pengaruh pemakaian ear plug terhadap stres kerja …/pengaruh...(nab) 85 dba dan karyawannya tidak...

76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA DAN GEJALA GANGGUAN TIDUR PADA KARYAWAN YANG TERPAPAR BISING PENGGILINGAN PADI DI SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Oleh: RECHA DWINDRA FITRAYANTI R.0208076 PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2012

Upload: others

Post on 23-Oct-2019

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA DAN GEJALA GANGGUAN TIDUR

PADA KARYAWAN YANG TERPAPAR BISING PENGGILINGAN PADI DI SRAGEN

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Oleh: RECHA DWINDRA FITRAYANTI

R.0208076

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta

2012

Page 2: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, Juli 2012

Recha Dwindra Fitrayanti

NIM. R0208076

Page 4: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Recha Dwindra Fitrayanti. R0208076. 2012. Pengaruh Pemakaian Ear Plug Terhadap Stres Kerja Dan Gejala Gangguan Tidur Pada Karyawan Yang Terpapar Bising Penggilingan Padi Di Sragen. Skripsi. Program Studi Diploma IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Latar Belakang : Usaha Dagang Anggraini adalah sebuah usaha penggilingan padi yang menggunakan mesin yang bisingnya melebihi nilai ambang batas (NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur pada karyawannya. Tujuan : Penelitian ini adalah bertujuan untuk mengetahui pemakaian ear plug dapat menurunkan stres kerja dan gejala gangguan tidur pada karyawan. Metode : Jenis penelitian eksperimental semu dengan rancangan perlakuan ulang. Subjek penelitian ini semua karyawan berjumlah 40 orang dengan teknik sampling purposive sampling dengan kriteria : laki- laki, umur 20 – 50, tidak punya penyakit pendengaran, tidak konsumsi alkohol, bekerja 7 jama/hari, dan sehat terdapat 28 orang. Stres kerja diukur menggunakan kuesioner HRSA dan gejala gangguan tidur menggunakan kuesioner ISQ. Uji statistik Wilcoxon untuk stres kerja sebelum dan sesudah pemakaian ear plug dan Uji Risk untuk gejala gangguan tidur sebelum dan sesudah pemakaian ear plug dengan program komputer SPSS versi 16.0. Hasil : Stres kerja sebelum dan sesudah pemakaian ear plug menunjukkan nilai signifikansi p = 0,000 (p≤0,01), sedangkan gejala gangguan tidur sebelum dan sesudah pemakaian ear plug menunjukkan nilai signifikansi p = 0,042 dan nilai korelasi r = 0,831. Simpulan : Pemakaian ear plug berpengaruh terhadap stres kerja dan gejala gangguan tidur pada karyawan. Karyawan sebaiknya menggunakan ear plug saat bekerja agar tidak terjadi gangguan psikologis seperti stres kerja yang juga mengakibatkan gejala gangguan tidur. Kata Kunci : Ear Plug, Stres Kerja, Gejala Gangguan Tidur, Intensitas

Kebisingan

Page 5: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

Recha Dwindra Fitrayanti. R0208076. 2012. The Influenced of Usage Ear Plug to the Stress of Work and Symptoms of Sleep Disorders in Workers who are exposed of Rice Milles Noise in Sragen. Skripsi. Occupational Health and Safety Study Programme, Medical Faculty of Sebelas Maret University, Surakarta. Background : Anggraini’s trading business is one of rice milles which used machine with noise intensity exceed the limit point (NAB) 85 dBA and the workers . That noise caused stress of work and symptoms of sleep disorders to the employees. Objective : The objective of his research was to know the ear plug using which can decreased work of stress and symptoms of sleep disorders. Method : This research was a quasi experimental research with one group pre and post test design. The subject was all employees which was an amount 40 persons with sampling technique and was resquire is 20 – 50 aged man, no hearing disorder history, not drinking alcohol, 7 hours work duration every day, and healthy. Stress of work be measured using HRSA questionnaire and symptoms of sleep disorders using Insomnia Symptoms Questionnaire (ISQ). Wilcoxon statistic test for stress of work before and after usage ear plug and McNemar statistic test for symptoms of sleep disorders before and after usage ear plug with computer programme SPSS version 16.0. Result : the stress of work before and after usage ear plug showed the significancy value p = 0,000 (p ≤0,01), while the symptoms of sleep disorders before and after usage ear plug shows the significancy value p = 0,042 and correlation value r = 0,831. Conclution : The ear plug usage influenced to the stress of work and symptoms of sleep disorders in the workers. So for the workers were better to used ear plug when working in order to not occure psychology symptoms like stress of work which the symptoms of sleep disorders also as result. Keywords : Ear Plug, Stress of Work, Symptoms of Sleep Disorders, Noise

Intensity.

Page 6: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PRAKATA

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Pemakaian Ear Plug terhadap Stres Kerja dan Gejala Gangguan Tidur pada Karyawan yang Terpapar Bising Penggilingan Padi di Sragen”.

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan kelulusan Program Diploma IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr. S.PD-KR-FINASIM, selaku Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Ibu Ipop Sjarifah, Dra, M.Si, selaku ketua Program Diploma IV Keselamatan

dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

3. Ibu Isna Qadrijati., dr., M.Kes, selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan selama penulisan skripsi ini.

4. Bapak Tutug Bolet Atmojo, SKM, selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan selama penulisan skripsi ini.

5. Ibu Diffah Hanim., dr., M.Si, selaku Penguji yang telah memberikan masukan dalam skripsi ini.

6. Bapak Mulyono, selaku pengelola UD. Anggraini Sragen dan semua karyawannya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dan membantu selama melaksanakan penelitian.

7. Ayah Moh. Yaskurun, SH, MM dan Ibunda Iswati, SP, serta kakaku Ika Novrida K., S.Pd tercinta, terima kasih atas nasehat, motivasi dan kasih sayang yang tiada batasnya.

8. Siti Nurjanah, mbak Eka Rosanti dan mbak Adhin Ria, terima kasih atas motivasinya selama ini

9. Windhi, Rudi, Wayan, Yogi, Ratih dan semua teman-teman Diploma IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja angkatan 2008 serta semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak luput dari kekurangan dan kesalahan, sehingga kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini sangat diharapkan. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi civitas akademika Program Diploma IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja Universitas Sebelas Maret Surakarta, untuk menambah wawasan ilmu dibidang keselamatan dan kesehatan kerja.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 7: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iii

ABSTRAK ...................................................................................................... iv

ABSTRACT .................................................................................................... v

PRAKATA ...................................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Perumusan Masalah ................................................................. 3

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 4

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 6

B. Kerangka Pemikiran ................................................................ 34

C. Hipotesis .................................................................................. 35

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ........................................................................ 36

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 36

C. Populasi Penelitian .................................................................. 36

D. Teknik Sampling ..................................................................... 37

E. Sampel Penelitian .................................................................... 37

F. Desain Penelitian ..................................................................... 38

G. Identifikasi Variabel Penelitian ............................................... 49

H. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................ 40

Page 8: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I. Alat dan Bahan Penelitian ....................................................... 41

J. Cara Kerja Penelitian ............................................................... 45

K. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ...................................... 46

BAB IV. HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum .................................................................... 48

B. Karakteristik Subjek Penelitian ............................................... 49

C. Hasil Pengukuran Intensitas Kebisingan Tempat Kerja .......... 52

D. Hasil Pengukuran Stres Kerja Karyawan ................................ 52

E. Hasil Pengukuran Gejala Gangguan Tidur Karyawan ............ 54

F. Uji Perbedaan Stres Kerja Sebelum dan Sesudah

Pemakaian Ear Plug ................................................................ 55

G. Uji Perbedaan Gejala Gangguan Tidur Sebelum dan

Sesudah Pemakaian Ear Plug .................................................. 55

BAB V. PEMBAHASAN

A. Karakteristik Subjek Penelitian ............................................... 57

B. Analisis Intensitas Kebisingan Tempat Kerja ......................... 58

C. Analisis Stres Kerja Karyawan ................................................ 59

D. Analisis Gejala Gangguan Tidur ............................................. 61

BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ................................................................................... 64

B. Saran ......................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 66

LAMPIRAN

Page 9: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Nilai Ambang Batas Faktor Fisik dan Kimia .................................... 9

Tabel 2.2. Kebutuhan Tidur ............................................................................... 25

Tabel 3.1. Pedoman Interpretasi Koefisen Korelasi ........................................... 47

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Usia .................................................................. 49

Tabel 4.2. Distribusi Kategori Beban Kerja berdasarkan Denyut Jantung ........ 50

Tabel 4.3. Distribusi Status Gizi Subjek Penelitian berdasarkan IMT ............... 51

Tabel 4.4. Hasil Pengukuran Intensitas Kebisingan ........................................... 52

Tabel 4.5. Hasil Pengukuran Stres Kerja Sebelum Pemakaian Ear Plug .......... 53

Tabel 4.6. Hasil Pengukuran Stres Kerja Sesudah Pemakaian Ear Plug ........... 53

Tabel 4.7. Hasil Pengukuran Gejala Gangguan Tidur Sebelum Pemakaian Ear

Plug .................................................................................................... 54

Tabel 4.8. Hasil Pengukuran Gejala Gangguan Tidur Sesudah Pemakaian Ear

Plug .................................................................................................... 54

Tabel 4.9. Hasil Uji Wilcoxon ............................................................................ 55

Tabel 4.10. Hasil Pengukuran Gejala Gangguan Tidur ....................................... 55

Tabel 4.11. Hasil Uji Risk .................................................................................... 56

Page 10: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Skema Aksis HPA ........................................................................... 14

Gambar 2.2. Siklus Tidur ..................................................................................... 23

Gambar 2.3. Kerangka Pemikiran ........................................................................ 34

Gambar 3.1. Desain Penelitian ............................................................................. 38

Page 11: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Persetujuan Menjadi Responden Penelitian

Lampiran 2. Instrument L-MMPI

Lampiran 3. Kuesioner HRSA

Lampiran 4. Kuesioner Gangguan Gejala Tidur

Lampiran 5. Hasil pengukuran Stres Kerja dan Gejala Gangguan Tidur

Lampiran 6. Hasil Uji SPSS versi 16.0

Lampiran 7. Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 8. Foto-foto Penelitian

Page 12: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan dilaksanakan Indonesia pada segala bidang guna

mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, makmur dan merata

baik materi maupun spiritual. Visi pembangunan kesehatan di Indonesia

adalah Indonesia Sehat 2010 dimana penduduknya hidup dalam lingkungan

dan perilaku sehat, mampu memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu

secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya (Departemen Kesehatan RI, 2002). Menurut teori yang

dikemukakan oleh Blum yang dikutip oleh Budiono (2003) bahwa status

kesehatan sangat dipengaruhi oleh faktor keturunan, pelayanan kesehatan,

perilaku, dan lingkungan. Hal tersebut berlaku pula pada kesehatan tenaga

kerja.

Kesehatan kerja merupakan spesialisasi dalam ilmu kesehatan/

kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja memperoleh

derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial dengan

usaha-usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit-penyakit atau gangguan-

gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan

kerja serta terhadap penyakit-penyakit umum (Suma’mur, 2009).

Kebisingan di tempat kerja menyebabkan berbagai gangguan pada

tenaga kerja, salah satunya adalah gangguan terhadap psikologis. Gangguan

Page 13: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kebisingan terhadap psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang

konsentrasi, susah tidur serta cepat marah. Bila kebisingan di tempat kerja

diterima dalam waktu lama lebih dari 8 jam/hari dapat menyebabkan penyakit

psychosomatic berupa stres akibat kerja (Roestam, 2003).

Langkah yang baik untuk melindungi pendengaran adalah melalui

teknologi pengendalian secara teknis. Akan tetapi, cara tersebut tidak selalu

dapat dilakukan, sehingga sebagai alternatif terakhir diperlukan pemakaian

alat pelindung telinga berupa sumbat telinga (ear plug) (Budiono, 2003).

UD. Anggraini Sragen adalah sebuah usaha penggilingan padi yang

dimulai dari proses pembersihan, pemecahan kulit, penyosohan, pemutihan,

penggosokan dan pengayaan. Jumlah tenaga kerja terutama di bagian

penggilingan yang ada di UD. Anggraini adalah 40 orang. Pada survei awal,

ditemukan intensitas kebisingan yang terukur 95 dBA dan tenaga kerja

terpapar selama ± 8 jam. Menurut Permenakertrans RI No.

PER.13/MEN/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor

Kimia di Tempat Kerja menyebutkan bahwa intensitas kebisingan 85 dBA

selama 8 jam kerja dalam sehari, sehingga hal tersebut sudah melebihi Nilai

Ambang Batas (NAB) yang diperkenankan. Dijumpai pula semua tenaga kerja

tidak memakai ear plug, padahal mesin-mesin penggiling padi tersebut

mengeluarkan suara bising melebihi NAB. Selain itu, penulis juga

menemukan beberapa karyawan yang mengalami stres kerja berat yang

didapat dari hasil wawancara menggunakan kuesioner, serta keluhan-keluhan

misalnya sulitnya untuk memulai tidur dan sering terbangun pada malam hari.

Page 14: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan tiga masalah yaitu tidak adanya pemakaian ear plug di

sekitar area bising, adanya stres kerja dan gejala gangguan tidur pada

karyawan, maka penulis ingin mengadakan penelitian mengenai “Pengaruh

pemakaian ear plug terhadap stres kerja dan gejala gangguan tidur karyawan

yang terpapar bising penggilingan padi di Sragen”.

B. Rumusan Masalah

Apakah ada pengaruh pemakaian ear plug terhadap stres kerja dan

gejala gangguan tidur pada karyawan yang terpapar bising penggilingan padi

di Sragen ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui bahwa pemakaian ear plug dapat menurunkan

stres kerja dan gejala gangguan tidur pada karyawan yang terpapar bising

penggilingan padi di Sragen.

2. Tujuan Khusus

a. Mengukur dan menganalisis intensitas kebisingan di lingkungan

penggilingan padi di Sragen.

b. Mengukur dan menganalisis stres kerja para karyawan penggilingan

padi di di Sragen.

c. Mengukur dan menganalisis gejala gangguan tidur yang dikeluhkan

para karyawan penggilingan padi di di Sragen.

Page 15: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. Mengetahui pengaruh pemakaian ear plug terhadap stres kerja dan

gejala gangguan tidur para karyawan penggilingan padi di Sragen.

D. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

tentang pengaruh pemakaian ear plug terhadap stres kerja dan gejala

gangguan tidur pada karyawan penggilingan padi di Sragen.

2. Praktis

a. Bagi Peneliti

1) Peneliti dapat mengetahui tentang pengaruh pemakaian ear plug

terhadap stres kerja dan gejala gangguan tidur pada para karyawan

penggilingan padi yang terpapar bising di Sragen.

2) Dapat mengaplikasikan teori- teori mata kuliah yang telah

didapatkan di bangku kuliah dan menambah pengalaman secara

langsung melalui pengamatan di lapangan.

3) Dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pengaruh

pemakaian ear plug terhadap stres kerja dan gejala gangguan tidur

pada karyawan.

b. Bagi Tenaga Kerja

Tenaga kerja dapat membiasakan pemakaian ear plug pada saat

bekerja agar tidak menyebabkan gangguan pendengaran dan gangguan

Page 16: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

psikologis seperti stres kerja yang dapat mengakibatkan gangguan

tidur.

c. Bagi Pengusaha

1) Pengusaha dapat lebih mengetahui mengenai kondisi lingkungan

kerja.

2) Pengusaha mendapatkan masukan mengenai stres kerja dan gejala

gangguan tidur pada karyawan yang bekerja disana agar dapat

dilakukan upaya pengendalian.

d. Bagi Program Diploma IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja

1) Dapat menambah referensi dan informasi mengenai teori- teori

kebisingan, stres kerja, gejala gangguan tidur, dan pengaruh

pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) berupa ear plug dengan

stres kerja dan gejala gangguan tidur.

2) Dapat dijadikan sebagai acuan dan referensi untuk penelitian-

penelitian selanjutnya.

Page 17: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Kebisingan

a. Definisi Bising

Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau

kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan

gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan

(KepMenLH No. 48 Tahun 1996) atau semua suara yang tidak

dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan

atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan

gangguan pendengaran (Kepmenaker No 51). Sedangkan bising

adalah suara atau bunyi yang tidak diinginkan (Budiono,

2003).

Didalam kesehatan kerja kebisingan diartikan sebagai semua

sumber suara/bunyi yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-

alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu

dapat menimbulkan gangguan pendengaran.

b. Jenis-jenis Kebisingan

Jenis kebisingan menurut Suma’mur (2009) adalah :

1) Kebisingan menetap berkelanjutan tanpa putus-putus dengan

spektrum frekuensi yang lebar (Steady state, Wide band noise).

Misal : mesin-mesin, kipas angin, dapur pijar.

Page 18: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Kebisingan menetap berkelanjutan dengan spektrum frekuensi tipis

(Steady state, narrow band noise).

Misal : gergaji sirkuler, katup gas.

3) Kebisingan terputus-putus (intermittent noise).

Misal : lalu lintas, suara kapal terbang di bandara.

4) Kebisingan impulsive (impact or impulsive noise).

Misal : pukulan palu, tembakan bedil atau meriam, ledakan.

5) Kebisingan impulsive berulang.

Misal : mesin tempa di perusahaan atau tempaan tiang pancang

bangunan.

Menurut Tambunan (2005), kebisingan di tempat kerja

diklasifikasikan ke dalam 2 jenis golongan besar, yaitu:

1) Kebisingan tetap (steady noise).

2) Kebisingan tidak tetap (non-steady noise).

c. Sumber Kebisingan

Menurut Depkes RI (2000) sumber kebisingan dibedakan

menjadi :

1) Bising Industri

Industri besar termasuk didalamnya pabrik, bengkel dan

sejenisnya. Bising industri dapat dirasakan oleh karyawan maupun

masyarakat disekitar industri.

Page 19: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Bising Rumah Tangga

Umumnya disebabkan oleh alat-alat rumah tangga dan tidak terlalu

tinggi tingkat kebisingannya.

3) Bising Spesifik

Bising yang disebabkan oleh kegiatan-kegiatan khusus, misalnya

pemasangan tiang pancang tol atau bangunan.

Sedangkan menurut Tambunan (2005), sumber bising berasal

dari aktivitas-aktivitas di tempat kerja seperti :

1) Mengoperasikan mesin-mesin produksi “ribut” yang sudah cukup

tua.

2) Terlalu sering mengoperasikan mesin-mesin kerja pada kapasitas

kerja cukup tinggi dalam periode operasi cukup panjang.

3) Sistem perawatan dan perbaikan mesin-mesin produksi ala

kadarnya, misalnya mesin diperbaiki hanya pada saat mesin

mengalami kerusakan parah.

4) Melakukan modifikasi/perubahan/penggantian secara parsial pada

komponen-komponen mesin produksi tanpa mengindahkan kaidah-

kaidah keteknikan yang benar, termasuk menggunakan komponen-

komponen mesin tiruan.

5) Pemasangan dan peletakan komponen-komponen mesin secara

tidak tepat (terbalik atau tidak rapat/longgar), terutama pada bagian

penghubung antara modul mesin (bad connection).

Page 20: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6) Penggunaan alat-alat yang tidak sesuai dengan fungsinya, misalnya

penggunaan palu/alat pemukul sebagai alat pembengkok benda-

benda metal atau alat bantu pembuka baut.

d. Standar Nilai Ambang Batas Kebisingan

Nilai Ambang Batas (NAB) adalah standar faktor tempat kerja

yang dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau

gangguan kesehatan dalam pekerjaannya sehari-hari untuk waktu tidak

melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu. Menurut

Permenakertrans RI No. PER.13/MEN/2011 tentang Nilai Ambang

Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja, NAB

kebisingan adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1. Nilai Ambang Batas Faktor Fisik dan Kimia

Waktu pemaparan per hari Intensitas kebisingan dalam

dBA

8

Jam

85

4 88

2 91

1 94

30

Menit

97

15 100

7,5 103

3,75 106

1,88 109

0,94 112

28,12 115

bersambung

Page 21: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14,06

Detik

118

7,03 121

3,52 124

1,76 127

0,88 130

0,44 133

0,22 136

0,11 139

Sumber : Permenakertrans RI No. PER.13/MEN/2011

e. Gangguan Kebisingan

Pengaruh utama dari kebisingan kepada kesehatan adalah

kerusakan pada indera- indera pendengar yang menyebabkan ketulian

(Suma’mur, 2009). Menurut Sasongko (2000), pengaruh kebisingan

terhadap manusia tergantung pada karakteristik fisis, waktu

berlangsung, dan waktu kejadiannya. Pengaruh tersebut berbentuk

gangguan yang dapat menurunkan kesehatan, kenyamanan, dan rasa

aman manusia. Beberapa bentuk gangguan yang diakibatkan oleh

kebisingan adalah sebagai berikut :

1) Gangguan Pendengaran

Pendengaran manusia merupakan salah satu indera yang

berhubungan dengan komunikasi audio/suara. Alat pendengaran

yang berbentuk telinga berfungsi sebagai fonoreseptor yang

mampu merespons suara pada kisaran antara 0 - 140 dBA tanpa

sambungan

Page 22: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menimbulkan rasa sakit. Kerusakan pendengaran (dalam bentuk

ketulian) merupakan penurunan sensitivitas yang berlangsung

secara terus-menerus. Tindak pencegahan terhadap ketulian akibat

kebisingan memerlukan kriteria yang berhubungan dengan tingkat

kebisingan maksimum dan lamanya kebisingan yang diterima.

2) Gangguan Percakapan/komunikasi

Kebisingan bisa mengganggu percakapan sehingga

mempengaruhi komunikasi yang berlangsung (tatap muka/via

telepon).

3) Gangguan Psikologis

Kebisingan bisa menimbulkan gangguan psikologis seperti

kejengkelan, kecemasan, dan ketakutan. Gangguan psikologis

akibat kebisingan tergantung pada intensitas, frekuensi, periode,

saat dan lama kejadian, kompleksitas spektrum/kegaduhan dan

ketidakteraturan kebisingan.

4) Gangguan Produktivitas Kerja

Kebisingan dapat menimbulkan gangguan terhadap

pekerjaan yang sedang dilakukan seseorang memulai gangguan

psikologis dan gangguan konsentrasi sehingga menurunkan

produktivitas kerja.

5) Gangguan Kesehatan

Kebisingan berpotensi untuk mengganggu kesehatan

manusia apabila terpapar suara dalam suatu periode yang lama dan

Page 23: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terus-menerus. Selain gangguan terhadap sistem pendengaran,

kebisingan juga dapat menimbulkan gangguan terhadap mental

emosional serta meningkatkan frekuensi detak jantung dan

meningkatkan tekanan darah (Sasongko, 2000).

f. Pengendalian Kebisingan

Kebisingan dapat dikendalikan dengan :

1) Mengisolasi mesin-mesin yang menjadi sumber bising yaitu

mendesain ulang mesin dengan memberikan kaca penghalang

sehingga suara bising tidak seluruhnya mengenai pekerja (Habsari,

2003).

2) Engineering control yang dilakukan untuk mengendalikan

kebisingan yaitu dengan perawatan peralatan/mesin-mesin,

penggantian proses/peralatan yang menyebabkan bising,

penggunaan bahan sebagai penyerap suara dan lain- lain

(Tambunan, 2005).

3) Penempatan penghalang pada jalan transmisi. Isolasi tenaga

kerja/mesin adalah usaha untuk mengurangi kebisingan. Bahan-

bahan yang dipakai harus mampu menyerap suara dan bahan

penutup dibuat cukup berat dan lapisan dalam terbuat dari bahan

yang menyerap suara, agar tidak terjadi getaran yang lebih hebat

(Suma’mur, 2009).

Page 24: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4) Dengan memakai alat pelindung telinga yaitu ear plug atau ear

muff. Alat ini dapat mengurangi intensitas kebisingan sekitar 20 -

25 dBA (Sasongko, 2000).

2. Stres Kerja

a. Definisi Stres

Stres dalam bahasa teknik diartikan sebagai kekuatan dari

bagian-bagian tubuh. Stres dalam bahasa biologi dan kedokteran

diartikan sebagai proses tubuh untuk beradaptasi terhadap pengaruh

luar dan perubahan lingkungan terhadap tubuh. Stres secara umum

diartikan sebagai tekanan psikologis yang dapat menimbulkan

penyakit baik fisik maupun penyakit jiwa. Stres dapat digambarkan

sebagai suatu kekuatan yang dihayati mendesak atau mencekam dan

muncul dalam diri seseorang sebagai akibat ia mengalami kesulitan

dalam menyesuaikan diri (Tarwaka, 2010).

Stres adalah suatu kekuatan yang merusak tubuh. Stres dalam

bahasa biologi dan kedokteran adalah suatu proses dalam tubuh yang

beradaptasi terhadap semua pengaruh, perubahan, kebutuhan dan

hambatan, ketika terjadi paparan (Rahayu, 2002).

b. Definisi Stres Kerja

Stres akibat kerja secara lebih sederhana adalah stres yang

terjadi karena suatu ketidakmampuan pekerja dalam menghadapi

tuntutan tugas yang mengakibatkan ketidaknyaman dalam kerja.

Dalam kaitannya dengan pekerjaan, semua dampak dari stres kerja

Page 25: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tersebut akan mengakibatkan menurunnya performansi, efisiensi dan

produktivitas kerja tenaga kerja yang bersangkutan (Tarwaka, 2010).

c. Mekanisme Stres Dalam Tubuh

Menurut Heryati (2008), stressor pertama kali ditampung oleh

panca indera dan diteruskan ke pusat emosi yang terletak di sistem

saraf pusat. HPA (Hipotalamus-Pituitari-Adrenal) memegang peranan

penting dalam beradaptasi terhadap stres baik stres eksternal maupun

internal. HPA tersebut adalah poros atau aksis yang merupakan jalur

antara hipotalamus, kelenjar pituitary atau hipofisis, dan kelenjar

adrenal (korteks adrenal). Ketika berespon terhadap ketakutan, marah,

cemas, dan hal-hal yang tidak menyenangkan atau bahkan juga

terhadap harapan, dapat terjadi peningkatan aktivitas aksis HPA.

Stressor

Korteks dan sistem limbik

Hipotalamus

CRF

Hipofisis (pituitary) feedback

ACTH mechanism (-)

Korteks adrenal

Glukokortikoid (kortisol)

Gambar 2.1. Skema Aksis HPA

Kortisol mempunyai efek umpan balik yang sifatnya langsung

terhadap hipotalamus untuk menurunkan CRF, dan kelenjar hipofisis

Page 26: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

anterior untuk menurunkan ACTH. Namun jika stressor terus-menerus

ada, maka mekanisme umpan balik ini tidak akan mampu lagi

menekan sekresi CRF maupun ACTH sehingga aktivitas pada aksis

HPA ini akan meningkat terus. Bila peningkatan aktivitas ini terus

terjadi sehingga produksi kortisol terus meningkat, dapat merusak sel-

sel neuron di hipotalamus sehingga terjadi atrofi hipotalamus, dan

akibatnya bisa muncul gangguan kognitif, seperti pada penderita

depresi. Dan bahkan kortisol yang meningkat terus diduga kuat dapat

mempengaruhi kekebalan tubuh dengan menekan T-cell (Heryati,

2008).

d. Faktor Penyebab Stres

Adapun faktor yang mempengaruhi stres kerja menurut

Nurmianto (2003), antara lain adalah :

1) Faktor dari individu, antara lain usia, jenis kelamin, status gizi,

kondisi kesehatan, dan keadaan psikologis.

2) Faktor dari luar, antara lain beban kerja dan lingkungan kerja fisik

(bising).

e. Akibat Stres Kerja

Stres kerja dapat menimbulkan reaksi pada tubuh manusia.

Reaksi tubuh karena stres akibat kerja yang merupakan masalah

kesehatan (Roestam, 2003), diantaranya adalah :

Page 27: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1) Penyakit psikis yang diinduksi oleh stres kerja

Misalnya jantung koroner, hipertensi, tukak lambung dan

gangguan psikomatik lain. Kondisi lain yang juga mungkin terjadi

adalah keletihan, sering pilek, gangguan tidur, nafas pendek, sakit

kepala, gangguan menstruasi, gangguan pencernaan, muntah, alergi

dan serangan asma.

2) Kecelakaan kerja

Berbagai data dapat dinyatakan bahwa kecelakaan kerja terjadi

90% karena tindakan yang kurang berhati-hati.

3) Absen kerja

Absensi kerja sering terdapat pada pekerja yang sulit

menyesuaikan diri dengan pekerjaannya. Ketidakhadiran ini

biasanya karena gejala sakit psikis ringan.

4) Lesu kerja

Terjadi apabila tenaga kerja kehabisan motivasi dalam upaya

mencari suatu kinerja yang tinggi.

5) Gangguan jiwa

Berupa suatu continnum, mulai gejala subjektif yang mempunyai

efek ringan sehari-hari hingga gangguan jiwa mengganggu fungsi

pekerjaan.

f. Pengendalian Stres Kerja

Cara pengendalian timbulnya stres di tempat kerja (Rahayu,

2002), yaitu :

Page 28: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1) Faktor promosi kesehatan di tempat kerja

2) Penyesuaian pekerjaan dengan kemampuan dan kebutuhan

3) Menanggulangi stres dalam kondisi

4) Kontrol reaksi stres psikologis

5) Peranan profesi kesehatan kerja di tempat kerja

Selain itu, menurut Roestam (2003) program pencegahan stres

akibat kerja dapat dilaksanakan dengan pendekatan :

1) Pemahaman dan pengenalan yang lebih baik tentang kesehatan

mental bagi para pengusaha dan profesi kesehatan.

2) Pendekatan organisasi dalam rangka mewujudkan suasana kerja

yang meminimalkan terjadinya stres kerja.

3) Pendidikan pada karyawan untuk melaksanakan berbagai adaptasi.

3. Gangguan Tidur

a. Definisi Tidur

Tidur merupakan kondisi tidak sadar dimana individu dapat

dibangunkan oleh stimulus atau sensoris yang sesuai (Guyton, 2003).

Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar dimana persepsi

dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun atau hilang, dan

dapat dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup.

Tidur ditandai dengan aktivitas fisik minimal, tingkat kesadaran yang

bervariasi, terjadi perubahan proses fisiologis tubuh serta penurunan

respon terhadap rangsangan dari luar (Asmadi, 2008).

Page 29: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Fisiologi Tidur

Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh

adanya hubungan mekanisme serebral yang secara bergantian

mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun.

Salah satu aktivitas tidur ini diatur oleh sistem pengaktivasi retikularis

yang merupakan sistem yang mengatur seluruh tingkatan kegiatan

susunan saraf pusat termasuk pengaturan kewaspadaan dan tidur

(Hidayat, 2008).

Pusat pengaturan aktivitas kewaspadaan dan tidur terletak

dalam mesensefalon dan bagian atas pons. Reticular Activating System

(RAS) berlokasi pada batang otak teratas. RAS dipercayai terdiri dari

sel khusus yang mempertahankan kewaspadaan dan tidur. Selain itu,

RAS dapat memberikan rangsangan visual, pendengaran, nyeri, dan

perabaan juga dapat menerima stimulasi dari korteks serebri termasuk

rangsangan emosi dan proses pikir. Dalam keadaan sadar, neuron

dalam RAS akan melepaskan katekolamin seperti norepineprin.

Demikian juga pada saat tidur, kemungkinan disebabkan adanya

pelepasan serum serotonin dari sel khusus yang berada di pons dan

batang otak tengah, yaitu Bulbar Synchronizing Regional (BSR),

sedangkan bangun tergantung dari keseimbangan impuls yang diterima

di pusat otak dan sistem limbic. Dengan demikian, sistem pada batang

otak yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur adalah RAS dan

BSR (Hidayat, 2008).

Page 30: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Ketika orang mencoba tertidur, mereka akan menutup mata dan

berada dalam posisi relaks. Stimulus ke RAS menurun. Jika ruangan

gelap dan tenang, maka aktivasi RAS selanjutnya menurun. Pada

beberapa bagian BSR mengambil alih yang menyebabkan tidur

(Potter&Perry, 2006).

c. Jenis Tidur

Pada hakikatnya tidur dapat diklasifikasikan ke dalam dua

kategori yaitu tidur dengan gerakan bola mata cepat (Rapid Eye

Movement/REM), dan tidur dengan gerakan bola mata lambat (Non-

Rapid Eye Movement/NREM) (Asmadi, 2008).

1) Tidur REM

Tidur REM merupakan tidur dalam kondisi aktif atau tidur

paradoksial. Hal tersebut berarti tidur REM ini sifatnya nyenyak

sekali, namun fisiknya yaitu gerakan kedua bola matanya bersifat

sangat aktif. Tidur REM ditandai dengan mimpi, otot–otot kendur,

tekanan darah bertambah, garakan mata cepat (mata cenderung

bergerak bolak–balik), sekresi lambung meningkat, ereksi penis

pada laki–laki, gerakan otot tidak teratur, kecepatan jantung dan

pernapasan tidak teratur sering lebih cepat, serta suhu dan

metabolisme meningkat.

Apabila seseorang mengalami kehilangan tidur REM, maka

akan menunjukkan gejala – gejala sebagai berikut :

a) Cenderung Hiperaktif.

Page 31: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b) Kurang dapat mengendalikan diri dan emosi (emosinya labil).

c) Nafsu makan bertambah.

d) Bingung dan curiga.

2) Tidur NREM

Tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan dalam.

Pada tidur NREM gelombang otak lebih lambat dibandingkan pada

orang yang sabar atau tidak tidur. Tanda-tanda tidur NREM antara

lain : mimpi berkurang, keadaan istirahat, tekanan darah turun,

kecepatan pernapasan turun, metabolisme turun, dan gerakan bola

mata lambat.

Tidur NREM memiliki empat tahap yang masing–masing

tahap ditandai dengan pola perubahan aktivitas gelombang otak.

Keempat tahap tersebut menurut Asmadi (2008) yaitu :

a) Tahap I

Tahap I merupakan tahap transisi dimana seseorang

beralih dari sadar menjadi tidur. Pada tahap I ini ditandai

dengan seseorang merasa kabur dan rileks, seluruh otot

menjadi lemas, kelopak mata menutup mata, kedua bola mata

bergerak ke kiri dan ke kanan, kecepatan jantung dan

pernapasan menurun secara jelas, pada EEG terlihat terjadi

penurunan voltasi gelombang–gelombang alfa. Seseorang yang

tidur pada tahap I ini dapat dibangunkan dengan mudah.

Page 32: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b) Tahap II

Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus

menurun. Tahap II ini ditandai dengan kedua bola mata

berhenti bergerak, suhu tubuh menurun, tonus otot berlahan–

lahan berkurang, serta kecepatan jantung dan pernapasan turun

dengan jelas. Pada EEG timbul gelombang beta yang

berfrekuensi 14 – 18 siklus/detik. Gelombang–gelombang ini

disebut dengan gelombang tidur. Tahap II berlangsung sekitar

10 – 15 menit.

c) Tahap III

Pada tahap ini, keadaan fisik lemah lunglai karena tonus

otot lenyap secara menyeluruh. Kecepatan jantung, pernapasan,

dan proses tubuh berlanjut mengalami penurunan akibat

dominasi sistem saraf parasimpatis. Pada EEG memperlihatkan

perubahan gelombang beta menjadi 1 – 2 siklus/detik.

Seseorang yang tidur pada tahap III ini sulit untuk

dibangunkan.

d) Tahap IV

Tahap IV merupakan tahap tidur dimana seseorang

berada dalam keadaan rileks, jarang bergerak karena keadaan

fisik yang sudah lemah lunglai dan sulit dibangunkan. Pada

EEG tampak hanya terlihat gelombang delta yang lambat

dengan frekuensi 1 – 2 siklus/detik. Denyut jantung dan

Page 33: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pernapasan menurun sekitar 20 – 30%. Pada tahap ini dapat

terjadi mimpi. Selain itu, tahap IV ini dapat memulihkan

keadaan tubuh.

Selain keempat tahap tersebut, ada satu tahap lagi yakni

tahap V. Tahap kelima ini merupakan tidur REM dimana setelah

tahap IV seseorang masuk ke tahap V. Hal tersebut ditandai dengan

kembali bergeraknya kedua bola mata yang berkecepatan lebih

tinggi dari tahap–tahap sebelumnya. Tahap V ini berlangsung

sekitar 10 menit, dapat pula terjadi mimpi.

Apabila seseorang mengalami kehilangan tidur NREM,

maka akan menunjukkan gejala – gejala sebagai berikut :

a) Menarik diri, apatis dan respons menurun

b) Merasa tidak enak badan

c) Ekspresi wajah layu

d) Malas bicara

e) Kantuk yang berlebihan

Sedangkan apabila seseorang kehilangan tidur kedua–

duanya, yakni tidur REM dan NREM, menurut Asmadi (2008)

akan menunjukkan manifestasi sebagai berikut :

a) Kemampuan memberikan keputusan atau pertimbangan

menurun.

b) Tidak mampu untuk konsentrasi (kurang perhatian).

Page 34: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c) Terlihat tanda–tanda keletihan seperti penglihatan kabur, mual

dan pusing.

d) Sulit melakukan aktivitas sehari–hari.

e) Daya ingat berkurang, bingung, timbul halusinasi, dan ilusi

penglihatan atau pendengaran.

d. Siklus Tidur

Gambar 2.2. Siklus Tidur

Keterangan :

1) Kondisi pre-sleep merupakan keadaan dimana seseorang masih

dalam keadaan sadar penuh, namun mulai ada keinginan untuk

tidur. Pada perilaku pre-sleep ini, misalnya seseorang pergi ke

kamar tidur lalu berbaring di kasur atau berdiam diri merebahkan

dan melemaskan otot, namun belum tidur. Selanjutnya mulai

merasa kantuk, maka orang tersebut memasuki tahap I. Bila tidak

bangun baik disengaja maupun tidak disengaja, maka selanjutnya

ia memasuki tahap II. Begitu seterusnya sampai tahap IV, ia

kembali memasuki tahap III dan selanjutnya tahap II. Ini adalah

Bangun

NREM I

NREM II

NREM III

NREM IV

NREM III

NREM II

REM

NREM III

Page 35: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

fase tidur NREM. Selanjutnya ia akan memasuki tahap V, ini

disebut tidur REM. Bila ini telah dilalui semua, maka orang

tersebut telah melalui siklus tidur pertama baik tidur NREM

maupun REM. Siklus ini terus berlanjut selama orang tersebut

tidur. Namun, pergantian siklus tidur ini tidak lagi dimulai dari

awal tidur, yaitu pre-sleep dan tahap I, tetapi langsung tahap II ke

tahap selanjutnya seperti pada siklus pertama. Semua siklus ini

berakhir bila orang tersebut terbangun dari tidurnya (Asmadi,

2008).

2) Jika orang tersebut terbangun dan kembali tidur, yang merupakan

hal yang sering terjadi pada lansia, maka tahap I akan dimulai

kembali. Dalam pola tidur normal, sekitar 70 sampai 90 menit

setelah awitan tidur dimulailah periode REM pertama, bergantian

dengan tidur NREM pada siklus 90 menit selama periode tidur

nocturnal. Konsekuensi dari terbangun, seperti untuk ke toilet pada

malam hari atau prosedur keperawatan dapat menimbulkan efek

buruk pada fisiologis dan fungsi mental lansia (Stanley&Bear,

2007).

e. Kebutuhan Tidur

Kebutuhan tidur pada manusia tergantung pada tingkat

perkembangan seperti pada tabel berikut :

Page 36: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 2.2. Kebutuhan Tidur

Usia Tingkat

Perkembangan

Jumlah

Kebutuhan Tidur

(jam/hari)

0 – 1 bulan Masa neonates 14 – 18

1 – 18 bulan Masa bayi 12 – 14

18 bulan – 3 tahun Masa anak 11 – 12

3 – 6 tahun Masa prasekolah 11

6 – 12 tahun Masa sekolah 10

12 – 18 tahun Masa remaja 8,5

18 – 40 tahun Masa dewasa muda 7 – 8

40 – 60 tahun Masa paruh baya 7

>60 tahun Masa dewasa tua 6

Sumber : Hidayat, 2008

f. Faktor yang Mempengaruhi Tidur

Tidur sebagai kebutuhan dasar manusia sangat dipengaruhi

oleh berbagai macam faktor yang mempengaruhi gangguan

pemenuhan tidur pada seseorang (Siti Nurlela, 2009). Potter&Perry

(2006) mengemukakan faktor yang mempengaruhi tidur yaitu : faktor

fisiologi, psikologis, lingkungan dan gaya hidup. Beberapa faktor

tersebut adalah sebagai berikut :

1) Status Kesehatan

Seseorang yang kondisi tubuhnya sehat memungkinkan ia

dapat tidur dengan nyenyak. Tetapi pada orang yang sakit dan rasa

nyeri, maka kebutuhan istirahat dan tidurnya tidak dapat dipenuhi

Page 37: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dengan baik sehingga ia tidak dapat tidur dengan nyenyak.

Misalnya pada tenaga kerja yang menderita gangguan pada sistem

pernapasan. Dalam kondisinya yang sesak napas, maka seseorang

tidak mungkin dapat istirahat dan tidur (Asmadi, 2008).

2) Lingkungan

Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi

seseorang untuk tidur. Pada lingkungan yang tenang

memungkinkan seseorang dapat tidur dengan nyenyak. Sebaliknya

lingkungan yang ribut, bising, dan gaduh akan menghambat

seseorang untuk tidur. Keadaan lingkungan yang tenang dan

nyaman bagi seseorang dapat mempercepat terjadinya proses tidur

(Hidayat, 2008).

3) Stres Psikologis

Cemas dan depresi akan menyebabkan gangguan pada

frekuensi tidur. Hal ini disebabkan karena pada kondisi cemas akan

meningkatkan norepinefrin darah melalui sistem saraf simpatis. Zat

ini akan mengurangi tahap IV NREM dan REM (Asmadi, 2008).

4) Nutrisi/Status Gizi

Menurut Hidayat (2008), terpenuhinya kebutuhan nutrisi

yang cukup dapat mempercepat proses tidur. Protein yang tinggi

seperti pada keju, susu, daging, dan ikan tuna dapat mempercepat

proses tidur, karena adanya triptofan yang merupakan asam amino

dari protein yang dicerna. Sedangkan menurut Asmadi (2008)

Page 38: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sebaliknya minuman yang mengandung kafein maupun alkohol

akan mengganggu tidur.

5) Obat-obatan

Obat dapat juga mempengaruhi proses tidur. Beberapa jenis

obat yang dapat mempengaruhi proses tidur adalah jenis golongan

obat diuretic menyebabkan seseorang insomnia, anti depresan

dapat menekan REM, kafein dapat meningkatkan saraf simpatis

yang menyebabkan kesulitan untuk tidur, golongan beta bloker

dapat berefek pada timbulnya insomnia, dan golongan narkotik

dapat menekan REM sehingga mudah mengantuk (Hidayat, 2008).

g. Gangguan Tidur

1) Insomnia

Adalah ketidakmampuan memperoleh secara cukup kualitas

dan kuantitas tidur. Tiga macam insomnia yaitu insomnia inisial

(initial insomnia) adalah tidak adanya kemampuan untuk tidur;

insomnia intermitten (intermittent insomnia) merupakan

ketidakmampuan untuk tetap mempertahankan tidur karena sering

terbangun; dan insomnia terminal (terminal insomnia) adalah

bangun lebih awal tetapi tidak pernah tertidur kembali. Penyebab

insomnia yaitu ketidakmampuan fisik, kecemasan, dan kebiasaan

minum alkohol dalam jumlah yang banyak (Tarwoto dan

Wartonah, 2010).

Page 39: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Hipersomnia

Merupakan gangguan tidur dengan kriteria tidur berlebihan,

pada umumnya lebih dari 9 jam pada malam hari, disebabkan oleh

kemungkinan adanya masalah psikologis, depresi, kecemasan,

gangguan susunan saraf pusat, ginjal, hati, dan gangguan

metabolisme (Hidayat, 2008).

3) Parasomnia

Merupakan kumpulan beberapa penyakit yang dapat

mengganggu pola tidur, seperti somnambulisme (berjalan-jalan

dalam tidur) yang banyak terjadi pada anak-anak, yaitu pada tahap

III dan IV dari tidur NREM. Somnambulisme ini dapat

menyebabkan cedera (Hidayat, 2008).

4) Enuresa

Merupakan buang air kecil yang tidak disengaja pada waktu

tidur atau biasa disebut juga dengan istilah mengompol. Enuresa

dibagi menjadi 2 jenis, yaitu enuresa nocturnal merupakan

mengompol di waktu tidur; dan enuresa diurnal yaitu mengompol

pada saat bangun tidur (Hidayat, 2008).

5) Narcolepsi

Adalah suatu keadaan atau kondisi yang ditandai oleh

keinginan yang tidak terkendali untuk tidur. Gelombang otak

penderita pada saat tidur sama dengan orang yang sedang tidur

normal, juga tidak terdapat gas darah atau endoktrin. (Tarwoto dan

Page 40: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Wartonah, 2010). Misalnya, tertidur dalam keadaan berdiri,

mengemudikan kendaraan, atau di saat sedang membicarakan

sesuatu. Hal ini merupakan gangguan neurologis (Hidayat, 2008).

6) Apnea tidur dan mendengkur

Mendengkur bukan dianggap sebagai gangguan tidur, akan

tetapi apabila disertai apnea maka bisa menjadi masalah.

Mendengkur disebabkan oleh adanya rintangan pengeluaran udara

di hidung dan mulut, seperti amandel, adenoid, otot-otot di

belakang mulut mengendor dan bergetar. Periode apnea

berlangsung selama 10 detik – 3 menit. (Tarwoto dan Wartonah,

2010). Terjadinya apnea dapat mengacaukan jalannya pernapasan

sehingga dapat mengakibatkan henti napas. Bila kondisi ini

berlangsung lama dapat menyebabkan kadar oksigen dalam darah

menurun dan denyut nadi tidak teratur (Hidayat, 2008).

7) Mengigau

Mengigau dikategorikan dalam gangguan tidur bila terlalu

sering dan di luar kebiasaan. (Hidayat, 2008). Hampir semua orang

pernah mengigau, hal itu terjadi sebelum tidur REM (Tarwoto dan

Wartonah, 2010).

8) Gangguan pola tidur secara umum

Merupakan suatu keadaan di mana individu mengalami

atau mempunyai risiko perubahan dalam jumlah dan kualitas pola

istirahat yang menyebabkan ketidaknyamanan atau mengganggu

Page 41: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

gaya hidup yang diinginkan. Gangguan ini terlihat dengan ciri-ciri

memperlihatkan perasaan lelah, mudah terangsang dan gelisah,

lesu dan apatis, kehitaman di sekitar mata, kelopak mata

membengkak, konjungtiva merah, mata perih, perhatian terpecah-

pecah, sakit kepala, dan sering menguap atau mengantuk.

Penyebabnya antara lain kerusakan transpor oksigen, gangguan

metabolism, kerusakan eliminasi, pengaruh obat, immobilitas,

nyeri pada kaki, takut operasi, dan faktor lingkungan yang

mengganggu (Hidayat, 2008).

4. Alat Pelindung Telinga

Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat keselamatan

yang digunakan oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau sebagian

tubuhnya dari kemungkinan adanya pemaparan potensi bahaya lingkungan

kerja terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja (Tarwaka, 2010). Alat

pelindung telinga merupakan alternatif terakhir bila pengendalian yang

lain telah dilakukan. Tenaga kerja dilengkapi dengan sumbat telinga (ear

plug) atau tutup telinga (ear muff) disesuaikan dengan jenis pekerjaan,

kondisi, dan penurunan intensitas kebisingan yang diharapkan (Budiono,

2003).

Menurut Budiono (2003), APD yang dipilih hendaknya memenuhi

ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

a. Dapat memberikan perlindungan terhadap bahaya.

b. Berbobot ringan.

Page 42: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Dapat dipakai secara fleksibel (tidak membedakan jenis kelamin).

d. Tidak menimbulkan bahaya tambahan.

e. Tidak mudah rusak.

f. Memenuhi standar dari ketentuan yang berlaku.

g. Pemeliharaan mudah.

h. Penggantian suku cadang mudah.

i. Tidak membatasi gerak.

j. Rasa “tidak nyaman” tidak berlebihan (rasa tidak nyaman tidak

mungkin hilang sama sekali, namun diharapkan masih dalam batas

toleransi).

k. Bentuknya cukup menarik.

Dalam menentukan jenis alat pelindung telinga yang dipakai, perlu

dipertimbangkan berbagai faktor seperti jenis alat pelindung yang dipakai,

bahan dan cara pemakaiannya, kemampuan alat untuk melindungi telinga,

intensitas kebisingan, kenyamanan, harga dan sebagainya (Budiono,

2003).

Menurut Budiono (2003), secara umum alat pelindung telinga ada dua

jenis, yaitu :

a. Sumbat telinga (ear plug)

Ear plug adalah alat pelindung telinga yang cara penggunannya

dimasukkan pada liang telinga dan dapat mengurangi intensitas suara

10 - 15 dBA. Kelebihan ear plug dibandingkan dengan ear muff adalah

mudah untuk dibawa dan disimpan karena kepraktisannya. Dan ear

Page 43: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

plug tidak mengganggu apabila digunakan bersama-sama dengan

kacamata dan helm.

b. Tutup telinga (ear muff)

Ear muff adalah alat pelindung telinga yang penggunaannya

ditutupkan pada seluruh daun telinga dan dapat mengurangi intensitas

suara hingga 20 – 30 dBA. Dibandingkan dengan ear plug, kelebihan

ear muff antara lain adalah kedisiplinan dalam pemakaian APD. Selain

itu bila telinga sedang terinfeksi, ear muff tetap dapat digunakan.

Ukuran ear muff bagi setiap orang lebih fleksibel. Pemilihan dalam

penggunaan ear plug atau ear muff disesuaikan dengan kondisi dan

kebutuhan yang ada, karena masing-masing memiliki kelebihan dan

kekurangan.

5. Hubungan antara Kebisingan, Stres kerja, dan Gejala Gangguan Tidur

Pengaruh kebisingan di tempat kerja menyebabkan berbagai

gangguan pada psikologis dan emosional. Adapun dampak yang

ditimbulkan oleh kebisingan bagi fisiologis seperti kehilangan fungsi

pendengaran, sedangkan dampak psikologis berupa : gangguan emosional,

gangguan tidur dan istirahat, serta gangguan komunikasi (Sukmal Fahri,

2010). Bila kebisingan di tempat kerja diterima dalam waktu lama lebih

dari 8 jam/hari dapat menyebabkan penyakit psychosomatic berupa stres

akibat kerja (Roestam, 2003).

Kebisingan dapat mengakibatkan stres. Efek awal dari kebisingan

adalah takut dan perubahan kecepatan detak jantung, kecepatan respirasi,

Page 44: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tekanan darah, metabolisme, ketajaman penglihatan, ketahanan kulit

terhadap listrik. Ada penelitian yang menunjukkan bahwa bising yang

berkepanjangan akan mengakibatkan naiknya tekanan darah secara

permanen. Perubahan dalam tubuh seperti ini akan menurunkan

kenyamanan sehingga efektivitas dalam melakukan pekerjaanpun akan

menurun (Anizar, 2009). Menurut Heryati (2008), stressor pertama kali

ditampung oleh panca indera dan diteruskan ke pusat emosi yang terletak

di sistem saraf pusat. Dari pusat emosi yaitu kelenjar HPA (Hipotalamus-

Pituitari-Adrenal) akan meningkatkan aktivitas hormon kortisol yang

kemudian akan menyebabkan stres. Stres juga akan mengakibatkan

gangguan pada kesehatan, salah satunya adalah gangguan tidur.

Sedangkan menurut Tarwaka (2010), salah satu penyebab dari stres

kerja adalah dari faktor intrinsik pekerjaan, seperti : keadaan fisik

lingkungan kerja yang tidak nyaman (bising, berdebu, bau, suhu panas dan

lembab), stasiun kerja yang tidak ergonomis, kerja shift, pembebanan

berlebih dan lain- lain. Stres kerja yang dialami oleh tenaga kerja juga akan

meberikan efek atau pengaruh pada kesehatan individu, misalnya : depresi,

gejala psikosomatis, gangguan tidur, hipertensi, keluhan sistem

musculoskeletal, dan gangguan mental.

Page 45: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.3. Kerangka Pemikiran

Sumber : - Hidayat (2008) - Asmadi (2008) - Heryati (2008) - Nurmianto (2003)

Keterangan : ------------ = tidak diteliti

= diteliti

Karyawan tidak memakai ear plug

Intensitas kebisingan tetap tinggi

Karyawan memakai ear plug

Intensitas kebisingan berkurang 10 – 15 dBA

Indera pendengaran

Otak mengaktifkan kelenjar HPA (hipotalamus, pituitary, adrenalin)

Hormon kortisol meningkat

Hormon kortisol normal

Stres kerja

Gejala gangguan tidur

Normal

Faktor dari luar : - Status gizi - Kondisi

kesehatan - Kondisi

psikologis

Faktor dari dalam : - Usia - Jenis kelamin - Beban kerja - Lingkungan

kerja

Intensitas kebisingan yang tinggi

Page 46: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Hipotesis

Ada Pengaruh Pemakaian Ear Plug Terhadap Stres Kerja dan Gejala

Gangguan Tidur pada Karyawan yang Terpapar Bising Penggilingan Padi di

Sragen.

Page 47: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental semu (quasi

experimental) dan rancangannya dengan menggunakan rancangan perlakuan

ulang atau one group pre-test and post-test design yaitu rancangan penelitian

yang menggunakan cara satu kali pengukuran didepan (pre-test) sebelum

adanya perlakuan dan setelah itu dilakukan pengukuran lagi (post-test)

(Sarwono, 2006).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi : Penggilingan padi UD. Anggraini Sragen

2. Waktu : bulan Mei-Juni 2012

C. Populasi Penelitian

Populasi penelitian merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek

yang diteliti (Notoatmodjo, 2002). Populasi yang digunakan dalam penelitian

ini adalah semua tenaga kerja penggilingan padi di UD. Anggraini Sragen

yang berjumlah 40 orang. Subjek yang diambil untuk dijadikan sampel

penelitian adalah yang memenuhi ciri-ciri sebagai berikut :

1. Jenis kelamin : Laki- laki

2. Usia : 20 – 50 tahun

3. Tidak mempunyai riwayat penyakit pendengaran sebelumnya.

Page 48: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Tidak sedang minum alkohol.

5. Lama kerja 7 jam sehari.

6. Dalam keadaan sehat.

D. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan menggunakan purposive sampling,

yang berarti pemilihan sekelompok subjek dengan jumlah yang telah

ditentukan terlebih dahulu berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu (Hadi,

2004).

Populasi tenaga kerja yang ada di bagian penggilingan padi adalah 40

orang. Untuk mengambil sampel dari populasi yang ada yaitu dengan

menggunakan purposive sampling atau pengambilan sampel dengan ciri-ciri

yang telah disebutkan diatas.

E. Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti

dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2002). Jumlah sampel

ditentukan dengan menggunakan rumus pengambilan sampel umum. Menurut

Notoatmodjo (2002), untuk populasi kecil atau lebih kecil dari 10.000, dapat

menggunakan rumus yang sederhana seperti berikut :

n = 2)(1 dN

N

= 2)1,0(401

40

Page 49: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Paired T-test

= 4,1

40= 28 orang

Keterangan :

n = besar sampel

N = besar populasi

d = derajat penyimpangan terhadap populasi yang diinginkan 10% (0.1)

Dari hasil perhitungan didapatkan jumlah sampel proposional yang

digunakan sebanyak 28 orang. Sehingga dari populasi yang berjumlah 40

orang tersebut dan berdasarkan cirri-ciri diatas maka terpilih 28 orang yang

menjadi sampel untuk penelitian ini.

F. Desain Penelitian

Gambar 3.1. Desain Penelitian

Unit Penggilingan

Subjek (n = 28)

Purposive Sampling

Pengukuran I

Uji Risk Pengukuran II

Tidak memakai ear plug

Memakai ear plug

Populasi (N = 40)

Stres kerja

Gejala gangguan

tidur

Stres kerja

Gejala gangguan tidur

Page 50: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Keterangan :

a. Pengukuran I : pengukuran stres kerja dan gangguan tidur

karyawan sebelum memakai ear plug.

b. Pengukuran II : pengukuran stres kerja dan gangguan tidur

karyawan sesudah memakai ear plug.

c. Lama waktu perlakuan : menurut penelitian yang pernah dilakukan

oleh Triwibowo (2009), memberikan perlakuan

pemakaian ear plug kepada karyawan yang bekerja

7 jam/hari selama 5 hari.

d. Uji statistik : hasil pengukuran stres kerja menggunakan Uji T

Berpasangan (Paired t-test) dan hasil pengukuran

gejala gangguan tidur menggunakan Uji Risk.

G. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya

atau berubahnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini

adalah memakai ear plug dan kebisingan.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah stres kerja dan gejala gangguan tidur.

Page 51: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Variabel Pengganggu

Variabel pengganggu adalah variabel yang mempengaruhi

hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Variabel pengganggu

dalam penelitian ini ada dua, yaitu :

a. Variabel pengganggu terkendali : usia, jenis kelamin, beban kerja,

status gizi, sehat, dan lingkungan kerja.

b. Variabel pengganggu tidak terkendali : keadaan psikologis.

H. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Kebisingan

Kebisingan adalah suara yang dihasilkan oleh mesin gilingan padi.

Dalam penelitian ini yang diukur adalah intensitas kebisingan di

lingkungan kerja tersebut. Untuk mengetahui intensitas kebisingan di

lingkungan kerjanya yaitu melalui pengukuran langsung pada tempat kerja

yang dilakukan oleh orang lain yang mempunyai pengalaman dengan

menggunakan :

Alat ukur : Sound Level Meter (SLM)

Satuan : dBA (desibel)

Skala Pengukuran : Rasio

2. Stres Kerja

Stres kerja merupakam reaksi/respon tubuh berupa respon fisiologis,

psikologis maupun perilaku terhadap stressor yang diamati, yang tertuang

Page 52: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dalam kuesioner HRSA (terjemahan dari kuesioner Hamilton Rating Scale

Anxiety).

Alat ukur : Kuesioner HRSA (terjemahan dari kuesioner

Hamilton Rating Scale Anxiety)

Skala Pengukuran : Interval

3. Gejala Gangguan Tidur

Gangguan tidur dalam penelitian ini didefinisikan sebagai suatu gangguan

yang dialami oleh seseorang untuk memulai tidur maupun saat tidur

sehingga kuantitas dan kualitas tidurnya menurun.

Alat ukur : Kuesioner ISQ (Insomnia Symptom Questionnaire)

Skala Pengukuran : Nominal

4. Ear Plug

Ear plug adalah sumbat telinga yang dipakai tenaga kerja selama

melakukan proses penggilingan padi. Jenis ear plug yang dipakai yaitu

karet yang kontur bahannya lembut dan mudah menyesuaikan dengan

ukuran lubang telinga, sehingga nyaman digunakan.

I. Alat dan Bahan Penelitian

Alat dan bahan penelitian merupakan peralatan untuk mendapatkan

data sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini peralatan yang

digunakan untuk pengambilan data beserta pendukungnya adalah :

1. Sound level meter, yaitu alat untuk mengukur intensitas kebisingan.

Merek alat : Sound Level Meter RION NA-20

Page 53: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Cara Kerja :

a. Memutar switch ke A.

b. Memutar FILTER-CAL-INT kea rah INT.

c. Memutar level switch sesuai dengan tingkat kebisingan yang terukur.

d. Menggunakan meter dynamic characteristic selector switch “FAST”

karena jenis kebisingannya continue.

e. Pengukuran dilakukan selama 1 - 2 menit, mengarahkan mikropon ke

sumber kebisingan.

f. Jarak Sound Level Meter dengan sumber bising adalah sesuai dengan

posisi tenag kerja selama kerja.

g. Membaca angka skala dan mencatat setelah panah penunjuk dalam

keadaan stabil.

2. Kuesioner L-MMPI (Lie Minnesota Multiphasic Personality Inventory),

yaitu kuesioner untuk mengidentifikasi hasil mungkin valid karena

kesalahan atau ketidakjujuran subjek penelitian. Bila responden menjawab

”TIDAK” maka diberi nilai 1. Nilai batas skala adalah 10, artinya apabila

responden mempunyai nilai > 10 maka data hasil penelitian responden

tersebut dinyakan invalid (Graham, 1990).

3. Kuesioner HRSA (Hamilton Rating Scale Anxiety)

Yaitu kuesioner untuk mengukur stres kerja, yang berisi 14 kelompok

gejala yang masing-masing gejala diberi penilaian antara 0 – 4 sebagai

berikut :

a. Nilai 0 : tidak ada gejala atau keluhan

Page 54: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Nilai 1 : gejala ringan

c. Nilai 2 : gejala sedang

d. Nilai 3 : gejala berat

e. Nilai 4 : gejala berat sekali

Gejala-gejala yang ada dalam kuesioner ada 14 antara lain : gejala

perasaan cemas, gejala ketegangan, ketakutan, gangguan tidur, gangguan

kecerdasan, perasaan depresi, gejala somatik, gejala somatik fisik, gejala

kardiovaskuler dan pembuluh darah, gejala respiratori, gejala

gastrointestinal, gejala urogenital, sikap dan tingkah laku.

Hasil dari kuesioner adalah dikategorikan menjadi 3 kriteria

dengan jumlah skor yaitu : ringan (≤ 20), sedang (21 – 27), dan berat (≥

27). Tetapi dalam penelitian ini menggunakan skala pengukuran interval,

sehingga setiap responden akan diambil hasil skor terakhir saja.

Uji validitas kuesioner ini telah dilakukan oleh Dewi (2011)

dengan hasil r tabel n = 30 adalah 0,361, sehingga r tabel dimana jika nilai

Corrected Item Total Correlation untuk tiap butir pertanyaan dibawah

nilai 0,361 maka pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid dan

dikeluarkan dari kuesioner untuk penelitian selanjutnya. Dari hasil uji

validitas yang telah dilakukan, terdapat 2 item pertanyaan yang memiliki

nilai kurang dari 0,361 yaitu item no. 23 dengan nilai r hitung 0,081 dan

no. 24 dengan nilai r hitung 0,081. Hal tersebut mengartikan bahwa item

pertanyaan no. 23 dan 24 tidak valid dan dikeluarkan dari kuesioner.

Page 55: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari hasil uji reliabilitas, didapat rAlpha yaitu bernilai 0,926, maka

kuesioner ini dinyatakan sangat reliabel dan layak untuk disebarkan

kepada responden untuk penelitian (Dewi, 2011).

4. Kuesioner ISQ (Insomnia Symptom Questionnaire).

Yaitu kuesioner yang digunakan untuk mengukur gejala gangguan tidur

pada seseorang. Kuesioner ini berisi 13 pertanyaan subyektif dengan

rincian : pertanyaan nomor 1, 2, dan 5 digunakan untuk menentukan

adanya frekuensi dan durasi kriteria gejala tidur, serta pertanyaan nomor 6

– 13 digunakan untuk mengidentifikasi konsekuensi keluhan tidur yang

signifikan pada malam hari. Skoring atau penilaian ISQ adalah sebagai

berikut :

1) Kriteria gejala tidur

Memeriksa jawaban pertanyaan nomor 1, 2, atau 5, apakah salah satu

jawaban “sering” atau “selalu”.

2) Kriteria durasi

jawaban pertanyaan nomor 1, 2, atau 5, apakah salah satu jawaban ≥ 4

minggu.

3) Kriteria gangguan pada siang hari

Memeriksa jawaban pertanyaan nomor 6 - 13, apakah salah satu

jawaban “agak” atau “sangat”.

4) Apabila hasil koreksi dari setiap kriteria di atas adalah “ya”, maka

hasil skoring adalah mengalami gejala gangguan tidur.

Page 56: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5) Apabila terdapat salah satu hasil koreksi dari 3 kriteria di atas adalah

“tidak”, maka hasil skoring adalah tidak mengalami gejala gangguan

tidur.

Uji validitas kuesioner ini telah dilakukan oleh Michele (2009)

dengan hasil kuesioner ISQ ini memiliki spesifitas yang tinggi (>90%) dan

nilai Likehood Ratios (LR) yang positif sebesar 4,23. LR digunakan untuk

mengevaluasi cukup memadai atau tidak ISQ digunakan sebagai

kuesioner.

Dari hasil uji reabilitas, didapat rAlpha yaitu bernilai 0,89, maka

kuesioner ini dinyatakan sangat reliabel dan layak untuk disebarkan

kepada responden untuk penelitian (Michele, 2009).

5. Lembar isian data, yaitu daftar pertanyaan yang digunakan untuk

menentukan subjek penelitian.

6. Alat tulis, yaitu untuk mencatat hasil dari pengukuran.

7. Kamera digital, yaitu alat untuk mengambil dokumentasi sebagai bukti

penelitian selama penelitian berlangsung. Dalam hal ini peneliti

menggunakan Samsung Wave525.

J. Cara Kerja Penelitian

1. Tahap Persiapan :

Sebelum penelitian, peneliti melakukan ijin penelitian, survey awal,

menyusun proposal dan ujian proposal.

Page 57: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Tahap Pelaksanaan :

a. Ijin ke perusahaan untuk menjelaskan tujuan penelitian.

b. Mengisi lembar data responden.

c. Menentukan sampel.

d. Mengukur kebisingan dengan Sound Level Meter.

e. Mengukur stres kerja sebelum dan sesudah pemakaian ear plug dengan

HRSA.

f. Mengukur gejala gangguan tidur sebelum dan sesudah pemakaian ear

plug dengan ISQ.

g. Mencatat hasil pengukuran.

3. Tahap Penyelesaian :

a. Mengumpulkan data.

b. Mengolah dan menganalisis data dengan 2 jenis uji yaitu Uji T

Berpasangan (Paired t-test) dan Uji Risk.

c. Menyusun laporan skripsi.

K. Teknik Analisis Data

Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan dengan 2 jenis uji

statistik yaitu Uji T Berpasangan (Paired t-test) dan Uji Risk dengan

menggunakan program komputer SPSS versi 16.0, dengan interpretasi hasil

sebagai berikut :

1. Jika p value ≤ 0,01 maka hasil uji dinyatakan sangat signifikan.

2. Jika p value > 0,01 tetapi < 0,05 maka hasil uji dinyatakan signifikan.

Page 58: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Jika p value > 0,05 maka hasil uji dinyatakan tidak signifikan (Hastono,

2001).

Untuk dapat memberi interpretasi terhadap kekuatan hubungan,

maka dapat dipergunakan pedoman pada tabel berikut :

Tabel 3.1. Pedoman Interpretasi Koefisen Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber : Sugiyono, 2011

Page 59: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum

Usaha Dagang (UD) Anggraini merupakan industri informal yang

bergerak di bidang penggilingan padi. UD. Anggraini terletak di Desa Tanon,

Pungkruk Kecamatan Sragen. Produk yang dihasilkan oleh UD. Anggraini

adalah beras. Proses kerja yaitu dari penjemuran padi hingga menjadi beras,

gabah yang digiling berasal dari berbagai daerah baik yang berasal dari daerah

sekitar Sragen maupun diluar Sragen. UD. Anggraini dapat memproduksi

kurang lebih dalam 1 hari sebanyak 15 – 20 ton padi. UD. Anggraini sudah

berdiri lama karena merupakan usaha turun temurun dan pada tahun 2002

mengalami berkembang pesat dan telah memiliki cabang penggilingan padi.

Jumlah karyawan pada saat pertama kali hanya berjumlah 16 orang, yang

kemudian seiring berjalannya waktu jumlah karyawan sampai sekarang total

berjumlah ± 40 orang yang sebagian besar adalah laki- laki. Para pekerja di

UD. Anggraini bekerja selama 6 hari dalam satu minggu yaitu dari hari Senin

sampai Sabtu, dengan lama bekerja selama 8 jam/hari dan istirahat selama 1

jam (07.00 – 16.00 WIB) dengan istirahat selama 1 jam (12.00 – 13.00 WIB).

Dilihat dari lokasinya penggilingan satu dengan penggilingan yang

lainnya tidak berjauhan dan sangat strategis karena ada beberapa yang terletak

di pinggir jalan raya. Fasilitas yang dimiliki pemilik berupa truk digunakan

Page 60: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

untuk mengangkut padi yang dibeli maupun untuk pengiriman hasil

produksinya, mengingat padi yang diambil juga berasal dari luar kota.

Secara keseluruhan ventilasi yang digunakan pada masing-masing

penggilingan padi terdapat ventilasi dari dua buah pintu masuk dan lubang-

lubang kecil yang terdapat dari sela-sela dinding pembatas antar ruangan, dan

terdapat cerobong yang disambungkan dengan mesin yang digunakan untuk

mengalirkan debu padi yang dihasilkan oleh mesin penggiling padi ke udara

luar, sehingga debu dari sisa penggilingan padi tidak berterbangan di area

penggilingan padi.

B. Karakteristik Subjek Penelitian

1. Usia

Responden yang diambil dalam penelitian ini berusia antara 20

sampai 50 tahun dan diperoleh sebaran usia sebagai berikut :

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Usia Usia (Tahun) Frekuensi Prosentase (%)

20 – 30 9 32,14 31 – 40 15 53,57 41 – 50 4 14,29 Jumlah 28 100

Sumber : Data Primer, Juni 2012

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa rentang usia yang

terbesar adalah 31 – 40 tahun dengan prosentase 53,57%, sedangkan yang

terkecil pada rentang usia 41 – 50 tahun dengan prosentase 14,29%.

Page 61: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Jenis Kelamin

Berdasarkan penyebaran kuesioner pada tanggal 6 Juni 2012

terhadap 28 subjek penelitian di penggilingan padi UD. Anggraini

didapatkan hasil bahwa semuanya berjenis kelamin laki- laki.

3. Beban Kerja

Penilaian beban kerja pada responden dilakukan dengan metode

pengukuran tidak langsung yaitu menghitung denyut jantung selama kerja

menggunakan metode 10 denyut. Dengan metode tersebut dapat dihitung

denyut nadi kerja sebagai berikut :

Denyut nadi (denyut/menit) = tunganwaktuperhi

denyut10x 60

Sebaran distribusi kategori beban kerja berdasarkan denyut jantung

dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.2. Distribusi Kategori Beban Kerja Berdasarkan Denyut Jantung Denyut Jantung

(denyut/min) Kategori Beban

Kerja Frekuensi

Prosentase (%)

75 – 100 Ringan - 100 – 125 Sedang 28 100 125 – 150 Berat - 150 – 175 Sangat berat -

>175 Sangat berat sekali - Jumlah 28 100

Sumber : Data Primer, Juni 2012

Berdasarkan hasil pengukuran denyut jantung diketahui bahwa

beban kerja dari semua responden termasuk kategori beban kerja sedang,

yaitu antara 100 – 125 denyut/min dengan prosentase 100%.

Page 62: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Status Gizi

Status gizi responden dapat dilihat dari Indeks Massa Tubuh (IMT)

yang dihitung dengan rumus sebagai berikut :

IMT = 2)(

)(

mntinggibada

kgberatbadan

Hasil perhitungan status gizi menurut IMT pada pekerja di UD.

Anggraini diperoleh sebaran status gizi (IMT) sebagai berikut :

Tabel 4.3. Distribusi Status Gizi Subjek Penelitan Berdasarkan IMT

IMT Kategori Frekuensi Prosentase

(%) 18,5 – 25,0 Normal 28 100 25,0 – 27,0 Gemuk -

>27,0 Sangat Gemuk -

Jumlah 28 100 Sumber : Data Primer, Juni 2012

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa status gizi dari

semua responden dalam kategori normal (Prosentase 100%) menurut IMT

dengan status gizi terendah 18,97 dan status gizi tertinggi 24,68.

5. Kondisi Kesehatan

Berdasarkan penyebaran kuesioner pada tanggal 6 Juni 2012

terhadap 28 subjek penelitian di penggilingan padi UD. Anggraini

didapatkan hasil bahwa semua subjek dalam keadaan sehat.

Page 63: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Hasil Pengukuran Intensitas Kebisingan Tempat Kerja

Pengukuran intensitas kebisingan pada tempat kerja dilakukan dalam 7

(tujuh) titik pengukuran. Hasil pengukuran tersebut dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

Tabel 4.4. Hasil Pengukuran Intensitas Kebisingan No. Titik Pengukuran Lek (dBA) 1. A 95,2 2. B 92 3. C 89,8 4. D 89 5. E 87,2 6. F 83,8 7. G 77,8

Rata-rata 87,74 Sumber : Data Primer, Juni 2012

Intensitas kebisingan rata-rata dalam sehari adalah 87,74 dBA dengan

intensitas kebisingan tertinggi didapatkan pada titik pengukuran A yaitu jarak

1 m dari mesin penggiling padi dan intensitas kebisingan terendah didapatkan

pada titik pengukuran G yaitu jarak 15 m dari mesin penggiling padi. Selama

penelitian dilakukan tidak ada penambahan mesin dan alat-alat lainnya yang

dapat menambah intensitas kebisingan. Selain itu selama penelitian dilakukan

alat yang beroperasi untuk penggilingan sama, sehingga intensitas kebisingan

tidak jauh berbeda dibandingkan hari-hari lainnya.

D. Hasil Pengukuran Stres Kerja Karyawan

Pengukuran stres kerja dilakukan dengan menggunakan kuesioner

HRSA (Hamilton Rating Scale Anxiety). Pengukuran dilakukan 2 (dua) kali

Page 64: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yaitu sebelum dan sesudah pemakaian ear plug. Hasil pengukuran stres kerja

sebelum pemakaian ear plug adalah sebagai berikut :

Tabel 4.5. Hasil Pengukuran Stres Kerja Sebelum Pemakaian Ear Plug No. Kategori Stres Kerja Frekuensi Prosentase (%) 1. Ringan (≤ 20) 1 3,57 2. Sedang (21 – 27) 8 28,57 3. Berat (> 27) 19 67,86

Jumlah 28 100 Rata-rata 35,39

Std. Deviasi 12,80 P 0,003

Sumber : Data Primer, Juni 2012

Berdasarkan tabel 4.8 rata-rata yang didapat adalah 35,39, dengan skor

tertinggi 66 dan skor terendah 20. Sedangkan standar deviasi yang didapat

sebesar 12,80 dengan nilai p = 0,003, (p < 0,05) sehingga distribusi data tidak

normal.

Hasil pengukuran stres kerja sesudah pemakaian ear plug adalah

sebagai berikut :

Tabel 4.6. Hasil Pengukuran Stres Kerja Sesudah Pemakaian Ear Plug No. Kategori Stres Kerja Frekuensi Prosentase (%) 1. Ringan (≤ 20) 14 50 2. Sedang (21 – 27) 9 32,14 3. Berat (> 27) 5 17,86

Jumlah 28 100 Rata-rata 23,29

Std. Deviasi 9,23 P 0,000

Sumber : Data Primer, Juni 2012

Berdasarkan tabel 4.9 rata-rata yang didapat adalah 23,29, dengan skor

tertinggi 56 dan skor terendah 11. Sedangkan standar deviasi yang didapat

sebesar 9,23 dengan nilai p = 0,000, (p < 0,05) sehingga distribusi data tidak

normal.

Page 65: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

E. Hasil Pengukuran Gejala Gangguan Tidur Karyawan

Pengukuran gejala gangguan tidur dilakukan dengan menggunakan

kuesioner ISQ (Insomnia Symptom Questionnaire). Pengukuran dilakukan 2

(dua) kali yaitu sebelum dan sesudah pemakaian ear plug. Hasil pengukuran

gejala gangguan tidur sebelum pemakaian ear plug adalah sebagai berikut :

Tabel 4.7. Hasil Pengukuran Gejala Gangguan Tidur Sebelum Pemakaian Ear Plug Kriteria Frekuensi Persentase (%)

Mengalami gejala gangguan tidur

17 60,71

Tidak mengalami gejala gangguan tidur

11 39, 29

Jumlah 28 100 Sumber : Data Primer, Juni 2012

Berdasarkan tabel 4.10 jumlah responden yang mengalami gejala

gangguan tidur sebanyak 17 orang (60,71%), dan responden yang tidak

mengalami gangguan tidur sebanyak 11 orang (39,29%).

Hasil pengukuran gejala gangguan tidur sesudah pemakaian ear plug

adalah sebagai berikut :

Tabel 4.8. Hasil Pengukuran Gejala Gangguan Tidur Sesudah Pemakaian Ear Plug Kriteria Frekuensi Persentase (%)

Mengalami gejala gangguan tidur

3 10,71

Tidak mengalami gejala gangguan tidur

25 89,29

Jumlah 28 100 Sumber : Data Primer, Juni 2012

Berdasarkan tabel 4.11 jumlah responden yang mengalami gejala

gangguan tidur sebanyak 3 orang (10,71%), dan responden yang tidak

mengalami gangguan tidur sebanyak 25 orang (89,29%).

Page 66: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

F. Uji Perbedaan Stres Kerja Sebelum dan Sesudah Pemakaian Ear Plug

Uji perbedaan ini dengan menggunakan uji statistik paired t-test.

Dikarenakan pada saat uji normalitas kedua data tersebut berdistribusi tidak

normal, maka uji yang dipilih menjadi Uji Wilcoxon. Sehingga didapatkan

hasil sebagai berikut :

Tabel 4.9. Hasil Uji Wilcoxon

Stres Kerja n Median

(minimum-maksimum) p Z

Sebelum Pemakaian Ear Plug

28 30 (20 – 66) 0,000 -4,411

Sesudah Pemakaian Ear Plug

28 20,5 (56 – 11)

Sumber : Hasil Uji SPSS

G. Uji Perbedaan Gejala Gangguan Tidur Sebelum dan Sesudah Pemakaian

Ear Plug

Uji perbedaan ini dengan menggunakan uji Risk yang didapatkan hasil

sebagai berikut :

Tabel 4.10. Hasil Pengukuran Gejala Gangguan Tidur

Kriteria Frekuensi

Sebelum Pemakaian Ear Plug

Sesudah Pemakaian Ear Plug

Mengalami Gejala Gangguan Tidur

17 3

Tidak Mengalami Gejala Gangguan Tidur

11 25

Jumlah 28 28 Tabel 4.11. Hasil Uji Risk

Sumber : Data Primer, Juni 2012

Page 67: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.11. Hasil Uji Risk

Mengalami Tidak

Mengalami Jumlah p r

Odds Ratio

Gejala gangguan tidur

sebelum pemakaian ear

plug

17 11 28

0,042 0,831 1,333 Gejala gangguan tidur

sesudah pemakaian ear

plug

3 25 28

Jumlah 28 28 56 Sumber : Hasil Uji SPSS

Page 68: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Subjek Penelitian

Karakteristik subjek dalam penelitian ini meliputi usia, jenis kelamin,

beban kerja, status gizi, dan kondisi kesehatan. Dari hasil wawancara, usia

responden berada pada rentang 20 – 50 tahun. Depkes RI (2010) menyebutkan

bahwa usia produktif adalah antara 15 – 65 tahun, sehingga responden masih

berada pada usia yang produktif. Menurut Roestam (2003), kebanyakan

kinerja fisik mencapai pusat dalam usia pertengahan 20-an dan peran dari

faktor usia yang memberikan respon terhadap situasi yang potensial

menimbulkan stres kerja, dimana kelompok usia > 40 tahun lebih rentan

dalam menghadapi stres kerja.

Berdasarkan penyebaran kuesioner di UD. Anggraini, hampir seluruh

pekerjanya adalah laki- laki, sehingga pemilihan responden juga dimaksudkan

untuk memperoleh karakteristik responden yang hampir sama.

Menurut Tarwaka (2010), pembebanan berlebih merupakan salah satu

faktor intrinsik pekerjaan yang menyebabkan terjadinya stres kerja. Pada UD.

Anggraini, terdapat beberapa pekerjaan di setiap harinya, seperti penjemuran

gabah yang dilakukan berulang-ulang, pembersihan, pemecahan kulit,

penyosohan, pemutihan dan sampai akhirnya menjadi beras. Pekerjaan yang

dilakukan oleh semua sampel yang digunakan termasuk dalam kategori beban

Page 69: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kerja sedang dengan prosentase 100%, hal ini diperoleh dengan pengukuran

denyut jantung.

Pekerja yang menjadi subjek penelitian adalah pekerja dengan Indeks

Massa Tubuh (IMT) minimal 18,97 dan maksimal adalah 24,60. Indeks Massa

Tubuh yang kurang dari 17,0 termasuk dalam kategori kurus (kekurangan

berat badan tingkat berat), untuk IMT antara 17,0 – 18,4 termasuk kategori

kurus (kekurangan berat badan tingkat ringan), untuk IMT 18,5 - 25,0

termasuk dalam kategori Normal, untuk IMT 25,1 - 27,0 termasuk dalam

kategori gemuk (kelebihan berat badan tingkat ringan) dan untuk IMT lebih

dari 27,0 termasuk dalam kategori gemuk (kelebihan berat badan tingkat

berat) (Supariasa, 2002). Dari referensi tersebut dapat diketahui bahwa dari 28

responden penelitian masih dalam kategori IMT normal karena IMT berada

diantara 18,5 - 25,0, sehingga status gizi dapat dikendalikan.

Berdasarkan hasil wawancara, didapatkan dari semua responden dalam

keadaan sehat selama penelitian. Seseorang yang kondisi tubuhnya sehat akan

memungkinkan akan terhindar dari stres kerja dan dapat tidur dengan

nyenyak. Tetapi pada orang yang sakit, maka kebutuhan istirahat dan tidurnya

tidak dapat dipenuhi dengan baik sehingga ia tidak dapat tidur dengan

nyenyak (Asmadi, 2008).

B. Analisis Intensitas Kebisingan Tempat Kerja

Rata-rata intensitas kebisingan yang diperoleh dari 7 titik

pengukuran selama sehari adalah 87,74 dBA. Berdasarkan Permenakertrans

Page 70: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

RI No. PER.13/MEN/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan

Faktor Kimia di Tempat Kerja yang menyebutkan bahwa Nilai Ambang Batas

untuk pemaparan 8 jam per hari adalah sebesar 85 dBA. Dari hasil

pengukuran dapat disimpulkan bahwa intensitas kebisingan pada tempat kerja

tersebut melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) yang diperkenankan. Dalam

bekerja semua tenaga kerja tidak memakai ear plug. Sehingga intensitas

kebisingan yang melebihi Nilai Ambang Batas tersebut dapat menyebabkan

gangguan kesehatan. Menurut Sasongko (2000), bahwa kebisingan yang

melebihi nilai ambang batas (NAB) dapat menyebabkan berbagai gangguan

terhadap kesehatan tenaga kerja seperti gangguan komunikasi, psikologis

(stres kerja), fisiologis, keseimbangan (pusing), dan ketulian. Sehingga untuk

menghindari tersebut perlu adanya pengendalian. Pengendalian yang bisa

dilakukan adalah dengan memakai alat pelindung telinga, seperti ear plug.

C. Analisis Stres Kerja

Pengukuran stres kerja dilakukan dengan menggunakan kuesioner

HRSA (Hamilton Rating Scale Anxiety) terdiri dari 14 kelompok gejala, antara

lain : gejala perasaan cemas, gejala ketegangan, ketakutan, gangguan tidur,

gangguan kecerdasan, perasaan depresi, gejala somatik, gejala somatik fisik,

gejala kardiovaskuler dan pembuluh darah, gejala respiratori, gejala

gastrointestinal, gejala urogenital, sikap dan tingkah laku. Pengukuran

dilakukan 1 hari sebelum dan 1 hari sesudah pemakaian ear plug.

Page 71: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Analisis Stres Kerja Sebelum Pemakaian Ear Plug

Dari analisis data sebelum pemakaian ear plug diperoleh rata-rata

stres kerja sebesar 35,39 dengan skor tertinggi 66 dan skor terendah 20.

Standar deviasinya adalah 12,80, dan dari uji normalitas data diperoleh

0,003 yang berarti p < 0,05, maka data tersebut berdistribusi tidak normal.

2. Analisis Stres Kerja Sesudah Pemakaian Ear Plug

Dari analisis data sesudah pemakaian ear plug diperoleh rata-rata

stres kerja sebesar 23,29 dengan skor tertinggi 56 dan skor terendah 11.

Standar deviasinya adalah 9,23, dan dari uji normalitas data diperoleh

0,000 yang berarti p < 0,05, maka data tersebut berdistribusi tidak normal.

Dari kedua hasil analisis tersebut didapatkan kedua data berdistribusi

tidak normal, sehingga uji T Berpasangan (Paired t-test) tidak dapat dilakukan

maka dipilih uji Wilcoxon. Dari hasil uji statistik Wilcoxon dapat diketahui

bahwa nilai sig. (2-tailed) adalah 0,000 atau kurang dari 0,01 (p ≤ 0,01) yang

berarti sangat signifikan. Dapat dinyatakan bahwa ada pengaruh pemakaian

ear plug terhadap stres kerja, dengan nilai Z = -4,411 yang artinya jika tidak

memakai ear plug memiliki 4,411 kali lebih besar berpotensi mengalami stres

kerja dibandingkan yang memakai ear plug.

Dari analisis data dapat diketahui bahwa rata-rata stres kerja sebelum

dan sesudah pemakaian ear plug mengalami penurunan 12,1. Hal ini

menunjukkan bahwa intensitas kebisingan yang melebihi nilai ambang batas

(NAB) mempengaruhi psikologis karyawan.

Page 72: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dengan memakai ear plug maka intensitas yang diterima berkurang 10

– 15 dBA, sedangkan yang tidak memakai ear plug intensitas kebisingan yang

diterima tetap melebihi nilai ambang batas (NAB). Sehingga hal inilah yang

menyebabkan pemakaian ear plug dapat menurunkan gangguan psikologis

khususnya stres kerja akibat bising.

Penelitian yang sejenis juga dilakukan oleh Noviani (2010), yang

menyatakan bahwa ada pengaruh intensitas kebisingan yang tinggi terhadap

stres kerja pada tenaga kerja penggilingan padi di Sukoharjo, dengan nilai p =

0,03 (p≤0,05) yang berarti signifikan. Selain itu, penelitian yang dilakukan

oleh Nadhiroh (2011), juga menyatakan bahwa ada hubungan yang sangat

signifikan antara paparan kebisingan dengan stres kerja pada tenaga di bagian

weaving PT. Triangga Dewi Surakarta dengan nilai p = 0,000 (p≤0,01).

D. Analisis Gejala Gangguan Tidur

Pengukuran gejala gangguan tidur dilakukan dengan menggunakan

kuesioner ISQ (Insomnia Symptom Questionnaire) terdiri dari 13 pertanyaan

subyektif dengan rincian : pertanyaan no 1, 2 dan 5 digunakan untuk

menentukan adanya frekuensi dan durasi kriteria gejala tidur, serta pertanyaan

no 6 – 13 digunakan untuk mengidentifikasi konsekuensi keluhan tidur yang

signifikan pada malam hari. Pengukuran dilakukan 1 hari sebelum dan 1 hari

sesudah pemakaian ear plug.

Page 73: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Analisis Gejala Gangguan Tidur Sebelum Pemakaian Ear Plug

Berdasarkan hasil pengukuran sebelum pemakaian ear plug

diperoleh hasil yaitu 17 orang yang mengalami gejala gangguan tidur dan

11 orang yang tidak mengalami gejala gangguan tidur.

2. Analisis Gejala Gangguan Tidur Sesudah Pemakaian Ear Plug

Berdasarkan hasil pengukuran sesudah pemakaian ear plug

diperoleh hasil yaitu 3 orang yang masih mengalami gejala gangguan tidur

dan 25 orang yang tidak mengalami gejala gangguan tidur.

Dari hasil uji Risk dapat diketahui bahwa nilai signifikansi

menunjukkan p = 0,042, maka dapat dinyatakan bahwa gejala gangguan tidur

antara sebelum dan sesudah pemakaian ear plug berbeda secara bermakna.

Tingkat kekuatan korelasi dapat dilihat dari nilai r yaitu 0,831. Hal ini

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat dengan nilai interval

0,80 – 1,000. Nilai Odds Ratio (OR) = 1,333 yang artinya jika tidak memakai

ear plug memiliki 1,333 kali lebih besar berpotensi mengalami gangguan tidur

dibandingkan yang memakai ear plug.

Menurut Tarwaka (2010), gangguan tidur merupakan salah satu efek

atau pengaruh dari stres kerja yang dialami oleh tenaga kerja. Gejala gangguan

tidur yang dialami oleh beberapa karyawan UD. Anggraini adalah efek dari

gangguan psikologis (stres kerja) yang diakibatkan oleh intensitas kebisingan

yang tinggi. Dari analisis data dapat diketahui bahwa karyawan yang

mengalami gejala gangguan tidur sebelum dan sesudah pemakaian ear plug

mengalami penurunan 15 orang, sedangkan untuk karyawan yang tidak

Page 74: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengalami gejala mengalami kenaikan sebesar 14 orang. Sehingga gejala

gangguan tidur yang merupakan efek dari stres kerja tersebut mengalami

penurunan setelah adanya pemakaian ear plug.

Dengan memakai ear plug maka intensitas yang diterima berkurang

10 – 15 dBA, sedangkan yang tidak memakai ear plug intensitas kebisingan

yang diterima tetap melebihi nilai ambang batas (NAB). Sehingga hal inilah

yang menyebabkan pemakaian ear plug dapat menurunkan gejala gangguan

tidur dari efek stres kerja yang diakibatkan oleh intensitas kebisingan melebihi

nilai ambang batas (NAB).

Hasil tersebut juga senada dengan penelitian yang dilakukan oleh

Triyono (2000), yang menyatakan bahwa ada pengaruh positif dari

penggunaan ear plug terhadap stres kerja dengan nilai p = 0,000 (p<0,05)

yang artinya signifikan.

Selain itu, terdapat juga penelitian yang dilakukan oleh Ulumuddin

(2011), yang menyatakan bahwa ada hubungan antara tingkat stres dengan

kejadian insomnia (gangguan tidur) dengan nilai p = 0,009 (p<0,05) yang

artinya signifikan.

Page 75: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Intensitas kebisingan melebihi nilai ambang batas (NAB) yang

diperkenankan, yaitu rata-ratanya 87,74 dBA.

2. Rata-rata stres kerja karyawan sebelum pemakaian ear plug yaitu 35,39

dengan skor tertinggi 66 dan terendah 20, sedangkan rata-rata stres kerja

sesudah pemakaian ear plug yaitu 23,29 dengan skor tertinggi 56 dan

terendah 11.

3. Jumlah responden yang mengalami gejala gangguan tidur sebelum

pemakaian ear plug ada 17 orang (60,71%) dan yang tidak mengalami ada

11 orang (39,29%), sedangkan jumlah responden yang mengalami

gangguan tidur sesudah pemakaian ear plug ada 3 orang (10,71%) dan

yang tidak mengalami sebanyak 25 orang (89,29%).

4. Ada pengaruh pemakaian ear plug terhadap penurunan stres kerja dengan

p = 0,000 yang artinya sangat signifikan dan gejala gangguan tidur dengan

p = 0,042 dan r = 0,831 yang artinya hubungannya sangat kuat pada

karyawan penggilingan padi di Sragen.

B. Saran

1. Bagi tenaga kerja sebaiknya menggunakan alat pelindung telinga atau ear

plug untuk mencegah gangguan psikologis yang berakibat pada terjadinya

Page 76: PENGARUH PEMAKAIAN EAR PLUG TERHADAP STRES KERJA …/Pengaruh...(NAB) 85 dBA dan karyawannya tidak memakai ear plug. Kebisingan itu menyebabkan stres kerja dan gejala gangguan tidur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

gangguan tidur akibat kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin

penggilingan padi.

2. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya dilakukan penelitian yang lebih

mendalam dengan memperhatikan faktor- faktor yang mempengaruhi stres

kerja dan gangguan tidur lainnya, seperti : keadaan psikologis, lingkungan

kerja, dan konsumsi obat-obatan.