pengaruh pemberian pupuk kompos plus terhadap …pengaruh pemberian pupuk kompos plus terhadap...
TRANSCRIPT
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KOMPOS PLUS TERHADAP
PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI PAKCOY (Brassica rapa L.)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
Mika Yanti Arita Pasaribu
NIM: 151434083
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KOMPOS PLUS TERHADAP
PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI PAKCOY (Brassica rapa L.)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
Mika Yanti Arita Pasaribu
NIM: 151434083
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Dengarkanlah nasehat dan terimalah didikan, supaya
engkau menjadi bijak di masa depan. Banyaklah rancangan di
hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana”
(Amsal 19 : 20 - 21)
Karya ini kupersembahkan untuk :
Tuhan Yesus Kristus, yang selalu memberi berkat dan menyertai setiap langkah
hidupku
Kedua orang tuaku tercinta, Alm. Jonni Edward Pasaribu dan Ramli Desnia
Samosir, yang selalu menjadi panutan dan tujuan dalam hidupku
Keempat saudaraku terkasih, Donni Wesly Pasaribu, Deva Jwita Apriliani
Pasaribu, Christianto Yohanes Pasaribu, dan Saut Salomo Novreanto Pasaribu,
yang tak pernah lelah mengingatkanku untuk terus berusaha dan berdoa
Teman terdekatku Albertus Dwirahmadika Mulya dan sahabat-sahabatku yang
selalu memberikan dukungan dan doa
Seluruh keluarga besar Pendidikan Biologi angkatan 2015
Almamaterku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tuliskan
ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 1 April 2019
Penulis,
Mika Yanti Arita Pasaribu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPERLUAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta :
Nama : Mika Yanti Arita Pasaribu
Nomor Induk Mahasiswa : 151434083
Demi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
“PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KOMPOS PLUS TERHADAP
PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI PAKCOY (Brassica rapa L.)”.
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu ijin dari saya maupun memberikan
royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang telah saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Yogyakarta
Pada tanggal : 1 April 2019
Yang menyatakan
Mika Yanti Arita Pasaribu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KOMPOS PLUS TERHADAP
PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI PAKCOY (Brassica rapa L.)
Mika Yanti Arita Pasaribu
151434083
Universitas Sanata Dharma
Penggunaan pupuk organik diperlukan untuk kesuburan tanah dan
meningkatkan hasil tanaman khususnya sawi pakcoy. Pupuk kompos plus dengan
bahan organik meliputi serbuk gergaji, sekam padi, dedak padi, kotoran sapi, urin
sapi, ampas kelapa parut, tanah dibawah bambu, kulit pisang, daun sirih, dan daun
sirsak akan menyediakan unsur hara bagi pertumbuhan tanaman. Tujuan penelitian
ini yaitu mengetahui pengaruh pupuk kompos plus terhadap pertumbuhan tanaman
sawi pakcoy dan mengetahui takaran pupuk kompos plus yang paling optimal untuk
pertumbuhan tanaman sawi pakcoy.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan perlakukan takaran pupuk, yaitu 5 kelompok perlakuan (200, 250,
300, 350, dan 400 gram) dan 1 kelompok kontrol. Parameter yang diteliti adalah
jumlah daun, lebar daun, dan berat basah sawi pakcoy. Data yang diperoleh
ditabulasikan dan dianalisis menggunakan uji anova.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata pertambahan jumlah daun
tanaman sawi pakcoy pada perlakuan 200, 250, 300, 350, 400 gram, dan kontrol
adalah 3,6; 4,2; 4,8; 3,4; 3,2; dan 3,2 helai. Rerata pertambahan lebar daun sawi
pakcoy pada perlakuan 200, 250, 300, 350, 400 gram, dan kontrol yaitu 2,360 cm;
2,598 cm; 3,220 cm; 2,104 cm; 1,824 cm, dan 1,746 cm. Rerata berat basah tanaman
sawi pakcoy pada perlakuan 200, 250, 300, 350, 400 gram, dan kontrol yaitu 14 g;
18,8 g; 35,2 g; 11,2 g; 9 g; dan 7,4 g. Berdasarkan uji anova dapat disimpulkan
bahwa penggunaan pupuk kompos plus dengan takaran yang berbeda memberikan
perbedaan nyata terhadap parameter pertumbuhan yang diukur pada tanaman sawi
pakcoy. Takaran pupuk kompos plus yang optimal untuk pertumbuhan tanaman
sawi pakcoy adalah 300 gram/polybag.
Kata kunci : Pupuk kompos plus, sawi pakcoy, jumlah daun, lebar daun, dan berat
basah sawi pakcoy.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
THE EFFECT OF COMPOST PLUS FERTILIZER
TO THE GROWTH OF SAWI PAKCOY (Brassica rapa L.)
Mika Yanti Arita Pasaribu
151434083
Sanata Dharma University
The use of organic fertilizer is needed for soil fertility and increasing crop
yields especially pakcoy mustard. Compost plus fertilizers is composed of sawdust,
paddy husk, paddy bran, cow dung, cow urine, grated coconut waste, soil under
bamboo, banana peel, betel leaf, and soursop leaf will provide nutrients for plants
growth. The aim of this research are to discover the effect of compost plus towards
the growth of pakcoy mustard plant and to discover the optimal dosage of compost
plus for pakcoy mustard plant growth.
The experiment design employed is the Completely Randomized Design
(CRD) with fertilizer dosage treatment, which are 5 treatment groups (200, 250,
300, 350, 400 grams) and 1 control group. The observed parameter are the number
of leaves, leaf width, and the wet weight of pakcoy mustard. The gathered data is
tabulated and analyzed using anova test.
The result of the study indicate that the average increase of number of leaves
of pakcoy mustard plant on the treatment 200, 250, 300, 350, 400 grams and control
are 3,6; 4,2; 4,8; 3,4; 3,2; dan 3,2 sheets. The average leaf width growth of pakcoy
mustard plant on treatment 200, 250, 300, 350, 400 grams and control are 2,360
cm; 2,598 cm; 3,220 cm; 2,104 cm; 1,824 cm, dan 1,746 cm. The average wet
weight of bok choy mustard plant on treatment 200, 250, 300, 350, 400 grams, and
control are 14 g; 18,8 g; 35,2 g; 11,2 g; 9 g; dan 7,4 g. Based on the anova tes it
can be concluded that the use of compost plus at different doses gives a significant
difference to the growth parameters measured in the pakcoy mustard plant. The
optimal dosage of compost plus to attain optimal growth pakcoy mustard plant is
300 grams/polybag.
Keywords : Compost Plus fertilizer, pakcoy mustard plant, number of leaves,
width of leaf, and wet weight pakcoy mustard plant.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat
penyertaan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh
Pemberian Pupuk Kompos Plus Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi Pakcoy
(Brassica Rapa L.)”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada program studi Pendidikan Biologi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini berhasil diselesaikan dengan
baik berkat bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2. Drs. Antonius Tri Priantoro M. For. Sc. Selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Biologi dan selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing
penulis dengan penuh kesabaran, memberikan masukan, pengarahan, serta
perbaikan-perbaikan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Ignatius Yulius Kristio Budiasmoro S.Si, M.Si. dan Ika Yuli Listyarini
M.Pd. selaku dosen penguji, atas kritik dan saran yang telah diberikan
sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
4. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Biologi yang dengan penuh
dedikasi mendidik, mengarahkan, membimbing, membagi ilmu
pengetahuan, memberikan dukungan, dan bantuan kepada penulis dari awal
perkuliahan sampai dengan selesai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
5. Alm. Jonni Edward Pasaribu dan Ramli Desnia Samosir selaku orang tua
penulis yang telah memberikan semangat, kasih sayang, doa serta
memberikan dukungan berupa moril dan materi sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi dan menyelesaikan karya ilmiah ini dengan baik.
6. Donni Wesly Pasaribu, Deva Jwita Apriliani Pasaribu, Christianto Pasaribu,
dan Saut Salomo Pasaribu selaku saudara penulis yang selalu
menyemangati dan mengingatkan penulis untuk terus berusaha dan berdoa.
7. Keluarga besarku, terima kasih atas doa dan motivasi bagi penulis.
8. Teman terdekatku, Albertus Dwirahmadika dan sahabat-sahabat tercinta,
Rofina Mbale Role, Antonia Paulina Bao, Angelina Br Sitio, Mahesha Gani
Tarigan, Lamria Hutasoit, Rina Septriani Sidin, Elvinta Salsalina, Ade
Nurtiti Malau, dan Nadie Dwi Wahyuni Astari Napu yang telah membantu,
memberi dukungan, doa, semangat, dan motivasi.
9. Teman-teman semasa PPL di SMA Stella Duce 1 Yogyakarta, atas motivasi
dan kebersamaannya selama ini.
10. Teman-teman Pendidikan Biologi angkatan 2015 yang menjadi teman
seperjuangan penulis dalam melaksanakan studi di Universitas Sanata
Dharma.
11. Bapak Slamet selaku penjaga Kebun Percobaan Pendidikan Biologi yang
telah membantu selama penelitian.
12. Semua pihak yang belum disebutkan satu persatu yang turut membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas kehadiran kalian
yang telah memberikan pengalaman luar biasa untuk kehidupan penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
Penulis menyadari penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan. Untuk
itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak.
Akhir kata semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca. Atas
perhatiannya penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis,
Mika Yanti Arita Pasaribu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................... vi
ABSTRAK ......................................................................................................... vii
ABSTRACT ......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvii
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 5
1. Bagi Peneliti ............................................................................................. 5
2. Bagi Masyarakat ...................................................................................... 5
3. Bagi Dunia Pendidikan ............................................................................ 5
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ............................................................................... 6
A. Dasar Teori ...................................................................................................... 6
1. Deskripsi Sawi Pakcoy (Brassica rapa L.) ............................................... 6
2. Morfologi Sawi Pakcoy (Brassica rapa L.) .............................................. 7
3. Kandungan Sawi Pakcoy (Brassica rapa L.) ............................................ 8
4. Manfaat Sawi Pakcoy (Brassica rapa L.) ................................................ 9
5. Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica rapa L.) ................... 10
6. Jenis Pupuk ............................................................................................. 13
7. Pupuk Kompos Plus ................................................................................ 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
8. Mekanisme Pupuk Kompos Plus Memengaruhi Pertumbuhan Sawi
Pakcoy (Brassica rapa L.) ...................................................................... 23
a. Intersepsi .......................................................................................... 23
b. Aliran Masa ...................................................................................... 24
c. Difusi ............................................................................................... 25
9. Hama dan Penyakit ................................................................................. 24
B. Penelitian Yang Relevan ................................................................................ 28
C. Kerangka Berpikir.......................................................................................... 30
D. Hipotesis ........................................................................................................ 31
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................... 32
A. Jenis Penelitian .............................................................................................. 32
1. Variabel bebas ........................................................................................... 32
2. Variabel terikat .......................................................................................... 32
3. Variabel kontrol ........................................................................................ 33
B. Batasan Penelitian .......................................................................................... 34
C. Alat dan Bahan............................................................................................... 35
D. Cara Kerja ...................................................................................................... 36
1. Tahap Persiapan ........................................................................................ 36
2. Tahap Pembuatan Pupuk Kompos Plus .................................................... 37
a) Pemotongan Bahan Dasar .................................................................. 37
b) Pembuatan Larutan untuk Fermentasi ............................................... 37
c) Pencampuran Bahan Dasar ................................................................ 38
d) Tahap Fermentasi .............................................................................. 39
3. Tahap Budi Daya Tanaman Sawi Pakcoy ................................................. 39
a) Penyiapan Media Tanam ................................................................... 39
b) Penanaman Sawi Pakcoy ................................................................... 40
1) Seleksi benih ............................................................................... 40
2) Penyemaian ................................................................................. 40
3) Seleksi Bibit dan Pemindahan .................................................... 41
4) Pemeliharaan Tanaman Sawi Pakcoy ......................................... 41
4. Tahap Pengukuran Pertumbuhan Tanaman Sawi Pakcoy......................... 42
a) Jumlah Daun ...................................................................................... 42
b) Lebar Daun ........................................................................................ 42
c) Berat Basah ........................................................................................ 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
E. Analisa Data ................................................................................................... 43
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 45
A. Hasil ............................................................................................................... 45
1. Pupuk Kompos Plus .................................................................................. 45
2. Pertumbuhan Jumlah Daun Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica rapa L.) ... 47
3. Pertumbuhan Lebar Daun Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica rapa L.) ..... 53
4. Berat Basah Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica rapa L.) ........................... 58
B. Pembahasan ................................................................................................... 62
1. Pupuk Kompos Plus .................................................................................. 62
2. Pengaruh Pupuk Kompos Plus Terhadap Pertumbuhan Jumlah Daun
Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica rapa L.) ............................................... 66
3. Pengaruh Pupuk Kompos Plus Terhadap Pertumbuhan Lebar Daun
Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica rapa L.) ............................................... 70
4. Pengaruh Pupuk Kompos Plus Terhadap Berat Basah Tanaman Sawi
Pakcoy (Brassica rapa L.) ........................................................................ 73
5. Perlakuan Pupuk Kompos Plus yang Optimal dalam Pertumbuhan
Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica rapa L.) ............................................... 75
C. Hambatan dan Keterbatasan dalam Penelitian............................................... 76
BAB V. IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN UNTUK
PEMBELAJARAN ............................................................................... 78
BAB VI. PENUTUP ............................................................................................ 81
A. Kesimpulan .................................................................................................... 81
B. Saran .............................................................................................................. 81
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 82
LAMPIRAN .......................................................................................................... 86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Kandungan Gizi 100 gram Sawi Pakcoy ......................................... 9
Tabel 2.2 Fungsi Mikroorganisme dalam EM4 ............................................... 18
Tabel 2.3 Kandungan Ideal Unsur Hara Pupuk Kompos ................................. 22
Tabel 2.4 Perbandingan Jumlah Hara yang Diserap ....................................... 24
Tabel 4.1 Hasil pengukuran Suhu, pH, dan Kelembaban Fermentasi ............. 45
Tabel 4.2 Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Sawi Pakcoy ......................... 47
Tabel 4.3 Hasil Uji Anova Pertumbuhan Jumlah Daun ................................... 51
Tabel 4.4 Hasil Uji Post Hoc Pertumbuhan Jumlah Daun ............................... 52
Tabel 4.5 Pertambahan Lebar Daun Tanaman Sawi Pakcoy ........................... 53
Tabel 4.6 Hasil Uji Anova Pertumbuhan Lebar Daun ..................................... 56
Tabel 4.7 Hasil Uji Post Hoc Pertumbuhan Lebar Daun ................................. 57
Tabel 4.8 Berat Basah Tanaman Sawi Pakcoy ................................................ 58
Tabel 4.9 Hasil Uji Anova Berat Basah Tanaman Sawi Pakcoy ..................... 60
Tabel 4.10 Hasil Uji Post Hoc Berat Basah Tanaman Sawi pakcoy ................. 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berfikir ............................................................ 31
Gambar 3.1 Denah Tata Letak 30 unit Perlakuan ........................................... 33
Gambar 4.1 Pupuk Kompos Plus Hari ke-14 .................................................. 46
Gambar 4.2 Grafik Rerata Pertumbuhan Jumlah Daun .................................. 48
Gambar 4.3 Sawi Pakcoy pada P1 hari ke-35 ................................................. 50
Gambar 4.4 Sawi Pakcoy pada P2 hari ke-35 ................................................. 50
Gambar 4.5 Sawi Pakcoy pada P3 hari ke-35 ................................................. 50
Gambar 4.6 Sawi Pakcoy pada P4 hari ke-35 ................................................. 50
Gambar 4.7 Sawi Pakcoy pada P5 hari ke-35 ................................................. 50
Gambar 4.8 Sawi Pakcoy pada P0 hari ke-35 ................................................. 50
Gambar 4.9 Grafik Rerata Pertumbuhan Lembar Daun ................................. 54
Gambar 4.10 Berat Basah Sawi Pakcoy pada Perlakuan P3 ............................. 59
Gambar 4.11 Hama Budi Daya Tanaman Sawi Pakcoy pada P4 dan P5.......... 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Data Mentah Pertumbuhan Jumlah Daun Tanaman Sawi
Pakcoy Selama 35 Hari ............................................................... 86
Lampiran 2. Data Mentah Pertumbuhan Lebar Daun Tanaman Sawi
Pakcoy Selama 35 Hari ............................................................... 87
Lampiran 3. Hasil Pengukuran Suhu, pH, dan Kelembaban Fermentasi
Pupuk Kompos Plus .................................................................... 88
Lampiran 4. Hasil Uji Normalitas Pertumbuhan Jumlah Daun ....................... 88
Lampiran 5. Hasil Uji Homogenitas Pertumbuhan Jumlah Daun .................... 88
Lampiran 6. Hasil Uji Post Hoc Jumlah daun .................................................. 89
Lampiran 7. Hasil Uji Normalitas Pertumbuhan Lebar Daun ......................... 90
Lampiran 8. Hasil Uji Homogenitas Pertumbuhan Lebar Daun ...................... 90
Lampiran 9. Hasil Uji Post Hoc Lebar daun .................................................... 90
Lampiran 10. Hasil Uji Normalitas Berat Basah Tanaman Sawi Pakcoy .......... 91
Lampiran 11. Hasil Uji Homogenitas Berat Basah Tanaman Sawi Pakcoy ...... 91
Lampiran 12. Hasil Uji Post Hoc Berat Basah Tanaman Sawi Pakcoy ............. 92
Lampiran 13. Silabus ......................................................................................... 93
Lampiran 14. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ................................. 99
Lampiran 15. Lembar Kerja Peserta Didik ......................................................111
Lampiran 16. Lembar Pengamatan Penilaian ..................................................115
Lampiran 17. Dokumentasi Penelitian .............................................................127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan wilayah tropis yang memiliki sumber daya alam yang
berlimpah. Salah satu sumber daya alam di Indonesia yang banyak dimanfaatkan
oleh masyarakat adalah sayuran. Sayuran merupakan tanaman yang dapat
dikonsumsi oleh manusia sebagai sumber vitamin, mineral, dan serat. Untuk
mendapatkan sayuran yang berkualitas dalam kuantitas yang besar, masyarakat
Indonesia melakukan budi daya sayuran. Salah satu budi daya sayuran yang
digemari oleh masyarakat Indonesia adalah budi daya sawi (Brassica sp.). Menurut
Rukmana (2007), ada lima spesies tanaman sawi yang banyak digemari oleh
masyarakat Indonesia yaitu, sawi pakcoy (Brassica rapa L.), sawi hijau (Brassica
chinensis var. parachinensis), sawi putih (Brassica rapa subsp. pekinensis), sawi
kailan, dan sesawi sayur (Brassica juncea).
Tanaman sawi pakcoy (Brassica rapa L.) merupakan tanaman sayuran yang
memiliki nilai ekonomi tinggi di Indonesia karena memiliki rasa enak, mudah
didapat, dan budi dayanya tidak terlalu sulit untuk dilakukan. Menurut Direktorat
Hortikultura dan Aneka Tanaman (2012), tanaman sawi mengandung vitamin dan
gizi yang penting bagi kesehatan tubuh manusia. Dalam 100 gram berat basah sawi
mengandung 2,3 g protein; 0,3 g lemak; 4,0 g karbohidrat; 220 mg kalsium; 38 mg
fosfor; 6,4 g vitamin A; 0,09 mg vitamin B; 102 mg vitamin C; dan 92 g air. Sawi
pakcoy merupakan tanaman yang dapat ditanam di dataran rendah dan dataran
tinggi dengan syarat mendapatkan sinar matahari yang cukup, memiliki aerasi tanah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
yang baik, dan pH tanah 6,5 – 7 (Edrizal dkk., 2010). Menurut Badan Pusat Statistik
Provinsi Jawa Timur (2018) produksi tanaman sawi pakcoy di Jawa Timur pada
tahun 2016 adalah sebesar 100 ton/ha, sehingga dengan hasil produksi yang
demikian produktivitas sawi pakcoy tidak seimbang dengan permintaan pasar yang
tinggi.
Salah satu faktor yang memengaruhi keberhasilan dalam budi daya tanaman
sawi pakcoy adalah aplikasi penggunaan pupuk. Tanaman membutuhkan pupuk
sebagai salah satu sumber unsur hara yaitu nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K)
yang berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pupuk ada dua
jenis yaitu, pupuk organik dan pupuk anorganik. Di Indonesia penggunaan pupuk
anorganik menjadi salah satu sarana produksi yang selalu digunakan untuk
meningkatkan hasil tanaman khususnya sayuran. Menurut Dinas Pertanian dan
Pangan Kota Yogyakarta (2018) budi daya sayuran oleh masyarakat banyak
menggunakan pupuk anorganik disebabkan oleh keinginan masyarakat untuk
meningkatkan hasil produksi sayuran secara langsung dan cepat sehingga mampu
meningkat hasil panen. Masyarakat juga kurang memperhatikan mengenai dampak
negatif yang disebabkan oleh pupuk anorganik. Selain itu, kondisi ekonomi juga
memengaruhi pola pikir masyarakat dimana banyak masyarakat yang tidak ingin
membeli pupuk organik yang tidak bersubsidi karena harganya relatif lebih mahal
dibandingkan pupuk anorganik yang harganya lebih murah.
Menurut Rosmarkam dan Yuwono (2002) penggunaan pupuk anorganik
yang berlebih memiliki dampak negatif terhadap lingkungan. Dampak negatifnya
yaitu pupuk anorganik dapat merusak kesuburan tanah dan mendesak pertumbuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
mikrobia di dalam tanah. Padahal peran mikrobia di dalam tanah sangat penting
yaitu membantu menguraikan bahan organik yang ada di dalam tanah agar mudah
diserap oleh tumbuhan. Jika hal ini terus menerus terjadi maka tumbuhan tidak
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, oleh sebab itu diharapkan budi daya
sayuran yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia dapat beralih untuk
menggunakan pupuk organik.
Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut digunakanlah pupuk organik
yang lebih ramah lingkungan. Salah satu pupuk organik yang dapat digunakan yaitu
pupuk kompos. Pupuk kompos adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa bahan
organik. Sumber bahan organik dapat berasal dari sampah rumah tangga, kotoran
ternak, sisa-sisa tanaman, arang, sekam, dan abu dapur. Penggunaan pupuk kompos
dapat menambah unsur hara dalam tanah terutama unsur nitrogen (N), fosfor (P),
dan kalium (K) yang berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman,
memperbaiki sifat kimiawi tanah sehingga unsur hara yang tersedia di dalam tanah
dapat lebih mudah diserap oleh tanaman, dan mempertinggi daya ikat tanah
terhadap unsur hara sehingga mudah larut dalam air (Hadisuwito, 2012).
Pupuk organik yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk
kompos plus berbahan dasar serbuk gergaji, sekam padi, dedak padi, kotoran sapi,
urin sapi, ampas kelapa parut, tanah dibawah bambu, kulit pisang, daun sirih, dan
daun sirsak. Peneliti tertarik menggunakan bahan-bahan tersebut dalam penelitian
ini karena bahan-bahan tersebut mudah didapatkan dan kurang dimanfaatkan secara
maksimal oleh masyarakat padahal dari bahan dasar tersebut dapat menyediakan
unsur hara seperti N, P, dan K bagi pertumbuhan tanaman melalui proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
pengomposan agar mudah diserap oleh tanaman (Aritonang dkk., 2011; Ridwan,
1987; dan Ida, 2007).
Pupuk ini disebut pupuk kompos plus karena berasal dari berbagai macam
substrat yang menyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan tanaman,
mengandung mikrobia yang baik bagi kesuburan tanah yang berasal dari kotoran
sapi dan urin sapi, dan terdapat bahan baku seperti daun sirih dan daun sirsak yang
berfungsi sebagai pestisida alami sehingga pupuk ini menyediakan unsur hara bagi
tanaman, mikrobia tanah, dan mengandung pestisida alami untuk mengendalikan
serangan hama dan penyakit dalam budi daya tanaman sawi pakcoy.
Oleh karena itu, peneliti memilih topik ini untuk melakukan pembuatan
pupuk yang diberi nama pupuk kompos plus untuk meningkatkan produksi tanaman
sawi pakcoy yang belum pernah dilakukan oleh peneliti lain.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh pemberian pupuk kompos plus terhadap pertumbuhan
tanaman sawi pakcoy?
2. Takaran pupuk kompos plus manakah yang paling optimal untuk
pertumbuhan tanaman sawi pakcoy?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh pemberian pupuk kompos plus terhadap pertumbuhan
tanaman sawi pakcoy.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
2. Mengetahui takaran pupuk kompos plus yang paling optimal untuk
pertumbuhan tanaman sawi pakcoy.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman mengenai pembuatan pupuk
kompos yang diaplikasikan pada tanaman sawi pakcoy dan memberikan
kesadaran kepada peneliti untuk menggunakan pupuk kompos sebagai salah
satu pemanfaatan sisa-sisa dari makhluk hidup sehingga bermanfaat bagi
pertumbuhan tanaman.
2. Bagi Masyarakat
Dapat memberikan informasi tentang bahan dasar pembuatan pupuk
kompos plus dan pengaruh takaran pupuk kompos plus terhadap
pertumbuhan tanaman sawi hijau.
3. Bagi Dunia Pendidikan
Dapat memberikan informasi kepada peserta didik tentang pembuatan
pupuk kompos menggunakan sisa-sisa dari makhluk hidup yang bermanfaat
bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta menjadi salah satu
bahan pembelajaran untuk melakukan budi daya tanaman yang disesuaikan
dengan materi pembelajaran dalam kurikulum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
1. Deskripsi Sawi Pakcoy (Brassica rapa L.)
Tanaman sawi pakcoy merupakan tanaman yang ditanam sepanjang tahun.
Daerah penanaman yang cocok untuk sawi pakcoy adalah daerah yang memiliki
ketinggian 100 – 500 m di atas permukaan laut. Umur panen sawi pakcoy dapat
dilakukan ketika sawi berumur 30 - 45 hari (Margiyanto, 2007). Saat ini sawi
pakcoy dikembangkan secara luas di Filipina, Malaysia, Indonesia, dan Thailand
(Cahyono, 2003).
Di Indonesia, budi daya tanaman sawi pakcoy banyak dilakukan oleh para
petani, khususnya di daerah Cipanas, Jawa Barat. Ciri – ciri tanaman sawi pakcoy
adalah tumbuh tegak, daun berwarna hijau segar, serta tangkai daun berwarna putih,
lebar, dan kokoh (Rukmana, 1994). Menurut Suhardiyanto (2011), klasifikasi
tanaman sawi pakcoy, yaitu:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta (tanaman berbiji)
Sub divisi : Angiospermae (biji berada didalam buah)
Kelas : Dicotyledonae (biji berkeping dua)
Ordo : Rhoeadales (Brassicales)
Famili : Brassicaceae
Genus : Brassica
Spesies : Brassica rapa L.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
2. Morfologi Sawi Pakcoy (Brassica rapa L.)
Tanaman sawi pakcoy memiliki tinggi tanaman yang mencapai 15 – 30 cm
dengan karakteristik kurang peka terhadap suhu, sehingga tanaman ini memiliki
daya adaptasi lebih tinggi dari jenis sawi yang lain (Hernowo, 2010).
Menurut Rukmana (2007) morfologi tanaman sawi pakcoy terdiri dari akar,
batang, daun, bunga, buah, dan biji.
a. Akar
Sistem perakaran tanaman sawi pakcoy adalah akar tunggang, membentuk
cabang – cabang akar yang menyebar keseluruh arah dengan kedalaman 30
– 40 cm ke bawah permukaan tanah. Akar tanaman berfungsi untuk
memperkuat berdirinya tanaman dan menyerap air maupun nutrisi yang
dibutuhkan tanaman.
b. Batang
Tanaman sawi pakcoy memiliki batang semu, yaitu batang tanaman tidak
terlalu kelihatan. Tanaman sawi pakcoy tergolong kedalam jenis batang
semu karena pada tanaman pelepah daun tumbuh berhimpitan, saling
melekat, dan tersusun rapat secara teratur. Batang tanaman sawi pakcoy
memiliki warna hijau yang berfungsi sebagai alat pembentuk dan penopang
daun.
c. Daun
Daun tanaman sawi pakcoy berbentuk oval, berwarna hijau tua agak
mengkilap, daun tidak membentuk kepala atau klop, dan daun tumbuh agak
tegak atau setengah mendatar. Daun tanaman sawi pakcoy tersusun dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
bentuk spiral yang rapat dan melekat pada batang. Tangkai daun tanaman
berwarna hijau muda, gemuk, dan berdaging.
d. Bunga
Struktur bunga sawi pakcoy tersusun dalam tangkai bunga (inflorescentia)
yang tumbuh memanjang (tinggi) dan bercabang banyak. Kuntum bunga
terdiri dari empat helai kelopak daun, empat helai mahkota bunga berwarna
kuning cerah, empat helai benang sari, dan satu putik yang berongga dua.
e. Buah dan Biji
Tipe buah tanaman sawi pakcoy adalah buah polong yaitu bentuknya
memanjang dan berongga. Tiap buah berisi 2 – 8 butir biji. Biji pakcoy
berbentuk bulat kecil berwarna coklat kehitaman, permukaannya licin
mengkilap, dan sedikit keras.
3. Kandungan Sawi Pakcoy (Brassica rapa L.)
Sawi pakcoy merupakan tanaman sayuran yang mengandung mineral,
vitamin, protein, dan kalori (Zulkarnain, 2010). Menurut Fahrudin (2009) sawi
pakcoy mengandung vitamin A, vitamin B, vitamin C, mineral, kalsium, kalium,
zat besi, fosfor, asam oksalat, asam nikotinik, dan serat. Dalam 100 gram berat
basah sawi pakcoy mengandung 2,3 g protein; 0,3 g lemak; 4,0 g karbohidrat; 220
mg kalsium; 38 mg fosfor; 6,4 g vitamin A; 0,09 mg vitamin B; 102 mg vitamin C;
dan 92 g air (Direktorat Hortikultura dan Aneka Tanaman, 2012).
Tanaman sawi pakcoy banyak mengandung vitamin dan garam-garam
mineral penting yang diperlukan tubuh seperti pada tabel 2.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Tabel 2.1 Kandungan Gizi 100 Gram Sawi Pakcoy
No Komposisi Jumlah
1. Protein 2,30 g
2. Lemak 0,30 g
3. Karbohidrat 4,00 g
4. Serat 1,20 g
5. Kalsium (Ca) 220,50 mg
6. Fosfor (P) 38,40 mg
7. Besi (Fe) 2,90 mg
8. Vitamin A 969,00 mg
9. Vitamin B1 0,09 mg
10. Vitamin B2 0,10 mg
11. Vitamin B3 0,70 mg
12. Vitamin C 102,00 mg
Sumber: Direktorat Gizi, DepKes RI, 1979 (Sutirman, 2011).
4. Manfaat Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica rapa L.)
Menurut Fahrudin (2009) sawi pakcoy memiliki beberapa manfaat yaitu
menghilangkan rasa gatal ditenggorokan pada penderita batuk, penyembuh
penyakit kepala, membersihkan darah, memperbaiki fungsi ginjal, serta
memperbaiki dan memperlancar pencernaan. Biji tanaman pakcoy dapat
dimanfaatkan sebagai minyak serta pelezat makanan. Kadar vitamin A pada pakcoy
sangat tinggi sehingga dapat berperan untuk menjaga kornea mata agar selalu sehat.
Mata yang normal biasanya mengeluarkan mukus, yaitu cairan lemak kental yang
dikeluarkan sel epitel mukosa, sehingga membantu mencegah terjadinya infeksi.
Kandungan vitamin C pada sawi pakcoy dapat berfungsi sebagai antioksidan utama
didalam sel dan berperan baik untuk mencegah penuaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
5. Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica rapa L.)
Sawi pakcoy merupakan tanaman yang dapat ditanam di daerah dataran
tinggi maupun dataran rendah. Tanaman sawi pakcoy merupakan tanaman yang
tahan terhadap curah hujan, sehingga dapat ditanam sepanjang tahun asalkan pada
musim kemarau tetap tersedia air yang cukup selama penyiraman.
Menurut Zulkarnain (2013) untuk mendapatkan hasil panen yang tinggi dan
berkualitas, budi daya tanaman sawi pakcoy dilakukan di lingkungan yang cocok
dengan syarat tumbuhnya. Faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan sawi
pakcoy adalah faktor internal dan faktor eksternal. Menurut Cahyono (2003) faktor
internal yaitu gen dan hormon, sedangkan faktor eksternal yaitu tanah, iklim,
cahaya matahari, unsur hara tanah, dan pupuk.
a. Gen
Gen merupakan bagian sel yang bertanggung jawab terhadap pewarisan
sifat dari induk keketurunannya. Karakteristik dari individu termasuk
tumbuhan merupakan warisan sifat yang diturunkan dari induknya.
b. Hormon
Hormon merupakan senyawa selain unsur hara yang terbentuk dari jaringan
meristematik yang dalam kadar kecil mampu memengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan tanaman. Jenis-jenis hormon yang memengaruhi proses
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan yaitu auksin, giberelin,
sitokinin, etilen, asam absisat, asam traumalin, dan kalin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
c. Tanah
Tanaman sawi pakcoy dapat dibudidayakan di dataran rendah maupun di
dataran tinggi. Pada umumnya, daerah penghasil sawi berada di ketinggian
100 – 500 mdpl. Keadaan tanah yang dikehendaki adalah tanah yang
gembur, banyak mengandung humus, dan memiliki drainase yang baik
(Haryanto dkk., 2002).
d. Iklim
Tanaman sawi pakcoy merupakan tanaman yang hidup di daerah sub-tropis.
Suhu yang baik bagi pertumbuhan tanaman sawi pakcoy adalah 21,1°C pada
siang hari dan 15,6°C pada malam hari (Sastrahidayat dan Soemarno, 1996).
Tanaman sawi pakcoy tergolong tanaman yang tahan terhadap curah hujan
yang tinggi, akan tetapi jika kadar air terlalu tinggi maka hasil panen kurang
maksimal. Pertumbuhan sawi pakcoy memerlukan kelembaban udara
berkisar antara 80% - 90% (Cahyono, 2003).
e. Cahaya Matahari
Tanaman sawi pakcoy merupakan organisme yang bersifat autotrof
sehingga memerlukan cahaya matahari untuk proses fotosintesis. Selain itu,
cahaya matahari juga dapat memengaruhi hormon pertumbuhan terutama
auksin, dimana cahaya yang berlebihan dapat merusak hormon auksin
sehingga dapat menghambat pertumbuhan batang. Intensitas cahaya
matahari juga memengaruhi laju penguapan pada daun, semakin tinggi
intensitas cahaya matahari, maka semakin tinggi laju penguapan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
f. Unsur Hara Tanah
Media tanam yang utama dalam budi daya tanaman sawi pakcoy adalah
tanah yang harus mengandung unsur hara untuk memenuhi kebutuhan
tanaman, seperti tanah yang subur, gembur, dan banyak mengandung bahan
organik (humus). Tanaman sawi pakcoy dapat tumbuh dengan baik pada
tanah yang derajat keasamannya antara pH 6 – 7 (Hernowo, 2010).
Berdasarkan jumlah unsur hara yang dibutuhkan tanaman, unsur hara dibagi
menjadi tiga kelompok yaitu unsur hara makro primer, unsur hara makro
sekunder, dan unsur hara mikro (Hanafiah, 2007). Menurut Yowono (2006)
unsur hara makro primer merupakan unsur hara yang jumlahnya dibutuhkan
banyak bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, seperti nitrogen (N),
fosfor (P), dan kalium (K). Unsur hara makro sekunder merupakan unsur
hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah kecil bagi tanaman, seperti
sulfur (S), kalsium (Ca), dan magnesium (Mg). Unsur hara mikro
merupakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit,
seperti tembaga (Cu), besi (Fe), Seng (Zn), boron (B), klor ( Cl), mangan
(Mn), dan molibdenum (Mo).
g. Pupuk
Pupuk merupakan bahan yang mengandung unsur hara yang diberikan
untuk pertumbuhan tanaman. Secara umum pupuk dibagi dalam dua
kelompok berdasarkan asalnya yaitu pupuk anorganik, seperti urea (pupuk
N), TSP atau SP-36 (pupuk P), KCL (pupuk K) dan pupuk organik seperti
pupuk kandang, pupuk kompos, humus, dan pupuk hijau (Lingga, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
6. Jenis Pupuk
Pupuk merupakan bahan yang mengandung unsur hara yang dibagi menjadi
tiga jenis, yaitu pupuk anorganik, pupuk hayati, dan pupuk organik. Pupuk
anorganik adalah merupakan pupuk buatan pabrik yang mengandung berbagai
macam bahan kimia tergantung kandungan unsur pupuknya (Rosmarkam dan
Yuwono, 2002).
Pupuk hayati (biofertilizer) merupakan pupuk yang mengandung mikrobia
yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman. Mikrobia yang terkandung dalam
pupuk hayati adalah bakteri fiksasi nitrogen non simbiotik Azobacter sp. dan
Azospirillum sp.; bakteri fiksasi nitrogen simbiotik Rhizobium sp.; bakteri pelarut
fosfat Bacillus megaterium, bacillus subtillis, dan Pseudomonas sp.; mikrobia
dekomposer Cellulomonas sp., Lactobacillus sp., dan Saccharomyces cereviceae
(Suwahyono, 2011). Menurut Shauchelli (1969) pupuk hayati mengandung trace
elements yang berfungsi untuk membantu menjaga produktivitas lahan,
memperbaiki kesuburan tanah, dan meningkatkan hasil produksi. Trace elements
pupuk hayati terdiri dari tembaga (Cu), besi (Fe), seng (Zn), boron (B), chlor (Cl),
mangan (Mn), molibdenum (Mo), kobalt (Co), fluor (F), silikon (Si), selenium (Se),
iodium (I), nikel (Ni), vanadium (V), sodium (Na), dan aluminium (Al).
Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari sisa materi makhluk
hidup yang melibatkan proses dekomposer sehingga dapat menyediakan unsur hara
bagi tanaman. Menurut Shauchelli (1969) pupuk organik mengandung trace
elements yang terdiri dari tembaga (Cu), besi (Fe), seng (Zn), boron (B), chlor (Cl),
mangan (Mn), dan molibdenum (Mo). Berdasarkan asalnya, pupuk organik dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
digolongkan menjadi pupuk kandang, pupuk hijau, gambut, pupuk limbah industri,
dan pupuk kompos (Rosmarkam dan Yuwono, 2002). Pupuk organik memiliki
kelebihan yaitu mengandung unsur hara makro dan mikro lengkap walaupun dalam
jumlah sedikit, dapat memperbaiki struktur tanah sehingga tanah menjadi gembur,
memiliki daya simpan air yang tinggi, tanaman lebih tahan terhadap serangan
penyakit, dan meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah yang menguntungkan
(Hadisuwito, 2012). Menurut Parnata (2010) pupuk organik memiliki kekurangan
dalam kecepatan penyerapan unsur hara oleh tanaman yang lebih lama
dibandingkan dengan penyerapan unsur hara dari pupuk anorganik.
7. Pupuk Kompos Plus
Menurut Djuarnani dkk. (2005) pupuk kompos merupakan pupuk yang
berasal dari sisa – sisa tanaman yang dibusukkan melalui proses dekomposisi.
Pupuk kompos plus merupakan pupuk yang terbuat dari bahan dasar serbuk gergaji,
sekam padi, dedak padi, kotoran sapi, urin sapi, ampas kelapa parut, tanah dibawah
bambu, kulit pisang, daun sirih, dan daun sirsak. Dengan bahan dasar demikian,
pupuk kompos plus menyediakan unsur hara yang bermanfaat bagi pertumbuhan
tanaman.
Arti kata “plus” dalam pupuk kompos ini merupakan kelebihan dari pupuk
kompos ini karena pupuk ini tidak hanya menyediakan unsur hara tetapi
mengandung mikrobia yang baik bagi kesuburan tanah yang berasal dari tanah
dibawah bambu, kotoran sapi, dan urin sapi, serta mengandung pestisida tanah
alami yang berasal dari daun sirih dan daun sirsak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Menurut Cahyono (2003) serbuk gergaji dapat dimanfaatkan sebagai salah
satu media tanam yang baik karena dapat mengoptimalkan penyerapan air dan
unsur hara pada tanaman. Serbuk gergaji tersusun atas tiga unsur yaitu, unsur C, H,
dan O. Dalam serbuk gergaji juga terdapat unsur-unsur lain seperti N, P, K, Ca, Mg,
Si, Al, dan Na. Kandungan kimia dari serbuk gergaji kayu adalah selulosa ± 60%,
lignin ± 28%, dan zat lain (termasuk zat gula) ± 12%. Dinding sel tersusun besar
oleh selulosa (C6H10O5). Selulosa adalah suatu campuran zat-zat organik yang
terdiri dari zat karbon (C), zat air (H2O), dan oksigen (O2).
Sekam padi merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis yang terdiri
dari dua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Sekam padi
tediri atas komposisi kimiawi yaitu: kadar air 9,02%; protein kasar 3,03%; lemak
1,18%; serat kasar 35,68%; abu 17,17%; karbohidrat dasar 33,71%; karbon 1,33%;
hidrogen 1,54%; oksigen 33,64%; dan silika 16,98%. Sekam berfungsi untuk
menggemburkan tanah sehingga bisa mempermudah akar tanaman menyerap unsur
hara di dalamnya (Suharno, 1979).
Dedak padi merupakan hasil ikutan penggilingan padi yang berasal dari
lapisan luar beras pecah kulit dalam proses penyosohan beras. Dedak padi
mengandung energi metabolis sebesar 2980 kkal/kg; protein kasar 12.9%; lemak
13%; serat kasar 11,4%; Ca 0,07%; P 0,22%; Mg 0,95%; dan kadar air 9%
(Suharno, 1979).
Menurut Sutanto (2002) pemberian pupuk kandang sapi sebanyak 7,5
Ton/Ha mampu meningkatkan produksi sawi sebesar 3,2 kg/m2 dan pupuk kandang
sapi 15 Ton/Ha menghasilkan umbi bawang merah sebanyak 15,3 Ton/Ha. Menurut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Yuwono (2006) didalam kotoran sapi terdapat kandungan unsur-unsur, seperti
unsur N sebanyak 0,498%; unsur P sebanyak 71,75 ppm; unsur K sebesar 15,18
me/100 g; unsur Ca sebanyak 5,82 me/100 g; unsur Mg 9,04 me/100 g; dan unsur
C sebesar 25,05%.
Cairan urin sapi memiliki kandungan hara dan mikrobia yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kotoran padatnya (Lingga, 2008 dan Affandi, 2008). Selain
kandungan hara yang dimilikinya, dalam urin sapi juga terdapat Indole Asetat Asid
(IAA) sebanyak 704,26 mg/L (Sutari, 2010).
Menurut Djuarnani dkk. (2005) ampas kelapa parut dapat membantu
fermentasi secara anaerobik karena mengandung protein 11,35% dan lemak
23,36%. Tanah dibawah bambu berfungsi dalam menyediakan trikoderma karena
trikoderma dapat ditemukan pada tanaman bambu. Trikoderma berfungsi untuk
menjaga ketahanan tubuh tumbuhan dari serangan patogen. Daun bambu yang
mengandung trikoderma akan terdekomposisi secara alami setelah gugur ke tanah
disekitar bambu sehingga tanah di sekitar bambu kaya akan unsur hara.
Kulit pisang merupakan limbah buah pisang yang mengandung karbohidrat.
Dalam 100 gram daun pisang mengandung karbohidrat 18,50 g; kalsium 715 mg;
fosfor 117 mg; dan protein 0,32 g (Balai Penelitian dan Pengembangan Industri,
1982).
Pestisida alami dalam pupuk kompos plus berasal dari bahan – bahan,
seperti daun sirih dan daun sirsak. Kandungan kimia yang dimiliki daun sirih antara
lain minyak atsiri, kadimen, eugenol, eugenol metal eter, kariopilen dan
etilbrenskatenin. Selain itu, daun sirih juga mengandung zat samak, enzim diastase,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
gula, dan vitamin A. Minyak atsiri dari daun sirih terdiri dari fenol dan alkaloid
yang memiliki daya pembunuh bakteri, antioksidan, dan fungisida. Daun sirsak
mengandung senyawa acetoginin, antara lain asimisin, bulatacin, dan squamosin.
Pada konsentrasi rendah, senyawa acetogenin berfungsi sebagai anti feedent
sehingga hama serangga tidak lagi bergairah untuk memakan bagian tanaman,
sedangkan pada konsentrasi tinggi akan bersifat racun perut yang bisa
mengakibatkan serangga mati (Zulkarnain, 2010).
Dalam proses fermentasi, pembuatan pupuk kompos plus menggunakan
cairan gula merah dan bioaktivator EM4. Proses fermentasi merupakan proses
pemecahan senyawa organik menjadi senyawa yang lebih sederhana dengan
bantuan mikroorganisme. Gula merah merupakan pemanis yang terbuat dari nira
yang berasal dari tandan bunga pohon aren. Gula merah merupakan sumber karbon
(C) dan nitrogen (N) bagi ragi dalam proses fermentasi. Mikroorganisme berfungsi
untuk menjaga keseimbangan karbon (C) dan nitrogen (N) yang merupakan faktor
penentu keberhasilan dalam proses fermentasi. Gula merah dapat menyediakan
nutrisi bagi bakteri fermentasi sehingga dapat menunjang pertumbuhan dan
perkembangan bakteri tersebut (Affandi, 2008).
Oleh karena itu, penambahan larutan gula merah yang mengandung karbon
(C) dan nitrogen (N) sangat membantu dalam proses fermentasi agar proses dapat
terjadi dengan sempurna sehingga menambah kandungan unsur hara. Selain itu,
gula merah juga mengandung gula yang tinggi (87,6%) dan protein (1,7%) yang
diperlukan sebagai sumber nutrisi bagi mikroorganisme sehingga mampu
meningkatkan kecepatan fermentasi menjadi pupuk (Imanda, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
EM4 merupakan kultur campuran mikroorganisme yang bermanfaat bagi
kesuburan tanah sehingga mampu membantu dalam pertumbuhan dan produksi
tanaman. Selain itu, mikroorganisme dalam EM4 mampu memperbaiki kondisi
biologis tanah dan dapat membantu dalam penyerapan unsur hara. EM4 terdiri dari
mikroorganisme fermentasi dan sintetik yang terdiri dari bakteri asam laktat
(Lactobacillus sp.), bakteri fotosintetik (Rhodopseudomonas sp.), Actinomycetes
sp., Streptomicetes sp., dan ragi (yeast) yang sering digunakan dalam pembuatan
tahu (Utomo, 2010).
Tabel 2.2 Fungsi Mikroorganisme dalam EM4
Nama Fungsi
Bakteri
fotosintesis
1. Membentuk zat-zat yang bermanfaat dari sekresi akar
tumbuhan, bahan organik, dan gas-gas berbahaya dengan
menggunakan sinar matahari dan panas bumi sebagai sumber
energi. Zat-zat bermanfaat itu antara lain asam amino, asam
nukleik, zat-zat bioaktif, dan gula. Semuanya mempercepat
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
2. Meningkatkan pertumbuhan mikroorganisme lainnya.
Bakteri
Asam Laktat
1. Meningkatkan percepatan perombakan bahan organik.
2. Menghancurkan bahan-bahan organik.
3. Menghasilkan asam laktat dari gula.
4. Menekan pertumbuhan mikroorganisme yang merugikan
misalnya Fusarium.
Ragi (yeast) 1. Meningkatkan jumlah sel aktif dan perkembangan akar.
2. Membentuk zat antibakteri dan bermanfaat bagi
pertumbuhan tanaman dari asam-asam amino dan gula yang
yang dikeluarkan oleh bakteri fotosintesis.
Actinomycetes 1. Menekan pertumbuhan jamur dan bakteri.
2. Menghasilkan zat-zat antimikroba dari asam amino yang
dihasilkan oleh bakteri fotosintesis dan bahan organik.
Jamur
fermentasi
1. Menghilangkan bau serta mencegah serbuan serangga dan
ulat yang merugikan.
2. Menguraikan bahan organik secara tepat untuk
menghasilkan alkohol, ester, dan zat-zat antimikroba.
(Yuwono, 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
EM4 memiliki beberapa manfaat, yaitu dapat memperbaiki sifat fisik, kimia,
dan biologis tanah; meningkatkan ketersediaan nutrisi dan senyawa organik pada
tanah; mempercepat pengomposan sampah organik atau kotoran hewan; serta
menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dan meningkatkan produksi
tanaman serta menjaga kestabilan produksi (Utomo, 2010).
Selain mikrobia dari bioaktivator EM4, mikrobia lain yang berperan dalam
fermentasi pupuk kompos plus berasal dari tanah di bawah bambu. Menurut Sharma
dkk. (2010) pada rhizosfer tanaman bambu ditemukan cendawan antagonis seperti
Aspergilus sp. yang mampu menekan patogen Fusarium dan Phytophthora. Kapang
Aspergilus sp. kemudian akan memproduksi asam laktat sebagai penguraian gula
dan karbohidrat dalam proses fermentasi. Hal tersebut sejalan dengan pendapat
Indriyani (2005) bahwa Aspergillus sp. merupakan jenis kapang yang memproduksi
asam laktat sebagai hasil penguraian gula dan karbohidrat yang bekerja sama
dengan bakteri fotosintetik dan ragi, sehingga asam laktat yang dihasilkan melalui
proses fermentasi mampu menguraikan bahan organik dengan cepat dan mampu
menekan pertumbuhan mikrobia yang berbahaya.
Sumber mikrobia lain juga diperoleh dari kotoran sapi. Sapi merupakan
hewan ruminansia yang sistem pencernaannya menggunakan mikrobia yang
berfungsi untuk mencerna selulosa dan lignin dari rumput atau tumbuhan hijau lain
yang memiliki serat yang tinggi, sehingga kotoran sapi masih memiliki banyak
kandungan mikrobia yang terbawa kedalam feses yang dihasilkan. Hal tersebut
sesuai dengan analisis yang dilakukan oleh Bai dkk. (2012) bahwa total mikrobia
kotoran sapi mencapai 3,05 x 1011 cfu/gr dan total fungi mencapai 6,55 x 104.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Komposisi mikroba dari kotoran sapi sebesar ± 60 spesies bakteri (Bacillus sp.,
Vigna sinensis, Corynebacterium sp., dan Lactobacillus sp.), jamur (Aspergillus
dan Trichoderma), ± 100 spesies protozoa, dan ragi (Saccharomyces dan Candida).
Mayoritas bakteri yang terdapat pada kotoran sapi adalah jenis bakteri fermentor
selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Selain itu, kotoran sapi merupakan bahan
organik yang dapat meningkatkan ketersediaan fosfor (P) dan unsur-unsur mikro.
Kotoran sapi mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman, seperti nitrogen,
fosfor, kalium, magnesium, belerang, dan boron (Brady, 1974). Kotoran sapi
memberikan unsur hara yang baik bagi pertumbuhan tanaman sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Agus (2012) tentang Tipologi Pendayagunaan
Kotoran Sapi Dalam Upaya Mendukung Pertanian Organik di Desa Sumbersari
Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang, menunjukkan hasil bahwa kotoran
sapi sebagai pupuk organik kompos untuk pertumbuhan padi organik mampu
menghasilkan gabah dengan mutu gizi padi organik yang lebih tinggi sebanyak 45%
dari perlakuan kontrol.
Pupuk kompos plus dibuat melalui proses dekomposisi atau fermentasi.
Proses dekomposisi dapat dilakukan melalui dua cara yaitu, secara aerobik dan
anaerobik. Proses dekomposisi secara aerobik merupakan proses pengomposan
yang membutuhkan oksigen. Proses dekomposisi bahan organik secara secara
aerobik menghasilkan CO2, H2O, Humus, dan Energi. Proses kimianya adalah
sebagai berikut:
Mikrobia aerob
Bahan organik H2O + CO2 + unsur hara + humus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Hasil pengomposan secara aerobik berupa bahan kering dengan kelembaban 30 –
40%, berwarna cokelat gelap, dan remah (Agus, 2012).
Proses dekomposisi secara anaerobik merupakan proses pengomposan yang
tidak membutuhkan oksigen. Mekanisme pengomposan anaerobik menghasilkan
CH4, CO2, unsur hara, dan humus. Proses kimianya adalah sebagai berikut:
Mikrobia anaerob
Bahan organik CH4 + CO2 + unsur hara + humus.
Pengomposan anaerobik akan menghasilkan CH4 (gas metan), CO2
(karbondioksida), unsur hara, dan asam organik yang memiliki molekul rendah
seperti asam asetat, asam propionate, asam butirat, asam laktat, dan asam suksinat
(Agus, 2012).
Menurut Affandi (2008) proses fermentasi merupakan kegiatan pemecahan
karbohidrat dan asam amino dalam kondisi anaerobik atau tidak membutuhkan
oksigen. Karbohidrat yang tersedia akan dipecah menjadi gula sederhana seperti
glukosa dengan bantuan enzim amilase dan enzim glukosidase. Keberadaan enzim
ini menyebabkan pati terdegradasi menjadi glukosa, kemudian glukosa tersebut
dirombak menjadi alkohol oleh khamir. Peran mikroba pada bioaktivator EM4
dalam proses fermentasi saling berkesinambungan. Selama proses fermentasi,
Lactobacillus sp. berperan untuk meningkatkan perombakan bahan organik dan
menghancurkan bahan organik. Peran Streptomyces sp. menghasilkan zat anti
mikroba dari asam amino yang dihasilkan bakteri fotosintetik. Jamur fermentasi
berperan dalam menguraikan bahan organik dan menghasilkan alkohol serta zat
antimikroba. Ragi menghasilkan senyawa-senyawa bermanfaat bagi pertumbuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
tanaman dari asam amino dan gula yang dikeluarkan oleh bakteri fotosintetik atau
bahan organik dan akar-akar tanaman (Yuwono, 2006).
Menurut Yuwono (2006) didalam pupuk kompos memiliki unsur hara
makro primer seperti : nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K); unsur hara makro
sekunder seperti sulfur (S), kalsium (Ca), dan magnesium (Mg); unsur hara mikro
seperti besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), klor (Cl), boron (B), mangan (Mn), dan
molibdenum (Mo). Unsur hara ideal yang terdapat dalam pupuk kompos terdapat
pada tabel 2.3 yaitu:
Tabel 2.3 Kandungan Ideal Unsur Hara Pupuk Kompos
No Komponen Kandungan (%)
1. Kadar air 41,00 – 43,00
2. C-Organik 4,83 – 8,00
3. N 0,10 – 0,51
4. P2O5 0,35 – 1,12
5. K2O 0,32 – 0,80
6. Ca 1,00 – 2,09
7. Mg 0,10 -0,19
8. Fe 0,50 – 0,64
9. Al 0,50 – 0,92
10. Mn 0,02 – 0,04
Menurut Sutanto (2002) pupuk kompos memiliki manfaat pada aspek
ekonomi, lingkungan, tanah, maupun tanaman. Dalam aspek ekonomi, pupuk
kompos bermanfaat untuk menghemat biaya transportasi dan penimbuhan limbah
sehingga volume limbah berkurang serta mendapatkan nilai jual yang lebih tinggi
dari pada bahan asalnya. Dalam aspek lingkungan, pupuk kompos bermanfaat
dalam mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan sisa-sisa organik serta
mampu mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan gas
metana dari sampah organik yang membusuk akibat bakteri metanogen di tempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
pembuangan sampah. Dalam aspek bagi tanah dan tanaman, pupuk kompos mampu
meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki struktur dan karakteristik tanah,
meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh tanah, meningkatkan aktivitas mikroba
tanah, meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen),
menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman, menekan pertumbuhan/serangan
penyakit tanaman, dan meningkatkan ketersediaan hara.
8. Mekanisme Pupuk Kompos Plus Memengaruhi Pertumbuhan Sawi Pakcoy
Dalam pengaplikasian budi daya tanaman sawi pakcoy, pupuk kompos plus
disebar di permukaan media tanam (tanah) dalam polybag sebelum adanya bibit
sawi pakcoy. Unsur hara dari pupuk kompos plus diserap tanaman sawi pakcoy
dalam bentuk ion bermuatan positif (NH4+, K+, Ca2+, Mg2+) dan bermuatan negatif
(NO3-, HPO4
2-, Cl-). Menurut Rosmarkam dan Yuwono (2002), perpindahan ion
dari dalam tanah ke permukaan akar memiliki tiga macam pergerakan, yaitu:
a. Intersepsi atau persinggungan
Pada pertumbuhan akar, terbentuk bulu akar baru yang menyebabkan
terjadinya persinggungan antara akar dan ion hara tanaman. Pertumbuhan
akar dan bulu akar menembus pori agregat tanah dan bersinggungan dengan
ion yang ada. Ketika ion berada dalam bentuk tersedia, maka akan terjadi
pertukaran ion dan kemudian ion dari tanah masuk ke dalam akar. Hal
tersebut dapat terjadi karena akar tanaman dianggap mempunyai Kapasitas
Pertukaran Kation (KPK-akar).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
b. Aliran masa
Ion dan bahan lain yang larut dalam air akan berpindah bersama aliran
larutan air ke akar tanaman akibat transpirasi tanaman.
c. Difusi
Perpindahan ion terjadi dari tempat yang memiliki kadar tinggi ke tempat
kadar yang lebih rendah. Tanaman menyerap ion dari sekitar bulu akar
sehingga disekitar akar kadarnya rendah. Terjadinya perpindahan ion
disebabkan oleh konsentrasi ion di sekitar bulu akar menjadi rendah karena
diserap oleh akar yang diteruskan ke daun dan bagian lainnya.
Perbandingan jumlah gerakan unsur hara dari dalam tanah ke akar tanaman
dapat diamati pada tabel 2.4.
Tabel 2.4 Perbandingan Jumlah Hara yang Diserap dalam Bentuk Intersepsi,
Aliran Masa, dan Difusi Hara Tanaman
Kelompok
Unsur Hara
Unsur Intersepsi Aliran
Masa
Difusi
Makronutrien
primer
Nitrogen (N) 1 99 0
Fosfor (P) 3 6 94
Kalium (K) 2 20 78
Makronutrien
sekunder
Kalsium (Ca) 171 429 0
Magnesium (Mg) 38 250 0
Sulfur (S) 5 93 0
Mikronutrien
(Trace elements)
Tembaga (Cu) 10 400 0
Seng (Zn) 33 33 33
Boron (B) 10 350 0
Besi (Fe) 11 53 37
Mangan (Mn) 33 133 0
Molibdenum (Mo) 10 200 0
Sumber: Barber et al dalam Tisdale (1985).
9. Hama dan Penyakit
Dalam budi daya tanaman sawi pakcoy perlu dilakukan pengendalian
organisme pengganggu tanaman (OPT) agar tidak terjadi kerusakan pada bagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
tanaman, sehingga masih menguntungkan secara ekonomis dan untuk menghindari
kerugian ekonomi berupa kehilangan hasil (kuantitas) dan penurunan mutu
(kualitas) produk serta menjaga kesehatan tanaman.
Menurut Haryanto dkk. (2002), jenis hama yang menyerang tanaman sawi
pakcoy adalah sebagai berikut:
a. Ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis Zell)
Ulat titik tumbuh merupakan ulat berwarna warna hijau dengan bagian
punggung yang terdapat garis berwarna hijau muda dan rambut yang
berwarna hitam. Ulat ini menghasilkan telur yang jumlahnya 30 – 80
butir/kelompok. Telur ini akan menetas dalam jangka waktu 1 – 2 minggu
dan setiap hari jumlah telurnya akan bertambah. Setelah menetas ulat akan
melalap habis daun yang berada disekitarnya, gejala yang ditimbulkan
adalah daun bagian dalam yang terlindungi oleh daun bagian luar rusak dan
kelihatan bekas gigitan.
b. Ulat tritip (Plutella maculipennis)
Gejala akibat penyerangan ulat tritip adalah daun tampak seperti bercak-
bercak. Bercak tersebut terjadi karena kulit ari daun yang tersisa setelah
dagingnya dimakan ulat tritip. Selanjutnya daun menjadi berlubang karena
kulit ari daun tersebut sobek. Serangan berat menyebabkan seluruh daging
daun habis termakan sehingga yang tertinggal hanyalah tulang-tulang
daunnya. Ulat yang baru menetas warnanya hijau muda. Setelah dewasa
warna kepalanya menjadi lebih pucat dan terdapat bintik cokelat. Ulat tritip
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
dewasa menghasilkan telur secara berkelompok, tetapi hanya terdapat 2 – 3
butir setiap kelompok.
c. Siput (Agriolimax sp.)
Siput merupakan hewan bercangkang dengan tubuh yang lunak dan
memiliki lendir. Gejala tanaman sawi yang diganggu oleh siput adalah
daunnya banyak berlubang tetapi tidak merata, kemudian dijumpai bekas-
bekas lendir pada tanaman atau disekitarnya.
d. Ulat Thepa javanica
Ulat Thepa javanica atau sering disebut ulat bulu sutra merupakan ulat
berwarna hijau. Gejala yang ditimbulkan akibat hama ini adalah daun sawi
banyak berlubang dengan jarak antara lubang yang sangat dekat dan
menggerombol.
e. Cacing bulu (Cut worn)
Cacing bulu merupakan cacing yang menghuni tanah. Cacing ini sering
menggerogoti pangkal batang sawi pakcoy sehingga bagian pangkal batang
sawi yang terserang menjadi rapuh yang lama-kelamaan menyebabkan
tanaman menjadi roboh.
Menurut Rahmawati (2012) penyakit yang dapat menyerang budi daya
tanaman sawi pakcoy, sebagai berikut:
a. Daun Mozaik
Penyakit ini disebabkan oleh virus mozaik. Biasanya virus mulai masuk
ketika tanaman masih berupa bibit. Virus ini menyerang daun tanaman sawi.
Indikasi adanya penyakit ini adalah daun terdapat corak bergaris-garis atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
belang hijau kuning. Pengendalian tanaman yang terserang penyakit ini
adalah tanaman harus dicabut dan dibakar agar tidak terjadi penularan ke
tanaman lainnya.
b. Layu
Penyakit ini disebabkan oleh jamur yang menyerang akar. Indikasi tanaman
yang terserang penyakit ini adalah tanaman terlihat layu pada siang hari,
terutama saat terkena sinar matahari. Penyakit ini dapat menyebabkan
kematian tanaman. Pengendaliannya dilakukan dengan cara pencabutan
tanaman yang layu kemudian dibakar.
c. Kapang Daun
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Cladosporum fulvus cke yang
menyerang daun. Indikasinya adalah seluruh permukaan daun dipenuhi
spora berwarna cokelat. Pengendaliannya dilakukan dengan cara tanaman
disemprot secara teratur menggunakan pestisida organik.
d. Bercak Daun
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Cercospora carotae yang menyerang
daun. Indikasinya adalah daun yang diserang memiliki bercak cokelat
kehitaman. Cara pengendaliannya adalah dengan menyemprotkan pestisida
organik secara teratur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
B. Penelitian Yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan adalah:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Ridwan (1987) tentang Pemanfaatan Serbuk
Gergaji Jeungjing Sebagai Kompos untuk Pupuk Tanaman menunjukkan hasil
bahwa kandungan pupuk kompos dipengaruhi oleh lamanya proses pengomposan
dan komposisi bahan yang digunakan. Kandungan pupuk kompos yang paling baik
terbuat dari serbuk gergaji jeungjing yang diberi 10% – 40% jerami padi dan
dikomposkan selama 10 – 55 hari akan menghasilkan karbon organik rata-rata
44,40%, nitrogen total 0,84%, nisbah C/N 65,98% dan penyusutan volume kompos
11,91%. Hal tersebut mendasari penelitian ini untuk menggunakan serbuk gergaji
kayu dan jerami padi sebagai salah satu bahan dalam pupuk kompos plus karena
serbuk gergaji kayu dan jerami padi yang dikomposkan selama 10 – 55 hari
mengandung unsur karbon (C) dan nitrogen (N) yang cukup tinggi bagi
pertumbuhan tanaman. Penelitian ini mengaplikasikan pada tanaman sawi pakcoy
untuk melihat apakah dengan bahan serbuk gergaji kayu dan jerami padi yang
dikomposkan mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman sawi pakcoy.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Ida (2007) tentang Efek Mulsa Jerami Padi
dan Pupuk Kandang sapi terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah di
Daerah Pesisir menunjukkan hasil bahwa pemberian mulsa jerami padi dan pupuk
kandang memberikan pengaruh nyata pada pertumbuhan dan hasil umbi per hektar.
Pengaruh nyata tersebut didapat dari penambahan jumlah daun per tanaman dan
berat kering umbi per hektar. Hal tersebut mendasari penelitian ini untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
menggunakan mulsa jerami padi dan pupuk kandang sapi sebagai salah satu bahan
dalam pupuk kompos plus yang akan diaplikasikan pada tanaman sawi pakcoy
karena mulsa jerami padi dan pupuk kandang memberikan pengaruh nyata pada
pertumbuhan dan hasil umbi Bawang Merah per hektar sehingga penelitian ini ingin
mencoba pada tanaman sawi pakcoy apakah dengan menggunakan pupuk berbahan
dasar mulsa jerami padi dan pupuk kandang mampu meningkatkan jumlah daun
dan berat basah tanaman sawi pakcoy.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Suleiman dkk. (2015) dalam International
Journal of Advance agricultural research yang berjudul Effects of tillage and
Terminalia catappa L. leaf compost on soil properties and performances of
Capsicum chinense Jacq. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa terjadi kenaikan
pada unsur hara pada tanah dan peningkatan pertumbuhan dan hasil panen pada
tanaman Capsicum chinense Jacq yang diberikan perlakuan pupuk kompos
dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Hal tersebut mendasari penelitian ini
untuk membuat pupuk kompos plus dari bahan dasar organik yang kemudian
diaplikasikan pada budi daya sawi pakcoy untuk melihat pengaruh pupuk kompos
plus terhadap pertumbuhan tanaman sawi pakcoy.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
C. Kerangka Berpikir
Budi daya tanaman sayur-sayuran di Indonesia tidak terlepas dari
penggunaan pupuk anorganik yang menyebabkan penurunan kesuburan tanah
akibat bahan kimia yang berbahaya. Selain itu, penggunaan pupuk anorganik pada
budi daya tanaman sayur-sayuran dapat membahayakan kesehatan manusia ketika
mengonsumsi sayuran tersebut. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut,
diperlukan upaya untuk memanfaatkan pupuk kompos yang ramah lingkungan dan
dapat memberikan hasil panen yang baik bagi budi daya tanaman khususnya
sayuran. Pemanfaatan sisa-sisa makhluk hidup seperti serbuk gergaji, sekam padi,
dedak padi, kotoran sapi, urin sapi, ampas kelapa parut, tanah dibawah bambu, kulit
pisang, daun sirih, dan daun sirsak sebagai bahan dasar pembuatan pupuk kompos
mampu meningkatkan unsur hara untuk pertumbuhan tanaman.
Berdasarkan beberapa penelitian yang terkait, pupuk kompos mampu
memberikan pengaruh yang baik terhadap pertumbuhan dan hasil panen pada
beberapa tumbuhan seperti bawang merah dan Capsicum chinense Jacq (Ridwan,
1897; Ida, 2007; dan Sulaiman dkk., 2015). Dalam penelitian ini dilakukan
pembuatan pupuk kompos berbahan dasar serbuk gergaji, sekam padi, dedak padi,
kotoran sapi, urin sapi, ampas kelapa parut, tanah dibawah bambu, kulit pisang,
daun sirih, dan daun sirsak yang diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan
dan hasil panen tanaman sawi pakcoy. Pupuk kompos dari berbagai macam bahan
dasar inilah yang kemudian disebut dengan pupuk kompos plus karena tidak hanya
menyediakan unsur hara tetapi juga mengandung pestisida alami bagi tanaman.
Berikut ini adalah bagan kerangka berpikir dalam penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Masyarakat di Indonesia melakukan budi daya tanaman terutama sayur – sayuran
menggunakan pupuk anorganik untuk meningkatkan hasil panen, padahal tidak
ramah lingkungan dan dapat membahayakan kesehatan manusia dan makhluk
hidup lainnya.
Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, diperlukan upaya untuk
memanfaatkan pupuk kompos yang ramah lingkungan dan dapat memberikan
hasil panen yang baik pada budi daya tanaman khususnya sayuran.
Pembuatan pupuk kompos menggunakan bahan organik yaitu, serbuk gergaji,
sekam padi, dedak padi, kotoran sapi, urin sapi, ampas kelapa parut, tanah
dibawah bambu, kulit pisang, daun sirih, dan daun sirsak yang difermentasikan
secara anaerob selama 14 hari. Pupuk ini disebut dengan pupuk kompos plus.
Pupuk kompos plus kemudian diaplikasikan dalam budi daya tanaman sawi
pakcoy selama 35 hari.
Pupuk kompos plus diharapkan menjadi pupuk yang ramah lingkungan serta
mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil panen tanaman sawi pakcoy.
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berfikir
D. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan adanya hasil dari penelitian yang relevan,
hipotesis dari penelitian ini adalah
1. Pemberian pupuk kompos plus memberikan perbedaan nyata terhadap
pertumbuhan tanaman (jumlah daun, lebar daun, dan berat basah) antar
perlakuan dan kontrol tanaman sawi pakcoy.
2. Perlakuan pupuk kompos plus yang optimal untuk pertumbuhan jumlah
daun, lebar daun, dan berat basah tanaman sawi pakcoy adalah perlakuan P3
yaitu 300 gram pupuk kompos plus/polybag.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif secara eksperimental.
Penelitian eksperimen merupakan penelitian kuantitatif yang dapat mengukur sebab
akibat dengan cara membandingkan efek variansi variabel bebas terhadap variabel
tergantung melalui pengendalian variabel bebas (Taniredja dan Mustafidah, 2011).
Desain penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) atau
Complate Randomized Design (CRD) dengan satu faktor. RAL digunakan untuk
percobaan yang menggunakan tempat atau wilayah yang seragam atau homogen.
RAL dilakukan dengan pengacakan perlakuan di seluruh unit percobaan. Dalam
penelitian ini ada tiga variabel, yaitu:
1. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah takaran pemberian pupuk
kompos plus yang menggunakan 5 takaran pupuk kompos plus yang terdiri
dari 200 gram, 250 gram, 300 gram, 350, dan 400 gram.
2. Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pertumbuhan tanaman sawi
pakcoy meliputi: jumlah daun, lebar daun, dan berat basah tanaman sawi
pakcoy.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
3. Variabel kontrol
Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah varietas tanaman, umur
tanaman, media tanam, cahaya matahari, waktu pemberian pupuk, waktu
dan volume penyiraman.
Penelitian dilakukan dalam bentuk enam kelompok, yaitu lima kelompok
perlakuan dan satu kelompok kontrol. Kelompok perlakuan terdiri dari perlakuan
P1 (200 gram), perlakuan P2 (250 gram), perlakuan P3 (300 gram), perlakuan P4
(350 gram), P5 (400 gram), dan kelompok kontrol (P0). Setiap perlakuan diulang
sebanyak 5 kali sehingga diperoleh 30 unit perlakuan dengan peletakan yang
dilakukan secara acak. Denah tata letak dalam penelitian ini dapat diamati pada
gambar 3.1.
Gambar 3.1 Denah Tata Letak 30 unit perlakuan
P0
P3
P4
P2
P0
P1
P0
P5
P4
P2
P5
P4
P0
P1
P3
P0
P2
P1
P2
P5
P4
P3
P5
P3
P0
P5
P4
P2
5A
P1
50
P3
A
P1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
B. Batasan Penelitian
1. Subjek dalam penelitian ini adalah pupuk kompos plus yang dibuat dari
bahan dasar serbuk gergaji, sekam padi, dedak padi, kotoran sapi, urin sapi,
ampas kelapa parut, tanah dibawah bambu, kulit pisang, daun sirih, dan daun
sirsak yang difermentasikan menggunakan bioaktivator EM4.
2. Pupuk kompos plus mengandung mikrobia untuk kesuburan tanah yang
berasal dari kotoran sapi dan urin sapi, serta mengandung pestisida alami
yang berasal dari daun sirih dan daun sirsak.
3. Objek dalam penelitian ini adalah pertumbuhan tanaman sawi pakcoy yang
meliputi jumlah daun, lebar daun, dan berat basah tanaman sawi pakcoy.
Penggunaan parameter ini dikarenakan sawi pakcoy merupakan sayuran
bagian daun yang dikonsumsi dan diperdagangkan dalam satuan berat (kg)
dimasyarakat.
4. Perlakuan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu takaran pupuk kompos
plus 200 gram, 250 gram, 300 gram, 350 gram, dan 400 gram dengan kode
secara berurutan yaitu P1, P2, P3, P4, dan P5. Takaran ini diperoleh dari
cara pemberian pupuk menurut Rosmarkam dan Yuwono (2002) dan
penelitian yang relevan.
5. Penelitian dilakukan dengan 5 kali ulangan.
6. Pertumbuhan tanaman sawi pakcoy pada P0 (kontrol) digunakan sebagai
kontrol negatif dan standar pupuk organik pada Peraturan Menteri Pertanian
tahun 2011 sebagai kontrol positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
7. Pembuatan pupuk kompos plus dengan bantuan bakteri EM4 dan larutan
gula merah dengan proses fermentasi anaerob.
C. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan dalam pembuatan pupuk yaitu ember/tong,
cangkul/sekop, karung, pisau, nampan plastik, talenan, timbangan manual, gelas
beker ukuran 1.000 ml dan 250 ml, gelas ukur 500 ml, panci, sendok, kompor,
thermometer, dan soil tester. Alat yang digunakan dalam proses budi daya tanaman
sawi pakcoy adalah sekop, nampan plastik, mistar 30 cm, timbangan manual,
timbangan digital, label, camera, alat tulis, soil tester, dan gelas ukur 500 ml.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk kompos plus adalah serbuk
gergaji, sekam padi, dedak padi, kotoran sapi, urin sapi, ampas kelapa parut, tanah
dibawah bambu, kulit pisang, daun sirih, daun sirsak, EM4 (diproduksi oleh PT.
Songgolangit Persada Jakarta), air sumur, aquades, dan larutan gula merah. Bahan
yang digunakan dalam budi daya tanaman sawi pakcoy adalah benih tanaman sawi
pakcoy (diproduksi oleh PT East West Seed Indonesia), sekam padi, polybag 25 x
25 cm, tanah, dan air bersih di lokasi penelitian serta pupuk kompos plus yang telah
difermentasi selama 14 hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
D. Cara Kerja
Penelitian ini dilaksanakan selama 3 November 2018 – 24 Desember 2019
di Kebun Percobaan Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta (Kebun Anggur). Dalam penelitian ini menggunakan dua tempat, yaitu
tempat pembuatan pupuk kompos plus dan tempat penanaman serta pengaplikasian
pupuk kompos plus terhadap tanaman sawi pakcoy di Kebun Percobaan Program
Studi Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Tempat
penelitian dibuat plot berbentuk persegi. Plot berukuran 2 x 2 meter. Kemudian
setiap plot dibagi menjadi 30 bagian yang mana setiap polybag berada didalam satu
bagian. Hal tersebut berfungsi untuk meminimalkan hama pengganggu tanaman
sawi pakcoy. Tahapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tahap persiapan
Tahap pembuatan pupuk kompos plus
Tahap budi daya tanaman sawi pakcoy
Tahap pengukuran parameter pertumbuhan tanaman sawi pakcoy
1. Tahap Persiapan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah serbuk gergaji,
sekam padi, dedak padi, kotoran sapi, urin sapi, ampas kelapa parut, tanah dibawah
bambu, kulit pisang, daun sirih, daun sirsak, EM4 (diproduksi oleh PT.
Songgolangit Persada Jakarta), air sumur, larutan gula merah, benih tanaman sawi
pakcoy (diproduksi oleh PT East West Seed Indonesia), tanah, dan air bersih.
Serbuk gergaji didapatkan dari depot kayu/meubel di dekat stadion Maguwoharjo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Sekam padi dan dedak padi didapatkan dari bekas penggilingan padi yang berada
di Jl. Paingan 4 Maguwoharjo. Kotoran sapi, urin sapi, dan tanah dibawah bambu
didapatkan dari warga Paingan yang melakukan budi daya sapi dan bambu yang
berada di depan kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Ampas kelapa
parut didapatkan dari penjual kelapa yang berada di pasar STAN Maguwoharjo.
Kulit pisang didapatkan dari penjual gorengan yang berada di perempatan jalan
kampus Instiper. Daun sirih didapatkan dari halaman rumah warga di Jl. Paingan
IV Maguwoharjo. Daun sirsak didapatkan dari kebun Anggur Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta. Gula merah dibeli dari pedagang di pasar STAN
Maguwoharjo, sedangkan EM4 dibeli dari pedagang pakan ternak di dekat
perempatan pasar STAN Maguwoharjo.
2. Tahap Pembuatan Pupuk Kompos Plus
Proses pengomposan merupakan proses penguraian senyawa – senyawa
yang terkandung dalam sisa – sisa organik dengan bantuan mikroorganisme secara
anaerob. Adapun proses pembuatan pupuk kompos plus dalam penelitian ini
meliputi tahap-tahap berikut:
a) Pemotongan Bahan Dasar
Bahan dasar kulit pisang 1 kg, daun sirih 250 g, dan daun sirsak 250 g
dicacah dengan ukuran kira-kira 0,5 cm dengan tujuan agar memudahkan
proses dekomposisi dan penguraian bahan organik dari bahan baku selama
masa fermentasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
b) Pembuatan Larutan untuk Fermentasi
Untuk menggantikan tetes tebu, penelitian ini menggunakan larutan gula
merah. Larutan gula merah dibuat dengan cara melarutkan 0,5 kg gula
merah kedalam air 150 ml kemudian dimasak di atas kompor. Setelah
larutan gula jadi, larutan gula didinginkan. Pada kemasan EM4 tertulis
petunjuk pembuatan pupuk kompos dengan ketentuan 1 L EM4 + 1 L tetes
tebu/larutan gula + 50 L air. Dalam penelitian ini dibuat dengan skala kecil
sehinggga pembuatan larutan dibuat dengan perbandingan 1 : 1 : 50 (200 ml
EM4, 200 ml larutan gula, dan air 10.000 ml), kemudian diaduk hingga rata
didalam ember.
c) Pencampuran Bahan Dasar
Kulit pisang, daun sirih, dan daun sirsak yang telah dicacah dicampurkan
dengan bahan – bahan organik lainnya yaitu serbuk gerjaji 1 kg, sekam padi
1 kg, dedak padi 1 kg, kotoran sapi 5 kg, ampas kelapa parut 1 kg, dan tanah
dibawah bambu 5 kg menggunakan cangkul/sekop hingga homogen.
Kemudian, tambahkan larutan untuk fermentasi ke dalam bahan organik
sambil diaduk menggunakan cangkul/sekop. Setelah itu, tambahkan urin
sapi 2 liter dan adonan pupuk diaduk hingga homogen. Campuran pupuk
kompos yang benar adalah jika pupuk diremas tidak meneteskan air. Setelah
itu, dilakukan pengukuran suhu, kelembaban, dan pH adonan pupuk
menggunakan termometer dan soil tester. Kemudian, adonan dimasukkan
kedalam tong dan ditutup dengan rapat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
d) Tahap Fermentasi
Bahan organik yang telah dicampurkan siap difermentasikan selama 14 hari
dengan kondisi anaerob. Kondisi anaerob merupakan kondisi dimana dalam
proses dekomposisi bahan organik tidak membutuhkan oksigen. Dalam
proses fermentasi harus diperhatikan suhu, kelembaban, dan pH adonan.
Suhu ideal proses pengomposan 30oC – 50oC, agar mikrobia dapat
berkembang dengan baik dibutuhkan kelembaban 40% – 60%, sedangkan
dalam proses pengomposan yang baik dibutuhkan derajat keasaman dengan
kisaran pH 6 – 7. Setiap tiga hari sekali dilakukan pengadukan dengan cara
membuka tutup tong dan diaduk menggunakan sekop. Ketika penutup
dibuka, suhu, kelembaban, dan pH pupuk diukur untuk mengontrol kondisi
fermentasi agar berjalan dengan baik.
3. Tahap Budi Daya Tanaman Sawi Pakcoy
a) Penyiapan Media Tanam
Penyiapan media tanam memerlukan alat dan bahan seperti cangkul, sekop,
timbangan manual, polybag 25 x 25 cm, nampan plastik, tanah, sekam padi, dan
pupuk kompos plus. Untuk penyemaian benih sawi pakcoy, media tanam
menggunakan nampan plastik yang berisi campuran tanah dan sekam padi dengan
perbandingan 15 : 1 (3 kg : 0,2 kg). Penambahan sekam bertujuan agar saat proses
pemindahan dapat meminimalkan kerusakan akar.
Setelah dilakukan penyemaian, proses selanjutnya adalah mengisi polybag
ukuran 25 x 25 cm dengan tanah sebanyak 2 kg. Kemudian pupuk kompos plus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
ditimbang dengan timbangan manual sesuai dengan perlakuan P1 (200 gram),
perlakuan P2 (250 gram), perlakuan P3 (300 gram), perlakuan P4 (350 gram), dan
perlakuan P5 (400 gram). Lalu tambahkan pupuk yang telah ditimbang sesuai
perlakuan masing-masing kedalam polybag yang berisi tanah 2 kg.
b) Penanaman Sawi Pakcoy
Penanaman sawi pakcoy menggunakan alat dan bahan seperti gelas beker,
media tanam dalam nampan plastik, media tanam dalam polybag 25 x 25 cm sesuai
masing-masing perlakuan, benih sawi pakcoy, dan air sumur. Dalam penanaman
sawi pakcoy terdapat beberapa kegiatan yang harus dilakukan, yaitu:
1) Seleksi benih
Seleksi benih dilakukan untuk mendapatkan bibit yang berkualitas. Langkah
yang dilakukan adalah memasukkan benih sawi pakcoy ke dalam gelas
beker berisi air, lalu benih yang terampung disisihkan sedangkan benih yang
tenggelam dalam air digunakan untuk penelitian. Benih yang terendam
didiamkan dalam air selama 1 malam.
2) Penyemaian
Penyemaian sawi pakcoy menggunakan benih yang tenggelam dilakukan
sendiri oleh peneliti. Benih sawi pakcoy disemai dalam nampan plastik yang
berisi campuran tanah yang berasal dari sekitar lokasi penelitian yang
dicampur dengan sekam padi dengan perbandingan 15 : 1 (3 kg : 0,2 kg).
Penambahan sekam bertujuan untuk meminimalisir kerusakan akar pada
saat pemindahan tanaman sawi pakcoy. Benih sawi pakcoy disiram dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
air sumur secukupnya dan diletakkan di tempat dengan intensitas matahari
yang cukup. Kegiatan penyiraman pada tahap penyemaian dilakukan setiap
pagi dan sore hari selama 14 hari.
3) Seleksi Bibit dan Pemindahan
Bibit sawi pakcoy yang telah berumur 14 hari diseleksi dengan ketentuan
memiliki jumlah daun 4 – 5 helai daun. Bibit sawi pakcoy yang layak
dipindahkan ke media tanam didalam polybag 25 x 25 cm sesuai dengan
perlakuan yang telah ditentukan adalah bibit yang memenuhi kriteria
tersebut.
4) Pemeliharaan Tanaman Sawi Pakcoy
Pemeliharaan tanaman sawi pakcoy dilakukan untuk menjaga kondisi
tanaman. Peralatan yang diperlukan dalam pemeliharaan adalah alat siram
berupa gelas ukur 500 ml untuk mengatur ukuran pemberian air setiap
harinya dan sabit untuk merumput gulma di lokasi penelitian.
a) Penyiraman
Penyiraman tanaman sawi pakcoy menggunakan air yang terdapat di
lokasi penelitian yang dilakukan setiap hari pada pagi dan sore hari,
dengan menyesuaikan cuaca. Jika hujan, maka penyiraman tidak
dilakukan.
b) Penyiangan gulma dan pemberantasan hama
Penyiangan terhadap gulma dan pemberantasan hama bertujuan agar
pertumbuhan sawi pakcoy tidak terganggu. Penyiangan tanaman
sawi pakcoy dilakukan tiga hari sekali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
4. Tahap Pengukuran Pertumbuhan Tanaman Sawi Pakcoy
Pengukuran pertumbuhan tanaman sawi pakcoy dilakukan setelah tanaman
berumur 7 hari setelah pemindahan hingga tanaman berumur 35 hari. Pengambilan
data yang dilakukan meliputi:
a) Jumlah Daun
Perhitungan jumlah daun dilakukan dengan menghitung semua daun yang
tumbuh pada tanaman sawi pakcoy. Perhitungan jumlah daun dilakukan
setiap tujuh hari sekali selama 35 hari. Hasil pengukuran dicatat kedalam
tabel pengamatan pertumbuhan jumlah daun.
b) Lebar Daun
Pengukuran lebar daun sawi pakcoy dilakukan dengan menggunakan mistar
berukuran 30 cm. Pengukuran lebar daun pakcoy dilakukan pada bagian
permukaan atas daun mulai dari bagian sisi kiri daun sampai sisi kanan daun.
Pengukuran lebar daun dilakukan setiap tujuh hari sekali selama 35 hari.
Hasil pengukuran dicatat kedalam tabel pengamatan pertumbuhan lebar
daun.
c) Berat Basah
Pengukuran berat basah dilakukan menggunakan alat timbang berupa alat
timbang digital setelah tanaman berumur 35 hari. Berat basah tanaman sawi
pakcoy dihitung tanpa adanya akar tanaman. Pengukuran berat basah
dilakukan setelah tanaman sawi pakcoy berumur 35 hari dengan cara
ditimbang menggunakan timbangan digital. Hasil pengukuran dicatat
kedalam tabel pengamatan berat basah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
E. Analisa Data
Pengelolaan data dilakukan dengan cara hasil pengukuran pertumbuhan
tanaman sawi pakcoy meliputi jumlah daun, lebar daun, dan berat basah dari setiap
ulangan pada masing-masing perlakuan dijumlahkan, kemudian hasil penjumlahan
dibagi dengan jumlah ulangan pada masing-masing perlakuan sehingga diperoleh
rata-rata pertumbuhan pada masing-masing perlakuan per minggu. Rata-rata
pertumbuhan pada masing-masing perlakuan per minggu kemudian disajikan dalam
bentuk tabel atau grafik. Tabel atau grafik tersebut berfungsi untuk menampilkan
pertumbuhan tanaman sawi pakcoy per minggu sesuai dengan parameter yang
diukur.
Data pertambahan jumlah daun dan lebar daun tanaman sawi pakcoy
diperoleh dari hasil pengurangan data pengukuran akhir dengan data pengukuran
awal di setiap ulangan pada masing-masing perlakuan, kemudian hasil tersebut
disajikan dalam bentuk tabel dilengkapi dengan jumlah dan rerata pada masing-
masing perlakuan. Hasil berat basah tanaman sawi pakcoy merupakan hasil
penimbangan dari tumbuhan sawi pakcoy setelah berumur 35 hari di setiap ulangan
pada masing-masing perlakuan. Hasil tersebut ditampilkan dalam bentuk tabel,
kemudian pada masing-masing perlakuan dihitung jumlah dan reratanya.
Data yang dianalisis adalah data pertambahan jumlah daun dan lebar daun,
serta berat basah tanaman sawi pakcoy. Metode analisis data dalam penelitian ini
adalah uji F atau uji Anova (Analysis of Variance). Uji Anova yang digunakan
dalam penelitian ini adalah One Factor Between Subject Design. Uji Anova ini
digunakan untuk mengetes tiga atau lebih kelompok perlakuan yang terpisah secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
independen. Perhitungan uji Anova One Factor Between Subject Design dilakukan
menggunakan aplikasi SPSS version 20. Nilai F kritikal untuk α = 0,05. Bila nilai
Fhitung > Ftabel, maka signifikan (nyata), artinya H0 ditolak dan H1 diterima. Jika
hasilnya signifikan, maka dilakukan dengan uji lanjutan yaitu uji post hoc untuk
mengetahui perlakuan yang optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Pupuk Kompos Plus
Proses fermentasi pupuk kompos plus secara anaerob dilakukan selama 14
hari. Dalam proses fermentasi dilakukan pengukuran pH, suhu, dan kelembaban
selama tiga hari sekali. Data pengukuran pH, suhu, dan kelembaban ditampilkan
pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Suhu, pH, dan Kelembaban Fermentasi Pupuk
Kompos Plus Selama 14 hari
Hari Suhu (°C) pH Kelembaban (%)
0 29,5 6,5 20
3 31 6,3 21
6 29 5,2 56
9 27 5,6 50
12 27 6,2 25
14 29 6,4 22
Keberhasilan proses fermentasi tentunya dipengaruhi oleh kondisi pada saat
fermentasi. Kondisi fermentasi dapat dikontrol dengan mengetahui kondisi suhu,
pH, dan kelembaban selama fermentasi (Rosmarkam dan Yuwono, 2002). Pada
tabel 4.1, terdapat variansi suhu, pH, dan kelembaban pada masing-masing hari.
Variansi suhu pada fermentasi pupuk kompos plus hari ke-0 sampai hari ke-14
adalah 27°C; 29°C; 29,5°C; dan 31°C. Variansi pH pada fermentasi pupuk kompos
plus hari ke-0 sampai hari ke-14 adalah 5,2; 5,6; 6,2; 6,3; 6,4; dan 6,5. Variansi
kelembaban pada fermentasi pupuk kompos plus hari ke-0 sampai hari ke-14 adalah
20%; 21%; 22%; 25%, 50%, dan 56%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Hasil fermentasi pupuk kompos plus hari ke-0 sampai hari ke-14, yaitu: hari
ke-0 memiliki suhu 29,5°C, pH 6,5 dan kelembaban 20%; hari ke-3 memiliki suhu
31°C, pH 6,3 dan kelembaban 21%; hari ke-6 memiliki suhu 29°C, pH 5,2 dan
kelembaban 56%; hari ke-9 memiliki suhu 27°C, pH 5,6 dan kelembaban 50%; hari
ke-12 memiliki suhu 27°C, pH 6,2 dan kelembaban 25%; dan hari ke-14 memiliki
suhu 29°C, pH 6,4 dan kelembaban 22%.
Standar pupuk organik menurut Peraturan Menteri Pertanian Nomor
70/Permentan/SR.140/10/2011 menyatakan bahwa waktu pengomposan dilakukan
sekitar 2 - 4 minggu dengan kriteria kematangan kompos, yaitu suhu kompos yang
matang sekitar 30-40°C, pH 4 – 9, berwarna kehitaman, remah, dan tidak berbau.
Jika pupuk kompos plus dibandingkan dengan standar pupuk organik, pupuk
kompos plus memenuhi standar pupuk organik, dimana fermentasi berlangsung
selama 2 minggu, pupuk kompos plus yang matang memiliki suhu 29°C, pH 6,4
dan berwarna hitam, remah, serta tidak berbau busuk tetapi memiliki aroma
alkohol. Pupuk kompos plus yang matang pada hari ke-14 dapat diamati pada
gambar 4.1.
Gambar 4.1 Pupuk Kompos Plus Hari ke-14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
2. Pertumbuhan Jumlah Daun Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica rapa L.)
Salah satu parameter yang diukur untuk mengetahui pertumbuhan suatu
tanaman dalam penelitian ini adalah jumlah daun. Pertumbuhan jumlah daun
tanaman sawi pakcoy pada perlakuan kontrol, P1 (200 gram), P2 (250 gram), P3
(300 gram), P4 (350 gram), dan P5 (400 gram) selama 35 hari dapat dilihat pada
lampiran 1. Dari data pertumbuhan tanaman sawi pakcoy selama 35 hari, diketahui
pertambahan jumlah daun tanaman sawi pakcoy yang ditampilkan pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Sawi Pakcoy selama 35 Hari
dengan Perlakuan Kontrol dan Pupuk Kompos Plus
Ulangan
Pertambahan Jumlah Daun (helai) pada
Perlakuan Kontrol
P1 P2 P3 P4 P5 (P0)
1 4 4 5 4 4 2
2 4 4 4 4 2 3
3 3 6 4 2 3 4
4 3 4 6 4 4 4
5 4 3 5 3 3 3
Jumlah 18 21 24 17 16 16
Rerata 3,6 4,2 4,8 3,4 3,2 3,2
Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh pertambahan jumlah daun karena
daun berperan sebagai tempat fotosintesis untuk menghasilkan energi yang
diperlukan dalam proses pertumbuhan tanaman. Pada tabel 4.2, terdapat variansi
pertambahan jumlah daun pada masing-masing ulangan dalam satu perlakuan.
Variansi jumlah daun pada P1 adalah 3 dan 4 helai; variansi jumlah daun pada P2
adalah 3, 4, dan 6 helai; variansi jumlah daun pada P3 adalah 4, 5, dan 6 helai;
variansi jumlah daun pada P4 adalah 2, 3, dan 4 helai; variansi jumlah daun pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
P5 adalah 2, 3, dan 4 helai; dan variansi jumlah daun pada kontrol (P0) adalah 2, 3,
dan 4 helai.
Rerata pertambahan jumlah daun tanaman sawi pakcoy dari yang tertinggi
hingga terendah secara berurutan adalah pada perlakuan P3 sebesar 4,8 helai;
perlakuan P2 sebesar 4,2 helai; perlakuan P1 sebesar 3,6 helai; perlakuan P4 sebesar
3,4 helai; perlakuan P5 sebesar 3,2 helai; dan perlakuan kontrol sebesar 3,2 helai.
Berdasarkan hasil penelitian pertumbuhan jumlah daun tanaman sawi
pakcoy pada masing-masing perlakuan selama 35 hari (lampiran 1), rerata
pertumbuhan jumlah daun tanaman sawi pakcoy dapat dilihat pada gambar 4.2.
Gambar 4.2 Grafik Rerata Pertumbuhan Jumlah Daun
Pada gambar 4.2 terlihat bahwa masing-masing perlakuan mengalami laju
rerata pertumbuhan jumlah daun yang naik secara perlahan. Terdapat perbedaan
pada tingkat laju rerata pertumbuhan jumlah daun pada masing-masing perlakuan
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
H A R I K E - 7 H A R I K E - 1 4 H A R I K E - 2 1 H A R I K E - 2 8 H A R I K E - 3 5
JUM
LA
H D
AU
N (
HE
LA
I)
RERATA PERTUMBUHAN JUMLAH DAUN
TANAMAN SAWI PAKCOY
Kontrol P1 (200 gram) P2 (250 gram)
P3 (300 gram) P4 (350 gram) P5 (400 gram)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
ditiap minggu. Rerata pertumbuhan jumlah daun di hari ke-7 pada perlakuan P1
sebanyak 4,0 helai; P2 sebanyak 4,2 helai; P3 sebanyak 4,6 helai; P4 sebanyak 3,8
helai; P5 sebanyak 3,4 helai; dan kontrol (P0) sebanyak 3,4 helai. Rerata
pertumbuhan jumlah daun di hari ke-14 pada perlakuan P1 sebanyak 5,4 helai; P2
sebanyak 5,6 helai; P3 sebanyak 6,0 helai; P4 sebanyak 5,0 helai; P5 sebanyak 4,8
helai; dan kontrol (P0) sebanyak 4,6 helai. Rerata pertumbuhan jumlah daun di hari
ke-21 pada perlakuan P1 sebanyak 6,4 helai; P2 sebanyak 6,6 helai; P3 sebanyak
7,4 helai; P4 sebanyak 5,8 helai; P5 sebanyak 5,6 helai; dan kontrol (P0) sebanyak
3,4 helai. Rerata pertumbuhan jumlah daun di hari ke-28 pada perlakuan P1
sebanyak 7,2 helai; P2 sebanyak 7,8 helai; P3 sebanyak 8,6 helai; P4 sebanyak 6,8
helai; P5 sebanyak 6,4 helai; dan kontrol (P0) sebanyak 6,4 helai. Rerata
pertumbuhan jumlah daun di hari ke-35 pada perlakuan P1 sebanyak 7,2 helai; P2
sebanyak 8,4 helai; P3 sebanyak 9,4 helai; P4 sebanyak 7,2 helai; P5 sebanyak 6,6
helai; dan kontrol (P0) sebanyak 6,6 helai.
Laju pertumbuhan pada rerata jumlah daun tanaman sawi pakcoy dari yang
tertinggi hingga terendah secara berurutan yaitu, pada perlakuan P3 sebesar 9,4
helai; perlakuan P2 sebesar 8,4 helai; perlakuan P1 sebesar 7,6 helai; perlakuan P4
sebesar 7,2 helai; perlakuan P5 sebesar 6,6 helai; dan perlakuan kontrol (P0) sebesar
6,6 helai. Berikut adalah gambar tanaman sawi pakcoy pada hari ke-35 dari masing-
masing kelompok perlakuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Gambar 4.3 Sawi Pakcoy
pada P1 hari ke-35
Gambar 4.4 Sawi Pakcoy
pada P2 hari ke-35
Gambar 4.5 Sawi Pakcoy
pada P3 hari ke-35
Gambar 4.6 Sawi Pakcoy
pada P4 hari ke-35
Gambar 4.7 Sawi Pakcoy
pada P5 hari ke-35
Gambar 4.8 Sawi Pakcoy
pada P0 hari ke-35
Dalam penelitian ini, untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi
yang berdistribusi normal atau tidak dilakukan uji normalitas terhadap pertumbuhan
jumlah daun tanaman sawi pakcoy. Hasil uji normalitas pada aspek jumlah daun
tanaman sawi pakcoy menghasilkan p value (sig) = 0,053 > 0,05 yang artinya H0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
diterima dan data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil uji
normalitas dapat diamati pada lampiran 4.
Uji homogenitas juga dilakukan pada aspek jumlah daun tanaman sawi
pakcoy. Hasil dari uji homogenitas mendapatkan nilai p value (sig) = 0,967 > 0,05
sehingga H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa pada sampel pertumbuhan
jumlah daun tanaman sawi pakcoy berasal dari populasi yang memiliki variansi
yang sama (homogen). Hasil uji homogenitas dapat diamati pada lampiran 5.
Mengingat data berasal dari populasi yang independen, hasil uji normalitas
menunjukkan data berdistribusi normal, dan hasil uji homogenitas menunjukkan
bahwa pertumbuhan jumlah daun memiliki variansi yang homogen, maka
dilanjutkan dengan uji Anova. Hasil uji Anova dapat diamati pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil uji Anova Pertumbuhan Jumlah Daun
Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
Between Groups 10,267 5 2,053 2,800 0,040
Within Groups 17,600 24 0,733
Total 27,867 29
Hasil uji Anova pada pertumbuhan jumlah daun sawi pakcoy menunjukkan
bahwa Fhitung > Ftabel dengan nilai 2,80 > 2,62 maka signifikan, artinya H0 ditolak
dan H1 diterima.
Karena uji Anova pada pertumbuhan jumlah daun tanaman sawi pakcoy
signifikan, sehingga harus dilanjutkan dengan uji post hoc. Uji post hoc terdiri atas
berbagai macam uji, namun yang digunakan dalam penelitian ini adalah LSD (Least
Significance Different) atau sering disebut dengan BNt (Beda Nyata terkecil). Hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
uji Post Hoc pertumbuhan jumlah daun tanaman sawi pakcoy dapat diamati pada
tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil Uji Post Hoc Pertumbuhan Jumlah Daun
Kode P0 P1 P2 P3 P4 P5
P0 - NS NS S NS NS
P1 NS - NS S NS NS
P2 NS NS - NS NS NS
P3 S S NS - S S
P4 NS NS NS S - NS
P5 NS NS NS S NS -
Keterangan :
S = Beda nyata
NS = Tidak beda nyata
Pada tabel 4.4 terlihat bahwa antar perlakuan, perlakuan yang paling
berbeda nyata adalah P3 (300 gram/polybag). Hasil uji post hoc jumlah daun
tanaman sawi pakcoy pada uji LSD (lampiran 6) adalah kelompok perlakuan P3
(300 gram) berbeda nyata dengan kelompok kontrol (P0) dengan rerata jumlah daun
pada P3 sebesar 4,8 helai, sedangkan pada P0 sebesar 3,2 helai; kelompok
perlakuan P3 (300 gram) berbeda nyata dengan kelompok perlakuan P1 (200 gram)
dengan rerata jumlah daun pada P3 sebesar 4,8 helai, sedangkan pada P1 sebesar
3,6 helai; kelompok perlakuan P3 (300 gram) berbeda nyata dengan kelompok
perlakuan P2 (250 gram) dengan rerata jumlah daun pada P3 sebesar 4,8 helai,
sedangkan pada P2 sebesar 4,2 helai; kelompok perlakuan P3 (300 gram) berbeda
nyata dengan kelompok perlakuan P4 (350 gram) dengan rerata jumlah daun pada
P3 sebesar 4,8 helai, sedangkan pada P4 sebesar 3,4 helai; dan kelompok perlakuan
P3 (300 gram) berbeda nyata dengan kelompok perlakuan P5 (400 gram) dengan
rerata jumlah daun pada P3 sebesar 4,8 helai, sedangkan pada P5 sebesar 3,2 helai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
3. Pertumbuhan Lebar Daun Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica rapa L.)
Pertambahan lebar daun tanaman sawi pakcoy pada perlakuan kontrol, P1
(200 gram), P2 (250 gram), P3 (300 gram), P4 (350 gram), dan P5 (400 gram)
selama 35 hari dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Pertambahan Lebar Daun Tanaman Sawi Pakcoy selama 35 Hari
dengan Perlakuan Kontrol dan Pupuk Kompos Plus
Ulangan Pertambahan Lebar Daun (cm) pada Perlakuan Kontrol
P1 P2 P3 P4 P5 (P0)
1 2,29 2,70 3,07 2,06 1,86 1,71
2 2,33 2,66 3,45 1,91 1,99 1,86
3 2,36 2,35 3,23 2,13 1,75 1,20
4 2,43 2,36 3,09 1,99 1,64 1,97
5 2,39 2,92 3,26 2,43 1,88 1,99
Jumlah 11,80 12,99 16,10 10,52 9,12 8,73
Rerata 2,360 2,598 3,220 2,104 1,824 1,746
Pada tabel 4.5, terdapat variansi pertambahan lebar daun pada masing-
masing ulangan dalam satu perlakuan. Variansi pertambahan lebar daun pada P1
adalah 2,29; 2,33; 2,36; 2,43; dan 2,39 cm. Variansi pertambahan lebar daun pada
P2 adalah 2,70; 2,66; 2,35; 2,36; dan 2,92 cm. Variansi pertambahan lebar daun
pada P3 adalah 3,07; 3,45; 3,23; 3,09; dan 3,26 cm. Variansi pertambahan lebar
daun pada P4 adalah 2,06; 1,91; 2,13; 1,99; dan 2,43 cm. Variansi pertambahan
lebar daun pada P5 adalah 1,86; 1,99; 1,75; 1,64; dan 1,88 cm. Variansi
pertambahan lebar daun pada P0 adalah 1,71; 1,86; 1,20; 1,97; dan 1,99 cm.
Rerata pertambahan lebar daun tanaman sawi pakcoy yang paling tinggi ada
pada perlakuan P3 sebesar 3,220 cm; tertinggi kedua pada perlakuan P2 sebesar
2,598 cm; tertinggi ketiga pada perlakuan P1 sebesar 2,360 cm; tertinggi keempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
pada perlakuan P4 sebesar 2,104, tertinggi kelima pada perlakuan P5 sebesar 1,824;
dan yang terendah kontrol (P0) yaitu 1,746 cm.
Berdasarkan hasil penelitian pertumbuhan lebar daun tanaman sawi pakcoy
pada masing-masing perlakuan selama 35 hari (lampiran 2), rerata pertumbuhan
jumlah daun dapat dilihat pada gambar 4.9.
Gambar 4.9 Grafik Rerata Pertumbuhan Lebar Daun
Pada gambar 4.9 terlihat bahwa masing-masing perlakuan mengalami laju
pertumbuhan lebar daun yang naik secara perlahan. Terdapat persamaan dan
perbedaan pada tingkat laju rerata pertumbuhan lebar daun pada masing-masing
perlakuan ditiap minggu. Persamaannya adalah rerata lebar daun tanaman sawi
pakcoy pada masing-masing perlakuan di setiap minggu selalu mengalami
kenaikan. Perbedaannya adalah kenaikan rerata lebar daun pada masing-masing
perlakuan berbeda-beda di setiap minggunya. Rerata pertumbuhan lebar daun di
hari ke-7 pada perlakuan P1 sebesar 1,052 cm; P2 sebesar 1,030 cm; P3 sebesar
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
5
H A R I K E - 7 H A R I K E - 1 4 H A R I K E - 2 1 H A R I K E - 2 8 H A R I K E - 3 5
LE
BA
R D
AU
N (
CM
)
RERATA PERTUMBUHAN LEBAR DAUN
TANAMAN SAWI PAKCOY
Kontrol P1 (200 gram) P2 (250 gram)
P3 (300 gram) P4 (350 gram) P5 (400 gram)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
1,122 cm; P4 sebesar 0,992 cm; P5 sebesar 0,996 cm; dan kontrol (P0) sebesar
0,826 cm. Rerata pertumbuhan lebar daun di hari ke-14 pada perlakuan P1 sebesar
1,606 cm; P2 sebesar 1,744 cm; P3 sebesar 2,030 cm; P4 sebesar 1,386 cm; P5
sebesar 1,310 cm; dan kontrol (P0) sebesar 1,160 cm. Rerata pertumbuhan lebar
daun di hari ke-21 pada perlakuan P1 sebesar 2,316 cm; P2 sebesar 2,492 cm; P3
sebesar 2,796 cm; P4 sebesar 2,110 cm; P5 sebesar 2,010 cm; dan kontrol (P0)
sebesar 1,538 cm. Rerata pertumbuhan lebar daun di hari ke-28 pada perlakuan P1
sebesar 2,898 cm; P2 sebesar 3,044 cm; P3 sebesar 3,736 cm; P4 sebesar 2,670 cm;
P5 sebesar 2,496 cm; dan kontrol (P0) sebesar 2,322 cm. Rerata pertumbuhan
jumlah daun di hari ke-35 pada perlakuan P1 sebesar 3,412 cm; P2 sebesar 3,628
cm; P3 sebesar 4,342 cm; P4 sebesar 3,096 cm; P5 sebesar 2,820 cm; dan kontrol
(P0) sebesar 2,572 cm. Dari data laju pertumbuhan lebar daun per minggu tersebut,
pertumbuhan lebar daun dari yang tercepat hingga yang terlambat ada pada
perlakuan P3 (300 gram), P2 (250 gram), P1 (200 gram), P4 (350 gram), P5 (400
gram), dan kontrol (P0).
Urutan rerata pertumbuhan lebar daun tanaman sawi pada hari ke-35 dari
yang tertinggi hingga terendah secara berurutan yaitu: perlakuan P3 sebesar 4,342
cm; perlakuan P2 sebesar 3,628 cm; perlakuan P1 sebesar 3,412 cm; perlakuan P4
sebesar 3,096 cm; perlakuan P5 sebesar 2,820 cm; dan perlakuan kontrol sebesar
2,572 cm. Tumbuhan sawi pakcoy pada hari ke-35 pada masing-masing perlakuan
dapat dilihat pada gambar 4.3, gambar 4.4, gambar 4.5, gambar 4.6, gambar 4.7,
dan gambar 4.8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Dalam penelitian ini, untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi
yang berdistribusi normal atau tidak dilakukan uji normalitas terhadap pertumbuhan
lebar daun tanaman sawi pakcoy. Hasil uji normalitas pada aspek lebar daun
tanaman sawi pakcoy menghasilkan p value (sig) = 0,554 > 0,05 yang artinya H0
diterima dan data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil uji
normalitas dapat diamati pada lampiran 7.
Uji homogenitas juga dilakukan pada aspek lebar daun tanaman sawi
pakcoy. Hasil dari uji homogenitas mendapatkan nilai p value (sig) = 0,146 > 0,05
sehingga H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa pada sampel pertumbuhan lebar
daun tanaman sawi pakcoy berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama
(homogen). Hasil uji homogenitas dapat diamati pada lampiran 8.
Mengingat data berasal dari populasi yang independen, hasil uji normalitas
menunjukkan data berdistribusi normal, dan hasil uji homogenitas menunjukkan
bahwa pertumbuhan lebar daun memiliki variansi yang homogen, maka dilanjutkan
dengan uji Anova. Hasil uji Anova dapat diamati pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil uji Anova Pertumbuhan Lebar Daun
Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
Between Groups 7,551 5 1,510 36,442 0,000
Within Groups 0,995 24 0,041
Total 8,546 29
Hasil uji Anova pada pertumbuhan lebar daun sawi pakcoy menunjukkan
bahwa Fhitung > Ftabel dengan nilai 36,442 > 2,62 maka signifikan, artinya H0 ditolak
dan H1 diterima. Perbedaan pertumbuhan lebar daun tanaman sawi pakcoy pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
setiap kelompok perlakuan dan kontrol karena adanya penambahan pupuk organik
plus.
Mengingat hasil uji Anova pada pertumbuhan lebar daun tanaman sawi
pakcoy signifikan, maka harus dilanjutkan dengan uji post hoc. Hasil uji post hoc
lebar daun tanaman sawi pakcoy pada uji LSD dapat diamati pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hasil Uji Post Hoc Pertumbuhan Lebar Daun
Kode P0 P1 P2 P3 P4 P5
P0 - S S S NS NS
P1 S - S S NS S
P2 S NS - S S S
P3 S S S - S S
P4 NS NS S S - S
P5 NS S S S NS -
Keterangan :
S = Beda nyata
NS = Tidak beda nyata
Pada tabel 4.7 terlihat bahwa antar perlakuan, perlakuan yang paling
berbeda nyata memengaruhi pertumbuhan lebar daun tanaman sawi pakcoy adalah
perlakuan P3 (300 gram). Hasil uji post hoc lebar daun tanaman sawi pakcoy pada
uji LSD (lampiran 9) adalah kelompok perlakuan P3 (300 gram) berbeda nyata
dengan kelompok perlakuan kontrol (P0) dengan rerata pada P3 sebesar 3,220 cm
dan rerata pada kontrol (P0); kelompok perlakuan P3 (300 gram) berbeda nyata
dengan kelompok perlakuan P1 (200 gram) dengan rerata pada P3 sebesar 3,220
cm dan rerata pada P1 sebesar 2,360 cm; kelompok perlakuan P3 (300 gram)
berbeda nyata dengan kelompok perlakuan P2 (250 gram) dengan rerata pada P3
sebesar 3,220 cm dan rerata pada P2 sebesar 2,598 cm; kelompok perlakuan P3
(300 gram) berbeda nyata dengan kelompok perlakuan P4 (350 gram) dengan rerata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
pada P3 sebesar 3,220 cm dan rerata pada P4 sebesar 2,104 cm; dan kelompok
perlakuan P3 (300 gram) berbeda nyata dengan kelompok perlakuan P5 (400 gram)
dengan rerata pada P3 sebesar 3,220 cm dan rerata pada P5 sebesar 1,824 cm.
4. Berat Basah Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica rapa L.)
Berat basah tanaman merupakan berat tanaman saat masih hidup yang
ditimbang setelah panen, sebelum tanaman layu karena kehilangan air (Lakitan,
2012). Pada saat siang hari, berat basah tanaman dapat berkurang karena laju
transpirasi yang meningkat sehingga mengalami kehilangan air. Pengukuran berat
basah tanaman sawi pakcoy dilakukan sesaat setelah proses pemanenan agar sawi
pakcoy tidak mengalami kehilangan air. Berat basah tanaman sawi pakcoy pada
perlakuan kontrol, P1 (200 gram), P2 (250 gram), P3 (300 gram), P4 (350 gram),
dan P5 (400 gram) selama 35 hari dapat dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8 Berat Basah Tanaman Sawi Pakcoy
Ulangan Berat basah (gram) pada Perlakuan Kontrol
P1 P2 P3 P4 P5 (P0)
1 12 19 35 11 9 7
2 14 21 41 10 10 7
3 14 15 33 12 9 5
4 16 14 30 10 8 9
5 14 25 37 13 9 9
Jumlah 70 94 176 56 45 37
Rerata 14 18,8 35,2 11,2 9 7,4
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa dalam masing-masing perlakuan dan kontrol
terdapat variansi berat basah tanaman sawi pakcoy. Variansi berat basah tanaman
sawi pakcoy pada perlakuan P1 adalah 12, 14, dan 16 gram. Variansi berat basah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
tanaman sawi pakcoy pada perlakuan P2 adalah 14, 15, 19, 21, dan 25 gram.
Variansi berat basah tanaman sawi pakcoy pada perlakuan P3 adalah 30, 33, 35, 37,
dan 41 gram. Variansi berat basah tanaman sawi pakcoy pada perlakuan P4 adalah
10, 11, 12, dan 13 gram. Variansi berat basah tanaman sawi pakcoy pada perlakuan
P5 adalah 8, 9, dan 10 gram. Variansi berat basah tanaman sawi pakcoy pada
kontrol (P0) adalah 5, 7, dan 9 gram. Dari variansi pada masing-masing perlakuan
dan kontrol, variansi yang paling banyak terdapat pada P2 dan P3 sebanyak lima
variansi pada masing-masing perlakuan, dilanjutkan pada P4 sebanyak empat
variansi, kemudian dilanjutkan pada P1, P5, dan kontrol (P0) sebanyak tiga variansi
pada masing-masing perlakuan.
Hasil rerata berat basah tanaman sawi pakcoy dari yang tertinggi hingga
terendah secara berurutan adalah pada perlakuan P3 sebesar 35,2 g, perlakuan P2
sebesar 18,8 g, perlakuan P1 sebesar 14 g, perlakuan P4 sebesar 11,2 g, perlakuan
P5 sebesar 9 g, dan terendah adalah perlakuan kontrol sebesar 7,4 g. Hasil
penimbangan berat basah tanaman sawi pakcoy yang tertinggi dapat dilihat pada
gambar 4.10. Hasil penimbangan berat basah tanaman sawi pakcoy pada masing-
masing perlakuan dapat dilihat pada lampiran 17. Berat basah tanaman sawi pakcoy
dari kelompok perlakuan yang rerata berat basah tertinggi yaitu P3 (300 gram)
dapat dilihat pada gambar 4.10.
Gambar 4.10 Berat Basah Sawi Pakcoy pada Perlakuan P3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Sama seperti pada data jumlah daun dan lebar daun, untuk mengetahui
apakah data berat basah berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak
dilakukan uji normalitas terhadap berat basah tanaman sawi pakcoy. Hasil uji
normalitas pada aspek berat basah tanaman sawi pakcoy menghasilkan p value (sig)
= 0,055 > 0,05 yang artinya H0 diterima dan data berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. Hasil uji normalitas dapat diamati pada lampiran 10.
Uji homogenitas juga dilakukan pada aspek berat basah tanaman sawi
pakcoy. Hasil dari uji homogenitas mendapatkan nilai p value (sig) = 0,017 > 0,05
sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa pada sampel berat
basah tanaman sawi pakcoy berasal dari populasi yang memiliki variansi yang
berbeda. Hasil uji homogenitas dapat diamati pada lampiran 11.
Setelah uji normalitas dan homogenitas dilakukan, dilanjutkan dengan uji
Anova. Hasil uji Anova berat basah tanaman sawi pakcoy dapat diamati pada tabel
4.9.
Tabel 4.9 Hasil uji Anova Berat Basah Tanaman Sawi Pakcoy
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
Between Groups 2632,267 5 526,453 71,142 0,000
Within Groups 177,600 24 7,400
Total 2809,867 29
Hasil uji Anova berat basah tanaman sawi pakcoy menunjukkan bahwa
Fhitung > Ftabel dengan nilai 71,142 > 2,62 maka signifikan, artinya H0 ditolak dan H1
diterima. Hipotesis H0 adalah tidak adanya perbedaan berat basah tanaman sawi
pakcoy antar kelompok perlakuan, sedangkan H1 adalah ada perbedaan berat basah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
tanaman sawi pakcoy pada setiap kelompok perlakuan dan kontrol karena adanya
penambahan pupuk organik plus.
Mengingat hasil uji Anova pada berat basah tanaman sawi pakcoy
signifikan, maka harus dilanjutkan dengan uji post hoc. Hasil uji post hoc disajikan
pada tabel 4.10.
Tabel 4.10 Hasil uji post hoc Berat Basah Tanaman Sawi Pakcoy
Kode P0 P1 P2 P3 P4 P5
P0 - S S S NS NS
P1 S - NS S NS NS
P2 S NS - S S S
P3 S S S - S S
P4 NS NS S S - NS
P5 NS NS S S NS -
Keterangan :
S = Beda nyata
NS = Tidak beda nyata
Pada tabel 4.10 terlihat bahwa antar perlakuan, perlakuan yang paling
berbeda nyata adalah P3 (300 gram). Hasil uji post hoc lebar daun tanaman sawi
pakcoy pada uji LSD (lampiran 9) adalah kelompok perlakuan P3 (300 gram)
berbeda nyata dengan kelompok perlakuan kontrol (P0) dengan rerata pada P3
sebesar 35,2 gram dan kontrol (P0) sebesar 7,4 gram; kelompok perlakuan P3 (300
gram) berbeda nyata dengan kelompok perlakuan P1 (200 gram) dengan rerata pada
P3 sebesar 35,2 gram dan P1 sebesar 14 gram; kelompok perlakuan P3 (300 gram)
berbeda nyata dengan kelompok perlakuan P2 (250 gram) dengan rerata pada P3
sebesar 35,2 gram dan P2 sebesar 18,8 gram; kelompok perlakuan P3 (300 gram)
berbeda nyata dengan kelompok perlakuan P4 (350 gram) dengan rerata pada P3
sebesar 35,2 gram dan P4 sebesar 11,2 gram; dan kelompok perlakuan P3 (300
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
gram) berbeda nyata dengan kelompok perlakuan P5 (400 gram) dengan rerata pada
P3 sebesar 35,2 gram dan P5 sebesar 9 gram. Hasil uji Post Hoc berat basah
tanaman sawi pakcoy dapat diamati pada lampiran 12.
B. Pembahasan
1. Pupuk Kompos Plus
Dalam pembuatan pupuk kompos plus, ukuran bahan yang digunakan dalam
berukuran kecil, sehingga untuk bahan-bahan kulit pisang, daun sirih, dan daun
sirsak sebelum dilakukan fermentasi, bahan-bahan tersebut dicacah terlebih dahulu.
Pencacahan bahan tersebut berfungsi untuk mempermudah mikrobia fermentasi
dalam menguraikan substrat yang terkandung dalam bahan dasar menjadi unsur
hara yang mampu diserap oleh tanaman sawi pakcoy.
Pupuk kompos plus merupakan pupuk yang mengandung mikrobia yang
baik bagi kesuburan tanah dan pestisida alami. Mikrobia yang baik bagi kesuburan
tanah yaitu Aspergilus sp. yang berperan untuk menekan patogen. Mikrobia ini
didapatkan dari tanah dibawah bambu. Selain itu, ada mikrobia Lactobacillus sp.,
Aspergilus sp., dan Saccharomyces sp. yang berasal dari kotoran sapi dan urin sapi.
Dengan keberadaan mikrobia tersebut maka akan membantu dalam proses
penguraian bahan organik menjadi an-organik sehingga dapat diserap oleh
tanaman.
Pestisida alami dalam pupuk kompos plus berasal dari daun sirih dan daun
sirsak. Pestisida ini merupakan pestisida tanah yang mampu membunuh bakteri dan
fungisida, selain itu pestisida ini dapat mencegah hama pengganggu tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
seperti siput. Pestisida ini mengandung minyak atsiri yang berasal dari daun sirih
yang memiliki daya pembunuh bakteri dan fungisida, selain itu pestisida ini
mengandung acetogenin yang berasal dari daun sirsak yang memiliki daya anti
feedent dan racun perut terhadap hama. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Zulkarnain (2010) bahwa daun sirih mengandung minyak atsiri, kadimen, eugenol,
eugenol metal eter, kariopilen dan etilbrenskatenin, sedangkan daun sirsak
mengandung senyawa acetoginin, antara lain asimisin, bulatacin, dan squamosin.
Pada saat budi daya tanaman sawi pakcoy pada semua perlakuan yang
diberikan pupuk kompos plus tidak ada tanaman yang terserang penyakit layu yang
disebabkan oleh jamur akar. Hal itu terjadi karena adanya kandungan minyak atsiri
yang dapat membunuh fungisida di dalam tanah. Kemudian untuk hama yang
menyerang budi daya tanaman sawi pakcoy dengan perlakuan pupuk kompos plus
adalah siput. Pada saat pengamatan, keberadaan siput ini hanya berada di pinggiran
polybag bagian dalam dan semakin lama semakin tidak ada siput yang datang lagi.
Akan tetap pada perlakuan kontrol, terdapat siput yang sudah memakan daun sawi
dilihat dari daun yang berlubang tidak merata dan terdapat bekas lendir dibagian
daun. Dari hasil pengamatan tersebut artinya senyawa acetogenin didalam pupuk
kompos plus mampu mencegah kedatangan siput pada budi daya tanaman sawi
pakcoy.
Dalam pembuatan pupuk kompos plus, fermentasi yang dilakukan secara
anaerob (tanpa oksigen). Mekanisme pengomposan anaerob dibantu oleh mikrobia
anaerob, sehingga bahan organik akan diubah menjadi CH4, CO2, unsur hara, dan
humus. Proses kimianya adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Mikrobia anaerob
Bahan organik CH4 + CO2 + unsur hara + humus.
Proses fermentasi tentunya berperan penting dalam memengaruhi kualitas
pupuk kompos plus. Faktor-faktor yang memengaruhi kerberhasilan proses
fermentasi dalam penelitian ini adalah aspek kelembaban, temperatur, pH, dan
ukuran bahan. Hasil pengukuran kelembaban selama proses fermentasi bervariasi
yaitu kelembaban sekitar 20% – 56% (dapat dilihat pada lampiran 3). Kelembaban
dalam penelitian ini masih dalam range yang baik untuk fermentasi sehingga
mikroorganisme dapat mendegradasi substrat di dalam bahan yang digunakan
dalam pembuatan pupuk kompos plus. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Umniyatie (1999) bahwa mikrobia dapat berkembang dengan baik pada
kelembaban 40% – 60%.
Dalam penelitian ini dilakukan pengukuran suhu dan derajat keasaman
pupuk menggunakan thermometer dan soil tester untuk mengontrol proses
fermentasi. Hasil pengukuran suhu selama proses fermentasi bervariasi, yaitu suhu
sekitar 27°C - 31°C (dapat dilihat pada lampiran 3). Suhu dalam penelitian ini masih
dalam range yang baik untuk fermentasi sehingga mikroorganisme dapat
mendegradasi substrat di dalam bahan. Hal itu sesuai dengan pernyataan Umniyatie
(1999) bahwa suhu yang optimal untuk proses fermentasi berkisar antara 25°C –
55°C.
Pengukuran derajat keasaman dilakukan dalam tiga hari sekali. Derajat
keasaman pupuk kompos plus pada kisaran pH 5,2 – 6,4 (dapat dilihat pada
lampiran 3). Derajat keasaman pupuk kompos plus pada saat proses awal fermentasi
mengalami penurunan pH atau peningktana derajat keasaman. Penurunan pH pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
awal fermentasi terjadi karena adanya aktivitas mikrobia saat mendekomposisi
bahan organik yang kemudian menghasilkan gas CO2. Pada awal fermentasi,
substrat pada bahan organik masih sangat banyak sehingga mikrobia akan semakin
banyak menghasilkan CO2. Banyaknya CO2 yang dihasilkan akan membentuk
asam karbonat (H2CO3) dalam jumlah yang tinggi, padahal sifat dari asam karbonat
(H2CO3) adalah mudah terurai menjadi ion H+ dan HCO3-. Dengan adanya ion H+
maka akan memengaruhi derajat keasaman pupuk kompos plus. Hal tersebut sesuai
dengan pernyataan Dwijoseputro (2010) bahwa adanya peristiwa peningkatan
keasaman dipengaruhi oleh ion H+.
Peran pupuk kompos plus bagi tanaman, yaitu: menyediakan unsur hara
makro yaitu nitrogen (N), fosfor (P), dan K (kalium) bagi tanaman; menyediakan
trace elements meliputi tembaga (Cu), besi (Fe), seng (Zn), boron (B), chlor (Cl),
mangan (Mn), dan molibdenum (Mo) yang berperan penting dalam pertumbuhan
tanaman sehingga mampu meningkatkan hasil produksi; meningkatkan daya
simpan air karena membentuk agregat tanah yang baik; meningkatkan aktivitas
mikrobia tanah yang menguntungkan yang berasal dari tanah dibawah bambu,
kotoran sapi, dan urin sapi; serta mengandung pestisida tanah alami yang berasal
dari daun sirih dan daun sirsak sehingga dapat mencegah serangan hama seperti
siput dan penyakit yang disebabkan oleh fungisida.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
2. Pengaruh Pupuk Kompos Plus terhadap Pertumbuhan Jumlah Daun
Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica rapa L.)
Pengamatan pertumbuhan jumlah daun dilakukan dengan cara menghitung
jumlah daun pada tanaman sawi pakcoy. Berdasarkan analisis menggunakan uji
anova, menunjukkan bahwa nilai signifikan dimana Fhitung > Ftabel dengan nilai 2,80
> 2,62 sehingga H1 diterima, artinya pemberian pupuk kompos plus memberikan
perbedaan nyata terhadap pertumbuhan jumlah daun tanaman sawi pakcoy.
Dalam pengaplikasian pada budi daya tanaman sawi pakcoy, pupuk kompos
plus memberikan perbedaan nyata terhadap pertumbuhan jumlah daun tanaman
sawi pakcoy. Pupuk kompos plus mampu menyediakan unsur hara seperti N, P, dan
K bagi pertumbuhan tanaman karena bahan dasar dari pupuk kompos plus berasal
dari bahan-bahan yang banyak mengandung nitrogen, fosfor, dan kalium, sehingga
ketika bahan-bahan tersebut difermentasikan, maka kandungan unsur tersebut akan
meningkat dan dapat menunjang pertumbuhan jumlah daun tanaman sawi pakcoy.
Pertumbuhan jumlah daun tanaman sawi pakcoy dipengaruhi oleh
ketersediaan unsur hara pada pupuk kompos plus. Unsur hara yang berperan
terhadap pertumbuhan jumlah daun adalah nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K).
Jika agregat tanah dalam kondisi baik, maka serapan hara pada tanaman akan
semakin tinggi karena air tidak mudah membawa unsur hara keluar dari tanah.
Unsur hara nitrogen yang diserap tanaman sawi pakcoy akan meningkatkan klorofil
pada daun. Apabila klorofil meningkat maka laju fotosintesis akan mengalami
peningkatan, dimana akan memengaruhi pertambahan jumlah daun pada tanaman
sawi pakcoy, serta dengan adanya proses fotosintesis maka akan menghasilkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
karbohidrat yang dapat dijadikan sumber energi bagi tanaman untuk menyerap
unsur hara. Menurut Gardner dkk. (2008) pertambahan jumlah daun terjadi karena
pembelahan sel, peningkatan sel, dan pembesaran ukuran sel yang membutuhkan
ATP. Unsur fosfor (P) berperan untuk pembentukan ATP yang digunakan dalam
pertumbuhan sel, dan unsur kalium (K) berperan sebagai aktivator enzim yang
terlibat dalam sintesis protein dan karbohidrat (Meirina, 2014). Dengan begitu,
ketika K meningkat maka karbohidrat juga meningkat, sehingga dapat
meningkatkan pertumbuhan jumlah daun. Akan tetapi, dalam penelitian ini tidak
diketahui seberapa besar kandungan unsur hara, seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan
kalium (K) dalam pupuk kompos plus, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut
terhadap kandungan pupuk kompos plus untuk mendapatkan kualitas pupuk yang
maksimum.
Selain itu, pupuk kompos plus mampu meningkatkan daya ikat antar
partikel tanah sehingga membentuk agregat yang lebih baik. Agregat yang baik
akan membentuk pori-pori tanah yang kecil yang kemudian akan berperan sebagai
pemegang air. Dengan adanya ketersediaan air yang cukup didalam tanah, maka
proses fisiologi dan metabolisme tanaman sawi pakcoy akan berjalan dengan baik.
Kebutuhan air yang tercukupi menyebabkan proses metabolisme tanaman akan
berjalan dengan baik. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Lakitan (2012) yang
menyatakan bahwa proses fotosintesis dan transpirasi yang rendah terjadi pada
kandungan air tanah yang sedikit. Adanya ketersediaan air didalam tanah yang baik,
menyebabkan peningkatan jumlah daun karena aktivitas fisiologis tanaman berjalan
dengan baik. Hal tersebut didukung oleh pendapat Islami dan Utomo (1995) yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
menyatakan bahwa kekurangan air pada tanaman akan berpengaruh terhadap
pembentukan daun, luas daun, dan jumlah daun.
Berdasarkan hasil uji post hoc, menunjukkan bahwa perlakuan yang optimal
untuk meningkatkan pertumbuhan jumlah daun tanaman sawi pakcoy adalah
perlakuan P3 yaitu perlakuan pupuk kompos plus dengan takaran 300 g/polybag.
Rerata pertumbuhan jumlah daun pada perlakuan P3 mencapai 4,8 helai. Dari hasil
pertumbuhan jumlah daun tanaman sawi pakcoy pada perlakuan P3 menunjukkan
bahwa pada perlakuan ini, pupuk kompos plus mampu menyediakan kebutuhan
unsur hara makro dan mikro yang cukup untuk pertumbuhan tanaman sawi pakcoy.
Pada perlakuan P3 (300 g/polybag), takaran pupuk kompos plus telah memenuhi
kadar unsur hara yang seimbang sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan
jumlah daun tanaman sawi pakcoy yang lebih baik dari perlakuan P1 (200
g/polybag), P2 (250 g/polybag), P4 (350 g/polybag), P5 (400 g/polybag), dan
kontrol (P0). Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sutedjo (2010) bahwa komposisi
dan kadar unsur hara makro ataupun mikro sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman, sehingga pemberian pupuk harus seimbang dan sesuai
dengan kebutuhan tanaman.
Pada perlakuan P1 (200 g/polybag), P2 (250 g/polybag), dan kontrol (P0),
pertumbuhan jumlah daun tanaman sawi pakcoy kurang baik. Tanaman sawi
pakcoy pada perlakuan P1 dan P2 masih kekurangan unsur hara, sehingga
pertumbuhan tanaman menjadi lambat yang mengakibatkan terhambatnya
pertambahan jumlah daun tanaman sawi pakcoy. Pada kontrol (P0), pertumbuhan
jumlah daunnya sangat rendah karena tidak adanya pemberian unsur hara sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
sekali sehingga tanaman sawi pakcoy tumbuh dengan lambat dan kerdil.
Berdasarkan hasil pengamatan, tanaman sawi pakcoy pada kontrol (P0)
menunjukkan sifat-sifat fisik kekurangan unsur hara, seperti daun-daun yang muda
terlihat lebih hijau, tanaman kerdil, dan bagian ujung daun tua yang mengering. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Sutedjo (2010) yang menyatakan bahwa tanaman
yang kekurangan unsur hara terlihat pada morfologinya, dimana tanaman tersebut
memiliki warna daun yang lebih tua, pada bagian ujung daun yang tua akan
mengering, pertumbuhan tanaman menjadi lambat bahkan cenderung kerdil, dan
pertumbuhan akar terhenti, sehingga menghambat pertambahan jumlah daun.
Pada perlakuan P4 (350 g/polybag) dan P5 (400 g/polybag), pertumbuhan
jumlah daun tanaman sawi pakcoy lebih rendah dibandingkan perlakuan P3 (300
g/polybag). Rendahnya pertumbuhan jumlah daun pada P4 dan P5 disebabkan oleh
unsur hara yang berlebihan pada media tanam budi daya tanaman sawi pakcoy,
sehingga pertumbuhan jumlah daun tanaman sawi pakcoy tidak dapat berlangsung
secara optimal. Kelebihan unsur hara mengakibatkan tanaman lebih sensitif
terhadap iklim dan lebih mudah terserang hama. Tanaman sawi pakcoy pada
perlakuan P4 dan P5 dipengaruhi oleh hama yaitu ulat bulu (gambar 4.11) yang
menyerang tanaman mulai dari pengamatan ke-3 sampai pengamatan terakhir.
Serangan ulat bulu pada tanaman sawi pakcoy tentunya memengaruhi pertumbuhan
jumlah daun tanaman sawi pakcoy. Ulat bulu menyerang dengan cara memakan
daun muda tanaman sawi pakcoy, sehingga daun muda terhambat untuk
berkembang yang kemudian memengaruhi pertambahan jumlah daun tanaman sawi
pakcoy.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Gambar 4.11 Hama pada Budi Daya Tanaman Sawi Pakcoy Perlakuan P4 dan P5
3. Pengaruh Pupuk Kompos Plus terhadap Pertumbuhan Lebar Daun
Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica rapa L.)
Lebar daun merupakan ukuran seberapa besar tempat berlangsungnya
fotosintesis pada tumbuhan sawi pakcoy yang hasilnya akan disalurkan ke seluruh
tanaman untuk pertumbuhan tanaman. Berdasarkan hasil uji anova menunjukkan
bahwa Fhitung > Ftabel dengan nilai 36,442 > 2,62 maka signifikan, dimana H0 ditolak
dan H1 diterima, artinya pemberian pupuk kompos plus memberikan pengaruh
nyata terhadap pertumbuhan lebar daun tanaman sawi pakcoy.
Berdasarkan uji post hoc, perlakuan P3 (300 g/polybag) berbeda nyata
dengan perlakuan P1 (200 g/polybag), P2 (250 g/polybag), P4 (350 g/polybag), P5
(400 g/polybag), dan kontrol (P0). Perlakuan yang optimal untuk meningkatkan
pertumbuhan lebar daun tanaman sawi pakcoy adalah perlakuan pupuk kompos
plus 300 g/polybag (P3). Rerata pertumbuhan lebar daun tanaman sawi pakcoy pada
perlakuan P3 adalah 3,220 cm. Pertumbuhan lebar daun tanaman sawi pakcoy pada
perlakuan P3 memperlihatkan bahwa kebutuhan unsur hara makro dan mikro yang
diperlukan untuk pertumbuhan tanaman sawi pakcoy telah terpenuhi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Pada perlakuan P3, tanaman memiliki lebar daun yang lebih besar jika
dibandingkan dengan antar perlakuan dan kontrol. Dengan begitu, semakin besar
ukuran lebar daun, maka semakin banyak menghasilkan karbohidrat yang dapat
dijadikan sumber energi bagi tanaman sawi pakcoy. Semakin banyak energi yang
didapatkan tanaman sawi pakcoy, maka semakin besar kemampuan tanaman
menyerap unsur hara dari media tanam (tanah), serta semakin besar luas daun, maka
semakin cepat terjadi laju fotosintesis, sehingga semakin cepat pula tanaman dapat
tumbuh. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Salisbury dan Ross (2005) yang
menyatakan bahwa daun berfungsi sebagai penerima dan alat fotosintesis, semakin
besar luas daun, maka sinar matahari dapat diserap secara optimal untuk
meningkatkan laju fotosintesis.
Pada perlakuan P1 (200 g/polybag), P2 (250 g/polybag), dan kontrol (P0),
pertumbuhan lebar daun tanaman sawi pakcoy kurang baik. Tanaman sawi pakcoy
pada perlakuan P1 dan P2 masih kekurangan unsur hara, sehingga pertumbuhan
tanaman menjadi lambat yang mengakibatkan terhambatnya pertambahan lebar
daun tanaman sawi pakcoy. Pada kontrol (P0), pertumbuhan lebar daunnya sangat
rendah karena tidak adanya pemberian unsur hara sama sekali sehingga tanaman
sawi pakcoy tumbuh dengan lambat dan kerdil. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Sutedjo (2010) yang menyatakan bahwa tanaman yang kekurangan unsur hara
terlihat pada morfologinya, dimana tanaman tersebut memiliki warna daun yang
lebih tua, pada bagian ujung daun yang tua akan mengering, pertumbuhan tanaman
menjadi lambat bahkan cenderung kerdil, dan pertumbuhan akar terhenti. Ciri-ciri
tersebut dimiliki oleh tanaman sawi pakcoy pada perlakuan kontrol (P0).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Pada perlakuan P4 (350 g/polybag) dan P5 (400 g/polybag), pertumbuhan
lebar daun tanaman sawi pakcoy lebih rendah dibandingkan perlakuan P3 (300
g/polybag). Rendahnya pertumbuhan lebar daun pada P4 dan P5 disebabkan oleh
unsur hara yang berlebihan pada media tanam sawi pakcoy, sehingga pertumbuhan
lebar daun tanaman sawi pakcoy tidak dapat berlangsung secara optimal. Kelebihan
unsur hara mengakibatkan tanaman lebih sensitif terhadap iklim dan lebih mudah
terserang hama. Tanaman sawi pakcoy pada perlakuan P4 dan P5 dipengaruhi oleh
hama yaitu ulat bulu (gambar 4.11) yang menyerang tanaman sawi pakcoy mulai
dari pengamatan ke-3 sampai pengamatan terakhir. Serangan hama ulat bulu pada
tanaman sawi pakcoy tentunya memengaruhi pertumbuhan lebar daun tanaman
sawi pakcoy. Ulat bulu menyerang dengan cara memakan bagian daun tanaman
sawi pakcoy, sehingga banyak bagian daun yang berkurang, akibatnya tempat
fotosintesis berkurang dan memengaruhi pertumbuhan tanaman sawi pakcoy.
Selain ulat bulu, serangan dari hama lain seperti belalang juga terjadi pada tanaman
sawi pakcoy, akibatnya lebar daun tanaman sawi pakcoy semakin berkurang. Hama
belalang dapat menyerang tanaman sawi pakcoy karena lokasi penelitian berada
disekitar pertanian sayur-sayuran milik masyarakat. Untuk meminimalkan serangan
hama, peneliti menanggulangi dengan cara pembasmian hama secara manual dan
memasang paranet/jaring tanaman disekitar lokasi penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
4. Pengaruh Pupuk Kompos Plus terhadap Berat Basah Tanaman Sawi
Pakcoy (Brassica rapa L.)
Berat basah tanaman sawi pakcoy didapatkan dengan cara menimbang
tanaman sawi pakcoy yang berumur 35 hari. Berat basah berkaitan dengan
kemampuan tanaman dalam menyerap air dari media tanam. Semakin banyak
tanaman menyerap air dari media tanam, maka semakin tinggi berat basahnya
(Lakitan, 2012). Berat basah tanaman dipengaruhi oleh jumlah daun dan tingkat
kesuburan tanaman. Semakin banyak jumlah daun, maka semakin tinggi berat
basah. Semakin subur tanaman, maka berat basah tanaman semakin meningkat.
Dalam penelitian ini, penimbangan berat basah tanaman sawi pakcoy meliputi
daun, tangkai daun, dan batang.
Berdasarkan uji anova yang telah dilakukan menunjukkan bahwa Fhitung >
Ftabel dengan nilai 71,142 > 2,62 maka signifikan, dimana H0 ditolak dan H1
diterima, artinya pemberian pupuk kompos plus memberikan pengaruh nyata
terhadap berat basah tanaman sawi pakcoy.
Berdasarkan uji post hoc, perlakuan yang optimum untuk meningkatkan
berat basah tanaman sawi pakcoy adalah perlakuan pupuk kompos plus 300
g/polybag (P3). Rerata berat basah tanaman sawi pakcoy pada perlakuan P3 adalah
35,2 gram. Berat basah tanaman sawi pakcoy pada P3 memperlihatkan bahwa
kebutuhan unsur hara makro dan mikro yang diperlukan untuk pertumbuhan
tanaman sawi pakcoy telah terpenuhi.
Berat basah tanaman dipengaruhi oleh kemampuan tanaman dalam
menyerap air dari media tanam, semakin baik kemampuan tanaman dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
menyerap air maka berat basah tanaman akan semakin meningkat. Pada penelitian
dalam budi daya tanaman sawi pakcoy, dilakukan penyiraman sebanyak dua kali
sehari, yaitu pagi hari dan sore hari. Pada perlakuan pupuk kompos plus 300
g/polybag (P3) didapatkan rerata berat basah paling tinggi jika dibandingkan
dengan antar perlakuan dan kontrol, hal tersebut dipengaruhi oleh kandungan unsur
makro dan mikro pada perlakuan P3 yang bisa meningkatkan aktivitas metabolik
tanaman yaitu fotosintesis, sehingga mampu meningkatkan bobot berat basah
tanaman sawi pakcoy. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Salisbury dan Ross
(2005), berat basah tanaman mencakup hasil aktivitas metabolik tanaman.
Berat basah pada perlakuan P1 (200 g/polybag), P2 (250 g/polybag), dan
kontrol (P0) lebih rendah dibandingkan P3 (300 g/polybag). Hal tersebut terjadi
karena ketersediaan unsur hara pada perlakuan P1, P2, dan kontrol belum tercukupi
sehingga memengaruhi hasil berat basah tanaman sawi pakcoy. Antara perlakuan
P1, P2, dan kontrol, yang memiliki rerata berat basah secara berurutan dari yang
terendah hingga tertinggi adalah kontrol, P1, dan P2. Hal tersebut membuktikan
bahwa, dengan tidak adanya pemberian unsur hara melalui penggunaan pupuk
kompos plus mengakibatkan berat basah tanaman sawi pakcoy akan semakin
rendah. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Rosmarkam dan Yuwono (2002)
bahwa ketika melakukan budi daya tanaman pada media tanam tanpa keberadaan
unsur hara, maka tanaman tidak akan tumbuh dengan baik dan produksinya akan
rendah.
Rerata berat basah pada perlakuan P4 (350 g/polybag) dan P5 (400
g/polybag) lebih rendah dibandingkan P3 (300 g/polybag), hal tersebut terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
karena takaran pupuk kompos plus yang diberikan P4 dan P5 berlebihan sehingga
terjadi penimbunan unsur hara pada media tanam. Pada tanaman sawi pakcoy
perlakuan P4 dan P5, media tanam (tanah) mengandung air yang lebih banyak jika
dibandingkan dengan perlakuan lain dan kontrol, hal itu menandakan kelebihan
unsur hara. Terlalu banyaknya air dalam tanah dapat memengaruhi pertumbuhan
akar, sehingga akar bisa mengalami penyakit, yaitu pembusukan akar. Akibatnya
tanaman akan kering dan tidak dapat menyerap unsur hara. Unsur hara yang
berlebihan akan menyebabkan berkurangnya perkembangan vegetatif yang
kemudian memengaruhi hasil produksi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Rosmarkam dan Yuwono (2002) bahwa budi daya tanaman dengan unsur hara
dalam jumlah yang berlebihan akan memengaruhi fisiologi tanaman sehingga hasil
(produksi) tanaman akan rendah.
5. Perlakuan Pupuk Kompos Plus yang Optimal dalam Pertumbuhan
Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica rapa L.)
Setelah dilakukan uji post hoc pada pertumbuhan jumlah daun, lebar daun,
dan berat basah tanaman sawi pakcoy. Perlakuan pupuk kompos plus yang optimum
untuk mendapatkan pertumbuhan jumlah daun, lebar daun, dan berat basah tanaman
sawi pakcoy adalah perlakuan P3 (300 g/polybag). Pada takaran pupuk kompos plus
300 g/polybag mampu meningkatkan pertumbuhan sawi pakcoy. Rerata jumlah
daun sebesar 4,8 helai, lebar daun sebesar 3,220 cm, dan berat basah sebesar 35,2
gram.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Hasil pertumbuhan jumlah daun, lebar daun, dan berat basah tanaman sawi
pakcoy pada perlakuan P3 menunjukkan bahwa pada perlakuan ini, pupuk kompos
plus mampu menyediakan kebutuhan unsur hara makro dan mikro yang cukup
untuk pertumbuhan tanaman sawi pakcoy. Hal tersebut disebabkan oleh kandungan
unsur hara pada pupuk kompos plus takaran 300 g/polybag telah memberikan unsur
hara yang cukup bagi pertumbuhan tanaman sawi pakcoy. Dengan kadar unsur hara
yang seimbang, maka dapat meningkatkan pertumbuhan jumlah daun, lebar daun,
dan berat basah tanaman sawi pakcoy yang lebih baik dari perlakuan P1 (200
g/polybag), P2 (250 g/polybag), P4 (350 g/polybag), P5 (400 g/polybag), dan
kontrol (P0). Hal itu sesuai dengan pendapat Sutedjo (2010) bahwa komposisi dan
kadar unsur hara makro ataupun mikro sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman, sehingga pemberian pupuk harus seimbang dan sesuai dengan kebutuhan
tanaman. Hal tersebut juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan Ketut (2018),
dimana pemberian pupuk kompos dengan takaran 20 ton/Ha setara dengan 280 –
300 g/polybag mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman sayur-sayuran.
C. Hambatan dan Keterbatasan dalam Penelitian
Hambatan yang dialami selama penelitian ini adalah hama pada saat
melakukan budi daya tanaman sawi pakcoy. Lokasi penelitian berada di antara
perkebunan masyarakat yang bercocok tanam sayur-sayuran, dimana hama dari
tanaman pertanian milik masyarakat seperti belalang dapat menyerang tanaman
dalam penelitian ini sehingga peneliti harus mengurangi serangan hama dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
cara melindungi tanaman sawi pakcoy dengan menggunakan paranet/jaring
tanaman.
Keterbatasan penelitian ini adalah tidak dilakukan pengujian kandungan
unsur hara dalam pupuk kompos plus, seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium
(K) sebagai unsur hara yang utama dalam pertumbuhan tanaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
BAB V
IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN UNTUK PEMBELAJARAN
Pengaruh pemberian pupuk kompos plus terhadap pertumbuhan tanaman
sawi pakcoy dan takaran pupuk kompos plus yang optimal untuk pertumbuhan
tanaman sawi pakcoy dapat menambah pengetahuan bagi peserta didik dalam
proses belajar mengajar di sekolah.
Hasil penelitian berupa faktor eksternal (unsur hara) yang memengaruhi
pertumbuhan tanaman dan prosedur pembuatan pupuk kompos plus dapat
dimanfaatkan dalam pembelajaran Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas XII
semester Ganjil pada mata pelajaran Biologi materi pokok Pertumbuhan dan
Perkembangan Tumbuhan sub bab Unsur Hara Tanaman menggunakan kurikulum
2013. Acuan kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran terkait penelitian
yang dilakukan, yaitu:
1. Kompetensi Inti (KI)
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai) santun,
responsif dan proaktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural dan metakognitif berdasar rasa ingin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah kongkrit
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara
efektif dan kreatif dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah
keilmuan.
2. Kompetensi Dasar (KD)
KD 3.1 : Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal
dengan proses pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk
hidup.
KD 4.1 : Merencanakan dan melaksanakan percobaan tentang faktor
eksternal yang memengaruhi faktor internal dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman, dan melaporkan secara
tertulis dengan menggunakan tata cara penulisan ilmiah yang
benar.
Pada kompetensi dasar 3.1, yaitu “Menganalisis hubungan antara faktor
internal dan eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
makhluk hidup”, peserta didik diminta untuk melakukan pengamatan mengenai
faktor-faktor eksternal (unsur hara) yang memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Melalui kegiatan pembelajaran, peserta didik diberikan
pengetahuan untuk memahami pentingnya unsur hara bagi pertumbuhan tanaman.
Pada kompetensi dasar 4.1, peserta didik diajarkan bagaimana menyediakan
unsur hara untuk pertumbuhan tanaman dengan cara menonton video pembuatan
pupuk kompos plus yang difermentasi menggunakan bahan – bahan organik secara
sederhana dan mengamati aroma, warna, dan tekstur pupuk kompos plus.
Kemudian peserta didik dituntun untuk membuat dan melaksanakan percobaan
sederhana mengenai pengaruh faktor eksternal (unsur hara) terhadap proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Hasil rancangan percobaan dipresentasikan secara kelompok, setelah
peserta didik melaksanakan percobaan, hasil percobaan dibuat dalam bentuk
laporan tertulis. Percobaan dilakukan peserta didik dalam bentuk kelompok agar
terkoordinasi dengan baik. Setiap kelompok terdiri atas 4 – 5 peserta didik yang
telah ditentukan oleh guru. Melalui kegiatan pembelajaran tersebut, peserta didik
dapat mengembangkan sikap ilmiah serta keterampilan dalam berproses dengan
merancang dan melakukan percobaan sederhana secara ilmiah. Silabus, rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja peserta didik (LKPD), dan lembar
pengamatan penilaian dapat dilihat pada lampiran 13, 14, 15, dan 16.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pupuk kompos plus memberikan perbedaan nyata terhadap
pertumbuhan jumlah daun, lebar daun, dan berat basah antar
perlakuan dan kontrol tanaman sawi pakcoy (Brassica rapa L.).
2. Takaran pupuk kompos plus yang optimal untuk pertumbuhan jumlah
daun, lebar daun, dan berat basah tanaman sawi pakcoy (Brassica
rapa L.) adalah 300 gram/polybag.
B. Saran
Saran yang penulis dapat sampaikan adalah:
1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kandungan pupuk
kompos plus untuk mengetahui kuantitas unsur hara yang terkandung
didalam pupuk kompos plus agar mendapatkan kualitas mutu pupuk
kompos yang maksimal.
2. Perlu dilakukan pengukuran kelembaban, suhu, dan pH pada saat
proses fermentasi pupuk kompos plus agar fermentasi dapat berjalan
dengan optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, 2008, Pemanfaatan Urine Sapi yang Difermentasi sebagai Nutrisi
Tanaman, Andi Offset, Yogyakarta.
Agus, K., 2012, Tipologi Pendayagunaan Kotoran Sapi Dalam Upaya Mendukung
Pertanian Organik di Desa Sumbersari Kecamatan Poncokusumo
Kabupaten Malang, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.
Aritonang, J., Lestari, S., dan Yahya, M., 2011, Penggunaan Pupuk Organik,
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), Jakarta.
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur, 2018, Indeks Berantai Produksi
Sayuran dan Buah-buahan Semusim di Jawa Timur Tahun 2009-2016,
diakses di https://jatim.bps.go.id/statictable/2018/02/07/879/indeks-
berantai-produksi-sayuran-dan-buah-buahan-semusim-di-jawa-timur2009-
2016.html pada 5 Maret 2018.
Bai, S., Kumar, R.M., Kumar, D.J., Mukesh, Balashanmugam, P.K., Bala M.D.,
dan Kalaichelvan, P.T., 2012, Cellulase Production by Bacillus subtilis
isolated from Cow Dung, Department of Biotechnology, KSR College of
Arts.
Balai Penelitian dan Pengembangan Industri, 1982, Kandungan Kulit Pisang, Jawa
Timur, Surabaya.
Brady, N.C., 1974, The Nature and Properties of Soil, The macMillan Company,
New York.
Cahyono, B., 2003, Teknik dan Strategi Budi Daya Sawi, Yayasan Pustaka
Nusantara, Yogyakarta.
Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, 2018, Mutu Komoditas Pertanian,
Dinas Pertanian dan Pangan, Yogyakarta.
Direktorat Hortikultura dan Aneka Tanaman, 2012, Daftar Komposisi Bahan
Makanan, Direktorat Hortikultura dan Aneka Tanaman, Jakarta.
Djuarnani, N., Darmanti, Marvelia, A., Sarjana P., 2005, Cara Cepat membuat
Kompos, Agromedia Pustaka, Jakarta.
Dwidjoseputro, D., 1994, Pengantar Fisiologi Tumbuhan, Gramedia, Jakarta.
Dwidjoseputro, D., 2010, Dasar-dasar Mikrobiologi, Djembatan, Jakarta.
Endrizal, Yanti, L., Susilawati, E., Salvia, E., Murni, W.S., dan Firdaus, 2010,
Budidaya Tanaman Sayuran, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP),
Jambi.
Fahrudin, 2009, Bioteknologi Lingkungan, Alfabeta, Bandung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Gardner, F.P., Pearce R.B., dan Mitchell R.L., 2008, Physiology of Crop Plants
(Fisiologi Tanaman Budi Daya), Universitas Indonesia, Jakarta.
Guntoro, D., Purwono, dan Sarwono, 2003, Pengaruh Pemberian Kompos Bagase
Terhadap Serapan Hara dan Pertumbuhan Tanaman Tebu, Jurnal Vuletin
Agronomi Departemen Agronomi dan Hortikura, ITB, Bogor.
Hadisuwito, S., 2012, Membuat Pupuk Organik, AgroMedia, Jakarta.
Hanafiah, K.A., 2007, Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Divisi Buku Perguruan Tinggi,
Yogyakarta, pp. 261-262.
Haryanto, T., Suhartini, dan Rahayu, 2002, Tanaman Sawi dan Selada, Penebar
Swadaya, Depok.
Hernowo, 2010, Kunci Bercocok Tanam Sayuran-Sayuran Penting Di Indonesia,
Sinar Baru, Bandung.
Ida, P., 2007, Efek Mulsa Jerami Padi dan Pupuk Kandang sapi terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah di Daerah Pesisir, Skripsi, Fakultas
Pertanian FH, Bogor.
Imanda, M., 2007, Media Culture Fermentasi, diakses di
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/11857 pada 12 Agustus 2018.
Indriyani, Y.H., 2005, Membuat Kompos Secara Kilat, Penebar Swadaya, Jakarta.
Islami, T. dan Utomo, W.H., 1995, Hubungan Tanah, Air, dan Tanaman, IKIP
Semarang Press, Semarang.
Lakitan, B., 2012, Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan, PT. Radja Grafindo, Jakarta.
Lingga, P., 2008, Petunjuk Penggunaan Pupuk, Penebar Swadaya, Bandung.
Margiyanto, E., 2007, Hortikultura, Cahaya Tani, Bantul.
Meirina, T., Sri D., dan Sri H., 2014, Produktivitas Kedelai yang Diperlakukan
dengan Pupuk Organik Cair Lengkap pada Dosis dan Waktu Pemupukan
yang Berbeda, Laporan, Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi
Tumbuhan, Jurusan Biologi MIPA UNDIP.
Parnata, A.S., 2010, Meningkatkan Hasil Panen dengan Pupuk Kompos, PT
Agromedia Pustaka, Jakarta Selatan.
Rahmawati, R., 2012, Cepat dan Tepat Berantas Hama Penyakit Tanaman,
Penerbit Pustaka Baru, Yogyakarta.
Ridwan, A., 1987, Pemanfaatan Serbuk Gergaji Jeungjing Sebagai Kompos untuk
Pupuk Tanaman, Penelitian Hasil Hutan, Vol. 4 No. 4, 15-21.
Rosmarkam, A. dan Yuwono, N.W., 2002, Ilmu Kesuburan Tanah, Kanisius,
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Rukmana, R., 2007, Sawi Bertanam & Pengolahan Pascapanen, Kanisius,
Yogyakarta.
Salisbury, F.B. dan Ross C.W., 2005, Fisiologi Tumbuhan, ITB Press, Bandung.
Sastrahidayat, L.R. dan Soemarno, 1991, Budi Daya Tanaman Tropika, Usaha
Nasional, Surabaya.
Sharma, V.K., Ria, A.Y., dan Yekaterina, L., 2009, Green Synthesis and Their
Antimicrobial Activities. Advanves in Colloid and Interface Science, Vol.
145 No. 4, 83-96.
Shauchelli, V., 1969, Trace Element in Agriculture, Van Nostrand Reinhold, New
York.
Suhardiyanto, A., dan Purnama K.M., 2011, Penanganan pasca panen caisin
(Brassica campestris L.) dan pakcoy (Brassica rapa L.) dengan pengaturan
suhu rantai dingin (Cold Chain), Laporan Penelitian Madya Bidang Ilmu,
FMIPA, Universitas Terbuka.
Suharno, 1979, Sekam Padi Sebagai Sebagai Sumber Energi Alternatif, diakses di
www.smallcrab.com/ pada 12 Agustus 2018.
Sulaiman, A.A., Aiyelari, E.A., and Otene, I.J.J, 2015, Effects of tillage and
Terminalia catappa L. leaf compost on soil properties and performance
of Capsicum chinense Jacq., International Journal of Advance
Agricultural Research, 73-82.
Sutanto, R., 2002, Pertanian Organik Menuju Pertanian Alternatif dan
Berkelanjutan, Kanisius, Yogyakarta.
Sutari, W.S., 2010, Uji Kualitas bio-urine hasil fermentasi dengan Mikroba yang
berasal dari Bahan Tanaman Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Sawi Hijau (Brassica juncea L.), Tesis, Universitas Udayana, Denpasar.
Sutedjo, M.M., 2010, Pupuk dan Cara Pemupukan, Rineka Cipta, Jakarta.
Sutirman, 2011, Budidaya Tanaman Sayuran Sawi di Dataran Rendah, Kabupaten
Serang Banten, hal 6, 8.
Suwahyono, U., 2011, Petunjuk Praktis Penggunaan Pupuk Organik Secara Efektif
dan Efisien, Penebar Swadaya, Jakarta.
Taniredja, T., dan Mustafidah, H., 2011, Penelitian Kuantitatif, Alfabeta, Bandung.
Tisdale, S.L., Nelson, W.L., and Beaton, J.D., 1985, Soil Fertility and Fertilizers,
MacMillan Pub. Co, New York, xiv + 754 h.
Umniyatie, S., 1999, Pembuatan Pupuk Organik Menggunakan Mikroba Efektif
(EM4), Laporan PPM UNY : Karya alternatif Mahasiswa, Universitas
Negeri Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Utomo, B., 2010, Pengaruh Bioaktivator terhadap Pertumbuhan Sukun (Artocarpus
communis Forst) dan Perubahan Sifat Kimia Tanah Gambut, Jurnal Agron
Indonesia, 38 (1), 15 – 18.
Yuwono, 2006, Kompos, Penebar Swadaya, Jakarta.
Yuwono, 2009, MRSA Disertasi, FK Universitas Padjajaran, Bandung.
Zulkarnain, 2010, Dasar – Dasar Hortikultural: Pertanian Organik, Bumi Aksara,
Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Mentah Pertumbuhan Jumlah Daun Tanaman Sawi
Pakcoy Selama 35 Hari
Perlakuan Hari
Ke-
Jumlah daun per Ulangan (helai) Jumlah Rerata
I II III IV V
P0
(Kontrol)
7 5 3 2 3 4 17 3,4
14 5 4 3 5 6 23 4,6
21 6 5 4 6 6 27 5,4
28 7 6 5 7 7 32 6,4
35 7 6 6 7 7 33 6,6
P1
(200 gram)
7 3 4 5 4 4 20 4,0
14 4 6 6 5 6 27 5,4
21 5 7 7 6 7 32 6,4
28 6 7 8 7 8 36 7,2
35 7 8 8 7 8 38 7,6
P2
(250 gram)
7 4 4 3 5 5 21 4,2
14 5 6 5 6 6 28 5,6
21 6 7 6 7 7 33 6,6
28 7 8 8 8 8 39 7,8
35 8 8 9 9 8 42 8,4
P3
(300 gram)
7 5 5 5 4 4 23 4,6
14 7 6 6 5 6 30 6,0
21 8 8 7 7 7 37 7,4
28 9 9 8 9 8 43 8,6
35 10 9 9 10 9 47 9,4
P4
(350 gram)
7 3 3 5 3 5 19 3,8
14 5 4 6 4 6 25 5,0
21 6 5 6 5 7 29 5,8
28 7 6 7 6 8 34 6,8
35 7 7 7 7 8 36 7,2
P5
(400 gram)
7 3 5 3 3 3 17 3,4
14 5 6 4 5 4 24 4,8
21 6 6 5 6 5 28 5,6
28 7 7 6 6 6 32 6,4
35 7 7 6 7 6 33 6,6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Lampiran 2. Data Mentah Pertumbuhan Lebar Daun Tanaman Sawi Pakcoy
Selama 35 Hari
Perlakuan Hari
Ke-
Lebar daun per Ulangan (cm) Jumlah Rerata
I II III IV V
P0
(Kontrol)
7 0,86 0,67 1,00 0,80 0,80 4,13 0,826
14 1,06 1,18 1,53 1,20 0,83 5,80 1,160
21 1,60 1,48 1,53 1,63 1,45 7,69 1,538
28 2,30 2,33 2,22 2,43 2,33 11,61 2,322
35 2,57 2,53 2,20 2,77 2,79 12,86 2,572
P1
(200 gram)
7 1,07 1,05 1,04 1,10 1,00 5,26 1,052
14 1,88 1,77 1,65 1,36 1,37 8,03 1,606
21 2,66 2,43 2,31 2,17 2,01 11,58 2,316
28 2,97 2,99 2,95 2,87 2,71 14,49 2,898
35 3,36 3,38 3,40 3,53 3,39 17,06 3,412
P2
(250 gram)
7 0,93 1,03 1,13 1,04 1,02 5,15 1,030
14 1,96 1,80 1,84 1,52 1,60 8,72 1,744
21 2,67 2,53 2,48 2,34 2,44 12,46 2,492
28 3,17 3,00 3,00 3,02 3,03 15,22 3,044
35 3,63 3,69 3,48 3,40 3,94 18,14 3,628
P3
(300 gram)
7 1,20 1,12 1,06 1,13 1,10 5,61 1,122
14 2,17 2,08 1,90 2,10 1,90 10,15 2,030
21 2,93 2,73 2,86 2,69 2,77 13,98 2,796
28 3,86 3,71 3,65 3,60 3,86 18,68 3,736
35 4,27 4,57 4,29 4,22 4,36 21,71 4,342
P4
(350 gram)
7 1,07 1,10 0,94 0,97 0,88 4,96 0,992
14 1,30 1,50 1,37 1,34 1,42 6,93 1,386
21 1,98 2,04 2,38 1,98 2,17 10,55 2,110
28 2,64 2,67 2,76 2,53 2,75 13,35 2,670
35 3,13 3,01 3,07 2,96 3,31 15,48 3,096
P5
(400 gram)
7 0,97 0,94 1,10 1,00 0,97 4,98 0,996
14 1,32 1,27 1,33 1,30 1,33 6,55 1,310
21 2,05 2,10 1,98 1,92 2,00 10,05 2,010
28 2,41 2,50 2,57 2,55 2,45 12,48 2,496
35 2,83 2,93 2,85 2,64 2,85 14,10 2,820
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran 3. Hasil Pengukuran Suhu, pH, dan Kelembaban Fermentasi
Pupuk Kompos Plus
Hari Suhu (°C) pH Kelembaban (%)
0 (3 Nov) 29,5 6,5 20
3 (6 Nov) 31 6,3 21
6 (9 Nov) 29 5,2 56
9 (12 Nov) 27 5,6 50
12 (15 Nov) 27 6,2 25
14 (17 Nov) 29 6,4 22
Lampiran 4. Hasil Uji Normalitas Pertumbuhan Jumlah Daun
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
JumlahDaun
N 30
Normal Parametersa,b Mean 3,73
Std. Deviation 0,980
Most Extreme Differences
Absolute 0,259
Positive 0,259
Negative -0,241
Kolmogorov-Smirnov Z 1,421
Asymp. Sig. (2-tailed) ,053
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Lampiran 5. Hasil Uji Homogenitas Pertumbuhan Jumlah Daun
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
0,180 5 24 0,967
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Lampiran 6. Hasil Uji Post Hoc Jumlah daun
Multiple Comparisons
Dependent Variable: JumlahDaun
LSD
(I)
Perlakuan
(J)
Perlakuan
Mean
Difference
(I-J)
Std.
Error
Sig. 95% Confidence
Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
Kontrol
P1 -,400 ,542 ,467 -1,52 ,72
P2 -1,000 ,542 ,077 -2,12 ,12
P3 -1,600* ,542 ,007 -2,72 -,48
P4 -,200 ,542 ,715 -1,32 ,92
P5 ,000 ,542 1,000 -1,12 1,12
P1
Kontrol ,400 ,542 ,467 -,72 1,52
P2 -,600 ,542 ,279 -1,72 ,52
P3 -1,200* ,542 ,036 -2,32 -,08
P4 ,200 ,542 ,715 -,92 1,32
P5 ,400 ,542 ,467 -,72 1,52
P2
Kontrol 1,000 ,542 ,077 -,12 2,12
P1 ,600 ,542 ,279 -,52 1,72
P3 -,600 ,542 ,279 -1,72 ,52
P4 ,800 ,542 ,153 -,32 1,92
P5 1,000 ,542 ,077 -,12 2,12
P3
Kontrol 1,600* ,542 ,007 ,48 2,72
P1 1,200* ,542 ,036 ,08 2,32
P2 ,600 ,542 ,279 -,52 1,72
P4 1,400* ,542 ,016 ,28 2,52
P5 1,600* ,542 ,007 ,48 2,72
P4
Kontrol ,200 ,542 ,715 -,92 1,32
P1 -,200 ,542 ,715 -1,32 ,92
P2 -,800 ,542 ,153 -1,92 ,32
P3 -1,400* ,542 ,016 -2,52 -,28
P5 ,200 ,542 ,715 -,92 1,32
P5
Kontrol ,000 ,542 1,000 -1,12 1,12
P1 -,400 ,542 ,467 -1,52 ,72
P2 -1,000 ,542 ,077 -2,12 ,12
P3 -1,600* ,542 ,007 -2,72 -,48
P4 -,200 ,542 ,715 -1,32 ,92
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Lampiran 7. Hasil Uji Normalitas Pertumbuhan Lebar Daun
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
LebarDaun
N 30
Normal Parametersa,b Mean 2,3087
Std. Deviation 0,54285
Most Extreme Differences
Absolute 0,145
Positive 0,145
Negative -0,086
Kolmogorov-Smirnov Z 0,794
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,554
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Lampiran 8. Hasil Uji Homogenitas Pertumbuhan Lebar Daun
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1,823 5 24 0,146
Lampiran 9. Hasil Uji Post Hoc Lebar Daun
Multiple Comparisons
Dependent Variable: LebarDaun
LSD
(I)
Perlakuan
(J)
Perlakuan
Mean
Difference
(I-J)
Std.
Error
Sig. 95% Confidence
Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
Kontrol
P1 -,61400* ,12875 ,000 -,8797 -,3483
P2 -,85200* ,12875 ,000 -1,1177 -,5863
P3 -1,47400* ,12875 ,000 -1,7397 -1,2083
P4 -,35800* ,12875 ,010 -,6237 -,0923
P5 -,07800 ,12875 ,550 -,3437 ,1877
P1
Kontrol ,61400* ,12875 ,000 ,3483 ,8797
P2 -,23800 ,12875 ,077 -,5037 ,0277
P3 -,86000* ,12875 ,000 -1,1257 -,5943
P4 ,25600 ,12875 ,058 -,0097 ,5217
P5 ,53600* ,12875 ,000 ,2703 ,8017
P2
Kontrol ,85200* ,12875 ,000 ,5863 1,1177
P1 ,23800 ,12875 ,077 -,0277 ,5037
P3 -,62200* ,12875 ,000 -,8877 -,3563
P4 ,49400* ,12875 ,001 ,2283 ,7597
P5 ,77400* ,12875 ,000 ,5083 1,0397
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
P3
Kontrol 1,47400* ,12875 ,000 1,2083 1,7397
P1 ,86000* ,12875 ,000 ,5943 1,1257
P2 ,62200* ,12875 ,000 ,3563 ,8877
P4 1,11600* ,12875 ,000 ,8503 1,3817
P5 1,39600* ,12875 ,000 1,1303 1,6617
P4
Kontrol ,35800* ,12875 ,010 ,0923 ,6237
P1 -,25600 ,12875 ,058 -,5217 ,0097
P2 -,49400* ,12875 ,001 -,7597 -,2283
P3 -1,11600* ,12875 ,000 -1,3817 -,8503
P5 ,28000* ,12875 ,040 ,0143 ,5457
P5
Kontrol ,07800 ,12875 ,550 -,1877 ,3437
P1 -,53600* ,12875 ,000 -,8017 -,2703
P2 -,77400* ,12875 ,000 -1,0397 -,5083
P3 -1,39600* ,12875 ,000 -1,6617 -1,1303
P4 -,28000* ,12875 ,040 -,5457 -,0143
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Lampiran 10. Hasil Uji Normalitas Berat Basah Tanaman Sawi Pakcoy
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
BeratBasah
N 30
Normal Parametersa,b Mean 15,93
Std. Deviation 9,843
Most Extreme
Differences
Absolute 0,245
Positive 0,245
Negative -0,149
Kolmogorov-Smirnov Z 1,339
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,055
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Lampiran 11. Hasil Uji Homogenitas Berat Basah Tanaman Sawi Pakcoy
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
3,484 5 24 0,017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran 12. Hasil Uji Post Hoc Berat Basah Tanaman Sawi Pakcoy
Multiple Comparisons
Dependent Variable: BeratBasah
LSD
(I)
Perlakuan
(J)
Perlakuan
Mean
Difference
(I-J)
Std.
Error
Sig. 95% Confidence
Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
P0
P1 -6,600* 1,720 ,001 -10,15 -3,05
P2 -11,400* 1,720 ,000 -14,95 -7,85
P3 -27,800* 1,720 ,000 -31,35 -24,25
P4 -3,800* 1,720 ,037 -7,35 -,25
P5 -1,600 1,720 ,362 -5,15 1,95
P1
P0 6,600* 1,720 ,001 3,05 10,15
P2 -4,800* 1,720 ,010 -8,35 -1,25
P3 -21,200* 1,720 ,000 -24,75 -17,65
P4 2,800 1,720 ,117 -,75 6,35
P5 5,000* 1,720 ,008 1,45 8,55
P2
P0 11,400* 1,720 ,000 7,85 14,95
P1 4,800* 1,720 ,010 1,25 8,35
P3 -16,400* 1,720 ,000 -19,95 -12,85
P4 7,600* 1,720 ,000 4,05 11,15
P5 9,800* 1,720 ,000 6,25 13,35
P3
P0 27,800* 1,720 ,000 24,25 31,35
P1 21,200* 1,720 ,000 17,65 24,75
P2 16,400* 1,720 ,000 12,85 19,95
P4 24,000* 1,720 ,000 20,45 27,55
P5 26,200* 1,720 ,000 22,65 29,75
P4
P0 3,800* 1,720 ,037 ,25 7,35
P1 -2,800 1,720 ,117 -6,35 ,75
P2 -7,600* 1,720 ,000 -11,15 -4,05
P3 -24,000* 1,720 ,000 -27,55 -20,45
P5 2,200 1,720 ,213 -1,35 5,75
P5
P0 1,600 1,720 ,362 -1,95 5,15
P1 -5,000* 1,720 ,008 -8,55 -1,45
P2 -9,800* 1,720 ,000 -13,35 -6,25
P3 -26,200* 1,720 ,000 -29,75 -22,65
P4 -2,200 1,720 ,213 -5,75 1,35
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 13. Silabus
SILABUS PEMBELAJARAN
MATA PELAJARAN BIOLOGI
Kelas : XII
Mata Pelajaran : Biologi
Semester : I (Satu)
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
Bab 1. Pertumbuhan dan Perkembangan
3.1 Menganalisis
hubungan antara
faktor internal dan
eksternal dengan
proses
pertumbuhan dan
perkembangan pada
makhluk hidup.
1. Pertumbuhan dan
Perkembangan
Pertumbuhan
dan
perkembangan
tumbuhan
Faktor-faktor
(eksternal dan
internal) yang
memengaruhi
pertumbuhan
dan
perkembangan
tumbuhan.
Pemberian Rangsangan (Stimulasi)
Peserta didik mengamati
pertumbuhan dan perkembangan
pada tumbuhan.
Peserta didik membaca jurnal
mengenai pengaruh faktor internal
dan eksternal terhadap
pertumbuhan dan perkembangan
pada tumbuhan.
Peserta didik membaca jurnal
mengenai pengaruh unsur hara
terhadap pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan.
Pernyataan masalah (Problem
steatment)
Peserta didik diberikan
permasalahan pada pertumbuhan
dan perkembangan pada
tumbuhan akibat kekurangan
unsur hara.
Peserta didik dituntun untuk
bertanya mengenai permasalahan
tersebut.
Observasi
Sikap ilmiah
saat
mengamati,
berdiskusi
bersama
kelompok
dengan lembar
pengamatan,
dan
melaporkan
secara lisan.
Portofolio
Membuat
laporan tertulis
mengenai
pengaruh unsur
hara terhadap
pertumbuhan
tanaman.
Tes Tertulis
Konsep
pertumbuhan
4 x 45
menit
Campbell.
(2003).
Biologi.
Jakarta :
Airlangga.
Syamsuri,
Istamar. 2009.
Biologi untuk
SMA Kelas
XII. Jakarta:
Erlangga.
Jurnal
Gambar
Pupuk
kompos plus
Internet dan
sumber
lainnya.
Video
pertumbuhan
dan
perkembangan
LKPD 1 dan 2
4.1 Merencanakan dan
melaksanakan
percobaan tentang
faktor eksternal
yang memengaruhi
faktor internal
dalam proses
pertumbuhan dan
perkembangan
tanaman, dan
melaporkan secara
tertulis dengan
menggunakan
tatacara penulisan
ilmiah yang benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
Pengumpulan data (Data
collection)
Peserta didik mengkaji jurnal
untuk mendapatkan informasi
dalam mengerjakan LKPD 1
mengenai pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan.
Menganalisis hubungan faktor
internal dan faktor eksternal yang
memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan.
Menganalisis mengenai hubungan
unsur hara dengan pertumbuhan
dan perkembangan pada
tumbuhan.
Pengolahan data (Data prossesing)
Berdiskusi bersama teman
kelompok dalam mengerjakan
LKPD 1.
Pembuktian (Verification)
Mempresentasikan/menuliskan
hasil diskusi mengenai proses dan
faktor-faktor yang memengaruhi
dan
perkembangan,
jenis-jenis
pertumbuhan,
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pertumbuhan
dan
perkembangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
2. Merencanakan dan
melaksanakan
percobaan
Pengamatan
contoh
pengaruh faktor
luar yaitu unsur
hara terhadap
pertumbuhan
tanaman
pertumbuhan dan perkembangan
pada tumbuhan.
Penarikan kesimpulan
(Generalization)
Menyimpulkan proses dan faktor-
faktor yang memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan
pada tumbuhan.
Pemberian Rangsangan (Stimulasi)
Peserta didik mengkaji jurnal
mengenai pupuk yang
menyediakan unsur hara bagi
tanaman.
Pernyataan masalah (Problem
steatment)
Peserta didik dituntun untuk
meninjau secara kritis pengaruh
unsur hara (makronutrien dan
mikronutrien) terhadap
pertumbuhan pada tanaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
Pengumpulan data (Data
collection)
Peserta didik mengkaji jurnal dan
berdiskusi bersama kelompok
untuk mendapatkan informasi
mengenai unsur hara yang
memengaruhi pertumbuhan pada
tanaman.
Peserta didik dituntun untuk
merancang percobaan sederhana
mengenai unsur hara yang
memengaruhi pertumbuhan pada
tanaman sesuai dengan LKPD 2.
Peserta didik melaksanakan
percobaan sederhana sesuai
dengan rancangan yang disusun
dan disepakati oleh kelompok.
Pengolahan data (Data prossesing)
Peserta didik mengelolah data
hasil percobaan bersama teman
kelompok.
Pembuktian (Verification)
Peserta didik
melaporkan/menuliskan hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
percobaan yang dikaitkan dengan
teori yang relevan.
Penarikan kesimpulan
(Generalization)
Peserta didik menyimpulkan hasil
percobaan mengenai faktor unsur
hara terhadap pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran 14. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA)
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XII/Ganjil
Materi : Pertumbuhan dan Perkembangan
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit
A. KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai) santun, responsif dan
proaktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural dan metakognitif berdasar rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah kongkrit dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
3.1 Menganalisis hubungan antara
faktor internal dan eksternal
dengan proses pertumbuhan dan
perkembangan pada makhluk
hidup.
3.1.1. Menjelaskan faktor internal
dan eksternal yang
memengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan pada
tumbuhan.
3.1.2. Mengaitkan hubungan antara
faktor internal dan faktor
eksternal dengan proses
pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan.
3.1.3. Menguraikan makronutrien
dan mikronutrien yang
dibutuhkan dalam
pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan.
3.1.4. Mengaitkan hubungan antara
unsur hara dengan
pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan.
4.1 Merencanakan dan
melaksanakan percobaan tentang
faktor eksternal yang
memengaruhi faktor internal
dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, dan
melaporkan secara tertulis
dengan menggunakan tatacara
penulisan ilmiah yang benar.
4.1.1. Membuat rancangan
percobaan tentang unsur hara
yang memengaruhi proses
pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
4.1.2. Mempresentasikan hasil
rancangan percobaan.
4.1.3. Melaksanakan percobaan
tentang unsur hara yang
memengaruhi proses
pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
4.1.4. Menyusun laporan hasil
percobaan secara tertulis
dengan menggunakan aturan
penulisan ilmiah yang baik dan
benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
3.1.1.1. Peserta didik mampu menjelaskan faktor internal dan eksternal yang
memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dengan
tepat melalui studi pustaka.
3.1.2.1. Peserta didik mampu mengaitkan hubungan antara faktor internal dan
eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
dengan baik dan benar melalui diskusi kelompok.
3.1.3.1. Peserta didik mampu menguraikan makronutrien dan mikronutrien yang
dibutuhkan dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman dengan tepat
melalui diskusi kelompok.
3.1.4.1. Peserta didik mampu mengaitkan hubungan unsur hara dengan
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dengan baik dan benar melalui
diskusi kelompok.
4.1.1.1. Peserta didik mampu membuat rancangan percobaan mengenai unsur yang
memengaruhi pertumbuhan tanaman sesuai dengan panduan rancangan
melalui diskusi kelompok.
4.1.2.1. Peserta didik mampu mempresentasikan hasil rancangan percobaan
dengan tepat melalui presentasi kelompok.
4.1.3.1. Peserta didik mampu melaksanakan percobaan sederhana sesuai dengan
prosedur yang telah direncanakan secara terstruktur bersama kelompok .
4.1.4.1. Peserta didik mampu menyusun laporan hasil percobaan yang telah
dilakukan secara tertulis dengan menggunakan penulisan ilmiah yang baik
dan benar bersama kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Materi Faktual
Pengamatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang ada disekitar
sekolah.
2. Materi Konseptual
a. Proses pertumbuhan dan perkembangan : pertumbuhan dan
perkembangan awal serta pertumbuhan primer dan sekunder.
b. Faktor internal yang memengaruhi pertumbuhan yaitu gen dan
hormon.
c. Faktor eksternal yang memengaruhi pertumbuhan yaitu air, cahaya,
karbon dioksida, oksigen, suhu, dan unsur hara.
3. Materi Prosedural
Percobaan mengenai pengaruh unsur hara terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan.
4. Materi Metakognitif
Pengaplikasian teknologi yang berkaitan dengan pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan.
E. PENDEKATAN, MODEL, DAN METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Scientific
Model Pembelajaran : Penemuan (Discovery Learning/DL)
Metode : Demonstrasi, ceramah, tanya jawab, diskusi kelompok,
percobaan/praktikum, dan presentasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER BELAJAR
1. Media
Power point dan White board
2. Alat/Bahan
Laptop
Viewer
Lembar kerja peserta didik (LKPD)
Alat-alat percobaan/praktikum
3. Sumber Belajar
Syamsuri, Istamar. 2009. Biologi untuk SMA Kelas XII. Jakarta:
Erlangga.
Campbell. 2003. Biologi. Jakarta : Airlangga.
Internet (Gambar-gambar, video, jurnal penelitian)
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan Ke-1 (2 x 45 menit)
Indikator :
3.1.1. Menjelaskan faktor internal dan eksternal yang memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan.
3.1.2. Mengaitkan hubungan antara faktor internal dan faktor eksternal dengan
proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan.
3.1.3. Menguraikan makronutrien dan mikronutrien yang dibutuhkan dalam
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan.
Tahap Sintaks Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pendahuluan
- Guru mengucap salam.
- Berdoa bersama.
- Guru dan peserta didik
mempersiapkan secara
fisik dan psikis untuk
mengikuti pembelajaran.
10
menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Tahap Sintaks Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Apersepsi
Motivasi
Orientasi
Mengorganisasi
- Guru mengecek
kehadiran peserta didik.
- Guru menampilkan
gambar pertumbuhan dan
perkembangan dan
bertanya kepada peserta
didik : “Apakah kalian
pernah memperhatikan
tanaman yang ada di
lingkungan sekitar sama
seperti gambar yang
ditampilkan?”.
- Guru memberikan video
pendek mengenai
perkecambahan kacang
hijau hingga menjadi toge
dan bertanya kepada
peserta didik : “Proses
apa saja yang terjadi di
dalam video tersebut?”.
- Guru menyampaikan
tujuan dari kegiatan
pembelajaran dan
menampilkan peta konsep
mengenai materi yang
akan dipelajari.
- Peserta didik diminta
membentuk kelompok
yang beranggotakan 4 – 5
orang dengan arahan
guru.
Kegiatan Inti
Pemberian
Rangsangan
(Stimulasi)
Pernyataan
masalah
(Problem
steatment)
- Peserta didik mengamati
video pertumbuhan dan
perkembangan pada
tumbuhan yaitu video
tumbuhan yang hidup
pada media tanah humus
dan media pasir.
- Guru menuntun peserta
didik untuk merumuskan
pertanyaan dari video
yang telah ditayangkan.
- Guru membagikan LKPD
1 dan menuntun peserta
70
menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Tahap Sintaks Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pengumpulan
data (Data
collection )
Pengolahan data
(Data prossesing)
Pembuktian
(Verification)
didik mengerjakan secara
berkelompok.
- Guru mempersilahkan
peserta didik secara
berkelompok untuk
mencari jurnal yang
berkaitan dengan faktor-
faktor yang memengaruhi
pertumbuhan dan
perkembangan pada
tumbuhan.
- Guru menuntun peserta
didik mencari informasi
tentang jenis-jenis unsur
hara yang tergolong ke
dalam makronutrien dan
mikronutrien.
- Peserta didik bersama
anggota kelompok
mengerjakan LKPD 1
untuk menganalisis
hubungan faktor internal
dan faktor eksternal yang
memengaruhi
pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan
serta mengelompokkan
unsur hara kedalam
golongan makronutrien
dan mikronutrien yang
berperan dalam
pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan.
- Perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil
diskusi kelompok.
- Bila hasil diskusi
kelompok ada yang
kurang tepat, guru
mengklarifikasi dan
memberikan penguatan
materi hasil presentasi
kepada peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Tahap Sintaks Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Penutup
Merangkum
Evaluasi
Refleksi
Tindak lanjut
Penarikan
kesimpulan
(Generalization)
- Guru meminta peserta
didik untuk
menyimpulkan materi
yang telah dipelajari hari
ini.
- Guru mengajukan
pertanyaan secara lisan
kepada peserta didik
mengenai faktor-faktor
yang memengaruhi
pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan.
- Guru meminta peserta
didik mengungkapkan
manfaat/hal yang
diperoleh selama proses
pembelajaran
- Guru memberikan tugas
kepada peserta didik
untuk mencari informasi
mengenai pengaruh unsur
hara tertentu yang
memengaruhi
pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan.
10
menit
Pertemuan Ke-2 (2 x 45 menit)
Indikator :
3.1.4. Mengaitkan hubungan antara unsur hara dengan pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan.
4.1.1. Membuat rancangan percobaan tentang unsur hara yang memengaruhi
proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
4.1.2. Mempresentasikan hasil rancangan percobaan.
4.1.3. Melaksanakan percobaan tentang unsur hara yang memengaruhi proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
4.1.4. Menyusun laporan hasil percobaan secara tertulis dengan menggunakan
aturan penulisan ilmiah yang baik dan benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Tahap Sintaks Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Apersepsi
Motivasi
Orientasi
Mengorganisasi
- Guru mengucap salam.
- Berdoa bersama.
- Guru dan peserta didik
mempersiapkan secara
fisik dan psikis untuk
mengikuti pembelajaran.
- Guru mengecek
kehadiran peserta didik.
- Guru menampilkan
gambar tanaman yang
kerdil dan daunnya
berwarna kekuningan.
Kemudian guru
menanyakan : “Apa yang
terjadi pada tanaman
yang ada pada gambar?
Faktor apa yang
menyebabkan hal
tersebut dapat terjadi?”.
- Guru membawa hasil
pupuk kompos plus yang
telah matang dan siap
pakai, kemudian
menunjuk beberapa
peserta didik untuk
mengamati warna,
aroma, dan tekstur dari
pupuk kompos plus.
- Perwakilan dari peserta
didik menyampaikan
hasil pengamatannya
terhadap pupuk kompos
plus.
- Guru menyampaikan
tujuan dari kegiatan
pembelajaran dan
menampilkan peta
konsep mengenai materi
yang akan dipelajari.
- Peserta didik diminta
membentuk kelompok
yang beranggotakan 4 –
5 orang dengan arahan
guru.
10
menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Tahap Sintaks Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Kegiatan Inti
Pemberian
Rangsangan
(Stimulasi)
Pernyataan
masalah
(Problem
steatment)
Pengumpulan
data (Data
collection )
- Peserta didik mengamati
video pembuatan pupuk
kompos plus dan
pengaruhnya terhadap
pertumbuhan tanaman.
- Peserta didik bersama
kelompok mengkaji
jurnal penelitian
mengenai pengaruh
unsur hara baik
makronutrien maupun
mikronutrien terhadap
pertumbuhan dan
perkembangan pada
tumbuhan.
- Guru menuntun peserta
didik untuk berfikir kritis
mengenai pengaruh
unsur hara terhadap
pertumbuhan tanaman
melalui video pembuatan
pupuk kompos plus.
- Guru memberikan LKPD
2 pada masing-masing
kelompok.
- Guru mempersilahkan
peserta didik secara
berkelompok untuk
mencari informasi
mengenai pengaruh
unsur hara baik
makronutrien dan
mikronutrien terhadap
pertumbuhan dan
perkembangan
tumbuhan.
- Peserta didik berdiskusi
bersama anggota
kelompok untuk
membuat rancangan
percobaan sederhana
mengenai pengaruh
unsur hara terhadap
70
menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Tahap Sintaks Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pengolahan data
(Data prossesing)
Pembuktian
(Verification)
pertumbuhan pada
tanaman.
- Peserta didik bersama
anggota kelompok
melaksanakan percobaan
sesuai dengan rancangan
yang telah disusun.
- Peserta didik melakukan
pengamatan hasil
percobaan.
- Peserta didik bersama
anggota kelompok
mengelolah dan
menganalisis data hasil
percobaan yang telah
dilakukan mengenai
unsur hara yang
memengaruhi
pertumbuhan pada
tanaman.
- Perwakilan dari masing-
masing kelompok
mempresentasikan hasil
diskusi kelompok
mengenai rancangan
percobaan dan kelompok
yang lain memberikan
tanggapan.
- Peserta didik melaporkan
hasil percobaan dalam
bentuk laporan secara
tertulis.
Penutup
Merangkum
Apresiasi
Penarikan
kesimpulan
(Generalization)
- Guru meminta peserta
didik untuk
menyimpulkan materi
yang telah dipelajari hari
ini.
- Guru memberikan
penghargaan kepada
semua kelompok yang
telah berpartisipasi
selama proses
pembelajaran.
10
menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Tahap Sintaks Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Refleksi
Tindak lanjut
- Guru meminta peserta
didik mengungkapkan
manfaat/hal baru yang
diperoleh selama proses
pembelajaran.
- Guru memberikan tugas
kepada peserta didik
untuk melakukan
percobaan yang telah
dirancang bersama
kelompok selama dua
minggu. Kemudian hasil
percobaan dilaporkan
dalam bentuk laporan
secara tertulis.
H. TEKNIK PENILAIAN
Aspek Teknik Instrumen
Kognitif Tes tertulis Soal PG dan Uraian.
Lembar kerja peserta didik (LKPD 1 dan 2).
Afektif Observasi Lembar penilaian observasi.
Psikomotorik Kinerja dan
Laporan
Lembar pengamatan kinerja.
Lembar penilaian laporan.
I. LAMPIRAN
1. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
2. Instrumen penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampiran 15. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 1
ANGGOTA KELOMPOK :
1. .................................................
2. .................................................
3. .................................................
4. .................................................
5. .................................................
NILAI :
A. Judul : Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan
B. Tujuan
1. Melalui studi pustaka, peserta didik mampu menjelaskan faktor internal
dan eksternal yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan
2. Melalui diskusi kelompok, peserta didik mampu menganalisis hubungan
antara faktor internal dan eksternal dengan proses pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan.
3. Melalui studi pustaka, peserta didik mampu menguraikan fungsi
makronutrien dan mikronutrien yang dibutuhkan dalam pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan.
C. Alat dan Bahan
- Alat tulis
- Lembar kerja siswa peserta didik
D. Langkah Kerja
1. Bergabunglah bersama kelompok yang telah ditentukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
2. Bersama teman kelompok, berdiskusilah mengenai faktor internal dan
eksternal serta macam-macam makronutrien dan mikronutrien yang
memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan.
3. Presentasikan hasil diskusi kelompok kepada kelompok yang lain.
E. Pertanyaan Diskusi
1. Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan?
2. Jelaskan (minimal 3) karakteristik dari pertumbuhan dan perkembangan!
3. Jelaskan (minimal 3) masing-masing faktor internal dan faktor eksternal
yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan!
4. Bagaimana hubungan keterkaitan antara faktor internal dan faktor
eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan?
Berikan contohnya!
5. Sebutkan fungsi dari unsur hara yang tergolong dalam makronurien dan
mikronutrien yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan!
F. Kesimpulan
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 2
ANGGOTA KELOMPOK :
1. .................................................
2. .................................................
3. .................................................
4. .................................................
5. .................................................
NILAI :
A. Judul : Membuat dan Melakukan Rancangan Percobaan Mengenai
Pengaruh Unsur Hara Terhadap Pertumbuhan Tanaman
B. Tujuan
1. Melalui diskusi kelompok, peserta didik mampu membuat rancangan
percobaan mengenai pengaruh unsur hara terhadap pertumbuhan tanaman
melalui diskusi kelompok.
2. Peserta didik mampu mempresentasikan hasil rancangan percobaan.
3. Peserta didik mampu melaksanakan percobaan sederhana sesuai dengan
prosedur yang telah direncanakan secara terstruktur.
4. Peserta didik mampu melaporkan hasil percobaan yang telah dilakukan
secara tertulis dengan menggunakan penulisan ilmiah yang benar.
C. Alat dan Bahan
- Alat tulis
- Lembar kerja peserta didik
- Jurnal penelitian
D. Langkah Kerja
1. Bergabunglah bersama kelompok yang telah ditentukan.
2. Bersama teman kelompok, carilah jurnal penelitian mengenai unsur hara
yang memengaruhi pertumbuhan tanaman. Kemudian, tentukan unsur hara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
yang akan diamati dalam percobaan sederhana untuk mengetahui
bagaimana pengaruh unsur hara tersebut tersebut terhadap pertumbuhan
tanaman.
3. Susunlah rancangan percobaan dari unsur hara yang telah ditentukan
dalam memengaruhi pertumbuhan tanaman dengan sistematika sebagai
berikut :
a. Judul
b. Latar belakang
c. Rumusan masalah
d. Tujuan
e. Hipotesis
f. Alat dan Bahan
g. Langkah kerja
4. Presentasikan hasil rancangan percobaan kepada teman kelompok lain.
5. Secara berkelompok, lakukan rancangan percobaan yang telah disusun
dalam waktu 2 minggu. Hasil percobaan dianalisis kemudian dibuat dalam
bentuk laporan tertulis menggunakan tata cara penulisan ilmiah dengan
format laporan :
A. Acara (judul, hari/tanggal, waktu, tempat pelaksanaan)
B. Tujuan
C. Dasar teori
D. Metode (alat, bahan, dan cara kerja)
E. Hasil
F. Pembahasan
G. Kesimpulan
H. Daftar pustaka
I. Lampiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Lampiran 16. Lembar Pengamatan Penilaian
Kisi-kisi Soal
Kompetensi Dasar
(KD)
Indikator C1
- C6
No.
Soal
Kunci
Jawaban
Bentuk
Soal
3.1. Menganalisis
hubungan
antara faktor
internal dan
eksternal
dengan proses
pertumbuhan
dan
perkembangan
pada makhluk
hidup.
3.1.1. Menjelaskan
faktor internal
dan eksternal
yang
memengaruhi
pertumbuhan
dan
perkembangan
pada
tumbuhan.
C1 2 A PG
3.1.2. Mengaitkan
hubungan
antara faktor
internal dan
faktor
eksternal
dengan proses
pertumbuhan
dan
perkembangan
pada
tumbuhan.
C4
C2
C4
3
5
1
B
E
Terlampir
PG
PG
Essay
3.1.3. Menguraikan
makronutrien
dan
mikronutrien
yang
dibutuhkan
dalam
pertumbuhan
dan
perkembangan
pada
tumbuhan.
C2 1 D PG
3.1.4. Mengaitkan
hubungan
antara unsur
hara dengan
pertumbuhan
C4 4 C PG
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
dan
perkembangan
pada
tumbuhan.
4.1. Merencanakan
dan
melaksanakan
percobaan
tentang faktor
eksternal yang
memengaruhi
faktor internal
dalam proses
pertumbuhan
dan
perkembangan
tanaman, dan
melaporkan
secara tertulis
dengan
menggunakan
tatacara
penulisan
ilmiah yang
benar.
4.1.1. Membuat
rancangan
percobaan
tentang faktor
eksternal yang
memengaruhi
proses
pertumbuhan
dan
perkembangan
tanaman.
C6 2 Terlampir Essay
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Instrumen Aspek Kognitif/Pengetahuan
SOAL TEST
I. Pilihan Ganda
Pilihlah satu jawaban yang paling benar dan tepat!
1. Unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah yang besar adalah . . .
a. Magnesium
b. Besi
c. Oksigen
d. Nitrogen
e. Kalsium
2. Hormon yang merangsang pembentukan bunga adalah . . .
a. Antokalin
b. Filokalin
c. Thiamin
d. Rhyzokalin
e. Kaulokalin
3. Berikut ini tabel hasil pengamatan pertumbuhan kecambah kacang hijau
dengan penambahan hormon auksin :
No Perlakuan Panjang kecambah pada Hari Ke ... (cm)
1 2 3 4 5
1. Kontrol 2,1 2,9 3,4 4,5 5,3
2. Auksin 3 ppm 3,2 4,1 5,4 6,3 7,4
3. Auksin 6 ppm 4,6 5,2 6,5 7,3 7,9
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa . . .
a. Hormon auksin dapat menghambat pertumbuhan kecambah kacang hijau
b. Pertumbuhan kecambah kacang hijau berbanding lurus dengan kenaikan
hormon auksin
c. Pertumbuhan kecambah kacang hijau tidak memerlukan hormon auksin
d. Semakin banyak hormon auksin, pertumbuhan kecambah kacang hijau
semakin cepat
e. Hormon auksin tidak memengaruhi pertumbuhan kecambah kacang hijau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
4. Ani menanam bayam di kebun percobaan SMA Negeri 1 Yogyakarta.
Pertumbuhan tanaman bayam, dapat dilihat pada gambar berikut.
Ditinjau dari unsur hara, tanaman bayam tersebut kekurangan unsur . . .
a. Magnesium dan fosfor
b. Nitrogen dan besi
c. Nitrogen dan fosfor
d. Magnesium dan mangan
e. Mangan dan nitrogen
5. Vika membeli 3 bibit tanaman bunga matahari dengan umur dan tinggi yang
sama kemudian ditanam di tempat yang berbeda yaitu di tempat gelap, remang-
remang, dan terang. Setelah 1 bulan, bunga matahari di tempat gelap tumbuh
lebih tinggi dibandingkan dengan di tempat remang-remang dan terang.
Rumusan masalah yang sesuai adalah . . .
a. Apa penyebab perbedaan pertumbuhan tinggi tanaman bunga matahari?
b. Bunga matahri berasal dari indukan yang berbeda
c. Apakah ada perbedaan tinggi tanaman bunga matahari setelah 1 bulan?
d. Bunga matahari memerlukan cahaya matahari yang sama
e. Apakah intensitas cahaya memengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman
bunga matahari?
II. Essay
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas dan benar!
1. Jelaskan hubungan antara cahaya dengan hormon auksin pada pertumbuhan
tanaman! (Poin 25)
2. Sekar melakukan eksperimen dengan cara mengaplikasikan pupuk kompos
dalam budi daya tanaman sawi pakcoy. Pupuk kompos dapat memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
pengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman sawi pakcoy terutama pada
lebar daun dan berat basah tanaman. Buatlah rancangan penelitian untuk
menguji tanaman tersebut yang meliputi : (Poin 50)
a. Judul penelitian
b. Rumusan masalah
c. Tujuan
d. Hipotesis
e. Variabel kontrol, variabel bebas, dan variabel terikat
KUNCI JAWABAN
II. Essay
1. Hubungan antara cahaya dengan hormon auksin pada pertumbuhan tanaman
adalah ketika tanaman diletakkan di tempat yang intensitas cahayanya dalam
jumlah yang terlalu banyak/berlebihan maka akan merusak struktur auksin.
Rusaknya struktur auksin akan memengaruhi bagian tumbuhan sehingga dapat
menghambat pertumbuhan pada bagian tumbuhan seperti, terhambatnya
pertumbuhan batang akibatnya tanaman akan membengkok ke bagian/arah
cahaya.
2. Rancangan penelitian, meliputi:
a. Judul penelitian
Pengaruh pemberian Pupuk Kompos Plus terhadap Pertumbuhan Tanaman
Sawi Pakcoy.
b. Rumusan masalah
Apakah ada pengaruh pemberian pupuk kompos plus terhadap lebar daun
dan berat basah tanaman sawi pakcoy?
c. Tujuan
Mengetahui apakah ada pengaruh pemberian pupuk kompos plus terhadap
lebar daun dan berat basah tanaman sawi pakcoy.
d. Hipotesis
Terdapat pengaruh pemberian pupuk kompos plus terhadap lebar daun dan
berat basah tanaman sawi pakcoy.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
e. Variabel kontrol : Penyiraman, media tanam, dan perawatan.
Variabel bebas : Pemberian pupuk kompos plus.
Variabel terikat : Lebar daun dan berat basah tanaman sawi pakcoy.
RUBRIK PENILAIAN ASPEK KOGNITIF/PENGETAHUAN
Tipe
Soal Soal Skor Aspek
PG
1 5
0
Menjawab benar
Menjawab tidak benar atau tidak menjawab sama
sekali
2
3
4
5
Essay
1
16 - 25
Menjawab hubungan antara cahaya dengan hormon
auksin dimana cahaya dapat memengaruhi struktur
auksin dan kemudian memengaruhi arah
pertumbuhan misalnya pada pertumbuhan batang
akan terhambat secara lengkap
6 - 15
Menjawab hubungan antara cahaya dengan hormon
auksin dimana cahaya dapat memengaruhi struktur
auksin tanpa menjelaskan pengaruhnya terhadap
pertumbuhan batang tanaman.
1 - 5
Menjawab hubungan antara cahaya dengan hormon
auksin tanpa membahas struktur auksin dan
pertumbuhan batang.
0 Tidak menjawab sama sekali
2
26 - 50
Menjawab rumusan penelitian meliputi judul
penelitian, rumusan masalah, tujuan, hipotesis, dan
variabel dengan penjelasan yang benar dan lengkap.
11 - 25 Menjawab kurang dari 5 aspek rumusan penelitian
dengan penjelasan yang benar.
1 - 10 Menjawab tetapi hanya menyebutkan saja 5 aspek
rumusan penelitian tanpa menjelaskan.
0 Tidak menjawab sama sekali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
LEMBAR PENILAIAN ASPEK KOGNITIF/PENGETAHUAN
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas : XII IPA
Semester : I/Ganjil
Tahun Pelajaran :
No
Nama
Peserta
Didik
Butir Soal
Jumlah
Skor
Nilai
Peserta
Didik
PG Essay
1 2 3 4 5 1 2
Skor
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
dst
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑥 100
Keterangan :
Nilai Kategori
91 – 100 Amat Baik
81 – 90 Baik
71 – 80 Cukup
60 – 70 Kurang
<60 Sangat Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Instrumen Penilaian Afektif/Sikap
LEMBAR PENILAIAN ASPEK AFEKTIF/SIKAP
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas : XII IPA
Semester : I/Ganjil
Tahun Pelajaran :
Berikan tanda ( √ ) pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan!
No
Nama
Peserta
Didik
Aspek yang diamati
Total Disiplin Percaya Diri Kerja Sama
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
dst
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
RUBRIK PENILAIAN AFEKTIF/SIKAP PESERTA DIDIK
No Aspek Poin Deskripsi
1. Disiplin 4 Peserta didik memakai seragam lengkap sesuai
peraturan, tidak terlambat masuk kelas,
mengumpulkan tugas yang diberikan guru baik
secara kelompok maupun individu dengan tepat
waktu, dan tidak berbuat gaduh dalam proses
pembelajaran pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan.
3 Jika hanya 3 indikator yang terlihat
2 Jika hanya 2 indikator yang terlihat.
1 Jika hanya 1 indikator yang terlihat.
2. Percaya diri 4 Peserta didik percaya diri untuk bertanya kepada
guru jika ada materi yang tidak dipahami,
memberikan jawaban ketika guru bertanya,
mengemukaan pendapat saat diskusi/presentasi,
dan melakukan eye-contact terhadap guru pada
saat pembelajaran pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan berlangsung.
3 Jika hanya 3 indikator yang terlihat
2 Jika hanya 2 indikator yang terlihat.
1 Jika hanya 1 indikator yang terlihat.
3. Kerja sama 4 Peserta didik terlibat aktif dalam bekerja
kelompok, bersedia melakukan tugas sesuai
kesepakatan, bersedia membantu teman dalam
kelompok untuk menyelesaikan permasalahan,
dan menghargai hasil kerja kelompok saat
pembelajaran pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan berlangsung.
3 Jika hanya 3 indikator yang terlihat
2 Jika hanya 2 indikator yang terlihat.
1 Jika hanya 1 indikator yang terlihat.
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑥 100
Keterangan :
Nilai Kategori
91 – 100 Amat Baik
81 – 90 Baik
71 – 80 Cukup
60 – 70 Kurang
<60 Sangat Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Instrumen Penilaian Psikomotorik
LEMBAR PENGAMATAN KINERJA DALAM PRESENTASI
No Aspek yang dinilai Skor Peserta Didik
Keterangan 3 2 1
1. Konsep materi
2. Keberanian berpendapat
3. Menjawab pertanyaan
RUBRIK PENILAIAN KINERJA DALAM PRESENTASI
No Aspek Skor Deskripsi
1. Konsep materi 3 Materi yang dipresentasikan benar dan tepat
dari sumber terpercaya, tidak miskonsepsi, dan
materi yang disampaikan mudah dipahami.
2 Jika hanya 2 indikator yang terlihat.
1 Jika hanya 1 indikator yang terlihat.
2. Keberanian
berpendapat
3 Mengemukakan pendapat sesuai dengan
materi presentasi secara logis tanpa melihat
teks terkait, mampu mengembangkan poin-
poin presentasi dengan baik/meyakinkan, dan
suara terdengar dengan lantang dan jelas.
2 Jika hanya 2 indikator yang terlihat.
1 Jika hanya 1 indikator yang terlihat.
3. Menjawab
pertanyaan
3 Mampu menjawab pertanyaan dari anggota
kelompo lain denganbenar dan tepat, tanpa
melihat teks teori terkait dengan menggunakan
bahasa yang mudah dimengerti, dan
penyusunan kata-kata sistematis.
2 Jika hanya 2 indikator yang terlihat.
1 Jika hanya 1 indikator yang terlihat.
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑥 100
Keterangan :
Nilai Kategori
91 – 100 Amat Baik
81 – 90 Baik
71 – 80 Cukup
60 – 70 Kurang
<60 Sangat Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
LEMBAR PENILAIAN LAPORAN PERCOBAAN
No Aspek Skor
1 2 3
1. Persiapan
- Perumusan judul
- Penentuan masalah
2. Pelaksanaan
- Kerincian analisis data
- Ketepatan penarikan kesimpulan
3. Laporan
- Sistematika penulisan laporan
- Penggunaan bahasa yang baik dan benar
Total Skor
RUBRIK PENILAIAN LAPORAN PERCOBAAN
No Aspek yang Dinilai Skor Rubrik
1.
Persiapan
- Perumusan judul
3
Judul dibuat sesuai dengan
rancangan, menggunakan kalimat
singkat, padat, dan jelas, serta
perumusan judul tidak rancu.
2 Jika hanya 2 indikator yang terlihat
1 Jika hanya 1 indikator yang terlihat
- Penentuan masalah 3
Penentuan masalah sesuai dengan
topik, fakta, dan jelas.
2 Jika hanya 2 indikator yang terlihat
1 Jika hanya 1 indikator yang terlihat
2.
Pelaksanaan
- Kerincian analisis
data
3
Analisis data sesuai dengan parameter
yang digunakan serta diberikan
grafik/diagram, terstruktur, dan
pembahasan dijelaskan secara jelas
dan langsung pada inti.
2 Jika hanya 2 indikator yang terlihat
1 Jika hanya 1 indikator yang terlihat
- Ketepatan penarikan
kesimpulan
3
Penarikan kesimpulan sesuai dengan
tujuan penelitian, menggunakan tata
bahasa yang singkat, padat, dan jelas,
serta tidak ada penulisan kata yang
keliru.
2 Jika hanya 2 indikator yang terlihat
1 Jika hanya 1 indikator yang terlihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
3.
Laporan
- Sistematika
penulisan laporan 3
Penulisan laporan sesuai dengan
sistematika yang ditentukan,
memberikan data yang lengkap dan
jelas, dan ditulis secara terstruktur.
2 Jika hanya 2 indikator yang terlihat
1 Jika hanya 1 indikator yang terlihat
- Penggunaan bahasa
yang baik dan benar 3
Penggunaan bahasa sesuai EYD
(Ejaan yang Disempurnakan),
menggunakan bahasa yang jelas, dan
dituliskan secara rapi.
2 Jika hanya 2 indikator yang terlihat
1 Jika hanya 1 indikator yang terlihat
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑥 100
Keterangan :
Nilai Kategori
91 – 100 Amat Baik
81 – 90 Baik
71 – 80 Cukup
60 – 70 Kurang
<60 Sangat Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Lampiran 17. Dokumentasi Penelitian
Pembuatan Pupuk Kompos Plus
A
B
C
Bahan dasar (A: Kulit Pisang; B: Daun sirih; C: Daun sirsak) yang dicacah dalam
pembuatan pupuk kompos plus.
A B C
D
Larutan fermentasi (D) dari larutan EM4 (A), larutan gula merah (B), dan air (C)
dengan perbandingan 1 : 1 : 50 (200 ml : 200 ml : 10.000 ml).
Semua bahan dasar seperti kulit pisang, daun sirih, dan daun sirsak yang telah
dicacah dicampur dengan serbuk gerjaji, sekam padi, dedak padi, kotoran sapi,
ampas kelapa parut, dan tanah dibawah bambu menggunakan cangkul/sekop hingga
homogen, kemudian tambahkan larutan fermentasi dan urin sapi. Setelah itu diaduk
hingga homogen.
Bahan dasar siap
difermentasi.
Bahan dasar dimasukkan
ke dalam drum.
Campuran bahan dasar
yang homogen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Budi Daya Tanaman Sawi Pakcoy
1. Seleksi Benih
Benih Tanaman Sawi
Pakcoy.
Perendaman selama 1 hari
Benih yang siap
ditanam.
2. Penyemaian
Media tanam untuk penyemaian
Benih ditanam di media tanam
Penyemaian hari ke-3
Penyemaian hari ke-7
Penyemaian hari ke-9
Penyemaian hari ke-12
Penyemaian hari ke-14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
3. Budi Daya Tanaman Sawi Pakcoy Selama 35 hari
Tanaman Sawi Pakcoy hari ke-0
Tanaman Sawi Pakcoy hari ke-7
Tanaman Sawi Pakcoy hari ke-14
Tanaman Sawi Pakcoy hari ke-21
Tanaman Sawi Pakcoy hari ke-28
Tanaman Sawi Pakcoy hari ke-35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
4. Pengukuran Berat Basah Tanaman Sawi Pakcoy
Berat Basah Tanaman Sawi Pakcoy P0
Berat Basah Tanaman Sawi Pakcoy P1
Berat Basah Tanaman Sawi Pakcoy P2
Berat Basah Tanaman Sawi Pakcoy P3
Berat Basah Tanaman Sawi Pakcoy P4
Berat Basah Tanaman Sawi Pakcoy P5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI