pengaruh pemberian pakan hijauan terhadap pertambahan bobot...

8
Syamsu Bahar et al.: Pengaruh Pemberian Pakan Hijauan terhadap Pertambahan Bobot Kelinci Jantan Lepas Sapih New Zealand White (NZW) Buletin Pertanian Perkotaan Volume 10 Nomor 1, 2020 | 10 Pengaruh Pemberian Pakan Hijauan terhadap Pertambahan Bobot Kelinci Jantan Lepas Sapih New Zealand White (NZW) Syamsu Bahar, N. Risris Sudolar dan Erna P. Astuti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jakarta Jln. Raya Ragunan No. 30 Pasar Minggu, Jakarta Selatan - 12540 Email: [email protected] ABSTRAK Pakan menjadi faktor penunjang optimalisasi produksi ternak kelinci yang perlu diperhitungkan dalam agribisnis ternak kelinci yang efisien dan menguntungkan. Kajian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan hijauan terhadap pertambahan bobot kelinci jantan lepas sapih New Zealand White (NZW). Pengkajian dilakukan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan pemberian empat jenis pakan hijauan dan lima ulangan. Sebanyak 20 ekor ternak kelinci jantan lepas sapih ditempatkan pada kandang individu dan diberikan pakan sesuai perlakuan. Pemberian perlakuan pakan hijauan yang dikaji yaitu T1= daun katuk, T2= daun trichantera, T3= daun nangka dan T4= daun lamtoro. Pakan hijauan yang diberikan masing- masing sesuai perlakuan sebanyak 100 g/ekor/hari pada sore hari, sedangkan pada pagi hari diberikan pakan pellet tetapi bukan sebagai perlakuan. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa pertambahan bobot kelinci dalam periode 60 hari pada perlakuan pemberian daun trichantera dan daun l amtoro menunjukkan perbedaan nyata dibanding perlakuan pemberian daun katuk dan daun nangka. Pada perlakuan pemberian daun trichantera pertambahan bobot kelinci sebesar 1.019 ± 12,2 g/ekor, pada pemberian daun l amtoro sebesar 1.031 ± 13,4 g/ekor, pemberian daun katuk sebesar 847 ± 11,0 g/ekor dan pada perlakuan pemberian daun nangka sebesar 551 ± 14,3 g/ekor. Pakan hijauan daun lamtoro dan daun trichantera sangat disukai ternak kelinci dan nilai gizinya yang tinggi dapat memperbaiki performans kelinci. Kata kunci: Pakan hijauan, Kelinci, Pertambahan bobot ABSTRACT Feed become a supporting factors to optimize rabbit production that need to be taken into account for efficient and profitable rabbit agribusiness. The study was aimed to determine the effect of forage to the weaning weight gain of young male New Zealand White rabbits (NZW). The study was conducted at Jakarta Assessment Institute for Agricultural Technology. The experimental design used was a Completely Randomized Design (CRD) with the treatment of four types of forage and five replications. A total of 20 rabbits after weaning were placed on individual cage and feed was given according to the treatment. Forage feeding was tried namely T1 = Katuk leaves, T2 = Trichantera leaves, T3 = Jackfruit leaves and T4 = Lamtoro leaves. Each forages feed were given as tretament as much as 100 g/head/day in the afternoon, while in the morning, the rabbit was given pellet feed but not as the treatment. The results of the study showed that the weight gain

Upload: others

Post on 20-Jan-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Pemberian Pakan Hijauan terhadap Pertambahan Bobot …jakarta.litbang.pertanian.go.id/ind/artikel bptp/Buletin... · 2020. 9. 16. · Syamsu Bahar et al.: Pengaruh Pemberian

Syamsu Bahar et al.: Pengaruh Pemberian Pakan Hijauan terhadap Pertambahan Bobot Kelinci Jantan Lepas

Sapih New Zealand White (NZW)

Buletin Pertanian Perkotaan Volume 10 Nomor 1, 2020 | 10

Pengaruh Pemberian Pakan Hijauan terhadap Pertambahan Bobot Kelinci Jantan

Lepas Sapih New Zealand White (NZW)

Syamsu Bahar, N. Risris Sudolar dan Erna P. Astuti

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jakarta

Jln. Raya Ragunan No. 30 Pasar Minggu, Jakarta Selatan - 12540

Email: [email protected]

ABSTRAK

Pakan menjadi faktor penunjang

optimalisasi produksi ternak kelinci yang

perlu diperhitungkan dalam agribisnis

ternak kelinci yang efisien dan

menguntungkan. Kajian bertujuan untuk

mengetahui pengaruh pemberian pakan

hijauan terhadap pertambahan bobot

kelinci jantan lepas sapih New Zealand

White (NZW). Pengkajian dilakukan di

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Jakarta. Rancangan percobaan yang

digunakan adalah Rancangan Acak

Lengkap (RAL) dengan perlakuan

pemberian empat jenis pakan hijauan dan

lima ulangan. Sebanyak 20 ekor ternak

kelinci jantan lepas sapih ditempatkan

pada kandang individu dan diberikan

pakan sesuai perlakuan. Pemberian

perlakuan pakan hijauan yang dikaji yaitu

T1= daun katuk, T2= daun trichantera,

T3= daun nangka dan T4= daun lamtoro.

Pakan hijauan yang diberikan masing-

masing sesuai perlakuan sebanyak 100

g/ekor/hari pada sore hari, sedangkan

pada pagi hari diberikan pakan pellet

tetapi bukan sebagai perlakuan. Hasil

pengkajian menunjukkan bahwa

pertambahan bobot kelinci dalam periode

60 hari pada perlakuan pemberian daun

trichantera dan daun lamtoro

menunjukkan perbedaan nyata dibanding

perlakuan pemberian daun katuk dan

daun nangka. Pada perlakuan pemberian

daun trichantera pertambahan bobot

kelinci sebesar 1.019 ± 12,2 g/ekor, pada

pemberian daun lamtoro sebesar 1.031 ±

13,4 g/ekor, pemberian daun katuk

sebesar 847 ± 11,0 g/ekor dan pada

perlakuan pemberian daun nangka

sebesar 551 ± 14,3 g/ekor. Pakan hijauan

daun lamtoro dan daun trichantera sangat

disukai ternak kelinci dan nilai gizinya

yang tinggi dapat memperbaiki

performans kelinci.

Kata kunci: Pakan hijauan, Kelinci,

Pertambahan bobot

ABSTRACT

Feed become a supporting factors to

optimize rabbit production that need to be

taken into account for efficient and

profitable rabbit agribusiness. The study

was aimed to determine the effect of

forage to the weaning weight gain of

young male New Zealand White rabbits

(NZW). The study was conducted at

Jakarta Assessment Institute for

Agricultural Technology. The

experimental design used was a

Completely Randomized Design (CRD)

with the treatment of four types of forage

and five replications. A total of 20 rabbits

after weaning were placed on individual

cage and feed was given according to the

treatment. Forage feeding was tried

namely T1 = Katuk leaves, T2 =

Trichantera leaves, T3 = Jackfruit leaves

and T4 = Lamtoro leaves. Each forages

feed were given as tretament as much as

100 g/head/day in the afternoon, while in

the morning, the rabbit was given pellet

feed but not as the treatment. The results

of the study showed that the weight gain

Page 2: Pengaruh Pemberian Pakan Hijauan terhadap Pertambahan Bobot …jakarta.litbang.pertanian.go.id/ind/artikel bptp/Buletin... · 2020. 9. 16. · Syamsu Bahar et al.: Pengaruh Pemberian

Syamsu Bahar et al.: Pengaruh Pemberian Pakan Hijauan terhadap Pertambahan Bobot Kelinci Jantan Lepas

Sapih New Zealand White (NZW)

Buletin Pertanian Perkotaan Volume 10 Nomor 1, 2020 | 11

of rabbits over a 60 day period on the

treatment of trichantera leaves and

lamtoro leaves showed significant

differences compared to the treatment of

katuk leaves and jackfruit leaves. On the

treatment of Ttrichantera leaves, the

weight gain of rabbits was 1,019 ± 12.2

g/head, on the lamtoro leaf treatment was

1,031 ± 13.4 g/head, on the katuk leaves

treatment was 847 ± 11.0 g/head,

whereas on the jackfruit leaves treatment

was 551 ± 14.3 g/head. The forage feed

of Lamtoro and Trichantera leaves were

highly favored by rabbits and their high

nutritional value may improve rabbit

performance.

Keywords: Forage feed, Rabbit, Weight

gain

PENDAHULUAN

udidaya kelinci dapat

dilakukan di wilayah

perdesaan maupun di wilayah

perkotaan seperti di DKI Jakarta.

Menurut Kartadisastra (2001) produk

yang dihasilkan dari pemeliharaan kelinci

adalah hewan hias dan hewan pedaging.

Raharjo (2012) mengemukakan bahwa

kelinci adalah ternak herbivora yang

mengkonsumsi pakan berupa hijauan dan

dapat tumbuh serta berkembang biak

cukup cepat. Produktivitas kelinci

pedaging ditentukan oleh beberapa

faktor, salah satu yang dominan adalah

faktor pakan.

Optimalisasi produksi ternak kelinci

dapat menunjang agribisnis ternak kelinci

yang efisien dan menguntungkan.

Komponen teknologi pakan merupakan

salah satu faktor yang menentukan

keberhasilan usaha pemeliharaan ternak

kelinci, sebab pakan menjadi unsur yang

mendukung keberlangsungan hidup

ternak. Pakan ternak kelinci dapat berupa

pakan komplit berbentuk pellet dan

berupa pakan hijauan dari berbagai

sumber hijauan khusus untuk pakan.

Sampai saat ini perkembangan

ternak kelinci terkendala oleh rendahnya

ketersediaan dan mutu bibit yang

berakibat pada menurunnya produktivitas

dan mutu produk, mortalitas anak saat

laktasi dan saat lepas sapih yang tinggi,

dan harga pakan yang tinggi untuk

pemeliharaan intensif (Brahmantiyo dan

Raharjo, 2011). Berbagai jenis kelinci

dapat dikembangkan termasuk Kelinci

New Zealand White yang telah

beradaptasi di Indonesia (Brahmantiyo,

et al. 2017). Adanya pengaruh rumpun

pada produktivitas karkas kelinci terdapat

pada rumpun kelinci New Zealand White

(NZW) dan Californian (Baiomy and

Hassanien, 2011; Wang et al., 2016).

Menurut Maertens dan Gidenne

(2016) pakan memegang peran terbesar

dalam produksi ternak, karena hampir

70% dari total biaya investasi adalah

pakan. Menurut Murtisari (2005), 72,6 %

dari biaya produksi adalah untuk biaya

pakan. Oleh karena itu efisiensi pakan

menjadi kunci keberlangsungan usaha

peternakan yang dijabarkan dalam rasio

konversi pakan (feed conversion ratio).

Beberapa hasil penelitian tentang

pengaruh pakan terhadap produktivitas

kelinci telah dilaporkan oleh Raharjo

(2005), Muslih et al. (2005), Sri Lestari

et al. (2005), dan Setiadi et al. (2014).

Dari aspek finansial, Widagdho

(2008) mengemukakan bahwa usaha

ternak kelinci yang prospektif adalah

usaha budidaya anakan kelinci dan

penjualan kelinci pedaging sebagai

B

Page 3: Pengaruh Pemberian Pakan Hijauan terhadap Pertambahan Bobot …jakarta.litbang.pertanian.go.id/ind/artikel bptp/Buletin... · 2020. 9. 16. · Syamsu Bahar et al.: Pengaruh Pemberian

Syamsu Bahar et al.: Pengaruh Pemberian Pakan Hijauan terhadap Pertambahan Bobot Kelinci Jantan Lepas

Sapih New Zealand White (NZW)

Buletin Pertanian Perkotaan Volume 10 Nomor 1, 2020 | 12

pengembangan usaha peternakan kelinci.

Usaha ternak kelinci sangat prospektif

dan menguntungkan dengan parameter

kelayakan B/C rasio 2,36 (Prasetyo dan

Herawati, 2006).

Berdasarkan hal tersebut di atas,

maka Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian Jakarta melakukan pengkajian

pengaruh empat jenis pakan hijauan

terhadap pertambahan bobot kelinci lepas

sapih New Zealand White (NZW).

METODOLOGI

Penelitian ini dilakukan di kandang

kelinci Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian Jakarta mulai Mei sampai

dengan Juli 2019. Ternak kelinci

ditempatkan pada kandang individu dan

diberikan pakan sesuai perlakuan. Dua

puluh ternak kelinci dibagi ke dalam

empat perlakuan pakan hijauan yang

dicobakan yaitu pemberian daun katuk,

daun trichantera, daun nangka, dan daun

lamtoro. Perlakuan pakan hijauan

diberikan pada sore hari sebanyak 100

g/ekor/hari, sedangkan pada pagi hari

semua ternak kelinci diberikan pakan

pellet, tetapi pemberian pakan pellet

bukan sebagai perlakuan, namun sebagai

pakan penguat untuk penambah tenaga

dan gizi, sebagaimana dikemukakan oleh

Raharjo (2012) bahwa pakan hijauan

perlu ditambah dengan pakan penguat.

Semua pakan hijauan yang akan

diberikan dalam keadaan yang sudah layu

agar tidak memberikan efek kembung

pada kelinci. Masing-masing pakan

dicacah menggunakan pisau tajam

dengan hasil cacahan sekitar 2-3 cm.

Pakan hijauan diberikan setiap hari

selama 60 hari. Untuk mendapatkan data

bobot kelinci, maka sebelum perlakuan

pemberian pakan, kelinci ditimbang

terlebih dahulu untuk mendapatkan bobot

awal, kemudian ditimbang pada hari ke-

10, hari ke-20, hari ke-30 dan hari ke-60.

Nilai pertambahan bobot kelinci adalah

nilai dari pengurangan antara bobot akhir

dikurangi dengan bobot awal.

Rancangan penelitian yang

digunakan adalah rancangan acak

lengkap (RAL) pola searah dengan empat

perlakuan, setiap perlakuan diulang

sebanyak lima kali dan setiap ulangan

terdiri dari satu kelinci sehingga jumlah

total kelinci yang digunakan sebanyak 20

ekor. Susunan perlakuan pemberian

pakan hijauan masing-masing 100

g/ekor/hari adalah :

T1 : daun katuk

T2 : daun trichantera

T3 : daun nangka

T4 : daun lamtoro

Peubah yang diukur adalah

konsumsi pakan (feed intake),

pertambahan bobot (weight gain) dan

rasio konversi pakan (feed conversion

ratio). Data dianalisis dengan

menggunakan analisis sidik ragam

(analysis of variance). Bila terdapat

perbedaan yang nyata dilakukan uji lanjut

menggunakan uji jarak berganda

Duncan’s (Duncan’s multiple range test)

atau disingkat DMRT (Steel dan Torrie,

1991; La Daha, 2011).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kandungan gizi pakan hijauan

Sebelum aplikasi perlakuan, semua

bahan pakan hijauan dianalisa kandungan

gizinya. Kandungan gizi ke empat jenis

pakan hijauan yang digunakan sebagai

Page 4: Pengaruh Pemberian Pakan Hijauan terhadap Pertambahan Bobot …jakarta.litbang.pertanian.go.id/ind/artikel bptp/Buletin... · 2020. 9. 16. · Syamsu Bahar et al.: Pengaruh Pemberian

Syamsu Bahar et al.: Pengaruh Pemberian Pakan Hijauan terhadap Pertambahan Bobot Kelinci Jantan Lepas

Sapih New Zealand White (NZW)

Buletin Pertanian Perkotaan Volume 10 Nomor 1, 2020 | 13

perlakuan yang merupakan hasil analisa

proksimat disajikan pada Tabel 1. Sampel

yang dianalisa dalam kondisi kering

dengan kadar air sampel yang dianalisa

berkisar 5,18 – 8,48%. Hasil analisa

menunjukkan kandungan protein berkisar

15,75 – 30,55%. Pemberian pakan

dengan kandungan protein tinggi mutlak

dilakukan untuk meningkatkan

produktivitas kelinci, sebaliknya jika

serat kasarnya terlalu tinggi maka tidak

meningkatkan produktivitas (Ghafur,

2009).

Tabel 1. Hasil analisa proksimat kandungan gizi pakan hijauan

Pakan hijauan K. Air

g/100g

Protein

g/100g

Lemak

g/100g

GE

Kcal/kg

SK

g/100g

Abu

g/100g

Ca

g/100g

P

g/100g

Daun katuk 6,56 24,73 7,51 4181 12,84 11,86 1,47 0,68

Daun trichantera 5,18 21,96 4,54 3619 12,39 22,88 8,10 0,25

Daun nangka 7,87 15,75 5,44 4079 16,95 12,18 1,27 0,15

Daun lamtoro 8,48 30,55 5,03 4285 14,97 6,59 1,00 0,19

Keterangan: Data ini hanya berlaku untuk cuplikan contoh yang dikirim ke Lab. Balitnak Ciawi-Bogor

GE= Gross Energi, SK= Serat kasar, Ca= Calcium, P= Phosphor

Pertambahan bobot kelinci

Pertumbuhan kelinci diamati

dengan mengukur pertambahan bobot

hidup atau pertambahan bobot badan.

Pada perlakuan daun trichantera dan

daun lamtoro menunjukkan perbedaan

yang nyata dibanding perlakuan daun

katuk dan daun nangka. Pada perlakuan

daun trichantera, pertambahan bobot

badan kelinci sebesar 1.019 ± 12,2

g/ekor, pada perlakuan daun lamtoro

sebesar 1.031 ± 13,4 g/ekor, pada

perlakuan daun katuk sebesar 847 ± 11,0

g/ekor, dan pada perlakuan daun nangka

sebesar 551 ± 14,3 g/ekor dalam periode

pengamatan yang sama yaitu 60 hari atau

sekitar dua bulan (Tabel 2).

Pemberian pakan hijauan tidak

hanya dalam bentuk segar namun dapat

pula diberikan dalam bentuk kering atau

tepung. Menurut Marhaeniyanto dan

Susanti (2017) bahwa penggunaan tepung

daun sebanyak 10 sampai 30% dalam

pakan konsentrat hijau terbukti

menghasilkan PBB dan PBBH lebih

tinggi dibandingkan pakan konsentrat

tanpa penggunaan tepung daun.

Marhaeniyanto et al (2015)

menambahkan bahwa hijauan daun kelor

juga dapat dijadikan sebagai pakan

hijauan untuk kelinci. Menurut Qisthon

(2017) bahwa faktor imbangan hijauan-

konsentrat berpengaruh pada konsumsi

ransum kelinci jantan lokal.

Pengamatan visual tampak bahwa

pakan hijauan daun trichantera dan daun

lamtoro paling disukai, sedangkan dua

jenis pakan hijauan lainnya kurang

disukai. Kesukaan kelinci terhadap daun

trichantera dan daun lamtoro berdampak

pada pertambahan bobot kelinci yang

nyata (P < 0,05), dibanding perlakuan

daun katuk dan daun nangka.

Page 5: Pengaruh Pemberian Pakan Hijauan terhadap Pertambahan Bobot …jakarta.litbang.pertanian.go.id/ind/artikel bptp/Buletin... · 2020. 9. 16. · Syamsu Bahar et al.: Pengaruh Pemberian

Syamsu Bahar et al.: Pengaruh Pemberian Pakan Hijauan terhadap Pertambahan Bobot Kelinci Jantan Lepas

Sapih New Zealand White (NZW)

Buletin Pertanian Perkotaan Volume 10 Nomor 1, 2020 | 14

Tabel 2. Pengaruh perlakuan pemberian pakan hijauan terhadap pertambahan bobot

kelinci jantan lepas sapih NZW dalam 60 hari Perlakuan pakan

hijauan

Bobot awal

(g/ekor)

Bobot akhir

(g/ekor)

Pertambahan bobot

(g/ekor)

Daun katuk

Daun trichantera

Daun nangka

Daun lamtoro

775 ± 26,9

514 ± 30,2

856 ± 31,0

414 ± 21,1

1.622 ± 23,2

1.532 ± 16,2

1.407 ± 16,7

1.445 ± 18,3

847 ± 11,0 b

1.019 ± 12,2 c

551 ± 14,3 a

1.031 ± 13,4 c

Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti superscrift huruf berbeda, menunjukkan

perbedaan yang nyata (P < 0,05) Uji DMRT

Pengaruh masing-masing jenis

pakan hijauan terhadap pertambahan

bobot kelinci ditunjukkan dalam bentuk

grafik dan persamaan regresi linier serta

nilai koefisien R2

(Gambar 1, 2, 3, dan 4).

Pada persamaan regresi yang nilai

koefisien R2 mendekati nilai 1

menunjukkan pengaruh yang lebih nyata.

Gambar 1. Grafik pengaruh pakan daun katuk

terhadap pertambahan bobot kelinci

jantan lepas sapih per 2 minggu

dalam pengamatan selama 60 hari

Gambar 2. Grafik pengaruh pakan daun

trichantera terhadap pertambahan

bobot kelinci jantan lepas sapih per

2 minggu selama pengamatan dalam

60 hari

Gambar 3. Grafik pengaruh pakan daun nangka

terhadap pertambahan bobot kelinci

jantan lepas sapih per 2 minggu

selama pengamatan dalam 60 hari

Gambar 4. Grafik pengaruh pakan daun lamtoro

terhadap pertambahan bobot kelinci

jantan lepas sapih per 2 minggu

selama pengamatan dalam 60 hari

y = 287.8x + 357 R² = 0.8718

0

500

1000

1500

2000

0 1 2 3 4 5

Bo

bo

t ke

linci

(g)

Umur per 2 minggu

Pakan daun katuk

y = 345.5x + 19 R² = 0.8813

0

500

1000

1500

2000

0 2 4 6

Bo

bo

t ke

linci

(g)

Umur per 2 minggu

Pakan daun trichantera

y = 187.5x + 562 R² = 0.8099

0

500

1000

1500

0 2 4 6 Bo

bo

t ke

linci

(g)

Umur per 2 minggu

Pakan daun nangka

y = 332.8x + 22 R² = 0.9517

0

500

1000

1500

2000

-1 1 3 5 Bo

bo

t ke

linci

(g)

Umur per 2 minggu

Pakan daun lamtoro

Page 6: Pengaruh Pemberian Pakan Hijauan terhadap Pertambahan Bobot …jakarta.litbang.pertanian.go.id/ind/artikel bptp/Buletin... · 2020. 9. 16. · Syamsu Bahar et al.: Pengaruh Pemberian

Syamsu Bahar et al.: Pengaruh Pemberian Pakan Hijauan terhadap Pertambahan Bobot Kelinci Jantan Lepas

Sapih New Zealand White (NZW)

Buletin Pertanian Perkotaan Volume 10 Nomor 1, 2020 | 15

Koversi pakan

Konversi pakan atau rasio koversi

pakan (feed conversion ratio) adalah

perbandingan antara jumlah konsumsi

pakan harian (feed intake) dengan

pertambahan bobot hidup harian. Nilai

konversi pakan merupakan suatu

indikator yang dapat digunakan untuk

mengukur tingkat efisiensi penggunaan

pakan oleh ternak. Semakin kecil nilai

konversi pakan, berarti semakin efisien

ternak tersebut menggunakan pakan

untuk pertumbuhannya.

Konversi pakan menunjukkan

perbedaan yang nyata (P < 0,05) antara

perlakuan pemberian pakan daun

trichantera dan daun lamtoro terhadap

perlakuan pemberian pakan daun katuk

dan daun nangka. Pada perlakuan pakan

daun trichantera menunjukkan konversi

pakan sebesar 5,88 dan pakan daun

Lamtoro sebesar 5,81. Nilai konversi

pakan daun trichantera dan lamtoro jauh

lebih kecil dibandingkan perlakuan pakan

daun katuk dan daun nangka. Hal ini

berarti bahwa perlakuan pakan daun

trichantera dan daun lamtoro lebih efisien

dibanding pakan daun katuk dan daun

nangka dalam hal pemanfaatan pakan.

Tabel 3. Pengaruh perlakuan pemberian pakan hijauan terhadap pertambahan bobot

kelinci jantan lepas sapih dan konversi pakan

Perlakuan pakan

hijauan

Rataan konsumsi

pakan (g/ekor)

Rataan PBBH*

(g/ekor/hari)

Nilai konversi

pakan

Daun katuk

Daun trichantera

Daun nangka

Daun lamtoro

100

100

100

100

14,1 ± 1,69

17,0 ± 1,88

9,2 ± 1,25

17,2 ± 1,78

7,09 b

5,88 c

10,87 a

5,81 c

Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti superscrift huruf berbeda, menunjukkan perbedaan yang

nyata (P < 0,05) Uji DMRT

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil kajian dapat

disimpulkan bahwa pemberian pakan

hijauan daun trichantera dan daun

lamtoro secara nyata meningkatkan bobot

kelinci jantan lepas sapih New Zealand

White (NZW).

DAFTAR PUSTAKA

Baiomy, A.A and H.H.M. Hassanien.

2011. Effect of breed and sex on

carcass characteristics and meat

chemical composition of new zealand

white and californian rabbits under

upper Egyptian environment. Egypt

Poult Sci. 31:275-284.

Brahmantiyo B, H. Nuraini, D,

Rahmadiansyah D. 2017.

Produktivitas Karkas Kelinci Hyla,

Hycole dan New Zealand White.

Prosiding Seminar Nasional

Teknologi Peternakan dan Veteriner.

Pusat Penelitian dan Pengembangan

Peternakan. DOI:

http://dx.doi.org/10.14334/Pros.Semn

as.TPV-2017-p.616-626

Brahmantiyo, B. dan Y.C. Raharjo. 2011.

Peningkatan Produktivitas Kelinci

Rex, Satin dan Persilangannya

melalui Seleksi. Jurnal Ilmu Ternak

dan Veteriner. Pusat Penelitian dan

Page 7: Pengaruh Pemberian Pakan Hijauan terhadap Pertambahan Bobot …jakarta.litbang.pertanian.go.id/ind/artikel bptp/Buletin... · 2020. 9. 16. · Syamsu Bahar et al.: Pengaruh Pemberian

Syamsu Bahar et al.: Pengaruh Pemberian Pakan Hijauan terhadap Pertambahan Bobot Kelinci Jantan Lepas

Sapih New Zealand White (NZW)

Buletin Pertanian Perkotaan Volume 10 Nomor 1, 2020 | 16

Pengembangan Peternakan.Vol. 16

No.4 Hal. 243-252.

Ghafur, M. A. 2009. Nilai Kecernaan In

Vitro Ransum Kelinci New Zealand

White Jantan yang menggunakan

Bagasse Fermentasi. Skripsi. Program

Studi Peternakan Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Kartadisastra, H.R. 2001. Beternak

Kelinci Unggul. Kanisius.

Yogyakarta.

La Daha. 2011. Rancangan Percobaan

untuk Bidang Biologi dan Pertanian.

Teori dan Aplikasinya. Masagena

Press. Makassar.

Maertens, L. and T. Gidenne (2016).

Feed efficiency in rabbit production:

Nutritional, technico-economical and

environmental aspects. Proceedings

of the 11th

World Rabbits Congress.

Qingdao China, June 15-18, 2016.

Organized by World Rabbits Science

Association and Chinese Association

of Animal Science and Veterinary

Medicine. Chaoyang district Beijing.

p. 131-151.

Marhaeniyanto, E dan S. Susanti. 2017.

Penggunaan Konsentrat hijau untuk

Meningkatkan Produksi Ternak

Kelinci New Zealand White. Jurnal

Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1): 28-39

ISSN: 0852-3681 E-ISSN: 2443-0765

Available online at http://jiip.ub.ac.id/

DOI:

10.21776/ub.jiip.2017.027.01.04 28

Marhaeniyanto, E., S. Rusmiwari, dan S.

Susanti. 2015. Pemanfaatan Daun

Kelor Untuk Meningkatkan Produksi

Ternak Kelinci New Zealand White.

Buana Sains Vol. 15 No. 2: 119-126.

Murtisari, T. 2005. Pemanfaatan limbah

pertanian sebagai pakan untuk

menunjang agribisnis kelinci.

Prosiding Seminar Lokakarya

Nasional Potensi dan Peluang

Pengembangan Usaha Kelinci.

Bandung, 30 September 2005.

Puslitbang Peternakan Badan Litbang

Pertanian dan Fapet Universitas

Padjadjaran. Hal. 41-54. ISBN: 979-

8308-53-0.

Muslih, D., I. W. Pasek, Rossuartini dan

B. Brahmantiyo. 2005. Tatalaksana

pemberian pakan untuk menunjang

agribisnis ternak kelinci. Prosiding

Lokakarya Nasional Potensi dan

Peluang Pengembangan Usaha

Kelinci. Bandung 30 September

2005. Pusat Penelitian dan

Pengembangan Peternakan Bogor dan

Fakultas Peternakan Universitas

Padjadjaran. Hal.61-65. ISBN: 979-

8308-53-0.

Prasetyo, A dan T. Herawati. 2006.

Pengaruh Komposisi Pakan terhadap

Pertambahan Bobot pada Kelinci

Bunting (New Zealand) di Kecamatan

Sumowono Kabupaten Semarang.

Prosiding Seminar Nasional

Teknologi Peternakan dan Veteriner

2006. Pusat Penelitian dan

Pengembangan Peternakan.

Qisthon, A. 2012. Pengaruh Imbangan

Hijauan-Konsentrat dan Waktu

Pemberian Ransum terhadap

Produktivitas Kelinci Lokal Jantan.

Jurnal Penelitian Pertanian Terapan

Vol. 12 (2): 69-74. ISSN 1410-5020.

e-ISSN 2407-1781

Raharjo, Y. C. 2012. Agribisnis Kelinci

Skala Mikro, Kecil dan Menengah

dalam Integrasi dengan Hortikultura

untuk Penanggulangan Gizi

Buruk/Ketahanan Pangan, Tambahan

Pendapatan dan Pemberdayaan

Tenaga Kerja. Balai Penelitian

Ternak, Ciawi – Bogor.

Raharjo, Y. C. 2005. Prospek, peluang

dan tantangan agribisnis ternak

kelinci.Prosiding Lokakarya Nasional

Potensi dan Peluang Pengembangan

Usaha Kelinci. Bandung 30

September 2005. Pusat Penelitian dan

Pengembangan Peternakan Bogor dan

Fakultas Peternakan Universitas

Page 8: Pengaruh Pemberian Pakan Hijauan terhadap Pertambahan Bobot …jakarta.litbang.pertanian.go.id/ind/artikel bptp/Buletin... · 2020. 9. 16. · Syamsu Bahar et al.: Pengaruh Pemberian

Syamsu Bahar et al.: Pengaruh Pemberian Pakan Hijauan terhadap Pertambahan Bobot Kelinci Jantan Lepas

Sapih New Zealand White (NZW)

Buletin Pertanian Perkotaan Volume 10 Nomor 1, 2020 | 17

Padjadjaran. Hal. 6-15. ISBN: 979-

8308-53-0.

Setiadi, M. A., L. Khotijah., D. Marina.,

D. M. Hersade, L. Abdullah. 2014.

Peran Indigofera terhadap kualitas

spermatozoa kelinci dan domba.

Bunga Rampai Hasil Riset dan

Pengembangan Indigofera

zollingeriana. h.126-131. Makaira

Printing Plus. Bogor. v+148 hlm.

Cetakan pertama Oktober 2014.

ISBN.978-602-18963-8-9.

Sri Lestari, C. M., H. I. Wahyuni, L.

Susandari. 2005. Budidaya Kelinci

Menggunakan Pakan Limbah Industri

Pertanian dan Bahan Pakan

Inkonvensional. Lokakarya Nasional

Potensi dan Peluang Pengembangan

Usaha Agribisnis Kelinci. Prosiding

Seminar Lokakarya Nasional Potensi

dan Peluang Pengembangan Usaha

Kelinci. Bandung, 30 September

2005. Pusat Penelitian dan

Pengembangan Peternakan Bogor dan

Fakultas Peternakan Universitas

Padjadjaran. Hal. 55-60. ISBN: 979-

8308-53-0.

Steel, R. G. D. dan J. H. Torrie. 1991.

Prinsip dan Prosedur Statistika: Suatu

Pendekatan Biometrik. (terjemahan

oleh B. Sumantri). PT Gramedia

Jakarta.

Wang J, Su Y, Mauricio A, Elzo, Jia X,

Chen S, Lai S. 2016. Comparison of

carcass and meat quality traits among

three rabbit breeds. Korean J Food

Sci An. 36:84-89.

Widagdho, N. D. 2008. Analisis

Kelayakan Usaha Peternakan Kelinci

Asep’s Rabbit Project, Kecamatan

Lembang, Kabupaten Bandung, Jawa

Barat. Skripsi. Fakultas Pertanian,

Institut Pertanian Bogor.