 20 orang

(87,0 %). Hal ini terjadi karena sampel usia remaja yang sebagai

anggota ekstrakurikuler futsal yang merupakan kelompok olahraga

yang mana terpenuhinya kebutuhan energi dan protein ditandai dengan

berat badan dan tinggi badan yang normal (Lesmana, 2012). Orang

yang memiliki IMT obesitas berhubungan dengan dampak buruk

terhadap performa atlet pada salah satu tes yaitu keseimbangan (Syam,

2015).

b. Perubahan Hasil Stabilitas dan Koordinasi Setelah Pemberian

Static Core Exercise

Pemeriksaan tingkat stabilitas diukur menggunakan bridging test

dan koordinasi diukur menggunakan soccer wall volley test. Sebelum

diberikan static core exercise, terlebih dahulu sampel diukur

kemampuan stabilitas dan koordinasinya kemudian setelah diberikan 12

kali static core exercise sampel kembali diukur stabilitas dan

koordinasinya. Hasil pengukuran stabilitas dari keseluruhan jumlah

sampel yaitu 23 orang memiliki tingkat stabilitas yang meningkat.

Sedangkan hasil pengukuran koordinasi dari 23 sampel, rata-rata

tingkat koordinasinya menetap yaitu sebanyak 10 orang.

Page 71: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

54

Trunkus berperan penting dalam mempertahankan postur yang

stabil melawan gravitasi, sehingga dapat memberikan kestabilan pada

bagian proksimal dari ekstremitas dan tulang belakang (Kim J.H. et

al.,2013). Latihan static core akan meningkatkan kekuatan otot-otot

stabilisator trunkus seperti otot multifidus, erector spine, dan abdominal

(transversus, rektus, dan obliques). Hal ini sejalan dengan penelitian

Paulina E.W. et al., latihan static core 3 kali seminggu sebanyak 12

kali perlakuan dapat memperbaiki stabilitas trunkus dan keseimbangan.

Menurut hasil penelitian Amran Hadi, 2006 (Nazzala, 2016) yang

berjudul ”Hubungan Kelincahan, Koordinasi, Keseimbangan, dan

Kelentukan terhadap Keterampilan Shooting.” Sampel yang digunakan

ialah pemain sepakbola UKM UGM sebanyak 35 orang. Hasil

penelitian menunjukkan sumbangan koordinasi sebesar 18,352 %.

Pemain futsal yang mempunyai koordinasi tubuh yang baik akan lebih

mudah dalam melakukan tiap gerakan baik dengan bola maupun tanpa

bola.

Berdasarkan uraian di atas bahwa koordinasi dalam futsal

merupakan kemampuan seorang pemain futsal dalam melakukan

gerakan yang kompleks, pada tingkat kesulitan tertentu dengan cepat

dan efisien. Contohnya, ketika melakukan menendang bola pada

gawang, koordinasi kaki menunjang keseimbangan tubuh sangat

diperlukan agar tendangan tersebut dapat dilakukan dengan baik dan

dihasilkan ke arah gawang. Koordinasi yang dimaksud adalah gerakan

teknik yang baik, seperti koordinasi teknik menendang yang baik,

Page 72: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

55

antara posisi kaki, perkenaan kaki dengan bola, tumpuan kaki, posisi

badan, dan lain sebagainya (Nazzala, 2016).

2. Perubahan Hasil Pre Test dan Post Test Keseimbangan Dinamis

Pemeriksaan tingkat keseimbangan dinamis diukur menggunakan

balance board yang dinilai berdasarkan detik dengan 3 kali kesempatan

tes. Waktu terbaik dari 3 kali kesempatan yang diukur adalah sebagai hasil

akhir tes. Sebelum diberikan static core exercise, terlebih dahulu sampel

diukur tingkat keseimbangan dinamisnya untuk menilai pre test dari

sampel tersebut dengan hasil dari total 23 sampel, rata-rata sampel dalam

penelitian ini 9 orang memiliki kategori sedang jika diukur dengan nilai

maka memiliki nilai keseimbangan dinamis 5-10. Hal ini disebabkan

pemain futsal belum pernah melakukan latihan static core exercise yang

dapat mempengaruhi otot core dan mengontrol keseimbangan khususnya

keseimbangan dinamis bagi pemain futsal selama pertandingan maupun

latihan.

Setelah data pre test didapatkan, maka dilanjutkan dengan pemberian

static core exercise kepada semua sampel sebanyak 12 kali perlakuan,

kemudian setelah diberikan perlakuan, maka sampel diukur kembali

tingkat keseimbangannya untuk menilai post test dari sampel itu sendiri.

Rata-rata hasil yang diperoleh, 21 orang memiliki kategori sangat bagus

dengan nilai ≥17. Jika dibandingkan hasil pemeriksaan tingkat

keseimbangan dinamis sebelum dan setelah 12 kali perlakuan maka

diperoleh adanya perbedaan yang signifikan antara pre test dan post test

untuk pemberian static core exercise.

Page 73: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

56

Selain itu, bisa juga dilihat dari grafik nilai post test keseimbangan

dinamis tiap minggunya yang menunjukkan bahwa area grafik pada

minggu keempat yang paling besar dari area grafik pada minggu pertama

sampai ketiga. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar nilai

keseimbangan dinamis maka tingkat keseimbangannya juga semakin

bagus, sehingga terdapat perubahan yang bermakna pada tiap minggunya

setelah diberikan static core exercise.

Peningkatan nilai keseimbangan dinamis disebabkan karena latihan

core itu sendiri mampu meningkatkan kekuatan, daya tahan, dan kontrol

saraf pada daerah tulang belakang dan daerah abdominal, sehingga otot-

otot ekstremitas atas dapat meningkat dengan melatih otot core. Latihan

ini juga efektif dalam menjaga keseimbangan tubuh saat melakukan

berbagai gerakan dinamis (Khamooshi et al., 2016).

Peningkatan keseimbangan dinamis dapat terjadi karena saat

diberikan static core exercise akan terjadi respon kontrol motorik

kompleks yang melibatkan deteksi dan integrasi informasi sensorik untuk

menilai posisi dan gerakan tubuh dalam ruang dan pelaksanaan respon

muskuloskeletal yang sesuai untuk mengontrol posisi tubuh. Integrasi

sensorimotor penting untuk menghubungkan sensasi ke respon motor serta

untuk adaptasi dan antisipasi, strategi motorik untuk merencanakan,

memprogram, dan mengeksekusi respon keseimbangan (Kisner dan Colby,

2014).

Page 74: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

57

3. Pengaruh Static Core Exercise terhadap Perubahan Keseimbangan

Dinamis

Hasil dari static core exercise, dilakukan uji t berpasangan untuk

menilai apakah ada perbedaan yang berarti dari pemberian static core

exercise terhadap perubahan keseimbangan dinamis. Pada hasil tes

diperoleh nilai selisih perubahan keseimbangan dinamis dari pre test ke

post test sebesar 15,70 dengan nilai p = 0,001 (p<0,05) yang berarti

hipotesis yang diajukan peneliti diterima dan mengindikasikan bahwa ada

pengaruh yang bermakna dari static core exercise terhadap perubahan

keseimbangan dinamis.

Selain itu, bisa juga dilihat dari hasil uji korelasi untuk mengetahui

hubungan antara keseimbangan dinamis dengan stabilitas dan koordinasi

terhadap pemberian static core exercises. Diperoleh nilai stabilitas p=

0,001 (p<0,05) yang menunjukkan ada korelasi yang bermakna antara

keseimbangan dinamis terhadap stabilitas dengan nilai r= 0,653 yang

mengindikasikan nilai korelasi kuat. Sedangkan diperoleh nilai koordinasi

p= 0,644 (p>0,05) dengan nilai r= 0,102 yang menunjukkan tidak ada

korelasi yang bermakna antara keseimbangan dinamis dengan koordinasi.

Oleh karenanya dapat disimpulkan bahwa setelah 12 kali perlakuan static

core exercise ada korelasi yang signifikan antara stabilitas dengan

keseimbangan dinamis.

Peningkatan keseimbangan dinamis setelah sampel diberikan 12 kali

perlakuan terjadi karena static core exercise merupakan suatu latihan yang

memberikan keseimbangan dinamis untuk memaksimalkan aktivitas secara

Page 75: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

58

efisien. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Berbudi

(2015) terhadap 14 responden yang menunjukkan perubahan signifikan

terhadap peningkatkan nilai keseimbangan pada pre dan post test 14,32

dengan nilai p= 0,0001 (p<0,05).

Secara fisiologis dari latihan core stability yaitu terhadap otot-otot

core, memberikan manfaat terhadap kestabilan dan peningkatan komponen

sensorik dan motorik yang terkait dengan sistem tulang belakang agar

dapat bekerja secara optimal. Hal ini sejalan dengan teori dari hasil

penelitian yang dilakukan Suadnyana (2015) yaitu latihan untuk

keseimbangan dapat menimbulkan adanya kontraksi otot. Ketika otot

berkontraksi, sintesa protein kontraktil otot berlangsung jauh lebih cepat

dari penghancurannya sehingga menghasilkan filamen aktin dan miosin

yang bertambah banyak secara progresif dalam miofibril, sehingga akan

memecah di dalam setiap serat otot untuk membentuk miofibril baru.

Peningkatan jumlah miofibril akan menyebabkan serat otot menjadi

hipertropi yang meningkatkan komponen sistem metabolisme fosfagen,

termasuk ATP dan fosfokreatin. Hal ini mengakibatkan peningkatan

kemampuan sistem metabolik aerob dan anaerob yang dapat meningkatkan

energi dan kekuatan otot. Peningkatan kekuatan otot inilah yang membuat

anggota futsal semakin kuat dalam menopang tubuh serta melakukan

gerakan (Guyton, 2014).

Prinsip latihan core exercise adalah mengaktifkan kerja core muscle

(deep muscle and superficial mascle) dari individu anggota futsal.

Teraktifasinya core muscle ini akan meningkatkan stabilitas tulang

Page 76: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

59

belakang karena dapat meningkatkan tekanan intra abdominal dan hal

tersebut yang membentuk abdominal brace yang akan meningkatkan

stabilitas dari tulang belakang. Peningkatan aktivitas dan co-aktivitas

antagonis otot trunk dapat meningkatkan kontrol tulang belakang pada

individu anggota futsal. Hal tersebut mendorong pemeliharaan dari posisi

lumbopelvic agar tetap stabil. Pemberian latihan berupa static core

exercise yang dilakukan dengan benar dapat memberikan peningkatan

kekuatan otot yang mengalami kelemahan sekaligus dapat mengurangi

rasa nyeri dan meningkatkan aktivitas fungsional. Keseimbangan dinamis

yang baik lebih diperlukan pada pemain futsal sebagai mobilitas ketika

bermain futsal, karena permasalahan pada keseimbangan dinamis pada

pemain futsal adalah berkurangnya stabilitas pada punggung bawah

(Pramita, 2015).

Static core exercise juga memiliki pengaruh pada orang normal,

bukan hanya pada orang sakit seperti penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Zulvikar (2016) yang menunjukkan bahwa terdapat

hubungan core stability statis yang mempengaruhi keseimbangan dan

pemulihan gerak setelah stroke.

Page 77: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

60

C. Keterbatasan Penelitian

Dalam melakukan penelitian maupun saat menulis laporan akhir dari

penelitian ini, terdapat beberapa keterbatasan yang menjadi kelemahan dari

penelitian yang dilakukan ini, keterbatasan yang dimaksud antara lain :

1. Pada saat penelitian, sulitnya di kontrol kehadiran sampel secara

bersamaan, sehingga sampel yang tidak mengikuti exercise sesuai jadwal

latihan pada sore hari maka diberikan perlakuan pada jam sekolah

dikeesokan hari setelah jadwal latihan.

2. Area lokasi exercise kurang nyaman, sehingga mempengaruhi kondisi

sampel ketika diberikan perlakuan.

Page 78: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

61

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan dan hasil penelitian mengenai pengaruh pemberian

static core exercise terhadap perubahan keseimbangan dinamis pada pemain

futsal ekstrakurikuler futsal SMA Negeri 2 Jeneponto maka dapat

disimpulkan sebagai berikut.

1. Terdapat perubahan nilai keseimbangan dinamis sebelum diberikan static

core exercise pada pemain futsal ekstrakurikuler futsal SMA Negeri 2

Jeneponto dengan nilai mean 8,00, standar deviasi 5,196, dan nilai uji

normalitas 0,224 (P>0,05).

2. Terdapat perubahan nilai keseimbangan dinamis setalah diberikan static

core exercise pada pemain futsal ekstrakurikuler futsal SMA Negeri 2

Jeneponto dengan nilai mean 23,70, standar deviasi 5,138, dan nilai uji

normalitas 0,365 (P>0,05).

3. Ada pengaruh pemberian pemberian static core exercise terhadap

perubahan keseimbangan dinamis pada pemain futsal ekstrakurikuler

futsal SMA Negeri 2 Jeneponto dengan nilai uji t = 0,000 (P < 0,005).

Page 79: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

62

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka disarankan

beberapa hal sebagai berikut:

1. Disarankan hasil dari penelitian ini dapat menjadi masukan yang positif

bagi pihak ekstrakulikuler futsal SMA Negeri 2 Jeneponto dan menjadi

referensi dari pihak terkait untuk menggunakan hasil penelitian ini, sebagai

pengetahuan betapa pentingnya core exercise dalam olahraga, seperti

static core exercise yang dapat meningkatkan keseimbangan dinamis.

2. Bagi peneliti lanjutan serupa, dilakukan dengan jumlah sampel yang lebih

banyak dan homogen, sebagai contoh klub olahraga pada sebuah sekolah

asrama yang notabene memiliki aktivitas dan pola hidup yang hampir

homogen keseluruhan.

3. Disarankan bagi anggota futsal SMA Negeri 2 Jeneponto untuk lebih

sering melakukan static core exercise di rumah untuk menunjang

tercapainya hasil yang maksimal.

Page 80: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

63

DAFTAR PUSTAKA

Adam, larcom. 2013. The Effects Of Balance Training On Dynamic Balance Capabilities In The Elite Australian Rules Footballer. Research Thesis Presented To School Of Sport And Exercise Science, Victoria University.

Ahmadi, R., Hasan, D., dan Hosin, B. A. 2012. The effect of 6 weeks core stabilization training program on the balance in mentally retarded students. International Journal of Sport Studies. Vol., 2 (10), 496-501.

Ajis, Ilman. 2014. Kontribusi Kelentukan Pinggang, Kelincahan, dan Kecepatan (speed) terhadap keterampilan Dribbling pada Cabor Futsal. Skripsi tidak diterbitkan. Bandung: Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.

Anggriawan, Nofa. 2015. Peran Fisiologi Olahraga Dalam Menunjang Prestasi. Jurnal Olahraga Prestasi. Volume 11, Nomor 2.

Anwar, C., Tianing, N. W., Winaya, M. N. 2014. Pemberian Core Exercise

Meningkatkan Jangkauan Throw-in pada Siswa Sekolah Sepakbola Bali Soccer Ball Usia 11-13 Tahun. Skripsi tidak diterbitkan. Bali: Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar Bali.

Aylinmahmut. 2017. Core Strength and Back Pain. (Online). (https://draylinmahmut.com/2017/03/22/1675/, diakses 9 Maret 2018).

Berbudi A. 2015. Pelatihan Core Stability dan Balance Board Exercise Lebih Baik Dalam Meningkatkan Keseimbangan Dibandingkan dengan Balance Board Exercise pada Mahasiswa Usia 18 – 24 Tahun dengan Kurang Aktivitas Fisik. Jurnal Fisioterapi Volume 15 Nomor 1.

Dahlan, M. Sopiyudin. 2017. Statistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif, Bivariat, dan Multivariat. Edisi 6. Jakarta: Epidemiologi Indonesia.

Firdha, Hajrianti. 2016. Pengaruh Pemberian Core Stability Exercise Terhadap

Kelincahan pada Pemain Futsal Tahun 2016. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar: Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

Guyton, and Hall. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 12. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Halim, Nur Ichsan. 2011. Tes dan Pengukuran Kesegaran Jasmani. Makassar: Universitas Negeri Makassar.

Halim, Sahda. 2012. 1 Hari Pintar Main Futsal. (Online). (http://www.media-pressindo.com, diakses 20 Februari 2018).

Hastuti, Santi Bery, Pangkahila, J. Alex, Irfan, Muhammad. 2018. Dynamic Neuromuscular Stabilization Lebih Meningkatkan Keseimbangan Dinamis

Page 81: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

64

Dari pada Balance Exercise pada Siswa Usia (-10 Tahun Di Sekolah Negeri 11 Sumerta Denpasar. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar.

Hastuti, Santi Bery, Wibawa, Ari, Muliarta, I Made. 2014. Pemberian Core Stability Exercise Lebih Meningkatkan Keseimbangan Statis Daripada Balance Beam Exercise pada Siswa Sekolah Dasar Negeri 11 Sumerta Denpasar. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar.

Hemphill, N. 2012. Core Exercise for Athletic Performance. (Online).

(http://www.oneresult.com/training/core-exercise-athletic-performane, diakses 28 Februari 2018).

Hermawan, Iwan. 2012. Gerak Dasar Permainan Olahraga Petanque. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Jakarta.

Imaningsih. 2015. Penambahan Proprioseptive Exercise pada Intervensi Strengthening Exercise Lebih Meningkatkan Keseimbangan pada Pemain Sepakbola. Tesis tidak diterbitkan. Denpasar: Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar.

Irfan. 2016. Keseimbangan Pada Manusia. (Online). (https://www.ifi.or.id/artikel 02.html, diakses 20 Februari 2018).

Khamooshi, R., Mohammadieh, SM., Rahmana, N., dan Zalani, F.R. 2016. Comparing the Effect of Simultaneus Eight-Week Stretching/Strengthening Training with Core Stability Exercise on the Flat Foot Deformity of 9 to 13. International Journal of Musculoskeletal Pain prevention Year Old Female Students. Vol. 1. No: 4.

Kim J.H., Lee L.K., Lee J.U., Kim M.Y., Yang S.M., Jeon H.J., et al. 2013. A

Pilot Study on the Effect of Functional Electrikal Stimulation of Stroke Patients in a Sitting Potition on Balance and Activities of Dialy Living. J Phys Ther Sci.

Kisner, C. dan Colby, L. A. 2014. Intisari Terapi Latihan. Jakarta: EGC Lesmana, Syahmirza Indra. 2012. Perbedaan Pengaruh Metode Latihan Beban

Terhadap Kekuatan dan Daya Tahan Otot Biceps Brachialis Ditinjau Dari Perbedaan Gender. Jakarta, Universitas Esa Unggul.

Natmessing, Herwig. 2016. 6 Amazing Core Exercise You Should Be Doing If You’re A Runner. (Online). (https://www.runtastic.com, diakses 5 Maret 2018).

Nazzala, Gigih Nenaz. 2016. Hubungan Koordinasi, Keseimbangan, dan Power Otot Tungkai Dengan Kemampuan Shooting Futsal Menggunakan Punggung Kaki Pada Olahraga Futsal. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta.

Page 82: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

65

Nugroho, S. 2011. Materi Kinesiologi. Universitas Negeri Yogyakarta

Paulina E.W., Lidwina, S.S., dan Julius, H.L. 2016. Pengaruh Latihan Core-

Strengthening Terhadap Stabilitas Trunkus dan Keseimbangan Pasien Pasca Stroke. Jurnal Biomedik, Vol. 8, No. 1 : 43-50.

Pramita, Indah. Pangkahila, Alex. Sugijanto. 2015. Core Stability Exercise Lebih Baik Meningkatkan Aktivitas Fungsional Dari Pada William’s Flexion Excercise Pada Pasien Nyeri Punggung Bawah Miogenik. Sport and Fitness Journal. Volume 3, No 1 : 35-49.

Quinn, E. 2012. Medical Review Board, Sit And Reach Flexibility Test. (Online).

(http://sportsmedicine.about.com/old/fitnessevalandassesment/qt/sitandreach.htm, diakses 28 Februari 2018).

Quinn, Elizabeth. 2013. Exercise for Injury-Free Throwing. (Online). (http://spo rtmedicine.com/od/sampleworkouts/a/Exercise-For-Injury-Free-Throwing.htm, diakses 28 Februari 2018).

Rafsanjani, Johan. 2012. Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai Keseimbangan dan Panjang Tungkai dengan Ketepatan Hasil Operan Tendangan Jarak Jauh pada Siswa Peserta Ekstrakulikuler Sepakbola Di SMP Negeri 1 Pleret Kabupaten Bantul. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta.

Richarpin, Yohanes. 2012. Koordinasi dan Keseimbangan. (Online). (http://richarpinnumerouno.blogspot.com, diakses 26 Maret 2018).

Risangdiptya, G. dan Ambarwati, E. 2016. Perbedaan Antara Keseimbangan Tubuh Sebelum dan Sesudah Senam Pilates pada Waktu Usia Muda. (Online). (http://ejournal-s1.undp.ac.id/index.php/medico, diakses 2 Maret 2018). Volume 5, nomor 4.

Riyadi, N. 2013. Tingkat Keterampilan Teknik Dasar Bermain Futsal Pemain yang Menggunakan Lapangan Agung Futsal Arena Jatinom Klaten. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakara.

Royana, Ibnu Fatkhu. 2017. Analisis Kondisi Fisik Pemain Tim Futsal UPGRIS. Semarang: Universitas PGRI Semarang.

Seftian, Antu. 2014. Pengaruh Core Stability Exercise Terhadap Keseimbangan pada Pesilat PPLP Gorontalo. Skripsi tidak diterbitkan. Gorontalo: Fakultas Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo.

Setiyawan. 2016. Implementasi Undang-undang Sistem Keolahragaan Nasional.

(Online). (http://journal.upgris.ac.id, diakses 27 Februari 2018). Sherwood, Lauralee. 2013. Introduction to Human Physiology, 8th edition.

Penerbit Yolanda Cossio.

Page 83: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

66

Suadnyana, I.A. Astiti, Nurmawan, Sutha, dan Muliarta, I Made. 2015. Core Stability Exercise Meningkatkan Keseimbangan Dinamis Lanjut Usia di Banjar Bebengan, Desa Tangeb, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

Suharjana. 2013. Pendidikan Kesegaran Jasmani. Yogyakarta: Jogja Global Media

Sunaryadi, Yadi. 2009. Aplikasi Biomekanika Dalam Pelatihan Judo. (Online). (http://docplayer.info/, diakses 11 Maret 2018).

Susanto, Dedi. 2014. Pengaruh Core Stability Terhadap peningkatan Keseimbangan Dinamik pada Resimen Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta. Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Swandari, N. L., Nurmawan, I. S., dan Ratna, L. H. 2015. Pelatihan Proprioseptif Efektif Dalam Meningkatkan Keseimbangan Dinamis pada Pemain Sepakbola dengan Functional Ankle Instability di SSB Pegok. Skripsi tidak diterbitkan. Bali: Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar Bali.

Syam, Sitti Fatimah. 2015. Perbedaan Core Exercise dengan Balance Execise Dalam Meningkatkan Keseimbangan Dinamis Pemain Futsal. Skripsi tidak diterbitkan. Bali: Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

Utami, Kurnia Putri. 2014. Gambaran Tingkat Keseimbangan Dinamis pada Atlet Sepakbola Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar Sulawesi Selatan Tahun 2013. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar: Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

Winanda, Erick Nur. 2017. Pengaruh Core Stability Exercise Terhadap

Keseimbangan Dinamis pada Remaja Flat Foot Usia 18-25 Tahun. Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Zulvikar, Januarshah. 2016. Pengaruh Latihan Core Stability Statis (Plank dan

Side Plank) dan Core Stability Dinamis (Side Lying Hip Abduction dan Oblique Crunch) Terhadap Keseimbangan. Journal of Physical Education, Health and Sport.

Page 84: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

67

Lampiran 1

NASKAH PENJELASAN UNTUK MENDAPATKAN

PERSETUJUAN DARI SUBYEK PENELITIAN

Judul Penelitian :

Pengaruh Pemberian Static Core Exercise Terhadap Perubahan Keseimbangan

Dinamis pada Pemain Futsal Ekstrakulikuler Futsal SMA Negeri 2 Jeneponto.

Penjelasan kepada subyek penelitian:

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Saya Mega Saputri akan

melakukan penelitian tentang Pengaruh Pemberian Static Core Exercise Terhadap

Perubahan Keseimbangan Dinamis pada Pemain Futsal Ekstrakulikuler Futsal

SMA Negeri 2 Jeneponto. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

pemberian static core exercise terhadap perubahan keseimbangan dinamis pada

pemain futsal. Keuntungan mengikuti penelitian ini adalah akan menambah

pengetahuan saudara. Manfaat aplikatifnya sebagai data yang dapat

dipertimbangkan dan menjadi edukasi sebagai pemain futsal, apakah jenis

penelitian dapat membantu keseimbangan pemain saat bermain.

Jika Saudara setuju untuk berpartisipasi, maka kami akan mengambil data

terkait, seperti nama, umur, jenis kelamin, alamat. Kemudian, saudara akan

mengikuti prosedur penelitian seperti pengambilan data pre test, melakukan

prosedur pelaksanaan penelitian terkait pemberian perlakuan static core exercise.

Setelah itu akan dilakukan prosedur pengambilan data post test. Penelitian ini

tidak berdampak negatif kepada saudara. Data penelian ini nantinya akan

menggunakan kode, bukan nama sebenarnya dari saudara. Peneliti akan

memberikan salinan hasil pengukuran kepada responden untuk diketahui.

Kami sangat berharap saudara bersedia untuk ikut dalam penelitian ini, dan

bila bersedia diharapkan dapat memberikan persetujuan secara tertulis.

Keikutsertaan saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela tanpa paksaan. Oleh

karena itu, saudara berhak untuk menolak atau mengundurkan diri jika terdapat

hal-hal yang tidak berkenan. Bila Saudara merasa masih ada yang belum jelas atau

belum dimengerti, maka dapat menanyakan atau meminta penjelasan pada saya :

Page 85: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

68

Mega Saputri (Hp. 081343726818). Jika Saudara setuju diharapkan

menandatangani Lembar Persetujuan Mengikuti Penelitian, atas kesediaan dan

kerjasamanya diucapkan terima kasih.

Identitas Peneliti

Nama : Mega Saputri

Status : Mahasiswa Program Sarjana (S1) Program Studi Fisioterapi

Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin

Alamat : Tamanroya Timur

Telepon : 081343726818

Page 86: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

69

Lampiran 2

Lembar Persetujuan Mengikuti Penelitian

Judul Penelitian :

Pengaruh Pemberian Static Core Exercise Terhadap Perubahan Keseimbangan

Dinamis pada Pemain Futsal Ekstrakulikuler Futsal SMA Negeri 2 Jeneponto.

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Alamat :

Setelah mendapatkan penjelasan penelitian dan memahami informasi yang

diberikan oleh peneliti serta mengetahui tujuan dan manfaat penelitian, maka

dengan ini saya menyatakan secara sukarela bersedia untuk berpartisipasi dalam

penelitian ini.

Saya mengetahui bahwa saya berhak untuk menolak atau berhenti dari

penelitian ini. Bila masih ada hal yang belum saya mengerti atau saya ingin

mendapatkan penjelasan lebih lanjut, saya bisa mendapatkannya dari peneliti

secara langsung.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan penuh

kesadaran dan tanpa paksaan dari siapapun.

Makassar, Maret 2018

Nama Subyek,

(…………………..…….)

Page 87: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

70

Lampiran 3

FORMULIR IDENTITAS RESPONDEN

Kode Responden :

Nama :

Tempat, Tanggal lahir :

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur :

Alamat :

Agama :

Kelas :

Indeks Massa Tubuh : Tinggi Badan : m

Berat Badan : kg

Riwayat Cedera :

Cedera yang dialami saat ini :

Mengalami gangguan penglihatan : Ya/Tidak

Mengalami gangguan pendengaran : Ya/Tidak

Page 88: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

71

Lampiran 4

Blanko Hasil Pengukuran Keseimbangan Dinamis Anggota

Ekstrakurikuler Futsal SMA Negeri 2 Jeneponto

No Kode

Responden IMT TD

Pre Test Post Test

Hasil

(s)

Inter

pretasi

Hasil

(s)

Inter

pretasi

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

Page 89: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

72

Lampiran 5

Blanko Hasil Pengukuran Stabilitas dan Koordinasi

Anggota Ekstrakurikuler Futsal SMA Negeri 2 Jeneponto

No Kode Responden

Stabilitas Koordinasi

Hasil (detik) Inter

pretasi

Hasil (Sepakan) Inter

pretasi Pre

test

Post

test Pre test

Post

test

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

Page 90: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

73

Lampiran 6

Hasil Olah Data SPSS

A. Karakteristik Responden Penelitian

Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 15 3 13,0 13,0 13,0

16 13 56,5 56,5 69,6

17 7 30,4 30,4 100,0

Total 23 100,0 100,0

IMT

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Underweight 2 8,7 8,7 8,7

Normal 20 87,0 87,0 95,7

Overweight 1 4,3 4,3 100,0

Total 23 100,0 100,0

Page 91: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

74

PrePost_Stabilitas

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Meningkat 23 100,0 100,0 100,0

PrePost_koordinasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid meningkat 9 39,1 39,1 39,1

menetap 10 43,5 43,5 82,6

menurun 4 17,4 17,4 100,0

Total 23 100,0 100,0

Page 92: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

75

B. Distribusi Distribusi Perubahan Nilai Keseimbangan Dinamis Sebelum

dan Setelah Pemberian Static Core Exercise

Descriptives

Statistic Std. Error

Pre_KeseimbanganDinamis Mean 8,00 1,083

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 5,75

Upper Bound 10,25

5% Trimmed Mean 7,75

Median 7,00

Variance 27,000

Std. Deviation 5,196

Minimum 1

Maximum 20

Range 19

Interquartile Range 8

Skewness ,643 ,481

Kurtosis -,311 ,935

Post_KeseimbanganDinamis Mean 23,70 1,071

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 21,47

Upper Bound 25,92

5% Trimmed Mean 23,97

Median 25,00

Variance 26,403

Std. Deviation 5,138

Minimum 11

Maximum 31

Range 20

Interquartile Range 8

Skewness -,682 ,481

Kurtosis ,216 ,935

Page 93: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

76

Pre_KeseimbanganDinamis

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid sangat bagus 1 4,3 4,3 4,3

Bagus 5 21,7 21,7 26,1

Sedang 9 39,1 39,1 65,2

Kurang 5 21,7 21,7 87,0

sangat kurang 3 13,0 13,0 100,0

Total 23 100,0 100,0

Post_KeseimbanganDinamis

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid sangat bagus 21 91,3 91,3 91,3

Bagus 2 8,7 8,7 100,0

Total 23 100,0 100,0

Page 94: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

77

C. Pengaruh Pemberian Static Core Exercise Terhadap Perubahan

Keseimbangan Dinamis

Test of Homogeneity of Variances

Pre_KeseimbanganDinamis

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1,967 1 21 ,175

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Pre_KeseimbanganDinamis ,127 23 ,200* ,945 23 ,224

Post_KeseimbanganDinamis ,132 23 ,200* ,955 23 ,365

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Page 95: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

78

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed) Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

Pre_Keseimbangan

Dinamis -

Post_Keseimbangan

Dinamis

-15,696 5,112 1,066 -17,906 -13,485 -14,725 22 ,000

Correlations

Post_Keseimba

nganDinamis Post_Stabilitas Post_Koordinasi

Post_KeseimbanganDinamis Pearson Correlation 1 ,653** ,102

Sig. (2-tailed) ,001 ,644

N 23 23 23

Post_Stabilitas Pearson Correlation ,653** 1 ,260

Sig. (2-tailed) ,001 ,231

N 23 23 23

Post_Koordinasi Pearson Correlation ,102 ,260 1

Sig. (2-tailed) ,644 ,231

N 23 23 23

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 96: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

79

Lampiran 7

Page 97: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

80

Lampiran 8

Page 98: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

81

Lampiran 9

Dokumentasi Penelitian

Pre test keseimbangan dinamis

Pre test stabilitas Pre test koordinasi

Static Core Exercise

(Supine Single Leg Marching) (Bird Dog) (Creepy Crawly Plank)

Page 99: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

82

Static Core Exercise

(Supine Single Leg Marching) (Bird Dog) (Creepy Crawly Plank)

Post test stabilitas Post test keseimbangan dinamis Post test koordinasi

Page 100: PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP

83

Lampiran 10

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Mega Saputri

Tempat/Tanggal Lahir : Jeneponto/ 08 Maret 1997

Alamat : Jl. Sahabat Raya, UNHAS

No. Telp : 081343726818

Jurusan : Fisioterapi

Fakultas : Keperawatan Universitas Hasanuddin

Nama Ayah : Makkaratong

Nama Ibu : Agustina

Riwayat Pendidikan:

1. (2000-2002) TK Aisyah Tamalatea

2. (2002-2008) SD Inpres No. 122 Tamanroya

3. (2008-2011) SMP Negeri 1 Tamalatea

4. (2011-2014) SMA Negeri 1 Tamalatea

5. (2014-2018) Program Studi S1 Fisioterapi Fakultas Keperawatan UNHAS

Riwayat Organisasi:

1. (2015-2016) Anggota Panitia CONSIST Fisioterapi Himafisio UNHAS

2. (2015-2016) Koordinator LK 1 Fisioterapi Himafisio UNHAS

3. (2015-2016) Anggota Panitia Baksos Fisioterapi Himafisio UNHAS

4. (2016-2017) Anggota Divisi Kesekretariatan Himafisio UNHAS

5. (2016-2017) SC LK 1 Fisioterapi Himafisio UNHAS