nofi a. rokhmah et. al.: vertiminaponik, mini akuaponik...

9
Nofi A. Rokhmah et. al.: Vertiminaponik, Mini Akuaponik untuk Lahan Sempit di Perkotaan Buletin Pertanian Perkotaan Volume 4 Nomor 2, 2014 | 14 VERTIMINAPONIK, MINI AKUAPONIK UNTUK LAHAN SEMPIT DI PERKOTAAN Nofi A. Rokhmah, Chery Soraya Ammatillah, dan Yudi Sastro Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta Jl. Raya Ragunan No. 30 Pasar Minggu, Jakarta 12540 Telp. (021)78839949, Faxs. (021) 7815020 E-mail : [email protected] ABSTRAK Kebutuhan pangan di wilayah perkotaan meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduknya. Sedangkan produksi hasil pertanian semakin rendah karena lahan pertanian yang semakin sempit, makin sedikitnya tenaga kerja di bidang pertanian, dan tingginya biaya produksi dengan output rendah. Pemanfaatan lahan terbatas terutama pekarangan rumah terus diupayakan untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga. Inovasi teknologi budidaya tanaman terus berkembang. Salah satunya yang dikembangkan oleh BPTP Jakarta adalah teknik vertiminaponik. Model akuaponik mini ini mengintegrasikan budidaya ikan dan sayuran sekaligus pada lahan yang terbatas. Mulai bulan Januari – Desember 2013 kegiatan pengkajian ini dilakukan di Balai Pengkajian teknologi Pertanian Jakarta dan empat petani kooperator. Model yang diuji adalah sistem drainase pada vertiminaponik dan penggunaan variasi media tanam. Komoditas yang ditanam pada budidaya ini adalah kangkung, sawi, selada, serta bayam. Sedangkan ikan yang dipelihara pada teknik akuakulturnya adalah ikan lele. Hasil pengkajian menunjukkan sistem drainase yang dilengkapi dengan pipa kontrol dan penyaring solid menghasilkan produksi sayuran dan ikan lele yang lebih tinggi. Tanaman sayuran menunjukkan respon pertumbuhan positif dan hasil panen tinggi pada media tanam zeolit. Dan berdasarkan data hasil survey, persepsi petani kooperator menyatakan teknologi vertiminaponik lebih menguntungkan dibandingkan dengan teknik budidaya konvensional. Hal ini didukung dengan hasil analisis kelayakan usaha yaitu nilai BEP budidaya vertiminaponik adalah 3,74 dengan nilai R/C > 1 artinya budidaya vertiminaponik ini layak untuk diusahakan. Kata kunci : Vertiminaponik, akuaponik, budidaya tanaman, budidaya ikan. ABSTRACT Food needs in urban areas increases with the number of inhabitants. Meanwhile, the lower the production of agricultural products because of the narrow agricultural land, the least labor in agriculture, and the high cost of production with low output. Land use is limited mainly yard continued effort to meet the food needs of the family. Technological innovation continues to grow crops. One was developed by BPTP Jakarta is vertiminaponik technique. Aquaponics mini models integrate fish and vegetables at the same time on a limited land. Starting January - December 2013. This assessment activities carried out in the Institute for Agricultural Technology Jakarta and four farmer cooperators. The model is tested on the drainage system and use a variety of media vertiminaponik planting. Commodities grown in cultivation are kale, mustard greens, lettuce, and spinach. While the fish are reared in akuakulturnya technique is catfish. The study showed that the drainage system is equipped with a pipe and filter controls a solid result in the production of vegetables and catfish are higher. Vegetable crops showed positive growth response and high yields to the growing media zeolite. And based on the survey data, the perception of farmer cooperators states vertiminaponik technology is more profitable than conventional farming techniques. This is supported by the results of the analysis of the feasibility of cultivation vertiminaponik BEP value is 3.74, with a value of R / C> 1 means that the cultivation of this vertiminaponik worth the effort.

Upload: phungtuong

Post on 06-Feb-2018

230 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Nofi A. Rokhmah et. al.: Vertiminaponik, Mini Akuaponik ...jakarta.litbang.pertanian.go.id/ind/artikel bptp/buletin... · akuakulturnya adalah ikan lele. ... dengan hasil analisis

Nofi A. Rokhmah et. al.: Vertiminaponik, Mini Akuaponik untuk Lahan Sempit di Perkotaan

Buletin Pertanian Perkotaan Volume 4 Nomor 2, 2014 | 14

VERTIMINAPONIK, MINI AKUAPONIK UNTUK LAHAN SEMPIT DI PERKOTAAN

Nofi A. Rokhmah, Chery Soraya Ammatillah, dan Yudi Sastro

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta Jl. Raya Ragunan No. 30 Pasar Minggu, Jakarta 12540

Telp. (021)78839949, Faxs. (021) 7815020 E-mail : [email protected]

ABSTRAK

Kebutuhan pangan di wilayah perkotaan meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduknya. Sedangkan produksi hasil pertanian semakin rendah karena lahan pertanian yang semakin sempit, makin sedikitnya tenaga kerja di bidang pertanian, dan tingginya biaya produksi dengan output rendah. Pemanfaatan lahan terbatas terutama pekarangan rumah terus diupayakan untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga. Inovasi teknologi budidaya tanaman terus berkembang. Salah satunya yang dikembangkan oleh BPTP Jakarta adalah teknik vertiminaponik. Model akuaponik mini ini mengintegrasikan budidaya ikan dan sayuran sekaligus pada lahan yang terbatas. Mulai bulan Januari – Desember 2013 kegiatan pengkajian ini dilakukan di Balai Pengkajian teknologi Pertanian Jakarta dan empat petani kooperator. Model yang diuji adalah sistem drainase pada vertiminaponik dan penggunaan variasi media tanam. Komoditas yang ditanam pada budidaya ini adalah kangkung, sawi, selada, serta bayam. Sedangkan ikan yang dipelihara pada teknik akuakulturnya adalah ikan lele. Hasil pengkajian menunjukkan sistem drainase yang dilengkapi dengan pipa kontrol dan penyaring solid menghasilkan produksi sayuran dan ikan lele yang lebih tinggi. Tanaman sayuran menunjukkan respon pertumbuhan positif dan hasil panen tinggi pada media tanam zeolit. Dan berdasarkan data hasil survey, persepsi petani kooperator menyatakan teknologi vertiminaponik lebih menguntungkan dibandingkan dengan teknik budidaya konvensional. Hal ini didukung dengan hasil analisis kelayakan usaha yaitu nilai BEP budidaya vertiminaponik adalah 3,74 dengan nilai R/C > 1 artinya budidaya vertiminaponik ini layak untuk diusahakan.

Kata kunci: Vertiminaponik, akuaponik, budidaya tanaman, budidaya ikan.

ABSTRACT Food needs in urban areas increases with the number of inhabitants. Meanwhile, the lower the production of agricultural products because of the narrow agricultural land, the least labor in agriculture, and the high cost of production with low output. Land use is limited mainly yard continued effort to meet the food needs of the family. Technological innovation continues to grow crops. One was developed by BPTP Jakarta is vertiminaponik technique. Aquaponics mini models integrate fish and vegetables at the same time on a limited land. Starting January - December 2013. This assessment activities carried out in the Institute for Agricultural Technology Jakarta and four farmer cooperators. The model is tested on the drainage system and use a variety of media vertiminaponik planting. Commodities grown in cultivation are kale, mustard greens, lettuce, and spinach. While the fish are reared in akuakulturnya technique is catfish. The study showed that the drainage system is equipped with a pipe and filter controls a solid result in the production of vegetables and catfish are higher. Vegetable crops showed positive growth response and high yields to the growing media zeolite. And based on the survey data, the perception of farmer cooperators states vertiminaponik technology is more profitable than conventional farming techniques. This is supported by the results of the analysis of the feasibility of cultivation vertiminaponik BEP value is 3.74, with a value of R / C> 1 means that the cultivation of this vertiminaponik worth the effort.

Page 2: Nofi A. Rokhmah et. al.: Vertiminaponik, Mini Akuaponik ...jakarta.litbang.pertanian.go.id/ind/artikel bptp/buletin... · akuakulturnya adalah ikan lele. ... dengan hasil analisis

Nofi A. Rokhmah et. al.: Vertiminaponik, Mini Akuaponik untuk Lahan Sempit di Perkotaan

Buletin Pertanian Perkotaan Volume 4 Nomor 2, 2014 | 15

Keywords: Vertiminaponik, Aquaponics, cultivation, fish farming.

PENDAHULUAN

alah satu permasalahan utama wilayah perkotaan adalah ketahanan pangan (Indraprahasta, 2013).

Kebutuhan pangan yang semakin meningkat namun hasil produksi dari lahan pertanian yang ada tidak mampu mencukupi kebutuhan tersebut. Lahan pertanian yang semakin sempit, makin sedikitnya tenaga kerja di bidang pertanian, dan tingginya biaya produksi dengan output yang rendah menjadi sebab tidak terpenuhi kebutuhan pangan masyarakat di wilayah perkotaan tersebut. Sehingga menyebabkan kebutuhan pangan perkotaan dicukupi oleh daerah penyangga di sekitarnya.

Seiring dengan perkembangan pembangunan di daerah penyangga, lahan pertanian pun semakin berkurang sehingga berimbas pada hasil produksi pertanian (La Rosa et al, 2014). Oleh sebab itu, wilayah perkotaan harus memutus mata rantai ketergantungan suplai pangan dari daerah penyangga. Sehingga diharapkan kebutuhan pangan individu dapat dipenuhi di tingkat keluarga. Ketahanan pangan keluarga yang berkaitan dengan masalah ketersediaan, distribusi dan konsumsi (Yunastiti, 2008) dapat diatasi salah satunya melalui pemanfaatkan lahan terbatas untuk usaha pertanian seperti holtikultura menjadi pilihan. Oleh sebab itu berbagai bentuk teknik budidaya tanaman terutama holtikultura sayuran dan toga berkembang pesat saat ini.

BPTP Jakarta mengembangkan teknik budidaya tanaman secara vertiminaponik untuk mengatasi keterbatasan lahan di perkotaan. Model akuaponik mini ini

mengintegrasikan budidaya ikan dan sayuran sekaligus pada lahan yang terbatas. Rakocy et al (2006) menjelaskan bahwa sistem budidaya vertiminaponik tidak memerlukan media tanam seperti tanah dan bahan pembenah lainnya. Kebutuhan air bagi tanaman tercukupi dari kolam ikan yang diresirkulasi secara terus menerus. Teknologi akuaponik merupakan gabungan teknologi akuakultur dengan teknologi hydroponic dalam satu sistem untuk mengoptimalkan fungsi air dan ruang sebagai media pemeliharaan (Nugroho et al, 2012). Tanaman akan mendapat pupuk organik secara otomatis yang berasal dari sisa pakan dan kotoran ikan. Selain itu, budidaya vertiminaponik jika penempatannya berada di pekarangan akan memiliki nilai estetika yang tinggi. Efektivitas produksi ikan dan sayuran dapat lebih tinggi dibandingkan dengan budidaya konvensional pada satuan luas yang sama.

METODOLOGI

Waktu dan Tempat

Kegiatan pengkajian ini dilakukan di Balai Pengkajian Teknologi Jakarta dan di empat Petani Kooperator (Jakarta Selatan dan Jakarta Timur). Pengkajian mulai dilaksanakan pada bulan Mei hingga November 2013. Bahan dan Alat

Bahan pengkajian yang digunakan meliputi bibit sayuran (kangkung, bayam, selada dan sawi); bibit ikan lele dan nila; zeolit, kompos dan sekam; dan pakan ikan. Alat yang digunakan adalah tangki air fiber glass volume 650 L, rak besi, talang air, pipa

S

Page 3: Nofi A. Rokhmah et. al.: Vertiminaponik, Mini Akuaponik ...jakarta.litbang.pertanian.go.id/ind/artikel bptp/buletin... · akuakulturnya adalah ikan lele. ... dengan hasil analisis

Nofi A. Rokhmah et. al.: Vertiminaponik, Mini Akuaponik untuk Lahan Sempit di Perkotaan

Buletin Pertanian Perkotaan Volume 4 Nomor 2, 2014 | 16

dan shock drat, pompa akuarium, autoclaf, timbangan digital, oven, tray pembibitan, pot plastik, ember plastik dan peralatan pendukung lainnya.

Pengujian Model

Model vertiminaponik yang diuji pada kegiatan ini, adalah: 1) sistem sirkulasi drainase tanpa pipa kontrol dan dengan pipa kontrol, 2) media tanam yang diuji yaitu sekam bakar dan zeolit. Komoditas sayuran yang ditanam adalah kangkung, sawi, selada dan bayam. Karakter yang diamati adalah yang berkaitan dengan hasil panen tanaman. Penerapan model ditingkat lapang melibatkan 4 petani kooperator yang berasal dari Jakarta Selatan (1 orang) dan Jakarta Timur (3 orang). Data persepsi pengguna diukur menggunakan metode pengisian kuisioner.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Desain vertiminaponik

Vertiminaponik memiliki ukuran panjang 140 cm, lebar 100 cm dan tinggi 90 cm. Vertiminaponik memiliki dua bagian utama, yaitu kolam untuk budidaya ikan (akuakultur) dan vertikultur untuk budidaya tanaman (Gambar 1). Kolam pemeliharaan ikan menggunakan tangki air yang berbahan fiberglass atau bak. Apabila menggunakan tandon air, maka dibuang bagian atasnya agar tebuka dan memiliki tinggi 80 cm. Tempat

budidaya tanaman dapat menggunakan talang plastik yang akan disusun di atas tandon kolam pemeliharaan ikan. Talang plastik ini disusun di atas rak besi sebagai penyangga.

Air dari kolam pemeliharaan ikan akan disalurkan sebagai input tanaman menggunakan pompa air yang diletakkan di dasar kolam serta dihubungkan dengan pipa paralon ¾ inci. Pipa dari pompa dihubungkan ke setiap pangkal sistem tanaman. Pengaturan besar kecilnya input air menggunakan kran. Sedangkan sistem output air disalurkan kembali ke kolam ikan menggunakan pipa yang dihubungkan pada ujung dasar rak penanaman yang sudah dilubangi.

Hasil pengkajian menyebutkan, dibutuhkan sistem drainase dengan menempatkan pipa kontrol di bawah media untuk mengatur pola input dan output air dari kolam ke talang plastik serta sebaliknya. Rakocy (2006) menjelaskan, sistem sirkulasi tertutup dengan pertukaran air yang sedikit setiap hari (kurang dari 2%) maka nutrisi terlarut terakumulasi dalam konsentrasi yang sama. Sistem drainase juga perlu dilengkapi dengan sistem penyaring solid. Sistem penyaring solid ini sangat penting fungsinya, terutama apabila populasi ikan yang dipelihara sangat tinggi sehigga dapat menyebabkan over solid yang dapat menyumbat pori-pori dalam media tanam. Drainase dengan penyaring solid ini akan

Gambar 1. Model Vertiminaponik yang dikaji-terapkan

Page 4: Nofi A. Rokhmah et. al.: Vertiminaponik, Mini Akuaponik ...jakarta.litbang.pertanian.go.id/ind/artikel bptp/buletin... · akuakulturnya adalah ikan lele. ... dengan hasil analisis

Nofi A. Rokhmah et. al.: Vertiminaponik, Mini Akuaponik untuk Lahan Sempit di Perkotaan

Buletin Pertanian Perkotaan Volume 4 Nomor 2, 2014 | 17

membuat kondisi talang plastik media tanam tidak jenuh air. Karena kondisi air yang berlebihan dapat menyebabkan ketersediaan oksigen bagi tanaman sangat rendah. Sehingga tanaman akan mengalami stress, tumbuh tidak normal bahkan akar tanaman dapat membusuk. Sistem drainase ini nyata meningkatkan hasil panen komoditas sawi, selada dan bayam. Selain itu dengan adanya drainase ikan yang bertahan hidup jumlahnya meningkat dan berat panen ikan menjadi bertambah (Tabel 1).

Media Tanam

Sistem budidaya vertiminaponik dapat menggunakan media tanam yang berasal dari zeolit, batu split dan sekam bakar. Sekam bakar berasal dari sekam padi yang dibakar untuk menghilangkan penyakit yang mungkin ada di dalamnya. Sifat sekam bakar porous dan steril sehingga dapat digunakan sebagai media. Zeolit alam diduga merupakan produk aktivitas vulkanik yang telah mengalami proses pelapukan. Zeolit mengandung senyawa aluminium silikat yang

dapat terhidrasi dengan alkali dan alkali tanah (Gambar 2).

Arang sekam atau zeolit yang berukuran diameter 1 – 2 cm, digunakan sebagai lapisan bawah talang air. Zeolit berukuran 20 mesh dicampur dengan bahan organik dan tanah mineral dengan perbandingan 3:1. Campuran zeolit tersebut diletakkan di dalam kain kasa atau net di atas batu zeolit besar. Fungsi bahan organik dan tanah mineral adalah sebagai buffer hara. Selain itu mendukung tumbuhnya mikroba fungsional yang berperan dalam proses penguraian bahan organik yang berasal dari kolam pemeliharaan ikan. Aktivitas mikroba tersebut akan merubah sumber nutrien tidak tersedia yang berasal dari kolam menjadi tersedia bagi tanaman.

Apabila dibandingkan dengan sekam. penggunaan media zeolit lebih baik dibandingkan dengan media sekam (Tabel 2). Rafiee dan Roos Saad (2006) menyebutkan bahwa penggunaan zeolit dapat meningkatkan pertumbuhan selada karena kandungan N-ammoniak, phospor, dan

Gambar 2. Proses penyiapan media vertiminaponik

Tabel 1. Pengaruh Sistem Drainase terhadap Hasil Panen Sayuran dan Ikan

No Sistem Drainase Rerata Berat Panen Sayuran Rerata Hasil Panen Lele Kangkung Sawi Selada Bayam Jumlah Berat (kg)

1 Tanpa Pipa Kontrol 575a 237a 224a 146a 178a 13,706a 2 Pipa Kontrol 579a 280b 354b 206b 212b 18,856b 3 Pipa Kontrol + Penyaring 585a 275b 351b 217b 218,5b 19,89b

Ket : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama sekolom menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji t pada tingkat kepercayaan 95% (Sastro et al, 2013).

Page 5: Nofi A. Rokhmah et. al.: Vertiminaponik, Mini Akuaponik ...jakarta.litbang.pertanian.go.id/ind/artikel bptp/buletin... · akuakulturnya adalah ikan lele. ... dengan hasil analisis

Nofi A. Rokhmah et. al.: Vertiminaponik, Mini Akuaponik untuk Lahan Sempit di Perkotaan

Buletin Pertanian Perkotaan Volume 4 Nomor 2, 2014 | 18

potasium dalam air rendah, sehingga air yang dimanfaatkan oleh tanaman lebih berkualitas. Hal tersebut karena struktur zeolit berongga yang dapat diisi oleh air dan kation sehingga dapat bermanfaat sebagai penyerap unsur hara yang berasal dari kotoran dan juga pakan ikan. Sedangkan arang sekam memiliki kemampuan yang tinggi untuk menyerap air, sehingga media selalu dalam keadaan basah. Padahal tanaman sayuran tidak dapat berkembang dengan baik dalam kondisi yang terlalu banyak air.

Penanaman Semua jenis sayuran dapat ditanam di vertiminaponik. Namun jenis sayuran yang biasa ditanam diantaranya adalah tanaman yang memiliki umur panen pendek, seperti kangkung, bayam, sawi, selada, dan pokcay (Gambar 3). Sistem budidaya vertiminaponik menerapkan teknik tanam benih langsung tanpa persemaian dan pindah tanam. Benih ditebar di atas media tanam dengan kerapatan yang tinggi. Setelah tumbuh, tidak perlu dilakukan penjarangan karena bibit akan

dibiarkan tumbuh menjadi tanaman dewasa. Metode ini akan memberi peluang terjadinya panen berulang, 3-4 kali panen disebabkan oleh perbedaan laju pertumbuhan setiap individu tanaman. Keuntungan yang diperoleh dari sistem ini yaitu waktu panen lebih singkat, biomass yang dihasilkan tinggi, dan menghemat tenaga kerja dalam pemeliharaan tanaman.

Panen setiap komoditas dilakukan pada waktu yang berbeda-beda sesuai dengan umurnya. Kangkung dan bayam dapat dipanen pada umur 3 minggu dengan cara digunting sampai 4 – 5 cm diatas media tanam. Batang yang dipotong akan tumbuh menjadi tanaman kangkung dan bayam baru yang siap dipanen pada 5-6 berikutnya. Pada panen ke-5 tanaman kangkung dicabut sampai akarnya. Setelah media dibersihkan dari akar-akar, benih kangkung dan bayam dapat disemai kembali. Sawi dan selada dapat dipanen setelah berumur 5-6 minggu dengan metode cabut. Selama 3 bulan masa pemeliharaan ikan, bayam, serta sawi bisa dipanen 3 kali (Tabel 3).

Gambar 3. Keragaan pertumbuhan tanaman pada talang plastik

Tabel 2. Pengaruh Media Tanam terhadap Hasil Panen Sayuran dan Ikan

No Media Tanam

Rerata Berat Panen Sayuran (g) Rerata Hasil Panen Lele

Kangkung Sawi Selada Bayam Jumlah Berat (kg) 1 Sekam 392a 183a 128a 32a 100a 6,63a 2 Zeolit 568b 250b 200b 144b 136b 9,272b

Ket : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama sekolom menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji t pada tingkat kepercayaan 95% (Sastro et al, 2013).

Page 6: Nofi A. Rokhmah et. al.: Vertiminaponik, Mini Akuaponik ...jakarta.litbang.pertanian.go.id/ind/artikel bptp/buletin... · akuakulturnya adalah ikan lele. ... dengan hasil analisis

Nofi A. Rokhmah et. al.: Vertiminaponik, Mini Akuaponik untuk Lahan Sempit di Perkotaan

Buletin Pertanian Perkotaan Volume 4 Nomor 2, 2014 | 19

Kelebihan yang dimiliki oleh teknik budidaya vertiminaponik ini adalah hasil produksi sayuran lebih tinggi dibandingkan dengan teknik konvensional. Berdasarkan hasil penelitan Petrea et al (2014), sistem akuaponik menghasilkan produk tanaman yang berkualitas. Pada penelitian akuaponik yang dilakukan oleh Putra et al (2013) juga memperlihatkan produksi tanaman sawi meningkat hasilnya. Sedangkan Dediu et al (2012) mempelajari pengaruh limbah ikan akan meningkatkan hasil produksi selada meningkatkan hasil produksi selada pada pada pengaruh limbah ikan akan teknik budidaya akuaponik. Tingginya hasil produksi tanaman disebabkan karena efektivitas penyerapan unsur hara yang dilakukan oleh akar tanaman akan menyebabkan produktivitas tanaman menjadi lebih baik. Didukung dengan sumber hara konsentrasi tinggi yang berasal dari kotoran dan sisa pakan ikan akan membuat tanaman

sayuran semakin tumbuh dengan subur. Tanaman tidak memerlukan tambahan pupuk kimia, sehingga keseluruhan sistem budidaya ini bersifat organik. Di pasaran, sayuran organik dihargai lebih tinggi dibandingkan dengan sayuran hasil panen yang menggunakan bahan kimia dalam proses pemeliharaannya. Budidaya ikan

Sistem budidaya vertiminaponik ini akan membuat lingkungan di dalam kolam ikan miskin dengan oksigen. Sehingga ikan yang dapat dipelihara yaitu ikan yang tidak membutuhkan kesediaan oksigen dalam air tinggi untuk kelangsungan hidupnya. Biasanya ikan yang dipelihara adalah ikan lele, nila, bawal, dan patin (Gambar 4). Kolam ikan berukuran tinggi 80 cm dengan diameter 90 cm setara dengan air 500 liter. Ikan ditebar dengan kepadatan tinggi, 300 ekor untuk lele serta 150 – 200 ekor untuk

Tabel 3. Data Hasil Panen Budidaya Vertiminaponik dalam Waktu 3 Bulan

No Komoditas Hasil Panen Jumlah Panen

Berat Panen (kg)

Harga dipasar/kg

Total Penerimaan

1 Kangkung/talang 582 g 8 kali 4,656 Rp30.000,00 Rp139.680,00 2 Sawi/talang 277,5 g 3 kali 0,8325 Rp24.000,00 Rp19.980,00 3 Selada/talang 352,5 g 3 kali 1,0575 Rp50.000,00 Rp52.875,00 4 Bayam/talang 211,5 g 3 kali 0,6345 Rp45.000,00 Rp28.552,50 5 Lele 19,373 kg 1 kali 19,373 Rp25.000,00 Rp484.325,00

Jumlah Rp725.412,50 (Sastro et al, 2013)

Gambar 4. Keragaan pertumbuhan ikan pada budidaya vertiminaponik.

Page 7: Nofi A. Rokhmah et. al.: Vertiminaponik, Mini Akuaponik ...jakarta.litbang.pertanian.go.id/ind/artikel bptp/buletin... · akuakulturnya adalah ikan lele. ... dengan hasil analisis

Nofi A. Rokhmah et. al.: Vertiminaponik, Mini Akuaponik untuk Lahan Sempit di Perkotaan

Buletin Pertanian Perkotaan Volume 4 Nomor 2, 2014 | 20

bawal, nila dan patin. Agar ikan tumbuh dengan baik, pakan ikan yang digunakan adalah pakan ikan umum yang berupa pelet dengan kandungan nutrisi tinggi. Selain itu sirkulasi air yang baik akan meningkatkan kualitas air dalam kolam pemeliharaan (Rafiee dan Roos Saad, 2005). Setelah 3 bulan pemeliharaan, ikan lele dapat dipanen. Ikan nila dan bawal dapat dipanen pada umur 4-5 bulan. Sedangkan ikan patin dapat dipanen pada umur 6-8 bulan. Hasil pengkajian yang telah dilakukan, ikan yang dapat beradaptasi dengan baik pada sistem vertiminaponik adalah ikan lele. Hal ini dibuktikan dengan jumlah dan berat panen ikan lele yang setara dengan kolam konvensional meskipun dipelihara dalam kolam ikan yang berukuran kecil dengan padat tebar tinggi. Diseminasi Vertiminaponik

Pengkajian teknologi vertiminaponik di tingkat petani sudah dilakukan di empat kelompok tani binaan BPTP Jakarta. Budidaya ikan lele diintegrasikan dengan budidaya sayuran selada, sawi, kangkung dan bayam. Hasil pengamatan menunjukkan pertumbuhan sayuran terpengaruh dengan lingkungan dan faktor cuaca. Rata-rata produksi kangkung dari masing-masing lokasi adalah 0,829 kg/talang plastik, bayam

0,326 kg/talang plastik, sawi 0,554 kg/talang plastik, dan selada 0,794 kg/talang plastik pada sekali panen.

Data persepsi petani kooperator tentang teknologi vertiminaponik diambil sebagai referensi pengembangan selanjutnya (Tabel 4). Diantaranya petani kooperator menganggap teknologi vertiminaponik lebih menguntungkan dibandingkan dengan teknik budidaya konvensional. Lahan yang terbatas menyebabkan petani beranggapan teknik ini sesuai diterapkan di lingkungannya. Selain itu petani kooperator juga berpikir meskipun pembuatan vertiminaponik relatif rumit namun praktis diterapkan karena disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang ada. Sehingga mereka menyebutkan teknik vertiminaponik ini mudah dicoba dan dapat dilihat dengan jelas keberhasilannya.

Analisis Kelayakan Usaha Vertiminaponik Analisis ekonomi usaha

vertiminaponik juga dilakukan untuk melihat kelayakan teknologi ini dikembangkan di masyarakat. Dengan menghitung jumlah modal awal yang diperlukan untuk rancang-bangun vertiminaponik, menentukan jumlah variabel tetap yang digunakan dan menghitung penerimaan hasil produksinya (Tabel 5).

Tabel 4. Persepsi Kooperator terhadap Teknologi Vertiminaponik

No Variabel Rataan Skor Keterangan 1 Keuntungan Relatif 2,46 Sangat Baik 2 Kesesuaian (Kompabilitas) 2,69 Sangat Baik 3 Kerumitan (Complexity) 2,14 Baik 4 Kemudahan untuk dicoba (Triabilitas) 3,00 Sangat Baik 5 Kemudahan untuk dilihat hasilnya (Observabilitas) 1,98 Baik

(Sastro et al, 2013)

Page 8: Nofi A. Rokhmah et. al.: Vertiminaponik, Mini Akuaponik ...jakarta.litbang.pertanian.go.id/ind/artikel bptp/buletin... · akuakulturnya adalah ikan lele. ... dengan hasil analisis

Nofi A. Rokhmah et. al.: Vertiminaponik, Mini Akuaponik untuk Lahan Sempit di Perkotaan

Buletin Pertanian Perkotaan Volume 4 Nomor 2, 2014 | 21

Tabel 5. Analisis Biaya Budidaya

Vertiminaponik No Uraian Nilai (Rp) 1 Penerimaan 966.500 2 Biaya Tetap 2.416.500 3 Biaya Variabel 320.500 4 Biaya Penyusutan 120.825 5 Total Biaya 441.325

Break Event Point (BEP) = Biaya tetap/ (Penerimaan-Biaya Variabel) = 2.416.500/(966.500 – 320.500) = 3,74

Return Cost Ratio (R/C) Asumsi alat vertiminaponik dapat digunakan lebih dari 5 tahun. Biaya penyusutan alat/ siklus 3 bulan Maka total biaya penyusutan

= (Rp. 2.416.500,-) : ((12 x 3)/3) = Rp 120.825,-

Jumlah keseluruhan biaya

= Rp. 120.825,- + Rp. 320.500,- = Rp. 441.325,-

R/C = Penerimaan : Total Biaya = Rp. 966.500,- : Rp 441.325,- = 2,18

Hasil analisis kelayakan usaha diperoleh nilai BEP budidaya vertiminaponik adalah 3,74. Artinya pada siklus ke 3,74 maka usaha budidaya ini mengalami titik impas, tidak untung dan tidak rugi. Setelah dihitung nilai R/C yang merupakan alat analisa untuk mengukur biaya produksi, diperoleh nilai R/C yaitu 2,18. Dengan nilai R/C > 1 artinya budidaya vertiminaponik ini layak untuk diusahakan. Dikarenakan budidaya dengan sistem vertiminaponik ini layak diusahakan, BPTP Jakarta terus berusaha mengembangkan vertiminaponik menjadi beberapa varian (Gambar 5).

KESIMPULAN

1. Sistem drainase yang dilengkapi dengan pipa kontrol dan penyaring solid menghasilkan produksi tanaman sayuran dan ikan lele yang lebih tinggi.

2. Tanaman sayuran menunjukkan respon pertumbuhan positif dan hasil panen tinggi pada media tanam zeolit.

3. Persepsi petani kooperator menyatakan teknologi vertiminaponik lebih

Gambar 5. Variasi model vertiminaponik yang sudah dikembangkan oleh BPTP Jakarta.

Page 9: Nofi A. Rokhmah et. al.: Vertiminaponik, Mini Akuaponik ...jakarta.litbang.pertanian.go.id/ind/artikel bptp/buletin... · akuakulturnya adalah ikan lele. ... dengan hasil analisis

Nofi A. Rokhmah et. al.: Vertiminaponik, Mini Akuaponik untuk Lahan Sempit di Perkotaan

Buletin Pertanian Perkotaan Volume 4 Nomor 2, 2014 | 22

menguntungkan dibandingkan dengan teknik budidaya konvensional.

4. Hasil analisis kelayakan usaha yaitu nilai BEP budidaya vertiminaponik adalah 3,74 dengan nilai R/C > 1 artinya budidaya vertiminaponik ini layak untuk diusahakan.

DAFTAR PUSTAKA Dediu, L., V. Cristea dan Z. Xiaoshuan.

2012. Waste production and valorization in an integrated

aquaponic system with bester and lettuce. African Journal of Biotechnology Vol. 11(9) : 2349-2358,

Indraprahasta, G.S. 2013. The Potential of Urban Agriculture Development in Jakarta. Procedia Environmental Sciences 17 : 11 – 19.

La Rosa, D., L. Barbarossa, R. Privitera, dan Francesco. 2014. Agriculture and the city: A method for sustainable planning of newforms of agriculture in urban contexts. Land Use Policy 41 : 290–303

Nugroho, R.A., L.T. Pambudi, D. Chilmawati dan A.H.C. Haditomo. 2012. Aplikasi Teknologi Aquaponik pada Budidaya Ikan Air Tawar untuk Optimalisasi Kapasitas Produksi. Jurnal Saintek Perikanan Vol. 8. No. 1 : 46 – 51

Petrea, S.M., V. Cristea, L. Dediu, M. Contoman, dan M.D. Stroe, A. Antache, M.T. Coada, S. Placinta

Vegetable Production in an Integrated Aquaponic System with Stellate Sturgeon and Spinach Matador variety. Papers: Animal Science and Biotechnologies. Vol 47 (1) : 228-238

Purwaningsih, Y. 2008. Ketahanan Pangan : Situasi, Permasalah, Kebijakan dan Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol 9 no 1

Putra, I., Mulyadi, N.A. Pamukas dan Rusliadi. 2013. Peningkatan Kapasitas Produksi Akuakultur pada Pemeliharaan Ikan Selais (Ompok sp) Sistem Aquaponik. Jurnal Perikanan dan Kelautan. Vol 18 No 1 : 1-10

Rafiee, G., dan Che Roos Saad. 2005. Nutrient cycle and sludge production during different stages of red tilapia (Oreochromis sp.) growth in a recirculating aquaculture system. Aquaculture 244 : 109– 118

Rafiee, G., dan Che Roos Saad. 2006. The Effect of Natural Zeolite (Clinoptiolite) on Aquaponic Production of Red Tilapia (Oreochromis sp.) and Lettuce (Lactuca sativa var. longifolia), and Improvement of Water Quality. J. Agric. Sci. Technol. Vol. 8: 313-322.

Rakocy, J.E., M.P. Masser dan T.M. Losordo. 2006. Recirculating Aquaculture Tank Production Systems: Aquaponics—Integrating Fish and Plant Culture. SRAC Publication No. 454.

Sastro, Y., I.P. Lestari. C.S. Amatillah, L. Hakim, E.P. Astuti, M. Nur. 2013. Pengkajian Sistem Akuaponik Sayuran Skala Pekarangan di Perkotaan. BPTP Jakarta. 31 halaman.