pengaruh pajak daerah, retribusi daerah...
TRANSCRIPT
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 2
PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH DAN
DANA ALOKASI UMUM (DAU) TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAERAH
PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA Se-PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2009-2013
FAMALYO NANDA
(080420103-094)
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang
2015
ABSTAK
Provinsi Kepulauan Riau baru terbentuk pada tahun 2002, yang saat
ini terdiri dari Kota Tanjungpinang, Kota Batam, Kabupaten Bintan,
Kabupaten Karimun, Kabupaten Lingga, Kabupaten Natuna, dan Kabupaten
Kepulauan Anambas. Diketahui bahwa, Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) sebagian besar bersumberkan dari dana perimbangan yang
merupakan dana transfer dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pajak daerah,
retribusi daerah, dan dana alokasi umum terhadap kinerja keuangan
daerah pada Pemerintah Kabupaten/Kota se-Provinsi Kepulauan Riau tahun
2009 – 2013baik secara parsial maupun simutan.
Data yang digunakan adalah Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan
Daerah yang diperoleh dari internet dengan situs
www.djpk.kemenkeu.go.id. Variabe independen yang digunakan adalah
pajak daerah, retribusi daerah, dan dana alokasi umum dan variabel
dependen yang digunakan adalah kinerja keuangan daerah. Model analisis
data yang digunakan adalah regresi berganda. Dan uji asumsi klasik
yang digunakan adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, uji
autokorelasi, dan uji heterokedastisitas. Pengujian hipotesis yang
digunakan adalah uji t , uji f dan koefisiensi determinasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial pajak
daerah berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan pemerintah,
sedangkan retribusi daerah dan dana alokasi umum tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja keuangan daerah. Secara simultan (bersama-
sama) pajak daerah, retribusi daerah, dan dana alokasi umum
berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan daerah tahun 2009 –
2013.
Kata Kunci : Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Dana Alokasi Umum
dan Kinerja Keuangan Pemerintah.
LATAR BELAKANG
Dalam Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005
menyebutkan bahwa keuangan daerah dikelola secara tertib,
taat terhadap Peraturan Perundang-undangan, efisien,
ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung jawab, dengan
memperhatikan asas keadilan, kepatuhan, dan manfaat untuk
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 3
masyarakat. Apabila pengelolaan keuangan daerah dilakukan
dengan baik sesuai peraturan yang telah ditetapkan, maka
tentunya akan meningkatkan kinerja keuangan daerah itu
sendiri.
Tabel 1.1
Data Realisasi APBD 2009-2013
(dalam jutaan rupiah)
Uraian 2009 2010 2011 2012 2013
Kota Tanjung Pinang 557,374 594,823 651,392 794,768 883,677
Kota Batam 911,118 1,061784 1,279,230 1,490,030 1,749,105
Kab. Bintan 605,147 666,910 722,572 863,183 916,420
Kab. Karimun 754,874 673,074 781,638 892,090 1,050,858
Kab. Lingga 456,229 523,638 545,498 673,563 718,948
Kab. Kepulauan Anambas 201,301 740,315 821,124 934,321 940,911
Kab. Natuna 921,794 1,144,851 1,152,242 1,284,340 1,310,672
Sumber: www.djpk.kemenkeu.go.id
Berdasarkan dari data diatas dapat dilihat bahwa
Pemerintahan Kabupaten/ Kota setiap tahunnya mengalami
peningkatan pendapatan, itu menunjukan bahwa pemerintah
telah melaksanakan beban tanggungjawabnya dengan baik.
Secara keseluruhan bisa dikatakan demikian, namun didalam
pendapatan daerah terdapat unsur-unsur yang memiliki
kriteria tersendiri, dalam arti kata unsur-unsur pendapatan
yang terdiri dari PAD, Dana Perimbangan, dan lain-lain
pendapatan yang sah antara daerah yang satu dengan yang lain
berbeda ini dikarenakan faktor kondisi alam yang dimiliki
setiap daerah berbeda.
Pendapatan yang besar sebagai sumber pembiayaan
pembangunan dan pada akhirnya mampu mendorong pertumbuhan
ekonomi di daerah. Penurunan Kegiatan ekomomi di berbagai
daerah juga menyebabkan penurunan PAD daerah sehingga
menghambat pelaksanaan kegiatan pemerintah, pembangunan, dan
pelayanan masyarakat oleh pemerintah daerah secara otonom.
Begitu juga sebaliknya peningkatan kegiatan ekonomi
diberbagai daerah akan meningkatkan PAD daerah sehingga
pelaksanaan kegiatan pemerintah, pembangunan dan pelayanan
masyarakat oleh pemerintah tidak terhambat.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Dana Alokasi
Umum (DAU) terhadap Kinerja Keuangan Daerah baik secara
parsial maupun simultan di Pemerintah Kabupaten/Kota Se-
Propinsi Kepulauan Riau
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 4
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Tinjauan Pustaka
Kinerja keuangan adalah suatu ukuran kinerja yang menggunakan
indikator keuangan (Sularso dan Restianto, 2011). Analisis kinerja
keuangan pada dasarnya dilakukan untuk menilai kinerja di masa lalu
dengan melakukan berbagai analisis sehingga diperoleh posisi keuangan
yang mewakili realitas entitas dan potensi-potensi kinerja yang akan
berlanjut Karena menggunakan indikator keuangan, maka alat analisis yang tepat untuk mengukur kinerja keuangan adalah analisis keuangan.
Halim (2007) menyatakan bahwa analisis keuangan adalah usaha
mengidentifikasi ciri-ciri keuangan berdasarkan laporan yang tersedia.
Dalam menganalisis keuangan diperlukan alat ukur yang menggunakan
informasi data sebagaimana tersaji dalam laporan keuangan, adapun alat
ukur tersebut berupa rasio atau indeks.
Kemandirian keuangan daerah (otonomi fiskal) menunjukan
kemampuan daerah dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintahan,
pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang telah membayar pajak
dan retribusi sebagai sumber pendapatan yang diperlukan daerah.
Kemandirian keuangan daerah ditunjukan oleh besar kecilnya pendapatan
asli daerah dibandingkan dengan pendapatan daerah.Menurut Siahaan
(2006:10) Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh daerah
kepada orang pribadi atau badan tanpa imbalan langsung yang seimbang,
yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah
daerah dan pembangunan daerah. Menurut Siahaan (2006:10) Retribusi
Daerah adalah Punggutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau
pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh
pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Dalam Undang-Undang Nomor 27 tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Tahun Anggaran 2015, Dana Alokasi Umum yang selanjutnya
disingkat DAU adalah dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan
kepada daerah dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah
untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi.
Hipotesis Penelitian
H1 : Diduga Variabel pajak daerah berpengaruh terhadap kinerja
keuangan daerah.
H2 : Diduga Variabel retribusi daerah berpengaruh terhadap kinerja
keuangan daerah.
H3 : Diduga variabel Dana Alokasi Umum (DAU) berpengaruh terhadap
kinerja keuangan daerah.
H4 : Diduga variabel Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Dana Alokasi
Umum (DAU) berpengaruh secara simultan terhadap Kinerja Keuangan
Daerah.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 5
METODELOGI PENELITIAN
Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif yaitu data yang disajikan dalam bentuk angka. Sumber data
penelitian yang akan digunakan adalah data skunder yang diperoleh dari
internet dengan situs www.djpk.kemenkeu.go.id. Jenis data yang
digunakan adalah berupa laporan keuangan (Data Anggaran dan
Pendapatan, serta Realisasi Anggaran APBD) Pemerintah Kabupaten dan
Pemerintah Kota di Provinsi Kepulaun Riau. Populasi dan sampel
sebanyak 7 (tujuh) Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota (N=7).
Variabel Operasional dalam penelitian ini terdapat dua variabel
utama, yaitu: Variabel Independen (x) dan Variabel Dependen (y).
Variabel independen dalam penelitian ini adalah Pajak Daerah,
Retribusi Daerah dan Dana Alokasi Umum (DAU), sedangkan variabel
dependen adalah Rasio Tingkat Kemandirian.
- Rasio Tingkat kemandirian (Y)
Dalam mengukur tingkat kemandirian menurut Yunita (2008)
dalam Muliana (2009) mengukurnya dengan membandingkan PAD dengan
total pendapatan yang diperoleh daerah tersebut yang diperoleh dari
laporan realisasi APBD. Kemandirian Daerah dapat dirumuskan sebagai
berikut:
- Pajak daerah (X1)
Pengukuran Pajak Daerah dengan mencari kontribusi
terhadap Pendapatan Daerah adalah sebagai berikut:
- Retribusi Daerah (X2)
Pengukuran Pajak Daerah dengan mencari kontribusi
terhadap Pendapatan Daerah adalah sebagai berikut:
- Dana Alokasi Umum (X3)
Menurut Marizka(2013)Pengukuran Dana Alokasi Umum dengan
mencari kontribusi terhadap pendapatan daerah adalah sebagai
berikut:
Realisasi PAD RTK = x 100% Realisasi Pendapatan
Pajak Daerah X 100% Realisasi Pendapatan
Retribusi Daerah X 100% Realisasi Pendapatan
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 6
Sesuai dengan penelitian yang dilakukan maka teknik
analisa data yang digunakan adalah analisa kuantitatif,
yaitu data atau informasi berbentuk angka-angka yang
dikumpulkan kemudian dianalisis dan ditarik kesimpulan.
Metode analisis data dalam penelitian ini meggunakan
analisis statistik dengan menggunakan software SPSS 21.
Metode dan teknik analisis dilakukan dengan tahap sebagai
berikut : Statistik Deskriptif, Uji Asumsi Klasik, Teknik
Analisis dan Uji Hipotesis.
PEMBAHASAN
Provinsi Kepulauan Riau terbentuk berdasarkan Undang-
undang Nomor 25 tahun 2002 merupakan Provinsi ke-32 di
Indonesia yang mencakup Kota Tanjungpinang, Kota Batam,
Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna,
Kabupaten Lingga dan Kabupaten Kepulauan Anambas. Secara
keseluruhan Wilayah Kepulauan Riau terdiri dari 5 Kabupaten
dan 2 Kota, 59 Kecamatan serta 351 Kelurahan/Desa dengan
jumlah 2.408 pulau besar dan kecil dimana 40% belum bernama
dan berpenduduk. Adapun luas wilayahnya sebesar 8.201,72
Km2, di mana 95% - nya merupakan lautan dan hanya 5%
merupakan wilayah darat.
Statistik deskriptif merupakan uraian mengenai data sampe yang
digunakan dalam suatu penelitian. Dalam statistif deskriptif ini, hal
utama yang akan disajikan adalah nilai minimum, maksimum, rerata,
standar deviasi, dan varians dari variabel-variabel penelitian yang
digunakan dalam suatu penelitian.
Tabel 4.1
Statistik Deskriftif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Rasio Tingkat
Kemandirian
35 .0054 .3931 .133167 .1137706
Pajak Daerah 35 .0004 .3197 .093114 .1018781
Retribusi Daerah 35 .0003 .0790 .012667 .0164155
Dana Alokasi Umum 35 .0531 .4153 .208308 .1112764
Valid N (listwise) 35
Sumber : Hasil Output SPSS (2015)
Dana Alokasi Umum X 100% Realisasi Pendapatan
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 7
Hasil pengolahan data statistik SPSS. V.21 untuk melihat nilai
deskriptif statistik dari tabel 4.1. diatas, diperoleh nilai terendah
dari Retribusi daerah sebesar 0,0003 dan nilai tertinggi dari Dana
Alokasi Umum sebesar 0,4153.
Salah satu syarat untuk menguji penelitian regresi berganda
dilakukan uji asumsi klasik agar tidak terjadi bias Pengujian asumsi
klasik terdiri dari empat pengujian, yaitu uji normalitas data, uji
heteroskedastisitas, uji autokorelasi dan uji multikolinearitas.
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel independen dan variabel dependen berdistribusi
normal atau tidak. Cara untuk menguji normalitas adalah dengan uji
Kolmogorov-Smirnov untuk menentukan normalitas distribusi residual.
Jika sig atau p-value > 0,05, maka data berdistribusi normal.
Tabel 4.2
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize
d Residual
N 35
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std.
Deviation
.01268393
Most Extreme
Differences
Absolute .080
Positive .080
Negative -.067
Kolmogorov-Smirnov Z .471
Asymp. Sig. (2-tailed) .979
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Hasil Output SPSS (2015)
Dari hasil uji statistik diatas, besarnya nilai Kolmogorov-
Smirnov adalah 0.979 dan signifikansinya > 0.05 (Asymp.Sig 2-tailed)
yakni 0.346, hasil ini menunjukkan bahwa data residual terditribusi
secara normal.
Uji normalitas data residual juga ditampilkan dalam uji grafik
histogram dan normal plot berikut ini :
Gambar 4.1
Histogram
Sumber : Hasil Output SPSS (2015)
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 8
Dengan cara membandingkan antara data observasi dengan
distribusi yang mendekati distribusi normal, dari grafik diatas dapat
disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram
menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak
menceng (skewness) kiri maupun menceng kanan.
Gambar 4.2
Grafik Normal Plot
Sumber : Hasil Output SPSS (2015)
Pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar
garis diagonal dan penyebarannya mendekati garis diagonal. Maka dapat
disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal
Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas dapat dilihat
dari nilai Variance Inflation Factor (VIF), apabila nilai VIF < 10 dan
nilai Tolerance >0.10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
masalah multikolineritas pada model regresi (Priyatno,2012:153).
Tabel 4.3
Uji Multikolinieritas Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) .029 .005 5.594 .000
Pajak Daerah 1.0885 .027 .9747 40.779 .000 .702 1.425
Retribusi Daerah .2387 .165 .0344 1.451 .157 .712 1.405
Dana Alokasi Umum .0004 .021 .0004 .021 .983 .983 1.017
a. Dependent Variable: Rasio Tingkat Kemandirian
Sumber : Hasil Output SPSS (2015)
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 9
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai Tolerance dari
setiap variabel independen > 0.10 dan nilai Variance Inflation
Factor (VIF) dari setiap variabel independen < 10. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antara variabel
independen pada model regresi.
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini muncul karena residual
(kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi
lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data time series. Uji
autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson, hasil
dari pengujian autkorelasi dalam penelitian ini adalah :
Tabel 4.4
Uji Autokolerasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .994a .988 .986 .0132835 1.044
a. Predictors: (Constant), Dana Alokasi Umum, retribusi daerah,
pajak daerah
b. Dependent Variable: Rasio Tingkat Kemandirian
Sumber : Hasil Output SPSS (2015)
Nilai Durbin Watson yang diperoleh adalah sebesar 1,044, tidak
terjadi autokorelasi jika -2 ≤ DW ≤ 2 menurut (Anderson, 2001:733)
dalam Sarwono (2013). Berdasarkan aturan pengambilan keputusan terjadi
autokorelasi atau tidak di atas, maka nilai Durbin-Watson dalam
penelitian sebesar -2 ≤ 1.044 ≤ 2, maka dapat disimpulkan dalam
penelitian ini tidak terjadi autokorelasi.
Ada atau tidak adanya heteroskedastisitas dilakukan dengan
menggunakan uji grafik scatter plot dan uji Spearman’s rho. Pada uji
grafik scatter plot dapat dilihat hasil sebagai berikut :
Gambar 4.3
Scatter Plot (Hasil Uji Heteroskedastisitas)
Sumber : Hasil Output SPSS (2015)
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 10
Pada grafik scatter plot diatas, terlihat bahwa titik-titik
tersebar secara acak dan tidak menunjukkan adanya pola tertentu, serta
titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan
ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada
model regresi.
Sedangkan untuk mengetahui nilai signifikannya apakah terjadi
heteroskedastisitas atau tidak, maka dilakukan dengan uji Spearman’s
rho. Berikut hasil uji Spearman’s rho :
Tabel 4.5
Uji Spearman’s rho (Uji Heteroskedastisitas)
Sumber : Hasil Output SPSS (2015)
Dari hasil output diatas, dapat diketahui korelasi antara
variabel independen dengan Unstandardized Residual menghasilkan nilai
signifikansi korelasi > 0.05. korelasi antara Pajak Daerah, Retribusi
daerah dan Dana Alokasi Umum dengan Unstandardized Residual
menghasilkan signifikansi > 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa
pada model regresi ini tidak ditemukan adanya masalah
heteroskedastisitas.
Berdasarkan uji asumsi klasik, yaitu uji normalitas, uji
multikolinieritas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas,
hasilnya menunjukkan bahwa semua persyaratan statistik terpenuhi pada
analisis regresi linier yang dihasilkan.
Correlations
Pajak
Daera
h
Retribu
si
daerah
Dana
Alokas
i Umum
Unstandardiz
ed Residual
Spearman's
rho
Pajak
Daerah
Correlation
Coefficient
1.000 .711** .266 .040
Sig. (2-
tailed)
. .000 .122 .819
N 35 35 35 35
Retribusi
Daerah
Correlation
Coefficient
.711** 1.000 .188 .240
Sig. (2-
tailed)
.000 . .278 .165
N 35 35 35 35
Dana
Alokasi
Umum
Correlation
Coefficient
.266 .188 1.000 -.066
Sig. (2-
tailed)
.122 .278 . .708
N 35 35 35 35
Unstandar
dized
Residual
Correlation
Coefficient
.040 .240 -.066 1.000
Sig. (2-
tailed)
.819 .165 .708 .
N 35 35 35 35
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 11
Dilakukan beberapa tahapan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen dalam pengolahan data
menggunakan regresi linear. Berikut tabel hasil analisis regresi :
Tabel 4.6
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .0286 .005 5.594 .000
pajak daerah 1.0885 .027 .9747 40.779 .000
retribusi daerah .2387 .165 .0344 1.451 .157
Dana Alokasi Umum .0004 .021 .0004 .021 .983
a. Dependent Variable: Rasio Tingkat Kemandirian
Sumber : Hasil Output SPSS (2015)
Berdasarkan hasil analisis regresi pada tabel diatas, maka
diperoleh persamaan model regresi sebagai berikut :
Nilai Konstanta 0.0286 Nilai ini menunjukkan bahwa apabila
tidak ada variabel independen, (Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan
Dana Alokasi Umum) atau (X1 = X2 = X3 = 0), maka nilai Rasio tingkat
kemandirian adalah 0.0286. Koefisien regresi b1 menunjukkan bahwa
apabila Pajak Daerah mengalami kenaikan 1%, maka rasio Tingkat
Kemandirian akan mengalami Peningkatan sebesar 1,0885 dengan asumsi
variabel lainnya dianggap tetap. Koefisien regresi b2 menunjukkan
bahwa apabila Retribusi Daerah mengalami kenaikan 1%, maka Rasio
Tingkat Kemandirian akan mengalami peningkatan sebesar 0.2387 dengan
asumsi variabel lainnya dianggap tetap. Koefisien regresi b3
menunjukkan bahwa apabila Dana Alokasi Umum mengalami kenaikan 1%,
maka Rasio Tingkat Kemandirian akan mengalami Peningkatan sebesar
0.0004 dengan asumsi variabel lainnya dianggap tetap.
Nilai Adjusted R-Square dari regresi digunakan untuk mengetahui
seberapa besarnya perubahan variabel independen dapat menjelaskan
variabel dependen.
Tabel 4.7
Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .994a .988 .986 .0132835 1.044
a. Predictors: (Constant), Dana Alokasi Umum, retribusi daerah,
pajak daerah
b. Dependent Variable: Rasio Tingkat Kemandirian
Sumber : Hasil Output SPSS (2015)
Y = 0.0286 + 1.0885X1 + 0.2387X2 + 0.0004X3 + e
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 12
Berdasarkan perhitungan nilai Adjusted R-Square sebesar 0.986.
Hasil ini menunjukkan bahwa pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah
berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan (Rasio Tingkat kemandirian)
sebesar 98% sedangkan sisanya 2% dipengaruhi oleh variabel lain yang
tidak diteliti dalam penelitian ini.
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi
variabel independen secara individual berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen.
Kriteria pengujiannya yaitu :
Ho diterima jika thitung < ttabel dan signifikansi > 0.05
Ha diterima jika thitung > ttabel dan signifikansi < 0.05
Tabel 4.8
Hasil Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .029 .005 5.594 .000
pajak daerah 1.0885 .027 .9747 40.779 .000
retribusi
daerah
.2387 .165 .0344 1.451 .157
Dana Alokasi
Umum
.0004 .021 .0004 .021 .983
a. Dependent Variable: Rasio Tingkat Kemandirian
Sumber : Hasil Output SPSS (2015)
a. Pengaruh Pajak Daerah terhadap Kinerja Keuangan Daerah (Rasio
Tingkat Kemandirian) diperoleh nilai thitung sebesar 40.779 dengan
signifikansi 0,000. Karena signifikansi 0,000 < 0.05 dan thitung >
ttabel(40,779 > 2,040) maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak. Hal
ini menunjukkan bahwa Pajak Daerah berpengaruh signifikan terhadap
Kinerja Keuangan Daerah.
b. Pengaruh Retribusi Daerah terhadap Kinerja Keuangan Daerah diperoleh
nilai thitung sebesar 1,451 dan ttabel sebesar 2,040 dengan
signifikansi 0.157. Karena signifikansi 0.157 > 0.05 dan thitung <
ttabel (1,451 < 2,040), maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima.
Hal ini menunjukkan bahwa Retribusi Daerah tidak berpengaruh
terhadap Kinerja Keuangan Daerah.
c. Pengaruh Dana Alokasi Umum terhadap Kinerja Keuangan Daerah
diperoleh nilai thitung sebesar 0.021 dan ttabel sebesar 2,040
dengan signifikansi 0.983. Karena signifikansi 0.983 > 0.05 dan
thitung < ttabel(0,021 < 2,040), maka dapat disimpulkan bahwa Ho
diterima. Hal ini menunjukkan bahwa Dana Alokasi Umum tidak
berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan Daerah
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 13
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen
secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen.
Tabel 4.9
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
1
Regression .435 3 .145 821.034 .000b
Residual .005 31 .000
Total .440 34
a. Dependent Variable: Rasio Tingkat Kemandirian
b. Predictors: (Constant), Dana Alokasi Umum, retribusi
daerah, pajak daerah
Sumber : Hasil Output SPSS (2015)
Berdasarkan hasil uji F pada tabel diatas, dapat dilihat nilai
Fhitung sebesar 821.034 dan Ftabel sebesar 2.901 dengan signifikansi
sebesar 0.000. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa Fhitung > Ftabel
(821.034 > 2.901 ) dengan signifikansi 0.000 < 0.05 yang menunjukkan
bahwa seluruh variabel independen (Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan
Dana alokasi Umum) secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel
dependen Kinerja Keuangan Daerah(Rasio Tingkat Kemandirian).
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian,
maka kesimpulan yang diperoleh Penulis adalah sebagai berikut :
a. Pajak daerah secara parsial berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan
Daerah pada pemerintah kabupaten / kota se-Provinsi Kepulauan Riau
tahun 2009-2013.
b. Retribusi Daerah secara parsial tidak berpengaruh terhadap Kinerja
Keuangan Daerah pada pemerintah kabupaten / kota se-Provinsi
Kepulauan Riau tahun 2009-2013.
c. Dana Alokasi Umum secara parsial tidak berpengaruh terhadap Kinerja
Keuangan Daerah pada pemerintah kabupaten / kota se-Provinsi
Kepulauan Riau tahun 2009-2013.
d. Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Dana Alokasi Umum secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan Daerah
pada pemerintah kabupaten / kota se-Provinsi Kepulauan Riau tahun
2009-2013.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat
diberikan oleh penulis adalah sebagai berikut :
1. Hasil analisis menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten / Kota di
Propinsi Kepulauan Riau memiliki ketergantungan yang tinggi pada
Pemerintah Pusat, yang disebabkan oleh, belum maksimalnya
penerimaan Pendapatan Asli Daerah yang diperoleh, dimana hanya
Pajak Daerah yang berkontribusi cukup besar sedangkan subbagian
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 14
dari PAD itu sendiri selain Pajak Daerah masih minim untuk
mendukung tingkat kemandirian daerah.
2. Peneliti selanjutnya
a. Dalam penelitian ini masih banyak terdapat keterbatasan maka
diharapkan untuk penelitian selanjutnya untuk menambah
variabel-variabel lain yang mempengaruhi Kinerja Keuangan
Daerah untuk memperbaiki keterbatasan ini.
b. Sebaiknya sebelum penelitian hendaknya mengkaji variabel-
variabel bebas terhadap variabel terikat apakah ada keterkaitan
antara variabel tersebut. Selain itu juga dapat menambah sampel
yang lebih banyak dengan karakteristik yang beragam pula.
c. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan
penelitian dengan menggunakan data time series yang terbaru.
DAFTAR PUSTAKA
Alfarisi, Salman. 2015. Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan
Dana Perimbangan terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah
(Studi Empiris pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Sumatera
Barat). Skripsi: Universitas Negeri Padang.
Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.
(Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program
SPSS. Semarang: Badan Penerbit Undip
Halim, Abdul. 2007. Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan
Daerah. Jakarta: Salemba Empat.
--------------. 2008. Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan
Daerah. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat
Marizka, Reza. 2013. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi Hasil,
Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus terhadap Tingkat
Keuangan Daerah pada Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat tahun
2006-2011. Skripsi: Universitas Negeri Padang.
Muliana. 2009. Pengaruh Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah, Dana
Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus terhadap Tingkat
kemandirian Keuangan Daerah pada Pemerintahan Kabupaten/Kota di
Propinsi Sumatera Utara tahun 2004-2006. Skripsi: Universitas
Sumatera Utara.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2005 tentang
Dana Perimbangan Daerah.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 15
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah.
Priyatno, Duwi. 2010. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data
Penelitian dengan SPSS dan Tanya Jawab Ujian Pendadaran.
Yogyakarta: Gaya Media
Priyatno, Duwi. 2012. Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS.
Yogyakarta: Andi.
Rahmani, Syifa Shafariyah. 2008. Analisis Efektivitas Pemungutan Pajak
Dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada Dinas
Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta. Skripsi: Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Rai, I.G. Agung. 2008. Audit Kinerja pada Sektor Publik: Konsep,
Praktik dan Studi Kasus. Jakarta: Salemba Empat.
Rukmana, Wan Vidi. 2013. Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan
Dana Perimbangan Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Provinsi
Kepulauan Riau. Skripsi: Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Santoso, Iman. 2007. Akuntansi Keuangan Menengah. Bandung: Refika
Aditama.
Sarwono, Jonathan. 2013. 12 Jurus Ampuh SPSS untuk Riset Skripsi.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Sekaran, Uma. 2006. Metode Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba
Empat.
Siahaan, Marihot P. 2006. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Skousen dan Stice. 2009. Akuntansi Intermediate. Edisi Keenam Belas.
Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta.
Sularso, H., Restianto, Y.E. 2011. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap
Alokasi Belanja Modal dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/ Kota
Di Jawa Tengah. Riset Akuntansi. Universitas Jenderal
Soedirman.
Sulistyowati, Dian. 2011. Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah Dana
Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus terhadap Alokasi Belanja
Modal. Skripsi: Universitas Diponegoro Semarang.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 16
Suprapto, Tri. 2006. Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah
Kabupaten Sleman dalam Masa Otonomi Daerah Tahun 2000-2004.
Skripsi: Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2015.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerinah Pusat dengan Pemerintah
Daerah.
Wasistiono, Sadu. 2010. Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Bandung:
Fokus Media.
Widjaja, HAW. 2005. Penyelenggaraan Otonomi di Indonesia dalam Rangka
Sosialisasi UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
www.djpk.kemenkeu.go.id.