pengaruh pembelajaran model advance organizer …

225
PENGARUH PEMBELAJARAN MODEL ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA PADA KONSEP PROTISTA (Eksperimen di SMAN 9 Kota Tangerang) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Nuri Shabania NIM. 1110016100046 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

Upload: others

Post on 28-Nov-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH PEMBELAJARAN MODEL ADVANCE

ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA

PADA KONSEP PROTISTA

(Eksperimen di SMAN 9 Kota Tangerang)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Nuri Shabania

NIM. 1110016100046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

LEMBAR PENGESAHAN

Skipsi berjudul Pengaruh Pembetajaran Model Advance OtganiTer terhadap

Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Protista (Eksperimen di SMAN 9

Kota Tangerang) disusun oleh Nuri Shabania, NIM 1110016100046, diajukan

kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dan telah dinyatakan LULUS dalam Ujian Munaqosah pada tanggal 4 Juni 2015

di hadapan dewan penguji. Karena itu penulis berhak memperoleh gelar Sarjana

S-1 (S.Pd.) dalam bidang Pendidikan Biologi.

Jakarta, Juni 2015

Panitia Uj ian Munaqosah

Tanggal

Ketua Panitia (Ketua Prodi Pendidikan Biologi)Dr. Zulfiani. M.Pd.NIP. 19760309 200501 2002

Penguji INenssih Juanenssih. M.Pd.NIP. 19790510 200604 2 001

Penguji IIMeiry Fadilah Noor, M.Si.NIP. 19800516 200710 2 001

Dekan F

9./-t.tls..

b-L-i,

t - ] -Totf

Mengetahui,Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN S Hidayatullah J

NrP. 1955 198203 1007

LEMBARPENGESAHAN

PE}IGARUH PEMBELAJARAN MlODr,L ADYANCE ORGANIZERTERHADAP SASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA

PADA KONSEP PROTISTA

(Eksperimen di SNIAN 9 Kota Tangerang)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruanuntuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Nuri Shabania

NIM. 1110016100046

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing III

(d----9:.=F

Yuke Mardiati. M.Si.NIP. 19760117 20070t 2 0t3

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nuri Shabania

NIM : 1110016100046

Jurusan : Pendidikan IPA/Pendidikan Biologi

Alamat : Komplek Setneg blok E5/26 Kec. Pinang, Kota Tangerang.

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh Pembelajaran Model Advance

Organizer terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Protista adalah

benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

Nama Pembimbing I : Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd.

NIP : 19650115 198703 1 020

Nama Pembimbing II : Yuke Mardiati, M.Si.

NIP : 19760117 200701 2 013

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya

sendiri.

Jakarta, Juni 2015

Yang Menyatakan

Nuri Shabania

KEMENTERIAN ACAMA.ffi., UIN JAKARTA

ffi li.Y#^*r,r5ciputat !5.tr2bdoncsia

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-089

Tgl. Terbit : I Maret 2010

No. Revisi: : 0lltal Ul

"SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

19lt

Dosen Pembimbing

dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benarhasil karya sendiri

dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya lulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh LljianMunaqasah.

Jakafta, ...... Me( )sl6

Nqir ShbcriNIM, tl 100161 00049

i

ABSTRAK

Nuri Shabania (1110016100046), “Pengaruh Pembelajaran Model Advance

Organizer terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Protista”.

Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model advance

organizer terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep protista. Penelitian ini

dilaksanakan di SMAN 9 Kota Tangerang. Metode penelitian yang digunakan

adalah eksperimen semu dengan desain pretest-posttest control group design.

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik cluster random

sampling. Sampel penelitian berjumlah 40 orang untuk kelas eksperimen dan 40

orang untuk kelas kontrol. Pengambilan data menggunakan instrumen berupa tes

pilihan ganda dan angket. Analisis data menggunakan uji-t, data hasil perhitungan

perbedaan rata-rata posttest kedua kelompok diperoleh nilai t-hitung sebesar

3,087, sedangkan t-tabel dengan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan (df)

= 78 sebesar 1,67, maka dapat dikatakan bahwa t-hitung > t-tabel yang berarti

bahwa hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak. Hal ini

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan model

advance organizer terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep protista.

Kata Kunci: Model pembelajaran, advance organizer, hasil belajar biologi.

ii

ABSTRACT

Nuri Shabania (1110016100046), “The Influence of Using Advance Organizer

Model to Students’ Biology Achievement in Protists Concept”. Undergraduate

Thesis, Biology Education Program, Natural Science Education Department,

Faculty of Tarbiyah and Teaching Science, Syarif Hidayatullah State Islamic

University, Jakarta.

This research purposed to know the influence of using advance organizer model

to students’ biology achievement in protists concept. This research had been

carried out in SMAN 9 Tangerang. This research was used quasi experiment

method with pretest-posttest control group design. The sample was taken by using

cluster random sampling technique. The amount of research sample was 40

persons for the experiment class and 40 persons for the control class. The data

was taken by using multiple choice test instrument and questionnaire instrument.

The data analysis was used t-test, from the result of calculating mean

differentiation of posttest both groups, obtained the value of t-count was equal to

3,087, while t-table at the level of significant 5% with degree of freedom (df) = 78

that was equal to 1,67. So, it can be said that t-count > t-table that means the

alternative hypothesis (Ha) was accepted and the zero hypothesis (H0) was

refused. It showed that there was influence of using advance organizer model to

students’ biology achievement in protists concept.

Keywords: Teaching model, advance organizer, biology achievement.

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT untuk segala

rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul ”Pengaruh Pembelajaran Model Advance Organizer terhadap

Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Protista”. Shalawat teriring salam

semoga selalu tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW, serta kepada

keluarga, sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Skripsi yang telah disusun penulis ini tidak terlepas dari dukungan

berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima

kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta para staf

jajarannya.

2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc. selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA di

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Dr. Zulfiani, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi di

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Yuke

Mardiati, M.Si. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing,

memotivasi, dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen di Jurusan Pendidikan IPA yang telah memberikan

ilmunya selama penulis menjalankan studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Ibu Hj. Chuzaimah HS, S.Pd. selaku Kepala SMA Negeri 9 Kota Tangerang

beserta para guru dan staf jajarannya yang telah memberikan izin dan

membantu penulis dalam penelitian.

7. Ibu Siti Rodiah, S.Pd. selaku Guru Biologi di SMA Negeri 9 Kota Tangerang

yang telah membimbing dan memberikan arahan serta motivasinya kepada

penulis selama penelitian.

iv

8. Seluruh siswa kelas X MIA 1 dan X MIA 3 di SMA Negeri 9 Kota Tangerang

tahun ajaran 2014/2015 yang telah berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran

selama penelitian.

9. Kedua orang tua tercinta, Bapak M. Soleh Lubis dan Ibu Neneng, serta kakak

dan adik-adik tersayang, Bang Nendy, Nia, dan Tasha, yang telah memberikan

doa, kasih sayang, dukungan, dan motivasi sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

10. Para sahabat seperjuangan, Hilda, Meriza, Ani, Vira, Ninta, Ara, yang selalu

memberikan dukungan dan semangatnya selama masa-masa perkuliahan serta

rekan-rekan seperjuangan lainnya khususnya pada Program Studi Pendidikan

Biologi 2010.

11. Pihak-pihak lain yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang

tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis berharap semoga Alloh SWT membalas semua kebaikan yang

telah diberikan untuk keberhasilan penulis. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat

bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.

Jakarta, Mei 2015

Penulis

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ........................................................................................................ i

ABSTRACT ....................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .............................................................................. 7

C. Pembatasan Masalah ............................................................................. 7

D. Perumusan Masalah .............................................................................. 8

E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 8

F. Kegunaan Penelitian ............................................................................. 8

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik ................................................................................. 9

1. Belajar dan Pembelajaran ................................................................. 9

a. Pengertian dan Hakikat Belajar ................................................... 9

b. Ciri-Ciri Belajar ........................................................................... 13

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ................................ 14

d. Pembelajaran ............................................................................... 18

2. Hasil Belajar Biologi Siswa ............................................................. 20

3. Model Pembelajaran Advance Organizer ........................................ 21

a. Model Pembelajaran .................................................................... 21

b. Advance Organizer (Pengatur Awal) .......................................... 23

4. Peta Konsep ...................................................................................... 27

B. Hasil Penelitan yang Relevan ............................................................... 30

C. Kerangka Berpikir ................................................................................. 32

D. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 34

B. Variabel Penelitian ................................................................................ 34

C. Metode dan Desain Penelitian .............................................................. 34

D. Populasi dan Sampel ............................................................................. 35

vi

E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 36

F. Prosedur Penelitian ............................................................................... 39

G. Uji Coba Instrumen ............................................................................... 40

H. Teknik Analisis Data............................................................................. 44

I. Hipotesis Statistik ................................................................................. 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ....................................................................................... 49

1. Deskripsi Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol ................................................................................... 50

2. Deskripsi Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol ................................................................................... 50

3. Deskripsi Normal Gain (N-Gain) ..................................................... 51

B. Analisis Data ......................................................................................... 53

1. Pengujian Prasyarat Analisis Data ................................................... 53

a. Uji Normalitas ............................................................................. 53

b. Uji Homogenitas .......................................................................... 54

2. Pengujian Hipotesis .......................................................................... 55

3. Analisis Data Angket ....................................................................... 56

C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................ 58

1. Deskripsi Aktivitas Pembelajaran .................................................... 58

2. Interpretasi Data Penelitian .............................................................. 60

3. Pembelajaran Advance Organizer dan Hasil Belajar Biologi .......... 62

D. Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ........................................................................................... 65

B. Saran ..................................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 66

LAMPIRAN ....................................................................................................... 70

vii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ................................................. 17

2.2. Langkah-langkah membuat peta konsep .................................................... 28

3.1. Desain Penelitian ........................................................................................ 35

3.2. Kisi-kisi soal pilihan ganda setelah validasi .............................................. 37

3.3. Kisi-kisi angket respon siswa ..................................................................... 38

4.1. Ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil pretest ............................... 50

4.2. Ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil posttest .............................. 51

4.3. Rekapitulasi hasil perhitungan n-gain ........................................................ 52

4.4. Rekapitulasi hasil pengujian normalitas dengan uji Liliefors .................... 53

4.5. Rekapitulasi hasil pengujian homogenitas dengan uji Fisher .................... 54

4.6. Hasil perhitungan uji-t data posttest ........................................................... 55

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Proses belajar mengajar dan unsur-unsurnya ............................................. 15

2.2. Bagan kerangka pikir ................................................................................. 33

4.1. Grafik kategori n-gain kelompok eksperimen dan kontrol ........................ 52

4.2. Grafik persentase indikator ARCS ............................................................. 56

4.3. Grafik persentase indikator pemahaman dan keaktifan ............................. 57

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Data Hasil Pretest, Posttest, dan Perhitungan Normal Gain ...................... 70

2. Perhitungan Statistik Data Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .............. 73

3. Perhitungan Uji Normalitas ........................................................................ 86

4. Perhitungan Uji Homogenitas ..................................................................... 89

5. Perhitungan Uji Hipotesis ........................................................................... 91

6. Perhitungan Data Angket ............................................................................ 94

7. Kisi-Kisi Instrumen Uji Coba ..................................................................... 96

8. Soal Instrumen Uji Coba ............................................................................. 113

9. Rekapitulasi Analisis Butir Soal ................................................................. 121

10. RPP Kelas Eksperimen ............................................................................... 138

11. RPP Kelas Kontrol ...................................................................................... 151

12. Instrumen Penilaian Afektif, Psikomotor, dan Kognitif ............................. 162

13. Lembar Kerja Siswa (LKS)......................................................................... 173

14. Instrumen Tes Pilihan Ganda ...................................................................... 194

15. Instrumen Angket ........................................................................................ 198

16. Lembar Observasi Guru dan Siswa ............................................................. 201

17. Foto Kegiatan Pembelajaran Advance Organizer ....................................... 203

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

yang dinamis dan sarat perkembangan. Karena itu, perubahan atau perkembangan

pendidikan adalah hal yang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya

kehidupan.1 Pendidikan juga dapat diartikan sebagai usaha yang dilakukan oleh

seseorang atau sekelompok orang untuk menjadi dewasa atau mencapai

penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.2 Dengan demikian, pendidikan

merupakan aspek yang sangat penting karena di dalamnya terjadi proses

perubahan menuju kedewasaan sebagai penunjang kemajuan bangsa di masa

depan.

Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab.3 Potensi-potensi tersebut

merupakan ciri manusia dewasa dari hasil belajar dalam hidupnya. Peserta didik

atau siswa dalam hal ini merupakan objek utama dari pendidikan yang

diselenggarakan baik dalam lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.

Belajar adalah proses berkesinambungan untuk membentuk konsep atau

pengetahuan baru berdasarkan pengalaman atau pengetahuan sebelumnya.4

Belajar merupakan istilah yang sangat penting dalam setiap usaha pendidikan, di

mana jika tanpa adanya belajar maka tidak akan ada pendidikan.

Belajar dalam perspektif agama Islam merupakan kewajiban bagi setiap

muslim dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan sehingga derajat

1 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2011), h. 1. 2 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h.

1. 3 Lukmanul Hakiim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), h.

92. 4 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h.

118.

1

2

kehidupannya meningkat.5 Hal ini dinyatakan dalam potongan ayat Al-Qur’an

surat Al-Mujadilah ayat 11:

Artinya: “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha

Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Mujadilah [58]: 11)6

Studi pendahuluan menunjukkan bahwa hasil belajar biologi siswa kelas X

di SMAN 9 Kota Tangerang dapat dikategorikan cenderung masih rendah. Siswa

yang tidak mencapai nilai 76 sebagai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

berjumlah lebih dari 50% dari total seluruh siswa kelas X pada tahun ajaran

2013/2014. Selain itu, beberapa siswa mengungkapkan sulit mengingat istilah-

istilah dalam ilmu biologi yang telah dipelajarinya.

Hasil belajar biologi yang rendah dapat disebabkan oleh kesulitan siswa

dalam memahami materi biologi. Kesulitan dalam memahami materi tersebut

secara umum dapat ditinjau dari tiga aspek yaitu siswa sebagai peserta didik, guru

sebagai pendidik, dan materi yang dipelajari.7 Sebagian besar siswa menganggap

materi biologi bersifat hafalan dan adanya ketidaknyamanan dalam proses

pembelajaran karena fasilitas belajar mengajar yang kurang memadai seperti

laboratorium dan buku cetak. Kekeliruan guru dalam menggunakan strategi

pembelajaran serta materi biologi yang memiliki kajian cukup padat juga dapat

menyebabkan kesulitan belajar siswa. Dalam pelajaran biologi juga banyak

mengandung istilah-istilah asing yang sebagian besar siswa mengeluhkannya

karena sulit untuk diingat.

5 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2010), h. 94. 6 Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tafsir Ath-Thabari, (Jakarta: Pustaka

Azzam, 2009), h. 801. 7 Liza Yulia Sari, “Analisis Proses Pembelajaran Biologi pada Materi Protista di Kelas X

SMA Negeri 1 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman”, Semirata 2013 FMIPA Unila, 2013, h.

54.

3

Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa sebagai peserta didik

dengan guru sebagai pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.8

Interaksi antara guru dengan siswa pada saat proses pembelajaran memegang

peranan penting dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai. Kemungkinan

kegagalan guru dalam menyampaikan suatu pokok bahasan disebabkan pada saat

proses pembelajaran guru kurang membangkitkan perhatian dan aktivitas peserta

didik dalam mengikuti pelajaran.

Kegiatan belajar-mengajar sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Strategi

maupun metode belajar yang digunakan guru sangat menentukan keberhasilan

dalam pembelajaran biologi. Keberhasilan yang dicapai siswa dalam hasil belajar

memungkinkannya untuk belajar lebih lancar dalam tahap pembelajaran

selanjutnya. Akan tetapi, metode konvensional seperti ceramah, tanya jawab, dan

penugasan yang berpusat pada guru masih cukup mendominasi pembelajaran di

sekolah saat ini. Hal tersebut dapat menyebabkan siswa menjadi pasif dan lebih

banyak menghafal materi biologi yang diberikan guru maupun yang tersedia di

buku paket.

Guru cenderung menggunakan metode pembelajaran konvensional agar

tidak menghabiskan waktu terlalu banyak dan tidak menggunakan media

pembelajaran. Penggunaan laboratorium sekolah pun masih terbatas yang

disebabkan kurang lengkapnya peralatan laboratorium, kondisi alat yang tersedia

tidak dapat berfungsi dengan baik, bahkan penggunaan laboratorium sebagai

ruang kelas akibat kekurangan ruangan di sekolah yang bersangkutan.

Data The Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS)

menyebutkan siswa Indonesia hanya mampu menjawab konsep dasar atau hafalan

dan tidak mampu menjawab soal yang memerlukan nalar dan analisis. Pada tahun

2007 Indonesia menempati peringkat 35 dari 49 negara. Rendahnya hasil TIMSS

ini tidak terlepas dari proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah-sekolah.9

8 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, 2013, h. 3. (http://www.dikti.go.id/files/atur/UU20 2003Sisdiknas.pdf). 9 Deo Demonta Panggabean dan Retno Dwi Suyanti, “Analisis Pemahaman Awal dan

Kemampuan Berpikir Kritis Bidang Studi Fisika Menggunakan Model Pembelajaran Advance

Organizer dan Model Pembelajaran Direct Instruction”, Jurnal Online Pendidikan Fisika, Vol. 1,

No. 2, 2012, h. 14.

4

Karena itu, pembelajaran di sekolah harus disesuaikan dengan kurikulum yang

berlaku saat ini di mana siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran, baik dalam

menalar maupun menganalisis, bukan menghafal materi pelajaran saja.

Pendidikan modern yang diiringi dengan perubahan kurikulum yang baru

tidak lagi memiliki sistem pembelajaran pada guru yang aktif, tetapi siswa sebagai

objek maupun subjek pendidikan yang dituntut untuk aktif dalam proses

pembelajaran. Untuk menciptakan proses pembelajaran yang komunikasinya dua

arah, guru dan siswa harus ikut serta dalam proses pembelajaran di kelas,

laboratorium, maupun di lingkungan sekitar sekolah. Semua itu dilakukan agar

tujuan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu dan menimbulkan belajar

biologi yang terpusat pada siswa. Tetapi, berdasarkan studi pendahuluan berupa

wawancara langsung dengan guru diperoleh data bahwa padatnya materi ajar

biologi tidak diimbangi dengan alokasi waktu yang tersedia.

Protista merupakan salah satu dari materi biologi kelas X yang sulit

dipahami siswa. Konsep-konsep pada materi protista sebagian besar bersifat

abstrak sehingga siswa hanya dapat membayangkannya saja setelah melihat

gambar. Materi kajian protista pun cukup padat sehingga saat menerima informasi

ada kemungkinan siswa lebih cenderung menghafalkan informasi yang didapat

tanpa mencoba mengaitkan dengan konsep yang pernah dimiliki sebelumnya.

Berbagai hambatan akan timbul akibat ketidakpahaman siswa terhadap

materi biologi seperti sulit memahami materi selanjutnya dan miskonsepsi pada

konsep lain yang memiliki keterkaitan sehingga mengakibatkan tujuan

pembelajaran tidak tercapai serta rendahnya hasil belajar siswa.10

Pemahaman

yang kurang terhadap konsep menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang

dilakukan oleh guru masih dilandasi dengan metode transfer informasi yang hanya

menyentuh ingatan siswa saja. Kondisi ini akan menyebabkan siswa tidak dapat

melihat hubungan antara materi pelajaran yang telah dipelajarinya dengan materi

yang sedang atau akan dipelajarinya sehingga pembelajaran tidak akan bermakna

dan tidak bertahan lama dalam ingatan siswa.

10

Sari, loc. cit.

5

Siswa harus mengulangi pembelajaran sebelumnya yang berhubungan

dengan pembelajaran baru yang akan dipelajarinya. Hal tersebut berlaku terutama

pada mata pelajaran eksakta seperti ilmu pengetahuan alam (IPA).11

Pengetahuan

yang telah dimiliki individu selanjutnya berfungsi sebagai dasar pengetahuan bagi

masing-masing individu. Semakin baik cara penataan pengetahuan di dalam dasar

pengetahuan, semakin mudah pengetahuan itu ditelusuri dan dimunculkan

kembali pada saat diperlukan.12

Maka itu, dengan modal pengetahuan awal yang

telah dimiliki, siswa akan lebih mudah memahami pengetahuan-pengetahuan

selanjutnya yang berkaitan.

Proses pembelajaran memiliki faktor yang sangat penting, yaitu apa yang

telah diketahui oleh siswa berupa materi pelajaran yang telah dipelajarinya.13

Hal

tersebut dapat dimanfaatkan dan dijadikan sebagai titik tolak dalam

mengkomunikasikan informasi atau ide baru dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini

dimaksudkan agar siswa dapat melihat keterkaitan antara materi pelajaran yang

telah dipelajari dengan informasi atau ide baru. Tetapi sering terjadi siswa tidak

mampu melakukannya. Dalam kegiatan seperti inilah sangat diperlukan adanya

alat penghubung yang dapat menjembatani informasi atau ide baru dengan materi

pelajaran yang telah diterima oleh siswa. Alat penghubung yang dimaksud dapat

menggunakan pengatur awal atau advance organizer.

Advance organizer mengarahkan siswa ke materi yang akan dipelajarinya

dan memudahkan untuk mengingat kembali informasi yang berkaitan sehingga

membantu menanamkan pengetahuan baru. Suatu pengatur awal dapat dianggap

semacam pertolongan mental dan disajikan sebelum materi baru.14

Tujuan dari

pengatur awal tersebut adalah untuk menjelaskan, mengintegrasikan, dan

mengaitkan materi dalam tugas pembelajaran dengan materi yang telah dipelajari

serta untuk membantu peserta didik dalam membedakan materi baru dengan

11

Purwanto, loc. cit. 12

C. Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), h. 45-

46. 13

Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011), h.

100. 14

Ibid.

6

materi lama yang telah dipelajarinya.15

Advance organizer dapat dideskripsikan

sebagai materi pengenalan yang disajikan pertama kali dalam tugas pembelajaran

dan dalam tingkat abstraksi dan inklusivitas yang lebih tinggi daripada tugas

pembelajaran itu sendiri.

Usaha yang dapat dilakukan oleh guru dalam mengefektifkan penyajian

materi dengan metode ceramah antara lain menggunakan model pembelajaran

yang berbentuk advance organizer untuk membantu siswa belajar lebih aktif. Alat

atau cara yang dapat digunakan sebagai pengatur awal tersebut salah satunya

dengan peta konsep. Peta konsep dikembangkan untuk menggali struktur kognitif

siswa dan untuk mengetahui apa yang telah diketahui pelajar.16

Seorang guru dituntut untuk dapat kreatif dalam menyampaikan materi

pelajaran kepada siswa. Usaha ini harus dilakukannya dalam rangka untuk

meningkatkan hasil belajar siswa. Usaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa

tersebut tidaklah mudah. Tetapi, hal tersebut sudah menjadi tanggung jawab guru

agar siswa mudah memahami materi yang disampaikan, dan apa yang

diperolehnya merupakan sesuatu yang bermakna dalam hidupnya.

Siswa yang menganggap biologi sebagai pelajaran berbentuk hafalan yang

sulit diingat dan tidak bertahan lama dalam ingatan siswa dapat mengakibatkan

hasil belajar siswa yang rendah. Dalam ilmu biologi, terdapat banyak istilah-

istilah asing yang harus diingat dan dipahami siswa. Dengan menerapkan model

advance organizer ini diharapkan pandangan negatif siswa terhadap pelajaran

biologi akan berubah menjadi positif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar

biologi siswa.

Metode dan model pembelajaran yang beraneka macam telah banyak

diterapkan sebagai upaya memperbaiki mutu pendidikan biologi. Model

pembelajaran advance organizer yang berbantukan peta konsep ini dapat

memperkuat struktur kognitif siswa sehingga diharapkan dapat membantu siswa

dalam mempelajari materi protista yang padat dan kaya akan istilah asing. Model

pembelajaran advance organizer perlu diterapkan guna mengetahui pengaruhnya

15

Anisah Basleman dan Syamsu Mappa, Teori Belajar Orang Dewasa, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2011), h. 94. 16

Dahar, op. cit., h. 106.

7

terhadap hasil belajar siswa pada konsep protista. Penelitian ini berjudul

“Pengaruh Pembelajaran Model Advance Organizer terhadap Hasil Belajar

Biologi Siswa pada Konsep Protista”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi

masalah sebagai berikut:

1. Hasil belajar biologi siswa yang rata-rata masih rendah.

2. Siswa menganggap biologi sebagai pelajaran berbentuk hafalan yang sulit

diingat dan tidak bertahan lama dalam ingatan siswa.

3. Metode transfer informasi yang diterapkan pada pembelajaran umumnya

hanya menyentuh ingatan saja, sehingga dianggap kurang bermakna.

4. Materi kajian protista yang padat tidak diimbangi dengan alokasi waktu yang

tersedia di sekolah.

C. Pembatasan Masalah

Penelitian yang dilaksanakan ini dibatasi pada hal-hal berikut, seperti:

1. Variabel X dalam penelitian ini adalah model pembelajaran advance

organizer dan variabel Y adalah hasil belajar biologi siswa.

2. Ranah kognitif yang digunakan pada soal tes pilihan ganda meliputi aspek C1

(mengingat), C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan), C4 (menganalisis), C5

(mengevaluasi), dan C6 (mencipta).

3. Materi SMA yang dipilih adalah kingdom protista yang meliputi protista

mirip hewan, protista mirip tumbuhan, dan protista mirip jamur.

8

D. Perumusan Masalah

Masalah yang diteliti dirumuskan sebagai berikut: Apakah ada pengaruh

pembelajaran model advance organizer terhadap hasil belajar biologi siswa pada

konsep protista?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Pengaruh model pembelajaran advance organizer terhadap hasil belajar

biologi siswa pada konsep protista.

2. Respon atau tanggapan siswa terhadap pembelajaran advance organizer.

F. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:

1. Guru, sebagai pertimbangan dalam menggunakan model pembelajaran

advance organizer sebagai salah satu cara belajar siswa aktif dan bermakna.

2. Siswa, sebagai sarana latihan untuk berperilaku rajin dan membiasakan diri

aktif dalam pembelajaran.

3. Peneliti, sebagai pengalaman peneliti di bidang pendidikan serta bekal untuk

menjadi pendidik di dunia sekolah.

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik

1. Belajar dan Pembelajaran

a. Pengertian dan Hakikat Belajar

“Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat

fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan”.1 Ini

menunjukkan bahwa berhasil atau tidaknya tujuan pendidikan sangat tergantung

pada proses belajar yang dialami siswa, baik saat siswa berada di sekolah maupun

di lingkungan sosial lain khususnya saat bersama keluarganya. Belajar memiliki

beberapa pengertian di antaranya sebagai berikut:

1) “Belajar merupakan suatu proses perubahan prilaku atau pribadi seseorang

berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu”.2

2) “Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam

interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan

psikomotor”.3

3) “Belajar adalah modification of behavior through experience and training,

artinya perubahan tingkah laku karena pengalaman dan latihan”.4

4) “Belajar adalah setiap perbuatan yang relatif menetap dalam tingkah laku

yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”.5

Berdasarkan uraian mengenai pengertian belajar di atas, dapat disimpulkan

bahwa belajar merupakan proses atau tahapan perubahan seluruh atau sebagian

1 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2010), h. 87. 2 Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2004), h. 157. 3 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011), h. 13.

4 Ahmad Thonthowi, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1993). h. 99.

5 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h.

84.

9

10

tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi

dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif, afektif dan psikomotor.

Hasil pengalaman dan hasil interaksi dengan lingkungan yang menetap pada

tingkah laku merupakan faktor yang penting dalam belajar. Pengalaman dan

latihan dapat mengakibatkan perubahan tingkah laku, baik yang dapat diamati

berupa gejala mental, maupun yang tidak dapat diamati berupa proses mental.

Belajar dapat terjadi akibat interaksi secara terus menerus antara peserta didik dan

lingkungannya, baik secara sadar maupun tidak sadar.

Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan

mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performance-nya)

berubah dari waktu sebelum mengalami situasi itu ke waktu sesudah mengalami

situasi tadi.6 Perubahan dalam belajar dapat berupa suatu penemuan informasi

atau penguasaan suatu keterampilan yang telah ada, penambahan dari informasi

atau pengetahuan atau keterampilan yang telah ada, dan menghilangkan sifat atau

prilaku tertentu yang tidak dikehendaki.7 Perubahan tingkah laku yang timbul

akibat proses kematangan, keadaan gila, mabuk, lelah, dan jenuh tidak dapat

dipandang sebagai proses belajar.8

Belajar memiliki tiga macam rumusan, yaitu rumusan kuantitatif, rumusan

institusional dan rumusan kualitatif. (1) Secara kuantitatif (ditinjau dari

sudut jumlah), belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan

kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Jadi, belajar dalam

hal ini dipandang dari sudut banyaknya materi yang dikuasai siswa. (2)

Secara institusional (ditinjau dari kelembagaan), belajar dipandang sebagai

proses validasi atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi-

materi yang telah ia pelajari. Bukti institusional yang menunjukkan siswa

telah belajar dapat diketahui setelah proses mengajar. Ukurannya, semakin

baik mutu guru mengajar akan semakin baik pula mutu perolehan siswa

yang kemudian dinyatakan dalam bentuk skor. (3) Secara kualitatif (ditinjau

dari mutu), belajar ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-

pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa. Belajar

dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan

yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti

dihadapi siswa.9

6 Ibid.

7 Makmun, op. cit., h. 158.

8 Syah, op. cit., h. 90.

9 Ibid.

11

Belajar memiliki beberapa elemen penting yang tersusun sehingga suatu

kegiatan atau pekerjaan dapat dikatakan sebagai belajar. Elemen-elemen tersebut

antara lain:

1) Belajar terdiri dari suatu perubahan dalam tingkah laku, yang dapat mengarah

kepada tingkah laku yang lebih baik dan bahkan kepada tingkah laku yang

lebih buruk.

2) Perubahan yang terjadi dalam belajar terjadi melalui latihan atau pengalaman.

Sedangkan perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau

kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar, seperti perubahan-

perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi, orang yang mabuk karena

meminum minuman keras, orang yang merasa jenuh saat berkegiatan, dan

sebagainya.

3) Belajar dapat menyebabkan perubahan yang relatif menetap dan harus

merupakan akhir dari suatu periode waktu yang cukup panjang. Hal tersebut

menunjukkan bahwa perubahan yang terjadi merupakan proses yang cukup

panjang yang berlangsung hingga berhari-hari, berbulan-bulan, atau bertahun-

tahun. Hal-hal yang berlangsung sementara harus dikesampingkan seperti

perubahan-perubahan tingkah laku akibat motivasi, kelelahan, adaptasi,

ketajaman perhatian atau kepekaan seseorang, karena perubahan yang terjadi

tidak dalam periode yang cukup panjang.

4) Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar meliputi aspek fisik

maupun aspek psikis, seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu

masalah, keterampilan berpikir atau analisis, kebiasaan, ataupun sikap.10

Arti penting belajar dalam Al-Qur’an yaitu: (1) Orang yang belajar akan

mendapatkan ilmu yang dapat digunakan untuk memecahkan segala

masalah yang dihadapinya di kehidupan di dunia. (2) Manusia dapat

mengetahui dan memahami apa yang dilakukannya karena Alloh sangat

membenci orang yang tidak memiliki pengetahuan akan apa yang

dilakukannya karena setiap apa yang diperbuat akan dimintai pertanggung

jawabannya. (3) Dengan ilmu yang dimiliki, orang mampu mengangkat

derajatnya di mata Alloh.11

10

Purwanto, op. cit., h. 84-85. 11

Nurochim, Perencanaan Pembelajaran Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 2013), h. 55.

12

Belajar merupakan proses yang terjadi dengan adanya perubahan atau

penambahan informasi maupun keterampilan yang telah dimiliki. Unsur yang

penting dalam belajar meliputi perubahan-perubahan dalam diri individu seperti

perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui pengalaman dan relatif menetap

pada diri individu tersebut. Belajar merupakan proses yang berkesinambungan

sehingga memerlukan waktu agar tujuan dari belajar tersebut dapat tercapai.

Belajar pada hakikatnya merupakan proses kognitif yang mendapat

dukungan dari fungsi ranah psikomotor. Fungsi psikomotor dalam hal ini

meliputi: mendengar, melihat, mengucapkan.12

Belajar yang dimaksud merupakan

koordinasi dari beberapa fungsi yang ada dalam diri manusia seperti pada ranah

kognitif, psikomotor dan afektif, sehingga fungsi-fungsi tersebut saling

berkoordinasi dan bekerja sama dalam melakukan proses belajar dalam diri

seseorang.

Belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di dalam diri

seseorang setelah melakukan aktivitas tertentu.13

Hakikat belajar sangat penting

diketahui untuk dijadikan pegangan dalam memahami secara mendalam masalah

belajar. Seseorang dikatakan belajar jika melakukan aktivitas belajar dan di akhir

aktivitasnya itu telah memperoleh perubahan dalam dirinya dengan memiliki

pengalaman baru.14

Hal terpenting dalam belajar adalah proses belajar, bukan hasil yang

diperolehnya.15

Perubahan yang terjadi akibat aktivitas belajar adalah perubahan

yang berhubungan dengan aspek kejiwaan (psikis) dan mempengaruhi tingkah

laku, bukan sebagai hasil dari kematangan atau pertumbuhan seseorang.

12

Syah, op. cit., h. 92. 13

Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar melalui

Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), h. 6. 14

Djamarah, op. cit., h. 14. 15

Fathurrohman, loc. cit.

13

b. Ciri-Ciri Belajar

Belajar dapat dicirikan dengan beberapa perubahan tertentu yang diuraikan

sebagai berikut:

1) Perubahan yang terjadi secara sadar, di mana individu yang belajar akan

menyadari terjadinya perubahan pada dirinya.

2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional, yaitu perubahan yang terjadi

sebagai hasil belajar dalam diri individu berlangsung terus menerus dan tidak

statis. Perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan-perubahan

berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan dan proses belajar berikutnya.

3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. Perbuatan belajar akan

mengakibatkan perubahan-perubahan yang selalu bertambah untuk

memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Karena itu, makin aktif

usaha belajar yang dilakukan akan menghasilkan perubahan-perubahan yang

makin baik (positif).

4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. Perubahan-perubahan

yang bersifat sementara (temporer) hanya terjadi beberapa saat saja, seperti

menangis, berkeringat, lelah, jenuh, dan sebaginya tidak dapat dikategorikan

sebagai perubahan dalam pengertian belajar. Perubahan dalam belajar adalah

perubahan yang relatif menetap pada individu, seperti kecakapan individu

dalam memainkan piano setelah belajar. Hal tersebut akan terus dimiliki

individu tersebut bahkan makin berkembang dengan adanya latihan secara

terus menerus.

5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, di mana terjadinya perubahan

tingkah laku disebabkan adanya tujuan yang ingin dicapai, seperti individu

yang bertujuan ingin mahir bermain piano, maka dilakukannya latihan piano

sebagai proses belajar menuju kemahirannya.

6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Jika individu belajar

tentang sesuatu maka individu tersebut akan mengalami perubahan tingkah

laku sebagai hasilnya. Perubahan tingkah laku tersebut dapat terjadi secara

14

menyeluruh seperti dalam kebiasaan, keterampilan, pengetahuan, dan

sebagainya.16

Belajar dicirikan dengan adanya perubahan-perubahan dalam diri individu.

Perubahan tersebut mencakup aspek tingkah laku yang berkelanjutan, terarah, dan

tidak bersifat sementara. Perubahan tingkah laku tersebut dapat bersifat positif

maupun negatif akibat pengaruh faktor internal maupun faktor eksternal dari

individu yang bersangkutan.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Perubahan yang terjadi akibat kegiatan belajar adalah hasil yang dicapai dari

suatu proses belajar. Hasil belajar tersebut diperoleh dengan adanya pengaruh-

pengaruh dari dalam individu maupun dari luar individu. Proses belajar yang

terjadi secara psikis pada individu hanya dapat disimpulkan dari hasilnya,

misalnya dari yang tidak tahu menjadi tahu.

Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan

atau pembaharuan dalam tingkah laku dan/atau kecakapannya. Berhasil tidaknya

belajar dapat tergantung kepada bermacam-macam faktor, yaitu: (1) faktor yang

ada pada diri organisme itu sendiri (faktor individu), yaitu kematangan atau

pertumbuhan, kecerdasan/inteligensi, latihan dan ulangan, motivasi, dan sifat

pribadi seseorang, dan (2) faktor yang berasal dari luar individu (faktor sosial),

yaitu keadaan keluarga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat pelajaran, motivasi

sosial, lingkungan, dan kesempatan yang tersedia.17

Belajar terjadi akibat adanya unsur-unsur lain yang terlibat langsung di

dalamnya. Masukan mentah (raw input) merupakan bahan pengalaman tertentu

yang dimiliki seseorang sebagai bekal dalam proses belajar mengajar (learning

teaching process). Proses tersebut diharapkan dapat berubah menjadi keluaran

(output) dengan perubahan-perubahan yang diinginkan atau kualifikasi tertentu.

Di dalam proses belajar mengajar tersebut ikut berpengaruh beberapa masukan,

16

Djamarah, op. cit., h. 15-17. 17

Purwanto, op. cit., h. 102-105.

15

yaitu dari faktor lingkungan (environmental input) dan faktor instrumental

(instrumental input) yang sengaja dirancang dan dimanipulasi guna menunjang

tercapainya hasil belajar mengajar yang dikehendaki18

(Gambar 2.1).

Gambar 2.1. Proses belajar mengajar dan unsur-unsurnya

Belajar adalah suatu proses yang kompleks. Karena itu, suksesnya belajar

tergantung pada banyak faktor.19

Faktor yang mempengaruhi belajar terbagi

menjadi faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu faktor jasmaniah

(kesehatan, cacat tubuh), faktor psikologis (inteligensi, perhatian, minat, bakat,

motif, kematangan, kesiapan), dan faktor kelelahan. Sedangkan faktor eksternal

yaitu faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga,

suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang

kebudayaan), faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan

siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah,

standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah),

dan faktor masyarakat (keadaan siswa dalam masyarakat, mass media, teman

bergaul, bentuk kehidupan masyarakat). 20

Pendapat lain mengenai faktor yang mempengaruhi belajar dikemukakan

oleh Syah yang membagi faktor-faktor tersebut menjadi tiga macam, yaitu:

(1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yaitu keadaan jasmani dan

18

Djamarah, op. cit., h. 175-176. 19

Thonthowi, op. cit., h. 103. 20

Slameto , Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta,

2010), h. 54-71.

16

rohani siswa. (2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yaitu kondisi

lingkungan di sekitar siswa. (3) Faktor pendekatan belajar (approach to

learning), yaitu jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode

yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi

pelajaran.21

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar terbagi menjadi faktor internal

(aspek fisiologis dan aspek psikologis), faktor eksternal (lingkungan sosial dan

nonsosial), dan faktor pendekatan belajar dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Aspek Fisiologis

Faktor fisiologis yang dimaksud bersifat jasmiah seperti kondisi tonus atau

tegangan otot dan organ-organ khusus seperti indera pendengar dan indera

penglihat. Kemungkinan timbulnya masalah pada kondisi jasmani tersebut

perlu diatasi dengan langkah bijaksana guru dan pihak terkait untuk

mempertahankan self-esteem dan self confidence siswa. Kemerosotan self-

esteem dan self confidence seorang siswa akan menimbulkan frustasi yang

cepat atau lambat mengakibatkan siswa tersebut menjadi underachiever atau

mungkin gagal, walaupun kapasitas kognitifnya normal atau lebih tinggi dari

pada siswa yang lain.

2) Aspek Psikologis

Faktor psikologis (bersifat rohaniah) yang umumnya dipandang lebih esensial

di antaranya tingkat kecerdasan atau inteligensi, sikap, bakat, minat, dan

motivasi.

3) Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial dapat mencakup guru, tenaga kependidikan (kepala

sekolah dan wakil-wakilnya), teman sekelas siswa, masyarakat, tetangga,

teman sepermainan di sekitar lingkungan tempat tinggal, orang tua, dan

keluarga siswa.

Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar adalah

orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Dampak negatif yang dipengaruhi

oleh faktor orang tua dan keluarga dapat menimbulkan dampak tidak mau

21

Syah, op. cit., h. 129.

17

belajar bahkan siswa cenderung berperilaku menyimpang yang berat seperti

antisosial.

4) Lingkungan Nonsosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah gedung sekolah dan

letaknya, rumah tempat tinggal siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan

cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor tersebut

dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

5) Pendekatan Belajar

Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang

digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses belajar

materi tertentu. Pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan tinggi

(speculative dan achieving), pendekatan sedang (analytical dan deep) dan

pendekatan rendah (reproductive dan surface).22

Uraian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat diperjelas

dengan Tabel 2.1 sebagai berikut:23

Tabel 2.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Ragam Faktor dan Elemennya

Internal Siswa Eksternal Siswa Pendekatan Belajar Siswa

1. Aspek Fisiologis

- tonus jasmani

- mata dan telinga

2. Aspek Psikologis

- inteligensi

- sikap

- minat

- bakat

- motivasi

1. Lingkungan Sosial

- keluarga

- guru dan staf

- masyarakat

- teman

2. Lingkungan Nonsosial

- rumah

- sekolah

- peralatan

- alarm

1. Pendekatan Tinggi

- speculative

- achieving

2. Pendekatan Sedang

- analytical

- deep

3. Pendekatan Rendah

- reproductive

- surface

22

Ibid., h. 130-136. 23

Ibid., h. 137.

18

Faktor-faktor yang disebutkan di atas dapat menyebabkan munculnya siswa-

siswa yang high-achievers (berprestasi tinggi) dan underachievers (berprestasi

rendah) atau gagal sama sekali.24

Karena itu, seorang guru harus kompeten dan

profesional dalam mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan munculnya

kelompok siswa yang menunjukkan gejala kegagalan dengan berusaha

mengetahui dan mengatasi faktor yang menghambat proses belajar siswa.

d. Pembelajaran

“Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik

dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.25

Kegiatan pembelajaran

adalah satu usaha dan proses yang dilakukan secara sadar dengan mengacu pada

tujuan (pembentukan kompetensi), yang dengan sistematik dan terarah pada

terwujudnya perubahan tingkah laku.26

Pembelajaran dalam maknanya yang lebih kompleks adalah usaha sadar dari

seorang guru untuk membelajarkan siswanya dalam rangka mencapai tujuan yang

diharapkan. Dari makna tersebut terlihat bahwa pembelajaran merupakan interaksi

dua arah antara guru dan peserta didik yang intens dan terarah menuju pada suatu

target yang telah ditetapkan sebelumnya.27

Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran merupakan suatu proses interaksi

antara pendidik dan peserta didik yang dilakukan secara sistematik dan terarah

untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Interaksi yang terjadi berupa interaksi

dua arah dan merupakan interaksi yang dilakukan secara berkesinambungan.

Pembelajaran yang efektif dapat menunjang keberhasilan dalam proses

pembelajaran sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai.

Keefektifan pembelajaran adalah hasil guna yang diperoleh setelah

pelaksanaan proses belajar mengajar. Suatu pembelajaran dikatakan efektif

jika memenuhi persyaratan utama keefektifan pengajaran, yaitu: (1)

Presentasi waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap kegiatan

24

Ibid., h. 129-130. 25

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, 2013, h. 3. (http://www.dikti.go.id/files/atur/UU20 2003Sisdiknas.pdf). 26

Zurinal Z. dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan: Pengantar dan Dasar-Dasar

Pelaksanaan Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 117. 27

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2011), h. 17.

19

belajar mengajar (KBM); (2) Rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang

tinggi di antara siswa; (3) Ketepatan antara kandungan materi ajar dengan

kemampuan siswa (orientasi keberhasilan belajar) diutamakan; dan (4)

Mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif, mengembangkan

struktur kelas yang mendukung butir (2) tanpa mengabaikan butir (4).28

Proses pembelajaran pada prinsipnya merupakan proses pengembangan

moral keagamaan, aktivitas dan kreativitas peserta didik melalui berbagai

interaksi dan pengalaman belajar. Tetapi dalam implementasinya masih banyak

kegiatan pembelajaran yang mengabaikan aktivitas dan kreativitas peserta didik

tersebut.29

Hal tersebut diakibatkan karena pembelajaran yang hanya terfokus

pada kemampuan intelektualnya saja, sehingga mengabaikan aspek dan

kemampuan siswa yang lain dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran memiliki ciri-ciri, di antaranya: (1) merupakan upaya sadar

dan disengaja, (2) pembelajaran harus membuat siswa belajar, (3) tujuan harus

ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, (4) pelaksanaannya

terkendali, baik isinya, waktu, proses, maupun hasilnya.30

Pembelajaran juga

memerlukan peran guru sebagai pendidik maupun fasilitator untuk menunjang

terjadinya proses belajar siswa yang terarah dan memotivasi siswa agar siap

mengikuti proses pembelajaran.

Keberhasilan dalam proses pembelajaran dapat dipengaruhi beberapa faktor,

di antanya:

1) Tujuan, yaitu pedoman arah yang akan dicapai dalam proses belajar

mengajar.

2) Guru, baik dari performance-nya, pandangan terhadap murid, serta latar

belakang pendidikan dan pengalaman belajar.

3) Peserta didik dengan segala macam perbedaannya, seperti motivasi, minat,

bakat, perhatian, latar belakang sosio-kultural, tradisi keluarga, dan

sebagainya.

28

Ibid., h. 20. 29

Zurinal, op. cit., h. 117-118. 30

Nurochim, op. cit., h. 18.

20

4) Kegiatan Pengajaran di mana gaya mengajar guru akan mempengaruhi gaya

dan cara belajar siswa.

5) Evaluasi terhadap tujuan yang telah ditetapkan, bahan yang diajarkan, dan

proses yang dilakukan.31

2. Hasil Belajar Biologi Siswa

“Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

menerima pengalaman belajarnya”.32

Dalam sistem pendidikan nasional,

pengklasifikasikasian hasil belajar menggunakan sistem klasifikasi dari Benjamin

S. Bloom yang membaginya menjadi tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan

psikomotor.

Berikut jenjang-jenjang pada setiap ranah: (1) Ranah kognitif berkenaan

dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu

pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan

evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah, dan keempat

aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. (2) Ranah afektif

berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yaitu penerimaan,

jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. (3) Ranah

psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan

bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yaitu derakan refleks,

keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau

ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, serta gerakan ekspresif dan

interpretatif.33

Hasil belajar sebagai hasil pengorganisasian struktur kognitif yang baru,

merupakan integrasi antara pengetahuan yang lama dengan yang baru.34

Untuk

mencapai hasil belajar yang ideal yang ditandai oleh munculnya pengalaman-

pengalaman psikologis baru yang positif, kemampuan para pendidik dalam

membimbing belajar siswanya sangat dituntut.35

Biologi merupakan bagian dari sains yang memiliki dua dimensi yang

bersifat mendasar, yakni dimensi produk dan dimensi proses. Biologi sebagai

31

Fathurrohman, op. cit., h. 115-117. 32

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2010), h. 22. 33

Ibid., h. 22-23. 34

C. Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), h. 47. 35

Syah, op. cit., h. 94.

21

dimensi produk merupakan sumber fakta, sumber teori, sumber prinsip, dan

sumber konsep. Biologi sebagai dimensi proses mengandung keterampilan, nilai,

dan sikap yang harus dimiliki seseorang atau siswa untuk mendapatkan dan

mengembangkan pengetahuan biologi.36

Hasil belajar biologi dapat diperoleh setelah siswa mengalami proses

pembelajaran biologi. Siswa akan mengalami proses pengintegrasian pengetahuan

hasil pengalaman hidupnya sehingga terorganisir untuk memperoleh hasil belajar

yang akan dicapai. Hasil belajar biologi dapat dilihat dari ada tidaknya perubahan

dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotor yang dialami siswa setelah menjalani

proses belajar. Baik dan buruknya hasil belajar dapat diketahui melalui evaluasi.

Jika proses pembelajaran yang diikuti siswa semakin baik, maka seharusnya hasi

belajar yang diperoleh siswa akan semakin tinggi sesuai dengan tujuan yang telah

dirumuskan sebelumnya. Dalam kegiatan pembelajaran, guru akan menentukan

tujuan pembelajaran. Siswa yang berhasil dalam belajar adalah siswa yang dapat

mencapai tujuan pembelajaran tersebut.

3. Model Pembelajaran Advance Organizer

a. Model Pembelajaran

“Model adalah suatu struktur konseptual yang telah berhasil dikembangkan

dalam suatu bidang dan sekarang diterapkan, terutama untuk membimbing

penelitian dan berpikir dalam bidang lain, biasanya dalam bidang yang belum

begitu berkembang”.37

Model bermakna sebagai suatu objek atau konsep yang

digunakan untuk mempresentasikan suatu hal, sesuatu yang nyata dan dikonversi

untuk sebuah bentuk yang lebih komprehensif.38

“Model pembelajaran merupakan salah satu cara untuk menyelenggarakan

pendidikan yang berorientasi pada kecerdasan (intelligence-oriented education),

36

Nur Efendi, “Pendekatan Pengajaran Reciprocal Teaching Berpotensi Meningkatkan

Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa SMA”. Pedagogia, Vol. 2, No. 1, 2013, h. 85. 37

Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011), h.

13. 38

Trianto, op. cit., h. 21.

22

dan memberikan keluasan pada siswa untuk mendidik dirinya sendiri”.39

Model

pembelajaran mengarahkan seorang guru dalam mendesain pembelajaran untuk

membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.40

Suatu model pembelajaran merupakan gambaran suatu lingkungan

pembelajaran, yang juga meliputi perilaku guru saat model tersebut diterapkan.41

Pemilihan model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang

akan diajarkan, tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, serta

tingkat kemampuan peserta didik.42

Model pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar para ahli tertentu

2) Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu

3) Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas

4) Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan urutan langkah-langkah

pembelajaran (syntax), adanya prinsip-prinsip reaksi, sistem sosial, dan sistem

pendukung

5) Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran (dampak

pembelajaran dan dampak pengiring)

6) Membuat persiapan mengajar atau desain instruksional dengan model

pembelajaran yang dipilihnya.43

Berdasarkan uraian di atas, model pembelajaran adalah suatu cara yang

digunakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran sehingga terjadi

perubahan atau perkembangan dalam diri siswa yang merupakan tujuan dari

pembelajaran yang ingin dicapai. Model pembelajaran yang ada saat ini sangat

bervariasi sehingga guru harus pintar dalam memilih model pembelajaran yang

tepat sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam suatu materi pembelajaran.

39

Bruce Joyce, Marsha Weil, dan Emily Calhoun, Models of Teaching, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2011), h. 1. 40

Trianto, op. cit., h. 22. 41

Joyce, op. cit., h. 30. 42

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 52. 43

Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:

PT RajaGrafindo Persada, 2011), h. 136.

23

b. Advance Organizer (Pengatur Awal)

Belajar merupakan asimilasi yang bermakna bagi siswa. Materi yang

dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah

dimiliki siswa dalam bentuk struktur kognitif sehingga belajar bermakna pun

terjadi, tidak hanya menekankan pada belajar menghafal.44

Struktur kognitif yang ada dalam diri seseorang merupakan faktor utama

yang menentukan apakah materi baru akan bermanfaat atau tidak dan bagaimana

pengetahuan yang baru itu dapat diperoleh dan dipertahankan dengan baik.45

Upaya memperbaiki struktur kognitif dapat memudahkan peserta belajar

memperoleh dan menguasai informasi baru yang merupakan salah satu tujuan

utama model pembelajaran.46

Struktur kognitif merupakan struktur organisasional yang ada dalam ingatan

seseorang yang mengintegrasikan unsur-unsur pengetahuan yang terpisah-pisah ke

dalam suatu unit konseptual. Teori kognitif banyak memusatkan perhatiannya

pada konsepsi bahwa perolehan dan retensi pengetahuan baru merupakan fungsi

dari struktur kognitif yang telah dimiliki siswa.47

Jadi, struktur kognitif

merupakan struktur terorganisir dalam ingatan seseorang yang mengorganisasi

pengetahuan-pengetahuan yang diterima sehingga dapat tersusun dalam suatu unit

konseptual.

Faktor-faktor utama yang mempengaruhi belajar bermakna adalah struktur

kognitif yang ada, stabilitas, dan kejelasan pengetahuan dalam suatu bidang

tertentu dan pada waktu tertentu. Jika struktur kognitif itu stabil, jelas, dan diatur

dengan baik maka informasi baru akan timbul dan cenderung bertahan sehingga

belajar bermakna terjadi.48

Terdapat dua prinsip dalam memprogramkan isi bidang studi sehingga

konsep itu dapat menjadi bagian yang stabil dalam struktur kognitif peserta

belajar dan materi tersebut mempunyai makna psikologis. Prinsip-prinsip

44

Budiningsih, op. cit., h. 43. 45

Joyce, op. cit., h. 281. 46

Anisah Basleman dan Syamsu Mappa, Teori Belajar Orang Dewasa, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2011), h. 90. 47

Budiningsih, op. cit., h. 44. 48

Dahar, op. cit., h. 98-99.

24

tersebut adalah: (1) Diferensiasi progresif, yang berarti bahwa gagasan dan

disiplin paling umum disajikan lebih dahulu, kemudian didiferensiasikan

secara progresif dari segi perincian dan kekhususan. (2) Rekonsiliasi

integratif, yang berarti bahwa gagasan baru direkonsiliasikan dan

diintegrasikan dengan isi yang telah dipelajari terdahulu.49

Belajar bermakna merupakan inti dari teori Ausubel tentang belajar. Belajar

bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-

konsep yang relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.50

Belajar

bermakna berarti apa yang telah dipelajari, dihubungkan secara intelektual dan

dipahami dalam konteks yang telah diketahui. Belajar bermakna dapat terjadi jika

informasi yang baru diterima dapat dipertahankan dengan baik dalam struktur

kognitif dalam diri seseorang.

Hal-hal yang bersifat hafalan (subtansial-material) mudah dilupakan

dibandingkan hasil proses mental (fungsional-struktural) yang lebih tinggi, atau

hasil-hasil pengalaman praktik yang berarti (meaningful).51

Belajar dengan

menghafal sebagai hasil belajar yang tidak bermakna, karena hasil itu tidak

dikaitkan dengan isi dalam kerangka kognitif yang tersusun secara hierarkis.52

Belajar hafalan berciri kurangnya pendekatan kritis dan konseptual terhadap

informasi yang diperoleh. Biasanya hal itu tidak dipersiapkan untuk

mentransformasikan pengetahuan atau menerapkannya dalam konteks yang baru

sehingga materi belajar hafalan mudah terlupakan.53

Belajar hafalan dapat terjadi jika siswa tidak dapat menggunakan konsep-

konsep yang relevan dalam struktur kognitif untuk mengasimilasikannya dengan

informasi atau pengetahuan yang baru diterimanya. Belajar hafalan dianggap tidak

efektif karena materi yang diajarkan dalam pembelajaran tersebut mudah

dilupakan.

Pengetahuan diorganisasi dalam ingatan seseorang dalam struktur hierarkis,

yang berarti bahwa pengetahuan yang lebih umum, inklusif, dan abstrak

49

Basleman, op. cit., h. 93. 50

Dahar, op. cit., h. 95. 51

Makmun, op. cit., h. 169. 52

W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: Media Abadi, 2004), h. 405. 53

Basleman, op. cit., h. 91.

25

membawahi pengetahuan yang lebih spesifik dan konkret.54

Cara

mengorganisasikan materi pelajaran dan cara pengorganisasian pengetahuan

dalam ingatan seseorang tersebut memiliki kesamaan dalam struktur hierarkisnya.

Tugas pokok dari guru pengampu bidang studi adalah membantu siswa

untuk mengaitkan pengetahuan dan pemahaman baru (hal-hal yang akan

dipelajari) dengan kerangka kognitif yang sudah dimiliki siswa.55

Faktor

terpenting yang mempengaruhi belajar siswa adalah apa yang telah diketahui

siswa itu sendiri. Agar terjadi belajar bermakna, konsep atau informasi baru harus

dikaitkan dengan konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitif siswa.56

Informasi baru dapat dikaitkan dengan informasi yang sudah ada dalam ingatan

seseorang dengan menggunakan suatu pengatur awal atau advance organizer.

Advance organizer merupakan materi pengenalan yang disajikan pertama

kali dalam tugas pembelajaran dan dalam tingkat abstraksi dan inklusivitas

yang lebih tinggi dari pada tugas pembelajaran itu sendiri. Tujuannya adalah

menjelaskan, mengintegrasikan, dan menghubungkan materi baru dalam

tugas pembelajaran dengan materi yang telah dipelajari sebelumnya (dan

juga membantu pembelajar membedakan materi baru dari materi yang telah

dipelajari sebelumnya).57

Model advance organizer dirancang untuk memperkuat struktur kognitif

siswa, yaitu pengetahuan tentang pelajaran tertentu dan bagaimana mengelola,

memperjelas, dan memelihara pengetahuan tersebut dengan baik.58

Advance

organizer dapat mengarahkan para siswa ke materi yang akan dipelajari dan

menolong untuk mengingatkan kembali informasi yang berhubungan yang dapat

digunakan dalam membantu menanamkan pengetahuan baru.59

Model advance

organizer memiliki tiga tahap kegiatan, yaitu:

1) Presentasi advance organizer, yang terdiri dari mengklarifikasi tujuan-tujuan

pembelajaran, menyajikan organizer, mengidentifikasi karakteristik-

karakteristik yang jelas atau konklusif, memberi contoh atau ilustrasi yang

54

Budiningsih, loc. cit. 55

Winkel, loc. cit. 56

Dahar, op. cit., h. 100. 57

Joyce, op. cit., h. 286. 58

Ibid., h. 281. 59

Dahar, loc. cit.

26

sesuai, menyajikan konteks, mengulang, dan mendorong kesadaran

pengetahuan dan pengalaman siswa.

2) Presentasi tugas atau materi pembelajaran, yang terdiri dari menyajikan

materi, mempertahankan perhatian, memperjelas pengolahan, dan

memperjelas aturan materi pembelajaran yang masuk akal.

3) Memperkuat pengolahan kognitif, yang terdiri dari menggunakan prinsip-

prinsip rekonsiliasi integratif (pengetahuan baru yang dihubungkan dengan

materi yang telah dipelajari), menganjurkan pembelajaran resepsi aktif,

membangkitkan pendekatan kritis pada mata pelajaran, dan mengklarifikasi.60

Terdapat dua jenis advance organizer, yaitu ekspositori dan komparatif.

organizer ekspositori menjadi konsep dasar pada tingkat abstraksi tertinggi

atau beberapa konsep yang lebih kecil. Organizer ini mempresentasikan

perancah intelektual tentang bagaimana siswa akan menggantungkan

informasi baru yang ditemuinya. organizer ini khususnya berguna karena

dapat menyediakan perancah ideasional untuk materi-materi asing/tidak

biasa. Sedangkan organizer komparatif biasanya diterapkan pada materi

yang biasa. Organizer ini dirancang untuk membedakan antara konsep baru

dan konsep lama untuk menghindari kebingungan yang disebabkan oleh

kesamaan antar keduanya.61

Siswa kemungkinan membutuhkan advance organizers yang berbeda-beda,

tergantung pada pengetahuan sebelumnya dan keterampilan membacanya.62

Penggunaan advance organizer pada siswa dapat membantu mengaktifkan

pengetahuan terdahulu sebelum penugasan atau pelajaran.63

Jadi, Advance

organizer merupakan materi awal atau pengenalan yang berguna untuk membantu

siswa dalam mengaitkan pengetahuan yang telah dimiliki dengan pengetahuan

baru yang akan dipelajarinya. Advance organizer dapat memperkuat struktur

kognitif dan meningkatkan penyimpanan informasi baru dalam diri seseorang.

Hasil belajar dan retensi akan dapat ditingkatkan jika pengetahuan baru

60

Joyce, op. cit., h. 289-291. 61

Ibid., h. 287. 62

Margaret E. Gredler, Learning and Instruction: Teori dan Aplikasi, (Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 2011), h. 251. 63

Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik, ( Jakarta: PT Indeks, 2008),

h. 259.

27

diasimilasikan dengan pengetahuan yang sudah ada dengan bantuan advance

organizer.

Advance organizer mengarah pada pembembelajaran bermakna sebagai

lawan dari pembelajaran dengan cara menghafal. Advance organizer dapat berupa

pengantar ringkas tentang apa yang akan dipelajari yang berhubungan dengan

informasi dalam struktur kognitif siswa. Pembelajaran oleh guru harus sedemikian

rupa sehingga siswa dapat membangun pemahaman dalam struktur kognitifnya

dan pembelajaran pun menjadi bermakna. Setelah diterapkannya suatu pengatur

awal, siswa diharapkan telah siap menerima materi pelajaran baru sehingga siswa

tidak jatuh kembali ke pembelajaran dengan pola hafalan.

4. Peta Konsep

Pengorganisasian awal (advance organizer) merupakan suatu alat untuk

mengaitkan bahan-bahan pelajaran baru dengan pengetahuan awal yang telah

dimiliki.64

Salah satu alat yang dapat digunakan sebagai advance organizer dalam

pembelajaran adalah peta konsep.

“Peta konsep merupakan suatu bentuk bantuan untuk mengembangkan

pikiran siswa atau merupakan hubungan-hubungan yang bermakna antara konsep-

konsep dalam bentuk proposisi-proposisi”.65

Konsep merupakan suatu abstraksi

dari serangkaian pengalaman yang didefinisikan sebagai suatu kelompok objek

atau kejadian.66

Sedangkan proposisi merupakan dua atau lebih konsep-konsep

yang dihubungkan oleh kata-kata dalam suatu unit semantik.67

Dengan menguasai

konsep, siswa akan dapat menggolongkan dunia sekitarnya menurut konsep itu,

misalnya menurut warna, bentuk, besar, jumlah dan sebagainya.

Terdapat tiga gagasan dalam teori belajar kognitif Ausubel yang mendasari

pembentukan peta konsep. Pertama, struktur kognitif itu tersusun secara

hierarkis dengan konsep dan proposisi yang lebih inklusif superordinal

terhadap konsep dan proposisi yang kurang inklusif dan lebih khusus.

64

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2011), h. 157. 65

Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada

Press, 2009), h. 117. 66

Trianto, op. cit., h. 158. 67

Yamin, loc. cit.

28

Kedua, konsep-konsep dalam struktur kognitif mengalami diferensiasi

progresif, yaitu belajar bermakna merupakan suatu proses kontinu di mana

konsep-konsep baru meningkat, artinya konsep-konsep tersebut tidak pernah

tuntas dipelajari, tetapi selalu dipelajari, dimodifikasi, dan dibuat lebih

eksplisit dan lebih inklusif karena konsep-konsep itu secara progresif

mengalami diferensiasi. Ketiga, penyesuaian integratif merupakan salah satu

prinsip belajar yang mengemukakan bahwa belajar bermakna meningkat

jika pelajar mengenal hubungan-hubungan yang baru antara satu set konsep

atau proposisi yang berhubungan.68

“Peta konsep adalah presentasi visual dari koneksi konsep dan organisasi

hierarkis konsep”.69

Penyusunan konsep secara hierarki, artinya konsep yang lebih

inklusif diletakkan pada puncak peta, makin ke bawah konsep-konsep diurutkan

menjadi konsep yang kurang inklusif.70

Peta konsep juga memuat konsep dalam

kategori superordinat dan mencakup contoh yang termasuk di dalamnya dan

contoh yang bukan termasuk di dalamnya.71

Peta konsep dapat disusun dengan membuat suatu sajian visual atau suatu

diagram tentang bagaimana ide-ide penting atau suatu topik tertentu dihubungkan

satu sama lain.72

Peta konsep dapat dibuat dengan langkah-langkah seperti pada

Tabel 2.2 berikut ini:73

Tabel 2.2. Langkah-langkah membuat peta konsep

Langkah 1 Mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi

sejumlah konsep. Contoh ekosistem.

Langkah 2 Mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep sekunder yang

menunjang ide utama. Contoh individu, populasi dan

komunitas.

Langkah 3 Menempatkan ide-ide utama di tengah atau di puncak peta

tersebut.

Langkah 4 Mengelompokkan ide-ide sekunder di sekeliling ide utama yang

secara visual menunjukkan hubungan ide-ide tersebut dengan

ide utama.

68

Dahar, op. cit., h. 106. 69

John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2008), h. 353. 70

Trianto, op. cit., h. 159. 71

Santrock, 353-354. 72

Trianto, loc. cit. 73

Ibid., 160.

29

Peta konsep memiliki beberapa ciri yang di antaranya dapat diuraikan

sebagai berikut:

1) Berbentuk konsep-konsep atau proposisi-proposisi agar lebih jelas dan

bermakna

2) Berupa gambar berbentuk dua dimensi yang memperlihatkan hubungan

antara konsep-konsep

3) Setiap konsep memiliki bobot yang berbeda antara satu dengan lainnya

4) Berbentuk hierarkis, di mana terdapat suatu konsep yang membawahi konsep-

konsep lainnya.74

Peta konsep memiliki beberapa kegunaan, yaitu: (1) menyelidiki apa yang

telah diketahui siswa, (2) mempelajari cara belajar siswa, (3) mengungkapkan

miskonsepsi yang terjadi pada siswa, dan (4) sebagai alat evaluasi.75

Karena peta

konsep bertujuan untuk memperjelas pemahaman suatu bacaan, sehingga dapat

dipakai sebagai alat evaluasi dengan cara meminta siswa untuk membaca peta

konsep dan menjelaskan hubungan antara konsep satu dengan konsep lain dalam

satu peta konsep.76

Peta konsep dapat digunakan untuk mengintegrasikan unsur-

unsur pengetahuan yang terpisah-pisah, atau sebagai tempat untuk mengaitkan

pengetahuan baru.77

Berdasarkan uraian di atas, peta konsep merupakan presentasi visual yang

menghubungkan antara suatu konsep dengan konsep lainnya secara hierarkis. Peta

konsep dalam ilmu biologi dapat membantu mengolah informasi yang abstrak

menjadi konkret dan sangat bermanfaat untuk mengingatkan pada suatu konsep

pembelajaran. Pemetaan yang jelas dari informasi atau pengetahuan dapat

membantu siswa dalam menghindari ketidakpahaman ataupun miskonsepsi pada

siswa.

74

Yamin, op. cit., h. 125. 75

Dahar, op. cit., h. 110-111. 76

Trianto, op. cit., h. 165. 77

Budiningsih, op. cit., h. 44-45.

30

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Salah satu penelitian yang relevan mengenai model advance organizer pada

pembelajaran biologi adalah Neneng Salmiah dalam skripsinya yang berjudul

“Pengaruh Belajar Bermakna melalui Model Pembelajaran Pengaturan Awal

(Advance Organizer) terhadap Penguasaan Konsep Siswa Kelas XI pada Materi

Sistem Ekskresi” menjelaskan bahwa penguasaan konsep awal setelah pretest

kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda secara signifikan, tetapi setelah

posttest peningkatan penguasaan konsep siswa kelas eksperimen lebih baik

daripada kelas kontrol. Respon siswa yang diperoleh melalui angket menunjukkan

bahwa kelas kontrol merespon secara negatif pada beberapa aspek, sedangkan

kelas eksperimen rata-rata merespon positif. Jadi, terdapat pengaruh belajar

bermakna melalui model pembelajaran advance organizer terhadap penguasaan

konsep siswa kelas XI pada materi sistem ekskresi.78

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan Dwi Imawati dengan judul

“Implementasi Model Pembelajaran Advance Organizers melalui Strategi

Elaborasi” memaparkan bahwa keberhasilan penelitian ini ditunjukkan oleh

keberhasilan proses dan keberhasilan produk. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa pembelajaran biologi menggunakan model pembelajaran advance

organizers melalui strategi elaborasi dapat terlaksana dengan baik sesuai sintaks

pembelajaran advance organizers melalui strategi elaborasi berdasarkan

peningkatan aktivitas siswa dan peningkatan nilai posttest dari siklus I dan siklus

II. Aktivitas siswa mengalami peningkatan sebesar 20,54 % pada siklus II. Rata-

rata nilai pretest sebesar 4,83, rata-rata nilai posttest siklus I adalah 7,44, dan rata-

rata nilai posttest siklus II adalah 8,00.79

Penelitian relevan lainnya mengenai pengaruh advance organizer terhadap

motivasi belajar biologi adalah Hudson Shihusa dan Fred N. Keraro dalam

jurnalnya yang berjudul “Using Advance Organizers to Enhance Students

Motivation in Learning Biology” dengan topik bahasan polusi menjelaskan bahwa

78

Neneng Salmiah, “Pengaruh Belajar Bermakna melalui Model Pembelajaran Pengaturan

Awal (Advance Organizer) terhadap Penguasaan Konsep Siswa Kelas XI pada Materi Sistem

Ekskresi”, Skripsi pada UPI, Bandung, 2013, h. ii, tidak dipublikasikan. 79

Dwi Imawati, “Implementasi Model Pembelajaran Advance Organizers melalui Strategi

Elaborasi”, Skripsi pada UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2011, h. ii, tidak dipublikasikan.

31

pengajaran dengan advance organizer memiliki level motivasi yang lebih tinggi

dibandingkan pengajaran konvensional. Penemuan lebih jauh mengindikasikan

bahwa siswa laki-laki memiliki motivasi yang signifikan lebih tinggi dibanding

siswa perempuan sebayanya.80

Penelitian tesis yang dilakukan Nirmala Sari Nasution dengan judul

“Pengaruh Pemberian Advance Organizer dan Kemampuan Mengingat terhadap

Hasil Belajar Biologi Siswa SMP Negeri 1 Labuan Deli” memaparkan bahwa

hasil belajar biologi siswa yang diajar dengan pemberian advance organizer

bentuk skema lebih tinggi dibanding dengan hasil belajar biologi siswa yang

diajar dengan pemberian advance organizer bentuk narasi. Siswa dengan

kemampuan mengingat tinggi memiliki hasil belajar yang lebih tinggi dibanding

dengan siswa yang memiliki kemampuan mengingat rendah. Adapun siswa yang

memiliki kemampuan mengingat rendah akan memperoleh hasil belajar lebih

tinggi jika diajar dengan advance organizer bentuk narasi dibanding jika diajar

dengan advance organizer bentuk skema.81

Penelitian relevan lain dilakukan oleh William B. Cutrer, Danny Castro,

Kevin M. Roy, dan Teri L. Turner dengan judul penelitiannya “Use of An Expert

Concept Map as An Advance Organizer to Improve Understanding of Respiratory

Failure”. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa penggunaan peta konsep yang

bersifat expert sebagai advance organizer dapat meningkatkan organisasi

pengetahuan untuk meningkatkan pemahaman lebih jauh mengenai ilmu medis di

antara para dokter.82

80

Hudson Shihusa dan Fred N. Keraro, Using Advance Organizers to Enhance Students’

Motivation in Learning Biology, Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology

Education, Vol. 5, No. 4, 2009, h. 413. 81

Nirmala Sari Nasution, “Pengaruh Pemberian Advance Organizer dan Kemampuan

Mengingat terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMP Negeri 1 Labuan Deli”, Skripsi pada

Universitas Negeri Medan, Medan, 2008, h. ii, tidak dipublikasikan. 82

William B. Cutrer, Danny Castro, Kevin M. Roy, Teri L. Turner, Use of An Expert

Concept Map as An Advance Organizer to Improve Understanding of Respiratory Failure, Medical

Teacher, Vol. 33, No. 12, 2011, h. 1018.

32

C. Kerangka Berpikir

Materi Protista merupakan salah satu kajian materi dalam pembelajaran

biologi. Protista merupakan organisme eukariot mikroskopis maupun

makroskopis, yang sudah menyerupai ciri-ciri dari tumbuhan, hewan, maupun

jamur. Bahan kajian materi ini cukup padat dan sulit dipahami oleh siswa karena

memiliki objek abstrak yang tidak dapat dilihat secara langsung. Siswa cenderung

menghafal materi dan pasif saat proses pembelajaran. Hal tersebut dapat

menyebabkan kurangnya pemahaman siswa terhadap materi protista sehinggga

hasil belajar pun cenderung rendah.

Pembelajaran di beberapa sekolah saat ini masih banyak didominasi oleh

pembelajaran konvensional melalui metode ceramah maupun penugasan. Tetapi

dalam pelaksanaannya, metode ini membuat siswa menjadi pasif dalam proses

pembelajaran. Seharusnya dalam proses pembelajaran siswa dituntut agar aktif

dan guru pun harusnya memfasilitasi agar terjadi komunikasi dua arah sehingga

siswa tidak mengalami salah persepsi.

Keberhasilan dalam pembelajaran merupakan tujuan utama dari proses

pembelajaran itu sendiri. Hal ini tentu sangat diinginkan oleh setiap guru sebagai

pelaksana dari proses pembelajaran. Sebagai seorang guru, sudah seharusnya

memiliki kemampuan untuk mentransfer informasi dan mengarahkan siswa serta

memfasilitasi proses pembelajaran. Seorang guru harus mengupayakan pemilihan

model pembelajaran yang tepat untuk materi yang akan ditransferkan kepada

siswanya guna tercapainya keberhasilan dari proses pembelajaran.

Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam mengajarkan suatu

pokok bahasan biologi adalah pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan

materi yang diajarkan. Salah satu model pembelajaran untuk memperkuat struktur

kognitif siswa dan menambah daya ingat (retensi) siswa terhadap informasi yang

bersifat baru adalah model pembelajaran Advance Organizer.

Model pembelajaran advance organizer adalah suatu model yang

mengarahkan siswa ke materi yang akan dipelajarinya dan memudahkan untuk

mengingat kembali informasi yang berkaitan sehingga membantu menanamkan

pengetahuan baru. Alat yang digunakan sebagai organizer tersebut dapat berupa

33

peta konsep. Dalam model ini, siswa dituntut aktif untuk dapat menguasai materi

pelajaran secara tuntas agar hasil yang diperoleh siswa dapat bermanfaat dan

pembelajaran menjadi bermakna.

Model pembelajaran advance organizer terdiri dari tiga fase atau tahapan,

yaitu penyajian advance organizer, penyajian materi, dan memperkuat struktur

kognitif. Berdasarkan tahapan dan kegunaan dari model ini serta hasil penelitian

yang relevan dapat diduga bahwa pembelajaran model advance organizer

memiliki pengaruh positif terhadap hasil belajar biologi siswa, di mana dengan

menerapkan model ini, hasil belajar biologi siswa akan meningkat. (Gambar 2.2)

Gambar 2.2. Bagan kerangka pikir

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini adalah terdapat pengaruh model pembelajaran

advance organizer terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep protista.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 9 Kota Tangerang, Jl. H. Jali No. 9,

Pinang, Kota Tangerang. Penelitian dilaksanakan di kelas X pada bulan

November – Desember semester ganjil tahun ajaran 2014/2015.

B. Variabel Penelitian

Variabel memiliki arti “ubahan”, “faktor tak tetap”, atau “gejala yang dapat

diubah-ubah”.1 Variabel merupakan objek penelitian yang bervariasi.

2 Penelitian

ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas (variabel X) dan variabel terikat

(variabel Y). Variabel bebas adalah variabel yang akan dilihat efeknya, sedangkan

variabel terikat adalah variabel yang muncul atau berubah karena perlakuan dari

variabel bebas.3 Variabel X dalam penelitian ini adalah model pembelajaran

advance organizer ekspositori dan variabel Y adalah hasil belajar biologi siswa.

C. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment (eksperimen

semu). Quasi eksperiment mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat

berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang

mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.4 Karena berbagai hal, terutama

berkenaan dengan pengontrolan variabel, sulit kemungkinan digunakan

eksperimen murni.5 Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan kelompok.

Dalam pelaksanaan penelitian, sampel dibagi dua bagian yaitu kelompok

1 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2006), h. 36. 2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta, PT Rineka

Cipta, 2010), h. 159. 3 Sudjarwo MS dan Basrowi, Manajemen Penelitian Sosial, (Bandung: CV Mandar Maju,

2009), h. 170. 4 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif , Kualitatif, dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2013), h. 114. 5 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2012), h. 207.

34

35

eksperimen yang diberikan perlakuan dengan model pembelajaran advance

organizer dan kelompok kontrol yang tanpa diberikan model pembelajaran

advance organizer.

Desain penelitian yang digunakan berupa pretest-posttest control group

design.6 Dalam desain ini dipilih dua kelompok secara acak untuk menjadi

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, kemudian diberikan pretest guna

mengetahui tingkat kemampuan siswa pada awal pengajaran pada masing-masing

kelompok.7 Setelah itu, masing-masing kelompok diberi perlakuan yang berbeda.

Kelompok kontrol menggunakan pembelajaran konvensional seperti ceramah dan

diskusi (tanpa advance organizer), sedangkan kelompok eksperimen

menggunakan pembelajaran advance organizer. Pada tahap akhir, kedua

kelompok diberikan posttest guna mengetahui tingkat kemajuan kemampuan yang

telah dicapai siswa setelah perlakuan yang diberikan.8 Adapun desain penelitian

tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:9

Tabel 3.1. Desain Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen T1 X T2

Kontrol T1 - T2

Keterangan:

X : perlakuan dengan model pembelajaran advance organizer

T1 : pretest untuk mengetahui hasil belajar biologi sebelum pemberian perlakuan

T2 : posttest untuk mengetahui hasil belajar biologi setelah pemberian perlakuan

D. Populasi dan Sampel

Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian penelitian dalam suatu

ruang lingkup dan waktu yang ditentukan.10

Populasi target dalam penelitian ini

6 Sugiyono, op. cit., h. 112-113.

7 Sri Esti Wuryani D., Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Grasindo, 2009), h. 414.

8 Ibid., h. 415.

9 Sudjarwo, op. cit., h. 95.

10 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 118

36

adalah seluruh siswa SMA Negeri 9 Kota Tangerang dan populasi terjangkau

adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 9 Kota Tangerang.

Sampel merupakan sekelompok anggota populasi yang mewakili populasi.11

Teknik sampling yang digunakan adalah teknik cluster random sampling, yaitu

pengambilan sampel secara acak atau random yang populasinya tidak terdiri dari

individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau

cluster.12

Kelompok-kelompok individu tersebut terdiri dari 2 unit kelas dari

beberapa kelas yang ada yaitu kelas X MIA 1 dan X MIA 3. Dari 2 kelas tersebut

diundi untuk menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol, sehingga diperoleh X

MIA 1 sebagai kelas eksperimen dan X MIA 3 sebagai kelas kontrol.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data untuk variabel penelitian ini menggunakan teknik

test dan nontest. Teknik test digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada

tingkat kognitif yaitu berupa soal pretest dan posttest. Sedangkan teknik nontest

digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan proses pembelajaran menggunakan

model advance organizer yaitu berupa angket respon siswa terhadap pembelajaran

advance organizer dan lembar observasi kegiatan pembelajaran.

Instrumen tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dalam

penelitian ini adalah tes pilihan dengan 5 alternatif jawaban. Tes pilihan ganda

merupakan tes objektif tertulis yang tidak dipengaruhi oleh sikap subjektivitas.13

Tes tersebut diberikan saat pretest dan posttest. Masing-masing item soal diberi

bobot skor 1 jika jawaban betul dan skor 0 jika jawaban salah. Ranah kognitif

yang diukur dalam tes ini meliputi aspek C1 (mengingat), C2 (memahami), C3

(mengaplikasikan), C4 (menganalisis), C5 (mengevaluasi), dan C6 (mencipta).14

Dari 55 soal pilihan ganda yang diujicobakan, 25 soal dinyatakan valid dan

11

Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2011), h. 250. 12

Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori-Aplikasi, (Jakarta: PT

Bumi Aksara, 2007), h. 124. 13

Margono, op.cit., h. 170-171. 14

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2010), h. 22.

37

reliabel berdasarkan perhitungan ANATES. Soal-soal tersebut mewakili masing-

masing indikator soal dengan kisi-kisi pada Tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.2. Kisi-kisi soal pilihan ganda setelah validasi

No Indikator

Tingkat Pengetahuan dan

Butir Soal ∑

C1 C2 C3 C4 C5 C6

1. Mendeskripsikan ciri-ciri umum

dari kingdom protista berdasarkan

kajian literatur dan pengamatan

1

1

2. Mengklasifikasikan macam-macam

protista berdasarkan karakteristik

yang dimiliki

11

1

3. Mengidentifikasi macam-macam

protista dari gambar

2

18

2

4. Membandingkan protista dengan

makhluk hidup lain

8 1

5. Mendeskripsikan ciri-ciri umum

protista mirip hewan, protista mirip

tumbuhan dan protista mirip jamur

3

20

2

6. Mengklasifikasikan protista mirip

hewan, protista mirip tumbuhan dan

protista mirip jamur berdasarkan

karakteristik yang dimiliki dan

pengamatan

9

10

4

3

7. Menjelaskan anggota dari protista

mirip hewan, protista mirip

tumbuhan dan protista mirip jamur

berdasarkan karakteristik yang

dimiliki dan pengamatan

5 12

16

21

4

8. Menjelaskan habitat, cara hidup,

dan reproduksi dari protista mirip

hewan, protista mirip tumbuhan dan

protista mirip jamur

14 13

24

19 7 15

6

9. Menyebutkan peranan protista

mirip hewan, protista mirip

tumbuhan dan protista mirip jamur

dalam kehidupan

23 6

22

25

17

5

∑ 8 6 3 5 2 1 25

38

Instrumen nontest yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar

observasi dan angket (kuesioner). Observasi merupakan pengamatan dan

pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.15

Lembar observasi digunakan untuk mengetahui bagaimana guru dan siswa

melakukan kegiatan pembelajaran dengan model advance organizer (variabel X).

Angket atau kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden guna memperoleh informasi yang dibutuhkan.16

Angket

yang digunakan pada penelitian ini merupakan angket tertutup dengan skala

bertingkat (ratting scale) seperti sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju.17

Angket tersebut diberikan kepada siswa setelah pembelajaran advance organizer

untuk mengetahui bagaimana tanggapan atau respon siswa mengenai

pembelajaran dengan model tersebut. Angket yang digunakan menggunakan

angket model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, and Satisfation)18

yang

diperkaya dengan indikator pemahaman dan keaktifan dengan kisi-kisi pada Tabel

3.3 berikut.

Tabel 3.3. Kisi-kisi angket respon siswa

No Indikator Motivasi Nomor Pernyataan

Positif

Nomor Pernyataan

Negatif Jumlah

1. Perhatian (Attention) 1, 3, 6 2, 4, 5 6

2. Relevansi (Relevance) 7, 10, 12 8, 9, 11 6

3. Percaya Diri

(Confidence)

13, 14, 17 15, 16 ,18 6

4. Kepuasan (Satisfation) 19, 21, 22 20, 23 5

5. Pemahaman 24, 25 26, 27 4

6. Keaktifan 28, 30 29 3

Jumlah 16 14 30

15

Margono, op. cit., h. 158. 16

Sudjarwo, op. cit., h. 143. 17

Arikunto, op. cit., h. 195. 18

Calisa Ari Pranata, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams-Games-

Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA di SMPN 1 Ngaglik

Sleman”, Skripsi pada UNY, Yogyakarta, h. 156-158, tidak dipublikasikan.

39

F. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dapat diuraikan dengan beberapa tahapan. Tahapan-tahapan

atau prosedur penelitian pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan / Persiapan

a. Menentukan masalah penelitian dan studi pendahuluan.

b. Melakukan observasi ke sekolah.

c. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), bahan ajar, dan LKS

materi protista.

d. Menyusun instrumen penelitian berupa tes pilihan ganda, angket dan

lembar observasi.

e. Melakukan uji coba instrumen penelitian.

f. Mengolah data hasil uji coba instrumen dan menentukan soal-soal yang

valid yang akan digunakan untuk penelitian.

g. Pemilihan kelas eksperimen dan kelas kontrol secara acak menggunakan

teknik cluster random sampling (pengambilan sampel menurut kelompok).

2. Tahap Pelaksanaan

a. Memberikan pretest kepada seluruh siswa di kelas eksperimen maupun

kelas kontrol.

b. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model advance

organizer pada kelas eksperimen dan metode konvensional (seperti

ceramah dan diskusi) pada kelas kontrol.

c. Memberikan posttest kepada seluruh siswa di kelas eksperimen maupun

kelas kontrol.

d. Memberikan angket kepada seluruh siswa di kelas eksperimen.

3. Tahap Akhir

a. Mengolah dan menganalisis data hasil pretest, hasil posttest dan data

angket.

b. Mengolah data hasil tes pilihan ganda dengan analisis statistik.

40

c. Mengolah data angket dengan persentase dan kategorisasi.

d. Menganalisis hasil perhitungan data penelitian.

e. Menarik kesimpulan.

G. Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen dilakukan pada soal tes terlebih dahulu untuk

mengetahui kualitas soal yang diberikan. Uji coba dilakukan dengan bantuan

software ANATES. Soal tes tersebut terdiri dari 55 soal pilihan ganda yang

diujicobakan kepada siswa di luar kelas eksperimen dan kelas kontrol, yaitu kelas

XI MIA dengan jumlah siswa 30 orang. Adapun uraian uji coba instrumen adalah

sebagai berikut.

1. Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrumen.19

Suatu instrumen dikatakan valid atau memiliki

validitas jika instrumen tersebut benar-benar mengukur aspek yang akan diukur

dalam penelitian.20

Perhitungan validitas pada penelitian ini menggunakan rumus

korelasi biserial sebagai berikut:21

Keterangan :

r bis (i) = koefisien korelasi point biserial antara skor butir soal nomor i dengan

skor total

Xi = rerata skor dari subjek yang menjawab benar pada nomor i

Xt = rerata skor total

St = standar deviasi dari skor total

pi = proporsi subjek yang menjawab benar untuk butir nomor i

qi = proporsi subjek yang menjawab salah untuk butir nomor i

19

Arikunto, op. cit., h. 211. 20

Sukmadinata, op. cit., h. 228. 21

Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA

Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 109-110.

41

Dengan kriteria sebagai berikut:22

0,80 – 1,00 = validitas sangat tinggi

0,60 – 0,80 = validitas tinggi

0,40 – 0,60 = validitas cukup

0,20 – 0,40 = validitas rendah

0,00 – 0,20 = validitas sangat rendah

Hasil uji validitas instrumen menunjukkan terdapat 25 soal yang valid dari

55 soal pilihan ganda yang diujicobakan.23

2. Reliabilitas Instrumen

Suatu instrumen dapat dikatakan memiliki reliabilitas atau reliabel (dapat

dipercaya) jika instrumen tersebut dapat digunakan beberapa kali untuk mengukur

objek yang sama dan akan menghasilkan data yang sama juga.24

Perhitungan

reliabilitas pada penelitian ini menggunakan rumus KR-20 sebagai berikut:25

[

]

Keterangan :

rii = koefisien reliabilitas tes

pi = proporsi jawaban benar untuk butir nomor i

qi = proporsi jawaban salah untuk butir nomor i

piqi = varians skor butir

k = jumlah butir soal

St2 = varians skor total

22

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), h.

75. 23

Lampiran 9, h. 132. 24

Sudjarwo, op. cit., h. 242. 25

Sofyan, op.cit., h. 113.

42

Dengan kriteria sebagai berikut:26

0,80 ≤ rii ≤ 1,00 = reliabilitas sangat tinggi

0,60 ≤ rii ≤ 0,80 = reliabilitas tinggi

0,40 ≤ rii ≤ 0,60 = reliabilitas sedang

0,20 ≤ rii ≤ 0,40 = reliabilitas rendah

-1,00 ≤ rii ≤ 0,20 = reliabilitas sangat rendah (tidak reliabel)

Hasil uji reliabilitas instrumen menunjukkan bahwa dari 25 soal pilihan

ganda yang valid dan diujicobakan pada 30 siswa diperoleh koefisien reliabilitas

sebesar 0,90 (tergolong reliabilitas sangat tinggi).27

3. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran merupakan proporsi atau perbandingan antara siswa yang

menjawab benar dengan keseluruhan siswa yang mengikuti tes.28

Tingkat

kesukaran dapat dicari menggunakan rumus sebagai berikut:29

JS

BP

Keterangan:

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut:30

0,00 – 0,30 = soal sukar

0,30 – 0,70 = soal sedang

0,70 – 1,00 = soal mudah

26

Bambang Avip Priatna, Uji Coba Instrumen Penelitian dengan Menggunakan Ms. Excel

dan SPSS, 2015, h. 16, (http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/

196412051990031- BAMBANG_AVIP_PRIATNA_M/Makalah_November_2008.pdf). 27

Lampiran 9, h. 138. 28

Sofyan, op. cit., h. 103. 29

Arikunto, op. cit., h. 208. 30

Ibid., h. 210.

43

Perhitungan tingkat kesukaran pada 55 soal pilihan ganda menunjukkan

terdapat 4 soal sangat mudah, 7 soal mudah, 26 soal sedang, 6 soal sukar, dan 12

soal sangat sukar.31

4. Daya Beda

Daya beda suatu soal adalah kemampuan soal itu dalam membedakan siswa-

siswa yang termasuk kelompok pandai (upper group) dengan siswa-siswa yang

termasuk kelompok kurang (lower group).32

Untuk menentukan daya beda

digunakan rumus sebagai berikut:33

N

BbBaD

5,0

Keterangan:

D = daya beda soal

Ba = jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok atas

Bb = jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok bawah

N = jumlah peserta tes

Dengan klasifikasi sebagai berikut:34

< 0,00 (negatif) = tidak baik (diabaikan)

0,00 – 0,20 = buruk (poor)

0,20 – 0,40 = cukup (satisfactory)

0,40 – 0,70 = baik (good)

0,70 – 1,00 = sangat baik (excellent)

Perhitungan daya pembeda pada 55 soal pilihan ganda menunjukkan

terdapat 8 soal sangat baik, 9 soal baik, 12 soal cukup, 11 soal buruk, dan 15 soal

tidak baik.35

31

Lampiran 9, h. 130. 32

M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung:

Remadja Karya CV, 1986), h. 153. 33

Sofyan, op. cit., h. 104. 34

Arikunto, op. cit., h. 218. 35

Lampiran 9, h. 129.

44

H. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk menjawab rumusan masalah dan menguji

hipotesis. Analisis data dilakukan pada data yang bersifat kualitatif, yaitu data

angket, dan data yang bersifat kuantitatif, yaitu data hasil tes pilihan ganda. Untuk

menganalisis data angket, digunakan cara persentase rata-rata dari setiap aspek

atau butir angket dengan rumus:36

Secara rinci dapat ditulis sebagai berikut:

Keterangan:

= persentase hasil angket

JKS = jumlah keseluruhan skor pada setiap indikator

BNB = banyak nomor butir indikator

n = banyak siswa

Dengan kategori persentase angket sebagai berikut:

25% - 43% = kurang

44% - 62% = cukup

63% - 81% = baik

82% - 100% = baik sekali

Data hasil pretest dan posttest selanjutnya akan dianalisis. Sebelum

dilakukan pengujian hipotesis dengan uji-t, perlu dilakukan uji prasyarat analisis

36

Erni Maidiyah dan Cut Zulisna Fonda, “Penerapan Model Pembelajaran ARCS pada

Materi Statistika di Kelas XI SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh”, Jurnal Peluang, Vol. 1, No. 2,

2013, h. 15.

45

terlebih dahulu. Uji prasyarat tersebut adalah uji normalitas dan uji homogenitas

untuk memeriksa keabsahan sampel sebagai prasyarat dapat dilakukan analisis

data. Penganalisaan data untuk tes pilihan ganda melalui beberapa tahap, yaitu:

1. Dilakukan uji normalitas dengan uji Liliefors. Uji normalitas dilakukan untuk

melihat bahwa data yang diperoleh dari populasi berdistribusi normal atau

tidak. Langkah-langkah uji Liliefors adalah sebagai berikut:37

a) Data sampel diurutkan dari yang terkecil hingga terbesar.

b) Ditentukan nilai Zi dari tiap-tiap data berikut dengan rumus:

Keterangan:

Zi = skor baku

= mean

Xi = skor data

S = simpangan baku / standar deviasi (SD)

c) Ditentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Zi berdasarkan tabel Zi

sebutkan dengan F (Zi) dengan aturan jika Zi > 0, maka F (Zi) 0.5 + nilai

tabel, jika Zi < 0, maka F (Zi) 0.5 – nilai tabel.

d) Selanjutnya dihitung proporsi Zi. Jika proporsi Z1, Z2, Z3…Zn lebih kecil atau

sama dengan Zi. Jika proporsi dinyatakan oleh S (Zi), maka:

S (Zi) = banyaknya Z1, Z2, Z3…Zn ≤ Zi

N

e) Dihitung selisih nilai F (Zi) – S (Zi), kemudian tentukan harga mutlaknya.

f) Diambil nilai terbesar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut, nilai ini

dinamakan Lo.

g) Diberikan interpretasi Lo dengan membandingkan Lt. Lt adalah harga yang

diambil tabel harga kritis uji Liliefors.

h) Diambil kesimpulan berdasarkan harga Lo dan Lt yang telah didapat,

apabila Lo < Lt maka sampel berasal dari distribusi normal.

37

Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), h. 466-467.

46

2. Dilakukan uji homogenitas dengan uji Fisher. Uji homogenitas dilakukan

untuk mengetahui apakah data memiliki varians homogen (sama) atau tidak.

Uji homogenitas dilakukan setelah data normalitas terpenuhi, yaitu data

berdistribusi normal. Rumus uji Fisher adalah sebagai berikut:38

∑ ∑

Keterangan:

F = homogenitas

S12 = varians terbesar atau data pertama

S22 = varians terkecil atau data kedua

Fhitung < Ftabel maka Ho diterima, berarti kedua sampel homogen

Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak, berarti kedua sampel tidak homogen.

3. Setelah data terbukti normal dan homogen, selanjutnya dilakukan uji

hipotesis menggunakan uji-t. Pengujian ini untuk mengetahui apakah terdapat

pengaruh yang signifikan pada penggunaan model advance organizer

terhadap hasil belajar biologi siswa. Pengujian hipotesis dengan uji-t

dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut:39

a) Dicari Mean, yaitu M = ∑

b) Dicari Standar Deviasi (SD), yaitu SD = √∑

c) Dicari Standar Error Mean (SEM), yaitu SEM =

d) Dicari Standar Error Perbedaan Mean (SEM1-M2), yaitu (SEM1-M2) =

e) Dicari thitung atau t0, yaitu t0 =

38

Ibid., h. 249. 39

Sudijono, op. cit., h. 346-353.

47

f) Diberikan interpretasi terhadap t0 dan mencari harga t dari tabel “t”, dengan

= 0,05 dan df = n1+n2-2

Keterangan:

n1 = Jumlah sampel kelompok eksperimen

n2 = Jumlah sampel kelompok kontrol

g) Ditarik kesimpulan

4. Setelah didapat hasil dari pengaruh penggunaan model advance organizer

terhadap hasil belajar siswa yang telah terbukti dengan uji-t, kemudian dapat

dilanjutkan dengan melakukan uji n-gain. Gain merupakan selisih antara nilai

pretest dan posttest. Uji n-gain dilakukan untuk memperkuat hasil

kesimpulan dan untuk mengukur signifikansi peningkatan hasil belajar siswa

setelah pembelajaran.

Rumus untuk mencari normal gain adalah sebagai berikut:40

N-Gain = Skor posttest – Skor pretest

Skor ideal – Skor pretest

Dengan kategorisasi sebagai berikut:41

g-tinggi : nilai (g) > 0,70

g-sedang : nilai 0,70 > (g) > 0,30

g-rendah : nilai (g) < 0,30

40

David E. Meltzer, The Relationship between Mathematics Preparation and Conceptual

Learning Gains in Physics: A Possible Hidden Variable in Diagnostic Pretest Scores, 2014, h. 3,

(http://physicseducation.net/docs/Addendum_on_normalized_gain.pdf). 41

Richard R. Hake, Analyzing Change/Gain Scores, Dept. of Physics Indiana University,

2014, h. 1. (http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf).

48

I. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik untuk penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

H0 : μ1 ≤ μ2

Ha : μ1 > μ2

Keterangan :

H0 = Hipotesis nol atau nihil

Ha = Hipotesis alternatif

μ1 = Rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen (advance organizer)

μ2 = Rata-rata hasil belajar siswa kelas kontrol

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini difokuskan pada hasil belajar (aspek kognitif) siswa dengan

tujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran advance organizer

terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep protista. Penelitian ini dilakukan

di SMA Negeri 9 Kota Tangerang dengan menggunakan kelas X MIA 1 sebagai

kelas eksperimen dan kelas X MIA 3 sebagai kelas kontrol. Pada kelas

eksperimen terdiri dari 40 siswa dengan perlakuan pembelajaran model advance

organizer, sedangkan kelas kontrol terdiri dari 40 siswa dengan pembelajaran

konvensional tanpa perlakuan pembelajaran model advance organizer. Penelitian

dilaksanakan selama tiga kali pertemuan dengan materi pelajaran protista. Materi

protista tersebut mencakup sub konsep berupa protista mirip hewan, protista mirip

tumbuhan, dan protista mirip jamur.

Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa

berupa tes pilihan ganda (PG) dengan 25 butir soal yang sebelumnya telah diuji

validitas dan realibilitasnya. Tes tersebut diberikan kepada siswa pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol pada awal pembelajaran sebagai pretest dan pada

akhir pembelajaran sebagai posttest. Pretest bertujuan untuk mengukur

kemampuan awal siswa sebelum adanya perlakuan, sedangkan posttest bertujuan

untuk mengukur kemampuan akhir siswa setelah adanya perlakuan. Selain

instrumen tes, digunakan instrumen lain berupa angket untuk mengetahui respon

siswa terhadap pembelajaran model advance organizer. Angket tersebut hanya

diberikan kepada kelas eksperimen setelah kegiatan pembelajaran selesai

dilaksanakan.

49

50

1. Deskripsi Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Deskripsi data hasil pretest dari masing-masing kelompok pada penelitian

ini dapat dilihat pada Tabel 4.1 sebagai berikut:1

Tabel 4.1. Ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil pretest

No Deskripsi Eksperimen Kontrol

1 Xmin 12 12

2 Xmax 60 68

3 Rata-rata (Mean) 36,68 35,80

4 Median 35,23 34,50

5 Modus 33 28

6 Varians 133,15 183,60

7 Standar Deviasi 11,54 13,55

Data pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata maupun nilai

tertinggi dari hasil pretest masing-masing kelompok tersebut belum mencapai

skor 76 yang merupakan skor kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada sekolah

dilakukannya penelitian. Perbandingan skor pretest tersebut menujukkan bahwa

nilai rata-rata kelompok eksperimen lebih unggul 0,88 poin dibanding dengan

nilai rata-rata kelompok kontrol.

Perolehan skor pretest terbanyak di kelas eksperimen adalah skor pada

interval 30 – 36 dengan persentase sebesar 27,5% siswa dan perolehan skor

terendah adalah skor pada interval 58 – 64 dengan persentase 2,5% siswa.

Sedangkan skor pretest terbanyak yang diperoleh di kelas kontrol adalah skor

pada interval 21 – 29 dengan persentase sebesar 25% siswa dan yang terendah

adalah skor pada interval 57 – 65 dan 66 – 74 dengan persentase masing-masing

sebesar 2,5% siswa.

2. Deskripsi Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Deskripsi data hasil posttest dari masing-masing kelompok pada penelitian

ini dapat dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut:2

1 Lampiran 2, h. 74-77 dan h. 81-83.

2 Ibid., h. 78-80 dan h. 84-86.

51

Tabel 4.2. Ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil posttest

No Deskripsi Eksperimen Kontrol

1 Xmin 44 24

2 Xmax 92 84

3 Rata-rata (Mean) 70,70 62

4 Median 71,76 62,07

5 Modus 72,50 50,34

6 Varians 127,34 182,31

7 Standar Deviasi 11,29 13,50

Perbandingan nilai rata-rata kelompok eksperimen dengan kelompok

kontrol pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa kedua kelompok tersebut belum

mencapai nilai KKM yang telah ditentukan sekolah. Tetapi, terdapat beberapa

siswa yang telah mencapai nilai KKM, di antaranya 13 siswa pada kelas

eksperimen dan 10 siswa pada kelas kontrol. Berdasarkan data-data yang

diperoleh tersebut, dapat dilihat bahwa hasil posttest kelompok eksperimen lebih

baik dari hasil posttest kelompok kontrol. Siswa-siswa yang belum mencapai nilai

KKM pada kedua kelompok diinstruksikan untuk mengerjakan kembali soal

posttest mengenai materi protista sebagai tes remedial sehingga nilai KKM dapat

tercapai.

Perolehan skor posttest terbanyak di kelas eksperimen adalah skor pada

interval 68 – 75 dengan persentase sebesar 37,5% siswa dan perolehan skor

terendah adalah skor pada interval 92 – 99 dengan persentase sebesar 2,5% siswa.

Sedangkan skor posttest terbanyak yang diperoleh di kelas kontrol adalah skor

pada interval 44 – 53 dengan persentase sebesar 32,5% siswa dan yang terendah

adalah pada interval 24 – 33 dan 84 – 93 dengan persentase masing-masing

sebesar 2,5% siswa.

3. Deskripsi Normal Gain

Uji normal gain (n-gain) dilakukan untuk melihat peningkatan pemahaman

atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan antara guru dan

siswa. Uji n-gain dilakukan dengan cara menghitung nilai gain yaitu selisih antara

52

nilai pretest dan nilai posttest yang dinormalisasikan. Hasil perhitungan n-gain

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.3.3

Tabel 4.3. Rekapitulasi hasil perhitungan n-gain

Normal Gain Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Terendah 0,18 0,07

Tertinggi 0,89 0,71

Rata-Rata 0,51 0,40

Kategori sedang sedang

Hasil uji n-gain kelompok eksperimen menunjukkan bahwa rata-rata n-gain

yang diperoleh sebesar 0,51 sehingga dikategorikan sedang. Secara rinci, siswa

dengan kategori tinggi sebanyak 4 orang, kategori sedang sebanyak 30 orang, dan

kategori rendah sebanyak 6 orang. Sedangkan pada hasil uji n-gain kelompok

kontrol menunjukkan bahwa rata-rata n-gain yang diperoleh sebesar 0,40

sehingga dikategorikan sedang. Secara rinci, siswa dengan kategori tinggi

sebanyak 2 orang, kategori sedang sebanyak 24 orang, dan kategori rendah

sebanyak 14 orang. Perbandingan pengkategorian n-gain dari masing-masing

kelompok tersebut dapat dilihat pada grafik di bawah ini (Gambar 4.1).4

Gambar 4.1. Grafik kategori n-gain kelompok eksperimen dan kontrol

3 Lampiran 1, h. 73.

4 Ibid., h. 71 dan h. 72

0

5

10

15

20

25

30

35

Tinggi Sedang Rendah

Jum

lah

Sis

wa

Kategori N-Gain

Eksperimen

Kontrol

53

B. Analisis Data

Data-data yang telah dikumpulkan pada penelitian ini selanjutnya diolah

atau dianalisis untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh dari perlakuan yang

diujicobakan pada sampel yang diteliti. Analisis data tersebut dapat dijabarkan

sebagai berikut.

1. Pengujian Prasyarat Analisis Data

Pengujian prasyarat analisis data dilakukan sebelum pengujian hipotesis.

Berdasarkan data-data yang telah diperoleh dapat dilakukan beberapa uji sebagai

berikut.

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti

berdistribusi normal atau tidak. Data yang berdistribusi normal memiliki kriteria

L0 < Lt yang diukur pada taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu. Uji

normalitas yang digunakan adalah uji Liliefors. Hasil perhitungan uji normalitas

pada penelitian ini menunjukkan bahwa semua data baik pretest maupun posttest

pada kelompok eksperimen maupun kontrol berdistribusi normal (Tabel 4.4).5

Tabel 4.4. Rekapitulasi hasil pengujian normalitas dengan uji Liliefors

Deskripsi

L0

Lt Eksperimen Kontrol

Pretest Posttest Pretest Posttest

α = 0,05 0,0859 0,1209 0,1198 0,1017 0,14

Kesimpulan Normal Normal Normal Normal

Data pretest kelompok eksperimen yang telah diuji normalitasnya

menghasilkan Lhitung (L0) sebesar 0,0859. Dengan jumlah sampel 40 siswa dan

taraf signifikansi 5% (α = 0,05) maka diperoleh Ltabel (Lt) sebesar 0,14. Dari data

tersebut dapat diketahui bahwa L0 (0,0859) < Lt (0,14), sehingga dapat

disimpulkan bahwa sampel berdistribusi normal. Sedangkan perhitungan uji

normalitas posttest kelompok eksperimen diperoleh Lhitung (L0) sebesar 0,1209 dan

5 Lampiran 3, h. 88-89.

54

Ltabel (Lt) sebesar 0,14. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa L0 (0,1209) < Lt

(0,14), maka disimpulkan bahwa sampel berdistribusi normal.

Data pretest kelompok kontrol yang telah diuji normalitasnya menghasilkan

Lhitung (L0) sebesar 0,1198. Dengan jumlah sampel 40 siswa dan taraf signifikansi

5% (α = 0,05) maka diperoleh Ltabel (Lt) sebesar 0,14. Dari data tersebut dapat

diketahui bahwa L0 (0,1198) < Lt (0,14), sehingga dapat disimpulkan bahwa

sampel berdistribusi normal. Sedangkan perhitungan uji normalitas posttest

kelompok kontrol diperoleh Lhitung (L0) sebesar 0,1017 dan Ltabel (Lt) sebesar 0,14.

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa L0 (0,1209) < Lt (0,14), maka

disimpulkan bahwa sampel berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Sampel yang telah dinyatakan berdistribusi normal dapat dilanjutkan dengan

menguji homogenitasnya. Uji homogenitas dilakukan dengan uji Fisher. Uji

homogenitas tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah kedua varians sampel

homogen atau tidak. Hasil perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel

4.5.6

Tabel 4.5. Rekapitulasi hasil pengujian homogenitas dengan uji Fisher

Deskripsi Fhitung

Ftabel Pretest Posttest

α = 0,05 1,379 1,432 1,69

Kesimpulan Homogen Homogen

Data pretest kedua kelompok (eksperimen dan kontrol) yang diuji

homogenitasnya menghasilkan Fhitung sebesar 1,379. Dengan jumlah sampel 40

siswa pada masing-masing kelompok dan taraf signifikansi 5% (α = 0,05) maka

diperoleh Ftabel sebesar 1,69. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa Fhitung

(1,379) < Ftabel (1,69), maka dapat disimpulkan bahwa kedua sampel bersifat

homogen. Sedangkan pada uji homogenitas posttest kedua kelompok diperoleh

Fhitung sebesar 1,432 dan Ftabel sebesar 1,69. Dari data tersebut dapat diketahui

6 Lampiran 4, h. 91.

55

bahwa Fhitung (1,432) < Ftabel (1,69), sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua

sampel bersifat homogen.

2. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan pada data hasil pretest maupun posttest kedua

kelompok yang terbukti berdistribusi normal dan bersifat homogen. Uji hipotesis

dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar antara

kelompok eksperimen (pembelajaran model advance organizer) dan kelompok

kontrol (pembelajaran konvesional) pada konsep protista. Pengujian hipotesis

pada penelitian ini menggunakan uji-t (t-test).

Hasil uji-t data posttest kedua kelompok menunjukkan bahwa perhitungan

untuk thitung sebesar 3,087 dengan ttabel 1,67 (α = 0,05; n1 = 40; n2 = 40). Dari data

tersebut diketahui thitung (3,087) > ttabel (1,67) maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hal

tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada hasil belajar

biologi siswa yang diajarkan melalui pembelajaran advance organizer. Hasil

perhitungan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.6 di bawah ini.7

Tabel 4.6. Hasil perhitungan uji-t data posttest

Kelompok Mean SD thitung ttabel (df = 78)

Kesimpulan α = 0,05 α = 0,01

Eksperimen 70,7 11,285 3,087 1,67 2,38 H0 ditolak

Kontrol 62 13,502

7 Lampiran 5, h. 94.

56

3. Analisis Data Angket

Angket yang digunakan pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

respon siswa pada kelompok eksperimen setelah melaksanakan pembelajaran

model advance organizer. Instrumen angket bersifat kualitatif yang digunakan

sebagai instrumen pelengkap pada penelitian ini. Angket yang dibuat terdiri dari

indikator perhatian, relevansi, percaya diri, kepuasan, pemahaman, dan keaktifan.

Angket tersebut merupakan adaptasi dari angket ARCS (Attention, Relevance,

Confidende, and Satisfation) yang dimodifikasi.

Hasil angket yang diperoleh dari 40 siswa lalu dianalisis sehingga

menghasilkan data seperti pada Gambar 4.2 dan Gambar 4.3.8 Untuk jumlah

pernyataan pada setiap indikator dapat diuraikan sebagai berikut: 1) perhatian

sebanyak 6 butir, 2) relevansi sebanyak 6 butir, 3) percaya diri sebanyak 6 butir,

4) kepuasan sebanyak 5 butir, 5) pemahaman sebanyak 4 butir, dan 6) keaktifan

sebanyak 3 butir.

Gambar 4.2. Grafik persentase indikator ARCS

Hasil persentase rata-rata dari tiap indikator ARCS tersebut menunjukkan

persentase pada interval 63% - 81% sehingga semua indikator berkategori baik.

8 Lampiran 6, h. 95-96.

75.08

77.75

68.50

71.60

62.00

64.00

66.00

68.00

70.00

72.00

74.00

76.00

78.00

80.00

Perhatian Relevansi Percaya Diri Kepuasan

Indikator

%

57

Persentase tertinggi diperoleh pada indikator relevansi sedangkan persentase

terendah diperoleh pada kategori percaya diri.

Gambar 4.3. Grafik persentase indikator pemahaman dan keaktifan

Hasil persentase rata-rata dari indikator pemahaman dan keaktifan tersebut

menunjukkan persentase pada interval yang sama dengan indikarot ARCS, yaitu

63% - 81% sehingga kedua indikator tersebut juga dapat dikategorikan baik.

Persentase tertinggi diperoleh pada indikator keaktifan yang berselisih sebesar

2,29% dengan indikator pemahaman.

Berdasarkan hasil analisis data pada indikator ARCS maupun indikator

pemahaman dan keaktifan dapat dilihat bahwa semua indikator memiliki

persentase pada interval 63% – 81%, sehingga semua indikator dikategorikan

baik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran model advance organizer

mendapatkan respon yang baik dan memberikan dampak positif bagi para siswa

yang telah melaksanakannya.

74.88

77.17

73.50

74.00

74.50

75.00

75.50

76.00

76.50

77.00

77.50

Pemahaman Keaktifan

Indikator

%

58

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Deskripsi Aktivitas Pembelajaran

Peneliti bertindak sebagai guru dalam pembelajaran di sekolah, baik pada

kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol. Kelas eksperimen di sini

menggunakan pembelajaran advance organizer dan kelas kontrol menggunakan

pembelajaran konvensional. Penelitian ini dilakukan selama tiga kali pertemuan

dengan konsep protista. Kelas yang digunakan merupakan kelas X MIA 1

(eksperimen) dan kelas X MIA 3 (kontrol) yang masing-masing kelas terdiri dari

40 siswa.

Pembelajaran konvensional yang digunakan pada kelas kontrol dilakukan

dengan metode seperti ceramah dan diskusi. Pembelajaran diawali dengan

pemaparan materi dengan metode ceramah dan dilanjutkan dengan pengerjaan

LKS protista secara berkelompok. Dengan jumlah sampel 40 siswa yang

heterogen, diskusi kelompok dianggap baik untuk pembelajaran yang lebih

efektif. Pembelajaran konvensional tersebut dilakukan selama tiga kali pertemuan

termasuk dengan praktikum protista.

Pembelajaran dengan model advance organizer dilakukan selama tiga kali

pertemuan yang di dalamnya termasuk praktikum protista. Advance organizer

(pengatur awal) merupakan materi pengenalan yang disajikan pertama kali dalam

pembelajaran yang bertujuan untuk menghubungkan materi baru dengan materi

yang telah dipelajari sebelumnya.9 Penelitian dengan advance organizer tersebut

dilaksanakan melalui tiga tahapan, yaitu presentasi advance organizer, presentasi

tugas atau materi pembelajaran, dan penguatan struktur kognitif.10

Pada penelitian

ini, advance organizer yang digunakan berupa peta konsep yang mencakup materi

protista secara umum.

Pembelajaran advance organizer pada pertemuan pertama membahas

tentang materi protista secara umum dan dilakukan praktikum protista.

Pembelajaran diawali dengan penyajian peta konsep sebagai advance organizer.

Peta konsep tersebut disajikan dengan media OHP yang ditayangkan di depan

9 Bruce Joyce, Marsha Weil, dan Emily Calhoun, Models of Teaching, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2011), h. 286. 10

Ibid., h. 289-291.

59

kelas. Sebelum penyajian tersebut, guru membacakan tujuan-tujuan pembelajaran

yang ingin dicapai pada pembelajaran tentang protista. Pada saat penyajian

advance organizer, guru beberapa kali melakukan apersepsi mengenai materi-

materi sebelumnya yang berkaitan dengan tanya jawab. Hal tersebut dilakukan

sebagaimana sintaksnya dan diharapkan dapat membangun pengetahuan dasar

dalam diri siswa mengenai materi protista. Pada tahap penyajian materi

pembelajaran, guru memaparkan secara singkat tentang materi protista secara

umum. Guru juga menayangkan berbagai foto protista guna membangun rasa

ingin tahu siswa sehingga siswa termotivasi untuk bertanya. Pada tahap penguatan

struktur kognitif, siswa melakukan tugas yang diberikan guru. Pada pertemuan ini,

dilakukan pengamatan terhadap protista dari berbagai habitatnya di alam.

Pengamatan dilakukan secara berkelompok dengan berpedoman pada LKS yang

dibagikan guru. Siswa terlihat sangat semangat dalam melakukan pengamatan

terhadap protista menggunakan mikroskop. Siswa secara berkelompok

mengerjakan LKS dan menyusun laporan hasil pengamatan protista tersebut.

Tahapan-tahapan pembelajaran di kelas eksperimen pada pertemuan kedua

dan ketiga tidak jauh berbeda dengan pertemuan pertama. Pokok bahasan pada

pertemuan kedua mengenai klasifikasi protista dan pokok bahasan pada

pertemuan ketiga mengenai peranan protista dalam kehidupan. Pada pertemuan

kedua dan ketiga juga dilakukan pembelajaran model advance organizer dengan

bantuan peta konsep di awal pembelajaran. Bedanya, pada tahap penguatan

struktur kognitif di pertemuan ketiga diadakan kuis cepat-tepat untuk memperkuat

struktur kognitif siswa mengenai materi protista.11

Siswa diinstruksikan untuk

mengisi kotak-kotak kosong pada skema/bagan konsep yang dibuat guru di papan

tulis. Hal tersebut dilakukan sesuai dengan kegunaan dari peta konsep itu sendiri,

yaitu untuk menyelidiki apa yang telah diketahui siswa, mempelajari cara belajar

siswa, mengungkapkan miskonsepsi pada siswa, dan sebagai alat evaluasi.12

11

Neneng Salmiah, “Pengaruh Belajar Bermakna melalui Model Pembelajaran Pengaturan

Awal (Advance Organizer) terhadap Penguasaan Konsep Siswa Kelas XI pada Materi Sistem

Ekskresi”, Skripsi pada UPI, Bandung, 2013, h. 80, tidak dipublikasikan. 12

Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011),

h.110-111.

60

Siswa diharapkan termotivasi untuk belajar lebih aktif lagi. Hasilnya, siswa-siswa

dengan antusias mengajukan diri untuk mengisi peta konsep tersebut.

2. Interpretasi Data Penelitian

Hasil analisis data kuantitatif menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil

belajar biologi siswa pada konsep protista antara yang diajarkan melalui

pembelajaran model advance organizer dengan pembelajaran konvensional.

Berdasarkan hasil perhitungan data penelitian diperoleh nilai rata-rata pretest

kelompok eksperimen sebesar 36,68 dan kelompok kontrol sebesar 35,80. Hasil

pretest yang memiliki selisih 0,88 tersebut menunjukkan bahwa tidak ada

perbedaan pengetahuan awal yang signifikan sebelum dilakukan pembelajaran

pada masing-masing kelompok. Karena itu, tingkat kognitif siswa dianggap sama

dan tepat untuk dijadikan sampel penelitian. Nilai rata-rata yang masih rendah

dianggap wajar karena kedua kelompok masih belum melaksanakan pembelajaran

dengan konsep protista. Tetapi, terdapat beberapa siswa yang memperoleh nilai di

atas nilai rata-rata pretest yang mungkin dikarenakan siswa tersebut telah

mempelajari materi yang akan diajarkan atau memiliki pengetahuan awal hasil

dari pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya.

Nilai rata-rata posttest kedua kelompok menunjukkan adanya perbedaan

hasil belajar yang cukup signifikan. Berdasarkan perhitungan, nilai rata-rata

posttest kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada nilai rata-rata posttest

kelompok kontrol, yaitu sebesar 70,7 dan 62, dengan selisih sebesar 8,7. Jika hasil

posttest tersebut dibandingkan dengan hasil pretest masing-masing kelompok,

maka dapat dilihat adanya peningkatan pengetahuan setelah dilakukan

pembelajaran. Hal tersebut didukung oleh hasil perhitungan normal gain (n-gain)

dengan rata-rata n-gain kelompok eksperimen sebesar 0,51 dan kelompok kontrol

sebesar 0,40 yang menunjukkan bahwa adanya peningkatan pengetahuan masing-

masing kelompok dengan kategori sedang. Perbedaan hasil-hasil tersebut

menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar maupun pengetahuan pada

kelompok eksperimen dengan model advance organizer lebih tinggi dibandingkan

dengan kelompok kontrol.

61

Pengujian hipotesis dilakukan setelah data diuji normalitas dan

homogenitasnya. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh data yang berdistribusi

normal dan bersifat homogen, sehingga uji hipotesis dapat dilakukan. Uji

hipotesis pada hasil posttest kedua kelompok membuktikan bahwa adanya

pengaruh yang signifikan setelah dilakukan pembelajaran model advance

organizer. Dengan ttabel sebesar 1,67 (α = 0,05 dan df = 78) dan thitung sebesar

3,087, sehingga thitung > ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha

diterima. Hal tersebut berarti bahwa hasil belajar siswa yang diajarkan melalui

pembelajaran model advance organizer lebih tinggi dari pada yang diajarkan

melalui pembelajaran konvensional.

Penelitian ini juga dilengkapi dengan instrumen angket. Angket yang

digunakan terdiri dari indikator-indikator seperti perhatian, relevansi, percaya diri,

kepuasan, pemahaman, dan keaktifan. Data angket yang diperoleh dianalisis

sehingga berbentuk persentase, lalu dikategorikan sesuai besarnya persentase

yang diperoleh. Hasil analisis angket menunjukkan bahwa masing-masing

indikator dikategorikan baik dengan berada pada interval 63% – 81%. Hal

tersebut berarti pembelajaran dengan model advance organizer mendapatkan

respon baik dan membawa pengaruh positif dari para siswa yang telah

melaksanakannya. Indikator dengan persentase tertinggi ditunjukkan pada

indikator relevansi yang memperoleh 77,75% yang berarti bahwa pembelajaran

advance organizer membantu siswa dalam memahami materi protista yang

abstrak dengan mengaitkannya informasi yang telah diketahuinya dalam

kehidupan sehari-hari. Hal tersebut berarti telah terjadi belajar bermakna di mana

terjadi suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep yang relevan

yang terjadi dalam struktur kognitifnya.13

Belajar bermakna dapat dilakukan jika terdapat relevansi antara apa yang

akan dipelajari dengan kebutuhan siswa pada saat itu. Jika tidak ada relevansinya,

maka belajar hafalanlah yang akan terjadi. Materi-materi biologi dalam

pembelajaran di sekolah merupakan hal-hal yang berkaitan erat dengan kehidupan

sehari-hari siswa. Sebelum siswa mempelajari hal-hal baru seperti materi protista

13

Ibid., h. 95.

62

ini, siswa menganggap dirinya tidak mengetahui apa yang akan dipelajarinya.

Tetapi setelah siswa mempelajari protista, dan menyadari bahwa protista

merupakan mikroorganisme yang dekat dengan kehidupannya, maka siswa pun

akan lebih tertarik dalam mempelajari materi tersebut.

3. Pembelajaran Advance Organizer dan Hasil Belajar Biologi

Beberapa siswa masih mengeluhkan materi protista yang sulit dipahami

karena tingkat keabstrakannya yang cukup tinggi dan objek protista yang tidak

dapat dilihat langsung oleh mata manusia. Menurut studi pendahuluan, rata-rata

nilai biologi siswa kelas X masih di bawah nilai KKM. Hal ini mungkin

dikarenakan pandangan siswa yang menganggap biologi sebagai materi hafalan

yang sulit diingat, apalagi jika ditemukan istilah-istilah asing. Berbagai macam

permasalahan tersebut dapat mengakibatkan rendahnya hasil belajar biologi siswa,

salah satunya pada materi protista.

Data penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar biologi siswa yang

diajarkan melalui pembelajaran advance organizer belum memenuhi 50% siswa

yang lulus nilai KKM. Tetapi, hal itu masih unggul jika dibandingkan dengan

hasil belajar siswa yang diajarkan melalui pembelajaran konvensional, di mana

pengetahuan awal dari kedua kelompok hampir sama. Selain itu, rata-rata hasil

posttest, n-gain, dan hasil uji hipotesis yang diperoleh dari kedua kelompok

menunjukkan bahwa pembelajaran melalui model advance organizer lebih baik

jika dibanding dengan pembelajaran konvensional. Hal tersebut sejalan dengan

penelitian terdahulu yang menyimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan

advance organizer berbasis mind map dapat meningkatkan hasil belajar siswa.14

Advance organizer yang digunakan dalam belajar bermakna dapat berfungsi

untuk memudahkan siswa mempelajari materi baru serta hubungannya dengan

materi yang telah dipelajarinya.15

Karena itu, penggunaan advance organizer

dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mempelajari informasi baru karena

14

Karya Sinulingga dan Denny Munte, “Pengaruh Model Pembelajaran Advance Organizer

Berbasis Mind Map terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa pada Materi Pokok Besaran Satuan di

Kelas X SMA”, Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 1, No. 2, 2012, h. 5. 15

C. Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), h. 44.

63

merupakan kerangka yang berisikan konsep-konsep dasar dan umum yang

berkaitan dengan seluruh materi yang akan dipelajarinya. Hal tersebut akan lebih

mudah dipelajari dan diingat siswa dibandingkan jika tanpa disajikan advance

organizer terlebih dahulu di awal pembelajaran baru.

Pembelajaran model advance organizer berbantukan peta konsep ini

dianggap dapat meningkatkan daya ingat dan pemahaman siswa.16

Hal ini karena

siswa dapat melihat keterkaitan antara konsep-konsep atau informasi yang baru

diterimanya dengan yang telah dimiliki sebelumnya. Setelah dikaitkan, maka

siswa akan lebih mudah memahami dan mengingat bahwa apa yang baru

dipelajarinya merupakan hal yang berkelanjutan dari apa yang telah diketahuinya.

Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu di mana model pembelajaran advance

organizer memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemahaman konsep dan

keterampilan berpikir kritis siswa.17

Karena merasa telah memahami apa yang

baru dipelajarinya, motivasi siswa untuk belajar pun akan meningkat sehingga

menimbulkan keaktifan pada siswa. Hal tersebut sesuai dengan penelitian advance

organizer sebelumnya yaitu pengajaran dengan advance organizer memiliki level

motivasi yang lebih tinggi dibandingkan pengajaran konvensional.18

Model advance organizer ini menekankan pada pembelajaran yang

melibatkan struktur kognitif siswa. Struktur kognitif tersebut berkaitan erat

dengan perolehan dan retensi pengetahuan baru siswa. Pada fase ketiga yang

berupa penguatan struktur kognitif ini, siswa dituntut untuk aktif dalam

pembelajaran. Pada penelitian ini, siswa terlihat aktif pada fase ketiga tersebut di

mana terdapat diskusi kelompok maupun kuis cepat-tepat. Hasil penelitian yang

relevan menunjukkan bahwa siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran

advance organizer berbasis peta konsep dapat meningkatkan aktivitas belajar

16

Pitriyani, Siti Wahidah Arsyad, dan Kaspul, “Meningkatkan Hasil Belajar dan Proses

Pembelajaran Siswa Kelas VIII.2 SMPN 10 Banjarmasin pada Konsep Sistem Peredaran Darah

melalui Strategi Peta Konsep Tahun Ajaran 2008/2009”, Jurnal Wahana-Bio, Vol. 3, 2010, h. 50. 17

I Kadek Budiartawan, Pengaruh Model Pembelajaran Advance Organizer terhadap

Pemahaman Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA pada Materi Hukum Ohm dan

Hukum Kirchhoff, 2013, h. 14, (http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFMIPA/article/download/3412

/3388). 18

Hudson Shihusa dan Fred N. Keraro, Using Advance Organizers to Enhance Students’

Motivation in Learning Biology, Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology

Education, Vol. 5, No. 4, 2009, h. 413.

64

siswa.19

Penelitian relevan lain juga menunjukkan adanya korelasi positif antara

aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran advance organizer.20

D. Keterbatasan Penelitian

Penelitian yang telah dilakukan selama kurang lebih satu bulan ini memiliki

beberapa kendala dan keterbatasan, di antaranya:

1. Jumlah siswa yang terlalu banyak dalam satu kelas (n = 40) mengakibatkan

pembelajaran menjadi kurang efektif sehingga pengawasan guru saat proses

pembelajaran di kelas harus lebih intensif.

2. Waktu yang tersedia untuk melaksanakan pembelajaran sangat terbatas

sehingga dirasa kurang untuk mengembangkan pemahaman siswa terhadap

konsep protista yang dianggap masih sulit dipahami.

19

Rofiqoh Hasan Harahap dan Mara Bangun Harahap, “Efek Model Pembelajaran Advance

Organizer Berbasis Peta Konsep dan Aktivitas terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa”, Jurnal

Penelitian Inovasi Pembelajaran Fisika, Vol. 4, No. 2, 2012, h. 37. 20

Sri Rahayu, Antonius Tri Widodo, Supartono, “Pengembangan Model Pembelajaran

Advance Organizer untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa”, Jurnal Inovasi

Pendidikan Kimia, Vol. 4, No.1, 2010, h. 505.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan pembahasan yang telah

dipaparkan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh

signifikan pada penerapan model pembelajaran advance organizer terhadap hasil

belajar biologi siswa pada konsep protista. Hal tersebut ditunjukkan pada hasil

perhitungan uji-t yang diperoleh, yaitu thitung > ttabel (3,087 > 1,67) pada taraf

signifikansi 5%.

Hasil belajar biologi siswa pada konsep protista yang diperoleh setelah

pembelajaran dengan model advance organizer terbukti lebih tinggi dibanding

dengan hasil belajar biologi siswa tanpa menggunakan model advance organizer.

Pembelajaran biologi melalui model advance organizer juga memberikan dampak

positif terhadap siswa terutama pada aspek relevansi antara materi protista dengan

kehidupan sehari-hari.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka terdapat

beberapa saran yang diajukan peneliti untuk perbaikan di masa mendatang. Saran-

saran tersebut di antaranya adalah guru diharapkan memiliki pengetahuan dan

kemampuan yang cukup dalam memilih metode ataupun teknik pembelajaran agar

sesuai dengan materi yang akan diajarkan sehingga dapat meningkatkan hasil

belajar siswa. Selain itu, guru dapat menggunakan model pembelajaran advance

organizer sebagai alternatif model pembelajaran khususnya untuk meningkatkan

hasil belajar biologi siswa.

Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui apakah

pembelajaran advance organizer dapat memberikan hasil belajar yang lebih baik

lagi khususnya untuk mata pelajaran biologi. Peneliti juga berharap agar

pembelajaran advance organizer selanjutnya dapat diterapkan untuk mengetahui

pengaruhnya pada variabel-variabel lain selain hasil belajar siswa.

65

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2011.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,

1999.

---------. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta, PT Rineka

Cipta, 2010.

Ath-Thabari, Abu Ja’far Muhammad bin Jarir. Tafsir Ath-Thabari. Jakarta:

Pustaka Azzam, 2009.

Basleman, Anisah & Mappa, Syamsu. Teori Belajar Orang Dewasa. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2011.

Budiartawan, I Kadek. “Pengaruh Model Pembelajaran Advance Organizer

terhadap Pemahaman Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA

pada Materi Hukum Ohm dan Hukum Kirchhoff”. http://kim.ung.ac.id/

index.php/KIMFMIPA/article/download/3412/3388, 2013.

Budiningsih, C. Asri. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005.

Cutrer, William B. et. al. Use of An Expert Concept Map as An Advance

Organizer to Improve Understanding of Respiratory Failure. Medical

Teacher. 33 (12), 2011.

Dahar, Ratna Wilis. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga,

2011.

Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011.

Efendi, Nur. Pendekatan Pengajaran Reciprocal Teaching Berpotensi

Meningkatkan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa SMA. Pedagogia, 2

(1), 2013.

Fathurrohman, Pupuh & Sutikno, M. Sobry. Strategi Belajar Mengajar melalui

Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: PT Refika

Aditama, 2007.

Gredler, Margaret E. Learning and Instruction: Teori dan Aplikasi. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2011.

Hake, Richard R. “Analyzing Change/Gain Scores”. http://www.physics.indiana.

edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf, 2014.

66

67

Hakiim, Lukmanul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima,

2009.

Harahap, Rofiqoh Hasan & Harahap, Mara Bangun. Efek Model Pembelajaran

Advance Organizer Berbasis Peta Konsep dan Aktivitas terhadap Hasil

Belajar Fisika Siswa. Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran Fisika. 4 (2),

2012.

Hasbullah. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,

2008.

Imawati, Dwi. “Implementasi Model Pembelajaran Advance Organizers melalui

Strategi Elaborasi”, Skripsi pada UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: 2011.

tidak dipublikasikan.

Joyce, Bruce et. al. Models of Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.

Makmun, Abin Syamsuddin. Psikologi Kependidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2004.

Maidiyah, Erni & Fonda, Cut Zulisna. Penerapan Model Pembelajaran ARCS

pada Materi Statistika di Kelas XI SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh.

Jurnal Peluang. 1 (2), 2013.

Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Meltzer, David E. “The Relationship between Mathematics Preparation and

Conceptual Learning Gains in Physics: A Possible Hidden Variable in

Diagnostic Pretest Scores”. http://physicseducation.net/docs/Addendum_on

_normalized_gain.pdf, 2014.

Nasution, Nirmala Sari. “Pengaruh Pemberian Advance Organizer dan

Kemampuan Mengingat terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMP Negeri

1 Labuan Deli”, Skripsi pada Universitas Negeri Medan: 2008. tidak

dipublikasikan.

Nurochim. Perencanaan Pembelajaran Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2013.

Panggabean, Deo Demonta & Suyanti, Retno Dwi. Analisis Pemahaman Awal

dan Kemampuan Berpikir Kritis Bidang Studi Fisika Menggunakan Model

Pembelajaran Advance Organizer dan Model Pembelajaran Direct

Instruction. Jurnal Online Pendidikan Fisika. 1 (2), 2012.

Pitriyani dkk. Meningkatkan Hasil Belajar dan Proses Pembelajaran Siswa Kelas

VIII.2 SMPN 10 Banjarmasin pada Konsep Sistem Peredaran Darah melalui

Strategi Peta Konsep Tahun Ajaran 2008/2009. Jurnal Wahana-Bio. 3,

2010.

68

Pranata, Calisa Ari. “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams-

Games-Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar

IPA di SMPN 1 Ngaglik Sleman”, Skripsi pada UNY, Yogyakarta: 2012.

tidak dipublikasikan.

Priatna, Bambang Avip. “Uji Coba Instrumen Penelitian dengan Menggunakan

Ms. Excel dan SPSS”. http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND.

_MATEMATIKA/196412051990031-BAMBANG_AVIP_ PRIATNA_M/

Makalah_November_2008.pdf, 2015.

Purwanto, M. Ngalim. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Bandung: Remadja Karya CV, 1986.

---------. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010.

Rahayu, Sri dkk. Pengembangan Model Pembelajaran Advance Organizer untuk

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa”, Jurnal Inovasi

Pendidikan Kimia. 4 (1), 2010.

Rusman. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru.

Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011.

Salmiah, Neneng. “Pengaruh Belajar Bermakna melalui Model Pembelajaran

Pengaturan Awal (Advance Organizer) terhadap Penguasaan Konsep Siswa

Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi”, Skripsi pada UPI Bandung: 2013.

tidak dipublikasikan.

Santrock, John W. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2008.

Sari, Liza Yulia. “Analisis Proses Pembelajaran Biologi pada Materi Protista di

Kelas X SMA Negeri 1 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman”,

Semirata 2013 FMIPA Unila, 2013.

Shihusa, Hudson & Keraro, Fred N. Using Advance Organizers to Enhance

Students’ Motivation in Learning Biology. Eurasia Journal of Mathematics,

Science & Technology Education. 5 (4), 2009.

Sinulingga, Karya & Munte, Denny. Pengaruh Model Pembelajaran Advance

Organizer Berbasis Mind Map terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa pada

Materi Pokok Besaran Satuan di Kelas X SMA. Jurnal Pendidikan Fisika. 1

(2), 2012.

Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2010.

Slavin, Robert E. Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik. Jakarta: PT Indeks,

2008.

69

Sofyan, Ahmad dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta:

UIN Jakarta Press, 2006.

Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2006.

Sudjana. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito, 2005.

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2010.

Sudjarwo & Basrowi. Manajemen Penelitian Sosial. Bandung: CV Mandar Maju,

2009.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif , Kualitatif, dan

R&D. Bandung: Alfabeta, 2013.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2012.

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2010.

Thonthowi, Ahmad. Psikologi Pendidikan. Bandung: Angkasa, 1993.

Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 2011.

---------. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara, 2012.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. http://www.dikti.go.id/files/atur/UU20_2003

Sisdiknas.pdf, 2013.

Winkel, W.S. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi, 2004.

Wuryani, Sri Esti. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo, 2009.

Yamin, Martinis. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung

Persada Press, 2009.

Zuriah, Nurul. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori-Aplikasi.

Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007.

Zurinal & Sayuti, Wahdi. Ilmu Pendidikan: Pengantar dan Dasar-Dasar

Pelaksanaan Pendidikan. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.

70

Lampiran 1

A. Data Hasil Pretest, Posttest, dan Normal Gain Kelas Eksperimen

No. Siswa Pretest Posttest Gain N-Gain Kategori

1 36 68 32 0.50 sedang

2 16 76 60 0.71 tinggi

3 52 76 24 0.50 sedang

4 24 92 68 0.89 tinggi

5 52 72 20 0.42 sedang

6 40 68 28 0.47 sedang

7 56 84 28 0.64 sedang

8 56 64 8 0.18 rendah

9 60 88 28 0.70 sedang

10 40 56 16 0.27 rendah

11 20 64 44 0.55 sedang

12 32 80 48 0.71 tinggi

13 28 64 36 0.50 sedang

14 44 56 12 0.21 rendah

15 36 68 32 0.50 sedang

16 20 60 40 0.50 sedang

17 36 76 40 0.63 sedang

18 24 48 24 0.32 sedang

19 32 72 40 0.59 sedang

20 40 52 12 0.20 rendah

21 28 72 44 0.61 sedang

22 48 76 28 0.54 sedang

23 48 68 20 0.38 sedang

24 32 72 40 0.59 sedang

25 32 60 28 0.41 sedang

26 20 76 56 0.70 sedang

27 36 76 40 0.63 sedang

28 48 80 32 0.62 sedang

29 36 88 52 0.81 tinggi

30 28 76 48 0.67 sedang

31 44 72 28 0.50 sedang

32 40 68 28 0.47 sedang

33 32 72 40 0.59 sedang

34 40 72 32 0.53 sedang

35 32 44 12 0.18 rendah

36 24 44 20 0.26 rendah

37 52 68 16 0.33 sedang

38 16 56 40 0.48 sedang

39 40 68 28 0.47 sedang

40 44 72 28 0.50 sedang

Total 1464 2764 1300 20.23

Rata-Rata 36.6 69.1 32.5 0.51

71

Lampiran 1

B. Data Hasil Pretest, Posttest, dan Normal Gain Kelas Kontrol

No. Siswa Pretest Posttest Gain N-Gain Kategori

1 44 80 36 0.64 sedang

2 28 52 24 0.33 sedang

3 36 52 16 0.25 rendah

4 48 72 24 0.46 sedang

5 44 84 40 0.71 tinggi

6 32 72 40 0.59 sedang

7 40 44 4 0.07 rendah

8 32 52 20 0.29 rendah

9 12 68 56 0.64 sedang

10 24 52 28 0.37 sedang

11 28 60 32 0.44 sedang

12 48 64 16 0.31 sedang

13 40 56 16 0.27 rendah

14 24 60 36 0.47 sedang

15 28 44 16 0.22 rendah

16 32 48 16 0.24 rendah

17 20 64 44 0.55 sedang

18 68 76 8 0.25 rendah

19 28 56 28 0.39 sedang

20 16 52 36 0.43 sedang

21 48 72 24 0.46 sedang

22 36 56 20 0.31 sedang

23 16 44 28 0.33 sedang

24 60 64 4 0.10 rendah

25 48 76 28 0.54 sedang

26 28 60 32 0.44 sedang

27 40 68 28 0.47 sedang

28 52 68 16 0.33 sedang

29 44 80 36 0.64 sedang

30 28 48 20 0.28 rendah

31 28 44 16 0.22 rendah

32 32 56 24 0.35 sedang

33 44 76 32 0.57 sedang

34 32 80 48 0.71 tinggi

35 12 24 12 0.14 rendah

36 36 52 16 0.25 rendah

37 32 76 44 0.65 rendah

38 48 76 28 0.54 sedang

39 28 44 16 0.22 rendah

40 48 76 28 0.54 sedang

Total 1412 2448 1036 16.02

Rata-Rata 35.3 61.2 25.9 0.40

72

Lampiran 1

Uji Normal Gain (N-Gain)

Uji normal gain dilakukan untuk memperkuat hasil kesimpulan dan untuk mengukur

signifikansi peningkatan hasil belajar siswa setelah pembelajaran. Rumus untuk mencari

normal gain adalah sebagai berikut:

N-Gain = skor posttest – skor pretest

skor ideal – skor pretest

Dengan kategorisasi sebagai berikut:

g-tinggi : nilai (g) > 0,70

g-sedang : nilai 0,30 < (g) < 0,70

g-rendah : nilai (g) < 0,30

Rekapitulasi Normal Gain

Normal Gain Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Terendah 0,18 0,07

Tertinggi 0,89 0,71

Rata-Rata 0,51 0,40

Kategori sedang sedang

73

Lampiran 2

Perhitungan Mean, Median, Modus, Standar Deviasi, dan Varians

A. Kelas Eksperimen Advance Organizer

1. Hasil Pretest Kelas Eksperimen

No. Responden Nilai No. Responden Nilai

1 L1 36 21 P15 28

2 L2 16 22 P16 48

3 P1 52 23 L7 48

4 P2 24 24 P17 32

5 P3 52 25 P18 32

6 L3 40 26 P19 20

7 P4 56 27 L8 36

8 L4 56 28 L9 48

9 P5 60 29 P20 36

10 P6 40 30 L10 60

11 P7 20 31 P21 44

12 P8 32 32 L11 40

13 P9 28 33 P22 32

14 P10 44 34 P23 40

15 L5 36 35 P24 32

16 P11 20 36 P25 24

17 P12 36 37 P26 52

18 L6 24 38 P27 16

19 P13 32 39 P28 40

20 P14 40 40 L12 44

Dari data tersebut, diperoleh bahwa nilai maksimum adalah 60 dan nilai minimum

adalah 16, sehingga dapat dibuat sebuah tabel distribusi frekuensi setelah terlebih dahulu

menentukan nilai rentang (r), banyaknya kelas (K), dan panjang kelas (P). Nilai ketiganya

dapat diperoleh berdasarkan perhitungan berikut ini:

a. Mengurutkan data terkecil ke data terbesar

16, 16, 20, 20, 20, 24, 24, 24, 28, 28, 28, 32, 32, 32, 32, 32, 32, 36, 36, 36, 36, 36, 40, 40, 40,

40, 40, 40, 44, 44, 44, 48, 48, 48, 52, 52, 52, 56, 56, 60

b. Menentukan rentangan/range (r)

r = skor terbesar – skor terkecil

r = 60 – 16

r = 44

74

Lampiran 2

c. Menentukan banyak kelas (K) dengan data (n) = 40

K = 1 + 3,3 log n

K = 1 + 3,3 log 40

K = 1 + 3,3 (1,602)

K = 1 + 5,287

K = 6,287 ≈ 6 atan 7

d. Menentukan panjang kelas/interval (i)

≈ 7

e. Menentukan distribusi frekuensi

Interval Batas

Kelas

Nilai

Tengah

(x)

Frekuensi

(f)

Frekuensi

Kumulatif

(fk)

f.x x2 f.x

2

16 – 22 15.5–22.5 19 5 5 95 361 1805

23 – 29 22.5–29.5 26 6 11 156 676 4056

30 – 36 29.5–36.5 33 11 22 363 1089 11979

37 – 43 36.5–43.5 40 6 28 240 1600 9600

44 – 50 43.5–50.5 47 6 34 282 2209 13254

51 – 57 50.5–57.5 54 5 39 270 2916 14580

58 – 64 57.5–64.5 61 1 40 61 3721 3721

∑ 280 40 1467 12572 58995

f. Menentukan rata-rata/mean

75

Lampiran 2

g. Menentukan median

Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini.

(

)

dimana:

b = batas bawah kelas median = 29,5

p = panjang kelas = 7

n = banyak data = 40

F = nilai frekuensi sebelum kelas median = 11

f = nilai frekuensi kelas median = 11

maka:

(

)

h. Menentukan modus

Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini.

(

)

dimana:

b = batas bawah kelas modus = 29,5

p = panjang kelas = 7

b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya = 5

b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya = 5

maka:

(

)

76

Lampiran 2

i. Menentukan varians (Si2)

∑( ) (∑ )

( )

( ) ( )

( )

j. Menentukan simpangan baku (standar deviasi)

√ ∑( ) (∑ )

( )

77

Lampiran 2

2. Hasil Posttest Kelas Eksperimen Advance Organizer

No. Responden Nilai No. Responden Nilai

1 L1 68 21 P15 72

2 L2 76 22 P16 76

3 P1 76 23 L7 68

4 P2 92 24 P17 72

5 P3 72 25 P18 60

6 L3 68 26 P19 76

7 P4 84 27 L8 76

8 L4 64 28 L9 80

9 P5 88 29 P20 88

10 P6 56 30 L10 76

11 P7 64 31 P21 72

12 P8 80 32 L11 68

13 P9 64 33 P22 72

14 P10 56 34 P23 72

15 L5 68 35 P24 44

16 P11 60 36 P25 44

17 P12 76 37 P26 68

18 L6 48 38 P27 56

19 P13 72 39 P28 68

20 P14 52 40 L12 72

Dari data tersebut, diperoleh bahwa nilai maksimum adalah 92 dan nilai minimum adalah 44.

a. Mengurutkan data terkecil ke data terbesar

44, 44, 48, 52, 56, 56, 56, 60, 60, 64, 64, 64, 68, 68, 68, 68, 68, 68, 68, 72, 72, 72, 72, 72, 72,

72, 72, 76, 76, 76, 76, 76, 76, 76, 80, 80, 84, 88, 88, 92

b. Menentukan rentangan (r)

r = skor terbesar – skor terkecil

r = 92 – 44

r = 48

c. Menentukan banyak kelas (K) dengan data (n) = 40

K = 1 + 3,3 log n

K = 1 + 3,3 log 40

K = 1 + 3,3 (1,602)

K = 1 + 5,287

K = 6,287 ≈ 6 atan 7

78

Lampiran 2

d. Menentukan panjang kelas/interval (i)

≈ 8

e. Menentukan distribusi frekuensi

Interval Batas

Kelas

Nilai

Tengah

(x)

Frekuensi

(f)

Frekuensi

Kumulatif

(fk)

f.x x2 f.x

2

44 – 51 43.5–51.5 47.5 3 3 142.5 2256.25 6768.75

52 – 59 51.5–59.5 55.5 4 7 222 3080.25 12321

60 – 67 59.5–67.5 63.5 5 12 317.5 4032.25 20161.25

68 – 75 67.5–75.5 71.5 15 27 1072.5 5112.25 76683.75

76 – 83 75.5–83.5 79.5 9 36 715.5 6320.25 56882.25

84 – 91 83.5–91.5 87.5 3 39 262.5 7656.25 22968.75

92 – 99 91.5–99.5 95.5 1 40 95.5 9120.25 9120.25

∑ 500.5 40 2828 37577.75 204906

f. Menentukan rata-rata/mean

g. Menentukan median

Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini.

(

)

dimana:

b = batas bawah kelas median = 67,5

p = panjang kelas = 8

n = banyak data = 40

F = nilai frekuensi sebelum kelas median = 12

f = nilai frekuensi kelas median = 15

79

Lampiran 2

maka:

(

)

h. Menentukan modus

Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini.

(

)

dimana:

b = batas bawah kelas modus = 67,5

p = panjang kelas = 8

b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya = 10

b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya = 6

maka:

(

)

i. Menentukan varians (Si2)

∑( ) (∑ )

( )

( ) ( )

( )

j. Menentukan simpangan baku (SD)

√ ∑( ) (∑ )

( )

80

Lampiran 2

B. Kelas Kontrol

1. Hasil Pretest Kelas Kontrol

No. Responden Nilai No. Responden Nilai

1 L1 44 21 L9 48

2 L2 28 22 P13 36

3 L3 36 23 P14 16

4 P1 48 24 P15 60

5 P2 44 25 P16 48

6 P3 32 26 P17 28

7 P4 40 27 P18 40

8 P5 32 28 L10 52

9 P6 12 29 L11 44

10 L4 24 30 P19 28

11 L5 28 31 P20 28

12 P7 48 32 P21 32

13 P8 40 33 P22 44

14 P9 24 34 L12 32

15 L6 28 35 P23 12

16 L7 32 36 P24 36

17 P10 20 37 P25 32

18 P11 68 38 L13 48

19 L8 28 39 P26 28

20 P12 16 40 L14 48

Dari data tersebut, diperoleh bahwa nilai maksimum adalah 68 dan nilai minimum adalah 12.

a. Mengurutkan data terkecil ke data terbesar

12, 12, 16, 16, 20, 24, 24, 28, 28, 28, 28, 28, 28, 28, 28, 32, 32, 32, 32, 32, 32, 36, 36, 36, 40,

40, 40, 44, 44, 44, 44, 48, 48, 48, 48, 48, 48, 52, 60, 68

b. Menentukan rentangan (r)

r = skor terbesar – skor terkecil

r = 68 – 12

r = 56

c. Menentukan banyak kelas (K) dengan data (n) = 40

K = 1 + 3,3 log n

K = 1 + 3,3 log 40

K = 1 + 3,3 (1,602)

K = 1 + 5,287

K = 6,287 ≈ 6 atan 7

81

Lampiran 2

d. Menentukan panjang kelas/interval (i)

≈ 9

e. Menentukan distribusi frekuensi

Interval Batas

Kelas

Nilai

Tengah

(x)

Frekuensi

(f)

Frekuensi

Kumulatif

(fk)

f.x x2 f.x

2

12 – 20 11.5–20.5 16 5 5 80 256 1280

21 – 29 20.5–29.5 25 10 15 250 625 6250

30 – 38 29.5–38.5 34 9 24 306 1156 10404

39 – 47 38.5–47.5 43 7 31 301 1849 12943

48 – 56 47.5–56.5 52 7 38 364 2704 18928

57 – 65 56.5–65.5 61 1 39 61 3721 3721

66 – 74 65.5–74.5 70 1 40 70 4900 4900

∑ 301 40 1432 15211 58426

f. Menentukan rata-rata/mean

g. Menentukan median

Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini.

(

)

dimana:

b = batas bawah kelas median = 29,5

p = panjang kelas = 9

n = banyak data = 40

F = nilai frekuensi sebelum kelas median = 15

f = nilai frekuensi kelas median = 9

82

Lampiran 2

maka:

(

)

h. Menentukan modus

Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini.

(

)

dimana:

b = batas bawah kelas modus = 20,5

p = panjang kelas = 9

b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya = 5

b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya = 1

maka:

(

)

i. Menentukan varians (Si2)

∑( ) (∑ )

( )

( ) ( )

( )

j. Menentukan simpangan baku (SD)

√ ∑( ) (∑ )

( )

83

Lampiran 2

2. Hasil Posttest Kelas Kontrol

No. Responden Nilai No. Responden Nilai

1 L1 80 21 L9 72

2 L2 52 22 P13 56

3 L3 52 23 P14 44

4 P1 72 24 P15 64

5 P2 84 25 P16 76

6 P3 72 26 P17 60

7 P4 44 27 P18 68

8 P5 52 28 L10 68

9 P6 68 29 L11 80

10 L4 52 30 P19 48

11 L5 60 31 P20 44

12 P7 64 32 P21 56

13 P8 56 33 P22 76

14 P9 60 34 L12 80

15 L6 44 35 P23 24

16 L7 48 36 P24 52

17 P10 64 37 P25 76

18 P11 76 38 L13 76

19 L8 56 39 P26 44

20 P12 52 40 L14 76

Dari data tersebut, diperoleh bahwa nilai maksimum adalah 84 dan nilai minimum adalah 24.

a. Mengurutkan data terkecil ke data terbesar

24, 44, 44, 44, 44, 44, 48, 48, 52, 52, 52, 52, 52, 52, 56, 56, 56, 56, 60, 60, 60, 64, 64, 64, 68,

68, 68, 72, 72, 72, 76, 76, 76, 76, 76, 76, 80, 80, 80, 84

b. Menentukan rentangan (r)

r = skor terbesar – skor terkecil

r = 84 – 24

r = 60

c. Menentukan banyak kelas (K) dengan data (n) = 40

K = 1 + 3,3 log n

K = 1 + 3,3 log 40

K = 1 + 3,3 (1,602)

K = 1 + 5,287

K = 6,287 ≈ 6 atan 7

84

Lampiran 2

d. Menentukan panjang kelas/interval (i)

≈ 10

e. Menentukan distribusi frekuensi

Interval Batas

Kelas

Nilai

Tengah

(x)

Frekuensi

(f)

Frekuensi

Kumulatif

(fk)

f.x x2 f.x

2

24 – 33 23.5–33.5 28.5 1 1 28.5 812.25 812.25

34 – 43 33.5–43.5 38.5 0 1 0 1482.25 0

44 – 53 43.5–53.5 48.5 13 14 630.5 2352.25 30579.25

54 – 63 53.5–63.5 58.5 7 21 409.5 3422.25 23955.75

64 – 73 63.5–73.5 68.5 9 30 616.5 4692.25 42230.25

74 – 83 73.5–83.5 78.5 9 39 706.5 6162.25 55460.25

84 – 93 83.5–93.5 88.5 1 40 88.5 7832.25 7832.25

∑ 409.5 40 2480 26755.75 160870

f. Menentukan rata-rata/mean

g. Menentukan median

Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini.

(

)

dimana:

b = batas bawah kelas median = 53,5

p = panjang kelas = 10

n = banyak data = 40

F = nilai frekuensi sebelum kelas median = 14

f = nilai frekuensi kelas median = 7

85

Lampiran 2

maka:

(

)

h. Menentukan modus

Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini.

(

)

dimana:

b = batas bawah kelas modus = 43,5

p = panjang kelas = 10

b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya = 13

b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya = 6

maka:

(

)

i. Menentukan varians (Si2)

∑( ) (∑ )

( )

( ) ( )

( )

j. Menentukan simpangan baku (standar

deviasi)

√ ∑( ) (∑ )

( )

86

Lampiran 3

Uji Normalitas Data

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari populasi

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Liliefors, dengan

rumus: Lo = F (Zi) – S (Zi)

Langkah-langkah perhitungan uji Liliefors adalah sebagai berikut:

1) Data diurutkan dari yang terkecil hingga terbesar (kolom Xi).

2) Tentukan nilai Zi dari tiap-tiap data (kolom Zi) dengan rumus:

Keterangan:

Zi = skor baku

= mean

Xi = skor data

S = simpangan baku / standar deviasi (SD)

3) Nilai Zi dikonsultasikan pada daftar F (kolom Zt).

4) Untuk kolom F (Zi):

Jika Zi negatif, maka F (Zi) = 0,5 – Zt

Jika Zi positif, maka F (Zi) = 0,5 + Zt

5) Untuk kolom S (Zi):

S (Zi) = Nomor Responden

Jumlah Responden

6) Kolom |F(Zi) – S(Zi)| merupakan harga mutlak dari selisih F(Zi) – S(Zi).

7) Menentukan harga terbesar dari harga mutlak tersebut untuk mendapatkan Lo hitung.

8) Apabila L hitung < L tabel berarti data tersebut berdistribusi normal.

87

Lampiran 3

A. Hasil Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen

1. Hasil Pretest Kelas Eksperimen

No. Xi f Zn X

( ) Zi Ztabel F(Zi) S(Zi) |F(Zi) – S(Si)|

1 16 2 2 -20.6 -1.79 0.4633 0.0367 0.05 0.0133

2 20 3 5 -16.6 -1.44 0.4251 0.0749 0.125 0.0501

3 24 3 8 -12.6 -1.09 0.3621 0.1379 0.2 0.0621

4 28 3 11 -8.6 -0.75 0.2734 0.2266 0.275 0.0484

5 32 6 17 -4.6 -0.40 0.1554 0.3446 0.425 0.0804

6 36 5 22 -0.6 -0.05 0.0199 0.4801 0.55 0.0699

7 40 6 28 3.4 0.29 0.1141 0.6141 0.7 0.0859

8 44 3 31 7.4 0.64 0.2389 0.7389 0.775 0.0361

9 48 3 34 11.4 0.99 0.3389 0.8389 0.85 0.0111

10 52 3 37 15.4 1.33 0.4082 0.9082 0.925 0.0168

11 56 2 39 19.4 1.68 0.4535 0.9535 0.975 0.0215

12 60 1 40 23.4 2.03 0.4788 0.9788 1 0.0212

= 36,6 SD = 11,539 Lo = 0,0859

untuk n = 40 pada taraf signifikan 5%.

Karena Lo < Lt (0,0859 < 0,14) maka dapat disimpulkan bahwa sampel berdistribusi

normal.

2. Hasil Posttest Kelas Eksperimen

No. Xi f Zn X

( ) Zi Ztabel F(Zi) S(Zi) |F(Zi) – S(Si)|

1 44 2 2 -25.1 -2.22 0.4868 0.0132 0.05 0.0368

2 48 1 3 -21.1 -1.87 0.4693 0.0307 0.075 0.0443

3 52 1 4 -17.1 -1.52 0.4357 0.0643 0.1 0.0357

4 56 3 7 -13.1 -1.16 0.3770 0.123 0.175 0.0520

5 60 2 9 -9.1 -0.81 0.2910 0.21 0.225 0.0160

6 64 3 12 -5.1 -0.45 0.1736 0.3264 0.3 0.0264

7 68 7 19 -1.1 -0.10 0.0398 0.4602 0.475 0.0148

8 72 8 27 2.9 0.26 0.1026 0.6026 0.675 0.0724

9 76 7 34 6.9 0.61 0.2291 0.7291 0.85 0.1209

10 80 2 36 10.9 0.97 0.3340 0.834 0.9 0.0660

11 84 1 37 14.9 1.32 0.4066 0.9066 0.925 0.0184

12 88 2 39 18.9 1.67 0.4525 0.9525 0.975 0.0225

13 92 1 40 22.9 2.03 0.4788 0.9788 1 0.0212

= 69,1 SD = 11,285 Lo = 0,1209

untuk n = 40 pada taraf signifikan 5%.

Karena Lo < Lt (0,1209 < 0,14) maka dapat disimpulkan bahwa sampel berdistribusi

normal.

88

Lampiran 3

B. Hasil Uji Normalitas Data Kelas Kontrol

1. Hasil Pretest Kelas Kontrol

No. Xi f Zn X

( ) Zi Ztabel F(Zi) S(Zi) |F(Zi) – S(Si)|

1 12 2 2 -23.3 -1.72 0.4573 0.0427 0.05 0.0073

2 16 2 4 -19.3 -1.42 0.4222 0.0778 0.1 0.0222

3 20 1 5 -15.3 -1.13 0.3708 0.1292 0.125 0.0042

4 24 2 7 -11.3 -0.83 0.2967 0.2033 0.175 0.0283

5 28 8 15 -7.3 -0.54 0.2054 0.2946 0.375 0.0804

6 32 6 21 -3.3 -0.24 0.0948 0.4052 0.525 0.1198

7 36 3 24 0.7 0.05 0.0199 0.5199 0.6 0.0801

8 40 3 27 4.7 0.35 0.1368 0.6368 0.675 0.0382

9 44 4 31 8.7 0.64 0.2389 0.7389 0.775 0.0361

10 48 6 37 12.7 0.94 0.3264 0.8264 0.925 0.0986

11 52 1 38 16.7 1.23 0.3907 0.8907 0.95 0.0593

12 60 1 39 24.7 1.82 0.4656 0.9656 0.975 0.0094

13 68 1 40 32.7 2.41 0.4920 0.992 1 0.008

= 35,3 SD = 13,55 Lo = 0,1198

untuk n = 40 pada taraf signifikan 5%.

Karena Lo < Lt (0,1198 < 0,14) maka dapat disimpulkan bahwa sampel berdistribusi

normal.

2. Hasil Posttest Kelas Kontrol

No. Xi f Zn X

( ) Zi Ztabel F(Zi) S(Zi) |F(Zi) – S(Si)|

1 24 1 1 -37.2 -2.76 0.4971 0.0029 0.025 0.0221

2 44 5 6 -17.2 -1.27 0.3980 0.102 0.15 0.0480

3 48 2 8 -13.2 -0.98 0.3365 0.1635 0.2 0.0365

4 52 6 14 -9.2 -0.68 0.2517 0.2483 0.35 0.1017

5 56 4 18 -5.2 -0.39 0.1517 0.3483 0.45 0.1017

6 60 3 21 -1.2 -0.09 0.0359 0.4641 0.525 0.0609

7 64 3 24 2.8 0.21 0.0832 0.5832 0.6 0.0168

8 68 3 27 6.8 0.50 0.1915 0.6915 0.675 0.0165

9 72 3 30 10.8 0.80 0.2881 0.7881 0.75 0.0381

10 76 6 36 14.8 1.10 0.3643 0.8643 0.9 0.0357

11 80 3 39 18.8 1.39 0.4177 0.9177 0.975 0.0573

12 84 1 40 22.8 1.69 0.4545 0.9545 1 0.0455

= 61,2 SD = 13,502 Lo = 0,1017

untuk n = 40 pada taraf signifikan 5%.

Karena Lo < Lt (0,1017 < 0,14) maka dapat disimpulkan bahwa sampel berdistribusi

normal.

89

Lampiran 4

Uji Homogenitas Data

Pengujian homogenitas adalah pengujian mengenai sama atau tidaknya variansi-

variansi dua buah distribusi atau lebih. Pengujian dilakukan dengan uji homogenitas dua

varians, yaitu uji Fisher. Langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan hipotesis

Ho : data yang memiliki varians homogen

Ha : data yang memiliki varians tidak homogen

2. Kriteria pengujian

a. Jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima, berarti kedua varians homogen

b. Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak, berarti kedua varians tidak homogen

3. Menentukan df pembilang (varians terbesar) dan df penyebut (varians terkecil)

dengan n = 40

df1 = n – 1= 40 – 1= 39

df2 = n – 1= 40 – 1 = 39

4. Menentukan nilai Ftabel

Untuk df penyebut 39 dan df pembilang 39 pada taraf signifikan α = 0,05 (0,05;39,39)

tidak terdapat pada tabel distribusi F sehingga digunakan df yang terdekat yaitu df

penyebut 40 dan df pembilang 40 (0,05;40,40). Adapun nilai yang ditunjukkan pada tabel

F dengan df tersebut adalah 1,69.

5. Menentukan nilai Fhitung

Keterangan:

Fhitung = uji Fisher (Homogenitas)

S12 = varians terbesar atau data pertama

S22 = varians terkecil atau data kedua

90

Lampiran 4

A. Uji Homogenitas Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Diketahui : S terbesar = 183,6 (Kelas Kontrol)

S terkecil = 133,148 (Kelas Eksperimen)

Karena Fhitung < Ftabel ( 1,379 < 1,69) maka Ho diterima yang berarti bahwa kedua data

tersebut memiliki varians homogen.

B. Uji Homogenitas Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Diketahui : S terbesar = 182,308 (Kelas Kontrol)

S terkecil = 127,344 (Kelas Eksperimen)

Karena Fhitung < Ftabel ( 1,432 < 1,69) maka Ho diterima yang berarti bahwa kedua data

tersebut memiliki varians homogen.

91

Lampiran 5

Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk melihat perbedaan hasil tes siswa dari kelompok

eksperimen dengan kelompok kontrol. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan

uji-t (t-test) dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Merumuskan hipotesis

H0 = μ1 ≤ μ2

Ha = μ1 > μ2

Keterangan:

H0 = Hipotesis nihil

Ha = Hipotesis alternatif

μ1 = Hasil belajar biologi siswa pada kelas eksperimen dengan advance organizer

μ2 = Hasil belajar biologi siswa pada kelas kontrol

b. Menentukan kriteria pengujian

Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak

Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima

c. Uji signifikansi dengan uji-t

Pengujian hipotesis dengan uji-t dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mencari Mean, yaitu M = ∑

2. Mencari Standar Deviasi (SD), yaitu SD = √∑

(∑ )

3. Mencari Standar Error Mean (SEM), yaitu SEM =

4. Mencari Standar Error Perbedaan Mean (SEM1-M2), yaitu (SEM1-M2) = √

5. Mencari thitung atau t0, yaitu t0 =

92

Lampiran 5

A. Uji Hipotesis Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

1. Mencari Mean

Diketahui: M1 = 36,675 (Kelas Eksperimen)

M2 = 35,8 (Kelas Kontrol)

2. Mencari Standar Deviasi (SD)

Diketahui: SD1 = 11,539

SD2 = 13,55

3. Mencari Standar Error Mean (SEM)

4. Mencari Standar Error Perbedaan Mean (SEM1-M2)

(SEM1-M2) = √

= √

= √

= √

= 2,85

5. Mencari thitung atau t0

Dengan derajat kebebasan (df) = n1 + n2 – 2 = 40 + 40 – 2 = 78 (konsultasi tabel nilai “t”) diperoleh

harga titik “t” pada tabel (ttabel) sebagai berikut:

Pada taraf signifikan 5% = 1,67

Pada taraf signifikan 1% = 2,38

Dengan demikian t0 lebih kecil dari pada ttabel, yaitu:

1,67 > 0,307 < 2,38

Dengan demikian hipotesis nihil (H0) diterima.

Kesimpulan: tidak terdapat pengaruh yang signifikan sebelum menggunakan model pembelajaran

advance organizer terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep protista.

93

Lampiran 5

B. Uji Hipotesis Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

1. Mencari Mean

Diketahui: M1 = 70,7 (Kelas Eksperimen)

M2 = 62 (Kelas Kontrol)

2. Mencari Standar Deviasi (SD)

Diketahui: SD1 = 11,285

SD2 = 13,502

3. Mencari Standar Error Mean (SEM)

4. Mencari Standar Error Perbedaan Mean (SEM1-M2)

(SEM1-M2) = √

= √

= √

= √

= 2,818

5. Mencari thitung atau t0

Dengan derajat kebebasan (df) = n1 + n2 – 2 = 40 + 40 – 2 = 78 (konsultasi tabel nilai “t”) diperoleh

harga titik “t” pada tabel (ttabel) sebagai berikut:

Pada taraf signifikan 5% = 1,67

Pada taraf signifikan 1% = 2,38

Dengan demikian t0 lebih besar dari pada ttabel, yaitu:

1,67 < 3,087 >2,38

Dengan demikian hipotesis nihil (H0) ditolak.

Kesimpulan: terdapat pengaruh yang signifikan setelah menggunakan model pembelajaran advance

organizer terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep protista.

94

Lampiran 6

No. Siswa Perhatian Relevansi Percaya Diri Kepuasan Pemahaman Keaktifan

1 27 30 28 22 17 14

2 17 21 21 19 9 12

3 25 26 24 19 19 11

4 18 21 16 13 14 11

5 25 28 28 24 20 15

6 18 25 17 21 19 12

7 22 23 21 16 16 12

8 26 26 27 20 17 14

9 23 23 22 19 15 12

10 25 29 15 18 9 8

11 19 20 20 17 17 11

12 20 22 17 15 15 9

13 28 28 26 20 15 13

14 25 23 21 22 16 12

15 23 18 18 13 16 11

16 20 18 19 19 12 10

17 27 21 23 20 17 12

18 21 16 19 17 15 10

19 25 30 27 24 20 15

20 22 23 16 16 14 11

21 25 28 25 22 14 13

22 24 24 20 16 9 12

23 26 27 25 21 18 14

24 20 23 20 18 15 10

25 21 23 19 18 16 12

26 20 23 21 20 15 12

27 16 16 16 10 11 11

28 26 25 24 21 20 15

29 23 21 21 16 14 10

30 25 26 22 20 15 12

31 24 22 13 13 10 12

32 22 21 20 19 14 10

33 23 26 19 19 15 12

34 21 23 20 18 14 11

35 20 19 20 15 13 9

36 23 22 19 15 17 12

37 21 25 20 17 15 11

38 22 22 19 10 14 11

39 21 23 14 14 13 8

40 22 23 20 20 15 11

Total 901 933 822 716 599 463

Jml Pernyataan 6 6 6 5 4 3

95

Lampiran 6

Perhitungan Data Angket

Rumus:

Keterangan:

= persentase hasil angket

JKS = jumlah keseluruhan skor pada setiap indikator

BNB = banyak nomor butir indikator

n = banyak siswa

Dengan kategori persentase angket sebagai berikut:

25% - 43% = kurang

44% - 62% = cukup

63% - 81% = baik

82% - 100% = baik sekali

Perhatian

(baik)

Kepuasan

(baik)

Relevansi

(baik)

Pemahaman

(baik)

Percaya Diri

(baik)

Keaktifan

(baik)

96

Lampiran 7

KISI-KISI INSTRUMEN SOAL UJI COBA

Mata Pelajaran / Materi : Biologi / Protista

Satuan Pendidikan : SMA

Kelas / Semester : X / Ganjil

Tahun Ajaran : 2014/2015

Kompetensi Dasar Indikator Jenjang

Kognitif Butir Soal

Nomor

Soal

3.5. Menerapkan

prinsip klasifikasi

untuk menggolongkan

protista berdasarkan

ciri-ciri umum kelas

dan perannya dalam

kehidupan melalui

pengamatan secara

teliti dan sistematis.

Mendeskripsikan ciri-

ciri umum dari

kingdom protista

berdasarkan kajian

literatur dan

pengamatan

C2

Berikut ini adalah ciri-ciri organisme:

1) Bersifat eukariotik

2) Bersifat prokariotik

3) Respirasi secara aerobik

4) Dinding sel terbentuk dari peptidoglikan

5) Respirasi secara anaerob

6) Bersifat uniseluler dan multiseluler

Berdasarkan keterangan di atas, yang menjadi ciri-ciri protista adalah nomor ....

A. 1, 3, 6

B. 1, 4, 5

C. 2, 3, 6

D. 2, 4, 5

E. 2, 5, 6

Jawaban: A

31

C2

Protista memiliki karakteristik sebagai organisme eukariotik, yaitu ....

A. tidak memiliki membran inti sel

B. tidak memiliki membran plasma

C. memiliki membran inti sel

D. tidak memiliki membran plasma

E. memiliki kemampuan berfotosintesis

Jawaban: C

1

97

Lampiran 7

Mengklasifikasikan

macam-macam

protista berdasarkan

karakteristik yang

dimiliki C4

Seorang peneliti sedang mengamati suatu mikrooganisme menggunakan mikroskop.

Mikroorganisme tersebut berbentuk seperti sandal dengan rambut-rambut kecil yang disebut

silia di sekeliling tubuhnya, memiliki makronukleus dan mikronukleus, serta tidak terdapat

kloroplas. Mikroorganisme tersebut termasuk ke dalam protista golongan ....

A. protozoa

B. alga

C. jamur protista

D. archaebacteria

E. oomycota

Jawaban: A

46

C2

Berikut ini ciri-ciri suatu organisme:

1) Tidak terdapat metagenesis

2) Dominan bersifat parasit

3) Memiliki klorofil

4) Fotoautotrof

5) Vakuola makanan sebagai gudang makanan

Nomor yang menunjukkan ciri dari alga adalah ....

A. 1 dan 2

B. 2 dan 4

C. 3 dan 4

D. 2 dan 5

E. 3 dan 5

Jawaban: C

2

C1

Berikut ini yang merupakan filum dengan contoh organisme yang tepat adalah ....

Filum Contoh

A. protozoa Spirogyra

B. protozoa Phytium sp.

C. alga Chlorella

D. alga Amoeba proteus

E. protozoa Macrocystis pyrifera

Jawaban: C

18

98

Lampiran 7

Mengidentifikasi

macam-macam

protista dari gambar

C1

Perhatikan gambar berikut ini!

Mikroorganisme pada gambar di atas merupakan protista dari golongan ....

A. alga

B. jamur protista

C. sianobakteri

D. oomycota

E. protozoa

Jawaban: E

3

C1

Perhatikan gambar di bawah ini!

Organisme pada gambar di atas merupakan protista dari golongan ....

A. alga

B. jamur protista

C. sianobakteri

D. oomycota

E. protozoa

Jawaban: A

32

Membandingkan

protista dengan

makhluk hidup lain

C2

Protista yang memiliki pigmen dominan sama dengan sianobakteri adalah ....

A. alga keemasan

B. diatom

C. euglenoid

D. alga cokelat

E. alga merah

Jawaban: E

54

99

Lampiran 7

C2

Anggota kingdom protista merupakan organisme .... yang membedakannya dengan kingdom

archaebacteria dan eubacteria.

A. prokariot

B. anaerob

C. heterotrof

D. autotrof

E. eukariot

Jawaban: E

14

Mendeskripsikan ciri-

ciri umum protista

mirip hewan

C1

Protozoa dapat diklasifikasikan berdasarkan ....

A. pigmentasi

B. alat gerak

C. bentuk tubuh

D. cara hidup

E. ekologi

Jawaban: B

4

C1

Pada lingkungan yang kurang menguntungkan, protozoa akan bertahan hidup dengan cara

mengubah dirinya menjadi sel tidak aktif yang disebut ....

A. makrogamet

B. ciri

C. kinetoplas

D. trikosis

E. sista

Jawaban: E

34

Mengklasifikasikan

protista mirip hewan

berdasarkan

karakteristik yang

dimiliki dan

pengamatan

C1

Berikut ini yang merupakan kelompok protozoa adalah ....

A. sarcodina dan rhodophyta

B. diatom dan euglenoid

C. rhizopoda dan sporozoa

D. sarcodina dan diatom

E. euglenoid dan rhodophyta

Jawaban: C

5

C5

Jika dibandingkan antara organisme Amoeba, Paramecium, Trypanosoma gambiense,

Vorticella, dan Plasmodium, maka yang termasuk golongan ciliata adalah ....

A. Paramecium, Vorticella

B. Paramecium, Trypanosoma gambiense

C. Amoeba, Trypanosoma gambiense

D. Vorticella, Plasmodium

E. Paramecium, Plasmodium

Jawaban: A

6

100

Lampiran 7

Menjelaskan anggota

protista mirip hewan

berdasarkan

karakteristik yang

dimiliki dan

pengamatan

C2

Perhatikan gambar di bawah ini!

Protozoa di atas merupakan ....

A. sarcodina

B. ciliata

C. flagelata

D. rhizopoda

E. sporozoa

Jawaban: B

7

C2

Perhatikan gambar jasad renik dan tabel ciri-ciri makhluk hidup berikut!

Ciri-ciri jasad renik pada gambar di atas ditunjukkan oleh nomor ....

A. 1 dan 3

B. 3 dan 4

C. 1, 2, dan 3

D. 1, 4, dan 5

E. 2, 3, dan 5

Jawaban: C

55

C4

Pada uji laboratorium terhadap feses manusia, ditemukan mikroorganisme uniseluler tidak

berklorofil, berambut getar, dan menyebabkan diare. Organisme tersebut adalah ....

A. Paramecium caudatum

B. Balantidium coli

C. Stentor roeseli

D. Didinium

E. Vorticella

Jawaban: B

35

101

Lampiran 7

C1

Perhatikan gambar berikut ini!

Nomor yang menunjukkan silia dan vakuola kontraktil adalah ....

A. 1 dan 6

B. 6 dan 5

C. 1 dan 5

D. 1 dan 4

E. 12 dan 9

Jawaban: C

8

Menyebutkan

peranan protista mirip

hewan dalam

kehidupan C3

Rhizopoda yang fosilnya dimanfaatkan sebagai petunjuk adanya sumber minyak bumi adalah

....

A. Globigerina

B. Radiolaria

C. Difflugia

D. Heliozoa

E. Arcella

Jawaban: A

36

C3

Penyakit malaria yang disebabkan oleh Plasmodium sp. dan ditularkan melalui gigitan nyamuk

Anopheles betina umumnyaditunjukkan dengan gejala ....

A. kerusakan pada gigi dan gusi

B. kejang-kejang pada usus

C. demam berulang-ulang atau tidak menentu

D. nyeri pada otot dan sendi

E. tubuh lemah dan kurus

Jawaban: C

9

102

Lampiran 7

C3

Trypanosoma gambiense dapat menyebabkan penyakit .... yang menyerang orang-orang Afrika.

A. malaria tropikana

B. influenza

C. malaria tertiana

D. penyakit tidur

E. diare

Jawaban: D

37

Menjelaskan habitat,

cara hidup, dan

reproduksi protista

mirip hewan C2

Amoeba bergerak secara ameboid, yaitu gerak ....

A. berpindah tempat dengan membuat kaki

B. membuat semacam akar

C. membuat aliran sitoplasma

D. membuat lekukan protoplasma

E. membuat tonjolan protoplasma disertai aliran protoplasma ke satu arah

Jawaban: E

10

C2

Gerakan fototropisme yang terjadi pada Euglena viridis disebabkan oleh ....

A. makanan

B. oksigen

C. zat asam

D. zat lemas

E. sinar matahari

Jawaban: E

47

C3

Perhatikan tahapan reproduksi Plasmodium pada tubuh manusia berikut ini.

1) merozoit

2) sporozoit

3) tropozoit

Urutan proses reproduksi yang tepat adalah ....

A. 1 - 2 - 3

B. 1 - 3 - 2

C. 2 - 1 - 3

D. 2 - 3 - 1

E. 3 - 1 - 2

Jawaban: C

12

C2

Bagian yang bertindak sebagai osmoregulator pada protozoa adalah ....

A. plasma gel

B. plasma sol

C. plasmodesma

D. vakuola nonkontraktil

E. vakuola kontraktil

Jawaban: E

11

103

Lampiran 7

C5

Protozoa dapat digolongkan berdasarkan alat geraknya menjadi rhizopoda, flagellata, ciliata,

dan sporozoa. Tetapi, sporozoa dapat dikatakan berbeda dengan protozoa lainnya karena ....

A. sporozoa hanya berperan sebagai parasit dalam kehidupan

B. sporozoa merupakan mikroorganisme dengan ukuran tubuh hanya beberapa mikron

C. sporozoa memerlukan inang sementara berupa nyamuk

D. sporozoa memiliki beberapa fase dalam siklus hidupnya

E. sporozoa tidak memiliki alat gerak khusus

Jawaban: E

13

C4

Mula-mula dua Paramecium saling berdekatan. Kemudian makronukleus melebur, sedangkan

mikronukleus membelah. Selanjutnya terjadi pertukaran salah satu mikronukleus. Lalu

Paramecium memisahkan diri dan nukleusnya membelah sehingga menghasilkan Paramecium

baru. Cara yang digunakan oleh Paramecium dalam melakukan proses reproduksi tersebut

adalah ....

A. oogami

B. singami

C. konjugasi

D. kariogami

E. plasmogami

Jawaban: C

38

C1

Contoh makhluk hidup yang termasuk dalam sporozoa adalah ....

A. Trypanosoma

B. Plasmodium

C. Euglena

D. Fucus

E. Paramecium

Jawaban: B

33

Mendeskripsikan ciri-

ciri umum protista

mirip tumbuhan

C2

Protozoa dan alga termasuk ke dalam kingdom protista. Protozoa berbeda dengan alga, karena

alga bersifat ....

A. heterotrof

B. fotoautotrof

C. eukariotik

D. kemoautotrof

E. tidak memiliki alat gerak

Jawaban: B

15

104

Lampiran 7

C1

Dilihat dari cara memperoleh makanan (nutrien), alga diklasifikasikan sebagai protista ....

A. saprofit

B. heterotrof

C. autotrof

D. parasit

E. epifit

Jawaban: C

39

Mengklasifikasikan

protista mirip

tumbuhan

berdasarkan

karakteristik yang

dimiliki dan

pengamatan

C2

Berikut ini merupakan pengelompokan alga berdasarkan pigmen yang dominan adalah ....

A. chlorophyta, phaeophyta, euglenophyta

B. phaeophyta, rhodophyta, flagelata

C. chlorophyta, phaeophyta, rhodophyta

D. rhodophyta, chrysophyta, euglenophyta

E. chrysophyta, flagelata, chlorophyta

Jawaban: C

16

C2

Ganggang pada gambar di bawah ini merupakan Laminaria sp. dari golongan ....

A. phaeophyta

B. rhodophyta

C. chlorophyta

D. chrysophyta

E. pyrrophyta

Jawaban: A

17

Menjelaskan anggota

dari protista mirip

tumbuhan

berdasarkan

karakteristik yang

dimiliki dan

pengamatan

C1

Pigmen dominan pada alga merah adalah ....

A. klorofil

B. fukosantin

C. fikoeritrin

D. karoten

E. santofil

Jawaban: C

48

105

Lampiran 7

C2

Berikut ini ganggang yang memiliki globul dan nukul sebagai alat reproduksinya adalah ....

A. Volvox

B. Euglena viridis

C. Spirogyra

D. Hydrodictyon

E. Chara braunii

Jawaban: E

49

C4

Sekelompok siswa MA Aulia sedang mengamati mikroorganisme yang diambil dari air sawah

di sekitar sekolah mereka. Setelah diamati di bawah mikroskop ternyata ditemukan

mikroorganisme yang berbentuk seperti benang, berwarna hijau, dan kloroplasnya berbentuk

pita spiral. Mikroorganisme yang dimaksud adalah ....

A. Euglena sp.

B. Spirogyra

C. Ulva

D. Chlorella

E. Volvox

Jawaban: B

40

C4

Berikut pernyataan yang benar adalah ....

A. Euglena dapat digolongkan sebagai protozoa maupun ganggang karena ada tidaknya

vakuola

B. Euglena tidak dapat berfotosintesis karena merupakan protozoa

C. Euglena memiliki flagel dan klorofil sehingga dapat digolongkan sebagai protozoa maupun

ganggang

D. Euglena tidak mempunyai alat gerak karena merupakan ganggang uniseluler

E. Euglena tidak dapat berfotosintesis karena tidak memiliki klorofil

Jawaban: C

19

Menyebutkan

peranan protista mirip

tumbuhan dalam

kehidupan

C3

Chlorella sebagai protein sel tunggal (PST) berpotensi sebagai .... karena memiliki kandungan

protein dan amilum yang tinggi.

A. bahan pembuat agar-agar

B. antibiotik

C. obat malaria

D. sumber makanan baru

E. bahan pembuat pupuk kompos

Jawaban: D

41

106

Lampiran 7

C3

Ganggang yang menyebabkan terjadinya pasang merah (red tide) di laut adalah ....

A. Noctiluca scintillans

B. Sargassum

C. Macrocystis

D. Corralina

E. Vaucheria

Jawaban: A

50

C3

Ganggang yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan agar-agar adalah ....

A. Macrocystis

B. Eucheuma spinosum

C. Laminaria

D. Fucus

E. Chlorella

Jawaban: B

20

Menjelaskan habitat,

cara hidup, dan

reproduksi protista

mirip tumbuhan

C3

Susunan reproduksi seksual:

1. Terjadi peleburan inti sel (kariogami)

2. Pembentukan zigospora (inti 2n)

3. Peleburan plasma sel (plasmogami)

4. Zigospora mengalami meiosis menjadi 4 sel haploid

5. 1 sel tumbuh menjadi Spyrogyra baru

Susunan reproduksi konjugasi pada Spirogyra adalah ....

A. 1-2-3-4-5

B. 2-1-3-4-5

C. 3-1-2-4-5

D. 3-2-1-4-5

E. 4-5-3-2-1

Jawaban: C

23

107

Lampiran 7

C2

Perhatikan gambar berikut ini!

Gambar di atas merupakan Spirogyra yang sedang melakukan ....

A. konjugasi

B. fragmentasi

C. singami

D. anisogami

E. pembelahan biner

Jawaban: A

21

C1

Alga hijau memiliki pigmen dominan yang dikandungnya. Pigmen tersebut adalah ....

A. pirenoid

B. karoten

C. klorofil

D. laminarin

E. fikoeritrin

Jawaban: C

22

C5

Pembagian protista berdasarkan sifat uniseluler tidak dapat dilakukan pada alga karena ....

A. Seluruh anggota alga merupakan multiseluler

B. Alga merupakan organisme makroskopis yang bergerak menggunakan flagel

C. Alga memiliki sel yang banyak yang disebut pirenoid

D. Sebagian anggota alga merupakan multiseluler

E. Sel-sel alga telah berdiferensiasi menjadi sel berukuran besar

Jawaban: D

42

Mendeskripsikan ciri-

ciri umum protista

mirip jamur

C2

Berikut yang merupakan karakteristik dari protista mirip jamur adalah ....

A. prokariotik dan heterotrof

B. fotoautotrof dan eukariotik

C. menghasilkan spora dan heterotrof

D. fotoautotrof dan prokariotik

E. menghasilkan spora dan prokariotik

Jawaban: C

24

108

Lampiran 7

C2

Ciri mendasar dari jamur protista adalah ....

A. reproduksi dengan singami

B. menghasilkan spora

C. dinding sel dari selulosa

D. parasit pada tumbuhan lain

E. hidup di tempat lembab

Jawaban: B

51

Mengklasifikasikan

protista mirip jamur

berdasarkan

karakteristik yang

dimiliki dan

pengamatan

C4

Pernyataan berikut yang benar adalah .....

A. Fuligo septica merupakan myxomycota yang fase vegetatifnya disebut plasmodium

B. Amoeba bergerak secara ameboid sehingga digolongkan sebagai myxomycota

C. Saprolegnia digolongkan sebagai myxomyxota karena merupakan parasit pada ikan

D. Phytophthora sp. tidak bersifat senositik sehingga termasuk dalam myxomycota

E. Didymium sp. merupakan myxomycota yang fase vegetatifnya disebut amoeba

Jawaban: A

43

C1

Berikut yang merupakan contoh organisme dari myxomycota atau jamur lendir plasmodial

adalah ....

A. Eucheuma spinosum

B. Phytium sp.

C. Saprolegnia sp.

D. Fuligo septica

E. Volvox

Jawaban: D

25

Menjelaskan anggota

dari protista mirip

jamur berdasarkan

karakteristik yang

dimiliki dan

pengamatan

C2

Perhatikan data berikut!

1. Benang hifa tidak bersekat

2. Benang hifa bersekat

3. Dinding sel dari selulosa

4. Dinding sel dari zat kitin

5. Reproduksi aseksual dengan zoospora

6. Reproduksi aseksual dengan plasmodium

Ciri-ciri jamur air ditunjukkan oleh nomor ....

A. 1, 3, 6

B. 2, 3, 5

C. 2, 4, 5

D. 1, 3, 5

E. 2, 4, 6

Jawaban: D

44

109

Lampiran 7

C4

Pernyataan berikut yang benar tentang jamur lendir (myxomycota) adalah ....

A. termasuk kingdom fungi karena reproduksinya mirip fungi

B. termasuk kingdom fungi karena tidak berklorofil

C. termasuk kingdom protista karena membran sel terdiri dari zat kitin

D. termasuk kingdom protista karena reproduksinya mirip Amoeba

E. termasuk kingdom protista karena gerak pada fase vegetatifnya mirip Amoeba

Jawaban: E

26

Menyebutkan

peranan protista mirip

jamur dalam

kehidupan C3

Penyakit rebah semai yang mematikan bibit tanaman disebabkan oleh ....

A. Phytophthora infestans

B. Plasmopara viticola

C. Saprolegnia sp.

D. Phytium sp.

E. Fuligo septic

Jawaban: D

28

C4

Seorang siswa mengambil sampel potongan kayu membusuk yang basah, kemudian

mengamatinya di bawah mikroskop. Dia menemukan organisme dengan ciri-ciri :

1. Tubuh terdiri dari benang-benang tidak bersekat (senositik)

2. Inti sel banyak dan membentuk zoospora berflagel 2

Dapat ditentukan bahwa organisme tersebut adalah ....

A. phaeophyta

B. rhodophyta

C. myxomycota

D. oomycota

E. acrasiomycota

Jawaban: D

27

C1

Gambar berikut merupakan hifa dari protista yang menyebabkan infeksi pada kulit ikan.

Protista tersebut adalah ....

A. Phytium sp.

B. Phytophthora sojae

C. Phytophthora infestans

D. Fuligo septica

E. Saprolegnia sp.

Jawaban: E

29

110

Lampiran 7

C1

Berikut ini merupakan contoh protista dari kelompok oomycota, yaitu ....

A. jamur karat putih

B. jamur merang

C. jamur kuping

D. jamur lendir plasmodial

E. jamur lendir selular

Jawaban: A

45

C6

Penyebaran penyakit late blight pada tanaman kentang yang disebabkan oleh jamur air

Phytophthora dapat menyebabkan gagal panen pada tanaman tersebut. Untuk mencegah

penyebaran penyakit tersebut, para petani dapat melakukan ....

A. pemberian insektisida secara rutin

B. penyemprotan fungisida

C. pemberian urea untuk menyuburkan tanah

D. pengasapan pada kentang

E. penyemprotan air secara teratur

Jawaban: B

53

Menjelaskan habitat,

cara hidup, dan

reproduksi protista

mirip jamur C1

Saat bereproduksi aseksual, acrasiomycota membentuk ....

A. tunas

B. nukleus

C. flagela

D. tubuh buah

E. sitoplasma

Jawaban: D

52

C1

Fase vegetatif jamur lendir yang dapat bergerak seperti Amoeba sp. disebut ....

A. amoeba

B. plasmodium

C. myxoamoeba

D. sporangium

E. anteridium

Jawaban: B

30

111

Lampiran 7

KISI-KISI INSTRUMEN SOAL UJI COBA

No. Indikator

Tingkat Pengetahuan dan Butir Soal Jumlah

Soal

Jumlah

Soal yang

Valid C1 C2 C3 C4 C5 C6

1. Mendeskripsikan ciri-ciri

umum dari kingdom protista

berdasarkan kajian literatur

dan pengamatan

1**, 31

2 1

2. Mengklasifikasikan macam-

macam protista berdasarkan

karakteristik yang dimiliki

18** 2 46 3 1

3. Mengidentifikasi macam-

macam protista dari gambar

3**,

32**

2 2

4. Membandingkan protista

dengan makhluk hidup lain

14**, 54 2 1

5. Mendeskripsikan ciri-ciri

umum protista mirip hewan,

protista mirip tumbuhan dan

protista mirip jamur

4**, 34,

39*

15, 24, 51

6 2

6. Mengklasifikasikan protista

mirip hewan, protista mirip

tumbuhan dan protista mirip

jamur berdasarkan

karakteristik yang dimiliki

dan pengamatan

5, 25 16**,

17**

43 6**

6 3

7. Menjelaskan anggota dari

protista mirip hewan,

protista mirip tumbuhan dan

8**, 48 7, 44, 49,

55

19**,

26**, 35,

40**

10 4

112

Lampiran 7

protista mirip jamur

berdasarkan karakteristik

yang dimiliki dan

pengamatan

8. Menjelaskan habitat, cara

hidup, dan reproduksi dari

protista mirip hewan,

protista mirip tumbuhan dan

protista mirip jamur

33, 22**,

30, 52

10, 11,

21**,

47**

12, 23** 38* 13**, 42

13 6

9. Menyebutkan peranan

protista mirip hewan,

protista mirip tumbuhan dan

protista mirip jamur dalam

kehidupan

29, 45** 9**, 20,

28, 36,

37, 41**,

50**

27** 53

11 5

Jumlah 55 25

Keterangan soal yang valid :

* = Signifikan

** = Sangat signifikan

113

Lampiran 8

1. Protista memiliki karakteristik sebagai

organisme eukariotik, yaitu ....

A. tidak memiliki membran inti sel

B. tidak memiliki membran plasma

C. memiliki membran inti sel

D. tidak memiliki membran plasma

E. memiliki kemampuan berfotosintesis

2. Berikut ini ciri-ciri suatu organisme:

1) Tidak terdapat metagenesis

2) Dominan bersifat parasit

3) Memiliki klorofil

4) Fotoautotrof

5) Vakuola makanan sebagai gudang

makanan

Nomor yang menunjukkan ciri alga

adalah ....

A. 1 dan 2

B. 2 dan 4

C. 3 dan 4

D. 2 dan 5

E. 3 dan 5

3. Perhatikan gambar berikut ini!

Mikroorganisme pada gambar di atas

merupakan protista dari golongan ....

A. alga

B. jamur protista

C. sianobakteri

D. oomycota

E. protozoa

4. Protozoa dapat diklasifikasikan

berdasarkan ....

A. pigmentasi

B. alat gerak

C. bentuk tubuh

D. cara hidup

E. ekologi

5. Berikut ini yang merupakan kelompok

protozoa adalah ....

A. sarcodina dan rhodophyta

B. diatom dan euglenoid

C. rhizopoda dan sporozoa

D. sarcodina dan diatom

E. euglenoid dan rhodophyta

6. Jika dibandingkan antara organisme

Amoeba, Paramecium, Trypanosoma

gambiense, Vorticella, dan Plasmodium,

maka yang termasuk golongan ciliata

adalah ....

A. Paramecium, Vorticella

B. Paramecium, Trypanosoma gambiense

C. Amoeba, Trypanosoma gambiense

D. Vorticella, Plasmodium

E. Paramecium, Plasmodium

SOAL INSTRUMEN UJI COBA

Nama Siswa :

Mata Pelajaran / Materi : Biologi / Protista

Kelas / Semester : X SMA / Ganjil

Hari, Tanggal :

Bacalah soal-soal berikut ini dengan seksama lalu berilah tanda silang (X) pada

jawaban yang Anda anggap paling tepat!

114

Lampiran 8

7. Perhatikan gambar di bawah ini!

Protozoa di atas merupakan ....

A. sarcodina

B. ciliata

C. flagelata

D. rhizopoda

E. sporozoa

8. Perhatikan gambar berikut ini!

Nomor yang menunjukkan silia dan

vakuola kontraktil adalah ....

A. 1 dan 6

B. 6 dan 5

C. 1 dan 5

D. 1 dan 4

E. 12 dan 9

9. Penyakit malaria yang disebabkan oleh

Plasmodium sp. dan ditularkan melalui

gigitan nyamuk Anopheles betina

umumnya ditunjukkan dengan gejala ....

A. kerusakan pada gigi dan gusi

B. kejang-kejang pada usus

C. demam berulang-ulang atau tidak

menentu

D. nyeri pada otot dan sendi

E. tubuh lemah dan kurus

10. Amoeba bergerak secara ameboid, yaitu

gerak ....

A. berpindah tempat dengan membuat

kaki

B. membuat semacam akar

C. membuat aliran sitoplasma

D. membuat lekukan protoplasma

E. membuat tonjolan protoplasma

disertai aliran protoplasma ke satu

arah

11. Bagian yang bertindak sebagai

osmoregulator pada protozoa adalah ....

A. plasma gel

B. plasma sol

C. plasmodesma

D. vakuola nonkontraktil

E. vakuola kontraktil

12. Perhatikan tahapan reproduksi

Plasmodium pada tubuh manusia

berikut ini.

1) merozoit

2) sporozoit

3) tropozoit

Urutan proses reproduksi yang tepat

adalah ....

A. 1 - 2 - 3

B. 1 - 3 - 2

C. 2 - 1 - 3

D. 2 - 3 - 1

E. 3 - 1 - 2

13. Protozoa dapat digolongkan berdasarkan

alat geraknya menjadi rhizopoda,

flagellata, ciliata, dan sporozoa. Tetapi,

sporozoa dapat dikatakan berbeda

dengan protozoa lainnya karena ....

115

Lampiran 8

A. sporozoa hanya berperan sebagai

parasit dalam kehidupan

B. sporozoa merupakan mikroorganisme

dengan ukuran tubuh hanya beberapa

mikron

C. sporozoa memerlukan inang

sementara berupa nyamuk

D. sporozoa memiliki beberapa fase

dalam siklus hidupnya

E. sporozoa tidak memiliki alat gerak

khusus

14. Anggota kingdom protista merupakan

organisme .... yang membedakannya

dengan kingdom archaebacteria dan

eubacteria.

A. prokariot

B. anaerob

C. heterotrof

D. autotrof

E. eukariot

15. Protozoa dan alga termasuk ke dalam

kingdom protista. Protozoa berbeda

dengan alga, karena alga bersifat ....

A. heterotrof

B. fotoautotrof

C. eukariotik

D. kemoautotrof

E. tidak memiliki alat gerak

16. Berikut ini merupakan pengelompokan

alga berdasarkan pigmen yang dominan

adalah ....

A. chlorophyta, phaeophyta,

euglenophyta

B. phaeophyta, rhodophyta, flagelata

C. chlorophyta, phaeophyta, rhodophyta

D. rhodophyta, chrysophyta,

euglenophyta

E. chrysophyta, flagelata, chlorophyta

17. Ganggang berikut merupakan

Laminaria sp. dari golongan ....

A. phaeophyta

B. rhodophyta

C. chlorophyta

D. chrysophyta

E. pyrrophyta

18. Berikut ini yang merupakan filum

dengan contoh organisme yang tepat

adalah ....

Filum Contoh

A. protozoa Spirogyra

B. protozoa Phytium sp.

C. alga Chlorella

D. alga Amoeba proteus

E. protozoa Macrocystis

pyrifera

19. Berikut pernyataan yang benar adalah

....

A. Euglena dapat digolongkan sebagai

protozoa maupun ganggang karena

ada tidaknya vakuola

B. Euglena tidak dapat berfotosintesis

karena merupakan protozoa

C. Euglena memiliki flagel dan klorofil

sehingga dapat digolongkan sebagai

protozoa maupun ganggang

D. Euglena tidak mempunyai alat gerak

karena merupakan ganggang

uniseluler

E. Euglena tidak dapat berfotosintesis

karena tidak memiliki klorofil

20. Ganggang yang dapat dimanfaatkan

sebagai bahan agar-agar adalah ....

A. Macrocystis

B. Eucheuma spinosum

C. Laminaria

116

Lampiran 8

D. Fucus

E. Chlorella

21. Perhatikan gambar berikut!

Gambar di atas merupakan Spirogyra

yang sedang melakukan ....

A. konjugasi

B. fragmentasi

C. singami

D. anisogami

E. pembelahan biner

22. Alga hijau memiliki pigmen dominan

yang dikandungnya. Pigmen tersebut

adalah ....

A. pirenoid

B. karoten

C. klorofil

D. laminarin

E. fikoeritrin

23. Susunan reproduksi seksual:

1) Terjadi peleburan inti sel (kariogami)

2) Pembentukan zigospora (inti 2n)

3) Peleburan plasma sel (plasmogami)

4) Zigospora mengalami meiosis

menjadi 4 sel haploid

5) 1 sel tumbuh menjadi Spyrogyra baru

Susunan reproduksi konjugasi pada

Spirogyra adalah ....

A. 1-2-3-4-5

B. 2-1-3-4-5

C. 3-1-2-4-5

D. 3-2-1-4-5

E. 4-5-3-2-1

24. Berikut yang merupakan karakteristik

dari protista mirip jamur adalah ....

A. prokariotik dan heterotrof

B. fotoautotrof dan eukariotik

C. menghasilkan spora dan heterotrof

D. fotoautotrof dan prokariotik

E. menghasilkan spora dan prokariotik

25. Berikut yang merupakan contoh

organisme dari myxomycota atau jamur

lendir plasmodial adalah ....

A. Eucheuma spinosum

B. Phytium sp.

C. Saprolegnia sp.

D. Fuligo septica

E. Volvox

26. Pernyataan berikut yang benar tentang

jamur lendir (myxomycota) adalah ....

A. termasuk kingdom fungi karena

reproduksinya mirip fungi

B. termasuk kingdom fungi karena tidak

berklorofil

C. termasuk kingdom protista karena

membran sel terdiri dari zat kitin

D. termasuk kingdom protista karena

reproduksinya mirip Amoeba

E. termasuk kingdom protista karena

gerak pada fase vegetatifnya mirip

Amoeba

27. Seorang siswa mengambil sampel

potongan kayu membusuk yang basah,

kemudian mengamatinya di bawah

mikroskop. Dia menemukan organisme

dengan ciri-ciri :

1) Tubuh terdiri dari benang-benang

tidak bersekat (senositik)

2) Inti sel banyak dan membentuk

zoospora berflagel 2

Dapat ditentukan bahwa organisme

tersebut adalah ....

117

Lampiran 8

A. phaeophyta

B. rhodophyta

C. myxomycota

D. oomycota

E. acrasiomycota

28. Penyakit rebah semai yang mematikan

bibit tanaman disebabkan oleh ....

A. Phytophthora infestans

B. Plasmopara viticola

C. Saprolegnia sp.

D. Phytium sp.

E. Fuligo septic

29. Gambar berikut merupakan hifa dari

protista yang menyebabkan infeksi pada

kulit ikan. Protista tersebut adalah ....

A. Phytium sp.

B. Phytophthora sojae

C. Phytophthora infestans

D. Fuligo septica

E. Saprolegnia sp.

30. Fase vegetatif jamur lendir yang dapat

bergerak seperti Amoeba sp. disebut ....

A. amoeba

B. plasmodium

C. myxoamoeba

D. sporangium

E. anteridium

31. Berikut ini adalah ciri-ciri organisme:

1) Bersifat eukariotik

2) Bersifat prokariotik

3) Respirasi secara aerobik

4) Dinding sel terbentuk dari

peptidoglikan

5) Respirasi secara anaerob

6) Bersifat uniseluler dan multiseluler

Berdasarkan keterangan di atas, yang

menjadi ciri-ciri protista adalah nomor

....

A. 1, 3, 6

B. 1, 4, 5

C. 2, 3, 6

D. 2, 4, 5

E. 2, 5, 6

32. Perhatikan gambar di bawah ini!

Organisme pada gambar di atas

merupakan protista dari golongan ....

A. alga

B. jamur protista

C. sianobakteri

D. oomycota

E. protozoa

33. Contoh makhluk hidup yang termasuk

dalam sporozoa adalah ....

A. Trypanosoma

B. Plasmodium

C. Euglena

D. Fucus

E. Paramecium

34. Pada lingkungan yang kurang

menguntungkan, protozoa akan bertahan

hidup dengan cara mengubah dirinya

menjadi sel tidak aktif yang disebut ....

A. makrogamet

B. ciri

C. kinetoplas

D. trikosis

E. sista

118

Lampiran 8

35. Pada uji laboratorium terhadap feses

manusia, ditemukan mikroorganisme

uniseluler tidak berklorofil, berambut

getar, dan menyebabkan diare.

Organisme tersebut adalah ....

A. Paramecium caudatum

B. Balantidium coli

C. Stentor roeseli

D. Didinium

E. Vorticella

36. Rhizopoda yang fosilnya dimanfaatkan

sebagai petunjuk adanya sumber minyak

bumi adalah ....

A. Globigerina

B. Radiolaria

C. Difflugia

D. Heliozoa

E. Arcella

37. Trypanosoma gambiense dapat

menyebabkan penyakit .... yang

menyerang orang-orang Afrika.

A. malaria tropikana

B. influenza

C. malaria tertiana

D. penyakit tidur

E. diare

38. Mula-mula dua Paramecium saling

berdekatan. Kemudian makronukleus

melebur, sedangkan mikronukleus

membelah. Selanjutnya terjadi

pertukaran salah satu mikronukleus.

Lalu Paramecium memisahkan diri dan

nukleusnya membelah sehingga

menghasilkan Paramecium baru. Cara

yang digunakan oleh Paramecium

dalam melakukan proses reproduksi

tersebut adalah ....

A. oogami

B. singami

C. konjugasi

D. kariogami

E. plasmogami

39. Dilihat dari cara memperoleh nutrien,

alga diklasifikasikan sebagai protista ....

A. saprofit

B. heterotrof

C. autotrof

D. parasit

E. epifit

40. Sekelompok siswa MA Aulia sedang

mengamati mikroorganisme yang

diambil dari air sawah di sekitar sekolah

mereka. Setelah diamati di bawah

mikroskop ternyata ditemukan

mikroorganisme yang berbentuk seperti

benang, berwarna hijau, dan

kloroplasnya berbentuk pita spiral.

Mikroorganisme tersebut adalah ....

A. Euglena sp.

B. Spirogyra

C. Ulva

D. Chlorella

E. Volvox

41. Chlorella sebagai protein sel tunggal

(PST) berpotensi sebagai .... karena

memiliki kandungan protein dan

amilum yang tinggi.

A. bahan pembuat agar-agar

B. antibiotik

C. obat malaria

D. sumber makanan baru

E. bahan pembuat pupuk kompos

42. Pembagian protista berdasarkan sifat

uniseluler tidak dapat dilakukan pada

alga karena ....

119

Lampiran 8

A. Seluruh anggota alga merupakan

multiseluler

B. Alga merupakan organisme

makroskopis yang bergerak

menggunakan flagel

C. Alga memiliki sel yang banyak yang

disebut pirenoid

D. Sebagian anggota alga merupakan

multiseluler

E. Sel-sel alga telah berdiferensiasi

menjadi sel berukuran besar

43. Pernyataan berikut yang benar adalah

.....

A. Fuligo septica merupakan

myxomycota yang fase vegetatifnya

disebut plasmodium

B. Amoeba bergerak secara ameboid

sehingga digolongkan sebagai

myxomycota

C. Saprolegnia digolongkan sebagai

myxomyxota karena merupakan

parasit pada ikan

D. Phytophthora sp. tidak bersifat

senositik sehingga termasuk dalam

myxomycota

E. Didymium sp. merupakan

myxomycota yang fase vegetatifnya

disebut amoeba

44. Perhatikan data berikut!

1) Benang hifa tidak bersekat

2) Benang hifa bersekat

3) Dinding sel dari selulosa

4) Dinding sel dari zat kitin

5) Reproduksi aseksual dengan

zoospora

6) Reproduksi aseksual dengan

plasmodium

Ciri-ciri jamur air ditunjukkan oleh

nomor ....

A. 1, 3, 6

B. 2, 3, 5

C. 2, 4, 5

D. 1, 3, 5

E. 2, 4, 6

45. Berikut ini merupakan contoh protista

dari kelompok oomycota, yaitu ....

A. jamur karat putih

B. jamur merang

C. jamur kuping

D. jamur lendir plasmodial

E. jamur lendir selular

46. Seorang peneliti sedang mengamati

suatu mikrooganisme menggunakan

mikroskop. Mikroorganisme tersebut

berbentuk seperti sandal dengan rambut-

rambut kecil yang disebut silia di

sekeliling tubuhnya, memiliki

makronukleus dan mikronukleus, serta

tidak terdapat kloroplas.

Mikroorganisme tersebut termasuk ke

dalam Protista golongan ....

A. protozoa

B. alga

C. jamur protista

D. archaebacteria

E. oomycota

47. Gerakan fototropisme yang terjadi pada

Euglena viridis disebabkan oleh ....

A. makanan

B. oksigen

C. zat asam

D. zat lemas

E. sinar matahari

48. Pigmen dominan pada alga merah

adalah ....

A. klorofil

B. fukosantin

C. fikoeritrin

120

Lampiran 8

D. karoten

E. santofil

49. Berikut ini ganggang yang memiliki

globul dan nukul sebagai alat

reproduksinya adalah ....

A. Volvox

B. Euglena viridis

C. Spirogyra

D. Hydrodictyon

E. Chara braunii

50. Ganggang yang menyebabkan

terjadinya pasang merah (red tide) di

laut adalah ....

A. Noctiluca scintillans

B. Sargassum

C. Macrocystis

D. Corralina

E. Vaucheria

51. Ciri mendasar dari jamur protista adalah

....

A. reproduksi dengan singami

B. menghasilkan spora

C. dinding sel dari selulosa

D. parasit pada tumbuhan lain

E. hidup di tempat lembab

52. Saat bereproduksi secara aseksual,

acrasiomycota membentuk ....

A. tunas

B. nukleus

C. flagela

D. tubuh buah

E. sitoplasma

53. Penyebaran penyakit late blight pada

tanaman kentang yang disebabkan oleh

jamur air Phytophthora dapat

menyebabkan gagal panen pada

tanaman tersebut. Untuk mencegah

penyebaran penyakit tersebut, para

petani dapat melakukan ....

A. pemberian insektisida secara rutin

B. penyemprotan fungisida

C. pemberian urea untuk menyuburkan

tanah

D. pengasapan pada kentang

E. penyemprotan air secara teratur

54. Protista yang memiliki pigmen dominan

sama dengan sianobakteri adalah ....

A. alga keemasan

B. diatom

C. euglenoid

D. alga cokelat

E. alga merah

55. Perhatikan gambar jasad renik dan tabel

ciri-ciri makhluk hidup berikut.

Ciri-ciri jasad renik pada gambar di atas

ditunjukkan oleh nomor ....

A. 1 dan 3

B. 3 dan 4

C. 1, 2, dan 3

D. 1, 4, dan 5

E. 2, 3, dan 5

121

Lampiran 9

REKAPITULASI ANALISIS BUTIR SOAL INSTRUMEN UJI COBA (55 SOAL PG)

SKOR DATA DIBOBOT

=================

Jumlah Subyek = 30

Butir soal = 55

Bobot utk jwban benar = 1

Bobot utk jwban salah = 0

Nama berkas: D:\AO PROTISTA.ANA

No Urt No Subyek Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot

1 1 ALFIAN... 17 38 0 17 17

2 2 IVAN A... 22 33 0 22 22

3 3 MOCHAM... 26 29 0 26 26

4 4 NAURA ... 11 44 0 11 11

5 5 ZIADHA... 13 42 0 13 13

6 6 AJENG ... 22 33 0 22 22

7 7 RODELL... 20 35 0 20 20

8 8 REZA A... 17 38 0 17 17

9 9 NIA AN... 20 35 0 20 20

10 10 AYU SA... 21 34 0 21 21

11 11 INEZ J... 31 24 0 31 31

12 12 QORI L. 21 34 0 21 21

13 13 SUHAND... 30 25 0 30 30

14 14 MUHAMM... 30 25 0 30 30

15 15 AJI SO... 30 25 0 30 30

16 16 ROSI H... 27 28 0 27 27

17 17 MEGA S... 21 34 0 21 21

18 18 FAIRUZ... 24 31 0 24 24

19 19 MARHAT... 26 29 0 26 26

20 20 RETNO ... 24 31 0 24 24

21 21 KURNIA... 31 24 0 31 31

22 22 SITI M... 29 26 0 29 29

23 23 CINDY ... 25 30 0 25 25

24 24 FERNANDO 26 29 0 26 26

25 25 M. ROZ... 26 29 0 26 26

26 26 MITA M... 34 21 0 34 34

27 27 DWIYAN... 33 22 0 33 33

28 28 DHIMAS... 25 30 0 25 25

29 29 YOHANA... 29 26 0 29 29

30 30 STELLA... 31 24 0 31 31

122

Lampiran 9

RELIABILITAS TES

================

Rata2= 24.73

Simpang Baku= 5.73

KorelasiXY= 0.65

Reliabilitas Tes= 0.79

Nama berkas: D:\AO PROTISTA.ANA

No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total

1 1 ALFIANTY K. 10 7 17

2 2 IVAN ARMAYN 14 8 22

3 3 MOCHAMAD DANDI 15 11 26

4 4 NAURA SALSABILA 6 5 11

5 5 ZIADHATURRAHMA 6 7 13

6 6 AJENG NURUL H. 12 10 22

7 7 RODELLA PRADITA 13 7 20

8 8 REZA ANUGRAH Y. 13 4 17

9 9 NIA ANUARI T. 13 7 20

10 10 AYU SARASWATI M. 14 7 21

11 11 INEZ J.M.P. 20 11 31

12 12 QORI L. 11 10 21

13 13 SUHANDI JAFAR 18 12 30

14 14 MUHAMMAD FAIA F. 18 12 30

15 15 AJI SOKO P. 18 12 30

16 16 ROSI HANDAYANI 16 11 27

17 17 MEGA SAFIRA 12 9 21

18 18 FAIRUZ NABILA 16 8 24

19 19 MARHATUN AWALIAH 16 10 26

20 20 RETNO WATI 14 10 24

21 21 KURNIA ADITYA R. 19 12 31

22 22 SITI MUTIARA ... 18 11 29

23 23 CINDY M.K. 14 11 25

24 24 FERNANDO 16 10 26

25 25 M. ROZZAK FARHAN 18 8 26

26 26 MITA MUSTAHIDAH 18 16 34

27 27 DWIYANTI F. 21 12 33

28 28 DHIMAS BAGUS ... 13 12 25

29 29 YOHANA MARGARETH 17 12 29

30 30 STELLA M.I. 20 11 31

123

Lampiran 9

KELOMPOK UNGGUL & ASOR

======================

Kelompok Unggul

Nama berkas: D:\AO PROTISTA.ANA

1 2 3 4 5 6 7

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7

1 26 MITA MUSTAHIDAH 34 1 1 1 1 - 1 -

2 27 DWIYANTI F. 33 1 - 1 1 1 1 1

3 11 INEZ J.M.P. 31 1 - 1 1 1 1 1

4 21 KURNIA ADITYA R. 31 - 1 1 1 1 1 1

5 30 STELLA M.I. 31 1 - 1 1 1 1 1

6 13 SUHANDI JAFAR 30 1 - 1 1 1 1 1

7 14 MUHAMMAD FAIA F. 30 - 1 1 1 1 1 1

8 15 AJI SOKO P. 30 1 - 1 1 1 1 1

Jml Jwb Benar 6 3 8 8 7 8 7

8 9 10 11 12 13 14

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14

1 26 MITA MUSTAHIDAH 34 1 1 1 1 1 1 1

2 27 DWIYANTI F. 33 1 1 - - 1 1 1

3 11 INEZ J.M.P. 31 1 1 - - - 1 1

4 21 KURNIA ADITYA R. 31 - 1 - 1 - 1 -

5 30 STELLA M.I. 31 1 1 - - - 1 1

6 13 SUHANDI JAFAR 30 1 1 - - - 1 1

7 14 MUHAMMAD FAIA F. 30 - 1 - 1 - 1 -

8 15 AJI SOKO P. 30 1 1 - - - 1 1

Jml Jwb Benar 6 8 1 3 2 8 6

15 16 17 18 19 20 21

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21

1 26 MITA MUSTAHIDAH 34 1 - - 1 1 - 1

2 27 DWIYANTI F. 33 - 1 1 1 1 - 1

3 11 INEZ J.M.P. 31 - 1 1 1 1 - 1

4 21 KURNIA ADITYA R. 31 1 1 1 1 1 - 1

5 30 STELLA M.I. 31 - 1 1 1 1 - 1

6 13 SUHANDI JAFAR 30 - 1 1 1 1 - 1

124

Lampiran 9

7 14 MUHAMMAD FAIA F. 30 1 1 1 1 1 - 1

8 15 AJI SOKO P. 30 - 1 1 1 1 - 1

Jml Jwb Benar 3 7 7 8 8 0 8

22 23 24 25 26 27 28

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28

1 26 MITA MUSTAHIDAH 34 1 1 1 - - 1 -

2 27 DWIYANTI F. 33 1 1 - - 1 1 -

3 11 INEZ J.M.P. 31 1 1 - - 1 1 -

4 21 KURNIA ADITYA R. 31 1 1 1 - - 1 -

5 30 STELLA M.I. 31 1 1 - - 1 1 -

6 13 SUHANDI JAFAR 30 1 1 1 - 1 - -

7 14 MUHAMMAD FAIA F. 30 1 1 1 - - 1 -

8 15 AJI SOKO P. 30 1 1 1 - 1 - -

Jml Jwb Benar 8 8 5 0 5 6 0

29 30 31 32 33 34 35

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34 35

1 26 MITA MUSTAHIDAH 34 - 1 1 1 1 1 1

2 27 DWIYANTI F. 33 - - - 1 1 - 1

3 11 INEZ J.M.P. 31 - - - 1 1 - 1

4 21 KURNIA ADITYA R. 31 1 - - 1 1 1 1

5 30 STELLA M.I. 31 - - - 1 1 - 1

6 13 SUHANDI JAFAR 30 - - - 1 1 - 1

7 14 MUHAMMAD FAIA F. 30 1 - - 1 1 1 -

8 15 AJI SOKO P. 30 - - - 1 1 - 1

Jml Jwb Benar 2 1 1 8 8 3 7

36 37 38 39 40 41 42

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40 41 42

1 26 MITA MUSTAHIDAH 34 - 1 - 1 - 1 -

2 27 DWIYANTI F. 33 - 1 1 1 1 1 -

3 11 INEZ J.M.P. 31 - 1 1 1 1 1 -

4 21 KURNIA ADITYA R. 31 - - - 1 1 1 -

5 30 STELLA M.I. 31 - 1 1 1 1 1 -

6 13 SUHANDI JAFAR 30 - 1 - 1 1 1 -

7 14 MUHAMMAD FAIA F. 30 - - - 1 1 1 -

8 15 AJI SOKO P. 30 - 1 - 1 1 1 -

Jml Jwb Benar 0 6 3 8 7 8 0

125

Lampiran 9

43 44 45 46 47 48 49

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 43 44 45 46 47 48 49

1 26 MITA MUSTAHIDAH 34 - - 1 - 1 1 -

2 27 DWIYANTI F. 33 1 - 1 - 1 - -

3 11 INEZ J.M.P. 31 - - 1 - 1 - -

4 21 KURNIA ADITYA R. 31 - - 1 1 1 1 -

5 30 STELLA M.I. 31 - - 1 - 1 - -

6 13 SUHANDI JAFAR 30 - - 1 - 1 - -

7 14 MUHAMMAD FAIA F. 30 - - 1 1 1 1 -

8 15 AJI SOKO P. 30 - - 1 - 1 - -

Jml Jwb Benar 1 0 8 2 8 3 0

50 51 52 53 54 55

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 50 51 52 53 54 55

1 26 MITA MUSTAHIDAH 34 1 - 1 - - -

2 27 DWIYANTI F. 33 - 1 - 1 - -

3 11 INEZ J.M.P. 31 - 1 - 1 - -

4 21 KURNIA ADITYA R. 31 - - - - - -

5 30 STELLA M.I. 31 - 1 - 1 - -

6 13 SUHANDI JAFAR 30 1 - - 1 - -

7 14 MUHAMMAD FAIA F. 30 - - - - - -

8 15 AJI SOKO P. 30 1 - - 1 - -

Jml Jwb Benar 3 3 1 5 0 0

Kelompok Asor

Nama berkas: D:\AO PROTISTA.ANA

1 2 3 4 5 6 7

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7

1 12 QORI L. 21 1 1 1 1 1 1 1

2 17 MEGA SAFIRA 21 1 1 - - 1 1 1

3 7 RODELLA PRADITA 20 - 1 1 - 1 1 -

4 9 NIA ANUARI T. 20 - 1 1 - 1 1 -

5 1 ALFIANTY K. 17 - - - - - 1 1

6 8 REZA ANUGRAH Y. 17 - - - - 1 - 1

7 5 ZIADHATURRAHMA 13 - - 1 1 1 1 -

8 4 NAURA SALSABILA 11 - - - - - - 1

Jml Jwb Benar 2 4 4 2 6 6 5

126

Lampiran 9

8 9 10 11 12 13 14

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14

1 12 QORI L. 21 - 1 - 1 - - -

2 17 MEGA SAFIRA 21 - - 1 - - - 1

3 7 RODELLA PRADITA 20 - 1 - - - 1 -

4 9 NIA ANUARI T. 20 - 1 - - - 1 -

5 1 ALFIANTY K. 17 - 1 - - 1 - -

6 8 REZA ANUGRAH Y. 17 - 1 1 - - - -

7 5 ZIADHATURRAHMA 13 - - - - - - -

8 4 NAURA SALSABILA 11 - - - - - - -

Jml Jwb Benar 0 5 2 1 1 2 1

15 16 17 18 19 20 21

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21

1 12 QORI L. 21 1 1 - - - - 1

2 17 MEGA SAFIRA 21 1 - - - - - 1

3 7 RODELLA PRADITA 20 1 - - - - 1 1

4 9 NIA ANUARI T. 20 1 - - - - 1 1

5 1 ALFIANTY K. 17 - - - - - - 1

6 8 REZA ANUGRAH Y. 17 - 1 1 - 1 1 -

7 5 ZIADHATURRAHMA 13 - - - - - - 1

8 4 NAURA SALSABILA 11 - - - - - 1 -

Jml Jwb Benar 4 2 1 0 1 4 6

22 23 24 25 26 27 28

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28

1 12 QORI L. 21 - - 1 - 1 - -

2 17 MEGA SAFIRA 21 1 1 1 - - 1 -

3 7 RODELLA PRADITA 20 1 1 - - - 1 -

4 9 NIA ANUARI T. 20 1 1 - - - 1 -

5 1 ALFIANTY K. 17 - - 1 - - - 1

6 8 REZA ANUGRAH Y. 17 1 - - 1 - - -

7 5 ZIADHATURRAHMA 13 - - 1 - - - 1

8 4 NAURA SALSABILA 11 1 - 1 - - - -

Jml Jwb Benar 5 3 5 1 1 3 2

29 30 31 32 33 34 35

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34 35

1 12 QORI L. 21 - 1 - - - 1 1

127

Lampiran 9

2 17 MEGA SAFIRA 21 - - - 1 1 - -

3 7 RODELLA PRADITA 20 1 - - - 1 - 1

4 9 NIA ANUARI T. 20 1 - - - 1 - 1

5 1 ALFIANTY K. 17 - - - - 1 - 1

6 8 REZA ANUGRAH Y. 17 - - - - 1 - 1

7 5 ZIADHATURRAHMA 13 - - - 1 1 - -

8 4 NAURA SALSABILA 11 - - - 1 1 - 1

Jml Jwb Benar 2 1 0 3 7 1 6

36 37 38 39 40 41 42

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40 41 42

1 12 QORI L. 21 - - - - - - -

2 17 MEGA SAFIRA 21 - 1 - 1 1 - -

3 7 RODELLA PRADITA 20 - - - - - 1 -

4 9 NIA ANUARI T. 20 - - - - - 1 -

5 1 ALFIANTY K. 17 1 1 - - - 1 -

6 8 REZA ANUGRAH Y. 17 - 1 - 1 - 1 -

7 5 ZIADHATURRAHMA 13 - 1 - 1 - - -

8 4 NAURA SALSABILA 11 - 1 - 1 - - -

Jml Jwb Benar 1 5 0 4 1 4 0

43 44 45 46 47 48 49

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 43 44 45 46 47 48 49

1 12 QORI L. 21 - - - 1 1 1 -

2 17 MEGA SAFIRA 21 - - - 1 1 - -

3 7 RODELLA PRADITA 20 - - - 1 1 1 -

4 9 NIA ANUARI T. 20 - - - 1 1 1 -

5 1 ALFIANTY K. 17 - 1 - - 1 1 -

6 8 REZA ANUGRAH Y. 17 - - - - 1 - -

7 5 ZIADHATURRAHMA 13 - - - 1 - - -

8 4 NAURA SALSABILA 11 - - - - - 1 -

Jml Jwb Benar 0 1 0 5 6 5 0

50 51 52 53 54 55

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 50 51 52 53 54 55

1 12 QORI L. 21 - - - 1 - -

2 17 MEGA SAFIRA 21 - - - 1 - -

3 7 RODELLA PRADITA 20 - - - - 1 -

4 9 NIA ANUARI T. 20 - - - - 1 -

5 1 ALFIANTY K. 17 - 1 - 1 - -

128

Lampiran 9

6 8 REZA ANUGRAH Y. 17 - 1 - - - -

7 5 ZIADHATURRAHMA 13 - - 1 - - -

8 4 NAURA SALSABILA 11 - - - - - 1

Jml Jwb Benar 0 2 1 3 2 1

DAYA PEMBEDA

============

Jumlah Subyek= 30

Klp atas/bawah(n)= 8

Butir Soal= 55

Nama berkas: D:\AO PROTISTA.ANA

No Butir Baru No Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%)

1 1 6 2 4 50.00

2 2 3 4 -1 -12.50

3 3 8 4 4 50.00

4 4 8 2 6 75.00

5 5 7 6 1 12.50

6 6 8 6 2 25.00

7 7 7 5 2 25.00

8 8 6 0 6 75.00

9 9 8 5 3 37.50

10 10 1 2 -1 -12.50

11 11 3 1 2 25.00

12 12 2 1 1 12.50

13 13 8 2 6 75.00

14 14 6 1 5 62.50

15 15 3 4 -1 -12.50

16 16 7 2 5 62.50

17 17 7 1 6 75.00

18 18 8 0 8 100.00

19 19 8 1 7 87.50

20 20 0 4 -4 -50.00

21 21 8 6 2 25.00

22 22 8 5 3 37.50

23 23 8 3 5 62.50

24 24 5 5 0 0.00

25 25 0 1 -1 -12.50

26 26 5 1 4 50.00

27 27 6 3 3 37.50

129

Lampiran 9

28 28 0 2 -2 -25.00

29 29 2 2 0 0.00

30 30 1 1 0 0.00

31 31 1 0 1 12.50

32 32 8 3 5 62.50

33 33 8 7 1 12.50

34 34 3 1 2 25.00

35 35 7 6 1 12.50

36 36 0 1 -1 -12.50

37 37 6 5 1 12.50

38 38 3 0 3 37.50

39 39 8 4 4 50.00

40 40 7 1 6 75.00

41 41 8 4 4 50.00

42 42 0 0 0 0.00

43 43 1 0 1 12.50

44 44 0 1 -1 -12.50

45 45 8 0 8 100.00

46 46 2 5 -3 -37.50

47 47 8 6 2 25.00

48 48 3 5 -2 -25.00

49 49 0 0 0 0.00

50 50 3 0 3 37.50

51 51 3 2 1 12.50

52 52 1 1 0 0.00

53 53 5 3 2 25.00

54 54 0 2 -2 -25.00

55 55 0 1 -1 -12.50

TINGKAT KESUKARAN

=================

Jumlah Subyek= 30

Butir Soal= 55

Nama berkas: D:\AO PROTISTA.ANA

No Butir Baru No Butir Asli Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran

1 1 16 53.33 Sedang

2 2 16 53.33 Sedang

3 3 25 83.33 Mudah

4 4 21 70.00 Sedang

130

Lampiran 9

5 5 22 73.33 Mudah

6 6 26 86.67 Sangat Mudah

7 7 19 63.33 Sedang

8 8 14 46.67 Sedang

9 9 26 86.67 Sangat Mudah

10 10 7 23.33 Sukar

11 11 10 33.33 Sedang

12 12 12 40.00 Sedang

13 13 19 63.33 Sedang

14 14 14 46.67 Sedang

15 15 18 60.00 Sedang

16 16 18 60.00 Sedang

17 17 14 46.67 Sedang

18 18 15 50.00 Sedang

19 19 18 60.00 Sedang

20 20 5 16.67 Sukar

21 21 26 86.67 Sangat Mudah

22 22 27 90.00 Sangat Mudah

23 23 23 76.67 Mudah

24 24 14 46.67 Sedang

25 25 3 10.00 Sangat Sukar

26 26 10 33.33 Sedang

27 27 17 56.67 Sedang

28 28 3 10.00 Sangat Sukar

29 29 8 26.67 Sukar

30 30 3 10.00 Sangat Sukar

31 31 3 10.00 Sangat Sukar

32 32 16 53.33 Sedang

33 33 25 83.33 Mudah

34 34 7 23.33 Sukar

35 35 24 80.00 Mudah

36 36 2 6.67 Sangat Sukar

37 37 21 70.00 Sedang

38 38 7 23.33 Sukar

39 39 23 76.67 Mudah

40 40 12 40.00 Sedang

41 41 20 66.67 Sedang

42 42 1 3.33 Sangat Sukar

43 43 3 10.00 Sangat Sukar

44 44 4 13.33 Sangat Sukar

45 45 10 33.33 Sedang

46 46 13 43.33 Sedang

47 47 23 76.67 Mudah

131

Lampiran 9

48 48 14 46.67 Sedang

49 49 0 0.00 Sangat Sukar

50 50 4 13.33 Sangat Sukar

51 51 14 46.67 Sedang

52 52 3 10.00 Sangat Sukar

53 53 15 50.00 Sedang

54 54 5 16.67 Sukar

55 55 4 13.33 Sangat Sukar

KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL

=================================

Jumlah Subyek= 30

Butir Soal= 55

Nama berkas: D:\AO PROTISTA.ANA

No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi

1 1 0.489 Sangat Signifikan

2 2 0.027 -

3 3 0.566 Sangat Signifikan

4 4 0.628 Sangat Signifikan

5 5 0.199 -

6 6 0.330 Sangat Signifikan

7 7 0.148 -

8 8 0.626 Sangat Signifikan

9 9 0.556 Sangat Signifikan

10 10 -0.002 -

11 11 0.172 -

12 12 0.099 -

13 13 0.615 Sangat Signifikan

14 14 0.554 Sangat Signifikan

15 15 0.010 -

16 16 0.505 Sangat Signifikan

17 17 0.566 Sangat Signifikan

18 18 0.686 Sangat Signifikan

19 19 0.698 Sangat Signifikan

20 20 -0.550 -

21 21 0.417 Sangat Signifikan

22 22 0.458 Sangat Signifikan

23 23 0.645 Sangat Signifikan

24 24 -0.134 -

132

Lampiran 9

25 25 -0.181 -

26 26 0.473 Sangat Signifikan

27 27 0.412 Sangat Signifikan

28 28 -0.359 -

29 29 0.029 -

30 30 0.055 -

31 31 0.114 -

32 32 0.347 Sangat Signifikan

33 33 0.011 -

34 34 0.222 -

35 35 0.080 -

36 36 -0.248 -

37 37 0.046 -

38 38 0.292 Signifikan

39 39 0.296 Signifikan

40 40 0.570 Sangat Signifikan

41 41 0.469 Sangat Signifikan

42 42 0.042 -

43 43 0.134 -

44 44 -0.068 -

45 45 0.736 Sangat Signifikan

46 46 -0.197 -

47 47 0.380 Sangat Signifikan

48 48 -0.098 -

49 49 NAN NAN

50 50 0.349 Sangat Signifikan

51 51 0.092 -

52 52 -0.024 -

53 53 0.237 -

54 54 -0.058 -

55 55 -0.225 -

Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:

df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01

10 0,576 0,708 60 0,250 0,325

15 0,482 0,606 70 0,233 0,302

20 0,423 0,549 80 0,217 0,283

25 0,381 0,496 90 0,205 0,267

30 0,349 0,449 100 0,195 0,254

133

Lampiran 9

40 0,304 0,393 125 0,174 0,228

50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208

Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.

KUALITAS PENGECOH

=================

Jumlah Subyek= 30

Butir Soal= 55

Nama berkas: D:\AO PROTISTA.ANA

No Butir Baru No Butir Asli a b c d e *

1 1 11--- 1- 16** 1- 1- 0

2 2 4++ 2+ 16** 8--- 0-- 0

3 3 0-- 1++ 2- 2- 25** 0

4 4 1- 21** 2++ 6--- 0-- 0

5 5 5--- 2++ 22** 0-- 1- 0

6 6 26** 1++ 0-- 3--- 0-- 0

7 7 4+ 19** 2+ 2+ 3++ 0

8 8 9--- 0-- 14** 4++ 3+ 0

9 9 0-- 2-- 26** 2-- 0-- 0

10 10 6++ 4+ 2- 11-- 7** 0

11 11 4++ 2- 10-- 4++ 10** 0

12 12 3+ 1-- 12** 12--- 2- 0

13 13 1- 3++ 7--- 0-- 19** 0

14 14 1-- 8-- 3+ 4++ 14** 0

15 15 9--- 18** 2+ 0-- 1- 0

16 16 7--- 3++ 18** 2+ 0-- 0

17 17 14** 10--- 2- 2- 2- 0

18 18 0-- 2+ 15** 11--- 2+ 0

19 19 1- 4+ 18** 4+ 3++ 0

20 20 1-- 5** 7++ 14--- 3- 0

21 21 26** 1++ 2-- 0-- 1++ 0

22 22 0-- 2--- 27** 0-- 1+ 0

23 23 3- 1+ 23** 1+ 2++ 0

24 24 9--- 6+ 14** 0-- 1-- 0

25 25 15--- 5+ 5+ 3** 2- 0

26 26 3+ 3+ 8- 6++ 10** 0

27 27 1- 3++ 8--- 17** 1- 0

28 28 6++ 10+ 3- 3** 8++ 0

29 29 4+ 10-- 6++ 2- 8** 0

30 30 2- 3** 18--- 7++ 0-- 0

134

Lampiran 9

31 31 3** 18--- 4+ 3- 2- 0

32 32 16** 8--- 0-- 3++ 3++ 0

33 33 3--- 25** 1++ 0-- 1++ 0

34 34 4+ 3+ 15--- 1-- 7** 0

35 35 4--- 24** 0-- 1+ 1+ 0

36 36 2** 15--- 4+ 1-- 8++ 0

37 37 0-- 8--- 1- 21** 0-- 0

38 38 9- 5++ 7** 8+ 1-- 0

39 39 4--- 3- 23** 0-- 0-- 0

40 40 5++ 12** 3+ 4++ 6+ 0

41 41 6--- 2++ 1- 20** 1- 0

42 42 0-- 1-- 21--- 1** 7++ 0

43 43 3** 10+ 6++ 4+ 7++ 0

44 44 3- 0-- 20--- 4** 3- 0

45 45 10** 2- 10-- 6++ 2- 0

46 46 13** 1-- 9--- 1-- 6+ 0

47 47 2++ 2++ 1+ 2++ 23** 0

48 48 10--- 3+ 14** 0-- 3+ 0

49 49 11+ 3- 7++ 9++ 0** 0

50 50 4** 17--- 3- 5++ 1-- 0

51 51 4++ 14** 4++ 3+ 5++ 0

52 52 22--- 0-- 2- 3** 3- 0

53 53 2+ 15** 3++ 9--- 1- 0

54 54 3- 6++ 8+ 8+ 5** 0

55 55 10- 3- 4** 8++ 5++ 0

Keterangan:

** : Kunci Jawaban

++ : Sangat Baik

+ : Baik

- : Kurang Baik

-- : Buruk

---: Sangat Buruk

135

Lampiran 9

REKAP ANALISIS BUTIR

=====================

Rata2= 24.73

Simpang Baku= 5.73

KorelasiXY= 0.65

Reliabilitas Tes= 0.79

Butir Soal= 55

Jumlah Subyek= 30

Nama berkas: D:\AO PROTISTA.ANA

Btr Baru Btr Asli D.Pembeda(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi

1 1 50.00 Sedang 0.489 Sangat Signifikan

2 2 -12.50 Sedang 0.027 -

3 3 50.00 Mudah 0.566 Sangat Signifikan

4 4 75.00 Sedang 0.628 Sangat Signifikan

5 5 12.50 Mudah 0.199 -

6 6 25.00 Sangat Mudah 0.330 Sangat Signifikan

7 7 25.00 Sedang 0.148 -

8 8 75.00 Sedang 0.626 Sangat Signifikan

9 9 37.50 Sangat Mudah 0.556 Sangat Signifikan

10 10 -12.50 Sukar -0.002 -

11 11 25.00 Sedang 0.172 -

12 12 12.50 Sedang 0.099 -

13 13 75.00 Sedang 0.615 Sangat Signifikan

14 14 62.50 Sedang 0.554 Sangat Signifikan

15 15 -12.50 Sedang 0.010 -

16 16 62.50 Sedang 0.505 Sangat Signifikan

17 17 75.00 Sedang 0.566 Sangat Signifikan

18 18 100.00 Sedang 0.686 Sangat Signifikan

19 19 87.50 Sedang 0.698 Sangat Signifikan

20 20 -50.00 Sukar -0.550 -

21 21 25.00 Sangat Mudah 0.417 Sangat Signifikan

22 22 37.50 Sangat Mudah 0.458 Sangat Signifikan

23 23 62.50 Mudah 0.645 Sangat Signifikan

24 24 0.00 Sedang -0.134 -

25 25 -12.50 Sangat Sukar -0.181 -

26 26 50.00 Sedang 0.473 Sangat Signifikan

27 27 37.50 Sedang 0.412 Sangat Signifikan

28 28 -25.00 Sangat Sukar -0.359 -

29 29 0.00 Sukar 0.029 -

30 30 0.00 Sangat Sukar 0.055 -

31 31 12.50 Sangat Sukar 0.114 -

136

Lampiran 9

32 32 62.50 Sedang 0.347 Sangat Signifikan

33 33 12.50 Mudah 0.011 -

34 34 25.00 Sukar 0.222 -

35 35 12.50 Mudah 0.080 -

36 36 -12.50 Sangat Sukar -0.248 -

37 37 12.50 Sedang 0.046 -

38 38 37.50 Sukar 0.292 Signifikan

39 39 50.00 Mudah 0.296 Signifikan

40 40 75.00 Sedang 0.570 Sangat Signifikan

41 41 50.00 Sedang 0.469 Sangat Signifikan

42 42 0.00 Sangat Sukar 0.042 -

43 43 12.50 Sangat Sukar 0.134 -

44 44 -12.50 Sangat Sukar -0.068 -

45 45 100.00 Sedang 0.736 Sangat Signifikan

46 46 -37.50 Sedang -0.197 -

47 47 25.00 Mudah 0.380 Sangat Signifikan

48 48 -25.00 Sedang -0.098 -

49 49 0.00 Sangat Sukar NAN NAN

50 50 37.50 Sangat Sukar 0.349 Sangat Signifikan

51 51 12.50 Sedang 0.092 -

52 52 0.00 Sangat Sukar -0.024 -

53 53 25.00 Sedang 0.237 -

54 54 -25.00 Sukar -0.058 -

55 55 -12.50 Sangat Sukar -0.225 -

137

Lampiran 9

UJI RELIABILITAS INSTRUMEN (25 SOAL PG)

RELIABILITAS TES

================

Rata2= 14.80

Simpang Baku= 6.25

KorelasiXY= 0.82

Reliabilitas Tes= 0.90

Nama berkas: D:\NS SKRIPSI NS\BAHAN SKRIPSI NS\BAHAN INSTRUMEN\VALIDASI

ANATES PENELITIAN NS\AO PROTISTA.ANA

No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total

1 1 ALFIANTY K. 1 4 5

2 2 IVAN ARMAYN 3 7 10

3 3 MOCHAMAD DANDI 5 8 13

4 4 NAURA SALSABILA 0 3 3

5 5 ZIADHATURRAHMA 2 4 6

6 6 AJENG NURUL H. 5 4 9

7 7 RODELLA PRADITA 4 6 10

8 8 REZA ANUGRAH Y. 1 7 8

9 9 NIA ANUARI T. 4 6 10

10 10 AYU SARASWATI M. 5 6 11

11 11 INEZ J.M.P. 12 12 24

12 12 QORI L. 4 5 9

13 13 SUHANDI JAFAR 11 12 23

14 14 MUHAMMAD FAIA F. 9 10 19

15 15 AJI SOKO P. 11 12 23

16 16 ROSI HANDAYANI 8 6 14

17 17 MEGA SAFIRA 5 6 11

18 18 FAIRUZ NABILA 8 5 13

19 19 MARHATUN AWALIAH 4 9 13

20 20 RETNO WATI 8 6 14

21 21 KURNIA ADITYA R. 9 10 19

22 22 SITI MUTIARA ... 10 11 21

23 23 CINDY M.K. 9 9 18

24 24 FERNANDO 8 10 18

25 25 M. ROZZAK FARHAN 6 9 15

26 26 MITA MUSTAHIDAH 10 10 20

27 27 DWIYANTI F. 12 12 24

28 28 DHIMAS BAGUS ... 4 9 13

29 29 YOHANA MARGARETH 12 12 24

30 30 STELLA M.I. 12 12 24

138

Lampiran 10

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS EKSPERIMEN

Sekolah : SMAN 9 Kota Tangerang

Mata Pelajaran : Biologi

Materi : Protista

Kelas / Semester : X (Sepuluh) / 1

Alokasi Waktu : 6 x 45 menit (Pertemuan 1, 2, dan 3)

I. Kompetensi Inti (KI) :

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan

menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural

berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,

dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan

peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural

pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan

mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

II. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator :

Kompetensi Dasar (KD) Indikator

1.1. Mengagumi keteraturan dan

kompleksitas ciptaan Tuhan tentang

keanekaragaman hayati, ekosistem, dan

lingkungan hidup.

Mengagumi salah satu ciptaan Tuhan,

yaitu protista yang memiliki peranan

penting dalam kehidupan.

2.1. Berperilaku ilmiah: teliti, tekun,

jujur terhadap data dan fakta, disiplin,

Menerapkan prilaku ilmiah saat proses

pembelajaran protista.

139

Lampiran 10

tanggung jawab, dan peduli dalam

observasi dan eksperimen, berani dan

santun dalam mengajukan pertanyaan

dan berargumentasi, peduli lingkungan,

gotong royong, bekerjasama, cinta

damai, berpendapat secara ilmiah dan

kritis, responsif dan proaktif dalam

dalam setiap tindakan dan dalam

melakukan pengamatan dan percobaan

di dalam kelas/laboratorium maupun di

luar kelas/laboratorium.

3.5. Menerapkan prinsip klasifikasi

untuk menggolongkan protista

berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan

perannya dalam kehidupan melalui

pengamatan secara teliti dan sistematis.

1. Mendeskripsikan ciri-ciri umum dari

Kingdom Protista berdasarkan kajian

literatur dan pengamatan

2. Mengklasifikasikan macam-macam

protista berdasarkan karakteristik

yang dimiliki

3. Mengidentifikasi macam-macam

protista dari gambar

4. Membandingkan protista dengan

makhluk hidup lain

5. Mendeskripsikan ciri-ciri umum

protista mirip hewan, protista mirip

tumbuhan dan protista mirip jamur

6. Mengklasifikasikan protista mirip

hewan, protista mirip tumbuhan dan

protista mirip jamur berdasarkan

karakteristik yang dimiliki dan

pengamatan

7. Menjelaskan anggota dari protista

mirip hewan, protista mirip tumbuhan

dan protista mirip jamur berdasarkan

karakteristik yang dimiliki dan

pengamatan

8. Menjelaskan habitat, cara hidup, dan

reproduksi dari protista mirip hewan,

protista mirip tumbuhan dan protista

mirip jamur

9. Menyebutkan peranan protista mirip

hewan, protista mirip tumbuhan dan

protista mirip jamur dalam kehidupan

140

Lampiran 10

4.5. Merencanakan dan melaksanan

pengamatan tentang ciri-ciri dan peran

protista dalam kehidupan dan

menyajikan hasil pengamatan dalam

bentuk model/charta/gambar.

1. Menyusun laporan tertulis hasil

pengamatan dan hasil diskusi untuk

memahami konsep keanekaragaman

protista

2. Menyusun laporan pengamatan yang

berbentuk gambar dan ulasan tentang

ciri-ciri protista dalam kehidupan

3. Menulis laporan hasil praktikum dan

hasil diskusi tentang ciri-ciri dan

peran protista dalam kehidupan

4. Mempresentaasikan tentang ciri-ciri

dan peran protista dalam kehidupan

III. Tujuan Pembelajaran

Pembelajaran ini bertujuan agar siswa dapat:

1. Mengidentifikasi macam-macam protista.

2. Mengklasifikasikan macam-macam protista berdasarkan karakteristik (alat gerak,

cara mencari makan, dan sebagainya).

3. Mengidentifikasi protista mirip hewan, mirip tumbuhan, dan mirip jamur

berdasarkan gambar dan karakteristik yang dimiliki.

4. Mengklasifikasikan organisme-organisme yang termasuk protista mirip hewan,

mirip tumbuhan, dan mirip jamur berdasarkan kesamaan karakteristik yang

dimiliki.

5. Menjelaskan ciri-ciri protista mirip hewan, mirip tumbuhan, dan mirip jamur.

6. Menjelaskan tentang reproduksi, cara hidup, dan habitat dari protista mirip hewan,

mirip tumbuhan, dan mirip jamur.

7. Menyebutkan peranan protista mirip hewan, mirip tumbuhan, dan mirip jamur

dalam kehidupan.

8. Membuat laporan pengamatan berbentuk gambar dan ulasan tentang ciri-ciri

protista.

9. Menulis laporan hasil praktikum tentang ciri-ciri protista.

10. Mempresentasikan tentang ciri-ciri dan peran protista dalam kehidupan.

11. Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati

bioproses serta responsif dan proaktif dalam observasi dan eksperimen.

12. Mengagumi dan menyadari besarnya kuasa Tuhan atas makhluk hidup yang ada di

dunia.

141

Lampiran 10

IV. Materi Ajar

Fakta

1. Berbagai gambar tentang protista (klasifikasi, cara hidup, reproduksi, contoh

organisme).

2. Teks peran berbagai protista dalam kehidupan.

Konsep

1. Ciri-ciri umum protista

2. Protista mirip hewan atau protozoa (ciri-ciri umum, klasifikasi, habitat, cara

hidup, reproduksi, peranan dalam kehidupan).

3. Protista mirip tumbuhan atau alga (ciri-ciri umum, klasifikasi, habitat, cara

hidup, reproduksi, peranan dalam kehidupan).

4. Protista mirip jamur (ciri-ciri umum, klasifikasi, habitat, cara hidup, reproduksi,

peranan dalam kehidupan).

Prinsip

Perbedaan antara protista mirip hewan, mirip tumbuhan, dan mirip jamur.

Prosedur

1. Pembuatan medium untuk menumbuhkan Paramaecium

2. Pengamatan mikroskopis air kolam, air rendaman jerami dan sebagainya

V. Model dan Metode Pembelajaran

Model : Advance organizer model ekspositori

Metode : Ceramah, diskusi kelompok, pengamatan, praktikum

142

Lampiran 10

VI. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan 1

Langkah

Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai

Karakter

Kegiatan Awal (7 menit)

Orientasi Membuka pelajaran dengan

salam dan basmalah

Menjawab salam dan

membaca basmalah Religius

Disiplin

Perhatian

Rasa

ingin tahu

Proaktif

Responsif

Melakukan absensi Menyatakan hadir atau tidak

Melakukan pengkondisian

kelas seperti mengecek

kebersihan kelas dan

kerapihan siswa

Membersihkan kelas sesuai

jadwal piket dan merapihkan

pakaian serta tempat duduk

(Fase 1:

penyajian advance

organizer)

Apersepsi

Mengulas sekilas tentang

klasifikasi makhluk hidup

Siswa mendengarkan

penjelasan awal guru

Memberi pertanyaan awal,

“Apa yang kalian ketahui

tentang protista?”

Siswa menyebutkan hal-hal

yang mereka ketahui tentang

protista

Motivasi Memberi motivasi siswa

untuk belajar aktif dalam

materi protista

Memperhatikan arahan dan

motivasi yang diberikan guru

Membacakan tujuan

pembelajaran

Memperhatikan tujuan

pembelajaran yang dibacakan

guru

Kegiatan Inti (70 menit)

Menyajikan advance

organizer berupa peta konsep

yang berisi kerangka umum

materi protista dengan OHP

Memperhatikan dengan

seksama peta konsep yang

ditayangkan

Disiplin

Proaktif

Responsif

Berani

Santun

Gotong

royong

Kerja

sama

Teliti

Jujur

Menyebutkan setiap atribut

di dalam advance organizer

yang ditayangan

Memperhatikan penjelasan

guru dengan seksama

Menyampaikan fokus dari

materi yang akan dipelajari

mengenai ciri umum protista

dan keanekaragamannya

Mendengarkan dan

menyimak dengan baik

Mengingatkan kembali

dengan tanya jawab tentang

materi sebelumnya yang

berkaitan dengan materi yang

sedang dipelajari

Menjawab pertanyaan guru

dengan aktif

Menayangkan berbagai foto

atau gambar berbagai macam

protista

Mengamati dengan seksama

berbagai foto atau gambar

berbagai macam protista

yang ditampilkan guru

(mengamati)

Memotivasi siswa untuk

bertanya setelah penayangan

foto/gambar

Menanyakan tentang:

Nama organisme dalam

gambar

Nama kelompok

organisme

Habitatnya

(menanyakan)

(Fase 2: Menyajikan materi Memperhatikan dengan

143

Lampiran 10

penyajian materi

pembelajaran)

pembelajaran sesuai peta

konsep yang telah

ditayangkan

(keanekaragaman protista

dan ciri umumnya)

seksama penjelasan materi

dari guru

Menarik dan

mempertahankan perhatian

siswa dengan

menginformasikan manfaat

materi yang dipelajari

Melakukan apa yang diminta

guru untuk tetap

memperhatikan

Mengajukan pertanyaan dan

menunjuk siswa secara acak

untuk mengetahui

pemahaman siswa setelah

pemaparan materi

Menjawab pertanyaan yang

diajukan guru

(Fase 3:

penguatan

organisasi

kognitif)

Membagi siswa menjadi 8

kelompok dan membagikan

LKS kepada masing-masing

kelompok

Berkumpul sesuai dengan

kelompok yang dibentuk dan

mempelajari LKS

Menginstruksikan siswa

untuk melakukan

pengamatan mikroskopis air

kolam/selokan/sawah, dan

air rendaman jerami

(medium Paramecium) untuk

menemukan karakteristik

protista

Memperhatikan instruksi

guru dan mempersiapkan diri

untuk memulai praktikum

( mengumpulkan

data/eksperimen /

mengeksplorasi)

Membimbing siswa dalam

mempersiapkan alat dan

bahan untuk praktikum serta

memfasilitasi kegiatan

praktikum siswa

Mempersiapkan alat dan

bahan untuk praktikum serta

melaksanakan praktikum

sesuai arahan guru dan

instruksi di LKS

Menginstruksikan siswa

untuk mencatat data-data

yang diperoleh dari

pengamatan dan

menggambar hasil

pengamatan mikroskopis

Mencatat data-data yang

diperoleh dari pengamatan

serta menggambar hasil

pengamatan mikroskopis

Membimbing siswa dalam

mendiskusikan hasil

pengamatan dan

mengidentifikasi jenis

protista yang ditemukan

sesuai kajian literatur

Mendiskusikan hasil

pengamatan dan

mengidentifikasi jenis

protista yang ditemukan

sesuai kajian literatur

(mengasosiasikan)

Membimbing siswa dalam

mendiskusikan ciri-ciri

umum dari protista mirip

hewan, mirip tumbuhan, dan

mirip jamur menggunakan

gambar/foto berbagai jenis

protista

Mendiskusikan ciri-ciri

umum dari protista mirip

hewan, mirip tumbuhan, dan

mirip jamur menggunakan

gambar/foto berbagai jenis

protista

Mengarahkan siswa untuk

membandingkan hasil

pengamatan dengan

Membandingkan hasil

pengamatan dengan

gambar/foto berbagai

144

Lampiran 10

gambar/foto berbagai

organisme golongan protista

organisme golongan protista

Membimbing siswa dalam

membuat kesimpulan tentang

ciri protista

Membuat kesimpulan tentang

ciri protista

Menginstruksikan siswa

untuk menyusun laporan

tertulis hasil pengamatan dan

hasil diskusi

Menyusun laporan tertulis

hasil pengamatan dan hasil

diskusi

(mengkomunikasikan)

Memberikan kesempatan

kelompok untuk

mempersentasikan hasil

pengamatan dan diskusi ke

depan kelas

Mempersentasikan hasil

pengamatan dan diskusi ke

depan kelas

Mengklarifikasi hasil

presentasi siswa serta

menarik kesimpulan bersama

mengenai konsep

keanekaragaman protista dan

dasar pengelompokannya

Memperhatikan klarifikasi

guru dan menyimpulkan

bersama-sama materi yang

telah dipelajari

Kegiatan Akhir (13 menit)

Memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya

tentang materi yang kurang

dipahami

Menanyakan tentang materi

yang kurang dipahami Gotong

royong

Jujur

Disiplin

Memberikan evaluasi

kelompok dengan menunjuk

secara acak siswa untuk

menjawab pertanyaan secara

lisan

Menjawab pertanyaan yang

diajukan guru secara lisan

Memberikan tugas mandiri

dalam bentuk tes tertulis

Mengerjakan tugas mandiri

yang diberikan guru

Menyimpulkan kegiatan

yang dilakukan dari awal

hingga akhir pembelajaran

Menyimak kesimpulan yang

dipaparkan guru

Menginformasikan kegiatan

pembelajaran untuk

pertemuan berikutnya

Memperhatikan informasi

yang disampaikan guru

Menutup kegiatan

pembelajaran dengan

mengucap hamdalah dan

salam

Membaca hamdalah dan

menjawab salam guru

Pertemuan 2

Langkah

Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai

Karakter

Kegiatan Awal (5 menit)

Orientasi Membuka pelajaran dengan

salam dan basmalah

Menjawab salam dan

membaca basmalah Religius

Disiplin

Perhatian Melakukan absensi Menyatakan hadir atau tidak

Melakukan pengkondisian Membersihkan kelas sesuai

145

Lampiran 10

kelas seperti mengecek

kebersihan kelas dan

kerapihan siswa

jadwal piket dan merapihkan

pakaian serta tempat duduk Rasa

ingin tahu

Proaktif

Responsif (Fase 1:

penyajian advance

organizer)

Apersepsi

Mengingatkan kembali

tentang ciri umum protista

berdasarkan hasil

pengamatan dan diskusi

pertemuan sebelumnya

Siswa memperhatikan

dengan seksama paparan dari

guru

Memberi pertanyaan awal,

“Setelah mempelajari ciri

umum protista, tahukah

kalian tentang klasifikasi dari

masing-masing kelompok

protista? bagaimana cara

hidupnya?”

Siswa menyebutkan hal-hal

yang mereka ketahui terkait

pertanyaan awal dari guru

Motivasi Memberikan arahan agar

siswa lebih giat dalam

kegiatan pembelajaran baik

di kelas maupun di luar kelas

Memperhatikan dengan

seksama arahan yang

disampaikan oleh guru

Membacakan tujuan

pembelajaran

Memperhatikan tujuan

pembelajaran yang dibacakan

guru

Kegiatan Inti (33 menit)

Menyajikan advance

organizer berupa peta konsep

yang berisi kerangka umum

materi protista dengan OHP

Memperhatikan dengan

seksama peta konsep yang

ditayangkan

Disiplin

Proaktif

Responsif

Berani

Santun

Gotong

royong

Kerja

sama

Teliti

Jujur

Menyebutkan setiap atribut

di dalam advance organizer

yang ditayangan

Memperhatikan hal-hal yang

disampaikan guru

Menyampaikan fokus dari

materi yang akan dipelajari

mengenai berbagai kelompok

protista dan klasifikasinya

Mendengarkan dan

menyimak dengan baik

Mengingatkan kembali

dengan tanya jawab tentang

materi sebelumnya yang

berkaitan dengan materi yang

sedang dipelajari

Menjawab pertanyaan guru

dengan aktif

Menayangkan foto atau

gambar berbagai protista

berdasarkan klasifikasinya

Mengamati foto atau gambar

berbagai macam protista

yang ditayangkan

(mengamati)

Memotivasi siswa untuk

bertanya setelah penayangan

foto/gambar

Mengajukan pertanyaan

tentang:

Nama organisme dalam

gambar

Nama kelompok

organism

Cara hidup, reproduksi,

habitat

(menanyakan)

146

Lampiran 10

(Fase 2:

penyajian materi

pembelajaran)

Menyajikan materi

pembelajaran sesuai peta

konsep yang telah

ditayangkan (masing-masing

kelompok protista)

Memperhatikan dengan

seksama penjelasan materi

dari guru

Menarik dan

mempertahankan perhatian

siswa dengan

menginformasikan manfaat

materi yang dipelajari

Melakukan apa yang diminta

guru untuk tetap

memperhatikan

Mengajukan pertanyaan dan

menunjuk siswa secara acak

untuk mengetahui

pemahaman siswa setelah

pemaparan materi

Menjawab pertanyaan yang

diajukan guru

(Fase 3:

penguatan

organisasi

kognitif)

Membagi siswa menjadi 8

kelompok dan membagikan

LKS kepada masing-masing

kelompok

Berkumpul sesuai dengan

kelompok yang dibentuk dan

mempelajari LKS

Menginstruksikan siswa

untuk berdiskusi mengenai

pertanyaan-pertanyaan di

LKS dengan berdasarkan

kajian literatur

Memperhatikan instruksi

guru untuk berdiskusi

mengenai pertanyaan-

pertanyaan di LKS

Menginstruksikan siswa

untuk mencari data relevan

dari berbagai sumber

mengenai bahan diskusi

Mencari data relevan dari

berbagai sumber mengenai

bahan diskusi

( mengumpulkan

data/eksperimen /

mengeksplorasi)

Membimbing dan

memfasilitasi siswa dalam

proses diskusi di kelas

Melakukan diskusi secara

berkelompok dan bertanya

jika terdapat hal yang kurang

dimengerti

(mengasosiasikan)

Menginstruksikan siswa

untuk membandingkan hasil

diskusi dengan data-data

relevan yang diperoleh

Membandingkan hasil

diskusi dengan data-data

relevan yang diperoleh

Membimbing siswa dalam

membuat kesimpulan tentang

berbagai kelompok protista

(mirip hewan, mirip

tumbuhan, dan mirip jamur)

Membuat kesimpulan tentang

berbagai kelompok protista

(mirip hewan, mirip

tumbuhan, dan mirip jamur)

Menginstruksikan siswa

untuk menyusun laporan

tertulis mengenai hasil

diskusi

Menyusun laporan tertulis

mengenai hasil diskusi

(mengkomunikasikan)

Memberikan kesempatan

kelompok untuk

mempersentasikan hasil

pengamatan dan diskusi ke

depan kelas

Mempersentasikan hasil

pengamatan dan diskusi ke

depan kelas

Mengklarifikasi hasil Memperhatikan klarifikasi

147

Lampiran 10

presentasi siswa serta

menarik kesimpulan bersama

mengenai berbagai kelompok

protista dan contoh

organisme anggotanya

guru dan menyimpulkan

bersama-sama materi yang

telah dipelajari

Kegiatan Akhir (7 menit)

Memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya

tentang materi yang kurang

dipahami

Menanyakan tentang materi

yang kurang dipahami Gotong

royong

Jujur

Disiplin Memberikan evaluasi

kelompok dengan menunjuk

secara acak siswa untuk

menjawab pertanyaan secara

lisan

Menjawab pertanyaan yang

diajukan guru secara lisan

Memberikan tugas mandiri

dalam bentuk tes tertulis

Mengerjakan tugas mandiri

yang diberikan guru

Menyimpulkan kegiatan

yang dilakukan dari awal

hingga akhir pembelajaran

Menyimak kesimpulan yang

dipaparkan guru

Menginformasikan kegiatan

pembelajaran untuk

pertemuan berikutnya

Memperhatikan informasi

yang disampaikan guru

Menutup kegiatan

pembelajaran dengan

mengucap hamdalah dan

salam

Membaca hamdalah dan

menjawab salam guru

Pertemuan 3

Langkah

Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai

Karakter

Kegiatan Awal (5 menit)

Orientasi Membuka pelajaran dengan

salam dan basmalah

Menjawab salam dan

membaca basmalah Religius

Disiplin

Perhatian

Rasa

ingin tahu

Proaktif

Responsif

Melakukan absensi Menyatakan hadir atau tidak

Melakukan pengkondisian

kelas seperti mengecek

kebersihan kelas dan

kerapihan siswa

Membersihkan kelas sesuai

jadwal piket dan merapihkan

pakaian serta tempat duduk

(Fase 1:

penyajian advance

organizer)

Apersepsi

Mengingatkan kembali

tentang materi sebelumnya

(pengelompokan protista)

Siswa memperhatikan

dengan seksama paparan dari

guru

Mengingatkan kembali

tentang materi sebelumnya

dan memberi pertanyaan

awal, “Adakah peranan dari

protista dalam kehidupan

manusia? bermanfaat atau

merugikan?”

Siswa menyebutkan hal-hal

yang mereka ketahui terkait

pertanyaan awal dari guru

Motivasi Memberikan motivasi agar

lebih serius dan giat

Memperhatikan dengan

seksama motivasi yang

148

Lampiran 10

mempelajari materi protista

untuk persiapan ulangan

harian

disampaikan oleh guru

Membacakan tujuan

pembelajaran

Memperhatikan tujuan

pembelajaran yang dibacakan

guru

Kegiatan Inti (33 menit)

Menyajikan advance

organizer berupa peta konsep

yang berisi kerangka umum

materi protista dengan OHP

Memperhatikan dengan

seksama peta konsep yang

ditayangkan

Disiplin

Proaktif

Responsif

Berani

Santun

Gotong

royong

Kerjasama

Teliti

Jujur

Menyebutkan setiap atribut

di dalam advance organizer

yang ditayangan

Memperhatikan hal-hal yang

disampaikan guru

Menyampaikan fokus dari

materi yang akan dipelajari

mengenai peranan protista

dalam kehidupan

Mendengarkan dan

menyimak dengan baik

Mengingatkan kembali

dengan tanya jawab tentang

materi sebelumnya yang

berkaitan dengan materi yang

sedang dipelajari

Menjawab pertanyaan guru

dengan aktif

Menayangkan foto atau

gambar beberapa contoh

protista dan peranannya

Memperhatikan foto atau

gambar beberapa contoh

protista dan peranannya

(mengamati)

Menginstruksikan siswa agar

membaca teks di berbagai

literatur tentang peran

berbagai protista

Membaca teks di berbagai

literatur tentang peran

berbagai protista

Memotivasi siswa untuk

bertanya setelah penayangan

foto/gambar

Mengajukan pertanyaan:

Apa saja peran protista

dalam kehidupan

Menguntungkan atau

merugikan

(menanyakan)

(Fase 2:

penyajian materi

pembelajaran)

Menyajikan materi

pembelajaran sesuai peta

konsep yang telah

ditayangkan (peranan protista

dalam kehidupan)

Memperhatikan dengan

seksama penjelasan materi

dari guru

Menarik dan

mempertahankan perhatian

siswa dengan

menginformasikan manfaat

materi yang dipelajari

Melakukan apa yang diminta

guru untuk tetap

memperhatikan

Mengajukan pertanyaan dan

menunjuk siswa secara acak

untuk mengetahui

pemahaman siswa setelah

pemaparan materi

Menjawab pertanyaan yang

diajukan guru

(Fase 3:

penguatan

Membagi siswa menjadi 10

kelompok dan membagikan

Berkumpul sesuai dengan

kelompok yang dibentuk dan

149

Lampiran 10

organisasi

kognitif)

artikel tentang peranan

protista dalam kehidupan

mempelajari artikel yang

dibagikan guru

Menginstruksikan siswa

untuk mencari informasi

melalui buku pelajaran, buku

referensi, maupun internet

Mencari informasi melalui

buku pelajaran, buku

referensi maupun internet

( mengumpulkan

data/eksperimen /

mengeksplorasi)

Menginstruksikan kelompok

untuk berdiskusi dan

menganalisis artikel yang

dibagikan

Memperhatikan instruksi

guru serta memulai diskusi

dan menganalisis artikel

yang dibagikan

Mengarahkan siswa agar

mencatat informasi-informasi

yang didapatkan dari sumber

relevan

Mencatat informasi-

informasi yang didapatkan

dari sumber relevan

Membimbing dan

memfasilitasi siswa dalam

proses diskusi di kelas

Melakukan diskusi secara

berkelompok dan bertanya

jika terdapat hal yang kurang

dimengerti

(mengasosiasikan)

Menginstruksikan siswa

untuk mengaitkan berbagai

penyakit dan fenomena alam

seperti malaria, penyakit

tidur, fosil minyak bumi

dengan peran berbagai jenis

protista

Mengaitkan berbagai

penyakit dan fenomena alam

seperti malaria, penyakit

tidur, fosil minyak bumi

dengan peran berbagai jenis

protista

Membimbing siswa dalam

membuat kesimpulan tentang

peran protista

Membuat kesimpulan tentang

peran protista

Menginstruksikan siswa

untuk menyusun laporan

tertulis mengenai hasil

diskusi

Menyusun laporan tertulis

mengenai hasil diskusi

(mengkomunikasikan)

Memberikan kesempatan

kelompok untuk

mempersentasikan hasil

pengamatan dan diskusi ke

depan kelas

Mempersentasikan hasil

pengamatan dan diskusi ke

depan kelas

Mengklarifikasi hasil

presentasi siswa serta

menarik kesimpulan bersama

mengenai peranan protista

dalam kehidupan

Memperhatikan klarifikasi

guru dan menyimpulkan

bersama-sama materi yang

telah dipelajari

Kegiatan Akhir (7 menit)

Memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya

tentang materi yang kurang

dipahami

Menanyakan tentang materi

yang kurang dipahami Gotong

royong

Jujur

Disiplin

Memberikan pertanyaan dan

menunjuk secara acak siswa

untuk menjawab pertanyaan

secara lisan

Menjawab pertanyaan yang

diajukan guru secara lisan

150

Lampiran 10

Memberikan tugas mandiri

dalam bentuk tes tertulis

Mengerjakan tugas mandiri

yang diberikan guru

Menyimpulkan kegiatan

yang dilakukan dari awal

hingga akhir pembelajaran

Menyimak kesimpulan yang

dipaparkan guru

Menginformasikan kegiatan

ulangan harian pada

pertemuan berikutnya

Memperhatikan informasi

yang disampaikan guru

Menutup kegiatan

pembelajaran dengan

mengucap hamdalah dan

salam

Membaca hamdalah dan

menjawab salam guru

VII. Media/Alat/Sumber Pembelajaran

1. D.A. Pratiwi dkk. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga

2. Irnaningtyas. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga

3. Internet

4. LKS

5. Air rendaman jerami, air kolam, air sawah, air selokan

6. Mikroskop, kaca objek

7. Laptop, LCD, OHP

8. Sumber lain yang relevan

VIII. Penilaian

Teknik dan Bentuk Instrumen

Teknik Bentuk Instrumen

Observasi (sikap) Pedoman observasi sikap

Tes tertulis (pengetahuan) LKS, tes essay

Portofolio (keterampilan) Skala penilaian dan rubrik

151

Lampiran 11

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS KONTROL

Sekolah : SMAN 9 Kota Tangerang

Mata Pelajaran : Biologi

Materi : Protista

Kelas / Semester : X (Sepuluh) / 1

Alokasi Waktu : 6 x 45 menit (Pertemuan 1, 2, dan 3)

I. Kompetensi Inti (KI) :

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan

menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural

berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,

dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan

peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural

pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan

mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

II. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator :

Kompetensi Dasar (KD) Indikator

1.1. Mengagumi keteraturan dan

kompleksitas ciptaan Tuhan tentang

keanekaragaman hayati, ekosistem, dan

lingkungan hidup.

Mengagumi salah satu ciptaan Tuhan,

yaitu protista yang memiliki peranan

penting dalam kehidupan.

2.1. Berperilaku ilmiah: teliti, tekun,

jujur terhadap data dan fakta, disiplin,

Menerapkan prilaku ilmiah saat proses

pembelajaran protista.

152

Lampiran 11

tanggung jawab, dan peduli dalam

observasi dan eksperimen, berani dan

santun dalam mengajukan pertanyaan

dan berargumentasi, peduli lingkungan,

gotong royong, bekerjasama, cinta

damai, berpendapat secara ilmiah dan

kritis, responsif dan proaktif dalam

dalam setiap tindakan dan dalam

melakukan pengamatan dan percobaan

di dalam kelas/laboratorium maupun di

luar kelas/laboratorium.

3.5. Menerapkan prinsip klasifikasi

untuk menggolongkan protista

berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan

perannya dalam kehidupan melalui

pengamatan secara teliti dan sistematis.

1. Mendeskripsikan ciri-ciri umum dari

kingdom protista berdasarkan kajian

literatur dan pengamatan

2. Mengklasifikasikan macam-macam

protista berdasarkan karakteristik

yang dimiliki

3. Mengidentifikasi macam-macam

protista dari gambar

4. Membandingkan protista dengan

makhluk hidup lain

5. Mendeskripsikan ciri-ciri umum

protista mirip hewan, protista mirip

tumbuhan dan protista mirip jamur

6. Mengklasifikasikan protista mirip

hewan, protista mirip tumbuhan dan

protista mirip jamur berdasarkan

karakteristik yang dimiliki dan

pengamatan

7. Menjelaskan anggota dari protista

mirip hewan, protista mirip tumbuhan

dan protista mirip jamur berdasarkan

karakteristik yang dimiliki dan

pengamatan

8. Menjelaskan habitat, cara hidup, dan

reproduksi dari protista mirip hewan,

protista mirip tumbuhan dan protista

mirip jamur

9. Menyebutkan peranan protista mirip

hewan, protista mirip tumbuhan dan

protista mirip jamur dalam kehidupan

153

Lampiran 11

4.5. Merencanakan dan melaksanan

pengamatan tentang ciri-ciri dan peran

protista dalam kehidupan dan

menyajikan hasil pengamatan dalam

bentuk model/charta/gambar.

1. Menyusun laporan tertulis hasil

pengamatan dan hasil diskusi untuk

memahami konsep keanekaragaman

protista

2. Menyusun laporan pengamatan yang

berbentuk gambar dan ulasan tentang

ciri-ciri protista dalam kehidupan

3. Menulis laporan hasil praktikum dan

hasil diskusi tentang ciri-ciri dan

peran protista dalam kehidupan

4. Mempresentaasikan tentang ciri-ciri

dan peran protista dalam kehidupan

III. Tujuan Pembelajaran

Pembelajaran ini bertujuan agar siswa dapat:

1. Mengidentifikasi macam-macam protista.

2. Mengklasifikasikan macam-macam protista berdasarkan karakteristik (alat gerak,

cara mencari makan, dan sebagainya).

3. Mengidentifikasi protista mirip hewan, mirip tumbuhan, dan mirip jamur

berdasarkan gambar dan karakteristik yang dimiliki.

4. Mengklasifikasikan organisme-organisme yang termasuk protista mirip hewan,

mirip tumbuhan, dan mirip jamur berdasarkan kesamaan karakteristik yang

dimiliki.

5. Menjelaskan ciri-ciri protista mirip hewan, mirip tumbuhan, dan mirip jamur.

6. Menjelaskan tentang reproduksi, cara hidup, dan habitat dari protista mirip hewan,

mirip tumbuhan, dan mirip jamur.

7. Menyebutkan peranan protista mirip hewan, mirip tumbuhan, dan mirip jamur

dalam kehidupan.

8. Membuat laporan pengamatan berbentuk gambar dan ulasan tentang ciri-ciri

protista.

9. Menulis laporan hasil praktikum tentang ciri-ciri protista.

10. Mempresentasikan tentang ciri-ciri dan peran protista dalam kehidupan.

11. Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati

bioproses serta responsif dan proaktif dalam observasi dan eksperimen.

12. Mengagumi dan menyadari besarnya kuasa Tuhan atas makhluk hidup yang ada di

dunia.

154

Lampiran 11

IV. Materi Ajar

Fakta

1. Berbagai gambar tentang protista (klasifikasi, cara hidup, reproduksi, contoh

organisme).

2. Teks peran berbagai protista dalam kehidupan.

Konsep

1. Ciri-ciri umum protista

2. Protista mirip hewan atau protozoa (ciri-ciri umum, klasifikasi, habitat, cara

hidup, reproduksi, peranan dalam kehidupan).

3. Protista mirip tumbuhan atau alga (ciri-ciri umum, klasifikasi, habitat, cara

hidup, reproduksi, peranan dalam kehidupan).

4. Protista mirip jamur (ciri-ciri umum, klasifikasi, habitat, cara hidup, reproduksi,

peranan dalam kehidupan).

Prinsip

Perbedaan antara protista mirip hewan, mirip tumbuhan, dan mirip jamur.

Prosedur

1. Pembuatan medium untuk menumbuhkan Paramaecium

2. Pengamatan mikroskopis air kolam, air rendaman jerami dan sebagainya

V. Model dan Metode Pembelajaran

Model : Cooperative learning

Metode : Ceramah, diskusi kelompok, pengamatan, praktikum

155

Lampiran 11

VI. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan 1

Langkah

Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai

Karakter

Kegiatan Awal (10 menit)

Orientasi Membuka pelajaran dengan

salam dan basmalah

Menjawab salam dan

membaca basmalah

a. Religius

b. Disiplin

c. Perhatian

d. Rasa

ingin tahu

e. Proaktif

f. Responsif

Melakukan absensi Menyatakan hadir atau tidak

Melakukan pengkondisian

kelas seperti mengecek

kebersihan kelas dan

kerapihan siswa

Membersihkan kelas sesuai

jadwal piket dan merapikan

pakaian serta tempat duduk

Apersepsi Mengulas sekilas tentang

klasifikasi makhluk hidup

Mendengarkan penjelasan

awal guru

Memberi pertanyaan awal,

“Apa yang kalian ketahui

tentang protista?”

Menyebutkan hal-hal yang

diketahui tentang protista

Motivasi Memotivasi siswa untuk

belajar aktif dalam materi

protista

Memperhatikan arahan dan

motivasi yang diberikan guru

Membacakan tujuan

pembelajaran

Memperhatikan dan

mendengarkan penjelasan

guru

Kegiatan Inti (60 menit)

1.Mengamati Menayangkan foto atau

gambar berbagai macam

protista

Mengamati foto atau gambar

berbagai macam protista

yang ditayangkan

a. Disiplin

b. Proaktif

c. Responsif

Menyampaikan garis besar

cakupan materi protista

Memperhatikan penjelasan

yang disampaikan guru

2.Menanyakan Memotivasi siswa untuk

bertanya setelah penayangan

gambar dan penjelasan

materi

Mengajukan pertanyaan

tentang:

Nama organisme dalam

gambar

Nama kelompok

organisme

Habitatnya

a. Berani

b. Santun

c. Responsif

d. Proaktif

3.Mengumpulkan

Data (Eksperimen /

Mengeksplorasi)

Membagi siswa dalam 8

kelompok kerja dan

membagikan LKS kepada

masing-masing kelompok

Berkumpul sesuai kelompok

yang ditentukan serta

mempelajari LKS

a. Proaktif

b. Responsif

c. Kerja

sama

d. Teliti

e. Disiplin

f. Jujur

Menginstruksikan siswa

untuk melakukan

pengamatan mikroskopis air

kolam/selokan/sawah, dan

air rendaman jerami

(medium Paramecium) untuk

menemukan karakteristik

protista

Memperhatikan instruksi

guru dan mempersiapkan diri

untuk memulai praktikum

Membimbing siswa dalam

mempersiapkan alat dan

bahan untuk praktikum serta

memfasilitasi kegiatan

praktikum siswa

Mempersiapkan alat dan

bahan untuk praktikum serta

melaksanakan praktikum

sesuai arahan guru dan

instruksi di LKS

156

Lampiran 11

Menginstruksikan siswa

untuk mencatat data-data

yang diperoleh dari

pengamatan dan

menggambar hasil

pengamatan mikroskopis

Mencatat data-data yang

diperoleh dari pengamatan

serta menggambar hasil

pengamatan mikroskopis

4.Mengasosiasikan Membimbing siswa dalam

mendiskusikan hasil

pengamatan dan

mengidentifikasi jenis

protista yang ditemukan

sesuai kajian literatur

Mendiskusikan hasil

pengamatan dan

mengidentifikasi jenis

protista yang ditemukan

sesuai kajian literatur

a. Jujur

b. Gotong

royong

c. Teliti

d. Jujur

e. Responsif

f. Proaktif Membimbing siswa dalam

mendiskusikan ciri-ciri

umum dari protista mirip

hewan, mirip tumbuhan, dan

mirip jamur menggunakan

gambar/foto berbagai jenis

protista

Mendiskusikan ciri-ciri

umum dari protista mirip

hewan, mirip tumbuhan, dan

mirip jamur menggunakan

gambar/foto berbagai jenis

protista

Mengarahkan siswa untuk

membandingkan hasil

pengamatan dengan

gambar/foto berbagai

organisme golongan protista

Membandingkan hasil

pengamatan dengan

gambar/foto berbagai

organisme golongan protista

Membimbing siswa dalam

membuat kesimpulan tentang

ciri protista

Membuat kesimpulan tentang

ciri protista

5.Mengkomunikasi

kan

Menginstruksikan siswa

untuk menyusun laporan

tertulis hasil pengamatan dan

hasil diskusi

Menyusun laporan tertulis

hasil pengamatan dan hasil

diskusi

a. Kerja

sama

b. Responsif

c. Proaktif

d. Berani

e. Santun

f. Disiplin

Memberikan kesempatan

kelompok untuk

mempersentasikan hasil

pengamatan dan diskusi ke

depan kelas

Mempersentasikan hasil

pengamatan dan diskusi ke

depan kelas

Membimbing siswa dalam

menarik kesimpulan bersama

mengenai konsep

keanekaragaman protista dan

dasar pengelompokannya

Menarik kesimpulan bersama

mengenai konsep

keanekaragaman protista dan

dasar pengelompokannya

Kegiatan Akhir (20 menit)

Memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya

tentang materi yang kurang

dipahami

Menanyakan tentang materi

yang kurang dipahami

a. Gotong

royong

b. Jujur

c. Disiplin

Memberikan evaluasi

kelompok dengan menunjuk

secara acak siswa untuk

menjawab pertanyaan secara

lisan

Menjawab pertanyaan yang

diajukan guru secara lisan

Memberikan tugas mandiri

dalam bentuk tes tertulis

Mengerjakan tugas mandiri

yang diberikan guru

Menyimpulkan kegiatan Menyimak kesimpulan yang

157

Lampiran 11

yang dilakukan dari awal

hingga akhir pembelajaran

dipaparkan guru

Menginformasikan kegiatan

pembelajaran untuk

pertemuan berikutnya

Memperhatikan informasi

yang disampaikan guru

Menutup kegiatan

pembelajaran dengan

mengucap hamdalah dan

salam

Membaca hamdalah dan

menjawab salam guru

Pertemuan 2

Langkah

Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai

Karakter

Kegiatan Awal (5 menit)

Orientasi Membuka pelajaran dengan

salam dan basmalah

Menjawab salam dan

membaca basmalah

a. Religius

b. Disiplin

c. Perhatian

d. Rasa

ingin tahu

e. Proaktif

f. Responsif

Melakukan absensi Menyatakan hadir atau tidak

Melakukan pengkondisian

kelas seperti mengecek

kebersihan kelas dan

kerapihan siswa

Membersihkan kelas sesuai

jadwal piket dan merapihkan

pakaian serta tempat duduk

Apersepsi Mengingatkan kembali

tentang ciri umum protista

berdasarkan hasil

pengamatan dan diskusi

pertemuan sebelumnya

Memperhatikan dengan

seksama paparan dari guru

Memberi pertanyaan awal,

“Setelah mempelajari ciri

umum protista, tahukah

kalian tentang klasifikasi dari

masing-masing kelompok

protista? bagaimana cara

hidupnya?”

Menyebutkan hal-hal yang

mereka ketahui terkait

pertanyaan awal dari guru

Motivasi Memberikan arahan agar

siswa lebih giat dalam

kegiatan pembelajaran baik

di kelas maupun di luar kelas

Memperhatikan dengan

seksama arahan yang

disampaikan oleh guru

Membacakan tujuan

pembelajaran

Memperhatikan dan

mendengarkan penjelasan

guru

Kegiatan Inti (30 menit)

1.Mengamati Menayangkan foto atau

gambar berbagai protista

berdasarkan klasifikasinya

Mengamati foto atau gambar

berbagai macam protista

yang ditayangkan

a. Disiplin

b. Proaktif

c. Responsif

Menyampaikan penjelasan

materi tentang masing-

masing kelompok protista

(protista mirip hewan, mirip

tumbuhan, dan mirip jamur)

Memperhatikan dengan

seksama penjelasan yang

disampaikan guru

2.Menanyakan Memotivasi siswa untuk

bertanya setelah penayangan

Mengajukan pertanyaan

tentang:

a. Berani

b. Santun

158

Lampiran 11

gambar dan penjelasan

materi Nama organisme dalam

gambar

Nama kelompok

organisme

Cara hidup, reproduksi,

habitat

c. Responsif

d. Proaktif

3.Mengumpulkan

Data (Eksperimen /

Mengeksplorasi)

Membagi siswa dalam 8

kelompok kerja dan

membagikan LKS kepada

masing-masing kelompok

Berkumpul sesuai kelompok

yang ditentukan serta

mempelajari LKS

a. Proaktif

b. Responsif

c. Kerja

sama

d. Teliti

e. Disiplin

f. Jujur

Menginstruksikan siswa

untuk berdiskusi mengenai

pertanyaan-pertanyaan di

LKS dengan berdasarkan

kajian literatur

Memperhatikan instruksi

guru untuk berdiskusi

mengenai pertanyaan-

pertanyaan di LKS

Menginstruksikan siswa

untuk mencari data relevan

dari berbagai sumber

mengenai bahan diskusi

Mencari data relevan dari

berbagai sumber mengenai

bahan diskusi

4.Mengasosiasikan Membimbing dan

memfasilitasi siswa dalam

proses diskusi di kelas

Melakukan diskusi secara

berkelompok dan bertanya

jika terdapat hal yang kurang

dimengerti

a. Jujur

b. Gotong

royong

c. Teliti

d. Jujur

e. Responsif

f. Proaktif

Menginstruksikan siswa

untuk membandingkan hasil

diskusi dengan data-data

relevan yang diperoleh

Membandingkan hasil

diskusi dengan data-data

relevan yang diperoleh

Membimbing siswa dalam

membuat kesimpulan tentang

berbagai kelompok protista

(mirip hewan, mirip

tumbuhan, dan mirip jamur)

Membuat kesimpulan tentang

berbagai kelompok protista

(mirip hewan, mirip

tumbuhan, dan mirip jamur)

5.Mengkomunikasi

kan

Menginstruksikan siswa

untuk menyusun laporan

tertulis mengenai hasil

diskusi

Menyusun laporan tertulis

mengenai hasil diskusi

a. Kerja

sama

b. Responsif

c. Proaktif

d. Berani

e. Santun

f. Disiplin

Memberikan kesempatan

kelompok untuk

mempersentasikan hasil

diskusinya ke depan kelas

Mempersentasikan hasil

diskusi ke depan kelas

Membimbing siswa dalam

menarik kesimpulan bersama

mengenai berbagai kelompok

protista dan contoh

organisme anggotanya

Menarik kesimpulan bersama

mengenai berbagai kelompok

protista dan contoh

organisme anggotanya

Kegiatan Akhir (10 menit)

Memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya

tentang materi yang kurang

dipahami

Menanyakan tentang materi

yang kurang dipahami

a. Gotong

royong

b. Jujur

c. Disiplin

Memberikan evaluasi

kelompok dengan menunjuk

secara acak siswa untuk

Menjawab pertanyaan yang

diajukan guru secara lisan

159

Lampiran 11

menjawab pertanyaan secara

lisan

Memberikan tugas mandiri

dalam bentuk tes tertulis

Mengerjakan tugas mandiri

yang diberikan guru

Menyimpulkan kegiatan

yang dilakukan dari awal

hingga akhir pembelajaran

Menyimak kesimpulan yang

dipaparkan guru

Menginformasikan kegiatan

pembelajaran untuk

pertemuan berikutnya

Memperhatikan informasi

yang disampaikan guru

Menutup kegiatan

pembelajaran dengan

mengucap hamdalah dan

salam

Membaca hamdalah dan

menjawab salam guru

Pertemuan 3

Langkah

Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai

Karakter

Kegiatan Awal (5 menit)

Orientasi Membuka pelajaran dengan

salam dan basmalah

Menjawab salam dan

membaca basmalah

a. Religius

b. Disiplin

c. Perhatian

d. Rasa

ingin tahu

e. Proaktif

f. Responsif

Melakukan absensi Menyatakan hadir atau tidak

Melakukan pengkondisian

kelas seperti mengecek

kebersihan kelas dan

kerapihan siswa

Membersihkan kelas sesuai

jadwal piket dan merapihkan

pakaian serta tempat duduk

Apersepsi Mengingatkan kembali

tentang materi sebelumnya

(pengelompokan protista)

Mendengarkan penjelasan

awal guru

Memberi pertanyaan awal,

“Adakah peranan dari

protista dalam kehidupan

manusia? bermanfaat atau

merugikan?”

Menyebutkan hal-hal yang

mereka ketahui terkait

pertanyaan awal dari guru

Motivasi Memberikan motivasi agar

lebih serius dan giat

mempelajari materi protista

untuk persiapan ulangan

harian

Memperhatikan dengan

seksama motivasi yang

disampaikan oleh guru

Membacakan tujuan

pembelajaran

Menyimak paparan guru

dengan baik

Kegiatan Inti (30 menit)

1.Mengamati Menayangkan foto atau

gambar beberapa contoh

protista dan peranannya

Memperhatikan foto atau

gambar beberapa contoh

protista dan peranannya

a. Disiplin

b. Proaktif

c. Responsif

Memberikan paparan singkat

tentang peranan protista

dalam kehidupan

Memperhatikan pemaparan

materi yang disampaikan

guru

Menginstruksikan siswa agar

membaca teks di berbagai

literatur tentang peran

Membaca teks di berbagai

literatur tentang peran

berbagai protista

160

Lampiran 11

berbagai protista

2.Menanyakan Memotivasi siswa untuk

bertanya setelah penayangan

gambar dan pemaparan

materi

Mengajukan pertanyaan:

Apa saja peran protista

dalam kehidupan

Menguntungkan atau

merugikan

a. Berani

b. Santun

c. Responsif

d. Proaktif

3. Mengumpulkan

Data (Eksperimen /

Mengeksplorasi)

Membagi siswa menjadi 10

kelompok dan membagikan

artikel tentang peranan

protista dalam kehidupan

Berkumpul sesuai kelompok

yang ditentukan dan

mempelajari artikel yang

dibagikan guru

a. Proaktif

b. Responsif

c. Kerja

sama

d. Teliti

e. Disiplin

f. Jujur

Menginstruksikan kelompok

untuk berdiskusi dan

menganalisis artikel yang

dibagikan

Memperhatikan instruksi

guru untuk berdiskusi dan

menganalisis artikel yang

dibagikan

Menginstruksikan siswa

untuk mencari informasi

melalui buku pelajaran, buku

referensi, maupun internet

Mencari informasi melalui

buku pelajaran, buku

referensi maupun internet

Mengarahkan siswa agar

mencatat informasi-informasi

yang didapatkan dari sumber

relevan

Mencatat informasi-

informasi yang didapatkan

dari sumber relevan

4.Mengasosiasikan Membimbing dan

memfasilitasi siswa dalam

proses diskusi

Melakukan diskusi secara

berkelompok dan bertanya

jika terdapat hal yang kurang

dimengerti

a. Jujur

b. Gotong

royong

c. Teliti

d. Jujur

e. Responsif

f. Proaktif

Menginstruksikan siswa

untuk mengaitkan berbagai

penyakit dan fenomena alam

seperti malaria, penyakit

tidur, fosil minyak bumi

dengan peran berbagai jenis

protista

Mengaitkan berbagai

penyakit dan fenomena alam

seperti malaria, penyakit

tidur, fosil minyak bumi

dengan peran berbagai jenis

protista

Membimbing siswa dalam

membuat kesimpulan tentang

peran protista

Membuat kesimpulan tentang

peran protista

5.Mengkomunikasi

kan

Menginstruksikan siswa

untuk menyusun laporan

tertulis hasil diskusinya

Menyusun laporan tertulis

hasil diskusi

a. Kerja

sama

b. Responsif

c. Proaktif

d. Berani

e. Santun

f. Disiplin

Memberikan kesempatan

kelompok untuk

mempersentasikan hasil

diskusinya ke depan kelas

Mempersentasikan hasil

diskusi ke depan kelas

Menarik kesimpulan bersama

siswa mengenai peranan

protista dalam kehidupan

Menarik kesimpulan bersama

mengenai peranan protista

dalam kehidupan

Kegiatan Akhir (10 menit)

Memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya

tentang materi yang kurang

dipahami

Menanyakan tentang materi

yang kurang dipahami

a. Gotong

royong

b. Jujur

c. Disiplin

Memberikan pertanyaan dan Menjawab pertanyaan yang

161

Lampiran 11

menunjuk secara acak siswa

untuk menjawab pertanyaan

secara lisan

diajukan guru secara lisan

Memberikan tugas mandiri

dalam bentuk tes tertulis

Mengerjakan tugas mandiri

yang diberikan guru

Menyimpulkan kegiatan

yang dilakukan dari awal

hingga akhir pembelajaran

Menyimak kesimpulan yang

dipaparkan guru

Menginformasikan kegiatan

ulangan harian pada

pertemuan berikutnya

Memperhatikan informasi

yang disampaikan guru

Menutup kegiatan

pembelajaran dengan

mengucap hamdalah dan

salam

Membaca hamdalah dan

menjawab salam guru

VII. Media/Alat/Sumber Pembelajaran

1. D.A. Pratiwi dkk. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga

2. Irnaningtyas. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga

3. Internet

4. LKS

5. Air rendaman jerami, air kolam, air sawah, air selokan

6. Mikroskop, kaca objek

7. Laptop, LCD, OHP

8. Sumber lain yang relevan

VIII. Penilaian

Teknik dan Bentuk Instrumen

Teknik Bentuk Instrumen

Observasi (sikap) Pedoman observasi sikap

Tes tertulis (pengetahuan) LKS, tes essay

Portofolio (keterampilan) Skala penilaian dan rubrik

162

Lampiran 12

LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP (AFEKTIF)

Performa saat pengamatan/praktikum

Format Lembat Observasi :

No Nama

Siswa

Kerja

Keras

Tanggung

Jawab

Disiplin Toleransi Jumlah

Skor

Nilai Predikat

1 Adi 4 4 4 3 15 (15/16)

x100

= 94

SB

2

dst

Rubrik Penilaian :

No. Aspek yang

dinilai

S k o r

1 2 3 4

1 Kerja Keras

Tidak ikut serta

dalam

praktikum,

hanya

menyaksikan

temannya

bekerja

Menyelesaikan

sebagian

tahapan dengan

benar, pasif

bertanya

Menyelesaikan

sebagian

tahapan dengan

benar, aktif

bertanya, tidak

mengulang

pengamatan

Menyelesaikan

semua tahapan

dengan benar,

aktif bertanya,

mengulangi

pengamatan

berkali-kali

2 Tanggung

Jawab

Tidak

mengumpulkan

laporan

Mengumpulkan

laporan, kurang

rapi dan kurang

tepat

Mengumpulkan

laporan, kurang

rapi tapi tepat

waktu

Mengumpulkan

laporan dengan

benar, rapi, dan

tepat waktu

3 Disiplin

Tidak mengikuti

praktikum

dengan tertib

Mengikuti

praktikum

dengan tertib,

mengerjakan

tugas tidak tepat

waktu.

Mengikuti

praktikum dengan

tertib,

mengerjakan

tugas tepat waktu,

tapi tidak

mengembalikan

alat dan bahan

praktikum pada

tempatnya

Mengikuti

praktikum dengan

tertib,

mengerjakan

tugas tepat waktu,

dan

mengembalikan

alat dan bahan

praktikum pada

tempatnya

4 Toleransi

Tidak

menerima

kritik temannya

Menerima

kritik temannya

dengan

terpaksa

Menerima kritik

temannya, tidak

membantu

teman yang

kurang paham

Menerima kritik

temannya,

membantu

teman yang

kurang paham

163

Lampiran 12

Penilaian sikap untuk setiap peserta didik dapat menggunakan rumus dan predikat

berikut.

PREDIKAT NILAI

Sangat Baik (SB) 80 ≤ AB ≤ 100

Baik (B) 70 ≤ B ≤ 79

Cukup (C) 60 ≤ C ≤ 69

Kurang (K) <60

Aktivitas dalam diskusi dan presentasi

Format Lembar Observasi :

No Nama

Siswa

Santun Toleransi Menghargai

Pendapat

Menerima

Kritik

Kreatif Jumlah

Skor

Nilai Predikat

1 Adi 4 4 4 3 3 18 (18/20)

x100

= 90

SB

2

dst

Rubrik Penilaian :

No. Aspek yang

dinilai

S k o r

1 2 3 4

1 Santun

Menyampaikan

pendapat dan

sanggahan

dengan bahasa

yang tidak

baik, tidak

benar dan tidak

sopan

Menyampaikan

pendapat dan

sanggahan

dengan bahasa

yang baik,

tetapi tidak

benar dan

kurang sopan

Menyampaikan

pendapat dan

sanggahan

dengan bahasa

yang baik,

sopan, tetapi

kurang benar

Menyampaikan

pendapat dan

sanggahan

dengan bahasa

yang baik, benar

dan sopan

2 Toleransi

Tidak

menghargai

kerja teman

kelompoknya

Kurang

menghargai

kerja teman

kelompoknya

Menghargai

kerja teman

kelompoknya,

tidak membantu

teman yang

kurang paham

Menghargai

kerja teman

kelompoknya,

membantu

teman yang

kurang paham

3 Menghargai

Pendapat

Tidak

menerima

pendapat

Menerima

pendapat

temannya

Menerima

pendapat

temannya tanpa

Menerima

pendapat

temannya dan

164

Lampiran 12

temannya dengan

terpaksa

berterima kasih mengucapkan

terima kasih

4 Menerima

Kritik

Tidak mau

menerima

kritik saat

diskusi/

presentasi

Kurang

menghargai

kritik saat

diskusi/

presentasi

Menerima kritik

tetapi sedikit

acuh

Menerima Kritik

saat mengikuti

diskusi /

presentasi

5 Kreatif

Ide dan

gagasan tidak

menarik

Ide dan

gagasan kurang

menarik

Ide dan gagasan

menarik, namun

kurang inovatif

Memunculkan

semua ide,

gagasan secara

menarik, dan

inovatif

Penilaian sikap untuk setiap peserta didik dapat menggunakan rumus dan predikat

berikut.

PREDIKAT NILAI

Sangat Baik (SB) 80 ≤ AB ≤ 100

Baik (B) 70 ≤ B ≤ 79

Cukup (C) 60 ≤ C ≤ 69

Kurang (K) <60

Penilaian Sikap Spiritual

Format Lembar Observasi :

No Nama

Siswa

A B C D E Jumlah

Skor

Nilai Predikat

1 Adi 4 4 4 3 3 15 (18/20) x4

= 3,6

SB

2

dst

165

Lampiran 12

Keterangan :

Aspek yang diamati

A Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu

B Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan

C Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan

pendapat/presentasi

D Mengungkapakan kekaguman terhadap kebesaran Tuhan

E Memelihara hubungan baik dengan sesama makhluk Tuhan

Kriteria Skor

4 Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

3 Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan

kadang-kadang tidak melakukan

2 Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan

sering tidak melakukan

1 Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Petunjuk Penskoran :

Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4

Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :

Contoh :

Skor diperoleh 14, skor tertinggi 4 x 5 pernyataan = 20, maka skor akhir :

Peserta didik memperoleh nilai :

Sangat Baik : apabila memperoleh skor 3,20 – 4,00 (80 – 100)

Baik : apabila memperoleh skor 2,80 – 3,19 (70 – 79)

Cukup : apabila memperoleh skor 2.40 – 2,79 (60 – 69)

Kurang : apabila memperoleh skor kurang 2.40 (kurang dari 60%)

166

Lampiran 12

LAMPIRAN 2. INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN (PSIKOMOTOR)

Laporan Pengamatan/Praktikum

Format Penilaian :

Rubrik Penilaian :

Poin Kriteria

Skor 4 3 2 1

Tujuan Ditulis dengan

kalimat baku,

rinci, terkait

dengan topik

yang ditugaskan

Ditulis dengan

kalimat baku,

terkait dengan topik

yang ditugaskan

Ditulis kurang fokus,

kalimat tidak baku,

sebagian tidak terkait

dengan topik yang

ditugaskan

Ditulis kurang

spesifik, kalimat

tidak baku, tidak

terkait dengan

topik yang

ditugaskan

Alat dan

Bahan

Mencantumkan

semua alat dan

bahan yang

diperlukan

percobaan

Mencantumkan

sebagian besar alat

dan bahan yang

diperlukan

percobaan

Mencantumkan

sebagian kecil alat

dan bahan yang

diperlukan percobaan

Tidak

mencantumkan

alat dan bahan

yang digunakan

Langkah

kegiatan

Langkah

kegiatan

lengkap, urut,

rinci, dan benar

Langkah kegiatan

lengkap dan urut

Langkah kegiatan

tidak urut dan/atau

tidak lengkap

Tidak ada

langkah kegiatan

Data dan

Analisis

Data

Data ditabulasi

secara logis dan

dianalisis

dengan tepat dan

rinci

Data ditabulasi

secara logis dan

dianalisis dengan

tepat

Data ditabulasi

sembarangan dan

dianalisis kurang

tepat

Data tidak

ditabulasi dan

tidak dianalisis

Gambar dan

Ulasan

Gambar mirip

dan jelas, ulasan

tepat, rinci, dan

benar

Gambar jelas,

ulasan tepat

Gambar dan ulasan

kurang lengkap

Gambar dan

ulasan tidak tepat

Kesimpulan Ditulis

berdasarkan

hasil analisis dan

akurat

Ditulis berdasarkan

hasil analisis

Ditulis tidak

berdasarkan hasil

analisis

Tidak ada

kesimpulan

No. Nama

Siswa

Laporan Praktikum/Pengamatan Jumlah

Skor

Nilai

Tu

jua

n

Ala

t d

an

Ba

ha

n

La

ng

ka

h

Keg

iata

n

Da

ta d

an

An

ali

sis

Da

ta

Ga

mb

ar

da

n U

lasa

n

Kes

imp

ul-

an

1

2

dst

167

Lampiran 12

Kriteria penilaian :

4= sangat baik, 3= baik, 2= sedang, 1=kurang

Teknik penskoran :

Nilai =

Keterangan :

1. Perolehan skor adalah skor yang diperoleh peserta didik dari kriteria yang ada

2. Skor maksimal adalah hasil dari banyaknya kriteria dikalikan skor tertinggi

Performa/Kinerja Praktikum

Format Penilaian :

No. Nama Siswa

INDIKATOR

Jumlah

Skor

Nilai

Ala

t d

an

Bah

an

Ran

gk

aia

n A

lat

Lan

gk

ah

Ker

ja

Kes

elam

ata

n K

erja

Data

Kes

imp

ula

n

Tam

pil

an

lap

ora

n

1.

2.

dst

Rubrik Penilaian :

KRITERIA SKOR INDIKATOR

Persiapan

Skor maks 3

3 Pemilihan alat dan bahan tepat

2 Pemilihan alat saja yang tepat / pemilihan bahan saja yang tepat

1 Pemilihan alat dan bahan tidak tepat

Pelaksanaan

Skor Maks 9

3 Rangkaian alat tepat dan rapi

2 Rangkaian alat tepat atau rapi

1 Rangkaian alat tidak tepat dan tidak rapi

3 Langkah kerja dan waktu pelaksanaan tepat

2 Langkah kerja atau waktu pelaksanaan tepat

1 Langkah kerja dan waktu pelaksanaan tidak tepat

168

Lampiran 12

3 Memperhatikan keselamatan kerja dan kebersihan

2 Memperhatikan keselamatan kerja atau kebersihan

1 Tidak memperhatikan keselamatan kerja dan kebersihan

Hasil

Skor maks 6

3 Data akurat

2 Data kurang akurat

1 Data tidak akurat

3 Kesimpulan tepat

2 Kesimpulan kurangtepat

1 Kesimpulan tidak tepat

Laporan

Skor maks 3

3 Tampilan menarik dan bahasa sesuai kaidah

2 Tampilan menarik atau bahasa sesuai kaidah

1 Tampilan tidak menarik dan bahasa tidak sesuai kaidah

Teknik penskoran :

Laporan Diskusi/Presentasi

Format Penilaian :

No. Aspek yang dinilai Skor maksimal Skor yang diperoleh

1. Sistematika laporan 4

2. Kelengkapan laporan 4

3. Kejelasan dan keruntutan penulisan 4

4. Kebenaran konsep ide yang

dipaparkan 4

5. Ketepatan pemilihan kosakata 4

6. Kemampuan siswa menjelaskan isi

laporan 4

7. Usaha siswa dalam menyusun laporan 4

8. Presentasi laporan diskusi 4

169

Lampiran 12

Rubrik Penilaian :

Poin Kriteria

Skor 4 3 2 1

Sistematika

Laporan

laporan dibuat

sesuai sistematika

penulisan, jelas

dan benar

laporan dibuat

dengan benar tetapi

kurang jelas

laporan dibuat

kurang benar dan

kurang jelas

laporan dibuat

dengan

sistematika yang

salah

Kelengkapan

laporan

laporan dibuat

secara lengkap

sesuai petunjuk

pembuatan

laporan

laporan dibuat

tanpa kesimpulan

laporan dibuat

tanpa diskusi,

kesimpulan, daftar

pustaka

laporan dibuat

tidak lengkap

(mencakup 3

unsur saja)

Kejelasan

laporan

laporan jelas,

dapat dipahami,

ditulis secara

runtut

laporan jelas, tetapi

penulisan kurang

runtut

laporan kurang

jelas, kurang sesuai

dengan keruntutan

penulisan

laporan tidak

jelas, tidak sesuai

dengan keruntutan

penulisan

Kebenaran

konsep

konsep/ide yang

dipaparkan tepat,

benar, dan sesuai

dengan teori

konsep/ide yang

dipaparkan sesuai

dengan teori tetapi

kurang jelas

konsep/ide yang

dipaparkan kurang

tepat

konsep/ide yang

dipaparkan tidak

tepat

Ketepatan

pemilihan

kosakata

menggunakan

kata-kata yang

tepat,

menggunakan

kalimat aktif

menggunakan kata-

kata yang kurang

tepat, menggunakan

kalimat aktif

menggunakan kata-

kata yang kurang

tepat, tidak

menggunakan

kalimat aktif

menggunakan

kosakata yang

salah

Kemampuan

siswa

menjelaskan

isi laporan

menguasai latar

belakang, metode,

diskusi,

kesimpulan

menguasai latar

belakang, metode,

dan diskusi

menguasai latar

belakang dan

metode

menguasai latar

belakang saja

Usaha siswa

dalam

menyusun

laporan

berusaha

melengkapi isi

laporan dengan

sungguh-sungguh,

berusaha

memperbaiki isi,

tulisan rapi,

mudah dibaca

sesuai aspek yang

tercantum pada

nomor 1, kecuali

ada 1 aspek yang

tidak dilakukan

sesuai aspek yang

tercantum pada

nomor 1, kecuali

ada 2 aspek yang

tidak di lakukan

tidak berusaha

melengkapi dan

memperbaiki isi

laporan.

Presentasi

laporan

percobaan

semua anggota

kelompok aktif

dan berusaha

menjawab

pertanyaan

dengan benar

semua anggota

kelompok aktif

akan tetapi kurang

berusaha menjawab

pertanyaan dengan

benar

beberapa anggota

saja yang aktif

(dominasi) namun

ada usaha untuk

menjawab

pertanyaan dengan

benar.

beberapa anggota

saja yang aktif

(dominasi) namun

kurang berusaha

untuk menjawab

pertanyaan

dengan benar.

Skor Maksimal = 32/32 x 100 = 100

170

Lampiran 12

LAMPIRAN 3. INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN (KOGNITIF)

Ter Tertulis

Indikator

Pencapaian

Teknik Bentuk

Instrumen

Butir Soal

Menyampaikan

pemahaman

pada suatu

konsep

Uraian Tes Essay 1. Sebutkan minimal 5 protista dengan peranannya dalam

kehidupan manusia!

Jawaban:

1) Globigerina: fosilnya sebagai petunjuk pencarian minyak

bumi

2) Chlorella: sebagai protein sel tunggal

3) Eucheuma spinosum: sebagai bahan agar-agar

4) Plasmodium falciparum: penyebab penyakit malaria tropikana

5) Trichomonas vaginalis: penyebab keputihan pada wanita

Uraian Tes Essay 2. Jelaskan perbedaan pigmen yang dimiliki antara alga cokelat,

alga merah, alga keemasan, alga hijau, dan diatom menurut

pemahanmu!

Jawaban:

1) Alga cokelat (phaeophyta): klorofil a dan c, fukosantin,

karoten, santofil

2) Alga merah (rhodophyta): klorofil a dan b, karoten, fikosianin,

fikoeritrin

3) Alga keemasan (chrysophyta): klorofil a dan c, karoten,

santofil

4) Alga hijau (chlorophyta): klorofil a dan b, karoten, santofil

5) Diatom: klorofil a dan c, karoten, fukosantin, diatoksantin,

diadinoksantin

Menjelaskan

alasan

pengelompokan

/ dasar

klasifikasi

Uraian Tes Essay 3. Mengapa kingdom protista digolongkan menjadi protista mirip

hewan, protista mirip tumbuhan, dan protista mirip jamur?

Jelaskan!

Jawaban:

Kingdom protista digolongkan menjadi protista mirip hewan,

protista mirip tumbuhan, dan protista mirip jamur karena dasar

pengelompokannya adalah kemiripan organisme tersebut dengan

kingdom yang lebih tinggi, seperti hewan (animalia), tumbuhan

(plantae) dan jamur (fungi). Pengelompokan protista juga dapat

dilakukan dengan dasar cara memperoleh makanannya.

Merefleksikan

pemahaman

dari suatu

gambar

Uraian Tes Essay 4. Gambar di bawah merupakan proses konjugasi pada

Spirogyra. Jelaskan proses konjugasi tersebut menurut

pemahamanmu!

171

Lampiran 12

Jawaban:

Konjugasi Spirogyra:

1) Filamen haploid (n) yang berbeda jenis saling berdekatan

2) Sel-sel yang saling berdekatan membentuk tonjolan yang

merupakan jembatan konjugasi

3) 3.Protoplasma dari sel yang satu (+) berpindah/mengalir ke sel

pasangannya (-)

4) Terjadi plasmogami, diikuti dengan kariogami

5) Konjugasi menghasilkan zigospora yang diploid (2n)

6) Zigospora diploid (2n) membelah secara meiosis

menghasilkan empat sel haploid (n)

7) Dari empat sel haploid yang dihasilkan, biasanya hanya satu

yang tumbuh menjadi benang Spirogyra baru

Menyebutkan

informasi dan

menjelaskan

data yang

didapat dari

tabel

Uraian Tes Essay 5. Menurut tabel berikut, jelaskan cara rhizopoda bergerak dan

bereproduksi dalam bentuk paragraf!

Jawaban:

Rhizopoda bergerak menggunakan kaki semu atau

pseudopodia yang merupakan penjuluran protoplasma sel. Bagian

protoplasma yang kental (plasmogel) mencair sementara menjadi

plasmosol, sehingga mudah bergeral membentuk penjuluran.

Kemudian, jika plasmosol mengental maka penjuluran tertarik

kembali, demikian seterusnya.

Rhizopoda bereproduksi dengan membelah diri. Proses

perkembangbiakan ini diawali dengan pembelahan inti menjadi

dua (kariokinesis) dan diikuti dengan pembelahan sitoplasma

(sitokinesis). Dua sel hasil pembelahan tersebut bersifat sama

dengan induknya.

172

Lampiran 12

Rubrik Penilaian Tes Tertulis (Kognitif) :

No.

Soal

Kriteria Penilaian Skor Penilaian

1, 2,

3, 4,

5

Tidak mengerjakan

Menjawab soal tetapi tidak benar

Menjawab soal tetapi hanya setengahnya yang

benar

Menjawab dengan benar

0 @ jawaban

max. 5 @ jawaban

max. 15 @ jawaban

- max. 30 @ jawaban

(soal no. 4, 5)

- max. 15 @ jawaban

(soal no. 1, 2)

- max. 10 @ jawaban

(soal no. 3)

Skor Maksimal 100

Nilai Kognitif = (skor perolehan / skor maksimal) x 100

Lembar Kerja Siswa (LKS)

Terlampir

173

Lampiran 13

LKS Protista Kelas X Semester Ganjil

LEMBAR KERJA SISWA 1

PENGAMATAN PROTISTA

A. Tujuan

Mengamati dan menjelaskan ciri-ciri berbagai jenis protista yang hidup bebas di alam.

B. Alat dan Bahan

Alat Bahan

1. Mikroskop

2. Kaca objek (cekung dan datar)

3. Kaca penutup

4. Pipet tetes

5. Alat gambar

1. Air dari berbagai macam sumber

(kolam, sawah, selokan)

2. Air rendaman jerami

C. Cara Kerja

1. Air kolam yang terlihat kotor, keruh, atau berwarna hijau diambil menggunakan

pipet tetes.

2. Air kolam tersebut ditetesi pada bagian cekung dari kaca objek, kemudian ditutup

dengan kaca penutup dan diamati menggunakan mikroskop, mulai dari perbesaran

lemah hingga perbesaran kuat.

3. Diamati ciri tubuh dan cara bergerak yang terlihat. Ciri tubuh meliputi bentuk,

warna, uniseluler (bersel satu) atau multiseluler (bersel banyak), jenis alat gerak, dan

lainnya.

4. Hasil pengamatan tersebut digambar dan dicatat ke dalam tabel, kemudian

dibandingkan dengan gambar/foto dari literatur.

5. Dengan cara yang sama, pengamatan dilakukan terhadap protista yang terdapat di air

sawah, air selokan, dan air rendaman jerami.

6. Jika ditemukan ganggang/alga berbentuk benang (seperti rambut), maka diletakkan

di kaca objek datar dan diamati bentuk kloroplasnya.

174

Lampiran 13

LKS Protista Kelas X Semester Ganjil

D. Tabel dan Hasil Pengamatan

No. Gambar

protista

Ciri

tubuh

Bergerak/

tidak

bergerak

Habitat Nama

protista Keterangan

1.

2.

dst.

E. Pertanyaan

1. Bandingkan hasil dari kegiatan yang telah Anda lakukan dengan gambar berikut ini

atau dengan menggunakan sumber literatur lainnya! Jawablah pada tabel sesuai

dengan poin D! (skor 70)

2. Di habitat manakah paling banyak ditemukan protista? Mengapa? (skor 25)

jawaban:

Protista paling banyak ditemukan pada habitat yang keruh dan tidak terdapat

arus/aliran pada air seperti air rendaman jerami. Semakin lama perendaman, maka

akan semakin banyak protista yang hidup di air tersebut.

3. Berdasarkan literatur, sebutkan contoh organisme protista lainnya! (skor 5)

jawaban:

Chlamydomonas, Chlorella, Spirogyra, Vorticella, Didinium, dan sebagainya

Nilai = (skor perolehan / 100) x 100

175

Lampiran 13

LKS Protista Kelas X Semester Ganjil

LEMBAR KERJA SISWA 2

PROTISTA MIRIP HEWAN, PROTISTA MIRIP TUMBUHAN,

DAN PROTISTA MIRIP JAMUR

A. Tujuan

Menjelaskan karakteristik dari masing-masing anggota kelompok protista mirip hewan,

protista mirip tumbuhan, dan protista mirip jamur.

Setelah membaca dan mempelajari konsep protista mirip hewan, protista mirip

tumbuhan, dan protista mirip jamur, kerjakanlah LKS berikut ini sesuai tugas masing-

masing dalam kelompok kemudian diskusikanlah hasil pekerjaanmu!

B. Pertanyaan

1. Jelaskan karakteristik dari ciliata, rhizopoda, flagelata dan sporozoa dalam bentuk

tabel! (skor 30)

jawaban:

176

Lampiran 13

LKS Protista Kelas X Semester Ganjil

2. Jelaskan karakteristik dari anggota dari kelompok alga dalam bentuk tabel! (skor

30)

jawaban:

3. Jelaskan karakteristik dari masing-masing anggota protista mirip jamur yang terdiri

dari jamur lendir plasmodial, jamur lendir seluler, dan jamur air! (skor 25)

jawaban:

jamur lendir plasmodial: hifa tidak bersekat, bersifat heterotrof fagosit, memiliki

fase massa ameboid (plasmodium).

jamur lendir seluler: hifa bersekat, fase makan berbentuk soliter tapi setelah

makanan habis berbentuk koloni, berkromosom haploid dan hanya zigotnya yang

diploid, reproduksi aseksual membentuk tubuh buah.

jamur air: memiliki dinding sel dari selulosa, berbulu halus (jamur karat putih), tidak

bersekat, memiliki banyak inti (senositik).

177

Lampiran 13

LKS Protista Kelas X Semester Ganjil

4. Mengapa pembagian protista berdasarkan sifat uniseluler tidak dapat dilakukan pada

alga? (skor 5)

jawaban:

Karena terdapat beberapa dari anggota alga yang merupakan organisme multiseluler,

seperti alga merah dan alga cokelat.

5. Ada beberapa organisme kingdom protista (jamur protista) yang mirip dengan

kingdom fungi. Ciri apakah yang menjadi persamaannya? (skor 10)

jawaban:

1) hidup sebagai saprofit, yaitu pengurai organisme yang sudah mati, 2) bersifat

heterotrof, 3) ada yang berupa parasit, 4) tidak memiliki klorofil, 5) menghasilkan

spora, dan 6) bersifat eukariotik.

Nilai = (skor perolehan / 100) x 100

178

Lampiran 13

LKS Protista Kelas X Semester Ganjil

LEMBAR KERJA SISWA 3

PERANAN PROTISTA DALAM KEHIDUPAN

A. Tujuan

Menjelaskan peranan protista yang menguntungkan dan merugikan dalam kehidupan.

Setelah membaca dan mempelajari artikel peranan protista dalam kehidupan, diskusi

dan kerjakanlah LKS berikut ini secara berkelompok!

B. Pertanyaan

1. Berdasarkan artikel, apakah nama protista tersebut? Dari kelompok protista

manakah? (skor 2)

jawaban:

- Artikel 1: Plasmodium sp. dari kelompok protozoa

- Artikel 2: Chlorella dari kelompok alga

- Artikel 3: Plasmopara viticola dari kelompok jamur protista

2. Jelaskan peranan protista tersebut dalam kehidupan! (skor 2)

jawaban:

- Artikel 1: Plasmodium sp. menyebabkan penyakit malaria melalui nyamuk

Anopheles

- Artikel 2: Chlorella sebagai alat detoksifikasi, obat berbagai penyakit,

penyeimbang pH tubuh, sumber energi bagi tubuh, meningkatkan regenerasi sel,

memperkuat sistem imum dan sebagainya. Chlorella juga dapat dijadikan sumber

makanan baru bagi manusia karena merupakan protein sel tunggal (PST) yang

mengangdung protein dan amilum cukup tinggi.

- Artikel 3: Plasmopara viticola menyebabkan penyakit downy mildew pada

tanaman anggur dengan gejala daun memiliki bercak-bercak kuning.

179

Lampiran 13

LKS Protista Kelas X Semester Ganjil

3. Lengkapilah tabel berikut ini! (skor 20)

No. Gambar Protista Filum Protista Peranan

1

Chlorella

jawaban: Chlorophyta (alga)

jawaban: Sebagai protein sel tunggal (PST)

yang diproduksi menjadi suplemen

makanan dan kosmetik

2

Giardia lamblia

jawaban: Flagellata

(protozoa)

jawaban: Menyebabkan diare dan kejang

usus (giardiasis)

3

Globigerina globularis

jawaban: Rhizopoda

(protozoa)

jawaban: Fosilnya sebagai penanda untuk

batuan sedimen dan petunjuk

pencarian sumber minyak bumi

4

Navicula sp.

jawaban: Diatom (alga)

jawaban: Fosil tanahnya sebagai bahan pasta

gigi, bahan penggosok, medium

penyaring, campuran semen,

isolasi, dan penyerap nitrogliserin

pada bahan peledak

5

jawaban: Sporozoa

(protozoa)

jawaban: Penyebab toksoplasmosis yang

membahayakan ibu hamil

180

Lampiran 13

LKS Protista Kelas X Semester Ganjil

Toxoplasma gondii

6

Trichomonas vaginalis

jawaban: Flagellata

(protozoa)

jawaban: Penyebab penyakit keputihan pada

wanita

7

Trypanosoma gambiense

jawaban: Flagellata

(protozoa)

jawaban: Penyebab penyakit tidur dengan

vektor lalat tse-tse

8

Saprolegnia sp.

jawaban: Oomycota (jamur

protista)

jawaban: Parasit pada ikan, menyebabkan

kematian ikan air tawar

9

Ulva lactuca

jawaban: Chlorophyta (alga)

jawaban: Sebagai bahan sayuran

10

Gelidium robustum

jawaban: Rhodophyta (alga)

jawaban: Sebagai bahan agar-agar, jeli, es

krim, dan campuran kue kering;

diolah menjadi makanan dan

minuman

Nilai = (skor perolehan + 1) x 4

181

Lampiran 13

LKS Protista Kelas X Semester Ganjil

Rubrik Penilaian LKS (Kognitif)

Kriteria Penilaian Skor Penilaian

Tidak mengerjakan atau menjawab soal

tetapi tidak benar

Menjawab soal tetapi kurang benar atau

hanya setengahnya yang benar

Menjawab dengan benar

0 @ jawaban

setengah dari skor max. @ jawaban

(skor max/2)

skor max. @ jawaban

Skor Maksimal 100

182

Lampiran 13

ARTIKEL PERANAN PROTISTA 1 (PROTOZOA)

MALARIA, INFEKSI TROPIS ENDEMIS DI INDONESIA

Kata Malaria berasal dari Italia abad ke-18, mala yang berarti “buruk” dan aria yang berarti “udara”.

Kemungkinan besar, istilah ini pertama kali digunakan oleh Dr. Francisco Torti, Italia, ketika orang

mengira penyakit itu disebabkan oleh udara kotor di daerah berawa. Sebelum 1880, para ilmuwan

menemukan bahwa malaria adalah penyakit parasit yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles. Nyamuk ini

menginfeksi host dengan parasit bersel satu yang disebut Plasmodium. Tidak lama setelahnya mereka

menemukan bahwa Malaria ditularkan dari manusia ke manusia melalui gigitan nyamuk betina, yang

membutuhkan darah untuk telur-telurnya.

Sekitar 40% dari total populasi global beresiko terinfeksi Malaria. Selama abad ke-20 penyakit ini

efektif dihilangkan di sebagian besar negara non-tropis. Malaria menyebabkan lebih dari 350 juta

penyakit pada manusia, serta setidaknya satu juta kematian setiap tahunnya. Nyamuk Anopheles

terdapat di sebagian besar negara tropis dan sub-tropis, serta banyak negara Amerika Latin dan

Karibia, Afrika, Oceania, dan Asia.

Menurut WHO (World Health Organization), sebagian besar kematian malaria yang terjadi pada anak-

anak di sub-Sahara Afrika, membunuh seorang anak Afrika setiap 30 detik. Tidak hanya terkait dengan

kemiskinan, Malaria juga merupakan penyebab kemiskinan dan hambatan penting untuk pembangunan

ekonomi.

Terdapat lima jenis Malaria:

1. Plasmodium vivax (P. vivax) - bentuk ringan dari penyakit, umumnya tidak fatal. Namun, orang yang

terinfeksi masih perlu pengobatan karena bila tidak diobati mereka juga bisa menyebabkan sejumlah

masalah kesehatan. Tipe ini memiliki distribusi geografis global terluas. Sekitar 60% infeksi di India

disebabkan oleh P. vivax. Parasit ini memiliki stadium hati dan dapat menetap di dalam tubuh selama

bertahun-tahun tanpa menyebabkan penyakit. Jika pasien tidak diobati, tahap hati mungkin dapat aktif

kembali dan menyebabkan kambuhnya serangan malaria setelah berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-

tahun tanpa gejala.

2. Plasmodium malariae (P. malariae) - bentuk ringan dari penyakit, umumnya tidak fatal. Namun, manusia

terinfeksi masih perlu pengobatan karena tidak adanya perawatan juga dapat menyebabkan sejumlah

masalah kesehatan. Jenis parasit ini telah dikenal tinggal dalam darah sebagian orang selama beberapa

dekade.

183

Lampiran 13

ARTIKEL PERANAN PROTISTA 1 (PROTOZOA)

3. Plasmodium ovale (P. ovale) - bentuk ringan dari penyakit, umumnya tidak fatal. Namun, manusia

terinfeksi masih perlu ditangani karena dapat berkembang dan menyebabkan sejumlah masalah

kesehatan. Parasit ini memiliki stadium hati dan dapat tetap di dalam tubuh selama bertahun-tahun

tanpa menyebabkan sakit. Jika pasien tidak diobati, tahap hati mungkin dapat aktif kembali dan

menyebabkan kambuhnya serangan malaria setelah berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun tanpa

gejala.

4. Plasmodium falciparum (P. falciparum) - bentuk yang paling serius dari penyakit. Penyakit ini paling

umum di Afrika, terutama Afrika sub-Sahara. Data saat ini menunjukkan bahwa dari kasus-kasus yang

sekarang sedang dilaporkan di berbagai wilayah di dunia, jenis ini dianggap telah diberantas.

5. Plasmodium knowlesi (P. knowlesi) - menyebabkan malaria pada kera tetapi juga dapat menginfeksi

manusia.

Nyamuk Anopheles betina mentransmisikan parasit terhadap manusia ketika menggigit manusia untuk

mengisap darah. Hanya nyamuk Anopheles betina dapat menularkan malaria, dan harus telah terinfeksi

melalui mengisap darah sebelumnya diambil dari manusia yang terinfeksi. Ketika nyamuk menggigit orang

yang terinfeksi dalam beberapa menit parasit malaria (plasmodium) dalam darah diambil. Sekitar satu

minggu kemudian nyamuk yang terinfeksi mengambil darah berikutnya. Parasit Plasmodium bercampur

dengan air liur nyamuk dan disuntikkan ke dalam host (manusia).

Sebagai parasit yang terdapat dalam sel darah merah manusia, malaria dapat ditularkan dari satu orang

ke orang lain melalui transplantasi organ, penggunaan bersama jarum / jarum suntik, dan transfusi

darah. Seorang ibu yang terinfeksi juga bisa menularkan malaria ke bayinya pada saat persalinan

(melahirkan) hal ini disebut malaria kongenital.

-Gejala Malaria tahap awal antara lain:

Demam

Panas dingin

Sakit kepala

Berkeringat

Kelelahan

184

Lampiran 13

ARTIKEL PERANAN PROTISTA 1 (PROTOZOA)

Mual

Muntah

-Gejala umum lainnya meliputi:

Batuk kering

Nyeri punggung

Sakit otot

Pembesaran limpa

-Gejala yang sangat langka di antaranya:

Penurunan fungsi otak

Penurunan fungsi saraf tulang belakang

Kejang

Kehilangan kesadaran

Orang yang terinfeksi dengan parasit P. falciparum dan menjadi sakit umumnya memiliki gejala yang

lebih serius, yang mungkin menjadi fatal. Masa inkubasi mengacu pada berapa lama waktu yang

dibutuhkan dari infeksi awal untuk munculnya gejala. Hal ini umumnya tergantung pada jenis parasit:

P. falciparum - 9 sampai 14 hari

P. vivax - 12 sampai 18 hari

P. ovale - 12 sampai 18 hari

P. malariae - 18 sampai 40 hari

Namun, periode inkubasi dapat bervariasi dari hanya dalam 7 hari, hingga beberapa bulan untuk P. vivax

dan P. ovale. Jika kita minum obat untuk mencegah infeksi (kemoprofilaksis) masa inkubasi biasanya

lebih lama.

Menurut WHO, di daerah endemis ART harus dimulai dalam 24 jam setelah gejala pertama muncul.

Seseorang dengan malaria tanpa komplikasi bisa diobati sebagai pasien rawat jalan, sementara mereka

dengan malaria berat perlu dirawat di rumah sakit. Di daerah non-endemik WHO merekomendasikan

bahwa pasien dengan malaria dengan komplikasi atau berat harus diobservasi secara klinis jika

memungkinkan.

185

Lampiran 13

ARTIKEL PERANAN PROTISTA 1 (PROTOZOA)

Menurut CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit), obat-obatan berikut ini sering digunakan

untuk mengobati malaria:

artemisin derivat (tidak berlisensi di Amerika Serikat, yang umum di tempat lain)

atovakuon-proguanil (Malarone)

klorokuin

doksisiklin

mefloquine (Lariam)

kina

sulfadoksin-pirimetamin (Fansidar)

Juga, primakuin efektif terhadap hypnozoites (bentuk tidak aktif parasit hati) dan mencegah

kekambuhan (relaps). Primakuin tidak boleh diberikan kepada ibu hamil, atau pasien yang kekurangan

glukosa-6-fosfat dehidrogenase G6PD.

Cara utama untuk mencegah malaria adalah menghindari gigitan nyamuk, hal ini dapat dicapai dengan

pengendalian vektor - ini berarti mencoba mengurangi kontak antara manusia dan vektor penyakit.

Vektor adalah organisme, seperti nyamuk, atau kutu yang membawa mikroorganisme penyebab penyakit

dari satu host ke yang lain. Pengendalian nyamuk dapat secara signifikan mengurangi kejadian malaria,

serta lainnya nyamuk penular penyakit.

Menyingkirkan malaria di suatu daerah tidak berarti menghilangkan semua nyamuk Anopheles yang

mungkin menularkan penyakit. Nyamuk Anopheles masih ada di Amerika Utara dan Eropa - namun,

parasit tidak lagi di sana. Perbaikan dalam standar hidup rakyat, seperti pemasangan kawat nyamuk, AC,

bersama dengan strategi untuk mengurangi populasi vektor sangat efektif, dan telah menyebabkan

penghapusan total malaria tanpa sepenuhnya menyingkirkan nyamuk.

Kelambu yang berinsektisida dapat mengurangi kejadian infeksi malaria, dan juga kematian, di daerah

endemik yang jauh. Kelambu yang tidak diobati secara signifikan kurang efektif karena nyamuk bisa

menggigit tuan rumah melalui jaring jika orang tersebut berdiri di sebelahnya. Juga, bahkan lubang-

lubang kecil di jaring biasanya cukup bagi nyamuk untuk menemukan jalan masuk, sehingga kelambu yang

telah diobati dengan insektisida jauh lebih protektif. Jika kelambu berinsektisida banyak digunakan di

daerah endemik, populasi nyamuk mungkin turun drastis.

Sumber: http://medicalplanology.blogdetik.com/2012/12/22/malaria-infeksi-tropis-endemis-di-indonesia/

186

Lampiran 13

ARTIKEL PERANAN PROTISTA 2 (ALGA)

MENGENAL LEBIH JAUH ALGA HIJAU (Chlorella pyrenoidosa)

Chlorella pyrenoidosa adalah alga hijau bersel tunggal yang hidup di air tawar, air

laut, dan pada tempat-tempat yang basah. Alga ini memiliki tubuh seperti bola. Di dalam

tubuhnya terdapat kloroplas yang berbentuk mangkuk. Perkembangbiakannya terjadi secara

vegetatif dengan membelah diri. Setiap selnya mampu membelah diri dan menghasilkan

empat sel baru yang tidak mempunyai flagel. Alga ini digunakan di laboratorium untuk

penyelidikan fotosintesis.

Chlorella adalah whole food, sumber paling bagus bagi protein, karbohidrat, seluruh

jenis vitamin B, C, E, dan mineral langka (dengan zat besi dan zat seng dalam jumlah yang

cukup untuk dianggap sebagai suplemen). Hampir-hampir chlorella merupakan makanan yang

paling lengkap dan mengandung vitamin B12 yang tinggi. Chlorella lebih banyak mengandung

klorofil per-gramnya dari pada tumbuhan manapun di dunia.

PERBEDAAN ALGA SPIRULINA DENGAN ALGA CHLORELLA

Kandungan pigmen/zat warna Alga Spirulina adalah klorofil (hijau), Karotenoid (jingga),

Betakatoten (jingga kemerahan), dan Phycocianin (biru). Secara garis besar kandungan

nutrisi pada Alga Spirulina adalah sebagai berikut:

Protein 60-70%,

Karbohidrat 15-25%,

Lemak 6-8%,

Mineral dan vitamin 7-13%,

Serat 8-10%.

187

Lampiran 13

ARTIKEL PERANAN PROTISTA 2 (ALGA)

Sementara, Alga Chlorella hanya mengandung pigmen klorofil (hijau) dan kandungan

nutrisinya secara umum adalah:

Protein 45%,

Karbohidrat 20%

Lemak 20%

Mineral dan vitamin 10%.

Serat 5%

Alga Chlorella pyrenoidosa juga digunakan untuk menghilangkan nutrient dan logam berat

pada air limbah. Mikroalga ini dapat diaplikasikan dalam bidang budidaya terutama untuk

menjaga kualitas air terhadap kandungan amonia, nitrat dan meningkatkan kandungan

oksigen dalam air, khususnya pada kolam ikan.

CIRI ALGA CHLORELLA

Bentuk sel Chlorella bulat atau bulat telur, merupakan alga bersel tunggal (uniseluler), dan

kadang-kadang bergerombol. Chlorella memiliki diameter sel berkisar antara 2 − 8 mikron,

berwarna hijau karena klorofil merupakan pigmen yang dominan. Dinding selnya keras

terdiri dari selulosa dan pektin. Sel ini mempunyai protoplasma yang berbentuk cawan.

Chlorella dapat bergerak tetapi sangat lambat sehingga pada pengamatan seakan-akan tidak

bergerak.

HABITAT ALGA CHLORELLA

Menurut habitat hidupnya, ada dua macam Chlorella yaitu Chlorella yang hidup di air tawar

dan Chlorella yang hidup di air laut. Chlorella bersifat kosmopolit yang dapat tumbuh

dimana-mana, kecuali pada tempat yang sangat kritis bagi kehidupan.

188

Lampiran 13

ARTIKEL PERANAN PROTISTA 2 (ALGA)

BEBERAPA MANFAAT ALGA CHLORELLA UNTUK KESEHATAN MANUSIA :

1. Kandungan klorofil yang tinggi menjadikan Alga Chlorella sebagai alat detoksifikasi

yang hebat yang dengan izin Allah Ta’ala dapat membuang logam berat (merkuri,

kadmium, timah, dsb) dan pestisida dari dalam tubuh. Detoksifikasi logam berat dan

racun kimia lain dalam tubuh akan membutuhkan waktu tiga sampai enam bulan untuk

memulai proses ini tergantung berapa banyak chlorella yang dikonsumsi. Aksi

pembersihan chlorella pada sistem pencernaan dan sistem pembuangan yang lain

membantu darah tetap bersih. Darah yang bersih dapat memastikan bahwa sampah

hasil metabolisme akan terbuang dari jaringan secara efisien.

2. Kandungan klorofil yang tinggi dari chlorella dapat membantu menghilangkan bau

mulut dan bau badan kronis hanya dalam beberapa hari.

3. Chlorella dapat membantu mengatasi konstipasi/sembelit, memperbaiki sistem

imunitas pencernaan, menawarkan racun dari tubuh, mempercepat penyembuhan,

melindungi tubuh dari radiasi, membantu mencegah penyakit degeneratif, membantu

penanganan infeksi jamur Candida albicans, menangani penyakit radang sendi, dan

membantu program penurunan berat badan.

4. Klorofil dalam chlorella efektif melawan penyakit Anemia dan menstimulasi produksi

sel darah merah dalam tubuh. Chlorella juga membantu membawa oksigen ke seluruh

tubuh dan otak. Karena hal inilah maka mengapa chlorella sering disebut sebagai

makanan otak.

5. Membantu melawan kanker yang meliputi kemampuan memperbaiki kerusakan DNA

dan mempengaruhi ekspresi gen.

6. Chlorella bersifat basa, sehingga membantu menyeimbangkan pH tubuh. Penting bagi

kita untuk menyeimbangkan pH tubuh sekitar 7,2 – 7,4 pH netral. Diet atau pola

makan yang terdiri dari makanan yang bersifat asam seperti junk food, makanan

olahan, daging merah olahan, dan soft drink yang memiliki pH 2,7 adalah awal dari

kebanyakan penyakit. Pada umumnya bakteri dan virus tidak dapat hidup dengan baik

dalam kondisi basa.

189

Lampiran 13

ARTIKEL PERANAN PROTISTA 2 (ALGA)

7. Chlorella melindungi tubuh dari radiasi sinar ultraviolet, menormalkan gula darah dan

tensi.

8. Chlorella yang mengandung Chlorella Growth Factor (CGF) dapat membantu

meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan berpotensi sebagai nutrisi anti kanker.

Chlorella juga membantu memperbaiki jaringan saraf dalam tubuh dan sangat

bernilai dalam mengatasi penyakit otak dan kelainan saraf.

9. Chlorella membantu proses pencernaan makan menjadi lebih baik, dan memberikan

energi bagi tubuh.

10. Chlorella membantu meningkatkan regenerasi sel, sehingga hal ini dapat

memperlambat proses penuaan.

11. Chlorella dapat membuat tulang dan pembuluh darah menjadi kuat.

EFEK SAMPING :

Beberapa efek samping dari alga chlorella telah dilaporkan dalam bentuk gangguan lambung

dan usus. Apabila anda telah mendapatkan reaksi alergi, maka berhenti dulu

mengonsumsinya sampai gejala alergi telah hilang, kemudian mulailah lagi dengan dosis yang

lebih rendah.

Sumber:

http://komunitas-lelesangkuriang.blogspot.com/2014/01/mengenal-lebih-jauh-alga-hijau-

chlorella-pyrenoidosa.html

190

Lampiran 13

ARTIKEL PERANAN PROTISTA 3 (JAMUR PROTISTA)

HAMA DAN PENYAKIT ANGGUR (JAMUR)

Anggur adalah tanaman yang sangat mudah tumbuh, tidak banyak menuntut

unsur hara pada media tumbuhnya walaupun dengan pemberian pupuk yang tepat

pastinya akan memberikan hasil yang memuaskan. Yang dibutuhkan hanyalah media

yang porous dan cahaya matahari yang optimal. Namun demikian dalam perawatannya

pasti akan muncul gangguan baik dari hama maupun gangguan berupa penyakit,

seperti yang diuraikan di bawah ini:

POWDERY MILDEW (Erysiphe necator burr.)

Penyakit ini disebabkan oleh jamur yang bisa menyerang seluruh bagian

tanaman anggur yang berwarna hijau. Jamur powdery mildew mudah menyebar

191

Lampiran 13

ARTIKEL PERANAN PROTISTA 3 (JAMUR PROTISTA)

terbawa hembusan angin, berjangkitnya serangan jamur ini biasanya dipicu oleh

kelembaban udara yang tinggi dan sirkulasi udara yang buruk, terutama pada musim

hujan saat mendung di siang hari yang hangat.

Serangan pada daun terjadi pada permukaan daun bagian atas, jamur tumbuh

membentuk bercak-bercak putih keabu-abuan yang menyebar makin meluas, daun

yang terserang akan mengering atau gugur sebelum waktunya.

Serangan pada cabang yang masih hijau akan terlihat seperti luka tipis

berwarna coklat kehitaman, dan saat cabang berkayu bercak luka tersebut akan

berubah menjadi coklat kemerahan. Cabang yang terserang tidak akan mengalami

gangguan, hanya saja jamur yang menempel pada batang akan tumbuh hingga

menghasilkan spora yang bisa membuat serangan ulang berkali-kali jika tidak segera

diatasi.

Serangan pada buah yang masih muda akan terlihat jelas berupa jamur putih

yang menyelimuti permukaan buah, serangan yang berlanjut akan membuat kulit

buah berubah menjadi kecoklatan dan bertekstur kasar, biasanya buah yang

terinfeksi tidak bisa matang sempurna bahkan membusuk sebelum sempat menjadi

besar.

Untuk menghindari penggunaan obat-obatan berbahan dasar kimia sebaiknya

dilakukan tindakan pencegahan yang bisa dilakukan dengan penjarangan daun dan

cabang secara berkala pada area yang tumbuh lebat dan terlalu rapat supaya

sirkulasi udara membaik dan penetrasi cahaya matahari meningkat sehingga

pertumbuhan dan penyebaran jamur bisa diredam. Untuk serangan skala kecil

sebaiknya bagian yang terinfeksi segera dipotong dan dibuang jauh-jauh atau

dibakar.

192

Lampiran 13

ARTIKEL PERANAN PROTISTA 3 (JAMUR PROTISTA)

DOWNY MILDEW (Plasmopara viticola)

Gejala yang ditimbulkan oleh serangan jamur ini bervariatif tergantung pada

usia permukaan daun yang terserang. Pada umumnya spora jamur downy mildew ini

menempel pada bagian bawah daun, berbentuk butiran-butiran kecil yang berwarna

kuning-orange. Gejala serangan yang terjadi pada daun muda biasanya berupa

perubahan warna pada permukaan atas daun yang menjadi bercak-bercak kekuningan

mengkilap seperti berminyak, pada daun yang lebih tua daerah yang terserang

biasanya berubah warna menjadi kuning kemerahan seperti hampir mengering dan

sedikit berkerut ke atas.

Memperbaiki drainase media tumbuhnya dan kebersihan sekitar tanaman dari

rumput bisa mengurangi resiko terjangkitnya downy mildew. Selain itu sebaiknya

tidak memberikan kompos/bahan organik terlalu banyak pada media tanam di

sekitarnya, daun yang gugur dan sampah pruning sebaiknya tidak ditimbun di

sekitar, terutama sampah yang telah terinfeksi downy mildew ini.

Keterlambatan pengandalian serangan jamur ini akan membuatnya berkembang dan

mask ke mata tunas, sehingga pada saat tunas bersemi setelah pemangkasan bisa

terserang kembali dengan cepat.

Jamur downy mildew sangat mudah menjadi kebal terhadap fungisida yang

diaplikasikan terus menerus, sebaiknya gunakan beberapa fungisida secara

193

Lampiran 13

ARTIKEL PERANAN PROTISTA 3 (JAMUR PROTISTA)

bergantian. Serangan yang tidak terkendali dan telah meluas bisa menyebabkan

sebagian besar daun gugur sebelum waktunya dan membuat tanaman menjadi stress,

hal ini membuat tanaman anggur menjadi lemah terhadap serangan penyakit yang

lain.

BLACK ROT / BUSUK HITAM

Sumber:

http://www.thomasgrape.com/detailnews/136/hama-dan-penyakit-anggur-jamur.html

194

Lampiran 14

1. Protista memiliki karakteristik sebagai

organisme eukariotik, yaitu ....

A. tidak memiliki membran inti sel

B. tidak memiliki membran plasma

C. memiliki membran inti sel

D. tidak memiliki membran plasma

E. memiliki kemampuan berfotosintesis

2. Perhatikan gambar berikut ini!

Mikroorganisme pada gambar di atas

merupakan protista dari golongan ....

A. alga

B. jamur protista

C. sianobakteri

D. oomycota

E. protozoa

3. Protozoa dapat diklasifikasikan

berdasarkan ....

A. pigmentasi

B. alat gerak

C. bentuk tubuh

D. cara hidup

E. ekologi

4. Jika dibandingkan antara organisme

Amoeba, Paramecium, Trypanosoma

gambiense, Vorticella, dan Plasmodium,

maka yang termasuk golongan ciliata

adalah ....

A. Paramecium, Vorticella

B. Paramecium, Trypanosoma gambiense

C. Amoeba, Trypanosoma gambiense

D. Vorticella, Plasmodium

E. Paramecium, Plasmodium

5. Perhatikan gambar berikut ini!

Nomor yang menunjukkan silia dan

vakuola kontraktil adalah ....

A. 1 dan 6

B. 6 dan 5

C. 1 dan 5

D. 1 dan 4

E. 12 dan 9

SOAL PRETEST & POSTTEST PROTISTA

Nama Siswa :

Mata Pelajaran / Materi : Biologi / Protista

Kelas / Semester : X SMA / Ganjil

Hari, Tanggal :

Bacalah soal-soal berikut ini dengan seksama lalu berilah tanda silang (X) pada

jawaban yang Anda anggap paling tepat!

195

Lampiran 14

6. Penyakit malaria yang disebabkan oleh

Plasmodium sp. dan ditularkan melalui

gigitan nyamuk Anopheles betina

umumnya ditunjukkan dengan gejala ....

A. kerusakan pada gigi dan gusi

B. kejang-kejang pada usus

C. demam berulang-ulang atau tidak

menentu

D. nyeri pada otot dan sendi

E. tubuh lemah dan kurus

7. Protozoa dapat digolongkan berdasarkan

alat geraknya menjadi rhizopoda,

flagellata, ciliata, dan sporozoa. Tetapi,

sporozoa dapat dikatakan berbeda

dengan protozoa lainnya karena ....

A. sporozoa hanya berperan sebagai

parasit dalam kehidupan

B. sporozoa merupakan mikroorganisme

dengan ukuran tubuh hanya beberapa

mikron

C. sporozoa memerlukan inang

sementara berupa nyamuk

D. sporozoa memiliki beberapa fase

dalam siklus hidupnya

E. sporozoa tidak memiliki alat gerak

khusus

8. Anggota kingdom protista merupakan

organisme .... yang membedakannya

dengan kingdom archaebacteria dan

eubacteria.

A. prokariot

B. anaerob

C. heterotrof

D. autotrof

E. eukariot

9. Berikut ini merupakan pengelompokan

alga berdasarkan pigmen yang dominan

adalah ....

A. chlorophyta, phaeophyta, euglenophyta

B. phaeophyta, rhodophyta, flagelata

C. chlorophyta, phaeophyta, rhodophyta

D. rhodophyta, chrysophyta, euglenophyta

E. chrysophyta, flagelata, chlorophyta

10. Ganggang berikut merupakan

Laminaria sp. dari golongan ....

A. phaeophyta

B. rhodophyta

C. chlorophyta

D. chrysophyta

E. pyrrophyta

11. Berikut ini yang merupakan filum

dengan contoh organisme yang tepat

adalah ....

Filum Contoh

A. protozoa Spirogyra

B. protozoa Phytium sp.

C. alga Chlorella

D. alga Amoeba proteus

E. protozoa Macrocystis

pyrifera

12. Berikut pernyataan yang benar adalah

....

A. Euglena dapat digolongkan sebagai

protozoa maupun ganggang karena

ada tidaknya vakuola

B. Euglena tidak dapat berfotosintesis

karena merupakan protozoa

C. Euglena memiliki flagel dan klorofil

sehingga dapat digolongkan sebagai

protozoa maupun ganggang

196

Lampiran 14

D. Euglena tidak mempunyai alat gerak

karena merupakan ganggang

uniseluler

E. Euglena tidak dapat berfotosintesis

karena tidak memiliki klorofil

13. Perhatikan gambar berikut!

Gambar di atas merupakan Spirogyra

yang sedang melakukan ....

A. konjugasi

B. fragmentasi

C. singami

D. anisogami

E. pembelahan biner

14. Alga hijau memiliki pigmen dominan

yang dikandungnya. Pigmen tersebut

adalah ....

A. pirenoid

B. karoten

C. klorofil

D. laminarin

E. fikoeritrin

15. Susunan reproduksi seksual:

1) Terjadi peleburan inti sel (kariogami)

2) Pembentukan zigospora (inti 2n)

3) Peleburan plasma sel (plasmogami)

4) Zigospora mengalami meiosis

menjadi 4 sel haploid

5) 1 sel tumbuh menjadi Spyrogyra baru

Susunan reproduksi konjugasi pada

Spirogyra adalah ....

A. 1-2-3-4-5

B. 2-1-3-4-5

C. 3-1-2-4-5

D. 3-2-1-4-5

E. 4-5-3-2-1

16. Pernyataan berikut yang benar tentang

jamur lendir (myxomycota) adalah ....

A. termasuk kingdom fungi karena

reproduksinya mirip fungi

B. termasuk kingdom fungi karena tidak

berklorofil

C. termasuk kingdom protista karena

membran sel terdiri dari zat kitin

D. termasuk kingdom protista karena

reproduksinya mirip Amoeba

E. termasuk kingdom protista karena

gerak pada fase vegetatifnya mirip

Amoeba

17. Seorang siswa mengambil sampel

potongan kayu membusuk yang basah,

kemudian mengamatinya di bawah

mikroskop. Dia menemukan organisme

dengan ciri-ciri :

1) Tubuh terdiri dari benang-benang

tidak bersekat (senositik)

2) Inti sel banyak dan membentuk

zoospora berflagel 2

Dapat ditentukan bahwa organisme

tersebut adalah ....

A. phaeophyta

B. rhodophyta

C. myxomycota

D. oomycota

E. acrasiomycota

18. Perhatikan gambar di bawah ini!

Organisme pada gambar di atas

merupakan protista dari golongan ....

197

Lampiran 14

A. alga

B. jamur protista

C. sianobakteri

D. oomycota

E. protozoa

19. Mula-mula dua Paramecium saling

berdekatan. Kemudian makronukleus

melebur, sedangkan mikronukleus

membelah. Selanjutnya terjadi

pertukaran salah satu mikronukleus.

Lalu Paramecium memisahkan diri dan

nukleusnya membelah sehingga

menghasilkan Paramecium baru. Cara

yang digunakan oleh Paramecium

dalam melakukan proses reproduksi

tersebut adalah ....

A. oogami

B. singami

C. konjugasi

D. kariogami

E. plasmogami

20. Dilihat dari cara memperoleh nutrien,

alga diklasifikasikan sebagai protista ....

A. saprofit

B. heterotrof

C. autotrof

D. parasit

E. epifit

21. Sekelompok siswa MA Aulia sedang

mengamati mikroorganisme yang

diambil dari air sawah di sekitar sekolah

mereka. Setelah diamati di bawah

mikroskop ternyata ditemukan

mikroorganisme yang berbentuk seperti

benang, berwarna hijau, dan

kloroplasnya berbentuk pita spiral.

Mikroorganisme tersebut adalah ....

A. Euglena sp.

B. Spirogyra

C. Ulva

D. Chlorella

E. Volvox

22. Chlorella sebagai protein sel tunggal

(PST) berpotensi sebagai .... karena

memiliki kandungan protein dan

amilum yang tinggi.

A. bahan pembuat agar-agar

B. antibiotik

C. obat malaria

D. sumber makanan baru

E. bahan pembuat pupuk kompos

23. Berikut ini merupakan contoh protista

dari kelompok oomycota, yaitu ....

A. jamur karat putih

B. jamur merang

C. jamur kuping

D. jamur lendir plasmodial

E. jamur lendir selular

24. Gerakan fototropisme yang terjadi pada

Euglena viridis disebabkan oleh ....

A. makanan

B. oksigen

C. zat asam

D. zat lemas

E. sinar matahari

25. Ganggang yang menyebabkan

terjadinya pasang merah (red tide) di

laut adalah ....

A. Noctiluca scintillans

B. Sargassum

C. Macrocystis

D. Corralina

E. Vaucheria

198

Lampiran 15

ANGKET RESPON SISWA

TERHADAP PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER

Nama Siswa: Mata Pelajaran: Biologi / Protista

Kelas: Hari, Tanggal:

Petunjuk:

Bacalah dengan teliti semua pernyataan. Pertimbangkan baik-baik pernyataan yang

berkaitan dengan materi biologi “Protista” yang telah kamu pelajari, dan tentukan

kebenarannya.

Pilihlah salah satu jawaban dengan “jujur” pada kolom yang tersedia dengan memberi

tanda checklist (√).

Keterangan pilihan jawaban:

- Tabel 1 - Tabel 2

1. STS = Sangat Tidak Setuju 1 = Tidak ada sama sekali

2. TS = Tidak Setuju 2 = Sebagian kecil

3. RR = Ragu-Ragu 3 = Sebagian

4. S = Setuju 4 = Sebagian besar

5. SS = Sangat Setuju 5 = Seluruhnya

Tabel 1

No PERNYATAAN PILIHAN

SS S RR TS STS

Perhatian

1 Saya sangat tertarik pada proses pembelajaran dengan model

advance organizer yang digunakan guru.

2 Materi biologi yang diajarkan guru sangat membosankan bagi

saya.

3 Diskusi dan kerja kelompok dalam pembelajaran ini sangat

menarik bagi saya.

4 Pelajaran ini sangat abstrak atau sulit dibayangkan sehingga sulit

bagi saya untuk mempertahankan perhatian.

5 Saya tidak bersemangat bekerja kelompok pada pembelajaran ini.

6 Dari awal hingga akhir pelajaran ini, saya fokus hanya pada

pelajaran ini.

Relevansi

7

Saya dapat menghubungkan isi pembelajaran dengan hal yang

telah saya lihat, saya lakukan atau saya pikirkan di dalam

kehidupan sehari-hari.

8 Saya merasa isi dari pembelajaran ini kurang bermanfaat bagi

saya.

199

Lampiran 15

9 Pelajaran ini tidak ada hubungannya dengan kebutuhan saya

sebab sebagian besar isinya tidak saya ketahui.

10 Saya merasa pembelajaran ini membuat rasa ingin tahu saya

tumbuh.

11 Saya tidak melihat hubungan antara isi pelajaran dengan sesuatu

yang telah saya ketahui.

12 Pembelajaran ini bermanfaat bagi saya di kehidupan sehari-hari.

Percaya Diri

13 Saat memulai pembelajaran ini saya percaya bahwa pembelajaran

ini mudah bagi saya.

14 Tugas dan soal biologi yang diberikan guru, mudah untuk saya

selesaikan.

15 Saya tidak dapat bekerja sendiri tanpa dibantu teman saat

mengerjakan soal dan tes.

16 Materi pembelajaran ini lebih sulit dipahami daripada yang saya

harapkan.

17 Saya percaya diri dengan hasil pekerjaan yang saya kerjakan

sendiri.

18 Setelah mempelajari pembelajaran ini beberapa saat, saya tidak

yakin akan lulus nilai KKM.

Kepuasan

19 Saya merasa puas karena telah menyelesaikan pembelajaran

dengan model advance organizer ini.

20 Saya kecewa terhadap hasil yang saya dapat setelah pembelajaran

ini.

21 Komentar-komentar dari guru pada pembelajaran ini membuat

saya merasa mendapat penghargaan bagi upaya saya.

22 Saya merasa puas dan bahagia saat menyelesaikan tugas-tugas

dalam pembelajaran ini.

23 Saya merasa ada ketidakpuasan dengan pembelajaran ini.

Tabel 2

No PERNYATAAN PILIHAN

5 4 3 2 1

Pemahaman

24 Dengan bantuan peta konsep membuat saya lebih mudah

memahami dan mengingat materi pembelajaran biologi.

25

Saya lebih mudah memahami isi materi biologi menggunakan

model advance organizer daripada model-model pembelajaran

yang lain.

200

Lampiran 15

26 Sedikitpun saya tidak dapat memahami materi dalam

pembelajaran ini.

27 Pembelajaran dengan model ini tidak membantu saya dalam

mengingat materi biologi yang telah diajarkan.

Keaktifan

28 Saya merasa pembelajaran ini membuat saya semakin aktif dan

kreatif.

29 Saya tidak terpacu untuk belajar lebih aktif saat proses

pembelajaran berlangsung.

30

Saya merasa lebih bersemangat untuk mengemukakan pendapat

karena dengan bantuan advance organizer ini, saya merasakan

belajar menjadi lebih mudah dan bermakna.

Kisi-Kisi Angket Respon Siswa terhadap Pembelajaran Advance Organizer

No. Indikator

Motivasi

Nomor

Pernyataan

Positif

Nomor

Pernyataan

Negatif

Jumlah

1. Perhatian

(Attention)

1, 3, 6 2, 4, 5 6

2. Relevansi

(Relevance)

7, 10, 12 8, 9, 11 6

3. Percaya Diri

(Confidence)

13, 14, 17 15, 16 ,18 6

4. Kepuasan

(Satisfation)

19, 21, 22 20, 23 5

5. Pemahaman 24, 25 26, 27 4

6. Keaktifan 28, 30 29 3

Jumlah 16 14 30

201

Lampiran 16

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN GURU

No. Kegiatan Penilaian Catatan

Ya Tidak

Kegiatan Pendahuluan

1. Membuka pelajaran dengan salam dan basmalah

2. Melakukan absensi dan pengkondisian kelas

3. Melakukan apersepsi dan motivasi

4. Membacakan tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti

5. Menyajikan advance organizer berupa peta konsep dan

menyebutkan atribut-atributnya

6. Menyampaikan fokus materi yang akan dipelajari

7. Melakukan tanya jawab untuk mengingatkan materi

sebelumnya

8. Menayangkan berbagai foto/gambar dan memotivasi siswa

untuk bertanya

9. Menyajikan materi pembelajaran sesuai peta konsep yang

telah ditayangkan

10. Mempertahankan perhatian siswa dengan menginformasikan

manfaat materi yang dipelajari

11. Mengajukan pertanyaan dan menunjuk siswa secara acak

untuk menjawab

12. Membagi siswa dalam kelompok dan membagikan

LKS/artikel

13. Menginstruksikan siswa untuk melakukan praktikum/diskusi

dan memfasilitasi kegiatan pembelajaran

14. Menginstruksikan siswa untuk mencatat dan menggambar

hasil pengamatan/hasil diskusi

15. Membimbing siswa dalam membuat kesimpulan

16. Menginstruksikan siswa untuk menyusun laporan tertulis

hasil pengamatan/hasil diskusi

17. Memberikan kesempatan kelompok untuk mempersentasikan

hasil pengamatan dan diskusi ke depan kelas

18. Mengklarifikasi hasil presentasi siswa serta menarik

kesimpulan bersama

Kegiatan Penutup

19. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

tentang materi yang kurang dipahami

20. Melakukan evaluasi dengan mengajukan pertanyaan lisan dan

memberi tugas mandiri/PR

21. Menyimpulkan kegiatan yang dilakukan dari awal hingga

akhir pembelajaran

22. Menginformasikan kegiatan pembelajaran untuk pertemuan

berikutnya

23. Menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucap hamdalah

dan salam

Observer

202

Lampiran 16

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA

No. Kegiatan Penilaian Catatan

Ya Tidak

Kegiatan Pendahuluan

1. Menjawab salam dan membaca basmalah

2. Menyatakan hadir/tidak, melaksanakan piket dan kerapihan di

kelas

3. Menjawab apersepsi dan memperhatikan motivasi

4. Memperhatikan tujuan pembelajaran yang dibacakan

Kegiatan Inti

5. Memperhatikan dengan seksama peta konsep

6. Menyimak fokus materi yang akan dipelajari

7. Menjawab pertanyaan saat kegiatan tanya jawab

8. Mengamati berbagai foto/gambar dan bertanya

9. Memperhatikan penjelasan materi dari guru

10. Memperhatikan guru dengan seksama

11. Menjawab pertanyaan guru saat ditunjuk

12. Berkumpul sesuai kelompok dan mempelajari LKS/artikel

13. Melakukan praktikum/diskusi atas instruksi guru

14. Mencatat dan menggambar hasil pengamatan/hasil diskusi

15. Membuat kesimpulan dengan bimbingan guru

16. Menyusun laporan tertulis hasil pengamatan/hasil diskusi

17. Mempersentasikan hasil pengamatan dan diskusi ke depan

kelas

18. Memperhatikan klarifikasi hasil presentasi serta menarik

kesimpulan bersama

Kegiatan Penutup

20. Bertanya tentang materi yang kurang dipahami

21. Menjawab pertanyaan evaluasi dari guru dan mengerjakan

tugas mandiri/mencatat PR

22. Menyimak kesimpulan kegiatan pembelajaran yang

disampaikan guru

23. Memperhatikan informasi guru tentang kegiatan

pembelajaran untuk pertemuan berikutnya

24. Menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucap hamdalah

dan salam

Observer

203

Lampiran 17

Foto Kegiatan Pembelajaran Advance Organizer Pertemuan Pertama

Foto Kegiatan Pembelajaran Advance Organizer Pertemuan Kedua

Foto Kegiatan Pembelajaran Advance Organizer Pertemuan Ketiga

Ii;;ffifiI PEMERI NTAH KOTA TANGERANGDINAS PENDIDIKAN

UPTD SMA NEGERI 9 TANGERANGJl.H.JaliNo.gKelurahanKunciranJayaKecamatanPinangTelepon(021)28939727,

70285041 Kode Pos 15144 Kota Tangerang Provinsi Banten

email : smangtanqeranqkota@vahoo'com

SURAT KETERANGANNomor'.ffiu-

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SMA Negeri 9 Kota Tangerang menerangkan

bahwa:

Nama

NIM

Instansi

Fakultas

Jurus*a

Semester

: Nuri Shabania

: 1110016100046

: Universitas Islam Negeri (JIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)

: Pendidikan IPA - Biologi

: D( (Sembilan)

Bahwa nama tersebut di atas benar telah melaksanakan penelitian di SMA Negeri 9 Kota

Tangerang pada bulan November sampai dengan Desember 2014, dalam rangka

penyusunan skipsi dengan judul '?engaruh Pembelajaran Model Adtance Organizer

terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Protista'.

Demikiardah surat keterangan ini, dibuat dengan sebenamya untuk dapat dipergunakan

sebagaimana mestinya.

f-i*t.v/#J lto+,

b*

27 lzllluzri20li

MP. 19551224 198903 2 001

Nama

NIM

Jurusan/Prodi

Judul Skripsi

Pembimbing I

Pembimbing II

LEMBAR UJI REFERENSI

Nuri Shabania

1110016100046

Pendidikan IPA/Pendidikan Biologi

Pengaruh Pembelajaran Model ,4 dvance Organizer terhadap

Hasil Belajar Biologi Siswa pada Kousep Protista

Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd.

Yuke lvfardiati, M.Si.

No Referensi

ParafPembimbing

I IIBAB I

1 Trianto, Mendes ain Mod el Pembelaj aran Inovatif-Progresif, (J akarla:

Kencana Prenada Media Group, 201 1), h. 1. {' ftL-2 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 2008), h. 1. {(>,-

3 Lukmanul HakJim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CY

Wacana Prima, 2A09),h. 92. {(h--

4 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2010), h. 118.:( (tz-'

5 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2010),h. 94. / o,-

6 Abu Ja'far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tofsir Ath-Thabai,(Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), h. 801. f ftL--

7 Liza Yulia Sari, "Analisis Proses Pembelajaran Biologi pada Materi

Protista di Kelas X SMA Negeri 1 Batang Anai Kabupaten Padang

Pariaman", Semirata 2013 FMIPA Unila,2013,h. 54./ ftL-

8 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Si s tem P endidihtn N es io nal, 20 13, h. 3. (http:/iwww.dikti. go.id/fil es/

aturAJU20 2003Sisdiknas.pdf). /ct>-

9 Deo Demonta Panggabean dan Retno Drvi Suyanti, "Analisis

Pemahaman Awal dan Kemampuan Berpikir Kritis Bidang Studi

Fisika Menggunakan Model Pembelajaran Advance Organizer dan

Model Pembelajaran Direct Instruction", Jurnal Online Pendidikan

Fisika,Y ol. l, No. 2. 201 2, h. 14.

p

/-l

(dz-

10 Sari,, loc. cit. t/ ta^1l P.uffwanlo, loc. cit. tv(t ldL.-12 C. Asri Budiningslh, Belajar dan Pembelajaran,

Cipta,2005),h. 45-46.

(Jakarla: PT Rineka'/ /t-,--

Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:

Erlangga, 2011), h. 100.

Anisah Basleman dan Syamsu Mappa, Teori Belajar Orang Dewasa,

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 201l), h. 94.

Dahar, op. cit.,h. 106.

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan tlengan Pendekatan Baru,

(Bandung: PT Remaja Rosdakar,va, 2010), h. 87.

Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2A0$, h. 157

Syaiful Bahri Dlarr,arah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta,

2011). h. 13.

Ahmad Thonthowi, Psikologi Pendidikan, (Bandng'. Argkasa, t 993)

h.99.M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Barrdung: PT Remaja

Rosdakarya, 2010), h. 84.

Ibid.

Makmun, op. cit.,h. 158.

Syah, op. cit.,h. 90.

Purwanto, op. cit., h. 84-85.

Nurochim, Perencanaan Pembelajaran llmu-Ilmr Sosial, (Jakarla: PT

RajaGralindo Perseda. 2013). h. 55.

Syah, op. cit.,h.92.Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Stllkno, Strategi Belajar

Mengajar melalui Penanaman Konsep Umum tlan Konsep Islami,

(Bandung: PT Refika Aditama,2007),h. 6.

Djamarah, op. ci..h. 14.

Fathurrolunan, /oc. ciL

Djamarah, op. cit.,h. 15-17.

Purwarrto, op. cit.,h. 102-105.

Dj amalah, op. cit.,h. 175-176.

Thonthowi, op. cit.,h. 103.

Slameto , Belajar d.cn Faktor-Fcktor tang iempengaruhinya,

(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 54-7i.

Syah, op. cit.,h. 129.

Ibid.,h. 130-136.

Ibid.,h. 137.

Ibitl.,h. 129-130.

Undang-(Jndang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2043 rcntang

Sistem Pendidikan Nasional, 2A1.3, h. 3. (http://www.dikti.go.id/liles/

atur,{JU2O 2003 Sisdiknas.pdf).

i;rrrinal Z. dan Wahdi Saluti, Ilmu Pendidikan: Pengantar dan

Dasar-Dasar Pelaksanaan Penditlikan, (Jakafia: UIN Jakarta Press,

2006), h. l 17.2 'd-r--

27 Tianto, Mendesain Model Pembel aj aran Inovatif-Progresif, (J akarta:

Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 17."f{

w28 Trianto, op. cit., h. 20. l/ d1-.-29 Zllinal, op. cit.,h. 117-118. /p ( dt..-30 Nurochim, op. cit.,h. 18. VL-31 Fathurrohman, op. cit., h. 115-117. f />L3L Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung:

PT Remaja Rosdakarya,2010),h. 22. t lv33 Nana Sudjana, op. cit.,h.22-23. v t/'-34 C. Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajara;t, (Jakarta: PT Rineka

Ctpra,2005),h. 47 .

,( (v35 Syah, op. cit.,h. 94. t [dr''36 Nur Efendi, "Pendekatan Pengajaran Reciprocal Teaching Berpotensi

Meningkatkan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa SMA'.Pedagogia,Yo1.2, No. 1,2013, h. 85. r 1""

37 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, (lakarta:

Erlangga, 2011), h. 13. t (b-J6 Tianlo, op. cit.,h.21. ,/ \v-39 Bruce Joyce, Marsha Weil, dan Emily Calhoun, Models of Teaching,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h. 1. f &-40 Tianlo, op. cit.,h.22. / _t1-'-41 Joyce, op. cit.,h.30. fl Itu-42 Tianlo, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),

h.52.

,/ ft-43 Rusman, Model-Model

P rofes i o n ali s me Guru, (J akarta:

136.

Pembelajaran: Mengembangkan

PT RajaGrahndo Persada, 201 1), h.f F"-

44 Budiningsih, op. cit., h. 43. f /{v45 Joyce, op. cit.,h. 281. I /dL46 Anisah Basleman dan Syamsu Mappa, Teori Belajar Orang Dewasq

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 90. t ft,-47 Budiningsih, op. cit.,h. 44. /rL-48 Dahar, op. cit., h. 98-99. I t\-49 Basleman, op. cit.,h. 93. ,4 l>.-50 Dahar, op. cit.,h. 95. 4 1---5i Makmun, op. cit.,h. 169. /l n--52 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: Media Abadi,

2004),h.405. r (+-53 Basieman, op. cit.,h. 91. { 'Y\--54 Budiningsih, /oc. clr { Tr--55 Winkel loc. cit. f h.r-55 Dahar, op. cit.,h. 100. r>51 Joyce, op. cit.,h.286. rta-58 Ibid.,h.281. ,l 'f\-

59 Daha\ loc. cit. J"r-..-60 Joyce, op. cit., h. 289-291. /'k61 Margaret E. Gredler, Learning and Instruction: Teori dan Aplikasi,

(Jakarla: Kencana Prenada N{edia Group, 2011), h. 251.(J

( ft.-62 Robert E. Slavin, Psikologi Pendiclikan: Teori dan Praktik, ( Jakarta:

PT Indeks, 2008), h. 259. f. t?'--63 Tnanlo, Mendes ain Mo del P embe I tj aran Inott atif- Pro gresif, (! akarta'.

Kencana Prenada Media Group, 201 1), h. 157. d fh-64 llartinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi,

(Jakarla: Gaung PerSada Press, 2009),h. lll. f w65 Tianto, op. cit.,h. 158. n 6t,'66 Yamin, loc. cit. ,T' (>-,--61 Dahar, op. cit.,h. 106. t" f>-t--68 John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana Pienada

Media Group, 2008), h. 353. v t)*69 Tianto, op. cit.,h. 159. ^f dw.'70 Santrock, 353-354. >-\-/7t, Tianta, loc. cit. /k,72 rbid.,1.60.73 Yamin, op. cit.,h. 125. v o>74 Dahal op. cil, h. 110-111 t C>1-<75 Tiar]1.o, op. cit.,h. 165. a h--76 Budiningsih, op. cit., h. 44-45. & *L"i7 Neneng Salrniah, "Pengaruh Belajar Bermakna melalui Model

Pembelajaran Pengaturan Awal (Advance Organizer) terhadap

Penguasaan Konsep Siswa Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi",

Skripsi padaUPI, Bandung, 2013, h. ii, tidak dipublikasikan.

( td/78 Dwi Imawati, "Implementasi l,[oclel Pembelajaran Advence

Organizers melalui Strategi Elaborasi", Skripsi pada UIN Sunan

Kalijaga, Yogyakarta, 201 1, h. ii, tidak dipubliL,asikan.t V

79 Hudson Shihusa dan Fred N. Keraro, Using Advance Organizers to

Enhance Students' Motivation in Learrring Brology, Eurasia Journal

of Mathematics, Science & Techru-,logt Etlucution, Vol. 5, No. 4,

2009,h.41.3.r V

80 Nirrnala Sari Nasution, "Pengamh P emberiat Advance Orgcnizer dart

Kemampuan Mengingat terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMP

Negeri 1 Labuan Deli ", Skripsi pada Universitas Negeri Medan,

Medan, 2008, h. ii, tidak dipublikasikan.tP

(1/81 William B. Cutrer, Danny Castro, Kevin M. Roy, 1.ti L. Turner, Use

of An Expert Concept Map as An Advance Organizer to Improve

Understanding of Respiratcry Failure, Medical Teacher, Y ol. 33, No.12, 2011, h. 1018

/3r'

BAB IIII Arras Sudijono, Pengantar Statistik Pentiidikar, (Jakafia: PT Raja

Grafindo Persada, 2006), h. 36. f..,--

2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik,(Jakarta, PT Rineka Cipta, 2010), h. 159. / {>>

3 Sudjarwo MS dan Basrowi, Manajemen Penelitian Sosial, (Bandung:

CV Mandar Maju, 2009), h. 170.t) afL-

4 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pentlekatan Kua titotif,Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013),h. 111- t, ft.-

5 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendiclikan,

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,20l2),h. 207. {(h--

6 Sugiyono, op. ct.,h. 112-113. / I t1-.7 Sri Esti Wuryani D., Psikologi Pendidikan, (Jakarla: PT Grasindo,

2009),h.414. ! G.-8 Ibid.,h.415. , la--9 Sudjarwo, op. cit., h.95. td.--10 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT funeka

Cipta, 2010), h. 118.

,/, (7-z-1l Zainal Arifin, Pcnelitian Penditlikan: Metocle dan Paradigma Baru,

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 250. f (b,-12 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Penrlidikan: Teori-

Aplikasi, (lakarta: PT Bumi Aksara,2007),h. 124. v f\-13 Margono, op. cit., h. 17 0 -17 1.

ttv. 'dr-'\4 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 22. ( fb>15 Margono, op. cit.,h. 158. I tL-16 Sudjarwo, op. cit.,h. 143. I {Et--l7 Arikunto, op. cit.,h. 195. 11 / dz:18 John Keller, "How to Integrate Leamer Motivation Planning into

Lesson Planning: The ARCS Model Approach", Makalah

disampaikan pada VII Semanar-io,Santiago-Cuba, Febmari 2000, h. 4.

:n k-l9 Arikunto, op. cit.,h. 211 I o7-20 Sukmadinata, op. cit., h. 228. ,-t (t-,-21 Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi

Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (jakarta: UIN Jakarta Press,

2006), h. 109-110.

(

"(, G-22 Suharsimi Arikunto, Dasar- Das ar Ev aluas i Pend i rii kan, (J akarta:

Bumi Aksara, 1999), h. 75. r ftr-a/ Sudjarwo, op. cit., h. 242. r ti-25 Sofyan, op.cil., h. 113. t {bu^26 Bambang Avip Priatna, Uji Coba Instrumen Penelitian dengan

Menggunakan Ms. Excel dan 5P55,2015, h. 16, (http://file.upi.

edu/D irektorVFPMIPA/JL'R._PEND._MATEMATIKA"/ 1 9 6 4 1 20 5 1 9 9

003 1 -BAMBANG_AVIP_PRIATNA_M/Makalah_November, 2008.

pd0

f (h-

28 Sofyan, op. cit.,h. 't03. f ( t1-29 Arikunto, op. ci t., h. 208. tdL,,30 Ibid.,h.2t0. ry ftL-

32 M. Ngalim Purwanto. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi

Pengajaran, (Bandung: Remadja Karya CV, 1986), h. 153. r Cn-

33 Sofyan, op. cit.,h. 104. a t n--34 Arikunto, op. cit., h.218. v f h--36 Emi Maidiyah dan Cut Zulisna Fonda, "Penerapan Model

Pembelajaran ARCS pada Materi Statistika di Kelas XI SMA Negeri

2 RSBI Banda Ac eh", Jurnal Peluairg, Vol. 1 , No. 2,201,3,h. 15.

(, fil'-37 Stdjana, Metoda Statistika, (Bandtsng: Tarsito, 2005), h. 466-467 . / d>_"Jd Ibid.,h.249. ty d.-39 Sudijono, op. cit., h. 346-353.

,t o-.-40 David E. Meltzer, The Relationship between Mathematics

Preparation and Conceptual Leanting Gains in Physics: A Possible

Hidden Variable in Diagnostic Pretest Scores, 2074, h. 3,

(http ://physicseducation.net/docs/Addendum_on_normalized_giin.pdf).

I

I it-.--

4t Richard R. Hake, Analyzing Change/Gain Scores, Dept. of Physics

Indiana Universjly, 2014, h. 1. (http://www.physics.indiana.edu/

-sdi/AnalyzingChange-Gain.pd{).

(" WBAB IV

12 Bruce Joyce, Marsha Weil, dan Emily Calhoun, Models of Teaching,

(Yogyakarla: Pustaka Pelajar, 2011), h. 286. t /h-l3 Ibid.,h.289-291. v ( 81,'t4 Neneng Salmiah, "Penganrh Belajar Betmakna melalui Model

Pembelajaran Pengaturan Awal (Advance Organizer) terhadap

Penguasaan Konsep Siswa Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi",

Skripsi padaIJPI, Bandung, 2013, h. 80, tidak dipublikasikan.

',I

a (v15 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar dan Pembelajarar, (Jakafia:

Erlangga, 201 1), h.1 l0-1 1 l. P M16 Ibid.,b.95. t l,6w'17 Karya Sinulingga dan Denny Niunte, "Pengaruh Model Pembelajaran

Adyance Organizer Berbasis Mind Map terhadap Hasil Belajar Fisika

Siswa pada Materi Pckok Besaran Satuan di Kelas X SMA", Jurnal

Pendidikan Fisika, Vcl. 1, No. 2,2012,h. 5.

t (k-18 C. Asri Budiningslh, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2005), h. 44. t at-19 Pitriyani, Siti Wahidah Arsyad, dan Kaspul, "Meningkatkan Hasil

Belajar dan Proses Pembelajaran Siswa Kelas VIII.2 SMPN 10

Banjarmasin pada Konsep Sistem Peredaran Darah melalui Strategi

Peta Konsep Tahun Ajaran 200812009". Jurnal ll/ahana-Bto, Yol. 3,

2010, h. 50.

/ fMi Kadek Budiartawan, Pengaruh Model Pembelajaran Advance

Organizer terhadap Pemahaman Konsep dan Keterampilan Berpikir

Kritis Siswa SMA pada Materi Httkum Ohm dan l{ukum Kirchhoff,

2013, h. 14, (http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFMIPA/aticle/

download3412 /33 88).

v

(\--

Hudson Shihusa dan Fred N. Keraro, Using Advance Organizers to

Enhance Students' Motivation in Leaming Biology, Eurasia Journalof Mathematics, Science & Technologt Education, Vol. 5, Nc. 4,

2009.h.413.Rofiqoh Hasan Harahap dan Mara Bangun Harahap, "Efek Model

Pembelaiarart Advance Organizer Berbasis Peta Konsep dan Aktivitasterhadap Hasil Belajar Fisika Siswa", Jurnal Penelitian Inovasi

Pembelajaran Fisifra, Vol. 4, No. 2,2012,h. 37.

Sri Rahayu, Antonius Tri Widodo, Supartono, "Pengembangan ModelPembelalaran Advance Organizer .urlfLuk Meningkatkan Aktivitas dan

Hasil Belajar Siswa", Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia,Yol. 4,No.1,2010, h. 505.

Menyetujui,

Jakarta, Mei 2015

e--'+Yuke Mardiati. l&Si.

NIP. 19760117 200701 2013

Pembimbing I

196s01