pengaruh orientasi pembelajaran terhadap …/pengaruh... · 2 abstrak pengaruh orientasi...
TRANSCRIPT
1
PENGARUH ORIENTASI PEMBELAJARAN TERHADAP KINERJA
KARYAWAN DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL
PEMEDIASI
(Studi Pada Karyawan Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Sragen)
Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi
Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
INTAN ARISTY HARTANTO
F 0206013
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
2
ABSTRAK
PENGARUH ORIENTASI PEMBELAJARAN TERHADAP KINERJA
KARYAWAN DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL
PEMEDIASI
(Studi Pada Karyawan Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Sragen)
INTAN ARISTY HARTANTO
F0206013
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh secara langsung
orientasi pembelajaran terhadap kinerja karyawan dan peran kepuasan kerja sebagai
variabel yang memediasi pengaruh orientasi pembelajaran terhadap kinerja karyawan.
Penelitian ini dilakukan pada Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Sragen.
Penelitian ini menggunakan metode survey. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh karyawan Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Sragen yang berjumlah 259
orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah convinience sampling dengan
jumlah sampel 74 karyawan. Pengukuran tanggapan responden terhadap kuesioner
dengan menggunakan 5 jenjang skala Likert.
Sedangkan untuk pengujian hipotesisnya digunakan analisis jalur. Regresi linier
sederhana untuk mengetahui pengaruh secara langsung orientasi pembelajaran terhadap
kinerja karyawan dan pengaruh secara langsung orientasi pembelajaran terhadap
kepuasan kerja. Regresi linier berganda untuk mengetahui peran kepuasan kerja sebagai
variabel yang memediasi pengaruh orientasi pembelajaaran terhadap kinerja karyawan .
Dari hasil analisis data diketahui bahwa orientasi pembelajaran berpengaruh secara
langsung terhadap kinerja karyawan dan berpengaruh secara langsung pula terhdapa
kepuasan kerja serta kepuasan kerja memediasi secara penuh pengaruh orientasi
pembelajaran terhadap kinerja.
Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian ini, maka diajukan beberapa saran
yaitu: Perusahaan sebaiknya dapat membangkitkan nilai-nilai yang diperlukan untuk
menciptakan orientasi bagi karyawan misalnya: openminded dan saling betukar pikiran.
Instansi sebaiknya jua senatiasa memberikan kesempatan bagi karyawan untuk belajar
guna meningkatkankan keterampilan karyawan, misalnya saja melalui program-program
pelatihan. Bagi penelitian selanjutnya dibidang yang sama. Penelitian selanjutnya
diharapkan menggunakan objek yang berbeda, baik instansi pemerintah lainnya maupun
perusahaan swasta dengan jumlah responden yang lebih banyak. Penelitian selanjutnya
mungkin dapat lebih dikembangkan pada berbagai jenis karyawan yang bervariasi
pekerjaannya.
Kata kunci : orientasi pembelajaran, kepuasan kerja, kinerja karyawan
3
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF LEARNING ORIENTATION TOWARDS EMPLOYEE
PERFORMANCE WITH JOB SATISFACTION AS MEDIATORY VARIABLE
(A Study of Local Secretary Office at Sragen Regency)
INTAN ARISTY HARTANTO
F0206013
The aim of this research is to know the influence of direct learning orientation
towards employee performance and role of job satisfaction as variables to moderate the
influence of learning orientation toward employee performace. This research is done at
local secretary office at Sragen regency.
This research uses survey method. Population of this research is all of 259 the
employee of local secretary office at Sragen regency. Technique of collecting data used
in this researcg is convinience sampling with 74 sample of employees. The measurement
of respondent response to questionnaire using 5 ladder of Likert scale.
Meanwhile to test the hypothesis, it is used path analysis. Linier simple regression
is used to know the direct influence of learning orientation towards employee performace
and the direct influence of learning orientation to the job satisfaction. Double linier
regression is used to know the role of job satisfaction as the variable that mediates the
influence of learning orientation to the employee performace. From the analysis of the
data, it is revealed that learning orientation has direct influence to the employee
performace and has also direct influence to the job satisfaction and the job satisfaction
itself has fully mediated to the learning orientation to the performance.
From the findings in this research, there are some suggestion: the company should
increase the values that is needed to create orientation for the employee, as example:
openminded and brainstroming. Instantion should also give opportunity for the employee
to learn increasing their skill, as example using training programs. For the further
research in the same workfield, the further research is hoped using different object, from
different government instantion or private company using more respondent. This research
furthermore can be developed in various diffrent employee and diffrent workfield.
Keywords : learning orientation, job satisfaction, employee performace.
4
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul :
PENGARUH ORIENTASI PEMBELAJARAN TERHADAP KINERJA
KARYAWAN DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL
PEMEDIASI
(Studi Pada Karyawan Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Sragen)
Surakarta, Juni 2010
Disetujui dan diterima oleh
Pembimbing
Dra. Anastasia Riani S., MSi
NIP. 19590330 198601 2 001
5
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji Skripsi Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen.
Surakarta,
Tim Penguji Skripsi
1. Dr. Asri Laksmi Riani, MS sebagai Ketua (………..........……..)
NIP. 195901301986012001
2. Dra. Anastasia Riani S, MSi sebagai Pembimbing (……………............)
NIP. 195903301986012001
3. Intan Novela Q. A., SE, MSi sebagai Anggota (……………............)
NIP. 196911261994022001
6
PERSEMBAHAN
Karya kecil ini penulis mempersembahkan kepada :
1. Mama dan Papa tercinta, atas cinta yang tak
terbatas dan doa yang tak pernah putus.
2. Adik ku yang sangat menjengkelkan, but i know
you can do the best.
3. My belove, terima kasih untuk kesabaran dan
kasih sayangnya, you’re my only one
4. Teman-teman yang selama ini telah memberi
inspirasi.
7
MOTTO
Tunjukkilah kami jalan yang lurus. Yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau
anugerahkan ni’mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan
(pula jalan) mereka yang sesat.
(QS Al Faatihah, 6-7)
Apapun yang dapat anda lakukan atau ingin anda lakukan, mulailah.
Keberanian memiliki kecerdasan, kekuatan, dan keajaiban di dalamnya
(Goethe)
The future belong to them who believe in the beauty of their dream
(Eleanor Roosevelt)
8
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan sekripsi yang
berjudul ” Pengaruh Orientasi Pembelajaran terhadap Kinerja Karyawan dengan
Kepuasan Kerja sebagai Variabel Pemediasi (Studi pada Kantor Sekretariat Daerah
Kebupaten Sragen)”.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak baik moril maupun materiil. Oleh karena itu
dengan segala ketulusan dan kerendahan hati penulis ingin mengucapkan banyak terima
kasih kepada :
1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Ak. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Dra. Endang Suhari, MSi selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret.
3. Reza Rahardian, SE, Msi selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret.
4. Dra. Anastasia Riani S., MSi selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan dan nasehat dalam
penyusunan skripsi ini.
5. Seluruh karyawan Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Sragen, yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk menjadi responden dalam penelitian ini.
6. Teman-teman seperjuangan dalam banyak hal, Anis ”Unyil”,Efi, Wafi, Upix, terima
kasih atas keceriaan, kebersamaan, dan rasa senasib sepenanggungan selama kita di
9
MEPA dan Fakultas Ekonomi. Masa depan yang cerah telah menanti kita di depan
sana. LONG LIVE!!!!!
7. Keluarga besar MEPA-UNS, terima kasih atas kebersamaan, tantangan, petualangan
dan pelajaran yang sangat berharga, semoga tali persaudaraan kita tetap terjaga.
8. Semua pihak yang telah membantu tersusunnya skripsi ini, baik secara langsung
maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatui.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam rangka
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat dan sumbangan
pikiran untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
Surakarta, Juni 2010
Penulis
10
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………….. i
HALAMAN ABSTRAK………………………………………………………… ii
HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………..……. iii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………… iv
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………….…… v
HALAMAN MOTTO…………………………………………………………… vi
KATA PENGANTAR…………………………………………………………… vii
DAFTAR ISI………………………………………………………………..…… ix
DAFTAR TABEL…………………………………………………………..……. xii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………….....……. xiii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………..……. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………..……. 1
B. Perumusan Masalah…………………………………….……. 6
C. Tujuan Penelitian……………………………………….……. 6
D. Manfaat Penelitian…………………………………………... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pusataka……………………………………………. 8
1. Pengertian Orientasi Pembelajaran………………..……… 8
2. Pengertian Kepuasan Kerja……………………………… 10
11
3. Kinerja Karyawan………………………………………… 21
B. Penelitian Terdahulu………………………………………….. 26
C. Rerangka Pemikiran………………………………………….. 27
D. Hipotesis……………………………………………………… 28
BAB II METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian……………………………………………... 30
B. Populasi…………………………………………………..…… 30
C. Sampel dan Teknik Sampel……………………….........…… 30
D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel……………. 32
E. Sumber Data…………………………………………………. 33
F. Metode Pengumpulan Data…………………………………. 34
G. Metode Analisis Data
1. Analisis Deskriptif……………………………………….. 35
2. Uji Validitas………………………………………..…….. 35
3. Uji Reliabilitas…………………………………………… 36
4. Uji Hipotesis……………………………………………… 37
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian…………………… …… 40
B. Analisis Deskriptif…………………………………………..... 50
C. Uji Validitas…………………………………………………… 62
D. Uji Reliabilitas………………………………………………… 66
E. Uji Hipotesis…………………………………………………... 68
12
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan…………………………………………………..... 73
B. Implikasi……………………………………………………..... 74
C. Keterbatasan……………………………………………..…..... 76
D. Saran……………………………………………………..…….. 76
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
13
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
IV.1 Distribusi Responden Berdasarkan Status Kepegawaian………………… 51
IV.2 Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja…………………….……. 52
IV.3 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………………….……. 53
IV.4 Distribusi Responden Berdasarkan Departemen…………………....……. 54
IV.5 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Orientasi Pembelajaran ……. 56
IV.6 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Kepuasan Kerja…………… 58
IV.7 Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Kinerja Karyawan ………… 61
IV.8 Hasil Uji Validitas Variabel Orientasi Pembelajaran …………………… 64
IV.9 Hasil Uji Validitas Variabel Kepuasan Kerja …………………………… 65
IV.10 Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan…………………………. 66
IV.11 Hasil Uji Reliabilitas…………………………………………………….. 67
IV.12 Hasil Analisis Regresi Pengaruh Orientasi Pembelajaran Terhadap
Kinerja Karyawan……………………………………………………….. 68
IV.13 Hasil Analisis Regresi Pengaruh Orientasi Pembelajaran Terhadap
Kepuasan Kerja………………………………………………………….. 69
IV.14 Hasil Analisis Regresi Mediasi Kepuasan Kerja Terhadap Pengaruh Orientasi
Pembelajaran Pada Kinerja Karyawan……………………………… 69
14
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
II.1 Model Penelitian…………………………………………………………. 27
15
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran : Kuesioner
Lampiran : Data Penelitian
Lampiran 1:Hasil Output Uji Validitas Variabel Orientasi Pembelajaran, Kepuasan Kerja
dan Kinerja Karyawan
Lampiran 2: Hasil Output Uji Reliabilitas Orientasi Pembelajaran, Kepuasan Kerja dan
Kinerja Karyawan
Lampiran 3: Hasil Output Uji Hipotesis
16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam suatu organisasi, manajemen sumber daya manusia (human resources)
memegang peranan yang vital dan fundamental dalam sebuah organisasi, baik bisnis,
pemerintahan, industri, pendidikan, maupun sosial. Dengan mengelola dan
memanfaatkan sumber daya manusia yang ada dalam suatu organisasi, maka
organisasi tersebut akan mampu menjalankan roda organisasi secara optimal. Dengan
kata lain, manajemen sumber daya manusia sangat berperan dalam meningkatnya
efektivitas dan efisiensi organisasi untuk mencapai tujuan sesuai dengan fungsi dan
peranannya (Baedhowi, 2007).
Peter Drucker ( dalam Baedhowi, 2007) berpendapat bahwa pada zaman yang
telah modern ini, sumber daya manusia telah dipengaruhi oleh beberapa aspek
diantaranya adalah perubahan teknologi dan perubahan sikap atau karakter tenaga
kerja. Perkembangan teknologi yang begitu cepat sedikit banyak membawa pengaruh
terhadap peradaban manusia dan telah membawa pengaruh yang luar biasa pada
ranah sumber daya manusia. Pesatnya perkembangan teknologi telah mengubah
paradigma dalam bekerja, yaitu lebih mengutamakan pola efektivitas dan efisiensi
dalam melakukan kegiatan. Perubahan ini juga mendorong terjadinya perubahan
sikap dan karakter tenaga kerja yang semula lebih berperan sebagai pekerja menjadi
tenaga kerja yang terampil dan memiliki pengetahuan yang memadai. Oleh karena
itu, keadaan demikian menuntut perusahaan untuk manjadi adaptif dan berubah.
17
Kondisi ini mengharuskan organisasi baik swasta maupun pemerintah untuk
menyesuaikan diri dengan perkembangan yang terjadi. Karyawan harus senantiasa
belajar untuk menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi.
Selama ini, banyak penelitian mengenai orientasi pembelajaran yang
berhubungan dengan kinerja karyawan. Hal ini didasarkan pada pemahaman bahwa
peningkatan kinerja karyawan merupakan tantangan yang selalu dihadapi suatu
organisasi. Para sarjana berpendapat dengan kuat bahwa organisasi pada akhirnya
akan terus mempelajari anggota individu mereka (Kohli et al., 1998) dan hal tersebut
secara langsung dipengaruhi oleh pembelajaran individu (Argyris and Schon dalam
Kohli et al., 1998). Menurut Sujan et al., (1994) orientasi pembelajaran pada
karyawan adalah salah satu faktor penting dalam meningkatkan kinerja karyawan, hal
ini didasarkan pada pendapat bahwa karyawan yang memiliki orientasi pembelajaran
yang tinggi akan mempunyai keinginan untuk mendapat pengakuan dari orang lain
dan akan mendorong karyawan untuk mengeluarkan upaya yang lebih besar yang
kemudian membawa pada kinerja yang lebih tinggi. Perusahaan yang siap
berkompetisi harus memiliki manajemen yang efektif. Untuk meningkatkan kinerja
karyawan dalam manajemen yang efektif memerlukan dukungan karyawan yang
cakap dan kompeten di bidangnya. Di sisi lain pembinaan para karyawan termasuk
yang harus diutamakan sebagai aset utama perusahaan. Proses belajar harus menjadi
budaya perusahaan sehingga keterampilan para karyawan dapat dipelihara, bahkan
dapat ditingkatkan.
18
Karyawan yang memiliki sikap perjuangan, pengabdian, disiplin, dan
kemampuan professional sangat mungkin mempunyai kinerja yang baik dalam
melaksanakan tugas sehingga lebih berdaya guna dan berhasil guna.
Kepuasan kerja dalam teori motivasi Maslow menempati peringkat yang
tinggi. Sebab ia berkaitan dengan tujuan manusia untuk merealisasikan dan
mengaktualisasikan potensi dirinya dalam pekerjaan. Namun motivasi ini kadang
terbendung oleh berbagai ragam kerutinan, hambatan lingkungan kerja yang kurang
seimbang, atau situasi dan perangkat kerja yang secara ergonomis tidak mendukung
peningkatan produktivitas kerja.
Hingga saat ini pertanyaan mengenai apakah orang-orang yang senang dengan
pekerjaan mereka menunjukkan kinerja yang superior terus berkembang. Para peneliti
telah menguji "pekerja yang bahagia adalah seorang pekerja yang produktif” dan
menyimpulkan hubungan antara kepuasan kerja dan kinerja tidak sekuat yang
diharapkan. Penelitian terbaru menginvestigasi kemungkinan penjelasannya,
mungkin, termasuk operasionalisasi variabel kepuasan dan kinerja. Setiap orang yang
bekerja mengharapkan memperoleh kepuasan dari tempatnya bekerja. Pada dasarnya
kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual karena setiap individu akan
memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku
dalam diri setiap individu. Semakin banyak aspek dalam pekerjaan yang sesuai
dengan keinginan individu, maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan.
Salah satu pentingnya dalam pengelolaan sumber daya manusia dalam suatu
perusahaan adalah terciptanya kepuasan karyawan yang lebih lanjut akan
meningkatkan kinerja karyawan.
19
Sukses tidaknya suatu organisasi sangat tergantung dari kualitas sumber daya
manusia yang dimiliki karena sumber daya manusia yang berkualitas adalah sumber
daya manusia yang mampu berprestasi maksimal. Kepuasan kerja mempunyai
peranan penting terhadap kinerja karyawan, ketika seorang karyawan merasakan
kepuasan dalam bekerja maka seorang karyawan akan berupaya semaksimal mungkin
dengan segenap kemampuan yang dimiliki untuk menyelesaikan tugasnya, yang
akhirnya akan menghasilkan kinerja dan pencapaian yang baik bagi perusahaan.
Penelitian yang menguji hubungan antara kepusan kerja dan kinerja karyawan
telah berlaku sejak tahun 1945 (Brody dalam Jones, 2006). Meskipun demikian,
hingga saat ini masih banyak peneliti terus mengejar penelitian ini untuk menyelidiki
hubungan secara luas terutama karena hubungan ini tampaknya yang berdasarkan
perasaan di antara dua variabel tersebut.
Barron et al., (dalam Janssen & Yperen, 2004) menyatakan bahwa orientasi
pembelajaran individu mengambil porsi yang lebih besar atas kepuasan dan
kesenangan dari usaha-usaha mereka untuk meraih tujuan dibanding orientasi
kinerja..
Sehubungan dengan paparan berbagai isu dan perdebatan serta temuan studi-
studi yang telah dilakukan maka perlu kiranya dilakukan penelitian tentang pengaruh
orientasi pembelajaran terhadap kinerja dengan kepuasan kerja sebagai variabel
pemediasi.
Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Sragen
karena sepengetahuan peneliti di instansi ini sering timbul pertanyaan /permasalahan
apakah selama ini karyawan cukup memiliki orientasi pembelajaran sehingga akan
20
meningkatkan kinerja karyawan. Penelitian ini dilakukan pada Kantor Sekretariat
daerah Kabupaten Sragen karena kantor tersebut merupakan instansi pemerintahan
dan memilki karyawan dimana sebagian besar karyawannya berstatus pegawai negeri.
Pegawai Negeri Sipil adalah bagian dari aparat pemerintah yang mempunyai peranan
menentukan jalannya roda pemerintahan, baik yang berada di tingkat pusat maupun
tingkat di tingkat daerah. Dalam rangka membantu pimpinan melancarkan jalannya
penyelenggaraan di bidang pemerintahan pelaksanaan pembangunan dan pembinaan
kemasyarakatan maka dibutuhkan adanya aparatur pemerintah yang mampu
melaksanakan profesinya dengan sikap profesionalisme.
Karakteristik sampel ini berbeda dengan karakteristik sampel dalam penelitian
yang dilakukan oleh Kohli et al., (1998) yang mana sampel tersebut adalah tenaga
penjualan pada perusahaan swasta. Alasan perbedaan karakteristik sampel ini diambil
karena dimungkinkan karyawan pemerintahan dan karyawan swasta memiliki tingkat
orientasi pembelajaran yang berbeda.
Selanjutnya penelitian ini dilakukan karena masih belum banyak penelitian
yang menguji pengaruh orientasi pembelajaran terhadap kinerja karyawan yang
dimediasi oleh kepuasan kerja, sehingga diharapkan penelitian ini dapat memberikan
kontribusi dalam masalah pengelolaan karyawan.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul : “PENGARUH ORIENTASI PEMBELAJARAN TERHADAP
KINERJA DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL
PEMEDIASI (Studi Pada Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Sragen).”
21
B. Rumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah orientasi pembelajaran berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan?
2. Apakah Orientasi pembelajaran berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja?
3. Apakah kepuasan kerja memediasi pengaruh antara orientasi pembelajaran
terhadap kinerja?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Menguji pengaruh orientasi pembelajaran terhadap kinerja karyawan.
2. Menguji pengaruh orientasi pembelajaran terhadap kepuasan kerja
3. Menguji peran kepuasan kerja sebagai pemediasi pengaruh orientasi
pembelajaran terhadap kinerja karyawan.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini adalah:
1. Bagi instansi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan atau referensi
di dalam membuat kebijakan dalam pengelolaan karyawan, maupun
pengembangan sumber daya manusia dalam meningkatkan kinerja karyawan.
2. Bagi akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pemikiran bagi
peneliti lain dalam penelitian pada bidang yang sama.
3. Bagi penulis
22
Penelitian ini merupakan proses belajar dalam mengaplikasikan
pengetahuan dan teori-teori yang dipelajari dan diperoleh selama ini sehubungan
dengan permasalah sebenarnya dalam bidang pengelolaan sumber daya manusia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Orientasi Pembelajaran
23
Pengertian dari orientasi pembelajaran dalam penelitian ini adalah
keinginan karyawan yang ingin selalu belajar untuk meningkatkan ketrampilan
dan kemampuannya (Kohli et al., 1998). Karyawan dengan orientasi
pembelajaran berfokus pada kinerja karyawan yang bagus sebagai cara untuk
mendapat reward dan/atau penghargaan dari karyawan lainnya. Karyawan saling
membandingkan kinerja dengan kinerja teman-teman lainnya. Keinginan
karyawan untuk mendapat pengakuan dari orang lain mendorong karyawan untuk
mengeluarkan upaya yang lebih besar yang kemudian membawa pada kinerja
yang lebih tinggi. Lebih jauh lagi, karyawan yang berorientasi pembelajaran
mungkin akan memilih tugasnya sesuai dengan tujuannya, sehingga
memaksimalkan tingkat kesuksesan karyawan (Kohli et al., 1998).
Orientasi pembelajaran adalah cabang dari ketertarikan intrisik dalam
suatu pekerjaan (Sujan et al., 1994). Dengan memiliki orientasi pembelajaran,
seorang karyawan akan menikmati proses dalam menemukan bagaimana bekerja
secara efektif (Sujan et al., 1994). Karyawan yang memiliki orientasi
pembelajaran memiliki hasrat yang kuat untuk mengembangkan keterampilan dan
kemapuan mereka secara berkesinambungan dan mereka menerima sesuatu
sebagai kesempatan untuk mengembangkan kompetensi mereka (Dweek and
Leggett, dalam Kohli et al., 1998).
Sujan et al., (1994) menyatakan bahwa orientasi pembelajaran akan
meningkatkan kinerja dan membuat karyawan menjadi lebih efektif. Ada tiga
nilai penting yang membentuk orientasi pembelajaran (Sutanto, 2008), yaitu
24
komitmen untuk belajar, terbuka terhadap pemikiran baru dan kebersamaan visi
yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Komitmen untuk belajar nilai-nilai fundamental yang dianut dalam
pembelajaran melalui organisasi akan mempengaruhi apakah organisasi
mempertahankan budaya belajar atau tidak. Organisasi yang menempatkan
nilai yang tinggi terhadap belajar akan memiliki komitmen yang kuat untuk
belajar. Komitmen terwujud apabila ada dukungan yang kuat dari semua
anggota organisasi termasuk pihak manajemen.
2. Terbuka terhadap pemikiran baru. Organisasi yang berorientasi pembelajaran
terbuka untuk mendapatkan pengetahuan baru, selalu mempertanyakan apa
yang dipelajari dan diketahui serta mau belajar dari pengalaman masa lalu.
3. Visi bersama, berbeda dengan komitmen terhadap pemikiran baru yang
mempengaruhi pada intensitas belajar, visi bersama memiliki peran penting
dalam belajar proaktif. Tanpa adanya visi bersama, individu mungkin tidak
tahu apa yang menjadi harapan organisasi dan hasil apa yang ingin dicapai
dalam belajar.
Disiplin dalam mengembangkan kemampuan adalah penting, tidak hanya
untuk intelejensi ke depan, tetapi juga untuk intelejensi saat ini yaitu untuk
memahami realitas eksternal dam membuat solusi yang sesuai untuk konteks
bekerja keras. Akhirnya, sesuai dengan rekomendasi Senge dalam Sujan et al.,
(1994) bahwa pimpinan tidak boleh memandang bawahan sebagai pemenan atau
pecundang tetapi penemu potensial (Riani dan Fajariyanti, 2009). Penelitian
tersebut menemukan bahwa, karyawan yang relatif rendah dalam kinerja akan
25
menjadi efektif apabila dimotivasi dan diberdayakan melalui orientasi
pembelajaran untuk bekerja cerdas dan keras. Pembelajaran karyawan adalah
langkah efektif dalam pembelajaran organisasi.
2. Pengertian Kepuasan Kerja
Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual.
Setiap individu akan mempunyai tingkat kepuasan kerja yang berbeda-beda
sesuai dengan sistem nilai-nilai yang berlaku pada dirinya. Hal ini disebabkan
karena adanya perbedaan pada masing-masing individu. Semakin banyak aspek
dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu tersebut maka akan
semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan.
Kepuasan kerja adalah sikap umum terhadap pekerjaan seseorang yang
menunjukkan perbedaan antara jumlah penghargaan yang diterima pekerja dan
jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka terima (Robbin, 2003).
Greenberg dan Baron (2003) mendeskripsikan kepuasan kerja positif atau
negatif yang dilakukan individu terhadap pekerjaan mereka. Selain itu Gibson
(2000) menyatakan kepuasan kerja sebagai sikap yang dimiliki para pekerja
tentang pekerjaan mereka. Hal itu merupakan hasil dari persepsi mereka tentang
pekerjaan.
Kepuasan kerja merupakan respon afektif atau emosional terhadap
berbagai segi atau aspek pekerjaan seseorang sehingga kepuasan kerja bukan
merupakan konsep tunggal. Seseorang dapat relatif puas dengan salah satu aspek
pekerjaan dan tidak puas dengan satu atau lebih aspek lainnya.
26
Kepuasan Kerja merupakan sikap (positif) tenaga kerja terhadap
pekerjaannya, yang timbul berdasarkan penilaian terhadap situasi kerja. Penilaian
tersebut dapat dilakukan terhadap salah satu pekerjaannya, penilaian dilakukan
sebagai rasa menghargai dalam mencapai salah satu nilai-nilai penting dalam
pekerjaan. Karyawan yang puas lebih menyukai situasi kerjanya daripada tidak
menyukainya.
Locke mencatat bahwa perasaan-perasaan yang berhubungan dengan
kepuasan dan ketidakpuasan kerja cenderung mencerminkan penaksiran dari
tenaga kerja tentang pengalaman-pengalaman kerja pada waktu sekarang dan
lampau daripada harapan-harapan untuk masa depan. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat dua unsur penting dalam kepuasan kerja, yaitu nilai-nilai
pekerjaan dan kebutuhan-kebutuhan dasar.
Nilai-nilai pekerjaan merupakan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam
melakukan tugas pekerjaan. Yang ingin dicapai ialah nilai-nilai pekerjaan yang
dianggap penting oleh individu. Dikatakan selanjutnya bahwa nilai-nilai
pekerjaan harus sesuai atau membantu pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja merupakan hasil dari
tenaga kerja yang berkaitan dengan motivasi kerja.
Kepuasan kerja secara keseluruhan bagi seorang individu adalah jumlah
dari kepuasan kerja (dari setiap aspek pekerjaan) dikalikan dengan derajat
pentingnya aspek pekerjaan bagi individu. Menurut Locke seorang individu akan
merasa puas atau tidak puas terhadap pekerjaannya merupakan sesuatu yang
bersifat pribadi, yaitu tergantung bagaimana ia mempersepsikan adanya
27
kesesuaian atau pertentangan antara keinginan-keinginannya dengan hasil
keluarannya (yang didapatnya).
a. Jenis-Jenis Teori Kepuasan Kerja
1) Teori Selisih ( Discrepancy Theory)
Teori ini pertama kali dipelopori oleh Porter yang mengukur
kepuasan kerja seseorang dengan menghitung selisih antara hal yang
seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan. Locke (dalam Igalens &
Roussel, 1999) kepuasan kerja bergantung pada selisih antara apa yang
telah didapatkannya dengan apa yang menurut perasannya telah dicapai
melalui pekerjannya. Oleh karena itu, orang akan merasa puas bila tidak
ada perbedaan antara apa yang diinginkan dengan persepsinya atas
kenyataan.
2) Teori Keadilan ( Equity Theory)
Menurut teori ini seseorang adil dengan membandingkan hasil rasio
inputnya dengan hasil rasio input dari seseorang atau sejumlah orang yang
dibandingkan. Robbins (2001) mengemukakan bahwa orang merasa puas
atau tidak puas tergantung apakah ia merasakan keadilan atau tidak atas
suatu situasi. Teori ini merinci bagaimana seseorang memilih orang
bandingan atau banyak orang bandingan yang akan digunakan. Jika rasio
hasil dibandingkan dengan input seorang bekerja adalah sama atau
sebanding dengan orang bandingannya, maka sutu keadilan dianggap ada
oleh pekerja. Jika para pekerja menganggap perbandingan tersebut tidak
28
adil maka keadaan ketidakadilan dianggap ada. Adapun komponen dari
teori ini adalah :
a) Input
Segala sesuatu yang berharga yang dirasakan karyawan sebagai
sumbangan terhadap pekerjaan, misalnya pendidikan, pengalaman,
skill, usaha, peralatan pribadi, jumlah jam kerja
b) Outcome
Segala sesuatu yang berharga yang dirasakan karyawan sebagai
hasil pekerjaannya seperti upah, keuntungan tambahan, kesempatan
untuk berprestasi atau mengekspresi diri.
c) Comparison person
Kepada orang lain dengan siapa karyawan membandingkan rasio
input-outcome yang dimilikinya.
3) Teori Dua Faktor
Teori Herzberg dalam Robbins (2001) membagi situasi yang
mempengaruhi sikap seseorang terhadap pekerjaannya menjadi dua
kelompok yaitu kelompok satisfier atau motivator dan kelompok
dissastifier atau hygiene factors. Hygiene factors meliputi : gaji/upah,
pengawasan, hubungan antar pribadi, kondisi kerjaa dan status. Jumlah
tertentu hygiene factor diperlukan untuk memenuhi dorongan biologis
serta kebutuhan dasar seseorang seperti : kebutuhan keamanan dan
berkelompok. Jika kebutuhan-kebutuhan ini tidak terpenuhi seseorang
merasa tidak puas.
29
Namun jika besarnya hygiene factors memadai untuk memenuhi
kebutuhan tersebut, seseorang hanya terpuaskan jika terdapat jumlah yang
memadai untuk faktor-faktor pekerja dinamakan satisfiers. Satisfiers
adalah karakteristik pekerjaan yang relevan dengan kebutuhan urutan
lebih tinggi seseorang serta perkembangan psikologisnya, mencakup
pekerjaan yang menarik, penuh tantangan, kesempatan untuk berprestasi,
penghargaan dan promosi. Jumlah satisfiers yang tidak mencukupi akan
merintangi para pekerja mendapatkan kepuasan positif yang menyertai
perkembangan psikologis.
b. Faktor-faktor kepuasan kerja
As’ad (2001) merangkum faktor-faktor kepuasan kerja dari berbagai
pendapat antara lain:
1. Faktor Psikologis
Merupakan faktor yang bergubungan dengan kejiwaan karyawan yang
merupakan minat, ketentraman dalam bekerja, sikap terhadap kerja, bakat
dan keterampilan.
2. Faktor Sosial
Merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial baik antara
sesama karyawan, dengan atasannya, maupun karyawan yang berbeda
sejenis pekerjaannya.
3. Faktor Fisik
Merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja
dan kondisi fisik karyawan, meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu
30
kerja dan waktu istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan, suhu,
penerangan, pertukaran udara, kondisi karyawan, umur, dan sebagainya.
4. Faktor Finansial
Merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraan
karyawan yang meliputi sistem dan besarnya gaji, jaminan sosial, macam-
macam tunjangan, fasilitas yang diberikan, promosi dan sebagainya.
Ada lima faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja (Kreitner dan
Kinicki) yaitu sebagai berikut :
1. Pemenuhan kebutuhan (Need fulfillment)
Kepuasan ditentukan oleh tingkatan karakteristik pekerjaan memberikan
kesempatan pada individu untuk memenuhi kebutuhannya.
2. Perbedaan (Discrepancies)
Kepuasan merupakan suatu hasil memenuhi harapan. Pemenuhan harapan
mencerminkan perbedaan antara apa yang diharapkan dan apa yang
diperoleh individu dari pekerjaannya. Bila harapan lebih besar dari apa yang
diterima, orang akan tidak puas. Sebaliknya individu akan puas bila
menerima manfaat diatas harapan.
3. Pencapaian nilai (Value attainment)
Kepuasan merupakan hasil dari persepsi pekerjaan memberikan pemenuhan
nilai kerja individual yang penting.
4. Keadilan (Equity)
Kepuasan merupakan fungsi dari seberapa adil individu diperlakukan di
tempat kerja.
31
5. Komponen genetik (Genetic components)
Kepuasan kerja merupakan fungsi sifat pribadi dan faktor genetik. Hal ini
menyiratkan perbedaan sifat individu mempunyai arti penting untuk
menjelaskan kepuasan kerja disamping karakteristik lingkungan pekerjaan.
Selain penyebab kepuasan kerja, ada juga faktor penentu kepuasan kerja.
Diantaranya adalah gaji, kondisi kerja dan hubungan kerja (atasan dan rekan
kerja).
1. Gaji/Upah
Menurut Theriault, kepuasan kerja merupakan fungsi dari jumlah
absolut dari gaji yang diterima, derajat sejauh mana gaji memenuhi harapan-
harapan tenaga kerja dan bagaimana gaji diberikan. Selain untuk pemenuhan
kebutuhan dasar, uang juga merupakan simbol dari pencapaian (achievement),
keberhasilan dan pengakuan/penghargaan.
Berdasarkan teori keadilan Adams, orang yang menerima gaji yang
dipersepsikan terlalu kecil atau terlalu besar akan mengalami ketidakpuasan.
Jika gaji dipersepsikan adil berdasarkan tuntutan-tuntutan pekerjaan, tingkat
ketrampilan individu dan standar gaji yang berlaku untuk kelompok pekerjaan
tertentu maka akan ada kepuasan kerja.
Jika dianggap gajinya terlalu rendah, pekerja akan merasa tidak puas.
Tapi jika gaji dirasakan tinggi atau sesuai dengan harapan, pekerja tidak lagi
tidak puas, artinya tidak ada dampak pada motivasi kerjanya. Gaji atau
imbalan akan mempunyai dampak terhadap motivasi kerja seseorang jika
besarnya imbalan disesuaikan dengan tinggi prestasi kerjanya.
32
2. Kondisi kerja yang menunjang
Bekerja dalam ruangan atau tempat kerja yang tidak menyenangkan
(uncomfortable) akan menurunkan semangat untuk bekerja. Oleh karena itu
perusahaan harus membuat kondisi kerja yang nyaman dan menyenangkan
sehingga kebutuhan-kebutuhan fisik terpenuhi dan menimbulkan kepuasan
kerja.
3. Hubungan Kerja
Hubungan dengan rekan kerja
Kepuasan kerja yang ada timbul karena karyawan dalam jumlah
tertentu berada dalam satu ruangan kerja sehingga dapat berkomunikasi.
Bersifat kepuasan kerja yang tidak menyebabkan peningkatan motivasi kerja.
Dalam kelompok kerja dimana para pekerjanya harus bekerja sebagai satu
tim, kepuasan kerja mereka dapat timbul karena kebutuhan-kebutuhan tingkat
tinggi mereka seperti harga diri, aktualisasi diri dapat dipenuhi dan
mempunyai dampak pada motivasi kerja mereka.
Hubungan dengan atasan
Kepemimpinan yang konsisten berkaitan dengan kepuasan kerja
adalah tenggang rasa (consideration). Hubungan fungsional mencerminkan
sejauhmana atasan membantu tenaga kerja untuk memuaskan nilai-nilai
pekerjaan yang penting bagi tenaga kerja. Hubungan keseluruhan didasarkan
pada ketertarikan antar pribadi yang mencerminkan sikap dasar dan nilai-nilai
yang serupa, misalnya keduanya mempunyai pandangan hidup yang sama.
33
Tingkat kepuasan kerja yang paling besar dengan atasan adalah jika
kedua jenis hubungan adalah positif. Atasan yang memiliki ciri pemimpin
yang transformasional, maka tenaga kerja akan meningkat motivasinya dan
sekaligus dapat merasa puas dengan pekerjaannya.
c. Indikator-indikator Kepuasan Kerja
Menurut Herzberg (dalam Gibson, 1997) indikator yang mempengaruhi
kepuasan keja adalah:
a) Pengakuan yang merupakan suatu penghargaan dari atasan atau
penghargaan dari rekan kerja.
b) Tanggung jawab adalah sebuah tanggung jawab dalam menyelsaikan
pekerjaan dan pendelegasian wewenang.
c) Kemajuan karier adalah dorongan untuk berprestasi dan kepercayaan pada
kemampuan diri.
d) Daya tarik pekerjaan adalah perasaan terhadap pekerjaan yang akan
dilakukan dan kemampuan menyelesaikan tugas.
e) Kemungkinan untuk berkembang adalah pertumbuhan dan perkembangan
atas perasaan terhadap jalur karier yang ada dan pemberian program
pendidikan atau pelatihan.
d. Pengaruh Kepuasan Kerja
Luthans (1998) mengemukakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh
terhadap berbagai hal, yaitu:
1) Produktivitas
34
Karyawan yang tingkat kepuasan kerja tinggi, produktivitasnya
akan meningkat, walaupun hasilnya tidak langsung. Ada beberapa
variabel moderating yang menghubungkan antara produktivitas dengan
kepuasan kerja, terutama penghargaan. Jika karyawan menerima
penghargaan yang mereka anggap layak, maka mereka akan merasa puas
sehingga upaya untuk mencapai kinerja semakin tinggi.
2) Keinginan untuk pindah kerja (Turnover intention)
Jika karyawan tidak puas dengan pekerjaannya, maka besar
keinginan mereka untuk pindah kerja. Walaupun demikian, tingkat
kepuasan kerja yang tinggi tidak menjamin karyawan yang bekerja di
organisasi tersebut tidak ingin pindah.
3) Tingkat Kemangkiran (adsenteeism)
Ketika tingkat kepuasan kerja tinggi maka tingkat ketidakhadiran
rendah. Sebaliknya, ketika kepuasan rendah maka tingkat ketidakhadiran
tinggi.
4) Faktor Lain
Karyawan yang tingkat kepuasannya tinggi akan mempunyai
kesehatan fisik dan mental yang lebih baik, lebih cepat untuk mempelajari
tugas-tugas, tidak banyak kesalahan yang dibuat, tidak banyak keluhan.
Selain itu karyawan akan menunjukkan perilaku dan aktivitas yang lebih
baik, misalnya membantu rekan sejawat, membantu pelanggan, dan lebih
mudah bekerja sama.
35
Konsekuensi ketidakpuasan kerja karyawan diantaranya dapat
mengakibatkan menurunnya produktivitas, meningkatnya tingkat absensi dan
konsekuensi yang paling akhir adalah keluarnya karyawan yang tidak puas dalam
pekerjaan langsung mengundurkan diri dari organisasi tempat ia bekerja.
Sehingga dapat disimpulkan pengertian kepuasan kerja adalah sikap yang
positif dari tenaga kerja meliputi perasaan dan tingkah laku terhadap
pekerjaannya melalui penilaian salah satu pekerjaan sebagai rasa menghargai
dalam mencapai salah satu nilai-nilai penting pekerjaan.
3. Kinerja Karyawan
a. Pengertian Kinerja
Beberapa definisi mengenai kinerja karyawan menurut beberapa ahli
adalah sebagai berikut:
1) Definisi kinerja menurut Robbins (2002) kinerja adalah banyaknya upaya
yang dikeluarkan individu pada pekerjaannya.
2) Gibson, et al., (2000) menyatakan bahwa job performance merupakan
hasil dari pekerjaan yang terkait dengan tujuan organisasi, sepertu
kualitas, efisiensi, dan efektif.
3) Menurut Bernadin dan Russel performance is the record of outcome
produced on a specified job function of activity during a specified time
period. Kinerja dapat dinilai melalui hasil kerja periode sebelumnya
dibandingkan dengan kinerja senyatanya masa sekarang, serta dengan
periode yang akan datang dalam lingkup tertentu, misalnya kinerja
36
operasi, kinerja keuangan, kinerja sumber daya manusia, serta kinerja
perusahaan secara keseluruhan.
Menurut Mc Afee (1987) kinerja dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya adalah:
1. Motivasi
Motivasi dalah daya gerak yang mendorong untuk bertindak. Jika
motivasi kuat, maka daya dorong untuk terciptanya kinerja yang lebih baik
akan kuat pula.
2. Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan dan pelatihan adalah upaya untuk meningkatkan berbagai
pengetahuan dan keterampilan. Di samping itu, pendidikan dan pelatihan
merupakan usaha untuk memungkinkan perubahan sikap yang dilandasi
motivasi untuk berprestasi.
3. Pengalaman
Pengalaman pada dasarnya membuat individu lebih mengenal dan
memahami proses kerjanya sehingga diharapkan dapat meningkatkan
kinerjanya.
4. Teknologi
Pengetahuan teknologi modern pada dasarnya akan menghasilkan kinerja
lebih banyak dibandingkan penggunaan perlatan tradisional.
Indikator untuk mengukur kinerja karyawan menurut Simamora (1997),
yaitu:
37
a) Loyalitas, yaitu kesetiaan pegawai terhadap organisasi dan semangat
berkorban demi terciptanya tujuan organisasi.
b) Tanggung jawab, yaitu rasa memiliki organisasi dan kecintaan terhadap
pekerjaan yang dilakukan dan ditekuni serta berani menghadapi segala
konsekuensi dan risiko dari pekerjaan.
c) Keterampilan, yaitu kemampuan pegawai untuk melaksanakan tugas serta
menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan pekerjaan.
d) Pengetahuan, yaitu kemampuan pegawai untuk menguasai semua hal yang
berhubungan dengan pekerjaannya.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
Banyak sekali faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang. Menurut
Mathis dan Jackson (2001) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja individu
tenaga kerja, yaitu: kemampuan mereka, motivasi, dukungan yang diterima,
keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan hubungan mereka dengan
organisasi. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan
adalah:
1) Faktor Individu. Secara psikologis, individu yang normal adalah
individu yang memiliki integritas yang tinggi antara fungsi psikis
(rohani) dan fisiknya (jasmaniah). Dengan adanya integritas yang tinggi
antara fungsi psikis dan fisik maka individu tersebut memiliki
konsentrasi diri yang baik. Konsentrasi yang baik ini merupakan modal
utama individu manusia untuk mampu mengelola dan mendayagunakan
38
potensi dirinya secara optimal dalam melaksanakan kegiatan atau
aktivitas kerja sehari-hari dalam mencapai tujuan organisasi.
2) Faktor Lingkungan Organisasi. Faktor lingkungan kerja organisasi
sangat menunjang bagi individu dalam mencapai kinerja. Faktor
lingkungan organisasi yang dimaksud antara lain uraian jabatan yang
jelas, otoritas yang memadai, target kerja yang menantang, pola
komunikasi yang efektif, hubungan kerja yang harmonis, iklim kerja
yang respek dan dinamis, peluang berkarir dan fasilitas kerja yang
relatif memadai.
Hubungan antara Orientasi Pembelajaran dengan Kinerja Karyawan
Karyawan yang berorientasi belajar akan memliki kemampuan
menggunakan strategi yang diaturnya sendiri (misalnya, instruksi pemakaian
strategi yang berorientasi solusi, pengecekan mandiri) yang membantu
mengembangkan ketrampilan dan pengetahuan karyawan, yang sangat
mendukung pada kinerja yang lebih baik. Orientasi pembelajaran mendorong
karyawan untuk bekerja keras, karena karyawan menikmati pekerjaannya,
kemudian membawa kepada kinerja yang lebih tinggi, karyawan dengan orientasi
pembelajaran tinggi cenderung mengadaptasi respon-respon pada situasi kerja dan
kemudian berprestasi pada tingkat yang lebih tinggi (Kohli et al, 1998).
Hubungan Orientasi Pembelajaran dan Kepuasan Kerja
Sehubungan dengan hasil afektif kepuasan kerja, pencapaian tujuan
penelitian menunjukkan bahwa individu-individu yang memiliki orientasi
39
pembelajaran mendapatkan kepuasan lebih dan kesenangan dari upaya mereka
untuk mencapai tujuan mereka (Barron et al., dalam Janssen & Yperen, 2004).
Ketika menghadapi kenaikan persyaratan, individu yang memiliki orientasi
pembelajaran langsung berusaha ekstra untuk tugas itu sendiri. Mereka
cenderung untuk melihat pengerahan usaha yang besar sebagai atribut yang
diinginkan oleh diri sehingga, bagi mereka, mengerahkan usaha itu sendiri
menunjukkan keberhasilan (Duda, 2001; Dweck, 1999).
Selain itu, individu berorientasi pembelajaraan memiliki lokus kontrol
internal dari control yang dirasakan dan kausalitas (Dweck & Leggett, dalam
Janssen & Yperen, 2004). Literatur stres kerja menunjukkan bahwa kurangnya
kontrol disertai dengan hasil afektif negatif, terutama bila persyaratan tugas tinggi
(Karasek & Theorell, Van Yperen & Hagedoorn, dalam Janssen & Yperen, 2004).
Hubungan antara Kepuasan Kerja dengan Kinerja Karyawan
Terdapat hubungan positif rendah antara kepuasan dan prestasi kerja.
Sementara itu menurut Gibson (2000) menggambarkan hubungan timbal balik
antara kepuasan dan kinerja. Di satu sisi dikatakan kepuasan kerja menyebabkan
peningkatan kinerja sehingga pekerja yang puas akan lebih produktif. Di sisi lain
terjadi kepuasan kerja disebabkan oleh adanya kinerja atau prestasi kerja sehingga
pekerja yang lebih produktif akan mendapatkan kepuasan.
Orang berpendapat bahwa kinerja karyawan dapat dinaikkan dengan
meningkatkan kepuasan kerja. Kepuasan kerja mungkin merupakan akibat dari
kinerja atau sebaliknya. Kinerja yang tinggi menyebabkan peningkatan dari
kepuasan kerja hanya jika tenaga kerja mempersepsikan bahwa apa yang telah
40
dicapai perusahaan sesuai dengan apa yang mereka terima (gaji/upah) yaitu adil
dan wajar serta diasosiasikan dengan performa kerja yang unggul. Dengan kata
lain bahwa performansi kerja menunjukkan tingkat kepuasan kerja seorang
pekerja, karena perusahaan dapat mengetahui aspek-aspek pekerjaan dari tingkat
keberhasilan yang diharapkan. Jadi, hubungan kinerja dan kepuasan kerja menjdai
suatu sistem yang berlanjut atau kontinyu (Handoko, 2001).
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian sebelumya dilakukan Lee et al., (2006) yang menemukan bahwa
orientasi pembelajaran berhubungan positif terhadap kinerja. Di sisi lain Kohli et al.,
(1998) menemukan bahwa orientasi pembelajaran tidak berhubungan dengan kinerja.
Dalam Crossman dan Zaki (2003) menyebutkan bahwa ada hubungan signifikan
antara kepuasan kerja dan kinerja karyawan. Dalam Brown dan Peterson (1994)
menegaskan bahwa hubungan kepuasan kerja dan kinerja mungkin paling tidak
secara parsial diakibatkan oleh variabel-variabel anteseden secara umum. Janssen dan
Yperen (2004) menemukan bahwa orientasi pembelajaran berhubungan positif
dengan kepuasan kerja.
Penelitian ini merupakan replikasi parsial terhadap beberapa model penelitian
yang dilakukan oleh Kohli et al., (1998), Janssen dan Yperen (2004), Lee et al.,
(2006) dan Brown dan Peterson (1994). Penelitian ini menggunakan sebagian
variabel dari penelitian yaitu orientasi pembelajaran, kepuasan kerja dan kinerja
karyawan.
41
C. Rerangka Pemikiran
Agar penelitian dapat terarah dengan baik sesuai dengan tujuan yang
diinginkan, maka diperlukan sebuah rerangka yang dengan jelas menunjukkan arah
penelitian. Dalam penelitian ini diteliti pengaruh orientasi pembelajaran terhadap
kinerja karyawan dengan kepuasan kerja sebagai variabel pemediasi. Orientasi
pembelajaran merupakan variabel independen dalam penelitian ini. Kepuasan kerja
sebagai variabel pemediasi dan kinerja karyawan sebagai variabel dependen. Untuk
lebih jelas dapat dilihat dalam gambar di bawah ini:
Gambar II. I Rerangka Pemikiran
Orientasi pembelajaran berpengaruh langsung terhadap kinerja karyawan,
juga bisa berhubungan secara tidak langsung dengan kinerja dengan dimediasi oleh
kepuasan kerja.
D. Hipotesis
Lee et al., (2006) yang menemukan bahwa orientasi pembelajaran
berhubungan positif terhadap kinerja. Kohli et al., (1998) menyatakan bahwa
orientasi pembelajaran diharapkan untuk membawa kepada kinerja yang baik untuk
beberapa alasan. Ada bukti empiris bahwa orientasi pembelajaran mendukung
karyawan untuk bekerja lebih keras, karena sepertinya karyawan menikmati
pekerjaan mereka, di mana hal ini akan membawa kepada kinerja yang lebih tinggi
Orientasi
Pembelajaran
Kepuasan
Kerja
Kinerja
Karyawan
42
(Sujan et al., dalam Kohli et al., 1998). Kohli et al., (1998) menemukan bahwa
orientasi pembelajaran tidak berkorelasi dengan kinerja. Namun hal ini mungkin saja
terjadi bahwa orientasi pembelajaran tidak mempengaruhi kinerja dalam jangka
pendek, melainkan orientasi pembelajaran mempengaruhi kinerja dalam jangka
panjang dengan mendorong karyawan untuk mengembangkan keterampilan dan
kemampuan yang menguntungkan bagi organisasi (Kohli et al., 1998).
H1 : Orientasi pembelajaran berpengaruh positif terhadap kinerja
karyawan.
Lee et al., (2006) yang menemukan bahwa orientasi pembelajaran
berhubungan positif terhadap kinerja. Di sisi lain, Kohli et al., (1998) menemukan
bahwa orientasi pembelajaran tidak berhubungan dengan kinerja. Barron et al.,
(dalam Janssen & Yperen, 2004) menyatakan bahwa orientasi pembelajaran individu
mengambil porsi yang lebih besar atas kepuasan dan kesenangan dari usaha-usaha
mereka untuk meraih tujuan dibanding orientasi kinerja. Ketika menghadapi
kenaikan persyaratan, individu yang memiliki orientasi pembelajaran langsung
berusaha ekstra untuk tugas itu sendiri. Mereka cenderung untuk melihat
pengerahan usaha yang besar sebagai atribut yang diinginkan oleh diri sehingga,
bagi mereka, mengerahkan usaha itu sendiri menunjukkan keberhasilan (Duda, 2001;
Dweck, 1999). Selain itu, individu berorientasi pembelajaraan memiliki lokus
kontrol internal dari control yang dirasakan dan kausalitas (Dweck & Leggett, dalam
Janssen & Yperen, 2004).
Crossman dan Zaki (2003) menyebutkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara kepuasan kerja dan kinerja karyawan. Dalam Brown dan Peterson
43
(1994) menegaskan bahwa hubungan kepuasan kerja dan kinerja mungkin paling
tidak secara parsial diakibatkan oleh variabel-variabel anteseden secara umum.
H2 : Orientasi pembelajaran berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja
H3 : Kepuasan kerja memediasi pengaruh antara orientasi pembelajaran
terhadap kinerja karyawan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
44
Desain penelitian adalah rencana dari struktur penelitian yang mengarahkan
proses dan hasil penelitian sedapat mungkin menjadi valid, obyektif, efisien dan
efektif (Jogiyanto, 2004). Desain penelitian yang digunakan adalah dengan cara
survei. Dalam penelitian survei, peneliti mengumpulkan data dengan meminta
tanggapan responden baik secara langsung maupun tidak langsung menggunakan alat
bantu kuesioner (Suliyanto, 2006). Pengambilan data dengan metode survei sangat
bergantung pada kemauan, kejujuran, dan kondisi responden. Dari sisi dimensi
waktu, penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian cross-sectional atau one
shot, yaitu data hanya sekali dikumpulkan, mungkin selama periode harian,
mingguan, atau bulanan, dalam rangka menjawab pertanyaan peneliti. Unit analisis
penelitian ini adalah tingkat individual yaitu data yang dianalisis berasal dari setiap
individual karyawan.
B. Populasi
Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa
orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya
atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2003). Populasi penelitian ini adalah
seluruh karyawan kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Sragen yang berjumlah 259
karyawan.
C. Sampel dan Teknik Sampel
Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi (Kuncoro,
2003). Berdasarkan teori tersebut, maka penelitian ini menggunakan sampel pada
karyawan Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Sragen. Dalam penelitian ini
45
kuesioner yang disebarkan sejumlah 80 dan yang kembali dan bisa diolah sebanyak
74. Sampel diambil secara convinience, dimana sampel diambil sesuai dengan
ketentuan sampel dari populasi dengan mempertimbangkan faktor kemudahan, yaitu
paling mudah dijangkau atau didapatkan. Mengingat peneliti tidak diijinkan untuk
melakukan penyebaran kusioner secara langsung terhadap responden. Dalam
penelitian ini seluruh karyawan Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Sragen
diperbolehkan mengisi kuesioner secara sukarela.
Penentuan besarnya sampel ini didasarkan pada pendapat Roscoe dalam
Sekaran (2000), yang menyatakan bahwa jumlah sampel lebih besar dari 30 dan
kurang dari 500 pada sebagian besar penelitian sudah dapat mewakili populasinya,
serta pada penelitian multivariate (termasuk analisis regresi multivariat) ukuran
sampel harus beberapa kali lebih besar (10 kali) dari jumlah variabel yang akan
dianalisis.
D. Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, dan Pengukuran Variabel
Variabel dalam penelitian ini adalah orientasi pembelajaran sebagai variabel
independen, kinerja variabel dependen dan kepuasan kerja sebagai variabel
pemoderasi.
1. Variabel Independen : Orientasi Pembelajaran
Variabel independen adalah variabel bebas yang keberadaannya tidak
dipengaruhi oleh variabel lainnya. Variabel dalam independen dalam penelitian
ini adalah orientasi pembelajaran. Orientasi pembelajaran adalah keinginan
karyawan Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Sragen yang ingin selalu belajar
46
untuk meningkatkan keterampilam dan kemampuannya dalam bekerja. Variabel
ini diukur dengan 5 skala-item, terdiri dari 4 item pertanyaan yang dikembangkan
oleh Kohli et al.,(1998). Indikator-indikator yang digunakan dalam mengukur
variabel ini diantaranya: selalu ingin belajar metode kerja baru, meningkatkan
kompetensi secara terus menerus, responsif terhadap perubahan, dan belajar
pengalaman.
2. Variabel Dependen : Kinerja
Variabel dependen adalah variabel tergantung yang keberadaannya
dipengaruhi oleh variabel lainnya. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
kinerja karyawan. Kinerja karyawan suatu kontribusi karyawan terhadap
pencapaian tujuan instansi. Variabel ini diukur dengan 5 skala-item, terdiri dari 4
item pertanyaan yang dikembangkan oleh Sujan et al., (1994). Indikator-indikator
yang digunakan dalam mengukur variabel ini diantaranya: tingkat presensi,
ketepatan waktu penyelasaian tugas, tingkat penguasaan terhadap tugas, dan
tingkat kemampuan dalam pemecahan masalah yang berhubungan dengan tugas.
Untuk selajutnya kinerja ini akan dinilai oleh atasan langsung masing-masing
karyawan.
3. Variabel Pemediasi : Kepuasan Kerja
. Variable mediator dalam penelitian ini adalah kepuasan kerja. Kepuasan
Kerja merupakan sikap (positif) karyawan Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten
Sragen terhadap pekerjaannya, yang timbul berdasarkan penilaian terhadap situasi
kerja. Penilaian tersebut dapat dilakukan terhadap salah satu pekerjaannya,
penilaian dilakukan sebagai rasa menghargai dalam mencapai salah satu nilai-
47
nilai penting dalam pekerjaan. Karyawan yang puas lebih menyukai situasi
kerjanya daripada tidak menyukainya. Variabel ini diukur dengan 5 skala-item,
terdiri dari 7 item pertanyaan yang dikembangkan oleh Paul E. Spector (1986).
Indikator-indikator yang digunakan dalam mengukur variabel ini diantaranya:
kesenangan terhadap pekerjaan itu sendiri, kesenangan terhadap atasan. Gaji,
kesempatan berpromosi, dan hubungan dengan karyawam lain.
E. Sumber Data
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh dengan survei lapangan yang
menggunakan semua metode pengumpulan data original (Kuncoro, 2003). Data
ini diperoleh secara langsung dari karyawan Kantor Sekretariat Daerah
Kabupaten Sragen melalui kuesioner.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga
pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Kuncoro,
2003). Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini meliputi dokumen-
dokumen dan catatan statistik dari Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Sragen.
Data perusahaan meliputi sejarah instansi, visi dan misi instansi, struktur
organisasi, jumlah karyawan dan hal-hal lain yang terkait.
F. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan cara, antara lain :
a. Metode Kuesioner
48
Metode kuesioner yaitu pencarian data dengan menggunakan daftar
pertanyaan dengan jawaban pilihan yang langsung diberikan kepada responden
dalam hal ini karyawan karyawan Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Sragen
b. Studi Pustaka
Metode dengan cara mengumpulkan bahan-bahan tertulis seperti jurnal,
majalah, buku teks, artikel dan lain-lain yang berhubungan dengan topik
penelitian yang akan dilakukan.
G. Metode Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dilakukan dengan mengumpulkan, mengolah dan
menyajikan data observasi agar pihak lain dapat dengan mudah memperoleh
gambaran mengenai sifat objek dan data tersebut (Sekaran, 2000). Analisis
deskriptif dimaksudkan untuk memberikan penjelasan yang memudahkan dalam
menginterpretasikan hasil analisis data dan pembahasannya. Analisis deskriptif
memaparkan gambaran mengenai demografi responden antara lain status
kepegawaian, masa kerja , jenis kelamin dan unit kerja.
2. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Menurut Ghozali (2006), suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan
dengan metode analisis faktor. Kriteria data yang dapat dianalisis faktor adalah
49
data yang menunjukkan KMO ( Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy) > 0,5, dan Bartlet’s Tes of Spencity pada signifikan < 0.05. Tinggi
rendahnya validitas data suatu angket dapat dilihat dari FL (factor loading)
menurut Hair et al., (1998), jika FL suatu item > 0,4 maka item tersebut valid dan
sebaliknya. Semakin besar FL, maka semakin penting loading tersebut
menginterpretasikan konstruknya.
Secara lebih spesifik dikarenakan konstruk yang hendak diuji merupakan
pengujian kembali dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dimana pada
penelitian sebelumnya telah berhasil mengidentifikasi faktor-faktor yang
membentuk konstruk maka dalam penelitian ini teknik analisis yang dipakai
adalah Confirmatory Factor Analysis (CFA). Dalam penelitia ini CFA diuji
dengan bantuan paket perangkat lunak program SPSS 15 for Windows. Hair et al.,
(1998) menyatakan bahwa suatu analisis faktor dinyatakan feasible bila
memenuhi syarat: Uji KMO dan Bartlet’s Tes diatas 0,5 dan signifikansi dibawah
0,05.
3. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau
handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006). Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan
dengan One Shot atau pengukuran sekali saja, disini pengukurannya hanya sekali
dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur
korelasi antar jawaban pertanyaan.
50
Untuk mengukur reliabilitas menggunakan uji statistik Cronbach Alpha
dengan bantuan SPSS 15. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
Cronbach Alpha > 0,60 (Nunnally, dalam Ghozali 2006). Menurut Triton (2006)
tingkat reliabilitas dapat dikategorikan menjadi:
> 0,80 – 1,00 = sangat reliabel
> 0,60 – 0,80 = Reliabel
> 0,40 – 0,60 = cukup reliabel
> 0,20 – 0,40 = agak reliabel
0,00 – 0,20 = kurang reliabel
H. Uji Hipotesis
Untuk pengujian hipotesis dan menghasilkan suatu model yang fit, digunakan
Path Analysis dalam penelitian ini dimana untuk menguji pengaruh antara variabel
orientasi pembelajaran pada kinerja karyawan dengan melibatkan variabel mediasi
kepuasan kerja. Path Analysis merupakan perluasan dari analisis regresi linier
berganda, atau penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan kausalitas antar
variable (model kausal). Adapun yang dapat dilakukan oleh analisis path adalah
menemukan pola hubungan antara tiga atau lebih variabel dan tidak dapat digunakan
untuk mengkonfirmasi atau menolak hipotesis kausalitas imajiner (Ghozali, 2001).
Data dapat diolah dengan bantuan komputer program SPSS 15. Ada lima
langkah dalam analisis path :
1. Sebagai langkah awal di dalam path analysis adalah merancang model
berdasarkan konsep dan teori.
2. Pemeriksaan terhadap asumsi yang melandasi, sebagai langkah kedua.
51
3. Langkah ketiga adalah pendugaan parameter atau perhitungan koefisien
path. Pendugaan parameter dengan metode OLS, dimana didalam software
SPSS dihitung melalui analisis regresi, yaitu dilakukan pada masing-
masing secara parsial. Dalam path analysis terdapat 3 model regresi:
a) Regresi Linear Sederhana
KK = α1 + β1 OP + e (1)
b) Regresi Linear Sederhana
KKj = α1 + β1 OP + e (2)
c) Regresi berganda
KK = α1 + β1 OP + β2 KKj + e (3)
Keterangan:
OP = Orientasi Pembelajaran
KK = Kinerja Karyawan
KKj = Kepuasan Kerja
α1 = Konstanta
β1- β2 = Koefisien regresi
e = error
4. Langkah keempat adalah pemeriksaan validitas model. Sahih atau
tidaknya suatu hasil analisis bergantung pada terpenuhi atau tidaknya
asumsi yang melandasi.
5. Langkah terakhir di dalam analisis path adalah melakukan interpretasi
hasil. Mediasi penuh akan terjadi jika pada model regresi ketiga variabel
independen tidak signifikan pada variabel dependen. Mediasi parsial
52
terjadi jika pada model regresi ketiga terjadi penurunan nilai beta koefisien
(β ) variabel independen pada variabel dependen tetapi nilainya tetap
signifikan, dan tidak ada faktor mediasi jika salah satu model regresi tidak
signifikan (Baron & Kenny, 1986)
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas hasil-hasil survey yang telah dilakukan yang diawali
dengan gambaran umum obyek penelitian, analisis deskriptif tentang karakteristik
responden dan tanggapan responden, pemaparan uji validitas, uji reliabilitas, serta
pengujian hipotesis.
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
53
1. Sejarah Pendirian Pemerintahan Kabupaten Sragen
Kabupaten Sragen merupakan daerah otonom yang melaksanakan kekuasaan
hukum dan pemerintahan. Sejak tanggal 12 Oktober 1840 dengan Surat Keputusan
Sunan Paku Buwono VII yaitu serat Angger – angger Gunung, daerah yang lokasinya
strategis ditunjuk menjadi Pos Tundan, yaitu tempat untuk menjaga ketertiban dan
keamanan Lalu Lintas Barang dan surat serta perbaikan jalan dan jembatan, termasuk
salah satunya adalah Pos Tundan Sragen.
Perkembangan selanjutnya sejak tanggal 5 juni 1847 oleh Sunan Paku Buwono
VIII dengan persetujuan Residen Surakarta baron de Geer ditambah kekuasaan yaitu
melakukan tugas kepolisian dan karenanya disebut Kabupaten Gunung Pulisi Sragen.
Kemudian berdasarkan Staatsblaad No 32 Tahun 1854, maka disetiap Kabupaten
Gunung Pulisi dibentuk Pengadilan Kabupaten, dimana Bupati Pulisi menjadi Ketua
dan dibantu oleh Kliwon, Panewu, Rangga dan Kaum. Sejak tahun 1869, daerah
Kabupaten Pulisi Sragen memiliki 4 Distrik, yaitu Distrik Sragen, Distrik Grompol,
Distrik Sambungmacan dan Distrik Majenang. Selanjutnya sejak Sunan Paku Buwono
VIII dan seterusnya diadakan reformasi terus menerus dibidang Pemerintahan, dimana
pada akhirnya Kabupaten Gunung Pulisi Sragen disempurnakan menjadi Kabupaten
Pangreh Praja. Perubahan ini ditetapkan pada jaman Pemerintahan Paku Buwono X,
Rijkblaad No. 23 Tahun 1918, dimana Kabupaten Pangreh Praja sebagai Daerah
Otonom yang melaksanakan kekuasaan hukum dan Pemerintahan.
Dan Akhirnya memasuki Zaman Kemerdekaan Pemerintah Republik
Indonesia, Kabupaten Pangreh Praja Sragen menjadi Pemerintah Daerah Kabupaten
Sragen.
54
Kini, Lokasi pemerintahan kabupaten itu sendiri terletak di Jl. Raya Sukowati
No. 255, Sragen dengan nama Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Sragen..
2. Visi Dan Misi
VISI
Visi Kabupaten Sragen Tahun 2006 – 2011 yaitu “SRAGEN MENJADI
KABUPATEN CERDAS” . Kerangka Pemikiran Visi Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kabupaten Sragen Tahun 2006 - 2011 ini merupakan
penjabaran dari Visi Pembangunan Daerah Jangka Panjang Tahun 2006 - 2025.
Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sragen Tahun
2006 – 2011 menurut Bupati/Wakil Bupati terpilih ketika pencalonan
Cabup/Cawabup adalah sebagai berikut :
“Terwujudnya Sragen ASRI yang dilandasi oleh kemandirian, kemajuan dan
penegakan supremasi hukum didukung oleh SDM berkualitas yang bertumpu pada
ilmu pengetahuan dan teknologi, hasil pertanian, industri, pariwisata,
perdagangan/jasa, kesehatan berwawasan lingkungan dalam ranka mewujudkan
keadilan dan kesejahteraan lahir batin berdasarkan Pancasila dan UUD 1945”
Operasionalisi dari visi RPJPD kedalam visi RPJMD versi Bupati/Wakil Bupati
terpilih adalah bahwa tujuan jangka panjang untuk mewujudkan kesejahteraan
lahir dan batin sebagai mana dirumuskan dalam visi RPJPD, untuk jangka 5 tahun
mendatang akan direalisasikan melalui terwujudnya Sragen yang dilandasi oleh
kemandirian, kemajuan dan penegakan supremasi hukum didukung oleh SDM
berkualitas yang bertumpu pada :
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
55
Hasil Pertanian
Industri
Pariwisata
Perdagangan / Jasa
Kesehatan Berwawasan Lingkungan
Yang dimaksud keadilan dan kesejahteraan lahir bathin berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945 adalah tercukupinya kebutuhan hidup lahir dan bathin yang
berkeadilan bagi seluruh lapisan dan kelompok masyarakat Kabupaten Sragen
sebagai bagian dari masyarakat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Yang dimaksud dilandasi oleh kemandirian, kemajuan dan penegakkan supremasi
hukum adalah kemampuan untuk mewujudkan kehidupan yang dicita-citakan
dengan kekuatan sendiri melalui penguasaan IPTEK dan dipatuhinya seluruh
aturan hukum yang berlaku.
Yang dimaksud SDM berkualitas adalah SDM yang mampu menguasai IPTEK,
dan mengembangkan produk-produk unggulan hasil pertanian, industri,
pariwisata, dan perdagangan/jasa.
Uraian di atas menunjukkan bahwa Kabupaten Sragen berupaya keras ingin
mewujudkan rakyat yang unggul, produktif, dan sejahtera lahir bathin. Upaya
tersebut tidak lain adalah merupakan upaya yang sangat tepat oleh karena di
dalamnya terkandung unsur-unsur responsif terkait situasi kondisi dan kebutuhan
Sragen, bijak terkait dengan ketepatan pilihan upaya, dan pintar terkait dengan
56
tingkat pemahaman persoalan dan pilihan upaya pengatasan. Ringkasnya upaya
diatas merupakan upaya yang cerdas.
Oleh sebab itu, berdasar uraian diatas maka penjabaran visi Kabupaten Sragen
2006 – 2011 dirumuskan sebagai berikut : “ Sragen menjadi Kabupaten cerdas :
Kabupaten Sragen terdepan dalam inovasi kepemerintahan yang membangun
kepercayaan rakyat, menuju Sragen sejahtera.
MISI
Misi Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen adalah "MEWUJUDKAN RAKYAT
YANG UNGGUL, PRODUKTIF, DAN SEJAHTERA"
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh pemerintah
daerah dan masyarakatnya, sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Dengan
pernyataan misi diharapkan seluruh masyarakat, pemerintah daerah dan pihak
yang berkepentingan dapat mengetahui dan mengenal keberadaannya serta fungsi
dan peranannya dalam mewujudkan visi yang telah ditetapkan. Rumusan misi
hendaknya mampu :
(1) Melingkupi semua pesan yang terdapat dalam visi.
(2) Memberi petunjuk terhadap tujuan yang akan dicapai.
(3) Memberikan petujuk kelompok sasaran mana yang akan dilayani oleh
pemerintah daerah dan pihak-pihak yang berkepentingan.
3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi yang baik akan memberikan gambaran dan uraian yang
jelas mengenai tanggung jawab dan wewenang, sehingga tidak terjadi
kesimpangsiuran dalam melaksanakan tugas-tugas bagian atau departemen dalam
57
perusahaa. Adapun struktur organisasinya dapat dilihat pada lampiran struktur
organisasi Sekda Kabupaten Sragen.
SUSUNAN ORGANISASI
(1) Secara hierarkis Susunan Organisasi Sekretariat Daerah terdiri dari 3 ( tiga )
Asisten, 9 ( sembilan ) Bagian, 27(dua puluh tujuh) Sub Bagian, dan dibantu
Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Asisten, Bagian dan Sub Bagian sebagaimana dimaksud di atas sebagai
berikut :
a. Asisten Administrasi Pemerintahan, membawahi :
1) Bagian Pemerintahan dan Pertanahan, terdiri dari :
a) Sub Bagian Tata Pemerintahan Umum;
b) Sub Bagian Pemerintahan Desa;
c) Sub Bagian Pertanahan.
Jumlah staf pada bagian ini sebanyak 14 orang.
2) Bagian Hukum, terdiri dari :
a) Sub Bagian Peraturan Perundang-Undangan;
b) Sub Bagian Pengkajian dan Dokumentasi Hukum;
c) Sub Bagian Bantuan Hukum.
Jumlah staf pada bagian ini sebanyak 16 orang.
3) Bagian Pemberdayaan Perempuan, terdiri dari :
a) Sub Bagian Peranan Perempuan;
b) Sub Bagian Bina Organisasi Perempuan;
c) Sub Bagian Pendataan dan Evaluasi Kualitas Perempuan
58
Jumlah staf pada bagian ini sebanyak 15 orang
b. Asisten Administrasi Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat,
membawahi :
1) Bagian Pembangunan, terdiri dari :
a) Sub Bagian Bina Program;
b) Sub Bagian Pengendalian Pelaksanaan Pembangunan;
c) Sub Bagian Pelaporan.
Jumlah staf pada bagian ini sebanyak 18 orang
2) Bagian Sumber Daya Alam, terdiri dari :
a) Sub Bagian Bina Perekonomian;
b) Sub Bagian Bina Produksi Daerah;
c) Sub Bagian Lingkungan Hidup.
Jumlah staf pada bagian ini sebanyak 10 orang
3) Bagian Kesejahteraan Rakyat, terdiri dari :
a) Sub Bagian Agama dan Kerohanian;
b) Sub Bagian Pendidikan;
c) Sub Bagian Kesejahteraan Masyarakat.
Jumlah staf pada bagian ini sebanyak 20 orang
c. Asisten Administrasi Umum, membawahi :
1) Bagian Umum, terdiri dari :
a) Sub Bagian Tata Usaha;
b) Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan;
c) Sub Bagian Sandi dan Telekomunikasi.
59
Jumlah staf pada bagian ini sebanyak 107 orang
2) Bagian Organisasi dan Kepegawaian, terdiri dari :
a) Sub Bagian Kelembagaan;
b) Sub Bagian Ketatalaksanaan;
c) Sub Bagian Kepegawaian.
Jumlah staf pada bagian ini sebanyak 17 orang
3) Bagian Humas dan Protokol, terdiri dari :
a) Sub Bagian Pengumpulan Informasi;
b) Sub Bagian Pemberitaan dan Pembinaan radio Siaran
Publik Lokal
c) Sub Bagian Protokol.
Jumlah staf pada bagian ini sebanyak 37 orang
d. Asisten yang membawahi Bagian sebagaimana dimaksud pada Nomor
2 juga mengkoordinasikan Badan, Dinas, Kantor dan Satuan Kerja
lainnya di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sragen. Setiap asisten sekda
memiliki I asisten.
e. Kelompok Jabatan Fungsional yaitu sejumlah tenaga pada jenjang jabatan
yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahlian dan
ketrampilannya.
4. Tugas dan Fungsi masing-masing bagian
(1) Sekretariat Daerah
Sekretariat Daerah mempunyai tugas membantu Bupati dalam menyusun
kebijakan dan mengkoordinasikan Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah,
60
Sekretariat DPRD, Satuan Polisi Pamong Praja dan Lembaga lain, serta
penyelenggaraan administrasi dan tata laksana.
(2) Asisten Administrasi Pemerintahan
Asisten Administrasi Pemerintahan mempunyai tugas melaksanakan dan
mengkoordinasikan pembinaan, penyusunan program dan petunjuk teknis di
bidang tata pemerintahan umum, pemerintahan desa, pertanahan, peraturan
perundang-undangan, pengkajian dan dokumentasi, bantuan hukum, peranan
perempuan, bina organisasi perempuan, dan pendataan dan evaluasi kualitas
perempuan.
a. Bagian Pemerintahan dan Pertanahan
Bagian Pemerintahan dan Pertanahan mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan serta memonitor
perkembangan penyelenggaraan tata pemerintahan umum dan desa serta
otonomi daerah, kerjasama daerah, administrasi perangkat desa /
kelurahan dan lembaga desa / kelurahan serta menyiapkan dan
melakukan penyelesaian masalah pertanahan.
b. Bagian Hukum
Bagian Hukum mempunyai tugas melaksanakan dan mengkoordinasikan
perumusan peraturan perundang - undangan, memberikan bantuan
hukum dan pengkajian produk hukum daerah, mendokumentasikan dan
mempublikasikan produk hukum.
c. Bagian Pemberdayaan Perempuan
61
Bagian Pemberdayaan Perempuan mempunyai tugas melaksanakan dan
mengkoordinasikan penyusunan program dan petunjuk teknis
pembinaan pemberdayaan perempuan, organisasi perempuan serta
pendataan dan evaluasi kualitas perempuan .
(3) Asisten Administrasi Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat
Asisten Administrasi Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat mempunyai
tugas melaksanakan dan mengkoordinasikan pembinaan, penyusunan
program, dan petunjuk teknis di bidang pengembangan dan peningkatan
kegiatan perekonomian, sumber daya alam, pembangunan daerah, dan
Kesejahteraan rakyat.
a. Bagian Pembangunan
Bagian Pembangunan mempunyai tugas melaksanakan dan
mengkoordinasikan penyusunan program, pedoman dan petunjuk teknis
pembinaan serta pengendalian pembangunan, monitoring dan evaluasi
administrasi pelaksanaan pembangunan .
b. Bagian Sumber Daya Alam
Bagian Sumber Daya Alam mempunyai tugas melaksanakan dan
mengkoordinasikan perumusan kebijakan dan penyusunan program,
monitoring dan pembinaan bidang perekonomian, produksi daerah serta
lingkungan hidup.
c. Bagian Kesejahteraan Rakyat
Bagian Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas melaksanakan dan
mengkoordinasikan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis
62
pembinaan, penanganan agama dan kerohanian, pendidikan, dan
Kesejahteraan Masyarakat .
(4) Asisten Adminisdtrasi Umum
Asisten Administrasi Umum mempunyai tugas melaksanakan dan
mengkoordinasikan pembinan, penyusunan proram dan petunjuk teknis serta
memantau perkembangan dibidang pengembangan dan peningkatan kegiatan
bidang umum, organisasi dan kepegawaian, serta humas dan protokol.
a. Bagian Umum
Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan pembinaan
ketatausahaan dan arsip daerah, urusan dalam, perjalanan dinas serta
sandi dan telekomunikasi.
b. Bagian Organisasi dan Kepegawaian
Bagian Organisasi dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan kelembagaan,
ketatalaksanaan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah serta
kepegawaian Sekretariat Daerah
c. Bagian Humas dan Protokol
Bagian Humas dan Protokol mempunyai tugas melaksanakan dan
mengkoordinasikan pembinaan dibidang informasi dan kehumasan yang
meliputi pengumpulan informasi dan pemberitaan, kegiatan protokoler,
serta mengkoordinir pembinaan radio siaran .
B. Analisis Deskriptif
63
Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik dan tanggapan
responden terhadap item-item pertanyaan dalam kuesioner. Pengambilan data
dilakukan dengan metode survey, yaitu dengan memberikan kuesioner secara
langsung.
Dalam penelitian ini dibagikan 80 kuesioner kepada karyawan Kantor Sekretariat
Daerah Kabupaten Sragen. Dari jumlah tersebut, diperoleh pengembalian kuesioner
dan layak diolah sebanyak 74 buah. Jadi jumlah responden yang dipakai adalah 74
orang yang terbagi ke dalam 7 bagian/unit kerja.
1. Karakteristik Responden
Gambaran tentang karakteristik responden diperoleh dari data diri yang terdapat
pada bagian data responden yang meliputi usia, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, dan bagian yang disajikan pada tabel IV.1, IV.2, IV. 3, IV.4, dan IV.
5 berikut ini:
Tabel IV. 1
Distribusi Responden Penelitian
Berdasarkan Status Kepegawaian
No Status Kepegawaian
Pegawai
Frekuensi Presentase
1 Pegawai negeri sipil 68 92%
2 Pegawai honorer/magang 5 7%
3 Lainnya 0 0%
4 Tidak teridentifikasi 1 1%
JUMLAH 74 100%
64
Sumber : data primer yang diolah, 2010
Bardasarkan tabel IV. 1 di atas dapat diketahui responden yang memiliki status
kepegawaian sebagai pegawai negeri sipil paling banyak jumlahnya yaitu 68
orang atau 92%, kemudian responden yang memiliki status sebagai pegawai
honorer/magang dengan jumlah 5 orang atau 7%. Tidak ada pegawai selain dari
kedua kategori di atas dan sebanyak 1 orang atau 1% tidak diketahui status
kepegawaiannya.
Tabel IV. 2
Distribusi Responden Penelitian
Berdasarkan Masa Kerja
No Masa Kerja
Pegawai
Frekuensi Presentase
1 < 5 tahun 10 14%
2 5-10 tahun 14 19%
3 > 10 tahun 46 62%
4 Tidak teridentifikasi 4 5%
JUMLAH 74 100%
Sumber : data primer yang diolah, 2010
Berdasarkan Tabel IV.2 di atas dapat diketahui responden terbesar memiliki
masa kerja selama lebih dari 10 tahun yaitu sebanyak 46 orang atau 62%.
Pegawai yang memiliki masa kerja kurang dari 5 tahun sebanyak 10 orang atau
14%,dan pegawai yang memiliki masa kerja selama 5-10 tahun sebanyak 14
65
orang atau 19%. Sebanyak 4 orang responden atau sebanyak 5% tidak diketaui
identitasnya.
Tabel IV. 3
Distribusi Responden Penelitian
Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis kelamin
Pegawai
Frekuensi Presentase
1 Pria 37 50%
2 Wanita 31 42%
3 Tidak teridentifikasi 6 8%
JUMLAH 74 100%
Sumber : data primer yang diolah, 2010
Berdasarkan Tabel IV.3 di atas dapat diketahui responden yang lebih banyak
adalah berjenis kelamin pria yang berjumlah 37 orang atau 50% dibanding
responden perempuan dengan jumlah 31 orang atau 42%. Sebayak 6 responden
atau 8% tidak diketahui identitasnya.
66
Tabel IV. 4
Distribusi Responden Penelitian
Berdasarkan Bagian/Departemen
No
Departemen Kerja
Pegawai
Frekuensi Presentase Jumlah
Pegawai
1 Organisasi dan Kepegawaian 6 8% 17
2 Pembangunan 11 15% 18
3 Bagian Umum 13 18% 107
4 Kesra 14 19% 20
5 Bagian Hukum 12 16% 16
6 Pemberdayaan Perempuan 12 16% 15
7 Sumber Daya Alam 6 8% 10
JUMLAH 74 100% 203
Sumber : data primer yang diolah, 2010
Berdasarkan Tabel IV.4 di atas dapat diketahui responden yang lebih banyak
adalah dari bagian Kesra dengan jumlah 14 orang atau 19% kemudian responden
dari bagian umum 13 orang atau 18%, selanjutnya dari bagian hukum dan bagian
pemberdayaan perempuan masing-masing sebanyak 12 orang atau 16%, bagian
67
pembangunan sebanyak 11 orang atau 15% dan yang paling sedikit dari bagian
sumber daya alam dan organisasi dan kepegawaian dengan jumlah masing-
masing 6 orang atau 8%.
2. Deskripsi Penilaian/Tanggapan Responden
Dalam analisis ini akan disajikan informasi dalam bentuk tabel dan
keterangan mengenai kategori jawaban, frekuensi, dan presentasenya. Kuesioner
bersifat kualitatif sehingga perlu diberikan cirri kuantitas dengan membuat skala.
Pengukuran hasil dilakukan dengan format jawaban tipe Likert yang
menggunakan skala jawaban lima tingkat terdiri dari sangat tidak setuju, tidak
setuju, netral, setuju, dan sangat setuju.
Jawaban digolongkan ke dalam lima kategori jawaban, kemudian diberi
nilai skor sebagai berikut:
1. Jawaban sangat tidak setuju diberi nilai skor 1 (satu)
2. Jawaban tidak setuju diberi nilai skor 2 (dua)
3. Jawaban netral diberi nilai skor 3 (tiga)
4. Jawaban setuju diberi nilai skor 4 (empat)
5. Jawaban sangat setuju diberi nilai skor 5 (lima)
Berikut ini distribusi frekuensi mengenai jawaban masing-masing variabel
1. Variabel Orientasi Pembelajaran
Orientasi pembelajaran diukur dengan 4 item pertanyaan dengan skala
Likert 5 point yang dikembangkan oleh Kohli et al., (1998). Dari data
kuesioner yang terdapat pada lampiran dapat dilihat deskripsi tanggapan
responden pada setiap pertanyaan berikut:
68
Tabel IV.5
Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Orientasi Pembelajaran
Kategori
Item Pertanyaan
O1 O2 O3 O4
F % F % F % F %
Sangat tidak setuju 0 0% 1 1% 0 0% 0 0%
Tidak setuju 2 3% 2 3% 1 1% 1 1%
Netral 0 0% 0 0% 1 1% 0 0%
Setuju 50 67% 47 64% 45 61% 38 52%
Sangat setuju 22 30% 24 32% 27 37% 35 47%
JUMLAH 74 100% 74 100% 74 100% 74 100%
Sumber : Data primer yang diolah, 2010
1. Tabel IV.5 di atas dapat menunjukkan bahwa mayoritas responden
sebanyak 50 orang atau 67% menjawab setuju untuk pertanyaan pertama
”Mempelajari metode kerja yang baru bagi saya merupakan hal yang
penting”. Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar karyawan
Kantor Sekretariat Daerah kabupaten Sragen memiliki tingkat orientasi
pembelajaran yang cukup tinggi. Hal ini berarti karyawan memiliki
kemauan belajaran yang cukup tinggi untuk mempelajari hal-hal yang
baru.
69
2. Berdasarkan dari data tabel dia aas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 47 orang atau 65% menjawab setuju atas item
pertanyaan kedua ”Merupakan hal yang penting bagi seorang karyawan
untuk meningkatkan kompetensinya terus-menerus”. Hal ini berarti bahwa
karyawan Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Sragen memiliki
keinginan untuk meningkatkan kompetensi yang dimilikinya.
3. Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 45 atau 61% menjawab setuju atas item pertanyaan
ketiga ”Sebagai seorang karyawan, saya dituntut terus berupaya dan
belajar agar lebih responsif atas tuntutan dan perubahan yang berkembang
atas pekerjaan dan tugas saya”. Hal ini berarti karyawan Kantor
Sekretariat Daerah Kabupaten Sragen memiliki kesadaran untuk terus
belajar guna beradaptasi dengan perubahan.
4. Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 38 atau 52% menjawab setuju atas item pertanyaan
keempat ”Belajar dari pengalaman merupakan bagian dari yang penting
dalam sebuah proses pembelajaran yang kita lakukan”. Hal ini berarti
bahwa karyawan Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Sragen memiliki
kesadaran mengenai belajar dari pengalaman.
Secara umun, melihat hasil yang diperoleh dari pengisian
kuesioner di atas, dapat disimpulkan bahwa karyawan Kantor Sekretariat
Daerah Kabupaten Sragen memiliki orientasi pembelajaran yang cukup
tinggi.
70
2. Variabel Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja diukur dengan 7 item pertanyaan dengan skala Likert 5
point yang dikembangkan oleh Paul E. Spector (1986). Dari data kuesioner
yang terdapat pada lampiran dapat dilhat deskripsi tanggapan responden pada
setiap item pertanyaan adalah sebagai berikut:
Tabel IV.7
Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Kepuasan Kerja
Sumber: Data primer yang diolah, 2010
1. Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 48 orang atau 65% menjawab setuju atas item
pertanyaan pertama ”Saya menikmati pekerjaan saya”. Hal ini
menunjukkan bahwa karyawan Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten
Sragen dapat menikmati pekerjaannya masing-masing.
Kategori
Item Pertanyaan
KK1 KK2 KK3 KK4 KK5 KK6 KK7
F % F % F % F % F % F % F %
Sangat
tidak setuju 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 1 1%
Tidak
setuju 1 1% 1 1% 1 1% 0 0% 1 1% 2 3% 0 0%
Netral 3 4% 2 3% 6 8% 4 5% 3 4% 3 4% 0 0%
Setuju 48 65% 55 74% 35 47% 54 73% 45 61% 55 74% 53 72%
Sangat
setuju 22 30% 16 22% 32 44% 16 22% 25 34% 14 19% 20 27%
JUMLAH 74 100% 74 100% 74 100% 74 100% 74 100% 74 100% 74 100%
71
2. Berdasarkan data dari tabel di atas menujukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 55 orang atau 74% menjawab setuju atas item
pertanyaan kedua ”Saya senang terhadap pekerjaan saya saat ini”. Hal ini
berarti karyawan Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Sragen
menyenangi pekerjaan yang dimilikinya.
3. Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 35 orang atau 47% menjawab setuju atas item
pertanyaan ”Saya senang terhadap atasan saya”. Hal ini berarti karyawan
Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Sragen memiliki rasa senang
terhadap atasannya.
4. Berdasarkan data dari tabel di atas menujukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 54 orang atau 73% menjawab setuju atas item
pertanyaan kedua ”Saya senang terhadap pekerjaan saya saat ini”. Hal ini
berarti karyawan Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Sragen
menyenangi pekerjaan yang dimilikinya.
5. Berdasarkan data dari tabel di atas menujukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 45 orang atau 61% menjawab setuju atas item
pertanyaan kedua ”Penghasilan yang sama terima sebanding dengan
pekerjaan/usaha saya”. Hal ini berarti karyawan Kantor Sekretariat Daerah
Kabupaten Sragen merasa puas dengan gaji yang telah diterima.
6. Berdasarkan data dari tabel di atas menujukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 55 orang atau 74% menjawab setuju atas item
pertanyaan kedua ”Saya puas dengan kesempatan promosi yang tersedia
72
bagi saya”. Hal ini berarti karyawan Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten
merasa puas dengan kesempatan promosi yang tersedia bagi dirinya.
7. Berdasarkan data dari tabel di atas menujukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 53 orang atau 72% menjawab setuju atas item
pertanyaan kedua ”Saya senang dengan rekan-rekan sekerja saya”. Hal ini
berarti karyawan Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Sragen memiliki
rasa senang dalam bergaul dengan reke-rekan sekerjanya.
Secara umun, melihat hasil yang diperoleh dari pengisian
kuesioner di atas, dapat dismpulkan bahwa karyawan Kantor Sekretariat
Daerah Kabupayen Sragen meiliki kepuasan kerja yang cukup tinggi.
3. Variabel Kinerja Karyawan
Kinerja karyawan diukur dengan 4 item pertanyaan dengan skala Likert 5
point yang dikembangkan oleh Sujan et al., (1994). Dari data kuesioner yang
terdapat pada lampiran dapat dilihat deskripsi tanggapan respoden pada setiap
item pertanyaan adalah sebagai berikut:
Tabel IV.6
Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Kinerja Karyawan
Kategori
Item Pertanyaan
K1 K2 K3 K4
F % F % F % F %
Sangat tidak setuju 4 5% 0 0% 0 0% 0 0%
Tidak setuju 5 7% 1 1% 3 4% 8 11%
73
Netral 9 12% 2 3% 9 12% 10 13%
Setuju 45 61% 49 66% 53 72% 51 69%
Sangat setuju 11 15% 22 30% 9 12% 5 7%
JUMLAH 74 100% 74 100% 74 100% 74 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2010
1. Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 45 orang atau 61% menjawab setuju atas item
pertanyaan pertama ”Saya sangat jarang absen kerj kecuali karena
keperluan yang sangat mendesak”. Hal ini berarti bahwa karyawan Kantor
Sekretariat Daerah Kabupaten Sragen memiliki kemauan yang cukup
tinggi untuk masuk kantor dengan tertib.
2. Berdasarkan data dari data tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas
reponden menjawab setuju atas item pertanyaan kedua ”Saya selalu
berusaha menyelesaiakan tugas tepat waktu”. Hal ini berarti bahwa
karyawan Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Sragen memiliki
kemauan untuk menyelesaiakan tugasnya tepat waktu.
3. Berdasarkan data dari tabel di atas menujukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 53 orang atau 72% menjawab setuju atas item
pertanyaan ketiga ”Saya cukup menguasai semua tugas-tugas dalam
pekerjaan saya”. Hal ini berarti bahwa karyawan Kantor Sekretariat
Daerah Kabupaten Sragen memiliki penguasaan yang cukup memadai atas
tugas-tugas yang harus diselesaikannya.
4. Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 51 orang atau 69% menjawab setuju atas item
74
pertanyaan keempat ”Saya mampu memecahkan masalah sehubungan
dengan tugas/pekerjaan saya”. Hal ini berarti karyawan Kantor Sekretariat
Daerah Kabupaten Sragen mempunyai kemampuan untuk memecahkan
masalah.
Secara umun, melihat hasil yang diperoleh dari pengisian
kuesioner di atas, dapat dismpulkan bahwa karyawan Kantor Sekretariat
Daerah Kabupayen Sragen meiliki kinerja yang cukup baik.
C. Analisis Kuantitatif
1. Uji Instrumen Penelitian
a. Uji Validitas
Dalam pengukuran validitas pada penelitian ini digunakan metode factor
analysis. Untuk dapat dilakukan analisis faktor, maka syarat yang harus
dipenuhi adalah nilai Kaiser-Meyer-Olkin measure of sampling adequacy >
0,5 dengan probalibilitas (signifikasi) 0,000. Dalam penelitian ini uji validitas
dengan teknik Confirmatory Factor Analiysis (CFA) diuji dengan bantuan
perangkat lunak program SPSS 15.0 for Windows.
Tinggi rendahnya validitas data suatu angket dapat dilihat dari FL (Factor
Loading). Menurut Hair et al., (2006) jika FL suatu item > 0,4 maka item
tersebut valid dan sebaliknya. Semakin besar FL, maka semakin penting
loading tersebut menginterprestasikan konstruknya.
Dari hasil uji validitas didapatkan hasil pada tabel berikut.
75
1. Pengujian Validitas Item-item Pertanyaan Orientasi Pembelajaran
Hasil perhitungan KMO (Kaiser-Meyer-Olkin measure of sampling
adequacy) dan signifikasi dari skor hasil penyebaran kuesioner
menunjukan nilai KMO sebesar 0,783 dengan signifikan 0,000 yang
berarti nilai KMO hasil perhitungan > 0,5 dan signifikan 0,000 berarti
telah memenuhi syarat untuk dilakukan analisis faktor.
Hasil CFA item-item pertanyaan orientasi pembelajaran yang
berjumlah 4 item pertanyaan menunjukkan bahwa semua item
pertanyaan memiliki nilai Factor Loading > 0,4 ini berarti syarat valid
terpenuhi, dengan demikian semua item pertanyaan dapat digunakan
untuk analisis lebih lanjut. Semua item-item pertanyaan yang valid
tersebut dapat dilihat pada tabel IV.8 berikut ini:
Tabel IV. 8
Nilai Factor Loading
Untuk Variabel Orientasi Pembelajaran
Sumber: Data primer yang diolah, 2010
2. Pengujian Validitas Item-item Pertanyaan Kepuasan Kerja
No Item Factor Loading Keterangan
1 O1 0,793 Valid
2 O2 0,779 Valid
3 O3 0,893 Valid
4 O4 0,814 Valid
76
Hasil perhitungan KMO (Kaiser-Meyer-Olkin measure of sampling
adequacy) dan signifikasi dari skor hasil penyebaran kuesioner
menunjukan nilai KMO sebesar 0,695 dengan signifikan 0,000 yang
berarti nilai KMO hasil perhitungan > 0,5 dan signifikan 0,000 berarti
telah memenuhi syarat untuk dilakukan analisis faktor.
Hasil CFA item-item pertanyaan kepuasan kerja yang berjumlah 7
item pertanyaan menunjukkan bahwa semua item pertanyaan memiliki
nilai Factor Loading > 0,4 ini berarti syarat valid terpenuhi, dengan
demikian semua item pertanyaan dapat digunakan untuk analisis lebih
lanjut.. Item-item pertanyaan tersebut dapay dilihat pada tabel IV.10
berikut ini:
Tabel IV. 10
Nilai Factor Loading
Untuk Variabel Kepuasan Kerja
No Item Factor Loading Keterangan
1 KK1 0,836 Valid
2 KK2 0,867 Valid
3 KK3 0,803 Valid
4 KK4 0,699 Valid
5 KK5 0,789 Valid
6 KK6 0,720 Valid
7 KK7 0,810 Valid
Sumber: data primer yang diolah, 2010
77
3. Pengujian Validitas Item-item Pertanyaan Kinerja Karyawan
Hasil perhitungan KMO (Kaiser-Meyer-Olkin measure of sampling
adequacy) dan signifikasi dari skor hasil penyebaran kuesioner
menunjukan nilai KMO sebesar 0,643 dengan signifikan 0,000 yang
berarti nilai KMO hasil perhitungan > 0,5 dan signifikan 0,000 berarti
telah memenuhi syarat untuk dilakukan analisis faktor.
Hasil CFA item-item pertanyaan kinerja karyawan yang berjumlah 4
item pertanyaan menunjukkan bahwa semua item pertanyaan memiliki
nilai Factor Loading > 0,4 ini berarti syarat valid terpenuhi, dengan
demikian semua item pertanyaan dapat digunakan untuk analisis lebih
lanjut. Semua item-item pertanyaan yang valid tersebut dapat dilihat pada
tabel IV.9 berikut ini:
Tabel IV. 9
Nilai Factor Loading
Untuk Variabel Kinerja Karyawan
Sumber: data primer yang diolah, 2010
b. Uji Reliabilitas
No Item Factor Loading Keterangan
1 K1 0,653 Valid
2 K2 0,673 Valid
3 K3 0,868 Valid
4 K4 0,812 Valid
78
Setelah pengujian validitas, maka tahap selanjutnya adalah pengujian
reliabilitas yang bertujuan untuk mengetahui konsistensi item-item pertanyaan
yang digunakan. Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner
yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006)
Untuk mengukur reliabilitas menggunakan uji statistik Cronbach Alpha
dengan bantuan SPSS 15. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan
nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Nunnally, dalam Ghozali 2006). Menurut Triton
(2006) tingkat reliabilitas dapat dikategorikan menjadi:
> 0,80 – 1,00 = sangat reliabel
> 0,60 – 0,80 = Reliabel
> 0,40 – 0,60 = cukup reliabel
> 0,20 – 0,40 = agak reliabel
0,00 – 0,20 = kurang reliabel
Hasil perhitungan nilai alpha dari skor hasil penyebaran kuesioner dapat
dilihat sebagai berikut:
Tabel IV. 11
Nilai Cronbach’s Alpha
Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan
Orientasi Pembelajaran 0,832 Sangat reliable
Kepuasan Kerja 0,898 Sangat reliable
Kinerja Karyawan 0,719 Reliabel Sumber: data primer yang diolah 2010
79
Berdasarkan koefisien Cronbach’s Alpha dari masing-masing variabel pada
tabel IV. 11 maka dapat dikatakan bahwa semua kuesioner yang digunakan
sudah reliabel, karena masing-masing variabel memiliki koefisien Cronbach’s
Alpha > 0,60.
2. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis-hipotesis dalam penelitian ini digunakan path
analysis dengan bantuan program SPSS 15. Dalam path analysis terdapat 3 model
regresi: (1) variabel independen (Orientasi Pembelajaran) diregresikan dengan
variabel mediasi (Kepuasan Kerja); (2) variabel independen (Orientasi Pembelajaran)
diregresikan dengan variabel dependen (Kinerja Karyawan); (3) variabel independen
(Orientasi Pembelajaran) dan variabel mediasi (Kepuasan Kerja) diregresikan dengan
variabel dependen (Kinerja Karyawan), untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel IV.12
Hasil Analisis Regresi
Pengaruh Orientasi Pembelajaran Terhadap Kinerja Karyawan
Coefficientsa
9.480 2.129 4.452 .000
.355 .123 .323 2.897 .005
(Constant)
orientasi pembelajaran
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig.
Dependent Variable: kinerja kary awana.
Sumber: Data primer yang diolah (2010)
Dari tabel IV.12 di atas dapat dilihat bahwa Orientasi Pembelajaran
berpengaruh signifikan pada Kinerja Karyawan (p<0.05). Nilai adjusted R2
sebesar
0,092; artinya bahwa 9,2% variasi perubahan variabel dependen (Kinerja Karyawan)
80
dapat dijelaskan oleh variabel independennya (Orientasi Pembelajaran). Sisanya
sebesar 90,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam
penelitian ini. Hasil ini dapat dilihat pada tabel adjusted R2
di halaman lampiran.
Tabel IV.13
Hasil Analisis Regresi
Pengaruh Orientasi Pembelajaran terhadap Kepuasan Kerja
Coefficientsa
10.488 2.362 4.440 .000
1.101 .136 .690 8.092 .000
(Constant)
orientasi pembelajaran
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig.
Dependent Variable: Kepuasan kerjaa.
Sumber: Data primer yang diolah (2010)
Dari tabel IV.13 di atas dapat dilihat bahwa Orientasi Pembelajaran
berpengaruh signifikan pada Kepuasan Kerja (p<0.05). Nilai adjusted R2
sebesar
0,469; artinya bahwa 46,9% variasi perubahan variabel dependen (Kepuasan Kerja)
dapat dijelaskan oleh variabel independennya (Orientasi Pembelajaran). Sisanya
sebesar 53,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam
penelitian ini. Hasil ini dapat dilihat pada tabel adjusted R2
di halaman lampiran.
Tabel IV.14
Hasil Analisis Regresi
Mediasi Kepuasan Kerja terhadap
Pengaruh Orientasi Pembelajaran Pada Kinerja Karyawan
Coefficientsa
3.810 1.937 1.967 .053
-.240 .137 -.218 -1.756 .083
.541 .086 .784 6.314 .000
(Constant)
orientasi pembelajaran
Kepuasan kerja
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig.
Dependent Variable: kinerja kary awana.
81
Sumber: Data primer yang diolah (2010)
Tabel IV.14 di atas menjelaskan saat variabel independen (Orientasi
Pembelajaran) dan variabel mediasi (Kepuasan Kerja) diregresi secara bersamaan
pada kinerja karyawan. Pengaruh orientasi pembelajaan pada kinerja mengalami
penurunan tetapi dan tidak signifikan (p>0.05) sedangkan kepuasan kerja berpengaruh
signifikan pada kinerja karyawan. Nilai adjusted R2
sebesar 0.410 artinya bahwa
sebesar 41% variasi perubahan variabel dependen (kinerja karyawan) dapat dijelaskan
oleh variabel independennya (Orientasi Pembelajaran) dan variabel mediasinya
Kepuasan Kerja). Sisanya sebesar 59 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
diikutsertakan dalam penelitian ini. Hasil ini dapat dilihat pada tabel adjusted R2
di
halaman lampiran
3. Pembahasan
Berikut adalah pembahasan untuk setiap hipotesis dalam penelitian ini:
a. Hipotesis 1
H1 : Orientasi pembelajaran berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
Hipotesis ini bertujuan untuk menguji apakah orientasi pembelajaran
berpengaruh positif pada kinerja karyawan. Berdasarkan hasil perhitungan pada
Tabel IV.12, nilai β orientasi pembelajaran terhadap kinerja karyawan signifikan
pada p<0.05, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 1 didukung. Hasil ini
konsisten dengan temuan Lee, et al (2006) yang menemukan bahwa orientasi
pembelajaran berhubungan positif terhadap kinerja. Artinya, secara statistik dapat
ditunjukkan bahwa orientasi pembelajaran mempunyai pengaruh positif dan
82
signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini mengindikasikan bahwa di Kantor
Sekretariat Daerah Kabupaten Sragen orientasi pembelajaran dapat meningkatkan
kinerja karayawan.
Jadi, semakin meningkatnya orientasi pembelajaran karyawan maka akan
terjadi peningkatan kinerja karyawan kepada perusahaan.
b. Hipotesis 2
H2 : Orientasi pembelajaran berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja
Hipotesis ini bertujuan untuk menguji apakah orientasi pembelajaran
berpengaruh positif pada kepuasan kerja. Berdasarkan hasil perhitungan pada
Tabel IV.13, nilai β orientasi pembelajaran terhadap kepuasan kerja signifikan
pada p<0.005, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 2 didukung. Hasil ini
konsisten dengan temuan Janssen dan Yperen (2004). Artinya, secara statistik
dapat ditunjukkan bahwa orientasi pembelajaran mempunyai pengaruh positif dan
signifikan pada kepuasan kerja. Hal ini mengindikasikan bahwa di Kantor
Sekretariat Daerah kabupaten Sragen orientasi pembelajaran dapat meningkatkan
kepuasan kerja karyawan.
Jadi, semakin meningkatnya orientasi pembelajaran karyawan maka akan
terjadi peningkatan kepuasan kerja karyawan kepada organisasi.
c. Hipotesis 3
H3 : kepuasan kerja memediasi pengaruh orientasi pembelajaran pada kinerja
karyawan
83
Hipotesis ini bertujuan untuk menguji apakah kepusan kerja memediasi
pengaruh orientasi pembelajaran pada kinerja karyawan. Berdasarkan hasil
perhitungan pada Tabel IV.13, nilai β orientasi pembelajaran pada kepuasan kerja
signifikan pada p<0.05. Pada Tabel IV.14, nilai β kepuasan kerja pada kinerja
karyawan signifikan pada p<0.05 dan pada Tabel IV.12, nilai β orientasi
pembelajaran pada kinerja karyawan signifikan pada p<0.05, maka dapat
disimpulkan bahwa hipotesis 3 didukung. Artinya, secara statistik dapat
ditunjukkan bahwa kepuasan kerja memediasi pengaruh orientasi pembelajaran
pada kinerja karayawan. Pengaruh mediasi dalam hipotesis ini adalah mediasi
penuh karena pada model regresi ketiga, pengaruh orientasi pembelajaan pada
kinerja karyawan menjadi tidak signifikan. Mediasi penuh akan terjadi jika pada
model regresi ketiga, variabel independen tidak signifikan pada variabel
dependen.
84
BAB V
PENUTUP
Pada Bab V ini dikemukakan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah
dilakukan. Kesimpulan ini didasarkan pada hasil analisis data yang telah dilakukan dan
akan menjawab permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya sesuai dengan tujuan
penelitian ini. Di samping itu juga akan dikemukakan saran-saran yang diharapkan
berguna bagi semua pihak yang berkepentingan.
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis deskriptif dan uji hipotesis dapat disimpulkan:
1. Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner terhadap 74 responden, didapat untuk
distribusi berdasarkan status kepegawaian : paling banyak adalah reponden yang
berstatus pegawai negeri sipil/PNS dengan jumlah 68 orang (92%). Untuk
distribusi responden berdasarkan masa kerja : paling banyak adalah responden
yang memiliki masa kerja selama >10 tahun yaitu sebanyak 46 orang (62%).
Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin: paling banyak adalah jenis
kelamin pria dengan jumlah 37 orang (50%). Selanjutnya distribusi responden
85
menurut departemen : paling banyak adalah dari departemen kesejahteraan rakyat
yaitu sejumlah 14 orang (19%)
2. Dari hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa orientasi pembelajaran
secara signifikan berpengaruh secara langsung terhadap pada kinerja karyawan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Lee et al., (2006)
memberikan bukti bahwa orientasi pembelajaran berpengaruh secara langsung
terhadap kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan yang memiliki
tingkat orientasi pembelajaran yang tinggi akan memiliki kemauan dalam
meningkatkan keterampilan dan kemampuannya sehingga dapat meningkatkan
kinerjanya.
3. Dari hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa orientasi pembelajaran
secara signifikan berpengaruh secara langsung terhadap kepuasan kerja. Hasil ini
konsisten dengan temuan Janssen dan Yperen (2004). Hal ini menunjukkan
bahwa orientasi pembelajaran mempunyai pengaruh positif dan signifikan pada
kepuasan kerja. Hal ini mengindikasikan bahwa di Kantor Sekretariat Daerah
kabupaten Sragen orientasi pembelajaran dapat meningkatkan kepuasan kerja
karyawan. Jadi, semakin meningkatnya orientasi pembelajaran karyawan maka
akan terjadi peningkatan kepuasan kerja karyawan kepada organisasi.
4. Dari hasil persamaan analisis jalur diperoleh bahwa kepuasan kerja memediasi
hubungan antara orientasi pembelajaran dan kinerja karyawan. Artinya, orientasi
pembelajaran dapat berpengaruh secara langsung pada kinerja karyawan ataupun
secara tidak langsung melalui mediasi kepuasan kerja.
B. Implikasi
86
1. Implikasi Teoritis
Hasil penelitian memberikan bukti bahwa orientasi pembelajaran
berpengaruh secara langsung terhadap kinerja karyawan. Hasil ini mendukung
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lee et al., (2006) yang menemukan
bahwa orientasi pembelajaran berhubungan positif terhadap kinerja. Karyawan
yang memiliki tingkat orientasi pembelajaran yang tinggi akan memiliki kemauan
dalam meningkatkan keterampilan dan kemampuannya sehingga dapat
meningkatkan kinerjanya. Begitu juga dengan pengujian terhadap variabel
mediasi, penelitian ini memberikan bukti bahwa kepuasan kerja memediasi
pengaruh hubungan antara orientasi pembelajaran terhadap kinerja karyawan.
2. Implikasi Praktis
Implikasi dari penelitian ini diperoleh bahwa orientasi pembelajaran dan
kepuasan kerja memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan. Bagi pihak
instansi, hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bahwa orientasi
pembelajaran dan kepuasan kerja dapat berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
Sehingga bila seorang karyawan memiliki tingkat orientasi pembelajaran yang
tinggi, maka akan dapat meningkatkan kinerjanya bagi organisasi. Dengan
meningkatnya kepuasan kerja seorang karyawan, maka akan dapat meningkatkan
orientasi pembelajaran karyawan sehingga karyawan tersebut memiliki kinerja
yang baik bagi organisasi.
C. Keterbatasan
87
Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan dan kekurangan. Keterbatasan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tidak semua responden menigisi kuesioner dengan lengkap, ini dibuktikan dari
80 kuesioner yang disebar hanya 74 yang diisi lengkap dan layak diolah.
2. Peneliti dalam melakukan penyebaran kuesioner tidak melakukan wawancara
langsung, sehingga dapat menimbulkan kekurang pahaman responden mengenai
maksud dari setiap pertanyaan dan berakibat pada akurasi penelitian.
3. Penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan dalam seluruh konteks organisasi
karena ruang lingkup penelitian ini hanya terbatas pada Kantor Sekretariat
Kabupaten Sragen, sehingga diperlukan kehati-hatian untuk mencermati
karakteristik yang melekat pada obyek yang distudi.
4. Terbatasnya literatur yang membahas topik ini.
5. Sampel yang terdapat dalam penelitian ini bersifat heterogen sehingga
memungkinkan terjadinya bias pada hasil penelitian.
6. Kuesioner yang mengukur variabel kinerja merupakan self appraisal, sehingga
memungkinkan terjadinya bias pada pengisian kuesioner.
D. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi instansi
a. Untuk memaksimalkan kinerja karyawan, instansi sebaiknya dapat
membangkitkan nilai-nilai yang diperlukan untuk menciptakan orientasi
pembelajaran bagi karyawan ataupun organisasi, misalnya: openminded dan
88
saling betukar pikiran. Instansi sebaiknya juga senantiasa memberikan
kesempatan bagi karyawan untuk belajar guna meningkatkan keterampilan
karyawan, misalnya melalui program-program pelatihan.
2. Bagi penelitian selanjutnya dibidang yang sama
a. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan objek yang berbeda, baik
instansi pemerintah lainnya maupun perusahaan swasta dengan jumlah
responden yang lebih banyak
b. Penelitian selanjutnya mungkin dapat lebih dikembangkan pada berbagai jenis
karyawan yang bervariasi pekerjaannya.
c. Pengukuran kinerja sebaiknya menggunakan selain self appraisal, dapat
berupa penilaian dari atasan ataupun teman sejawat.
DAFTAR PUSTAKA
As’ad, Moh. 2001. “Seri Ilmu Sumber Daya Manusia: Psikologi Industri Edisi Ke-
empat”. Yogyakarta: Liberti
89
Baron and Kenny. 1986. The Moderator-Mediator Variable Distinction in Social
Psychological Research : Conceptual, Strategic and Statistical Consideration.
Journal of Personality and Social Psychology, Vol.51, No.6, 1173-1182
Brown, Steven P. and Peterson, Robert A. (1994), “The Effect of Effort on Sales
Performance and Job Satisfaction” journal of Marketing, Vol. 58, No 2. P. 70-80
Bernardin, R. A. (1993). “Human Resource Management: An experimental approach”.
Singapore: McGraw Hill.
Crossman, Alf, Abou-Zaki, Bassem. (2003), “Job Satisfaction and employee Performace
of Labanese Banking Staff”, Journal of Managerial Psichology, Vol. 18 No. 4 p.
368-376
Dessler, Gary. 2000. “Human Resource Management”. 8th
ed. Prentice Hall International
Inc.
Djarwanto PS dan Pangestu Subagyo. 1998. “Statistik Induktif. Edisi” 4. Yogyakarta:
BPFE
Gibson, James L and John M Ivancevich and James H Donelly. 1997. “Organization
Bahaviour Structure Processes”. 8th Edition. USA: Irwin McGraw. Hill Co.
. 2000. “Organization Bahaviour Structure Processes”. 10th Edition. USA:
Irwin McGraw. Hill Co.
Greenberg, J. and Baron, R. A. 2003. “Behavior in Organizations”. 8th edition. Prentice
Hall.
Hair, J.R. Andreson, R.E, Tatham. R.L & Black. W.C. 1998. “Multivariate Data
Analysis”. Upper Saddle River: Prentice Hall International Inc.
Handoko, Hani. 2001. “Manajemen Personalia Dan Sumber Daya Manusia”. Yogyakarta:
BPFE
Igalens, J., dan Roussel, P. 1999. A Study of The Relationship Between Compensation
Package, Work Motivation and Job Motivation. Journal of Organizational
Behavior, 20. 1003-10025
Imam Ghozali. 2005. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”. Semarang
: Badan Penerbit-Undip
. 2006. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”.
Semarang : Badan Penerbit-Undip
90
Jogiyanto. (2005), “Metodologi Penelitian Bisnis (Salah Kaprah dan Pemgalaman-
pengalaman”. Yogyakarta:BPFE
Jones, Michelle D. (2006), “Which is a Better Predictor of Job Performance: Job
Satisfaction or Life Satisfaction?”, Institute of Behavioral and Applied
Management. Working Paper
Kohli, Ajay K. , Tasadaduq A. Shervani, and Goutam N.Callagalla, (1998),
“Learning and Performance Orientation of Salespeople : The Role of
Supervisors”, Journal of Marketing Research, Vol.XXXV, (May). p.267-274
Kreitner, Robert and Kinicki, Angelo. 2007. “Organizational Behavior”. 7/e. McGraw.
Hill Co
Luthans, Fred. 1998. “Organizational Bahaviour”. Eigth Edition. New York: McGraw.
Hill Co.
Mudrajad Kuncoro. 2003. “Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi”. Jakarta: Erlangga
Riani S., Anastasia, Fajariyanti, Yeni. 2009. “Hubungan Motivasi Mengikuti Pelatihan
dan Kinerja Karyawan dengan Orientasi Pembelajaran Sebagai Variabel
Pemediasi”. Surakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
Robbins, Stephen P. 2002. ”Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi”. Edisi 5. Jakarta:
Erlangga
Robbins, Stephen P. 2006. ”Perilaku Organisasi”. Edisi 10. PT. Indeks
Robert L. Mathis dan John H. Jackson, 2002 “Manajemen Sumber Daya Manusia”,
Jakarta: Salemba Empat
Sekaran, Uma.(2002),”Research Method For Business,” Third Edition, New York; John
Wiley & Sons Inc.
Simamora, Henry. 1997. “Manajemen Sumber Daya Manusia (Cetakan II)”. Yogyakarta:
Penerbit STIE YKPN.
Sujan, Harish, Barton A. Weitz, & Nirmalya Kumar, (1994) , “Learning Orientation,
Working Smart, and Effective Selling”, Journal of Marketing, Vol 58. (July).
p.34-52
Suliyanto. 2006. “Metode Riset Bisnis”. Edisi Satu. Yogyakarta : Andi Offset.
Sutanto, J.E.. 2008. Pengaruh Orientasi Pembelajaran dan Kemampuan Produksi
Terhadap Kinerja Bisnis Pada Perusahaan di Jawa Timur, The 2nd National
Conference UKWMS.
91
92
LAMPIRAN
93
Yth.
Bapak/ Ibu/ Saudara
Karyawan Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Sragen
Di Sragen
Dengan hormat,
Saya adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
yang sedang melakukan penelitian untuk skripsi. Dengan kerendahan hati, perkenankan
kami memohon bantuan Bapak/ Ibu/ Saudara meluangkan waktu sejenak untuk
memberikan informasi dan pendapat Bapak/ Ibu/ saudara mengenai pekerjaan Bapak/
94
Ibu/ Saudara yang berkaitan dengan orientasi pembelajaran, kepuasan kerja dan kinerja
yang merupakan topik dari penelitian ini..
Penelitian ini semata-mata bertujuan ilmiah. Bapak/ Ibu/ Saudara diminta
bantuannya untuk menjawab semua pertanyaan berikut secara terbuka, jujur dan apa
adanya sesuai dengan pendapat dan kondisi yang sebenarnya. Jawaban
Bapak/Ibu/Saudara tidak akan mempengaruhi penilaian kinerja maupun karier
Bapak/Ibu/Saudara di perusahaan. Informasi yang Bapak/ Ibu/ Saudara berikan akan
dijamin penggunaan dan kerahasiaannya, sehingga diharapkan Bapak/ Ibu/ Saudara dapat
menjawab pertanyaan dengan leluasa.
Peneliti menyampaikan penghargaan dan terima kasih sebesar-besarnya atas
bantuan dan kesediaan Bapak/ Ibu/ Saudara untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian ini.
IDENTITAS RESPONDEN
Berilah tanda cek (√ ) pada pilahan jawaban yang paling sesuai.
1. Status kepegawaian saudara saat ini:
Pegawai Negeri Sipil
Pegawai Honorer/Magang
Lainnya
2. Masa Kerja sampai saat ini:
< 5 tahun
Hormat saya
Intan Aristy Hartanto
95
5-10 tahun
> 10 tahun
3. Jenis Kelamin:
Pria
Wanita
4. Bagian/departemen:.....................................................
Terimakasih
.PETUNJUK
Bapak/ Ibu/ Saudara diminta untuk memberikan respon jawaban atau pendapat
atas setiap item pernyataan yang ditujukan. Jawaban yang Bapak/ Ibu/ Saudara berikan
mewakili tingkat kesetujuan atau persamaan pernyataan tersebut dengan keadaan yang
Bapak/Ibu/Saudara alami. Bapak/Ibu/Saudara diminta memberi tanda (x) pada setiap
item pertanyaan yang mewakili pendapat Bapak/Ibu/Saudara, dengan ketentuan:
1 = sangat tidak setuju (STS)
2 = tidak setuju (TS)
3 = Netral (N)
4 = setuju (S)
5 = sangat setuju (SS)
96
Orientasi Pembelajaran
No Pernyataan (1)
STS
(2)
TS
(3)
N
(4)
S
(5)
SS
1. Mempelajari metode kerja yang baru bagi saya
merupakan hal yang penting
2 Merupakan hal yang penting bagi seorang
karyawan untuk meningkatkan kompetensinya
terus menerus
3 Sebagai seorang karyawan, saya dituntut terus
berupaya dan belajar agar lebih responsif atas
tuntutan dan perubahan yang berkembang atas
pekerjaan dan tugas saya
4 Belajar dari pengalaman merupakan bagian
yang penting dalam sebuah proses
pembelajaran yang kita lakukan
Kepuasan Kerja
No Pernyataan (1)
STS
(2)
TS
(3)
N
(4)
S
(5)
SS
1. Saya menikmati pekerjaan saya
2. Saya senang terhadap pekerjaan saya saat ini
3. Saya puas terhadap pekerjaan saya
4. Saya senang terhadap atasan saya
5. Penghasilan yang saya terima sebanding dengan
pekerjaan/usaha saya
6. Saya puas dengan kesempatan promosi yang
tersedia bagi saya
97
7. Saya senang dengan rekan-rekan sekerja saya
Kinerja
No Pernyataan (1)
STS
(2)
TS
(3)
N
(4)
S
(5)
SS
1. Saya sangat jarang absen kerja kecuali karena
keperluan yang sangat mendesak
2. Saya selalu berusaha menyelesaikan tugas tepat
waktu
3. Saya cukup menguasai semua tugas-tugas
dalam pekerjaan saya
4. Saya mampu memecahkan masalah sehubungan
dengan tugas/pekerjaan saya
LAMPIRAN DATA PENELITIAN
No Orietasi Pembelajaran Kinerja Kepuasan Kerja
Ite
m
O
1
O
2
O
3
O
4
Tota
l
Averag
e
K
1
K
2
K
3
K
4
Tota
l
Averag
e
KK
1
KK
2
KK
3
KK
4
KK
5
KK
6
KK
7
Tota
l
Averag
e
1 2 1 2 2 7 1.75 2 2 2 2 8 2 2 2 3 3 3 3 1 17
2.42857
1
2 5 5 5 5 20 5 1 5 4 2 12 3 4 4 3 4 4 4 5 28 4
3 4 4 5 4 17 4.25 1 4 4 4 13 3.25 4 4 4 4 3 4 4 27
3.85714
3
4 4 4 4 4 16 4 1 4 3 3 11 2.75 4 4 3 4 4 4 4 27
3.85714
3
5 4 5 3 4 16 4 2 3 3 3 11 2.75 4 4 5 4 3 4 4 28 4
6 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 3 4 27
3.85714
3
7 4 5 5 4 18 4.5 4 5 4 5 18 4.5 5 5 5 5 4 5 5 34
4.85714
3
8 5 5 5 5 20 5 3 5 5 5 18 4.5 4 4 4 4 4 4 4 28 4
9 5 5 5 5 20 5 5 5 5 5 20 5 5 4 5 4 4 4 4 30
4.28571
4
10 5 5 5 5 20 5 5 5 5 4 19 4.75 5 5 5 5 4 4 4 32
4.57142
9
11 5 4 4 4 17 4.25 5 5 5 4 19 4.75 5 5 5 5 4 4 5 33
4.71428
6
12 5 4 4 4 17 4.25 5 5 5 4 19 4.75 5 5 5 5 4 4 5 33
4.71428
6
13 5 4 4 4 17 4.25 4 5 5 4 18 4.5 5 4 5 5 4 4 4 31
4.42857
1
14 4 5 5 4 18 4.5 4 4 4 4 16 4 5 5 5 4 4 4 5 32
4.57142
9
15 4 5 5 5 19 4.75 4 5 4 4 17 4.25 4 5 3 5 5 4 5 31
4.42857
1
16 4 5 5 5 19 4.75 4 5 4 4 17 4.25 4 5 3 4 5 4 5 30
4.28571
4
17 5 4 5 5 19 4.75 4 5 5 2 16 4 4 4 3 4 5 4 5 29 4.14285
2
7
18 5 4 5 4 18 4.5 4 4 4 3 15 3.75 4 4 3 4 3 3 4 25
3.57142
9
19 4 4 4 5 17 4.25 4 4 3 3 14 3.5 4 4 4 4 3 3 4 26
3.71428
6
20 5 5 5 5 20 5 3 4 4 3 14 3.5 4 4 3 4 3 3 4 25
3.57142
9
21 4 5 5 5 19 4.75 4 4 3 3 14 3.5 4 4 3 4 4 3 4 26
3.71428
6
22 4 4 5 5 18 4.5 4 4 4 4 16 4 4 4 3 4 4 3 4 26
3.71428
6
23 4 4 4 4 16 4 4 4 3 2 13 3.25 4 4 4 3 3 4 4 26
3.71428
6
24 4 5 4 4 17 4.25 4 4 3 2 13 3.25 4 4 4 3 3 4 4 26
3.71428
6
25 4 5 4 4 17 4.25 3 4 2 2 11 2.75 3 4 4 5 4 3 4 27
3.85714
3
26 4 4 4 4 16 4 2 4 2 2 10 2.5 3 3 3 4 3 3 4 23
3.28571
4
27 5 5 5 5 20 5 1 4 4 2 11 2.75 4 4 3 4 5 4 5 29
4.14285
7
28 4 5 5 5 19 4.75 3 4 4 4 15 3.75 4 4 4 4 4 4 4 28 4
29 5 4 5 5 19 4.75 3 4 4 4 15 3.75 3 3 3 3 3 3 5 23
3.28571
4
30 5 5 5 5 20 5 4 3 4 4 15 3.75 4 4 4 4 3 4 4 27
3.85714
3
31 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 16 4 5 4 4 4 4 4 4 29
4.14285
7
32 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 4 4 28 4
33 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 16 4 5 4 4 4 4 4 5 30
4.28571
4
34 4 4 4 5 17 4.25 4 4 4 4 16 4 5 5 4 5 4 4 5 32
4.57142
9
3
35 5 5 5 5 20 5 4 5 4 4 17 4.25 5 5 4 5 4 4 5 32
4.57142
9
36 4 4 4 4 16 4 3 4 4 4 15 3.75 4 4 3 4 4 3 4 26
3.71428
6
37 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 16 4 4 4 3 4 4 4 4 27
3.85714
3
38 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 16 4 4 4 3 4 4 5 4 28 4
39 4 4 4 5 17 4.25 5 5 4 4 18 4.5 5 5 4 5 4 4 5 32
4.57142
9
40 5 5 5 5 20 5 5 4 4 4 17 4.25 5 4 4 4 4 4 4 29
4.14285
7
41 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 4 4 28 4
42 5 5 5 5 20 5 4 4 4 4 16 4 5 4 4 4 4 4 4 29
4.14285
7
43 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 16 4 4 4 3 4 4 3 4 26
3.71428
6
44 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 16 4 4 4 3 4 4 3 4 26
3.71428
6
45 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 4 4 28 4
46 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 4 4 28 4
47 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 4 4 28 4
48 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 4 4 28 4
49 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 4 4 28 4
50 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 4 4 28 4
51 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 4 4 28 4
52 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 4 4 28 4
53 4 4 4 5 17 4.25 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 4 4 28 4
54 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 4 4 28 4
55 4 4 4 5 17 4.25 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 4 4 28 4
56 4 4 4 5 17 4.25 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 4 4 28 4
4
57 5 5 5 5 20 5 3 5 4 4 16 4 5 4 3 4 4 4 5 29
4.14285
7
58 4 4 4 5 17 4.25 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 3 4 27
3.85714
3
59 4 4 4 5 17 4.25 2 5 4 4 15 3.75 5 5 3 5 3 4 5 30
4.28571
4
60 5 5 5 5 20 5 2 5 4 4 15 3.75 5 5 4 5 4 4 5 32
4.57142
9
61 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 4 4 28 4
62 4 4 4 4 16 4 3 4 4 4 15 3.75 4 4 3 4 4 3 4 26
3.71428
6
63 4 4 4 4 16 4 3 4 4 4 15 3.75 4 4 3 4 4 3 4 26
3.71428
6
64 5 5 5 5 20 5 5 5 4 4 18 4.5 5 5 4 5 4 4 5 32
4.57142
9
65 4 4 4 5 17 4.25 4 4 4 4 16 4 4 4 3 4 4 3 4 26
3.71428
6
66 5 5 4 5 19 4.75 4 5 4 4 17 4.25 5 4 3 4 4 3 5 28 4
67 4 4 4 5 17 4.25 4 4 4 4 16 4 4 4 3 4 4 3 4 26
3.71428
6
68 4 4 5 5 18 4.5 4 4 4 4 16 4 5 4 3 4 4 4 4 28 4
69 5 2 5 5 17 4.25 5 5 5 5 20 5 4 5 5 5 5 5 5 34
4.85714
3
70 4 4 4 4 16 4 4 4 3 3 14 3.5 4 4 4 4 2 3 4 25
3.57142
9
71 5 5 5 5 20 5 5 5 3 3 16 4 5 5 4 5 2 3 4 28 4
72 2 4 4 5 15 3.75 5 5 5 5 20 5 5 5 4 5 4 4 4 31
4.42857
1
73 4 4 4 4 16 4 5 5 3 3 16 4 4 4 4 4 4 3 4 27
3.85714
3
74 4 2 4 4 14 3.5 4 4 4 3 15 3.75 4 4 4 4 4 4 4 28 4
Lampiran 1
Uji Validitas Item Orientasi Pembelajaran
Factor Analysis
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .783
Bartlett's Test of
Sphericity
Approx. Chi-Square 115.869
df 6
Sig. .000
Anti-image Matrices
O1 O2 O3 O4
Anti-image Covariance O1 .562 -.092 -.202 -.025
O2 -.092 .617 -.129 -.110
O3 -.202 -.129 .381 -.206
O4 -.025 -.110 -.206 .525
Anti-image Correlation O1 .803a -.156 -.437 -.046
O2 -.156 .864a -.265 -.192
O3 -.437 -.265 .719a -.460
O4 -.046 -.192 -.460 .790a
a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
Communalities
Initial Extraction
O1 1.000 .629
O2 1.000 .607
O3 1.000 .798
O4 1.000 .663
Extraction Method: Principal
Component Analysis.
2
Total Variance Explained
Component
Initial Eigenvalues
Extraction Sums of Squared
Loadings
Total
% of
Variance
Cumulative
% Total % of Variance Cumulative %
1 2.697 67.425 67.425 2.697 67.425 67.425
2 .532 13.308 80.733
3 .498 12.462 93.195
4 .272 6.805 100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Component Matrixa
Component
1
O1 .793
O2 .779
O3 .893
O4 .814
Extraction Method:
Principal Component
Analysis.
a. 1 components
extracted.
Rotated Component
Matrixa
a. Only one
component was
extracted. The
solution cannot be
rotated.
3
Uji Validitas Item Kepuasan Kerja
Factor Analysis
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .829
Bartlett's Test of
Sphericity
Approx. Chi-Square 328.727
df 21
Sig. .000
Anti-image Matrices
KK1 KK2 KK3 KK4 KK5 KK6 KK7
Anti-image Covariance KK1 .376 -.086 .005 -.042 -.090 -.115 .025
KK2 -.086 .205 .006 -.172 -.003 -.064 -.107
KK3 .005 .006 .342 -.054 -.195 -.088 -.029
KK4 -.042 -.172 -.054 .341 .064 .081 .016
KK5 -.090 -.003 -.195 .064 .311 .001 -.101
KK6 -.115 -.064 -.088 .081 .001 .554 -.034
KK7 .025 -.107 -.029 .016 -.101 -.034 .418
Anti-image Correlation KK1 .899a -.308 .013 -.117 -.262 -.251 .062
KK2 -.308 .781a .023 -.649 -.012 -.191 -.364
KK3 .013 .023 .825a -.158 -.598 -.201 -.077
KK4 -.117 -.649 -.158 .744a .197 .187 .043
KK5 -.262 -.012 -.598 .197 .785a .003 -.281
KK6 -.251 -.191 -.201 .187 .003 .896a -.071
KK7 .062 -.364 -.077 .043 -.281 -.071 .898a
a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
4
Communalities
Initial Extraction
KK1 1.000 .699
KK2 1.000 .751
KK3 1.000 .644
KK4 1.000 .489
KK5 1.000 .622
KK6 1.000 .518
KK7 1.000 .656
Extraction Method: Principal
Component Analysis.
Total Variance Explained
Component
Initial Eigenvalues
Extraction Sums of Squared
Loadings
Total
% of
Variance
Cumulative
% Total % of Variance Cumulative %
1 4.379 62.557 62.557 4.379 62.557 62.557
2 .963 13.758 76.315
3 .569 8.136 84.451
4 .420 6.005 90.456
5 .342 4.880 95.336
6 .185 2.641 97.977
7 .142 2.023 100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
5
Component Matrixa
Component
1
KK1 .836
KK2 .867
KK3 .803
KK4 .699
KK5 .789
KK6 .720
KK7 .810
Extraction Method:
Principal Component
Analysis.
a. 1 components
extracted.
Rotated Component
Matrixa
a. Only one
component was
extracted. The
solution cannot be
rotated.
6
Uji Validitas Item Kinerja
Factor Analysis
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .643
Bartlett's Test of
Sphericity
Approx. Chi-Square 80.038
df 6
Sig. .000
Anti-image Matrices
K1 K2 K3 K4
Anti-image Covariance K1 .795 -.120 -.023 -.169
K2 -.120 .717 -.242 .069
K3 -.023 -.242 .443 -.285
K4 -.169 .069 -.285 .510
Anti-image Correlation K1 .799a -.159 -.039 -.265
K2 -.159 .658a -.430 .115
K3 -.039 -.430 .606a -.599
K4 -.265 .115 -.599 .615a
a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
Communalities
Initial Extraction
K1 1.000 .427
K2 1.000 .453
K3 1.000 .753
K4 1.000 .659
Extraction Method: Principal
Component Analysis.
7
Total Variance Explained
Component
Initial Eigenvalues
Extraction Sums of Squared
Loadings
Total
% of
Variance
Cumulative
% Total % of Variance Cumulative %
1 2.292 57.294 57.294 2.292 57.294 57.294
2 .755 18.867 76.161
3 .678 16.953 93.114
4 .275 6.886 100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Component Matrixa
Component
1
K1 .653
K2 .673
K3 .868
K4 .812
Extraction Method:
Principal Component
Analysis.
a. 1 components
extracted.
Rotated Component
Matrixa
a. Only one
component was
extracted. The
solution cannot be
rotated.
8
Lampiran 2
Uji Reliabilitas Item Orientasi Pembelajaran
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 74 100.0
Excludeda 0 .0
Total 74 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.832 4
Uji Reliabilitas Item Kepuasan Kerja
Reliability
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 74 100.0
Excludeda 0 .0
Total 74 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
9
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.898 7
Uji Reliabilitas Item Kinerja
Reliability
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 74 100.0
Excludeda 0 .0
Total 74 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.719 4
10
Lampiran 3
Hipotesis 1
Regression
Variables Entered/Removedb
orientasi
pembelaja
rana
. Enter
Model
1
Variables
Entered
Variables
Removed Method
All requested v ariables entered.a.
Dependent Variable: Kepuasan kerjab.
Model Summary
.690a .476 .469 2.340
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Est imate
Predictors: (Constant), orientasi pembelajarana.
ANOVAb
358.368 1 358.368 65.476 .000a
394.078 72 5.473
752.446 73
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), orientasi pembelajarana.
Dependent Variable: Kepuasan kerjab.
Coefficientsa
10.488 2.362 4.440 .000
1.101 .136 .690 8.092 .000
(Constant)
orientasi pembelajaran
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig.
Dependent Variable: Kepuasan kerjaa.
11
Hipotesis 2
Regression
Variables Entered/Removedb
orientasi
pembelaja
rana
. Enter
Model
1
Variables
Entered
Variables
Removed Method
All requested v ariables entered.a.
Dependent Variable: kinerja karyawanb.
Model Summary
.323a .104 .092 2.109
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Est imate
Predictors: (Constant), orientasi pembelajarana.
ANOVAb
37.333 1 37.333 8.392 .005a
320.302 72 4.449
357.635 73
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), orientasi pembelajarana.
Dependent Variable: kinerja kary awanb.
Coefficientsa
9.480 2.129 4.452 .000
.355 .123 .323 2.897 .005
(Constant)
orientasi pembelajaran
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig.
Dependent Variable: kinerja kary awana.
12
Hipotesis 3
Regression
Variables Entered/Removedb
Kepuasan
kerja,
orientasi
pembelaja
rana
. Enter
Model
1
Variables
Entered
Variables
Removed Method
All requested v ariables entered.a.
Dependent Variable: kinerja karyawanb.
Model Summary
.653a .426 .410 1.700
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Est imate
Predictors: (Constant), Kepuasan kerja, orientasi
pembelajaran
a.
ANOVAb
152.513 2 76.256 26.395 .000a
205.122 71 2.889
357.635 73
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Kepuasan kerja, orientasi pembelajarana.
Dependent Variable: kinerja kary awanb.
Coefficientsa
3.810 1.937 1.967 .053
-.240 .137 -.218 -1.756 .083
.541 .086 .784 6.314 .000
(Constant)
orientasi pembelajaran
Kepuasan kerja
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig.
Dependent Variable: kinerja kary awana.