pengaruh pelaksanaan good governance terhadap kinerja
TRANSCRIPT
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap
Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang )
DISUSUN
O
L
E
H
BUDI MULYAWAN
050903045
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE TERHADAP
KINERJA ORGANISASI ( Study Pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang )
Nama : Budi Mulyawan NIM : 050903045 Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen : Ilmu Administrasi Negara Pembimbing : Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang sebagai salah satu dinas pemerintahan yang berperan penting di kota Palembang, sampai saat ini Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang turut berpartisipasi aktif dalam meminimalkan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) di kota Palembang dengan tujuan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial kota Palembang tahun 2009. Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang telah banyak melakukan perubahan perubahan yang dinamis serta memberikan kontribusi yang besar pada masyarakat dengan selalu sejalan dengan perubahan sosial yang terjadi di kota Palembang. Berdasarkan tujuan yang telah disebutkan diatas maka diperlukannya suatu pemerintahan yang baik (good governance) dan juga kinerja dari organisasi tersebut. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh good governance terhadap kinerja organisasi. Good governance (X) adalah suatu konsep dalam penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab sejalan dengan demokrasi dan pasar yang efisien. Kinerja organisasi (Y) adalah hasil dari kegiatan kerjasama diantara anggota atau komponen organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode analisa kuantitatif. Sedangkan teknik analisa data yang diginakan adalah teknik korelasi antar variabel untuk membuktikan adanya pengaruh dari good governance terhadap kinerja organisasi. Berdasarkan hasil penlitian yang dilakukan dan dilanjutkan dengan meganalisa data yang diperoleh, maka hasilnya dikategorikan baik antara pelaksanaan good governance terdap kinerja organisasi sebesar 0,563. Bedasarkan uji hipotesis diperoleh nlai positif sebesar 5,409, hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara pelaksanaan good governance terhadap kinerja organisasi sebesar 31,69%, sehingga hipotesis yang menyatakan ada pengaruh antara pelaksanaan good governance terhadap kinerja organisasi. Keywords : Good Governance, Kinerja Organisasi, dinas Kesjahteraan
Sosial Kota Palembang.
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan
nikmat dan karunia-Nya penulis dapat menyeleasikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi Kasus Pada
Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ) ”
Skripsi ini merupakan karya ilmiah yang diperlukan untuk melengakapi
persyaratan melengkapi gelar sarjana serta sebagai wahana untuk melatih diri dan
mengembangkan wawasan berfikir dalam penulisan karya ilmiah ini.
Penulis mengakui bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
penulis dalam penelitian, pengumpulan literature, maupun penulisan karya ilmiah.
Namun berkat bimbingan dan arahan semua pihak, kesulitan yang ada dapat
diatasi dan karya ilmiah inipun dapat diselesaikan .
Untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakaih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. M. arif Nasution, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA selaku Ketua Departemen Ilmu
Administrasi Negara, Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik.
3. Ibu Dra. Beti Nasution, M.Si, selaku Serkertaris Departemen Ilmu
Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
4. Bapak Drs. Karyono, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan mengarahkan penulis dalam proses penyelesaian
skripsi ini.
5. Kepada Kak Mega dan Kak Emi serta Kak Dian selaku pegawai
pendidikan Fisip USU yang selalu membantu penulis dalam urusan
administrasi yang berhubungan dengan perkuliahan maupun skripsi.
6. Kepada seluruh pegawai Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang yang
telah membantu dan juga membimbing didalam pelaksanaan penelitian.
7. Untuk yang teristimewa ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
kedua orang tua saya, Muhammad Arsyad Latief (Ayah) dan Umi Kalsum
(Ibu) yang telah memberikan kasih sayang dan banyak memberikan dukungan
dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini. Tiada kata-kata yang bisa
mengungkapkan betapa besar rasa terimakasih ananda sampaikan.
8. Untuk saudara-saudara saya Kak Tommy, Ayuk Fifin, Kak Momon, Mbak
Rini, Kak Adi, Kak Agus dan juga ke dua keponakan saya yang tercinta
Zilan Zolilan, dan Patih Malik dan juga kedua nenek saya dan kakek
tersayang Fatimah, Cahaya dan Latief, saya ucapakan terima kasih atas
dukungan materiil maupun sprituil sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi
saya ini.
9. Untuk sahabat-sahabatku di Palembang Teddy, Gepeng, Ikik, Sono, Apis,
Apek, Sendy, Desty, Cicik, Anggok saya ucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya atas semua dukungan dan semangat yang telah diberikan serta
persahabatan yang terjalin selama ini.
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
10. Untuk sahabat-sahabatku tercinta Fanie, Crismanto, Ula, Bajaj, Nelda,
Wiwid, Novan, Ester, Sabet, Rahmi, Iman dan teman-teman AN’05 serta
teman-teman kost Bang Ian, Bang Andy, Bang AL, dan Ricky terimakasih
sekali saya ucapkan atas dukungan dan semangat yang kalian berikan semoga
persahabatan kita abadi.
11. Terakhir untuk semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini, penulis ucapakan terima kasih.
Akhir kata penulis mengucapakan terima kasih banyak atas semua pihak yang
terlibat dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan namanya
satu-persatu.
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. v
DAFTAR TABEL .................................................................................. viii
LAMPIRAN .............................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Perumusan Masalah ................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 4
E. Kerangka Teori .......................................................................... 4
1. Good Governance ............................................................... 5
1.1 Pengertian Governance .......................................... 5
1.2. Good Governance ................................................ 7
2. Kinerja Organisasi ............................................................ 12
2.1. Organisasi .......................................................... 12
2.2. Kinerja Organisasi .............................................. 19
3. Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja
Organisasi ........................................................................ 26
F. Hipotesa .................................................................................. 27
G. Defenisi Konsep ...................................................................... 27
H. Defenisi Operasional............................................................... 28
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
I. Sistematika Penulisan ............................................................... 32
BAB II METODELOGI PENELITIAN ................................................ 33
A. Bentuk Penelitian ..................................................................... 33
B. Lokasi Penelitian .................................................................... 33
C. Populasi dan Sampel ................................................................ 33
1. Populasi…………………………………………………..33
2 Sampel ............................................................................ 33
D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 34
E. Teknik Penentuan Skor ............................................................ 35
F. Teknik Analisa Data ................................................................. 36
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ..................... 39
A. Sejarah Ringkas Kantor Dinas Kesejahteraan Sosial Kota
Palembang ............................................................................... 39
B. Visi dan Misi Dinas Kesejahteraan Kota Palembang ................ 40
C. Struktur Organisasi .................................................................. 40
D. Tugas Pokok dan Fungsi .......................................................... 44
BAB IV PENYAJIAN DATA PENELITIAN ........................................ 48
A. Deskripsi Data Identitas Responden .................................................... 48
B. Pelaksanaan Good Governance ..................................................... 52
C. Kinerja Organisasi ......................................................................... 68
D. Klasifikasi Data ............................................................................. 73
E. Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap
Kinerja Organisasi ......................................................................... 75
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
BAB V ANALISA DATA ....................................................................... 80
A. Pelaksanaan Good Governance ...................................................... 80
B. Kinerja Organisasi ......................................................................... 81
C. Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap
Kinerja Organisasi ......................................................................... 81
BAB VI PENUTUP ................................................................................. 84
A. Kesimpulan ................................................................................... 84
B. Saran ............................................................................................. 85
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 86
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Pedoman untuk memberikan interprestasi Koefisien Korelasi…37
Tabel 2. Distribusi Responden Beradarkan Jenis Kelamin………………48
Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Kelompok Usia…………… ......49
Tabel 4 Distribusi Responden Menurut Pangkat/Golongan Pegawai........50
Tabel 5. Distribusi Pegawai Menurut Lama Berkerja…………………….50
Tabel 6. Dalam Membuat Suatu Kebijakan Melibatkan Masyarakat…….51
Tabel 7. Menerima Masukan-Masukan Dari Masyarakat………………..52
Tabel 8 Selalu Menindak Tegas Pegawai yang Melakukan Pelanggaran
Disipiln………………………………………………………….53
Tabel 9. Tegas Terhadap Pegawai/Pimpinan yang Menyalahgunakan
Wewenangnya……………………………… …………………..54
Tabel 10. Penerapan Hukum Yang Sama Secara Adil Terhadap Pegawai Staf
dan Pimpinan……………………………………………………55
Tabel 11. Sistem Komunikasi Organisasi Dinas Kesejahteraan Sosial Kota
Palembang Dengan Masyarakat Seperti di Dalam Pelayanan….56
Tabel 12 Kebijakan yang dibuat oleh Dinas Kesejahteraan Kota Palembang
Demi Kepentingan Masyarakat…………………………………57
Tabel 13. Laporan Keuangan Dipublikasikan kepada Masyarakat………..58
Tabel 14. Masyarakat Dapat Mengakses Masalah-Masalah di Dinas
Kesejahteraan Sosial Kota Palembang……………………….....59
Tabel 15. Membedakan Perempuan dalam Penempatan Posisi……………60
Tabel 16. Pelaksanaan Kerja Didasarkan pada Prinsip Efektivitas………..61
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
Tabel 17. Pelaksanaan Kerja Didasarkan pada Prinsip Efisiensi…………..62
Tabel 18. Membuat Peraturan Mengenai Kesejahteraan Sosial yang Memihak
pada Kepentingan Masyarakat …………………………………63
Tabel 19. Program Kerja yang dibuat Bertujuan Untuk Melayani Masyarakat
Sebaik Mungkin………………………………………………....64
Tabel 20. Pimpinan Mempunyai Visi dan Strategi untuk Mengembangkan
Pegawai………………………………………………………….65
Tabel 21. Hasil Pekerjaan Telah Mencapai Sasaran yang Diinginkan oleh
Organisasi……………………………………………………….66
Tabel 22. Menyelesaikan Pekerjaan Tepat Waktu…………………………67
Tabel 23. Menunda Pekerjaan……………………………………………...67
Tabel 24. Memberikan Pelayanan yang Optimal Kepada Masyarakat…….68
Tabel 25. Tanggap Terhadap Keluhan dan Keinginan Masyarakat………..69
Tabel 26. Klasifikasi Data Variabel Pelaksanaan Good Governance……...70
Tabel 27. Klasifikasi Data Variabel Kinerja Organisasi…………………...71
Tabel 28. Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien korelasi….77
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Angket Penelitian
Lampiran 2 Daftar Pertanyaan Wawancara Kepada Masyarkat
Lampiran 3. Skor Jawaban Responden Tentang Pelaksanaan Good
Governance.
Lampiran 4 Skor Jawaban Responden Tentang Kinerja Organisasi
Lampiran 5 Koefisien Korelasi
Lampiran 6 Tabel nilai R Product Moment
Lampiran 7 Tabel Nilai-Nilai “t”
Lampiran 8 Permohonan judul Skripsi
Lampiran 9 Penunjukan Dosen Pembimbing
Lampiran 10 Undangan Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi
Lampiran 11 Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi
Lampiran 12 Berita Acara Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi
Lampiran 13 Daftar Hadir Peserta Seminar Proposal Usulan Penelitian
Skripsi
Lampiran 14 Surat Rekomendasi/Izin Penelitian dari FISIP USU
Lampiran 15 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian dari
Dinas Kesejahteraan Sosial kota Palembang.
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada saat krisis terjadi, ada wacana yang menyebutkan bahwa asal muasal
krisis adalah kurangnya kualitas “governansi” atau governance kita. Baik disektor
pemerintah maupun disektor bisnis. Bertolak dari proses reformasi 1998 yang
menginginkan suatu perubahan mendasar dalam penyelenggaraan pemerintahan
yang lebih transparan, berkeadilan dan akuntabel. Maka tuntunan akan adanya
pemerintahan yang baik (good governance) menjadi relevan berhubungan satu
dengan yang lainnya. Tujuan reformasi untuk penguatan peran masyarakat
dengan penerapan demokrasi rakyat tidak tercapai jika tidak didukung oleh suatu
pemerintahan yang kredibel dan dapat dipertanggung jawabkan.
Semangat reformasi telah mewarnai pendayahgunaan aparatur negara dengan
tuntutan untuk mewujudkan administrasi negara yang mampu mendukung
kelancaran dan keterpaduan pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggaraan
pemerintahan negara dan pembangunan, dengan mempraktekan prinsip-prinsip
good governance.
Good governance dimaksud adalah merupakan proses penyelenggaraan
kekuasaan negara dalam melaksanakan penyediaan public good and service
disebut governance (pemerintahan atau kepemerintahan) sedangkan praktek
terbaiknya adalah “good governance” (kepemerintahan yang baik) agar good
governance dapat menjadi kenyataan dan berjalan dengan baik, maka dibutuhkan
komitmen dari semua pihak yaitu pemerintahan dan masyarakat. Good
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
governance yang efektif menuntut adanya koordinasi yang baik dan intergritas,
profesional dan etos kerja dan moral yang tinggi dengan demikian penerapan good
governance dalam penyelenggaraan pemerintahan Negara merupakan tantangan
tersendiri.
Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat utama untuk
mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan
Negara. Dalam rangka hal tersebut, diperlukan pengembangan dan penerapan
sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas dan nyata sehingga dalam
penyelenggaraan pemerintahan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil
guna bertanggung jawab serta bebas KKN.
Hari ini konsep good governace untuk dilaksanakan dalam penyelenggaraan
kehidupan berbangsa dan bernegara dilatar belakangi oleh banyak faktor. Namun
demikian salah satu faktor yang terbesar adalah ketidakberdayaan pemerintah
negara-negara berkembang dalam menghadapi eraglobalisasi yang penuh dengan
hiperkompetisi. Pemerintah tidak lagi menjadi pemain tetapi mengharapkan peran
lebih besar dari sector swasta dan masyarakat sipil (rakyat).
Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang adalah salah satu mitra
pemerintah sebagai mitra pemerintah Kota Palembang dalam penyelenggaraan
pemerintah kota serta merupakan unsur pelaksanaan asas desentaralisasi. Maka
dalam rangka menciptakan good governance, Dinas Kesejahteraan Sosial Kota
Palembang sangat berperan penting, dengan pengertian lain Dinas Kesejahteraan
Kota Palembang harus menjadi suatu organisasi yang mempunyai kinerja yang
baik agar dapat mencapai sasaran yang diinginkan. Mengingat bahwa kinerja dari
suatu organisasi itu adalah untuk mencapai tujuan tertentu yang sudah ditetapkan
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
sebelumnya, maka informasi tentang kinerja organisasi merupakan suatu hal yang
sangat penting.
Informasi tentang kinerja organisasi dapat digunakan untuk mengevaluasi
apakah proses kerja yang dilakukan organisasi selama ini sudah sejalan dengan
tujuan yang diharapkan atau belum. Akan tetapi dalam kenyataannya banyak
organisasi yang justru kurang atau bahkan tidak jarang ada yang tidak mempunyai
informasi tentang kinerja dalam organisasinya
Untuk menilai kinerja organisasi ini tentu saja diperlukan indikator-indikator
atau kriteria-kriteria untuk mengukurnya secara jelas. Tanpa indikator dan kriteria
yang jelas tidak akan ada arah yang dapat digunakan untuk menentukan mana
yang relatif lebih efektif diantara, alternatif alokasi sumber daya yang berbeda,
alternatif desain-desain organisasi yang berbeda, dan diantara pilihan-pilihan
pendistribusian tugas dan wewenang yang berbeda. Sekarang permasalahannya
adalah kriteria apa yang digunakan untuk menilai organisasi.
Sebagai sebuah pedoman, dalam menilai kinerja organisasi harus
dikembalikan pada tujuan atau alasan dibentuknya suatu organisasi. Misalnya,
untuk sebuah organisasi privat/swasta yang bertujuan untuk menghasilkan
keuntungan dan barang yang dihasilkan, maka ukuran kinerjanya adalah seberapa
besar organisasi tersebut mampu memproduksi barang untuk menghasilkan
keuntungan bagi organisasi. Indikator yang masih bertalian dengan sebelumnya
adalah seberapa besar efficiency pemanfaatan input untuk meraih keuntungan itu
dan seberapa besar effectivity process yang dilakukan untuk meraih keuntungan
tersebut.
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
Bertitik tolak dari latar belakang yang dikemukakan diatas, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Pelaksanaan
Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas
Kesejahteraan Sosial Kota Palembang )”.
B. Perumusan Masalah
Untuk dapat memudahkan dalam penelitian ini dan agar penelitian ini
memiliki arah yang jelas dalam menginterprestasikan fakta dan data ke dalam
penulisan skripsi, maka terlebih dahulu dirumuskan permasalahannya. Adapun
permasalahan yang diajikan dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana Pengaruh
Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi di Dinas
Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ?”
C. Tujuan Penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan terhadap suatu masalah pasti mempunyai
tujuan yang ingin dicapai. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Good Governance pada Dinas
kesejahteraan Sosial Kota Palembang.
2. Untuk mengetahui bagaimana efektifitas kerja pegawai pada Dinas
kesejahteraan Sosial Kota Palembang.
3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh pelaksaanaan Good Governance
terhadap efektifitas kerja pegawai pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota
Palembang.
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari peneitian ini adalah:
1. Bagi penulis secara subjektif adalah sebagai suatu tahapan untuk melatih
dan mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis dan teoritis
dalam memecahkan suatu permasalahan secara objektif dan kritis melalui
suatu karya ilmiah sehingga diperoleh suatu kesimpulan yang bersifat
teruji dan berguna
2. Bagi mahasiswa lainnya sebagi khasanah ilmiah untuk penelitian lainnya.
3. Bagi FISIP-USU khususnya Departemen Ilmu Administrasi Negara
sebagai bahan referensi, bahan kajian dan bahan perbandingan bagi
mereka yang memerlukannya dan orang-orang yang tertarik dengan
pemasalahan ini.
E. Kerangka Teori
Adalah sebahagian konsep, defenisi dan kontruksi defenisi dan proposisi yang
menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan merumuskan
konsep. Kerangka teori merupakan landasan pemikiran untuk melaksanakan
penelitian dan teori digunakan untuk menjelaskan fenomena social yang menjadi
objek penelitian (Singarimbun, 1995:73).
Berdasarkan rumusan diatas maka, penelitian akan mengemukakan beberapa
teori, pendapat, ataupun gagasan yang akan dijadikan sebagai titik tolak atau
landasan berfikir dalam penelitian ini.
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
1. Good Governance
1.1. Governance
Konsep governance bukanlah konsep baru, konsep governance sama luasnya
dengan peradaban manusia, salah satu pembahasan tentang good governance
dapat ditelusuri dari tulisan J.S Endarlin (Setyawan , 2004 : 223) governance
merupakan suatu terminologi yang digunakan untuk mengganti istilah
government, yang menunjuk penggunaan otoritas politik, ekonomi dan
administrasi dalam mengelola masalah-masalah kenegaraan.
Governance yang diterjemehkan menjadi tata pemerintahan adalah
penggunaan wewenang ekonomi, politik dan administrasi guna mengelola urusan-
urusan negara pada semua tingkat. Tata pemerintahan mencangkup seluruh
mekanisme, proses dan lembaga-lembaga dimana warga dan kelompok-kelompok
masyarakat mengutamakan kepentingan mereka, menggunakan hak hukum,
memenuhi kewajiban dan menjembatani perbedaan-perbedaan diantara mereka.
Defenisi lain menyebutkan governance adalah mekanisme pengelolaan sumber
daya ekonomi dan social yang melibatkan pengaruh sektor negara dan sektor non-
pemerintah dalam suatu usaha kolektif. Defenisi ini mengasumsikan banyak aktor
yang terlibat dimana tidak ada yang sangat dominan yang menentukan gerak aktor
lain. Pesan pertama dari terminology governance membantah pemahaman formal
tentang berkerjanya institusi-institusi negara. Governance mengakui bahwa
didalam masyarakat terdapat banyak pusat pengambilan keputusan yang berkerja
pada tingkat yang berbeda.
Governance sebagai proses pengambilan keputusan dan proses yang mana
keputusan itu diimplementasikan, maka analisis governance difokuskan pada
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
faktor-faktor formal dan informal yang terlibat dalam pengambilan keputusan dan
implementasinya serta struktur formal dan informal yang disususun untuk
mendatangkan implementasi keputusan. Governance dapat digunakan dalam
beberapa konteks seperti coorporate governance, international governance,
national governance dan local governance.
Menurut Kooiman (Setyawan, 2004 : 224) mengatakan governance
merupakan serangkaian proses interaksi social politik antara pemerintah dengan
masyarakat dalam berbagai bidang yang berkaitan dengan kepentingan
masyarakat dan intervensi pemerintah atas kepentingan-kepentingan tersebut.
Governance merupakan mekanisme-mekanisme, proses-proses dan institusi-
institusi melalui warga negara mengartikulasikan kepentingan-kepentingan
mereka, memediasi perbedaan-perbedaan mereka serta menggunakan hak dan
kewajiban legal mereka. Governance merupakan proses lembaga-lembaga
pelayanan, mengelola sumber daya publik dan menjamin realita hak asasi
manusia. Dalam konteks ini good governance memiliki hakikat yang sesuai yaitu
bebas dari penyalahgunaan wewenang dan korupsi serta dengan pengakuan hak
berlandaskan pada pemerintahan hukum.
1.2. Good Governance
Istilah Good Governance berasal dari induk bahasa Eropa, Latin, yaitu
Gubernare yang diserap oleh bahasa inggris menjadi govern, yang berarti steer
(menyetir, mengendalikan), direct (mengarahkan), atau rule (memerintah).
Penggunaan utama istilah ini dalam bahasa inggris adalah to rule with authority,
atau memerintah dengan kewenangan.
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
Pengertian good governance diatas merupakan suatu pemahaman atau pijakan
dari akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Good governance sebenarnya
mempunyai makna sebagai kepengelolaannya atau kepengarahannya yang baik
bukan kepemerintahan yang baik. Memang pemahaman ini mempunyai
perbedaan dengan pemahaman dasar di lingkungan kita selama ini, antara lain
yang diperkenalkan oleh lembaga Administrasi Negara dan Badan Pengawasn
Keuangan dan Pembangunan.
Pengertian good governance menurut (Mardiasmo, 1998:18) adalah suatu
konsep pendekatan yang berorientasi kepada pembangunan sektor publik oleh
pemerintah yang baik. Lebih lanjut menurut Bank Dunia yang dikutip (Wahab,
2002 :34) menyebut good governance adalah suatu konsep dalam
penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab
sejalan dengan demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dan
investasi yang langka dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun
administrative, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal and political
framework bagi tumbuhnya aktivitas kewiraswastaan. Selain itu Bank Dunia juga
mensinonimkan good governance sebagi hubungan sinergis dan konstruktif
diantara Negara, sector dan masyarakat (Effendi, 1996:47)
Berkaitan dengan good governance, Mardiasmo (Tangkilisan, 2005:114)
mengemukakan bahwa orientasi pembangunan sektor publik adalah untuk
menciptakan good governance, dimana pengertian dasarnya adalah pemerintahan
yang baik. Kondisi ini berupaya untuk menciptakan suatu penyelenggaraan
pembangunan yang solid dan bertanggung jawab sejalan dengan prinsip
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
demokrasi, efesiensi, pencegahan korupsi, baik secara politik maupun
administrasi..
Tuntutan reformasi yang berkaitan dengan aparatur negara adalah perlunya
mewujudkan administrasi negara yang mampu mendukung kelancaran dan
perpaduan pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan dan
pembagunan menurut dipraktekknanya prinsip good governance.
Menurut dokumen United Nation Development Program (UNDP), tata
pemerintahan adalah penggunaan wewenang ekonomi politik dan administrasi
guna mengelola urusan-urusan negara pada semua tingkat. Tata pemerintahan
mencangkup seluruh mekanisme, proses dan lembaga-lembaga dimana warga dan
kelompok-kelompok masyarakat mengutarakan kepentingan mereka,
menggunakan hak hukum, memenuhi kewajiban dan menjembatani perbedaan-
perbedaan diantara mereka. Jelas bahwa good governance adalah masalah
perimbangan antara negara, pasar dan masyarakat.
Menurut UNDP (United nation Development Program) mengemukakan
bahwa karakteristik atau prinsip-prinsip yang dikembangkan dalam pemerintahan
yang baik (good governance) adalah sebagai berikut
1. Partisipasi
Setiap orang atau setiap warga negara baik laki-laki maupun perempuan
harus memiliki hak suara yang sama dalam proses pengambilan keputusan,
baik secara langsung maupun melalui lembaga perwakilan, sesuai dengan
kepentingan dan aspirasinya masing-masing. Partisipasi yang luas ini
perlu dibangun dalam suatu tatanan kebebasan berserikat dan berpendapat,
serta kebebasan untuk berpartisipasi secara konstruktif
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
2. Aturan Hukum ( Rule of Law )
Kerangka aturan hukum dan perundang-undangan haruslah berkeadilan
ditegakkkan dan dipatuhi secara utuh (impartially), terutama tentang
aturan hukum tentang hak asasi manusia.
3. Transparasi
Transparasi harus dibangun dalam kerangka kebebasan aliran informasi
berbagai proses, kelembagaan, dan informasi harus dapat diakses secara
bebas oleh mereka yang membutuhkannya, dan informasi harus dapat
disediakan secara memadai dan mudah dimengerti, sehingga dapat
digunakan sebagai alat monitoring dan evaluasi
4. Daya Tanggap (Responsivenes)
Seiap institusi dan prosesnya harus diarahkan pada upaya untuk melayani
berbagai pihak yang berkepentingan (stake holders)
5. Berorientasi Konsensus (Consensus Orientation)
Pemerintah yang baik (good governance) akan bertindak sebagai penegah
(mediator) bagi berbagai kepentingan yang berbeda untuk mencapai
konsesus atau kesepakatan yang terbaik bagi kepentingan masing-masing
pihak, dan jika mungkin juga diberlakukan terhadap berbagai kebijakan
dan prosedur yang kan ditetapkan pemerintah.
6. Berkeadilan (Equity)
Pemerintahan yang baik akan memberikan kesempatan yang sama baik
terhadap laki-laki maupun perempuan dalam upaya mereka untuk
meningkatkan dan memelihara kualitas hidupnya.
7. Efektifitas dan efisiensi
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
Setiap proses kegiatan dan kelembagaan diarahkan untuk menghasilkan
sesuatu yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan melaui pemanfaatan
yang sebaik-baiknya dari berbagai sumber yang tersedia.
8. Akuntabilitas
Para pengambil keputusan (decision makers) dalam organisasi sector
pelayanan, dan warga negara madani memiliki pertanggungjawaban
(akuntanbilitas) kepada publik (masyarakat umum) sebagaimana halnya
kepada para pemilik (stake holders). Pertanggung jawaban tersebut
berbeda-beda, tergantung pada jenis keputusan organisasi itu bersifat
internal atau bersifat eksternal.
9. Bervisi strategis
Para pemimpin dan warga negara memiliki perspektif yang luas dan
jangka panjang tentang penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good
governance ) pembangunan manusia, bersamaan dengan dirasakannya
kebutuhan untuk pembangunan tersebut. Mereka juga memahami aspek-
aspek histories, kultur, dan kompleksitas social yang mendasari perspektif
mereka.
10. Saling keterkaitan
Bawa keseluruhan ciri good governance tersebut diatas adalah saling
memperkuat dan saling terkait dan tidak berdiri sendiri. Misalnya,
informasi semakin mudah diakses berarti transparasi semakin baik, tingkat
partisipasi akan semakin luas, dan proses pengambilan keputusan akan
semakin efektif. Partisipasi yang semakin luas akan berkontribusi kepada
dua hal, yaitu terhadap pertukaran informasi yang diperlukan bagi
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
pengambilan keputusan dan memperkuat keabsahan atau legitimasi atas
berbagai keputusan yang ditetapkan. Tingkat legitimasi keputusan yang
kuat pada gilirannya akan mendorong efektifitas pelaksanaanya.
Kelembagaan yang responsive harus transparan dan berfungsi sesuai
dengan aturan hukum dan perundang-undangan yang berlaku agar
keberfungsiannya itu dapat bernilai dan berkeadilan.
Prinsip-prinsip diatas adalah merupakan suatu karakteristik yang harus
dipenuhi dalam pelaksanaan good governance yang berkaitan dengan kontrol dan
pengendalian, yakni pengendalian suatu pemerintahan yang baik agar cara dan
penggunaan cara sungguh-sungguh mencapai hasil yang dikendaki stake holders.
(Winarno, 2002:53) menyebutkan sebenarnya good governance berkenaan
dengan masalah bagaimana suatu organisasi ditata dan bagaimana tatanaan
tersebut berproses jadi prinsipnya adalah implementasi sudah sesuai dengan
rencana, apakah hasil yang diperoleh benar-benar bermanfaat bagi masyarakat.
Berkaitan dengan pemerintah yang dikelola siapa saja yang mempunyai
kualifikasi profesional mengarah kepada kinerja SDM yang ada dalam organisasi
publik sehingga dalam penyelenggaraan good governance didasarkan pada kinerja
organisasi publik yaitu responsivitas (responsivinies), responsibilitas
(responsibility), dan akuntabilitas (accountability ).
Penerapan good governance kepada pemerintah adalah ibarat warga negara
memastikan bahwa mandat, wewenang, hak dan kewajiban telah dipenuhi sebaik-
baiknya. Disisi pula kita melihat bahwa arah kedepan good governance adalah
pemerintahan yang proposional, bukan dalam arti pemerintah yang dikelola oleh
para teknokrat, oleh siapa saja yang mempunyai kualifikasi profesional, yaitu
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
mereka yang mempunyai ilmu pengetahuan, yang mampu mentransfer ilmu dan
pengetahuan menjadi skill dan dalam pelaksanaannya berdasarkan etika dan
moralitas yang tinggi.
Agenda selanjutnya adalah good governance sebuah upaya baik untuk
meningkatkan pemerintah disetiap tingkat, namun demikian, harus disadari tujuan
dari good governance untuk menjalankan pekerjaan pemerintah yang baik yang
bersih berdasarkan hukum yang berlaku agar tidak terjadi penyimpangan atau
penyelewengan dalam pelaksanaan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
2. Kinerja Organisasi
2.1. Organisasi
Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat.
Pengertian organisasi telah banyak disampaikan para ahli, tetapi pada dasarnya
tidak ada perbedaan yang prinsip, dan sebagai bahan perbandingan akan
disampaikan beberapa pendapat sebagai berikut
Chester I. Barnard (1938) mengemukakan bahwa : “ Organisasi adalah system
kerjasama antara dua orang atau lebih”. James D. Mooney mengatakan bahwa :
Organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
Menurut Dimock, organisasi adalah organisasi adalah perpaduan secara sistematis
daripada bagian-bagian yang saling ketergantungan/berkaitan untuk membentuk
suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi dan pengawasan dalam
usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan).
Dari beberapa pengertian organisasi di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
organisasi harus memiliki tiga unsur dasar, yaitu :
1. Orang-orang (sekumpulan orang),
2. Kerjasama,
3. Tujuan yang ingin dicapai,
Dengan demikian organisasi merupakan sarana untuk melakukan kerjasama
antara orang-orang dalam rangka mencapai tujuan bersama, dengan
mendayagunakan sumber daya yang dimiliki Seperti telah diuraikan di atas
bahwa organisasi memiliki tiga unsur dasar, dan secara lebih rinci organisasi
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Adanya suatu kelompok orang yang dapat dikenal dan saling mengenal,
2. Adanya kegiatan yang berbeda-beda, tetapi satu sama lain saling berkaitan
(interdependent part) yang merupakan kesatuan kegiatan,
3. Tiap-tiap orang memberikan sumbangan atau kontribusinya berupa;
pemikiran, tenaga, dan lain-lain,
4. Adanya kewenangan, koordinasi dan pengawasan,
5. Adanya tujuan yang ingin dicapai.
Prinsip-prinsip organisasi banyak dikemukan oleh para ahli, salah satunya
A.M. Williams yang mengemukakan pendapatnya cukup lengkap Government,
bahwa prinsip-prinsip organisasi meliputi
. 1. Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas.
Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai, dengan
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
demikian tidak mungkin suatu organisasi tanpa adanya tujuan. Misalnya,
organisasi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas sebagai
suatu organisasi, mempunyai tujuan yang ingin dicapai antara lain,
memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan lain lain.
2. Prinsip Skala Hirarkhi.
Dalam suatu organisasi harus ada garis kewenangan yang jelas dari
pimpinan, pembantu pimpinan sampai pelaksana, sehingga dapat
mempertegas dalam pendelegasian wewenang dan pertanggungjawaban,
dan akan menunjang efektivitas jalannya organisasi secara keseluruhan.
3. Prinsip Kesatuan Perintah.
Dalam hal ini, seseorang hanya menerima perintah atau bertanggung
jawab kepada seorang atasan saja.
4. Prinsip Pendelegasian Wewenang.
Seorang pemimpin mempunyai kemampuan terbatas dalam menjalankan
pekerjaannya, sehingga perlu dilakukan pendelegasian wewenang kepada
bawahannya. Pejabat yang diberi wewenang harus dapat menjamin
tercapainya hasil yang diharapkan. Dalam pendelegasian, wewenang yang
dilimpahkan meliputi kewenangan dalam pengambilan keputusan,
melakukan hubungan dengan orang lain, dan mengadakan tindakan tanpa
minta persetujuan lebih dahulu kepada atasannya lagi.
5. Prinsip Pertanggungjawaban.
Dalam menjalankan tugasnya setiap pegawai harus bertanggung jawab
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
sepenuhnya kepada atasan.
6. Prinsip Pembagian Pekerjaan.
Suatu organisasi, untuk mencapai tujuannya, melakukan berbagai aktivitas
atau kegiatan. Agar kegiatan tersebut dapat berjalan optimal maka
dilakukan pembagian tugas/pekerjaan yang didasarkan kepada
kemampuan dan keahlian dari masing-masing pegawai. Adanya kejelasan
dalam pembagian tugas, akan memperjelas dalam pendelegasian
wewenang, pertanggungjawaban, serta menunjang efektivitas jalannya
organisasi.
7. Prinsip Rentang Pengendalian.
Artinya bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh
seorang atasan perlu dibatasi secara rasional. Rentang kendali ini sesuai
dengan bentuk dan tipe organisasi, semakin besar suatu organisasi dengan
jumlah pegawai yang cukup banyak, semakin kompleks rentang
pengendaliannya.
8. Prinsip Fungsional.
Bahwa seorang pegawai dalam suatu organisasi secara fungsional harus
jelas tugas dan wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerja, serta
tanggung jawab dari pekerjaannya.
9. Prinsip Pemisahan.
Bahwa beban tugas pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan tanggung
jawabnya kepada orang lain.
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
10..Prinsip Keseimbangan.
Keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif dengan tujuan
organisasi. Dalam hal ini, penyusunan struktur organisasi harus sesuai
dengan tujuan dari organisasi tersebut. Tujuan organisasi tersebut akan
diwujudkan melalui aktivitas/ kegiatan yang akan dilakukan. Organisasi
yang aktivitasnya sederhana (tidak kompleks) contoh ‘koperasi di suatu
desa terpencil’, struktur organisasinya akan berbeda dengan organisasi
koperasi yang ada di kota besar seperti di Jakarta, Bandung, atau
Surabaya.
11. Prinsip Fleksibilitas
Organisasi harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan perkembangan
sesuai dengan dinamika organisasi sendiri (internal factor) dan juga karena
adanya pengaruh di luar organisasi (external factor), sehingga organisasi
mampu menjalankan fungsi dalam mencapai tujuannya.
12. Prinsip Kepemimpinan.
Dalam organisasi apapun bentuknya diperlukan adanya kepemimpinan,
atau dengan kata lain organisasi mampu menjalankan aktivitasnya karena
adanya proses kepemimpinan yang digerakan oleh pemimpin organisasi
tersebut.
Jenis-Jenis Organisasi Pengelompokan jenis organisasi dapat dilakukan
dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
1. Berdasarkan jumlah orang yang memegang pucuk pimpinan.
(1) bentuk tunggal, yaitu pucuk pimpinan berada ditangan satu orang,
semua kekuasaan dan tugas pekerjaan bersumber kepada satu orang. (2)
bentuk komisi, pimpinan organisasi merupakan suatu dewan yang terdiri
dari beberapa orang, semua kekuasaan dan tanggung jawab dipikul oleh
dewan sebagai suatu kesatuan.
2. Berdasarkan lalu lintas kekuasaan.
Bentuk organisasi ini meliputi; (1) organisasi lini atau bentuk lurus,
kekuasaan mengalir dari pucuk pimpinan organisasi langsung lurus kepada
para pejabat yang memimpin unit-unit dalam organisasi, (2) bentuk lini
dan staff, dalam organisasi ini pucuk pimpinan dibantu oleh staf pimpinan
ahli dengan tugas sebagai pembantu pucuk pimpinan dalam menjalankan
roda organisasi, (3) bentuk fungsional, bentuk organisasi dalam
kegiatannya dibagi dalam fungsi-fungsi yang dipimpin oleh seorang ahli
dibidangnya, dengan hubungan kerja lebih bersifat horizontal.
3. Berdasarkan sifat hubungan personal, yaitu ;
(1) organisasi formal, adalah organisasi yang diatur secara resmi, seperti :
organisasi pemerintahan, organisasi yang berbadan hukum (2) organisasi
informal, adalah organisasi yang terbentuk karena hubungan bersifat
pribadi, antara lain kesamaan minat atau hobby, dll.
4. Berdasarkan tujuan.
Organisasi ini dapat dibedakan, yaitu : (1) organisasi yang tujuannya
mencari keuntungan atau ‘profit oriented’ dan (2) organisasi sosial atau
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
‘non profit oriented
5. Berdasarkan kehidupan dalam masyarakat, yaitu ;
(1) organisasi pendidikan, (2) organisasi kesehatan, (3) organisasi
pertanian, dan lain lain.
6. Berdasarkan fungsi dan tujuan yang dilayani, yaitu :
(1) Organisasi produksi, misalnya organisasi produk makanan, (2)
Organisasi berorientasi pada politik, misalnya partai politik (3) Organisasi
yang bersifat integratif, misalnya serikat pekerja (4) Organisasi
pemelihara, misalnya organisasi peduli lingkungan, dan lain lain.
7. Berdasarkan pihak yang memakai manfaat.
Organisasi ini meliputi; (1) Mutual benefit organization, yaitu organisasi
yang kemanfaatannya terutama dinikmati oleh anggotanya, seperti
koperasi, (2) Service organization, yaitu organisasi yang kemanfaatannya
dinikmati oleh pelanggan, misalnya bank, (3) Business Organization,
organisasi yang bergerak dalam dunia usaha, seperti perusahaan-
perusahaan, (4) Commonwealth organization, adalah organisasi yang
kemanfaatannya terutama dinikmati oleh masyarakat umum, seperti
organisasi pelayanan kesehatan, contohnya rumah sakit, Puskesmas, dll
2.2. Kinerja Organisasi
Kinerja adalah sebuah kata dalam bahasa Indonesia dari kata dasar "kerja"
yang menterjemahkan kata dari bahasa asing prestasi. Bisa pula berarti hasil kerja.
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
Pengertian Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau
tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau manajer sering
tidak memperhatikan kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba
salah. Terlalu sering manajer tidak mengetahui betapa buruknya kinerja telah
merosot sehingga perusahaan / instansi menghadapi krisis yang serius. Kesan-
kesan buruk organisasi yang mendalam berakibat dan mengabaikan tanda-tanda
peringatan adanya kinerja yang merosot.
Konsep kinerja (Performance) dapat didefinisikan sebagai sebuah pencapaian
hasil atau degree of accomplishtment (Rue dan byars, 1981 dalam Keban 1995).
Hal ini berarti bahwa, kinerja suatu organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan
sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang
sudah ditetapkan sebelumnya. Mengingat bahwa kinerja dari suatu organisasi itu
adalah untuk mencapai tujuan tertentu yang sudah ditetapkan sebelumnya, maka
informasi tentang kinerja organisasi merupakan suatu hal yang sangat penting.
Informasi tentang kinerja organisasi dapat digunakan untuk mengevaluasi
apakah proses kerja yang dilakukan organisasi selama ini sudah sejalan dengan
tujuan yang diharapkan atau belum. Akan tetapi dalam kenyataannya banyak
organisasi yang justru kurang atau bahkan tidak jarang ada yang tidak mempunyai
informasi tentang kinerja dalam organisasinya.
Untuk menilai kinerja organisasi ini tentu saja diperlukan indikator-indikator
atau kriteria-kriteria untuk mengukurnya secara jelas. Tanpa indikator dan kriteria
yang jelas tidak akan ada arah yang dapat digunakan untuk menentukan mana
yang relatif lebih efektif diantara : alternatif alokasi sumber daya yang berbeda;
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
alternatif desain-desain organisasi yang berbeda; dan diantara pilihan-pilihan
pendistribusian tugas dan wewenang yang berbeda (Bryson, 2002). Sekarang
permasalahannya adalah kriteria apa yang digunakan untuk menilai organisasi.
Sebagai sebuah pedoman, dalam menilai kinerja organisasi harus
dikembalikan pada tujuan atau alasan dibentuknya suatu organisasi. Misalnya,
untuk sebuah organisasi privat/swasta yang bertujuan untuk menghasilkan
keuntungan dan barang yang dihasilkan, maka ukuran kinerjanya adalah seberapa
besar organisasi tersebut mampu memproduksi barang untuk menghasilkan
keuntungan bagi organisasi. Indikator yang masih bertalian dengan sebelumnya
adalah seberapa besar efisien pemanfaatan input untuk meraih keuntungan itu dan
seberapa besar efective yang dilakukan untuk meraih keuntungan tersebut.
Sementara itu ada indikator yang sering kali digunakan untuk mengukur
kinerja organisasi privat/publik seperti : work lood/demain, economy, efficiency,
effectiveness dan equity Sclim dan Wood ward (Keban, 1995:) productivity
(Perry, 1990 dalam Dwiyanto, 1995).
Dalam organisasi publik, sulit untuk ditemukan alat ukur kinerja yang sesuai.
Bila dikaji dari tujuan dan misi utama kehadiran organisasi publik adalah untuk
memenuhi kebutuhan dan melindungi kepentingan publik, kelihatannya sederhana
sekali ukuran kinerja organisasi publik, namun tidaklah demikian kenyataannya,
karena hingga kini belum ditemukan kesepakatan tentang ukuran kinerja
organisasi publik.
Berkaitan dengan kesulitan yang terjadi dalam pengukuran kinerja organisasi
publik ini dikemukakan oleh Dwiyanto (1995:1), “kesulitan dalam pengukuran
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
kinerja organisasi pelayanan publik sebagian muncul karena tujuan dan misi
organisasi publik seringkali bukan hanya kabur akan tetapi juga bersifat
multidimensional. Organisasi publik memiliki stakeholders yang jauh lebih
banyak dan kompleks ketimbang organisasi swasta. Stakeholders dari organisasi
publik seringkali memiliki kepentingan yang berbenturan satu dengan yang
lainnya, akibatnya ukuran kinerja organisasi publik dimata para stakeholders juga
menjadi berbeda-beda”.
Kumorotomo (1995:36) menggunakan beberapa kriteria untuk dijadikan
pedoman dalam menilai kinerja organisasi pelayanan publik, antar lain adalah
berikut ini:
1. Efisiensi
Efisiensi menyangkut pertimbangan tentang keberhasilan organisasi
pelayanan publik mendapatkan laba, memanfaatkan fakltor-faktor
produksi serta pertimbangan yang berasal dari rasionalitas ekonomis.
2. Efektivitas
Apakah tujuan dari didirikannya organisasi pelayanan publik tersebut
tercapai? Hal tersebut erat kaitannya organisasi rasionalitas teknis, nilai,
misi, tujuan organisasi serta fungsi agen pembangunan.
3. Keadilan
Keadilan mempertanyakan distribusi dan alokasi layanan yang
diselenggarakan oleh organisasi pelayanan publik.
4. Daya Tanggap
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
Berlainan dengan bisnis yang dilaksanakan oleh perusahaan swasta,
organisasi pelayanan publik merupakan bagian dari daya tanggap negara
atau pemerintah akan kebutuhan vital masyarakat. Oleh sebab itu, kriteria
organisasi tersebut secara keseluruhan harus dapat dipertanggungjawabkan
secara transparan demi memenuhi kriteria daya tanggap ini
Moeljarto (1997) (dalam W. Riawan Tjandra, 2005:44) menyatakan bahwa :
“Organisasi bukanlah sistem yang tertutup (close system) melainkan organisasi tersebut akan selalu dipaksa untuk memberika tanggapan atas rangsangan yang berasal dari lingkungannya. Pengaruh lingkungan dapat dilihat dari dua segi : pertama, lingkungan eksternal yamg umumnya menggambarkan kekuatan yang berada diluar organisasi seperti faktor organisasi politik, ekonomi dan sosial, kedua, adlah lingkungan internal yaitu faktor-faktor dalam organisasi yang menciptakan iklim organisasi dimana berfungsinya kegiatan mencapai tujuan.
Sejalan dengan pendapat tersebut Higgins (1985) (dalam Tjandra, 2005:44)
menyatakan bahwa:
“Ada dua kondisi yang dapat mempengaruhi kinerja organisasi, yaitu kapabilitas organisasi yaitu konsep yang dipakai untuk menunjuk pada kondisi lingkungan internal yang terdiri dari dua faktor srtatejik yaitu kekuatan dan kelemahan. Kekuatan adalah situasi dan kemampuan internal yang bersifat positif, yang memungkinkan organisasi memiliki keuntungan strategik dalam mencapai sasarannya: sedangkan kelemahannya adalah situasi dan ketidak kemampuan internal yang mengakibatkan organisasi tidak dapat mencapai sasarannya. Kedua faktor tersebut saling berkaitan dan saling mempengaruhi”
Faktor yang perlu diperhitungkan dalam melihat kemampuan internal
organisasi antara lain :struktur organisasi, sumberdaya baik dana amupun tenaga,
lokasi, fasilitas yang dimiliki, intergritas seluruh karyawan dan intergritas seluruh
karyawan dan intergritas kepemimpinan. Jondisi kedua adalah ;ingkungan
eksternal, yang terdiri dari dua faktor eksternal yang membantu organisasi
mencapai atau bahkan nisa melampaui pencapaian sasarannya. Dalam mengamati
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
lingkungan eksternal, ada beberapa sector yang peka secara stratejik, artinya bisa
menciptkan peluang, atau sebaliknya merupakan ancaman.
Steers, 1980 (dalam Tjandra, 2005:45) menyatakan bahwa faktor-faktor yang
menyokong keberhasilan akhir suatu organisasi dapat dikemukakan dalam empat
kelompok umum adalah :
1. Karakteristik organisasi terdiri dari struktur dan teknologi. Yang dimaksudkan dengan struktur adalah hubungan yang relative tetap sifatnya seperti dijumpai dalam organisasi, sehubungan dengan susunan sumber daya manusia. Struktur adalah cara unik untuk setiap organisasi, menyusun orang-orangnya untuk menciptakan suatu organisasi. Dengan demikian pengertian struktur meliputi faktor-faktor seperti luasnya desentralisasi pengendalian, jumlah spesialisasi pekerjaan, cangkupan perumusan interaksi antar pribadi, dan seterusnya. Jadi, keputusan mengenai cara bagaimana orang-orang akan dikelompokan untuk menyelesaikan pekerjaan. Yang dimaksud dengan teknologi disini adalah mekanisme suatu organisasi untuk mengubah masukan mentah menjadi keluaran jadi. Teknologi dapat memiliki berbagai bentuk, temasuk variasi-variasi dalam proses mekanisme yang digunakan dalam produksi, variasi dalam bahan yang digunakan dan variasi dalam pengetahuan teknis yang dipakai untuk menunjang kegiatan menuju sasaran.
2. Karakteristik lingkungan, mencangkup dua aspek yaitu : pertama adalah lingkungan eksternal, yaitu semua kekuatan yang timbul diluar batas-batas organisasi dan mempengaruhi keputusan serta tindakan didalam organisasi (contoh: kondisi ekonomi dan pasar, peraturan pemerintah), yang kedua adalah lingkungan intern, yang sebagai iklim organisasi meliputi macam-macam atribut lingkungan kerja (contoh: pekerja sentries, orientasi pda prsetasi) yang sebelumnya telah ditujikan mempunyai hubungan dengan segi-segi tertentu dari efektivitas, khususnya atribut-atribut yang diukur pada tingkat individual (contoh : sikap kerja, prestasi)
3. Karakteristik pekerja, perhatian harus diberikan kepada perbedaan individual antara pekerja dalam hubungannya dengan efektivitas. Pekerja yang berlainan mempunyai pandangan, tujuan, kebutuhan dan kemampuan yang berbeda-beda, variasi sifat manusia ini sering menyebabkan prilaku orang berbeda satu sama lain, walaupun mereka ditempatkan diastu lingkungan kerja yang sama. Lagi pula perbedaan individual ini dapat mempunayi pengaruh yang langsung terhadap dua proses yang penting, yang dapat berpengaruh nyata terhadap efektivitas. Yaitu rasa keterkaitan terhadap organisasi atau jangkauan identifikasi para pekerja dengan majikannya, dan prestasi kerja individual. Tanpa rasa keterkaitan dan prestasi efektivitas adalah mustahil.
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
4. Kebijakan dan praktek manajemen, peranan manajemen dalam prestasi organisasi, meliputi variasi gaya kebijakan dan praktek kepemimpinan dapat memperhatikan atau merintangi pencapaian tujuan. Peran manajer memaikan peran sentral dalam keberhasilan suatu perusahaan melalui perencanaan, koordinasi, dan memperlancar kegiatan yang ditujukan kearah sasaran. Adalah kewajiban mereka untuk teknologi dan lingkungan yang ada. Lagi pula adalah tanggung jawab mereka untuk menetapkan suatu sistem imbalan yang pantas sehingga para pekerja dapat memuaskan kebutuhan dan tujuan pribadinya sambil mengejar sarsaran organisasi. Dengan makin rumitnya proses teknologi dan kejamnya keadaan lingkungan, peranan manajemen dalam mengkoordinasikan orang dan proses demi keberhasilan organisasi tidak hanya bertambah ulit, tapi juga menjadi semakin penting artinya.
Kinerja organisasi sebenarnya dapat dilihat melalui berbagai dimensi seperti
dimensi akuntabilitas, efisiensi, efektivitas, responsivitas maupun responsibilitas.
Berbagai literatur yang membahas kinerja organisasi pada dasarnya memiliki
kesamaan substansial yakni untuk melihat seberapa jauh tingkat pencapaian hasil
yang telah dilakukan oleh birokrasi pelayanan. Kinerja itu merupakan suatu
konsep yang disusun dari berbagai indikator yang sangat bervariasi sesuai dengan
fokus dan konteks penggunaannya
Kinerja bisa juga dikatakan sebagai sebuah hasil (output) dari suatu proses
tertentu yang dilakukan oleh seluruh komponen organisasi terhadap sumber-
sumber tertentu yang digunakan (input). Selanjutnya, kinerja juga merupakan
hasil dari serangkaian proses kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan
tertentu organisasi.
Bagi suatu organisasi, kinerja merupakan hasil dari kegiatan kerjasama
diantara anggota atau komponen organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan
organisasi. Sederhananya, kinerja merupakan produk dari kegiatan administrasi,
yaitu kegiatan kerjasama untuk mencapai tujuan yang pengelolaannya biasa
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
disebut sebagai manajemen.
Sebagai produk dari kegiatan organisasi dan manajemen, kinerja organisasi
selain dipengaruhi oleh faktor-faktor input juga sangat dipengaruhi oleh proses-
proses administrasi dan manajemen yang berlangsung. Sebagus apapun input yang
tersedia tidak akan menghasilkan suatu produk kinerja yang diharapkan secara
memuaskan, apabila dalam proses administrasi dan manajemennya tidak bisa
berjalan dengan baik. Antara input dan proses mempunyai keterkaitan yang erat
dan sangat menentukan dalam menghasilkan suatu output kinerja yang sesuai
harapan atau tidak.
Seperti sudah kita ketahui bersama bahwa proses manajemen yang
berlangsung tersebut, merupakan pelaksanaan dari fungsi-fungsi manajemen yaitu
planning, organizing, actuating, dan controlling (POAC) atau lebih detailnya lagi
adalah planning, organizing, staffing, directing, coordinating, regulating, dan
budgetting (POSDCoRB).
Mengingat bahwa kinerja organisasi sangat dipengaruhi oleh faktor input dan
proses-proses manajemen dalam organisasi, maka upaya peningkatan kinerja
organisasi juga terkait erat dengan peningkatan kualitas faktor input dan kualitas
proses manajemen dalam organisasi tersebut.
Analisis terhadap kondisi input dan proses-proses administrasi maupun
manajemen dalam organisasi merupakan analisis kondisi internal organisasi.
Selain kondisi internal tersebut kondisi-kondisi eksternal organisasi juga
mempunyai peran yang besar dalam mempengaruhi kinerja organisasi. Penilaian
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
terhadap faktor-faktor kondisi eksternal tersebut dapat dilakukan dalam analisis:
(a) kecenderungan politik, ekonomi, sosial, tekhnologi, fisik, dan pendidikan; (b)
peranan yang dimainkan oleh pihak-pihak yang dapat diajak bekerja sama
(collaborators) dan pihak-pihak yang dapat menjadi kompetitor, seperti swasta,
dan lembaga-lembaga lain; dan (c) dukungan pihak-pihak yang menjadi sumber
resources seperti para pembayar pajak, asuransi, dan sebagainya (Bryson, 1995
dalam Keban, 2001).
Berkaitan dengan upaya peningkatan kinerja organisasi, maka pilihan mana
yang akan dioptimalkan penanganannya, apakah pada sisi internal organisasi atau
pada sisi eksternal organisasi, itu tergantung pada permasalahan yang dihadapi
organisasi.
1.5.4. Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja
Organisasi
Kantor Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang adalah salah satu lembaga
pemerintahan yang berfungsi untuk meningkatkan kesejahteraan sosial
masyarakat. Dalam melayani masyarakat aparatur Dinas Kesejahteraan Sosial
Kota Palembang dituntut untuk dapat menjalankan tugas dengan baik yakni
kinerja organisasinya harus tinggi. Tercapainya kinerja organisasi kerja bukan
saja ditentukan dari banyaknya jumlah pegawai akan tetapi juga dipengaruhi oleh
faktor lain seperti pengelolaan organisasi, pengendalian yang baik yang disebut
dengan good governance.
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
Pengelolaan dan pengendalian yang baik dari suatu organisasi dalam hal ini
organisasi publik menyangkut pencapaian tujuan organisasi secara bersama-sama
yaitu untuk menciptakan suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang
solid dan bertanggung jawab sejalan dengan prinsip demokrasi, efisiensi,
pencegahan korupsi baik secara politik maupun secara administrasi. Dengan
pengertian lain good governance adalah proses penyelenggaraan pemerintahan
yang bersih, transparan, akuntabel oleh oragisasi-organisasi pemerintahan seperti
organisasi publik pemerintahan Kota Palembang yang mencangkup
kepemimpinan, struktur organisasi dan sumber daya manusianya.
Berdasarkan uraian diatas maka disebutkan bahwa apabila pemimpin
organisasi public, struktur organisasi dan sumberdaya manusianya baik maka akan
tercipta Good Governance yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi itu
sendiri. Dengan demikian jelaslah pelaksanaan good governance akan
berpengaruh terhadap kinerja organisasi, sehingga para stakeholders dalam hal ini
masyarakat luas dapat merasa terpuaskan akan hasil kinerja dari organisasi
tersebut.
F. Hipotesa
Hipotesa adalah merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2005:70)
Adapun hipotesis yang penulis kemukakan adalah ;
1. Hipotesis Alternatif (Ha) :
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
“Terdapat pengaruh antara pelaksanaan Good Governance terhadap
kinerja organisasi”.
2. Hipotesa Nihil (Ho) :
“Tidak terdapat pengaruh antara pelaksanaan Good Governance terhadap
kinerja organisasi”
G. Defenisi Konsep
Konsep adalah istilah atau defenisi yang digunakan untuk menggambarkan
secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang enjadi pusat
perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 1989:33) konsep teoritis diajukan untuk
menjawab permasalahan yang diteliti, maka perlu diadakan defenisi konsep.
Adapun konsep dari penelitian ini adalah :
a. Good Governance adalah suatu tatanan kehidupan berbangsa dan
bernegara dimana pola sikap dan pola tindak perilakunya dilandasi prinsip-
prinsip dan karakteristik tertentu sehingga menciptakan negara
(pemerintahan) yang kuat , pasar yang kompetitif, dan civil society yang
mandiri.
b. Kinerja Organisasi adalah . merupakan perilaku yang nyata yang
ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh
karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan..
H. Defenisi Operasional
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
Defenisi operasioal adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya
mengukur suatu variiabel atau suatu informasi ilmiah yang sangat membantu
penelitian lain yang ingin menggunakan variable yang sama (Singarimbun,
1989:46). Defenisi operasional merupakan uraian dari konsep yang sudah
dirumuskan dalam bentuk indikator-indikator agar lebih memudahkan
operasionalisasi dari suatu penelitian.
1. Variabel Bebas (X) dalam penelitian ini adalah pelaksanaan Good
Governance, yang diukur berdasarkan indikatornya yaitu :
a. Partisipasi Masyarakat
Yaitu semua warga masyarakat mempunyai suara dalam pengambilan
keputusan, baik secara langsung maupun melalui lembaga-lembaga
perwakilan sah yang mewakili kepentingan mereka. Partisipasi
menyeluruh tersebut dibangun berdasarkan kebebasan berkumpul dan
mengungkapkan pendapat, serta kapasitas untuk berpartisipasi secara
konstruktif.
b. Tegaknya Supremasi Hukum
Yaitu penerapan hukum di Kantor Dinas Kesejahteraan Sosial Kota
Palembang, kerangka hukum harus adil dan diberlakukan tanpa pandang
bulu, termasuk di dalamnya hukum-hukum yang menyangkut hak asasi
manusia.
c. Transparansi
Yaitu keterbukaan, tranparansi dibangun atas dasar arus informasi yang
bebas. Seluruh proses pemerintahan, lembaga-lembaga dan informasi perlu
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan, dan informasi yang
tersedia harus memadai agar dapat dimengerti dan dipantau.
d. Peduli pada Stakeholder
Adalah lembaga-lembaga dan seluruh proses pemerintahan harus berusaha
melayani semua pihak yang berkepentingan.
e. Berorientasi pada Konsensus
Tata pemerintahan yang baik menjembatani kepentingan-kepentingan
yang berbeda demi terbangunnya suatu konsensus menyeluruh dalam hal
apa yang terbaik bagi kelompok-kelompok masyarakat, dan bila mungkin,
konsensus dalam hal kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur.
f. Kesetaraan
Semua warga masyarakat mempunyai kesempatan memperbaiki atau
mempertahankan kesejahteraan mereka.
g. Efektifitas dan Efisiensi
Proses-proses pemerintahan dan lembaga-lembaga membuahkan hasil
sesuai kebutuhan warga masyarakat dan dengan menggunakan sumber-
sumber daya yang ada seoptimal mungkin.
h. Akuntabilitas
Yaitu bagaimana kemampuan organissasi dalam membuat kebijakan dan
kegiatan Kantor Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang konsisten
dengan kehendak masyarakat banyak, serta adanya pertanggung jawaban
berupa laporan keuangan yang terbuka untuk tinjauan public.
i. Visi Strategis
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
Para pemimpin memiliki perspektif yang luas dan jauh ke depan atas tata
pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia, serta kepekaan akan
apa saja yang dibutuhkan untuk mewujudkan perkembangan tersebut.
2. Variabel Terikat (Y) dalam penelitian ini adalah Kinerja Organisasi ,yang
diukur berdasarkan indikatornya yaitu : :
a. Produktivitas
Konsep produktivitas tidak hanya mengukur tingkat efisiensi, tetapi juga
efektivitas pelayanan. Produktivitas pada umumnya dipahami sebagai
rasio antara input dengan output.
b. Kualitas Layanan
Kepuasan masyarakat bisa menjadi parameter untuk menilai kinerja
organisasi publik.
c. Responsivitas
Responsivitas adalah kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan
masyarakat menyusun agenda dan prioritas pelayanan dan
mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai dengan
kebutuhan dan aspirasi masyarakat.
d. Responsibilitas
Responsibilitas menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan organisasi
publik itu dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar
atau sesuai dengan kebijakan organisasi, baik yang eksplisit maupun
implisit (Lenvine, 1990).
e. Akuntabilitas
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
Akuntabilitas publik menunjukan pada seberapa besar kebijakan dan
kegiatan organisasi publik tunduk pada para pejabat politik yang dipilih
oleh rakyat, asumsinya adalah bahwa para pejabat politik tersebut karena
dipilih oleh rakyat, dengan sendirinya akan selalu merepresentasikan
kepentingan rakyat.
I. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang disusun dalam rangka memaparkan keseluruhan
hasil penelitian ini secar singkat dapat diketahui sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memuat latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, kerangka teori, hipotesis, defenisi konsep, defenisi
operasional dan systematika penulisan
BAB II METODE PENELITIAN
Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan
Sample teknik pengumpulan data, teknik penentuan skor dan teknik
Analisis data.
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini berisi gambaran umum tentang objek atau lokasi penelitian yang
relefan dengan topik penelitian .
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
BAB IV PENYAJIAN DATA
Bab ini berisi hasil data yang diperoleh dari lapangan dan atau berupa
dokumen yang akan dianalisis.
BAB V ANALISA DATA
Bab ini berisi tentang uraian data-data yang diperoleh setelah
melaksanakan penelitian.
BAB VI PENUTUP
Bab ini memuat kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang
dilakukan.
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan analisa Kuantitatif
dengan maksud mencari pengaruh antara variable independent (X) dengan
variable devenden(Y). Dengan metode ini diharapkan dapat menjelaskan
fenomena yang ada berdasarkan data dan informasi yang diperoleh.
B. Lokasi Penelitian
Adapun lokasi penelitian ini dilakukan pada Kantor Dinas Kesejahteraan
Sosial Kota Palembang.
C. Populasi dan Sampel
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek dan obyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
dipelajari kemudian di tarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005:90). Dalam
penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh pegawai Kantor Dinas
Kesejahteraan Kota Palembang yang jumlahnya sebanyak 65 orang.
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2003:91). Jumlah pegawai Kantor Dinas
Kesejahteraan Sosial Kota Palembang Sebanyak 65 pegawai. Apabila populasi
lebih dari 100 maka sample yang diambil menggunakan rumus, tetapi apabila
populasi kurang dari 100 maka sample yang diambil adalah dari seluruh populasi
tersebut. Maka sample yang diambil dalam penelitian ini adalah 65 orang.
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, untuk memperoleh data atau informasi, keterangan-
keterangan yang diperlukan penulis menggunakan metode sebagai berikut :
1. Pengumpulan Data Primer
Yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara langsung ke lokasi penelitian
untuk mendapatkan data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Dat primer tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Metode Observasi
Pelaksanaan pengamatan secara langsung terhadap fenomena-fenomena
yang berkaitan dengan fokus penelitian..
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
b. Metode Angket (kuisioner)
Yaitu teknik pengumpulan data melalui pemberian daftar pertanyaan
secara tertutup kepada responden yang dilengkapi dengan berbagi
alternative jawaban. Respondenya adalah pegawai Kantor Dinas
Kesejahteraan Sosial Kota Palembang.
c. Metode Wawancara (interview)
Yaitu teknik pengumpulan data dengan mengajukana pertanyaan-
pertanyaan langsung kepada pihak yang berhubungan dengan penelitian.
Respondenya adalah masyarakat yang berurusan dengan Dinas
Kesejahteraan Sosial Kota Palembang.
2. Pengumpulan Data Skunder
Yaitu cara pengumpulan data yang dilakukan melalui :
a. Penelitian Kepustakaan
Yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan menggunakan berbagai
literature seperti buku, majalah dan berbagai bahan yang berhubungan
dengan objek penelitian.
b. Studi Dokumentasi
Yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui pengkajian dan
penelaahan terhadap catatan tertulis maupun dokumen-dokumen yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti.
5. Teknik Penentuan Skor
Untuk membantu dalam menganalisa data yang diperoleh dalam penelitian,
maka penelitian ini menggunakan teknik penentuan skor. Teknik penentuan skor
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
yang akan digunakan adalah dengan skala ordinal untuk menilai jawaban
kuesioner responden. Adapun skor yang ditentukan untuk setiap pertanyaan
adalah :
1. Untuk alternative jawaban A diberi skor 5
2 Untuk alternative jawaban B diberi skor 4
3. Untuk alternative jawaban C diberi skor 3
4. Untuk alternative jawaban D diberi skor 2
5. Untuk alternative jawaban E diberi skor 1
Untuk mengetahui atau menentukan kategori jawaban responden dari masing-
masing variable apakah tergolong tinggi, sedang atau rendah maka terlebih dahulu
ditentukan skala interval dengan cara sebagai berikut :
ilanganBanyaknyaBahSkorTerendggiSkorTertin −
Maka diperoleh n = 80,05
15=
−
Sehingga dengan demikian dapat diketahui kategori jawaban responden
masing-masing variable yaitu :
Skor untuk kategori sangat tinggi = 4.25 – 5.00
Skor untuk kategori tinggi = 3.43 – 4.23
Skor untuk kategori sedang = 2.62 – 3.42
Skor untuk kategori rendah = 1.81 – 2.61
Skor untuk kategori sangat rendah = 1.00 – 1.80
Untuk menentukan jawaban responden tersebut tergolong sangat tinggi ,
tinggi, sedang, rendah, sangat rendah maka dari jumlah skor dari variable akan
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
ditentukan rata-ratanya dengan membagi jumlah pertanyaan. Dari hasil
pembangian tersebut, maka akan dapat diketahui jawaban responden termasuk
kedalam kategori yang mana
6. Teknik Analisa Data
Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif
yang digunakan untuk menguji pengaruh variable bebas dan variabrl terikat.
Adapun metode statistk yang digunakan adalah :
1. Koefisien Korelasi Product Moment
Cara ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya dan besar kecilnya
hubungan antara variable bebas dan variable terikat (Sugiyono, 2005:193). Cara
perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut:
r xy = { }{ }22 )(.)(.
))((.
22 ΥΥΧΧ
ΥΧΧΥ
Σ−ΣΣ−Σ
ΣΣ−Σ
NN
N
Keterangan:
r = koefisien korelasi
x = variable bebas
y = variable terikat
n = jumlah sampel
Dari hasil perhitungan tersebut akan memperlihatkan kemungkinan-
kemungkinan sebagai berikut :
a. Koefisien korelasi yang diperoleh sama dengan nol (r = o) berarti
hubungan kedua variable yang diuji tidak ada.
b. Koefisien korelasi yang diperoleh positif (r = +)berarti kenaikan nilai
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
variable yang satu, diikuti nilai variable yang lain dan kedua variable
memiliki hubungan positif.
c. Koefisien korelasi yang diperoleh negative (r = -) berarti kedua variable
negative dan menunjukan meningkatnya variable yang satu diikuti
menurunya variable yang lain.
Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi, sedang atau rendah antara
kedua variable berdasarkan nilai r (koefisien korelasi) digunakan penafsiran atau
interprestasi angka yang dikemukakan oleh Sugiyono {2005:214)
Tabel I. Pedoman untuk memberikan interprestasi Koefisien Korelasi
Interprestasi Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi
Sangat Tinggi
Dengan nilai r yang di peroleh maka dapat diketahui apakah nilai r yang
diperoleh berarti atau tidak dan bagaimana tingkat hubungannya melalui tabel
korelasi. Tabel korelasi menentukan batas-batas r yang signifikan. Bila r tersebut
signifikan, artinya hipotesis kerja atau hipotesis alternative dapat diterima.
2. Untuk melihat hubungan variabel x dan y digunakan uji statistic t dengan
rumus :
2
2rt
nrt−
−=
(Sutrisno Hadi, 2001:365)
Kriteria pengujian adalah :
d. jika harga tabelhitung tt < maka hipotesis alternative ditolak
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
e. jika harga tabelhitung tt > maka hipotesis alternative diterima.
3. Koofisien Determinant
Teknik ini di gunakan untuk mengetahui berapa persen besarnya pengaruh
variable bebas terhadap variable terikat. Perhitungan dilakukan dengan
mengkuadratkan nilai Koofisien Korelasi Product Moment (R) dan dikalikan
100%.
KP = (rxy) x 100%
Keterangan :
KP = Koofisien Determinant
Rxy = koofisien Korelasi Product Moment.antara x dan y
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
.BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Ringkas Kantor Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang
Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang Terletak di Jl. Merdeka
No.26 Palemabang merupakan Satuan Kerja (Satker) Pemerintah Kota
Palembang yang dari awal pembentukannya pada tanggal 20 Mei 1959
No.DP/5231959 telah banyak mengalami perubahan baik kelembagaan maupun
namanya, dan terakhir berdasarkan PERDA No. 9 Th 2008 menggunakan nama
Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang .Pimpinan Satker adalah Kepala
Dinas, dibantu oleh Sekretaris dan 4 (empat) orang Kepala Bidang, yaitu :
1. Bidang Pengolahan Data dan Penyuluhan
2. Bidang Pemberdayaan Sosial.
3. Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial.
4. Bidang Bantuan dan Jaminan Sosial..
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
Disamping itu Dinas Kesejahteaan Sosial Kota Palembang juga memiliki
5 (lima) Unit Pelaksana Tehnis Dinas, yaitu :
1. Panti Sosial Rehabilitasi Pengemis, Gelandangan dan Orang Terlantar
(PRPGOT).
2. Panti Sosial Rehabilitasi Penderita Cacat Netra (PRPCN).
3. Panti Sosial Rehabilitasi Anak Nusantara (PRAN).
4. Panti Sosial Rehabilitasi Tresna Werdha Teratai (PTWT).
5. Panti Sosial Bina Anak dan Remaja (PSBAR)
B. Visi dan Misi Dinas Kesejahteraan Kota Palembang
Visi Dinas kesejahteraan Osial Kota Palembang Adalah Meminimalkan
penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) untuk mewujudkan
Kesejahteraan Sosial tahun 2008. Sedangkan Misi dari Dinas Kesejahteraan
Sosial Kota Palembnag adalah
1. Peningkatan kegiatan dan pengembangan UKS.
2. Peningkatan pembinaan PMKS.
3. Peningkatan Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial.
4. Peningkatan Upaya Bantuan Sosial.
5. Peningkatan Upaya Kerukunan Sosial
Dengan adanya visi dan misi diatas maka diharapkan seluruh aparatur dan
pihak=pihak yang berkepentingan dapat mengenal, mengetahui peran dan
program-progran deni pencapaian hasil maksimal dimasa yang akan datang.
C. Struktur Organisasi
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
Struktur organisasi adalah merupakan hal yang sangat penting bagi
organisasi. Dengan adanya organisasi sebagai wadah kerjasama dari berbagai
orang atau pegawai untuk mencapai tujuan tertentu, maka setiap pegawai yang
berkerja dalam organisasi tersebut secara jelas akan mengetahui kedudukan dan
kewenangannya, tugas fungsi, serta tanggung jawabnya, sistem komunkasi dan
bagaiman system control dijalankan. Dengan demikian akan dapat diketahui oleh
pegawai apa yang harus dilaksanakan, dan kepada siapa dia harus bertanggung
jawab atas pelaksanaan pekerjaan tersebut. Sehingga dari bagan struktur
organisasi tersebut akan diperoleh gambaran dari aktifitas secara keseluruhan dan
dari struktur organisasi dapat menunjukan dengan jelas arus dari wewenang dan
tanggung jawab masing-masing anggota organisasi sesuai dengan fungsinya tiap
jabatan dan terlihat jelas pembagian tugas masing-masing.
a. Kepala Dinas
b. Serkertariat
1) Sub Bagian Umum.
2) Sub Bagian Kepegawaian.
3) Sub Bagian Keuangan.
c. Bidang Pengolahan Data dan Penyuluhan
1) Seksi Pengolahan Data dan Penyajian Informasi.
2) Seksi Penyuluhan.
3) Seksi Monitoring dan Evaluasi.
d. Bidang Pemberdayaan Sosial
1) Seksi Pemberdayaan Sosial Keluarga dan Lanjut Usia.
2) Seksi Pemberdayaan Karang Taruna dan Tenaga Kesejahteraan
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
Sosial.
3) Seksi Kepahlawanan, Kejuangan dam Kesetiakawanan Sosial.
e. Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial.
1) Seksi Pelayanan dan Rehabilitasi Penyandang Cacat.
2) Seksi Pelayanan dan Rehabilitasi Tuna Sosial.
3) Seksi Pelayanan, Rehabilitasi dan Perlindungan Sosial.
f. Bidang Bantuan dan Jaminan Sosial.
1) Seksi Pembinaan dan Pembudayaan Organisasi Sosial.
2) Seksi Pendayagunaan Dana Sosial.
3) Seksi Bantuan Sosial dan Penanggulangan Korban Bencana.
Kepala Dinas juga di Bantu oleh Unit Pelaksana Teknis Sosial.
a. Kepala
b. Unsur Staff / Petugas Administrasi.
c. Unsur Lini / Petugas Teknis Operasional.
d. Kelompok Jabatan Fungsional.
Adapun bagan struktur organisasi Kantor Dinas Kesejahteraan Sosial Kota
Palembang dapat dilihat dihalaman berikut..
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
D. Tugas Pokok dan Fungsi
1. Kepala Dinas
Kepala Dinas mempunyai tugas untuk melaksanakan segala usaha-usaha
dan kegiatan dibidang bimbingan dan perbaikan Sosial sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan berdasarkan kebijaksanaan
yang digariskan oleh Gubernur , Kepal Daerah serta petunjuk-petunjuk
pelaksanaannya.
Tugas :
1) Membantu Gubernur Kepala Daerah dalam menggariskan kebijaksanaan
pelaksanaan bimbingan sosial, rehabilitasi dan pelayanan sosial, bantuan
sosial serta usaha kesejahteraan sosial.
2) Memimpin kegiatan-kegiatan Sub-Sub Dinas, Sub-Sub Bagian dan Seksi-
Seksi yang ada dalam lingkungan Dinasnya, sesuai dengan tugas yang
digariskan Pemerintah.
3) Bimbingan teknis kepada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang.
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
4) Merumuskan kebijaksanaan operasional dibidang sosial di Pemerintah
Daerah.
5) Melakukan usaha-usaha pembinaan terhadap pelaksanaan bantuan
keuangan, baik yang bersumber dari Pemerintah Daerah, Pemerintah
Pusat, masyarakat maupun bantuan-bantuan lainnya.
6) Mengadakan komunikasi, konsultasi dan kerja sama dengan unsur
Pemerintah dan Instansi lain serta masyarakat dalam usaha pelaksanaan
tugas pokok.
7) Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh Gubernur Kepal Daerah
dalam bidang tugasnya.
2. Serkertariat.
Serkertarist mempunyai tugas melakukan koordinasi penyusunan rencana
kegiatan rutin dan tata usaha pengelolaan urusan keuangan, kepegawaian,
rumah tangga, perlengkapan, dan surat menyurat.
Fungsi :
1) Melaksanakan urusan umum, arsip, organisasi,dan tata naskah.
2) Melakasanakan pengelolaan urusan keuangan.
3) Melaksanakan urusan kepegawaian.
4) Melaksanakan urusan pengelolaan urusan perlengkapan dan rumah tangga
3. Bidang Pengolahan Data dan Penyuluhan.
Bidang pengolahan dta dan penyuluhan mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas Dinas Kesejahteraan Sosial di bidang pendataan, pengolahan
data, perencanaan, pembangunan dan penyuluhan, monitoring, evaluasi
kegiatan.
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
Fungsi :
1) Mendata, pengolahan data, dan merencanakan kegiatan, mengadakan
penyuluhan, monitoring, evaluasi, pelaporan dan penyajian informasi
pembangunan bidang sosial.
2) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala DInas.
4. Bidang Pemberdayaan Sosial
Bidang Pemberdayaan Sosial mempunyai tugas melaksanakan kegiatan
pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan anak, keluarga dan lanjut usia,
pemberdayaan Karang Taruna dan tenaga kesejahteraan sosial serta
pelestarian nilai-nilai kepahlawanan, kejuangan dan kesetiakawanan sosial.
Fungsi :
1) Pembinaan dan Pengendalian usaha-usaha kesejahteraan sosial dalam
rangka untuk peningkatan kesejahteraan anak, keluarga dan lanjut usia.
2) Pemberdayaan tenaga kesejahteraan sosial.
3) Pelestarian nilai-nilai kepahlawanan, kejuangan dan kesetiakawanan
sosial.
4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepal Dinas.
5. Bidang Pelayanan Dan Rehabilitasi Sosial.
Bidang pelayanan dan Rehabilitsu Sosial mempunyai tugas melaksanakan
pelayanan dan rehabilitasi penyandang cacat, pelayanan dan rehabilitsi tuna
sosial, pelayanan dan rehabilitasi anak nakal serta perlindungan sosial
terhadap korban narkoba dan korban tindak kekerasan
Fungsi :
1) Pelaksanaan pembinaan, pelayanan dan rehabilitasi penyandang cacat,
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
pelayanan dan rehabilitasi tuna sosial, pelayanan dan rehabilitsi serta
perlindungan sosial terhadap anak terlantar, anak nakal, korban narkotika
dan korban tindak kekerasan.
2) Pembinanaan teknis dan motivasi percaya diri bagi penyandang maslah
sosial.
3) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
6. Bidang Bantuan Dan Jaminan Sosial.
Bidang Bantuan Dan Jaminan Sosial mempunyai tugas melaksanakan
pembinaan organisasi sosial, mendayagunakan dana sosial kemasyarkatan,
pengaturan bantuan kesejahteraan sosial keluarga miskin dan penaggulangan
korban bencana.
Fungsi :
1) Pemantauan, pembinaan organisasi sosial.
2) Pemantauan, Pembinaan dan pengaturan f=dana sosial.
3) Pembinaan, pengaturan terhadap pelaksanaan bantuan kesejahteraan sosial
keluarga miskin.
4) Pembinaan, pengaturan terhadap pemberian bantuan dan pelakasanaan
kegiatan penaggulangan korban bencana.
7. Unit Pelaksana Teknis
Unit Pelaksana Teknis merupakan unsur pelaksana teknis
opersioanal dinas, Unit ini dipimpin oleh seorang Kepala yang berada dibawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Unit Pelaksana Teknis
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
mempunyai tugas Dinas, disatu atau beberapa wilayah kecamatan dalam satu
daerah.
Fungsi :
1) Melaksanakan sebagian tugas Dinas sesuai dengan bidangnya.
2) Pelaksanaan urusan Administrasi.
BAB IV
PENYAJIAN DATA PENELITIAN
Dalam bab ini akan dipaparkan hasil-hasil penelitian berupa data primer yang
telah diperoleh dari lapangan. Data primer ini diperoleh melalui kuesioner yang
didistribusikan kepada 65 orang pegawai Kantor Dinas Kesejahteraan Sosial Kota
Palembang sebagai responden termasuk didalamnya teknik wawancara yang
dilakukan kepada masyarakat yang berusrusan dengan Dinas Kesejahteraan Sosial
Kota Palembang.
A. Deskripsi Data Identitas Responden
Data identitas responden mencangkup distribusi data responden menurut jenis
kelamin, usia, pangkat/golongan, masa kerja. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan, maka identitas responden dapat diuraikan seperti dibawah ini.
1. Jenis Kelamin
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
Jenis kelamin responden terdiri dari laki-laki dan perempuan. Dapat dilihat
dari tabel berikut ini.
Tabel 2
Distribusi Responden Beradarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase 1 2
Laki-laki Perempuan
38 27
58,5 41,5
Jumlah 65 100 Sumber : Angket Penelitian 2009
Menurut data diatas diketahui bahwa pegawai laki-laki berjumlah 38 orang
(58,5%) dan pegawai wanita jumlahnya 27 orang (41,5%). Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa pegawai di Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang
lebih banyak pegawai laki-laki dari pegawai perempuan.
2. Usia
Tabel 3
Distribusi Responden Menurut Kelompok Usia
No Kelompok Umur Jumlah Persentase 1 2 3 4 5 6 7
20 s/d 25 Tahun 26 s/d 30 Tahun 31 s/d 35 Tahun 36 s/d 40 Tahun 41 s/d 45 Tahun 45 s/d 50 Tahun 50 Tahun keatas
1 1 - 5 4
16 38
1,5 1,5 -
7,7 6,2 24,6 58,5
Jumlah 65 100 Sumber : Angket Penelitian 2009
Menurut tabel diatas, pegawai yang paling banyak di Dinas Kesejahteraan
Sosial Kota Palembang adalah kelompok umur 50 Tahun keatas 38 orang
(58,5%), menyusul kelompok umur 45 s/d 50 Tahun sebanyak 16 orang (24,6%),
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
kelompok umur 36 s/d 40 Tahun sebanyak 5 orang (7,7%), dan kelompok umur
41 s/d 45 Tahun sebanyak 4 orang (6,2%) sedangkan kelompok umur 26 s/d 30
Tahun sebanyak 1 orang (1,5 %), dan terakhir kelompok umur 20 s/d 25 Tahun
sebanyak 1 orang (11,5%). Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa umumnya
pegawai Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang adalah pegawai yang tidak
produktif lagi..
3. Pangkat/Golongan Pegawai
Tabel 4
Distribusi Responden Menurut Pangkat/Golongan Pegawai
No Pangkat/Golongan Jumlah Persentase 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Golongan I a Golongan I b Golongan I c Golongan I d Golongan II a Golongan II b Golongan II c Golongan II d Golongan III a Golongan III b Golongan III c Golongan III d Golongan IV a Golongan IV b Golongan IV c
- - 2 - 8 - 2 1 4
10 7
22 2 5 2
- -
3,1 -
12,3 -
3,1 1,5 6,2
15,4 10,7 33,8 3,1 7,7 3,1
Jumlah 65 100 Sumber : Angket Penelitian 2009
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
Dari data diatas tersebut dapat disimpulkan, bahwa di Dinas Kesejahteraan
Sosial Kota Palembang golongan pegawai terbanyak adalah mereka yang
mempunyai golongan pegawai III d sebanyak 22 orang (33,8%)
4. Lama Berkerja
Tabel 5
Distribusi Pegawai Menurut Lama Berkerja
No Lamanya menjadi pegawai Jumlah Persentase 1 2 3 4
1-2 Tahun 3-5 Tahun 6-10 tahun
Lebih dari 10 Tahun
1 1 2
61
1,5 1,5 3,2 93,8
Jumlah 65 100 Sumber : Angket Penelitian 2009
Dari data tersebut dapat disimpulkan, bahwa di Dinas Kesejahteraan Sosial
Kota Palembang 61 orang (93,8%) pegawai telah berkerja lebih dari 10 tahun,
sebanyak 2 orang (3,2%) masa kerja antara 6-10 tahun, 1 orang (1,5%) yang telah
berkerja 3-5 tahun dan 1 orang (1,5%) yang telah berkerja antara 1-2 tahun.
B. Pelaksanaan Good Governance (X)
Data tentang pelaksanaan Good Governance diperoleh dari pertanyaan 1 - 15
pada angket. Hasil jawaban responden disajikan dalam tabel-tabel berikut.
Tabel 6
Dalam Membuat Suatu Kebijakan Melibatkan Masyarakat
No Pert.
Pilih Jawaban Frekuensi Persentase
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
1
a. Selalu melibatkan masyarakat dalam membuat suatu kebijakan
b. Jarang melibatkan masyarakat dalam membuat suatu kebijakan
c. Sangat jarang melibatkan masyarakat dalam membuat suatu kebijakan
d. Pernah melibatkan masyarakat dalam membuat suatu kebijakan
e Tidak pernah melibatkan masyarakat dalam membuat suatu kebijakan
14
47 3 - -
21,6
72,3
6,1 - -
Jumlah 65 100 Sumber : Angket Penelitian 2009
Dari tabel 7 diatas dapat diketahui bahwa 47 responden (72,3%) yang
mengatakan jarang melibatkan masyarakat dalam membuat suatu keputusan, dan
14 responden (21,6%) mengatakan bahwa Dinas Kesejahteraan Sosial Kota
Palembang selalu melibatkan masyarakat dalam membuat suatu kebijakan, dan 4
responden (6,1%) mengatakan bahwa Dinas Kesejahteraan Sosial Kota
Palembang sangat jarang melibatkan masyarakat dalam membuat suatu keputusan.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap masyarakat yang berurusan dengan
Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang , mereka juga berpendapat yang
sama bahwa masyarakat jarang diundang dalam suatu rapat di untuk membuat
suatu kebijakan pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang. Dapat
disimpulkan bahwa dalam membuat suatu kebijakan Dinas Kesejahteraan Sosial
Kota Palembang jarang mengikut sertakan masyarakat didalamnya untuk
berpartisipasi dalam membuat suatu kebijakan.(Sumber : Interview dengan
Masyarakat yang berurusan dengan Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang).
Tabel 7
Menerima Masukan-Masukan Dari Masyarakat
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
No Pert
Pilih Jawaban Frekuensi Persentase
2
a. Ya, selalu dan keseluruhan masukan menjadi pertimbangan dalam setiap pengambilan keputusan
b. Ya, sebagian besar dijadikan sebagai masukan dalam pengambilan keputusan
c. Hanya sebagian dijadikan masukan dalam pengambilan keputusan
d. Hanya sebagian kecil dijadikan masukan dalam pengambilan keputusan
e. Belum pernah dijadikan masukan dalam pengambilan keputusan
17
46 2 - -
26,1
70,8
3,1 - -
Jumlah 65 100 Sumber : Angket Penelitian 2009
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 46 responden (70,8%)
mengatakan bahwa masukan-masukan dari masyarakat sebagian besar dijadikan
sebagi bahan pengambilan keputusan, sedangkan 17 responden (261%)
menyatakan bahwa. Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang selalu menerima
masukan-masukan dari masyarakat dan keseluruhan masukan menjadi
pertimbangan dalam setiap pengambilan keputusan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat, mereka berpendapat bahwa
Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang menerima sebagian besar masukan
dari masyarakat dalam membuat ,merumuskan suatu kebijakan maupun
keputusan, dengan bukti di Dinas Kesejahteraan Sosial kota Palembang terdapat
kotak saran dimana fungsinya adalah sebagai sarana bagi masyarakat untuk
memberikan masukan , saran maupun ktritik terhadap Dinas Kesejahteraan Sosial
Kota Palembang. Dapat disimpulkan bahwa masukan-masukan yang berasal dari
masyarakat sangatlah diperhatikan. .(Sumber : Interview dengan Masyarakat yang
berurusan dengan Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang).
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
Tabel 8
Selalu Menindak Tegas Pegawai yang Melakukan Pelanggaran Disipiln
No Pert
Pilih Jawaban Frekuensi Persentase
3
a. Selalu memindak tegas pegawai yang melakukan pelanggaran disiplin
b. Jarang memindak tegas pegawai yang melakukan pelanggaran disiplin
c. Sangat jarang memindak tegas pegawai yang melakukan pelanggaran disiplin
d. Pernah memindak tegas pegawai yang melakukan pelanggaran disiplin
e. Tidak Pernah memindak tegas pegawai yang melakukan pelanggaran disiplin
-
36
29 - -
-
55,4
44,6 - -
Jumlah 65 100 Sumber : Angket Pemelitian 2009
Berdasarkan tabel diatas diketahui 36 responden (55,4%) mengatakan bahwa
Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang Jarang menindak tegas pegawai yang
melakukan pelanggaran disiplin, 29 responden (44,6%) mengatakan Dinas
Kesejahteraan Sosial Kota Palembang sangat jarang memindak tegas pegawai
yang melakukan pelanggaran disiplin, Dapat disimpulkan bahwa Dinas
Kesejahteraan Sosial Kota Palembang penerapan hukumnya belum terlaksana
dengan baik sehingga tingkat disiplin pegawai tidak baik.
Tabel 9
Melakukan Tindakan Yang Tegas Terhadap Pegawai/Pimpinan yang
Menyalahgunakan Wewenangnya
No Pert
Pilih Jawaban Frekuensi Persentase
4
a. Selalu melakukan tindakan tegas terhadap pegawai/pimpinan yang menyalahgunakan wewenangnya
b. Jarang melakukan tindakan tegas terhadap
-
38
-
58,5
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
pegawai/pimpinan yang menyalahgunakan wewenangnya
c. Sangat Jarang melakukan tindakan tegas terhadap pegawai/pimpinan yang menyalahgunakan wewenangnya
d. Pernah melakukan tindakan tegas terhadap pegawai/pimpinan yang menyalahgunakan wewenangnya
e. Tidak Pernah melakukan tindakan tegas terhadap pegawai/pimpinan yang menyalahgunakan wewenangnya
27 - -
41,5 - -
Jumlah 65 100 Sumber : Angket Penelitian 2009
Berdasarkan tabel diatas diketahui 38 responden (58,5%) mngatakan bahwa
bahwa Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang jarang melakukan tindakan
tegas terhadap pegawai/pimpinan yang menyalahgunakan wewenangnya, 27
responden (41,5%) mengatakan bahwa Dinas Kesejahteraan Sosial Kota
Palembang sangat jarang melakukan tindakan tegas terhadap pegawai/pimpinan
yang menyalahgunakan wewenangnya, Dapat disimpulkan bahwa penerapan
pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang belum diterapkan dengan baik.
Tindakan ini dapat menyebabkan timbulnya suatu permasalahan dalam tubuh
Dinas kesejahteraan Sosial Kota Palembang,
Tabel 10
Penerapan Hukum Yang Sama Secara Adil Terhadap Pegawai Staf dan Pimpinan
No Pert
Pilih Jawaban Frekuensi Persentase
5
a. Selalu melakukan penerapan hukum yang sama secara adil
b. Jarang melakukan penerapan hukum yang sama secara adil
c. Sangat jarang melakukan penerapan hukum yang sama secara adil
d. Pernah melakukan penerapan hukum yang sama secara adil
-
33
32 -
-
50,8
49,2 -
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
e. Tidak pernah melakukan penerapan hukum yang sama secara adil
- -
Jumlah 65 100 Sumber : Angket Penelitian 2009
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 33 responden (50,8%)
mengatakan bahwa Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang jarang
melakukan penerapan hukum yang sama secara adil terhadap pegawai staf dan
pimpinan, 32 responden (49,2%) mengatakan bahwa Dinas Kesejahteraan Sosial
Kota Palembang sangat jarang melakukan penerapan hukum yang sama secara
adil, Dapat disimpulkan bahwa penerapan hukum pada Dinas Kesejahteraan
Sosial Kota Palembang belum terlaksana dengan baik.
Tabel 11
Sistem Komunikasi Organisasi Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang
Dengan Masyarakat Seperti di Dalam Pelayanan
No Pert
Pilih Jawaban Frekuensi Persentase
6
a. Sangat terbuka dengan masyarakat b. Terbuka dengan ,masyarakat c. Kurang terbuka dengan masyarakat d. Tertutup kepada Masyarakat e. Sangat tertutup kepada masyarakat
6 56 3 - -
9,2 86,2 4,6 - -
Jumlah 65 100 Sumber : Angket Penelitian 2009
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 56 responden (86,2%)
mengatakan bahwa sistem komunikasi organisasi Dinas Kesejahteraan Sosial
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
Kota Palembang terbuka dengan masyarakat, 6 responden (9,2%) mengatakan
bahwa sistem komunikasi organisasi Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang
dengan masyarakat sangat terbuka, 3 responden (4,6%) mengatakan bahwa sistem
komunikasi organisasi Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang dengan
masyarakat kurang terbuka dengan masyarakat.
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat mereka juga berpendapat
yang sama bahwa komunikasi yang dijalin oleh Dinas Kesejahteraan Sosial Kota
Palembang adalah terbuka dengan masyarakat. Masyarakat berpendapat seperti itu
dikarenakan, didalam mengurusi suatu hal pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota
Palembang para pegawai mempunyai sikap yang ramah terhadap mayarakat
dengan kata lain masyarakat Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem
komunikasi Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang sudah terlaksana dengan
baik. .(Sumber : Interview dengan Masyarakat yang berurusan dengan Dinas
Kesejahteraan Sosial Kota Palembang).
Tabel 12
Kebijakan yang dibuat oleh Dinas Kesejahteraan Kota Palembang Demi Kepentingan Masyarakat
No Pert
Pilih Jawaban Frekuensi Persentase
7
a. Selalu, bahwa setiap kebijakan itu dibuat demi kepentingan masyarakat.
b. Agak sering dibuat kebijakan demi kepentingan msyarakat
c. Seimbang d. Masih sebagian kecil e. Belum memihak kepentingan masyarakat
12
47 6 - -
18,5
72,3
9,2 - -
Jumlah 65 100 Sumber : Angket Penelitian 2009
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui 47 responden (72,3%) mengatakan
bahwa Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang dalam membuat suatu
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
kebijakan agak sering demi kepentingan masyarakat, 12 responden (18,5%)
mengatakan bahwa Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang dalam membuat
kebijakan selalu demi kepentingan masyarakat, dan 6 responden (9,2%)
mengatakan bahwa Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang seimbang dalam
membuat suatu kebijakan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat mereka berpendapat bahwa
Dinas Kesejahteraan Sosial Kota palembang membuat suatu kebijakan terutama
kebijakan sosial selalu memihak terhadap kepentingan masyarakat. Dapat
disimpulkan bahwa Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang dalam membuat
suatu kebijakan dibuat untuk kepentingan masyarakat. .(Sumber : Interview
dengan Masyarakat yang berurusan dengan Dinas Kesejahteraan Sosial Kota
Palembang).
Tabel 13
Laporan Keuangan Dipublikasikan kepada Masyarakat
No Pert
Pilih Jawaban Frekuensi Persentase
8
a. Selalu b. Jarang c. Sangat jarang d. Pernah e. Tidak pernah
1 40 24 - -
1,5 61,6 36,9
- -
Jumlah 65 100 Sumber : Angket Penelitian 2009
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 40 responden (61,6%)
mengatakan bahwa Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang jarang
memberikan laporan keuangan yang dipublikasikan kepada masyarakat, 24
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
responden (36,9%) mengatakan bahwa Dinas Kesejahteraan Sosial Kota
Palembang sangat jarang mempublikasikan laporan keuangan kepada masyarakat,
dan 1 responden (1,5%) mengatakan bahwa Dinas Kesejahteraan Sosial Kota
Palembang selalu mempublikasikan laporan keuangan kepada masyarakat..
Berdasarkan hasil wawancara kepada masyarakat, mereka berpendapat
bahwasanya laporan keuangan Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang jarang
dipublikasikan kepada masyarakat, mereka berasumsi bahwa laporan keuangan
merupakan masalah intern yang tidak boleh diketahui oleh masyarakat. Dapat
disimpulkan bahwa Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang jarang
mempublikasikan laporan keuangan. .(Sumber : Interview dengan Masyarakat
yang berurusan dengan Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang).
Tabel 14
Masyarakat Dapat Mengakses Masalah-Masalah di Dinas Kesejahteraan Sosial
Kota Palembang
No Pert
Pilih Jawaban Frekuensi Persentase
9
a. Sangat dapat mengakses masalah-masalah di Dinas Ksejahteraan Sosial Kota Palembang.
b. Dapat mengakses masalah-masalah di Dinas Ksejahteraan Sosial Kota Palembang.
c. Kurang dapat mengakses masalah-masalah di Dinas Ksejahteraan Sosial Kota Palembang.
d. Tertutup dalam mengakses masalah-masalah di Dinas Ksejahteraan Sosial Kota Palembang.
4
58
3 - -
6,2
89,2
4,6 - -
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
e. Sangat tertutup dalam mengakses masalah-masalah di Dinas Ksejahteraan Sosial Kota Palembang.
Jumlah 52 100 Sumber : Angket Penelitian 2009
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 58 responden (89,2%)
mengatakan masyarakat dapat mengakses masalah-masalah di Dinas Ksejahteraan
Sosial Kota Palembang., 4 responden (6,2%) mengatakan bahwa masyarakat
sangat dapat mengakses masalah-masalah di Dinas Ksejahteraan Sosial Kota
Palembang, dan 3 responden (4,6%) mengatakan masyarakat kurang dapat
mengakses masalah-masalah di Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang.
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat, mereka berpendapat bahwa
mereka dapat mengakses masalah-masalah yang terdapat di Dinas Kesejahteraan
Sosial Kota Palembang. Dapat disimpulkan bahwa masalah-masalah yang
terdapat pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang dapat diketahui oleh
masyarakat. .(Sumber : Interview dengan Masyarakat yang berurusan dengan
Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang).
Tabel 15
Membedakan Perempuan dalam Penempatan Posisi
No
Pert
Pilih Jawaban Frekuensi Persentase
10
a. Tidak sama sekali
b. Ya, untuk jabatan tertentu sesuai dengan
jabatannya
c. Ya, secara umum masih lebih
mengutamakan pimpinan pria
d. Jarang membedakan keberadaan
-
58
7
-
-
89,2
10,8
-
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
perempuan dalam penempatan posisi
puncak
e. Pernah membedakan keberadaan
perempuan dalam penempatan posisi
puncak
-
-
Jumlah 52 100
Sumber : Angket Penelitian 2009
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 58 responden (89,2%)
mengatakan Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang membedakan
perempuan untuk penempatan posisi untuk jabatan tertentu sesuai dengan
jabatanya, 7 responden (10,8%) mengatakan bahwa Dinas Ksejahteraan Sosial
Kota Palembang lebih mengutamakan pimpinan pria dalam suatu jabatan. Dapat
disimpulkan bahwa di Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang membedakan
keberadaan perempuan untuk jabatan tertentu.
Tabel 16
Pelaksanaan Kerja Didasarkan pada Prinsip Efektivitas
No Pert
Pilih Jawaban Frekuensi Persentase
11
a. Ya setiap pelaksanaan kerja selalu didasarkan pada prinsip efektivitas
b. Ya sebagian besar pelaksanaan kerja selalu didasarkan pada prinsip efektivitas
c. Hanya sebagian pelaksanaan kerja selalu didasarkan pada prinsip efektivitas
d. Hanya sebagian kecil pelaksanaan kerja selalu didasarkan pada prinsip efektivitas
e. Setiap pelakasanaan kerja tidak pernah didasarkan pada prinsip efektivitas
1
54
10 - -
1,5
83,1
15,4 - -
Jumlah 65 100 Sumber : Angket Penelitian 2009
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 54 responden (83,1%)
mengatakan bahwa sebagian besar pelaksanaan kerja selalu didasarkan pada
prinsip efektivitas, 10 responden (15,4%) mengatakan bahwa hanya sebagian
pelaksanaan kerja selalu didasarkan pada prinsip efektivitas,.dan 1 responden
(1,5%) mengatakan bahwa setiap pelaksanaan kerja selalu didasarkan pada prinsip
efektivitas Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kerja pada Dinas
Kesejahteraan Sosial Kota Palembang sebagian besar didasarkan pada prinsip
efektivitas.
Tabel 17
Pelaksanaan Kerja Didasarkan pada Prinsip Efisiensi
No Pert
Pilih Jawaban Frekuensi Persentase
12
a. Ya setiap pelaksanaan kerja selalu didasarkan pada prinsip efisiensi
b. Ya sebagian besar pelaksanaan kerja selalu didasarkan pada prinsip efisiensi
c. Hanya sebagian pelaksanaan kerja selalu didasarkan pada prinsip efisiensi
d. Hanya sebagian kecil pelaksanaan kerja selalu didasarkan pada prinsip efisiensi
e. Setiap pelakasanaan kerja tidak pernah didasarkan pada prinsip efisiensi
1
53
11 - -
1,5
83,1
15,4 - -
Jumlah 65 100 Sumber : Angket Penelitian 2009
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 53 responden (83,1%)
mengatakan bahwa sebagian besar pelaksanaan kerja selalu didasarkan pada
prinsip efisiensi, 11 responden (15,4%) mengatakan bahwa setiap pelaksanaan
kerja selalu didasarkan pada prinsip efisiensi, dan 1 responden (1,5%) mengatakan
bahwa hanya sebagian pelaksanaan kerja selalu didasarkan pada prinsip efisiensi.
Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kerja pada Dinas Kesejahteraan Sosial
Palembang sebagian besar didasarkan prinsip efisiensi.
Tabel 18
Membuat Peraturan Mengenai Kesejahteraan Sosial yang Memihak pada
Kepentingan Masyarakat
No Pert
Pilih Jawaban Frekuensi Persentase
13
a. Selalu memihak kepentingan masyarakat b. Jarang memihak kepentingan masyarakat c. Sangat jarang memihak kepentingan
masyarakat d. Pernah memihak kepentingan masyarakat e. Tidak pernah memihak kepentingan
masyarakat
23 40 2 - -
35,4 61,6 3,1 - -
Jumlah 65 100 Sumber : Angket Penelitian 2009
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 40 responden (61,6%)
mengatakan bahwa Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang dalam membuat
suatu peraturan mengenai kesejahteraan sosial jarang memihak kepentingan
masyarakat, 23 responden (35,4%) mengatakan bahwa Dinas Kesejahteraan Sosial
Kota Palembang dalam membuat suatu peraturan mengenai kesejahteraan sosial
selalu memihak terhadap kepentingan masyarakat, dan 2 responden (3,1%)
mengatakan bahwa Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang dalam membuat
suatu peraturan mengenai kesejahteraan sosial sangat jarang memihak
kepentingan masyarakat.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap masyarakat, mereka juga berpendapat
yang sama bahwa Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang dalam membuat
peraturan terkadang tidak memihak terhadap kepentingan masyarakat. Dapat
disimpulkan bahwa peraturan-peraturan yang dibuat oleh Dinas Kesejahteraan
Sosial Kota Palembang jarang memihak terhadap kepentingan masyarakat.
.(Sumber : Interview dengan Masyarakat yang berurusan dengan Dinas
Kesejahteraan Sosial Kota Palembang).
Tabel 19
Program Kerja yang dibuat Bertujuan Untuk Melayani Masyarakat Sebaik
Mungkin
No Pert
Pilih Jawaban Frekuensi Persentase
14
a. Selalu untuk melayani masyarakat sebaik mungkin
b. Jarang untuk melayani masyarakat sebaik mungkin
c. Sangat jarang untuk melayani masyarakat sebaik mungkin
27
36
2
41,5
55,4
3,1
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
d. Pernah untuk melayani masyarakat sebaik mungkin
e. Tidak pernah untuk melayani masyarakat sebaik mungkin
- -
- -
Jumlah 65 100 Sumber : Angket Penelitian 2009
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 36 responden (55,4%)
mengatakan bahwa program kerja yang dibuat oleh Dinas Kesejahteraan Sosial
Kota Palembang jarang untuk melayani masyarakat sebaik mungkin, 27
responden (41,5%) mengatakan bahwa program kerja yang dibuat oleh Dinas
Kesejahteraan Sosial Kota Palembang selalu untuk melayani masyarakat sebaik
mungkin, dan 2 responden (3,1%) mengatakan bahwa program kerja yang dibuat
oleh Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang sangat jarang untuk melayani
masyarakat sebaik mungkin.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap masyarakat , mereka berpendapat
program kerja yang dibuat oleh Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang
jarang bertujuan untuk melayani masyarakat. Dapat disimpulkan bahwa program
kerja yang dibuat oleh Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang dalam
melayani kepentingan masyarakat kurang baik. .(Sumber : Interview dengan
Masyarakat yang berurusan dengan Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang).
Tabel 20
Pimpinan Selalu Mempunyai Visi dan Strategi untuk Mengembangkan Pegawai
No Pert
Pilih Jawaban Frekuensi Persentase
15
a. Selalu b. Jarang c. Sangat jarang d. Pernah e. Tidak pernah
7 57 1 - -
10,8 87,7 1,5 - -
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
Jumlah 65 100 Sumber : Angket Penelitian 2009
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 57 responden (87,7%)
mengatakan pimpinan jarang mempunyai visi dan strategi untuk mengembangkan
pegawai, 7 responden (10,8%) mengatakan pimpinan selalu mempunyai visi dan
strategi untuk mengembangkan pegawai, dan 1 responden (1,5%) mengatakan
pimpinan sangat jarang mempunyai visi dan strategi untuk mengembangkan
pegawai Dapat disimpulkan bahwa pimpinan kurang memperhatikan
pengembangan SDM di Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang, adapun
strategi pengembangan SDM yang dilakukan pada umumnya adalah pendidikan
dan pelatihan yang berfungsi untuk mutu SDM karyawan Dinas Kesejahteraan
Sosial Kota Palembang..
C. Kinerja Organisasi (Y)
Data tentang kinerja organisasi diperoleh dari pertanyaan 16- 20 pada angket.
Hasil jawaban responden disajikan dalam tabel-tabel berikut
Tabel 21
Hasil Pekerjaan Telah Mencapai Sasaran yang Diinginkan oleh Organisasi
No Pert
Pilih Jawaban Frekuensi Persentase
16
a. Selalu dapat diselesaikan sesuai yang diinginkan oleh organisasi
b. Jarang dapat diselesaikan sesuai yang
5
51
7,7
78,5
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
diinginkan oleh organisasi c. Sangat jarang dapat diselesaikan sesuai
yang diinginkan oleh organisasi d. Pernah dapat diselesaikan sesuai yang
diinginkan oleh organisasi e. Tidak pernah dapat diselesaikan sesuai
yang diinginkan oleh organisasi
9 - -
13,8
- -
Jumlah 65 100 Sumber : Angket Penelitian 2009
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 51 responden (78,5%)
mengatakan jarang dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai yang diinginkan oleh
organisasi, 9 responden (13,8%) mengatakan bahwa pegawai sangat jarang dapat
menyelesaikan pekerjaan sesuai yang diinginkan organisasi,. 5 responden (7,7%)
mengatakan bahwa pegawai selalu dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai yang
diinginkan organisasi Dapat disimpulkan bahwa kemampuan SDM Dinas
Kesejahteraan Sosial Kota Palembang tergolong kurang baik dalam
menyelesaikan pekerjaan.
Tabel 22
Menyelesaikan Pekerjaan Tepat Waktu
No Pert
Pilih Jawaban Frekuensi Persentase
17
a. Selalu tepat waktu b. Jarang tepat waktu c. Sangat jarang tepat waktu d. Pernah tepat waktu e. Tidak pernah tepat waktu
- 31 34 - =
- 47,7 52,3
- -
Jumlah 65 100 Sumber : Angket Penelitian 2009
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 34 responden (52,3%)
mengatakan sangat jarang tepat waktu dalam menyelesaikan pekerjaan, 31
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
responden (47,7%) mengatakan jarang tepat waktu dalam menyelesaikan
pekerjaan, Dapat disimpulkan bahwa pegawai Dinas Kesejahteraan Sosial Kota
Palembang kurang mempunyai rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan
Tabel 23
Menunda Pekerjaan
No Pert
Pilih Jawaban Frekuensi Persentase
18
a. Tidak pernah menunda pekerjaan b. Pernah menunda pekerjaan c. Sangat jarang menunda pekerjaan d. Sering menunda pekerjaan e. Sangat sering menunda pekerjaan
1 49 15
1,5 75,4 23,1
Jumlah 65 100 Sumber : Angket Penelitian 2009
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 49 responden (75,4%)
mengatakan bahwa pernah menunda pekerjaan, 15 responden (23,1%)
mengatakan sangat jarang menunda pekerjaan, dan 1 responden (1,5%)
mengatakan tidak pernah menunda pekerjaan. Dapat disimpulkan bahwa pegawai
Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang mempunyai etos kerja yang kurang
baik sehingga sebagian besar pegawai pernah menunda pekerjaan yang diberikan
oleh kantor.
Tabel 24
Memberikan Pelayanan yang Optimal Kepada Masyarakat
No Pert
Pilih Jawaban Frekuensi Persentase
19
a. Selalu memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat
b. Jarang memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat
c. Sangat jarang memberikan pelayanan yang
15
44 6
23,1
67,7
9,2
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
optimal kepada masyarakat d. Pernah memberikan pelayanan yang
optimal kepada masyarakat e. Tidak pernah memberikan pelayanan yang
optimal kepada masyarakat
- -
- -
Jumlah 65 100 Sumber : Angket Penelitian 2009
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 44 responden (67,7%)
mengatakan bahwa Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang jarang
memberikan pelayanan optimal kepada masyarakat, 15 responden (23,1%)
mengatakan Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang selalu memberikan
pelayanan optimal kepada masyarakat, dan 6 responden (9,2%) mengatakan
sangat jarang memberikan pelayanan optimal kepada masyarakat.
Berdasarkan hasil wawancara kepada masyarakat, mereka berpendapat bahwa
pelayanan yang diberikan oleh Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang
kurang optimal kepada masyarakat. Dapat disimpulkan bahwasanya dalam
memberikan pelayanan, Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang kurang.
Optimal. (Sumber : Interview dengan Masyarakat yang berurusan dengan Dinas
Kesejahteraan Sosial Kota Palembang).
Tabel 25
Tanggap Terhadap Keluhan dan Keinginan Masyarakat
No Pert
Pilih Jawaban Frekuensi Persentase
20
a. Ya, selalu ditanggapi dan ditindak lanjuti b. Sudah ditanggapi dan sebagian besar bisa
ditindak lanjuti c. Sudah ditanggapi tetapi sebagian besar
saja yang masih dilanjuti d. Masih kurang dilanjuti e. Sama sekali belum dilanjuti
13 51
1 - -
20,0 78,5
1,5
- -
Jumlah 52 100 Sumber : Angket Penelitian 2009
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 51 responden (78,5%)
mengatakan keluhan dan keiginan masyarakat sudah ditanggapi dan sebagian
besar bisa ditindak lanjuti. 13 responden (20,0%) mengatakan keluhan dan
keinginan masyarakat selalu ditanggapi dan ditindak lanjuti, 1 responden (1,5%)
mengatakan keluhan dan keinginan masyarakat sudah ditanggapi tetapi sebagian
besar saja yang masih ditindak lanjuti.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap masyarakat mereka berpendapat untuk
masalah menindak lanjuti keluhan dan keinginan masyarakat di bidang sosial
Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang dinilai cukup baik. Dapat
disimpulkan dalam menindak lanjuti keluhan dan keinginan, Dinas Kesejahteraan
Sosial Kota Palembang cukup baik. .(Sumber : Interview dengan Masyarakat
yang berurusan dengan Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang).
D. Klasifikasi Data
Jawaban responden dari masing masing variable d klasifikasikan atas : sangat
tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat rendah. Maka terlebih dahulu ditentukan
dengan skala interval dengan rumus
ilanganBanyaknyaBahSkorTerendggiSkorTertin −
1. Klasifikasi Data Variabel X
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
Data skor masing-masing responden setiap pertanyaan angket dari variable
pelaksanaan Good Governance dapat dilihat pada lampiran 2
Skor tertinggi : 63
Skor terendah : 55
Banyaknya bilangan : 5
6,158
55563
==− (dibulatkan 2)
Berdasarkan lampiran 2 maka dapat diklasifikasikan data sebagaimana pada
tabel berikut :
Tabel 26
Klasifikasi Data Variabel Pelaksanaan Good Governance
No Skor F % Klasifikasi 1 2 3 4 5
63- 64 61– 62 59 – 60 57 – 58 55 - 56
1 2 51 6 5
1,5 3,1
78,5 9,2 7,7
Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah
Sangat Rendah Berdasarkan tabel diatas diketahui dari 65 responden 51 responden (78,5%)
memiliki skor 69 – 60, 6 responden (9,2%) memiliki skor 57 – 58, 5 responden
(7,7%) memiliki skor 55 – 56, 2 responden (3,1%) memiliki skor 61 – 62, dan 1
responden (1,5%) memiliki skor 63 – 64. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa pelaksanaan Good Governance di Dinas Kesejahteraan Sosial kota
Palembang dikategorikan sedang
2. Klasifikasi Data Variabel Y
Data skor masing-masing responden setiap pertanyaan angket dari variable
Kinerja Organisasi dapat dilihat pada lampiran 3
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
Skor tertinggi : 23
Skor terendah : 15
Banyaknya bilangan : 5
6,158
51523
==− (dibulatkan 2)
Berdasarkan lampiran 3 maka dapat diklasifikasikan data sebagaimana pada
tabel berikut :
Tabel 27
Klasifikasi Data Variabel Kinerja Organisasi
No Skor F % Klasifikasi 1 2 3 4 5
23 - 24 21 - 22 19 – 20 17 - 18 15 – 16
1 2 55 6 1
1,5 3,1
84,7 9,2 1,5
Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah
Sangat Rendah Berdasarkan tabel diatas diketahui dari 65 responden, 55 responden (84,7%)
memiliki skor 19 - 20, 6 responden (9,2%) memiliki skor 17 - 18, 2 responden
(3,1%) memiliki skor 21- 22, 1 responden (1,5%) memiliki skor 23 - 24, dan 1
responden (1,5%) memiliki skor 15 - 16. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa Kinerja Organisasi di Dinas Kesejahteraan Sosial kota Palembang
dikategorikan sedang.
BAB V
ANALISA DATA
Dalam bab ini akan dianalisis semua data yang diperoleh dari hasil penelitian
seperti yang sudah disajikan dalam bab terdahulu
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
A. Pelaksanaan Good Governance
Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa variable bebas yakni
pelaksanaan Good Governance di Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang
dikategorikan sedang, hal ini dikarenakan Dinas Kesejahteraan Sosial Kota
Palembang mempunyai kebijakan-kebijakan yang berorientasi terhadap pelayanan
kepada masyarakat seperti, program kerja yang dimiliki oleh Dinas Kesejahteraan
Sosial Kota palembang yang bertujuan untuk melayani masyarakat di bidang
kesejahteraan sosial, sistem komunikasi yang terbuka terhadap masyarakat
sehingga masyarakat dapat memberikan saran maupun kritik yang bersifat
membangun kepada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang., dan
pelaksanaan kerja pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang. yang
sebagian besar berdasarkan pada prinsip efektivitas dan efisiensi kerja guna
mencapai tujuan dan keinginan organisasi, Akan tetapi Dinas Kesejahteraan
Sosial Kota Palembang kurang dalam hal penerapan hukum, maupun disiplin
pegawai dan juga kurangnya strategi pengembangan SDM para pegawai, ini dapat
menyebabkan timbulnya suatu permasalahan pada Dinas Kesejahteraan Sosial
kota Palembang seperti menurunya etos kerja karyawan.
B. Kinerja Organisasi
Berdasarkan analisis data diketahui bahwa Kinerja Organisasi sebagai variable
terikat pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang dikategorikan sedang.
Hal ini dikarenakan kualitas para pegawai Dinas Kesejahteraa Sosial Kota
Palembang yang cukup baik dengan bukti dalam memberikan pelayanan kepada
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
masyarakat, para pegawai memberikan pelayanan yang cukup optimal, para
pegawai tanggap terhadap keluhan-keluhan masyarakat, tetapi para pegawai Dinas
Kesejahteraan Sosial Kota Palembang kurang dalam hal mutu SDM nya, dengan
bukti para pegawai Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang jarang
menyelesaikan pekerjaan tepat waktu , pernah memnunda pekerjaan. Sehingga
sasaran yang ingin dicapai oleh organisasi kurang memuaskan.
C. Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi
Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pelaksanaan good governance
(X) dengan kinerja organisasi (Y), maka dapat dilihat dengan menggunakan
rumus korelasional product moment, kemudian untuk menguji hipotesis maka
digunakan rumus “t”, dan selanjutnya untuk melihat seberapa besar pengaruh
yang diberikan antara pelaksanaan good governance (X) terhadap kinerja
organisasi (Y), maka digunakan rumus Koefisien Determinant.
1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pelaksanaan good
governance (X) dan kinerja organisasi (Y) , maka digunakan rumus
product moment (Sugiyono, 2005;212) untuk mencari koefisien koefisien
korelasi antara kedua variable tersebut.
Dari tabel diatas diketahui :
ΣΧ = 3852
ΣΥ = 1269
2ΣΧ = 228396
2ΣΥ = 24843
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
ΣΧΥ = 75254
Maka Koefisien Korelasinya ( )xyr adalah :
r xy = { }{ }22 )(.)(.
))((.
22 ΥΥΧΧ
ΥΧΧΥ
Σ−ΣΣ−Σ
ΣΣ−Σ
NN
N
r xy = { }{ }22 )1269(24843.65)3852(228396.65
)1269)(3852(75254.65−−
−
r xy = { }{ }161036116147951483790414845740
48881884891510−−
−
r xy = { }{ }44347836
3322
r xy = 34744824
3322
r xy = 014.22065
3322
r xy = 563,0
Hasil perhitungan diatas akan memperlihatkan kemungkinan-kemungkinan
sebagai berikut :
d. Koefisien korelasi yang diperoleh sama dengan nol (r = o) berarti
hubungan kedua variable yang diuji tidak ada.
e. Koefisien korelasi yang diperoleh positif (r = +)berarti kenaikan nilai
variable yang satu, diikuti nilai variable yang lain dan kedua variable
memiliki hubungan positif.
f. Koefisien korelasi yang diperoleh negative (r = -) berarti kedua variable
negative dan menunjukan meningkatnya variable yang satu diikuti
menurunya variable yang lain.
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
Dari perhitungan diatas maka diperoleh xyr = 0,563 adalah bernilai positif,
Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi, sedang atau rendah antara kedua
variable berdasarkan nilai r (koefisien korelasi) digunakan penafsiran atau
interprestasi angka yang dikemukakan oleh Sugiyono {2005:214)
Tabel 28
Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien korelasi
Interprestasi Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
Dari ketentuan diatas jelaslah nilai koefisien korelasi yang diperoleh r xy =
563,0 berada diantara 0,40 – 0,599 dengan pengertian tingkat hubungan kedua
variable adalah sedang. Dengan demikian dapat disebutkan bahwa terdapat
pengaruh Good Governance terhadap kinerja organisasi di Dinas Kesejahteraan
Sosial Kota Palembang.
2. Uji Signifikan
Untuk menguji signifikan antara variabel X dan variabel Y dapat dilakukan
dengan menggunakan rumus
2
2rt
nrt−
−=
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
maka : ( )2563,01
265563,0
−
−=t
3169,01
63563,0−
=
6831,0
937,7563,0 x=
826,0468,4
= .
Berdasarkan ketentuan pengujian hipotesis :
- jika harga tabelhitung tt < maka hipotesis alternative ditolak
- jika harga tabelhitung tt > maka hipotesis alternative diterima
Dari tabel distribusi t lampiran 5 pada taraf 5% (0,05) dengan dk 63 diketahui
t-tabel = 2,00 sedangkan t- hitung yang diperoleh = 5,409, dengan demikian t-
hitung > t-tabel (5,409>2,00), maka Ho ditolak Ha diterima, dengan demikian
terdapat pengaruh antara pelaksanaan Good Governance terhadap kinerja
organisasi di Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang
3. Koefisien Determinan
Dengan Koefisien determinan kita dapat mengetahui berapa besar persentase
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk itu kita dapat
menggunakan rumus sebagai berikut :
KP = ( )2xyr x 100%
= ( )2563,0 x 100%
=0,3169 x 100%
=31,69%
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
Dari perhitungan diatas maka besar pengaruh pelaksanaan Good Governance
terhadap kinerja organisasi di Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang sebesar
31,69% berarti 68,31% lagi yang mempengaruhi kinerja organisasi di Dinas
Kesejahteraan Sosial Kota Palembang diprngaruhi oleh faktor-faktor lain, seperi
faktor kepemimpinan, efektifitas kerja pegawai, dll
.
BAB VI
PENUTUP
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
Setelah hasil penelitian ini diinterprestasikan dan dianalisis maka dalam bab
ini penulis dapat menarik kesimpulan yang menjadi inti dari penelitian yang telah
dilakukan mengenai Pengaruh Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi.(
Studi Kasus pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang)
A. Kesimpulan
1. Pelaksanaan Good Governance di Dinas Kesejahteraan Sosial Kota
Palembang dikategorikan sedang. Ini dikarenakan kurangnya partisipasi
masyarakat dalam membuat suatu kebijakan, program kerja, seharusnya
Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang harus mengikutsertakan
masyarakat dalam membuat suatu kebijakan karena dari masyarakatlah
Dinas dapat mengetahui apa saja yang dikehendaki, dan juga kurangnya
supremasi hukum dalam Dinas Kesejahteraan Sosial Kota palembang,
tetapi dalam hal sistem komunikasi, menerima masukan-masukan dan
saran, transparansi, Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang tergolong
baik.
2. Kinerja organisasi di Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang
dikategorikan sedang. Ini dikarenakan kinerja pegawai dinas
Kesejahteraan Sosial Kota Palembang yang kurang baik dalam
menyelesaikan pekerjaan, kurang tepat waktu dalam menyelesaikan
pekerjaan. Ini tentu dapat menyebabkan kurang tercapainya sasaran yang
akan di capai oleh organisasi. Tetapi daloam hal memberikan pelayanan
dan respon pegawai Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang masih
pada taraf yang baik.
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
3. Pengaruh yang terdapat pada pelaksanaan Good Governance terhadap
kinerja organisasi sedang pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota
Palembang. Hal ini dapat memberi kita kesimpulan bahwa apabila
pelaksanaan Good Governance ditingkatkan maka otomatis dapat
meningkatkan kinerja organisasi itu sendiri. Besar pengaruh pelaksanaan
Good Governance terhadap kinerja organisasi pada Dinas Kesejahteraan
Sosial Kota Palembang sebesar 31,69%.
B. Saran
Adapun saran yang dapat dikemukakan penulis sebagai bahan masukan untuk
lebih meningkatkan mutu dan manfaat dari penelitian ini,
1. Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang harus lebih tanggap terhadap
aspirasi mayarakat dan juga Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang
harus lebih melibatkan masyarakat dalam membuat kebijakan atau
keputusan sehingga Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang dapat
lebih mengetahui apa saja yang menjadi kehendak darp masyarakat.
2. Untuk lebih meningkatkan mutu pegawai Dinas Kesejahteraan Sosial Kota
Palembang maka pimpinan harus melakukan strategi pengembangan baik
itu dengan cara pendidikan dan pelatihan, loka karya dll. Sehingga para
pegawai Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang dapat memiliki mutu
pelayanan yang lebih profesionalisme, dan masyarakat dapat lebih puas
terhadap kinerja para pegawai.
3. Pimpinan organisasi harus lebih menegakkan rasa disiplin dan penegakan
hukum, dimana agar para pegawai Dinas Kesejahteraan Sosial Kota
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
Palembang memiliki tingkat kedisiplinan yang lebih agar kinerja
organisasi yang ada dapat lebih ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
Effendi, Sofian, 1996, Membangun Martabat Manusia ; Peranan Ilmu-Ilmu Sosial
dalam Pembangunan, Yogyakarta : Gajah Mada University..
Handayaningrat, Soewarno, 1996., Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan
Manajemen, Jakarta : Gunung Agung.
Mardiasmo, 1998, Otonomi Daerah dan Manajemen Keuangan Daerah,
Yogyakarta : Andy Offset.
Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahuk Jannah, 2005, Metode Penelitian
Kuantitatif, Jakarta : Rajagrafindo Persada.
Sarwoto, 1990, Dasar - Dasar Organisasi dan Manajemen, Jakarta : Ghalia
Indonesia.
Setyawan, Dharma, 2004, Manajemen Pemerintahan Indonesia, Jakarta :
Djambatan.
Singarimbun, Masri, dan Sofyan Effendi, 1993, Metode Penelitian Survai, Jakarta
: LP3ES.
Sugiyono, 2003, Metode Penelitian Admiistrasi, Bandung : Alfabeta.
Tangkilisan, Hessel Nogi S, 2005, Manajemen Publik, Jakarta: Grassindo
Tjandra, W.Riawan, dkk, 2005. Peningkatan Kapasitas Pemerintah Daerah
Dalam Pelayanan Publik, Yogyakarta: Pembaharuan.
Wahab, Solichin Abdul, 1990, Analisis Kebijakan Negara, Jakarta : Rieneka
Cipta.
Widjaja, Amin Tunggal, 1993, Manajemen Suatu Pengantar, Jakarta: Rieneka
Cipta Jaya
Winarno, Budi, 2002, Teori dan Proses Kebijakan Publik, Yogyakarta: Media
Presindo.
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
Lampiran 1
ANGKET
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
Petunjuk 1. Jawablah semua pertanyaan dibawah ini dengan jujur. 2. Beri tanda silang pada a,b,c.d atau e sebagai jawaban pilihan anda yang
sesuai menurut anda 3. Jawaban Bapak/Ibu digunakan hanya untuk bahan penulisan Skripsi dan
tidak ada hubungannya dengan posisi Bapak/Ibu di Instansi tempat Berkerja.
A. Identitas Responden 1. Nomor : (Kosongkan) 2. Jenis Kelamin : 3. Usia : 4. Golongan/Pangkat : 5. Masa Berkerja : Pertanyaan :
Pelaksanaan Good Governance (Variabel X) Partsipasi Masyarakat 1. Apakah Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang dalam membuat suatu
kebijakan melibatkan masyarakat ? a. Selalu melibatkan masyarakat dalam membuat suatu kebijakan b. Jarang melibatkan masyarakat dalam membuat suatu kebijakan c. Sangat jarang melibatkan masyarakat dalam membuat suatu kebijakan d. Pernah melibatkan masyarakat dalam membuat suatu kebijakan e. Tidak pernah melibatkan masyarakat dalam membuat suatu kebijakan
2. Apakah Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang selalu menerima masukan-masukan dari masyarakat ? a. Ya, selalu dan keseluruhan masukan menjadi pertimbangan dalam setiap
pengambilan keputusan b. Ya, sebagian besar dijadikan sebagai masukan dalam pengambilan
keputusan c. Hanya sebagian dijadikan masukan dalam pengambilan keputusan d. Hanya sebagian kecil dijadikan masukan dalam pengambilan keputusan e. Belum pernah dijadikan masukan dalam pengambilan keputusan
Tegaknya Supremasi Hukum 3. Apakah Dinas kesejahteraan Sosial Kota Palembang selalu menindak tegas
pegawai yang melakukan pelanggaran disiplin ? a. Selalu menindak tegas pegawai yang melakukan pelanggaran disiplin b. Jarang menindak tegas pegawai yang melakukan pelanggaran disiplin c. Sangat jarang menindak tegas pegawai yang melakukan pelanggaran
disiplin d. Pernah menindak tegas pegawai yang melakukan pelanggaran disiplin e Tidak Pernah menindak tegas pegawai yang melakukan pelanggaran
disiplin
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
4.. Apakah Dinas Kesejahteraan Kota Palembang melakukan tindakan yang tegas terhadap pegawai/pimpinan yang menyalahgunakan wewenangnya ? a Selalu melakukan tindakan tegas terhadap pegawai/pimpinan yang
menyalahgunakan wewenangnya b. Jarang melakukan tindakan tegas terhadap pegawai/pimpinan yang
menyalahgunakan wewenangnya c. Sangat Jarang melakukan tindakan tegas terhadap pegawai/pimpinan yang
menyalahgunakan wewenangnya d. Pernah melakukan tindakan tegas terhadap pegawai/pimpinan yang
menyalahgunakan wewenangnya e. Tidak Pernah melakukan tindakan tegas terhadap pegawai/pimpinan yang
menyalahgunakan wewenangnya 5. Apakah Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang melakukan penerapan
hukum yang sama secara adil terhadap pegawai staf dan pimpinan ? a. Selalu melakukan penerapan hukum yang sama secara adil b. Jarang melakukan penerapan hukum yang sama secara adil c. Sangat jarang melakukan penerapan hukum yang sama secara adil d. Pernah melakukan penerapan hukum yang sama secara adil e. Tidak pernah melakukan penerapan hukum yang sama secara adil
Transparansi 6. Bagaimana sistem komunikasi organisasi Dinas Kesejahteraan Sosial Kota
Palembang dengan masyarakat seperti di dalam pelayanan ? a. Sangat terbuka dengan masyarakat b. Terbuka dengan masyarakat c. Kurang terbuka dengan masyarakat d. Tertutup kepada masyarakat e. Sangat tertutup kepada masyarakat 7. Apakah kebijakan yang dibuat oleh Dinas Kesejahteraan Kota Palembang
demi kepentingan masyarakat ? a. Selalu, bahwa setiap kebijakan itu dibuat demi kepentingan masyarakat. b. Agak sering dibuat kebijakan demi kepentingan msyarakat c. Seimbang d. Masih sebagian kecil e. Belum memihak kepentingan masyarakat. 8. Apakah ada laporan keuangan Kantor Kesejahteraan Sosial Kota Palembang
untuk dipublikasikan kepada masyarakat.? a. Selalu b. Jarang c, Sangat jarang d. Pernah e. Tidak pernah 9. Apakah masyarakat dapat mengakses masalah-masalah di Kantor Dinas
Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ?
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
a. Sangat dapat mengakses masalah-masalah di Kantor Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang
b. Dapat mengakses masalah-masalah di Kantor Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang
c. Kurang dapat mengakses masalah-masalah di Kantor Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang
d. Tertutup dalam mengakses masalah-masalah di Kantor Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang
e. Sangat tertutup dalam mengakses masalah-masalah di Kantor Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang
Kesetaraan 10. Apakah Dinas Kesejahteraan Sosial Kota palembang membedakan jenis
kelamin dalam penempatan posisi ? a. Tidak sama sekali b. Ya untuk jabatan tertentu sesuai dengan jabatannya c. Ya secara umum mesih lebih mengutamakan pimpinan pria d. Jarang membedakan keberadaan perempuan dalam penempatan posisi
puncak e. Pernah membedakan keberadaan perempuan dalam penempatan posisi
puncak Efektivitas dan Efisiensi 11. Apakah setiap pelaksanaan kerja didasarkan pada prinsip efektivitas kerja
dalam mencapai sasaran yang diinginkan. a. Ya setiap pelaksanaan kerja selalu didasarkan pada prinsip efektivitas
dalam mencapai sasaran yang diinginkan b. Ya sebagian besar pelaksanaan kerja didasarkan pada prinsip efektivitas
dalam mencapai sasaran yang diinginkan c. Hanya sebagian pelaksanaan kerja didasarkan pada prinsip efektivitas
dalam mencapai sasaran yang diinginkan d. Hanya sebagian kecil setiap pelaksanaan kerja didasarkan pada prinsip
efektivitas dalam mencapai sasaran yang diinginkan e. Setiap pelaksanaan kerja tidak pernah didasarkan pada prinsip efektivitas
dalam mencapai sasaran yang diinginkan 12. Apakah dalam pelaksanaan kerja didasarkan pada prinsip efisiensi ?
a. Ya setiap pelaksanaan kerja selalu didasarkan pada prinsip efisiensi b. Ya sebagian besar pelaksanaan kerja didasarkan pada prinsip efisiensi c. Hanya sebagian pelaksanaan kerja didasarkan pada prinsip efisiensi d. Hanya sebagian kecil setiap pelaksanaan kerja didasarkan pada prinsip
efisiensi e. Setiap pelaksanaan kerja tidak pernah didasarkan pada prinsip efisiensi
Akuntabilitas
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
13. Apakah Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang selalu membuat peraturan mengenai kesejahteraan sosial yang memihak kepada kepentingan masyarakat ? a. Selalu memihak kepentingan masyarakat b. Jarang memihak pada kepentingan masyarakat c. Sangat jarang memihak kepentingan masyarakat d. Pernah memihak kepada kepentingan masyarakat e. Tidak pernah memihak pada kepentingan masyarakat
14. Apakah program kerja yang dibuat Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang bertujuan untuk melayani masyarakat sebaik meungkin ? a. Selalu untuk melayani masyarakat sebaik mungkin b. Jarang untuk melayani masyarakat sebaik mungkin c. Sangat jarang untuk melayani masyarakat sebaik mungkin d. Pernah untuk melayani masyarakat sebaik mungkin e. Tidak pernah untuk melayani masyarakat sebaik mungkin
Visi Strategis 15. Apakah pimpinan selalu mempunyai startegi dan visi untuk mengembangkan
pegawai di Kantor Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ? a. Selalu b. Jarang c. Sangat jarang d. Pernah e. Tidak pernah`
Kinerja Organisasi (Variabel Y) Produktifitas 16. Apakah hasil pekerjaan anda telah mencapai sasaran yang diinginkan oleh
organisasi ? a. Selalu dapat diselesaikan sesuai yang diinginkan oleh organisasi b. Jarang dapat diselesaikan sesuai yang diinginkan oleh organisasi c. Sangat jarang dapat dapat diselesaikan sesuai yang diinginkan oleh
organisasi d. Pernah dapat dapat diselesaikan sesuai yang diinginkan oleh organisasi e. Tidak pernah dapat diselesaikan sesuai yang diinginkan oleh organisasi
17. Apakah Anda dapat menyelesaikan pekerjaan anda tepat pada waktunya ? a. selalu tepat waktu b. Jarang tepat waktu c. Sangat jarang sasaran tepat waktu d. Pernah tepat waktu e. Tidak pernah tepat wakt
18. Apakah anda pernah menunda pekerjaan anda ?
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
a. Tidak pernah. b. Pernah c. Sangat Jarang d. Sering e. Sangat sering Kualitas Layanan 19. Apakah Dinas Kesejateraan Sosial Kota Palembang telah memberikan
pelayanan yang optimal kepada masyarakat ? a. Selalu memeberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat b. Jarang memeberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat c. Sangat jarang memeberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat d. Pernah memeberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat e. Tidak pernah memeberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat
Responsifitas 20.. Apakah Kantor Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang selalu tanggap
terhadap keluhan dan keinginan masyarakat ? a. Ya, selalu ditanggapi dan ditindak lanjuti b. Sudah ditanggapi dan sebagian besar bisa ditindak lanjuti c. Sudah ditanggapi tetapi sebagian besar saja yang masih dilanjuti d. Masih kurang dilanjuti e. Sama sekali belum dilanjuti
Lampiran 2
Budi Mulyawan : Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Kinerja Organisasi ( Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ), 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA MASYARAKAT
1. Apakah masyarakat pernah dilibatkan dalam membuat suatu kebijakan Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ?
2. Apakah Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang selaku dinas yang
mengurusi masalah-masalah kesejahteraan sosial, menerima masukan ataupun saran dan kritik yang masyarakat sampaikan ?
3. Bagaimanakah sistem komunikasi yang dijalankan oleh Dinas Kesejahteraan
Sosial Kota Palembang ? 4. Apakah selama ini kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Dinas
Kesejahteraan Sosial Kota Palembang selalu memihak kepada kepentingan masyarakat ?
5. Pernahkah Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang memberitahukan
laporan keuangan kepada masyarakat ? 6. Apakah Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang memberikan keleluasaan
masyarakat dalam mengakses masalah-masalah yang sedang terjadi dalam Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ?
7. Apakah peraturan-peraturan yang dibuat oleh Dinas Kesejahteraan Sosial Kota
Palembang selalu memihak kepada kondisis masyarakat saat ini ? 8. Apakah program kerja yang dibuat oleh Dinas Kesejahteraan Sosial Kota
Palembang bertujuan untuk melayani masyarakat sebaik mungkin ? 9. Dalam memberikan pelayanan apakah Dinas Kesejahteraan Sosial Kota
Palembang telah memberikan secara optimal kepada masyarakat ? 10. Apakah keluhan-keluhan yang diberikan oleh masyarakat telah ditanggapi dan
direalisasikan oleh Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang ?